Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MID EKLESIOLOGI DAN MARIOLOGI

Nama: Hugolinus Petrik Amat

NPM : 21.75.7088

INDENTITAAS BUKU

Judul Buku : Pedomaan Hidup Para Imam

Pengarang : Konferensi WaliGereja Indonesia

Penerbit : Obor

Tahun Terbit : 2010

Jumlah Halaman: 98

PENDAHULUAN

Keberadaan jati diri sebagai imamat akan menolong setiap imam untuk hidup dan
bertindak sesuai dengan identitas dan panggilannya. Setiap imam dalam Gereja Katolik
adalah murid Kristus yang dipanggil untuk mencintai Tuhan dengan segenap hati dan
mencintai sesama manusia seperti mencintai diri sendiri dan semangat belajar seorang murid
berlangsung seumur hidup. Disini imam sebagai murid Kristus berjalan sambil mengikuti
jejak sang guru yang telah berjalan didepannya. Sebagai murid Kristus setip imam memiliki
ketajaman dan kepekaan untuk mwndengarkan serta menerapkan dengan setia ajaran yesus
sang guru. Pelaksanaan tugas kemuridan ini menuntut proses pengudusan diri secara terus
menerus, ketulusan cintai senjati, sikap bijak dan tanggung jawab dan dapat dipercaya.

Imam sebagai pribadi yang sakramental dinyatakan dalam seluruh hidup dan tindakan
yang berkaitan dengan pribadi Kristus dan gereja. Dengan demikian panggilan untuk hidup
yang menghayati ciri corak sakramental tersebut menggunakan misteri keagungan Tuhan
Yesus di tengah-tengah dunia. Oleh sebab itu setiap imam tidak hanya merayakan sakramen-
sakramen gerejawi, tetapi juga berkat rahmat Allah menggali cara hidup sebagai sakramen
bagi sesama. Sebagai pribadi yang dipilih secara khusus oleh Allah untuk tugas-tugas
tertentu, setiap imam dipercayakam untuk melaksanakan salah satu tugas penting yakni
menguduskan. Dalam tugas pemgudusan setiap imam berperan sebagai pendek sejati dan
setia pada Kristus sampai akhir hayat.

Kesaksian imam sebagai saksi Kristus harus lahir dari kedalaman cinta dan kejujuran
hati dalam hidup menggereja bersama uamat. Menyadari kehadiran Allah dalam hidup iman
umat secara terus menerus. Kesaksian injili Kristus tampak pertama-tama dengan
memberikan kesaksian tentang ketaatan, kemiskinan, dan selibat yang dianggap. Sebagai
keutamaan hidup rohani. Sebagai saksi, imam juga memiliki peran sebagai misionaris yang
memberikan kesaksian kepada dunia. Sebagai utusan atau misionaris, setiap imam
melaksanakan tugas perutusan kristus untuk memberitakan kabar baik kepada segala makhluk
serta berperan sebagai pemersaatu. Panggilan ini diaplikasikan dengan mempersatukan umat
Allah antara lain dengan menghidupi karismanya sebagai imam, memberikan teladan
keutamaan, mengajar dan meneguhkan umat Allah. Setiap imam juga harus mempersatukan
diri dengan uskup sebagai penanggung jawab tugas pengembalaan di keuskupannya. Setiap
imam dipanggil untuk merangkul semua golongan yang memiliki latar belakang yang
berbeda.

ISI RINGKAS BUKU

Konferensi waligereja Indonesia menulis buku ini secara baik yang dimana dijelaskan
secara baik tentang identitas, tugas dan keutamaan para imam sebagai pengembala umat
Allah. Dalam hal ini dilihat dari keutamaan-keutamaan yang dihayati oleh imam yang
berakar dalam iman akan pribadi Yesus Kritu situ sendiri, gembala dan para Gereja.
Dijelaskan sebagai petugas Gereja, setiap imam harus memiliki keutamaan-keutamaan yang
memadai dalam tugasnya antara lain:

 Menjadi pribadi yang dewasa dan matang

Kedewasaan dan kematangan ini terutama tampak dalam sikap-sikap


keutamaan dengan menjadikan seseorang yang dewasa dan matang secara biologis,
intelektual, psikis, rohani, sosial, dan afektif sebagai panggilan hakiki setiap imam
yang pada hakikatnya kedewasaan dan kematangna ini tercermin dalam cara berpikir,
cara pandang, cara bertutur kata, cara membawa diri dan cara bertindak

 Menghidupi keutamaan

Setiap imam dipanggil untuk mencapai kesempurnaan injili, antara lain


dengan mengandalkan keutamaan kristiani seperti iman, harapan dana kasih.
Keutamaan-keutamaan ini sangat dituntut kepada imam dalam tugasnya untuk
dihidupi dengan baik. setiap imam sungguh diharapkan dapat memimpin kawanan
dombanya sambil memperlihatkan kedewasaan dan kematangan hidup muridnya.

 Melayani dengan penuh rahmat


Sikap hormat ini hendaknya dijunjung tinggi dalam karya pastoral oleh setiap
imam yang didasarkan pada keyakinan bahwa setiap manusia adalah gambar dan rupa
Allah. Oleh kerena itu, setiap penyalahgunaan kebenaran pelayanan, khususnya yang
berbentuk kekerasan, pelecehan seksual, penofilia, jelas merupakan pengkhianatan
terhadap hormat pada sesame serta merupakan tindakan melawan hukum dan hakikat
imamat.
 Menjaga konfidensialitas
Hal ini menjadi kewajiban para imam dalam menjaga konfidensialitas
mengenai kepribadian seseorang. Infodrmasi dan curahan hati dan dalam berkenaan
dengan pengampunan dosa, seseorang harus dilindungi dan disimpan dalam hati tanpa
menyebarluaskan kepada orang lian.
 Menyuburkan kearifan
Panggilan hidup seriap para imam selalu tertuju pada kearifan yang
berhubungan dengan tindakan, cara pandang, tingkahlaku dan karakter diri. Seorang
imam dikatakan arif apabila ia menghargai dan mempraktikan apa yang baik dan
benar dalam mengarahkan hidupnya sendiri dan hidup orang lian. Seorang imam juga
harus menjadi orang yang membela kebenaran dalam hal ini terlibat dalam usaha
peningkatan kesejahateraan umum yang bersifat menyeluruh, penuh perhatian pada
keadilan sosial, keutuhan ciptaan dan penegakan HAM sebagai upaya membela
kebenaran sejati. Melakukan pekerjaan yang secara professional didasarkan pada
dedikasi yang menuntutnya mempunyai hati damai, mempunyai tangan terbuka dalam
pewartaan sabda, kesaksian injil serta semangat dan penuh keterampilan dalam
melayani, dan bekerja dengan terampil yang tanpak dalam kesanggupannya untuk
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi dan sosial dalam cahaya iman
kristiani, serta memegang teguh pada kesetiaan pada kemitraan yang tercermin dalam
kesediaannya untuk menolong siapapun dalam keadaan apapun, terutama mereka
yang miskin, yang disingkirkan, ditindas dan diperlakukan secara tidak adil.

Selain ini juga buku ini menjelaskan tentang sikap yang harus dimiliki oleh para imam dalam
tindakan mereka yang menjadi salah satu aspek penting dalam pengembalaan mereka. Para
imam harus memiliki sikap yang adil dan bijaksana terhadap diri sendiri dan kepada umat
Allah.

 Harga diri
Setiap imam berusaha terus menerus dengan bijaksana untuk mampu
memelihara dan mengembangkan panggilan hidup serta bersyukur atas
ketergangtungannya pada Yesus Kristus. Disiplin diri dalam hidup rohani, kerja
pelayanan setiap imam mencerminkan cinta akan panggilannya. Cinta akan diri
terbuka terhadap cinta akan sesame, Tuhan dan lingkungan hidup. Wujud nyata dari
cinta diri tampak dalam sikap menghargai Kesehatan diri,
 Pemimpin
Integrasi setiap imam sebagai sahabat Yesus Kristus tampak dalam sikap taat
kepada pemimpin (uskup dan pemimpin tarekat). Ketaatan ini mencerminkan
kerendahan hati seorang imam dihadapan pimpinannya.
 Sesama imam
Kehidupan kolegialitas setiap imam sungguh Nampak dalam jajaran kerja
sama yang sehat dan membangun. Setiap imam pasti membutuhkan imam lain dalam
mengisi panggilan hidup mereka. Kerja sama antara imam dapat diungkapkan dalam
persaudaraan yang merupakan kemutlakan dalam pewartaan kabar baik ditengah
krisis multidimensi.
 Umat yang dilayani
Setiap imam adalah pusat (gembala) sekaligus anggota komunitas jemaat
beriman. Pintu pelayanan terbuka untuk semua orang tanpa di diskriminasikan dalam
bentuk apapun. Sikap saling menghargai dan menghormati harus di junjung tinggi
dalam pelayanan kaum beriman dalam komunitas basis, paroki, keuskupan dan
anggota masyarakat.
 Mitra kerja dan harta benda fasilitas
Dalam hubungan dengan mitra kerja, imam membangun jaringan kerja sama
dengan pertimbangan rohani, saling percaya, visioner, transparan, akuntable dan
terkontrol. Oleh kerena itu, mitra kerja setiap imam sepantasnya mendukung dan
menolong setiap imam dalam tugas penggilannya. Fasilitas yang di gunakan oleh
setiap imam haris menjadi sarana dalam pencapaian tujuan pewartaan dan
penyelamatan umat manusia. Oleh karena itu di butuhkan sikap tanggung jawab dari
setiap imam dalam penggunaan fasilitas terkait dengan isi dan makna janji-janji yang
diprofesikan setiap imam dalam rangka penerimaan thabisan suci.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

Sebagai umat Allah, buku ini sangat membantu kita untuk memahami bagaimana
tugas, keutamaan dan sikap para imam dalam hidup panggilan mereka. Buku ini ditulis
dengan ansumsi bahwa sebagai umat Allah dan juga para imam hendak memahami akan
tugas dan perannya masing-masing. setelah membaca keseluruhan dari buku ini ada hal- hal
yang menarik dari apa yang dituliskan dengan Bahasa sederhana yang membuat cepat
mengerti dan menangkap isi dari tulisan ini. Secara pribadi, kelebihan dari buku ini adalah
seluruh tulisannya dijelaskan secara terperinci sehingga membantu saya untuk memahami
dengan baik tentang kehidupan para imam. Dalam buku dijelaskan seluruh elemen yang
harus dimiliki oleh para imam sebagai sebagai pengembala umat Allah dan buku ini juga bisa
digunakan sebagai bahan dasar acuan untuk para imam dan umat Allah sebagai pegangan
hidup. Selain memiliki kelebihan, buku ini tentu saja memiliki kekurangan yang dimana ada
beberapa istilah asing yabg ada dalam buku, tetapi tidak dijelaskan secara detail dan juga ada
beberapa kesalahn teknis yang terdapat dalam buku ini yakin penggunaan tanda baca yang
kurang tepat dan juga ada beberapa kata dan kalimat yang ditulis berulang-ulang yang tidak
sesuai konteks yang dijelaskan baik yang sebelumnya maupun sesudahnya.

HUBUNGKAN ISI BUKU DENGAN REALITAS ZAMAN

Seluruh isi dan penjelasan dari buku ini memiliki hubungan yang erat dengan realitas
kehidupan para imam sekarang ini. Isi dari buku ini menjelaska secara detail tentang tugas,
keutamaan dan sikap dari para imam dalam tugas dan pelayanan mereka. Keutamaan-
keutamaan itu adalah menjadi pribadi yang dewasa dan matang, menghidupi keutamaan,
melayani dengan penuh hormat, menghargai konfidensialitas, menyuburkan kearifan,
membela kebenaaran, memegang teguh kejujuran, melakukan pekerjaan secara profesiaonal
beerja dengan terampil dan memegang kesetiaan pada komitmen dan juga dijelaskan tugas
para imam yakni sebagai diri sendiri, pemimpin, sesame imam, umat yang dilayani, mitra
kerjandan harta benda dan fasilitas. Dalam kenyataan di zaman ini ada sebagain para imam
yang menjalankan tugas dan panggilannya dengan secara tau dan mau dalam arti tidak
memahami dan berpegang teguh pada apa yang menjadi hak dan milik mereka dalam
panggilan mereka. Contohnya ada imam yang memimpin sebuah paroki dengan otoriter yang
tinggi, segala kebutuhan paroki tergantung padanya, ada juga sebagaian imam dalam
pelayanan dengan cara memilih dan memilih dalam melayani. contohnya para imam
cendrung melayani orang-orang miskin, adanya keberpihakan kepada kelas menengah dan
atas tanpa melihat kelas dibawa dalam hal ini orang miskin. Adanya bertentang isi buku
dengan menjumpai realitas hidup hidup para imam sekarang yang semuanya tergantung pada
mereka.

Semoga melalui buku ini menyadarkan kita sebagai umat Allha dalam memandang
kehidupan para imam dan juga semoga melalui buku ini dapat menyadari kehidupan para
imam itu sendiri akan tugas dan identitas mereka sebagai saksi Kristus.

Anda mungkin juga menyukai