Anda di halaman 1dari 109

 

PENDAHULUAN 

Dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu


 pesat, maka terasa penting peranan sumber daya manusia yang terdidik sebagai calon tenaga
kerja. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dapat menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi adalah melalui jalur pendidikan mulai dari pendidikan dasar 
hingga pendidikan menengah. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan
kepada siswa mempunyai peranan penting untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh karena itu, matematika sekolah merupakan bagian-bagian matematika yang dipilih guna
menumbuhk
menumbuhkankem
ankembangk
bangkan
an kemampuan-k
kemampuan-kemampu
emampuan
an dan membentuk
membentuk kepribadian
kepribadian siswa
serta berpandu kepada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Dekdikbup, 1!".

#eni
#ening
ngkat
katan
an mutu
mutu pend
pendid
idik
ikan
an matem
matemati
atika
ka ditan
ditanda
daii deng
dengan
an peni
pening
ngka
kata
tan
n hasil
hasil
 pembelajaran matematika. Mutu hasil pembelajaran, matematika ditentukan oleh mutu proses
 pembelajaran matematika. Mutu hasil pembelajaran matematika ditentukan oleh mutu proses
 pembelajaran matematika di kelas atau sekolah. #eningkatan mutu pendidikan matematika
hanya mungkin dicapai melalui peningkatan mutu proses pembelajaran matematika yang
 bermuara pada peningkatan mutu hasil pembelajaran matematika.

$eberhasilan proses dan hasil pembelajaran matematika dipengaruhi oleh berbagai


%aktor
%aktor,, antara
antara lain adalah
adalah guru
guru matemat
matematika
ika dan siswa.
siswa. &al ini diseba
disebabka
bkan
n karena
karena guru
guru
matem
matemati
atika
ka dan
dan siswa
siswa terli
terliba
batt secar
secaraa lang
langsu
sung
ng dalam
dalam kegi
kegiata
atan
n pros
proses
es pembel
pembelaja
ajara
ran
n
matematika. 'uru sebagai subjek yang sangat berperan dalam usaha membelajarkan siswa,
dan
dan siswa
siswa objek
objek yang
yang menj
menjad
adii sasara
sasaran
n pemb
pembela
elajar
jaran
an matem
matemati
atika
ka.. Oleh
Oleh kare
karena
na itu,
itu,
 pelaksanaan kurikulum matematika di depan kelas sangat tergantung kepada kemampuan dan
keterampilan
keterampilan guru matematika
matematika sebagai pengelola proses pembelajaran
pembelajaran matematika. Seorang
guru
guru matema
matematik
tikaa harus
harus mengua
menguasai
sai bahan
bahan ajar matemat
matematika
ika dibaren
dibarengi
gi dengan
dengan pengua
penguasaan
saan
terhadap
terhadap strategi
strategi pembelajaran
pembelajaran matematika. #emilihan strategi pembelajaran
pembelajaran matematika
yang tepat akan mempermudah proses terbentuknya pengetahuan matematika pada diri siswa.

Secara har%iah, kata strategi dapat diartikan sebagai seni melaksanakan stratatem yaitu
siasat atau rencana (Mcleod, 1". Dalam pres%ekti% psikologi, kata strategi berarti rencana
tindakan yang terdiri dan seperangkat langkah untuk memecahkan masalah atau mencapai
tujuan ()eber, 1*". Strategi sebagai prosedur mental yang berbentuk tatanan langkah yang
menggunakan upaya ranah cipta mencapai tujuan tertentu. Dengan mempertimbangkan arti

1
kata strategi tersebut, maka strategi pembelajaran diartikan sebagai sejumlah langkah yang
direkayasa sedemikian hingga untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Syah, 1!".
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak 
dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan (Djamarah dan +ain, ".

Dengan
Dengan memperh
memperhatik
atikan
an arti
arti kata strateg
strategii di atas dan bila
bila dihubu
dihubungk
ngkan
an dengan
dengan
 pembelajaran matematika, maka strategi pembelajaran matematika dapat diartikan sebagai
 pola-pola umum kegiatan siswa dan guru dalam kegiatan proses pembelajaran untuk 
mencap
mencapai
ai kompet
kompetens
ensii pembel
pembelajar
ajaran
an matemat
matematika
ika yang
yang telah
telah ditetap
ditetapkan
kan.. ntuk
ntuk mencap
mencapai
ai
kompetensi pembelajaran matematika yang telah ditetapkan, seorang guru matematika perlu
memperhatikan beberapa hal dalam melaksanakan kegiatan proses pembelajaran matematika.
&al-hal yang dimaksud adalah (1" mengkondisikan siswa untuk menemukan kembali rumus,
kons
konsep
ep atau
atau prin
prinsip
sip dalam
dalam matem
matemat
atik
ikaa melal
melalui
ui bimb
bimbin
inga
gan
n guru
guru agar
agar siswa
siswa terbi
terbias
asaa
melaku
melakukan
kan penyel
penyelidi
idikan
kan dan menemu
menemuka
ka sesuatu
sesuatu,, (" pendek
pendekatan
atan pemecah
pemecahan
an masalah
masalah
merupa
merupakan
kan %okus
%okus dalam
dalam pembel
pembelajar
ajaran
an matema
matematik
tika,
a, yang
yang mencak
mencakup
up masalah
masalah tertut
tertutup,
up,
mempunyai solusi tunggal, terbuka atau masalah dengan berbagai cara penyelesaian, (/"
keteram
keterampila
pilan
n untuk
untuk mening
meningkat
katkan
kan kemamp
kemampuan
uan memecah
memecahkan
kan masala
masalah,
h, memaham
memahamii soal,
soal,
memilih pendekatan
pendekatan atau strategi pemecahan
pemecahan menyelesaika
menyelesaikan
n model dan mena%sirkan
mena%sirkan solusi,
(0" dalam
dalam setiap
setiap pembela
pembelajara
jaran,
n, guru
guru hendak
hendakny
nyaa memperh
memperhatik
atikan
an pengua
penguasaan
saan bahan
bahan ajar 
 prasyarat yang diperlukan, dan (!" dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika
hendaknya memulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (Depdiknas,
/".

Dengan mencermati uraian di atas, maka pembahasan tentang strategi pembelajaran


matematika ini meliputi hakekat matematika, hakekat pembelajaran matematika, teori belajar 
matem
matemati
atika
ka,, meto
metode
de pembel
pembelaja
ajara
ran
n matem
matemat
atik
ika,
a, teor
teorii bela
belajar
jar matem
matemat
atik
ika,
a, dan
dan mode
modell
 pembelajaran matematika.
mat ematika. #ada hakekat matematika dibahas tentang pengertian matematika,
karakt
karakteris
eristik
tik matemat
matematika
ika,, matema
matematik
tikaa sebaga
sebagaii suatu
suatu struktu
struktur,
r, matemat
matematika
ika sebaga
sebagaii suatu
suatu
kumpulan sistem, matematika sebagai suatu kumpulan sistem, matematika sebagai suatu
sistem dedukti%, dan matematika sebagai ratu ilmu. #ada hakekat pembelajaran matematika
dibaha
dibahass tentan
tentang
g penger
pengertian
tian pembel
pembelajar
ajaran
an matemat
matematika
ika,, matema
matematik
tikaa sekola
sekolah,
h, dan proses
proses
 pembelajaran matematika. #ada teori pembelajaran matematika dibahas teori pembelajaran
yang cocok untuk belajar matematika yang meliputi teori belajar tingkah laku, teori belajar 
kogniti%, dan teori konstrukktiisme. #ada metode pembelajaran matematika dibahas tentang
metode
metode ceramah,
ceramah, metode
metode demontrasi,
demontrasi, metode ekspositori,
ekspositori, metode tanya jawab,
jawab, metode
metode drill

2
dan latihan, metode pemecahan masalah, metode laboratorium, metode kegiatan lapangan,
dan metode
metode permaia
permaianan
nan.. #ada
#ada pendek
pendekata
atan
n pembel
pembelajar
ajaran
an matemat
matematika
ika dibaha
dibahass tentang
tentang
 pendekatan spiral, pendekatan dedukti%, pendekatan indukti%, pendekatan intuiti%, pendekatan
in%ormal, pendekatan analitik, pendekatan sintetik, dan pendekatan pembelajaran matematika
realisti
realistik.
k. #ada
#ada model
model pembel
pembelajar
ajaran
an matemat
matematika
ika dibaha
dibahass tentan
tentang
g model
model pembel
pembelajar
ajaran
an
langsung dan model pembelajaran kooperati%.

3
 HAKEKAT MATEMATIKA

2. #engertian Matematika

Dalam mempelajari matematika, wajar bila di antara kita atau mungkin siswa kita ada
yang bertanya 32pakah matematika itu455. ntuk menjawab pertanyaan itu memanglah tidak 
mudah, sama tidak mudahnya dengan seorang buta 3 menggambarkan bentuk gajah6 bila ia
hanya meraba sebagian-sebagian dari tubuh gajah itu. Sewaktu ia meraba kaki gajah mungkin
ia mengatakan bahwa gajah itu seperti tiang rumah atau pohon besar. Sewaktu meraba belalai
gajah mungkin ia mengatakan bahwa gajah itu seperti ular, demikian seterusnya. Demikian
 juga dengan de%inisi matematika. De%inisi dari matematika makin lama makin sulit untuk 
dibuat secara tepat dan singkat. #ara ahli matematika mende%inisikan matematika
 berdasarkan sudut pandang mereka. &ingga kini belum ada kesepakatan yang bulat di antara
mereka membuat de%inisi tentang matematika.

Sujono (1" mengemukakan matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang


eksak dan terorganisasi secara sistematik, matematika adalah bagian pengetahuan manusia
tentang bilangan dan kalkulasi, matematika membantu orang dalam menginterpretasikan
secara tepat berbagai ide dan kesimpulan, matematika adalah ilmu pengetahuan tentang
 penalaran yang logik dan masalah-masalah yang berhubungan dengan bilangan, matematika
 berkenaan dengan %akta-%akta kuantitati% dan masalah tentang ruang dan bentuk, dan
matematika adalah ilmu pengetahuan tentang kuantitas dan ruang. Suherman dan 7inataputra
(1" mengutip pandangan 8ames dan 8ames (19*", 8onson dan )ising (19", )eys dkk.
(10" dan $line (19/" berkenaan dengan istilah matematika. 8ames dan 8ames (19*"
mengemukakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunanm
 besaran, dan konsep-konsep berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak terbagi ke
dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. 8onson dan )ising (19"
mengatakan bahwa matematika adalah pola berpikir dan pola mengorganisasikan. )eys dkk.
(10" mengemukakan bahwa matematika adalah telaahan tentang pola hubungan. $line
(19/" mengemukakan bahwa matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat
sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu untuk membantu manusia
dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam. Soedjadi ("
menyajikan beberapa de%inisi atau pengertian tentang matematika, yaitu matematika adalah
cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik, matematika adalah

4
 pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi, matematika adalah pengetahuan tentang
 penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan, matematika adalah pengetahuan tentang
%akta-%akta kuantitati% dan masalah tentang ruang dan bentuk, matematika adalah
 pengetahuan tentang struktur-struktur ang logik, dan matematika adalah pengetahuan tentang
aturan-aturan yang ketat.

8ika kita mengartikan matematika sebagai ilmu maka matematika adalah salah satu
cabang ilmu yang tersusun secara sistematis dan eksak. #engertian eksak tersebut tidak 
 berarti bahwa matematika eksak secara mutlak, tetapi matematika sebagai ilmu eksak 
daripada ilmu-ilmu sosial dan lebih eksak dan lebih eksak daripada ilmu-ilmu %isik. $arena
 bersi%at eksak maka matematika seringkali disebut sebagai ilmu pasti. 8ika kita menengok 
sejarah perkembangan dari matematika nampak matematika dikembangkan secara ridak 
teratur dalam arti secara berulang dan bahkan boleh dikatakan secara serampangan, secara
sebagian-sebagian, dan secara terus-menerus mengalami perubahan baik metode maupun
isinya. &al ini dikarenakan adanya bermacam alasan orang dalam mengembangkan
matematika, yaitu ada orang yang mengembangkan matematika untuk keperluan penggunaan
di luar matematika, ada orang mengembangkan matematika untuk keperluan matematika
tanpa menghiraukan kegunaannya di luar matematika, sementara ada orang yang
mengembangkan matematika karena menganggap pengembangan sebelumnya kurang
sempurna atau terdapat kelemahan. :epas dari alasan orang mengembangkan matematika,
 produk akhir dari proses itu menunjukan hal yang sangat mengagumkan.

#engetahuan tentang bilangan dan kalkulasinya memasuki semua cabang matematika


 bahkan tidak jarang merupakan titik tolak suatu pengembangan struktur dalam matematika.
Dengan demikian tidaklah salah kalau orang mengatakan bahwa 3berhitung6 itu amat penting
dan mendasar. Di ;ndonesia setelah penjajahan <elanda dan 8epang, digunakan ostilah 3ilmu
 pasti6 untuk matematika. Dalam penyelenggaraan di sekolah digunakan berbagai istilah
cabang matematika, seperti ilmu ukur, aljabar, trigonometri, goniometri, stereometri, ilmu
ukur lukis, dan sebagainya. ;ni berakibat antara lain matematika seolah-olah terkotak-kotak 
yang saling tidak berhubungan sama sekali. #enggunaan kata 3ilmu pasti6 menimbulkan
kesan bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran tentang perhitungan-perhitungan
yang memberikan hasil yang 3pasti6 dan 3tunggal6. &al tersebut dapat menimbulkan suatu
3miskonpesi6 yang pada waktunya harus dapat ditiadakan. 8ustru pembelajaran matematika
yang menekankan kepada mengakti%kan siswa.

5
2pakah suatu pengukuran misalkan pengukuran panjang, pengukuran luas,
 pengukuran kecepatan, dan sebagainya menunjukkan hasil yang tepat4 8awabannya adalah
tidak. <ilangan yang diperoleh sebagai hasil pengukuran itu adalah hanya suatu pendekatan.
;ni berarti bahwa sangat mungkin diperoleh hasil pengukuran yang berbeda satu sama lain
yang mungkin benar semua sesuai dengan keinginan kecermatan si pengukur. Dewasa ini
matematika sudah berkembang sedemikian rupa sehingga tersulit untuk dapat dikuasai
seluruhnya oleh seorang ahli. Matematika yang selama ini dipelajari di jenjang pendidikan
dasar dan menengah masih hanya bertumpu pada logika yang dikotomik serta himpunan
intuiti% yang klasik. Dewasa ini telah berkembang secara luas cabang-cabang matematika
yang tidak lagi hanya bertumpu pada logika dikotomik dan himpuana kalsik, tetapi telah
 bertumpu pada logika non-dikotomik serta himpunan non-klasik.

B.Kar
akt
eri
sti
kMa
tema
tik
a

Bi
l
aki
taper
hat
i
kank
embal
lis
ti
lahmat
emat
i
kay
angdi
kemUk
akandiat
as,t
ern
yat
a

i
st
il
ah mat
emat
i
ka di
defi
nis
ikan t
idak t
erdapats
atu penger
ti
an mat
emat
i
kay
ang

t
unggaldandi
sepakat
iol
ehsemuaahl
imat
emat
ka.Meski
pundemi
ki
andansemua

i
st
il
ahmat
emat
ik
ater
dapatk
arak
ter
ist
iky
angs
ama.Kar
akt
eri
sti
kmat
emat
i
kay
ang

di
maksudadal
ah mat
emat
ika memi
l
ikiobj
ekkaj
i
anyangabst
rak,mat
emat
ika

ber
tumpu pada k
esepakat
an,

mat
emat
i
kaber
pol
api
ki
rdeduk
tif
,mat
emat
i
kamemi
l
ikis
imboly
angk
osongdanar
ti
,

mat
emat
ikamemper
hat
i
k ansemest
apembi
car
aan,danmat
emat
ikakonsi
st
endal
am

s
ist
em.

1.Mat
emat
ikamemi
l
ikiObj
ekAbst
ark

Da
lam ma
temat
i
kaob
jekd
asary
angdi
pel
al
ariad
ala
habs
tra
k,d
iseb
utj
uga

obj
ek ment
al. Obj
ek mat
emat
ika i
t
u mer
upakan obj
ek Pi
ki
ran obj
ek

mat
emat
i
kai
t
umel
i
put
ifak
ta,k
ons
ep,oper
asiat
aur
elas
i,danpr
ins
ip.Das
ar

mat
emat
i
kai
tul
ahdapatdl
sus
uns
uat
upol
adanSt
ruk
turmat
emat
i
ka.

a.Fakt
a

6
Fakt
a ber
upa konvensi
-konvensiyangdi
ungkapdengansi
mbolt
ert
ent
u.

Si
mbi
lbi
langan “
3”secar
aumum sudah di
pahamisebagaibi
l
angan t
iga.J
ika

di
saj
i
kanangka“
3”or
ang sudahdengansendi
ri
nyamenangkap maksudnyayai
tu


ti
ga”
.Sebal
i
kny
abi
l
ases
eor
angmenguc
apk
ank
ata“
ti
ga”deng
ans
endi
ri
nyadapat

di
si
mbol
kandengan“
3”.Fak
tal
aindapatt
erdi
riat
asr
angk
aians
imbol
.Mi
sal
nya“
3+

4”y
angdi
pahamisebagait
i
g at
ambahempat
”.Demi
ki
anj
uga“
3x5=15”adal
ah

f
akt
ayangdi
pahamis
ebaga,‘
t
igak
alil
i
maadal
ahl
i
mabet
as”
.Fak
tay
angagakl
ebi
h

kompl
eksadal
ah,“
3x5=5+5+5=15.Dal
amgeomet
rij
ugat
erdapatsi
mbol
-

s
imb
olt
ert
ent
uya
ngmer
upak
ank
onv
ens
i.Mi
sal
ny I
a“I
”yangber
mak
na“
sej
ajar
”,“
a”

y
angb
ermak
na“
li
ngk
aran
’dans
ebag
ain
ya.Da
lam a
ija
bard
ike
nal(
a,b)s
ebang
at

pa
sang
anbe
rur
utan.

b.Konsep

Konsepadal
ahi
deabst
rakyangdapatdi
gunakanunt
ukmenggol
ongkanat
au

mengki
asi
fikasi
kais
ekel
ompok obj
ek.Apakahobj
ekt
ert
ent
u mer
upakan cont
oh

konsep at
aukah bukan.“
Segi
tga’adal
ah nama suat
u konsep abst
rak.Dengan

konsepi
tuSekumpul
anobj
ekdapatdi
gol
ongkansebagaicont
ohsegi
ti
gaat
aukah

bukan cont
oh.‘
Bil
angan ash”adal
ah nama suat
u konsep yang l
ebi
h kompl
eks.

Di
kat
akanl
ebi
hkompl
eksk
arenabi
l
ang
anas
hter
dir
iat
asban
yakk
ons
epseder
hana

y
alt
ubi
l
angal“
sat
u’
,“dua’
,“t
iga”
,dans
eter
usny
aDal
am mat
emat
i
kat
erdapatk
onSep

y
angamatPent
i
ngy
ait
u“f
ungs
i”,“
var
iabel
”,dan“
kons
tant
a”.Kons
ept
ers
ebuts
eper
ti

ha
lny
aden
gar
ibi
l
ang
an,t
erd
apa
tdis
emu
aca
ban
gmat
ema
tik
a.Ban
yakk
ons
epl
ai
n

dal
am mat
emat
i
kay
angs
if
atny
alebi
hkompl
eksMi
sal
nya“
mat
ri
ks”“
vek
tor
”,“
group”
,

dan“
ruangmet
ri
k”.

Konsepber
hubunganer
atdengar
idefini
si
.DefinI
siadal
ahungkapan yang

membat
asisuat
ukonsep.Dengan adanyadefini
sior
ang dapatmembuati
l
ust
rasi

7
at
au gambar at
au l
ambang dan k
onsep y
ang di
defini
si
kan.Sehi
ngga menj
adi

semaki
njel
as apa yang di
maksud dengan konsep t
ert
ent
u.Konsep t
rapesi
um

mi
sal
nyabi
ladi
kemukakandal
amdefini
si“
tr
apesi
umadal
ahsegi
empatyangt
epat

sepaSang si
si
nya sejajar’. Konsep t
rapesi
um dapatj
uqa di
kemukakan dengan

defi
nis
ilai
n,mi
sal
ny t
a“r
apes
ium adal
ahSegi
empaty
angt
eil
adifi
kas
ebuahs
egi
t
iga

di
pot
ongol
ehs
ebuahg
ari
sya
ngSej
ajardengans
alahs
atus
isi
nya”
.Kec
tuadefi
nis
i

t
rapes
ium d
iat
asmemi
l
ikii
sik
ataat
aumak
nak
atay
angbe
rbedat
eta
pime
mpu
nya
i

 j
angk
auany
angs
ama.Keduadefi
nis
iIt
udi
kat
akanmemi
l
iki“
int
ens
i”y
angber
beda

t
eta
pime
mil
i
ki“
eks
tens
i”y
ang s
ama.Kes
amaa
n ek
sten
sii
tud
apatd
iuj
ideng
an

per
tanyaan Manakah t
rapesi
um menur
utper
tama y
ang t
i
dak t
ermasuk dal
am

t
rapes
ium me
nur
utd
efini
sik
edu
a,d
an s
ebal
i
kny
a”? Ek
ste
nsis
uat
u defi
nis
iju
ga

ber
art
i“‘
himpunany
angt
ert
angk
apol
ehdefi
nis
iit
u”.Defi
nis
iper
tamadi
gol
ongk
an

dal
am defini
sianal
it
i
syai
tudefini
siyang menyebut
kangenuspr
oksi
mum (
genus

t
erdekat
)dan di
fer
ensi
aspesi
fika(
pembedakhusus)
.Sedangkan defini
sikedua

di
gol
ongkan kepada defini
sigenet
ikyal
tudefini
siyang menyebut
kanbagai
mana

k
ons
epi
t
uter
bent
ukat
aut
erj
adi
.Jeni
sdefi
nis
iket
i
gaadal
ahdefi
nis
idenganr
umus
.

Mi
sai
niy
a,n!=n(
n-1)
!

c
.Ope
rasi

Oper
asiadal
ahpenger
jaan hi
tung,penger
jaan al
jabardan penger
jaan

ma
temat
i
kay
ang l
ai
n.Se
bag
aic
ont
oh,“
penj
uml
ahan
”,p
erk
ali
an”
,“g
abung
an’
,


ir
isan”
.Uns
ur-
uns
ury
angdi
oper
asi
kanj
ugaabs
trak
.Padadas
arny
aoper
asidal
am

mat
emat
i
kaadal
ahs
uat
ufungs
iyal
t
urel
asik
huSuS,k
arenaoper
asiadal
ahat
uran

unt
uk memper
oleh el
emen t
unggaldan sat
u at
au l
ebi
h el
emen yang di
ket
ahui
.

Semest
adanel
emen-
elemenyangdi
ket
ahuimaupunel
emenyangdi
per
olehdapat

sama t
etaptdapatJugaber
beda.El
ement
unggalyangdi
per
olehdi
sebuthasi
l

oper
aSi
,sedangkan sat
uat
aul
ebi
hel
emenyang di
ket
ahUldi
sebutel
emenyang

8
di
oper
aSi
kan.Dal
am mat
emat
ika di
kenalmacam-
macam oper
as’yai
t
u“oper
aSi

uner
’,oper
asibi
ner
,“oper
asit
emerdan sebagal
nvat
ergant
ung dan banyaknya

el
emenyangdi
oper
aSi
kan.penj
uml
ahanadal
ahoper
aSibi
nerkar
enael
emenyang

di
ope
ras
ikanad
adua.T
eta
pi“
akarl
i
ma’a
dal
aho
per
asiun
erk
arenae
lemeny
ang

di
oper
asi
kanhanyasat
u.dal
am hi
mpunan di
kenaloper
asi“
gabungan”adal
ah

oper
asibi
nert
etapi“
komPl
emen”adal
ah oper
asiuner
.ser
ingk
ali oper
asij
uga

di
sebut“
skI
l
l”bi
l
ayangdi
t
ekank
anadal
ahk
eter
ampi
l
an.

d.Pr
insi
p

Pr
ins
iP adal
ah obj
ekmat
emat
ik
aya
ng k
ompl
eks
.Pr
ins
ip dapatt
erdi
riat
as

beber
aPa f
akt
a,beber
aPa konseP yangdi
kai
tkanol
ehsuat
urel
asiat
aupun

oper
asi
.Secar
aseder
hanadapat
l
a hdi
kat
akanbahwa pr
insi
padal
ahhubungan

ant
araber
bagaiobj
ekdas
armat
emat
i
ka.Pr
ins
ipdapatber
upa“
aks
ioma”
,“t
eor
ema”
,


sif
at”dans
ebaganYa.

 2.Mat
emat
maBer
tUmPupadaKesepakat
an

Dal
am mat
emat
ika k
esepak
atan mer
upakan t
umpuan y
ang amatpent
ing.

Kesepakat
anyangsangatmendasaradal
ahaksl
omadankonseppr
imi
t
if.Aksi
oma

di
per
lukan unt
uk menghi
ndar
kanber
put
ar-
put
ardal
am,pembukt
ian.Sedangkan

k
ons
ep p
rimi
ti
fdi
per
luk
an u
ntuk men
ghi
ndab
erpu
tar
-PUt
arda
lam p
ende
fini
si
an.

Aksi
oma j
uga di
sebutsebagaipost
ulatat
aupun pemyat
aan pangkal
.Sedangkan

konsep pr
imi
t
ifyangj
uga di
sebutsebagaiundefinedt
erm at
aupun penger
ti
an

pa
ngk
alt
idakper
ludi
defi
nis
ikan.Bebe
rapaak
siomada
patme
mbe
ntuks
uat
usi
st
em

aksi
oma,yangsel
anj
utnj
adapatmenur
unkanber
bagait
eor
ema.Dal
am aksi
oma

t
ent
uter
dapatk
ons
ep pr
imi
t
ift
ert
ent
u.Dan s
atu at
au l
ebi
hkons
ep pr
imi
ti
fdapat

di
ben
tukk
ons
epba
rume
lal
upen
defi
nis
ian.

9
3
.Ma
tema
ma
tik
aBe
rpol
aPi
kirDe
duk
tif

Dal
am mat
emat
ik
asebagai“
il
mu”hany
adi
t
eri
mapol
aber
pik
irdeduk
tif
.Pol
a

pi
ki
rdeduk
tifs
ecar
aseder
hanadapatdi
kat
akanpemi
ki
ran“
yangber
pangk
aldar
ihal

yangber
sif
atumu
mumdi
ter
apkanat
audi
arahkankepadahalyangber
sif
atkhusus”
.

Pol
api
ki
rdeduk
tifi
nidapatt
erwuj
uddal
am bent
uky
angamats
eder
hanat
etapij
uga

da
patt
erwu
judd
ala
m be
ntuky
angt
i
daks
ede
ran
a.s
ebag
aic
ont
ohs
eor
angs
iswas
d

sudah menger
timaknakonsepper
segi
”yangdi
ajar
kangur
unya.suat
uhar
isi
swa

t
ersebutmel
ihatber
bagaibent
ukpi
gur
ayang t
erdadapatdal
am suat
upamer
an

l
uki
san.Saati
t
udi
adapatmenunj
ukkanpi
gur
ayangber
bent
ukper
segidanyang

bukan per
segi
.Iniber
art
ibahwa si
swa t
ersebutt
elah mener
apkan pemahama
man

umum t
ent
angper
segik
edal
am s
it
uas
ikhus
ust
ent
angpi
gur
a-pi
gur
ater
sebut
.Jadi

s
iswai
tup
adawak
tume
nunj
ukpi
gur
aseba
gaiper
seg
itel
ahmen
ggun
akanp
olap
iki
r

dedukt
ify
ang t
ergol
ong seder
hana. Banyak t
eor
ema
ma dal
am mat
ema
mat
ika yang

di
temu
mukanmel
aluipengama
mat
an-
pengama
mat
ankhusus,mi
sal
nyaTeor
emaPh
ma yt
agor
as.

Bi
l
ahasi
lpengama
mat
ant
ersebutdi
masukkandal
am suat
ust
rukt
ur mat
ema
mat
ika

t
ert
ent
umak
ateor
emay
angdi
t
emuk
ani
tuhar
usdi
buk
tik
ans
ecar
adeduk
tifant
ara

l
aindengan menggunakant
eor
ema d
ma an defini
sit
erdahul
uyangdi
ter
ima sebagai

be
nar
.

4.Mat
ema
mat
ikaMe
Memi
mi
li
kiSi
mbolyangKosongdanAr
ti

Dal
am mat
emat
i
kaj
elast
erl
i
hatban
yaks
ekal
isi
mboly
angdi
gunak
an,bai
k

ber
upa hur
ufat
aupun bukan hur
uf.Rangkai
ansi
mbol
-si
mboldal
am mat
ema
mat
ika

dapat m
me
emb
mbent
uk suat
u modelmat
ema
mat
ika.Modelmat
ema
mat
ika dapat ber
upa

per
sama
maan,per
ti
daksama
maan,bangun geome
met
rit
ert
ent
u,dansebagai
nya.Hur
uf-

hur
ufyangdi
per
gunakan dal
am modelper
sama
maan,mi
sal
nyax+ yzbel
um t
ent
u

be
rmak
naat
aub
erar
tibh
lan
gan.De
mi
mik
ianj
ugat
anda+b
elum t
ent
uber
art
ioper
asi

10
t
amb
mbah unt
uk dua bi
l
angan. M
Ma
akna hur
uf dan t
anda i
t
u t
ergant
ung dan

per
masal
ahanyangme
mengaki
bat
kant
erbent
uknyamo
modeli
t
u .Jadisecar
aumumhur
uf

dant
andadal
am modelx+y=zma
masi
hkosongdanant
i,t
erser
ahkepadayangakan

mema
manf
aat
kan modeli
t
u.Kosong ar
tisi
mbolmaupun t
anda dal
am model
-model

mat
ema
mat
ikai
t
ujust
ru memu
mungki
nkani
nter
vensimat
ema
mat
ikakedal
am ber
bagai

penget
ahuan.

5.
.Mat
ema
mat
ikaMe
Memp
mper
hat
ikanSeme
meSt
aPemb
mbi
car
aan

Sehubungan denganur
aiant
ent
ang kosong ant
isi
mbol
-Si
mboldan t
anda-

t
anda dal
am mat
ema
mat
ika di at
as, menunj
ukk
an dengan j
elas bahwa dal
am

me
nggu
nak
anma
temat
maik
adi
per
luk
ank
eje
las
and
ala
mli
ngk
upa
pamo
del
it
udi
pak
al.

Bi
l
ali
ngk
up p
embi
car
aanb
lan
gar
l,ma
ma
kas
imb
OI
OIs
imb
old
iar
ti
kan b
il
ang
an.Bi
l
a

l
i
ngkup pembi
car
aan t
ransf
ormasi maka si
mbol
si
mbol i
tu di
art
i
k an suat
u

t
ransf
ormaSi
. Li
ngkuP pemb
mbi
car
aan i
t
ulah y
ang di
sebut dengan semest
a

pembi
car
aan.Benarat
ausal
ahat
aupun ada t
i
d aknyapenyel
esai
ansuat
u model

mat
ema
mat
ika s
angat di
t
ent
ukan ol
eh s
eme
mest
a pemb
mbi
car
aan. Dal
am semest
a

per
nbi
car
aan bl
angan bul
at,t
erdapat2x = 5 Adakah penyel
esai
amy
my
a kal
au

di
sel
esai
kans
eper
tibi
asat
anpamenghi
rauk
ans
emes
tany
aak
andi
per
olehhas
ilX=

2,
5.Tet
apikal
ausudahdi
tent
ukanbahwaseme
mest
apembi
car
aannyabi
l
anganbul
at

mak
ajawab  2,
 x = 5 adal
ah sal
ah at
au bukan j
awaban yang di
kehendaki
.Jad

 j ang sesuaid
awaban y idengan seme
mest
anya adal
ah “
tdak ada j
awabannya at
au

pe
nye
les
aian
nyat
idakad
a.Ser
ingj
ugadi
kat
aka
nbahwah
imp
una
npen
yel
esai
ann
ya

adal
ah“
himpunan kosong”
.Dal
amseme
mest
apembi
car
aan vekt
ordibi
dangdat
ar,

t
erdapatmodelx+b=c
.Di
si
n’j
elasbahwahur
uf-
hur
ufy
angdi
gunak
ani
t
uti
dak

da
rti
kan b
il
ang
an,t
etapi h
aru
s d
iar
ti
ka v
ekt
or. Sehi
ngg
a u
ntu
k mene
ntuk
an

penyel
esai
annya di
per
lukan car
a yang ber
beda dengan bi
l
angan. Car
a yang

di
gunakanadal
ahdenganme
menggunakagamb
mbarsebuahsegi
t
iga.

11
6.Mat
ema
mat
ikaKonsi
stendal
am Si
stem

Dal
am mat
ema
mat
ika t
erdapatbanyak Si
st
em.
m.Ada si
st
em y
ang memp
mpunyai

k
ait
ans
atus
amal
ain,t
etapij
uga adas
ist
em y
angdapatdi
pandangt
erl
epass
atu

s
ama l
ai
n.Mi
Mi
saldi
kenalSi
st
em-
sis
tem ai
j
abars
ist
em-
sis
tem geomet
ri
.Si
st
em

ai
j
abardans
ist
em geomet
rit
ers
ebutdapatdi
pandangt
erl
epass
atus
amal
ain,t
etapi

dida
lam Si
st
em a
ija
bars
end
int
erd
apa
tbeb
erap
asi
st
em y
ang l
ebi
hke
cily
ang

t
erk
aits
atus
ama l
ain.Demi
kj
an j
ugad
alam s
ist
em g
eome
tri
,ter
dap
atbe
ber
apa

s
ist
em y
ang k
eci
lya
ng be
rkai
t
an s
atus
ama l
ain.Da
lam a
lj
abart
erda
pats
ist
em

ak
sior
nad
adgr
oup,s
ist
em ak
sio
mad
ma anr
ing
,da
nseba
gaj
nyaMa
sing-
mas
gsi
st
em

ak
sioma i
t
u memi
l
ikik
eter
kai
t
ant
ert
ent
u.De
mi
mik
ianj
ugad
alam s
ist
em ge
ome
tri

t
erdapats
ist
em geomet
rine
tral
,si
st
em geomer
jEuc
li
des
,danSi
Stem geomet
rinon-

Euc
li
des
.Si
st
em geomet
rii
t
umemi
l
ikik
ait
ant
ert
ent
ujuga.Dik
dal
am mas
ingmaSi
ng

s
ist
em dan s
truk
tur
nyai
t
u ber
lak
u dan s
truk
tumy
ater
sebutt
i
dak bol
eh t
erdapat

k
ont
radi
ksi
.Suat
uteor
emak
etaat
anat
auk
ons
ist
ens
iinij
ugadi
kat
akanbahwadal
am

Set
i
ap

at
aupuns
uat
udefi
nis
ihar
usme
menggunak
ani
st
il
ahat
auk
ons
epy
angt
elahdi
t
etapk
an

t
erl
ebi
h dahul
u. Konsi
stensi i
tu bai
k dal
am makna maupun dal
am hal ni
l
ai

kebenar
annya.Kal
aut
elahdi
tet
apkanat
audi
sepakatbahwaa+b=xdanx+y=p

mak
aa+b+yhar
uss
ama
madenganp

T
etapiant
aras
ist
em at
aus
truk
tury
angs
atudengans
ist
em at
aus
truk
tury
ang

l
aint
i
dakmus
tahi
lter
dapatper
nyat
aany
angi
ntens
iny
asal
i
ngk
ont
radi
ksi
.Sebagai

aki
batdan adanyasi
st
em geome
met
riEucl
i
des dan si
st
em geome
met
rlnon-
Eucl
i
des

di
jump
mpaidua per
nyat
aan yang kont
radi
kti
f
.Teor
ema
ma “
Juml
ml
ahbesarSudUt
-sudut

sebuah segi
t
igaadal
ahser
atusdel
apanpul
uhder
ajat
”dal
am si
st
em geome
met
ri

Eucl
i
des.Sedangkant
eor
ema
ma“j
uml
ml
ah besar s
udut
-suduts
ebuahs
egi
t
igaI
ebi
hdan

s
era
tusd
elapa
npul
uhde
raj
at”d
ala
msi
st
emg
eome
trin
on-
Euc
li
des
.Ke
duat
eor
ema
ma

12
i
t
ubenardal
am masi
ng-
masi
ngsi
st
em dan st
rukt
umya.miber
art
lkal
aut
eor
ma


juml
ahb
esars
udut
-sudu
tse
bua
hseg
iti
gaa
dal
ahs
erat
usde
lap
an p
ulu
hder
aja
t”

di
masukkandal
am si
st
em geomet
rinon-
Eucl
i
des akan meni
mbul
kankont
radi
ksi
.

Demi
ki
anpul
ahal
nyat
eor
ema“
Juml
ahbesarsudut
-sudutsebuahsegi
ti
gaadal
ah

s
era
tusde
lap
anpu
luhder
aja
t”d
imas
ukk
anda
lam s
ist
em g
eome
triEu
did
e.Hal
-hal

s
emac
am i
t
ulahy
angt
i
dakdi
ben
ark
ant
erd
apatd
alam ma
temat
i
ka.

C.Mat
emat
ikasebagaisuat
uSt
rukt
ur

Mat
emat
ikadapatpul
adi
pandang sebagaisuat
ust
rukt
urdan hubungan-

hubunganyang mengai
t
k ansi
mbol
-si
mbol
.Pandangani
niber
tol
akdan pemi
ki
ran

dasart
ent
ang bagai
mana mat
emat
ika i
t
u di
susun at
au di
bent
uk dan apa yang

di
susun.Mat
emat
kat
erbent
uksebagaihasi
lpemi
ki
ranmanusi
ayangber
hubungan

dengani
de,pr
osesdan penal
aran(
Ruseffendl
,1980)
.Si
mbolat
aunot
asidal
am

mat
emat
ika mempunyal
iper
anan yang sangatpent
ing.Adanya si
mbol
-si
mbol
,

k
omuni
kas
idani
de-
idedal
am mat
emat
i
kadapatdi
l
akuk
ans
ecar
aef
ekt
ifdanefi
sien.

Namun penl
u di
sadar
ibahwa adanya si
mbol
-si
mboldal
am mat
emat
ika menj
adi

mat
emat
ikasuat
uhalyangabst
rak,kar
ena si
mbolmat
emat
ikapadahakekat
nya

mer
upakan abst
raksidan i
deal
i
sasidan i
de-
ide,benda-
benda,dan hubungan-

hubungan.Dengan demi
ki
an t
ent
unyamat
emat
ikaber
kenaan dengan obj
ekyang

abs
traky
angmer
upak
anhas
ilabs
trak
sldani
deal
i
sas
idani
de-
ide,benda-
bendadan

ol
ehkar
enanyaunt
ukdapatmemahamimat
emat
ikasangatdi
per
hikankemampuan

ber
piki
rabst
rak.Si
mbol
-Si
mboldal
am mat
emat
ikasangatmembant
umemani
pul
asi

at
uranlat
uranat
aur
umus
-rumusy
angber
lak
udal
am s
truk
tur
.At
uran-
atur
anat
au

r
umus-
rumusdal
am mat
emat
ikamer
upakanwuj
uddanket
erkal
tansi
mbolsi
mbol
.

Ter
bent
uknyasuat
ukonsepbar
udal
am mat
emat
ika mel
aluiser
angkai
an

pr
osesber
ikut
,adany
asi
mbol
-Si
mboldal
am mat
emat
ik
adapatdi
l
akuk
ansi
mbol
i
sas
i

13
dani
de-
ide,adan
yas
imboi
l
sas
idapat
kanf
asi
l
it
ask
omuni
kas
idandank
omuni
kas
i

di
per
oeh i
nfor
mas
i-i
nfor
mas
i,s
elanj
utny
a dar
iinf
ormas
i-i
nfor
mas
iter
sebutdapat

di
bent
uk k
onsep-
konsep bar
u. Pr
oduk akhi
r dan pembent
ukan k
onsep y
ang

dem,
kiar
lter
nyat
a menghasi
l
ka mat
emat
ikasebuahi
t
mu yangt
ersusunsecar
a

hi
rar
khi
s,l
ogi
sdan si
st
emat
isdan konsepyang seder
hanasampaipadakonsep

yang kompl
eks.Ol
eh kar
enanya pemahaman t
ent
ang ket
erkai
tan ant
arsi
mbol
-

si
mbolmenj
adis
uat
ukemampuan y
ang mendasar
,yang har
us di
mil
i
kiunt
uk

memahamimat
emat
ik
a.Sel
aink
eter
kai
t
anant
ars
imbol
-si
mbol
,tent
uny
ayangI
ebi
h

pent
i
ngdanl
ebi
hmendasaradal
ahpemahamanmengenaisi
mboli
tudanapayang

di
si
mbol
i
sasi
kan ol
eh si
mbol i
t
u . Sebenamyadi
si
ni
lah kemampuan abst
raksi

seseor
angpadaawal
nyaber
per
andal
am memahamimat
emat
ika.Dal
am pr
osesnya,

i
deyang t
ermuatdal
am suat
usi
mbolhar
usdi
cer
naat
audi
pahamil
ebi
hci
ahul
u

sebel
umi
det
ersebutdi
si
mbol
kansehi
nggapenggunaansi
mbolt
i
d akmengal
ami

k
ekel
i
rui
an. Kekel
i
ruai penggunaan si
mbol dal
am mat
ernat
ika sangat

membahayakankar
enakek
eli
ruandal
am penggunaansi
mbolakanmengaki
bat
kan

kekel
ir
uan dal
am memani
pul
asisi
mbol
-si
mbolsel
anj
utnyaakan mengaki
bat
kan

k
ekei
l
rua
rnd
alam mema
nip
ula
siat
ura
n-at
ura
nat
aur
umus
-rumuspadat
ahap-
taha
p

ber
ikut
nya.Ol
eh kar
enanya kemampuan pr
asyar
at sangat menent
ukan dal
arn

memahamikonsep-
konsepyangI
ebi
hkompl
eks.

D.Mat
emat
ikasebagaisuat
uKumpul
anSi
stem

Mat
emat
ika seni
ngkal
i di
pandang sebagai suat
u kumpul
an si
st
em

mat
emat
ika.Pandangani
nidi
landasiol
ehpemi
ki
ranbahwamat
emat
ikamer
upakan

s
eke
tompo
kdanb
agi
an-
bag
ian,ar
ti
nyamat
emat
ikad
apa
tdi
bagi
bagi
.OI
ehk
arena

i
t
u,k
it
aser
ingmendengari
st
il
ahs
ist
em mat
emat
i
ka,bi
dangmat
emat
i
kadanr
umpun

mat
emat
ika.Ket
igapenger
ti
ani
tmengandungpenger
ti
anyangsama.Si
st
emat
au

bi
dang at
au r
umpun mat
emat
ika memuatcabang-
cabang mat
emat
ika.Sebagai

14
k
umpul
ans
ist
em,mat
emat
i
kadi
bagimenj
acl
il
imabi
dang,y
att
uar
it
met
i
ka,geomet
ri
,

ai
j
abar
,ana
li
si
s,d
an das
armat
emat
i
ka(
Tambu
nan
,198
7).Dal
am pe
nger
ti
an i
ni

ar
it
met
ikaa
dal
aht
eor
ibi
l
ang
and
anda
sarmat
emat
i
kamemu
atd
asar
-da
sarl
ogi
ka

danol
ehpar
aahl
imat
emat
i
kadas
ar-
das
arl
ogi
kai
nil
ahy
angber
per
aris
ebagait
ali

pengi
katbi
dangyang sat
udenganbi
dangyang l
ai
n.Danset
iapbi
dangt
ersebut

mempunyaist
rukt
ursi
st
em masi
ng-
masi
ng,yang masi
ngnmasi
ngst
rukt
urbagi
an

dan suat
u bi
dang y
ang di
sebutsebagaic
abangmcabang mat
emat
ika.Sej
alan

dengan per
kembangan mat
emat
ika muncul
l
ah cabang-
cabang bar
u, mi
sai
nya

t
opol
ogibi
danggeomet
ri
.Dengandemi
ki
anmat
emat
ikadapatdi
gambar
kansebagai

pohohdengansemuacabangcabangnya,dandasar
-dasarl
ogi
kasebagaiakar
ya.

Wal
aupundal
am mat
emat
i
kat
erdapatban
yakc
abangt
etapit
etapmemi
l
ikis
if
aty
ang

s
amay
alt
uber
sis
tem deduk
tif
,ber
sif
atk
ons
ist
endal
am ar
tibebasdank
ont
radi
ksidi

dal
amnya.

E.Mat
emat
ikasebagaisuat
uSi
stem Dedukt
if

Sebagaisuat
usi
st
emdedukt
i
f,mat
emat
ikamemuatsekumpul
anunsurat
aur
elasi

y
ang t
i
dak di
defi
nis
ikan y
ang d
iseb
utp
eng
ert
i
an pa
ngka
lat
au pe
nger
ti
anp
rimi
t
ifa
tau

defini
sidasar
,memuatsekumpul
andefini
si
,memuatsekumpul
anasumsiat
auaksi
omaat
au

p
ost
ula
tse
rta me
muats
eku
mpu
lan t
eor
ema at
aud
ali
l
.Dal
am g
eome
trimi
sat
nya,“
ti
ti
k”

s
eba
galun
sur y
ang t
i
cia
kdi
defi
nis
ika
ndan “
kean
tar
aan
”se
baga
lre
las
iya
ng t
i
dak

d
idefi
nis
ika
nDa
lamt
eor
ihi
mpun
an“
ele
men”me
rupa
kanu
nsu
rya
ngt
i
dakdi
defi
nsl
kand
an


keant
araan”s
ebagair
elas
iyangt
i
dakdi
defi
nis
ikan.Penger
ti
anpangk
alt
ers
ebutdi
gunak
an

s
eba
gald
asa
rko
muni
kas
idal
am me
ndef
Ir
iS1
kanu
nsu
run
sury
angl
ai
n.De
ngand
efin
isi
-

defini
Simemungkl
nkanunt
ukmember
ikannama at
au penj
elasanmengenalunsur
-unSur

l
ai
nseh
ubun
gand
enga
npen
ger
ti
anp
angk
aly
angbe
rta
kud
ala
msu
atubi
dan
gya
ngs
esu
ai.

Ml
sal
nya,a
dany
apeng
ert
i
anp
angk
ald
alam g
eome
trida
patd
idefi
niSi
kanu
nsur
-un
surl
ai
n

d
alam g
eome
tri
.

15
Da
lam ma
tema
tik
ate
rdap
atp
ern
yat
aan
-per
nya
taan y
angme
nunj
ukk
an r
ela
si-
rel
asid
asa
r

a
nta
rau
nsur
-un
surp
oko
kya
ngd
apa
tdi
t
eri
mak
ebe
nar
ann
yat
anpab
ukt
iya
ngs
ela
njut
nya

di
sebutasumsidasarat
auaksi
oma at
aupost
ulat
.Aksi
oma aksi
oma dal
am mat
emat
ika

memi
l
ikis
if
atk
ons
ist
endal
am ar
tit
i
dakt
erdapatper
tent
angandi
dal
amn
yadanbebass
yar
at

ar
ti
nyahar
ushanyaada sat
urepr
esent
astdan j
i
kat
erdapatdua makakeduanyahar
us

i
somo
rfic
.

Dengan berlandaskan pengertian pangkal, de%inisi-de%inisi dan aksioma-aksioma


diturunkan atau dikembangkan teorema-teorema dengan menggunakan proses penalaran yang
logis, sistematis, konsisten, kritis dan disiplin yang diikuti secar ketat. Dengan demikian
suatu teorema dan himpunan pengertian pangkal, de%inisi atau aksioma seperti dikemukakan
di atas disebut deduksi. =eorema-teorema dalam matematika juga harus bersi%at konsisten dan
 bebas syarat. Oleh karena proses penurunan teorema-teoremanya dilakukan secara deduksi
dengan landasan dasar pengertian pangkal, de%inisi-de%inisi dan aksioma-aksioma yang
 bersi%at konsisten dan bebas syarat seperti di a tas maka matematika mempunyai struktur yang
kokoh dalam arti tidak mudah diombang-ambingkan oleh pemikiran lain, mempunyai
struktur yang sistematis dan konsisten. $arena proses penurunan setiap teoremanya
dilakukan secara dedukti% maka, matematika sering disebut sebgai ilmu dedukti%.

F. Matematika sebagai Ratu Ilmu

Matematika sering kali dipandang pula sebagai bahasa atau alat yang akurat untuk 
menyelesaikan masalah-masalah social, ekonomi, %isika, kimia, biologis dan teknik. Sebagi
 bahasa atau alat, matematika melayani ilmu-ilmu lain, peran inilah yang digunakan sebagai
alasan orang menyebut matematika dengan julukan >ueen o% science (ratu ilmu". <agaimana
orang memerankan atau menggunakan matematika pada ilmu-ilmu lain sebenarnya sangat
tergantung pada kemampuan orang yang menggunakannya.

=erhadap perkembangan matematika sendiri, peran ini memberikan dampak yang


cukup baik. Oleh karena perkembangna ilmu-ilmu lain dan tekhnologi mendorong
 perkembangan metematika itu sendiri dan sebaliknya adanya matematika beserta
 perkembangan mendorong perkembangan ilmu-ilmu lain dan teknologi. &anya saja
 perkembangan matematika tidak sepenuhnya tergantung pada perkembangan ilmu lain
maupun teknologi.

16
Matemat
Matematika
ika sebaga
sebagaii alat untuk
untuk menye
menyelesa
lesaika
ikan
n masalah
masalah di luar
luar matemat
matematika
ika atau
masalah nyata, mula-mula dilakukan dengan menerjemahkan permasalahan itu ke dalam
masalah matematika. Masalah matematika hasil terjemahan dari masalah nyata ini disebut
model
model matemat
matematika
ika.. Setelah
Setelah model
model terben
terbentuk
tuk masalah
masalah itu tidak
tidak lagi
lagi merupa
merupakan
kan masala
masalah
h
matematika
matematika ini diselesaikan
diselesaikan secara matematika
matematika dengan
dengan menggunak
menggunakan
an aturan-aturan
aturan-aturan yang
 berlaku dalam matematika. Setelah masalah matematika tersebut diselesaikan, kemudian
hasil akhir dari penyelesaian tersebut diterjemahkan kembali ke dalam bidang permasalahan
semula. Dengan demikian dalam menyelesaikan masalah di luar matematika diperlukan tiga
tahapan, yaitu tahap pembentukan model, tahap penanganan model, dan penerjemahan hasil.

#ada
#ada tahap
tahap pemben
pembentuk
tukan
an model,
model, model
model dirumu
dirumuskan
skan melalu
melaluii pembua
pembuatan
tan asumsi
asumsi
dengan melakukan penghampiran dan pengidealan yang didasarkan pada eksperimen dan
 penganmatan serta hokum-hukum yang berlaku pada bidang permasalahan
permasala han semula, rumusan
yang diperoleh disajikan dengan menggunakan istilah dan pengertian dalam matematika yang
diwujudkan dengan symbol, mulai yang berbentuk tersebut harus diusahakan berupa model
yang dapat ditanggulangi. #ada tahap penanganan model, dilakukan penganalisaan terhadap
mode
modell yang
yang murn
murnii meru
merupa
paka
kan
n peke
pekerj
rjaan
aan matem
matemat
atik
ikaa dalam
dalam matem
matemati
atika
ka.. #ada
#ada tahap
tahap
 penerjemahan hasil hanyalah merupakan pekerjaan membahasakan kembali symbol
matematika hasil pada tahap kedua ke dalam bahasa permasalahan semula.

Matemat
Matematika
ika sebagai
sebagai alat lebih
lebih banyak
banyak berper
berperan
an dalam
dalam tahap
tahap penang
penangana
anan
n model.
model.
#roses tersebut menperhatikan adanya unsur penerjemahan bahasa dari bahasa ilmu dimana
 permasalahan semula berada ke bahasa matematika dan sebaliknya. Dalam proses ini
melibatkan besaran-besaran dan hokum-hukum yang berlaku dalam bidang permasalahan
semula. Sebagai contoh, jika permasalahan semua bidang biologi maka besaran-besaran dari
hukum yang terlibat adalah besaran-besaran
besa ran-besaran darn hukum-hukum biologi, dan sebagainya.

<esaran-besaran
<esaran-besaran yang muncul
muncul dapat diklasi%ikasikan
diklasi%ikasikan ke dalam besaran tetap disebut
konstanta
konstanta dan besaran-besaran
besaran-besaran yang berubah-ub
berubah-ubah
ah disebut
disebut ariabel.
ariabel. <esaran yang berubah-
berubah-
ubah ini dibedakan
dibedakan menjadi
menjadi besaran yang berubah
berubah secara bebas disebut
disebut ariabel bebas dan
 besaran yang berubah hanya jika ariabel lain berubah yang disebut ariabel tidak bebas.
#enerjemahan dari masalah di luar matematika ke dalam masalah matematika menghasilkan
keterk
keterkaita
aitan
n antar
antar simbol
simbol-sim
-simbol
bol yang
yang mewaki
mewakili
li ariab
ariabel-
el-ari
ariabel
abel.. Masalah
Masalah terakhi
terakhirr ini
merupakan masalah matematika dalam matematika.

17
Dari sudut dapat diman%aatkan atau tidaknya matematika dalam ilmu lain atau
teknol
teknologi
ogi sering
sering orang
orang menggo
menggolon
longka
gkan
n matemat
matematika
ika atas dua golong
golongan
an yaitu
yaitu golong
golongan
an
matematika
matematika terapan dan golongan
golongan matematika murni. Secara sederhana
sederhana matematika
matematika terapan
adalah matematika yang tidak dapat digunakan di luar matematika. ?amun sejauh mana
orang mampu menggunakan matematika atas kedua golongan di atas sangatlah relati%.

 HAKEKAT PEMBELAJARAN MATEMAT


MATEMATIKA
IKA

A. Pengerti
Pengertian
an Pembelaj
Pembelajaran
aran Mate
Matematik
matika
a

18
#adanan istilah 3pembelajaran6 adalah istilah @instruction6. ;stilah 3instruction6 merujuk 
 pada proses pengajaran berpusat pada tujuan yang dalam banyak hal dapat direncanakan
sebelum
sebelumny
nyaa ()omis
()omisAow
Aowski
ski,, 11".
11". Oleh
Oleh sebab
sebab itu istilah
istilah @instru
@instructio
ction6
n6 sering
sering diartik
diartikan
an
sebagai proses
proses pembelajaran
pembelajaran yaitu proses
proses membuat siswa melakukan
melakukan proses belajar sesuai
dengan rancangan. #embelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur 
manusia
manusiawi,
wi, materia
material,
l, %asilita
%asilitas,
s, perleng
perlengkap
kapan
an dan prosedu
prosedurr yang
yang saling
saling mempen
mempengar
garuhi
uhi
mencap
mencapai
ai tujuan
tujuan pembel
pembelajar
ajaran
an (&amal
(&amalik,
ik, /".
/". Secara
Secara umum
umum 'agne
'agne dan <riggs
<riggs yang
yang
dikutip 'redler (11" melukiskan pembelajaran sebagai upaya orang yang bertujuan untuk 
memb
memban
antu
tu oran
orang
g bela
belaja
jarr. Seca
Secara
ra lebi
lebih
h rind
rind 'agn
'agnee yang
ang diku
dikuti
tip
p 'red
'redle
lerr (1
(11"
1"
mende%inisikan pembelajaran
pembelajaran sebagai seperangkat acara peristiwa eksternal yang
yang dirancang
untuk
untuk menduk
mendukung
ung terjadi
terjadinya
nya beberap
beberapaa proses
proses belajar
belajar yang
yang bersi%
bersi%at
at intern
internal.
al. #enger
#engertia
tian
n
hamper sama dikemukakan Borey yang dikutip Miarso, dkk (199" bahwa pembelajaran
adal
adalah
ah suat
suatu
u pros
proses
es dima
dimana
na ling
lingku
kung
ngan
an sese
seseor
oran
ang
g seca
secara
ra seng
sengaj
ajaa dike
dikelo
lola
la untu
untuk 

memung
memungkin
kinkan
kan ia turut
turut serta
serta dalam
dalam kondi
kondisi-k
si-kond
ondisi
isi khusus
khusus atau
atau mengha
menghasilk
silkan
an respon
respon
terhadap situasi tertentu.

Dari pengertian pembelajaran di atas menunjukkan bahwa pembelajaran berpusat pada


kegiatan siswa belajar dan bukan berpusat pada kegiatan guru mengajar. Oleh karena itu pada
hakekatnya pembelajaran metematika adalah proses yang sengaja dirancanh dengan tujuan
untuk menciptakan suasana lingkungan memungkinkan siswa melaksanakan kegiatan belajar 
matematika. #embelajaran matematika harus memberikan peluang pada siswa untuk berusaha
dan mencari pengalaman tentang matematika.

#embelajaran matematika dimaksudkan sebagai proses yang sengaja dirancang dengan tujuan
untuk menciptakan suasana lingkungan kelas atau sekolah yang memungkinkan kegiatan
siswa belajar matematika sekolah. nsur
nsur pokok dalam pembelajaran matematika adalah guru
sebagai salah satu perancang proses, proses pembelajaran, siswa sebagai pelaksana kegiatan
 belajar, dan matematika sekolah sebagai objek yang dipelajari dalam hal ini sebagai salah
satu mata pelajaran.

$onsepsi pembelajaran matematika yang dikemukakan Demunth (19*" dan Maier 


(1!" yang dikutip ;smail (1" dapat dibeda-bedakan tetapi dalam pelaksanaan dapat
diko
dikomb
mbin
inasi
asika
kan
n anta
antarr anta
antarr satu
satu deng
dengan
an yang
yang lain.
lain. $onse
$onseps
psii perta
pertama
ma,, pemb
pembel
elaja
ajaran
ran
matematika berorientasi pada dunia sekeliling. $onsepsi ketiga, pembelajaran matematika

19
sebagai sistem dengan melatih siswa untuk menemukan sesuatu secara mandiri. $onsepsi
keempat, pembelajaran matematika berorientasi pada matematika sebagai alat.

'uru dan siswa sebagai suatu unsur manusia yang tentunya memuat begitu banyak 
unsur-unsur manusiawi (kemampuan, ketermapilan, %ilsa%at hidup, motiasi, dan lain-lain"
yang berbeda antara satu dengan yang lain. Materi matematika sekolah satu dengan yang lain
 juga mempunyai ciri-ciri berbeda. 2danya perbedaan tersebut, pembelajaran matematika
memerlukan siasat, pendekatan, metode, dan teknik yang bermacam-macam. Demikian
 banyak ariabel yang terlibat dalam pembelajaran matematika sekolah sulit diidenti%ikasi,
 berdampak pada proses pembelajaran matematika yang dirancang guru yang dalam
 pelaksanaan dikelas melibatkan banyak siswa berbeda untuka suatu topik bahkan untuk setiap
 bagian topiknya. Cariabel tersebut juga saling terkait, namun bagaimana keterkaitan antara
ariabel tersebut biasanya sangat sulit dijelasakan. Dengan demikian jelaslah bahwa
 pembelajaran matematika suatu sekolah merupakan suatu proses yang sangat kompleks.

<. Matematika Sekolah

Matematika sekolah sebagai salah satu unsur dalam pembelajaran matematika


diseoklah dipandang sebagai salah satu mata pelajaran. $edudukan mata pelajaran
matematika di sekolah demikian penting. Matematika yang diberikan di jenjang pendidikan
dasar dan menengah disebut matematika sekolah. Matematika sekolah adalah unsur-unsur 
atau bagian-bagian dari matematika yang dipilih berdasarkan atau berorientasi kepada
kepentingan pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. ;ni
menunjukkan bahwa matematika sekolah tidak sepenuhnya sama dengan matematiika
sebagai ilmu. Dikatakan tidak sepenuhnya sama karena memiliki perbedaan antara lain dalam
 penyajian, pola pikir, keterbatasan dan tingkat kebstrakan.

1. #enyajian Matematika Sekolah

<uku matematika yang tidak untuk jenjang persekolahan dan sudah memuat cabang-
cabang matematika tertentu, biasanya sudah lansung memuat de%inisa kemudian teorema atau
 bahkan diawali dengan aksioma. Matematika sekolah tidak demikian. #enyajian atau
 pengungkapan materi matematika yang akan disampaikan disesuaikan dengan perkiraan
 perkembangan intelektual siswa. Mungkin dengan mengaitkan bahan ajar matematika itu
sendiri. 8adi penyajian matematika sekolah seringkali tidak langsung berupa bahan ajar 

20
matematika in%ormal yang biasanya diterapkan di jenjang =aman $anak-$anak dengan
 bentuk permainan ataupun nyanyian.

. #ola #ikir Matematika Sekolah


#ola pikir matematika sabagai ilmu adalah dedukti%. Si%at atau teorema yang ditemukan
secara dedukti% atau empirik harus kemudian dibuktikan kebenarannya dengan langkah-
langkah dedukti% sesuai dengan strukturnya. Dalam matematika tidaklah demikian. Meskipun
siswa pada akhirnya tetap diharapkan mampu berpikir dedukti%, namun dalam proses
 pembelajaran dapat digunakan pola pikir induti%. #ola pikir induti% yang didunakan
dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa.
/. $eterbatasan Semesta
Sebagai akibat dipilihnya unsur atau elemen matematika untuk matematika sekolah
dengan memperhatikan aspek pendidikan, dapat terjadi penyederhanaan dari konsep
matematika yang kompleks. #engertian semesta pembicaraan tetap diperlukan, namun
mungkin sekali lbih dipersempit. Selanjutnya semakin meningkat usia siswa, yang berarti
meningkat juga tahap perkembangannnya maka semesta itu berangsur diperluas lagi.
0. =ingkat $eabstrakan Matematika Sekolah
Objek matematika adalah abstrak. Si%at objek abstrak matematika tersebut tetap ada pada
matematika. &al itu merupakan salah satu penyebab sulitnya seorang guru matematika
membelajarkan siswa dalam dalalm matematika sekolah. Seorang guru matematika harus
 berusaha untuk mengurangi si%at abstrak dari objek matematika itu sehingga memudahkan
siswa menangkap mata pelajaran matematika di sekolah. Dengan kata lain seorang guru
matematika, sesuai dengan perkembangan penalaran siswa, harus mengusahakan agar %akta,
konsep, operasi ataupun prinsip dalam matematika itu terlihat konkret. Di jenjang sekolah
dasar, si%at konkret objek matematika itu diusahakan lebih banyak atau lebih besar dari pada
di jenjang sekolah yang lebih tinggi. 8adi pembelajaran tetap diarahkan kepada pencapain
kemampuan berpikir abstrak pada siswa.
Matematika ber%ungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan
 peenyelidikan, eksplorasi dan eksperimen, sebagai alat pemecah masalah melalui pola pikir 
dan alat matematika, serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, gra%ik dan diagram
dalam menjelaskan gagasan. #embelajaran matematika bertujuan untuk melatih dan
menumbuhkan cara berpikir secara sistematis, logis, kritis, kreati% dan konsisten, serta
mengembangkan sikap gigih dan percaya diri sesuai dalam menyelesaikan masalah.
$ecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar 
matematika di jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah (1" menunjukkan pemahaman
konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan antar konsep

21
danmengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, e%isien dan tepat dalam
 pemecahan masalah, (" memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbol,
tabel, gra%ik atau diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah, (/" menggunakan
 penalaran pada pola, si%at atau melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (0"
menunjukkan kemampuan strategik dalam membuat membuat (merumuskan", mena%sirkan
dan menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah, dan (!" memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.
$emampuan matematika yang dipilih dalam standar kompetensi mata pelajaran sekolah
dasar dan madrasah ibtidaiyah dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa
dengan memperhatikan perkembangan pendidikan matematika di dunia sekarang ini. ntuk 
mencapai kompetisi tersebut dipilih materi-materi matematika dengan memperhatikan
struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi, serta si%at esensial bahan ajar dan
keterpakaiannya dalam kehidupan sehari-hari. Secar rinci, standar kompetensi mata pelajaran
matematika sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah tercantum pada Standar $ompetensi Mata
#elajaran Matematika Sekolah Dasar dan Madrasah ;btidaiyah $urikulum 0.
B. #roses #embelajaran Matematika

#roses pembelajaran secara umum dapat dipandang sebagai suatu sistem gambar
dibawah ini.

INSTRUMENTA

Proses
MASU!AN !EUARAN
Pembelajaran

IN"!UN"AN
#ada gambar di atas terlihat bahwa proses pembelajaran dipengaruhi tiga komponen
utama, yaitu masukan (siswa", lingkungan, dan instrumental (guru, kurikulum, bahan ajar,
model pembelajaran, pendekatan pembelajaran, dan sebagainya".

22
1. Siswa

S#s$a seba%a# s&bje' (an% menja)# sasaran*embelajaran ma+ema+#'a,


!arena #+& 'eber-as#lan s#s$a men%#'&+# *roses *embelajaran ma+ema+#'a
m&n%'#n )a+an% )ar# )#r# s#s$a #+& sen)#r#, .a-'an s#s$a )#ja)#'an seba%a#
'amb#n% -#+am 'e+#)a'ber-as#lan )alam berba%a# &j#an, /a'+or (an%
mem*en%ar&-# 'eber-as#lan s#s$a mem*elajar# ma+ema+#'a (an% berasa
)ar# )alarn )#r# s#s$a sen)#r# mel#*&+# )&a as*e' (a#+& as*e' s#olo%#s )an
as*e' *s#'olo%#s S(a- 1995,

!on)#s# &m&m jasman# )a*a+ mem*en%ar&-# seman%a+ )an #n+ens#+as


s#s$a )alarn men%#'&+# *embelajaran ma+ema+#'a, M#saln(a 'on)#s# or%an
+&b&- (an% lema- a*a#a%# j#'a )#ser+a# sa'#+ 'e*ala )a*a+ men&r&n'an
'&al#+as rana- #*+a 'o%n#+# se-#n%%a ba-an ajar ma+ema+#'a (an%
)#*elajar# s#s$a #+& *&n '&ran% a+a& +#)a' berbe'as, !on)#s# or%an '-&s&s
s#s$a se*er+# +#n%'a+ 'ese-a+an #n)era *en)en%aran )an #n)era
*en%l#-a+an j&%a san%a+ mem*en%ar&-# 'emam*&an s#s$a )alam
men%#'&+# *roses *embelajaran ma+erna+#'a, Un+&' rnen%a+as#
'ern&n%'#nan +#mb&ln(a masala- ma+a )an +el#n%a s#s$a a)ala- )en#%an
menem*a+'an mere'a )# )ere+an ban%'& +er)e*an seara b#j'sana

As*e' *s#'olo%#s s#s$a (an% +&r&+ mem*en%ar&-# *roses *embelajaran


ma+ema+#'a an+ara la#n a)#ala- +#n%'a+ 'eer)asan s#'a* ba'a+ m#r#a+
)an mo+#as# belajar n#a+ema+#'a s#s$a S(a- 1995, Tingkat kecerdasan
s#s$a san%a+ rnenen+&'an +#n%'a+ 'eber-as#lan belajar s#s$a mem*elajar#
ma+ema+#'a, Sikao s#s$a +er-a)a* ma+ema+#'a )a*a+ ber&*a s#'a* *os#+# 
)an ne%a+#, S#s$a ,(an% mem#l#'# s#'a* *os#+# +er-a)a* ma+ema+#'a
mer&*a'an *er+an)a a$al (an% ba#' ba%# *roses *embelajaran
ma+ema+#'a, Sebal#'n(a s#'a* ne%a+# s#s$a +er-a)a* ma+ema+#'a )a*a+
men#mb&l'n 'es&l#+an belajar s#s$a mem*elajar# ma+ema+#'a, Bakat 
)#ar+#'an seba%a# 'emam*&an s#s$a &n+&' mela'&'an +&%as +er+en+&
+an*a ban(a' ber%an+&n% *a)a &*a(a *en)#)#'an )an la+#-an S(a-
1995). M#saln(a seoran% s#s$a (an% berba'a+ )alam ma+ema+#'a a'an
 ja&- leb#- m&)a- men(era* #normas# *en%e+a-&an )an 'e+eram*#lan
(an% ber-&b&n%an )en%an ma+ema+#'a )#ban)#n%'an )en%an s#s$a

23
+a#nn(a, Seara se)er-ana m#na+ belajar ma+ema+#'a s#s$a berar+#
'een)er&n%an )an 'e%a#ra-an (an% +#n%%# a+a& 'e#n%#nan (an% besar
+er-a)a* ma+ema+#'a, M#na+ )#*en%ar&-# ole- *em&sa+an *er-a+#an
'e#n%#n+a-&an mo+#as# )an 'eb&+&-an Reber 1988). M#saln(a seoran%
s#s$a (an% menar&- m#na+ besar +er-a)a* ma+ema+#'a a'an mem&sa+'an
*er-a+#ann(a leb#- ban(a' )ar#*a)a S#s$a la#nn(a, !em&)#an 'arena
*em&sa+an *er-a+#an (an% #n+ens# +er-a)a* ba-an ajar ma+ema+#'a #+&la-
(an% mem&n%'jn s#s$a +erseb&+ &n+&' belajar leb#- %#a+ )an a'-#m(a
mena*a *res+as# belajar ma+ema+#'a (an% )##n%#n'an, Motivasi belajar
ma+ema+#'a s#s$a )a*a+ )#be)a'an menjal# )&a maam (a#+& mo+#as#
#ns+r#ns' )an mo+#as e's+rjnsj' Mo+#as# #ns+r#ns#' a)ala- mo+#as# (an%
+#mb&l )an )alam )#r# s#s$a #+& sen)#r#, M#saln(a s#s$a men%erja'an +&%as
ma+ema+#'a 'arena meman% #a berm#na+ &n+&' menlalam# ma+ema+#'a,
Mo+#as# e's+r#ns#' a)ala- mo+#as# (an% +#mb&l 'arena a)a s+#m&l&s )an
l&ar, M#saln(a s#s$a men%erja'an +&%as ma+ema+#'a &n+&' men)a*a+'an
rnla# ba#' )alam ma+ema+#'a

2. Lingkungan

!om*onen la#n (an% +#)a' m&n%'#n le*as sama se'al# *en%ar&-n(a


+er-a)a* *embelajaran ma+ema+#'a a)ala- l#n%'&n%an, !om*onen
l#n%'&n%an m# a)ala- l#n%'&n%ar# s#' ma&*&n nor#s:' (an% bera)a )#
se'#+ar se'ola-, Se'ola- (an% berlo'as# )alam -n%'&n%an *e)esaan
m&n%'#n memerl&'an *enan%ann (an% berbe)a )en%an se'ola- (an%
berlo'as# bera)a )alam I#n%'&n%an *er'o+aan mes'# +#)a' )alam sem&a
-al -ar&s berbe)a, Perbe)aan #+& m&n%'#n )alam ben+&' s#' )alam ar+#
sarana )an *rasarana +e+a*# m&n%'#n j&%a *erbe)aan #+& )alam ben+&'
nons#' )alam ar+# $a$asan a+a&*&n'eb&+&-an mas(ara'a+n(a a+as
'ebera)aan se'ola- +erseb&+,

 T&n+&+an (an% )a+an% )an I#n%'&n%an +erseb&+ a'an ber*en%ar&-


a+a& meman% mala- *er& )#manaa+'an )alam *roses *embelajaran
ma+ema+#'a, .a-an a+a& 'en(a+aan (an% )#an%'a+ )an I#n%'&n%an &n+&'

24
'e*en+#n%an *embelajaran ma+ema+#'a #+&la- (an% )e$asa n# ban(a'
)#'aj# a+a& )#+el#+# )# bebera*a ne%ara mes'# )#salar# +en+an%
'eabs+ra'an obje' ma+ema+#'a, Pembelajaran ma+ema+#'a (an% )#ban%&n
ber+&m*& a+as ba-an a+a& 'en(a+aan (an% )#an%'a+ )an l#n%'&n%an
#+&la- (an% )e$asa m# )#seb&+ )en%an ma+ema+#'a real#s+#' a+a&
ma+ema+#'a 'on+e's+&al, Usa-a +erseb&+ +#)a' )en%an sen)#r#n(a a'an
men%-a*&S sem&a s&mber 'es&l#+an belajar ma+ema+#'a s#s$a, Nam&n
)em#'#an )a*a+ j&%a )#*an)an% seba%a# &*a(a &n+&' mem*erlanar
*ema-aman s#s$a )alam belajar ma+ema+#'a,

3. Bahan Ajar Matematika

Un+&' ba-an ajar ma+ema+#'a *erl& )#sa)ar# benar ba-$a +er)a*a+


)&a ba%#an *en+#n% (an% -ar&s +erleb#- )a-&l& )#*a-am# benar, .a%#an
*er+ama a)ala- ma+ema+#'a seba%a# #lm& )an ba%#an 'e)&a a)ala-
ma+ema+#'a se'ola-, Ma+ema+#'a seba%a# #lm& mem#l#'# 'ara'+er#s+#'
a)ala- obje' 'aj#an ma+ema+#'a a)ala- abs+ra' ma+ema+#'a ber+&m*&
*a)a 'ese*a'a+an ma+ema+#'a mem#l#'# *ola *#'#r )e)&'+# ma+ema+#'a
mem#l#'# s#mbol 'oson% ar+# )an ma+ema+#'a )#j#$a# ole- 'ebenaran (an%
'ons#s+en,

Mes'#*&n *a)a )asam(a +#)a' )a*a+ )#le*as'an )ar# 'ara'+er#s+#'


ma+ema+#'a #+& sen)#r# seba%a# #lm& nam& *erl& )#ses&a#'an )en%an
*er'emban%an #n+e#e'+&al s#s$a )# mas#n%mas#n% jenjan% *en)#)#'an #+&,
S#a+ )e)&'+# +e+a* )#*erl&'an +e+a*# )alam *embelajaran ma+ema+#'a
)#m&n%'#n'an *ola *#'#r #n)&'+# &n+&' mem*erm&)a- s#s$a belajar,
U*a(a mem*erm&)a- s#s$a mener#ma ba-an ajar ma+ema+#'a )a*a+
)#la'&'an )en%an berba%a# ara nam&n &m&mn(a )en%an
men(e)er-ana'an ba-asa (an% )#%&na'an ser+a mem*ersem*#+ semes+a
*emb#araan, ;al #+& an+ara la#n )a*a+ )#l#-a+ )ar# ba+asba+as b#lan%an
(an% )#ber#'an 'elas Se'ola- <asar,

As*e' la#n )ar# ma+ema+#'a se'ola- (an% *erl& j&%a men)a*a+


*er-a+#an a)ala- +&j&an *embelajaran ma+ema+#'a, Sejalan )en%an
'een)er&n%an #n+emas#onal +&j&an *embelajaran ma+ema+#'a )a*a+

25
)#%olon%'an menja)# )&a ba%a#an, Bagian pertama, +&j&an *embelajaran
ma+ema+#'a bers#a+ ormal )an bagian kedua, +&j&an *embelajara#
ma+ema+#'a bers#a+ ma+er#al, T&j&an *embelajaran ma+ema+#'a bers#a+
ormal men#+#'bera+'an 'e*a)a *ena+aan nalar )an *emben+&'an
'e*r#ba)#an s#s$a, T&j&an *embelajaran ma+ema+#'a bers#a+ ma+er#al
men#+#'bera+'an 'e*a)a 'emam*&an )an 'e+eram*#lan memea-'an
masala- ma+ema+#'a a+a& )en%an ma+ema+#'a, <alam men%ara-'an
*embelajaran ma+ema+#'a se-#n%%a )a*a+ rnena*a# +&j&an+&j&an
+erseb&+ san%a+ m&n%'#a mem&n&l'an 'es&l#+an belajar ma+ema+#'a,
an%'a- (an% *erl& )#amb#l a)ala- memb&a+ ranan%an *embelajaran
seara -a+#-a+#, Se-&b&n%an )en%an -al +erseb&+ ma'a +&j&an
*embelajaran '-&s&s *erl& )#'emban%'an se-#n%%a +#)a' se'e)ar
men%ara- 'e*a)a as*e' 'o%n#+# +e+a*# j&%a *erl& +erara- 'e*a)a as*e'
ae'+# )an *s#'omo+or,

Ma+ema+#'a (an% ber'enaan )en%an #)e#)e abs+ra' (an% )#ber# s#mbol


#+& +ers&s&n seara -#rar'#s )en%an *enalaran )e)&'+# se-#n%%a belajar
ma+ema+#'a #+& mer&*a'an 'e%#a+an men+al (an% +#n%%#, Mem*elajar#
'onse* . (an% men)asar'an 'e*a)a 'onse* A seoran% s#s$a *erl&
mema-am# leb#- )&l& 'onse* A, Tan*a mema-am# 'onse* A +#)a'
m&n%'#n s#s$a #+& mema-am# 'onse* ., In# berar+# ba-$a mem*elajar#
ma+ema+#'a -ar&sla- ber+a-a* )an ber&r&+an ser+a men)asar'an 'e*a)a
*en%alaman belajar (an% lal&,

!arena ma+ema+#'a mer&*a'an #)e#)e abs+ra' (an% )#ber# s#mbol


ma'a 'onse*'onse* ma+ema+#'a -ar&s )#*a-am# leb#- )a-&l& sebel&m
s#mbols#mbol #+&, Seoran% s#s$a leb#- m&)a- mem*elajar# ses&a+& b#la
belajar #+& )#)asar# 'e*a)a a*e (an% +ela- )#'e+a-&# s#s$a #+&, !arena #+&
&n+&' mem*elajar# s&a+& ba-an ajar ma+ema+#'a (an% bare *en%alaman
belajar (an% lal& )ar# seoran% s#s$a #+& a'an mem*en%ar&-# +erja)#n(a
*roses belajar ba-an ajar ma+ema#+'a +erseb&+,

!arena 'e-#rar'#san ma+ema+#'a #+& ma'a belajar ma+ema+#'a (an%


+er*&+&s*&+&s a'an men%%an%%& +erja)#n(a *roses belajar ma+ema+#'a,

26
In# berar+# *roses belajar ma+ema+#'a a'an +erja)# )en%an lanar b#le
belajar #+& sen)#r# )#la'&'an seara 'on+#n&, <# )alam *roses belajar
ma+ema+#'a +erja)# j&%a *roses ber*#'#r sebab seoran% s#s$a )#'a+a'an
ber*#'#r b#le s#s$a #+& mela'&'an 'e%#a+an men+al )an s#s$a (an% belajar
ma+ema+#'a mes+# mela'&'an 'e%#a+an men+al, <alam ber*#'#r #+& s#s$a
#+& men(&s&n -&b&n%an-&b&n%an an+ara ba%#anba%#an #normas# (an%
+ela- )#re'arn )# )alam *#'#ran s#s$a #+& seba%a# *en%er+#an*en%er+#an,
<ar: *en%er+#an +erseb&+ berben+&'la- *en)a*a+ (an% *a)a a'-#m(a
)#+ar#'la- 'es#m*&lan, !emam*&an ber*#'#r seoran% s#s$a #+& )#*en%ar&-#
ole- #n+ele%ens#n(a, <en%an )em#'#an +erl#-a+ a)an(a 'a#+an an+ara
#n+ele%ens# )en%an *roses belajar ma+ema+#'a,

 4. Guru Matematika

"&r& ma+ema+#'a ber*eran )alam &sa-a membelajar'an s#s$a


se)em#'#an se-#n%%a *roses *embelajaran ma+ema+#'a )a*a+ berlan%s&n%
ee'+#, =le- 'arena #+& leb#- bal' %&r& ma+ema+#'a (an% 'om*e+en
)en%an '&r#'&l&m jele' )ar#*a)a %&r& ma+ema+#'a (an% +#)a' 'om*e+en
)en%an '&r#'&l&m ba#' ;&)ojo 1979, !orn*e+ens# *roes#onal#sme %&r&
(an% -ar&s )#m#l#'# ole- %&r& ma+ema+#'a a)ala- 'om*e+ens# *r#ba)#
'orn*e+ens# 'emas(ara'a+an )an 'om*e+ens# *ro*roes# <e*)#'b&)
1997, !om*e+ens# *r#ba)# mel#*&+# 'emam*&an seoran% %&r& ma+ema+#'a
&n+&' )a*a+ bers#'a* )an ber+#n%'a- la'& ses&a# )en%an n#la#n#la# (an%
a)a )alam mas(ara'a+ (an% )a*a+ )#+ela)an# ole- s#s$a )an an%%o+a
mas(ara'a+ *a)a &rn&mn(a ser+a mam*& &n+&' men#la# )#r# sen)#r#,
!om*e+ens# 'emas(ara'a+an mer&*a'an 'emam*&an &n+&'
menem*a+'an )#r# seba%a# an%%o+a mas(ara'a+ )an )a*a+
men%emban%'an -&b&n%an (an% ba#' )an -armon#s ser+a mam*&
me$&j&)'an 'enjasama )en%an sem&a *#-a' (an% #'&+ ber+an%%&n%
 ja$ab +er-a)a* *roses *en)#)#'an )alam ran%'a mem*ers#a*'an s#s$a
menja)# an%%o+a mas(ara'a+ (an% ba#' )# masa a'an )a+an%, !om*e+ens#
*roes# mer&*a'an %&r& )#+&n+&+ mern#l#'# 'emam*&an dasar +e'n#'
e)&'a+# )an a)m#n#s+ra+# se-#n%%a )a*a+ mela'sana'an +&%as )en%an
ba#' )an a'-#m(a )#*erole- -as#l *embelajaran s#s$a (an% o*+#mal,

27
!om*e+ens# *roles#onal %&r& (an% -ar&s )#m#l#'# ole- %&r& ma+ema+#'a
(an% bers*a+ *s#'olo%#s a)ala- 'om*e+ens# 'o%n#+# 'om*e+ens# ae'+#+
)an 'om*e+ens# *s#'omo+or S(a- 1995, !om*e+ens# 'o%n#+# )a*a+
)#'elom*o''an 'e )alam )&a 'a+e%or# (a#+& 'a+e%or# *en%e+a-&an
*en)#)#'an )an 'e%&r&an )an 'a+e%or# *en%e+a-&an ba-an ajar
ma+ema+#'a, !om*e+ens# 'o%n#+# #n# mer&*a'an 'om*e+ens# &+ama (an%
$aj#b )#m#l#'# ole- se+la* %&r& ma+ema+#'a *roes#onal, <en%an 'a+a la#n
*en%&asaan %&r& ma+erna+#'a +er-a)a* ba-an ajar ma+ema+#'a -ar&s
)#baren%# )en%an *en%&asaan %&r& ma+ema+#'a +er-a)a* me+o)olo%#
*embelajaran ma+ema+#'a, Pen%e+a-&an (an% ber'a#+an )en%an
me+o)olo%# *embelajaran ma+ema+#'a an+ara la#n a)a#a- -a'e'a+
ma+ema+#'a -a'e'a+ *embelajaran ma+ema+#'a +eor# belajar ma+ema+#'a
me+o)e *embelajaran ma+ema+#'a *en)e'a+an *embelajarar
ma+ema+#'a )an mo)el *embelajaran,

28
TEORI BELAJAR MATEMATIKA

.elajar mer&*a'an s&a+& &sa-a (an% ber&*a 'e%#a+an -#n%%a


+erja)# *er&ba-an +#n%'a- la'& (an% rela+# +e+a*, !e%#a+an (an%
)#ma's&) #+& )a*a+ )#ama+# )en%an a)an(a #n+era's# an+ara #n)##)&
)en%an I#n%'&n%ann(a, <# se'ola- *er&ba-an +#n%'a- la'& #+& )#+an)a#
ole- 'ernam*&ar# s#s$a men)emon+ras#'an *en%e+a-&an )an
'e+eram*#lann(a, Teor# mer&*a'an *r#ns#* &m&m (an% )#)&'&n% oe- )a+a
)en%an ma's&) &n+&' rnenjelas'an se'&rn*&lan fenomena. <en%an
men%%&na'an +eor# seba%a# )asarn(a '#+a ben+&' -#*o+es#s (an%
'em&)#an '#+a +es al#)#+asn(a )en%an mela'&'an e's*er#men, >a)# +eor#
belajar men(a+a'an -&'&m-&'&m a+a& *r#ns#**r#ns#* &m&m (an%
mel&'#s'an 'on)#s# +erja)# belajar,

 Teor# belajar #n# san%a+ memban+& %&r& )alam membelajar'an


s#s$a, <en%an mema-am# +eor# belajar %&r& a'an merna-am# *roses
belajar, "&r& men%er+# ba%a#mana se-ar&sn(a member#'an s+#m&las#
se-#n%%a s#s$a men(&'a# belajar, "&r& j&%a )a*a+ mem*re)#'s# )en%an
ba#' )an beralasan +en+an% 'eber-as#+an belajar s#s$a,

A. Teori Belajar Roberta M. agne

 Teor# (an% )#'em&'a'an ole- "a%ne +er%olon% 'e )alam *s#'olo%# +#n%'a-
la'& a+a& *s#'olo%# s+#m&l&s res*on, Men&r&+ "a%ne belajar mer&*a'an
*roses (an% rnem&n%'#n'an s#s$a men%&ba- +#n%'a- #a'& seara
*ermanen se)em#'#an -#n%%a *er&ba-an (an% sama +#)a' a'an +erja)#
*a)a 'ea)aan (an% bar&, Sela#n #+& "a%ne men%em&'a'an 'erna+an%an
+#)a' )#*erole- melal&# belajar 'arena *er&ba-an +#n%'a- la'& (an% +erja)#
mer&*a'an a'#ba+ )ar# *er+&mb&-an s+r&'+&r *a)a )#n s#s$a #+& sen)#r#,,

1. Objek Belajar Maternatilka

"a%ne men%%&na'an ma+ema+#'a seba%al sarana &n+&' men(aj#'an


)an men%a*l#'as# +eor#+eor#n(a +en+an% belajar, Men&r&+ "a%ne obje'
belajar ma+ema+#'a +er)#r# )an obje' lan%s&n% )an obje' +#)a' lan%s&n%,
=bje' +a' lan%s&n% a)ala- +ranser belajar 'emam*&an men(el#)#'#
'emam*&an memea-'an masala- )#s#*l#n *r#ns#* )an a*res#as# *a)a

29
s+r&'+&r ma+ema+#'a, =bje' lan%s&n% belajar ma+ema+#'a a)ala- a'+a
'e+eram*#lan 'onse* )an *r#ns#*,

a. !akta

/a'+a a)ala- *erjanj#an*erjan##an )alam ma+ema+#'a se*er+# s#mbol


s#mbol ma+ema+#'a 'a#+an s#mbol ?3? )en%an 'a+a ?+#%a? mer&*a'an
on+o- a'+a, @on+o- la#nn(a a'+a ?? a)ala- s#mbol )ar# o*eras#
*enj&mla-an )an s#n&s a)ala- nama s&a+& &n%s# '-&s&s )alam
+r#%onome+r#,

b. Ketera"#ilan

!e+eram*#lan a)ala- 'emam*&an member#'an ja$aban (an% benar


)an e*a+, M#sa#n(a *emba%#an ara s#n%'a+ *enj&mla-an *ea-an )an
*er'al#an *ea-an,

c. Konse#

!onse* a)ala- #)e abs+ra' (an% mem&n%'#n'an '#+a


men%elom*o''an obje' 'e )alam on+o- )an b&'an on+o-, ;#m*&nan
se%#+#%a '&b&s )an jar#jar# mer&*a'an on+o-on+o- 'onse* )alam
ma+ema+#'a,

$. %rinsi#

Pr#ns#* mer&*a'an obje' (an% *al#n% 'om*le's, Pr#ns#* a)ala-


se)ere+an 'onse* beser+a )en%an -&b&n%an )# an+ara 'onse*'onse*
+erseb&+, @on+o- *r#ns#* a)ala- )&a se%#+#%a sama )an seban%&n b#la )&a
s#s# (an% sele+a' )an s&)&+ a*#+n(a 'oner%en,

2. Taksono"i agne

"a%ne men%emban%'an +&j&an belajar (an% )#'enal )en%an


+a'sonom# "a%ne, Men&r&+ "a%ne +#n%'a- la'& s#s$a (an% san%a+
berar#as# )an berbe)a )#-as#l'an )ar# belajar, !#+a )a*a+
men%'#as#'as#'an +#n%'a- la'& #n# se)em#'#an -#n%%a )a*a+ )#amb#l
#m*'as#n(a (an% bermanaa+ )a#am *roses belajar, "a%ne
men%em&'a'an ba-$a *enam*#lan*enam*#lan (an% )a*a+ )#ama+#
seba%a# -as#l-as#l belajar )#seb&+ 'emam*&an'emam*&an a+a& )#seb&+
 j&%a 'a*ab#l#+as,

!a*as#+as mer&*a'an 'emam*&an (an% )#m#l#'# s#s$a 'arena #s


belajar, !a*ab#l#+as )a*a+ )##bara+'an seba%a# +#n%'a- la'& a'-#r )an
)#+em*a+'an *a)a *&na' memben+&' s&a+& *#ram#)a, M#sa#n(a seoran%

30
s#s$a +#)a' a'an )a*a+ men(elesa#'an +&%as a*ab#la +#)a' +erleb#- )a-&l&
men%erja'an +&%as )an b, P#ram#)a +erseb&+ )#%ambar'an se*er+# ber#'&+
#n#,

A'an +e+a*# &n+&' men(elesa#'an +&%as a seoran% s#s$a mes+#


men(elesa#'an +&%as  )an ) +erleb#- )a-&l& se)an%'an &n+&' +&%as b
seoran% s#s$a -ar&s men(elesa#'an +erleb#- )a-&l& +&%as e  )an %,

"a%ne men%em&'a'an l#ma maam -as- be#ajar a+a& 'a*ab#l#+as +#%a


bers#a+ 'o%n#+# sa+& bers#a+ ae'+# )an sa+& bers#a+ *s#'omo+or, "a%ne
memba%# -as#l belajar menja)# l#ma 'a+e%or# 'a*ab#l#+as (a#+& #normas#
erbal 'e+eram*#lan #n+ele'+&al s#'a* )an 'e+eram*#lan mo+or#',

a. In&or"asi 'erbal

!a*ab#l#+as #normas# erbal (a#+& 'emam*&an &n+&' men%'om&n#'as#'an


seara l#sa* en%e+a-&ann(a +en+an% a'+aa'+a, Inormas# erbal
)#*ero+e- seara l#san membaa b&'& )an seba%a#n(a, Inormas# #n#
)a*a+ )#'#as#'as#'an seba%a# a'+a *r#ns#* nama %eneral#sas#, @on+o-
s#s$a )a*a+ men(eb&+'an )al#l P(+-a%oras (an% berb&n(# ?*a)a se%#+#%a
s#'&s#'& berla'& '&a)ra+ s#s# m#r#n% sama )en%an '&a)ra+ s#s#s#s# s#'&
s#'&n(a?,

b. Keterampilan Intelektual

$apabititas keterampilan intelektual merupakan kemampuan untuk dapat


membedakan, menguasai konsep, aturan dan memecahkan masalah. $emampuan-
kemampuan tersebut diperoleh melalui belajar. $apabilitasketerampilan intelektual menurut
'agne dikelompokkan ke dalam delapan tipe belajar yaitu belajar isyarat, belajar stimulus
respon, belajar rangkaian gerak, belajar rangkaian erbal, belajar membedakan, belajar 
 pembentukan konsep, belajar pembentukan aturan, belajar pemecahan masalah. $edelapan

31
tipe belajar terurut dari yang paling sederhana sampai paling kompleks belajar berdasarkan
tingkat kesukaran.

1) Belajar Isyarat

<elajar isyarat adalah belajar yang tidak diniati atau tanpa kesengajaan, timbul
sebagai akibat suatu rangsangan (stimulus" sehingga menimbulkan suatu respon emosional
 pada indiidu yang bersangkutan. Sebagai contoh sikap guru sangat menyenangkan siswa
sehingga siswa yang mengikuti pelajaran guru tersebut menyenangi pelajaran tersebut.
Bontoh lain pada suatu kelas siswa mempalajari geometri, ternyata ada seorang siswa yang
tak dapat mengerjakan soal geometri tersebut dicemoohkan oleh guru. $arena cemoohan
guru tersebut siswa tadi tidak menyenangi pelajaran matematika.

2) Belajar Stimulus Respon

<elajar stimulus respon adalah belajar untuk merespon suatu isyarat, berbeda dengan
 pada belajar isyarat. #ada tipe belajar ini belajar yang dilakukan diniati atau disengaja dan
dilakukan secara %isik. <elajar stimulus respon menghandaki suatu stimulus yang datangnya
dari luar sehingga menimbulkan terangsangnya otot- otot kamudian diiringi respon yang
dikehendaki sehingga terjadi hubungan langsung yang terpadu antara stimulus dan respon.
Misalnya siswa menirukan guru menyebutkan persegi setelah gurunya menyebutkan persegi,
siswa mengumpulkan benda persegi setelah diminta olah gurunya.

) Belajar Rangkaian !erak 

<elajar rangkaian gerak merupakan perbuatan jasmaniah terurut dari dua kegiatan
atau lebih stimulus respon. Setiap stimulus respon dalam suatu rangkaian berhubungan erat
dengan stimulus respon yang lainnya yang masih dalam rangkaian yang sama. Sebagai
contoh seorang siswa yang sedang menggambar sebuah lingkaran yang pusat dan panjang
 jari- jari lingkaran diketahui. ntuk melakukan kegiatan tersebut siswa tadi melakukan
 beberapa langkah terurut yang saling berkaitan satu sama lain. $egiatan tersebut terdiri dari
rangkaian stimulus respon, dengan langkah- langkah siswa memegang sebuah jangka,
meletakkan salah satu ujung jangka pada sebuah titik yang telah ditentukan menjadi titik 
 pusat lingkaran tersebut, kemudian mengukur jarak dari titik tadi kemudian meletakkan

32
ujung jangka lainnya sesuai dengan oanjang jari- jari, dan memutar jangka tersebut sehingga
menjadi sebuah lingkaran yang dimaksud.

") Belajar Rangkaian #ariabel

#ada belajar rangkaian gerak merupakan perbuatan jasmaniah, sedangkan pada belajar 
rangkaian erbal merupakan perbuatan lisan. 8adi belajar rangkaian erbal adalah perbuatan
lisan terurut dari kedua kegiatan atau lebih stimulus respon. Setiap stimulus respon dalam
satu rangkaian berkaitan dengan stimulus respon lainnya yang masih dalam rangkaian yang
sama. Bontoh ketika mengamati suatu benda terjadilah hubungan stimulus respon yang
 pertama, setelah itu diikuti dengan asosiasi stimulus respon yang kedua yang memungkinkan
siswa tersebut menamai benda yang diamati tersebut. Bontoh dalam matematika, seorang
siswa mengamati sebuah segiempat tegak yang keempat sisinya sama panjang maka nama
segi tersebut adalah persegi.

$) Belajar Membe%akan

<elajar membedakan adalah belajar membadakan hubungan stimulus respon sehingga


 bisa memahami bermacam- macam objek %isik dan konsep, dalam merespon lingkungannya,
siswa membutuhkan keterampilan- keterampilan sederhana sehingga dapat membedakan
suatu objek dengan objek lainnya, dan membedakan satu simbol dengan simbol lainnya.
=erdapat dua macam membedakan yaitu membedakan tunggal dan membedakan jamak.
Bontoh membedakan tunggal, 3siswa dapat menyebutkan segitiga sebagai lingkungan
tertutup saderhana yang terbentuk dari gabungan dari gabungan tiga buah ruas garis6. Bontoh
membedakan jamak , 3siswa dapat menyebutksn perbedaan dari dua jenis segitiga
 berdasarkan besar sudut dan sisi- sisinya tersebut pada segitiga berdasarkan besar sudut yang
 paling besar adalah sudut siku- siku dan sisi terpanjang adalah sisi miringnya, pada segitiga
sama sisi besar sudut- sudutnya sama begitu pula dengan besar sisi- sisinya sama.

&) Belajar Pembentukan Konsep

<elajar pembentukan konsep adalah mengenal si%at bersama dari benda- benda
konkret, atau peristiwa untuk mengelompokkan menjadi satu. Misalnya untuk memehami
konsep persegi panjang siswa mengamati daun pintu rumah (yang bentuknya persegi

33
 panjang", papan tulis, bimgkai %oto (yang bentuknya persegi panjang", dan sebagainya. ntuk 
hal- hal tertentu belajar pembentukan konsep merupakan lawan dari belajar dari
membedakan. <elajar membedakan menginginkan siswa dapat membedakan objek- objek 
 berdasarkan karakteristiknya yang berlainan, sedangkan belajar pembentukan konsep
menginginkan agar siswa dapat mengklasi%ikasikan objek- objek ke dalam kelompok-
kelompok yang memiliki karakteristik yang sama.

') Belajar Pembentukan Aturan

2turan terbentuk berdasarkan konsep- konsep yang sudah dipelijari. 2turan


merupakan pernyataan erbal, dalam matematika misalnya adalah teorema, dalil dan si%at-
si%at. Bontoh aturan dalam segitiga siku- siku berlaku kuadrat sisi miring sama dengan jumlah
kuadrat sisi- sisi siku- sikunya. Dalam belajar pembentukan aturan memungkinkan siswa
untuk dapat menghubungkan dua konsep atau lebih. Sebagai contoh, terdapat sebuah sagtiga
dengan sisi- sisi siku- sikunya berturut- turut mempunyai panjang / cm dan 0 cm, guru
meminta untuk menentukan panjang sisi miringnya. ntuk menghitung panjang sisi
miringnya, siswa memerlukan suatu aturan #ythagoras yang berbunyi 3pada suatu segitiga
siku- siku berlaku kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi- sisi siku- sikunya6.
Dengan menggunakan aturan di atas diperolah /   0 E ! E ! . 8adi panjang sisi miring
yang ditanyakan adalah ! cm.

() Belajar Memea*kan Masala*

<elajar memecahkan masalah adalah tipe belajar yang lebih tinggi derajatnya dan
lebih kompleks daripada tipebelajar aturan. #ada tiap tipe belajar memecahkan masalah,
aturan yang telah dipelajari terdahulu untuk membuat %ormulasi penyelesaian masalah.
Bontoh belajar memecahkan masalah, siswa dihadapkan kepada persamaan kuadrat aF   bF

 c, a ≠  . Siswa diminta untuk menurunkan rumus kuadrat. ntuk menurunkan rumus

kuadrat siswa harus menyeleksi keterampilannya untuk membuat ruas kiri menjadi bentuk 
kuadrat sempurna sehingga rumusnya. <erikut ini penyelesaian masalah persamaan kuadratik 

≠0
dengan bentuk umumnya aF   bF  c, a . $ita tambahkan c pada kedua ruas

 persamaan sehingga diperoleh aF   bF E -c kemudian kedua ruas kita bagi dengan a

34
2
bx c b
diperoleh F  a E - a . =ambahkan dengan a  pada kedua ruas diperoleh F  

2 2
bx b c b
+
 E - a   .
a a a

)uas kiri kita %aktorkan dan ruas kanan dijumlahkan sehingga diperoleh

( )
2 2 2
b − 4 ac + b b − 4 ac b
 x + = = .
2a 4a
2
4a
2 2kar dari kedua ruas persamaan F 2a E


2
b − 4 ac b
± 2 . =ambahkan dengan - 2 a  pada kedua ruas kemudian kita sederhanakan
4a

b ± √ b − 4 ac
2

diperoleh FE 2a .

. Strategi Belajar

$apabilitas strategi kogniti% adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan serta


mengembangkan proses ber%ikir dengan cara merekam. Membuat analisis dan sintesis.
$apabilitas ini terorganisasikan seara #n+ernal se-#n%%a mem&n%'#n'an
*er-a+#an belajar men%#n%a+ )an ber*#'#r s#s$a +erara-, @on+o- +#n%'a-
la'& a'#ba+ 'a*ab#l#+as s+ra+e%# 'o%n#+# men(&s&n lan%'a-lan%'a-
*en(elesa#an masala- ma+ema+#'a

d. Sikap

!a*ab#l#+as s#'a* a)ala- 'een)er&n%an &n+&' meres*on seara


+e*a+ +er-a)a* s+#m&l&s a+as )asar *en#la#an +er-a)a* s+#m&l&s +erseb&+,
Res*on (an% )#ber#'an ole- searan% s#s$a +er-a)a* s&a+& obje' m&n%'#n
*os#+# m&n%'#n *&la ne%a+# +er%an+&n% 'e*a)a *en#la#an +er-a)a* obje'
(an% )#ma's&), Seba%a# obje' (an% *en+#n% a+a& +#)a', @on+o- seoran%
s#s$a memas&'# +o'o b&'& (an% +erse)#a berba%a# maam jen#s b&'& b#la
s#s$a +erseb&+ mem#l#'# s#'a* *os#+# +er-a)a* ma+ema+#'a +en+&n(a s#'a*

35
+er-a)a* ma+ema+#'a (an% )#m#l#'# mem*en%ar&-# s#s$a +erseb&+ )alam
mem#l#- b&!& ma+ema+#'a a+a& b&'& (an% sela#n b&'& ma+ema+#'a,

e. Keterampilan Mtrik 

Un+&' men%e+a-&# seoran% s#s$a mem#l#'# 'a*ab#l#+as mo+or#' '#a+a


b#sa mel#-a+n(a )ar# 'ee*a+an 'e+e*a+an )an 'e#anaran %era'an o+o+
o+o+ )an an%%o+a ba)an (an% )#*erl#-a+'an s#s$a +erseb&+, !emam*&an
)alam men)emon+ras#'an ala+ala+ *era%a ma+ema+#'a mer&*a'an sala-
sa+& on+o- +#n%'a- la'& 'a*ab#l#+as #n#, @on+o- la#n (an% leb#- se)er-ana
m#sa#n(a 'emam*&an men%%&na'an *en%%ar#s jan%'a sam*a#
'emam*&an men%%&na'an ala+ala+ +a)# &n+&' memba%# sama *anjan%
s&a+& %ar#s l&r&s,

B. Teori Belajar T(orn$ike

 Teor# be#ajar +-orn)#'e a)ala- +eor# (an% )#'em&'a'an E)$ar) ,


 T-orn)j'e 1874  1949 *a)a )asarn(a men%%&na'an s+#m&l&s res*on,
 Teor# (an% )#'em&'a'an )#'enal )en%an nama B'one's#on#smeC a+a&
B*en%a#+anD, T-orn)#'e ber*en)a*a+ ba-$a belajar *a)a b#na+an% )an
belajar *a)a man&s#a *a)a )asam(a mem#l#'# *r#ns#* (an% -am*#r sama,
Men&r&+ T-orn)#'e ba-$a )asar +erja)#n(a belajar a)ala- *emben+&'an
-&b&n%an an+ara s+#m&l&s )an res*on +er)a*a+ bebera*a )al#l a+a& -&'&m
men%a'#ba+'an m&n&ln(a s+#m&l&s res*on (aj+& -&'&m 'es#a*an
-&'&m
la+#-an )an -&'&m sebab a'#ba+

1. )uku" Kesia#an

;&'&m 'es#a*an meneran%'an ba%a#mana 'es#a*an seoran% s#s$a


&n+&' mela'&'an ses&a+& 'e%#a+an +er)a*a+ +#%a 'em&n%'#nan (an%
+erja)# ber'a#+an )en%an 'es#a*an,

a, Seoran% s#s$a mem#l#'# 'een)er&n%an &n+&' men#n)a' 'em&)#an


s#s$a +erseb&+ benar mela'&'an +#n)a'an ma'a +#n)a'ann(a a'an
men#mb&l'an 'e*&asan +#n)a'an+#n)a'an la#n (an% +#)a' )#la'&'an,

36
a, Seoran% s#s$a mem#l#'# 'een)er&n%an &n+&' ber+#n)a' +e+a*# s#s$a
+erseb&+ +#)a' me+a'&'an +#n)a'an se-#n%%a *a)a oran% +erseb&+
+#mb&l rasa +#)a' *&as )an 'em&)#an s#s$a +erseb&+ mela'&'an
+#n)a'an+#n)a'an la#n &n+&' men%-#lan%'an rasa +#)a' *&asn(a,

b, Seoran% s#s$a +#)a' mem#l#'# 'een)er&n%an ber+#n)a' s#s$a +erseb&+


mela'&'an +#n)a'an ma'a *a)a s#s$a +erseb&+ a'an +#mb&l rasa )a'
*&as se-#n%%a #s a'an mela'&'an +#n)a'an la#n &n+&' men%-#lan%'an
rasa +#)a' *&as +a)#,

<ar# +eor# )#'em&'a'an T-ern)#'e men%ena# -&'&m 'es#a*an )# a+as


)a*a+ '#+a s#m*&l'an ba-$a seoran% s#s$a a'an ber-as#l )alam belajar
a*ab#la oran% +erseb&+ be+&lbe+&l +ela- sla* &n+&' mela'&'an 'e%#a+an
belajar,

2. )uku" Lati(an

;&'&m #n# men(a+a'an ba-$a *r#ns#* &m&m )alam belajar a)ala-


*en%&#an%an, Sema'#n ser#n% s+#m&l&s res*on +erja)# ma'a sema'#n '&a+
-&b&n%an (an% +erja)#, !ala& *en%&lan%an ser#n% )#la'&'an ma'a
-&b&n%an an+ara s+#m&l&s )an res*on a'an bers#a+ o+oma+#s, Sebal#'n(a
sema'#n jaran% -&b&n%an s+#m&l&s )an res*on )#la'&'an sema'#n lema-
*&la -&b&n%an (an% +erja)#,

.#la s&a+& 'onse* )alam ma+ema+#'a )#*elajar# seara ber&lan%


ma'a 'onse* +erseb&+ a'an leb#- m&)a- &n+&' )#'&asa#, T#)a' sem&a
ben+&' *en%&lan%an member# )am*a' *os#+#, Pen%&lan%an (an% member#
)am*a' *os#+#, Pen%&lan%an (an% member# )am*a' *os#+# a)ala-
*en%&lan%an (an% re'&ens#n(a +era+&r ben+&' *en%&lan%an (an% +#)a'
membosan'an )an 'e%#a+an'e%#a+an *en%&lan%an )#saj#'an )en%an ara
(an% menar#',

Men&r&+ T-ern)#'e la+#-an (an% bers#a+ *en%&lan%an a'an ee'+#


a*ab#la %&r& member#'an %anjaran, <en%an 'a+a la#n -&b&n%an an+ara
s+#m&l&s )an res*on a'an sema'#n '&a+ a*ab#la )#ser+a'an %anjaran,
@on+o- %&r& ma+ema+#'a member#'an s+#m&l&s ber&*a *er+an(aan ?A*a

37
(an% )#ma's&) )en%an b#lan%an *r#ma? Res*on s#s$a (an% benar (a#+&
#s member#'an )en#s# )ar# b#lan%an *r#ma, A%ar 'onse* b#lan%an *r#ma
leb#- mele'a+ *a)a s#s$a ma'a )#la'&'an *en%&lan%an (a#+& )en%an
member#'an %ambaran )en%an member# berane'a maam b#lan%an, <ar#
b#lan%anb#lan%an +erseb&+ s#s$a )#m#n+a &n+&' mem#l#- b#lan%an (an%
mer&*a'an b#lan%an *r#ma,

*. )uku" Akibat
;&'&m a'#ba+ men%a+a'an ba-$a s&a+& +#n)a'an a'an
men#mb&l'an *en%ar&- &n+&' +#n)a'an (an% ser&*a, ;&'&m #n#
men%a+a'an s&a+& -&b&n%an (an% )a*a+ )#mo)#'as# )#b&a+ an+ara
s+#m&l&s )an res*on, .#la -&b&n%an s+#m&l&s )an res*on )##'&+# )en%an
*er#s+#$a (an% ses&a# -&b&n%an (an% +erja)# menja)# men#n%'a+
'e'&a+ann(a, Sebal#'n(a sean)a#n(a *er#s+#$a (an% +#)a' ses&a#
men%#r#n%# -&b&n%an +a)# 'e'&a+an -&b&n%an +erseb&+ menja)#
ber'&ran%, ;al #n# men&nj&''an ba-$a s&a+& +#n)a'an (an% )#la'&'an
ole- seoran% s#s$a se-#n%%a men(enan%'an -a+# s#s$a +erseb&+ +#n)a'an
+erseb&+ en)er&n% a'an )#&lan%#n(a, Te+a*# &n+&' se+#a* +#n)a'an (an%
men#mb&l'an rasa +#)a' +enan% en)er&n% a'an )#-#n)ar#n(a, .#la '#+a
*er-a+#'an -&'&m +erseb&+ ber'enaan )en%an *en%ar&- )ar# %anjaran
)an -&'&man )alam 'e%#a+an belajar, @on+o- )a+am *embelajaran
m#saln(a seoran% %&r& member#'an *&j#an &n+&' s#s$a (an% )a*a+
men%erja'an seal ma+ema+#'a )en%an ba#', P&l#an %&r& +erseb&+
men(ebab'an s#s$a #+& #n#n men%&lan%# *erb&a+an (an% ser&*a )en%an
-ara*an a'an men)a*a+ *&j#an la%#, Sebal#'n(a b#la s#s$a (an% +#)a'
)a*a+ men%erja'an *e'erjaan ma+ema+#'a %&r& member# emoo-an ma'a
emoo-an %&r& +a)# men(ebab'an s#s$a menja)# en%%an &n+&'
men%erja'an ma+ema+#'a, >a)# )alam -al #n# *&j#an +er-a)a* s#s$a
mer&*a'an %anjaran se#an%'an emoo-an +er-a)a* s#s$a mer&*a'an
-&'&man,
Sela#n #+& T-orn)#'e j&%a men%ern&'a'an ba-$a -&'&man *a)a
s#s$a )alam *embelajaran +#)a' +erja)# selal& men%a'#ba+'an -&b&n%an
s+#m&l&s )an res*on menja)# Iema-, ;&'&man (an% +#)a' berar+#
men%a'#ba+'an (an% berla$anan +er-a)a* %anjaran, Sebab *a)a

38
)asarn(a -&'&man )#'ena# *a)a s#s$a )en%an -ara*an s#s$a +#)a'
memb&a+ 'esala-an (an% ser&*a )# 'em&)#an -ar#, "anjaran menja)#
*en%&a+ a*ab#la rasa *&as men%#r#n%# res*on s#s$a, <en%an member#
%anjaran )a*a+ mem*erlanar belajar )a*a+ men%&ba- +#n%'a- la'&
s#s$a, Per'a+aan*er'a+aan %&r& se*er+# ?ba%&s? ?+e*a+? ?'am& san%a+
+el#+#? )an &a*an&a*an semaamn(a mer&*a'an on+o-on+o-
%anjaran, "anjaran +erseb&+ mer&*a'an -a)#a- ba%# s#s$a se-#n%%a
s#s$a +erseb&+ leb#- %#a+ )alam belajar,
;al la#n (an% )#'em&'a'an T-ern)#'e a)ala- men%ena# 'onse*
+ranser, Is+#la- (an% )#%&na'an ole- T-ern)#'e ?+ranser o +ra#n#n%?
(a#+& &n+&' men(elesa#'an masala- )#%&na'an -al-al (an% +e+a-
)#m#l#'# s#s$a (an% s&)a- )#*elajar# sebel&mn(a, <alam men(elesa#'an
s&a+& masala- +er)a*a+ -al-al )alam masala- +erseb&+ (an% ber'a#+an
a+a& #)en+#' )en%an &ns&r&ns&r )ar# *en%e+a-&an (an% s&)a- )#m#l#'#,
Uns&r #)en+#' +erseb&+ a'an sal#n% ber-&b&n%an se-#n%%a )a*a+
mem&n%'#n'an &n+&' men(elesa#'an masala- +erseb&+, Uns&r&nsr&
(an% sal#n% ber-&b&n%an #+& ber%ab&n% menja)# sa+& #'a+an se-#n%%a
memben+&' s&a+& 'emam*&an, !emam*&an +erseb&+ -ar&s )#la+#- )an
)#'a+a'an )en%an 'emam*&an la#n, Seba%a# on+o- 'emam*&an
men%erja'an o*eras# -#+&n% se*er+# ?*enj&m#a-an? U*en%&ran%an?
?*er'al#an? )an ?*emba%#an? -ar&s )#*elajar# seara lan%s&n% (a+#&
)en%an berla+#- men%ena# o*eras# +erseb&+, Un+&' meman+a*'an
'emam*&an +erseb&+ )alam #n%a+an *erl& )#a)a'an *en%&lan%an
la+#-anla+#-an (an% ber'a#+an )en%an 'emam*&an +erseb&+, <en%an
la+#-anla+#-an +ranser belajar )a*a+ +era*a#,
<alam *embelajaran a)a'alan(a %&r& #n%#n men&nj&''an ba-$a
(an% a'an )#ber#'an 'e*a)a s#s$a, Un+&' ba-anba-an *elajaran (an%
mem&a+ *er+an(aan erbal m#saln(a )alam ma+ema+#'a mem&a+
sej&mla- )en#s# +eorema +erseb&+ )a*a+ )#ber#'an seba%a# ran%'a#an
-&b&n%an s+#m&l&s )an +es*on, <en%an )en#s# )an +eorema (an% s&)a-
)#'&asa# s#s$a %&r& )a*a+ men%&r&+'an )en#s# )an +eorema +erseb&+
&n+&' )en#s# )an +eorema (an% bar&,

39
S&*a(a ma+er# )a*a+ )#*elajar# s#s$a seara ee'+# )an es#en ma+er#
*elajaran +erseb&+ seba#'n(a )#*ea- menja)# bebera*a ba%#an, M#saln(a
'#+a belajar ba%#an *er+ama )&l& 'em&)#an '#+a belajar ba%#an 'e)&a
se+ela- #+& ba%#an *er+ama )an 'e)&a seara bersamasama se+ela- #+&
bar& ba%#an 'e+#%a )em#'#an se+er&sn(a, @on+o- )alam *embelajaran
ma+ema+#'a ma+er# (an% a'an )#*elajar# #+& a)ala- men%ena# )en#s#
relas# e'#alen, Un+&' mem*elajar# #+& a)ala- men%ena# )en#s# relas#
e'#a#en *er+ama+ama (an% )#*elajar# s#s$a a)ala- men%ena# )en#s#
reFe's# )an *en%er+#an s#me+r# ba%an 'e+#%a bar& men#n%'a+ *a)a
)en#s# +rans#+# )an *a)a a'-#m(a 'e+#%a *en%er+#an )en#s# +erseb&+
)#*elajar# seara bersamasama menja)# relas# e'#alen, ;al ser&*a )a*a+
)#+era*'an &n+&' ma+er# (an% la#n,

<alam *embelajaran %&r& meme%an% *eranan (an% &+ama )alam *roses


belajar s#s$a, "&r& me+a+#- s#s$a sela#n #+& %&r& j&%a menen+&'an ma+er#
a*a (an% -ar&s )#*elajar# s#s$a, Men&r&+ +eor# T-ern)#'e a%ar ma+er#
*elajaran +erseb&+ +ers#m*an '&a+ )alam #n%a+an *er+& )#+a'&'an
*en%&lan%an, Un+&' mem*elajar# -al +erseb&+ *eranan %&r& &n+&'
member#'an la+#-an (an% bers#a+ *en%&lan%an *a)a s#s$a,

;&'&m a'#ba+ (an% men%em&'a'an ba-$a 'e*&asan (an% +erjE)# *a)a


s#s$a 'arena %&r& member# %anjaran *a)a s#s$a +erseb&+ se-#n%%a s#s$a
en)er&n% &n+&' ber&sa-a mela'&'an 'e%#a+an ser&*a )a*a+
)#manaa+'an %&r& )alam *embelajaran, "&r& leb#- -a+#-a+# )alam
men%omen+ar# s#s$a '-&s&sn(a *a)a s#s$a (an% ber'emam*&an '&ran%,
.e%#+& j&%a %&r& -ar&s +an%%a* +er-a)a* res*on s#s$a (an% salah.
M#saln(a %&r& jan%an memb#ar'an 'e'e+#r&an s#s$a +an*a *enje#asan
(an% benar, 1la +erseb&+ &n+&' men%-#n)ar# a%ar s#s$a +#)a' men%&lan%#
'esala-an (an% ser&*a, Sela#n #+& b#la %&r& member# +&%as a+a& *e'erjaan
r&ma- *aa s#s$a +e+a*# %&r& +#)a' memer#'san(a )an 'em&n%'#nan
sisa beran%%a*an ja$aban (an% )#ber#'an s#s$a +erseb&+ benar
se-#n%%a la en)er&n% &n+&' mela'&'an 'esala-an (an% sama, Me+o)e
*ember#an +&%as )an la+#-an a'an

40
leb#- oo' )#ber#'an )alam *embelajaran sebab )en%an me+o)e +erseb&+
s#s$a a'an leb#- ban(a' men)a*a+'an s+#m&l&s se-#n%%a res*on (an%
)#ber#'an s#s$a a'an leb#- ban(a',

+. Teori Belajar %a,lo,

Palo +er'enal )en%an +eor# be+ajar 'las#'n(a #s mer&*a'an iimuan


(an% ber'eban%saan R&s#a, Palo +ermas&' *en%an&+ al#ran tingkah la'&
(a#+& al#ran (an% ber*en)a*a+ ba-$a -as#l belajar man&s#a #+ harus
)#)asar'an 'e*a)a *en%ama+an +#n%'a- la'& man&s#a (an% +erl#-a+
melaiul s+#m&l&s res*on )an belajar bers(ara+, Men&r&+ aliran +#n%'a- laku
manusia +ermas&' or%an#sme *as# (an% b#sa )#'en)al#'an, T#n%'a- la'&
man&s#a bisa )#'en)al#'an )en%an ara member# %anjaran dan -&'&man,
 Gan% men!adi sasaran *enel#+#an al#ran +#n%'a- la'& #n# *a)a )asam(a
a)ala- b#na+an%, A)a (an% mela'&'an *enel#+#an +er-a)a* 'era b&r&n%
anj#n% )an b#na+an%b#na+an% la#nn(a,

Palo men%a)a'an *enel#+#an men%ena# *enemaan, <# an+ara


*enel#+#ann(a (an% +ela- )#la'&'an #a men%a)a'an *enel#+#an +er-a)a*
*er#la'& anj#n%, Palo men%ama+# a)an(a 'e+er'a#+an an+ara anj#n% #+&
mel#-a+ ma'anan )en%an 'el&arn(a a#r l#&r anj#n% #+& )a+am
*ene+#+#ann(a se'or anj#n% )#'&r&n% )alam s&a+& +em*a+ 'em&)#an #a
member#n(a ma'anan, Palo men%ama+# sebel&m anj#n% #+& )#ber#
ma'anan anj#n% +erseb&+ men%el&ar'an ma'anan, Selanj&+n(a se+#a*
a'an )#ber# ma'anan Palo memb&n(#'an bel nam&n anj#n% #+& +#)a'
)#ber# ma'anan se*er+# b#asan(a nam&n #a +e+a* mel#-a+ anj#n% +erseb&+
+e+a* men%el&ar'an a#r l#&r, <ar# *erobaan +erseb&+ men&nj&''an ba-$a
+er)a*a+ 'e+er'a#+an an+ara ma'anan a+a& b&n(# bel mer&*a'an
meran%san% ba%# 'el&arn(a a#r l#&r anj#n% +erseb&+, <alam -al #n#
ma'anan mer&*a'an s+#m&l&s +a' bers(ara+ se)an%'an b&n(# bel
mer&*alan s+#m&l&s bers(ara+,

<ar# -as#l *enel#+#an (an% +ela- )#la'&'an Palo men%em&'a'an


+en+an% 'onse* *emb#asaan, Ses&a+& 'onse* 'a+& )#la'&'an seara +er&s
mener&s se-#n%%a menja)# 'eb#asaan, !onse* *emb#asaan (an%

41
)#la'&'an Palo )a*a+ )#+era*'an )alam *embelajaran s#s$a )a*a+
belajar )en%an bal' a*ab#la s#s$a +erseb&+ )#b#asa'an &n+&' belajar,
Seba%a# on+o- s#s$a )#b#asa'an &n+&' men%erja'an *e'erjaan r&ma-
s#s$a )#b#asa'an &n+&' membaa )an la#n seba%a#n(a, .#la s#s$a s&)a-
+erb#asa belajar )en%an bal' #a +#)a' +er#al& 'es&l#+an &n+&' mema-am#
ma+er# *elajaran (an% )+er#'an ole- %&r&n(a,

 To'o- al#ran +#n%'a- la'& la#nn(a (a#+& S'#ner #a mel#-a+ 'elerna-an


)ar# *erobaan (an% +e+a- )#+a'&'an ole- Palo, Men&r&+n(a *a)a
*ene+#an Palo sasaran *enel#+#an )alam -al #n# anj#n% ber+#n)a' *as#
ar+#n(a &n+&' men)a*a+'an ma'anan anj#n% +erseb&+ +#)a' mela'sana'an
a*aa*a, =len 'arena #+& +eor# (an% )#'em&'a'an Palo )#seb&+ +eor#
belajar bers(ara+ 'las#' +eor# (an% )#'em&'a'an S'#ner )#)asar'an
'e*a)a bers(ara+ ?o*eran+? a'+# berb&a+, <alam *enel#+#an S'#ner
se+ela- anj#n% #+& )#ransan% )en%an b&n(#b&n(#an m#saln(a anj#n%
+erseb&+ j&%a )#-ar&s'an mene'an ses&a+& s&*a(a ma'anan +erseb&+
'el&ar se-#n%%a #a )a*a+ mema'ann(a, Se+ela- mela'&'an *erobaan
*erobaan S'#ner men%em&'a'an ba-$a '#+a )a*a+ memben+&' +#n%'a-
#a'& b#na+an% )en%an ara men%a+&r 'ea)aan l#n%'&n%arl beser+a
*en%&a+an,

-. Teori Belajar Albert Baru$a

Alber+ .ar&)a mer&*a'an +o'o- al#ran +#n%'a- +a'& #s +er'enal


)en%an belajar men#r&n(a, .ar&)a ber*en)a*a+ ba-$a +eor# (an%
)#'em&'a'an ole- S'#ner a)a 'elema-an, .ar&)a men(an%'al *en)a*a+
S'#rer (an% men%a+a'an ba-$a res*on (an% )#ber#'an s#s$a (an%
)#ser+a# )en%an *en%&a+an #+& se+al& esens#al, ;al +erseb&+ ber)asar'an
*enel#+#an (an% +ela- )#la'&'ann(a )an *enel#+#an +eman+emann(a,

Men&r&+ .ar&)a seoran% ana' belajar )#'arena'an oran% la#n j&%a belajar,
Ar+#n(a seoran% belajar 'arena #s men#r& oran% la#n, <alam -al n# s#s$a
men#r& %&r&n(a, .ar&)a men%a)a'an *erobaan )en%an ban+&an +eman
+emann(a, T&j&an *erobaan +erseb&+ #ala- &n+&' men%e+a-&# a*a'a- a)a
*en%ar&- mo)elmo)el )alam -al #n# mo)elmo)eln(a a)ala- oran% (an%

42
+ela- )#la+#- seara '-&s&s &n+&' ber+#n%'a- la'& +er+en+& +er-a)ao
oran%oran% (an% men(a's#'an *er#la'& oran% (an% menja)# mo)el +a)#,

Penel#+#an (an% +ela- )#la'&'an .ar&)a member#'an 'es#m*&#an ba-$a


a*ab#la seseoran% men(a's#'an oran% la#n berb&a+ %anas #s rnem#l#'#
'een)er&n%an &n+&' berb&a+ (an% %anas *&la, Sebal#'n(a seseoran%
(an% +#)a' mel#-a+ oran% la#n (an% menja)# mo)el berb&a+ %anas #s
en)er&n% +#)a' berb&a+ %anas, >a)# men&r&+ .ar&)a seseoran% a'an
menja)# le-#- a%res# ses&)a- #s mel#-a+ oran% la#n mo)e#n(a berb&a+
a%res#,

.#la +eor# .ar&)a (an% +ela- )#'em&'a'an '#+a +era*'an )alam


*embelajaran m#sa#n(a )alam *embelajaran seban(a'n(a
men%-#n)ar'an +#n%'a- +a'& (an% +#)a' +er*&j# se*er+# mero'o' 'e+#'a la
se)an% men%ajar sebab +#n%'a- la'& (an% b&r&' +erl#-a+ )a*a+ )#+#r& ole-
s#s$a, ;en)a'n(a %&r& ber+#n%'a- +a'& (an% bal' men&nj&''an s#'a*
s#'a* (an% +er*&j# a%ar s#s$a )a*a+ men#r&'an -al-al bas' +erseb&+,

E. Teori Belajar Skinner

S'#nner mel#-a+ a)a 'elema-an )ar# *erobaan (an% )#la'&'an ole-


*arlo, Men&r&+ S'#nner *a)a *enel#+#an Palo sasaran *enel#+#ann(a
)alam -al #n# anj#n% ber+#n)a' *as#, =le- 'arena #+& +eor# (an%
)#'em&'a'an Palo )#nama'an belajar bers(ara+, Teor# (an%
)#'em&'a'an S'#nner )#)asar'an 'e*a)a bers(ara+ ?o*eran+? a'+# 
berb&a+, S'#nner mer&*a'an seoran% a-l# *s#'olo%# (an% *al#n%
ber*en%ar&- '-&s&sn(a )# Amer#'a Ser#'a+.  Teor# (an% )#m&'a'ann(a
ber*en%ar&- 'arena #s ber-as#l men(a+&'an *an)an%an (an% berbe)a
be)a )ar# al#ran #n#, Sela#n #+& S'#nner +ela- ber-as#l menja)#'an +eor#
+eor#n(a seba%a# )asar &n+&' )#+era*'an 'e*a)a man&s#a. !ar(a S'#nner
mernber#'an )asar &n+&' *embelajaran +er*ro%ram )an be+alar #n)##)&,

1. Res#on$ent +on$itioning dan !perant "nditinin#

 T#n%'a- la'& man&s#a men&r&+ S'#nner )ala* )##)en+#'as#'an menja)#


)&a jen#s +#n%'a- la'& (a#+& res*on)en+ )an +#n%'a- Ia'& o*eran+, !e)&a

43
 jen#s +#n%'a- la'& +erseb&+ mem#l#'# *en%er+#an (an% berbe)a, T#n%'a-
laku

res*on)en+ a)ala- +#n%'a- la'& (an% bers#a+ reFe's )an )#+#mb&l'an ole-
ran%san%an (an% )a+an%n(a )ar# I#n%'&n%an, Ran%san%an (an% )#'ena'an
'e

or%an +&b&- seseoran% )a*a+ men#mb&l'an +#n%'a- Ia'& rens*on)en+,


@on+o-n(a ran%san%an (an% )a+an%n(a )ar# see'or n(am&' (an%
-#n%%a* ) -#)&n% seseoran% men#mb&l'an +an%an oran% +erseb&+
mene*&''an +an%ann(a 'e ara- m&'an(a, Perb&a+an seseoran% (an%
men#mb&l'an rasa mal& menja)#'an m&'a oran% #+& memera-,

Seba%#an besar +#n%'a- +a'& seseoran% mer&*a'an +#n%'a- +a'& o*eran+


-an(a se)#'#+ +#n%'a- Ia'& '#+a (an% mer&*a'an +#n%'a- la'& res*on)en+,
 T#n%'a- la'& o*eran+ bers#a+ +#)a' o+oma+#s +#)a' b#sa )#*er'#ra'an )an
+#)a' b#sa )#-&b&n%'an men%%&na'an ara (an% )#'e+a-&#, !a+a ?o*eran+?
berar+# berb&a+, T#n%'a- la'& (an% bero*eras# +er-a)a* I#n%'&n%an
memban%'#+'an res*onres*on +er-a)a* I#n%'&n%an, A*ab#la res*on
res*on +erseb&+ men(enan%'an +#n%'a- Ia'& o*eran+ a'an en)er&n%
)#&lan%#,

 T#n%'a- +a'& res*on)en+ )an +#n%'a- +a'& o*eran+ )a*a+ )#*e+a#arH,


 T#n%'a- la'& res*on)en+ )#*elajar# )en%an +&j&an a%ar +erja)# ran%san%an
(an% men(ebab'an +#n%'a- la'& (an% )##n%#n'an, T#n%'a- la'& o*eran+
)#*elajar# melal&# *en%&a+an (an% ses&a# (an% )#ber#'an se+ela- 'eja)#an
s*on+an )ar# +#n%'a- la'& o*eran+ +erseb&+, Pen%&a+an (an% )#ber#'an
+er-a)a* seseoran% se%era se+ela- +#n%'a- Ia'& (an% )##n%#n'an )a*a+
)#na#''an 'em&n%'#nan *en%&lan%an +#n%'a- Ia'& +erseb&+, A*ab#la
 penguatan yang diberikan kepada seseorang itu berup hukuman, diharapkan orang tersebut akan
menghentikan tingkah laku yang tidak diinginkan sebagai akibat dari hukuman yang diberikan.

<erkaitan dengan tingkah laku respondent dan tingkah laku operant, Skinner mengemukakan
dua jenis respon, yaitu respondent conditioning dan operant conditioning. )espondent conditioning
adalah respon yang diperoleh dari beberapa stimulus yang teridenti%ikasi sehingga menyebabkan
respons yang relati% tetap. Misalnya siswa diberikan stimulus berupa soal yang dapat diselesaikan

44
dengan menggunakan konsep himpunan, sehingga muncul respon siswa untuk mempelajari teorema-
teorema atau dalil-dalil berkenaan dengan himpunan. )espondent conditioning klasik untuk belajar 
respondent serupa dengan belajar isyarat dari 'agne, yakni respon yang diharapkan terjadi krena
diberikan stimulus baru bersamaan dengan sstimulu lama. <ila stimulus baru bersamaan dengan
stimulus lama terjadi berkali-kali maka stimulus baru akan memancing respon yang diharapkan secara
spontan meskipun tanpa berpasangan dengan stimulus lama. Sebagai contoh dari respondent
conditioning yang sangat dikenal adalah karya #alo, ia mengadakan penelitian terhadap pencernaan.
#alo mengamati adanya keterkaitan anjing melihat makanan dengan keluarnya air liur anjing.

Operant conditioning adalah suatu respon terhadap lingkungannya, dimana setiap


respon yang muncul diikuti dengan stimulus-stimulus tertentu. Skinner menyebutkan dengan
istilah penguatan untuk stimulus-stimulus yang demikian. Stimulus-stimulus itu diberi nama
 penguatan, karena stimulus-stimulus tersebut memperkuat respon yang sudah dilakukan oleh
seseoarang. Bontoh operant conditioning seorang siswa mengerjakan soal-soal kalkulus
kemudian ia mendapat nilai yang baik untuk soal-soal kalkulus tersebut. Setelah itu siswa tadi
menjadi lebih giat dalam mengerjakan soal-soal kalkulus tadi. Dalam hal ini, respon siswa
terhadap pelajara kalkulus menjadi lebih kuat.

=erdapat perbedaan antara respondent conditioning dan operant conditioning, kalau


 pada respondent conditioning stimulus dapat diidenti%ikasi dan menghasilkan respon yang
relatie tetap, sedangkan pada operant conditioning tidak terdapat stimulus yang spesi%ik atau
dapat diidenti%ikasi yang secara konsisiten menghasilkan respon. &ubungan stimulus dan
respon pada respondent conditioning umumnya sudah pasti oleh karena itu kecil sekali
kemungkinannya untuk merubahnya. <erbeda dengan operant conditioning, sebagian besar 
tingkah laku manusia merupakan tingkah laku perantara sehingga kemungkinan untuk 
merubah besar sekali. Oleh karena itu Skinner menitikberatkan kajiannya terhadap operant
conditioning, ia mempergunakan operant conditioning untuk mendorong siswa sehingga
memberikan respon berupa tingkah laku. #eristiwa terjadinya tingkah laku itu disebut respon
 belajar.

<erikut disajikan contoh operant conditioning yang menghasilkan respon belajar.


Misalnya, di dalam suatu kelas, siswanya duduk dengan tenang, siswanya pemalu dan tidak 
memberikan respon. Bontoh dialog yang terjadi antara siswa dan guru yang terjadi pada dua
kasus yang berbeda.

$asus pertama

45
'uru G6<udi apa yang dimaksud dengan bilangan prima46

<udi G(diam tidak memberi respon"

'uru G 3<aik siswa, rupanya <udi lupa bagaimana ia harus bicara6

(semua siswa dalam kelas tertawa sehingga telinga dan muka <udi memerah
karena malu"

$asus kedua

'uru G 3<udi, jelaskan apa yang dimaksud dengan bilangan prima46

<udi G (diam tidak member respon"

'uru G 3<aiklah, mungin <udi masih berusaha mengingat-ingat, saya yakin <udi bisa
menjawabnya.6

Dengan dibimbing guru, <udi berusaha menjawab sehingga akhirnya ia tidak merasa
malu dan ia akhirnya dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan baik. Dari dua
contoh tadi memperlihatkan respon belajar yang berlainan. $asus pertama menunjukkan
respon belajar yang tidak dikehendaki sedangkan pada kasus kedua menunjukkan respon
 belajar yang dikehendaki. &al ini memperlihatkan bahwa pada operant conditiong respon
siswa tidak dapat diperkirakan sehingga tidak dapat diidenti%ikasi.

Menurut Skinner, langkah-langkah pembentukan tingkah laku dalam operant


conditioning adalah sebagai berikutG

#ertama kita identi%ikasi komponen-komponen yang merupakan penguatan untuk 


tingkah laku yang diharapkan.
$emudian komponen-komponen yang telah diidenti%ikasi tadi dianalisis.
Setelah itu komponen-komponen tersebut diurutkan sebagai tujuan sementara. Di
samping itu kita identi%ikasi penguatan untuk masing-masing komponen.
:angkah terakhir melakukan pembentukan tingkah laku yang diharapkan sesuai
urutan komponen yang telah disusun.

Setiap komponen yang mendapat perhatian, mengakibatkan komponen tersebut cenderung


sering dilakukan. <ila komponen pertama sudah terbentuk dilanjutkan dengan pemberian
 penguatan pada komponen kedua tetapi penguatan pada komponen pertama harus dihentikan.
<egitu seterusnya untuk komponen yang berikutnya sehingga bila seluruh komponen telah

46
terbentuk, tingkah laku yang diharapkan akan terwujud. =idak selamanya respon yang
diberikan siswa terhadap stimulus yang diberikan itu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Oleh karena itu dalam hal ini guru harus berperan secara tepat sebagai pengawas dan
 pengawas kegiatan belajar siswa. Di samping itu guru sebaiknya menyusun secara langsung
setelah siswa operant conditioning dengan materi yang disusun dengan urutan logis disertai
dengan langkah-langkah kecil. Misalnya hitungan !/,1 F ,01 kita dapat memulainya
dengan lankah-langkah berikut.

 Langkah pertama

Dekatilah bilangan-bilangan tersebut dengan membukatkan sampai dengan satu angka


signi%ikasi HHHHHHH. ! F ,0

 Langkah kedua

Boba tuliskan dalam bentuk bilangan bakuHHH. ! F11 F 0 F 1 -0

 Langkah ketiga

$elompokkan bilangan-bilangan tersebutHHH ! F 0 F 1 1 F 1-0

 Langkah keempat

&itung kemudian tulis dalam bentuk baku HH.. F 1 -/

2tau HH  F 19

 Langkah kelima

&asil hitungan dalam bentuk baku kembalikan ke dalam bentuk semula yang bentuk 
desimal HH ,

#enyelesaian G !/,1 F ,01   0,02

Setiap respon yang diberikan siswa, untuk setiap langkah diberikan penguatan
langsung, penguatan hendaknya jangan ditunda-tunda tapi diberikan dengan segera. Oleh
karena itu untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan instruksi-instruksi yang sudah
direncanakan.

. Meningkatkan #erubahan =ingkah :aku

47
Skinner mengemukakan empat hal yang dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku
dan meningkatkan belajar, yaitu penguatan, melupakan, dan mematikan kebencian,
 penghindaran, dan hukuman.

a. #enguatan

#enguatan adalah suatu stimulus yang diberikan pada seorang siswa sehingga respon
siswa tersebut menjadi meningkat. Skinner membagi penguatan menjadi penguatan negatie
dan penguatan positi%.suatu stimulus dikatakan sebagai penguatan positi% apabila
 penyajiannya mengiringi suatu tingkah laku siswa yang mengarah pada meningkatkan
 pengulangan tingkah laku itu, contoh penguatan positi% yaitu pujian, memberi nilai jelek, dan
sebagainya. Dengan pujian seorang siswa cenderung mengulangi perbuatannya. Sedangkan
 penguaatan negati% adalah stimulus yang dihanguskan yang mengarah penguatan tingkah lau.
Bontoh, perhatian siswa terhadap suatu pelajaran matematika dapat ditingkatkan apabila
ditiadakan stimulus-stimulus yang menyebabkan mengganggu pelajaran, seperti meniadakan
suatu ribut atau gaduh.

 b. Melupakan dan Mematikan

Skinner membedakan pengertian melupoakan dan mematikan. Suatu tingkah laku yang
telah dipelajari bila tidak digunakan dalam waktu yang lama, tingkah laku tersebut akan
dilupakan. #engaruh operant conditioning menjadi hilang karena melupakan. Bontoh lain,
seorang guru yang tidak mengajar kalkulus dalam waktu yang lam cenderung lupa terhadap
materi kalkulus tersebut.

Menurut Skinner, mematikan adalah suatu proses dimana respon-respon rIterhadap


stimulus menjadi makin lama makin jarang. &al ini terjadi karena penguatan tidak diberikan
lagi. Bontoh, mematikan dapat terjadi apabila tidak memasukkan nilai ujian pada da%tar nilai.

c. Kebencian dan Pengindraan

stimulus yang tidak menyenangkan, yang mengganggu dan membuat %rustasi disebut
stimulus kebencian. Seorang siswa dapat melarikan diri dari stimulus kebencian yaitu dimana
stimulus kebencian itu berada. Seorang siswa dapat menghindari stimulus kebencian dengan
mengantisipasi terjadinya, setelah itu menjauhinya. #enghindaran dilakukan dengan baik 
tidak melakukan kontak dengan memindahkan stimulus kebencian itu setelah terjadi kontak 
dengan stimulus kebencian tersebut.

48
$ebencian dan penghindaran pada siswa dapat terjadi setelah siswa tersebut tidak 
 berhasil dari kegagatan dengan mengkopi atau menyontek hasil pelajaran temannya, siswa
menghindari kegagalan tes dengan menjauhi sekolah di hari-hari ujian dan lain sebagainya.

d. Hukuman

&ukuman merupakan salah satu teknik yang dapat mengontrol tingkah laku. Skinner 
memandang hukuman sebagai penguat. &ukuman dapat menimbulkan tiga e%ek, yaitu (1"
dapat menekan tingkah laku yang tidak diinginkan, (" dapat membangun tingkah laku yang
 berlawanan si%atnya, dan (/" member syarat bagi siswa berbuat lain dari perbuatan yang
membuat ia dihukum

 f. Teori Perkembangan Ine!ekua! Jean Piage 

8ean #iaget adalah seorang ahli psikologi dari swiss, sebenarnya ia bukan betul-betul
ahli psikologi, bilang yang sebenarnya adalah %alsa%ah dan biologi. ?amun, teori
 perkembangangan intelektual yang dikemukakannya menjadikan dirinya terkenal sebagai ahli
 psikologi. 8ean piaget telah melakukan penelitian terhadap anak-anak orang barat. Melalui
hasil penelitiannya muncul teori yang dikenal 3=eori #erkembangan ;ntelektual
Manusia6.;stilah intelektual dan kogniti% pengertiannya sama, oleh karena itu teori yang
dikemukakan #iaget adalah yang menyebut dengan 3=eori #erkembangan $ogniti%6.=eori
yang dikemukakan #iaget berkenaan dengan kesiapan siswa untuk belajar. 8ean #iaget
mengemukakan bahwa perkembangan kogniti% manusia berjalan secara kronologis sesuai
urutan waktu mulai dari lahir sampai dewasa dengan tahap-tahap tertentu yang berurutan.
2rtinya setiap manusia akan mengalami urutan-urutan itu yakni dengan urutan yang sama.

Selain mengenal ragam dari tahap-tahap perkembangan intelektual, ia mengemukakan


 bahan struktur kogniti% ini sebagai skemata, yaitu kumpulan dari skema-skema, karena
 bekerjanya schemata ini seorang indiidu dapat mengingat, memahami, dan memberikan
respon terhadap stimulus. #erkembangan schemata berlangsung secara kronologis sebagai
hasil interaksi antara indiidu yang lebih dewasa memiliki struktur yang lebih kogniti% yang
lebih lengkap dari pada ketika ia masih kecil. Skemata pada anak-anak masih terbatas
sehingga seorang anak yang baru pertama kali melihat harimau, ia menyebutnya sebagai
kucing besar. &al ini dikarenakan konsep kucing yang lebih se ring dilihat di sekitar rumahnya
sebagai konsep yang baru dimilikinya. Sehingga ia begitu pertama kali melihat harimau
konsep kucinglah yang paling dekat dengan stimulus.

49
<erpegang kepada teori kogniti% 8ean #iaget ini, agar seseorang anak dapat lebih cepat
 berkembang intelektualnya sehingga dapat meningkat ke tahap yang lebih %inggri, anak 
seyogyanya diperkaya dengan berbagai pengalaman. Sebagai contoh agar seorang anak kecil
tidak menyebut harimau sebagai kucing besar, dia supaya lebih diperkenalkan terhadap
lingkungannya seperti kebun binatang, taman satwa atau lingkungan lainnya. Dengan
demikian ia akan memperoleh pengalaman yang lebih banyak dari pengetahuan yang
diperoleh di rumanya.

". Ta#a$ Perkembangan Ine!ekua! Jean Piage 


8ean #iaget mengemukakan bahwa ada empat tahap perkembangan intelektual manusia,
yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap operasi konkret, dan tahap operasi %ormal.
Sebaran umur untuk masing-masing tahap berdasarkan rata-rata dan mungkin terjadi
 perbedaan antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya, dan anak yang satu dengan anak 
yang lainnya dari suatu masyarakat. Meskipun teori yang dikemukakan 8ean #iaget hanya
 berlaku bagi masyarakat <arat, namun teori kogniti%nya dapat digunakan sebagai patokan.
2rtinya umur kronologisnya yang lebih tepat disebut umur kesiapan, berlaku pula bagi
masyarakat kita.

a. +a*ap Sensorimotor ,usia -  2 ta*un)

<agi anak pada tahap ini memperoleh pengalaman melalui berbuat dengan sensori.
2nak berpikir melalui perbuatan (tindakan", gerak dan reaksi yang spontan. Birri-ciri dari
anak pada tahap sensorimotor di antaranya rentang umur mulai dari lahir hingga sekitar 
tahun. Mengingat usianya anak pada tahap ini belum mampu berbicara ia belajar 
mengembangkan dan menyelaraskan gerak jasmaninya dengan perbuatan mentalnya menjadi
tindakan-tindakan atau perbuatan dan gerak. Menjelang akhir tahap ini belajar mengartikan
symbol benda dengan benda konkretnya, tetapi ia masih merasa kesulitan. Selain itu anak 
tidak tahu bahwa benda yang disembunyikan dari penglihatanya tidak menghilang. Sehingga
 bila ibunya mencoba menyembunyikan suatu mainan tersebut ia mulai berusaha untuk 
mencari objek asalkan perpindahan mainan tersebut ia, ketahui sebelumnya. Selama tahap ini
anak akan mengalami beberapa perubahan, mulai dari hanya memiliki kemampuan re%lek 
hingga dapat beriatan dan dapat berbicara sedikit-sedikit menjelang di akhir tahap ini.

b. Ta#a$ Prao$era%i &u%ia ' ( ) a#un*

=ahap praoperasi ini merupakan tahap persiapan untuk mengorganisasikan operasi


konkret. #ada tahap ini pemikiran anak lebih banyak berdasarkan pada pengalaman konkret

50
dari pada pemikiran logis. &al tersebut dapat kita lihat apabila ia melihat ia melihat objek-
objek yang kelihatannya berbeda, ia mengatakan berbeda pula.
1" <ila kita perlihatkan kepadanya dua deretan kelereng yang banyaknya sama, tetapi
letaknya berlainan. Deretan yang pertama dibuat agak rapat sedangkan yang lainnya
agak renggang. $emudian kita tanyakan deretan yang mana yang lebih banyak. ;a akan
menjawab deretan kelereng yang renggang yang lebih banyak.
" Misalkan kita perlihatkan dua gumpalan tanah liat yang sama. $emudian gumpalan yang
satunya kita ubah bentuknya menjadi agak pipih. $emudian kita ajukan pertanyaan pada
dia mana yang lebih banyak di antara kedua gumpalan tersebut. 2nak memilih gumpalan
yang bentuknya pipih. &al tersebut menunjukkan bahwa anak pada tahap ini belum
memiliki konsep kekekalan materi

/" <ila kita perlihatkan dua buah bejana gelas berisi air dengan ukuran dan bentuk yang
sama.setelah itu kita sediakan dua buah bejana lainnya dengan ukuran dan bentuk 
 berlainan. $emudian kita tumpahkan air dari dua bejana yang pertama, masing-masing
 pada bejana yang lainnya. Setelah itu ditanyakan pada anak, apakah air pada bejana
tersebut sama banyaknya4 2nak tahap ini berpendapat bahwa banyak air pada bejana di
sebelah kiri tidak sama dengan air yang pada bejana sebelah kanan.

0" Misalkan kita sediakan dua utas tali yang sama panjang kemudian kedua utas tali
tersebut kita ubah rentangnya sehingga bentuk seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
$emudian kita ajukan pertanyaan pada anak, apakah panjang tali tersebut seperti pada
gambar sebelah kiri sama dengan tali pada sebelah kanannya4 2nak pada tahap ini
 berpendapat bahwa kedua tali disebelah kiri itu masing-masing sama panjang dengan
satu tali disebelah kanannya. #adahal waktu tali diubah rentangnya anak 
menyaksikannya. Dalam hal ini menunjukkan bahwa anak belum memiliki kopnsep
kekekalan panjang.

!" $ita sediakan sebuah karton berbentuk persegi panjang kemudian kita potong-potong
dan masing-masing potongan diberi warnaJcorak berlainan. Setelah itu kita susun
 potongan karton tadi, yang pertama berbentuk persegi panjang seperti bentuk semula
setelah itu diubah menjadi bentuk yang lain, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
2nak pada tahap ini menganggap luas gambar di sebelah kiri tidak sama dengan luas
gambar di sebelah kanan. &al tersebut menunjukkan bahwa anak pada tahap ini belum
memahami konsep kekekalan luas.

51
Bontoh-contoh yang telah diuraikan diatas, menunjukkan bahwa anak pada tahap
 praoperasi belum memiliki konsep kekekalan banyak, konsep kekekalan materi, konsep
kekekalan olum, konsep kekekalan panjang dan konsep kekekalan luas.
Birri-ciri lain yang dimiliki anank pada tahap ini diantaranya adalah belum
memahami operasi bersi%at re%ersibel, yaitu anak mendapat kesulitan untuk memikirkan
dua aspek atau lebih secara serempak belum memahami operasi trans%ormasi, pada akhir 
tahap ini dapat memberikan alasan atas keyakinannya, begitu pula ia dapat
mengelompokkan benda-benda berdasarkan satu si%at khusus yang sederhana.

. +a*ap /perasi Konkret ,usia ' 0 12 ta*un)


=ahap ini dinamakan tahap operasi konkret tidak berarti untuk tidak dapat melakukan
operasi tanpa bantuan benda-benda konkret. 2nak pada tahap ini sudah lebih jauh dapat
 berpikir atau berbuat daripada anak pada tahap praoperasi. ;a mampu berbuat lebih dari
sekedar dapat berbahasa, memanipulasi benda konkret dan berpikir internal daripada anak 
 pada tahap praoperasi.
#ada umumnya anak pada tahap ini sudah memasuki usia sekolah dasar, untuk itu
guru sekolah dasar harus memahami betul kondisi anak pada tahap ini. $emampuan apa saja
yang dimiliki anak pada tahap ini. Sebagian ciri-ciri anak pada tahap operasi konkret adalah
(1" rentang umur sudah sekitar umur 9 tahun sampai sekitar 1 tahun, (" egoismenya sudah
 berkurang. Oleh karena itu, ia mulai bersedia bermain dengan anak-anak lain, menggantikan
 bermain yang terisolasi, dapat mengelompokkan benda-benda yang dimiliki beberapa
karakteristik ke dalam himpunan-himpunan bagian dengan kotak tertata khusus dan dapat
meniru beberapa karakteristik suatu benda secara serentak. 2nak pada tahap ini sudah
memahami operasi bersi%at reersal. Dapat menyelesaikan soal-soal seperti   4 E . =idak 
seperti pada tahap praoperasi, pada tahap ini anak sudah memahami konsep bersi%at
kekekalan seperti konsep kekekalan bilangan (banyaknya", materi, panjang, luas bahkan di
akhir tahap ini sudah ada yang dapat memahami konsep kekekalan olum. #ada akhir tahap
ini anak bisa memberikan alas an dedukti% dan indukti%, tetapi masih memandang contoh
 berurutan dari suatu prinsip umum sebagai hal-hal yang tidak berhubungan.
$emampuan-kemampuan yang belum dimiliki siswa pada tahap ini di antaranya,
siswa masih mendapat kesukaran untuk menjelaskan peribahasa dan belum mampu
memahami arti yang tersembunyi. #ada awal dan pertengahan tahap ini anak jarang dapat
membuat de%inisi deskripti% yang tepat, yang dapat dilakukan siswa hanya mengingat-ingat
de%inisi bantuan orang lain dan mengatakan kembali apa yang dihapalnya. Siswa mendapat

52
kesukaran dalam memahami abstraksi erbal. Operasi kompleks seperti kebalikan, subtitusi,
gabungan dan irisan himpunan, dan pengurutan dari benda-benda konkret, siswa masih
mampu melakukannya, akan tetapi siswa masih belum mampu menyelesaikan operasi-operasi
ini dengan simbol-simbol erbal. Siswa masih mendapat kesulitan erbal menerapkan proses
intelektual %ormal ke dalsm symbol-simbol erbal dan ide-ide abstrak.

%. +a*ap /perasi Formal ,usia 12 ta*un ke atas)


=ahap operasi %ormal merupakan tahap akhir dari perkembangan kogniti% manusia.
)entang umur dari tahap ini dari 1 tahun ke atas. Mengingat rentang usianya, anak-anak 
 pada tahap ini dapat dikatakan sebagai anak dewasa. =idak seperti pada tahap-tahap
sebelumnya, pada tahap ini anak tidak lagi memerlukan perantara operasi konkret, untuk 
menyajikan abstraksi mental secara erbal. 2nak telah mampu memandang sesuatu dari
 banyak segi secara simultan, mampu menilai tindakannya secara objekti% dan ia dapat
menelusuri kembali proses berpikirnya.
2nak pada tahap ini mulai belajar untuk merumuskan hipotesis atau perkiraan
sebelum ia berbuat. Sebagai contoh anak dapat memperkirakan apa yang akan terjadi
seandainya ia menutup sebarang lilin yang sedang menyala dengan sebuah gelas. 2nak dapat
menunjukkan atau membuktikan kebenaran atau kesalahan dugaanJhipotesisnya dengan
melakukan percobaan sendiri. 2nak pada tahap ini sudah mampu untuk merumuskan
dalilJteori yang menggeneralisasikan hipotesis dan menguji bermacam-macam hipotesis.
2nak telah mampu memasuki tahap ini mampu untuk menilai derajat kebaikan dan
kesalahan, selain itu ia dapat memandang de%inisi, aturan dan hukum-hukum dalam konteks
yang benar dan objekti%. 2nak pada tahap ini mampu berpikir secara dedukti% dan indukti%, ia
dapat berargumentasi, bila dihadapkan dengan kombinasi pernyataan dengan menggunakan
konjungsi, disjungsi, ingkaran dan implikasi. Selain itu ia mengerti induksi matematika.
Mereka dapat memahami dan menggunakan konteks yang kompleks seperti permutasi,
kombinasi, proporsi, kolerasi dan probabilitas. ;a mampu untuk memahami dan
membayangkan besar tak hingga dan kecil tak hingga.

2. Manaat +eori Kogniti Piaget %alam Pembelajaran


#ada masa pembelajaran matematika sekarang, aliran psikologi perkembangan banyak 
memberi pengaruh dalam pembelajaran matematika. <egitu pula dengan teori kogniti% dari
#iaget yang merupakan pelopor utamanya. <ila kita perhatikan penyajian materi atau isi
dalam buku mata pelajaran matematika hampir semuanya memperhatikan perkembangan

53
mental anak. Sebagai contoh konsep kekekalan isi, konsep kesejajaran, permutasi tidak 
diajarkan pada siswa sekolah dasar kelas-kelas awal. Materi logika %ormal mulai diberikan
 pada siswa sekolah menengah pertama. Bontoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa
 penyajian materi matematika memperhatikan perkembangan mental siswa.
Mengetahui teori kogniti% dari #iaget penting sekali bagi guru, sebab untuk 
menyampaikan materi matematika pada siswa, guru harus mengenal tahap perkembangan
mental siswa. Misalnya guru SM# harus memahami bahwa siswanya sebagian besar tahap
 berpikir belum masuk ke dalam tahap operasi %ormal. Sebagian besar siswa permulaan masuk 
SM# tahap perkembangan intelektualnya masih berada pada tahap operasi konkret. Oleh
karena itu dalam memberikan materi matematika, siswa agar lebih banyak diberi kesempatan
memanipulasi benda-benda konkret. =opik-topik atau konsep-konsep baru supaya disajikan
melalui contoh-contoh yang konkret sehingga intuisi dan eksperimentasi dari siswa
memungkinkan untuk berkembang. ntuk materi mengenai pembuktian dalil-dalil dalam
geometri baru dapat diberikan pada siswa yang sudah berada pada tahap operasi %ormal yaitu
 pada siswa mulai SM# kelas akhir. ntuk konsep-konsep yang memerlukan berpikir secara
dedukti% dan indukti% tidak diajarkan pada siswa SM# kelas-kelas awal, konsep tersebut baru
diberikan pada siswa yang sudah berada pada tahap operasi %ormal. =opok-topik yang
memerlukan kemampuan menggeneralisasikan dari contoh-contoh khusus, baru diberikan
 pada siswa mulai dari SM# kelas akhir. <egitu pula halnya dengan topik-topik yang
menyangkut kemampuan mengelola beberapa ariable, seperti %ungsi, proporsi dan lain-lain.

!. +eori Belajar Bruner


Seperti halnya :ean #iaget, 8eremo S. <runer mempelopori aliran psikologi kogniti%.
<runer banyak memberikan pandangan mengenai perkembangan kogniti% manusia,
 bagaimana manusia belajar, hakikat pendidikan selain teori belajar dan teori pembelajaran
yang dikemukakannya.
Menurut <runer belajar matematika adalah belajar konsep-konsep dan struktur-
struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan
antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu. Oleh karena itu dalam memahami
matematika sesungguhnya kita mengikuti suatu pola atau struktur. Dengan pola dan struktur 
tertentu ini lebih memudahkan siswa dalam mempelajarinya. <runer juga mengemukakan
 bahwa dalam belajar seorang siswa selalu dimulai dengan memusatkan manipulasi materi.
$emudian siswa menemukan keteraturan dengan cara mula-mula memanipulasi materi yang
 berhubungan dengan keterangan intuiti% yang telah dimiliki siswa tersebut.

54
<ila #iaget mengemukakan perkembangan kogniti% manusia melalui empat tahap, lain
halnya dengan <runer. Menurut <runer setiap siswa berkembang melewati tiga tahap atau
tingkat yaitu tahap enakti%, tahap ikonik, dan tahap simbolik. =ahap-tahap tersebut dilalui
manusia secara berurutan. <ila dikaji ternyata teori perkembangan yang dimiliki #iaget dan
<runer memiliki banyak kemiripan. =ahap enakti% adalah sajian siswa yang macamnya gerak,
 pada tahap ini siswa dalam belajarnya, memanipulasi materi secara langsung. 8adi serupa
dengan sensorimotor pada teori belajar #iaget. =ahap ikonik adalah sajian siswa yang
macamnya persepsi static. #ada tahap ini siswa sudah melibatkan mental yang merupakan
gambaran dari objek-objek , siswa tak perlu lagi memanipulasi objek secara langsung. 8adi
tahap ini serupa dengan tahap praoperasi dari #iaget. =ahap ketiga yaitu tahap simbolik.
Sajian siswa yang macamnya bahasa dan symbol. Dalam tahap ini siswa sudah mampu
memanipulasi simbol-simbol dan hanya sedikit sekali mengandalkan gambaran objek-objek 
konkret. ;ni serupa dengan tahap operasi konkret dan operasi %ormal dari #iaget.

1. alil +eori Belajar Bruner


Selain mengemukakan teori perkembangan kogniti%, <runer mengemukakan kaidah-kaidah
atau dalil-dalil berkaitan dengan pembelajarn matematika. <runer bersama dengan teman-
temannya melakukan pengamatan ke sekolah-sekolah. Dari hasil pengamatannya timbul
dalil-dalil. Dalil-dalil yang dikemukakan <runer antara lain dalil penyusunan, dalil notasi,
dalil pengontrasan dan keanekaragaman, dan dalil pengaitan.

a. alil penyusunan
Dalil ini menyatakan bahwa bagi siswa cara paling baik untuk belajar konsep dan prinsip
dalam matematika adalah dengan melakukan penyusunan representasinya. #ada permulaan
 belajar konsep, pengertian akan menjadi lebih melekat apabila kegiatan-kegiatan yang
menunjukkan representasi konsep itu dilakukan oleh siswa sendiri.
Dalam proses perumusan dan penyusunan ide-ide, apabila siswa disertai dengan
 bantuan benda-benda konkret mereka lebih mudah mengingat ide-ide tersebut. Dengan
demikian, siswa lebih mudah menerapkan ide dalam situasi nyata secara tepat. Dalam hal ini
ingatan diperoleh bukan karena penguatan seperti yang dikemukakan Skinner, akan tetapi
 pengertian yang menyebabkan ingatan itu dapat dicapai. Sedangkan pengertian itu dapat
dicapai karena siswa memanipulasi benda-benda konkret. Oleh sebab itu, pada permulaan
 belajar konsep, pengertian itu dapat dicapai oleh siswa tergantung pada aktiitas-aktiitas
yang menggunakan benda-benda konkret.

55
Bontoh, untuk memahami konsep penjumlahan /  0 E 9. Siswa bisa melakukan dua
langkah berurutan yaitu / kotak dan 0 kotak pada garis bilangan. Dengan mengulangi hal
yang sama untuk dua bilangan yang lainnya siswa akan memahami konsep penjumlahan
dengan pengertian yang dalam.
b. alil 3otasi

Dalil notasi menyebutkan pada permulaan suatu kosep ditanamkan pada siswa seharusnya
menggunakan notasi yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Sebagai contoh pada
 permulaan konsep %ungsi diperkenalkan pada siswa SD kelas-kelas akhir, notasi yang sesuai
menyatakan %ungsi 4E 4  /. ntuk tingkat yang lebih tinggi misalnya siswa SM# notasi y
EF /. <aru setelah siswa memasuki SM2 atau mahasiswa diperguruan tinggi notasi %(F"
diperkenalkan pada siswa. Dari contoh tersebut diatas ?ampak urutan penggunaan notasi
yang dipakai disesuaikan dengan tingkat perkembangan kogniti% siswa, dimulai dari bentuk 
yang sederhana sampai dengan bentuk yang lebih abstrak.

. alil Pengontrasan %an keanekaragaman


Dalil ini menyatakan bahwa dalam mengubah dari representasi konkret menuju representasi
yang lebih abstrak suatu konsep dalam matematika dilakukan dengan kegiatan pengontrasan
dan keanekaragaman. 2rtinya agar suatu konsep yang akan dikenalkan pada siswa mudah
dimengerti, konsep tersebut disajikan dengan mengontraskan dengan konsep-konsep lainnya
dan konsep tersebut disajikan dengan beranekaragaman contoh. Dengan demikian siswa
dapat memahami dengan mudah karakteristik dari konsep yang diberikan tersebut.
ntuk menyampaikan suatu konsep dengan cara mengontraskan dapat dilakukan
dengan menerangkan contoh dan bukan contoh. Sebagai contoh untuk menyampaikan
konsep bilangan ganjil pada siswa diberikan padanya bermacam-macam bilangan, seperti
 bilangan ganjil, bilangan genap, bilangan prima dan bilangan lainnya selain bilangan ganjil.
$emudian siswa diminta menunjukkan bilangan-bilangan mana yang termasuk contoh
 bilangan ganjil dan bilangan-bilangan yang bukan contoh bilangan ganjil. Dengan contoh
soal yang beranekaragam kita dapat menanamkan suatu konsep dengan lebih baik dari pada
hanya contoh-contoh soal yang sejenis saja. Dengan keanekaragaman contoh yang diberikan
siswa dapat mengenal dengan jelas karakteristik konsep yang diberikan kepadanya. Misalnya
untuk menjelaskan konsep bilangan prima, siswa diberikan contoh yang banyak dan si%atnya
 beranekaragam. Dengan demikian siswa tidak menyimpulkan setiap bilangan ganjil itu
 bilangan prima.
%. alil Pengaitan

56
Dalil pengaitan menyatakan bahwa didalam matematika itu setiap konsep berkaitan dengan
konsep lainnya, sama halnya antara dalil yang satu dengan dalil yang lainnya, antara teori
dengan teori dan sampai pada bagian yang lebih besar lagi yaitu antara cabang matematika
yang satu dengan cabang matematika yang lainnya. Misalnya antara kalkulus dengan
geometr, antara aljabar dengan geometrid an sebagainya. 'uru harus dapat menjelaskan
kaitan-kaitan tersebut pada siswa. &al ini penting agar siswa dalam belajar matematika lebih
 berhasil. Dengan melihat kaitan-kaitan itu diharapkan siswa tidak beranggapan bahwa
cabang-cabang matematika itu berdiri sendiri-sendiri tanpa keterkaitan satu sama lainnya.

. Meto%e Penemuan

Satu hal lagi yang menjadikan <runer terkenal yaitu metode penemuannya.penemuan
yang dimaksud disini adalah menemukan kembali, bukan menemukan hal yang si%atnya baru
sama sekali. <runer beranggapan bahwa belajar penemuan memberikan hasil yang baik sebab
siswa dituntut untuk berusaha sendiri untuk mencari masalah serta pengetahuan yang
menyertainya.

<erikut ini akan diberikan contoh pembelajaran dengan menggunakan metode


 penemuan yang dikemukakan oleh <runer yang bekerja sama dengan Dienes. Suatu kelas
yang terdiri dari siswa-siswa berusia delapan tahun diperkenalkan pada tiga jenis papan
kedua atau plat. #apan pertama kita katakana persegi K, papan kedua berbentuk persegi
 panjang dengan sisi-sisinya F dan ; kita sebut 31F atau F 3 saja dan papan yang ketiga
merupakan persegi kecil yang sisi-sisinya 1 dengan 1 disebut 316.

F 1

F F 1

#ersegi F 1F atau F

#ertama siswa diminta bermain-main dengan benda tersebut. #apan pertama, papan
kedua,dan papan ketiga masing-masing jumlahnya banyak. Setelah itu <runei bertanya pada
siswa 3dapatkah kalian membuat persegi yang ukurannya lebih besar dari persegi F dengan

57
merangkai papan-papan jenis pertama, kedua dan ketiga46 sebagian besar dapat menyusun
 persegi seperti digambar berikut ini.

$emudian <runer meminta mereka menjelaskan apa yang baru diperolehnya. Mereka
menjawab 3 kami memiliki sebuah persegi F dengan dua buah F dan sebuah 16. Setelah itu
<runer memperkenalkan symbol F untuk melambangkan persegi F dan symbol 36 untuk 
3dan6. Dengan memakai symbol-symbol tersebut persegi tersebut dapat dinyatakan dengan F 
F  1. Bara lain untuk menyatakan persegi diatas adalah sebagai berikut, dengan F dan 1
 pada setiap sisinya, sisi tersebut dilambangkan sebagai F  1 dan persegi yang diperoleh
adlah (F  1" (F  1". Dari dua cara untuk menggambarkan persegi yang sama tersebut diatas
diperoleh persamaan F  F  1 E (F  1" (F  1".

#ara siswa selanjutnya membuat persegi-persegi dengan menurunkan notasi-notasi


yang baru ditulis diatas sebagai berikut.

F  F  1 E (F  1" (F  1"


F  0F  0 E (F  " (F  "

58
6 x + 9 =( x + 3 ) ( x + 3 ) 8 x + 16 =( x + 4 ) ( x + 4 )
2 2
 x +  x +

<runer menduga bahwa mereka akan menemukan perbedaan dalam contoh-contoh persegi
(1", persegi (", persegi (/", dan persegi (0". <anyaknya F pada masing-masing persegi
 berturut-turut , 0, * dan . Sedangkan banyaknya persegi 1 pada masing-masing persegi (1",
(", (/", dan (0" berturut-turut 1, 0, , dan 1*. <runer yakin settap kail siswa

mengalami kesulitan, mereka akan kembali pada contoh-contoh sebelurnnya dan mencoba
untuk me.nyelesaikannya.

4. +eori Belajar Maternatika ienes

+oltan #. Dienes adalah seorang matematikawan yang menitikberatkan perhatiannya pada


care-cara pembelajaran terhadap siswa. Dienes mengemukakan tentang pembelajaran
matematika yang dirancang sederniklan t-ungga matematika itu ;ebih mudah dipelajari dan
;ebih menarik. ntuk itu Dienes dalam pembelajaran matematika ;ebih mengutamakan

kepada penaertian. Dasar teori yang dikemukakan Dienes bertumpupada teori #iaget.

Dari hash pengamatan dan pengalaman Dienes, banyak ditemukan bahwa siswa rnenyenangi
matematika, ketika permulaan dia diperkenalkan dengan matematika. =api setelah dia
memasuki sekolah tingkat yang ;ebih tinggi makin banyak siswa yang mengeluh karena
matematika dianggap.

sebagai mate pelajaran yang sukar untuk dipelajari, banyak konsep yang dipahami siswa
secara keliru.

1. Konsep Matematika

Menurut Dienes yang dimaksud dengan konsep adalah struktur. Dienes berpendapat bahwa
 pada dasarnya, matematika bisa dianggap sebagai studi mengenai struktur, memisah relasi
dalam struktur dan mengkategorikan relasi-relasi antara struktur-struktur. Menurut Dienes
setiap konsep dan prinsip dalam matematika dapat dipaharni siswa asalkan cara menyajikan
konsep dan prinsip tersebut secara konkret. Dienes mengemukakan bahwa konsep itu adalah

59
struktur matematika yang terdiri dari tiga jenGs yaitu konsep mumi matematika, konsep
notasi, dan konsep terapan.

$onsep mumi matematika adalah ide-ide matematika mengerai kategori bilangan dan
hubungan-hubungan antara bilangan, tanpa mempertimbangkan bagaimana bilangan-bilangan
tersebut disajikarn Misalnya untuk menyajikan bilangan empat, disajikan dengan cara yang
 berlainan ditulis sebagai 0, ;C, 1 (basis dua", dan ;;;1. Dalam hal ini tidak menjadi
 pertimbangan kita apakah bilangan 0 itu may ditulis dengan angGLa )omawi, dengan
 bilangan basis dua, basis sepuluh atau notasi yang lainnya.

$onsep notasi matematika adalah si%at-si%at bilangan yang merupakan akibat penyajian
 bilangan itu sendiri. Bontoh penyajian bilangan dengan dasar  lebih mudah diolah dengan
komputer daripada penyajian bilangan dengan dasar selain dua. Sebagai contoh yang lain di
;nggris perkembangan anaksis mengalami hambatan, hal ini dikarenakan pada ahil
matematika ;nggris bertahan menggunakan notasi ?ewton yang lebih rumit dibandingkan
dengan notasi :eibnitA yang lebih e%isien untuk bidang kalku%us. Dari kedua canton tersebut
nampak akibat langsung dari cara penyajian bilangan terhadap perkembangan matematika.

$onsep terapan adalah terapan dari konsep mumi dan konsep notasi matematika dalam
 pemecahan masalah dalam matematika dan bidang studi yang lain yang berhubungan, konsep
 panjang, luas dan isi merupakan contoh konsep terapan matematika. $onsep terapan
dipeiajari siswa setelah konsep mumi dan konsep notasi diberikan terlebih dahulu. <egitu
 pula dengan konsep mumi, diajarkan sebelum konsep notasi diberikan sehingga tidak akan
terjadi kesalahan dalam memanipulasi larnbang. &al itu teri?d% -karena siswa hanya
mengha%al pola dalam memanipulasi lambang tanpa memahami konsep murni. Sebagai
contoh sepertia berikut ini.

( )
 x −3
2
− 3=
 x
2
3
,p .p
4
 p ,dan ( x + 3 )
=
12 2
 x
=
2
+ 3
2

Dalam mempelajari konsep matematika akanlebih baik apabila penyajiannya dimulai dengan
 benda-benda konkret yang berariasi dan beranekaragam. Dalam belajar konsep Dienes,
 berbeda dengan pendapat 'agne yang beranggapan bahwa belajar konsep dapat dijelaskan
dengan stimulus respon. Menurut Dienes apabila semua abstraksi yang berdasarkan kepada
situasi dan pengalaman konkret diterapkan untuk semua konsep yang diajarkan terhadap
siswa, hal tersebut akan lebih menyempumakan pemahaman siswa kepada konsep tersebut.

60
ntuk memahami suatu konsep seorang siswa perlu diperkenalkan dengan bermacam-macam
ragam materi konkret sebagai gambaran konkret dari konsep itu. &al tersebut dilakukan
 berdasarkan alasan ber -ikut ini.

#ertama G Dengan diperkenalkan dengan berbagai contoh siswa akan mendapatkan


 penghayatan yang lebih benar daripada dengan dengan hanya sebuah contoh saja. Misainya,
untuk menanamkan konsep segitiga kepada siswa, akan lebih balk bila gambaran segitiga itu
ditunjukkan dengan gambar 

setitiga bidang, bidang empat dan yang serupa. Sedangkan agar siswa lebih banyak dalam
memahami konsep segitiga diperkenalkan kepadanya bermacam-macam segitiga seperti
segitiga siku-siku, segitiga lancip, segitiga tumpul, segitiga samasisi dan segitiga samakaki.
Dengan demikian siswa tidak hanya mengenal satu segitiga saja.

$edua Dengan diperkenalkan dengan berbagal macam contoh siswa akan lebih menerapkan
konsep ke dalam kondisi lain, baik itu dalam bidang yang berhubungan dengan matematika.
Misarnya, siswa yang belajar perkalian tidak hanya diperkenalkan dengan himpunan saja,
tetapi 1/ dikenalkan dengan perkalian melalui jajaran. Dengan memahami konsep perkalian
melalui jajaran siswa akan mampu menghitung banyaknya tentara yang berbaris di suatu
lapangan upacara yang diatur menurut jajaran.

Dalam pembelajaran matematika Dienes lebih menekankan pada memanipulasi benda


konkret, laboratorium dan permainan matematika.

2. +a*ap Pembelajaran Konsep Matematilka

Dienes mengemukakan bahwa terdapat enam tahap dalam pembelajaran konsep matematika.
=ahap-tahap itu dipelajari secara berurutan. <ila kita amati pendapat Dienes ini sejalan
dengan tahap-tahap perkembangan kogniti% yang dikembangkan #iaget.

=ahap-tahap yang dimaksudkan oleh Dienes yaitu (1" bermain bebas, (" permainan, (/"
 penelaahan si%at bersama, (0" penyajian, (!" penyimbolan, dan (*" pem%ormalan.

a .  Bermain Beba%

<ermain bebas merupakan tahap pertama siswa dalam belajar konsep. <ermain bebas
merupakan tahap belajar konsep yang kegiatannya tidak berstruktur dan tidak diarahkan.
Dengan bermain bebas siswa bermain-main dengan benda-benda konkret model matematika.

61
Meskipun tidak diarahkan, siswa secara tidak sengaja mulai diperkenalkan dengan konsep
matematika melalui benda-benda konkret yang is permainan tersebut. #engenalan konsep
terjadi, karena interaksi antara is dengan benda-benda konkret di sekitar lingkungan
 belajarnya. ntuk mendapat pengalaman yang banyak siswa hanis banyak berinteraksi
dengan benda-benda atau model matematika yang banyak dan berariasi. =anggung jaab
guru untuk menyediakan bermacammacam benda konkret yang berkaitan dengan konsep
matematika atau memiliki konsep matematika. #ada tahap int siswa membentuk mental dan
sikap untuk persiapan dalam rnemahami struktur matematika dari konsep.

a .  Permainan

.#ermainan merupakan tahap kedua setelah tahap bermain bebas. Dalam tahap permainan
siswa sudah mulai meneliti pola-pola dan keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam konsep
tertentu. ;a mulai mengamati si%at-si%at kesarnaan atau ketidaksamaan, keteraturan atau
ketidakaturan suatu konsep yang diwakili oleh benda-benda konkret, keteraturan-keteraturan
yang terdapat dalam konsep tertentu belum tentu berlaku pula bagi konsep yang lainnya.
Dengan permainan siswa diajak mengenal dan memikirkan bagaimana struktur matematika
itu. Seberapa e%ekti%nya permainan dapat menanamkan konsep tertentu, sangat tergantung
dari permainan itu.

. Penelaa*an Siat Bersama

ntuk meninjau si%at bersama dari suatu konsep yang disajikan mungkin belum cukup
melalui dua tahap yang sudah dijelaskan sebelumnya. #ada tahap ini siswa mulai diarahkan
dalam kegiatan menemukan si%at-si%at bersama. #ada tahap ini pula siswa belajar untuk dapat
menghayati si%at-si%at bersama tersebut. Dengan demikian diharapkan siswa mampu
menunjuk mana yang merupakan contoh dan mana yang bukan contoh. ntuk melatih siswa
untuk dapat melihat si%at-si%at bersama tersebut dengan mentranslasi dari suatu permainan ke
 bentuk permainan yang lain. Meskipun demikian si%at-si%at abstrak yang diwujudkan dalam
 permainan itu tetap tidak berubah, walaupun translasi dilakukan.

d. #enyajian

#ada tahap sebelumnya, siswa menelaah si%at bersama, setelah siswa dapat menemukan
si%at-si%at bersama, siswa perlu belajar membuat gambaran tentang si%at-si%at bersama, siswa
 perlu belajar membuat gambaran tentang si%at bersama atau konsep yang ditemukan tersebut.
'ambaran komsep itu lebih abstrak daripada situasi yang disajikan. #enggambaran konsep ini

62
akan mengarahkan siswa ke arah pengertian struktur maatematika yang abstrakyang terdapat
dalm konsep tersebut. #enggambaran konsep tersebut adalah penyajian yang dapat berupa
diagram atau lisan.

e. #enyimbolan

Setelah pada tahap keempat siswa mampu menyatakan penggambaran suatu konsep.
#ada tahap penyimbolan siswa belajar membuat symbol dari gambaran konsep yang yang
telah ditemukannya. #ada tahap awal siswa dibiarkan untuk dapat mencari symbol sendiri
sekaligus belajar member symbol dari gambar konsep yang diperolehnya. ?amun setelah itu
selanjutnya siswa diarahkan untuk memilih symbol yang cocok disesuaikan dengan konensi
yang berlaku dalam matematika. #enyajian suatu konsep dapat dinyatakan dengan perumusan
kata-kata. Misalnya, hasil kali dua bilangan negatie adalah bilangan positi%.

%. #em%ormalan

#ada tahap ini siswa belajar mengurutkan si%at-si%at konsep dan kemudian merumuskan
si%at-si%at baru dari konsep tersebut. 8adi pada tahap ini siswa belajar mengorganisasikan
konsep-konsep matematika secara %ormal sehingga hasil dari pengorganisasian dari konsep-
konsep tersebut timbul dalil atau teori. 2ksioma merupakan si%at-si%at dasar di dalam struktur 
matematika. Dari aksioma ini kemudian dapat dirumuskan teorema tatau dahl. :angkah-
langkah dari suatu aksioma menuju teorema atau da%il dikenal denagn nama pembuktian.

/. #rinsip #embelajaran $onsep Matematika

Menurut Dienes, belajar konsep terdiri dari empat prinsip, yaitu prinsip dinamika,
 prinsip konstruktiitas, prinsip ariabilitas dan prinsip persepsi ariabilitas.

a. #rinsip Dinamika

#rinsip dinamika menyatakan bahwa permainan-permainan dapat diberikan sebagai


 pendahuluan dalam pembentukan konsep asalkan setiap jenis permainan tersebut diberikan
 pada waktu yang tepat dan sesuai. #ermaina dimulai dengan memanipulasi materi konkret,
kemudian perlahan-lahan diganti dengan permainan mental.

 b. #rinsip $onstruktiitas

#rinsip kostruktiitas menyatakan bahwa dalam struktur permainan konstruktiitas


selalu mendahului analisis dan hal ini dapat terjadi pada siswa umur 1 tahun ke atas.

63
c. #rinsip Cariabilitas

#rinsip ariabilitas menyatakan bahwa konsep harus berisikan ariable. Maksudnya


konsep harus dipelajari melalui pengalaman yang mengikutsertakan banyak ariable.

d. #rinsip #ersepsi Cariabilitas

#rinsip ini mengatakan bahwa untuk memberikan sebanyak mungkin pengalaman dan
ariasi-ariasi dari siswa dalam pembentukan konsep,serta untuk mempengaruhi siswa untuk 
mengumpulkan esensi matematika dari abstraksi, maka struktur konseptual yang sejenis
dapat diberikan dalam bentuk ekialensi persepsi sebanyak-banyaknya.

0. #endekatan #embelajaran Matematika

Selain mengemukakan tentang tahap dalam pembelajaran matematika, Dienes


mengemukakan pola pendekatan yang harus dilakukan dalam pembelajaran matematika
sebagai berikut.

a. Dalam belajar matematika siswa melalui manipulasi benda-benda konkret dan membuat
abstraksi dari konsep atau struktur dari konsep atau struktur tersebut.
 b. Dalam memahami matematika siswa harus mengalami proses yang wajar seperti tahap
 bermain-main dengan benda-benda konket, tahap mengurutkan pengalaman sehingga
menjadi suatu kebulatan yang mempunyai arti, tahap pemahaman konsep dan tahap
 pengaplikasian.
c. Mengingat bahwa matematika sebagai ilmu seni kreati%, oleh sebab itu matematika
sebaiknya dipelajari dan diajarkan sebagai ilmu seni.
d. Dalam pembelajaran konsep dalam matematika, konsep yang dipelajari tersebut harus
 berkaitan dengan konsep yang sudah dipahami sebelumnya.
e. Supaya siswa memperoleh sesuatu dari belajar matematika, siswa harus dapat
mengalihkan dari suasana konkret ke dalam perumusan abstrak dengan menggunakan
symbol.

I. +eori Belajar #an 4iele

$alau sebelumnya sudah diketahui mengetahui teori-teori belajar yang menjadi


landasan dalm proses pembelajaran matematika. #ada kesempatan ini akan diuraikan tentang
teori belajar yang mengkhususkan dalam pembelajaran geometri yang dikenal dengan teori
 belajar Can &iele. Can &iele adalah seorang pengajar matematika <elanda yang telah
mengadakan penelitian melalui obserasi dan tanya jawab yang ditulis dalam disertasinya.

64
#enelitian yang dilakukan Can &iele melahirkan beberapa kesimpulan mengenai tahap-tahap
 perkembangan kogniti% siswa dalam memahami geometri.

1. =ahap #erkembangan $ogniti% 

Can &iele menyatakan bahwa terdapat lima tahap pemahaman geometri yaitu tahap
 pengenalan, analisis, pengurutan, deduksi, dan keakuratan.

a. =ahap #engenalan

#ada tahap ini siswa hanya baru mengenal bangun-bangun geometri seperti bola, kubus,
segitiga, persegi, dan bangunbangun geometri lainnya. Seandainya kita hadapkan dengan
sejumlah bangun-bangun geometri, siswa dapat memilih dan menunjukkan bentuk segitiga.
#ada tahap pengenalan siswa belum dapat menyebutkan si%at-si%at dari bangun-bangun
geometri yang dikenainya itu. Sehingga bila kita ajukan pertanyaan 3apakah pada sebuah
 persegi panjang, sisi yang berhadapan sama panjang46, 3apakah suatu persegi panjang kedua
diagonalnya sama panjang 4 3siswa tidak akan bisa menjawabnya. 'uru harus memahami
 betul karakter anak pada tahap pengenalan. 8 angan sampai siswa diberikan si%at-si%at bangun-
 bangun geometri tersebut, siswa akan menerimanya melalui ha%alan bukan dengan ha%alan.

 b. =ahap 2nalisis

<ila pada tahap pengenalan ssiwa belum mengenal si%at-si%at dari bangun-bangun
geometri, tidak demikian pada tahap analisis. #ada tahap ini siswa sudah dapat memahami
si%at-si%at dari bangun-bangun geometri. #ada tahap ini siswa sudah mengenal si%at-si%at
 bangun geometri, seperti pada suatu kubus banyak sisinya enam, sedangkan banyak rusuknya
1. Seandainya kita tanyakan apakah kubus itu balok. Siswa pada tahap ini belum bisa
menjawab pertanyaan tersebut karena siswa pada tahap ini belum memahami hubungan
antara balok dan kubus. Siswa pada tahap analisis belum mampu mengetahui hubungan yang
terkait antara suatu bangun geometri dengan bangun geometri lainnya.

c. $ahap %en#urutan

Pa)a +a-a* #n# *ema-aman s#s$a +er-a)a* %eome+r# leb#-


men#n%'a+ la%# )ar# sebel&mn(a (an% -an(a men%enal ban%&nban%&n
%eome+r# beser+a s#a+s#a+n(a, Pa)a +a-a* #n# s#s$a s&)a- mam*&
men%e+a-&# -&b&n%an (an% +er'a#+ an+ara s&a+& ban%&n %eome+r# )en%an
ban%&n %eome+r# la#nn(a, S#s$a (an% bera)a *a)a +a-a* #n# s&)a-

65
mema-am# *en%&r&+an ban%&nban%&n %eome+r#, M#saln(a s#s$a s&)a-
men%e+a-&# jajar %enjan% #+& +ra*es#&m bela- 'e+&*a+ a)ala- la(an%
Ia(an% '&b&s #+& a)ala- balo', Pa)a +a-a* n# s#s$a s&)a- m&la# mam*&
&n+&' mela'&'an *enar#'an 'es#m*&lan seara )e)&'+# +e+a*# mas#-
*a)a +a-a* a$al ar+#n(a bel&m ber'emban% bal', !arena mas#- *a)a
+a-a* a$al s#s$a mas#- bel&m mam*& member#'an alasan (an% r#n#
'e+#'a )#+an(a men%a*a 'e)&a )#a%onal *erse%# *anjan% #+& sama
men%a*a 'e)&a )#a%onal *a)a *erse%# sa+#n% +e%a' l&r&s,

c. $ahap &eduk'i 

Pa)a +a-a* #n# s#s$a s&)a- )a*a+ mema-am# )e)&'s# (a#+&


mer#%amb#l 'es#m*&lan seara )e)&'+#, Pen%amb#lan 'es#m*&lan seara
)e)&'+# (a#+& *enar#'an 'es#m*&lan )ar# -al-al (an% bers#a+ '-&s&s,
Se*er+# '#+a 'e+a-&# ba-$a ma+ema+#'a a)ala- #lm& )e)&'+#, Ma+ema+#'a
)#'a+a'an seba%a# #lm& )e)&'+# 'arena *en%amb#lan 'es#m*&lan
memb&'+#'an +eorema )an a#nla#n )#la'&'an )en%an ara )e)&'+#,
Seba%a# on+o- s#s$a men&nj&''an ba-$a j&mla- s&)&+s&)&+ )alam jajar
%enjan% a)ala- 3600 seara )e)&'+# )#b&'+#'an )en%an men%%&na'an
*r#ns#* 'esejajaran, Pemb&'+#an seara #n)&'+# (a#+& )en%an memo+on%
mo+on% s&)&+s&)&+ ben)a jajar %enjan% 'em&)#an se+ela- #+& )#+&nj&''an
sem&a s&)&+n(a memben+&' s&)&+ sa+> *&+aran *en&- a+a& 3600 bel&m
+&n+as )an bel&m +en+& +e*a+, Se*er+# )#'e+a-&# ba-$a *en%&'&ran #+&
*a)a )asam(a menar# n#la# (an% *al#n% )e'a+ )en%an &'&ran
sebenam(a, >a)# m&n%'#n b#sa 'el#r& )alam men%&'&r s&)&+s&)&+ jajar
%enjan% +erseb&+, Un+&' #+& *emb&'+#an seara )e)&'+# mer&*a'an ara
(an% +e*a+ )alam *emb&'+#an *a)a ma+ema+#'a,

S#s$a *a)a +a-a* #n# +e+a- men%er+# *en+#n%n(a *eranan &ns&r


&ns&r (an% +#)a' )#)en#s#'an )# sam*#n% &ns&r&ns&r (an% )#)en#s#'an
a's#oma a+a& *os+&+a+ )an +eorema, S#s$a *a)a +a-a* #n# bel&m
mema-am# 'e%&naan )ar# s&a+& s#s+em )e)&'+#, =le- 'arena #+& s#s$a
*a)a +a-a* #n# bel&m b#sa menja$ab *ea+an(aan men%a*a ses&a+& #+&
)#saj#'an +eorema )an )al##,

66
e. $ahap Keakuratan

 Ta-a* +era'-#r )ar# *er'emban%an 'o%n#+# s#s$a )alam mema-am#


%eome+r# a)ala- +a-a* 'ea'&ra+an, Pa)a +a-a* #n# s#s$a s&)a- mema-am#
be+a*a *en+#n%n(a 'e+e*a+an )ar# *r#ns#**r#ns#* )asar (an% melan)as#
s&a+& *emb&'+#an, S#s$a *a)a +a-a* #n# s&)a- mema-am# men%a*a
ses&a+& #+& )#ja)#'an *os+&la+ a+a& )arn, <alam ma+ema+#'a '#+a +a-&
ba-$a be+a*a *en+#n%n(a s&a+& s#s+em )e)&'+#, Ta-a* 'ea'&ra+an
mer&*a'an +a-a* +er+#n%%# )alam mema-am# %eome+r#, Pa)a +a-a* #n#
memerl&'an +a-a* ber*#'#r (an% 'om*le's )an r&m#+, =le- 'arena #+&
 jaran% a+a& -an(a se)#'#+ se'al# s#s$a (an% sam*a# *a)a +a-a* +era'-#r #n#
se'al#*&n s#s$a +erseb&+ s&)a- bera)a )# SMA,
Sela#n men%em&'a'an men%ena# +a-a*+a-a* *er'emban%an
'o%n#+# )alam mema-arn# %eome+r# an ;#ele j&%a men%em&'a'an
bebera*a +eror# ber'a#+an )en%an *embelajaran %eome+r#, Teor# (an%
)#'em&'a'an an ;#ele an+ara la#n seba%a# ber#'&+,

•  T#%a &ns&r &+ama *embelajaran %eome+r# (a#+& $a'+& ma+er#

*embelajaran )an me+o)e *en(&s&n a*ab#la )#'elola seara +er*a)&


)a*a+ men%a'#ba+'an men#n%'a+'an 'emam*&an ber*#'#r s#s$a
'e*a)a +a-a* (an% leb#- +#n%%# )ar# +a-a* sebel&mn(a,
• .#la )&a oran% (an% mem*&n(a# +a-a* ber*#'#r berla#nan sa+& sama

la#n 'em&)#an sa+#n% ber+&'ar *#'#ran ma'a 'e)&a oran% +erseb&+


+#)a' a'an men%er+#, Seba%a# on+o- seoran% s#s$a +#)a' men%er+#
men%a*a %&r&n(a memb&'+#'an ba-$a j&mla- s&)&+s&)&+ )alam
s&a+& jajar %enjan% a)ala- 3600, M#saln(a s#s$a #+& bera)a *a)a
+a-a* *en%&r&+an 'e ba$a-, Men&r&+ s#s$a *a)a +a-a* (an%
)#seb&+'an *emb&'+#ann(a +#)a' *erl& sebab s&)a- jelas ba-$a
 j&mla- s&)&+s&)&+n(a a)a+a- 3600, @on+o- (an% la#n seoran%
s#s$a (an% bera)a *al#n% +#n%%# *a)a +a-a* 'e)&a a+a& +a-a*
anal#s#s +#)a' men%er+# a*a (an% )#jelas'an %&r&n(a ba-$a '&b&s
#+& a)ala- balo' bela- 'e+&*a+ #+& la(an%la(an%, "&r&n(a *&n

67
ser#n% +#)a' men%er+# men%a*a s#s$a (an% )#ber# *enjelasan
+erseb&+ +#)a' mema-am#n(a, Men&r&+ an ;#ele seoran% s#s$a
(an% bera)a *a)a +#n%'a+ (an% leb#- ren)a- +#)a' m&n%'#n )a*a+
men%er+# a+a& merna-am# ma+er# (an% bera)a *a)a +#n%'a+ (an%
leb#- +#n%%# )ar# s#sa +erseb&+, !ala&*&n s#s$a #+& )#*a'sa'an
&n+&' mema-am#n(a s#s$a #+& bar& b#sa mema-am# melal&#
-aalan saja b&'an melal&# *en%er+#an,
• Un+&' men)a*a+'an -as#l (an% )##n%#n'an (a#+& s#s$a merna-am#

%eome+r# )en%an *en%er+#an 'e%#a+an belajar s#s$a -ar&s


)#ses&a#'an )en%an +#n%'a+ *er'emban%an s#s$a a+a& )#ses&a#'an
)en%an +ara ber*#'#m(a, <en%an )em#'#an s#s$a )a*a+
mem*er'a(a *en%alaman )an ber*#'#rn(a sela#n #+& seba%a#
*ers#a*an &n+&' men#n%'a+'an +a-a* ber*#'#m(a 'e*a)a +a-a*
(an% leb#- +#n%%# )ar# +a-a* sebel&mn(a,

2. Man&aat Teori Belajar 'an )iele $ala" %e"belajaran eo"etri

 Teor#+eor# (an% )#'em&'a'an an ;#ele meman% leb#- sem*#+


)#ban)#n%'an )en%an +eor#+eor# (an% )#'em&'a'an P#a%e+ )an <#enes
'a7ena #a -an(a men%'-&s&s'an *a)a *embelajaran %eome+r# saja,
Mes'#*&n s&mban%an +#)a' se)#'#+ )alam *embelajaran %eome+r#, .er#'&+
-al-al (an% )#amb#l manaa+n(a +eor#+eor# (an% )#'em&'a'an an !ele

• "&r& )a*a+ men%amb#l manaa+ )ar# +a-a*+a-a* *er'emban%an


'o%n#+# s#s$a (an% )#'em&'a'an an ;#ele, "&r& )a*a+ men%e+a-&#
men%a*a seoran% s#s$a +#)a' mema-am# ba-$a '&b&s #+& mer&*a'an
balo' 'arena s#s$a +erseb&+ +a-a* ber*#'#rn(a mas#- bera)a *a#a
+a-a* anal#s#s !e ba$a- s#s$a bel&m mas&' *a)a +a-a* *en%&r&+an,

• S&*a(a s#s$a )a*a+ mema-am# %eome+r# )en%an *en%er+#an


*embelajaran %eome+r# -ar&s )#ses&a#'an )en%an +a-a* ber*#'#r s#s$a,
 >a)# jan%an se'al#'al# member# *embelajaran ma+er# (an% sebenam(a
bera)a )# a+as +a-a* ber*#'#m(a, Sela#n #+& )#-#n)ar# s#s$a &n+&!

68
men(es&a#'an )Ir#n(a )en%an +a-a* *embelajaran %&r& +e+a*# (an%
+erja)# -ar&s sebal#'n(a,

• A%ar +o*#'+o*#' *a)a ma+er# %eome+r# )a*a+ )#*a-am# )en%an bar'


s#s$a

)a*a+ mem*elajar# +o*#'+o*#' +erseb&+ ber)asar'an &r&+an +#n%'a+

'es&'arann(a )#m&la# )ar# +#n%'a+ (an% *al#n% ren)a- sam*a# )en%an

+#n%'a+ (an% *al#n% r&m#+ )an 'om*le's,

 J. Teori Intelegensi uil&or$

<alam se+#a* 'e%#a+an *embelajaran ber'a#+an )en%an 'es#a*an


s#s$a mem*elajar# ma+er# ajar, Un+&' )a*a+ mema-am# a+a& men%er+#
s&a+& ma+er# ajar ber'a#+an )en%an 'eer)asan a+a& #n+ele%ens# s#s$a,
.er)asar'an -al +erseb&+ seba#'n(a se+#a* %&r& )a*a+ mema-am# +eor#
+eor# #n+ele%ens# (an% )#'em&'a'an ole- *ara a-l#n(a, Sala- sa+& a-l#
*s#'olo%# (an% men%em&'a'an #n+ele%ens# a)ala- >, P, "&#lor) )ar#
Amer#'a Ser#'a+,

"&#lor) ber*en)a*a+ ba-$a 'e%#a+an #n+ele%ens# man&s#a )a*a+


)#'a+e%or#'an 'e )alam 120 +#*e (an% berbe)a "&#lor) men%emban%'an
+eor# #n+elen%s#n(a )# Un#ers#+as @al#orn#a se'#+ar +a-&n enam *&l&-an,
 Teor# #n+ele%ens# )ar# "&#lor) )#+am*#l'an )alam ben+&' mo)el (an%
)#'enal )en%an s+r&'+&r mo)el #n+ele'+&al "&#lor), Teor# #n+ele%ens# (an%
)#'em&'a'an "&#lor) )#'emban%'an +#)a' ber)asar'an -as#l e's*er#men
mela#n'an ber)asar'an *er+#mban%an +eor#+#', Mes'#*&n )em#'#an
+eor#n(a n# )#oo''an )en%an e's*er#men, S+r&'+&r mo)el #n+ele'+&al
)ar# "&#lor) )#'emban%an )en%an men%%&na'an *rose)&r s+a+#s+#' (a#+&
anal#s#s a'+or, <en%an men%%&na'an anal#s#s a'+or #s ber&sa-a &n+&'
men%#)en+#'as#'an ser+a men%'#as#'as#'an 'emam*&an'emam*&an
#n+ele'+&al man&s#a, S+r&'+&r mo)el #n+ele'+&al )ar# "&#lor) )a*+
)#%ambar'an se*er+# %ambar ber#'&+ #n#

69
S+r&'+&r mo)el #n+ele'+&al (an% )#'em&'a'an "&#lor) +er)#r# lar#
+#%a )#mens# (a#+& o*erasH #s# belajar )an *ro)&' belajar, Mas#n%mas#n%
)#mens# me$a'#l# se+#a* *erb&a+an #n+ele'+&al, S+r&'+&r mo)el #n+ele'+&al
)ar# "&#lor) )#b&'+#'an )en%an men%&j# sej&m#a- oran% berba%a# &s#a
m&la# )ar# &rn&r )&a +a-&n sam*a# oran% )e$asa s&*a(a leb#- jelas '#+a
l#-a+ mas#n%mas#n% )#mens# (an% me$a'#l# s#a+s#a+ belajar )an
*er'emban%an #n+ele'+&al,

1. O#erasi

=*erasH mer&*a'an +#*e *erb&a+an #n+ele'+&al (an% m&n%'#n selama


ber*#'#r, =*eras# mer&*a'an *roses men+al *a)a saa+ belajar, =*eras#
+er)#r# )ar# l#ma maam (a#+& *en%ama+an #n%a+an *ro)&' 'oner(en
*ro)&' )#er%en )an eal&as#,

a. Pengamaan adalah kemampuan untuk menemukan, mengenal dan mengeti bermacam-


macam bentuk in%ormasi. Sebagai contoh, kemamouan untuk memisahkan sekumpulan
 bentuk geometri dan seperti memisahkan bujur sangkar dan segitiga jika diberikan
sekumpulan bentuk-bentuk geometri bidang.
b. Ingaan adalah kemampuan untuk menyimpan in%ormasi yang telah diperoleh, dikenal dan
dimengerti kemudian mengeluarkannya untuk menjawab tantangan. Sebagai contoh untuk 
menjawab pertanyaan 32pa yang disebut bujur sangkar46 diperlukan ingatan.
c. Produk ko+ergen adalah kemampuan untuk mengkombinasikan in%orrmasi-in%ormasi
yang diketahui untuk sampai kepada satu jawaban yang benar. Sebagai contoh seorang
siswa dapat memberikan jawaban atas pertanyaan berapa banyak bilangan prima antara 1
dan  4 <anyaknya bilangan prima antaran 1 dan  adalah empat bukan lima atau 1.
d. Produk di+ergen adalah kemampuan untuk memberikan alasan yang berbeda dari alasan
yang sudah diberikan terhadap in%ormasj tertentu. $emampuan ini dapat diartikan
semacam kempuan siswa untuk membuktikan suatu teorema dengan cara lain yang
 berbeda.
e. E+a!ua%i  adalah kemampuan untuk mengolah in%ormasi untuk memperoleh perkiraan
dalam mengambil suatu kesimpulan atau keputusan atau keputusan yang benar.

'. Isi Belajar

;si belajar merupakan dimensi kedua dari struktur model intelegensi 'uil%ord.
Dimensi ini menunjukan bahan yang dipelajari. Setiap kah melakukan perbuatan operasi,

70
 perbuatan tersebut akan mengenai salah satu dari dimensi isi belajar. Dimensi ini terdiri dari
empat jenis yaitu isi ganbaran, isi simbol, isi semantik dan isi tingkah laku.

a.  I%i gambar adalah isi yang berhubungan dengan bentuk-bentuk seperti bentuk segitiga,
 persegi, lingkaran, kubus dan sebagainya.
 b.  I%i %imbo! adalah isi yang berkaitan dengan representasi benda konkret maupun abstrak.
)epresentasi yang diberikan dapat berupa angka, huru%, tanda, suku kata atau
semacamnya. Bontoh 3 K6 adalh simbol matematika untuk perkalian pad bilangan, % 
merupakan simbol matematika untuk menyatakan suatu %ungsi.

c.  I%i %emanik adalah isi yang berhubungan dengan gagasan atau kata-kata yang dapat
menimbulkan pengertian apabila kata-kata atau gagasan tersebut sampai kepada pemikiran
manusia. Misalnya, setiap kali kita mendengar atu melihat dengan dengan membaca kata-
kata sepertiga ,persegi, parabola, %ungsi, grup dan sebagainya, akan terbayang gambar 
erbal pada pikiran kita. 8adi kata-kata atau gagasan baik yang tertulis, diabaca atau
didengar itu merupakan isi semantik.

/. Pro%uk Belajar

#roduk belajar adalah hasil dari cara mengidenti%ikasikan mengorganisasikan


in%ormasi ke dalam pikiran. Setiap kali kita melakukan sutu operasi mental akan mengenai
suatu isi dari perbuatan tersebut dapat menghasilkan enam produk belajar, yaitu satuan,
kelas, relasi, sistem, trans%ormasi dan amplikasi

a.  ,auan adalah respon tunggal yang berupa gambar, kata, simbol atau gagasan secara
keseluruhan yang utuh. Misalnya, simbol bilangan 36.
 b.  Ke!a% adalah suatu himpuanan yang mempunyai unsur-unsur persamaan. #engertaian kelas
lebih dari padapengertian himpunan karena kelas menyertakan gagasan. Sebagai contoh
himpunan bilangan ganjil.
c. Re!a%i   adalah hubungan antara satuan-satuan dengan cara mengorganisasikan satuan
satuan dan kelas-kelas menjadi struktur yang srkali berkaitan itu mempunyai si%at
tersendiri. Bontoh relasi dalam matematika 3 lebih dari6,6kurang dari6.
d. ,i%em adalah susunan teroganisasi dari satuan-satuan,kelas-kelas dan relasi-relasi
sehingga mereka itu saling berinteraksi, saling bergantungan dan terpola secara kompleks.
Bontoh, persamaan,matematika, himpunan bilangan real dengan relasi-relasinya
merupakan contoh sistem matematika.

71
e. Tran%forma%i  adalah perubahan bentuk in%ormasi sebagai akibat dari kegiatan modi%ikasi,
menginterprestasi kembali, dan menyusun kembali in%ormasi-in%ormasi yang sudah ada
menjadi in%ormasi baru.Bontoh trans%ornasi dalam matematika, pemetaan dari suatu
himpunan bilangan real ke himpunan bilangan real.
 f. Im$!ika%i   adalah kesimpulan sebagai akibat interaksi antara satuan, kelas, relasi, sistem
dan trans%ormasi.
Bontoh kegiatan intelektual yang memuat kemampuan intelektual struktur mode
lintelektual 'uil%orddihadapkan pada sekumpulan seperi dibawah ini.
Seorang siswa dihadapkan pada sekumpulan benda-benda geometri bidang, siswa mampu
mengumpulkan benda-benda berbentuk persegi panjang sebagai ukuran. $egiatan tersebut
memuatkan dimensi yang dikemukakan 'uil%ort, seperti operasinya adalah mengamati dan
mengerti, isinya adalah gambar dalam hal ini benda persegi panjang dan produknya adalah
kelas ( benda-benda persegi panjang dengan ukuran yang berbeda-beda panjang dan
lebarnya".
'uil%ord berpendapat bahwa belajar merupakan penemuan in%ormasi bukan
sekedar hubungan stimulus-respon seperti dikemukakan teori assosiasi. Menurut 'uil%ord
kemampuan seorang siswa dan belajar berbeda-beda kemampuan. <isa saja seorang siswa
mudah dalam mempelajari relasi tetapi ia kesulitan dalam mempelajari trans%ormasi.Struktur 
model intelektual 'uil%ord tidak menyatakan tipe kegiatan intelektual mana yang sulit
dipelajari, tetapi struktur model intelektual tersebut hanya menunjukan bahwa untuk siswa
 berbeda, berbeda pula kesulitan dalam mempelajari sesuatu. Dari 1 tipe kemampuan
intelektual yang dikemukakan 'uil%ord nampaknya meliputi hampir seluruh kemampuan
mental manusia yang dapat dikhususkan dan dapat diukur.setiap kemampuan khusus yang
dikemukakan guil%ord dapat dites sehingga seorang guru dapat mengetahui kekurangan dan
kkekuatan mental siswa. Denam demikian gurun dapat memberi kegiatan atau tugas-tugas
tertentu supaya siswa mempunyai kemampuan kogniti% yang lebih serasi. Setiap guru
matematiaka dapat memperoleh man%aat dari tiaori intelegensia yang dikemukakan guil%ird
seperti tiorinya yang mengatakan bahwa kemampuan mental siswa itu tidak sama atau
 berbeda-beda. Dengan mengetahuin hal tersebut berhasil dalam belajar. Misalnya antara
metode ceramah dan metode diskusi, antara pendekatan dedukti% dan pendekatan indukti%,
dan sebagainya.

K. +eori Belajar Bermakna Ausubel


 Daid 2usubel terkenal dengan terori belajar bermakna. ;a mengatakan bahwa perlu adanya
 pegulangan materi sebelum pelajaran dimulai. Menurut 2usubel, belajar menjadi bermakna
 jika in%ormasi yang hendak dipelajari siswa akan menghubungkan in%ormasinbaru tersebut

72
dengan in%ormasi yang telah dimiliki. Dalam menyajikan in%ormasi yang akan dipelajari
siswa supaya belajar menjadi bermakna . 2usubel memakai istilah advance organize
( pengatur lanjut". Sebagian buku memasukan teori 2usubel kedalam aliran kogniti% dan ada
 pula yang memasukan sebagai aliran psikologi tingkah laku. =eori 2usabel dimasukan
kedalam aliran psikologi kogniti% dengan alasan pendapat 2usubel yang menyatakan bahwa
stuktur kogniti% di dalam mental siswa yang merupakan unsur mengaitkan datanya in%ormasi
 baru. 2usubel membedakan antara pengertian belajar meneriama dengan belajar menemukan,
menurutnya pada belajar siswa diberikan bentuk akhir dari apa yang diberikan guru.
Sedangakan pada belajar menemukan bentuk akhir dari apa yang diberikan pada siswa.
2danya pelakuan terhadap siswa yaitu diberi bentuk akhir dan tidak memberikan bentuk 
akhir yang diberikan guru, merupakan dasar memasukan teori 2usubel ke dalam a%iaran
 psikologi tingkah laku.
1. +ipe Belajar
<elajar dikatakan bermakna bila in%ormasi yang hendak dipelajari siswa disusun
sedemikian hingga cocok dengan struktur kogniti% siswa. Dengan cara tersebut siswa akan
mengaitkan pengetahuan barunya dengan struktur kogniti% yang telah dimilikinya. Seorang
siswa yang belajar bermakna sebab dengan demikian pengalihan ilmu atau trans%er belajar 
mudah dicapai siswa. $etika metode penemuan dianggap sebagai suatu metode yang baik 
sebab dengan belajar melalui penemuan siswa belajar dengan bermakna, sedangkan dengan
metode ceramah tidak demikian. #endapat demikian dibantah oleh 2usebel, menurut baik 
 belajar penemuan maupun belajar menerima. $edua-duanya dapat belajar bermakna atau
 belajar mengha%al. Dari kedua kegiatan belajar tersebut 2usebel mengidenti%ikasikan empat
kemungkinan tipe belajar.
a. Mengajar dengan metode ceramah sedangkan siswa belajar secara dengan cara
mengha%al. #ada tipe ini siswa menerima in%ormasi yang disajikan guru dalam bentuk 
%inal yaitu bentuk akhirnya diberikan pada siswa. Setelah itu siswa mengha%alnya, materi
yang disampaikan guru tanpa memperhatikan pengetahuan yang dimiliki siswa.
 b. Mengajar dengan metode penemuan sedangkan siswa belajar dengan cara mengha%al.
#ada tipe ini in%ormasi yang dipelajari ditentukan secara bebas oleh siswa, guru tidak 
menyajikan bentuk akhir dari yang diajarkan tetapi siswa sendiri yang harus mencarinya.
Setelah itu kemudian siswa mengha%alkan materi tersebut. Bontohnya seorang siswa
yang belajar mengenai si%at-si%at persegi panjang, siswa tersebut sebelumnya memilki
npengetahuan tentang si%at-si%at geometri yang berkaitan dengan segiempat. Siswa
tersebut kemudian diberi alat berupa penggaris dan jangka, dengan alat-alat tersebut

73
siswa menemukan si%at-si%at persegi panjang seperti panjang sisi-sisi yang sama, kedua
diagonal nya sama panjang kemudian si%at-si%at tersebut diha%alkan.
c. Mengajar dengan metode ceramah sedangkan siswa belajar secara bermakna. Siswa
menerima in%ormasi yang diberikan guru dalam bentuk %inal yaitu bentuk akhirnya
diberikan pada siswa, setelah itu siswa mengaitkan pengetahuan yang baru itu dengan
struktur kogniti% yang dimiliki. Misalnya seorang siswa yang mempelajari materi
 persamaaan kuadrat. 'uru mempersiapkan materi kuadrat disusun sedemikian hingga
materi tersebut mudah dipelajari siswa dengan metode ceramah . Materi yang disajikan
guru tersebut mudah tertanam ke dalam konsep persamaan yang sebelumnya sudah
dimiliki siswa. Materi persamaan kuadrat bisa dipelajari siswa secara bermakna, sebab
 pengertian persamaan lebih inklusi% daripada persamaan kuadrat.
d. Mengajar dengan metode penemuan sedangkan siswa belajar secara bermakna. #ada tipe
ini in%ormasi yang dipelajari ditentukan secara bebas oleh siswa, guru tidak menyajikan
 bentuk akhir dari yang diajarkan tetapi siswa sendiri yang mencarinya. Sesudah itu siswa
mengaitkan pengetahuan yang baru diterima dengan struktur kogniti% yang dimiliki
siswa. Misalnya seorang siswa diminta menemukan si%at-si%at persegi. Siswa dapat
menemukan si%at-si%at persegi dengan mengaitkan pengetahuan yang baru diterimanya
yaitu persegi dengan materi yang sudah dimiliki yaitu si%at-si%at persegi panjang.

Dari empat tipe belajar yang telah dikemukakan, ?ampak bahwa metode penemuan
dapat menghasilkan belajar menemui ha%alan, begitu pula dengan metode ceramah (belajar 
menerima" dapat mengahsilkan belajar bermakna. Dari keempat tipe belajar yang telah
disebutkan tipe yang terakhir yaitu mengajar dengan metode penemuan menghasilkan belajar 
 bermakna, merupakan tipe yang paling baik.
Menurut 2usebel, belajar mengha%al pengertiannya berlawanan dengan belajar 
 bermakna. Dengan belajar bermakna. Dengan belajar mengha%al pengetahuan yang diperoleh
terisolasi, siswa tidak dapat mengaitkan pengetahuan yang dipelajarinya itu ke dalam struktur 
kogniti%nya. Selain itu dengan belajar mengha%al siswa tidak dapat mengendapkan
 pengetahuan yang baru diperolehnya, siswa hanya dapat mengingat %akta-%akta yang
sederhana. Menurut 2usebel belajar dengan metode ceramah akan lebih e%ekti% untuk siswa
yang sudah mencapai tahap akhir ber%ikir %ormal. <elajar dengan penemuan menurut
2usebel tidak selamanya lebih baik , salah satu kelemahan belajar dengan penemuan adalah
 pengetahuan yang diperoleh tidak utuh serta tidak urut sehingga merupakan pengetahuan
yang terintegrasi. Selain itu dengan belajar penemuan belumtentu motiasi untuk belajar itu
datang dari siswa itu sendiri, bila motiasi untuk belajar tidak dating dari siswa itu sendiri

74
hasil belajar yang diharapkan sukar dicapai. Supaya materi pelajaran yang akan disajikan
harus disusun secara baik, dari materi yang paling inklusi% diuraikan sehingga terbagi ke
dalam pecahan-pecahan yang kurang inklusi%. Dengan cara itu materi yang diajarkan tersusun
secara hirarki sejalan dengan organisasi struktur kogniti% yang dimiliki siswa.

2. Prasyarat Belajar Bermakna %engan 5erama*


2usebel lebih menyenangi materi yang pelajaran yang disusun secara bermakna dan
disajikan dengan ceramah. ?amun pengetahuan yang diperoleh dengan cara demikian
mempunyai beberapa prasyarat yang harus dipenuhi.
a. <elajar bermakna dengan ceramah dapat terjadi pada siswa dengan kondisi dan sikap
terhadap tugas belajar sesuai dengan intensi mereka. 8ika siswa mengerjakan tugas
 belajar karena ia memilki sikap untuk memahami materi pelajaran dan mengaplikasikan
materi pelajaran baru, kemudian dengan menghubungkan dengan materi belajar yang
terdahulu yang telah dimilikinya. Dikatakan belajar tidak dengan cara bermakna. Dengan
demikian kondisi dan sikap siswa dalam belajar matematika. Siswa yang tidak berusaha
untuk memahami matematika dengan sungguh-sungguh mengalami kegagalan dalam
 belajar matematika sehingga akhirnya membenci pelajaran matematika.
 b. <elajar bermakna dengan ceramah dapat terjadi apabila tugas-tugas yang diberikan pada
siswa sesuai dengan kogniti% mereka. Dengan cara demikian materi yang diberikan dapat
diterima siswa secara bermakna. Siswa dapat mengasimilasi materi pelajaran baru ke
dalam struktur kogniti% yang lebih lama. <elajar bermakna terlebih dahulu merupakan
 penguat bagi belajar bermakna yang baru. <elajar yang bermakna pada awal memberi
 pengertian terhadap materi pelajaran yang baru, setelah itukemudian materi baru tersebut
akan terserap dan seterusnya diingat siswa.
c. #rasyarat yang lain untuk terjadinya belajar bermakna dengan ceramah adalah materi dan
tugas yang diberikan pada siswa harap disesuaikan dengan tingkat perkembangan
intelektual siswa. 2pabila materi dan tugas yang diberikan pada siswa yang berada pada
 periode operasi konkret tanpa contoh-contoh konkret dari materi tersebut, akan
mengakibatkan siswa tersebut terjadi karena materi yang tersebut secara bermakna. &al
tersebut terjadi karena materi yang diberikan tidak dimengerti siswa sehingga ia belajar 
dengan cara mengha%al tidak dengan cara pengertian.

<elajar bermakna dengan ceramah yang dikehendaki 2usebel dalam mempelajari


matematika adalah belajar matematika dengan pernyataan-pernyataan erbal yang cermat dan

75
tepat sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual siswa. 2usebel juga menghendaki
materi pelajaran yang diajarkan disusun secara hirarkis dari yang lebih inklusi% ke yang
kurang inklusi% dengan memperhatikan kesiapan mental siswa.

. Strategi Belajar Bermakna Menurut Ausebel


Setiap disiplin ilmu memiliki organisasi dan struktur yang berlainan begitu pula dengan
struktur kogniti% setiap indiidu. 2usebel berpendapat bahwa proses in%ormasi dari disiplin
ilmu analog dengan struktur proses in%ormasi dari pikiran. Sebagai contoh matematika dan
 pikiran masing-masing memilki hirarki struktur ide-ide, ide-ide tersebut tersusun dari yang
 paling inklusi% sampai dengan yang kurang inklusi%, yang paling inklusi% berada di puncak 
struktur.
Setiap disiplin ilmu memiliki struktur yang berbeda, oleh karena itu menurut 2usebel
disiplin ilmu tidak cocok diajarkan dengan cara interdisiplin, lebih baik diajarkan secara
terpisah. 2usebel tidak sependapat dengan adanya matakuliah-matakuliah yang diajarkan
secara bersama-sama seperti biologi, kimia dan %isika, sama halnya dengan program
matematika sains. 2usebel menganggap bahwa struktur pada suatu disiplin menjadi tidak 
 jelas bagi siswa. Babang-cabang dalam disiplin matematika seperti geometri, aljabar dan
analisis dalam pembelajaran matematika.
#rasyarat mengajarkan suatu disiplin ilmu adalah sebagai berikut.
1. Disiplin ilmu itu harus disajikan sedemikian hingga struktur dari disiplin ilmu
tersebut distabilkan dalam struktur kogniti% siswa, tidak di absorbsi dan dirusak 
menjadi suatu stuktur unit.
2, Materi yang diajarkan supaya dapat dipelajari siswa secara bermakna. Supaya materi
yang diajarkan dipelajari secara bermakna, tugas guru untuk membimbing siswa
membentuk hubungan antara struktur kogniti% siswa dengan struktur disiplin ilmu
yang diajarkan pada siswa. Setiap 'onse* a+a& )al#l (an% )#ajar'an -ar&s
ber'a#+an )en%an 'onse* a+a& )al#l (an% )#m#l#'# s#s$a (an% +ela-
)#*elajar# sebel&mn(a )an +ela- a)a )alarn s+r&'+&r 'o%n#+# s#s$a,

;al #n# (an% )#'em&'a'an A&s&bel (a#+& la men%emban%'an )&a


*r#ns#* &n+&' men(aj#'an ma+er# *elajaran, <&a *r#ns#* (an%
)lma's&l'an (a#+& )#erens#as# *ro%res# )an #n+e%ras# seras#, <#+erens#as#
*ro%res#+ a)ala- ma+er# #+& )#saj#'an m&la# )ar# (an% m&)a- -#n%%a 'e
(an% 'om*le's,

76
In+e%ras# seras# a)ala- #normas# (an% bar& a+a& ma+er# (an% bar&
)##n+e%ras#'an )en%an #normas# lama a+a& ma+er# lama (an% +ela-
)#*elajar# s#s$a sebel&mn(a,

L. Teorl Belajar Brownell

Al#ran *s#'olo%# "es+al+ ber*en)a*a+ ba-$a )alam *embelajaran


-ar&s )#+#+#'bera+'an *a)a *en%er+#an )an belajar berma'na, Teor# belajar
)ar# T-om)#'e (an% +er'enal )en%an al#ran *en%a#+ann(a, Ia ber*en)a*a+
ba-$a 'onse* bar& (an% a'an )#*elajar# s#s$a -ar&s )#'a#+'an )en%an
'onse* (an% s&)a- )#'enaln(a, @ara )#an%%a* oo' &n+&' menanam'an
'onse* bar& +erseb&+ a)ala- )en%an ara s+#m&l&s res*on (an% )#la'&'an
ber&lan%&lan%, Pan)an%an al#ran *s#'olo%# "es+al+ )en%an +eor# T-orn)#'e
men%enal la+#-an -alal sejalan, Al#ran *s#'olo%# "es+al+ se+&j& 'ala&
+a+#-an -alal +erseb&+ -ar&s )#la'&'an a*ab#la s#s$a +ela- mem*erole-
*en%er+#an,

Al#ran *s#'olo%# "es+al+ m&n&l )# Amer#'a Ser#'a+ *a)a se'#+al


+a-&n30an, To'o- al#ran *s#'olo%# "es+al+ (an% +er'enal )alam
ma+erna+!a a)ala- J#ll#am .ro$nell, Ia men%emban%'an ba-$a belajar
#+& mer&*a'(l s&a+& *roses (an% berma'na, A)a *erbe)aan an+ara belajar
(an% )Teol+1K s#s$a )en%an men%-aal )en%an (an% )#*erole- s#s$a
)en%an *en%er+#an, Un+&' mel#-a+ *erbe)aann(a l#-a+ on+o- ber#'&+,

M#saln(a a)a soal ?;#+&n%la- *  Lr  s? Un+&' men%ajar'an -#+&n%an


+erseb&+ )a*a+ )#la'&'an seba%a# ber#'&+,

1 , @ara %&r& men%ajar'an )a*a+ )en%an men(&r&- s#s$a &n+&'


men%-aal'an (a#+& men%al#'an )&a s&'& )&a sama )en%an
men%a''al s&'&s&'&n(a 'em&)#an menj&mla-'ann(a,

*  Lr  s  *r  *s  Lr  Ls

. Un+&' men%ajar'an -#+&n%an +erseb&+ %&r& )a*a+ men%%&na'an


'onse* l&as se*er+# ber#'&+,
r s

77
* I II
* *s

III I

Lr
Ls
L

Bara pertama merupakan contoh belajar dengan mengha%al sedangkan cara kedua
merupakan contoh dengan pengertian.

P636KA+A3 P6MB67A8ARA3 MA+6MA+IKA

Masala- *ernbelajaran ma+ema+#'a a)ala- masala- (an% 'om*le's,


Un+&' #+& seoran% %&r& ma+ema+#'a -ar&s mam*& mem#l#- *embelajaran
(an% +e*a+ &n+&' s&a+& ba-an ajar ma+ema+#'a, .a-an ajar #n# )a*a+ saja
ber&*a s&a+& +o*#' a+a& s&b+o*#' ma+ema+#'a se'ola-, Pembelajaran
ma+ema+#'a (an% )#*#l#- ole- seoran% %&r& ma+ema+#'a +erseb&+
mel#ba+'an mo)el *embelajaran *en)e'a+an *embelajaran me+o)e
*ernbelajaran )an +e'n#' *embelajaran (an% la#m )#%&na'an )alam
*embelajaran ma+ema+#'a, Pen)e'a+an *embelajaran mer&a*'an s&a+&
'onse* a+a& *rose)&r (an% )#%&na'an )alam memba-as s&a+& ma+er# ajar
&n+&' mena*a# +&j&an *embelajaran,

A. %en$ekatan S#iral

Pen)e'a+an #n# )#%&na'an &n+&' membelajar'ar# 'onse* ma+ema+#'a, Pa)a


*embelajaran ma+ema+#'a (an% men%%&na'an *en)e'a+an #n# s&a+&
'onse* +#)a' )#ajar'an )ar# a$al sam*a# a'-#r seara ber&r&+an )an
+&n+as )alam selan% $a'+& (an% +er+en+&, Te+a*# s&a+& 'onse* )#ber#'an
seara seba%#anseba%#an ber&lan%&lan% )an )alarn se#an% $a'+& (an%
+er*#sa-*#sa- m&#am&la 'onse* +erseb&+ )#'ena#'an )en%an ara )an
)alarn ben+&' se)er-an (an% ma'#n lama sema'#n 'om*le's )an )alam
ben+&' abs+ra' )aa *a)a a'-#m(a )#%&na'an ben+&l' &m&m )alam
ma+ema+#'a )# an+ara selan% $a'+& (an% +er*#sa- #+& )#ber#'an 'onse*
'onse* la#n,

78
M#saln(a )alam *embelajaran 'onse* A )# selan% $a'+& *er+ama
'onse* A )#'enal'an )alam s&a+& +o*#' )en%an ara #n+&#+# melala&#
ben)aben)a 'on're+ on+o-on+o- 'on're+ a+a& %ambar%ambar ses&a#
'emam*&an s#s$a )an 'onse* A )#n(a+a'an )en%an no+as# a+a& s#mbol
(an% se)er-ana, Se+ela- selan% $a'+& #+& selesa# *embelajaran
)#lanj&+'a )en%an 'onse*'onse* la#n m#saln(a 'onse* . )an @
m&n%'#n 'onse* )en%an no+as# (an% se)er-ana #+& )#%&na'an )alam
'onse* . )an 'onse* @, <# selan%selan% $a'+& (an% +er*#sa-
selanj&+n(a 'onse* A )#belajar'an la%# (an% ma'#n lama sema'#n
'om*le's )an )alam ben+&' (an% leb#- abs+ra' (an% a'-#m(a
men%%&na'an no+as# (an% &m&m )#%&na'an )a#arn ma+ema+#'a,

#endekatan spiral merupakan suatu prosedur pembahasan konsep yang dimulai


dengan cara sederhana dari konkret ke abstrak, dari cara intuiti% ke analisis, dari penyelidikan
kepenguasaan, dari tahap paling rendah hingga tahap yang paling tinggi, dalam waktu yang
cukup lama dan dalam selang waktu terpisah-pisah. #endekatan spiralsangat sesui dengan
 perkembangan psikologi siswa. Dengan demikian prinsip psikologi terpenuhi. $elemaham
dari pendekatan ini adalah memerlukan waktu yang sangat panjang untuk mengenalkan
konsep, ini memungkinkan bagi siswa mengalami kejenuhan belajar.

<. #endekatan Dedukti% 

#ada dasarnya penalaran adalah proses berpikir yang dilakukan dengan suatu cara
untuk menarik kesimpulan. #enarikan kesimpulan dari hal yang bersi%at umum menjadi kasus
yang bersi%at khusus disebut penarikan kesimpulan secara dedukti%. #roses berpikir yang
digunakan disebut penalaran dedukti%. Suatu pendekatan yang menggunakan proses penalaran
dedukti% disebut pendekatan dedukti%.

#enarikan kesimpulan secara dedukti% biasanya menggunakan pola piker yang disebut
silogisme. #enarikan kesimpulan ini berdasarkan pada pernyataan-pernyataan pendukung
yang disebut premis-premis atau hipotesis, premis ini dibedakan menjadi premis mayordan
 premis minor. <entuk umum penarikan kesimpulan secara dedukti% adalah

#remis mayor G p →  >


#remis minor G >  r 

79
$esimpulan G p →  r 

#erhatikan contoh berikut ini N

#remis mayor G suatu segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku disebut segitiga siku-siku

#remis minor G dalam suatu segitiga siku-siku, kuadrat sisi miringnya sama dengan jumlah
kuadrat kedua siku-sikunya.

$esimpulan G jika diketahui dalam segitiga 2<B, 2 E  maka berlaku a   b E c

#embelajaran konsep matematika dengan menggunakan pendekatan dedukti% dimulai


dengan memberikan de%enisi, dan teorema-teorama disusul dengan memberikan contoh-
contoh. Bontoh ini dapat diberikan ole guru atau dicari oleh siswa.

<erikut ini disajikan contoh pembelajaran topic gabungan pada operasi himpunan
dengan pendekatan dedukti%.

1. Mula-mula dikemukakan de%enisi gabungan


De%enisi G 'abungan dari himpunan 2 dan himpunan < adalah himpunan dari semua
anggota 2 atau anggota < atau keduanya.

'abungan himpunan 2 dan himpunan < dinyatakan 2  < dibaca gabungan 2 dan

<.
. $emudian dikemukakan contoh-contoh.
Bontoh 1 G diketahui himpunan 2 E  1, , /, 0P
&impunan < E a, b, cP

Maka 2  < E 1, , /, 0, a, b, cP
Bontoh  G diketahui himpunan # E , 0, *, P
&impunan Q E 1, /, !, 9, 1P

Maka 2  < E , /, 0, !, *, 9, , P
/. :angkah selanjutnya dikemukakan teorema beserta buktinya, pembuktian dilakukan
dengan berdasar pada de%enisi, aksioma atau teorema yang sudah dikenalkan.
∪ ∪
=eorema G jika diketahui dua himpunan 2 dan < maka 2 <E< 2

<ukti G de%enisi 2  <
∪ ∪ A
$esimpulan 2 <E<
0. Diberikan contoh-contoh yang sesuai dengan teorema itu, dan seterusnya.

#endekatan dedukti% dalam pembelajaran matematika sudah bias dilakukan.


Misalnya pemakaian teorema atau rumus untuk membuktikan atau menyelesaikan

80
masalah pada dasarnya merupakan pendekatan dedukti%. #embelajaran dengan
menggunakan pendekatan dedukti% hanya memerlukan waktu yang sangat singkat
sehingga dapat lebih e%isien. Setiap kesimpulan yang diperoleh terjamin berikut secara
umum. ?amun bagi siswa dapat tingkat rendah dirasa sangat sulit. ntuk memahami
 pproses penurunan rumus matematika dan adakecenderungan siswa menjadi pasi% dikelas,
oleh karena itu pendekatan dedukti% kurang sesuai untuk kelas rendah.

B. #endekatan ;ndukti% 

#roses berpikir yang dilakukan untuk menarik kesimpulan dari kasus-kasus yang
 bersi%at khusus menjadi hal yang bersi%at umum disebut penalaran indukti%. #enalaran ini
merupakan kebalikan dari penalaran indukti% untuk memperoleh pengetahuan dari percobaan
atau eksperimen umum bersi%at- empiris digunakan penalaran induct-i%. #embelajaran
matematika yang prosedurnya menggunakan pendekatan indukti%.

Menurut sejarah, matematika ditemukan sebagai hasil pengamatan dan pengalaman


serta perna dikembangkan denagn analogi dan coba-coba. ?amun demikian dalam
matematika %ormal, penallaran yang digunakan untuk menarik kesimpulan yang berlaku
umum adalah penalaran induksi lengkap atau disebut juga induksi matematika.

#erhatikan contoh induksi matematika dibawah iniN

1
Salah satu si%at bilangan asli adalah 3jumlah n bilangan asli adalah 2  n(n 1"6. ntuk 

membuktikan si%at itu, harus dibuktikan bahwa 3untuk setiap n bilangan asli dipenuhi 1   

1
/  ...n E 2  n(n  1". 8ika pembuktiannya kita lakukan dengan induksi, proses dimulai

dari n E 1, dilanjutkan untuk n E , n E / dan seterusnya seperti dibawah ini.

1 1
ntuk nE 1, 1 E 1 E 2  . 1. E 2  .1(1  1"

1 1
  n E , 1   E / E 2  ../ E 2  .(  1"

81
1 1
n E /, 1    / E * E 2  ./.0 E 2  ./(/  1"

#roses demikian harus terus dilakukan untuk setiap bilangan asli. 8ika kita perlihatkan hanya
untuk n tertentu, proses seperti diatas menurut matematika %ormal tidak terima, walaupun kita
lakukan untuk n yang besar sekalipun. Mengapa demikian4 $arena dalam matematika jika
rumus itu harus menjamin berlaku pula untuk berikutnya. 8aminan ini tidak ada pada induksi
 biasa. Dengan proses dibawah ini, matematika %ormal memberikan jaminan yang diperlukan.

2ndaikan rumus tersebut berlaku untuk n tertentu, missal n E k.

1
8adi 1    /  H  k E 2  k(k  1".

$emudian dibuktikan keberlakuannya untuk n E k  1.

1
1    /  H  k  (k 1" E 2  k(k  1"  (k  1"

1
E 2  (k   k"  (k  1"

1
E 2  (k   k  k "

1
E 2  (k   /k  "

1
E 2  (k  1"(k  "

1
E 2  (k  1"R(k  1"  1

=ernyata untuk n E k  1 yaitu bilangan berikutnya setelah n E k sembarang, rumus tersebut


tetap berlaku. Dengan demikian dijadikan rumus tersebut berlaku untuk n bilangan asli
sembarang.

82
Dalam pembelajaran matematika dijenjang pendidikan dasar dan menengah,
 pendekatan indukti% disarankan untuk masih digunakan. &al ini didasarkan oleh pendapat
 para ahli yang mengatakan bahwa masih banyak siswa sekolah dasar dan menengah yang
sulit untuk menggunakan penalaran dedukti%. Oleh karenanya, mereka lebih mudah
menggunakan penalaran indukti% untuk memahami konsep-konsep matematika. #embelajaran
menggunakan pendekatan ini diperlukan waktu yang cukup lama.

8adi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan dedukti%, untuk mengenalkan


teorema pada siswa dilakukan dengan pemberian contoh-contoh yang mengarah pada suatu
rumus yang dikehendaki. #embelajaran dengan menggunakan pendekatan indukti% 
memberikan kesempatan pada siswa unutk akti% menemukan rumus dengan menggunakan
obserasi, bereksperimen dan ber%ikir, kesalahan konsep pada diri siswa akan lebih awal
dapat diketahui dan diatasi. <agi siswa pada tingkat rendah dan siswa yang lemah,
 penggunaan penalaran indukti% sangat sesuai. $elemahannya pembelajaran dengan
 pendekatan indukti% yaitu memerlukan waktu yang cukup lama sehingga bagi siswa yang
 pandai pendekatan ini mengakibatkan pelajaran matematika membosankan. #ada umumnya
rumus yang didapat dengan pendekatan ini beum lengkap dalam arti belum dapat menjamin
suatu kesimpulan yang berlaku umum, kecuali pada setiap tahapan dilakukan dengan induksi
lengkap.

D. #endekatan ;ntuiti% 

#endekatan intuiti% di dasari oleh kemampuan mengetahui atau memehami suatu hal
tanpa harus mempelajari (intuisi". #endekatan intuiti% merupakan suatu bentuk pendekatan
yang hampir mirip dengan pendekatan indukti%. #elajaran matematika yang menggunakan
 penalaran intuiti% dikatakan menggunakan pendekatan intuiti%. Dalam pembelajaran
matematika antara pendekatan indukti% dan pendekatan intuiti% hanya berbeda pada
 pemberian contoh. Bontoh yang di berikan pada pendekatan intuiti% biasanya berupa
 permainan, keadaan khusus, masalah sehari-hari atau matematika yang menarik. Salah satu
contoh pendekatan intuiti% adalah pada pembelajaran limit %ungsi di SM2.

T. #endekatan Uormal

#endekatan %ormal sangat sesuai pada pembelajaran matematika karena system


matematika merupakan system dedukti% %ormal. System dedukti% %ormal di susun atas unsure
yang tidak di de%inisikan, aksioma, dan teorema atau dalil yang telah di buktikan

83
kebenarannya. #embelajaran dengan peendekatan %ormal adalah pembelajaran yang
 berdasarkan system dedukti% %ormal, yaitu pembelajaran yang di mulai dari pengenalan
unsure yang tidak di de%inisikan atau aksioma atau de%inisi, kemudian di ikuti dengan
 pengenalan teorema atau dalil yang di buktikan kebenarannya dengan menggunakan aksioma,
de%inisi dan teorema yang telah di buktikan sebelumnya. $emudian di ikuti penggunaan
aksioma, de%inisi, dan teorema atau dalil untuk menyelesaikan masalah.

#embelajaran dengan pendekatan %ormal akan menuntuk siswa untuk melakukan


 proses ber%ikir logis, terurut, dan dengan disiplin secara ketat. Oleh karena itu pendekatan ini
sangat sesuai bagi siswa-siswa pada jenjang pendidikan tingkat atas(lanjut" atau siswa pada
tingkat mebnangah dengan kemampuan di atas rata-rata. <agi siswa pada tingkat rendah pada
umumnya akan mengalami kesulitan jika pembelajaran dilakukan menggunakan pendekatan
ini karena pada umumnya mereka belum mencapai berpikir secara abstrak dan %ormal.

U. #endekatan ;n%ormal

8ika suatu pembelajaran matematika dilakukan dengan menggunakan pendekatan


%ormal, tetapi dalam pelaksanaanya menyimpang dari sistem %ormal yang telah dibahas
sebelumnya, maka pendekatan yang digunakan dikatakan menggunakan pendekatan in%ormal.
Dalam pendekatan in%ormal, teorema-teorema atau rumus-rumus matematika diberikan
kemudian digunakan untuk menyelesaikan masalah tanpa menurunkan atau membuktikan
terlebih dahulu.

Sebagai contoh, pembelajaran persamaan di kelas ;;; SM#. Setelah siswa dibelajarkan
menemukan akar-akar persamaan kuadrat dengan cara pem%aktoran, kemudian pembelajaran
dilanjutkan dengan memberikan rumus untuk mencari akar-akar persamaan kuadrat dengan
menggunakan rumus abc, tanpa diberikan proses penurunan dan bukti rumus tersebut.

$egiatan pembelajaran seperti di atas menggunakan pendekatan in%ormal, karena


rumus akar persamaan kuadrat di atas merupakan hasil penurunan atau pembuktian rumus.
Dengan demikian rumus atau teorema dalam pendekatan in%ormal pada dasarnya merupakan
hasil proses %ormal, hanya saja pelaksanaan pembelajarannya rumus atau teorema diberikan
dan digunakan tanpa proses penurunan atau pembuktian.

#embelajaran dengan pendekatan in%ormal dapat digunakan untuk merangsang siswa


 belajar menemukan dan membuktikan sendiri si%at atau rumus, sangat sesuai bagi sekolah
yang tujuan program pembelajaran matematika untuk terapan, waktu yang diperlukan sangat

84
singkat. #embelajaran dengan pendekatan in%ormal menuntut guru memberitahukan si%at
suatu rumus dengan sebenarnya dan pendekatan ini sangat tidak sesuai dengan system
matematika.

'. #endekatan 2nalitik 

#endekatan analitik seringkali digunakan dalam pemecahan masalah matematika.


#embahasan suatu topik matematika dikatakan menggunakan pendekatan analitik jika
 pembahasan dimulai dari hal yang belum diketahui sampai ke hal yang sudah diketahui dan
akhirnya menghasilkan apa yang ingin diketahui.

#ada pendekatan analitik, masalah yang dipersoalkan diuraikan atas bagian-bagiannya


sehingga terlihat jelas hubungan antara bagian-bagian yang belum diketahui, kemudian dicari
langkah-langkah yang mengaitkan hal yang belum diketahui dengan hal-hal yang sudah
diketahui, dan akhirnya sampai kepada hal yang dikehendaki.

#erhatikan contoh di bawah iniN

Diketahui ab E! dan ab E. &itunglah /a/b.

Dikerjakan dari hal yang tidak diketahui yaitu a / b /, kemudian diuraikan.

$arena (a b"/ E a /  /a  b  /ab  b /

Maka a / b / E(a b"/ (/a b /ab "E (a b"/ -/ab(a b".

$arena diketahui a bE ! dan ab E maka a /  b /E!./ /..!

#endekatan analitik merupakan pendekatan yang logis $arena setiap langkahnya selalu
 beralasan. &al ini memungkinkan tercapainya pemahaman siswa. ?amun tidak semua materi
ajar matematika dapat dilakukan dengan pendekatan ini, seringkali pembahasan dengan
 pendekatan analitik memerlukan prosedur yang panjang.

&. #endekatan Sintetik 

#endekatan sintetik merupakan pendekatan yang kebalikan dengan pendekatan


analitik. #embahasan permasalahan matematika dengan pendekatan sintetik dimulai dari hal
yang diketahui akhirnya sampai pada yang ingin diketahui. #ada pendekatan sintetik ini,
 prosedur yang ditempuh dimulai dari apa yang diketahui dalam masalah yang sedang

85
dipersoalkan, kemudian mencari keterkaitannya dengan hal-hal yang belum diketahui dalam
masalah itu tetapi diperlukan, dan akhirnya sampai kepada hal yang dikehendaki.

#endekatan sintetik juga merupakan pendekatan yang logis, pada umunya


 pembahasan dengan pendekatan sintetik lebih singkat dari pembahsan dengan pendekatan
analitik. 2da kecendurungan siswa mengha%al prosedur tanpa pengertian. Oleh karena itu
 pendekatan ini kurang menjamin pemahaman siswa.

M6+/6 P6MB67A8ARA3 MA+6MA+IKA

Matematika mulai diberikan di sekolah dasar merupakan hal yang sangat tepat,
mengingat matematika telah terbukti sangat berman%aat bagi siswa baik dalam mempelajari
 pelajaran lain maupu dalam kehidupan sehari-hari. ?amun perlu disadari bahwa matematika

86
 bagi sabagian besar siswa merupakan pelajaran yang sangat sulit sehingga sering kali kita
temui siswa yang pada mulanya menyenangi pelajaran matematika kemudian tidak 
menyenangi. Sebagai guru tentunya 2nda bertugas untuk mengantisipasi agar keadaan seperti
itu tidak terjadi. 8ika keadaan seperti itu telah terjadi, maka guru bertugas untuk segera
mengatasinya.

8ika siswa tidak menyenangi matematika, mungkin salah satu penyebabnya adalah
guru membelajarkan siswa hanya dengan menggunakan satu cara yang kebetulan cara itu
tidak cocok untuk siswa tersebut. #ada dasarnya pembelajaran matematika harus dapat
mengakti%kan siswa untuk belajar dan menyenangi matematika. ?amun demikian guru juga
dituntut untuk dapat menyelesaikan program pembelajaran matematika yang sudah tertuang
dalam kurikulum dengan waktu yang tertuang dalam kurikulum tidak tuntas dibahas dalam
suatu tahapan pembelajaran maka dimungkinkan konsep yang dimiliki siswa tidak lengkap
atau terputus. Dengan demikian dimungkinkan siswa akan mengalami kesulitan dala m belajar 
 pada tahapan berikutnya yang memerlukan konsep tertinggal itu sebagai prasyaratnya.

Oleh karena itu guru harus mampu memilih metode yang e%isien dan e%ekti% sehingga
terpenuhinya tuntutan di atas, yaitu siswa akti% dan senang belajar matematika, tercapai
tujuan pembelajaran, dan materi yang direncanakan terselesaikan. Metode pembelajaran
adalah cara yang dapat digunakan untuk membelajarkan suatu materi ajar. ntuk dapat
melakukan tidak memerlukan keahlian khusus. #elaksaan suatu metode pembelajaran
diperlukan satu atau lebih teknik. <erikut ini disajikan berbagai metode pembelajaran
matematika berikut kelebihan, kelemahan dan teknik pembelajaran yang disarankan.

A. Meto%e 5erama*
Metode ceramah merupakan cara menyampaikan keterangan atau in%ormasi dengan
lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar. $egiatan ceramah ini jelas berpusat pada si
 penceramah, penceramah mendomonasi seluruh kegiatan, sehingga komunikasi yang terjadi
satu arah dari sipenceramah kepada pendengar. Dalam dunia pendidkan, metode ceramah
merupakan metode pembelajaran yang paling tradisional dan paling banyak dipakai sampai
sekarang, khususnya untuk ilmu pengtahuan social. Metode ceramah dianggap metode yang
 paling mudah dan murah pelaksanaanya. 8ika materi ajar yang telah diurutkan dikuasai guru
maka guru tinggal menyajikan dalam kelas. Situasi yang nampak dalam pembelajaran dengan
metode ini guru berbicara siswa mendengarkan, mencoba menangkap apa yang dijelaskan
guru, dan membuat catatan seperlunya.

87
Dalam pembelajaran matematika dengan metode ceramah guru mendominasi kegiatan
 pembelajaran, de%enisi dan teorema diberikan, penurunan dan pembuktian teorema
dikerjakan sendiri oleh guru. $egiatan siswa terkonsentrasi untuk mendengarkan, mengikuti,
dan meneliti pekerjaan guru dalam membuktiakn teorema maupun menyelesaikan soal, dan
membuat catatan.

Kelebi*an Meto%e 5erama*

1. Dapat menampung kelas besar da %asilitas yang diperlukan sederhana,


sehingga kekurangan buku, alat pelajaran tidak menghambat pelaksanaan
metode ceramah dan biaya yang diperlukan relatie murah.
. Setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama.
/. $arena giru mendominasi pembicara makakonsentrasi guru tidak terpecah-
 pecah dengan demikian akan mudah mengawasi ketertiban siswa dalam
mengikuti pelajaran.
0. Materi,ajar dapat lebih urut digunakan oleh guru. rutan materi ajar berisi
konsep-konsep yang tersusun secara hinarki dan terencana dengan baik jika
diberikan kepada siswa akan memberikan %asilitas belajar yang baik.
!. 'uru dapat memberikan tekanan pada hal-hal yang penting saja sehinggga
akan menghemat waktu dan energy.
*. Materi yang diajarkan sesuai denga kurikulum dapat diselesaikan karena guru
tidak perlu menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa.

Kelema*an Meto%e 5erama*

1. #roses belajar dapat berjalan membosankan dan siswa pasi%, karena tidak 
mempunyai kesempatan mengemukakan ide dan menemukan sendiri suatu
konsep yang diajarkan. ;ni tidak sesuai dengan yang diajarkan matematika,
karena belajar matematika menekankan proses berpikir.
. $epadatan konsep yang diberikan dapat berakibat siswa tidak mamapu
menguasai semua materi ajar yang diberikan.
/. #engetahuan yang diberikan melalui metode ceramah lebih mudah terlupakan.
0. Mengakibatkan siswa mengha%al dan tidak menimbulkan pengertian.
!. 'uru tidak dapat mengetahui sejauh mana materi ajar telah dipahami oleh
masing-masing siswa.
*. Siswa dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda dari apa yang
dijelaskan guru sehingga akan menimbulakan salah konsep.

88
Memperkirakan kelebihan dan kekurangan metode ceramah diatas, agar metode
ceramah dapat menjadi metode pembelajaran yang e%ekti% untuk diguanakan maka perlu
diperhatikan langkah-langkah berikut iniG

1. )umuskan tujuan pembelajaran.


. Selidiki apakah metode ceramah benar-benar suatu alternatie yang sesuai.
/. Susun materi ceramah.
0. =entukan siasat untuk memotiasi siswa.
!. <uatlah iktisar dari materi ceramah.
*. :akukan penilaian pada akhir ceramah.

#ada langkah kedua diatas, sebelum metode ceramah digunakan dalam pembelajaran
matematika perlu diselidiki apakah metode ceramah perlu diselidiki apakah metode ceramah
merupakan alternatie yang sesua. #embelajaran matematika perlu menggunakan metode
ceramah bila hal berikut ini terpenuhi.

1. #embelajaran dilakukan pada siswa kelas besar.


. <ertujuan untk memberiakn in%ormasi.
/. Materia ajar yang diajarkankan belum ada dalam sumber-sumber lain.
0. )ata-rata kemampuan kelas tinggih.
!. Materi ajar menarik untuk diceramahkan.

Metode ceramah disarankan tidak digunakan dalam pembelajaran matematika


 bila terpenuhi syarat berikut iniG

1. =ujuan pembelajaran agar siswa terampil, kreati% atau aspek kogniti% yang
lebih tinggih.
. Materi ajar menuntut ingatan yang tahan lama.
/. Diperlukan partisipasi akti% untuk mencapai tijuan pembelajaran.
0. )ata-rata kemampuan kelas rendah.
B. Meto%e emontrasi

Metode demontrasi sering sering disebuut sebagai metode peragaan sehingga metode
demontrasi ini seringkali diterjemahkan hanya sebagai peragaan alat saja. 2pabila dilihat
 pusat kegitannya metode demontrasi hamper sama dengan metode ceramah. Dalam
 pembelajaran yang menggunakan ini kegiatanya juga masing-masing berpusat pada guru,
hanya saja guru memperagakan atau memperlihatkan suatu proses pada seliruh siswa,
sedangkan kegiatan siswa hanya melihat apa yang dikerjakan guru. Demontrasi dapat saja
dilakuakan oleh guru sendiri atau dengan bantuan siswa.

Dalam pembelajaran matematika, cirri khas penggunaan metode demontrasi ini


adanya peninjolan kemampuan guru dalam membuktiakan teorema, menurunkan rumus,

89
menyelesaikan soal, menggunakan alat ( penggaris, jangka, dan sebagainya " untuk melukis,
menggunakan alat hitung, dan menggunakan alat peraga lainnya. #elaksanaan metode
demontrasi ini akan lebih e%ekti% bila diikuti kegiatan siswa untuk melakukan eksperimen
atau pencobaan tentang apa yang baru saja didemontrasikan guru. Metode demontrasi ini
disarankan untuk digunakan apabila tujuan pembelajaran siswa agar siswa mampu
memahami tentang cara mengatur, menyusus, atau menggunakan sesuatu.

Kelebi*an meto%e %emontrasi

1. #erhatian siswa dapat diarahkan pada hal-hal yang penting saja.


. Setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama.
/. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan menggunakan
metode ceramah, karena siswa mendapat gambaran lebih jelas atau contoh
konkret dari pengamatannya.
0. <ial siswa turut akti% bereksperimen maka siswa akan memperoleh
 pengalaman dari praktek selain dari pengamatan.
!. &al-hal yang mungkin menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat dijawab
lebih teliti melalui proses demontrasi.

Kelema*an meto%e emontrasi

1. Masih menuntut guru banyak melakukan kegiatan.


. <ila dalam demontrasi siswa tidak turut melakukan eksperimen maka proses
demontrasi akan kurang dipahami.
/. =idak semua hal dapat demontrasikan dalam kelompok.
0. <ila proses demontrasi tidak dapat diamati dengan jelas oleh seluruh siswa
( dikarenakan jumlah siswa terlalu besar " maka metode ini kurang wajar 
digunakan.
5. Meto%e 6kspositori
Dalam pembelajaran dengan metode ekspositori, pusat kegiatan masih terletak pada
guru. Dibandingkan dengan metode ceramah, dalam metode ekspositori ini domonasi guru
sudah banyak berkurang. =etapi jika dibandingkan dengan metode demontrasi dengan
metode ekspositori ini guru masih lebih banyak.

Dalam pembelajaran matematika dengan metode ini kegiatan guru berbicara hanya
dilakukan pada saat-saat tertentu saja yaitu pada awal pembelajaran, menerangkan materi,
memberkan contoh soal. $egiatan siswa tidak hanya mendengarkan, membuat catatan, atau
memperhatikan saja. =etapi mengerjakan soal latihan secara bersama dengan temanya dan
seorang siswa diminta mengerjakan dipapan tulis. Saat kegiatan siswa mengerjakan latihan

90
itu, kegiatan guru memeriksa pekerjaan siswa secara indiidual dan menjelaskan kembali
secara indiidual. 2pabila dipandang masih banyak pekerjaan siswa belum sempurna,
kegiatan tersebut diikuti dengan penjelasan secara klasikal.

Dari keterangan diatas, pembelajaran matematika yang pada umumnya dilakukan


guru di sekolah-sekolah yag sering disebut dengan metode ceramah adalah menggunakan
metode ekspositori. <eberapa hasil penelitian di 2merika Serikat menyatakan bahwa metode
ekspositori merupakan metode yang paling e%ekti% dan e%isien. Demikian pula pendapat
Daid #.2usubel bahwa metode ekspositori yang baik merupakan cara mengajar yang paling
e%ekti% dan e%isien dalam menanamkan belajar bermakna.

. Meto%e +anya 8a9ab


mumnya dalam suatu pembelajaran akan terjadi tanya jawab,namun keiatan itu tidak 
dapat disebut menggunakan metode tanya jawab. Misalnya, dalam pembelajaran dengan
metode demonstrasi dan metode ekspositori sering kali terjadi tanya jawab, tetapi tidak dapat
disebut metode tanya jawab.
Metode tanya jawab sering disebut dengan metode dialog. Suatu pembelajaran
matematika dikatakan menggunakan metode ini, jika materi ajar disajikan murni dengan
tanya jawab. Dengan menggunakan metode ini siswa akan terlihat lebih akti% dibanding
metode ekspositori maupun demonstrasi, akan tetapi arah tanya jawab masih ditentukan atau
dikehendaki oleh guru. Dalam metode ini, pertanyan-pertanyaan yang dikemukakan guru
harus dijawab oleh siswa. Dalam pelaksanaan dapat saja terjadi siswa balik bertanya tentang
hal yang belum jelas baginya.
Sebelum tanya jawab terjadi, masih diperlukan cara in%ormati% untuk mengarahkan. Setelah
 pengarahan, kemudian dimulailah tanya jawab. ;nisiati% tanya jawab ini dilakukan oleh guru.
8ika pertanyaan yang dikemukakan oleh guru terlalu sulit, jawaban siswa mingkin hanya
diam, geleng kepala, tidak tahu atau tidak dapat. 8ika kelas diam mungkin saja dikarenakan
tindakan guru tidak menyenangkan siswa. <ila guru marah maka keadaan siswa akan
semakin tidak baik, siswa akan lebih takut untuk menjawab ataupun bertanya. ntuk 
menggunakan metode tanya jawab, guru harus mengetahui tujuan mengajukan pertanyaan,
 jenis dan tingkat pertanyaan.

91
1. Tujuan mengajuka pertanyaan
Setiap orang yang mengajukan pertanyaan mempunyai tujuan, demikian pula dalam
suatu pembelajaran guru harus memperhatikan tujuan mengajukan pertanyaan. =ujuan
mengajukan pertanyaan dalam suatu pembelajaran, antara lain untuk memotiasi siswa,
menyegarkan apersepsi siswa, mendorong diskusi, mendorong siswa agar ber%ikir,
mengarahkan perhatian siswa, menggalakkan penyelidikan, memeriksa pertanyaan siswa, dan
mengundang pertanyaan siswa.
2. Jenis pertanyaan
Ditinjau dari jawaban yang dikehendaki, pertanyaan dibedakan menjadi pertanyaa
tertutup dan pertanyaan terbuka. #ertanyaan tertutup adalah pertanyaan jawabannya tertutup.
Misalnya 62dakah bilangan prima yang genap46. #ertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang
 jawabannya beberapa kemungkinan. Misalnya 6=entukan pasangan bilangan yang
 jawabannya 46.

3. Tingkat pertanyaan
Ditinjau dari jenjang kemampuan yang diukur, pertanyaan dibedakan atas pertanyaan
tingkat rendah dan tingkat tinggi. #ertanyaan tingkat rendah adalah pertanyaan yang hanya
mengukur ingatan saja. Misalnya 6<erapakah jumlah sudut suatu segitiga46, 6<enarkah itu46,
dan 62pakah jawaban itu sebenarnya46
#ada umumnya pertanyaan yang jawabannya hanya 6ya6, 6tidak6, 6benar6, 6salah6,
6dapat6, 6tidak mungkin6, dan sejenisnya, tergolong pada pertanyaan tingkat redah.
#ertanyaan tingkat tinggi adalah pertanyaan yang mengukur jenjang kemampuan pemahaman
atau lebih tinggi. Misalnya 6<agaimana 2nda tahu bahwa akar-akar persamaan kuadrat
F/F-!E- adalah real46
2gar siswa lebih akti% mengikuti kegiatan tanya jawab, para ahli menyarankan
hendaknya guru menggunakan teknik bertanya yang baik antara lain berlaku sebagai berikut G
1. )umusan pertanyaan yang diajukan hendaknya jelas, ringkas, sederhana dan
komunikati%.
. mengajukan pertanyaan dengan ucapan yang jelas dan berintonasi yang baik.
/. gunakan pertanyaan-pertanyaan berariasi, dimulai dari tingkat rendah ke tingkat
tinggi dan jangan menjawab pertanyaan sendiri.
0. Mengajukan pertanyaan kepada sasaran yang sesuai dengan keperluan. Misalnya
 pertanyaan ditujukan kepada seluruh kelas, sebelum ditujukan ke siswa tertentu.

92
Dalam hal ini guru harus memperhatikan pemerataan, jangan selalu yang pandai
saja, atau di depan saja, atau siswa tertentu saja.
!. 8ika pertanyaan sudah dilemparkan ke seluruh kelas, guru hendaknya menunggu
sebentar untuk memberikan kesempatan siswa ber%ikir, kemudian menganjurkan
untuk mengacungkan jari dan tunggu sampai lebih dari saparoh kelas. 8ika yang
mengacungkan jari masih sedikit, sederhanakan rumusan pertanyaan. 8ika
diperkirakan waktu nya lebih dari cukup, kemudian petunjuk siswa untuk 
menjawab dengan memperhatikan pemerataan. Dalam metode ini memang
diperlukan kesabaran guru.
*. selalu menghargai jawaban, pertanyaan, tindakan atau keluhan siswa bagaimana
 jelek mutunya. 8ika jawaban atau tindakan siswa masih perlu diperbaiki, beri
sedikit arahan, atau ikuti dengan pertanyaan lain.
9. Selalu menerima jawaban siswa kemudian memeriksanya, sebelum mengajukan
 pertanyaan lain.
. 8angan sekali-kali memotong jawaban siswa.
. Selalu merangsang siswa untuk berpartisipasi menjawab setiap pertanyaan,
mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat atau mendemontrasikannya
atau karyanya di depan kelas.
1. <ertindak seolah-olah belum tahu membuat kekeliruan yang disengaja. Misalnya,
seorang siswa mengajukan pertanyaan, dapat saja guru menjawab dengan 6<apak 
atau ;bu belum tahu, coba siapa yang mau mencoba6 atau 6=idak tahu, mari kita
coba bersama6.

6. Meto%e rill %an 7ati*an

7alaupun telah banyak alat untuk membantu orang melakukan perhitungan dengan
cepat. ?amun berhitung dengan cepat dan tepat tanpa alat dalam belajar matematika di
sekolah tetap diperlukan. $ata 6drill6 dan 6latihan6 seringkali diartikan sama. ?amun dalam
 pembahasan ini kedua kelas tersebut diartikan lain.
=ujuan menggunakan metode drill dalam pembelajaran matematika adalah
meningkatkan kemampuan kecepatan dan ketepatan dalam mengingat %akta-%akta dasar serta
mengungkapkan kembali ingatannya. Misalnya,di sekolah dasar kelas ;;, setelah siswa
memahami operasi hitung pejumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan bulat
1 sampai 1, akhirnya siswa dituntut untuk mampu mengerjakan operasi itu dengan cepat

93
dan tepat. =entunya hal ini memerlukan ingatan dari siswa. Oleh karena itu metode drill
sangat tepat digunakan di sini.
:ain halnya dengan kemampuan untuk menyelesaikan dengan cepat dan cermat soal
seperti /*9  !*9, 9*!  , */1 G /, 0!* F /, dan sebagainya. $emampuan untuk 
meyelesaikan dengan cepat dan cermat soal di atas, tidak dapat diperoleh dari metode drill.
$emampuan yang diperlukan untuk itu adalah ha%al %akta-%akta dasar berhitung serta ha%al
dan terampil menggunakan algoritma berhitung prosedur atau himpunan langkah-langkah
dalam berhitung.
=ujuan menggunakan metode latihan dalam pembelajaran matematika adalah
meningkatkan kemampuan kecepatan dan kecermatan dalam menggunakan algoritma
matematika. #erlu diperhatikan guru bahwa metode drill digunakan bila perlu saja. $arena
 pembelajaran yang menekankan keterampilan saja, tanpa pengertian, dan sedikit aplikasi
dalam kehidupan sehari-hari, akan sedikit yang dapat diingat oleh siswa. Demikian pula
dengan metode latihan. :atihan diperlukan jika siswa benar-benar sudah memahami
 pengertian dan algoritma.
#emberian latihan dan drill harus tepat waktu, artinya jika terlalu dini memberikan
latihan dan drill maka dimungkinkan siswa yang belum paham %akta dan algoritma akan
menjadi lamban menyelesaikan soal atau masalah karena masih ada yang belum dipahami.
=etapi bila pemberian drill atau latihan terlambat, maka siswa akan lamabat dan mengalami
kesulitan dalam belajar materi ajar berikutnya yang terkait. Misalnya, pada pembelajaran
matematika lama, banyak siswa terampil berhitung, tetapi banyak pula siswa yang tidak 
memahami konsep operasi bilangan.

F. Meto%e Pemberian +ugas

Metode pemberian tugas sering disebut metode tugas. Dalam pembelajaran


matematika, pemberian tugas biasanya berupa soal latihan yang dikerjakan dirumah. ?amun
sebenarnya, pemberian tugas dalam pembelajaran matematika tidak hanya berupa soal-soal,
tetapi dapat berupa tugas membaca materi ajar yang akan dibahas pada tatap muka
 berikutnya, tugas mencari bukti lain dari suatu teorema atau rumus, tugas mencari contoh
kasus dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan konsep tertentu atau perhitungannya
menggunakan rumus tertentu. #elaksanaan metode pemberian tugas dari tiga tahap.

94
1. 'uru memberi tugas. 'uru harus memperhatikan bahwa tujuan dan petunjuk 
 pemberian tugas harus jelas. ;ni berarti bahwa tugas-tugas tersebut benar-benar telah
terencana.
. Siswa melaksanakn tugas.
/. Siswa mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas baik kepada guru atau teman-
teman di kelas.
Dalam pembelajaran matematika, tujuan pemberian tugas antara lain adalah agar 
siswa dapat melatih keterampilannya dalam menyelesaikan soal, lebih memahami dan
mendalami materi ajar yang telah diberikan disekolah, menumbuhkan kebiasaan belajar 
secara mandiri, menumbuhkan rasa tanggung jawab, dan menumbuhkan sikap positi% 
terhadap matematika. Oleh karena itu disarankan agar guru tidak memberikan tugas yang
sukar atau terlalu banyak, soal-soal tugas harus membuat soal-soal yang mudah, senang dan
sukar dalam komposisi yang berimbang. $arena tugas yang terlalu sukar dan banyak dapat
mengakibatkan siswa tidak mempuanyai waktu untuk mengerjakan tugas lain dari sekolah
atau kegiatan diluar sekolah, siswa putus asa, dan menimbulkan sikap negatie terhadap guru
maupun pelajaran.
Oleh karena itu, kerja sama antara guru matematika dengan guru-guru lain sangat
diperlukan dalam memberikan tugas-tugas kepada siswa.Dengan kerja sama ini dapat
dihindari seorang siswa harus menyelesaikan banyak tugas dalam sehari.
Kelebi*an Meto%e Pemberian +ugas
1. #engetahuan yang diperoleh dengan belajar mandiri atau kelompok rumah akan lebih
lama diingat.
. Siswa mempunyai kesempatan memupuk perkembangan dan keberanaian mengambil
keputusan, inisiati%, bertanggung jawab dan mandiri.
/. 2pabila tugas secara dikoreksi guru dapat lebih cepat mengetahui jika terdapat
kesalahan konsep pada diri siswa.
Kelema*an Meto%e Pemberian +ugas
1 Seringkali siswa melakukan penipuan diri dimana siswa hanya meniru pekerjaan
orang lain tanpa mengalami proses belajar.
 2dakalanya tugas itu dikerjakan olleh orang lain.
/ 2pabila tugas terlalu berlebihan dan sukar dapat mengganggu mental siswa.
0 'uru mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian. 2dakalanya pekerjaan
kelompok siswa bahkan satu kelas sama. Meskipun demikian tugas harus tetap dikoreksi
dan dinilai, sebagai penghargaan kepada karya siswa.

95
!. Meto%e iskusi
#embelajaran dengan metode diskusi adalah bentuk kegiatan pembelajaran dimana
terjadi interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Diskusi dapat dilakukan
dalam kelompok kelas yang dipimpin oleh guru atau seorang siswa dengan moderator, atau
diskusi dalam kelompok-kelompok kecil. $elompok kecil ini dibedakan menjadi diskusi
kelompok pasangan ( orang", diskusi kelompok (/-* orang", diskusi kelompok dinamika
yaitu dimulai dari kelompok pasangan, kemudian bergabung menjadi 0 orang, kemudian
 bergabung lagi menjadi  orang.
Materi ajar matematika atau masalah matematika yang layak didiskusikan adalah
materi atau masalah yang menarik siswa sesuai dengan tara% berpikirnya, yang
mengutamakan penalaran dan mempunyai kemungkinan jawab lebih dari satu. Misalnya,
membuktikan suatu teorema atau rumus, menyelesaikan soal, dan menyederhanakan suatu
 bentuk aljabar.
Materi ajar dalam diskusi kelompok dapat berbeda-beda dan dapat pula sama untuk 
setiap kelompok. Diskusi kelompok akan lebih berman%aat jiak setiap kelompok melaporkan
hasil diskusi kepada kelas secara keseluruhannya. 2pabila materi ajar diskusi sama untuk 
semua kelompok, mungkin akan diperoleh hasil yang sama, mungkin berbeda mungkin juga
hasil akhirnya sama tetapi caranya berbeda. 8ika hasilnya berariasi untuk menambah
 pengalaman siswa. Dari hasil laporan ini guru dapat melihat apakah konsep-konsep yang
diajarkan telah dimengerti siswa atau belum, jika terjadi kesalahan konsep pada diri siswa
segera dapat teratasi.
$elebihan Metode Diskusi
1. Siswa terlibat akti% dalam proses belajar mengajar.
. Memupuk keberanian mengemukakan pendapat orang lain secara kritis.
/. Memupuk si%at kerja sama yang ilmiah.
0. $esalahan konsep dapat segera ditanggulangi.
$elemahan Metode Diskusi
1. 8ika kelompok diskusi kemampuan anggotanya heterogen, maka siswa pandai akan
mendominasi kegiatan sedangkan siswa yang kurang pandai akan pasi%.
. 8ika dalam kelompok tidak ada siswa yang pandai maka diskusi mungkin tidak berjalan
sehingga kegiatan tidak e%ekti%.
/. Menumbuhkan waktu yang lama sehingga cenderung tidak e%isien.
4. Meto%e Penemuan

96
Dalam pembelajaran matematika, metode penemuan adalah suatu cara
menyampaikan materi ajar matematika sedemikian hingga proses belajar yang terjadi
memungkinkan siswa untuk menemukan siswa untuk menemukan hal baru berdasarkan
serentetan pengalaman yang lampau. &al baru disini bukan berarti benar-benar baru, sebab
sudah diketahui orang lain. 2kan tetapi merupakan hal yang baru bagi siswa yang
 bersangkutan. &al-hal baru yang diharapkan dapat ditemukan oleh siswa dapat berupa
konsep, teorema, rumus, pola, aturan dan sejenisnya.
Dalam pembelajaran dengan metode penemuan ini keterangan-keterangan yang
dihadapkan kepada siswa tidak disajikan secara lengkap dari awal sampai akhir seperti
metode ceramah, ekspositori, =anya jawab, atau demonstrasi. Dalam awal kegiatan dengan
metode penemuan ini siswa dituntut untuk melakuakan aktiitas mental untuk memahami
keterangan-keterangan yang dihadapkan. Siswa dituntut untuk benar-benar akti%.
Metode penemuan dapat dibedakan menjadi dua yaitu penemuan terbimbing dan
 penemuan tidak terbimbing. Dalam metode penemuan tidak terbimbing, guru hanya ber%ungsi
sebagai pengawas, tidak membimbing dan tidak menyelesaikan masalah bagi siswa, benar-
 benar dituntut untuk menyelesaikan masalah sendiri. #enemuan tidak terbimbing ini sulit
dilakasanakan pada perguruan tinggi. #ada umumnya siswa masih memerlukan bimbingan,
arahan selangkah demi selangkah untuk memahami hal-hal baru. Oleh karena itu, jika siswa
tidak menunjukan kemampuan untuk memahami hal abru yang dikemukakan maka metode
 penemuan terbimbing yang lebih tepat unutk dilaksanakan.
Dalam metode penemuan terbimbing, langkah yang ditempuh guru adalah
menyatakan masalah kemudian membimbing siswa untuk menemukan penyelesaian masalh
itu dengan instruksi-instruksi seminimal mungkin. Sedangkan siswa mengikuti instruksi yang
sedikit itu, dan berusaha menemukan sendiri penyelesaiannya.
:angkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam metode penemuan terbimbing
sebagai berikutG
1. Memahami masalah.
. Memperoleh data atau keterangan atau menyederhanakan masalah.
/. Menguji pada yang terjadi dan membuat dugaan.
0. Menguji dugaan tersebut.
!. Menggenaralisasikan atau menyatakan dalam bentuk umum.
#erhatikan contoh masalah di bawah ini dengan metode penemuanN
1 Menemukan si%at perkalian bilangan bulat positi% dan negatie.
$erjakan perkalian berikut iniN

97
/ F 0 EH
/ F / EH
/ F  EH
/ F 1 EH
/FEH

#erhatikan hasil-hasil yang anda peroleh N


2pakah anda melihat suatu pola 4
$esimpulan apakah yang dapat anda ambil 4
Boba anda lanjutkan pola di atas, seperti berikut ini N
/ F -1 E ...
/ F - E ...
/ F -/ E ...
/ F -0 E ...
#erhatikan hasil-hasil yang anda peroleh N
2pakah anda melihat suatu pola N
$esimpulan apakah yang dapat anda ambil 4
. Menemukan rumus (ab" E a  ab  b
a b

 b
(a  b" (a  b" b

2 a
(a  b"
#erhatikan gambar dan cari hubungan yang terjadi N
/. Barilah nilai F dari aF  bF  c E  jika F V 
0. 'ambarlah sembarang segitiga siku-siku, ukur panjang sisi-sisinya, ukur semua sudut-
sudutnya. 2pakah yang dapat 2nda temukan N
8ika guru memberikan masalah seperti contoh 1 di atas maka metode yang digunakan
adalah metode penemuan terbimbing. #ada contoh 1 sajian masalah serupa dengan metode
indukti%. Sebaliknya jika guru memberikan seperti contoh ,/, dan 0 tanpa instruksi lain
atu bimbingan guru maka guru menggunakan metode penemuan tidak berbimbing.

98
ntuk mrencanakan suatu pembelajaran menggunakan metode penemuan, hendaknya
diperhatikan bahwa

1. Materi ajar sangat memerlukan aktiitas siswa untuk belajar mandiri.


. Materi ajar sangat menarik atau menantang siswa untuk berpikir.
/. Semua kemamapuan awal (prasyarat" yang diperlukan sudah dimiliki siswa.
0. &asil akhir harus ditemukan sendiri oleh siswa.

!. 'uru hanya sebagai pengarah dan pembimbing saja,bukan pemberitahu.


Kelebi*an Meto%e Penemuan
1. Siswa benar-benar akti% dalam kegiatan belajar, sebab dituntut berpikir, menggunakan
kemampuannya, dan pengalamannya untuk menemukan hasil akhir.
. Siswa benar-benar dapat memahami materi ajar (konsep atau rumus", karena
mengalami sendiri proses untuk mendapatkan atau rumus tersebut sehingga akan lebih
lama diingat.
/. Menemukan minat belajar, karena dengan menemukan sendiri timbul rasa puas dan
mendorong siswa untuk berbuat hal yang sama.
0. Menumbuhkan sikap ilmiah dan rasa ingin tahu dari siswa.
!. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode ini akan lebih mampu
mentrans%er pengetahuan.
*. Melatih siswa untuk belajar sendiri.

 Kelebi*an Meto%e Penemuan


1. Metode ini sangat menyita waktu, lebih-lebih jika dilakukan pada siswa yang
 berkemampuan rendah.
. =idak dapat dijamin bahwa siswa tetap bersemangat untuk menemukan.
/. =idak setiap guru mempunyai kemampuan mengajar mengguanakn metode
 penemuan.
0. =idak setiap topik matematika dapat diajarkan dengan metode penemuan.
!. $urang e%ekti% jika dilakukan untutk kelas dengan jumlah siswa besar, karena guru
akan kesulitan membimbing. $elas akan ribut sehingga ketertiban kelas sulit dijaga.

I. Meto%e Pemea*an Masala*

Dalam kehidupan manusia pemecahan masalah merupakan aktiiitas sehari-hari,


karena pada kenyataannya setiap manusia tidak akan bebas dari masalah. $arena manusia
harus berani mengahadapi masalah dan selalu ber&sa-a &n+&' memea-'an
masala- (an% )#-a)a*#, =le- 'arena #+& *&la belajar memea-'an
masala- *erl& )#ajar'an 'e*a)a s#s$a, Men&r&+ "a%ne belajar
memea-'an masala- a)ala- belajar (an% *al#n% +#n%%# +#n%'a+n(a )an
'om*le's s#a+n(a,

99
Masala- ma+ema+#'a ba%# s#s$a a)ala- soal ma+ema+#'a, Men&r&+
Pol(a s&a+& *ersoalan ma+ema+#'a a'an menja)# masala- ba%# seoran%
s#s$a j#'a s#s$a +erseb&+ 1 mem*&n(a# 'emam*&an &n+&'
men(elesa#'an )#+#nja& )ar# se%# 'ema+an%an men+a#n(a )an #lm&n(a 2
bel&m mem*&n(a# al%or#+ma a+a& *rose)&r &n+&' men(elesa#'ann(a )an
berla#nan (an% sebaran% le+a'n(a )an 3 ber'e#n%#nan &n+&'
men(elesa#'ann(a,

Mer&j&' *a)a *en)a*a+ Pol(a )# a+as jelasla- ba-$a soal


ma+ema+#'a a'an menja)# masala- ba%# s#s$a j#'a sebenarn(a s#s$a
+ela- mem#-'# 'ernam*&an &n+&' men(elesa#'ann(a mer&*a'an soal
)en%an ben+&' a+a& +#*e (an% benarbenar bar& ba%# s#s$a #+& )an s#s$a
ber'e#n%#nan a+a& +er+an+an% &n+&' men(elesa#'ann(a, =le- 'arenan(a
masala- ba%# seoran% s#s$a bel&m +en+& mer&*a'an masala- ba%# s#s$a
la#n,

Selanj&+n(a Pol(a ber*en)a*a+ ba-$a +er)a*a+ )&a maam


masala- (a#+& masala- &n+&' menern&'an )an masala- &n+&'
memb&'+#'an, Pa)a masala- &n+&' menem&'an ba%#an &+aman(a a)ala-
?a*a'a- (an% )#ar#? ?ba%a#mana )a+a (an% )#'e+a-&#? )an ?ba%a#mana
s(ara+n(a?, Pa)a masala- &n+&' memb&'+#'an (a#+& masala- &n+&'
men&nj&''an sala- sa+& benarn(a s&a+& *ern(a+aan ba%#an &+ama )ar#
masala- jen#s #n# a)ala- a)an(a ?-#*o+es#s? )an ?'es#m*&lan?, <alam
*ernbelajaran ma+erna+#'a masalal &n+&' menern&'an san%a+ *en+#n%
)alam ma+erna+#'a elemen+er se)an%'an masala- memb&'+#'an leb#-
*en+#n% &n+&' ma+erna+#'a lanj&+,

Un+&' leb#- mema-am# a*a'a- s&a+& soal ma+erna+#'a mer&*a'an


masala- a+a& b&'an ba%# seoran% a+a& se'elom*o' s#s$a mar#la- '#+a
*er-a+#'an on+o- ber#'&+,

1, 456  876 

2, 357 O 306 

3, /a'+or'an 2O2  3O  5

100
1, Ten+&'an b#lan%an (an% sel#s#- an+ara b#lan%an #+& )en%an '&a)ra+n(a
ma's#m&m,

2, .a%a#mana'a- em*a+ b&a- +#+#' A . @ )an < -ar&s )#le+a''an a%ar


'eem*a+ +#+#' +erseb&+ mem*&n(a# jara' (an% sama,
1 1
3, !a'e' berer#+a ba-$a )ar# &s#an(a 7  ba%#an seba%a# ana' 12

3
ba%#an seba%a# remaja 7  ba%#an seba%a# s&arn# )ar# #s+r#

1
*er+arna (an% +ela- men#n%%al )an 6  ba%#an men)&)a, Nene'

menamba-'an ba-$a #a seba%a# #s+r# 'a'e' s&)a- 15 +a-&n,


.era*a &m&r 'a'e' se'aran% .era*a +a-&n 'a'e' men)&)a
<ar# soal )# a+as mana'a- (an% menja)# masala- ba%# s#s$a SI<
)an SM P Un +&' men (e lesa #'an masal a - s#s $a -a r&s
m e n % % & na ' a n * en %e +a -& an  'e +e ra m* #l an  ) an * e rn a- am an
(an% +ela - )#*e laja r# sebel&mn(a )alam s#+&as# (an% benarbenar
bar&,

an%'a-Ian%'a- )alam men(elesa#'an masala- seba%a# ber#'&+,


1, Mer&m&s'an *ermasala-ann(a (a#+& )en%an mema-am# masala-
#+& mel#*&+# men%enal a*a (an% )#+an(a'an )an a*a s(ara+n(a,
1, Mem#l#- s+ra+e%# )alam +a-a* #n# m&n%'#n )#la'&'an )en%an
menobaoba )en%an men(e)er-ana'an soaln(a )en%an
memb&a+ mo)el ma+ema+#'an(a a+a& s'e+sa %ambarn(a a+a&
)en%an ber*#'#r ba+#'

 )ar# bela'an%,
2, Mela'sana'an *rose)&r *en(elesa#an (a#+& mem*roses )a+a
)en%an men%%&na'a n s+ ra +e %# (an% ) #*# l#-  'e m& )# an
memb&a+ )&%aan *en(elesa#an )an memb&'+#'an 'ebenaran
)&%aan #+&,
3, Men%'om&n# 'as# 'an -as#ln(a )en%an &ra#an )alam +a-a* #n#
)#la'&'an *emer#'saan -as#l,

101
Kelebihan Metde %emecahan Ma'alah
1 , S #s $a a ' +#  b e la j ar,
2, Mem&*&' 'emam*&an men+ranser *en%e+a-&an 'e )alam s#+&as#
bar&,
3, Mem&*&' 'emam*&an ber*#'#r anal#+#s )alarn men%arnb#l
'e*&+&san,
4, Mem&*&' 'emam*&an s#s$a &n+&' mela'&'an *enem&an melal&l
*roses *emea-an masala-,
5, <a*a+ men#mb&l'an m#na+ belajar ma+ema+#'a 'arena j#'a s#s$a
mam*& men(elesa#'an -al bar& a'an men#mb&l'an 'e*&asan,

Kelemahan Metde %emecahan Ma'alah

1 , .a%# %&r& (an% '&ran% a'+# a'an s&l#+ )alam memb&a+ )an
men(elesa#'an masala-,
2 , Um&rnn(a $a'+& &n+&' men(elesa#'an masala- &'&* *anjan%
se-#n%%a masala- (an% )a*a+ )#se+esa#'an )# 'elas rela+# se)#'#+,
3. Meto$e Inkuari
Is+#la- #n'&ar# berasal )ar# 'a+a #nL&#r( In%%r#s (an% berar+#
*en(el#)#'an, In'&ar# men%an)&n% *roses men+al (an% +#n%%#
+#n%'a+ann(a, Me+o)e *enel#+#an )alarn ma+ema+#'a +er)#r# )ar# em*a+
+a-a* *roses seba%a# ber#'&+,

1 , Men%ama+# men%eal&as# men%anal#s#s s#+&as# )an men%aj&'an


*er+an(aan*er+an(aan,
1 , Men%emban%'an *rose)&r )an men%&m*&l'an #normas# &n+&'
)#%&na'an mem*elajar# berba%a# s#+&as#, <a*a+ )#la'&'an )en%an
menem&'an *rose)&r bar& &n+&' men(elesa#'an masala- a+a&
men%&m*&l'an )an men%a+&r #normas# &n+&' men(elesa#'an
masala-,
2 , Men(&s&n 'embal# *en%e+a-&an (an% )#*erole- )an mem*erl&asn(a,
Pa)a +a-a* #n# b#asan(a *enem&an )#*erole-,
3 , Men%anal#s#s )an men%eal&as# *roses *enel#+#an,
Pembelajaran )en%an me+o)e #n'&ar# #n# m#r#* )en%an me+o)e
*enem&an, Perbe)aan 'e)&a me+o)e an+ara la#n seba%a# ber#'&+,

102
1 , <alam me+o)e *enem&an -as#l a'-#r mer&*a'an -al bar& ba# s#s$a
+e+a*# s&)a- )#'e+a-&# %&r& se)an%'an )alam me+o)e #n'&ar# -as-
a'-#r bel&m )a*a+ )#'e+a-&# s#s$a ma&*&n %&r&,
2 , Pa)a me+o)e *enem&an s#s$a )#-ara*'an )a*a+ menem&'an -al
(an% *en+#n% ja)# -as#l a'-#r san%a+ *en+#n% se)an%'an )alam
me+o)e #n'&ar# -as#ln(a nomor )&a,
3 , <alam *embelajaran ma+erna+#'a b#asan(a me+o)e *enem&an
)#la'&'an )alam 'elom*o''elom*o' 'e#l )#'elas se)an%'an me+o)e
#n'&ar# )a*a+ )#la'&'an seara sen)#r#sen)#r# )an )# l&ar 'elas,
4 , <alam me+o)e #n'&ar# %&r& sela#n ber&n%s# seba%a# *emb#mb#n% j&%a
seba%a# s&mber #normas# a+a& )a+a (an% )#*erl&'an )#mana s#s$a
mas#- -ar&s menamba- #normas# +amba-an memb&a+ -#*o+es#s )an
men+esn(a,
Me+o)e #n'&ar# san%a+ ses&a# &n+&' )#%&na'an %&r& b#la +&j&an
*ernbelajarann(a an+ara la#n a%ar s#s$a
1, A'+# menar# ser+a menel#+# sen)#r# *ernea-an s&a+& masala-,
2, A'+# menar# s&mber #normas# a+a& )a+a,
3, A'+# be'erja sama )alam 'elom*o',
4, Men%enal me+o)e *enel#+#an )alam ma+erna+#'a,
5, Mam*& menern&'an relas#relas# an+ara ar#abel )an
men%%eneral#sas#'an,
6, Mam*& mela'&'an *enel#+#an mel#*&+# 'ernam*&an mer&m&s'an
masala- merenana'an )an mela'&'an *enel#+#an mer&m&s'an
'es#m*&lan men%ern&'a'an *en)a*a+ ber)eba+ men(an%%a- )an
mem*er+a-an'an *en)a*a+,
7, A%ar s#s$a berse)#a bers#'a* obje'+# j&j&r +erb&'a )an seba%a#n(a,
Pela'sanaan *embelajaran )en%an me+o)e #n'&ar# )a*a+ )#la'&'an
)en%an lan%'a-lan%'a- seba%a# ber#'&+,
1, "&r& men&nj&''an s&a+& ben)a %ambar a+a& masala- 'e*a)a
s#s$a,
2, "&r& meran%san% s#s$a )en%an *er+an(aan a+a& %&r& memba%#
+&%as menel#+#n(a 'e*a)a mas#n%mas#n% s#s$a a+a& mas#n%
mas#n% 'elom*o' s#s$a, <a*a+ )#la'&'an mas#n%mas#n% s#s$a a+a&
'elom*o' men)a*a+ +&%as +er+en+& &n+&' )#+el#+#,

103
3, S#s$a mem*elajar# menen+&'an *rose)&r menar# )an
men%&m*&l'an#normas# a+a& )a+a (an% )#*erl&'an memba-asr#(a
)an menar#' 'es#m*&lan,
4, S#s$a mela*or'an -as#l )an men)#s'&s#'an -as#l )alam 'elas,

K. Meto$e Laboratoriu"

Pembelajaran ma+ema+#'a )en%an me+o)e labora+or#&m


ber)asar'an *r#ns#* ?belajar )en%an berb&a+? )an berlanj&+ )ar# 'on're+
'e abs+ra', =le- 'arenan(a +&j&an *embelajaran )alam b#)an% 'o%n#+#
ae'+# )an *s#'omo+or )a*a+ )#a*a#, <en%an me+o)e labora+or#&m #n#
)#ma's&)'an memb#mb#n% s#s$a &n+&' menem&'an a'+aa'+a )alam
ma+ema+#'a )an men%a*l#'as#'an *en%e+a-&ann(a, <alam -al +er+en+&
me+o)e labora+or#&m #n# mer&*a'an *erl&asan )ar# me+o)e #n)&'+#,

#embelajaran dengan metode laboratorium ini memang lebih tepat jika dilaksanakan
di laboratorium matematika tapi dapat pula dilaksanakan di ruang kelas. 2danya laboratorium
matematika sangat penting man%aatnya dan merupakan lingkungan yang baik bagi siswa
untuk dapat meneliti, menemukan pola atau rumus, mengaplikasikan konsep, atau melakukan
eksperimen. :aboratorium dapat digunakan menyimpan alat-alat pembelajaran matematika
 baik yang berupa alat-alat permainan, bangun-bangun geometri, sampai alat audio isual
maupun sebagai tempat praktikum komputer.
Membelajarkan bagaimana melukis bangun geometri menggunakan penggaris,
 jangka, membuktikan dua segitiga kongruen dengan potongan kertas, membelajarkan si%at-
si%at simetri dengan alat, menghitung olum benda ruang dengan air dan gelas ukur,
mengukur papan yang diperlukan untuk membuat meja, kursi, mencoba program komputer
 berdasarkan diagram alur yang dibuat siswa, dan sebagainya, merupakan kerja praktek atau
kerja laboratorium. Memang pada dasarnya kegiatan tersebut dilakukan di laboratorium. #ada
kelas-kelas rendah metode ini dipandang lebih esensial, lebih sesuai, dan praktis. $arena
siswa langsung dapat mengamati atau membuktikan suatu kebenaran dalam matematika
dengan melalui benda-benda konkrit atau proses nyata.

Kelebi*an Meto%e 7aboratorium


1. Menarik dan menyenangkan bagi siswa kelas rendah.
. #rinsip psikologis terpenuhi.
/. Siswa dapat memperoleh %akta-%akta yang jelas.
0. Memupuk percaya diri.

104
!. Memupuk keberanian untuk membuat.
*. Memupuk kemampuan menerapkan matematika dalam kehidupannya.

Kelema*an Meto%e 7aboratorium


1. Memerlukan waktu dan biaya tidak sedikit.
. &anya mampu memperkenalkan %akta-%akta kepada siswa tapi tidak kemampuan yang
lebih tinggi.
/. =idak semua topik dapat diajarkan dengan metode ini.
0. Memerlukan perncanaan yang rumit dan matang dari guru.
!. ntuk pembelajaran matematika tidak dapat menghasilkan keterampilan dan lebih
 ber%ikir yang benar.

<erikut ini disajikan contoh penggunaan metode laboratorium dalam matematika. =ujuan
 pembelajaran adalah siswa dapat menemukan teorema kesejajaran. $epada siswa atau
kelompok siswa dihadapkan penggaris, jangka, busur, dan kertas gambar. #ertanyaan dan
saran umum yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
1. 'ambarlah dua garis sejajar (katakanlah 1JJm" dipotong oleh sebuah garis lain (katakanlah g"
 pada kertas gambar.
. #erhatikan sudut-sudut yang terjadi berilah tanda untuk masing-masing sudut.
/. #indahkan gambar sudut-sudut itu pada kertas gambar lain.
0. kur dengan busur, atau potong dengan gunting masing-masing.
!. <andingkan besar sudut-sudut itu.
*. $esimpulan apa yang anda dapat 4
9. :akukan hal yang sama untuk garis g tegak lurus ; atau m.
. $esimpulan apa yang anda dapat 4
. 2pakah kebalikan dari dalil yang anda peroleh tersebut itu benar 4

7. Meto%e Kegiatan 7apangan


<eberapa keterampilan dalam matematika dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya, mengumpulkan data statistik dari masyarakat (dalam sekolah atau di luar
sekolah", mengolah data, dan menyajikannya dalam suatu diagram atau gra%ik, mengukur
tinggi pohon tanpa harus melakukan pengukuran langsung, mengukur luas suatu daerah,
mengukur lebar sungai, dan sebagainya.
#elaksanaan kegiatan lapangan ini dilakukan diluar kelas, dan sebaiknya dilakukan
dalam kelompok. 'uru hanya memberi tugas, merencanakan sendiri, melaksanakan sendiri ,
dan membuat laporan tertulis. #enggunaan metode kegiatan lapangan sangat sesuai untuk
meman%aatkan waktu kosong karena metode ini memerlukan waktu yang lama dalam
 penyelesaian tugas.

105
=ujuan penggunaan metode ini adalah agar siswa dapat langsung mengalami dan
melakukan suatu pekerjaan yang meman%aatkan hasil dari belajar ma+ema+#'a )en%an
)em#'#an s#s$a men%e+a-&# lan%s&n% 'e%&naan ma+ema+#'a )alam
'e-#)&*ann(a, A'-#rn(a )en%an *en%alaman #+& +#mb&l 'ema&an beajar
ma+ema+#'a, S#s$a j&%a mema-am# masala-masala- (an% men%-am-a+
)an men&njan% ber-as#ln(a s&a+& *e'erjaan, <en%an )em#'#an +&j&an
*embelajaran )alam b#)an% 'o%n#+# ae'+# )an *s#'omo+or )a*a+ )#a*a#,

M. Meto$e %er"ainan

Pembelajaran ma+erna+#'a men%%&na'an me+o)e


*erma#nan ber)asar'an *r#ns#* ?belajar samb#l berma#n?
'arena belajar ba%# s#s$a '-&s&sn(a )# 'elas ren)a- san%a+
men(enan%'an, .ebera*a 'e+eram*#lan ma+ema+#'a j&%a
)a*a+ )#*erole- melal&# *erma#nan, T&j&an *embelajaran
)alam b#)an% 'o%n#+# ae'+# )an *s#'omo+or j&%a )a*a+
)#a*a# melal&# me+o)e *errna#an #n#, Jala&*&n belajar
)en%an *erma#nan men(enan%'an )an )a*a+ men#mb&l'an
m#na+ s#s$a nam&n *en%%&naan me+o)e #n# -ar&s )#ba+as#
-ar&s +erenana )an +e*a+ $a'+& se'al#8'al# )a*a+
)#manaa+'an &n+&' men%&ba- s&asana +e'anan +#n%%#,
Perma#nan (an% men%an)&n% n#la# ma+ema+#'a )a*a+
 j&%a men#n%'a+'an 'e+eram*#lan *ema-aman 'emam*&an
rnenem&'an rnemea-'an masala-, Seba#'n(a *ela'sanaan
me+o)e *erma#nan #n# )alam *erma#nan (an% men%%&na'an
ala+ +er*a)& )en%an *en%%&naan me+o)e labora+or#&m,

Per-a+#'an on+o- *en%%&naan me+o)e *erma#nan


)alam *embelajaran ma+ema+#'a ber#'&+ #n#,

"&r& men(&r&- s#s$a men&l#s'an *roses *er-#+&n%an


+an*a men%a+a'an a*a (an% )#-#+&n%n(a se*er+# )# ba$a-
#n#,

?T&l#sla- b#lan%an ban(a' sa&)ara se'an)&n%m&?


?Tamba-'an b#lan%an #+& )en%an 5?

106
?!al#'an )en%an 3?

?!em&)#an ba%#la- )en%an 6? HSe'aran% '&ran%# )en%an 7?

!em&)#an %&r& ber+an(a *a)a seoran% s#s$a )an %&r&


meneba' ban(a' sa&)ara 'an)&n% s#s$a +erseb&+,

"&r&?.era*a -as#l (an% 'am& *erole-E?

S#s$a ?T#%a be+as?

"&r&?>a)# sa&)ara 'an)&n%m& )&a oran% b&'anEH

S#s$a  ?Ga benar?

!em&)#an %&r& meneba' ban(a' sa&)ara 'an)&n% s#s$a )en%an


ara (an% sama, !ern&)#an s#s$a )#m#n+a menel#+# men%a*a %&r& )a*a+
meneba'n(a, Se)#'#+ *en%ara-an a'-#rn(a s#s$a )a*a+ menem&'ann(a,
Se'aran% *enem&ann(a )#oba s#s$a )#m#n+a meneba' ban(a'n(a
sa&)ara 'an)&n% %&r& j#'a -as#ln(a )#'em&'a'an,

Perma#nan semaam #+& a'an meman#n% s#s$a mela'&'an -al (an%


sama 'e*a)a s#s$as#s$a la#n )en%an sen)#r#n(a s#s$a a'an +erla+#-
men%o*eras#'an b#lan%anb#lan%an b&la+ +an*a s&r&-an,

Kelemahan Metde %ermainan

1, T#)a' sem&a +o*#' )a<a+ )#ajar'an )en%an me+o)e <erma#nan,

2, Memerl&'an ban(a' $a'+&,

3, <a*a+ men%%an%%& 'elas'elas la#n,

4, Pa)a *erma#nan (an% menen+&'an 'ala-n#enan% )an ba(armemba(ar

5, )a*a+ bera'#ba+ ne%a+#,

107
&A*$A+ %,S$AKA

.ell /re)er#' ;, 19"1. Teaching and #earning Mathematics $ %n


Secondar& S-ool, Io$a  Jm, @, .ro$n @om*an( P&bl#s-er,

<a-ar Ra+na$###s, 1988, Teori'teori Bela!ar. >a'ar+a  <e*)#'b&),

<#m(a+# )an M&)j#ono, 1999. Bela!ar dan (embela!aran. >a 'ar+a  /r


R#ne'a @#*+a,

<jamara- S, ., )an Qa#n  . *+ +* . St ra te gi Be la !ar Me ng a! ar.


 >a 'ar+ a  PT R#ne'a @#*+a,

;&)ojo3 ;erman, 199. (engembangan -urikulum


Matematika dan
(elaksanaann&a di epan -elas. S&raba(a  Usa-a Nas#onal,

;&)ojo ;erman, 19"". Menga!ar Bela!ar Matematika. >a 'ar+a 

<e*)#'b&),

;&)ojo ;erman, 199+. Strategi Menga!ar Bela!ar Matematika.


Malan%
Penerb#+ I!IP Malan%,
!arso3 )'', 199/. Materi (okok asar'dasar (endidikan M%(.
Modul 1 ' 6, >a'ar+a  <e*)#'b&),

Ma#er ;, 19"5. -ompedium idaktik Matematika. .an)&n% 


Remaja !ar(a,

M#arso G, )'', 19"0. enisi Teknolo2i (endidikan Satuan Tugas


enisi dan Termino3ogi AE@T,  >a'ar+a  Raja$al#,

108

Anda mungkin juga menyukai