LP Kontusio Pulmonal
LP Kontusio Pulmonal
CONTUSIO PULMONAL
Oleh
Avief Destian Purnama
105070200111001
Kelompok 12
Ruang 12
D. Etiologi
1. Penyebab utama terjadinya contusio paru adalah trauma tumpul pada
dada. (Smeltzer, 2002)
2. Kecelakaan lalu lintas
3. Trauma tumpul dengan fraktur Iga yg multipel
4. Cedera ledakan atau gelombang kejut yang terkait dengan trauma
penetrasi.
5. Flail chest
6. Dapat pula terjadi pada trauma tajam dg mekanisme perdarahan dan
edema parenkim
E. Patofisiologi
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. AGD (Analisa Gas Darah)
Cukup oksigen dan karbondioksida berlebihan, namun kadar gas tidak
menunjukkan kelainan pada awal perjalanan luka memar paru.
2. Rontgen Thorax
Menunjukkan gambaran infiltrat.
a. CT Scan Thorax : memberikan gambaran kontusio.
b. EKG : memberikan gambaran iskemik.
c. USG : menunjukkan memar paru awal, terdapat garis putiih vertical
B-garis.
H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan utama :
Patensi jalan nafas, oksigenasi, control nyeri.
2. Perawatan utama :
Menemukan luka memar yang menyertai,mencegah cedera
tambahan,dan memberikan perawatan suportif sambil menunggu luka
memar sembuh.
3. Penatalaksanaan pada contusio paru ringan :
a. Nebulizer.
b. Postural drainage.
c. Fisiotheraphy.
d. Pengisapan endotrakheal steril.
e. Antimicrobial.
f. Oksigenasi.
g. Pembatasan cairan.
4. Penatalaksanaan pada contusio paru sedang :
a. Intubasi dan ventilator.
b. Diuretik.
c. NGT.
d. Kultur sekresi trakeobronchial.
5. Penatalaksanaan pada contusio paru berat :
a. Intubasi ET dan ventilator.
b. Diuretic.
c. Pembatasan cairan.
d. Antimicrobial profilaktik.
e. Larutan koloid dan kristaloid.(Brunner & Suddart, 2001)
I. Komplikasi
1. Infeksi (Pneumonia).
2. Gagal nafas.
3. Syok hipovolemi.
4. Hematothorak.
5. Pneumothorak. (Smeltzer, 2002)
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat.
2. Sirkulasi
Tanda : Takikardia ; disritmia ; irama jantunng gallops, nadi apical
berpindah, tanda Homman ; TD : hipotensi/hipertensi ; DVJ.
3. Integritas ego
Tanda : ketakutan atau gelisah.
4. Makanan dan cairan
Tanda : adanya pemasangan IV vena sentral/infuse tekanan.
5. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri uni lateral, timbul tiba-tiba selama batuk atau regangan,
tajam dan nyeri, menusuk-nusuk yang diperberat oleh napas dalam,
kemungkinan menyebar ke leher, bahu dan abdomen.
Tanda : berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, mengkerutkan wajah.
6. Pernapasan
Gejala : kesulitan bernapas ; batuk ; riwayat bedah dada/trauma, penyakit
paru kronis, inflamasi,/infeksi paaru, penyakit interstitial menyebar,
keganasan ; pneumothoraks spontan sebelumnya, PPOM.
Tanda : Takipnea ; peningkatan kerja napas ; bunyi napas turun atau tak
ada ; fremitus menurun ; perkusi dada hipersonan ; gerakan dada tidak
sama ; kulit pucat, sianosis, berkeringat, krepitasi subkutan ; mental
ansietas, bingung, gelisah, pingsan ; penggunaan ventilasi mekanik tekanan
positif.
7. Keamanan
Gejala : adanya trauma dada ; radiasi/kemoterapi untuk kkeganasan.
8. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat factor risiko keluarga, TBC, kanker ; adanya bedah
intratorakal/biopsy paru.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan deformitas dinding
dada.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan keseimbangan
ventilasi – perfusi.
4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai O2.
5. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi
sekret.
6. Ancietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
7. Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral.
8. Risiko infeksi berhubungan masuknya mikroorganisme sekunder.
9. Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
10. Ketidakseimbangan cairan kurang dari kebutuhan tubuh
11. Deficit pengetahuan
12. Defisit self care
C. Rencana Keperawatan
NO DX. TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI (NIC) RASIONAL
KEPERAWATAN (NOC)
1 Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan 1. Data pengkajian awal
berhubungan keperawatan selama 3x24jam 1. Observasi reaksi non verbal dan menentukan respon,
dengan agen pasien dapat: ketidaknyamanan. keberhasilan, dan
cedera fisik. 1. Mengenal factor – factor ketepatan tidakkan
penyebab. berikutnya.Respon
2. Mengenal onset nyeri. nyeri dapat terlihat
3. Tindakan pertolongan non – dari respon non verbal
analgetik. pasien.
4. Menggunakan analgetik. 2. Gunakan tehnik komunikasi 2. Komunikasi terapeutik
5. Melaporkan gejala kepada terapeutik untuk mengetahui menentukan
tim kesehatan. pengalaman nyeri pasien. kerjasama dalam
6. Nyeri terkontrol. pemberian asuhan
Menunjukkan tingkat nyeri dengan 3. Kaji kultur yang mempengaruhi keperawatan .
indicator: respon nyeri. 3. Support system dari
1. Melaporkan nyeri. lingkungan dapat
2. Frekuensi nyeri. mempengaruhi respon
3. Lamanya episode nyeri. nyeri pasien.
4. Ekspresi nyeri : wajah. 4. Evaluasi pengalaman nyeri masa 4. Pengalaman nyeri
5. Posisi melindungi tubuh. lampau. masa lampau
6. Kegelisahan. mempengaruhi repon
7. Perubahan respirasi rate. nyeri saat ini.
8. Perubahan TD. 5. Bantu pasien dan keluarga mencari 5. Meningkatkann
9. Perubahan ukuran pupil. dan menemukan dukungan. mekanisme koping.
10. Respirasi. 6. Meningkatkan
11. Kehilangan nafsu makan. 6. Kontrol lingkungan yang dapat kenyamanan pasien,
1. Lakukan pengkajian mempengaruhi nyeri. mengurangi nyeri.
nyeri secara 7. Kurangi faktor presipitasi nyeri. 7. Meningkatkan
komprehensif. 8. Pilih dan lakukan penanganan kenyamanan.
nyeri. 8. Mengurangi nyeri
9. Kolaborasi pemberian analgetik. secara farmakologis.
9. Analgetik digunakan
untuk mengurangi
nyeri
2 Pola nafas Setelah dilakukan asuhan 1. Menentukan pilihan
perubahan keperawatan selama 3x24jam 1. Baringkan pasien dalam posisi intervensi yang tepat.
membrane kapiler pasien dapat: yang nyaman, atau dalam posisi Dengan mengkaji
alveoli dan retensi 1. Menunjukkan pola nafas duduk. kualitas, frekuensi dan
cairan interstisial. yang efektif diibuktikan kedalaman
dengan status pernafasan 2. Observasi tanda vitas (nadi dan pernafasan, dapat
yang tidak berbahaya; RR). diketahui sejauh mana
ventilasi dan tanda vital. perubahan kondisi
2. Irama, frekuensi dan pasien. Penurunan
kedalaman pernafasan 3. Lakukan auskultasi suara nafas diafragma
berada dalam batas normal, setiap 2-4 jam. memperluas daerah
pada pemeriksaan rontgen 4. Bantu dan ajarkan klien untuk dadasehingga
thorax terlihat adanya batuk dan nafas dalam yang efektif. ekspansi paru bisa
pengembangan dan paru, maksimal.
bunyi nafas terdengar jelas. 2. Peningkatan RR dan
1. Identifikasi penyebab takhikardimerupakan
perubahana pola indikasi dari adanya
nafas. penurunan fungsi
2. Kaji kualitas, paru.
frekuensi dan 3. Menentukan kelainan
kedalaman suara paru.
pernafasan, dan 4. Menekan daerah yang
laporkan setiap nyeri ketika batuk atau
perubahan yang nafas dalam.
terjadi. Penekanan otot – otot
dada atau abdomen
membuat batuk lebih
efektif.
3 Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji keefektifan jalan nafas. 1. Peningkatan
pertukaran gas keperawatan selama 3x24jam pembentukan mucus
b.d ventilasi- ventilasi tidak bermasalah dengan sejalan dengan
perfusi kriteria: penurunan aksi
1. Mempunyai fungsi paru mukosiliaris menunjang
dalam batas normal. penurunan lebih lanjut
2. Tidak menggunakan aliran udara serta
pernafasan mulut penurunan pertukaran
3. Tidak mengalami napas gas, yang diperburuk oleh
dangkal atau ortopnea 2. Pantau gas darah. kehilangan daya
4. Status neurologis dalam elastisitas paru.
rentang yang diharapkan 2. PaO2 yang
5. Dispnea pada saat istirahat rendah, PaCO2 yang
dan aktivitas tidak ada. 3. Pantau status mental pasien. meningkat menunjukkan
kemunduran tingkat
respirasi.
3. Supali O2 yang
4. Identifikasi kebutuhan pasien akan tidak adekuat dapat
insersi jalan nafas aktual/potensial; mempengaruhi tingkat
auskultasi bunyi nafas, tandai area kesadaran.
penurunan atau hilangnya ventilasi
dan adanya bunyi tambahan;
pantau status pernafasan dan
oksigenasi sesuai dengan
kebutuhan.
5. Jelaskan kepada pasien dan Sebagai bentuk tindakan
keluarga alasan pemberian oksigen pengelolaan jalan nafas.
dan tindakan lainnya.
6. Laporkan perubahan kondisi
pasien sehubungan dengan
pengkajian data..
Cedera pada parenkim paru dan jaringan kapiler
↓
Kebocoran protein serum dan plasma
↓
Tekanan osmotik meningkat
↓
resiko kekurangan cairan
Kehilangan cairan dari kapiler
↓
Penumpukan cairan di bronkiolus
dan permukaan alveoli