Asistensi Perkiliahan Agama Islam atau yang biasa disebut APAI telah memberikan saya perubahan entah itu sedikit atau banyak. Sebetulnya sejak dari SMA saya kadang-kadang juga mengikuti acara seperti ini, kalau saat saya SMA dulu sering disebutnya liqo”. Sayav kira perubahan yang saya alami sangat tergantung pada saat tingkat keimanan saya waktu mengikuti APAI itu baik atau tidak. Perubahan yang saya alami lebih baik saat waktu mengikuti APAI itu keimanan saya sedang agak baik. Kelemahan saya adalah jika perubahan itu hanya berlangsung beberapa saat dan tidak jangka panjang. Menurut pengalaman yang saya alami, perubahan yang baik itu tadi dapat sedikitt-sedikit luntur karena kondisi lingkingan dan sekitar yang kurang mendukung untuk melakukan kebaikan itu. Misalnya, saat kuliah ini jarak kontrakan saya jadi agak jauh ke masjid dinadingkan saat SMA dulu jarak kos/kamar saya ke masjid dekat, dan faktor-faktor lainnya. Berkat mengikuti APAI ini saya menjadi sedikit lebih mengerti mengenai Islam dari berbagai sudut pandang, menjadi sedikit lebih mengerti untuk berpikir dari berbagai sudut pandang, baik itu tentang kuliah, terorisme, dan lain-lain. Saat APAI juga ada sesi sehingga melatih untuk berbicara di depan umum, ada MC untuk berlatih menjadi MC, dan juga ada snacknya. APAI menurut saya lebih efektif karena jumlah per kelompok tidak terlalu banyak sehingga tidak berisik. Saya seharusnya bersyukur karena di Fakultas MIPA UGM ada acara APAI ini, di Fakultas lain belum tentu ada. Selain ilmu dunia, ilmu agama juga harus dipelajari, malahan kata dosen saya intinya yang menurut saya ilmu agama lebih penting dari ilmu dunia. Proporsi saya belajar ilmu dunia dan agama kelihatannya sangat tidak seimbang, melalui APAI ini paling tidak menambah ilmu agama saya. Saya menjadi mengerti bahwa apapun yang kita perbuat itu hasilnya hanya Aloh yang menentukan. Manusia hanya harus berusaha, berdo’a, dan tawakal. Hasilnya Aloh yang menentukan, jadi kalau hasil yang diperoleh tidak/kurang sesuai ekspektasi, maka kita harus mensyukuri hasil itu. Saya mencoba untuk seperti ini, tapi tidak mudah. Dan jika kita mendahulukan urusan-urusan kepada Alloh SWT, misalnya mendahulukan salat, maka setelah itu walaupun kegiatan kita banyak jadi tidak keteteran, jika kita mendahulukan urusan Alloh maka urusan dunia menjadi mudah, namun itu sangat sulit saya terapkan. Mungkin ini saja yang dapat saya tuliskan karena saya tidak pandai membuat esai-esai seperti ini, mohon maaf jika salah penyampaian, semoga kita menjadi lebih baik lagi.