Anda di halaman 1dari 5

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


B. Kegiatan Belajar : KONSEP PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013 (KB 2)
C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1. Konsep Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang menjadi acuan
pelaksanaan pembelajaran di sekolah/madrasah, dari mulai tingkat
pendidikan dasar sampai tingkat pendidikan menengah.
Pembelajaran dengan kurikulum 2013 ditujukan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada
kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan berperadaban
dunia.
1. Sikap, yaitu memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
Peta Konsep 2. Pengetahuan, yaitu memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
(Beberapa istilah
1 prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,
dan definisi) di
modul bidang studi seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban
3. Keterampilan, yaitu memiliki kemampuan pikir dan tindak yang
efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
2. Pengertian dan Hubungan SKL, KI- KD, indikator dan Tujuan
pembelajaran
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai
kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Kriteria ini diharapkan dapat dicapai setelah
menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada suatu
jenjang pendidikan. SKL merupakan acuan utama dalam
pengembangan
Kompetensi Inti (KI), selanjutnya KI dijabarkan ke dalam Kompetensi
Dasar (KD).
Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan dan materi
pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu
mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang
mengacu pada kompetensi inti.
Indikator atau -bisa juga disebut- indikator pencapaian kompetensi
adalah ukuran, karakteristik, atau ciri-ciri dari ketercapaian
Kompetensi Dasar berdasarkan taksonomi kemampuan baik pada
ranah sikap, pengetahuan, maupun keterampilan.
Fungsi dirumuskannya indikator, yaitu: 1) Pedoman dalam
mengembangkan materi pembelajaran; 2) Pedoman dalam
mendesain kegiatan pembelajaran Pedoman dalam mendesain
kegiatan pembelajara; 3) Pedoman dalam mengembangkan bahan
ajar Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar; 4) Pedoman
dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar; dan 5)
Menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta
mengevaluasi hasil belajar Menjadi pedoman dalam merancang,
melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar.
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013
Dengan adanya perubahan pada Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Stantar Proses dan Standar Penilaian, maka prinsip
pembelajaran yang digunakan kurikulum 2013 adalah:
 Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari
tahu;
 Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar
berbasis pada aneka sumber belajar;
 Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah;
 Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran
berbasis kompetensi;
 Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
 Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi
dimensi;
 Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
 Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hard
skills) dan keterampilan mental (soft skills);
 Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik
 sebagai pembelajar sepanjang hayat;
 Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan
(ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
 Pembelajaran yang berlangsung di rumah, sekolah, dan
masyarakat;
 Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah
guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas;
 Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
 Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya
peserta didik.
4. Langkah-langkah Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
1. Perencanaan Pembelajaran
a. Silabus
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
2. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Penutup
3. Penilaian Pembelajaran
5. Perubahan Kurikulum 2013
Berdasarkan update tahun 2017, ada sembilan poin perubahan
kuriklum 2013 dan mulai bulan Juli 2017 diberlakkan secara nasional
6. Menata Kelas Pembelajaran Aktif dan Dinamis
Dalam kerangka mewujudkan desain belajar siswa, maka pengaturan
ruang kelas dan siswa (setting kelas) merupakan tahap yang penting
dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Karena itu, kursi, meja
dan ruang belajar perlu ditata sedemikian rupa sehingga dapat
menunjang kegiatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta
didik
Tata-letak fisik kelas pada umumnya bersifat sementara (tentatif),
fleksibel dan realistis. Artinya guru dapat saja mengadakan
perubahan setiap saat sesuai dengan keperluan dan kesesuaian
dengan materi ajarnya. Jika meubeler (meja atau kursi) yang ada di
ruang kelas dapat dengan mudah dipindah-pindah, maka sangat
mungkin menggunakan beberapa formasi ini sesuai dengan situasi
dan kondisi yang diinginkan pendidik. Yaitu :
1. Formasi Huruf U
2. Formasi Lingkaran
3. Susunan Chevron (V)
4. Kelas Tradisional
7. Kurikulum Merdeka Belajar
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nadiem Anwar
Makarim saat berpidato pada acara Hari Guru Nasional (HGN) tahun
2019 mencetuskan konsep “Pendidikan Merdeka Belajar”. Konsep ini
merupakan respons terhadap kebutuhan sistem pendidikan pada era
revolusi industri 4.0.
Nadiem menyebutkan merdeka belajar merupakan kemerdekaan
berfikir, Kemerdekaan berfikir ditentukan oleh guru.
R. Suyanto Kusumaryono (dalam Kemendikbud.go.id, 2019) menilai
bahwa konsep “Merdeka Belajar” yang dicetuskan oleh Nadiem
Makarim dapat ditarik beberapa poin:
Pertama, konsep “Merdeka Belajar” merupakan jawaban atas
masalah yang dihadapi oleh guru dalam praktik pendidikan.
Kedua, guru dikurangi bebannya dalam melaksanakan profesinya,
melalui keleluasaan yang merdeka dalam menilai belajar siswa
dengan berbagai jenis dan bentuk instrumen penilaian, merdeka dari
berbagai pembuatan administrasi yang memberatkan, merdeka dari
berbagai tekanan intimidasi, kriminalisasi, atau mempolitisasi guru.
Ketiga, membuka mata kita untuk mengetahui lebih banyak kendala-
kendala apa yang dihadapi oleh guru dalam tugas pembelajaran di
sekolah, mulai dari permasalahan penerimaan perserta didik baru
(input), administrasi guru dalam persiapan mengajar termasuk RPP,
proses pembelajaran, serta masalah evaluasi seperti USBN-UN
(output). Keempat, guru sebagai garda terdepan dalam membentuk
masa depan bangsa melalui proses pembelajaran, maka menjadi
penting untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih
happy di dalam kelas, melalui sebuah kebijakan pendidikan yang
nantinya akan berguna bagi guru dan siswa.
Terakhir, dicetuskannya konsep “Merdeka Belajar” pada saat
Nadiem Makarim memberikan pidato pada acara Hari Guru Nasional
(HGN) tersebut, diasumsikan tidak lagi menjadi gagasan melainkan
lebih pada sebuah kebijakan yang akan dilaksanakan.
Kesimpulan dari konsep merdeka belajar merupakan tawaran dalam
merekonstruksi sistem pendidikan nasional. Penataan ulang sistem
pendidikan dalam rangka menyongsong perubahan dan kemajuan
bangsa yang dapat menyesuaikan dengan perubahan zaman, dengan
cara mengembalikan hakikat dari pendidikan yang sebenarnya yaitu
pendidikan untuk memanusiakan manusia atau pendidikan yang
membebaskan. Dalam konsep merdeka belajar, antara guru dan
murid merupakan subyek di dalam sistem pembelajaran. Artinya
guru bukan dijadikan sumber kebenaran oleh siswa, namun guru dan
siswa berkolaborasi sebagai penggerak dan mencari kebenaran.
Dengan demikian, posisi guru di ruang kelas bukan untuk menanam
atau menyeragamkan kebenaran menurut guru, namun menggali
kebenaran, daya nalar dan daya kritisnya siswa melihat dunia dan
fenomena.

Daftar materi
bidang studi yang
2 1. Kurikulum Merdeka Belajar
sulit dipahami
pada modul
Daftar materi yang
sering mengalami
3 1. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013
miskonsepsi dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai