Anda di halaman 1dari 16

KONSEP FARMASI SOSIAL

Oleh: Dr. Syofyan, M.Farm, Apt/ PSPA UNAND

PROFIL LULUSAN

1. Care Giver
Seorag apoteker harus mampu memberikan pelayanan terbaik sebagai
bentuk perhatian kepada pasien yang harus terintegrasi dan
berkelanjutan dengan sistem pelayanan kesehatan dan professional
kesehatan lainnya

2. Decision Maker
Ketepatan, efikasi, keamanan, biaya yang efektif (cost-effective) dan
penggunaan sumber daya (seperti anggota, obat-obatan, bahan kimia,
peralatan, prosedur, dan praktek) harus menjadi fondasi pada
pekerjaan apoteker. Dalam tingkatan lokal dan nasional, farmasis
memainkan peranan dalam mengatur kebijakan pengobatan. Untuk
mencapai tujuan ini dibutuhkan kemampuan untuk mengevaluasi,
mensintesis data dan informasi serta memutuskan tindakan yang
tepat.

3. Communicator
Apoteker berada pada posisi yang ideal sebagai penghubung antara
dokter (pembuat resep) dengan pasien, dan untuk menginformasikan
kesehatan dan obat-obatan kepada masyarakat. Apoteker harus
mempunyai pengetahuan dan kepercayaan diri dalam berinteraksi
dengan para professional kesehatan dan masyarakat. Harus
mempunyai kemampuan komunikasi yang melibatkan verbal, non-
verbal.

4. Leader
Dalam lingkup multi disiplin (misalnya dalam suatu tim), seorang
apoteker harus dapat menjadi pemimpin dalam memelihara
kesejahteraan pasien dan masyarakat

5. Manager
Apoteker harus mempunyai kemampuan untuk mengatur sumber daya
(manusia, fisik, dan finansial) serta informasi secara efektif.

1
6. Life-long Learner
Seorang apoteker harus selalu meningkatkan pengetahuan serta
kemampuannya sesuai dengan perkembangan zaman.

7. Teacher (educator)
Seorang apoteker mempunyai tanggung jawab untuk membantu
dalam pendidikan maupun pelatihan bagi generasi apoteker di masa
yang akan datang

8. Researcher
Seorang apoteker harus mampu melakukan riset dalam rangka
pengembangan ilmu pengetahuan kefarmasian.

9. Entrepreneur
Seorang apoteker harus selalu memiliki daya juang untuk
mengembangkan diri dalam usaha peningkatan kesejahteraan diri
sendiri dan masyarakat lainnya.

10 STANDAR KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA (SKAI)

1. Praktik kefarmasian secara profesional dan etik (Fokus Personal)


2. Optimalisasi penggunaan sediaan farmasi (Fokus Pasien)
3. Dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan (Fokus Pasien)
4. Pemberian informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan (Fokus
Pasien)
5. Formulasi dan produksi sediaan farmasi (Fokus Pasien)
6. Upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat (Fokus Populasi)
7. Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan (Fokus
Sistem/Management)
8. Komunikasi efektif (Fokus Personal)
9. Keterampilan organisasi dan hubungan interpersonal (Fokus
Sistem/management)
10. Landasan ilmiah dan Peningkatan kompetensi diri (Fokus Personal)

2
BLUEPRINT UKAI OSCE
Kompetensi Yang 1. Pengumpulan data & informasi
Diujikan 2. Penetapan masalah
3. Penyelesaian masalah
4. Pencatatan & pelaporan
5. Komunikasi efektif
6. Sikap & perilaku profesional

Kategori Praktik 1. Perancangan sediaan farmasi (R&D)


Kefarmasian 2. Produksi sediaan farmasi
a. PS (12,3) 3. QC/QA
b. SBA (4,5) 4. Perencanaan/pengadaan/penerimaan
c. CS (6,7,8,9) 5. Penyimpanan/penyaluran/pemusnahan
6. Pelayanan obat tanpa resep (swamedikasi)
7. Skrining resep/analisis DRP
8. Compunding produk nonsteril/steril
9. Dispensing(KIE)/Monev efektivitas terapi/ESO

3
IAI APOTEKER
Needs
PRODUKSI DISTRIBUSI PELAYANAN
Characteristic
Model
KEMENKES PRODUSEN Promkes
DISTRIBUTOR SARANA KONSUMEN/
DINKES IF PBF
HANDAY
Predisposing
KEFARMASIAN PASIEN SEHAT
A, RS, PUS,factors
TOB
ANI

CPOB CDOB SPK

BPOM OBAT
EFICACY SAFETY QUALITY

Gambar 1 Praktek Kefarmasian menurut UU Kesehatan No. 36/2009 dan PP No.51/2009

5
BIOSPHERE

NATION

CULTURE
FARSOSIAL
FOKUS PERSONAL (K1,8,10)

COMMUNITY
IAI APOTEKER FOKUS POPULASI (K6)

Needs KELUARGA
PRODUKSI DISTRIBUSI PELAYANAN FARKLINIS
Characteristic
Model
KEMENKES PRODUSEN Promkes
DISTRIBUTOR SARANA KONSUMEN/
DINKES IF PBF
HANDAY
Predisposing
KEFARMASIAN PASIEN SEHAT
A, RS, PUS,factors
TOB
ANI
FOKUS SISTEM (K7,9) ORGAN FOKUS PASIEN (K2,3,4,5)
CPOB CDOB SPK
SEL

FARSAINS
MOLEKUL
BPOM OBAT
EFICACY SAFETY QUALITY
ATOM

TEKFAR

Gambar 2 Praktek Kefarmasian dan Konsep Pendidikan Kefarmasian

6
IAI APOTEKER
Needs
A-K?
A-P? A-D? A-S? Characteristic
Model
KEMENKES PRODUSEN Promkes
DISTRIBUTOR SARANA KONSUMEN/
DINKES IF PBF
HANDAY
Predisposing
KEFARMASIAN PASIEN SEHAT
A, RS, PUS,factors
TOB
ANI

O-P? O-D? O-S?


O-K?
BPOM OBAT
EFICACY SAFETY QUALITY

Gambar 3 Praktek Kefarmasian dan Permasalahannya


FARMASI KLINIS MENURUT SPK
Apotik Rumah Sakit Puskesmas

Pengkajian resep Pengkajian dan pelayanan resep pengkajian resep, penyerahan Obat, dan
pemberian informasi Obat

Dispensing
Penelusuran riwayat penggunaan
obat
Rekonsiliasi obat
PIO PIO PIO

Konseling Konseling Konseling


Visite Ronde/visite
Home pharmacy care
PTO PTO PTO

MESO MESO Pemantauan dan pelaporan ESO

EPO EPO

Disensing sediaan steri

PKOD
PENGELOLAAN OBAT MENURUT SPK

Apotik Rumah Sakit Puskesmas

Pemilihan

Perencanaan Perencanaan Perencanaan

Pengadaan Pengadaan

Permintaan

Penerimaan Penerimaan Penerimaan

Penyimpanan Penyimpanan Penyimpanan

Pendistribusian Pendistribusian

Pemusnahan Pemusnahan dan Penarikan

Pengendalian Pengendalian Pengendalian

Pencatatan dan Pelaporan Administrasi Pencatatan, pelaporan dan


pengarsipan
Pemantau dan evaluasi pengelolaan

9
Bahan kajian Farmasi Sosial/Komunitas:

1. Farmakoepidemiologi
a. Jenis penelitian dan analisis data
b. Insiden dan prevalensi
c. Odd (Rasio)/Odd Ratio dan Risk (Proporsi)/Risk Ratio
2. Farmakoekonomi
a. OGB vs OGM
b. Perhitungan perencanaan obat
3. Farmakovigilans
a. Keamanan obat
b. MESO
4. Pengelolaan/manajemen obat
a. SPK pengelolaan obat di sarana kefarmasian
b. Formulariun Nasional
5. Promosi kesehatan
a. Promkes non obat
b. Promkes obat (POR/Dagusibu obat)
6. Perilaku kesehatan
a. Determinan kesehatan
b. Teori perilaku kesehatan
1) Teori Skiner
2) Teori Green
c. Masalah dalam kefarmasian
1) Apoteker – Apotek/rumah sakit/puskesmas
 Kehadiran
1) Apoteker – Pasien
 Pelayanan obat swamedikasi
 Pelayanan obat resep
2) Obat – apoteker
 Pengetahuan/Update tentang obat
3) Obat – pasien
 Medication errors/Patient savety
 DRP
 ADE/ADR
 Insiden obat/Harm
 Drug abuse
 Drug misuse
4) Obat – apotek/rumah sakit/puskesmas
 Pengelolaan obat narkotika/psikotropika
 Pengelolaan obat keras dan OTC
10
5) Obat – distributor
 Apotek panel
6) Obat – produsen
 Iklan obat
7. Kesehatan kerja/lingkungan
a. Kesehatan kerja
b. Kesehatan lingkungan
8. Sistem informasi kesehatan
a. E-catalog
b. E-purchasing
c. E-prescribing
d. dll
9. Kegawatdaruratan/kebencanaan
a. Keracunan obat
b. Farmasi kebencanaan
10. Kebijakan/regulasi dan etik
a. Per-UU Kesehatan
b. Kode etik
c. Pengelolaan obat public (BPJS/JKN)
11. Farmasi edukasi
a. Kelompok keilmuan (PS, SBA, CS)
b. Uji kompetensi (UKAI CBT/OSCE)

11
CATATAN PENTING PERKULIAHAN

INSIDENS: KASUS BARU  Insiden Kumulatif (IK)= Jumlah kasus


baru/jumlah yang beresiko
PREVALENSI (P): KASUS BARU DAN LAMA = Jumlah kasus baru dan
lama/total populasi

Pada awal tahun 2019 di daerah X memiliki populasi 1000 orang (400 kali-laki,
600 perempuan). Dilaporkan di antara penduduk terdapat 50 orang (10 laki-laki,
40 perempuan) yang mengalami DBD. Selama 1 tahun masa pengamatan hingga
awal 2020 ditemukan 10 orang (2 laki-laki, 8 perempuan) penderita DBD baru.
Jumlah penduduk relative stabil dari waktu ke waktu dalam 1 tahun tersebut.

Tentukan IK dan P kejadian DBD awal tahun 2020


Jawab:

Yang beresiko laki-laki: 400-10 = 390


Yang beresiko perempuan : 600-40 = 560
Total yang beresiko: 950

IK = 10/950 x 100%
P = 60/1000 x 100%

Berapa nilai R, Resiko relative (RR) dan O, Odds Ratio (OR) kejadian DBD awal
tahun 2020 pada laki-laki dibandingkan perempuan?
Jawab:
Awal tahun ditemukan 10 kasus baru (2 laki-laki, 8 perempuan) dari 950 (390
laki-laki, 560 perempuan) yang beresiko

12
Kasus baru Tidak ada kasus Total
Laki-laki 2 388 390
Perempuan 8 552 560
Total 10 940 950

Resiko laki-laki : 2 kasus diantara 390 orang (1 didalam 195) ;


Resiko perempuan 8 kasus diantara 560 orang (1 didalam 70)
Resiko (R) pada laki-laki = 2/390
Resiko (R) pada perempuan = 8/560
RR = R laki-laki / R perempuan = 2/390 / 8/560 = 0,3590

RESIKO = PROPORSI (jumlah kejadian/jumlah total kejadian dan tidak kejadian)


RESIKO RELATIF (RR) = membandingkan 2 resiko

Kasus baru Tidak ada kasus Total


Laki-laki 2 388 390
Perempuan 8 552 560
Total 10 900 950

Odds pada laki-laki: 2 kasus dibandingkan 388 orang (1 terhadap 194)


Odds pada perempuan: 8 kasus dibandingkan 552 orang (1 terhadap 69)
Odds (O) pada laki-laki = 2/388
Odds (O) pada perempuan = 8/552
Odds Rasio (OR) = 2/388 / 8/552 = 0,3557

ODDS = RASIO (Jumlah kejadian/jumlah tidak terjadi)


ODDS RATIO = Membandingkan 2 odds

RR  PROPORSI
APLIKASI: INSIDEN PADA KELOMPOK TERPAPAR/TIDAK TERPAPAR

BARIS: E = Exposure (Paparan)


KOLOM: D = Disease (insiden)
BARIS X KOLOM = E X D = 2X2
D+ D-
E+ A B
E- C d
Insiden pada kelompok terpapar (E+) = a/(a+b)
Insiden pada kelompok tidak terpapar = c/(c+d)
Resiko Relatif (RR) = a/(a+b) / c/(c+d)
13
OR  RASIO
APLIKASI: PADA KOHORT DAN CASE CONTROL

PADA COHORT (awalnya belum ada kejadian, kemudian satu kelompok


diberi paparan dan satu kelompok lain tidak diberi paparan, setelah itu
hitung berapa angka kejadiannya dalam rentang waktu yang diamati?)

CONTOH: Untuk melihat pengaruh persepan AB betalaktam terhadap


kejadian resistensi. Pasien ISPA, satu kelompok diberi AB betalaktam dan
kelompok lain tidak diberi AB betalaktam
HITUNG: odds kejadian pada KELOMPOK TERPAPAR DAN TIDAK
TERPAPAR

14
D+ D-
E+ Terpapar a B
E-Tidak Terpapar c D
Odds pada E+ = a/b
Odds pada E- = c/d
Odds Ratio (OR) = a/b / c/d

PADA CASE CONTROL (awalnya sudah ada kejadian sebagai kasus, dan
ditentukan kelompok lain sebagai control, kemudian ditelusuri
kebelakang riwayat terpapar atau tidaknya kedua kelompok terhadap
suatu faKtor resiko)

CONTOH: Hubungan antara tuberculosis anak dengan pemberian


vaksinasi BCG
HITUNG: odss terpapar faktor resiko pada KELOMPOK KASUS DAN
CONTROL

D+ KASUS D- KONTROL
E+ a b
E- c D
Odd pada E+ = a/c
Odd pada E- = b/d
Odds Ratio (OR) = a/c / b/d

15
Uji statistik UNIVARIAT
Jika data terdistribusi normal: ukuran tengah = Mean (SD)
Jika data tidak terdistribusi normal: ukuran tengah = Median (Min-max)

Uji Statistik BIVARIAT


Variabel I Variabel II Jenis uji statistik yang
digunakan
Katagorik ↔ Katagorik - Kai kuadrat
- Fisher Exact
Katagorik ↔ Numerik - Uji T Independen
(Mann Whitney U)
- Uji T dependen
(Wilcoxon)
- Anova 1 arah
(Kruskal Wallis H)
Numerik ↔ Numerik - Korelasi
- Regresi

16

Anda mungkin juga menyukai