Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 1

Pancasila UUD 1945


Ketua Kelompok : SulhamNopendi, S.Pd
Anggota :
 Susian Dara Lili, S.Pd
NKRI
 Tiana Wati, S.Pd Bhineka Tunggal Ika
 Tuti Lupiah, S.Pd
 Ulfa Rabiatul Adawiyah,S.Pd 4 KONSESUS DASAR
LAMBANG Sejarah pergerakan
NEGARA kebangsaan
Indonesia

Bendera Garuda Pancasila WAWASAN KEBANGSAAN


20 mei (BUDI UTOMO)
DAN
Lagu Kebangsaan Bahasa 28 OKTOBER (SUMPAH PEMUDA)
NILAI-NILAI BELA NEGARA

17 Agustus (HARI KEMERDEKAAN)

NILAI DASAR BELA NEGARA


FUNGSI ASN
Cinta Tanah Air
Melaksanakan kebijakan
Sadar Berbangsa Dan Bernegara publik
Setia pada pancasila Pelayanan publik
Sadar Berbangsa Dan Bernegara
Rela berkorban untuk bangsa dan negara
Perekat dan pemersatu bangsa
Kemampuan awal bela negara
Nama Anggota Kelompok 1

1. Nama : Sulham Nopendi, S.Pd


Jabatan : GURU PENJASORKES
Instansi : Pemerintah Kabupaten Sumbawa

2. Nama : Tiana Wati, S. Pd.


Jabatan : Guru Mapel B. Inggris
Instansi : Pemerintah Kabupaten Sumbawa

3. Nama : Tuti Lupiah, S, Pd


Jabatan : Guru Kelas
Instansi : Pemerintah Kabupaten Sumbawa

4. Nama : Ulfa Rabiatul Addawiyah, S.Pd


Jabatan : Guru PAI
Instansi : Pemerintah Kabupaten Sumbawa

5. Nama : Susian Dara Lily, S.Pd.SD


Jabatan : Guru Kelas
Instansi : Pemerintah Kabupaten Sumbawa
Materi Wawasan Kebangsaan dan Nilai- Nilai
Bela Negara
Wawasan kebangsaan merupakan sudut pandang suatu bangsa dalam memahami
keberadaan jati diri dan lingkungannya, hal tersebut merupakan penjabaran dari falsafah bangsa
sesuai dengan keadaan wilayah suatu negara dan bangsa. Dalam materi wawasan kebangsaan
dan nilai bela negara terdapat beberapa nilai-nilai bela negara seperti cinta tanah air, kesadaran
berbangsa dan negara,Pancasila,rela berkorban untuk bangsa dan negara serta memiliki
kemampuan bela negara khususnya untuk nilai-nilai Pancasila.

I. Sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia


Pergerakan nasional merupakan istilah yang digunakan pada fase sejarah Indonesia dalam
mencapai kemerdekaan. Pergerakan nasional terjadi dalam kurun waktu 1908-1945. Dalam buku
Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia (2015) karya Ahmadin, 1908 dijadikan sebagai awal
pergerakan nasional karena pada masa tersebut perjuangan yang dilakukan rakyat masuk dalam
kategori bervisi nasional. Pergerakan yang dilakukan untuk menentang kaum penjajah sebelum
tahun ini, masih bersifat kedaerahan. Kemudian di 1908 lahir organisasi modern dengan cita-cita
nasional.

Organisasi Pada Pergerakan Nasional di Indonesia


Dalam buku Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia (2012) karya SJ Rutgers, terdapat
beberapa organisasi yang ada selama pergerakan nasional, di antaranya:

 Budi Utomo

Oragnisasi yang diawali dr. Wahidin Soedirohoesodo yang berkeliling Jawa untuk melakukan
sosialisasi pentingnya pendidikan. Pada 1907, Wahidin bertemu denghan Soetomo, mahasiswa
STOVIA dan membentuk organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908.

 Sarekat Islam

Organsiasi tersebut berawal dari Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan Haji Samanhudi
di Solo pada 1905. Organisasi tersebut dibentuk untuk melindungi pengusaha lokal agar dapat
bersaing dengan pengusaha non lokal dalam dagang batik. Kemudian SDI dirubah menjadi Sarekat
Islam (SI) dan diketuai oleh HOS Tjokroaminoto pada 1912.

 Indische Partij

Didirkan di Bandung pada 25 Desember 1912 oleh Tiga Serangkai, yaitu Dr EFE Douwes
Dekker (Danudirja Setiabudi), RM Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), serta dr Tjipto
Mangoenkoesoemo. Indische Partij bertujuan untuk mengembangkan rasa nasionalisme,
menciptakan persatuan antara orang Indonesia dan Bumiputera. Selain itu juga mempersiapkan
kehidupan rakyat yang merdeka.

 Perhimpunan Indonesia

Organisasi yang didirkan Belanda pada 1908 yang awalnya diberi nama Indische
Vereeniging oleh Soetan Kasajangan Soripada dan RM Noto Suroto. Kemudian 1925 dirubah
namanya menjadi Perhimpunan Indonesia. Istilah Indonesia digunakan untuk menunjukkan identitas
diri bangsa dan negara serta menggantikan kata Hindia Belanda.

 Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV)

Didirikan pada 9 Mei 1914 oleh Henk Sneevliet, anggota Partai Buruh Sosial Demokrat
Belanda dan rekannya di Surabaya. Organisasi ini menganut paham Marxisme dan berganti nama
menjadi Partai Komunis Hindia pada 23 Mei 1920. Pada Desember 1920 berubah nama lagi
menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). PKI diketuai oleh Semaun. Pada tanggal 13 November
1926, PKI melancarkan pemberontakan di Jawa dan Sumatera yang kemudian dikalahkan oleh
kolonial Belanda.

 Partai Nasional Indonesia (PNI)

PNI merupakan perkumpulan yang dibentuk Soekarno pada tanggal 4 Juli 1927. PNI
bergerak dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial. Setelah Kongres tahun 1928 di Surabaya,
anggotanya semakin meningkat sehingga mengkhawatirkan pemerintah kolonial. Akhirnya pada 29
Desember 1929 empat tokoh PNI, yaitu Soekarno, Gatot Mangkoeprodjo, Maskoen, dan
Soepriadinata ditangkap dan dihukum oleh Pengadilan Bandung. Soekarno kemudian
menyampaikan pembelaan dengan Indonesia Menggugat.

Sejarah Tercetusnya Sumpah Pemuda 28 Oktober


Sumpah Pemuda merupakan hasil dari rumusan dalam Kongres Pemuda II Indonesia.
Kongres itu merupakan pertemuan besar pada 1928 yang dihadiri para pelajar dari seluruh
wilayah Nusantara yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI).
Kongres Pemuda II digelar tiga sesi di tiga tempat berbeda. Organisasi kepemudaan yang
hadir saat itu di antaranya Jong Java, Jong Batak, Jong Ambon, dan Jong Islamieten Bond.

1. Sesi pertama dilakukan pada 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen


Bond (KJB) yang sekarang bernama Lapangan Banteng. Ketua PPPI, Sugondo
Djojopuspito dalam sambutannya saat itu berharap Kongres Pemuda II diharapkan
dapat mempererat semangat persatuan di antara para pemuda.

2. Sesi kedua digelar pada 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop. Dalam sesi
itu dibahas masalah pendidikan di mana yang sangat penting untuk anak.

3. Sesi ketiga yang merupakan sesi penutup digelar di Gedung Indonesische


Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106. Saat itu, rumusan Sumpah Pemuda
terlahir.
Adalah Moehammad Yamin yang merumuskan Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda dibacakan
oleh Soegondo saat kegiatan penutupan dan dijelaskan secara panjang lebar oleh Yamin. Saat itu
tidak ada istilah Sumpah Pemuda. Tapi, istilah itu lahir setelah kegiatan itu selesai. Hingga kini,
istilah Sumpah Pemuda begitu melekat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Setelah Sumpah Pemuda lahir, para pemuda dan bangsa Indonesia secara umum akhirnya
memiliki semangat kebersamaan untuk berjuang melawan penjajah. Mereka tak lagi sendiri-
sendiri melawan penjajah. Hingga akhirnya, Indonesia benar-benar merdeka pada 17 Agustus
1945.

17 Agustus (HARI Kemerdekaan)


Tepat tanggal 17 Agustus 2020 atau 75 tahun sudah Republik Indonesia telah merdeka
dari penjajahan. Ya, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan pada hari Jumat pada tanggal
17 Agustus 1945 yang dibacakan langsung oleh Bapak Proklamator Indonesia atau Presiden
Pertama Indonesia yaitu Ir. Soekarno didampingi oleh Drs. Moh. Hatta bertempat di sebuah
rumah kecil tepatnya di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.

II. 4 Konsesus Dasar Berbangsa dan


Bernegara
1. Pancasila
Makna dan Fungsi Pancasila :
a. Pancasila sebagai Dasar Negara

1. Pancasila Sebagai Pedoman Hidup

Disini Pancasila berperan sebagai dasar dari setiap pandangan di Indonesia


Pancasila haruslah menjadi sebuah pedoman dalam mengambil keputusan

2. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa

Pancasila haruslah menjadi jiwa dari bangsa Indonesia. Pancasila yang merupakan
jiwa bangsa harus terwujud dalam setiap lembaga maupun organisasi dan insan yang ada
di Indonesia

3. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa

Kepribadian bangsa Indonesia sangatlah penting dan juga menjadi identitas


bangsa Indonesia. Oleh karena itu Pancasila harus diam dalam diri tiap pribadi bangsa
Indonesia agar bisa membuat Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa.

4. Pancasila Sebagai Sumber Hukum

Pancasila menjadi sumber hukum dari segala hukum yang berlaku di Indonesia.
Atau dengan kata lain Pancasila sebagai dasar negara tidak boleh ada satu pun peraturan
yang bertentangan dengan Pancasila

5. Pancasila Sebagai Cita Cita Bangsa

Pancasila yang dibuat sebagai dasar negara juga dibuat untuk menjadi tujuan
negara dan cita cita bangsa. Kita sebagai bangsa Indonesia haruslah mengidamkan sebuah
negara yang punya Tuhan yang Esa punya rasa kemanusiaan yang tinggi, bersatu serta
solid, selalu bermusyawarah dan juga munculnya keadilan sosial.

b. Pancasila sebagai Ideologi Negara

Dalam pengertian sehari-hari, ideo disamakan artinya dengan “cita-cita”. Cita-cita


yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita itu
sekaligus merupakan dasar atau pandangan/paham. Hubungan manusia dan cita-citanya
disebut dengan ideologi. Ideologi berisi seperangkat nilai, dimana nilai-nilai itu menjadi cita-
citanya atau manusia bekerja dan bertidak untuk mencapai nilai-nilai tersebut. Ideologi yang
pada mmulanya berisi seperangkat gagasan, dan cita-cita berkembang secara luas menjadi
suatu paham mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang dipegang oleh seseorang atau
sekelompok orang untuk menjadi pegangan hidup.

c. Pancasila sebagai Falsafah Negara

Pancasila dalam kedudukannya ini sering disebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar
Falsafah Negara (Philosofische Gronslag) dari Negara. Dalam pengertian ini pacasila
merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan, termasuk juga
penyelenggaraan Negara. Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara
terutama segala peraturan perundangan-undangan termasuk proses reformasi dalam segala
bidang dewasa ini dijabarkna diderivasikan dari nilai-nilai Pancasila. Maka pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum, pancasila merupakan sumber kaidah hukum
Negara yang secara konstitusional mengatur Negara Republik Indonesia beserta seluruh
unsur-unsurnya yaitu rakyat wilayah, beserta pemerintah Negara.

d. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Setiap manusia di dunia pasti mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup adalah
suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari kesatuan rangkaian nilai-nilai
luhur. Pandangan hidup berfungsi sebagai pedoman untuk mengatur hubungan manusia dengan
sesama, lingkungan dan mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya. Pandangan hidup yang
diyakini suatu masyarakat maka akan berkembang secara dinamis dan menghasilkan sebuah
pandangan hidup bangsa. Pandangan hidup bangsa adalah kritalisasi nilai-nilali yang diyakini
kebenarannya maupun manfaatnya oleh suatu bangsa sehingga darinya mampu menumbuhkan
tekad untuk mewujudkannya di dalam sikap hidup sehari-hari.

Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Pancasila memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Bisa dijadikan petunjuk untuk menyelesaikan berbagai persoalan atau permasalahan


yang ada di masyarakat.

2. Bangsa Indonesia mempunyai petunjuk atau cara untuk menyelesaikan persoalan


budaya, sosial, ekonomi, dan politik.

3. Bangsa Indonesia bisa membangun dirinya sesuai dengan kepribadian yang


berkarakter atau ciri khas dari bangsa Indonesia. Konsep dasar dari cita-cita bangsa
Indonesia sudah terkandung di dalamnya diantaranya adalah keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia.

4. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan luas. Memiliki ratusan adat
istiadat, mempunyai ratusan bahasa dan sebagainya. Namun dengan pancasila kita
bisa bersatu. Mungkin kata yang lebih sederhananya adalah pancasila merupakan
pemersatu bangsa Indonesia.

e. Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa

Bangsa Indonesia dengan beraneka ragam suku, agama, dan ras memerlukan tali
pengikat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan agar tercipta kehidupan yang harmonis
di antara warga masyarakat. Tali pengikat itu adalah cita-cita, pandangan hidup yang
dianggap ideal, dan sesuai dengan falsafah bangsa.

Dalam Pancasila tercantum sangat jelas pada sila Pancasila yang ketiga yaitu
Persatuan Indonesia. Maknanya Pancasila menekankan dan menjungjung tinggi persatuan
bangsa. Pancasila dianggap sebagai alat pemersatu karena berisi cita-cita dan gambaran
tentang nilai-nilai ideal yang akan diwujudkan bangsa ini. Pancasila melandasi semua
kehidupan kenegaraan, berbangsa, dan bermasyarakat sehingga fungsi dan kedudukan
Pancasila adalah sebagai alat pemersatu bangsa, yaitu untuk menyatukan semua perbedaan
yang ada di Indonesia.

2. Undang-Undang Dasar 1945


Naskah Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei sampai 16 Juli 1945
oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada masa
itu Ir Soekarno menyampaikan gagasan dasar pembentukan negara yang beliau sebut
Pancasila. Gagasan itu disampaikan dihadapan panitia BPUPKI pada siang perdana
mereka tanggal 28 Mei 1945 dan berlangsung hingga tanggal 1 Juni 1945.

Setelah dihasilkan sebuah rancangan UUD, berkas rancangan tersebut selanjutnya


diajukan ke Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dan diperiksan ulang.
Dalam siding pembahasan, terlontar beberapa usualn penyempurnaan. Akhirnya, setelah
melali perdebatan, maka dicapai persetujuan untuk diadakan beberapa perubahan dan
tambahan atas rancangan UUD yang diajukan BPUPKI. Perubahan pertama pada kalimat
Mukadimah adalah rumusan kalimat yang diambil dari Piagam Jakarta, “dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dihilangkan.

Gagasan itu berlanjut dengan dibentuknya Panitia 9 yang anggotanya diambil dari
38 anggota BPUPKI. Panitia 9 dibentuk pada tanggal 22 Juni 1945. Panitia 9 mempunyai
tugas untuk merancang sebuah rumusan pembukaan yang disebut Piagam Jakarta. Pada
tanggal 18 Agustus 1945 sehari setelah Proklamasi kemerdekaan dikumandangkan
Piagam Jakarta disahkan menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 oleh PPKI.
Dan kalimat Mukadimah adalah rumusan kalimat yang diambil dari Piagam Jakarta,
“dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti dengan
kalimat “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

3. Bhinneka Tunggal Ika


Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa dilontarkan secara lebih
nyata masa Majapahit sebenarnya telah dimulai sejak masa Wisnuwarddhana, ketika
aliran Tantrayana mencapai puncak tertinggi perkembangannya, karenanya Narayya
Wisnuwarddhana didharmakan pada dua loka di Waleri bersifat Siwa dan di Jajaghu
(Candi Jago) bersifat Buddha. Juga putra mahkota Kertanegara (Nararyya Murddhaja)
ditahbiskan sebagai JINA = Jnyanabajreswara atau Jnyaneswarabajra. Inilah fakta bahwa
Singhasari merupaakn embrio yang menjiwai keberadaan dan keberlangsungan kerjaan
Majapahit. Perumusan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa oleh Mpu
Tantular pada dasarnya adalah sebuah pernyataan daya kreatif dalam paya mengatasi
keanekaragaman kepercayaan dan keagamaan, sehubungan dengan usaha bina negara
kerajaan Majapahit kala itu. Di kemudian hari, rumusan tersebut telah memberikan nilai-
nilai inspiratif terhadap sistem pemerintahan pada masa kemerdekaan, dan bahkan telah
berhasil menumbuhkan rasa dan semangat persatuan masyarakat indonesia. Itulah sebab
mengapa akhirnya Bhinneka Tunggal Ika – Kakawin Sutasoma (Purudasanta) diangkat
menjadi semboyan yang diabadikan lambang NKRI Garuda Pancasila.
Mengutip dari Kakawin Sutasoma (Purudasanta), pengertian Bhinneka Tunggal
Ika lebih ditekankan pada perbedaan bidang kepercayaan juga anekaragam agama dan
kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit. Sementara dalam lambang NKRI,
Garuda Pancasila, pengertiannya diperluas, menjadi tidak terbatas dan diterapkan tidak
hanya pada perbedaan kepercayaan dan keagamaan, melainkan juga terhadap perbedaan
suku, bahasa, adat istiadat (budaya) dan beda kepulauan (antara nusa) dalam kesatuan
nusantara raya.

Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan Bhinna-Ika-
Tunggal-Ia berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Sebab meskipun secara
keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu bangsa dan negara
Republik Indonesia.

Lambang NKRI Garuda Pancasila dengan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika


ditetapkan Peraturan Pemerintah nomor 66 Tahun 1951, pada tanggal 17 Oktober
diundangkan pada tanggal 28 Oktober 1951 tentang Lambang Negara. Bahwa usaha bina
negara baik pada masa pemerintahan Majapahit maupun pemerintah NKRI berlandaskan
pada pandangan sama yaitu semangat rasa persatuan, kesatuan dan kebersamaan sebagai
modal dasar dalam menegakkan negara.

4. Negara Kesatuan Republik Indonesia


Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak dapat dipisahkan
dari persitiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, karena melalui peristiwa
proklamasi tersebut bangsa Indonesia berhasil mendirikan negara sekaligus menyatakan
kepada dunia luar (bangsa lain) bahwa sejak saat itu telah ada negara baru yaitu Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Apabila ditinjau dari sudut hukum tata negara, Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 belum sempurna sebagai
negara, mengingat saat itu Negara Kesatuan Republik Indonesia baru sebagian memiliki
unsur konstitutif berdirinya negara. Untuk itu PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus
1945 telah melengkapi persyaratan berdirinya negara yaitu berupa pemerintah yang
berdaulat dengan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden, sehingga PPKI disebut
sebagai pembentuk negara. Disamping itu PPKI juga telah menetapkan UUD 1945, dasar
negara dan tujuannya.

Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya dirumuskan dalam


sidang periode II BPUPKI (10-16 Juli 1945) dan selanjutnya disahkan oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945. Adapun tujuan NKRI seperti tercantuk dalam Pembukaan UUD
1945 alinea IV, meliputi :
1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ;
2. Memajukan kesejahteraan umum;
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial (Tujuan NKRI tersebut di atas sekaligus merupakan
fungsi negara Indonesia.)
III. Undang-Undang (UU) Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara
Serta Lagu Kebangsaan
1. Definisi
Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera
Negara adalah Sang Merah Putih.

Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa


Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut


Lambang Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesiayang selanjutnya disebut


Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya.

2. Tujuan

1. Memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik


Indonesia;
2. Menjaga kehormatan yang menunjukkan kedaulatan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia; dan
3. Menciptakan ketertiban, kepastian, dan standardisasi penggunaan bendera,
bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan.

3. Dasar Hukum

Undang-Undang No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara


Serta Lagu Kebangsaan

IV. NILAI DASAR BELA NEGARA


Bela negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh
komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara
tersebut.

Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
seutuhnya.

Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara
dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.

Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang
paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara
sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.Tercakup di dalamnya
adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Unsur Dasar Bela Negara

1. Cinta Tanah Air;


2. Kesadaran Berbangsa & bernegara;
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;
4. Rela berkorban untuk bangsa & negara;
5. Memiliki kemampuan awal bela negara.

Adapun contoh-Contoh Bela Negara, yaitu:

a. Melestarikan budaya
b. Belajar dengan rajin bagi para pelajar
c. Taat akan hukum dan aturan-aturan negara
d. Mencintai produk-produk dalam negeri.

V. Fungsi ASN
Sesuai dengan Undang-Undang ASN No. 5 Tahun 2014 tentang ASN, terdapat 3
fungsi ASN yaitu pertama, sebagai pelaksana kebijakan publik; kedua, pelayan publik;
ketiga, perekat dan pemersatu bangsa.

Anda mungkin juga menyukai