Apt. Dra. ISMIRNI, M.PH.

(WAKIL KETUA MKEAI D JABAR PERIODE 2022-2026)

PENGALAMAN KERJA :
1.Tahun 1990 – 1997 Kepala Instalasi Farmasi
di RSUD Batusangkar Tanah Datar Sumbar
2.Tahun 1998 – 2001 Staf Seksi Makanan
Minuman dan Narkoba Kanwil Depkes
Provinsi Jawa Barat
3.Tahun 2001 – 2010 Staf di Dinkes Provinsi
Jawa Barat
4.Februari s.d Mei 2010 Kepala Seksi
Lingkungan Kerja di Balai Kesehatan Kerja
Dinkes Provinsi Jawa Barat
5.Mei 2010 s.d Feb 2014 Kasubbag
Keuangan Dinkes Prov Jabar
6.Feb 2014 – Feb 2015 Kepala Balai
Kesehatan Kerja Dinkes Prov Jabar
7.Feb 2015 – Feb 2018 Kepala Balai
Kesehatan Paru Dinkes Provinsi Jawa Barat
8.Feb 2018 s.d Des 2020 Kepala Bidang
Sumber Daya Kesehatan Dinkes Prov Jabar
MATERI WORKSHOP PD IAI JABAR

KODE ETIK
APOTEKER
MKEAI Daerah
IAI Jawa Barat
Periode 2022-2026
 ETIK & DISIPLIN
PRAKTIK KESEHATAN
-- KODE ETIK --
KUMPULAN TATA NILAI
(Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak)
-- ORGANISASI PROFESI --

-- DISIPLIN --
Disiplin: merupakan sikap taat dan patuh
terhadap nilai-nilai yang dipercaya, yang
merupakan tanggung jawabnya
( KONSIL TENAGA KESEHATAN INDONESIA )
 PRAKTIK & KINERJA MANUSIA
DILATARBELAKANGI oleh:
(cognitive domain) Knowledge
(psychomotor domain) skill (practice)
(affective domain) Attitude

PERILAKU MANUSIA
adalah tindakan/aktivitas dari manusia itu sendiri yang dapat diamati
secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak dari Luar.

KODE ETIK (BUDAYA)

Alat Ukur
HARAPAN IAI TERHADAP APOTEKER INDONESIA

DALAM MELAKSANAKAN
PRAKTIK KEFARMASIAN

MAKSUD IAI:
(Pasal 9 AD IAI)

MEWUJUDKAN
APOTEKER YANG PROFESIONAL

Sehingga mampu:
Meningkatkan Kualitas Hidup
Sehat bagi Setiap Manusia
 ROADMAP PROFESI APOTEKER
MEWUJUDKAN APOTEKER PROFESIONAL

“Organisasi Profesi IAI” Kemenkes

JAMINAN MUTU PRAKTIK APOTEKER
PRAKTIK APOTEKER
(Meningkatkan & FASILITAS
Mengembangkan KEFARMASIAN
Praktik Apoteker) (Ranah Pengabdian Profesi)
A KONSIL &
T KOLEGIUM
O
G
G
N k
A a l i
n B
Kemenristek Dikti
p a
PEMBENTUKAN KOMPETENSI
Um
PT FARMASI
(Pendidikan & Pengajaran)
 AZAS PRAKTIK PROFESI
DI INDONESIA
Tenaga Kesehatan yang telah
ditempatkan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan wajib melaksanakan tugas
sesuai dengan
KOMPETENSI & KEWENANGAN-nya.
 INTEGRASI KOMPETENSI & KEWENANGAN
DALAM PRAKTIK KEFARMASIAN APOTEKER
FASILITAS Kompetensi:
PRODUKSI PEMBUATAN, PENGELOLAAN,
& PENGEMBANGAN
Sediaan
Kewenangan: Kewenangan:
Farmasi SIPA (Produksi; SURAT IZIN
QC & QA ) INDUSTRI

FASILITAS Kewenangan:
FASILITAS Kompetensi: SIPA

KEFARMASIAN PENGELOLAAN DISTRIBUSI Kewenangan:

Kefarmasian SURAT IZIN PBF

Kewenangan:
SIPA
FASILITAS Kompetensi:
PELAYANAN PENGELOLAAN &
Kefarmasian PELAYANAN
Kewenangan:
SURAT IZIN (Apotek-
Klinik-RS- Puskesmas)
Isa.63.kota@gmail.com
 KOMPETENSI
PRAKTIK APOTEKER DI INDONESIA
ADALAH: (Ps 145 (2) UU 17/2023)
1.PRAKTIK PRODUKSI SEDIAAN FARMASI:
 Pembuatan  termasuk pengendalian mutu,
pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, penelitian
dan pengembangan;
2.PRAKTIK PENGELOLAAN KEFARMASIAN
3.PRAKTIK PELAYANAN KEFARMASIAN
Praktik Praktik Apoteker,
Apoteker, di
di FASILITAS
FASILITAS PENGELOLAAN
PRODUKSI SEDIAAN
KEFARMASIAN
FARMASI
KOMPETENSI PRAKTIK KEFARMASIAN (APOTEKER) DI INDONESIA
( RPP amanah UU No. 17 Th. 2023 Tentang Kesehatan )

ATTITUDE (Sikap)
KOMPETENSI
KEFARMASIAN:
1
Produksi Sediaan
Farmasi
2
Pengelolaan
Kefarmasian
3
Pelayanan Kefarmasian
KNOWLEDGE
(Ilmu & Pengetahuan)
SKILL
(Keterampilan)
PROSES PEMBENTUKAN KOMPETENSI
PENDIDIKAN (EDUCATION)

SEKOLA
H PT
Belajar-
KNOWLEDGE Mengajar
(Kognisi)

Praktek

SKILL Kerja
(Psikomoto
rik)
Penghayatan /

ATTITUDE hikmat akan

Nilai-nilai
(Apeksi)

Google Drive: isa.63.kota@gmail.com

KEWAJIBAN DALAM PRAKTIK KESEHATAN
Pasal 274 Huruf a, UU No. 17 Tahun 2023

KMK No. HK.01.07/MENKES/13/2023

Ditetapkan Organisasi Profesi (SK Kongres No. 014/Kongres. IAI/XXI/VI/2022)

Disusun oleh Organisasi Profesi & ditetapkan Oleh Menkes

PMK: Standar Pelkefar di RS, Klinik, Puskesmas, & Apotek

 Dibuat oleh masing-masing Fasilitas Pelkefar

KODE ETIK APOTEKER INDONESIA
SEBAGAI PEDOMAN PRAKTIK KEFARMASIAN APOTEKER INDONESIA

(Kep. Kongres No. 006/KONGRES XXI/IAI/2022)

BUKU KODE ETIK APOTEKER INDONESIA

(KEAI)
TERDIRI DARI 7 BAB 23 Pasal
BESERTA PEDOMAN PELAKSANAANNYA
“” KUMPULAN ASAS ATAU NILAI YANG
BERKENAAN DENGAN AKHLAK “”
 ALUR PIKIR SUBSTANSI KODE ETIK APOTEKER INDONESIA

AREA PENGABDIAN
• Menjaga Potensi • Kolaborasi
BAB IV
Diri sebagai Kwj. dengan saudara
• Landasan Nakes pada kandung
Operasional
TS • Customer-
KEAI Oriented
BAB III BAB VI
BAB I BAB II Kwj.
Kwj. BAB VII
Mukadi Kwj.
Kwj. pada pada SF
Penutup
mah pada Diri &
Umum Pelangg
Sendiri Perbekes
an

BAB V
• Garis Besar Haluan Kwj.
pada
KEAI Nakes
• Ketentuan
• Kolaboratif Nakes dalam Tim sanksi
Kesehatan pelanggaran
• Menjamin & menjaga khasiat, KEAI
mutu, keamanan, legalitas
sediaan farmasi
 MUKADIMAH KODE ETIK APOTEKER INDONESIA

3 Landasan Operasional Pengabdian Profesi Kefarmasian:

(3)
KODE ETIK PROFESI

(1) (2)
NIAT LUHUR SUMPAH / JANJI
(atas Bimbingan TYME) PROFESI
 BAB I: KEWAJIBAN UMUM
Ps. 14 huruf b, PO.007/PP.IAI/1822/XI/2020: Ped. Penilaian dan SPO Keber: Ketum PP IAI, Ketua APTFI,
ART IAI Tata Cara Penanganan Pelanggaran KEAI dan Ketua KFN Tahun 2016

Ps. 1: Menjunjung Tinggi, Menghayati, & Mengamalkan Sumpah / Janji Apoteker:

Ped. 1: Sumpah/janji menjadi landasan moral dlm sikap dan perilaku (praktik)
Ped. 2: Kewajiban yg harus diperhatikan dalam praktik kefarmasian
SUMPAH / a. Jaminan mutu & akses sediaan farmasi
JANJI b. Menjaga rahasia pasien
APOTEKER c. Larangan penyalahgunaan praktik/kompetensi
d. Praktik yg menjunjung martabat dan tradisi luhur kefarmasian
e. Tidak bertindak diskriminatif

Ps. 2: Menghayati & Mengamalkan KEAI sebagai pedoman, petunjuk, &

KODE ETIK standar perilaku praktik Apoteker:
APOTEKER
INDONESIA (KEAI)
Ped. 1: Tidak ada laporan pelanggaran
Ped. 2: Kualifikasi pelanggaran diatur dalam PO
STANDAR
KOMPETENSI Ps. 3: Apoteker berintegritas tinggi, profesional, & bertanggungjawab:
APOTEKER Ped. 1: Praktik sesuai SKAI; Ped. 3: Tidak diskriminatif; dan
INDONESIA (SKAI) Ped. 2: Lulus Ukom; Ped. 4: Memilih risiko paling ringan
BAB II: KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI
 BAB II: KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI

Apoteker
sehat lahir-
batin
(Ped. 1)

Apoteker
Sehat lahir- Kompeten
batin (Ps. 4) (Ped. 3)

Apoteker
Self Evaluated
(Ped. 2)
 BAB II: KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI

Menjaga Sopan-
santun, tutur kata,
& penampilan (Ped. 1)

Perilaku Baik &

Empati
(Ps. 5)

Menunjukan
identitas Profesi
(Ped. 2)
 BAB II: KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI

Seminar,
IPTEK Pertemuan,
& pelatihan
(Ped. 1) (Ped. 2)

Up Date
Kompetensi
(Ps. 6)

SPO
Per-UU Praktik
(Ped. 5)
(Ped. 6)
 BAB II: KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI

Profesional
(Ped. 1)

PRACTICE DOES NOT FOR PROFIT Mematuhi

(Praktik bukan Mengutamakan Keuntungan, tapi
Jasa Profesi
Layanan Kemanusiaan)
(Ps. 7) (Ped. 3)
(Ps. 174 (2) UU No. 17 Thn.
2023 Tentang Kesehatan)
Tidak memuji
diri sendiri /
promosi
(Ped. 2)
 BAB II: KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI

Niat &
Perbuatan Baik
(Ped. 1)

Peduli, Jujur,
TELADAN & Santun
(Ps. 8) (Ped. 2)

Menjaga
kepercayaan
Masyarakat (Ped.
3)
 BAB II: KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI

Informasi
lengkap, benar, Pendidikan obat
jelas, tegas, masyarakat
relevan, & terkini (Ped. 4)
(Ped. 1)

Elaborasi
APOTEKER kebutuhan
agen KIE pasien
(Ped. 2)
(Ps. 9)

Ter- Dapat via

Dokumentasi media massa
(Ped. 3) (Ped. 5)
BAB III: KEWAJIBAN TERHADAP PENERIMA PELAYANAN/PELANGGAN

Customer-
Centered-Service
 BAB III: KEWAJIBAN TERHADAP PENERIMA PELAYANAN/PELANGGAN

Accountable
(Ps. 10)

(Ped. 1) (Ped. 2) (Ped. 3) (Ped. 4)

Bertanggung Sesuai
jawab Kompetensi Sesuai Sesuai
KEAI Per-UU
 BAB III: KEWAJIBAN TERHADAP PENERIMA PELAYANAN/PELANGGAN

(Ped. 2)
(Ped. 1)
Peduli Pro
pelanggan
HAM
(Ps. 11)
(Ped. 3) (Ped. 4)

Prioritas Kepastian
Kesehatan mutu sediaan
Tertentu farmasi
(Ped. 5)
Dokumentasi
praktik
 BAB III: KEWAJIBAN TERHADAP PENERIMA PELAYANAN/PELANGGAN

Apoteker
Dipercaya
(Ps. 12)

(Ped. 1) (Ped. 2)
Menjaga Hanya membuka
rahasia farmasi rahasia di
& kedokteran pengadilan
 BAB III: KEWAJIBAN TERHADAP PENERIMA PELAYANAN/PELANGGAN

Menghormati
Keberagaman
(Ps. 13)

(Pedoman)
Melaksanakan pelayanan sesuai standar dan
secara tidak diskriminatif
 BAB III: KEWAJIBAN TERHADAP PENERIMA PELAYANAN/PELANGGAN

(Ped. 1) (Ped. 2)

Kolaboratif Penerapan
pasien-apoteker komunikas
Pemberdayaan
i efektif
pasien
(Ped. 3) (Ps. 14) (Ped. 4)
Menghormati Menelaah &
keputusan menimbang
pasien faktor
ketidakpatuhan
pasien
BAB IV: KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN SEJAWAT
 BAB IV: KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN SEJAWAT

Pe Ps. 8 huruf e, AD IAI dan .1:

d
Me d.4: Ps. 14 huruf c, ART IAI) Pe ngan
m nja ubu ik
sej arw ga H ba hip)
aw ns
at a h el a
ti o
&O (R
P

Kesejawatan
(Ps. 15)

d .3: Ko Ped.
Pe inasi mu 2:
o o rd n nik
K ng a ati
de KEAI f
M
OP/
 BAB IV: KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN SEJAWAT

(1) Menasehati sejawat dengan

baik jika melakukan kesalahan

Peduli
(Ps. 16) (2) Melaporkan ke OP (MKEAI D),
jika tidak menerima nasehat
 BAB IV: KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN SEJAWAT

(1)
Menjalin & (4)
memelihara Berbagi
pengalaman
praktik

Kerjasama
(Patnership)
(Ps. 17)

(3)
(2) Saling
Membantu dalam menghargai
pengabdian
BAB V: KEWAJIBAN TERHADAP NAKES LAIN
 BAB VI:
KEWAJIBAN TERHADAP SEDIAAN FARMASI & PERBEKES LAINNYA

PEMBUATAN, PENGELOLAAN & DISTRIBUSI SEDIAAN

FARMASI & PERBEKALAN KESEHATAN LAINNYA
(Ps. 20, Ps. 21 & Ps. 22)
 BAB VII: PENUTUP (Ps. 23)
Seorang Apoteker harus bersungguh-sungguh menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia dalam melaksanakan
praktik kefarmasiannya.
(Ps. 23)

Ped. 1: Praktik harus

atas niat luhur
Ped. 2: Sumpah/janji Ped. 6: Kategori sanksi
Landasan Moral
Ped. 3: KEAI Ped. Ped. 7: Pertimbangan
Perilaku praktik penetapan sanksi

Ped. 4: Legowo
menerima sanksi
 DISIPLIN APOTEKER INDONESIA
PO. 004/ PP.IAI/1418/VII/2014

-- PEDOMAN DISIPLIN --
Disiplin: merupakan sikap taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang
dipercaya, yang merupakan tanggung jawabnya
PELANGGARAN DISIPLIN:
Pelanggaran terhadap aturan-aturan dan/atau ketentuan penerapan keilmuan

PELANGGARAN DISIPLIN,
dapat dalam 3 hal, yaitu:
BENTUKNYA:
1. Melaksanakan praktik Berupa ucapan, tulisan, atau
Apoteker dengan tidak kompeten. perbuatan Apoteker yang
2. Tugas dan tanggungjawab tidak mentaati kewajiban
dan/atau melanggar
profesional pada pasien tidak larangan ketentuan
dilaksanakan dengan baik. disiplin Apoteker.
3. Berperilaku tercela yang
merusak martabat dan
 KOMPONEN PDAI

PEDOMAN DISIPLIN APOTEKER INDONESIA (PDAI)

Terdiri atas:
I. Pendahuluan, mencakup 3 hal pokok, yaitu:
1. Melaksanakan praktik Apoteker tidak dengan kompeten
2. Tugas dan tanggungjawab profesional pada pasien tidak dilaksanakan
dengan baik
3. Berperilaku tercela yang merusak martabat dan kehormaattan Apoteker
II. Ketentuan Umum, terdiri atas 20 butir ketentuan
III. Landasan Formal, terdiri atas 10 landasan
IV. Bentuk Pelanggaran Disiplin Apoteker, terdiri atas 22 butir
pelanggaran
V. Sanksi Disiplin, terdiri atas Peringatan Tertulis, Rekomendasi
Pencabutan, dan Kewajiban Mengikuti Pendidikan
VI. Tata Laksana Penanganan Pelanggaran Disiplin Apoteker
VII. Penutup
 DISIPLIN terkait knowledge & skill….
[ TIDAK KOMPETEN & TIDAK BERTANGGUNGJAWAB ]

1
ADA POTENSI / TERJADI:

Kerusakan atau
Kerugian pada 4
PASIEN /
MASYARAKAT 2

5
 DISIPLIN terkait attitude [PERILAKU TERCELA]
1 (Btr-2)
Membiarkan praktik tanpa
kehadiran/Apoteker pengganti
2 (Btr-3)
Mendelegasikan praktik kepada yg tidak
kompeten
4 (Btr-4)
Keputusan profesional tidak berpihak kpd
Pasien/Masyarakat
17 5
(Btr-6)
BUTIR Tidak melaksanakan SOP
6
(Btr-11)
Praktik dalam kondisi tidak sehat fisik
dan/atau mental
7
 DISIPLIN terkait attitude [PERILAKU TERCELA]
1 1
8
2 6

1 1
9 7
3

1 1
0 4

1 1
1 5
 SINERGITAS & KETERPADUAN PADA PENGAWASAN & PEMBIN
PRAKTIK KEFARMASIAN APOTEKER
SINERGIS & TERPADU PENEGAKAN HU
Terkait Izin dan
Kemenkes & Dinkes
Prop/Kab/Kota Pengendaliannya: P
Fasilitas & Tenaga
Kesehatan
Terkait Izin dan
BPOM & Pengendaliannya : P
Jajaran Sediaan farmasi
(Obat)

PENEGAKAN KEHORMATA
Terkait Kompetensi dan K
MKEAI Pengembangannya:
(MAJELIS KODE ETIK APOTEKER
INDONESIA) Knowledge, Skill & Attitude
 (Kep. Kongres No. 006/KONGRES XXI/IAI/2022)

PENANGANAN PELANGGARAN
KODE ETIK APOTEKER
INDONESIA
 JANGKAUAN PENEGAKKAN ETIK
PADA PRAKTIK KEFARMASIAN APOTEKER
• Dugaan Pelanggaran Tindak
Pidana (SANKSI HUKUM)

• Dugaan Pelanggaran LINGKUP

Adminstratif berkaitan PELANGGAR
dengan Per-UU Kefarmasian AN KODE
(SANKSI ADMINISTRATIF) ETIK

• Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Apoteker Indonesia
(SANKSI PEMBINAAN)
 JENIS PELANGGARAN KODE ETIK APOTEKER
TIDAK SESUAI
“KNOWLEDGE”
KEFARMASIAN
•Teori & kaidah formulasi sediaan
MAL •Teori & kaidah analisis farmasi
PRAKTI •Disiplin Apoteker
•Ketentuan per-UU (UU, PP,
AK SESUAI “ATTITUDE” APOTEKER K
adap Pasien Permen / Kepmen / Perkab, Perda /
KEFARM Pergub / Perbub / Perwalkot, &
adap Sejawat Apoteker ASIAN
adap Tenaga Profesi Kes Lain Naskah Asasi IAI
(MAL
adap Masyarakat/Pemerintah KOMPETENS
I)
adap Organisasi Apoteker
TIDAK SESUAI “SKILL” KEFARMASIAN
•Praktik pengembangan sediaan farmasi
•Praktik pembuatan sediaan farmasi
•Praktik pengelolaan sediaan farmasi
BELUM DAPAT MENENTUKAN •Praktik pelayanan kefarmasian

KATEGORI SANKSI KODE ETIK

APOTEKER
ARAH PENYELIDIKAN DUGAAN PELANGGARAN
1 Jenis Pelanggaran
Per-UU; Disiplin & Kompetensi (Ilmu-
Pengetahuan; Keterampilan; Sikap)

2 Motivasi Pelanggaran
Tidak Tahu-Kurang Perhatian-Kurang Terampil-Lalai-Sengaja

3
Kebutuhan (Need) yang mendorong tindakan
=Materi-Non Materi=
(Tidak Melaksanakan Tanggungjawab)
 PENDALAMAN LATAR BELAKANG (MOTIVASI) PERBUATAN PELANGGARAN
• Unjuk kerja praktik tidak sempurna
• Kinerja pengabdian dikeluhkan

SENGAJA
• Ada/tidak pembelajaran UU & Etika
Kefarmasian di PTF
• Tahun kelulusan dari PTF (relatif lama)
• Kualifikasi relatif PTF
• Riset kefarmasian (relatif baru)
• Teknologi kefarmasian (relatif baru)
• Per-UU (relatif baru) • Perbuatan menyimpang untuk
KURANG tujuan / target tertentu
TERAMPIL

LALAI

• Tidak tepat waktu dalam melaksanakan kewenangan dan

tanggung jawab profesi
KURANG
• Tidak disiplin dan tidak profesional
PERHATIAN

TIDAK
TAHU

• Penguasaan keilmuan kefarmasian sub-standar

• Kurang peduli pada kewenangan dan tanggung jawabnya sebagai Apoteker
• Kurang berdaya dan rendahnya integritas diri sebagai Apoteker

YANG DAPAT MENENTUKAN KATEGORI SANKSI

 ALAT BUKTI LATAR BELAKANG (MOTIVASI) PERBUATAN PELANGGARAN

• Contoh sediaan / kemasan

• Rekaman / foto kegiatan
• Transkrip nilai/sertifikat terkait pengabdian
UU / Etik Apoteker
• Ijazah Apoteker
• Akreditasi/peringkat PTF • Ada potensi keuntungan
• Jurnal ilmiah (pustaka primer) materi / jabatan /
• Tahun penerbitan per-UU prestise
• Lainnya • Ada potensi perbuatan
RAS / diskriminasi
• Terlambat mengurus perizinan
• Terlambat merespon hasil
pengawasan/rekomendasi
• Kehadiran di Fasiltas Kefarmasian rendah

• SKP seminar bagi Apoteker dan TTK

• STRA dan SIPA serta STR dan SIP-TTK
• Kepesertaan / partisipasi dalam kegiatan organisasi / instansi
• Sikap inferior sebagai Apoteker Penanggungjawab Fasilitas
Kefarmasian
 SKEMATIK PENANGANAN PELANGGARAN KEAI
PENGADILAN
NEGERI
MKEAI
PIDANA SANKSI
HUKUM
LOLOS
DAERAH
ADA PENGADUAN
KATEGORI PERTIMBANG
DUGAAN PENANGANAN AN PUTUSAN
PELANGGARAN SANKSI: SANKSI
LEGISLASI & OLEH 1.Motivasi KERUGIAN::
1.Masyarakat;
REGULASI MSKED 2.Akibat yg 2.Profesi; KEAI
(2 ALAT BUKTI YG SAH) ditimbulkan 3.Itikad Teradu

ADMINISTRATIF SANKSI
LOLOS
ADM

PENGADUAN DUGAAN
PELANGGARAN
SANKSI
DISPLIN ADM
LOLOS

NAKES
TINGKATAN
PENGADUAN PUTUSAN KEAI:
DUGAAN 1.Rehabilitasi
PELANGGARAN 2.Sanksi:
• Ringan
KOMPETENSI ADA PENGADUAN DUGAAN • Sedang
PELANGGARAN (KETERANGAN YANG • Berat
DIPERCAYA) • Sangat Berat
 KATEGORI PELANGGARAN & SANKSI
Tdk Berbobot TIDAK ADA
(Deminimis non curat lex)
SANKSI

?
Tdk Tahu
Tidak
Berbobot RINGAN:
Lisan & Tertulis
Kelalaian Berbobot
SEDANG:
Tidak Pembinaan Khusus &
ada Pendidikan
Kurang
Motivasi Perhatian
Berkelanjutan
Pelangaran Adakah
kerugian
Harta/Jiwa
Kurang
Terampil Ada

SEDANG-BERAT:
Tunda & Cabut SIPA
Sengaja
BERAT:
Tunda & Cabut KTA
Google Drive: isa.63.kota@gmail.com
 PILIHAN ANCAMAN SANKSI
▪ Rehabilitasi TDD melanggar KEAI
⮚ Pengembalian nama baik..!!??
▪ Penjatuhan Sanksi  DD
melanggar KEAI
TT & TAK Peringatan &
Pengakuan kesalahan
Tunda/Cabut SIPA
< 6 bln & Magang
K-1 K-2 L/KP/KT &
AKM
Tunda/Cabut SIPA
6-12 bln
T & TAK Kerja sosial
Keterangan:
•DD (Dapat Dibuktikan); TDD (Tidak Dapat
dibuktikan
•T (Tahu); TT (Tidak Tahu)
•L (Lalai); KP (Kurang Perhatian); KT (Kurang
Terampil)
•TAK (Tidak Ada Kerugian); AK (Ada Kerugian);
AKM (Ada Kerugian Materi)
•M (Meninggal); CR (Cidera Ringan); CB (Cidera
Berat)
•KMP (Kehilangan Mata Pencaharian); MKS
(Masalah Kehormatan Sejawat); MKPA (Masalah
Kepercayaan Profesi Apoteker
•CSTR (Cabut STRA); CKTAs (Cabut KTA
Sementara); CKTAt (Cabut KTA Tetap)
Sengaja CKTAs
M/CB/
K-3 K-4 KMP/MKS/
MKPA
(CKTAt)
AK Ggkes / Ggkesel / Ggkehor;
CR; & GgkeperCKTAs & CSTR
 Kategori Sanksi yang diberikan
Sanksi Etik Ringan:
Min: 1 Kategori-1

Sanksi Etik Sedang:

Min: 1 Kategori-1 + 1 Kategori-2

Sanksi Etik Berat:

Min: 1 Kategori-1 + 1 Kategori-2 + 1 Kategori-3

Sanksi Etik Sangat Berat:

Kategori-4
(Pemberhentian Tetap sebagai Anggota IAI)
PENJELASAN PELAKSANAAN
DISKUSI KELOMPOK

STUDI KASUS
 FORM STUDI KASUS
PENUGASAN DIKLAT JAFUNG APOTEKER

KASUS PRAKTIK APOTEKER

PENDALAMAN KASUS
(Nilai: 10%)
SDM yang melayani SDM pelanggan/pasien
Melayani(v) /
Identitas Tidak Identitas Keterangan
melayani (x)
Apoteker Apoteker
TTK
Non Farmasi
Proses pelayanan Alur pelayanan (standar)
(apa adanya yang terjadi)
Proses (Nilai: 5%) Ket. Alur standar (Nilai: 10%) Ket.

Hal lain terkait pengaduan, untuk melengkapi kasus (Nilai: 5%)

 POKOK PELANGGARAN

Identifikasi Dugaan Pelanggaran Kode Etik Apoteker

Pelanggaran Kode Etik, mencakup: Attitude, Knowledge, Skill (Nilai: 20%)
BAB, Pasal, dan Pedoman Keterangan

Dugaan Pelanggaran Disiplin Apoteker (Nilai: 5%)

Dugaan Pelanggaran Per-UU (Nilai: 5%)

 Motivasi (Tidak tahu Kurang Perhatian Lalai Kurang Terampil Sengaja)

Motivasi (Nilai: 15%) Kebutuhan/Need (Nilai: 5%)

Potensi Kerugian / Kerugian Akibat Pelanggaran

Potensi Kerugian (Nilai: 10%) Kerugian (Nilai: 10%)

Purwakarta, ………………………. 2024

KELOMPOK: …..
Catatan fasilitator:
1. 6.
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5. 10