Anda di halaman 1dari 20

Kegiatan Belajar 10

MATERI POKOK : FLUIDA

A. RINCIAN MATERI:

Dalam bab ini anda akan mempelajari mekanika fluida yang dibagi menjadi dua
studi: statistika fluida dan dinamika fluida. Fluida adalah zat yang dapat mengalir
sehingga yang termasuk fluida adalah zat cair dan gas.

1. Fluida Statis

Dalam statika fluida dipelajari fluida yang ada dalam keadaan diam (tidak bergerak).
Fluida yang diam disebut fluida statis. Jika yang diamati zat cair maka disebut
hidrostatis. Dalam fluida statis anda akan mempelajari hukum-hukum dasar yang
antara lain dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut. Mengapa semakin
dalam menyelam semakin besar tekanannya? Mengapa kapal laut yang terbuat dari
besi dapat mengapung di permukaan air laut? Mengapa balon udara yang berisi gas
panas dapat naik ke udara?

Tekanan
Tekanan didefinisikan sebagai gaya normal (tegak lurus) yang bekerja pada suatu
bidang dibagi dengan luas bidang tersebut. Rumus tekanan

F
p=
A

Satuan SI untuk tekanan adalah Pascal (disingkat Pa) untuk memberi penghargaan
kepada Blaise Pascal, penemu hukum Pascal.

1 Pa = 1 N . m-2

Untuk keperluan cuaca digunakan satuan atmosfer (atm), cmHg atau mmHg, dan
milibar (mb).

1 mb = 0,001 bar; 1 bar = 105 Pa


1 atm = 76 cmHg = 1,01 x 105 = 1,01 bar

Untuk menghormati Torricelli, fisikawan Italia penemu barometer, ditetapkan satuan


tekanan dalam torr.
Dimana 1 torr = 1 mmHg

Vacum adalah daerah ruang tanpa materi, tekanan nol, tidak ada udara.
Kenyataannya hampir tidak ada ruang yang vakum sempurna, melainkan vakum
parsial. Vakum Parsial (Imperfect vacuum) adalah vakum tidak sempurna seperti
yang dibuat di laboratorium atau di ruang angkasa.
Manometer adalah alat pengukur tekanan gas di dalam ruang tertutup. Barometer
adalah alat ukur tekanan udara dalam ruang terbuka.
Gambar 10.1 (a) Manometer terbuka (b) barometer raksa

Barometer Aneroid

Barometer aneroid pada dasarnya terdiri atas circular, hollow, sealed vessel S yang
biasanya terbuat dari logam lentur tipis.

Skala

Pointer

Sumbu

Tekanan
Atmosfer
Sealed
Vessel

Gambar 10.2 Barometer aneroid

Tekanan udara pada vessel dihilangkan hingga mendekati nol sebelum disegel,
sehingga perubahan pada tekanan atmosfer akan menyebabkan bentuk vessel
mengembang atau mengkerut. Perubahan kecil ini dapat diperbesar dengan
menggunakan tuas dan dibuat untuk menggerakkan jarum penunjuk dengan
kalibrasi tertentu.

Bourdon Pressure Gauge

Tekanan yang beberapa kali lebih besar dari pada tekanan atmosfer dapat diukur
dengan Bourdon pressure gauge.
Gambar 10.2.b Bourdon Pressure Gauge

Bourdon pressure gauge menggunakan prinsip bahwa pipa berlubang yang salah
satu ujungnya tertutup yang dibengkokkan melingkar, akan tegang dan lurus ketika
bagian dalamnya diberikan tekanan. Pergeseran ujung pipa akibat tekanan
dihubungkan dengan tuas dan roda gigi hingga memutar jarum penunjuk.

Tekanan Hidrostatik
Tekanan zat cair dalam keadaan tidak mengalir dan hanya disebabkan oleh berat
zat cair sendiri disebut tekanan hidrostatika. Besarnya tekanan hidrostatika suatu
titik dalam zat cair yang tidak bergerak dapat diturunkan sebagai berikut:

Gambar 10.3 Zat cair dalam wadah silinder

Tinjau zat cair dengan massa jenis ρ berada dalam wadah silinder dengan luas alas
A dan ketinggian h seperti pada Gambar 10.3 Volume zat cair dalam wadah V = Ah
sehingga berat zat cair dalam wadah adalah:

F = mg = ρVg = ρAhg

dengan demikian tekanan hidrostatika di sebarang titik pada luas bidang yang diarsir
oleh zat cair dengan kedalaman h dari permukaan adalah:
F ρghA
ph = = =ρgh
A A

dengan
ρ : massa jenis zat cair (kg/m3)
g : percepatan gravitasi, m/s2
h : kedalaman titik dalam zat cair diukur dari permukaan zat cair, m.

Contoh:
Hitunglah tekanan hidrostatik pada kedalaman 10 m dari permukaan air!
Penyelesaian:
ph= ρgh
= 1000 kg/m3 × 9,82 m/s2 × 10 m
= 98.200 Pascal

Biasanya tekanan yang kita ukur adalah perbedaan tekanan dengan tekanan
atmosfir, yang disebut Tekanan Gauge atau tekanan yang dilihat dengan alat ukur.
Adapun tekanan sesungguhnya disebut tekanan mutlak, dimana :
Tekanan mutlak = tekanan gauge + tekanan atmosfer

Ph = Pgauge + Patm

dengan tekanan atmosfer Patm (Po) = 1,01 × 105 Pa.


Perhatikan:

 Jika disebut tekanan pada suatu kedalaman tertentu, ini yang dimaksud
adalah tekanan mutlak.
 Jika tidak diketahui dalam soal, gunakan tekanan udara luar Po = 1 atm = 76
cmHg = 1,01 × 105 Pa.

Contoh:
Berapa kedalaman suatu posisi penyelam dalam fluida tak bergerak (air) diukur dari
permukaan yang mempunyai tekanan sebesar tiga kali tekanan udara luar. (Po = 1
atm = 1,01 × 105 N/m2).
Penyelesaian:
Po

Gambar 10.4 Ilustrasi tekanan hidrostatik.

Tekanan hidrostatis titik A:


p A =3 p 0
Besar tekanan di titik A
p A = p0 + ρgh
3 p0= p0 + ρgh
3 p0− p0 =ρgh

2 p0
h=
ρg
2× 1,01×10 5 N /m2
¿
kg
103 3 ×10 m/ s 2
m
¿ 20,2 m

Jadi kedalaman posisi tersebut adalah 20 m.

Hukum Pascal
Tekanan yang bekerja pada fluida statis dalam ruang tertutup akan diteruskan ke
segala arah dengan sama rata, hal ini dikenal sebagai Prinsip Pascal. Tinjau sistem
kerja penekan hidrolik seperti pada Gambar 10.5 apabila dikerjakan tekanan p1 pada
penampang A1 maka tekanan yang sama besar akan diteruskan ke penampang A2
sehingga memenuhi p1 = p2 dan diperoleh perumusan sebagai berikut :
p1= p2

F1 F 2
=
A1 A2
Atau
F 1 ( D¿¿1)2
= ¿
F 2 (D¿¿ 2)2 ¿

Dengan D1= diameter penampang 1, D2= diameter penampang 2

Gambar 10.5 Sistem hidrolik

Alat-alat teknik yang menggunakan sistem prinsip Pascal adalah rem hidrolik dan
pengangkat mobil dalam bengkel.
Gambar 10.6 Contoh-contoh aplikasi hukum pascal

Contoh:
Seorang pekerja bengkel memberikan gaya tekan pada pompa hidrolik dengan gaya
200 N. apabila perbandingan penampang silinder kecil dan besar 1 : 10, berapa
berat beban yang dapat diangkat oleh pekerja tersebut.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan persamaan hukum Pascal diperoleh :
A2 10
F 2= F1= 200 N =2000 N
A1 1

Prinsip Archimedes
Di dalam fluida yang diam, suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruh
volumenya akan mengalami gaya tekan ke atas (gaya apung/Bouyant Force)
sebesar berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut, yang lazim disebut gaya
Archimedes.

Gambar 10.7 Gaya-gaya pada kapal di atas permukaan air.

Contoh:
Massa jenis air tawar adalah 1000 kg/m 3. Oleh karenanya ketika sebuah benda
dibenamkan ke dalam air tawar akan kehilangan efek massa sebesar 1000 kilogram
untuk setiap 1 m3 air didesak/dipindahkan. Ketika sebuah kotak berukuran 1 m 3 dan
massa 4000 kg dibenamkan ke dalam air tawar maka akan kehilangan massa
sebesar 1000 kg. Jika diukur dengan necara pegas maka akan ditunjukkan nilai
3000 kg. Disini diperoleh gaya apung 1000 kg × 10 m/s 2 = 10.000 Newton.

Gambar 10.8 benda dibenamkan ke dalam air tawar akan kehilangan efek massa

Perhatikan elemen fluida yang dibatasi oleh permukaan s (Gambar 10.9)

Gambar 10.9 Elemen fluida yang dibatasi permukaan s.

Pada elemen ini bekerja gaya-gaya :

- gaya berat benda W


- gaya-gaya oleh bagian fluida yang bersifat menekan permukaan s, yaitu
gaya angkat ke atas Fa.

Kedua gaya saling meniadakan, karena elemen berada dalam keadaan setimbang
dengan kata lain gaya-gaya keatas = gaya - gaya ke bawah. Artinya resultan seluruh
gaya pada permukaan s arahnya akan ke atas, dan besarnya sama dengan berat
elemen fluida tersebut dan titik tangkapnya adalah pada titik berat elemen. Dari sini
diperoleh prinsip Archimedes yaitu bahwa suatu benda yang seluruhnya atau
sebagian tercelup di dalam satu fluida akan mendapat gaya apung sebesar
dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.
Secara matematis hukum Archimedes diformulasikan:

F a=w f
F a=mf g

F a=ρ f V bf g
Dengan:
F a : gaya apung (N)
w f : berat fluida yang di desak (N)
m f : massa fluida yang di desak (kg)
ρ f : massa jenis fluida (kg/m3)
V bf : volume benda yang tercelup (m3)
g : percepatan gravitasi (m/s2)

Perhatikan:

 Hukum Archimedes berlaku untuk semua fluida termasuk gas dan zat cair.
 Jika benda tercelup semua maka Vbf = volume benda.

Benda yang dimasukkan ke dalam zat cair, akan terjadi tiga kemungkinan keadaan
yaitu terapung, melayang dan tenggelam.

Gambar 10.10 Benda mengapung melayang dan tenggelam.

Ketiga kemungkinan keadaan tersebut terjadi ditentukan oleh perbandingan massa


jenis benda dengan massa jenis fluida, syaratnya adalah:

 ρbenda rata rata < ρfluida : keadaan mengapung


 ρbenda rata rata > ρfluida : keadaan tenggelam
 ρbenda rata rata = ρfluida ρ : keadaan melayang

a. Benda akan tenggelam dalam fluida jika gaya apung ke atasnya tidak mampu
menahan beratnya.
FA < w
b. Benda melayang dalam fluida syaratnya gaya apung ke atasnya harus sama
dengan berat bendanya.
FA = w
c. Benda terapung dalam fluida syaratnya apabila gaya apung lebih besar dari berat
benda
FA > w

Kapal Laut
Massa jenis besi lebih besar daripada massa jenis air laut, tetapi mengapa kapal laut
yang terbuat dari besi bisa mengapung di atas air?
Badan kapal yang terbuat dari besi di dalamnya berrongga. Ini menyebabkan
volume air laut yang dipindahkan oleh badan kapal menjadi sangat besar. Gaya
apung sebanding dengan volume air yang dipindahkan, sehingga gaya apung
menjadi sangat besar. Gaya apung ini mampu mengatasi berat total kapal sehingga
kapal laut mengapung di permukaan air laut. Jika dijelaskan menggunakan konsep
massa jenis, maka massa jenis rata-rata besi berrongga dan udara yang menempati
rongga masih lebih kecil daripada massa jenis air laut. Itulah sebabnya kapal
mengapung. FA

Gambar 10.11 Sistem gaya pada kapal laut

Contoh:
Sebuah gunung es (iceberg) berada di tengah lautan. Berapa prosentase bagian
gunung yang terlihat di udara apabila diketahui massa jenis es 0,92 gr/cm 3 dan
massa jenis air laut 1,03 gr/cm3.
Penyelesaian:

Va

Vb

Gambar 10.12 Gunung Es/ Ice berg


Berat gunung es adalah

W = ρes V g

Gaya apung (Fa) = berat air laut yang dipindahkan = ρair laut . Vb . g
karena kesetimbangan maka volume es yang terlihat di udara adalah:

V u=V b−V bf

dengan,
ρ
V bf = b V b=0,89 V b
ρf
Jadi bagian gunung yang muncul di udara sebesar 11%.

Contoh:
Sebuah kapal bermuatan 7000 ton sedang mengapung di air tawar. Hitunglah
muatan kapal saat terapung di draft yang sama dalam air dengan densitas 1.015 kg
per meter kubik, atau 1,015 ton/m3.
muatanbaru massa jenis fluida baru
=
muatanlama massa jenis fluida lama
massa jenis fluida baru ×muatan lama
muatan baru=
massa jenis fluida lama
1,015 kg/m 3 × 7000ton
¿
1,000 kg/m 3
¿ 7105 ton

Stabilitas Benda Terapung

Untuk kebanyakan kapal pusat gaya apung (centre of bouyancy) B kapal biasanya
terletak di bawah pusat gravitasi/titik berat G, seperti ditunjukkan oleh gambar
10.13(a) ketika kapal ini dikenakan kemiringan dengan sudut lunas kapal/keel kecil θ
, sebagaimana digambarkan pada gambar 10.13(b), maka pusat gaya apung
berpindah menuju posisi B’, dimana

Gambar 10.13
I
B M = pusat pembungkukan/curvature dari pusat gaya apung ¿
V

G M = tinggi metasentrik (the metacentric height)

M = posisi metasenter

I = momen kedua dari luasan bidang air disekitar garis pusat/centreline (the
second moment of area of the water plane about its centreline)

V = volume terpindahkan kapal

Tinggi metasentrik GM dapat diperoleh dengan eksperimen memiringkan sederhana,


dimana beban P dipindahkan secara transversal sejauh x, sebagaimana ditunjukkan
oleh gambar 10.14.

Gambar 10.14

Dari tinjauan keseimbangan rotasi dimana pada kondisi kesetimbangan momen


gaya searah jarum sama dengan momen gaya berlawanan arah jarum jam,

τ clockwise=τ anticlockwise

Dimana momen gaya = gaya × lengan momen

τ =F l

Maka kita peroleh

W ( GM ) tan θ=Px

Px
GM = cot θ …(¿)
W

Dimana W = berat kapal, dan


1
cot θ=
tan θ

Contoh:
Seorang arsitek angkatan laut sedang melakukan perhitungan hidrostatis pada
sebuah kapal penjelajah, dimana dia memperoleh data-data sebagai berikut:

M = massa kapal penjelajah = 100 ton

K B = jarak vertikal dari pusat gaya apung (B ) di atas lunas kapal (keel ) K = 1,2 m

B M = jarak metasenter (M ) di atas pusat gaya apung = 2,4 m

Dia kemudian melakukan eksperimen pemiringan, dimana dia memindahkan massa


50 kg menempuh jarak transversal 10 m sepanjang dek kapal. Setelah melakukan
itu, dia menemukan hasil bahwa sudut lunas kapal/keel adalah θ = 1°. Hitunglah
tinggi metasentrik G M dan posisi pusat gravitasi/titik berat dari kapal diatas lunas
kapal/keel. Asumsikan g = 9,81 m/s2.

Penyelesaian:

P=50 kg ×9,81 m/s 2=490,5 N

kg m
W =100 ton ×1000 × 9,81 2
ton s

¿ 981 kN

x=10 m

1
θ=1° yang mana , tan θ=0,017455 dan cot θ= =57,29
tan θ

Dari persamaan (*)

Px
GM = cot θ
W

490,5 N × 10 m×57,29
¿
981 ×103 N
¿ 0,286 m

Jadi diperoleh tinggi metasentrik GM =0,286 m

KM =KB+ BM

¿ 1,2 m+2,4 m=3,6 m

KG=KM −GM

¿ 3,6−0,286=3,314 m

Jadi diperoleh pusat gravitasi diatas lunas kapal/keel, KG = 3,314 m, (dimana ‘K ’


adalah sebuah titik pada lunas keel)

2. Fluida Dinamis

Fluida yang mengalir disebut fluida dinamis. Jika yang dipelajari zat cair maka
disebut hidrodinamika. Fluida yang akan dipelajari dianggap sebagai fluida ideal,
yaitu fluida yang tunak (kecepatan konstan sepanjang waktu), tak termampatkan
(tidak mengalami perubahan volume ketika dimampatkan), tak kental (non-viscous),
streamline (aliran garis arus/tidak turbulen).

Pengertian Debit
Debit adalah besaran yang menyatakan volume fluida yang mengalir melalui suatu
penampang tertentu dalam selang waktu tertentu. Satuan SI untuk debit adalah m 3/s

volume V
Debit= atau Q=
selang waktu t

Misalkan sejumlah fluida melalui penampang pipa seluas A dan setelah selang
waktu t menempuh jarak L. Volume fluida adalah V = A L, sedang jarak L = vt,
sehingga debit Q dapat kita nyatakan sebagai
V AL A ( vt)
Q= = =
t t t

Q= Av

Persamaan Kontinuitas
Pada fluida tak termampatkan, debit fluida di titik mana saja selalu konstan.
Sehingga hasil kali antara kelajuan fluida dan luas penampang selalu konstan.

Q 1=Q 2=Q 1=…=konstan


A1 v 1= A 2 v 2=A 3 v 3=…=konstan

Kelajuan aliran fluida tak termampatkan berbanding terbalik dengan kuadrat jari-jari
penampang atau diameter penampang.
v 1 r 2 2 D2 2
=() ( )
v2 r1
=
D1

Gambar 10.15 Fluida bergerak secara steady flow (aliran tunak) melalui pipa yang luas
penampangnya bervariasi

Fluida bergerak secara steady flow (aliran tunak) melalui pipa yang luas
penampangnya bervariasi. Volume fluida yang mengalir melalui luas A1 pada interval
waktu t harus sama dengan volume yang mengalir melalui luasan A2 dalam interval
waktu yang sama. Sehingga, A1 v 1= A 2 v 2

Contoh:

Diketahui air mengalir melalui sebuah pipa. Jika diameter pipa bagian kiri 10 cm dan
bagian kanan 6 cm, serta kelajuan air pada bagian kiri 5 m/s. Hitunglah kelajuan air
yang melalui pipa bagian kanan!

Penyelesaian:

A 1 v 1= A 2 v 2

A 1 v1 D 21 (0,1 m)2
v 2= = 2 v 1= 5 m/s=13,9 m/s
A2 D2 (0,06 m)2

Asas Bernoulli
Pada pipa mendatar, tekanan fluida paling besar adalah pada bagian yang kelajuan
alirannya paling kecil, dan tekanan paling kecil adalah pada bagian yang kelajuan
alirnya paling besar. Hukum bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan (p),
1 2
energi kinetik per satuan volume ( ρ v ¿, dan energi potensial per satuan volume (
2
ρgh) memiliki nilai sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
1
p+ ρ v 2 + ρgh=konstan
2

Contoh:
Bagian dari sebuah pipa air tawar vertikal meruncing secara teratur dari diameter
120 mm di bagian bawah menjadi diameter 60 mm pada bagian atas. Perbedaan
ketinggian 5 m. Ketika volume alir adalah 0,0424 m3/s tekanan pada bagian bawah
160 kN/m2, hitunglah tekanan pada bagian atas.

Penyelesaian:
volume alir
Kecepatan=
luas
0,0424
v1 = =3,75 m/s
0,7854 × 0,122
0,0424
v 2= =15 m/ s
0,7854 × 0,062

Karena volumen alir selalu tetap maka

v1 × A1 =v 2 × A2

3,75 × 0,7854 ×0,122


v 2=
0,7854 × 0,062

¿ 3,75 ×22

¿ 15 m/s

Dengan mengambil bagian bawah sebagai level acuan, h1 =0 dan h2 =5

Ambil p2 = tekanan bagian atas

1 1
p1 + ρ v 12+ ρg h1= p2 + ρ v 22+ ρgh 2
2 2

1 1
160.000+ ×1000 ×3,752 +1000 × 9,81× 0= p2 + 1000 ×152 +1000 ×9,81 ×5
2 2

160.000+7031,25+0= p2 +112500+ 49050

p2=5481,25 N /m 2

p2=5,481 kN /m2

Teorema Torricelli
Kelajuan fluida menyembur keluar dari lubang yang terletak pada jarak h di bawah
permukaan atas fluida dalam tangki sama seperti kelajuan yang akan diperoleh
sebuah benda yang jatuh bebas dari ketinggian h.
v 2=√ 2 gh

Debit fluida menyembur keluar dari lubang dengan luas A2 dapat dihitung dari
persamaan debit:

Q= Av−→ Q= A 2 √ 2 gh

Penerapan Hukum Bernoulli Pada Karburator


Fungsi karburator adalah untuk menghasilkan campuran bahan bakar dengan udara
sebelum disemprotkan ke silinder untuk pembakaran. Prinsip kerja karburator adalah
sebagai berikut (gambar 10.16) penampang pada bagian atas jet menyempit,
sehingga udara yang mengalir pada bagian ini bergerak dengan kelajuan yang
tinggi. Sesuai asas Bernoulli, tekanan pada bagian ini rendah. Tekanan didalam
tangki bahan bakar sama dengan tekanan atmosfir. Tekanan atmosfir memaksa
bahan bakar tersembur keluar melalui jet, sehingga bahan bakar bercampur dengan
udara sebelum memasuki silinder mesin.
Dari tangki minyak

Udara
Jet Katup
Pengapung

Minyak

Gambar 10.16 Prinsip kerja karburator

B. RANGKUMAN
1. Tekanan didefinisikan sebagai gaya normal (tegak lurus) yang bekerja pada
suatu bidang dibagi dengan luas bidang tersebut. Rumus tekanan
F
p=
A

2. Manometer adalah alat pengukur tekanan gas di dalam ruang tertutup.


Barometer adalah alat ukur tekanan udara dalam ruang terbuka.
3. Tekanan zat cair dalam keadaan tidak mengalir dan hanya disebabkan oleh
berat zat cair sendiri disebut tekanan hidrostatika. Besarnya tekanan
hidrostatika suatu titik dalam zat cair yang tidak bergerak dirumuska:
ph= ρgh

4. Biasanya tekanan yang kita ukur adalah perbedaan tekanan dengan tekanan
atmosfir, yang disebut Tekanan Gauge atau tekanan yang dilihat dengan alat
ukur. Adapun tekanan sesungguhnya disebut tekanan mutlak, dimana :
Tekanan mutlak = tekanan gauge + tekanan atmosfer
Ph = Pgauge + Patm
5. Tekanan yang bekerja pada fluida statis dalam ruang tertutup akan diteruskan
ke segala arah dengan sama rata, hal ini dikenal sebagai Prinsip Pascal.
F1 F 2
=
A1 A2

6. Di dalam fluida yang diam, suatu benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruh volumenya akan mengalami gaya tekan ke atas (gaya apung/Bouyant
Force) sebesar berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut, yang lazim
disebut gaya Archimedes.
F a=ρ f V bf g

7. Debit adalah besaran yang menyatakan volume fluida yang mengalir melalui
suatu penampang tertentu dalam selang waktu tertentu. Satuan SI untuk debit
adalah m3/s
volume V
Debit= atau Q=
selang waktu t

8. Pada fluida tak termampatkan, debit fluida di titik mana saja selalu konstan.
Sehingga hasil kali antara kelajuan fluida dan luas penampang selalu
konstan.
Q1=Q2=Q1=…=konstan
A1 v 1= A 2 v 2=A 3 v 3=…=konstan

9. Hukum bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan (p), energi kinetik
1 2
per satuan volume ( ρ v ¿, dan energi potensial per satuan volume ( ρgh)
2
memiliki nilai sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
1 2
p+ ρ v + ρgh=konstan
2

10. Teorema Torricelli menyatakan kelajuan fluida menyembur keluar dari lubang
yang terletak pada jarak h di bawah permukaan atas fluida dalam tangki sama
seperti kelajuan yang akan diperoleh sebuah benda yang jatuh bebas dari
ketinggian h.
v 2=√ 2 gh

C. TUGAS
1. Jelaskan prinsip kerja karburator kaitannya dengan hukum Bernoulli!
2. Carilah tekanan di kedalaman 10 m di bawah permukaan danau bila tekanan
di permukaan danau adalah 1 atm.
3. Penghisap besar pada sebuah dongkrak hidrolik mempunyai jari-jari 20 cm.
Berapakah gaya yang harus diberikan pada penghisap kecil berjari-jari 2 cm
untuk mengangkat sebuah mobil yang massanya 1500 kg.
4. Sebuah gabus mempunyai kerapatan 200 kg/m 3. Carilah bagian volume
gabus yang tenggelam bila gabus terapung di air.

D. TES FORMATIF
Soal Tes Formatif:

1. Dalam sebuah bejana diisi air (ρ = 1000 kg/m 3). Ketinggian airnya adalah 85
cm. Jika g = 10 m/s2 dan tekanan udara 1 atm (1,01 × 10 5 Pascal) maka
tentukan:
- tekanan hidrostatis di dasar bejana;
- tekanan mutlak di dasar bejana.
2. Bejana berhubungan digunakan untuk mengangkat sebuah beban. Beban
1000 kg diletakkan di atas penampang besar 2000 cm 2. Berapakah gaya
yang harus diberikan pada bejana kecil 10 cm 2 agar beban terangkat?
3. Balok kayu bermassa 20 kg memiliki volume 5.10 -2 m3. Jika balok dimasukkan
dalam air (ρair = 1000 kg/m3) diberi beban maka berapakah massa beban
maksimum yang dapat ditampung di atas balok itu?
4. Perhatikan gambar berikut!

A1 V1 A2 A2 V 2
P2
P1

Air mengalir melalui pipa mendatar dan menyempit. Besarnya diameter pipa
besar dan kecil masing-masing 5 cm dan 3 cm. Jika diketahui tekanan di A 1
sebesar 1,6 × 105 N/m2 dan memiliki kecepatan 3 m/s, maka hitunglah:
a. kecepatan aliran di A2
b. tekanan di A2.
Jawaban Tes Formatif:
1. Diketahui:
ρ = 1000 kg/m3
h = 85 cm = 0,85 m
g = 10 m/s2 h
patm= 1 atm = 1,01 × 105 Pa
Ditanyakan: a) ph....?
b) pmutlak ....?
Jawab:
kg m
a) ph= ρ g h=1000 3 . 10 2 . 0,85 m=8.500 Pa
m s
b) pmutlak = p gauge + p atm
¿8.500 + 101.000 Pa
¿ 109.500 Pa

2. Diketahui:
m b = 1000 kg
A2 = 2000 cm2
A1 = 10 cm2
g = 10 m/s2
m
F 2=m b . g=1000 kg .10 =10.000 N
s2
Ditanyakan: F 1....?
Jawab:
F1 F 2
=
A1 A2
A F 10 cm2 × 10.000 N
F 1= 1 2 = =50 N
A2 2000 cm2
3. Diketahui:
m balok = 20 kg
V = 5 . 10-2 m3
ρair =1000 kg /m3
Ditanyakan: massa beban ...?
Jawab:
F A=w
ρ . V . g=wbalok + wbeban
ρ . V . g=( m balok + m beban ) . g w
mbeban =( ρ .V )−mbalok
kg
( )
¿ 1000 3 . 5. 10−2 m 3 −20 kg
m
¿ 50−20
¿ 30 kg

4. Diketahui:
d 1 = 5 cm
d 2 = 3 cm
P1 = 1,6 × 105 N/m2
v1 = 3 m/s
Ditanyakan: a. v 2 ....? b. P2 ....?
a. Persamaan kontinuitas:
Q 1=Q2
A 1 v 1= A 2 v 2
A 1. v1
v 2= =π ¿ ¿
A2
b. Persamaan Bernoulli:
1
p1 + ρ v 12+ ρg h1=tetap
2
1 1
p1 + ρ v 12+ ρg h1= p2 + ρ v 22+ ρgh 2
2 2
Karena pipa mendatar h1 =h2, maka:
1 1
p1 + ρ v 1 2 = p2 + ρ v 2 2
2 2
1 2 2
p2= p1− ρ(v 2 −v 1 )
2
1
¿ 1,6 ×105 − × 1000 × ( 8,332 −32 )
2
¿ 160.000−30.194
¿ 129.805 N /m2

Anda mungkin juga menyukai