Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GLAUKOMA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners Departemen Keperaatan
Medikal Bedah

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Rismilah Mazidatul Kholilah Ariade Bobo Dimu


Kabubu Tarap Indah Faadilah
Asyifa Amalia Rikza A. Evlin M. Jella
Agustino Ariyanto Egor Suwati Dwi Sri Gianti
M. Kurnia Hari Ady Felizia
Nor Ramlah
Joanita Rematwa Sergio Salsinha
mbu Nipa Firman Hakim
This website stores data such as cookies
to enable essential site functionality, as
well as marketing, personalization, and
analytics. You may change your settings
at any time or accept the default settings.

IOGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


Privacy Policy
STIKES WIDYAGAMA HUSADA
Marketing MALANG
Personalization
2020

Analytics

Save Accept All


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas rahmat Tuhan YME,


karena atas izin-Nya kami dapat menyelesaikan laporan akhir
Praktik Profesi Ners Departemen Keperawatan Medikal Bedah
yang berjudul "Makalah Trend dan Issue Keperawatan Pada
Pasien Glaukoma" tepat pada waktunya. Terima kasih kami
ucapkan pada Ns. Ahmad Guntur Alfianto, S.Kep., M.Kep
selaku pembimbing dan seluruh pihak yang terlibat dalam
penyusunan laporan ini. Laporan ini berisi tentang konsep
glaukoma dan penatalaksanaanya yang merupakan salah satu
dari penanganan tenaga medis dalam merawat pasien dengan
glaucoma. Laporan ini disusun selain untuk menambah
pengetahuan juga ditujukan untuk memberikan promosi,
prevensi, dan pemulihan masalah kesehatan.
Kami berharap laporan ini dapat menambah wawasan
dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata oleh seluruh
lapisan masyarakat agar dapat meningkatkan kesehatan yang
dapat menunjang kesehatan fisik. Kami menyadari laporan ini
masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran
kami harapkan untuk perbaikan laporan selanjutnya.

Malang, Juni 2020

Tim Penyusun

This website stores data such as cookies to enable essential site


functionality, as well as marketing, personalization, and analytics. You may
change your settings at any time or accept the default settings.

Privacy Policy

Marketing

Analytics

Save Accept All


Personalization

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................

B. Rumusan masalah............................................................................................

C. Tujuan...............................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................

A. Definisi...............................................................................................................

B. Etiologi...............................................................................................................

C. Manifestasi Klinis...............................................................................................

D. Patofisiolog i......................................................................................................

E. Pathway.............................................................................................................

F. Pemeriksaan Penunjang...................................................................................

G. Penatalaksanaan...............................................................................................

H. Komplikasi.........................................................................................................

I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan................................................................

BAB III PEMBAHASAN KASUS....................................................................................

A. Kasus................................................................................................................

B. Pembahasan.....................................................................................................

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................

This website stores data such as n.......................................................................................................................


cookies to enable essential site
functionality, as well as marketing, ..........................................................................................................................................
personalization, and analytics. You
may change your settings at any time KA.............................................................................................................
or accept the default settings.

Privacy Policy

Marketing
Personalization

Analytics

Save Accept All


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Glaukoma berasal dari bahasa Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan,
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan
glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan intraokular (TIO), atrofi papil
saraf optik dan menyempitnya lapang pandang. Glaukoma merupakan masalah
kesehatan yang lebih besar dari pada katarak, kebutaan yang disebabkan
glaukoma bersifat permanen. (Riordan , 2017). Glaukoma adalah penyakit yang
menghilangkan penglihatan dan biasanya penderita tidak tahu mereka mengidap
penyakit tersebut hingga glaukoma merusak sedikitnya 40 persen daya penglihatan
mereka. Glaukoma berbeda dengan katarak, kebutaan yang diakibatkan glaukoma
bersifat permanen, atau tidak dapat diperbaiki (irreversible). Hal ini menjadi
tantangan tersendiri dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus glaukoma.

Jumlah penyakit glaukoma di dunia oleh WHO diperkirakan ± 60,7 juta


orang di tahun 2010, akan menjadi 79,4 juta di tahun 2020. Berdasarkan golongan
usia, sebesar 88,8% dari populasi kebutaan global berusia di atas 60 tahun dan
terutama berasal dari Negara-negara yang sedang berkembang. Berdasarkan hasil
survei pendahuluan yang dilakukan pada penderita glaukoma di dapat bahwa
penderita berusia diatas 45 tahun, 70% diderita oleh perempuan, 30% diderita oleh
laki-laki, 100% terkena penyakit hipertensi, sebelum berobat ke rumah sakit
penderita glaukoma 80% menggunakan obat tetes mata yang mengandung steroid
karena tidak mengetahui gejala awal glaukoma. 30% yang sudah operasi mengaku

This website stores data such as cookies 3 dirasakan datang kembali. Secara keseluruhan penderita ngeluh
t° enable essential site functionality, as well as
marketing, personalization, and analytics. akan rasa sakit seperti pusing, air mata keluar terus ah untuk
You may change your settings at any time or accept the melihat sesuatu/ lapang pandang menurun, dan mata ;icha, N.
default settings.
2011).

Privacy Policy terjadinya glaukoma, progresifitas penyakit hingga


kebutaan, dihubungkan dengan berbagai faktor risiko. Selain
Marketing
anan intraokular, yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
Personalization
lah ras, jenis kelamin, usia, jenis/tipe glaukoma, adanya riwayat
Analytics
am keluarga, adanya penyakit yang mempengaruhi vaskular

Save Accept All


dan penglihatan, dan riwayat pengobatan yang didapatkan. Kebutaan pada
penderita glaukoma juga dipengaruhi oleh faktor perilaku kesehatan (Putri,
Sutyawan, & Triningrat, 2018). penyebab glaukoma dibedakan menjadi dua bagian
yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor instrinsik terdiri dari usia dimana
glaukoma lebih banyak menyerang orang berusia di atas 40 tahun, gender (jenis
kelamin) pria 3 kali berisiko daripada wanita, diabetes mellitus beresiko 2 kali lebih
sering terkena glaukoma dan hipertensi beresiko 6 kali lebih sering terkena
glaukoma, panca indra yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap
proses peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja manusia. Hal ini erat
kaitannya dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta
kualitas harapan hidup, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat
serta mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.
Glaukoma merupakan dampak dari mekanisme peningkatan tekanan intraokular
pada glaukoma adalah gangguan aliran keluar aqueous humour, sedangkan faktor
ekstrinsik terdiri dari trauma serta penggunaan obat-obatan yang mengandung
steroid secara rutin dalam jangka waktu yang lama mempunyai risiko mengalami
glaukoma.( Welsh, W. 2016).

B. Rumusan masalah
Bagaimana cara menangani pasien yang mengalami Glaukoma?

C. Tujuan
1) Tujuan Umum

Mengetahui gambaran umum glaukoma

2) Tujuan Khusus

This website stores data such as cookies Untuk mengetahui definisi glaukoma
to enable essential site functionality, as Untuk mengetahui etiologi glaukoma
well as marketing, personalization, and
analytics. You may change your settings Untuk mengetahui tanda dan gejala glaukoma
at any time or accept the default settings. Untuk mengetahui patofisiologi glaukoma
Untuk mengetahui penatalaksanaan glaukoma

Privacy Policy

Marketing

Personalization

Analytics

Save Accept All


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Glaukoma berasal dari kata yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebu pada pupil penderita glaucoma. Glaukoma
adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa peninggian
tekanan bola mata, penggaungan papil saraf optik dengan defek lapang pandangan
mata.(Sidarta, 2010). Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam
bola matameningkat,sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan
menyebabkan penurunanfungsi penglihatan. Glaukoma bisa menyerang siapa saja
dan semua tingkatan umur, terutama orang yang berumur di atas 40 tahun.
Glaukoma banyak menyerang mereka yang memiliki bakat glaukoma atau
gangguan pada mata yang disebabkan penyakit pada mata lainnya. Gangguan
glaukoma ini jika bisa teratasi dengan baik sebelum terjadi kerusakan pada retina
dan saraf mata, biasanya gangguan pada mata ada harapan untuk disembuhkan.

B. Etiologi
Penyebab dari glaucoma adalah sebagai berikut:
1. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan ciliary
2. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata/di celah pupil
Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut humor
aqueus. Bila dalam keadaaan normal, cairan ini dihasilkan didalam bilik posterior, melewati pupil masuk
kedalam bilik anterior lalu mengalir dari mata melalui suatu saluran. Jika aliran cairan ini terganggu
(biasanya karena penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari bilik anterior), maka akan atan
tekanan. Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong ara saraf optikus dan retina di bagian belakang
mata. Akibatnya h kesaraf optikus berkurang sehingga sel-sel
This website stores data such as cookies
to enable essential site functionality, as sarafnya mati. ptikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk
well as marketing, personalization, and
bintik buta andang mata. Yang pertama terkena adalah lapang
analytics. You may change your settings
at any time or accept the default settings. pandang tepi,

Privacy Policy

Marketing

Personalization

Analytics

Save Accept All


lalu diikuti oleh lapang pandang sentral. Jika tidak diobati, glaukcma pada akhirnya
bisa menyebabkan kebutaan.

C. Manifestasi Klinis
1. Glaukoma primer
a. Glaucoma sudut terbuka
- Kerusakan visus yang serius
- Lapang pandang mengecil dengan mcam-macam skottoma yang khas
- Perjalanan penyakit yang progresif
b. Glaucoma sudut tertutup
- Nyeri hebat didalam dan sekitar mata
- Timbulnya pelangi disekitar mata
- Pandangan kabur
- Sakit kepala
- Mual muntah
- Kedinginan
- Demam bankan mirip serangan angina, gangguan mata yang tidak begitu
dirasakan oleh klien seperti fotofobia dan lakrimasi
2. Glaucoma sekunder
- Pembesaran bola mata
- Gangguan lapang pandang
- Nyeri didalam mata
3. Glaucoma kongenital
- Gangguan penglihatan

D. Patofisiologi
TIO ditentukan oleh kecepatan produksi Agueos humor dan aliran keluar

Aqueos humor dari mata.TIO normal adalah 10- 21 mmHg dan dipertahankan
selama terdapat keseimbangan antara produksi dan aliran Aqueos humor.
Aqueos humor diproduksi didalam badan siliar dan mengalir keluar melalui kanal
Schelmn kedalam sistem vena. Ketidakseimbangan dapat terjadi akibat produksi
berlebih badan siliar atau oleh peningkatan hambatan abnormal

This website stores data such as cookies i keluar Aqueos humor melalui kamera occuli anterior (COA). O > 23
to enable essential site functionality, as mmHg memerlukan evaluasi yang seksama. Peningkatan
well as marketing, personalization, and
analytics. You may change your settings
at any time or accept the default settings.

Privacy Policy

Marketing

Personalization

Analytics

Save Accept All gi aliran darah ke saraf optik dan retina. Iskemia menyebakan
«i« ■ ■ii■i r ■ III ix i ■ ■ i■
struKtur ini Keniiangan fungsinya secara bertagap.KerusaKan jaringan biasanya
dimulai dari perifer dan bergeraK menuju fovea sentralis. KerusaKan visus dan
KerusaKan sarf optiK serta retina adalan irreversible dan nal ini bersifat permanen.
Tanpa penanganan, glauKoma dapat menyebabKan Kebutaan. Hilangnya
pengeligatan ditandai dengan adanya titiK buta pada lapang pandang.

E. Pathway i > 40 th DM
Us a

Kortikosteroid Jangka
Panjang Miopia Trauma
mata

Obstruksi Jaringan Peningkatan tekanan


Trabekuler Vitreus

X
Hambatan Pengaliran Pergerakan Iris
Cairan Humor Aqueous Kedepan

Nyeri TIO Meningkat Glaukoma TIO Meningkat

Tindakan
Gangguan Saraf Optik Operasi

Perubahan
Gangguan Persepsi Penglihatan
Sensori Penglihatan Perifer

Kebutaan
X Luka insisi
Resiko Cedera

Resiko Infeksi

This website stores data such as cookies


to enable essential site functionality, as
well as marketing, personalization, and
analytics. You may change your settings
at any time or accept the default settings.

Privacy Policy

Marketing

Personalization Penunjang
i Snellen/mesin TelebinoKular (tes Ketajaman pengligatan dan
Analytics
gligatan): MungKin terganggu dengan KerusaKan Kornea, lensa,

nor, Kesalagan refraKsi, atau penyaKit syaraf atau pengligatan Ke


---------i:u^x------ -
retina hthU JdldM optik.Lapai I' pei iglil laian I . Penurunan mungkin disebabkan
CSV, massa tumor pada hipofisis/otak, karotis atau patologis arteri serebral atau
glaukoma.
3. Tes Provokatif . digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal
atau hanya meningkat ringan.
4. Darah lengkap, LED . Menunjukkan anemia sistemik/infeksi
5. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid . Memastikan aterosklerosisi, PAK
6. Tes Toleransi Glukosa . menentukan adanya DM.
7. Oftalmoskopi . Untuk melihat fundus bagian mata dalam yaitu retina, discus
optikus macula dan pembuluh darah retina.
8. Tonometri . Adalah alat untuk mengukurtekanan intra okuler, nilai mencurigakan
apabila berkisar antara 21-25 mmhg dan dianggap patologi bila melebihi 25 mmhg.
(normal 12-25 mmHg). Tonometri dibedakan menjadi dua antara lain . Membantu
membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glaukoma.
9. Pemeriksaan lampu-slit. . Lampu-slit digunakan unutk mengevaluasi oftalmik
yaitu memperbesar kornea, sclera dan kornea inferior sehingga memberikan
pandangan oblik kedalam tuberkulum dengan lensa khusus.
10. Perimetri . Kerusakan nervus optikus memberikan gangguan lapang pandangan
yang khas pada glaukoma. Secara sederhana, lapang pandangan dapat diperiksa
dengan tes konfrontasi.
11. Pemeriksaan Ultrasonografi . Ultrasonografi dalai gelombang suara yang dapat
digunakan untuk mengukur dimensi dan struktur okuler.

This website stores data such as cookies


to enable essential site functionality, as
well as marketing, personalization, and
analytics. You may change your settings
at any time or accept the default settings.
ianaan
kemenkes (2016), penatalaksaan glaucoma meliputi .
Privacy Policy tosa (tetesan mata) yang bertujuan untuk mengurangi tekanan
Marketing

Personalization aserasi yang bertujuan untuk membuka saluran keluar cairan mata
yang tersumbat
Analytics
peratif yang bertujuan untuk memperbaiki drainase cairan mata
Save Accept All ikamentosa

Karhnnik anhirlracn inhihifnr


V4 . I\MIMVIIII\ mi II IIM I IIIIIIMILVI

Asetazolamid, merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat


pada glaukoma akut. Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan
menghambat produksi humour akuos, sehingga sangat berguna untuk
menurunkan tekanan intraokular secara cepat.
b. Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut
tertutup. Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor akuos. Obat tetes Timolol merupakan beta bloker
nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi tertinggi di bilik mata belakang
yang dicapai dalam waktu 30 - 60 menit setelah pemberian topical.
2. Laser Peripheral Iridotomi (LPI)
Iridotomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup dengan
blok pupil, iridotomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya blok pupil
pada mata yang beresiko, yang ditetapkan melalui evaluasi gonioskopi. LPI
tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis iridis, karena dapat
mengakibatkan perdarahan. Resiko perdarahan juga meningkat pada pasien
yang menggunakan anti-koagulan sistemik, seperti aspirin. Komplikasi yang
dapat terjadi pasca tindakan laser adalah corneal burn, kapsul anterior lensa
robek, perdarahan (biasanya tidak lama), tekanan intraokular meningkat pasca
tindakan dan inflamasi.
3. Bedah Iridektomi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan
laser iridotomi. Seperti :

asi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea, hal
This website stores data such as cookies
to enable essential site functionality, as terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 - 8
well as marketing, personalization, and
analytics. You may change your settings
at any time or accept the default settings. t mata depan dangkal, dengan kontak irido-korneal yang luas.
ng tidak kooperatif.
edianya peralatan laser
Privacy Policy nsa
Marketing iapat beberapa studi yang membuktikan efektivitas ekstraksi i
Personalization menurunkan dan mengontrol tekanan intraokular pasien dengan
Analytics
gle Closure Glaucoma / PACG (Suryaningrum dkk, 2017).
Save Accept All
i
kronis
Ppnatalakdanaan \/ann firlak arlpkuat rlanat mpnvphahkan nprialanan
. O. .O.UO..O..XOO.. .0.0.. . JO...^ U.O.O..V 0.0 0. xo.o. U oo-joo-u . . .O. .J 000.0. vo.. . r O. JO..O.. .o. . .

progresif dari glaucoma yang lebih parah.


2. Sinekia anterior Apabila terapi tertunda, iris perifer dapat melekat ke jalinan
trabekuler (sinekia anterior), sehingga menimbulkan sumbatan irreversibel sudut
kamera anterior dan menghambat aliran aqueous humor keluar.
3. Katarak Glaukoma pada keadaan tekanan bola mata yang sangat tinggi, maka
akan terjadi gangguan permeabilitas kapsul lensa sehingga terjadi kekeruhan
lensa.
4. Kerusakan saraf optikus Kerusakan saraf pada glaukoma umumnya terjadi
karena terjadi peningkatan tekanan dalam bola mata. Bola mata normal memiliki
kisaran tekanan antara 10-20 mmHg sedangkan penderita glaukoma memiliki
tekanan mata yang lebih dari normal bahkan kadang dapat mencapai 50-60
mmHg pada keadaan akut. Tekanan mata yang tinggi akan menyebabkan
kerusakan saraf, semakin tinggi tekanan mata akan semakin berat kerusakan
saraf yang terjadi.
5. Kebutaan Kontrol tekanan intaokular yang jelek akan menyebabkan semakin

rusaknya nervus optik dan semakin menurunnya visus sampai terjadi kebutaan.

I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas: Umur, glaukoma primer terjadi pada individu berumur > 40
tahun. Ras, kulit hitam mengalami kebutaan akibat glaukoma paling
5 kali dari kulit putih. Pekerjaan, terutama yang beresiko besar ami
This website stores data such as cookies
trauma mata.
to enable essential site functionality, as
well as marketing, personalization, and : Kesehatan
analytics. You may change your settings
at any time or accept the default settings. han Utama
ien biasanya mengeluh berkurangnya lapang pandang dan mata jadi
kabur
Privacy Policy
ayat Penyakit Sekarang
Marketing ien mengatakan matanya kabur dan sering menabrak, gangguan
Personalization membaca
ayat Penyakit Dahulu
nya masalah mata sebelumnya atau pada saat itu, riwayat ggunaan
Analytics
antihistamin (menyebabkan dilatasi pupil yang akhirnya
Save Accept All
dapat menyebabkan Angle Closume Glaucoma), riwayat trauma

Save Accept All


(terutama yang mengenai mata), penyakit lain yang sedang diderita
(DM, Arterioscierosis, Miopia tinggi)
4) Riwayat Penyakit Keluarga

kaji apakah ada kelurga yang menglaimi penyakit glaucoma sudut


p
■tJiiri 'J' ' J '
terbuka primer.
c. Riwayat Psikososial
Riwayat psikososial mencakup adanya ansietas yang ditandai dengan
bicara cepat, mudah berganti topik, sulit berkonsentrasi dan sensitif, dan
berduka karena kehilangan penglihatan.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Neurosensori
Gejala : Gangguan penglihatan (kabur/ tidak jelas), sinar terang
dapat menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan
perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/ merasa diruang
gelap (katarak), tampak lingkaran cahaya/ pelangi sekitar sinar,

kehilangan penglihatan perifer, fotfobia (galukoma akut) bahan kaca


mata/ pengobatan tidak memperbaiki penglihatan
Tanda : pupil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea
berawan, peningkatan air mata.
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan oftalmaskop
untuk mengetahui adanya cupping dan atrofi diskus optikus. Diskus
optikus menjadi lebih luas dan dalampada glaukoma akut primer, karena
anterior dangkal, Aqueus humor keruh dan pembuluh darah

This website stores data such as cookies


jalar keluar dari iris.
to enable essential site functionality, as Pemeriksaan lapang pandang perifer, pada keadaan akut lapang
well as marketing, personalization, and
analytics. You may change your settings dang cepat menurun secara signifikan dan keadaan kronik akan
at any time or accept the default settings. iurun secara bertahap.Pemeriksaan melalui inspeksi, untuk igetahui
adanya inflamasi mata, sklera kemerahan, kornea keruh, asi pupil,
sedang yang gagal bereaksi terhadap cahaya ri atau kenyamanan
Privacy Policy
ala: ketidaknyamanan ringan atau mata berair ( glaucoma kronis). ri
Marketing
tiba-tiba atau berat menetap atau tekanan pada dan sekitar a, sakit
Personalization
kepala (glaucoma akut)
Analytics
vitas la: perubahan aktivitas biasanya atau hobi sehubungan dengan

nannniian nonnlihatan
4) makanan atau cairan gejala:mual atau muntah
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan
sentral penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea,
lensa, aquous atau vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit
syaraf atau penglihatan ke retina atau jalan optik.
2) Lapang penglihatan : Penurunan mungkin disebabkan CSV, massa
tumor pada hipofisis/otak, karotis atau patologis arteri serebral atau
glaukoma.

3) Pengukuran tonografi : Mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25 mmHg)

4) Pengukuran gonioskopi: Membantu membedakan sudut terbuka dari


sudut tertutup glaukoma.
5) Tes Provokatif : digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO
normal atau hanya meningkat ringan.
6) Pemeriksaan oftalmoskopi:Mengkaji struktur internal okuler, mencatat
atrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan
mikroaneurisma.
7) Darah lengkap, LED : Menunjukkan anemia sistemik/infeksi.
8) EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: Memastikan
aterosklerosisi,PAK.
NOC NIC
9) Tes Toleransi Glukosa : menentukan adanya DM.
Paint control (1605) Paint Management (1400)
i niarincca Ke perawatan
Paint Level (2102) 1. Kaji nyeri secara komprehensif meliputi
This website stores data such as cookies ang berhubungan dengan peningkatan tekanan intra okular.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan lokasi,karakteristik,onset/durasi,frekuen si,kualitas, in
to enable essential site functionality, as
nan persepsi sensori Penglihatan yangtensitas
selama 1 x 24 jam diharapkan masalah
berhubungan dengan tan
dan factor penyebab
well as marketing, personalization, and
analytics. You may change your settings tajam
nyeri penglihatan dan
akut pada pasien kejelasan
dapat teratasi penglihatan.
2. Observasi respon nonverbal menunjukkan
at any time or accept the default settings.
s dengan indicator:
yang berhubungan dengan kurangnya ketidaknyamanan terutama pada pasien
pengetahuan tentang t dan yang tidak
1. 160501 Pasien mampu menyebutkan mampu berkomunikasi secara efektif
prognosis.
factor prepitasi nyeri 3. Gunakan strategi komunikasi teraupetik untuk
Privacy Policy 2. 160513 Pasien melaporkan perubahan mengetahui nyeri dan respon pasien terhadap nyeri.
gejala nyeri terhadap kesehatan. 4. Tentukan dampak nyeri yang dirasakan pasien
Marketing 3. 160511 Pasien
melaporkan
Personalization 5. Kontrol factor lingkungan yang mampu menimbulkan
pengendalian nyeri
4. 210201 Reported pain respon ketidaknyamanan pada pasien.
5. 210206 Facial expression of pain 6. Kurangi factor prepitasi
6. 210208 Restlessness 7. Ajarkan penggunaan teknik nonpharmakogi (teknik
relaksasi)
8. Ajarkan prinsip dalam penangan nyeri
9. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk
menentukan dan menjalankan therapy.jika perlu.
Relaxation therapy (6040)
4. Ajak pasien untuk rileks dan rasakan sensasi yang
mungkin muncul
5. Berikan wak tu yang tidak mengganggu karena
pasien butuh istirahat
6. Gunakan relak sasi sebagai strategi untuk
memberikan medikasi nyeri
7. Evaluasi dan dokumentasi kan respon pasien dalam
therapy relaksasi
Penurunan persepsi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji ketajaman penglihatan klien.
sensori : Penglihatan selama 1 x 24 jam diharapkan masalah 2. Dekati klien dari sisi yang sehat.
yang berhubungan proses rangsang penglihatan dan 3. Identifikasi alternatif untuk optimalisasi sumber
dengan penurunan mengomunikasikan perubahan visual dapat rangsangan.
tajam penglihatan dan teratasi dengan indicator: 4. Sesuaikan lingkungan untuk optimalisasi penglihatan :
kejelasan 1. Klien mengidentifikasi faktor-faktor yang Orientasikan klien terhadap ruang rawat, letakkan
penglihatan. mempengaruhi fungsi penglihatan. alat yang sering digunakan di dekat klien atau pada
2. Klien mengindentifikasi sisi mata yang lebih sehat, berikan pencahayaan

dan cukup, letakkan alat ditempat yang


meningkatkan penerimaan rangsang tetap, hindari cahaya menyilaukan. penglihatan 5. Anjurkan
penggunaan alternatif rangsang
lingkungan yang dapat diterima : auditorik, taktil.

Mengurangi Ansietas b/d Kontrol ansietas diri (1402) ansietas (5820)


1. Kaji hal apa saja Setelah dilakukan keperawatan yang dapat menimbulkan ketakutan klien
tindakan
kurangnya
2. Kaji faktor verbal selama 3 x 24jam diharapkan kecemasan dan non verbal kecemasan pasien
pengetahuan tentang
3. Bantu pasien penyakit dan teratasi dengan kriteria hasil: untuk beradaptasi dengan keadaannya
4. Dengarkan prognosis. 1. Monitor ointensitas dari ansietas keluhan pasien
2.
2. Menganjurkan istirahat yang adekuat 5. Ajarkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi
Respon control ansietas Penyuluhan : Anjurkan keluarga utuk selalu berada
dekat pasiesn
6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy jika
diperlukan.

This website stores data such as cookies to enable essential site functionality, as well as marketing, personalization, and analytics. You may
change your settings at any time or accept the default settings.

Privacy Policy

Marketing

Personalization

Analytics

Save Accept All


BAB III
PEMBAHASAN KASUS

A. Kasus
Seorang wanita usia 60 tahun mengeluhkan mata kanan tiba-tiba buram disertai mata merah
dan nyeri sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Berdasarkan anamnesa didapatkan, mula-mula
pasien mengalami nyeri kepala sebelah kanan yang menjalar hingga kepala sebelah kanan terus
menerus disertai mata merah sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan mata merah disertai
rasa berpasir dan penglihatan kabur mendadak. Tidak ada keluhan mata gatal dan mengeluarkan
kotoran. Pasien juga tidak mengalami benturan pada mata. Pasien mengatakan belum pernah
mengalami keluhan serupa. Tidak ada riwayat penggunaan obat mata topikal maupun sistemik.
Sebelumnya, pasien berobat ke dokter spesialis saraf karena merasa keluhan nyeri kepala lebih
mengganggu dan didiagnosa migrain dengan penurunan visus sehingga segera dirujuk ke RSUD
Ahmad Yani Metro. Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat obatan apapun. Pasien memiliki
riwayat hipertensi sejak 2 t
tahun lalu, tidak ada riwayat diabetes mellitus dan tidak ada riwayat sakit mata sebelumnya. Tidak
ada keluarga yang mengalami keluhan serupa.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit, kesadaran compos mentis,
tekanan darah 150/90 mmHg, nadi : 82x/menit reguler, isi dan tegangan cukup, pernafasan 17
kali per menit, suhu 37C. Pada pemeriksaan oftalmologis mata kanan didapatkan visus 2/60
dengan konjungtiva mix injection, kornea edema dan keruh, bilik mata anterior tampak dangkal, pupil
mid dilatasi (d ± 3mm) tanpa refleks cahaya, kripta pada iris tidak jelas, lensa keruh dan palpasi bola
mata keras (tonometri digitalis N+3 atau >40 mmHg).

Sedangkan mata kiri didapatkan visus 6/60 dan dalam batas normal. Pada pemeriksaan umum tidak
didapatkan kelainan. Diagnosis pasien adalah glaukoma primer akut sudut tertutup dengan hipertensi grade I. Pasien
diberikan terapi obat antiglaukoma untuk mata kanan yaitu timolol 0,5% 2x2 tetes, pilokarpin 2% 4x2 tetes,
asetazolamide 2x250 mg, dan KCl 1x1 tab dan uk tindakan operatif. Keesokan harinya, setelah pemberian ilakukan
pemeriksaan tonometri ulang pada kedua mata. Hasil anan 20 mmHg dan mata kiri 17 mmHg. Pasien siap dilakukan n
operatif berupa iridektomi perifer (Tobing, 2014).
This website stores data such as cookies
to enable essential site functionality, as
well as marketing, personalization, and analytics.
Y°u may change your settings at any time Privacy Policy
or accept the default settings.
Marketing

Personalization

Analytics

Save Accept All


B. Pembahasan
1. Medikamentosa
Glaukoma primer sudut tertutup akut atau juga dikenal sebagai glaukoma kongestif adalah
glaukoma primer akibat sudut bilik mata depan tertutup secara tiba-tiba oleh jaringan iris sehingga
TIO mendadak meningkat sangat tinggi. glaukoma primer sudut tertutup akut pada dasarnya
dapat dibagi dalam 4 tahap, yaitu segera menghentikan serangan akut dengan obat-obatan untuk
menurunkan TIO, melindungi mata sebelahnya dari kemungkinan terkena serangan akut,
melakukan iridektomi perifer pada kedua mata sebagai terapi definitif serta penatalaksanaan
sekuele jangka panjang. Pada serangan akut sudut tertutup, biasanya digunakan terapi medikasi
menurunkan TIO untuk mengurangi nyeri dan menjernihkan kornea yang edem sebagai
persiapan iridotomi.
Pada kasus ini, pilihan terapi kombinasi yang diberikan yaitu timolol 5%, pilocarpine 2% dan
asetazolamide peroral. Pilihan terapi tersebut sesuai dengan terapi glaukoma akut yang biasa
melibatkan kombinasi 2-4 obat berbeda fungsi untuk mendapatkan efek sesegera mungkin.
Prinsip terapi pada glaukoma akut adalah menjaga fungsi visual pasien dengan menurunkan TIO
dan re-evaluasi target tekanan intraokukar. Pemeriksaan TIO diperlukan dalam menetapkan
target TIO yang diinginkan dan berapa kombinasi obat yang digunakan. TIO normal adalah 10-21
mmHg.
Antiglaukoma topikal yang sering dipakai dalam praktik klinik adalah p blccker dan analog
prostaglandin.
Serangan akut pada glaukoma primer sudut tertutup harus segera diatasi agar meminimilkan
kerusakan trabekulum, saraf optik, dan lensa serta mencegah pembentukan sinekhia posterior dan sinekhia perifer
anterior. Jika TIO berhasil diturunkan, maka iridektomi perifer sebagai terapi definitif harus segera dikerjakan untuk
mencegah terjadinya serangan akut yang berulang. Kadang-kadang dengan obat-obatan TIO tidak dapat diturunkan,
sehingga tindakan iridektomi perifer sulit dilakukan akibat epitel kornea yang edem. Pada keadaan tersebut, salah satu
alternatif menurunkan TIO adalah dengan oplasti (peripheral iridoplasty, gonioplasty) sebelum iridektomi •ikukan
(Tobing, 2014).

This website stores data such as cookies


to enable essential site functionality, as
well as marketing, personalization, and
analytics. You may change your settings Privacy Policy
at any time or accept the default settings.
Marketing

Personalization

2. Terapi Psikoedukasi
Penatalaksaan segera setelah terdiagnostik glaucoma harus dilaksanakan untuk
menghindari kondisi yang lebih parah. Respon individu terhadap kondisi sakit sangat berperan
penting dalam proses baik untuk pencegahan, prosedur pengobatan dan proses penyembuhan.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Siswoyo, (2015) tentang pengaruh Psikoedukasi terhadap
perilaku sakit (sick role behavour) menurut teori Ajzen dalam teori perilaku terencananya (Theory
Of Planned Aehaviour/TPB). Menurut Ajzen, munculnya suatu perilaku karena dilandasi oleh

Analytics

Save Accept All


suatu niat (intention), dan niat itu sendiri dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu: sikap (attitude toward the
behavioural), norma subyektif (subyektive norm), dan persepsi terhadap kontrol yang dimiliki
(perceived behavioural control). Tujuan dari psikoedukasi adalah meningkatkan penerimaan
pasien terhadap penyakit, meningkatkan pertisipasi pasien dalam terapi, dan pengembangan
coping mechanism ketika pasien menghadapi masalah yang berkaitan dengan penyakit tersebut
(Bordbar & Faridhosseini, 2010) dalam (Siswoyo, 2015).
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa setelah dilakukan tindakan psikoedukasi, perilaku
peran sakit dalam merespon indikasi penyakit, perilaku peran sakit dalam memantau kondisi
internal dan perilaku peran sakit dalam melakukan tindakan perbaikan dan memanfaatkan
berbagai sumber perawatan medis meningkat secara bermakna dengan terdapatnya perbedaan
antara kelompok perlakukan dan kelompok kontrol. (Siswoyo, 2015).

This website stores data such as cookies to enable essential site functionality, as well as marketing, personalization, and analytics. You may
change your settings at any time or accept the default settings.

Privacy Policy

Marketing

Personalization

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Glaukoma adalah suatu keadaan dimana ditandai dengan peningkatan tekanan intra
okuler yang dapat merusak saraf mata sehingga mengakibatkan kebutaan. Glaukoma
diklasifikasikan antara lain glaucoma primer, glaucoma sekunder, glaucoma kongenital dan
glaucoma absolute. Penyebabnya tergantung dari klasifikasi glaukoma itu sendiri tetapi pada
umumnya disebabkan karena aliran aquos humor terhambat yang bisa meningkatkan TIO. Tanda
dan gejala kornea suram, sakit kepala, nyeri, lapang pandang menurun, dl. Komplikasi dari
glaucoma adalah kebutaan. Penatalaksanaannya dapat dilakukan pembedahan dan obat-obatan.
Selain pentalaksaan medikamentosa, penatalaksanaan modalitas juga sangat penting dilakukan
untuk meningkatkan derajat kesehatan pada pasien galukoma.

B. Saran
1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui nilai rata-rata fisiologis normal dari pengukuran

Analytics

Save Accept All


tonometri yang mengukur tekanan intraocular baik pada mata normal maupun mata katarak
per stadiumnya sebagai titik acuan dalam menetukan prognosis terjadinya glaucoma sudut
tertutup dan komplikasinya.
2. Dengan mempelajari materi ini mahasiswa keperawatan yang nantinya menjadi seorang
perawat professional agar dapat lebih peka terhadap tanda dan gejala ketika menemukan
pasien yang mengalami glaukoma
3. Mahasiswa hendaknya memberikan motivasi dan edukasi jika pasien mengalami tanda
gejala glaukoma secara cepat melakukan pemeriksaan dini agar glaukoma dapat ditangani.
4. Kepada tenaga kesehatan terutama perawat agar dapat member penanganan segera bila
menemui kasus glaukoma, sehinga tidak terjadi komplikasi yang berlanjut.

This website stores data such as cookies to enable essential site functionality, as well as marketing, personalization, and analytics. You may
change your settings at any time or accept the default settings.

Privacy Policy

Marketing

Personalization

Analytics

Save Accept All


DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Ophthalmology. 2017. Surgery of Angle Closure Glaucoma in Basic and
Clinical Science Course. Section 10, 2016 - 2017. page 160-162.
American Academy Of Ophthalmology. 2017. Acute Primary Angle Closure Glaucoma in Basic and
Clinical Science Course. Section 10 2016-2017. page 106-108.
Asicha, N. 2011. Karakteristik Penderita Glaukoma Di Rumah Sakit Umum Dr.Soedarso Tahun 2011.
Pontianak: Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.
Bulechek G, M, et.al. 2013. Nursing Interventions Clasification (NIC). Sixth edition. Mosby: Elseiver
Inc
Kowalak, J.P., & Welsh, W. 2016. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hal. 600-603.
Moorhead S, dkk. 2013. Nursing Outcames Clasification (NOC). Fifth edition. Mosby: Elseiver Inc.
NANDA International. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.
Putri, P. G. A. B., Sutyawan, I. W. E., &Triningrat, A. M. P.(2018). Karakteristik penderita glaukoma
primer sudut terbuka dan sudut tertutup di divisi glaukoma di Poliklinik Mata Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah Denpasar periode 1 januari 2014 hingga 31 desember 2014. E-Jurnal
Medika, 7 (1), 16-21.
Riordan, P., & Whitcher, J.P. 2017. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum (Edisi

ke-17). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 212-229


Siswoyo. 2015. Pengaruh Psikoedukasi Terhadap Pengetahuan, Intensi, Dan Sick Role
Behaviourpada Pasien Katarak Dengan Pendekatanmodel Theory Of Planned Behaviour Ajzen.
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume 3, No.2.
Tobing, Laras Maranatha. 2014. Acute Glaukoma on Right Eye : Case Study.
9-103.
This website Stores data sttch as
ian, JS, Epstein, DL, Conner, IP. 2013. Acute Angle Closure Diagnosis and
cookies to enable essential site
functionality, as well as marketing, Treatment Chapter 23 in Chandler and Grant’s h Edition. Slack Incorporated.
personalization, and analytics. You may
change your settings at any time or Page 255-268.
accept the default settings.

Privacy Policy

Marketing

Personalization

Analytics

Save Accept All

Anda mungkin juga menyukai