Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN TAHAP II

I. Perkembangan Pribadi

Terhitung sejak awal saya menjalani masa TOPP sampai saat ini, saya melihat
bahwa ada perkembangan dalam diri saya secara pribadi. Di tengah situasi komunitas
yang kurang harmonis dan kesibukan berbagai kegiatan pelayanan saya melihat, bahwa
saya memperoleh perkembangan pribadi di bidang spiritual. Situasi yang kurang baik
saat ini membuat saya mencoba semakin mendekatkan diri kepada Tuhan melalui
berbagai kegiatan yang dapat membangun hidup kerohanian saya.

Saya pernah mengalami situasi penurunan kualitas hidup doa ketika saya berjuang
mengerjakan skripsi saya. Namun semuanya itu membuat saya memperoleh pelajaran
yang penting untuk merubah diri saya menjadi lebih baik. Bimbingan rohani sampai
sejauh ini berjalan dengan baik dan banyak hal baik yang saya dapatkan dan mampu
saya terapkan di tengah situasi yang kurang baik saat ini. Pastor pembimbing rohani
saya mengajarkan saya banyak hal yang baik yang membuat saya untuk terus berjuang
di situasi terpuruk apapun. Pesan akan pentingnya hidup doa menguatkan saya untuk
berani mengambil tindakan yang tentunya tidak merugikan komunitas seperti berbagai
kegiatan rohani komunitas yang dilaksanakan di luar komunitas dengan tidak
mengganggu jadwal komunitas yang ada.

Dulunya saya yang tidak terlalu aktif di bidang instalasi air kini saya mulai
menggelutinya. Selain itu saya juga belajar untuk mengolah administrasi, serta mencoba
menganalisis permasalahan administratif yang ada. Seperti penyalahgunaan Dana Bos
sekolah yang dilakukan oleh kepala sekolah SDK St. Rita Cassia sudah saya atasi
dengan baik. Pengalaman ini saya lihat sebagai sebuah hal baik yang dapat membantu
saya agar ingin belajar lebih banyak hal baik yang bersifat membangun diri dan orang
lain.
II. Relasi dalam Komunitas

Banyak hal yang saya alami salah satunya adalah dalam menjalin relasi dengan
semua saudara dalam komunitas. Saya mencoba untuk menghilangkan egoisme saya
dengan berusaha melihat hal-hal baik dalam diri setiap saudara yang ada di komunitas.
Walaupun dalam realitas komunitas banyak bisikan-bisikan buruk yang diberikan oleh
setiap saudara, baik dari saudara yang memiliki masalah berat maupun tidak; saya tetap
melihat mereka semua sebagai saudara saya yang tidak harus saya hindari. Prinsip
persaudaraan yang menerima saudara saya apa adanya dengan semua kelebihan dan
kekurangannya, saya belajar untuk mengambil nilai-nilai kebaikan dari kelebihannya dan
meminimalisir serta mencegah nilai-nilai buruk yang mereka tunjukkan untuk
perkembangan diri saya.

Sejauh ini komunikasi di antara saya dan semua saudara berjalan dengan baik.
Saya selalu siap berkata ia dengan setiap tugas yang diberikan kepada saya dan
melaksanakannya. Semuanya itu saya lakukan untuk menjaga relasi di antara kami agar
tetap terjalin dengan baik. Walaupun banyak tugas yang diberikan oleh setiap saudara
yang meminta tenaga dan waktu saya, namun saya tetap tidak lupa akan tugas utama
yang diberikan kepada saya; yakni di dunia pendidikan sekolah.

Saya sering membantu Sdr. Irenius Roma Tarigan, OFMConv., untuk mengurus
ternak babi dan kegiatan adiministrasi lainnya. Saya juga sering membantu Sdr. Abnur
Nainggolan, OFMConv., untuk mengurus anak-anak asrama apabila dia sedang tidak
berada di komunitas. Saya juga sering membantu Sdr. Jose A. Nitsae, OFMConv., untuk
pelayanan parokial jika dibutuhkan. Saya juga sering membantu Sdr. Atanasius E.
Ndarung, OFMConv., untuk melatih anak-anak aspiran dalam bernyanyi. Berbagai usaha
inilah yang sering saya lakukan untuk menjaga relasi persaudaraan kami.
III. Situasi Karya Pastoral Sekolah

Karya pastoral sekolah yang saya tanggungjawabi adalah TK dan SDK St. Rita
De Cassia. Sejauh ini untuk unit karya TK St. Rita De Cassia berjalan dengan baik.
Komunikasi serta relasi kerjasama antara saya dan kepala sekolah berjalan dengan baik.
Kegiatan administratif sekolah berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh yayasan. Sehingga saya tidak terlalu pusing dengan situasi yang ada di
unit karya TK.

Situasi yang terjadi di unit karya SDK St. Rita De Cassia berbanding terbalik
dengan apa yang terjadi di TK. Banyak keluhan yang diberikan oleh para guru dan
hampir semua guru honor yang mengeluh dengan sikap otoriter yang ditunjukkan oleh
kepala sekolah. Mereka mengalami ketertekanan dan bahkan berbagai ancaman diberikan
kepada mereka yang membuat kinerja kerja mereka begitu buruk. Hal ini saya alami dan
lihat secara langsung di hari pertama saya memasuki unit karya SD.

Selain itu administrasi sekolah mengalami masalah dengan adanya kasus


penyelewengan yang dilakukan oleh kepala sekolah atas Dana Operasional dari
pemerintah. Selain itu, beberapa guru honor mengalami keterlantaran atas kesejahteraan
mereka. Sehingga saya meminta izin kepada yayasan dan ekonom provinsi untuk
menyelidiki kasus tersebut. Dalam penyelidikan tersebut banyak bukti penyelewengan
telah terkumpul dan sampai hari ini belum ada tindakan tegas dari yayasan untuk
mengatasi masalah ini.

Selain itu juga banyak tindakan yang dilakukan oleh kepala sekolah yang tidak
diketahui oleh yayasan. Komunikasi di antara saya dan dia tidak berjalan begitu baik
selama beberapa bulan terakhir karena sikap otoriter yang dimiliki oleh beliau. Banyak
keputusan yang diputuskan olehnya tanpa perbincangan terlebih dahulu baik itu dengan
saya sebagai representasi komunitas maupun kepada forum korps yang ada di sekolah.
Sehingga banyak penyelewengan yang sering terjadi. Saya menyadari, bahwa sejauh ini
saya belum bisa memberi sebuah keputusan, sehingga setiap permasalahan yang terjadi di
sekolah baik itu terkait administrasi saya selalu sampaikan kepada ekonom yayasan dan
provinsi maupun masalah lainnya terkait kesejahteraan para guru kepada delegasi ketua
yayasan, yakni Sdr. Jose A. Nitsae, OFMConv. Kebijakan inilah yang saya lakukan guna
menjaga stabilitas dalam sekolah.

Sasi, 31 Januari 2024

Mengetahui

RP. Florentinus N. Sembiring, OFMConv. Fr. Fernando S. L. Ambanu, OFMConv.


Guardian Biara St. Antonius Padua Sasi TOPPer

Anda mungkin juga menyukai