Jawab :
Menurut Johnny Ibrahim, penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian
ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan dari sisi normatifnya.
Sisi normatif disini tidak sebatas pada peraturan perundang-undangan saja. Penelitian
hukum normatif atau disebut juga dengan penelitian perpustakaan ini merupakan
penelitian yang mengkaji studi dokumen, yakni menggunakan berbagai data sekunder
seperti peraturan perundang-undangan, keputusan pengadilan, teori hukum, dan dapat
berupa pendapat para sarjana. Penelitian hukum normatif mengacu konsep hukum
sebagai kaidah dengan metodenya yang doktrinal-nomologik yang bertitik tolak pada
kaidah ajaran yang mengkaidai perilaku. Tipe kajian filsafat hukum, tipe kajian hukum
murni dan tipe kajian America sociological jurispudance masuk dalam bagian penelitian
ini.
Penelitian hukum empiris adalah penelitian hukum yang mengacu pada konsep hukum
sebagai proses perilaku yang berulang setiap kali terjadinya hal yang sama. Menurut
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji (1989:12) penelitian hukum empiris
yaitu pendekatan dilakukan penelitian lapangan dengan melihat serta mengamati apa
yang terjadi di lapangan, penerapan peraturan-peraturan tersebut dalam prakteknya dalam
masyarakat. Dengan kata lain, penelitian hukum empiris adalah penelitian hukum yang
memakai sumber data primer. Konsep hukum dipandang sebagai suatu pola keajekan
perilaku yang berpola. Tipe kajian sosiologi hukum dan tipe kajian sosiologi dan
antropologi hukum masuk di sini.
Data sekunder adalah seluruh informasi yang berguna untuk mendukung data primer
dalam sebuah penelitian. Penelitian yang berkualitas tergantung pada seberapa bagusnya
data sekunder yang digunakan. Data sekunder bisa didapatkan dari mana saja, seperti
media cetak atau internet. Data sekunder bisa berupa buku cetak, e-book, jurnal, hasil
wawancara, dan lain-lain.