Anda di halaman 1dari 6

REFLEKSI TAHUN KHUSUS BULAN NOVEMBER

 DIMENSI SPIRITUAL { Man of prayer }

Menjadi seorang imam, tentu harus matang dalam hal kerohaniaan. Yang merupakan ciri khas
dan kekuatan sebagai pengikut Kristus. Bahwa tidak pernah lepas dari kehidupan doa yang
merupakan tindakan dan perbuatan dimana, dapat berelasi dan berkomunikasi dengan Tuhan.
Dan setiap pagi, saya selalu mengikuti perayaan ekaristi bersama anak-anak asrama. Tetapi kalau
misa dilaksanakan pada sore hari maka, hanya doa harian saja. Melalui tindakan ini perlahan-
lahan akan menguatkan kehidupan kerohaniaan mereka bahwa, selalu berpegang teguh dalam
iman. Juga lewat kegiatan-kegiatan gereja seperti sekami, omk, katekese dan rekoleksi yang
bertujuan untuk menambah wawasan mereke mengenai agama katolik. karena rata-rata usia
mereka labil bahwa berada pada masa-masa penyusaian menuju ke remaja dan dewasa sehingga
saya selalu membimbing dan menuntun mereka agar menjadi pribadi-pribadi yang matang.
Sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam membimbing mereka. Apalagi dari masing
orang memi liki sifat dan karekteristik yang berbeda. Sehingga saya selalu perlahan-lahan dalam
menuntun mereka.

Di sisi lain juga, saya selalu memberikan penuguhan-penuguhan dan motivasi kepada mereka
agar selalu semangat dalam merahi cita-cita mereka. Ketika mereka ingin membutukan sesuatu
seperti keperluan sekolah mereka, saya selalu dengan senang hati membantu mereka. Apalagi
rata-rata orang tua mereka hanya pekerjaanya nelayan dan perkebunan. Saya juga sendiri berasal
dari keluarga yang sederhana yang tidak memiliki banyak kekayaan. Namun saya selalu
berpegang teguh dalam pilihan saya untuk menjadi seorang pastor. Saya tahu bahwa tentu tidak
mudah dan membutuhkan waktu yang lama dan proses yang panjang. Walaupun banyak
tantangan dan halangan, tetapi saya selalu komitmen dan setia dalam panggilan ini. Bahwa
bukan soal waktu yang panjang, namun bisa harus menikmati dan jalani prosesnya dan selalu
berjuang. Serta membangun sikap rendah hati dalam memnjalani kehidupan bahwa selalu
mengandalkan Tuhan dalam setiap tindakan dan yang maha kuasa di dunia ini. Dan saya selalu
membangun antusiasme dalam diri yang selalu menjadi motivasi bagi saya. Bahwa jangan selalu
overthinking tetapi positif tihinking dan optimis dalam bertindak. Karena sebagai manusia biasa,
tentu ada kesalahan dan kekurangan yang sering orang lakukan. Dan setiap orang memiliki
kelebihan yang berbeda-beda. Sehingga dengan kemampuan yang saya miliki, itu merupakan
kebanggan bagi diri sendiri, yang merupakan kualitas diri yang membangun kepercayaan diri.
Sehingga bertumbuh menjadi pribadi yang tangguh, dan matang yang dilandasi dengan kualitas
diri. Bahwa selalu mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki. Walalupun saya tidak
memiliki banyak kelebihan tetapi saya selalu berusaha, agar selalu memberikan hal-hal yang
baik kepada anak-anak asrama, lewat pengalaman-pengalaman yang saya alami yang selalu saya
jadikan sebagai motivasi dan acuan untuk terus semangat dalam menjalani panggilan.
 DIMENSI KARYA-KARYA

Setelah saya tiba di paroki Santa Maria Mater Dei Sanana, saya diberi tugas khusus dari pastor
paroki yaitu memperhatikan anak-anak asrama, dan Omk. Dan saya selalu menerima semua itu
dengan senang hati. Dan menikmati dan jalani proses-proses tahun khusus di paroki Santa Maria
Mater Dei Sanana. Melalui kegiatan Omk, sekami dan rekoleksi perlahan-lahan membuat
kehidupan kerohaniaan mereka semakin matang, Dan selalu berpegang teguh dalam iman
mereka. Walaupun saya tidak memiliki banyak pengalaman mengenai pastoral. Tetapi saya
selalu berusaha, agar memberikan hal-hal yang baik dalam menambah pengetahuan dan
wawasan mereka sebagai orang katolik. apalagi rata-rata anak-anak yang berada di paroki di
paroki ini, kebanyakan pendatang. Yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda sehingga
butuh waktu yang cukup lama dalam mendidik mereka. Karena pada umumnya mereka berada
pada usia-usia anak-anak menuju ke remaja. Dan daya tangkap dari masing-masing orang
tertentu berbeda bahwa ada yang cepat dan lambat dalam memmahi materi-materi yang saya
berikan. Namun saya yakin setiap orang pasti bisa, sehingga perlahan-lahan mendampingi
mereka, agar menjadi pribadi-pribadi yang berkualitas dan terpercaya.

Tentu dalam mendidik anak-anak, beda dengan orang dewasa. Bahwa orang dewasa, lebih
cenderung menyesuaikan diri dan cepat mendengarkan perintah atau seruan dalam bertindak.
Sedangkan anak-anak, dimana kita harus lebih keras dan mendengarkan kemauan dari mereka
dan harus memberi contoh kepada mereka untuk mereka mengikuti perintah atau tindakan yang
ingin dibuat. Sehingga saya selalu ingin agar mereka menjadi pribadi-pribadi yang dewasa dan
bisa mengenal jati dirinya sendiri. Namun dari tindakan-tindakan atau perbuatan yang mereka
lakukan, saya juga belajar dari pengalaman itu yang akan menjadi pedoman bagi saya untuk
dalam kehidupan pastoral, khusus mengenai kehidupan asrama. Dan saya tidak pernah menyerah
atau lelah atau putus asa, dalam menjalani tugas ini tetapi saya selalu konsisiten dan komitmen
dalam menjalani panggilan. Bahwa ini merupakan pilihan dan kemauan dari diri saya sendiri
sehingga saya harus terus berjuang terus. Walaupun saya sering mengalami banyak tantangan
dan halangan, tetapi bukan berarti saya harus menyerah atau mundur tetapi saya harus bisa
menikmati semua itu yang merupakan siklus kehidupan. Sering kali juga saya sering merasa
bimbang dan tak berdaya bahwa, apakah nanti kelak saya akan menjadi seorang imam. Apalagi
kegagalan saya ketika berada di postulat Msc, yang membuat diri saya tidak tenang. Tetapi saya
tahu bahwa, ini merupakan tantangan bagi saya bahwa apakah saya setia dan konsisten dalam
panggilan saya ini. Sehingga setiap rintangan dan halangan yang saya alami, saya selalu
menikmati. Dan kehadiran saya di paroki santa Maria Mater Dei Sanana, membuat saya semakin
mengenal diri bahwa, tentu dalam menjalani kehidupan tidak selamanya berjalan mulus dan
lancar tetapi juga lika-liku yang harus dilalui. Dan harus dibarengi dengan doa sehingga selalu
hidup dalam naungan Tuhan, sehingga dalam menjalani kehidupan semakin tenang, santai dan
damai.
 DIMENSI KEMURNIAN

Selama menjalani tugas di paroki Santa Maria Mater Dei Sanana, saya tidak pernah menjalani
hubungan khusus dengan lawan jenis. Tentu sebagai manusia sosial, selalu saling membutuhkan
orang lain untuk saling melengkapi. Karena sebagai manusia biasa tentu tidak bisa lepas dari
orang lain yang memberikan motivasi dan dorongan dalam menjalani kehidupan. Dan kalau
membangun relasi dengan lawan jenis seadanya saja. Dan hal itu yang selalu saya terapkan
ketika berada di paroki Santa Maria Mater Dei Sanana. Juga saya tahau bahwa identitas saya
sebagai seorang Frater yang merupakan calon imam. Sehingga saya harus mengintrol diri agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sebagai manusia tentu cepat terpengaruh dan tergoda
dengan hal-hal duniawi sehingga membuat kehidupan seseorang berpusat pada hal-hal duniawi
saja. Sehingga perlu ketahanan diri yang kuat agar selalu bisa terhindar dari pengaruh-pengaruh
dari luar.

Ketika saya berjumpa dengan umat, saya selalu menyapa mereka dan saya senang karena mereka
selalu merespon dengan baik bahwa mereka ramah dan menghormati orang lain. Apalagi
berjumpa dengan orang tua tentu harus memiliki etikiket dalam berasi dengan orang lani. Dan
juga masing-masing orang memiliki pemikiran dan pandangan yang berbeda. Mengenai pribadi
dari orang lain. Dan ketika saya ingin mengungkapkan pendapat kepada umat, saya selalu
menyampaikandengan baik. Sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara satu dengan yang lain.
Juga ketika saya bertamu di rumah umat, saya lebih cenderung mendengrakan. Bahwa mereka
menyampaikan pergumulan, halangan atau tantangan yang mereka hadapi. Dari situ saya bisa
memberi peneguhan-peneguhan motivasi hidup agar mereka selalu setia dan semangat dalam
menjalani kehidupan.

Dari hal-hal tersebut saya bisa jadikan sebagai pengalaman dan acuan serta titik tempuh dalam
menacapai cita-cita saya. Juga mereka selalu memberikan peneguhan dan motivasi kepada saya
agar selalu berjuang dan semangat dalam menepaki panggilan. Ketika saya ingin membutuhkan
sesuatu mengenai kebutuhan hidup, umat di paroki Santa Maria Mater Dei Sanana selalu
bersedia membantu apalagi soal makan minum, mereka sangat antusias dalam hal tersebut.
Dengan kemampuan dan pengalaman yang saya alami, saya memberikan hal-hal yang baik
kepada mereka. Walaupun masih dalam tanda kutip seorang calon frater tetapi saya selalu
berusaha semaksimal agar selalu menjadi pribadi yang matang. Bahwa dalam menjalani tahun
khusus di paroki Santa Maria mater Dei Sanana, ada perubahan yang radikal dalam diri saya
dalam menjalani panggilan sebagai calon imam. Sehingga dalam proses-proses tahun khusus ini,
saya belajar banyak hal untuk perkembangan diri saya kedepan nanti, dan belajar hidup bersama
umat dan lingkup pastoral.
 DIMENSI KEMISKINAN

Hidup miskin bukan berarti tidak memiliki kekayaan namun yang dimaksudkan ialah hidup
secara sederhana. Gaya berpakaian, uang dan alat komunikasi melalui hal ini, sering timbul gaya
hidup sesorang yang hanya mementigkan kekayaan yang ia miliki. Sehingga dari tindakan
tersebut membuatya tumbuh menjadi pribadi yang sombong. Dalam menjalani tahun khusus di
paroki Santa Maria mater Dei Sanana, saya hidup sederhana saja. Mulai dari cara berpakaian dan
sarana komunikasi yaitu handphone. Saya juga berasal dari latar belakang keluarga yang
sederhana. Sangat berpengaruh terhadap kehidupan saya di paroki Santa Maria Mater Dei
Sanana. Dan selama menjalani tahun khusus, saya tidak pernah meminta uang dari orang tua
dalam melengkapi kebutuhan hidup. Tetapi saya bersyukur karena di paroki umat bisa memberi
saya uang dengan nilai yang memuaskan untuk kebutuhan sehari-hari. Dan juga harus dibarengi
dengan gaya hidup hemat. Bahkan uang saya terima saya jarang gunakan melainkan saya pakai
untuk kehidupan anak- anak asrama.

Karena saya tahu bahwa, mereka rata-rata berasal dari keluarga yang tidak mampu yang
memiliki pekerjaan seperti petani dan nelayan. Sehingga saya membentu mereka dengan iklas
dan sepenuhnya. Walaupun ada beberapa anak yang selalu membuat emosi atau meresahkan
tetapi saya menikamati semua itu bahwa, mereka juga berada dalam masa-masa peralihan
sehingga harus membutukan waktu untuk terus mendampingi mereka. Saya selalu memberikan
peneguhan dan motivasi kepada mereka, agar selalu semangat dalam menjalani proses
pendidikan mereka. Bahwa harus memiliki tekad dan kemauan yang kuat dalam mencapai cita-
cita. Dan ada beberapa anak yang belum lancar membaca sehingga harus mendampingi mereka.
Saya selalu mengatakan bahwa, setiap orang itu pasti bisa. Jangan pernah malu dan takut bahwa
saya tidak bisa. Tetapi yakin dan pecaya bahwa pasti saya bisa. Juga dibarengi dengan kemauan
diri agar selalu semangat dan setia dalam merahi cita-cita. Dan tentu harus keras dan tegas dalam
mendidik mereka.

Saya sangat senang karena kehadiran anak-anak asrama, halaman Gereja selalu bersih dan
terawat. Dimana setiap hari sore hari mereka membersihkan dan saya selalu mengontrol mereka
dalam bekerja. Bagi saya soal kerja bagi saya itu hal yang biasa bagi saya. Karena ketika sejak
kecil saya telah diajar oleh orang tua dalam hal bekerja. Sehingga saya tumbuh menjadi pribadi
yang mandiri. Ketika ada pakaian kotor, saya selalu mencucui sendiri dan tidak mau orang lain
yang cuci. Dari tindakan ini, saya dapat belajar banyak hal bahwa tidak selalu bergantung pada
orang lain. Dan saya berada di paroki Santa Maria Mater Dei Sanana bukan dilayani melainkan
melayani umat dalam kegiatan-kegitan gerejani yang selal memperkuat iman mereka sebagai
orang katolik bahwa selalu hidup dalam naugan Tuhan. Bahwa melalui doa kita dapat berelasi
dan berkomunikasi dengan Tuhan, sehingga hidup kita semakin dekat dengam Tuhan.
 DIMENSI KESEHATAN

Dalam menjalani tahun khusus di paroki Santa Maria Mater Dei Sanana, saya selalu menjaga
kesehatan, Dengan cara menjaga pola makan dan olahraga secara teratur. Tentu kesehatan sangat
penting kalau sakit sangat berpengaruh pada tubuh, dan pada aktivitas kesehariaan. Selama
menjalani tahun tugas di paroki saya belum pernah mengalami sakit yang sangat parah. Sehingga
saya selalu berhati-hati dalam menjaga kesehatan. Dan kurangi makan makanan yang berbaur
lemak dan gula karena komponen makanan yang sperti ini, sering cepat menimbulkan berbagai
penyakit. Saya senang karena bisa olahraga bersama anak-anak asrama yaitu pada hari minggu
dan kamis yatu gawang mini. Walaupun disini tidak memiliki fasilitas yang tidak memadai tetapi
saya selalu berusaha agar, olahraga semaksimal mungkin. Juga melalui olahraga ini, dimana
dapat melatih kekompakan anak-anak asrama dan kerja dalam dalam tim. Sehingga mereka
bukan hanya mementingkan diri mereka sendiri tetapi memperhatikan diri orang lain juga.
Sehingga perlahan-lahan mereka bertumbuh menjadi pribadi yang tidak egois.

Saya juga menjaga pola tidur, agar tubuh selalu stabil. Kalau tidur larut malam tentu sangat
berpengaruh pada kondisi tubuh. Yaitu tubuh merasa lemas dan tidak berdaya sehingga saya
terus menjaga kesehatan. Kadang juga tinggal di lingkungan yang tidak bersih sangat berdampak
bagi kesehatan. Syukur karena kehadiran anak-anak asrama mereka dapat memperhatikan
kebersihan lingkungan. Dan mereka sangat antusias dalam berkerja sehingga kebersihan selalu
terjaga. Walaupun sudah sehat secara jasmani, tentu harus sehat secara rohaniwan bahwa selalu
hidup dalam naunagn Tuhan bahwa selalu mengandalkan Tuhan dalam bertindak. Sehingga
selalu bertumbuh menjadi pribadi yang matang dan tangguh, dan berpegang teguh dalam iman.
Dari segi makanan, disini sangat berlimpah dimana umat selalu membawa makanan sehinga
tidka pernah merasa lapar. Apalagi ada acara besar, seperti ulang tahun atau pesta perkawinan
tentu suasana akan sangat meriah.

Dan setiap pagi juga saya selalu jemur kasur dan bantal dengan tujuan agar terhindar dari aroma
yang tidak sedap. Juga membersihkan kamar mandi dan wc agar terhindari dari virus dan
penyakit. Apalagi di akhir bulan ini, mulai musim hujan sehingga cepat dan mudah orang
mengalami penyakit seperti flu, batuk dan demam. Sehingga saya selalu menjaga kesehatan dan
banyak mengkonsumsi air panas dan vitamin agar tubuh selalu stabil. Jika kondisi tubuh vit
maka akan sangat berpengaruh pada kinerja, bahwa lebih semangat dan antusias dalam bekerja.
Sehingga niat selalu bisa merawat diri dengan baik dan mejaga pola makan agar terhindar dari
penyakit. Bahwa tentu banyak penyakit yang ada di dunia ini, sehingga sebagai manusia selalu
antisipasi dan harus dibarengi dengan doa agar kita selalu hidup sesuai dengan perintah Tuhan,
yang belandaskan cinta kasih.

Anda mungkin juga menyukai