Anda di halaman 1dari 15

SUB BIDANG PEMBINAAN DISIPLIN PEGAWAI PEDOMAN PENINDAKAN

PNS YANG MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN / NORMA HUKUM

SUB BIDANG PEMBINAAN DISIPLIN PEGAWAI


PEDOMAN PENINDAKAN PNS YANG MELAKUKAN PELANGGARAN
DISIPLIN / NORMA HUKUM

PELANGGARAN DISIPLIN
Setiap Ucapan, Tulisan, atau perbuatan PNS yang melanggar
larangan dan Kewajiban

Termasuk:
Perbuatan yang bersifat anjuran atau hasutan untuk melanggar
Larangan dan kewajiban PNS

DASAR :
1.           UU No. 8 / 1974 Jo. UU NO. 43 / 1999
tentang Pokok – Pokok Kepegawaian
2.  PP NO. 4 / 1966
tentang pemberhentian sementara PNS
3.  PP NO. 32 / 1979
tentang Pemberhentian PNS
4.  PP NO. 30 / 1980 telah diubah PP 53 Tahun 2010
tentang Peraturan Disiplin PNS
5.  PP No. 10 / 1983 JO. PP. 45 / 1990
tentang Ijin Perkawinan dan Perceraian  PNS 

PRINSIP – PRINSIP PENINDAKAN


1.          Hukuman Disiplin adalah upaya akhir ( Ultimum Remidium )
2.          Tujuan Hukuman Disiplin adalah mendidik / memperbaiki, maka
perlu memperhatikan prinsip – prinsip :
        Keadilan :  setimpal dengan kesalahan, serta mempertimbangkan
hal – hal yang meringankan dan memberatkan
        Kemanfaatan   : mendidik / memperbaiki PNS dan berdampak
positif bagi lingkungan kerja
        Kesaturagaman      : ( Konsisten ) Yurisprudensi
        Kepastian Hukum : berdasarkan ketentuan peraturan Per – UU.
PEMBERHENTIAN SEMENTARA PNS

Pasal  24 UU 43 / 1999  :
PNS yang dikenakan penahanan oleh pihak yang berwajib karena
disangka melakukan tindak pidana kejahatan sampai dengan
mendapatkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap dikenakan Pemberhentian Sementara

PP NO. 4 / 1966 :
Pasal 4 ayat ( 1 ) huruf a :
PNS yang dikenakan pemberhentian sementara, jika terdapat
petunjuk yang cukup menyakinkan pelanggaran yang didakwakan
atas dirinya mulai bulan berikutnya ia diberhentikan diberikan gaji
sebesar 50 % dari gaji pokok yang diterimanya;

Pasal 4 ayat ( 1 ) huruf b :


PNS yang dikenakan pemberhentian sementara, jika belum terdapat
petunjuk – petunjuk yang jelas tentang dilakukannya pelanggaran
yang didakwakan atas dirinya mulai bulan berikutnya diberhentikan
diberikan bagian gaji sebesar 75 % dari gaji pokok yang
diterimanya terakhir;
Proses yang dilakukan dalam tindakan administrasi Pemberhentian
Sementara PNS:
Surat Laporan Kepala SKPD ke Bupati Magelang   ( Permohonan
pemberhentian sementara sebagai PNS ) dengan tembusan :
1.   Sekretaris Daerah
2.   BKD
3.   Inspektorat
Yang harus diLampirankan :
1.  Foto Copy SK CPNS;
2.  Foto Copy SK PNS;
3.  Foto Copy SK Pangkat  Terakhir;
4.  Foto Copy KGB Terakhir;
5.  Foto Copy Daftar gaji Terakhir;
6.  Foto Copy Surat Penahanan dari Kepolisian / Kejaksaan;
PEMERINTAHKABUPATEN MAGELANG

SATUAN KERJAPERANGKAT DAERAH


Jl. ............No...... Kota................... Telp..............Fax..........
Kode Pos...............Website.................E-mail...............

Telex. 22717 BPT MGL IAKotaMungkid 56511


 
CONTOH      
 

 
 
Kota
Mungkid ..............
........................   
Yt
h. Kepada:
Nomor            :  Bupati Magelang
Sifat                :  Rahasia di
Lampiran       :  Satu bendel                   KOTA
   :  Permohonan Pemberhentian           Sementara PNS An MUNGKID
Sdr.......                     
    
Berdasarkan Surat Penahanan Kepolisian / Kejaksaan
Nomor : ......................................... Tanggal .....................Sdr. .......................... telah
ditahan oleh pihak yang berwajib karena diduga telah melakukan pelanggaran pidana
berupa ....................................sejak tanggal ..............................dengan dikenakan
Pasal ................................., Sehubungan dengan hal tersebut, untuk kepentingan
administrasi kepegawaian mohon diberikan tindakan administrasi berupa pemberhentian
sementara terhadap PNS  :
                            Nama                                             :
NIP                                                 :
Pangkat / Gol Ruang                  :
Jabatan                                         :
Unit Kerja                                      :
Sebagai bahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan :
1.        Foto Copy SK CPNS;
2.        Foto Copy SK PNS;
3.        Foto Copy SK Pangkat  Terakhir;
4.        Foto Copy KGB Terakhir;
5.        Foto Copy Daftar gaji Terakhir;
6.        Foto Copy Surat Penahanan dari Kepolisian / Kejaksaan;

Demikian untuk mendapatkan penyelesaian sebagaimana mestinya.

                                                                      KEPALA SKPD

                                                                            NAMA


                                                                            Pangkat
                                                                              NIP.
Tembusan Disampaikan Kepada Yth :
1.    Sekretaris Daerah Kab. Magelang;
2.    Kepala BKD Kabupaten Magelang;
3.    Inspektur Kabupaten Magelang

PEMBERHENTIAN PNS KARENA MELAKUKAN


PELANGGARAN / TINDAK / PIDANA / PENYELEWENGAN
PP NO. 32 / 1979

Pasal 8 : PNS dapat diberhentikan tidak dengan hormat sebagai


PNS karena :
a.     melanggara Sumpah / Janji PNS, Sumpah Janji  Jabatan Negeri atau
Peraturan Disiplin PNS; atau
b.     dikuhum penjara, berdasarkan keputusan Pengadilan yang tetap,
karena dengan sengaja melakukan tindak pidana kejahatan yang
diancam dengan pidana penjara setinggi – tingginya 4 ( empat )
tahun, atau diancam dengan pidana yang lebih berat
Pasal 9 : PNS diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS
apabila dipidana penjara atau kurungan berdasarkan keputusan
Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap,
karena :
a.      melakukan suatu tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana kejahatan yang ada buhungannya dengan jabatan; atau
b.      melakukan suatu tindak pidana kejahatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 101 sampai dengan Pasal 161 KUHP;       ( Kejahatan
terhadap Keamanan Negara )
Proses yang dilakukan dalam tindakan penjatuhan hukuman disiplin
PNS :
Surat Laporan Kepala SKPD ke Bupati Magelang ( Usul Penjatuhan
hukuman disiplin sebagai PNS) dengan tembusan :
1.  Sekretaris Daerah
2.  BKD
3.  Inspektorat
Lampiran – lampiran :
1.  Foto Copy SK CPNS;
2.  Foto Copy SK PNS;
3.  Foto Copy SK Pangkat  Terakhir;
4.  Foto Copy KGB Terakhir;
5.  Foto Copy Daftar gaji Terakhir;
6.  Foto Copy Surat Penahanan dari Kepolisian / Kejaksaan;
7.  Foto Copy Petikan / Putusan Pengadilan dengan kekuatan hukum
yang tetap.

Penjatuhan hukuman disiplin PNS dapat dilakukan dengan hormat


maupun tidak dengan hormat satu dan lain hal tergantung pada
pertimbangan pejabat yang berwenang atau berat ringannya
perbuatan yang dilakukan dan besar atau kecilnya akibat yang
ditimbulkan oleh perbuatan itu.

PEMERINTAHKABUPATEN MAGELANG

SATUAN KERJAPERANGKAT DAERAH


Jl. ............No...... Kota................... Telp..............Fax..........
Kode Pos...............Website.................E-mail...............

Telex. 22717 BPT MGL IAKotaMungkid 56511


 
CONTOH      
 

Kota
Mungkid ..............
........................   
Yt
h. Kepada:
Nomor            : Bupati Magelang
Sifat                :  Rahasia di
Lampiran       :  Satu bendel                   KOTA
   :  Permohonan Penjatuhan Hukuman Disiplin     PNS      An MUNGKID
Sdr.......                     

Berdasarkan Surat Petikan / Putusan Pengadilan


...............................Nomor : ....................... Tanggal
...........................Sdr. ........................................ telah dinyatakan secara sah dan
menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana .........................................dan dipidana
penjara selama ...................................... sebagaimana dimaksud
Pasal ............................................ Sehubungan dengan hal tersebut, untuk tindak lanjut
kasus yang bersangkutan agar diberikan pembinaan hukuman disiplin
berupa ........................................... terhadap PNS  :
                            Nama                                             :
NIP                                                 :
Pangkat / Gol Ruang                  :
Jabatan                                         :
Unit Kerja                                      :
Sebagai bahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan :
1. Foto Copy SK CPNS;
2. Foto Copy SK PNS;
3. Foto Copy SK Pangkat  Terakhir;
4. Foto Copy KGB Terakhir;
5. Foto Copy Daftar gaji Terakhir;
6. Foto Copy Surat Penahanan dari Kepolisian / Kejaksaan;
7. Foto Copy Petikan / Putusan Pengadilan dengan kekuatan hukum yang tetap.
8. Berita Acara Pemeriksaan dan LHP

Demikian untuk mendapatkan penyelesaian sebagaimana mestinya.

                                                                      KEPALA SKPD

                                                                            NAMA


                                                                            Pangkat
                                                                              NIP.
Tembusan Disampaikan Kepada Yth :
1.    Sekretaris Daerah Kab. Magelang;
2.    Kepala BKD Kabupaten Magelang;
3.    Inspektur Kabupaten Magelang

PEMBERHENTIAN PNS KARENA MENINGGALKAN TUGAS


PP NO. 32 / 1979
Pasal 12 ayat ( 1 ) : ( dihapus / diganti PP 53 /2010 )
PNS yang meninggalkan tugas secara tidak sah dalam waktu 2 ( dua ) bulan
terus menerus, diberhentikan pembayaran gajinya mulai bulan ketiga;
Proses yang dilakukan dalam tindakan administrasi Pemberhentian Gaji PNS :
Surat Laporan Kepala SKPD ke Bupati Magelang ( Permohonan pemberhentian
Pembayaran Gaji sebagai PNS ) dengan tembusan :

1. Sekretaris Daerah, 2 BKD, 3, Inspektorat


Lampiran – Lampiran :
1.    Surat Panggilan I dan II untuk Pembinaan Kepala SKPD;
2.    Surat Peringatan I dan II Pembinaan Kepala SKPD
3.    Surat Hukuman Disiplin Ringan Yaitu Tegoran Lesan, Tegoran Tertulis dan
Pernyataan tidak puas secara tertulis,
4.    Foto Copy SK CPNS, PNS
5.    Foto Copy SK Pangkat  Terakhir;
6.    Foto Copy KGB Terakhir;
7.    Foto Copy Daftar gaji Terakhir;
8.    Foto Copy Daftar Hadir Pegawai selama 2 ( dua ) bulan yang dilegalisir Kepala
SKPD
Pasal 12 ayat ( 2 ) : ( dihapus / diganti PP 53 /2010 )
PNS sebagaimana dimaksud dalam ayat  ( 1 ) yang dalam waktu kurang dari 6
( enam ) bulan melaporkan diri kepada pimpinan instansinya dapat :
a.   ditugaskan kembali apabila ketidakhadirannya itu karena alasan – alasan yang
dapat diterima; atau
b.   diberhentikan dengan hormat sebagai PNS, apabila ketidakhadirannya itu
adalah kelalaian PNS yang bersangkutan menurut pendapat pejabat yang
berwenang akan mengganggu suasana kerja, jika ia ditugaskan kembali;
Pasal 12 ayat ( 3 ) : ( dihapus / diganti PP 53 /2010 )
PNS sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ), yang dalam waktu 6
( enam ) bulan terus menerus meninggalkan tugasnya secara tidak sah,
diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS;
Proses yang dilakukan dalam tindakan penjatuhan hukuman disiplin
Pemberhentian dengan hormat / tidak dengan hormat sebagai PNS  :
Surat Laporan Kepala SKPD ke Bupati Magelang   ( Permohonan penjatuhan
hukuman disiplin Pemberhentian dengan hormat / tidak dengan hormat
sebagai PNS  dengan tembusan :

1. Sekretaris Daerah, 2. BKD, 3 Inspektorat  


Lampiran – Lampiran :

1. Surat Panggilan I dan II untuk Pembinaan Kepala SKPD;


2. Surat Peringatan I dan II Pembinaan Kepala SKPD
3. Surat Hukuman Disiplin Ringan Yaitu Tegoran Lesan, Tegoran Tertulis
dan Pernyataan tidak puas secara tertulis,
4. Foto Copy SK CPNS, PNS ;
5. Foto Copy SK Pangkat  Terakhir;
6. Foto Copy KGB Terakhir;
7. Foto Copy Daftar gaji Terakhir;
8. Foto Copy Daftar Hadir Pegawai selama 6 ( enam ) bulan  yang dilegalisir
Kepala SKPD

PP NO. 53 / 2010
TANGGAL 6 JUNI 2010
Tentang
DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL  

Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang


Peraturan Disiplin PNS
Alasan Perubahan :
1.   PP 30 / 1980 perlu disesuaikan dengan perkembangan, karena tidak
sesuai lagi dengan situasi kondisi saat ini.
2.   Dalam Kurun waktu 29 ( dua puluh sembilan ) tahun telah banyak
perubahan peraturan peru UU di Bidang kepegawaian yaitu :
a.      Ditetapkannya UU 22 / 1999 tentang Pemerintah Daerah, yang
kemudian diganti dengan UU 32 / 2004 yo UU 12 / 2008 beserta
peraturan pelaksanaannya;
b.      Salah satu perubahan mendasar yang terkait dengan PP 30/ 1980
adalah hilangnya kewenangan Menteri Dalam Negeri untuk
menjatuhkan hukuman disiplin bagi PNS Daerah;
c.       Ditetapkannya UU 43 / 1999 tentang Perubahan atas UU 8 / 1974
tentang Pokok – pokok Kepegawaian beserta peraturan
pelaksanaannya salah satu materi yang penting dalam kaitannya
dengan pelaksanaan PP 30 / 1980 adalah diperkenalkannya istilah
Pejabat Pembina Kepegawaian yang sebelumnya tidak dikenal
dalam PP 30 / 1980;
d.      Ditetapkannya UU 5 / 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
yang telah diubah dengan UU 9 / 2004. Materi penting dalam
pelaksanaan PP 30 /1980 adalah diperkenalkannya istilah Upaya
Administratif yang terdiri dari Keberatan dan Banding Administratif
e.      Ditetapkannya UU 10/2008 tentang Pemilu Legislatif dan UU 42
/2008 tentang Pemilu Presiden.
3. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap Peraturan Pemerintah Nmor 30
tahun 1980 terdapat beberapa metari yang perlu disempurnakan
rumusannya :
a.  Rumusan kewajiban Pasal 2 dan Rumusan larangan Pasal 3 kurang
kongkrit dan tumpang tindih;
b.  Tidak ada klarifikasi kewajiban dan larangan yang dikaitkan dengan
jenis hukuman disiplin, sehingga tidak tampak adanya hubungan
antara pelanggaran dan jenis hukuman;
c.   Tidak adanya sanksi bagi pejabat yang berwenang menghukum
apabila tidak menjatuhkan hukuman, sehingga mengakibatkan
terjadinya keengganan untuk menjatuhkan hukuman disiplin
d.  Ketentuan mengenai Pejabat yang berwenang menghukum tidak
diatur secara rinci dan tegas, sehingga menghambat proses
penegakkan disiplin.
e.  Pengaturan Mengenai ketidakhadiran masih terlalu longgar.
POKOK – POKOK PERUBAHAN PP 30 TAHUN 1980
TENTANG PERATURAN DISIPLIN PNS
1.  Ketentuan Kewajiban semula 26 butir menjadi 17 butir
Ketantuan Larangan semula 18 butir menjadi 15 butir
              7 butir kewajiban / larangan masuk sebagai etika;
              Pengemlompokan butir kewajiban dan larangan dalam satu
kesatuan bunyi sumpah jabatan dan sumpah PNS sebagai
kewajiban dalam mengucapkan dan menaati sumpah / janji PNS
dan Jabatan
              Penambahan butir kewajiban masuk kerja dan menaati jam kerja
              Penambahan butir kewajiban mencapai sasaran kinerja yang
ditetapkan
              Penambahan butir dalam mendukung Capres / Cawapres dan
Anggota Legislatif ( DPR, DPD dan DPRD ) sebagai diamanatkan
dalam UU Nomor 10 Tahun 2008 dan UU Nomor 42 Tahun 2008
              Penambahan butir larangan dalam mendukung Calon Kepala
Daerah / Wakil Kepala Daerah yang selama ini ditetapkan dalam SE
MENPAN
2.  Tingkatan dan Jenis Hukuman disiplin, disempurnakan dengan
mengubah dan menambah jenis hukuman sebagai berikut :
a.               Untuk Jenis Hukuman Sedang :
              Jenis Hukuman yang berupa penurunan gaji sebesar satu kali gaji
berkala, untuk paling lama satu tahun dihapuskan sesuai dengan
UU No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok – Pokok Kepegawaian.
              Penambahan Jenis Hukuman penurunan pangat satu tingkat lebih
rendah untuk paling lama satu tahun selama ini sebagai jenis
hukuman berat.
b. Untuk Jenis Hukuman Berat :
              Jenis Hukuman berupa penurunan pangkat satu tingkat lebih
rendah untuk paling lama satu tahun dihapus, diturunkan sebagai
hukuman sedang.
              Penambahan jenis hukuman penurunan pangkat setingkat lebih
rendah untuk paling lama 3 ( tiga ) tahun.
 hukuman berupa penurunan jabatan sesuai dengan UU No. 43 Tahun
1999 tentang Pokok – Pokok Kepegawaian.

Pelanggaran dan Jenis Hukuman ( Klarifikasi ) :

Pelanggaran terhadap kewajiban dan pelanggaran terhadap


larangan telah diatur secara jelas dan rinci termasuk jenis hukuman
yang dijatuhkan terhadap pelanggaran dimaksud.
TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN DISIPLIN
PASAL 7

( 1 ) Tingkat hukuman disiplin terdiri dari :


a.  hukuman disiplin ringan;
b.  hukuman disiplin sedang; dan
c.   hukuman disiplin berat.
( 2 ) Tingkat hukuman disiplin ringan terdiri dari :
a.  tegoran lisan;
b.  tegoran tertulis; dan
c.   pernyataan tidak puas secara tertulis.
( 3 ) Tingkat hukuman disiplin sedang terdiri dari :
a.  penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 ( satu ) tahun;
b.  penundaan kenaikan pangkat selama 1 ( satu ) tahun;
c.   penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah
selama 1 ( satu ) tahun;
 ( 4 ) Tingkat hukuman disiplin berat terdiri dari :
a.  penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah
selama 3 ( tiga ) tahun;
b.  pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah;
c.   pembebasan dari jabatan;
d.  pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
sebagai Pegawai Negeri Sipil; dan
e.  pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil

JENIS DAN HUKUMAN DISIPLIN

Kreteria sebagai berikut :


hat dari jumlah ketidakhadirannya
hat dari sifat dilakukannya pelanggaran
               Ringan    : tidak sengaja
               Sedang  : sengaja
               Berat     : tidak ada
hat dari dampak negatif yang ditimbulkan akibat pelanggaran
            Ringan dampak negatif ke Unit Kerja yang bersangkutan
            Sedang dampak negatif ke Instansi yang bersangkutan
            Berat dampak negatif ke Pemerintah / Negara  
d.  Pelanggaran yang dilakukan terkait dengan penyalahgunaan
wewenang / jabatan dijatuhi jenis hukuman disiplin berat.  

2.  Penambahan Ketentuan mengenai kewajiban untuk masuk kerja


dan mentaati jam kerja sebagai berikut :
a.      PNS yang tidak masuk kerja selama 5 hari s/d 15 hari kerja dikenai
hukuman disiplin ringan;
b.      PNS yang tidak masuk kerja selama 16 hari s/d 30 hari kerja
dikenai hukuman disiplin sedang;
c.       PNS yang tidak masuk kerja selama 31 hari s/d 45 hari kerja
dikenai hukuman disiplin berat;
d.      PNS yang tidak masuk kerja selama 46 hari kerja atau lebih dikenai
hukuman disiplin berat berupa Pemberhentian Dengan Hormat atau
Pemberhentian Tidak dengan hormat sebagai PNS;
Keterlambatan akan dihitung kumulatif dan dikonversi 1 ( satu )
hari kerja sama dengan 7,1/2 jam.
Masa pelanggaran disiplin secara komulatif dihitung mulai januari
sampai dengan akhir Desember tahun berjalan.
Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam PP 53 / 2010
antara lain sanksi bagi pelanggaran kewajiban Pasal 3 angka 11,
yaitu apabila tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah yang
dihitung secara kumulatif dalam satu tahun berjalan Pasal 8, 9 dan
10 dijatuhi hukuman :
    5 hari kerja, hukuman disiplin Tegoran Lesan;
    6-10 hari kerja, hukuman disiplin Tegoran tertulis;
    11-15 hari kerja, hukuman disiplin Pernyataan tidak puas secara
tertulis;
    16 – 20 hari kerja, hukuman disiplin penundaan kenaikan gaji
berkala selama 1 tahun;
    21 – 25 hari kerja, hukuman disiplin penundaan kenaikan pangkat
selama 1 tahun;
    26 – 30 hari kerja, hukuman disiplin penurunan pangkat setingkat
lebih rendah selama 1 tahun;
    31 – 35 hari kerja, hukuman disiplin penurunan pangkat setingkat
lebih rendah selama 3 tahun;
    36 – 40 hari kerja, hukuman disiplin pemindahan dalam rangka
penurunan jabatan setingkat lebih rendah;
    41 – 45 hari kerja, hukuman disiplin pembebasan dari jabatan;
    46 hari kerja atau lebih, hukuman disiplin pemberhentian sebagai
PNS.
Sanksi tersebut berlaku pula bagi PNS yang datang terlambat atau
pulang lebih awal, dihitung secara komulatif dan konversi 7 ½
( tujuh setengah ) jam sama dengan 1 ( satu ) hari tidak masuk
kerja.

Pejabat yang berwenang menghukum sebagai berikut :


        Presiden, Pejabat Pembina Kepegawaian, Pejabat Struktural     
( Eselon 1 s/d V ) dan pejabat yang setara dengan ketentuan :
        Presiden menjatuhkan hukuman disiplin berat bagi pejabat
struktural eselon I dan jabatan lain yang pengangkatan dan
pemberhentiannya menjadi wewenang Presiden;
        Pejabat Pembina Kepegawaian menjatuhkan hukuman disiplin berat
dan sedang penurunan pangkat selama 1 tahun ( Pasal 7 ayat ( 3 )
huruf c bagi PNS Eselon II, III, IV dan V serta Jabatan Fungsional
tertentu dan Fungsional Umum;
        Ketentuan mengenai penjatuhan hukuman disiplin sedang dan
ringan :
a.  Sedang : berupa penundaan gaji dan penundaan kenaikan pangkat
berlaku ketentuan dua tingkat / jenjang ke bawah   ( two step down
)
b.  Ringan : berlaku ketentuan satu tingkat / jenjang ke bawah ( one
step down )
              Pejabat yang berwenang menghukum tidak menjatuhkan hukuman
disiplin maka pejabat tersebut dijatuhi hukuman disiplin oleh
atasannya
              Pejabat yang berwenang menghukum dijatuhi hukuman disiplin
sam dengan jenis hukuman disiplin yang seharusnya dijatuhkan
apabila tidak menjatuhkan hukuman kepada PNS yang telah
terbukti melakukan pelanggaran disiplin.

KEWAJIBAN PNS : PASAL 3

Setiap PNS Wajib :

1.      mengucapkan sumpah / janji PNS;

2.      mengucapkan sumapah / janji jabatan;

3.      setia dan taan sepenuhnya kepada Pemerintah UUD Negara RI


Tahun 1945, Negara Kesatuan RI dan Pemerintah;

4.      menaati segala ketentuan peraturan perundang – undangan;

5.      melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS


dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
6.      menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;

7.      mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,


seseorang dan/ atau golongan;

8.      memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut


perintah harus dirahasiakan;

9.      bekerja dengan  jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk


kepentingan negara;

10.  melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui


ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di Bidang keamanan, keuangan dan materiil;

11.  masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;

12.  mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;

13.  menggunakan dan memelihara barang – barang milik negara


dengan sebaik – baiknya;

14.  memberikan pelayanan sebaik – baiknya kepada masyarakat;

15.  membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;

16.  memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan


karier; dan

17.  mentaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang


berwenang;

LARANGAN PNS : PASAL 4

Setiap PNS dilarang :


1.      menyalahgunakan wewenang;
2.      menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/
atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;
3.      tanpa ijin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara
lain dan/ atau lembaga atau organisasi internasional;
4.      bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga
swadaya masyarakat asing;
5.      memiliki menjual, membeli menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang – barang baik bergerak atau tidak bergerak,
dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
6.      melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat,
bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan
kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atu
pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan
negara;
7.      memberikan atau menyanggupi akan memberikan sesuatu kepada
siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan
dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;
8.      menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga
yang berhubungan dengan jabatan dan / atau pekerjaannya;
9.      bertindak sewenang – wenang terhadap bawahannya;
10.melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan
yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang
dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
11. menghalangi perjalanan tugas kedinasan;
12. memberikan dukungan kepada calon Presiden / Wakil Presiden,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan daerah, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara :
     a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
b. menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai
atau atribut PNS;
     c. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/
   d. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;

13. memberikan dukungan kepada calon Presiden / Wakil Presiden


dengan cara :
     a. membuat keputusan dan / atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye
dan/atau
  b. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,
selama dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan,
himbauan, seruan, atu pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;
14. memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan
Daerah atau calon Daerah / Wakil Kepala Daerah dengan cara
memberikan surat dukungan disertai foto copy Kartu Tanda
Penduduk atau surat keterangan tanda penduduk sesuai peraturan
perundang – undangan dan
15.memberikan dukungan calon Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah,
dengan cara :
     a. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala
Daerah / Wakil Kepala Daerah;
  b. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan
kampanye;
  c. membuat keputusan dan/ atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama kampanye
  d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,
selama dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan,
himbauan, seruan atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjannya, anggota keluarga, dan masyarakat.
  

Keputusan Bupati Magelang Nomor 862 / Kep / 17 / 2002


tanggal 26 Agustus 2002 Tentang Pendelegasian Wewenang
Penjatuhan Hukuman Disiplin PNS di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Magelang adalah :
1. Hukuman Disiplin Ringan adalah Kepala SKPD;
2. Hukuman Disiplin Sedang adalah Sekretaris Daerah;
3. Hukuman Disiplin Berat adalah Bupati Magelang

Anda mungkin juga menyukai