Anda di halaman 1dari 20

By Saharuddin R.

Sokku, ST

SISTEM BILANGAN BINER

2.1 Sekilas Tentang Sistem Desimal


Sistem bilangan decimal kita pada masa kini memiliki 10 simbol: 0,1,2,3,….,9 yang
disebut symbol bilangan arab. Kita dipaksa berhenti hingga 9 atau kita harus menemukan
symbol system notasi kedudukan (positional notation system). Contoh jenis notasi yang
lebih dahulu muncul terlihat pada symbol bilangan romawi, yang sifatnya penjumlahan : III
= I+I+I, XXV= X+X+V. symbol baru (X,C,M, dan sebagainya) dipakai ketika bilangan itu
bertambah harganya: jadi V alih-alih IIIII= 5. Satu-satunya peranan dari kedudukan dalam
symbol bilangan romawi terletak pada apakah bilangan itu medahului atau setelah symbol
lainnya (IV=4 sedangkan VI=6). Kesulitan system ini segera bias kita lihat jika kita
mengalikan XII dengan XIV. Menghitung dengan symbol bilangan bilangan romawi
sedemikian sukarnya sehingga matematikawan dipaksa melakukan operasi aritmatik
sepenuhnya pada abacus atau papan hitung, kemudian menterjemahkan kembali
hasinya dalam bentuk bilngan romawi . komputasi pensil dan kertas sangat rumit dan
sukar dalam sistem semacam ini. Kenyataannya, kemampuan untuk melakukan operasi
seperti penjumlahan dan perkalian dipandang sebagai hasil usaha sukses besar dalam
peradaban jaman dahulu.
Keindahan dan kesederhanaan yang luar biasa dari sistem bilangan kita jelas
terlihat.Kita hanya perlu memperlajari 10 simbol bilangan dasar dan sistem notasi
kedudukan supaya dapat menghitung sampai bilangan yang kita inginkan.Setelah kita
menghafalkan table penjumlahan dan perkalian dan belajar aturan sederhana, kkita dapat
melakukan swemua operasi aritmetik. Perhatikan kesederhanaan operasi perkalian 12 x
14 dengan memakai sistem yang sekarang kita pakai :
14
12
28
14
168

Arti sebenarnya dari bilangan 168 dapat dilihat dengan jelas jika kita perhatikan
pembacaannya “seratus enem puluh delapan”. Pada dasaarnya bilangan itu merupakan
kontraksi dari (1x100)+(6x 10)+8. Hal yang penting adalah harga setiap digit ditentukan
olah kedudukannya. Misalnya, 2 dalam 2000 berharga lain daripada 2 dalam 20. Kita
menyatakan hal ini dengan mengucapkan verbal “dua ribu” dan “dua puluh”. Representasi
verbal yang berbeda telah ditemukan untuk bilangan dari 10 sampai 20 (sebelas,
duabelas, ….), tetapi dari dua puluh ke atas kita memecah hanya pada pangkat 10
(ratusan, ribuan, jutaan, miliunan, biliunan). Namun, bilangan tersebut selalu dikontraksi,
dan hanya 10 simbol bilangan dipakai, tak peduli besarnya bilangan yang akan ditulis.
Aturan umum untuk merepresentasikan bilangan dalam sistem decimal dengan memakai
notasi kedudukan adalah sebagai berikut:
𝑎𝑛−1 10𝑛−1 + 𝑎𝑛−2 10𝑛−2 + ⋯ + 𝑎0 dinyatakan sebagai 𝑎𝑛−1 𝑎𝑛−2 … . 𝑎0, disinin
menyatakan banyaknya digit sebelah kiri tanda koma dalam sistem decimal.
Basis, atauradiks(radix) suatu sistem bilangan didefenisikan bilangan yang digit
berbeda-beda yang dapat menempati setiap kedudukan dalam sistem bilangan. Setiap
bilangan decimal memiliki basis, atau radiks 10. Ini berarti bahwa sistem memiliki 10 digit
yang berbeda (0,1,2,…,9), setiap digit dapat dipakai pada setiap kedudukan dalam
sebuah bilangan. Sejarah mencatat pemakaian beberapa sistem bilangan lain. Sistem

Matematika Teknik hal1


By Saharuddin R. Sokku, ST

kuiner yang memiliki basis 5 lazim dipakai oleh orang-orang Eksimo dan Indian Amerika
Utara.Contoh sistem duodesimal (basis 12) dapat dilihat pada lonceng, inci, kaki, atau
gros.

2.2 PERANTI DWI-MANTAP


Unsur dasar pada computer pada taraf awal ialah relay dan sakelar. Operasi dwi
sakelar atau relay dapat dilihat dengan mudah hakekatnya yaitu bersifat biner; ini berarti
sakelar bias dalam keadaan on (1) atau off(0). Elemen rangkaian utama dalam computer
modern adalah transistor yangserupa dengan yang dipakai dalam radio atau televise.
Tuntutan keterandalan memaksa perancang untuk memakai peranti ini sehingga berada
dalam keadaan satu atau keadaan dua, sepenuhnya konduksi atau non konduksi Analogi
sederhana dapat dipakai antara jenis rangkaian ini dan lampu listrik.Pada suatu saat
tertentu lampu (atau transistor) ada dalam keadaan on (konduksi) atau off (non konduksi).
Karena begitu banyak suku cadang elektronik yang dipakai dalam computer,
menginginkan untuk pemakainya sedemikian sehingga sedikit perubahan dalam
karakteristiknya tidak mengubah kerjanya.Cara terbaik untuk mencapai tujuan ini adalah
memakai rangkaian yang pada dasarnya bistabil (bistable) (dwimantap atau memiliki
kemungkinan keadaan).

2.3 PENCACAHAN DALAM SISTEM BINER


Notasi kedudukan yang sama jenisnya dipakai dalam sistem bilangan biner dengan
yang dipakai dalam sistem bilangan decimal. Table 2.1 mendaftar 20 bilangan biner yang
pertama.
Walaupun sistem notasi kedudukan yang sama dipakai, dalam sistem decimal pakai
pangkat darai 10, sedangkan dalam biner pangkat dari 2. Seperti yang telah

Tabel 2.1
Desimal Biner Desimal Biner
1 = 1 11 = 1011
2 = 10 12 = 1100
3 = 11 13 = 1101
4 = 100 14 = 1110
5 = 101 15 = 1111
6 = 110 16 = 10000
7 = 111 17 = 10001
8 = 1000 18 = 10010
9 = 1001 19 = 10011
10 = 1010 20 = 10100

diterangkan, bilangan 125 berarti (1 x 102) + (2 x 101) + (5 x 100). Dalam sistem biner ,
bilangan yang sama (125) direpresentasikan sebagai 1111101 yang berarti
(1x26)+(1x25)+(1x24)+(1x23)+(1x22)+(1x20).

Matematika Teknik hal2


By Saharuddin R. Sokku, ST

Jadi untuk menyatakan harga sebuah bilangan biner an-12n-2+an-22n-


+…+a0direpresentasikan sebagai an-1an-1…ao, disini a1 dapat berharga 1 atau 0 dan n
2

menyatakan banyaknya digit di sebelah kiri tanda koma biner (radiks).


Contoh berikut ini menunjukkan konversi sistem bilangan biner ke bilangan decimal :
101 = (1 × 23−1 ) + (0 × 23−2 ) + (1 × 23−3 )
= (1 × 22 ) + (1 × 21 ) + (1 × 20 )
=4+1 = 5
1001 = (1 × 24−1 ) + (0 × 24−2 ) + (0 × 24−3 ) + (1 × 24−4 )
= (1 × 23 ) + (0 × 22 ) + (1 × 21 ) + (1 × 20
=8+1 = 9
110011 = (1 × 22−1 ) + (1 × 22−2 ) + (0 × 22−3 ) + (1 × 22−4 ) + (1 × 22−5 )
= (1 × 21 ) + (1 × 20 ) + (0 × 2−1 ) + (1 × 2−2 + (1 × 2−3 )
1 1 3
=2+1+ + = 3
4 8 8

Perhatikan bahwa pecahan dibentuk dengan cara umun yang sama dengan dalam sistem
decimal. Misalnya,
0.123 = (1 × 10−1 ) + (2 × 10−2 ) + (3 × 10−3 )
dalam sistem desimal, dan
0.101 = (1 × 10−1 ) + (0 × 10−2 ) + (1 × 10−3 )
dalam sistem biner.

2.4 PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BINER


Penjumlahan biner dilakukan dengan cara yang sam a seperti penjumlahan
desimal benarnya aritmetik biner jauh lebih sederhana untuk dipelajari. Tabel lengkap
untuk penjumlahan biner adalah sebagai berikut:
0+0 = 0
0+1 = 1
1+0 = 1
1 + 1 = 0 plus bawaan 1
"B aw aan" dil akukan dengan c ara yang sam a sepert i aritm etik dalam
dec im al. Karena 1 merupakan digit terbesar dalam sistem biner, setiap jumlahan
yang lebih besar dari satu memerlukan satu digit di bawa - Misalnya, 100 ditambah
100 biner memerlukan tambahan dua 1 dalam kedudukan ketiga ke kiri dengan
satu bawaan. Karena 1 + 1plus 1 bawaan, jumlahan dari 100 dan 100 ialah 1000.
Di bawah ini ada tiga contoh dari penjumlahan biner

DESIMAL BINER DESIMAL BINER DESIMAL BINER

Matematika Teknik hal3


By Saharuddin R. Sokku, ST

5 101 15 1111 1 110


3
6 110 20 10100 4 1010
11 1011 35 100011 3 10010
5
4
9

Pengurangan merupakan operasi kebalikan dari penjumalahan.Untuk mengurangi


perlu menegakkan prosedur untuk rnengurangi suatu digit lebih besar dari digit
lebih kecil.Satu-satunya kasus terjadinya hal ini ketika kita memakai bilarican biner
ialah ketika mengurangi 1 dari 0.Sisanya I tatapi kita perlu meminjam I dari kolom
berikutnya yang ada di sebelah kiri. Ini adalah tabel pengurangan biner:
0−0 = 0
1−0 = 1
1−1 = 0
0 − 1 = 1 pinjam 1
Beberapa contoh ini menjelaskan prosedur yang dipakai dalam pengurangan biner.

DESIMAL BINER DESIMAL BINER DESIMAL BINER


9 1001 16 10000 1 110
6
−5 −101 −3 −11 4 −100
3
4 100 13 1101 −4 10
4
1
1
4

2.5 PERKALIAN DAN PEPABAGIAN BINER


Tabelperkalian biner sangat singkat.hanya memiliki empat baris alih-alih 100 dan 1000
perkalian decimal. Tabel perkalian biner ini adalah sebagai berikut ini:

0×0 = 0
1×0 = 0
0×1 = 0
1×1 = 1

Ketiga contoh perkalian biner ini menjelaskan kesederhanaan masing-masing


operasi.Kita hanya perlu menyalin yang dikalikan jika digit dalam pengali ialah 1, dan
menyalin 0 jika digit dalam pengali adalah 0.Kemudian setiap langkah operasi ini
dikerjakan jelas terlihat.

DESIMAL BINER DESIMAL BINER DESIMAL BINER

Matematika Teknik hal4


By Saharuddin R. Sokku, ST

12 1100 102 1100110 1.25 1.01


×10 ×1010 ×3 ×1000 × 2.5 ×10.1
120 0000 816 1100110000 625 101
1100 250 1010
0000 3.125 11.001
1100
1111000

Pembagian bilangan biner, jugs sangat sederhana.Sebagai dalam sistem desimal


(aturanlainnya), pembagian dengan nol tidak mempunyai arti. Tabel lengkapnya
ialah
0÷1 = 0
1÷1 = 1
Ini adalah contoh pembagian:

DESIMAL BINER
5 101
101) 11001
5) 25 101
101
101

DESIMAL BINER
2.416….. 10.011010101
12)29.0000 1100)11101.00
24 1100
50 10100
48 1100
20 10000
12 1100
80 ………
72
8

Konversi hasil bagi yang diperoleh dalam contoh kedua dari biner ke decimal ialah
sebagai berikut :

Matematika Teknik hal5


By Saharuddin R. Sokku, ST

10.0110101 = 1 × 21 = 2. 0
0 × 20 = 0.0
0 × 2−1 = 0.0
1 × 2−2 = 0.25
1 × 2−3 = 0.125
0 × 2−4 = 0.0
1 × 2−5 = 0.03125
0 × 2−6 = 0.0
1 × 2−7 = 0.0078125
0 × 2−8 = 0.0
1 × 2−9 = 0.001953125
+
2.416015625

Jadi 10,0110101 biner hampir sama dengan 2,416 desimal.

2.6 KONVERSI BILANGAN DESIMAL KE BINER


Ada beberapa metode untuk mengonversi sebuah bilangan desimal menjadi sebuah
bilangan biner.Metode pertama yang paling jelas ialah dengan mengurainya dengan
semua pangkat dari 2 dari bilangan desimal itu sehingga tidak bersisa.Pangkat lebih dari 2
berlaku sebagai pengurangan pertama, kemudian pangkat selanjutnya, dan
semuanya.Untuk mengkorversi bilnangan bulatdesimal 25 menjadi sistem bilangan yang
mula-mula pangkat tertinggi dari 2 yang dapat di kurangkandari 25 di cari.Ini ini artinya 2 4-
16.Maka 25- 16=9.Pangkat tertinggi dari 2 yang dapat di kurangkan ialah 2 3 atau 8.Sisa
setelah pengurangannya ialah 1 atau 20.Jadi reprentsai bilangannya ialah 25 ialah 11001.
Ini merupakan metode yang yang cukup melelahkan untuk mengkorversi bilangan
metode ini cukup mudah melakukan untuk bilangan kecil dan dapat di lakukan dengan
kepala, tetapi sangat jarangan di pakai untuk bilangan besar, sebagai gantinya, bilangan
desimal itu berulang-ulang dibagi dengan 2 dan sisa setelah setiap pembagian dan
sebagai indikasi koefisien bilangan biner yang harus di bentuk.
Perhatikan bilangan biner yang di cari di tulis dari bawah ke atas
0 × 2−1= 0.0
125 ÷ 2 = 62 + sisa 1
62 ÷ 2 = 31 + sisa 0
31 ÷ 2 = 15 + sisa 1
7 ÷ 2 = 3 + sisa 1
3 ÷ 2 = 1 + sisa 1
1 ÷ 2 = 0 + sisa 1
Jadi representasi biner dati 125 ialah 1111101.Hasilnya bisa di periksa berikut ini.

Matematika Teknik hal6


By Saharuddin R. Sokku, ST

1 × 26 = 64
1 × 25 = 32
1 × 24 = 16
1 × 23 = 8
1 × 22 = 4
0 × 21 = 0
1 × 20 = 1
125
Metode ini tidak berlaku bagi bilangan yang mengandung pecahan. Jika metode
yang sama di pakai, kita perlu membagi bilangan itu menjadi bilangan bulat dan bilangan
pecahan. Ini berarti 102,247 harus di bagi menjadi 102 dan 0,247 dan representasi biner
untuk masing-masing bagian di cari, kemudian kedua bagian itu di jumlahkan.
Konversi pecahan desimal menjadi pecahan biner dapat di lakukan dengan
memakai beberapa teknik. Lagi-lagi cara terjelas ialah mengurangi pangkat bilangan
negatif terbesar dari 2 yang dapat di kurangakan dari pecahan desimal. Kemudian
pangakat negatif tertinggi berikutnya dari 2 dikurangkan dari sisa pengurangan pertama,
dan proses ini diteruskan sampai sisanya tidak ada, atau sampai kecermatan yang di
perllukan.

0.875 − (1 × 2−1 ) = 0.875 − 0.5 = 0.375

0.375 − (1 × 2−2 ) = 0.375 − 0.25 = 0.125

0.125 − (1 × 2−3 ) = 0.125 − 0.125 = 0

Jadi 0,875 desimal direpresentasikan sebagi 0,111 biner. Suatu cara yang lebih
sederhana untuk pecahan yynang lebih panjang ialah dengan berulang-ulang
“menggandakan” pecahan desimal itu. Jika 1 muncul di sebalah kiri koma desimal setelah
perkalian dengan 2 dilakukan, 1 ditambahkan pada bagian kanan pecahan biner yang di
bentuk. Jika perkalian dengan 2, angka 0 ada di sebelah kiri koma bilangan desiamal; 0
ditambah pada sebelah kanan bilangan biner. Contoh berikut ini menjelaskan pemakaian
teknik ini dalam mongkorvensi 0,4375 desimal menjadi sistem biner.
Representasi Biner

2 × 0.4375 = 0.8750 0.0

2 × 0.875 = 1.750 0.0

2 × 0.75 = 1.50 0.011

2 × 0.5 = 1.0 0.0111

Representasi biner dari 0,4375 adalah 0,0111.

Matematika Teknik hal7


By Saharuddin R. Sokku, ST

2.7 BILANGAN NEGATIF


Konvensi baku yang diambil untuk menuliskan bilangan negatif ialah meletakkan
“simbol tanda” di depan bilangan negatif itu. Misalnya, negatif 39, ditulis sebagai -39
ditambahkan pada +70, kita tulis
+70+ (-39) = 31
Jika sebuah bilangan negatif dikurangkan dari bilangan positif, kita tulis =70-(-39) =
+ 70 + 39 = 109. Aturan untuk menangani bilangan negatif sudah di kenal dan tidak akan
diulang disini, tetapi karena bilangan negatif merupakan bagian penting dari sistem
bilangan kita, teknik yang di pakai untuk mempresentasikan bilangan bilangan negatif dari
mesin digital yang di terangakan.
Dalam mesin biner, bilangan direpresentasikan oleh sekumpulan peranti
penyimpul bistabil, yang masing-masing merepresentasikan satu digit biner. Sebagai
contoh kelompok yang terdiri dari lima sakelar, dapat merepresentasikan setiap bilangan
00000 hingga 11111, jika kita difinisikan sakelar yang kontaknya tertutup bilangan tasikan
1 dan sakelar kontak terbuka merepresentasikan 0. Jika kita ingin menambah selang
bilangan yang yang dapat kita representasikan sehingga termasuk bilangan negatif dari
00000 hingga -11111, satu bit lagi (atau satu sakelar lagi) di perlukan perlakuan bit ini
sebagai bit tanda dan di letakkan di depan bilangan yangan yang harus direpresentasikan.
Pada umumnya, konveksi di ambil sehingga jika bit tanda di ambil adalah 0,
bilangan yang direpresentasikan positif, dan jika bit tanda adalah 1, bilangannya negatif.
Dalam sistem sebelumnya, lima sakelar dipakai untuk menyimpan besar bilangan itu
dengan sistem diperluas sehingga bilangan positif dan negatif dapat di simpan disitu
dengan menambahkan satu sakelar lagi. Jika kontak sakelar ini terbuka, bilangannya
positif yang besar sama dengan besar bilangan yang tersimpan dala sakelar yang lainnya,
jika sakelar yang berfungsi sebagai tanda itu tertutup, bilangan yang direpresentasikan
oleh keenam sakelar itu menjadi bilangan negatif dengan besar bilangan ditentukan oleh
kelima sakelar. Sebagai contoh dapat dilihat dalam gambar 2-1.
Sekelompok peranti menyimpan yang merepresentasikan sebuah bilangan atau
perlakukan sebagai suatu kesatuan di sebut register, dan biasa diberi nama, misalnya
register A, register B, register C, dan seterusnya. Kita dapat menuliskan bahwa register
berisi -12 dan register B berisi +22. Ketika kita menuliskan bilangan bertanda dalam
bentuk biner, bit tanda biasanya di pisahkan dari besarnya dengan titik, sehinggga 00111
merepresentasikan -0111, atau negatif 7 desimal.
Pemakaian garis bawah untuk menandai bit tanda tidak menunjukkan bahwa
perbedaan antara bit yang lain ketika bilangan itu disimpan dalam komputer.

Gambar 2.1 Contoh bilangan negatif representasi.

Matematika Teknik hal8


By Saharuddin R. Sokku, ST

Dalam hal ini masing-masing bit biner disimpan dalam peranti dwi-mantap yang
terpisah. Simbol selain garis bawah dapat dipakai untuk memisahkan bit tanda dan bit
harga, misalnya memakai garis pendek, titik atau bintang. Jadi, -1011 (desimal 11 negatif)
dapat ditulis 1-1011 atau 1*1011 dan +1100 sebagai 0-1100 atau 0*1100 atau 0.1100.
sebenarnya, tanpa tanda juga dapat dipakai dirasakan bahwa indikasi dapat dibuat untuk
memudahkan pembacaan bilangan bertanda yang memakai bit tanda.

2.8 PEMAKAIAN KOMPLEMEN UNTUK MEREPRESENTASIKAN BILANGAN


NEGATIF
Konvensi pemakaian bit tanda untuk menunkukkan apakah bilangan yang
tersimpan negatif atau positif telah di jelaskan. Namun, besaran atau bilangan yang
tersimpan tidak selalu direpresentasikan dalam bentuk normal, seringkali bilangan negatif
disimpan dalam “bentuk terkomplemen”.Dengan memakai teknik ini, mesin dapat
melakukan penjumlahan dan pengurangan dengan hanya memakai rangkaian untuk
penjumlahan. Teknik sebenarnya yang terlibat disini akan dijelaskan dalam Bab 5.
Terdapat dua jenis dasar dari komplemen yang sangat berguna dalam sistem
bilangan biner dan juga bilangan desimal.Dalam sistem desimal kedua jenis itu di kenal
sebagai komplemen (complement) dan komplemen 9.
Komplemen 10 setiap bilangan dapat di bentuk dengan mengurangkan setiap digit
bilangan itu dari 9 dan menambahkan 1 pada digit yang paling sedikit perannya dari
bilangan yang terbentuk dengan cara itu. Misalnya komplemen 10 dari 87 ialah 13, dan
komplemen 10 dan 23 ialah 77.
Untuk mengurangkan suatu bilangan positif (kinurang) dengan yang lain
(pengurang), mula-mula komplemen 10 dari pengurangan dibuat, kemudian kpmplemen
10 ini ditambahkan pada kinurangya. Jika ada penambahan digit paling berperan, maka
bawaan itu di buang, perbedaaanya menjadi positif, dan hasilnya benar.Jika tidak ada
bawaan, perbedaanya negatif, komplemen 10 dari bilangan itu di bentuk, dan tanda
kurang dipasang pada hasilnya.

Matematika Teknik hal9


By Saharuddin R. Sokku, ST

Ini adalah contohnya.


Pengurangan Normal Pengurangan Komplemen 10
89 89 89
−23 −23 = +77
66 166
Bawaan dibuang
98 98 98
−87 −87 = +13
11 111
Bawaan dibuang
49 49
−62 +38 Tidak ada bawaan,
−13 87 hasilnya nilai komplemen
10, atau -13
54 54
−81 +19
Tidak ada bawaan,
−27 73
hasilnya nilai komplemen
10, atau -27

Komplemen 9 suatu bilangan desimal dibentuk dengan mengurangkan masing-


masing digit dari 9.Misalnya, komplemen 9 dari 23 ialah 76. Jika pengurangan 2
dilaksanakan dengan memakai komplemen 9, komplemen pengurangan ditambahkan
seperti dalam pengurangan derngan komplemen 10, tetapi sama bawaan yang timbul
harus ditambahkan pada digit yang paling kanan dari hasil. Seperti juga dalam hal
pengurangan dengan komplemen 10, jika tidak ada bawaan timbul untuk penambahan
digit paling berperan, maka hasilnya negatif; komplemen dari hasilnya dibentuk, dan tanda
minus diletakkan di depan bilangan itu.

Matematika Teknik hal10


By Saharuddin R. Sokku, ST

Pengurangan Normal Pengurangan Komplemen 9


89 89 89
−23 −23 = +76
66 165
1
98 66
−87 98 98
11 −87 = +12
110
15 1
−37 11
−22 15 15
−37 = +62
27 77 Tidak ada bawaan,
−44 hasilnya nilai komplemen
−17 27 27 9, atau -22
−44 = +55
82
Tidak ada bawaan,
hasilnya nilai komplemen
9, atau -17

Aturan untuk menangani tanda ketika melakukan pengurangan dan menangani


semua kombinasibilangan positif dan negatif akan di jelaskan dalam Bab 5. Jika untuk
menbaca teknik ini nampaknya sukar untuk pahami, perlu diingat bahwa sebagian besar
mesin yang sekarang sudah dipakai menggunakan bilangan komplemen.

2.9 KOMPLEMEN DALAM SISTEM BILANGAN LAIN


Terdapat dua jenis komplemen untuk setiap sistem bilangan.Karena hanya mesin biner
dan mesin desimal terkode biner yang sekarang banyak ndi pakai, maka hanya sistem
bilangan ini yang dapat di jelaskan dengan terperinci. Kedua jenis komplemen dan aturan
untuk mendapatkannya adalah sebagai berikut:
1. Komplemen sebenarnya (true complemen). Ini dibentuk derngan mengurangkan
setiap digit bilangan itu dari radiks minus satu sistem bilangan itu, kemudian
menambahkan 1 pada digit yang paling sedikit peranannya pada bilangan yang
terbentuk. Kompelemen sebenarnya dari sebuah bilangan dalam sistem desimal
dikenal sebagai komplemen 10, dan dalam sistem biner sebagai komplemen 2.
2. Komplemen radiks minnus satu (radix minus one complement). Radiks minus satu
adalah 9 untuk sistem desimal dan 1 untuk sistem biner. Komplemen dalam setiap
sistem dibentuk dengan mengurangkan setiap digit bilangan itu dari radiks minus
satunya. Misalnya, komplemen radiks minnus satu dari desimal 72 ialah 27.

Matematika Teknik hal11


By Saharuddin R. Sokku, ST

2.10 KOMPLEMEN BILANGAN BINER


Menurut aturan yang dijelaskan dalam pasal sebelum ini, komplemen 2 dari sebuah
bilangan biner dibentuk dengan mengurangkan setiap digit (bit) bilangan dari radiks minus
satu dan menambahkan 1 pada bit yang berperan tersedikit. Karena radiks dalam
bilangan biner ialah 2, setiap bit bilangan biner dikurangkan dari 1. Pemakaian aturan ini
sebenarnya sangat sederhana; setiap 1 dalam bilangan itu diganti dengan 0 dan 0
menjadi 1. Kemudian 1 ditambahkan pada digit yang tersedikit peranannya dari bilangan
yang terbentuk. Misalnya, komplemen 2 dari 10110 ialah 01010, dan komplemen 2 dari
11010 ialah 00110. Pengurangan dengan memakai sistem komplemen 2 menyangkut
pembentukan komplemen 2 dari pengurang dan menambahkannya pada “komplemen
sebenarnya” dari bilangan yang dikurangi. Misalnya :

11011 11011 11100 11100


−10100 =+01100 00100 = +11100
00111 1 00111 11000 1 11000
bawaan dibuang bawaan dibuang

Pengurangan dengan memakai sistem komplemen 1 juga dapat dilakukan secara


langsung.Komplemen 1 bilangan biner dibentuk dengan mengganti setiap 1 dalam
bilangan dengan 0 dan setiap 0 dengan 1. Misalnya, komplemen 1 dari 10111 ialah
01000, dan komplemen 1 dari 11000 ialah 00111.
Jika pengurangan dilakukan dalam sistem komplemen 1, setiap bawaan akhir
ditambahkan pada digit yang berperan paling sedikit. Misalnya:

11001 11001 11100 11100


−10110 =+01001 00100 = +11100
00011 1 00010 11000 1 11000
1 1
00011 10001

2.11 REPRESENTASI BILANGAN


Karena sebagian besar elemen rangkaian elektronik yang dipakai untuk
membangun computer digital pada hakekatnya beroperasi biner, maka system bilangan
biner merupakan system bilangan yang paling alamiah untuk computer. Selain itu,
computer yang dibangun dengan memakai sistem bilangan biner memerlukan jumlah
rangkaian yang lebih sedikit dan akibatnya lebih efisien daripada mesin yang beroperasi
berdasarkan sistem bilangan yang lain. Pada pihak lain, sistem decimal sudah dipakai
untuk waktu yang sangat lama, sehingga timbul reaksi yang wajar untuk melakukan
kalkulasi dalam sistem bilangan biner. Selain itu, karena cek, surat tagihan, pajak, harga,
dan seterusnya, dinyatakan dalam sistem decimal, maka sebagian besar kuantitas harus
dikonversikan dari decimal menjadi biner sebelum komputasinya dimulai. Karena alasan
itu dan sebab lainnya sebagian besar yang mula-mula dibangun beroperasi dalam sistem
bilangan decimal terkode biner. Dalam sistem seperti itu kelompok terkode bit biner

Matematika Teknik hal12


By Saharuddin R. Sokku, ST

dipakai untuk merepresentasikan masing-masing 10 digit decimal. Misalnya, kode yang


alamiah dan jelas adalah “kode biner berbobot”, seperti yang ditunjukkan dalam table 2.2.
Ini dikenal sebagai decimal terkode biner 8, 4, 2, 1 atau BCD (binery code
decimasl). Perhatikan bahwa 4 bit biner diperlukan untuk masing-masing digit decimal dan
setiap digit diberi bobot; misalnya yang paling kanan diberi bobot 1, dan bit terendah
dalam setiap kelompok terkode berbobot 8. Dengan menjumlahkan bobot kedudukan
yang mengandung 1, digit desimal yang merepresentasikan oleh kelompok terkode dapat
dicari. Cara ini tidak ekonomis karena 24=16, sehingga sebenarnya keempat bit dapat
merepresentasikan 15 harga yang berbeda; tetapi pilihan lain yang dinyatakan oleh
kelompok lebih sedikit yaitu 3 bit, hanya memberi 23 atau 8 harga, sehingga tidak cukup.
Jika suatu bilangan decimal 214 ingin direpresentasikan dalam kode jenis biner
Tabel 2.2
Kode Biner Digit Desimal
0000 0
0001 1
0010 2
0011 3
0100 4
0101 5
0110 6
0111 7
1000 8
1001 9

Tabel 2.3
KODE EKSES 3
Desimal Kode Biner
0 0011
1 0100
2 0101
3 0110
4 0111
5 1000
6 1001
7 1010
8 1011
9 1100

kita memerlukan 12 bit biner sebagai berikut : 0010 0001 0100. Untuk
merepresentasikan 1246 diperlukan 16 bit: 0001 0010 0100 0110.
Ini merupakan kode yang sangat berguna dan telah banyak dipakai.Namun, salah
satu kesulitan kode ini terletak pada pembentukan komplemen suatu bilangan dalam
sistem ini. Sudah menjadi lazim untuk melakukan pengurangan dalam computer dengan
menjumlahkan komplemen pengurangan ; namun, jika sistem BCD 8, 4, 2, 1 dipakai,
komplemen bilangan tersimpan yang paling wajar tidak terpakai, karena cara terlangsung
untuk computer untuk membuat komplemen sebuah bilangan ialah dengan mengubah

Matematika Teknik hal13


By Saharuddin R. Sokku, ST

setiap 9 menjadi 1 dan 1 menjadi 0. Namun, komplemen alalmiah dari 0010 (2 desimal)
ialah 1101, yang berharga 13 dan bukan karakter BCD yang sah dalam sistem ini. Untuk
mengatasi kesukaran ini beberapa kode lain telah dipakai. Salah satu kode yang
pertaman dipakai dalam mesin Mark yang dibangun di Harvard dan telah dipakai secara
luas sejak waktu itu ialah kode akses 3 dan dibentuk dengan menambahkan 3 pada
bilangan decimal disusul dengan membentuk bilangan terkode biner dalam kode biner
berbobot normal. Misalnya untuk membentuk representasi akses 3 dari 4, mula-mula kita
tambah 3, menghasilkan 7, kemudian, BCD yang “normal” dipakai, sehingga
menghasilkan 0111.Jadi 0111 adalah kode akses 3 untuk digit decimal 4.Table 2.3
menunjukkan 10 digit decimal dank ode untuk masing-masingnya.
Dengan melakukan komplemen untuk setiap digit dari kode biner yang
merepresentasikan digit decimal, komplemen 9 digit tersebut terbentuk.Misalnya,
komplemen dari 0100 (1 desimal) ialah 1011, yaitu 8 desimal.
Bilangan decimal 243 dikode dalam sistem ekses 3 menjadi 0101 0111 0110, dan
bilangan decimal 347 menjadi 0110 0111 1010. Komplemen 9 dari 243 ialah 756 desimal,
atau 1010 1000 1001 biner. Table 2.4 mendaftar representasi kode akses 3 untuk setiap
digit desimal untuk 10 bilangan bersama dengan komplemen 9 dari masing-masing
kelompok kode dapat dibentuk dengan mengubah setiap 10 bilangan bersama dengan
komplemen 9 yang bersangkutan . dapat diperiksa bahwa komplemen 9 dari masing-
masing kelompok kode dapat dibentulk dengan mengubah setiap 0 menjadi 1 dan 1
menjadi 0 kelompok kode.
Kode akses 3 bukan merupakan kode yang berbobot. Karena pada masing-masing
bit tidak bias diberi bobot tertentu sedemikian seihngga jumlahnya sama dengan digit
decimal yang direpresentasikannya.

Tabel 2.4
Digit
Kode Ekses 3 Komplemen 9
Desimal
0 0011 1100
1 0100 1011
2 0101 1010
3 0110 1001
5 0111 1000
6 1000 0111
7 1001 0110
8 1010 0101
9 1100 0011

Matematika Teknik hal14


By Saharuddin R. Sokku, ST

Table 2.5 Kode 2. 4. 2.1

BINER TERKODE
BOBOT BIT
Desimal 2 4 2 1
0 0 0 0 0
1 0 0 0 1
2 0 0 1 0
3 0 0 1 1
4 0 1 0 0
5 1 0 1 1
6 1 1 0 0
7 1 1 0 1
8 1 1 1 0
9 1 1 1 1

Kode 2, 4, 2, 1 merupakan kode terbobot yang komplemen 9-nya dapat dibentuk


dengan melakukan komplemen pada setiap digit binernya (lihat tabel 2.5). Jika untuk
setia[p bit suatu kelompok kode diambil komplemennya, maka komplemen 9 dari setiap
decimal yang direpresentasikannya terbentuk. Misalnya, 0010 (2 desimal) digit
komplemennya menjadi 1101 (7 desimal), dan 1011(5 desimal), diambil komplemennya
menjadi 0100(4 desimal).Kode ini banyak dipakai dalam berbagai instrument kalkulator
elektronik.
Konversi berikut ini biasanya dipakai untuk membedakan biner dan decimal, dengan
biner diidentifikasi dengan subskrip[ 2 yang dituliskan pada akhir bilangan (0010) dan
bilangan decimal dengan cukup subskrip 10 (misalnya, decimal 948 dapat dituliskan 948).
Kita boleh menulis 01112 sebagai 710. Konversai ini akan dipakai dalam buku ini jika
diperlukan.

2.12 SISTEM BILANGAN OKTAL DAN HEKSADESIMAL


Terdapat 2 sistem bilangan lagi yang sangat berguna dalam industry computer : sistem
bilangna octal dan sistem bilangan heksadesimal.
Sistem bilangan oktal memiliki basis radiks 8; terdapat delapan symbol yang
berbeda untuk merepresentasikan bilangan simbol itu biasanya 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7.
Dengan memakai notasi kedudukan, beberapa bilangan oktal yang pertama dan ekuivalen
desimalnya ditunjukkan dalam tabel 2.6
Untuk menkonversi suatu bilangan oktal menjadi bilangan decimal, kita memakai
sejenis polinom yang dipakai dalam kasus biner, kecuali dalam hal ini kita memiliki radiks
8 alih-alih 2. Jadi 1213 dalam oktal adalah (1 x 8 3)+(2 x 82)+(1 x 81)+(3 x 80)=
512+128+8+3 = 651 dalam decimal. Demikian juga 1,123 dalam oktal adalah (1x8 0)+(1x8-
1 1 1 83
1
)+(2x8-2)+(3x8-3), atau 1 + + + =1 dalam desimal.
8 64 512 512

Terdapat cara sederhana untuk mengkonversi bilangan biner menjadi bilangan


oktal. Caranya ialah kelompokkan digit biner itu menjadi kelompok 3, mulali dari tanda
koma oktal, dan baca setiap kumpulan tiga digit biner menurut Tabel 2.7.

Matematika Teknik hal15


By Saharuddin R. Sokku, ST

Tabel 2.6
OKTAL DESIMAL OKTAL DESIMAL
0 0 11 9
1 1 12 10
2 2 13 11
3 3 14 12
4 4 15 13
5 5 16 14
6 6 17 15
7 7 20 16
10 8 21 17

Tabel 2.7
TIGA DIGIT BINER DIGIT OKTAL

000 0
001 1
010 2
011 3
100 4
101 5
110 6
111 7

Marilah kita konversi bilangan biner 011101.Mula-mulakita pecah menjasi kelompok


3 (jadi 001 101), kemudian konversikan setiap kelompok tiga digit biner, didapatkan 35
dalam oktal. Jadi 011101 biner = 35 oktal. Ini adalah beberapa contoh lagi:

1111101112 = 7672
1101101012 = 6658
110112 = 338
10012 = 118
10101.112 = 25.68
1100.1112 = 14.78
1011.11112 = 13.748

Konversi dari desimal ke oktal dapat dilakukan dengan berulang-ulang menjadi


bilangan desimal dengan 8 dan memakai setiap sisanya sebagai digit dalam bilangan
byang sedang dibentuk. Misalnya untuk mengkonversi 20010 menjadi representasi desimal
kita membaginya sebagai berikut :

Matematika Teknik hal16


By Saharuddin R. Sokku, ST

200 ÷ 8 = 25 sisa 0
25 ÷ 8 = 3 sisa 1
3 ÷ 8 = 0 sisa 3
Jadi 2002 = 3108
Perhatikan jika bilangan yang harus dibagi kurang dari 8, kita pakai 0 sebagai
pembagi dan bilangan itu sendiri sebagai sisa. Marilah kita periksa :

3108 = (310 × 8210 ) + (110 × 8110 ) + (010 × 8010 ) = 19210 + 810 = 20010

Dibawah ini ada satru contoh lagi. Kita ingin mengkonversi 3964 10 menjadi oktal:

3964 ÷ 8 = 495 sisa 4


495 ÷ 8 = 61 sisa 7
61 ÷ 8 = 7 sisa 5
7÷8 = 0 sisa 7

Jadi 75748 = 396410

74748 = (710 × 8310) + (510 × 8210 ) + (710 × 8010 )


= (710 × 51210 ) + (510 × 6410 ) + (710 × 810 ) + (410 × 110
= 358410 + 32010 + 5610 + 410
= 396410

Terdapat beberapa teknik lain untuk mengkoversi oktal ke desimal dan desimal ke
oktal, tetapi teknik ini biasanya tidak sering dipakai secara manual, dan pemakaian telah
terbukti bernilai sama seperti cara lain dalam proses seperti ini. Tabel oktal ke desimal
dan desimal ke oktal tersedia pada buku-buku tertentu, termasuk buku yang diterbitkan
oleh pabrik mesin biner.
Pemakaian penting dari oktal ialah dalam pembuatan daftar program dan untuk
“perlimbahan” (dumps) untuk mesin biner, sehinbgga amembuat pencetaknya lebih total.
Buku pertunjuk beberapa pabrik terbesar memakai bilangan oktal untuk
merepresentasikan bilangan biner karena kemudahan konversi dan ketetalannya.
Sistem bilangan heksadesimal sangat berguna karena alasan yang sama. Semua
seri computer IBM 370 dan computer besar lainnya, juga khusunya banyak mini computer
dan mikrokomputer, memorinya diorganisasi menjadi kumpulan-kumpulan byte, masing-
masing terdiri dari delapan digit biner.Setiap byte dipakai sebagai kesatuan tunggal untuk
merepresentasikan karakter alfanumerik atau dipecah menjadi dua potongan 4 bit. (Kita
akan memeriksa pengkodean karakter alfanumerik dengan memakai byte dalam bab 7).
Jika byte diperlukan sebagai dua potongan 4 bit, maka pemrogramannya bebas untuk
memilih untuk menyatakan setiap karakter 4 bit sebagai suatu bilangan biner atau dua
bilangan desimal berkode biner. Misalnya byte 00011000 dapat dinyatakan sebagai
bilangan biner, dalam kasus ini bilangan itu sama dengan 24 desimal, atau sebagai dua
karakter desimal terkode biner, dalam kasus ini bilangan itu merepresentasikan bilangan
desimal 18.

Matematika Teknik hal17


By Saharuddin R. Sokku, ST

Jika mesinnya mengolah bilangan dalam biner, tetapi dalam kelompok empat digit,
lebih enak untuk mempunyai satu kode untuk merepresentasikan masing-masing
kumpulan empat digit itu. Karena terdapat 16 kode bilangan berbeda yang bias
direpresentasikannya, digit 0 hingga 9 tidak cukup banyak, sehingga huruf A, B, C, D, E
dan F juga dipakai (lihat Tabel 2.8).
Untuk mengkonvesikan biner keheksadesimal kita memecah bilangan biner itu
menjadi enak untuk mempunyai satu kode untuk merepresentasikan setiap kelompok
empat digit menurut kode yang dituliskan di atas. Jadi 101110112 = BB16, 100101012
=9516, 110001112 = C716, dan 100010112 = 8B16. Campuran alphabet dan digit desimal

Tabel 2.8

BINER HEKSADESIMAL DESIMAL


0000 0 0
0001 1 1
0010 2 2
0011 3 3
0100 4 4
0101 5 5
0110 6 6
0111 7 7
1000 8 8
1001 9 9
1010 A 10
1011 B 11
1100 C 12
1101 D 13
1110 E 14
1111 F 15

Matematika Teknik hal18


By Saharuddin R. Sokku, ST

Tabel 2.9 TABEL KONVERSI HEKSADESIMAL KE DESIMAL


A. KONVERSI BILANGAN BULAT

HEKS DEK HEKS DEK HEKS DEK HEKS DEK


0 0 0 0 0 0 0 0
1 4.096 1 256 1 16 1 1
2 8.192 2 512 2 32 2 2
3 12.288 3 768 3 48 3 3
4 16.384 4 1.024 4 64 4 4
5 20.480 5 1.280 5 80 5 5
6 24.576 6 1.536 6 96 6 6
7 28.672 7 1.792 7 112 7 7
8 32.768 8 2.048 8 128 8 8
9 36.864 9 2.304 9 144 9 9
A 40.960 A 2.560 A 160 A 10
B 45.056 B 2.816 B 176 B 11
C 49.152 C 3.072 C 192 C 12
D 49.152 D 3.328 D 208 D 13
E 53.344 E 3.584 E 224 E 14
F 61.440 F 3.840 F 240 F 15
Posisi
4 3 2 1
Heksadesimal
B. KONVERSI PECAHAN
H H H H
0 1 2 3
E 0123 E 4567 E 0 1 2 3 E
DESIMAL
K DEK K DESIMAL K DESIMAL K
EKUIVALEN
S S S S
.0 .0000 .00 .0000 0000 .000 .0000 0000 0000 .0000 .0000 0000 0000
.1 .0652 .01 .0039 0625 .001 .0002 4414 0625 .0001 .0000 1525 8789
.2 .1250 .02 .0078 1250 .002 .0004 8828 1250 .0002 .0000 3051 7578
.3 .1875 .03 .0117 1875 .003 .0007 3242 1875 .0003 .0000 4577 6367
.4 .2500 .04 .0156 2500 .004 .0009 7656 2500 .0004 .0000 6103 5156
.5 .3125 .05 .0195 3125 .005 .0012 2070 3123 .0005 .0000 7629 3945
.6 .3750 .06 .0234 3750 .006 .0014 6484 3750 .0006 .0000 9155 2734
.7 .4375 .07 .0273 4375 .007 .0017 0898 4375 .0007 .0001 0681 1523
.8 .5000 .08 .0312 5000 .008 .0019 5312 5000 .0008 .0001 2207 0312
.9 .5625 .09 .0351 5625 .009 .0021 9726 5623 .0009 .0001 3732 9101
.A .6250 .0A .0390 6250 .00A .0024 4140 6250 .000A .0001 5258 7890
.B .6875 .0B .0429 6875 .00B .0026 8554 6875 .000B .0001 6784 6670
.C .7500 .0C .0468 7500 .00C .0029 2968 7500 .000C .0001 8310 5468
.D .8125 .0D .0507 8125 .00D .0031 7382 8125 .000D .0001 9836 4257
.E .8750 .0E .0546 8750 .00E .0034 1796 8750 .000E .0002 1362 3046
.F .9375 .0F .0585 9375 .00F .0036 6210 9375 .000F .0002 2888 1835
Posisi
Heksadesim
2 3 4
al 1

kelihatannya aneh ketika baru melihatnya, tetapi itu sebenarnya tidak lain dari symbol
yang memudahkan, seperti juga digit desimal.

Matematika Teknik hal19


By Saharuddin R. Sokku, ST

Konversi heksadesimal menjadi desimal sangat langsung tetapi memakan waktu


banyak. Misalnya BB merepresentasikan (B × 161) + (B × 160 ) = (11 × 16) + (11 × 1) =
176 + 11 = 187. Begitu juga,
AB616 = (1010 × 16210 ) + (1110 × 1610 ) + 610
= (1010 × 25610 ) + 17610 + 610
= 256010 + 17610 + 610
= 274210
Untuk mengkonversikan, misalnya, 3A616 ke desimal:
3A616 = (310 × 16210 ) + (1010 × 1610 ) + 610
= (310 × 25610 ) + (1010 + 610 ) + 610
= 76810 + 16010 + 610
= 93410
Untuk maksud ini, pemakaian tabel konversi dari heksadesimal ke desimal dan
desimal ke heksadesimal sangat menolong.Tabel 2.9 sangat berguna untuk tujuan
konversi seperti itu.
Pemakaian utama dari sistem heksadesimal adalah dalam kaitannya dengan mesin
terorganisasi byte.Karena pengalamannya, pemakai computer ini menjadi sangat mahir
memakai sistem heksadesimal.
Sangat banyak pertanyaan untuk bab ini. Untuk pembaca yang ingin memperlajari
sistem bilangan oktal dan heksadesimal lebih lanjut, pertanyaan 58 hingga 67 berisi
informasi dan latihan mengenai penjumlahan dan perkalian oktal, dan pertanyaan 68
hingga 72 dapat dipakai sebagai tambahan pemahaman sistem heksadesimal.

2.13 RINGKASAN
Sel memori individual yang dipakai dalam computer adalah dwimantap dalam operasinya
dan mampu menyimpan bit biner tunggal. Jadi yang paling praktis dipakai untuk
merepresentasikan bilangan biner, dan sistem ini telah dijelaskan beserta dengan teknik
konversinbya ked an dari computer.
Bilangan negative direpresentasikan dalam computer dengan memakai bit tanda
yaitu 1 bilangan itu negataif dan 0 bila bilangan itu positif. Bilangan negative seringkali
disertai dengan contoh bagaimana campuran bilangan yang direpresentasikan dalam
bentuk itu dapat ditambahkan atau dikurangkan.
Representasi langsung dari bilangan decimal dapat dilaksanakan dengan memakai
representasi BCD (biner terkode desimal).Hal ini dijelaskan dan contohnya pun diberikan.
Sistem bilangan octal dan heksadesimal dijelaskna juga. Sistem ini sangat berguna
untuk merepresentasikan bilangan biner dalam bentuk kompak dan untuk memudahkan
komunikasi harga dalam penyajian tertulis. Computer seringkali terorganisasi dengan
bilangan yang direpresentasikan dalam kelompok 8 bit yang membuat heksadesimal
sangat berguna pada saat ini.

Matematika Teknik hal20

Anda mungkin juga menyukai