Anda di halaman 1dari 10

ASAL MULA LIMONO

Pada zaman dahulu orang desa mendapat buah-buahan dari dalam hutan. Sekarang
orang desa membeli buah-buahan dari pasar. Kalau dahulunya orang desa sesat di hutan
belantara, sekarang orang desa sesat dalam kota besar metropolitan.
Cerita ini berwal dari kisah seseorang pemuda yang bernama Ali Gepar.Ali gepar
berasal dari Koto Taluk Kuantan, ia tersesat dalam hutan dan tidak tahu lagi mana arah yang
akan dituju, mana jalan yang akan ditempuh. Kepada siapa akan bertanya, kepada siapa akan
menghimbau. Berteriak besar-besar tidak ada yang akan menjawab.mau tidak mau
selamatkan diri dari ancaman penghuni hutan atau rimba raya.
Akhirnya Ali Gepar sampai ke sebuah negeri atau desa yang penduduknya terdiri dari
orang-orang Tanaku (orang Bunian) yang adat istiadat sangat berbeda dengan orang kita,
mereka orang Bunian yang populernya disebut jin.
Ali Gepar sebagai manusia normal, ia jatuh cinta kepada seorang gadis tanaku,
Rayuan anak batin Tanaku ini diterimanya dengan senang hati, yang penting baginya diri
selamat di rantau orang.
Pergaulan mereka akhirnya berbuah menjadi pergaulan cinta asmara. Ali Gepar
menerima kehadiran cinta ini dalam hutan belantara. Tapi suatu rasa selalu mengejarnya,
bahwa perkawinannya harus direstui oleh kedua orang tuanya, maka ia harus minta izin dulu
kepada ayah dan ibunya di koto Taluk Kuantan.
Dengan persetujuan kedua calon mertuanya, All Gepar diantarnya ke Koto Taluk.
Dengan harapan, perkawinan Ali Gepar dengan anaknya akan mendapat restu dari kedua
orang tua Ali Geper.
Tapi rencana sering tidak sesuai dengan kenyataan. Setelah Ali Gepar sampai di desa
Koto Taluk, ia di sambut dengan ratapan dan tangisan yang membawa Ali Gepar kepada
perubahan menolak Cinta Suci Murni yang telah tertanam dihatinya. Semakin cintanya
kepada gadis Tanaku telah tumbuh dengan subur. Pohon cintanya telah berurat berakar dihati
gadis lugu orang Tanaku. Tiba-tiba perubahan itu berubah.
Janji yang telah diikrarkan dihapusnya dengan tinta kebencian. Semboyan orang
Tanaku : "Berjanji berdosa mungkir, titian binasa lapuk", orang-orang Tanaku sangat teguh
dengan janji. Memungkiri janji bagi mereka adalah suatu dosa yang sulit untuk dihapus.
Bagi Ali Gepar, semua itu sudah menjadi angin lalu. Restu ayah dan bunda lebih
berharga dari cinta. Di satu pihak teguh, dengan janji. Dan dipihak lain Ali Gepar, taat
kepada berindah ayah dan bundanya. Sehingga kedua pandangan ini tidak mungkin bertemu.
Musyawarah tidak ada lagi diadakan. Orang Tanaku mengambil jalannya sendiri dengan cara
penganiayaan terhadap orang Koto Taluk, yaitu memakan ternak dengan wujud harimau,
membunuh orang dan hewan-hewan peliharaan.
Mengganasnya orang Tanaku tak seorangpun mengetahui usul-usulnya. Hal ini
merupakan rahasia yang terselubung. Hanya dukun atau pawanglah yang mengetahuinya.
Kemelut cinta antara keluarga yang berbeda agama, berbeda kebudayaan, diakhiri
dengan terperangkapnya seekor harimau yang berubah wajahnya dengan seorang gadis
cantik. Melihat kejadian yang menakjubkan itu, seluruh yang hadir membisu seribu bahasa,
alam menjadi tenang, para penghulu semuanya terdiam, maka salah seorang dari penghulu
berkata "kenapa kalian semuanya "bermuno" saja, tidak ada yang berkata. Oleh masyarakat
Taluk Kuantan "bermuno" dan pada akhirnya disebut dengan "limuno". Semenjak itulah
tempat atau lapangan yang dijadikan oleh masyarakat Koto Taluk untuk membuat perangkap
harimau dinamakan dengan "Lapangan Limuno" yang sampai saat ini dipergunakan sebagai
tempat-tempat kegiatan.
Dengan teperangkapnya gadis cantik dari Tanaku itu semua desa menjadi gempar.
Penduduk yang tidak pergi melihat bearti ketinggalan rugi. Kejadian ini meninggalkan kesan
yang dalam sekaligus mengakhiri kemelut cinta antara Ali Gepar dengan gadis Tanaku, yang
dapat menimbulkan perjanjian yang terkenal dengan sumpah seratih antara orang Tanaku
dengan orang desa Koto Taluk Kuantan
THE LEGEND OF LIMUNO
Long time ago, the villagers get fruits from the forest. Now the villagers buy fruit
from the market. If the former village people astray in the wilderness, now the villagers
astray in big metropolitan cities.
The story is the story of one young berwal named Ali Gepar.Ali gepar from Koto Taluk
Kuantan, he got lost in the woods and do not know which direction will go, where the path to
be taken. To whom would ask, to whom be appealed. Big shout nobody will menjawab.mau
not want to save themselves from the threat of forest or jungle dwellers.
Ali Gepar finally came to a country or a village comprised of people Tanaku (Bunian people)
are very different from the customs of our people, their people are popular Bunian called jinn.
Ali Gepar as a normal human being, he fell in love with a girl tanaku, Flirt Tanaku inner child
is received with pleasure, is vital to his self-congratulations on the shoreline.
Socially they eventually become socially fruitful love affair. Ali Gepar accept the presence of
this love in the wilderness. But a sense of always chasing him, that marriage must be
approved by both parents, then he should seek the permission of his father and mother on the
koto Taluk Kuantan.
With the approval of both the prospective in-laws, All Gepar diantarnya to Koto Taluk. With
hope, Ali Gepar marriage with children will get the blessing of both parents Ali Geper.
But plans often do not match reality. After Ali Gepar up in the village of Koto Taluk, he was
greeted with wails and cries that brought Ali Love Gepar to reject changes that have been
embedded Saints Pure heart. The more his love to the girl Tanaku have flourished. Trees love
hearts entrenched Tanaku the innocent girl. Suddenly change is change.
The promise that he had sworn hatred ink removal. Tanaku the motto: "Promised deny sin,
perish weathered bridge", the people Tanaku very firm with the promise. Belies the promise
for them is a sin that is difficult to remove.
For Ali Gepar, all that has to be wind. Blessing of the father and mother more valuable than
love. On the one hand firmly, by appointment. And on the other hand Ali Gepar, obedient to
his father and mother berindah. So that these two views are unlikely to be met.

Deliberation is no longer held. People Tanaku to his own way by persecution Koto Taluk,
which takes the form of a tiger cattle, killing people and pets.
Mengganasnya people Tanaku no one knows his proposals. This is a hidden secret. Only the
shaman or pawanglah knows.
Crisis of love between families of different religions, different cultures, ending with trapping
a tiger who changed his face with a beautiful girl. Seeing the amazing events, all in
attendance speechless silence, nature calmed, the prince of all was silent, then one of the
prince said, "why you all" bermuno "course, no one says. By the Taluk Kuantan" bermuno
"and eventually called "limuno." Since that's the place or field used by the community to
make Koto Taluk tiger trap called the "field limuno" which until recently used as places of
activity.
With its beautiful girl trapped from Tanaku it all villages into an uproar. Residents who did
not go see bearti miss loss. This incident left the impression that the crisis ending love
between Ali Gepar with Tanaku girl, which could lead to an agreement which is famous
among Tanaku seratih oath with Koto village Taluk Kuantan
THE LEGEND OF BANYUWANGI

Long time ago Banyuwangi was called Blambangan. It was a kingdom under a wise king who
had a handsome and smart son. Raden Banterang was his name. He liked hunting very much.
He often went to forest around Blambangan to hunt for animals. One day when he was in a
forest he saw a deer. He chased it and the deer ran deeper into the forest. His horse was so
good and strong that he left his guards behind. Unfortunately he lost the deer. As he took a
rest under a big banyan tree suddenly a lovely lady appeared in front of him. Raden
Banterang was very surprised to see a beautiful girl alone in the forest. He was suspicious
that she was not a human being. So he asked her.
‘Excuse me lovely lady, do you live around here?’

‘No, I don’t. I’m from Klungkung, Bali. My name is Surati. I’m a princess, the daughter of
the king of Klungkung. I need your help’

‘I will gladly help you, but please tell me what your problem is’

‘I’m in danger. There was a rebellion in Klungkung. The rebel killed my father but I could
escape. My guards took me here but I lose them. Now I’m alone. I don’t know where to go. I
have no relative here. Please help me’

‘You are coming to the right person. I’m prince Banterang from the kingdom of Blambangan.
I will protect you. Please come with me.’

Then Raden Banterang took Surati home. He fell in love with her and then several months
later he married her. One day when Surati was in the street he met a man. The man called
him.
‘Surati, Surati’

She was surprised to realize that the man was her brother Rupaksa. Rupaksa told her that it
was Raden Banterang who killed their father. He came to Blambangan to take revenge and
asked surati to join him. Surati was shocked but she refused to join.
‘I’m really shocked to hear the news. But I’m not sure. Raden Banterang is now my husband.
He’s very kind to me. He never hurts me. He’s protecting me. As a good wife I will never
betray him. It is my duty to serve him.’

‘But he killed our father’.

‘It is hard for me to believe it. When I met him he was here, not in Klungkung’
Rupaksa was disappointed with her sister. He was also very angry to her.
‘OK then. I have to go now. But please keep my head dress. Put it under your pillow’
Rupaksa gave his head dress to his sister Surati. To respect her older brother Surati put it
under her pillow. Several days later Raden Banterang was hunting in a forest when he met a
man that looked like a priest. The man greeted him politely. Then he said something.
‘Your life is in danger. Someone has an evil intention to you’
‘Who is he?’

“Your wife Surati’


“Surati? How do you know?’

‘I am a priest. I have clear spiritual vision. I just want to save you. Search her room. If you
find a head dress under her pillow then my words are correct. It is from a man who will help
her kill you’

‘Thank you your Holiness’

Raden Banterang was shocked. He was very angry to his wife then he immediately went
home. When he got to the palace he immediately searched Surati’s bed room. As he found the
head dress under her pillow he was sure that the priest was right.
‘You are unfaithful wife. I know that you want me dead. This is the evidence. This is from a
man who will help you kill me. Tell me who he is’

Surati was shocked and cried.

‘It is my brother’s head dress. I met him several days ago when you  went hunting. He gave
me his head dress and told me to put it under my pillow. So I put it there to respect him. It is
him who want to kill you, not me’

But Raden Banterang did not trust her. He gave her a death sentence. He took his wife to a
river bank as he would stab his wife and throw her body into the river.
‘Before I die, let me say a few words’

‘Please do’

‘After I die, just throw my body into the river. If the water become dirty and smelly, it means
that I am guilty. But if the water become clear and fragrance come out of it, it means that I
am innocence’.

Then as Raden Banterang would stab her wife with a kris Surati threw herself into the river.
Amazingly the water became clear and fragrance came out of it. Surati was innocent! Raden
Banterang regretted his emotional behavior. Since then on he changed the name of his
kingdom into Banyuwangi. Banyu means water and Wangi means fragrance.
ASAL MULA BANYUWANGI

Lama waktu yang lalu Banyuwangi disebut Blambangan. Itu kerajaan di bawah seorang raja
yang bijaksana yang memiliki seorang putra yang tampan dan cerdas. Raden Banterang
namanya. Dia suka berburu sangat banyak. Dia sering pergi ke hutan di sekitar Blambangan
untuk berburu binatang. Suatu hari ketika ia berada di hutan ia melihat rusa. Dia mengejar
dan rusa berlari lebih dalam ke hutan. Kudanya adalah begitu baik dan kuat bahwa ia
meninggalkan penjaga belakang. Sayangnya ia kehilangan rusa. Saat ia beristirahat di bawah
pohon beringin besar tiba-tiba seorang wanita cantik muncul di depannya. Raden Banterang
sangat terkejut melihat seorang gadis cantik sendirian di hutan. Ia curiga bahwa ia bukan
manusia. Jadi dia bertanya.
'Permisi wanita cantik, apakah Anda tinggal di sekitar sini? "
"Tidak, aku tidak. Saya dari Klungkung, Bali. Nama saya Surati. Saya seorang putri, putri
raja Klungkung. Saya butuh bantuan Anda '
"Saya dengan senang hati akan membantu Anda, tapi tolong katakan padaku apa masalah
Anda '
"Aku dalam bahaya. Ada pemberontakan di Klungkung. Pemberontak membunuh ayah saya,
tetapi saya bisa melarikan diri. Penjaga saya membawa saya di sini tapi saya kehilangan
mereka. Sekarang aku sendirian. Saya tidak tahu ke mana harus pergi. Saya tidak punya
saudara di sini. Tolong bantu saya '
"Anda datang ke orang yang tepat. Saya pangeran Banterang dari kerajaan Blambangan. Aku
akan melindungi Anda. Silakan ikut saya. "
Kemudian Raden Banterang membawa pulang Surati. Dia jatuh cinta dengan dia dan
kemudian beberapa bulan kemudian ia menikahinya. Suatu hari ketika Surati berada di jalan
dia bertemu seorang pria. Pria itu memanggilnya.
"Surati, Surati '
Dia terkejut menyadari bahwa orang itu Rupaksa kakaknya. Rupaksa mengatakan bahwa itu
adalah Raden Banterang yang membunuh ayah mereka. Dia datang ke Blambangan untuk
membalas dendam dan meminta Surati untuk bergabung dengannya. Surati terkejut tapi ia
menolak untuk bergabung.
"Aku benar-benar terkejut mendengar berita itu. Tapi aku tidak yakin. Raden Banterang
sekarang suami saya. Dia sangat baik padaku. Dia tidak pernah menyakiti saya. Dia
melindungi saya. Sebagai istri yang baik saya tidak akan mengkhianatinya. Ini adalah tugas
saya untuk melayani-Nya. "
"Tapi dia membunuh ayah kami '.
"Sulit bagi saya untuk percaya. Ketika saya bertemu dia di sini, bukan di 'Klungkung
Rupaksa kecewa dengan adiknya. Ia juga sangat marah padanya.
'OK kemudian. Aku harus pergi sekarang. Tapi harap tetap gaun kepalaku. Meletakkannya di
bawah bantal '
Rupaksa memberikan gaun kepalanya untuk Surati adiknya. Untuk menghormati Surati tua
kakaknya meletakkannya di bawah bantal. Beberapa hari kemudian Raden Banterang sedang
berburu di hutan ketika ia bertemu dengan seorang pria yang tampak seperti seorang imam.
Pria itu menyapanya dengan sopan. Lalu ia mengatakan sesuatu.
"Hidupmu dalam bahaya. Seseorang memiliki niat jahat untuk Anda '
"Siapa dia?"
"Istri Anda Surati '
"Surati? Bagaimana Anda tahu? "
"Saya seorang imam. Saya memiliki visi spiritual yang jelas. Saya hanya ingin
menyelamatkan Anda. Cari kamarnya. Jika Anda menemukan gaun kepala di bawah bantal
maka kata-kata saya sudah benar. Ini adalah dari seorang pria yang akan membantunya
membunuh Anda '
'Terima kasih Kekudusan Anda'
Raden Banterang terkejut. Dia sangat marah kepada istrinya maka ia segera pulang ke rumah.
Ketika ia sampai ke istana ia segera mencari kamar tidur Surati. Ketika ia menemukan gaun
kepala di bawah bantal ia yakin bahwa imam itu benar.
'Kamu adalah istri yang tidak setia. Saya tahu bahwa Anda ingin aku mati. Ini adalah bukti.
Ini adalah dari seorang pria yang akan membantu Anda membunuh saya. Katakan siapa dia '
Surati terkejut dan menangis.
"Ini adalah gaun kepala adikku. Aku bertemu dengannya beberapa hari yang lalu ketika Anda
pergi berburu. Dia memberiku gaun kepalanya dan mengatakan kepada saya untuk
menaruhnya di bawah bantal. Jadi saya menaruhnya di sana untuk menghormatinya. Ini dia
yang ingin membunuhmu, bukan aku '
Namun Raden Banterang tidak percaya padanya. Dia memberinya hukuman mati. Dia
membawa istrinya ke tepi sungai saat ia akan menusuk istrinya dan melemparkan tubuhnya
ke sungai.
"Sebelum aku mati, saya katakan beberapa kata '
"Silakan lakukan '
"Setelah aku mati, hanya membuang tubuh saya ke dalam sungai. Jika air menjadi kotor dan
bau, itu berarti bahwa saya bersalah. Tapi kalau air menjadi jernih dan wangi keluar dari situ,
itu berarti bahwa saya tidak bersalah '.
Kemudian sebagai Raden Banterang akan menusuk istrinya dengan keris Surati melemparkan
diri ke dalam sungai. Hebatnya air menjadi jernih dan wangi keluar dari itu. Surati tidak
bersalah! Raden Banterang menyesali perilaku emosionalnya. Sejak saat itu dia mengubah
nama kerajaannya ke Banyuwangi. Banyu artinya air dan wangi artinya Wangi.
The Legend of Gunung Bromo

Hundreds of years ago, during the reign of the last king of Majapahit, Brawijaya, one of the
King’s wives gave birth to a girl, who was named Roro Anteng. Later this young princess
married Joko Seger, who came from a Brahman caste. Because of an unfortunate situation the
couple was forced to leave the kingdom. They settled down in the mountain area. They ruled
the area and named it “Tengger”, which was derived from the couples’ names: Roro Anteng
and Joko Seger.

After several years the region flourished in prosperity, but Roro Anteng and Joko Seger were
unhappy because they did not have a child. Frustrated, they climbed the top of the mountain
and prayed night and day hoping that the gods would listen. The prayer was heard and Betoro
Bromo promised them many children. However, the couple had to promise that they would
sacrifice their youngest child in return.

Roro Anteng gave birth to a child, then another, and another. In the end Roro Anteng and
Joko Seger got 25 children. Soon it was time for them to sacrifice the youngest child,
Kesuma, but the parents just could not do it. They tried to hide the child, but an eruption
happened and Kesuma fell into the crater. There was silence before they heard a voice: “I
have to be sacrificed so that you will all stay alive. From now on, you should arrange an
annual offering ceremony on the 14th of Kesodo (the twelfth month of Tenggerese
calender.”It was Kesuma’s voice. Kesuma’s brothers and sisters held the offering ceremony
every year. Instead of a human being, these people collected fruit, vegetables, rice and meat
to be offered to the gods. And this has been done generation after generation until today.

The Legend of Gunung Bromo

Ratusan tahun yang lalu, pada masa pemerintahan raja terakhir Majapahit, Brawijaya, salah satu istri
Raja melahirkan seorang gadis, yang bernama Roro Anteng. Kemudian putri muda ini menikah
dengan Joko Seger, yang berasal dari kasta Brahmana. Karena situasi tidak menguntungkan pasangan
ini terpaksa meninggalkan kerajaan. Mereka menetap di daerah pegunungan. Mereka memerintah
daerah dan menamakannya "Tengger", yang berasal dari nama pasangan ': Roro Anteng dan Joko
Seger.
Setelah beberapa tahun wilayah itu berkembang dalam kemakmuran, namun Roro Anteng dan Joko
Seger yang tidak bahagia karena mereka tidak memiliki anak. Frustrasi, mereka menaiki puncak
gunung dan berdoa siang dan malam berharap bahwa para dewa akan mendengarkan. Doa terdengar
dan Betoro Bromo menjanjikan mereka banyak anak. Namun, pasangan itu harus berjanji bahwa
mereka akan mengorbankan anak bungsu mereka sebagai balasannya.
Roro Anteng melahirkan seorang anak, lalu yang lain, dan yang lain. Pada akhirnya Roro Anteng dan
Joko Seger mendapat 25 anak. Segera sudah waktunya bagi mereka untuk mengorbankan anak
bungsunya, Kesuma, tetapi orang tua tidak bisa melakukannya. Mereka mencoba untuk
menyembunyikan anak, namun letusan terjadi dan Kesuma jatuh ke dalam kawah. Ada keheningan
sebelum mereka mendengar suara: "Saya harus dikorbankan sehingga Anda semua akan tetap hidup.
Mulai sekarang, Anda harus mengatur upacara persembahan tahunan pada tanggal 14 Kesodo (bulan
kedua belas Tengger kalender. "Itu Suara Kesuma saudara laki-laki Kesuma dan saudari diadakan
upacara korban setiap tahun.. Alih-alih manusia, orang-orang yang dikumpulkan buah, sayuran, beras
dan daging untuk diberikan kepada para dewa dan ini telah dilakukan dari generasi ke generasi hingga
saat ini..

Anda mungkin juga menyukai