Anda di halaman 1dari 12

PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAHASA INDONESIA
Sri Juwariyah*

Abstrak: Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran bahasa Indonesia
diorientasikan untuk menuju penguasaan kompetensi berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Pada Standar Isi Bahasa Indonesia untuk SMP, keterampilan menulis dipilah ke dalam
dua bidang, yaitu menulis bidang bahasa dan menulis bidang sastra dengan komposisi Kompetensi Dasar yang
berimbang. Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta
didik serta meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran.

Kata Kunci: penilaian, pembelajaran, menulis

PENDAHULUAN Mengingat posisi strategis dari kompetensi


menulis pada kehidupan masyarakat global sekarang
Tradisi keilmuan tidak dapat dipisahkan dari ini maka sudah semestinya kita memberikan perhatian
dua hal, yaitu aktivitas membaca dan menulis. khusus pada pembelajaran menulis. Pembelajaran
Membaca merupakan langkah untuk menyerap dan menulis harus menekan seminimal mungkin bentuk
menguasai informasi sedangkan menulis merupakan pembelajaran yang teoretis yang mengakibatkan
cara untuk menyampaikan informasi, performance bahasa tulis siswa tidak optimal.
mengekspresikan gagasan, ide, atau pikiran. Kedua Kekeliruan arah pembelajaran itu akan lebih parah jika
kompetensi itu, membaca dan menulis, bersimbiosis pemakaian model penilaian tidak menyentuh bentuk
secara sinergis dan menunjukkan keterpautannya kinerja menulis peserta didik. Tak sedikit guru mata
dalam peradaban kehidupan modern. pelajaran Bahasa Indonesia yang hanya berorientasi
Kemajuan peradaban manusia saat ini juga pada kepraktisan dalam pelaksanaan penilaian
telah menggeser frekuensi kegiatan berbahasa dari kompetensi menulis kemudian mengesampingkan
budaya lisan menuju budaya tulis. Fasilitas dari keotentikan penilaian.
berbagai media komunikasi membentangkan
SEKILAS TENTANG PEMBELAJARAN
keleluasaan kepada manusia untuk berkomunikasi
MENULIS BAHASA INDONESIA DALAM
dengan media tulisan. Maraknya penggunaan jejaring
KURIKULUM TINGKAT SATUAN
sosial di dunia maya adalah salah satu contoh semakin
terbukanya penggunaan tulisan dalam berkomunikasi PENDIDIKAN (KTSP)
dengan jangkauan global. Surat kabar, jurnal ilmiah, Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
brosur, dan buku juga merupakan sarana komunikasi (KTSP), pembelajaran bahasa Indonesia
dengan bahasa tulis yang menandai kehidupan diorientasikan untuk menuju penguasaan kompetensi
masyarakat modern yang berbasis intelektual. berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan

* adalah tenaga pengajar SMP N 5 Klaten

Magistra No. 93 Th. XXVII September 2015 73


ISSN 0215-9511
Penilaian Dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia

maupun tertulis, serta menumbuhkan apresiasi 3. Memahami bahasa Indonesia dan


terhadap hasil kesastraan Indonesia (Suryaman, 2009: menggunakannya dengan tepat dan kreatif
6). Arah pembelajaran itu tercermin pada Standar Isi untuk berbagai tujuan.
Bahasa Indonesia pada KTSP yang di dalamnya 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk
memuat seperangkat kompetensi, Standar Kompetensi meningkatkan kemampuan intelektual, serta
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD), yang harus kematangan emosional dan sosial.
dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra
pembelajaran yang terdiri atas pengetahuan,
untuk memperluas wawasan, memperhalus
keterampilan berbahasa, dan sikap terhadap bahasa
budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan
dan sastra Indonesia.
dan kemampuan berbahasa.
Pembelajaran bahasa Indonesia pada tingkat 6. Menghargai dan membanggakan sastra
SMP ditujukan agar peserta didik dapat memiliki Indonesia sebagai khazanah budaya dan
kemampuan sebagai berikut. intelektual manusia Indonesia (Suryaman, 2012:
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai 5).
dengan etika yang berlaku, baik secara lisan Dalam Standar Isi Bahasa Indonesia untuk
maupun tulis. SMP, keterampilan menulis dipilah ke dalam dua
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa bidang, yaitu menulis bidang bahasa dan menulis
Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa bidang sastra dengan komposisi KD yang berimbang.
negara. Adapun distribusi KD keterampilan menulis dalam SI
KTSP itu sebagai berikut.

Kompetensi Dasar Menulis Bahasa Indonesia


SI KTSP 2006
N o. K e la s/ B ida ng K om p etens i D a sa r
S em es ter
1 V II/ga sa l Ba ha s a 4.1 M enulis buku ha ria n a ta u penga la ma n priba di denga n
m e m p erha tika n ca ra pengu ngka pa n da n ba ha sa ya ng ba ik
da n b ena r
4.2 M enulis sura t priba di denga n m em p erha tika n komp os is i, isi,
da n ba ha sa
4.3 M enulis teks pengu m u m a n denga n ba ha sa ya ng efektif, ba ik
da n b ena r
2 V II/ga sa l S a stra
8.1 M enulis pa ntun ya ng s esua i denga n sya ra t pa ntun
8.2 M enu lis kem ba li denga n ba ha sa s endiri dongeng ya ng
per na h diba ca atau didenga r
3 V II/gena p Ba ha s a
12.1 M enguba h teks w a wa nca ra m enja di na ra si denga n
m e m p erha tika n ca r a penu lisa n ka lima t la ngsu ng da n ta k
la ngsu ng
12.2 M enu lis p esa n s ingka t s esua i denga n is i denga n
m enggu na ka n ka lima t efe kt if da n ba ha sa ya ng sa ntun

74 Magistra No. 93 Th. XXVII September 2015


ISSN 0215-9511
Penilaian Dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia

4 VII/gena p S a stra
16.1 M enu lis krea tif puis i b erkena a n denga n keinda ha n a la m
16.2 M enulis krea tif pu isi berkena a n denga n p eristiw a ya ng
per na h dia la m i
5 VIII/ga sa l B a ha sa 4.1 M enu lis la pora n denga n m engguna ka n ba ha sa ya ng ba ik da n
bena r
4.2 M enu lis sura t dina s ber kena a n denga n kegia ta n s ekola h
denga n sistem a tika ya ng t epa t da n ba ha sa ba ku
4.3 M enu lis p etu nju k m ela kuka n s esua tu denga n uruta n ya ng
tepa t da n m enggu na ka n ba ha sa ya ng efe kt if
6 VIII/ga sa l S a stra
8.1 M enu lis kr ea tif na ska h dr a ma sa tu ba ba k denga n
m e m p erha tika n kea s lia n ide
8.2 M enu lis kr ea tif na ska h dra m a sa tu babak denga n
m e m p erha tika n ka ida h penu lis a n na ska h dr a ma
7 VIII/gena p B a ha sa 12.1 M enu lis r a ngku m a n is i buku ilm u p engeta hua n populer
12.2 M enu lis t eks ber ita seca ra singka t, pa da t, da n jela s
12.3 M enu lis sloga n/pos ter untuk b er ba ga i kep erlua n denga n
piliha n ka ta da n ka lim a t ya ng b erva ria si, serta persua sif
8 VIII/gena p S a stra 16.1 M enu lis pu isi b eba s denga n m engguna ka n piliha n ka ta
ya ng s es ua i
16.2 M enu lis puis i b eba s denga n m e m p er ha tika n unsur
persa ja ka n
9 IX /ga sa l B a ha sa 4.1 M enu lis ikla n ba ris denga n ba ha sa ya ng singka t, pa dat, da n
jela s
4.2 M er es ensi bu ku pengeta hua n
4.3 M enyunting ka r a nga n denga n b erp edom a n pa da ketepa ta n
eja a n, ta nda ba ca , piliha n ka ta , keefekt ifa n ka lima t,
keter pa dua n pa ra gra f, da n kebula ta n w a ca na
10 IX/gasal Sastra 8.1 Menuliskan kembali dengan kalimat sendiri cerita pendek
yang pernah dibaca
8.2 Menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah
dialami
11 IX/genap Bahasa 12.1 Menulis karya ilmiah sederhana dengan menggunakan
berbagai sumber
12.2 Menulis teks pidato/ceramah/ khotbah dengan sistematika
dan bahasa yang efektif
12.3 Menulis surat pembaca tentang lingkungan sekolah
12 IX/genap Sastra 16.1 Menulis naskah drama berdasarkan cerpen yang sudah
dibaca
16.2 Menulis naskah drama berdasarkan peristiwa nyata
Sumber Dokumen KTSP (Standar Isi)

Magistra No. 93 Th. XXVII September 2015 75


ISSN 0215-9511
Penilaian Dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia

Keseluruhan KD tersebut merupakan satuan 26 ayat 3 disebutkan bahwa “Kompetensi lulusan


kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran untuk mata pelajaran bahasa menekankan pada
bahasa Indonesia yang kemudian akan dijabarkan lagi kemampuan membaca dan menulis yang sesuai
dalam indikator pencapaian. Hal yang tidak boleh dengan jenjang pendidikan”.
dilupakan adalah hakikat bahasa dan sastra sebagai Selain komunikatif dan integratif pembelajaran
sebuah fakta sosial dan pemilihan pendekatan bahasa juga bersifat otentik, pragmatik, apresiatif, dan
pembelajaran bahasa yang dipergunakan kreatif. Pembelajaran bahasa juga ditujukan untuk
(Nurgiyantoro, 2007: 7). Pendekatan pembelajaran melatih peserta didik dalam mengungkapkan pikiran
bahasa yang menekankan aspek kinerja bahasa dan dan perasaan secar a otentik dan pragmatik,
fungsi bahasa adalah aspek komunikatif. Di pihak lain, mengapresiasi, dan mengkreasinya dalam bentuk tulis
pendekatan pembelajaran sastra adalah pendekatan dan/atau lisan (BSNP, 2007: 11). Oleh karena itu,
apresiatif. Lebih lanjut Nurgiyantoro (2007: 7) model dan sistem penilaian dalam pembelajaran
menekankan tentang cakupan aspek pembelajaran bahasa pun memiliki karakteristik yang berbeda dengan
bahasa dan sastra Indonesia, yaitu (1) bahasa sebagai mata pelajaran yang lain.
sebuah sistem keilmuan, (2) bahasa sebagai sarana
Pengukuran kemampuan menulis dapat
komunikasi, aspek performansi (kinerja, unjuk kerja) dilakukan dan menjadi bagian proses pembelajaran
kebahasaan, dan (3) apresiasi sastra sebagai suatu
dan ujian khusus di luar kegiatan pembelajaran yang
bentuk karya seni. Pembelajaran bahasa di sekolah
sengaja diselenggarakan. Untuk keper luan
menekankan pencapaian kemampuan berbahasa
mengungkap kemampuan menulis, peserta didik harus
Indonesia secara baik dan benar, bukan pencapaian benar-benar diminta untuk menulis menghasilkan
pengetahuan tentang sistem bahasa. Begitu pula
karya tulis (Nurgiyantoro, 2007: 15). Pengukuran
dengan sastra, lebih ditekankan pada pencapaian
kemampuan menulis yang sebagai bagian kegiatan
kemampuan berapresiasi sastra daripada pengetahuan
pembelajaran menjadi bagaian teknik pembelajaran
sastra sebagai ilmu. Kedua hal tersebut membawa yang dilakukan.
konsekuensi logis dalam pengembangan model
Penilaian kemampuan berbahasa harus
penilaiannya.
memperhatikan hakikat dan fungsi bahasa yang lebih
BERBAGAI MODEL PENILAIAN menekankan pada bagaimana menggunakan bahasa
PEMBELAJARAN MENULIS secara baik dan benar sehingga mengarah kepada
penilaian kemampuan berbahasa berbasis kinerja.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan
Penilaian ini menekankan pada fungsi bahasa sebagai
untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta
alat komunikasi yang mengutamakan adanya tugas-
didik serta meningkatkan efektivitas kegiatan
tugas interaktif dalam empat keterampilan berbahasa,
pembelajaran (BSNP, 2007: 3). Pembelajaran Bahasa
salah satu adalah keterampilan menulis yang akan
Indonesia bertujuan untuk membekali peserta didik
dibahas berikut ini.
dengan kompetensi berkomunikasi secara efektif dan
efisien sesuai dengan etika dan aturan kebahasaan
yang berlaku. Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 pasal

76 Magistra No. 93 Th. XXVII September 2015


ISSN 0215-9511
Penilaian Dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia

1. Penilaian Tradisional dalam Pembelajaran b. Contoh Soal Pilihan Ganda Keterampilan


Menulis Menulis

a. Karakteristik Penilaian Tradisional Tipe soal pilihan ganda merupakan tipe soal
tes yang paling populer bahkan pemerintah,
Sejak Kurikulum 1994 pendekatan
melalui Ujian Nasional, memilih tipe pilihan
pembelajaran bahasa Indonesia terus
ganda ini pada soal Ujian Nasional. Selain itu,
mengamali pergeseran. Pemberlakuan
pada soal-soal ulangan umum akhir semester
Kurikulum 1994 diorientasikan pada
atau tes sumatif juga masih menggunakan tipe
pendekatan komunikatif. Pemilihan pendekatan
soal pilihan ganda. Beberapa KD keterampilan
komunikatif ini membawa konsekuensi pada
menulis dalam KTSP memang masih
model penilaian yang menitikberatkan
memungkinan untuk diuji dengan soal pilihan
penguasaan bahasa Indonesia untuk keperluan
ganda. Namun demikian beberapa KD
komunikasi. Begitu pula dengan penerapan
keterampilan menulis tidak tepat jika
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang
dipaksakan dengan tipe soal pilihan ganda.
kemudian berganti nama dengan Kurikulum
Berikut ini adalah contoh-contoh KD
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), juga lebih
keterampilan menulis yang memungkinkan diuji
memilih pendekatan kontekstual dalam
dengan soal pilihan ganda.
pelaksanaannya.
Contoh 1
Dalam pendekatan kontekstual, penilaian
yang dianjurkan adalah penilaian otentik. Kelas/semester : VIII/Gasal
Namun demikian, tidak berarti bahwa Kompetensi Dasar : Menulis laporan dengan
pendekatan tradisional kemudian ditinggalkan menggunakan bahasa
sepenuhnya karena pada penilaian dengan yang baik dan benar
tekanan tertentu, penilaian tradisional masih Materi : Teknik penulisan laporan
diperlukan. Indikator : (1) Mampu
Nurgiyantoro (2011: 25) memandang bahwa mengidentifikasi pokok-
penilaian tradisional sebagai jenis penilaian yang pokok peristiwa yang
sangat akrab bagi pendidik. Penilaian akan dilaporkan
tradisional lebih ditekankan untuk menyadap (2) Mampu
pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik menyusun laporan
sebagai hasil belajar yang pada umumnya perjalanan
ditagih lewat bentuk-bentuk tes objektif. Salah
Bentuk soal pilihan ganda dengan KD
satu jenis penilaian tradisional dalam
tersebut sebagai berikut.
keterampilan menulis adalah tipe soal pilihan
Perhatikan kalimat berikut!
ganda yang akan dibahas berikut ini.
(1) Kami pun berpencar setelah mendapat
arahan dari petugas.

Magistra No. 93 Th. XXVII September 2015 77


ISSN 0215-9511
Penilaian Dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia

(2) Rabu, tepat pukul 06.30, kami berkumpul Indikator : (1) Mampu
di lapangan sekolah.
mengidentifikasi pokok-
(3) Perjalanan ke Monumen Palagan
pokok peristiwa yang
Ambarawa ditempuh selama 1 jam.
(4) Tak lama kemudian kami masuk ke bus akan ditulis
masing-masing. (2) Mampu menyusun
(5) Tepal pukul 07.30, kami tiba di lokasi yang buku harian dengan
kami kunjungi. bahasa yang baik dan
(6) Kami baru tahu bahwa monumen ini benar.
merupakan simbol untuk mengenang Bentuk soal pilihan ganda untuk menguji KD
sejarah pertempuran yang dinamai tersebut sebagai berikut.
Palagan Ambarawa.
Bacalah ilustrasi berikut dengan saksama!
(7) Kelompok kami bersemangat melihat
Pada hari Sabtu, 16 Februari 2013, Ahmad
benda-benda peninggalan zaman
mewakili sekolah untuk mengikuti lomba
peperangan.
membaca puisi di kabupaten. Ternyata dia
Agar menjadi laporan perjalanan yang baik, mendapat juara satu. Kabar itu disampaikan
susunan kalimat tersebut yang tepat adalah .... Kepala Sekolah saat menjadi pembina upacara
A. (2)-(3)-(4)-(1)-(5)-(7)-(6) hari Senin, 18 Februari 2013. Nama Ahmad pun
B. (2)-(3)-(4)-(5)-(1)-(7)-(6) menghiasi upacara hari ini. Guru dan teman-
C. (2)-(3)-(4)-(5)-(6)-(1)-(7) temannya banyak yang memberi selamat.

D. (2)-(3)-(4)-(1)-(5)-(6)-(7) Catatan buku harian yang paling sesuai


Penggunaan tipe soal pilihan ganda untuk dengan ilustrasi tersebut adalah ...
menguji penguasaan kompetensi dasar tersebut A. Senin, 18 Februari 2013. Senang sekali hari
masih relevan untuk dilakukan. ini. Ketika upacara tadi pagi Bapak Kepala
Contoh 2 Sekolah mengumumkan hasil lomba dan
menyebut namaku sebagai juara satu lomba
Kelas/semester : VII/gasal
baca puisi di Kabupaten. Kegembiraanku
Kompetensi Dasar : 4.1. Menulis buku harian
semakin lengkap ketika Guru dan teman-
atau pengalaman pribadi
temanku banyak yang memberi selamat
dengan memperhatikan
kepadaku.
cara pengungkapan dan
B. Senin, 18 Februari 2013. Alangkah senang
bahasa yang baik dan
hati Ahmad ketika upacara tadi pagi Bapak
benar
Kepala Sekolah mengumumkan hasil lomba
Materi : Teknik penulisan buku
dan menyebut nama Ahmad sebagai juara
harian
satu lomba baca puisi di Kabupaten.

78 Magistra No. 93 Th. XXVII September 2015


ISSN 0215-9511
Penilaian Dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia

Kegembiraannya semakin lengkap ketika apa yang telah dipelajari siswa kita harus
Guru dan teman-temannya banyak yang mengorbankan praktikalitas semacam itu untuk
memberi selamat kepadanya. mendapatkan validitas yang lebih besar yang
C. Sabtu, 16 Februari 2013. Senang sekali disediakan oleh asesmen performa.
rasanya ketika upacara hari Senin ada Pemilihan model penilaian selalu
namaku disebut oleh Bapak Kepala disesuaikan dengan orientasi dan pendekatan
Sekolah. Kegembiraanku bertambah ketika yang digunakan dalam kurikulum. Proses
teman-temanku memberi selamat kepadaku. pembelajaran dalam KTSP menggunakan
D. Sabtu, 16 Februari 2013. Senang sekali pendekatan kontekstual. Salah satu pilar
rasanya hati Ahmad ketika Bapak Kepala pendekatan kontekstual adalah autentik
Sekolah mengumumkan hasil lomba baca assesment atau penilaian otentik. Hal ini
puisi di Kabupaten yang kebetulan dia sebagaimana disampaikan Nurgiyantoro (2012:
menjadi juaranya. Teman-temannya pun 20) yang menyampaikan bahwa pengukuran
hasil belajar peserta didik dalam pendekatan
memberi selamat kepadanya.
pembelajaran kontekstual dilaksanakan dengan
2. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran
model penilaian otentik. Meskipun demikian
Menulis
bukanlah berarti penilaian otentik adalah satu-
a. Pertimbangan Pemilihan Penilaian satunya model yang harus dipilih tetapi teknik
Otentik dalam Menulis penilaian tersebut memang diutamakan.
Penilaian tertulis sebagaimana yang Pengertian penilaian otentik tidak akan
diterapkan pada penilaian tradisional memang dibahas lagi di sini, namun karakteristik
masih menjadi pilihan karena tepat jika penilaian otentik akan kita sampaikan kembali.
digunakan untuk peserta tes yang banyak dan Ciri penilaian otentik ada 2, yaitu: (1) peserta
harus dilakukan secara massal seperti UN dan didik diminta mengonstruk respon mereka
UUS. Selain itu, instrumen tes tertulis cepat dan sendiri, bukan sekadar memilih yang tersedia,
mudah untuk diskor. Namun demikian, segi (2) tugas merupakan tantangan yang mirip
kepraktisan ini tentu tidak boleh mengalahkan (serupa) yang dihadapkan dalam dunia nyata
ketepatan pengujian (validitas). Ormrod (2008: sesungguhnya (Rustaman, 2013: 4).
302) menyampaikan pertimbangan pemilihan Tentang kriteria tugas yang dapat
jenis asesmen sebagai berikut: digolongkan ke dalam tugas otentik
Karena praktis, asesmen tertulis seharusnya disampaikan oleh Marzano dalam Rustaman
menjadi metode pilihan kita jika asesmen ini dapat (2013: 4) sebagai berikut. Lima karakteristik
memberikan pengukuran yang valid tentang apa task untuk penilaian otentik, yaitu: (1) tugas
yang diketahui dan dapat dilakukan siswa. tersebut bermakna bagi peserta didik maupun
Namun, dalam situasi-situasi dimana asesmen guru, (2) tugas disusun bersama atau
tertulis jelas bukan cerminan yang baik tentang melibatkan peserta didik, (3) tugas tersebut
menuntut peserta didik menemukan dan

Magistra No. 93 Th. XXVII September 2015 79


ISSN 0215-9511
Penilaian Dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia

menganalisis informasi sama baiknya dengan menarik kesimpulan tentang hal tersebut, (4) tugas tersebut
meminta peserta didik untuk mengomunikasikan hasil dengan jelas, (5) tugas tersebut mengharuskan
peserta didik untuk bekerja atau melakukan.

b. Pembuatan Rubrik Penilaian


Sebagaimana penilaian performa yang lain, dalam pengujian keterampilan menulis sangat terbuka
untuk masuknya unsur subjektivitas korektor atau penilai. Untuk menekan seminimal mungkin unsur
subjektivitas penilai, perlu dibuat rubrik penilaian. Rubrik merupakan alat pemberi skor yang berisi daftar
kriteria untuk sebuah pekerjaan atau tugas (Rustaman, 2013: 5). Dalam rubrik penilaian dicantumkan
unsur apa yang akan dinilai dan berapa rentangan skor pada tiap-tiap unsur yang dinilai.
Sesuai dengan salah satu prinsip penilaian, yaitu terpadu, penilaian kinerja menulis juga dilaksanakan
terpadu dengan proses pembelajaran. Dengan demikian, penentuan unsur yang akan dinilai dalam penilaian
menulis dapat dilakukan bersama antara guru dengan peserta didik, artinya pendapat peserta didik tentang
unsur yang akan dinilai diakomodasi oleh guru.
Berikut adalah contoh beberapa rubrik penilaian untuk penilaian keterampilan menulis.
Contoh 1
Kelas/semester : VIII/gasal
Kompetensi Dasar : Menulis laporan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar
Materi : Teknik penulisan laporan
Indikator : (1) Mampu mengidentifikasi pokok- pokok peristiwa yang akan dilaporkan
(2) Mampu menyusun laporan perjalanan
Tugas peserta didik:

80 Magistra No. 93 Th. XXVII September 2015


ISSN 0215-9511
Penilaian Dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia

Peserta didik ditugasi untuk melakukan kunjungan ke suatu objek kemudian membuat laporan perjalanan
tersebut secara tertulis.
Rubrik penilaian yang digunakan untuk menilai laporan perjalanan yang ditulis peserta didik seperti di
bawah ini.
Rubrik Penilaian Menulis Laporan Perjalanan
Nama : .............
Nomor urut : .............
Kelas : .............

Tingkat Capaian Kinerja


No. Aspek yang Dinilai
1 2 3 4 5
1. Kelengkapan objek yang dilaporkan
2. Ketepatan diksi
3. Ketepatan kalimat
4. Keruntutan isi laporan
5. Kebenaran ejaan dan tata tulis
Jumlah skor
Nilai
Contoh 2

Magistra No. 93 Th. XXVII September 2015 81


ISSN 0215-9511
Penilaian Dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia

Kelas/semester : VII/gasal
Kompetensi Dasar : 4.1 Menulis buku harian atau pengalaman pribadi dengan memperhatikan cara
pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar
Materi : Teknik penulisan buku harian
Indikator : (1) Mampu mengidentifikasi pokok-pokok peristiwa yang akan ditulis
(2) Mampu menyusun buku harian dengan bahasa yang baik dan benar
Tugas peserta didik:
Peserta didik ditugasi untuk memilih salah satu kejadian yang sangat berkesan dalam hatinya kemudian
menuliskan kejadian tersebut dalam buku harian.
Rubrik Penilaian Menulis Buku Harian
Nama : .............
Nomor urut : .............
Kelas : .............

Tingkat Capaian Kinerja


No. Aspek yang Dinilai
1 2 3 4 5
1. Ketepatan pemilihan kejadian
2. Ketepatan diksi
3. Keekspresifan pengungkapan
4. Keruntutan pengungkapan kejadian
Jumlah skor
Nilai

82 Magistra No. 93 Th. XXVII September 2015


ISSN 0215-9511
Penilaian Dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia

c. Penilaian Portofolio Menulis 2) Pastikan orisinalitas karya bahwa yang


Selain tes unjuk kerja bahasa, penilaian didokumentasikan itu benar-benar hasil
terhadap kompetensi berbahasa peserta didik karya peserta didik.
juga dapat diukur dengan bentuk portofolio. 3) Siapkan kriteria penilaian yang akan
Nurgiyantoro (2007: 16) menyampaikan bahwa digunakan.
penilaian portofolio juga merupakan suatu 4) Jika perlu, libatkan peserta didik untuk
bentuk penilaian otentik dalam pembelajaran menilai portofolionya sendiri (Nurgiyantoro,
bahasa. Dalam bidang penilaian, portofolio hasil 2012: 102).
pembelajaran berarti kumpulan hasil kerja
Dalam implementasinya, penilaian portofolio
peserta didik dalam bentuk karya tulis, tugas-
ini sangat memungkinkan untuk dilakukan
tugas tertentu yang sengaja diberikan, karya
dengan lintas mapel melalui penugasan proyek
seni, atau sejenis karya yang lain. Singkatnya, dari mapel selain bahasa Indonesia.
portofolio berupa karya peserta didik yang
mencerminkan hasil pemikiran, minat, usaha, PENUTUP
serta sekaligus merekam tingkat kemajuan Sebagai penutup, kami sampaikan beberapa hal
belajar yang dicapai dari waktu ke waktu. yang berkaitan dengan pembelajaran menulis dan
Penilaian portofolio populer sejak kita penilaian keterampilan menulis sebagai berikut.
pemberlakukan KBK dan KTSP namun belum 1. Keterampilan menulis memiliki posisi strategis
populer dalam implementasinya. Dari sisi dalam bidang kehidupan seiring dengan kemajuan
kelebihannya, penilaian portofolio banyak peradaban berbahasa manusia.
memiliki keunggulan. Keengganan sebagian
2. Pembelajaran bahasa Indonesia dalam paradigma
besar guru menerapkan teknik penilaian
kurikulum berbasis kompetensi tidak semata-mata
portofolio terletak pada ketidaksiapan guru
ditujukan dalam penguasaan pengetahuan (kognitif)
dalam merancang persiapan dan kekurang
tetapi juga ditujukan pada penguasaan aspek
pahaman dalam mengimplementasikan teknik
keterampilan berbahasa melalui kinerja berbahasa
ini. Bahkan, sampai penghujung akan
peserta didik yang salah satu di antaranya adalah
digantikannya KTSP dengan kurikulum 2013,
keterampilan menulis.
teknik penilaian portofolio masih sebatas
3. Penilaian keterampilan menulis memiliki banyak
dipahami secara teoretis.
ragam, baik dengan tes tulis maupun penilaian
Ada beberapa pertimbangan yang harus
kinerja bahasa (produktif) berupa hasil karya tulis
dilakukan sebelum guru merencanakan akan
peserta didik, demikian juga untuk kemampuan
menggunakan teknik penilaian portofolio.
bersastra harus ditekankan pada kemampuan
1) Pastikan bahwa karya peserta didik yang
didokumentasikan harus benar-benar apresiasi sastra.
mengukur kompetensi berbahasa peserta
didik sebagaimana tercermin pada KD dan
indikator tertentu.

Magistra No. 93 Th. XXVII September 2015 83


ISSN 0215-9511
Penilaian Dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia

4. Kondisi sekolah, peserta didik, kepraktisan dan Ormrod, J. E. (2008). Educations Psichology:
keotentikan harus selalu menjadi pertimbangan Developing Learners. New Hampshire:
dalam memilih model penilaian dengan disertai University of Northern Colorado.
upaya terus mener us dalam memahami
Rustaman, Nuryani Y. (2013). Makalah: Penilaian
implementasi kurikulum yang ditetapkan oleh
Otentik dan Penerapannya dalam Pendidikan
pemerintah.
Sains. Bandung: UPI.
DAFTAR PUSTAKA Suryaman, Maman. (2012). Metodologi
Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: UNY
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2007.
Press.
Penduan Penilaian Kelompok Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. —————————. (2009). Panduan Pendidik
Jakarta. dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk

Nurgiyantoro, Burhan. (2012). Penilaian SMP/MTs. Jakarta: Pusbuk Depdiknas.


Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE.

—————————. (2012). Penilaian Otentik.


Yogyakarta: BPFE.

—————————. (2007). Penilaian Hasil


Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Berbasis Kompetensi (Bahan Diklat Sertifikasi
Guru Rayon 11 Jateng & DIY). Yogyakarta:
UNY.

84 Magistra No. 93 Th. XXVII September 2015


ISSN 0215-9511

Anda mungkin juga menyukai