Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang diambil dalam penelitian ini penulis mengambil

metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang

digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan

kualitas atau keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan,

diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif (Saryono, 2010:24).

Moleong setelah melakukan analisis terhadap beberapa definisi

penelitian kualitatif kemudian membuat definisi sendiri sebagai sintesis dari

pokok-pokok pengertian penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah (Moelong 2014:6),.

Definisi penelitian kualitatif dapat ditemukan pada banyak literatur.

Antara lain, Ali dan Yusof (2011) mendefinisikan penelitian kualitatif

sebagai:“Any investigation which does not make use of statistical procedures

is called “qualitative” nowdays, as if this were a quality label in itself”.

Definisi dari Ali dan Yusof tersebut, menekankan pada ketidakhadiran

penggunaan alat-alat statistik dalam penelitian kualitatif. Hal ini tentunya

untuk mempermudah dalam membedakan penggunaan metode kualitatif

dengan penggunaan metode kuantitatif. Karena metode kuantitatif bergantung

pada penggunaan perhitungan dan prosedur analisis statistika. Dan dapat

53
diartikan bahwa fokus dari penelitian kualitatif adalah pada prosesnya

dan pemaknaan hasilnya. Perhatian penelitian kualitatif lebih tertuju pada

elemen manusia, objek, dan institusi, serta hubungan atau interaksi di antara

elemen-elemen tersebut, dalam upaya memahami suatu peristiwa, perilaku,

atau fenomena.

Sale, et al. (2002) menyatakan bahwa penggunaan metode dipengaruhi

oleh dan mewakili paradigma yang merefleksikan sudut pandang atas realitas.

Lebih lanjut, Kasinath (2013) mengemukakan ada tiga alasan untuk

menggunakan metode kualitatif, yaitu (a) pandangan peneliti terhadap

fenomena di dunia (a researcher’s view of the world), (b) jenis pertanyaan

penelitian (nature of the research question), dan (c) alasan praktis

berhubungan dengan sifat metode kualitatif (practical reasons associated with

the nature of qualitative methods).

Creswell menyebutkan beberapa karakteristik penelitian kualitatif yang

baik, antara lain (Creswell, 2007:45-47):

“Peneliti menggunakan prosedur mendapatkan data yang tepat, Peneliti


membatasi penelitian di dalam asumsi dan karakteristik dari
pendekatan kualitatif, Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif
dalam penelitiannya, Peneliti memulai penelitian dengan satu focus,
Penelitian berisi metode yang rinci, pendekatan yang tepat dalam
pengumpulan data, analisis data, dan penulisan laporan, Peneliti
menganalisis data menggunakan pemisahan analisis dalam beberapa
level, Peneliti menulis secara persuasif, sehingga pembaca dapat
merasakan pengalaman yang sama”.
Dari semua pendapat di atas menggambarkan bahwa metode studi

kasus lebih menitik beratkan pada pemahaman subtansi. Dengan demikian

peneliti dapat lebih leluasa mencari informasi dan mendapatkan data yang

54
lebih terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan

penelitian.

1.2. Jenis Penelitian

Penelitian tentang kebijakan formulasi hukum pidana Indonesia dalm

penyebarluasan konten bermuatan kesusilaan melalui sarana elektronik, ini

menggunakan jenis penelitian yang bersifat yuridis normatif, yaitu dengan

mengkaji/menganalisis data sekunder yang berupa bahan-bahan hukum

terutama bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, dengan memahami

hukum sebagai seperangkat peraturan atau norma-norma positif di dalam

sistem perundang-undangan yang mengatur mengenai kehidupan manusia.

Penelitian hukum normatif merupakan penelitian yang dilakukan

dengan cara meneliti bahan pustaka. Menurut Soerjono Soekanto dan Sri

Mamuji, penelitian hukum normatif mencakup : (1) penelitian terhadap asas-

asas hukum; (2) penelitian terhadap sistematik hukum; (3) penelitian terhadap

taraf sinkronisasi vertikal dan horizontal; (4) perbandingan hukum; dan (5)

sejarah hukum. Sementara menurut Ronny Hanitijo Soemitro, penelitian

hukum normatif juga meliputi penelitian pada point (1), (2) dan tersebut,

namun 2 (dua) bentuk penelitian lainnya berbeda, yaitu penelitian untuk

menemukan hukum in concrito dan penelitian inventarisasi hukum positif

(Soemitro, 1990:12).

Adanya pendekatan perbandingan hukum, diperlukan untuk

memberikan gambaran dan masukan bagi kebijakan formulasi hukum pidana

yang sebaiknya dirumuskan.Dalam perbandingan hukum antar beberapa

55
negara harus mengungkapkan persamaan dan perbedaannya walaupun dari

segi perkembangan ekonomi dan politik mungkin berbeda (Marzuki,

2005:135).

1.3. Fokus Penelitian

Menurut Moleong (2014:92) focus penelitian merupakan tahapan yang

sangat menentukan dalam penelitian kualitatif walaupun sifatnya masih

tentative (dapat diubah sesuai dengan latar penelitian).Fokus penelitian pada

dasarnya terdapat masalah pokok yang bersumber dari pengalaman peneliti

atau melalui pengetahuan, dari kepustakaan ilmiah ataupun kepustakaan

lainnya.

Dalam penelitian Kabijakan Formulasi Hukum Pidana Indonesia

dalam Penyebarluasan Konten Bermuatan Kesusilaan Melalui Sarana

Elektronik dapat memfokuskan masalah terlebih dahulu supaya tidak terjadi

perluasan yang nantinya tidak sesuai dengan tujuan penelitian ini,. Maka

peneliti memfokuskan untuk meneliti efektifitas kebijakan formulasi hukum

pidana di Indonesia tehadap konten yang bermuatan kesusilaan melalui sarana

elektronik untk menujang pembaharuan hukum Indonesia

1.4. Sumber Data

Penelitian hukum yang bersifat normatif selalu menitikberatkan pada

sumber sumber data sekunder, dalam penelitian kualitatif hukum menurut

Moleong (2014:157) adalah kata- kata dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen lain. Sumber data penelitian ini yaitu sumber

dimana data penelitian diperoleh. Sumber data merupakan hal yang perlu

56
diperhatikan dalam sebuah penelitian ilmiah, sehingga diperoleh data yang

lengkap, akurat, benar dapat dipertanggungjawabkan. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung

dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah ditetapkan.

Pengumpulan data primer merupakan bagian internal dari proses penelitian

dan yang seringkali diperlukan untuk tujuan pengambilan keputusan. Data

primer dianggap lebih akurat, karena data ini disajikan secara terperinci.

(Indriantoro dan Supomo 2010:79)

Pencatatan sumber data utama melalui wawancara merupakan hasil

usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan bertanya yang

dilakukan secara sadar, terarah, dan senantiasa bertujuan memperoleh

informasi yang di perlukan.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dalam berbagai

bentuk. Biasanya sumber data ini lebih banyak sebagai data statistik atau

data yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga siap digunakan dalam

statistik biasanya tersedia pada kantor-kantor pemerintahan, biro jasa data,

perusahaan swasta atau badan lain yang berhubungan dengan pengunaan

data. ( Moehar, 2002:113).

57
Dalam penelitian ini, sumber data sekunder yang digunakan sebagai

berikut :

1) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan

terkait dengan tindak pidana mayantara di bidang kesusilaan, antara

lain terdapat dalam: (a) KUHP; (b) UU No 36 Tahun 1999 Tentang

Telekomunikasi; (c) UU Pers (UU No. 40/1999); (d) UU Penyiaran

(No. 32/2002); dan (e) UU Perfilman (No.33/2009); (f) UU

Pornografi (No.44/2008) dan; (g) UU ITE (No.11/2008 Jo No.

19/2016). Ditunjang dengan KUHP beberapa negara asing serta

ditambah lagi dengan dokumen kongres PBB dan Konvensi

cybercrime (Budapest) yang juga berkaitan dengan permasalahan

penelitian ini sebagai bahan komparasi.

2) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer, seperti bahan-bahan pustaka hasil

penelitian dan karya ilmiah serta pendapat para sarjana yang dapat

diperoleh dari buku teks, dan jurnal - jurnal yang ada relevansinya

dengan penelitian ini.

3) Bahan hukum tertier, yakni bahan yang memberikan petunjuk

maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder,

seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia, kamus bahasa Inggris,

kamus istilah komputer dan internet dan kamus hukum.

1.5. Teknik Pengambilan Data

Pengumpulan Data merupakan suatu proses pengadaan data untuk

keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat

58
penting dalam metode ilmiah. Pada umumnya, data yang dikumpulkan akan

digunkan, kecuali untuk keperluan eksploratif, juga untuk menguji hipotesis

yang telah dirumuskan (Moehar, 2002:131). Dalam penelitian ini

menggunakan metode kualitatif. Untuk itu penulis secara individu akan

langsung terjun ke lapangan.

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu mencari dengan mengumpulkan bahan

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data

sekunder dengan cara membaca, mempelajari dean mendalami literatur-

literatur yang berhubungan masalah dengan masalah yang dibahas dalam

skripsi ini sehingga peneliti memperoleh landasan teori yang cukup untuk

mempertanggungjawabkan analisis dan pembangunan masalah.

Penelitian pustaka (library research) dengan melakukan studi

pustaka yaitu pengumpulan bahan hukum dengan membaca peraturan

perundang-undangan, buku, jurnal maupun literatur yang berkaitan dengan

pembahasan dalam penelitian ini sebagai data sekunder. Dari bahan

hukum tersebut kemudian dianalisis dan dirumuskan sebagai bahan hukum

penunjang dalam penelitian ini.

Dalam rangka memperkuat data dalam penelitian ini maka dari itu

penulis juga melakukan wawancara secara langsungtujuannya yaitu untuk

mendapatkan informasi tentang perorangan, kejadian, kegiatan, perasaan,

motivasi, kepedulian dan juga dapat menyelami dunia pikiran perasaan

responden. Teknik ini akan peneliti tempuh dengan melakukan wawancara

secara mendalam (indept interview), dan bersifat terbuka dengan Bapak

59
Dwi Susilo, S.E. Penyidik Subdit V Siber Direktorat Reserse Kriminal

Khusus Polda Jawa Tengah.

1.6. Validitas Data

Validitas data dilakukan untuk menunjukan keabsahan dari

instrumen yang akan dipakai pada penelitian. Menurut Arikunto

(2006:168) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan dan kesahihan suatu instrumen”. Dengan demikian peneliti akan

membandingkan antara wawancara dan dokumen serta studi kepustakaan,

sehingga kebenaran data yang diperoleh dapat di percaya dan meyakinkan.

Dengan cara tersebut maka akan sesuai teknik penelitian yang digunakan

secara kualitatif sebagaimana metode pendekatan penelitian ini.

Teknik yang digunakan dalam menguji kredibilitas penelitian ini

adalah teknik triangulasi (triangulation). Teknik triangulasi adalah teknik

pemeriksaan validitas data yang memanfaatkan sesuatu yang berada diluar

data itu untuk keperluan pengecekan atau perbandingan terhadap data yang

sama dari sumber yang lain. Ada empat macam model triangulasi: (1)

triangulasi data merupakan penggunaan sumber data yang beragam dalam

studi, (2) triangulasi investigator/peneliti merupakan penggunaan beberapa

peneliti atau evaluator yang berbeda, (3) triangulasi teori merupakan

penggunaan perspektif-perspektif ganda untuk menginterpretasi

seperangkat data tunggal, (4) triangulasi metodologis merupakan

60
penggunaan metode-metode ganda untuk menstudi masalah atau program

tunggal (Ghany dan Almanshur, 2012:317)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis validitas data

berupa triangulasi data dikarenakan jenis data yang peneliti kumpulkan

adalah data sekunder dan teknik pengambilan data yang peneliti lakukan

adalah teknik penelitian pustaka (library research) maka peneliti

membutuhkan beragam jenis data dalam mengolah dan menganalisis

penelitian ini.Berdasarkan model triangulasi diatas, peneliti menyimpulkan

menggunakan triangulasi data yang sesuai dengan jenis data dan teknik

pengambilan data dalam penelitian ini.

Triangulasi data dalam penelitian skripsi ini peneliti ingin

melihat hakekat perwujudan pelaksanan dan efektifitas hukum pidana

Indonesia saat ini dan dimasa yang akan datang dalam penyebarluasan

konten bermuatan kesusilaan berdasarkan UU Pornografi nomor 44 tahun

2008 dan UU nomor 19 tahun 2016 tentang Pembaharuan UU nomor 11

tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik

1.7. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah- milahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain (Moleong, 2009:284).

61
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka analisis

data dilakukan secara normatif kualitatif. Kajian normatif berupa analisis

kebijakan formulasi hukum pidana saat ini maupun yang akan datang, dalam

dalam KUHP maupun di luar KUHP. Kajian normatif ini juga harus didukung

dengan kajian komparatif, sedangkan kualitatif merupakan analisis asas-asas

hukum yang ada, apakah saling berhubungan satu sama lain.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah semua yang tersedia dari

sumber data sekunder. Data yang diperoleh dari data sekunder akan diolah dan

dianalisis secara kualitatif dan selanjutnya data tersebut dideskripsikan

sehingga disebut analisis deskriptif kualitatif. Model analisis data menurut

Miles dan Humbermen yaitu model analisis interaktif dan untuk memproses

analisis data model Miles dan Humberman (1986) tersebut dapat melalui

empat proses, yaitu:

a. Pengumpulan data

Peneliti mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai

dengan hasil dalam melakukan kajian pustaka melalui penelitian pustaka

dengan data sekunder dan teknik pengambilan data melalui penelitian

pustaka (library research)

b. Reduksi Data

Reduksi data ialah memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan

fokus penelitian.Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

menorganisasikan data-data yang telah direduksi dan memberikan

62
gambaran yang lebih jelas tentang hasil pengamatan dan mempermudah

peneliti sewaktu-waktu dibutuhkan.

c. Penyajian Data

Penyajian data adalah kesimpulan informasi yang tersusun

sehingga memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan.Penyajian data berupa bentuk, gambar, tulisan, tabel, ataupun

grafik.Dalam melakukan penyajian data memiliki tujuan untuk

menggabungkan informasi sehingga dapat menggambarkan keadaan

yang terjadi.

d. Kesimpulan dan Verifikasi

Setelah data disajikan maka dilakukan penarikan kesimpulan atau

verifikasi.Verifikasi dapat dilakukan dengan keputusan, didasarkan pada

reduksi data, dan penyajian data yang merupakan jawaban atas masalah

yang diangkat dalam penelitian.

Tahapan atau komponen ini saling berkesinambungan dimana

setiap komponen saling mempengaruhi dan terkait.Pertama peneliti

melakukan penelitian pustaka dengan mengkaji data sekunder yang

disebut dengan tahapan pengumpulan data. Dikarenakan data-data yang

dikumpulkan banyak, sehingga data tersebut akan direduksi atau

dikurangi yang disebut dengan reduksi data. Setelah itu, dilakukan

penyajian data, selain itu pengumpulan data juga digunakan untuk

menyajikan data. Apabila ketiga tahap sudah dilakukan, maka akan

dibuat suatu kesimpulan atau yang disebut verifikasi.

63
Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data Kesimpulan dan


Verifikasi

Bagan 3 :Model Analisis Interaktif Miles dan Humberman.

64

Anda mungkin juga menyukai