Ustadz Felix
Caranya sederhana yaitu tidurlah sehabis Isya’. Kalau ada orang yang tidurnya
sehabis Isya’ atau minimal tidurnya tidak terlalu malam itu pasti bangunnya sebelum
Subuh. Kalau misalnya bangunnya setelah Subuh berarti ada penyakit. Coba biasakan
jam 10 malam sudah tidur agar bisa bangun sekitar jam 3 pagi. Kalaupun memang
ada pekerjaan yang harus diselesaikan maka kerjakannlah pada jam 3 pagi saat
bangun itu. Lalu tipsnya agar tidak tidur sehabis Subuh adalah membaca. Sibukkan
diri kita dengan sesuatu yang bermanfaat. Misalnya membaca Al-Qur’an satu lembar
atau dua lembar, atau sekuatnya. Lalu dilanjutkan membaca buku-buku yang
bermanfaat. Intinya kita harus ada aktivitas sehabis Subuh agar tidak ada
kesempatan untuk gabut. Orang kalau gabut atau tidak ada kegiatan biasanya
bawaannya pingin tidur. Kalau memang mau tidur pagi mungkin bisa tidur sekitar
jam 10 atau jam 11 pagi tidak masalah.
-Ustadz Felix-
Ustadz Felix
Benci dan cinta adalah ekspresi. Hanya orang yang pernah mencintai yang bisa
membenci. Dan hanya orang yang pernah membenci yang bisa mencintai. Benci dan
cinta memiliki bahan yang sama yaitu perhatian. Oang yang benci itu punya
perhatian dan orang yang cinta juga punya perhatian. Orang yang benci itu punya
pengorbanan dan begitupun orang yang cinta. Kita bisa membenci kalu kita
mengizinkan orang lain untuk menyakiti kita. Kita bisa mengizinkan orang lain
menyakiti kita karena kita dekat dengan orang tersebut. Maka, jika si A benci kepada
si B kemudian ingin menghilangkan rasa benci itu maka solusinya adalah si A tidak
boleh memiliki ekspektasi terhadap si B yang bisa jadi memang sulit. Karena sebuah
ekspektasi itu harus dipenuhi. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan pernah
mencapai derajat keimanan yang sempurna sebelum orang itu bisa mencintai
karena Allah SWT dan membenci karena Allah SWT.” Artinya ada standar lain diluar
daripada dirinya yang memang bersifat relatif. Menstandarkan itu harus pada
sesuatu yang bersifat permanen yaitu Allah SWT. Maka kalimat cinta dan benci
karena Allah SWT menjadi sebuah kalimat sempurna. Kenapa? Karena kalau kita
benci berarti kita benci karena Allah SWT yang menyuruh dan kalau kita mencintai
berarti juga karena Allah SWT yang menyuruh.
Kecewa yang menghasilkan benci dan pesona yang menghasilkan
cinta itu akan memiliki standar yang baik jika ekspektasinya
disandarkan pada Allah SWT.
-Ustadz Felix-
3. Ada seorang Ikhwan yang saya kagumi dan dia satu sekolah dengan
saya. Dia mengalami kecelakan dan kepalanya terluka. Dia mengalami
kesulitan untuk mencari rumah sakit yang mau menerima pasien selain
pasien Covid-19. Tak henti-hentinya saya mendoakan Ikhwan tersebut.
Saya cemas dan ingin mendapatkan kabar perkembangannya setiap
hari. Apakah kekhawatiran saya ini karena rasa suka atau hanya rasa
kasihan saja karena si Ikhawan ini jauh dari orangtuanya? Lalu apakah
kekhawatiran saya ini berlebihan? Jika iya, bagaimana cara
menghindarinya?
Ustadz Felix
Jika anak SMP merasakan hal seperti ini wajar karena dia belum mengetahui bahwa
ada banyak permasalahan-permasalahan lain yang bisa diurusin. Sehingga dia
akhirnya jadi bingung, padahal itu hanyalah perasaan dia saja. Perasaan iba dan
prihatin akan teman yang kena musibah itu bagus namun perlu dikembangkan
untuk mengetahui mana beban kita dan mana yang bukan beban kita. Karena tidak
semua hal harus kita urusin. Maka fokuslah pada perkara-perkara besar.
Carilah pahala terbesar yang bisa kita lakukan dan fokuslah disitu.
-Ustadz Felix-
Ustadz Husain
Awareness Theory
Dalam teori perilaku itu ada Awareness Theory. Jadi, dari sekian banyak item yang
dilihat seseorang, ibarat orang yang ingin memotret maka ada satu yang ingin
dijadikan titik fokusnya. Saat di suatu hari ada banyak kejadian maka pasti ada satu
kejadian yang akan menjadi fokus di benak masing-masing seseorang. Nah, manusia
itu memiliki satu proses seperti itu. Awareness Theory itu menjelaskan tentang
proses yang ada di otak manusia bahwa dia itu akan mencari hal mana yang paling
penting menurut dia. Kalau kita analisis pertanyaan di atas maka dapat dikatakan
bahwa si penanya memiliki perhatian lebih terhadap Ikhwan yang disebutkan tadi.
4. Ada seseorang yang selalu gagal dalam hal cinta. Lalu dia memutuskan
untuk kelak tidak akan menikah. Bagaimana jika seseorang tersebut
akhirnya selalu menolak ajakan menikah dari lawan jenisnya
dikarenakan sudah memiliki prinsip tidak akan menikah?
Ustadz cahyo
Apa yang dia mau lakukan dan apa yang tidak mau dia lakukan pasti memiliki
standar. Nah, standar inilah yang harus dikoreksi. Misalnya standarnya adalah
pengalaman. Ada kalanya standar itu boleh digunakan. Contohnya, kemarin lewat
jalan A jatuh karena ada lubang, maka besok jangan lewat jalan A lagi. Tetapi kalau
bicara masalah hukum-hukum jangan menggunakan standar itu.
Ustadz Felix
Process Is Precious
Kalau kita sudah pernah mencapai sesuatu maka sebenarnya yang kita cari bukanlah
tujuan melainkan proses. Proseslah yang membuat pencapaian menjadi berharga.
The journey is not about destination. Just start and get lost.
-Ustadz Felix-
Perjalanan itu bukan pada tujuan melainkan pada apa yang di jalani pada perjalanan
itu sendiri. Mulai aja dan tersesat. Karena tersesat itu perjalanan. Kalau seseorang
pernah terluka dan tidak mau terluka lagi sehingga menutup diri untuk selama-
lamanya. Tergantung apa yang dicari. Kalau yang dicari sekedar hanya karna tidak
mau terluka maka menutup diri boleh menjadi solusi. Tapi kalau yang dicari adalah
adventure kemudian malah menutup diri, sejatinya dia telah menghentikan
adventure-nya dia sendiri. Ibaranya, seseorang tidak mau memulai perjalanan karena
tidak mau tersesat atau seseorang tidak mencoba karena takut gagal. Itu mindset
yang salah. Sikap demikian sangat disayangkan sekali karena orang tersebut sudah
melewatkan hal yang paling berharga dalam hidup dia. Seseorang yang mencoba
sesuatu memiliki dua kemungkinan yakni berhasil dan gagal yang mana disitulah
letak fun-nya. Tapi jika ada orang yang tidak mau mencoba maka dia memang tidak
akan pernah gagal dan tidak akan pernah berhasil. It means nggak fun sama sekali.
Kemudian jangan membiasakan menyikapi permasalahan karena orang lain.
Misalnya, “aku tidak mau orang lain menyakiti diriku” kenapa tidak dirubah dengan,
“bagaimana supaya diriku disukai orang lain”. Nah, mindset seperti itulah yang harus
dirubah.
Hawariyyun
Hati-Hati Mengeluarkan Statement
Rasulullah SAW pernah ditegur Allah SWT karena beliau tidak mau makan madu.
ٌ ور َر ِح
يم َ ات َأ ْز َواجِ َك َوالل َّ ُه
ٌ ُغف َ يَاَأيُّ َها الن ّ َ ِب ُّي لِ َم تُ َح ِّر ُم َما َأ
َ ح َّل الل َّ ُه ل ََك تَ ْبتَ ِغي َم ْر َض
“Wahai nabi, mengapa engkau mengharamkan sesuatu yang Allah
halalkan kepadamu hanya karena ingin mengharap ridho
pasanganmu. Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha
Pengampun dan Maha Penyayang.” (QS. at-Tahrim : 1)
Dalam hal ini dapat diambil hikmah bahwa jika Allah SWT telah menghalalkan sebuah
pernikahan kenapa malah kita haramkan (tidak mau melakukannya). Justru bisa jadi
dosa besar. Rasulullah SAW berkata bahwa walaupun umur kita dipakai untuk
melakukan ibadah yang lain dan tidak menikah maka itu berarti telah menyelisihi
sunnah nabi. Pada zaman nabi pun pernah ada yang berkata pada nabi bahwa ia
ingin beribadah sepanjang malam tanpa putus, ingin puasa setiap hari, tidak mau
menikah, pokoknya hanya ingin beribadah kepada Allah SWT. Lalu Rasulullah SAW
menjawab bahwa Rasulullah itu puasa dan juga berbuka, tidur dan juga sholat
tahajud, dan menikah. Jadi, berhati-hatilah dalam mengeluarkan sebuah statement.
Ustadz Husain
Menikah Itu Sunnah Nabi
Rasulullah SAW bersabda, “Menikah itu termasuk dari sunahku, siapa yang tidak
mengamalkan sunnahku, maka ia tidak mengikuti jalanku.” Artinya Rasulullah SAW
cukup tegas dalam konteks hadits tersebut.
-Ustadz Husain-
Penuh kenikmatan karna ruang hampa dalam diri sudah terisi. Karomah maknanya
kita memiliki kemuliaan. Dan dalam pernikahan itu banyak hikmah yang bisa diambil,
banyak pembelajaran yang bisa mendewasakan kita.
-Ustadz Cahyo-
Misalnya, orang yang sekaya apapun yang menjual pulau atau menjual apapun itu
merasa hidup meraka tidak cukup. Seperti sabda Rasulullah yang menyatakan bahwa
jika manusia dikasih satu gunung emas lalu dua gunung emas maka mereka itu tidak
akan pernah merasa cukup kecuali sampai kemudian tanah itu memenuhi mulut
mereka. Berarti ini berkaitan dengan kematian. Maka jika sudah begini, alarm kita ya
kematian. Dengan senantiasa mengingat mati maka InsyaAllah kita akan merasa
cukup di dunia ini.
Contoh Abu Dzar Al-Ghifari dan Abdurrahman bin Auf. Keduanya itu qanaah (cukup)
walaupun memang kondisi hidupnya beda. Abu Dzar Al-Ghifari secara ekonomi
secara harta tidak punya sama sekali sedangkan Abdurrahman bin Auf miskin saja
tidak bisa alias hartanya berlimpah. Jadi merasa cukup itu tidak dapat diukur dari
segi ekonomi melainkan dari hati.
Hawariyyun
Hedonisme Bukan Lifestyle
Selama-lamanya Islam itu tidak akan pernah bangkit apabila kita sebagai muslim
hidup menerapkan prinsip hedonisme. Hidup dengan bergelimang harta bukanlah
lifestyle Rasulullah SAW dan para sahabat yang menyedekahkan hartanya untuk
membantu agama Allah SWT untuk keperluan umat.
-Hawariyyun-
Kalau memiliki kelebihan harta jangan sampai hedon. Jangan sampai ada penyakit
al-wahn dalam hati kita yang mana cinta dunia dan takut mati.
-Ustadz Weemar-
Rasulullah SAW anak bangsawan, beliau tahu perihal kekayaan. Kakek beliau kaya
raya. Tapi bukan berarti Rasulullah SAW membenci itu. Cara agar tidak menjadi
budak dunia itu berarti harus tidak memiliki apa-apa adalah sebuah mindset yang
salah. Sering-seringlah temui orang lain yang memiliki kondisi ekonomi yang berbeda
dengan kita. Dengarkan curahan hari mereka tentang tantangan dan permasahalan
dalam kehidupan ini. Dengan begitu kita akan tahu bahwa apa yang kita pikirkan
tentang dunia itu berbeda dengan apa yang mereka rasakan tentang dunia. Lalu
kalau kita memiliki kelebihan harta maka yang penting adalah kita berfikir apa yang
harus kita lakukan. Bagaimana kelebihan itu agar tidak memberatkan kita ketika
kelak di akhirat. Misalnya kita sedekahkan, kita wakafkan dan sebagainya. Intinya
kita manfaat agar menjadi sesuatu yang berguna.
-Ustadz Weemar-
Hawariyyun
Tugasnya Khalifah adalah untuk menjaga bumi. Jadi, step pertama untuk menjadi
Khalifah bisa dimulai dari mengurangi sampah, Less Waste. Dimulai dari hal-hal
terkecil.
Ustadz Felix
Jika seseorang lebih suka menjadi second leader daripada menjadi main leader yang
dalam bahasan ini adalah Khalifah dan ternyata someday orang itulah yang ditunjuk
menjadi main leader, dianggap layak untuk memimpin, maka ya Sami'na Wa Atho'na,
tidak perlu menolak, there is no esxcuse, cukup jalankan amanah tersebut dengan
penuh tanggung jawab.
-Fuadhnaim-
Ustadz Cahyo
Jangan terlalu mengagumi teori-teori barat seperti Introvert Extrovert sehingga
akhirnya menjudge ke diri kita bahwa kita A bahwa kita B dan sebagainya. Karena
dengan itu justru secara tidak langsung membatasi ruang gerak kita. Kalaupun
seseorang dikatakan Introvert kemudian dia memiliki sebuah tujuan besar misalnya
berdakwah dan Introvert-nya itu malah menghalanginya maka yang harus dilakukan
orang itu adalah belajar bersosialiasi. Keluarlah dari zona nyaman Introvert. Jangan
terkukung oleh label Introvert dan malah pasrah berdiam diri.
Fokuslah pada tujuan dan apa yang dibutuhkan oleh tujuan itu.
-Ustadz Cahyo-
Fuadhnaim
Comfort Zone in Dakwah
Kalau kita Introvert dan ingin berdakwah tapi kita takut untuk berinteraksi dengan
orang lain maka itu bukanlah perkara bisa atau tidak bisa melainkan perkara nyaman
atau tidak nyaman. Tetapi, perlu diingat bahwa dakwah itu bukan karna nyaman
melainkan sebuah kewajiban. Lihatlah dakwah Rasulullah SAW, apakah terlihat
nyaman saat yang dihadapi adalah cacian, hinaan, perlakukan buruk, lemparan batu
bahkan kotoran hewan, yang dihadapi Rasulullah SAW itu lebih nggak nyaman lagi
sebenarnya. Tapi kenapa Rasulullah SAW tetap berkdawah? Karena itu perintah
Allah SWT.
Ustadz Husain
Teori Erving Goffman menyatakan bahwa relasi sosial itu sebenarnya adalah
panggung. Stage pasti punya backstage. Jadi ibaratnya, backstage adalah sisi
kesendirian atau sisi gelap. Stage atau panggung manusia itu beragam. Ada kalanya
harus berhadapan dengan istri sebagai audience maka ini adalah panggung seorang
suami. Ada panggung yang mana dia berlaku sebagai ayah karena audience-nya
adalah anak-anaknya. Ada panggung yang dia menjadi warga karena audience-nya
adalah tetangga. Nah, disetiap panggung seseorang akan berlaku berbeda sesuai
peran. Ada istilah demam panggung yang berarti itu merupakan bentuk bahwa
seseorang mulai ingin mengadaptasi sesuatu yang ada disitu.
Ustadz Felix
Menurut teori habits, jika kita sudah terlalu lama berdiskusi dengan diri sendiri maka
kita jadi agak males dan agak sulit berinterkasi dengan manusia yang lain. Maka
solusinya go out and play. Kemudian bisa istirahat. Seperti pada satu kasus di Jepang,
penyakit hikikomori. Hikikomori ini sudah diakui sebagai penyimpangan mental. dia
enggak mau berhadapan dengan orang lain, menyendiri atau membatasi diri. Maka
satu satunya jalan adalah minta dia keluar dari kamar untuk melihat sinar matahari
lalu bertemu dengan orang. Awalnya memang menakutkan. Awalnya memang susah
tapi perlahan secara bertahap yang menderita hikikomori bisa mmebuat smaller
grup. Bisa curhat dan sharing disana. Berinteraksi dan segala macam. Sehingga
barulah mereka normal sebagai seorang manusia. Semua bisa diawali dengan
merubah pola pikir. Jangan membiasakan diri untuk insecure ataupun overthingking
terhadap orang lain.
9. Belum ada pertanyaan
Ustadz Husain
Kita hidup dalam ruang komunikasi simbolik. Dibutuhkan kepekaan agar paham.
Simbol itu hanyalah wujud yang dimaknai beragam. Tidak adanya pertanyaan itu
bukan berarti tidak ada masalah. Justru malah kadang-kadang ada akumulasi
masalah yang besar sehingga tidak mampu berkata-kata lagi.
Ustadz Weemar
-Ustadz Weemar-
Kalau memang sekarang belum punya pertanyaan maka sebaiknya dicari daripada
nanti semua pertanyaan penting itu akan muncul di momen yang sudah hampir
terlambat yang mana bisa membuat setres, insecure, karena bingung bagaimana
cara dapat jawaban dengan kondisi dan waktu yang sempit. Akhirnya kita menjadi
kacau nggak karu-karuan karena belum menyiapkan apa-apa
Ustadz Felix
-Ustadz Felix-
Tetapi berpikir rumit tidak boleh dilanjutkan dengan action yang rumit. Jadi, berpikir
rumit tapi aksinya harus simple, jangan sebaliknya. Karena kalau kita simple dalam
pemikiran maka aksinya akan rumit akan repot tapi kalau kita rumit dalam pemikiran
InsyaAllah aksinya akan mudah karena semua sudah terencana sudah ada
perhitungannya jadi tinggal go on aja tinggal beraksi begitu.