Budi Utomo
Oragnisasi yang diawali dr. Wahidin Soedirohoesodo yang berkeliling Jawa untuk melakukan
sosialisasi pentingnya pendidikan. Pada 1907, Wahidin bertemu denghan Soetomo, mahasiswa
STOVIA dan membentuk organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908.
Sarekat Islam
Organsiasi tersebut berawal dari Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan Haji Samanhudi
di Solo pada 1905. Organisasi tersebut dibentuk untuk melindungi pengusaha lokal agar dapat
bersaing dengan pengusaha non lokal dalam dagang batik. Kemudian SDI dirubah menjadi Sarekat
Islam (SI) dan diketuai oleh HOS Tjokroaminoto pada 1912.
Indische Partij
Didirkan di Bandung pada 25 Desember 1912 oleh Tiga Serangkai, yaitu Dr EFE Douwes
Dekker (Danudirja Setiabudi), RM Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), serta dr Tjipto
Mangoenkoesoemo. Indische Partij bertujuan untuk mengembangkan rasa nasionalisme,
menciptakan persatuan antara orang Indonesia dan Bumiputera. Selain itu juga mempersiapkan
kehidupan rakyat yang merdeka.
Perhimpunan Indonesia
Organisasi yang didirkan Belanda pada 1908 yang awalnya diberi nama Indische
Vereeniging oleh Soetan Kasajangan Soripada dan RM Noto Suroto. Kemudian 1925 dirubah
namanya menjadi Perhimpunan Indonesia. Istilah Indonesia digunakan untuk menunjukkan identitas
diri bangsa dan negara serta menggantikan kata Hindia Belanda.
Didirikan pada 9 Mei 1914 oleh Henk Sneevliet, anggota Partai Buruh Sosial Demokrat
Belanda dan rekannya di Surabaya. Organisasi ini menganut paham Marxisme dan berganti nama
menjadi Partai Komunis Hindia pada 23 Mei 1920. Pada Desember 1920 berubah nama lagi
menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). PKI diketuai oleh Semaun. Pada tanggal 13 November
1926, PKI melancarkan pemberontakan di Jawa dan Sumatera yang kemudian dikalahkan oleh
kolonial Belanda.
PNI merupakan perkumpulan yang dibentuk Soekarno pada tanggal 4 Juli 1927. PNI
bergerak dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial. Setelah Kongres tahun 1928 di Surabaya,
anggotanya semakin meningkat sehingga mengkhawatirkan pemerintah kolonial. Akhirnya pada 29
Desember 1929 empat tokoh PNI, yaitu Soekarno, Gatot Mangkoeprodjo, Maskoen, dan
Soepriadinata ditangkap dan dihukum oleh Pengadilan Bandung. Soekarno kemudian
menyampaikan pembelaan dengan Indonesia Menggugat.
2. Sesi kedua digelar pada 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop. Dalam sesi
itu dibahas masalah pendidikan di mana yang sangat penting untuk anak.
Pancasila haruslah menjadi jiwa dari bangsa Indonesia. Pancasila yang merupakan
jiwa bangsa harus terwujud dalam setiap lembaga maupun organisasi dan insan yang ada
di Indonesia
Pancasila menjadi sumber hukum dari segala hukum yang berlaku di Indonesia.
Atau dengan kata lain Pancasila sebagai dasar negara tidak boleh ada satu pun peraturan
yang bertentangan dengan Pancasila
Pancasila yang dibuat sebagai dasar negara juga dibuat untuk menjadi tujuan
negara dan cita cita bangsa. Kita sebagai bangsa Indonesia haruslah mengidamkan sebuah
negara yang punya Tuhan yang Esa punya rasa kemanusiaan yang tinggi, bersatu serta
solid, selalu bermusyawarah dan juga munculnya keadilan sosial.
Pancasila dalam kedudukannya ini sering disebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar
Falsafah Negara (Philosofische Gronslag) dari Negara. Dalam pengertian ini pacasila
merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan, termasuk juga
penyelenggaraan Negara. Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara
terutama segala peraturan perundangan-undangan termasuk proses reformasi dalam segala
bidang dewasa ini dijabarkna diderivasikan dari nilai-nilai Pancasila. Maka pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum, pancasila merupakan sumber kaidah hukum
Negara yang secara konstitusional mengatur Negara Republik Indonesia beserta seluruh
unsur-unsurnya yaitu rakyat wilayah, beserta pemerintah Negara.
Setiap manusia di dunia pasti mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup adalah
suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari kesatuan rangkaian nilai-nilai
luhur. Pandangan hidup berfungsi sebagai pedoman untuk mengatur hubungan manusia dengan
sesama, lingkungan dan mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya. Pandangan hidup yang
diyakini suatu masyarakat maka akan berkembang secara dinamis dan menghasilkan sebuah
pandangan hidup bangsa. Pandangan hidup bangsa adalah kritalisasi nilai-nilali yang diyakini
kebenarannya maupun manfaatnya oleh suatu bangsa sehingga darinya mampu menumbuhkan
tekad untuk mewujudkannya di dalam sikap hidup sehari-hari.
4. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan luas. Memiliki ratusan adat
istiadat, mempunyai ratusan bahasa dan sebagainya. Namun dengan pancasila kita
bisa bersatu. Mungkin kata yang lebih sederhananya adalah pancasila merupakan
pemersatu bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia dengan beraneka ragam suku, agama, dan ras memerlukan tali
pengikat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan agar tercipta kehidupan yang harmonis
di antara warga masyarakat. Tali pengikat itu adalah cita-cita, pandangan hidup yang
dianggap ideal, dan sesuai dengan falsafah bangsa.
Dalam Pancasila tercantum sangat jelas pada sila Pancasila yang ketiga yaitu
Persatuan Indonesia. Maknanya Pancasila menekankan dan menjungjung tinggi persatuan
bangsa. Pancasila dianggap sebagai alat pemersatu karena berisi cita-cita dan gambaran
tentang nilai-nilai ideal yang akan diwujudkan bangsa ini. Pancasila melandasi semua
kehidupan kenegaraan, berbangsa, dan bermasyarakat sehingga fungsi dan kedudukan
Pancasila adalah sebagai alat pemersatu bangsa, yaitu untuk menyatukan semua perbedaan
yang ada di Indonesia.
Gagasan itu berlanjut dengan dibentuknya Panitia 9 yang anggotanya diambil dari
38 anggota BPUPKI. Panitia 9 dibentuk pada tanggal 22 Juni 1945. Panitia 9 mempunyai
tugas untuk merancang sebuah rumusan pembukaan yang disebut Piagam Jakarta. Pada
tanggal 18 Agustus 1945 sehari setelah Proklamasi kemerdekaan dikumandangkan
Piagam Jakarta disahkan menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 oleh PPKI.
Dan kalimat Mukadimah adalah rumusan kalimat yang diambil dari Piagam Jakarta,
“dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti dengan
kalimat “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan Bhinna-Ika-
Tunggal-Ia berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Sebab meskipun secara
keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu bangsa dan negara
Republik Indonesia.
Apabila ditinjau dari sudut hukum tata negara, Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 belum sempurna sebagai
negara, mengingat saat itu Negara Kesatuan Republik Indonesia baru sebagian memiliki
unsur konstitutif berdirinya negara. Untuk itu PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus
1945 telah melengkapi persyaratan berdirinya negara yaitu berupa pemerintah yang
berdaulat dengan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden, sehingga PPKI disebut
sebagai pembentuk negara. Disamping itu PPKI juga telah menetapkan UUD 1945, dasar
negara dan tujuannya.
2. Tujuan
3. Dasar Hukum
Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
seutuhnya.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara
dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang
paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara
sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.Tercakup di dalamnya
adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Unsur Dasar Bela Negara
a. Melestarikan budaya
b. Belajar dengan rajin bagi para pelajar
c. Taat akan hukum dan aturan-aturan negara
d. Mencintai produk-produk dalam negeri.
V. Fungsi ASN
Sesuai dengan Undang-Undang ASN No. 5 Tahun 2014 tentang ASN, terdapat 3
fungsi ASN yaitu pertama, sebagai pelaksana kebijakan publik; kedua, pelayan publik;
ketiga, perekat dan pemersatu bangsa.