Anda di halaman 1dari 1

Nama : Bagas Wahyu Wibowo

NIM : 17/414595/PA/18095

Perubahan Pasca APAI


Asistensi Perkiliahan Agama Islam atau yang biasa disebut APAI telah memberikan
saya perubahan entah itu sedikit atau banyak. Sebetulnya sejak dari SMA saya kadang-kadang
juga mengikuti acara seperti ini, kalau saat saya SMA dulu sering disebutnya liqo”. Sayav kira
perubahan yang saya alami sangat tergantung pada saat tingkat keimanan saya waktu mengikuti
APAI itu baik atau tidak. Perubahan yang saya alami lebih baik saat waktu mengikuti APAI
itu keimanan saya sedang agak baik. Kelemahan saya adalah jika perubahan itu hanya
berlangsung beberapa saat dan tidak jangka panjang. Menurut pengalaman yang saya alami,
perubahan yang baik itu tadi dapat sedikitt-sedikit luntur karena kondisi lingkingan dan sekitar
yang kurang mendukung untuk melakukan kebaikan itu. Misalnya, saat kuliah ini jarak
kontrakan saya jadi agak jauh ke masjid dinadingkan saat SMA dulu jarak kos/kamar saya ke
masjid dekat, dan faktor-faktor lainnya.
Berkat mengikuti APAI ini saya menjadi sedikit lebih mengerti mengenai Islam dari
berbagai sudut pandang, menjadi sedikit lebih mengerti untuk berpikir dari berbagai sudut
pandang, baik itu tentang kuliah, terorisme, dan lain-lain. Saat APAI juga ada sesi sehingga
melatih untuk berbicara di depan umum, ada MC untuk berlatih menjadi MC, dan juga ada
snacknya. APAI menurut saya lebih efektif karena jumlah per kelompok tidak terlalu banyak
sehingga tidak berisik. Saya seharusnya bersyukur karena di Fakultas MIPA UGM ada acara
APAI ini, di Fakultas lain belum tentu ada. Selain ilmu dunia, ilmu agama juga harus dipelajari,
malahan kata dosen saya intinya yang menurut saya ilmu agama lebih penting dari ilmu dunia.
Proporsi saya belajar ilmu dunia dan agama kelihatannya sangat tidak seimbang, melalui APAI
ini paling tidak menambah ilmu agama saya.
Saya menjadi mengerti bahwa apapun yang kita perbuat itu hasilnya hanya Aloh yang
menentukan. Manusia hanya harus berusaha, berdo’a, dan tawakal. Hasilnya Aloh yang
menentukan, jadi kalau hasil yang diperoleh tidak/kurang sesuai ekspektasi, maka kita harus
mensyukuri hasil itu. Saya mencoba untuk seperti ini, tapi tidak mudah. Dan jika kita
mendahulukan urusan-urusan kepada Alloh SWT, misalnya mendahulukan salat, maka setelah
itu walaupun kegiatan kita banyak jadi tidak keteteran, jika kita mendahulukan urusan Alloh
maka urusan dunia menjadi mudah, namun itu sangat sulit saya terapkan.
Mungkin ini saja yang dapat saya tuliskan karena saya tidak pandai membuat esai-esai
seperti ini, mohon maaf jika salah penyampaian, semoga kita menjadi lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai