Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PANCASILA

Nama : Abed Nego Marpaung


NIM : 223020601125
KELAS :C
Mata Kuliah : Pancasila
Dosen Pengampu : Neny Fidayanti, S.T.,M.Si

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Kesepakatan pada penggunaan simbol dalam kehidupan negara merupakan salah satu gambaran
tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat, yang terwujud pada Bendera Negara, Lambang
Negara, Bahasa Negara dan Lagu Kebangsaan Indonesia.
Tugas anda adalah membuat tulisan terkait sejarah dan makna pada tiap simbol tersebut

JAWAB
1. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Pancasila sebagai Sistem Filsafat Pancasila sebagai sistem filsafat dapat


dimaknai sebagai hasil pemikiran manusia Indonesia secara mendalam,
sistematis, dan menyeluruh tentang kenyataan. Maka, sebagai sistem filsafat,
Pancasila berarti refleksi kritis dan rasional sebagai dasar negara dan
kenyataan budaya bangsa dengan tujuan mendapatkan pokok-pokok
pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
Adapun pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat ini dapat
dilakukan dengan cara deduktif dan induktif. Cara deduktif berarti dengan
mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara
sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif. Cara induktif
berarti dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat,
merefleksikannya, dan menarik arti serta makna yang hakiki dari gejala-
gejala itu. Lebih lanjut, filsafat Pancasila sebagai hasil pemikiran juga dapat
dimaknai sebagai pedoman hidup sehari-hari (way of life atau
weltanschauung
2. SEJARAH DAN MAKNA PADA BENDERA MERAH PUTIH

Ibu Fatmawati menjahit bendera merah putih ketika beliau baru saja
kembali ke Jakarta dari pengasingannya di Bengkulu. Pada awalnya,
Soekarno meminta Shimizu yang merupakan kepala barisan
propaganda Jepang, Sendebu, agar Chaerul Basri mengambil kain dari
gudang di jalan Pintu Air untuk diantarkan ke jalan Pegangsaan Timur
nomor 56, Jakarta.

Kain yang digunakan tersebut adalah kain berbahan katun halus


berwarna merah putih dan panjangnya 300 cm serta lebarnya 200 cm.
Bendera ini kemudian digunakan dalam proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dan dikibarkan oleh
Latief Hendraningrat dan Suhud.

Seperti disebutkan sebelumnya, dalam sidang tanggal 12 September


1944, dihasilkan panitia bendera kebangsaan merah putih. Panitia
tersebut menggunakan warna merah dan putih sebagai simbol
tersendiri.Warna merah dalam bendera Indonesia berarti berani dan
warna putih berarti suci. Sedangkan untuk ukuran dari bendera
kebangsaan Republik Indonesia, memiliki rasio ukuran yang sama
dengan bendera Nippon, yaitu perbandingan panjang dan lebar tiga
banding dua.

Sebetulnya, warna merah putih ini mempunyai keterkaitan dengan era


kerajaan Majapahit. Warna merah dan putih juga digunakan dalam
gambar sembilan garis merah dan putih bendera kerajaan Majapahit.
3. SEJARAH DAN MAKNA PADA LAMBANG NEGARA

Muhammad Yamin didaulat menjadi ketua Panitia Lambang Negara, sedangkan Ki Hajar Dewantara, M.A.
Pellaupessy, Mohammad Natsir, dan R.M. Ng. Purbatjaraka menjadi anggotanya. Panitia tersebut kemudian
berhasil menghasilkan dua buah rancangan lambang negara, satu rancangan dari Sultan Hamid II dan satu
lagi dari M. Yamin. Usulan lambang negara yang dibuat oleh Sultan Hamid II berbentuk burung garuda
mememegang perisai berlambangkan lima sila Pancasila. Wujud Garuda usulan Sultan Hamid ini
menyerupai figur Garuda dalam agama Hindu. Sedangkan Mohammad Yamin memberikan beberapa usulan
lambang negara dengan tema matahari terbit. Usulan M. Yamin ini kemudian tidak dipilih karena dirasa
mirip dengan bendera Jepang masa itu. Usulan Sultan Hamid II ini kemudian yang dipilih pemerintah untuk
menjadi lambang negara dengan beberapa perbaikan. Pada saat itulah ditambahkan semboyan “Bhinneka
Tunggal Ika” pada lambang Garuda dan dilakukan penyesuaian bentuk Garuda hingga berbentuk seperti
sekarang ini.

Kisah mitologi Garuda yang menyelamatkan ibunya dari perbudakan menjadi salah satu alasan mengapa
garuda dijadikan sebagai lambang negara Indonesia, Indonesia dirasa memiliki kesamaan nasib dengan
Garuda untuk membebaskan rakyatnya dari penjajahan dan penindasan. Selain itu, Sultan Hamid II
menjadikan Garuda sebagai inspirasi karena kebesaran dan kegagahan burung mitologi tersebut. Sultan
Hamid II berharap Indonesia yang baru terbentuk itu dapat menjadi negara yang besar dan kuat
sebagaimana burung Garuda.
4. SEJARAH DAN MAKNA PADA BAHASA NEGARA

Bahasa Indonesia mempunyai makna bagi tumbuhnya dinamika kebudayaan. Bahasa Indonesia
dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu
Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam
Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal
36). Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai
pelosok Nusantara berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar

1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, 2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan 3)
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena
pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan resmi di seluruh Indonesia. Ini merupakan bahasa
komunikasi resmi, diajarkan di sekolah-sekolah dan digunakan untuk disiarkan di media elektronik dan
digital. Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai: bahasa
resmi kenegaraan, bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan, alat perhubungan pada tingkat nasional
untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah
dalam mensejahterakan rakyatnya.
5. SEJARAH DAN MAKNA PADA LAGU KEBANGSAAN INDONESIA

Lagu Indonesia raya dikumandangkan pertama kali pada penyelenggaraan Kongres Pemuda II Pada
tanggal 28 Oktober 1928 yang kemudian kita peringatin sebagai hari sumpah pemuda. Lagu Indonesia
Raya diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman atau yang sering kita kenal dengan W.R. Supratman
Dilansir dari laman Direktorat SMP Kememdikbudristek, Wage Rudolf Soepratman atau WR Soepratman
lahir pada tanggal 19 Maret 1903. Beliau adalah seorang wartawan dan pemain musik. Sebelum
memutuskan menjadi wartawan Kaoem Kita (1924-1925) dan Sin Po (1926-1933), beliau sempat
berprofesi sebagai guru.Berdasarkan buku ‘Meluruskan Sejarah dan Riwayat Hidup Wage Rudolf
Soepratman' yang ditulis C. Hutabarat, WR Supratman mendapatkan motivasi untuk menciptakan lagu
Indonesia Raya saat membaca sebuah kutipan pada majalah.Kutipan tersebut bertuliskan, "Alangkah
baiknya jika ada seorang pemuda Indonesia yang dapat menciptakan lagu kebangsaan, karena bangsa-
bangsa lain sudah memiliki lagu kebangsaan mereka sendiri”.

Lagu Indonesia Raya yang diciptakan memiliki makna yang dalam, yaitu menggambarkan semangat dan
harapan para kaum pergerakan bangsa. Lagu ini berhasil membakar semangat para pejuang kemerdekaan
Indonesia.Lagu ini pun sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia, lirik-lirik lagu Indonesia Raya
ramai dilantunkan di seluruh penjuru negara. Hal ini ternyata membuat Belanda was-was akan semangat
rakyat Indonesia untuk merdeka semakin meningkat. Sehingga, Belanda melarang rakyat menyanyikan
lagu Indonesia Raya.Lagu ini pun ditetapkan menjadi lagu kebangsaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pada saat kemerdekaan lagu ini diperdengarkan kembali setelah Presiden Soekarno
membacakan proklamasi pada 17 Agustus 1945.

Anda mungkin juga menyukai