Makalah
Menentuan Jarak Terpendek, dan
Tapak Euler dalam graf
Departemen Teknologi
Informasi
INSTITUT TEKNOLOGI HARAPAN
BANGSA
2014
1
ABSTRAK
Makalah ini membahas tentang salah satu aspek penting dalam sejarah
perkembangan ilmu matematika yaitu studi dan aplikasi Konigsberg Bridge Problem
(Teka-Teki Jembatan Konigsberg) yang berawal muncul dari penduduk sebuah kota
bernama yang dahulu bernama Konigsberg di Jerman. Adalah Leonard Euler, seorang
pakar matematika yang mencoba mempelajari teka-teki tersebut dari sudut pandang
matematis dan akhirnya mengemukakan sebuah teorema yang kini banyak digunakan
dalam berbagai permasalahan, yaitu teorema graf.
Graf yang memiliki komponen dasar berupa simpul dan sisi, yang kemudian
dapat membentuk graf terbuka dan graf tertutup dengan sejumlah lintasan dan sirkuit,
telah mengahpus tanda tanya besar dalam penyelesaian Teka-Teki Jembatan
Konigsberg dan berbagai masalah yang serupa dengannya.
Makalah ini membahas tentang persoalan lintasan terpendek suatu graf dengan
algoritma dijkstra. Lintasan terpendek merupakan bagian dari teori graf. Jika diberikan
sebuah graf berbobot, masalah jarak terpendek adalah bagaimana kita mencari sebuah
jalur pada graf yang meminimalkan jumlah bobot sisi pembentuk jalur tersebut.
Persoalan ini adalah persoalan optimasi, dimana kita akan mencari solusi penyelesaian
yang paling efektif dari masalah penentuan lintasan terpendek pada suatu graf.
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena anugerah-Nya penulis berhasil menyelesaikan makalah ini di dalam mata
pelajaran Matematika Diskrit. Karya tulis ini berjudul Menentuan Jarak Jerpendek,
Jembatan Konigsberg dan Tapak Euler dalam graf.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih kurang sempurna, baik dari segi
materi maupun sistematika pembahasannya. Hal ini dikarenakan terbatasnya waktu,
pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang penulis miliki.
Selama proses penelitian dan pembuatan makalah ini, penulis telah banyak
menerima bantuan dari berbagai pihak, baik berupa bimbingan, saran maupun
dorongan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa berterimakasih
secara khusus kepada :
1. I Putu Agus Eka Pratama, S.T, M.T selaku pembimbing dan dosen dalam mata
kuliah Matematika Diskrit.
2. Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
Abstraksi .............. 2
Kata Pengantar ..... 3
Daftar Isi .. 4
BAB I .. 5
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .. 5
1.2 Rumusan Masalah . 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian .... 6
1.5 Sistematika Penulisan ... 7
BAB II .. 8
2.1 Graf
2.1.1 Pengertian Graf .. 8
2.1.2 Sejarah Graf ....... 8
2.1.3 Definisi Graf ...... 9
2.2 Lintasan dan Sirkuit Euler . 11
2.3 Lintasan Terpendek .... 12
BAB III 14
3.1 Jenis Peneletian ..... 14
3.2 Teknik Analisis Data
3.2.1 Sirkuit Euler . 13
3.2.2 Lintasan Terpendek ..... 16
3.2.3 Persoalan Tukang Pos Cina ..... 18
3.2.4 Persoalan Perjalanan Pedagang 19
BAB IV .... 21
Lintasan Terpendek .... 21
BAB V . 23
5. Kesimpulan
5.1 Lintasan Terpendek .. 23
5.1 Sirkuit Euler ..... 24
6 Saran ............................................................................................... 25
Daftar Pustaka . 26
4
BAB I
PENDAHULUAN
Teori graf lahir pada tahun 1736 melalui tulisan Euler yang berisi tentang
upaya pemecahan masalah jembatan Konigsberg yang sangat terkenal di Eropa.
Kurang lebih seratus tahun setelah lahirnya tulisan Euler tersebut tidak ada
perkembangan yang berarti dengan teori graf.
Pada masa Kirchoff dan Cayley juga telah lahir dua hal penting dalam graf.
Salah satunya berkenaan dengan konjektur empat warna, yang menyatakan bahwa
untuk mewarnai sebuah atlas cukup dengan menggunakan empat warna sedemikian
sehingga tiap negara yang berbatasan akan memiliki warna yang berbeda.
Para ahli teori graf berkeyakinan bahwa orang yang pertama kali
mengemukakan masalah empat-warna adalah A.F.Mobius (1790-1868) dalam salah
satu kuliahnya di tahun 1840. Sepuluh tahun kemudian, A.Demorgan (1806-1871)
kembali membahas masalah ini bersama ahli-ahli matematika lainnya di kota London.
Dengan demikian tulisan Demorgan dianggap sebagai referensi pertama berkenaan
dengan masalah empat-warna. Masalah empat-warna ini menjadi sangat terkenal
setelah Cayle mempublikasikannya tahun 1879 dalam Proceeding of the Royal
Geographic Society volume pertama.
5
dodecahedron beraturan yakni berupa sebuah polyhedron dengan 12 muka dan 20
pojok. Tiap muka berbentuk sebuah pentagon beraturan dan tiap pojoknya dibentuk
oleh tiga sisi berbeda. Tiap pojok dari dodecahedron tersebut dipasangkan dengan
sebuah kota terkenal seperti London, New York, Paris, dll. Masalah dalam permaianan
ini adalah kita diminta untuk mencari suatu rute melalui sisi-sisi dari dodecahedron
sehingga tiap kota dari 20 kota yang ada dapat dilalui tepat satu kali. Walaupun saat
ini masalah tersebut dapat dikategorikan mudah, akan tetapi pada saat itu tidak ada
seorang pun yang bisa menemukan syarat perlu dan cukup dari eksistensi rute yang
dicari.
Kurang lebih setengah abad setelah Hamilton, aktivitas dalam bidang teori graf
dapat dikatakan relatif kecil. Pada tahun 1920-an kegiatan tersebut muncul kembali
yang dipelopori oleh D.Konig. Konig berupaya mengumpulkan hasil-hasil pemikiran
para ahli matematika tentang teori graf termasuk hasil pemikirannya sendiri, kemudian
dikemasnya dalam bentuk buku yang di terbitkan pada tahun 1936. Buku tersebut
dianggap sebagai buku pertama tentang teori graf.
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah bisa mengetahui jarak
terpendek / menentukan rute terpendek dari suatu tempat ke tempat yang lain,
menghemat biaya (ongkos) perjalanan dan menghemat waktu dalam sebuah
perjalanan dalam kehidupan sehari-hari. Menggunakan Tapak Euler biasanya untuk
6
mengetahui apakah kita bisa berjalan dari satu titik ke titik semula di mana kita mulai,
dan bisa mengetahui / menemukan rute yang melintasi setiap rute satu kali saja sama
dengan menemukan tapak Euler..
BAB IV . PEMBAHASAN
Pembahasan berisi tentang bagaimana menentukan jarak terpendek pada
sebuah jalur, menentukan Tapak Euler pada suatu graf, mencari solusi Jembatan
Konigsberg.
BAB V . PENUTUP
Pada bab ini akan dibahas tentang kesimpulan akhir penelitian dan beberapa
saran.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2. GRAF
2.1 Teori Graf
Teori Graf merupakan pokok bahasan yang sudah tua usianya namun memiliki
banyak terapan sampai saat ini. Graf digunakan untuk mempresentasikan objek-objek
diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Representasi visual dari graf adalah
dengan menyatakan objek dinyatakan sebagai noktah, bulatan, atau titik. Sedangkan
hubungan antara objek dinyatakan dengan garis.
Graf sederhana (simple graf) adalah Graf yang tidak mengandung gelang
maupun sisi-ganda dinamakan graf sederhana. Graf tak-sederhana (unsimple-
graf/multigraf) adalah Graf yang mengandung ruas ganda atau gelung dinamakan graf
tak-sederhana (unsimple graf atau multigrapf).
8
(edge). Setiap titik diberi label huruf A,B,C,dan D. Graf yang dibuat oleh Euler
diperlihatkan pada gambar berikut.
simpul. = { e1 , e2 ,..., en } atau dapat ditulis singkat notasi G = (V, E )Simpul pada graf
dapat dinomori dengan huruf, seperti v, w,,dengan bilangan asli 1, 2, 3,, atau
gabungan keduanya. Sedangkan sisi yang menghubungkan simpul v i dengan simpul
lain, jika e adalah sisi yang menghubungkan simpul v i dengan simpul v j , maka e dapat
9
ditulis sebagai : e = ( vi , v j ) secara geometri graf digambarkan sebagai sekumpulan
noktah (simpul) di dalam bidang dwimatra yang dihbungkan dengan sekumpulan garis
(sisi). Berikut adalah contoh gambar graf :
1
1
ce e4
e3
e2
2 3 2 3
e6
e5 e7
4
4
(a) (b)
1
e4
e1
e3 3
e2
2 e8
e6
e5 e7
4
(c)
Gambar :
V = { 1, 2, 3, 4 }
E = { (1, 2), (1, 3), (2, 3), (2, 4), (3, 4) }
V = { 1, 2, 3, 4 }
E = { (1, 2), (2, 3), (1, 3), (1, 3), (2, 4), (3, 4), (3, 4) }
= { e1, e2, e3, e4, e5, e6, e7}
V = { 1, 2, 3, 4 }
10
E = { (1, 2), (2, 3), (1, 3), (1, 3), (2, 4), (3, 4), (3, 4),(3,3) }
= { e1, e2, e3, e4, e5, e6, e7, e8}
Lintasan yang melalui masing-masing sisi dalam graf tepat satu kali disebut
lintasan Euler. Jika lintasan tersebut adalah lintasan tertutup, maka lintasan tertutup
tersebut disebut sirkuit Euler. Contoh seperti pada gambar berikut:
2 1 Lintasan Euler : 3, 1, 2, 3, 4, 1
3 4
Untuk membuat graf G yang mempunyai lintasan Euler harus dipenuhi kondisi :
1. Graf terhubung.
2. Graf tidak mempunyai simpul derajat ganjil sama sekali atau mempunyai 2
buah simpul berderajat ganjil.
Untuk membuat graf G yang mempunyai sirkuit Euler harus dipenuhi kondisi :
1. Graf terhubung.
2. Semua simpul berderajat genap.
Graf berarah G mempunyai lintasan Euler jika G terhubung dan setiap simpul
mempunyai derajat masuk dan derajat keluar sama kecuali 2 simpul. Yang pertama
memiliki derajat keluar satu lebih besar dari derajat masuk dan yang kedua memiliki
derajat masuk satu lebih besar dari derajat keluar. Graf berarah G mempunyai sirkuit
Euler jika hanya jika G terhubung dan setiap simpul mempunyai derajat masuk dan
derajat keluar sama.
11
3. Lintasan Terpendek (Shortest Path)
Persoalan mencari lintasan terpendek di dalam graf merupakan persoalan
optimasi yang klasik. Graf yang diacu adalah graf berbobot (weighted graph), yaitu
graf yang setiap sisinya diberikan suatu nilai atau bobot. Bobot pada sisi graf dapat
menyatakan jarak antar kota / tempat, waktu pengiriman pesan, ongkos pembangunan
dan sebagainya. Kata terpendek pada persoalan lintasan terpendek berarti minimasi
dari bobot pada suatu lintasan di dalam graf.
Contoh terapan pencarian lintasan terpendek. Misalkan simpul pada graf dapat
merupakan kota dan sisi menyatakan jalan yang menghubungkan dua buah kota. Bobot
sisi graf dapat menyatakan jarak antara dua buah kota atau rata-rata waktu tempuh
antara dua buah kota. Apabila terdapat lebih dari satu lintasan dari kota A ke kota B,
maka persoalan lintasan terpendek di sini adalah menentukan jarak terpendek atau
waktu tersingkat dari kota A ke kota B.
45
1 50 2 10
5
40
15 35
20 10 20
30
3 15 4 3 6
Gambar : Lintasan Terpendek
12
1 2 3 4 5 6
1 0 45 10 40 45
2 0 15 10
3 20 0 15
4 20 0 35
5 30 0
6 3 0
Tabel 1 Ilustrasi matriks mengenai lintasan terpendek
Sampai saat ini, sudah banyak algoritma untuk mencari lintasan terpendek
yang pernah ditulis orang. Algoritma lintasan terpendek yang paling terkenal adalah
algoritma Dijkstra (sesuai nama penemunya). Aslinya, algoritma Dijkstra diterapkan
untuk mencari lintasan terpendek pada graf berarah. Misalkan sebuah graf berbobot
dengan n buah simpul dinyatakan dengan matriks ketetanggaan
M = mij , yang dalam hal ini, mij = bobot sisi (i, j) (pada graf tak berarah
mij = m ji ).
mii = 0
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
14
Hanya keberadaan (atau kekurangan) dari tepi antara setiap pasangan node adalah
signifikan. Sebagai contoh, tidak masalah apakah tepi digambar lurus atau
melengkung, atau apakah satu node adalah ke kiri atau kanan lain.
Selanjutnya, Euler mengamati bahwa (kecuali pada titik akhir dari berjalan),
setiap kali salah satu titik masuk dengan jembatan, satu daun titik dengan jembatan.
Dengan kata lain, selama yang berjalan pada grafik, jumlah kali memasuki simpul non-
terminal sama dengan berapa kali satu daun itu. Sekarang, jika setiap jembatan dilalui
tepat satu kali, itu berarti bahwa, untuk setiap massa tanah (kecuali mungkin untuk
yang dipilih untuk mulai dan selesai), jumlah jembatan menyentuh daratan bahkan
(setengah dari mereka, pada khususnya traversal, akan dilalui "menuju" daratan
tersebut; setengah lainnya, "jauh" dari itu). Namun, keempat massa tanah dalam
masalah asli tersentuh oleh ganjil jembatan (satu disentuh oleh 5 jembatan, dan
masing-masing tiga lainnya disentuh oleh 3). Karena, paling tidak, dua massa tanah
dapat berfungsi sebagai titik akhir dari jalan putatif, proposisi berjalan kaki melintasi
jembatan setiap kali mengarah ke kontradiksi.
Dalam bahasa modern, Euler menunjukkan bahwa kemungkinan berjalan melalui
grafik, melintasi setiap sisi tepat satu kali, tergantung pada derajat dari simpul-simpul.
Derajat dari sebuah node adalah jumlah edge menyentuhnya. argumen Euler
menunjukkan bahwa kondisi yang diperlukan untuk berjalan dari bentuk yang
diinginkan adalah bahwa grafik dihubungkan dan memiliki tepat nol atau dua simpul
berderajat ganjil. Kondisi ini ternyata juga cukup-hasil dinyatakan oleh Euler dan
kemudian dibuktikan oleh Carl Hierholzer. Seperti jalan-jalan sekarang disebut jalur
Euler atau jalan Euler untuk menghormatinya. Selanjutnya, jika ada node derajat
ganjil, maka setiap path Euler akan dimulai pada salah satu dari mereka dan berakhir
pada yang lain. Karena grafik yang sesuai dengan Knigsberg historis memiliki empat
node derajat aneh, ia tidak dapat memiliki jalur Euler.
Untuk membuat graf G yang mempunyai lintasan Euler harus dipenuhi kondisi :
1. Graf terhubung.
2. Graf tidak mempunyai simpul derajat ganjil sama sekali atau mempunyai 2
buah simpul berderajat ganjil.
15
Gambar : (Lintasan Euler)
Untuk membuat graf G yang mempunyai sirkuit Euler harus dipenuhi kondisi :
1. Graf terhubung.
2. Semua simpul berderajat genap.
16
jarak antar kota / tempat, waktu pengiriman pesan, ongkos pembangunan dan
sebagainya. Kata terpendek pada persoalan lintasan terpendek berarti minimasi dari
bobot pada suatu lintasan di dalam graf.
Contoh aplikasi:
1. Menentukan jarak terpendek/waktu tempuh tersingkat/ongkos termurah antara
dua buah kota
2. Menentukan waktu tersingkat pengiriman pesan (message) antara dua buah
terminal pada jaringan komputer.
Terdapat beberapa jenis persoalan lintasan terpendek, antara lain:
a. Lintasan terpendek antara dua buah simpul tertentu.
b. Lintasan terpendek antara semua pasangan simpul.
c. Lintasan terpendek dari simpul tertentu ke semua simpul yang lain.
d. Lintasan terpendek abtara dua buah simpul yang melalui beberapa simpul
tertentu.
Uraian persoalan
Diberikan graf berbobot G = (V, E) dan sebuah simpul a. Tentukan lintasan terpendek
dari a ke setiap simpul lainnya di G. Asumsi yang kita buat adalah bahwa semua sisi
berbobot positif.
45
1 50 2 10
5
40
15 35
20 10 20
30
3 15 4 3 6
Gambar : Lintasan
17
Simpul Simpul
Lintasan Terpendek Jarak
Asal Tujuan
1 3 13 10
1 4 134 25
1 2 1342 45
1 5 15 45
1 6 tidak ada -
2 5 25 10
2 1 231 35
2 3 23 15
2 4 234 30
2 6 tidak ada -
3 1 31 20
3 2 342 35
3 4 34 15
3 5 345 50
3 6 tidak ada -
4 1 4231 55
4 2 42 20
4 3 423 35
4 5 45 35
4 6 tidak ada -
5 1 5 4 2 3 1 85
5 2 542 50
5 3 5423 65
5 4 54 30
5 6 tidak ada -
6 1 6 4 2 3 1 53
6 2 642 23
6 3 6423 38
6 4 64 3
6 5 6425 33
Tabel 2 Ilustrasi Lintasan Terpendek
Dikemukakan oleh Mei Gan (berasal dari Cina) pada tahun 1962. Masalahnya
adalah sebagai berikut: seorang tukang pos akan mengantar surat ke alamat-alamat
sepanjang jalan di suatu daerah. Bagaimana ia merencanakan rute perjalanannya
supaya ia melewati setiap jalan tepat sekali dan kembali lagi ke tempat awal
keberangkatan.
18
B 8 C
2 8 1
4
A 3 4 D
6 2
F 5 E
Gambar : Persoalan Tukang Pos
A B C D E F C E B F A
2 + 8 + 1 + 2 + 5 + 4 + 4 + 8 + 3 + 6 = 43
Diberikan sejumlah kota dan jarak antar kota. Tentukan sirkuit terpendek yang
harus dilalui oleh seorang pedagang bila pedagang itu berangkat dari sebuah kota
asal dan menyinggahi setiap kota tepat satu kali dan kembali lagi ke kota asal
keberangkatan.
Aplikasi TSP:
1. Pak Pos mengambil surat di kotak pos yang tersebar pada n buah lokasi di
berbagai sudut kota.
2. Lengan robot mengencangkan n buah mur pada beberapa buah peralatan mesin
dalam sebuah jalur perakitan.
19
a 12 b
5 9
10 8
d 15 c
Gambar : Sirkuit Terpendek / Halminton
a 12 b a 12 b a b
5 9 5 9
10 8 10 8
d 15 c d 15 c d c
20
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
Langkah 0 (inisialisasi):
Langkah 1:
- isi sa dengan 1 (karena simpul a adalah simpul asal lintasan terpendek, jadi
sudah pasti terpilih)
Langkah 2, 3, 4, 5, 6 n-1:
- isi sj dengan 1
45
1 50 2 10
5
40
15 35
20 10 20
30
3 15 4 3 6
Gambar : Lintasan Terpendek
Menentukan lintasan terpendek dari simpul 1 ke semua simpul lain.
21
Lelaran Simpul Lintasan S S S S S S
yang
dipilih 1 2 3 4 5 6
Inisial - - 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 0 0 0 0 0
2 3 1,3 1 0 1 0 0 0
3 4 1,3,4 1 0 1 1 0 0
4 2 1,3,4,2 1 1 1 1 0 0
5 5 1,5 1 1 1 1 1 0
D D D D D D
1 2 3 4 5 6
0 50 10 40 45
(1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
50 10 40 45
(1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
50 10 25 45
(1,2) (1,3) (1,3,4) (1,5) (1,6)
45 10 25 45
(1,3,4,2) (1,3) (1,3,4) (1,5) (1,6)
45 10 25 45
(1,3,4,2) (1,3) (1,3,4) (1,5) (1,6)
45 10 25 45
(1,3,4,2) (1,3) (1,3,4) (1,5) (1,6)
1 ke 6 tidak ada
22
BAB V
KESIMPULAN
5. Kesimpulan
5.1 Lintasan Terpendek (Shortest Path)
Pada lintasan terpendek kita bisa mengetahui rute atau jalur yang paling efisien
(terpendek) dari suatu tempat ke tempat lainnya, kita pun bisa mempersingkat waktu
dengan menggunakan jalur yang efisien, dan juga bisa menghemat biaya atau ongkos
transportasi. Biasanya pada lintasan terpendek menggunakan algoritma yang
digunakan untuk memecahkan permasalahan lintasan terpendek yang terdapat pada
suatu graf. Algoritma ini digunakan pada graf berbobot dengan syarat bobot dari
masing-masing sisi haruslah bernilai positif ( >=0 ). Dalam mencari lintasan terpendek,
algoritma yang paling banyak digunakan orang ialah algoritma Dijkstra, karena
kerjanya paling efisien dan tidak membutuhkan waktu yang banyak.
Algoritma Dijkstra :
M = mij , yang dalam hal ini, mij = bobot sisi (i, j) (pada graf tak berarah
mij = m ji ).
mii = 0
23
5.2 Sirkuit Euler
Untuk membuat graf G yang mempunyai lintasan Euler harus memenuhi 2
syarat yaitu : Graf terhubung, dan Graf tidak mempunyai simpul derajat ganjil sama
sekali atau mempunyai 2 buah simpul berderajat ganjil.
Sebuah graf disebut terhubung jika graf tersebut hanya terdiri atas satu bagian
(satu komponen) maka graf itu disebut graf terhubung. Sementara untuk membuat graf
G yang mempunyai sirkuit Euler harus memenuhi 2 syarat yaitu : Graf terhubung, dan
semua simpul berderajat genap.
Graf berarah G mempunyai lintasan Euler jika G terhubung dan setiap simpul
mempunyai derajat masuk dan derajat keluar sama kecuali 2 simpul. Yang pertama
memiliki derajat keluar satu lebih besar dari derajat masuk dan yang kedua memiliki
derajat masuk satu lebih besar dari derajat keluar. Graf berarah G mempunyai sirkuit
Euler jika hanya jika G terhubung dan setiap simpul mempunyai derajat masuk dan
derajat keluar sama.
24
6 SARAN
Dalam penarikan kesimpulan dalam teori graf, banyak hal yang harus di perhatikan
agar penarikan kesimpulan dapat di lakukan dengan benar. Kepada para pembaca yang
kelak ingin membuat makalah atau karya tulis mengenai teori graf,di sarankan agar
lebih mau membaca dan mempelajari tentang teori graf. Penulis sangat menyadari
bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, penulis sangat
mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, agar penulis dapat
memperbaiki di waktu yang akan datang
25
DAFTAR PUSTAKA
Di kutip dari :
http://nurhayati15.blogspot.com/2012/01/teka-teki-jembatan-konisberg.html
http://indigomenulis.blogspot.com/2011/11/jembatan-konigsberg.html
http://nic.unud.ac.id/~lie_jasa/Diskrit%20II%20Pertemuan%20XI%20dan%20XII.pd
f
Tri Baskoro, Edy. 2007. Matematika Distrik. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
26