Anda di halaman 1dari 1

Nama : Gabriel Junior Ell

Basis : Markus
Hidup Selibat

Berbicara mengenai panggilan untuk menjadi iman tentu selalu menuntut kerelaan,
kesiapsediaan dan komitmen untuk hidup selibat. Dalam kaitan dengan itu, berikut ini adalah
refleksi pribadi saya dalam menghayati panggilan saya untuk menjadi seorang imam.
Sesungguhnya pada awalnya ketika masuk seminari kecil, saya sama sekali tidak termotivasi
untuk menjadi seorang imam. Hal itu membuat sehingga beberapa kali saya ingin agar keluar
dari seminari. Akan tetapi, motivasi saya untuk menjadi seorang imam it uterus tumbuh dan
berkembang terutama saat saya sudah berada di tingkat Kelas Persiapan Atas (KPA) dan
ketika sudah berada di Seminari Tahun Orientasi Rohani Pondok Emaus. Tentu saja motivasi
saya itu dapat terus tumbuh dan berkembang melalui banyak sekali pengalaman, terutama
pengalaman bersama umat yang sangat membutuhkan pelayanan dari para imam.

Hal itu dapat saya rasakan karena dalam banyak sekali pengalaman, saya selalu
berada atau ditugaskan di tempat yang jauh dan terpencil serta umatnya merupakan minoritas.
Hal itulah yang membuat saya semakin termotivasi untuk menjalani panggilan ini dengan
serius agar supaya kelak saya dapat memberikan pelayanan kepada semua umat dimanapu
mereka berada. Sejak saat itu saya kemudian selalu berpegang pada satu kutipan teks Kitab
Suci ini: “Sama seperti Anak Manusia dating bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani…” (Matius 20:28). Sesungguhnya teks inilah yang selalu menjadi pegangan bagi
saya untuk memprioritaskan pelayanan bagi umat. Itulah mengapa hingga kini saya sudah
berkomitmen untuk tetap setia pada jalan panggilan ini agar dapat selalu memberikan
pelayanan bagi seluruh umat beriman secara totalitas dimana pun mereka berada terutama
bagi umat yang sangat membutuhkan pelayanan dari para imam.

Dalam kaitan dengan itu, saya sadar bahwa memilih jalan panggilan untuk hidup
selibat ini tentu membutuhkan kerelaan, kesiapsediaan dan komitmen sebab akan ada begitu
banyak tantangan-tantangan yang datang menghampiri. Oleh karena itulah sebagaimana
sudah dikatakan di atas bahwa saya harus berkomitmen supaya segala tantangan dan
rintangan yang datang menghampiri itu dapat saya atasi. Itulah mengapa saya secara pribadi
selalu berpegang pada teks Markus 20:28. sebab melalui kutipan dari teks tersebut saya selalu
berkomitmen bahwa hal yang terutama dan harus diprioritaskan ialah melayani umat secara
totalitas layaknya Yesus Kristus sendiri.

Anda mungkin juga menyukai