Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN REFLEKSI TAHUN YUBELIUM 150 TAHUN KONGREGASI DSY

KOMUNITAS MARIA MEDIATRIX TERNATE


PENDIRI DAN SPIRITUALITAS
Juni – September 2021

1. Petrus Joseph Savelberg bagiku (Pribadi)


 Seorang pendoa yang besar, pengorban yang berkorbar dan rendah hati
 Seorang inspirator
 Pelita dan corak hidup yang selalu menghantar saya untuk menjadi seorang DSY sejati
 Seorang pelopor yang berkharisma yang menghantar saya dan semua orang untuk
semakin dekat kepada Tuhan dan penuh wibawa
 Seorang penyayang dan peduli pada orang miskin, menghantar semua orang untuk
lebih dekat pada Tuhan
 Seorang yang peka akan kehadiran Tuhan dan menemukan Tuhan dalam hidup, penuh
cita-cita dan semangat kesahajaan.
 Hati yang tulus dan terbuka, hidup dalam kesederhanaan dan ketaatan.
 Imam projo, pendiri kongregasi DSY, mempunyai semangat hidup sahaja
 Penunjuk jalan, sebagai pelita dalam kaul-kaul kebiaraan menjadi teladan dalam segala
keutamaan.
 Bapa yang beriman, hidup miskin demi Tuhan dan mereka yang miskin.
 Pejuang kongregasi, teladan kepercayaan dalam motto “Allah sudah Menolong, Allah
sekarang menolong, Allah senantiasa menolong”.
 Pribadi yang patut teladani, pribadi pendoa yang hidup dalam persaudaraan.
 Hati yang terbuka kepada Allah dan sesama.

2. Arti Nama “Dina Santo Yoseph” dibelakang namaku


 Seorang hamba, sederhana dan rendah hati
 Nama keluarga dalam kongregasi, nama yang mengartikan sebagai saudara, nama
Bersatu dan bersaudara, keluarga rohani.
 Pengingat sebagai seorang Dsy, penyadar bahwa saya harus hidup sebagai seorang
hamba
 Hamba yang siap setia, yang mengikuti kehendak Tuhan dimanapun dan selalu siap
sedia untuk diutus tanpa mengeluh.
 Seorang hamba yang siap sedia menolong, menyadarkan identitas saya dimana saya
berkarya dan di utus yang mau diutus ke nama saja.
 Membawa dan menghadirkan Dia dalam doa kepada sesama.
 Sederhana, bersyukur dan selalu siap sedia menolong.
 Dina : hamba (suster-suster kecil)
 Memiliki hati dan semangat melayani seperti seorang hamba, siap sedia menjalani misi
khas DSY, sikap penyerahan diri total kepada Allah, sikap apa adanya, sikap jujur dan
bertanggung jawab, selalu dan beramah tamah kepada semua orang dengan penuh
persaudaraan dan kekeluargaan.
 Kebanggaan bahwa saya punya pelindung Santo Yoseph, tidak berjalan sendiri saya
selalu didampingi oleh Santo Yoseph dalam doa dan pekerjaan.
 Identitas baru yang dihadiakan Tuhan bagi saya, sebagai lampu, saya seorang hamba
menjadikan Santo Yoseph sebagai teladan untuk memajukan kongregasi.
 Dipanggil secara khusus untuk mengikuti Yesus Kristus, mempunyai spiritualitas
seorang hamba siap sedia menolong dimana tidak ada yang menolong
 Pribadi yang siap sedia melayani, rendah hati dan hidup sadar sebagai seorang DSY
dalam bentuk apapun.

3. Kerinduan terdalamku bagi Kongregasi tercinta DSY (melihat hidup dan perjuangan dari
Pendiri dan Suster-suster pertama dan Para Misionaris sampai sekarang).
 Tetap memelihara dan berjuang spiritualitas pendiri dan suster pertama dengan tetap
percaya pada Penyelenggaraan Ilahi dengan semboyan dari pendiri “Allah sudah
Menolong, Allah sekarang menolong, Allah senantiasa menolong”.
 Menjaga Spiritualitas awal tetap hidup dan selalu dijiwai oleh setiap suster, tidak
terbawa arus kemajuan zaman, tetap percaya pada penyelenggaraan Ilahi.
 Belajar untuk menjaga nama baik DSY agar tetap maju dengan tidak terpengaruh arus
zaman namun melangkah bersama dan menjadikan DSY sebagai prioritas hidup.
 Percaya pada penyelenggaraan, belajar dan berproses dalam hidup doa, hidup
bersama dan dalam tugas pelayanan, menggali lebih dalam pribadi-pribadi spiritualitas
dalam studi bersama menyangkut Santo Yoseph dan Santo Fransiskus.
 Sebagai seorang penerus DSY menjaga dan menghidupi warisan Pendiri dan suster
pertama dan para Suster Misionaris, mengembangkan dalam hidup dan terus
mengasah agar menjaga warna DSY dimana saya berkarya dan diutus
 Memulai dari diri sendiri untuk menghidupi semangat Pendiri, mewartakan kasih kepada
dunia dengan memulai dari hal-hal kecil, mampu hidup berdampingan dan menerima
perbedaan, bukan dalam hanya dalam masyarakat umum tetapi dalam persaudarian
DSY
 Tetap menghidupi semangat Kongregasi dengan sukacita, menjadikan doa sebagai
pusat dan dengan sukacita menerima tugas yang diberikan kepada saya.
 Selalu ingat akan nama kita DSY dengan meneladani pendiri yang penuh kharisma
dalam cara hidup dan spiritualitas, juga semangat dari para suster pertama.
 Tetap semangat dalam menjalankan misi sebagai DSY yang berakar pada semangat
dan spritualitas Bapa Pendiri, menjadi tanda kehadiran Allah Bapa di dunia ini, menjadi
sumber kebahagiaan dalam tugas perutusan sehingga nama DSY tetap berkibar.
 Melihat kongregasi sehati, sepikir dalam kasih, satu hati, satu jiwa, satu tujuan, dengan
tetap semangat untuk berkobar, berkibar, berkabar tentang kasih Tuhan sehingga
kehadiran kita membawa sukacita bagi mereka yang miskin dan terlantar dan
menghantar semua orang menemukan Tuhan yang mencintai mereka.
 Berjuang untuk memajukan kongregasi di zaman sekarang.
 Adanya rumah lansia untuk para suster senior dan perhatian khusus untuk suster lansia
dan para Suster yang sakit, sebagai ungkapan terima kasih kepada para suster yang
telah berjuang dan berkarya untuk kongregasi khususnya yang ada di Indonesia.
 Tetap percaya pada penyelenggaran Ilahi dalam pelayanan dimana saja diutus
 Tetap memberikan perhatian kepada mereka yang kecil dan menderita dalam karya,
 Menghidupi Kembali semangat Pendiri dan Suster Pertama dan para suster Misionaris
 Mendalami Kembali dokumen kongregasi/studi rohani.

4. Langkah-langkah konkrit untuk direalisasikan baik pribadi maupun Komunitas dan


Kongregasi.
 Pribadi
 Memelihara dan menghidupi kehidupan doa dengan tetap percaya pada
Penyelenggaraan Ilahi, memupuk semangat Dina.
 Belajar memelihara nama DSY sampai mati, memelihara kharisma Pendiri
menjadi Suster kecil yang tulus dan tekun, belajar untuk mengolah diri, belajar
hidup lepas bebas.
 Belajar membangun komunikasi yang baik dari dalam diri.
 Terus belajar untuk percaya pada penyelenggaraan Ilahi sehingga dalam situasi
yang sulit bisa dipersembahkan kepada Tuhan, tetap setia untuk menjadi suster
DSY.
 Hidup sadar sebagai suster DSY, membangun relasi yang dekat dengan Tuhan
melalui doa, mendegarkan orang lain sebagai bentuk dukungan.
 Berani untuk berjuang sebagai seorang suster DSY dalam semua askep hidup,
berusaha untuk menaruh hati yang tulus dalam pemberian diri, berusaha untuk
menerima realitas hidup yang ada dengan mengesampingkan idealisme pribadi
dan melebur dalam kenyataan hidup yang ada dan berjuang untuk hidup dalam
persaudaraan serta belajar menghargai dan menerima masukan.
 Mencintai hidup panggilan sebagai suster DSY dengan menjalani askpek -aspek
hidup serta kaul-kaul kebiaraan.
 Selalu percaya peyelenggaran Ilahi, meghidupi kekayaan kongregasi yang telah
diteladankan oleh Pendiri serta para Suster Pertama.
 Bertanggung jawab pada panggilan diri sendiri dan panggilan sesama saudari.
 Belajar mengenal Tuhan dalam diri saya, belajar mengenal diri sendiri
(kekurangan dan kelebihan) belajar mengenal kepribadian sesama agar dapat
mengenal dan memahami karakter yang ada dalam diri sesama, belajar untuk
mengasihi Tuhan, dengan seluruh pikiran, segenap jiwa, segenap kekuatan dan
belajar mencintai mengasihi sesama seperti diri sendiri, belajar melihat Tuhan
yang hadir dalam diri sesame.
 Mejaga nama baik kongregasi mulai dari cara hidup, relasi dan pelayanan, siap
sedia selalu menerima dan melepaskan tugas apa saja, bertangung jawab
dengan tugas yang dipercayakan kongregasi, hidup apa adanya dan terbuka
dalam pelayanan dan hidup bersama, belajar untuk tekun dalam doa dan
percaya pada penyelanggaran Ilahi, belajar terus menerus untuk rendah hati.
 Memperhatikan hidup doa dan meditasi, mendalami dokumen kongergasi untuk
meningkatkan persaudaraan dalam komunitas kongregasi.
 Belajar keluar dari kenyamanan diri untuk pertumbuhan dan perkembangan diri
yang lebih baik.
 Komunitas
 Menjadi penyemangat persaudaraan dalam hidup berkomunitas.
 Memberi ruang kepada anggota komunitas untuk bertumbuh sebagai DSY
(mendukung pengembangan bakat)
 Menjaga keharmonisan persaudaraan dengan komunikasi yang baik.
 Menghargai sesama saudari yang adalah titipan Tuhan memerima dan
mengampuni, membangun rasa memiliki barang-barang yang ada dalam
komunitas.
 Membangun komitmen bersama sebagai satu komunitas, dalam menghidupi
spiritualitas dan kharisma Bapa Pendiri.
 memberi ruang dan waktu untuk setiap anggota komunitas untuk bertumbuh dan
berkembang dan saling menopang, memberikan koreksi positif /persudaraan
demi perbaikan bersama.
 Bersama merombak kebiasaan lama dengan membuat terobosan baru dengan
mengikuti perkembangan zaman dengan tetap memegang teguh spritualitas dan
misi kongregasi dalam hidup persudaraan membuka dan melihat kebutuhan
zaman tanpa mengesampignkan prinsip DSY dengan kemajuan mentalitas diri
yang kuat.
 Saling terbuka dan menghargai perbedaan satu sama lain dalam semangat
persaudaraan.
 Saling mendukung, selalu tanggap dengan situasi yang berubah-ubah dan
menyiapkan diri untuk selau mengikuti tuntutan zaman tanpa meninggalkan nilai-
nilai hidup religious
 Membangun hidup persaudaraan sejati yang tulus dan terbuka, saling support,
saling menjaga dan mendukung dalam panggilan dan karya, mengembangkan
dan menghidupi hidup doa secara bersama-sama.
 Kongregasi
 Memiliki sikap siap sedia untuk diutus dimana saja dan selalu menolong dimana
tidak ada yang menolong
 Bersedia memberi sumbangan sebagai bentuk dukungan untuk kongregasi
dalam bentuk pengumpulan dana.
 Belajar menghargai karya perutusan dalam persaudaraan tanpa memandang
perbedaan lebih tua ataupun muda.
 Meneruskan spiritualitas kongregasi dalam tugas sekarang dengan membuka diri
untuk menerima kebijakan yang ada, melanjutkan hal baik, mempromosikan
hidup yang telah kita alami untuk menolong orang lain dan memberikan
kepercayaan, pengkaderan kepada yang muda, tetap belajar dan menerima akan
hal-hal baru pada zaman ini.
 Sebagai keluarga sama-sama menbangun persaudaraan sejati dengan tetap
menghidupi semagat seorang Dina.
 Membuka diri untuk melihat kebutuhan zaman tanpa mengesampingkan
spritualitas, misi kongregasi serta prinsip hidup suster DSY dengan kemajuan
dan mentalitas diri yang kuat.
 Mengunjungi orang-orang yang kurang di perhatikan dan memberikan perhatian
kepada mereka
 Mendalami dokumen Kongregasi dan menghidupinya dalam hidup persudaraan,
 Rasa memiliki Kongregasi, sehingga mau berjuang dan berkorban bagi
perkembangan Kongregasi, mejaga persaudaran sejati, dengan menumbuhkan
sikap saling pecaya dan mejaga panggilan sesama saudari, berani menghadapi
tantangan dan kesulitan apapun dalam perutusan Kongregasi, dengan tetap
percaya pada Penyelenggaraan Ilahi dan saling percaya dalam persaudaraan,
terbuka untuk mencari solusi dan jalan keluar dari setiap permasalahan tanpa
menjatuhkan sesama saudari.
 Meneruskan hal baik setelah pesta Yubelium 150 tahun Kongregasi dengan tetap
memberikan IURAN dari masing-masing pribadi untuk pembangunan rumah
Lansia dan perhatian kepada suster-suster Lansia.
 Memberi dukungan kepada karya Kongregasi dengan peka melihat peluang dan
kebutuhan zaman yang ada. Belajar menghargai karya-karya para pendahulu
dengan tetap mejaga dan mengembangkan karya yang sudah ada.

Ternate,6 September 2021

Anda mungkin juga menyukai