Anda di halaman 1dari 285

H

f
vE il

ff.,q

[AAN
I}IUR

' :i
i
\ ti\
.'i
^r't \

- i' 'rr

!.', a . ::.::i..

F, .'

,.,lt I

,1

\
d'de'4'
r-
UNDANG.UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1987
Tentang
Hak Cipta
pasal 44

(1) Barangsiapa dengan sengaia dan tanpa hak mengumum-


kan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin
untuk itu, dipidana dengan pidana peniara paling lama
7 (tuiuh) tahun dan / atau denda paling banyak
Rp 100.@0.m0p0 (seratus iuta rupiah).
(2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan'
mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan
atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagli mana
dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana pen- *.
jara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 50.OOO'OOO,0O ( limapuluh iuta rupiah)'
\

BEUEI|ff tlffiHffi
FUffruk
L nTF*ffi
e^ OLEH

Prof. Dn. SoToJANA Sap[s


Lektor, Institut Teknologi Bandung

Dn. Osnuu NrsurNo


Professor Emeritus, Univer sity
of Tokyo, Japan

Cetakan Keenam

PT PRAT}TUA BRA}TIIA
JAKA R TA
-
Perpustakaan Nasional : katalog dalam terbitan (KDf)

Sapiie, Sujana
Pengukuran dan alat-alat ukur listrik/oleh
Soedjana Sapiie, Osamu Nishino. Cet. 6.
Jakarta : Pradnya Paramit4 2000.
- -
xiv,272 hlm.; ilus;26 cm.
3
ISBN 979 408 039
- - -X.
[. Listrik, Pengukuran. I. Judul.
tr. Nishino, Osamu.

621.37

r
I'
lr . i-.
I

t.

PENGUKURAN DAN ALAT.ALAT UKUR LISTRIK

asli : Electric lnstrumentation and Measurement


Judul
Oleh : Prof. Dr. Soedjana Sapiie
Dr. Osamu Nishino
O Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang
Diterbitkan oleh : PT Pradnya Paramita
JalanBungaS-8A
Jakarta 13140

CetakanKeenam : 2000

Dicetak oleh : PT Pertja


.!

KATA PENGANTAR

Buku yang disajikan bersama ini adalah dalam bidang pengukuran Listrik. Bidang
ini adalah cabang ilmu pengetahuan/teknik khusus, yang perlu dikuasai dalam bidang
teknik listrik.
Penulisan \,rku ini telah dilaksanakan sesederhana mungkin. Penggunaan dari
Mathematika trnggi dielakkan, akan tetapi penekanan diberikan pada pengertian-pe-
ngertian dasar yang mutlak harus dikuasai.
Buku ini diharapkan akan mendapatkan pembaca yang luas, karena latar belakang
yang diperlukan untuk dapat mempergunakan buku ini adalah pengetahuan pada tingkai
SMA atau sederajat. Jadi terutama minat terhadap pengukuran listrik
pendorong utama untuk mempergunakan buku ini.
-.rupJk",
Dengan demikian diharapkan bahwa buku ini akan mendapatkan ternpat terutama di
pustaka pendidikan monengah, dan untuk mereka yang beiminat memperdalam pe-
ngukuran listrik dengan cara belajar sendiri.
Untuk tingkat Universitas, buku ini tidak disusun sebagai penuntun kuliah yang
effisien.-Akan tetapi dapat dipakai sebagai bacaan tambahan y4ng bersifatpelengkapl
Perlu ditekankan, bahwa mengukur adalah suatu ketrampilan. Buku tidak akin
dapat menggantikan pengalaman praktek di laboratorium atau tempat bekerja lainnya.
Akan tetapi untuk dapat mengukur dengan baik, perlu dikuasai pengertian-lengertian
dasar mengena! peralatan dan cara-cara pengukuran, maupun interpretasi ha-sil pe-
ngukuran. Buku ini mencoba memberikan ini untuk mereka yang berminat dan *...rlu-
kannya.
Buku ini disusun dengan kerja sama antara para ahli pengukuran listrik di Jepang,
yaitu Prof. Kehormatan Dr. osamu Nishino dari Univ. Tokyo, prof. Dr. Ko Hara dari
Univ. Tokyo, Dr. Hideo Yamanaka dari Laboratorium Elektroteknik darr Tn. Tohru
Yamazaki dari Laboratorium Elektroteknik, dan kami dari Departemen Elektroteknik
ITB di Bandung..Penulisan buku ini dimungkinkan dengan rponro. dari "The Associa
tion for International Technical Promotion", suatu yayasan di Jepang yang mempunyai
program-program penulisah buku -buku teknik dengan harga serendah mungkin.
Patut kiranya kita semua rnemberikan penghargaan pada usaha yayasan ini, kareia
ilengan demikian sumbangan yang berarti telah diberikan untuk kemajuan teknik
listrikdi Indonesia.
Kepada "The Association for International Technical Promotion" kami ucapkan
terima kasih dan penghargaan atas kesempatan yang diberikan ini, serta mengharapkan
agar usaha-usaha demikian dilanjutkan terus pada bidang-bidang lain yang pri" p.niirg.
Dalam penulisan buku ini kami pula mendapatkan bantuan dari rekan or. iaay So
dari Department Elektroteknik ITB dan para pembantu lainnya terutama Ny. Dra. Nani
Anggasuryana dan Ny. Sonny christianto S.H. yang telah memungkinkan penyusunan
akhir dari naskah buku ini. Kepada mereka ini kami ucapkan terima kasii aan peng-
hargaan atas jasa-jasa mereka.

lr-.*-
-

IV Kata Pengantar

Selanjutnya buku ini kami sembahkan pada khalayak ramai dan mudah-mudahan
telah dapat membantu di dalam kekurangan akan buku-buku pengetahuan/teknik yang
kita usahakan bersama.
Bandung Nopember 1974.

?
I J4,^-
o*. ,ilil ro,,,.
DAFTAR ISI

BAB 1. ALAT.ALAT UKUR LISTRIK

l.l Alat Ukur Kumparan Putar I


l.l.l Prinsip Kerja. 2
1.1.2 Cara Menentukan Skala 4
Ll.3 Pergerakan Dan Redaman ... 4
5
1,l.4PeredamanDalamAlatUkurKumparanPutar.
1.1.5 Kerja Pada Arus Bolak Balik e
1.1.6 Konstruksi 7

:: :
7
',';2:', ';#:;:;::;"i,,;;,; : : : :: :: , 7
t0
1.1.6.3 Skala
1.1.6.4 Alat ukur sudut lebar ll
1.1.7 Pengukur Amper Kumparan Putar 12

1.1.7.1 Konfigurasi dasar t2


1.11.2 Alat pengukur Amper untuk arus'artts besar t2
1.1.7.3 Cara-cura memperbaiki karakteristik temperatur yang lebih teliti .. [,
1.1.7.4 Tahanan shunt untuk arus-arus besar . l5
1.1.8 Alat Pengukur Volt Kumparan Putar . r6
l.I.8.l Konfigurasi dasar .. t6
1.1.8.2 Cara-cara untuk memperbaiki karqkteristik temperatur penunjukan
dari alat penuniuk Volt .. t7
1.1.8.3 AlatpengukurYolt'Amper .... ,17
L2 Kebaikan Kerja dan Cara Pemakaian Alat Ukur Volt Dan Arnper {\
1.2.1 Kesalahan-kesalahan 18

1.2.2 Batas Kesalahan Dari Alat Ukur '19


1.2.3 Sebab-sebab Kesalahan Dari Alat Ukur . iO
1.2.4 PemakaianDayaSendiri AlatPengukur .. '.'.': 2l
1.2.5 Cara-cara Menghubungkan Alat Pengukur Amper Dan Alat Pengykur
Volt 23
1.2.6 Pengukurap Dari Arus Besar . 25
1,.2.6.1 Penggunaan dari pada tahanan shun! yang ditempatkan di luar. . . - . . 25
11.2.6.2 Pengaruh dari pada kawat penghubung kepada alat ukur miliVolt. . . . 215

1.2.6.3 Cara pengukuran arus besar tanpa membuka rangkaiannya \.D


1.2,7 Pengukuran-pengukuran Arus-arus Kecil . 27
1.2.7.1 Galvanometer arus searah C€
1.2.7.2 Kepekaan dari pada Galvanometer refleksi 30
1.2.7.3 Shunt untuk Galvanometer . . . . -10

1.3 Alat Pengukur Amper dan Pengukur Volt Untuk Arus Bolak Balik . :r
1.3.1 Kebesaran-kebesaran Dari Arus Dan Tegangan Pada Arus Bolak-balik 3i
1.3.2 Alat-alat Pengukur Dengan Pengarah Arus 35
-\

vlll Daftar Isi

1.3.2.1 Prinsip kerja 35


I'.3.2.2 Pengarah-pengarah arus 37
L3.2.3 Alat-alat ukur Amper dan Volt 37
1.i.2.4 Karakteristik-karakteristik 38
1.3.3 Alat-alat Ukur D_ggeq_Ihgrmggouple . .
1.3.3.1 Prinsip-prinsip kerja
39
39
f
1.3.3.2 Thermocouple yakum 4t
1.3.3.3 Alat-alat ukur Amper dan Volt 42
1.3.4 Alat-alat Ukur Dengan Besi Putar 43
1.3.4.1 Prinsip-prinsip kerja 43
1.3.4.2 Alat-alat peredam 45
1.3.4.3 AIat ukur Amper dan Vott 46
1.3.4.4 Karakteristik-karakteristik 47
1.3.s AtggkrUhuJkkle{r{ramis 49
1.3.5.1 Prinsip kerja 49
1.i.5.2 Alat-alat ukur Amper dan volt 50
1.3.6 Alat-alat Ukur Induksi 5l
ffT-f*P rilffpi rtnsii kerj a . 5l
1.3.6.2 Alat ukur Amper dan alat ukur Volt 53
t.3.7 Alat UkUllekEostatis 54
13.7.1 Prinsip kerja 54
1.3.7.2 Karakteristik-karakteristik 55
1.3.8 Pemilihan Dari Alat-alat Ukur 56
1.3.8.1 Alat-alat ukur yang biasanya dipergunakan untuk pengukuran-pe-
ngukuran 56,
1.3.8.2 Pengukuran dari rasio arus . 56
1.4 Alat Pengukur Watt, Alat Pengukur Faktor Kerja Dan Alat Pengukur Frekwensi. . 59
1.4.1 Pengukuran Daya Dan Faktor Kerja 59
1.4.2 Alat-alat Pengukur Watt. '62
1.4.2.1 Alat pengukur Wau dari type Ek!12:!,ng-gger .... 62
1.4.?.2 Alat pengukur Watt dari type inauni 63i
1.4.2.3 Alat penguk ur Watt dari typeltheyngguple .. 64 ,'
1.4.3 Pengukuran Daya 65/
1.4.3.1 Pengukuran daya dengan alat pengukur Volt dan alat pengukur
Amper 65
L4.3.2 Methoda tiga alat pengukur Volt dan tiga alot pengukur Amper.. 66
1.4.3.3 Pengukuran daya tiga fasa . . . 67
I .4.3.4 Pengukuran daya reaktip 68
1.4.4 Pengukuran-pengukuran Fasa Dan Faktor Kerja . 68
1.4.5 Pengukuran-pengukuran Frekwensi 69
1.4.5.1 Frekwensi Alat ukur dari type lidah-lidah bergetar 69
I .4.5.2 Alat pengukur frekwensi dari type qlat ukur rasio 70
1.4.5.3 Alat ukur frekwensi dari type kondensator .. 70
1.5 Alat-alat Ukur Yang Mengintegrasikan Kebesaran-kebesaran Listrik 7l
1.5.1 Alat Pengukur Energi Arus Bola k Balik 7t
l,5.l.l Prinsip-prinsip kerja 'n
\
\
Daftar Isi lx
1.5.1.2 Kesalahan-kesalahan dan cara-cara kompensasinya . . 72
I .3
Register
.5 .1
74
1.5.1.4 Pengujian dan kaliberasi .... 74
1.5.2 Alat Ukur Integrasi Untuk Arus Searah 76
1.5.2.1 Alat ukur integrasi Amper dari type generator 76
1.5.2.2 Alat pengukur listrik arus searah dari type motor mercuri ........ 76
1.6 Transformator Untuk Alat-alat pengukuran 76
77
1.6.2 Transformator-transformator Arus '18
1.6.3 Transformator Potensial 80
1.6.4 Pembagi Potensial Kapasitip 80
1.6.5 Hubungan Dari Transformator pengukuran 81
1.6.5.1 Sirkit pengukur daya gl

1.6.5.3 Pengukuran arus pada jaringan ....:....... g2

BAB 2. PENGUKURAN.PENGUKURAN LISTRIK DAN MAGNIT

2.1 Potensiometer 85
2.1.1 Prinsip Kerja Dari Potensiometer . . .. 85
2.1.2 Ciri-ciri Dari Potensiometer 87
2.1,3 Contoh-contoh Potensiometer praktis 88
2.1.4 Tombol-tombol Potensiometer 9t
2.1.5 Alat Penjukur Volt Differensial. 92
2.1.6 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam penggunaan potensiometer 94
2.1.6.1 Memperbesar batas-batas pengukuran 94
2.1.6.2 Pengaruh dari gerak gaya listik thermis 94
2.1,6.3 Sensitivitas potensiometer 96
2.2 Pengukuran Tahanan-tahanan Listrik 97
2.2.1 Alat-alat Pengukuran Tahanan Dengan pembacaan Langsung 98
2.2.1.1 Penguji jaringan-jaringan listrik 98
2.2.1.2 Penguji tahanan isolasi 100
2.2.2 Jembatan Wheatstone 102
2.2.2.1 Prinsip dari Jembatan ll/heatstone t02
2.2.2.2 Cabang pengatur dan cabang rasio . 103
2.2.2.3 Contoh dari Jembatan Wheatstone 104
2.2.3 Pengukuran Tahanan Rendah r06
2.2.3.1 Tahanan-tahanan empat kutub . 106
2.2.3.2 Methoda kerugian tegangan 106
2.2.3.3 MethodaPoteilsiometer... ....:........ 107
2.2.3.4 Methoda Jembatan Wheatstone l0S
2.2.3.5 Methodalembatanbergandadari Kelvin ...... 109
2.2.4 Pengukuran Tahanan-tahananiinggi ....... lt0
2.2.4.1 Methoda alat pengukur Amper dan Voh I ll'
2.2.4.2 Elektroda-elektroda penjaga lD
2.2.4.3 Penyamaan dengan tahanan yang diketahui I 13

\c4&*
-
Daftar Isi

2.2.4.4 Cara pengeluaran muatan kondensator I 13


2.2.4.5 Perlutian khusus untuk pengukuran tahanan tinggi . ....... ll4
2.2.5 Contoh-contoh Dari Pengukuran Tahanan I 15
2.2.5..1 Pengukuran daritahanan galvanometer .... l15
2.2.5.2 Pengukuran dari tahanan dalam baterai ..... ....... 116
2.2.5.3 Pengukuran dari tahanan elektrolit 116
2.2.5.4 Pengukuran dari tahanan pentanahan I 18
2.3 Pengukuran Impedansi. ...... 118
2.3.1 Definisi Dan Cara Perhitungan Dari Impedansi .... ll8
2.3.2 Jembatan-jembatan Arus Bolak Balik 123
2.3.3 Contoh-contoh Dari Jembatan Arus Bolak Balik . 124
2.3.3.1 Jembatan Maxwell tu
2.3,3.2 Jembatan Maxwell -Wien . 125
2.3.3.3 Jembatan Carey-Foster t2s
25.3.4 Jembatan Schering .. . . . : 127
2.3.4 Perhatian Khusus Pada Penggunaan Jembatan Arus Bolak Balik 128
2.3.4.1 Tameng elektrostatis 128
2.3.4.2 Alat pentanahan dari Wagner 129
2.3.4.3 Pengaruh dari induksi elektromagnitis . . . 130
2.j.4.4 Cara-cara menyeimbangkan jembatan 132
2.3.4.5 Hal-hal lain 132
2.3.5 Jembatan Ratio Induktif 133
2.3.5.1 Prinsip-prinsip kerja 133
2.3.5.2 Ciri-ciri 134
2.3.6 Indikator Impedansi Langsung r35
2.4 Pengukuran-pengukuran Magnitis 136
2.4.1 Peralatan Untuk Pengukuran Magnitis. 136
2.4.1.1 Galvqnometer balistis 136
2.4.1.2 Alat pengukur fluksi 138
2.4.1.3 Kaliberasi dari alat pengukur fluksi 138
2.4.7.4 .
GeneratorHall ....... 139
Modulator magnitis
2,4.1.5 140
2.4.2 Pengukuran Kurva BH . . ;. . . l4l
2.4.2.1 Sirkit magnitis l4l
2.4.2.2 Demagnitisasi..... 142
2.4.2.3 Pengukuran kurva BH 143
2.4.3 Penggambaran KurYa BH .. 14
2.4.4 Pengukuran Dari Rugi-rugi Besi 145
2.5 Hal-hal Pokok Pada Pengukuran-pengukuran Listrik :. ... . 147
2.5.1 lmpedansi Standar t47
2.5.1.1 Tahanan standar t47
2.5.1.2 Induktansi standar 149
2.5.L3 Kondensator standar 150
2.5.2 Standar-standar Untuk Tegangan Dan Arus l5l
2.5.2.1 Sel standar l5l
2.5.2.2 Dioda Zener 152
\N
-\i
,
\
Daftar Isi xl

2.5.2.3 Kalibrator tegangan 152


2.5.2.4 Standar tegangan dan arus untuk arus bolak balik 153
2.5.3 Penentuan Kebesaran Listrik Secara Absolut 153
2.5.3.1 Penentuan absolut dari Ohm 153
2.5.3.2 Penentuan Amper secara absolut ls5
2.5.4 Kemungkinan Penyusutan Ketelitian Pengukuran 155
2.5.5 Kesalahan Dalam Pengukuran 156
2.5.5.1 Keteledoran 157
2.5.5.2 Kesalahan sistimatis 157
2.5.5.3 Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja 157
2.5.5.4 Kepekaan, presisi dan ketelitian 158
2.5.6 Penanganan Dari Pada Hasil-hasil Pengukuran 158
2.5.6.1 Angka-angka yang penting 159
2.5,6.2 Cara-cara pembulatan 160
2.5.6.3 Proppasi dari kesalahan-kesalahan. .....: 160
2.5.7 Cara-cara Untuk Mengerti Sirkit Listrik Yang Sulit 162
2.5.7.1 Sirkitekivalen ....;.... 162
2.5.7.2 Kotak hitam 163
2,5.7.3 Sirkit umpan ba6k .. 164
2.5.7.4 Sirkit-sirkit listrik dqn operasi mathematik 166
2.5.7.5 Sirkit pembentuk gelombang 168

BAB3. PENGUKURAN PADA FREKWENSI TINGGI

3.1 Ketentuan-ketentuan Gelombang Elektromagnitis Dan Klasifikasi-klasifikasi


Frekwensi l7l
3.2 Tinggi
Elemen-elemen Rangkaian Frekwensi 172
3.2.1 Elemen-elemenTahanan 173
.
3.2.2 Elemen Induktansi . . .. . .... ..' 174
3.2.3 ElemenKapasitansi .j.... 175
3.2.4 Connector (Penghubung) 177
3.3 Elemen-elemen Konstanta Rangkaian Te"bagi (Distributed Circuit Constants). . . . 178
3.3.1 Kawat Koaksial r83
3.3.1,1 Mode gelombang elektromagnitis pada kawat koaksial 183
3.3.1.2 Elemen-elemen rangkaian jenis koaksial . . . . . 184
3.3.2 Penghantar Wave Guide 187
3.3.2.1 Mode dari gelombang elektromagnit dalam suatu wave guide ..... . 187
3.3.2.2 Elemen-elemen rangkaian jenis wave guide 189
3.4 Pengukuran-pengukuran Tegangan Frekwensi Tinggi t92
3.5 Pengukuran Arus Frekwensi Tinggi 196
3.6 Pengukuran Daya Frekwensi linggi 197
t97
3.6.2 Meter Daya Jenis C-M 198
3.6.3 Meter Daya Jenis Bolometer .. I 98.
3.7 Pengukuran Impedansi Frekwensi Tinggi I99
3.7.1 Metoda Jembatan Frekwensi Tinggi 199
=-

xll Daftar Isi

3.7.2 Metoda Jembatan Petbandingan Arus Lengan 2W


3.7.3 Methoda Q-meter .: .... 200
3.7.4 Metoda Jembatan Jenis Koaksial ... 201
3.7.5 Methoda Jembatan Jenis Wave Guide 202
3.7.6 Metoda Gelombang Berdiri 202 0
3.7.7 Metoda Smith Chart 205
3.8 Pengukuran Frekwensi 208
3.8.1 Frekwensi Meter Jenis Absorpsi 208
3.8.2 Frekwensi Meter Jenis Heterodyne 209
3.8.3 Frekwensi Counter 209
3.8.4 Metoda Kawat Lecher 209
3.8.5 Frekwensi Meter.Jenis Koaksial 209
3.8.6 Frekwensi Meter Jenis Wave Guide 210
3.9 Pengukuran Kuat Medan Listrik 2tt
3.9.1 Metoda Sederhana Untuk Pengukuran Medan Listrik 2tt
3.9.2 Metoda Meter Kuat Medan Listrik 212
213
3.10.1 Sistim Transmisi Langsung 213
3.10.2 Sistim Seimbang 214
3.10.3 Sistim "Coded" 215
3.ll Transducer.. 2t6
3.1 l.lMicrometer Elektronik 216
3. I 1.2 Jembatan Pengukur Kapasitansi 217
3.11.3 Generator Hall 218
3.11.4 Tahanan Kawat Tekanan (Resistance Wire Strain Gauge) 218

BAB4. ALAT PENGUKUR ELEKTRONIK

...... 219
4.1.2 Voltmeter-Jenis Penguat AC . . 22Q
4.1.3 Voltmeter Puncak Pulsa (Peak Impulse Voltmeter) 220
4.1.4 Voltmeter "Slide-back" .... -. 22t
4.2 Alat-alat Ukur Digital ..... 22t
4.2.1 VoltmeterDigital 222
4.2.2 Frekwensi Meter Jenis Penghitung (Counter Type) 224
4.3 Recorders 224
4.3.1 Perekam Jenis Penulisan Langsung (Direct writing Type Recorders)...... 224
4.3.2 Osscilograp 226
4.3.3 Perekam Jenis Penyeimbangan Sendiri(Self-balancing Type Recorders). . . . 228
4.4 Oscilloscope 229

4.4.1 Real Time OscilloscoPe 230


4.4.2 StorageOscilloscope 233
4.4.3 SamplingOscilloscoPe 234
4.5 Generator Signal 236
Daftar Isi xlll

Lampiran-lampiran 241

1. Sistim satuan internasional ...... ..... 241


2. Satuan-satuan MKS dan CGS. 2U
3. Konversi antara sistim metrik dan sistim Yard-Pound 245
4. Fungsi-fungsi Trigonometri, Exponensial dan Hyperbolis 246
5. Rumus-rumus Listerik dan magnit 250
6. Grafik-grafik konversi yang banyak dipakai 260
7. Konstanta-konstanta Fisika 267
8. Istilah-istilah teknis mengenai bahan magnitis 270
BAB 1. ALAT.ALAT UKUR LISTRIK
Kebesaran listrik seperti__?Iu!, tggan gan, daya dan sebagainya tidak- dapat secara
lang$ung*ita tanggqpi dengan pinca indera kita. Untuk memungkinkaq pengukuran
Faka kebesaran listrik ditransformasikan melalui suatu phenomena fisis yang akan
memunglinka, f.r,gurnutu, melalui panca indera tita; misatrya kebesaran listrik seper-
ti-arus ditransformasikan melalui suatu phenomena fisis ke dalam kebesaran mekanis.
Perubahan tersebut bisa merupakan suatu rotasi melalui suatu sumbu yang tertentu.
Beiar sudut rotasi ters€but berhubungan langsung dengan kebesaran arus listrik yang
akan kita amati, sehingga dengan demikian maka pengukuran dikembalikan menjadi
pengukurdn terhadap suatu perputaran,r dan besar sudut adalah menjadi ukuran
kebesaran listrik yang ingin diukur. Hal ini adalah lazim untuk suatu pengukuran
arfis dan alat ukur demikian ini disebut pada umumnya sebagai "pengukur amper".
Kumpulan dari peralatdn listrik yang bekerja atas dasar prinsip-prinsip tersebut akan
disebutkan di sini*ebagai alat ukur listrik.
' Perhatikan alat pengukur Amper lebih lanjut. Telah dijelaskan bahwa kebesaran
arus ditransformasikan menjadi suatu rotasi dan besar sudut adalah ukuran dari pada
besar aru_s. M.acam arus di dalam teknik listrik, ada arus searah dan ada arus bolak balik,
akan tetapi kebesaran-kebesaran tersebut masih akan pula dipengaruhi oleh beberapa
hal lain. Ygng {rm4!sqd de,ugan a1a! p-glgqlur adalah untuk memungkinkan mengamati
liqgfgfy_q yang dimaksudkan. Disamping kebesaran arus, masih banyak pula kebesaran
tistiik lainnya seperti-tegangan, daya, energi, frekwensi dan sebagainya. Dalfm bab ini
diterangkan berbagai macam alat ukur, dan bagaimana alat-alat ukur tersebut harus
dipergunakan, agar pengukuran kebesaran-kebesaran listrik dapat dilaksanakan sebaik
dan seaman mungkin. Tekanan akan diberikan dalam bab ini kepada alat-alat ukur yang
langsung memberikan nilai pengukuran kebesaran listrik pada skala yang dapat dibaca
secara jelas; yaitu alat-alat ukur yang secara jelasnya mentransformasikan kebesaran
listrik pdda skala yang tertentu. Alat-alat ukur dalam golongan ini akan disebut sebagai
alat penunjuk. Alat penunjuk, bekerja atas prinsip perubahan kebesaran listrik langsung
melalui suatu phenomena fisis tertentu, ke dalam suatu perputaran, dan perputaran
tersebut dihubungkan dengan jarum yang berputar pada skala yang tertentu. Disamping
ini maka kebesaran-kebesaran yang diintegrasikan termasuk pula dalam alat-alat
pengukur golongan ini, yaitu periunjukan integrasi dari kebesaran listrik melalui suatu
perioda waktu.

l.l Alat Ukur Kumparan Putar


Yang dimaksudkan dengan "alat ukur kumparan putar", adalah alat. pensukur,
yang bekerja atas dasar prinsip dari adanya swrtu kumparan listrik, yang ditempatkan
peda,IllEqan maCqlt.JgrlC berasal da11 suqlul4ag!.{ yallgpqlMlpn' Arus yang dialirkan
melalui kumparan akan menyebabkan kumparan tersebut berputar. Alat ukur kumparan
putar adalah alat ukur penting yang dipakhi untuk bermacam arus, tidak hanya untuk
arus searah, akan tetapi dengan alat-alat pertolongan lainnya, dapat pula dipakai untuk
arus bolak balik. Pemakaian dari alat ukur kumparan putar adalah sangat luas, mulai
Bab l. Alat-Alat Ukur Listrik

dari alat-alat ukur yang ada di laboratorium sampai pada alat ukur yang ditempatkan
di dalam pusat-pusat pembangkit listrik. Alat ukur yang dimaksudkan ini dipergunakan
sebagai alat ukur untuk kebesaran arus maupun tegangan.

1.1.1 Prinsip Kerja

Lihat Gbr. l-1. Bila pemutus arus K ditutup yang memungkinkan arus searah yang
konstdn melalui alat ukur amper maka jarum penunjuk akan bergerak melalui posisl
1,2,3, dan berhenti pada 4, seperti pada Gbr. l-2. Mengenai arti dari pergerakan jarum
yang dimaksudkan ini akan dijelaskan kemudian. Pada saat ini akan dijelaskan dulu
apa yang dimaksudkan dengan "sudut akhir dari rotasi" dari pada jarum penunjuk.

* Waktu

Gbr. 1-2 Gerakan jarum penunjuk.

Gbr. t-l Alst ukur jenis kumparan


putar.

Dalam Gbr. 1-3, diperlihatkan adanya magnit yang permanen (l), yang mempunyai
kutub-kutub (2), dan di antara kutub-kutub tersebut ditempatkan suatu silinder inti besi
(3). Penempatan silinder inti besi (3) tersebut di atas ini, di antara ke dua kutub magnit,
Utara dan Selatan, akan menyebabkan bahwa, di celah udara antara kutub-kutub magnit
dan silinder inti besi akan terbentuk medan magnit yang rata, yang masuk melalui kutub-
kutub tersebut ke dalam silinder, secara radial sesuai dengan arah-arah panah. Dalam
ceiah udara ini ditempatkan kumparan putar (4), yang dapat berputar melalui sumbu
(8). Bila arus searah yang tidak diketahui besarnya mengalir melalui kumparan tersebut,
suatu gaya elektromagnitis / yang mempunyai arah tertentu akan dikenakan pada
kumparan putar, sebagai hasil interaksi antara arus dan medan magnit. Arah dari gayaf
dapat ditentukan menurut ketentuan tangan dari Fleming (lihat Gbr. l-4). Besar dari
gaya ini akan dapat diturunkan dengan mudah. Nyatakanlah besar medan magnit
dalam celah udara sebagai .8, panjang kumparan sebagai a, dan lebar kumparan sebagai
D. Momen putar To dapat dinyatakan sebagai:

To: Bnab I (l-l)


bila n menyatakan banyaknya lilitan dari kumparan putar.
Pada setiap ujung dari pada sumbu (8), ditempatkan pegas yang salah satu ujungnya
melekat padanya, sedangkan ujung yang lain pada dasar yang tetap. Setiap pegas akan
\_
1.1 Alat Ukur Kumparan Putar

I Magnit tetap
2 Kutub sepatu
3 Inti besi lunak Gaya
4 Kumparan putar
Pegas spiral
5
6
7
Jarum penunjuk
Rangka kumparan
t
putar
8 Tiang poros

\ lru.
I

Gbr. 1.3 Prinsip kerja alat ukur jenis Gbr. I-4 Hukum tangan kiri Fleming.
kumparan putar.

memberikan gaya reaksinya yang berbanding lurus dengan besar sudut rotasi dari
sumbu, dan berusaha untuk menahan perputaran. Jadi dengan kata lain, pegas membe-
rikan pada sumbu moment T" yang berlawanan arahnya dengan 7r. Bila konstanta pegas
dinyatakan sebaEi r, maka besar Q dapat dinyatakan sebagai:

Tc: r0 (l-2)
Bila sumbu (8) dan pula kumparan putar (4), berputar melalui sudut akhir sebesar 00,
maka dalam keadaan seimbang ini To: [, sehingga terdapat persamaan sebagai
berikut:

t?o: 3no6
'
dan dari sini

oo :4!@ 1 (t-3)

Dengan demikian maka sudut akhir go dari putaran sumbu yang menjadi pula tempat
(l-3). Kebesaran-kebesaran (Bnablr)
melekat penunjuk (6), ditentukan oleh persamaan
disebut sebagai konstanta alat ukur.
Pada umumnya, momen seperti 7,
disebut momen penggerak, dan alat yang
menyebabkannya dikenal sebagai alat penggerak. Sedangkan momen 7" disebut momen
pengontrol.
Dengan berpegang kepada pengertian-pengertian .ini, maka harga sudut rotasi
akhir dari penunjuk, pada alat pengukur kumparan putar, ditentukan oleh hubungan
antara momen penggerak dan momen pengontrol, dan dinyatakan dalam persamaan
( I -3).
7

Bab l. Alat-Alat Ukur Listrik

1.1,2 Cara Menentukan Skala

Cara penentuan skala dari pada alat ukur kumparan putar akan dijelaskan melalui
suatu grafik, yan1 menghubungkan persamaan antata sudut putar 0'dan momen
penggerak L Sumbu horizontal menyatakan sudut putar 0, dan sumbu vertical momen
seperti dinyatakan pada Gbr. l-5.

I A

r
I
I
Tot
I

I
Toa I

o
A
o
ll Toz

Tor ,/ Gbr. 1-6 Skala dari alat ukur ienis


kumparan putar.

,/'l 0r
I

0z 0a 0e 0s: l,Zrad.
Sudut pergerakan jarum penunjuk

Skala
Gbr. 1-5 Penentuandari penunjukan
atat ukur ienis kumParan
putar.

Misalkan suatu alat pengukur kumparan putar berputar melalui sudut sebesar 1,2
radial bila arus searah yang melaluinya adalah sebesar 5 mA. Bila momen-momen
penggerak yang disebabkan oleh arus-arus sebesar l, 2, 3,4, dan 5 mA dinyatakan
sebagai Tor,Trr,Tor,Ton dan Tor, maka momen-momen tersebut pada Gbr. 1-5 dapat
digambarkan sebagai garis-garis datar dan berjarak sama satu dan lainnya. Ingat
bahwa momen-momen penggerak tersebut hanya ditentukan oleh besarnya arus, dan
tidak tergantung dari sudut putar g dari penunjuk. Momen pengontrol berbanding lurus
dengan besar sudut putar, dan digambarkan dalam grafik sebagai garis lurus yang
menghubungkan titik mula dengan A. Bila sudut perputaran dari penunjuk dalam
keadaan keseimbangan antara momen penggerak dan momen pengontrol, pada masing-
masing momen penggerak dinyatakan sebagai 0r,0r,,0r,0n,Qr, maka didapat 02: 201,
0t: :
30r,0.: 4e , dan 0, 50t. Dengan demikian bila skala dibentuk dengan mem-
bagi busur lingkaran sebesar 1,2 rad ke dalam lima bagian-bagian yang sama, dan
memberikan angka-angka pada lima bagian dari skala tersebut 0, 1,2,3,4, dan 5
seperti pada Gbr. l-6, maka arus yang melalui alat ukur ini dapat segera dinyatakan
pada harga skala dimana penunjuk berhenti. Misalnya dalam gambar yang sekarang,
arus sehsar 3,5 mA mengalir melalui alat ukur.

1.1.3 Pergerakan Dan Redaman

Sekarang tiba saatnya untuk menjalankan pergerakan dari pada alat penunjuk
dari@ ke @ pada Gbr. l-2. Untuk hal ini, maka marilah kita perhatikan mula-mula
1.1 AIat Ukur Kumparan Putar

Rangka kumparan
dari aluminium

(a) (c,, Gbr. 1-8 Peredaman dalam alat ukur


jenis kumparan putar
Gbr. 1-7 . Osilasi dsri suatu massa
yang digantungkan pada suatu
pegas cylindrical helical.

pengaruh dari redaman, dan perhatikanlah Gbr. l-7. Gambar tersebut memperlihatkan
suatu pegas dimana salah satu ujungnya mati, sedangkan ujung yang lain bebas. Pada
ujung yang bebas ini ditempatkan suatu pemberat, dan dalam keadaan seimbang dimana
gaya gravitas dilawan oleh gaya pegas, terdapat keadaan stationer yang diperlihatkan
pada Gbr. lq7 (a). Bila pemberat ditarik ke bawah, dan dari posisi ini dilepaskan Gbr.
l-7 (b), maka pemberat akan berosilasi antara (b) dan (c), di sekitar titik stationernya
(a). Dan bila tidak ada gaya yang meredamnya, maka pemberat akan berosilasi
selamanya.
Momen penggerak dan momen pengontrol dalam alat ukur kumparan putar
mempunyai kesamaannya dengan gravitas yang bekerja pada pemberat dan gaya tarik
dari pegas seperti dinyatakan di atas ini. Jadi bagian yang berputar yaitu kumparan,
sumbu dan alat penunjuk, akan berosilasi pada 00, bila tidak ada momen lain yang
meredamnya, yang menyebabkan penunjuk berhenti pada 0s. Dalam keadaan tidak
diberikannya peredaman khusus, maka momen redaman akan terdiri dari tahanan-
tahanan udara dan tahanan-tahanan mekanis pada kedudukan kumparan, sedangkan
besar redaman ini akan kecil sehingga alat penunjuk akan berosilasi untuk waktu yang
lama. Alat ukur demikian ini sulit dipakai, dan dalam banyak hal sama sekali tidak
dapat digunakan. Dengan demikian diperlukan adanya peredam, sebagai bagian dari
pada bagian-bagian yang berputar. Dan dengan adanya momen peredam ini, disamping
momen-momen penggerak dan pengontrol, maka penunjuk akan dapat sampai pada
harga akhirnya dengan cepat. Momen peredam yang dimaksudkan tersebut, dihasilkan
oleh alat peredam.

1.1.4 Peredaman Dalam Alat Ukur Kumparan Putar

Dalam alat ukur kumparan putar, pada umumnya kumparan putarnya dibuatkan
dengan kerangka dari aluminium. Secara listrik kerangka tersebut merupakan jaringan
huburry pendek, dan memberikan pada kumparan' momen peredam, seperti akan

2
-..-
/
/
Bab 1. Alat-Alat Ukur Listrik

diterangkan lebih lanjut. Perhatikanlah Gbr. l-8. Bila kumparan berputar, yang
disebabkan oleh arus I yang mengalir melaluinya, maka dalam kerangkanya akan
timbul arus induksi. Ini disebabkan karena putaran kerangka aluminium ini terjadi
dalam medan magnit pada celah udara, sehingga tegangan yang berbanding lurus pada
kecepatan perputaran akan diinduksikan dalam,,kerangka tersebut. Arah dari tegangan
dapat ditentukan melalui hukum tangan khnan dari Fleming. Tegangan ini yang
menyebabkan arus induksi ,I, mengalir dalam kerangka kumparan. Sebaliknya arus 1,
ini, akan memotong fluksi magnit dalam celah udara bila kumparan berputar; dan akan
dibangkitkan momen yang berbanding lurus dengan kecepatan putar. Akan tetapi
arah dari pada momen ini adalah berlawanan dengan arah perputaran, hingga berakibat
. menghambat perputaran. Demikianlah terjadinya momen peredam, dan momen ini
berusaha untuk melawan perputaran.
Bila sesuatu keadaan dihadapi dimana penampang dari pada kerangka adalah
kecil sedangkan tahanannya (secara listrik) besar, maka Ioyangterjadi akan kecil. Dalam
hal ini maka momen redam yang dihasilkan akan lemah, dan penunjuk akan berosilasi
, di sekitar 0o, dan secara graduil akan menuju ke titik akhir tersebut, seperti diperlihatkan
pada Gbr. 1-9 (a). Bila tahanan listrik pada kerangka kecil, maka 1, akan dapat besar,
yang menghasilkan momen peredam yang kuat pula. Dalam hal ini maka perlawanan
terhadap perputaran akan besar, dan pergerakan penunjuk tidak lagibebas. Penunjuk
akan mendekati harga akhir secara monotonis lambat, seperti dinyatakan pada kurve
(B).

Redaman kurang

4 Redaman kritis

E
il
'-! I
50t +1,5y. dari 2/3 panjang skala

b5
oo
* Waktu
(a) (b)

Gbr. 1-9 Cerakan jarurn penunjuk dari suatu alat ukur.

Aksi peredaman yang mempergunakan prinsip-prinsip elektromagnetis ini dikenal


sebagai redaman elektromagnetis. Kurve A menyatakan peredaman kurang, sedangkan
Kurve B menyatakan peredaman lebih. Waktu untuk sampai pada harga akhir untuk
kedua keadaan tersebut adalah lama. Suatu keadaan khusus terdapat di antdra keduanya,
dimana alat penunjuk akan sampai pada 0o dalam waktu yang relatip singkat, seperti
dinyatakan oleh kurve C. Keadaan ini dinyatakan sebagai peredaman kritis.
Waktu yang diperlukan untuk satu perioda dalam keadaan peredaman kurang
disebut perioda dari osilasi. Untuk alat-alat ukur yang biasanya kita pergunakan,
diperlukan untuk sampai pada harga akhir yang hendak dibaca dalarn batas-batas yang
secepat mungkin. Sehingga pengukuran yang benar dapat diperoleh dengan cepat. Maka
dari itu alat-alat ukur yang lazim dipergunakan, dibuat dengau peredarnan sedikit
kurang, seperti dinyatakan pada kurve (D) dalam Gbr. l-9 (b).'Pergerakan penunjuk
dari (f ke @ dalarn Gbr. l-2, dimaksudkan kepada keadaan peredaman seperti itu.
1.1 Alat Ukur Kumparan Putar

1.1.5 Kerja Pada Arus Bolak Balik

Bila arus bolak balik yang berbentuk gelombang sinus dengan frekwensil, dialirkan
ke dalam alat kumparan putar yang-umum dipergunakan maka momen penggeraknyapun
akdn merupakan momen bolak-balik dengan frekwensi yang sama. Dengan frekwensi/
yang cukup rendah, maka jarum penunjuk dari alat ukur akan berosilasi dengan
frekwensi/di sekitar titik nolnya.
Akan tetapi bila frekwensinya agak tinggi di sekitar beberapa puluh Hz, maka
jarum penunjuknya tidak akan dapat lagi mengikuti frekwensi/dari momen penggerak
tersebut. Ini disebabkan terutama oleh adanya inersia dari pada bagian-bagian dari alat
ukur yang berputar. Akibatnya adalah bahwa alat ukur tidak akan menunjuk sama
sekali, dan akan tetap ada pada posisi nol.
Frekwensi kerja dari pada arus yang biasanya akan diukur, jauh lebih besar dari pada
frekwensi sendiri dari alat-alat ukur. Sehingga dengan demikian, alat ukur kumparan
putar tidak memberikan gerak sama sekali. Inilah yang menyebabkan mengapa alat
ukur kumparan putar tidak dapat dipakai begitu saja untuk pengukuran-pengukuran pada
arus bolak balik. Alat ukur kumparan putar pada dasarnya adalah alat ukur untuk arus
searah. Untuk pengukuran-pengukuran pada arus bolak balik berbagai alat penunjuk
dapat dipergunakan, dan akan dibicarbkan dalam bab-berikutnya.

1.1.6 Konshuksi
Pada dasarnya alqt ukur kumparan putar terdiri dari unit-unit penggerak,
pengontrol dan peredam. Akan tetapi untuk mempelajari konstruksi dari pada alat
ukur yang dimaksudkan, lagi pula melihat cara-cara mengasembelasikan bagian-
bagiannya, adalah lebih mudhh untuk membaginya ke dalam sirkit magnitis, bagian-
bagian perputar, skala dan sisanya. Alat ukur kumparan putar telah mempunyai sejarah
yang panjang, dan mengalami perbaikan-perbaikan dalam berbagai aspeknya. Pada
tahun-tahun terakhir ini, telah dilakukan berbagai usaha dengan hasil yang memuaskan,
dengaB mempergunakan material yang sangat baik dan teknologi produksi yang effektip,
untuk membuat alat-alat ukur yang mempunyai kerja, bentuk serta ukuran-ukuran
yang cocok untuk kepentingannya, dengan cara yang paling sederhana dan semurah
mungkin.

1.1.6.1 Sirkit magnitis

Sirkit magnitis dalam alat ukur kumparan putar dibentuk oleh magnit permanen.
Dimasa yang lalu magnit permanen tersebut dibuat dari baja khrom atau baja
tungstram, akan tetapi pada saat sekarang kebanyakanmempergunakanlogamcampuran
dari Alnico (misalnya Al8y", Ni l4%, co 24/o, Cu 3fu, Fe sisanya); keuntungan dari
logam campuran ini adalah kemampuan kerjanya yang baik dengan bentuk yang kecil.
Jadi sirkit magnitisnya telah berubah dari bentuk konvensionil yang mempergunakan
magnit permanen yang besar dan panjang, seperti diperlihatkan pada Gbr. l-10 (a),
kepada yang sangat kecil dan ringan seperti diperlihatkan pada Gambar tersebut di (b)
sampai (d). Sirkit magnitis pada (a), (b) atau (c) disebut sirkit luar, dan pada (d) sirkit
dalam.

1.1.6.2 Bagian yang berputat


Pada Gbr. 1-l I diperlihatkan contoh dari bagian berputar dari alat ukur kumparan
putar. Kawat-kawat pengantar yang halus dan berisolasi digulung di sekeliling kerangka
Bab 1. Alat-Alat Ukur Listrik

\:l
{1r, !

Gbr. 1-10 nanekaian magnetik dari suatu dat ukur ienis kumparan putar.

Cotrducting

Pointcr

Curcnt irlet Uppcr pivot


Upp€r bcaring Zero poinl adjusting Zero point
dcvice Spiral spring

Framc Balancing wciSht


(aluminium)
Coil BGs (attachcd to coil
Spiral spring (cnamclled
Coil frano with usc of m adbcsive)
copper *irc)
Irotr corc
Lower bcaring Springl spring
Coil
Lowcr ptYot
Lowcr bcaring

Rccciving stonc
(sapphirc)

€cciving

. Gbr. 1:11 Konstuksi bsgiarFbogian b€rgerak suatu alat ** Irr-**."r"*. "'


aluminium, yang hkerja pula sebagai alat peredam, dan bersama-sama membntuk
kumparan putar. Pada kedua ujung dari kumparan putar ini, ditempatkan sumbu-sumbu
putarnya, yang ditempatkan pada bantalan. Bila tahanan geser dari pada ujung sumbu
dengan bantalannya besar, maka bagian yang berputar akan tidak mungkin berputar
secara halus, dan hasilnya adalah penunjukan yang kurang tepat. Untuk menghindari
ini, maka ujung-ujung dari pada sumbu putar dan bantalan diberikan bentuk yang
tepat seperti pada gambar, dan permukaan dibuat dengan sangat halus. Biasanya ujung
dari pada sumbu-sumbu putar dibuat dari baja yang mempunyai kekuatan mekanis
yang tinggi, dan tidak mudah rusak karena pemakaian. Bantalan dibuat dari pada
batu-batuan syntetis atau gelas keras, dan berbentuk konkap seperti terlihat pada
gambar.
Untuk pegas yang berbentuk spiral, dari alat pengontrolnya, dipergunakan logam
campurarrbrons pospor (Sn 6\,P 0,5% dan Cu sisanya). Pegas ini dipergunakan pula
\

l.l Alat Ukur Kumparan putar 9

sebagai jalan arus yang masuk ke dalam dan keluar dari kumparan. Caraara
sadg
dijabarkan tersebut di atas adalah yang lazim dipakai pada konstruksi di masa yang
lalu. Dalam tahun-tahun akhir ini, konstruksi gantungan yang akan dijelaskan lebih
lanjut, makin menjadi populer.
Instrumen dari konstruksi gantungan ini, mempunyai pegas gantung yang
berbentuk pita yang tipis dengan penampang segi empat dan dibuat dari bahan elastis.
Kumparan putar digantungkan pada pegas gantung ini. Seperti diperlihatkan pada
Gbr. l-12.

I Torsioning tension spring


2 Suspension band
3 Boss
4 Pin
5 Wcdge
6 Stopper
7 Balancing weight

Gbr. 1-12 Konshuksi sistim penggantung taut-band.

Agar pita pegas tidak mengalami lengkung yang berlebihan, karena pengarah
berat dari kumparan putar terutama bila pita pegas ada dalam keadaan datar atau
miring, maka pita pegas mendapatkan gaya tarik yang kuat pada ujung-ujungnya. Hal
ini dicapai dengan pegas-pegas penekan seperti terlihat pada gambar. Disamping ini
penahan-penahan khusus dipakai, untuk menetapkan agar bagian-bagian yang berputar
hanya mungkin mengalami perputaran kecil (ke kedua arah). Sehingga dalam keadaan-
keadaan yang tidak disengaja yang mungkin memberikan benturan-benturan pada
bagian yang berputar, (misalnya seperti alat ukur terjatuh), penunjukan dari alat ukur
tidak akan salah. Pita-pita gantung berfungsi pula sebagai alat pengontrol dan pula
secara bersamaan sebagai jalan untuk arus masuk ke dan keluar dari kumparan putar.
Sebagai bahan untuk pegas gantung, yang harus memenuhi berbagai persyaratan,
seperti menahan berat dari pada kumparan putar, cukup elastis untuk memenuhi
fungsinya sebagai alat pengontrol, dan bertahanan listrik kecil sebagai jalan arus maka
campuran dari platinanikel, berylium dan tembaga dan sebagainya, sering dipergunakan.
Bagian yang berputar pada peralatan dengan pegas gantung ini, yang tidak mempunyai
tahanan mekanis seperti pada konstruksi peralatan dengan sumbu dan bantalan, dapat
dipergunakan pada alat-alat ukur yang berketelitian yang tinggi, atau pada peralatan
10 Bab 1. Alat-Alat Ukur Listrik

yang sangat peka. Disamping ini, karena keuntungannya bahwa penunjukan akan sulit
keliru oleh pengaruh vibrasi, maka dalam penggunaan-penggunaan pada panil-panil
yang bergerak, konstruksi pegas gantung ini hampir selamanya dipergunakan.
Perlu dijelaskbn di sini bahwa konstruksi pegas gantung dipakai pula pada peralatan-
peralatan lain dari pada kumparan putar yang akan diterangkan kemudian, tapi jelas
bahwa konstruksi ini tidak dapat dipakai untuk kumparan-kumparan putar yang berat.
Penunjuk terdiri dari aneka ragam bentuk tergantung dari pada penggunaan alat
ukur yang diperuntukkannya. Gbr. l-13 (a) memperlihatkan contoh penunjuk untuk alat
ukur dengan ketelitian yang tinggi. Ujung dari pada penunjuk dibuat setipis mungkin,
dan ditempa secara vertikal sesuai dengan garis-garis pembagi utama pada skala. Dalam
posisi dimana seorang pengamat tidak dapat melihat kedua sisinya dari pada ujung
penunjuk d6ngan satu mata, maka ujung penunjuk dengan skala telah berhubungan
secara vertikal dalam satu garis tegak, dan bila skala dibaca dari posisi demikian ini,
maka kesalahan pembacaan yang disebut kesalahan paralaks, dapat ditiadakan.
Untuk alat-alat ukur yang akan ditempatkan pada panil-panil suatu penunjuk
yang gepeng seperti yang diperlihatkan pada Gbr. l-13 (b) biasanya dipergunakan.
Pemilihan ini lebih didasarkan kepada permudahan untuk membaca dari jarak yang
agak jauh dari pada ketelitian.
Bintik
cahaya

|
t
4

(a)

Poros yanS bcrgcrak


cermin pcmantul
(b)

Gbr. 1-13 Contoh iarum penuniuk.


-

Gbr. 1-14 Alat ukur jenis penunjukan


dengan cahaya.

Pemberat untuk membalansikan alat penunjuk yang diperlihatkan pada Gbr. l-12,
dipergunakan untuk memindahkan titik berat dari pada penunjuk, pada sumbu rotasinya.
Disamping alat penunjuk yang telah dibicarakan ini, maka untuk alat-alat ukur
dengan ketelitian yang tinggi dipakai pula penunjukan dengan berkas cahaya. Dalam
alat ukur ini maka sebagai pengganti dari jarum penunjuk, suatu titik cahaya
diproyeksikan.pada skala dan bergerak sesuai dengan perputaran dari pada kaca, yang
ditempatkan pada alat-alat perputaran dan diperlihatkan pada Gbr. l-14. Dengan cara
ini maka kesalahan karena paralaks ditiadakan.

1.1.6.3 Skclc
Seperti telah dijelaskan dalam l. I .2 skala dari alat ukur kumparan putar berbentuk
serasi dan skala demikian ini dibentuk dari pada skala yang mempunyai jarak yang
sama. Pada skala u:iiform maka terdapat kemungkinan untuk membaca sebagian dari
pada pembagian-pembagian yang minimal dengan cara melihatnya dengan mata.
Dengan demikian maka segera setelah beberapa titik pada skala ditentukan maka titik-
titik lainnya dengan mudah dapat ditemukan dengan cara interpolasi. Sebagai salah
1.1 Alat Ukur Kumparan Putar ll
satu cara untuk mengiliminasikan kesalahan paralaks pada alat-alat pkur yang
mempunyai ketelitian yang tinggi, kaca ditempatkan seperti pada Gbr. l-15 (a) sejajar
dengan skala, dan penempatan mata untuk membaca. sehingga alat penunjuk dan
bayangannya pada cermin menjadi satu sama lainnya. Pada beberapa alat ukur yang
akan ditempatkan pada panil-panil maka untuk mengurangi kesalahan membaca karena
paralaks, jarum penunjuk dan skala pembacaan ditempatkan pada bidang yang sama
seperti yang diperlihatkan dalam Gbr. l-15 (b).
Plat
skala

(b)
.
Gbr. 1-15 Skale dan plat skala suatu alat ukur.

1.1.6,4 Alat akur sadut lebar

Untuk alat ukur yang akan ditempatkan pada panil-panil maka ukuran-ukuran
yang kecil diharapkan sehingga dengan demikian tidak begitu memerlukan tempat.
Akan tetapi di dalam alat-alat ukur demikian ini, maka skalanya menjadi lebih pendek,
dan akan menjadi lebih sulit untuk membaca indikasi-indikasi yang diberikan o.leh
alat penunjuk. Untuk memungkinkan pembacaan yang lebih teliti maka skala perlu
diperpanjang dan hal ini dapat dicapai dengan teknik yang tertentu. seperti
diperlihatkan pada Gbr. l-16 suatu alat ukur dibuat dengan bentuk sirkit magnitis yang
khusus, dan alat-alat putarnya mempunyai-suatu skala yang panjang dalarn bentuk
suatu busur-lingkaran yang membentuk suatu sudut lebih kurang 270". Alat ukur
demikian ini dinamakan alat ukur dengan sudut lebar.

Fluksi magnit
Gandar
inti \

Gbr. 1-16 Suatu alat ukur dengan


sudut penunjuk yang lebar.
E
Gbr. 1-17 Bentuk dari ammeter jenis kum-
paran putar.
12 Bab l. Alat-Alat Ukur Listrik

1.1.7 Pengukur Amper Kumparan Putar

1.1.7.1 Kotfigarusi dasar


Alat ukur kumparan putar pada dasarnya adalah alat pengukur arus atau pengukur
amper. Arus yang dapat dialirkan melalui kumparan putar dibatasi lebih kurang di
bawah 30 mA, karena alat-alat putarnya tidak bisa terlalu berat dan dengan demikian
maka kawat-kawat pengantar dari kumparan tidak bisa terlalu tebal. Dengan demikian
maka hanya untuk alat-alat ukur Amper yang mempunyai harga skala maksimum yaitu
harga yang maksimum dapat diukur oleh pengukur amper, yzing lebih kecil dari kira-kira
30 mA, arus lyang akan diukur akan mungkin dialirkan secara langsung pada kumparan
putar seperti diperlihatkan pada Gbr. l-17. Pada beberapa alat ukur amper skala
maksimal tersebut mungkin hanya beberapa micro amper'

1.1.7.2 Alat pengukur Amper antak aras-arus besar


Untuk membuat satu pengukur amper yang mernpunyai harga skala maksimum
lebih besar dari kira-kira 30 mA maka suatu tahanan R, dihubungkan paralel pada
kumparan putar seperti yang diperlihatkan pada Gbr. l-18, untuk mengelakkan arus-
arus di atas dari 30 mA masuk ke dalam kumparan putar. Tahanan yang demikian ini
biasanya disebut "tahanan shunt". Bila tahanan keseluruhan dari pada kumparan putar
dan pegas-pegas pengontrol yaitu tahanan-tahanan dari alat-alat berputar disebut
sebajai n,, dun ,tu. yang harus diukur sebagai d sedangkan arus yang masuk ke dalam
kumparan sebagai I', maka persamaan-persamaan di bawah ini akan berlaku untuk
keadaan yang dinyatakan pada Gbr. l-18.
J I,
I: mI' (1-4)
R. +R,
m:-Rr- (1-s)

Dengan demikian, maka arus yang diukur,


seperti diberikan oleh (1-6) menjadi
Gbr. 1-18 Ammeter dengan ranglaian
1: 100 x 1.000: l00mA shunt.

Jadi dengan cara demikian dimungkinkan untuk membuat alat pengukur amper dengan
harga skala maksimal 100 mA.
Dengan demikian maka meskipun arus yang sebenarnya masuk ke dalam kumparan
putar adilah I'maka harga skala yang diberikan adalah sesuaidengan arus maka I
ierdapat kemungkinan di dalam alat ukur yang mempergunakan tahanan shunt ini
untui mengukui arus sebesar m x lebih besar, bila tahanan shunt demikian ini tidak
diberikan m adalahharga multiplikasi atau faktor perkalian dari shunt dan dinyatakan
dengan persamaan (l-5). Sebagai contoh bila ada suatu tahanan shunt (2) sebesar 5,005
O, ian dipergunakan dalam hubungan paralel dengan suatu kumparan putar dari
pengukur amper yang mempunyai harga skala maksimum sebesar 100 pA, dan tahanan
darialat putarnya sebesar 5 kQ persamaan (l-5) memberikan:

jtff*:
, = 5.000 + 5.005 1.000 (l-6)

Dalam pengguna4n alat-alatukur maka besar Bemungkinannya akan tbrjadi perubahan-


l.l Alat Ukur KumParan Putar l3

perubahan temperatur dari pada ruangan, yang akan pula mempengaruhi temperatur
alat ukur kumparan putar. Pengaruh dari pada perubahan temperatur ini akan diselidiki,
sampai berapa jauhkah pengaruh tersebut akan ada terhadap penunjukan-penunjukan.
Jadi di sini akan diperhatikan kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh perubahan-
perubahan temperatur. Konstanta pegas ? dari pegas pengontrol dari alat ukur kumparan
putar ini dan kepadatan fluks magnitis B yang melalui celah udara dari sirkit magnitnya
mempunyai koefisien-koefisien temperatur negatif yang kecil, dan dengan demikian akan
mengalami perubahan-perubahan kecil dengan temperatur. Akan tetapi karena elemen-
elemen tersebut sesuai dengan persamaan (l-3) yang telah diberikan, terdapat pada
suatu pembagian yang satu di garis atas dan yang laiir di garis bawah, maka kemungkinan
besar mereka akan berpengaruh sedemikian rupa, hingga hasilnya, yaitu yang
dinyatakan oleh persamaan (1-3) adalah besar sudut rotasi, akan menghilangkan
pengaruh satu dan lainnya karena perubahan-perubahan temperatur. Dengan demikian
maka perubahan penunjukan karena perubahan temperatur kepada kedua elemen
tersebut di atas tidak berarti. Jadi bila konfigurasi dasar dari alat penunjuk amper
seperti yang diperlihatkan pada Gbr. l-17, maka penunjukan tidak akan terpeqgaruh
banyak, oleh perubahan dalam temperatur, bila hanya kedua faktor tersebut
diperhatikan. Biasanya tahanan shunt (Rr) yang ditempatkan secara paralel dengan
kumparan putar, dibuat dari pada bahan yang mempunyai koefisien tahanan yang tinggi
seperti manganin. Koefisien temperatur dari manganin ini adalah cukup kecil, sehingga
perubahan tahanan terhadap temperatur di dalam perubahan-perubahan yang biasanya
terjadi pada ruangan-ruangan dimana alat-alat ukur itu dipakai, tidak berarti, dan
tahanan shunt dapat dianggap tetap. Akan tetapi, kumparan putar dibuat dari tembaga
yang mempunyai koefisien temperatur yang cukup tinggi. Tahanan tembaga berubah
kira-kira sebesar O,4/oper derajat C. Untuk ini maka pada setiap pengukur amper yang
dikombinasikan dengan tahanan shunt seperti diperlihatkan Gbr. 1-18, maka arus yang
mengalir ke dalam kumparan putar akan berubah, dan dengan demikian maka alat
penunjuknya akan pula berubah dengan perubahan-perubahan temperatur, meskipun
arus yang akan diukur tidak berubah.
Sebagai contoh misalkan bahwa pada 20"C, tahanan dari pada kumparan putar
pada Gbr. l-18 adalah 5 kO, dan tahanan dari R, (Shunt) adalah 5,005 O. Faktor
perkalian dari shunt ini adalah 1.000, seperti diberikan persamaan (1-6). Bila keadaan
temperatur keliling telah berubah menjadi 30", dan tahanan shunt (Rr) dianggap tetap
sebesar 5,005 k(r, akan tetapi tahanan dari kumparan putar telah menjadi 5,2 k0, Dan
dengan demikian maka faktor multiplikasi m akan berubah dari 1.000 menjadi 1.040
seperti diperlihatkan dalam perhitungan di bawah ini:

5.200 + 5,005 : 1.040


),uu)

Jadi bila pada 20"C penunjukan adalah 100 mA maka penunjukan pada 30"C akan
menjadi 96 mA kira-kira 4/,lebih kurang dari pada semula.
Akan sangat menyukarkan bila penunjukan pada pengukur amper harus berubah
karena pengaruh dari pada temperatur. Maka dari itu, cara untuk memperbaiki
karakteristik temperatur penunjukan, dari pengukur amper, telah diusahakan, dan
beberapa teknik telah memberikan hasil-hasilnya yang cukup baik. Karakteristik
temperatur dari penunjukan alat ukur amper, dapat diperbaiki dengan cara, agar arus
yang masuk ke dalam kumparan putar dibuat sedapat mungkin tetap, meskipun keadaan
kelilingnya terjadi perubahan-perubahan dalam temperatur. Cara yang paling sederhana
untuk mencapai hal ini dinyatakan dalam Gbr. 1-19 dalam mana suatu tahanan R,
t4 Bab 1. Alat-Alat Ukur Listrik

Gbr.l-19 Kompensasi karakteristik


temperatur pada ammeter
rangkaian shunt. Gbr. 1-20 Metoda Swinburne.

yang dibuat dari manganin, ditempatkan dengan seri dalam kumparan putar, hal ini
akan diperlihatkan lebih lanjut dalam analisa berikut ini. Menunjuk pada Gbr. l-19,
nyatakanlah koefisien temperatur dari R, sebagai a dan koefisien dari R, dan R, yang
sama-sama dibuat dari manganin adalah nol, sedangkan arus yang akan diukur adalah l,
dan arus yang masuk ke dalam kumparan putar setelah temperatur keliling berubah dari
to ke t dinyatakan sebagai l. Arus f ini dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai
di bawah ini:

R2
I' - R,{l I u(t /o)} + R2 +
- R3

: - Er€1E(' - 'o)) (1-7)


^;*i+*-;'i'
Dari persamaan tersebut dapat dilihat bila temperatur keliling sama dengan /0, maka
arus yang masuk kumparan putar dapat dinyatakan (Rrl R, f R, t Rr)l seperti yang
diharapkan. Bila temperatur keliling naik dari toke t, maka akan terdapat perubahan
dari pada arus yang mengalir ke dalam kumparan putar, dan perubahan ini dinyatakan
sebagai:

aR,(r, ro) r
-Rl + R,-+ &' ( l-8)

Jadi pada dasarnya perubahan arus ini mengakibatkan perubahan dalam penunjukan
pula, sesuai dengan persamaan (l-8). Akan tetapi, bila R, dipilih lebih besar dari R,,
maka karakteristik temperatur dari penunjukan alat ukur Amper kumparan putar ini,
dapat diperbaiki bila dibandingkan dengan keadaan yang terdapat pada Gbr. 1-8
dimana R3 tidak dipakai. Sebagai contoh, misalkan R, sama dengan 5 kO a -- 0,4%l
derajat C. R, : 5,005 O dan R, : 45 kO; misalkan pula temperatur keliling telah
berubah dari io :20'C ke I : 30"C, bila arus yang hendak diukur adalah 100'mA.
Maka penunjukan dari alat pengukur Amper akan berubah dari penunjukan pada
temperatur ro derggan besar sebagai berikut:

_ffixloo:o,4mA
!

Dengan kata lain bila alat penunjuk amper menunjukan 100 mA bila keadaan temperatur
keliling 20'C, maka alat ukur yang sama tersebut akan menunjuk 99,6 mA bila
temperatur keadaan keliling berubah menjadi 30"C. Dalam contoh ini perubahan dari
penunjukan alat pengukur amper di bawah pengaruh temperatur keliling, tidak bisa di
1.1 Alat Ukur Kumparan Putar 15

iliminasikan seluruhnya, akan tetapi dapat dikurangi dengan faktor l$/o'dai pada
yang diberikan pada contoh dalam bab yang sebelumnya. Dalam pemakaian-pemakaian
biasa maka perubahan-perubahan demikian ini dapat diabaikan. Akan tetapi dalam
pengukuran-pengukuran yang memerlukan ketelif.ianyanglebih tinggi, maka kesalahan
tersebut masih cukup berarti.

1.1,7.3 Cara-cara memperbaiki karakteristik temperatw yang lebih teliti


Untuk memperbaiki,karakteristik temperatur dari penunjukan pada alat pengukur
amper kumparan putar yang lebih teliti, maka metoda Swinburne yang dipakai secara
luas. Dalam Gbr. 1-20, tahanan-tahanan R, dan R, dibuat dari tembaga sedangkan
Rr, Rn dan R, dibuat dari manganin. Bila temperatur keliling naik, arus1, akanmembesar
sedangkan arus-arus 1, dan 1, akan menurun. Akan tetapi karena .I, turun secara lebih
cepat dari.I,, perubahan pada I, dapat dlkurangi dengan memilih konstanta-konstanta
setepatnya. Jadi pada Gbr. l-20 bila koefisien temperatur dari tahanan-tahanan R, dan
R, adalah d,, dan dari Rr, Rn dan R, adalah nol, sedangkan arus ladalah arus yang akan
diukur dan 1, arus yang mengalir pada kumparan putar setelah temperatur keliling
berubah dari /o ke ,, maka persamaan di bawah ini memberikan hubungan antara
I - I, sebagai berikut:
I R,[l*a(r-to)]*8,
I, R5

, [(R, * R,Xl * d(, - ,o)J + Rr](R1 * R,)


-
Rr*Rz (Rr+R2+R3XR1 +Rs)
Rs R,R,
R'z(RLt Rs)}a
* ft{^, - -,,1
Agar persamaan tersebut tidak tergantung pada temperatur,'maka harus berlaku:

R, R,(Rr-t R'): g
-
Bila dipilih

R*)Rt (1-e)

Dan R, dapat diabaikan terhadap Rn, maka yang harus dipenuhi sehingga temperatur
tidak berpengaruh adalah

R1R3 : R2Ra (l-10)

(l-9) dan (l-10) dipenuhi oleh rangkaian yang diperlihatkan pada


Jadi bila persamaan
Gbr. l-20, maka karakteristik temperatur dari penunjukan telah diperbaiki dengan
seteliti mungkin.
1,1.7,4 Tahanan shant untuk aras-arus besar Ii
Tahanan shunt untuk arus-arus besar berukuran besar pula dan membangkitkan
panas. Dengan demikian maka untuk tahanan shunt bagi arus-arus 30 A atau lebih,
sebaiknya tidak ditempatkan di dalam kotak pengukur amper bersama dengan bagian-
t6 Bab 1. Alat-Alat Ukur Listrik
-T
bagian lainnya, akan tetapi dihubungkan dari luar. Tahanan Shunt yang ditempatkan
diluartersebut, mempunyai penghubung-penghubung untuk arus dan tegangan seperti
diperlihatkan pada Gbr..l-21. Arus yang akan diukur dialirkan melalui penghubung-
penghubung arus, dan peralatan yang terdiri dari jaringan-jaringan yang ada di
sebelah kanan dari garis yang dipatah-patahkan pada Gbr. l-20, dihubungkan kepada
penghubung-penghubung potensial. Dalam banyak hal tahanan shunt dibuat
sedemikian rupa sehingga bila arus yaiig diperuntukkannya mengalir melalui
penghubung-penghubung arusnya, maka perbedaan potensial di antara penghubung-
penghubung potensial yaitu perbedaan potensial alat pengukur arus adalah 50 mv.
Dengan demikian maka alat pengukur yang dipergunakan secara demikian ini, dipilih
untuk menunjuk harga skala riraksimum bila perbedaan tegangan adalah 50 mV.

l. Kutub tegangan 2. Kutub arus


Gbr. l-22 Prinsip Yoltmeter jenis kum-
Gbr. l-2tr Shunt dipasang di luar paran putar.

1.1.8 AIat Pengukur Volt Kumparan Putar

1.1.8.1 Konfigurasi dasar

Dengan menghubungkan suatu tahanan seri kepada kumparan putar dari alat ukur
amper, sebagai yang terlihat pada Gbr. l-17, dimana arus secara Iangsung masuk ke
dalam kumparan putar, maka suatu alat pengukur volt dari type kumparan putar
telah dapat dijelmakan. Bila tahanan dari kumparan putar adalah R, dan tahanan dari
pada tahanan seri yang ditempatkan bersamanya adalah R, seperti diperlihatkan pada
Gbr. l-22, dan misalkan bahwa suatu tegangan v yang hendak diukur ditempatkan
pada ujung-ujung dari alat pengukur Volt, maka arus lakan mengalir melalui kumparan
putar, dan persamaan berikut ini akan didapat.

Y:(Rr+Rr)I (l-l l)
Dengan demikian, penunjukan bila arus yang.melalui kumparan putar adalah 1, maka
pada skala harus dinyatakan sebagai z. Sebagai contoh bila suatu tahanan yang
mempunyai harga 37,5 kO dihubungkan secara seri dengan suatu kumparan putar yang
mempunyai harga skala maksimal 4 mA, dan tahanan dalam sebesar 3 o, maka dengan
R, sebesar 3 Q dan Rz:37,5 kQ sesuai dengan persamaan (l-ll):

Y: (3 + 37.500) 0,004: l50Vpada I:4mA.


Jadi suatu alat pengukur volt dari type kumparan putar, dengan skala maksimal 150 v,
telah dijelmakan. Bila alat pengukur yang biasanya adalah alat pengukur amper tersebut
di atas, hendak dipakai untuk suatu voltmeter dengan harga skala maksimum 30 v,
maka perubahan pada tahanan seri harus diadakan. Dalam hal ini dengan Rr : 3 e
\

l.l Alat Ukur Kumparan Putar li


I:4mA dan V:30V dengan persamaan (l-ll). Jadi dengan menghubungkan
suatu tahanan dari kira-kira 7.500 O kepada alat ukur yang dimaksudkan, maka
suatu alat pengukur volt dengan harga skala maksimum 30 V dapat dibuat. Inilah cara
yang baik untuk membuat alat pengukur volt, dan hal ini dengan mudah dapat
dilaksanakan melalui alat pengukur amper. Harga dari pada tahanan seri harus dipilih
sedemikian rupa, sehingga bila alat pengukur volt dipakai untuk tegangan yang
diperuntukkannya, maka arus yang mengalir dalam kumparan putar adalah pula arus
yang diperuntukkannya; yang biasanya berkisar antara beberapa puluh sampai beberapa
mA. Biasanya tahanan seri yang dimaksud telah ada di dalam alat ukur volt bersama
dengan bagian-bagian lainnya. Akan tetapi bila alat pengukur volt tersebut akan
dipergunakan untuk mengukur tegangan di sekitar 10.000 V atau lebih tinggi, sehingga
tahanan seri tersebut menjadi sedemikian besarnya dan memungkinkan membangkitkan
panas yang akan sukar diisolasikan sebaiknya tahanan seri tersebut ditempatkan di
luar dari alat ukur.

1,1.8.2 Cara-cara untak memperbaiki karaktefistik temperatur Penuniukan


dari alat perutnjuk Yolt

Tahanan seri yang dipergunakan dalam alat pengukur volt dibuat dari material
yang mempunyai tahanan yang tinggi, dan koefisien tahanan terhadap temperatur yang
dapat diabaikan seperti manganin. Seperti pula dalam alat pengukur amper, hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi perubahan dari pada arus yang mengalir didalam
kumparan putar, sehingga dengan demikian mengurangi pula penunjukan alat dari
pengukur volt dengan perubahan temperatur keliling. Satu cara diberikan pada Gbr.
l-22. Bila koefisien temperatur dari kumparan putar yang dibuat dari tembaga
dinyatakan sebagai c, koefisien dari tahanan seri adalah nol, dan persamaan yang
berikut ini'di antara tegangan Y yang harus diukur, dan arus .f yang mengalir melalui
kumparan putar setelah temperatur keliling berubah dari rn ke t dihitung, maka didapat:

'-R,il Iu(t- ...{:'


ro)]+R, -.,r-..it r (l-12)
:Nftq,tl -iq+h('-'.)) .:,. li i
.. --..-,.
Dan dengan demikian bila R, dipilih besar terhadap R, maka perubahan arus yang
mengalir di dalam kumparan putar dengan perubahan temperatur keliling dapat
dikurangi. Jadi pengaruh dari pada perubahan temperatur kepada penunjukan voltmeter
dapat pula dikurangi. Sebagai contoh dalam Gbr. l-22, misalkan bahwa Rr : 5 (1,
R2 -- 45 (!, dan ,R, dibuat dari tembaga sedangkan R, dibuat dari manganin, maka
koefisien temperatur tahanan dari tahanan masing-masing dapat dinyatakan sebagai
o,4filderajat c, dan O\lderajat c. Bila temperatur keliling dalarr pengukuran ini
berubah dari 20'C ke 30'C maka didapat:

-,0) x 100 :
5i+0'#4 x (30-20) x tlo
n$ao - 0,4%

1.1.8.3 Alat pengakar Yolt-AmPer


Untuk pemakaian-pemakaian sederhana telah diproduser suatu alat pengukur
yang dapat dipergunakan untuk peilgukuran volt maupun pengukuran amper, pada
berbagai macam batas ukur, dengan mempergunakan satu kumparan putar, yang
-=-

18 Bab l. Alat_Alat Ukur Listrik

ditempatkan pada satu kotak. Alat ukur demikian ini pada dasarnya adalah
alat ukur
kumparan putar yang diperlengkapi dengan sejumlah tahanan-tairanan seri
maupun
tahanan-tahanan shunt, yang menentukan batas-batas ukurnya; dan kemudian
,{iurg-
ujungnya ditempatkan di luar, sehingga akan dapat dipergunakan dengan
batas-batas ukur yang tertentu. Pada Gbr. 1-23 diperlihatkan satu contoh -..itit
dari alat
ukur ini yang memperlihatkan kemungkinan untuk memilih l7 batas ukur tegangan
maupun arus, dan cara pemakaian hanya dilakukan secara sederhana, dengan ri.*fun
tombol-tombol yang tertentu. Dalam gambar ini diperlihatkan suatu pemilihan dari
tegangan dengan batas ukur yang mempunyai harga skala maksimal sebanyak
l0 v.

MC: Kumparan putar


_rt,12,tti TahaDm kawat tcmbaga
Yang lain: Tahl.aa kawat mmgaiin atau
tembaSa nilkcl

(a) Voltmeter arus searah dengan (b)


17 daerah pengukuran

Gbr. 1-23 Voltmeter dengan banyak daerah pengukuran.

1.2 Kebaikan Kerja Dan cara Pemakaian AIat ukur yott Dan Amper
Setelah kita mempelajari prinsip kerja maupun. konstruksi dari pada alat ukur
kumparan putar untuk pengukuran amper maupun volt, maka marilah kita
mengumpamakan bahwa kita akan mengukur tegangan dari sesuatu instalasi listrik.
Pada umumnya sebagai suatu alat yang diperlukan untuk keperluan pengukuran ini
kita akan pertama-tarna berpikir untuk mempergunakan suatu pengukuran volt. Akan
tetapi bermacam ragam pengukuran volt terdapat, dan bila kepada kita ditanyakan
manakah alat pengukur volt yang harus dipakai, maka akan sukar bagi kita untuk
memberikan jawaban yang sebaiknya, kecuali bila kita mempunyai pengetahuan yang
cukup baik dari berbagai karateristik dari pengukuran. Dalam bab ini akan dipelajari
kebaikan kerja dari pada alat pengukur amper dan alat pengukur volt type kumpaian
putar, yang telah dibicarakan dalam bab yang lalu, bersama dengan ca."-ca.a
penggunaan yang sebaiknya serta informasi lainnya.

'"Untuk mengetahui kebaikan kerja dari salah satu alat ukur


maka kesalahan
menjadikan salah satu ukuran yang penting. Kesalahan dari suatu alat ukur dinyatakan

L
f{
1.2 Kebaikan Kerja Dan Cara Pemakaian Alat Ukur Volt Dan Amper 19

tlengan rumus di bawah ini

M-T:e (1-i-:,

dimana 7 menyatakan harga yang sebenarnya dari kebesaran yang diukur, dan |tf
adalah harga yang didapat dari pengukuran dengan mempergunakan alat ukur yang
dimaksudkan, sedangkan e adalah kesalahan dari alat ukur. Hasil bagi dari kesalahan
terhadap harga sebenarnya, yaitu elT dinyatakan sebagai kesalahan relatif, atau ratio
kesalahan; dan harga numeriknya dinyatakan dalam %, yang pula sering disebut
kesalahan secara persentuil atau dalam kata sehari-hari kesalahan. Pengukuran yang
teliti adalah pengukuran dengan kesalahan yang kecil.
Perbedaan dari harga ukur M dengan harga yang sebenarnya yaitu:

T- M: u (l-14)

disebut koreksi. Ratio dari koreksi kepada harga ukur, yaitu al M disebut ratio koreksi
atau koreksi relatif; harga numerik dinyatakan clalam \, dar- dinyatakan sebagai
koreksi persentuil atau biasanya hanya diperpendekkan koreksi, seperti pula sebagai
kesalahan dalam alinea sebelumnya.
Misalkan bahwa arus dengan harga yang sebenarnya 25,0 A telah diukur dengan
suatu alat uktr amper mendapatkan harga ukur 24,3 A. Kesalahan, koreksi, kesalahan
secara presentuil maupun koreksi secara presentuil dari alat ukur amper ini adalah
-0,7 A,0,7 A, -2.8/, dan 2,9)(.
./.
1.2.2 Batas Kesalahan Dari Alat Ukq-

Standar IEC no. l38-23 menspesifikasikan bahwa ketelitian-ketelitian dari alat


ukur penunjuk termasuk alat ukur dari kumparan putar harus diberikan menurut
klasifikasi dalam "8 kelas". Klas tersebut adalah kelas: 0,5, 0,1,0,2,0,5, 1,5, 2,5,5.
Dengan ini dimaksudkan bahwa kesalahan dari alat ukur menurut klasifikasi seperti
diberikan di atas, adalah di dalam batas-batas ukur penting seharusnya ada dalam
batas-batas masing-masing x sebagai +0,05% +0,1%, +0,2%, +0,57", +l%,
+1.5%, +2,5%, +5%, secara relatif kepada harga maksimumnya untuk masing-masing
kelas tersebut di atas.-Dengan batas ukur penting dimaksudkan, adalah bagian dari
skala penunjukan dari pada alat ukur, dimana ketelitian dari penunjukan digaransikan,
Batas ukur penting ini tergantung dari pada bentuk skala. Sebagai contoh bila alat ukur
mempunyai bentuk yang rata, seperti pada alat ukur kumparan putar, skala yang
hampir rata seperti yang terdapat pada alat elektro dinamo meter, (lihat I .4.2.1), maka
seluruh skala dianggap sebagai batas ukur penting. Akan tetapi bila alat ukur mempunyai
skala yang tidak rata, misalnya skala yang di daerah penunjukan nol-nya sangat ditekan,
sehingga di daerah dekat pada nol tidak lagi dapat diadakan pembacaan-pembacaan
yang pasti, maka daerah penting tersebut adalah bagian dari skala tanpa
memperhitungkan daerah yang ditekan pada nol tersebut. Dan daerah penting ini
dinyatakan dengan adanya suatu A sebagai penyataan permulaan daerah penting.
Dalam pemilihan alat ukur untuk kepentingan pengukuran, atau peralatan, ataupun
perencanaan dalam penggunaan peralatan, maka akan memudahkan sekali bila
klasifikasi-klasifikasi tersebut digolongkan dalam 4 golongan sesuai Cengan daerah
pemakaiannya yang lazim diperuntukkannya.
Alqt-alat ukur dari kelas 0,05,0,1 .0,2: Alat ukur tersebut termasuk golongan alat
ukur dengan ketelitian atau presisi yang tertinggi dari pada alat ukur penunjuk. Alat
Y

20 Bab l Alat-Alat Ukur Listrik

ukur tersebut biasanya ditempatkan secara stationer di dalam laboratoria atau ruangan
standar, dan dipergunakan dalam pengukuran sub-standar pada experimen-experimen
yang memerlukan presisi yang tinggi, atau pada pengujian alat ukur lainnya.
Alat ukur dari kelas 0,5: Alat ukur ini mempunyai ketelitian darr presisi pada
tingkat berikutnya dari kelas 0,2, dan dipergunakan untuk pengukuran-pengukuran
presisi. Pada umumnya alat-alat ukur yang portable termasuk dalam kelas ini.
Alat ukur dari kelas 1.0: Alat ukur dari kelas ini mempunyai presisi dan ketelitian
pada tingkat yang lebih rendah dari alat ukur kelas 0,5, dan dipergunakan pada alat-
alat ukur portable yang kecil atau alat-alat ukur yang ditempatkan pada panil yang
besar.
. Alat-alat ukur dari kelas 1,5 atau 2,5 atau kelas 5: Alat-alat ukur ini dipergunakan
pada panil-panil dimana presisi serta ketelitian dari pada alat ukur ini tidak begitu
penting.
Dalam peninjauan presisi atau ketelitian dari suatu alat pengukur maka hal-hal
yang di bawah ini adalah penting. Misalkan bahwa alat pengukur dari kelas I yaitu
suatu alat pengukur amper untuk arus searah dengan harga skala maksimal sebesar 3 A,
menunjukan 0,6 A, pada waktu alat tersebut dipergunakan untuk mengukur arus searah
yang mempunyai harga sebenarnya 0,62 A. Kesalahan dalam hal ini adalah
-0,02 A,
dan dengan demikian maka ratio kesalahan relatif terhadap harga skala maksimal
adalah -0,0213: -0,7% dan ratio kesalahan terhadap harga penunjukan -0,02/0,6
: -3,3/r. Jadi alat ukur ini yang memang termasuk alat ukur kelas l, akan tetapi
harga ukurnya di dalam praktek mempunyai kesalahan sebanyak -3,3%.Seperti dalam
contoh ini maka batas kesalahan dari suatu alat ukur yang dispesifikasikan dalam
standar-standar yang tertentu, tidak memberikan garansi bahwa kesalahan pada
penunjukan di dalam da6rah penting adalah di dalam batas-batas *1,0%.Kenyataan
ini mudah dilupakan akan tetapi harus diperhatikan pada waktu pemilihan alat-alat
ukur, alat dalam penafsiran dari pada harga-harga ukur.

1,2.3 Sebab-sebab Kesalahan Dari Alat Ukur t/


Setiap alat ukur dari type kumparan putar yang dipergunakan untuk alat ukur
amper, maupun alat ukur volt, yang terdapat di pasaran telah direncanakan, sehingga
bdtas kesalahan terdapat batas-batas yang diperkenankan, sesuai dengan kelas dari
pada kelas alat ukur tersebut. Akan tetapi dalam pemakaian ada banyak hal yang perlu
diperhatikan seperti hal-hal di bawah ini.
(l) Medan magnit luar. Bila suatu alat ukur dipergunakan di sekitar suatu
pengantar yang dialiri arus besar, atau di sekitar suatu magnit yang sangat
kuat maka medan magnit yang terdapat dalam celah udara pada sirkit magnit
dari pada alat ukur bisa terpengaruh.
(2) Temperatur keliling. Seperti telah dinyatakan, suatu alat ukur telah dibuat
untuk tidak terpengaruh oleh keadaan temperatur keliling, akan tetapi bila
keadaan temperatur keliling tersebut adalah jauh berbeda dari pada temperatur
20oC, maka kesalahan-kesalahannya mungkin tidak dapat lagi diabaikan.
(3) Pemanasan sendiri. Bila satu arus mengalir ke_dalam alat ukur, maka pada
permulaan temperatur dari pada komponen alat ukur tersebut akan menaik,
dan menyebabkan penunjukannya berubah. Jadi penunjukan tidak akan
menjadi stabil sebelum temperatur dari alat ukur tersebut jadi konstan. Jadi
setelah beberapa lamanya.
(4) Pergeseran dari titik nol. Posisi dari pada alat penunjuk dari alat ukur tanpa
kebesaran listrik yang masuk, disebut titik nol.

L,
1.2 Kebaikan Kerja Dan cara Pemakaian AIat ukur volt Dan

Setelah digunakan untuk beberapa lamanya, kemungkinan


berubah dan bergerak, yang disebabkan oleh fatik dari pada
Amper
titik nol tersebut
pegas-pegas
2l
lI

pengontrol.
Pergeseran dari titik nol ini dapat dikoreksikan dengan pergeseran-pergeseran
,."rru mekanis, dengan cara-cara pengaturan titik nol dari luar. (Lihat Gbr.
r-l l).
(5) Gesekan-gesekan. Pada alat ukur yang dibuat dengan konstruksi sumbu dan
bantalan, maka pengukuran yang pengukuran berulang kali mungkin
menyebabkan harga-harga yang ber6eda, meskipun arus yang diukurnya
adalah tetap. Hal ini mungkin terjadi bila gesekan antara sumbu dan bantalan
besar.
(6) Umur. Setelah jangka waktu dari mulai alat ukur ini dibuat berlalu, maka
berbagai tomporen dan.elemen dari pada alat ukur ini mungkin berubdh
di dalam kebaikan kerjanya, dan akan menghasilkan kesalahan penunjukan
dari alat ukur. Agar alat ukur ini tetap siap untuk pengukuran-pengukuran
yang teliti, maka sebaiknya dilakukan kalibrasi secara berkala, dalam interval
waktu antara setengah tahun sampai dengan setahun.
(7) Letak dari alat ukur. Bagian-bagian yang bergerak dari alat ukur telah dibuat
sedemikian rupa, sehingga memungkinkan pengaturan-pengaturan yang
terbatas, dan dengan demikian, bila alat ukur tersebut dipakai dengan letak
yang tidak ditentukan, maka posisi dari pada bagian yang bergerak dan
a.n!u, demikian alat penunjuknya, mungkin berbeda dan menghasilkan
kesalahan. Karena titik berat dari bagian yang bergerak dari suatu alat ukur,
diatur dengaG mempergunakan berat-berat pengatur (Lihat Gbr. l-l l), maka
tidak akanierjadikesalahan; berarti meskipun alat ukur tersebut dipakai pada
letak yang berbeda dari Pada Yang
diperuntukkannya. Akan tetaPi Tabet 1-1 Letak suatu alat ukur pada
adalah penting untuk memPer- waktu Pemakaian.
gupakan alat ukur ini di dalam
letak yang diPeruntukkannya Letak Tanda
sedapat mungkin. Letak Peng'
gunaan dari Pada alat ukur Tegak I
Datar
dinyatakan pada paPan skala suatu
alat ukur dengan memPergunakan Miring (contohnya
simbol-simbol tertentu sePerti dengan sudut 60') fuc
diperlihatkan pada Tabel 1-1.

1.2.4 Pemakaian Daya Sendiri Alat Pengukur


yang
Dalam paragraph yang lalu telah dijelaskan sebab-sebab dari kesalahan
terdapat dalam alat ukur itu sendiri. Dalam bab ini beberapa hal yang berhubungan
dengan penggunaan alat ukur tersebut di dalam cara-cara pengukuran akan dijelaskan'
Pertama-tama akan diambil sebagai contoh dua keadaan yang dianalisakan seiara
numerik, untuk memperlihatkan kemungkinan-kemungkinan mengenai pengukuran,
bila suatu alat ukur yang memerlukan pemakaian daya sendiri yang cukup besar,
dihubungkan pada jaringan-jaringan pengukuran yang mengintroduksikan kesalahan'
kesalahan,sehingga up"- y"ng diukur akan mungkin banyak berbeda dari
pada
kebesaran yang sebenarnya harus didapatkan dari pengukuran'
Contoi 1;-Misalkan bahwa dalam sirkit yang digambarkan pada Gbr. l-24 (a)
yang
terdapat beban dari kira-kira 75 Q dan dihubungkan pada sumber tegangan

-a
7
/

22 Bab 1. Alat-Alat Ukur Listrik

Gbt.1l-24Gangguanpadarangkaianpengukuranrlisebabkanter.
hubungnYa suatu ammeter'

mempunyai tegangan 1,5 V dengan tahanan dalam yang dapat diabaikan. Arus /
*.nguli. ke dalam alat ukur dari type kumparan putar dengan skala penunjukan
makiimum sebesar 30-A, dan mempunyai tahanan dalam sebesar 15 O, dihubungkan
dalam seri dengan beban tersebut seperti diperlihatkan pada Gbr. l'24 (b). Alat ukur
tersebut ditempatkan dengan maksud untuk mengukur arus l. Dengan adanya alat
pengukur amper tersebut maka terdapat arus I' pada saat ini, dan dapat dinyatakan
sebagai: il,rqq .3a B1a. la--
;q_.2
f' R^,h Rn"
r' : t,5l(75 +il, : 0,017 A.

Jadi harga yang diukur berbeda lebih besar dari l0/, dari pada arus yang sebenarnya
seharusnya adalah 20 mA, bila alat ukur tersebut memiliki tahanan yang dapat dilihat
pada Gbr. l-24 (a). Kesalahan ini dapat dibebankan kepada kondisi sirkit pengukuran
yang telah mengalami perubahan, disebabkan oleh penggunaan alat pengukur amper,
i.rlun tahanan dalamnya yang tidak bisa diabaikan terhadap besar dari tahanan beban.
Atau dengan kata lain, pemakaian daya sendiri dari alat pengukur Amper, tidak bisa
diabaikanterhadap daya beban. Bila sekarang alat pengukur kumparan putar dengan
harga skala maksimum sebesar 30 mA, akan tetapi mempunyai tahanan dalam sebesar
1,1 O, dipakai sebagai pengganti alat pengukur arus sebelumnya, maka arus
yang
melalui biban adalah I",yang pada saat ini dapat dinyatakan sebagai berikut: 1":
l,5lQ5 + l,l):0,197 A. Dengan demikian dalam hal ini, harga arus yang diukur
adalah jauh lebih dekat terhadap arus .I dibandingkan dengan hasil pengukuran yang
sebelumnya.

l0 ko l0 ko

ko

(a) B (D)

Gbr. l-25 Gangguan pada rangkaian pengukuran disebabkan ter-


hubungnYa suatu voltmeter.

Contoh 2: Dimisalkan bahwa dalam sirkit listrik yang dinyatakan dalam Gbr.
l-25(a), terdapat suatu perbedaan potential E di antara ujung-ujung A dan B. Alat
pengukur tegangan arus searah dengan skala maksimum sebesar I volt dan yang
mempunyui iahanan dalam I kO, dihubungkan di antara ujung-ujung A dan B seperti
potensial
Oiperiitrait<an dalam Gbr. l-25(b), dengan maksud untuk mengukur perbedaan

t
1.2 Kebaikan Kerja Dan Cara Pemakaian Alat Ukur Volt Dan Amper 2j

E Besar tegangan yang diukur E' antaraujung-ujung A dan B dapat dinyatakan sebagai
berikut:

E':2. {++/(,'*3++)}
: 0,165 V

sedangkan

E:2* ilU +-g :0,947 Y


Jadi harga yang diukur adalahjauh berbeda sehingga suatu koreksi sebesar:

t(0,947 - 0,165)/0,165i x 100 :474%


harus diberikan. Kesalahan tersebut di atas diakibatkan oleh tahanan dalam dari alat
pengukur volt yang rendah, bila dibandingkan dengan tahanan dari pada sirkit
pengukuran. Atau dengan kata lain penggunaan daya sendiri dari alat ukur Volt ini
adalah besar dibandingkan dengan sirkit pengukuran. Dalam penggunaan sirkit
elektronik, kita sering membuat kesalahan-kesalahan demikian, bila kita
menghublrngkan suatu alat pengukur Volt, dengan harapan bahwa jarum penunjuk
akan bergerak melalui suatu sudut yang cukup besar akan tetapi dalam kenyataannya
hampir-hampir tidak memperlihatkan pergerakan. Dalam keadaan demikian, maka
pertanyaan pertama ditujukan kepada tahanan dalam dari pada alat pengukur Volt
tersebut. Kemungkinan besar pengukuran tersebut memerlukan penggunaan suatu alat
pengukur volt yang mempurlyai tahanan dalam yang seharusnya mempunyai tahanan
dalam jauh lebih besar. Alat pengukur tegangan elektronis (harap melihat pada Bab @)
yang pada akhir-akhir ini telah mendapatkan pemakaian yang sangat luas, pada
umumnya mempunyai tahanan dalam yang sangat besar, dan dengan demikian dapat
dipakai hampir-hampir bebas dari kesalahan-kesalahan pengukuran sebagai dinyatakan
di atas.

Beban
RE

Gbr. l-26 Cara-cara menghubungkan ammeter dan voltmeter.

1.2.5 Cara-cara Menghubungkan Alat Pengukur Amper Dan Alat Pengukur Volt

Dalam mempergunakan alat-alat ukur amper maupun alat-alat ukur volt untuk
mengukur arus beban maupun tegangan, dua cara pengukuran dimungkinkan seperti
diperlihatkan Gbr. l-26(a) dan (b). Dalam Gbr. l-26(a) alat pengukur amper mengukur
arus beban I yangsebenarnya, akan tetapi alat ukur Volt tersebut memperlihatkan jumlah
dari tegangan antara tegangan beban dan kerugian tegangan pada alat pengukur. Bila
tegangan beban disebut IR dan kerugian tegangan pada alat pengukur amper adalah
^IR" maka tegangan yang diukur jadi:
7
24 Bab I' AlarAlat Ukur Listrik

IR + IR": /(R * R,) (l-12)

Akan tetapi sebaliknya Gbr. l-26(b), pengukur volt menunjukkan tegangan beban Z
yang sebenarnya akan tetapi pengukur amper memperlihatkan jumlah dari pada beban f
Aun .urur I, yangmelalui alat pengukur volt sehingga dengan demikian menjadi:

I": YF + {: r(* * i) (l-r 3)

Dengan menunjuk kepada persamaan (l-12) dan (1-13) maka untuk mengadakan
p"ng-ukutun arus beban dan tegangan beban setepat mungkin, adalah sangat
menguntungkan untuk melaksanakannya sebagai berikut:
(l) Untuk pengukuran Pada
jaringan-jaringan elektronika Tabet 1-2 Harga-hargB tahanan dalam
dimana arus bebannYa kecil ammeter arus searah.
maka hubungan-hubungan
seperti diPerlihatkan Pada Harga skala maksimum Tahanan dalam (O)
(a) adalah lebih baik. 10A 0,005
(2) Untuk pengukuran-Pengu- 1A 0,05
kuran pada jaringan-jaringan l00mA 0,4
tenaga dimana Pada u- l0mA o,72
mumnya arus beban adalah lmA 380
besar maka hubungan Yang 100 pA 8.100
diperlihatkan Pada (b)
adalah lebih baik.
Sebagai catatan perlu diperhatikan bahwa tahanan dalam dari suatu alat pengukur
u.pJ, berubah dingan harga skala maksimum dan diperlihatkan di dalam Tabel l-2.
Haiga-harga dalam tabel tersebut adalah pengiraan yang dekat dan sudah barang tentu
-variasidalam hubungan seperti diperlihatkan
ada prakteknya. Dengan mempergunakan
pada Gbr. l-26@i maka klsalahan pada pengukuran tegangan yang disebabkan oleh
kerugian tegangan pada alat perguiu. amper, dapat dicari dengan mempbrgunakan
tabeitersebut di atas. Tahanan daiam dari alat pengukur volt adalah
kira-kira berkisar
100 O/V sampai 100 kO/V, yang terdapat dalam kebanyakan alat-alat ukur'
lunturu
lDan
hal ini biasanya dinyatakan pada alat ukurnya. Dengan data ini maka kesalahan
pada cara menghubungkan yang
dalam pengukuran arus beban yang dinyatakan
mempergunakan koreksi-koreksi
diberikan fada Gbr. l-26. (b) dapat dicari dengan
Sebagai contoh bila
sesuai dengan persamaan (l-13) dan data alat ukur volt tersebut'
suatu alat ukui volt yang'mempunyai harga skala maksimum 100 V, dan dinyatakan
Q' cara yang diberikan
sebagai 100 o/per voit, maka tahanan dalamnya adalah 10.000
demikian ini dalam menyatakan sebagai O/V sangat menguntungkan, dan terutama
sering diberikan dalam alal-alat ukur yang mempunyai batas ukur yang berganda.
Sebagai contoh dalam Gbr. 1-26(b) dimisalkan bahwa alat pengukur volt
merunluli'kan l0 V dan alat penunjuk amper menunjukkan I mA' Dimisalkan
pula
bahwa harga skala maksimum dari alat pengukur volt adalah 15 v, dan tahanan
dalamnya to to/v, maka arus yang mengalir melalui volt meter dinyatakan
sebagai

berikut:
10 :6,7 xlo-5A:o,o67mA.
mnm x T5'
dan dengan demikian maka arus beban pada saat ini adalah:

I
1.2

1 -
Kebaikan Kerja Dan Cara Pemakaian Alat Ukur Volt Dan

0,067 :0,933 mA.


Ampcr 25
l I

1.2.6. Pengukuran Dari Arus Besar I

Dalam pusat-pusat pembangkit atau pabrik-pabrik dan sebagainya, maka sering


dipedukan pingukuran-pengukuran arus besar, beberapa puluh Amper sampai dengan
beberapa ratus amper. Dalam keadaan demikian maka suatu alat khusus yang lazirn
disebut transformator arus untuk arus arah dapat dipergunakan, akan tetapi dalam bab
berikut ini dua cara sederhana akan dijelaskan.

Gbr. l-27 Cara menghubungkan shunt untuk arus yang besar'

1,2.6.1 Penggunaan dari pada tahanan shunt yang ditempatkan di laar

Seperti telah dijelaskan dalam paragrap .1.1.7.6 arus yang diukur harus dialirkan
melaluiterminal dari pada tahanan shunt yang ditempatkan di luar, dan suatu alat ukur
yang pada dasarnya sebagai alat ukur mili volt dipergunakan untuk mengukur tegangan
melalui tahanan shunt tersebut dan dihubungkan melalui terminal-terminal tegangan-
tegangannya. Dimisalkan seperti yang diperlihatkan pada Gbr. l-27(a), bahwa tahanan
n daripada tahanan shunt adalah 0,0005 C!, dan tahanan dalam dari alat milivolt adalah
50 O, iedangkan tahanan daripada kawat-kawat penghubung yang menghubungkan
alat ukur milivolt dengan tahanin shunt dapat diabaikan terhadap tahanan dalam dari
milivolt. Bila dalam keadaan ini dimisalkan bahwa alat ukur milivolt menunjukan 50
mV maka arus 1 yang harus diukur melalui tahanan shunt tersebut, didapat dari
persamaan berikut ini:

I : o'05/ : loo A
iT,-- / ll
\m/ \omos/
Jadi arus yang akan diukur dalam keadaan seperti disebutkan adalah 100 A, dan
hubungan yang terdapat antara arus yang melalui alat ukur milivolt dan arus yang
melalui tahanan shunt dapat dicari dengan mudah karena tahanan-tahanan masing-
masing diketahui.
Setiap tahanan shunt untuk arus-arus besar pada umumnya ditera bersama dengan
suatu alat ukur milivolt yang diperuntukkannya, dan penunjukan-penunjukan yang
terdapat pada alat ukur milivolt tersebut telah ditera dengan memperhitungkan sirkit
alat ukur milivolt, termasuk tahanan dalam dan tahanan-tahanan penghubungnya,
sehingga keseluruhannya selalu dipakai bersamaan. Dengan demikian bila bukan alat

/
26 Bab l. Alat-Alat Ukur Listrik

pengukur milivolt khusus yang bukan diperuntukkannya untuk tahanan shunt tersebut,
lagi pula bila bukan kawat penghubung yang diperuntukkannya, maka koreksi harus
diberikan untuk mengadakan penilaian yang setepatnya pada hasil pengukuran.

1.2.6.2 Pengoruh dari pada kawat penghubung kepada alat akar milivolt
Sering terjadi di dalam praktek bahwa tahanan shunt yang diperlukan untuk
pengukuran ditempatkan dekat pada bagian-bagian dari pabrik, atau pusat pembangkit,
dimana arus-arus besar mengalir, sedangkan alat pengukur milivoltnya ditempatkan
pada panil di pusat pembacaan yang biasanya terletakjauh dari shuntyang dimaksudkan.
Dalam hal ini maka kawat penghubung yang menghubungkan alat mili volt tersebut,
dengan terminal tegangan dari tahanan shunt, bisa menjadi panjang dan pula tahanan
yang terdapat di dalamnya mungkin bisa terpengaruh. Dengan demikian maka
penunjukan alat penunjuk milivolt tersebut harus ditera bersamaan dengan instalasi
yang disediakan. Ini dapat dengan mudah dilihat sebagai berikut di bawah ini.
Misalkan bahwa alat ukur milivolt dan shunt yang diperlihatkan dalam Gbr.
l-27(a), dipergunakan dengan mempergunakan kawat pengantar/penghubung yang
mempunyai tahanan dalam Ro masing-masing dari 0,5 Q seperti diperlihatkan pada
Gbr. l-27(b). Dimisalkan pula bahwa penunjukan alat ukur milivolt tersebut adalah V
Volt, bila arus 1 yang diukur adalah 100 A maka tegangan Z ini diberikan sebagai
berikut:

I I x 5oT*r-z :
100
V: I 4e mv
I I-J'10,00051
I50+0,5x21
Ini disebabkan karena tahanan dari kawat-kawat pengantar tidak bisa diabaikan dalam
hal ini, dan dengan demikian maka penunjukan dari pada alat ukur milivolt adalah
kira-kira 2\lebih kecil dari pada yang diberikan pada Gbr. l-27(a) meskipun keadaan
lain-lainnya adalah sama. Perhitungan ini memperlihatkan bahwa meskipun tahanan
dari kawat pengantar dibuat dari tembaga bila hal tersebut tidak diperhitungkan, maka
mungkin sekali akan menghasilkan kesalahan-kesalahan yang cukup berarti dalam
beberapa keadaan tertentu.

1.2.6.3 Cara pengukaran aras besar tanpa membaka rangkaiannya


Marilah kita perumpamakan bahwa kita ingin mengukur arus searah yang besar,
yang mengalir dalam suatu pengantar yang tetap, misalkan pengantar yang terdapat
di dalam pusat pembangkit listrik. Pengukuran terhadap keadaan demikian ini,
seharusnya dilakukan tanpa melepaskan jaringan dari pada sumbernya, karena dengan
demikian maka kelangsungan dari pada pemberian daya akan terhenti. Bilakemungkinan
untuk hal tersebut tidak dikehendaki, yaitu tidak dikehendaki adanya interupsi terhadap
kelangsungan dari pemberian sumber kepada beban, maka cara yang diperlihatkan
pada Gbr. l-28 dapat dipergunakan. Hubungkanlah satu alat ukur milivolt, satu alat
pengukur amper dan baterai dengan tahanan yang variabel, seperti terlihat pada gambar
tersebut. Misalkan bahwa alat pengukur amper menunjukkan 1, dan Ir,bila alat penunjuk
milivolt menunjukkan Y, dan Vr, sebagai hasil dari pada pengaturan dengan tahanan
yang variabel. Bila diketahui bahwa tahanan, dari pada pengantar induk antara titik A
dan B adalah r, maka persamaan-persamaan yang di bawah ini, akan berlaku untuk arus
pengantar 1 dan tegangan-tegangan.

L
1.2

(I*I')r:V'
(I I lr)r:
Kebaikan Kerja Dan Cara Pemakaian Alat Ukur Volt Dan Amper

*l A B
I
2'i
l
I

V, I

Jadi arus I dapat dihitung dari persamaan- i

persamaan tersebut, dan menghasilkan:


\7 i

(l-14) A- I

Kedua persamaan tersebut di atas berlaku Gbr. 1'28 Cara pengukuran arus pada
suatu batang (bus current)'
secara simultan, dan dengan demikian,
maka arus I dapat dihitung dari kedua persamaan tersebut, dan hasilnya adalah seperli
di atas.

1.2.7 Pengukuran-pengukuranArus-arusKecil
Satu cara pengukuran akan diberikan di bab II untuk mengukur tahanan-tahanan
yang sangat tinggi yaitu di atas 1.000 MO, misalkan tahanan-tahanan isolasi dari pada
material isolasi, dengan mengukur tegangan yang terdapat di antara material tersebut
dan arus yang mengalir yang melaluinya. Kemudian tahanan dihitung dengan
merirpergunakan hubungan Z/lsesuai dengan hukum Ohm seperti didapat melalui sirkit
yang digambarkan pada Gbr. 1-29. Untuk hal ini maka sebagai contoh bila tahanan
isolasi adalah 1.000 MO dan arus adalah di sekitar0,0l pA, padaV:100 V, maka
masalah pengukuran dari pada arus yang sekecil ini tidak akan mungkin dapat
dilakukan dengan alat pengukur amper, yang sampai sekarang dibicarakan. Untuk
memungkinkan pengukuran arus yang demikian kecil ini, akan diperlukan alat
pengukur yangjauh lebih peka dari pada apayang telah kita bicarakan.

Gbr. l-29 Contoh cara pengukuran


tahanan tinggi sekali.

Gbr. 1-30 Jembatan Wheatstone.

Perhatikan pula Gbr. l-30, dalam suatu keadaan khusus, yang terdapat di jaringan
tersebut, bila tidak ada perbedaan potensial pada titik A dan B. Dalam keadaan ini
maka akan terdapat suatu hubungan antara tahanan-tahanan yang terdapat di dalamnya,
hubungan tersebut adalah RtlRz: RrlRn.Hubungan ini sering dipergunakan untuk
mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui, bila ketiga tahanan lainnya mungkin
diberi[an. Ini adalah contoh dari pada suatu jembatan yang terkenal dan disebut
jembatan Wheatstone. Detail dari pada jembatan ini akan diberikan kemudian di
dalam Bab @. Untuk kepentingan kita pada saat ini adalah mendapatkan suatualat
pengkur, yang bisa memberikan kepada kita suatu kepastian akan besar tegangan
28 Bab 1. Alat-Alat Ukur Listrik

antara A dan B, yaitu ada atau tidak adanya tegangan atau mengukur tegangan yang
sangat kecil. Bila akan terdapat suatu tegangan antara dua titik pada satu jaringan
listrik, maka arus akan mengalir dalam alat pengukur yang dihubungkan antara kedua
titik tersebut, dan akan menyebabkan dibangkitkannya suatu momen penggerak.
Biasanya cara inilah yang dipergunakan dalam jembatan Wheatstone, akan tetapi bila
suatu alat ukur yang dihubungkan, misalkan suatu alat pengukur amper yang
mempunyai suatu kepekaan rendah, sebagai contoh suatu alat ukur dari kelas 0,5 yang
mempunyai harga skala maksimum I A, maka besar kemungkinannya bahwa kita
tidak akan mungkin dapat mengatakan, bahwa arus yang mengalir lebih kecil dari pada
0,001 A mengalir melaluinya atau tidak. Mengingat bahwa yang ingin dicapai adalah
suatu pengukuran dari pada tegangan yang sangat kecil, maka akan diperlukan suatu
alat ukur yang mempunyai kepekaan yang jauh lebih besar dari pada yang telah
digambarkan tersebut. Untuk pengukuran yang demikian ini, dimana pada dasarnya
yang diperlukan adalah suatu indikasi ada atau tidak adanya arus, yang lazimnya
disebut sebagai suatu alat ukur khusus, yaitu dengan kata-kata yang biasa dipakai
adalah untuk mendeteksikan ada atau tidak adanya arus, maka telah dipakai sejak
waktu yang sangat lama, suatu alat ukur yang sangat peka, yaitu yang disebut
galvanometer. Galvanometer yang dimaksud r.rntuk penggunaan yang khusus dalam
masalah deteksi, ada berbagai macam, yang pada umumnya diklasifikasikan sebagai
galvanometer arus se arah, galvanometer balistik dan galvanometer arus bolak-balik.
Dalam waktu akhir-akhir ini galvanometer arus bolak balik tidak lagi dipergunakan,
dan telah digantikan dengan detektor arus bolak balik yang mempergunakan sirkit
elektronik. Sedangkan galvanometer arus searahpun dengan sensitivitas yang tidak
begitu tinggi, telah pula diganti oleh berbagai alat elektronik. Dalam bab berikut ini
galvanometer arus searah akan dijabarkan lebih lanjut.

1.2.7.1 Galvanometer aras searah

Pada masa ini galvanometer yang


dipakai untuk arus searah pada
umumnya adalah dari kontruksi kum-
paran putar. Prinsip kerjanya adalah
Serupa dengan kumparan putar untuk
pengukur arus. Akan tetapi agar
enersia dari bagian yang berPutar
E Arah
putara Sumber daya sewaktu
menjadi kecil, maka kerangka dari pengukuran berlangsung

kumparan putar yang dipakai sebagai


alat peredam dihilan$kan. Jadi seperti
diperlihatkan di dalhm Gbr. (l-31), Gbr. 1-31 Redaman pada galvanometer
jenis kumparan putar.
bila arus I yang akan diukur
mengalir melalui kumparan putar, maka suatu tegangan lawan akan diinduksikan di
dalam kumparan putarr/seperti dijelaskan dalam 1.1.3, yang disebabkan oleh karena
adanya rotasi dari kumparan putar dan menyebabkan arus Io yang mengalir' Dalam
galvanometer maka momen yang terjadi oleh arus ini dipergunakan sebagai momen /l4|
peredam. Dengan mengatur besarnya tahanan rr, maka arus .I, akan berubah dan dengan
cara ini maka peredamannya diatur. Besar tahanan ro ini, akan menentukan derajat
dari peredaman dan suatu kebesaran khusus dinyatakan, akan besar r, ini. Bila keadaan
peredamannya adalah kritis, maka tahanan rr, disebut tahanan luar untuk peredam -
kritis, kebesaran ini diberikan sebagai data galvanometer. Galvanometer arus searah
dari type kumparan putar bisa dibuat sebagai alat penunjuk, akan tetapi untuk '

L
'l
1.2 Kebaikan Kerja Dan Cara Pemakaian Alat Ukur Volt Dan Amper ll

(b)

?.1';T.'*',1n,
Gbr. 1-32 Prinsip dan alat memperbesar defleksi suatu galvanometer
jenis pemantul, Iampu dan skalanya (b).

kepekaan-kepekaan tinggi, maka dilaksanakan dengan sistim refleksi cahaya seperti


yang diperlihatkan dalam Gbr. (l-32). Dalam konstruksi ini suatu cermin refleksi m
ditempatkan sebagai pengganti alat penunjuk pada bagian yang berputar, dan berkas
cahaya yang berasal dari sumber cahaya direfleksikan dari m, dan diproyeksikan pada
suatu papan kaca suram f, yang padanya telah dicetak garis-garis skala pembagi.
Misalkan bila arus yang akan diukur tidak dialirkan melalui galvanometer, dan cermin
pemantul m adalah paralel dengan papan skala, maka berkas cahaya yang keluar dari
sumber dan dipantulkan dari m pada skala, adalah tegak lurus pada papan skala
tersebut pada titik nol. Bila sekarang arus yang akan diukur dialirkan ke dalam
galvanometer dan oleh karenanya cermin berputar melalui suatu sudut yang tertentu,
misalkan sebesar g seperti yang diperlihatkan dalam gambar, maka berkas cahaya yang
direflekdikan melalui cermin m dan diproyeksikan pada papan skala, membuat suatu
sudut sebesar 20 dengan berkas cahaya yang masuk ke m. Pada skala maka hasil
proyeksi tersebut akan merupakan suatu titik dan bergerak melalui jarak d dari O,
sehingga hubungan yang berikut ini akan terdapat:

tan20 :Dd
Dalam persamaan tersebut di atas maka D adalah jarak antara cermin pemantul m
dengan skala S. Bila harga l0 | adalah jauh lebih kecil dari l, maka tan20 hampir-hampir
sama dengan 29 sehingga hubungan yang berikut ini didapatkan:

d=2D0
Jadi dengan demikian suatu putaran yang sangat kecil akan bisa dibesarkan, dan akan
memberikan suatu pergeseran yang mungkin untuk dideteksikan. Misalnya bila D
adalah I m dan bila bagian yang berputar sangat kecil yaitu 5 X l0-4 radial, maka
bayangannya yang diproyeksikan pada skala akan bergerak dengan I mm. Pergeseran
ini dapat dideteksikan dengan mata biasa. Galvanometer yang demikian ini disebut
galvanometer refleksi. Untuk beberapa pemakaian adalah baik, bila galvanometer dapat
mendeteksikan perubahan-perubahan dari arah arus, yang berhubungan dengan
polaritas dari tegangan yang akan dideteksikan. Jadi bila titik nol pada skala ditaruh
di tengah-tengah, maka pergeseran yang ke kanan atau ke kiri akan bisa dipakai
sebagai indikasi dari pada perbedaan arah arus.
I
Bab 1. Alat-Alat Ukur Listrik

1.2.7.2 Kepekaan dari pada galvanometer refleksi


Kepekaan dari galvonometer refleksi dapat dinyatakan dalam berbagai cara.
Misalnya bila jarak dari cermin pemantul dan skala adalah I m, maka harga arus yang
menyebabkan bay4ngan dari berkas cahaya pada skala bergeser sebesar 1mm, disebut
kepekaan arus minimum; sedangkan harga tegangan Y yang diperlukan untuk
pergeseran I mm dari pada bayangan tersebut di atas, dengan tahanan luar untuk
peredaman kritis, disebut kepekaan tegangan minimum. Pada Tabel (l-3) diperlihatkan
karakteristik galvanometer dari konstruksi yang sama, akan tetapi dengan jumlah
lilitan dari pada kumparan yang berbeda. Bila kepekaan arus minimum adalah rendah,
maka jumlah lilitan dari kumparan adalah besar dan dengan demikian tahanannya
tinggi, dan kepekaan tegangan minimum agak menaik. Galvanometer yang mempunyai
kepekaan arus minimum yang kecil seperti yang diperlihatkan pada tabel di atas dibuat
dengan sangat halus, dan bagian yang berputar akan mungkin dapat bergetar bila
dipengaruhi oleh getaran mekanis dari luar. Dengan demikian maka galvonometer
seharusnya ditempatkan pada tempat yang tidak dipengaruhi terlalu banyak oleh
gangguan dari luar.

Tabel 1-3 Beberapa karakteristik kerja suatu galvanometer pantul jenis kumparan putar..

Periode Tahanan Tahanan luar Sensitivitas arus Sensitivitas te-


kumparan critical damping terkecil gangan terkecil
(s) (o) (o) (A/mm) (V/mm)

8 1.100 150.000 2 x 10-to 3,0x IO-s


8 120 1.000 7,1 x 10-10 8,0 x 10-?
8 57 60 2,5 x l0-e 2,9 x lO-t

1.2.7.3 Shant antuk galvanometer


Bila arus yang akan diukur dialirkan secara langsung ke dalam suatu galvanometer,
dan arus ini tidak diketahui besarnya, maka akan sangat mungkin bila galvanometer
akan terbakar oleh karena arus yang berlebihan. Jadi dalam penggunaannya, suatu
galvanometer selalu harus disertai oleh shunt yalrg diperuntukannya. Pada mulanya,
usahakanlah selalu agar arus yang akan diukur tidak mengalir secara langsung ke dalam
galvanometer; dan dalam proses penggunaannya, perbesarkanlah jumlah arus yang
mengalir ke dalam galvanometer tersebut secara tahap demi tahap. Alat yang
dipergunakan untuk keperluan ini secara khusus disebut Shunt untuk galvanometer.
Shunt yang sangat sederhana diperlihatkan dalam Gbr. (l-33). Kalau suatu tahanan
shunt R, dihubungkan secara paralel dengan suatu galvanometer yang mempunyai
tahanan dalam R, seperti yang diperlihatkan dalam gambar, maka hubungan antara
arus 1 yang akan diukur dan arus Io yang menuju ke galvanometer, diberikan sebagai
berikut:
I:mlo (l-16)
dengan m: (R, + R,)/R, (r-17)

dan m seperti di atas ini disebut faktor perkalian dari tahanan shunt. Kembali kepada
Gbr. (1-33), maka tahanan shunt R, akan memberikan kepada galvanometer suatu
redaman, seperti tahanan luar yang diberikan di dalam Gbr. (l-31), sebagai Rr. Jadi
misalkan bila R" dinaikkan untuk mengurangi faktor perkalian, maka redaman akan
dikurangi, sehingga galvanometer bahkan mengadakan osilasi, meskipun galvanometer

L
1.3 Alat-Pengukur Amper Dan Pengukur Yolt Untuk Arus Bolak Balik 3r

Gbr. 1-33 Galvanometer shunt.

"G).I
Gbr. 1-34 Universal shunt.

tersebut pada mulanya ada dalam keadaan redaman kritis. Untuk menghindari ini,
maka cara yang diberikan dalam Gbr. (l-34) telah dipakai dengan sukses.
Bila arus I yang akan diukur dialirkan secara terlepas masing-masingkepadadua
sirkit yang diberikan pada gambar, dan arus yang mengalir ke dalam galvanometer
masing-masing adalah Io dan I'0, maka arus-arus tersebut dapat dinyatakan sebagai
berikut:
t- R, r
'o-Ro+R"'
,r:@,
r' - R,ln ,

: R,ln t
n;1:7,'
Jadi,
I'o: Io : 1; , (1-l 8)

Hubungan ini memperlihatkan bahwa bila tahanan dari pada sirkit pengukuran adalah
tinggi, maka faktor perkalian dapat diatur dengan merubah n, tanpa menyebabkan
perubahan yang besar dalam kondisi dari pada redaman galvanometer, dan tidak
iergantung dari pada tahanan sirkit galvanometer. Shunt galvanometer yang demikian
ini disebut shunt universil. Gbr. 1-34(c) memperlihatkan suatu konfigurasi yang
biasanya dipergunakan dalam shunt universil. Dengan mempergunakan tombol-tombol,
n dapat dirubah dalam 5 langkah.

1.3 Alat Pengukur Amper Dan Pengukur Volt Untuk Arus Bolak Balik
Alat ukur kumparan putar tidak dapat dipergunakan untuk pengukuran arus bolak
balik. Akan tetapi karena kepekaannya yang baik dan pula pemakaian sendirinya yang
kecil, maka berbagai peralatan pembantu telah ditemukan untuk memungkinkan
penggunaan alat-alat ukur kumparan putar dipergunakan sebagai alat pengukur arus
maupun tegangan pada arus bolak balik. Alat pembantu tersebut bisa beraneka macam

1
/

32 Bab l. Alat-Alat Ukur Listrik

ragamnya dan beberapa yang sering dipergunakan adalah pengarah arus, dengan
bantuan thermoelektris dan tabung-tabung elektronika. Disamping ini, beberapa type
dari alat pengukur arus maupun alat pengukur tegangan untuk arus bolak balik,
terdapat pula yang bekeda atas prinsip yang lain, dari pada alat pengukur kumparan
putar. Misalkan alat pengukur dengan besi putar, alat pengukur elektrodinamis, alat
pengukur induksi dan alat pengukur elektrostatis, adalah beberapa contoh dari pada
alat-alat ukur yang dimaksudkan. Di antara ini maka alat pengukur dengan tabung
vacum dipakai secara mudah pada akhir-akhir ini (dengan digantinya tabung-tabung
tersebut dengan transistors, dan pula dengan kombinasi dari pada penguat atau
pengeras, dan sebagainya). Alat-alat ukur demikian ini akan dijelaskan pada Bab @,
sedangkan dalam bab ini akan dijabarkan berbagai macam alat pengukur arus dan
tegangan untuk arus bolak balik yang lain, dari pada alat-alat ukur yang bekerjaatas
dasar prinsip-prinsip elektronika seperti yang dimaksudkan di atas. Sebelum kita
membicarakan alat-alat ukur tersebut, yaitu'alat-alat ukur untuk arus bolak balik,
maka diperlukan beberapa penjelasan untuk memperlihatkan berbagai aspek yang
khusus mengenai arus maupun tegangan bolak-balik. '
1.3.1 Kebesaran-kebesaran Dari Arus Dan Tegangan Pada Arus Bolak-balik

Hal-hal yang diberikan dalam paiagraf ini dapat berlaku untuk arus maupun untuk
tegangan. Untuk memudahkan maka selanjutnya akan ditinjau sebagai contoh hal-hal
yang berhubungan dengan arus, kecuali bila secara khusus, maka hal tersebut akan
diberikan tersendiri untuk tegangan.
Arus bolak-balik dapat didefinisikan sebagai arus yang besar maupun arahnya
berubah dengan waktu, dan perubahan tersebut diulangi kembali secara periodik.
Karakteristik perubahan dengan waktu atau lebih umum dikenal sebagai bentuk
gelombang dari arus bolak balik tersebut adalah bermacam-macam, dan yang sering
dipergunakan dapat dilihat pada Gbr. 1-35 (a), (b), (c). Jadi karena kebesaran-kebesaran
yang berubah tersebut maka besar arus tidaklah semudah dinyatakan sebagai arus
searah, dan kita mendifinisikan tiga kebesaran untuk utenyatakan besar dari pada
arus bolak balik.
(l) Harga maksimum. Harga maksimurh atau harga puncak, adalah harga
maksimum dari amplitudo arus bolak balik. Ini adalah kebesaran yang paling
mudah dan diperlihatkan sebagai I^ dalam Gbr. l-35. Kekuatan isolasi
misalkan dari suatu material yang tertentu bila dipakai pada tegangan bolak
balik harus diperhitungkan pada harga puncak tegangan bolak-balik yang
dipergunakan. Disamping ini maka harga puncak adalah sesuatu kebesaran
yang sering dipergunakSn untuk menyatakan besar dari pada signal atau
gangguan dalam sirkit:sirkit elektronika.
(2) Hargarqta-rata: Harga rata-rata dari arus bolak balik, adalah harga rata-rata
dari besar arus yang diambil melalui suatu jangka waktu selama setengah
perioda dari arus bolak balik tersebut. Alasan mengapa diambil setengah
perioda dikarenakan bentuk dari pada arus bolak balik, adalah simetris,
yang berarti bahwa bentuk gelombangnya pada waktu arus tersebut positif
dan negatif adalah sama seperti diperlihatkan dalam Gbr. (l-35), maka
pengambilan harga rata-rata melalui satu perioda akan tidak mempunyai arti,
karena harga rata-ratanya adalah nol. Dalam Gbr. l-35 (c) maka jelas bahwa
harga rata-rata I" adalah sama dengan I^, akan tetapi pada umumnya untuk
suatu bentuk gelombang yang diketahui, maka harga rata'rata dari arus bolak
balik harus dihitung secara mathematis.

I
1.3 Alat-Pengukur Amper Dan Pengukur Volt Untuk Arus Bolak Balik 33

_,
-2r'L

800

,rRtw]

400

Gbr. l-36 Daya sesaat dan daya


rata-rata.

(c)
Gbr. 1-35 Berbagai bentuk gelombang
arus.

(3) Harga efektif: Kalau arus ldialirkan ke dalam tahanan R, maka daya sebesar
/'zR dipakai dalam tahanan. Phenomena inijuga terjadi dalam keadaan arus
bolak-balik yang dialirkan melalui tahanan. Jadi bila arus bolak balik /
dialirkan melalui tahanan R, maka daya sebesar 12R dipakai pula di dalam
tahanan. Misalkan bila arus bolak balik 1 adalah gelombang sinus dengan
harga puncak /- sama dengan 2Y 2 A dan .R adalah 100 O maka harga sesaat
dari pada 12R dapat dihitung, dan"grafik seperti diperlihatkan dalam Gbr.
l*36 (b) dapat dibuatkan. Jadi pemakaian daya akan pula secara sinusoida
dengan perioda setengahnya dari pada arus, akan tetapi berbeda dengan
arusnya, pemakaian daya tersebut adalah selalu positif. Jadi bila pengambilan
harga rata-rata dari pada I?R melalui kedua periodanya atau melalui satu
perioda untuk d akan menghasilkan 400 W, dan ini dapat dilihat dari gambar
tersebut secara jelas bila diperhatikan garis lurus pada tingkat 400 W. Pada
gam.bar tersebut maka bagian yang ada di atas garis dan bagian yang ada
di bawah garis, mempunyai luas yang sama, dan tidak memberikan
pengaruhnya pada harga rata-rala, atau dengan kata lain mereka saling
meniadakan. Ditinjau dari pada arus searah, maka arus searah yang akan
menghasilkan pemakaian daya sebesar 400 W bila dialirkan melalui suatu
tahanan sebesar 100 O adalah 2 A. Seperti pada contoh di atas, maka daya
yang dipakai oleh arus bolak balik yang mempunyai bentuk gelombang sinus
dan harga maksimumnya sebesar 2 Y 2 A, yang mengalir ke dalam suatu
tahanan sebesar 100 O, dan diambil harga rata-ratanya melalui satu perioda,
adalah sama dengan daya yang dipakai oleh arus searah sebesar 2 A yang
r
34 Bab l. Alat-Alat Ukur Listrik

mengalir ke dalam tahanan yang sama. Dengan kata lain, maka harga
efektifnya dari arus bolak-balik seperti di atas ini dinyatakan sebagai 2 A.
Mengenai harga efektif ini dapat dikatakan secara umum sebagai berikut:
"Bila daya yang dipakai kalau arus bolak-balik I mengalir melalui suatu
tahanan R, dan diambil harga rata-rata melaiui satu perioda, adalah sama
dengan daya yang dipakai pada arus searah dengan arus 1 yang mengalir ke
dalam tahanan yang sama, maka harga efektif dari arus bolak-balik tersebut
didifinisikan sebagai 1". Harga efektif dari arus bolak balik yang mempunyai
bentuk gelombang beraneka ragam dapat dihitung melalui matematika lanjut.
Untuk memudahkan pemakaian, maka harga puncak, harga rata-rata dan
harga efektif dari berbagai bentuk gelombang arus bolak-balik, diberikan
dalam Tabel l-4. Harga efektif untuk tegangan bolak-balik V didifinisikan
sebagai tegangan antara ujung-ujung dari tahanan R bila arus bolak balik /
dengan harga efektif l dialirkan ke dalam tahanan R, dan diambil rata-rata
melalui suatu perioda.

Tabel 1-4 Beberapa bentuk gelombang arus B-B.

Harga Harga Harga


Bentuk gelombang puncak rata-rata effektip

Gelombang sinus aV A 0,637 A 0,707 A

Gelombang n A 0,502 A 0,s77 A


tiga
segi --V
Gelombang A A
segi empat A
-E

Disamping kebesaran-kebesaran tersebut, maka faktor bentuk dan faktor puncak yang
didifinisikan dalam persamaan-persamaan berikut ini sering pula dipakai.

Foktor bentuk :- harga


3rryf4q|
tata-rata
(l-le)

tqktor -.. __t--- --


r_t ---. DUnCqK harga puncak
(l-20)
harga efektif

Dengan definisi-definisi tersebut maka bentuk gelombang arus bolak-balik dapat


dibayangkan sijeala kasar dengan harga-harga numerik. Misalkan bila bentuk gelombang
tersebut berbentuk sinus.

faktor : I^l\/Z
bentuk
oclq -
Ir'rr
II

faktor puncak - = ,I-o:


I-1"/ 2
1,41

Kembali kepada Gbr. l-35(b), maka bentuk gelombang bisa didapatkan dari dua
gelombang sinus yang diperlihatkan dengan garis-garis padat dan garis-garis patah
dalam (a) sebagai perjumlahan satu dan lainnya. Bentuk gelombang yang demikian ini
adalah bentuk gelombang yang telah mengalami distorasi dan bentuk gelombang sinus
yang diperlihatkan dengan garis padat (a) disebut gelombang utama, dari pada
gelombang distorasi ini. Celombang sinus yang disuperposisikan kgpada gelombang

t.
1.3 Alat-Pengukur Amper Dan Pengukur volt untuk Arus Bolak Balik -1!

utama dan mempunyai frekwensi n kali lebih besar dari pada frekwensi gelombang
dasarnya, misalkan n:2,3,4, dan sebagainya, disebut harmonik lebih tinggi pada
tingkat ke r. Sebagai contoh maka gelombang yang diperlihatkan dengan garis-garis
patah pada Gbr. l-35(a) adalah harmonis ke 3 lebih tinggi dari pada gelombang dasar
sinus yang diperlihatkan pada garis penuh.

1.3,2 Alat-alat Pengukur Dengan Pengarah Arus

pengarah arus adalah elemen khusus yang akan menghasilkan arus searah (arus
pada arah yang sama), bila tegangan ditempatkan pada ujung-ujungnya. Kemampuan
Lerja dari pengarah arus tersebut disebut pengarah. Pengarahan arus dapat dinyatakan
dengan simbol seperti diberikan dalam Gbr. l-37, dimana arah panah memperlihatkan
arah dari pada tegangan yang diberikan untuk arah arus yang mudah, dan arah ini
biasanya disebut arah ke depan. Sebaliknya dari pada arah ini adalah arah dimana arus
akan mendapatkan suatu hambatan yang sangat besar dan pula dapat disebut arah
sukar atau arah kebalikan.

Gbr. l-37 Penyearah.

Gbr. 1-38 Kerja dari penyearah ideal.

Suatu pengarah arus yang ideal mempunyai karakteristik arus dari seluruh tegangan,
seperti diperlihatkan dengan dua garis tebal datar pada Gbr. l-38. Bila pengarah arus
ini diberikan suatu tegangan bolak-balik yang berbentuk sinus, maka arus 1 akan
mengalir,sebanding dengan tegangan V pada waktu periode dari pada tegangan V
adalah positif; akan tetapi tidak akan ada arus yartg mengalir pada bagian lain dari pada
periodenya. Suatu alat ukur yang mengkonversikan arus bolak-balik yang akan diukur
ini, dengan mempergunakan kemampuan pengarahan arus, sehingga menjadi arus
searah, dan arus ini diukur melalui suatu alat ukur kumparan putar, disebut alat ukur
dengan pengarah arus.
Alat ukur dengan pengarah arus ini mempunyai kepekaan yang tertinggi di antara
alat-alat ukur arus bolak-balik, sedangkan kerugian dayanya adalah kecil. Maka dari itu
alat ukur tersebut sangat sering dipakai sebagai alat penunjuk dari pada berbagai alat
pengukur elektronik, lebih-lebih lagi sebagai alat ukur yang portabel.

1.3.2.1 Prinsip kerja


Seperti diperlihatkan pada Gbr. l-39 (a), dua pengarah arus dan dua tahanan
dihubungkan sehingga merupakan suatu lingkaran, dan alat ukur amper dari type
36 Bab 1 Alat-Alat Ukur Listrik

q
{c
6
T
tr
fo

I
(c)
-w"tt'
Gbr. 1-39 Prinsip alat ukur jenis penyearah.

kumparan putar dihubungkan di antara dua titik hubung antara pengarah arus dan
tahanan. Kemudian dua pengantar type penghubung-pengarah arus ke pengarah arus
dan tahanan, ke tahanan, sumber tegangan yang akan diukur dihubungkan di antaranya.
Bila dalam sirkit ini tegangan-bolak balik yang berbentuk sinus ditempatkan
seperti pada Gbr. 1-39 (b), maka pada waktu setengah perioda dimana tegangan V
adalah positif, pengarah arus D, mendapatkan tegangan ke arah ke depan akan tetapi
pengarah arus D, mendapatkan tegangan ke arah kebalikannya sehingga arus / yang
sebanding dengan V akan mengalir melalui D, akan tetapi tidak,ada arus yang mengalir
melalui Dr. Dengan demikian maka arus 1o dari kira-kira setengah dari harga l melalui
alat pengukur arus sesuai dengan arah panah. Dalam waktu berikutnya yaitu pada
waktu setengah perioda dimana tegangan V adalah negatip, maka keadaan adalah
sebaliknya dan D, mendapatkan tegangan ke depan sedangkan D, pada arah sebaliknya,
sehingga arus l yang berbanding lurus dengan tegangan melalui Dr, akan tetapi, tiada
arus yang melalui D,. Dengan demikian maka arus 1o dari kira-kira setengah harga .I
akan mengalir melalui arah yang sama seperti pada setengah perioda sebelumnya. Jadi
bila proses ini diulangi berulang-ulang kali maka akan menghasilkan arus yang melalui
alat pengukur amper yang mempunyai bentuk seperti diperlihatkan pada Gbr. l-39 (c).
Dengan mempergunakan matematika yang agak lanjut, maka dapat diperlihatkan
bahwa arus yang diarahkan penuh dalam suatu perioda, akan mempunyai suatu
komponen arus searah .Io dan yang terakhir ini sama dengan harga rata-rata dari I.
Disamping arus searah 1o ini, maka akan terdapat pula berbagai harmonis tingkat
tinggi dengan frekwensi 2f,4f dan sebagainya, bila/adalah frekwensi dari V.
Alat ukur dari kumparan putar akan menunjuk terhadap arus searah, alian tetapi
tidak akan berbuat demikian terhadap arus bolak-balik. Dengan demikian maka alat
ukur penunjuk dari kumparan putar yang dimaksudkan, menunjukkan 1o seperti terlihat
dalam Tabel l-4.
Arus bolak balik yang berbentuk sinus, akan mempunyai harga rata-rata yang sama
dengan arus-yang diarahkan selama satu perioda penuh. Ini berarti bahwa penunjukan
dari alat pengr.r-kur dengan pengarah arus akan ditentukan oleh harga rata-rata dari
pada tegangan bolak-balik atau arus bolak balik yang akan diukur. Akan tetapi dalam
pemakaian, alat-alat ukur arus bolak-balik yang paling banyak dipergunakan, adalah
untuk penunjukan harga effektifnya. Dengan demikian maka skala dari alat ukur
dengan pengarah arus yang dikaliberasikan dengan penunjukan dari alat ukur kumparan

I
f
l.3Alat-PengukurAmperDanPengukurvoltUntukArusBolakBalik

putar, pada dasarnya harus dikalikan dengan faktor l, I I untuk memenuhi persyaratan
seperti di atas. Faktor ini tidak lain adalah faktor bentuk untuk gelombang-gelomban-e
sinus.

1.3.2.2 Pengarah-pengarah aras


Dalam alai ukur dengan pengarah arus, pengarah-pengarah arus dari oxida
tembaga atau dioda germanium sering dipergunakan. Dalam tahun yang akhir ini maka
dioda germanium makin banyak di pergunakan, dan hal ini disebabkan oleh karena
bentuknya yang lebih kecil, lagi pula arus baliknya adalah pula sangat kecil. Arus balik
yang dimaksud disini dapat dilihat dengan mudah pada Gbr' l-40 yaitu dari suatu
pengarah arus yang mempunyai karakteristik arus dan tegangan yang agak berbeda
d.ngun pengukur arus yang ideal; dan arus negatifdalam gambar tersebut akan mengalir
bila pengarah arus dibebani dengan tegangan kebalikannya' Pada tegangan-tegangan
rendah maka pengarah arus memberikan tahanan yang besar pada arus ke depannya,
dan hal ini yang menyebabkan bahwa karakteristik arus/tegangan menjadi sangat tidak
linier. Jadi arus yang mengalir melalui alat ukur kumparan putar akan agak lebih kecil
dari pada 1o dalam Gbr. 1-39 (c), dan dengan demikian maka komponen arus searahnya
akan lebih kecil dari /0. Untuk hal ini maka skala pada alat-alat ukur praktis, ditera
pada penunjukannya yang dikalikan tidak dengan l, ll akan tetapi kira-kira dengan
i, tA. Stulu ini adalah lebih kurang rata melalui hampir seluruh daerah bacanya, kecuali"
dekat pada titik nolnya dimana jarak dari skala menjadi kurang.

Gbr. 1-41 Voltmeter jenis penyearah.


Gbr.140 Keria yang sebenarnya dari
suatu PenYearah.

1.3.2.3 Alat-alat akur Amper dan Yolt


Konfigurasi dari pada alat-alat ukur ini pada dasarnya adalah sama seperti pada
alat-alat ukur kumparan putar. Suatu contoh dari alat ukur pengukur volt diperlihatkan
pada Gbr. t-4t. Alat-alat ukur dengan kepekaan yang tinggi bisa didapat, misalnya
untuk pengukur amper pada skala maksimal dari 50 pA, atau alat ukur untuk pengukur
volt yang mempunyai skala maksimum dari 3 V, juga terdapat pada alat-alat ukur
dengan pengarah arus.

/
/

38 Bab 1. Alat-Alat Ukur Listrik

1,3.2.4 Karakteristik-karakteristik

(a) Pengaruh dari t emperatur


Disamping pengaruh temperatur yang terdapat pada alat-alat ukur
kumparan putar, maka temperatur akan memperlihatkan pengaruhnya pula
pada elemen pengarahannya. Hal ini disebabkan bahwa pengaruh temperatur
dari semi conductor akan menyebabkan bertambahnya arus balik dan
mengurangi tahanan ke depan bila temperaturnya menaik. Suatu alat pengukur
amper atau pengukur,volt dengan tahanan seri yang tinggi mempunyai
koefisien temperatur yang lebih disebabkan oleh arus baliknya. Akan tetapi
suatu alat pengukur volt dan tahanan seri yang rendah yaitu untuk
pengukuran-pengukuran pada tegangan-tegangar, yang rendah akan
dipengaruhi pula oleh tahanan ke depannya, akan tetapi karena efek ini akan
memungkinkan meniadakan dari arus kebalikannya, maka alat pengukur volt
demikian ini akan mempunyai temperatur karakteristik yang baik.
(b) Pengaruh dari bentuk gelombang
Suatu alat ukur dengan pengarah arus yang dikaliberasi dengan hargaefektif
dari suatu gelombang sinus akan mungkin mempunyai kesalahan-kesalahan
yang besar, bila alat tersebut dipergunakan untuk mengukur arus bolak balik
yang mempunyai bentuk gelombang yang telah mengalami distorsi (yaitu
bentuk gelombang yang lain dari pada bentuk gelombang sinus). Sebagai
contoh misalkan dalam pengukuran suatu bentuk gelombang yang telah
distorsikan dan yang mengandung l0/o harmonis ketiga.yang lebih tinggi,
maka kesalahan maksimal sebesar 3,3\ akan terdapat. Kesalahan-kesalahan
bentuk gelombarig ini adalah penting diperhatikan untuk penggunaan alat-alat
ukur dari type dengan pengarah arus ini.
(c) Kar ak t e ris t ik fr e kw ensi
Suatu alat ukur dengan pengarah arus dapat dipergunakan tanpa kesalahan-
kesalahan besar pada frekwensi yang relatiftinggi. Akan tetapi setiap pengarah
arus mempunyai suatu kapasitas shunt seperti diperlihatkan dalam Gbr.l42.
Dengan demikian maka pada frekwensi-frekwensi tinggi, melalui kapasitas
shunt ini akan mungkin terjadi kesalahan penunjukan. Misalkan bila alat
pengarah ini mendapatkan tegangan baliknya, misalkan bila arus ke depan
mengalir melalui alat pengarah arus D, dalam gambar, maka melalui kapasitas
C, dari pengarah arus Dr, arus 1, akan mengalir. Jadi di dalam alat pengukur
amper, arus 1 akan mengalir ke dalam arah yang kebalikan dengan arus 1o
yang telah mengalir melalui D,. Kerjanya pada saat ini diperlihatkan dengan
arah-arah panah pada garis tebal di Gbr. l-42. Setelah periodanya berganti
dari tegangan yang akan di ukur dan arus ke depan l telah mulai mengalir
melalui Dr, maka arus { mengalir melalui kapasitas C, dari D,. Jadi dalam
alat pengukur amper, I akan mengalir melalui arah kebalikan dengan /o seperti
terdapat dalam keadaan sebelumnya. Kerjanya pada saat ini diperlihatkan
dengan arah-arah panah dari garis terpatah-patah pada Gbr. l-42. Dengan
demikian maka penunjukan pada alat pengukur amper akan berkurang pada
frekwensi-frekwensi tinggi, dibandingkan dengan penunjukannya pada
frekwensi rendah dimana arus .I, dapat diabaikan.
Pengarah arus dari oxida tembaga, yang mempunyai luas dari bagian
yang bekerja sebagai pengarah yang lebih besar dari pada dioda germanium,
mempunyai tahanan shunt yang besar. Dengan demikian maka batas tertinggi
dari frekwensi kerjanya adalah beberapa ribu Hz dalam alat ukur yang

\
l
1.3 Alat-Pengukur Amper Dan Pengukur Volt Untuk Arus Bolak Balik 39

Jr (temperatur Ir)

Gbr. l-42 Pengaruh kapasitansi paralel Gbr. 1-43 Prinsip dari thermokopel.
penyearah-penyearah.

mempergunakan dioda tembaga, dan kira-kira 100 MHz, dalam alat ukur
yang mempergunakan dioda germanium.
(d) Pengaruh induksi
Pada alat-alat ukur yang mempergunakan pengarah arus germanium,
hendaklah'diperhatikan bahwa bila suatu oskilator terdapat di dekatnya, maka
arus yang diinduksikan oleh karenanya akan pula secara salah, disearahkan.
Bila alat ukur akan dipergunakan pada frekwensi di bawah batas dengar
(kira-kira 20kHz), maka kondensator-kondensator secara sengaja ditempatkan
paralel kepada pengarah-pengarah arus, dan kejadian yang digambarkan pada
Gbr.l42 berlaku akan tetapi dalam hal ini untuk kebaikan penunjukan. Hal
ini memungkinkan kesalahan pada frekwensi tinggi karena induksi dapat
dikurangi.

1.3.3 Alat-alat Ukur Dengan Thermocouple

Dalam Gbr. 1-43, dua logam yang berlainan dihubungkan pada ujung-ujungnya J,
dan J, sehingga membentuk suatu sirkit. Bila suatu perbedaan temperatur T, - T,
terdapat antara kedua titik hubung dari sirkit ini, maka suatu gaya gerak listrik
dibangkitkan dalam sirkit tersebut yang memungkinkan arus mengalir di dalamnya.
Elemen yang demikian ini disebut termocouple dan gaya gerak listrik yang dibangkitkan
disebut daya gerak gaya listrik thermis (GGL thermis).
Alat ukur termocouple mempergunakan termocouple seperti termaksud di atas,
mengkonversikan arus bolak balik atau arus searah atau pula tegangan, yang akan
diukur, menjadi tegangan searah dan diukur melalui suatu alat ukur kumparan putar.

1.3.3.1 Prinsip-prinsip kerja


Dengan mempergunakan material yang mempunyai tahanan tinggi, buatlah kawat
pemanas yang lurus seperti diperlihatkan pada Gbr. l-44 (a), dan tempatkanlah salah
satu titik hubung dari termocouple kepada titik tengah dari pada elemen pemanas
tersebut.
Hubungkan alat ukur milivolt arus searah antara kutub-kutub A dan B dari
termocouple. Dalam gambar ini maka titik penghubung J, seperti diperlihatkan dalam
Gbr. l-43 tidak terlihat. Adalah suatu kenyataan dalam pembangkitan dari GGL
thermis, termal bahwa di antara tiga logam yang berlainan dihubungkan satu sama lain
dan membentuk suatu sirkit seperti diperlihatkan dalam Gbr. l-44 (b), ataupun bila
ditambahkan logam yang ke empat yang membagi logam yang ketiga menjadi dua seperti
dalam (c), maka GGL thermis yang sama seperti dalam Gbr. l-43 dibangkitkan dalam
sirkit tersebut, bila titik-titik hubung Jl dan Ji, ditempatkan pada temperatur yang
/

40 Bab l. Alat-Alat Ukur Listrik

Jr(rr) Jr(rr)

,,,,,Q,,,,,,,;*,i(li,*",

Gbr. 1-44 Prinsip suatu alat ukur jenis thermokopel.

sama 7, dan titik hubung J, pada temperatur I,. Dalam Gbr. l-44 (a), kejadian ini
dipergunakan untuk membuat titik hubung J! dan Ji sebagai pengganti titik hubung
J, dan memungkinkan penempatan suatu alat pengukur milivolt di dalam sirkit dari
termocouple. Misalkan sekarang bahwa arus searah l dialirkan melalui elemeq pemanas.
Elemen pemanas akan membangkitkan panas dengan memakai daya yang berbanding
dengan 12. Bila jumlah panas yang dibangkitkan ini dinyatakan dengan H, maka
temperatur dari titik tengah dari elemen pemanas akan menaik dari temperatur kamar
TrkeT, sebanding dengan H dan pula, hal ini akan menyebabkan bahwa temperatur
dari titik hubung J, dari termocouple akan pula menaik. Dengan demikian maka akan
terdapat:

T' - Ti: KJz (t-21)

Dimana K, merupakan suatu konstant. Temperatur dari titik hubung lainnya J,


ditempatkan pada kira-kira sama dengan temperatur ruangan, sehingga termocouple
akan membangkitkan GGL Thermis E, dan ini dapat dinyatakan sebagai:

E:Kr(Tr-Tr) (t_22)

yang sdbanding dengan (7, - Tr) dan dimana K, adalah suatu konstanta. Dari
persamaan (l-21) dan (l-22), maka hubungan antara tegangan dan arus yang akan
diukur didapat sebagai berikut:

E: KzKzIz (t-23)

Jadi dengan mengukur Eyaitu tegangan yang dibangkitkan dalam thermocouple dengan
alat pengukur milivolt, maka l dapat diukur. Kemudian dimisalkan bahwa arus bolak-
balik l yang mempunyai harga effektif E dialirkan melalui elemen pemanas. Elemen
pemanas akan membangkitkan panas dengan mempergunakan daya yang berbanding
lurus dengan Iz. Dengan demikian bila sebagai contoh dimisalkan bahwa l adalah arus
bolak balik yang mempunyai bentuk gelombang sinus, maka panas yang akan
dibangkitkan sebagai fungsi {ari waktu seperti diperlihatkan dalam Gbr. l-45. Sebagai
catatan perlu dinyatakan pada umumnya, bahrva bila suatu masa dipanaskan, maka
temperaturnya tidak akan berubah segera akan tetapi akan berubah secara graduil
tergantung dari pada sifat-sifat thermisnya dan bentuknya sehingga mencapai suatu
harga. Untuk hal ini, maka bila sejumlah panas yang dibangkitkan oleh elemen pemanas
berubah seOara sinus seperti diberikan dalam Gbr. l-45, maka temperatur dari elemen

\
1.3 Alat-Pengukur Amper Dan Pengukur Volt Untuk Arus Bolak Balik 41

pemanas tidak menurut perubahan dari 11, akan tetapi akan menaik sebanding dengan
harga rata-rata 11. dari jumlah panas yang dibangkitkan di satu perioda dari gelombang
sinus bila perioda ini kecil. Seperti diperlihatkan dalam gambar, H"adalah berbanding
lurus dengan kwadrat dari harga rata-rata d yaitu I? maka sesuai pula dengan keadaan
bila arus searah mengalir melalui elemen pemanas, maka GGL thermis E akan
dibangkitkan dan memenuhi persamaan di bawah ini:

E' : KtKzI2

Jadi dengan mengukur E' melalui suatu alat ukur milivolt arus searah, maka harga
effektif d dari arus bolak balik ldiukur. Perlu dicatat bahwa bila /" adalah sama dengan
l dalam persamaan (l-24) adalah sama dengan E dalam persamaan (l-23). Ini berarti
bahwa alat ukur dengan thermocouple akan menunjukkan harga yang sama untuk arus
searah dan arus bolak balik yang mempunyai harga effektif sama dengan arus searah
tersebut. Maka dari itu alat ukur dengan thermocouple adalah alat ukur yang universil
untuk arus bolak-balik dan arus searah dan tidak dipengaruhi oleh bentuk gelombang
dari pada arus yang akan diukur. Hal ini tidak demikian keadaannya untuk alat ukur
dengan pengarah arus.

t
i0
I Kawat panas
I

Gbr. 1-46 TherrnokoPel hamPa


(vacuum thermocouPle).

(c)
Waktu-

Gbr. 1-45 Banyaknya panas yang


ditimbulkan oleh Pemanas.

1.3.3.2 Thermocouple vakum


Elemen pemanas untuk arus-arus kecil akan membangkitkan sejumlah panas yang
kecil pula. Maka dari itu elemen pemanas dan thermocouple ditempatkan dalam tabung
gelas seperti dalam Gbr. 1-46, yang mempunyai tekanan udara yang sangat rendah dan
hampir-hampir merupakan ruang hampa (vakum) yaitu tekanan udaranya dibuat di
bawah l0-1 mmHg. Susunan yang demikian ini disebut thermocouple vakum. Elemen

J
r
42 Bab 1. Alat-Alat Ukur Listrik

pemanasnya dibuat dari pengantar tahanan seperti nicrom, manganin atau konstantan,
sedangkan thermocouple dibuat sebagai perpaduan dari tembaga dan konstantan atau
dengan tembaga nikel-chromel. Suatu susunan diperlihatkan dalam Gbr. l-47 (a)
dimana thermocouple dihubungkan secara langsung dengan elemen pemanas, dan
disebut dengan istilah pemanasan secara langsung; sedangkan susunan yang diberikan
dalam (b) atau (c) dalam gambar yang sama dimana terdapat suatu isolator listrik yang

*N*NW
dalam gambar tersebut diperlihatkan sebagai cincin-cincin dari keramik disebut
pemanasan yang tidak langsung. Untuk alat-alat ukur amper atau volt dari type
thermocouple pada umumnya susunan dengan pemanasan langsung dipergunakan.

)
Gbr. 1-47 c-ara penempa8l *, suatu thermokop"L(

1.3.3,3 Alat-alat ukur Amper dan Yolt


Alat-alat ukur amper dari type thermocouple terdapat yang mempunyai harga
skala maksimum berkisar antara 5mA sampai dengan I A. Elemen pemanasnya yang
dibuat pendek dan halus dari pengantar yang mempunyai tahanan yang tinggi, tidak
terlalu dipengaruhi oleh frekwensi. Dengan demikian maka penunjukannya tidak akan
banyak berbeda bila dipergunakan mulai dari arus searah sampai dengan frekwensi-
frekwensi radio. Jadi alat pengukur amper ini dapat dipergunakan oleh arus searah dan
arus bolak balik yang berkisar dari 3 Hz sampai 5 MHz. Alat ukur pengukur volt dari
type thermocouple dibuat dengan menghubungkan suatu tahanan khusus yang dibuat
dari carbon secara seri dengan thermocouple vacuum. Arus pemanasnya biasanya
dibuat untuk kira-kira l0 mA. Alat pengukur volt ini biasanya mempunyai harga skala
maksimum antara 10-150 Y, dan pula dapat dipergunakan untuk arus searah dan arus
bolak balik dari beberapa Hz sampai 100 kHz. Dalam penggunaan harap diperhatikan
bahwa alat ukur dari type thermocouple untuk pengukur arus maupun pengukur
tegangan adalah sangat sensitifterhadap arus-arus lebih. Jadi bila suatu arus lebih yang
kira-kira sebesar 2X arus nominalnya yang diperuntukkan untuk elemen pemanasnya
dialirkan melalui suatu vakum thermocouple, maka kemungkinan besar thermocouple
vakum tersebut akan terbakar. Skala dari alat Amper atau alat ukur volt dari type
thermocouple dikaliberasikan pada jarak-jarak yang berbanding lurus terhadap kwadrat
dari arus atau tegangan, disebabkan oleh karena tegangan yang diinduser secara thermis
dari thermocouple berbanding lurus dengan kwadrat dari arus. (arus melalui elemen
pemanas). Skala yang demikian ini sebagai contoh diperlihatkan dalam Gbr. l-48 dan
disebut skala kwadratis.

Gbr. l-48 Skala suatu alat ukur ienis


thermokopel.

L
I
1.3 Alat-Pengukur Amper Dan Pengukur Volt Untuk Arus Bolak Balik 3j

1.3.4 Alat-alat Ukur Dengan Besi Putar

Dalam zlat-alat ukur dengan pengarah arus atap alat-alat ukur thermocouple yang
telah diterangkan sampai sekarang, arus bolak balik atau tegangan bolak balik yang
akan diukur dlkonversikan [e dalam arus searah atau tegangan searah dan baru
sesudahnya kebesaran-kebesaran searah ini diukur dengan suatu alat pengukur untuk
arus searah. Dalam bab-bab'1.3.4 sampai dengan 1.3.7 akan dijelaskan alat-alat ukur
yang menghasilkan momen-momen geraknya langsung dari kebesaran-kebesaran arus
bolak balik yang akan diukur. Untuk permulaan maka cara bekerja dari alat ukur
dengan besi putar akan dijelaskan. Aru's yang akan diukur melalui kumpiran yang tetap
dan menyebabkan terjadinya medan magnit. Potongan besi ditempatkan di medan
magnit tersebut dan menerima gaya elektromagnitis. Alat ukur dari type besi putar ini
adalah sederhana dan kuat dalam konstruksi, murah dan dengan demikian mendapatkan
penggunaan-penggunaan yang sangat besar, qebagai alat pengukur untuk arus dan
tegangan pada frekwensi-frekwensi yang dipakai pada jaring-jaring distribusi yang
didapat di kota-kota. Suatu keuntungan lain bahwa alat pengukur ini dapat pula dibuat
sebagai alat pengukur, yang mempunyai sudut yang sangat besar.

(a) Jenis torak (repursion tvpe)' (o)


r.T$o,,f3uo',rfi?r",,jf'5"u0?o,i3l3l
tvpe).
Gbr. 149 Prinsip suatu alat ukur jenis besi putar.

1.3.4.1 Prinsip-prinsip keria


Gaya elektromagnitis dapat dibangkitkan dengan berbagai cara, dan dua cara yang
akan disebutkan di bawah ini mendapatkan pemakaian yang sangat besar pada saat ini.
(l) Cira tolqk menolak: Seperti diperlihatkan dalam Gbr. l-49 (a) sepasang besi
lunak ditempatkan di dalam kumparan yang tetap, satu dari padanya tidak
dapat bergerak sedangkan yang lain ditempatkan agar bebas bergerak melalui
suatu sumbu. Besi yang pertama disebutkan dikenal sebagai besi tetap,
sedangkan yang akhir sebagai besi bergerak. Bila arus I yang akan diukur
dialirkan melalui kumparan yang tetap ini
maka kumparan tersebut
menghasilkan medan magnit yang berbanding lurus dengan besar arus dan
mempunyai arah sejajar dengan sumbu pergerakan. Kedua besi yaitu yang
tetap maupun yang bergerak dimagnitiser dan besarnya adalah berbanding
lurus dengan arus 1 dengan arah magnitisasi yang sama. Dengan demikian
maka akan terdapat bahwa kutub-kutub yang sama yaitu kutub-kutub utara
dan utara atau kutub-kutub selatan dan selatan akan lebih berdekatan bila
dibandingkan dengan antara kutub-kutub utara dan selatan. Akibatnya
adalah bahwa mereka saling tolak menolak, dengan daya yang berbanding
44 Bab l Alat-Alat Ukur Listrik

lurus dengan kwadrat dari arus, dan memberikan kepada sumbu pergerakan
suatu rotasi, dengan demikian menghasilkan suatu momen gerak.
(2) Kombinasi antara atraksi dan tolak menolak: Seperti diperlihatkan dalam
Gbr. l-49 (b) maka dua pasang kepingan-kepingan besi yang terdiri dari besi
yang tetap dan besi yang bergerak seperti yang terdapat pada type alat ukur
yang tolak menolak ditempatkan pada jarak yang tertentu. Bila sudut putar
dari sumbu putarnya adalah kecil, maka susunan ini bekerja seperti cara tolak
menolak, akan tetapi bila sudut putarnya menjadi lebih besar maka masing-
masing besi akan bekerja agak lain. Dalam keadaan ini maka gaya tarik
menarik mulai akan berpengaruh yang disebabkan oleh adanya kutub-kutub
yang berlawanan arahnya akan mulai berpengaruh, sehingga menyebabkan
pengurangan dari pada gaya tolak menolak yang disebabkan oleh adanya
kutub-kutub yang bersamaan. Untuk type alat-alat ukur seperti digambarkan
di sini maka momen geraknya berbanding lurus dengan persamaan di bawah
ini, bila dalam persamaan tersebut i adalah arus yang berbentuk gelombang
sinus yang dinyatakan oleh 1. sin2nft dimana I* dan/menyatakan harga
maksimalnya dan frekwensi dari i.

i2 : I'z^sinz (2nft)

: *n - i,f cos(2 x 2nft) (t-2s)


o
F
Persamaan ini dapat pula dinyatakan dalam bentuk grafik dari i,seperti o
o
q
misalnya dinyatakan dalam Gbr. 1-45, yang telah sering terdapat sebelum bab v
ini.
Persamaan (l-25) diturunkan dari persamaan (4-7) dalam lampiran 4,
yaitu dengan menyatakan u : 2nft dalam persamaan di barvah ini.

sin2a: lU-cos(22)] (t-26)

Hubungan antara persamaan (l-25) dan Gbr. l-45 akan sering ditemui
setelah ini, dan adalah perlu agar hubungan ini dimengerti dengan baik,
mungkin karena sedikit sukar.
Seperti pula telah dijelaskan dalam alat ukur kumparan maka bagian
yang berputar dari besi putar tidak akan dapat mengikuti bagian dari pada
momen gerak yang berubah dengan frekwensi bila frekwensi tersebut di atas 1.3.t
l0 Hz, sehingga sudut pergeserannya akan ditentukan oleh komponen dari
momen gerak yang berbauding lurus dengan harga arus konstant yaitu sama
dengan kwadrat dari I2^. uku:
Jadi dengan demikian maka bagian yang berputar akan digerakkan oleh dan
momen gerak yang dinyatakan sebagai To: KI2- dimana K adalah suatu padr
konstanta dan dengan demikian skala alat ukur dari type besi putar adalah alun
skala kwadratis. Akan tetapi dengan alat ukur dari type ini, K akan dapat berb
berubah secara tertentu dengan rotasi dari bagian yang berputar, dan hal ini mak
dapat dicapai dengan memberikan bentuk-bentuk yang tertentu pada besi mas:
putarnya. Mengingat sifat ini maka koefisien k menjadi suatu fungsi dari besar diper
sudut putar dan dapat dinyatakan sebagai K(0) sehingga momen gerak dari Ioga:
alat ukur dari type besi putar bisa dinyatakan sebagai berikut: magl
perp
T": K(0)I'^ (t-27) deng
1.3 Alat-Pengukur Amper Dan Pengukur Volt Untuk Arus Bolak Balik 45

'gerakan
Disamping ini maka momen pengontrol yang dibangkitkan oleh pegas,
pengontrolnya berbanding lurus dengan sudut putar dari bagian-bagian yang
r dalam berputar. Jadi dengan memilih konstanta putar K(0), maka akan
dari besi memungkinkan membuat TD di dalam persamaan (l-27) berbanding lurus
.lat ukur dengan 1-, sehingga suatu skala yang rata akan dapat dipergunakan seperti
ut putar diperlihatkan dalam Gbr. l-50(a). Di dalam prakteknya disebabkan oleh
lra tolak daerah-daerah sudut perputaran yang kecil, yaitu dekat titik nolnya K(0)
masing- tidak bisa dibuat cukup besar, maka skalanya akan menjadi seperti
rya tarik diperlihatkan dalam Gbr. l-50(b) dimana di daerah dekat pada titik nolnya
rb-kutub jarak-jarak antara skala menjadi sangat berkurang. Suatu alat ukur yang
'ebabkan mempunyai skala yang rata atau skala yang hampir-hampir rata adalah lebih
r adanya
mbarkan
mudah dipergunakan dari pada alat-ala1-_u
!*):4ttr';IT fi em},unvai skara
{affr
di bawah
kwadratis.
I I,ilLlt .

rlombang 1"" -'n Ier^.tn


n,,,1,.
rPustakaan
Tilrrur
ln harga tlcillcsl r+""

(1-2s) a ga
6
o o
F
i, seperti o
e
o
o
o
,elum bab v
11

npiran 4,

0a 00t0z0s0a0t
(t-26) 0q

Sudut pergeseran jarm penmjuk Sudut pergeseran jarum penunjuk

g ditemui 0!234s 0l 2 3 4
rrttil ll ',i:
5

gan baik, Skala skala Skala


(a) Skala uniform. (b) SkalaQuasi-uniform.
ka bagian Gbr. 1-50 Penentuan skala suatu alat ukur jenis besi putar.
dari pada
rut di atas 1.3.4.2 Alat-alat peredam
onen dari
'aitu sama untuk kepentingan peredaman, maka cara yang mudah dipergunakan untuk alat
ukur kumparan putar tidak bisa dipergunakan pada alat ukur dari type besi putar ini,
.kkan oleh dan peredam dengan udara seperti diperlihatkan dalam Gbr. l-51(a) dipergunakan
llah suatu pada masa-masa yang lalu. Alat-alat peredam ini terdiri dari kepingan peredam
tar adalah aluminium yang ditempatkan pada sumbu putarnya dan ditempatkan pada tempat yang
kan dapat berbentuk sektor. Kalau kepingan tersebut berputar bersamaan dengan sumbu putar
lan h{ ini maka momen peredam akan terjadi yang disebabkan oleh adanya tahanan udara. pada
pada besi masa ini maka alat-alat peredam yang bekerja atas dasar arus putar seperti
dari besar diperlihatkan dalam Gbr. l-51(b) banyak dipakai. Peredam ini terdiri dari kepingan
gerak dari logam yang ditempatkan secara tegak lurus pada sumbu putar, dan berada dalam medan
magnit yang dibangkitkan oleh suatu magnit permanen. Bila sumbunya mengalami
perputaran maka arus putar akan terjadi di dalam kepingan logam dan arus putar ini
(t-27) dengan medan magnit permanen akan mengakibatkan terjadinya momen redaman.
7

46 Bab 1. Alat-Alat Ukur Listrik

Besar momen redaman ini adalah berbanding lurus dengan kecepatan putar dan
mempunyai arah berbalik dengan arah putar. Gbr. l-51(c) memperlihatkan susunan
dari pada suatu alat ukur dari type kumparan putar yang sering didapat.

Pointer

Damping blade Damping blade

(a) Air damping device. (b) Eddy current damping device.

Boss stopper

Band

Boss

Magnetic path plate


Moving iron
Permanent
magnet Fixed iron
Damping
blade Boss slopper
Band Stop pin
Tension spring
(c) Kerangka juatu alat ukurjenis besi putar.

Gbr. 1-51 Alat peredam suatu alat ukur jenis besi putar.

1.3.4.3 Alat ukur Amper dan Volt


Alat-alat ukur dari type besi putar tidak memerlukan arus yang harus dialirkan
kepada bagian-bagian yang berputar. Dengan demikian maka alat ukur amper dari type
ini dapat dibuat untuk harga-harga skala maksimum mulai dari 20 mA sampai dengan
kira-kira 100 A. Bila harga skala yang maksimum yang lebih kecil akan dicoba, maka
akan memerlukan jumlah lilitan yang lebih banyak dan dengan demikian mungkin akan
meningkatkan tahanan dalam dari pada alat pengukur amper tersebut sedemikian rupa,
hingga kurang memenuhi persyaratan-persyaratannya untuk suatu pengukur arus.
Alat ukur volt dibuat dengan menghubungkan kumparan-kumparan yang tetap
tersebut dengan suatu tahanan seri. Kebanyakan dari pada alat-alat ukur dari type ini

t\
1.3 Alat-Pengukur Amper Dan Pengukur Volt Untuk Arus Bolak Balik

mempunyai harga-harga skala maksimum dari 15 sampai kira-kira 600 V.

1.3,4.4 Karakteristik-karakteristik
Karakteristik yang penting dari alat-alat ukur dari type besi putar adalah sebagai
berikut:
(a) Pengaruh dari medqn magnit luar
Karena suatu kumparan yang tetap tidak dapat membangkitkan suatu
medan magnit yang kuat, maka kesalahan-kesalahan akan mungkin terjadi
oleh medan magnit dari luar. Untuk mengelakkan ini, maka seluruh kumparan
ditempatkan dalam suatu kotak besi yang mempunyai fungsi sebagai suatu
tameng magnit.
(b) Pengaruhfrekwensi
Dalam penggunaan sebagai alat pengukur amper, maka bila frekwensi
yang akan diukur adalah tinggi, maka arus-arus putar yang akan terjadi dalam
logam-logam yang dekat kepada kumparan tetap, yang disebabkan oleh medan
magnit yang dibangkitkan oleh kumparan tetap, mungkin menjadi besar.
Suatu medan magnit yang dijadikan oleh arus-arus putar tersebut akan
membangkitkan kesalahan-kesalahan, karena medan magnit ini akan
melemahkan medan magnit yang akan bekerja pada besi-besi putar, dan
dengan demikian mempengaruhi momen geraknya.
Dalam penggunaan sebagai alat pengukur volt, maka bila frekwensi
dari pada tegangannya adalah tinggi, maka perubahan dalam arus yang akan
melalui kumparan putar adalah lebih penting dari pada pengaruh arus-arus
putar seperti dimaksudkan di atas. Perubahan dari pada arus ini terutama
disebabkan oleh perubahan induktansi dari pada kumparan putar tersebut.
Untuk jelasrrya maka dimisalkan bahwa jaringan dari sirkit alat ukur volt
dibentuk dari suatu induktansi Z dari kumparan tetap, dan r.ahanan R dari pada
tahanan seri seperti diperlihatkan dalam Gbr. l-52. Maka bila tegangan V
yang akan diukur adalah berbentuk suatu gelombang sinus arus bolak balik
dengan frekwensi f, dan mempunyai harga effektif o maka impedensi Z
dari pada sirkit ini menjadi sebagai berikut:

Z:R*j2nfL
:Rl;;w Ltan-'
2nfL
R
(l-28)

Bila harga effektif dari arus yang mengalir ke dalam kumparan putar
dinyatakan dengan I, maka besar dari pada l ini dinyatakan dengan persamaan
seperti di bawah ini:

(t-2e)

Gbr. 1-52 Impedansi dalam dari suatu


alat ukur jenis besi putar.

)
"1
_)
48 Bab 1. Alat-Alat Ukur Listrik

Maka dari itu dalam hal ini / akan menurun bila frekwensinya menaik seperti
dinyatakan dalam persamaan (l-29). Hal ini dapat dinyatakan sebagai
pengaruh dari frekwensi kepada impedansi dari pada alat pengukur volt.
Marilah kita sekarang menghubungkan suatu kondensator paralel dengan
tahanan seri seperti diperlihatkan dalam Gbr. l-53, sehingga impedansi dalam
alat pengukur volt mungkin tidak akan dipengaruhi oleh frekwensi. Dalam
hal ini maka impedansi dalam dari alat pengukur volt yang digambarkan
oleh Gbr. l-53 adalah sebagai berikut:

Z:R_ r*j2nfL+--r-l-
i + iz"fc
_R_ r* j2nfL+TTjEfe

Dalam rumus ini bila 2nf c KI dan (2nf Q2 dapat diabaikan terhadap I maka :

I
TTiEfe = I - i2nfc
Dan dengan demikian maka Z dapat ditulis sebagai berikut:

Z:R*j2nf(L-Cr')
Jadi bila C dipilih sehingga memenuhi persyaratan L : Crz maka

Z-R (l-30)

Yang berarti bahwa 2 dan kemudian .I akan tidak dipengaruhi oleh frekwensi.

Gbr. 1-53 KomPensasi untuk karak'


teristik frekwensi suatu alat
ukur ienis besi Putar.

Gbr. 1-54 Pengaruh dari hysteresis


magnit.

(c) Pengaruh dari histerisa magnitis


Dalam prinsipnya alat ukur dari type besi putar dapat dipergunakan
untuk arus bolak balik maupun arus searah sesuai dengan alat ukur
thermocouple. Akan tetapi untuk penggunaan arus searah, kesalahan-
kesalahan akan terjadi yang disebabkan oleh karena kondisi-kondisi

L
1.3 Alat-Pengukur Amper Dan Pengukur Volt Untuk Arus Bolak Balik 4i

magnitisasi dari besi akan berbeda, disebabkan oleh adanya kerugian-


kerugian histerisa dari besi seperti diperlihatkan dalam Gbr. l-54, bila arus
kumparannya dinaikkan atau diturunkan. Karena sebab ini alat ukur darr
type besi putar biasanya tidak dipakai pada arus searah. Akan tetapi, kemajuan
pada akhir-akhir ini memungkinkan adanya alat-alat ukur yang dibuat dari
bahan besi, yang mempunyai rugi-rugi histerisa yang sangat kecil dan
mengakibatkan kesalahan-kesalahan yang d-isebabkan oleh kerugian histerisa
ini cukup kecil, dan dapat dipergunakanfingan baik untuk arus-arus searah.

1.3.5 Alat-alat Ukur Elektrodinamis

Bila magnit permanen dari alat ukur kumparan putar diganti dengan kumparan
yang tetap, dan arus dimungkinkan untuk dialirkan melalui kedua kumparan tersebut,
yaitu yang tetap dan yang bergerak, maka akan terdapat suatu konfigurasi dasar alat
ukur dari type elektrodinamis. Momen geraknya akan didapat sebagai interaksi dari pada
kedua medan, yaitu medan magnit yang dibuat oleh kumparan yang tetap, dan medan
magnit yang didapat dari kutub yang dapat berputar.
Alat ukur dari type elektrodinamis ini, dapat dipergunakan untuk arus bolak
balik, atau arus searah, dan dapat dibuat dengdn presisi yang baik, dan telah pula
banyak dipergunakan di masa-masa yang lalu. Akan tetapi karena pemakaian daya
sendirinya tinggi; sedangkan alat-alat ukur dari type thermocouple atau alat-alat ukur
dari besi putar telah dapat pula dibuat dengan presisi yang tinggi, maka pada saat ini,
alat ukur elektrodinamis kurang sekali dipergunakan sebagai alat ukur amper maupun
volt. Akan tetapi penggunaannya masih sangat luas sebagai alat ukur pengukur daya
atau lazim disebut pengukur Watt.

Arah arus

F: Arah dari gaya


I: Arah dari arus
H: Arah dari fluksi magnit

Gbr. 1-55 Prinsip suatu alat ukur jenis elektrodinamometer.

1.3.5.1 Prinsip kerja

Seperti diperlihatkan dalam Gbr. l-55, suatu kumparan putar M ditempatkan di


antara kumparan-kumparan putar tetap F, dan Fr. Bila arus f, melalui kumparan yang
tetap dan arus i, melalui kumparan yang berputar, maka kepada kumparan yang
berputar, akan dikenakan gaya elektromagnitis, yang berbanding lurus dengan hasil
kali dari i, dan ir. Misalkan sekarang, bahwa kumparan putar terdapat dalam medan
magnit hampir-hampir rata yang dihasilkan oleh kumparan-kumparan tetap.

!
l,
50 Bab 1. AlarAlat Ukur Listrik

Bila kumparan putar dalam suatu keadaan yang tertentu, telah mengalami
perputaran sebesar 0
dari posisi nol pada skala, maka besar dari pada momengerak
pada saat tersebut, dapat diberikan dengan rumus berikut:

kriri, cos (u - 0)

dengan k, suatu konstanta. Karena momen pengontrol, biasanya diberikan oleh pegas,
maka persyaratan pada keadaan seimbang pada saat tersebut, dapat diberikan sebagai
berikut:

r0 : kiiz cos (a - 0) (l-31)

dengan sebagai konstanta pegas. Persamaan (l-31) memperlihatkan, bahwa penunjukan


dari pada alat ukur type elektrodinamis, tergantung dari pada hasil kali dari dua arus
yang berbeda. Dengan kata lain maka alat ukur elektrodinamis, adalah semacam alat
ukur perkalian.

ryr"F-- Fr Fe

(c)

Gbr. I -56 Rangkaian-rangkaian suatu ammeter jenis elektrodinamometer.

1.3,5,2 Alat-alat ukur Amper dan Volt


Dengan menghubungkan kumparan-kumparan yang tetap dan kumparan'
kumparan yang berputar dari Gbr. l-55, dalam seri, seperti diperlihatkan dalam Gbr.
l-561a), maka alat ukur Amper didapatkan. Dalam Gbr. l-56(b), bila ir
: i dan
ir: kri dan dimasukkan dalam persamaan (l-31), maka pergeseran dari pada
penunjukan melalui sudut 0, dapat diberikan dengan rumus sebagai berikut:

0 : k'k' i, cos (a - 0) (t-32)


T

Jadi dengan demikian, maka alat ukur dari type elektrodinamis ini, akan juga
memberikan penunjukan dari harga effektif arus yang akan diukur'
Untuk pengukuran arus-arus besar, suatu shunt dipergunakan, sehingga membatasi
arus-arus yang mengalir ke dalam kumparan putar M seperti diberikan pada Gbr.
l-56(b). Tahanan r dipakai untuk memberikan kompensasi pada karakteristik
temperatur, seperti pula keadaannya dalam alat ukur kumparan putar, dan kondensator
1.3 Alat-Pengukur Amper Dan Pengukur Volt Untuk Arus Bolak Balik -<:

dipergunakan untuk memungkinkan arus yang mengalir dalam kumparan putar maupun
kumparan yang tetap ada dalam fasa yang sama. Karena kumparan-kumparan F, dan
F, telah dibuat identik satu dan lainnya, maka subman paralel dari Fr dan F, sepertr
dalam Gbr. 1-56(c), memungkinkan pengukuran arus 2 x lebih besar, seperti dalam
susunan seri yang diperlihatkan dalam Gbr. l-56(a).
Untuk hubungan pengukur volt maka tahanan seri dihubungkan dalam sirkit
seperti diperlihatkan dalam Gbr. 1-55, dan arus dari kira-kira 100 mA dialirkan ke
dalam kumparan putarnya. Dalam hubungan sebagai pengukur amper maupun
pengukur volt, alat ukur tersebut bekerja sama baiknya untuk arus searah maupun arus
bolak balik. Dengan demikian karena mudahnya penggunaan dengan arus bolak balik,
setelah dikaliberasikan dengan arus searah, maka alat ukur dari type ini, sering dipakai
sebagai alat ukur amper maupun alat ukur volt, standard, untuk arus bolak balik.

1.3.6 Alat-alat Ukur Induksi


Bila suatu konduktor ditempatkan dalam medan magnit dari arus bolak balik,
maka arus-arus putar akan dibangkitkan di dalam konduktor tersebut. Medan-medan
magnit dari arus-arus putar ini dan dari arus bolak balik yang menyebabkannya, akan
memberikan interaksi yang meflimbulkan momen gerak pada konduktor; dan prinsip
ini,akan mendasari kerja dari pada alat-alat ukur induksi.
Alat ukur induksi ini mempunyai sistim perputaran sederhana dan kokoh, lagi pula,
mudah untuk dibuat sebagai alat ukur dengan sudut penunjukan yang lebar, Suatu
aspek yang lain dari pada alat ukur induksi ini, adalah kemungkinan didapatkannya
momen putar yang relatif besar. Akan tetapi alat ukur ini penggunaannya hanya untuk
arus bolak balik, dan sebagai alat penunjuk, hanya dipergunakan pada panil-panil
listrik.
Aiat ukur induksi ini dapat diklasifikasikan dalam medan yang berputar atau
medan y+ng bergerak; akan tetapi pada bagian ini hanya dari type medan yang bergerak,
akan dijelaskan lebih lanjut. Prinsip ini juga dipergunakan dalam alat-alat ukur enersi
pada arus bolak balik.

- Plat
logam

Gbr. 1-57 Prinsip suatu alat ukur jenis induksi.

1.3.6,1 Prinsip-prinsip kerja


J Dimisalkan seperti yang diperlihatkan dalam Gbr. l-57 terdapat fluksi-fluksi
magnetis y, dan Vz, yan1 mempunyai bentuk gelombang sinus dengan frekwensi yang
samaf, dan masuk dalam suatu kepingan logam secara paralel. Antara fluksi-fluksi r4t
danty, terdapat suatu perbedaan fasa, danty, tertinggal terhadap tp2 sebesar sudut fasa
a. Fluksi-fluksi bolak-balik qr, dan ry, akan membangkitkan tegangan-tegangan V,
52 Bab l. Alat-Alat Ukur Listrik

putar
dan V, di dalam kepingan logam, yang akan menyebabkan terjadinya arus-arus
di dalam logam tersebul yang dinyatakan sebagai i,, dan i,r. Kemudian bila ro :
?"{
maka besar V, akan berbanding lurus dengaa cov, yang mempunyal sudut Iasa
ketinggalan terhadap 14, sebesar 90'. Besar i,, berbanding lurus terhadap
V, dan
..riinyui fasa ketinggalan terhadap Yt dengan sudut sebesar p. Jad\ besar i",
mempunyai sudut fasa terhadap q4, ketinggalan dengan
berbanding lurus dengan @rr
sudut fasaiebesar (90; -F fj. Demitcian pula besar i,, berbanding
lurus dengan .,ryrdan
sudut fasanya tertinggal terhadap ry, dengan sudut fasa sebesar (90" + p).
Kemudian karena uru.-uru, putar i", dan i", memotong medan magnit atau fluksi-
fluksi magnit yrr dan y, seperti diperlihatkan dalam gambar' maka gaya'gaya
elektromalnitis'akan terjaii, dan akan menyebabkan kepingan logam mendapatkan
dari pada interaksi tersebut. Misalnya gaya
suatu gaya, yang terjadi sebagai hasil
elektromagnetis yang iisebabkan oleh inter aksi dari pada i., dan i,, adalah berbanding
danyrdinyatakan
lurusdeng-antrasltfatidarif", dani,2.Bilaharga-hargaeffektipdarii,,
diturunkan sebagai berikut:
sebagall,, dan @, maka rumus-rumus dapat

i", : 1fT 1"1


- sin (arl 90" - P)
V'2: JZAz (ar, a)
sin -
Jadi akan didaPat,

i"tVz : 21"$02 sin (arf - 90o - f) sin (alt - o)

pada Lampiran 4' yaitu


Dengan pertolongan persamaan-persamaan ('t-5) dan (4-6)

cos ('{ + B) : -
cos
'4
cos 'B sin A sin B

cos (l - B) :cos z4 cos B * sin A sin B

dapat diturunkan persamaan di bawah ini:

2sin AsinB : cos (,4 - B) - cos ('4 * B)

Jadi dengan menyatakan tr: (at - 90" . f) dan B: (at - il), i"tvz dapat ditulis
sebagai berikut:

i"tVz :I,rOz{cos(90' - a * f) - cos(2ail - 90o


- e - P)}

yang berbanding lurus terhadap


Jadi kepingan logam akan mendapatkan suatu gaya,
Akan tetapi
i"rtyr, dan akan mempunyai tendensi untuk berputar pada sumbunya'
ini, bila frekwensi kerjanya adalah di atas
*#t telah sering ailetaslan sampai saatyang kedua di dalam kurung di atas, dapat
beberapa Hz, maia pengarutr dariunsur
dengan unsur yang pertama saja'
diabaikan, dan kepingan akan berputar sebanding
BiIa harga effektif da; r4, dinyatakan sebagai
(D, maka i,, berbanding lurus terhadap

,o,, aui dengan demikian maka kepingan logam akan berputar-dengan suatu momen
vung U..Uu"ding lurus terhadap orOlO2 "ot
(90" * a * B) di bawah pengaruh dari
interaksi antara i", dan tYr.
pengaruh dari
Demikian pula maka-kepingan logam akan berputar pula di bawah
(90" * u -f f),
i", dan y, detgansuatu momen yang beibanding lurus dengan oro,o,
cos
Jadi pada akhirnya
di dalam arah yang Uerlawanan lengan keadaan sebelumnya.
lurus terhadap perbedaan
kepingan logam akan menerima suatu momen yang berbanding
dari.padakeduamomenyangberlainanini,dandenganmomenperbedaaninilahmaka
1.3 Alat-Pengukur Amper Dan Pengukur Volt Untuk Arus Bolak Balik 53

kepingan akan berputar pada sumbunya. Momen tersebut diberikan dengan persamaan
di bawah ini:

r(ar@1O2{cos(90'- il+ f) -cos(90'*a* f)l:ZKcoOr@zcos f sind

Dimana K dan cos B adalah konstanta-konstanta yang ditentukan oleh impedansi


dari pada kepihgan metal terhadap arus-arus putar i", dan i"r, dan pula oleh konstruksi
dari pada alat ukur. Maka dengan menulis K' : K cos p akan terdapat persamaan
sebagai di bawah ini untuk momen geraknya yaitu,

T,:2K'aa,lDs(D2 sin A ( 1-33)

Sebagai catatan maka untuk sampai kepada persamaan di atas ini dipergunakan
modifikasi-modifikasi sebagai berikut ini :

cos(90" -a* /)-cos(90"+ a+ f)


: + p) - a} - cos{(90'+ f) + u}
cos {(90"
: cos (90' * f) cos a * sin (90" + p) sind

- cos (90" * f) cos d + sin (90" + B) sin o


:2 sin (90' + p) sin a
:2 cos p sinu (l-34)

Sesuai dengan persamaan (l-33) maka penunjukan dari pada penunjuk alat-alat ukur
induksi ini, berbanding lurus terhadap hasil kali, dari pada 2 fluksi magnetis Or dan O,
yang berlainan. Jadi bila iDr dan O2 dibuat sebanding dengan arus atau tegangan yang
akan diukur, maka. alat ukur amper atau alat ukur volt yang memberikan penunjukkan
harga efektifnya akan didapat. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa momen geraknya
berbanding lurus dengan frekwensi, dan dengan demikian maka alat ukur ini, hanya
dapat dipergunakan pada keadaan dimana frekwensinya dapat dianggap tetap, seperti
dalam instalasi pada sistim tenaga listrik.

1.3.6.2 Alat ukir Amper dan alat ukar Yolt


Pada Gbr. amper dari
l-58 diperlihatkan contoh dari pada konfigurasi alat ukur
type induksi. Seperti diperlihatkan dalam gambar maka arus yang akan diukur i, dibagi
menurut kumparan I dan kumparan 2. Bila tahanan yang tinggi R dihubungkan dalam
seri dengan kumparan 1, maka perbedaan fasa antara i, dan i, dan pula tD1 dan ([2 akan
mendekati 90". Kemudian amplitudo dari O, dan O2 akan bervariasi berbanding lurus
dengan 1; sehingga momen geraknya seperti diberikan dalam persamaan 1-33 akan
berbanding lurus dengan 12, dimana E adalah harga effektif arus yang akan diukur, i.
Bila kepingan logam yang berputar merupakan suatu silinder yang sangat tipis dan
pegas dipergunakan sebagai alat pengontrolnya, maka skala yang akan didapatkan akan
merupakan skala yang kwadratis. Untuk menghindarkan ini sesuai pula dengan keadaan
yang didapat untuk alat ukur dengan besi putar, maka bentuk dari pada kepingan logam
dipilih sehingga mengakibatkan didapatkannya skala yang hampir-hampir rata.
Konfigurasi dari alat ukur volt adalah dalam prinsipnya sama dengan alat ukur
amper.

z
r
54 Bab 1. Alat-Alat Ukur Listrik

Tempat pelindug

Plat logam
berputar

Kutub
tegangan
tinggr

Kumparan 2 Pegas
Kutub pengatur
pentandhan
Gbr. 1-58 Ammeter jenis induksi.
Elektroda
tetap

Elektroda pular

Kawat penahan

tapal kuda

Gbr. 1-59 Prinsip suatu alat ukur jenis elektrostatik.

1.3.7 Alat Ukur Elektrostatis


Semua alat ukur yang telah dibicarakan sampai sekarang ini mempergunakan gaya
elektromagnetis, yang didapatkan dari hasil arus yang mengalir dalam alat penggeraknya.
Pada alat ukur dari type elektrostatis yang akan dibicarakan di bawah ini, maka gaya
elektrostatis akan didapatkan sebagai interaksi antara kedua elektroda. yang terdapat
pada potensial yang berbeda. Alat ukur dari type ini banyak dipergunakan sebagai alat
ukur volt untuk arus bolak balik maupun untuk arus searah, dan pada khususnya
dipergunakan dalam alat ukur pada tegangan tinggi.

1.3.7.1 Prinsip kerja


Konfigurasi dari pada elektroda dapat terjadi di dalam salah satu dari kedua cara,
seperti diperlihatkan dalam Gbr. l-59. (a) dari gambar tersebut dipergunakan untuk
sampai dengan beberapa kilo volt, sedangkan (b) dipergunakan untuk tegangan yang

I
1.3 Alat-Pengukur Amper Dan Pengukur Volt Untuk Arus Bolak Balik 55

lebih tinggi, misalkan untuk 500 kV pun akan terdapat. Khusus dalam keadaan (b)
maka masing-masing elektroda mempunyai tepian yang dibulatkan dengan permukaan
yang sangat halus, untuk menghindarkan pengaruh'pengaruh pelepasan muatan listrik
pada tegangan-tegangan yang tinggi. Cincin penjaga, terdapat pada potensial yang sama
seperti pada elektroda yang bergerak. Fungsi dari pada cincin ini, adalah untuk
memungkinkan terjadinya medan yang rata antara elektroda yang bergerak dan
elektroda yang tetap, maupun untuk mengurangi pengaruh dari pada medan elektrostatis
dari kelilingnya.
Bila suatu tegangan V akan diukur, ditempatkan antara elektroda yang tetap dan
elektroda yang bergerak dari alat ukur ini, maka elektroda yang bergerak akan
mendapatkan suatu momen yang berbanding lurus terhadap Vz di dalam keadaan (a),
atau suatu gaya yang berbanding lurus dengan Yz dalam keadaan (b). Dalam kedua
keadaan tersebut ini maka arah dari padagayamerupakan atraksi, yang menuju kepada
bertambahnya kapasitas dari pada kondensator, yang dibuat oleh kedua elektroda
tersebut. Elektroda pada alat ukur dari (a) dibuat sedemikian rupa bentuknya sehingga
skala yang dihasilkannya akan menjadi hampir-hampir rata. Sedangkan pada alat ukur
(b) ditempatkan suatu peralatan, yang memungkinkan untuk memindahkan pergerakan
yang linier dari elektrodayang bergerak, menjadi suatu perputaran dari alat penunjuk.
Salah satu cara untuk memungkinkan ini, maka elektroda yang bergerak dan magnit
yang berbentuk telapak kuda ditempatkan pada kawat suspensi. Antara kutub-kutub
dari'magnit tersebut, helic yang dibuat dari pada kepingan logam campuran yang
mempunyai permeabilitas yang tinggi, ditempatkan bersamaan dengan penunjuk,
dihubungkan dengan sumbu gerak yang memungkinkan terjadinya perputaran. Dengan
konfigurasi ini maka helic akan selalu bergerak untuk meminimalkan jaraknya dari
magnit tapal kuda tersebut. Jadi magnit tapal kuda bergerak secara linier, sesuai dengan
pergerakan dari elektroda yang bergerak, dan helic akan berputar yang menyebabkan
alat penunjuk berputar pula.

1.3.7.2 Karaktefistik-karakteristik
Sudut putar dari pada alat penunjuk tergantung kepada kwadrat dari pada tegangan
yang akan diukur dalam keadaan arus searah, atau kepada kwadrat dari pada harga
effektifdari tegangan yang akan diukur dalam keadaan arus bolak balik. Alat ukur dari
type elektrostatik ini adalah alat ukur arus searah maupun arus bolak balik yang
universil.
Dalam pengukuran untuk tegangan arus searah, maka pada saat-saat permulaan
akan mengalir arus pengisi dan kemudian hampir-hampir tidak ada arus yang mertgalir
sesudah ini, sedangkan untuk pengukuran pada tegangan bolak balik arus pengisi akan
tetap mengalir di antara elektroda-elektroda, akan tetapi kerugian-kerugian daya sangat
sedikit. Ditinjau dari pada keadaan ini maka alat ukur dari type elektrostatis sangat
ideal untuk suatu alat pengukur volt. Khusus dalam penggunaan pada tegangan-
tegangan tinggi maka alat ukur ini adalah sangat baik, dikarenakan bahwa momen
geraknya atau gaya atraksinya bertambah besar dengan tegangan yang menaik, akan
tetapi tetap mempunyai kerugian daya yang kecil. Hal ini sangat baik, bila dibandingkan
dengan alat-alat ukur yang lain, dimana kerugian daya yang akan terjadi pada tahanan
seri akan menjadi besar bila tegangan yang harus diukurnya bertambah. Akan tetapi
disamping ini pada tegangan-tegangan rendah momennya adalah sangat rendah,
sehingga batas tegangan yang minimal dapat dipakai untuk alat ukur ini, adalah di
sekitar 100 V.

./
56 Bab 1. Alat-Alat Ukur Listrik

1.3.t Pemilihan Dari Alat-alat Ukur


penunjuk pada
Arus-arus dan tegangan-tegangan yang diukur dengan alat-alat
komersiel hingga
umumnya adalah u.ur--"ror ,"".uh dan arus bolak balik dari frekwensi
frekwensi audio. Dalam penggunaan arus bolak balik, maka
bentuk gelombang,
frekwensi, induksi p"a" fr.f-iensi tinggi dan sebagainya,
akan memperlihatkan
sesuatu yang juga birlaku untuk arus searah maupun arus bolak
peog",unnyu. Sebagai
yang hendak dipergunakan
f"tif, a1utu .ung"t dikehendaki agar suatu alat ukurtidak mempengaruhi jala-jala
yang sekecil
me.ponyai daya sendiri -Kaiang-kadangmungkin, sehingga
iirtrit n,u yuoi aiutur. adalah perlu pula untuk memperhatikan
p"ogu*t iari-paaa keadaan kelilingnya seperti temperatur dan medan magnit' Alat
haruslah dipilih
'ot
rI yung akan dipergunakan untuk sesuatu pengukuran yang tertentu,yang akan diukur'
kebesaran
secara rasionil dengan memperhitungkan sifat maupun
.uup* maksud aari penguturan, l,okasi daripada alat ukur, keadaan'sekelilingnya
Bila iakior-faktor tersebut tidak diperhatikan maka tidak hanya
^sebagainya.
dan
terdapat fetiliruuo di dalam pemilihan alat-alat ukur, akan
tetapi mungkin pula
catatan
..ry.U"Utun kecelakaan. pada aktrir dari pada bab ini akan diberikan sebagai
penjarahan-pengarahan untuk pemilihan alat-alat ukur'
Di bawah ini akan dijabarkan pemilihan alat-alat ukur ditinjau dari sifat dan
kebesaran yang akan diukur, bila hal tersebut diketahui'

Gbr.1-60
--- - Cara Pengukuran tahanan
dengan-mengukur perbandi-
. ngalr arus.

Gbr.l-61 Meter Pembanding ienis


Elektrodinamometer.

L3.8.1Alat'alatakuryangbiasanyadipergurukanantukpengukuran-pengukuran

Seperti diperlihatkan dalam Tabel 1=5'

1.3.8.2 Pengakuran duri rasio urus


yang tidak diketahui
Misalkan bahwa suatu tahanan yang diketahui R, dan tahanan
pengukur
R, dihubungkan seperti dipqrlihatkan dalam Gbr. 1-60, sedangkan alat-alat
u,p", A, d-an A,, menunjukah l, dan 12, Bila tahanan dalam dariyangmasing.masing alat
tidak diketahui
p"rrgof.oi urnper iapat dialaikan tlrhadap R, dan R, maka tahanan
h, dapat dihitung dengan rumus di bawah ini:
Tabel 1-5 Contoh-contoh alat ukur penunjuk Lishik.

Dipakai
Tanda Tanda dalam Penunjukan Daerah kerja Penggunaan
Jenis gambar huruf Prinsip Kerja Contoh*
rang dalam hal daya
kaian AC Arus Tegangan Frekwensi
L,
Kumparan M Gaya elektromagnetik VAON0L$ DC 1,5 x 10-6 l0-2- 103 Kecil
putar antara medan magnit - lO2
m suatu magnit tetap dan
arus
p)

E
g
Kombinasi suatu pengu-
0q
Penyearah R VAO/ AC Harga 5 x l0-4 l-103 < 104 Kecil c
7r
bah memakai penyearah rata-rata - l0-1 cI
+F semi-conductor saat suatu
alat ukur jenis kumparan
putar rc
6
n
Thermo- T Kombinasi suatu pengubah VAW AC Harga l0-3 - 5 5 x l0-t < loE Kecil
U
-1,5 x 102
kopel
-v- memakai thermokopel
dan alat ukur jenis
kumparan putar
dan
DC
effektip D)

E
(!

Besi s Gaya elektromagnetik VA AC Harga 10-2 10.- 103 <5x102 Besar


0e
E
putar pada suatu inti besi dan effektip -3 x 102 tn'f
dalam suatu medan DC
{ magrrit
o
Elektro-
dinamo-
meter + D Gaya elektromagrretik VAW/
antara arus-arus
AC
dan
DC
Harga
effektip
l0-2- 50 l-103 < 103 Besar cp
c
r
Induksi I Gaya elektromagnetik VAWNWh
yang ditimbulkan oleh
AC Harga l0-1 d 102 l-103 <3 x l0 Besar {
medan magnit bolak ba-
effektip - 102 E
a
E!
@ lik dan arus yang ter- g
imbas oleh medan mag-
nit r
a)

E!
p
Elektro- ?
E Gaya tarik elektrostatik VO AC Harga l0-5 x 105 < l0r Kecil 7r
statik
l- antara dua elektroda
bermuatan
dan
DC
effektip sekali

rcontoh. . . V: voltmeter, A: ammeter, W: Wattmetcr O: ohm mctcr N: rotating specd mcter d: thermomctcr L: illuminomctcr O: magnetic f,uxmcter
/: frequency mcter Wh: Eletric enffgy met€r
*J

\"
58 Bab l. Alat-Alat Ukur Listrik

R2: QllI)R1
Bila seandainya terdapat sualu alat atau suatu elemen yang berhubungan secara l4ngsung
dengan ratio arus-arus I1f Ir, maka akan mungkin dibuat suatu alat pengukur yang dapat
secara langsung memberikan penunjukan kepada harga tahanan yang tidak diketahui
Rr. Alat ukur yang demikian ini disebut alat pengukur rasio.
Alat ukur rasio ini bisa diklasifikasikan sebagai elektrodinamis, besi putar, induksi
atau kumparan putar. Namun di bawah ini hanya type elektrodinamis dan type
kumparan putar yang tidak dipergunakan untuk arus bolak balik akan dijabarkan
lebih lanjut.
(1) Alat pengukur rasio elektrodinamrs: Alat ukur pengukur rasio berbeda dengan
alat ukur penunjuk dalam hal tidak mempunyai elemen pengontrol. Dua
momen penggerak, yang masing-masing bergerak ke arah yang berlawanan,
bekerja pada sumbu yang sama, akan menyebabkan suatu perputaran
sedemikian rupa, sehingga akan dicapai suatu posisi dimana kedua momen
tersebut adalah seimbang. Alat pengukur rasio dari type elektrodinamis seperti
diperlihatkan dalam Gbr. l-61, terdiri dari dua kumparan tetap F, dan F,
dan dua kumparan putar M, dan M, yang ditempatkan antara F, dan F,
tegak lurus pada masing-masing, pada sumbu yang bersamaan. Arus io
mengalir melalui kumparan-kumparan tetap, sedangkan arus i, mengalir
melalui M, dan arus i, melalui Mr. Perbedaan fasa dari io terhadap it dan i,
adalah g, dan gr.Bila dimisalkan, bahwa bagian yang berputar akan berhenti,
setelah mengalami suatu rotasi sebesar 0' dari titik referensinya, maka
persamaan berikut ini didapat untuk menyatakan keadaan keseimbangannya.
Keadaan keseimbangan tersebut diambil dari kesama,an dari momen-momen
gerak pada M, dan Mr.

&ioi, cos 91cos0 - k'zioiz cos p2 sin 0 : 0 (l-3s)

Dengan melihat kepada persamaan (l-35) maka alat ukur rasio ini dapat
dipakai untuk alat pengukur fasa, atau alat ukur untuk penentuan faktor
kerja. Alat ukur ini akan diberikan dalam bab berikutnya.

Mz Mr Mz Mr
(a) (b)
Gbr. 1-62 Meter pembanding jenis kumparan putar.

(2) Alat pengukur rqtio dari type kumparon plttor: Seperti diperlihatkan dalam
Gbr. 1-62, alat ukur rasio kumparan putar, dibuat dengan besi lunak yang
mempunyai penampang secara elips, dan berbeda dengan alat ukur kumparan

I
1.4 Alat Pengukur Watt, Alat Pergukur Faktor Kerja Dan Alat Pengukur Frekwensi 59

putar biasa yang penampang dari besi lemahnya, yang berbentuk silinder.
Medan magnit dari alat pengukur rasio kumparan putar ifii, adalah sangat
kuat pada sumbu-sumbu utama dari pada elips tersebut, dan bertambah
lemah secara graduil pada jarak yang menjauhi sumbu-sumbu utama. Dalam
celah udaranya ditempatkan dua kumparan putar M, dan Mr, yang
ditempatkan secara menyilang pada satu sumbu. Melalui kumparan-kumparan
tersebut, arus-arus i, dan i, dialirkan, sehingga momen-momen yang terjadi
dalam kumparan-kumparah tersebut berlawanan arahnya.
Bila kedua momen yang dimaksudkan seimbang, maka posisi dari alat penunjuk
akan tergantung dari irlir. Bilai, bertambah menjadi {r, dan dengan demikian momen
yang bekerja pada M, bertambah besar, maka kedua kumparan tersebut akan berputar
dengan arah putaran jam. Karena M, bergerak ke arah posisi dari medan magnit yang
lemah, maka konstanta alat ukur akan berkurang meskipun arus yang tetap f, mengalir
melalui M,, dan dengan demikian maka momen yang bekerja pada M, akan berkurang.
Sebaliknya momen gerak yang bekerja pada M, menaik, meskipun arus yang mengalir
melalui M, tetap. Dengan demikian maka bagian yang berputarnya. akan berputar
sedemikian rupa, sampai terdapat posisi, dimana kedua momen tersebut mendapatkan
keseimbangannya yang baru. Dalam hal ini maka i'rli, dapat diketahui. Seperti telah
dijelaskan"sebelumnya maka alat ukur ini dipergunakan sebagai pengukur tahanan.

1.4 AIat Pengukur Watt, Alat Pergukur Faktor Kerja


Dan AIat Pengukur Frekwensi
Sampai sekarang maka alat pengukur amper dan alat-alat pengukur volt telah
dibicarakan, dan dalam seksi ini pengukuran daya, perbedaan fasa, faktor kerjafrekwensi
dan sebagainya, dengan mempergunakan alat-alat penunjuk, akan dibicarakan.

1.4.1 Pengukuran Daya Dan Faktor Kerja

Sebelum sampai kepada judul utama, maka pengertian dari daya, faktor kerja dan
pengertian lainnya akan dijabarkan secara singkat. U"tULelgg_lgarah, maka daya
yang dipakai dalam beban dari tahanan R dapat dinyatakan sebagai berikut:

P: VI: I2R: VzlR (l-36)

Dimana V adalah tegangan beban dan I adalah arus beban.


Untuk jala-jala arus bolak-balik, daya yang dipakai dalam beban pada saat dimana
tegangan beban dan arus beban adalah u dani, maka harga sesaat dari pada daya dapat
dinyatakan sebagai berikut.

P:ut (l-37)

Bila sekarang tegangan dapat dinyatakan sebagai fungsi sinus dan ditulis sebagai
v u: V^sin.ot

Bila tahanan beban adalah R maka arus beban dapat dinyatakan sebagai:

t :+sin arl : I^sinrilt

)
60 Bab l. Alat-Alat Ukur Listrik

dan dengan demikian p akandapat dinyatakan sebagai:

P : V-I^ sin2 art

Den gan mempergunakan persama an (l -26) d idapatkan

o:ffO - cos2ott)

Gbr.1-63 vs. dava


ffi[-rTn"*
-sesuai dengan definisi
Hubungan tersebut di atas dapat dilukiskan dalam Gbr. 1-63.
satu perioda, yaitu harga
dari haiga effektif, maka harga rzta-rata dari daya p melalui
rata-rata P, dapat dinyatakan sebagai

p:ry: vr: n^:# (1-38)

dimanaVdanlhargaadalaheffektifdariodanimasing.masingnya..
persamaan ini mempunyai bentuk yang sama dengan persamaan (l-36) untuk arus
daya dalam arus bolak balik'
searah. Maka dengan demikian maka Pdisebut sebagai
suatu beban dengan
Bila kemudian beban mempunyai elemen yang reaktif misalkan
induktansi Z, maka:

t : h,in (ror - +): 1. sin (r, - *)


dan dengan demikian akan didapatkan

p: v^I^sin (arl) sin (arr - +)


vyl^ sinlo,t
- 2

gambar ini dapat diiihat, bila induktansi


Hubungan ini dinyatakan dalam Gbr. 1-64. Dari
perioda akan
yang diberikan energi dari sumber energi bolak balik, untuk setengah
1.4 Alat Pengukur Watt, Alat Pergukur Faktor Kerja Dan Alat Pengukur Frekwensi 6l

menyimpan energi elektromagnetis, ini, dan mengembalikan energi tersebut pada


sumbernya pada setengah perioda berikutnya. Jadi induktansi tidak mempergunakan
daya secara rata-rata. Dengan kata lain maka,harga rata-rata daya dalam induktansi
adalah nol.

Gbr. 1-64 beban induktip vs. daya arus B.B.

Misalkan sekarang beban adalah kombinasi dari tahanan dan reaktansi, yaitu
dinyatakan sebagai Z : R * jx dimana R adalah tahanan dan x adalah reaktansi, maka

i: I^sin'ot
P: V^I^ sin ar, sin (at - p)

dengan tang : XlR, dan akan didapat

p: VIcos@(l - cos?;c.t) - Vlsingsin?al

Gbr. 1-65 beban umum vs. daya arus B-8.

Hubungan ini digambarkan dalam Gbr. l-65, dan harga rata-ratanyaP adalah

P: Ylcosg (l-39)

,/
62 Bab l. Alat-Alat Ukur Listrik

Kemudian dengan mempergunakan cos g: gJPT-XT akan dihasilkan

P : 12R: v2lR (1-40)

arus bolak
Seperti diperlihatkan di atas maka harga tata-rata dari daya dalam keadaan
Uaiit aenlan beban yang umum, dapat dinyatakan sebagai hasil kali dari arus dan
-yang effektif dari arus dan
tegangan dinyaiakan sebagai pirkalian dari harga-harga
tegangan yang melalui
teiani"n,ienlan cosinus dari perbedaan fasa di antara arus dan
yang
uetan tersebut. Harga dari pada hasil perkalian ini adalah sama dengan daya
dipakai dalam tahanan. Jadi daya ini disebut pula daya effektif. Disamping
ini, maka
daya yang
amplitudo dari pada harga sesaat dari daya YI sin g, yang hanya merupakan
dan disebut
ditransferkan antara ,rrib", dengan reaktansi beban, tidak dipergunakan,
daya reaktif. Zl disebut daya semu, dan cos 9, sebagai faktor kerja'

1.4.2 Alat-alat Pengukur Watt

Telah dijelaskan bahwa daya untuk jaringan-jaringan arus searah dinyatakan


untukjaringan arus bolakbalik
-effektif Sedangkan
sebagai hasil kali untuk arus dan tegangan.
sebaiai hasil kali dari dua harga arus dan tegangan dan faktor kerjanya'
Denlan demikian maka untui pengukuran-pengukuran daya, serta perhitungan-
p".hlt ngunnya dapat dilakukan dengan salah satu dari ke tiga cata sebagai di bawah
ini.
(l) lurus
Mempergunakan alat ukur yang mempunyai penunjukan berbanding
dengan suatu Perkalian.
(2)Mempergunakan alat ukur yang secara khusus dimasukkan di dalamnya,
sirkit perkalian.
(3) Mempergunakan harga-harga ukur yang didapat secara tidak langsung. Alat
iiat ukur yang dipergurru-kun ,ntut 1t; atau (2) adalah alat pengukur daya'
(2) adalah
ukur untuk (r) aoatatr typJetettroainamis atau type induksi, sedangkan untuk
dari type thermocouple atau sebangsanya'

(a)
Gbr.1-66rangkaiandariWattmeterjeniselektrodinamometer.

1.4.2.1 Alut pengukur Watt dati type elektrodinamometer


(a) PrinsiP kerja
S.p".ii telah dijelaskan semula maka alat ukur dari type elektrodinamis
mempunyai satu pasang kumparan yaitu, kumparan yang tetap' dan satu
kumparan yang birputar, sedangkan alat penunjuknya akan berputar melalui
suatu sudut, yang berbanding lurus dengan hasil perkalian dari pada arus-arus
yang melalui ku*pu.un-kumparan tersebut. Bila alat ukur ini dihubungkan
,"p.iti l_66(a) atau (b), sedangkan arus yang melalui kumparan tetapnya
aaatatr i,, serta arus yang melalui kumparan putarnya i2, dan dibuat
supaya
1.4 AIat Pengukur Watt, Alat Pergukur Faktor Kerja Dan Alat Pengukur Frekwensi 63

masing-masing berbanding lurus dengan arus beban i dan tegangan beban u,


maka momen yang menggerakkan alat putar pada alat ukur ini adalah
iir: Aui untuk arus searah, dimana K adalah suatu konstanta; dan dengan
demikian berbanding lurus dengan daya pada beban VL
Untuk jaringan arus bolak balik maka:

ii^: Y11i: KVI{cosg - cos (zat - q)} (l-4r)


yang didapat dengan asumsi bahwa Y : Y- sin or, dan i : I^ sin (atl - g)
dan i, adalah sefasa dengan V. Dan bila V dan 1 mempunyai frekwensi pada
frekwensi komersiel yaitu lebih besar dari beberapa Hz, maka bagian yang
berputar hanya akan mengikuti unsur yang pertama dari pada apa yang
terdapat di dalam kurung pada persamaan (l-41). Jadi penunjukan akan
berbanding dengan VI cos g,yang sama dengan daya yang dipakai oleh beban.
Jadi dengan demikian untuk arus searah maupun untuk arus bolak balik,
dapat dikatakan bahwa penunjukan dari alat ukur watt type elektrodinamis
adalah berbanding lurus dengan daya beban.
Menghubungkan alat pengukur watt terdapat 2 cara yaitu, cara (a) dan
(b) pada Gbr. 1-66. Mana yang akan dipakai tergantung dari keadaan, dan
pertimbangan-pertimbangan tentang pemilihannya hendaklah mempergunakan
cara-cara yang sama, seperti yang diberikan pada paragrap 1.2,5.
(b) Karakteristik kerja
Alat ukur dari type elektrodinamis adalah alat ukur untuk arus bolak
balik dan arus searah. Maka alat ukur ini dipergunakan untdk artrs bolak
balik setelah dikaliberasikan dengan arus searah. Dalam keadaan ini,
induktansi dari pada kumparan putar akan mungkin memasukkan kesalahan
yang disebabkan oleh adanya perbedaan fasa antara i, dan I/, meskipun hal
ini di dalam penjabaran sebelumnya diabaikan. Jadi bila perbedaan fasa c
terdapat antara Y dan i, seperti diperlihatkan dalam Gbr. l-67, maka untuk
arus tersebut dapat ditulis sebagai iz : K'Y^ sin (arl - a), dan sesuai pula
dengan persamaan (l-41) persamaan yang berikut ini akan didapat dengan
asumsi K' : K.

iri, -- KYI[cos (p - a) - cos (2ott


- g - a)]

Dengan demikian maka alat ukur watt akan menunjukkan suatu


pergeseran yang berbanding lurus terhadap YI cos (p u). Karena a adalah
-
sudut yang kecil, maka kesalahan karena a ini adalah sangat kecil bila g :0
yaitu bila faktor kerja dari beban mendekati l. Akan tetapi bila g menjadi
besar, dan faktor kerjanya menurun maka kesalahan yang disebabkan oleh
c, akan menjadi penting. Maka dari itu untuk pengukuran pada faktor-faktor
kerja yang rendah, sebaiknya mempergunakan alat pengukur watt yang
mempunyai u, yang kecil dan khusus diperuntukkan pengukuran-pengukuran
dengan faktor kerja yang rendah tersebut.

1.1.2.2 Aht pengukur Watt dsi type in&*si


Sesuai pula dengan alat ukur elektrodinamis, maka alat ukur dari type induksi
mempunyai pula sepasang kumparan-kumparan yang bebas satu dan lainnya. Susunan
ini menghasilkan momen yang berbanding lurus dengan hasil kali dari pada arus-arus
yang melalui kumparan-kumparan tersebut, dan dengan demikian dapat pula
r
64 Bab l. Alat-Alat Ukur Listrik

Y
Gbr. 1{7 Diagram Vektor Watfineter
ienis elektrodinamometer.
Gbr' 1-68
fl,m$". i"J,iullJ*,.*'
dipergunakan sebagai alat pengukur watt. Untuk memungkinkan hal ini, Or dalam
Gbr. 1-57 didapat dari arus beban.I, dan Oz dari tegangan beban Z. Perlu diperhatikan
bahwa @2 akan mempunyai sudut fasa sebesar 90o terlambat terhadap Z. Hubungan
antara fasa-fasa diperlihatkan dalam Gbr. 1-68 dan menurut persamaan (l-32) didapat:

sina:cosg
Untuk mendapatkan O, mempunyai sudut fasa yang terlambat 90' terhadap V, maka
jumlah'lilitan dari pada kumparan dinaikkan sedernikian rupa, sehingga kumparan
tersebut dapat dianggap induktansi murni. Dengan keadaan ini maka Oz adalah
sebanding dengan Vlco sehingga dengan mempergunakan persamaan (1-33) didapat:

a(DiDz sin a : KVI cos g (142)


Jadi dengan cara ini pengukuran daya dimungkinkan. Alat pengukur watt dari type
induksi ini sering dipergunakan untuk alat ukur yang memirunyai sudut yang lebar, dan
banyak dipakai dalam panil-panil listrik.

Gbr. 1-69 Prinsip suatu wattmeter jenis thermokopel.

1.4.2.3 Alat pengukar l{att dari type thermocoaple


Alat pengukur watt dari type ini, akan dijabarkan sebagai contoh dari suatu alat
pengukur yang dilengkapi dengan sirkit perkalian yang khusus. Konfigurasi dari pada
alat ukur ini diperlihatkan dalam Gbr. l-69. Bila arus-arus diambil sebagai berbanding
lurus terhadap tegangannya,.dan arus beban dinyatakan sebagai i1: kro dan ir: ftr1
masing-masing, maka hubungan yang berikut ini didapatkan.

(i, I ir)2 - (i, - iz)z : 4iriz: 4krkzai (l-43)

L
1.4 Alat Pengukur Watt, Alat Pergukur Faktor Kerja Dan Alat Pengukur Frekwensi 65

Harga rata-rata dari hasil yang terdapat di sebelah kanan dari persamaan tersebut di
atas melalui satu periode, adalah sebanding dengan daya beban. Alat ukur watt dari
type thermocouple adalah salah satu penggunaan dari prinsip ini. Dalam Gbr. l-69
i1 : kra adalah arus sekunder dari pada transformator, T,, dan 2i, : 27rri adalah arus
sekunder dari transformator Tr. Bila sepasang tabung thermocouple dipanaskan dengan
arus-arus (i, + ir) dan (i,
- ir), maka gaya listrik secara thermis akan digerakkan yang
berbanding lurus dengan kwadrat dari arus-arus, dan akan didapat dari pada masing-
masing thermocouple. Bila kedua thermocouple tersebut dihubungkan secara seri
sedemikian rupa hingga polaritasnya terbalik, maka perbedaan tegangan tersebut pada
ujung-ujungnya akan dapat diukur melalui suatu alat pengukur milivolt. Dengan
demikian maka penunjukan dari pada alat ukur milivolt tersebut akan berbanding dengan
daya yang e!4gJ.iqkur. Type dari alat pengukur watt ini dipakai untuk pengukuran
dafa-daya kecil pada frekwensi audio. Pada saat ini terdapat banyak bentuk dari pada
alat pengukur watt, yang diperlengkapi dengan sirkit-sirkit kalkulasi khusus, dan
berbagai detail dapat ditemukan pada alat-alat ukur tersebut, dari berbagai macam
ragam dan buatan.

1.4,3 Pengukuran Daya

1.4.3.1 Pengukuran daya dengan alat pengukur Yolt dan alat pengukur Amper
Daya arus searah dapat diukur dengan alat pengukur volt dan alat pengukur amper,
yang dihubungkan seperti diperlihatkan dalam Gbr. 1-70. Dalam hal ini maka adalah
penting untuk diperhitungkan kerugian-kerugian daya yang terjadi, oleh adanya alat-
alat pengukuran.

Yo, R, Y

Gbr. 1-70 Pengukuran daya dengan memakai Volhneter dan ammeter.

Misalkan bahwa bila beban tahanan adalah R, tegangan beban adalah Z dan arus
beban adalah d sedangkan alat-alat pengukur volt dan amper yang mempunyai tahanan-
tahanan dalamnya R, dan -Ro, menunjukan Vodanl". Dengan mempergunakan rangkaian
pada Gbr. 1-70(a), akan didapatkan:

Y, : IR + IR", I": I
Maka daya yang akan diukur adalah:

LI/ : IzR: VoIo _ I|R" (t-44)

Dan pula dengan cara yang sama dalam (b),

W:VI:V,Io _V? (l4s)


R,
/l
)
66 Bab l Alat-Alat Ukur Listrik

Biladimisalkan bahwa pada (b), tahanan dalam dari alat pengukur volt adalah l0 kO,
sedangkan alat pengukur volt menunjukkan 100 V, dan pembacaan pada alat pengukur
amper sama dengan 5 A, maka beban daya pada beban adalah:

W : lffi x 5 - (100'z/10, : 499W.

Cara yang mana yang akan dipilih dalam menghubungkan alat-alat ukur volt dan
amper untuk mengukur daya yaitu (a) atau (b) haruslah ditentukan dengan
memperhatikan penjabaran yang diberikan pada 1.2.5.
Dalam hal pengukuran arus bolak balik, bila diketahui tegangan Z dan arus l dan
disamping itu diketahui pula perbedaan fasa atau faktor daya cos g, maka I/ dihitung
dari VI cos g.

vlR

Gbr. 1-71 Metoda tiga Volhneter. Gbn l-72 Metoda tiga-ammeter.

1.4.3.2 Methoda tiga alat pengukur Yolt dan tiga alat pengukur Amper
Daya satu fasa dapat diukur dengan mempergunakan tiga alat pengukur volt atau
tiga alat pengukur amper. Gbr. 1-71 memperlihatkan cara tiga alat pengukur volt,
sedangkan Gbr. l-72 memperlihatkan methoda tiga alat pengukur amper.
Bila dalam methoda tiga alat pengukur volt, masing-masing alat pengukur volt
menunjukkan Vr, V, dan Vt, maka

VZ : V? * lri + 2V,V, cos g

v[/:vJcose:vrQ"o"9
l r.,
:,RVi-V?._V,') (1-46)

Dalam mempergunakan cara tiga alat pengukur amper maka bila masing-masing
alat pengukur amper menunjukkan Ir, I, dan ^I, maka
Ii : Ii + Ir, + 2IrI, cos g
Y[/: VItcosp: IrRIrcosg
R... (147)
--;(Ii-Ii-Ii)
1.4 Alat Pengukur Watt, Alat Pergukur Faktor Kerja Dan Alat Pengukur Frekwensi 51

Vs

Beban tiga fasa

Gbr. 1-73 Pengukuran daya tiga fasa dengan metoda 2 vattmeter.

1.4.3.3 Pengukaran daya tiga fasa


Daya dalam jaringan-jaringan tiga fasa dengan tiga pengantar dapat diukur
dengan mempergunakan dua alat pengukur watt satu fasa, seperti diperlihatkan dalam
Gbr. 1-73(a), dan dengan menjumlahkan secara aljabar hasil-hasil penunjukannya.
Cara ini disebut methoda dengan dua alat pengukur watt. Dalam cara ini bila susunan
dari fasanya adalah l-2-3-, maka bila penunjukan dari alat-alat pengukur watt adalah
W, dan l4/, seperti dinyatakan oleh Gbr. l-73(b), maka akan terdapat persamaan
sebagai berikut:

Wr : Vrzlr cos *(0r gr)


V[/z: VnIt cos (0r - gr)

Bila tegangan dalam jaringan-jaringan tiga fasa ini, adalah seimbang maka Vr.,
: Vz,t: Yt,r dan 01 :0t:30o, lagi pula bila bebannya adalah pula seimbang
maka | - fr:-/, dan gt: gt: g Dengan demikian maka terdapat:

lVt : VI cos (30' + p) (l-48)


Wz: YI cos (30" - p) (t4e)
Hubungan antara g danW, dan antara Wr
g dan W, diperlihatkan dalam Gbr. l-74.
Bila faktor kerja adalah lebih rendah dari
( 'o\ (
0,5 (i.e., lp I lebih besar 60") seperti diper- w 0,5
YI
lihatkan dalam Gbr. l-74(c), maka 14, dan
W, adalah negatip dan penunjuk dari t
kedua alat pengukur watt akan menunjuk -tul -60" -30' 0 30. 60' \\ 90'

ke arah negatip. Kemudian kumparan-


kumparan tegangan dari alat pengukur di -0,5
balik polaritasnya yang akan menyebabkan Faktor kerja Faktor kcrja
mendahului terbclaxanS
alat penunjuk bergerak ke arah positif, dan
untuk mendapatkan jumlah aljabar dari Gbr. l-74 Panunjukan wattmeter pada
kedua penunjukan tersebut, maka penun- metoda dua wattmeter.
68 Bab l. Alat-Alat Ukur Listrik

jukan dari alat ukur watt yang mempergunakan polaritas terbalik ini, dianggap sebagai
adalah, bahwa pembacaan
lenunjukan negatip. Dengan demikian maka hakekatnya
aari satatr satu alat pengukur dikurangi dengan pembacaan dari alat pengukur watt yang
lainnya.

1.4.3.4 Pengukaran daYa reaktiP

Daya reaktip Q vlsinp bila tegangan Y dan arus dan


dapat dihitung dari l
perbedaan fasa gdiketahui dengan cara lain. Daya reaktip tersebut dapat pula dihitung
dari persamaan di bawah ini dengan mengukur I
V, dan daya lY'
(l-50)
Q: JVIY -W
perbedaan fasa
Selanjutnya daya reaktip, dapat pula diukur, dengan memberikan
sebanyak 90', dari urw yung mengalir melalui kumparan tegangan dari alat pengukur
volt terhadap tegangan jaringan-jaringan.
Bilategangan-tegangan.uupo, beban-bebannya dalamjaringan-jaringan tiga fasa
seimbang, maka teganla" fr,. dapat ditempatkan dalam sirkit tegangan,
seperti
diperlihatkan dalam Gbr. 1-75.

Beban setimbang
tiga fasa

Gbr. l-75 Pengukuran daya reaktip dari suatu beban setimbang tiga fasa.

Yr,, tertinggal dalam fasa terhadap vt dengan sudut sebesar 90' seperti
3 lebih
aiperli-hatkan aalam (b) dari gambar yang sama, sedangkan besarnya adalah
adalah
besar, hingga 3vlsinp dapai diukur. Jumlah dari daya reaktip seluruhnya
3vI sin q ii"e mungkin didapatkan dengan mempergunakan faktor perkalian sebesar
,/a , rcpiaa hasil pimbacaan alat pengukur watt. Dalam keadaan terjadinya arus-arus
yang mempunyai fasa di depan terhadap t@y"
tegangan-tegangannya maka pergunakan-
lah Vr,2, sebagai Pengganti Vr,r.

1.4,4 Pengukuran-pengukuran Fasa Dan


Faktor Kerja

Untuk menghitung sudut fasa atau


faktor kerja, diperlukan pengukuran-
pengukuran, arus dan daya atau pemakaian
dari methoda pengukuran dengan tiga alat
ukur volt atau tiga alat ukur amper.
Untuk Pengukuran secara langsung,
dari sudut fasa atau faktor kerja, maka
alat ukur rasio dapat dipergunakan. Hal ini Gbr. 1-76 Priruip suatu power factor
misalnya, dapat dicapai dengan alat ukur meter ienis elektrodinamo'
meter.
rasio dari type elektrodinamis' Seperti

I'
1.4 Alat Pgngukur Watt, Alat Pergukur Faktor Kerja Dan AIat Pengukur Frekwensi

diperlihatkan dalam Gbr. l-76, maka arus yang mengalir dalam kumparan putar M,
dibuat agar mendahului dalam fasa sebesar 90" dari pada arus yang melalui M,. Hal
ini dapat dicapai dengan sirkit khusus yang terdiri dari pada tahanan rR dan kapasitansi
C. M, dan M, adalah kumparan-kumparan dari alat ukur rasio type elektrodinamis.
Kemudian bila k,i, : kziz dan karena gr : gz * 90' maka sesuai dengan persamaan
(1-35) didapat,

9r:0 (1-51)

Dan dengan demikian, maka sudut perputaran dari kumparan putar 0 akan mungkin
diukur sudut fasanya g r. Dan dari sini maka faktor kerja cos g 1 dapat diketahui.
L.-
1.4.5 Pengukuran-pengukuran Frekwensi

Untuk pengukuran-pengukuran frekwensi cara-cara dengan mempergunakan alat-


alat ukur penunjuk dan pula berbagai cara yang akan dijelaskan dalam Bab. 3 terdapat,
teristimewa cara-cara yang mempergunakan alat-alat ukur elektronis telah
memperlihatkan kemajuan-kemajuan yang sangat pesat pada akhir-akhir ini. Pada Bab
ini hanya cara-cara yang mempergunakan alat ukur penunjuk akan dijelaskan.

1.4,5.1 Alat ukur frekwensi dori type lidah-lidah bergetar

Bila sejumlah kepingan baja yang tipis membentuk lidah-lidah bergetar, dan
masing-masing mempunyai perbedaan-perbedaan frekwensi getarnya yang relatip tidak
jauh satu sama lainnya dibariskan dan kepadanya diberikan medan magnit arus bolak
balik, maka salah satu dari lidahJidah getar akan beresonansi dan memberikan defleksi
yang besar bila frekwensi getarnya, adalah sama dengan frekwensi medan magnit bolak
balik tersebut. Dalam perencanaan dari pada susunan lidahJidah getar tersebut, pada
umumnya telah ditetapkan bahwa amplitudo dari defleksinya akan menurun sampai
kira-kira 60\, bilajarak perbedaan dari frekwensinya adalah 0,25}l2 dari frekwensi
resonansinya. Jadi lidah getar yang beresonansi akan mudah dapat dilihat. Hal ini
diperlihatkan dalam Gbr. l-77. Alat ukur yang demikian ini, disebut alat ukur frekwensi
dari type lidahJidah bergetar.

tt

l_F-i
l:
- Kumparan Pcnguat

trt ililtr
rr mnl
Et ililEml
illt t-t I

ILJI
,=l
--
tl
L _ _ _ __ -l
- - - - - - - - ----
-- -_ - - - -
48 49 50 5t 52
GW. l:77 Keria sutu frekwensi meter
ienis batang getar.
Gbr.1-7E Prinsip suatu frekwersi
meter jenis batang getar.

Gaya yang bekerja pada lidah getar berbanding lurus dengan kwadrat dari fluksi
magnit yang tetap O yang disebabkan oleh magnit permanen dan fluksi arus bolak balik
O. sin art, disuperposisikan kepadanya yang diperlihatkan dalam Gbr. l-78. Dengan
70 Bab l. Alat-Alat Ukur Listrik

demikian

(o + o. sin arr)2 : iD2 + tr*^ * 2@@. sin ,, - la^cos 2at


(t-s2)

dan lidah getar akan bergetar dengan unsur-unsur ketiga dan keempat dari bagian
kanan persamaan tersebut. Dari persamaan tersebut terlihat bila O ( (D- unsur yang
ketiga akan lebih besar pengaruhnya, dan salah satu dari lidah getar yang mempunyai
frekwensi getarnya sama dengan frekwensi yang akan diukur, bergetar lebih intensip
dari pada lidahJidah getar lainnya.
AIat ukur frekwensi dari type ini mempunyai keuntungan bahwa ia tidak dipengaruhi
oleh tegangan atau bentuk gelombang, akan tetapi penunjukannya, adalah secara
bertangga dalam 0,5 atau I Hz. Satu kerugian yang lain, adalah bahwa penunjukan
tidak akan secara cepat dapat mengikuti perubahan-perubahan frekwensi. Oleh karena
sebab-sebab ini maka alat pengukur frekwensi ini hanya dipergunakan untuk frekwensi-
frekwensi komersiil.

58 60 62 68
Frekwensi (Hzl
-

Gbr. 1-79 Prinsip suatu frekwensi meter jenis meter pembagi (ratio meter).

I.4.5,2 Alat pengukur frekwensi dari type alat akar rasio

Alat ukur frekwensi dengan skala penunjuk, sering dibuat sebagai alat ukur rasio
dan contoh yang biasa ditemukan, diperlihatkan dalam Gbr. 1-79. Pada gambar tersebut
di bawah (a), arus-arus yang mengalir melalui kumparan-kumparan putar Mt dan M,
adalah 11 dan Ir. Konstanta-konstanta sirkit dipilih sedemikian rupa sehingga
menyebabkan arus-arus tersebut mempunyai resonansi pada masing-masing 42Hz dan
58 Hz seperti diperlihatkan dalam (b). Dengan demikian maka rasio dari I, ke .I, akan
berubah secara monoton dengan frekwensi-frekwensi yang berubah di atas atau di
bawah 50 Hz Karenanya, maka alat penunjuk akan bergeser sesuai dengan rasio
tersebut, dan frekwensi yang akan diukur dapat diketahui pada skala penunjukannya,
bila alat ukur tersebut dikaliberasikan terhadap frekwensi.

1.4.5.3 Alat ukur frekwensi dari type kondensator


Alat-alat ukur frekwensi dari type lidah getar atau dari type alat ukur rasio terbatas,
dalam daerah pengukurannya. Agar daerah pengukurannya menjadi lebih lebar, maka
1.5 Alat-alat Ukur Yang Mengintegrasikan Kebesaran-kebesaran Listrik )l

sumber daya dipergunakan untuk menggerak-


kan suatu relai sebagai diperlihatkan dalam
Gbr. l-80. Bila kontak-kontak dari relai
tersebut dibuka atau ditutup pada frekwensi
f, maka muatan CV mengalir melalui alat
pengukur amper pada setiap perioda, dan
dengan demikian maka arus I yang mengalir
melalui alat pengukur amper diberikan oleh 651. 1-80 Prinsipsuatufrekwensimeter
jenis pengisian-pengoso-
I:fCV (r-s3) ngan kapasltor (capacitor
charge---discharge).

Karena terdapat suatu hubungan yang linier antara I danf, maka alat pengukur amper
tersebut dapat dikaliberasikan dengan frekwensi.

1.5 Alat-alat Ukur Yang Mengintegrasikan


Kebesaran-kebesaran Listrik

Suatu alat ukur untuk mengintegrasikan dan mengukur arus, daya reaktip atau
sebangsanya, yang diberikan kepada suatu beban untuk suatu jangka waktu tertentu,
disebut alat ukur yang mengintegrasikan suatu kebesaran listrik. Untuk menyingkatnya
maka akan dipakai istilah alat ukur integrasi. Di antara alat-alat ukur dalam katagori
ini, maka alat ukur pengukur energi listrik, adalah salah satu alat ukur yang terpenting
dan mendapatkan pemakaiannya yang terluas, karena ia dipergunakan sebagai
pengukur-pengukur energi dalam transaksi daya listrik.

1.5.1 Alat Pengukur Energi Arus Bolak Balik

1.5.1,1 Prinsip-prinsip kerja


Untuk penggunaan-penggunaan yang paling umum dari alat pengukur energi pada
arus bolak balik, maka alat ukur dari type induksi mendapatkan pemakaian yang paling
luas. Alat ukur dari type ini mempunyai peralatan gerak yang prinsip kerjanya adalah
sama dengan alat ukur dari type induksi seperti diperlihatkan dalam Gbr. l-81. Jadi,
dalam gambar tersebut maka Co adalah inti besi dari kumparan-kumparan tegangan,
l4/o adalah kumparan-kumparan tegangan, C" adalah inti kumparan-kumparan arus
I
dan I4/" adalah kumparan-kumparan arus. Arus beban mengalir melalui ?l/" dan
menyebabkan terjadinya fluksi magnetic @1. Womempunyai sejumlah lilitan yang besar
dan cukup besar untuk dianggap sebagai reaktansi murni, sehingga arus 1, yang mengalir
melalui Wo akan tertinggal dalam fasanya terhadap tegangan beban dengan sudut
sebesar 90o, dan menyebabkan terjadinya fluksi magnetis sebesar (D2. Persamaan-
persamaan ini diperlihatkan dalam Gbr. l-82. Dengan demikian maka terhadap
kepingan aluminium D, momen gerak T, yang berbanding lurus terhadap daya
beban yang diperlihatkan dalam persamaan (1-42) akan dikenakan. Misalkan bahwa
oleh pengaruh momen gerak ini, kepingan aluminium akan berputar dengan kecepatan
putaran n. Sambil berputar ini, D akan memotong garis-garis fluksi magnetis O- dari
magnit yang permanen dan akan menyebabkan terjadinya arus-arus putar yang
berbanding lurus terhadapt0- di dalam kepingan aluminium tersebut. Arus-arus putar
ini akan pula memotong garis-garis fluksi @- sehingga kepingan D akan mengalami
suatu momen redaman To yang berbanding lurus terhadap nlDl. Bila momen-momen
72 Bab 1. Alat-Alat Ukur Listrik

)D

Test index

Arah pergeserm medm magnit

Gbr. l-82 Arus-arus Eddy pada suatu


piring.

Test terminal

Gbr. 1-81 Prinsip suatu meter penunjuk enersi


listrik arus B-B CIenis induksi).

tersebut yaitu 7, dan To ada dalam keadaan seimbang maka hubungan di bawah ini
akan berlaku.

ko VI cos g : k^ngz^

,:&vlcoss (l-54)

dengan kodank. sebagai konstanta. Jadi dari persamaan tersebut dapat terlihat bahwa
k-ecepatan putar n, dari kepingan D, adalah berbanding lurus dengan beban VI cos,
sehingga dengan demikian maka jumlah perputaran dari pada kepingan tersebut, untuk
suatu jangka waktu yang tertentu berbanding dengan enersi yang akan diukur untuk
jangka waktu tersebut. Untuk memungkinkan pengukuran, maka jumlah perputaran
dari kepingan D ditransformasikan melalui sistim mekanis tertentu, kepada alat
penunjuk atau roda-roda angka. Transformasi dari kecepatan putar biasanya diadakan
iehingga roda-roda angka tersebut berputar lebih lambat dibandingkan dengan kepingan
C. Dengan demikian maka alat penunjuk atau roda-roda angka akan menunjukkan
enersi yang diukur dalam kWh, setelah melalui kaliberasi tertentu.

1.5.1,2 Kesalaharkesalahan dan cara'cata kompensasinya

(a) Penyesuaianfasa
Agar kepada kepingan bisa diberikan suatu momen yang berbanding
lurus terhadap daya beban, maka diperlukan untuk membuat O2 supaya
tertinggal fasanya terhadap V dengan sudut sebesar 90'. Akan tetapi di dalam
prakteknya sudut fasanya ini adalah lebih kecil dari 90o, yang disebabkan oleh
adanya tahanan-tahanan dan kerugian-kerugian besi pada inti dari kumparan-
kumparan tegangan lA n. lJntuk mengkompensasikan ini, suatu penyesuai fasa
1.5 Alat-alat Ukur Yang Mengintegrasikan Kebesaran-kebesaran Listrik 73

Kmparan

or (b)

Gbr. 1-83 Prinsip pengatur fasa.

ditempatkan pada kumparan itu. Hal ini dicapai dengan melilitkan kumparan
fl dengan beberapa lilitan melalui kumparan tegangan dan menghubungkannya
dengan suatu tahanan R, seperti diperlihatkan pada Gbr. 1-83. Dari gambar
tersebut terlihat, bahwa arus 1, yang mengalir disebabkan oleh fluksi magnetis
(D2 sebelum penyesuaian dibuat yang membangkitkan fluksi magnetis (D,,
kemudian menyebabkan fluksi kombinasi O'z dari 02 dan O, untuk mempunyai
fasa tertinggal terhadap V, dengan sudut sebesar 90o.
(b) Penyesuaian pada bebin-beban berat
Kepingan D yang pada saat berputar akan memotong fluksi-fluksi O,
dan (D2 selain dari @., akan membangkitkan momen-momen kllD? darr
krn@|. Momen-momen tersebut akan bekerja berlawanan arahnya dari
perputaran, yang menyebabkan perlambatan, sehingga dengan demikian
suatu kesalahan negatip akan bertambah dengan bertambah besarnya @1
danfatau @r. Dalam sistim-sistim tenaga dimana aiat pengukur enersi ini
dipergunakah, tegangan pada beban adalah hampir-hampir tetap, dan dengan
demikian menyebabkan pula 02 hampir-hampir tetap. Akan tetapi arus-arus
beban akan bervariasi sangat lebar, yang pula menyebabkan terjadinya variasi
dari @,. Jadi dengan demikian, pada beban-beban berat kesalahan negatip
yang disebabkan oleh krn@l akan terjadi.

Inti besi

ltI lo.
regangan

I + lo/ I

Pirins ----+

Gbr. l-84 Prinsip suatu pengatur beban Gbr. 1-85 Prinsip suatu pengatur
berat. beban ringan.

Untuk mengurangi kesalahan ini @, dibuat kecil, O2 besar dan perputaran


n kecil. Disamping ini suatu shunt magnitis ditempatkan dalam inti kumparan-
kumparan arus, seperti diperlihatkan dalam Gbr. l-84. Pada saat arus-arus
beban 1 adalah kecil dan demikian pula O, kecil, maka shunt magnitis ini
akan memungkinkan fluksi magnitis @', yang merupakan suatu fraksi dari
O,, untuk mengalir melaluinya. Jadi fluksi magnitis yang disebabkan arus
74 Bab l. Alat-Alat Ukur Listrik

dan memotong kepingan D berkurang dari O, menjadi (O, - @i) akan tetapi
pada saat-saat 1 besar maka (Di akan bertambah besar pula sampai dengan
Oi- pada saat kejenuhan dari fluksi magnitis terjadi. Dan dengan demikian
tidak akan memungkinkan mengalirnya fluksi-fluksi tersebut melalui shunt
itu. Dalam hal ini maka pada beban-beban berat, fluksi-fluksi arus yang akan
memotong kepingan dan dengan demikian pula momen gerak yang akan
dihasilkannya akan bertambah secara perbandingan lebih besar terhadap arus,
sehingga suatu kompensasi untuk kesalahan negatip pada beban-beban berat
akan terjadi.
(c) Penyesuaianbeban-beban ringan
Bila kepingan D berputar, maka momen-momen gesekan mekanis akan
tedadi dan pula menyebabkan kesalahan-kesalahan negatip. Kesalahan ini
akan lebih penting pada beban-beban ringan yaitu bila arus beban kecil. Untuk
mengkompensasikan kesalahan ini, penyesuai pada beban ringan ditempatkan
seperti diperlihatkan pada Gbr. l-85. Q dalam gambar ini adalah suatu cin-
cin tembaga yang pendek, yang ditempatkan di antara kumparan tegangan
dan kepingan dalam posisi yang agak miring pada arah perputaran.
Dengan pengaturan ini maka bagian dari fluksi magnitis 02 yang melalui
cincin pendek tersebut, akan mempunyai fasa yang terlambat terhadap bagian
lainnya yang tidak melalui cincin pendek ini. Jadi suatu effek terjadi seakan-
akan bahwa kutub-kutub magnit dari inti kumparan tegangan, telah bergeser
pada arah perputaran dan menghasilkan suatu motnen di dalam arah
perputaran kepingan. Dengan mengatur posisi dari pada cincin pendek ini
maka terdapat kemungkinan untuk meniadakan pengaruh dari momen-momen
gesekan.
(d) Mengelakan putaran pada beban kosong
Bila suatu penyesuai beban ringan ditempatkan, maka terdapat
kemungkinan bahwa kepingan akan berputar meskipun tidak ada beban,
yaitu jika hanya kumparan-kumparan tegangan yang mendapatkan enersi'
Gejala ini disebutkan berputar pada beban kosong. Suatu cara untuk
menghindarkan ini adalah dengan membuat suatu lubang kecil pada kepingan
, aluminium D. Bila lubang tersebut sampai di bawah inti dari kumparan
tegangan, makajalan dari pada arus-arus putar yang terjadi di dalam kepingan
akan mengalami gangguan. Hal ini menyebabkan bahwa momen pada beban
ringan dikurangi dan menyebabkan kepingan akan berhenti pada posisi
tersebut.

1.5.1.3 Register
Satu alat yang mengintegrasikan dan memperlihatkan jumlah perputaran dari
kepingan disebut register. Register dibuat sebagai penunjuk diperlihatkan dalam Gbr.
l-86(a), yang mempergunakan penunjuk untuk memperlihatkan jumlah perputaran.
Disamping ini terdapat pula register cyclometris yang diperlihatkan pada Gbr. 1-86(b)
yang mempergunakan roda-roda angka.

1,5.1.4 Pengujian dan kaliberasi


Batas-batas kesalahan dari alat pengukur enersi tergantung dari pada penggunaan-
penggunaannya dan diklasifikasikan secara halus, di dalam standar-standar IEC. Salah
satu pengujian yang terpenting dari alat ukur enersi adalah test kepada kesalahan
terhadap penunjukan. Test terhadap kesalahan penunjukan adalah sebagai berikut.
I . 5 Alat-alat Ukur Yang Mengintegrasikan Kebesaran-kebesaran Listrik 75

(a)-l (a)--2 G)
Gbr. 1-86 Bentuk-bentuk penunjukan (register).

Dalam metoda stopwatch dimana suatu jumlah enersi yang tertentu, diberikan
kepada alat ukur yang sedang mengalami pengechekan dan waktu yang diperlukan oleh
kepingan untuk berputar sampai dengan suatu jumlah perputaran tertentu, diukur.
Dengan metoda rotasi standar, dimana alat ukur yang mengalami pengechekan
dibandingkan dengan suatu alat ukur enersi yang dibuat khusus dengan ketelitian-
ketelitian tertentu sebagai standar untuk alat ukur enersi, atau pula disebut standar
perputaran. Dalam cara pengetestan dengan alat ukur induk, maka cara ini berkisar
kepada cara praktis untuk pengetestan sejumlah alat ukur yang sama type atau lain-
lainnya. Salah satu dari alat ukur ditest secara khusus dan kemudian dipakai sebagai
induk. Alat-alat ukur lainnya dalam kelompok tersebut dibandingkan terhadap alat
ukur induk ini dan ditest secara bersamaan.

Alat peredam

Register..- Cell air raksa


Air raksa
Piring tembaga putar.
/,
a-------------1

Gbr. 1-87 Prinsip suatu integrating


ammeter jenis generator.

Gbr. l-88 Prinsip suatu meter penunjuk


enersi listrik arus searah
jenis meter-air raksa (mer-
cury-motor).
76 Bab l. Alat-Alat Ukur Listrik

1.5.2 Alat Ukur Integrasi Untuk Arus Searah

Alat-alat ukur integrasi arus searah pada umumnya dipergunakan untuk


mengintegrasikan arus-arus Searah, atau mengukur enersi arus searah, di dalam
penggunaan-penggunaan khusus seperti di pabrik-pabrik elektrik kimia, dan sebagainya
yang memakai daya listrik arus searah.

1.5,2.1 Alat akar iategrasi Ampu dari type generator

Seperti diperlihatkan dalam Gbr. 1-87, arus yang akan diukur dialirkan melalui
shunt S, dan perbedaan tegangan antara shunt tersebut dan gaya motor listrik dari
suatu generator G dibesarkan, untuk menggerakkan suatu motor M. Bila dalam hal ini G
telah diputar oleh M, dan penguat mempunyai suatu faktor penguat yang cukup besar
maka input terhadap penguat adalah sangat kecil, dan dapat dianggap sebagai nol.
Karena gaya motor listrik dari generator adalah berbanding lurus dengan
kecepatan perputaran, maka mengintegrasikan perputaran ini, akan memberikan harga
integrasi dari arus.

1,5.2.2 Alat pengukur listrik aras searah dati type motor mercuri
Dalam alat pengukur ini, kecepatan putar dari motor drus searah dibuat agar
berbanding lurus dengan daya yang akan diukur. Seperti diperlihatkan dalam Gbr. 1-88
maka arus yang akan diukur i yang berbanding lurus dengan beban, dialirkan melalui
suatu kepingan tembaga yang berputar. Kepingan tembaga tersebut seperti
diperlihatkan dalam gambar, ditempatkan dalam mercuri, dan secara vertical terhadap
kepingan tembaga tersebut, suatu fluksi magnetic O yang berbanding lurus dengan
tegangan beban ditempatkan. Dengan demikian, interaksi antara i dan O akan
membangkitkan suatu momen gerak yang berbanding lurus dengan daya VI, akan
dikenakan kepada kepingan tembaga yang berputar. Jadi bila suatu momen peredam
yang dikenakan kepada sumbu putar seperti yang terjadi pada alat-alat ukur enersi arus
bolak balik, maka kepingan tembaga akan berputar dengan suatu kecepatan yang
berbanding lurus dengan daYa.

1.6 Transformator Untuk Alat-alat Pengukuran

Dalam keadaan arus searah, maka untuk memperbesar daerah pengukuran suatu
tahanan shunt atau seri dipergunakan. Untuk kepentingan yang sama maka dalam
keadaan pemakaian pada arui bolak balik, suatu transformer khusus yang dikenal
sebagai transformator alat-alat pengukuran dipergunakan. Dalam prinsiprtya suatu
tran-sformator alat pengukur adalah identik dengan transformator daya, akan tetapi
dalam transformator alat-alat pengukuran yang dipentingkan bukanlah kerugian-
kerugian daya, akan tetapi kesalahan-kesalahannya. Suatukeadaanyangmenguntungkan
dalam penggunaan transformator alat-alat pengukuran adalah, bahwa alat pengukur
akan mungkin diisolasikan dari pada jaringan-jaringan utama. Transformator untuk
alat-alatpengukuran dapat berupa transformator untuk tegangan. Transformator untuk
arus dikenal sebagai transformator arus (TA), dan transformator untuk tegangan
dikenal sebagai transformator potensial (TP). Penggunaan transformator-transformator
tersebut pada umumnya dilakukan pada frekwensi frekwensi komersiil akan tetapi
kadang-kadang pula dipergunakan pada frekwensi audio'
1.6 Transformator Untuk Alat-alat Pengukuran 77

Gbr. 1-89 Prinsip suatu transformator.

1.6.1 Prinsipprinsip Kerja


Dalam Gbr. l-89 diperlihatkan transformator yang mempunyai lilitan primer l{,
dan lilitan sekunder sebanyak Nr,yangdihubungkan dengan bebanZ pada lilitan-lilitan
sekundernya. Dengan lilitan primernya dihubungkan dengan sumber daya arus bolak
balik seperti diperlihatkan pada Gbr. l-89(a) maka rasio dari lilitan-lilitan adalah
n: NrlNz. Misalkan tegangan primer arus Y, dan tegangan sekunder Yr, arus primer
.I, dan arus sekunder /r.
Mengingat suatu transformator yang ideal ak&n memenuhi persamaan-p€rsam,um:

Vt: -nVz ( r-55)

t: -Ln (l-s6)

maka persamaan antara tegangan primer dan tegangan sekunder, serta antara arus
primer dan arus sekunder hanya ditentukan oleh rasio dari lilitanJilitan. Akan tetapi
dalam prakteknya, sebagian dari arus 1, dipakai untuk membangkitkan fluksi magnitis
di dalam kumpa.ran besi. Nyatakanlah bagian ini sebagai Io maka
nI': -Iz * Io

Kemudian arus primer 1, membangkitkan fluksi magnitis @r yang hanya memotong


kumparan-kumparan primer yang mengakibatkan adanya satu reaktansi xr yang
dihubungkan di dalam seri dengan kumparan-kumparan primer. Akan tetapi disamping
reaktansi ini kumparan primer masih mempunyai tahanan r,. Jadi dengan kombinasi
r,dan x,, kumparan primer dapat dianggap sebagai kumparan ideal yang dihubungkan
secara seri dengan suatu impedansi (r, *
ixr). Impedansi ini akan disebut impedansi
kebocoran primer; kumparan sekunder dapat pula dianggap sebagai kumparan ideal
yang dihubungkan secara seri dengan impedansi bocor (r, *
ix).Jadi cara kerja dari
transformator ini dapat dinyatakan dengan Gbr. l-89(b). Oleh sebab inilah maka
persamaan-persamaan (l-55) dan (1-56) tidak berlaku. Arus 1o disebut arus magnitisasi,
dan Io disebut aknitansi magnitisasi. Rasio

ft: x.
i (1-s7)

dimana Yr, dan Vr, adalah harga-harga nominal dari tegangan-tegangan primer dan
sekunder dari transformator, dan rasio

?.: *.
(1-58)

dimana .f,, dan Ir, adalah harga-harga nominal dari arus-arus primer dan sekunder,
disebut rasio-rasio transformator nominal yaitu untuk masing-masing arus dan
78 Bab 1. Alat-Alat Ukur Listrik

tegangan. Bila rasio transformator yang sebenarnya dinyatakan dengan K maka untuk
transformator potensial

K: vl
v2

dan dengan demikian, maka kesalahan transformasi atau juga disebut kesalahan ratio
dapat dinyatakan sebagai

^ K,-K KoV2-Vl
":--K-:-n-
atau

e :K"vT v' x 1oo ([) (1-5e)

Demikian pula dalam keadaan yang sama maka kesalahan ratiountuktransformator


arus dapat dinyatakan sebagai

u : KJ'r, Ir x loo (%) (l-60)

Dalam pengukuran daya dengan mempergunakan transformator-transformator


pengukuran, maka terdapat suatu masalah yang disebabkan oleh persamaan-
persamaan fasa antara 01 dan 02, lagi pula berkaitan dengan 1, dan Ir. Blla -V, atau
-Iryang didapatkan dengan memutarkan fasor-fasor dari
kebesaran sekunder dengan
180' mempunyai fasa di depan terhad ap V , atau 1, , maka secara konvensionil disebutkan,
bahwa perbedaan fasa dari transformator adalah positif. Besar perbedaan fasa ini
dinyatakan dalam menit. Impedansi beban pada transformator ini disebut beban, dan
besarnya dinyatakan dalam daya semu atau VA, sesuai dengan harga-harga nominal
dari kebesaran-kebesaran sekunder. Sebagai contoh, bila beban dari suatu transformator
adalah l00VA, dan tegangan nominal dari transformator adalah 110V, maka Zo
- ,1gz/100 : l2ldt. Demikian pula bila beban dari suatu transformator arus adalah
sekunder adalah 5A, maka Zo:20152:0,8O. Sebagai
20vA dan arus nominal
catatan, maka komponen reaktifdari beban biasanya dinyatakan dengan faktor kerjanya,
sebagai contoh misalnya beban 20 VA, faktor kerja 0,8.

1.6.2 Transformator-transformator Arus


Seperti diperlihatkan dalam Gbr. 1-90, transformator arus dipergunakan dengan
dihubungkannya dalam seri kumparan primernya dengan beban, kumparan sekundernya
dihubungkan dengan sirkit arus dari alat pengukur amper atau alat pengukur watt'
Dalam transformator arus, kesalahan terjadi terutama disebabkan oleh adanya
magnitisasi, yang didapat dari sebagian arus primer. Arus magnitisasi tersebut yang
akan membangkitkan fluksi di dalam inti magnitnya. Untuk membuat kesalahan ini
kecil maka inti besi dibuat dari material yang mempunyai permeabilitas yang tinggi
dan jumlah lilitan diperbanyak. Disamping ini, maka jumlah lilitan dari kumparan
sekunder dalam banyak hal dikurangi dengan l/,blla dibandingkan dengan harga yang
ditentukan oleh transformator nominalnya. Cara-cara untuk membuat lilitan dari
transformator arus adalah sebagai berikut. Terdapat pada dasarnya dua cara pokok
yaitu yang menghasilkan transformator arus dari type lilitan dan dari type tusukan.
bahm type lilitan maka kedua kumparan primer dan sekunder dililitkan melalui satu
1.6 Transformator Untuk Alat-alat Pengukuran 79

l- ,l l"*
---0TI'r-
, ^erj
,.l.O_l
f lltj;,T,ritx11.""

Gbr. 1-90 Transformator arus.


(a) Molded type. (b) Oil immersed type.

Gbr. 1-91 Jenis-jenis trafo arus.

inti besi sedangkan dalam type tusukan maka sebagai kumparan primer dipergunakan
satu konduktor tunggal yang ditusukkan melalui jendela yang dibentuk dari inti-inti
besiny/Disamping type lilitan dan tusukan tersebut, masih terdapat apa yang dikenal
sebagai type jendela dimana lilitan primernya tidak diberikan akan tetapi pemakai dapat
membentuknya sendiri pada saat penggunaannya dengan memberikan sejumlah lilitan
yang diperlukan pada sisi primernya. Type lilitan dipergunakan pada umumnya bila
harga nominal dari arus primer adalah di bawah 1.000 A. Sedangkan type-type lainnya
dipergunakan pada arus-arus primer yang mempunyai harga nominal lebih tinggi.
Cara-cara menempatkan isolasi adalah sebagai berikut.- Terdapat pada umumnya tiga
isolasi, yaitu isolasi kering, yang hanya mempergunakan isolasi udara, disamping
isolasi-isolasi yang terdapat pada pengantar masing-masing, yang biasanya
mempergunakan pengantar-pengantar khusus diperuntukkan lilitan-lilitan transformator;
isolasi kering padat dimana lilitan-lilitan dimasukkan ke dalam zat yang pada mulanya
adalah cair, akan tetapi dalam keadaan akhirnya membeku dan dengan ciemikian maka
seluruh lilitan-lilitan tersebut terdapat di dalam suatu rumah yang dibentuk oleh
material isolasi yang telah membeku tersebut; isolasi minyak dimana kumparan-
kumparan dimasukkan di dalam suatu bejana yang berisi minyak khusus untuk isolasi.
Seleksi dari pada cara-cara isolasi tersebut tergantung kepada penggunaan dari pada
transformator, arus atau tegangan: pula dari pada jala-jala di;nana transformator, arus
tersebut dipergunakan. Gbr. l-91(b) memperlihatkan transformator arus yang
dipergunakan dalam jala-jala tegangan tinggi. Transformator tersebut ditempatkan
pada suatu isolator tegak yang tinggi. Bila kumparan sekunder dari transformator arus
dibuka sedangkan arus primernya mengalir maka tidak ada arus sekunder yang mengalir,
dan arus primer secara menyeluruh dipakai untuk magnitisasi. Hasilnya adalah kerugian-
kerugian besi akan menaik secara berlebihan dan akan memungkinkan menyebabkan
pemanasan yang sangat besar; atau tegangan yang diinduksikan pada kumparan
sekunder akan mungkin menaik secara berlebihan sehingga menyebabkan isolasi-
isolasinya pecah dan tidak mungkin menahan tegangan yang demikian besarnya. Jadi
pada penggunaan transformator arus tidak diperkenankan untuk membuka kumparan-
kumparan sikundernya bila arus primernya mengalir. Sebagai contoh, bila dalam
penggunaan diperlukan untuk mengganti sesuatu alat pengukur pada jaringan-jaringan
sekunder dari transformator arus, adalah suatu keharusan untuk menghubung pendek
kumparan-kumparan arus terlebih dahulu.

)
80 Bab 1. Alat-Alat Ukur Listrik

:| 8
Tanda rangkaian
(circuit symbol)

Gbr. 1-92 Trafo tegangan.


(b)
(a) Molded tYPe. url immersed
Oil lmmers tYPe.

Gbr. 1-93 jenis-jenis trafo teganga'n.

1.6.3 Transformator Potensial

Seperti diperlihatkan pada Gbr. t-92 transformator potensial dipergunakan dengan


menghubungkan kumparan-kumparan primernya secara paralel dengan beban, dan
kumparan sekundernya dihubungkan dengan sirkit tegangan dari pengukur volt atau
pengukur watt. Dengan cara demikian, maka kumparan primer dan sekunder
diisolasikan secara cukup dari satu dan lainnya, sehingga tegangan tinggi bisa
ditransformasikan ketegangan rendah, untuk keperluan pengukuran dengan aman.
Dalam kebanyakan penggunaan maka tegangan primer adalah di bawah 300 kV. Pada
transformator potensial, suatu kesalahan negatif sering terjadi, yang disebabkan oleh
adanya kerugian tegangan pada kumparan-kumparan sekundernya dan arus
magnitisasinya. Untuk mengkompensasikan kesalahan ini, maka jumlah lilitan pada
tegangan primer sedikit dikurangi dari pada rasio nominal dari lilitan-lilitannya. Cara-
caia isolasi adalah sama untuk transformator arus Gbr. l-93 memperlihatkan
transformator potensial yang biasanya dipergunakan.

(a) (b)

Gbr. 1-94 Alat pembagi tegangan kapasitor'

1.6.4 Pembagi Potensial Kapasitip

penggunaan dari transformator potensial yang dijelaskan pada paragraf yang lalu
terbatas dalam penggunaannya kira-kira pada 300 kV. Untuk pengukuran pada
tegangan yang lebih tinggi, pembagi tegangan kapasitip seperti diperlihatkan pada Gbr.
f-q+(a) letih menguntungkan terutama karena masalah-masalah isolasinya lebih mudah
1.6 Transformator Untuk Alat-alat Pengukuran 8l

dipecahkan. Akan tetapi karena pengambilan langsung dari arus melalui terminal-
terminal pengukurannya akan mungkin menyebabkan kesalahan yang besar, suatu
induktansi ditempatkan seperti diperlihatkan pada Gbr. l-9a@). Dengan cara ini; dan
karena adanya resonansi maka ratio dari V, ke Yrhanya tergantung kepada C, dan C,
dan tidak dipengaruhi oleh beban. Alat pembagi tegangan. tersebut disebut sebagai
pembagi tegangan kapasitip. Dengan melihat pada Gbr. 1-94(b),

v2: llY u Z'


Vt tDaC * tlY " jaL -l 26
y:jaC+jr*Z
Dengan demikian

V, _C, * Cz, ----j&,zo


| azL(C, * Cz)
4--T - -
Bila konstanta-konstanta di atas dipilih sehingga memenuhi hubungan

azL(C, + C): I (l-6r)


maka persamaan berikut ini didapatkan

vt _ct + c2
(t-62)
V2- Cl

Jadi YrlV, tidak tergantung dari beban, yaitu Zo. Akan tetapi karena persamaan (l-62)
tergantung dari frekwensi maka Vrf V, akan mempunyai karakteristik frekwensi.

Gbr. 1-95 Kombimsi-kombinasi hansformator pengukur dan wattmeter.

1.6.5 Hubungan Dari Transformator Pengukuran

1,6,5.1 Sirkit pengukur daya

Untuk penggunaan dari transformator-transformator pengukrran dalam sirkit


pengukuran daya, maka tempatkanlah TA dan TP di depan sirkit arus dan sirkit
tegangan dari pengukur watt, seperti diperlihatkan dalam Gbr. l-95. Dalam keadaan
pengukuran untuk jaringan-jaringan satu fasa pada (a), maka pembacaan pengukur
watt l{ dapat dinyatakan dengan hubungan sebagai berikut.
82 Bab l. Alat-Alat Ukur Listrik

" _
_ VI cosg
K"K,
atau
VIcosg: K"K.W
Konstanta-konstanta K" dari TA adalah rasio transformasi arus dan K, adalah rasio
transformasi dari TP, sedangkan 1 adalah arus beban, V adalah tegangan beban dan
cos g adalah faktor kerja dari beban. Jadi daya yang diukur didapatkan sebagai hasil
penunjukan dari alat pengukur watt dikalikan dengan rasio transformasi dari arus dan
rasio transformasi dari tegangan. Cara yang sama juga dapat dipakai pada jaringan-
jaringan tiga fasa seperti dalam (b).

(b)
(a)
Gbr. 1-96 Hubungan-hubungan tiga fasa dari
transformator-transformator pengukur.

1.6.5.2 Hubungan-hubungan tiga phasa


Untuk pengukuran tegangan antara pengantar-pengantar tiga fasa dalam sistim
tiga pengantar, dua TP yang identik dapat dihubungkan seperti diperlihatkan pada Gbr.
l-96(a). Sedangkan pada Gbr. 1-96(b) diperlihatkan cara yang lazim, untuk
menghubungkan transformator arus untuk pengukuran arus pada jaringan-jaringan
tiga fasa.

1.6.5.3 Pengukuran arus pada iaringan

Bila arus yang melalui suatu jaringan akan diukur sedangkan tidak memungkinkan
memotong jaringan tersebut untuk menghubungkan alat pengukur amper, atau melalui
suatu transformator arus, maka penggunaan dari alat ukur amper jaringan, akan
merupakan pemecahan yang sangat baik. Seperti diperlihatkan dalam Gbr. l-95(a),
alat ukur amper jaringan dibuat dengan kumparan besi dalam bentuk seperti garpu
yang mempunyai banyak lilitan, dan membentuk kumparan sekunder, dan satu
pengantar sebagai kumparan primer dari satu lilitan, yang terdiri dari pengantar dimana
arus yang akan diukur mengalir. Bila pengantar ditempatkan di antara inti besi seperti
diperlihatkan dalam gambar,'a.rus sekunder yang berbanding lurus dengan arus yang
akan diukur didapat pada penunjukan dari alat pengukur amper. Akan tetapi dengan
cara pengukuran ini dimana jalan magnitis tidak menutup, maka kesalahan-kesalahan
yang tergantung dari posisi pemasukan dari pengantar ke dalam inti, ditambah pula
1.6 Transformator Untuk Alahalat Pengukuran 83

(a) G)

Gbr. 1-97 Pengukuran arus pada kawat penghantar.

kesalahan bentuk gelombang dan frekwensi adalah besar. Untuk mengurangi kesalahan-
kesalahan tersebut maka alat ukur amper yang digantungkan seperti diperlihatkan
dalam Gbr. 1-95(b) lebih baik dipergunakan. Dalam alat ukur ini jalan garis-garis
magnit hanya terbuka pada saat memasukan pengantar ke dalam inti besi, sedangkan
garis-garis magnit tersebut menutup pada saat pengukuran dijalankan.
BAB. 2 PENGUKURAN-PENGUKURAN
LISTRIK DAN MAGNIT

Dalam bab ini hal-hal berikut ini akan diberikan:


Pertama, cata-cata pengukuran dari kebesaran-kebesaran dasar listrik seperti
tegangan, tahanan dan impedansi secara teliti, lagi pula alat-alatnya akan dijelaskan.
Tegangan dan arus dapat segera diukur dengan alat penunjuk seperti yang dipelajari
dalam Bab ke l, akan tetapi sangat sukar mencapai ketelitian yang lebih dari 0,5\
dari pada harga skala maksimum. Lebih-lebih lagi menghubungkan alat pengukur
tersebut akan mungkin mengganggu jaringan-jaringan yang diukur. Demikian pula
adalah tidak mungkin mengukur kebesaran-kebesaran yang kecil seperti l0-5 V atau
l0-10 A. Cara-cara pengukuran yang akan mungkin menanggulangi hal-hal tersebut
akan dijelaskan.
Kedua, cara-cara pengukuran kebesaran magnit dan karakteristik dari rrraterial-
material magnit akan dijelaskan. Material-material magnit mendapatkan penggunaannya
secara luas dalam alat-alat listrik, alat-alat pengukur elektronis, alat-alat pengukur
tenaga, dan pula mempunyai pengaruh-pengaruh yang menentukan dalam ketelitian
dan hal-hal lain yang berhubungan dengan masalah ekonomi dari peralatan-peralatan
tersebut.
Ketiga, cara-cara pengukuran untuk mendapatkan ketelitian yang baik, yang
memungkinkan perorangan pada setiap saat, untuk mengadakan pengukuran-
pengukuran dengan ketelitian yang tinggi akan dijelaskan.
Keempat, bagaimana untuk mengerti sirkit listrik yang sulit akan dijelaskan.
Alat-alat pengukur Iistrik di dalam praktek adalah beraneka macam ragamnya dan
sulit untuk dimengerti, sedangkan menjelaskannya secara detail tidak hanya
menyukarkan, akan tetapi sering pula kurang jelas untuk mendapatkan pengertian
yang memuaskan. Dalam keadaan demikian maka satu cara untuk mendapatkan hal-
hal pokok untuk mengerti masalah-masalah induk, tanpa terjun ke dalam detail-detail
mungkin merupakan cara yang effektif.

2.1 Potensiometer

Alat-alat ukur yang akan mengukur tegangan dengan mempersamakannya secara


langsung atau dengan perkaliannya dari suatu harga tegangan yang tertentu, disebut
potensiometer. Alat yang membangkitkan tegangan yang akan dipergunakan sebagai
referensi, disebut standar tegangan; dan sel standar atau diodazener dipergunakan
untuk ini.

2.1,1 Prinsip Kerja Dari Potensiometer

Dalam Gbr. 2-l V, adalah tegangan standar (referensi gaya gerak listrik) dan Y*
adalah tegangan yang akan diukur. Tahanan R dari a ke b adalah tahanan yang
diperlengkapi dengan sikat yang mempunyai posisi kontrak, yang dapat diatur seperti
yang diperlihatkan dalam gambar, dan arus .I dialirkan dari baterai E melalui suatu
reostat R, yang dapat diatur. Pertama-tama hubungkanlah tegangan standar Z, seperti

)
Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

dalam Gbr. 2-l (a) dan tetapkan posisi dari sikat-sikat seperti s, susuai dengan 2,.
Karena tahanan antara a ke s adalah R,, tegangan IR, akan dibandingkan antara
a - s disebabkan oleh arus L Bila tegangan ini adalah sama dengan 2,, mak\
galvanometer G tidak akan menunjukkan pergeseran, meskipun penghubung K ditutup.
Langkah ini. untuk menyatakan kesamaan dari tegangan Z, dan 1R,, dengan cara
melihat pada galvanometer G hingga tidak memberikan refleksi, disebut
membalansasikan Z, dengan 1X".

Gbr. 2-1 Prinsip dari Potensiometer.

Untuk membalansasikan Y, dengan 1R,, R, diatur untuk mengatur arus


potensiometer.L Misalkan bahwa arus pada keadaan seimbang.adalah I" maka:

V,: R,I, (2-r)


Kemudian hubungkanlah tegangan yang akan diukur 2,, seperti dalam Gbr. 2-l
(b). Misalkan G tidak memberikan defleksi, meskipun pbnghubung K ditutup bila
posisi dari sikat-sikat diatur sampai dengan pada posisi x. Dengan demikian maka
arus yang mengalir pada'a b akan seperti dan tegangan
- { {R, akan terdapat a - x.
Karena dalam keseimbangan dengan Y* ini maka,

V,: R,I, (2-2)

Dari persamaan (2-l) dan (2-2) yang didapatkan melalui dua langkah untuk
mendapatkan keseimbangan seperti dijelaskan di atas, akan terdapat:

V,
V,
R'
R,
-t/'x :ftr, (2-3)

Jadi tegangan yang tidak diketahui V, dapat diketahui dari hasil perkalian tegangan
yang diketahui V, dengan rasio tahanan-tahanan R,/R,. Patut diketahui, bahwa R*
dan R, hanya tersangkut di dalam kebutuhan, sebagai suatu rasio, sehingga harga-
harga mutlaknya tidak perlu diketahui.
Dengan demikian maka bila posisi s dibuat dengan harga-harga skala dari tegangan
standar Y", dan posisi sikat lainnya dibuat sehingga sesuai dengan harga V"(R.l R,),
maka harga dari V, dapat segera dibaca dari posisi skala dimana V, didapatkan dari
keadaan keseimbangan. Langkah menyeimbangkan yang pertama dengan pertologan
.R, adalah untuk membuat arus potensiometer mencapai suatu harga yang tetap yaitu
2.1 Potensiometer

I,: Y,f R,, dan setelah langkah ini maka tegangan melalui a
- x sesuai dengan pos:.r
dari sikat-sikat akan sama dengan v,(R*fR,). Dengan pengertian ini maka langkah
penyeimbangan yang pertama disebut menstandarisasikan arus potensiometer. Jadi
dapat disimpulkan bahwa suatu potensiometer memungkinkan arus yang tetap mengalir
melalui tahanan yang mempunyai berbagai ratio yang diketahui secara teliti, dan
mengukur tegangan yang tidak diketahui, dengan mempersamakannya kepada suatu
perkalian dari tegangan yang diketahui.
Cara pengukuran tegangan dimungkinkan karena rasio tadi, tahanan-tahanan
dapat diukur dengan ketelitian yang sangat baik lagi pula rasio tersebut akan stabil
tanpa dipengaruhi oleh umur. Dalam pengukuran yang mempergunakan prinsip
potensiometer ini, maka arus potensiometer harus dibuat tetap di antara kedua langkah
menuju kepada keseimbangan-keseimbangan yang dimaksudkan di atas.

2,1,2 Ciri-ciri Dari Potensiometer

Dari hal-hal yang telah dijelaskan sebelumnya, carl pengukuran dengan


potensiometer ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
(l) Pengukuran dengan potensiometer dapat dibuat tanpa menarik arus dari
sumber tegangan V, atau V*. Pada umumnya bila arus diambil dari sumber
tegangan, maka tegangan terminal dari sumber tersebut akan turun. Bila
arus yang diambil dari sumber tegangan adalah .I dan penurunan tegangan
pada terminal-terminalnya adalah AV, maka sumber tegangan tersebut
dapat digambarkan seperti dalam Gbr. 21, dimana Yo adalah tegangan
terminal terbuka R, adalah tahanan dalamnya. Tegangan terminal terbuka
ini harus diukur tanpa mengambil arus dari sumber tegangan. Tahanan dalam
dari sumber tegangan tidak dapat
diukur secara terpisah dari sumber +I
tegangan tersebut, dan demikian pula
penurunan tegangannya bila arus Yo-LV
^t:Y
yang ditarik dari sumber tegangan
I
tersebut tidak pula dapat diketahui. L------------J
Jadi dapat dimengerti, bahwa dengan
mempergunakan suatu potensiometer, GW.2-2 Tegangan dan tahanan dalam
maka tegangan terminal terbuka suatu sumber tegangan.
dapat diukur.
(2) Pengantar-pengantar- yang dipergunakan untuk menghubungkan sumber
tegangan mempunyai tahanan. Antara sikat dari potensiometer terdapat
pula tahanan-tahanan kontak. Akan tetapi dalam pengukuran dengan
potengiometer, arus tidak mengalir dalam pengantar-pengantar kepada
sumber tegangan maupun melalui sikat-sikat, sehingga persamaan-persamaan
(2-l) dan (2-2) adalah benar, dengan tidak dipengaruhi oleh harga tahanan
pengantar maupun tahanan kontak, dan dengan demikian maka tegangan
yang sebenarnya dapat diukur.
Sebaliknya dengan alat pengukur volt, akan terdapat arus kecil sebesar
I mA sampai dengan l0 pA yang mengalir melalui alat pengukur volt dalam
penggunaannya untuk pengukuran tegangan, dan akan memungkinkan
terjadinya kesalahan-kesalahan yang cukup berarti, tergantung dari pada
cara pengukuran yang dipakai, seperti yang dijelaskan pada Bab 1.
(3) Galvanometer yang dipakai sebagai alat deteksi pengukuran keseimbangan.
hanya diperlukan untuk melihat ada atau tidak adanya, arus, dan tidak
88 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

kepekaan
memerlukan skala pembacaan. Jadi galvanometer yang mempunyai
yang tinggi sepertiiiperlihatkan pada Tabel l-3 dapat dipergunakan'
Potensiometerbiasanyamempunyaiskaladenganbatasdaerah
pengukuranantaral,6sampaidengan2'OY'Potensiometerbiasrnya
diklasifikasikansebagaiyangmempunyaitahananrendahdanyang
polensiometer yang mempunyai tahanan rendah
mempunyai tahanan tinggi.
tahanan tinggi
adalah dari 100o ke bawah sedangkan yang mempunyai
adalahkira.kiral.000Qsampaidenganl0.000o.Aruspotensiometer
rendah sedangkan 0,1 mA
adalah kira-kira 20-30 mA, untuk yang bertahanan
untuk Yang bertahanan tinggi'
Adalahsyaratmutlattatrwauntukpengukurandenganpotensiometer,
bahwau,u,nyuharustidakberubahantarakedualangkahkeseimbangan,
Untuk potensiometer yang mempunyai tahanan .tinggi' arus yang diambil
'f iaaUtt cukup kecil, sehingga suatu baterai kering
dari sumber i.gurgun
akandapatmempertahankanarusyangcukupstabil.Akantetapidalam
penggunaan suatu potensiometer yang mempunyai tahanan rendah'
adalah
yang mempunyai kapasitas
penting untuk mempergunakan sumber tegangan
listrik'
cukup besar seperti miialnya suatu baterai penyimpan energi

2.1,3 Contoh-contoh Potensiometer Praktis

Sebagai contoh dari potensiometer yang biasanya dipakai dan yang paling
akan diperlihat|an. Ini adalah dari type tahanan rendah'
Meskipun
sederhana,
dalam strukturnya, akan tetapi
terdapat berbagai potensiometer yang jauh lebih sulit
penleiasan_p.n1"tu*o yurg di iawat ini akan memberikan dasar-dasar untuk
pengertiannYa.
DalamGbr.2-3,D,danDrdisebuttombol-tombolpengukur'D'mempunyai
dari 5Q, sedangkan D, adalah tahanan geser dengan
l5 buah tahanan masing-masing-berkorespondensi
*uring_*uring 1t lilita; yang dengan 200 pembagian pada skala.
lumfal dari p-ada tahanan-tahanan D, dan D, adalah 80'5Cl'
sebagai sumber tegangan balerai dari 2Y dipergunakan.
Penghubung-
sesamanya, untuk merubah
penghubung S, dan s, u"etei.la secara saling mengunci
Bila faktor perkaliannya
iurtlo, perk-alian dalarn daerah batas pengukuran tegangan.
dan P, dalam gambar, dirubah
u"igun,i, distribusi tahanan di antara ti;ik-titik P, dan Pr,
dari pada operasi
,.plrtl diperlihatkan dalam Gbr.2-4. Akan tetapi, tanpa tergantung
p, p, akan selalu sama dengan 80,5c1 x 10/11,
ffi;ilfuan, tahanan antara - harga-harga
;;G iuput aitit ut dari suatu perhitungan, dengan mempe.rhitungkan
"k".
tahananmulaidarihargaR,,u,npuidenganRu,sepertidiperlihatkandalamGbr'2_3.
maupun D' pada posisi-posisi
e.u, yung mengalir Letaiui tornbol-tombol Drdan 0'2 mA seperti diperlihatkan
penghubung yang tertentu, adalah 20 mA' 2 mA
pada gambar. Batas pengukuran yang-sesuai adalah l'61
V' 0'16l V dan 0'016[ V'
'masini-maringnya. f.gu;gun melalui P, P' adalah l'01 V tanpa tergantung dari
-
operasi penghubung.
' Oengan reostat R,, yang dapat diatur sehingga tegangan
yang melalui P2 - P3
adalah l,0l v seperti ai3etait<an di atas, batas pengukuran
dari potensiometer ini
S, dan sr. Namun demikian
dapat beiubah daiam 3langkah dari operasi penghubung
yung diambil dari sumber tegangan, tidak akan tergdntung dari pada operasi
u,u,
penghubung.
Arus yang mengalir melalui tombol dari sel standar D,
tidak tergantung dari
bila jumlah dari tegangan melalui P, - Pn
penghubung p.ngutui batas ukur. Jadi,
2.1 Potensiometer t9

o,-1, ls,sa

Vr: Tegaagaa yang diukur.


,/.: Emf refe re nsi.
E: Sumber tegangin pengukur
Dr, Ds: Penunjuk-penunjuk pengukuran.
D3: Penunjuk standard cell,

Rn: Penunjuk untuk pengaturan


"r", {ij,urltfjr.
(f: halus
fr,-1 r-Rr,.Rr, Rr, Ro: Tahanan-tahanan pengubah faktor perkalian,
9-r, Sr: Skakelar-skakelar pengubah faktoi per-katiin.
K: Skakelar pengubah %. V".
Kr Kr, Ka: Skakelar rangkaian Salvanometer.
x Tahanan penghubung singkat galvanometer.
u: ualvanomeler
Rr - 80,5 I) x 0,1 R4 =. 80.5 O -t 0.9
{z -l lt3:80,5 O x 9
ia:300()
Ro + R;:80,5il x 0.9 x 0.9
fc:300/tlO
Tegangan antara Pr - Pr : l,6l V
Tegangan antara Pz - Pr : l,0l V

Gbr. 2-3 Rangkaian potensiometer.

dan P, - P, dibuat sama dengan tegangan dari sel standar, maka operasi dari
penghubung daerah batas pengukuran dapat dijalankan secara betul. Tegangan dari
sel standar adalah kira-kira 1,01865 V, meskipun akan tergantung dari temperatur dan
memperlihatkan sedikit perbedaan antara berbagai sel-sel standar. Jadi tombol D,
dikqliberasikan dengan tegangan yang dibangkitkan melalui P, - Pn bila arus
seluruhnya adalah 22 mA.
Prosedur untuk penggunaan potensiometer adalah sebagai berikut:
(l) Hubungkan E, V", V* dan G kepada potensiometer.
(2) Pindahkan penghubung K kepada sisi 2".
(3) Pilihlah daerah pengukuran dengan memperkirakan harga dari V*, d,an
tempatkan, S, dan S, untuk memenuhinya.
(4) Tempatkan tombol D, kepada harga tegangan dari sel standar yang
dipergunakan (seperti ditentukan dari kaliberasinyo kepada temperatur
ruangan).
r
90 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

(5) Tutuplah penghubung K,


dan aturlah .R,, untuk
m e mb al ans ir Galvanometer
G, kemudian tutup K, dan
atur Rr. Selanjutnya tutup
K1 dan atur Rr. Agar gal-
vanometer tidak mengalami
kerusakan-kerusakan, mi-
salnya kemungkinan ter-
bakar pada saat permulaan
dimana titik keseimbangan-
nya belum bisa didekati,
urutan dari menghubung- 2mA,
kan harus dilihat dengan .Re .Ra Dr Dz

menempatkan tahanan
yang tertinggi, dengan me-
makai K3 dan diikuti
dengan langkah-langkah
tahanan-tahanan Yang
lebih kecil dengan mem-
pergunakan K, dan Kr dari
pada jaringan galvano-
Rt 8g .Rz Dr Da
meter.
Bila penghubung-Peng-
hubung ditutuP melalui
cara berurutan mulai dari Pr

K, ke K, dan Kr, secara


berurutan, keseimbangan GW. ?-4 Diagram Pembagian tahanan
yang lebih halus akan untuk setiap Posisi faktor
Perkalian (dari rangkaian
dapat dicapai, dan Ri Gbr.2-3).
kemudian diikuti Penga-
turannya melalui c (kasar) m (medium) ke f (halus). Pada saat K, terbuka,
tahanan dimasukkan pada sisi r dan dengan demikian G dihubung
pendekkan melalui r. Ini akan memungkinkan galvanometer G untuk tidak
bervibrasi secara berlebihan.
(6) Pada saat ini potensiometer telah siap untuk dipakai. Kemudian putarlah
K kepada sisi I/, dan aturlah D, dan D, sambil menutup penghubung-
penghubung secara berurutan dari K, ke K, ke K, untuk membalansirkan
dengan tegangan yang akan diukur Y,. Bacalah tombol-tombol D,,Dr.
(7) Uniut meyakinkan bahwa arus potensiometer telah dibuat tetap selama
langkah-langkah (5) dan (6) dijalankan, putarlah K kembali kepada sisi Z,
dan periksalah kondisi dari keseimbangan' Bila perubahan telah terjadi
aturlahRn kembali.
(8) Biasanya pada waktu pemindahan dari K antara sisi Iz, dan sisi V,, secara
beruruian ke sisi Z, kemudian ke sisi Iz,, kembali ke sisi /., kembali ke sisi
2,, kembali ke sisi v,, maka harga Y, dibaca dan harga rata-rata dari
pembacaan tersebut diambil. Bila pengaturan kembali dari Rr diperlukan
oleh setiap keadaan seimbang pada sisi V", maka ini meperlihatkan bahwa
sumber tegangan E tidak cukup kapasitasnya atau terdapat penyimpangan-
penyimpangan lain.
2.1 Potensiometer

Kutub
standard cell
Pengoreksi t€mperatur Kutub Galvano-
tegangan standard c€ll meter
Kutub cell
\ Kutub pengukur
\
I

Penunjuk-penunjuk peng-
ukuran
(tiga buah dan saiu vernier)

kira-kira 3l I x 491 x 185 mm, kira-kira 1l kg.


Tombol-tomboltekan Skakelarpolaritas Potensiomeler arus searah
rangkaianGalvanometer tegangan (untuk teganSan-tegangan rendah)

Gbr. 2-5 Potensiometer.

(9) Rubahlah polaritas dari E, V, dan V, dan ulangi langkah (5) sampai dengan
(8) untuk mendapatkan harga V,. Harga rata-rata yang didapatkan dari
(8) dan {9) akan memberikan harga V* yang dicari.
Gbr. 2-5 memperlihatkan bentuk dari potensiometer yang agak berbeda
sedikit seperti yang diperlihatkan dalam Gbr. 2-3. Ini akan menolong dalam
mengerti prodedur yang dijelaskan di atas.

2,1.4 Tombol-tombolPotensiometer

Gbr. 2-6 memperlihatkan jaringan potensiometer yang disebut jaringan


I mengalir melalui tombol-tombol Rn, Dr,Dr, D, dan
Feussner. Arus potensiometer
D4, di dalam seri. Tombol-tombol D, dan Dn dibuat seperti di dalam gambar, untuk:
memungkinkan perubahan sedemikian rupa, sehingga masing-masing dari R3 * R,
dan Rn * R'o adalah selalu tetap, sehingga arus seluruhnya tidak berubah oleh adanya
operasi-operasi perubahan pada tombol-tombol D, dan Dn. Tegangan yang harus
dibalqnsirkan dengan tegangan yang akan diukur V, adalah (R, + R2 + .R3 f Ro).

Gbr. 2-6 Prinsip rangkaian Feussner.

I
92 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

Dr(Rr \ ll)

Gbr. 2-7 Prinsip rangkaian Kelvin'Barley.

Jadibila Rr, Rr,.R, dan .Rn dibuat dari rasio persepuluhan secara berurutan, maka suatu
potensiometer dengan 4 tombol dapat dibuatkan.
Gbr. 2-7 memperlihatkan jaringan potensiometer yang disebut jaringan
Kelvin-Varley. Tombol D, terdiri dari 11 tahanan dalam seri, yang masing-masing
sebesar R,. Tombol D, terdiri dari l0 tahanan, masing-masing dibuat 2 R,/10' Bila
terminal 0/10 dari tombol D, dihubungkan secara paralel dengan salah satu dari 2
langkah dari tombol D, seperti diperlihatkan dalam gambar, maka tegangan melalui
keseluruhan tombol D, adalah sama dengan l/10 dari tegangan yang terdapat pada
keseluruhan tombol D,. Jadi seperti diperlihatkan di dalam keadaan pada gambar,
maka tegangan antara A - B adalah IRr (3 + 0,6). Pada jaringan-jaringan Kelvin-
Varley, seperti pula pada jaringan-jaringan Feusnner, maka arus potensiometer
mengalir melalui kontak-kontaknya, dan dengan demikian maka tahanan kerjanya
haruslah jauh lebih besar dari pada tahanan-tahanan kontak tersebut. Tahanan-
tahanan kontak besarnya berkisar pada 1 mQ. Dalam kedua jaringan-jaringan tersebut
tahanan tombol-tombolnya akan menurun bila tombol-tombol digerakkan secara
berurutan melalui D, ke D, ke Dr, dan oleh sebab ini maka kedua sirkit ini
dipergunakan pada potensiometer tahanan tinggi.
Dalam Gbr. 2-8, diperlihatkan sirkit dari Dieselworst. Dalam sirkit ini, maka
arus total dibagi dalam /" dan 1r. Misalkan bila tahanan pembagi dipilih,sehingga
1" : l0 Io, maka potensiometer ada dalam keadaan seimbang bila:

v. : ff\n," - 0,1 R,d) (24)

Tombol sesuai dengan pertambahan Ro", sedangkan tombol


D, diberikan tanda-tanda
D2 dalam penurunan dari R,r. Akan tetapi, seperti pula dilihat dalam jaringan-jaringan
utama dari gambar ini, maka pengukuranpun mungkin, bila polaritas dari tegangan
yang akan dirkr. Iz, terbalik. Tombol-tombol D, dan D, dapat dibuat seperti
tomtol-tombol secara digit berganda dengan mempergunakan tombol-tombol dari
type Feusnner atau type Kelvin Varley.

2.1.5 Alat Pengukur Volt Diferensial

Untuk suatu potensiometer, adalah sangat penting untuk mengkaliberasikan arus


potensiometer. Uniuk melaksanakan hal ini maka suatu tegangan yang secara langsung
iapat dibaca pada tombol-tombol dari potensiometer dibangkitkan, yang besarnya
uaatatr sesuai dengan posisi dari masing-masing sikat dari pada tombol-tombol
pengukur. Gbr. 2-9 adaiah kombinasi dari Gbr.-2-l (a) dan (b). Bila R, dapat diatur
i."u.u otOmatis apabila sisi Z, tidak dalam keadaan seimbang, maka tegangan yang
2.1 Potensiometer 93

It
b

.Rn

Gbr. 2-8 Rangkaian Dieselhorst. Gbr. 2-9 Prinsip voltmeter differensial.

segera dapat dibaca pada skala dari pada tombol-tombol pengukul didapat, dengan
operasi dari tombol pengukur tersebut.
Hal di atas ini merupakan pemikiran-pemikiran dasarnya dan dalam praktek
beberapa perubahan-perubahan akan didapat. Peralatan yang dipergunakan untuk
membangkitkan tegangan-tegangan yang diketahui dalam digit berganda yang dibuat
dengan cara yang dijelaskan di atas, disebut kaliberator tegangan. Sedangkan
peralatan untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui dengan menyeimbangkan
terhadap tegangan yang dihasilkan dari kaliberator tegangan, disebtrt pengukur tegangan
atau pengukur -volt diferensial. (Untuk kaliberator tegangan haraplah melihat ke pada
2.5.2.2.3.). Gbr. 2-10 memperlihatkan suatu pengukur tegangan diferensial yang
biasanya didapat. Batas-batas pengukurannya bisa dirubah kepada salah satu dari
pada empat tegangan, yaitu 0 sampai dengan I V, 0 sampai dengan 10 V, 0 sampai
dengan 100 V dan 0 sampai dengan 1.000 V. Ketelitian pengukurannya dapat dicapai
O,OO3 % harga skala maksimum. Dengan peralatan ini, maka kaliberasi dari arus
potensiometer tidak diperlukan lagi, sehingga cafa-cata pengukuran menjadi sangat
sederhana. Perlu dijelaskan. sekali lagi sebagaicatatan, bahwa tak ada arus yang berarti
ditarik dari pada sumber tegangan yang sedang diukur.

Penunjukan
harga yang
diukur.

Dial-dial ienunjuk tegangan


Dial-dial penunjuk A,B,C,D, dan E.
tegangan

Gbr.1I0 Voltmeter difierensid.


94 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

2.1.6 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penggunaan Potensiometer

2.1,6.1 Memperbesar batas-batas pengukutan

Pada umumnya potensiometer dipergunakan untuk mengukur tegangan-tegangan


di bawah 2Y. Bila tegangan-tegangan yang lebih besar harus diukur, maka perkalian
harus dipergunakan bersama dengan potensiometer seperti halnya pada alat-alat
pengukui listrik. Multiplier atau perkalian yang dipakai dengan potensiometer adalah
misalnya tegangan yang
lembagi tegangan dan diperlihatkan dalam Gbr.2-11. Bila
ut diutur adalah antara 75-150 V, maka seperti diperlihatkan dalam Gambar,
",
maka tegangan tersebut harus dihubungkan secara terminal untuk tegangan yang
maksimum 150V. Dengan demikian maka tegangan yang masuk dalam terminal dari
potensiometer melalui pembagi tegangan tersebut adalah 1/100 lebih kecil. Tegangan
ini diukur dengan potensiometer, dan pembacaan potensiometer dikalikan dengan
faktor perkalian(100 dalam hal ini) akan memberikan harga tegangan yang akan diukur.

V,
--- - - -- ---.lL-- - ---
lri -- ----
_rt
Tegangan I I

maksimum i (v)3 7,5 ls 30 i


75 l5o 3oo 750 15oo

Faktor
perkalian
x2 x5 xl0 x50 x 100 x 20O x 500 x 1000

500 1,5 2.5 5 15 25 50 150 250


o ko ko ko kr) k0 ko ko ko

(lebih kecil daril 1,5 V)

Gbr. 111 Pembagi tegangan untuk potensiometer.

penggunaan dari pembagi tegangan ini berarti, bahwa ada arus yang diambil dari
sumber tegangan yang akan diukur. Jadi harga dari pada tahanan pembagi ini
sebaiknya harus tinggi. Akan tetapi tahanan -tahanan yang diperlukan dengan harga-
harga yang tinggi, lagi pula yang mempunyai karakteristik kerja yang baik, pada
umumnya sukar didapat, maka dalam praktek pembagi tegangan tersebut sebesar
I kQ untuk setiap 3 v
maksimum seperti diperlihatkan dalam gambar.
Bila suatu pembagi tegangan dipergunakan, maka menjadi suatu keharusan agar
sumber tegangan yang sedang diukur dihubungkan pertama-tama kepada posisi yang
,n..prry"i faktor perkalian yang tinggi. Hal ini diperlukan untuk menghindarkan
kesalahan bita suatu pemilihan faktor terlalu rendah, potensiometer mungkin dibebani
tegangan yang terlalu tinggi, dan kerusakan dapat berakibat karena hal ini'

2.1.6.2 Pengaruh dari gerak gaya listrik thermis


Gerak gaya listrik thermis dari berbagai material terhadap tembaga, adalah di
sekitar lO pY lderajat Celsius. Dengan demikian bila distribusi temperatur di dalam
sirkit pengukuran tidak rata, maka gerak gaya listrik thermis akan mungkin terjadi
di dalam potensiometer, dan sirkit galvanometer seperti diperlihatkan dalam Gbr.
2-12. (Geiak gaya listrik thermis dinyatakan sebagai d dan r). Bila pengukuran
dilaksanakan dengan polaritas (a), maka:

V,: R"I" * (d (2-s)


- e)
2.1 Potensiometer 95

Y,
-{ l- -JF

yz
[-

(a) (b)
Gbr.2-12 Peniadaan pengaruh thermal emf dengan
pembalikan polaritas.

V*: R,I, * (d _ e) (24)


dan dengan demikian,

v.:*:v,+(t-ft)ra-,r (2-7)

Persamaan-persamaan di atas tersebut menyatakan bahwa kecuali bila R. :


R,, maka
tegangan yang tidak diketahui tidak bisa diberikan secara teliti oleh V,:(R,f R,)Y,.
Kemudian rubahlah polaritas dari arus potensiometer, maka Y* dan V, akan didapat
seperti diperlihatkan dalam Gbr. (b). Pada saat ini perhatikan bahwa arus potensiometer
dan posisi dari keseimbangan dengan V*telah dirubah, dan terdapat:

Vr: - (d -
R,I', e) (2-s)'

Yr:R',l'r-(d-g) (24)',

dan dengan demikian

v.: Xr"- (t - ft), - ', (2-7)',

Dengan mengambil harga rata-rata dari persamaan (2-7) dan (2-7)', dihasilkan:

,,: +(k * ft)^('.ffi+?) (2-8)

Suku kedua dari persamaan di atas yang terdapat di antara kurung dapat dihilangkan,
karena (d -e) adalah sangat kecil dibandingkan dengan V,,lagi pula karena perbedaan
antara R, dan .Ri adalah kecil dibandingkan R, atau Rl(R, : R' x bila gerak gaya
listrik thermis tidak ada). Jadi dengan pembatasan-pembatasan tersebut maka hasilnya
dapat ditulis:

,.: +(k* ft)^ (2-et

Hal tersebut menyatakan bahwa hatga Y, didapat sebagai harga rata-rata dari
dua pembacaan dari potensiometer, yang diambil dengan polaritas yang berlainan,
96 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

dan dengan menganggap gerak gaya listrik tidak terdapat dalam cara-cara pengukuran
yang diadakan.
Untuk pengukuran dengan potensiometer, maka prosedur dengan mengambil
harga rata-rata Aari dua pembacaan yang diambil dengan polaritas yang berlainan,
aaatatr suatu keharusan. Lagi pula sangat ditekankan, bahwa perbedaan antara kedua
hasil pengukuran tersebut haruslah kecil, terhadap hasil-hasil pembacaan.
Cjara Oi atas itu yang menyebabkan bahwa gerak gaya listrik thermis seakan-akan
tidak berpengaruh terhadap hasil pengukuran, berpijak kepada suatu asumsi bahwa
(d - e) adalah tetap pada waktu kedua pengukuran tersebut diambil. Dengan demikian
agar hasil penguku.an tersebut adalah teliti, maka menjadi suatu persyaratan untuk
mlngusahalan agar persyaratan keadaan temperatur keliling serta distribusinya di
dalam keseluruhan pengukuran tersebut diadakan, dibuat tetap dan tidak berubah
sejauh mungkin.
Suatu potensiometer telah direncanakan, untuk meminimalkan kesalahan-
kesalahan pengukuran, yang disebabkan oleh adanya gerak gaya listrik thermis di
dalam potensiometer itu sendiri. Khusus dalam hal alat pengukur volt diferensial,
dimana perubahan polaritas tidak bisa diadakan, maka perhatian khusus diberikan
di dalam perencanaannya untuk meminimalkan pengaruh dari gerak gaya listrik thermis
ini, terutamayang dibangkitkan di luar potensiometer tersebut' (e dalam Gbr.2-12).
Untuk mencapai hal ini maka:
(l) Sejauh mungkin pergunakanlah tembaga untuk pengantar-pengantar maupun
terminal-terminal penghubungnya.
(Z) Berikanlah cukup isolasi thermis untuk menjamin pembagian temperatur
yang tetaP.

.Ro

(b) Gbr. 2-14 Pemilihan galyanometer yang


(a) akan dipakai dengan suatu
potensiometer.
Gbr. 2-13 Tahanan dalam potensiometer.

2.1.6.3 Sensitivitas potensiometer


Seperti diperlihatkan dalam Gbr' 2-13 (a), maka suatu potensiometer dapat
dianggap sebagai sumber tegangan, yang membangkitkan tegangan yang diketahui
f'o UiiUanOing lurus terhadap R,, pada Z, melalui terminal a - b, yang sesuai dengan
posisi-posisi dari sikat.

n, -- u)itr (2-10)

Marilah kita coba untuk membuat hubungan pendek antara terminal-terminal a - b.


Arus hubung pendek 1o yang mengalir antara terminal-terminal a - b pada saat ini
diberikan sebagai:
2.2 Pengukuran Tahanan-tahanan Listrik 97

,E (2-11)
'o - Rr -l- (R. - R*)

Dan tahanan yang didifinisikan sebagai:

: u.- : ,-^, !*;?


H^-
(2-12)
^.
disebut sebagai tahanan dalam dari potensiometer.

Kemudian perhatikanlah Gbr. (b). E, mempunyai harga yang diberikan oleh


persamaan (2-10), dan Ro mempunyai harga yang diberikan oleh persamaan (2-12).
Tegangan terminal dari surnber tegangan pada (b) adalah Eo dan arus hubung pendek
dengan hubungan pendek pada terminal a
- b, adalah 1o sesuai dengan persamaan
(2-l l). Dengan demikian potensiometer yang dianggap sebagai sumber tegangan yang
membangkitkan tegangan yang diketahui a - b, tidak dapat dibedakan dengan
sumber tegangan yang diperlihatkan dalam (b). Dengan demikian maka sumber
tegangan pada (b) disebut sirkit ekivalen dari (a) dilihat dari terminal a - b. Ini
berarti bahwa bila suatu beban dihubungkan antara ? - b, maka perhitungan-
perhitungan dapat dibuat dengan mempergunakan sirkit pengganti seperti dinyatakan
dalam (b).
Misalkan bahwa sumber tegangan yang sedang diukur I! mempunyai tahanan
dalam r dan galvanometer G mempunyai tahanan pada kumparannya sebesar ro dan
dihubungkan kepada terminal a - b seperti dalam Gbr. 2-14. Pada umumnya
galvanometer dipergunakan dengan redaman kritis, sehingga dapat dianggap bahwa
(r" t Ro) adalah sama dengan tahanan luar untuk mencapai redaman kritis.
Dari penjelasan di atas maka akan dapat dimengerti bahwa galvanometer yang
akan dipakai dengan' potensiometer, hendaklah dipilih tidak hanya berdasarkan
kepekaan tegangannya saja. Karena tahanan dalam Ro dari potensiometer akan berubah
dengan R, maka tidak akan mungkin untuk memenuhi kondisi-kondisi untuk peredaman
kritis dalam semua keadaan. Jadi sebaiknya pilihlah suatu galvanometer yang akan
mendapatkan redaman kritisnya dan kepekaannya, pada pertengahan dari daerah
. pengukuran.
Seperti diperlihatkan dalam Tabel l-3 galvanometer yang mempunyai kepekaan
tegangan yang baik, mempunyai tahanan kumparan yang rendah. Dari sini dapat dilihat
bahwa untuk pengukuran tegangan-tegangan yang kecil maka potensiometer yang
mempunyai tahanan yang rendah adalah yang terbaik.

2.2 Pengukuran Tahanan-tahanan Listrik

Tahanan dari pengantar listrik adalah hasil bagi dari kerugian tegangan melalui
pengantar, terhadap arus yang mengalir melaluinya. (Hukum ohm). Dengan demikian
maka tahanan dapat diukur dengan alat pengukur volt, dan alat pengukur amper,
seperti diperlihatkan pada Gbr.2-15, dimana R, dap R, adalah tahanan dalam dari
alat pengukur Amper dan alat pengukur volt masing-masingnya.
Dalam keadaan (a) arus I yang diukur dengan pengukur amper mengalir melalui
tahanannya yang akan diukur R dan alat pengukur volt adalah paralel dengannya.
Dengan demikian maka arus yang mengalir dalam R tidak diukur secara teliti. (Kerugian
tegangan melalui R diukur secara teliti). Bila R, adalah jauh lebih besar dari R sehingga
arus yang melalui alat pengukur volt dapat diabaikan, maka hubungan pada (a) adalah
98 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

(a) Jika tahanannYa kecil. (b) Jika tahanannya besar.


Gbr. 115 Pengukuran tahanan dengan metoda voltmeter-amperemeter.
pada (b) adalah lebih
baik. Sebaiknya bila R" jauh lebih kecil dari R maka hubungan
baik.
alat
Catatan: Misalkan bahwa pembacaan-pembacaan alat pengukur amper dan
pengukurvoltmasing-masingadalahldanYmakaRdalamGbr.
2_14 dapat diberikan sebagai: IIR: IIY - |R, untuk keadaan (a)
sedangkan R : VII - R, untuk (b)'
pengukuran-pengukuran tahanan mendapatkan penggunaannya yang sangat luas,
seperti misalnya pengukuran-pengukuran isolasi, tahanan-tahanan tanah,
tahanan-
temperatur maupun, tekanan-tekanan dalam
tairanan material, peniukuran-pengukuran
pengukuran tahanan dalam pengukuran-pengukuran tersebut
material. Daerah-daerah
adalah sangat luas muiai dari 0,0001 (! sampai dengan 10.000 MO.
Ketelitian
pun banyak berbeda mulai dari pengukuran yang sangat
pengukuran yang diperlukan
iasar sebesar l0 /, sampai yang seteliti sebesar 0,0001%
Dengan demikian mata ca.a pengukuran yang diberikan dalam Gbr. 2-15
adalah
pengukuran yang akan dijelaskan di bawah ini
sering tidlak mencukupi; berbagai cara
akari dilelaskan lebih lanjut dan dapat 6ipergunakan untuk keperluan-keperluan
tertentu.

2,2.lAlat-alatPengukuranTahananDenganPembacaanLangsung

Alat ukur dari type ini sering dipergunakan untuk pengukuran-pengukuran harian
yang tidak *"*.rirkun ketelitian yang tinggi, akan tetapi mencukupi untuk
pem-akaiannya. Untuk tahanan-tahanan yang tidak terlalu tinggi, maka
suatu alat
pengukuran-
yang disebui penguji -iaringan__iaringan dipergunakan, sedangkan untuk
p"nlutrrun puduiut urun-tahanan tinggi maka penguji isolasi lebih tepat.
2.2.1.1 Pengaji iaringan-jaringan listtik

Pengujijaringan.jaringanadalahalatukuryangmempunyaibataspengukuran
bergandi yung terai.i dari satu alat pengukur amper yang dikombinasikan
dengan

Gbr. 2-16 Pengukuran tahanan dengan


memakai suatu tester rang-
kaian.
2.2 Pengukuran Tahanan-tahanan Listrik 99

shunt perkalian dan pengarah arus. Dengan alat pengukur ini maka kebesaran-
kebesaran arus searah maupun arus bolak balik dapat diukur dengan mudah. Hal ini
terutama untuk tegangan-tegangan. Kemudian bila alat ini diperlengkapi dengan baterai
maka akan memungkinkan untuk pengukuran tahanan, secara pembacaan langsung.
Di bawah ini melalui sirkit diperlihatkan dalam Gbr. 2-16, yang menyatakan
penguji jaringan-jaringan dan dapat dipergunakan untuk pengukuran tahanan dengan
pembacaan langsung, akan dijelaskan lebih lanjut. R, adalah tahanan dari alat
pengukur amper penunjuk. Biasanya terminal-terminal a dan b untuk pengukuran
tahanan diberikan dengan pengantar-pengantar khusus.
Hubungkanlah pengantar-pengantar pengukuran tersebut kepada terminal-
terminal, dan hubungkan pendek kedua pengantar tersebut pada kedua ujung-ujungnya
seperti diperlihatkan dengan garis terpatah-patah dalam gambar. (r(harus tetap terbuka).
Aturlah tahanan S sedemikian rupa sehingga alat penunjuk amper menunjukkan pada
skala penuh. Bila arus yang mengalir dalam alat penunjuk amper pada saat ini
dinyatakan dengan 10, maka arus yang mengalir melalui -R, adalah Io(R, + .S)/^S.
(Tombol pengatur untuk S didapat pada bagian depan dari panil alat pengukur).
Nyatakanlah tahanan paralel dari R, dan S sebagai R,,. Maka dengan notasi dari
l(: (Ro + SyS kita mendapatkan persamaan sebagai berikut:

ffi:0,, (2-r3)

Kemudian bukalah hubungan pendek dari pengantar-pengantar pengukuran


tersebut dan hubungkan ujung-ujungnya kepada tahanan yang akan diukur R,. Bila
arus yang mengalir yang melalui alat pengukur Amper pada saat ini adalah d maka:

(2-14)

Dengan mempergunakan hasil bagi dari persamaan (2-13), dan persamaan (2-14)
akan didapat,

R"+R/+R,_10 (2-15)
R"-FR, I
Dengan demikian maka

R,:(R,+n,l(f-r) (2-16)

Adalah suatu kebiasaan dalam praktek untuk membuat S jauh lebih besar dari
R, dan dapat dikatakan bahwa R, hampir mendekati Rr. Jadi akan didapat,

R,:(R"+n,l(f-r) (2-r7)

yang menyatakan bahwa R, bisa didapat dengan mengukur besar arus L Perlu di sini
diperlihatkan bahwa R, dan R, dianggap diketahui.
Dari persamaan (2-17) dapat diketahui, bahwa tahanan sebesar 0 Cl akan
menyebabkan arus 1o mengalir melalui alat pengukur, amper. Sedangkan bila arus yang
mengalir melalui alat pengukur amper adalah lof2, maka R, : R" f Rr. Jadi dengan
persamaan tersebut, maka skala dapat dibuatkan tidak terhadap arus akan tetapi
100 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

langsung terhadap tahanan, sehingga dengan demikian maka besar tahanan bisa
langsung didapat dari pembacaan pada penunjukan.
Dengan suatu alat pengukur amper maka adalah mungkin untuk membaca
perubahan-perubahan sebesar kira-kira 3/, dari skala penuh. Jadi bila I : 0,97 Io
maka R, : 0,03 (R, + nr), dan bila 1: 0,03 {o maka R' : 30 (R, + Rr), adalah
harga tahanan pada pertengahan skala. Jadi dengan alat pengukur tahanan dari type
yang disebutkan ini, adalah mungkin untuk membaca secara langsung tahanan-tahanan
dari kira-kira 0,03 sampai dengan 30 kali dari harga pertengahan skala.
Bila penghubung r( ditutup, arus yang sama seperti arus yang lalu akan mengalir
ke dalam alat pengukur amper, untuk tahanan luar -iR,/10. Jadi daerah pengukuran
tahanan dapat dirubah.
Alasan mengapa suatu tahanan S ditempatkan secara paralel dengan alat pengukur
amper adalah sebagai berikut. Tegangan baterai E akan menurun harganya terhadap
*uktu penggunaan. Akan tetapi bila R, : 0, 1o harus mengalir ke dalam alat pengukur
amper. Jadi, dengan mengatur S, k agak dirubah harganya sehingga mengkompensasikan
untuk variasi yang terdapat pada tegangan E. Sedangkan terhadap nilai dari k, harga
tersebut dipersyaratkan hanya untuk tetap pada saat pengukuran tahanan diadakan,
dan dengan demikian maka pengukuran yang besar dijamin. Gbr. 2-17
memperlihatkan penguji alat-alat jaringan-jaringan yang biasanya dipergunakan. Batas
pengukurannya dapat dirubah dalam tiga batas, yaitu 0 ke I kcl, 0 ke 100 ko dan 0
ke l0 MQ.

d-t"

et-
slls
frS*v:lllr

lr ",'
(a) Skala. (b)
r
kira-kira 190 x 124 x 7l mm
kia-kira 0,87 kg.
Gbr. 2-17 Rangkaian Tester.

2.2.1.2 Penguji tahanun isolasi


Telah dijelaskan semula bahwa pengukuran tahanan dapat dilakukan dengan
mempergunakan alat ukur ratio dari type kumparan putar. Seperti diperlihatkan dalam
Gbr. 2-18, dua kumparan V dan C ditempatkan secara menyilang. Pada kumparan
V, arus sebesar El Ro mengalir dan pada kumparan C, arus dari E/R' mengalir' Di sini
R* adalah tahanan yang akan diukur. Penunjuk dari alat penunjuk rasio akan bergeser,
dan pergeseran ini ditentukan oleh rasio dari kedua arus, yaitu sebanding dengan
Roli,, atau dengan kata lain berbanding secara terbalik terhadap besar tahanan yang
akan diukur. Jadi, hasilnya tidak ditentukan oleh tegangan dari sumber tegangan arus
searah. Dengan demikian maka yariasi yang tidak terlalu besar dari tegangannya tidak
2.2 Pengukuran Tahanan-tahanan Listrik l0r

Gbr. 2-1'8 Tester tahanan isolasi.

akan memberikan pengaruh kepada harga pembacaannya.


Pada umumnya, sumber tegangan arus searah adalah sumber tegangan tinggi,
yang dibuat oleh pembangkit yang diputar dengan tangan. Besar tegangan tersebut
pada umumnya adalah 100, 250, 500, 1.000 atau 2.000 V. Daerah pengukuran yang
effektif adalah dari 0,02 sampai 20 MQ dan 5 sampai 5.000 MCl, untuk 100 V dan 2.000
V sebagai sumber tegangan tinggi arus searahnya.
Alat penguji tahanan isolasi dipergunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari
alat-alat listrik maupun instalasi-instalasi. Dengan demikian, maka sumber tegangan
harus dipilih tidak hanya tergantung dari batas pengukuran, akan tetapi juga terhadap
tegangan kerja dari peralatan ukur yang sedang diuji isolasinya. Pada umumnya isolasi
yang dianggap cukup, untuk tegangan-tegangan rendah, akan tidak dapat bertahan,
bila tahanan yang lebih tinggi dipergunakannya. Untuk membangkitkan tegangan
yang tetap, maka suatu pengatur kecepatan diperlengkapi di dalam sistim
pembangkitnya.
Akhir-akhir ini alat penguji tahanan isolasi yang mempergunakan sumber tegangan
tinggi, dari tegangan-tegangan tetap sebesar 100 sampai dengan 1'000 V, yang
didapatkannya dari baterai sebesar 8-12 V, telah dikembangkan. Alat penguji isolasi
ini disebut alat penguji isolasi dengan baterai. Alat ini membangkitkan tegangan-
tegangan tinggi yang jauh lebih stabil, dari alat yarlg didapat dengan generator yang
diputar dengan tangan.
Gbr.2-19 memperlihatkan bentuk dari alat ukur yang dimaksud tersebut. Tombol
penekan di tengah-tengah, adalah penghubung untuk sumber tegangan tinggi.
Dalam Gbr. 2-20 diperlihatkan diagram dasarnya secara schematis, untuk alat
yang diperlihatkan pada gambar sebelumnya. Sirkit yang memungkinkan didapatkan
tegangan tinggi arus searah, dari sumber tegangan rendah arus searah, disebut conYerter
arus searah ke arus searah. Tegangan hasil dari converter dibagi melalui tahanan-
tahanan R, dan Rr, dan ditempatkan pada input dari penguat. Tegangan referensi
z, dihubungkan pada input lainnya dari pada penguat. Kedua tegangan input
diperlihatkan di dalam gambar, dan perbedaan antara keduanya diperbesar oleh penguat
untuk mengontrol tegangan hasil dari converter, dimana sehingga perbedaan ini menjadi
0. Dengan cara ini maka tegangan hasil dari converter dibuat tetap, yaitu V : V,
(R, * Rr)lRr. Skala penunjukan pada alat pengukur amper dinyatakandalam tahanan.
Terminal G dalam Gbr. 2-18 dan Gbr. 2-20 akan mempunyai penggunaan yang
akan dijelaskan dalam 2.4.2.

A
102 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

Gbr.2-?fr Rangkaian suatu tester taha-


kira-kira 117 x 105 x 55 mm,0,75 kg. nan isolasi yang meng-
gunakan baterai.
Gbr. 2-19 Tester tahanan isolasi dengan
memakai baterai.

2.2.2 JembatanWheatstone

Dalam cara-cara pengukuran yang disebutkan sebelumnya, maka rasio dari


kerugian tegangan melalui tahanan terhadap arus yang mengalir melaluinya, diukur
dengan mempergunakan alat pengukur penunjuk, dan dari rasio tersebut tahanan yang
dicari didapatkan.
Dalam bab sebelumnya telah pula dijelaskan bahwa potensiometer, dimana rasio
dari tegangan yang tidak diketahui terhadap tegangan yang diketahui, digantikan
oleh suatu rasio yang didapatkan dari rasio tahanan tahanan, dapat dipergunakan
untuk pengukuran tegangan, dengan derajat ketelitian yang tinggi.
Disamping ini, terdapat pula cara untuk mendapatkan rasio dari tahanan yang
tidak diketahui terhadap tahanan yang diketahui, secara teliti, untuk pengukuran
tahanan. Cara pengukuran ini dikenal sebagai methoda jembatan.

2.2.2.1 Prinsip dari jembatan Vl/heatstone

Sirkit listrik yang terdiri dari empat tahanan, dan sumber tegangan, yang
dihubungkan melalui dua titik diagonal, dan pada
kedua titik diagonal yang lain galvanometer
ditempatkan, seperti yang diperlihatkan pada Gbr.
2-21 disebut jembatan Wheatstone.
Misalkan bahwa K, tetap menutup dan K,
terbuka. Tegangan-tegangan melalui terminal a-b
pada saat ini disebut Vou, maka tegangan melalui c-b a

dan tegangan melalui d-b masing-masing, dapat


dinyatakan sebagai berikut:

v"o: oi,v,o
(2-18)
Vat : R, V"o
Q+n, Gbr. 2-21 Jembatan Wheatstone.
2.2 Pengukuran Tahanan-tahanan Listrik 103

Dengan mengatur S, adalah mungkin untuk membrtat V,o: Yaa' Bila hal ini
dipenuhi maka tiada arus yang akan mengalir melalui galvanometer, meskipun K.
ditutup. Bila G tidak memperlihatkan pergeseran meskipun K, ditutup, maka dikatakan
bahwa jembatan dalam keadaan seimbang. Dalam keadaan seimbang maka didapat
persyaratan,

LH:$+,:otd^.:fr,*, (2-te)

Persamaan tersebut didapat dari persamaan (2-18) bila masing-masing dibagi satu
dan lainnya. Jadi dalam keadaan seimbang maka persamaan di bawah ini didapatkan,

PR* : pS atau R, :$s (2-20)

Jadi harga dari tahanan yang tidak diketahui bisa didapai dengan menyeimbangkan
jembatan bila rasio dari tahanan-tahanan QIP dan harga dari S diketahui'
Hubungan yang dinyatakan oleh persamaan 2-20 disebut syarat keseimbangan
untuk jembatan. Mengenai keseimbangan dari jembatan ketiga hal di bawah ini adalah
penting.
(l) Keadaan seimbang tidak dipengaruhi oleh pergantian posisi dari sumber
tegangan dan galvanometer.
(2) Kondisi keseimbangan tidak dipengaruhi, bila tegangan dari sumber
tegangan berubah.
(3) Galvanometer hanya diperlukan untuk melihat bahwa tidak ada.arus yang
mengalir melalui sirkitnya, jadi tidak perlu untuk membaca harga arus pada
skala.
Cabang P d,an Q disebut cabang-cabang rasio dan cabang S disebut cabang pengatur.
Untuk cabang-cabang ratio harga tahanan masing-masing tidak perlu teliti, tetapi
hanya harga rasio antara keduanya yang penting, dan harga rasio inilah yang harus
didapatkan seteliti mungkin. Akan tetapi harga tahanan dari cabang pengatur harus
diketahui seteliti mungkin.
Rasio-rasio tahanan pada cabang rasio biasanya diambil sebagai pangkat dari
sepuluh, sehingga harga R, yang akan diukur akan mudah didapatkan dengan mengatur
harga dari S dan hasil ukurnya didapatkan dengan hanya mengalikan dengan rasio
kepangkatan dari sepuluh.

2.2.2.2 Cabang pengatur dan cabang rasio

Cabang pengatur dan cabang ratio dibuat dengan memperhatikan beberapa


ketentuan-ketentuan yang perlu. Pertama-tama untuk keduanya, tahanan-tahanan
kontak dari pada penghubung-penghubung, bila dipergunakan untuk merubah-rubah
tahanan akan menyebabkan harga-harga tahanan yang tidak stabil. Kedua, jumlah
tahanan yang akan dipergunakan hendaknya seminimal mungkin. Di bawah ini akan
diberikan beberapa contoh yang biasanya didapatkan secara praktis.
Gbr. 2-22 memperlihatkan susunan dari cabang rasio yang mempunyai harg.-
harga ratio dari l0-3,10-2,10-r, l, 10, 102 dan 103. Nyatakanlah tahanan di ant:r"
terminal-terminal A ke C dan C ke B masing -masing sebagai R^6 dan R6u, maka J"-.
gambar tersebut dapat dilihat dengan mudah, bahwa harga dari Ro6/R1, ;'.:
mengambil harga-harga seperti di atas tersebut, tergantung dari pada posisi dari :.i. j:-
sikat C. Dalam contoh ini terminal C dihubungkan kepada sumber tegangan ;::;
/
IM Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

909 o 909 0
x to(O)
,80 ()

ACB
Gbr.2-23 Dekade tahanan dengan 2
Gbr. 2-22 Bentuk lengan-lengan penunjuk (2-dialdecade
pembanding (ratio arms). resistor).

jembatan atau galvanometer, sehingga tahanan-tahanan kontak dari sikat-sikat tidak


mempengaruhi kondisi keseimbangan dari jembatan.
Gbr. 2-23 memperlihatkan susunan da,ri dua tombol-tombol dekade dalam seri.
Tahanan melalui A-B ditambahkan kepada tahanan-tahanan kontak pada dua tempat
secara seri. Karena besar tahanan-tahanan kontak adalah dalam orde beberapa mQ
maka tombol-tombol untuk tahanan-tahanan kecil tidak akan mungkin dilaksanakan
dengan cara ini. Biasanya diambil sebagai batas adalah langkah-langkah tombol
sebesar 0,1 Q.

ro
lmll t,-
: --fT-
: tw2z ^ : --f6
too22
rr -TI0- lr ro {}

to022 ^
: -To- : --fr-
too22 -
rc u, t7 !)

10022 ^ : --Jr-
too22
rElr?l18lreltro 13: --17- t, fE {)

tw22 ^
: -J6'- : too22 (l
rr tr re
--
tm22 ^
rs: --d- rlo :.-1,
too22
(l + ll x l0-4) O
lr -

Gbr. LA penunjuk deviasi (deviation dial).

Gbr. 2-24 memperlihatkan cara begaimana untuk membuat langkah-langkah


yang lebih rendah dari0,l m(l misalkan seperti (l + ntO-n;Cl, dengan n:0,1,0,2...
10, dalam skala-skala desimal. Untuk mengukur perbedaan-perbedaan tahanan yang
kecil, suatu tombol demikian inidiperlukan dan tombol tersebut dikenal sebagai tombol
deviasi. Secara paralel dengan tahanan utama, tahanan-tahanan yang tinggi
ditempatkan. Tahanan-tahanan paralel tersebut adalah begitu tingginya sehingga
ketidak stabilan dari tahanan-tahanan kontak penghubung-penghubung, akan
mempunyai pengaruh yang dapat diabaikan kepada harga tahanan seluruhnya.

2.2.2,3 Contoh dari jembatan ll/heatstone

Gbr. 2-25 memperlihatkan contoh dari jembatan Wheatstone secara praktis. Ini
adalah jembatan yang mudah dibawa, diperlengkapi secara langsung dengan baterai
dan galvanometer. Empat tombol dekade secara seri akan memberikan tahanan sehingga
mencapai l0 kC), dan daerah pengukurannya ditentukan dengan mengalikan tahanan
2.2 Pengukuran Tahanan-tahanan Listrik 105

Lengan Lengan
pembandin! pengatur

x0.1 x lO

x0.0r_.,Q x ioo
xO.0Ol lx 1000

to x I0OO(O) l0 x 100(0)

Gbr. 125 Diagram suatu iembatan Wheatstone.

Lengan-lengan

LenganJengan
pembanding

\.

/
Calvanometer

UsttVuotuk,"2
Galvanometer luar'

Skakelarbaterar Skakelargalvanometer
(tombol-tekan) (tombol-tekan)

kira-kira 182 x 226 x 119 mm, 2 kg.

Gbr. 2-26 jembatan wheatstone


ffiX,f*tu*::Hp,:
tersebut oleh faktor perkalian yang dapat mencapai 10-3, l0-2, l0-1, l, 10, 102 dan atau
103.
Gbr. 2-26 memperlihatkan bentuknya secara umum. Bila dikehendaki agar
kepekaan untuk keseimbangan perlu diperbesar, maka galvanometer yang dapat
dihubungkan dari luar dapat dipergunakan.
/
106 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

2.2.3 Pengukuran Tahanan Rendah

Dalam pengukuran tahanan rendah yaitu di bawah I C), pengantar-pengantar-dan


tahanan-tahanan kontak akan mempengaruhi pengukuran. Jumlah dari kedua tahanan
tersebut akan mungkin ada di sekitar I mO, jadi hasil dari pengukuran akan tergantung
kepada begaimana cara tahanan tersebut dihubungkan, lagi pula bagaimana pelaksanaan
hubungan-hubungan itu dilakukan.
Pada pengukuran tahanan-tahanan rendah kerugian tegangan yang terdapat di
antara tahanan-tahanan adalah rendah pula. Hal ini disebabkan karena arus yang dapat
dialirkan melaluinya terbatas, dan yang membatasi adalah terutama pemanasan yang
ditimbulkan karenanya. Jadi makin rendah tahanannya makin besar pengaruh gerak
gaya listrik thermis, dan hal ini akan berada di sekitar l0 pY.

2.2.3.1 Iahanan-tahanan empat kutub


Agar pengaruh dari pada cara-cara menghubungkan pada pengukuran-pengukuran
tahanan rendah dapat dieliminasikan, maka tahanan-tahanan dibuat sebagai tahanan
empat kutub, yang digambarkan pada Gbr.2-27. Bila arus I yang mengalir melalui
terminal-terminal arus akan menyebabkan kerugian tegangan Z melalui terminal-
terminal tegangannya, maka tahanan dari pada kutub empat ini adalah, R: VlI.
Bila pengukuran dilakukan untuk mengukur tegangan V maka harus diusahakan agar
tidak ada arus yang mengalir melalui terminal-terminal tegangannya.

Gbr.2-B Prinsip metoda


tegangan jatuh.

2.2,3.2 Methoda keragian tegangan

Sebagai contoh dari methoda ini, yang pada hakikatnya adalah sama seperti pada
Gbr. 2-15 (a), akan diperlihatkan dalam Gbr. 2 - 28, dengan mengambil suatu keadaan,
dimana pengantar yang mempunyai penampang yang rata akan diukur tahanannya
(R,), melalui keseluruhan panjangnya /. Arus I yang mengalir melalui terminal-terminal
arus C, dan C, diukur dengan alat pengukur amper, sedangkan tegangannya melalui
terminal-terminal tegangan P, - Pr, diukur dengan alat ukur milivolt atau
potensiometer.
Dalam keadaan ini, maka letak dari pada pengikat-pengikat yang membentuk
terminal-terminal tegangan harus cukup tajam, sehingga meyakinkan bahwa jarak
antara P, - P, adalah tetap sepertijarak yang diperlukan sepanjang /. Dua pengukuran
yang dibuat dengan polaritas yang dibalikkan, dan hasilnya diambil sebagai rata-rata
dari dua pengukuran tersebut, diambil untuk penentuan tahanan R,. Perubahan polaritas
ini perlu, untuk mengeliminasikan pengaruh dari gerak gaya listrik thermis.
2.2 Pengukuran Tahanan-tahanan Listrik 107

Untuk tahanan-tahanan rendah dimana kemungkinan diperlukan arus yang besar.


maka sumber energinya harus mempunyai kapasitas yang cukup besar, karena bila tidak
kemungkinan besar akan terjadi variasi-variasi dari arus.

2.2.3,3 Methoda potensiometer


Seperti diperlihatkan dalam Gbr. 2-29, tahanan-tahanan yang akan diukur R,
dan tahanan standar R, dihubungkan secara seri, dan arus lyang sama untuk keduanya
dialirkan melaluinya. Nyatakanlah tegangan jatuh antara R* dan .R, sebagai V* dan V,
masing-masing, maka

y, _4J
v"- R"I
_&
- R" (2-21)

Jadi bila R, diketahui dan rasio dari V* dan V, diukur dengan suatu potensiometer,
maka R, akan dapat ditemukan. Berbeda dengan methoda kerugian tegangan, dalam
pengukuran ini hanya dipersyaratkan bahwa arus t harus tetap selama pengukuran
dilakukan, sedangkan harga dari arus 1 tersebut, tidak perlu diketahui. Lagi pula
pengaturan tombol untuk keperluan sel standar dari potensiometer tidak. akan
diperlukan.

l--;-+-'-+ n, -l

Gbr. L29 Prinsip metoda E


potensiometer.
Gbr. 2-30 Pengukuran tahanan rendah
dengan memakai jembatan
Wheatstone.

Dalam pengukuran tersebut pada umumnya perlu diperhatikan kedua hal di bawah
ini.
(l) Dalam methoda persamaan dari dua tahanan untuk pengukuran-pengukuran
tahanan dengan potensiometer, adalah mutlak perlu bahwa arus t harus
diusahakan tetap untuk pengukuran-pengukuran berurutan dari V, dan V,.
Pada umumnya adalah sukar untuk mengusahakan agar arus tetap, lebih-
lebih lagi, dalam keadaan tahanan-tahanan rendah dimana arus yang mengalir
adalah besar. Akan tetapi bila arus berubah secara merata dengan waktu,
dan tingkat dari perubahan arus adalah rendah maka V* dan Y" dapat diukur
secara berturutan pada jangka-jangka waktu yang sama. Bila harga-harga
yang diukur dinyatakan sebagai V,,, V,,, V,,, dan 2,,, hitunglah ratio dar:
R, ke R, dengan rumus di bawah ini sebagai pengganti dari persamaan (2-l . ,.

R,_ V,,+ V,")12 l-ll


4 - @;av;av;73
r r
108 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

Sebelum perhitungan tersebut diadakan, maka perlu dilihat bahwa (V,, V,,)
dan (V,, V,,) adalah kira-kira hampir sama satu dan lainnya. Akan mudah
-
-
dilihat bahwa dalam persamaan (2-22), penyebut akan menunjukkan, harga
dari V, pada saat di tengah jangka waktu dari seri-seri pengukuran, dan
pembagi harga V, pada saat yang sama dalam waktu. Jadi ratio V*terhadap
V" pada saat yang bersamaan adalah sama dengan ratio dari R, ke R,.
Methoda yang diberikan di atas adalah berlaku umum untuk keadaan-
keadaan dimana kondisi-kondisi yang tetap tidak bisa dengan mudah
dipertahankan.
@ Dalam methoda potensiometer, semakin besar arus / semakin baik
kepekaannya, akan tetapi pada saat yang bersamaan pemanasan-pemanasan
yang terjadi di dalam tahanan-tahanan akan pula bertambah, mungkin akan
menyebabkan perubahan-perubahan pada harga-"harga tahanan. Bila
demikian keadaannya, maka sampai berapa jauhkah arus tersebut bisa
dinaikkan?
Pertama-tama ukurlah dengan arus 1, kemudian ukur pula dengan arus
sebesar JZI, kalau kedua harga pengukuran tersebut adalah sama satu
dengan lainnya, maka adalah aman untuk mengukur dengan arus .L Bila
terjadi suatu perbedaan antara kedua harga tersebut, ukurlah dengan arus
flJz. Cara pengukuran dengan arus-arus yang diatur dalam suatu ratio
sebesar ,{T dan mempergunakan hasil-hasil pengukurannya, sangat
disarankan. Keuntungan dari cara pengukuran ini, yaitu dengan mengatur
arus dengan faktor J2 adalah, bahwd pemanasan-pemanasan yang akan
berubah dengan faktor sebesar 2. Cara pengukuran ini tidak hanya berlaku
untuk yang disebutkan di atas sebagai conloh, akan tetapi mempunyai
penggunaannya yang umum.

2.2.3.4 Methoda jembatsn Wheatstone


Untuk mengukur tahanan-tahanan rendah dengan memakai jembatan Wheat
stone yang biasa, maka cara pengukuran tersebut dilaksanakan dan diperlihatkan
dalam Gbr. 2-30. Dalam gambar tersebut R, adalah tahanan yang akan diukur, dan
S adalah standar, kedua-duanya adalah tahanan kutub empat.
Tahanan-tahanan P dan Q harus cukup besar sehingga pengantar-pengantar
penghubung (p dan p') tidak akan terlalu mempengaruhi dalam gambar adalah
jumlah dari tahanan-tahanan pada terrhinal-terminal arus dan tahanan-tahanan
pengantar.
Pertama-tama tempatkan K, pada posisi I dan atur Q. Blla jembatan seimbang
pada Q, maka,

P (2-23)
Q, R.*r
Putarlah K, ke posisi 2. Bilajembatan seimbang pada posisi Qr, maka:

Qz _S + r (2-24)
PR*
Dengan eliminasi r dari kedua persamaan tersebut di atas maka R- akan didapat.

a.:ffifis (2_2s)
2.2 Pengukuran Tahanan'tahanan Listrik 109

Alat pengukur amper pada sirkit sumber energi dari jembatan, dipergunakan untuk
memonitor p€manasan sendiri dari jembatan, dan penghubung pemindah pada sirkit
tersebut, adalah untuk mengeliminasikan gerak gaya listrik thermis.
Pada umumnya cara-cara untuk menyeimbangkan adalah sebagai berikut'
Pertama-tama sirkit dari sumber energi ditutup. Kemudian sirkit galvanometer ditutup
sesaat, untuk melihat arah ketidak seimbangan dan O diatur untuk
mengkompensasikannya. Setelah itu K2 ditutup pula sesaat. Dengan cara itu maka
keseimbangan akhir akan dapat dicapai. Bila prosedur tersebut tidak diikuti, maka
terdapat kimungkinan galvanometer akan terbakar bila keadaan ketidak seimbangan
terlalu besar. Dengan demikian maka sangat disarankan untuk mempergunakan
kunci pemutus yang khusus untuk Kr.
pingukuran-pengukuran dengan jembatan Wheatstone hendaklah dipakai dalam
keadaan lingkungan dimana temperaturnya stabil. Hal ini adalah untuk mengelakkan
perubahan-ferubahan pada harga-harga tahanan dan kemudian untuk pula
menghindarkan perubahan-perubahan pada gerak gaya listrik thermis. Untuk yang
athii ini maka pengantar-pengantar serta terminal-terminalnya sebaiknya dibuat
semuanya dari pada tembaga.

2.2.3.5 Methoda iembatan berganda furt Kebin


Sirkit listrik yang diperlihatkan dalam Gbr. 2-31 disebut jembatan berganda dari
Kelvin. Jembatan ini dipergunakan secara khusus untuk pengukuran-pengukuran
tahanan rendah. Agar persamaan di bawah ini

P:p (2-26)
Oq
selalu berlaku, maka P dan p dan Q dan q
dirubah-rubah secara bersamaan, p dan q
disebut cabang rasio Pembantu.
Dimisalkan bahwa arus-arus Yang
mengalir seperti yang diperlihatkan dalam
gambar. Maka dalam keadaan keseimbangan
+;-+-,--+-n,
akan berlaku

PIt: SI, * PI' (2-27)

QI': R*1, I qI, (2-28)

Dengan memperkalikan persamaan (2-27)


dengan Q dan persamaan (2-28) dengan P, Gbr. 2.31 Pengukuran tahanan rendah
dengan iembatan ganda
kemudian kurangilah pada masing-masing Kelvin.
sisinya, maka akan didaPat,

(S0 - R*P)I, + @Q * qP)l,: g (2-2e)

Dengan pula memperhatikan hubungan pada persamaan (2-26) akan terdapat.

^,
:9t (l-]0 r

Tahanan-tahanan dari pada terminal-terminal tegangan untuk S dan R' akan didapat
110 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

pada P, Q dan p,q. Untuk mencapai ini maka adalah biasa untuk memilih P dan Q
pada kira-kira 10 O spdangkan p dan q pada kira-kira 100 O.
Dalam prakteknya adalah tidak mungkin untuk mempertahankan persamaan
(2-26) secara teliti dengan mekanisme yang saling kait mengait. Akan tetapi persamaan
(2-29) dapat dipecahkan untuk R, seperti

:9" * ,(S - *)+ (2-31\


^.
Sedangkan 1, adalah suatu pembagi dari arus 1, dengan ratio r terhadap (p + q)
sehingga terdapat

I3 r (2-32)
I2 P+q+r
Dengan demikian maka hubungan

^,:9'*G-#)if;r, (2-33)

adalah syarat keseimbangan yang eksak. Pada umumnya bila r adalah kira-kira l0 m(1,
sedangkan p dan q adalah kira-kira 100 O, maka suku kedua pada bagian yang kanan
dari persamaan di atas akan dapat diabaikan, bila persyaratan dari persamaan (2-26)
kira-kira dipenuhi.
Pa&a jembatan berganda ini, tahanan standar S adalah pada umumnya 0,1 (l
atau lebih kecil, sehingga akan sukar untuk membuat tahanan tersebut sebagai tahanan
pariabel. Sebaliknya cabang-cabang ratio P dan Q dan cabang-cabang ratio pembantu
p,q dibuat sebagai susunan digit pariabel berganda. Sadalah 1m-Cl 10mC!,...1(1.
. . . 100 O dan sebagainya, seperti akan didapat dengan perubahan-perubahan dari
tahanan-tahanan standar untuk merubah daerah pengukuran.
Dalam Gbr. 2-32 diperlihatkan bentuk umum dari jembatan berganda. Untuk
perubahan daerah pengukuran penusuk-penusuk yang mempunyai tahanan kontak
yang rendah, dipergunakan untuk mengadakan perubahan-perubahantahanan-tahanan
rendah. Juga diperlihatkan dalam gambar ini contoh alat pemegang yang dipergunakan
untuk mengukur tahanan-tahanan yang berbentuk balok. Jembatan berganda
mempunyai batas pengukuran tahanan sampai dengan 1 O, di dalam 5 digit. Faktor
perkaliannya adalah 0,001; 0,001; 0,1; l; l0 atau 100.

2.2.4 Pengukuran Tahanan-tahanan Tinggi

Pada pengukuran-pengukuran tahanan rendah, maka tahanan dari pengantar-


pengantar dan tahanan-tahanan kontak dan pula gerak gaya listrik termis adalah sumber
kesalahan utama. Sebaliknya pada pengukuran tahanan-tahanan tinggi di atas I MCI
faktor-faktor tersebut, bukanlah merupakan masalah, akan tetapi sebaliknya arus-
arus kebocoran akan merupakan sumber-sumber kesalahan pokok. Jadi dengan
demikian, maka usaha-usaha untuk sampai kepada pengukuran-pengukuran yang
teliti, akan pula harus berlainan. Pada umumnya tahanan-tahanan isolasi akan
mengalami deteriorisasi, kadang-kadang sampai dengan 1.000 MQ atau 10.000 MQ,
tergantung kepada kelembaban udara dan kontaminasi pada permukaan. Jembatan
Wheatstone dapat dipakai untuk pengukuran sampai 100 MO, dan alat penguji isolasi
sampai dengan 10.000 MO.
2.2 Pengukuran Tahanan-tahanan Listrik r1l
Kutub galvanometer

Kutub baterai

I:h:'J
*'i

tu$$ {
vernier). tr

kira-kira 3 l0 x 491 x 140 mm, I I ,5 kg.


Tombol-tombol tekan Galvanometer.

Gbt.2-32 Suatu jembatan ganda dan tempat penjepit 4 kutubnya (a).

Kutub arus k"r',h t.o,no^n r,,t,,h tad'6dqn

arus

Gbt.2-32 Sudtu jembatan ganda dan tempat penjepit 4-kutubnya (b).

2.2.4.1 Methoda alat pengukur Amper dan Yolt

Gbr. 2-33 adalah identik terhadap Gbr.2-14, kecuali pada pengukuran tahanan-
tahanan tinggi, arus akan kecil dan galvanometer menggantikan tempatnya dari alat
pengukur amper.

233
Gbr'
::t#ffihffi*trlj"*"
cara menghubungkan galvanometer pada umumnya terdapat dua cara, yaitu (a)
dan (b). Mana dari kedua cara tersebut akan lebih baik? Dalam Gambar p, dan p,
yang diperlihatkan dengan garis-garis terpatah adalah tahanan-tahanan kebocoran.
R, adalah jauh lebih besar dari pada tahanan kumparan dari G, sehingga tegangan
yang terdapat melalui R, dapat diukur secara teliti. Pada (a) dari gambar ini, arus

)
tt2 Bab 2. Pengukuran-penSukuran Listrik Dan Magnit

mengalir melalui galvanometer adalah jumlah dari pada arus yang mengalir melalui
X, dan p1, sehingga galvanometer tidak menunjukkan arus yang mengalir pada .R,
sebenarnya, kecuali p, adalah jauh lebih besar dari R,.
Pada (b) arus yang mengalir pada rR, adalah jumlah dari yang mengalir melalui
p, dan G. Akan tetapi karena p, adrlahjauh lebih besar dari pada tahanan kumparan
dari G, maka arus yang mengahr di p, adalah jauh lebih kecil dari pada arus yang
mengalir melalui G. Arus yang mengalir melalui p, tidak akan mempengaruhi
pengukuran meskipun bila arus tersebut adalah besar.
Perlu untuk diperhatikan bahwa pada pengukuran-pengukuran tahanan tinggi,
pengaruh dari pada arus kebocoran akan berbeda dengan cara pengukuran dan
hubungan-hubungan seperti dijelaskan di atas.
Ambil sebagai contoh dimana X,:1.000MO, Pr: Pz: l.000MO dan
tahanan-tahanan kumparan dari G adalah l0 kO. Para pembaca adalah sangat
disarankan untuk meyakinkan dirinya sendiri, bahwa hasil dari pengukuran akan
didapat 500 MO untuk keadaan (a) akan tetapi hampir secara eksak 1.000 MQ pada
jaringan-jaringan (b).

Gbr.2-lt Pengukuran +rhqmn tinggl


rlqrn cen perbondingpn
tcrhedap tthnnqn Png dike-
Gu.. LY Pcngukuran volume hhui.
resistivl$.

2.2.4.2 Elektroda-elektrodt penjaga


Sebagai contoh marilah kita perhatikan keadaan dimana tahanan jenis secara
volume, dari suatu material akan ditentukan, dengan mengukurnya melalui kepingan
yang berbentuk silindris, seperti diperlihatkan dalam Gbr. 2-34. Dua contoh material
tersebut ditempatkan di atas antara elektroda-elektroda dan tegangan ditempatkan
kepadanya. Arus akan mengalir dengan dua cara, yaitu yang pertama melalui material,
dan yang kedua melalui permukaannya. Untuk mengukur tahanan jenis secara volume
dari material tersebut, maka adalah suatu keharusan untuk hanya mengukur arus
melalui material tersebut.
Elektroda yang terletak di hadapan elektroda P, dibagi dalam dua bagian yaitu P,
dan Pr. P2 dihubungkan ke tanah melalui G, sedangkan P, dihubungkan ke tanah seca-
ra langsung. P, adalah suatu kepingan dengan radius a, sedangkan P, berbentuk cincin
yang melingkari elektroda kepingan tersebut. P, disebut elektroda penjaga atau cincin
penjaga.
Dengan penggunaan elektroda penjaga seperti dengan cara ini, maka arusbocor ii
yang melalui permukaan dari material, akan langsung kembali kepada elektroda negatip
dari sumber tegangan, dengantidak melalui G. Arus yang dinyatakan oleh G adalah arus
yang langsung mengalir melalui material yang diukur yaitu, dari P, ke Pr. Kerugian
tegangan melalui tahanan-tahanan kumparan dari G adalah kecil, dan P, serta P, dapat
2.2 Pengukuran Tahanan-tahanan Listrik I 13

dikatakan pada potensial yang sama, sehingga tidak akan ada arus yang mengalir dari
P, ke P, secara timbal batk. Dengan cara pengukuran ini maka tahanan jenis secara
volume, dari contoh material ini diberikan sebagai

,:# (L34')

Dalam nrmus ini maka V menyatakan tegangan yang dibaca dari alat pengukur volt, l,
adalah arus penunjukan dari galvanometer G, t adalah tebal kepingan silindris contoh
material.
Contoh di atas tersebut dengan jelas memperlihatkan fungsi daripada elektroda
penjaga. Secara umum dapat dikatakan bahwa cara untuk menyalurkan arus bocor,
dimana pengaruh dari arus bocor tersebut akan penting, dengan mempergunakan suatu
elektroda khusus yang berada dalam potensial yang sama dengan elektroda yang
dimaksudkan dalam pengukuran, dikatakan dalam teknik pengukuran, dengan teknik
penjagaan; dan elektrodayang dipakai untuk penjagaan ini disebut elektroda penjaga.
Arus bocor mengalir dari elektroda penjaga langsung ke sumber tegangan tanpa melalui
jala-jala pengukuran. Terminal-terminal B dalam Gbr. 2-18 dan Gbr. 2-19 adalah
terminal-terminal untuk dihubungkan dengan elektroda penjaga. Dengan demikisl
maka pengaruh dari arus bocd dari terminal L ke terminal E dikurangi.

2.2.4.3 Penyo"maat dcryan tahotun yary diketahai


Dalam Gbr. 2-35, .R, adalah tahanan yang diketahui, 0, adalah defleksi dari
galvonometer dengan pengbubung K ditempatkan pada posisi l, m, adalah faktor
perkalian dari galvanometer dengan mempergunakan shunt pada saat tersebut,
sedangkan 0, dan m, adalah kebesaran yang sama seperti yang dimaksudkan di atas,
akan tetapi dengan penghubung ditempatkan di posisi 2. Dengan ketentuan-ketentuan
tersebut maka.R, diberikan sebagai berikut:

*,:#^, (2-3s)

R, dan .R, adalah tahanan-tahanan tinggi, dan arus yang diambil dari sumber tegangan
E, adalah kecil. Sumber tegangan tidak berubah meskipun bila penghubung dipindahkan
dari posisi I ke 2.

2.2.4.4 Cara pengeluatail mactsn konfunsator

Tahanan-tahanan tinggi di atas l0 MO, tidak dapat diukur dengan kepekaan yang
cukup, meskipun dengan mempergunakan galvanometer sekalipun. Dalam keadaan
demikian ini, maka sirkit yang diperlihatkan pada Gbt. 2-36, dapat dipergunakan.
Pertama-tama tutuplah penghubung K,, dengan K, tetap terbuka. Muatan Qo: CVo
akan disimpan dalam kondensator C. Bila penghubung K, dibuka, maka kondensator C
akan mengeluarkan muatannya melalui tahanan yang akan diukur .R,. Pada saat ini
tegangan V melalui kondensator akan berubah dengan waktu seperti diperlihatkan dalam
Gbr.2-3'1.
Muatan pada Y akan hilang, arus yang mengalir melalui R,, dan tegangan melalui
kondensator C, akan menurun. Besar arus yang mengalir melalui .R, berbanding lurus
dengan tegangan sesaat pada kondensator C, dan dengan demikian akan pula menuruD
dengan waktu. Dari penjelasan-penjelasan ini, maka bentuk daripada kurva arus
terhadap waktu dalam Gbr.2-37 dapat dimengerti.

)
r
tt4 Bab 2. Pengukuran-pen8ukuran Listrik Dan Magnit

0 0,2 0,6 1,0 1,4 tlcR,

Gbr.2-36 Pengukuran tahamn tinggi Gbr. L37 Kurva Pengosongrn


dengan metoda P€ngosonggtl teeBnggn.
kondcnsator.

Jadi bila tegangan Z melalui kondensator C diukur f sekon setelah K1 dibuka, maka
nilai dari tlCR,akan dapat ditemukan seperti diperlihatkan dengan garis yang terpatah
dalam gambar kurva. Hasil kali dari kapasitansi C dengan tahanan R yaitu CR
mempunyai dimensi waktu, dan disebut konstanta waktu. Bila nilai-nilai dari V dan t
diketahui, maka .R, dapat diketemukan.
Untuk mengukur tegangan melalui kondensator pada saat / sekon setelah K, dibuka,
tutuplah penghubung K, dalam gambar pada saat t. BG adalah suatu galvanometer
balistik. Bila K, ditutup, C akan mengeluarkan muatannya secara sesaat melalui BG.
Defleksi dari BG pada saat itu berbanding lurus dengan muatan seluruhnya yang
mengalir BG, pada saat pengeluaran muatan. Jadi sama dengan muatan yang disimpan
pada C sebelum K, ditutup yaitu Q: CV. Bila kepekaan terhadap muatan dari BG
diketahui, dan pula harga dari C diketahui, maka tegangau Z melalui C pada saat I
detik setelah K, dibuka dapat dltemukan.
Dari penjelasan tersebut di atas maka R, dapat dihitung dengan rumus di bawah ini.

D_t
^'- L..rt',r*roffi (2-36)

Tahanan isolasi dari kondensator adalah paraleldengan R,. Dengan demikian maka
kondensator yang dipakai harus mempunyai tahanan isolasi yang cukup tinggi. Untuk
memenuhi hal ini pada umumnya kondensator-kondensator udara dipergunakan.
Demikian pula bila tahanan-tahanan isolasi dari K, atau K, ke tanah kurang memenuhi
syarat, hal-hal tersebut akan menjadi penting secara paralel dengan R,. Dengan kata
lain, meskipun K, tetap di dalam keadaan terbuka C akan mengeluarkan tahanannya
setapak demi setapak melalui sumber-sumber tegangannya, dan akan mengakibatkan
kesalahan-kesalahan. Jalan dari pada arus bocor ini diperlihatkan dengan garis
terpatah-patah.

2.2.4.5 Perhatisn khusus antuk pengukuran tahanan tinggi

Kecuali hal-hal yang dijelaskan di atas, maka dalam pengukuran tahanan tinggi,
hal-hal khusus yang masih harus diperhatikan, yang mempunyai arti penting dalam
pengukuran tahanan tinggi, adalah sebagai di bawah ini.
(l) Perhatikan secara seksama isolasi-isolasi dari pada seluruh sirkit pengukuran,
termasuk pengantar-pengantar penghubung peralatan lainnya'
(2) Perhatikan kelembaban pada tempat pengukuran. Tempat pengukuran
sedapat mungkin diusahakan harus kering. Bila seorang pengukur membawa
badan atau bagian dari tangan, dekat kepada sirkit pengukuran, yang
2.2 Pengukuran Tahanan'tahanan Listrik ll5

menyebabkan berubahnya kelembaban, maka jalan untuk arus bocor akan


dapat melalui udara yang lembab. Kadang-kadang akan menjadi suatu
keharusan untuk membuat suatu pengukuran di dalam suatu tempat yang
tertutup rapat, dengan menjaga agar udara yang terdapat di dalamnya menjadi
kering, dan pelayanan dari pada sirkit pengukuran tersebut, dilakukan secara
khusus melalui sarung-sarung tangan dari kulit yang ditempatkan melalui
kotak atau tempat pengukuran dan dihubungkan kepadanya dengan cara
rapat udara.
Usahakanlah sebelumnya, agat permukaan dari pada peralatan yang
dipakai dalam sirkit pengukuran bersih.
(3)Mungkinbahwatahananisolasiakanberubahdenganteganganyang
ditempatkan kepadanya. catatlah tegangan yang ditempatkannya, dan bila
diperlukan rubahlah tegangan tersebut dalam langkah-langkah tertentu yang
sesuai untuk kepentingan pengukuran.

2.2,5 Contoh-Contoh Dari Pengukuran Tahanan

Di bawah inibeberapa contoh akan diberikan untuk pengukuran-pengukuran


tahanan khusus, y"ng uguk sulit-untuk dijelaskan dengan cara-cara yang biasa, seperti
pengukur yang
telah dijelaskan sampai saat ini. Pula akan disinggung mengenai alat-alat
merhpunyai segi-segi penting secara praktis.

2.2.5.1 Pengukuran dari tahanan galvanometer

Dengan menunjuk kepada Gbr. 2-38, R, adalah tahanan kumparan dari


Galvanometer. Bila hubungan

^,: tt
(2-37)

benar, maka tegangan melalui c-d adalah nol. Dengan demikian maka defleksi dari
galvanometer tiJaklkan berubah bila K, ditutup dan dibuka. Bila kondisi ini didapat
d.ng"r, mengatur S, maka R, bisa didapat dari persamaan tersebut di atas.
-Dengan
cara demikian, maka galvanometer yang tahanannya akan diukur dapat
dipakai sibagai detector untuk pengukuran. Suatu hal yang penting sekali diperhatikan
aditatr bahwa arus yang mengalir melalui galvanometer harus betul-betul dibatasi.

Kr
Ra

Gbr.2-38 Pengukuran tahanan Gbr. 2-39 Pengukuran tahanan rtdam baterai'


Galvanometer.
116 Bab 2. Pengukuraa-pengukuran Listrik Dan Magnit

2,2,5.2 Pengukuran dari tahman Man baterai


Dalam Gbr. 2-39 R, adalah tahanan dalam dari suatu baterai. Pada (a) d adalah
arus yang mengalir melalui galvanometer dengan K, ditutup. Aturlah S sehingga defleksi
dari galvanometer tidak berubah meskipun bila K, juga ditutup. Misalkan arus sirkit
dikenakan perubahan i, dan fr, seperti diperlihatkan pada (b), bila K, ditutup. Fakta
bahwa arus yang mengalir melalui G tidak berubah meskipun bila K, ditutup, berarti,
bahwa tegangan melalui c-d tidak berubah, sekalipun bila arus sirkit dikenakan
perubahan i1 dan ir. Dengan demikian akan terdapat

itP - i2Q: -irR, { i2S:0 (2-38)

dan persamaan

4_P _i, (2-3e)


S_Q-i,
adalah benar, dan menyatakan bahwa tahanan dalam dari baterai dapat diukur'
Bila arus searah mengalir melalui baterai, maka tahanan dalam dari baterai
seakan-akan bisa menaik yang disebabkan oleh adanya polarisasi kimia listrik. Istilah
polarisasi kimia listrik berarti, bahwa arus searah mengalir melalui elektrolit dan gerak
gaya listrik, yang berbanding lurus dengan jumlah muatan yang telah melaluinya,
dibangkitkan di antara permukaan dan elektrolit. Hasilnya adalah, semakin besar arus
yang mengalir dan semakin lama, maka semakin besar pula seakan-akan tahanan
dalamnya. Maka dari itu adalah suatu keharusan untuk menurunkan arus selama
pengukuran dijalankan, dan mengurangi waktu untuk arus mengalir melaluinya sesingkat
mungkin.

Kutub pengukur

Kutub pengukur

Probe

(b) kira-kira 116 x 387 x 120mm


(a) kira-kira 3.5 kg.
kira-kira 84 x 134 x 155 mm.

Gbr. 2-40 Suatu jembatan Kohlrausch dengan pipa U-nya.

2.2.5.3 Pengukuran dari tahanan elektrolit


Tahanan diukur dengan arus bolak balik sebagai jalan dari kesukaran-kesukaran
adanya polaritas kimia listrik. Elektrolit yang akan diukur tahanannya ditempatkan
dalam gelas yang berbentuk U; pada tabung U tersebut ditempatkan elektroda-
elektroda platina seperti diperlihatkan Gbr. 2-40(a), dan diukur dengan jembatan
Kohlrausch seperti yang diperlihatkan dalam (b).
2.2 Pengukuran Tahanan-tahanan Listrik tt7

Tabel 2,1 Konduktivitas tarutetr ieouh


NaCl

Temperatur (oC) Konduktivitas


(s/cm)

18 0,216
20 0,226
22 o,236
24 0,26
Gbt. ?Al Rangkaian iembatan
Kohlrausch.

Jembatan Kohlrausch mempunyai sumber energi arus bolak balik dari 700 sampai
1.000Hz, dan untuk kepentingan deteksi dipakai alat pendengar dari kristal, yang
diperlihatkan dalam Gbr.24l. Cabang-cabang rasio dari jembatan tersebut dibentuk
dengan tahanan geser, dan diberi skala sedemikian rupa sehingga rasio tahanan dari
cabang-cabang tersebut, bisa didapat sebagai lrll, dari posisi sikat. Jadi tahanan dari
elektrolit didapat sebagai

(2-40)
^.: t*,
R, dapat diubah untuk merubah batas pengukuran. Batas pengukuran berkisar antara
0,05 sampai dengan l0 (!, dan faktor perkalian diubah dalam 5 tingkat yaitu 0,1; 10; l;
100; dan 1.000. Ketelitian adalah dari2 sampai 51.
Bila pengukuran dibuat dengan arus bolak balik, jumlah muatan yang mengalir
melalui elektroda-elektroda adalah hampir-hampir nol, meskipun bila arus yang
melaluinya cukup lama. Dengan demikian maka polarisasi elektrokimia dikurangi
dengan sangat berarti.
Pengukuran konduktipitas. Sebagai contoh dari pengukuran konduktipitas dari
elektrolit dengan jembatan Kohlrausch akan dikelaskan di bawah ini. Nyatakanlah
konduktifitas dengan o, maka tahanan dari suatu zat cair yang mempunyai penampang
S dan panjang I dapat dinyatakan sebagai R: /(aS). Dengan tabung U dari Gbr'
2-39(a), yang penampangnya serta panjangnya tidak terlalu jelas, a tidak bisa didapat
dengan mengukur R, /, dan S.
Pertama-tama buatkanlah cairan yang akan dipergunakan sebagai referensi, yang
mempunyai konduktipitas yang diketahui yaitu oo, ke dalam tabung U, dan ukurlah
tahanannya. Nyatakanlah tahanan tersebut R,. Kemudian isilah tabung U tersebut,
dengan cairan atau solusi yang akan diukur konduktipitasnya, kemudian ukur pula
tahanannya. Nyatakanlah tahanan ini sebagai R,. Dari kedua pengukuran tersebut maka
konduktipitas a, dapat dicari persamaan
R- (241)
o*: Or-R,

Cara pengukuran ini didasarkan kepada kenyataan bahwa garis-garis arus dari
aliran listrik yang mengalir antara kedua elektroda, adalah sama untuk solusi referensi,
maupun solusi yang akan diukur.
Sebagai solusi referensi dapat dipakai umpamanya 264 gram NaCl dalam I litcr air
destilasi. Ini adalah larutan jenuh dari garam pada 18"C. Konduktipitasnya adalah
0,216 S/cm.
118 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

Catatan: S adalah kebesaran untuk konduktipitas. Dari singkatan Siemens, dan


I S: 10-t. Tahanan dari elektrolit sangat tergantung dari temperatur. Pada
Gambar 2-l diperlihatkan konduktipitas dari larutan-larutan jenuh NaCl pada beberapa
temperatur.

2.2,5.4 Pengukuran dai tahanan pentanahan

Tahanan pentanahan juga diukur dengan arus bolak balik, untuk mengelakkan pe-
ngaruh dari polarisasi elektrokimia. Misalkan bahwa tegangan bolak balik Zo ditempat-
kan antara dua elektroda pentanahan P, dan Pr, yang mempunyai jarak lebih dari 10
meter satu dan lainnya, seperti diperlihatkan dalam Gbr. 142. Pada saat ini potensial
pada setiap titik di bawah tanah antara P, dan Pr, seperti diukur dengan elektroda pem-
bantu Pr, diperlihatkan pada (b). Dekat pada elektroda-elektroda P, atau Pr, potensial
ini berubah sangat cepat, akan tetapi agakjauh di antara keduanya, potensial tersebut
hampir-hampir tetap. Bila P, ditempatkan pada daerah dengan potensial konstan ini,
dan perbedaan potensial antara P, dan Pr, dan antara P, dan pr, masing-masing
dinyatakan sebagai Y, dan vr, maka tahanan-tahanan pentanahan dari p, dan p,
diberikan dengan

Rr:+, Rr:+ (242)

(a) (b)

Gbt. L42 Tahanan tanah.

2.3 Pengukuran Impedansi


Pada sirkit arus bolak balik, maka induktansi sendiri, induktansi bersamaan dan
kapasitansi, merupakan pula hambatan disamping tahanan, tahanan bolak balik ini
disebut impedansi. Untuk mengukur impedansi, jembatan arus bolak balik dipergunakan
sebagai alat pengukur utama, akan tetapi didapat pula alat pengukur yang memberikan
penunjukan langsung terhadap impedansi.

2.3.1 Definisi Dan Cara Perhitungan Dari Impedansi

Perhatikanlah keadaan dimana arus bolak balik i, I sin2nft, mengalir melalui


sirkit seri yang mempunyai tahanan R, induktansi sendiri Z dan kapasitansi Z dan
k4pasitansi C, seperti diperlihatkan dalam Gbr.243(a). /disebut amplitudo,/frekwensi,
r adalah waktu, dan bentuk gelombang dari i diperlihatkan pad4 bagian yang teratas
dari pada gambar. Pada sirkit ini arus yang sama mengalir melalui semua elemen yaitu
melalui .R, Z dan C. Tegangan-tegangan yang terdapat antara .R, .L dan C mempunyai
\

2.3 Pengukuran Impedansi I r9

bentuk-bentuk gelombang seperti diperlihatkan pada Gbr. (b), (B) mulai dari posisi
kedua sampai posisi keempat. Tegangan-tegangan tersebut dapat dinyatakan sebagai
berikut:

aa : RI sin 2nft (243)

at :2nfLI cos2nft :2nfLI sin(Z"tt + (244)


i)
Dc : - ;fu "or2nft : #76 'i" (r"t, - *) (24s)

I
T_,
I

++t
L

c t+i
Fr
(a)

(b)
Gbr.243 Arus dan tegangan dalam
suatu rangkaian seri RLC.

i:ialit*ic
(b)
Gbr.244 Tegangan dan arus dalam suatu
rangkaian paralel RLC.
l

I
&- )
r
I 120 Bab 2, Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

Dari Gbr. 243 dan persamaan-persamaan (243) sampai (245) dapat dilihat bahwa o*
adalah sefasa dengan l, o, mendahului i dengan nl2: 90'dana" terbelakang terhadap i
dengan nl2. Gbr.2-44 memperlihatkan arus melalui R, L dan C, bila elemen-elemen
ini dikenakan tegangan yang sama yaitu o : Z sin 2rft. Disini r. adalah sefasa dengan o,
irtertinggalsebesar nf2,dani'"mendahuluin12.Secararisalahmakaapayangditerangkan
di atas dapat dinyatakan sebagai berikut:
(l) Bagaimanapun dalam ke tiga hal tersebut, gelombang berbentuk sinus.
(2) Arus yang mengalir melalui R adalah sefasa dengan tegangan di antara
ujung-ujungnya, dan mengikuti hubungan (amplituda tegangan : R x
amplituda arus).
(3) Arus yang mengalir melalui .L tertinggal terhadap tegangannya, dengat nf2,
dan mengikuti hubungan: (amplitudo tegangan) :2nfL x (amplitudo arus).
(4) Arus yang mengalir melalui C, mendahului terhadap tegangannya dengan nf 2,
dan mengikuti hubungan: (amplitudo tegangan) : (llZnfC) x (amplitudo
arus).
Dengan demikian, dalam menghadapi arus bolak balik (disingkat A.B.B.) dengan
frekwensi yang tertentu, hanyalah diperlukan untuk memperlihatkan hubungan dari
amplitudo dan phasa antara arus dan tegangan. Hal ini mencukupi, sehingga tidak
diperlukan prosentasi yang komplit, dengan menjabarkan fungsi-fungsi waktunya.
Jadi, dari pada menulis persamaan-persamaan (243) sampai (245), secara penuh,
cukup ditulis sebagai berikut.

Ya: ZnI (243)',

Yt : ZtI (2-+41',

Yc: ZcI (2-2sy

Z*,2r, dan Z" disebut impedansi; kemudian untuk menyatakan adanya perbedaan
phasa antara arus dan tegangan, maka impedansi dapat ditulis sebagai,

Zn: R LO (243)"

z":2nfLL$ (2-441"

l7E
z": EIe t- -2 (2-2s)"

Bagian kiri dari simbul L (sudut) adalah harga absolutnya dari impedansi, sedarlgkan
bagian kanannya menyatakan sudut phasa.
Dengan arti yang sama seperti persamaan-persamaan (243)" sampai (245)",
tetapi hanya dengan perubahan notasi, bentuk-bentuk di bawah ini sering pula
dipergunakan.

Z,: R (243)"',

Z": j2nf L (2-447"',

zc : jETe
I (24s)"',
2.3 Pengukuran Impedansi l2l

Dengan mempergunakan bentuk ini, jdimasukkan. (Tadalah notasi imaginer). Perka[an


denganj berarti bahwa sudut phasanya dalah nll, sedangkan pembagian dengan i, sudut
phasanya adalah
-n12.
Bila notasi dalam persamaan-persamaan (243)"' sampai (245)"' dipergunakan,
maka operasi-operasi aljabar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian dari impedansi dapat dilakukan. Sebagai contoh, bila impedansi seri pada
Gbr.243(a) dinyatakan sebagai Z, maka dapat ditulis sebagai:

, ,:Zn*Z,tZ":n*j2nfL+;fe e46)

Untuk tegangan sirkit seluruhnya, maka persamaan di bawah ini akan berlaku. Ini dapat
dilihat dari persamaan-petsamaan (243)' sampai dengan (245)', (243)"' sampai
(243)"' dan (246).
Y:Vn*Yr*Yc:ZI (247)

Akan tetapi untuk perhitungan-perhitungan tersebut, dipergunakan konvensi


j, : -l dan dengan demikian (UD : -7. Dengan konvensi ini maka impedansi dari
jaringan-jaringan listrik yang sulit, akan tetap mempunyai pengertian sebagai
suatu
rasio dari tegangan yang ditempatkan melalui jala-jala tersebut, dengan arus yang
mengalir ke dalamnya. Hal ini ditulis sebagai

V: ZI (248)

dan Z pada umumnya dituliskan sebagai

z:R+jx (24e)

dimana R dan X adalah kebesaran-kebesaran yang tidak mengandungT, disebut bagian


riil dan bagian imaginer dari pada Z. Atal dengan kata lain, R disebut bagian tahanan
dan X bagian reaktansi dariZ.
Kebalikan dari pada Z dinyatakan dengan I'dan disebut admitansi. Dengan
mempergunakan kalkulasi-kalkulasi berdasarkan konvensi di atas, maka

Y : + : T+jr : @+#+Jn: FY - iFfu (2-501

Hal ini dapat ditulis sebagai

Y:G+JB (2-51)

dan G disebut bagian konduktivitas serta ,B bagian subseptivitasnya. Kebesaran-


kebesaran tersebut adalah bagian nyata dan bagian imaginair dari Imasing-masingnya.
Bila impedansi dan admitansi ditulis dalam bentuk yang dinyatakan oleh
persamaan-persamaan (249) dan (2-51), maka harga-hanga absolute dafi Z dan Y
adalah

lzl: N/F + X2 (2-52t

lYl: JCr +B ,
(2--i-1)

Sedangkan sudut fasa dari masing-masing yang dinyatakan sebagai a dan p adalah
t22 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

tan a J$ -----+ d,: 1uo-,# Q-s4)

tznp:#----- i:tan-r! (2-55)

Dengan mempergunakan hubungan antara Y dan Z seperti dalam persamaan (2-50),


maka dapat dilihat bahwa

tYt:#:A (2-56)

f:-a (2-s7)

Persamaan (248) memperlihatkan adanya suatu kesamaan antara penggunaan hukum


Ohm bagi arus searah dan hubungan antara arus dan tegangan dalam keadaan arus
bolak balik. Dalam yang akhir ini, hanya diperlukan penggunaan impedansi sebagai
pengganti tahanan dalam keadaan arus searah, dan bentuk dasarnya dari pada hukum
Ohm dapat dipertahankan. Suatu perbedaan yang sangat penting adalah bahwa arus,
tegangan dan impedansi dalam keadaan arus bolak balik adalah kebesaran-kebesaran
kompleks, yang dinyatakan dengan harga absolut dan sudut fasanya, atau dalam kata
lain dengan bagian-bagian nyata dan imaginairnya. Kebesaran degrikian ini adalah
kebesaran kompleks atau kebesaran vector. Lazim pula dikenal sebagai kebesaran-
kebesaran fasor. Untuk penjabaran yang lebih mendetail dalam hal ini, haraplah melihat
buku-buku khusus dalam teori jaringan-jaringan listrik. Untuk selanjutnya maka
pengertian-pengertian pokok yang minimal diperlukan akan dijelaskan, dan dalam
seluruh penjabaran ini notasi dari vector yang biasanya ditulis dalam huruf-huruf besar
atau dengan suatu titik di atasnya (y', atau dengan garis di atasnya (y', tidak akan
dipergunakan.
Agar suatu kebesaran kompleks sama dengan nol, adalah keharusan yang cukup,
bahwa hubungan-hubungan yang ditulis di bawah ini secara simultan dipenuhi:

R:0 X:0 (2-58)

atau harga absolut : 0 sebagai berikut

lzl:JNTP:o Q-ss)
Kedua kondisi tersebut di atas adalah sama, satu dengan lainnya, dan mana yang
dipergunakan tergantung pada keadaan yang dipandang lebih memudahkan. .
Kemudian perhatikanlah hasil kali dari pada kedua kebesaran kompleks seperti di
bawah ini

Zt : Rr + jxt: lZrl L q,
Zz : Rt + jxz: lZrl L g,
z : z 12 2
: .$,'J 1;l Y,:;?),.,* Rzx,)
maka dari itu

lzl:W:lzrllZrl (2-60\
2.3 Pengukuran ImPedansi t23

X, _X,
tang: -,^' lr.n(et + qz) (24t)
*!k:
,-ER;
Harga absolut dari pada hasil kali dari dua kebesaran kompleks, adalah sama dan hasil
kali dari pada harga absolut masing-masing komponennya, dan sudut fasanya adalah
sama dengan jumlah sudut fasa masing-masingnya. Dengan cara yang sama harga
absolut dari pada rasio dua kebesaran kompleks adalah sama dengan rasio dari pada
harga absolut masing-masing komponennya dan sudut fasanya sama dengan perbedaan
dari pada sudut fasa masing-masinglya.

2.3.2 Jembatan.iembatan Arus Bolak Batik

Jala-jala yang diperlihatkan pada Gbr.245 yang didapatkan dengan menggantikan


tahanan-tahanan yang terdapat pada empat cabang dari suatu jembatan arus searah
dengan impedansi-impedansi disebut jembatan bolak balik. Karena hukum Ohm juga
berlaku untuk arus bolak balik, maka kondisi untuk keseimbangan didapat sebagai

ZlZa: Z2Z3 Q-62)

Persamaan ini adalah sama dengan dua persamaan di bawah ini.

lZ,llZnl: lz,llz,l (2-63)


9r*9n:92*9c
Bila kondisi keseimbangan tersebut, ditulis dengan suatu persamaan yang
memperlihatkan hubungan-hubungan antara bagian-bagian nyata dan bagian-bagian
imaginairnya, maka didapat hubungan keseimbangan sebagai berikut.

RrR. - XtXl: RzR3


- X2X3 (244)
RrXn * RaXl: RzX3 + R3Xz

Dari persamaan (2-64) maka dapat dilihat bahwa kondisi keseimbangan dinyatakan
dalam dua persamaan. Hal ini adalah merupakan perbedaan pokok dengan persamaan
keseimbangan dalam jembatan arus searah. Jadi dengan demikian, maka berbeda dengan
jembatan arus searah, dimana keseimbangan bisa dicapai dengan pengaturan satu

Gbr. 2-{5 Jembotan arus


bolsk-balik. Gbr. H6 Jembatan l\rlexwdl.
124 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

cabang, maka untuk jembatan arus bolak balik, keseimbangan hanya didapat dengan
pengaturan dua komponen dari jembatan.

2.3.3 Contoh-contoh Dari Jembatan Arus Bolak Balik

Jembatan arus bolak balik beraneka macam ragamnya, dan beberapa yang
merupakan contoh-contoh yang biasa ditemukan akan diberikan di bawah ini. Kondisi-
kondisi keseimbangan dari pada arus bolak balik pada umumnya tegantung dari
frekwensi sumber energinya, akan tetapi untuk pengukuran impedansi adalah sangat
memudahkan bila kondisi-kondisi keseimbangan dibuat tidak tegantung dari pada
frekwensi. Jembatan arus bolak balik yang kondisi keseimbangannya tegantung dari
frekwensi, disebut jembatan-jembatan frekwensi; dan jembatan ini mendapatkan
penggunaannya untuk pengukuran frekwensi sederhana atau dalam osilator dan filter.

2.3.3.1 lembatan Marwell


Pada Gbr. 246(a) diperlihatkan suatu jembatan yang disebut jembatan Maxwell.
Jembatan tersebut dipergunakan untuk mengukur induktansi (L*), yang diukur dengan
mempersamakannya kepada induktansi yang diketahui (2,). P dan R dalam gambar
tersebut adalah tahanan seri dari pada L, dan L, masing-masingnya.
Kondisi untuk keseimbangan dari jembatan adalah

(P * jaL.)S: (R + jaL,D (2-6s)

dimana a adalah frekwensi putar, yang besarnyasamadengan a:2rf dandinyatakan


dalam radius/detik. ar dipakai lebih sering dalam formula-formula dari pada/ tidak hanya
karena membuat notasi lebih mudah akan tetapi at adalah suatu kebesaran yang
berhubungan secara langsung terhadap perubahan dari sudut fasa dengan waktu. Agar
persamaan Q-65) dapat dipenuhi untuk bagian-bagian nyata dan bagian-bagian
imaginairnya, maka bagian-bagian tahanan dan bagian-bagian induktansi harus masing-
masing sama pada kedua sisi persamaan tersebut. Dengan demikian maka kondisi
keseimbangan didapat sebagai berikut :

P,S: RQ L,S: L,Q

Bila kedua kondisi tersebut ditulis bersamaan maka akan didapat

L,: P :Q (2-66)
L,R,S
Jadi kondisi keseimbangan dari jembatan ini tidak tergantung kepada frekwensi.
Untuk mencapai keseimbangan, L, dan S dibuat sebagai suatu kebesaran yang dapat
diatur, dan pengaturannya diperlihatkan sebagai dalam gambar. Bila QIS,I, dan R
diketahui maka L* dan P bisa didapat dari

,-:*r,
(2-67)

": s^
Pada Gbr. 246(a), suatu standar induktansi variable (atau induktometer) diperlukan
untuk pengaturan keseimbangan akan tetapi bila hal ini tidak didapat maka sirkit
2.3 Pengukuran Impedansi lU

seperti diperlihatkan pada (b) dari gambar tersebut bisa dipakai. Bila jembatan tErs€but
diseimbangkan dengan mengatur r dan S dengan Kr pada posisi I maka,

L-: P
L, R+r :QS
atau sebaliknya bila diseimbangkan pada posisi 2,

L,- P+r :o
L,-- ,s

2.3,3.2 lembatan Maxwell-llien


Pada Gbr. 247 diperlihatkan sirkit yang disebut jembatan Maxwell-Wien. Jembatan
tersebut dipakai untuk mengukur Z, (atau C) bila C atau (2,) diketahui. Sudah barang
tentu tahanan-tahanan R dan S harus pula diketahui, Karena harga-harga dari tahanan
dapat ditentukan pada umumnya jauh lebih mudah dari pada L dan C, maka pengukuran
tahanan-tahanan murni tidak dimasukkan sebagai sesuatu objek pengukuran, dengan
mempergunakan jembatan-jembatan arus bolak balik, kecuali hal itu
memang
diharuskan demikian pengukurannya. Sebaliknya tahanan seri yang menjadi bagian
tahanan dari suatu induktor atau tahanan paralelnya dari suatu kondensator, dianggap
sebagai objek dari pengukuran.

PS: QR L-: CQR (2-68)

Bagian yang pertama adalah yang berhubungan dengan tahanan (atau bagian nyatanya)
dan yang terakhir dengan induktansi (atau bagian imaginairnya). Untuk membuat
keseimbangan, maka pengaturan diadakan pada S dan C (atau L,). Bila Z" dan C
ditentukan atau tertentu, S dan Q atau R dapat diatur.

Gbr. L47 Jembatan Maxwell- Gbr. 2-48 Jembatan Carey-


Wien. Foster.

2,3.3.3 lembqtan Carey-Foster

Gbr. 2-48 memperlihatkan sirkit yang disebut jembatan Carey-Foster. Jembatan


tersebut dipergunakan untuk mempersamakan induktansi persamaan M dan
kapasitansi C. L dan R adalah induktansi sendiri dari pada induktansi bersamaan yang
terdapat pada sisi jembatan, dan R adalah tahanannya.
Untuk jembatan ini, kondisi keseimbangannya adalah: tegangan di antara lilitan
dari pada induktansi bersamaan yang terdapat pada sisi jembatan, sama dengan nol.
Suatu hal perlu dicatat, bahwa seakan-akan tidak terdapat kondisi keseimbangan,
126 Bab 2, Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

karena salah satu dari cabang-cabang jembatan dihubung-pendekkan. Dengan


mempergunakan referensi-referensi arus yang diperlihatkan dalam gambar maka syarat
. keseimbangan dapat dituliskan sebagai berikut:

(R * jaL)I' - jaM(l, * Ir) : 0 (2-6e)

Persamaan di atas ini hanya benar bila rasio dari 1, terdapat I, adalah tepat, dan
didapat dari persyaratan bahwa tegangan antara cabang SC adalah sama dengan
tegangan melalui cabang Q.

(s+ r$)r,:elz (2-70)

Dari kedua persamaan tersebut didapat,

("*#)
W:,-+":r+fi:r -r ---o- (2-71)

Dengan demikian maka kondisi keseimbangan adalah:

M : CQR, L: M(t + SIQ) (2-72)

Untuk membuat jembatan seimbang, .S dan C (atau M) dibuat sebagai sesuatu yang
variabel. Bila QR diketahui, maka M (atau C) dapa(diketahui.
Suatu hal perlu dicatat di sini mengenai polaritas dari induktansi persamaan.
Suatu induktansi bersamaan (induktometer) dapat dirubah polaritas dari pada lilitan
sekunder terhadap lilitan primernya. Hal ini mengakibatkan bahwa tegangan terminal
dari sisi sekundernya berubah polaritasnya yaitu berlawanan fasanya dengan semula.
Untuk mempunyai pegangan terhadap polaritas ini, maka suatu konvensi diadakan dan
diperlihatkan pada Gbr. 249. Pada (a), tegangan primer dan tegangan sekunder yang
diinduksikan adalah dari polaritas yang sama dan M lebih besar dari nol. Jembatan
Carey Foster tidak bisa dibalansikan kecuali bila tegangan di antara cabang L-Ryang
disebabkan oleh 1, ada dalam polaritas yang berlawanan terhadap tegangan yang
diinduksikan oleh .I, f 1r. Jadi hubungan harus dibuat untuk M lebih besar dari nol.

M >O M <o AA
Gbr.249 Polaritas suatu induktor Gbr.2-50 Rangkaian ekivalem suatu
bersama (mutual inductor). rangkaian induktansi ber-
sama (mutual inductance).

Bila salah satu ujung lilitan primer dari suatu induktor bersamaan, dihubungkan
dengan salah satu ujung dari lilitan sekundernya, maka sirkit dengan tiga terminal
dibentuk. Terminal-terminal tersebut dinyatakan dengan A, B, C, seperti diperlihatkan
dalam Gbr. 2-50(a). Sirkit ini adalah ekivalen dengan (b) dari gambar yang sama.
Ekivalen di sini berarti bahwa bila tegangan ditempatkan atau arus dialirkan, melalui
sepasang terminal yang dipilih antara A, B dan C pada kedua sirkit tersebut, maka tidak
2.3 Pengukuran Impedansi 121

ada perbedaan antara kedua sirkit tersebut. Dengan perbedaan dimaksudkan tegaDgan-
tegangan yang diukur antara setiap pasang terminal atau arus yang diukur kepada suatu
beban yang dihubungkan kepada terminal-terminal tersebut. Konsep ekivalen ini
adalah sangat memudahkan dalam perhitungan sirkit karena sering jauh lebih
memudahkan perhitungan-perhitungan untuk mempeigunakan sirkit ekivalennya
dari pada sirkit praktisnya. Demikian pula hal tersebut didapat dalam iembatan
Carey-Foster ini, yang bila dipakai sirkit ekivalennya, maka perhitungan-perhitungan
untuk persyaratan-persyaratan keseimbangan yang dinyatakan dalam persamaan (2-72)
akan dapat dengan mudah diturunkan.(Gbr. 2-51 adalah sirkit ekivalennya Gbr. 2-48
dari Jembatan Carey-Foster).

Gbr.2-51 Rangkaian ekivalen


suatu iembatan Caiey- Glor. L52 Jembatan Schering.
Foster.

2,3,3,4 lembatan Schering


Pada Gbr. Z-S2 diperiinatkan sirkit yang disebut jembatan Schering. Bila sumber
enersi dibubungkan di dalan\ cara seperti diperlihatkan di dalam gambar, maka arus
yang diambil dari sumber eneisi adalah kecil. Hal ini disebabkan kapasitansi yang akan
menyebabkan impedansi yang tinggi, terutama pada frekwensi-frekwensi yang biasanya
dipergunakan untuk jembatan ini, yaitu 50 atau 1.000 Hz. Cara menghubungkan ini
disebut cara penghubungan tegangan tinggi, dan bila hubungan tersebut dirubah dengan
pemindahan tempat antara detektor dan sumber, maka hubungan-hubungan tersebut
dinyatakan sebagai hubungan tegangan rendah.
Jembatan ini dipakai untuk mempersamakan kapasitas dan tahanan dalam dari
kondensator, dengan kapasitas dan tahanan dalam dari suatu kondensator standar.
Di dalam gambar p* dan p" adalah kerugian-kerugian dielektrik yang didapat pada
C, dan C, masing-masingnya, dan digambarkan dalam bentuk sebagai tahanan-tahanan
seri. Bila masing-masing sudut-sudut kerugian dielektrik dinyatakan sebagai 0* dan 0,
maka akan dapat,

tan0r: e)C,Pr, tan?,: otC,p, (2-73)

Kondisi keseimbangan adalah,

o.* h,- * *r'q, (2-74)


,,* #- f,+i,,,c,
Jadi dengan demikian maka,
128 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

C, S(l - azC,Ctp,Q) S(C.p, * CrQ) (2-7s)


C, - Q0 - @ZC,C2p"S) - Q(C,p, + C;s)
Pada umumnya rugi dielektris adalah kecil dalam tingkat kebesaran l0-3 atau lebih
rendah. Jadi di dalam penggunaan adalah menjadi suatu kebiasaan untuk membuat
jembatan pada syara(-syarat arC, Q dan crrCzS jauh lebih kecil dari l, sehingga syarat-
syarat keseimbangan mer{adi :

,,: r,i (2-76)

tan0, - tan0,: a(CrS - CrQ) (2-77)

Sehingga dengan demikian adalah mungkin untuk mempersamakan C* dengan C,


dan tan 0, dengan tan 0". Dari persamaan tersebut dilihat bahwa kondisi-kondisi
keseimbangan tergantung dari frekwensi, akan tetapi dalam prakteknya karena frekwensi
adalah tetap maka tidak tergantung dari padanya. Pengukuran-pengukuran biasanya
hanya dibuat pada satu frekwensi. Akan tetapi sudut rugi dielektris akan tergantung dari
frekwensi seperti dapat dilihat dalam persamaan (2-73). Jadi hasil pengukuran harus
menyatakan dengan tegas bahwa pengukuran tersebut dibuat pada suatu frekwensi yang
tertentu.

2.3.4 Perhatian Khusus Pada Penggqnaan Jembatan Arls Bolak Balik

Jembatan-jembatan arus bolak balik pada dasarnya mengikuti konsep-konsep pada


jembatan arus searah, akan tetapi dalam prakteknya jembatan arus bolak balik harus
diseimbangkan dengan mengatur dua elemen dari padanya. Contoh-contoh yang
diberikan telah memperlihatkan hal ini" Perbedaan-perbedaan antara jembatan arus
bolak balik dan arus searah di dalam penggunaannya tidak hanya terbatas kepada ini
saja, akan tetapi beberapa hal yang penting masih harus diperhatikan seirerti di bawah
ini.

2,3.4,1 Tameng elektrostatis

Pada pengukuran-pengukllran arus searah, arus mengalir melalui suatu jalan yang
dasarnya tidak seharusnya ditempuh, dan ini disebut arus bocor. Hal ini akan terdapat
bila tahanan-tahanan isolasi tidak cukup tinggi dibandingkan dengan tahanan-tahanan
dari pada sirkit pengukuran.
Dalam arus bolak balik, arus akan mengalir melalui ruangan sekalipun ruangan
tersebut adalah hampa. Sebagai contoh bila elektroda-elektroda dari suatu kondensator
ditempatkan dalam ruang hampa, arus bolak balik akan mengalir melaluinya. Perhatikan
pula, meskipun bila lilitan primer dan lilitan sekunder dari induktor bersamaan
diisolasikan secara sempurna satu dengan lainnya, tegangan akan diinduksikan di antara
kedua lilitan tersebut. Pada keadaan pertama kita dapatkan induksi elektrostatis,
sedangkan pada yang terakhir adalah effek yang disebut induksi elektromagnitis.
Berdasarkan kedua phenomena phisis tersebut, maka bila sesuatu benda, lebihlebih
suatu logam dari material magnitis atau elektrolit ditempatkan di sekitar elemen
jaringan-jaringan arus bolak balik, arus akan mengalir di antaranya.
Hal ini seakan-akan senyawa dengan arus bocor dalam keadaan arus searah, akan
tbtapi dalam prinsipnya tidak dapat dielakkan dalam keadaan arus bolak balik dengan
cara memperbaiki isolasi, yang pada dasarnya rnungkin untuk mengelakkan kesukaran
j

2.3 Pengukuran Impedansi r3

"ffi'
Dil; (a)

Gbr.2-53 Kapasitansi tanah dan pelindung elektrostatis.

dalam keadaan arus searah. Pertama-tama marilah kita membicarakan hal-hal apa yang
dapat dipergunakan untuk menghilangkan pengaruh induksi elektrostatis
Seperti diperlihatkan dalam Gbr. 2-53(a), setiap elemen jala-jala mempunyai
kapasitansi terhadap tanah. Di sini tanah diartikan sebagai sekumpulan benda-benda
keliling yang mempunyai potensial yang dominan dan selalu tidak dimasukkan
permukaan tanah. Bila suatu benda dibawa dekat dengan elemen sirkit seperti
diperlihatkan pada (b), maka kapasitansinya bertambah (C, > C,). Akibatnya arus
yang mengalir dari Z terhadap tanah akan bervariasi dengan pengaturan dari pada
benda-benda yang mengelilingi Z. Bila suatu benda mempunyai potensial arus bolak
terhadap tanah, maka sebaliknya arus bolak balik akan mengalir ke dalam Z, dan dengan
demikian melalui terminal-terminal a atau b.
Sekarang elemen dari sirkit arus bolak balik ditempatkan dalam suatu bejana logam
seperti diperlihatkan pada (c). Bejana tersebut diketanahkan, hingga mengakibatkan
kapasitansi dari elemen sirkit yang dimaksudkan terhadap tanah tetap. Effek dari pada
ini adalah seakan-akan bejana logam tersebut merupakan tameng elektrostatis terhadap
benda-benda sekelilingnya. Cara ini disebut penamengan elektrostatis dan (d) adaiah
jala-jala ekivalen dari pada (c). Jadi setiap elemen sirkit praktis akan mempunyai tiga
terminal yaitu a, b dan tanah, dan disebut impedansi secara tiga terminal. Dengan
tameng elektrostatis, maka C. dan C, dibuat tetap dan tidak dipengaruhi oleh benda-
benda di sekelilingnya. Bila Z adalah rendah dibandingkan dengan C, dan Ca, maka
pengaruh dari arus bocor melalui C, dan C, adalah kecil. C, dan Co adalah dalam orde
dari 100 sampai dengan 1.000pF. Jadi tahanan-tahanan rendah, induktor-induktor
rendah dan sebagainya dalam beberapa hal tidak memerlukan elektrostatis.

2,3.4,2 Alat pentanahan dari lVagner


Setiap elemen sirkit dari jembatan arus bolak balik mempunyai kapasitansi terhadap
tanah. Dan dengan memperhatikan kapasitansi tersebut maka sirkit diperlihatkan dalam
Gbr.2-54. Persyaratan keseimbangan untuk sirkit ini adalah, bahwa seluruh arus yang
mengalir melalui Z, harus mengalir melalui Zr, seluruh arus yang mengalir melaluj Z,
harus melalui Zn, dan pada saat tersebut tidak ada arus yang mengalir melalui detektor
D. Jadi meskipun bila titik c dan d ada pada potensial yang sama, kondisi keseimbangan
tidak dapat dipenuhi secara teliti bila mereka tidak ada pada potensial tanah. Untuk
mengelakkan kesalahan-kesalahan maka alat pentanahan dari Wagner dipergunakan.
Bagian dari gambar yang dilingkari dengan garis terpatah-patah pada Gbr. 2-55 disebut
cabang-cabang rasio pentanahan; penghubung tengahnya diketanahkan. Bila D
130 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

menunjukkan Nol dengan K, ada pada D atau e maka titik c dan d ada pada potensial
yang sama, lagi pula kedua-duanya ada pada potensial tanah. Dengan demikian
meskipun I" dan Yo akan terdapat seperti dalam Gbr. 2-54 tidak ada arus yang
mengalir melaluinya dan akibatnya maka kondisi keseimbanganZ ,Z n: Z zZ rdipenuhi
secara teliti.
Gbr. 2-56 memperlihatkan contoh dari jembatan Schering dengan penggunaan alat
pengetanahan Wagner.

Gbr.2-54 Jembatan arus B-B dengan Gbr.2-55 Jenttatan arus BB dengan


admitansi-admitansi tanah. alat pengetaruhan Wagner.

Gbr. 2-57 Induksi elektromagnit dalam


suatu iembatan arus B-B.

Gbr. 2-56 Jembatan Schering


(dengan suatu jembatan
pengetanahan).

2,3.4,3 Pengaruh dari induksi elektromagnitis


Bila arus mengalir melalui suatu konduktor, fluksi magnitis dibangkitkan di sekitar
konduktor tersebut. Bila fluksi magnitis ini melintasi pengantar lain, suatu tegangan
akan diinduksikan di tempat tersebut. Dalam pengertian ini, hubungan antara kedua
konduktor dinyatakan dengan induksi bersamaan. Gbr.2-57 memperlihatkan hubungan
--l
I

2.3 Pengukuran Impedansi 131


l

antara berbagai bagian dari suatu jembatan arus bolak balik, dengan cara induksi
elektromagnitis, daldm bentuk induksi bersamaan. Dalam gambar tersebut hubungan
elektromagnitis dinyatakan sebagai hasil dari induksi bersamaan antara pengantar-
pengantar utama, akan tetapi disamping ini, induksi elektromagnitis akan dapat
dipengaruhi dengan sangat oleh induksi sendiri atau induksi bersamaan yang bekerja
pada dasar fluksi-fluksi magnitis transformator output dan input, yang dipakai untuk
sumber-sumber energi dan detektor-detektor dan sebagainya. Sekalipun demikian,
Gbr.2-57 adalah suatu contoh yang typis dari pada induksi-induksi demikian ini, yang
dapat diklasifikasikan sebagai :
(l) antara sumber energi dan detektor
(2\ antara sumber energi dan cabang jembatan
(3) antara cabangjembatan dan detektor
(4) antara cabang-cabangjembatan sendiri dan
(5) dari alat-alat lain.
Cara-cara untuk memberikan perlawanan terhadap hubungan elektromagnitis ini
adalah sebagai berikut:
(l) Sumber energi teristimewa satuan pengeluarannya (output unit) dan detektor
teristimewa satuan pemasukannya (input unit) harus ditamengi secara magnitis,
dengan menempatkan masing-masing ke dalam bejana yang dibuat dari material
magnitis, yang mempunyai permeabilitas yang tinggi. Pada frekwensi-frekwensi
tinggi, kotak logam dengan dinding yang tebal, akan mempunyai effek sebagai
tameng elektromagnitis yang dikarenakan kerugian-kerugian arus putar'
(2) Bagi elemen pada cabang-cabang pengukuran yang dapat berubah (dalam
harganya) oleh adanya tameng magnitis, maka adalah suatu kebiasaan dalam
praktek untu! hanya mempergunakan tameng elektrostatis saja. Untuk
menghindari induksi yang disebabkan oleh pengantar-pengantar utamanya,
maka adalah effektip untuk melilitkan pengantar-pengantar tersebut
bersamaan seperti diperlihatkan pada Gbr. 2-58(a). Bila mungkin maka
penggunaan dari kabel koaxial seperti dinyatakan dalam (b) adalah penyelesaian
yang baik. Dalam banyak hal maka akan menjadi sesuatu keharusan agar
pengantar-pengantar utamanya ditamengi secara elektrostatis sepe rti
diperlihatkan oleh garis terpatah-patah pada (a) dan (b). untuk hubungan
antara elemen sirkit dan kawat pengantar pada umumnya' suatu penghubung
yang biasanya dipergunakan, dipakai. Akan tetapi penggunaan dari kabel-kabel
koaxial akan mengharuskan adanya penghubung-penghubung khusus yang
talah direncanakan, untuk memberikan pengamanan yang cukup baik, dan
bila hal tersebut tidak dapat dipenuhi maka dalam penggunaan kawat-kawat
pengantar yang biasa, maka penghubung-penghubung tersebut hendaklah
ditempatkan di dalam suatu kotak logam yang tertutup, setelah
hubungan dibuat.
(3) Setiap elemen jala-jala yang akan mungkin dipengaruhi oleh induksi
elektromagnitis, ditempatkan pada jarak-jarak yang jauh satu sama lainnya,

(a) (b)

Gbr.2-58 Peniadaan induksi elektro-


magnit dari kawat-kawat
penghantar.
t32 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

atau dalam beberapa hal pengaruh induksi elektromagnitis ini dapat dikurangi
hanya dengan merubah posisi satu terhadap lainnya dari pada elemen-elemen
tersebut. Apakah suatu induksi terdapat atau tidak akan dapat dilihat dan
ditaksir pada keadaan seimbang; yaitu dengan melihat apakah keseimbangan
tersebut akan berubah, bila posisi satu terhadap lainnya dari elemen-elemen
mungkin akan terkena oleh induksi tersebut, akan terpengaruh, bila induksinya
berubah.

2.3.4.1 Cara-cara menyeimbangkan jembatan

Sebagai contoh akan diambil jembatan Maxwell-Wien, yang diperlihatkan dalam


Gbr.247. Misalkan pula bahws S dan C adalah elemen-elemen yang dapat diatur.
Pertama-tama atur S demikian rupa sehingga defleksi dari D menjadi minimum,
kemudian atur C sehingga defleksi dari D menjadi minimum; Ulangi prosedur ini
sehingga keseimbangan akhir didapatkan. Sebagai detektor, adalah memudahkan untuk
mempergunakan suatu penguat yang selektif, yang diselaraskan kepada frekwensi dari
sumber energi. Untuk menghindarkan agar penguat menjadi jenuh (alat penunjuk dari
detektor bergerak keluar dari skala) pada tingkat ketidak seimbangan yang besar, maka
sangat dikehendaki bahwa penguat mempunyai pengatur dari faktor penguatannya. Bila
sumber enersi dihubungkan kepada sumbu horizontal dari osiloscope sinar kathoda, dan
pengeluaran dari penguat ditempatkan pada sumbu vertikalnya, maka gambar-gambar
Lissayous akan dibentuk pada layar dari tabung sinar kathoda. (Untuk osiloscope sinar
kathoda harap melihat di 4.4.4).
Karena gambar Lissayous dan pengaturan-pengaturan pada ^F dan C pada Gbr.
247, mempunyai suatu hubungan yang karakteristiknya diperlihatkan dalam Gbr.2-59,
maka dengan melihat pada gambar dengan mudah dapat diperkirakan bagian mana dari
jembatan yang harus diatur. Untuk beberapa jembatan mungkin akan sangat sulit untuk
menyeimbangkan jembatan tergantung dari pemilihan elemen-elemen yang diatur.
Dalam keadaan demikian adalah sangat menguntungkan untuk memperlihatkan pada
tabung sinar kathoda.

O
(a) (b) (c)
Diperlukan pengaturan Diperlukan pengaturan Diperlukan pengaturan
S saja. C dan S. C saja.

Gbr. 2.59 Gambar-gambar CRO dari ketidak seimbangan jembatan arus B-B (keadaan
seimbang ditunjuk oleh garis-garis patah).

2,3,4,5 Hal-hal lain


Untuk suatu jembatan dimana kondisi keseimbangan tidak tergantung dari
frekwensi, maka stabilitas frekwensi dari sumber enersi adalah tidak begitu kritis.
lagi pula distorsi dari pada bentuk gelombang tidak merupakan suatu masalah yang
terlalu berarti. Akan tetapi dalam beberapa hal, R, L, dan C akan mempunyai suatu
ketergantungan kepada frekwensi, dan lebih-lebih lagi bila ketergantungan Z kepada
frekwensi adalah tinggi. Dengan demikian maka sumber enersi yang akan dipergunakan
dengan elemen yang demikian ini, sedapat mungkin harus mempunyai distorsi yang
kecil. Dalam beberapa hal harga-harga R, L, dan C akan mungkin berubah dengan
2.3 Pengukuran Impedansi 133

tegangan sumber enersinya. Dalam keadaan R, sebab yang utama adalah pemana5an
sendiri, lagi pula terlihat dalam keadaan arus searah, akan tetapi dalam keadaan L dan C
sebab-sebabnya adalah sangat kompleks. Jadi dalam pengukuran, adalah menjadi suatu
keharusan untuk mencatat hal-hal yang keluar dari sumber enersi, dan bila mungkin
rubahlah sedemikian rupa sehingga lebih meyakinkan kepada hasil-hasil pengukuran.

2.3,5 Jembatsn Ratio Induktif

Suatu jembatan yang dibuat dengan cabang-cabang rasio yang terdiri dari induktor
bercabang dengan inti feromagnitis seperti diperlihatkan dalam Gbr. 2-60, disebut
jembatan ratio induktif.l{, dan N, adalah jumlah-jumlah lilitan dari pada masing-masing
kumparan.
Nty

(Nr -l Ne)/
l9

j'lL:
NrR:r
Nr
/Yr*Nr' NzV

Gbr. 2-60 Rangkaian jembatan lengan Gbr.2-61 Pengukuran perbandingan


pembanding induktip (induc- dari kapasitansi-kapasitansi
tive.ratio arm bridge). dengan suatu iembatan le-
ngan pembanding induktip.

2.3,5.1 Prinsip-prinsip kerja


Dengan induktor diketanahkan pada titik cabangnya, maka tegangan terminal pada
keadaan I dan2

u- Nt v
rt-fii ,a1tl-,
(2-78)
Yz:-Nffiv
tr- Nz

Ditektor D akan menunjukkan nol bila

i, * iz:l+fi:o (L7e)

Dengan demikian maka:

Zt-N, (2-80
zr- N,
adalah kondisi keseimbangan. Mengingat NtlNz tidak mempunyai bagian imaginairnia.
jembatan akan dapat dipergunakan untuk mempersamakan impedansi-impedansi lang
mempunyai sudut fasa yang sama. Gbr. 2-61 memperlihatkan penggunaan jembatan ini
134 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

untuk mempersamakan kapasitansi. G, dan G, adalah konduktansi dari masing-masing


Cr dan C2. Untuk mencapai keseimbangan maka diperlukan pengaturan dari bagian-
bagian kapasitif maupun bagian-bagian konduktif, akan tetapi dalam contoh diberikan,
pengaturan kapasitif dicapai dengan mengatur C, dan pengaturan dari konduktansi
dengan mengatur konduktansi g.Dalamkeadaan keseimbangan,g adalahpada potensial
nol pada ujung ditektor. Bila ujung ditektor yang lainnya mempunyai potensial u, maka
hubungan-hubungan berikut di bawah ini berlaku.

iaCfirV : j@C2N2V
(2-81)
NtVGt + ga: N2VG,

Dengan demikian maka a didapat sebagai berikut,

1r_ r V
, - (N,R -
r,Ty@ r)(NrR -i r)R E (2-82)

Koeffisien dari g pada penyebut dari persamaan tersebut di atas adalah tahanan paralel
dari (N,R - r) dan (lfrR + r)- Nyatakanlah kebesaran ini dengan
memasukkan u dalam persamaan (2-82) untuk rumus dari bagian konduktansi dalam
Rr. Dengan

persamaan (2-81), akan didapat

N,G, * N:Lrr
+ gn lF+#
: NzGz r (2-83)

Dengan demikian maka kondisi keseimbangan menjadi

gr
Gl + (r[rtl/z)R(l
9]:
c2 gr
!cRo) :N,y'f1 (2-84)
G2- (r[,*nr2)R(1
*cR,)
Pada umumnya gRo. dihilangkan dari persamaan di atas tbrsebut; g danR, cukup kecil,
sehingga 9R, r) dan (NrR + r) : disebut sirkit
K l. Sirkit tahanan dari g dan (N,R -
keseimbangan konduktansi, dan seperti akan dilihat dari persamaan (2-84), sirkit
tersebut sesuai dengan hubungan paralel dari C, dengan konduktansi kecil gr/[(il, f
nfr) X(l t SRo)] dan C., dengan kebesaran yang sama dalam paralel pula, akan tetapi
dengan bertanda negatip:

2.3.5.2 Ciri-ciri
Jembatan ratio induktip mempunyai ciri-ciri seperti di bawah ini, dan dapat
dipergunakan dengan sangat mudah untuk mempersamakan dua impedansi yang
mempunyai fasa yang hampir-hampir sama, dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
(l) Dalam Gbr. 2-62, kapasitansi ke tanah dari impedansi yang akan
dipersamakan, diperlihatkan dengan garis terpatah-patah. Pada jembatan
ratio induktip, kapasitansi tersebut di atas tidak mempengaruhi kondisi
keseimbangan, dan dengan demikian, maka alat pengetanahan tidak
diperlukan. Hal tersebut di atas ini dapat dilihat sebagai berikut: pertama-tama
seperti dilihat dalam gambar C', dan C', ada dalam paralel dengan D dan dengan
demikian tidak mempunyai sangkut pautnya dengan kondisi keseimbangan.
Kedua, C, dan C, masing-masing dengan lilitan N,. dan i/r. jadi arus-arus .I,.
2.3 Pengukuranlmpedansi r35

r--e
6g
t3

-
Gbr.2-62 Peng;aruh dari admitansi- Gbr. 2-63 Hubungan suatu jembatan
admltansi tanah dalam suatu lengan pembanding induktip
jembatan lengan pembanding dan sumber dayanya'
induktip.

dan Ir. yang mengalir di dalam masing-masing lilitan N,. dan Nr, pada
umumnya berbeda satu dan lainnya dalam besarnya maupun dalam fasanya.
Akan tetapi karena V, dan I/, ditentukan hanya oleh fluksi magnitis di dalam
intinya dan jumlah lilitan Nr. dan Nr, maka hubungan di bawah ini tetap
berlaku.

Vr: _N, (2-8s)


V2 N2
Sebagai contoh bila.I, berubah dan menyebabkan fluksi magnitis dalam inti,
berubah pula, perubahan dari fluksi magnitis tersebut dililit secara bersamaan
oleh kedua kumparan N, dan Nr.
(2) Sepert!, terlihat dalam persamaan (2-S5) rasio dari tegangan terminal dari
cabang-cabang ratio dari jembatan, adalah sama dengan rasio dari jumlah
lilitan dari kumparan-kumparannya. Dengan demikian, rasio, cabang-cabang
ratio jembatan tidak akan berubah dengan waktu. Dengan jembatan-jembatan
ABB yang biasanya didapatkan, ciri ini tidak dapat direalisasikan.
(3) Rasio yang mempunyai harga-harga (10: l) atau 100: I mudah bisa didapat
dengan pengaturan dari jumlah-jumlah lilitan.
Pada umumnya, inti dari kumparan dibuat sebagai inti toroida yang didapat dengan
o
melilitkan dalam bentuk cincin pita logam dari supermaloy (Mo 5 %, Ni 791,Mn0,03 o.
Fe sisanya) atau pula logam magnitis lainnya, yang mempunyai permeabilitas tinggi
tebal kira-kira 0,05 mm. Dengan inti seperti dijelaskan di atas, yang mentpunyai
permeabilitas relatip sebesar lOs dan dengan membuat lilitanJilitan kumparan dengan
Lati-hati, maka rasio dari tegangan terminal dan ratio jumlah lilitan, akan sesuai satu
dengan lainnya sampai dengan batas-batas kesalahan dalam orde 0,00001 /'. Akantetapi
dengan mempergunakan transformator-transformator kecil yang biasanya didapat,
dengan inti dari baja silicon, ketelitian dalam orde 0,01/, dapat direalisasikan dengan
mudah. Dalam penggunaan secara praktis dari jembatan ratio induktip ini, adalah perlu
untuk menghubungkan ke tanah pencabangan dari cabang-cabang rasio melalui suatu
transformator seperti diperlihatkan dalam Gbr. 2-63. Dengan cara demikian ini, tidak
akan ada kesukaran bila sumber enersinya dihubungkan ke tanah.

2.3.6 Indikator Impedansi Langsung

Untuk penggunaan-penggunaan sederhana, indikator-indikator )ang


memungkinkan pembacaan secara langsung dari kebesaran Z atau C sering
136 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

dipergunakan. Gbr. 2-64 memperlihatkan suatu contoh dari indikator-indikator


impedansi yang dimaksudkan, dimana K dirubah sedemikian rupa sehingga I, dan I,
dapat diukur dengan mempergunakan alat ukur Amper arus bolak balik. Dari rumus-
rumus:

I,: otCnV, I,: aC,V (2-86)

akan didapat,

T
C,: ?C"
rs
(2-87)

Jadi bila alat ukur Amper dibuat dengan skala (I*|I,)C" maka C* akan dapat dibaca
secara langsung.

-it\*
-T---l*
-T---7- o,,
;i'n
ii
_____i i

Gbr.2-64 Rangkaian indikator kapasi- Gbr. 2-65 Prinsip pengukuran fluksi-


tansi secara pembacaan lang- fluksi magnit dengan suatu
sung (Direct Reading capaci- galvanometer balistik.
tance indicator).

2.4 Pengukuran-pengukuran Magnitis


Phenomena magnitis mendapatkan penggunaannya yang luas dalam pengukuran-
pengukuran listrik. Lagi pula material-material magnitis sangat perlu untuk kepentingan
industri listrik dan elektronik, untuk peralatan tenaga listrik, maupun alat-alat
komunikasi.

2.4,1 Peralatan Untuk Pengukuran Magnitis


2.4.1.1 Galvanometer balistis
Bila suatu arus yang berbentuk pulsa dengan jangka waktu yang pendek yangjauh
lebih pendek dari pada perioda pergeseran dari galvanometer, mengalir melalui galvano-
meter tersebut, maka galvanometer tidak akan bergeser pada saat yang bersamaan, akan
tetapi mulai bergeser secara perlahan-lahan setelah arus pulsa tersebut melaluinya; lagi
pula harga maksimum dari pergeseran berbanding lurus dengan jumlah dari seluruh mu-
atan yang mengalir melalui galvanometer. Seperti diperlihatkan dalam Gbr. 2-65,
hubungkanlah suatu kumparan penguji C yang berlilitan dengan fluksi magnitis O, pada
posisi A dengan suatu galvanometer Balistis BG, dan gerakkan C untuk berpindah ke
posisi B dalam waktu yang singkat, lebih pendek dari pada perioda pergeseran
galvanometer, nyatakanlah fluksi yang dililit pada posisi B adalah tD2. Variasi waktu dari
fluksi lilitan selama jangka waktu dari C digerakkan mulai dari A ke B diperlihatkan
2.4 Pengukuran-Pengukuran Magnetis ll7

dalam Gbr. 2-66(a), untuk penyederhanaan perubahan selama jangka uaktu lt


diperlihatkan secara linier, namun teori ini dapat dibuat Iebih umum untuk keaclaar'
keadaan dimana perubahan tidak linier. Akan tetapi adalah mutlak diperlukan bahua
A, harus jauh lebih pendek dari pada perioda pergeseran galvanometer. Dalam Gbr.
2-66(b), perubahan dari gerak gaya listrik yang diinduksikan dalam kumparan penguji
terhadap waktu diperlihatkan. Gerak gaya listrik ini berbanding lurus dengan tingkat
perubahan dengan waktu dari fluksi magnitis. Arus yang mengalir melalui galvanometer
aa"tun sama dengan gerak gaya listrik tersebut dibagi dengan tahanan seluruhnya R dari
sirkit, dan diperlihatkan dalam Gbr. 2-66(c). Dengan demikian, maka jumlah dari
muatan listrik yang dilepaskan melalui galvanometer, Q sebagai konsekwensi dari
pergerakan kumparan penguji dari A ke B adalah sama dengan luas yang dibatasi oleh
gelombang arus seperti diperlihatkan dalam Gbr. 2-66(c). Muatan yang dimaksudkan
tersebut di atas (Q) dapat dinyatakan sebagai berikut:

O:$:-9;xAr:\@, (2-88)

Misalkan bahwa galvanometer bergeser melalui sudut 0 sebagai konsekwensi dari pada
muatan Qyangmelaluinya, maka Q: K0,dimanaKadalah kepekaan muatan dari pada
galvanometer. Bila jumlah lilitan dari pada kumparan penguji adalah N, maka l{ x
Rumus (2-88) adalah sama dengan r(0, sehingga dengan demikian maka,

O,-Or:**, (2-8e)

Jadi, bila 1y', R, dan K diketahui maka perubahan dalam fluksi magnitis sebagai akibat
dari pergerakan dari A ke B bisa diukur dengan mengukur 0. Harga dari .K adalah dalam
orde l0-8 coulomb per derajat sudut pergeseran galvanometer.

Penahan (silk or
E / cotton thread)
(a) &

J > Ligament
0 Waktu

Waktu

(c)

Gbr. 2-67 Prinsip suatu fluksimeter.


0

Gbr. 2-66 Hubungan antara perubahan


fluksi magnit dan arus.
I 138 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

2,4,1.2 Alat pengukar fiuksi


Alat pengukur fluksi bekerja atas dasar yang hampir sama dengan galvanometer
balistik. Akan tetapi, arus yang mengalir ke dalam kumparan putar dimasukkan melalui
dua pengikat yang dililit pada arah-arah yang berlawanan, dengan akibat mengurangi
momen pengontrol sedemikian rupa, sehingga penunjuk yang ditempatkan pada
kumparan putar akan dapat berhenti pada posisi-posisi yang dikehendaki.
Hubungkanlah kumparan penguji pada terminal-terminalnya. Bila alat pengukur
bergeser melalui sudut 0 sebagai akibat dari pergerakan kumparan penguji, maka besar
sudut perputaran tersebut berbanding lurus dengan perubahan fluksi. Bila jumlah lilitan
dari kumparan penguji adalah N, maka

(Dr
- ,r: #t (2-e0)

Dimana K adalah suatu konstanta yang menyatakan kepekaan dari alat pengukur fluksi.
Berlainan dengan galvanometer balistik, persamaan tersebut di atas ini tidak tergantung
dari pada tahananjaringan-jaringan. Tahanan dari kumparan penguji biasanya dibuat di
bawah 20C}. Dengan alat pengukur fluksi, perubahan-perubahan fluksi dari kurang lebih
l0-1 Wb dapat dideteksikan. Perbandingkanlah kepekaan ini dengan kepekaan dari
galvanometer balistik, yang dapat mendeteksikan perubahan-perubahan dari kira-kira
l0-6 Wb. Bila penampang dari kumparan penguji dan jumlah lilitannya diketahui maka
kepadatan fluksi dapat pula diukur.

Gbr. 2-69 Prinsip Generator Hall.

Gbr. 2-68 Kalibrasi dari fluksi


meter.

2.4.1.3 Kaliberasi dari alat pengukurffuksi


Dalam pengukuran fluksi-fluksi magnitis atau kepadatan fluksi magnitis dengan
mempergunakan galvanometer balistik atau alat pengukur fluksi, konstanta alat
pengukur seperti pada persamaan (2-89) atau persamaan (2-90) turut berperan. Dengan
demikian maka akan menjadi suatu keharusan untuk menera alat-alat ukur tersebut.
Untuk kaliberasi dari alat pengukur fluksi ini, maka jaringan-jaringan pengukuran seperti
diperlihatkan dalam Gbr. 2-68 dipergunakan. Standar induktansi bersamaan mempunyai
harga induktansi bersamaan M yang diketahui. Bacalah arus primer dari induktansi ini
dengan alat pengukur Amper A, dan kemudian rubahlah polaritas dari pada arus dengan
pertolongan suatu penghubung K. Perubahan fluksi pada lilitan-lilitan sekundernya
adalah 2 MI. Kumparan penguji C dihubungkan secara seri dengan lilitan-lilitan
2.4 Pengukuran-Pengukuran Magnetis 139

sekunder S. Karena alat pengukur fluksi dalam keadaan ini bekerja seakan-akan dengan
menghadapi perubahan fluksi sebesar 2 MI dengan lilitanJilitan sekunder S sebagai
kumparan penguji, maka akan mungkin mengkaliberasikan skala dari alat pengukur
fluksi secara langsung. Untuk galvanometer balistis, muatan listrik yang melalui
galvanometer, Q', diberikan sebagai

(2-et)
9' --2ff: Ko'

dimana 0' adalah pergeseran maksimum dari pada galvanometer yang disebabkan oleh
perubahanfluksi sebesar2Ml,danKakan dapatdiketahui bila M,I, R,dan0'diketahui
pula. Pada pengukuran dengan cara yang disebutkan ini haruslah diusahakan untuk
tidak terdapat perubahan fluksi, bilapun ada, sebagai hasil dari perubahan arah arus
untuk melilit dengan kumparan penguji C.

2.4.1.4 Gerurator Hall


Seperti diperlihatkan dalam Gbr.2-69, arus i dialirkan ke dalam semi konduktor
seperti germanium yang mempunyai tebal t, dan tempatkan semi conductor yang
dimaksudkan di dalam medan magnit yang mempunyai kepadatan fluksi magnit .8,
sedangkan arah dari kepadatan magnit adalah tegak lurus pada semi conductor
tersebut. Suatu gerak gaya listrik u akan terjadi, yang mempunyai arah tegak lurus pada
.B maupun i. Besar gerak gaya listrik ini dinyatakan oleh rumus sebagai berikut.

", _ 4iB (2-e2)


t

Phenomena ini disebut efek dari Hall, dan 4 yang mempunyai dimensi m3/ Coulomb
disebut koefisien Hall. Bila 4 i t dan i diketahui maka B dapat diukur dengan mengukur u.
Generator Hall adalah demikian kecilnya mengingat I adalah dalam orde 0, I mm,
sehingga dengan mudah dapat dipergunakan untuk mengukur kepadatan fluksi dalam
ruangan-ruangan yang sangat sempit seperti diperlihatkan dalam Gbr. 2-70. Kepekaan
dalam orde lO-a Wb/m2 dengan mudah dapat dibuat. Untuk mengkaliberasikan
generator ini ukurlah gerak gaya listrik Hall untuk suatu kepadatan fluksi magnitis
yang diketahui. Alat pengukur Gauss dengan generator Hall secara komersiel, biasanya
diperlengkapi dengari magnit permanen yang kecil sebagai medan magnit untuk
kepentingan kaliberasi, karena magnit permanen akan dapat dibuat untuk kepadatan
fluksi magnitis yang diketahui. Koefisien Hall dari germanium adalah dalam orde I
sampai g- ralr/Coulomb.
1

Kumparan output
Kumparan
arus
Gbr.2-70 Pengukuran medan-medan Bahan magnitis
magnit dengan suatu genera-
tor Hall. Gbr. 2-71 Modulation magnitis.

/
r
140 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

2.4.1.5 Modulator magnitis


Seperti diperlihatkan dalam Gbr. 2-71 lilitkanlah kumparan arus dan kumparan
penghasil melalui suatu material magnitis. Dimisalkan bahwa material magnitis akan
mempunyai kurve BH yang dengan mudah dapat menjadi peka seperti diperlihatkan
dalam Gbr.2-72. Bila arus bolak balik i dengan frekwensi/mengalir melalui lilitan arus

lr+lz:T

Gbr. L72 Prinsip dari modubtor magnetik.

adalah cukup besar, sehingga material magnitis yang dipakai sebagai inti menjadi jenuh,
sedangkan kesemuanya ini ditempatkan dalam suatu medan-magnit H, maka material
magnitnya dikenakan oleh pengaruh medan magnit-yang disebabkan oleh i dan H.
Dengan demikian maka kepadatan fluksi magnitis dalam material magnitis tersebut
akan menjadi jenuh secara tidak simetris, seperti diperlihatkan dalam (b) sesuai dengan
polaritas dari i. Tingkat dari ketidak simetris4n ini adalah lebih jelas pada harga-harga H
yang besar. Dengan adanya perubahan-perubahan dalam kepadatan dari fluksi magnitis,
tegangan yang berbanding lurus terhadap kecepatan perubahan dari kepadatan fluksi
magnitis dibentuk pada ujung-ujung lilitan penghasil seperti diperlihatkan pada (c).
Jadi, dengan berbanding lurus terhadap besar 11, posisi pulsa negatip dari tegangan
penghasil akan bergeser terhadap posisi dari pulsa positip. Hal ini memperlihatkan bahwa
penghasil akan bergeser terhadap posisi dari pulsa positip. Hal ini memperlihatkan
bahwa komponen dari tegangan penghasil yang mempunyai frekwensi 2f akan
bertambah besar sebanding dengan .FL Suatu peralatan yang membangkitkan signal-
signal arus i dari harmonis yang kedua dan berbanding lurus terhadap medan magnit
yang akan diukur H, dengan cara yang dimaksudkan, disebut modulator magnitis.
Prinsip ini dipergunakan untuk pengukuran medan-medan magnit dan kepadatan
fluksi magnit. Cara ini memungkinkan untuk membuat alat-alat ukur yang mempunyai
kepekaan yang sangat tinggi, sehingga dapat mengukur kepadatan fluksi dalam orde
10-e Wb/m,. Dalam Gbr. 2-73 diperlihatkan suatu contoh untuk pengukuran medan
magnit H yang disebabkan arus searah 1 dalam kumparan tonoida. Mengukur 11
adalah sama dengan mengukur l dan dengan demikian sirkit dari Gbr. 2-73 dipakai
dengan maksud untuk mengukur arus searah d dengan mengkonversikannya kepada
tegangrn harmonis yang kedua dari i. Dengan cara ini, arus-arus searah dalam orde
10-e sampai l0-'o A ddpat diukur.
2.4 Pengukuran-Pengukuran Magnetis I'tl

Gbr.2-73 Pengukuran medan magnir Gbr.2-74 Rangkaian magnitis'


dalam zuatu inti toroidal.

2.4.2 Pengukuran Kurva BH

Dalam material ferromagnitis rerdapat phenomena yang disebut histerisa pada


kurva BHnya sesuai dengan riwayat dari magnitisasinya. Jadi dengan harga yang sama
pada medan magnit (I1) yang ditempatkan, harga kepadatan fluksi (B) yang sama,
iiauUun akan selalu didapatkan. Jadi dalam pengukuran kurva BH, adalah menjadi
suatu keharusan untuk menganut prosedur pengukuran yang tepat'

2.4.2.1 Sirkit magnirts

Dalam pengukuran ini material yang akan diuji dibuat dalam bentuk toroida tanpa
celah udara.-BiL toroida yang akan diuji seperti yang diperlihatkan dalam Gbr' 2-74
dibuat dengan lilitan sebesar N, dan arus l dialirkan ke dalamnya, maka medan magnit
di dalam toroida tersebut, Il diberikan oleh:

II:Y (2-e3)

pula panjang
(Dalam rumus tersebut / adalah panjang keliling dari toroida dan disebut
'jalan magnit.
t Dalam peniniauan sifat kerja dari toroida yang sedang diuji, maka konsep-kon>ep
sirkit magnit
\ Sirtit magnii sering dipergunakan, dan akan banyak menolong' Pengertian
/ ini ut un iii.tast un r..u.u singkat. Bila arus sebesar l mengalir dalam
suatu kumparan
( uunn memounvai iumlah lilitan N,, maka gerak gaya magnit (dipendekkan sebagai ggm)
pada Gbr. 2-74, ggm ini
)r.U."rur ,rf ,f atun aiUangkitkan.'Dalam contoh yang diberikan
(dit..p"tkun pada panjang jalan magnit sebesar I dalam keseluruhhnnya' Dan- karena
)..a"n magnit adaiah iata sepanlang /, maka medan magnit di dalam
toroida yang
hiuii, diberikan oleh persamaan (2-93).
'' " p..nyu,uan di atas tersebut dapat dibenarkan mengingat permeabilitas toroida yang
seqql4-m9-
sedang diuji, adalah cukup tinggi sehingCa Uksl-InaJll!-hamliriampir
nyeluruh terdapat dalam toroida tersebut. Suitu sirkit yang mengandung fluksi-fluksi
mdgiiitii-sepliii'aiga-Uurkan di atas tersebut, d]lgbglSgkilrneCnit. Bilapun ada celah
udara yang mempunyai tebaldyanglebih kecil dari pada penampang toroida,pengertian
dari siit<it magnii akan tetap, karena fluksi-fluksi magnitis hampir seluruhnya ada
dalan
penampang dari toroida yang dimaksudkan.
Untu[ menjabarkan hubungan antara ggm dan fluksi magnitnya, pengerr:an
) reluktansi atau tahanan magnitis dipergunakan. Untuk sirkit magnit yang mempunyai
n.nurnung S, permeabilitas p dan panjang jalan magnitis /, maka reluktansinya
/
142 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

, adalahR^: il(pS). Untuk suatu sirkit magnit dengan celah udara d pada Gbr. 2-74,
reluktansi keseluruhannya dianggap sebagai sirkit seri dari toroida yang sedang diuji
dan celah udara. Dengan demikian maka reluktansinya dapat dinyatakan sebagai Ri :
(l - d)lfuS) * dlfuos) dimana po adalah permeabilitas dari hampa udara. Bila p
dinyatakan sebagai p,po maka p, disebut permeabilitas relatif. Mengingat p, untuk
meterial magnitis adalah kira-kira berkisar antara 103 sampai 105, maka reluktansi dari
pada sirkit magnit dengan celah udara akan berbeda satu dengan lainnya. Sedangkan bila
celah udaranya adalah cukup tebal, maka reluktansi dari sirkit magnit keseluruhannya
hampir ditentukan oleh reluktansi dari celah udara.
Bila ggm sebesar N,lditempatkan di dalam sirkit magnit yang mempunyai reluktansi
R. maka fluksi magnitis yang dibangkitkan adalah (NJ)|R^. Ini mempunyai
persamaannya kepada hukum ohm sirkit listrik, bila analogi seperti di bawah ini dipakai.
Gerak gaya listrik (ggl) *
- gerak gaya magnit(ggm), tahanan reluktansi, Arus -
fluksi magnitis. Jadi konsep sirkit magnit dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah-
masalah magnitisme dalam material-material magnit dengan mempergunakan analogi
sirkit listrik.
Untuk sirkit magnit dengan celah udara, ggm yang ditempatkan dipakai secara
bersamaan oleh material magnit dan celah udara. Dengan demikian maka bila celah
udaranya adalah besar, maka ggm yang ditempatkan pada material magnitnya tidaklah
berarti, dan dengan demikian maka medan magnit yang dihasilkan adalah kecil. Dari
penjelasan ini, maka kepentingan dari celah udara di dalam sirkit magnit akan dapat
dimengerti.
Konsep dari sirkit magnit, tidak selalu ketat, dan tidak akan selalu berlaku secara
numerik. LebihJebih lagi karena masalah histerisa biasanya tidak diperhitungkan. Akan
tetapi konsep tersebut akan memberikan cara yang mudah untuk mendapatkan ukuran
terhadap material magnit yang sedang diperhatikan.

Gbr. L75 Rangkaian untuk pengukuran kurva-kurva


B-H (Hysteresis loops).

2,4,2.2 Demagnitisasi
Gbr. 2-75 memperlihatkan pengaturan peralatan untuk pengukuran kurva-kurva
BH. Sebelum mulai dengan pengukuran, demagnitisasi diperlukan. Terdapat
kemungkinan bahwa meskipun tidak ada medan magnit luar, fluksi magnit tertinggal
akan terdapat di dalam bahan yang diuji, dan prosedur untuk membuat fluksi tertinggal
tersebut menjadi nol disebut demagnitisasi. Cara untuk mencapainya adalah sebagai
berikut:
(l) Tutuplah K, dan Kn.
(2) Pindahkan K, ke kiri, dan atur R, sedemikian rupa sehingga arus magnitisasi
yang akan lebih besar dari pada yang akan diukur mengalir melalui lilitan N,.
Mungkin pula bahwa K, harus dipindahkan ke kanan akan tetapi di dalam hal
2.4 Pengukuran-Pengukuran Magnetis 143

ini diperumpamakan bahwa K, dipindahkan ke kiri.


(3) Pindahkanlah K, ke kanan.
(4) Naikkanlah R, secara perlahan-lahan untuk mengurangi arus magnitisast.
(5) Pindahkan K' ke kiri.
(6) Naikkanlah R, selanjutnya untuk mengurangi arus magnitisasi.
Selanjutnya ulangi prosedur untuk membolak-balikkan Kr sehingga arus magnitisasi
menjadi nol. Dalam hal ini kurva BH akan sampai kepada kondisi H : 0 dan ,B : 0
melalui jalan yang diperlihatkan dalam Gbr. 2-76.

Gbr. L76 Kurva B'H GW. L77 Cara untuk Pengukuran


(demagnitasi). kurva-kurva B-H (HYsteresis
Ioops).

2.4.2.3 Pengukuran karva BH


(l) Pertama-tama pindahkan K, K, ke kanan, tutuplah K,
ke kiri, dan kemudian
dan kurangi R, sehingga H.
yang akan diukur bisa didapatkan. Keadaan
magnitisasi pada saat ini dinyatakan oleh titik A dalam Gbr.2-77.
(2) Buka Kn dan pindahkan K, (kebalikannya), keadaan magnitisasi dinyatakan
oleh titik D. Perubahan fluksi sebagai hasil dari pembalikan ini diukur dengan
alat pengukur fluksi, dan kepadatan fluksi B.yangsesuai dengan f/, dinyatakan
oleh

B: oo (2-91t
2S

dimana S menyatakan penampang dari pada bahan yang diuji.


(3) Pindahkan K, ke kiri dan buka Kr. Pada saat ini R, dihubungkan secara
seri dengan R2 sehingga arus magnitisasinya dikurangi sampai pada titik.B,.
Dari perbedaan pembacaan penunjukan pada pengukur fluksi pada saat ini
yang dinyatakan sebagai AO1, -Br dapat diketahui sebagai berikut.

Br: ,,-+ (2-es)

(4) Pindahkan K,
ke kiri, Kemudian R, dihilangkan dan arus magnitisasi
titik D. Bacalah F pada saat ini.
dikembalikan kepada
(5) Pindahkan K, ke kanan, R, dihubungkan lagi secara seri dengan R, dan
membawa kepada titik Ai
(6) Tutup K, ;kembali kepada titik A. Dari perubahan fluksi pada saat ini, A@ .

B', dapat diketahui sebagai berikut.

B't: Bo- + r l-96.1


144 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

(7) Naikkan R, dan ulangi langkah-langkah (3) sampai (6) untuk mendapatkan
kepadatan fluksi pada titik B, dan Br. Dengan mengulangi prosedur yang
dinyatakan di atas tersebut, dan menambahkan R, secara setapak kurva BH
pada daerah positif dari H akan didapatkan. Pada daerah negatip dari I/ kurva
adalah simetris dengan daerah positip terhadap titik nol.
Dengan cara seperti disebut di atas ini adalah penting untuk meyakinkan dari
pembacaan alat ukur fluksi, bahwa kembali kepada titik-titik D dan A secara teliti akan
didapatkan pada langkahJangkah (4) dan (6) masing-masingnya.

Gbr. 2-78 Rangkaian untuk melihat kurva B-H.

2.4.3 Penggambaran Kurva BH

Untuk menggambar kurva BH pada osilograf sinar katoda (OSK) atau pada
pencatatanX - Y (lihat 4.4.3.3), pengaturan peralatan seperti diperlihatkan dalam
Gbr.2-78 dipergunakan. Dalam gambar ini, medan magnit dalam bahan yang diuji M
adalah berbanding lurus dengan harga sesaat dari pada arus bolak balik yang mengalir
dalam kumparan magnitisasi P. Dan bila arus bolak balik tersebut, berupa sinusoida
medan magnit dapat dihitung dari jumlah lilitan kumparan dan panjangjalan magnitnya.
Tegangan terminal dari kumparan sekunder S, yaitu o, berbanding lurus dengan
kecepatan fluksi magnit, O, di dalam bahan yang diuji. Elemen-elemen R dan C dari
sirkit sekunder haruslah dipilih sedemikian rupa sehingga coCR jauh lebih besar dari pada
l, untuk frekwensi dari sumber energi/: ctl2n. Harga perkalian antara R dan C
mempunyai dimensi dari waktu dan disebut konstanta waktu. Tegangan terminal dari C
yaitu u" berbanding lurus dengan @ atau pula dengan kepadatan fluksi .8.
Dengan menempatkan tegangan ut yang berbanding lurus dengan arus magnitisasi
i, (tegangan yang terjadi melalui R,) pada sumbu horizontal dari OSK, dan tegangan u"
kepada.sumbu vertikalnya, maka kurva BH bisa diperlihatkan pada tabung dari OSK.
Agar memungkinkan pembacaan yang langsung pada sumbu-sumbu vertikal
maupun horizontal dari tabung OSK ataupun perubahan batas-batas pengukurannya,
sirkit pembantu untuk menyatakan ggm dari i, dan Nr, dan @ dari iy',, .R" dan u" akan
diperlukan, sebagai penambahan kepada sirkit yang diperlihatkan.
Di bawah ini akan dijelaskan bahwa tegangan terminal dari C,yaituu", menunjukan
O. Dimisalkan bahwa sifat dari perubahan fluksi adalah seperti diperlihatkan dalam
Gbr. 2-79(a). Tegangan terminal dari pada lilitan-lilitan sekunder berbanding lurus
terhadap kecepatan perubahan, dan diperlihatkan dalam gambar tersebut pada (b).
Sirkit untuk pemuatan kondensator C melalui tahanan R dari tegangan ini diperlihatkan
pada (d). Bila l'u,l adalah lebih kecil dari lul, arus pemuat i adalah hampir-hampir
2.4 Pengukuran-Pengukuran Magnetis 145

berbanding lurus dengan a. Dengan demikian perubahan waktu dari i sesuai dengan
r
seperti dipirlihatkan dalam (b). Bila C dimuati oleh f dari saat ,o ke ,' muatan )'ang
dengan luas yang diarsir pada (b) diakumulasikan pada c. Dengan demikran
"quirutent
makaa": r'
QlC.
Dari penjelasan tersebut di atas, maka akan dimengerti bahwa bila kecepatan
perubahan waktu dari O adalah nol maka kecepatan perubahan waktu daria" adalah
nol; o dan a" menaik atau menurun secara bersamaan. Bila o mempunyai bentuk
(c,CR2 l. Dengan
gelombang daii perioda 2nf a, makakondisi untuk lo" I > lo I adalah
gelombang dari (D dan o" sama satu dan lainnya,
f,ersyaratan ini maka bentuk-bentuk
searah ini menyatakan sampai
kecuali untuk komponen arus searahnya. Komponen arus
berapa jauhkah C ielah dimuati pada saat to dimana proses pemuatan dimulai.
Secara matematis prosedur untuk mendapatkan luas Q di bawah
kurva i disebut
I)c yang berbanding lurus
integrasi. Sirkit RC puau o) membangkitkan kebesaran
terh-adap integrasi daii;, dan pula dengan u, bila.,CR) l' Dengan demikian maka
sirkit ini juga disebut sirkit integrasi CR lharap melihat 2.5.7 .4'). Tegangan o berbanding
lurus
lurus dengan kecepatan peruba=han dari O. Tegangan atau arus yang berbanding
terhadap kecepatan p..ubuhun dari @ disebut differensial dari o. Tegangan terminal o
diferensial dari
dari lilitan-lilitan sekunder yang dililit melalui inti besi memberikan
@,

ini adalah sirkit diferensiasiuniuk O. Diferensiasi dan integrasi mempunyai effek-effek


akan
yang berlawanan, dan penggunaan yang berurutan dari diferensiasi dan integrasi
meribangkitkan kembaji kuiva orisinilnya kecuali komponen arus searahnya'

Komponen arus searah

(d)

Gbr.2-79
- Rangkaian integrator CR
(integrating circuit)'

waktu

2.4,4 Pengukuran Dari Rugi-rugi Besi


untuk
Besar dari rugi-rugi besi baja silikon yang berbentuk keping-kepingan
kerja peralatan tersebut' Pengukuran dar:
( peralatan listrik, akan menentukan efisiensi
dengan alat Epstein sep€n:
rugi-rugi besi yang dimaksudkan akan dapat dilaksanakan
diperlihatkan dalam Gbr. 2-80. Bahan yang akan diuji dipotong menjadi
kepinga'n-
cm dan panjang 50 cm. Kira-kira l0 kg dari material
kepingan yang berukuran lebar 3
I yung utu, diuji diperlukan, dan dibagi dalam kepingan-kepingan sebanyak empat

J
t46 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

Bahan yang akan Voltmeter


ditcst I a--.t..

Kmparan primer

Kumparan sekunder (b)

Gbr. ?E0 Suatu alat EPstein.

gundukan. Masing-masing gundukan tersebut dimasukkan ke dalam kumparan-


kumparan yang membentuk empat cabang dari alat Epstein, seperti diperlihatkan dalam
Gbr. 2-80. Celah udara yang biasanya tidak akan dapat diabaikan pada hubungan
ujung-ujungnya akan mempengaruhi pengukuran dari kurva BH dengan sangat, akan
tetapi dalam pengukuran rugi-rugi besi tidaklah terlalu berpengaruh. Gundukan-
gundukan yang dibuat dari bahan-bahan sesuai dengan arah gilingan ditempatkan pada
I
dua sisi yang berhadapan, sedangkan dari bahan-bahan yang dipotong dengan arah tigak
lurus dengan arah gilingan ditempatkan secara berhadapan pada kedua sisi yang lainnya.
Jumlah lilitan primer maupun sekunder, dibuat dengan 150 lilitan per cabang, dan dengan
demikian jumlah lilitan keseluruhannya adalah 600 pada ke empat cabang tersebut.
Tahanan dari lilitan primer adalah 0,3 sampai 0,5 (1, dan tahanan dari lilitanlilitan
sekunder kira-kira I Q atau kurang dari itu. Alirkanlah arus bolak balik yang berbentuk
sinusoida dari frekwensi/ke dalam sisi primernya. Ukurlah tegangan yang diinduksikan
pada sisi sekunder dengan alat pengukur volt yang mempunyai tahanan dalam yang
tinggi. Kepadatan fluksi maksimum akan diberi-
kan oleh rumus di bawah ini. / ,K
,4 menyatakan penampang dalam satuan
luas dari bahan yang diuji.

B-:dm e-sl)
Sirkit yang terdapat pada Gbr. 2-8;
digambar kembali pada Gbr. 2-81 dalam Gbr. 281 Rangkaian alat Epstein.
bentuk yang lebih mudah untuk dimengerti. Dalam sirkit ini, bila bahan yang diuji
tidak mempunyai rugi-rugi besi, maka arus yang mengalir melalui kumparan-kumparan
dari alat pengukur Watt, dan tegangan yang diukur oleh kumparan alat pengukur Volt,
secara fasor, akan tegak lurus satu dengan lainnya, dan dengan demikian maka alat
penunjuk Watt akan menunjuk nol. Akan tetapi bila akan terdapat rugi-rugi besi,
rugi-rugi besi tersebut akan dinyatakan oleh alat pengukur Watt. (Rugi-rugi tembaga
pada lilitan-lilitan serta pengantar-pengantar penghubung akan pula turut dinyatakan
oleh lilitan dari alat pengukur Watt. Rugi-rugi tersebut ini adalah kecil akan tetapi bila
diperlukan harus diadakan koreksi-koreksi seperlunya). Jadi dengan demikian alat
pengukur Watt akan menuhjukkan rugi-rugi besi pada kepadatan fluksi maksimum .8..
Rugi-rugi besi yang diukur dinyatakan sebagai kerugian per kg dari pada bahan yang
dluJl.
2.4 Pengukuran-Pengukuran Magnetis t47

2.5 Hal-hal Pokok Pada Pengukuran-pengukuran Listrik

Peralatan dan cara-cara pengukuran yang dijabarkan pada bab I dan II adalah inti
dari pada pengukuran listrik. Pengukuran harus memberikan hasil-hasil yang konsisten,
tidak tergantung kepada orang yang membuatnya' maupuf tempat dan saat pengukuran
tersebut dilaksanakan. Di
bawah ini
akan dijabarkan standar-standar, definisi
experimentil dari kesatuan-kesatuan listrik dan ketelitian pengukuran. Kesemuanya ini
akan mempunyai arti yang penting untuk pengukuran listrik.
Disamping ini, pada pengukuran listrik dapat pula dipergunakan alat-alat pengukur
yang lebih maju dengan tujuan untuk menghasilkan hasil-hasil ukur yang lebih cepat dan
iebih mudah. Peralatan demikian akan dijabarkan pada bab-bab yang selanjutnya'
Dasar-dasar yang diperlukan untuk mengerti cara kerja peralatan yang dimaksudkan
akan dijabarkan pula di bawah ini.

2.5.1 Impedansi Standar

Impedansi standar diklasifikasikan sebagai standar tahanan, standar induktansi dan


standaikondensatory'Seperti pula telah dijabarkan pada baD dari pengukuran tahanan
dan pengukuran-pengukuran impedansi yang mempergunakan cara alat pengukur Volt
dan alat pengukur amper, atau alat ukur yang menunjukkan secara langsung, ketelitian
pengukuran lebih besai dari ketelitian alat penunjuk itu sendiri, tidak akan mungkin bisa
ai"upuilf*pedansi standar dibuat sedemikian rupa bahwa harganya dapat diukur
dengan ketilitian dari 10-a sampai dengan 10-6, sedangkan harganya stabil' Bila
impidansi standar tersebut dipakai untuk salah satu cabang pada pengukuran dengan
jernbatan, maka akan menghasilkan referensi yang tegas untuk pengukuran-pengukuran
yang teliti.

2.5.1.1 Tahanan standar

Seperti diperlihatkan dalam Gbr.2-82 tahanan standar dibuat sebagai tahanan


kutub empat. Hubungan untuk pengukuran tegangan dibuat di dalam kotaknya.
LilitanJilitan dari tahanan standar, dibuat dengan tembaga dari manganin
(cu-Mn-Ni campuran) atau Evanohm (Ni-cr campuran), yang mempunyai koefisien
iemperatur tahanan yang kecil dan pula ggm thermisnya terhadap tembaga adalah kecil'
Lilitan-lilitan demikian ini mempunyai induktansi sendiri dan kapasitansi di antara
lilitan-lilitan satu dan lainnya, yang didistribusikan dan diperlihatkan dalam Gbr' 2-83'
Dengan demikian maka dalam pegggunaan.p_ada arus bolak balik bila frekwensinya
"\
---^Mr-r'0T\
.l L--_
++
tt
c

Gbr. 2-83 Rangkaian ekivalen


suatu tahanan.

/
Kawat Tutup
tahanan
Gbr. 2-82 Kerangka suatu tahanan standard.
7

148 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

bertambah tinggi, pengaruh dari L dan C akan terdapat. Impedansi Z antara terminal-
terminalnya dalam batas-batas frekwensi dari coL (R dan aCR4l (a:2nf)
diberikan oleh

z+R{r +rc(f -*)} (2-e8)

Dari rumus di atas ini (LlR - CR) disebut konstanta waktu dari tahanan, dan ini
dipakai sebagai ukiran bila karakteristik frekwensi dari tahanan tersebut, ditinjau.
Tahanan-tahanan yang akan dipergunakan pada arus bolak balik, harus mempunyai
konstanta waktu yang kecil. Untuk mengurangi konstanta waktu ini berbagai cara
pembuatan lilitan telah dipakai dan beberapa contoh diperlihatkan dalam Gbr. 2-84.

(a) Lilitan kawat tunggal (b) Lilitan bifilar (I: kecil).


kartu (C: kecil).

(c) Lilitan bificar terbagi (d)


' Ayston-Perry
(L: kecil, C: kecil)' (L: kecil, C: kecil).

Gbr. 2-84 Lilitan kawat untuk tahanan'tahanan arus B'B'

Dalam contoh tersebut, suatu silinder atau kepingan yang tipis dipakai sebagai inti
untuk menempatkan lilitanJilitan pengantar, akan tetapi penggunaan dari kepingan akan
menghasilkan induktansi yang lebih kecil danpada umumnya lebih dipergunakan untuk
arus bolak balik. Pada umumnya konstanta waktu adalah positip untuk tahanan-tahanan
rendah, dan akan menjadi negatip untuk tahanan-tahanan yang lebih besardari 10.000 O.
Orde kebesaran dari konstanta waktu ini adalah kira-kira 10-? detik pada 1 O sampai
dengan -2 x lO-7 pada 10.000 C). Koefisien temperatur tahanan, dari tahanan standar
tergantung dari bahan pengantar yang dipergunakan dan pula dari cara pembuatan
keseluruhannya. Koefisien temperatur dari kira-kira I sampai dengan l0 x l0-6/derajat
Celsius, adalah koefisien temperatur yang baik.
Dalam penggunaannyh, tahanan standarpun akan bertambah panas dan demikian
maka nilai tahanannya akan berubah. Jadi arus yang diperkenankan mengalir ke dalam
tahanan standar harus ditentukan secara saksama. Tingkat kenaikan temperatur yang
disebabkan oleh pemanasan sendiri dari tahanan standar, berbeda satu dengan lainnya,
dan tergantung dari pada pembuatanlya,namun biasanya di sekitar I sampai 50 derajat
Celsius per Watt.
Stabilitas dari pada nilai tahanan adalah kira-kira I sampai l0 x 10-6 per tahun,
dan cara-cara penyimpanannya memerlukan perhatian khusus.
Tahanan-tahanan standar biasanya dibuat pada tingkat perkalian 10, mulai dari
0,0001 sampai dengan 100.000 O.
2.5 Hal-hal Pokok Pada Pengukuran-pengukuran Listrik 149

2.5.1.2 Indaktansi standar


Induktansi standar diklasifikasikan sebagai induktansi sendiri dan induktansi
bersamaan. Sirkit ekivalen dari induktansi sendiri adalah sama dengan yang
diperlihatkan pada Gbr. 2-83, akan tetapi di sini diinginkan bahwa R dan Charus kecil.
Bila cttL) R dan a,CRK I maka impedansi antara terminal-terminalnya diberikan
sebagai berikut:

Z : R(l * 2azLA i jaL(l * at'1LC): R" * jaL" (2-ee)

Pada rumus di atas tersebut R, dan Z" disebut tahanan effektif dan induktansi effektip.
Suatu kebesaran yang didifinisikan sebagai

o:* (2-r00)

disebut Q atau faktor kwalitas. Kebesaran ini ditentukan dengan mendifinisikan


frekwensinya . L"lR" disebut konstansta waktu dari induktansi. p dan konstanta waktu
dipakai sebagai ukuran yang menyatakan tingkat kemurnian dari impedansi.
Induktansi sendiri dibuat dengan melilitkan pengantar tembaga melalui silinder
dalam bentuk lilitan-lilitan berlapis atau melalui suatu toroida. Yang akhir ini disebut
lilitan-lilitan toroida. Dalam hal ini fluksi magnitisnya tidak didistribusikan sebagai
fungsi dari panjang jalan magnit, dan ditinjau dari induksi elektromagnit adalah
menguntungkan. Akan tetapi tahanan serinya besar dan Q kecil. Sebagai contoh untuk
suatu konstruksi induktansi bersamaan, yang dibuat dengan lilitan-lilitan secara berlapis,
R:23 Q dan C :69 pF, sedangkan dalam konstruksi dalam toroida didapatkan
untuk Z yang sama yaitu (100 mH), R : 66 O dan C : 149 pF. Untuk induktansi
bersamaan polaritas dari M adalah penting sekali
diperhatikan seperti diperlihatkan
Gbr.24g.Induktansi sendirinya diukur melalui terminal 1-3 pada (a), dan pula pada
terminal yang sama akan tetapi pada gambar (b), akan memberikan harga-harga untuk
induktansi sendiri sebagai berikut.

L+:Lr*Lz-2M (2-101t

L-:LL+L|+zM (2-10:)

Untuk induktor variabel atau induktometer, konstruksi dari Brooks diperlihatkan dalam
Gbr. 2-85. Dalam gambar tersebut, suatu kepingan silinder yang tipis dengan kumparan-
kumparan yang bergerak S, berputar di antara dua kepingan silinder lainnya dengan
kumparan-kumparan yang tetap, P, dan Pr.

Pr
S

Pz

(a) (b)
Gbr. 2-85 Kerangka suatu induktor berubah-ubah ienis Brooks.
/

150 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

Setiap kepingan silinder diperlengkapi dengan set kumparan-kumparan seperti


diperlihatkan dalam (b), dan kumparan-kumparan di kanan dan kirinya dililit dalam
arah yang berlawanan. Hasilnya adalah fluksi magnitis yang rata, sepanjang jalan
magnitisnya seperti dengan mudah dapat dilihat dalam (a). Induktor variabel dari type
Brooks ini, dipergunakan sebagai induktansi bersamaan maupun sebagai induktansi
sendiri, seperti dinyatakan dalam persamaan-persamaan (2-101) dan (2-lO2). Pada
umumnya induktansi-induktansi mempunyai karakteristik frekwensi yang jelek dan
perlu dicatat seperti terlihat dalam persamaan (2-99)-bahwa induktansi efektifnya akan
berubah dengan kurang lebih 0,01 /" pada I kHz, dari nilai arus searahnya.
Cst
__J-t_ L t_)
H<_-{l_____7
\./yl
L

"----{F.----*
---L___r c". \7 X.,.
U
G

Gbr. 2-86 Kondensator tiga-kutub.

2.5.1.3 Kondensator standar


Kondensator standar dari I pF sampai I pF mempunyai l0 sampai 100 pF kapasitas
terhadap tanah. Hal ini akan mengharuskan tameng elektrostatis pada kondensator-
kondensator standar. Jadi suatu kondensator dengan tiga kutub seperti diperlihatkan
dalam Gbr. 2-86 akan didapat.
Untuk pengukuran dari kondensator tiga kutub ini, jembatan dengan cabang-
cabang rasio yang diketanahkan, atau cabang rasio induktip akan diperlukan.
Dalam Gbr. 2-86 C* adalah kapasitasnya yang didifinisikan. Sirkit ekivalen untuk
kapasitas yang didifinisikan ini, dapat diambil salah satu dari yang diperlihatkan dalam
Gbr.2-87. Impedansi antara ujung-ujung H dan L adalah

Z: R,+
#j,- L*jotc,
(2-103)

Dengan demikian maka akan didapat:

0)C,R,
I
aCrRo-
tan0: o=b (2-104)

I (2-l0s)
,*,: r -T+Ot
Dalam persamaan-persamaan ini 0 disebut sudut rugi-rugi dielektrik, dan D adalah
faktor desipasi. Q disebut faktor kwalitas dan adalah kebesaran yang memperlihatkan
kemurnian dari kondensator. Pada umumnya Q >> I dan demikian C, adalah hampir-
hampir sama dengan C,. Sudut kerugian dielektrik dari kondensator akan berbeda
dengan material dielektrik yang dipergunakan di antara elektroda-elektroda.
Kondensator dengan dielektrik udara mempunyai sudut kerugian dielektrik di bawah
I x l0-5 radial; akan tetapi karena tidak mungkin dibuat dengan mudah untuk
kondensator-kondensator yang berkapasitas besar, lagi pula stabil, tidak mendapatkan
penggunaan yang luas, kecuali yang berkapasitas kecil dalam orde 100 pF sampai
1.000pF, atau sebagai kondensator standar untuk pengukuran-pengukuran sudut
kerugian dielektrik. Pada umumnya sebagai material dielektrik dipergunakan mika

\
2.5 Hal-hal Pokok Pada PengOkuran-pengukuran Listrik t5t

polystirin atau polyethylen, dan sudut kerugian dielektrik dari kondensator-kondensator


demikian ini adalah berkisar antara 2 sampai 3 x l0-4 radial. Koefisien temperatur
dari pada kapasitas berkisar antara 10, -130 atau -60ppm/"C,untuk masing-tnasing
dielektrik. (l ppm : I x 10-6).

Larutan jenuh Cadmium Sulfate

Tempat dari gelas

T
T

"l cp
+-l Rp

"T
rJ
(a)
.r
(b)
Pasta
Kristal
Cadmium
Sulfate
Gbr. 2-87 Rangkaian ekivalen
Air raisa Cadmium amalgam
dari kapasitansi.
Gbr.2-88 Kerangka suatu standard
cell.

2.5.2 Standar-standar Untuk Tegangan Dan Arus

Sebagai standar untuk arus searah, dipakai sel standar atau dioda Znnet. Untuk arus
searah tidak ada standar, akan tetapi standar tegangan dan standar tahanan bisa dipakai
dalam hubungannya dengan potensiometer. Untuk tegangan dan arus bolak balik tidak
ada standar khusus akan tetapi alat-alat ukur transfer yang memperlihatkan efek thermis
yang sama untuk arus searah maupun arus bolak balik dipergunakan'

2.5.2.1 Sel standar

Suatu konstruksi dalam bentuk sel dari tabung-tabung gelas seperti diperlihatkan
Gbr. 2-88 dipergunakan. Pada 20oC, gerak gaya listrik dari sel ini adalah 1,01865V,
dan koefisien temperaturnya adalah - 40,6 x 10-6 V/"C. Sedangkan pada 30"C,
kebesaran-kebesaran tersebut masing-masingnya adalah l,01816 V dan - 57 x 10-6
V/"C.
Sel standar mempunyai tahanan dalam yang berkisar antara 300 sampai 1.000 O.
Bila arus diambil dari sel standar ini, maka tegangan terminalnya akan turun' Lebih-lebih
lagi bila arus diambil dari sel standar ini, gerak gaya listriknya akan berubah yang
diiebabkan karena adanya polarisasi secara elektro kimiawi, dan untuk kembali kepada
keadaan semulanya diperlukan waktu yang lama, (dari satu hari sampai satu bulan)'
Jadi dalam pemakaiannya, sel standar tidak diperkenankan dibebani arus yang lebih
besar dari kurang lebih 0,01 pA. Untuk pengukurannya, potensiometer dipergunakan'
Untuk mengukur beda tegangan di dalam gerak gaya listrik antara dua sel standar, kedua
sel standar tersebut dihubungkan dalam polaritas yang berlawanan satu dan lainnla
Bila suatu sel standar dikenakan perubahan temperatur yang cepat, vibrasi-vibra..
mekanis, radiasi dengan sinar-sinar ultraviolet maupun radioaktif, gerak gaya listrik::-':
dapat berubah dan dalam banyak hal tidak mungkin dikembalikan ke harga mula:",
Jadi dalam penyimpanannya maka sel standar harus ditempatkan dalam ruangan dr::' :..
temperaturnya tetap, yaitu dalam minyak dan diamankan terhadap sinar-sic.: :::r
sebagainya.
t52 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

Sel standar adalah sangat peka terhadap gangguan seperti dimaksudkan di atas akan
tetapi bila penyimpanan dan pemeliharaannya baik, maka sel standar tersebut akan
stabil untuk beberapa waktu yang lama. Gerak gaya listriknya akan bisa tetap dalam
batas :t10ppm. Untuk mempergunakan sel standar sebagai standar tegangan, adalah
menjadi keharusan untuk menyamakan satu dengan lainnya, dari tiga sel atau lebih,
dalam satu golongan, untuk melihat bahwa tidak ada, atau setidak-tidaknya hanya
terjadi perubahan-perubahan kecil dalam harga-harganya.

l0 l5 20 30 40
(v)
Gbr. 2-89 Contoh penggunaan dioda Gbr. 2-90 Koeffisien temperatur suatu
bertegangan konstan. dioda bertegangan konstan.

2,5,2,2 Dioda Zener


Bita dioda silicon dialiri arus yang polaritasnya berlawanan, maka tegangan terminal
dari dioda tidak akan berubah, bila suatu harga yang konstan telah dicapainya,
meskipun arus yang mengalirinya bertambah besar. Dioda silicon yang dibuat untuk
kepentingan tersebut dinamakan dioda Zener. Biasanya arus yang dipergunakan
untuknya adalah l0 mA. Tegangan yang tetap bisa didapat di sekitar 5 sampai 40 V.
Pada Gbr. 2-89 diperlihatkan cara pemakaiannya yang paling sederhana. R adalah
tahanan untuk mengatur arus t sehingga arus kerjanya tercapai. Jadi setiap saat bila
arus yang melaluinya berubah, maka harga R harus pula diatur kembali. Koefisien
temperatur dari tegangan terminalnya tergantung dari tegangan terminal itu sendiri
seperti diperlihatkan pada Gbr. 2-90. Stabilitas dari tegangan terminal adalah kira-kira
0,005% per tahun. Dioda Zener yang secara mekanis adalah kuat, memungkinkan
diambilnya arus dalam batas-batas yang tertentu,sering dipergunakan sebagai pengganti
dari sel standar. Akan tetapi harga tegangan terminalnya dari dioda Zener harus
ditentukan dengan mempersamakannya dengan sel standar.

2,5.2,3 Kalibrator tegangan


Alat ini akan menghasilkan sejumlah tegangan yang diketahui sampai berapa digit,
dengan mempergunakan dioda-dioda Zener.
Pada Gbr. 2-91, tegangan pada titik P adalah sama dengan potensial tanah dan
tidak ada arus yang mengalir pada sisi pemasukan dari sisi alat penguat. Alat penguat
mempunyai faktor penguat A yang besar. Pada saat ini arus yang sama mengalir melalui
R, dan Rr. Dan karena I: E,l R,, tegangan keluar diberikan oleh

Eo: Rzr - ffr, (2- r06)

Bila R, dibuat sebagai variabel yang mempunyai banyak digit, maka tegangan hasil akan
2.5 Hal-hal Pokok Pada Pengukuran-pengukuran Listrik 153

pula terjadi sebagai tegangan yang variabel dengan digit yang banyak pula'
Alat-alat tersebut ini secara praktis biasanya dibuat untuk daerah-daerah
pengukuran yang tertentu, misalnya dari 0 sampai I V, 0 sampai l0 V, 0 sampai 100 V
dan 0 sampai 1.000V. Untuk tegangan-tegangan di antaranya, maka mungkin bisa
dicapai sebagai tegangan-tegangan variabel yang terdiri dari 7 digit, dengan koefisien
temperaturnya sebesar 2 ppml"C, dan ketelitian sebesar 20-ppm pada setiap daerah
pengukuran. Alat pengukur Volt deferensial yang diperlihatkan pada Gbr. 2-10
mempunyai kaliberator dari type ini.

Rangkaian pengatur arus Gbr,2-92 Prinsip pembanding arus


bolak balik-searah (AC-DC
Gbr. 191 Prinsip Kalibrator tegangan. comparator).

2.5.2.4 Standar tegqngan dan aras untuk arus bolak balik

Gbr. 2-92 memperlihatkan suatu cara untuk menentukan tegangan arus bolak
balik dengan mempersamakannya pada tegangan arus searah yang diketahui. Dalam
gambar ini E, adalah tegangan arus bolak balik yang tidak diketahui dan E, adalah
tegangan arus searah yang diketahui. Pertama-tama dengan K pada l, tempatkanlah E,
pada alat konversi thermi5 TC yang dihubungkan secara seri dengan pengali .R.,
kemudian ukurlah gerak gaya listrik dari thermo-kopel. Kemudian pindahkanlah K ke
2, atttrr d demikian rupa untuk memberikan tegangan yang sama dengan E, dan harga
E, pada saat itu akan memberikan harga efektif dari harga E,.
Alat yang dijabarkan di atas dan khusus dipergunakan untuk ini disebut
komparator arus bolak balik ke arus searah (komparator ABB-AS)' Beberapa ABB-AS
memungkinkan pengukuran dari tegangan dari ABB dalam batas pengukuran mulai
dari 0,5 sampai 1.000V dalam daerah frekwensi dari arus sampai I MHz, dengan
ketelitian 0,01%.

2.5.3 Penentuan Kebesaran Listrik Secara Absolut

Sampai sebegitu jauh, tidak pernah diperlihatkan mengapa harga dari tegangan sel
standar adalah 1,0185 V dan mengapa harga dari suatu tahanan tertentu adalah 1O.
percobaan untuk menentukannya disebut penentuan secara absolut dari kebesaran-
kebesaran listrik.

2.5.3.1 Penentuan absolut dati Ohm

Sebagai contoh, suatu kondensator paralel dapat ditentukan kapasitasnya dengan


menghitung luas dari elektrodanya dan jarak di antaranya. Dalam praktek adalah suk::
untuk menentukan kapasitas dari kondensator paralel secara teliti, sekalipun ukuran-
ukurannya ditentukan, kecuali beberapa kondensator yang dibuat sedemikian rupa ).,i:g
memungkinkan perhitungan-perhitungan secara teliti dari kapasitasnya, bila ukuran-
t54 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

Gbr. 2-93 Pengukuran absolut tahanan


(quandrature double bridge). Gbr. L94 Sumber daya quadrature.

ukuran lihiernya ditentukan.


Dengan mempersamakannya terhadap kondensator yang dimaksudkan di atas,
harga-harga dari dua kondensator C1 dan C, seharusnya ditentukan terlebih dahulu.
Perhatikanlah Gbr. 2-93, e dan -e adalah sumber-sumber tegangan arus bolak
balik dengan besar yang sama akan tetapi fasanya berlawanan. Sumber yang demikian
ini bisa dibuat dengan pertolongan pembagi induktip seperti diperlihatkan dalam Gbr.
2=60. e'adalah sumber arus bolak balik pula, yang mempunyai perbedaan fasa sebanyak
l0 derajat terhadap e dan -e, sedangkan besarnya adalah kira-kira sama. Sumber yang
demikian ini dapat dihasilkan dari e dan - e dengan mempergunakan pengubah fasa
seperti diperlihatkan pada Gbr.2-94. Pada Gbr. 2-93. r adalah impedansi dalam dari e',
yang tidak perlu secara teliti sama dengan je.
Pada saat ini misalkan kedua detektor D, dan D2 bersamaan menunjukkan nol, dan
misalkan pula potensial pada P pada saat ini adalahTe(1 f z), maka,

i" * i,: -e x iotC, * ie(l--l z) - O (2-107)

Dengan demikian maka

(DCr
r+z (2-108)
R,

Dengan cara yang sama didapat pula

I : aCz(l * (2-t0e)
z)
T,
Dengan mengeliminasikan (l I z) dari kedua persamaan (2-108) dan (2-109) akan
menghasilkan

azCrCrRrRr:l (2-ll0)
Dimana at : 2nf adalah frekwensi putar dari sumber daya. Bila ratio R, terhadap R,
telah diukur, R, dan R, dapat ditentukan dengan cara ini. Jembatan yang dinyatakan
pada Gbr. 2-93 disebut jembatan berganda siku, dan adalah suatu jembatan yang
penting untuk mempersamakan kapasitas dan tahanan. Kondisi keseimbangan dari
jembatan ini tergantung dari pada frekwensi sumber daya, sehingga adalah mungkin
untuk menyeimbangkan jembatan ini dengan mengatur frekwensi dari sumber daya.
2.5 Hal-hal Pokok Pada Pengukuran-pengukuran Listrik 155

Standard cell

Gbr. 2-95 Pengukuran absolut ampcre


dengan suatu balans ampere.

2.5,3.2 Penentuan Amper secara absolut

Untuk menentukan Amper secara absolut, timbangan Amper seperti diperlihatkan


dalam Gbr. 2-95 dipergunakan.
Seperti dalam gambar ini, kumparan gerak yang berbentuk cincin digantungkan
dari sisi kiri timbangan ini. Di atas dan di bawah kumparan gerak ini kumparan-
kumparan tetap F, dan F, yang berbentuk lingkaran ditempatkan secara koaxial dengan
M. F,, M dan F, dihubungkan secara seri dan melaluinya arus yang sama dialirkan.
Kumparan-kumparan ini dibuat secara seksama, sangat teliti di dalam ukuran-ukuran
maupun bentuknya secara mekanis. Jadi gaya K yang didapat oleh M bila arus sebesar
I A mengalir melaluinya, dapat dihitung dari theori elektromagnit.
Bila gaya yang didapatkan M yang disebabkan oleh arus 1 yang tidak diketahui,
besarnya mengalir melalui kumparan-kumparannya, sedangkan timbangan tersebut
seimbang dengan gaya grafitasi 1ng (dimana g adalah akselerasi yang disebabkan oleh
grafitas) yang dikenakan kepada pemberat ditempatkan pada lengan sebelah kanan,
maka akan didapatkan

KIz : mg (2-111 r

Dengan demikian maka dari

,:lry (z-fi2)

I akar, dapat ditentukan. Bila arus ini dialirkan melalui tahanan R yang diketahui,
untuk menyeimbangkan tegangan dari suatu sel standar, maka harga tegangan dari sel
standar tersebut akan dapat ditentukan secara teliti.

2.5.4 Kemungkinan Penyusutan Ketelitian Pengukuran

Gambar 2-96 memperlihatkan suatu peta aliran yang menyimpulkan hal-hal yang
dijabarkan sampai saat ini, dan memperlihatkan berbagai cara dimana pengukura:
dengan penggunaan alat-alat ukur sehari-hari, dapat dilakukan sebaik mungkin.
Dalam beberapa negara yang telah maju (Jepang, Inggris, USA, Jerman Ba:'::.
USSR, Jerman Timur, Perancis, Italia, Canada dan Australia), usaha-usaha :e.":
diadakan untuk mengkonsolidasikan sistim pengukuran seperti diperlihatkan dal.:n
gambar, dan menetapkan standar-standar pengukuran untuk penggunaan dalam negeri.
156 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

Kemudian untuk menuju kepada unifikasi internasional, tahanan-tahanan standar dan


sel-sel standar dari negara-negara tersebut disampaikan setiap tiga tahun sekali, kepada
Biro Internasional untuk Timbangan dan Pengukuran di Severes, Perancis, untuk
memp€rsamakannya secara International. Perjanjian kerja sama Internasional ini disebut
konfensi dari meter. Sidang umum dari Timbangan dan Pengukuran adalah penentu
kebijaksanaan, sedangkan Komisi Internasional untuk Timbangan dan Pengukuran
adalah badan exekutifnya. Biro Internasional untuk Timbangan dan Pengukuran serta
badan-badan exekutifnya, menyelenggarakan usaha untuk mempersatukan secara
Internasional berbagai standar dan mempelajari cara-cara pengukuran yang teliti.
Kebaikan dari harga-harga pengukuran digaransikan di dalam cara seperti diperlihbtkan
pada Gbr. 2-96 dan sistim untuk menyatukan pengukuran dalam cara tersebut, disebut
kemungkinan pengusutan.
Untuk memelihara kemungkinan pengusutan dari pengukuran, banyak negara telah
membuat undang-undang dan badan risetnya, secara nasional melaksanakan pekerjaan-
pekerjaan sebagai badan pelaksananya.

Alat-alat ukur
arus searah

Kalibrasi alat
ukur standard
arus bolak balik

Pengukuran umum serta kalibrasi dari alat-alat ukur umum

Gbr.L96 FIow chart untuk pengukuran-pengukuran yang berat.

2.5.5 Kesalahan Dalam Pengukuran

Sebab-sebab kesalahan dalam pengukuran dapat diklasifikasikan dalam tiga


golongan, yaitu keteledoran, kesalahan sistimatis dan kesalahan tidak disengaja. Dalam
pelaksanaan pengukuran, menjadi suatu keharusan untuk memilih alat-alat pengukur,
kondisi-kondisi pengukuran, cara-cara pengukuran, dan prosedur pengukuran untuk
meniadakan sumber-sumber kesalahan yang mungkin, tergantung dari pada tingkat
ketelitian yang ingin dicapai atau dipersyaratkan.
?..5 Hal-hal Pokok Pada Pengukuran-pengukuran Listrik t57

2,5,5.1 Ketelcbral
Keteledoran adalah antara lain salah pembacaan dari alat ukur, salah penulisan
dari pada hasil pengukuran dan kesalahan-kesalahan lain yang disebabkan oleh karena
kurang perhatian. Untuk menghindarkan keteledoran ini perlu dibuat dengan seksama
cara-cara peletakan peralatan pengukuran serta sirkit pengukuran, dan adalah perlu
pula untuk mengadakan pengechekan kembali dari pada hasil-hasil pengukuran.
Dalam keadaan dimana hasil pengukuran adalah di luar dugaan, pertama-tama
harus dicheck apakah terjadi suatu keteledoran, namun demikian, perlu diperhatikan
bahwa meskipun hasilnya adalah diluar dugaan, tidak akan selalu mungkin suatu
keteledoran telah terjadi. Kemungkinan bisa terdapat dimana phenomena yang diukur
tidak dapat diduga sebelumnya oleh orang yang melaksanakan pengukuran tersebut.

2,5.5.2 Kesaluhon sistimatis


Bila alat ukur menunjukkan tidak tepat, maka akan menyebabkan kesalahan. Ini
terjadi misalkan, dimana alat pengukur Amper mempunyai skala yang tidak benar,
atau rasio yang sebenarnya dari suatu jembatan secara praktis adalah I : 10,01 sedangkan
tombolnya menyatakan l: 10. Untuk mengeliminasikan kesalahan-kesalahan demikian
ini, adalah suatu keharusan Untuk mengkaliberasikan alat pengukuran, sebelum
mengukur dengan mempergunakan cara pengukuran yang lebih teliti sesuai dengan
prinsip
- pengusutan.
Suatu temungkinan kesalahan yang lain, adalah kondisi dimana pengukuran ini
dilakukan, tidak baik. Bila suatu sel standar yang telah dikaliberasikan mempunyai
tegangan 1,01865 V pada 20'C, dipergunakan dalam temperatur yang ditentukan oleh
ru"t, p.ngukuran dengan ketelitian tl'C, suatu kesalahan dari *4 pY akan terjadi.
Bila suatu jembatan arus bolak balik dipergunakan tanpa alat pengetanahan dari
Wagner, arus bocor dari terminal detektor akan menyebabkan kesalahan.
Beberapa car1 pengukuran akan mempunyai kesalahan'kesalahan yang
berhubungan dengan cara tersebut. Bila suatu pengukuran tahanan dibuat dengan
mempergunakan sirkit pada Gbr. 2-15 R" atau R, akan menyebabkan kesalahan.
Seperti dijelaskan di atas ini kesalahan-kesalahan sistimatis mempunyai sebab-sebab
yang tertentu. Jadi dengan mempelajari sebab-sebab ini secara seksama, cara-cara yang
tepat untuk meniadakannya dapat dibuat.
Akan mungkin pula terjadi bahwa orang yang berlainan akan menghasilkan
pengukuran yang UerUiaa. Ini adalah pula suatu bentuk kesalahan sistimatis dan disebut
kesalahan pengamat.

2.5.5.3 Kesalahan'kesalahan yang tidtk disengaja

Disamping kesalahan-kesalahan tersebut di atas, kesalahan-kesalahan yang tidak


disengaja akan mungtin terjadi, yang disebabkan karena adanya fluktuasi-fluktuasi
y"ng t"lu, dari pada kondisi-kondisi pengukuran, kekurang mantapan dari orang
y"nl -.ngukur dan sebagainya. Hasil dari pada pengukuran yang berulang akan
meiperlihatkan suatu distribusi di sekitar harga yang sebenarnya. Kurva frekwensi
tersebut adalah simetris terhadap harga sebenatnya, sehingga frekwensi dengan harga
pengukuran yang mendekati harga sebenarnya yang bisa didapatkan mungkin akan
iinggi. Misalkan suatu kebesatan x diukur n kali di bawah kondisi yang sama'
Nyaiakanlah hasil-hasil pengukuran itu x,, xz, xt, , , . , xn. Dengan demikian maka'

.- xr*xz*"'+x, (2-l l3)


n
158 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

akan disebut sebagai harga rata-rata. Harga rata-rata ini yaitu i adalah lebih dekat
kepada harga yang sebenarnya dari pada harga masing-masing pengukuran. Suatu
kebesaran r yang didifinisikan sebagai,

I (2-tt4)
r t"- r,,

disebut deviasi standar.


Harga dari s akan selalu positif, dan harga yang sebenarnya akan terjadi antara
(t - s) dan (i * s). Bila jumlah pengukuran ulang dinaikkan, harga s akan menjadi
lebih kecil. Akan tetapi, kesalahan yang dapat dikurangi ini dengan mengambil harga
rata-rata dari jumlah pengukuran yang lebih banyak, tidak akan mempengaruhi
kesalahan sistimatis maupun keteledoran-keteledoran.

2.5.5.4 Kepekaan, presisi dan ketelitian


Untuk suatu alat pengukur, kebesaran yang minimal masih dapat diditeksikan oleh
alat,tersebut dinyatakan sebagai kepekaan dari pada alat yang dimaksudkan. Kebesaran
ini akan menjadi ukuran sampai berapa jauhkah suatu alat tersebut peka, yang pula
tergantung kepada kepekaan metoda pengukuran. Sebagai contoh suatu galvanometer
mempunyai kepekaan yang lebih besar dari pada alat ukur amper maupun alat ukur volt.
Pada umumnya alat-alat ukur yang mempunyai kepekaan yang lebih tinggi akan lebih
mudah pula dipengaruhi oleh keadaan-keadaan luar seperti getaran dan induksi
elektromagnit, mempunyai batas-batas ukur yang lebih kecil dan pada umumnya adalah
sangat sulit untuk dipakai.
Dalam beberapa hal kepekaan dinyatakan seperti dalam galvanometer, sebagai
perubahan penunjukan dari kebesaran yang akan diukur.
Pada umumnya pengukuran-pengukuran dengan kesalahan yang kecil disebut
pengukuran yang teliti, sedangkan pengukuran yang memperlihatkan hasil-hasil ukur
yang tidak jauh berbeda satu dan lainnya disebut pengukuran yang presisi. Jadi presisi
memperlihatkan tingkat dari pada kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja yang terjadi
selama proses pengukuran.
Suatu kebesaran yang menyatakan suatu tingkat pendekatan dari harga yang diukur
terhadap harga yang sebenarnya disebut ketelitian. Sebagai contoh, pernyataan bahwa
harga pengukuran adalah I mV dan ketelitiannya adalah I pV berarti bahwa harga
sebenarnya akan terletak antara 1,001 mV dan 0,999 mV.
Untuk ini maka notasi (1,000 + 0,001) mV sering dipergunakan. Dalam banyak hal
ketelitian dinyatakan dalam proporsi dari kesalahan terhadap harga pengukuran, dan
dengan mempergunakan contoh tersebut di atas ini maka dapat pula dinyatakan bahwa
ketelitiannya adalah *0,1%.

2.5.6 Penanganan Dari Pada Hasil-hasil Penguluran

Dalam keadaan dimana arus atau tegangan diukur melalui alat pengukur amper
atau alat pengukur volt, hasil-hasil bisa didapatkan langsung dari pada pembacaan pada
skala, dan cara ini disebut pengukuran langsung. Sebaliknya dalam keadaan dimana
tegangan terminal dari suatu tahanan dan arus yang mengalir melaluinyp diukur untuk
mindapatkan daya yang dipakai oleh tahanan tersebut, harga akhir akan didapatkan
dari pada beberapa pengukuran langsung. Cara pengukuran seperti ini disebut
pengukuran tidak langsung.
2.5 Hal-hal Pokok Pada Pengukuran-pengukuran Listrik ::l
Disamping ini keadaan dimana suatu kebesaran yang akan diukur dikrlnrir:-.r-i-
terhadap suatu defleksi dari alat penunjuk yang mempunyai suatu hubungj:..:::
tertentu terhadapnya, maka hasilnya akan didapatkan dari pada defleksi dar; al,:
penunjuk dan cara ini disebut methoda defleksi.
Contoh dalam hal ini adalah alat ukur penunjuk. Sebaliknya dalam keadaan dimana
suatu kebesaran akan diukur disamakan dengan suatu referensi yang diketahui, dan
dicheck untuk dalam.keseimbangan dengan kebesaran tersebut secara langsung atau
sebagai multiplikasi dari padanya, maka hasil yang didapatkan adalah sesuai dengan
harga sebenarnya dari pada kebesaran referensi dengan suatu faktor perkalian. Cara
ini disebut methoda nol. Contoh dalam hal ini adalah methoda potensiometer, arau
jembatan.
Methoda substitusi adalah semacam methoda nol, seperti dalam penapuran tahana;
dari suatu elektrolit. Kebesaran yang akan diukur disubstitusikan dengan kebesaran
referensi dan hasil yang didapatkannya diturunkan dari rasio kedua pembacaan.
Methoda substitusi mempunyai keuntungan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan
yang dibuat yang dapat terjadi oleh faktor-faktor yang sama dari kebesaran yang hendak
diukur dan kebesaran referensi, misalkan seperti penampang dari tabung dan jarak di
a\lara elektroda, dalam contoh pengukuran elektrolit tersebut.
Dalam menghitung hasil akhir dari pada pengukuran yang tidak langsung adalah
menjadi suatu keharusan untuk menghindarkan kesalahan-kesalahan perhitungan.
Suatu masalah yang penting pula dalam suatu pengukuran yang tidak langsung adalar
bila suatu tingkat ketelitian yang ingin dicapai ditentukan. Sampai berapa jauhkah
tingkat pengukuran langsung yang mungkin akan banyak diperlukan mempengaruhi
hasil dari pada pengukuran yang tidak langsung tersebut.

2.5.6.1 Angka-angka yang penting


Ambillah sebagai contoh dimana suatu alat ukur amper dengan batas ukur 10 A
dengan alat ukur volt dengin batas ukur 100 v, kedua-duanya dari kelas 0,5,
dipergunakan untuk pengukuran tahanan dengan methoda alat pengukur amper dan
alat pengukur volt. Bila alat pengukur volt menunjukkan 75,4Y dan alat pengukur
amper 7,82 A maka tahanan yang dihitung adalah 9,6419. .. .. O. Akan tetapi, dengan
alat pengukur dari kelas 0,5 pembacaan-pembacaan yang lebih halus dari padaO,5/,
dari pada harga skala maksimalnya tidak dapat diambil, sehingga adalah cukup untuk
mempertimbangkan hasil pengukuran sebagai 9,64 d2. Semua angka-angka yang ada di
belakang koma sesudah angka yang kedua, tidak mempunyai arti. Jadi angka yang
penting ditentukan, sampai kepada angka yang kedua di belakang koma.
Dalam contoh ini harga arus adalah (7,82+ 0,05)4 dan harga tegangan 75.4
+ 0,5Y, sehingga harga tahanan antara maksimum'74,917,77 C2:9,768 O dan
minimum 74,917,78 () :9,517 Cl, yaitu (9,64 +.0,13) O jadi hasil akhir dapat
dinyatakan sebagai 9,6 o. Akan tetapi dalam banyak hal angka yang dinyatakan sebagai
angka "4" dalam contoh di atas ini, satu tempat di belakang angka yang penting di
dalam hal ini angka "6" diberikan.
Penambahan angka-angka lainnya di belakang bagian yang terpenting tidak
mempunyai arti. Sebagai contoh angka 836.000 ditulis sebagai 8.360 x 102 atau
8,36 x lOs bila bagian yang pentingnya adalah 8.3CI demikian pula bila 0,0001--
ditulis sebagai 2,70 x l0-4.
160 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

2.5.6.2 Cara-coru pembulatan


Angka-angka di belakang koma yang terdapat di belakang bagian yang penting
pada umumnya dibulatkan. Bila angka tersebut adalah lebih kecil dari l12 pada angka
yang terakhir bagian yang penting harus dihilangkan dan bila lebih besar l/2 dari padanya
harus dianggap sebagai satu pada angka yang terakhir dari bagian yang penting. Jadi
dalam membulatkan angka 75,49 dengan menghilangkan bagian yang ada di belakang
koma, tidak diperkenankan maju sebagai 75,49
-75,5 -76. Dalam hal ini harga
yang benar adalah 75. Suatu perhatian khusus perlu diberikan dalam keadaan dimana
angka di belakang koma adalah sama dengan l/2.
Sebagai contoh bila 73,5 dibulatkan sebagai 74 dan 74,5 dibulatkan pula sebagai
74. Jadi bila angka yang mengikuti bagian yaqg penting hanya diperhitungkan sebagai
satu bila sama dengan 0,5; kesalahan-kesalahan kalkulasi yang besar akan dapat terjadi
sebagai hasil pembulatan. Sebagai contoh terutama bila suatu jumlah dari banyak
angka perlu diambil. Jadi seperti di dalam contoh ini, maka sebagai suatu konvensi
diambil bahwa angka akhir dari suatu pembulatan hendaknya selalu genap sehingga
kemungkinan untuk menghitung 0,5 sebagai satu dan menghilangkannya dapat terjadi
hampir-hampir sama satu dan lainnya.

2.5.6.3 Propagasi dari kesalahan-*eschhsn


Dalam kalkulasi dari beberapa hasil-hasil pengukuran langzung, bagaimanakah
pengaruh kesalahan dari pada pengukuran langsung tersebut ke@a hasit akhirnya?
Ambillah suatu keadaan dimana terjadi peqiumlahan dan pengurangan.
Sebagai contoh misalkan adalah keadaan dimana dua sunber tegatrgar yang
masing-masing mempunyai gglnya sebesar u * Lu dan o * Ac Kedua baterai tersobut
dihubungkan secara seri sedangkan Au dan .,lo adalah kesalahan pengukuran pada u
dan u masing-masing. Bila hasil akhir dinyatakan sebagai w * Lw maka akan berlaku

w*Aw:u1.Au:-,u*Aa
Dengan demikian kesalahan delarn w yaitu Aw adalah

lArl:lLul + lAol (2-l l5)

secara maksimal, dimana lAw I adalah harga absolut dari pada Aw. Sebabnya nr€ngapa
harga absolut di atas tersebut diambil, adalah bahwa kesalahan tErsebut tidak dikotahui
apakah dia positip atau negatip.
Kedua baterai tersebut dihubungkan secara seri akan tetapi dalarn polari.tas yang
berlawanan, maka sama pula dengan hal di atas, kesalahanrdala,rn hasil akhir adalah

lAwl: lAul * lAul (2r r6)

Bila satu dari kedua hasil pengukuran mempunyai kesalahan yang besar dibandingkan
dengan yang lainnya, maka kesalahan yang besar tersebut, akan berpengaruh dengan
sangat pada hasil perjumlahan atau pengurangan.
Ambil, sekarang keadaan perkalian atau pembagian. Misalnya dalam keadaan
dimana tegangan w melalui suatu tahanan a yang'diketahuii didapatkan derrgan
meirgukur ams rr yang mengalir melalui tahanan tersebut, dan pengukuran terhadap
tahanan u itu sendiri. Bila kesalahan pengukuran pada u dar. u masing-masing adalah
Au dan Ao maka kesalahan parla w adalah Aw, dan didapatkan sebagai,
2.5 Hal'hal Pokok Pada Pengukuran-pengukuran Listrik l6l

w*Aw:(u+Au)(a*Aa)
:ta*uAtsaaAu*AuAtt
Bila (Au Au) adalah kecil dan cukup kecil untuk diabaikan maka akan dapat

lAwl - lu Ar:l * lo Aul


Dengan membagi hasil tersebut di atas oleh p yang pada dasarnya sama dengan ztr
pada sisi kiri dan sisi kanan pada persamaan tersebut, maka akan menghasilkan

(2-117)
l+l:lfl.l+l
Bila contoh tersebut dibalikkan yaitu bila tahanan u didapat dengan mengukur
tegangan ry dan arus a,. dengan mempergunakan kalkulasi-kalkulasi yang sama m€lalui
o : wlu akan menghasilkan rumus di bawah ini.

l#l:l+l.l*l (2-1 l8)

Jadi dapat dilihat, bila hasil akhir didapatkan sebagai suatu hasil kali atau hasil bagi
dari pengukuran-pengukuran langsung, maka kesalahan relatip akan diberikan sebagai
jumlah kesalahan relatip dari pada masing-masing pengukuran.
Bila dalam contoh tersebut di atas ini dari arus il, tahanan o, daya p yan'g
dibangkitkan dalam' tahanan tersebut akan didapatkan, maka dari nrmus P: nio
kesalahan dalam p yailu Ap, dapat dihitung sebagai,

(z-tte)
l+l:4+1-[#l
Dalam keadaan ini kesalahan relatif dari arus akan mempengaruhi kesalahan relatif
dari daya 2 kali lebih besar dari pada kesalahan relatif pada tahanan. Bila dalam sirkit
dalam Gbr.2-97, x:999 f,I, Ax: 0,1 O, /: I Odan Ay : 0.01 O maka:
(a) tahanan seri z : x * I akan mempunyai kesalahan lAz l dan kesalahaa
relatif lhzlzlyang dihitung sebagai berikut:

lAzl: lAxl* lAyl:0,ll Q

l+l:ffi: o'ott,"
(b) Suatu pembagi tegangan rnempunyai terminal-terminal masuk l-2dan terminal
keluar 3-2 akan 'mempunyai kesalahan retatif dari rasio 7: yl@ * l),
I L,zl zl
sebagai berikut

l+l:$+ffi:o'o':'%
Seperti diperlihatkan dari contoh-contoh di atas ini, perhitungan dari tahaoan scn-
keialahan pengukuran pada y tidak mempunyai pengaruh yang besar, akan tctapi &iam
perhitungan dari rasio kesalahan pada y tersebut, mempengaruhinya dengan sangat'
ladi perlu dicatat, bahwa meskipun cara pengukuran langsungyang sama dipcrggnakan,
t62 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

,l
,f-,1 A (a) (b)

GW.2-97 Gbr. 2-98 Transformasi Y-a.


suatu tingkat ketelitian yang berlainan akan diperlukan, tergantung dari pada hasil
akhir yang dipersyaratkan.

L5.7 Cara-cara Untuk Mengerti Sirkit Listrik Yang Sulit

Dalam bab-bab yang berikutnya berbagai alat ukur yang mempunyai fungsi-fungsi
yang lebih sulit akan diberikan. Sirkit-sirkitnya adalah sangat kompleks dan untuk
mengerti secara keseluruhannya tidak begitu penting. Akan tetapi penggunuunnya, ciri-
ciri dan karekteristik kerjanya harus dapat dimengerti, dengan mengikuti serangkaian
dari pada fungsi-fungsi utamanya.
Dalam paragrap ini beberapa hal yang dapat menolong pengertian tersebut akan
diberikan.

2.5,7,1 Sirkit ekivalen

Pada2.2.l telah dinyatakan bahwa suatu sumber tegangan dapat direpresentasikan


sebagai dalam Gbr.2-2. Akan tetapi pernyataan ini tidak berarti bahwa suatu sumber
tegangan praktis terdiri dari suatu sumber tegangan dengan tegangap terminal Zo
dengan tahanan dalam nol ditambah tahanan R,, akan tetapi harus diartikan bahwa
secara praktis suatu sumber tegangan tidak dapat dibedakan dari pada sirkit yang
digambarkan pada Gbr. 2-2, bila ditinjau sebagai suatu hubungan antara tegangan
terminal dan arus yang diambil dari sumber tersebut. Dan untuk mempelajari secara
listrik sifat dari sumber tegangan dalam praktis hanya cara tersebut itulah yang terdapat.
Dengan pengertian ini, maka sirkit yang diberikan pada Gbr. 2-2 disebut sirkit ekivalen
dari sumber tegangan. Seperti dijelaskan pada 2.1.6.3 bahwa potensiometer dalam Gbr.
2-13(a), seperti dilihat dari terminal-terminal a-b tidak bisa dibedakan dari yang
terdapat (b) dari pada gambar yang sama. Sirkit ini yang terdapat pada (b) adalah
ekivalen dengan (a) dilihat dari terminal-terminal a-b. E, disebut tegangan terminal
terbuka dan ,Ro tahanan dalam, dilihat dari a-b. Potensiometer dalam praktek akan
mempunyai berbagai terminal disamping a-b, dan pernyataan tersebut di atas ini
hanyalah melihat kepada a-b.
Telah dijelaskan pada 2.3.3.3 bahwa induktansi bersamaan pada sirkit yang
dinyatakan pada Gbr. 2-50(b) adalah ekivalen dengan (b) dari gambar yang sama.
Pada (a) hanya terdapat 3 terminal A, B, C, pada (b) titik B seakan-akan dapat pula
dihilangkan dari sirkit, akan tetapi, haruslah diperhatikan selama (b) dianggap sirkit
ekivalen dari (a), termirial yang sesuai dengan B tidak terdapat dalam (a).
Sirkit ekivalen adalah suatu presentasi yang disederhanakan dari suatu sirkit yang
kompleks. Atau pula dapat dikatakan sebagai penjabaran di dalam bentuk yang mudah
dimengerti dengan pikiran sederhana, dari suatu sirkit yang sulit untuk dimengerti
maupun dihitung. Di dalam contoh-contoh yang diberikan di atas itu terdapat satu hal
2,5 Hal-hal pokok pada pengukuran_pengukuran Listrik 163

yang perlu dicatat, bahwa tidak ada hal lain kecuali terminal-terminal
yang ditinjau
hanyalah yang berhubungan dengan sirkit secara praktis, Jadi, kecuali
i"r-'lnu yaog
sedang ditinjau tersebut, lainJainnya terdapat dalam suatu kotak,
dan sifat-sifai
kelistrikannya dilihat dari kedua terminal tersebut. Bila sifat-sifat adalah sama,
maka isi
dari apa yang terdapat di dalam kotak tersebut dapat dijabarkan dengan sirkit yang
paling sederhana, akan tetapi yang masih memperlihalkan iifat-sifat yang
dimaksudian.
Cara mempelajari demikian ini adalah methoda kotak hitam.
Gbri. 2-98, memperlihatkan sirkit dengan tiga terminal. Sirkit pada (a) berbentuk
bintang dan disebut hubungan bintang. sirkitlb) berbentuk segi tiga-ian discbut
hubungan delta. Agar kedua sirkit tersebut adalah ekivalen satu dan lainnva, maka
persyaratan yang harus dipenuhi adalah:

'7
zA: ZrZ"
Z;T'Z=Z;
7-
'a-/.liotl
z"Z"
(2-t20)

z ZoZo
"c -- /" ajo ae
Dengan mempergunakan notasi admitansi yaitu.
Y1 :lfZa ..Yo:112....., hubungan dari persamaan (2-120) dapar
ditulis seperti di bawah ini.

,,:(+*** i)ro"
,,: (+* t* i)r.r, (2-t2t)
,.: (+* *n i)rr,
Transformasi ini disebut transformasi bintang ke delta atau sering pula disebut y
dan sering dipergunakan. pada Gbr. 2-98(a) atau (b) kedua-duanya dapat disebut - A,
ekivalen satu dari lainnya bila hubungan-hubungan yang dinyatakan oleh persamaan
(2-120) atau (2-l2l) dipenuhi. Dalam keadaan jembatan berganda seperti dalam Gbr.
2-31, ketiga cabang-cabanr p,Q, r membentuk sirkit A. Dengan transformasi sirkit ini
lenjadi sirkit dan jembatan Wheatstone yang biasa didapatkan. Dengan demikian
kondisi keseimbangan akan mudah didapatkan dengan hasil seperti p".ru1;1uuo (2-33).

2.5.7,2 Kotak hitam


Gbr. 2-20 memperlihatkan suatu penguji isorasi yang mempunyai sumber energi
suatu baterai. Dalam gambar tersebut penguat dan pengubah AS-AS hanya diperlihatkin
dengan simbol-simbol belaka, sedangkan isi yang sebenarnya dihilangkan. Kedua
sirkit
tersebut adalah sangat kompleks, sedangkan bila harus ditulis, sebenarnya dengan
seteliti mungkin, maka penjelasan-penjelasannya akan memerlukan seluruh jilid Jari
buku ini. Sebagai suatu penjelasan, adalah penting untuk mengerti fungsi penguatan dari
perbedaan tegangan yang didapat melalui pembagi tegangan R, dan
R, dari hasil
pengubah AS-AS dengan tegangan referensi v,, d,an mempergunakan penghasil (output)
dari penguat untuk mengontrol penghasil dari pengubufi aS_aS.
Demikian pula pengubah A$-AS harus mempunyai fungsi yang tidak lebih dari
Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magrrit

menghasilkan tegangan arus searah yang tinggi yaitu kira-kira 1.000 V dari baterai yang
mempunyai tegangan beberapa volt. Penghasil dari pengubah AS-AS ini dikontrol
dengan penghasil yang berubah dari penguat.
Dengan hanya memperhatikan terminal-terminal yang penting dan menghilangkan
struktur yang sebenarnya, maka cara penglihatan ini adalah cara penglihatan kotak
hitam yang dijelaskan semula. Dalam paragrap sebelumnya, sirkit ekivalen dijelaskan
sebagai kotak hitam, sedangkan dalam paragrap ini hanya dicatat fungsi-fungsinya
tanpa memperhatikan apakah kotak hitam ini mempunyai sirkit ekivalen atau tidak.
Suatu diagram yang memperlihatkan hubungan dari fungsi-fungsi dengan kotak-kotak
hitam, disebut diagram kotak.
Br

,, I t,o

GW, 2199 Penguat (Ampliffer). Gbr. 2-100 Rangtaian


Rangkaian feedback negatip.

2.5.7.3 Sirkit umpan balik

Gbr. 2-99 memperlihatkan suatu penguat sebagai kotak hitam. Misalkan bahwa
u, ditempatkan pada terminal-terminal masuk l-2, sesuatu tegangan oo akan keluar dari
terminal 34. Untuk suatu penguat, linieritas diasumsikan yaitu, bila n, dibesarkan
menjadi dua kali maka oo akan pula menjadi dua kali semula. Bila aolo,: A, maka A
adalah faktor penguatan tegangan dari penguat. Biasanya A > l, dan A adalah mungkin
untuk dibuat bertanda positif atau negatif. Perhatikanlah sirkit yang digambarkan pada
Gbr. 2-100. Penguat dalam gambar ini mempunyai faktor penguat tegangan dengan
tanda negatif. Apakah huburigannya antara signal luar dengan tegangan u, dan tegangan
penghasil dari penguat oo ? Bila tegangan pada terminal yang masuk dari penguat adalah
a maka

1do: -Au' (2-122)

Disamping linieritas ini impedansi masuk dari suatu penguat dimisalkan sangat tinggi.
Hal ini secara praktis memang demikian keadaannya. Jadi akan diperbolehkan untuk
mengabaikan arus masuk melalui terminal-terminal masuk, dan akan didapatkan

i1
at-a
{ i2: Rl +T:o
Bila persamaan tersebut diselesaikan untuk u, akan didapat.

R,
: R#Eu,* R,
Q-t23)
?')
Elh;00
Dengan mempergunakan persamaan ini ke dalam persamaan Q-122) memberikan uo
sebagai berikut

AR,
1)o:-,ll,;*,o, (2-124)
' rPllRl
2.5 Hal-hal Pokok Pada Pcngukuran-pengukuran Listrik r65

Dengan mencatat bahwa ll I bisa mencapai harga kira-kira 105 sampai 106, sebagai
pendekatan akan didapat

,o:-fto,(ffir,; (2-t2s)

Sirkit yang terdapat dalam Gbr. 2-100 mengumpankan signal penghasil dengan proporsi
X,/(R, * Rz) kepada terminal-terminal masuk. Sirkit demikian ini disebut sirkit
penguat umpan balik. Contoh ini dimana tegangan-tegangan masuk dan penghasil
mempunyai tanda yang berlawanan disebut sirkit umpan balik negatip.
Pada umumnya faktor penguat tegangan dari suatu penguat dapat dibuat sangat
besar, akan tetapi tidak akan terlalu stabil. Faktor penguat ini akan bervariasi dengal
sangat dipengaruhi oleh temperatur sekeliling, tegangan sumber, dan sebagainya. Jadi
dengan sinyal yang kecil pada terminal-terminal masuk akan sangat sukar untuk
mendapatkan sinyal yang diperkuat pada terminal-terminal penghasil yang sama ciri-ciri
dari berbagai aspeknya.
Akan dapat dilihat dari persamaan (2-125) bahwa meskipun I bervariasi, oo akan
tetap sebesar at x (- RzlR,) bila lR,/(X' * Rz) ) 1. Bila sebagai contoh Rr/.R' : 169,
maka uo akan merupakan suatu sinyal yang 100 kali lebih besar dalam amplituda scbagal
o,, terbalik dalam fasa, akan tetapi masih akan tetap mempunyai ciri-ciri yang sama
dengan : u,.
Dengan cara ini maka faktor penguat tegangan dari penguat umpan balik negatip,
tergantung dari sirkit umpan balik yaitu sirkit dari R, dan Rr, dan tidak akan dipengaruhi
oleh faktor penguat dari penguat itu sendiri.
Penjelasan-penjelasan di atas ini mengenai penguat dengan umpan balik negatip
diberikan dengan melihat hanya kepada penguat yang mempunyai fungsi penguatan
tengangan dengan faktor penguat -l seperti dinyatakan oleh persamaan (2-122).
Kalau suatu usaha dicoba untuk mengikuti kejadian-kejadian yang sebenarnya yang
terjadi di dalam suatu penguat maka konklusi sederhana yang didapatkan di atas tersebut
tidak terlalu mudah untuk dicapai.
Tegangan masuk pada terminal-terminal masuknya dari suatu penguat dengan
umpan balik negatip adalah sama dengan oo dibagi dengan -1.

, :Zfrr,
lR" (2-126.t

Karena I adalah sangat besar maka diperbolehkan untuk menganggap adalah praktis
nol. Untuk penguat dengan umpan balik negatip, adalah mungkin untuk mendapatkan
hasil-hasil yang benar meskipun bila masalah itu diselesaikan dengan asumsi bahwa
tegangan masuk pada penguat adalah nol.
Dapat dihitung bahwa ao : segera setelah membuat tr : 0 dalam Gbr.
-(RrlR,)o,
2-100.
Bilapun R, dan R, pada Gbr. 2-100 diganti dengan lebih umum yaitu impedansi-
impedansi Z, dan 22,hasilnya pada dasarnya adalah sama. Yaitu ao: -ZtlZlrt,).
Ambillah sebagai contoh keadaan dimana Zt : R dan 22: lbaC (Gbr. 2-l0l).
Dengan demikian maka akan terdapat

I
oo: - j&F.U,
(2-12- t

Dengan cara ini akan didapat suatu sinyal yang akan mempunyai perbcdaan fasa
t6 Bab 2. Pengukuran-pcngukuran Listrik Dan Magnit

sebanyak 90'di depan, sinyal masuk.


Seperti dalam contoh ini sirkit dengan umpan balik negatip memainkan dua
peranan yaitu menstabilisasikan faktor penguat dan penga(ur fasa. Hal ini adalah suatu
hasil dari kenyataan bahwa faktor penguat tegangan dari suatu penguat dengan sirkit
maupun umpan balik negatip hanya tergantung dari keadaan sirkit umpan baliknya.

Gbr.2-101 Integrator. C'br. 2102 Peniumlah (Adder)

2.5.7.4 Sirkit-sirkit listik dan operasi mathematik

Untuk sirkit-sirkit listrik, terminologi yang sering dipergunakan dalam operasi


mathematik seperti penjumlah dan pengurang sering dipergunakan. Pengertian dari pada
terminologi demikian ini akan dijelaskan. Beberapa contoh-contoh yang mudah dapat
dimengerti akan dijabarkan di bawah ini, akan tetapi sirkit-sirkit tersebut secara praktis
akan mungkin berbagai macam ragamnya.
Pada Gbr. 2-102 suatu penjumlah diperlihatkan. Untuk (a),

ao: I arlRrlarlRraotlR, (2-128)


+ 7(TE; *ALR, * 1/R,)
dimana ur, oz dan o, dijumlahkan dengan bobot mereka masing-masingnya. Bila
Rr : Xz: Rr maka uo adalah berbanding lurus dengan (at * a, * or).
Untuk (b) bila kenyataan dipergunakan bahwa tegangan pada terminal pemasukan
dari penguat adalah nol (,{ ) l), maka rumus yang berikut ini dengan mudah akan
didapatkan.

,, : -r(RYt*., * 3,* ft) (2-t2e)

,[+, €=Iil
,, --r-
L--l I aro-(cr-c2)

Gbr. 2-103 Pengurang (Subtractor).

Gbr. 2-103 memperlihatkan pengurang-pengurang. Pada (a) tr, dan u, dihubungkan


dengan polaritasnya yang berlawanan, dengan demikian maka oo - 02 - u,. Untuk
(F) yang dapat dipakai pada keadaan arus bolak balik uo berbanding lurus dengan
(a, - ur). Satu terminal untuk tegangan hasil uo tidak bisa diketanahkan pada (a) akan
tetapi mungkin diketanahkan pada (b). Pada (c) terminal-terminal masuk dari penguat
keduanya pada potensial tr,. maka
2.5 Hal-hal Pokok Pada Pengukuran-pengukuran Listrik 161

ry +" io':o
dan
az
=utt€z-Dt:o
R,r
Dengan demikian pengurangan dari kedua persamaan tersebut akan menghasilkan

Dt-AZ , et-€z_a
R---1- r -"
dan kita akan mempunyai

eo: (€r
- e): -frtu, - r:r) (2-r 30)

Pengali, biasanya dibandingkan dengan penjumlah dan pengurang tidak begitu mudah.
Sebagai contoh generator Hall seperti diperlihatkan dalam Gbr. 2-69 ditempatkan di
dalam medan magnit dari suatu elektromagnit pada Gbr. 2-104. Dalam gambar tersebut
i, berbanding lurus dengan u,, .B berbanding lurus dengan i2 sedangkan i, berbanding
lurus dengan ar. Jadi gerak gaya listrik Hall, uo adalah berbanding lurus dengan hasil
kali o, danar.
Sirkit pada Gbr. 2-79(d) mempunyai sifat hampir.hampir sebagai suatu integrator
seperti telah dijelaskan sebelumnya. Sirkit seperti pada Gbr. 2-l0l juga bekerja sebagai
integrator, yang dapat dilihat dari tegangan melalui C.
Terminal ujung kiri dari C selalu pada potensial nol. Akan tetapi ke dalam elektroda
sisi kiri tersebut arus sebesar i: atlr mengalir. Jadi dari terminal output penguat
mengalir arus ke C melalui elektroda sisi kanannya sebesar -i. Dengan arus ini. C
mendapatkan muatan, dan bila muatan yang diakumulasikan ini disebut - Q sedangkan
- O : - I iat maka uo : - QlC. (lihatlah Gbr. 2-79) (b) dan (c) sebagai contoh bila
u, adalah tegangan arus searah yang tetap, maka muatan -Q:(a,l R)t akan
diakumulasikan dalam waktu I detik setelah o, dihubungkan. Dengan demikian tegangan
hasil akan menurun dengan tingkat penurunan yang tetap, sedemikian rupa hingga
oo : -(a,lRC)t.
Seperti pada kurva BH, pada Gbr. 2-78, sirkit untuk mengintegrasikan tegangan
keluar dari lilitan-lilitan sekunder telah dijelaskan seperti pada Gbr. 2-79(d), akan tetapi
dalam prakteknya sirkit pada Gbr. 2-l0l yang dipergunakan.
Sirkit pada Gbr.2-79(d) akan bekerja kurang tepat bila kondisi lo"l( lultidak
dipenuhi. Jadi dengan demikian maka arus penguat ke kondensator tidak berbanding
lurus dengan tegangan masuk. Jadi adalah suatu keharusan bahwa tegangan keluar

L;"-l
n

(a)

Gbr.2105 Difierensietor.
Gbr.2-fM Pengdi Hall
(Hsll multiplier).
168 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

harus sangat kecil bila dibandingkan dengan tegangan masuk. Sirkit pada Gbr. 2-l0l
tidak mempunyai restriksi demikian ini.
Pada sirkit pada Gbr. 2-105(a), arus yang mengalir ke dalamnya ditentukan dengan
sangat oleh tegangan masuk a,dan kapasitas C bila tegangan penguat uo adalah cukup
kecil dibandingkan dengan tegangan kondensator a". Dalam hal ini arus i berbanding
lurus terhadap tingkat perubahan dari tegangan o, (berbanding lurus dengan deferensial
terhadap waktu da,fdt secara mathematis). Dengan demikian tegangan keluar uo akan
berbanding lurus dengan deferensiasi dari sinyal-sinyal masuk yaitu oo : Ri yang
berbanding lurus dengan (da,ldt); ini disebut deferensiator.
pada sirkit dalam Gbr. 2-105(b) arus primer i berbanding lurus dengan tegangan
masuk o,. Selanjutnya fluksi magnitis O di dalam inti berbanding lurus dertgan i. Jadi
6 berbanding lurus dengan o,. Akan tetapi disamping ini tegangan keluar uo berbanding
lurus dengan perubahan dari i. Jadi uo berbanding lurus dengan perubahan o,.
(uo
= da,ldt). Jadi sirkit ini adalah pula suatu deferensiator.

(b)

Trl,Tr2: Transistor
(a)
Gbr. 2-106 Rangkaian Schmitt trigger.

2.5.7.5 Sirkit pembentuk gelombang

Pada alat pengukur elektronis sinyal dari berbagai bentuk gelombang


disinkronisasikan dengan sinyal masuk, diproduksikan untuk kepentingan observasi
atau pengukuran sinyal-sinyal masuk. Di bawah ini beberapa sirkit yang sering
ditemukan akan dilelaskan.
Gbi. 2-106(a) memperlihatkan suatu sirkit yang disebut sirkit trigger dari Schmitt.
Dengan sirkit ini tegangan keluar oo adalah tegangan yang tetap sedemikian rupa,
sehingga ao : ar bila u, > ?rr atau uo : oz bila a, < a2; ata;'J dapat pula tergantung
dari pada keadaan sebelumnya dari u, bila o, <at<or, sehingga no x o, bila
sebelumnya ut) ar atau oo : uz bila sebelumnya ur l oz.Jadi sesuai dengan sinyal
masuk yang diperlihatkan pada Gbr. (b) di atas, suatu sinyal hasil dengan bentuk
gelombang persegi disinkronisasikan dengan signal masuk seperti diperlihatkan pada
bagian bawah dari gambar yang sama. Untuk mengerti kerja sirkit Schmitt ini, haraplah
melihat pada penjelasan-penjelasan dalam buku-buku yang khusus untuk ini. Di sini,
fungsi untuk membuat bentuk gelombang dengan tegangan keluar uo sebagai akibat
signal masuk o, telah dijelaskan sebagai suatu pendekatan dengan methoda kotak hitam.
Dengan melihat pada Gbr. 2-107, bila suatu deferensiator dari (a) dipergunakan
pada bagian masuk dengan suatu signal yang mempunyai bentuk gelombang persegi
seperti diperlihatkan pada bagian atas dari (b), maka suatu bentuk gelombang pulsa
yang diperlihatkan pada bagian bawah dari (b) akan didapat pada tegangan keluar.
2'5 Hal-hal Pokok Pada Pengukuran-pengukuran Listrik r59

wsktu
-
(a)
(b)

Dengan merihat *0" ::,. ffi ;;ff;ffi,ffifl,ffi-.mpatkan


persegi yang simetris (yaitu yang
pada bagian
mempunyai
-urik dengan suatu bentuk gelombang dan tidak mempunyai komponen
gelombang yang sama dari positip maupun negatip)
i.u, ,""r"h i.p"iti diperlihatkan pada bagian atas dari (b), maka suatu bentuk gelombang
segi tiga seperti dipirlihatkan pada bagian bawah dari (b) didapat sebagai tegangan
hasil.

(a)

(b)

Gbr. 2-108 Pembentukan suatu sigml gelombang segi tiga'

Melihat pada Gbr. 2-109 bila suatu integrator ditempatkan pada bagian masuk
dengan sinyaf yang
- tidak simetris (yang mempunyai interval-interval waktu positip dan
,.gitip yang ueitalnan) dan tidak mempunyai komponen arus searah, seperti
aipertitraitan pada bagian atas dari gambar, maka suatu bentuk gelombang yang
beibentuk gergaji sepeiti diperlihatkan pada bagian bawah dari gambar didapatkan
sebagai tegangan hasil oo.

Gbr. 2.r(D
;"i3m,#il.jlfl'ir*t
Gbr. 2rl l0(a) memperlihatkan suatu sirkit yang disebut multiplicator monostabil-
Bila suatu sinyal masuk berbentuk pulsa u, yang diperlihatkan pada (b) ditempatka:
pada terminal bagian masuknya, maka suatu bentuk gelombang persegi yang mempunlt.
jangka waktu yang sama dengan konstanta sirkit yaitu CR detik akan didapatkan paor'
ter.inal keluar o, atauozbila tinggi pulsa tersebut lebih besar dari Z. Sebagai contoL r;a
o, dihubungkan dengan bagian masuk dari suatu deferensiator, maka akan m:*4:r- :
untuk mendapatkan pulsa negatip pada saat / : CR detik setelah u, ditecpt:u:'
170 Bab 2. Pengukuran-pengukuran Listrik Dan Magnit

,rft -t^-

+ Waktu

Trl, Trl : Transistor


(a)

Gbr. 2.110 Monostable multi-vibrator.

seperti diperlihatkan dari bagian bawah (b). Dengan cara ini suatu kelambatan waktu
tx CR detik akan didapatkan terhadap pulsa masuk o,.

,. ll lt il l

,,J]_fl_fl_f-
.-Ln_nn_ + Waktu

Trt , Tr2: Transistor


(b)
(a)
Gbr. 2-11f Bistable multi-vibrator.

Gbr. 2-l I l(a) memperlihatkan sirkit yang disebut multivibrator bistabil atau sirkit
Flip-Flop. Bila di bagian masuk dari sirkit ini ditempatkan siqyal-sinyal yang merupakan
pulsa-pulsa berganda seperti diperlihatkan pada (b), maka tegangan keluar pada u,
ataua2 menggerakkan setiap pulsa ke atas atau ke bawah denganpergerakan a, dana2
pada arah yang berlawanan. Seperti diperlihatkan pada (b), satu bentuk gelombang
persegi didapatkan sebagai or atau o, untuk setiap dua pulsa masuk o,. Dengan
menghubungkan dua sirkit dari type ini secara bersambungan, satu bentuk gelombang
persegi akan didapatkan untuk setiap pulsa masuk. Bila keadaan tegangan tinggi o,
dinyatakan sebagai keadaan menyala dan tegangan rendahnya sebagai keadaan mati,
maka dengan menghubungkan sirkit-sirkit flip-flop secara bersambungan dan dengan
memungkinkan indikasi dari keadaan hidup maupun mati dari masing-masing sirkit
flip-flop, maka akan mungkin dapat dihitung berapa pulsa yang telah melaluinya, pada
bagian masuk. Sirkit flip-flop merupakan dasar dari pada sirkit penghitung.
BAB 3. PENGUKURAN PADA
FREKWENSI TINGGI

Pada frekwensi tinggi, elemen-elemen rangkaian sangat dipengaruhi indultansi-


induktansi sisa (residual inductance), kapasitansi-kapasitansi yang tak dikehendaki
(stray capacitance) ataupun skin eflect dengan bertambahnya frekwensi; harga-harganya
berubah dengan berubahnya frekwensi. Apabila panjang gelombang berkurang rlan
mendekati ukuran (dimensi) elemen, maka kerugian radiasi bertambah; sebagai contoh
ialah kumparan yang panjangnya mendekati panjang gelombang akan bersifat sebagai
semacam antena (antena loop). Oleh sebab itu elemen-elemen rangkaian yang dipakai
pada frekwensi rendah umumnya tidak dapat langsung dipakai pada frekwensi tinggi
tanpa ada perubahan pada alat, misalnya ukuran elemen dikecilkan atau memasukkan
pengertian (konsep) konstanta-konstanta rangkaian terbagi (distributed circuit con-
stants). Oleh sebab ini, maka pada frekwensi tinggi diperlukan rangkaian yang khusus,
peralatan dan cara pengukuran yang khusus pula. Hal lain yang harus diperhatikan,
walaupun dapat digunakan dalam pengukuran secara umum ialah sebagai berikut. Suatu
peredam harus diletakkan antara sumber en6rgi seperti oscillator dan rangkaian pengu-
kuran sehingga, timbulnya perbedaan impedansi yang tiba-tiba, jika ada di antaran.'-a.
tidak akan mempengaruhi sumber enersi sehingga dapat menyebabkan kerusakan
padanya ataupun kerja yang tidak stabil. Maka dari itu "matching" antara impedansi
output dari sumber energi dengan impedansi input dari rangkaian pengukuran meru-
pakan suatu hal yang diperlukan pada rangkaian-rangkaian frekwensi tinggi (impedance
matching). Jika menentukan kapasitas output dari sumber energi, seperti dapat diduga
terlebih dahulu, dengan adanya penlisipan peredam, tegangan ataupun arus yang dipakai
untuk pengukuran akan berkurang sesuai dengan besarnya peredaman dari rangkaian
peredam tersebut.

3.1 Ketentuan-ketentuan Gelombang Elektromagnitis Dan Klasifikasi-


klasifikasi Frekwensi

Karena pengukuran-pengukuran listrik meliputi daerah frekwensi yang lebar dari


gelombang elektromagnitis, maka ini membutuhkan suatu pengetahuan mengenai
frekwensi dan klasifikasi dari panjang gelombang dari gelombang-gelombang yang
dipakai.
Tabel 3-l menunjukkan klasifikasi-klasifikasi dan ketentuan-ketentuan dari gelom-
bang-gelombang elektromagnitis. Klasifikasi frekwensi yang umum dipakai adalah
frekwensi rendah atau frekwensi tinggi, tapi hal ini sangat kurang jelas. Dalam hal ini
yang diartikan frekwensi rendah ialah daerah frekwensi yang tak melampaui frekwensi
audio dan frekwensi tinggi adalah daerah frekwensi di atas frekwensi audio. Dalam
beberapa hal, gelombang elektromagnitis yang termasuk ke dalam daerah UHF atau
SHF dinyatakan sebagai microwave, dan yang dalam daerah EHF sebagai gelombang
millimeter ataupun sub-millimeter. Untuk satuan dari frekwensi dipakai c/s, akan tctapr
akhir-akhir ini secara internasional satuan yang dipakai adalah Hertz. Satuan-satualt
frekwensi yang dipakai adalah sebagai berikut:
172 Bab 3. Pcngukuran pada Frekwensi Tinggi

I GHz (giga Hertz) : lOe Hz.


I MHz (mega Hertz) : 106 Hz.
I kHz (kilo Hertz) : 103 Hz.
TsDel &l Klassifikasi dqn penggolongan dari daerahdaerah frekwensi dqn
daerahdaerah psnianC gelombang.

Daerah frekwensi (tak termasuk batas Klassifikasi


bawah dan termasuk batas atas) Singkatan
Metrik
Sampai 30 kHz VLF
30 kHz - 300 kHz Gelombang Kilometer LF
300 kHz - 3000 kHz Gelombang Hektometer MF
3 MHz - 30 MHz Gelombang Dekameter HF
30 MHz - 3fi) MHz Gelombang meter VHF
300 MHz - 3000 MHz Gelombang Desimeter UHF
3 GHz * 30 GHz Gelombang Sentimeter SHF
30 GHz - 300 GHz Gelombang Millimeter EHF
300 GHz - 3000 GHz

3.2 Elemen+lemen Rangkaian Frekwensi Tinggr


Elemen-elemen rangkaian (tahanan, induktansi, kapasitansi) yang menunjukkan
harga kira-kira konstan untuk perubahan frekwensi pada daerah frekwensi rendaL, akan
bentbah harganya secara cepat dengan bertambahnya frekwensi karena pengaruh induk-
tansi sisa, kapasitansi yang tak dikehendaki atau skin effect. Oleh sebab itu elemen-
elemen rangkaian yang dipakai pada frekwensi rendah tidak dapat dipakai untuk mem-
bentuk rangkaian-rangkaian frekwensi tinggi.
Sebagai contoh ialah kumparan atau kondensator, memperlihatkan bertambahnya
kerugian tahanan, kerugian radiasi dan kerugian dielektrik dan menjadi tidak dapat
dipakai dengan bertambahnya frekwensi, tanpa adanya perubahan pada bentuk ataupun
ukuran alat-alat tsb. untuk penggunaan p6da frekwensi tinggi. Berikut ini akan dibahas
beberapa gejala ytrng pada frekwensi tinggi menjadi penting pengaruhnya.

Skin efect dari arus: Apabila sebuah penghantar yang berpenampang bulat dipakai
untuk mengalirkan arus AC, maka arus akan cenderung mengalir pada permukaan
penghantar atau "skin" dari penghantar karena fluksi magnit yang ditimbulkan oleh arus,
dimana rapat arus pada bagian lain menurun dengan bertambah dekatnya jarak ke pusat
penghantar.

I Distribusi rapat Distribusi rapat arus

(a) Penghantarbundar. (b) Penghantar datar.

Gbr. $1 Distribusi arus frekrerel tlngSi di &hm srntu pengbentar


drn di drlam suatu penghantar dater.
3,2 Elemen-elemen Rangkaian Frekwensi Tinggi 173

Oleh sebab itu harga tahanan pada frekwensi tinggi memperlihatkan pertambahan
dibandingkan dengan pada arus DC ataupun pada frekwensi rendah. Gejala ini disebut
skin effect.
Pertambahan tahanan penghantar penampang bulat oleh karena skin effect, seban-
ding dengan akar dari frekwensi dan berbanding terbalik dengan diameter penghantar.
Dalam hal penghantar datar, distribusi arus seperti pada Gbr. 3-1, karena arus frekwensi
tinggi mengalir pada bagian dimana fluksi magnit berkurang, sehingga tahanan ber-
tambah besar.

Skin depth: Dalamnya bagian pada penghantar dimana besar arus di situ adalah 36,8%
(l/e) dari harga arus pada permukaan disebut skin depth, dan besarnya adalah:

*s_
-
I (3-t)
{n71ro1'''
dimana: d: skin depth (m)
,/: frekwensi (Hz)
p: permeabilitas magnit dari penghantar (H/m)
o: konduktivitas penghantar (S)

Besarnya skin depth untuk berbagai logam diperlihatkan pada Gbr. 3-2.

Proximity effect: Arus yang mengalir pada dua penghantar yang berdekatan memperli-
hatkan adanya gaya tolak menolak yang tunduk kepada hukum-hukum elektromagrit.
Jadi distribusi arus pada salah satu penghantar dipengaruhi oleh fluksi magnit yang
ditimbulkan oleh penghantar yang lain, juga oleh fluksi magnit yang ditimbulkan
sendiri. Pengaruh ini disebut "proximity effect". Oleh adanya pengaruh ini maka tahanan
bertambah besar dari pada tahanan untuk DC. Alasan mengapa suatu kumparan lilitan
tunggal dililitkan sedemikian sehingga lilitannya tidak terlalu rapat adalah untuk me-
ngurangi pengaruh ini.

Effect Rad;asi: Radiasi yang disebabkan oleh arus yang mengalir pada penghantar linier
menghasilkan arus-arus eddy pada setiap pengharitar yang berdekatan ataupun memben'
kan sifat magnit (magnitisasi) kepada bahan-bahan magnitis. Arus eddy mengambii
enersi dalam bentuk panas dan magpitisasi bahan-bahan magnit mengambil eneni
dalam bentuk lingkaran hysterisis. Dengan adanya kehilangan enersi ini tahanan peng-
hantar linier bgrtambah besar. Effek ini bertambah dengan bertambahnya frekwensi,
Effek ini dapat dicegah dengan memakai kabel koaksial.

Kerugian dielektrik: Dalam suatu dielektrik selalu ada kerugian dielektrik. Nilai kerugian
dielektrik, seperti halnya dengan konstanta dielektrik, berubah dengan berubahnya
frekwensi dan dalam penentuan nilainya pengaruh frekwensi harus selalu diperhatikan.

3.2.1 Elemen-elemen Tahanan

Untuk elemen tahanan, dikehendaki agar nilainya sedapat mungkin benar dan
tidak dipengaruhi oleh frekwensi, tegangan, temperatur, kelembaban, dan lain-lain'
Untuk elemen-elemen ini, dalam rangkaian DC hanya tahanannya yang dipersoalkan.
akan tetapi jika dipakai dalam rangkaian AC yang berfrekwensi tinggi maka komponen'
komponen induktip L dan kapasitip C perlu diperhatikan. Oleh karena itu elemen
tahanan untuk penggunaan frekwensi tinggi dibuat agar harga-harga L dan C-nya scko;rl
mungkin. Elemen tahanan dibuat berupa lilitan kawat dehgan memakai bahan kauat
tahanan, tipe padat yaitu campuran bahan tahanan seperti bubuk karbon dan &rmar
174 Bab 3. pengukuran pada Frekwensi Tinggi

ataupun tipe filrn badan keramik dengan karbon tipis atau film tembaga dan lainJain.
Pada frekwensi tinggi yang lebih sering dipakai adalah elemen tahanan dengan film,
karena tebal yang sangat tipis di bawah lO-a cm dari film menghasilkan skin effect yang
sangat kecil. Tahanan film pada frekwensi tinggi dibuat dengan menutupkan suatu
keramik silinder dengan tahanan film, dimana bagian dalam dari keramik tsb. bebas
dari tahanan film, oleh sebab apabila tahanan film terdapat pada bagian dalam akan
menurunkan karakteristik-karakteristik tahanan pada frekwensi tinggi.

Q
Lilitan "Curtis"
Kawat lahanan

Grb.3-3 Cara melitit tahanan-


tahanan kawat belitan
(untuk pemakaian pada
beberapa ratus kHz).

I x roz 5 x 10u l' toj."n*"n.,,*lj'o" t'oo 5 x loa

G&r. 12 "Skin depth,, untuk berbagai-bagai logam.

Elemen tahanan yang dibuat dari kawat tahanan mempunyai beberapa keun-
tungan misalnya deviasi tahanan di bawah 0,5f,koefrsien temperatur di bawah l0-r/.C,
stabilitas yang tinggi, dan lain-lain, dan elemen ini banyak dipakai sebagai elemen
tahanan standard pada frekwensi rendah. Kawat tahanan pada tipe lilitan biasanya
dililitkan pada suatu insulator, sehingga disebut tipe lilitan. Untuk pemakaian pada
frekwensi tinggi diperlukan pelilitan secara khusus untuk menghilangkan pengaruh
induktansi. Gbr. 3-3 memperlihatkan cara melilitkan kawat tahanan (Berdasaikun CUr.
2-4 Bab 2)' Di atas beberapa MHz, perlu diperhatikan beberapa hal seperti panjang
kawat tahanan harus dikurangi serta dipakai kawat halus (diameter kecil) untuk mlng-
hilangkan skin effect, dll.

3.2.2 Elemenlnduktansi
Elemen-elemen induktansi yang digunakan pada frekwensi-frekwensi tinggi dinya-
takan oleh kumparan-kumparan kawat-kawat penghantar. Seperti halnya aengan elemen
induktansi yang dipakai pada frekwensi-frekwensi rendah, dan terutarna untuk frekwensi-
frekwensi tinggi ada pengaruh kapasitansi antara belitan, sehingga kumparan harus
dianggap sebagai suatu rangkaian kombinasi dari induktansi, kapasitansi dan tahanan.
Hal ini berarti bahwa untuk frekwensi-frekwensi tinggi sukar untuk mendapatkan
elemen-elemen tahanan murni, elemen-elemen induktansi murni dan sebagainya, dan
setiap elemen harus dianggap mempunyai berbagai-bagai fungsi-fungsi. Dari sini terlihat
bahwa pada frekwensi tinggi, pengertian tentang konstanta-konstanta kawat penghantar
terbagi dan konstanta-konstanta rangkaian terbagi adalah penting. pada frelwensi-
frekwensi rendah sering dipakai kumparan-kumparan berinti udara, tetapi apabila
3.2 Elemen-elemen Rangkaian Frekwensi Tinggi l-5

diinginkan untuk mendapat induktansi-induktansi yang besar dengan ukuran kecil, maia
dipakai orang bahan magnitis sebagai inti kumparan untuk memperbesar fluksi magnrr
Inti-inti yang dipakai pada rangkaian rangkaian frekwensi tinggi memperlihatkan
pertambahan rugi-rugi disebabkan rugi-rugi eddy current, rugi-rugi histerisis, dan lain-
lain sehingga harga effektip permeabilitas berkurang dengan bertambahnya frekwensi.
Untuk mencegah ini maka yang sering dipakai orang adalah inti-inti serbuk yang dibuat
dengan tekanan tinggi dari electrically insulating iron atau magnetic alloy dust. Inti-inti
Ferrite walaupun bukan inti serbuk seperti yang di atas, juga sering digunakan untuk
alasan yang sama. Bahan Ferrite ini terdiri dari campuran oksida besi, nikkel, mangan,
d.l.l. dan dilebur pada temperatur 1.300 sid 1.400"C dan digunakan dalam berbagai
kebutuhan untuk bahan-bahan magnitis frekwensi tinggi, peredam-peredam microuare
d.l.l.
Untuk menyatakan sifat kelistrikan dari suatu rangkaian ataupun elemen, mai"
dipakai suatu besaran Qyang pengertiannya dijelaskan sebagai berikut:

Definisi Q; Ambillah sebagai contoh suatu rangkaian, Q dideflnisikan sebagai enersi


yang tersimpan dalam rangkaian, dikalikan 2n, dibagi dengan enersi yang dipakai dalam
rangkaian untuk I cycle. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa rangkaian 1an-e
mempunyai Q besar mempunyai kerugian yang kecil.
Dasar pemikiran ini dipakai juga pada elemen-elemen, yaitu elemen yang mer-::j-
nyai harga Q yang besar berarti merupakan elemen dengan kerugian kecil (lihat pe:'
(5-56) dalam Appendix 5)

Q dari suatu kumparan: Q dari suatu kumparan dinyatakan sebagai cttLf r dimana r
adalah komponen tahanan dan L adalah komponen induktipnya. Jadi makin kecil r,
makin besar harga Q dan makin baik kumparannya. Kumparan yang dipakai pada
frekwensi tinggi umumnya ditempatkan dalam suatu kalgng logam untuk keperluan
perlindungan elektrostatik. D4lam hal ini harga Q dari kumparan bisa berkurang kecuali
jika ada sedikit ruang antara kumparan dengan kaleng logamnya.

3.2,3 ElemenKapasitansi

Elemen kapasitansi terdiri dari sepasang elektroda yang di antaranya terdapat bahan
dielektrik. (termasuk udara) yang memberikan kapasitansi statis. Kapasitansi ini diberi-
kan oleh rumus:

c : 0,088494(pF)
,t (3-2)

dimana ,{ : luas elektroda (cm2)


t : jarak antara elektroda (cm)
e : konstanta dielektrik dari bahan dielektrik antara elektroda.
Untuk pemakaian pada frekwensi tinggi, diinginkan agar elemen ini dibuat dengan
ukuran kecil. Untuk mendapatkan kapasitansi yang besar, jarak antar elektroda diper-
kecil tanpa menyebabkan terjadinya "breakdown" pada dielektrik, dan untuk iru
dipakai bahan dielektrik yang mempunyai rugi-rugi kecil dan konstanta dielektrik 1'ang
tinggi.

Q dari kondensator: Dalam memperhatikan kerugian dari suatu kondensator. sc::{


dipakai cara dengan menganggap suatu tahanan r yang dihubungkan paralel oc:-Fe.-
suatu kondensator C yang tak mempunyai kerugian serta rnempunyai kapar;:a:*i"
sebesar kondensatornya dan menggantikan komponen rugi-rugi dari kondensalor cc-{:L-.

./
176 Bab 3. Pengukuran Pada Frekwensi Tinggi

Jenis M
(Jenis UHF)

Jenis APC-7 *ffiffi'*'


Jenis BNC

Jenis GR 900

Gbr. 3-4 Bentuk berbagai-bagai konektor.


tahanan r tsb.
Q dari kondensator yang dinyatakan dengan rangkaian ekivalen paralel tersebut,
ialah Q: @Cr.
Dalam hal ini tahanan r disebut juga sebagai tahanan bocor. Oleh sebab tahanan r
ini dianggap paralel dengan kapasitor, maka dapat dikatakan bahwa suatu kapasitor
yang baik adalah kapasitor yang mempunyai r besar, sehingga kondensator tanpa rugi-
3.2 Elemen-elemen Rangkaian Frekwensi Tinggi r71

rugi r nya ialah tak terhingga besarnya.


Untuk setiap elemen seperti tahanan, induktansi ataupun kondensator, pengaruh
dari kawat penghubung atau bahan pembantu lain yang dihubungkan ke terminalnya
tidak dapat diabaikan. Sebagai contoh dalam suatu kondensatof udara, udara dapat
dianggap sebagai bahan dielektrik yang tak mempunyai rugi-rugi, tapi pengaruh dari
kawaipinghubung, plat elektroda, dan lainJain, tidak dapat diabaikan pada frekwensi-
frekwensi tinggi, sehingga Q dari kondensator udara berkurang dengan bertambahnya
frekwensi.

3.2.4 Connector(Penghubung)

Disamping banyak elemen-elemen seperti tahanan, induktor dan kondensator. ) ang


tidak dapat dihindarkan pada pembuatan rangkaian-rangkaian, connector<omettc:
yang dipakai dengan kabel-kabel untuk menghubungkan alat-alat juga adalah kritis pada
frekwensi-frekwensi tin ggi.
Jika connector-connector dipakai secara tidak benar pada frekwensi-frekwensi
tinggi, maka dapat terjadi pantulan-pantulan pada bagian connector dan akan mem-
pengaruhi karakteristik keseluruhan dari sistim peralatan'
Telah banyak dikembangkan macam-macam connector. Gbr. 3-4 memperlihatkan
beberapa jenis penghubung yang dipakai sekarang dan Gbr. 3-5 memperlihatkan karal-
teristiknya masing-masing.
Jenis BNC banyak dipakai pada kabel-kabel kecil untuk menghubungkan a^at
pengukur.'Jenis APC-7 dipakai untuk daerah frekwensi ultra sampai l8 GHz, dan untuk
ilat-alat pengukur microwave dan perubahan pulsa-pulsa tinggi (high rate pulses) atau
l8 GHz band sampling oscilloscope, d.l.l.). GR-900 BT dibuat khusus untuk pengukuran-
pengukuran teliti dan umumnya dipakai sebagai elemen rangkaian koaksial standard'

Jenis Frekwensi "Standing Wave Catatan


Impedansi
konektor kerja ratio"

BNC Diba- 4 GHz < 1,3 untuk 50O untuk kabel-


wah kabel tipis
N z 100 GHz < 1,2 ,, 50O "Wide band"
,, 75{2
M , 200MHz
APC.7 u lSGHz < 1,035 ,, 50O "Ultrawide
band"
GR r 9GHz < 1,06 ",, 50O "Wide band"
GR.gOOBT r 9GHz 1,001 + 0,001/cx, 50(l Klaspresisi

bl .010
{r
ol
.008
.ooo
dv I .004 si konektor-
!o Ratd-rata dari 500
tZr .oo2 konektor
lBt

1.035

1.025
I
l.ols
q
'
> 1.005
l4 Gbr. 3-5 Sifat'sifat berbagai-bagai kooAtcr
4681012
Frekwensi (GHz)
t78 Bab 3. Pengukuran Pada Frekwensi Tinggi
Jenis M banyak dipakai untuk daerah frekwensi di bawah 200 MHz tapi tidak dapat
dipakai apabila impedansi merupakan suatu persoalan. Makin lebar daerah kerja
frekwensi penghubung-penghubung ini makin mahal harganya, maka dari itu tidak perlu
memakai penghubung yang jauh lebih baik dari pada yang diperlukannya.

3.3 Elemen-elemen Konstanta Rangkaian Terbagi (Distributed


Circuit Constanis)
Semua elemen-elemen rangkaian yang sudah diuraikan sampai sekarang bisa
dianggap menunjukkan sifat tunggal suatu tahanan, induktansi, atau kapasitansi pada
frekwensi-frekwensi rendah dan disebut elemen-elemen konstanta rangkaian terkumpul
(lumped circuit constants). Tetapi pada frekwensi-frekwensi tinggi, elemen-elemen ini
tidak boleh dianggap mempunyai sifat tinggal tersebut, sebagai contoh adalah suatu
elemen tahanan harus dianggap mempunyai juga sifat-sifat induktip dan kapasitip
seperti yang telah dijelaskan terlebih dahulu.
Peristiwa ini terjadi jika panjang gelombang dari gelombang elektromagnit men-
dekati ukuran-ukuran elemen rangkaian, tapi sudah tentu tirJak ada batas-batas tertentu
untuk terjadinya hal ini.
Pada frekwensi tinggi, kawat timah yang menghubungkan rangkaian-rangkaian tidak
boleh dianggap sebagai suatu penghantar yang mempunyai rugi-rugi kecil, tetapi harus
dianggap sebagai suatu rangkaian yang mempunyai tahanan, induktansi, kapasitansi dan
tahanan bocor. Menyelidiki rangkaian-rangkaian demikian secara teoritis adalah sukar
sebab hal ini meliputi syarat-syarat batas.
Lalu untuk mendapatkan pengertian yang lebih baik tentang konsep dan peng-
gunaan rangkaian terbagi, yaitu suatu rangkaian yang mempunyai tahanan, induktansi,
kapasitansi terbagi dan tahanan bocor maka akan dibahas dasar-dasar penting dari
konstanta-konstanta kawat transmisi terbagi.
Pertama, tinjaulah suatu bagian kecil dari transmisi yang terdiri'dari sepasang
penghantar paralel dan misalkan diberi suatu tegangan berfrekwensi tinggi pada salah
satu ujung transmisi seperti pada Gbr. 3-6.

,1
^4,* ^{
Sumber frekwensi
tinssi

Gbr.3-6 Kawat transmisi 2


kawat paralel.
Gbr. 3-7 Rangkaian ekivalen suatu rangkaian
konstanta tersebar.

Akibatnya akan timbul suatu anrs lrekwensi tinggi yang mengalir dalam kawat,
transmisi tetapi seperti yang telah diterangkan sebelumnya, setiap penghantar harus
dianggap sebagai suatu hubungan seri tahanan dan induktansi. Lagi pula, dua penghantar
akan membentuk suatu kondensator, dan jika di antaranya terdapat bahan dielektrik
yang mempunyai kerugian maka hal ini dapat dinyatakan sebagai suatu tahanan bocor
yang terhubung parallel dengan kondensator. Maka dapatlah dianggap bahwa tahanan,
induktansi, kapasitansi dan tahanan bocor kawat transmisi ini adalah terbagi sepanjang
kawat transmisi dan tidak terkumpul pada satu titik.
Lalu, untuk dua penghantar yang paralel tinjaulah suatu rangkaian ekivalen dari
3.3 Elemen-elemen Konstabta Rangkaian Terbagi t19

suatu bagian yang kecil pada Gbr. 3-7 dan turunkan persamaan-persamaan dasar yang
diperlukan untuk penggunaan konstanta-konstanta kawat transmisi terbagi.
Walaupun meliputi penyelesaian persamaan-persamaan differensial, disini hanya
akan dijelaskan penurunan persamaan-persamaan dasar dan hasil-hasil akhirnya dan
dititik beratkan pada pengertian gejala tsb'
Lihatlah Gbr. 3-7, misalkan panjang suatu bagian kecii dari kawat transmisi ialah
I
,ll, dan beda tegangan yang disebabkan oleh arus yang mengalir melalui tahanan
R lt dan reaktansi joflll
dari bagian kecil ll
tsb. adalah /V. Jika arus mengalir di
antara penghantar-penghantar melalui kapasitansi C ll
dan konduktansi G // (kebalikan
dari tahanan bocor) dari bagian akan menyebabkan beda arus sebesar /1. Dari sini
ll
dapat diturunkan beberapa persamaan-persamaan dasar yaitu:

lv : r(R +.iL)/t (3-i )

tr:v(G+jc)lt (3-4)

dimana: R, L, G dan C adalah tahanan, induktansi, konduktansi dan kapasitansi


persatuan panjang transmisi. Tegangan dan arus pada kawat transmisi yang diberikan
tl.h p..ru*aan (i-:) dan (3-4) akan berubah untuk setiap posisi pada kawat transmisi
dan berubahnya adalah sebagai berikut.
Walaupun disini yang dipakai adalah fungsi-fungsi exponensial, akan terlihat pula
fungsi-fungsi hyperbolik.

V(x): (3-5)
Ae-Yx + Betx

I(x):!(n''"
zo' -Be'*)
(3-6)

y : *t@ + ioA@ +jaj: d -t if (3-7)

7 _ lR +-i,pL
-o-n{G+j@C
(3-8)

dimana A dan B adalah konstanta-konstanta yang harganya tergantung pada panjang


kawat transmisi, sumber daya, dan impedansi yang dihubungkan ke kawat transmisi,
sedangkan V dan I adalah harga-harga tegangan dan arus pada titik x di kawat transmisi.
y disebut konstanta perambatan dan biasanya dinyatakan sebagai bilangan kom-
pleki dalam bentuk a + i F dimana a adalah konstanta peredam dan B konstanta fasa '
Zo disebut impedansi kaiakteristik dan untuk kawat transmisi yang tidak mempuny'ai
rugi-rugi (R:0, G:0) adalah JW yang harganya tidak tergantung dari pada
frekwensi.
Apabila suatu konstanta transmisi terbagi diberi suatu tegangan frekwensi tinggi,
maka arus frekwensi tinggi yang ditimbulkan tidak akan merambat dengan segera
sampai pada ujung kawat tranimisi, tetapi merambat dengan suatu kecepatan mengambil
(3-6)'
suatu bintuk yang disebut gelombang maju. Hal inijelas dari persamaan (3-5) dan
dimana disamping gelombang maju termasuk pula gelombang mundur di dalam per-
samaan-persamaan tersebut.
Dengan memperhatikan persamaan (3-6), tinjauan keadaan yang lebih detail'
Anggaplah bahwa perubahan waktu dari tegangan frekwensi tinggi ialah 4/'', lalu peru-
bahan waktu dari arus yang ditimbulkan juga ei-'dan harga arus pada titik x pada ka*at
transmisi termasuk perubahan waktunya adalah:

(3-9)
, : ei@t'Px)
- fr", ei(@t+Px)
Ar-"-
180 Bab 3. Pengukuran Pada Frekwensi Tinggi

Tinjaulah bagian pertama dari sebelah kanan persamaan.


Karena €rt@t-Px'': cos(@, - fr) */sin (at - fx), maka terlihat bahwa dengan
menjumlahkan 2n pada harga (at - Fx) tidak akan merubah harga stt''-e'). Jadi jika
harga 6t'''-0') pada titik xo pada kawat transmisi di saat to, ei@to-txo) adalah sama
dengan harga 6t'-'-t*) pada titik xl di kawat transmisi yaitu, el@to','t) maka
(@ro
- f ,o I 2nn) : (ato - px,) dimana n adalah suatu bilangan bulat sembarang.
Dari sini didapat:
f(r, - x): -!2nn (3-r0)

Maka, (x, - xo) : L(2nlf)n Karena n adalah suatu bilangan bulat positip sembarang,
maka yang diambil hanya2nlp,jadi(x, - x):2nlp.
Dari sini terlihat bahwa dari gelombang-gelombang arus yang mempunyai besar
amplitudo yang sama dan terjadi bersamaan pada titik xo dan x, pada kawat transmisi,
maka gelombang dengan panjang yang terpendek adalah 2nlB. Panjang ini disebut
panjang gelombang, dan dinyatakan dengan tanda 1,. Hal yang sama, untuk gelombang-
gelombang arus pada saat ro dan tr, pada titik xo pada kawat transmisi, jika amplitudo
sama, maka @to Pxo- - 2nn : o)tr - ft, - f ,0.
Dari sini didapat:
cdt, -- t): {2nn (3-r 1)

Jadi (t, - ,o) : *2nnla. 2nlat


Sama seperti di atas, hanya diambil2nlco,iadi (t, - ro) :
Dari sini terlihat bahwa dari gelombang-gelombang arus yang amplitudonya sama
pada saat /o dan /r pada titik yang sama xo di kawai transmisi maka gelombang dengan
uaktu yang terpendek adalah 2nla.
Terjadinya gelombang-gelombang arus dengan amplitudo sama berarti bahwa telah
berlalu gelombang-gelombang arus dengan panjang gelombang yang sesuai dengan
perkalian bilangan bulat dan panjang gelombangnya dengan waktu terpendek tersebut
di atas sebagai waktu berlalunya dari satu panjang gelombang.
Jadi, pembagian dari satu panjang gelombang dengan waktu terpendek ini memberi-
kan kecepatan bergeraknya gelombarrg arus dan harganya dinyatakan oleh
llQnla) : @lp.
Harga kebesaran e-"* akan berkurang dengan bertambahnya harga x ke arah positip,
dan hal ini berarti bahwa jika kawat transmisi mempunyai rugi-rugi maka gelombang
arus akan teredam amplitudonya dengan bertambahnya jarak perambatan.
Sebagai kesimpulan, suku pertama dalam pers. (3-6) menyatakan gelombang maju,
suatu gelombang arus dengan panjang gelombang .1 dan bergerak dengan suatu kece-
patan cttl p dalam arah positip dari x. Demikian pula, suku kedua penyatakan gelombang
mundur, suatu gelombang arus dengan panjang gelombang l. dan bergerak dengan suatu
kecepatan al B dalam arah negatip dari x. Pembicaraan yang sama juga untuk persamaan
(3-5) bahwa suku pertama pada bagian kanan berarti tegangan gelombang maju dan
suku kedua gelombang tegangan mundur. Jadi pada kawat dengan konstanta-konstanta
tersebar telah diturunkan keadaan kedua arah maju dan mundur dari gelombang
tegangan disamping penurunan gelombang arus. Pada gelombang maju keadaan ini
adalah sebagai akibat dari dipakainya gelombang tegangan frekwensi tinggi pada kawat
tapi pada gelombang mundur penyebah terjadinya tidak jelas asalnya. Rumus yang
ditulis di sini hanya menunjukkan kemungkinan adanya gelombang mundur, tapi secara
praktis keadaan ini dapat ditentukan jika pada posisi kawat diketahui tempat-tempat
sumber enersi dan beban. Apabila gelombang merambat pada bahan yang homogen
cukup dengan hanya menentukan gelombang maju, dan ini bisa dimengerti dengan
mengambil contoh yang bersamaan yaitu apabila sepotong batu dilemparkan pada
3.3 Elemen-elemen Konstabta Rangkaian Terbagi lEl

empang, akan menghasilkan gelombang yang memencar dengan arah radial dari titik
lemparan. Tetapi jika sepotong tongkat berdiri dalam empahg dan gelombang yang
memencar memukul tongkat, maka akan ada gelombang yang kembali ke arah titik
lemparan, hal ini boleh dikatakan sebagai pantulan. Secara.ringkas dapat dikatakan
bahwa gelombang merambat pada medium yang homogen dan apabila ada medium
tidak homogen akan terjadi pantulan. Pernyataan ini dipakai juga pada perambatan
gelombang tegangan. Dari sini kita dapatkan, jika sebuah transmisi kawat dengan
panjang terhingga yang pada ujungnya dipasang impedansi yang sama besar dengan
impedansi karakteristik kawatnya, tidak akan terjadi gelombang pantulan. Akan tetapi
jika impedansi yang dipasang Z,berbeda dengan impedansi karakteristiknya, maka akan
timbul gelombang pantulan. Untuk melukiskan besar dari gelombang pantulan, dipakai
koefisien pantulan. Koefisien pantul arus dan tegangan diberikan sebagai berikut:

Tv: (3-121

Tt: (3- 1 3)

Dimana Ty dan T, adalah besaran komplex karena Z, biasanya terdiri dari kom-
ponen tahanan dan reaktive. Dalam pembicaraan hal gelombang pantulan dapat
dianggap gelombang maju sebagai gelombang datang, jadi akan dipakai istilah gelom-
bang datang.:.Iika gelombang datang dan gelombang pantul terjadi pada kawat transmisi
maka sebagai gelombang resultante adalah gelombang berdiri.
Sifat-sifat ini berbeda dan tergantung pada harga impedansi yang diletakkan pada
ujung kawat transmisi. Beberapa contoh dari hubungan ini akan diberikan sebagai
berikut:

(a) Ujung penerima dihubung (b) Beban impedansi sama de-


singkatkan. ngan impedansi karakteristik
penghantar.

( r/: tegangan gelombang resultatr '


f: arus gelombang resultan)

(c) Ujung Penerima terbuka (tak


terhingga besarnya).

Gbr.3-8 Gelombang resultan dari gelombang-gelombang masuk dan refleksi


untuk berbagai'bagai im@ansi beban.

Gbr. 3-8 (a) memperlihatkan resultante gelombang yang terjadi sepanjang kawat
ketika ujung-ujungnya dihubung singkat, tanda garis kontinu memperlihatkan resultante
gelombang tegangan (tegangan gelombang berdiri) dan garis putus-putus gelombang
arus (arus gelombang berdiri).
Pada Gbr. 3-S (b), impedansi beban sama dengan impedansi karakteristik dan
kawat, dimana tidak ada gelombang pantul dan tidak ada gelombang berdiri sepanjang
kawat.
Pada Gbr. 3-8 (c) adalah gelombang berdiri yang terjadi karena ujung'ujung tcr'
minal terbuka, dimana tidak ada beban yang dihubungkan pada ujung-ujung ka*::
transmisi.
r

l1z Bab 3. Pengukuran Pada Frekwensi Tinggi

Untuk mendapat beban tak terhingga besarnya hanya diperlukan transmisi dengan
ll4 panjang gelombang dan ujungnya dihubung singkat. Hal ini akan dijelaskan kemu-
dian.
Kemudian, hubungkan suatu impedansi pada ujung terminal kawat transmisi dan
tin;aulah impedansinya dilihat dari input.
Ambillah impedansi karakteristik dari kawat transmisi sebagai Zo, dan besar
impedansi yang dihubungkan pada terminal kawat Z r, panjang kawat /, dan konstanta
phasa gelombang yang merambat pada kawat transmisi B, maka impedansi inptt Zr,
adalah:
,7 _-Zr*iZotanfl
or" (3-14)
- "oZf,TjZld$l
Asal kerugian (a) boleh diabaikan karena kawat transmisi biasanya dianggap sempurna
jika frekwensi tidak tinggi sekali. Terlalu sukar untuk penyelidikan kawat transmisi
dengan beban umum terpasang pada ujungya, oleh karena itu akan diperhatikan hal-hal
khusus dimana Z, dan Z, :0 a. :
(l) Z,:o
Dalam hal ini Zr^: jZo tan Bl. Harga tan pl dapat dilihat pada tabel fungsi
trigonometri dan harga berubah sesuai dengan perubahan p/. Disini panjang gelombang
elektromagnitis adalah konsian, jadi yang berubah hanya harga l. Lalu bagaimanakah
sifat Zr^ apabila / berubah ?
Jika / : 0, maka Zr, :
0. Jika / bertambah, tan Pl bertambah pada harga positip,
Zr,bertambah besar dan tetap bersifat induktip. Jika / terus bertambah dan mendekati
:
I,t4,tan Btmenjadi sangat besar dan ketika I ).l4,tan Bl,yaitu,Zr,: oo. Keadaan ini
disebut anti resonansi. Jika / lebih besar dari )'14, tan Bl bertambah dari arah negatip tak
terhingga, dan ketika I :
)"12, tar pl ataupun Z^ :
0. Z,^ adalah negatip dan tetap
bersifat kapasitip. Kejadian ini Zr,:
0 disebut resonansi.
Jika / terus bertambah, tan Pl juga bertambah, jadi Zo bertambah menuju tak ter-
hingga sifatnya tetap induktip seperti semula. Dari sini kelihatan bahwa pada kawat
transmisi yang ujung-ujungnya dihubung singkat maka impedansi inputnya berulang dari
sifat-sifat: induktip-anti resonansi-kapasitip-resonansi, dengan perubahan panjang Gbr.
Anti resonansi Rcsonansi Anti-resonansi

t
t Zi,
lZ," zo
Zs
I
Ujung 2r Ujung
Ujung Ujung penerima
pengirim penerima pengirim
I
Reaktansi
Reaktansi I
I kapasitip
kapasitip

xtc 4* Lh l-uoL^in-.].--^to

i
Gbr.3-9 Perubahan impedansi input suatu Gbr.3-10 Perubahan impedansi input
I kawat transmisi dengan ujungnya suatu kawat transmisi dengan
uiungnya' terbuka untuk ber'
i
I
dihubung singkatkan untuk ber-
I
bagai-bagai harga panjang kawat. bagai-baeai harga Panjang
i
kawat.
3.3 Elemen-elemen Konstabta Rangkaian Terbagi r83

3-9 menunjukkan perubahan impedansi input dengan perubahan panjang kawat trans-
misi dimana kedua ujungnya terminal dihubung singkat.

(2) Zr: a
Pada keadaan Zt : co, beberapa sifat diperlukan. Keadaan Zt : oo, tidak dapat
dibuat dengan hanya kedua terminal tErbuka). Dalam pembicaraan selanjutnya
dianggap Zr: ,o. Maka Zr^:
-jZocot fl. Sama halnya dengan Zr: O, perubahan
Zt^ dengan berubahnya / ditunjukkan pada Gbr. 3-10 dengan berdasarkan perubahan
cot pl sebagai fungsi trigonometri. Sebagai elemen kapasitif dan induktif pada rangkaian
frekwensi tinggi tidak dapat dipakai kondensator ataupun kumparan, tapi hal ini dapat
dibuat dengan panjang kawat yang sesuai dan dihubung singkat.

3.3.1 Kawat Koaksial


Dalam hal sebelumnya dua kawat transmisi yang paralel diambil sebagai gambaran
dari rangkaian dengan konstanta-konstanta tersebar.
Dalam keadaan praktis untuk menghindarkan pengaruh dari rangkaian lain,
sering dipakai kawat koaksial yang terlindung ataupun rangkaian koaksial. Pada kauat
koaksial, penghantar di tengah dan selubung pelindung merupakan suatu kawat trans-
misi.
Kerugian pada kawat koaksial berubah dengan perubahan luas penampangxia
Peredaman akan minimum apabila perbandingan diameter dari penampangb a:1.:
dimana b dan a adalah jari-jari dari penghantar luar dan penghantar dalam, dan impe-
dansi karakteristik dari kawat koaksial adalahTT{2.
- Tetapi untuk Dla berharga 2,6 sampai dengan 6,5 atau 50 sampai dengan 1i2O
dinyatakan dalam impedansi karakteristik, perubahan dari peredaman adalah kecil
sehingga biasanya sering dipakai penghantar koaksial yang mempunyai impedansi
karakteristik 75 sampai dengan 50O.
Pada daerah gelombang pendek, untuk menghindarkan terjadinya mode tingia:
tinggi yang akan diterangkan selanjutnya dan juga terlalu kecilnya diameter dari pre:._:-
hantar tengah, dipilih kawat koaksial dengan impedansi karakteristik 50Q. Pemrlihan i4:.
harga impedansi karakteristik yang paling optimum bergantung kepada pemakaiar:.'...
termasuk beberapa faktor seperti besarnya peredaman, terjadinya mode tingkat Irr.gg
dan daya transmisi yang maksimum dan tegangan maksimum antara penghanta:-
penghantar dalam dan luar.

3.3,1.1 Mode-mode gelombang elektromagnitis pada kawqt koqksial


Untuk menganalisa perambatan dari gelombang elektromagnitis pada kawat
koaksial.diperlukan mengetahui distribusi dari medan listrik dan medan magnit dengan
menyelesaikan persamaan-persamaan Maxwell pada syarat-syarat daerah perbatasan
dimana gelombang elektromalnit akan merambat pada bagian dalam dari penghantar
koaksial silinder metalik. Tetapi sifat perambatan distribusi medan ini adalah sama
dengan gelombang tegangan dan arus yang didapat pada persamaan (3-5) dan (3-6).
dimana distribusi tegangan sama dengan distribusi medan listrik dan.distribusi arus
sama dengan distribusi medan magnit. Sama halnya dengan yang terdahulu untul
kejadian gelombang berdiri, maka pemakaiannya juga bisa digunakan pada kabel kc',ai-
sial.
Gbr. 3-ll memperlihatkan satu dari distribusi gelombang ,elektromagnit :,":.
bagian dalam dari kawat koaksial yang didapat dari persamaan Maxwell pada si'::at-
syarat daerah perbatasan. Setiap komponen dari medan listrik dan medan magnit hany'a
184 Bab 3' Pengukuran Pada Frekwensi Tinggi

terdapat pada penampang melintang dan bentuk gelombang ini disebut gelombang
elektiomagnit melintang (TEM wave). Dan mode dari perambatannya disebut TEM
mode (mode dasar). Mode TEM dengan sifat-sifat yang diizinkan untuk perambatan
gelombang elektromagnit mulai dari DC sampai setiap frekwensi selalu dipakai dalam
hal kawat koaksial.
Akan tetapi jika panjang gelombang dari gelombang elektromagnit mendekati
dimensi penampahg -tiint*g dari kawat koaksial, maka secara teoretis mungkin akan
'timbul mode-mode yang lain yang disebut mode tingkat tinggi. Sifat-sifat dari mode
tingkat tinggi tidak sama dengan mode TEM, karena memungkinkan perambatan

TEr,r T82,1

#'.t
,hf
Gbr.11r Distribusi medan untuk mode
rlasar (TEM mode) dalam

A
TMo,r
suatu kawat koaksial.

v
garis tak terputus: medan
listrik garis putus-Putus:
medan magnit

TEo, r TMr,r

Gbr. 3-12 Medan listrik beberapa mode dengan orde lebih tinggi dalam suatu
kawat koaksial.

baa'b
@
a : selaput tahanan
-a' selaput tahanan dan l/4 panjang gelombang
a
-b :: (tahanannya lebih kecil dari bagian a a')
a'rb' -
Gbr.3-13 Peredam tahanan tetap koak' Gbr.3-14 Peredam variabel "coaxial
sial. flap."
3.3 Elemen-elemen Konstabta Rangkaian Terbagi lE5

gelombang elektrornagnitis pada frekwensi-frekwensi tertentu atau lebih tinggi, dan


frekwensi-frekweirsi lainnya terlalu diredam untuk perambatannya. Frekwensi tertentu
ini disebut frekwensi cut-off.
Gbr. 3-12 memperlihatkan beberapa mode tingkat tinggi yang relatif mempunyai
frekwensi cut-off rendah. "TE' adalah singkatan dari gelombang elektrik melintang dan
"TM" singkatan dari gelombang magnit melintang, dan subskrip yang ada mengartikan
banyaknya medan listrik atau medan magnit yang berubah dari arah lingkaran dan arah
radial dalam setengah cycle (number of half-cycles).

3.3.1.2 Elemen-elemen rangkaian jenis koaksial

(l) Elemen tahanan jenis koaksial (peredam koaksial)


Pada frekwensi tinggi tahanan film dipakai sebagai elemen tahanan dan pada
rangkaian kabel koaksial panjang tahanan film ini dibuat lebih kecil dari panjang gelom-
bang dan penggunaan praktisnya sebagai tahanan murni.
Gbr. 3-13 memperlihatkan bentuk dari jenis elemen tahanan koaksial yang untuk
ditempatkan pada setiap titik pada kawat koaksial. Bagian bawah dari pusat penghantar
dihubungkan dengan tahanan film, pada bagian matching sekitar l/4 panjang gelombang.
Harga tahanan pada bagian matching dapat diatur dengan tebal bahan tahanan yang
dipakai. Untuk mendapat elemen tahanan yang variabel maka yang dipakai adalah jenis
flap seperti terlihat dalam Gbr. 3-14. Harga tahanan ditentukan oleh banyaknya bahan
tahanan yang dipakai.
Gbr. 3-15 memperlihatkan ujung-ujung tahanan yang dipakai pada terminal.
Secara keseluruhan peredaman reaktansi dibutuhkan pada daerah cut-off seperti yang
ditunjukkan dengan mode tingkat tinggi pada suatu tabung koaksial.

selaput tahanan

Gbr.3-15 Peredam ujung tetap koalsial


(dipakai sebagai .,matching Gbr.3-16 Yariator reaktansi koaksial.
terminator").
(2) Elemen reaktansi koaksial
Khusus pada kabel koaksial elemen reaktansi yang dipakai adalah juga suatu kabel
koaksial yang dihubung singkat. Gbr. 3-16 memperlihatkan bentuk dari elemen reak-
tansi berubah dimana tempat yang dihubung singkat dibuat berubah. Harga reaktansi
diperoleh dengan memilih panjang / yang cocok. Dari sini apabila I < ll4 maka sifatnya
adalah induktip dan jika ll4l /
< I < 1l2l sifatnya adalah kapasitip. Jika terus
bertambah, maka reaktansi induktip dan reaktansi kapasitip akan berputar bergantian.
(3) Elemen phasa jenis koaksial
Jika diinginkan perubahan phasa dari gelombang tegangan dan gelombang arus
pada suatu titik di suatu kawat koaksial, maka suatu kawat koaksial lain yang mela-
punyai penampang sama dihubungkan pada sisi sumber dari titik tersebut. Besarnla
phasa dapat diperoleh dengan memilih panjang yang cocok dari kawat koaksial tersebu:
Gbr. 3-17 memperlihatkan pengubah phasa jenis trombone.
(4) Penghubung penyearah (directional couplers) jenis koaksial
Kadang-kadang dibutuhkan pencabangan aliran dari gelombang elektromagnit.
r-
186 Bab 3. Pengukuran Pada Frekwensi Tinggi

Gbr.3-17 Variator yanjang kawat koak- LubangJubang penghubung

sial ienis trombone (variator Gbr.3-18 Penghubung penyearah koak-


fasa). sial (mempunyai dua lubang
penghubung pada beda jarak
1/4 panjang gelombang).

Alat yang dipakai untuk ini adalah suatu penghubung penyearah. Ada banyak macam
penghubung, tapi disini akan diterangkan penghubung penyearah yang mempunyai dua
lubang penghubung yang berjarak l/4 panjang gelombang.
Berdasarkan pada Gbr. 3-18, bagian bawah dari kabel koaksial diambil sebagai sisi
primer dan bagian atas sebagai sisi sekunder. Anggaplah gelombang tegangan masuk
dari sisi primer sebelah kiri. Pada titik a, sebahagian dari gelombang tegangan pada sisi
primer akan bocor ke sisi sekunder dan gelombang tegangan bocor ini akan merambat
pada kedua arah sebagai gelombang-gelombang tegangan sekunder. Gelombang-
gelombang ini ditandai dengan Si dan Si pada gambar. Pada titik b, gelombang
berjalan pada kedua arah terjadi pada sisi sekunder kawat dan ditandai dengan Si dan
Si'. Maka gelombang tegangan yang berjalan ke arah kiri sisi sekunder kawat adalah
jumlah dari Si dan Si, tapi Si ketinggalan phasa ),12 dari phasa Sl. Hal ini karena
sesudah gelombang tegangan pada sisi primer kawat menghasilkan Si dan Sl pada titik
a, memerlukan waktu ).14 agar terjadi S! dan Sf pada titik b.
Oleh karena itu ketika Si tiba pada a, S! ketinggalan phasa dari Si dengan sudut
phasa ).12, ini berarti keduanya pada keadaan anti phasa (phasa berlawanan). Jadi Si
dan Si saling meniadakan satu sama lain, sehingga tidak ada gelombang yang berjalan
ke arah kiri dari sisi sekunder. Tetapi dengan penjelasan yang sama Si dan Sf adalah
sephasa pada titik b, sehingga ada suatu gelombang tegangan (Sl + Sf) berjalan ke
arah kanan pada sisi sekunder kawat. Jika ada gelombang tegangan masuk sisi primer
kawat dari sebelah kanan akan diperoleh hasil sama sehingga terdapatlah suatu peng-

I
l

I
i

(a) Mode dominan TEr o mode.


)
ffi 3
b

(b) Mode orde lebih tinggi TMr I mode.


Gbr. 3-19 Distribusi medan elektromagnit dalam suatu " wave guide" empat persegi.
1

(garis tak terputus; medan listrik) (garis putus-putus: medan magnit)


3.3 Elemen-elemen Konstabta Rangkaian Terbagi tE7

hubung penyearah.

3.3.2 Penghantar lVave Guide

Pada frekwensi tinggi UHF dan SHF, lebih baik tidAkdipakai penghantar koaksial
berdasarkan mode TEM, karena rugi-rugi akan bertambah dengan bertambah kecilnya
penampang. Untuk menanggulangi kesulitan ini dipakai wave guide kosong, dalam
bentuk suatu penghantar koaksial yang kosong tengahnya. Tetapi pada frekwensi sekitar
500 MHz, wave guide mempunyai penampang yang besar dan tidak dapat dipakai
kecuali untuk tujuan-tujuan khusus. Pada kira-kira3 GHz atau lebih, wave guide banyak
dipakai.

3.3.2.1 Mode dafi gelombang elektromagnit dalam suatu wave guifu

Lain halnya dengan penghantar koaksial, wave guide tidak mempunyai penghantar
tengah, jadi tidak mungkin ada gelombang TEM di dalamnya.
Hal ini boleh dikatakan sebagai suatu keistimewaan dari kawat wave guide. Wave
guide dibuat dalam bentuk empat segi ataupun lingkaran. Pada setiap jenis distribusi
medan gelombang elektromagnit pada wave guide adalah dalam mode TE dimana kom-
ponen medan listrik hanya berada pada penampang melintang, ataupun mode TM
dimana komponen medan listrik hanya berada pada penampang melintang, ataupun
modeTM dimana komponen medan magnit hanya berada pada penampang melintang:
Untuk wbve guide yang tidak mungkin mempunyai mode TEM maka mode yang
memperlihatkan frekwensi cut-offyang terrendah disebut mode dominan dan mode yang
lain disebut mode tingkat tinggi (orde lebih tinggi).
Gbr. 3-19 memperlihatkan berbagai-bagai mode gelombang elektromagnit pada
wave guide segi empat. Panjang gelombang cut-off,1," di sini didapat sbb.:

2a (3-1,
)r. : I r - t2
(m') +
^f lT,)
dimana a dan b adalah ukuran dari wave guide, m adalah banyaknya medan listrik
ataupun medan magnit yang berubah tiap setengah cycle pada sisi a dan n banyakny a
perubahan pada sisi b, m dann adalah sifat dari berbagai mode gelombang elektromagnit.
a dan b masing-masin! adalah ukuran-ukuran sisi panjang dan sisi pendek dari ware
guide segi empat.
Frekwensi cut-off dapat ditentukan dengan membagi kecepatan cahaya dengan 1,".
Panjang yang sesuai perubahan satu cycle mode gelombang elektromagnit dalam arah
sumbu tabung disebut panjang wave guide, ),, dan harganya:

dimana
'r-
rc I

7 adalah panjang gelombang dari gelombang elektromagnit di ruang bebas.


(3-16)

Wave guide segi empat dengan ukuran a[b : 2 adalah yang paling sering digunakan.
Untuk menyatakan mode gelombang elektromagnit dipakai simbol TE., dan T\{-,
seperti sebelumnya. Disini akan diberikan harga dari panjang gelombang cut-off dari
berbagai-bagai mode di dalam wave guide. Tabel 3-2 adalah harga-harga untuk r'rave
guide segi empat dengan a:2b. Seperti yang kita lihat dari persamaan (3-15) dan
188 Bab 3. Pengukuran Pada Frekwensi Tinggi

ffi
scpanjang bidang ini
Wr^tribusidibawah
f-
.--sepanjang
bidmg ini

@
. J-:---o- -o. oa--6-*-r-:. I
.1. l-+--e .ro,,. r-<-q o\.
:iii:r-,:'j:i:i:f ,-*,: I i:
iti !r-,'; ii;lil ;1.-,t I.1.I
:i. t---d "i.i"
. !\_._+_o_zol
>_--,
o.C_11__. _r.
@

(a) TMr r mode (b) TEor mode (c) TErr mode


(Mode orde lebih tinggi) (mode orde lebih tinggi) (mode dominan)

Gbr. 3-20 Distribusi medan elektromagnit dalam suatu ..wave guide,, bundar.
(garis tak terputus: medan listrik)
garis putus-putus: medan magnit

(3-16) dan tabel ini, maka mode yang mempunyai panjang gelombang cut-offterbesar
apabila a : 2 b, yaitu TE,o. Pada daerah frekwensi f,ut-off TE,o dan TEo,, hanya mode
TE, o yang mungkin merambat sehingga mode TE, o ini disebut mode dominan dari wave
guide. Di atas frekwensi cut-off dari mode TEo,, ada banyak mode yang dapat merambat
bersamaan. Untuk menghindari keadaan yang rumit ini wave guide secara umum
dipakai pada mode dominannya. Panjang ).0 derj wave guide dapat ditentukan jika
panjang gelombang cut-off1" diketahui dan biasanya lebih besar dari panjang gelombang
di ruang bebas. Kemudian kita tinjau wave guide lingkaran. Gbr. 3-20 rnemperlihatkan
kemungkinan mode gelombang elektrompgnit pada wave guide lingkaran. panjang
gelombang cut-offdalam hal ini dapat ditentukan yaitu:

n 2nr
"c s-" (3-17)

dimana r adalah jari-jari lingkaran wave guide dan S-, adalah konstanta yang diten-
tukan oleh mode gelombang elektromagnit yang mempunyai subscrip t m da1.n. Methoda
untuk menentukan mode gelombang elektromagnit pada wave guide lingkaran adalah
sama dengan wave guide empat persegi. Oleh karena itu gelombang-gelombang elektro-
magnit diklasifikasikan sebagai gelombang TE atau TM sesuai dengan apakah hanya ada
distribusi medan listrik atau distribusi medan magnit yang ada pada penampang melin-

Tabel 3'2 Panjang gelombang "cut-ofr" wave Table 3-3 Panjang gelombang "cut-off" w&ve
guide empat persegi (a : 2b). guide bundar (r :
jari-jari).

Mode I Panjang gelombang "cut-off" Panjang gelombang "cut-off"


TEro TEr r 3,42r
TEo r TMor 2,61r
TEzo TEz, 2,06r
TEr r TEo r 7,64r
TMrr TMrr 7,64r

L
3.3 Elemen-elemen Konstabta Rangkaian Terbagi r89

tang wave guide, dan untuk klasifikasi lebih lanjut dipakai subscript m dan n. Panjang
gelombang wave guide ).0 juga dinyatakan oleh rumus yang sama. Tabel 3-3 memperli-
hatkan harga dari panjang gelombang cut-off untuk beberapa mode yang mungkin pada
wave guide lingkaran. Mode TE,, adalah yang mempunyai panjang gelombang cut-off
terbesar dan disebut mode dominan. Mode TEo, dan TMo, adalah mode dengan tingkat
lebih tinggi yang sering juga dipakai. Secara teoritis rangkaian wave guide harus.ber-
dasarkan pada teori medan elektromagnit Maxwell, akan tetapi dalam hal dimana
gelombang elektromagnit ditransmisikan dalam suatu mode tunggal, maka berlaku
penjelasan mengenai kawat transmisi dengan konstanta tersebar. Oleh sebab itu elemen-
elemen rangkaian jenis wave guide pada dasarnya dibuat berdasarkan pemikiran yang
sama dengan elemen-elemen rangkaian jenis koaksial.

3.3.2.2 Elemen-elemen rangkaian jenis wave guide

(l) Elemen rangkaian tahanan jenis wave guide (peredam tahanan)


Pada daerah microwave (gelombang pendek), daya sering merupakan suatu per-
soalan, dan karena itu elemen rangkaian-rangkaian tahanan dipakai sebagai peredam
tahanan yang dapat memberikan peredaman daya. Elemen-elemen rangkaian jenis wave
guide dengan penampang segi empat lebih banyak dipakai dibandingkan dengan yang
berpenampang lingkaran, karena di dalam wave guide ini arah-arah medan listrik dan
medan magnit mempunyai stabilitas yang lebih tinggi, dan untuk selanjutnya akan
dibicarakan peredam tahanan jenis wave guide segi empat. Pada peredam tahanan ini,
yang lebih sering digunakan adalah mode TE,o. Pada mode ini intensitas medan listrik
adalah maksimum pada tengah-tengah penampang melintang dan berkurang seterusnya
dengan berkurangnya jarak terhadap dinding samping sampai dengan komponen medan
listrik berharga nol pada sekitar dinding samping. Maka, jenis praktis terdiri atas plat
tahanan dari bahan isolasi (glass, polistirol, bakelit) dan diberi lapisan tipis dari karbon
atau bahan tahanan yang lain pada permukaannya, plat ini bisa bergerak dari dinding
samping ke arah pertengahan wave guide yang gunanya untuk mengubah besar pere-

Badan tahanan

Gbr.3-21 Peredam variabel "waye guide"


empat persegi.

Gbr.3-23 Peredam ujung tetap "wave


guide" empat persegi (matching
Pelat tahanan termination).

Gbt.3-22 Peredam variabel jenis "flap"


wave guide bundar.
7

190 Bab 3. Pengukuran Pada Frekwensi Tinggi

daman gelombang elektromagrr.it. Gbr. 3-21 memperlihatkan bentuk dari suatu peredam
tahanan berubah. Peredam tetap dengan plat tahanan yang diletakkan pada posisi tetap
juga sering digunakan. Gbr. 3-22 memperlihatkan jenis praktis lain dimana jenis flap
dipakai sebagai peredam berubah. Jenis ini adalah peredam jenis presisi yang dipakai
pada daerah frekwensi tinggi. Apabila panjang gelombang pada tingkat millimeter,
maka ukuran wave guide menjadi sangat kecil, yaitu orde mm, oleh karena itu timbul
kesulitan untuk menggerakkan plat tahanan di dalam wave guide.
Gbr. 3-23 memperlihatkan elemen yang disebut ujung,akhir tidak memantul, dibuat
untuk mengabsorbsi semua gelombang elektromagrrit yang ditransmisikan melalui
rangkaian wave guide tanpa pantulan. Tepi depan dari plat tahanan diruncingkan yang
gunanya untuk menjaga perubahan impedansi tiba-tiba, apabila plat tahanan dimasuk-
kan.

(2) Elemen reaktansi jenis wave guide


Sama halnya-dengan elemen jenis koaksial, dan beberapa elemen yang dipakai
diberikan pada Gbr. 3-24.

tL_ Pelat logam tipis

------ll ll
rl
f-
(a) Elemen reaktansi tetaP.

: *l-- o------7-4

r-t I It
------------'--.1 IP
l--, l-ll- *_I___ -. T
tI--
(b) Elemen reaktansi variabel.

Gbt.3-2A Variator-variator reaktansi wave guide empat persegi dan elemen-elemen.

Pada (a) ujung akhirnya merupakan suatu plat hubung singkat sehingga elemen ini
merupakan suatu elemen hubung singkat jika hanya ditinjau ujung akhirnya. Tetapi
elemen dalam mana wave guide dengan suatu panjang / dihubung singkat pada ujung-
ujungrrya dapat dipakai seperti suatu elemen reaktansi induktip atau kapasitip sesuai
dengan bagaimana besarnya panjang / terhadap panjang wave guide ditinjau dari sisi
masuknya. Sebagai contoh jika diambil panjang / sama dengan l14 panjang wave guide
maka impedansinya apabila dilihat dari sisi masuk adalah besar tak terhingga, ini
berarti jika dipasang ke suatu kawat wave guide akan memberikan suatu ujung terminal
yang terbuka, yaitu elemen impedansi yang besarnya tak terhingga.
Pada (b) diberikan.elemen reaktansi jenis berubah. Untuk menghindarkan ketidak
stabilan dari reaktansi yang disebabkan bagian yang bergerak pada dinding sebelah
dalam wave guide maka posisi dari bagian yang bergerak pada dinding dibatasi sampai
pada titik 7ol4 dari ujung hubung singkatnya. Bagian dari peredaman ),014 ini disebut
choke. Oleh karena impedansi yang menuju choke yang dilihat dari ujung hubung singkat
adalah besar tak terhingga, maka tidak ada arus yang mengalir melalui bagian ini dan
r6aktansi berubah dengan rata sesuai dengan pergerakan plat hubung singkat.
Pada (c) diberikan suatu contoh elemen reaktansi dengan suatu batang logam dan
jendela logam di dalam suatu wave guide.
3.3 Elemen-elemen Konstabta Rangkaian Terbagi l9l

(3) Elemen phasa jenis wave guide


Pemakaian dari plat dielellrik yang tak mempunyai rugi-rugi (polystyrol plate) di
tempat plat tahanan dalam suatu peredam tahanan jenis wave guide memberikan suatu
elemen phasa dangan mana suatu gelombang elektromagnit dapat diubah phasanya
dengan berubahnya letak plat dielektrik ke arah pertengahan wave guide. Hal ini
disebabkan karena plat dielektrik mempunyai konstanta dielektrik yang lebih besar dari
pada udara, sehingga gelombang elektromagnit di dalamnya mempunyai kecepatan
yang berbeda dengan di dalam udara. Jenis yang lain dari elemen phasa ialah dengan
membuat celah pada permukaan yang lebar dari wave guide seperti pada Gbr. 3-25.
Apabila diberikan tekanan yang melintang pada bagian ini maka lebar wave guide akan
berubah yang menyebabkan berubah pula panjang wave guide. Pembuatan celah yang
panjang serta sempit pada dinding tidak memberikan akibat yang berarti pada distribusi
arus di dinding, jadi demikian pula pada distribusi medan elektromagnit di dalam wave
guide, karena distribusi arus sepanjang sumbu pusat di luas permukaan dari suatu mode
TE,o dari wave guide empat persegi adalah tegak lurus pada luas permukaan jadi tidak
melalui celah. Prinsip ini dipergunakan pada meter gelombang berdiri yang bekerja
dalam mode TE,o yaitu dalam memotong celah pemasukan probe sepanjang sumbu
wave guide.

(4) Penghubung penyearahjenis wave guide


Penghubung-penghubung penyearah jenis wave guide yang mempunyai prinsip
yang sama dengan jenis koaksial dipakai dalam pemakaian praktis.
Gbr. 3-26 (a) memperlihatkan suatu penghubung penyearah jenis 2Jubang yang
mempunyai dua lubang penghubung dengan beda jarak I 14 70. Pada umumnya terdapat
suatu jumlah yang banyak dari lubangJubang penghubung agar dapat merubah besarnya
pencabangan enersi gelombang elektromagnit dari cabang pertama ke cabang yang
kedua dan juga untuk mengurangi pantulan-pantulan yang tidak dikehendaki oleh

b___-=-_---:-
I
I
Tekanan

Gbr.3-25 Elemen fasa wave


guide empat per-
segi TEro mode.

Ujung penutup

Guide
sckunder

\ \ "Couolcd
sampie"

\ Masuk I

Guidc utama
Ujung penutup

(a) Jenis 2-lubang mempunyai dua lubang (b) Jenis lubang berbentuk silang
penghubung dengan bedajarak l/4 lo

Gbr. 3-26 Penghubung penyearah wave guide empot persegi.


t92 Bab 3. Pengukuran Pada Frekwensi Tinggi

lubang-lubang penghubung. Ini menyebabkan bahwa lubangJubang penghubung besar


pada bagian tengah dan kecil pada bagian ujung. Gbr. 3-26 (b) memperlihatkan suatu
penghubung penyearah dengan lubang berbentuk salib, Tingkat hubungan biasanya
dinyatakan dalam bentuk l0 kali logaritma dari perbandingan arus cabang pertama dan
cabang kedua.
(5) Magic T (cabang)
Untuk membagi gelombang elektromagnit yang merambat dalam suatu wave guide
ke dalam penghantar-penghantar wave guide dalam dua arah, maka dipakai cabang
bidang E dan cabang bidang H seperti terlihat pada Gbr. 3-27, daajuga dipakai kom-
binasinya dalam suatu hybrid T yang mempunyal kelebihan-kelebihan tertentu. Suatu
hybrid T dengan cabang-cabang simetris disebut magic T. Prinsip kerja dari magic T
diperlihatkan pada Gbr. 3-28 dan akan diuraikan berikut ini.

Shunt T

Masuk * 14"r.L Keluar


- -Keluar

(a)

Perambatan gelombang elektromagnit dalam suatu seri T terlihat pada (a)


dan (b) dimana panah-panah menmjukkan medan-medan listrik dan keadaan
percabangan enersi.
Pada (a), enersi memasuki saluran utama dari kedua jurdsan dan mengalir
ke dalan suatu cabang.
Pada (b), enersi memasuki suatu cabang dan mengalir ke dalam saluran
ulama,

Gbr. 3-27 Rangkaian-rangkaian percabangan.


Gbr. 3-28 Magic T.
Gelombang elektromagnit masuk melalui lubang IlI, merambat dalam cabang I
dan II dengan hubungan phasa yang berlawanan (dengan arah medan-medan listrik
yang berlawanan), tapi tidak merambat daiam cabang IV karena gelombang elektromag-
nit dianggap dalam mode TElo dan berada pada daerah cut-offcabang IV (perhatikan
arah-arah medan listrik).
Demikian pula gelombang elektromagnit dari mode TE,o masuk melalui cabang IV
dan merambat dalam cabang I dan II dengan phasa yang sama, tapi tidak merambat
dalam cabang II karena ini berada pada daerah cut-off.
Oleh karena itu, dengan memakai magic T gelombang-gelombang elektromagnit
dari dua sumber dapat dihubungkan ke cabang III dan IV dan bisa merambat dalam
cabang I dan II tanpa saling berinterferensi.

3.4 Pengukuran-pengukuran Tegangan Frekwensi Tinggi


Untuk mengukur tegangan frekwensi tinggi, dikehendaki alat-alat ukur dengan
impedansi masuk yang besar clan daerah frekwensi yang lebar.
3.4 Pengukuran-pengukuran Tegangan Frekwensi Tinggi 193

Untuk Voltmeter yang dipakai pada frekwensi tinggi, biasanya dipakai voltmeter
tabung hampa yang mempergunakan tabung-tabung hampa yang kecil, tapi akhir-akhir
ini banyak dipakai voltmeter-voltmeter dengan dioda sebagai pengganti tabung hampa.
Daerah frekwensi yang bisa diukur oleh voltmeter ini adalah sampai I GHz.
(l) Voltmeter tabung hampa jenis P
Prinsip kerja dari voltmeter frekwensi tinggi akan diterangkan berikut ini dengan
mengambil contoh suatu voltmeter tabung hampa jenis P.
Tinjaulah suatu tabung penyearah dioda (misalkan UN-955 atau disk seal dioda
ND-5) dan suatu kondensator C dihubungkan seperti gambar 3-29 (a). Apabila diberi
suatu tegangan frekwensi tinggi u,: a,[TV sinco/, kondensator akan diisi 5ampai
harga puncak JZ V. Untuk membaca harga puncak ini, hubungkan sebuah tahanan
1'ang besar -R dan sebuah ampere meter seperti pada Gbr. 3-29 (b). Pada ampere meter
ini akan mengalir arus DC (yang disearahkan) dan akan memperkecil jumlah muatan
pada kondensator. Tetapi karena harga R besar, pelepasan muatan tidak terjadi seketika,
tetapi akan mengikuti kurva pelepasan muatan Z" seperti pada Gbr. 3'29 (c). Dan pengi-
sian kembali akan mulai sekitar harga puncak berikutnya. Dari sini akan mungkin
untuk memegang tegangan keluar V" tetap dan dapat dibuat kira-kira sama dengan
harga puncak 1/T V jika dipakai suatu amperemeter dengan sensitivitas tinggi dengan
suatu harga R yang besar.

Dx

(a) (b)

Ska,a dari ggi i ar: g


^-,.,T.11'.#:il-XffJffi;;;-.,,i,in
diukur. Dalam rangkaian Gbr. dari bergantung pada
3-29, defleksi
jika
amperemeter harg.r
puncak positip sehingga akan terjadi kesalahan pengukuran tegangan yang diukur
mempunyai suatu komponen DC.
Untuk mengukur tegangan frekwensi tinggi yang mengandung komponen D.C
hanya diperlukan penempatan suatu kondensator pada sisi input seperti pada Gbr. 3-30.
Kondensator C, seperti pada Gbr. 3-30 adalah sebuah kondensator by-pass, untuk
mencegah masuknya arus AC pada ampere meter.
Pada frekwensi tinggi.fika dipakai kawat-kawat penghubung dari terminal-terminal
voltmeter ke titik yang diukur, akan membuat penunjukan yang kurang teliti dari volt-
meter karena adanya induktansi dan stray kapasitansi dari kawat penghubung danjuga

Gbr. 3-30 Suatu Voltmeter Gbr. 3-31 Bentuk suatu voltmeter tabung hampa ienb
ienis P. P (enis "probe").
194 Pengukuran Pada Frekwensi Tinggi

- teminal-teminal
Polistirol pengukur

kondensator seri- I Kawat tanah


Tabanan tetap
(pelat)
(Tiral getas) -P(Katoda)
A
(Filamen) E
F

Tabung dioda ND-5


Ebonit (Piring tembaga) !i!i.lii^, piool ce Batan) tanab

Gbr.3-32 Voltmeter tabung hampa ienis P mempergunakan suatu tabung


dioda (gambar kiri) atau suatu dioda germanium (gambar kanan).

srray kapasitansi input dari voltmeter.


Untuk mengatasi kesukaran ini, rangkaian penyearah diletakkan pada probe dan
probe ini dihubungkan melalui suatu kabel ke alat ukur yang terdiri dari penguat DC dan
sebuah amperemeter, lalu tegangan frekwensi tinggi disearahkan di dekat titik pengukuran
lalu diteruskan ke voltmeter yang agak jauh letaknya. Voltneter jenis ini disebut volt-
meter tabung hampa jenis probe. (Disingkat voltmeter tabung hampa jenis P).
Gbr. 3-31 memperlihatkan bentuk dari bagian probe suatu voltmeter tabung hampa
jenis P. Gbr. 3-32 memperlihatkan susunan dari probe. Akhir-akhir ini elemen-elemen
semi konduktor maju pesat sekali dan banyak dibuat voltmeter-volffneter frekwensi
tinggi yang memakai dioda-dioda baru atau transistor-transistor dan dikenal dengan
nama voltmeter-voltmeter elektronik.
Suatu hal yang perlu diperhatikan pada pengukuran tegangan frekwensi tinggi
ialah bahwa terminal-terminal inputnya harus dibawa sedekat mungkin pada titik
C1 Dz Cr

Dz
a b______r__vl"____]
),r*,
fX'-A
--a7- *- ',* |
l"r-+\ * +
1,,u.

|
a!-
(b)

(e-l) Tegangan pada Cz


(e-2) Tegangan input gelombang sinus

Gbr. 3'33 Prinsip suatu voltmeter puncak ke puncak.


3.4 Pengukuran-pengukuran Tegangan Frekwensi Tinggi 195

pengukuran sehingga panjang kawat penghubung yang menghubungkannya harus


sependek mungkin. Jenis probe dimana titik ujungnya dapat tetap kontak dengan titik
pengukuran sewaktu pengukuran adalah paling cocok untuk pengukuran-pengukuran
tegangan frekwensi tinggi. Skala dari voltmeter frekwensi tinggi ditera dalam harga
effektif, tetapi karena sebenarnya harga puncak yang diukur, maka akan terdapat
kesalahan ukur bila tegangan frekwensi tinggi yang diukur tidak suatu gelombang sinus
murni. Terdapat pula voltmeter-voltmeter dengan skala untuk menunjuk harga puncak
ke puncak ataupun harga rata-rata.
(2) Voltmeter penunjuk harga puncak-ke-puncak
Gbr. 3-33 (a) memperlihatkan prinsip pengukuran harga puncak ke puncak dari
tegangan-tegangan gelombang sinus atau pulsa.
Ambillah sebagai contoh suatu tegangan gelombang sinus. Jika tegangan )'ang
dipasang pada terminal-terminal A-B adalah positive pada titik A, maka rangkaian
ekivalen dari (a) diperlihatkan pada (b) dimana arus mengalir melalui C, dan tahanan
maju kecil D, untuk mengisi Cr. Jika polaritas dari tegangan masuk dibalik maka
rangkaian ekivalen (a) akan menjadi rangkaian (c) dimana arus mengalir melalui
tahanan maju kecil D, untuk mengisi C,, sehingga tegangan pada C, mendekati 2,.
Sementara itu tegangan pada C, dibuang melalui tahanan r, tapi karena pembuangan ini
dibatasi ke suatu harga kecil, maka tak akan banyak berbeda dari harga semula.
Jika polaritas dari tegangan input kembali seperti semula, maka terjadi penjumlahan
tegangan input, seperti pada (b), dengan tegangan pada C, seperti terlihat pada (c), dan
C, diisi oleh perjumlahan tegangan itu. Hal ini terjadi berulang-ulang sehingga tegangan
pada C2 mendekati harga 2 kali Yr', yaitu harga puncak ke puncak. Keadaan ini terlihat
pada (e).

(3) Voltmeter penunjuk harga rata-rata


Gbr. 3-34 memperlihatkan prinsip suatu voltmeter untuk menunjuk harga rata-
rata. Tegangan yang hendak diukur diperkuat dan disearahkan untuk melalui suatu
ampere meter sehingga ini akan menunjuk harga rata-rata dari tegangan yang diukur.
Daerah kerja frekwensi ialah sampai sekitar 10 MHz.

Gbr.3-34 Jenis penunjuk


harga rata-rata.

GDr. 3-35 Ammeter jenis termokopel


frekwensi tinggi.

(4) Voltmeter sampling


Dalam tahun-tahun akhir, teknik sampling mendapat kemajrian, dan banl'ak :--:-
gunakan dalam berbagai-bagai bidang. Sebagai contoh penggunaannya adalah rc.i-e:::
l-

196 Bab 3. Pengukuran Pada Frekwensi Tinggi

sampling. Jika dianggap bahwa tegangan yang diukur mempunyai bentuk gelombang
berulang maka amplitudo dari tegangan masuk diukur oleh pulsa berulang-ulang yang
sangat kecil dengan periodanya lebih besar dari bentuk gelombang yang diukur. Dengan
cara ini amplitudo dari tegangan yang diukur dapat disimulasi oleh suatu selubung
dari deretan pulsa yang mempunyai perioda lebih besar dari perioda tegangan yang
diukur. (Lihatlah fasal mengenai osciloscope sampling yang akan dijelaskan kemudian).
Jadi tegangan frekwensi tinggi dapat diukur dengan mengukur pulsa tegangan ini
dengan voltmeter penunjuk harga puncak. Voltmeter jenis ini dapat mempunyai daerah
kerja frekwensi sampai di atas I GHz.

3.5 Pengukuran Arus Frekwensi Tinggi


Untuk mengukur arus frekwensi tinggi, dipakai ampere meter frekwensi tinggi,
biasanya jenis thermokopel dan ampere meter dilengkapi trafo arus.
(l) Ampere meter jenis thermokopel
Amperemeter jenis thermokopel adalah kombinasi dari suatu thermokopel dan
alat, ukur DC, dimana emf thermo dari thermokopel dipakai untuk menjalankan alat
ukur DC untuk menunjukkan besarnya arus.
Gbr. 3-35 menunjukkan amperemeter frekwensi tinggi jenis thermokopel. Hal-hal
yang harus diperhatikan adalah: hindarkan mengalirnya arus-arus lebih, seperti Gbr.
3-36 (a) atau (b) harus dijaga bahwa arus beban mengalir pada thermokopel dan dapat
diukur dengan benar. Daerah frekwensi pengukuran sarnpai beberapa puluh MHz.

Perisai

Gbi. 3-36 Cara menghubungkan suatu ammeter jenis termokopel.

arus
Termokopcl

Kawat panas

Terminal tegangan

Termokopel hampa

Gbr.3-37 Transformator arus dan termokopel hampa untuk ammeter frek-


wensi tinggi.
3.6 Pengukuran Daya Frekwensi Tinggi l9
(2) Amperemeter frekwensi tinggi diperlengkapi trafo arus.
Trafo arus yang dipakai pada frekwensi tinggi mempunyai inti toroidal dengan
permeabilitas tinggi. Arus yang dihasilkan pada belitan sckunder diukur oleh ampere-
meter jenis thermokopel untuk mendapat besar arus yang mengalir dalam suatu
penghantar yang melalui intinya. Meter ini baik untuk mengukur arus yang besar.
Gbr. 3-37 memperlihatkan bentuk dari trafo arus dan thermokopelnya. Ampgre-
meter ini dapat dipakai sampai 200 - 300 MHz. Hal yang perlu diperhatikan pada
pengukuran arus frekwensi tinggi ini, sama dengan pada pengukuran tegangan frekwensi
tinggi, yaitu induktansi dari kawat-kawat panas dan kawat penghubung, dan stray
kapasitansi antara terminal-terminal akan membuat suatu rangkaian resonansi dan bila
frekwensi bertambah, arus yang mengalir pada kawat panas akan berbeda dengan arus
yang memasuki terminal-terminal. Kesalahan ini disebut kesalahan resonansi. Untuk
menghindari kesalahan resonansi kedua kawat panas dan kawat penghubung harus
dibuat sependek mungkin.

3.6 Pengukuran Daya Frekwensi Tinggi


Daya dapat ditentukan dengan mengalikan tegangan, arus dan faktor daya, jika
harga besaran-besaran itu dari beban diketahui. Untuk pengukuran frekwensi tinggi
dipakai meter daya jenis C-C, jenis C-M atau jenis bolometer.

Sumber
HF

Gbr. 3-38 Prinsip meter daya jenis C'C.

3.6.1 Meter Daya Jenis C-C

Gbr. 3-38 memperlihatkan prinsip dari meter daya jenis C-C' Pada gambar, C, dan
Cradalahkapasitansi-kapasitansi dari mana didapat besaran-besaran yang berbanding
langsung dengan tegangan beban dan arus yang digunakan dan penyebutanjenis C-C
adalah karena bentuk ini.
Perhatikanlah gambar, dua thermokopel mempunyai karakteristik yang sama, dan
tahanan kawat panas rmemenuhi lla,r.,CrD r ) llaCz Dalam hal ini berlakuhubungan'
hubungan antara arus-arus shunt i,, i" dalam meter daya dan tegangan beban o dan arus i:
.
,
iaC,
r-ol (3- l 8)
'o-
- 2 "

,- , | (3-19
'" - 2jaC2r'
r

Dari hubungan-hubungan ini didapat persamaan sebagai berikut

(i, + i"\2 - (i, - i")2 :


e *),,
(3-?r)

.{
198 Bab 3. Pengukuran Pada Frekwensi Tinggi

Dari situ terlihat bahwa perbedaan emf antara dua thermokopel adalah sebanding
dengan daya yang diambil beban.
Oleh sebab itu dengan membaca perbedaan ini pada suatu milivoltmeter M, maka
dapat ditunjuk besar dayanya. Keuntungan meter daya jenis C-C ialah bahwa tidak
langsung tergantung dari frekwensi, tapi daerah kerja frekwensinya hanya sampai
beberapa puluh MHz.

3.6,2 Meter Daya Jenis C-M


Gbr. 3-39 memperlihatkan prinsip dari meter daya jenis C-M. Berlawanan dengan
meter daya jenis C-C induktansi bersama menggantikan C, dan dipakai bentukkoaksial.
Di dekat penghantar tengah dari penghantar koaksial utama diletakkan kawat
koaksial pembantu dan dari stray kapasitansi C, dan induktansi bersama, akan didapat
besaran-besaran yang berbanding langsung dengan tegangan dan arus.
Arus i, dan i, dalam thermokopel dinyatakan sebagai berikut:
ir: jaCVl (3-21)
ir: jaCV, (3-22)
dimana V, adalah tegangan dari gelombang masuk dan V, adalah tegangan dari gelom-
bang pantul. Jadi i, hanya tergantung pada komponen gelombang masuk dan i, pada
komponen gelombang pantul. Pangkat dua dari harga absolut arus akan menunjukkan
daya masuk P1 atau daya pantul P,, maka daya beban adalah Pr
- P,. Daerah kerja
frekwensi dari meter daya jenis C-M adalah sampai sekitar 300 MHz.
Kawat koaksial

Kawat koaksial
pembantu

Smbcr
Beban
HF

Efih
Gbr. 3-39 Prinsip meter daya jenis C-M. Gbr. 3-40 Rangkaian jembatan thermistor.

3.6.3 Meter Daya Jenis Bolometer

Meter daya jenis jembatan yang dibuat berdasarkan sifat berubahnya tahanan dari
Bolometer (thermistor atau baretter) oleh perubahan temperatur dipakai untuk pengu-
kuran-pengukuran teliti dari DC sampai ke microwave,
Gbr. 3-40 memperlihatkan suatu bentuk rangkaian jembatan thermistor. Sekarang
anggaplah jembatan dalam keadaan seimbang dengan arus DC sebesar 1, mengalir pada
thermistor dan tidak ada daya frekwensi tinggi ke thermistornya.
Kemudian Cipasang suatu daya frekwensi tinggi pada thermistor dan thermistor
akan berubah tahanannya secara negatip sehingga keadaan seimbang akan terganggu
dengan berkurangnya harga tahanan. Lalu aturlah tahanan R, untuk mengurangi arus
yang mengalir pada thermistor untuk membuat jembatan seimbang kembali dengan arus
DC sebesar 1, mengalir pada thermistor.
Dari kedua keadaan seimbang itu, daya yang dipakai thermistor dinyatakan oleh
p€rsamaan berikut dan daya P,dapat ditentukan jika 1,, dan /, diketahui
3.7 Pengukuran Impedansi Frekwensi Tinggi t99

r,: fful - rzl ( 3-23 r

Pada pengukuran daya frekwensi tinggi dapat terjadi pantulan-pantulan sefingga


memberikan kesalahan pengukuran jika elemen thermistor atau barretter tidak sesuai
dengan impedansi rangkaian frekwensi tinggi. Untuk menyesuaikan hubungan impedansi
ini disebut matching impedansi. Dan persoalan matching ini perlu juga diperhatikan.

3.7 Pengukuran Impedansi Frekwensi Tinggi


Untuk mengukur impedansi frekwensi tinggi banyak digunakan metoda jembatan
yang memberikan ketelitian tinggi, dan juga metoda resonansi dimana impedansi 1'ang
diukur merupakan bagian dari rangkaian resonansi dan pengukuran dilakukan darr
perubahan keadaan resonansi rangkaian. Selanjutnya karena pada frekwensi-frek*ensl
tinggi sangat sulit untuk mendapatkan elemen rangkaian standard maka dipakai rang-
kaian-rangkaian konstanta tersebar dsb., dan dipakai metoda pengukuran dari gelom-
bang-gelombang berdiri yang dihasilkan oleh impedansi yang tidak diketahui.

3.7.1 Metoda Jembatan Frekwensi Tinggi


Pada frekwensi tinggi sangat susah untuk mendapatkan tahanan berubah yang baik
dan sebagai gantinya dipakai kondensator-kondensator udara sebagai elemen-elemen
berubah. Gbr. 3-41 menunjukkan suatu rangkaian jembatan frekwensi tinggi, dimara
kondensator-kondensator udara C, dan C, dipakai sebagai elemen standard berubah
dari jembatan. Jembatan berdasarkan prinsip ini disebut jembatan Sinclair dan dapat
dipakai untuk mengukur komponen-komponen tahanan dari 0 sampai 1.000Q pada
frekwensi 400 kHz sampai 60 MHz dan komponen-komponen reaktansi dari 0 sampai
+ 500g2 pada I MHz. Model sederhana dari metoda ini adalah jembatan GR model
1601 A dan mempunyai daerah kerja frekwensi l0 samapi 165 MHz'

fc- il"J

(Tahanan kecil sekali)

Gbr. 3-42 PrinsiP suatu Q-meter'


Gbr. 3-41 Rangkaian suatu iembatan
frekwensi tinggi.

Tinjaulah rangkaian Gbr. 3-41 prinsip pengukurannya akan dijelaskan.


Pertama-tama terminal-terminal 1-1' dihubung singkat, atur Co danC, sehu".gg:
detector D tidak berdefleksi. Misalkan harga C^ dan C, pada waktu itu adalah C.r' :i:
crr.
Dapat dipakai dua metoda untuk pengukuran sesuai dengan besarnl'a L::-
impedansi yang diukur.
Bab 3. Pengukuran Pada Frekwensi Tinegi
Metoda pertama dipakai untuk impedansi yang kecil. Hubungkan impedansi yang
akan diukur, R* * jX,, pada terminal 1-1'dan kemudian atur lagi Crdan Cr. Jika
jembatan seimbang pada Cr2 dan Crr, maka P, dan X, dapat ditentukan sbb.:
r
p_elz _avAt
P, _ --E (3-24)
CN

X,
l/l l\ (3-2s\
@\cpz crrl
Metoda kedua dipakai untuk impedansi besar.
Dengan terminal-terminal 1-l' dihubung singkat, hubungkan impedansi yang akan
diukur pada 2-2'. Dalam hal ini lebih baik impedansi yang akan diukur dinyatakan
dalam bentuk admitansi G, + jB,.
Atur C, dan C r. Jika jembatan seimbang pada C p dan C rr, maka G, dan B , dapat
ditentukan sbb.:

c _C*( | l\
'-: n;\e; - e;) Q'26)
B,: dCr,. - Cr) (3-27\
Rumus-rumus ini didapat sbb.: Pertama-tama keadaan seimbang dengan terminal-
terminall-l' dihubung singkat memberikan
R, +
#,_
Ga+j@Cat-jaC*
R, (3-28)

Dari sini didapatkan:

jacnR, +
A:
GrR" * jatcrrR" (3-2g)

Kemudian dengan menghubungkan impedansi R, * jX, pada terminal-terminal l-l'


pada keadaan seimbang memberikan hubungan:

ia>Cn(Rr+ R,) +
A-
o)X*CN: GARa * jaCrrR, (3-30)

dengan menyamakan bagian nyata dan khayal dari pers. (3-29) dan (3-30), kita akan
mendapatkan persamaan (3-24) dan (3-25). Keadaan seimbang dengan menghubungkan
G* + jB, pada terminal-terminal 2-2'memberikan:

jacnR" +
A: (G^ * G,)R, * j(acr, * B,)R" (3-3 r)

Dengan menyamakan bagian nyata dan khayal dari pers. (3-29) dan (3-31) akan didapat
pers. (3-26) dan (3-27).

3.7,2 Metoda Jembatan Perbandingan Arus Lengan

Jelas bahwa jembatan perbandingan arus lengan mempunyai kelebihan bahwa kesalahan
pengukuran yang ditimbulkan oleh admitansi ke bumi dari admitansi yang diukur dapat
dihilangkan dan perbandingan dari lengan-lengan pembanding diberikan. oleh perban-
dingan belitan trafo saja dan mempunyai daerah kerja frekwensi sekitar 30 Hz sampai
30 MHz.
3.7 Pengukuran Impedansi Frekwensi Tinggi 20r

3.7.3 Metoda Q-meter


Untuk suatu rangkaian yang beresonansi pada frekwensi sudut a, harga XIR
disebut Q yang menyatakan baiknya rangkaian resonansinya dimana R adalah kom-
ponen tahanan dan Xadalah komponen reaktansi positip atau negatip.
Q adalah perbandingan dari banyaknya enersi yang tersimpan dalam rangkaian
resonansinya dan banyaknya enersi yang terpakai dalam rangkaian resonansinya dan
mempunyai harga yang besar apabila rugi-rugi rangkaian resonansi kecil. Alat untuk
mengukur harga Q disebut Q-meter. Q-meter pemakaiannya mudah dan banyakdipakai
untuk pengukuran-pengukuran impedansi. Daerah kerja frekwensinya adalah qampai di
atas 300 MHz. Gbr. 3-42 mempeilihatkan prinsip suatu Q-meter. Karena Ro ad-l:h
tahanan yang sangat kecil (misalnya 0.025Q), maka tegangan pada Ro dianggap kocsta-
untuk hampir setiap beban yang dihubungkan paralel dengan Rr. Dengan suaru i:=--
paran dengan tahanan,R dan induktansi Z dihubungkan pada terminal-terminal l-.
aturlah C sehingga terjadi resonansi maka tegangan pada C ialah:

v.
'0- :b.-L : R
R aC- b.ar (3-32)

Jadi V,/Yo dinyatakan dalam Q, sehingga apabila I/o konstan, maka penunjufar I/,
dapat dinyatakan dalam Qkarena untuk penunjukan Q-meter diambil Zo konstanmaka
apabila memakai Q-meter hargaV, harus selalu dipegang tetap pada harga yang relall
ditentukan. Jika mengukur impedansi-impedansi dengan Q-meter, maka impedansi
R* + jX, yang diukur dihubungkan seri dengan kumparan (2, R) antara terminal-
terminal l-l', atau paralel dengan C, sesuai dengan apakah impedansi yang diukur
kecil atau besar. Sebagai contoh, jika impedansi yang diukur kecil maka impedansi itu
dihubungkan seri dengan kumparan. Dalam hal ini, atur C sehingga terjadi resonansi
dan misalkan harga Cnyaialah Cr, dan pembacaan Q adalah Qr.
Jika harga C adalah C, dan pembacaan Q adalah Q, pada saat pengaturan reso-
nansi dari C dengan kumparan saja maka didapat hubungan:

a,: #,R (3-33)

7 x',+h (3-3al
Qz: arcdR-+T;):T+7.
Dari hubungan-hubungan ini, maka harga R, dan X* dari imepdansi yang diukur
adalah:

R*: (3-35)

vx Cr-C,
" (3-36)
alC rC,

Q,: &
:-: -(C, - Cr)QrQ,
R-* CtQ, - crQ,
(3-37)

3.7.4 Metoda Jembatan Jenis Koaksial

Untuk mengukur impedansi-impedansi dalam daerah 50 MHz sampai 500 MHz


dipakai jembatan-jembatan jenis koak sial.
Gbr. 3-43 menunjukkan prinsip dari suatu alat ukur impedansi jenis T, dan Gbr.
3-44 menunjukkan bentuknya.
f
202 Bab 3. Pengukuran Pada Frekwensi Tinggi

Generator .A.dmitansi yang


tak diketahui

Stmdard u{
Konduktansi
Detektor

Gbr.3-43 Prinsip suatu meter impedansi jensi T.

Gbr.3-44 Jembatan admitansi sebagai


inti dari suatu meter impedansi
jenis T.

Pada lengan-lengan simetris dari tabung koaksial jenis T dihubungkan konduktansi


standard G" dan admitansi T* yang tidak diketahui dan pada Iengan yang tegak lurus
pada lengan-lengan ini dihubungkan suseptansi standard 8". Suatu tegangan diberikan
pada titik penghubung dari tabung koaksial dan arus-arus yang mengalir dalam lengan-
lengan ini dirasakan oleh kumparan Mo, M* dan M". Jika derajat "coupling" dari tiap
kumparan diubah sehingga resultanta tegangan adalah nol, maka diperoleh hubungan
sbb.:
M,(G* + jB.) 4, MoG" -i jMaBs -:0 (3-38)
Dari bagian nyata dan khayal persamaan ini didapat hubungan-hubungan untuk
mendapatkan harga admitansi sbb.:

G,: _Mc
M, (3-3e)

',: -**U,
(3-40)

Jembatan ini mempunyai daerah kerja frekwensi sekitar 50 MHz sampai 700 MHz dan
baik untuk pengukuran besar impedansi dengan harga sedang.

3.7.5 Metoda Jembatan Jenis Wave Guide

Dalam daerah microwave, dapat dipakai "magic tees" untuk mengukur impedansi-
impedansi.
Pada Gbr. 3-45 osilator dan detector yang sesuai (matched) dihubungkan pada
lengan-lengan @ dan @, dan impedansi yang akan diukur dihubungkan pada lengan @.
Jika suatu impedansi variabel standard dihubungkan pada lengan @ dan ini diubah
sehingga output detektor adalah nol, maka harga dari impedansi variabel standard
sama dengan impedansi yang diukur. Pada metoda ini perlu adanya suatu impedansi
standard variabel.

3.7,6 Metoda Gelombang Berdiri

Dalam hal suatu kawat dengan konstanta-konstanta tersebar, akan terdapat


gelombang berdiri sepanjang kawat jika impedansi beban yang dipasang pada ujung
kawat tidak sama dengan impedansi karakteristik kawat penghantar. Bentuk dari gelom-
bang berdiri berubah-ubah sesuai dengan berubahnya beban danlarena itu gelombang
3.7 Pengukuran Impedansi Frekwensi Tinggi D3

Detektor

Gbr.3-45 Diagram hubungan terminal untuk metoda nol dengan memakai


suatu magic-T untuk pengukuran-pengukuran impedansi.

berdiri dapat digunakan untuk mengukur impedansi-impedansi yang tak diketahui.


Gbr. 3-46 menunjukkan suatu meter gelombang berdiri yang dipakai untuk menen-
tukan distribusi medan listrik sepanjang suatu kawat dengan konstanta-konstanta ter-
sebar yang mempunyai impedansi karakteristik Zo dengan impedansi beban yang tidak
diketahui dihubungkan pada ujung kawat.
Pada meter gelombang berdiri ini biasanya dipakai suatu dioda silikon sebagar

"Probe"

(a) Detektor gelombang berdiri (b) Penampang melintang.


kawat koaksial.

Pelat peng-
hubung - Detektor krystal
singkat.
variabel
Output

(c) Detektor gelombang berdiri (d) Penampang melintang.


wave guide.

(a), (b) Meter gelombang berdiri koaksial (E: medan listrik)


(c), (d) Meter gelombang berdiri wavc guidc empat persegi (E: medan listrik)

Gbr.3-45 Detektor-detektor gelombang berdiri kawat koaksial dan


guide empat persegi.
2U Bab 3. Pengukuran Pada Frekwensi Tinggi

Dasar (logam)

Sekrup pengatur

Gbr. 3-47 Penampang melintarrg detek-


tor kristal gelombang Pendek
(misalnya IN 23 rmtuk 9
GHz).

detektornya seperti terlihat pada Gbr. 3-47. Detektor ini mempunyai karakteristik
deteksi kwadratis untuk input signal yang kecil tetapi harus diperhatikan bahwa menun-
jukkan karakteristik deteksi yang linier untuk input signal yang besar.
Perbandingan gelombang berdiri (standing wave ratio) ditunjukkan oleh perban-
"standiag wave ratiol didapat dari perbandingao penuoju-
rl"t.turum dan minimum meter gelombang berdiri.
\|n

Io i-- Jarak sampai titik minimum geloobmg


I berdiri dari titik akbir

rl
tt
hsi2--,
lir

--1-ist2---:-
to l--

(a) Gelombang berdiri dengan impedansi yang tak diketahui dihubungkan pada
ujug kawat penghmtar
1r: panjang gelombang pada kawat penghantar, atau panjang wave
guide
(b) Gelombang berdiri dengan ujungnya dihubung singkatkan
tr: panjang gelombang pada kawat penghantar atau panjang wave
guido

16 didapat dengan suatu meter gelombsng berdiri melalui perbandingan antara (a)
dm (b). Pertama dalam (b) didapat titik minimum gelombang berdiri lalu didapat
bcda lo dari (b) dengan menghubungkan suatu imlrcdami sembarang pada (a).
Dapat dipilih setiap titik minimum yang selaras.

Gbr. 3-48 C-ara untuk mendapatkan "standing wave ratio" dan titik minimum
gelombarg berdiri.

E--
3.7 Pengukuran Impedansi Frekwensi Tinggi 205

dingan dari harga distribusi tegangan maksimum 2,n,, dengan harga minimurl I/6i,,
V^,,,1V^in. Misalkan jarak sampai titik minimum pertama dari distribusi tegangan
ditinjau dari beban ke arah sumber adalah /0, maka impedensi Z yang tidak diketahui
besarnya ditentukan oleh rumus berikut. Gbr. 3-48 menunjukkan bagaimana untuk
t mendapatkan V^,*f Y^r, dan lo

j*n pto
Z:Zo H- (3-4r)
t-i-ff^tu"B,,
dimana P o adalah2nl).0 dan )'0 adalah panjang gelombang dari gelombang elektromagn:t
pada kawat. Apabila dipakai suatu detektor yang mempunyai karakteristik detei-:
kwadratis dan perbandingan gelombang berdiri ditentukan dari skala detektor, mak;
harus dipergunakan kwadrat dari perbandingan harga maksimum dan harga minimum
dari gelombang berdiri. Persamaan (3-41) didapat dengan menganggap bahwa kawat
tidak mempunyai rugi-rugi
Penguat penunjuk
gelombang berdiri

Amplitudo gelombang "Gain"


persegi
"Sensitivity"
Tegangan reflektor

Sumber daya

Pcnyetelan akhir ujung


akhir
Tempat klystron
Peredam

Yang diukur

,\- t Wavemeter
I rongga
I
gelombang
Penyetel variabel
rl

Gbr.3-49 Pengukuran impedansi untuk daerah gelombang pendek.

Gbr. 3-49 menunjukkan bentuk dari suatu alat yang dipakai untuk pengukuran
impedansi-impedansi, dimana impedansi yang tidak diketahui itu dihubungkan sesudah
meter gelombang berdiri. Dalam contoh ini dihubungkan suatu ujung akhir yang dapat
diubah-ubah. Misalkan kawat tidak mempunyai rugi-rugi dan impedansi karakteristik-
nya Z o: 50O. Jika panjang gelombang adalah 200 cm, perbandingan gelombang berdiri
dengan impedansi yang tidak diketahui dihubungkan ke ujungnya adalah 4, dan jarak
sampai titik minimum pertama gelombang berdiri dari ujung kawat adalah 30 cm, maka
impedansi yang dicari adalah:

o,zs -;tan92ffiJ9
z :50
1
- io,2sta, ffiJQ
+ 50(1,65 + jl,8l)
3.7.7 Metoda Smith Chart
Untuk menyelidiki impedansi dari kawat-kawat transmisi harus dipakai rumus-
rumus yang relatip sukar.
206 Bab 3. Pengukuran Pada Frekwensi Tinggi

Cara lain yang bisa dipakai adalah metoda-metoda grafis untuk mendapatkan
karakteristik dari kawat-kawat transmisi. Salah satu metoda yang sering dipakai adalah
Smith Chart. Dengan memakai Smith Chart, sifat-sifat dari kawat transmisi dapat
ditentukan dengan mudah. Sebagai contoh adalah persoalan menentukan harga im-
pedansi masuk pada suatu titik pada kawat yang mempunyai impedansi karakteristik
Zo dan besar beban diketahui, menentukan harga impedansi beban yang tidak diketahui
dengan mengukur gelombang berdiri yang ditimbulkan pada kawat transmisi dengan
harga impedansi karakteristik Zo, persoalan matching pada kawat ataupun hal-hal lain
yang menyukarkan jika harus memakai rumus untuk penyelesaiannya, akan dapat
diselesaikan dengan mudah dengan memakai Smith Chart. Misalkan suatu impedansi
dihubungkan pada ujung suatu kawat transmisi. Besarnya impedansi yang dilihat pada
jarak I dari ujung adalah Zr, dan impedansi karakteristik dari kawat adalah Zo. Maka
besaran Zr,/Zo disebut impedansi input ternormalisasi.
Pada pembicaraan mengenai impedansi dalam suatu rangkaian kawat dengan
konstanta-konstanta distribusi tersebar, lebih mudah untuk menyatakannya dalam
impedansi karakteristik dari kawat, yaitu harga impedansinya dibagi dengan impedansi
karakteristik jadi dipakai impedansi ternormalisasi.
Pemakaian dari impedansi ternormalisasi menguntungkan karena ini memungkin-
kan untuk menyelidiki karakteristik transmisi kawat-kawat lain yang berbeda impedansi
karakteristiknya dengan suatu cara yang sama dan hal ini menyebabkan banyak diguna-
kan Smith Chart pada analisa kawat transmisi dengan impedansi karakteristik yang
berbeda-beda. Pada suatu Smith Chart impedansi-impedansi digambarkan dalam bentuk
ternormalisasi. Jadi jika impedansi ternormalisasi adalah r + jx, harga r dari 0 sampai
- berada di dalam suatu lingkaran dengan r : 0 yang merupakan lingkaran terluar dari
Smith Chart. Harga x dari -oo sampai f oo juga dinyatakan dalam suatulingkaran
dengan r : 0. Oleh karena itu setiap impedansi ternr:rmalisasi dinyatakan oleh suatu
titik di dalam lingkaran dengan r : 0. Didapat bahwa x adalah suatu kurva yang
menyatakan reaktansi ternormalisasi. Group dari kurva-kurva ini adalah lingkaran-
lingkaran yang mempunyai pusat pada suatu garis tangent vertikal pada ujung sebelah
kanan lingkaran luar.

Reaktansi kapasitip

Gbr. 3-50 Gambar suatu peta Smith.

Gbr. 3-50 menunjukkan suatu Smith Chart yang sederhana. Jika impedansi input
ternormalisasi adalah (Zr"lZ): rio + jX,., maka perpotongan antaraduakurva t : rio
dan x : x,, menyatakan impedansi input ternormalisasi.
Untuk kawat dengan konstanta-konstanta terbagi rata perbandingan gelombang
berdiri dan titik minimum dari gelombang berdiri diukur dan besaran-besaran tersebut
dimasukkan pada Smith Chart.
Gbr. 3-51 menunjukkan suatu Smith Chart. Disini diberikan cara pemakaiah

lL.
3.7 Pengukuran Impedansi Frekwensi Tinggi 207

Gbr.3-51 Peta Smith.

Smith Chart.
(l) Cara untuk mendapatkan impedansi input
Misalkan suatu impedansi yang diketahui R, * iXzdihubungkan pada ujung kawat
transmisi yang impedansi karakteristiknya Zo dan tentukan besarnya impedansi yang
dilihat ke arah ujungnya pada jarak / dari beban. Pertama ditentukan impedansi ternor-
malisasi sbb:
R" ,X.
--:-L -L t::z
t tZo jX2
zo - r, *

Titik yang sesuai dengan impedansi ternormalisasi ini dicari pada Smith Chart. Yaitu
pada Smith Chart perpotongan antara dua kurva r : t2 dan x : xz menunjukkan
impedansi ujung akhir ternormalisasi. Carilah jarak antara titik ini dengan pusat dari
Smith Chart dan gambarlah suatu lingkaran mengelilingi pusat Smith Chart dengan
panjang jarak titik ini ke pusat Smith Chart sebagai jari-jari. Lalu bergeraklah sepanjang
lllo pada keliling lingkaran dalam arah tanda "ke arah generator" untuk mendapatkan
posisi dari impedansi input ternormalisasi. Input impedansi didapat dengan mengalikan
harga impedansi input tdtnormalisasi dengan impedansi karakteristik Zo dari kar-rat.
r
208 Bab 3. Pengukuran Pada Frekwensi Tinggi
(2) Cara untuk mendapatkan impedansi yang tidak diketahui besarnya
Untuk mendapatkan impedansi yang tidak diketahui, pertama-tama hubung sing-
katkan ujung kawat dan carilah titik minimum dari gelombang berdiri. Kemudian
hubungkan impedansi yang akan ditentukan pada terminal, dan carilah titik minimun
dari gelombang berdiri dan perbandingan gelombang berdiri. Kemudian mengelilingi
pusat Smith Chart digambar lingkaran dengan jari-jari yang sesuai dengan harga per-
bandingan gelombang berdiri yang ditunjukkan pada sisi sebelah kanan sumbu hori-
zonlal.
Misalkan jarak antara kedua titik minimum yang disebut di atas sama dengan / dan
bergeraklah sepanjang l)"0 pada keliling lingkaran yang diperoleh dari perbandingan
gelombang berdiri untuk mendapatkan impedansi yang dicari. Titik-titik minimum
gelombang berdiri dengan ujungnya dihubung singkat akan terdapat pertama-tama pada
tempat hubung singkat dan kemudian pada jarak-jarak interval lrl2 dalam arah ke
sumber dan dapat diambil salah satu dbri titik-titik tersebut. Titik-titik minimum
gelombang berdiri yang didapat dari dihubungkannya impedansi yang tak diketahui
pada terminal, tentu akan menyimpang dari keadaan di atas. Arah dari penyimpangan
tergantung pada sifat impedansi yang tak diketahui dan tidak benar untuk mengambil
letak ujung hubung singkat sebagai referensi untuk titik-titik minimum dalam hal
ujungnya dihubung singkatkan.
Lebih baik untuk mengambil beberapa titik minimum terpisah dari ujung hubung
singkat sebagai referensi. Sesuai dengan penyimpangan letak titik minimum dengan
impedansi yang tak diketahui dari titik reference ke arah ujung akhir atau ke arah sumber
da1'a, maka dipakai skala "arah ke generator" atau "arah ke beban".
Pindahkan lingkaran dari perbandingan gelombang berdiri dan | ).0 yang didapat di
aras sepanjang skala pada keliling dari Smith Chart untuk mendapatkan besarnya im-
pedaasi ternormalisasi yang tak diketahui dari perpotongan dengan garis lurus yang
dihubungkan ke pusat Smith Chart. Sampai saat ini titik minimum gelombang berdiri
dalam keadaan ujung dihubung singkat telah diambil sebagai posisi referensi dan posisi
ini sesuai dengan titik 0 pada keliling lingkaran sebelah kiri dari Smith Chart. Hal ini
disebabkan karena keadaan ujung di hubung singkat sama halnya dengan menghubung-
kan impedansi nol pada ujung akhirnya.

3.8 Pengukuran Frekwensi


Untuk mengukur frekwensi tinggi, dipakai frekwensi meter jenis absorbsi, frekwensi
meter jenis heterodyne, frekwensi counter, frekwensi meter jenis koaksial dan frekwensi

fi'fL:i'--l-lE^u c
(a)

t
f,
Gbr.352 Frekwensi meter iirlis
rap8tr (absorption type).
ruak
(b)
-
Gbr. 3-a3 Metoda kawat Lccher.

L.
3.8 Pengukuran Frekwensi 2B

meter jenis wave guide.

3.8.1 Frekwensi Meter Jenis Absorpsi

Gbr. 3-52 menunjukkan frekwensi meter ini. Suatu kondensator standard variabel
C, dan induktansi standard Z, membentuk suatu rangkaian resonansi yang dapat dibuat
beresonansi pada frekwensi yang diukurL dengan mengatur C,.
Hargaf, ini adalah
t_ I (342)
rx- znJm
Jika frekwensi meter ini ditempatkan di dalam medan yang diradiasikan oleh rang-
kaian yang diukur, maka induktansi akan mengabsorpsi daya dan keadaan resonansi
diperlihatkan oleh defleksi maksimum dari mikro amperemeter dengan mengatur C,.
Induktansi standard L, dapat diubah harganya sesuai dengan daerah pengukurannya
dan untuk setiap harga, hubungan antara C, danf, ditunjukkan oleh kurva kalibrasi'
Frekwensi meter jenis absorpsi mempunyai kesalahan pengukuran sampai beberapa
\ dm biasanya mudah dipakai sebagai alat pengukur frekwensi. Rangkaian resonansi
yang dipergunakan adalah suatu rangkaian LC biasa bila frekwensi yang diukur di
bawah 300 MHz, tapi jika yang diukur frekwensi yang lebih tinggi maka diperlukan
rangkaian-rangkaian resonansi yang khusus.

3.8.2 Frekvensi Meter Jenis Heterodyne

Pada frekwensi meter ini, frekwehsi ya.ng diukur dibuat heterodyne dengan output
suatu ossilator frekwensi variabel yang dapat dikalibrasi dengan suatu ossilator kristal,
dan hasil irama (resufting beat) dibuat nol dengan mengatur frekwensi dari ossilator
frekwensi variabel untuk mendapatkan frekwensi yang diukur dari skala ossilator.
Ketelitian dari frekwensi meter jenis heterodyne lebih baik dari pada frekwensi meter
jenis absorpsi. Pada frekwensi meter ini harus diketahui pada frekwensi harmonis
keberapa frekwensi yang diukur dibuat nol iramanya (zero beat). Untuk hal ini dapat
dipakai frekwensi meter jenis absorpsi untuk mengetahui secara kira-kira besarny'a
frekwensi tsb.

3.8.3 FrekwensiCounter
Frekwensi ini menunjukkan ketelitian l0-? sampai l0-8 pada frekwensi-frekwensi
sampai daerah microwave, dan mudah pemakaiannya karena frekwensi dapat langsung
dibaca dalam angka-angka-numerik. Tetapi meter ini tidak dapat dipakai untuk pengu-
kuran signal kecil.
3.8.4 Metoda Kawat Lecher

Metoda ini mempergunakan dua penghantar paralel yang dihubungkan pada


rangkaian output dari suatu ossilator gelombang ultra perrdek seperti terlihat pada Gbr.
3-53. Distribusi tegangan pada penghantar*penghantar paralel diperlihatkan pada
gambar (b). Misalkan frekwensi yang diukur f*, maka panjang gelombang adalah:

). - 3x108
----:-:--:-:- (3-43 t

-f*
dimana 3 x 108 m/s adalah kecepatan gelombang elektromagrrit dalam udara.
Jadi dengan mendapatkan panjang gelombang dari distribusi tegangan pada
penghantar-penghantar paralel, frekwensinya dapat ditentukan.
2to Bab 3. Pengukuran Pada Frekwensi Tinggi

3.8.5 Frekwensi Meter Jenis Koaksial

Untuk mengukur frekwensi dalam daerah UHF dan di atasnya, dipakai frekwen-
si meter jenis koaksial.
Prinsip pengukurannya sama dengan dalam metoda (awat Lecher dan karena
digunakan gejala resonansi, maka panjang dari frekwensi meter harus minimum l/2 dari
panjang gelombang, yang sesuai dengan frekwensi terendah yang diukur. Oleh karena
itu frekwensi meter untuk frekwensi relatip rendah menjadi terlalu panjang sehingga
tidak praktis. Untuk mengatasi hal ini, dibuat suatu frekwensi meter jenis re-entrant
sehingga panjang effektip berkurang dengan membuat suatu bagian kapasitip pada
penghantar tengah. Tetapi dengan adanya suatu bagian kapasitip yang besar, Q adalah
rendah sehingga selektivitas frekwensi adalah jelek.
Jenis koaksial kurang baik karena harga Q biasanya rendah karena adanya peng-
hantar tengah.
Gbr. 3-54 menunjukkan bentuk dari frekwensi meter jenis koaksial dan jenis "re-
entrant".

Input Input
I I

Jika kontakdi
maka Q akan

(a) Jenis koaksial. (b) Jenis ,,Re-entrant,,.


Gbr. 3-54 Jenis koaksial dan frekwensi meter jenis ..Re-entrant,,.

3:8.6 Frekwensi Meter Jenis Wave Guide

Yang dikehendaki adalah suatu frekwensi meter yang mempunyai selektivitas


frekwensi yang baik. Resonator jenis wave guide silinder dengan mode TEo, mempunyai
harga Q yang tinggi dan dipakai sebagai suatu frekwensi meter. Pada frekwensi meter
ini, letak penghubung singkat diatur sedemikian sehingga memberikan defleksi yang
maksimum dari meter pemantul dengan mengatur suatu micrometer.
Frekwensi dapat ditentukan dari suatu kurva
kalibrasi dari pembacaan perpindahan jarak micro-
meter. Harga Qyangtinggi dari resonator jenis ini
disebabkan karena medan listrik di dalam menjadi
nol pada daerah sekitar dinding bagian dalam dari
silinder. Dapat dibuat suatu celah udara di antara
plat penghubung pendek yang dapat bergerak dan
dinding bagian dalam dari silinder untuk menghin-
dari ketidak-stabilan harga Q disebabkan oleh kon-
tak maupun bertambahnya rugi-rugi. Gbr. 3-55me-
nunjukkan bentuk dari suatu frekwensi meter jenis Gbr. 3-55 Meter frekwensi
wave guide silinder yang menggunakan mode TEo, . rongga.
3.9 Pengukuran Kuat Medan Listrik 2tl

3.9 Pengukuran Kuat Medan Listrik

Kita dikelilingi oleh gelombang-gelombang elektromagnit dari berbagai-bagai


frekwensi un[uk berbagai-bagai tujuan dan untuk dapat mer4pergunakan mereka dengan
benar maka perlu diketahui kondisi perambatan gelombang-gelombang tersebut. Lagi
pula untuk mengukur kuat medan dari gelombang-gelombang yang tidak diingini dan
juga untuk mencegah terjadinya interferensi-interferensi, maka diperlukan pengukuran
kuat medan listrik. Kuat medan listrik pada satu titik didefinisikan sebagai kuat medan
listrik pada titik tsb. yang ditimbulkan oleh gelombang elektromagnit yang dipancarkan
dari suatu stasion pemancar dan dinyatakan dalam tegangan yang diinduksikan dalam
suatu kawat penghantar lurus persatuan panjang, pY lm. Kuat medan listrik sebesar
l pY lm diambil sebagai 0 dB. Kuat medan listrik dapat ditentukan dengan mengukur
tegangan yang diinduksikan pada suatu antena penerima dan tinggi effektip dari antena
dan menghitung perbandingan dari kedua harga tsb. Berikut ini akan dijelaskan dua
metoda pengukuran kuat medan listrik.

Il" R, Meter output

"Standard signal gener€

Gbr. 3-56 Cara mudah untuk mengukur kuat medan listrik.

3.9.1 Metoda Sederhana Untuk Pengukuran Medan Listrik

Gbr. 3-56 menunjukkan prinsip dari metoda sederhana untuk pengukuran medan
listrik yang biasa dipakai. Pertama-tbma, putarlah suatu antena berlingkar (loop) untuk
mendapatkan arah dimana gelombang elektromagnit yang diterima maksimum dan
bacalah pada meter outputnya. Kemudian putar lagi antena berlingkar tsb. 90' dalam
arah minimum sensitivitas dan aturlah agar suatu ossilator variabel frekwensi tinggi
memberikan suatu signal dengan frekwensi yang sama dengan frekwensi gelombang
yang diterima. Aturlah suatu peredam variabel sehingga meter output memberikan
pembacaan yang sama dengan keadaan dari antena. Lalu teganganyangdihasilkanpada
R, adalah sama dengan yang dihasilkan oleh gelombang elektromagnit yang diukur,
sehingga kuat medan listrik E, adalah:

c - VoR, ,1
",-R,+R, (3-44)
HI

dimana Vo adalah tegangan output dari signal generator standard dan biasanya sama
dengan pembacaan meter output generator signal dikurangi pembacaan pada peredam
variabelnya, dan H, adalah tinggi effektip dari antena berlingkar. Tinggi effektip ini
adalah 2nANt), dimana A adalah luas antena berlingkar, N adalah jumlah lilitan, dan i
panjang gelombang yang dipakai. Metoda ini tidak baik untuk mengukur kuat medan
yang kecil, karena tinggi effektip dari lingkar antena sangat kecil.
212 Bab 3. pengukuran pada Frekwensi Tinggi

Dalam hal demikian, harus dipakai antena vertikal yang mempunyai harga effektif
kalibrasi yang tinggi.
Pada gelombang pendek ketelitian peredam kurang baik dan kebocoran frekwensi
tinggi besar pada metoda ini. Metoda berikutnya adalah lebih baik untuk pengukuran
r an_e teliti.

Meter output

Gbr. 3-57 Meter kuat medan listrik (ienis superhetrodyne).

3.9,2 Metoda Meter Kuat Medan Listrik

Gbr. 3-57 menunjukkan bentuk dari suatu meter kuat medan listrik jenis super-
heterodyne' Pertama-tama gelombang elektromagnit yang diukur diterima melalui
suatu antena standard. Lalu putarkan inputnya ke suatu ossilator pembanding dan
aturlah suatu peredam sehingga meter output sama pembacaan seperti semula dan kuat
medan listrik E, diberikan oleh rumus berikut ini.
Dalam contoh ini kuat medan listrik dinyatakan dalam dB berlainan dengan dalam
hal 3.9.1. dimana kuat medan listrik dinyatakan dalam volt persatuan panjang.

E*: V" * (a.,


- ar) - H (3-4s)

dimana v" adalah output (dB) dari ossilatdr pembanding d, dan a2 adalah pembacaan
pada peredam (dB) dengan input diputarkan ke antena standard dan ossilator pemban-
dingnya dan H adalah konstanta rangkaian termasuk tinggi effektive dari antena, yang
telah dikalibrasi terlebih dahulu dalam dB. Dengan metoda ini pengukurar,-pergukrrai
teliti dapat dilakukan sampai pada daerah frekwensi tinggi, karena signal yang diterima
dan output ossilator pembanding dibandingkan dengan menggunakan suatu-peredam
yang terdapat dalam suatu amplifier untuk frekwensi menengah yang lebih kecil dari
pada frekwensi signal yang diterima.

Perhatian: d:cibel
Jika daya-daya yang dibandingkan adalah p, dan pr, maka decibel adalah

dB : l0 togroP*
tl

karena daya berbanding dengan kwadrat dari tegangan maka jika yang dibandingkan
adalah tegangan-tegangan peisamaan atas dapat ditulis sebagai:

dB :20 logrok
vl
dimana v, dan v, adalah tegangan-tegangan berdasarkan tahanan yang sama.
I
3.10 Pengukuran Jarak Jauh 2t3

3.10 Pengukuran Jarak Jauh

Dengan bertambah besarnya industri-industri maka semakin dipergunakan sistim


kontrol yang disentralisasikan berdasarkan pengukuran-pengukuran jarak jauh dan
mempengaruhi kontrol jarak jauh dari peralatan-peralatan pabrik. Lagi pula teknik
pengukuian.larak jauh banyak dipakai untuk mengontrol secara radio suatu roket, dan
dalam stasion-station meteorologi yang tidak dijaga, dan daerah-daerah yang tidak
boleh dimasuki seperti misalnya dalam industri nuklir. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengubah besaran-besaran yang diukur menjadi besaran-besaran listrik dan ini memung-
kinkan untuk meneruskan mereka memindahkan secara teliti dan juga dapat digunakan
teknik-teknik pengukuran listrik yang mampu untuk memproses informasi dengan baik.
pada pengukuran jarak jauh, jarak transmisi dibatasi oleh tahanan kawat transmisi.
tahanan bocor dan interferensi gelombang elektromagnit. Lebih baik jika sistim pengu-
kuran jarak jauh oleh faktor-faktor tsb. Tetapi jika jarak transmisi besar, harga transmisi
akan besar sehingga diperlukan transmisi multipleks.

3.f0.1 Sistim Transmisi Langsung


pada sistim ini besaran yang diukur diubah menjadi tegangan ataupun arus dan
langsung ditransmisikan berdasarkan DC. Dalam hal AC, harus dipakai kawat pelh-
dung yang bebas dari interferensi yang ditimbulkan oleh induksi tegangan. Karena itu
untuk mengurangi pengaruh tahanan kawat pada AC, maka AC disearahkan di bagran
pengirim dan diukur pada bagian penerima dengan suatu Voltmeter DC dengan tahanan
dalam yang tinggi.
(l) Dalam hal daya, maka diubah oleh suatu transducer elemen Hall yang ke suatu
tegagan DC yang sebanding kemudian diteruskan atau diukur. Jadi suatu generator
Uatt aisisipkan dalam suatu celah udara dari suatu inti besi, dan arus i dialirkan dalam
suatu kumparan penguat untuk menghasilkan rapat fluksi magnit B. Jika mengalir arus
kontrol i, yang diakibatkan tegangan a, maka tegangan Hall u^ diberikan sbb.:
(3-46)
ard,irBa,a,

Karena itu komponen DC sebanding dengan dayarata'rata. Jadi hanya diperlukan suatu
transducer elemin Hall untuk mengubah daya ke suatu tegangan DC yang kemudian
diteruskan.
(2) Dalam hal arus, dapat dipergunakan kawat transmisi tipis jika arus diubah ke
suatu arus yang lebih kecil oleh suatu trafo arus atau yang sejenis'
Sebagai contoh metoda ini adalah sistim pada Gbr. 3-58 dimana arus diubah oleh
suatu ampere meter dirubah jenis thermokopel suatu tegangan DC yang kemudian
diteruskan. Sistim ini disebut pengubah thermal (thermal converter) untuk arus'
Sisi pengirim Sisi penerima

Temokopel Kaq'attransmisi

Gbr. &5t Sistim Penguhh thermd.

L-
2t4 Bab 3. Peogukuran Pada Frbkwensi Tinggi

Sisi pcncrima

Gbr. 3-59 Metodabalans.

3.10.2 Sistim Seimbang


Dalam sistim seimbang, defleksi dari detektor dibuat nol oleh sistim tegangan
seimbang seperti pada Gbr. 3-59 (a) atau oleh sistim posisi seimbang seperti pada (b).
Pada sistim tegangan seimbang tahanan geser digerakkan sehingga defleksi dari
detektor D bisa dibuat nol dan tegangannya diukur darijarakjauh.
Dalam contoh (b) tegangan dibuat seimbang baik pada sisi pengirim, maupun pada
sisi penerima. Metoda ini memerlukan sejumlah kawat-kawat transmisi dan difakai
untuk pengukuran jarak dekat.
Sisi pengirim Sisi penerima

Gbr. 3{0 Prinsip sistim balans t%angan.

(l) Sistim tegangan seimbang


Gbr. 3-60 menunjukkan contoh dari sistim tegangan seimbang. Sistim keseimbangan
arus pada sisi pengirim terdiri dari kumparan tetap dan kumparan putar. Kumparan
putar yang disangga pada titik tumpunya akan diptrtar oleh suatu momen se.perti halnya
dalam alat ukur jenis elektrodinamometer. Oleh perputaran ini kontak G, membuat
salah satu bagian atas atau bawah untuk menggerakan motor M, yang menggerakkan
pula kontak potensiometer c, sampai daya putaran dari arus penyeimbang adqlah
seimbang dengan gaya kontrol dari pegas S. Jika arpada sisi penerimaberbeda daiia,
pada sisi pengirim, maka relay meter G, bergerak dan menutup salah satu kontak kiri
atau kanan untuk menggerakkan M, yang juga menggerakkan kontak potensiometer
c, sampai o2 dan u, menjadi sama satu sama lain, Sistim tegangan seimbang mempunyai
keuntungan bahwa hanya dlperlukan dua kawat transmisi saja sebagai dijelaskan di
atas.
(2) Sistim posisi seimbang
Bentuk dari sistim posisi seimbang adalah sistim sinkronisasi.sendiri seperti Selsyn,
Telegon, d.Ll. Untuk semuanya prinsipnya adalah sama, perbedaan hanya dalam
detailnya.
3.10 Pengukuran Jarak Jauh 215

Gbr. 3-61 menunjukkan prinsip dari Selsyn. Seperti terlihat pada gambar, stator
mempunyai belitan tiga phasa dan rotor diberi daya oleh AC satu phasa.
Jika posisi dari rotor pada sisi penerima berbeda dengan pada sisi pengirirn, arus
akan mengalir di dalam stator dan rotor akan.berputar karena adanya suatu momen
sehingga mencapai posisi relatip yang sam4,,maka arus di dalam stator menjadi nol dan
rotor akan diam. Jika defleksi dari jarum penunjuk meter diketahui pada rotor di sisi
pengirim, maka defleksi jarum penunjuk di sisi penerima adalah sama besar. Dalam hal
ini jumlah kawat transmisi yang diperlukan adalah 5. Pada telegon statornyamempunyai
belitan dua phasa.

Sisi pcngirim Sisi pcnerima Sisi . . Srri


Rotasi piringan pengtm tffEr

l* Rotasi jarum
penunjuk

Gbr. 3.6l Prinsip SelsYn. Gbr.'362 Prinsip sistim posisi Frb


iembatan.
Gbr.3-62 menunjukkan suatu contoh dari sistim posisi seimbang jenis jemba'"r.
Jika besi putar bergerak pada sisi pengirim, induktansi-induktansi dalam kumpara:--
kumparan atas dan bawah berubah dan karena timbul ketidak seimbangan menyebabkan
suatu arus mengalir melalui kawat transmisi dan menggerakkan besi putar pada sisi
penerima. Kedua besi ini akan berhenti jika keduanya berada pada posisi relatip yalg
sama.

3.10.3 Sistim 5'Coded"

Sistim untuk mengubah besaran yang diukur ke tegangan atau arus yang kernudri:
diteruskarr dipenpruhi oleh rugi-rugi kawat dsb. Untuk menghilangkan kesukarar. ::--
dipakai sistim-sistim untuk mengubah besaran yang diukur menjadi frekwensi, tr-:::e
delay (current-carrying time rate), kode pulsa atau sejenis yang kemudian diteruska:.
Sistim-sistim ini baik untuk transmisi jarak jauh dan dapat dipakai untuk transmi:r
jarak jauh dan dapat dipakai untuk transmisi berkali-kali dengan memakai carrier.
Salah satu contoh sistim-sistim ini adalah pengukuran jarak jauh dari daya dengan
memakai suatu meter enersi.
Piring dari meter enersi berputar pada suatu kecepatan yang sebanding dengan

/
7
216 Bab 3. Pengukuran pada Frekwensi Tinggi

dayanya. Karena itu, jika piring dilubangi seperti terlihat pada Gbr. 3-63 untukmengin-
terupsi cahaya yang $atang dari sumber cahaya L dan cahaya yang diinterupsi ini
diperkuat oleh "phototube" P, maka akan terjadi pulsa-pulsa dengan frekwensi yang
sebanding dengan kecepatan berputar dari piring. Dengan meneruskan pulsa-pulsa ini
dan mengukur frekwensinya pada sisi penerima, maka dayanya dapat diketahui. D,
berputar dengan suatu kecepatan tetap dan merupakan pengubah ke frekwensi sehingga
frbisa dijumlahkan untuk mencegah/, menjadi nol.

3.11 Transducer
Teknik pengukuran listrik terutama digunakan untuk mengukur besaran-besaran
listrik seperti arus, tegangan, dan tahanan, tapi teknik ini bisa dipakai secara luas untuk
mengukur besaran-besaran fisika dan kimia, setelah besaran.besaran itu diubah menjadi
besaran-besaran listrik.
Karena teknik pengukuran listrik hanya dapat dipakai, sesudah diubah menjadi
besaran-besaran listrik, maka persoalannya adalah proses untuk mengubah besaran
fisika dan kimia menjadi besaran-besaran listrik dan alat untuk mengubah ini disebut
transducer.
Besaran fisika dan kimia dapat diubah ke besaran-besaran listrik dengan pengubah
impedansi, pengubah emf, pengubah waktu d.l.l., dan juga dengan kombinasi dari
pengubah-pengubah tersebut.
Pengubah impedansi berarti besaran yang akan diukur diubah menjadi suatu
besaran yang berhubungan dengan impedansi seperti tahanan, induktansi atau kapasi-
tansi. Thermometer tahanan mempergunakan koefisien temperatur tahanan, mikrometer
eleltronik mempergunakan sifat bahwa jarak antar dua elektroda yaitu kapasitansi
antaranya berubah dengan jarak yang diukur sebagai prinsip kerjanya.
Pengubah tegangan berarti bahwa besaran yang diukur diubah ke tegangan atau
arus seperti pada thermometer thermokopel. Ini memakai beberapa gejala listrik seperti
misalnya gejala photo elektrik, gejala piezo elektrik, gejala magneto striction, gejala
induksi elektromagnit disamping gejala thermo-elektrik.
Pengubah waktu berarti diubah ke frekwensi, jarak pulsa, atau yang sejenis, dan
terutama baik untuk pengukuran jarak jauh. Sebagai contoh akan dijelaskan pemakaian
transducer untuk mengukur perpindahan atau panjang.
Pengukuran dari perpindahan, panjang, tebal, atau yang sejenis adalah yang paling
dasar; dalam banyak hal besaran-besaran lain diubah dulu ke besaran-besaran tsb.
sebelum diubah ke besaran-besaran listrik. Perpindahan atau panjang yang diukur dapat
berubah dari harga yang kecil sekali ke harga yang besar sehingga dibuat berbagai-
bagai transducer sesuai dengan tujuannya.

3.11.1 Micrometer Elekhonik


Gbr. 3-64 menunjukkan konfigurasi dan bentuk dari suatu mikrometer elektronik
yang mempergunakan suatu transformator differensial untuk mengubah suatu per-
pindahan ke suatu besaran listrik. Karakteristik out put dari transformator differensial
ternadap perpindahan inti terlihat pada gambar (c). Yaitu, jika inti diberikan suatu
perpindahan, maka transformer differensial menjadi tidak seimbang dan meter output
memberikan pembacaan output yang sebanding dengan perpindahan inti.
Jika perpindahan terlalu besar, maka hubungan linier antara perubahan output
dengan perpindahan inti akan hilang. Alat ukur ini dibuat sedemikian sehingga bisa
langsung membaca besarnya suatu perpindahan pada meter output dengan berubahnya
letak inti oleh besaran yang diukur. Misalnya pada pengukuran tebal dari suatu plat,

\
-.t

3.1 I Tlansducer 2t7

Perpindal6a -Inti
---{----J-
-
Meter output

Detektor perpindahan
(transformator differensial) Detektor siokronisasi

Penguat

(a)

Posisi balans dari inri

* Perpindahan inti

Gbr. 3-6,{ Bentuk dan karakteristik-karakteristik output suatu mikrometer


elektronik.

tempatkan ujung inti pada suatu permukaan referensi yang keras dan atur output meter
pada nol. Kemudian sisipkan spesimennya antara inti dan tempat referensinl'a, maka
akan didapatkan suatu harga yang sesuai dengan tebal spesimen dari pembacaan
langsung skalapya. Meter ini $ederhana dan dipakai untuk pengukuran-pengukuran
yang teliti.

3.11.2 Jembatan Pengukur Kapasitansi


Contoh ini menggunakan perubahan kapasitansi, dan berbeda dari contoh sebe-
lumnya yang memakai transformator differensial dimana digunakan perubahan induk-
tansi. Jika C, dan Crpadasuatu jembatan seperti pada Gbr. 3-65 (a) dibuat seperti pada
Gbr. (b), maka pengukuran dapat dibuat dengan suatu sensitivitas yang tinggi'
Dalam hal ini sensitivitas dapat diperbaiki dengan menaikkan frekwensi dari sumber
daya, tapi kedua output dan frekwensi harus cukup stabil. Biasanya metoda kapasitansr
menunjukkan sensitivitas yang lebih tinggi dari metoda induktansi.

3.11.3 Generator Hall


Jika suatu elemen semi konduktor seperti germanium ditempatkan dalam suatu
medan magnit seperti pada Gbr. 3-66 sedemikian rupa sehingga medan magnit yang
melalui semikonduktor akan berubah dengan perpindahannya, maka perpindahanni'a
dapat diketahui dari besar tegangan Hall karena perubahan medan magrrit adalah
sebanding dengan tegangan Hall.
2t8 Bab 3. Pengukuran Pada Frekwensi Tinggi

^fQJ.

Perpindahan +

Gbr. 3-66 Transduser elemen Hall.

Gbr. 365 Jembatan pengukur kapasitansi.


Perhatikan gambarnya, jika suatu arus konstan I mengalir masuk melalui terminal
arus, akan terjadi perbedaan tegangan V,
- Vrantara terminal-tenninal tegangan. Jika
elemen Hall pada tengah-tengah, tidak akan terbentuk perbedaan tegangan.
Jika elemen Hall digerakkan ke suatu arah maka akan terjadi suatu beda tegangan,
sehingga perpindahannya dapat dinyatakan dalam tegangan.

3.11.4 Tahanan Kawat Tekanan (Resistance Wire Strain Gauge)

Suatu campuran logam Nikel seperti manganin atau konstantan tahanan listriknya
akan berubah bila diberikan suatu gaya luar dan dipakai sebagai suatu transducer untuk
pe rpindahan-perpindahan kecil.
lv{isalkan suatu bahan panjangnya / berubah dengan ll, akrbalnya tahanannya p
berubah dengan lp, maka harya (/plp)l/Ul) adalah tertentu untuk suatu bahan ter-
tentu.
Harga ini disebut gage factor dan untuk manganin harganya 0,5 dan konstantan
kira-kira 2.
Karena itu dengan memakai bahan yang diketahui gage factornya, perubahan
tahanan oleh suatu tekanan dapat ditentukan. Suatu strain gage yang praktis dibuat
dengan melekatkan suatu kawat kecil berdiameter kira-kira 0,2 mm pada suatu kertas
isolasi permukaannya ditutup dengan suatu lapisan kertas dan suatu pelindung seperti
terlihat pada Gbr. 3-67 . Gage ini, dilekatkan pada benda yang diukur tekanannya sede-
mikian sehingga gaya yang diberikan adalah dalam arah memanjangnya.

Kawat ta

Gbr. 3{7 Strain gauge kawat tahanan.

Oleh sebab ukurannya kecil dan bentuknya sederhana, maka sejumlah strain gage
jenisini dapat dipakai untuk secara serempak mengukur tekanan-tekanan pada titik
tsb. Dalam hal ini biasanya dipakai suatu jembatan AC untuk mengukur tahanan
kawatnya.

\
I

BAB 4. ALAT.ALAT UKUR


ELEKTRONIK

Pengetahuan tentang semikonduktor pada tahun-tahun akhir ini maju pesat sekali
sehingga alat-alat semikonduktor sekarang menggantikan tabung-tabung hampa yang
sebelumnya merupakan komponen elektronika yang penting. Adanya semikonduhor
menyebabkan alat-alat elektfonika dapat dibuat berukuran kecil serta ringan. Per-
kembangan-perkembangan dalam teknik pulsa juga berarti, sehingga memungkinkan
adanya bermacam-macam alat digital dengan ketelitian yang tinggi dan kebesaran-
kebesaran analog yang berubah secara kontinu dapat diubah dan diperlihatkan sebagai
kebesaran-kebesaran digital yang diskrit.
Dengan adanya kemungkinan untuk mengubah kebesaran-kebesaran analog
menjadi kebesaran-kebesaran digital serta kombinasi dengan sifat-sifat komputer
elektronik yang cocok untuk mengolah kebesaran-kebesaran digital maka berkembang-
lah sistim-sistim pengukuran (computing systems) dalam mana komputer-komputer
elektronik dapat mengolah data secara cepat dari kebesaran-kebesaran yang diukur
dalam bentuk andlog. Pada saat ini penggunaan sistim-sistim pengolahan data (dau
processing systems) adalah dalam pengolahan statistik serta pengolahan bilangan'
bilangan.

4.1 Voltmeter-Yoltmeter Elektronik


Disamping voltmeter-voltmeter tabung hampa jenis P yang telah dijelaskan dalam
bab mengenai pengukuran-pengukuran pada frekwensi tinggi teidapat pula voltmeter-
voltmeter elektronik yang dibuat dengan elemen-elemen semi konduktor.
Dibandingkan dengan tabung-tabung hampa maka penggunaan semi konduktor-
semi konduktor (transistor-transistor serta dioda-dioda) jauh lebih unggul, misalny'a
bebas d#i penunjukan-penunjukan yang berubah-ubah disebabkan berubah-ubahnl'a
arus pemanas, bentuk rangkaian yang kecil dan daerah kerja frekwensi yang lebar.
Kebanyakan voltmeter-voltmeter elektronik dapat pula dipakai untuk pengukuran
tahanan disamping untuk pengukuran tegangan DC atau AC. Terdapat pula voltmeter-
voltmeter elektronik yang keseluruhannya dibuat dengdn transistor-transistor dan
bekerja dengan suatu batere sehingga dapat dipakai di tempat-tempat dimana tidak
terdapat sumber daya AC.

4.1,1 Volt-Ammeter DC
Pada volt-ammeter DC, dipakai pengubah DC-AC seperti chopper mekanis atau
chopper transistor untuk mengubah signal DC menjadi signal AC, kemudian signal AC
yang diperoleh diperkuat, lalu output penguat disearahkan untuk menggerakkan suatu
alat ukur DC. Metoda ini mempunyai sifat "drift" kecil, low noise, penguatan besar,
dan sensitivitas yang tinggi. Kebaikan dari penguat yang tinggi adalah sebagian output
bisa dikembalikan ke input untuk menjamin kestabilan penguatan. Akan dijelaskan
macam-macam chopper:
r
220 Bab 4. Alat Pengukur Elektronik

(l) Chopper mekanis


Bentuk dari chopper mekanis terlihat pada Gbr. 4-1. Arus AC mengalir melalui
suatu kumparan penggerak yang menggerakkan suatu kontak bergetar untuk mengubah
signal DC ke AC. Karena sifat kerjanya yang sangat baik, maka biasanya dipakai
chopper mekanis, tapi frekwensi modulasi terbatas di bawah beberapa ratus Hz dan
day'a tahannya maksimum kira-kira 20.000 jam.

Input DC

Ke penguat

rll
L- - - -
-- - - - __ _ -1 L_ _ _ _ _ _ __1
Pemutus Transformator Input Gbr. &2 "Chopper" Transistor.
Gbr. 4-1 "Chopper" mekanis.

(2) Chopper transistor


Chopper semikonduktor yang menggunakan transistor-transistor menunjukkan
frekwensi modulasi sampai setinggi 10 kHz. Kerugiannya dibandingkan dengan chopper
mekanis adalih effisiensi yang agak rendah dari pengubahan karena harga yang renclah
dari perbandingan on-off (perbandingan keadaan output chopper "on" dan "off") dan
adanya koefisien temperatur. Dengan menggabundkan dua transistor yang mempunyai
karakteristik-karakteristik yang cocok seperti pada Gbr. 4-2, "drift" temperatur dapat
dikurangi sampai sekitar 0,1 pY l'C.
4.1.2 Voltmeter Jenis Penguat AC
Dipakai hanya untuk tegangan-tegangan AC. Tegangan input diperbesar oleh suatu
penguat dengan daerah kerja frekwensi lebar (wide-band amplifier) lalu disearahkan
untuk menggerakkan suatu indikator urltuk pengukuran yang bisa langsung dibaca.
Daerah kerja frekwensi sampai sekitar l0 MHz. Sensitivitas tinggi karena adanya unit
penguat.
Dalam beberapa meter, input frekwensi tinggi diubah oleh suatu "probe" ke DC,
signal DC diubah lagi menjadi AC oleh suatu pengubah DC-AC signal akhir diperkuat
dengan stabil oleh penguat dengan "gain" tinggi dan kemudian disearahkan untuk
menggerakkan suatu alat ukur DC. Cara ini memberi keuntungan gabungan dari meter
jenis probe dan jenis penguat AC.
Ini disebut voltmeter jenis P dengan sensitivitas tinggi (P type high sensitivity
voltmeter) dan dapat dipakai pada frekwensi sampai I GHz atau lebih.
4.1.3 Voltmeter Puncak Pulsa (Peak Impulse Voltmeter)

Puncak amplitudo-amplitudo dari pulsa-pulsa dengan latar beberapa mikro detik


tidak dapat dibaca dengan Voltmeter-voltmeter biasa, maka dipergunakan suatu
metoda standar untuk pengukuran-pengukuran pulsa tersebut. Ini dengan mengatur
elektroda-elektroda bola dalam posisi berlawanan dan menggunakan gejala "flash-
over" yang terjadi antara elektroda-elektroda apabila diberi tegangan impuls. Tetapi
karena harus ditentukan harga kritis untuk terjadinya "flash-over" antara elektroda-
elehroda, maka tegangan yang akan diukur hanya dapat merupakan signal pulsa
berulang sedangkan tegangan puncak tunggal tidak bisa diukur.'Lagi pula metoda ini
mengganggu bentuk gelombang pulsa dan tidak bisa mengukur tegangan pulsa tanpa

\
\

4.1 Voltmeter-voltmeter Elektronik 221

mempengaruhi bentuk gelombangnya.


Lalu metoda Iain yang digunakan adalah berdasarkan penimbunan muatan pada
kondensator. Ini disebut voltmeter impuls. SUatu kondensator yang mempunyai kebo-
coran kecil dimuati dengan tegangan impuls yang akan diukur dan kemudian tegangan
kondensator diukur dengan voltmeter yang mempunyai impedansi input tinggi untuk
mendapatkan tegangan puncaknya.
Untuk metoda ini konstanta waktu dari pemuatan kondensator harus cukup kecil
agar kondensator dapat dimuati sampai harga puncak sebelum turunnya tegangan impuls
yang akan diukur dan konstanta waktu dari pelepasan muatan harus cukup besar
sehingga keadaan bermuatah dipertahankan sampai selesainya pengukuran tegangan.
Untuk memudahkan pembacaan volLmeter maka diperlukan waktu sampai I
detik pada titik dimana amplituda berkurang l/o, atau dinyatakan dalam konstanta
waktu harus sekurang-kurangnya 100 detik. Pemuatan dari kondensator dilakukan
melalui sebuah dioda dan jika tahanan majunya ialah sekitar 1.0000 maka kapasitas
kondensator yang diperlukan adalah l0 sampai 100 pF agar waktu pemuatannya kecil.
Jadi walaupun dengan suatu voltmeter yang mempunyai input impedansi tinggi, kon-
stanta waktu pelepasan muatan tidak bisa dibuat besar. Selanjutnya, dapat dipergunakan
pula suatu metoda yang disebut metoda perpanjangan pulsa. Pada metoda ini suatu
kondensator yang mempunyai kapasitas yang lebih besar dimuati melalui sebuah
"cathode follower" dan tegangan terminal dari kondensator diukur untuk mendapatkal
tegangan masuk impulsnya.

4.1.4 Voltmeter 6'Slideback"


Prinsip dari voltmeter ini seperti pada Gbr. 4-3, dimana tegangan yang tidak
diketahui dibandingkan dengan suatu tegangan variabel yang ketelitiannya diketahui.
Disini dianggap bahwa pulsa input hanya berjalan dalam satu arah, yaitu tegangan pulsa
mempunyai harga positip. Dioda di dalam gambar gunanya untuk mencegah arus dari
sumber DC (sumber slide-back) mengalir ke input pada
saat tegangan input pulsa menjadi nol. Sekarang ang-
gaplah tidak ada pulsa input dan tegangan DC adalah
nol. Lalu pada rangkaian tidak ada arus yang mengalir
dan defleksi galvanometer adalah nol.Jika diberi pulsa
input, dioda menjadi penghantar dan galvanometer
berdefleksi. Jika tegangan DC diatur sedemikian se-
hingga defleksi galvanometer menjadi nol, maka tega-
ngan puncak pulsa input dapat ditentukan dengan
mengukur secara teliti tegangan DC pada saat itu. Gbr.4-3 Prinsip voltmeter
Metoda ini mempunyai ketelitian yang tinggi dan "slide-back."
dipakai sebagai standard.

4.2 Alat-alat Ukur Digital


Alat-alat ukur digital menunjukkan kebesaran yang diukur dalam bentuk angka.
Dengan alat ukur digital kesalahan pembacaan dihilangkan oleh penunjukan langsung
dengan angka dari kebesaran yang diukur, dan titik desimal ditunjukkan pula secara
langsung untuk memudahkan pengukurannya.
Disamping ini ada keuntungan-keuntungan lain seperti penggunaannya signal-
signal digital untuk pencetakan (printing-out) atau perekaman langsung pada pita ber-
lubang atau pita magnitis atau selanjutnya untuk penghubungan langsung computer-
computer alat-alat digital untuk menarnbah effisiensi pengolahan data.
,,.,/|
Bab 4. Alat Pengukur Elektronik
Gejala-gejala yang akan diukur kebanyakan berubah secara kontinu (dalam bentuk
analog). Jika dipergunakan alat-alat ukur cligital untuk gejala-gejala tersebut, maka
mereka perlu diubah pada setiap tempat menjadi besaran-besaran digital.
Alat yang dipakai untuk merubah ini disebut pengubah analog-digital (A-D con-
verter), dan ini merupakan suatu elemen yang penting bagi alat ukur digital. Berikut ini
akan dijelaskan voltmeter-voltmeter digital dan frekwensimeter-frekwensimeter jenis
"counter".

4.2.1 YoltmeterDigital
Akhir-akhir ini perkembangan mengenai Voltmeter-voltmeter digital pesat sekali
dan dibuat dalam berbagai-bagai jenis.
Disamping menunjuk tegangan, beberapa voltmeter digital dapat mengukur tahanan
(meter-meter Volt-ohm) atau dapat untuk dua-duanya tegangan DC dan AC (multi-
meter).
Metoda-metoda yang dipakai secara garis besar dapat dibagi dalam metoda per-
bandingan, metoda integrasi dan metoda potensiometer integrasi.
(l) Metoda perbandingan
Voltmeter berdasarkan metoda ini mempunyai suatu tegangan standard berkode
yang berubah-ubah, dengan mana tegangan yang diukur dibandingkan oleh suatu
amplifier pembanding.
Lihat Gbr. 4-4, tegangan yang dibandingkan oleh suatu amplifier pembanding
mengatur suatu rangkaian pengatur (switching circuit) melalui suatu rangkaian logik
sehingga tegangan standard dapat berubah secara otomatis sampai menyamai tegangan
1'ang diukur, lalu tegangan standard berkode ini ditunjukkan secara bilangan. Metoda
ini mempunyai beberapa sifat sedemikian rupa sehingga perbandingan langsung antara
tegangan yang diukur dan tegangan standard menjamin ketelitian dan ketepatan pe-
ngukuran. Perbandingan antara suatu tegangan luar dengan tegangan yang diukur dapat
diukur dengan teliti dan tepat dan output berkode dapat dipakai untuk perekaman
otomatis dari harga-h arga yang diukur.

Amplifier "Noise" cmpuran"


pemban -
ding l/x
rs
0
Harga sesaat diukur dengan Luas satu perioda dari gelombang
metoda perbandingan frekwensi sumber daya diukur de-
0x: !cgm8a! yang diukur 0': te8angan r€ferensi ngan metoda integrasi

Gbr.4-5 Beda antara metoda perban-


Gbr. 44 Prinsip Yoltmeter digital (dengan dingan dan metoda integrasi.
metoda perbandingan).

(2) Metoda integrasi


Dengan metoda ini tegangan input diintegrasikan oleh suatu rangkaian integrasi
yang mempunyai kelinieran sangat baik dan hasilnya diubah menjadi pulsa-pulsa yang
kemudian diukur. Karena tegangan input diintegrasi melalui suatu waktu perioda seban-
ding dengan perioda frekwensi gelombang daya jala-jala, maka harga rata-rata "noise"
dengan frekwensi jala-jala yang tercampur dalam tegangan input.adalah nol, demikian
pula noise lain sehingga pengaruh dari noise pada penunjukan meter dapat dikurangi.
Gbr. 4-5 menunjukkan keunggulan metoda ini dibandingkan terhadap metoda perban-
I
4.2 Alat-alat Ukur Digital 223

dingan dalam hal noise.


Metoda integrasi dapat di sub-klassifikasikan dalam tiga jenis sebagai berikut:
(a) Jenis pengubah tegangan-frekwensi: Jenis ini merupakan kombinasi dari suatu
pengubah tegangan-frekwensi dan suatu frekWensimeter jenis penghitung (counter
type). Jika tegangan yang diukur dipasang,pada terminal input, pengubah tegangan-
frekwensi menghasilkan suatu deretan pulsa sebanding dengan tegangan input dan
frekwensi meter jenis penghitung menghitung pulsa-pulsa dalam suatu perioda waktu
tertentu. Karena dalam pengubah ini dipakai suatu rangkaian integrasi maka jenis ini
mempunyai keunggulan dari metoda integrasi.
(6) Jenis "dual slope" : Pada jenis ini, tegangan input analog diubah ke lebar u'aktu
(time width). Unit pengubah mempergunakan suatu rangkaian integrasi. Tegangan yang
diukur dikecilkan atau diperkuat sampai suatu nilai tegangan yang sesuai o,i, lalu
diintegrasikan selama suatu perioda waktu tertentu t, dan kemudian suatu tegangan
referensi o2 dengan polaritas berlawanan dari u, diintegrasikan. Jadi, jika o, diintegrasi-
kan maka output integrator yang mula-mula nol akan mencapai suatu nilai tertentu dan
kembali menjadi nol jika o, diintegrasikan. Jika waktu sejak o, dipasang sampai output
integrator menjadi nol disebut tz,makaberlaku azlat : trltr. Jadi dengan mengukur /,
dan a, secara teliti dan t, konstan, maka tegangan yang diukur u, dapat ditentukan.

(b)

Gbr. &6 Prinsip sistim pengbitung dengan cara modulasi lebar pulsa.

(c) Jenis modulasi lebar pulsa Qenis feedback): Pada jenis ini, tegangan input
dimodulasikan dengan lebar pulsa secara teliti dan dihitung beda antara lebar pulsa
positip dan negatip. Gbr. 4-6 menunjukkan prinsip kerja ini. Dalam gambar ini, output
integrator c't mempunyai "Slope" yang merupakan jumlah "Slope" dari tegangan yang
diukur, V*, dan tegangan referensi lY, alau -V,.
Disamping ini, suatu tegangaR segitiga r', dengan perioda dari frekwensi gelombang
jala-jala dilakukan berulang-ulang dan jika u, sama dengan ?rr maka terjadi pembalikan
polaritas dari skakelar K oleh pembanding (compayator). Jika perioda waktu untuk
mana skakelar K berada pada adalah l, dan berada pada f V, adalah t, maka
-Y,
7

224 Bab 4. Alat Pengukur Elektronik

berlaku hubungan (V,lV,)(R2lR,): (r, - tr)lQ, f tr). Karena (r, * 12) telah diambil
sama dengan perioda dari frekwensi gelombang jala-jala, maka V, dapat ditentukan
dengan mengukur beda antara lebarJebar pulsa, (1, - tr).
(3) Metoda potensiometerintegrasi
Metoda ini merupakan suatu kombinasi dari metoda perbandingan dan metoda
integrasi, yaitu, ketelitian dan metoda integrasi diperbaiki dengan menggabungkannya
dengan metoda potensiometer. Sebagai contoh ambillah keadaan dimana harus diper-
lihatkan suatu harga pengukuran 6-digit, ke empat digit pertama didapat dengan jenis
pengubah tegangan-frekwensi dan kebesaran digitalnya diubah menjadi suatu kebesaran
analog yang teliti lalu dimasukkan kembali ke input, kedua digit terakhir didapat dengan
mengukur beda antara input dan kebesaran analog yang sedang diukurdengan metoda
perbandingan. Gbr. 4-7 menunjukkan bentuk suatu voltmeter digital.

Gbr, {7 Voltmeter digital (dengan ketelitian 0,005y).


Ini adalah suatu "multi-meter,, untuX pengukuran tahanan dan
tegangan AC disamping untuk pengukuran tegangan DC.

1.2.2 Frekwensi Meter Jenis Penghitung (Counter Type)


Meter ini (penghitung frekwensi) adalah berdasarkan teknik rangkaian digital. Jika
dibandingkan dengan frekwensi meter heterodyne maka meter ini langsungmenunjukkan
frekwensi dalam bentuk angka, mudah dipakai disamping tepat dan teliti. Meter ini
menggantikan frekwensimeter heterodyne.'
Gelombang sinus yang diukur diubah menjadi pulsa-pulsa, lalu diukur dengan suatu
penghitung (counter) untuk mengukur frekwensinya. Jumlah pulsa dihitung untuk suatu
perioda waktu tertentu.
Output suatu ossilator kristal dibagi frekwensinya untuk mendapatkan dengan
teliti pulsa-pulsa dengan perioda satu detik untuk mengatur rangkaian gate sehingga
pulsa-pulsa dapat dihitung selama satu detik. Penunjukkan penghitung (counter)
langsung memperlihatkan frekwensinya.
Pada frekwensi rendah metoda ini tidak dapat dipakai, sehingga frekwensinya harus
diubah ke frekwensi tinggi oleh suatu pengali frekwensi (frequency multiplier).

4.3 Recorder
Alat-alat ukur dengan mana harga tegangan, arus atau lainnya yang diukur direkam
secara otomatis untuk suatu waktu yang panjang, atau bentuk gelombang diteliti atau
direkam, biasanya disebut "recorder" (perekam).

4,3,1 Perekam Jenis Penulisan Langsung (Direct Writing Type Recorders)

Pada alat penunjuk listrik, dimana setiap titik pergerakan direkam pada kertas,
disebut direct writing type recorder. Penulisan boleh dengan pena ataupun dengan
pemetaan.
4.3 Recorders 22s

Titik-pena

ac:b2(g>c)
*Pengimbang
Dengatr syarat ini,
rumus berikut berlaku
jika 0 kecil (sempai
kira-kira 30")

.l--
T
Bendera
Titik-pena
Gbr. 4-8 Alat pencatat penulis pena (pena dan Gbr.49 Contoh cara kerja garis lrs
penunjuk dan tempat tinta). alat pencatat penulis langsung.

(l) Penulisan Pena


Ini dikerjakan dengan mengikat pena pada titik yang ditunjukkan oleh alat listrik.
Pela yang dipakai ditunjukkan pada Gbr. 4-8. Tinta diisap melalui tempat tirta yang
dif;m, melalui pipa pengisap tinta. Oleh karena pergerakan pena disertai dengan gesekan
arrtara pena dengan kertas, maka kopel penggerak haruslah lebih besar dibandingkan
dengan meter listrik yang bergerak bebas. Karena itu ini tidak mungkin mempunl'ai
sensitivitas yang tinggi seperti mikro ampere meter.
Biasanya perekaman didapat dengan pena dalam bentuk busur lingkaran caji
beberapa alat diperlengkapi denga4 alat mekanis untuk merubah busur ini ke koordinale
orthogonal secara pendekatan. Gbr. 4-9 menggambarkan alat mekanisnya. Gbr. 4'10
menunjukkan bentuk dari direct writing type recorder.

Kumparan
putar

Kumparan putx

Kertas petr

Gbr. #11 Cara keria alat pencatat penulis


langsung (Jenis pemetaan).
Gbr.4-10 Alat pencatat penulis langsung.

(2) Jenis pemetaan (Plotting)


Titik defleksi yang ditunjukkan oleh instrumen p€nunjuk listrik dipetakan pada
10-30 second interval pada kertas. Bentuk mekanis plotting digambar pada Gbr. 4-ll
Berbeda halnya dengan penulisan pen, di sini tidak ada gesekan antara pen dengr-
kertas kecuali untuk pemetaan, oleh karena itu sensitivitasnya lebih baik dibanding*;"--.
dengan pen. Tarnbahan pula di sini gampang untuk mendapatkan posisi plotting i a:.*z
banyak dengan pergantian warna pita untuk setiap plotting.
a'
226 Bab 4. Alat Pengukur Elektronik

4.3.2 Ossilograp

Dengan perekam jenis penulisan langsung dimana bagian yang bergeraknya mem-
punyai "natural" frekwensi vibrasi yang rendah, sulit untuk merekam gejala yang cepat
secara teliti.
Oleh karena itu dalam tingkat yang diizinkan untuk merekam gejala yang relatif
cepat dari gelombang tegangan atau arus, diperlukan pengangkatan "natural" frekwensi
vibrasi dari bagian yang bergerak untuk bisa menangkap perubahan bentuk gelombang.
Untuk maksud ini ossilograp dilengkapi dengan sebuah vibrator pada bagian yang
bergerak dan bisa merekam pergerakan itu.

(l) Ossilograp elektromagnitis


Ossilograp elektromagnitis, yang dipakai sebirgai perekam gejala elektromagnitis,
sudah dapat dipakai untuk kegunaan-kegunaan lain termasuk di luar bidang listrik,
sebagai akibat dari kemajuan perubahan transducer seperti thermokopel, thermistor, dan
elemen photoelektrik.
Pada ossilograp elektromagrrit yang ditunjukkan di sini fluksi cahaya dari sumber
cahaya kecil ultra tegangan tinggi lampu merkuri dipusatkan pada cermin vibrator, dan
cahaya yang dipantulkan digunakan untuk perekaman bentuk gelombang pada kertas
yang sensitip terhadap sinar ultraviolet.
Gbr.4-12 menunjukkan sistim optik dari ossiloskop elektromagnit (a) dan bentuk
dari peralatan (b), dan vibrator (c).
Lampu air raksa Cermin pemantul MRr
tegugan sangat
tinggi

Ccrnin pmantul MR3

Ccmin pcmantul MRI

Vibrator untul ossilograp clektromagnitis


(dibmdin8.kan dengan besar suatu rokok)

(c)
(b)
Gbr. 4l2 Contoh ossilograp elelitromagnitis

ftr
\

4.3 Recorders 227

Seperti terlihat pada Gbr. 4-12 (a), fluksi cahaya dari sumber cahaya dipusatkan
melalui sebuah lensa silinder L, ke cermin vibrator, dan bayangan dari cermin dipusatkan
melalui lensa silinder L, pada kertas. Dalam hal adanya dua atau lebih vibrator, fluksi
cahaya akan memencar bebas dalam arah horizontal, mengakibatkan band cahaya yang
panjang pada sisi yang menyinari cermin oleh semua vibrator secara serentak, tapi
cahaya pantul dari cermin dari setiap vibrator dipusatkan melalui lensa silinder Lrpada
jendela vibrator yang ditempatkan sebelum cermin pada kertas. Oleh karena itu ossi'
logr4p elektromagnit ini sangat berguna karena bisa merekam secara bersamaan dari
beberapa gejala pada,kertas rekaman yang sama, dan tidak memerlukan ruang yang
gelap. Pada ossilograp elektromagnit, vibrator adalah bagian yang penting. Dalam
tingkat untuk menjamin ketelitian perekaman, diperlukan pencatatan karakteristit
vibrator dan kondisi yang dipilih, dan pemakaian vibrator yang cocok' Secara umum
lebih disukai vibrator yang mempunyai natural frekwensi vibrasi yang tinggi dan
sensitivitas arus yang tinggi. Tetapi, natural frekwensi vibrasi yang tinggi menyebabkan
sensitivitas arus kecil. Oleh karena itu dalam praktek, diperlukan kompromi untuk
maksud kegunaan dari pemakaian. Tabel 4-l menunjukkan karakteristik vibrator.
Dapat dilihat dari sini dengan memakai magrrit yang sama, dengan bertambah tingglnya
natural frekwensi vibrasi maka sensitivitas arus makin kecil.
Tabel #1 Contoh sifat-sifat vibrator "Oscillograph" elekhomagnitis.
Sensivitas Arus aman
? "National Tahanant
kumparan arus maksimum
frequency"
(Hz) (o) (pAlmm) (mA)

Peredaman 100 33 (r20) 1,25 I


elektro- 170 22 ( t7) 3,3 I
magnitis 170 75 ( 93) 2,0 I

600 30 25 10
Peredaman 1000 30 75 25
2000 30 2@ 100
"Hydraulic" .1000 30 r000 100
'2800 100
7000 30

tahanao pcredam

retr
{€tr (a) l-Unit, l-pena

(b) l-Unit, 2-pena

Gbr. 4-13 Ossilograp pencatat pena. Gbr. 4-14 Contoh vibrator-vibrator.


7

228 Bab 4. Alat Pengukur Elektronik


(2) Ossilograp penulis pena (Pen writing oscillograph)
Pada bagian yang bergerak dari alat ukur kumparan putar, dilengkapi dengan
vibrator, dan pena ukuran 60-130 mm diikatkan di situ. Oleh karena itu diperlukan
yang
sebuah amplifiir, karena bagian yang bergerak termasuk pena mempunyai enersi
besar.
pen writing oscillograph lebih rendah dari ossilograp elektromagnit dalam kedua hal
karakteristik frekwensi dan sensitivitas.
Sekalipun demikian, pen writing oscillograph banyak dipakai karena disini mungkin
mendapatkan rekaman langsung atau dengan alat ini bisa merekam dalam waktu lama'
Gbr. 4-13 menunjukkan bentuk pen writing oscillograph.
Belakang ini, pergerak", pinu tidak dalam bentuk busur tapi dirubah ke garis
lurus sepertil"rg bir*dilihat. Seperti pada Gbr. 4-14 vibrator dibuat dalam bentuk
jenis l-iena,lenis Z-pena dan lain-lain. Tabel 4-2 menunjukkan bentuk karakteristik
vibrator.
Tabel 4-2

Frekwensi untuk I Tahanan*


ter- |
sensitivitas dalam
tentu (t to%,}li) I (o)

Tahanan peredam setiap keadaan ialah 40 sampai 50 kO

433 Perekam Jenis Penyeimbangan senitiri (Setf-balancing Type Recorders)


perekam jenis penulisan langsung terdiri atas alat penunjuk listrik dimana alat
penulisnya diiiat dengan pena untuk merekam gejala perubahan waktu secara otomatis
pada kertas dan alat ukur ini berdasarkan metoda defleksi'
Jenis self-balancing yang disebutkan di sini adalah alat yang berdasarkan metoda
nol, sama halnya dengan suatu jembatan atau potensiometer'
Dalam hal jembatan atau potensiometer, secara praktis biasanya adalah mengatur
piringan penunjuk (dial), atau yang sejenis sehingga jembatan atau potensiometer
,.i-iarg y"ng bisa dilihat dari detektor, tapi dalam hal perekam jenis penyeimbang
sendiri, f.ot.*yu dilakukan secara otomatis, karena itu tegangan yang tidak seimbang
dideteksi dan iiperkuat untuk mengendalikan motor servo, dimana dengan
ini suatu
piringan (dial) aian berputar otomatis ke posisi seimbang. oleh karena itu
jika meka-
p.r.t am diikatkan pada piringan, besaran yang diukur dapat direkam pada kertas'
nis*I
Perekam jenis penyeimbang sendiri berdasarkan pada metoda nol, mempunyai
ketelitian lebili tinggi dibandingkan jenis penulisan langsung. Tambahan pula ini dapat
mengukur dan merekam beberapa besaran lain selain besaran listrik dengan mengubah-
nyu k. bentuk tegangan atau yang sejenis, ini banyak juga dipakai sebagai peralatan
jenis self-balancing.
automatic control. Gbr. 4-15 menunjukkan bentuk meja dari perekam
Alat-alat ukur self-balancing banyak jenisnya tapi sebagai contoh diambil yang banyak
dipakai yaitu jenis potepsiometer'
Berdasarkan Gbr. 4-16, perbedaan tegangat ui arltata tegangan input Iz, dan
tegangan seimbang Iz, diperkuat oleh amplifier untuk mendapatkan tegangan
output tro'
untuk memperkuat tegangan DC yang stabil dengan amplifier, maka
Oieh tarena sulit
tegangan DC diubah ke Ac kemudian diperkuat. Tegangan yang diperoleh adalah
,.luri"n bolak balik Doyangkemudian dipasangkan pada motor servo M.

b.
\ i

4,4 Oscilloscope 229

Gbr. &15 Alat pencatat jenis meia mem- Gbr. 4-16 Prinsip dari membalans seodiri
balans sendiri (2-saluran 2- suatu alat Pencatat ienis Poten-
Pena). siometer.

M berputar dengan kecepatan yang sebanding dengan uo, untuk menggerakkan


sikat potentiometer, mendekati posisi seimbang. Oleh karena itu, jika pena diikat pada
sikat, tegangan input dapat direkam. Perekam X-Y, terdiri dari dua mekanisme perekam
seimbang otomatis. Ini digunakan untuk merekam hubungan fungsi dari dua input X
dan Y dan biasanya dipakai untuk mengukur karakteristik frekwensi alat elektronik
atau kurva karakteristik tabung elektron, transistor, dan lain-lain.
Gbr. 4-17 menunjukkan bentuk dari perekam X-Y, dan Gbr. 4-18 menunjukkan
Block diagram. Berdasarkan pada Gbr. 4-18, tegangan input yang dipakai pada input
sumbu X dibandingkan dengan tegangan referensi, perbedaan tegangan diubah oleh
chopper ke bentuk AC. Tegangan AC ini diperkuat untuk menjalankan motor servo
untuk menggerakkan sikat tahanan sehingga menghasilkan tegangan referensi yang
membuat perbedaan tegangan menjadi nol. Pada saat tegangan referensi sama dengan
tegangan input, motor servo akan ber-
henti, karena itujika pena dihubungkan
dengan sikat, maka pena akan bergerak
sebanding dengan tegangan input. Rang-
kaian sumbu X dan sumbu Y dibuat
sama, dan dijalankan dengan carayang
sama, kecuali rangkaian X menggerak-
kan sepanjang arah X sliding carriage
dimana pena bergerak dan sepanjang
arah Y oleh rangkaian Y. Jika inPut
sumbu X dan input sumbu Y masing-
masing diberikan tegangan, maka pena
akan melukiskan kurve fungsi sebagai
resultante tegangan sumbu X dan tega-
ngan sumbu Y. Gbr. &17 Alat pencatat X-Y (2'saluran 2-pena).

4.4 Oscilloscope

Pemakaian oscillograph elektromagnitis dibatasi sampai frekwensi l0 kHz. dan


untuk gejala frekwensi tinggi, dipakai tabung cathode-ray untuk mendefleksikan sinar
cahaya elektron. Gbr. 4-19 menunjukkan prinsip dari defleksi sinar cahaya pada tabung
cathode-ray. Dengan adanya elektron yang berpindah di antara elektroda penggerak,
sinar cahaya elektron akan bergerak dengan adanya tegangan pada elektroda penggerak.
7

230 Bab 4. Alat Pengukur Eld<tronik

Tahanan peredam

Motor scrvo

Sumbu-X input
,lfitr"fu+; -",;+]> 4 ( r)-(- Tacho generator

tt
I
Tegangan pembanding g
sumbu gerak-X
__t Tegangan referemi

"*,"+l> 3G(
Sumbu-X input "Multi- Filter
plier"

++
ll-
L *+----
Tegangan pembanding I

-- -r_ ___
"Bias"
.--l Tegangan referEfri

Gbr. 418 "Block diagram', suatu alat pencatat X-y.

4L
Elektroda Denyimpang
horizontal

Elektroda penyrmpang
vertikal l
Sinar el ek tron
Tabir ..fluorescent,,

Gbr.4-19 penyimpangan suatu sinar elektron


dalam suatu CRT.

Lalu, jika 2 set dari elektroda penggerak (deflecting electrode) diikatkan pada sudut
yang benar satu sama lain seperti pada gambar, lalu sinar cahaya elektron dalam
perjalanannya yang lalu pada elektro dan penggerak ini akan bergerak vertikal maupun
horizontal dan memukul satu titik pada screen dan ini menyebabkan material screen
berfluorescence dan bintik terang akan kelihatan pada screen.
Oleh karena itu juga sebagai contoh waktu dasar diambil pada elektroda peng-
gerak horizontal dan tegangan a : Y sin arl dipakai pada elektroda penggerak vertikal,
lalu bintik pada screen akan menunjukkan gelombang sinus. Pembicaraan yang diberikan
di atas berdasar pada hal gerakan elektrostatik. Dalam hal gerakan elekiromagnit,
signal arus dipakai dalam sistim kumparan penggerak untuk menghasilkan
magnit yang kemudian dipakai menggerakkan sinar cahaya elektron. Pada oscilloscope,
-.dun
gejala yang disebutkan di atas digunakan untuk melukiskan bentuk gelombang. Oscil-
loscope secara kasar diklasifikasikan ke dalam oscilloscope waktu nyata (real time
oscilloscope) dan oscilloscope sampling, yang keduanya selanjutnya terbagi atas beberapa
subklasifikasi. Tabel 4-3 menunjukkan klasifikasi cathode ray tube oscilloscope.

4.4.1 Real Time Oscilloscope

Jenis ini dipakai untuk mengamati bentuk-bentuk gelombang tunggal, dan banyak
dipakai karena mudah sinkronisasinya serta kerjanya baik sekali untuk pengamatan-
pengamatan bentuk gelombang.

\.-
4.4 Oscilloscope 23r
I
Tabel &3

"Cathode ray tube


oscilloscope" "Sampling 18 GHz
oscilloscope"

Jenis khusus l0 GHz

Pertimbangan-pertimbarrgan pada oscilloscope dalam operasinya adalah: daerah


frekwensi dan sensitivitas. ,'enis Real mempunyai harga maximum 500 MHz dan l0
mV/cm bergantung Pada leb- - t-'and dalam band dala.y amplifier atau jika tanpa mema-
kai amplifier, DC sampai I C;HL rlpn 5 V/cm.
Penggunaan dari elemen-elemen semi kondukto, tidak saja mempengaruhi lebar
band, tapi juga memperbaiki sensitivitas, dengan orde melebihi umur dari tabung-
tabung vakum.
Dimana diperlukan sensitivitas tinggi terdapat alat-alat dari.0 sampai I MHz dan
l0 pV/cm. Sudah tentu tabung cathode-ray sendiri juga ada perbaikan-perbaikan,
brightness yang lebih baik akibat tegangan percepatan yang'tinggi' menjadi trrguna
untuk pengamatan dan pemotretan gejala yang cepat. Untuk mengawasi bentuk gelom-
bang frekwensi yang tinggi, oscilloscope jenis gelombang berjalan sudah dibuat dengan
memakai tabung cathode-ray yang mempunyai elektroda-elektroda defleksi jenis distri-
busi konstan, dan alat pengawas bentuk gelombang waktu real dipakai pada penggunaan
frekwensi I GHz atau 5 GHz. Tetapi alat ini mempunyai sensitivitas defleksi yung sangat
kecil misalnya 10 V/cm sampai 4 V/cm.
Tabung cathode-ray yang dipakai di sini adalah dasar dari teknik uratrurat optik
(fibre optics). Screen OiUrui daii bundel optical fibre, dan dipakaite,,t lapisan
fluorescence pada permukaan untuk memperbaiki terangnya. Dengan pdanya ini keru-
gian cahaya pada screen glass yang dijumpai pada tabung cathode-ray'dapat dikurangi
sedemikian sehingga memungkinkan pemotreian jarak dekat dan kecepdtan perekaman
dapat bertambah. Oscilloscope band SHF, walaupun jenis khusus dan tidak umun
diiakai, dipakai untuk bentuk gelombang di atas 10 GHz' Pada keadaan ini, dasar dari
kerjanya oscilloscope yaitu mekanisme untuk mendapatkan bentuk-bentuk gelombang
diam untuk signal periodik pada layar CRT akan diterangkan. Untuk mendapatkan
suatu bentuk gelombang diam pada layar CRT dari oscilloscope, diperlukan pemakaian
bentuk gelomLang gigi gergaji yang mempunyai perioda sama dengan integral lipat dari
perioda gelombang yurrg diu*uri pada elektroda defleksi horizontal. Prinsip kerja ini
disebut sinkronisasi. Cara lain untuk membuat sinar elektron dari tabung cathode-ray
bergerak kontinu pada garis lurus disdbut sweep.
pada oscilloscope, bentuk gelombang yang diamati dipasang pada elektroda deffeksi
vertikal dan tegangan sweep (bentuk gelombang gigi gergaji). Rangkaian sumber gelom-
bang gigi gergaji disebut rangkaian waktu dasar, dan sweep dengan bentuk gelombang
.gigi ge.gaji disebut sweep waktu dasar. Berdasarkan metoda pemakaian sweep waklu
dasai, oscilloscope diklasifikasikan sebagai jenis sweep berulang dan jenis triggered
sweep. Gbr. 4-20 menunjukkan suatu bagan block diagram suatu oscilloscope !'ang
memakai sweep berulang (repeated sweep). Pada sistim ini perioda dari bentuk gelombang
gigi gergaji yang dibangkitkan dalam rangkaian waktu dasar (time base circuit) dianggap
U"Uui *t, sama lain, sbhingga mungkin mendapatkan bentuk gelombang diam pada
layar CRT dengan membawa periode gelombang tegangan gigi gergaji mendekati
232 Bab 4. Alat Pengukur Elektronik

Pengut vcrtital

"Vertical" input

Penguat horisontal
'Horizontal" input
"Time base" input
-

1. Elektroda penyimpang horisontal


2, Elektroda penyimpang vertikal
3. Anoda
4. Grid
5. Katoda
6. Pemanas

Pengatur
"Hold"
Gbr. 4-20 "Block diagram" suatu ossiloskop (sistim "repetitive sweep").

pengulangan perioda gelombang yang diamati dengan pengaturan yang baik dan akhirnya
disinkronkan dengan menginjeksikan suatu bagian input signal ke dalam rangkaian
waktu dasar (time base circuit). Gbr. 4-21menunjukkan bagan block diagram dari suatu
oscilloscope yang memakai triggered sweep. Dalam sistim ini gelombang tegangan gigi
gergaji tidak dibentuk dan waktu dasar sweep dari CRT tidak dibuat, kecuali jika bentuk

'Vcrtical" input

"Ext. Sync," input

"Gating wave" "Saw-tooth"

Gbr. *21 "Block-diagram" suatu sistim "triggered sweep".


gelombang yang diamati dipasang pada terminal input. Pada saat bentuk gelombang
yang diamati dipasang pada terminal input, maka gelombang tegangan gigi gergaji
dibentuk untuk pertama kali dan mulainya time base sweep dikontrol sempurna oleh
bentuk gelombang yang diamati. Oleh karena itu sinkronisasi sudah sempurna dan
sangat stabil. Sistim triggered sweep sukar dalam mekanismenya, karena terdiri dari

Bentuk Selombang yang tertihat


-1$
Pulsa "sync. shaping"

Pulsa "Gate"

Gelombang "saw tooth"


y't

Gbr. $22 Hubungan antara bentuk gelombang yang terlihat dan bentuk
gelombang ttsaw-tooth" dalam sistim "triggered sweep."
l
4.4 Oscilloscope 233

suatu rangkaian pembentuk, rangkaian gating pembangkit gelombang dan rangkaian


pelambat, disamping sistim sweep berulang.
Gbr. 4-22 menunjukkan hubungan antara bentuk gelombang yang diamati dan
bentuk gelombang gigi gergaji pada sistim triggered sweep. Yaitu ketika bentuk gelom-
bang yang diamati dipasang pada terminal input vertikal, sebagian darinya disalurkan
ke suatu amplifier sinkronisasi, dan output amplifier, sesudah membentuk polaritas dan
bentuk gelombang, mengendalikan rangkaian gating pembangkit gelombang untuk
membangkitkan pulsa-pulsa gate seperti terlihat pada gambar. Selama pembentukan
pulsa-pulsa gate, tegangan gelombang gigi gergaji dibentuk dan bertindak sebagai
tegangan time base sweep dari CRT melalui amplifier horizontal. Bentuk pulsa sinkro-
nisasi yang mengendalikan rangkaian gate seakan-akanrnerupakan pemetik suatu senapan
untuk memulainya pulsa gate dan gelombang gigi gergaji, maka pulsa sinkronisasi ini
disebut pulsa trigger dan sistim sweep dari jenis ini disebut sistim triggered sweep' Pada
Gbr. 4-22 pembentukan gelombang Cigi gergaji mempunyai waktu pelambatan ./r
terhadap bagian yang menaik dari bentuk gelombang yang diamati, dan dalam keadaan
ini tidak mungkin diamati mulainya bagian dari bentuk gelombang yang diamati.
Karena itu dalam sistim triggered system rangkaian pelambat disisipkan sesudah rang-
kaian amplifier vertikal, sehingga didapatkan suatu gambar yang diam sempurna dari
bentuk gelombang yang diamati pada layar fluorescense CRT. Dalam sistim triggered
sweep, sinkronisasi adalah stabil dan waktu perimbangan sweep dapat dipilih dengan
bebas dari waktu pengulangan be4tuk gelombang yang diamati, sehingga bentuk
gelombang yang diamati dapat dengan bebas dilebarkan atau disempitkan. Lagi pula
dengan triggered sweep, gejala sesaat dapat dengan mudah diamati dan dapat menyisip-
kan tanda-tanda waktu sekehendak hati bebas dari pengulangan bentuk gelombang yang
diamati.
4,4.2 Storage Oscilloscope

Pada suatu oscilloscoge biasa, bentuk cahaya akan menghilang cepat dengan
bergeraknya sinar elektron pada layar fluorescence CRT, dan agar bentuk gelombang
yang diamati merupakan suatu gambar diam pada CRT, diperlukan bahwa sinar elek-
tron harus menyinari jejak yang sama secara periodik. Tetapi hal ini tidak perlu dikata-
kan sebagai suatu kerugian, karena sering dikehendaki agar bintik cahaya yang dihasil-
kan oleh penyinaran dari sinar elektron akan menghilang cepat. Dengan kata lain
memang diperlukan untuk maksud tersebut. Oscilloscope sangat dibutuhkan untuk
pengamatan gejala yang cepat, tapi cara dahulu untuk perekaman dipergunakan pemo'
iretan. Belakangan ini sudah dibuat tabung-tabung storage yang memungkinkan pere-
kaman tetap dari gejala yang cepat atau untuk mengamati gejala yang hanya terjadi
sekalj pada CRT. Oscilloscope yang dilengkapi dengan tabung storage disebut storage
oscilioicope. Prinsip dari tabung storage adalah sebagai berikut,jika suatu sinar elektron
mengenai layar fluorescence suatu CRT, maka terjadi pemancaran elektron sekunder.
Jika elektron-elektron dipercepat, satu elektron akan menyebabkan terjadinya pancaran
dua atau lebih elektron sekunder, dan titik dimana elektron-elektron dipancarkan akan
bermuatan @.
Gbr. 4-13 (a) menunjukkan keadaan elektron dengan kecepatan rendah dimana
walaupun elektron mengenai layar fluorescence, titik itu akan tetap bermuatan Q. Bila
kecepatan elektron bertambah, maka akan banyak dipancarkan elektron sekunder dan
daerah itu akan bermuatan @ seperti terlihat pada (b). Oleh karena itu jika dipakai
suatu penembak elektron yang tersendiri untuk melepaskan sinar elektron dengan
kecepatan rendah ke layar fluorescence CRT, maka elektron yang berkecepatan rendah
ini akan tertarik ke titik muatan @ tersebut, menyebabkan suatu titik yang terang, tapi

I
234 Bab 4. Alat Pengukur Elektronik

+
.Nai
a

aaa aa-a +
l

-
"t
-aaaa
--a
.11
d.
Elektron-elektron secara Elektron-elektron cepat
+
perlahan melepaskan banyak melepaskan
"seondaries" Bahannya "secondaries". Bahannya
bertambah elcktron-elc- kehilangan elektron-elek-
ktron menjadi bermua- tron menjadi bemua-
tan negatip tm positip
(a) sesudah terkena (b) sesudah terkena
elektron-elektron elektron-elektron
perlahan. cepat.
Gbr. 423 Perubahan dalam keadaan muatan pada tabir .,storage CRT" oleh
pelepasan-pelepasan elektron sekunder.

Daerah "unwritten" tetap gelap

Alat penembak penulis Elektron-elektron',Flood gun" mengenai


daerah unwritten" terlalu perlahaa utuk
terjadi penyinarm fosfor dan sasarannya
bermuatm Degatip. Daerah"writtcn" ber-
bermuatan negatip,
Daerah "written bermuatan positip mc-
narik elektron{lektron berk*cpatan
tinggi sehingga fosfor tetap menyala dan
melepaskan cukup secondaries" agar
daerahnya tetap positip.

"FIood guns"
\o""un yang ditulis
menyinarkan posphor

Gbr. 4-24 Prinsip penyimpanan,.Storage CRT',.

pada daerah-daerah lain yang bermuatan Q, sinar elektron dengan kecepatan rendah
tidak akan menerangi layar fluorescence.
OIeh karena itu, jika kecepatan sinar elektron rendah selalu diarahkan di atas
seluruh layar fluorescence dan dipakai suatu sinar elektron dengan kecepatan tinggi yang
dipusatkan untuk menyatakan bentuk gelombang yang diamati pada layar CRT, lalu
bentuk gelombang yang diamati akan disimpan pada layar CRT. Agar bentuk gelombang
yang diamati bisa disimpan, maka perlu bahwa elektron dengan kecepatan yang rendah
mempunyai kecepatan cukup untuk tetap membuat keadaan muatan @ pada layar
fluorescence. Jika kecepatan terlalu rendah, maka daerah bermuatan @ pada layar
fluorescence akan dinetralkan oleh muatan Q dari elektron-elektron.

4,4.3 Sampling Oscilloscope


Seperti dijelaskan di atas, oscilloscope real time yang dipakai untuk mengamati
bentuk-bentuk gelombang yang mempunyai komponen frekwensi tinggi memberikan
persoalan dengan lebpr band amplifier, elektroda defleksi, sensitivitas defleksi, dan lain-
lain. Secara praktis batas atas dari frekwensi untuk memenuhi oscilloscope real time
adalah 300 MHz sampai 500 MHz. Tetapi, oscilloscope sampling berdasarkan pada
teknik sampling, walaupun cocok hanya untuk bentuk-bentuk gelombang b:rulang,
mempunyai sensitivitas yang tinggi dan daerah frekwensi yang lebar (DC sampai lg
GHz) dan perlu sekali untuk mengamati bentuk gelombang yang mempunyai komponen
frekwensi tinggi misalnya pulsa-pulsa cepat. Oscilloscope sampling bisa dianggap sebagai
suatu pengubah bentuk gelombang dimana pengubahan bentuk gelombang ialah dari
bentuk gelombang berubah cepat ke bentuk gelombang analog yang lambat. Gbr. 4-25
4.4 Oscilloscope 235

"TriSaeritrg input"

'Input wave"

Gbr. &25 Contoh dari "sampling Ossiloscope"'

menunjukkan prinsip dari oscilloscope sampling. Jika suatu pulsa triggering dipasang
pada suatu generator tegangan sloping, maka akan terjadi tegangan sloping. Output
gelombang gigi gergaji dengan kelinieran yang baik mengendalikan generator pulsa
untuk membentuk pulsa sampling, dan setiap waktu dimana suatu pulsa diberikan
kepada sampling head maka diambil (sampled) amplitudo sesaat dari bentuk gelombang
input. Untuk mengamati mulainya bagian input gelombang, ini memerlukan pelambatan
bentuk gelombang dengan waktu yang diperlukan untuk pembentukan dari pulsa
sampling.dan untuk maksud ini dipakai suatu delay line. Bagian dari bentuk gelombang
pulsa yang diambil secara ini sesudah proses yang baik, diperkuat dan dibentuk
dengan lebar kira-kira I ms sebelum timbul sebagai bintik cahaya pada layar CRT.
Generator tegangan tangga mempengaruhi suatu deviasi tertentu terhadap saat mulainya
pulsa input dan sweep horizontal dari osciloscope disinkronisasikan untuk memper-
panjang waktu. Gbr. 4-26 menunjukkan prosedur dengan mana tegangan tangga
Tegangm "Slope,,

Taraf pembentukan pulsa "sampliog"

| ---'
I
tl
I
I
I I
-L--
I
-i- ,1t Tegangan bertangga
I
I I il
totrl y't tst r+ zr't +3 ZT totl1- 4Zt

"Sampling pulse"

Gbr.4-26 Pembentukan pulsa "sampling" dengan superposisi tegangan


,.slope, dan tegangan bertanggn.

(a) Bentuk gelombang tcgugan asat (gclombang sinus)


-- -.lt- -- - ---i- titill-tirit hitm ialah'sampling points".
- - -- - 1- --
--l 5r"

fn: Waktu "sampling" Yang ke tr


selubungnya (kuna garis puts-putus) scsuai dcngan
bentuk gclombang tegangan asal.

Gbr.4-27 Suatu bentuk gelombang tegangan sesuai dengan yang diperoleh


dengan cara "sampling" dan hubungannya terhadap bentuk gelom-
bang tegangan asal dalam "sampling oscilloscbpe".
'z

236 Bab 4. Alat Pengukur Elektronik

dijumlahkan pada suatu tegangan sloping untuk mengakibatkan diberikannya devisai


waktu tertentu pada pulsa sampling. Waktu pelambat dari pulsa sampling dapat diubah
dengan mengubah nilai dimana pulsa. sampling dapat dibentuk. Gbr. 4-27 menunjukkan
proses untuk menghasilkan bentuk gelombang output yang sesuai dengan signal input
dengan teknik sampling pada oscilloscope sampling. Input signal (a) pada gambar t
disample oleh pulsa-pulsa tajam (lebar pulsa z) pada interval-interval waktu sampling
(7, - T) yang berturut-turut diubah sedikit demi sedikit, sehingga terdapat suatu ge-
lombang output (b) yang sesuai dengan signal input.
Dengan prosedur ini signal gelombang-gelombang input yang berulang-ulang
secara cepat diubah ke bentuk-bentuk gelombang analog yang lambat, sehingga dapat
dipakai amplifier-amplifier dengan lebar frekwensi yang relatip sempit, untuk memper-
baiki sensitivitas.

{.5 Generator Signal


Untuk pengetesan ataupun kalibrasi dari konstanta-konstanta terkumpul rangkaian,
atau berbagai-bagai alat pengukur dan penerima-penerima, harus ada oscillator-oscillator
yang diketahui ketelitian harga frekwensinya dan tegangan output kecil, dan untuk
tujuan ini, dibuat berbagai jenis generator-generator signal. Berbeda dengan oscillator
biasa, generator signal dibuat dengan beberapa ketentuan yaitu:
(l) frekwensi oscillasi dan tingkat output harus terjamin stabil dalam batas
beberapa fl.
(2) kebocoran gelombang elektromagnit disamping pada terminal output harus
kecil sekali,
(3) impedansi output tetap tidak berubah walaupun frekwensi dan/atau tegangan
output berubah,
(4) gelombang output harus berdistorsi kecil atau mempunyai sedikit komponen-
komponen harmonis orde yang tinggi dan
(5) jika dimodulasi, tingkat modulasi harus telitidan mempunyai distorsimodulasi
yang kecil.
Agar generator dapat dipakai pada daerah frekwensi yang lebar, dibuat tabung-
tabung oscilasi dan rangkaian-rangkaian oscilasi untuk tujuan kerja daerah-daerah
frekwensi tersebut.

f" : 25 kHz -25 }{Hz Terminal "outpu1" berubah

Terminal "output', tetap

"fp
: 40O,1000 Hz

Gbr.4-28 Suatu contoh dari "all wave signal generator',.

Gbr. 4-28 menunjukkan bagan block diagram dari generator signal yang dipakaidi
atas 25 Hz-25 MHz dibagi atas 9 band. Untuk modulasi di dalam, dipakai oscillator
400 Hz sampai 1.000 Hz dengan kemungkinan penggabungan modulasi dari luar.
Tegangan output adalah tetap I V (output impedance l50O) atau variabel I pV sampai
0,1 V(output impedance 75O).
Tegangan output yang berubah, didapat dengan peredaman variabel dalam step
1 dB, dari 0 sampai 100 dB. Gbr. 4-29 menunjukkan bentuk dari generator signal band
\

4.5 Generator Signal 237

VHF dipakai pada daerah frekwensi l0 MHz-480 MHz dan terbagi atas 5 band. Untuk
modulasi di dalam, dipakai oscillator 400 Hz-1.000 Hz dan kemungkinan penggabungan
dengan modulasi luar. Impedansi output adalah 50 dan level output adalah 0,1 V mmpai
1 V dalam 50 O dengan mengambil I mW pada 0 dBm'

Gbr. 4-30 Bentuk suatu "18(X)-4500 MHz


band signal generator".

Gbt. 4-29 Bentuk suatu "VHF band signal


generator".

Peredaman output dinyatakan dalam dBm. Gbr. 4-30 menunjukkan bentuk dari
generator signal 1.800 MHz-4.500 MHz, dengan modulasi dalam 950 Hz-1.050 Hz
dengan gabungan dari modulasi luar. Tingkat output maksimum l5 mW pada beban
50 Cl. Gbr. 4-31 menunjukkan bagan block diagram dari generator signal ini.

"External FM"
Panel depan Panel belakang
("AC--<oupled") ("DC<oupled")

"Calibrated atten" "RF output"


"Klystron" Uncal

Cal

"Dual pin attenuators"

"ALC feedback Yoltage"


"Pulse ampl"
"Ext. pulse" atau
"SQ wave gen.
Jt I
JI I
"DBM meter"

"Modutating
signals"

"BIock diagram" yang disederhanakan dari "Signal Generatoc"


Garis putus-putus menunjukkan rangkaian "leveling cootrol"

Gbr.4-31 "Block diagram" untuk rangkaian Gamb. 430.

Untuk generator signal yang memerlukan tingkat ketelitian output, peredaman


variabel untuk pengaturan output adalah bagian yang penting. Beberapa jenis dari
peredam ini akan diterangkan di sini. Peredam variabel yang dipakai dengan generator
signal adalah salah satu dari peredam variabel jenis tahanan atau peredam variabel jenis
7:'-

Bab 4. Alat Pengukur Elektronik


reaktansi. Peredam variabel jenis tahanan dilengkapi oleh elemen tahanan yang dikom-
binasikan ke dalam rangkaian dan berdasarkan peredaman oleh kerugian tahanan.
Tetapi bila elemen tahanan menunjukkan penurunan karakteristik pada frekwensi
tinggi, batas atas dari daerah kerja peredam jenis tahanan ini adalah kira-kira 50 MHz.
Keuntungan jenis ini dibandingkan dengan jenis reaktansi adalah bentuknya kecil.
Peredam reaktansi adalah berdasarkan peredaman dalam daerah cut-offyangditunjuk-
kan oleh gelombang elektromagnit dalam wave guide silinder. Karena diameter dari
silinder dipilih kecil dibandingkan dengan panjang gelombang, maka tidak ada peram-
batan gelombang elektromagnit dalam arah sumbu wave guide, mode gelombang
elektromagnit yang ditimbulkan di dalam silinder akan diredam secara exponensial
dengan nilai tertentu sesuai mode ini. Lalu terdapat klasifikasi seperti jenis kapasitansi
dan jenis induktansi dan untuk itu biasanya dipakai bentuk seperti pada Gbr. 4-32.
TMor

Gambar ekivalen

"Matching resistanc€"
peredm reaktmi

F-
@ ( TMor

(a) Jenis peredam


,ffi
$
kapasitansi. TMrr
@/
Gbr.4,33 Penampang melin-
"Matching resistanc€',
tang distribusi me-
(b) Jenis peredam dan elektromagnit.
induktansi.
Gbr. 4-32 Peredam-peredam reaktansi.

Gbr. 4-33 menunjukkan penampang distribusi medan elektromagnit yang ditimbulkan


dalam bagian-bagian wave guide silinder. Dari sebelumnya, diketahui bahwa peredam
kapasitansi dan peredam induktansi menggunakan mode gelombang elektromagnit yang
sesuai dengan gelombang dan gelombang TE. Besarnya peredaman perjarak gerakan
dari pusat-pusat penghantar yang saling berhadapan diberikan sebagai berikut. Peredam
kapasitansi (berdasarkan gelombang TMo,).

A : q,BJt
- (#)' rrro

Peredam induktansi (berdasar gelombang TE,,)

t:nJl-@ asra

dimana l. adalah panjang gelombang dan d adalah diameter penampang silinder. Oleh
karena itu besarnya peredaman A adalah konstan pada suatu lebar frekwensi dan cocok
untuk mengontrol output generator signal. Tetapi dengan bentuk-bentuk ini, akan
timbul komponen-komponen rumit gelombang yang teredam dengan saling mende-
katnya pusat-pusat penghantar, sehingga besarnya peredaman menjadi tidak linier
dengan jarak terhadap pusat-pusat penghantar. Pada pemakaian praktis dari peredam
bagian ini perlu dihindari, sehingga mengakibatkan kerugian pemasukan mula-mula
sekitar 20 dB. Biasanya dipakai jenis induktansi yang mempunyai tingkat ketelitian
\

4.5 Cenerator Signal 239

Jarak "loop (disk)"

Gbr. 434 Karakteristik peredaman dari peredam reaktansi'


pembacaan yang lebih tinggi dan tak terlalu dipengaruhi oleh niode-mode yang lain'
Gbr. 4-34 menunjukkan contoh perubahan redaman dengan pergerakan pusat peng-
hantar dalam suatu peredam reaktansi.
Karena generator signal dilengkapi dengan kalibrasi tdgangan dan daya (dipakai
dalam band microwave) maka perlu diperhatikan hubungan antata impedansi yang
dihubungkan pada ujung output generator signal dan impedansi output dari generator
. signal. Jadi karena output generator signal sudah dikalibrasi dengan ujung output
terbuka sebagai suatu aturan, tegangan signal yang dipakai melalui kabel koaksial yang
dihubungkan pada terminal output ke beban impedansi yang dihubungkan pada ujung
akhir dari kabel harus didapat dengan menghitung suatu rangkaian terdiri dari impedansi
output generator signal, kabel koaksial dan impedansi beban. Ambillah sebagai contoh
satu hal, Gbr. 4-35 menunjukkan rangkaian equivalent generator signal dimana Z.
adalah impedansi beban, Vradalahtegangan output dari generatorsignal, danZ, adalah
impedansi output ekivalen dari generator signal. Tegangan v" yang praktis dipakai
pada impedansi beban:

nr:*2,, (4-l)

Zs

I
z" lo
I
(a) Rangkaian dasar
,i (Ui nan!*aian et<ivaten terhadap tegangan output dan impedansi output eki!alco
' ' padi t€rminalrterminal dari impedansi Zr yang dihubungkan mclalui sutu
(a)
iabel koaksial dengan impedansi karakteristik .Zo ke output dari "siSnal
generator".
-Vs dalam (a)'
d.an Zs dalam(b) adalah sesuai dengan Ys dat Zs
-'Kabel koaksial-

Zs VslZ,

(b)

Gbr. 4-35 Rangkaian-rengkaian ekivalen suatu "signal generator".

Sekarang, ambil tegangan output generator signal I/o, impedansi output Zo, dankabel
koaksiaimemp*yui impedansi karakteristik Zo dihubungkan dengan Zo pada panjang
/. Jika suatu imped arrsi Z, dihubungkan pada output kabel' tegangan yang timbul pada
Z, dinyatakan sebagai vr, dan tegangan ini dianggap baru sebagai tegangan output
g.n.."io. signal, maka tegangan yang dipakai pada beban'impedansi didapatkan dari
p.tru.uun (4-l). Dalam Gbr. 4-36 (a). Zo : Zo dan Z,: Zo, dimana 26, Zo dan Z,
adalah matched satu sama lain. Dengan kondisi ini Z, : Vol2 dan Zs : Zol2, tegangan
77-

2N Bab 4. Alat Pengukur Elektronik


Zo
koaksial-

-Kabcl zf
Zo

t
(a) Zo : Zs, Z, : Zs

Kabel koaksial .... '-..-

(b)Zc:Zs,Z,:@

-- Lsbel koaksial _

Zs z,

(c) Zo* Zs, Z, : /s

koaksial =..*

-Kabel
Zo zr

(d) Ze ) Zo, Z, * Zo
Gbr.4-36 Rangkdsn ekivalen sustu ..sigral generator', dengan suatu kabel
koaksial dihubungkan pada uiung outputnya.

output equivalen V, dan impedansi output equivalen Z r, darigenerator signal adalah tak
tergantung dari frekwensi.
Pada Gbr. 4-36 (b), Zo : Z o dan Z, tidak ada. Dalam keadaan ini tegangan output
ekivalen V, dari generatorsignal adalahsamadengan VodanZs: Zo,kedua Z" danZ,
tidaktbrgantungdari frekwensi. Pada Gbr. 4-36 (c) Z, : ZotapiZo; Zo.padaieadaan
ini kedua Yt dan Z, tergantung pada frekwensi dan panjang kabel koaksial. Pada Gbr.
4-36 (d), Z,* Zo dan Zo* Zo. Pada keadaan ini Z" dan Z"tergantung sekali pada
frekwensi dan panjang kabel koaksial. Seperti terlihat dalam contoh ini, dalampraktek
penggunaan dari generator signal perlu diperhatikan hubungan antara berbagai-bagai
impedansi-impedansi, kalau tidak akan timbul kesalahan-kesalahan pengukuran.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

LampiranJampiran yang berikut ini secara langsung tidak ada hubungannya dengan
isi buku, akan tetapi berguna sebagai referensi untuk memudahkan membaca.
Isi dari lampiran:
l. Sistim saiuan internasional
2. Satuan-satuan MKS dan CGS
3. Konversi antara sistim metrik dan sistim Yard'Pound
4. Fugsi-fungsi Trigonometri, Exponensial dan Hyperbolis
5. Rumus-rumus Listerik dan Magnit
6. Grafik-grafik konversi yang banyak dipakai
7. Konstanta-konstanta Fisika
8. Istilah-istilah teknis mengenai bahan magnetis

1. Sist'n Satuan Internasional


Sistim Satuan Internasional telah diterima pada Sidang Umum untuk Berat dan
Ukuran pada tahun 1960.

Satuan Dasar

Kebesaran Satuan dasar Simbol

Panjang meter m
Massa kilogram kg
Waktu seoond s
Arus Listerik amper€ A
Temperatur kelvin K
Intensitas Cahaya candela cd
Substansi mole mol

Satuan Supplementer

Kebesaran Satuan Suplernenter Simbol

Sudut datar radian rad


Sudut bola steradian sr
242 LampiranJampiran

Beberapa contoh satuan yeng diturunkan

Dinyatakan dalam satuan


Satuan yang
Kebesaran Simbol dasar SI atau satuan
diturunkan
yang diturunkan

Frekwensi hertz Hz I Hz : I s-l


Gaya newton N 1N : I kgm/sz
Tekanan pascal Pa I Pa :lN/mz
Enersi kerja joule J 1J :lNm
Daya watt w lw :1Jls
Muatan Listerik coulomb C lC :lAs
Gerak gaya
listerik atau volt v lv :lWA
beda potensial
Kapasitas Listerik farad F I F :1As/V
Tahanan Listerik ohm o lo :1Y/A
Konduktansi
Listerik
siemens s 1S :rQ-'
Fluksi magnetis weber wb I Wb:1Vs
Kepadatan fluksi tesia T I T :1Wb/m2
Induktansi henry H lH :1Vs/A
Fluksi cahaya lumen lm llm:lcdsr
Kemilauan lux lx llx :1lm/m2
Perkalian dan sistim SI

Penyebutan yang diberikan dalam Tabel di bawah ini dipakai untuk sebutan dari
perkalian dengan faktor sepuluh (satuan SI).

Faktor perkalian sebutan


dari satuan Nama Simbol

10r 2 tera T
10e giga G
106 mega M
103 kilo k
lo2 hecto h
10 deoa da
10-r deci "d
10-2 centi c
10-3 milli mm
l0-6 micro p
10-e nano n
10-r2 pico p
10-rs femto f
l0- r8 atto a

Contoh-contoh

I cm3 : (10-z 61r : 10-6 m3


I ps'r : (10-6 s)-' : 106 s-r
I mm2/s : (10-3 m)r/s : 1g-e 6z/s
-!

LampiranJampiran V43

Catatan:
I . Sebutan yang berganda sebaiknya jangan dipakai contoh; tulis nm (nanometre) dari
pada mpm (milimicrometer).
2. Sebutan dari perkalian decimal (dengan faktor sepuluh) dari saluan massa dibentuk
dengan memberikan penyebut pada kata "gram". Cbntoh, miligram (mg) dari pada
pada microkilogram (pkg).

Penggunaan sistim SI dan perkaliannya

l. Simbol untuk satuan ditulis dalam huruf romawi, tidak dipengaruhi oleh bentuk
majemuk, tidak disertai titik dan ditempatkan pada akhir bilangan yang menyata-
kannya dengan memberikan jarak antara kepada bilangan tersebut.
2. Simbol-simbol satuan ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama dengan
huruf besar bila satuan ini diturunkan dari nama orang.
Contoh:
m-meter s-sekon
A-ampere Wb-Weber
3. Bila satuan berganda dibentuk dengan perkalian dari dua satuan atau lebih, maka
hal ini dapat ditulis dalam beberapa cara (Contoh Newton meter):
N.m, N.m., N m, Nm
Bila mempergunakan simbol satuan yang sama dengan simbol sebutan, maka
secara khusus harus ditulis sedemilfian rupa hingga tidak mengacaukan.
Misalnya satuan untuk momen yaitu Newton meter harus ditulis Nm'atau m.N
untuk tidak mengacaukan dengan milinewton yaitu mN.
4. Bila satuan berganda dibentuk dengan membagi satu satuan oleh lainnya, maka hal
ini dapat dinyatakan dalam beberapa cara sebagai berikut:
m
t, m/s, ms-r

Hendaklah dielakkan penggunaan garis miring lebih dari satu. Dalam satuan yang
kompleks maka kombinasi dari pangkat-pangkat positip atau negatip dan tanda-tanda
kurung sebaiknya dipakai.

Satuan bukan SI yang dapat dipakai bersama dengan satuan SI dan kelipatan-kelipatannya

(1) Satuan untuk pemakaidn umum

Kebesaran Nama Satuan Simbol Definisi

menit menit 1 menit : 60 s


waktu jam jam I jam : 60 menit
hari hari I hari :24 jam
derajat 1. : (z/180) rad
sudut
datar
menit l' : (l/60)"
sekon 1" : (1160\'
volume liter I lt : (tl6o)'
massa ton t It : 103 kg
7

2U I:.mpiranJampiran

(2) Satuan untuk pemakaian dalam bidang-bidang khusus

Nama Symbol
Quantitas Difinisi
satuan satuan
Tenaga electron volt eV 1 eV :1,6605655 x lO-re J
Masa dari Satuan masa
satu atom atom
u 1u +1,6605655 x 10-27k9

Satuan
astronomi
AU I AU : 149.600 x 106 m
Panjang
parsec pc I pc : 206.265 AY
+30.857 x 1012m
Tekanan
barang
cair
bar bar I bar : 105 Pa
(cairan)

2. Satuan MKS dan CGS

Kebesaran Satuan
Satuan CGS emu Satuan CGS esu
MKS
paryang lm : 102 cm : 102 cm
massa lkg :1039 :103g
waktu ls :ls :1s
luas 1m2 : 104 cm2 : 104 cm2
gaya IN : 105 dyn : 105 dyn
kerja/enersi IJ : 107 erg : 107 erg
d,aya tw : 107 ergls : 107 erg/s
GGL atau beda potensial 1V : 108 emu : 1/(3 x 102) esu
kuat medan listerik 1Y/m : 106 emu : 1/(3 x 10a) esu
arus listerik 1A : 10-I emu :3 x l0eesu
kepadatan arus l A16z : l0-5 emu :3 x lOsesu
tahanan 1c) : 10e emu : U(9 x 10rr)esu
tahanan jenis lOm : 10r 1 emu : U(9 x t0e) esu
konduktansi IS : I0-e emu :9 X lotr esu
muatan listerik 1C : l0-r emu :3 x l0eesu
fluksi listerik IC : 4al10 emu :4n x 3 x l0eesu
pemindahan I Clmz :42/105 emu :4x3x105esu
kapasitansi 1F : lO-e emu :9 X l0rr esu
permitivitas 1F/m : 42/1011 emu :4x x 9 x l0oesu
CGM atau beda potensial 1A 4nll0 Gb :4n x 3 x lOeesu
magnit
Kuat medan magnit t A/m 4nllo3 Oe :4n x 3 x lOeesu
Fluksi magnit lwb 108 Mx : l/(3 x 102) esu
Kepadatan fluksi magnit 1T 101 G : U(3 x 106) esu
Muatan magnit 1Wb l0t/42 emu : ll(4n x 3 x 102)esu
Magnetisasi 1T I0a/44 emu :11(4n x 3 x 106)esu
Induktansi IH l0e emu : U(9 x 10rr) esu
Reluktansi I H-1 4zi I0e emu :4n x 9 x lOrtesu
Permeabilitas 1H/m 107 l4n emu :ll(4nx9xt0r3)esu
Suseptibilitas I H/m 101 l(4n)z emu :1l06nzx9x1013)esu

\
LampiranJampiran 245

Catatan:
l. €mu : satuan elektromagnit
2. €SU : satuan elektrostatis
3. Angka numerik"3" di dalam tabel sebenarnya 2,997925, dan
"9" adalah (2,99'1925)2 : 8,987554.
4. 6S : gilbert, Os : oersted, Mx : maxwell, G : gauss

3. . Pertukaran antara system metrik dan system yard-pound

Panjang

I in :25,4mm I mile : 1.609,344m


I ft :0,3048 m I nautical mile (nm) : 1.852 m
I yd :0,9144 m
Berat

I oz :28,3495 g
I lb : 0,4535924kg
t Luas

I in2 : 6,4516 cm2 I ydz : 0,836127 mz


1 ft2 : 0,0929030 m'z

Volume

I in3 : 16,3871 cm3 I ft3 :0,0283168 m3

Isi

1 US gal : 3,78541 I I barel (US) : 0,158987 k/


I UK gal :4,546091
Tekanan

l PY : o.ozo:ozo
kBY
lnz amz

Usaha

t ft.lb:0,138255 kg.m

Tenaga (Daya)

I HP : 745,7 W I PS : 735,5 W

,L.:
LampiranJampiran

4. Fungsi trigonomefii, Fungsi exponerxfal, Fungsi hlaerbola

Deflnisi fungsi frigonomehi

sin 0 : PQ/OP
cos 0 : OQ/OP
tan 0 : PQ/OQ : sin O/cos 0
(4-t)
cot0:OQ/PQ:lltanfl
sec0:OP/OQ:llcos0
cosecp: Op/pe: Usin0

Satuan ukuran sudut

fi./On : 0 radian (Disingkatkan: rad)


I rad : 57,29578' : :
l80o : z rad
3.437,747' 2M.265"
I*,
Sudut-sudut kelipatan

sin (0 * 2z) :.5i1 0 cot(O * n): cot 0


cos(0 * 2tc):sstg sec(0 * 2n):sssg ,",
tan (0 * 2n) :1sn g cosec (0 * 2n) - coses 0 |
Hubmgan timbal balik fungsi trigonometri

sin20 * cos20:1 I * tan2 0:sec20


l*cotz0:cosecz0 ) t+-+r
(Perhatian)

sin20:(sin0),
Rumus perfumlahan dan pengurangan

sin (0 t9) : sin 0 cos I f cos0 sin g


cos (0 -[ 9) : cos 0 cos I f sin0 sin g
(4-s)
tan(g * g):- tan? +tang
I-+ t'anD tana
sing * sinp : zsinfl
*P "rr0!29
coso f cosp - zcos?
tP "or0 is (4-O
- coS g :
g
cos 0
-2 sin ryt sin?
i
tano*tan@:sin(9*P)
' cosacosg
\

Lampiran-lampiran u7

R,mus: sudut ganda dur dan sodut seperdue

sin20 :2 sin 0 cos 0 : 2tan 0l0 + tan2 0)


cos20 : 2cos2 0 - | : I - 2sin20 : cos2 0 - sin2 0
l-tan20
:1P;z-gi (+7\
', tan 0
tan2J: ,',
t +-ffiT
. 0
t.Z:-\T /I-- cos0
cosz: /I-+coT
^^^0 -, -!--z- (+8)

. 0 : tr- coT:
ani sinO: --ffi?-
I - cosO
-{ fT;os A I+c6S_d

Nilai fungsi higonometri

Harga sumbu x (absis) diukur dengan radian


exp log ln

Fungsi exponensial

e(x+yt - exp (x * y) : e*d


" _e,I
(e'Y : e" (+e)
Jika !-€*, x:log.Y:lnY
e,:l*x*h+h+fo+'.....
-2 -3 -4

(Dalamhatini nl:l x2x 3 x """ x(n-l)xn)


2?48 I-ampiran-lampiran

Nilai fungsi exponensial

x e' x e'
0,00001 1,00001 6 4,03429 x l0z
0,0001 1,00010 8 2,98(D6 x l0r
0,001 1,00100 10 2,20265 x lot
0,01 I,01005 m 4,85165 x l0r
0,1 1,10517 N 2,35385 x l0t7
1 2,71827 60 l,l420l x 1025
2 7,3ggotr 80 5,5&62 x 103.
4 5,45992 10 100 2,68812 x 10.3

Fungsi Exponensial dan Fungsi Trigonometris

Di bawah iniT adalah simbol angka imaginer (72


- -l).
e/r:cosx*,lsinx
eJk/z)_jret":_l (4-10)
pll3*/21 : _i
JrcolZ* - l.|

;;:4
. el* _ e_1,
SIIIX:- ;

(4-l l)
tanx:!1'-"-t'
ai;!;=ni
(et'1" - (cosx *7sinx),: cosn.x +i sin nx: elnx (+12)
(formula de Moiver)

Fungsi Hyperbolis

sinhx: "+
cosh 1-€**e-'
tanhx-' _ sintrx :e,g' s, e-:
- g-k
cosh x
l, :€'*e-* (+13)
cothx: tanh.r
e, + e-x
1 - €'! 2 s-x
sechx:coshx
cosechr: --l- - 2
slnh .x ex
- e-x
-r!

LampiranJampiran 249

Harga-harga fungsi hyperbolis (sudut dalam radian)

Hubungan antara Fungsi Hyperbolis dan Fungsi Trigonomehis

sinjx: jsinhx, jx - x, tanix:jtanhx


: -Tcosech x \| rr-,a.,
cos cosh
cot jx : -j coth x, secix : sech x, cosecyi
\' "t
Dengan mempergunakan relasi (4-14), rumus-rumus untuk fungsi hyperbolis yang
dinyatakan dalam (4-4) sampai (4-8) dapat diturunkan.
Lampiran-lampiran

5. Rumus-rumus Magrctik dan Elektrik (Dalam sistim satuan MKS)

Hukum Coulomb
Fqr
F_ (5-l)

F: gaya (N)
gr, gzi muatan titik (C)
8o! konstanta dielektrik dari udara hampa (:8,85 x l0-t2 F/m)
r: jarak antara muatan-muatan titik (m)

Medan lishik dan potensial suatu muatan titik.

(s-2)

(5-3)

Y: Potensial (V) tt
Rapat fluksi dielektrik dan medan listrik

D : eE (5-4)

D: rapat fluksi dielektrik (Clm,)


E: medan listrik (V/m)
e: konstanta dielektrik (F/m)
I : e, eo (8,: konstanta dielektrik relatip)
Medan listrik dan rapat fluksi dielektrik pada batas antara 2 media

E,r: E,z (s-5)


|rE,r-EzE,z:p (s-6)

E,r, E,r: komponen tangensial E, dan E, terhadap batas


E,tt Enz: komponen normal E, dan E, terhadap batas
€,1182i konstanta dielektrik dari media di atas dan di bawah perbatasan
pi rapat muatan pada permukaan batas
LampiranJampiran 251

Kapasitensi

Q : Ct/ (s-7)

Q: muatan yang tersimpan dalam kapasitor (C)


C: kapasitansi (F)
V: tegangan antar elektroda (V)

l. Kapasitansi suatu bola dengan jari-jari a (m)

C :4nea
2. Kapasitansi suatu piring dengan jari-jari a (m)

C :8ea
3. Kapasitansi suatu konduktor dengan jari-jari a (m) dan panjang / (m)

2nel
tn(la)
Catatan: Pada (i), (ii), dan (iii), potensial pada jarak tak terhingga dianggap nol.
4. Kapasitansi suatu kapasitor plat paralel dengan luas S(m2) dan jarak antar plat d(m)

.eS
(; ==
,d (S > d')

5. Kapasitansi bola-bola konsentris dengan jari-jari dalam a (m) dan jari-jari luar 6 (m)
(a> b)

4neab
a-b
6. Kapasitansi silinder-silinder konsentris dengan jari-jari dalam a (m), jari-jari luar
D (m) dan panjang / (m) (a > D)

e=-@J-
" - T1a1o1 uD@_ b\\
Hubungan dari kondensator-kondensator

' Hubungan seri

C: Ct * C, * C, * ...'.. (5-8)

Hubungan paralel

I I -I+l*......
-
e-q-4-e1T"" (5-e)

Enersi elektrostatik

l. Jika suatu kondensator dengan kapasitansi C diisi sampai bertegangan Y


r
I
252 r -mpiran-lampiran

|
v,, :7cv2
- (J) (s-10)

2. Rapat enersi elektrostatik

u : leE, : tro (Im,) (5-1 l)

Hukum Coulomb untuk kemagnitan

t:ffi
t _ frJftz (I.D (s-r2)

po: permeabilitas dari udara hampa (42 x l0-7H/m)


mt, m2: Muatan titik (Wb)

Catatan: Muatan titik sebenarnya tidak ada, tetapi pers, (5-12) adalah benar
Medan magnit

F:mH (s-13)
F: gaya (N) pada suatu muatan titik m (Wb)
H: medan magnit (A/m) pada titik di m

Rapat fluksi magnit dan medan magnit

B: lH (s-14)
B: rapat fluksi magnit (Wb/m, : T)

fi: p,po (H/m) (p,: permeabilitas relatip)

Persamaan (5-14) tidak berlaku untuk bahan-bahan ferromagnetis.

Hukum Ohm

V:RI (s-1s)
V: tegangan (V) pada suatu tahanan
R.' harga tahanan (O)
I: arus (A) yang melalui tahanan
Hubmgan dan tahanan-tahanan

Hubungan seri R:Rr fRz*X,-|""" (5-16)

Hubungan paralel
1l .l
r-r-r....., I (s-17)
3': R; 'Rr'Rr'
Disipasi daya dalam tahanan'

P: RI2 (W) (5-18)

Medin maguit yang dihasilkan arus

H- I (A/m) (s-le)
m
LampiranJampiran 253

(Hukum Ampere)
medan magnit pada lintasan suatu lingkaran dengan
jari-jari a (m)

dH:I# (A/m) (s-20)

(Hukum Bio-Savart)
dH: medan magnit yang ditimbulkan oleh elemen arus lds
di titik Q pada suatu titik dengan jarak dari Q. Arahnya
adalah tegak lurus terhadap ds dan QP, dan sesuai
dengan arah pergerakan suatu ulir kanan jika diputar
dari ds ke QP.
sudut antara ds dengan QP.

Gaya pada arus

('

t/
a/'
\f,.,, dF : IB ds sin 0 (N)

Catatan: pada 0 :7c12, pers, (5-21) adalah sesuai


hukum tangan kiri dari Flerning
(s-21)

dengan

B: rapat fluksi magnit dari medan magnit luar pada titik di elemen arus lds.
dF: gaya pada elemen arus /ds oleh suatu medan magnit dengan rapat fluksi magnit 8.
Arahnya adalah tegak lurus pada ds dan B, sesuai dengan arah pergerakan suatu
ulir kanan jika diputar dari ds ke B.
0: sudut antara ds dengan B.

Contoh-contoh medan magnit yang ditimbulkan arus

l. Medan magnit yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui suatu konduktor
dengan jari-jari a (m)

H : (A/m) (r>a) (5-22)


*
H :# (A/m) (r<a) (s-23)

I: arus total (A) yang mengalir dalam konduktor. Arah dari pada Il adalah tangensial
terhadap suatu lingkaran dengan jari-jari r.
Medan magnit pada garis tengah yang ditimbulkan oleh arus yang meagaLir sepan-
jang suatu lingkaran dengan jari-jari a (m).
7
254 Lampiran-lampiran

,:N# (A/m) (s-24)

ArahIl adalah dalam arah sumber z.


Medan magnit dalam kumparan solenoid (pada sumbunya)

n:!@os0r * cos0z) (A/m) (5-2s)

n: jumlah lilitan dari kumparan per m.

Medan magnit pada batas dua media

nz,

/
/" i"* Misalkan permukaan batas adalah pada
permukaan xy, arah positip dari sumbu z
t

adalah normal dari arah medium 2 ke me-


dium l, dan rapat arus permukaan i (A/m)
adalah dalam arah sumbu x, maka

H,r : H,t (s-26)


Hyr:Hrz-i (s-27)
llrHor : ltzU,z (5-28)

H,2, Hv1: komponen-komponen x dan y dari medan magnit rI, dalam medium I
H,r, Hrri komponen'komponen x dan y dari medan magnit H, dalammedium 2
Hor, Hor: komponen-komponen z dari H, dan H,
lt' p2 : permeabilitas medium I dan2

Induksi elektromag;netik

.o Jika fluksi magnit O (Wb) menembus suatu rangkaian tertutup.


dan berubah terhadap waktu, maka akan timbul suatu emf yani
sebanding dengan perubahan O terhadap waktu di dalam rangkai-
an tersebut.

Y- - do
(s-2e)
dt-t

emf yang timbul dalam rangkaian.


Lampiran-lampiran 255

Induktrnsi

o
Misalkan fluksi medan yang menembus suatu rangkaian tertutup
dengan arus .I (A) di dalamnya adalah O (Wb), maka

lD:LI (5-30)

dimana Z (H) adalah induktansi sendiri.


Or

Misalkan fluksi magnit yang menembus rangkaian-rangkaian


jika ada arus /1 (A) dalam rangkaian I adalah Oz (Wb), maka

lD2 : M2111 (5-3 I )

dimana M^ adalah induktansi bersama.

Mzr: Mrz (s-32)

Enersi yang tersimpan dalam medan magnit oleh induktansi sendiri.

1
(5-33)
iLI'
emf yang diinduksikan dalain rangkaian 2 oleh induktansi bersama

(5-34)
-*rr*
Contoh-contoh induktansi sendiri

l. Induktansi dalam I,, (H) dan tahanan R (O) suatu konduktor lurus dengan radius
a (m) dan panjang / (m).
(Pada frekwensi-frekwensi rendah)

, ttl
"': fr, ,",,
R- | =(t +J1^J
": tooa2\' ' 48641 l
dimana p: permeabilitas bahan konduktor (H/m)
o: konduktivitas bahan konduktor (S/m)

a: ^fZ:
Y @op
skin depth (m)

(Pada frekwensi-frekwensi tinggi)


256 Ia.mpiran-lampiran

R
'0)
*+*n I
(5-36)

Cototan: Induktansi dalam adalah induktansi yang sesuai dengan enersi yang
tersimpan dalam medan magnit di dalam konduktor.
2. Induktansi Iuar suatu konduktor lurus dengan jari-jari a (m) dan panjang / (m)

L": *("i _ ,) (H) (s-37)


p: permeabilitas dari medium di luar konduktor (H/m)

Catatan: Induktansi luar adalah induktansi yang sesuai dengan . enersl yang
tersimpan dalam medan magnit di luar koirduktor.
3. Induktansi suatu rangkaian dalam mana arus mengalir berlawanan me lalui konduk-
tor-konduktor paralel dengan jari-jari a (m) dan D (m).

I
'll
[] l'"'"*""',*:*r')*,
tl
I a,:
t':
r(H,
permeabilitasbahankonduktor (H/m)
permeabilitas dari medium ruans (H/m)
(s-38)

a-I I - I 6
I
4. Penghantar koaksial (lihat gambar)

r -FJ ilrllr- ct b2l c 3c2_


En
,

El@@'uT-@41
+ *^* (H) (5-3e)

Induktansi suatu rangkaian berlingkar denganjari-jai a (m) yang terdiri dari suatu
konduktor dengan jari-jari 6 (m).

, .-ff + a"{( * *1)t"ef -, + #l (H) (54O)

pt: permeabilitas bahan konduktor (H/m)


p: permeabilitas medium (H/m)

Jika jumlah lilitan dari rangkaian adalah n, maka induktansinya adalah dikalikan 12
catatm: Pada (3) sampai (5), bagian di dalam persamaan dengan koeffisien p
adalah induktansi luar.
LampiranJampiran 257

6. Induktansi suatu kumparan solenoid yang cukup panjang dengan jarijari a (m),
panjang / (m) dan jumlah lilitan total il

t= pSna'z(JFR) (H) (5-41)

7. Induktansi suatu rangkaian toroidal dengan jari-jari a(m), jari-jari penampang D(m)
dan jumlah lilitan total .l{

7: pNz(a - ur{@1 (H) (5-42)


p: permeabilitas bahan toroidal (H/m)

Contoh-contoh induktansi bersama

l. Induktansi antara 2 konduktor paralel dengan panjang / (m) dan jarak d (m)

M - -*Fi - ,) (H) (5-43)

2. Induktansi antara rangkaian-rangkaian berlingkar koaksial dengan jari-jari a (m)


dan D(m) dan jarak d (m)

Sewaktu dKa, (a
- b) Ka,
a=pa(nffi-) (H) (s-44)

Gaya pada rangkaian

l. Gaya yang timbul antara dua konduktor paralel dengan jarak d (m)
Per satuan panjang:

^L-]" F: _# (Vm) (5-45)

Gaya tarik atau gaya tolak sesuai dengan arah arus-arus sama atau berlawanan.
Gaya yang timbul dalam arah radial suatu rangkaian berlingkar dengan jari-jari
a (m) terdiri dari suatu konduktor dengan jari-jari D (m).
Per satuan panjang:

F - -#",("y - +) N/m) (s-46)


r 258
3.

Hukum Kirchhoff
r:ffi2
c- fi12 N/m')
l^ampiranJampiran

Gaya yang timbul pada permukaan suatu konduktor lurus dengan jari-jari D (m)

(s-47)

(D Ir

Pada setiap titik pertemuan (node) suatu rangkaian


It + Iz * It * 'r"'i :0 (5-48)

Untuk setiap loop suatu rangkaian

Yt + Y2 * V, + Et + E2 * E, * ...... (5-49)

Rangkaian resonansi -a
I
l. Rangkaian resonansi seri

rur
LRC
Impedansi suatu rangkaian seri Z, .R, dan C adalah

Z:R+i(c,tt-#") (5-s0)
dan pada frekwensi sudut
E
a\:2rtfs: (5-sl)
h
lzladalahminimum, dan arus yang mengalir dalam rangkaian seri adalahmaximum.
Jika arus itu dinyatakan sebagai 10, maka 1o adalah sefasa dengan tegangan sumber
E.

.E
1o: ? (5-52)

Z adalah kapasitip atau induktip sesuai dengan a) ) o)o atau a ) o\.


Rangkaian resonansi paralel
Jika impedansi suatu rangkaian paralel L, R, C
dinyatakan sebagai Z, maka

+:*+i(ac-#) (s-53)

dan pada frekwensi sudut

ros:2nfs: (s-54)
h
lZl adalah maksimum, dan arus yang mengalir dalam rangkaian paralel adalah mini-
Lampiran-lampiran 259
I
mum. Jika arus ini dinyatakan sebagai ro, maka /o adalah sefasa dengan tegangan
sumber.E

r,:* (s-55)

Z adalah kapasitip atau induktip sesuai dengan @ ) @o atau ar ( ars

Q suatu rangkaian resonansi

,, enersi maksimum yang tergir-nPan dalam rangkaian refonansi *, (5-56)


g:
- \- --l

1. Rangkaian resonansi seri LRC


(Enersi maksimum tersimpan dalam L) :L+
(Enersi maksimum tersimpan dalam q : (*r)' $ : ry
(Enersi terpakai dalam R dalam : RI|o "
I detik)
(Enersi terpakai dalam R dalam I perioda) : Rl'olfo
maka

o:'ii+"f, x 2n :*: # (5-s7)

2. Rangkaian resonansi paralel LRC


Sesuai dengan (i)

o: h: @oc^ (5-s8)
7'
2@ Ia.mpiranJampiran

.^.C=
\I\EE
dld-ru

v us
{I o 10 Ub
: 9pU
.Y QO.
b6
o o
c\|
c)
ilr ss\/
ll Sltv^
ol
!l E ss
-8 qq
:i 6) (1)
5-O
!B
H'O
!
o
o E
k
a 3 q\
A
^V a\e

o
.-o tr
E \,,r
B
d B
U
6
o
D
A
=
Fh od O.Fh 6d 6Fh oN rh 6N OFh\6 N :
(uBturpuEqJed) u4anEuad
6 a5
XcrG!
tr
-..1
tr o=
HL.H

H.Sri
Ix
ivL

!Ec
E
;Ytrct
:!,b0
-.; b

!
#EB
--:. J(
ee'E a
H E.Ak
=*
P(ll()
H()>

EEJ
E 8e
6)rd
-coo
cdOa
(d
aD
=x ,, d
.rJ
3 ao
cd c ll._
&
ql .ts9 E'a'tr
--V
E,
L
a st #FS
bxH
tt
L
€)
IE6)

Fb0
€t:
qp- u
I
o
,j(
(!
p HX€o
>r^
E
tr
o :. P',-
cL oao 5E E
e0 clI-
U^-
q, 60
ti(\l
:EI tr'
I

B
-.-
&: E
G,
a ooPEE
E=(l)G'
!a
L
Ia o
L
.d.i B E
E sE €
tL)

a tr
o s
v S-ot
d e
LampiranJampiran 26t

Pcrcdaman, perbandingan
0.3 0,4 0,5
20

t9

l8

l7

16

l5

l4

l3

t2

.11

EE
cE E
l0d{
d
6 E

se eE
o
E
tr

PcnSuatan, Pcrbandingan

Konversi decibel-2
kmpiran-lampiran

-H
tdt
,6
c

a
d,6
Xv q
S,
./a
'i
E
c B5 E
o
J itd'=
€ta EE
IN
'
Io
Il
V 2000 VW V
tm0

500

300
o,2 6
0,1 200
0,05
t50
I
o.o2 I

o,or I
r00 I-a
o,*t
I

o,*, I

o,oolJ 50

40
N
!1
to"

20

15

lor
s _l r
, -E
cl
0,01

,F L
0,02

0,02 0,5tI 0,05


0,t

0,0t
o.zlE o,2

0,005 ::,
lE
0.02 ILI I
0,m2
o,o,_f t
Diagram Reaktansi
Lampiran-lampiran 263

KJ
Its
H
a
6
d
-J

o d
: e
J
'a
cc c a
o
J'a Td
,
)a
€E o ll
2000-
vI v
,*l I

I 0,t
5oo I o,2

I
0,5
zwt I
2

100 5 E
l0
50 20

50 t
.20 100
I
200
.10
500
.tm0 _l
0,00t
'0,002
.0,005
-0,0r
I
I

'o,o2
.0,o5
'0,1
t I

0,5 'o,2

-0,5

0,2 -t
-2
0,1

l0
0,05 20t
50 I

rml
I

0,02 - 0,!
t 2ml I

- 0,0t o,z
_
5mlJ I

looo _-l
n*' i
a0,r
_-o,os
o,mt
o.oo2 t
I o,oos E
-0,02
o,ooz i
I
o,ot I
- 0,01 -o,oz I

Diagram reaktansi-2 (l kHz - 1.000 kHz)


LampiranJrimpiran

K)
th
H
ca
d
tl
{ N 6
S
q E
E d
d d
,ra
E
E
JI
il
d
cA
tl
'
Io

vr20fl) V V
rt
V

0,01 I
-0,005

.0,002

.0,001
1000
500 IO
'20
200
50
t00
100
,0 200

20 500
l0@
t0 0,001
0,002

I
5
0,005
0,01

Diagram reaktansi-3 (l MHz - 1.000 MHz)


I
Lampiran-lamPiran 265

()
d
k
,d
A
do
tr
fil
'!
!
k
o
r'a d
E:i

o ,14

d
a
o
q
cd
d
a
fi,
v

aut'sBn'I

hd
Nd885t8
ddddddd
<x

I
d o
o tr
a o
.B o
dN
(,
H
d
A
c
a
,&
\ a
d
o a
F
o CI
&
o 1'
o
o-
;
c!
0o
d
(t
o o

u lelol urlllrl qelunl


Lampiran-lampiran

40
30

20

) 6
o
d
!

lk 1A
6
?00

500
700 c'
,la
500
E
6
E 300 ! I
E
d 200 200 E
d
d JI
E .E
_d N
F
100

l00mA
o
70 70
50 50
1
30
30

20 20

t0 lomA
7
7
5 5mA

)
0,1 o,2 0,3 0,4 0,5 0,50,70,80,9 I 2

Diameter, mm

Arus yang diizinkan bagi kawat tembaga dan


tahanan dari berbagai-bagai macam konduktor
LampiranJampiran 267

7. Konstanta-konstanta fisis
Konstanta-konstanta dasar

Besaran Tanda Harga

Konstanta gravitas G 6,6720 x 10-rr N.m2.kg-2


Kecepatan cahaya c 2,99792458 x 108 m.s-r
Satuan masa atom u 1,6605655 x 10-2? kg
Masa elektron diam m. 9,109534 x l0-3rkg
Masa proton diam mp 1,6726485 x 10-27 kg
Muatan elektron e 1,6021892 x 10-re C
Jari-jari elektron ro 2,8179380 x l0-r5 m
Konstanta Planck h 6,626176 x 10-34 J.s
Jari-jari Bohr 4s 5,2917706 x l0-rr m
Konstanta Rijdberg R- 1,097373177 x 107 m-r
Magneton Bohr Pn 9,274078 x l0-24 J.T-t
Konstanta Boltzman k 1,380662 x 10-23 J.K-t
Bilangan Avogadro N 6,022M5 x 1023 mol-r
Konstanta Faraday F 9,U8456 x lOa C.mole-1
Konstanta Gas R 8,31441 J.mol-1 .K-1
Permeabilitas udara Fo 4tt + l0-1 H.m-t : 1,256637061#.
x l0-o H.m-t
Permitivitas udara hampa 8s l01l(4vsz) F.m-t : 8,85418782
X 10-12 F.m-1

Konstanta-komtanta Transfer p€nting

Besaran Tanda Harga

Percepatan karena gravitas o


E 9,80665 m/s2
Berat kilogram (gaya) kgw 9,80665 N
Tekanan atmosfir atm 101.325 Pa :7@ mmHg
Tekanan mm air raksa mmHg 133,322Pa
Kalori cal 4,18605 J

Titik-titik yang ditentukan pada Skala Temperatur Praktis Internasional 1968

Temperatur
Nama titik yang ditentukan
Kelvin (K) Celsius ('C)

Triple point of hydrogen 13,81 -259,34


Boiling point of hydrogen at
17,u2 -256,108
25176 atm of pressure
Boiling point of hydrogen at I atm 20,28 -252,87
Boiling point of neon at 1 atm 27,1O2 -246,U8
Tripple point of oxygen 54,361 --218,7E9
Boiling point of oxygen at I atm 90,189 -182,962
Tripple point of water 273,t6 0,01
Boiling point of water at I atm 373,15 100
Freezing point of zinc 692,73 419,5E
Freezing point of silver 1.235,08 961,93
Freezing point of gold 1.337,58 1.ocr,43
l- I -mpiran-lampiran
[*
Resistivitas bahan-bahan

Bahan Resistivitas (O.m) Temperatur ("C)

Alminum 2,75 x l0-s n


Gold 2,4 20
Silver 1,62 20
Constantan 50 temperatur ruangan
Brass 5 sampai 7 temperatur ruangan
Mercury 94,08 0
Mercury 95,8 m
Tungsten 515 N
Tungsten 35 1.000
Tungsten 123 3.000
Iron 9,8 20
Steel l0 sampai20 temperatur ruangan
Copper 1,72 20
Copper 2,28 100
Nichrom - 100 temperatur ruangan
Platinum 10,6 20
Platinum 43 1.000
Manganin 42-48 m

Sifat-sifat dielektrik

ztt-zrtpdat
Relative permittivity (x
Loss tangent; tan d l0-a)
(e,)
Bahan-bahan
I kHz I MHz l0GHz I kHz I MHz lOGHz Remarks

C-eramic
steatite bodies 5,99 5,97 5,90 34 5t4 Megnesium
silicate (25'c)
Mycalex K l0 9,3 9,0 I1,3 125 2640 Mica, glass,
Tio2 (24"C)
Porcelain, dry 5,36 5,08 4,74 l4O 75 156 (25"C)
process

Glass
Corning No.790 3,85 3,85 3,82 6 6 9,4 96% SiO2 (20"C)
Fused quartz 3,78 1,78 3,78 7,5 2t sio2 (25'c)
Plastics
o Phenol- 4,87 4,72 4,52 160 72 82 Mica-filled
formaldehyde (25"C)
Bakelite
BM-r698r
o Phenol-aniline- 4,55 4,37 4,25 137 62 t24 58/"mica2/,misr.
formaldehyde (25"C)
Resinox 7013
o Melamine- 6,25 5,20 4,49 470 43',t 434 Mineral filler
formaldehyde (27'C)
Melmac resin
592

'<.-
Lampiranlampiran 269

o Urea- 6,7 6,0 4,65 280 310 782 o+llulose


formaldehyde (24"C)
Plaskon Urea
o Polystyren 2,56 2,56 2,54 (0,5 0,7 4;3 (25"C)
o Polytetraflouro- 2,1 2,1 2,08 <3 <2 3,7 (22"C)
ethylene
Teflon
. Silicone resins 2,9 2,9 56 45 CrossJinked organo
DC 2l0r siloxane polymer
(25"C)

Elastomers
Gutta-peroha 2,60 2,53 2,38 4 42 50 Palaquium
oblongifolium
(25"C)
Butyl rubber 2,38 2,35 2,35 35 10 8 Copolymer 98-99%
isobutylene l-2%
(25'C)
Neoprene GR-M 6,5 5,7 860 950 Poly-2+hlorobu-
tadiene-l (26'C)
Wax
Paraffin wax 2,25 2,25 2,24 <2 <2 2,1
132" ASTM

Woods
Balsa 1,4 1,37 1,20 N t20 83 (25"C)
Mahogany 2,40 2,25 1,7 120 250 210 (25"C)

Liquids

Relative permittivity
Loss tangent; tan d ( x l0-a)
(6,)
Bahan-bahan
I kHz I MHz l0GHz I kllz I MHz l0GHz Remarks

Aliphatic
Methyl alcohol 31 8,9 2.000 8.100 (25"C)
Ethyl alcohol 24,5 1,7 900 680 (25"C)
Carbon 2,17 2,17 2,17 8 <0,4 16 (25'C)
tetrachloride
Insulating oils
Bayol 2,14 2,14 2 18 727" paraffns 287,
naphthenes (24'C)
Cable oil 5314 2,25 2,?2 <0,4 22 Aliphatic and aromatic
hydrocarbons (25'C)
Halowax oil 1000 4,77 4,77 2,99 50 <2 1.800 @Y"mono-,407o
di-and Trichloronaph-
thalenes (25"C)

Gas-gps @ada 0"C dan 760 mm Hg)

- l) x tOe
Gas (e, Gas (8, - l) x lOc Gas (e, - l) x 106
Helium ... 69,2 Hydrogen 272 Carbondioxide ....988
Neon. ....134,1 Oxygen' 532,5 Air (COz free) . . . . . .570
Argon ...554,2 Nitrogen 580
I-ampiran-lampiran

Istilah-istilah teknis Eengenai bahan-bahan magnitis


Kurva Histeresis

Slopc : po
/

-116: gay. koersif


&: induksi sisa
82: induksi maksimm
Ifr : 8!yE EagBltirari yug
scsuai dcagan
Po: Pcrocabilitai mula
Irn i 1rcyqs66i11r.r mstsimum

Bahan-bahan maguit permanen

(BH\-..: 9410

.BIl disebut hasil enersi dari magnit permanen.


Yang dikehendaki untuk magnit-magnit permanen adalah harga-harga besar untuk.B,,
H" d,an (8rl)-... t
r
\

LampiranJampiran 271

Ou
ko( tr
E

,:-eL
FII E
8
f.l
,,'
tl
I 8
c-
8
91
o
€ 8
6t
€ o
IqE PO
(B
3 cri

\o F € r- o\
.fg \l,
6l c.l
o\ o
N
\o o @ r". \o N

t-
o 6t
\"E o o ?no o a o
\o
o^
o o o o o o o o
o o

t
E
a
o\
I I
t
t to t
E
N
E
e tI E
g 8
I n
g e E
\o
8
N

I
(ft
E
N xo
c o o i{N aH 8nN g e
lt -iil 3 E
o 8 3
8
o.l E E g c.l

d
a0
o0
a E
F (B
o
Cl
z oa tr
* F-
t- N (I,

ac ala
c\o a
q a 2 z k ol
q o\ o\ U
a) E
E z z r- t\ N oo tr
v2 t) a o o
Sn
6)
tr o lao t m t rl
€ O rnO
E
E o t'- $ ta ol ia J'63
a !
aa
oI
a)
rE x
E tr
c E
(n
aCI tr !o
I tr o (.) C)
4t
L cl
.oI
o E
o :i
C)

c)
o
(0
sfi, =fi, o 3 Iri
6
Ea) .T E
c6, d ;i
At tr
(l tr io E E o o
C)
x tr
td (tr o E o
le
IA
tr
o
o
:=
8.E Er
=cl
G)
E O\l
e{
t E
E
{)
cl
o
(n
k 6. (A (a b0 t o\
r- +> a te t
Y
272 Lampiran-lampiran

Bahan-bahan magnit permanen

Susunan* H" B, (BH)^,* Cara


Bahan

Carbon
(%) (AT/m x 10r) (Wb/m2) (MKS x 101) pembuatan

Rolling &
(t
0,8 to 1,2 C 3,58 to 5,17 0,85 to 0,70 0,143 to 0,159
steel forging

Tungsten
0,70 to 0,75 C
magnetic 5,17 to 5,57 1,05 to 1-,10 0,223 to 0,239 il
5,0 to 7,0 W
steel

Chrome
0,60 to 1,0 C
magnetic
1,0 to 3,0 Cr
3,42 to 5,02 0,9 to 1,0 0,191 to 0,215 r
steel

Alnico t8 Ni, l0 Al,


50,2 o,7 1,27 Casting
IIA 5 CO,6 Cu

14 Ni, 8 Al,
Alnico V 51,7 1,27 4;38 il
24 Co,3 Cu

15 to 36 Co,
TK-8 l0 to 25 Ni, 55,7 1,45 6,37 il
8to25Ti _. {t
2,5 Co,50 Cu, Rolling &
Cunife II 20 Ni
20,7 0,73 0,64
wire drawing

Placomax Casting &


in 77 Pt,23 Co 342 0,7 9,3
rolling
Sintered 14 Ni, g Al,
45,7 1,0 2,8 Sintering
Alnico V 24 Co, 3 Cu

Ba
BaFe12 01e 159 0,37 2,65 ll
ferrite

Lodex 32 36 Co 86,0 0,66 2,3 Press

*Sisa: Fe dan ketidak murnian lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai