Fiqih Islam Wa Adillatuhu 2 (PDFDrive)
Fiqih Islam Wa Adillatuhu 2 (PDFDrive)
,ffi
_ggsT SEILER v
,,
F[qHISLAM
WA ADILTATUHU
SHALAT WAJIB . SHAIAT SUNNAH .ZIKIR SETETAH SHAIAT
. QUNUT DALAM SHALAT. $HAIAT JAMA'AH
SHALAT JAMA' & QASHAR
m
il;r'TtYt{#t
FIQIH ISLAM
\A'A ADITLATUHU
SHALAT WAJIB . SHALAT SUNNAH . ZIKIR SETELAH SHALAT
QUNUT DALAM SHALAT . SHALAT JAMA'AH
SHALAT JAMA'& qASHAR
Buku ini membahas aturan-aturan syariah islamiyyah yang disandarkan kepada dalil-dalil
yang shahih baik dari Al-Qur'an, As-Sunnah, maupun akal. Oleh sebab itu, kitab ini tidak hanya
membahasfiqih sunnah saja atau membahasfiqih berasaskan logika semata.
Selain itu, karya inijuga mempunyai keistimewaan dalam hal mencakup materi-materifiqih
dari semua madzhab, dengan disertai proses penyimpulan hukum (istinbaath al-ahkaam) dari
sumber-sumber hukum lslam baik yang naqli maupun aqli (Al-Qur'an, As-Sunnah, dan juga
ijtihad akalyangdidasarkan kepada prinsip umum dan semangattasyri'yangotentik).
Pembahasan buku inijuga menekankan kepada metode perbandingan antara pendapat-
pendapat menurut imam empat madzhab (lmam Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali).
Buku ini merupakan jilid kedua dari 1O jilid yang kami terbitkan. Pada jilid kedua ini,
disajikan pembahasan mengenai seluk-beluk fiqih antara lain : shalat wajib (fardlu ain &
kifayah), shalat-shalat sunnah (nawafil) yang dianjurkan sendiri & berjamaah, zikir setelah
shalat, qunut dalam shalat, macam-macam sujud : sahwi, tilawah, syukur, tata cara shalat
berjamaah, shalat dalam perjalanan (musafir: jama' & qashar).
Semoga karya Profesor Wahbah az-Zuhaili, ulama asal Suriah, ini dapat memberikan
manfaat yang seluas-seluasnya kepada umat lslam, khususnya bagi Anda sekalian, para
pembaca yang dirahmati AIlah SWT.
WAHBAH AZ-ZUHAILI lahir di Dair 'Athiyah, Damaskus, pada tahun 1932. Pada tahun 1956,
beliau berhasil menyelesaikan pendidikan tingginya di Universitas Al-tuhar Fakultas Syariah.
Beliau memperoleh gelar magister pada tahun 1959 pada bidang Syariah lslam dari Universitas
Al-Azhar Kairo dan memperoleh gelar doktor pada tahun 1959 pada bidang Syariah lslam dari
Universitas Al-Azhar Kairo. Tahun 1963, beliau mengajar di Universitas Damaskus. Di sana,
beliau mendalami ilmu fiqih serta ushul fiqih dan mengajarkannya di Fakultas Syadah. Beliau
/ juga kerap mengisi seminar dan acara televisi di Damaskus*rEfilirntL*iab; Kuwait, dan Arab
Saudi. Ayah beliau adalah seorang hafizh Qur- un,*
W;rl$Unnatr.
lsBN 978-979-071-722 9
;t tttrf
Lj
lktJt;;r t
FIqH ISLAM
}I/A ADILLATUHU
ffi
@rro rNsAN!
@
Jakarta, 2010
PENGANTAR PENERBIT ...........
Bagian 1: IBADAH ..................... 19
RUKUN-RUKUN SHALAT .,..,.,,..,.,27
A. Rukun-Rukun dan Wajib Shalat Menurut Madzhab Hanafi ..........2L
B. Para Ulama Berbeda Pendapat Mengenai Pembagian dan fumlah Sifat-Sifat Shalat.......21
Pemberitahuan Makmum pada Imam atas Kesalahan Bacaan dalam ShaIat.............'.......' 181
a. Ulama Hanafiyah Berpendapat 181
a. Gugurnya Kewaiiban Shalat, Puasa, dan Ibadah lainnya dari Orang Sakit,
Lemah yang Meninggal Dunia ............275
b. Udzur-Udzur yangMembolehkan Pengakhiran Shalat Lewat dari Waktunya..........276
3. Tata Cara Mengqadha Shalat yang Tertinggal atau Sifatnya....... .....................276
a. Qadha Shalat dengan Berjamaah dan Mengqadha Shalat-Shalat Sunnah...................277
b. Qadha harus Langsung Dilaksanakan.................... .,.,,,....,.,.,''278
4. Tertib dalam Mengqadha Shalat dan Kapan Gugurnya Tertib? .....................278
d. Hal-Hal Wajib dan Lainnya yang Dilakukan Oleh Muqtadi [makmum) Setelah
Imam Selesai Sha1at.......... ......................343
4. Hal-hal Gabungan antara Imam dan Makmum................... ...........344
a. Syarat-Syarat Mengikuti Imam.... .......344
b. Posisi Imam dan Makmum.................. .......................362
c.Imam [Dianjurkan untuk) Memerintahkan Meratakan Barisan dan Menutup
Celah-Celah Kosong........ .........................365
Barisan.......
d. Shalat yang Menyendiri dari ..............366
Shalat
5. Pergantian imam (istikhlaaf) dalam .............367
c. |amaah.......................
d. Gubernur atau wakilnya boleh menjadi imam dan wewenang memberi izin
untuk membuka pintu masiid bagi orang-orang yang ingin memasukinya
dipegang oleh imam 390
e. Adanya imam dan dilaksanakan di masjid.......,..... 39L
f. Tidak boleh terlalu banyak pelaksanaan shalat fumat di suatu daerah tanpa
sebab tertentu
g. Khotbah sebelum shalat fumat.......... 394
6. Sunnah-Sunnah Khotbah dan Hal-Hal yang Dimakruhkan ...........401
Bersedekah Saat Khotbah ..................... .............410
7. Sunnah-Sunnah Shalat fumat dan Hal-Hal yang Dimakruhkannya.....................................411
8. Hal-Hal yang Merusak Shalat fumat.............
9. Shalat Zhuhur di Harifumat.......... ..........419
a. Shalat Zhuhur setelah shalat umat..........
f ..............479
b. Melaksanakan shalat Zhuhur di dalam rumah pada hari fumat tanpa adanya
INDEK. 6L9
FIqLH ISI"AM IITID 2
PENGANTAR PENERBIT
Agama Islam kaya akan,tuntunan hidup Pembahasan dalam buku ini tidak hanya
bagi umatnya. Selain sumber hukum utama terfokus pada satu madzhab tertentu, Buku
yakni Al-Qur'an dan As-Sunnah, Islam juga ini lebih menekankan kepada metode perban-
mengandungi aspek penting ya(ni fiqih. Fiqih dingan antara pendapat-pendapat dalam
Islam sangat penting dan dibutuhkan oleh madzhab empat (Hanafiyyah, Malikiyyah, Sya-
umat Islam, karena ia merupakan sebuah fi'iyyah, dan Hanabilah), dan pada beberapa
"manual book" dalam menjalankan praktik permasalahan juga dipaparkan beberapa pen-
ajaran Islam itu sendiri, baik dari sisi ibadah, dapat madzhab selain madzhab yang empat.
muamalah, syariah, dan sebagainya. Dalam memaparkan pendapat suatu madzhab,
Hadir di hadapan Anda, sebuah hasil kar- penulis berusaha untuk meruiuk langsung ke-
ya ulama kontemporer yang kapasitasnya su- pada kitab-kitab utama dalam madzhab terse-
dah tidak diragukan lagi, Profesor Wahbah but. Buku ini juga memerhatikan keshahihan
az-Zuhaili. Ulama asal Suriah ini hadir dengan hadits yang dijadikan dalil. Oleh sebab itu,
pembahasan Fiqih Islam yang lengkap dan setiap hadits yang dijadikan dalil oleh fuqaha
komprehensif. akan di-takhrij dan di-tahqiq.
Buku ini membahas aturan-aturan syariah Dari segi pembahasan hukum, buku ini
islamiyyah yang disandarkan kepada dalil-dalil membahas perbedaan-perbedaan hukum
yang shahih baik dari Al-Qur'an, As-Sunnah, yang terdapat dalam setiap masalah fiqhiyyah
maupun akal. Oleh sebab itu, kitab ini tidak dan membandingkan permasalahan yang ada
hanya membahas fiqih sunnah saja atau mem- dalam satu madzhab dengan madzhab lain.
bahas fiqih berasaskan logika semata. Keunggulan lain dari buku ini adalah buku
Buku ini juga mempunyai keistimewaan ini lebih memfokuskan pada sisi praktikal.
dalam hal mencakup materi-materi fiqih Oleh sebab itu, ia tidak menyinggung masalah-
dari semua madzhab, dengan disertai proses masalah rekaan yang tidak mungkin terjadi,
penyimpulan hukum (istinbaath al-ahkaam) seperti masalah perbudakan kirena hal itu
dari sumber-sumber hukum Islam baik yang sudah tidak relevan dengan kehidupan univer-
naqli maupun aqli (Al-Qur'an, As-Sunnah, sal modern masa kini.
dan juga ijtihad akal yang didasarkan kepada Penulis juga akan menyebutkan pendapat
prinsip umum dan semangat tasyri' yang yang rajih, terutama bila di antara pendapat
otentik). tersebut ada yang bersandar kepada hadits
rsrAM IILID 2
dhail atau di saat satu pendapat mempunyai dasar utamanya, dan juga keputusan-kepu-
potensi lebih untuk menimbulkan kemaslahat- tusan fuqaha.
an dan menolak kerusakan. Akhirnya, semoga karya besar ini dapat
Para pembaca juga akan dengan mudah memberikan manfaat yang seluas-seluasnya
memahami pembahasan dalam buku ini. Penu- kepada umat Islam, khususnya bagi Anda se-
lis menggunakan redaksi bahasa yang mudah kalian, para pembaca yang dirahmati Allah
dipahami, rangkaian kalimatnya sederhana, SWT.
dan sistematikanya sesuai dengan pemaha-
man kontemporer. Penulis juga berusaha un- B itlaahi t- taufiiq w a I - hi d aay a h
tuk membahas beberapa permasalahan fiqih Allaahu a'lam bish- shawaab.
kontemporer. Pembahasan ini dilakukan de-
ngan berbekal kaidah-kaidah syara', dasar-
BAGIAN I ,*
,:lii4"
ffi
,t
IBADAH t,.iil
't::i:l
tl4.
ISLAM IILID 2
RUKUN-RUKUN SHALAT
A. RUKUN.RUKUN DAN WAJIB SHALAT sesuatu yang harus dikerjakan di luar atau se-
MENURUT MADZHAB HANAFI belum shalat, tetapi syarat bukanlah bagian
Para ulama telah membahas permasalah- dalam esensi shalat.
an shalat dalam sebuah tema yang berjudul
"Sifat-Sifat dan Tata Cara Shalat." Tema terse- B. PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT
but memuat pembahasan rukun, syarat, dan MENGENAI PEMBAGIAN DAN JUMLAH
sunnah-sunnah shalat, baik sunnah yang ber- SIFAT€IFAT SHATAT
sifatab'adh, yaitu sunnah-sunnah yang bisa di- Ulama Hanafiyyah berkata, "Fardhu-fardhu
gantikan dengan sujud sahwi, maupun sunnah shalat itu ada enam, yaitu berdiri sambil mem-
yang bersifat hai'at,yaitu sunnah-sunnah yang baca takbiratul ihram, berdiri, membaca ayat
tidak dapat digantikan dengan sujud sahwi. Al-Qur'an, ruku', suiud, dan duduk dalam tasya-
Adapun yang dimaksud dengan tata cara shalat hud akhir." Pendapat ini dituturkan oleh Imam
adalah bentuk shalat itu sendiri.
Qaduri dari pendapat Muhammad. Hanya saja
Rukun itu sama seperti syarat yang harus pendapat yang mu'tamad menurut mereka
dipenuhi. Hanya saja kalau syarat dilaksana- adalah, takbiratul ihram itu termasuk syarat,
kan sebelum shalat dan berlanjut hingga sele- bukan rukun sebagaimana juga niat. Ini
sainya shalat seperti bersuci, menutup aurat, adalah pendapat Abu Hanifah dan Abu Yusuf,
dan lain-lain, adapun rukun dilaksanakan dalam namun pendapat ini tidak sejalan dengan pen-
shalat itu sendiri seperti rukui suiud, dan dapat mayoritas ulama fiqih.
lain-lain. Rukun dalam shalat tidak boleh di-
tinggalkan baik karena sengaja, lupa, mau-
C. WAJIBWAJIB SHALAT
pun memang tidak tahu. Karena, rukun itu
seperti fondasi dalam rumah. Artinya, rumah Wajib-wajib shalat itu ada delapan belas.
Pengertian "wajib" menurut madzhab Hanafi
tidak akan berdiri tanpa ada fondasinya, be-
gitu juga shalat tanpa rukun. Karena itu, rukun adalah segala hal yang ditetapkan dengan dalil
yang mengandung syubhat atau kesamaran.
harus dikeriakan karena termasuk dari bagian
Hukum orang yang meninggalkan wajib shalat
shalat yang esensial, sedangkan syarat adalah
FIqLH ISLAM JILID 2
itu berdosa, namun shalatnya tidak batal. Dia an, maka ia harus menggantinya dengan
harus menggantikannya dengan sujud sahwi, sujud sahwi, namun tidakuntukyanghanya
karena shalatnya dianggap kurang sempurna meninggalkan sedikit bacaan.
dengan meninggalkan satu perkara wajib. Mayoritas ulama selain Hanafiyyah
Akan tetapi jika perkara wajib itu ditinggal- berkata, "Membaca surah al-Faatihah un-
kan dengan sengaja atau lupa, maka ia harus tuk tiap rakaat itu termasuk rukun shalat."
mengulang shalatnya, kalau memang dia tidak Ulama Syafi'iyyah berkata, "Membaca
melakukan sujud sahwi. fika dia tidak meng- surah al-Faatihah itu rukun yang mutlak
ulang shalatnya, maka dia termasuk orang fasik dalam shalat." Malikiyyah berkata, "Mem-
dan mendapat dosa. Sama seperti hukum mela- baca surah al-Faatihah itu hukumnya far-
kukan shalat ketika kondisi makruh tahrim. dhu untuk selain makmum dalam shalat-
Wajib-wajib shalat itu adalah sebagai beri- shalatJahriyyah!'
kut: 3. Membaca surah atau ayat Al-Qur'an se-
7. Pembukaanshalatdenganmembacatakbir telah membaca surah al-Faatihah. Boleh
[tidak hanya dalam shalat hari raya saja). membaca surah-surah pendek seperti
2. Membaca surah al-Faatihah karena Rasu- surah al-Kautsar dan sejenisnya yang ter-
lullah saw. bersabda, diri atas tiga ayat pendek, atau sekitar tiga
puluh hurul atau tiga ayat pendek seperti
| ? t)'; i
c 2 ?o
.rt(Jt akt+\'t" firman Allah yang berbunyi,
dak membaca surah al- Faotihah." I lalu berwajah masam dan cemberut, kemu-
dian berpaling (dari kebenaran) dan me-
Katatidakdi awal sabdaitu menurutme- nyombongkan diri." (al-Muddatstsir:21-
reka menunfukkan sesuatu yang kurang 23)
atau tidak sempurna, karena hadits ini atau membaca satu ayat panjang, atau dua
termasuk hadits Ahad yang tidak bisa me- ayat yang jumlah hurufnya sekitar tiga pu-
nasakh atau menghapus hukum firman luhan.
Allah SWT yang berbunyi, Dalil mereka tentang wajibnya mem-
baca surah adalah sebuah hadits riwayat
ffi "r$(y'fiC|:j6... dari Abu Sa'id al-Khudri. Ia berkata, "Ra-
I..maka bacalah apq yang mudah sulullah saw. menyuruh kami untuk mem-
(bagimu) dari Al-Qur'an...." (al-Muzzam- baca surah al-Faatihah dan sedikit surah
mil:20) lain."z Perintah di sini menuniukkan arti
wajib.
Meski demikian, membaca surah al-
fumhur atau mayoritas ulama menga-
Faatihah mereka anggap sebagai suatu takan bahwa membaca surah atau ayat
perkara yang wajib, karena hadits Ahad lain selain surah al-Faatihah itu hukum-
itu wajib diamalkan. Karena itu, orang nya sunnah, berdasarkan ucapan Abu
yang meninggalkan sebagian besar baca-
I HR Imam Enam dalam kitab mereka. Melalui riwayat Ubadah ibnush Shamit, lihat Nashbur Raayah,vol. 1, hlm. 365.
a
HR Abu Dawud, Ibnu Hibban, Ahmad, Abu Ya la al-Moshali. Sebagian me-rafa'-kannya dan sebagian lagi me- mauquf-kannya (Nash-
bur Raayah,YoL l, hlm. 354).
ISLAM IILID 2
Hurairah, "Tiap shalat itu harus ada yang 5. Mendahulukan bacaan surah al-Faatihah
dibaca. Dan bacaan yang Rasulullah saw. daripada surah lain, karena Rasulullah
perdengarkan kepada kami, maka kami saw. selalu melakukan hal itu. fika sese-
pun memperdengarkannya kepada kalian. orang lupa membaca surah terlebih da-
Adapun bacaan yang Rasulullah saw. sa- hulu sebelum membaca surah al-Faatihah,
markan, maka kami juga samarkan kepada lantas ia ingat, maka ia harus menghen-
kalian. Membaca surah al-Faatihah saja itu tikan surah untuk membaca al-Faatihah.
sudah cukup, namun jika engkau menam- Setelah itu kembali lagi membaca surah
bahkan yang lain maka itu lebih bagusJ'3 dan melakukan sujud Sahwi. Hal ini sama
4. Menurut madzhab Hanafiyyah, wajib hu- juga dengan orang yang mengulang surah
kumnya membaca surah pada dua rakaat al-Faatihah lantas membaca surah karena
pertama dalam shalat fardhu, karena Rasu- terlambatnya mulai membaca al-Faatihah
lullah saw. selalu membaca surah dalam pada kali pertama, dan terlambatnya mem-
dua rakaat tersebut. Adapun pada rakaat baca surah pada kali kedua.
ketiga dan keempat, hukum membaca |ika sebelum ruku', seseorang ingat dia
surah adalah makruh tanzih menurut belum membaca surah al-Faatihah, maka
pendapat yang dipilihkan. fika seseorang ia harus membacanya, lantas membaca
tidak membaca surah dalam dua rakaat surah dan menambahkan sujud Sahwi di
pertama shalat Maghrib atau Isya, maka akhir shalat.
dia wajib membacanya pada dua rakaat 6. Menyatukan hidung dan kening dalam su-
terakhir shalat Isya dan rakaat terakhir jud, karena Rasulullah saw. selalu melaku-
shalat Maghrib dengan suara keras, mulai kan hal itu. Dalam sujud, seseorang tidak
dari surah al-Faatihah kemudian mem- boleh hanya menempelkan hidung saja ke
baca surah lain. fika dia tidak membaca tempat sujud, harus keduanya, kening dan
surah al-Faatihah, maka dia tidak meng- hidung. Ini menurut pendapatyang shahih.
ulangnya pada dua rakaat terakhir. Hu- 7. Menjaga urutan tertib setiap perbuatan
kum membaca surah ini juga wajib dalam yang dilakukan berulang-ulang dalam
semua rakaat shalat Witir dan dalam se- shalat, yaitu dalam sujud kedua. |elasnya
tiap rakaat shalat sunnah. Karena, setiap adalah, kita menjaga urutan tertib antara
shalat Syaf' (dua rakaat) itu terhitung membaca, ruku', dan sesuatu yang dilaku-
dalam satu rangkaian shalat. Hukum ini kan berulang kali dalam tiap rakaatnya.
diambil dari hadits riwayat Sa'id dari Ra- Melakukan sujud kedua sebelum berpin-
sulullah saw., beliau bersabda, dah pada gerakan shalat yang lainnya. Hu-
kurn ini diambil dari perbuatan Rasulullah
e.,;, .qlltY.*;Lb; LFt saw., karena beliau selalu menjaga urutan
dalam shalat. Maksud hukum wajib dalam
;i;1 y.i e tertibnya melakukan hal yang berulang
"Shalat tidak sah kecuali dengan mem- dalam tiap rakaat adalah, shalat-setelah
dilakukan-tidak
mengulangi apa yang telah
baca surah al-Faatihah dan satu surah lain
4 batal karena meninggalkan urutan tertib.
dalam shalatfardhu atau shalat lainnya."
3 HR Bukhari dan Muslim, mauquf, riwayat Abu Hurairah, Nashbur Raayah,Vol.1, hlm. 365
4 HR Adi dalam al-Kaamil, dhail Nashbur Raayah, Vol. 1, hlm. 363.
FIQLH ISLAM JITID 2
,tqAi,tjr-,;g,
,o
nya tidak tenang. Rasul saw bersabda,
5 Baik sujud dalam shalat maupun suiud karena membaca ayat tilawah yang menyebabkannya harus suiud.
6 MuttafAq 'alaih, Riwayat Abu Hurairah, Nailul Authar Vol. 2, hlm. 264.
7 N ailul Authar, Vol. 2, hlm. 27 3.
8 HR Ahmad dan an-Nasa'i, dari Ibnu Mas'ud, Nai/u/ / utha r, Yol. 2, hlm. 27 l.
rsr.AM IrLrD 2
Ulama selain Hanafiyyah berkata, "Dua rahmatullaah" hingga terlihat pipi beliau
perkara di atas hukumnya hanya sunnah, yang berwarna putih.e Hadits ini menun-
karena tidak adanya isyarat dari Nabi saw. jukkan disyariatkannya salam. Madzhab
yang menunjukkan bahwa keduanya ter- selain Hanafiyyah berkata, "Mengucapkan
masukwajib." salam untuk pertanda keluar dari shalat
L7, Membaca tasyahud dalam duduk rakaat hukumnya fardhu."
terakhir; karena Rasulullah saw. menjaga 14. Mengeraskan suara bagi imam pada dua
hal itu. Adapun duduknya sendiri hukum- rakaat shalat Subuh, dua rakaat dalam
nya fardhu. fika seseorang meninggalkan shalat Maghrib, dan Isya, meski shalatnya
sebagian atau dua tasyahud, yaitu awal qadha. Kemudian juga dalam dua rakaat
dan akhic maka ia harus sujud Sahwi. shalat fumat, shalat Id fidul fitri dan Idul
L2. Bergegas bangkit menuju rakaat ketiga Adha), shalat Tarawih, dan Witir pada bu-
tanpa berlama-lama duduk setelah mem- lan Ramadhan karena mengikuti sunnah
baca tasyahud awal. fika dalam tasyahud Rasulullah saw..
seseorang lupa, hingga mengulur lamanya Adapun orang yang shalat sendirian,
duduk selama ukuran melakukan satu ru- maka ia boleh memilih antara keras dan
kun, maka ia harus sujud Sahwi, karena ia pelan, namun afdhalnya keras agar seperti
telah menunda-nunda menjalankan perka- shalatberjamaah. Bagi orangyang melaku-
ra wajib, yaitu berdiri pada rakaat ketiga. kan shalat sunnah malam, ia juga diboleh-
Tambahan yang diperbolehkan madzhab kan memilih antara dua hal, yaitu antara
Hanafi dalam tasyahud itu hanya selama keras dan pelan, namun cukuplah baginya
bacaan shalawat,'Allaahumma shalli'alaa untuk membaca dengan nada sedang, agar
Muhammad." tidak terserang kantuk. Selain itu, Rasu-
L3. Mengucapkan [as-Salaam) tanpa ['alai- lullah saw. juga membaca sedang dalam
kum) sebanyak dua kali pada akhir shalat shalatTahajud agar tidak mengganggu orang
sambil menoleh ke kanan dan ke kiri, yang belum tidur dan tidak membangun-
karena mengikuti sunnah Rasulullah saw. kan orang yang sedang tidur. Sayyidah
Adapun tambahan f'alaikum wa rahmatul- Aisyah r,a. pernah ditanya, "Bagaimana
laah) hukumnya hanyalah sunnah. Salam shalat malam yang dilakukan oleh Rasu-
pertama dan kedua hukumnya wajib lullah?" Ia menjawab, "Semuanya pernah
menurut pendapat yang lebih shahih. |ika beliau lakukan." Artinya, terkadang pelan
makmum menyelesaikan shalatnya ter- dan terkadang keras.lo
lebih dahulu sebelum imam,lantas ia ber- 15. Membaca pelan baik bagi imam maupun
bicara dan makan, maka shalatnya sudah makmum dalam shalat Zhuhur, Ashal dan
dianggap sempurna. selain dua rakaat pertama shalat Maghrib,
Salam dalam shalat bukanlah termasuk Isya, dan shalat sunnah siang hari.
fardhu, karena ada hadits dari Ibnu Mas'ud L6. dan L7. Membaca doa Qunut dalam shalat
yang menyatakan bahwa Rasulullah saw Witin dan takbir dalam shalat Id (yaitu
mengucapkan salam sambil menoleh ke tiga dalam tiap rakaat). Membaca takbir
kanan dan ke kiri, ?ssalaamu'alaikum wa Qunut menurut Imam Abu Hanifah dan
9 HR Lima orang perawi dan dishahihkan oleh lmam at-Tirmidzi (Nailul Authar,Yol.2,hlm.292).
10 HR Lima orang perawi dan dishahihkan oleh Imam at-Tirmidzi, para perawinya shahih (Nailul Authar Vol. 3, hlm. 59).
ISI.AM IITID 2
kedua sahabatnya hukumnya sunnah, se- membaca surah al-Faatihah bagi setiap orang
bagaimana shalat Witir itu sendiri. Ada- yang shalat kecuali ada udzur tertentu, ruku',
pun takbir ruku'pada rakaat kedua dalam dua kali sujud, duduk di antara dua sujud, ta-
shalat Id itu hukumnya wajib, karena ikut syahud akhir, duduk dalam tasyahud akhir;
pada takbir tambahan dalam shalat itu, membaca shalawat atas Nabi setelah tasyahud
berbeda dengan takbir ruku' pada rakaat akhi4, mengucapkan salam, dan tertib.
pertama. Perkara fardhu dalam shalat tidak bisa di-
18. Diam dan mendengarkan Imam dalam gantikan oleh sujud Sahwi, bahkan jika ia ingat
shalat berjamaah iuga termasuk dalam dan masih dalam shalat, atau beberapa me-
wajib shalat. nit setelah salam, maka ia harus melengkapi
shalatnya, lantas menambahkan sujud Sahwi.
D. RUKU]$RUKUN SHALAT MENURUT Madzhab Hambali berkata, "Rukun-ru-
SE1AIN MADZHAB HANAFIYAH kun shalat itu ada empat belas, yaitu takbiratul
Madzhab Maliki berpendapat,ll sebagai- ihram, berdiri dalam shalat fardhu bagi yang
mana dituturkan oleh Khalil, "Fardhu-fardhu mampu, membaca surah al-Faatihah pada tiap
shalat itu beriumlah empat belas, yaitu niat, rakaat bagi imam dan orang yang shalat sen-
takbiratul ihram, posisi berdiri dalam shalat dirian, ruku, i'tidal setelah ruku', sufud, i'tidal
fardhu, membaca surah al-Faatihah bagi imam setelah sujud, duduk di antara dua sujud,
dan makmum, posisi berdiri saat membaca tuma'ninah pada tiap rukun, membaca tasya-
surah al-Faatihah, ruku', bangkit dari rukul hud akhic membaca shalawat atas Nabi saw
sujud, duduk antara dua sujud, salam, salam setelah tasyahud akhir menurut kebanyakan
dalam posisi duduh tuma'ninah dalam semua Hanabilah, duduk untuk membaca dua salam,
rukunnya, i'tidal setelah ruku'dan sujud, dan membaca dua salam, dan menjalankan rukun-
berurutan dalam pelaksanaan shalat mulai rukun tersebut secara tertib, Perkara fardhu
dari niat, takbiratul ihram, membaca surah atau wajib tidak gugur karena ditinggalkan
al-Faatihah, kemudian ruku', i'tidal, sujud, dan dengan sengaja, lupa, atau tidak tahu.
seterusnya. Insya Allah kami akan menjelaskan rukun-
Dalam hal ini, madzhab Maliki membuat rukun yang telah disebutkan di atas secara
batasan-batasan rukun dalam shalat. Mereka berurutan satu per satu, mengingat bahwa
berkata, "Shalat itu terdiri atas ucapan dan niat telah dibahas dalam pembahasan syarat
perbuatan. Segala ucapan dalam shalat bu- karena mengikuti metode madzhab Hanafi,
kanlah termasuk fardhu kecuali tiga hal, yaitu Hambali, dan sebagian Maliki (lbnu Rusyd dan
takbiratul ihram, membaca surah al-Faatihah, Ibnu ]azai), sedangkan yang mu'tamad menu-
dan salam. Segala perbuatan dalam shalat iuga rut Maliki adalah niat itu termasuk rukun, dan
bukan termasuk fardhu kecuali tiga hal, yaitu takbiratul ihram adalah bentuk dari takbir dan
mengangkat kedua tangan ketika takbiratul niat.
ihram, duduk dalam tasyahud, dan menoleh ke
kanan ketika salam." E. RUKUN.RUKUN SHAI.AT YANG
DISEPAKAT!
Madzhab Syaf i berkata, "Rukun shalat
itu ada tiga belas, yaitu niat, takbiratul ihram, fika dipehatikan lebih mendalam, maka
berdiri dalam shalat fardhu bagi yang mampu, kita akan menemukan kesepakatan antar ulama
tl Syarhshaghir,Vol. 1,hlrn-303-3L7;SyarhKabinVol.L,hlm.23l-242;al-Qawaaniinat-Fiqhiyyah,hlm.51,57-66.
rsLAM ltl-tD 2
fiqih. Mereka sepakat dalam enam fardhu atau mensyaratkan redaksi 'Allahu Akbar" sebagai
rukun shalat, yaitu takbiratul ihram, berdiri, rukun adalah firman Allah SWT yang berbunyi,
membaca ayat, rukui sujud, duduk terakhir "Dan ogungkanlah Tuhanmu!" (al-Mud-
selama kadar bacaan tasyahud sampai pada datsir: 3)
bacaan,'Abduhu wa Rasuuluhu."
dikuatkan juga dengan hadits yang telah le-
7. RtlKatN PERTAMA: TAKBTRATUL THRAM wat, yang diriwayatkan dari Ali bahwa kunci
shalat adalah bersuci dan pengharamannya
Takbiratul Ihram maksudnya, seseorang
adalah takbir.ls Dikuatkan juga dengan hadits
yang hendak memulai shalat itu berdiri meng-
riwayat Rifa'ah bin Rafi' yang berbunyi,'Allah
hadap kiblat sambil mengucapkan takbir
'Allahu Akbar."rz Dalam kondisi lemah, sese- tidak menerima shalat seseorang sehingga dia
bersuci, mengambil air wudhu, menghadap
orang diperbolehkan shalat sambil duduh
kiblat, dan bertakbir Allahu Akbar."'16 Rasu-
namun bacaannya tetap memakai bahasa Arab,
lullah saw. sendiri pernah bersabda kepada
bukan bahasa lain. fuga, tanpa pemisahan
orang yang shalatnya jelek,
antara mubtada' dan khabar-nya. Menurut
madzhab Maliki dan Hambali,.boleh menggu- "Jika engkau hendak mendirikan shalat,
nakan bahasa lain dengan tidak disertai diam maka bertakbirlah."LT
dalam masayanglama. Selain itu, Rasul iuga pernah bersabda,
Konteks ini berlaku bagi seseorang yang
shalat sendirian, bukan sebagai imam, yaitu
f i;"UAA'ti>,*st,::'t
4t; .*:it e a1 ti
minimal dia mendengar takbirnya sendiri.
fika dia shalat meniadi imam, maka disunnah-
i,t;i ,ttrt
kan untuk mengeraskan takhir agar makmum
oI$t
di belakangnya mendengar.l3 Takbiratul ih-
ram itu termasuk rukun dalam shalat, bukan "Dalam shalat itu seseorang tidak boleh
syarat. Karena itu, shalat hanya bisa dilak- berbicara atau mengucapkan kata-kata selain
sanakan dengan mengucapkan takbiC namun tasbih, takbin dan membacg Al-Qur'an."
iika tidak mampu mengucapkan takbir karena Dalam sabda ini, Rasul menggabungkan
memang bisu atau memang benar'benar tidak antara takbir dan membaca. Ini menuniukkan
bisa mengucapkan takbir; maka gugurlah ke- bahwa takbir itu termasuk dalam rukun shalat.
waiiban mengucapkan takbir. |ika bisa meng- LJlama Spf i, Hamball dan Imam Muhammadls
ucapkan takbir tapi hanya sebagian, maka dia sebagai ulama Maliki berkata, "Takbiratul ihram
boleh mengucapkannya dengan catatan yang itu termasuk rukun dalam shalat, bukan
diucapkannya itu ada artinya.la syarat." Ulama Syafi'iyyah menambahkan, "Tam-
Dalilyangdipakai olehmadzhab Hanafi dalam bahan dalam redaksi takbir boleh-boleh saja,
12 Takbir ini disebut takbiratul ihram, karena bagi setiap orang yang sudah mulai shalat dan membaca takbiratul ihram, maka di-
haramkan baginya segala sesuatu yang tadinya halal, seperti makan, minum, berbicara, dan hal-hal yang membatalkan shalatnya.
Adapun maksud kalimat takbir itu sendiri adalah, dzikir mengingat Allah.
13 Al-Maimu'ah, Vol. 3, hlm.258; al-Mughni, Vol. 1, hlm.462.
14 Asy-Syarhush Shaghiir, Vol. 1, hlm. 305 dan setelahnya; al-Mughni, Vol. I,hlm.460-464; Kasyaaful Qinaa', Vol. 1, hlm.451.
15 HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi dengan sanad yang shahih dari Ali bin Abi Thalib.
16 HR Ashaabus Sunan al-Arba'ah dan ath-Thabrani.
17 Muttafaq'alaih.
18 Mughnil Muhtai. Vol. 1, hlm. 150 dan setelahnya; al-Lubaab, Vol. 1, hlm. 68.
rsrAM IrrrD 2
asal masih disebuttakbiI seperti redaksi Allaah biratul ihram dalam shalat itu termasuk syarat,
Al-Akbar."' Redaksi seperti ini diperbolehkan bukan rukun." Pendapat ini adalah pendapat
karena masih menuniukkan takbir. Seperti juga yang mu'tamad dalam madzhab Hanafi karena
menambahkan keagungan dalam takbic misal- berdasarkan firman Allah yang berbunyi,
nya'Allaahul faliil Akbar." Penambahan seperti
ini masih boleh, sebagaimana juga penambah-
"M$;;tft
an sifat-sifat Allah yang lain, asal pemisahan "Dan mengingat nama Tthannyo, lalu dia
redaksi takbir itu tidak panjang.
shalat." (al-Alaa:15)
Dalam takbiratul ihram, seseorang di-
syaratkan untuk memperdengarkan bacaan Mereka berkata, "Maksud dzikir [ingat]
takbirnya pada dirinya sendiri, sebagaimana dalam ayat ini adalah takbiratul ihram, dan ini
membaca surah dan rukun-rukun yang berupa bukan shalat karena kalimat itu diikuti atau
bacaan lainnya. Redaksi takbir itu sendiri juga 'athaf dengan kata shalat. Athaf dalam ayat
harus jelas, sebagaimana diterangkan oleh ula- tersebut menunjukkan dua hal yang berlain-
ma Syafi'iyyah dan Hanabilah, yaitu dengan ti- an. fadi, takbiratul ihram itu berbeda dengan
dak membaca panjang pada huruf-huruf yang shalat. Pendapat ini juga dikuatkan dengan ha-
memang tidak dibaca panjang. |ika seseorang dits Ali yang telah lewat, yang berbunyi, "Dan
membaca paniang pada huruf yang tidak pada pengharamannyq dimulai dari takbir." Dalam
tempatnya sehingga mengubah makna, maka hadits ini, kalimat takbiratul ihram di-mudhaf-
hukumnya tidak sah. Misalnya, membaca pan- kan kepada kata shalat. Artinya, dua kalimat
jang huruf hamzah pada awal kata Allah, se- itu berbeda karena tidak mungkin satu kalimat
perti'Aaallaah," atau'Aaakbar," atau menam- tidak bisa di -mudhaf-l<an kepada dirinya sendiri.
bahkan huruf alif setelah huruf ba'. Cara baca Dengan penjelasan di atas, maka jelaslah
seperti ini meniadikan shalat tidak sah, karena perbedaan cara pandangantaraAbu Hanifah dan
makna takbir itu berubah. Abu Yusuf yang mengatakan takbiratul ihram
Adapun pendapat yang benar menurut ka- itu syarat, dan Muhammad yang mengatakan
langan ulama Syafi'iyyah adalah jika seseorang bahwa takbiratul ihram itu rukun. Letak per-
tidak dapat mengucapkan takbir dengan ba- bedaan antar keduanya bisa digambarkan
hasa Arab, maka dia boleh menggantikannya seperti berikut. Ada seseorang yang mem-
dengan bahasa apa saja, namun masih tetap baca takbiratul ihram, tetapi dia membawa
menunjukkan makna takbir. Meski demikian, naiis. Setelah selesai takbic najis itu langsung
orang itu tetap waiib belajar untuk meng- dia buang. Atau seperti orang bertakbir de-
ucapkan takbir jika memang mampu. Sedang- ngan aurat terbuka, namun ia langsung menu-
kan orang yang yang benar-benar tidak dapat tupnya ketika selesai bertakbir. Atau bertakbir
mengucapkan takbit seperti orang bisu misal- tidak menghadap kiblat, dan setelah selesai
nya, maka cukup baginya hanya dengan meng- takbir dia langsung menghadap kiblat. Atau
gerakkan lidah dan kedua bibir. fika kedua hal bertakbir untuk shalat Zhuhur sebelum masuk
itu iuga tidak mampu, maka dia mengucapkan waktunya, namun setelah takbir baru masuk
niat dengan hatinya saja. waktu Zhuhur. Contoh-contoh seperti di atas
Abu Hanifah dan Abu Yusufberkata,le "Tak-
dihukumi sah shalatnya menurut Abu Hanifah tuk orang yang bisu atau tidak mampu meng-
dan Abu Yusuf, namun menurut Muhammad ucapkan takbic maka kewajiban itu gugur
tidak. darinya karena memang tidak mampu melak-
Demikian juga jika fardhu ada yang rusak, sanakan wajib. Cukuplah baginya melafalkan
maka berubah meniadi sunnah, menurut Abu niat takbir dalam hati.
Yusuf dan Abu Hanifah, tetapi tidak menurut Abu Hanifah berkata, "Redaksi takbir bisa
Muhammad. Akan tetapi, madzhab Hanafi digantikan dengan redaksi selain bahasa Arab
sepakat bahwa takbiratul ihram dalam shalat karena firman Allah yang berbunyi,
jenazah itu termasuk rukun sebagaimana tak-
'Dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia
bir-takbir selanjutnya. sholat."' (al-A laa: 15)
Dalam pembahasan waiib-wajib shalat,
kita tahu bahwa menurut madzhab Hanafi, Adapun dua sahabat lainnya, yaitu Abu
permulaan shalat dengan kalimat Allahu Ak- Yusuf dan Muhammad berpendapat seperti
bar itu termasuk wajib hukumnya, sedangkan madzhab Syafi'i, yaitu jika seseorang tidak
menggantikannya dengan kalimat lain hukum- mampu melafalkan takbir dengan bahasa Arab,
nya makruh tahrim.
maka dia boleh menggunakan bahasa lain.
Akan tetapi jika dia mampu menggunakan ba-
Abu Hanifah dan Muhammad memperbo-
hasa Arab, namun memilih bertakbir dengan
lehkan pembukaan shalat dengan kalimat apa
bahasa lain, maka hukumnya tidak boleh ka-
saja, asalkan mengandung pengagungan ter-
rena Rasulullah saw. bersabda,
hadap Allah, seperti kalimat Allaahu Ajall,
Allaahu A'zham, Kabiir atau Jaliil, atau Ar-Rah- t
maan A'zham, Subhaanallaah, laa ilaaha il-
lallaah, alhamdulillaah, dan kalimat-kalimat
&iq*i'rsr ji
"Shalatlah kalian sebagaimana kalian me-
sejenisnya. Alasan bolehnya menggunakan ka- lihat aku shalat.'2o
limat di atas karena kalimat tersebut menun-
jukkan arti pengagungan dan menyimpan Madzhab Hanafi menentukan dua puluh
makna agung sehingga serupa dengan kalimat syarat dalam takbiratul ihram. Syarat-syarat itu
Allahu Akbar. Akan tetapi, pembukaan shalat di antaranya adalah masuknya waktu shalat,
tidak boleh dengan kalimat.Alla ahumma lghfir keyakinan masuk waktu, atau perkiraan kuat
Iif karena kalimat itu menyimpan suatu ke- masuknya waktu shalat, menutup aurat, suci
butuhan, bukan pengagungan. fika pembu- dari hadats dan najis yang menghalangi shalat,
kaannya menggunakan kalimat Allaahumma baik dari badan, pakaian, maupun tempat.
tanpa tambahan ighfir lii maka boleh menurut Berdiri bagi orang yang mampu dalam shalat
pendapatyang lebih shahih, karena mempunyai fardhu dan sunnah Subuh. Kemudian niat
makna Ya Allah. mengikuti imam (sebenarnya syarat ini adalah
Abu Yusuf mengkhususkan pembukaan syarat sahnya makmum, bukan syarat sahnya
shalat itu dengan takbir atau kalimat yang ber- takbiratul ihram). Syarat lainnya adalah meng-
sumber dari takbir, sepertiAllahu Akban abKa- ucapkan takbiratul ihram (dengan memper-
biin al-Kubbaar. Abu Yusuf masih bingung de dengarkannya untuk dirinya sendiri. Dan tidak
ngan redaksi Allah Kabiin boleh atau tidak di- cukup dengan berbisik atau hanya membaca-
gunakan untuk pembukaan shalat? Adapun un- nya dalam hati sebagaimana bacaan-bacaan
2o HRBukh".idanAhmad.
ISTAM IILID 2
dalam shalat lainnya), menjelaskan shalat yang Muttafaq'alaih yang berbunyi, "lmam dipilih
akan dilakukan, misalnya Zhuhuq, Asha[ atau itu untuk diikuti. Karena itu, jika ia bertakbir
yang lainnya. Menielaskan wajib seperti dua maka bertakbirlah kalian." Akan tetapi, Abu
rakaat thawaf, dua shalat Id, Witic nadza[ dan Hanifah membolehkan makmum untuk mem-
qadha. Takbiratul ihram menggunakan kalimat barengi irnam, baik dalam takbiratul ihram,
yang mengandung pengagungan murni kepada ruku', dan gerakan-gerakan shalat lainnya.
Allah, tanpa campuran kebutuhan dan keinginan.
2. RUKUN KEDUA: BERDIR, DALAM SHALAT
Takbir tidak sah dengan menggunakan FARTNU BAGI YANG MAMPU
kalimat semisal'Allaahumma ighfir lii." Menu- Demikian juga dalam shalat wajib, seperti
rut pendapat yang lebih shahih, takbir boleh shalat nadzar dan sunnah menurut pendapat
menggunakan kalimat'Allaahumma" seperti yang lebih shahih dari madzhab Hanafi.21
juga 'Allaahu Akbar." Syarat lain, takbiratul
Allah SWT telah berfirman yang artinya,
ihram tidak dibarengi dengan basmalah, meng-
gunakan bahasa Arab bagi orang yang mampu
':.. Dan laksanakanlah (sh,alat) karena
Allah dengan khusyuk" (al-Baqarah: 238)
mengucapkannya, tidak' boleh menggantikan
takbiratul ihram dengan bahasa selain Arab, maksudnya taat atau khusyuk. Dikuatkan juga
kecuali memang tidak mampu, maka boleh dengan sabda Nabi saw. yang diriwayatkan
menggunakan bahasa Persi. M enurut pendapat Imran ibnul Hushain "shalatlah sambil berdiril'2z
yang shahih, boleh hukumnya menggantikan Seseorang tidak wajib berdiri dalam shalat
takbiratul ihram dengan bahasa selain Arab, sunnah. Artinya, shalat sunnah boleh dilak-
meskipun sebenarnya mampu menggunakan sanakan sambil duduh meski sebenarnya
bahasa Arab, berbeda dengan bacaan. Kemu- mampu untukberdiri karena sunnah itu dasar-
dian, membaca takbir dengan sempurna, tidak nya mudah dan ringan. Selain itu, shalat sun-
memanjangkan huruf hamzah pada kata Allah nah banyak macamnya. fadi jika diwajibkan
dan kata Akbar, dan tidak ada pemisah antara untuk berdiri, maka akan berat dan bisa iadi
niat dan takbiratul ihram, baik pemisah itu malah ditinggalkan.
berupa ucapan maupun makan dan minum. Orang yang sakit dan lemah tidak wajib
Kemudian juga, niat tidak boleh mendahului berdiri dalam shalat, baik shalat fardhu mau-
takbiratul ihram. fika makmum selesai takbi- pun shalat sunnah karena beban taklif itu se-
ratul ihram sebelum imamnya, maka shalatnya suai kemampuan. )adi orangyang tidak mampu
tidak sah. Membaca takbiratul ihramnya harus shalatsambil berdiri, maka boleh shalat sambil
pada posisi menghadap kiblat, kecuali jika ada duduk.
udzur atau shalat di atas kendaraan dalam Batasan berdiri dalam shalat, menurut
perjalanan. madzhab Hanafi adalah jika seseorang melu-
Mayoritas ulama fiqih mensyaratkan bagi ruskan tangannya ke bawah, maka tangan itu
makmum agar tidak bertakbir sebelum imam tidak sampai pada lutut. Sedangkan menurut
selesai membaca takbir. Karena, ada hadits Maliki dan Hambali, batasan berdiri adalah bu-
2L Tabyiinul Haqaa'iq,Yol.1, hlm. 1,03; Fathul Qadir,Yol. 1, hlm. 192,204,278; asy-Syarhush Shaghir, Vol. 1, hlm. 307,312'360; Mugh'
nit Muhtaaj,Vol. 1, hlm. 153; Kasyaaful Qinaa', Vol. 1, hlm. 45 0; al-muhadzdzab, Vol. 1, hlm. 70; asy-Syarhul Kabiir Ma'a Dasuuqi,Yol.
1, hlm. 231, 237,255-257; Ghaayatul Muntahaa,Vol. l, hlm. 138, 151.
22 HRJamaah dan Hakim, dari Imran dengan redaksi, "Ketika menderita bawasir, aku bertanya kepada Rasulullah saw. mengenai
shalat dan beliau bersabda, 'shalatlah sambil berdiri. Jika tidak mampu, maka shalatlah sambil duduk Jika tidak mampu juga, maka
shalatlgh sambil berbaring miring."' An-Nasa'i menambahkan, "Jika tidak mampu, maka berbaringlah telentang' Allah tidak membe'
bani hamba-Nya kecuali sesuai dengan kemampuannya." (Nashbur Raayah,Yol. 2, hlm. 175).
FrqLH rsrAM yLtD2
kan dalam keadaan duduk juga bukan dalam tetapi sengaja bertopang pada sebuah tongkat,
keadaan membungkuk sepefti ruku', melainkan atau bersender ke dinding, atau sejenisnya se-
berdiri tegak Kepala boleh ditundukkan ke bawah hingga jika penyangga itu hilang, maka dia
tanpa mengurangi kesempurnaan berdiri. akan jatuh dan shalatnya tidak sah. Boleh ber-
Sedangkan menurut madzhab Syafi'i, ba- sandac kalau ada udzur yang membolehkan-
tasan berdiri dalam shalat itu dengan melu- nya.
ruskan ruas tulang punggun& karena berdiri Adapun berdiri dalam shalat sunnah, maka
berkaitan dengan tulang punggung. Dan tidak tidak disyaratkan harus berdiri sendiri, baik
disyaratkan menegakkan leher karena sunnah- ada udzur maupun tidak. Hanya saja shalatnya
nya menundukkan kepala. fika berdiri sambil makruh, karena ini termasuk Su'ul Adab. Dan
membungkukatau miringke kanan atau ke kiri, pahala shalat berkurang jika dilakukan sambil
sehingga tidak bisa dinamakan berdiri, maka duduk, padahal mampu untuk berdiri dan ti-
tidak sah karena meninggalkan suatu kewaiib- dak ada udzur.
an tanpa udzur. Membungkuk yang menia- Ulama Maliki berkata, "Hukumnya wajib
dakan arti berdiri adalah, jika membungkuk berdiri sendiri dalam shalat fardhu bagi imam
hampir seperti ruku'. Namun jika dekat de- dan orang yang shalat sendiri ketika takbiratul
ngan berdiri atau tegak, maka masih dianggap ihram, membaca surah al-Faatihah dan posisi
berdiri dan sah. Artinya, madzhab Syafi'i juga siap rukul sedangkan dalam posisi membaca
sama dengan pendapat Maliki dan Hambali. surah selain al-Faatihah itu hukumnya sunnah.
Orang yang tidak mampu untuk berdiri fadi, boleh bersandar dan tidak batal shalat-
tegak karena sakit atau memang posturnya nya, hanya makruh saja. Akan tetapi jika ia ber-
bungkuk karena sudah lanjut usia, maka sandar pada saat membaca surah al-Faatihah,
pendapat yang benar adalah ia berdiri sesuai maka shalatnya batal karena dia dianggap tidak
kemampuannya. Dan jika rukul maka ia ting- menjalankan salah satu rukun shalat. fika saat
gal membungkuk sedikit kalau memang masih membaca surah selain al-Faatihah ia duduh
mampu. maka shalatnya juga batal karena dianggap
Kadar lamanya berdiri menurut Hanafi melanggar tata cara shalat. Adapun bagi mak-
adalah, kira-kira lamanya bacaan yang dianjur- mum, maka tidak wajib baginya untuk berdiri
kan dalam berdiri, yaitu sekitar kadar memba- sendiri saat membaca al-Faatihah. Artinya,
ca surah al-Faatihah, surah lain, dan takbiratul saat itu juga ia boleh bersandar pada tiang,
ihram. meskipun jika tiang itu dihilangkan dia akan
Sedangkan menurut mayoritas ulama, jatuh, tetapi shalatnya tetap sah.
sekadar bertakbir dan membaca surah al- Ulama Syafi'i berkata, "Tidak disyaratkan
Faatihah. Karena, yang fardhu menurut me- berdiri sendiri dalam berdiri. Boleh berdiri
reka hanyalah membaca surah al-Faatihah, se- sambil bersandar karena masih dianggap
dangkan membaca surah lain termasuk sunnah. berdiri, namun hukumnya makruh. Akan teta-
pi jika ia bersandar pada sesuatu, lantas jika
Apakah Disyaratkan Berdiri Sendiri kedua kakinya diangkat dan dia masih tetap
dalam Berdiri? bersanda[ tidak jatuh maka shalatnya tidak
Ulama Hanafi berkata, "Bagi orang yang sah karena ia tidak disebut berdiri, tetapi ber-
mampu berdiri, disyaratkan untuk berdiri gantung.
sendiri tanpa sandaran. fika ia mampu berdiri Ulama Hambali berkata, "Disyaratkan ber-
FIQLH ISTAM JILID 2
diri sendiri bagi orang yang mampu dalam menurut ulama Syafi'i juga.
shalat fardhu. fadi iika dalam shalat seseorang Kondisi lain yang menggugurkan berdiri
bersandar kuat pada sesuatu tanpa ada udzu4 dalam shalat menurut ulama Hanabilah di an-
maka shalatnya batal." taranya, rendahnya atap bagi orang yang tidak
mampu keluar dan shalat di belakang imam
Shalatnya Orang Sakit atau Kapan Gugur yang lemah tidak mampu berdiri.
Waiibnya Berdiri?
Para ulama sepakat, bahwa wajibnya ber- Tata Cara Shalat Orang Lemah yang Sakit
diri dalam shalat fardhu dan sunnah itu gu- Pendapat para ulama tidak jauh berbeda
gur bagi orang yang lemah dan tidak mampu mengenai cara shalat orang sakit, bahkan ada
berdiri. Dalilnya adalah hadits riwayat Imran cara yang lebih mudah daripada cara ulama lain.
ibnul Hushain, "Shalatlah sambil berdiri. fika Ivladzhab Hanafi23
tidak mampu, maka sambil duduk. fika tidak 1. fika yang sakit itu tidak mampu untuk
mampu duduk, maka shalatlah sambil ber- berdiri, maka kewajibannya gugu4 dan dia
baring miring." |ika ia mampu berdiri, namun boleh shalat sambil duduk sesuai kemam-
hanya bacaan satu ayat, maka ia harus melaku- puan. Ruku'dan sujud juga dilakukan jika
kannya. mampu. fika tidak mampu ruku'dan suiud,
Menurutmayoritas ulama selain Syaf iyyah, atau hanya sujud, maka boleh berisyarat
kewajiban berdiri juga gugur bagi orang yang dengan kepalanya. Untuk isyarat suj ud bisa
shalat dalam keadaan telanjang. Shalatnya di- dibikin lebih rendah daripada isyarat un-
lakukan sambil duduk dengan menggunakan tuk ruku', yang penting isyaratnya berbeda
isyarat, jika memang tidak menemukan kain karena mengikuti hadits riwayat Imran
untuk menutup auratnya. ibnul Hushain yang telah disebutl<an di atas.
Di antara kondisi-kondisi lemah yang Bagi orang sakit, ia tidak boleh me-
menggugurkan kewajiban berdiri dalam shalat letakkan bantal atau sejenisnya ke wajah
adalah kondisi perawatan, seperti orang yang untuk sujud, karena Rasulullah saw. me-
darahnya akan mengalir dari lukanya jika ia larang hal itu. Diriwayatkan dari fabir r.a.,
berdiri, atau seseorang yang dalam perawatan ia berkata, "Rasulullah saw. pernah men-
mata yang mengharuskan telentang. Di antara- jenguk orang sakit yang sedang shalat
nya juga kondisi penyakit bese[ tidak dapat menggunakan bantal untuk sujud. Lantas
menahan kencing jika berdiri. Dan itu dapat beliau mengambil dan membuangnya. Orang
ditahan jika sambil duduk. Orang yang dalam yang sakit tadi kemudian mengambil kayu
kondisi seperti itu boleh melakukan shalat untuk mengganti bantal, namun Rasul
sambil duduk, tanpa harus mengulang shalat- kembali mengambil dan membuangnya.
nya. Pendapat ini juga didukung oleh ulama Lantas beliau bersabda,
Syafi'i dalam pendapat yang lebih shahih. n.
Di antara kondisi yang menggugurkan
berdiri dalam shalat adalah, ketika dalam ke-
o\t ek'r )\ ^io
._rr)l &
1,
J*
o t ' oi t ,
.,,. 3:_.:--,
adaan takut terlihat oleh musuh jika berdiri. _,bl .u*1t:;qL uj'b
Dalam keadaan itu, ia boleh shalat sambil
duduk dan tidak perlu mengulang shalatnya, ef)
/t
23 Al-Lubaab,Vol. 1, hlm. 100; Fathul QodiinVol.l,hlm.375; al-Badaa'i,Vol.1, hlm. 105; Tabyiinut Haqao'iq, Vol. 1, hlm. :rg9-2}4.
Bagan 1: IBADAH FIQLH ISTAM IILID 2
'Shalatlah di atas tanah iika mamPu. disebutkan dalam kitab al-Hidaayah. Se'
Jika tidak, maka pakailah isyarat, daniadi- dangkan dalam kitab a/-Badaa'i'dan lain-
kan isyarat untuk suiudmu lebih rendah nya, disebutkan bahwa jika jumlah shalat
dari isyarat untuk ruku'!24 yang ditinggalkannya banyak, maka ia ti-
dak wajib mengqadhanya, hanya menam-
2. fika seseorang tidak mampu shalat sambil
bah shalatyang ditinggalkan selama sehari
duduh maka ia boleh shalat sambil ber-
semalam saja jika memang paham dengan
baring telentang dengan meletakkan kaki
masalah syara'. Alasannya karena sulitnya
di arah kiblat dan berisyarat ketika ruku'
mengqadha dalam jumlah yang banyak,
dan sujud.
juga agar tidak memberatkan. Pendapat
fika berbaring miring dan wajahnya ke
inilah yang dipilih dan difatwakan.
arah kiblat sambil berisyarat, maka hal ini
juga boleh. Tetapi, cara yang pertama tadi fika orang yang sakit itu masih bisa
berdiri dalam shalat, namun tidak mampu
lebih utama karena isyarat orang yang
untuk ruku' dan sujud, maka tidak wajib
telentang bisa tepatke arah Ka'bah, sedang-
baginya untuk berdiri. Artinya, dia boleh
kan isyarat orang yang berbaring miring
shalat sambil duduk dengan memberikan
itu melewati sisi kedua kakinya. Artinya,
isyarat menggunakan kepala, namun yang
berbaring telentang menurut mereka le-
lebih afdhal adalah berisyaratsambil duduk
bih utama daripada berbaring miring. Dan
karena saat kepala agak rendah ke bawah,
berbaring miring ke kanan lebih utama
maka hal itu lebih mirip dengan sujud.
daripada miring ke kiri.
fika orang sehat shalat sambil berdiri,
]ika tidak mampu berisyarat dengan ke-
lantas tiba-tiba ia merasa sakit, maka ia
pala, maka tangguhkan dulu shalatnya.
boleh menyempurnakan shalatnya sambil
Tidak boleh shalat dengan isyarat mata,
duduk. Ruku' dan sujud juga boleh dilaku-
alis mata, dan hati karena isyarat itu ti-
kan dalam keadaan duduk. Atau kalau ti-
dak dianggap shalat. Dalilnya berdasarkan
dak mampu, boleh menggantikan ruku'
dua hadits yang diriwayatkan dari Imran
dan sujud dengan isyarat, Atau jika tidak
dan fabir. Selain itu, menggantikan prak-
mampu duduk, maka boleh shalat sambil
tik shalat yang telah diaiarkan oleh syara'
berbaring telentang karena rendah di atas
dengan pendapat akal itu tidak dapat
yang tinggi, dan bangunan yang lemah di
diterima, dan kepala tidak bisa dikiaskan
atas yang kuat lebih aulo daripada semua-
dengan anggota yang lain. Karena, kepala
nya lemah.
bisa menjalankan rukun shalat, sedangkan
mata, alis, dan hati tidak. |ika ada orang shalat sambil duduk
karena sakit, lantas tiba-tiba ia merasa
Meskipun sudah tidak mampu mendiri-
segar dan sehat, maka ia harus shalat
kan shalat, namun kewajiban shalat tidak
dalam keadaan berdiri. Karena, shalat itu
lantas menjadi gugur. Ia tetap harus meng-
dasarnya mengikuti, dan orangyang berdiri
qadha shalat yang ditinggalkannya, meski
j umlah shalat yang ditinggalkannya banyak
mengikuti orang yang duduk.
dan ia memahami permasalahan shalat. fika orang sakit melakukan shalat de-
ngan isyarat, lantas tiba-tiba ia mampu un-
Inilah pendapat yang shahih sebagaimana
24 HRrl-B"r""q,al-Baihaqi,AbuYa'laal-Moshali,danath-ThabranidarilbnuUmar(NashburRaayah,Yol.2,lT5dansetelahnya).
FrQLH rSrAM lrl-tD 2
tuk ruku'dan sujud, maka ia harus memu- bil duduk. Akan tetapi jika tidak mampu
Iai shalatnya kembali dari awal, karena ia juga, maka ia boleh shalat dalam keadaan
tidak boleh meneruskan ruku'pada shalat duduk sambil bersandar.
yang dilakukan dengan isyarat. Disunnahkan untuk shalat sambil du-
duk bersilang kaki di bawah paha sebagai
Madzhab Malikizs pengganti berdiri. Duduk ini dilakukan ke-
t. fika seorang yang shalat tidak mampu un- tika takbiratul ihram, membaca surah, dan
tuk berdiri sendiri karena lemah atau se- rukul Setelah itu mengubah posisi duduk
bab lain yang memberatkan, seperti ketika ketika posisi duduk antara dua sujud dan
mendadak pusing saat shalat fardhu, maka duduk tasyahud.
ia boleh shalat sambil duduh namun tidak 4. f ika seseorangsudahtidakmampu melaku-
boleh sambil berbaring, kecuali ada udzur kan shalat sambil duduh baik duduk
yang membolehkannya. sendiri maupun duduk bersandax, maka
Menurut madzhab Maliki, hukumnya disunnahkan baginya untuk shalat sambil
boleh mendirikan shalat dengan sebagian berbaring miring ke kanan, atau miring ke
berdiri dan sebagian lagi dengan duduk. kiri jika memang susah untuk miring ke
2. Siapa saja yang mampu shalat sambil ber- kanan. Kemudian telentang dengan posisi
diri, namun ia takut membahayakan diri- kedua kaki ke arah kiblat. fika tidak mam-
nya sendiri, seperti bahaya yang mem- pu juga, maka shalat di atas perutnya de-
bolehkan seseorang bertayamum (yaitu ngan posisi kepala ke arah kiblat.
takut timbulnya penyakit influenza atau fika ada orang yang mampu shalat
menyebabkan pingsan, atau penyakitnya sambil berdiri, namun tidak mampu ruku',
bertambah parah, atau menyebabkan sujud, dan duduk maka ia boleh meng-
penyakitnya lama sembuh) atau dengan gantikannya dengan isyarat sambil tetap
berdiri takut menimbulkan hadats seperti dalam keadaan berdiri.
keluar angin, maka disunnahkan untuk Adapun orang yang mampu melaku-
shalat sambil bersandar pada dinding, ber- kan shalat sambil berdiri dan duduk saja,
sandar pada tongkat, berpegangan pada maka untuk ruku' ia berisyarat sambil ber-
tali, atau bersandar pada seseorang yang diri, dan untuk sujud ia berisyarat sambil
tidak dalam keadaan junub atau haid. fika duduk. fika keduanya dibalih maka shalat-
ia bersandar pada orangyang sedang junub nya batal.
atau haid, maka ia harus mengulangshalat- fika ia menggunakan isyarat dalam ke-
nya. adaan berdiri ataupun duduk, maka wajib
fika seseorang melakukan shalat sam- baginya untuk mengangkat atau membu-
bil duduh padahal ia mampu melakukan- ka serban dari dahinya. Hal ini dilakukan
nya dengan berdiri sambil bersanda[ maka agar ketika sujud dahinya bisa menempel
shalatnya sudah dianggap sah. pada tanah atau pada sajadah dan sejen-
3. |ika seseorang sudah tidak mampu shalat, isnya. Akan tetapi jika dahinya sakit, atau
baik dalam keadaan berdiri sendiri mau- ada bisul di dahinya misalnya, maka ia bo-
pun bersanda4 maka ia wajib shalat sam- leh sujud dengan hidungnya, dan shalat-
nya tetap sah. Karena, ia telah melakukan sujud. Ukuran menghadap ke bawah saat
sesuai dengan kemampuannya sendiri, wa- ruku' dan sujud bisa dikira-kirakan send-
lau dia tahu bahwa hakikat sujud adalah iri, sesuai ukuran ruku'nya orang shalat
meletakkan dahi di atas tanah. sambil berdiri. Karena, sunnah bagi ses-
fika ada seseorang yang melakukan eorang untuk melihat pada tempat sujud-
shalat dengan sempurna pada rakaat per- nya ketika shalat.
tama, namun ketika hendak bangkit dari Kemudian untuk duduh lebih baik
sujud ia tidak mampu, maka boleh baginya duduk seperti halnya ketika duduk pada
melanjutkan shalat sambil duduk. tasyahud awal. Dan ini lebih afdhal menu-
5. fika ada orang yang tidak mampu melaku- rut pendapat Azhhar daripada duduk ber-
kan rukun-rukun shalat kecuali hanya silang kaki di bawah paha. Karena, duduk
niat, atau dia mampu berniat dan menggu- seperti dalam tasyahud itu adalah yang
nakan isyarat mata, maka ia wajib melaku- dianjurkan dalam shalat. fadi, tentunya
kan shalat sesuai kemampuannya. Dan ia duduk seperti itu lebih afdhal daripada
tidak dibebani rukun-rukun lain yang ia duduk yang lainnya. Dan dima\ruhkan
tidak mampu melakukannya. Kemudian baginya untuk duduk seperti aniing dan
jika ia masih mampu untuk salam, maka kera, yaitu duduk dengan pantat sambil
tutuplah shalatnya dengan salam. Dalam meluruskan kedua lututnya.
keadaan seperti itu, ia tidak boleh mening- 3. fika sudah tidak mampu shalat sambil
galkan shalat selama ia masih terhitung duduh maka ia wajib shalat sambil ber-
mukallaf akalnya. baring miring dan menghadapkan wajah-
nya ke arah kiblat. Miring ke kanan lebih
Madzhab Syafi'i26 afdhal daripada miring ke kiri, dan hukum-
1. fika seseorang sudah tidak mampu berdiri nya makruh miring ke kiri jika masih bisa
dalam shalat fardhu, namun tulang pung- miring ke kanan.
gungnya masih bisa tegak, maka ia melak- 4. fika sambil berbaring juga tidak mampu,
sanakan shalat sambil membungkuk, ka- maka boleh shalat sambil telentang. Na-
rena yang mudah dilakukan tidak jadi mun, tetap waj ib mengangkat kepala meng-
gugur karena adanya kesulitan. hadap kiblat meski dengan bantuan ban-
2. Iika seseorang sudah tidak mampu berdiri tal, kecuali jika ia berada di Ka'bah berat-
sama sekali [misalnya jika ia berdiri maka ap, maka ia boleh telentang dengan pung-
akan mengalami kesulitan yang berat dan gungnya, atau dengan wajahnya jika me-
ia tidak mampu menahannya, seperti pu- mang tidak beratap. Karena bagaimanapun
sing dan pening) maka ia boleh shalat sam- menghadap, ia tetap mengarah ke Ka'bah.
bil duduk sesuai kemampuannya, karena Sedangkan untuk ruku'dan suiud, ia boleh
berdasarkan hadits riwayat Imran ibnul melakukannya sesuai kemampuan. Boleh
Hushain, Ia boleh ruku' dengan mengha- dengan isyarat kepala untuk ruku' dan su-
dapkan dahinya ke arah kedualututnya, na- jud, dan tentunya untuk sujud agak lebih
mun yang lebih afdhal dan lebih sempurna dalam isyaratnya daripada untuk ruku'.
adalah dengan menghadapkannya ke arah 5. f ika semua hal di atas tidak mampu dilaku-
26 Mughnil Muhtaaj,Vol.l., hlm. 154; al-Hadhramiyyatr, hlm. 38; Tuhfatuth Thullaab,hlm. 69.
FrqLH rsrAM ltl-tD 2
kan, maka ia boleh shalat dengan isyarat dengan isyarat, namun harus mengulang
mata untuk semua gerakan shalat. shalatnya jika sudah ada kesempatan.
6. Jika tidakmampu melakukannya juga, maka
Madzhab Hambali: Hampir sama dengan
ia shalat dengan hatinya, beserta sunnah-
madzhab Syafi'iz7
sunnahnya, misalnya dengan membayang-
kan dirinya berdiri, ruku', dan seterusnya. 1. Orangsakittetap wajib shalatfardhu dalam
Kemudian jika lidahnya kelu dan kaku keadaan berdiri, namun jika tidak mampu
hingga tidak dapat berbicara, maka rukun- maka boleh shalat dengan tubuh meleng-
rukun dalam shalat yang berupa bacaan kuk seperti ruku'. Karena, hadits Imran
boleh dilakukan dalam hati. Meski ke- ibnul Hushain yang diriwayatkan secara
adaan seperti itu, namun kewajiban shalat marfu' berbunyi, "Shalatlah sambil berdiri.
tidak menjadi gugur selama ia masih ber- Namun jika tidak mampu, maka shalatlah
akal dan termasuk dalam hitungan taklif. sambil miring." Hadits ini banyak perawi-
Selama ia mampu melakukan shalat dalam nya. Imam an-Nasa'i menambahkan, "fika
keadaan apa pun, maka ia harus men- tidakmampu, maka shalatlah sambil telen-
jalankan shalat. tang." Dikuatkan juga dengan hadits yang
7. Orang yang mampu shalat sambil berdiri berbunyi, "f ikaaku memerintahkan sesuatu
boleh mendirikan shalat sunnah sambil kepada kalian, maka jalanilah sesuai ke-
duduk, atau sambil berbaring menurut mampuan kalian."
pendapat yang lebih shahih, bukan sambil Shalat tetap dilakukan dalam keadaan
telentang. Kemudian duduk untuk ruku' berdiri, meskipun sambil bersandar pada
dan sujud. Tidak boleh menggantikan ke- sesuatu dengan memberikan upah secu-
duanya dengan isyarat jika shalat sambil , kupnya
jika mampu membayar. Akan
berbaring. Hal ini karena memang tidak tetapi jika tidak mampu membayar upah,
ada nash hadits yang menjelaskannya. maka boleh shalat sesuai kemampuannya.
Adapun untuk masalah pahala, maka Pendapat ini cocok dengan pendapat ma-
pahala shalat orang yang duduk dan ia dzhab Maliki,
mampu untuk berdiri itu setengah dari 2. fika tidak mampu shalat sambil berdiri
pahala shalat orang yang berdiri. Dan pa- karena sakit atau karena halangan lain
hala shalat orang berbaring, setengah dari yang memberatkan, atau malah bertam-
pahala shalat orang yang duduk. Karena, bah sakitnya, atau menjadikan sembuhnya
ada hadits yang menjelaskan tentang hal lama, atau s6jenisya, maka ia boleh shalat
itu. sambil duduk karena ada hadits yang mem-
Kesimpulannya: orang yang sakit tetap bolehkannya. Disunnahkan duduk sambil
harus menjalankan shalat meski dalam bersilang kaki di atas paha, sebagaimana
keadaan apa pun. Ia melakukan shalat se- madzhab Maliki. Kemudian kedua kakinya
suai kemampuannya, meski hanya dengan dilipat saat ruku'dan sujud.
isyarat dan dia tidak wajib mengulang 3. |ika tidak mampu untuk shalat sambil
shalatnya. Akan tetapi orang yang teng- duduh atau masih bisa tetapi merasa be-
gelam dan terbelenggu, keduanya shalat rat, maka ia boleh shalat sambil berbaring
miring sebagaimana disebutkan dalam 5. |ika tidak mampu berisyarat dengan ke-
hadits riwayat Imran ibnul Hushain. palanya untuk ruku' dan sujud, seperti
Posisi miring ke kanan lebih afdhal orang lemah yang tertawan, maka ia boleh
daripada posisi miring ke kiri, karena shalat dengan menggunakan isyarat mata
ada hadits marfu' dari Ali yang berbunyi, dan niat dengan hatinya. Hal ini boleh di-
"Orang sakit tetap harus shalat sambil lakukan karena riwayat Zakaria dari Ali
berdiri. Namun jika tidak mampu, maka bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah saw ber-
ia boleh shalat sambil duduk. lika tidak sabda,
mampu sujud, maka ia boleh mengganti- "Jika tidak mampu juga, maka sholat-
kannya dengan isyarat, dan isyarat untuk lah dengan menggunakan isyarat meta."
sujud lebih rendah daripada isyarat untuk
ruku'. fika shalat sambil duduk juga tidak 6. fika tidak mampu berisyarat dengan mata,
mampu, maka ia boleh shalat sambil ber- maka shalatlah dengan hati dengan meng-
baring miring ke kanan menghadap kiblat. hadirkan bacaan-bacaan shalat, asal me-
mang sudah tidak mampu melafalkan, dan
Jika ini juga tidak mampu, maka ia boleh
shalat sambil telentang dengan mengha- menghadirkan gerakan-gerakan shalat da-
dapkan kedua kakinya ke arah kiblat."28 lam hatinya. Karena firman Allah yang ber-
Boleh juga ia shalat miring ke kiri, ber- bunyi, 'i..dan Dia tidak menjadikan kesu-
dasarkan nash hadits dari Imran, namun karan untukmu dalam qgama...." [al-Hajj:
tetap menghadap kiblat. 78) juga firman-Nya yang berbunyi,'Allah
tidak membebani seseorang melainkan ses-
4. Sah juga shalat sambil telentang menggu-
nakan punggung dengan kedua kaki tetap
uai dengan kesanggupannyo...." (al-Baqa-
rah: 286) Dikuatkan dengan sabda Rasu-
kearahkiblat, meskiiamampuuntukshalat
sambil berbaring miring, karena ini juga lullah saw. yang berbunyi,
;J:k"v L
bentuk menghadap.2e Akan tetapi, hukum-
nya makruh. |ika tidak mampu juga, maka ry:s r:u ;<i1 6y
boleh shalat miring, membantu punggung "J i ka a ku m e ny ui u h m e llo ou uo n r r r u r ru,
karena berdasarkan nash hadits yang diri- maka lakukanlah sesuai kemqmpuqn kalian."
wayatkan oleh Ali. Kewajiban shalat selamanya tidak akan
Untuk ruku' dan sujud, ia tetap harus gugur dari seorang yang sudah mukallaf,
menggunakan kepala sebagai isyarat peng- selama akalnya masih berfungsi, dan ma-
ganti keduanya. Hal ini berdasarkan hadits sih mampu berniat dalam hati serta beri-
yang berbunyi, "fika aku memerintahkan syarat dengan mata atau anggota lainnya.
sesuatu, maka lakukanlah sesuai kemam- Hal ini karena berdasarkan dalil perintah
puan kalian." Akan tetapi, usahakan isyarat wajibnya shalat secara umum.3o
untuk sujud lebih rendah daripada isyarat
Kesimpulannya, batas kondisi minimal bagi
untuk ruku' karena hadits riwayat Ali, dan
orang sakit untuk shalat adalah dengan meng-
untuk membedakan isyarat untuk keduanya.
28
HR ad-Daruquthni.
29
Jenazah juga dihadapkan seperti ini.
30
Adapun hadits ad-Darimi dan lainnya dari Ibnu Umar secara marfu'yang berbunyi, "Orang yang sakit boleh shalat sambil duduk.
Jika tidak mampu, maka boleh sambil tidur miring. fika tidak mampu, boleh sambil telentang. Dan jika tidak mampu juga, maka
Allah berhak memberikan udzur baginya." Hadits ini dhaifsanadnya.
rIqLH ISLAivt JILID 2
gunakan kepala untuk isyarat. Pendapat ini ayat ini tertulis lima huruf, namun aslinya ter-
menurut madzhab Hanafi. Sedangkan dalam diri atas enam hurufyang berbunyi, "Lam Yau-
madzhab Maliki, batas minimalnya boleh de- lid." Dua sahabat [Abu Yusuf dan Muhammad
ngan isyarat mata atau dengan niat. Menurut bin Hasan) berkata, "Kadar minimal ayat yang
Syafi'i dan Hambali, boleh melaksanakan ru- waiib dibaca dalam shalat adalah tiga ayat
kun-rukun shalat dengan hati. pendek, atau satu ayat panjang yang sebanding
Akan tetapi, keempat madzhab sepakat bahwa dengan tiga ayat pendek."
kewaj iban shalatitu tetap tidak gugur selama se- Membaca ayat dalam dua rakaat pertama
seorang masih berakal. Namun menurut Hanafi, shalat fardhu hukumnya wajib karena perkata-
seseorang tetap harus mengqadha shalatnya an Ali, "Membaca ayat dalam dua yang pertama
jika tidak mampu berisyarat dengan kepala. adalah jugabacaan dalam rakaatyanglain." Dari
Ibnu Mas'ud dan Aisyah berkata, "Bebas me-
3. RUKUN KETTGA: MEMBACA SURAH BAG| milih dalam dua rakaatterakhir shalat. Iika mau,
YANG MAMPU
maka ia boleh membaca ayat atau hanya ber-
Rukun, menurut madzhab Hanafi,31 yang tasbih." Membaca surah al-Faatihah dan surah
juga fardhu amali'dalam semua rakaat shalat lain, atau tiga ayat juga hukumnya waiib.33
sunnah termasuk Witic dan dalam dua rakaat Membaca surah al-Faatihah dalam shalat
shalat fardhu bagi imam dan orang shalat sen- tidak mutlah fardhu menurut mereka. Tidak
dirian, adalah membaca ayat dari Al-Qur'an. juga dalam shalat sirriyyah ataupun jahriyyah,
Pendapat ini berdasarkan firman Allah SWT tidak juga bagi imam ataupun makmum. Bah-
yang berbunyi, kan, terkadang membaca surah al-Faatihah itu
31
Ad-Duurul Mukhtaor wa Raddul Muhtaar, Vol. 1, hlm. 415; Fathul Qadiir,Vol. 1, hlm. 193, 205,322; al-Badaa'i', Vol. 1, hlm. 110;
Tabyiinul Haqaa'iq,Yol. l, hlm. 104.
32
HR Muslim.
33
Terkadang waiib membaca surah dalam shalat fardhu empat rakaat, seperti misalnya seorang makmum masbuq menggantikan
imam shalat setelah lewat dua rakaat. Lantas imam berisyarat bahwa pada dua rakaat pertama ia belum membaca surah.
34
HR Muslim dan Ahmad.
Baglan 1: IBADAH rstAM IILID 2
nya dengan pelan. Tujuannya agar tidak ter- mudian menghadaplah ke arah kiblat dan
dapat bacaan pelan di antara dua bacaan keras. bertakbir. Setelah itu bacalah ayat atau
Ibnu Mas'ud berkata, "Empat hal yang disem- surah Al-Qur'an yang mudah bagimu.'46
bunyikan oleh seorang imam, yaitu bacaan Hadits ini menyebutkan bahwa yang
ta'awwudz, basmalah, bacaan amin, dan wajib adalah membaca ayat atau surah
tahmid."35
dari Al-Qur'an, sebagaimana dijelaskan
Dalil-Dalil yang Mereka Gunakan: dalam Al-Qur'an sendiri. Artinya, jika
L. FirmanAllahSWTyangberbunyi,"...karena membaca surah al-Faatihah itu hukum-
itu bacalah apa yang mudah [bagimu) dari nya fardhu atau termasuk rukun, tentunya
Al-Qur'an...!' (al-Muzzammil: 20) Ayat ini akan dijelaskan dalam hadits.
berisi perintah untuk membaca surah se- 4. Adapun hadits yang diriwayatkan enam
cara mutlak tanpa batasan. |adi, bisa dilak- imam dari Ubadah ibnush Shamit3T yang
sanakan dengan membaca ayat sependek berbunyi, "Tidak ada shalat seseorang
apa pun selama masih termasuk ayat Al- yang tidak membaca surah al-Faatihah,"
Qur'an. Selain itu ayat di atas juga men- maka dimungkinkan yang dimaksud ada-
jelaskan, bahkan diakui secara ijma bahwa
lah penafian atau peniadaan fadhilah,
membacaAl-Qur'an itubukan fardhu di luar bukan peniadaan keabsahan shalat, se-
shalat, melainkan fardhu di dalam shalat. bagaimana juga hadits yang berbunyi, "Ti-
2. Tidak boleh menambahkan bacaan lain dak ada shalat bagi orang yang rumahnya
yang dalilnya diambil dari hadits Ahad dekat dengan masjid kecuali di masjid.'BB
yang bersifat zhanni [perkiraan] pada se- Artinya, shalat tanpa membaca surah al-
suatu yang sudah pasti dengan dalil qath'i Faatihah tetap sah, namun tidak afdhal.
dari Al-Qur'an. Akan tetapi, hadits Ahad itu
wajib diamalkan, namun tidak fardhu. De- Bacaan Makmum
ngan teori ini mereka mengatakan, bahwa
Seorang makmum tidak wajib membaca
yang wajib hanyalah membaca surah al-
ayat atau surah, menurut madzhab Hanafi
Faatihah saja. Maksudnya jika seseorangti-
dengan dalil sebagai berikut.3e
dak membaca surah al-Faatihah, shalatnya
tetap sa[ namun hukumnya mala'uh tahrim.
7. Dalil dari Al-Qur'an, firman Allah, "Dan
apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengar-
3. Dalam hadits tentang seseorang yang
kanlah dan diamlah, agar kamu mendapat."
shalatnya jelek, Rasulullah saw. bersabda,
[al-Araaf: 204) Imam Ahmad berkata,
\
i-rjt #:$
'i: J
;i-bst Jt ji r;t e'
"Ulama sepakat bahwa ayat ini juga ber-
._. .i
s;; '# .'2 o '.t
ct;t l'F'y\,F c Iaku dalam shalat." Artinya, ketika sedang
shalat pun kita harus mendengarkan dan
memerhatikan bacaan ayat atau surah
.0,1i\
"Jika kamu hendak shalat, maka sem-
t dalam shalat. Mendengarkan ketika imam
membaca jahriyyah, dan memerhatikan
purnakanlah wudhu terlebih dahulu. Ke- ketika imam membaca sirriyyah dan jahriy-
35
Tahmid maksudnya ucapan "Rabbanaa lakal hamdu." HR Ibnu Abi Syaibah, dari Ibrahim an-Nakha'i.
36
Lihat lVoshbur Raayah,Vol.1, hlm. 366.
37
Lihat Nashbur Raayah,YoL1, hlm. 365.
3B
HR ad-Daruquthni, hukumnya dhaif.
39
Al-Badaa'i', Vol. 1, hlm. 110', Muqaaranatul Madzaahib fil Fiqh, karya Syaltut dan Sais, hlm. 25.
FIqH ISI"AM JILID 2
yah. fadi, seorang makmum wajid men- mendebatku dengan bacaannya." 42 Had,-
dengarkan bacaan imam yang keras dan its ini menunjukkan pengingkaran dalam
memerhatikan bacaan imam yang pelan. bacaan pada shalat sirriyyah. Maka, dalam
Dengan adanya hadits-hadits yang menun- shalat jahriyyah lebih aula.
tut untuk membaca, maka ayat di atas 3. |ika makmum diwajibkan untuk
Qryas.
mengandung perintah wajib. Artinya, membaca, maka bacaan itu tidak gugur
yang melanggar ketentuan ini hukumnya dari orang yang shalat masbuq sebagai-
makruh tahrim. mana rukun-rukun yang lain. Mereka
2. Dalil dari As-Sunnah. Rasulullah saw. ber- mengikutkan bacaan makmum dengan
sabda, bacaan masbuq dalam hal gugurnya ke-
c z_ t / , O. C wajiban. Dengan Qiyas ini, maka membaca
6t-Vt e)j
l. _ -
tt Jlp pt 1 .,it+ ,rV A itu tidak disyariatkan bagi makmum.
' z i.,--
osti Mayoritas ulama43 [selain Hanafiyyah]
"Siapa saja yang shalat di belakang berkata, bacaan wajib dalam shalat dan terma-
imem, maka bacaan imam adalah bacaan- suk rukun itu adalah surah al-Faatihah karena
nyo jugai'ao sabda Rasulullah saw., "Tidok sah shalat sese-
orang yang tidak membaca surah al-Faatihah."
Hadits ini mencakup bacaan jahriyyah
fuga sabda beliau,
dan sirriyyah. Dalil ini dikuatkan lagi de-
ngan hadits lain yang berbunyi, .,:(dr al;ta ,ibi'it i* L);J \
irrarP *t up rnonttunpa membaca surah
t)f; F rrp * iil i6\\ ,F urt
al-Faatihah.'aa
, ce'e _. a .
| 1k:V, lf ItL) Dikuatkan juga dengan hadits dalam Sha-
hih Muslim, juga riwayat Bukhari,
"Seorang imam dipilih karena untuk di-
lah." 4t
"Shalatlah sebag aimana kalian melihatku
shalat."
Dalam hadits lain diriwayatkan bahwa
Nabi saw pernah shalat Zuhut lantas di
Adapun bacaan surah lain setelah al-
Faatihah pada dua rakaat pertama dalam tiap
belakang beliau ada seseorang yang mem-
baca ayat, "Sabbih isma Rabbikal Alaa." shalat hukumnya sunnah. Sedangkan untuk
Kemudian setelah selesai beliau bertanya, makmum, maka dalam tiap shalat ia membaca
"Siapa tadi yang membaca ayat?" "Saya, ya surah al-Faatihah dan surah lain secara pelan.
Tetapi menurut Maliki dan Hambali, seorang
Rasuli' jawab orang itu. Lantas beliau ber-
makmum tidak perlu membaca apa-apa dalam
sabda, "Aku mengira sebagian kalian telah
shalat jahriyyah. Sedangkan menurut Syafi'i,
40 makmum hanya membaca surah al-Faatihah
HR Abu Hanifah, dari fabir r.a..
4l HR Muslim dari Abu Hurairah r.a..
42
Muttafaq 'alaih, dari Imran ibnul Hushain.
43
Asy-Syarhush Shaghiir,Vol. 1, hlm. 309; Bidaayatul Mujtahid,Yol.l, hlm. l. L9; asy-Syarhul Kabiir ma'a ad-Dasuuqi, Vol. 1, hlm. 236;
Mughnil Muhtaal, Vol. 1, hlm. 156-162; al-Mughni,Vol.L,hlm.376-49I,562-568; Kasyaaful Qinaa',Vol.1, hlm.451; al-Muhadzdzab,
Vol. 1, hlm. 72; al-Majmuu', Vol. 3, hlm. 285; Haasyiyah al-Baajuri,Yol. L, hlm. 153-156.
44
HR Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban.
rsrAM JrLrD 2
saja dalam shalatjahriyyah.as Kalau dilihat se- Kemudian jika makmum lupa tidak mem-
cara tekstual, ucapan Ahmad menyatakan bah- baca al-Faatihah, maka menurut qaul jadid hu-
wa ia cenderung menganggap baik bagi mak- kumnya tidak sah. Karena, sesuatu yang men-
mum untuk membaca sebagian surah al-Fiati- jadi rukun dalam shalat, seperti ruku'dan su-
hah ketika diam pertamanya imam. Setelah itu, jud itu tidak dapat gugur kewajibannya hanya
ia melanjutkan bacaannya pada diam kedua- karena lupa. Kewajiban itu juga tidak gugur
nya imam dan ia dapat mendengarkan bacaan kecuali bagi orangyang makmum masbuq satu
imam pada jeda waktu itu. rakaat karena imam yang menanggungnya.
Akan tetapi ulama Syafi'iyyah berkata, Termasuk dalam hukum masbuq adalah ketika
"Membaca surah al-Faatihah itu wajib hukum- masjid penuh atau ia lupa sedang dalam shalat,
nya bagi imam, makmum, dan munfarid [orang atau gerakannya terlambat, seperti misalnya ia
yang shalat sendirian], baik dengan hafalan, tidak bangkit dari sujud kecuali setelah imam
membaca dari mushaf, dengan ditalqin mau- ruku'atau mendekati ruku', atau setelah imam
pun sejenisnya. Baik dalam shalat jahriyyah ruku' ia bimbang mengenai bacaan al-Faatih-
maupun shalat sirriyyah, baik shalat fardhu ahnya sehingga ia tertinggal.
maupun sunnah." Pendapat ini juga dikuatkan Basmalah menurut madzhab Syafi'i ter-
dengan dalil-dalil yang telah disebutkan di masuk ayat dari surah al-Faatihah, karena ada
atas, ditambah lagi hadits riwayat Ubadah ib- hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
nush Shamitbahwa ia berkata, "Rasulullah saw. dalam kitab Tarikh-nya bahwa Rasulullah saw
pernah shalat Subuh dan beliau merasa berat menganggap surah al-Faatihah berjumlah tu-
untuk membaca surah. Kemudian setelah se- juh ayat termasuk basmalah. Imam ad-Daru-
lesai beliau bersabda, Aku melihat kalian juga quthni juga meriwayatkan dari Abu Hurairah
membaca surah di belakang imam?'Kami men- bahwa Rasulullah saw. Bersabda,
jawab,'Ya, kami juga membaca surah.' Lantas
beliau bersabda, J.*-}t A' .*l t:S;u;u -1;jr ;\7 til
i ", i>; ,t ir; ot;lt li yr Uv-a .t o
*6':fi iit o$; ii wy ri
L{#
c c-
I .-o.r 8ScG\ g\t,"*)t lt *, d,sl
'Janganlah kalian membaca surah ietain "J ika ka lian m emb a ca al - Fa ati h a h, m a ka ba ca -
al-Faatihah, karena shalat seseorang tidak sah lah juga basmalah karena itu Umtnul Qur'an,
tanpa membaca surah ittt."'46 Ummul Kitab, dan Sab'ul Matsani. Basmalah
juga termasuk ayat dari surah al-Faatihah." a7
Hadits ini adalah dalil yang jelas dan khusus
menunjukkan bahwa membaca surah al-Faati- Selain itu, para sahabat juga menetapkan
hah bagi makmum itu hukumnya wajib. Secara basmalah termasuk ayat dari surah al-Faatihah
tekstual, penafian dalam hadits ini menuju ketika mereka mengumpulkan Al-Qur'an.
pada ketidakabsahan. Artinya, shalat itu tidak Basmalah dibaca keras dalam shalat-
cukup tanpa membaca surah al-Faatihah. shalat jahriyyah sebagaimana ayat-ayat lain
45
Al-Majmu', Vol. 3, hlm. 344-350.
46
HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Hibban, Subulus Salaam,Yol. 1, hlm. 170.
47
Ada juga hadits-hadits lain mengenai basmalah, di antaranya riwayat Bukhari, Muslim, dan lbnu Khuzaimah dengan sanad yang
shahih dari Ummi Salamah (Subulus Salaam, Vol. 1, hlm. 173).
FIqLH ISIAM JILID 2 Baglan 1: lBAOAll
dari surah al-Faatihah. Pendapat ini berdasar- huruf itu dengan sengaja, maka tidak sah dan
kan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, tidak boleh diikuti.
bahwa Rasulullah saw. membaca basmalah fika mengganti huruf shaad dengan huruf
dengan suara keras. Basmalah dibaca keras, zha' maka tidak sah menurut pendapat yang
karena juga termasuk ayat dari surah al-Faatih- lebih shahihh karena runtutan kalimatnya
ah karena buktinya basmalah dibaca setelah berubah dan artinya juga berbeda.
ta'awwudz. Maka, sunnahnya juga membaca- Membaca dengan tertib hukumnya wajib
nya dengan jahr [keras].aB [artinya membaca ayat-ayat dengan urutan
Bacaan yang bertasydid dalam surah al- yang sudah lazim) dan terus-menerus [artinya
Faatihah itu jumlahnya ada empat belas. Tiga antara satu kalimat dengan kalimat lain saling
di antaranya terdapat pada basmalah. |ika se- bersambung tanpa pemisah, kecuali sekadar
seorang tidak membacanya dengan tasydid, untuk bernapas). Hukum ini diambil dari sun-
maka bacaannya batal karena aturan bacanya nah Nabi saw. karena beliau bersabda,
berubah. "Shalatlah kalian sebagaimana kalian me-
Disyaratkan pula dalam membaca: tidak lihat aku shalat."
mengubah bacaan hingga melanggar arti, se-
perti membaca dhammah pada huruf taa' fika bacaan dalam shalat itu diselingi de-
ngan bacaan tahmid karena bersin, maka ter-
dalam kalimat 'An'amta" atau membacanya
masuk tidak terus-menerus. Adapun jika ter-
kasrah. Dan juga seperti bacaan syadz yang
putusnya bacaan itu masih berhubungan de-
bukan termasuk qira'ah sab'h, jika memang
ngan shalat, seperti membaca amin karena
bacaan itu mengubah makna seperti dalam
bacaan imam, mengingatkan bacaan imam
ayat "lnnamaa yakhsyaallah min 'ibaadihil
yang lupa, berdoa meminta rahmat, memohon
'ulamaaa"' [Faathir: 2B) dengan membaca rafa'
perlindungan dari siksa, dan sujud tilawah,
pada yang pertama dan membaca nashab pada
maka tidak termasuk memotong bacaan dan
yang kedua, atau menambahkan satu huruf,
masih dianggap terus-menerus. Diam lama
atau menguranginya. fika itu terjadi, maka
dalam shalat juga termasuk memutuskan
batallah bacaannya.
terus-menerus, karena seolah dengan sengaja
Ulama madzhab Malikiae berpendapat,
berpaling. Demikian juga dengan diam atau
"Sah hukumnya membaca dengan bacaan yang
berhenti sebental tetapi dengan niat memoto-
syadz asalkan masih sesuai dengan Rasm Uts-
ng bacaan. Ini menurut pendapat yang shahih
mani. Sah juga hukumnya melagukan bacaan
karena yang berlaku adalah niatnya.
surah al-Faatihah jika memang tidak disenga-
ja, dan imam berdosa jika ada orang yang lebih fika seseorang tidak mampu membaca
surah al-Faatihah sama sekali karena tidak
baikbacaannya daripada dia. Demikian juga de-
ada orang yang mengajarinya atau tidak ada
ngan bacaan yang tidak membedakan antara
mushaf, atau sejenisnya, maka ia boleh meng-
huruf dhad dan zha', seperti dalam logat Arab
ganti surah al-Faatihah itu dengan bacaan lain
yang terkadang membalik antara keduanya.
yang huruf-hurufnya sebanding dengan surah
Akan tetapi jika melagukan atau mengganti
al-Faatihah. Ini menurut pendapat yang lebih
Hadits-hadits tentang bacaan basmalah dengan suara keras terdapat di Bukhari dan Muslim. Diriwayatkan dari enam sahabat,
yaitu Abu Hurairah, Ummu Salamah, Ibnu Abbas, Anas bin Malih Ali bin Abi Thalib, dan Samurah bin Jundab [al-Maimuu', Vol. 3,
hlm.302).
Asy-Syarhush Shag hiir, Yol. 1, hlm. 437.
FIqLH ISLAM IILID 2
shahih. Bacaan pengganti itu bisa berupa tu- yang bacaan amin-nya bersamaan dengan ba-
iuh ayat lain yang berurutan atau tujuh macam caan malaikat, maka dosa-dosanya yang telah
dzikir atau doa yang berkaitan dengan akhirat, lalu dan yang akan datang akan diampuni oleh
bukan dunia, namun tetap menjaga jumlah Allah SWT."
hurufnya. Pendapat ini berdasarkan hadits Bagi makmum disunnahkan untuk me-
riwayat Abu Dawud dan lainnya, bahwa ada nyerukan bacaan amin bersama bacaan amin-
seorang lelaki berkata kepada Rasulullah saw., nya imam karena makmum itu mengikuti imam.
"Ya Rasulullah, saya tidak dapat menghafal Ini menurut pendapat yangazhhar.so Dalilnya
ayat-ayat Al-Qur'an. Ajarilah saya sesuatu yang adalah hadits Nabi saw riwayat Ibnu Hibban
mudah untuk menggantikannya." Beliau ber- dan lain-lain yang mereka anggap shahih dan
sabda, Ucapkanlah, juga sabda Rasul yang berbunyi, "Shalatlah ka-
lian sebagaimana kalian melihat aku shalat,"
';sl'atr.nr yt ft,t:a .l-jr; .i,r ir;.* Disunnahkan juga bagi imam dan orang
50 nrgi makmum disunnahkan untuk menyeru pada limat tempat, yaitu empat pada bacaan amin: ber-ta'min bersama imam, dalam
doa Qunut Subuh, dalam doa Qunut Witir pada pertengahan kedua bulan Ramadhan, dan dalam Qunut Nazilah pada tiap shalat
lima waltu, dan ketika mengingatkan imam akan ayat yang lupa.
ISLAM JILID 2
nahkan membaca surah al-Faatihah, hanya seseorang yang tidak membaca surah al-Faati-
sunnah membaca pada shalat sirriyyah karena hah." Hadits ini menjadi dalil yang jelas untuk
perintah dalam Al-Qur'an untuk mendengar- landasan wajibnya membaca surah al-Faatihah
kan dan memerhatikan itu khusus pada shalat dalam shalat, karena secara tekstual penafian
jahriyyah dengan dalil, "Bahwa Nabi saw. ber- di situ adalah penafian keabsahan shalat, bu-
paling dari shalat jahriyyah lantas bertanya, kan penafian keafdhalannya.
Apakah salah seorang kalian ada yang mem- Basmalah sendiri menurut madzhab Maliki
baca ayat barusan?'Seorang lelaki menjawab, bukan termasuk ayat dari surah al-Faatihah,
'Ya.' Beliau bersabda, Aku tidak ingin berde- sehingga mereka tidak membacanya, baik
bat dengan Al-Qur'an.' Kemudian semenjak dalam shalat jahriyyah maupun sirriyyah, ti-
itu orang-orang tidak lagi membaca ayat atau dak pada surah al-Faatihah, dan juga tidak
surah bersama Nabi saw. dalam shalat jahriy- pada surah-surah lain. Menurut mereka, bela-
yah!'sL Hadits ini menjadi dalil yang jelas akan jar membaca surah al-Faatihah itu hukumnya
makruhnya membaca surah atau ayat bagi wajib jika mampu. Akan tetapi jika tidak mam-
makmum ketika imam sedang membaca surah pu, baik karena bisu atau tidak ada orang yang
dalam shalat j ah riyy ah. mengajarkan, atau waktunya sempit, maka
Adapun dalil mereka tentang sunnahnya wajib baginya untuk mengikuti orang yang
membaca surah dalam shalat sirriyyah adalah bacaannya bagus, jika ada. fika tidak meng-
sabda Nabi saw., 'Jika aku membaca dengan ikutinya, maka shalatnya batal. Namun jika ti-
pelan, maka kalian membacalah."52 dak menemukannya juga, maka ia boleh shalat
Berkaitan dengan shalatsirriyyah,madzhab sendirian. Sedangkan membaca amin, menu-
Hambali menambahkan bahwa setiap bacaan rut mereka sunnahnya pelan sebagaimana pen-
yang tidak termasuk keras, baik ketika tidak dapat Hanafiyyah.
mendengar karena jauh atau diamnya imam, Ulama Hanabilah berkata, "Basmalah itu
maka bagi makmum hukumnya boleh mem- termasuk ayat dari surah al-Faatihah, karena
baca sebagaimana pendapat Syaf iyyah. Ihrena itu wajib dibaca pada tiap shalat. Namun, mem-
dalam keadaan itu makmum tidak mendengar bacanya dengan pelan, tidak dengan suara keras."
bacaan imam, dan itu artinya tidak masuk da- Menurut Hanabilah-sama dengan pen-
lam perintah untuk mendengarkan. dapat Syafi'iyyah-yaitu orang yang shalat
Menurut saya sendiri, pendapat inilah yang harus menjaga bacaan surah al-Faatihah leng-
lebih aula, karena menggabungkan antara pe- kap dengan tasydidnya, dan tidak boleh mela-
rintah Al-Qur'an untuk mendengarkan bacaan kukan perubahan sehingga mengubah arti.
imam dan hadits-hadits yang menganjurkan fika ia tidak memedulikan tertib bacaan atau
makmum untuk membaca surah pada shalat tasydidnya, atau melagukan bacaan sehingga
sirriyyah. Dan memang tidak diperbolehkan mengubah makna, seperti membaca kasrah
diam dalam shalat sirriyyah. Akan tetapi, saya pada kalimat "ly5raaka" atau membaca dham-
kurang tenang untuk tidak membaca al-Faati- mah pada huruf Ta' dalam 'An'amtai' atau
hah secara mutlah karena ada hadits-hadits membaca fathah pada alif dalam kalimat "lh-
Muttafaq 'alaih dan mutawatir dari Ubadah dinaai'maka bacaannya tidak sah. Kecuali, jika
dan lain-lain yang berbunyi, "Tidak sah shalat memang dia tidak mampu membaca dengan
51
HR Abu Dawud, an-Nasa'i, dan at-Tirmidzi dari Abu Hurairah. Hadits hasan.
52
HR ad-Daruquthni dan at-Tirmidzi.
Baglan 1: IBADAH lSLAJvt llttD 2
baik dan memang hanya sebatas itu kemam- yang bisa menirukannya meski satu surah sek-
puannya. Kemudian jika dia memotong bacaan alipun. Namun, sebagian ulama Hanafi mem-
al-Faatihah dalam shalat dengan dzikic doa, bolehkan orang yang tidak mampu membaca
atau terdiam sejenak, atau membaca amin dengan bahasa Arab, untuk membaca surah al-
karena mendengar bacaan imam, maka'hal Faatihah dengan bahasa selain Arab. 5a
itu tidak disebut memotong bacaan. Menurut Adapun membaca amin, menurut madzhab
ulama Maliki dalam pendapat yang mu'tamad Hambali dan yang lainnya, hukumnya sunnah
bahwa melagukan bacaan itu tidak membatal- bagi imam dan makmum karena hadits-hadits
kan shalat, meskipun mengubah makna. yang telah lalu. Menurut Hambali dan Syafi'i,
Batas minim bacaan surah al-Faatihah ada- sunnah juga hukumnya bagi imam dan mak-
lah cukup didengar dirinya sendiri, sebagai- mum untuk mengeraskan bacaan amin dalam
mana hukumnya takbiratul ihram. Suara di shalat jahriyyah dan membaca amin dengan
bawah itu tidaklagi disebutmembaca. Sedang- pelan dalam shalat sirriyyah.
kan sunnahnya dalam membaca al-Faatihah
adalah, dengan membaca secara tartil, ber- 4. RUXUN KEEMPAT: RIIKU'
henti pada tiap ayat jika memang tidak terlalu Ruku' secara etimologi artinya membung-
panjang. Karena, Allah SWT berfirman, "...dan kuh sedangkan secara terminologi artinya
bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan." membungkukkan kepala dan punggung ber-
(al-Muzzammil: 4) Ulama Maliki berkata, "Su- samaan dengan memegang kedua lutut. Se-
dah cukup dianggap membaca, meski dirinya derhananya, ruku' adalah membungkuk sam-
tidak mendengar bacaannya itu." bil memegangi kedua lutut. Detailnya, ruku'
Ulama fiqih sepakat bahwa membaca adalah meluruskan punggung dan leher (mem-
surah dalam shalat itu harus dengan bahasa bungkukkan keduanya hingga lurus seperti
Arab, tidak boleh dengan bahasa lain,S3 atau papan yang lurus horisontal) mengikuti apa
mengganti redaksinya dengan redaksi bahasa yang telah dituturkan oleh Imam Muslim da-
Arab lainnya, baik bacaan bahasa Arabnya lam Shahih-nya. Yakni, dengan cara melurus-
bagus maupun tidak. Karena, Allah SWT ber- kan kedua kaki dan paha, meluruskan antara
firman, "sesungguhnya Kami menurunkannya kepala dan pantat, memegang kedua lutut de-
berupa Qur'an berbahqsa Arab, agar kamu ngan kedua tangan sambil merenggangkan jari-
mengerti." [Yusuf: 2) iuga firmanNya, ?e- jari menghadap kiblat. Posisi kepala lurus,
ngan bahasa Arab yang jelas." (asy-Syu'araa': tidak diangkat ke atas dan juga tidak terlalu
195) karena Al-Qur'an adalah mukjizat, baik menunduk. Kedua siku direnggangkan ke sam-
redaksi maupun maknanya. Iadi jika berubah pingbagi lelaki, dan dirangkapkan bagi perem-
dan keluar dari rangkaiannya, maka hal itu bu- puan. Untuk orang yang bungkuk, boleh sedikit
kan Al-Qur'an lagi, melainkan tafsir. Dan tasfir membungkuk lagi jika memang mampu. ss
itu jelas berbeda dengan yang ditafsiri, karena Adapun dalil wajibnya ruku'adalah firman
Al-Qur'an itu tidak ada bandingannya, tidak ada Allah SWT yang berbunyi,
53
Abu Hanifah sendiri akhirnya merevisi pendapatnya yang mengatakan bolehnya membaca surah dengan bahasa selain Arab, dan
tidak ada juga orang atau pengikutnya yang mengamalkan pendapatnya itu.
54
Al-Badaa'i, Vol. 1, hlm. 112.
55
Fathul Qadiir,Vol. 1, hlm. 193,208; ad-Durrul Mukhtaar,Yol.l, hlm.416; asy-Syarhu ash-ShaghiirYol.l, hlm. 313; al-Qawaaniin al-
Fiqhiyyah,hlm. 62; Mughnil Muhtaaj,Vol. l,hlm. t63; aI-Mughni,Yol. !,hlm. 499; Kasyaaful Qinaa',Yol. l,hlm. 452; al-Muhadzdzab,
Vol. 1, hlm. 74.
FIQLH ISLAM JILID 2 Baglan 1: IBADAH
6:* e ,v'--i";
;i os ) ;st tiyia €'^* e.,ylt i*).,t i<)c i;: \
,r3rj LfIt
"Jika Rasulullah saw. ruku' maka jika ada
"Tidaklah cukup shalat seseorang yang ti
mangkuk diletakkan di atas punggung beliau,
56
HR Ahmad, Abu Dasud, dan an-Nas{i, Nailul Authar,Yol.2, hlm. 243.
57
Muftafaq'alaih.
58
HR Ahmad dan Hakim dari Abu Qatadah ath-Thayalisi (NaflulAuthar,Vol.2, hlm. 268).
FIQLH ISTAM IILID 2
dak menegakkan punggungnya dalam ruku' karena fardhu itu tidak diulang.
59
dan sujud." Dari sini kita tahu bahwa pendapat yang
Akan tetapi Abu Hanifah dan Muhammad masyhur dalam madzhab Hanafi adalah pen-
dapat yang mengatakan bahwa berdiri dari
berkata, "Hadits-hadits yang dijadikan dalil ini
ruku, duduk di antara dua sujud, dan i'tidal itu
termasuk hadits Ahad, iadi hukumnya tidak
sampai menjadikan fardhu pada firman Allah
hukumnya sunnah. Ada iuga sebagian ulama
yang berbunyi, 'Ruku'lah kamu, sujudlah mereka yang mengatakan hukumnya wajib,
kamu."' (al-Hajj: 77) Hal ini bertujuan agar dan ini adalah pendapat yang sesuai dengan
dalil. Pendapat inilah yang benar dan dipegang
tidak terjadi penghapusan nash mutawati[
hanya karena hadits Ahad. Karena, menurut
oleh Imam Kamal bin Humam dan ulama-
ulama Hanafiyyah lain setelahnya.
mereka penambahan hukum terhadap nash
itu dianggap menghapus. Akan tetapi, berbeda Abu Yusuf dan ulama lain berkata,6l "Bang-
dengan pendapat Abu Yusufyang mengatakan kit dari ruku', i'tidal berdiri dengan tuma'ninah
bahwa tuma'ninah itu termasuk fardhu, pada- itu termasuk rukun atau fardhu dalam shalat."
hal dia juga termasuk ulama madzhab Hanafi. I'tidal maksudnya adalah kembali pada keada-
ansebelumrukulbaikituberdiri maupunduduk,
5. RUI<UN KELIMA: BANGKIT DARI RUKU, atau melakukan sesuai kemampuannya jika me-
DAN I'T|DAL mang lemah. I'tidal juga harus.niat, tidak boleh
dengan tujuan lainnya. fika misalnya, sese-
Abu Hanifah dan Muhammad berkata,60
"Bangkit berdiri dari ruku', i'tidal [berdiri orang bangkit dari ruku' karena takut ada ular
atau sebab lain, maka tidak dianggap i'tidal se-
tegak), dan duduk di antara dua sujud itu hu-
bagaimana dijelaskan oleh madzhab Syafi'i.
kumnya wajib, bukan rukun karena itu ter-
masuk dari bagian tuma'ninah (modifikasi fika seseorang sujud tanpa i'tidal, maka
rukun). Allah SWT berfirman yang artinya, shalatnya tidak sah karena meninggalkan salah
'Ruku'lah kamu, sujudlah kamu."' (al-Haiiz 77) satu rukun dari rukun-rukun shalat. Pendapat
Ruku'itu sudah bisa terlaksana hanya dengan ini berdasarkan hadits Nabi mengenai orang
membungkuk, dan yang diperintahkan hanya yang shalatnya jelek, yaitu sabda beliau, "Ke-
ruku', sujud, dan berdiri. Hanya itu yang far- mudian bangkitlah hingga tegak berdiri." Ini
juga yang dipraktikkan oleh Nabi tiap harinya,
dhu. Adapun perintah Rasulullah saw. terhadap
orang yang shalatnya jelek, "Kemudian bang- dan beliau
kitlah hingga tegak berdiri," ini menunjukkan "Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku
hukum wajib karena hanya berdasarkan hadits shalat."
Ahad. Konsekuensinya jika meninggalkan hal Dalam hadits di atas, lengkapnya Rasu-
itu karena lupa, maka ia harus menggantinya lullah saw. menganggap orang itu belum shalat
dengan sujud Sahwi. Dan jika meninggalkan- karena meninggalkan i'tidal dan tuma'ninah,
nya dengan sengaja, maka hukumnya sangat Dari hadits itu dapat kita ambil kesimpulan
makruh dan harus mengulang shalatnya un- bahwa kedua hal tersebut termasuk rukun da-
tuk menyermpurnakan shalat yang pertama, lam shalat, dan termasuk juga bangkit dari ruku'.
59
HR Bukhari.
60
Raddul Muhnar, Vol. 1, hlm. 432-433; Fathul Qadir, Vol. 1, hlm. 210.
6t Raddul Muhtaar, Vol. 1, hlm. 432-433; Fathul Qadin Vol. 1, hlm. 2!O; al-Lubaab, Vol. 1, hlm. 73; al-Qawaa'id al-Fiqhiyyah, hlm. 62;
asy-Syarhush Shaghiir,Yol. l, hlm. 313, 318; Mughnil Muhtaaj,Vol. l, hlm. 165-170; al-Muhadzdzab, Vol. 1, hlm. 75; al-Mughni,Vol.
1, hlm. 508, 514, 516; Karyaaful Qinaa', Vol. 1, hlm. 452; Bidaayatul Mujnhid,Yol. t, hlm. 130.
ISLAM IITID 2
6, RUKUN KEENAM: DUA KALI SUTUD TIAP waktu zuhur dan ashar karena matahari ham-
RAKAAT pir tenggelam, dan maghrib dan isya karena
Sujud secara etimologi artinya khudhu' terbinya faja4 dan dalam shalat Subuh karena
dan merendah, atau tawadhu dan tunduk. Se- terbitnya matahari). Hal itu dilakukan untuk
dangkan secara terminologi, secara singkat menjaga pendapat orang yang mengatakan
bisa dikatakan bahwa sujud itu adalah me- hukumnya wajib. fika seseorang sujud hanya
letakkan sebagian dahi yang terbuka ke tanah dengan dahi tanpa hidung, maka sujudnya
atau tempat shalat. Terminologi ini diambil kurang sempurna. Sedangkan pendapat yang
dari sebuah hadits yang berbunyi, masyhur dalam madzhab Maliki mengatakan,
'1"o. ,i-'. o. sujud itu cukup dilakukan dengan dahi tanpa
F \)
,ro-: ,'-':'r,,
t? -J15= ,# ' '
,>;*1, t;1 hidung, dan jika tidak mampu sujud dengan
"Jika engkau sujud, maka letakkanlah dahi- dahi, maka boleh berisyarat untuk sujud, se-
mu dan jangan terburu-buru." 62 bagaimana orang yang dahinya terluka dan
jika sujud akan merasa sakit.
fuga, hadits riwayat Khabab ibnul Arts, Syafi'iyyah, Hanafiyyah, dan Hanabilah
"Kami pernah mengadu kepada Rasulullah
menuturkan bahwa orang yang tidak dapat
saw mengenai panasnya pasir di dahi dan sujud karena jamaah penuh sesak sehingga ti-
telapak tangan kami [ketika sujud], dan kami
dak memungkinkan untuk sujud di atas tanah
terus mengeluhkan hal itu kepada beliau."63
bersama imam, maka ia boleh sujud di atas
Adapun terminologi sujud secara sempurna
sesuatu, baik manusia, perhiasan, hewan, atau
adalah meletakkan kedua telapak tangan, dua
sejenisnya. Karena, Imam al-Baihaqi dalam
lutut, dua kaki, dahi dan hidung ke tanah.
riwayat shahihnya menuturkan bahwa Umar
Sujud termasuk fardhu dalam shalat de-
berkata, "fika memang keadaan penuh sesak,
ngan ijma ulama, karena Allah SWT berfirman,
maka seorang kalian boleh sujud dan menem-
"Wahai orang-orang yang beriman! Ruku'lah,
pelkan dahinya pada punggung saudaranya."
sujudlah...." (al-Haij: 77) juga karena sunnah
Adapun menempelkan dua telapak tangan,
Nabi saw. dan perintah beliau pada orang yang
dua lutut, dan ujung kaki dalam sujud, itu ter-
shalatnya jelek, "Kemudian sujudlah hingga
masuk sunnah. Dalilnya adalah hadits dari
tuma'ninah dalam sujud. Kemudian bangkitlah
Abbas bin Abdul Muththalib bahwa ia men-
dari sujud,lalu dudukhingga tuma'ninah dalam
dengar Rasulullah saw bersabda,
Gi 1ti\;# A '';
duduk. Kemudian sujud lagi hingga tuma'ninah
dalam sujud." 1; tiY
;t1i3"it
Sujud yang wajib menurut Malikiyyah
adalah sujud dengan meletakkan bagian dahi
it{sr;8,
sekitar atas dua alis mata. Disunnahkan untuk "Jika seorang hamba bersujud, maka ber-
menempelkan seluruh dahi ke tanah, dan sun- sujud pula tujuh anggota yaitu waiah, kedua
nah juga untuk menempelkan hidung. Orang telapak tangan, kedua lutut, dan kedua telapak
6a
yang tidak melakukannya harus mengulang kaki."
shalat pada waktu mendesak [yaitu pada Para ulama sepakat6s bahwa anggota su-
jud yang sempurna ada tujuh, yaitu wajah, dua dengan dahi dalam sujud itu hukumnya wajib
tangan, dua lutut, dan ujung dua kaki, karena menurut mereka.
hadits dari Ibnu Abbas, ia berkata, 'Aku di- Abu Yusuf dan Muhammad berkata, "Su-
perintahkan untuk sujud dengan tujuh tulang, jud tidak boleh hanya menggunakan hidung
yaitu dahi-sambil menuniuk ke hidungnya, kecuali ada udzur karena dalilnya hadits yang
dua tangan, dua lutut, dan dua kaki."66 Riwayat telah lewat, yaitu menganggap dahi termasuk
lain mengatakan, "Rasulullah saw diperintah- tujuh anggota suiud." Ini pendapat yang rajih
kan untuksujud dengan tujuh anggota badan- dalam madzhab Hanafiyyah.
tanpa halangan rambut atau kain, yaitu dahi, Meletakkan dua tangan dan dua lutut da-
dua tangan, dua lutut, dan dua kakil' Maksud lam sujud termasuk sunnah menurut madzhab
tanpa halangan rambut atau kain adalah tidak Hanafi, karena sujud sudah dapat terlaksana
mengangkat kain atau rambut ketika hendak tanpa keduanya. Adapun meletakkan dua kaki
sujud, karena hal itu menyerupai orang takabur. dalam sujud, mereka anggap termasuk fardhu
Tidak ada khilaf antar ulama bahwa sujud sebagaimana dikatakan oleh al-Qaduri.
dengan segenap dahi dan hidung itu sunnah. Kesimpulannya: Fardhunya sujud menu-
Ibnul Mundzir menuturkan kesepakatan para rut Hanafiyyah dan Malikiyyah sudah bisa ter-
sahabat Nabi bahwa sujud hanya dengan hi- laksana hanya dengan meletakkan bagian dahi
dung itu tidak cukup. meski sedikit, sedangkan wajibnya menurut
Ulama Hanafiyyah dan lainnya sepakat Hanafiyyah adalah dengan meletakkan seba-
membolehkan seseorang sujud hanya meng- gian besar dahi. Fardhunya sujud juga sudah
gunakan dahi tanpa hidung. Akan tetapi, Imam bisa terlaksana dengan meletakkan satu jari
Abu Hanifah sendiri berkata, "Dalam sujud dari dua kaki. fika kakinya tidak menempel
seseorang boleh memilih antara dahi dan hi- ke tanah [tempat suiud], maka suiudnya ti-
dung. Namun jika hanya menggunakan salah dak sah. Adapun masalah pengulangan sujud
satu dari keduanya, maka hukumnya makruh." sampai dua kali itu adalah perkara ta'abbudi.
Pendapat ini berdasarkan hadits lbnu Abbas Maksudnya, makna pengulangan itu tidak bisa
di atas. Dalam hadits itu ia menuturkan dahi dicerna dengan akal, sebagaimana pendapat
sambil menunjuk ke hidung, sedangkan yang mayoritas ulama Hanafiyyah. Hal ini adalah re-
diperintahkan dalam Al-Qur'an adalah sujud, alisasi dari cobaan atau ujian.
'i..sujudlah kemu," (al-Hajj: 77) dan sujud itu f ika seseorang sujud di atas lipatan serban-
sendiri adalah meletakkan sebagian wajah nyayangberada di dahi, atau di atas ujungkain-
yang termasuk anggota sujud. nya yang lebih, maka hukum sujudnya boleh
Hal ini sudah bisa terlaksana dengan me- menurut Hanafiyyah, Malikiyyah, dan Hanabi-
letakkan hidung ke tanah, sedangkan syarat lah. Dan dimakruhkan jika tidak ada udzur
meletakkan anggota sujud lain adalah tambah- karena hadits riwayat Anas, ia berkata, "Kami
an dari hadits Ahad. Karena itu, wajib mem- pernah shalat bersama Rasulullah saw. ketika
perbolehkan memilih salah satu, seperti dahi. udara panas. Lantas jika salah seorang dari
Beda halnya dengan dagu, pipi, dan lainnya, kami tidak kuat menahan panas pasir ketika
karena itu bukan tempat untuk sujud menu- sujud, maka ia membentangkan kainnya untuk
rut ijma. Akan tetapi menggabungkan hidung lapisan sujud."67 Tidak ada perbedaan dalam
hadzdzab, Vol. 1. hlm. 75, ad-Durrul Mukhtaar wa Raddul Muhtaar,Yol. 1, hlm. 416
66 Mutt"f"q 'alaih (Nai/u/Au thar,Vol.2, hlm. 258).
67 HR;"rnrrh (Nailut Authar,Yol. 2, hlm. 260).
FIqLH ISTAM JILID 2
wajibnya membuka kedua lutut agar tidak ter- dangkan menempelkan hidung bersama dahi,
buka auratnya, sebagaimana juga tidak wajib hanyalah sunnah menurut Syafi'iyyah. Namun
membuka dua kaki dan dua tangan, namun menurut Hanabilah, hal itu wajib meski hanya
sunnah membukanya menurut pendapat yang sedikit bagian hidung. Syafi'iyyah mensyarat-
keluar dari perbedaan. kan dalam suiud untuk menggunakan bagian
Dalil bolehnya tidak membuka dua tangan dalam dua telapak tangan, dan bagian dalam
adalah hadits Abdullah bin Abdurrahman, ia jari-jari dua kaki. Maksudnya cukup hanya de-
berkata, ngan meletakkan bagian dari setiap anggota yang
tujuh seperti dahi, sedangkan untukkedua tangan
G;; r.5 *t
'i'tl t-.
J5 BE nr l;', u;C yang dianggap adalah bagian dalam telapak tan-
€ ii e*'i';.ii,
gan, sedang untuk kedua kaki iuga bagian dalam
i* S*,<t\ jari-jarinya. |adi, tidak cukup dengan meng-
"Rasulullah saw. pernah mendatangi kami, gunakan bagian punggung atau tepi kaki.
lantas beliau shalat bersama kami di masjid Tuma'ninah dalam suj ud : Orangyang shalat
Bani Asyhal. Ketika itu, aku melihat beliau me- itu harus bertuma'ninah. Dan menurut mayori-
letakkan kedua tangan pada kain baju beliau tas ulama, tuma'ninah itu hukumnya fardhu,
saat sujud."68 berbeda dengan Hanafiyyah yang berpendapat
Ulama Syafi'iyyah berkata, jika seseorang tuma'ninah itu wajib dengan dalil hadits orang
sujud di atas kain yang masih dikenakannya, yang shalatnya jelelq "Kemudian sujudlah hing-
seperti ujung baju yang panjang atau serban, ga tuma'ninah dalam sujud." Menurut ulama
maka sujudnya boleh asal kain itu tidak ber- Syafi'i, menekankan kepala dan menahan be-
gerak ketika ia bergerak. Karena, kain itu hu- ratnya ketika sujud itu hukumnya waiib de-
kumnya seperti hukum kain yang terpisah ngan dalil hadits yang berbunyi, "fika engkau
darinya. Kalau kainyangdijadikan alas sujud itu sujud, maka tetapkanlah dahimu pada tempat
bergerak mengikuti gerakannya ketika bang- sujud." Artinya, dengan menekan ke bawah
kit, duduk atau gerakan lainnya, seperti sapu yang sekiranya di bawah itu ada kapas atau
tangan di atas pundaknya, maka hukumnya rumput, maka kapas atau rumput itu akan ter-
tidak boleh. Dan jika dia tahu tetapi sengaja tekan ke bawah dan membekas pada telapak
membiarkannya, maka shalatnya batal. Dan tangan.
jika ia lupa atau tidak tahu, maka shalatnya ti- Dari keterangan di atas sudah jelas, syarat
dak batal, hanya mengulang sujud saja. Shalat- sahnya sujud adalah tuma'ninah, dan membuka
nya tetap sah meski sujud di atas ujung pa- dahi menurut madzhab Syafi'iyyah, namun
kaian yang dipakai, asal ujung pakaian itu ti- membuka dahi tidak disyaratkan menurut
dak ikut bergerak. Ulama Syafi'iyyah meng- mayoritas. Para ulama sepakatbahwa sujud itu
anggap dhaif hadits-hadits tentang suiud di menggunakan dahi ditambah dua kaki menu-
atas lipatan serban, atau hadits itu shahih tapi rut Hanafiyyah. Akan tetapi, menurut madzhab
pada saat ada udzur saja.6e Syafi'iyyah dan Hanabilah, tambahannya dua
Ulama Syafi'iyyah dan Hanabilah sepakat tangan, dua lutut, dan dua kaki. Ulama Hanabi-
tentang wajibnya sujud atas tujuh anggota lah menambahkan hidung dan syaratnya su-
sujud yang tercantum dalam hadits di atas. Se- jud itu juga harus menempel pada benda yang
68
HR Ahmad dan lbnu Majah (IVailuI A u tha r, V ol. 2, hlm. 2 6L).
69
Nailul Authan Vol. 2, hlm. 260.
rsrAM lrrrD 2
mampu menahan dahi. Kemudian posisi su- maka janganlah berlutut seperti unta. Turun-
jud itu juga harus tanakus, yaitu meninggikan kanlah kedua tangan terlebih dahulu, baru ke-
bagian bawah dan merendahkan bagian atas mudiankedualutut.''l Ibnu Sayyidun Naas ber-
anggota suiud, kecuali dalam keadaan penuh kata, "Hadits-hadits yang menuturkan peletak-
sesak. Dalam keadaan seperti ini, boleh bagi an kedua tangan sebelum kedua lututlebih rajihl'
seseorang untuk sujud pada punggung orang Imam an-Nawawi sendiri memilih berdiri
lain sebagaimana dijelaskan oleh Syafi'iyyah di tengah dengan mengatakan, "Menurut saya
dan Hanafiyyah. Asy-Syafi'i menambahkan tidak ada tarjiih antara kedua pendapat itu."
harus ada kesengaiaan atau niat untuk suiud.
Tempat Shalat
Artinya, jika ia terjatuh dalam posisi sujud,
Ulama Malikiyyah berkata, "Shalat di atas
maka itu tidak dianggap sujud dan ia harus
selain tanah hukumnya makruh." Hanabilah
kembali pada posisi i'tidal, lantas sujud lagi.
berkata, "Shalat di atas saliu baik dengan peng-
Sunnah-sunnah dalam posisi suiud menu-
halang maupun tidak, tetap sah hukumnya jika
rut mayoritas ulama adalah, pertama kali me-
menemukan penopang tempat anggota sujud,
letakkan kedua lutut pada tanah, kemudian
sebagaimana juga sah hukumnya sujud di atas
kedua kaki, disusul dahi dan hidung. Setelah
rumput dan kapas yang berhamburan, asal
itu mengangkat wajah terlebih dahulu, kemu-
tetap menemukan penopang. fika tidak mene-
dian kedua tangan, disusul dengan kedua lutut.
mukan penopang, maka shalatnya tidak sah
Posisi ini dijelaskan dalam hadits riwayatWa'il
karena tidak ada tempat untuk menahan da-
bin Hujrin, ia berkata, 'Aku pernah melihat
hinya ketika sujud."72
Rasulullah saw. ketika sujud beliau meletak-
kan kedua lutut sebelum kedua tangan, dan
7. RUKUN KETUIUH: DUDUK DI ANTARA DUA
ketika bangun dari suiud beliau mengangkat
SUTUD
kedua tangan sebelum kedua lutut."7o Imam
al-Khathabi berkata, "Hadits ini lebih shahih
Duduk di antara dua sujud beserta
tuma'ninah itu termasuk fardhu dalam shalat
daripada hadits riwayat Abu Hurairah yang
menurut mayoritas ulama. Sedangkan menu-
nanti akan disebutkan dalam madzhab Ma-
rut Hanafiyyah hanya wajib,73 tidak sampai
liki." f ika urutannya dibalik juga tidak apa-apa,
fardhu karena dalilnya hadits yang berbu-
sujudnya sudah sah, namun melanggar sunnah
nyi, "Kemudian bangkitlah dari sujud hingga
kecuali ada udzur.
tuma'ninah dalam duduk." Dan disebutkan
Menurut madzhab Malikiyyah, disunnah-
dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim,
kan mendahulukan kedua tangan daripada
kedua lutut pada saat hendak sujud, dan meng-
akhirkan kedua tangan daripada kedua lutut "* ,r W- I ,*,i, er tit Jtt
ketika hendak bangkit dari sujud. Pendapat ini AG
berdasarkanhadits dariAbu Hurairahyangber- 'Ketika mengangkat kepala [bangun iari
bunyi, "Jika salah seorang kalian hendak suiud, sujudl, Rasulullah saw. tidak langsung sujud
]0 uR t i*"kecuali Ahmad (Naitut Authar,Vol. 2, hlm. 253).
71 HR Ah."d, Abu Dawud, an-Nasa'i, dan at-Tirmidzi. Al-Khathabi berkata sebagaimana telah kami sebutkan, yaitu bahwa hadits ri-
wayat Wa'il bin Huirin lebih shahih daripada hadits ini. Imam at-Tirmidzi sendiri berkata, "Hadits ini gharib. Kami tidak mengenal
hadits dari Abu Zinad kecuali dari lalur ini." (Nailul Authan Vol. 2, hlm. 255)
ll lfqowooniin al-Fiqhiyyah,hlm. 49; Kasyaafut Qinaoj Vol. 1, hlm. 346.
'3 Roddr! Muhtaar,Vol. L,hlm.432; asy-syarhush Shaghiir,Vol.l, hlm. 314; al-Qawaaniin al-Fiqhiyyah,hlm,64; Mughnil Muhtaaj,Vol.
1, hlm. 171; al-Mughni,Yol.L,hlm.522; Kasyaaful Qinaa', Vol. 1, hlm.453.
ISTAM JILID 2 Baglan 1: IBADAH
lagi hingga tegak dalam duduk." saw., dan setelah itu duduk diam selama ba-
caan,'Allaahumma Shalli'alaa Muhammadi'
Ulama Syafi'iyyah menambahkan, "Bangun
menurut Syafi'iyyah dan Hanabilah termasuk
dari sujudnya itu harus dengan sengaja dan
rukun. Namun menurut Malikiyyah, yang ru-
niat. fika ia bangun tapi karena takut sesuatu,
maka tidaktermasukbangun dari sujud. Tidak
kun adalah lamanya duduk untuk salam.Ts
Perlu diperhatikan bahwa tasyahud awal sama
terlalu lama dalam duduk dan i'tidal karena
hukumnya seperti tasyahud akhi4, yaitu wajib
keduanya adalah rukun yang bukan dzatnya,
menurut Hanafiyyah. Sunnah menurut mayori-
tetapi untuk memisahkan antara dua sujud."
tas ulama, sebagaimana juga sunnahnya mem-
Sunnah-sunnah dalam posisi sujud antara
baca shalawat atas Nabi saw. dalam tasyahud
lain duduk iftirasy antara dua sujud, yaitu
akhir menurut Hanafiyyah dan Malikiyyah.
duduk di atas kaki kiri yang terlipat, dan me-
Dalil yang dipakai oleh madzhab Hanafiy-
negakkan kaki kanan dengan jari-jari dalam-
yah adalah hadits dari Ibnu Mas'ud r.a. ketika
nya menekan tanah agar tetap menghadap ki-
ia diajari oleh Nabi saw. mengenai tasyahud,
blat. Posisi seperti ini tujuannya adalah meng-
ikuti sifat dan tata cara shalat Rasulullah saw.
sebagaimana dalam hadits yang berbunyi, "Ke-
ibi, U;a$; ai i1 l,;-il r!1
mudian melipat kaki kiri dan mendudukinya. "Jika engkau telah membaca ini, atou mi-
Lantas duduk tegak hingga semua persendian lakukan ini, maka shalatmu telah sempurne.'16
kembali pada tempatnya semula. Setelah itu Maksudnya, jika engkau telah membacata-
baru sujud lagi." Dalam hadits riwayat Aisyah, syahud dan telah memenuhi duduk, maka telah
"Rasulullah saw. membentangkan kaki kiri dan sempurnalah shalatmu. Dalam hadits ini Rasu-
menegakkan kaki kanan."74 lullah saw menggantungkan kesempurnaan
Kemudian meletakkan kedua tangannya shalat dalam duduh baik membaca tasyahud
di atas paha dekat kedua lututnya, sambil me- maupun tidak. Karena, beliau menggantung-
renggangkan jari-jari tangan kanan dan kiri. kannya pada salah satu dari dua perkara, yaitu
antara membaca tasyahud dan duduk. Semen-
8. RUKUN KEDEIAPAN: DUDUK TERAKHIR
tara membaca tasyahud sendiri tidak disyari-
SELAMA TASYAHUD
atkan tanpa duduh karena Rasul tidak mem-
Duduk ini termasuk fardhu dalam shalat-
bacanya kecuali dalam posisi duduk. Artinya,
menurut madzhab Hanafiyyah-sampai pada
posisi duduklah yang menjadi pembahasan
bacaan,'Abduhu wa Rasuuluh" menurut pen-
utama dalam kesempurnaan shalat, bukan
dapatyang shahih. )ika makmum selesai mem-
keharusan membaca tasyahud. Karena, setiap
baca tasyahud sebelum imam selesai, lantas
sesuatu yang digantungkan pada sesuatu yang
ia makan atau berbicara, maka shalatnya su-
lain, maka sesuatu pertama tidak mungkin ada
dah sempurna. Duduk terakhir dalam shalat,
tanpa sesuatu kedua. Dalam hal ini, karena ke-
membaca tasyahud akhir, shalawat atas Nabi
sempurnaan shalat itu wajib atau fardhu, dan difardhukan, kami pernah membaca, 'Salam
kesempurnaan itu tidak bisa didapat tanpa sejahtera bagi Allah dari hamba-Nya. Salah se-
duduh maka posisi duduk itu juga hukumnya iahtera bagi fibril, salam seiahtera bagi Mikail,
waiib atau fardhu. Karena, suatu perkara yang salam sejahtera bagi fulan.' Lantas Rasul me-
menjadi syarat kesempurnaan suatu kewa- larang seraya bersabda,'fanganlah kalian ber-
jiban itu juga hukumnya wajib. ucap,
Adapun hadits Ibnu Mas'ud yang termasuk
hadits Ahad, dapat menjadikan hukum fardhu :dtt,S:iY*l' ji,u,' i,u,l' J;,ii l,cji
karena hadits itu menjelaskan ayat Al-Qur'an
yang masih mujmal, masih umum. Dan seba-
a,r$3i
gai penjelas, boleh menggunakan hadits yang bagi Allah,'t rr"no Dia'itu
'Salam sejahtera
bersifat zhanni, berbeda dengan membaca sumber keselamatan. Akan tetapi ucapkanlah,
'segala penghormatan bagi Allah...."' 78
surah al-Faatihah karena ada nash Al-Qur'an,
dan nash untuk membaca ayat atau surah itu Pengambilan dalil dari hadits itu ada dua
tidak mujmal, bahkan hal itu termasuk khusus. segi, pertama redaksi hadits yang mengguna-
fadi kalau misalnya ada penambahan dalam kan kata fardhu, dan kedua adalah perintah
hukum itu, maka penambahan itu menghapus dari Rasul dalam duduk pada akhir shalat.
nash Al-Qur'an dengan hadits Ahad, dan hal itu Adapun untuk duduk sendiri itu termasuk
tidak boleh. rukun atau fardhu, karena digunakan sebagai
Sedangkan dalil yang dipakai madzhab sarana membaca tasyahud yang hukumnya
Maliki, tasyahud dan duduk itu bukan wajib, fardhu. fadi, hukum duduk dalam tasyahud itu
karena keduanya bisa digantikan dengan su- juga mengikuti hukum tasyahud, yaitu fardhu.
jud Sahwi, dan itu artinya sama saia hukumnya Adapun hukum fardhunya membaca sha-
seperti sunnah-sunnah yang lain. lawat atas nabi dalam tasyahud akhir adalah
Adapun dalil yang dipakai madzhab Sya- ijma para ulama atas hal itu. Karena, shalawat
fi'iyyah dan Hanabilah adalah Rasulullah se- tidak wajib kecuali dalam shalat. |adi, jelas
lalu duduk dalam tasyahud, dan beliau menyu- wajib hukumnya dalam shalat. fuga, karena
ruh Ibnu Abbas untuk melakukan itu. Beliau hadits yang berbunyi, "Kami telah mengeta-
bersabda, hui bagaimana membaca salam untuk Anda,
!,Lqi ,t);
namun bagaimana cara membaca shalawat-
nya?" Beliau menjawab, "Ucapkanlah, Allaa-
7 7
" U capkanlah, At-Tahiyy aatu lillaahi...,"' humma Shalli'alaa Muhammad wa'alaa Aali
dan mensyariatkan sujud Sahwi ketika lupa. Muhammad....'4e Riwayat lain menyebutkan,
Dalil ini diperkuat oleh sabda beliau, "Bagaimana kami membaca shalawat kepada
"Shalatlah sebagaimana kalian melihat Anda ketika kami dalam shalat?" Beliau men-
jawab, "IJcapkanlah,... [sama seperti di atas]"8o
aku shalat."
uruannya sesuai dengan urutan dalam hadits.
Ibnu Mas'ud berkata, "Sebelum tasyahud
Rasulullah saw. sendiri membaca shalawat
untuk diri beliau sendiri dalam shalat Witir, rut madzhab Hanafiyyah sama seperti posisi
sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Awanah duduk di antara dua sujud, yaitu duduk iftirasy
dalam Musnad-nya, Rasulullah saw. bersabda, sebagaimana telah kami jelaskan. Posisi itu
"Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku tetap sama baik dalam akhir shalat maupun
shalat." Tidak ada sesuatu pun yang menge- bukan. Dalilnya diambil dari hadits riwayat
luarkannya dari hukum wajib. Sementara ada Abu Humaid as-Sa'idi mengenai sifat shalat
hadits yang menunjukkan hukum wajib, yaitu Rasulullah saw., yaitu bahwa Nabi saw. duduk
hadits Ali dalam sunan at-Tirmidzi dengan iftirasy dengan kaki kiri dalam tasyahud, sambil
predikat haditsnya hasan shahih. Dalam hadits menghadapkan jari-jari kaki kanan ke kiblat.81
itu Rasul saw. bersabda, Wa'il bin Hujrin berkata, 'Aku sengaja datang
jika dise-
"Orang bakhil adalah orang yang ke Madinah hanya untuk melihat shalat Rasu-
butkan namaku di hadapannya, ia tidak mem- lullah saw.. Lantas aku lihat ketika duduk ta-
baca shalawat kepadaku." syahud, beliau menduduki kaki kiri fiftirasy],
meletakkan tangan kiri di atas paha kiri, dan
Beliau juga menuturkannya dalam tasya-
menegakkan kaki kanan beliau,"Bz
hud. Dalil lain yang menguatkan hukum wajib
Madzhab Malikiyyah berkata, "Duduk ta-
adalah riwayat al-Hakim dan al-Baihaqi, dari
warruk baik dalam tasyahud awal maupun ta-
Ibnu Mas'ud, dari Nabi saw. dengan redaksi,
syahud akhir.83 Dalilnya adalah sebuah hadits
Jika kalian membaca tasyahud dalam yang diriwayatkan oleh lbnu Mas'ud. Ia meri-
shalat, maka ucapkanlah, Allaahumma shalli
wayatkan bahwa Nabi saw. duduk tawarruk
'alaa Muhammod...."'
baik di tengah shalat maupun di akhirnya."sa
Membaca shalawat atas Nabi saw dalam Madzhab Hanabilah dan Syafi'iyyah ber-
tasyahud awal hukumnya sunnah menurut kata, "Disunnahkan duduk tawarruk dalam
madzhab Syafi'i yang azhhar karena untuk me- tasyahud akhir." Duduk tawarruk itu hampir
ringankan. Dan dalam tasyahud awal tidak di- sama dengan duduk iftirasy. hanya bedanya
sunnahkan untuk membaca shalawat atas ke- kalau dalam duduk tawarruk kaki kiri disi-
luarga beliau, namun dalam tasyahud akhir itu langkan di bawah kaki kanan dan pantatnya
hukumnya sunnah. Maksud keluarga Nabi saw. ditempelkan di tanah. Dalilnya adalah sebuah
adalah mereka keturunan Hasyim dan Abdul hadits riwayat Abu Humaid as-Sa'idi yang ber-
Muththalib. Pendapat lain mengatakan bahwa bunyi, "Hingga ketika sampai pada rakaat tera-
membaca shalawat atas keluarga Nabi hukum- khir; Rasulullah mengakhirkan kaki kiri dan
nya wajib, karena hadits di atas berbunyi, duduk dengan pantat lantas salam."85 Duduk
"Ucapkanlah, Allaahumma shalli'alaa Mu- tawarruk dalam shalat adalah duduk menggu-
hammad wq'alaa aali Muhammad,"' Perintah nakan pantat sebelah kiri. Akan tetapi, ulama
dalam hadits ini mengandung arti wajib. Hanabilah berkata, "Dalam shalat Subuh ti-
dak duduk tawarruk dalam tasyahud karena
Posisi Duduk dalam Tasyahud:
bukan termasuk tasyahud kedua. Sementara,
Posisi duduk dalam tasyahud akhir menu-
81
HR al-Bukhari, hadits shahih hasan (Nailul Authar,Yol.2,hlm.275).
82
Imam at-Tirmidzi, hadits hasan shahih (Nashbur Raayah, Vol. 1, hlm. 419; Nailul Authaar, Vol. 2, hlm. 273).
B3
Asy-Syarhus Shaghilr, Vol. 1, hlm. 329.
B4
Al-Mughni,Yol. 1, hlm. 533.
85
HR Lima kecuali an-Nasa'i. Hadits ini dishahihkan oleh at-Tirmidzi. Imam Bukhari iuga meriwayatkan hadits ini tetapi secara ring-
l<as (N ailul Authan Vol. 2, hlm. 184).
FrQLH rSrAM ltl-tD 2
Kesimpulannya: duduk tawarruk dalam pun redaksi tasyahud yang sempurna adalah
tasyahud kedua hukumnya sunnah menurut tasyahud yang terdapat dalam hadits riwayat
mayoritas ulama, namun menurut madzhab Ibnu Abbas. Ia berkata, "Rasulullah saw per-
Hanafiyyah itu bukanlah sunnah. nah mengajarkan kami bacaan tasyahud se-
bagaimana beliau juga mengajarkan kami
Redaksi Tasyahud:
surah-surah Al-Qur'an. Beliau bersabda,
Ada dua redaksi tasyahud yang ma'tsur:
Hanafiyyah dan Hanabilah berkata,s6 "Re-
daksi tasyahud itu berbunyi,
o6t Lr;sAt ottlt3t Jt-,-Ji
.i,
*q-pti Lt72l i, .l;=!i
isir'ltt a:;rj Ct W: i)f; i>u^l'
Al; i>u^r' 'oi'iji'
.*;l.J,;ltir,,; 14 t1);iy*rr,
W iY-r' ;(;r rur ;;1r"Ct ,il I t z z rr'.j ,, "'. , i.r',rlbli.irr
d;r;rb ,,.
t#, il , ?i. '1, :,.Yl 4J! !
vt ;jt v ii!;i ;;.:,;lt*t,rv;1,
,nr
'Penghormatan penuh berkah dan shala-
/ ) z z jio'. ,' r'. r'ni" . :i,
d-l-:_i oL.c lJ^.+-.. dl -t€ ',1 c wat yang baik hanya untuk Allah. Semoga ke-
'Segala penghormatan, shalawat, dan ke- selamatan dan rahmat Allah senantiasa ter-
baikan atas Allah. Semoga keselamatan dan curah kepadamu, wahai Nabi. Dan semoga
berkah Allah senantiasa tercurah atasmu, wahai keselamatan itu juga tercurah atas kami dan
Nabi. Dan semoga keselamatan juga bagi kita hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi
dan bagi hamba-homba Allah yang saleh. Aku bahwa tiada tuhan selain Allah, dan Muham-
bersaksi tiada tuhan selain Allah dan Muham- mad adalah hamba sekaligus utusan-Nya."ae
mad adalah hamba dan utusan-Nye,"'Redaksi
tasyahud inilah yang diajarkan oleh Rasulullah Arti Redaksi Tasyahud:
saw. kepada Abdullah bin Mas'ud r.a..87 Arti kata at-Tahiyyaatu lillaah, adalah puji-
Imam Malik berkata, "Sebaik-baik redaksi an dan penghormatan untukAllah sebagai Raja
tasyahud adalah redaksi tasyahud Umar ibnul Yang berhak mendapatkan segala penghormat-
Khaththab yang berbunyi, At-tahiyyaatu lillaah, an dari makhluk- Nya, sebagai pengakuan bahwa
az-Zaakiy aatu I i I I aa h, as h - S h al awaatu I i ll a ah..."' Allah itu adalah raja yang agung dan kekal. Pen-
dan seterusnya seperti tasyahudnya Ibnu dapat lain mengatakan bahwa kalimat tersebut
Mas'ud di atas. artinya 'keselamatan.' Adapun kalimat "a/-
l!/
u
fathul qadiir, Vol.
1., hlm.22L; al-Qawaaniin al-Fiqhiyyah,hlm.65; at-Mughni,Vol. 1, hlm. 534 - 539.
(Nailul Authaar,Vol. 2, hlm. 278; Nashbur Raayah,Vol.1, hlm. 419)
HR ;ama'ah
88 Muohnil Muhtaai,Yol.l, hlm. 174.
89 uilt"tuslim dan Abu Dawud dengan redaksi ini. Dishahihkan oleh Imam at-Tirmidzi. Ibnu Majah juga meriwayatkannya, tetapi
dengan tambahan redaksi, 'Asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa Rasuuluh." (Nailul Authaar, Vol. 2, hlm. 281)
FIqLH ISTAM IILID 2 Baglan 1: IBADAH
Mubaarakaat'' artinya'yang tumbuh dan ber- shalawat itu wajib, karena perintah dalam ayat
kah.' Sedangkan kalim at " ash-Shalawaat" arti- ini mengandung arti wajib. Dalam tasyahud,
nya,'shalat lima waktu beserta ibadah sunnah penghormatan kepada Nabi saw. sudah bisa
lainnya.' Kalimat "ath -Thayyibaat' artinya amal dicapai dengan kalimat,'As-salaomu'alaika."
saleh. Kalim at" as-Salaam u" artinya 'keselamat- Adapun membaca shalawat kepada keluarga
an Allah yang ditujukan kepada para rasul dan beliau, hukumnya hanyalah sunnah.
para nabi mengalir kepadamu, wahai Nabi Redaksi shalawat yang sempurna adalah
Muhammad.' Kalimat "Wo 'alainad" artinya, sebagai berikut,
'orang-orang yang hadia' yaitu imam, makmum,
para malaikat, dan makhluk lainnya. Kalimat t:t ,r3-i JI &) rH J; J; #'i
ol'rl /a
al:lbaad adalah bentuk jamak dari kata al-
Abdu. Kata ash-Shaalihiin adalah jamak dari
! ,-,(.', .',brl
.J -r -. t.: J\ .l;i '"4r;)
: (.> t \'-, t,: e
); 1; ,
Shalawat dari Allah untuk hamba-Nya adalah pemberian rahmat dan keridhaan. Adapun shalawat dari malaikat adalah permo-
honan doa dan ampunan, sedangkan dari umat adalah doa dan penghormatan kepada Nabi saw. untuk menunjukkan kedudukan
beliau di sisi Allah. Juga untuk mendapatkan pahala yang agung, sebagaimana sabda beliau, "Siapa saja yang bershalawat kepadaku
satu kali, maka Allah akan menggantinya dengan sepuluh rahmat."
9l Redaksi ini diriwayatkan dari Abu Mas'ud, Ali, Abu Hurairah, dan Thalhah bin Ubaidillah (Lihat Nailul /u thar, Vol. 2, hlm. 284;
Tafsir lbnu Katsir, Vol.2, hlm. 507)
FIqH ISLAM JITID 2
karena bisu, maka ia boleh mengucapkannya "Kunci shalat adalah bersuci, penghara-
dengan bahasanya sendiri. Oleh karena itu, mannya mulai dari takbin dan penghalalannya
orang yang masih mampu mempelajari tasya- setelah salam,"94
hud dan bacaan shalawat harus terus belajar |uga, karena Nabi saw. selalu mengucap-
hingga bisa. Karena, bacaan itu termasuk far- kan salam tiap akhir shalates dan tidak pernah
dhu'ain dalam shalat. fika seseorang melaku- meninggalkannya. Beliau juga bersabda,
kan shalat sebelum mempelajarinya, padahal "Sholatlah kalian sebagaimana kalian me-
ia mampu, maka shalatnya tidak sah. Akan lihat aku shalat."e6
tetapi jika takut kehabisan waktu, atau lam-
ban mempelajarinya, maka ia boleh membaca Ibnul Mundzir berkata, "Para ulama yang
semampunya, dan shalatnya sah karena kondi- mengajarkan ilmu kepadaku sepakat, bahwa
si daruratyang memaksanya, Namun jika tidak shalatnya orang yang hanya mengucapkan
mampu semuanya, maka gugurlah semuanya.92 sekali salam itu hukumnya boleh."
Ulama Hanafiyyah berkata,eT "Mengucap-
9. RUKUN KBEMBIIAN: MENGUCAPKAN kan salam dalam akhir shalatitu hukumnya bu-
SALAM kan fardhu, melainkan wajib. Dan kedua salam
Salam yang pertama sebagai tanda ke- juga hukumnya wajib. fika seseorang duduk
luar dari shalat ketika posisi duduk, hukum- selama kadar membaca tasyahud,lantas ia ke-
nya fardhu menurut madzhab Malikiyyah dan luar dari shalat dengan mengucapkan salam
Syafi'iyyah. Sedangkan menurut madzhab atau pembicaraan, atau melakukan sesuatu,
Hanabilah,e3 kedua salam hukumnya fardhu atau berhadats, maka itu sudah cukup, artinya
kecuali dalam shalat jenazah, shalat sunnah, boleh. Yang fardhu dalam hal ini adalah ke-
sujud syukur; dan sujud tilawah. Karena itu, luar dari shalat dengan cara apa pun terserah
tanda selesai shalat menurut Malikiyyah dan orang yang shalat. Dalilnya hadits riwayat Ibnu
Syafi'iyyah adalah setelah salam pertama, se- Mas'ud yang telah disebutkan di atas, yaitu,
dangkan menurut Hanabilah adalah ketika se- 'fika engkau telah menyelesaikan hal ini, maka
lesai salam kedua. shalatmu telah sempurna.' Karena, dalam
Dalil yang mereka gunakan adalah hadits hadits orang yang shalatnya jelek tidak dise-
Nabi saw. yang berbunyi, butkan mengucapkan salam. Jadi menurut
mereka, tanda selesai shalat adalah dengan
'6at fif3 :*:t ,#t Ly salam pertama sebelum ucapan Alaikum."
Dalil lain yang menunjukkan bahwa meng-
,l--r^;r WX) ucapkan salam di akhir shalat tidak fardhu, dan
92
Al-Mughni, Vol. 1, hlm. 454; Mughnil Muhtaaj,Vol. L,hlm.177 .
93
Al-Qawaaniin al-Fiqhiyyah, hlm. 66; Mughnil Muhnaj, Vol. 1, hlm. L77;Hasyiyah Baiuri, Vol. 1, hlm. L63; Kasyaaful Qinaa',YoL l,
hlm. 454; al-Mughni, Vol. 1, hlm. 551-558; asy-Syarhush ShaghiinYol.l, hlm. 315, 321; asy-Syaarhul Kabiin Vol. 1, hlm. 240.
94
HR Muslim. Hakim berkata, "Shahih menurut syarat Muslim, dan ini hadits mutawatir yang diriwayatkan tuiuh sahabat." (an-Nu-
zhum al - Mutanaatsirah, hlm. 57)
95
Hadits riwayat Ibnu Mas'ud, ia berkata, "Nabi saw. mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri, "as-salaamu'alaikum warahmatul-
laah, assalaamu 'alaikum warahmatullah" hingga terlihat warna putih pipi beliau. HR lima dan dishahihkan oleh at-Tirmidzi. Dit-
ambah lagi hadits riwayat Amir bin Sa'd dari ayahnya ia berkata, 'Aku pernah melihat Rasulullah saw mengucapkan salam sambil
menoleh ke kanan dan ke kiri hingga terlihat warna putih pipi beliaul' (HR Ahmad, Muslim, an-Nasa'i, dan Ibnu Majah) Lihat Nailul
Authaar, Yol. t, hlm. 292,
96
HR Bukhari.
97
Fathul Qadiin Vol. L, hlm. 225;Tabyiinul Haqaa'iq,Yol.1, hlm. 104; ad-Durrul Mukhtaar,Vol.l, hlm.418; al-Badaa'i,Vol.1, hlm. 113.
FrqLH rsr."dM lrl.'tD 2
yang fardhu di akhir shalat hanyalah duduk se- "Membuang taslim hukumnya sunnah."
lama kadar membaca tasyahud adalah hadits (HRAhmad danAbu Dawud)
Abdullah bin Amr ibnul Ash, Rasulullah saw.
Ibnul Mubarak berkata, "Maksud hadits
bersabda,
itu adalah tidak memanjangkan pengucapan
"Jika imam telah selesai shalat dan duduk, salam."
lantas berhadats sebelum berbicara, maka Menurut Syafi'iyah dan Hanabilah, redaksi
shalatnya sudah dianggap sempurna. Begitu salam yang sudah cukup untuk diucapkan
juga makmum di belakangnya yang telah me- adalah,'Assalaamu'alaikum." Mengucapkan-
98
nyempurnakan shalat." nya sekali sudah cukup menurut Syafi'iyyah,
Hadits ini dikuatkan oleh hadits lain yang namun menurut Hanabilah harus dua kali.
diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, ia berkata, "fika Adapun redaksi yang sempurnanya adalah,
selesai membaca tasyahud, Rasulullah saw. 'Assalamu'alaikum wa rahmatullah" sebanyak
menghadap ke arah kami lantas bersabda, dua kali sambil menoleh ke kanan dan ke kiri,
9B
HR at-Tirmidzi, ad-Daruquthni, dan al-Baihaqi. Imam at-Tirmidzi berkata, hadits ini sanadnya tidak kuat. Para perawi bingung me-
nilai sanadnya Lihat lVashbur Raayah,Yol.2, hlm. 63.
99
HR Abu Nu'aim al-Ashfahani. Hadits ini gharib. Perawi lain meriwayatkan hadits ini secara mursal. Ibnu Abi Syaibah dan al-Baihaqi
iuga meriwayatkan hadits ini, namun lewatAli. (Nashbur Raayah,Vol.2, hlm.63)
100
HRAhmad dan Abu Dawud.
rsLAM IrtID 2
Menurut Syafi'iyyah dan Hanabilah, "Pe- salam imam, dan beliau juga menyuruh agarkita
nambahan kalimat, 'Wa barakaatuh' pada re- saling mengucapkan salam." Sebagian ulama
daksi salam tidak termasuk sunnah. Dalil me- Hanabilah berkata, "Salam pertama diniatkan
reka sama dengan dalilyangdipakai oleh Hana- untuk keluar dari shalat, sedangkan salam ke-
fiyyah, yaitu hadits riwayat Ibnu Mas'ud yang dua diniatkan untuk para malaikat dan mak-
telah disebutkan di atas, "Nabi saw. meng- mum, jika ia menjadi imam; dan diniatkan un-
ucapkan salam ke arah kanan dan kiri, Assa- tuk menjawab imam dan para malaikat, jika ia
laamu 'alaikum wa rahmatullahi, Assalaa- menjadi makmum."
mu'alaikum wa rahmatullahi,' hingga terlihat Sependek-pendek salam yang mencukupi
warna putih pipi beliau." untuk diucapkan menurut madzhab Maliki
fika ucapan salam itu dibalik menjadi adalah kalimat'Assalaamu'alaikum" dengan
"Alaikum salam," maka menurut Syafi'iyyah bahasa Arab, boleh juga dengan kalimat 'Sa-
dan Hanabilah hukumnya tidak boleh. Pen- laamun 'aleikum." Namun salam yang sem-
dapat yang lebih shahih menurut mereka ada- purna adalah kalimat, 'Assalaamu'alaikum wa
lah "Salaam'alaikum." rahmatullaah wa barakaatuh," karena hadits
riwayatAbu Dawud dari Wa'il bin Hujrin, yang
Niat Keluar dari Shalat dengan juga diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam
Mengucapkan Salam kitab Shahihnya, iuga Ibnu Majah dalam Sunan-
Pendapat yang lebih shahih menurut nya yang bersumber dari Ibnu Mas'ud.101
Syafi'iyyah adalah niat keluar dari shalat itu Menurut madzhab Maliki yang masyhur;
tidak termasuk wajib, karena dianalogikan seorang makmum disunnahkan mengucap-
dengan ibadah-ibadah lainnya. Selain itu, niat kan salam sebanyak tiga kali. Pertama untuk
yang sebelumnya sudah otomatis mengeluar- niat keluar dari shalat. Kedua untuk menjawab
kannya dari shalat-shalat lain. Akan tetapi, Ma- imam, dan yang ketiga untuk menjawab salam
likiyyah mengatakan niat keluar dari shalat itu seseorang yang ada di sebelah kirinya, kalau
sunnah, dan ini pendapat yang mu'tamad dari memang ada orang.
mereka. Sedangkan Hanabilah berpendapat Disunnahkan juga bagi seorang makmum
bahwa niat keluar dari shalat itu sunnah de- untuk menjawab salamnya imam, orang yang
ngan dua salam, karena untuk membedakan di sebelah kirinya jika ada, dan orang yang
antara satu shalat dengan shalat lainnya. fika shalat bersamanya meski satu rakaat atau
tidak niat keluar; maka shalatnya batal. Imam lebih, tidak kurang dari itu.
Ahmad sendiri mengatakan bahwa hal itu tidak Adapun dalil bolehnya meringkas salam
sampai menyebabkan batalnya shalat, Bahkan, hanya sekali, menurut Malikiyyah dan Sya-
juga tidak sunnah menjawab salam bagi imam fi'iyyah adalah hadits dari Aisyah r.a.. Ia ber-
dan makmum. fika niat keluar dari shalat ber- kata, "Rasulullah saw. pernah mengucapkan
samaan dengan mengucapkan salam kepada salam hanya sekali ke hadapan beliau." Dan
para malaikat, imam, dan makmum, maka itu juga hadits Salamah ibnul Akwa', ia berkata,
hukumnya boleh karena hadits riwayat Samu- 'Aku pernah melihat Rasulullah saw. meng-
rah yang terdapat pada Sunan Abu Dawud, "Ra- ucapkan salam hanya r"Lr1i''102 Karena, salam
sulullah saw. menyuruh kami untukmenjawab pertama itu sudah menjadi tanda keluar dari
101
Lihat iVoiIuI.4uti an Yol. 2, hlm. 29 4.
t02 HR Ibnu Malah.
FrqLH rsr.AM ltl'rD 2
shalat sehingga tidak disyariatkan salam ke- lah ayat atau surah Al-Qur'an yang mudah
dua. Adapun dalil wajibnya salam dua kali me- bagimu. Setelah itu, ruku'lah hingga tenang
nurut Hanafiyyah dan Hanabilah adalah hadits dalam rukul kemudian bangkitlah dari ruku'
riwayat Ibnu Mas'ud yang telah disebutkan hingga benar-benar berdiri i'tidal. Kemudian
di atas. Dikuatkan juga dengan hadits riwayat sujudlah hingga tenang dalam sujud. Lakukan-
fabir bin Samurah yang terdapat dalam Shahih lah itu dalam setiap shalatmu."rD+
Muslim bahwa Nabi saw. bersabda,
Dalil itu dikuatkan juga dengan hadits ri-
,
ii'L'-;;1 'ri i:*i
o
t' oj; t );
Aa
, (J-' ;s- *t wayat Hudzaifah, bahwa ia pernah melihat
seorang lelaki yang ruku' dan sujudnya ti-
', ,' -'
lYUtyi&U+l PP. dak sempurna. Lantas Hudzaifah berkata ke-
padanya, "Shalatmu itu tidak dianggap. Dan
"Cukuplah bagi salah seorang kalian untuk jika engkau mati, maka engkau mati dalam
meletakkan tangannya pada paha, kemudian keadaan tidak suci yang Allah perintahkan ke-
mengucapkan salam kepada saudaranya don pada Muhammad rr*.."105 Dilihat secara teks-
kepada orang di kanan dan kirinya." tual, redaksi hadits ini menunjukkan bahwa
tuma'ninah itu rukun dalam shalat karena
70. RUKUN KEiEPULUH: TUMA,N'NAH DALAM mencakup berdiri jrg". t'u
G ERAKAMG ERA KA N T ERT ENT U
Tuma'ninah adalah diam setelah gerakan
Menurut pendapat jumhur atau mayoritas
atau diam di antara dua gerakan sehingga me-
ulama,103 tuma'ninah termasuk rukun atau
misahkan misalnya antara bangkit dan turun.
syarat rukun dalam ruku', i'tidal, sujud, dan
Batas minimal tuma'ninah adalah sekadar
dudukdi antara dua sujud. Sedangkan menurut
diamnya anggota setelah gerak. Dalam ruku'
Hanafiyyah, tuma'ninah hanyalah wajib karena
misalnya, sebatas memisahkan antara bangkit
ada perintah dalam hadits tentang orang yang
dan turun sebagaimana pendapat Syafi'iyyah.
shalatnya jelek. Hadits itu berbunyi,
Kira-kira sekadar cukup untukmembaca dzikir
103 R k n menurut Malikiyyah, Hanabilah, dan sebagian Syafi"yyah. Sebagian ulama Syafi'iyyah yang lain menganggapnya syarar
dalam rukun.
1!f f' rtt"frq 'alaih, dari Abu Hurairah (Nailul Authar,Yot.Z,htm. 264).
105 HR eukhr.i.
106
Ad-Du..rl Mukhtaar wa Raddul Muhtaar, Vol. L, hlm.432; asy-Syarhush Shaghiir,Vol.l, hlm. 316; Hasyiyah Bajuri, Vol. 1., hlm. 157,
lS9; Rasyaaful Qinaa',Yol.1, hlm. 453.
ISLAM IILID 2
7 7, RUKU N KES EBELAS : M EN ERTI BKAN sampai pada rakaat lain, maka ia harus lang-
RUKUNRUKUN SES'UAI DENGAN SHALAT sung melakukannya. Dan jika terlambat, maka
YANG DICONTOHKAN OLEH RASULULLAH shalatnya batal.
sAw.
fika tidak ingat hingga sampai pada rakaat
Tertib dalam shalat menurut mayoritas berikutnya, maka bagian shalat yang diting-
ulama hukumnya rukun. Wajib dalam hal ba- galkan itu disempurnakan pada akhir shalat,
caan dan sesuatu yang terulang dalam satu seperti sujud kedua dan menyempurnakan
rakaat. Fardhu dalam sesuatu yang tidak teru- yang lainnya karena ia telah melalaikan antara
lang dalam tiap shalat atau dalam tiap rakaat, keduanya.
seperti tertibnya urutan berdiri sebelum ruku'
fika yakin dalam akhir shalat ia telah me-
tertib urutan ruku' sebelum sujud, menurut ninggalkan sujud pada rakaat terakhif, maka ia
Hanafiyyahl0T dengan mendahulukan niat dari-
harus bersujud dan mengulang tasyahudnya.
pada takbiratul ihram, dan mendahulukan
|ika sujud yang ditinggalkan itu bukan
takbir daripada membaca surah al-Faatihah, pada rakaat terakhir atau ia bimbang antara
dan mendahulukan membaca surah al-Faati-
sujud terakhir atau bukan, maka ia harus me-
hah daripada ruku', dan ruku'sebelum bang-
nambah satu rakaat lagi karena rakaat yang
kit darinya, i'tidal sebelum sujud, dan sujud kurang itu sudah sempurna dengan sujud dari
sebelum salam, dan tasyahud akhir sebelum
rakaat setelahnya, dan ia meninggalkan yang lain,
membaca shalawat atas Nabi saw. menurut
fika dalam posisi berdiri pada rakaat ke-
Syafi'iyyah dan Hanabilah.
dua ia ingat belum melakukan sujud pada
Dalilnya adalah Rasulullah saw. shalat
rakaat pertama, jika ia telah duduk setelah su-
dengan tertib. fuga, sebagai pelajaran yang be- judnya meski untuk istirahat, maka ia harus
liau berikan kepada seorang lelaki yang shalat-
langsung bersujud dari posisi berdiri. Namun
nya jelek. Selain itu, shalat adalah satu iba- jika belum duduk, maka ia harus duduk ter-
dah yang-menurut mayoritas ulama selain
lebih dahulu baru sujud.
Hanafiyyah- akan batal dengan berhadats.
fika dalam shalat empat rakaat ia lupa me-
Karena itu, maka tertib dalam shalat termasuk
ninggalkan dua sujud atau lebih dan ia tidak
rukun.
ingat pada rakaat berapa, maka ia harus meng-
Konsekuensi tertib sebagai rukun menu-
ulang dua rakaat karena mengambil pertim-
rut mayoritas ulama sebagaimana dituturkan bangan yang minim. Sehingga, rakaat pertama
oleh ulama Syafi'iyyah, yaitu orang yang me-
diganti dengan sujud dari rakaat kedua, dan
ninggalkan tertib secara sengaja, misalnya
membiarkan yang lain. Sedangkan rakaat ke-
mandahulukan sujud sebelum ruku', maka
tiga diganti dengan sujud dari rakaat keempat,
shalatnya batal menurut ijma ulama, karena
dan membiarkan yang lain.
dianggap bermain-main. Akan tetapi jika ti-
dak tertib karena lupa dan tidak melakukan-
fika setelah salam baru ingat belum
melakukan salah satu rukun: jika berupa niat
nya karena lalai, maka apa yang dilakukannya
atau takbiratul ihram, maka shalatnya batal.
setelah perkara yang ditinggalkan termasuk
Namun jika selain dua hal itu, maka ia harus
lahwu karena tidak sesuai dengan tempatnya.
melanjutkan shalatnya asal belum lama dari
fika ingat yang telah ditinggalkan sebelum salam dan tidak melakukan sesuatu yang
107 l
Ad-Durn Mukhtaar wa Raddul Muhtaar,VoL l, hlm. 429-431; asy-Syarhush Shaghiir,Yol. l, hlm. 317; HasyiyahBajuri Vol. 1, hlm.
164; Mughnil Muhtaaj,Vol.l, hlm. L7B; Kasyaaful Qinaal Vol. 1, hlm.455; asy-Syarhul Kabiir lid-Dardiri, Vol. 1, hlm.241.
FIQLH ISLAM IILID 2
membatalkan shalat, seperti memegang benda fika seseorang dalam posisi duduk ter-
najis. Kalau sekadar berbalih tidak mengha- akhir lantas teringat akan sujud shulbiyyahroE,
dap kiblat, atau berbicara hanya sedikit, maka maka ia harus melakukan sujud itu dan men-
tidak apa-apa untuk melanjutkan dan meleng- gulang duduknya. Kemudian, menambahkan
kapi shalatnya. Akan tetapi jika jaraknya dari sujud sahwi karena disyaratkan harus beruru-
salam sudah lama, maka ia harus mengulang tan antara duduk dan gerakan sebelumnya.
shalatnya kembali. Duduknya batal karena kembali pada sujud
Adapun konsekuensi jika tertib dalam shulbiyyah atau sujud tilawiyyah.
shalat hukumnya wajib dalam hal-hal yang |ika seseorang tidak melakukan ruku',
terulang tiap rakaat, menurut madzhab maka ia harus mengqadhanya bersama sujud
Hanafiyyah adalah jika seseorang mendahu- setelahnya. fika teringat berdiri atau membaca
lukan sujud daripada ruku', maka suiudnya surah, maka ia shalat satu rakaat.
tidak dianggap dan ia harus melakukan sujud fika lupa sujud pada rakaatpertama, maka
lagi. fika ia melakukan sujud lagi, maka shalat- ia harus mengqadhanya meskipun setelah
nya sah karena sudah memenuhi urutan tertib salam sebelum berbicara. Kemudian membaca
shalat sesuai aturan. Namun, ia harus suiud tasyahud dan melakukan sujud sahwi. Kemu-
sahwi karena ia mendahulukan sujud daripa' dian membaca tasyahud hanya sampai pada
da rukul kalimat "' Abdulu wa Rasuuluhl'
",*fl{F-}*,
108
Suiud Shrl bfiryah adalahsuiud yang termasuk bagian dari shalat. Hukum suiud ini seperti hukumnya suiud tilawah, karena ketika
datang pada shalat maka diberikan hukum shulbiyyah.
ISTAM JrLrD 2
SUNNAH.SUNNAH, SIFAT-SIFAT,
MAKRUH.MAKRUH, DAN DZTKIR.DZIKIR
SETELAH SHALAT
Bab ini memuat tujuh pembahasan: Menurut mereka, di dalam shalat itu ter-
Perlu diperhatikan sebelumnya bahwa dapat sunnah-sunnah dan adab-adab. Adab-
sunnah-sunnah shalat itu ada dua macam; sun- adab shalat adalah sesuatu yang terkadang
nah di dalam shalat dan sunnah di luar shalat, sekali atau dua kali dilakukan oleh Rasulullah
misalnya seperti memakai siwak dan lain-lain. saw., artinya tidak dilakukan terus-menerus,
seperti menambahkan bacaan tasbih dalam
A. PEMBAHASAN PERTAMA: SUNNAH. ruku' dan sujud sebanyak tiga kali, menam-
SUNNAH DI DALAM SHALAT bahkan bacaan sunnah sebagai pelengkap.
Yang dimaksud dengan sunnah-sunnah Sunnah atau adab menurut mereka bukan-
shalat adalah semua ucapan atau perbuatan lah wajib, karena dalam shalat yang namanya
yang mendapat pahala jika dilakukan, dan ti- wajib itu adalah sesuatu yang boleh ditinggal-
dak mendapat siksa jika ditinggalkan, namun kan dalam shalat. Namun jika meninggalkan-
hanya dicela. Jika sunnah-sunnah itu diting- nya itu karena lupa, maka ia wajib melakukan
galkan, maka tidak perlu diganti dengan su- sujud Sahwi. Mereka menyebutkan bahwa di
iud sahwi, dan tidak juga membatalkan shalat dalam shalat itu terdapat lima puluh satu sun-
meskipun dengan sengaja meninggalkannya. nah dan tuiuh adab.
As-Sunnah sebagaimana dituturkan oleh Madzhab Maliki11o menyebutkan bahwa
madzhab Hanafiyyahloe adalah sesuatu yang di dalam shalat terdapat empat belas sunnah
selalu dilakukan oleh Rasulullah saw., dan tidak dan empat puluh delapan adab. Pengertian As-
pernah ditinggalkan kecuali ada udzu[ seperti Sunnah menurut mereka adalah sesuatu yang
doa pujian dalam shalat, membaca ta'awwudz, diminta oleh syara', perkaranya dikuatkan, ke-
takbir untuk ruku' dan sujud. dudukannya diagungkan, dan ditampakkan
109
Fathul Qadiir wal Inaayah, Vol. 1, hlm. 194; al-Badaa'i, Vol. 1, hlm. 198-220; Tabyiinul Haqaa'iq, Vol. 1, hlm. t}6-t32; ad-Dumtl
Mukhtoar,Yol. 1, hlm. 447-511 ; Maraaqil Falaah,hlm. 4l-44.
110
Asy'Syarhush Shaghiir,Vol.l, hlm. 317-337; asy-Syarhul KabiinVol.l,hlm.242; al-Qawaaniin al-Fiqhiyyah,hlm. 50, 58, dan 60.
FIQLH IStAlvt IILID 2 Bagan 1r lBAOAll
dalam jamaah, Yang melakukan mendapat pa- kembali pada posisi yang telah ditinggalkan-
hala dan yang meninggalkan tidak mendapat nya. Misalnya seseorang meninggalkan tasya-
siksa. Contoh sunnah yakni shalat Witir dan hud awal, lantas ingat setelah ia dalam posisi
shalat Id. berdiri i'tidal, maka ia tidak kembali pada po-
Sedangkan pengertian manduub menurut sisi tasyahud, namun harus menambalnya de-
mereka adalah sesuatu yang diminta oleh syara' ngan melakukan sujud Sahwi. |ika ia sengaja
tetapi tidak mutlak, perintahnya juga ringan, kembali pada posisi tasyahud, sedangkan ia
pelakunya mendapat pahala, dan yang mening- tahu itu hukumnya haram, maka shalatnya
galkan iuga tidak mendapat siksa. Contohnya batal. Namun jika lupa, maka shalatnya tidak
seperti shalat empat rakaat sebelum shalat batal dan harus langsung berdiri jika ingat.
Zhuhur. Kemudian melakukan sujud Sahwi. Ketentuan
Menurut mereka ada delapan sunnah yang ini berlaku jika ia shalat menjadi imam atau
harus ditambal dengan sujud Sahwi jika di- shalat sendirian.
tinggalkan, yaitu membaca surah, suara keras, Akan tetapi jika ia sebagai makmum, maka
suara pelan, takbir; tahmid, dua tasyahud, dan wajib baginya untuk kembali mengikuti imam.
duduk dalam tasyahud. Karena, mengikuti imam itu lebih didahulukan
Sunnah-sunnah shalat menurut Syaf iy5ah111 daripada melakukan gerakan fardhu selanjut-
ada dua, yaitu sunnah ab'adh dan sunnah hai'at. nya. Jika ia sengaja tidak kembali dan tahu hu-
Sunnah ab'adh adalah sunnah yang jika kumnya, maka shalatnya batal bila tidak ber-
ditinggalkan harus diganti dengan sujud Sahwi. niat keluar dari jamaah. Akan tetapi jika niat
Sunnah ini dalam shalat ada delapan,11z yaitu keluar dari jamaah, maka shalatnya tidak batal.
sebagai berikut. Ulama Hanabilah berkata,113 'Ada dua hal
Tasyahud awal, duduk dalam tasyahud selain fardhu, yaitu wajib dan sunnah. Penger-
awal, membaca shalawat Nabi dalam tasyahud tian wajib adalah sesuatu yang jika diting-
awal, membaca shalawat atas keluarga Nabi galkan dengan sengaja, maka shalatnya batal.
pada tasyahud akhir; doa Qunut subuh dan Namun jika lupa atau tidak tahu, maka harus
witir pertengahan Ramadhan, berdiri dalam diganti dengan sujud Sahwi. Perkara yang wa-
jib dalam shalat itu ada delapan:
Qunut, membaca shalawat atas Nabi dan kelu-
arga beliau setelah Qunut. L. Membacatakbir(AllahuAkbar) untukber-
Adapun sunnah hai'at dalam shalat jum- pindah dari satu posisi ke posisi lainnya.
lahnya ada empat puluh, seperti membaca tas- Dalilnya karena Rasulullah saw. melaku-
bih dan sejenisnya. Sunnah hai'at tidak perlu kan hal itu dan beliau bersabda, "Shalat-
ditambal dengan sujud Sahwi jika ditinggalkan. lah kalian sebagaimana kalian melihat aku
Sedangkan pengertian As-Sunnah atau shalat." fika seseorang bertakbir sebelum
mustahab menurut mereka adalah sesuatu pindah posisi, misalnya bertakbir untuk
yang jika ditinggalkan dan sudah diposisi ruku'atau sujud, tetapi belum turun untuk
fardhu yang lain, maka tidak disuruh untuk ruku'atau sujud, maka tidak cukup. Yang
Lll TuhlotuthThutlaab ma'a Hasyiyah Syarqawi,Vol.l, hlm. 195-216; Haasyiyah Baluri, Vol. 1, hlm. 167-181, 193 dan setelahnya; Mu-
_^
-rrz
ghnil Muhtaaj,Yol.L, hlm. 152-184; al-Muhadzdzab, Vol. 1., hlm. 7l-82; al-Majmu', Vol. 3, hlm. 356.
Sebagian ulama Syafi'iyyah ada yang menambahkan sunnah ini sampai dua puluh yang sebagiannya akan kami sebutkan dalam
pembahasan suiud Sahwi. Disebut sunnah ab'adh karena diserupakan dengan rukun, dalam hal harus diganti.
113 Xaryaalul qinaaiYol.l, hlm. 450,455 -46O; at-MughnL, Vol. 1, hlm. 462-559.
rsrAM IrLrD 2
cukup adalah jika bertakbir antara mulai Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah,
pindah posisi hingga akhir. dan sesungguhnya Muhammad adalah utus-
Takbir ini selain takbiratul ihram dan an Allah."
takbir ruku'nya makmum yang mendapati B. Duduk dalam tasyahud awal. Nomor ini dan
imamnya dalam keadaan ruku'. Karena, sebelumnya hukumnya wajib bagi selain
yang pertama termasuk rukun, sedang makmum yang imamnya lupa dan berdiri.
yang kedua hanyalah sunnah untuk mem-
Adapun sunnah-sunnah adalah sunnah
bedakan dengan takbiratul ihram.
ucapan, perbuatan, dan hai'ah. Sunnah ucap-
2. Membaca tasmi', maksudnya ucapan
an ada tujuh belas, yaitu istiftah, ta'owwudz,
"Somi'allaahu limon hamidah" bagi imam
basmalah, membaca amin, membaca surah
dan munfarid, tidak untuk makmum.
pada dua rakaat pertama dalam shalat yang
Membaca tahmid, yaitu bacaan "Rabbanaa
jumlahnya empat atau tiga rakaat, juga dalam
lakal hamdu" untuk imam, makmum, dan
shalat Subuh, shalat fumat, shalat hari raya
munfarid.
fidul Fitri dan Idul Adha], dalam setiap shalat
4. Membaca tasbih saat ruku', ".r-$t 6., oci'"
sunnah, membaca dengan suara keras dan
5. Membaca tasbih saat sujud, "rS;,\t 6:,0t4." pelan pada tempatnya, ucapan "
6. Membaca doa di antara dua sujud, "ir
o
b ,;itt ;*i
. o .i c
o .. to, .
!4"r." Yangwajib hanya sekali dari bacaan-
bacaan di atas, namun sempurnanya diba-
-?)<!t) orjt-*JJr iS"
ca berulang kali minimal tiga kali. k,&n
7. Membaca tasyahud awal, karena Rasu- "Pujian yang memenuhi langit aan'Or^i
lullah saw. selalu membacanya dan menyu- dan segala sesuatu yang Engkau kehendaki dari
ruh umat untuk membacanya pula. ]ika m a kh lu k- m a khlu k- M u y an g memuj i."
lupa tidak membaca tasyahud awal, maka
setelah membaca tahmid bagi Imam dan mun-
beliau menggantinya dengan sujud Sahwi.
farid bukan makmum, tidak menambah tasbih
Sependek-pendek redaksi tasyahud adalah, "
pada ruku'dan sujud lebih dari satu, ucapan
"Segala penghormatan, keberkahan, membaca doa pada akhir tasyahud akhir, mem-
permohonan dan kebaikan hanyolah bagi baca shalawat barakah atas Nabi beserta ke-
Alldh. Semoga keselamatan, kedamaian, luarga pada tasyahud akhir; yaitu bacaan "Wa
rahmat dan barokah Alldh selalu tercurah baarik'alaa Muhammad wa'alaa aali Muham-
kepadamu wahai nabi. Semoga pula keda- mad..i'tidak menambahkan bacaan yang telah
maian senantiasa diberikan Alldh kepada cukup dibaca pada tasyahud pertama, dan
kami dan hamba-hambaNya yang shaleh. qunut dalam witir.
Adapun selain hal tersebut di atas, adalah adalah hadits yang diriwayatkan oleh Wa'il bin
termasuk sunnah perbuatan dan hai'ah,114 se- Hujrin, yaitu bahwa ia melihat Rasulullah saw.
perti tenangnya jari-jari dalam keadaan te- mengangkat kedua tangan hingga mulai ma-
rangkum mamanjang ketika mengangkat ke- suk dalam shalat, bertakbiC sambil mengatur
dua tangan menghadap kiblat, dengan keting- posisi keduanya setinggi daun telinga.116 ;uga
gian seukuran pundak, ketika takbiratul ihram, hadits al-Barra'bin Azib yang berbunyi, "fika
ketika ruku', ketika bangkit dari ruku', dan me- mendirikan shalat, Rasulullah saw. mengang-
letakkan kedua tangan setelah itu. kat kedua tangan beliau hingga ibu jari beliau
setinggi daun telinga."l17 Dikuatkan juga den-
7. PENIELASAN SUNNAH.SUNNAH DI DALAM gan hadits riwayat Anas. Ia berkata,
SHALAT j
kat terbuka dengan punggung tangan mengha- mengangkat kedua tangan sambil mereng-
dap ke langit, dan bagian dalamnya ke tanah gangkan jari-jari beliau."122
ketika mulai dalam takbiratul ihram, bukan Ulama Hanabilah berkata, disunnahkan
pada takbir yang lain." untuk menggabungkan jari-jari ketika meng-
Syafi'iyyah dan Hanabilah berpendapat angkat karena ada hadits yang diriwayatkan
bahwa mengangkat kedua tangan itu bersa- oleh Abu Hurairah, ia berkata,
maan dengan permulaan takbiratul ihram, dan
akhir keduanya iuga bersamaan dengan habis- i" e'ri^irt Jtlu titg ir l;', otE
ffirahdenganredaksi,.|ikabertakbirdalamshalat,makabeliaumerenggangkan|ari-|aribeliau,,,(lVai1uI
Authaar, Vol.2, hlm. 176)
1 23
HR Lima Perawi kecuali lbnu Maiah (Nai/ul A uthaar, Y ol' 2, hlm' 17 6)'
124 Asy-Syarhul Kabiir ma'a ad-Dasuuqi,YoL l, hlm. 244; asy-Syarhus Shaghiir wa Hasyiiyah ash'ShaawlYol t'hlm'322'
125 Ibnu Haiar berkata, ,,Hadits ini maqlub maudh,,!' (Nailul Authaar,yol.2, hlm. 181)
ISLAM JILID 2
haditnya berbunyi, "Rasulullah saw. hanya ia bertakbir sambil mengangkat kedua tangan.
mengangkat kedua tangan pada permu- Dan ketika bangkit dari dua rakaat, ia j uga meng-
laan shalat dan beliau tidak mengulangnya angkat kedua tangan." Lantas Ibnu Umar me-
kembali."126 Ibnu Mas'ud juga berkata, rafa'-kan hadits itu kepada Rasulullah saw..130
!' );t'd 4;
oii.,t. ). ; Kesimpulan: yang harus diperhatikan
*'#3,f o.,it W menurut mayoritas ulama, dalam mengangkat
:A'c4'*,\t&i1 t;i..
kedua tangan adalah jari-jari tangan harus me-
renggang biasa. Sedangkan menurut Hanabi-
'Aku pernatr stratat bersama Rasulullah lah, iari-jarinya menyatu. Adapun untuk kedua
saw., Abu Bakaf, dan Umar. Mereka semua ti- tangan, para ulama sepakat untuk mengha-
dak mengangkat kedua tangan kecuali ketika dapkan tangan ke arah kiblat dengan memakai
hendak memulai shalat."127 Maksudnya, ketika telapak tangan. Hal itu karena kemuliaan arah
takbiratul ihram. kiblat.
Ulama Syafi'iyyah dan Hanabilah berkata,
"Disunnahkan untuk mengangkat kedua tangan
b. Bacaan Takbiratul lhramnya Makmum
Bersamaan dengan lmam
tidak hanya pada takbiratul ihram, yaitu ketika
Ulama Hanafiyyah berkata, "Penyamaan
ruku' dan bangkit dari ruku' atau i'tidal. Dalil
atau pembarengan takbiratul ihram ini disun-
mereka adalah hadits mutawatir yang diri-
nahkan, karena Rasulullah saw. bersabda,
wayatkan oleh dua puluh satu sahaba1.r128 pi
antaranya hadits riwayat lbnu Umar. Ia ber-
kata, "f ika hendak shalat, Rasulullah saw selalu 4 -r"')t 'si -'5 ti1
mengangkat kedua tangan setinggi pundak Jika imam bertakbin maka bertakbirlah
lantas bertakbir. fika hendak ruku', beliau juga kalian.'
mengangkat keduanya seperti takbir perthma. Dengan syarat, takbir makmum tidak sele-
Ketika bangkit dari ruku'beliau juga melaku- sai lebih dahulu daripada imam.
kan hal yang sama sambil mengucapkan,
^*lr;nr, ;;rn
"Mudah-mudahan Mayoritas ulama selain Malikiyyah berka-
^rO ya Tuhan kami
yang senantiasa memuji-Nya, ta, "Setelah takbir shalat, disunnahkan untuk
hanya milik-Mulah segala puji." meletakkan tangan kanan di atas punggung
pergelangan tangan kiri karena riwayat Wa'il
Ulama Syafi'iyyah menambahkan, sebagai-
bin Huirin yang berbunyi,
mana diucapkan oleh Imam an-Nawawi, "Disun-
nahkan untuk mengangkat kedua tangan juga
ketika bangkit dari aryahud awal. Dalilnya hadits
;.r. e', w
'"!. ,f
ct
ol '. .'i,' ":
,sir:it
' ' t
# u $\
dari Nafi', bahwa Ibnu Umar r.a. ketika shalat i:tearl;F iN2l' eJ*3f
126
HR Abu Dawud, an-Nasa'i, dan at-Tirmidzi. Ia berkata, "Hadits ini hasan." (iVashbu r Raayah,Vol.1, hlm. 394)
dan al-Baihaqi. Hadits ini dhaif, dan yang benar adalah hadits ini mursal
iro fNasftbu r Raayah,Vol. 1, hlm. 396).
^-" IlLihat
"d:orluquthni
kitab an-Nuzhumal-Mutanaatsir minal Hadiits at-Mutawaatirl<arya Sayyid Muhammad )a'far al-Kattani, hlm.5g. Imam
Bukhari berkata,"Haditsinidiriwayatkanolehtujuhbelassahabat,dantidakbenarmerekatidakme-rafa,-kan!
,ro
"' Nailul Authoar,Vol. Z,hlm. L79-1,82.
1 30
HR Bukhari dalam Shahihnya (al-Majmu,, vol. 3, hlm. 424).
B4[an 1: IBADAH ISLAM IILID 2
131
UR en-"a, Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa'i. redaksinya dari an-Nasa'i.
132
HR Ia berkata, "Hadits ini hasan."
133
HR
"t{ir.idzi.
"l-Bukh".i.
134 HRAb., Dr-rd.
135
HRAh-"d dan Abu Dawud.
FIqLH ISLAM JILID 2
niat bersandar. Atau untuk memerangi keyakin- Mayoritas ulama berkata, doa Iftitah
an yang rusah yaitu anggapan sebagian orang setelah takbiratul ihram hukumnya sunnah
awam bahwa hal itu termasuk wajib dalam shalal pada rakaat pertama. Pendapat ini menurut
saya adalah pendapat yang rajih. Redaksi doa
d. Melihat pada Tempat Sujud
Iftitah itu bermacam-macam, namun yang di-
Ulama Syafi'iyyah dan lainnya berkata,
pilih oleh madzhab Hanafiyyah dan Hanabilah
dalam shalat disunnahkan untuk melihat pada
adalah doa yang berbunyi seperti berikut,
tempat sujud, karena hal itu lebih membawa
kepada kekhusyukan. Selain itu, juga ada ha-
dits dari Ibnu Abbas yang menganjurkan ten-
Jdi c-l*,t !iq) !r-U.i *t:t a;a:)
tang hal itu. Ia berkata, i'* lt,t, t*
t
-b, i ;>,2t {;t stW At SrX, ors "Mahasuci Engkau ya Allah lagi Maha
Terpuji. Maha Agung nama-Mu lagi Mahaluas
or3/,) C:-r ell kekuasaan-Mu dan tidak ada Tuhan selain Eng-
keu."
"fika memulai shalat, Rasulullah saw. se-
Doa ini mereka pilih karena ada hadits
lalu memandang ke arah tempat sujud."136 Hal
yang diriwayatkan oleh Aisyah. Ia berkata,
itu selalu dilakukan, kecuali ketika dalam ta-
syahud karena beliau melihat pada jari telun- ie i:ybt .-;,t r;1 ffi "nr ,S;: 3e
\qi i"-,i ;i, iA;:)
juk yang menunjuk ke arah kiblat."137
.
i,.:, el-l-lr
Jl..g c
kalimat ini adalah untuk menyucikan Allah doa Iftitah dengan selain kalimat " "+lJl ot^- "
dengan meniadakan sesuatu yang patut dis- Ulama Hanafiyyah memperbolehkan peng-
embah kecuali Dia. gabungan antara pujian dan tawajjuh dalam
Mereka berkata, "Sudah jelas bahwa yang shalat sunnah, namun untuk shalat jenazah
ma'tsur dari Nabi saw.lebih utama untuk dipi- hanya pujian saja.
lih dan dilaksanakan." Menurut madzhab Hanafiyyah dan
Akan tetapi, redaksi yang dipilih oleh mad- Hanabilah, jika seorang imam sudah mulai
zhab Syafi'iyyah adalah sebagai berikut. membaca surah-baik dengan suara keras
kalimat "minql Muslimin." Aslinya seperti ditu- "Mahasuci Allah, segala puji bagi-Nya, tidak
turkan Imam Muslim dalam Shahih-nya, yaitu
ada Tuhan selain Allqh, dan Allah Mahabesar."
menggunakan kalimat, "awwalul Muslimin."
Atau dengan kalimat,
Arti doa Iftitah di atas adalah, niat iba-
dahku adalah untuk menyembah Allah Sang at or;ii t"F A 3zjr, r'p yl'ai
Pencipta langit dan bumi. fuga, karena mengi- ' o ' o
to
kuti agama yang hak, yaitu agama Islam tanpa .Y,=ri) i'5\ ,r;.)
menyekutukan-Nya dengan sesuatu. Shalatku,
'Allahu Mahabesar dan segala O"i, Urir-
ibadahku, dan hidup matiku hanyalah untuk
Nya dengan pujian yang omat banyak. Dan
Allah. Dan aku adalah seorang Muslim.
Mahasuci Allah di waktu pagi dan petang."
Imam Ahmad membolehkan penggunaan
Atau dengan kalimat,
K GU:L; ,;t 6 :( #1
;a ,>iu.
yang mampu membimbingnya menjadi baik
kecuali Engkau. Dan hindarkonlah aku dari
K qiAt u e;clt,o;^t1o;ir akhlaq yang tidak baik karena tidak ada yang
;;t'At ,,ritt
mampu menghindarkan dari keburukannya ke-
c
J$i\ Jr\;
06 0 -
& cuoli hanya Engkau. Aku penuhi Panggilan-Mu
ya Allah dengan kegembiraan dan karena per-
')ts &t:1QLrq6-V; tolongan-Mu. Semua kebaikan berasal dari-Mu
"Ya Allah, jouhkonlah aku dari dosa seba- dan tidaklah Engkau didekati dengan keburuk-
gaimana Engkau menjauhkan antara timur an. Aku beriman dan selalu memohon kepa-
dan barat. Ya Allah, bersihkanlah semua noda da-Mu. Maha Suci Engkau ya Allah lagi Maha
dan dosaku sebagaimana membersihkan ko- Tinggi, aku mohon ampunan-Mu dan bertaubat
toran poda pakaianyang dibersihkan. Ya Allah, pada-Mu."
bersihkanlqh kesalahan dan dosaku dengan air, Menurut madzhab Syafi'iyyah, disun-
salju dan embun." nahkan untuk ber-tawajjuh dalam doa Iftitah
Bagi orang yang shalat sendirian, disun- baik shalat fardhu maupun nafilah, baik bagi
nahkan untuk membaca seluruh doa di atas. imam, makmum, maupun munfarid. Tawajjuh
fuga, bagi imam yang para makmumnya rela tetap dibaca, meski imam sudah mulai mem-
ia membaca panjang. Bisa juga ditambah lagi baca surah al-Faatihah atau ia sendiri membaca
dengan kalimat, amin bersama imam sebelum ia membacanya.
Akan tetapi, ia tidak membaca tawajjuh itu jika
) I Y Jnir ei 1t:i ia sudah memulainya dengan membaca surah
hud, lantas imam salam atau bangkit sebelum yah dan Hanabilah, dan membacanya dengan
ia sempat duduk bersamanya, maka disunnah- suara keras menurut Syafi'iyyah sebagaimana
kan untuk membaca doa Iftitah. telah kami jelaskan di atas. Dalil mereka
Kelima, tidak memulai dengan ta'awwudz mengenai sunnahnya membaca ta'awwudz
atau membaca surah al-Faatihah meski lupa. adalah firman Allah yang berbunyi,
fika telanjur masuh maka tidak perlu kembali
lagi. ffi 4, EG,A a e*,W|ifii i{; $g
"Maka apabila engkou (Muhammad) hen-
f. Membaca Ta'awwudz atau dak membaca Al-Qur'an, mohonlah perlindung-
lsti'aadzahlal Sebelum Membaca Surah an kepada Allah dari setan yqng terkutuk." (an-
Ulama Malikiyyah berkata, "Membaca Nahl:98)
ta'awwudz dan basmalah sebelum surah al-
Faatihah hukumnya makruh. Karena, hadits g. Mengucapkan Amin
riwayat Anas yang telah dis.ebutkan di atas, Yaitu dengan membaca amin baik imam,
yaitu "Rasulullah saw., Abu Bakat dan Umar makmum, maupun munfarid. Kata amin sen-
memulai bacaan shalat langsung dengan surah diri artinya 'kabulkanlah.' Kalimat ini dibaca
al-Faatihah." setelah selesai membaca surah al-Faatihah.
Ulama Hanafiyyah berkata, "Sunnah hukum- Menurut Hanafiyyah dan Malikiyyah mem-
nya membaca ta'awwudz hanya pada rakaat bacanya dengan suara pelan, namun menu-
pertama." rut Syafi'iyyah dan Hanabilah, amin itu dibaca
Ulama Syafi'iyyah dan Hanabilah berkata, sesuai shalatnya. fika shalat sirriyyah maka
"Disunnahkan membaca ta'awwudz dengan dibaca pelan, dan jika pada shalat jahriyyah
suara pelan pada rakaat pertama sebelum mem- maka dibaca dengan suara keras. Dianjurkan
baca surah. Misalnya dengan mengucapkan, juga agar bacaan amin-nya makmum itu ber-
a1,t4 samaan dengan amin-nya imam.
g?t 9'l^i;lt q lrrtfl Dalil yang mereka pakai adalah hadits ri-
wayat Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw.
Aku berlindung kepada Allah dari godaan
bersabda,
setan yang terkutuk.
141 M"rohonperlindungandanpenjagaandarisesuatuyangdibenciatautidakdisukai.
^ '- Dalilnya adalah hadits riwayat Ahmad dan at-Tirmidzi dari Abu Sa'id al-Khudri, dari Nabi saw. bahwa iika berdiri untuk shalat be-
liau memulai dengan membaca,'Auudzu billaahis Samii'il Aliim minasy-syaithaanir raliim min hamzihi wa nafkhihi wa naftsihi."
Ibnul Mundzir berkata, "Sebelum membaca surah, Rasulullah saw. membaca ta'awwudz, yaitu, 'A uudzu billaahi minasy-syaithaanir
rajiim."' (Nailul Authaan Vol. 2, hlm. 196)
ISI.AM JILID 2 Brg|an 1: IBADAH
sulullah saw. juga membaca, Amiiin."'r43 'Aku pernah mendengar Rasulullah saw.
Ulama Hanabilah menambahkan,l44 ";ika Membaca, iril mag hdhuubi' alaihimwal a dh-
Gha
sang imam lupa tidak membaca amin, maka Dhaalliin,'lantas beliau membaca amin dengan
para makmum disuruh untuk menyerukan suara memanjang!'ra7
amin untuk mengingatkan sang imam. Karena,
membaca amin itu termasuk sunnah qauliy- h. Diam Sejenak
yah. |adi jika imam lupa atau meninggalkan- Ulama Syafi'iyyah berkata,148 "Disunnah-
nya, maka makmum tetap membacanya, sama kan untuk diam sejenak dalam enam tempat
seperti ta'awwudz. Dan jika imam membaca- dalam shalat. Lama diamnya kira-kira bacaan,
nya dengan suara pelan, maka makmum mem- 'subhaanallaah.'Enam tempat itu selain diam
bacanya dengan suara keras. )ika seseorang ti- antara bacaan amin dan bacaan surah, karena
dak membaca amin baik lupa maupun sengaja diam di situ hak sang imam dalam shalatph-
hingga ia sudah masuk dalam bacaan surah, riyyah dengan lamanya diam sekitar bacaan
maka tidak perlu mengulangnya karena ke- fatihahnya makmum selesai. Dalam diam
sunnahannya sudah lewat." itu, disunnahkan bagi imam untuk membaca
Dalil Hanafiyyah dan Malikiyyah yang surah atau berdoa dengan suara pelan. Na-
mengatakan bahwa bacaan amin diucap- mun, membaca surah lebih utama. Maksudnya
kan dengan suara pelan adalah ucapan Ibnu diam di situ adalah tidak mengeluarkan suara
Mas'ud, "Empat hal yang disamarkan oleh keras. f ika tidak, maka hakikatnya tidak ditun-
ir.:am, yaitu membaca ta'awwudz, membaca tut untuk diam.
basmalah, membaca amin, dan tahmid."las Enam tempat diam itu adalah, antara
Maksud tahmid adalah kalimat, "Robbanaa wa bacaan tawajjuh dan ta'awwudz, antara tak-
lakal hamdul' biratul ihram dan tawajjuh, antara ta'awwudz
Sedangkan dalil Syafi'iyyah dan Hanabilah dan basmalah, antara surah al-Faatihah dan
yang mengatakan bahwa amin dibaca dengan amin, antara amin dan bacaan surah, dan an-
suara keras adalah hadits riwayat Abu Hurai- tara surah dan takbir untuk ruku'. Artinya, tiga
rah. Ia berkata, "fika membaca akhir surah al- tempat sebelum membaca surah al-Faatihah
Faatihah, Rasulullah saw. selalu menyambung- dan tiga tempat setelah membaca surah al-
nya dengan bacaan amin sehingga orang-orang Faatihah. Hikmah diam sejenak pada urutan
yang berada di barsan pertama mendengar- keempat adalah, agar makmum tahu bahwa
nya!'746 Dikuatkan dengan hadits Wa'il bin bacaan amin itu tidak termasuk ayat Al-Qur'an.
Hujrin, ia berkata, Ulama Hanabilahberkata,l4e "Disunnahkan
bagi sang imam untuk diam istirahat setelah
w\ Jt- {,lt.st\i} \jW b.lt U" membaca surah al-Faatihah. Dan kesempatan
), c , ini digunakan makmum untukmembaca surah
a3yc
al-Faatihah, agar bacaannya tidak berbenturan
surah al-Faatihah beserta tasbih tiga kali, dan z;t)t ,i J*; ;th ./(dr il;ta
o t / ,lo
antara diam selama kira-kira bacaan al-Faati- a
hah selesai. Namun, ia tidak boleh mengisi ^ltlr € Jb" ors" .a6t e'#:.J:!i
diam itu dengan sesuatu yang jelek dan dapat
membatalkan shalat. Pendapat ini bersumber
.U6r e'#, ;it v ,):\\
dari Ali dan Ibnu Mas'ud."
1l? r*AbuDawud,Ahmad,at-Tirmidzi,danlbnuMaiah(NailulAuthaorYol.2,hlm.23g).
"' Asy-Syarhul Kabiin Vol. 1, hlm. 238; asy-Syarhush Shaghiir,Yol.l, hlm. 310.
L5t Ad-Dutul Mukhtaar,Vol. L, hlm. 477.
FIqLH ISLAM JITID 2
"Setelah membaca surah al-Faatihah da- yang pendek atau membaca dengan urutan
lam dua rakaat pertama shalat Zhuhur Nabi saw surah terbalik. Maksudnya, pada rakaat kedua
membaca dua surah lain. Pada rakaat pertama membaca surah yang urutannya lebih dahulu
surah yang dibaca agak panjang, sedangkan daripada surah yang dibaca pada rakaat per-
pada rakaat kedua surahnya agak pendek. Dan tama. Alasannya, karena urutan tertib surah
terkadang beliau memperdengarkan ayat yang itu termasuk kewajiban urutan bacaan juga.
beliau baca. Pada waktu shalatAshar juga sama. Boleh membaca secara terbalik, namun hanya
Beliau membaca dua surah selain al-Faatihah. untuk anak-anak kecil yang tujuannya memu-
Pada rakaat pertama, surahnya panjang dan dahkan proses belajar. Hukum makruh ini
pada rakaat kedua surahnya pendek. Demiki- dikecualikan jika pada saat mengkhatamkan
an juga pada waktu shalat Subuh. Pada rakaat Al-Qur'an karena urutannya sudah berputar
pertama beliau membaca surah panjang dan sehingga membaca surah al-Baqarah lagi.
pada rakaat kedua beliau membaca surah |ika pada rakaat pertama membaca surah
pendek."153 al-Kaafiruun yang dalam urutan surah nomor
Abu Barzah meriwayatkan bahwa Nabi 109, lantas pada rakaat kedua membaca surah
saw. pada waktu shalat Subuh membaca surah al-Fiil [nomor urut 105] atau surah al-Masad
agak panjang. Sekitar enam puluh sampai se- [nomor urut 111] dan kemudian ingat, maka
ratus ayat yang beliau baca.1s4 Dalam shalat- teruskan saja bacaannya, karena dalam shalat
shalat jahriyyah Nabi saw. membaca surah- nafilah tidak ada hukum makruh dalam pemi-
surah sebagaimana disebutkan dalam hadits lihan surah.
yang diriwayatkan oleh Mu'adz. Rasul ber- Membaca tiga ayat sampai pada surah
sabda kepada Mu'adz, pendek dari ayat yang panjang karena mu'jiz-
nya ayat Al-Qur'an sebatas itu, bukan satu
L\..s r! ry') 'ut;), A',iit
z zc , 'a '.-Io'
ayat. Adapun keutamaannya itu kembali pada
banyaknya pahala. Dan yang dihitung adalah
d,;- til J,:Uti r,.rG!r banyaknya ayat dalam membaca surah atau
"Bacalah surah ,"r, ,".rn,ilrrnny, b"r- sebagiannya.
bunyi, 'Wasy-Syamsi wa dhuhaahaa, Sab- Tempat membaca keras dan pelan dalam
bihisma Rabbikal A'laa, dan Wallaili idzaa shalat: para ulama sepakat bahwa disunnah-
Yaghsyaa."'15s kan untuk membaca dengan suara keras pada
fenis surah-surah yang dibaca: saat shalat Subuh, Maghrib, Isya, shalat fumat,
Ulama Hanafiyyah berkata,ls6 "Boleh hu- shalat Idul Fitri, dan ldul Adha, shalat Tarawih,
kumnya membaca surah dan mengulangnya dan shalat Witir pada bulan Ramadhan. Ada-
pada rakaat kedua. Boleh juga membaca bebe- pun yang dibaca dengan suara pelan adalah
rapa ayat dari sebuah surah dan dalam rakaat dalam shalat Zhuhur dan Ashar.
kedua membaca ayat lain, tetapi masih dalam Adapun mengenai shalat nafilah [sunnah],
satu surah." seperti shalat Witir biasa maka para fuqaha
Makruh hukumnya memisahkan surah berbeda pendapat.
153 Mutt"frq 'alaih, HR Abu Dawud dengan tambahan, "Lantas kami mengira bahwa beliau melakukan itu untuk menunggu makmum
yanB datang terlambat." (N ai lu I Auth a a r, Vol. 2, hlm. 22 6)
-'.o'
,
Muttofoo'olaih.
155 uuttofor'otoih.
156 na-orrrrt uukhtoar,Vol. 1, hlm.510-511.
rsLAM lrLrD 2
Ulama Hanafiyyah berkata, wajib hukum- disunnahkan untuk membaca dengan suara
nya membaca dengan suara keras bagi imam pelan, kecuali pada shalat-shalat sunnah pada
ketika shalat Witir pada bulan Ramadhan, malam hari yang membacanya harus seimbang
shalat ldul Fitri dan Idul Adha, dan shalat antara keras dan pelan. Maksud seimbang di
Tarawih. Wajib juga hukumnya bagi imam sini adalah terkadang membaca dengan suara
dan munfarid untuk membaca dengan suara keras dan terkadang pelan karena mengikuti
pelan ketika shalat Gerhana, shalat Istisqal tuntunan Rasulullah saw.. Namun, syaratnya ti-
dan shalat-shalat sunnah yang dilakukan pada dak mengganggu orang yang sedang tidur atau
siang hari. Adapun untuk shalat-shalat sunnah sedang shalat atau sejenisnya. Adapun yang
pada malam hari, maka di situ terdapat pilih- dihitung dalam shalat qadha fardhu pada wak-
an. tunya adalah waktu qadha menurut pendapat
Orang yang shalat sendirian boleh mem- yang mu'tamad. Kemudian untuk perempuan,
baca dengan suara keras ataupun pelan dalam suara kerasnya di bawah suara lelaki. Dan wak-
shalat jahriyyah, baik itu tepat waktu maupun tu mengeraskan suara bagi perempuan adalah
shalat qadha dalam waktunya atau pada selain jika tidak ada orang lain.
waktunya. Akan tetapi, membaca dengan suara Ulama Hanabilah berkata, disunnahkan
keras lebih afdhal pada shalat jahriyyah malam mengeraskan suara pada shalat Id, shalat Is-
hari. Adapun pada shalat-shalat sirriyyah, tisqal shalat gerhana matahari, Tarawih, dan
maka menurut pendapat yang shahih, wajib Witir jika dilaksanakan setelah shalat Tarawih.
baginya untuk membaca dengan suara pelan. Untuk shalat-shalat yang lain, disunnahkan
Sedangkan yang shalat sebagai makmum, wa- untuk membaca dengan suara pelan. Adapun
jib baginya untuk diam dalam posisi apa pun. orang yang shalat sendirian, maka ia diperbo-
Ulama Malikiyyah berkata, disunnahkan lehkan memilih antara suara keras dan pelan
membaca dengan suara keras pada setiap dalam shalat jahriyyah, sebagaimana pendapat
shalat sunnah yang dilakukan pada malam ulama Hanafiyyah.
hari. Dan membaca dengan suara pelan pada Hukum berdoa di tengah bacaan: Disun-
setiap shalat sunnah yang dilakukan pada nahkan untuk meminta rahmat dan ampunan
siang hari, kecuali shalat sunnah yang ber- ketika membaca ayat tentang rahmat, dan di-
gandengan dengan khotbah, seperti shalat sunnahkan untuk memohon perlindungan dari
Idul Fitri dan Idul Adha, dan shalat Istisqa'. api neraka ketika membaca ayatadzab, karena
Pada shalat itu, disunnahkan untuk membaca Rasulullah saw. ketika membaca ayat tentang
dengan suara keras. Sedangkan yang menjadi surga dan neraka juga berdoa,'Aku berlindung
makmum, disunnahkan untuk membaca de- kepadaAllah dari api neraka dan celakalahpen-
ngan suara pelan. duduk neraka.'{S7 Dan beliau tidak melewati
Ulama Syafi'iyyah berkata, disunnahkan ayat-ayat ancaman, kecuali berdoa dan memo-
membaca dengan suara keras pada shalat ldul hon perlindungan kepada Allah. Tidak pula
Fitri dan Idul Adha, shalat gerhana bulan, shalat melewati ayat-ayat yang menceritakan kabar
Istisqa', shalat Tarawih, Witir Ramadhan, dan gembira, kecuali berdoa dan memohon ke-
dua rakaat setelah thawaf baik malam maupun pada-Nya.1s8 Demikian juga ketika membaca
waktu subuh. Selain shalat-shalat tersebut ayat, "Bukankah (Allah yang berbuat) demikian
157
HR ahrn.d dan Ibnu Maiah dari Abdurrahman bin Abi Laila dari ayahnya.
158
HRAhrnrd dari Aisyah.
ISLAtvt IILID 2
berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?" Dan seharusnya, surah yang dibaca pada rakaat
(al-Qiyaamah: 40) beliau bertasbih, "Mahasu- kedua berbeda dengan surah yang dibaca pada
ci Engkau, ya Allah," Lantas beliau menangis. Di- rakaatpertama dengan mengikuti urutan surah
sunnahkan juga untuk membaca tasbih pada ke bawah, bukan ke atas. Artinya, ketika pada
ayat semisal, "Maka bertasbihlah dengan (me- rakaat pertama membaca surah al-Bayyinah,
nyebut) nama Tuhanmu Yang Mahabesar." (al- maka pada rakaat kedua jangan membaca
Waaqi'ah: 74) Disunnahkan juga ketika sam- misalnya surah al-Qadar. Karena, surah ini po-
pai pada akhir surah at-Tiin dan akhir surah sisinya di atas surah al-Bayyinah.
al-Qiyaamah untuk membaca, " Ulama Hanafiyyah berkata, "Boleh hukum-
zo : nya mengulang satu surah dalam dua rakaat."
;i"r,"uJt ,y el', ,P uii J
,"
159
Mrkrrdny" surah-surahyangbanyakpemisahnya, dan pemisahnya dengan basmalah.
1bu Drlil yang
mereka pakai adalah surat dari Umar untuk Abu Musa yang berisi, "Bacalah surah yang panjang dalam shalat Subuh,
bacalah surah yang sedang dalam shalat Zhuhul dan bacalah surah yang pendek dalam shalat Maghrib." (Diriwayatkan oleh Abu
Hafsh)
16] Hn At .ra dan an-Nasa'i. Redaksinya dari an-Nasa'i.
162
HRAh.rd dan Muslim.
t 63 Abu Dawud (lVailul
HR A u th a a r, Y ol. 2, hlm. 23 L).
rsr.AM IrLrD 2
nimbulkan bencana [dengan memanjangkan panjang itu dari al-Hujuraat sampai an-Naba',
bacaan shalatl? Jika engkau shalat [menjadi pertengahannya dari an-Naba' sampai adh-
lmaml, maka bacalah surah al-A'laa, surah asy- Dhuhaa, dan surah-surah pendeknya dari adh-
Syams, atau surah al-Lail."r64 Dhuhaa sampai akhir Al-Qur'an. Disunnahkan
pada rakaat pertama shalat Subuh hari fumat
Dalam riwayat Imam Bukhari dan lainnya
membaca surah as-Sajdah, dan pada rakaat
Rasulullah saw. bersabda,
kedua membaca surah al-lnsaan. Dalilnya ha-
4a o/
Jry.rt e ./6t'l 1l
c//o
,t dits riwayat Abu Hurairah.167
Ulama Hanabilah berkata,168 'Awal mu-
fashshal adalah surah Qaaf. Pendapat lain
"Siapa saja yang menladi imam shalat, mengatakan al-Hujuraat." Hanabilah menjelas-
maka ringankanlah bacaannya. Karena, di kan bahwa bacaan surah harus sesuai dengan
antara makmum terdapat orang yang lemah, mushaf Utsmani yang sudah jelas shahih, sa-
sakit, dan punya kepentingan lain." nadnya mutawatirl dan sesuai bahasanya.
Shalat seseorang tidak sah atau haram hu-
Batasn Panlan€ Pendek Surah kumnya mendirikan shalat dengan bacaan
Para fuqaha berbeda pendapat menge- yang keluar dari ketentuan mushaf Utsmani,
nai ketentuan panjang pendek surah. Ulama seperti bacaannya Ibnu Mas'ud dan lainnya
Hanafiyyah dalam pendapat yang mu'tamad yang termasuk bacaan syadz [menyimpang
berkata, surah-surah yang termasuk thiwaalul atau tidak lazim]. Maksudnya bacaan yang
mufashshal itu dari surah al-Hujuraat hingga kurang memenuhi tiga syarat bacaan mutawat-
akhir surah al-Buruj (sekitar empat puluh iq, yaitu cocok bahasa Arabnya meski dari satu
atau lima puluh ayat), sedangkan aushaatul sisi, sesuai dengan salah satu mushaf Utsmani,
mufashshal mulai dari surah ath-Thaariq sam- dan sanadnya shahih.l6e
pai awal surah al-Bayyinah [sekitar lima belas
ayat), dan surah-surah pendek atau qishaarul Batasan Bacaan Keras dan Pelan
mufashshal dimulai dari surah al-Bayyinah Ulama Hanafiyyah berkata, batas minimal
sampai akhir Al-Qur'an [atau sekitar lima ayat bacaan keras adalah suaranya didengar oleh
tiap rakaatnya). makmum barisan pertama, tidak cukup hanya
Malikiyyahl6s berkata, surah-surah yang didengar oleh satu atau dua orang makmum
termasuk thiwaalul mufashshal itu dari al-Hu- di belakangnya. Adapun batas minimal bacaan
juraat sampai surah an-Naazi'aat, sedang per- pelan adalah, suaranya didengar oleh dirinya
tengahannya atau ausaathul mufashshal dimu- sendiri atau didengar oleh satu atau dua orang
lai dari surah Abasa sampai surah al-Lail, dan di dekatnya.
surah-surah pendeknya atau qishaarul mu- Ulama Malikiyyah berkata, batas minimal
fashshal dimulai dari surah adh-Dhuhaa sam- bacaan keras seorang lelaki adalah suaranya
pai akhir Al-Qur'an. didengar oleh orang lain di dekatnya, sedang-
kan batas minimal bacaan pelan seseorang kan iari-jarinya, menegakkan kedua kaki,
adalah cukup dengan gerakan lisan. Adapun meluruskan kepala dengan pantat, tidak
batas kerasnya suara seorang wanita dalam mengangkat atau merendahkan kepala,
shalat adalah suaranya cukup didengar oleh dan merenggangkan kedua lengan ke sam-
dirinya sendiri. Ulama Syafi'iyyah dan Hanabi- ping. Dalilnya hadits Abu Mas'ud Uqbah
lah berkata, batas minimal bacaan keras sese- bin Amr, "Dia shalat dan merenggangkan
orang adalah cukup didengar oleh orang di kedua tangannya saat ruku', meletakkan
sampingnya, meski hanya satu orang. Sedang- kedua tangannya pada kedua lututnya,
kan batas bacaan pelannya adalah, suaranya dan merenggangkan jari-jarinya di lutut."
cukup didengar dirinya sendiri. Adapun bagi Kemudian dia berkata, "Demikianlah cara
wanita, maka tidak diperbolehkan membaca ruku' Rasulullah saw. yang aku lihat ketika
dengan bacaan keras jika ada orang lain. beliau shalat."171
Ada juga hadits Mush'ab bin Sa'd, ia
k. Membaca Takbir ketika Ruku', Sulud, berkata, 'Aku pernah shalat di samping
Bangftit, dan Berdlri ayahku dengan meletakkan kedua tang-
Membaca takbir dalam shalat sudah men- an di atas paha dengan jari-jari merapat.
jadi kesepakatan ulama, karena ada hadits ri- Lantas ayah melarangku melakukan hal itu
wayat Ibnu Mas'ud yang berbunyi, dan berkata, 'Kami melakukannya demi-
c - c ol
, ,"2, ^-Jl
o,- J c1, kian karena diperintahkan untuk meletak-
I tgr err, et ,F €* \P.
e:.rl
'J
,
kan kedua tangan di lutut."'172 Diperkuat
l,
t.
)-Pt juga dengan hadits Abu Humaid as-Sa'idi
mengenai penjelasan sifat shalat Rasu-
'Aku pernah melihat Rasulullah saw. shalat
lullah saw., bahwa ketika ruku'beliau me-
dan bertakbir tiap kali bangkit, sujud, berdiri, letakkan kedua tangan pada kedua lutut
dan duduk."rTo dengan agak merenggang ke samping.173
Hadits ini menunjukkan disyariatkannya Dikuatkan juga oleh hadits Wabishah
bertakbir pada tiap pergantian posisi dalam bin Ma'bad dalam riwayat lbnu Maiah,'Aku
shalat, kecuali ketika bangkit dari ruku'yang pernah melihat Rasulullah saw. shalat, dan
bacaannya adalah, "i'* :;.bt'c:3:' Ulama ketika ruku' beliau meratakan punggung
Hanabilah malah berpendapat bahwa takbir hingga iika air dituangkan di atasnya,
itu wajib sebagaimana wajibnya membaca maka air itu akan tetap diam di atasnya."
sami'allaahu liman hamidah, doa Rabbighfirlii Ada juga hadits Aisyah di dalam Shahih
antara dua sujud dan tasyahud awal. Muslim, "Rasulullah saw. ketika ruku'tidak
mengangkat atau menundukkan kepala,
Dalam Ruku' Disunnahkan Hal-Hal Berikut
tetapi seimbang di antara keduanya."
A. Memegang kedua lutut dengan kedua B. Disunnahkan membaca "$t tr;;,rril,l." Ini
tangan, meluruskan punggung saat ruku',
batas minimalnya. Sempurnanya mengu-
merenggangkan jari-jari bagi lelaki-bagi
lang bacaan itu sampai tiga kali menurut
wanita tidak disunnahkan merenggang-
170 HR Ah-rd, an-Nasa'i, dan at-Tirmidzi (Naitut AuthaanVol. 2, hlm. 240)
171 HR Ah.rd, Abu Dawud, dan an-Nasa'i (Nailul AuthaaS, Vol. 2, hlm. 243).
]]] H n l rrr'" h (N a itul Au thaa r, Y ol. 2, hlm. 24 4).
r /J
HR lirn, rawi kecuali an-Nasa'i, Dianggap shahih oleh atrTirmidizi.
FIqLH ISI.AM IITID 2
yah, Syafi'iyyah, dan Hanabilah menam- kepada-Mu aku beriman, dan hanya kepa-
bahkan kalimat, "or5-.i:' Dalil bacaan tas- da-Mu aku berserah diri. Hanya untuk-Mu
bih ini adalah hadits Hudzaifah. Ia ber- kutundukkan pendengaran, pandangan,
kata, 'Aku pernah shalat bersama Nabi pikiran, tulang dan urat sarafku serta yang
dilakukan kedua telapak kakiku."
saw.,dandalamruku'beliaumembac a,' e; bt;*
,-l,,lii sedangkan dalam suiud beliau mem- Ulama Hanafiyyah berkata, "Makruh
6aca,'.rli!i di Jtg" hukumnya memanjangkan ruku' atau ba-
Ketika melewati ayat tentang rahmat. caan surah dengan sengaja, karena tahu
Beliau berhenti dan berdoa memohon rah- ada makmum yang datang terlambat. Na-
mat Allah. Ketika membaca ayat tentang mun jika tidak tahu, maka tidak apa-apa.
azab, beliau berhenti dan berdoa memo- Hukum ini disepakati oleh ulama yang
hon perlindungan dari azab itu.17a Hadits lain. Adapun tuma'ninah dalam ruku'itu,
ini dikuatkan oleh hadits Uqbah bin Amir. hukumnya wajib menurut ulama empat
Ia berkata, "Ketika turun firman Allah yang madzhab, sebagaimana telah kami jelas-
berbunyi, '*t d; saw. kan.
f",#:Rasulullah
bersabda,
'Jadikanlah ayat ini sebagai bacaan t. Tasmll'dan Tahmid
dalam ruku' kalianl" Hadits ini didukung Tasmi' maksudnya membaca sami'allaahu
oleh hadi* Ibnu Mas'ud Rasulullah saw. liman hamidah, sedangkan maksud tahmid
bersabda, "Jika kalian ruku' dalam shalat, adalah membaca Rabbanaa lakal hamdu: baca-
maka bacalah Subhaana Rabbiyal Azhiimi an ini bagi imam dan munfarid dibaca pelan
sebanyak tiga kali. Dan itu batas minimal- menurut Hanabilah dan Hanafiyyah dalam
nyQ," t75 pendapat Masyhur. Adapun bagi makmum
Bagi seorang imam dianjurkan untuk menurut Hanabilah dan Hanafiyyah dalam
tidak menambah bacaan tasbih lebih dari pendapat Mu'tamad hanya membaca tahmid,
tiga kali, karena agar meringankan bagi tc
UY'4) qr'* r
'
o ,t'. / o lz o atau
izjt u1 t;.t#i
174 HR Lima rawi dan hadits ini dishahihkan oleh atrTirmidzi.
1
176
]5 Hn aUu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahm ad (N ailul Authaar, Vol. 2, hlm. 246).
HR Muslim selain kalimat terakhir yang merupakan tambahan Ibnu Hibban dalam Shahih-nya.
rrqlH rsrAM )rHD 2
,tu GikJi
1*,
17 7
Mrttofoq'ataih (N ailul Authaar, Vol. 2, hlm. 249).
17 8 u rrriSoq'at a i h iN a il ut luthaa n Y o1.2, hl m. 2 5 1 ).
FIQLH ISLAM JILID 2
mencegah jika Engkau akan memberi, dan ti- yah, dan menampakkan keduanya dari
ada artinya kemampuan siapapun dihadapan kain serta menggunakannya untuk meno-
kemampuan-Mu." pang. Merenggangkan jarak antara kedua
kaki,lutut, dan paha satu jengkal menurut
m. Meletakkan Kedua Lutut, kemudlan
Syafi'iyyah.
kedua tangan, dan walah ketlka turun
hendak sulud, dan seballknya ketlka Dalam posisi seperti ini, sunnah hu-
bangun darl sulud kumnya menghadapkan iari-jari ke arah
Ini menurut mayoritas ulama selain Mali- kiblat. Dalil posisi ini adalah hadits Wa'il
kiyyah, dengan dalil hadits Wa'il bin Hujrin, bin Hujrin, "Rasulullah saw. iika suiud
meletakkan waiah beliau antara kedua
ri1 ffi ir J;; *i,Su ,# ; ,yt) f telapak tangan."179
,i. :.: tiri ii
lo
oK',, ';1'rA Hikmah merapatkan jari-jari dan meng-
€: 'rc .J--VJ!J 13
hadapkannya ke arah kiblat adalah kare-
oK','U;t
-/ 9'
na kemuliaan kiblat, dan juga karena
rahmat yang turun dalam sujud itu akan
Wa'iI bin Hujrin berkata,'Aku pernah me-
lebih banyak didapat dengan merapatkan
lihat Rasulullah saw. sujud dalam shalat deng an jari-jari.180 Dalil merapatkan jari-jari dan
meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangan.
menghadapkannya ke arah kiblat adalah
Dan ketika bangun dari sujud, beliau meng-
hadits Abu Humaid as-Sa'idi, "Ketika sujud
angkatkedua tangan sebelum kedua lutut."
beliau meletakkan kedua tangan tidak ter-
Malikiyyah berkata, meletakkan kedua genggam dan tidak merenggang. Lantas
tangan disusul kedua lutut ketika hendak su- menghadapkan ujung-ujung jari kaki ke
jud, dan mengangkat kedua lutut, setelah itu arah kiblat."181
kedua tangan ketika bangun dari sujud. Dalil- Dalil posisi ketiga adalah hadits Abu
nya adalah hadits riwayat Abu Hurairah, "fika Humaid as-Sa'idi, bahwa Rasulullah saw.
kalian sujud, maka ianganlah turun seperti jika sujud beliau meletakkan kedua tapak
unta. Letakkanlah kedua tangan terlebih da- tangan searah kedua bahu.182
hulu kemudian kedua lutut." Kedua hadits ini Dalil mengeluarkan kedua tangan dari
telah disebutkan sebelumnya dan tidak ada kain adalah sebuah hadits riwayat Abu
tarjih antara dua cara ini. Hurairah. Ia berkata,
n. Tata Gara atau Poslsl Sulud iti.J,;rr W" iri W &r ;;' &
A. Meletakkan wajah di antara kedua telapak
tangan ketika sujud menurut Hanafiyyah,
,:iy'yi*Ar'r\i,,su, t,
so
meluruskan dan merapatkan jari-jari ke .eq/ .o'
d-
arah kiblat menurut mayoritas ulama, "Rasulullah saw. melarang isytimaa-
meletakkan kedua tangan di depan kedua lush shamaa' dengan satu kain yang satu
bahu di saat sujud menurut selain Hanafiy- sisinya diangkat."183
179 HRMurli- dan Abu Dawud.
l8o Roddrl Muhtaar wa Durrul Mukhtaar,YoL l, hlm. 465,470.
181 HR Bukhari (Nashbur Raayah, Vol. 1, hlm. 388).
182 HR Bukhari, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi.
183 Mutt"f"q'alaih. Kalimat isytimaalush shamaa'artinya membungkus badan dengan kain yang satu bagiannya tidak diangkat dan
tidak ada tempat keluarnya tangan (Nailul AuthaanVol.2,hlm.76).
Baglan 1: IBADAH FIQLH ISLAlvt )IIID 2
B.
karena mengikuti sunnah.
Bagi lelaki dalam posisi sujud yakni men-
i:*i La \i 3r €. tly1 )Jft-^)
' ot c
]l]
192
Un ef,rn"a, Muslim, an-Nasa'i, dan Abu Dawud (Naitul Authaar,Yol.Z,hlm.246).
Ad-Durn t MukhtoarVol. 1, hlm. 472; Tabyiinul Haqaa'iq, LLBI; asy-Syarhush Shaghiir,Yol. 1, hlm. 329', at-Mughni, Vol. 1, hlm. 522;
Hasyiyah Baiuri, Yol. 7,hlm. L77; Mughnil Muhtaaj,Vol. L, hlm. L81..
""r,
,
HR Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud.
FIQLH ISlAivt ltLlD 2
sabda, "Hai Mu'adz, jika engkau sujud maka mengenai sifat shalat Rasulullah saw. yang
ucapkanlah doa berbunyi,
Sayyidina Ali berkata, "Ucapan yang dudukinya hingga posrsi tegak dalam duduk.
paling disukai oleh Allah dari hamba-Nya Setelah itu beliau sujud."
saat sujud adalah kalimat, Dalil lain dari hadits riwayat Aisyah, "Ra-
orc.?,1 o o.: ,,ii. .i. atlr1 sulullah saw. menduduki kaki kiri dan me-
CFU cf .:*tt, ldl f-6!t negakkan kaki kanan."1e5
[Tuhan, aku telah berbuat zhalim ter- Ibnu Umar berkata, "Di antara hal yang
hadap diriku sendiri, maka ampunilah akul." termasuk sunnah-sunnah shalat adalah me-
Dari Abu Hurairah, ia meriwayatkan negakkan kaki kanan dan menghadapkan jari-
jari kakinya ke arah kiblat."1e6
bahwa Nabi saw. ketika sujud berdoa,
Dalam duduk antara dua sujud, makruh
{:,i {t:, fr: w :it A.ry' 'r+ri hukumnya melakukan iqaal yaitu meluruskan
kedua kaki ke belakang dan menduduki kedua
;>, *l;)i'a\) tumitnya karena Rasulullah saw. bersabda,
Allah, ampunilah semua dosaku, ke-
Ya
cil maupun besar, yang awal maupun yong ,'3r;3t ,:5. ,;u'l
akhiayang jelas maupunyang samar, =:
"Janganlah duduk iqaa' antara dua sujud."
o. Duduk Antara Dua Sujud Anas berkata, Rasulullah saw. pernah ber-
Tuma'ninah dengan menduduki kaki yang kata kepadaku,
kiri dan menegakkan kaki kanan, menghadap- ct , , .
J*,
o-
'
kan jari-jarinya ke arah kiblat, meletakkan tS \_
i >u ) J..3,r
,. u ,t1ii t;y
kedua tangan di atas kedua paha hingga ujung
jari lurus dengan lutut. Posisi duduk seperti
"Jika engkau bangun aari sulura O"rr1io,
Ji<i' .*
ini untuk lelaki, sedangkan posisi duduk untuk
wanita menurut Hanafiyyah adalah dengan ta- maka jonganlah duduk iqaa' seperti duduknya
warruk, artinya duduk dengan pantatnya, me- onjing!'Le7
letakkan paha kanan di atas paha kiri, sedang Menurut Syafi'iyyah dan Hanabilah, disun-
kaki kirinya disilangkan keluar dari bawah kaki nahkan untuk menopangkan kedua tangan ke
kanan. Posisi ini lebih menutup bagi wanita. tanah ketika hendak bangun dari sujud atau
Posisi duduk bagi laki-laki seperti di atas duduk karena mengikuti sunnah. Dan larang-
dalilnya adalah hadits riwayat Abu Humaid an melakukan hal itu dalilnya lemah. 1eg
ibnul Huwairits, bahwa ia pernah melihat Ra- dengan sujud Sahwi.lbnu Mas'ud berkata, Ra-
sulullah saw. mendirikan shalat. Dan ketika sulullah saw bersabda,
dalam rakaat ganjil dalam shalat, beliau tidak ),a "r, t;p
berdiri hingga duduk tegak.202 4ll Jq-irr I ::
i '.^1, ,'l
.f
f is;
iiri
e F;a ril
6
ulang bacaan itu dari awal lagi hingga imam posisi duduk bagi wanita menurut Hanafiyyah
mengucapkan salam. adalah duduk tawarruh karena lebih bisa me-
Akan tetapi menurut Syafi'iyyah disunnah- nutup baginya. Dalil duduk iftirasy adalah ha-
kan untuk menambahkan bacaan shalawatpada dits riwayat Sayyidah Aisyah, "Ketika duduk,
akhir tasyahud tersebut dengan membaca, Rasulullah saw. membaringkan kaki kiri dan
4'eiti ly y,*,y 4i
menegakkan kaki kanan."2o6
Dalil lain dari hadits riwayatWa'il bin Huj-
rin, ia pernah melihat Rasulullah saw shalat
A
'o
jari-jari, sebagaimana duduk antara dua su-
jud. Yaitu, agak terkembang dengan ujung jari ?
t47-, t.,o ...j'.'1 ,.,. ',a
sejajar dengan lutut, namun tidak menggeng-
^:;is
i;*t et ;: a;L; F -.
*wi ;.
gamnya, menurut pendapat yang lebih sha-
hih. Menurut pendapat yang mu'tamad meng- e;iqs";
angkat jari telunjuk kanan untuk isyarat ke- "Kemudian beliau duduk'rfttrasy ai atas
tika membaca syahadat, tepatnya ketika ba- kaki kiri, meletakkan tapak kiri di atas paha
caan nafi dalam syahadat, yaitu kalimat "Loa dan lutut kiri, dengan menyejajarkan siku
ilaaha." Kemudian menurunkan jari itu ketika kanan dengan paha kanan. Kemudian beliau
dalam kalimat "illallaah." Mengangkat jari itu menggenggamkan dua jari membentuk ling-
isyarat peniadaan, dan menurunkan jari itu karan, lantas mengangkat jari telunjuh dan
isyarat penetapan dan tidak menggenggam- aku lihat beliau menggerak-gerakkannya,2ls
^1t^'
,* Lima rawi kecuali an-Nasa'i, dan dishahihkan oleh at-Tirm idzi (Naitut Authaar,Vol.2, hlm. 184).
2!2 Ad- Drrrut Mukhtaar, Yol. l, hlm. 47 4.
213 Noilrt Arthaar,yol.2, hlm.
283.
214 ery-Syorhush Shoghiir,Vol. 1, hlm. 330.
'^'Imamal-Baihaqiberkata,"Mungkinmaksudnyamenggerakkanjariadalahuntukisyarat,bukanmenggerakkannyaberulangkali.
Sehingga, haditsnya tidak bertentangan dengan hadits riwayat Ibnu Zubair dalam kitab hadits Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa'i, dan
Baglan 1: IBADAH
FIQLH ISLAM IILID 2
dan beliau membaca tasyahud."215 pendapat ulama Syafi'iyyah karena para rawi
Ulama Syafi'iyyah dan Hanabilah ber- haditsnya lebih paham masalah fiqih,
kata,Zr7 disunnahkan untuk meletakkan kedua
Dalil yang mereka pakai adalah hadits Ibnu
tangan di atas kedua paha saat duduk dalam UmaI, ia berkata, "Rasulullah saw. meletakkan
tasyahud awal dan akhir dengan membiarkan tangan kanannya di atas lutut kanan memben-
tangan kiri terbentang-jari-jarinya terkum- tuk angka lima puluh tiga, dan memberikan
pul menurut Syafi'iyyah-hingga ujung jari isyarat dengan jari telunjuk"'zl8 Adapun dalil
sejajar dengan lutut dan menghadap kiblat' mereka mengenai tidak menggerak-gerak-
Karena itu, jangan merenggangkan jari-iari kan jari adalah hadits Abdullah bin Zubair. Ia
agar ibu jari tetap bisa menghadap kiblat. berkata, "Rasulullah saw. memberikan isyarat
Kemudian meletakkan tangan kanan di dengan jari ketika membaca tasyahud, tanpa
menggerak-gerakkannya!'2rg Dan hadits Sa'd
atas paha kanan dengan menggenggamkantiga
jari selain ibu jari dan jari telunjuk. Ini menu- bin Abi Waqqash, ia berkata, "Nabi saw. pernah
lewat di depanku saat aku membaca tasyahud
rut pendapat Syafi'iyyah yang azhhar. Adapun
dan memberi isyarat dengan jari-jariku. Beliau
menurut Hanabilah, membuat lingkaran de-
bersabda,']ari satu! fari satu!'dan beliau mem-
ngan ibu iari dan jari tengah.
berikan isyarat dengan jari telunjuk."220
Kemudian memberikan isyarat dengan
jari teluniuk dengan mengangkatnya ketika ba-
caan "illallaah" tanpa harus menggerak-gerak-
s. Membaca al-Faatihah Pada Rakaat
KetiEla dan KeemPat dalam Shalat
kannya karena mengikuti Rasulullah saw.. Dan Fardhu
pandangan mata tertuju pada jari telunjuk Membaca surah al-Faatihah pada rakaat
karena hadits riwayat Ibnu Zubair yang telah ketiga dan keempat dalam shalat fardhu hu-
lewat. kumnya sunnah menurut pendapat shahih
Pendapat yang azhhar menurut Syafi'iyyah madzhab Hanafiyyah, dan tidak apa-apa iika
dan Hanabilah adalah dengan menggabungkan menambahkan bacaan surah lain, karena
ibu jari pada jari telunjuk, seperti angka lima pada kedua rakaat tersebut ada perintah un-
puluh tiga. Yang masih termasuk sunnah juga tuk membaca namun tanpa ketentuan. Hukum
adalah dengan melepaskan jari telunjuk dan membaca ini menurut Syafi'iyyah hukumnya
ibu jari secara bersamaan, atau menggenggam fardhu, sedangkan menurut Malikiyyah dan
keduanya di atas jari tengah, atau melingkar- Hanabilah hukumnya wajib bagi imam dan
kan ujung keduanya, atau meletakkan ujung munfarid.
jari tengah pada pangkal ibu jari' Semua posisi
Dalil yang dipakai oleh Hanafiyyah yang
jari tersebut ada dalilnya, namun yang paling
mengatakan bahwa bacaan dalam shalat tidak
afdhal adalah posisi pertama, sebagaimana
Dan
Ibnu Hibban. Haditsnya berbunyi,'Rasulullah saw. memberikan isyarat dengan iari teluniuk tanpa mengerak-gerakkannya
"Hadits ini asalnya dari Muslim tanpa menyebut kalimat
pandangan beliau tidak melampaui lari telunluk itu."' Ibnu Haiar berkata,
;D"n prnd"ngrn beliau tidak melampaui jari teluniuk itu!" (Nailul Authaar,vol.2, hlm. 283).
216 HR efr*aa, an-Nasa'i, Abu Dawud, Ibnu Malah, Ibnu Khuzaimah, dan al-Baihaqi. Imam al-Baihaqi sendiri meriwayatkan hadits
dhaifdari Ibnu Umar berbunyi, "Menggerakkan iari dalam shalat membuat setan takut."
217 Mughnil Muhtaaj, vol. l,hlm. l7Z; Hasyiyah Baiuri,Vol. l,hlm. \77; al-Mughni,Yol.1, htm. 534.
218 HR Mrrli., posisi jari yang membentuk angka lima puluh tiga ini ada iuga yang menyebutnya lima puluh sembilan, namun para
fuqaha memilih penyebutan yang pertama karena mengikuti hadits'
219 HRAhr"d, Abu Dawud, an-Nasa'i, dan Ibnu Hibban.
220 HR
"n-N"r"'i.
FrqLH rsr"AM ltLtD 2
mesti harus al-Faatihah dan boleh dengan ayat ayat lain dalam Al-Qur'an yang ingin engkau
lain dalam Al-Qur'an adalah firman Allah yang baca.d2z Hadits ini mengacu pada surah al-
berbunyi, Faatihah dan ayat lain selain al-Faatihah se-
keluarga lbrahim, sesungguhnya Engkau Eng' hihkan oleh at-Tirmidzi.226 Redaksi shalawat
kau Maha Terpuii lagi Maha Pemberi' Ya Allah, atas nabi dan keluarga minimalnya adalah ka-
berkahilah Muhammad dan keluarganya seb' limat'Allaahumma shalli 'alaa Muhammad wa
agaimana Engkau memberkahi lbrahim dan aalihi." Adapun tambahan setelah kalimat itu
keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha Ter' sampai kata "Maiiid" hanyalah sunnah.
puji lagi Maha Pemberi. Adapun dalil bahwa membaca shalawat
atas keluarga Nabi saw. hanyalah sunnah
Atsram meriwayatkan dari Fudhalah bin
adalah hadits riwayat Abu Zur'ah yang ber-
Ubaid, "Suatu hari Rasulullah saw. mendengar
bunyi, "Membaca shalawat atas Nabi saw' itu
seorang lelaki dalam shalatnya berdoa, tetapi
suatu perintah, dan siapa saja yang mening-
tidak mengagungkan Allah dan tidak membaca
galkannya maka harus mengulangnya." Hadits
shalawat Nabi. Lantas beliau bersabda,
ini tidak menyebut membaca shalawat atas ke-
luarga Nabi.
Menurut ulama Hanafiyyah dan Malikiy-
yah, membaca shalawat atas Nabi beserta ke-
luarga hanyalah sunnah. Mereka berdalih
bahwa perintah yang tersebut dalam hadits-
'Percepatlah fnt.' Kemudian beliau me- hadits itu sudah ielas caranya, dan perintah
manggil orang itu dan bersabda, 'Jika kalian itu sendiri tidak mengandung arti wajib' Imam
shalat, maka mulailah dengan memuii dan asy-Syaukani berkata,z27 "Menurut saya tidak
mengagungkan Allah, kemudian membaca ada dalil yang menunfukkan wajibnya mem-
shalawatnobi, setelah itu berdoa untuk memin' baca shalawat, meski memang masyru" Kare-
ta opa saia!" na, Rasul sendiri tidak mengaiarkannya ke-
Perintah dalam hadits ini mengandung pada orang yang shalatnya kurang sempurna,
arti waiib, dan redaksi bacaan shalawat Nabi bahkan beliau bersabda kepada orang itu,
beserta keluarga harus sesuai dengan contoh "lika engkau telah melakukan hal itu, maka
yang tersebut dalam hadits riwayat Ka'b. shalatmu sudah sempurna." Ini menandakan
Adapun dalil yang digunakan oleh ulama bahwa membaca shalawat itu hanya sunnah'
Syafi'iyyah adalah langsung dari Al-Qur'an, Selain itu, sabda beliau pada Ibnu Mas'ud
yaitu firman Allah yang berbunyi, "... Wahai setelah membaca tasyahud juga menguatkan
orang-orang yang beriman! Bershalawatlah hal ini. Beliau bersabda,
kamu untuk N abi dan ucapkanlah salam dengan
penuh p en gh o rm a ta n ke p a d any a." (al' Ahzaab: a\rt 't,," u; a\.3 'tl .,l.r.o ai ti\
qct:?i;'ul c t,"
z o ,
56) Dalil ini dikuatkan oleh hadits di atas, dan 'tl c-* ,J! ctlifu
juga hadits lain yang diriwayatkan oleh ad-Da- "o'otzlo'
Hukum Membaca Shalawat Nabi saw. ,r4 &t;I Y,'5 ,b L); t;t .rYJ
Selain dalam Shalat
Adapun membaca shalawat Nabi saw se-
,*, F' 6i & t,t, .eGt'(#,"O.
lain dalam shalat, maka hukumnya adalah sun- ibriJ'.;'ut? ,* ,s1u t:s ;:;J Y-q"
u' ' o '/
nah, bukan wajib. Imam ath-Thabrani sendiri
mengatakan bahwa para ulama sepakatbahwa
+; utold' G aGJv"{. JIizzo
di)
'
]]!
229n
Hn Af,rnra, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan ad-Daruquthni.
Ad-D**t MukhnanVol. 1, hlm. 480; Tabyiinut Haqaa'iq, dan Haasyiyah asy-Syibti, Vol. 1, hlm. 108.
lll Ad-Durrul Mukhtaor,Yol.l,hlm. 479; Haasyiyyah Bajuuri, Vol. 1, hlm. t62; Syarhul Khadhramiyyah, hlm. 47.
237 Asnool Mathaalib Ahaadiil Mukhtalafil
o"' fii Maraatibkarya Haut al-Biruti, hlm. 253.
Penyebutan nama Nabi Ibrahim secara khusus, bukan nabi lain, dalam shalawat ini karena gabungan rahmat dan berkah dalam
Al-Qur'an tidak teriadi selain pada nabi lbrahim. Firman Allah, "(ltu adalah) rahmat dan berkah Allah, dicurahkan kepada kamu,
wahai Ahlulbait!" (Huud: 73) Kerabat Sayyidina Muhammad adalah Bani Hasyim dan Bani Muththalib, sedangkan kerabat Sayy-
idina Ibrahim adalah Isma'il dan Ishaq beserta anak-anak keduanya.
233 HR Bukhr.i Muslim.
Redaksinya riwayat Bukhari dari Abu Bakar ash-Shid diq(Nailul Authoar,Yol.Z,hlm.287).
FrqLH rsr.AM lrLtD 2
y3* tt\\ €.t"* ri' d v\ LJ.i -);i [,', L';i t1') ,;'i c ; pt $:i
"nr6t qli L:1 ,';, \_'. \'$,1 .J c,J ,'Jt;li ,J)1 c,
9.. 9. t :t
h'6 i'i i +i';i A.t#1 " .* tst t;.i .:i-J-J,,l\ tlV L it;
fj,lr
aG;?yi
ti., .Strt qtG ti3t J\ aG
*rt:u;it)rgjr *rtPt-,ti ,t. w.-
,lt.iir
: ^J)t
,'.
; d;, Gt# u;'tr:6;! 6 ?,tt
"Ya Allah sesungguhnya aku berlindung ke- \) ,!$ * 6:;t 6 vti u|, .rt|.<t\
pada-Mu dari siksa neraka Jahonam, siksa ku- zli-cto'
""rLjt ,ril i rul {Qt i;Vil
bur. Aku berlindung dari fitnah hidup, dan mati
serta dari kejahatan Dajjal." 'Ya Aliah, ,rrurggrhnyo' o*
^"^oioon
kepada-Mu semua kebaikan, baik yang sudah
fuga doa,
atau pun belum aku ketehui. Dan aku berlin-
r:u;rt) ?Ft u.+l*tA\A1 dung kepada-Mu dari semuo kejahatan baik
234 HR Bukh".i dan Muslim. Redaksinya riwayat Muslim dari Abu Hurairah yang berbunyi, "f ika kalian telah selesai membaca tasyahud
akhir, maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari empat perkara; dari siksa neraka fahannam, dari adzab kubux, dari bencana
kehidupan dan kematian, dan dari bencana Dajjal." Sebagian ulaina ada yang mewajibkan doa ini (subulus-Salaam, Vol. 1, hlm.
194'1.
1al
Muslim.
236 HRAt o,n.
FIQIH ISLAM JITID 2
F) !fi)
o l, -t ,/'..
!-St on i
L>
1Yl
#t ucapan manusia, karena shalat itu tasbih, tak-
bir; dan bacaan Al-Qur'an."
,iuiv
u,
Akan tetapi, ulama selain Hanafiyyah
'Ya Allah, aku memohon pertolongan kepada- membolehkan orang shalat untuk berdoa se-
Mu untuk s el alu m eng ing at- M u, men syukuri nik- suai keinginannya. Dalilnya hadits riwayat Ibnu
mat-Mu, dan baik dalam beribadah kepo4r-74u"'237 Mas'ud,Abu Hurairah,23edan lainnya. Dalil lain-
Dari lbnu Abbas, ia berkata, "Rasulullah nya adalah hadits riwayat Ibnu Mas'ud dalam
saw. pernah shalat dan ketika dalam shalat itu masalah tasyahud yang berbunyi, "Kemudian
atau dalam sujudnya beliau berdoa, pilihlah doa yang diinginkan dan memohon-
0
lah dengan doa tersebut." Riwayat lain me-
ngatakan, "Kemudian berdoalah sesuai ke-
Lo o/ /
ttv C.J*-\J
f :t-,t g.ts It OrUt inginan hati." Riwayat lain menyebutkan,
237
HR Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud. Ibnu Halar berkata, "Sanad hadits ini kuat." {Nailul Authaa4 Vol. 2, hlm. 291).
238 Mukhtashar
Shahih Muslim (Nailul Authaan Yol. 2,hlm. 292).
239 yang
Ada hadits meriwayatkan tentang doa setelah tasyahud dengan redaksi doa yang berbeda dari biasanya. Di antaranya hadits
riwayat Abu Dawud dari lbnu Mas'ud, ia berkata, "Rasulullah saw. pernah mengajarkan doa setelah tasyahud. Doa itu berbunyi,
Allaahumma allif 'alal khairi baina quluubinaa,wa ashlih dzaati baininaa,wahdinaa subulas salaam.Wanajjinaa minazh-zhulumaati
ilan nuur. Wajannibnalfawaakhisy wal fitan, maa zhahara minhaawa maa bathan. Wa baarik lanaa fii asmaa'ina wa abshaarinaa wa
quluubinaa wo azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa, wa tub'alainaa innaka Antat:fawwaabur Rahiim. Waj'alnaa syaakiriin Ii ni'matika
mutsinniin bihaa qaabiliihaawa atammahaa'alainaa."DanriwayatAbu Dawud dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah saw. per-
nah berkata kepada seorang lelaki, Apa yang engkau ucapkan dalam shalatmu?' Ia menjawab, 'Saya membaca tasyahud kemudian
berdoa, Allaahumma innii as'alukal jannah, wa a'uudzu bika minan naar.'lt1t yang saya ucapkan karena saya tidak mampu berdoa
lebih baik sebagaimana doa Anda dan doa Mu'adz.' Rasul bersabda,'Seputar itu pulalah doayang aku dan Mu'adz ucapkan." Hadits
ini menuniukkan bolehnya berdoa dengan redaksi apa saja, baik itu ma'tsur maupun tidak fSubulus.Salaanu Vol. 1, hlm. 195).
FIQLH ISLAM,IITID 2
"Setelah itu pilihlah doa yang dikehendaki- shalat sambil menoleh ke kanan dan ke kiri,
nya!'240 hingga bagian pipi beliau terlihat dari be-
lakang." Riwayat Imam ad-Daruquthni men-
Tentang Doa Menggunakan Bahasa Arab gatakan, "Rasulullah saw. mengucapkan salam
Para fuqaha sepakatbahwa doa dalam shalat sambil menoleh ke kanan hingga terlihat ba-
harus menggunakan bahasa Arab. Hanafiyyah gian pipi beliau, kemudian beliau mengucap-
berkata, berdoa dalarn shalat menggunakan kan salam sambil menoleh ke arah kiri hingga
bahasa selain Arab hukumnya haram. Akan terlihat bagian pipi beliau."
tetapi meskipun makruh tahrim, sah hukum- Dalil penambahan kalimat "Wa bara-
nya membaca dzikir-dzikir shalat dengan se- kaatuh" menurut Malikiyyah adalah hadits ri-
Iain bahasa Arab, menurut pendapat Imam wayat lbnu Mas'ud dan Wa'il bin Hujrin yang
Abu Hanifah yang berbeda dengan kedua sa- telah lalu. Kita tahu bahwa ucapan salam sam-
habatnya, yaitu Abu Yusuf dan Muhammad. bil menoleh ke kanan dan ke kiri itu niatnya
Sementara ulama Syafi'iyyah berkata, "Untuk untuk menyalami para malaikat, manusia, dan
doa dan dzikir sunnah dalam shalat, boleh jin. Adapun seorang imam meniatkan salam-
menggunakan selain bahasa Arab bagi yang nya untuk para makmum, sedangkan para
tidak mampu, namun bagi yang mampu menu- makmum meniatkan salamnya untuk menja-
rut pendapat yang lebih shahih hukumnya ti- wab salamnya imam, kecuali menurut Hanafiy-
dak boleh karena tidak ada u6rur"24t yah yang berpendapat bahwa niat menjawab
salamnya imam itu pada salam yang pertama,
U. MENOLEH KANAN DAN KIRI BERSAMAAN kalau para makmum berada di sebelah kanan;
DENGAN SALAM dan pada salam yang kedua, jika makmum be-
Kita tahu bahwa salam menurut Hanafiy- rada di sebelah kiri. Hal ini merupakan keba-
yah wajib hukumnya dan termasuk rukun likan dari pendapat Syafi'iyyah.
shalat menurut mayoritas ulama. Menoleh ke Imam Qaffal asy-Syasyi al-Kabir berkata,
kanan dan ke kiri hingga terlihat bagian pipi 'Arti yang terkandung dalam salam adalah
pada waktu mengucapkan salam hukumnya bahwa orang yang shalat itu sibuk dari manu-
sunnah menurut para ulama. Adapun redaksi sia dan kemudian menerima mereka kembali
salam menurut mayoritas adalah, 'Assalaamu setelah salam!'242
'alaikum wa rahmatulloah," namun Malikiyyah
menambahkan kalimat "Wa b araka atuh." Sa I am Hukum Mengfiadap Kiblat dalam Salam
pertama menurut Malikiyyah dan Syafi'iyyah Ulama Hanafiyyah berpendapat, bahwa
hukumnya wajib, namun menurut Hanafiyyah menoleh ke kanan pada salam pertama dan
dan Hanabilah keduanya sama-sama wajib. ke kiri pada salam kedua hukumnya sunnah.
Ulama Malikiyyah berpendapat, bahwa bagi
Dalil Sunnahnya Menoleh makmum disunnahkan menoleh ke kanan un-
Diriwayatkan oleh Muslim dari Sa'ad bin tuk salam partama. Sedangkan bagi imam dan
Abi Waqqash, ia berkata, 'Aku pernah melihat munfarid, maka keduanya ketika mengucap-
Rasulullah saw mengucapkan salam dalam kan salam posisinya tetap ke arah kiblat. Ke
240 Ri*ryrt pertama dan kedua dari Ahmad, sedangkan riwayat ketiga dalam Shahih Bukhari (Nashbur Raayarh, Vol. 1, hlm. 428).
z+r Mughnil L, hlm. 177; ad-Durrul Mukhtaar,Yol.l, hlm. 486.
Muhtaaj, Vol.
''' Mughnil Muhtaaj,Vol.L, hlm. 177.
Ballan 1: IBADAH ISLAM JILID 2
mudian baru menoleh ke kanan ketika ucapan makmum untuk membarengi imam dalam
salamnya sampai pada huruf Kaaf dan Miim salam, sebagaimana disunnahkan dalam tak-
dari kalimat "Alaikum," hingga orang yang di biratul ihram dan takbir-takbir lainnya.
belakang melihat bagian wajahnya. Adapun Shahiiban [Abu Yusuf dan Mu-
Syafi'iyyah dan Hanabilahberkata, "Ucapan hammad] dan ulama Syafi'iyyah berpendapat
salam dimulai pada posisi arah kiblat sambil bahwa seorang makmum dalam salam disun-
mengucapkan Assalaamu'alaikum, kemudian nahkan untuk mengikuti imam bukan mem-
menoleh sambil meneruskan salamnya dengan barenginya. Tujuannya agar makmum tidak
ucapan' Wa rahmatullaah."' Dalilnya hadits ri- terburu-buru dalam urusan dunia.
wayat Aiqnah, ia berkata, "Rasulullah s:tvr{ meng- Ulama Syaf igrah menambahkan, "Seorang
ucapkan salam dengan wajah menghadap ke makmum itu harus mengikuti salamnya imam.
depanJ' Ini saat mengucapkan salam, sedangkan Dan jika imam belum salam, dia boleh meng-
menolehnya pada ucapan "We rohmatullaah." isinya dengan doa atau selainnya, baru kemu-
dian salam. |ika imam mengucapkan salam
W. MERENDAHKAN SUARA SALAM KEDUA hanya sekali, maka bagi makmum tetap boleh
DARIPADA SUARA SALAM PERTAMA mengucapkan salam dua kali karena menjaga
Disunnahkan mengecilkan suara salam fadhilah salam kedua."
kedua dibanding dengan suara salam pertama.
Hukum sunnah ini menurut madzhab Hanafiy- Y. MAKMI|M MASBUQ HARttS MENUNGGU
yah dan Hanabilah, karena salam pertama tu- IMAM SELESAI MENGUCAPKAN DUA
juannya untuk memberi tahu,akhir shalat se- SALAM
hingga suaranya lebih keras daripada suara Karena masih wajib mengikuti imam. Ini
salam kedua. hukumnya sunnah menurut Hanafiyyah.
Malikiyyah berkata, "Disunnahkan untuk
mengeraskan suara hanya pada salam perta- z. MENURUT SYAFt',tYYAH, DISUNNAHKAN
ma, dan tidak pada salam untuk kedua. Malah KHUSYUK, MENADABUR' BACAAN,
DZIKIR,
sunnahnya dengan suara pelan. Maksudnya
disunnahkan bagi imam, makmum, dan mun- Dan memulai shalat dengan semangat,
farid untuk mengeraskan suara pada salam serta mengosongkan hati dari kesibukan-kesi-
pertama. Dan disunnahkan pelan bagi mak- bukan dunia, karena hal itu akan lebih mem-
mum ketika mengucapkan salam untuk men- bantu mendapatkan kekhusyukan.
jawab salamnya imam dan orang yang di se-
belah kirinya, baik imam maupun makmum." 2. AdabAdab Shalat Menurut Hanafiyyah
Hanafiyyah berkata, "Sunnah bagi imam untuk Kita telah tahu bahwayang dimaksud adab
mengeraskan suara hanya pada salam perta- adalah sesuatu yang dilakukan Rasulullah saw.
ma, sedangkan selain imam sunnahnya meng- hanya sesekali tanpa melanggengkannya, se-
ucapkan dua salam dengan suara pelan." perti tambahan bacaan tasbih dalam ruku dan
sujud, dan tambahan bacaan-bacaan sunnah.
X. PERBANDINGAN SALAM MAKMUM Adab ini disyariatkan untuk menyempurnakan
DENGAN SALAM IMAM sunnah. Dan di antara adab-adab itu menurut
Menurut Hanafiyyah, disunnahkan bagi Hanafiyyah adalah sebagai berikut. 243
243 Maraoqit Faloah, hlm. 44; ad-Durntl MukhtaarVol. 1, hlm. 446; Tabyiinul Haqaa'iq,Vol.1, hlm. 108, dan halaman setelahnya.
ISLAM IITID 2 Baglan 1: IBADAH
1. Mengeluarkan kedua tangan dari lengan mat pada seruan "Hayya'alal falaahi'kare-
baju ketika takbiratul ihram, karena sikap na perintah ini harus dilaksanakan kalau
itu mendekati sifat tawadhu, kecuali kalau memang sang imam berada di dekat mih-
memang dalam keadaan darurat, seperti rab. Namun kalau imam tidak berada di
kedinginan atau sejenisnya. Untuk wanita dekat mihrab, maka setiap barisan shalat
sebaliknya, yaitu menutupi tangan guna berdiri ketika imam datang. fika imam
menjaga agar kedua lengannya tidak ter- datang dari depan, maka para makmum
singkap. berdiri ketika melihatnya. fika.imamnya
2. Menatap tempat sujud ketika posisi tinggal di masjid, maka para makmum
berdiri, menatap punggung kedua kaki tidak perlu berdiri sampai selesai iqa-
ketika ruku', menatap ujung hidung ketika mat, Bagi imam dianjurkan untuk berge-
sujud, menatap pangkuannya sendiri keti- gas mendirikan shalat ketika mendengar
ka posisi duduh dan menatap bahu ketika panggilan "il)Ar -is ii." Namun jika ia
salam. Menjaga pandangan mata dalam mengakhirkan hingga selesai, juga tidak
shalat seperti ini dapat lebih membantu apa-apa menurut ijma, yaitu pendapat
kekhusyukan, dan juga memperhatikan Abu Yusuf dan tiga imam lainnya selain
sabda Nabi saw., Hanafiyyah, dan ini pendapat yang lurus.
."L'"
{vI; * p t'pI; JX"t5 all Jil^, ,.
a. Menyampaikan Seruan lmam
Malaikat fibril pernah bertanya kepada Nabi saw. mengenai ihsan dan beliau meniawab, "lhsan itu adalah engkau menyembah Allah
seolah-olah engkau melihat-Nya. Namun jika engkau tidak melihat-Nya, maka yakinlah bahwa Allah melihatmu." (HR Muslim)
rsrAM IrtID 2
ia hanya menyerukan takbir tanpa niat apa nah-sunnah shalat berdasarkan madzhab, karena
pun, maka shalatnya juga tidak sah menurut masing-masing madztrab berbeda dalam penentu-
Syafi'iyyah. Akan tetapi jika berniat shalat an sunnah dan fardhu. Terkadang dalam satu
serta niat menyampaikan takbir kepada orang madzhab dianggap sunnah dan di madzhab
lain, maka shalatnya sah menurut Syafi'iyyah lain dianggap fardhu.
dan Hanafiyyah.
7. Madzhab Hanaflyyah
Adapun takbir-takbir lain selain takbiratul
Di atas telah kita sebutkan adab-adab
ihram, jika tujuannya hanya untuk menyampai-
shalat, dan di bawah ini kita akan menyebut-
kan maka menurut mayoritas ulama shalatnya
kan sunnah-sunnah shalat yang jumlahnya
tidak batal, hanya saja ia kehilangan pahala.
Iima puluh satu,246 yaitu sebagai berikut.2aT
Akan tetapi Hanafiyyah berkata,z4s lika
L. Mengangkat kedua tangan setinggi kedua
niat seseorang menyampaikan seruan imam telinga bagi laki-laki, dan setinggi bahu
itu karena ingin mendapatkan pujian dari bagi wanita merdeka.
orang lain, maka menurut pendapat yangrajih
2. Membiarkan jari-jari tangan seperti biasa-
shalatnya batal. Karena, sama saja dengan se-
nya, tidak dirapatkan dan juga tidak direng-
seorang yang mengeraskan suaranya lebih
gangkan.
dari kebutuhan, dan ini termasuk perbuatan
jelek yang standarnya di bawah makruh."
3. Membarengkan takbiratul ihramnya mak-
mum dengan imam.
Ulama Syaf iyyah berkata, "fika niatnya
hanya untuk menyampaikan atau tidak berniat
4. Bagi lelaki untuk meletakkan tangan kanan
di atas tangan kiri di bawah pusa[ sedang-
apa-apa, maka shalatnya batal kalau memang
kan bagi wanita kedua tangan diletakkan
ia bukan orang awam. Namun jika dia terma-
di dadanya.
suk orang awam, maka shalatnya tidak batal
5, 6, 7. Membaca tsanaa' [pujian], ta'ewwudz,
meski niatrya hanya untuk menyampaikan sajal'
dan basmalah dengan suara pelan pada
D alil masyru' -nya tabligh [menyampaikan]
tiap rakaat sebelum memulai membaca
adalah hadits dari fabir. Ia berkata,
surah al-Faatihah.
6rp
/rc.
,iA, .* i1', BE nr l;, u t* 8,9, 10. Membaca"amin"dantahmiddengansua-
ra pelan, pujian te'qwwudz, dan basmalah.
t'
ry,f ;1 F
"Kami pernah shalat bersama Rasulullah
t
tl| At J-rs
,. .o/
-i 11. Berdiri tegakketika mulai takbiratul ihram
hingga selesai tanpa menundukkan kepala.
12. Bagi Imam untuk mengeraskan suara ke-
saw., dan Abu Bakar berada di belakang beliau. tika takbif, tasmii dan salam.
Ketika Rasulullah saw. bertakbic Abu Bakar 13. Merenggangkan kedua kaki ketika posisi
juga ikut bertakbir dengan suara keras agar
berdiri selebar empat iari.
kami mendengar takbir itu."
14. Setelah al-Faatihah, membaca surah yang
b. SunnahSunnah Shalat Menurut Setiap termasuk th iwaalul mufashshal pada shalat
Madzhab Secara Umum Subuh dan Zhuhur; dan surah-surah yang
Di sini ada baiknya kita kelompokkan sun- sedang atau ausaathul mulashshal pada
245
Raddul Muhtaar, Vol. 1., hlm.443 dan 551; Mughnil MuhaaT, Vol. 1, hlm. L6S; al-Mughni, Vol. 1, hlm.462; asy-Syarhush ShaghiinVol.
1, hlm.448.
246
Perlu diperhatikan bahwa penomoran ini dalam hitungannya berkurang karena ada terdapat beberapa sunnah yang dihitung satu.
247
Maraaqil Falaah, hlm. 41-44.
FIQLH ISTAM JII-ID 2 BaElan 1: IBADAH
shalat Ashar dan Isya, dan surah qishaarul Hanafi bahwa duduk antara dua sujud itu
mufashshal pada shalatMaghrib jika dalam termasuk wajib.
keadaan mukim. Namun jika dalam per- 29. Meletakkan kedua tangan pada kedua
jalanan, setelah al-Faatihah, membaca su- paha dalam duduk antara dua sujud dan
rah apa saja. dalam tasyahud.
15. Memanjangkan bacaan pada tiap rakaat 30. Bagi lelaki untuk membaringkan kaki kiri
pertama dalam setiap shalat. Ini termasuk dan menegakkan kaki kanan, serta meng-
pendapat Muhammad. hadapkan jari-jari kakinya ke arah kiblat
t6, L7. Mengucapkan takbir ketika ruku' dan dalam duduk antara dua sujud.
sujud, yaitu ketika turun dan bangkit, ke- 31. Bagi wanita untuk duduk tawarruk; yaitu
cuali ketika bangkit dari ruku', karena ke- duduk di atas pantatnya dengan meletak-
tika bangkit dari ruku' disunnahkan un- kan salah satu pahanya pada paha lain,
tukmengucapkan fasmi',yaituucap2n ""lr q* dan menyilangkan kaki kiri dari bawah
i'* :A." Membaca tasbih ketika ruku'dan kaki kanan, karena posisi ini lebih menu-
sujud sebanyak tiga kali, ",.fjr 4 r\;:" tup baginya.
dalam rulari dan " 1''t\ ;:., tc$' dalam sulud. 32. Memberikan isyarat dengan jari telunjuk
L8. Memegang kedua lutut dengan kedua kaki ketika membaca tasyahud, yaitu dengan
ketika posisi ruku'. mengangkatnya ketika sampai pada ba-
19. Bagi lelaki untuk merenggangkan jari-jari caan "Laa ilaaha" kemudian menurunkan-
tangannya ketika ruku', dan bagi wanita nya ketika bacaan "illallah."
untuk merapatkannya. 33. Membaca surah al-Faatihah pada rakaat
20, 27. Meluruskan punggung ketika ruku' dan setelah dua rakaat pertama.
meluruskan kepala dengan pantatnya. 34. Membaca shalawat Nabi saw. dalam duduk
22, 23. I'tidal dan tuma'ninah atau bangkit terakhir; dan bacaannya adalah,zas
dari ruku'dan sujud.
24. Meletakkan kedua lutut, disusul kedua "u Jt ,br rs J; k #rt
il\e';\)13 et;t*v 1;rs
'.n1,.'o
tangan, dan wajah ketika hendak sujud.
Ketika hendak bangkit, maka yang diang- o d n
,bt r,U- ,V !t6.: ;,,-- *;
i.. o , t /
kat terlebih dahulu adalah wajah, kedua
I . ,'
tangan, lalu kedua lutut.
25. Posisi kepala saat sujud di antara kedua )liet;\e,si(uy)t
telapak tangan, sedangkan kedua tangan
searah kedua bahu.
y+$\e';t
i . 4 - '.t
6
JarL. Jl
4.
. , ti
J; k'lti
'a
z
lewat dari waktunya.
Berniat dengan menyebutkan jumlah
,":J!t'r.t J\ J.) r+rit J; .l; tS 3.
rakaat shalat yang akan dilaksanakan.
Khusyuh yaitu merasakan keagungan dan
t3
/z
a.l
. -LP
tJt> r J^:-r )e i16: kebesaran Allah, satu-satunya Dzatyang ia
o
tg
A
'er;\ii t
)lr'.'*^fJl
J\--,J'tl> ); u:Y sembah. Merasakan bahwa dengan shalat
ia mengikuti perintah-Nya. Ini masuk ka-
n n /a
tegori mandub, namun sebenarnya khu-
YY$\;;)t;ll syuk itu termasuk wajib dalam shalat.
10. Sujud dengan memosisikan kedua kaki, 4. Mengangkat kedua tangan setinggi bahu
kedua lutut, dan kedua telapak tangan. hanya ketika takbiratul ihram saja, tidak
Menurut pendapat masyhur madzhab Ma- pada takbir lainnya, seperti ketika ruku'
likiyyah, anggota sujud yang waiib hanya- dan bangkit darinya.
lah dahi.
5. Membiarkan keduatangan lurus ke bawah.
11. Menjawab salam imam bagi makmum, dan Boleh juga mengumpulkannya di dada
kalau ada, juga pada orang di sampingnya jika shalat sunnah. Namun, hal itu makruh
kalau memang ia ikut shalat, meski satu dalam shalat fardhu karena dianggap ter-
rakaat minimal. Redaksi jawaban salam masuk bersandar pada sesuatu.
cukup dengan ucapan salaamun'alaikum
6. Menyempurnakan surah setelah al-Faati-
atau wa'alaikumus salaam.
hah, artinya tidak hanya membaca sepeng-
12. Mengeraskan suara hanya pada salam per- gal, namun harus menyempurnakannya
tama.
sampai akhir ayat meski panjang.
13. Berdiam sambil mendengarkan bacaan 7. Surah yang dibaca dalam rakaat kedua
imam ketika membaca dengan suara keras,
berbeda dengan surah yang dibaca pada
hingga meskipun imam sudah berhenti rakaat pertama dalam shalat fardhu, teta-
ataupun makmum tidak mendengarnya. pi dalam shalat sunnah boleh. Mengulang
14. Menambahkan tuma ninah dari ukuran satu surah untuk dua rakaat dalam shalat
wajib. fardhu hukumnya makruh, sebagaimana
jugamakruhnyamembacaduasurahdalam
Melihat sunnah-sunnah ini, maka jelaslah
bagi kita bahwa madzhab Malikiyyah sepakat satu rakaat. Akan tetapi dalam shalat sun-
dengan Hanafiyyah dalam penentuan sunnah nah, boleh membaca lebih dari dua surah
selain pada posisi berdiri, tasyahud, duduk selain al-Faatihah. Namun, pendapat yang
tasyahud, enam anggota sujud, dan diamnya mu'tamad adalah makruh juga mengulang
makmum untuk mendengarkan bacaan imam. satu surah dalam satu rakaat dalam shalat
sunnah.
Adapun manduubaatush shalaah menurut
Malikiyyah ada empat puluh delapan,2ae dan B. Memanjangkan bacaan dalam shalatSubuh
yang penting di antaranya adalah sebagai beri- dan Zhuhun hanya saja bacaan dalam shalat
adalah surah al-Hujuraat. Hukum ini ber- tut saat ruku' sebagai penopang.
laku bagi munfarid dan bagi imam yang 18. Meluruskan kedua kaki saat ruku'.
para makmumnya sudah terbiasa dan rela L9, Membaca tasbih dalam ruku'dengan uca-
dengan bacaan panjang, Namun jika tidak pan or:;;i
terbiasa, maka bagi imam afdhalnya me-
4t G) ir;:,1, sedangkan dalam
sujud tasbihnya adalah :*,: **t d;:'q.
mendekkan bacaan. Karena, terkadang di Dalam ruku' tidak ada bacaan lain atau-
antara para makmum itu ada yang lemah pun doa selain tasbih, sedangkan dalam
dan punya keperluan mendesak. sujud boleh manambahkan doa selain ba-
9. Memendekkan bacaan dalam shalatAshar caan tasbih.
dan Maghrib dengan membaca qishaarul 20. Menjauhkan kedua siku dari lambung se-
mufashshal yang dimulai dari surah adh- hingga agak mengembang ke samping. Po-
Dhuhaa. sisi ini untuk laki-laki.
10. Membaca bacaan sedang dalam shalat 21. Membaca tahmid bagi makmum atau
Isya dengan membaca ausathul mufash- munfarid dengan membaca .':At uitt #i.
shal; mulai dari surah Abasa dan akhirnya Boleh juga membuang huruf wawu dalam
surah al-Lail. kalimat tahmid tersebut, namun peneta-
11. Memendekkan rakaat kedua daripada pan huruf wawu dalam kalimat itu lebih
rakaat pertama. Boleh juga menyamakan utama. Sedangkan bagi imam ketika bang-
keduanya, namun itu menyalahi hal yang kit dari ruku', ia tidak membaca kalimat
lebih utama. Dan makruh hukumnya me- tahmid, sebagaimana juga makmum ke-
manjangkan rakaat kedua dari rakaat per- tika bangkit tidak membaca i1; ? i,r-.
tama. Adapun bagi munfarid, mal<a ii memba-ca
12. Memperdengarkan suara bacaan pada keduanya, yaitu membaca tasmi'dan tah-
diri sendiri dalam shalat yang bacaannya mid.
pelan karena ini lebih sempurna, selain 22. Mengucap takbir ketika turun untuk ruku'
iuga keluar dari khilaf orang yang mewa- dan sujud, bangkit dari sujud pertama,
jibkannya. dan ketika bangun dari tasyahud awal.
13. Makmum membaca bacaan di belakang 23. Menekankan dahi dan hidung ke tanah
imam pada shalat yang bacaannya sirri, ketika sujud. Yang termasuk tanah di sini
pada rakaat terakhir Maghrib, dan pada adalah sesuatu yang masih melekat atau
dua rakaat terakhir shalat Isya. berada di tanah, seperti ranjang, atap, dan
14. Mengucapkan "amin" bagi munfarid dan lain-lain.
makmum baik dalam shalat sirnyyah mau- 24. Mendahulukan kedua tangan daripada
pun jahriyyah. Seruan amin diucapkan kedua lutut ketika turun untuk sujud, dan
setelah selesai bacaan surah al-Faatihah, sebaliknya ketika hendak bangkit berdiri
yaitu pada kalimat, 'Waladh-Dhaalliin." Ada- dari suiud.
pun bagi imam, disunnahkan untuk mem- 25. Meletakkan kedua tangan berhadapan
baca amin pada shalat-shalatsim"l4rah saja. dengan kedua telinga atau mendekati ke-
15. Mengucapkan "amin" dengan suara pelan duanya saat sujud, sehingga ujung jari-jari
bagi tiap orang yang shalat. berhadapan dengan kedua telinga.
16. Meluruskan punggung pada posisi ruku'. 26. Merapatkan jari-jari kedua tangan dan
17. Meletakkan kedua tangan pada kedua lu- menghadapkannya ke arah kiblat.
ISLAM IILID 2 Baglan 1: IBADAH
27. Bagilaki-laki untuk merenggangkan atau 33. Menggenggamkan tiga jari tangan kanan
menjauhkan antara perut dan kedua paha selain jari telunjuk dan ibu jari ketika po-
pada saat sujud, menjauhkan kedua lengan sisi duduk tasyahud, baik tasyahud awal
dari kedua lutut, dan meniauhkan lengan maupun akhir. Kemudian menggerak-ge-
bagian atas-dari siku sampai ketiak- rakkan jari telunjuk ke kanan dan ke kiri,
dari kedua lambung. Perenggangan ini mulai dari bacaan tasyahud sampai akhir
tidak terlalu lebah, hanya sedang-sedang bacaan.
saja. Adapun bagi wanita sunnahnya tidak 34. Membaca doa qunut dalam shalat Subuh
ada perenggangan dalam anggota tubuh dengan doa apa saja, seperti kalimat ;Jii
seperti di atas, karena tanpa perenggang- ct')tt 6 p. Ooa Qunut ini dilakukan sebe-
an posisi tubuhnya lebih tertutup. lum ruku' pada rakaat kedua, dan disun-
28. Mengangkat pantat lebih tinggi dari ke- nahkan sirri sebagaimana doa-doa dalam
pala saat sujud. Namun jika setara atau ke- shalat lainya. Sunnahnya lagi mengguna-
palanya lebih tinggi, maka shalatnya tetap kan doa yangma'tsur dari Nabi saw., yaitu
tidak batal menurut Malikiyyah. Tetapi doa yang dipilih oleh Imam Malik r.a. yang
menurut pendapat yang lebih shahih dari berbunyi,
madzhab Syafi'iyyah dan Hanafiyyah, ol. o
36. Melemahkan suara bacaan doa seperti 39. Bagi imam dan munfarid untuk mem-
halnya bacaan tasyahud, karena semua buat batasan shalat di depannya menurut
doa dalam shalat sunnahnya dengan suara pendapat yangrajih, sedangkan bagi mak-
lemah. mum yang menjadi batasannya adalah
37. Meratakan doa, karena pemerataan doa imamnya. Batasan ini dimaksudkan agar
akan lebih banyak dikabulkan. Di antara orang lain tidak berjalan di dalam area ba-
doa yang merata atau umum adalah, " tasan itu.
25L Tuhlrtuth Thullaab lil Anshai,hlm. 44-49; Haasyiyah Syarqawi 'alat Tilhfah, Vol. 1., hlm. t99-21.5; Mughnil Muhtaaj,Vol. 1, hlm. 152'184.
FIqIH ISTAM JILID 2 BaElan 1: IBADAH
4t b ul 6t
ry W;; "a r,\tt ,
menurut pendapat mu'tamad. Dan suara
kerasnya wanita di bawah suara keras-
A ea, GG., #r rN i't nya laki-laki, jika memang tidak ada orang
111 n* Muslim kecuali lafaz muslimah karena itu riwayat Ibnu Hibban.
253 HR Bukhari Muslim, dalam shalat Zhuhur dan Ashar. Kiaskan dengan shalat semacamnya.
Baglan 1: IBADAH rsrAM IrrrD 2
dua rakaat pertama sesuai dengan urutan tidak memungkinkan, maka tetap mem-
mushaf. Membaca surah dengan urutan baca surah itu namun hanya sebagian saja.
terbalik menyalahi aturan yang afdhal. Sebagian ulama Syafi'iyyah berkata, "Ti-
Sebenarnya kesunnahan membaca dak disunnahkan untuk selalu dan terus
dalam shalatbisa dicapai dengan membaca menerus membaca dua surah tersebut
ayat apa saja yang ada dalam Al-Qur'an, karena agar tidak dianggap wajib."
namun membaca satu surah lebih afdhal 10. Membaca takbir tiap kali hendak ruku'dan
meski surah pendek. Kecuali, dalam shalat bangkit dari selain iuLu' 2ss kecuali takbi-
Tarawih yang afdhalnya membaca seba- ratul ihram karena hukumnya fardhu.
gian surah panjang, karena sunnahnya LL. Meletakkan kedua telapak tangannya pada
dalam Tarawih itu membaca seluruh Al- kedua lutut saat posisi ruku' sambil me-
Qur'an. Sunnahnya membaca Al-Qur'an renggangkan jari-jari.2s6
ini juga berlaku pada shalat sunnah dua 12. Membaca tasbih sebanyak tiga kali dalam
rakaat. |ika lebih dari dua rakaat, maka ruku' ,-5ir G; ot4,t_zsz dengan tambahan
pendapat yang lebih shahih adalah tidak , l-J.; 1 s ebagai p enyem pu rna.
membaca surah pada rakaatketiga dan ke- 13. Mengucapkan kalimat tesmi', yaitu ucap-
empat sebagaimana dalam shalat fardhu. an."* ; ;258 ketika bangkit dari ruku'
ir
Akan tetapi, pendapat ini berbeda dengan bagi setiap orang shalat, baik sebagai
pendapat Hanafiyyah. imam maupun yang lainnya. Akan tetapi,
Disunnahkan juga dalam dua rakaat se- disunnahkan bagi imam untuk mengeras-
belum subuh untuk meringankan bacaan, kan suaranya atau dibantu oleh orangyang
misalnya pada rakaat pertama membaca menyampaikan suaranya jika memang perlu.
ayat L36 dari surah al-Baqarah, dan pada Karena, ucapan itu termasuk dzikir yang
rakaat kedua membaca ayat64 dari surah menandakan perpindahan dalam shalat.
Ali'lmran. Boleh juga pada rakaatpertama Sedangkan untuk doa ".l;ir ii,d.i" sunnah-
membaca surah al-Kaafiruun dan rakaat nya dibaca dengan suara rendah, karena
kedua membaca al-lkhlaash sebagaimana hal itu sama seperti tasbih dan dzikir-
terdapat dalam hadits riwayat Muslim.zsa dzikir lainnya. Akan tetapi jika sedang ter-
Untuk shalat Subuh hari fumat disunnah- timpa bencana maka sunnahnya mengeras-
kan pada rakaat pertama membaca surah kannya, tanpa mengeraskan tasmi' karena
as-Sajdah, dan pada rakaat kedua mem- sebagian besar imam dan muadzin tidak
baca surah al-lnsaan karena mengikuti tahu dengan sunnah Rasulullah saw.. Ke-
petunjuk sunnah riwayat Bukhari Muslim. mudian pada posisi i'tidal, yaitu berdiri dari
|ika pada rakaat pertama tidak membaca ruku', maka posisi kedua tangan dibiarkan
surah as-Sajdah, maka pada rakaat kedua lurus ke bawah sambil mengucapkan
tetap disunnahkan untuk membacanya ,o / / / O to , o / c zdz
meski sebagian. Akan tetapi jika waktunya o,!S ,.rlytJl ,J" -t^"..Jt dlJ Q,r
254
Al-Moi.r',vol. 1, hlm. 34g-3s2.
255 po.iri ini terdapat dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim dari Nabi saw..
256 HR Bukhari dan Muslim
257 HRAb, Dr*ud.
258
Artirya, Allah menerima pujian dari hamba-Nya dan akan memberi pahala atas puiian itu. Atau, bisa juga artinya Allah akan meng-
ampuni hamba-Nya (HR Bukhari dan Muslim).
ISLAM TILID 2
G, ^nt ,Su c ';l1 ";:tti ,tAr yi dua lutut dan kedua kaki selebar satu
jengkal.26a
;# \) '4;i 't, EY, ,,,G 18. Setiap shalat, baik lelaki maupun wanita
disunnahkan untuk menghadapkan jari-
"
zool:it
eL ^at tt &\) Ut jari kakinya ke arah kiblat.26s
"Dzat Yang memiliki sanjungan dan L9, Disunnahkan untuk berdoa dalam posisi
pujian yang merupakan keharusan diucap- dudukantara dua sujud dengan memb?@,266
kan hamba. Dan kami adalqh hamba-Mu o.o!cr, o o.otl cl c,?r d.
tiadayang akan mampu memberi jika Eng- AP)t) €.Ft),f;stS €f it
kau mencegahnya, dan tiada yang mampu
mencegah jika Engkau akan memberi, dan eci €.yti ry'rt)
tiada ortinya kemampuan siapa pun di ha- Ya Allah, ampuniloh dosa-dosaku, berikon-
dapan kemampuanMu." lah rahmat kepadaku, berikanlah kebaikan
ke p a daku, ang katlah deraj atku, b erikanl ah
14. Ketika hendak sujud, maka yang diletak-
rejeki, berikanlah petunjuli dan maafkan-
kan ke lantai terlebih dahulu adalah kedua
lah kesalahanku.
lutut, kemudian kedua tangan, dan disusul
dahi dan hidung.z61 20. Duduk rfttrasy dalam duduk antara dua
15. Membaca tasbih dalam sujud sebanyak sujud dan duduk tasyahud awal, yaitu de-
tiga kali, "subhaana Rabbiyal A'too'262 4"- ngan menduduki kaki kiri dan menegak-
ngan tambahan wa bihamdih sebagai pe- kan kaki kanan.267 Hikmah duduk rftirasy
nyempurna. adalah untuk lebih memudahkan dalam
bergerak.
16. Meletakkan kedua tangan di hadapan kedua
2L. Duduk istirahat dengan posisi iftirasy se-
268 Duduk istirahat diriwayatkan oleh Imam Bukhari, sedangkan posisi duduk iftirasy diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan ia berkata
hadits itu hasan shahih.
269
HR Bukhari.
270
HR Bukhari Muslim
27t HR Bukhari.
a1a
HR Muslim kecuali kalimat "tanpa menggerak-gerakkannya." Kalimat ini dari riwayat Abu Dawud.
273
HR Abu Dawud dengan sanad shahih.
274
Dalilnya hadits riwayat Muslim yang berbunyi, "Jika kalian membaca tasyahud, maka mohon perlindunganlah kepada Allah dari
empat perkara. Lantas beliau berdo4 Allaahumma innii a'uudzu bika min 'adzaabil qabri wa'adzaabin naax, wa min fitnatil mahyaa
wal mamaat, wa min fitnatil masiihid daiiaal."'
HR Muslim.
rIqLH ISLAM IITID 2
pada salam pertama dan ke kiri pada salam 33. Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata bahwa
kedua hingga pipi kanan dan kirinya ter- Nabi saw. ketika melihat seorang lelaki
lihat oleh orang di belakangnya. Salam memain-mainkan j anggutnya dalam shalat,
itu diniatkan untuk orang-orang di sebe- beliau bers abda,278 "Jika orang ini khusyuk,
lah kanan dan kiri, baik malaikat maupun niscaya anggota tubuhnya juga akan khusyuk"
orang-orang mukmin dari jin dan manu- 34. Menadaburi bacaan Al-Qur'an karena
sia. Bagi makmum, salamnya diucapkan dapat membantu menghasilkan khusyuk
setelah salamnya imam. Boleh juga salam- dan adab. Allah SWT. berfirman, "Maka
nya berbarengan dengan salamnya imam, tidakkah mereka menghayati Al-Qur'an,
sebagaimana rukun-rukun lainnya selain ataukah hati mereka sudah terkunci?"
takbiratul ihram. (Muhammadz24)
31. Memakai siwak ketika hendak melak- Bagi orang yang membaca Al-Qur'an,
sanakan shalat, meski dengan kain-tidak baik dalam shalat maupun tidak disun-
dengan jari.z76 Perincian mengenai siwak nahkan untuk berdoa memohon rahmat
telah dijelaskan di depan bahwa memakai jika melewati ayat tentang rahmat, dan
siwak termasuk sunnah di luar shalat. memohon perlindungan dari siksa jika
32. Khusyuk dalam shalat, yaitu menghadir- melewati ayat tentang siks a.27e Ataumem-
kan hati dan menenangkan anggota tubuh baca tasbih ketika melewati ayat tentang
dengan perasaan bahwa ia sedang berada tasbih. Dan jika membaca ayat, "Bukankah
di hadapan Allah SWT Yang Maha Melihat. Allah hakimyang paling adil?" (at-Tiin: 8)
Karena, Allah SWT berfirman, "Sungguh beliau mengucapkan, "Balaa wa ana'alaa
beruntung orang-orang yang beriman, dzaalika minasy syaahidiin." Danjika mem-
(yaitu) orqng yang khusyuk dalam shalat- baca ayat, "Maka kepada ajaran manakah
nya." (al-Mu'minuun: 1-2) Rasulullah saw. (selain Al-Qur'an) ini mereka akan ber-
juga bersabda, iman?" (al-Mursalaat 50), beliau meng-
ucapkan,'Aamantu billaahJ' Dan jika mem-
t !,n!t, lr
ue&nc
lP- t oeJP),ry.,
t ot7
z6 n'
baca ayat "Katakanlah (Muhammad), 'Te-
rangkanlah kepadaku jika sumber air kamu
ytt*t:.); J.? ilst # o -
menjadi kering; maka siapa yang akan
i&jti:*:$t memberimu air yang meng alir?"' (al-Mulk:
30), beliau mengucapkan,'Allaahu Rabbul
"seorong hamba Muslim mana saii
'aelamiin."
yang berwudhu dengan sempurna kemu-
35. Menadaburi dzikir karena dianalogikan
dian mendirikan shalat dua rakaat dengan
dengan bacaan Al-Qur'an.
khusyuk, mako wajib baginya untuk masuk
277
36. Memasuki shalat dengan giat, semangat,
surga,"
dan menjauhkan hati dari kesibukan dunia, "Siapa saja yang hendak mengingatkan
karena ada celaan bagi yang tidak berse- akan sesuatu dalam shalat dan dia sendiri se-
mangat. Allah SWT berfirman mengenai dang shalat, maka bagi lelaki untuk bertasbih
sifat orang munafih "Sesungguhnya orang dan menepuk tangan bagi wanita.'zgr
munafik itu hendak menipu Allah, tetapi
Demikian juga bagi banci.
Allah-lah yang menipu mereka. Apabila
Hukum sunnah ini telah disepakati oleh
mereka berdiri untuk shalat, mereka laku-
para ulama. Namun, ulama Malikiyyah ber-
kan dengan malas...." (an-Nisaa': 142)Ma-
kata, "Seorang lelaki yang hendak mengingat-
las adalah lawan kata dari kata giat, sedang-
kan sesuatu dalam shalat, dan dia sendiri se-
kan jernihnya hati akan membantu men-
dang shalat, maka sunnahnya bertasbih mem-
ciptakan khusyuk dan khudhul Di dalam
baca Subhaanallaah. Dan bagi wanita yang
shalat, makruh hukumnya memikirkan
hendak mengingatkan dalam shalat, makruh
masalah dunia atau masalah fiqih. Dalam
hukumnya bertepuk tangan."
shalat boleh hukumnya memikirkan ma-
salah akhirat, namun sunnahnya memikir-
Perkara-Perkara yang Berbeda Antara
kan atau mentadaburi apa yang ia baca.
Lelaki dan Wanita dalam Shalat
37. Mengingatkan kesalahan imam dalam
Dalam shalat, lelaki dan wanita berbeda
shalat atau sejenisnya.2so
beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
Bagi lelaki yang hendak mengingatkan se- 1. Bagi lelaki untuk merenggangkan antara
suatu dalam shalat, seperti mengingatkan imam kedua siku dari kedua lambungnya dan
ketika lupa, atau mengizinkan seseorang yang mengangkat perut agar menjauh dari ke-
hendak masuh atau memberi peringatan pada dua paha ketika ruku'dan sujud. Adapun
orang buta yang akan mendapat kecelakaan bagi wanita, bagian-bagian tersebut di-
atau bahaya dan sejenisnya, maka disunnah- sempitkan agar saling merapat. Artinya,
kan baginya untuk mengucapkan tasbih, yaitu perutnya menempel pada kedua paha, dan
kalimat Sub ha an allah, dengan syarat tidak ber- ketika ruku'dan sujud kedua lututnya sa-
niat hanya untuk mengingatkan. Karena kalau ling menempel, begitu juga kedua kakinya
niatnya hanya untuk mengingatkan, maka karena posisi ini lebih menutup baginya.
shalatnya batal. 2. Bagi lelaki untuk mengeraskan suara baca-
Adapun bagi wanita, jika hendak meng- an pada shalat-shalatjahriyyah dan mem-
ingatkan, maka disunnahkan untuk bertepuk baca dengan suara rendah pada shalat-
tangan; menepukkan telapak tangan kanan shalat sirriyyah sebagaimana telah kami
pada tangan kiri atau sebaliknya. Dalilnya ha- jelaskan di atas. Sedangkan wanita, jika
dits dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim shalat di sekitar para lelaki lain-bukan
yang berbunyi, mahram-maka sunnahnya untuk me-
3i,At
u'.' Q{e l)
:t ;A) ^;),; ,t ie Z.u J; rendahkan suaranya, sehingga orang di
sekitarnya tidak mendengar bacaannya.
280
Mughnil Muhtaaj, Vol. 1, hlm. 197; al-Mughni, Vol. 2, hlm. 17; Kasysyaaful QinaaiYol I,hlm.444; Fathul QadiinYol. 1, hlm. 285; asy-
Syarhus Shaghiir, Vol. 1, hlm. 342.
2Br
HR an-Nasa'i dan Abu Dawud fNailul.4uthaar,Yol.2, hlm. 320).
FIqLH ISI."A.M IILTD 2
fitnah atau sesuatu yang tidak diinginkan, rut pendap at mu'tamad. Hukum bertepuk
meskipun memang pendapat yang lebih tangan ini berbeda dengan hukum mem-
shahih mengatakan bahwa suara wanita baca tasbih dengan niat mengingatkan.
bukanlah aurat. fadi, mendengarkan suara Maka, hal ini membatalkan shalat karena
penyanyi wanita tidaklah haram hukum- tasbih adalah kalimat yang digunakan un-
nya, kecuali jika takut menimbulkan fitnah, tuk dzikir, sedangkan tepuk tangan tidak
seperti terjadinya khalwat antara laki-laki digunakan untuk dzikir.
dan wanita yang bukan mahram. Adapun hukum bertepuk tangan di
3. Bagi lelaki dalam shalat, jika ingin meng- luar shalat adalah makruh, meski tanpa
ingatkan sesuatu, maka ia bertasbih de- niat main-main, menurut pendapat Imam
ngan bacaan subhaanallaah dengan niat Ramli yang mu'tamad,-dan makruh de-
dzikir atau disertai dengan niat meng- ngan niat bermain-main-menurut pen-
ingatkan, ataupun boleh dengan memutlak- dapat Ibnu Hajar yang mu'tamad. Hukum
kannya, dan itu tidak membatalkan shalat- makruh ini karena mencegah agar tidak
nya. Akan tetapi jika berniat hanya untuk menyerupai orang-orang Arab pada masa
mengingatkan maka shalatnya batal. jahiliyyah, yang menggunakan tepuk tang-
Adapun bagi wanita, jika ingin meng- an untuk ibadah. Allah SWT berfirman,
ingatkan sesuatu dalam shalat, maka cara-
nya dengan menepuk tangannya-meski U*i':u*\4iit-\efrfr i,WS
tidak ada lelaki bukan mahram menurut @ <;;i<s$q6{itwi
pendapat mu'temad, yaitu dengan memu- "Dan shalatmereka di sekitar Baitullah
kulkan telapak tangan kanan pada pung- itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepuk
gung tangan kiri. f ika memukulkan telapak
tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan
tangan kanan pada telapak tangan kiri kekafiranmu itu." fal-Anfaal: 35)
dengan niat main-main, meski sedikit dan
tahu bahwa hal itu haram, maka shalatnya 4. Aurat laki-laki yang harus ditutup dalam
batal. Namun jika niatnya untuk meng- shalat, ketika thawaf, dan di depan lelaki
ingatkan, bukan untuk main-main, maka lain dan para wanita mahram adalah an-
shalatnya tidak batal. Adapun bagi banci tara pusar dan kedua lututnya. Sedangkan
caranya sama dengan cara wanita. auratnya di depan wanita lain-bukan
Bertepuk tangan untuk mengingatkan
mahram- adalah seluruh tubuhnya. Se-
meski berulang-ulang boleh dilakukan asal
dangkan auratnya ketika sepi atau sen-
sesuai dengan kebutuhan. Demikian juga
dirian hanyalah dua aurat inti. Adapun un-
jika yang bertepuk tangan itu seorang tuk budak wanita, auratnya sama dengan
lelaki.
lelaki, maka shalatnya juga tidak batal
karena gerakan tepuk tangan itu terma- Sebenarnya pusar dan lutut bukanlah ter-
suk gerakan ringan, seperti halnya meng- masuk aurat, namun harus tetap ditutup agar
gerakkan tasbih dengan jari-jari. sempurna dalam menutup aurat. Keduanya
Bertepuk tangan juga tidak mem- termasuk aurat karena kalau tidak ditutup,
batalkan shalat meski disertai niat untuk maka auratnya tetap akan kelihatan, juga
mengingatkan. Demikian juga jika yang karena kaidah yang berbunyi "
bertepuk tangan itu seorang lelaki, menu- '* , *tSt 'e \ ," Artinya, se-
4t; "t1
rsrAM IrLrD 2
suatu yang menj adi syarat kesempurnaan suatu jud ketika dalam posisi berdiri.
hukum wajib juga, maka hal itu juga termasuk 10,11. Membaca surah dengan tartil dan ringan
wajib. atau pendekbagi imam karena hadits yang
Adapun wanita merdeka, auratnya dalam berbunyi, "Siapa saja yang menjadi imam
shalat adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah shalat, maka ringankanlah."
dan kedua telapak tangannya. Sedangkan di luar L2,13. Memanjangkan rakaat pertama dari-
shalat, maka auratnya adalah seluruh badan- pada rakaat kedua, kecuali dalam shalat
nya' khauf.
14. Merenggangkan jarak antar kedua kaki ke-
4. Madzhab Hanabilah tika posisi berdiri.
Sunnah-sunnah shalat menurut madzhab L5,L6. Memegang kedua lutut dengan kedua
Hanabilah ada tujuh puluh tiga dan terbagi tangan ketika ruku dengan jari-jari me-
menjadi dua bagian, yaitu sunnah qauliyyah renggang.
dan sunnah fi'liyyah.z82 Sunnah-sunnah qau- L7,lB. Membentangkan punggung dengan po-
liyyah jumlahnya tujuh belas dan telah kami sisi mendatar; sedang kepalanya lurus se-
sebutkan di depan. Adapun sunnah-sunnah arah punggung, tanpa merendahkan atau-
fi'liyyah jumlahnya lima puluh enam. Berikut pun mengangkatnya.
ini sunnah- swnah fi'liyyah yangpenting-dan 19. Menjauhkan kedua lengan dari kedua lam-
perlu diingat bahwa Hanabilah sama seperti bungnya ketika ruku'.
Syafi'iyyah, tidak membedakan antara sunnah, 20,2L. Ketika turun hendak sujud, pertama kali
mandub, dan mustahab. yang turun dan menempel lantai adalah
L,2,3. Mengangkat kedua tangan ketika tak- kedua lutut disusul dengan kedua tangan.
biratul ihram dengan jari-jari terbuka, Sedangkan pada waktu bangkit dari sujud,
merapat, dan telapak tangan menghadap bagian yang pertama kali diangkat adalah
kiblat di hadapan kedua bahu ketika tak- kedua tangan kemudian baru kedua lutut.
biratul ihram. 22,23. Menekankan anggota sujud di lantai,
4. Mengeraskan suara takbiratul ihram bagi yaitu dengan menekankan dahi, hidung,
imam, sehingga para makmum menden- dan kedua telapak tangan ke lantai.
gar takbir dan mengikutinya. Karena, me- 24. Merenggangkan kedua lengan dari kedua
reka tidak diperbolehkan mendahului tak- lambung, menjauhkan perut dari kedua
birnya imam. paha, dan menjauhkan kedua paha dari
5,6. Mengangkat kedua tangan-sama seperti kedua kaki saat sujud.
di atas-ketika hendak ruku' dan bangkit 25. Merenggangkan kedua lutut saat sujud,
dari ruku', setelah itu menurunkan ke- menegakkan kedua kaki, dan merenggang-
duanya ke bawah. kan jari-jari kedua tangan di lantai ketika
7,8. Meletakkan tangan kanan pada pergelang- sujud, ketika duduk antara dua sujud, atau
an tangan kiri ketika posisi berdiri dan dalam tasyahud.
membaca surah. Kedua tangan itu diletak- 26. Meletakkan kedua tangan di hadapan ke-
kan tepat di bawah pusar. dua bahu ketika sujud dengan jari-jari ter-
9. Memusatkan pandangan pada tempat su- bentang.
\Esrl
27. Mengarahkan jari-jari tangan ke arah kib- Khusyuk adalah sesuatu yang berada
lat ketika sujud. dalam hati dan menjadikan anggota tubuh
28. Bangkit dari sujud menuju rakaat kedua jadi diam.
menggunakan kedua kaki, dan kedua tan- Sunnah-sunnah yang telah disebutkan di
gan memegang lutut ketika bangkit. Ke- atas adalah untuk lelaki dan wanita, hanya saja
cuali iika merasa berat, maka boleh berto- tidak disunnahkan bagi wanita untuk mereng-
pang pada lantai. gangkan anggota-anggota seperti di atas dalam
29,30,3L. Duduk tfiirasy pada duduk antara ruku' dan sujud. Bahkan, sunnahnyabagi wanita
dua sujud dan pada tasyahud pertama, untuk menghimpun anggota tubuhnya, dan po-
sedangkan pada tasyahud kedua posisi sisi duduk yang afdhal baginya adalah duduk
duduknya tawarruk. memiringkan kedua kakinya ke kanan. Dan wa-
32,33,34,35. Meletakkan kedua tangan di atas jib bagi wanita untuk merendahkan suara baca-
kedua paha dengan jari-jari terbentang, an jika didengar orang yang bukan mahram.
menghadapkannya ke arah kiblat baik
dalam duduk antara dua sujud, maupun B. PEMBAHASAN KEDUA : SUNNATI{iUNNAH
dalam tasyahud pertama dan kedua. DI LUAR SHALAT
36. Menggenggam jari kelingking dan jari ma- Sebelum masuk dalam shalat, ada bebe-
nis tangan kanan, kemudian melingkarkan rapa hal yang hukumnya sunnah untuk dilaku-
jari tengah dengan ibu jari pada tasyahud kan, seperti memakai siwak mengumandang-
pertama. kan adzan dan iqamat, dan membuatpembatas
37. Memberikan isyarat dengan jari telunjuk shalat. Dan di sini yang akan dibahas adalah
ketika membaca tasyahud. mengenai pembatas untuk shalat.
38,39. Menggabungkan iari-jari tangan kiri ke-
tika tasyahud dan menjadikan iari-jarinya 1. Hal-Hal Seputar Shalat
menghadap kiblat. a. Pengertian PemMtas Shalat
40. Mengisyaratkan waiahnya ke arah kiblat Maksudnya adalah sesuatu yang diiadikan
pada permulaan salam. pembatas di depan orang shalat, dengan tu-
4L,42. Menoleh ke kanan dan ke kiri ketika juan mencegah orang lain lewat di depannya.
mengucapkan dua salam dengan tolehan
ke kanan lebih dalam daripada tolehan ke b. Hukum Memfutat Pembatas Shalat
kiri. Hukum membuat pembatas dalam shalat
43. Meniatkan salamnya untuk keluar dari adalah sunnah, karena Rasulullah saw. ber-
sabda,
shalat, sebagaimana pendapat Syafi'iyyah.
44. Khusyuk dalam shalat karena firman Allah
SWT yang berbunyi, "Sungguh beruntung
G.'0,e, ;i JL W i :*i -v tit
t/
bagian dalam pembatas itu, maka bunuhlah lak atau hanya ketika takut ada orang yang
karena dia itu setan.'283 akan lewat di depannya. Ulama Malikiyyah dan
]!3
284
Hn eU" Dawud, an-Nasa'i, dan Ibnu Majah dari Abu Sa'id (NasftburRa ayah,Vol.2, hlm. 80).
Fathil qadiir, Vol. 1., hlm. 288; ad-Durrul Mukhtaar,Yol.l, hlm.610; al-Badaa'i,Vol.1, hlm. 317; asy-SyarhushShagftiia Vol. 1, hlm.
334; al-Qawaaniin al-Fiqh$ryah, hlm. 56. Imam Dardiri menyebutkan bahwa pendapatyang mu'tamad adalah sunnahnya membuat
pembatas dalam shalat. Pendapat yang sama juga dituturkan oleh ulama Malikiyyah dalam pendapat yang masyhur (ary-Syarhul
Kabiir, Yol. 1, hlm. 244.}.
285 Bukhr.i
dan Muslim meriwayatkan dari Abu Juhaifah dari ayahnya, ia berkata, "Rasulullah saw. pernah mengajak mereka untuk
shalat di tanah lapang dan beliau menancapkan tongkat pendek di depan beliau [sebagai pembatas]. Dan di luar pembatas itu.
para wanita dan keledai bebas untuk lewat." (Nashbur Raayah, Vol. 1, hlm. 84)
286
Mughnil Muhtaaj,Vol.l, hlm. 200; al-Mughni,Vol. 1., hlm. 237-244; Syarhul Hadhramiyyah,hlm. 56 dan setelahnya.
Baglan 1: IBADAH
FrQllH ISLAM JtLtD 2
membentangkan sajadah atau sejenisnya seb- liau. Kemudian aku berjalan di depan sebagian
agai pembatas shalat, sebagaimana disebutkan barisan shalat, lantas aku turun dan membiar-
oleh ulama Syafi'iYYah. kan keledaiku untuk merumput. Setelah itu,
Dalil yang mereka pakai adalah hadits ri- aku ikut shalat dan masuk ke dalam barisan,
wayat Abu fuhaifah. Ia berkata, 'Aku pernah dan tidak ada seorang pun yang menyalahkan
menancapkan sebatang kayu untuk Rasulullah tindakanku."2se
saw.. Lantas beliau maju mendekati kayu itu Ulama Hanabilah menuturkan bahwa
dan shalat Zhuhur dua rakaat. Kemudian di shalat di Mekah tanpa pembatas hukumnya
tengah shalat ada keledai dan anjing lewat di boleh. Diriwayatkan dari Nabi saw, sebagai-
depan beliau di luar kayu pembatas dan be- mana disebutkan oleh Imam Ahmad, bahwa
liau tidak mencegahnya "287 9^, juga hadits Rasulullah saw. mendirikan shalat di Mekah
riwayat Thalhah bin Ubaidillah, ia berkata, Ra- tanpa ada pembatas antara beliau dan orang-
sulullah saw. bersabda, orang yang sedang thawaf. Hadits ini menjelas-
kan bahwa hukum ini khusus di Mekah'
,ylt {f i j, ;.i" # €*;i gi tst
e. Bentuk Pembatas Shalat dan Ukurannya
Dalam hal ini, pendapat para fuqaha tidak
"Jika salah satu kalian [shalat] dan me' jauh berbeda. Ulama Hanafiyyah berkata, uku-
letakkan pembatas sepaniang kira-kira pan- ran minimal untuk kayu atau tongkat pembatas
jangnya ekor hewan tunggangan, maka shalat' shalat adalah satu hasta, yaitu sekitar 46,2 cm
Iah dan jangan pedulikan orang yang lewat di atau lebih. Rasulullah saw. bersabda,
ct;
I
*
/c
e:i- g;
c a
belakangnya.'2Bg
287 Muttafaq'alaih.
288 HR Muslim.
289 Muttafaq'alaih.
290 Riwayat Muslim dari Thalhah bin Ubaidillah. fuga, diriwayatkan dari Abu Dzar. ta berkata, Rasulullah saw' bersabda' "lika salah
seorang dari kalian shalat di belakang kayu atai tongkatiepanjang
ekor hewan tunggangon' maka benda itu sudah dianggap se-
bagai pembatas."
Baglan 1: IBADAH FIQLH ISLAM IILID 2
juga dengan hewan tunggangan, namun tidak Menurut Malikiyyah, makruh hukumnya
boleh dengan pedang atau mushaf. Misalnya menjadikan punggung wanita bukan mahram
jika sedang naik hewan tunggangan dan hen- atau orang kafir sebagai pembatas shalat. Na-
dak lewat di depan orang shalat, maka hewan mun, boleh hukumnya jika orang yang dijadikan
itu boleh dijadikan pembatas antal'a dia dan pembatas shalat itu seorang lelaki Muslim atau
orang yang sedang shalat. fika sedang berja- wanita mahram, menurut pendapat yangraiih.
lan kaki dan perlu untuk melewati orang yang Ulama Syafi'iyyah berkata, disunnahkan
sedang shalat maka jatuhkanlah atau lempar- untuk shalat di hadapan sesuatu yang tinggi-
kanlah sesuatu di depan orang yang shalat un- nya sekitar dua pertiga hasta. Dalilnya, sabda
tuk membatasinya, setelah itu berialanlah di Rasulullah saw. yang berbunyi, "Buatlah pem'
luar batas itu. batas dalam shalat kalian meski dengan anak
Ulama Malikiyyah berkata, batas minimal panah.'ze3 Dan tidak boleh membuat pem-
panjangnya pembatas adalah satu hasta sete- batas dengan hewan tunggangan.
bal tombah dengan syarat pembatas itu tetap Ulama Hanabilah pendapatnya sama de-
diam, bersih-makruh hukumnya mengguna- ngan pendapat Hanafiyyah dan Malikiyyah,
kan pembatas yang najis-dan tidak meng- yaitu panjang pembatas dalam shalat itu satu
ganggu kekhusyukan hati. Dengan syarat itu, hasta. Adapun ukuran tebal dan tepatnya, tidak
maka tidak boleh menggunakan anak kecil ada batasan tertentu menurut mereka. Artinya,
sebagai pembatas karena ia tidak tetap, dan boleh menggunakan anak panah, tombah atau
juga tidak boleh menggunakan wanita sebagai tembok sebagai pembatas shalat, karena Ra-
pembatas, tidak juga dengan lingkaran orang- sulullah saw. sendiri menjadikan tombak kecil
orang yang sedang berbicara. Tidak boleh juga sebagai pembatas.
menggunakan cambuk tali, sapu tangan, dan Ulama Syafi'iyyah dan Hanabilah berpen-
hewan yang tidak terikat. Tidak boleh meng- dapat bahwa pembatas bisa dibuat dari garis
gunakan garis ataupun galian di tanah untuk di tanah. Dalilnya adalah hadits riwayat Abu
pembatas. Dalilnya hadits riwayat lbnu Umar; Hurairah r.a.. Rasulullah saw. bersabda,
ia berkata, "fika datang hari raya, Rasulullah
saw. keluar dan menyuruh seseorang untuk
menancapkan tombak. Lantas beliau mengam-
i'*i &ti\
bil air wudhu dan shalat di belakang tombak
itu, sedang para sahabat shalat di belakang
beliau. Hal ini juga beliau lakukan di dalam "Jika salah seorang kalian hendak shalat,
perjalanan."2el Dari Abu fuhaifah r.a., ia ber-
maka letakkanlah sesuatu di hadapannya. Dan
kata, "Dan di depan Rasulullah saw. tertancap jika tidak menemukan, maka tancapkanlah
sebuah tombak pendek." Adapun hadits ri-
tongkat untuk pembatas, dan iika tidak mem-
wayat Abu Hurairah mengenai garis di tanah
punyai tongkat, maka buatlah garis di.tanah.
itu haditsnya dhaif mudhtharib.2ez
Setelah itu, boleh orang lain lewat di sebelah
garis itu." 294
291 Mrttrf"q 'alaih (Nailul Authaar,Yol.3, hlm. 2).
292 Lih^t N oilul Authaar,Yol.3, hlm. 4.
293 uR ('alaa Syarthi Muslim).
"l-H.kimAbu Dawud, Ibnu Malah, al-Baihaqi, dishahihkan oleh lbnu Hibban, Ahmad, dan lbnul Madani. Akan tetapi, Suffan bin
294 HR Ah-"d,
Uyainah, Imam al-Baghawi, dan lainnya mengatakan bahwa hadits itu dhaif. lbnu Shalah meniadikan hadits ini sebagai contoh
hadits mudhtha rib (N ailul Autha a r, V ol. 3, hlm. 4).
FIQLH ISI.AM )ILID 2
Sifat garis tanah yang dijadikan pembatas Kesimpulannya, boleh atau sah hukumnya
menurut Syafi'iyyah adalah garis itu harus membuat pembatas dengan punggung lelaki
lurus. Sedangkan menurut Hanabilah, garis atau wanita, menurut pendapat Hanafiyyah
itu melengkung seperti bulan sabit. Seba- dan Malikiyyah. Ulama Hanabilah pendapat-
gian Hanabilah berkata, "Bagaimanapun ben- nya lebih umum, yaitu boleh membuat pem-
tuknya, garis tetap boleh diiadikan pembatas batas shalat dengan punggung manusia atau
shalat, boleh membentang dan boleh juga me- selainnya. Ulama Syafi'iyyah berpendapat bah-
manjang." wa membuat pembatas shalat dengan pung-
fika ia mtmpunyai tongkat, tetapi susah gung manusia secara mutlak tidak sah hu-
untuk ditancapkan, maka menurut mayoritas kumnya. Menurut mayoritas ulama, sah hu-
ulama, boleh baginya untuk melemparkan- kumnya membuat pembatas dengan sesuatu
nya dalam posisi melintang, karena posisinya yang didapat dari cara ghashab. Namun, menu-
sama dengan garis. Ulama Malikiyyah berkata, rut Hanabilah tidak sah dan bahkan makruh
"Tongkat itu harus diletakkan tegak berdiri." hukumnya shalat dengan pembatas dari gha-
Ulama Hanabilah membolehkan manusia shab. Membuat pembatas dengan benda najis,
atau hewan sebagai pembatas shalat, karena sah hukumnya menurut mayoritas ulama. Na-
Ibnu Umar dan Anas juga melakukan hal itu. mun menurut Malikiyyah, tidak sah. Para ula-
Dalilnya hadits riwayat Ibnu Umar bahwa Nabi ma sepakat bahwa membuat pembatas shalat
saw. shalat di belakang unta.zes Dalam hadits dengan dinding sah hukumnya.
lain, dikatakan bahwa Rasulullah saw. menjadi-
kan hewan tunggangan menyamping di depan f. Mengfiadap Wajah Se*orang dalam
beliau dan dijadikan pembatas shalat. Lantas Shalat, atau Shalat dl Belakang Api,
Gambar, atau dl Belakang Wanita yang
beliau shalat di belakangnya, Aku bertanya,
*dang ShalatzeT
"Bagaimana jika hewan itu pergi?" Beliau men-
Para fuqaha sepakat tentang makruhnya
jawab, "Hadapkan dan shalat di belakangya."
shalat menghadap wajah manusia. Karena,
Boleh iuga menjadikan manusia sebagai pem-
Umar r.a. mengajarkan untuk tidak melaku-
batas shalat. Dari Nafil ia berkata, "Ketika ti-
kan hal itu. Sayyidah Aisyah r.a. meriwayatkan
dak mendapatkan jalan untuk menuju tiang
bahwa Nabi saw. pernah shalat di pertengahan
di masjid, Ibnu Umar akan berkata,'Balikkan
arah tempat tidur. Padahal, waktu itu aku se-
punggungmu untukku!"'
dang berbaring di antara beliau dan arah ki-
Diriwayatkan dari Hamid bin Hilal, ia
blat. Dan ketika membutuhkan sesuatu, aku
berkata, "Suatu ketika Umar ibnul Khaththab
enggan bangun hingga menghadapi beliau.
melihat seorang lelaki sedang shalat. Dan ke-
Kemudian aku beranjak perlahan-lahan.2e8
tika melihat banyak orang lewat di depannya,
Hal itu karena seakan sujud pada orang terse-
maka Umar membalikkan punggungnya sam-
but. Hukum ini menurut Hanafiyyah termasuk
bil memberikan isyarat dengan kainnya. Lan-
makruh tahrim.
tas ia berkata,'Shalatlah dan jangan tergesa-
Para ulama sepakat tentang makruhnya
gesa!'"296
shalat menghadap api di tungku perapian,
menghadap cahaya, lilin, sina4, dan sejenisnya. "Tempat tidurku arahnya di depan tempat
Karena, api termasuk salah satu yang disem- shalat Rasulullah saw.."
bah selain Allah. fadi, shalat menghadap api
mirip dengan orang yang menyembah api. g. tarak Antara Orang!Shalat dan
Makruh j uga hukumnya shalat menghadap
PemMtasnya
gambar yang berada di arah kiblat, karena M enurut mayoritas ulama, jarakantara orang
gambar termasuk salah satu yang disembah shalat dan pembatasnya sunnahnya sekitar tiga
hasta, dihitung mulai dari kedua kakinya. Dalil-
selain Allah. Sayyidah Aisyah r.a. berkata,'Aku
punya kain yang bergambar dan aku pasang nya dari hadits riwayat Bilal r.a.. Ia berkata,
dak juga pohon kecuali agak ke kanan atau ke tanggung orang yang lewat, yaitu jika ia tetap
kiri, tidak tepat menghadapinya." lewat di depan orang shalat padahal ia punya
pilihan lain selain itu, dan juga orang yang
l. Berialan Lewat Depan OranglShalat shalat itu tidak menghalangi jalannya. Dalam
Ulama Hanafiyyah berkata,3o2 lewat di de- hal ini dosanya ditanggung sendiri oleh orang
pan orang yang sedang shalat hukumnya mak- yang lewat. Kedua, dosanya ditanggung sen-
ruh tahrim, dan lewat di tempat sujud orang diri oleh orang yang shalat, kebalikan yang
yang sedang shalat dianggap melakukan dosa pertama, yaitu jika orang yang shalat sengaja
jika orang shalat itu sudah membuat pem- menghalangi orang-orang yang hendak lewat
batas. Namun, antara keduanya tidak ada tiang dan tidak ada pilihan lain bagi orang itu selain
ataupun dinding, dan anggota tubuh yang le- melewati orang shalat itu. Ketiga, dosanya di-
wat bersentuhan dengan anggota tubuh orang tanggung berdua, orang yang shalat dan orang
shalat. Hal ini jika memang shalat di padang yang lewat, /aitu jika orang shalat itu sengaja
pasir. Kemudian jika yang lewat ada dua orang, menghalangi jalan. Namun, ada pilihan lain
maka yang berdosa adalah orang yang tepat di bagi orang lewat selain melewati depan orang
sebelah orang yang shalat. shalat itu, tetapi dia memilih melewati orang
|ika ada seseorang yang lewat di depan shalat. Keempat, jika orang yang shalat tidak
tempat sujud atau orang yang shalat tidak menghalangi jalan, namun orang yang lewat ti-
membuat pembatas shalat, atau menemukan dak punya pilihan lain. Dalam hal ini keduanya
pembatas meski berupa tirai, atau anggota tidak berdosa.
tubuh orang yang lewat tidak bersentuhan de- Ulama Malikiyyah berkata,3O3 "seseorang
ngan anggota tubuh orang yang shalat karena yang lewat di depan orang shalat akan berdosa
lewatnya di bagian samping, atau lewat di be- iika tepat melewati tempat shalat, baik ada
lakang tirai masjid, maka orang yang lewat pembatasan maupun tidak. Akan tetapi, bo-
tidak mendapatkan dosa, karena tidak diang- leh melewati depan orang shalat untuk meng-
gap lewat di depan orang shalat. Adapun lewat isi barisan yang kosong, atau untuk memba-
di depan orang shalat dengan tujuan mengisi suh mimisan. Hal itu selama bukan sedang
celah kosong dalam barisan, maka hukumnya thawaf di Baitul Haram, karena tidak haram
boleh. bagi orang thawaf untuk lewat di depan orang
Demikian juga dimakruhkan bagi orang shalat, meskipun keduanya punya pilihan lain
shalat yang dengan shalatnya menghalangi orang atau terdapat jalan yang luas lainnya. Hukum
lewat, misalnya shalat di tengah jalan tanpa haram di sini jika memang orang yang lewat
membuat pembatas di depannya, sehingga jika itu punya pilihan lain, namun ia tetap lewat di
ada orang lewat di depannya akan berdosa. Ia depan orang shalat. fika tidak ada pilihan lain
sendiri tidak berdosa, karena membuat pem- kecuali di depan orang shalat itu, maka tidak
batas shalat itu bukan satu yang waiib. dosa baginya untuk lewat di depannya kalau
Dari contoh di atas, siapakah yang ber- memang butuh. Dan iika tidak butuh, maka ia
dosa? Orang yang shalat di tengah jalan atau tetap berdosa.
orang yang lewat? Di sana kita bisa melihat Adapun jika orang yang shalat itu sengaja
empat bentuk dosa. Pertama, dosa yang di- menghalangi orang lewat dengan tidak mem-
buat pembatasan, maka ia sendiri yang ber- tempat lewat, sehingga dengan sendirinya ia
dosa jika ada orang lain lewat di depannya. menghalangi orang lewat.
Terkadang keduanya berdosa jika orang Ulama Hanabilah berkata,306 orang yang
yang shalat sengaja tanpa membuat pem- lewat di depan orang shalat akan berdosa iika
batasan dan orang yang lewat sengaja lewat di tidak ada pembatasnya. Dalilnya hadits riwayat
depannya, padahal ada pilihan lain. Terkadang Abu )aham al-Anshari yang telah lalu. Dan
juga hanya salah satu yang menanggung dosa, makruh hukumnya sengaja shalat di tempat
yaitu ditanggung oleh orang shalat jika ia sen- yang biasa digunakan untuk lewat, sebagai-
gaja menghalangi dan tidak ada pilihan lain mana pendapat Syafi'iyyah.
bagi orang yang lewat. Bisa juga dosa itu di-
tanggung oleh orang yang lewat, jika ia sengaja Lewat di Depan OrangShalat Ketika Sedang
lewat di depan orang shalat. Padahal, ia punya Thawaf
pilihan lain. Artinya, jika salah satu dari ke- Para fuqaha sepakat bahwa boleh hukum-
duanya yang sengaja membuat kesalahan, nya untuk lewat di depan orang yang shalat,
maka hanya salah satu yang berdosa. bagi orangyang sedangthawaf di Baitul Haram
Terkadang juga keduanya tidak mendapat atau di dalam Ka'bah, atau di belakang maqam
dosa, yaitu jika orang yang lewat sangat terpak- Ibrahim, meski ada pembatas di depannya.
sa dan memang harus lewat, sedangkan orang Ulama Hanabilah menambahkan bahwa tidak
yang shalat itu tidak sengaja menghalangi. haram hukumnya untuk lewat di depan orang
Ulama Syafi'iyyah berkata,3O4 pendapat shalat selama berada di Mekah.
yang benar adalah haram hukumnya melewati
depan orang shalat jika ia telah membuat ba- i.Tempat yang Haram untuk Dilewati
tasan tempat shalat, meskipun orang yang le- Ulama Hanafiyyah berkata,3o7 jika sese-
wat tidak punya jalan lain selain itu. Dalilnya orang shalat di padang pasir atau dalam masjid
hadits riwayatAbu fahm al-Anshari. Rasulullah besa[ maka haram hukumnya lewat di depan
saw. bersabda, orang itu, yaitu mulai dari tempat piiakan kaki
hingga tempat sujud. fika orang itu shalat di
rumah atau masjid kecil yang ukurannya tidak
o:, .o, o ,11 oo. ,o.oi '.-, ?; lebih dari empat puluh hasta, maka haram hu-
4+ G V
"r.:i ot
t" 4 ".o C;.)t -i.ai dl kumnya lewat di depannya mulai dari pijakan
"Jika orang yang lewat tahu dosa apa yang
kaki hingga dinding kiblat. Karena, hal itu ter-
masuk satu tempat dan jika memang tidak ada
akan dia dapat dengan melewati orang yang
pembatas lain di depannya. Namun jika ada
sedang shalat, niscaya berdirinya menunggu
pembatas lain selain tembok dinding mushalla,
selama empat puluh masa (tahun) lebih baik
maka pembatas itu yang jadi patokan. Masjid
baginya daripada lewat di depan orang yang
besar atau padang pasir tidak dianggap se-
shalat.'aoS
perti satu tempat sebagaimana masjid kecil,
Makruh bagi orang yang shalat untuk se- karena jika dianggap seperti satu tempat akan
ngaja memilih tempat shalat yang dijadikan mempersulit orang yang hendak lewat. Karena
304
Mushnil Muhtaai,Vol.l, hlm. 200.
305 uniuthr.i dan Muslim.
306 Al-Mughni,Vol. 1, hlm. 245 dansetelahnya.
307 ea-oinul uukhtaar wa Raddul Muhtaar,Yol. 1, hlm. 593.
FIQLH ISI,AM IILTD 2
itu, batasannya hanyalah sampai pada tempat Hadits lain diriwayatkan oleh Abu Sa'id
sujud saja. al-Khudri. Ia berkata,'Aku pernah mendengar
Ulama Malikiyyah berkata,30B jika terdapat Rasulullah saw. bersabda,
pembatas shalat, maka haram hukumnya me-
lewati pertengahan antara orang shalat dan ,;lt u ifr ,:; e:,jy ;s;i
l' ,)-; tiL
'u '
'')
:t;J" of t-t ;t'rt;
pembatas itu sendiri, boleh lewat tapi di luar
pembatas shalat. fika tidak 'ada pembatas,
;l Jt)'^b'")i ;-n u
.dtL:i '; V"y *W
/ . I O . tc z .Oz
^t
maka haramnya lewat hanya dari tempat ber-
diri, ruku', dan sujud saja. 'Jika salah seorang kalian mendirikan shalat
Ulama Syaf iyyah berkata,30e haram hukum- di balik pembatas,lantas oda orang lain hendak
nya melewati bagian dalam antara pembatas melewati bagian dalom pembatas itu, maka
dan orang shalat yang jaraknya minimal tiga halangilah. Dan jika memaksa lewat, maka
hasta. bunuhlah karena dia itu sesungguhnya setoni'ar2
Ulama Hanabilah berkata,310 jika ada pem-
Akan tetapi, para ulama berbeda pendapat
batas, maka haram hukumnya melewati bagian
mengenai keutamaan menghalangi orang yang
dalam pembatas itu meski jaraknya jauh. Na-
lewat di depan orang shalat.
mun iika tidak ada pembatasnya, maka tempat
1 3
Ulama Hanafiyyahberkata,3 menghalangi
yang haram dilewati hanyalah iarak tiga hasta
orangyang lewat di depan orang shalatterma-
dari kaki orang yang shalat.
suk rukhshah, sedangyang utama adalah mem-
k. Mengfialangi Orang yang Hendak Lewat biarkannya. Adapun yang azimahnya adalah
di Depan Orang Shalat meninggalkan pertentangan dengannya. Ada-
Sebagian besar ulama berpendapat bahwa pun perintah untuk membunuh orang yang
orang yang sedang shalat boleh menghalangi lewat di depan orang shalat, seperti dalam
atau menahan orang lain yang hendak lewat hadits itu, hanya berlaku pada awal munculnya
di depannya. Karena, ada hadits yang mengan- Islam, yaitu ketika boleh melakukan sesuatu
jurkan akan hal ini. Di antaranya adalah hadits dalam shalat. Namun, hal itu sudah dihapus
riwayat lbnu Umar. Rasulullah saw. bersabda, dan tidak berlaku lagi.
sekaligus. Adapun bagi wanita, maka caranya disunnahkan bagi orang yang sedang shalat
adalah dengan isyarat atau dengan bertepuk untuk menghalangi orang yang hendak lewat
tangan. Namun, bukan dengan seperti tepuk di depannya yang termasuk dalam pembatas
tangan biasa. Tepuk tangan di sini maksudnya shalat. Hukum sunnah sesuai dengan perintah
adalah dengan menepukkan telapak tangan dalam hadits-hadits di atas. Akan tetapi, orang
kanan pada punggung tangan kiri. yang shalat harus menanggung jika or4ng yang
Dalilnya menghalangi dengan isyarat di- lewat itu sampai meninggal atau menderita
ambil dari tindakan Nabi saw., ketika beliau sakit gara-gara didorong ketika hendak lewat.
shalat dan menghalangi kedua anak Ummu Hukum atau anjuran untuk menghalangi ini
Salamah yang hendak lewat di depan beliau.2la tidak berlaku di Mekah dan Masjidil Haram,
Adapun dalil menghalangi dengan membaca dalilnya hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud,
tasbih diambil dari sabda Nabi saw. yang ber- Ibnu Majah, dan an-Nasa'i dari Muththalib bin
bunyi, Wada'ah, ia berkata bahwa ia pernah melihat
on.rl'. io'r t'rl o' Rasulullah saw. shalat di samping pintu Bani
'1,:
i,A, St 4.rti
at -*-J9 ^fl; ,;
v
96p il,u o' Sahm, dan beliau membiarkan orang-orang
3t4 HR Ibnu Mafah, Ibnu Abi Syaibah dari Ummu Salamah (Nashbur Raayah,Yol.2, hlm. B5).
315
HR Bukhari dan Muslim dari Sahal bin Sa'd (Nashbur Raayah,Vol.2, hlm. 75).
316 Al-Qawaaniin al-Fiqhiyyah, hlm. 56; Haasyilryah ad-Dasuuqi 'alaa asy-Syarhil Kabiir,Yol.1, hlm. 245.
3t7 Mughnil Muhnaj,Vol.l, hlm. 200; al-Mughni, Vol. 2, hlm. 245; Kasysyaaful Qinaa',Yol.1, hlm. 438.
318
Raddul Muhtaar; Vol. 1, hlm. 593; al-Qawaaniin al-Fiqhiyyah, hlm. 56; al-Muhadzdzab, Vol. L, hlm. 69; al-Mughni, Vol. 2, hlm. 231;
Rasysyaafal Qinaai Vol. I, hlm. 439.
319
HR Abu Dawud dengan sanad dhaif dari Abu Sa'id al-Khudri (al-MajmuuiYol. 3, hlm. 227; Nashbur Raayah,Vol.3, hlm. 76).
ISLAM IILID 2
di depannya ketika ia sedang shalat."320 Qadhi pan orang yang sedang shalat, sebagaimana
Abu Ya'la al-Hambali berkata, "Berkurangnya lewatnya seorang Muslim ataupun non-Mus-
shalat hanya pada orang shalat yang mampu lim yang juga tidak membatalkan shalat. Dalil
menghalangi orang lewat, tetapi ia tidak meng- pendapat ini adalah hadits riwayat Imam ad-
halanginya. Adapun jika ia telah berusaha Daruquthni dari Ibnu Umar dengan sanad sha-
menghalangi, namun tetap tidak berhasil, maka hih. Ia berkata, "Tidak ada sesuatu pun yang
shalatnya sempurna karena tidak ada yang dapat membatalkan shalat." Imam ath-Thab-
mengurangi kesempunaan shalatnya. Dosa rani dalam al-Mu'jam al-Kabiir meriwayatkan
yang dilakukan oleh orangyang lewat di depan- dari Abu Umamah dan ad-Daruquthni, Rasu-
nya tidak berpengaruh pada shalatnya, karena lullah saw. bersabda, "Tidak ada sesuatu pun
ia telah berusaha untuk menghalanginya." yang dapat membatalkan shalat.'4zz
Imam Ahmad dan Ishaq berkata, "Tidakada Imam ad-Daruquthni meriwayatkan dari
yang membatalkan shalat, kecuali lewatnya Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah saw, ber-
hitam dan b ahiim3z l di depan orang shalat."
anj ing sabda,
Imam Muslim meriwayatkan dari Ubadah
ibnush Shamit, dari Abu Dzar r.a., ia berkata, 3t; \r * tiiilt,';r$;'j"it -o
c'o t o o'c
320 HR Brkh".i.
321 Hewan tidak punya warna lain selain hitam.
322 D^l^ sanad hadits ini terdapat Afir bin Ma'dan yang dianggap rawi dhaif.
323 Hrdit ini riwayat Ismail bin Ayyasy, dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Farwah, dari Zaid bin Aslam, dari Atha'bin Yasar, dari Abu
Hurairah. f ika memang shahih, maka hadits ini bisa digunakan untuk dalil menasakh hadits lain yang bertentangan, kalau memang
datang belakangan (Nailul Authaar, Vol. 3, hlm. 13).
,,,
Jzr HR Bukhari dan Muslim,
FIqLH ISLAtvt ltLtD 2
J;j
| . . ,
;i;. fKjr;i fi
\ z . \ - '
tu shalat, baik makan siang maupun makan
malam. Imam Muslim dan lainnya meriwayat-
au *
'.:^;)'{ uv w sr
kan dari Anas bahwa Rasulullah saw. bersabda, a's1'\;k i u.El 6G
t" u
//,
t /i.u i>tbt gF r ir;;st,-,$ lir At Jyt ort Ju .erb rru .J Ju
\'oo.t!r'
t ', , o o I ', , t oz o
'
325
Al-Moi^ru1 vol. 3, hlm. 232.
326
nt-uignri,vol. 1, hlm. 629.
FIQLH ISLAM JILID 2
c.. r:o, d! ,'2 . o,r'\, 'r t-.: rus ketika rukul tidak codong ke atas atau con-
?+ €l- g .((or*> J^J
ry) O*r
Ailr
dong ke bawah. Kedua tangan memegang ke-
Ai>> JA ? o9 ^Z<Z
u* G;r^, 6; dua lutut. Kemudian ketika bangun dari ruku'
beliau mengucapkan tasmii 'Sami'allaahu li-
;-i 6q e)\\ JL6* i .uFi
f ,o-.'., man hamidah' [Allah mendengar orang-orang
t ,i ' ,,. i .i.' ,: ,. .!" ,
, o'r1, 4l>J
o yang memuji-Nya], sambil mengangkat kedua
r$+ 6r-41 ut-s,(t- 7 yo.c
$S tangan dan berdiri tegak hingga semua tulang
^l:t
'
tii
lwi
'o1"" *; r*
t I t
persendian kembali seperti semula.
";,x"t'";
,1o
E: ,., r,i.'ri
&s ^;i e'h .<F1"(rl> Jr-- t'
Setelah itu beliau turun untuk sujud sam-
bil bertakbir. Posisi duduk beliau dengan me-
.' o' , t
\'-'L;>*.tr -tit'rL
3 '5 ts agJ t4 liau lakukan ketika takbir iftitah. Kemudian
pada rakaat terakhir; Rasulullah saw. duduk
iG 6 ,-r $)i€ ry. G dt '& tawqrruk lantas mengucapkan salam." Me-
327 HRLima perawi kecuali an-Nasa'i. Abu Dawud menshahihkan hadits ini, sedangkan Imam Bukhari meriwayatkannya secara ring-
kas (Nailul AuthaanYol.2, hlm. 184J.
328 HR Bukhari, dari Malik bin Huwairits (subulus Salaam,Vol. 1, hlm. 200).
329 Lih^tol-Lubaab Syarhul Kitaab,Vol.l,hlm.68-77; al-Qawaaniin al-Fiqhiyyah, hlm. 57-66; al-Muhadzdzab, Vol. 70-80; Kasysyaaful
Qinaa',Vol.1, hlm. 381-459; Mughnil Muhtaal, Vol. 1,hlm. 148-184; Maraaqil Falaah,hlm.44-46.
Baglan 1: ISLAM JILID 2
kan niat shalat menurut mayoritas ulama se- fashshal dalam shalat Subuh dan Zhuhur; surah
lain Malikiyyah. Melafalkan takbir hukumnya ausaathul mufashshal dalam shalat Ashar dan
wajib. Isya. Demikian juga pada shalat Zhuhur menu-
M enurut Malikiyyah, dengan mengeraskan rut Hanabilah, dan membaca surah qishaarul
suara takbir sambil mengangkat kedua tangan mufashshal dalam shalat Maghrib. Demikian
agar terlihat, merenggangkan jari-jari tangan juga dalam shalat Ashar menurut Malikiyyah,
ketika takbir menurut mayoritas ulama selain dan disunnahkan untuk membaca surah de-
Hanabilah, menghadap kiblat, menghadap- ngan bacaan keras pada malam hari dan de-
kan kedua ibu jari pada daun telinga menurut ngan suara rendah pada siang hari.
Hanafiyyah, namun setinggi bahu menurut Kemudian bertakbir untuk ruku' sambil
selain Hanafiyyah. Mengangkat kedua tangan mulai menunduh disertai mengangkat kedua
tangan menurut mayoritas ulama selain Hana-
setinggi bahu ini menurut Hanafiyyah untuk
kaum wanita, sebagaimana disebutkan dalam
fiyyah. Memegang kedua lutut dengan kedua
tangan, tuma'ninah, merenggangkan jari-jari
hadits. Kemudian meletakkan telapak tangan
tangan, meluruskan punggung sehingga ke-
kanan di atas tangan kiri di bawah pusar
pala dan pinggul sama rata, tidak condong ke
menurut Hanafiyyah dan Hanabilah, dan di
atas ataupun ke bawah. Menegakkan kedua
bawah dada menurut Syafi'iyyah. Pendapat
kaki, membuka kedua siku ke samping sambil
ulama Malikiyyah dalam hal ini berbeda de-
ngan ulama mayoritas, yaitu dengan melepas-
berucap,
ft G; i6;.j, ditambah,',;i menurut
mayoritas ulama selain Hanafiyyah.
kan kedua tangan ke bawah.
Setelah itu bangkitdari ruku'sambil meng-
Kemudian disunnahkan untuk melihat
ucapkan tasmi', yaitu kalimat iJ,; 4'it e-
pada tempat sujud, membaca pujian33o menu-
Sedangkan bagi makmum untuk mengucap-
rut Hanafiyyah dan Hanabilah. Sedangkan kan kalimat Rabbanaa lakal hamdu dengan
menurut Syafi'iyyah, membaca tawajjuh.33L suara rendah menurut mayoritas ulama se-
Akan tetapi, pujian atau tawajjuh tidak dibaca lain Syafi'iyyah. Adapun bagi imam, menurut
menurut ulama Malikiyyah. Kemudian mem- Syafi'iyyah untuk membaca keduanya, tasmi',
bacata'awwudz dengan suara rendah menurut dan tahmid, namun kalimat tahmidnya ti-
kesepakatan ulama. Membaca basmalah juga dak dengan suara keras. Menurut Malikiyyah
dengan suara rendah menurut Hanafiyyah dan yang membaca keduanya hanyalah munfarid,
Hanabilah, namun dengan suara keras menu- sedangkan imam tidak membaca tahmid.
rut Syafi'iyyah, dan tidak membaca basmalah Menurut Hanafiyyah dan Hanabilah, seorang
menurut Malikiyyah. Kemudian membaca imam disunnahkan untuk membaca keduanya.
surah al-Faatihah. Setelah selesai, disunnah- Mengangkat kedua tangan ketika bangkit dari
kan bagi makmum untuk mengucapkan "amin" ruku'menurut selain Hanafiyyah. Pada posisi
dengan suara rendah menurut Malikiyyah dan i'tidal diharuskan untuk tuma'ninah, sesuai
Hanafiyyah, namun dengan suara keras menu- kesepakatan ulama. Adapun menurut Hanafiy-
rut Syafi'iyyah dan Hanabilah. yah, tidak mengangkat kedua tangan kecuali
Kemudian membaca surah atau ayat se- pada takbiratul ihram.
telah al-Faatihah. Membaca surah th iwaalulmu- Kemudian turun untuk sujud dengan me-
330 Br.r"nprlianituberbunyi,"subhaanakallaahummawabihamdika,watabaarakasmuka,wata'aalaajadduka,walaailaahaghairuka."
t
" Bacaan tawaiiuh itu berbunyi, "Wajjahtu wajhiya tilladzii fatharas samaawaati wal ardhi haniifam musliman wo maa anaa minal
musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaayaa wa mamaatii lillaahi Rabbil 'aalamiin. Laa syariika lah wa bidzaalika umirtu wa
ono minol muslimiin."
FIQLH ISLA.lvt IILLD 2
nurunkan kedua lutut terlebih dahulu, disusul Pada posisi berdiri rakaat kedua, tidak
kedua tangan, dan wajah [dahi dan hidungJ membaca doa lftitah lagi menurut kesepakat-
menurut selain Malikiyyah. Adapun menurut an ulama, namun tetap membaca ta'awwudz
Malikiyyah, yang didahulukan adalah kedua dengan suara rendah menurut Syafi'iyyah dan
tangan daripada kedua lutut. Posisi selaniut- Hanabilah. Akan tetapi ta'awwudz itu tidak di-
nya, kedua telapak kaki tegak dengan jari-jari baca menutut Hanafiyyah dan Malikiyyah, juga
tetap menghadap kiblat, meletakkan wajah- tidak membaca basmalah menurut Malikiyyah.
nya antara dua telapak tangannya menurut Demikian iuga menurut Hanafiyyah jika men-
Hanafiyyah. Meniaga jarak antara perut dan jadi imam shalat. Mayoritas ulama memilih
kedua paha, kedua lengan dari lambung agar membaca basmalah, surah al-Faatihah dan
tidak menempel, namun ini tidak berlaku surah lain dengan memendekkan bacaan pada
bagi perempuan yang sunnahnya untuk me- rakaat kedua daripada rakaat pertama-'
nyempitkan iarak anggota-anggota tersebut Kemudian ruku' dan sujud seperti pada
karena lebih menutup baiginya. Menurut selain rakaat pertama. Membaca doa Qunut pada
Hanafiyyah, meletakkan kedua telapak tangan shalat Subuh. Afdhalnya sebelum ruku'menu-
di hadapan kedua bahu dengan jari-jarinya rut Malikiyyah, namun boleh juga dibaca se-
menghadapkiblat, dan menggunakannya seba- telahnya. Ularna Syafi'iyyah berpendapat bah-
gai penopang tuma'ninah dalam sujud sambil wa doa Qunut itu dibaca setelah bangkit dari
berucap, Su bhaana Rabbiyal A'laa ditambah wa ruku'. Demikian juga pada shalat Witir menu-
bihamdih menurut ulama selain Malikiyyah. rut Hanabilah sebagaimana yang nanti akan
Kemudian bangkitdari suiud sambil meng- kami jelaskan.
ucapkan takbic duduk antara dua sujud sambil Setelah selesai sujud kedua pada rakaat
tuma'ninah dengan posisi duduk iftirasy, yaitu kedua, disunnahkan untuk duduk tasyahud
menduduki kaki kiri dan menegakkan kaki pertama dengan posisi duduk tfiirasy menurut
kanan. Meletakkan kedua tangan pada kedua mayoritas ulama selain Malikiyyah, dan posisi
paha. Mengucapkan doa, Rabbighfir lii menu- duduk tawarruk menurut Malikiyyah, meng-
rut ulama selain Hanafiyyah. Kemudian suiud hadapkan jari-iari ke arah kiblat, meletakkan
kedua sambil bertakbir. kedua tangan pada kedua paha, dengan kedua
Kemudian bangkit berdiri dari sujud sam- jari-jari tangan terkembang. Namun menurut
bil bertakbir dan masuk rakaat kedua. Ketika Malikiyyah, iari-jari tangan kiri terkembang
bangkit, posisi kedua lutut menahan tubuh dan dan jari-jari tangan kanan tergenggam, kecuali
menggunakan kedua telapak kaki untuk bang- jari telunjuk dan ibu jari, menurut Syafi'iyyah
kit tanpa duduk istirahat menurut Hanafiyyah. kecuali jari telunjuk saja. Menurut Hanabilah
Kecuali jika hal itu berat dilakukan, maka bo- melingkarkan ibu jari dengan iari tengah. Beri-
leh bertopang ke lantai. Menurut ulama selain syarat dengan mengangkat jari telunjuk menu-
Syafi'iyyah, tidak disunnahkan duduk istirahat. rut Hanafiyyah ketika membaca Laa llaaha
Menurut Syafi'iyyah dan Hanabilah menggu- dan menurunkannya ketika ucapan illallaah.
nakan kedua tangan menekan ke lantai untuk Menurut Syafi'iyyah dan Hanabilah, isyarat
membantu bangkit. Namun, sebelum berdiri dengan jari telunjuk itu dilakukan ketika ucap-
disunnahkan untuk duduk istirahat menurut an, illallaah tanpa menggerak-gerakkannya.
Syafi'iyyah. Menurut Malikiyyah, jari telunjuk itu digerak-
gerakkan pada tasyahud pertama.
Baglan 1: TBADAH FrqLH rsLAM ltl',tD 2
rakaat ketiga dan keempat tidak perlu me.m- Berikut ini hal-hal yang makruh dilakukan
baca surah lain setelah membaca surah al- dalam shalat.
Faatihah. Namun, menurut Hanafiyyah tetap L. Makruh tahrim hukumnya -menurut
perlu membaca surah dalam shalatnafilah dan Hanafiyyah- meninggalkan perkara wa-
semua rakaat shalat Witir. jib dari kewajiban shalat dengan sengaja,
seperti misalnya sengaja tidak membaca
D. PEMBAHASAN TGEMPAT: HAL.HAL YANG surah al-Faatihah atau membaca surah
MAKRUH DALAM SHAIAT atau ayat setelahnya. Atau mengeraskan
Dalam pembahasan initerdapatempatma- suara bacaan pada shalat sirriyyah dan se-
salah, yaitu sesuatu yang dimakruhkan dalam baliknya. Namun, shalatnya tetap sah,
332 R"drk i arryahud menurut Hanafiyyah dan Hanabilah berb tnyi,'At-Tahiyyaatu lillaah, was shalawaatu wat thaltyibaat, as-salaamu
'alaika ayyuhan Nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh. As-salaamu'alainaa wa'alaa'ibaadillahish shaalihiin. Asyhadu an laa
ilaaha itlatlaah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuuluh." Sedangkan redaksi tasyahud menurut Malikiyyah berbunyi,
'At-Tahgaatu lillaah waz-zakiyyatu lillaah, ath-thayyibaat ash-shalawaatu lillaah...," sampai akhir. Sedangkan. redaksi tasyahud
menurut Syafi'iyyah berbunyi, 'At-Tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah. As-salaamu'alaika ayyuhan
Nabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuh. Assalaamu'alainaa wa'alaa'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa
asyhadu anna Muhammadan Rasuulullah."
ISTAM IILID 2
hanya saja harus mengulanginya. Menu- Maghrib.333 Hukum makruh itu berlaku
rut mereka, makruh hukumnya mengang- jika mengulang surah al-Faatihah dalam
kat kedua tangan ketika hendak ruku dan satu rakaat, karena menurut mereka baca-
bangkit dari ruku'. Namun, hal itu tidak an ini termasuk rukun. Ulama Hanafiyyah
membatalkan shalat menurut pendapat berkata,334 "Makruh hukumnya hanya
yang shahih. membaca satu surah dalam shalat tanpa
2. Sengaja meninggalkan sunnah-sunnah membaca surah lainnya."
shalat, seperti misalnya tidak membaca 7. Membaca surah dengan urutan terbalih
pujian atau tawajjuh, atau sengaja tidak tidak sesuai dengan urutan dalam mushaf
membaca tasbih dalam ruku' ataupun Al-Qur'an. Hukum makruh ini disepakati
sujud, tidak membaca takbiC tasmi', dan para fuqaha. Contohnya membaca surah
tahmid. Atau mencondongkan kepala ke al-lkhlaash pada rakaat pertama, kemudi-
atas atau ke bawah ketika ruku'. Atau, ti- an pada rakaat kedua membaca surah al-
dak mengarahkan jari-jari kaki ataupun Lahab, atau surah al-Kaafiruun. Rasulullah
tangan ke arah kiblat. Hal-hal ini telah di- saw. sendiri selalu membaca surah dalam
sepakati oleh ulama. shalat sesuai dengan urutan mushaf. Ibnu
3. Membaca ta'awwudz dan basmalah sebe- Mas'ud pernah ditanya tentang orang yang
lum surah al-Faatihah makruh hukumnya membaca surah dengan urutan terbalik.
dalam shalat fardhu menurut Malikiyyah. Ia menjawab, "Orang itu hatinya juga ter-
Akan tetapi boleh dibaca dalam shalat balik." Urutan surah yang bena4, menurut
sunnah, meski afdhalnya tetap meninggal- Abu Ubaidah adalah dengan membaca
kannya selama tidak menjaga khilaf. Mem- satu surah dalam rakaat pertama, dan
baca basmalah lebih utama karena bebas pada rakaat kedua membaca surah lain
dari khilaf. yang urutannya setelah surah yang dibaca
4. Membaca doa sebelum surah al-Faatihah pada rakaat pertama.
atau surah lain hukumnya makruh menu- B. Menurut Malikiyyah dan lainnya, makruh
rut Malikiyyah. hukumnya membaca surah atau menyem-
5. Memanjangkan bacaan pada rakaat kedua purnakan bacaan dalam ruku'atau sujud.
daripada rakaat pertama. Kira-kiranya le- Bahkan jika menyempurnakan surah al-
bih banyak dari tiga ayat menurut Hanafiy- Faatihah dalam ruku' dapat membatal-
yah. kan shalat karena termasuk fardhu. Akan
6. Mengulang satu surah dalam satu atau tetapi, hal itu hukumnya hanya makruh
dua rakaat pada shalat fardhu, namun hal tahrim menurut Hanafiyyah, karena mem-
itu tidak makruh jika dilakukan dalam baca surah al-Faatihah tidak termasuk
shalat sunnah menurut Hanafiyyah. Akan fardhu menurut mereka. Hukum makruh
tetapi menurut Hanabilah, mengulang ba- ini dikecualikan oleh Malikiyyah, /aitu
caan surah dalam dua rakaat tidak mak- boleh membaca surah dalam sujud jika ni-
ruh karena ada hadits riwayat Zaid bin atnya berdoa. Misalnya membaca ii't 6:t
Tsabit bahwa Nabi saw pernah membaca u;-n it ",i61 (lfi'Imran: 8) berdoa dalam
surah al-Araaf pada dua rakaat shalat ruku' dan sebelum tasyahud awal dan
]]3
334
nn s"'ia bin Manshur dalam Sunan-nya.
Al-Kitoob Ma'a Lubaab,YoL l, hlm. 79.
Baglan 1: IBADAH ISLAM IILID 2
akhir hukumnya makruh. Demikian juga, buran." fika gerakan yang dibuat itu ada
makruh hukumnya membaca tasyahud de- perlunya, seperti menyeka peluh atau
ngan suara keras, sebagaimana makruh mengusap debu wajah atau untuk me-
hukumnya bagi makmum membaca doa nutup mulut karena menguap, maka
dalam sujud atau lainnya dengan suara gerakan itu tidak makruh. Gerakan-ge-
keras setelah imam salam. Makruh juga rakan yang termasuk main-main di anta-
hukumnya mengkhususkan doa untuk diri- ranya adalah menggerakkan persendian
nya sendiri tanpa mengikutsertakan orang tangan atau jari hingga berbunyi, memu-
lain. Afdhalnya doa itu berisi permohonan tar-mutar kerikil, dan mengusap tempat
ampunan, permintaan rezeki, mohon ke- suiud. Mu'aiqib meriwayatkan bahwa
baikan diri, kebaikan orhng tua, atau pa- Rasulullah saw. bersabda ketika ditanya
sangan, dan sesekali juga memohon kebaik- mengenai mengusap tempat sujud, "fika
an dunia dan akhirat. Di antara doa yang memang perlu maka lakukanlah sekali
menghimpun semua itu adalah saja."335
Luu;
n', ', .
t-/
.-P :r eii c:,+t Dalil makruhnya melakukan gerakan
yang tidak perlu dalam shalat adalah ada-
tfl iw e|;treEk
,a
u;;'4 io.
J^-*-,
! meniadakan bentuk kekhusyukan. Allah
SWT sendiritelah memuj i orang-orangyang
"Ya Allah, sesungguhnya aku meminta khusyuk dalam shalat, sebagaimana ter-
kepada-Mu kebaikan yang dimohonkan dapat dalam firman-Nya yang berbunyi,
Muhammad sebagai nabi, dqn atusan-Mu.
Dan aku berlindung kepada-Mu dari ke- ffi '$,4U;+)L3E;r;'i.i:rffi'S*;jteri
jahatan yang dimohonkan perlindungan "Sung g uh b eruntung orang - orqng y ang
Muhammad sebagai nabi, dan utLtsan-Mu." beriman, (yaitu) orcing yang khusyuk dalam
shalatnya." (al-Mu'minuun: 1-2)
9. Memain-mainkan tangan di pakaian, ba-
dan, atau janggut. Atau meletakkan tang- Rasulullah saw. sendiri bersabda,
annya di mulut atau menutup hidungnya "Janganlah kalian membunyikan persen-
tanpa keperluan. Hukum makruh di sini dian tulang ketika sedang shalat.'ts36 Abu
termasuk makruh tahrim menurut Hana- Dawud meriwayatkan dari Abu Hurairah
fiyyah. Dalilnya hadits mursal riwayat r,a., bahwa Rasulullah saw. melarang se-
Imam al-Qadha'i dari Yahya bin Abu Kat- orang lelaki menutup mulutnya ketika se-
sir yang berbunyi, 'Allah telah memak- dang shalat. Dan makruh hukumnya bagi
ruhkan tiga perkara kepada kalian, yaitu perempuan memakai niqab dalam shalat,
bermain-main atau melakukan gerakan karena wajahnya tidak termasuk aurat.
yang tidak perlu dalam shalat, berbuat Ulama Hanabilahmenjelaskan33Tbahwa
keji ketika puasa, dan tertawa di ku- boleh hukumnya melakukan sedikit gerak-
335
Hanafiyyah membolehkan mengusap tempat sujud untuk membersihkannya, namun hanya sekali dan membiarkannya lebih utama.
Alasannya iika ditimbang hukumnya antara sunnah dan bid'ah, maka meninggalkan sunnah membawa pada hal bid'ah. Sedang-
kan membersihkan tempat sujud, bisa dilakukan sebelum shalat (Raddul Muhtaar,Yol. l, hlm. 600).
336
HR Ibnu Majah fNailulAuthaar,Vol.2, hlm. 330).
337
Al-Mughni, Vol.2, hlm. 247-249.
FIQLH ISLArvt JITID 2
an dalam shalat jika memang perlu, se- yang dilakukan oleh Nabi saw. dapat mem-
perti memondong anak ketika dalam shalat batalkan shalat, baik ada keperluan mau-
fardhu. Abu Qatadah dan Aisyah meri- pun tidak, kecuali dalam keadaan darurat
wayatkan bahwa suatu hari Aisyah pernah sehingga hukumnya seperti hukum orang
minta dibukakan pintu, lantas Nabi saw. yang takut. Dalam keadaan seperti ini,
berjalan dan membuka pintu meski beliau gerakan banyak juga tidak membatalkan
sedang shalat.338 Rasulullah saw. juga me- shalat. Ulama Malikiyyah berkata, "Dalam
nyuruh untuk membunuh ular dan kala- shalat makruh hukumnya membunuh kutu
jengking meski dalam shalat.33e f ika meli- dan seienisnya." Adapun Hanafiyyah dan
hat kalajengking dalam shalat, beliau me- Hanabilah, mereka berkata, "Makruh hu-
Iangkah mendekatinya dan mengambil kumnya melakukan setiap gerakan kecil
sandal untuk membunuhnya, lantas me- yang tanpa ada udzurl seperti membunuh
ngembalikan sandal itu pada tempatnya. kutu sebelum menggigit. Demikian juga
Gerakan ini tidak termasuk makruh de- dengan mengangkat atau mengumpulkan
ngan ittifaq ulama. kain dengan kedua tangan ketika rukul
Imam Ahmad berkata, "fika seseorang dan sujud, atau merapikan rambut. Rasu-
sedang shalat dan melihat dua orang anak lullah saw. bersabda,
sedang bertengkar dan ditakutkan salah
satu dari keduanya akan terjatuh ke sumu4
,Aore1"A J;'"ili:'1 ;Vi
maka ia boleh meninggalkan shalatnya tr;, ..li t1;
untuk menyelamatkan anak itu. Kemu-
dian kembali pada shalatnya. Batasan 'Aku diperintah untuk sujud dengan
banyak sedikitnya gerakan dikembalikan tujuh tulang tanpa mengumpulkan kain
pada ukuran adat, sedangkan semua ge- atau merapikan rambut.'a4o
rakan yang menyerupai gerakan Nabi saw. Hukum makruh di sini termasuk mak-
dalam shalat dianggap gerakan kecil. ruh tahrim, sebagaimana makruhnya
fika seseorang melakukan beberapa mengusap debu yang menempel di dahi
gerakan kecil yang berbeda-beda, namun sebelum selesai shalat. Ibnu Majah meri-
jika dikumpulkan akan menjadi gerakan wayatkan hadits Rasulullah saw., beliau
yang banyak, maka gerakan itu tetap diang- bersabda,
gap gerakan kecil. Dalilnya Rasulullah saw lrr*r,
.c/ / g/
';< Ll,'j,,J.jr ,y
"oL
sendiri tiap rakaat pernah membopong YY,-F)l / /g / .
Umamah dan menurunkannya lagi. Akan Ajj\;
tetapi, ulama Hanafiyyah memakruhkan
membopong anak kecil dalam shalat, dan
".r'
r
,:
hadits yang membolehkan sudah dihapus dalam shalat dari seseorang adalah sering
dengan hadits lain yang berbunyi, 'Se- mengusap dahi sebelum selesai shalat."
sungguhnya shalat itu adaloh kesibukan." Pendapat ini menurut Hanafiyyah.
Gerakan dalam shalat yang melebihi dari 10. Merangkapkan jari-jari, dan bertolak ping-
338
Hadits Aisyah riwayat Ahmad dan para pemilik Sunan selain Ibnu Maiah. Hadits ini juga dishahihkan oleh Imam at-Tirmidzi.
339
HR Ahmad dan empat pemilik kitab Sunan. Hadits ini iuga dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan al-Hakim.
340
HR Bukhari Muslim.
FIqLH ISTAM ITLID 2
gang. Yaitu meletakkan tangan pada ping- 12. Menoleh dalam shalat tanpa ada keperlu-
gangnya. Ini pendapat yang disepakati an yang penting meski seluruh badannya
Bukhari, dan Muslim berdasarkan hadits juga menoleh selama kedua kakinya masih
dari Abu Said bahwa Nabi saw bersabda, menghadap ke arah kiblat. )ika tidak maka
'Apabila salah seorang di antara kalian shalatnya batal. Ini pendapat Malikiyyah.
berada di masjid, maka janganlah merang- Ulama Hanafiyyah berkata, "Menoleh-
kapkan jari karena itu adalah termasuk kan wajah dan leher dalam shalat hukum-
perbuatan setan. Sesungguhnya salah se- nya makruh tanzih. Adapun memalingkan
orang di antara kalian masih berada dalam dada menurut pendapat mu'tamad tidak
suasana shalat hingga dia keluar dari mas- membatalkan shalat, sedangkan jika hanya
jid". Ibnu Majah meriwayatkan hadits dari melirik ke kanan atau ke kiri tanpa meng-
Ibnu Umar dia berkata- tentang orangyang gerakkan leher maka hukumnya tidak
shalat sambil merangkapkan jari-jarinya, makruh. Ibnu Abbas berkata,
"ltu termasuk shalat yang dilakukan oleh
orang dimurkai". ,#t e L;i" os f* :'t i;; i,1
wajahnya dari arah kiblat, maka shalatnya Adapun dalil yang membolehkan me-
tidak batal karena tidak memalingkan se- noleh dalam shalat adalah hadits riwayat
luruhnya. Ali bin Syaiban, ia berkata, "Kami pernah
Dalil makruhnya menoleh dalam shalat datang menghadap Rasulullah saw. dan
tanpa keperluan menurut itttfaq ulama kami shalat bersama beliau, Dalam shalat
adalah hadits riwayat Aisyah r.a., ia ber- itu beliau melirik seseorang yang tidak
kata, "Saya pernah bertanya Rasulullah menegakkan punggungnya ketika ruku'
saw. tentang menoleh dalam shalat, dan dan sujud. Kemudian setelah selesai be-
beliau menjawab, 'ltu termasuk tipuan se- liau bersabda,
tan terhadap manusia."r 344 pitru"akan de- '^* \'-.- - e:;li>'* Y
ngan hadits riwayat Abu Dzarx, ia berkata,
Rasulullah saw. bersabda,
";j.,l .
'Tidak diang ap shalat orang y ang ti ak
g d
347
meneg akkan pung gungnya dalam shalat"'
4i\); ,1.;, .l;tt J;ffi "r, Jt-\ 13. Memandang ke langit juga hukumnya
;L i$t G) -e; riv ,*li pv makruh dalam shalat menurut kesepaka-
tan ulama. Dalilnya hadits riwayat Anas
'Allah SWT senantiasa memerhatikan
r.a., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda,
hamba-Nya dalam shalat selama tidak
berpaling. Jika hamba itu memalingkan
'or:'i
,r.Lilt ,)L ;;t6:.1 i?1 J(. t1
wajahnya, maka fllah juga akan berpaling
darinya.'845
j'1
e $.: U$'.a)* e
Anas berkata, Rasulullah saw. pernah
o I t,
f^,;t*'l
'cl 'ri,l-u,t*ru
berkata kepadaku,
" M eng ap a orang - orang memandang ke
oujYi ';tte
;>,;t ,L -Yy\t €() langit ketika sedang shalat?" Sabda beliau
itu sangat tegas hingga beliau bersabda
L'rblt lir 3C'of
^st^ :>,at q Iagi, "Niscaya Allah akan membinasakan
orang-orang yang memandang ke langit
a.br'iJl,iY
,'1 *. dalam shalat atau Allah akan membutakan
"Jangonlah engkau berpaling atau me- mata mereka.'84B
noleh dalam shalat, karena itu membawa
Akan tetapi ulama Malikiyyah berpen-
pada kehancuran. Dan jika memang harus
dapat, "|ika pandangan ke langit itu untuk
menoleh, maka lakukanlah ketika dalam
mengambil pelajaran atau ibrah dengan
shalat sunnah. Jangan lakukan dalam
memandang tanda-tanda di langit, maka
shalat fordhu.'Ba6
hal ini tidak makruh." Dalam hal ini, ulama
Redaksi terakhir hadits ini mengi- Hanabilah mengecualikan ketika bersen-
syaratkan izin menoleh dalam shalat sun- dawa, maka tidak makruh menghadap ke
nah bukan dalam shalat fardhu. langit.
344 HR Ah-rd, Bukhari, an-Nasa'i, dan Abu Dawud (Nailul A uthaar,Yol.Z,hlm.327; Nashbur Raayah,Yol.2,hlm. 89).
345 HR Ah.rd, an-Nasa'i, dan Abu Dawud.
346 HR rt-Ti.-idzi dan dishahihkan.
347 HR lbnu Hibban dalam shahihnya.
348 HR Bukhari.
BaSlan 1: IBADAH ISTAM JILID 2
14. Berdiri dengan satu kaki kecuali dalam kalian shalat dan terserang kantuk, maka
keadaan darurat atau ada udzur syar'i, se- tidurlah hingga kantuknya hilang. Karena
perti kaki yang sebelah sakit. Dalam ke- jika meneruskan shalat dalam keadaan
adaan seperti ini tidak makruh untuk ber- kantuh ditakutkan niatnya hendak ber-
diri dengan satu kaki. fika tidak ada udzu4 doa tetapi tanpa disadari malah mencela
hukumnya makruh karena dengan meng- diri sendiri."
angkat satu kaki dapat menghilangkan ke- 16. Meludah dan berdahak di luar masjid arah
khusyuan. Ulama Malikiyyah menambah- depan atau ke samping kanannya juga ter-
kan bahwa yang termasuk hukumnya mak- masuk makruh hukumnya, karena hadits
ruh adalah menyatukan kedua kaki selama riwayat Bukhari, Muslim, dan Ahmad yang
shalat. Ulama Syafi'iyyah menuturkan berbunyi, "Jika seseorang sedang shalat,
bahwa mengedepankan salah satu kaki sesungguhnya ia bermunaiat kepada Allah.
atau menempelkan keduanya dalam shalat Karena itu, janganlah meludah ke depan-
iuga termasukmakruh jikatidakada udzul nya atau ke samping kanannya." Imam
karena hal itu termasuk membuat-buat Bukhari dalam riwayatnya menambahkan,
sesuatu yang meniadakan kekhusyukan. "Karena di samping kanannya terdapat
Akan tetapi, boleh beristirahat dengan malaikat. fadi kalau ingin meludah, maka
salah satu kaki jika memang terlalu lama meludahlah ke sebelah kiri atau di bawah
berdiri atau sejenisya. antara dua kaki." Hukum makruh ini juga
15. Shalat dalam keadaan menahan kencing berlaku di luar shalat jika sedang mengha-
atau buang air besar. Atau menahan kentut dap ke arah kiblat, karena menghormati
jika waktunya masih panjang, atau sedang Ka'bah.
ingin di depan hidangan dan ingin makan. 17. Ulama Malikiyyah berkata, "Memikirkan
Dalam keadaan ini makruh untuk shalat urusan dunia, atau menyimpan sesuatu
menurut ittifaq ulama karena Rasulullah dalam lengan baju atau di mulut dalam
saw. bersabda, shalat hukumnya makruh jika tidak meng-
halangi makharijul huruf. Dan jika meng-
V; pU,Ul' ;'F;' -'^bt{ &i-k \ halangi, maka shalatnyabatal. Makruh juga
..-oi.: rr...),),
fuilt *lta ys
hukumnya membaca tahmid ketika bersin,
atau mengucapkan hamdalah tanda syu-
"Tidak ada shalat-sempurna-di de' kuc atau menggaruk badan dengan garuk-
pan hidangan makanan, atau sedang me- an pendek tanpa udzur yang penting-
nahan buang air kecil maupun besar.'tsAe garukan panjang membatalkan shalat,
Shalat dalam keadaan menahan buang air makruh juga hukumnya sengaja terse-
kecil ataupun besar hukumnya makruh nyum, sedangkan tertawa membatalkan
tahrim menurut madzhab Hanafiyyah. shalat meskipun terpaksa.
Shalat juga makruh dilakukan ketika kon- Ulama Hanabilah berkata, makruh hu-
disi sedang kantuk berat sehingga tidak kumnya shalat sambil membawa mengan-
konsentrasi dengan bacaan dan sering tongi sesuatu yang menyita konsentrasi-
lupa. Dalilnya hadits riwayat Bukhari dan nya dalam menyempurnakan shalat karena
Muslim dari Aisyah r.a., ia berkata, "|ika termasuk menghilangkan kekhusyukan.
349 Mrrli- dari Aisyah.
HR
FIQLH ISLAM JILID 2 Baglan 1: IBADAH
Makruh juga hukumnya membuka mulut, sedang di luar shalat hukumnya makruh
mengeluarkan lidah, dan meletakkan se- tanzih.
suatu di atasnya. Hal ini makruh karena 19. Ulama Syafi'iyyah dan Hanabilah berkata,
keluar dari gerakan shalat. fika benda itu "Makruh hukumnya shalat sambil bersan-
digenggam atau diletakkan di kantong hu- dar pada dinding atau sejenisnya yang
kumnya tidak makruh. Kecuali jika meng- jika sandaran itu diambil membuatnya
ganggu kesempurnaan shalatnya, maka terjatuh, Boleh bersandar dan hukumnya
hukumnya makruh. tidak makruh jika memang benar-benar
18. Menguap dalam shalat juga makruh, kare- membutuhkhn karena Rasulullah saw
na menunjukkan tanda malas yang timbul sendiri shalat sambil bersandar pada tiang
dari setan. Para nabi terjaga dari meng- ketika sudah lanjut usia."351 fika sandaran
uap. Karena itu jika hendak menguap, yang digunakan itu diambil dan membuat
maka tahanlah sekuat mungkin, karena orang yang bersandar jatuh, atau dengan
Rasulullah saw. bersabda, bersandar dia mampu mengangkat salah
t ) .o' satu kakinya, maka shalatnya batal kare-
i:*i .7rt5 l:!i otb:1iJt u ./jtrJl
o
na posisinya tidak bisa dikatakan berdiri.
Makruh juga hukumnya bertopang de-
i tt>t G
ngan tangannya ketika duduk karena Ibnu
"Menguap itu timbul dari setan. Maka, Umar berkata, "Rasulullah saw. melarang
tahanlah sekuat mungkin agar tidak meng- seseorang duduk dalam shalat sambil ber-
uap.'a50 topang dengan tangan."352
Dalam riwayat Imam Muslim disebut- 20. Menurut Hanafiyyah, makruh tanzih hu-
kan, "Maka peganglah mulut dengan tan- kumnya menjawab salam dengan isyarat
gan, karena setan akan memasukinya." Hal tangan atau kgpala karena itu termasuk
lain yang termasuk makruh adalah mem- salam, hingga seandainya berjabat tangan
bentangkan badan, karena dapat mem- dengan niat salam, maka batallah shalat-
buat malas dan keluar dari bentuk shalat nya. Makruh juga hukumnya berisyarat
yang khusyuk. Imam ad-Daruquthni meri- dengan mata, tangan, dan semisalnya.
wayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia ber- Menurut Syaf iyyah, disunnahkan untuk
kata, "Rasulullah saw. melarang seorang menjawab salam dengan isyarat meski ia
lelaki membentangkan badannya dalam dapat berbicara, dan disunnahkan pula
shalat, atau di hadapan perempuan, kecu- mengucapkan tahmid bagi orang yang ber-
ali istrinya atau budakwanitanya." Hukum sin dengan suara rendah yang hanya dapat
makruh di sini masuknya makruh tanzih didengar dirinya sendiri. Jika seorang mak-
menurut Hanafiyyah, kecuali jika ada un- mum berkata, "lsta'anna billaah" [kami
sur kesengajaan maka hukumnya menjadi mohon pertolongan kepada Allah] setelah
makruh tahrim karena sama saja dengan imam membaca "Iyyaaka noste'iin" [...dan
bermain-main. Dan hukum bermain-main hanya kepado Engkoulah kami mohon per-
dalam shalat hukumnya makruh tahrim, tolonganl (al-Faatihah: 5) Maka, shalat-
1lo ,* Bukhari dan Muslim. Dalam riwayat at-Tirmidzi terdapat tambahan, "lika menguap, maka tutuplah mulut dengan tangan."
]!f
352
Hn nUu Dawud fNai/ul.4 uthaonVol.2, hlm. 331.).
HR Ah."d dan Abu Dawud fNailull uthaanVol.2,hlm.33t).
FrQLH rSLAM JrLrD 2
nya batal jika tidak disertai niat membaca seperti itu, maka pada akhir shalatmelaku-
atau berdoa. Akan tetapi menurut Mali- kan sujud Sahwi menurut pendapat yang
kiyyah, menjawab salam dengan isyarat masyhur.3s3
kepada orang yang mengucapkan salam 23. Menurut Syafi'iyyah, makruh hukumnya
tidak makruh hukumnya. Hanya saja, me- melamakan duduk istirahat seperti lama-
reka memakruhkan isyarat dengan kepala nya dudukdi antara dua sujud. Makruh juga
atau tangan untuk menjawab orang yang ' memanjangkan tasyahud pertama, meski
bersin dengan mengucapkan "Yarhamu- hanya tambahan bacaan shalawat kepada
kallaah." keluarga Nabi saw.. Makruh juga berdoa
Akan tetapi menurut mereka, boleh pada tasyahud awal karena perintahnya
hukumnya memberikan iSyarat ringan un- untuk meringankan dalam tasyahud awal.
tuk apa saja, sebagaimana bolehnya meng- Meninggalkan doa pada tasyahud akhir
anggukkan kepala untukmengiyakan orang karena keluar dari khilaf terhadap orang
yang mengajak bicara menurut Hanafiy- yang menganggapnya wajib. Makruh juga
yah. Kalau jawabannya memakai bahasa hukumnya membarengi gerakan imam,
lisan atau ucapan, maka shalatnya batal baik dalam gerak maupun bacaan karena
secara itttfaq ulama. sah dan tidaknya shalat seseorang yang
2L, Membaca surah atau ayat pada dua rakaat melakukan hal itu diperdebatkan.
terakhir dalam shalat fardhu, namun ula- Kemakruhan orang yang membarengi
ma Syafi'iyyah mengecualikan bagi mak- gerakan imam bisa sampai menghilang-
mum masbuq atau ketinggalan dua rakaat kan fadhilah shalat berjamaah, karena sama
pertama. Baginya boleh membaca surah seperti orang yang shalat sendirian. Men-
pada dua rakaat terakhir shalatnya imam, jaga jarak antar sesama makmum juga ter-
karena hitungan rakaat pertama baginya masuk makruh menurut Hanafiyyah, bah-
adalah ketika ia mulai shalat. Namun jika kan batal shalatnya menurut Hanabilah
tidak cukup waktu untuk membacanya, jika shalat sendirian. Kemudian juga me-
maka boleh membacanya pada dua rakaat ninggikan tempat untuk imam, sedangkan
terakhirnya. Tujuannya agar dalam shalat- tempat lainnya'rendah tanpa ada udzur
nya terdapat bacaan surah selain al-Faati- syar'i meski di masjid. Makruh juga hukum-
hah. Kalau hanya tertinggal satu rakaat, nya bermakmum terhadap orang fasik dan
maka membaca surahnya boleh pada pembuat bid'ah, termasuk juga orang yang
rakaat kedua dan ketiga. shalat fardhu bermakmum kepada orang
22. Membaca dengan suara keras pada shalat- yang shalat sunnah, atau orangyang shalat
shalatsirrryyah dan sebaliknya, yaitu mem- Zhuhur bermakmum kepada orang yang
baca dengan bacaan rendah pada shalat- sedang mendirikan shalat Ashar atau se-
shalat jahriyyah. Makruh juga hukumnya baliknya.3sa Menurut Hanafiyyah, mak-
bagi makmum untuk membaca keras di ruhtanzih hukumnya meninggikan tempat
belakang imam, bahkan bisa jadi haram imam sebagai tanda pembeda atau sebalik-
jika bacaannya mengganggu bacaan orang nya karena Imam al-Hakim meriwayatkan
lain. Menurut Malikiyyah, jika terjadi hal bahwa Rasulullah saw melarang seorang
imam berdiri di atas, sedangkan para mak- duduk iq'aa'seperti anjing dan menoleh
mum di tempat rendah di belakang. Para seperti musang." Dari Ali r.a., ia berkata,
ulama memberikan alasan karena pem- Rasulullah saw. bersabda,
bedaan seperti ini menyerupai Ahli Kitab
.J;xi.j.,lt ,:5 ;'.l
yang membuatkan tempat tinggi untuk Y' 'J'' L
imam mereka. "Janganlah engkau duduk iq'aa' dalam
24. Makruh hukumnya menjalin rambut dan duduk antora dua sujud." Dari Anas r.a., ia
menyingsingkan lengan baju. Ulama Ma- berkata, Rasulullah saw. bersabda,
likiyyah membatasi hukum makruhnya
menyingsingkan lengan baju ini karena
hendak shalat. Adapun dalil makruhnya
& ts i;, ,,i 'r3t ;r, C", 6y
jah dari Abu Rafi', ia berkata, "Rasulullah maka janganlah duduk iq'aa' seperti enjing.'ass
saw. melarang seorang lelaki shalat de- Mokruh tanzih hukumnya duduk de-
ngan rambut terjalin." Para ulama sepakat ngan kaki bersilang di bawah paha dalam
bahwa hukum makruh dalam hadits ter- shalat karena tidak melakukan dudukyang
masuk makruh tanzih. Hanafiyyah ber- disunnahkan. Namun, duduk seperti itu
pendapat bahwa menyingsingkan lengan boleh dilakukan di luar shalat karena Ra-
baju termasukmakruh tahrim jika gulung- sulullah saw. sendiri sering duduk seperti
annya melebihi siku, namun jika di bawah itu bersama para sahabat, demikian juga
siku hukumnya tidak makruh. Umar r.a..
25. Duduk posisi iq'ee', yaitu posisi duduk 26. Membaringkan kedua lengan seperti yang
dengan meletakkan kedua pinggulnya di biasa dilakukan binatangbuas. Imam Mus-
lantai dan menegakkan kedua lutut. Ma- lim dalam Shahih-nya meriwayatkan dari
likiyyah berkata, posisi iq'aa' seperti ini Aisyah r.a. ia berkata, "Rasulullah saw. me-
hukumnya haram, namun shalatnya tidak larang melakukan uqbatusy syaithan3s6
batal. Adapun yang termasuk makruh me- dan membaringkan kedua lengannya se-
nurut mereka ada empat bentu[ yaitu perti binatang buas." Hukum makruh di
menempelkan bagian dalam jari-jari kaki sini termasuk makruh tahrim menurut
di tanah sambil menegakkan kedua kaki- Hanafiyyah.
nya, dengan menjadikan kedua pinggul 27. Ulama Malikiyyah berkata, "Makruh hukum-
menempel di atas kedua tumit kaki, atau nya bertepuk tangan dalam shalat meski
duduk di atas kedua kaki dan menampak- bagi wanita dan ada keperluannya yang
kan keduanya ke lantai. berkaitan dengan shalat, seperti meng-
Dalil makruhnya duduk iq'aa' adalah ingatkan imam yang lupa, atau imamnya
hadits riwayat Abu Hurairah r.a. ia ber- salam pada rakaat kedua dalam shalat em-
kata, "Rasulullah saw. melarangku tiga hal, pat rakaat. Atau berkaitan dengan keper-
sujud seperti ayam mematuk makanan, luan di luar shalat, seperti menghalangi
orang yang hendak lewat di depan orang jika hendak shalat, dan jangan seperti pa-
shalat dan memperingatkan sesuatu. Yang kaian orang yahudi. Dalam shalat sunnah,
seharusnya dilakukan bagi orang yang hen- meng en akan p enutup kep al a'i
dak mengingatkan sesuatu dalam shalat 30. Makruh hukumnya shalat dengan me-
adalah mengucapkan tasbih subhaanallaah.
ngenakan pakaian bergambar hewan atau
28. Makruh hukumnya shalat memakai baju manusia.3S7 Abu Thalhah berkata, 'Aku
yang jelek jika ada baju yang lebih baih pernah mendengar Rasulullah saw. ber-
namun jika tidak, maka hukumnya tidak sabda,
makruh. Allah berfirman, "Wahai anak
cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang ba- irn \) Js e q. aK:lut Ji-r; !
gus pada setiap (memasuki) masjid...." (al-
Araaf:31) 'Malaikattiart rt on -r^orut i rumah
29. Makruh hukumnya shalat hanya memakai yang di dalamnya terdapat anjing atau
garfibar."'338
celana atau kain, padahal mampu memakai
pakaian lengkap. Makruh juga hukumnya Alasannya, karenahal itu menyerupai
shalat tanpa memakai peci atau penutup berhala. Imam Bukhari meriwayatkan dari
kepala karena malas, namun tidakmengapa Sayyidah Aisyah dan dari Anas, ia berkata,
jika niatnya ingin menunjukkan sikap ren- 'Aisyah menggunakan tirai tipis untuk me-
dah karena shalat itu dibangun atas dasar nutupi bagian rumahnya,lantas Nabi saw
kekhusyuan. Makruh di sini termasuk m ak- berkata kepadanya,
ruh tanzih. Adapun sunnahnya bagi se-
orang lelaki untuk shalat dengan dua kain,
;\ra ,Sri,t {y*'i* bi /t
yaitu memakai kemeja dan kain sarung,
atau kemeja dan celana karenaAbu Dawud
,";;),;
*, ,J,?;
'*. -
dan lainnya meriwayatkan hadits dari lbnu
'Singkirkanlah tirai ini, karena gam-
Umar bahwa Rasulullah saw bersabda, bar-gambar di tirai ini selalu mengganggu
/ c cl t t
shalatku."'
t I', o / a d
pi.et +.y;.[t, Fl*i ,* t;t
oV Hal ini tidak haram karena Zaid bin
-.2:. 1^:'r: ,):,i ,.i 4ri .n,, .. Khalid meriwayatkan hadits dari Abu
)tt)i rqri ;J
"! il r:; it a Thalhah yang pada ujungnya Rasulullah
^il; a €"t\ ,W- )1 ,rr.a ti1 a, saw. bersabda, "Kecuali nomor yang ter-
orang-orang kafi4, juga menyerupai iba- Rasulullah saw tidak pernah membiarkan
dahnya penyembah patung dan berhala. ada salib di rumah beliau,"361
Menurut Hanabilah dan Syafi'iyyah., 31. Hanafiyyah berkata, "Makruh tanzih hu-
makruh juga hukumnya sujud di atas gam- kumnya shalat dengan sepenuhnya ber-
bar meski gambar itu kecil. Hanafiyyah diri di dalam mihrab, agar tidak mem-
berpendapat,360 "Tidak makruh jika gam- beda-bedakan tempat antara imam dan
bar itu berada di bawah kakinya, karena makmum. Selain itu, mihrab juga terma-
hal itu menunjukkan kehinaan, Atau be- suk bagian lain dari rumah dan itu buatan
rada di tangannya karena tertutup dengan Ahli Kitab. Akan tetapi, tidak makruh hu-
pakaiannya, atau terukur iamar di cin- kumnya jika yang masuk ke dalam mihrab
cinnya." Hukum makruh di sini termasuk hanya sebagian anggota tubuhnya, sedang-
makruh tahrim menurut Hanafiyyah. Akan kan kedua kakinya tetap di luar mihrab.
tethpi, Hanafiyyah memberikan perincian Tidak makruh juga hukumnya shalat di
mengenai gambar tersebut, dan menurut dalam mihrab sepenuhnya jika tempatnya
mereka tidak makruh hukumnya shalat sempit.
meski ada gambar kecil di lantai yang ti- Menurut Hanafiyyah, makruh tonzih
dak jelas anggota tubuhnya ketika yang hukumnya menghitung ayat, surah, dan
melihat dalam posisi berdiri. Demikian tasbih dengan tangan dalam shalat, baik
juga gambar tanpa kepala atau wajah, atau fardhu maupun sunnah. Karena, hal itu
ada anggota tubuh penting yang terhapus tidak termasuk bagian dari shalat, namun
dan tidak bisa hidup tanpa anggota terse- hal itu tidak makruh jika dilakukan di luar
but. Tidak makruh juga hukumnya gam- shalat. Makruh juga hukumnya shalat di
bar sesuatu yang tidak bernyawa, seperti depan orang-orang yang sedang berbicara,
tumbuh-tumbuhan dan sejenisnya, karena atau di depan orang-orang yang sedang ti-
semua yang disebutkan di atas tidak ter- duL karena takut terlihat hal-hal lucu dari
masuk hal yang disembah. Dalam riwayat mereka ketika sedang tidur,
Muslim, fibril berkata, "Kami tidak akan Sujud di atas gulungan serban jika me-
memasuki rumah yang di dalamnya ter- mang dahinya menyentuh tanah, maka hu-
dapat anjing dan gambar," kumnya makruh. Namun jika tidak, maka
Hanafiyyah berkata, "Boleh hukumnya shalatnya tidak sah. Makruh juga hukum-
shalat meski di depannya terdapat mushaf nya i'tijaz, yaitu membelitkan imamah di
atau pedang tergantung, karena keduanya kepala, namun membiarkan tengahnya ter-
tidak disembah. Boleh juga shalat me- buka. Boleh hukumnya memakai untaian
makai baju bergambar karena menunjuk- tasbih jika tidak disertai riya dan pamer.
kan kehinaan gambar. Shalat seseorang 32. Shalat di depan api yang menyala mak-
tidak makruh meski gambar itu terdapat ruh hukumnya, karena hal itu menyeru-
pada bantal di depannya, atau di sajadah pai orang-orang Majusi penyembah api.
yang terhampar. Akan tetapi, makruh hu- Para ulama sepakat bahwa makruh di sini
kumnya shalat dengan pakaian bergambar termasuk makruh tanzih, kecuali ulama
salib, karena Aisyah meriwayatkan bahwa Syafi'iyyah yang tidak menganggap hal itu
360 Ad-Drrrul Mukhtaar wa Raddul Muhtaar,Vol. 1, hlm, 606; Fathut Qadiir, Vol. 1, hlm. 294; al-Badaa'i,Yol.1, hlm. 115.
361 HR Abu Dawud dan Ahm ad (Nailul AuthaanYol.2, hlm. 102).
ISLAM JILID 2
362 1, hlm. 597; at-Badaa'i, Vol. 1, hlm. 218; al-Majmuu',Yol. 3, hlm. 183; Kasyaaful Qinaa',Vo|.1, hlm. 319;
Ad-Duuul Mukhtaar,Vol.
Ghaayatul Muntahaa,Yol,l, hlm. 101; al-Mughnii, Vol. 1, hlm. 584.
HR Abu Dawud, Ahmad, dan at -Tirmidzi dari Abu Hurairah mengenai larangan sadal, sedangkan pelarangan menutup mulut ri-
wayat dari Ibnu Majah (Nailul Authaax Vol, 2, hlm. 77). Ada ulama yang berpendapat bahwa sadal itu sama dengan isbal, yaitu
membiarkan uiung pakaian sampai ke tanah.
161 eou membungkui tubuh dengan kain yang kedua ulungnya diangkat dan diletakkan dibahu kiri, peni..
365
4-yyshnir, Vol. 1, hlm. 584; Nailul AuthaarYol.Z,hlm.76.
366 n oitul nthaar, vol. 2, hlm. 7 6.
367 Al-Moi^url Vol. 3, hlm. 182; al-Muhadzdzab,Yol.l, hlm. 65.
368 Vol. 1, hlm. 586.
et-N,Iuehnii,
3!9 Hn dan Abu Dawud ljaami'ul llshuut,Vol.11, hlm. 28J.
370 "t+i..idzi
Ad-Dunrl Mukhtaar,Yol.5, hlm. 252.
371
Syr.hul Bukhari, karya at-Qasthalani,Yol.S, hlm. 430.
FrqLH rstAM ltLtD 2
terbuka. Hukum ini makruh karena terma- shalat dalam hal sucinya tempat. Ibnu Umar
suk dalam isytimaalush shamaa' yang telah meriwayatkan,
,t ' ,, ii
dilarang dalam hadits yang telah lewat.
38. Membaca dzikir perpindahan, seperti tak- e.t *. \,;
);- ii"' & #E ;ut Ji,
.,bt,,, -,c, ). -i,
g.V, ;t\
berpendapat bahwa shalat di pasar dan di di atas karena ada udzux, seperti sedang di
luar masjid hukumnya makruh. tahan dan sebagainya.
Malikiyyah berkata, boleh hukumnya, Hanabilah menegaskan, "Larangan di
tidak makruh, shalat di tengah jalan, tem- sini bersifat ta'abbudi, bukan karena satu
pat sampah, kuburan, kamar mandi, dan alasan yang dapat dicerna akal dengan
di tengah tempat penyembelihan jika me- anggapan najis dan sebagainya." Dalil yang
mang bersih dari najis. Tetapi jika tidak mereka pakai adalah nash hadits riwayat
bisa terhindar dari najis, maka shalatnya Ibnu Umax, sebagaimana disebutkan dalam
batal. Dan jika ragu antara najis dan tidak- kitab Kasyaaful Qinaai Ibnu Qudamah
nya, maka dianjurkan untuk mengulang dalam kitabnya, al-Mughnii, menyatakan
shalatnya menurut pendapat yang lebih bahwa pendapatyang shahih adalah boleh-
rajih. Kecuali jika shalat di tengah jalan nya mendirikan shalat di tempat-tempat
karena masjidnya sempit dan ragu ke- yang telah disebutkan di atas, kecuali ku-
sucian jalannya, maka tidak mengulang buran karena Rasulullah saw. bersabda,
shalatnya. Namun, tetap makruh shalat di "Bumi telah dijadikan bagiku sebagai
tempat lewatnya orang. masjid." Shalat di tempat-tempat tersebut
Ulama Hanabilah berkata, haram hu- sah, namun makruh. Dan ini merupakan
kumnya dan tidak sah shalat di tengah pendapat mayoritas ulama Hanabilah.
jalan, di tempat sampah, di kuburan, di Dalil pengecualian kuburan dari tem-
tempat penyembelihan, kamar mandi, dan pat-tempat lainnya adalah dua hadits sha-
tempat menderumnya unta. Tidaksah iuga hih, yaitu hadits yang berbunyi,
mendirikan shalat di atas tempat-tempat
tersebut, karena bagian atas juga ikut hu-
kum bigian bawahnya. Dalilnya orang yang
junub juga dilarang untuk tinggal di atas
masjid, dan orang yang bersumpah untuk
tidak masuk rumah dianggap melanggar
sumpahnya jika ia memasuki atap rumah- "Orang-orang sebelum kalian telah
nya. menjadikan kubur para nabi dan orang-
Tidak sah juga shalat di atas jembatan orang saleh mereka sebagai masjid. Karena
jalan raya, karena bagian atas ikut hukum itu, janganlah kalian mengambil kuburan
bawahnya. Tidak sah juga hukumnya shalat sebagai masjid, dan aku melarang kalian
di atas atap sungai, karena sungai sama se- akan hal itu."
perti jalan, tidak digunakan untuk shalat. Dalam hadits lain Rasulullah saw. bersabda,
Akan tetapi, mereka mengecualikan
shalat jenazah yang sah dilakukan di ku- ,*r:iit 6rrAtj,-#r ;; lrtA
buran dan di atapnya, sebagaimana juga r.>t-,
mereka mengecualikan shalat di gang ev\
rumah. Sah hukumnya shalat di tempat 'Allah melaknat kaum Yahudi dan Nas
ini tanpa makruh, karena tidak termasuk rani, karena mereka telah menjadikan ku-
jalan. Boleh juga shalat di tempat-tempat bur nabi-nabi mereka sebagai masjid.'476
376
H"dit, pertama riwayat Muslim dan an-Nasa'i dari Jundab bin Abdul Balali, Sedangkan hadits kedua diriwayatkan oleh Bukhari,
rsrAM IILrD 2
|adi, shalat di kuburan tidak sah kare- atau kemungkinan adanya najis. Pertama
na larangan Rasulullah saw. dalam dua ha- tempat najis, tempat hal-hal koton sam-
dits di atas. Adapun tempat-tempat selain pah, dan lalat. Yang kedua tempat penyem-
kuburan, hukumnya sah karena masuk belihan hewan. Hukum makruh ini iika ia
dalam umumnya hadits bolehnya shalat di menggelar sajadah dan shalat di atasnya,
bumi di mana saja. jika tanpa sajadah maka shalatnya tidak
2. Shalat di kamar mandi: menurut Hanafiy- sah karena shalat di atas tempat najis.
yah, Syafi'iyyah, dan Hanabilah, hukumnya Menurut Syafi'iyyah, makruh hukumnya
makruh karena tempat itu menjadi tem- shalat yang sudah jelas najis meski de-
pat setan, tempat terbukanya aurat, dan ngan sajadah. Namun jika menggelar sa-
umumnya rawan najis. jadahnya di tempat yang umumnya najis,
3. Shalat di tempat menderumnya unta:377 hukumnya tidak makruh. Adapun tempat
hukumnya makruh menurut Syafi'iyyah yang disediakan untuk buang airl maka
dan Hanafiyyah karena menganggap air pelarangan shalat di tempat itu lebih utama,
kencing dan kotoran unta itu najis. Atau, karena dzikir dan berbicara saja dilarang
juga karena takut unta itu lari ketika di tempat itu, |adi, shalat di tempat itu
orangnya sedang shalat sehingga meng- lebih utama untuk dilarang.
ganggu kekhusyukan shalatnya. 5, Shalat di gereja [tempat ibadah Kristen], di
Menurut Malikiyyah, shalat di tempat sinagog [tempatibadahYahudi], dan ditem-
menderumnya unta iuga hukumnya mak- pat-tempat sejenisnya hukumnya makruh
ruh, dengan alasan yang sama seperti di menurut mayoritas ulama dan Ibnu Abbas.
atas selain tentang najis. Akan tetapi, tidak Kecuali dalam keadaan darurat, seperti
makruh shalat di sekitar kambing dan sapi cuaca panas, dingin, atau sedang hujan,
karena hadits riwayat Abu Hurairah yang atau takut musuh atau binatang buas.
berbunyi, "Shalatlah di tempat merumput- Hikmah makruhnya shalat di tempat-
nya kambing, dan jangan shalat di tempat tempat tersebut karena gereja, sinagog,
menderumnya unta.'878 Tidak makruhnya dan sejenisnya termasuk tempat setan dan
shalat di tempat merumputnya kambing terdapat patung dan berhala di dalamnya.
telah disepakati oleh para ulama. |uga, karena menjadi tempat yang menim-
Menurut Malikiyyah, shalat harus di- bulkan fitnah dan hawa nafsu yang meng-
ulang jika dilakukan di tempat menderum- halangi kekhusyukan shalat.
nya unta, meski aman dari najis atau shalat- Ulama Hanabilah berpendapat bahwa
nya di atas sajadah yang suci, Alasannya, shalat di gereja yang bersih boleh hukum-
karena ta'abbudi menurut pendapat yang nya. Hasan al-Bashri, Umar bin Abdul Aziz,
azhhar. Imam asy-Sya'bi,lmam al-Auza'i, dan Sa'id
4. Shalatdi sekitartempatsampah dantempat bin Abdul Aziz juga memperbolehkan
penyembelihan hewan hukumnya makruh shalat di tempat itu jika memang bersih.
menurut Malikiyyah, karena rawan najis Bahkan, Umar dan Abu Musa al-Asy'ari.
Muslim, dan Abu Dawud dari Abu Hurairah dengan redaksi, 'Allah akan membinasakan kaum Yahudi yang telah mengambil ku-
buran nabi-nabi mereka sebagai masjidJ'(Nailul Authaac Vol. 2, hlm. 136; al-laami'ash-Shaghiir, Vol. 2, hlm.80).
377
Maksudnya sekitar kubangan air tempat unta beristirahat dan minum.
378 HR
Ahmad dan at-Tirmidzi (Nailul Authaar, Vol. 2, hlm. 137).
Baglan 1: IBADAH FIqLH ISLAM IILID 2
juga berpendapat sama. Dalil mereka ruh, sebagaimana tidak makruhnya shalat
karena Nabi saw. juga mendirikan shalat di tempat yang disediakan untuk shalat
di Ka'bah, padahal waktu itu masih penuh yang tidak najis dan kotor. Shalat di kubur
dengan berhala.3Te Bolehnya shalat di para nabi juga tidak makruh.
gereja juga termasuk dalam hadits Rasu- Ulama Syafi'iyyah berkata, makruh hu-
lullah saw. yang berbunyi, kumnya shalat di kuburan yang tidak ter-
379
Kisah ini ditahqiq oleh lbnul Qayim dalam kitab Zaadul Mahad bahwa Nabi saw, pernah memasuki Ka'bah pada hari penaklukan
kota Mekah. Lantas beliau menyingkirkan berhala-berhala yang ada, dan mengucapkan takbir pada empat sisinya, namun tidak shalaL
380
HR lima rawi kecuali an-Nasa'i. Diriwayatkan iuga oleh asy-Syafi'i, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan al-Hakim. Imam at-Tirmidzi
berkata, "Dalam hadits ini terdapat idhthirab, diriwayatkan secara mursal." (Nailul Authaar, Vol. 2, hlm. 133).
381
HR Jama'ah kecuali Bukhari dan lbnu Maiah (Noilulluthaar,Yol.2, hlm. 134).
FIqLH ISLAM IILID 2
Hadits riwayat Ibnu Umac Ka'bah hancu[ shalat tetap sah asal tetap
agartidakmenem-
an ringan dengan tuiuan dari tanah atau hewan atau pengakuan telah
pel di tubuhnya dalam rukul yang dikha- disewakan secara zalim, atau adanya campur
watirkan dapat membuka bagian tubuh- tangan tanpa hak. Alasannya, karena ibadah
nya. dilakukan dengan cara yang dilarang, seperti
6. Para ulama sepakat membolehkan bagi shalat dan puasanya wanita haidh. Larangan di
makmum untuk mengingatkan imam jika sini berdampak haramnya perbuatan yang ha-
kikuk ataupun bacaannya salah. rus dijauhi, karena akan mendatangkan dosa
7. Menukar antara dua kaki, misalnya ketika jika dilakukan. Bagaimana mungkin orang
posisi berdiri maka boleh bertopang pada tersebut dikatakan taat, sedangkan pada saat
kaki kanan dan kiri secara bergantian. bersamaan dia melakukan maksiat? Shalatnya
Namun, posisinya tetap berdiri dan tidak tetap dianggap maksiat, karena dalam posisi
terlihat malas. Karena jika terlihat seperti yang dilarang. Berbeda dengan menyelamat-
orang malas, maka hukumnya makruh. kan orang tenggelam atau memadamkan ke-
bakaran, karena gerakan shalat itu sendiri se-
4. Masalah Keempat: Sesuatu yang Haram benarnya dilarang.
Digunakan untuk Shalat (Shalat Ulama Hanabilah menambahkan bahwa
ditempat Ghashab) sah hukumnya wudhu, adzan, mengeluarkan
Ijma ulama menyatakan bahwa shalat di zakat, puasa, akad jual beli, akad nikah, thalaq,
tanah ghashab haram hukumnya karena tanah dan khulu'meski dilakukan di tanah ghashab.
ghashab itu haram.386 Karena, tempat dalam hal ini tidak termasuk
Apakah sah shalat di tempatghashab? syarat dalam hal-hal di atas, berbeda dengan
Mayoritas ulama selain Hanabilah ber- shalat,
pendapat bahwa shalat di tempat ghashab Shalat sah hukumnya di tanah yang ba-
tetap sah, karena larangan yang ada tidak ngunannya dari ghashab, meski ia bersandar
kembali pada shalat itu sendiri. Posisi ini sama pada bangunan itu. Sah juga hukumnya shalat
halnya dengan shalat dan melihat orang yang seseorang yang diminta untuk mengembalikan
sedang tenggelam dan dia mampu menye- titipan atau mengembalikan barang ghashab
lamatkannya, namun tidak menyelamatkan. sebelum mengembalikan pada pemiliknya
Atau melihat kebakaran dan tidak memadam- meski tanpa udzur. Karena, hukum haramnya
kannya, padahal ia mampu. Atau memper- tidak khusus dalam shalat.
panjang bayar utang pada penagih, padahal fika mendirikan shalat di kebun yang be-
ia mampu membayarnya, namun malah tetap bas dari bahaya dan tidakghashab, atau shalat
shalat. Pada posisi ini, kewajiban shalat fardhu di tempat shalatnya yang bebas bahaya dan ti-
telah dilaksanakan dan berpahala, namun ia dak ghashab, maka shalatnya sah. fika shalat di
juga berdosa karena berada di tanah gh ashab. tempatghashab, namun ia tidaktahu atau lupa
Ulama Hanabilah dalam pendapat yang bahwa tempat itu ghashab, maka shalatnya
lebihrajih menegaskan bahwa shalattidak sah tetap sah karena tidak termasuk berdosa. Dan
hukumnya di tempat ghashab, meski bagian jika ditahan di tanah ghashab, maka shalat-
milik bersama. Atau di tempat yang diang- nya juga sah karena ada hadits berbunyi, 'Ke-
gap sebagai miliknya, atau manfaat ghashab salahan dan kelupaan umatku akan diampuni.
386 At-Mo1*urj Vol. 3, hlm.169', al-MuhadzdzaD, Vol. 1, hlm. 64; al-Badaa'i,Yol. 1, hlm. l!6; al-MughniL, Vol. 1., hlm. 588, dan Vol. 2, hlm.
74; Kasyaaful Qinaa',Yol.1, hlm. 313, 343-346.
FIQLH ISLAM JITID 2 Baglan 1: IBADAH
Demikian juga ketika dalam posrsi dipaksa." "Jika kainnya leban maka selimutkanlah ke
Shalat di tanah yang dibenci sah hukum- tubuh. Namun jika kainnya sempit, maka jadi
nya, seperti tanah longsoq, dan seluruh tanah kanlah sebagai sarung.'Bez
yang pernah ditimpa adzab, seperti tanah Babil,
tanah Hijt"' dan masjid dharar.38s Shalat di 2 Katn Fadhllah (Melebthl Cukup)
tempat-tempat tersebut sah hukumnya, na- Yaitu, dua kain atau lebih yang digunakan
mun tetap makruh karena termasuk tempat untuk shalat sehingga lebih dapat menutup
yang dibenci. Dan Rasulullah saw. sendiri ber- aurat. Diriwayatkan dari Umal ia berkata, "fika
sabda pada waktu lewat daerah kaum Tsamud, Allah memberikan kelapangan rezeki, maka
"Janganlah kalian memasuki tempat orang- lapangkanlah. Seorang lelaki mengumpulkan
orang yang disiksa, kecuali kalian menangis pakaiannya. Shalat dengan sarung dan selen-
karena takut ditimpa azab sebagaimana yang dang, atau dengan sarung dan kemeja, atau sa-
telah menimpa mereka.'aBe rung dan baju luar; atau celana dan selendang,
atau celana dan kemeja, atau celana dan kain
Macam-Macam Pakaian dalam Shalat luat; atau juga celana pendek dan kemeja."3e3
Umarberkata lagi, "fika kalian mempunyai dua
Ulama Syafi'iyyah dan Hanabilah menye-
kain, maka shalatlah dengan keduanya. Namun
butkan bahwa pakaian dalam shalat itu terbagi
jika hanya punya satu kain, maka jadikanlah
menjadi empat macam.3eo
seperti sarung dan jangan membungkuskan
7. Pakaian yanglCukup
kain itu ke badan seperti cara orang Yahudi
membungkus tubuh mereka."3e4
Yaitu, satu kain yang ujungnya dapat me-
nutup aurat, sedangkan ujungyanglain, menu- Adapun sunnahnya bagi perempuan ada-
rut Hanabilah, diletakkan di atas bahu. Amr bin lah shalat dengan tiga kain, yaitu kerudung
Salamah meriwayatkan bahwa ia pernah me- untuk menutup kepala dan lehen kain untuk
lihat Rasulullah saw. memakai satu kain di menutup tubuh dan kedua kaki, dan kain luar
rumah Ummu Salamah dan meletakkan ujung untuk menutup pakaian. Umar r.a. berkata,
"Perempuan shalat dengan tiga kain, yaitu ke-
kain lainnya di bahu beliau.3el Iabir meriwayat-
kan bahwa Rasulullah saw, pernah bersabda, baya, kerudung, dan kain sarung." Abdullah
bin Umar berkata, "Perempuan shalat dengan
,/
W; ot{ t:1t
i,49ti Irtt ots ts.y kebaya, kerudung, dan selimut tipis."
t ^ /r/ Sunnahnya bagi perempuan untuk memi-
o)jti lih jilbab yang tebal, sehingga bagian tubuhnya
387 Tempat tinggal kaum Tsamud-kaum Nabi Shalih-yang terletak antara Madinah dan Syam.
"" Masjid yang dibangun oleh kaum munafik. Letaknya dekat masjid Qiba'di Madinah. Masjid ini diiadikan tempat dan pusat kon-
spirasi bagi mereka. Di masjid ini turun firman Allah yang berbunyi, "Dan (di antara orang-orang munaJik itu) ada yang mendirikan
masjid untuk menimbulkan bencana (pada orang-orang yang beriman), untuk kekafiran dan untuk memecah helah di antara orang-
orang yang beriman, serta untuk menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu.
Mereka dengan pasti bersumpah,'Kami hanya menghendaki kebaikan.'Dan Allah menjadi saksi bahwa mereka itu pendusta (dalam
su m pahnya)." (at-Taubah: 107)
389
Tafsir lbnu Ka*irVol.2, hlm. 556.
390
Al-Mughnii,YoL l, hlm. 582-588; al-Muhadzdzab, Vol. L, hlm. 64-66.
391
Muttafaq'alaih.
39?
HR Bukhari dan lainnya.
393
HR Bukhari.
394
HRAbu Dawud.
Baglan 1: IBADAH FIqH ISIAMIILID 2
tidak terlihat. Dan juga merenggangkan kain seorang lelaki menutup mulutnya.
selimut ketika ruku' dan sujud, sehingga pa- Diriwayatkan dari Hanabilah tentang mak-
kaian dalamnya tidak terlihat. ruhnya menutup hidung. Riwayat sebagian
mengatakan makruh karena Ibnu Umar me-
3. Pakaian yang Makruh atau lsytimaalush makruhkannya, sedangkan sebagian yang lain
Shamaa' mengatakan tidak makruh karena larangan
Yaitu, membungkus tubuh dengan kain de- dalam hadits tersebut berlaku dalam menutup
ngan mengeluarkan kedua tangan dari dada, mulut, bukan hidung.
seperti model sekarang ini. Atau disebut iuga Bagi lelaki makruh hukumnya shalat de-
idhthiba',yaitu meletakkan bagian tengah kain ngan memakai za'faran, baik pada kain maupun
di bawah bahu kanan, sedang ujungnya di bahu badan, demikian juga dengan warna merah.
kiri sehingga bahu kanannya terbuka. Model Karena, Rasulullah saw melarang laki-laki me-
pakaian seperti ini telah dijelaskan dalam makai za'fa ran.3e7 I mam M uslim meriwayatkan
makruh-makruh shalat. dari Ali. Ia berkata, "Rasulullah saw. melarang-
Makruh juga hukumnya sadal, yaitu mem- ku memakai kain warna merah." Abdullah bin
biarkan kain atau selendang di atas kedua bahu Amr berkata, "Ketika melihat dua kain warna
tanpa dipakai secara wajar dan tanpa memba- merah, Rasulullah saw. bersab da,'Jangan pakai
likkan salah satu ujungnya pada bahu lain, kain seperti ini, karena ini pakaian kaum kafin"'
Makruh iuga hukumnya isbal, yaitu mem- Mengencangkan perut dengan ikat ping-
biarkan ujung kain sebelah bawah sampai ke gang ketika shalat tidak makruh hukumnya,
tanah karena sombong. Rasulullah saw ber- begitu juga mengencangkan ikatan kain sa-
sabda, rung.
.r,
!l i' F e $;';;;; ; Bagi laki-laki, menurut Hanabilah, mak-
ruh hukumnya memakai kain warna merah,
"Siapa saja yang sombong dengan membi- karena hadits Abdullah bin Amr. Ia berkata,
arkan ujung kainnya ke tanah, maka Allah tidak Rasulullah saw. tidak menjawab salam orang
s
akan melih at kep a d any a.'Be yang memakai kain warna merah. Ibnul Qay-
Dalam hadits lain beliau bersabda,
yim berkata, "Terdapat riwayat shahih dari
ltr\:he
"Siapa saja yang melakukan isbal dengan
4. Kain yang Haram Dipakai Terleblh untuk
Shalat
sombong dalam shalat, maka ia tidak beriman
Kain model ini ada dua bagian.
dengan halal dan haram dari AlIah.'Be6
a. Kain yang umum untuk lelaki dan perem-
Makruh juga bagi lelaki untuk menutup puan. Kain ini ada dua macam, Pertama
wajah dan mulutnya ketika shalat. Abu Hurai- kain yang najis. Shalat tidak sah memakai
rah meriwayatkan bahwa Nabi saw. melarang kain ini karena salah satu syarat sahnya
395 Muuafao'alaih.
396 Un ei, Dawud dari Ibnu Mas'ud, at{irmidzi, dan an-Nasa'i dari Ibnu Umar. At-Tirmidzi berkata, "Hadits ini shahih."
397 HR Brkh".i dan Muslim.
398
Zaadrt Ma'aad,Vol.1, hlm.441.
FrqLH rsLAM lrl-rD 2 Baglan 1: IBADAH
shalat adalah suci. Kedua, kain ghashab. ketika dalam sujud, yaitu dengan menggabung-
Menurut mayoritas ulama, shalat meng- kan kedua siku ke lambung, dan menempelkan
gunakan kain ghashab sah hukumnya, na- kedua paha pada perut. Adapun bagi lelaki
mun menurut Hanabilah shalatnya tidak adalah sebaliknya, yaitu menjauhkan kedua
sah sebagaimana telah kita bahas di atas. sikunya dari lambung, dan mengangkat perut-
b. Kain yang haramnya hanya untuk laki-laki, nya agar tidakmenempel kedua paha. Keterang-
yaitu kain sutra, kain bersulam atau ber- an ini terdapat dalam hadits riwayat Imam al-
lapis emas. Kain ini haram hanya untuk Baihaqi.aol
kaum lelaki, baik untuk alas tidur maupun Kedua: Perempuan merendahkan suara-
dalam shalat. Rasulullah saw, bersabda, nya di depan kaum lelaki yang bukan muhrim,
tt\i €,i*
"Janganlah kalian memakai sutra, ka-
masuk aurat, kecuali wajah dan kedua telapak
tangan. Sedangkan auratkaum lelaki, hanyalah
bagian antara pusar dan kedua lututnya saja.
rena siapa saja yang memakainya di dunia
Kelima: Disunnahkan mengumandangkan
maka ia tidak akan memakainya di akhi-
iqamat tanpa adzan bagi kaum perempuan,
,os.' 4oo
karena makruh bagi mereka untuk mengeras-
Para ulama sepakat akan haramnya kan suara. Adapun bagi lelaki, sunnahnya
memakai sutra bagi kaum lelaki, kecuali mengumandangkan adzan dan iqamat setiap
jika ada udzur atau halangan lain. kali hendak mendirikan shalat fardhu menu-
rut Syafi'iyyah.
5. Perbedaan Perempuan dengan Lelaki Keenam: Perempuan berdiri di tengah-
dalam Shalat tengah kaum wanita jika menjadi imam, dan
Disunnahkan bagi perempuan untuk ber- berdiri di belakang kaum lelaki jika imamnya
beda dengan kaum lelaki dalam enam perkara, lelaki. Adapun imam lelaki, posisinya di depan
sebagaimana disebutkan oleh ulama Syaf iyyah. para makmum.4o3
Pdrtama: mengumpulkan anggota tubuh
399
HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi dari Abu Musa. Hadits ini hasan shahih.
400
Muttafaq'alaih dari riwayat Umar ibnul Khaththab r.a..
401
Hadits itu berbunyi, "Rasulullah saw. pernah melewati dua orang wanita yang sedang shalat. Lantas beliau bersabda, 'Jika kalian
sujud, maka gabungkanlah anggota ke tanah karena wanita dalam hal ini tidak sama seperti lelaki."'
402
Bunyi haditsnya, "Siapa saja yang ingin mengingatkan sesuatu dalam shalag maka bertasbihlah. Karena iika ia bertasbih, maka
akan diperhatikan. Akan tetapi, bagi wanita untuk bertepuk tangan jika ingin mengingatkan."
403
Al-Khadhramiyyah, hlm. 33,46, 51, dan 68.
Baglan 1: lBADAll FIqLH ISLAM JILID 2
dah sesuai dengan urutan, kecuali bagi imam ti .siti iy*l' ,Ub) iy*r' ei'$:i .
a/
404 Ad-Durrrl Mukhtaar,Vol. 1, hlm. 595; al-Qawaaniin al-Fiqhiyyah, hlm. 66; osy-Syarhush Shaghiir Vol. 1, hlm. 4I0 al-Muhadzdzab,
Vol. 1, hlm, 80; Kasyaaful QinaaiYol.7,hlm.426.
405 HR Brkh".i. Imam Muslim dan Abu Dawud meriwayatkan dari al-Bara'bin Azib, ia berkata, "f ika shalat di belakang Rasulullah saw.,
kami sul<a berada di sebelah kanan sehingga setelah selesai shalat beliau menghadap ke arah kami!' (Nailul Authaor, Vol. 2, hlm. 306).
406 HR;"-"'rh kecuali Bukhari {Nailul AuthaanVol. 2, hlm. 300J. Imam Ahmad, Muslim, dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Aisyah.
la berkata, "setelah selesai shala! Rasulullah saw. tidak duduk kecuali hanya sebentar dan hanya membaca doa allaahumma antas
salaam wa minkas salaam tabaarakta yao dzal jalaali wal ikraam."
FIqLH ISLAM JILID 2
a:,rsat;>t"2lr
t/
oi o
-J.! e .- {rr:-tii;
2 \
Nya kekuasaan dan pujian dan Dia Maha
.gJJ\t;)t,jl Jl At a-:i ; otf Mampu atas segala sesuatu. Ya Allah, ti-
dak ada yang mampu mencegah apabila
"Siapa ,oia yong oyot *urri
tiap kali selesai shalat
^r^Uoro
makaorang
Engkou memberi dan tidak ada yang akan
fardhu, mampu memberi kalau Engkau mence-
itu berada dalam lindungan Allah sampai
gahnya, dan tiada gunanya kekuasaan dan
p ada shalat fardhu setelahnya.'Ao8
kekayaan di hadapan kekuasaan-Mu.
Abu Umamah meriwayatkan hadits
Abu Hurairah r.a. berkata, "Siapa saja
yang berbunyi,
)-c . yang setiap selesai shalat membaca tasbih
-tt i,i'i,
r;l ., ',!1'
;.t nr F ,yi ;r-''Jt i'; A
?;-I sebanyak tiga puluh tiga kali, tahmid tiga
puluh tiga kali, dan takbir tiga puluh tiga
a*Jt J;" :/i;x"
iyx,"; ,y tcd
kali
-jumlah seluruhnya 99 seperti As-
maul Husna- dan disempurnakan men-
..'}Pl Yl jadi seratus dengan bacaan tahlil,
"Siapa saja yang membaca ayat kur- t' t'
si dan surah al-Ikhlaash setiap selesai Cjr 4J 4J gt{/r, ) ;*i,nr vt ;jt y
, .t o I
shalat fardhu, maka tidak ada yang akan
menghalanginya masuk surgq kecuali -as rC
t, - l/
Js ,b';i 'zti;:i
kematian.'4o9
407 HRAh*rddanan-Nasa'i.AbuDawudlugameriwayatkandengantambahankalimat'Friduburikullishalaat."Artinya,setiapselesai
shalat. DoainikhususdipesankanolehRasulullahsaw.karenadoainimemuatkebaikanduniadanakhirat(NailulAuthaar,Vol.2,
hlm.291l.
408 HRrth-Tirb.r,i.
409 S"*d hadits ini
Jayyid [bagus]. HR an-Nasa'i, ath-Thabrani, dan lbnu Hibban (Subulu s Salaam.Vol. 1, hlm. 200).
'^" Hadits ini hasan ftahih. HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa'i, dan at-Tirmidzi. At-Tirmidzi berkata, "Hadits ini gharib." sebagian
Hanabilah berkata, "Dalam hadits ini terdapat rahasia yang agung untuk menolak kejelekan dari satu shalat sampai shalat lainnyal'
FIQLH ISLAivt ltl.,lD 2
411 HR Muslim. Riwayat lain dari Abu Hurairah r.a. berbunyi, "Membaca takbir tiga puluh empat kali." Dengan begitu jumlahnya seratus
. _ (SubulusSalaam.Yol.l, hlm. 198).
a1! Un lirn, Rawi dan dishahihkan oleh at-Tirmidzi dari Abdullah bin Umar (Naitul Authaar,Vol. 2, hlm. 310J.
4L3 Mrttoloq hlaih. Imam ath-Thabrani menambahkan riwayat, "Lahul mutku wa tahut hamdu yuhyii wa yumiit wa huwa hayyun laa
yamuut, biyadihil khair." Para rawinya dapat dipercaya (Nailul Authaar, Vol. 2, hlm. 300; Subulus .Sa laam,Vol. 1, hlm. 197J.
a1a HR dan an-Nasa'i.
"t+i..idzi
FIQLH ISLAM IILID 2 BaEIan 1: IBAOAH
5.
sus untuk teman-teman kami saja."als
Kemudian membaca doa untuk dirinya
;
;*'\ # lh; ;i6.nr,XIL, r11
*'t;i;{r d tr ;y $ti
Kemudian memulai doa dengan hamdalah
dan pujian kepada Allah karena Rasulullah
Jlji Jl iri oi 4 t;i')
"}1 ;pt n saw. bersabda,
- i'.,i: o'-' ,',
,*i;ir 6"rJr a;; b d4 iri,ij jAt *:6"i' J-^;r
" l{Ii 5-t--l
t' ,* tt!
;i
w4'* t-t n1 ot
. ,.o
, 'I
,at 4i,j" *4c
'1" l'
9\'r \^{ "'..
"YaAllah, aku berlindung kepada-Mu "Jika kalian berdoa, maka mulailah de-
dari sifatpelitdan sikap pengecut, Aku juga ngan hamdalah dan pujian kepada Allah, di'
berlindung diri kepoda-Mu dari dikemba- iringi dengan membaca shalawat atas Nabi
likan ke kondisi yang sangat lemoh. Aku saw., baru kemudian membaca doa sesuai de-
berlindung kepada-Mu dari cobaan dunia ngan keingiror.'A\B
dan dari siksa dalam kubur."
415
HRAbu Dawud, Ahmad, dan lbnu Hiban dalam,Shahih-nya.
4t6 HR Bukhari dan dianggap shahih oleh at-Tirmidzi. Yang dimaksud al-bukhl adalah menahan harta yang seharusnya dikeluarkan
baik menurut adat maupun kebiasaan. Adapun kata al-Jubn artinya takut akan sesuatu dan terlambat melaksanakannya. Fitnatud
dunyaa maksudnya adalah bujukan dunia yang berupa hawa nafsu dan beruiung meninggalkan kewajiban. Fitnatud dunyaa ini
disebut ilrlga fitnatul mahyaa sebagaimana terdapat dalam hadits. Memohon perlindungan dikhususkan pada fitnatud dunyaa,
karena hal inilah yang meniadi sebab timbulnya kehancuran dan berbagai macam tindakan maksiat (Nailul Authaar, Vol. 2, hlm. 303).
417
Lihat ihyaa'' U luu mi ddii n karya Imam al-Ghazali, Vol. l, hlm. 27 4 -27 8.
4L8
HR Abu Dawud, an-Nasa'i, dan at-Tirmidzi. Hadits ini dishahihkan oleh at-Tirmidzi.
FIQLH ISTAM IILID 2
art l*.#ts yt.ii*1 t sejahtera bagi para rasul. Dan segala puji bagi Al-
lah Tfuhan seluruh alam."
euut]^i, #t Membaca shalawat nabi pada awal dan
akhir doa karena fabir r.a. berkata, Rasulullah
"Segala puji bagi Allah. Pujian bagi Dzat
saw. bersabda,
Yang telah memberikan nikmat-Nya, dan mem-
berikan pahala. Wahai Tuhan kami milik- Mulah
segala puji setara dengan kemuliaan Dzat-Mu,
dan keag ung an keku a sa an - M u."
419
Maksudnya, puja dan puii mereka kepada Allah.
420
Artinya, Mahasuci Engkau, wahai Tuhan kami.
42t Artinya, seiahtera dari segala bencana.
422
Artinya, segala puii bagi Allah, Tuhan semesta alam.
423
HR Bukhari.
424
Maksudnya, janganlah kalian mengakhirkan penyebutanku dalam doa. Karena, tempat minum bagi orang yang dalam perialanan
'
naik kuda atau sejenisnya selalu diletakkan di belakang.
425
HR al-Bazaar. Dalam hadits ini terdapat rawi yang dhaif, yaitu Musa bin Ubaidah (Majma'uz Zawaa'id,Vol.10, hlm. 155).
ISLAM IILID 2 Baglrn 1: TBADAH
1t / Gx"l
dan serius. Rasulullah saw. bersabda,
,' , brc|
#v
"Berdoalah kepada Allah dengan keyaki
nan terkabulkannya permintaan kalian. Keta- "Doa dari hati yang lalai tidak akan dika'
huilah, bahwa Allah tidak akan mengabulkan bulkon."
doa orang yang hatinya lalai.'az7 Syarat doa adalah ikhlas.
Hendaknya mengulang doa sebanyak tiga Di antara adabnya adalah berdoa dengan
kali karena hal ini menunjukkan kesungguh- bertawasul menggunakan Asmaul Husna, ber-
sungguhan dalam berdoa. Ibnu Mas'ud berkata, sedekah sebelum berdoa, dan memerhatikan
"fika berdoa, Rasulullah saw. sering meng- waktu-waktu mustajab. Di antara waktu-waktu
ulangnya sebanyak tiga kali. Demikian iuga ke- doa yang mustajab adalah dalam pertengahan
tika memohon"42B malam, antara adzandan iqamat, setiap selesai
Di antara adab berdoa adalah bertobat dan shalat fardhu, ketika imam naik mimbar pada
istigfar. Doa yang diucapkan dengan suara ren- hari fumat hingga selesai shalat, dan di peng-
dah lebih afdhal daripada diucapkan dengan ujung hari setelah shalat Ashar hari jumat.
suara lantang karena Allah berfirman, Hari Arafah juga termasuk waktu mustajab.
"Sesungguhnya makhluk bergerak yang Demikian juga ketika turun hujan, ketika ten-
bernyawayang paling buruk dalam pandangan tara berangkat perang, dan ketika sujud.
Allah ialah orang-orang kafir, karena mereka Di antara adabnya lagi adalah menunggu
tidak beriman." (al-Anfaal: 55) dianggap lebih terkabulkannya doa, karena Rasulullah saw.
afdhal karena berdoa dengan suara rendah bersabda,
c
lebih dekat pada keikhlasan. Membaca doa t 2 0/
J,rt
u-
dengan suara lantang atau keras, baik dalam
shalat maupun di luar shalat hukumnya mak-
ruh kecuali bagi jemaah haji. Rasulullah saw.
"Berdoalah kepada Allah dengan keyakin-
bersabda,
an akan dikabulkan, namun jangan terburu-
U';U'4',fii buru, seperti dengan berkata, Aku sudah ber'
doa tapi tidak juga dikabulkan."'
"Sebaik-baik haji adalah yang menyerukan
talbiiah dan mengalirkan darah [kurban].'a2e Larangan ini karena ada hadits shahih
426 HR at-Ti.midzi, Ibnu Adi, dan al-Baihaqi dari Aisyah (al-Fathul Kabiia Vol. 1, hlm. 355).
427 HR Ahmad, dan al-Hakim dari Abu Hurairah. At-Tirmidzi berkata hadits ini gharib.
428 HR
"t-Ti..idzi,
Musli-.
429 HR at-Ti..idzi dari IbnuUmar. Hadits ini iuga diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, Hakim, dan lbnu Majah dari Abu Bakar. Abu Ya'la
meriwayatkan hadits ini dari lbnu Mas'ud. Akan tetapi hadits ini dhaif.
FIqLH ISLAM JILID 2
marfu'yang berbunyi, "Doa kalian semua akan Allah sesungguhnya aku memohon ke-
"Ya
dikabulkan selama tidak terburu-buru." Para pada-Mu ilmu bermanfaat, rejeki yang bailg
sahabat bertanya, 'Apa maksudnya terburu- dan amal yang diterima."
buru?" Beliau meniawab,
Di antara doa ma'tsuryang komplet adalah
o.o.i o1 ! ,c..i r'r: ., o,. o.'- t, :.
t
i*- Jr fr, e-f) ts ,:P- doa yang berbunyi,
430 Kasyaaful QinaaiYol. 1, hlm. 430. Dalilnya hadits riwayat Miqdad yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw juga pernah melihat
ke langit sambil berdoa, "Ya Allah, berikanlah makan pada orang-orang yang memberiku makan. Dan berikanlah minum pada orang
yang memberiku minum." Al<an tetapi hadits ini bertentangan dengan hadits riwayat Bazar dari Abu Hurairah r.a. dan para rawinya
tsiqat. Hadits itu berbunyi, "Niscaya Allah akan membinasakan orang-orang yang memandang ke langit dalam shalat atau Allah
akan membutakan mata mereka." (Majma'uz Zawaa'id,Yol.10, hlm. 167).
431 HR rl-H.kim,
dari Aisvah. Hadits ini shahih.
al] ff"ait ini disebutkan dalam kitab Kasy aafut QinaaiYol. 1, hlm. 431.
433 nR ah-"4 Ibnu Majah,
dan lbnu Abi Syaibah (Naitul Authaar,Vol. 2, hlm. 304).
FrqLH 2 Baglan 1r IBADAH
rsr.-A.M trLtD
hendaklah beranjak ke arah kanan kare- lakukan shalat sunnah di tempat ia menjadi
na itu lebih afdhal. Ibnu Mas'ud berkata, i^O .'438
er ... .,;i;+ 6r;r frili Allah tidak mengutusmu untuk mencaci dan
melaknat, namun untuk memberikan rahmat
"Ya Allah, berilah a*u petunluk'bersama bagi sekalian alam. Tak ada sedikit pun cam-
orang-orong yang Engkau beri petunjuk." pur tanganmu dalam urusan mereka itu.' Ke-
mudian fibril mengajarkan doa Qunut kepada
Lamanya doa yang beliau baca sekitar la-
beliau, yaitu doa yang berbunyi, allaahumma
manya membaca surah al-lnsyiqaaq.
inn a a na stq' iinuka... dst..".aa3
Redaksi doa qunut yang dipilih oleh Hanafiy-
Para sahabat sendiri sepakat dengan doa
yah dan Malikiyyah adalah doa yang berbunyi,
Qunut ini. Redaksi doa Qunut ini lebih afdhal
ayi*t ,a$;*') t U ri1 '$i untuk dibaca, namun menggunakan redaksi
doa qunut lain juga boleh. Membaca doa Qunut
,t5; "ri; e bi3 ,j;$ ,);)
t4
ini dan ditambah doa lain juga lebih baik. Yang
, . t
,!?* \ ) !$ai ,lS ';lt .*-t; e:
to - z ^ -' ,{t_ ..'^1 , or.' lebih baiknya lagi doa ini dibaca setelah doa
^,i
Qunut yang diajarkan oleh Rasulullah saw. ke-
fr aA,pj:i .:)'fr ; i'i', *i
,!r') pada Hasan bin Ali r.a., yang berbunyi, allaa-
;i ,cti ;^,tltrJ;i, Jf
hummah dinaa fiiman hadait...dst..aaa Kemu-
dian setelah itu membaca shalawat atas Nabi
tca saw dan keluarga dengan mengucapkan wa-
J.*Jl C'.tto ,Jl gll-rp _#: .L\:,^-> ,
shallallaahu 'alao sayyidinaa Muhammad wa
3-f r[dq. 'alaa aali wa shahbihi wa sallam.
Bagi orang yang tidak bisa berbahasa Arab
"Ya Allah, kami mohon pertolongon dan atau tidak hafal doa Qunut maka boleh meng-
petunjuk-Mu. Kami mohon ampun dan berto- gantinya dengan ucapan lrl, atau ,).ryt c4li
bat kepada-Mu. Kami beriman dan bertawakal sebanyak tiga kali. Atau boleh juga mengganti-
kepada-Mu. Kami memuji segala kebaikan un- nya dengan doa yang terdapat dalam surah al-
tuk-Mu. Kami bersyukur don tidak menyeku- Baqarah ayat 201, yaitu
tukan-Mu. Kami tinggalkan orang-orang yang - , t. o _ tz - ol
ti,l L:.i
durhaka kepada-Mu. Ya Allah, hanya kepada-
Mu kami menyembah, hanya kepada-Mu komi
YtG :t\t e.:a* FrJr C
shalat dan sujud. Kami bergegas menjalankan ,tbt .rti
perintah-Mu. Kami mohon rahmat-Mu dan ta- Allah, berilah kami keboikan dalam ke-
"Ya
kut siksa-Mu, karena siksa-Mu benar-benar hidupan dunia, dan akhirat serta jauhkanlah
nyata atas orang-orang kafir." Doa Qunut ini kami dari siksa api neraka."
berasal dari Umar.
Akan tetapi, membaca ayat ini lebih baik
Dalilnya hadits riwayat mursalnya Abu daripada hanya membaca istighfar.
Dawud dari Khalid bin Abu Imran. Ia berkata,
Menurut pendapat yang terpilih, membaca
"Ketika Rasulullah saw berdoa atas suku Mud-
doa Qunut dengan suara rendah, baik bagi
hat Malaikat Jibril datang dan memberikan imam maupun makmum.
isyarat kepada Nabi agar diam. Setelah Rasu-
Bagaimana jika seseorang lupa tidak mem-
baca doa Qunut? fika lupa tidak membaca doa c. Madzhab Syaf iyyah
Qunut saat posisi ruku', dan baru ingat setelah MenurutSya fi' iyyah,aa6 disunnahkan mem-
bangkit dari ruku', maka lanjutkanlah shalat baca doa Qunut pada posisi i'tidal kedua shalat
sampai selesai. Namun, sebelum salam meng- Subuh, sedangkan redaksi Qunut yang dipilih
gantinya dengan sujud Sahwi. adalah yang berbunyi,
fika seorang madzhab Hanafi shalat di
glle :a ;v; cj- j*+ ;*r ilr
t ot,rt c, . .r', / ct t o / . o, 'a'
o o.
belakang imam bermadzhab Syafi'i, maka
ruku'nya mengikuti imam, karena doa Qunut
dalam madzhab Syafi'i dibaca setelah ruku'.
,',si
9..t 4;iu;,"J
' 9,
!r6.s 4'; J*) U;i
f ika seorang makmum mendapatkan imam
bagi seorang imam makruh hukumnya men- luarga beliau dan seperti halnya sunnahnya
ghususkan doa untuk dirinya sendiri karena mengangkat kedua tangan dalam doa Qunut
ada satu hadits yang berbunyi, "Janganlah seperti dalam doa-doa lainnya. Semua itu di-
seseorang mengkhususkan doa untuk dirinya lakukan karena mengikuti sunnah Rasulullah.asl
sendiri bila ia menjadi imam dalam shalat. Jika Di dalam doa, disunnahkan untuk membalik-
ia melaksanakan hal itu, maka ia telah meng- kan kedua telapak tangan ketika berdoa untuk
khianati para makmu^.'447 menghilangkan bencana, sedangkan untuk doa
yang isinya memohon sesuatu yang baik, maka
Dalil yang mereka gunakan untuk memilih
posisi telapak tangan menengadah ke langit.
redaksi doa Qunut ini adalah hadits Nabi saw.
Akan tetapi, sebagian ulama Syafi'iyyah tidak
yang diriwayatkan oleh Imam al-Hakim dalam
mensunnahkan hal itu, walaupun doa Qunut-
kitab al-Mustadrak. Dari Abu Hurairah r.a. ia
nya sampai pada ucapan waqinii syarra maa
berkata, "Rasulullah saw jika bangkit dari
qadhait. Alasannya, karena tidak seharusnya
ruku' pada shalat Subuh rakaat kedua, maka
dalam shalat ditambahkan gerakan lain,
beliau mengangkat kedua tangan lantas ber-
doa allaahummah dinii fiiman hadait..,k1.;r448
Pendapat yang shahih adalah tidak meng-
Imam al-Baihaqi menambahkan redaksi Fa- usapkan kedua tangan ke wajah setelah sele-
Iakal hamdu'alaa maa qodhait.aae sai doa Qunut, karena tidak ada hadits yang
menjelaskan hal itu, sebagaimana dikatakan
Anas bin Malik berkata,
oleh Imam al-Baihaqi. Bagi seorang imam dis-
n"L'7
' " Secara umum doa Qunut ini artinya, "Ya Allah, tunjukkanlah aku pada ialan yang menyampaikanku kepada-Mu bersama orang-
orang yang Engkau tunjukkan jalannya kepada-Mu. Dan selamatkanlah kami dari bencana bersama orang-orang yang Engkau se-
lamatkan. Jagalah perkaraku bersama orang-orang yang Engkau jaga perkaranya. Ya Allah, turunkanlah berkah kepadaku. fagalah
diriku dari benci dan sedih terhadap takdir-Mu, namun takdir-Mu tetaplah terlaksana. Engkaulah yang memberikan keputusan
dan tidak ada kekuatan yang mampu menguasai-Mu. Orang yang perkaranya Engkau kuasai tidak akan hina, dan orang yang Eng-
kau musuhi tidak akan mendapat kemuliaan. Kebaikan-Mu bertambah sesuai keagungan-Mu. Segala puii bagi-Mu, sumber segala
keindahan. Aku memohon ampun dan bertobat kepada-Mu."
448
HR at-Tirmidzi dan hadits ini dianggapnya berkedudukan hasan.
449
Hadits ini shahih menurut Imam al-Hakim.
450
HR al-Baihaqi dari lbnu Abbas (SubulusSa/aam, Vol. 1, hlm. 187). Imam al-Baihaqi dan ath-Thabrani menambahkan redaksi wa laa
ya'izzu man'aadait.
451
HR Ahmad, Abdur Razzaq, ad-Daruquthni, dan Ishaq bin Rahawaih (Nashbur Raayah,Yol.2, hlm. 131).
452
HR al-Baihaqi dengan sanad yang jayyid.
FIQLH ISLAM IILID 2
ulama. Sebagian ulama lain menganggap yang baik memilih doa Qunut yang pertama.
lebih utama adalahyangkedua,yaitu mengucap- Selain menggabungkan dua doa Qunut di
kanasyhad setiap kali mendengar imam mem- atas, boleh juga menambahkan doa yang ber-
baca dzikir tersebut. fika tidak mendengar doa bunyi,
Qunut imam, maka disunnahkan bagi mak-
mum untuk membaca doa Qunut sendiri de- ;tAi $tii;;ltjl;At *"i #,i
ngan suara rendah seperti doa dan dzikir lain
'r$l
dalam shalat,
,,
Apakah membaca shalawat Nabi termasuk ,)*' ' )'
bagian dari doa sehingga patut untuk diamini?
Ataukah termasuk pujian sehingga makmum tj ,ov3J[
ikut membacanya? Pendapat yang mu'tamad
menyatakan bahwa bacaan shalawat termasuk
doa. Akan tetapi lebih utamanya menggabung-
kan keduanya. Rasulullah saw bersabda,"Sung-
guh merugilah seseorang yang tidak membaca
shalawat kepadaku ketika disebutkan namqku
di hadapannya."4s3 Dan mengamini shalawat ii'i ,* ?Ie',sl' i* 'r;'ti
termasuk juga disebut membaca shalawat.
Boleh juga membaca doa Qunut dengan
fritl;t') 4t it e)*t !")i ,P
"Ya Allah, tim p akan si ks a a n te rha rang
dap o
selain redaksi yang sudah disebutkan di atas
kafir, dan orang-orang musyrik, musuh-mu-
dengan syarat dzikir itu berisi doa dan pujian,
suhmu yang senontiasa memusuhi agama-Mu,
seperti contohnya doa allaahummaghfir lii yaa
m eng hal ang - halang i j alan m e nuj u - M u, m end u s-
G h afuur.Kalimatig hfirliitermasuk doa, sedang-
takan utusen-Mu, dan memerangi para wali-
kan yaa Ghaffuur termasuk pujian. Boleh juga
Mu. Ya Allah, ampunilah orang-orang mu'min,
dengan dzikir yang berbunyi, warhamnii yaa
dan mu'minat; muslimin, dan muslimat; orang-
Rahiim, atau walthuf bii yaa Lathiif. Namun,
orang yang masih hidup, dan yang telah wafat
lebih utamanya tetap menggunakan doa Qunut
di atas, yaitu allaahummah dinii sampai akhir.
di antara merekq. Ya Allah, berikanlah keda-
maian di antara mereka,lembutkan hati mere-
Makruh hukumnya memanjangkan ba-
ka, jadikanlah keimanan, dan hikmah dalam
caan doa Qunut seperti juga tasyahud awal.
hati mereko, kokohkanlah mereka untuk berpe-
Akan tetapi, sunnah hukumnya menggabung-
gang teguh pada ogama Tuhan-Mu, ilhamilah
kan dua bacaan Qunut yang berasal dari Nabi
mereka untuk berpegang teguh atas janji yang
saw., yaitu doa allaahummah dinii, dan qunut
Engkau janjikan, dan tolonglah mereka dalam
dari Umar dan putranya, yang berbunyi allaa-
menumpaskan musuh-Mu, dan musuh mereka.
humma innaa nasta'iinuka wa nastahdiika...
Tuhan yang benan dan jadikanlah kami terma-
sampai akhir. Penggabungan dua doa Qunut
suk di antara mereka (mu'min, dan muslim)."
ini boleh dilakukan oleh orang shalat munfarid
dan imam yang makmumnya sudah terbiasa Doa Qunut termasuk sunnah Ab'adh, arti-
dengan bacaan Qunut panjang. Akan tetapi jika nya jika tidak dilaksanakan maka harus meng-
memilih salah satu dari keduanya, maka lebih gantinya dengan sujud Sahwi sebagaimana juga
453
HR Bukh".i. Imam al-Mawardi berkata, "Kerasnya suara doa Qunut di bawah kerasnya suara bacaan."
ISLAM IILID 2
ketika tidak membaca Qunut karena mengikuti fika imam sedang membaca doa Qunut,
imam yang bermadzhab Hanafi, atau imamnya maka para makmum di belakang mengamini-
tidak membaca dan dia sendiri membacanya. nya sambil mengangkat kedua tangan lalu meng-
usapkan keduanya pada wajah. Rasulullah saw
d. Madzhab Hanabilah bersabda,
Pendapat Hanabilahasa mirip dengan pen- t c.. , ' a/- J o /
dapat Hanafiyyah, yaitu disunnahkan mem- :-s Y; rl*;f J*i '.
olt r
" iu At orL, t;y
AF)4, Uv rrj
O/
baca doa Qunut hanya dalam shalat Witir pada
$t; u.,rs{,
rakaat tunggal dan dilakukan setelah ruku' se- ..Y
bagaimana pendapat Imam asy-Syafi'i dalam "Jika engkau berdoa kepada Alloh, maka
Witir pertengahan akhir bulan Ramadhan. memohonlah dengan menegadahkan kedua
Boleh juga membaca doa Qunut sebelum ruku'. tangan dan jangan membalikkan keduanya.
Ibnu Mas'ud berkata, "Rasulullah saw. mem- Jika engkau selesai berdoq, maka usapkanlah
baca doa Qunut setelah.rLu''455 Akan tetapi, kedua tangan pada wajah.'asB
Humaid meriwayatkan bahwa suatu hari Anas Imam Sa'ib bin Yazid meriwayatkan, ayah-
pernah ditanya mengenai qunutnya Rasu- nya berkata, "Rasulullah saw. jika berdoa se-
lullah saw. dalam shalat Subuh. Ia menjawab, lalu mengangkat kedua tangan dan mengusap-
"Kami membaca doa Qunut sebelum ruku'dan
kannya pada wajah beliau."4se Disunnahkan
setelahnya."as6
bagi makmum untuk mengamini qunutnya
Doa Qunut dibaca dengan suara keras, jika imam jika memang ia mendenga4 namun jika
memang sebagai imam ataupun munfarid. Dan tidak mendenga4 maka ia membaca doa Qunut
doa Qunut yang lebih utama, sebagaimana di- sendiri.
tuturkan oleh Ibnu Qudamah adalah redaksi Menurut Hanabilah tidak disunnahkan
yang berbunyi, allaahummah dinaa fiiman membaca doa Qunut dalam shalat Subuh atau-
hqdait karena Hasan bin Ali r.a. berkata, "Ra- pun shalat-shalat lainnya selain witir; sebagai-
sulullah saw. pernah mengajarkan doa untuk mana juga pendapat Hanafiyyah. Dalilnya hadits
dibaca pada shalat Witir. Doa itu berbunyi, aI- Nabi saw. yang berbunyi, "Rasulullah saw. pernah
laahummah dinii fiiman hadait...'as7 Dari Umar membaca doa Qunut satu bulan penuh sambil
r,a. bahwa ia membaca doa Qunut pada shalat
mendoakan salah satu penduduk daerah Arab,
Subuh dengan doa yang berbunyi, bismil- namun kemudian beliau meninggalkannya."460
laahirrahmaanirrahiim, allaahumma innaa
nasta'iinuka... kemudian membaca shalawat 2. Doa Qunut Nazilah (Ketika Terjadi
atas Nabi beserta keluarga. Boleh juga me- Musibah atau Bencana)
nambahkan doa lain selain doa Qunut sesuai Ulama Hanafiyyah, Syafi'iyyah, dan Hanabi-
keperluan. lah berpendapat46r bahwa doa Qunut Nazilah
454 rt-Ti.-idzi
HR dan al-Hakim dari Abu Huraiarah. Hadits ini shahih
a.5-5-
nt-UugnniL, Vol. 1, hlm. 151-155; Kasyaaful Qinaai Vol. 1, hlm. 4g0-4g4.
456 HR ui.ti-.
457 HR lbnu Maiah.
458 HR Ab, Dawud dan at-Tirmidzi. Ia berkata, hadits ini tingkatannya hasan. Dan kami tidak mendapatkan doa Qunut dari Nabi saw.
yang lebih baik daripada doa ini. Hadits ini juga diriwayatkan oleh lmam Ahmad, n-Nasa'i, dan Ibnu Maiah (Subu/us salaam,Yol. t,
-
_ hlm. 186; Nashbur Raayah, Vol. 2, hlm. 122).
459 HR Ab, Dawud dan tnnu ualan.
460 HRAb, Dawud
dari lbnu Lahi'ah.
461 HR Muslim, Abu Hurairah, Abu
Mas'ud, dan Abu Malik meriwayatkan hadits yang mirip seperti di atas dari Rasulullah saw..
Bagian 1 : IBADAH FIQIH ISTAM JILID 2
yang artinya bencana atau musibah yang me- dan mukminat, muslimin, dan muslimat. satu-
landa kaum Muslimin, baik berupa ketakutan, kanlah hati-hati mereke, damaikanlah di an-
paceklik, wabah penyakit, dan sejenisnya. Doa tara mereka. Tolonglah mereko untuk menga'
Iahkan musuhmt4 don musuh mereka. Ya Allah
Qunut Nazilah ini hukumnya sunnah, karena
berdasarkan hadits Nabi saw. yang menjelas- timpakanlah laknat kepada orang kafir ohli
kan bahwa beliau membaca doa Qunut Na- kitab yang telah mendustakan para utusan-Mu,
zilah ini selama satu bulan penuh, karena ter- dan memerangi parawali-Mu. Ya Allah, gagap-
jadinya pembunuhan atas para sahabat beliau kanlah ucapan mereko, pecahbelahkan kekua-
pada Perang Bi'r Ma'uunah.462 Abu Hurairah tan mereka, dan timpakan siksa-Mu yang tidak
meriwayatkan bahwa Nabi saw. ketika hendak mungkin mqmpu dicegah mereka. Dengan me-
berdoa atas seseorang atau untuk seseorang, nyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, dan
maka beliau membaca Doa Qunut setelah Penyayang. Ya Allah sesungguhnya kami memo-
bangkit dari ruku'.463 ho n p ertolong an kep a d e - M tt."
Doa Qunut Nazilah ini disyariatkan bukan Tidak disunnahkan melakukan sujud Sah-
untuk selamanya. Artinya, hanya dibaca ketika wi, karena meninggalkan doa Qunut Nazilah.
kaum Muslimin mendapatkan musibah atau Karena menurutSyafi'iyyah, doa Qunut Nazilah
bencana. Ini adalah pendapat yang masyhur ini tidak termasuk sunnah-sunnah ab'adh.
menurut Syafi'iyyah, karena Rasulullah saw sen-
diri tidak membaca doa Qunut Nazilah kecuali
G. PEMBAHASAN KETUJUH: SHALAT WITIR
ketika kaum Muslimin mengalami musibah.
Pembahasan ketujuh ini akan menjelas-
Redaksi doa Qunut Nazilah ini tercantum
kan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
dalam hadits-hadits Nabi saw.. Diriwayatkan
shalat Witir; baik dari segi hukum, banyaknya
dari Umar r.a., bahwa ketika melakukan Doa
rakaat, surah-surah yang dibaca, doa qunut
Qunut ia membaca
dalam witi4 dan kapan doa itu dibaca.a6a
"Wahai Ahli Al-Qur'an, dirikanlah shalat adaan duduk atau di atas kendaraan tanpa ada
Witir karena Alloh itu tunggal dan Dia menyu' udzur syar'i.
kai shalatwitir.'46s Selain hadits di atas, masih ada iuga be-
berapa hadits lain yang menguatkan dasar
Shalat Witir wajib hukumnya bagi Rasu-
shalat Witir, di antaranya hadits riwayat Abu
lullah saw. karena beliau bersabda,
Ayyub yang berbunyi, "Shalat Witir itu haq
'Ada tiga hal yang diwaiibkan bagiku, no- " sebanyak tiga rakaat, maka lakukanlah. Dan
yang ingin melakukannya hanya satu rakaat,
mun tidakwajib bagi kalian. Tiga hal itu adalah juga boleh."a68
shalat Dhuha, shalat ldul Adha, dan shalat
Hadits riwayat Buraidah yang berbunyi,
Witir." 466
"shalat Witir itu haqlmasyru'], dan siapa saja
Shalat Witir menurut Abu Hanifah hu- yang tidak melakukan shalat Witir, maka tidak
kumnya wajib seperti shalat Idul Adha dan Idul termasuk dari kami."a59
Fitri. Namun menurut Muhammad bin Hasan Mayoritas ulama menyatakan bahwa
dan Abu Yusuf, hukum shalat Witir adalah sun- shalat Witir termasuk sunnah dengan ber-
nah mu'akkadah. Pendapat ini didukung para dasarkan hadits-hadits berikut.
lqaha lain. Ketika seorang badui bertanya tentang
Abu Hanifah mendasarkan pendapatnya shalat apa saja yang wajib dilaksanakan, Ra-
pada sebuah hadits Nabi saw. yang berbunyi, sulullah menjawab, "Shalat lima waktu." Orang
'Allah telah menambahkan shalat kepada ka- itu bertanya lagi, 'Apakah tidak ada shalat lain
lian. Shalat itu berupa shalat Witir. Karena selain lima itu?" Beliau menjawab, "Tidak, ke'
itu, dirikanlah shalat Witir antara shalat Isya cuali sholat sunnah!'A7 o
sampai terbitnya faiar"467 Hadits ini menun- Ubadah ibnush Shamit menganggap dusta
jukkan perintah, dan perintah itu mengand- pada orang yang mengatakan bahwa shalat
ung arti wajib. Namun, ulama Hanafiyyah Witir itu wajib. Lantas ia berkata,'Aku pernah
menganggap bahwa orang yang meninggal- mendengar Rasulullah saw. bersabda,
kan Witir tidak termasuk kafir. Hal ini karena
wajibnya shalat Witir hanya berdasarkan r#r
\.t- ,J
9.
rir
.' -r, ar W o(;V
\, , -
,F
-,,
hadits ahad. Karena itu, shalat Witir ini menu- n
Allah telah mewaiibkan shalat lima waktu Fitri dan Idul Adha, yaitu hukumnya wajib
bagi hamba-Nya dalam sehari semalam"'A7r bagi setiap Muslim, baik lelaki maupun perem-
puan. Tentu saja setelah memasuki usia yang
Dari Ali, ia berkata, "shalat Witir itu hu-
layak mengemban beban kewajiban. Dasarnya
kumnya tidak wajib sebagaimana shalat lima
adalah hadits riwayat Abu Ayyub di atas yang
waktu, karena shalat Witir itu termasuk sun-
berbunyi,
nah Nabi saw.!'472
Karena shalatWitirtermasuk sunnah, maka
J-* O )1
c -
o/
lt. ,j; ii;r" ;s' e-*t) F S t,
n^c,
n-, t'-
J-1,
lt
awal dan akhir. Pada rakaat ketiga tidak perlu kanlah."Dalam kitab shahihnya,Ibnu Hiban me-
membaca doa Iftitah lagi. Bertakbir dengan riwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah
mengangkat kedua tangan kemudian mem- saw melakukan shalat witir satu rakaat."
baca doa Qunut setelah membaca surah, yaitu Bilangan shalat Witir minimal sempur-
sebelum ruku' pada rakaat ketiga. Shalat Witir nanya adalah tiga rakaat dan lebih sempur-
dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri nanya adalah lima, tujuh, sembilan, dan sebe-
dengan salam sambil menoleh ke kanan dan ke las rakaat. Sebelas rakaat itu batas maksimal
kiri. bilangan shalat Witir. Sayyidah Aisyah r.a. ber-
Ulama Malikiyyah berkata, "ShalatWitir itu kata, "Rasulullah saw selalu melakukan shalat
satu rakaat yang didahului dengan shalat syafa' malam sebanyak sebelas rakaat, dan beliau
[shalat sunnah ba'diyyah isya) dengan diselingi tidak menambahnya baik dalam bulan Ra-
salam. Setelah membaca surah al-Faatihah, madhan maupun pada bulan-bulan lainnya."
dianjurkan membaca surah al-lkhlaash dan Karena itu, tidak sah hukumnya menambah
mu'awwidzatain." jumlah bilangan rakaat Witir seperti shalat
UIama Hanabilah sependapat dengan sunnah Rawatib. Imam Muslim meriwayat-
MalikiyyahaT6 bahwa shalatWitir itu hanya satu kan dari Say-vidah Aisyah r.a. ia berkata, "Ra-
rakaat. Imam Ahmad berkata, "Kami berpen- sulullah saw. mendirikan shalat antara selesai
dapat bahwa shalat Witir itu satu rakaat. Na- shalat Isya sampai terbit fajar sebanyak sebe-
mun jika melakukannya sebanyak tiga rakaat las rakaat, dengan salam tiap dua rakaat, dan
a.eu lebih, juga tidak apa-apa." witir satu rakaat."477
Ulama Syafi'iyyah berkata, "Minimal bi- Bilangan Witir sebanyak lima rakaat ber-
langan shalat Witir itu adalah satu rakaat dasarkan hadits riwayat Abu Ayyub yang ber-
dan maksimalnya sebelas rakaat. fika hendak bunyi,
" q*""';{
;*,y
melakukan shalat Witir lebih dari satu rakaat, g9
d /t
maka afdhalnya diselingi dengan salam. Per- cjl l---l
tama, niat shalat Witir dua rakaat kemudian
salam, dan kedua niat shalat Witir satu rakaat
j41 ;t-tr1 ;i
kemudian salam lagi. Ibnu Hibban meriwayat- "ShalatWitir itu haq dan wajib atas setiap
kan bahwa Rasulullah saw. memisahkan antara
Muslim. Siapa sajo yang ingin shalat Witir se-
shalat genap dan shalat Witir dengan salam."
banyak lima rakaat, maka lakukanleh...,"
Dalilyang digunakan oleh Malikiyyah dan
Hanabilah adalah juga dalil yang digunakan Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit bahwa ia
oleh Syafi'iyyah sebagai dalil batas minimal melakukan shalat Witir sebanyak lima rakaat.
witir satu rakaat, yaitu hadits Muslim dari Dari Sayyidah Aisyah, ia meriwayatkan-ha-
Umar dan Ibnu Abbas yang berbunyi, "Shalat dits muttafaq 'alaih- yang berbunyi, "Setiap
Witir itu satu rakaat dan dilaksanakan pada malam Rasulullah saw mendirikan shalat se-
akhir malam." Abu Dawud meriwayatkan hadits banyak tiga belas rakaat. Lima rakaat dari tiga
dari Abu Ayyub yang berbunyi, "Siopa sajayang belas itu digunakan untuk shalat Witic dan be-
ingin shalat Witir satu rakaat, maka laksana- liau tidak duduk dalam rakaat itu kecuali pada
476 HR ,l-H"kim dan ia berkata, "Hadits ini masuk dalam syarat Bukhari dan Muslim, namun keduanya tidak meriwayatkannya." lmam
an-Nasa'i juga meriwayatkan hadits ini, hanya saia dengan redaksi yang agak berbeda, yaitu "Nabi saw. shalat Witir sebanyak tiga
rakaat dan tidak mengucapkan salam pada rakaat kedua." (Nashbur Raayah,Yol.2, hlm. 118)
477 hl;.
At-Mrshni,, vol. 2, 150.
I FIQIH ISI,.AM JILID 2
Bagian : IBADAH
'! ltl
akhir shalat." Hadits serupa juga diriwayatkan tidak terpenuhi yaitu syarat tertib, kecuali jika
oleh Ibnu Abbas dari Nabi saw..478 Dari Abu memang lupa maka tidak perlu mengulangnya
Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, lagi. Muhammad bin Hasan dan Abu Yusuf ber-
kata, "Yang melakukan shalat Witir sebelum
)l t:j:l d,;{r t:} y ! Isya karena lupa, maka ia harus mengulangnya
lagil' Dalilnya hadits yang berbunyi,
qpt;ya t.ib
"Janganlah kalian shqlatWitir tigo rakaat,
tetapi witirlah sebanyak lima otau tuiuh rakaat.
Janganlah kalian menyerupakan shalat Witir
e
deng an shalat M aghrib.'A7
Waktu untuk melaksanakan shalat Witir Waktu pilihan untuk shalat Witir menu-
menurut mayoritas ulama adalah waktu an- rut Malikiyyah adalah pada sepertiga malam,
tara shalat Isya sampai terbit fajar. Jadi, shalat sedangkan waktu dharuri atau mendesaknya
Witir tidak boleh dilaksanakan sebelum shalat adalah menjelang terbit fajar shalat Subuh'
Isya. fika sengaja atau lupa melakukan shalat |ika shalat Witir di Iuar batas waktu dharuri,
Witir sebelum shalat Isya, maka shalatnya ti- maka gugur shalat Witirnya. Karena, waktu
dak dianggap shalat Witir. itu digunakan untuk shalat sunnah qabliyah
Menurut Abu Hanifah, waktu shalat Witir Subuh. |ika tidak ada udzu4 makruh hukum-
adalah juga waktu shalat Isya. Hanya saja, di- nya melakukan shalat Witir sampai batas wak-
lakukan berurutan setelah shalat Isya, dan tu dharuri, sedangkan afdhalnya adalah pada
tidak boleh dilakukan sebelum shalat Isya akhir malam.
meskipun waktunya sama karena satu syarat Siapa saja yang melakukan shalat Witi4
478 Muttafaa'alaih.
479 Lihot'ol-'Mrghnii, Yol.2, hlm. 159.
480 HRrd-Dr.uquthnidaniaberkata,"Paraperawihaditsinisemuanyatsiqat!'(NaitulAuthaanYol.3,hlm'35J.
481 HR Lima Perawi selain an-Nasa'i (Naitut Authaaa Vol' 3, hlm. 39).
482
HR f".r'"h (Nailul Authaa4Vol. 3, hlm' 40).
FIqLH IS["AM IILID 2
namun kemudian melakukan shalat nafilah lah Witir di akhir malam karena shalat pada
lain, maka tidak perlu mengulang Witirnya waktu itu disaksikan [para malaikat]."
Iagi, menurut pendapat mayoritas ulama kare-
Hadits lain berbunyi, "Bergegaslah melaku-
na tidak ada dua Witir dalam satu malam.
kan shalat Witir sebelum subuh.'483
Waktu pilihan shalat Witir menurut
|ika seseorang telah melalarkan shalat Witin
Syafi'iyyah adalah sampai pertengahan malam,
namun kemudian melakukan Tahajud, maka
sedangkan setelah itu termasuk waktu jawaz
tidak disunnahkan untuk mengulang shalat
[boleh). fika seseorang mendirikan shalat Witir lagi karena ada hadits yang berbunyi,
Isya dan Maghrib dengan jamak takdim, maka
"Tidak ada dua Witir dalam satu malam.'484
setelah itu ia boleh melakukan Witi4, meski
Waktu shalat Witir yang mustahab menu-
belum masuk waktu Isya. Akan tetapi, sun-
rut Hanafiyyah adalah pada akhir malam kare-
nahnya melakukan Witir di akhir malam meski
na riwayat Sayyidah Aisyah yang mengatakan
tidur dulu sebelumnya. Dalilnya hadits riwayat
bahwa ia pernah ditanya mengenai shalatWitir
Bukhari Muslim yang berbunyi,
Rasulullah saw., dan ia menjawab, "Terkadang
4 ' - Rasulullah saw. melakukan shalat Witir di
,,.2
,-/r J:lJ! 5Du, 'rI t$l
'
awal malam, terkadang di pertengahan, dan
"Jadikanlah a't<nir siatat malam t otio, ur- terkadang di akhir malam. Akan tetapi pada
tuk shalat Witir." akhir hayatnya, beliau melakukan shalat witir
di akhir malam."485 Rasulullah saw bersabda,
fika seseorang berniat hendak shalat
Tahajud, maka shalat Witirnya diakhirkan. Na-
mun, boleh juga melakukanWitir setelah shalat
lbrf'ry&&fLik
Isya dan sunnah rawatib jika memang tidak
yakin bisa bangun pada tengah malam. Akan
,y; a J; t1 {:
-i'rrti:ti &
tetapi jika yakin bisa bangun pada pertengah- "Shalatlah kalian dua rakaat-dua rakaat.
an malam, maka afdhalnya mengakhirkan Dan jika takut waktu subuh datang, maka
shalat witir. Dalilnya hadits riwayat Muslim shalatlah Witir satu rakaot.'486
yang berbunyi,
Waktu shalat witir yang afdhal menurut
melakukan shalat Witir di awal malam." Hadits dalam shalat Witir membaca surah al-Alaa
ini iuga muttafaq'alaih karena Rasulullah saw. pada rakaat pertama, kemudian membaca
berwasiat kepada Abu Hurairah, Abu DzaL dan surah al-Kaafiruun pada rakaat kedua, dan
Abu Darda' untuk melakukan shalat Witir se- membaca surah al-lkhlaash pada rakaat keti-
belum tidur. Beliau bersabda, ga. Rasulullah saw. tidak mengucapkan salam
kecuali pada rakaat ketiga.a8s
"Siap a saj a y ang khaw atir tid ak bi sa b ang un
Menurut madzhab Malikiyyah, mandub
pada akhir malam, maka lakukanlah shalat
hukumnya membaca surah al-lkhlaash dan
Witir pada awal malam.'487
surah al-Mu'awwidzatain setelah surah al-
Siapa saja yang melakukan shalat Witir di Faatihah pada satu rakaat shalat Witil se-
awal malam, lantas melakukan shalat Tahaiud dangkan dalam shalat syaf'lgenap] membaca
maka baiknya, menurut Hanabilah untuk me- surah al-Alaa pada rakaat pertama, dan surah
lakukannya dua rakat-dua rakaat tanpa meng- al-Kaafiruun pada rakaat kedua setelah surah
urangi shalatWitirnya. Artinya j ika ia terbangun al-Faatihah. Mengucapkan salam setelah dua
pada malam hari dan sudah melakukan Witir rakaat, kecuali jika mengikuti imam yang
sebelum tidur; maka baiknya melakukan shalat shalat Witirnya sekaligus tiga rakaat tanpa
satu rakaat untuk menggenapkan Witirnya diselingi salam. Akan tetapi niatnya tetap dua
yang pertama. Kemudian baru shalat Tahajud rakaat pertama untuk shalat gtaf' dan rakaat
dan diakhiri dengan shalat Witir lagi karena terakhir untuk shalat Witir, karena makruh
Rasulullah saw bersabda, "Jadikanlah akhir hukumnya menggabungkan shalat syaf' dan
shalat kalian untuk shalat Witir." Pendapat ini shalat Witir sekaligus tanpa diselingi salam
berbeda dengan pendapat mayoritas ulama. kecuali iika ikut imam yang menggabungkan
Ulama Hanabilah menuturkan, bahwa jika keduanya. Makruh juga hukumnya melakukan
seseorang melakukan shalat bersama dengan shalat Witir satu rakaat tanpa didahului shalat
imam sampai selesai shalat Witir, namun ia syaf' dua rakaat meski bagi orang sakit atau-
juga hendak melakukan Witir lagi pada akhir pun dalam perjalanan.
malam, maka ia tidak perlu mengikuti salam- Adapun menurut Syafi'iyyah, sunnah hu-
nya imam, melainkan berdiri dan menambah kumnya bagi orang yang melakukan shalat
satu rakaat lagi untuk menggenapkan shalat- Witir tiga rakaat, setelah surah al-Faatihah un-
nya bersama imam. tuk membaca surah al-Alaa pada rakaat perta-
ma, surah al-Kaafiruun pada rakaat kedua, dan
5. BACMN DALAM SHATAT WITIR pada rakaat ketiga membaca surah al-lkhlaash
Membaca surah dalam tiap rakaat shalat dan surah al-Mu'awwidzatain [surah al-Falaq
Witir hukumnya wajib menurut Hanafiyyah, dan surah an-Naas]. Sebaiknya bagi orangyang
dan menurut mereka, mandub hukumnya melakukan shalat Witir lebih dari tiga rakaat
membaca surah al-Alaa pada rakaat pertama, untuk membaca surah-surah di atas juga,
membaca surah al-Kaafiruun pada rakaat karena Sayyidah Aisyah meriwayatkan bahwa
kedua, dan membaca surah al-lkhlaash pada Nabi saw. dalam shalat Witir setelah surah al-
rakaat ketiga. Hal ini berdasarkan hadits ri- Faatihah membaca surah al-Alaa pada rakaat
wayat Ubay bin Ka'b bahwa Rasulullah saw. pertama, surah al-Kaafiruun pada rakaat ke-
487 HR Bukh"ri dan Muslim dari lbnu Umar (Nashbur Raayah,Yol'2, hlm. 145)
488 S"*r, h"dits ini deraiatnya shahih dan diriwayatkan oleh lmam Muslim.
FIQIH ISTAM JILID 2 Bagian 1 : IBADAH
dua, dan pada rakaat ketiga membaca surah al- Rasulullah saw. membaca doa Qunut setelah
Ikhlaash dan Mu'awwidzatain."48e ruku'i' Dikuatkan lagi dengan hadits riwayat
Sedangkan menuruth Hanabilah, dalam Zuhri dari Sa'id dan Abu Salamah, juga riwayat
shalat Witir sunnahnya cukup dengan mem- Abu Hurairah dan dari Anas bahwa Nabi saw
baca surah al-lkhlaash saja setelah al-Faati- membaca doa Qunut setelah ruku'.4ez Menurut
hah. Dalilnya hadits riwayat Ubay bin Ka'ab mereka hadits riwayat Ubay menjadi perde-
yang telah lewat di atas. Mereka berpendapat batan, sedangkan hadits riwayat lbnu Mas'ud
bahwa hadits riwayat Sayyidah Aisyah yang termasuk matruk.
digunakan hujjah kurang kuat, karena dalam Redaksi doa Qunut menurut Hanafiyyah
sanadnya terdapat Yahya bin Ayyub yang ter- adalah doa yang masyhur dari Umar dan putra-
golong dhaif. Karena itu, Imam Ahmad dan nya, yaitu doa yang berbunyi, 'Allaahumma
Yahya bin Ma'in mengingkari tambahan surah innaa nasta'iinuka wa nastahdiik..." sebagai-
al-Mu'awwidzatain setelah al-lkhlaash dalam mana telah kami tuturkan dalam pembahasan
shalat Witir. tentang doa Qunut. Setelah itu membaca sha-
lawat atas Nabi saw. pada akhir Qunut menu-
6. DOA QU]IIUT DALAM SHALAT WITIR rut pendapat ulama yang memfatwakannya.
Ulama Hanafiyyah dan Hanabilah ber- Akan tetapi, yang lebih utama menurut
kata,4eo doa Qunut dalam shalat Witir dibaca ulama Hanabilah adalah doa Qunut yang ber-
sepanjang tahun, tidak hanya pada waktu bu- bunyi, A-G e C,yt ,+i, namun boleh me-
lan Ramadhan saja. Hanya saja ulama Hanafiy- nambahkan doa dengan allaahumma innaa
yah berpendapat bahwa doa qunut itu dibaca nasta'iinuka.... Akan tetapi, yang lebih shahih
pada rakaat ketiga sebelum ruku', karena Ra- menurut Hanafiyyah adalah doa itu dibaca se-
sulullah saw. juga membaca doa Qunut sebe- cara samar.493
lum ruku'.4e1 Adapun caranya adalah dengan Menurut Hanabilah doa Qunut itu dibaca
membaca takbir sambil mengangkat kedua dengan suara keras bagi imam dan orang yang
tangan, Ialu membaca doa Qunut. Imam Ali shalat munfarid.
meriwayatkan dari Nabi saw. bahwa beliau Ulama Syafi'iyyah berkata, "Disunnahkan
jika hendak membaca doa Qunut memulainya membaca doa Qunut setelah ruku pada akhir
dengan bertakbir terlebih dahulu. Pendapat ini Witir pertengahan kedua bulan Ramadhan. Ba-
sama dengan pendapat Malikiyyah, namun bu- caannya sama dengan doa Qunut shalat Subuh,
kan pada shalat Witin melainkan untuk shalat namun menurut pendapat yang lebih shahih
Subuh. pada shalat Subuh doa Qunutnya ditambah
Ulama Hanabilah berkata, "Doa Qunut di- doa allaahumma innaa nasta'iinuka wa nas'
baca setelah ruku'karena hadits riwayat Mus- tahdiika wa nastaghfiruko... pendapat ini ber-
Iim dari Ibnu Mas'ud yang menjelaskan bahwa sumber dari riwayat Abu Dawud dan Baihaqi
489 HR Ah-"d, Abu Dawud, dan Ibnu Maiah (Nailul.4 uthaar,Yol. 2,h1m.34, 42).
490 HR Pr., pemilik kitab empat Sunan dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya (Nashbur Raayah,Vol.2, hlm. 118).
a91 eruuon)ii, Vol.2, htm. 151-153.
492 Hrditi ini diriwayatkan dari empat Sahabat Nabi saw.. Diriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab oleh an-Nasa'i dan Ibnu Majah. Diriwayat-
kan dari Ibnu Mas'ud oleh ad-Daruquthni dan lbnu Abi Syaibah. Diriwayatkan dari lbnu Abbas oleh Abu Nu'aim dalam kitab
al-Hityah. Dan diriwayatkan dari Ibnu Umar oleh ath-Thabrani. Akan tetapi, hadits dari Ibnu Mas'ud hukumnya matruk, sedangkan
hadits dari Ibnu Abbas termasuk gharib, dan hadits dari Ibnu Umar hanya Sa'id bin Salim yang meriwayatkannya (Nashbur Raayah,
Vol. 2, hlm. 123).
493 Muttasaq alaih.
FIQIH ISTAM IILID 2
bahwa Ubay bin Ka'b membaca doa Qunut ku mengenai Witirnya Rasulullah." Aisyah men-
pada pertengahan kedua bulan Ramadhan ke- jawab, " [Sebelumtidur] aku menyediakan siwak
tika selesai shalat Tarawih.aea dan air wudhu untuk Rasulullah saw. [malam-
nya] beliau bangun memakai siwak, wudhu,
a. Dzikir Setelah Witir dan shalat sebanyak sembilan rakaat,4e6 tanpa
Setelah shalat Witir disunnahkan untuk duduk kecuali pada rakaat kedelapan untuk
berdzikir membaca, Subhaanal malikul qud- berdzikic membaca tahmid, berdoa, dan ke-
duus sebanyak tiga kali dengan memanjang- mudian bangkit tanpa salam."
kan suara bacaan itu pada kali ketiga. Ubay bin Kemudian beliau bangkit untuk rakaat ke-
Ka'ab berkata, "setelah selesai salam dari shalat sembilan. Selanjutnya duduk untuk berdzikil
Witir Rasulullah saw. selalu membaca Sub- membaca tahmid, berdoa, dan mengucapkan
haanakal malikul qudduus!'aesAbdurrahman salam. Kemudian shalat dua rakaat setelahnya,
bin Abzay meriwayatkan bahwa dalam shalat namun dalam posisi duduk. Jadi, jumlah selu-
Witir membaca surah al-Alaa, surah al-Kaaf- ruhnya sebelas rakaat.
iruun, dan surah al-lkhlaash. Dan jika selesai Akan tetapi setelah lanjut usia, Rasulullah
beliau membaca ) l6t'ust eur-i' sebanyak tiga saw melakukan Witir hanya tujuh rakaat, dan
kali sambil memanjangkan sua.a pada kali ke- menambahkan shalat seperti di atas, jadi selu-
tiganya. ruhnya sembilan rakaat.
Rasulullah saw. jika melakukan shalat sun-
b. Membaca Doa Setelah Witir nah malam, maka beliau selalu rutin menjag-
Dari Ali bin Abi Thalib, ia meriwayatkan anya. Dan ketika ketiduran atau sakit hingga
bahwa Rasulullah saw. pada akhir Witir mem- tidak bisa melakukan shalat, maka beliau akan
baca doa, melakukan shalat itu pada siang harinya seban-
t ,. . , i n yak dua belas rakaat. Aku tidak pernah melihat
;y|i !L{" i !w,t ;}1 31 i$t
t|_ o ^t| ..
Rasulullah saw. membaca Al-Qur'an khatam
', ..,"r, /'
Y Jl- J-t{ t;ii g;r}' b JruU-:{
o t ,{- o ,
dalam semalam, tidak juga shalat malam sam-
pai pagi, dan tidak juga puasa sebulan penuh
t;,vqis;lel;;tr
-:c/t
494 M.."k, menggunakan dalil hadits yang berbunyi, "sebaik-baik doa adalah yang samar."
495 Ulr., Hanabilah berkomentaf,, "Riwayat ini sanadnya terputus."
496 HRAbuDawud.
Frq[H ISLAM ltLtD 2
Shalat sebagaimana kita ketahui adalah Terkadang shalat sudah dianggap batal
ibadah yang terdiri atas bacaan dan perbuatan dari permulaan takbir karena tidak lengkap-
tertentu yang wajib dijalankan dengan syarat- nya syarat-syarat sah shalat, seperti bersuci
syarat dan rukun-rukunnya, agar shalat itu dan menutup aurat. Adapun jika aurat terbuka
benar sesuai dengan tuntunan dan perintah di tengah shalat maka hukumnya batal menu-
Rasulullah saw., " Shaletlah kalian sebagaima- rut Hanafiyyah, dengan catatan kalau memang
na kalian melihat aku shalat!' terbukanya aurat itu selama penunaian satu
fika dalam praktik ibadah shalat itu ada rukun, yaitu sekitar selesainya bacaan tasbih
perbuatan atau perkara yang bertentangan sebanyak tiga kali. Shalat juga dianggap batal
dengan tata cara shalat yang syar'i, maka sha- dari awalnya jika salah satu rukunnya tidak
latnya rusak atau batal. Para ulama sepakat dipenuhi, yaitu jika tidak membaca takbiratul
bahwa kata rusak dan batal jika digunakan da- ihram. Bisa juga batal di tengah-tengah shalat
lam hal ibadah artinya sama, sedangkan dalam jika memang salah satu rukunnya tidak di-
muamalah, seperti jual beli, maka kedua kata jalankan, seperti tidak melakukan ruku' atau
tersebut menurut Hanafiyyah mempunyai arti sujud.
yang berbeda.
fika praktik ibadah dianggap rusah maka A. PERTAMA. HAL.HAL YANG
wajib mengulanginya karena yang dimaksud MEMBATALKATII SHALAT MENURUT
dengan rusak atau batal adalah keluarnya iba- FUQAHA
dah dari jalur yang sudah ditentukan karena
Menurut para fuqaha, hal-hal terpen-
kurangnya rukun-rukun yang telah ditentu-
ting yang dapat membatalkan shalat adalah
kan.
sebagai berikut,497 diketahui bahwa
-perlu
497 Ad-Durrul Mukhtaan Vol. 1, hlm. 574-593; al-Badaa'i, Vol. 1, hlm 233-242; Maraaqil Falaah, hlm.52-54; ary-Syarhush ShaghiinYol.
1, hlm.343-356; Haasyiyyah Bajun, Vol. 1, hlm. 182-186; al-Qawaaniin al-Fiqhiyyah,hlm.SL; Mughnil Muhtaaj,Vol. 1, hlm. L94-200;
al-Muhadzdzab, Vol. 1, hlm. 86-88; Kasyaaful QinaaiYol.l, hlm. 465-470; al-Mughnii, Vol. 2, hlm. l-3, d,an 44-62.
IsLrA.M IILID 2
1 - BERBICARA
Yang dimaksud berbicara di sini adalah 'shalat itu tidak pqtut dicampur dengan
mengucapkan suara selain bacaan shalat, baik ucapan manttsia, dan yang diperbolehkan da'
sengaja maupun lupa yang lebih dari dua hur- Iam shalat hanyalah bacaan tasbih, takbin dan
uf meski tidak dipahami, atau satu huruf yang b a ca an ayat- ay at Al - Qur' an."A99
Capat dipahami. Zaid bin Arqam berkata, Di antara ucapan yang membatalkan sha-
lat adalah berdehem tanpa ada udzur jika me-
t !. t
aI t-rgs I mang disertai keluarnya dua huruf atau lebih.
Kemudian yang membatalkan shalat lagi adalah
ryd' ,.-p W) o jtira (;b {'0."C mengeluh, merintih, menggerutu, dan menan-
gis jika mengandung huruf-huruf yang jelas
"Dahulu dalam shalat kami berbicara satu
terdengar. Kecuali, iika memang sedang sakit
sama lainnya sehingga turun firman Allah yang
atau benar-benar merasakan takut kepada
berbunyi, i..D an lqksanqkanlah (shalat) karena Allah. Menjawab orang yang bersin dan men-
Allah dengan khusyuk.' (al-Baqarah: 238) jawab salam juga membatalkan shalat, Ber-
setelah itu kami diperintahkan untuk diam doa dengan redaksi yang mirip dengan omo-
dan dilarang berbicara dalam shalat."498 ngan manusia juga membatalkan shalat, hanya
Hadits lain yang menguatkan adalah ri- saja para ulama mempunyai perincian dalam
wayat Mu'awiyyah bin Hakam as-Sulami yang hal ini.
berbunyi, "Ketika aku sedang shalat bersama
Rasulullah saw tiba-tiba ada salah seorang
dari kami yang bersin. Lantas aku berkata, a. UlamaHanafiyyahberpendaptt,SO0
'Yarhamukallaah.' Mendengar ucapanku itu, menurut pendapat yang mukhfar, shalat
dianggap batal jika mengucapkan kalimat baik
orang-orang memerhatikanku. Lantas aku
dengan sengaja, lupa, tidak tahu, kesalahan,
bertanya,'Celaka! Mengapa kalian menatapku
maupun terpaksa, yaitu dengan mengucapkan
seperti itu?' Kemudian mereka menepukkan
dua hurufatau satu hurufyang dapat dipaha-
tangan pada paha mereka sendiri. Dan ketika
mereka menyuruhku untuk diam, maka aku mi, seperti 1L) atau mengucapkan huruf (d).
pun diam. Setelah selesai shalat, Rasulullah Hukum ini sama halnya dengan mengucapkan
salam kepada seseorang atau menjawab salam
saw. memanggilku. Dan sungguh aku tidak
pernah melihat metode pendidikan yang leb- dengan lisannya, bukan dengan tangannya
498 HR fama'ah kecuali Ibnu Majah (Nailul Authaan Vol. 2, hlm' 311).
499 HR Ahmad, Muslim, an-Nasa'i, dan Abu Dawud (lVailul Authaar,Yol.2, hlm. 314). Imam al-Mundziri berkata, "Ucapan 'maka aku
pun diam' maksudnya dia masih hendak berbicara, namun akhirnya diam."
SO0 Ad-Durrul Mukhtaar, Vol. 1, hlm. 574-593; al-Badaa'i, Vol. 1, hlm. 220,232-242; Fathul Qadiin Vol. 1, hlm. 280'286.
Isr"A,M lrrrD 2
501 HR Sa'id bin Manshur dalam Sunan-nya (Nailul Authaar, Vol. 2, hlm. 317).
Bagian 1 : IBADAH
Isr-AM IruD 2
tqngan kananmu, wahai MusaT' (Thaahaa: dikeluarkan itu untuk memperingatkan ke-
17) atau memberi izin masuk pada orang yang salahan dalam shalat dan sesuai kebutuhan,
berada di pintu dengan membaca ayat yang maka hal itu tidak membatalkan shalat' Namun
berbunyi, "...Barangsiapa memasukinya (Bait- jika ucapan yang dikeluarkan itu banyak, maka
ullah) amanlah dia...!' (Ali'Imran: 97) shalatnya batal. Misalnya pada shalat empat
fika dalam shalat dan mendengar imam rakaat, tetapi imam lupa dan mengucapkan
manyebutkan nama Allah, seperti membaca " salam pada rakaat kedua. Atau misalnya imam
'nr it'.,J! { " lantas ia meniawab dengan ucapan bangkit lagi, padahal sudah pada rakaat tera-
"Jatla ialaaluhi' atau membaca shalawat jika khir dan kebetulan makmumnya tidak tahu
disebutkan nama Nabi, atau mengucapkan " cara mengingatkan imam, lantas ia berkata,
4*:S' t A'r-i:' jika niatnya untuk menjawab 'Anda masih dalam rakaat kedua," atau 'Anda
maka shalatnya batal. Namun jika niatnya un- sudah pada rakaat terakhir," maka hukumnya
tuk mengagungkan Allah dan membaca shala- tidak apa-apa, karena mengikuti hadits yang
wat, maka shalatnya tidak batal. Karena, hal diriwayatkan oleh Abu Hurairah r'a..
itu tidak bertentangan dengan shalat. Ia berkata, "Kami pernah shalat Zhuhur
Shalat tidak batal karena melihat tulisan atau Ashar bersama Rasulullah saw., dan pada
yang dapat dipahami. Hanya saja, hukumnya rakaat kedua beliau mengucapkan salam'
makruh. Adapun membaca Al-Qur'an dari Setelah itu, beliau mendekati pohon di arah
mushaf ketika shalat, menurut Abu Hanifah, kiblat dan bersandar padanya dengan wa-
shalatnya batal karena memegang mushaf, jah marah. Di antara makmum terdapat Abu
melihat, dan membolak-balikkan halamannya, Bakar dan Umar. Namun, keduanya takut un-
termasuk melakukan banyak gerakan, dan tuk berbicara. Setelah orang-orang bergegas
juga mirip dengan talqin dari orang lain. Akan kelua4 lelaki yang berjulukan "Dzul Yadain"
tetapi, menurut Imam Muhammad dan Abu atau "Pemilik Dua Tangan" bertanya, "Ya Rasu-
Yusul hal itu tidak membatalkan shalat. Hanya lullah! Anda sengaja mengqashar shalat atau
saja, hukumnya makruh karena membaca Al- memang lupa?" Beliau menjawab, "Aku tidak
mengqashar iuga tidak lupa!' Lelaki itu ber-
Qur'an dari mushaf dalam shalat termasuk
ibadah yang ditambahkan pada ibadah lain. kata lagi, 'Anda tadi shalat dua rakaat." Beliau
Hal ini makruh karena menyerupai Ahli Kitab. bertanya, "Apakah benar apa yang dikatakan
'Pemilik Dua Tangon' ini?' Para sahabat menia-
b. Ulama Malikiyyah berpendapat,s02 wab, "Benar." Setelah itu, beliau langsung maju
syarat sahnya shalat itu di antaranya de- ke depan, shalat dua rakaat, salam, dan sujud
ngan tidak berbicara, kecuali dengan ucapan Sahwi dua kali, kemudian salam lagi.s03 Siapa
yang termasuk bagian shalat atau dengan tu- saja yang dalam shalat membaca ayat dengan
juan untuk membetulkan shalat. |ika ada uca- tujuan memberikan pemahaman kepada se-
pan lain selain bacaan shalat meski satu kali- seorang maka shalatnya tidak batal. Con-
mat, semisal mengucapkan kalimat "ya" atau tohnya, membaca ayat Yang berbunYi,
"tidak" untuk menjawab pertanyaan, maka
shalatnya batal. Akan tetapi, jika ucapan yang A,5;\1jlt
-z- l/z / -
"Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera tiap napasnya karena ketika batuk atau ber-
dan aman." fal-Hiir: a6) sin susah untuk membaca bacaan waiib dalam
shalat. fika dalam shalat seseorang dipaksa
Shalat dianggap batal jika seseorang den- untuk berbicara meski sedikit, maka menurut
gan sengaja bersuara meski tanpa hurufyang pendapat yang azhhar shalatnya batal.
jelas, seperti kicau burung. Sengaja meniup
dengan mulut juga membatalkan shalat, ber- d. Ulama Hanabilah berpendapot,506
beda dengan hidung. Shalat juga batal jika "Di antara hal-hal yang dapat membatal-
sengaja mengucapkan salam ketika dalam ke- kan shalat adalah mengeluarkan kalimat selain
adaan bingung, apakah shalatnya sudah sele- bacaan shalat sebanyak dua huruf atau lebih
sai atau belum. tanpa ada kemaslahatan untuk shalat, seperti
ucapan, 'Nak, tolong ambilkan air minumi atau
c. Utama Syafi'iyyah berpendap?t,504 sejenisnya." Akan tetapi jika lupa dan telanjur
mengucapkan dua kalimat yang termasuk mengeluarkan sedikit kalimatyang ada masla-
ucapan manusia dan dapat dipahami tetap hatnya untuk shalat, maka shalatnya tidak
membatalkan shalat, meski untuk kemasla- batal sesuai dengan hadits "Dzul Yadain." Hal
hatan shalat itu sendiri. Misalnya, mengucap- ini berlaku bagi imam dan makmum. fika ada
kan "|angan berdiri!" atau "Duduklah!" Batal kalimat keluar tanpa disengaja, maka shalat-
juga dengan mengeluarkan satu huruf yang nya juga tidak batal, seperti misalnya memba-
dapat dipahami menurut pendapat yang lebih ca salam karena lupa atau tertidur, atau ketika
shahih.Adapun berdehem dalam shalat, mena- membaca ayat ada kalimat selain Al-Qur'an
ngis, merintih, dan meniup, jika mengeluar- yang keluar tanpa sengaja. Hal-hal seperti ini
kan dua huruf, maka shalatnya batal menurut tidak membatalkan shalat, karena susah untuk
pendapat yang lebih shahih.f ika mengeluarkan menghindar dari hal tersebut. Contoh lain se-
sedikit ucapan karena ketelepasan atau lupa perti batuk, bersin, atau menguap hingga me-
sedang dalam shalat, maka hal itu dianggap ngeluarkan suara dua hurufatau lebih.
udzur dan tidak membatalkan shalat. Karena, Meniup dalam shalat dapat membatalkan
hal itu mengikuti hadits tentangkisah "Pemilik shalat, iika memang sampai mengeluarkan dua
Dua Tangan" di atas. fika seseorang mengelu- huruf karena Ibnu Abbas berkata, "Siapa saja
arkan ucapan dalam shalat karena tidak tahu yang meniup dalam shalat, maka ia dianggap
bahwa dalam shalat itu tidak boleh berbicara, berbicara." Merintih juga dapat membatalkan
maka shalatnya tidak batal jika ucapan itu se- shalat, jika memang rintihannya itu mengelu-
dikit. Namun jika ucapannya banyak, maka arkan dua huruf. Namun jika berdehem karena
shalatnya batal menurut pendapatyang lebih ada keperluan, maka shalatnya tidak batal.
shahih.soS Ulama Hanabilah membolehkan membaca
Ucapan-ucapan dalam shalat yang dimaaf- Al-Qur'an dengan menggunakan mushaf dalam
kan, antara lain berdehem, batuh dan bersin shalat. Namun, hal itu hukumnya makruh bagi
meski mengeluarkan lebih dari huruf dari orang yang hafal Al-Qur'an, karena dapat
mengurangi kekhusyukan dan tidak menatap maka shalat makmum yang memberitahu-
pada tempat suiud tanpa adanya keperluan, kan itu batal, dan shalat imam juga batal jika
sebagaimana dimakruhkannya dalam shalat mengikuti ucapan makmum.
fardhu secara mutlak. Karena, umumnya tidak Seyogianya bagi makmum untuk tidak
membutuhkan mushaf dalam membaca ayat buru-buru memberitahukan kesalahan imam,
ataupun surah dalam shalat fardhu. Selain karena hukumnya makruh, sebagaimana mak-
dua hal di atas, boleh hukumnya membaca Al- ruhnya kembali pada ucapan makmum bagi
Qur'an dengan menggunakan mushaf dalam imam. fika memang bingung atau lupa, maka
shalat karena memang membutuhkan. Dalil baiknya langsung ruku' atau berpindah pada
bolehnya membaca dengan mushaf adalah, ayat atau surah lain.
bahwa Sayyidah Aisyah pernah bermakmum Shalat seorang makmum dianggap batal,
pada budaknya yang membaca Al-Qur'an de- jika ia memberitahukan kesalahan bacaan se-
ngan menggunakan mushaf'5O7 Imam az'Zuhri lain imamnya. Kecuali, jika dengan niat mem-
pernah ditanya mengenai seseorang yang sha- baca bukan menunjukkan kesalahan, karena
lat dengan membaca dari mushaf pada bulan hal itu hukumnya makruh tahrim.
Ramadhan. Ia menjawab, "Orang-orang yang Shalat juga dianggap batal jika mengikuti
terbaik dari kami juga membaca dari mushaf." perintah orang lain, seperti meminta orang
Pemberitahuan makmum pada imam lain untuk merapatkan barisan sehingga orang
atas kesalahan bacaan dalam shalat. |ika itu mengikuti dan merapatkan barisan. Baik-
seorang makmum membetulkan kesalahan nya adalah dengan bersabar sejenak, kemu-
orang yang sedang membaca Al-Qur'an, namun dian merapatkan barisan dengan sendirinya.
bukan imamnya dalam shalat, maka shalatnya. Dalil bolehnya menunjukkan kesalahan
Batal. Karena, hal itu termasuk pengajaran dan bacaan imam adalah hadits riwayat Musaw-
pendidikan, sehingga dianggap berbicara. Ada- war bin Yazid al-Makki. Ia berkata, "Suatu
pun pembetulan makmum pada imamnya atas
ketika Rasulullah saw. mendirikan shalat dan
kesalahan bacaan Al-Qur'an, maka hukumnya
tidak membaca ayat, lantas salah seorang sa-
diperinci oleh para ulama sebagai berikut. habat berkata, 'Ya Rasulullah, ayat ini dan ini
belum Anda baca.' Beliau bersabda, 'Engkau
a. Utama Hanafiyyah berpendap?t,508
telah mengingatkanku akan ayat ifu."'509 Dan
jika sang imam berhenti atau bingung juga, hadits riwayat Ibnu Umar yang menceri-
dalam bacaan sebelum melanjutkan pada ayat takan bahwa Rasulullah saw pernah shalat
berikutnya, maka boleh bagi makmum untuk dan membaca ayat, namun agak rancu dalam
memberitahukan imam pada bacaan yang bacaannya. Kemudian setelah selesai, beliau
benac dengan niat membetulkan, bukan de- berkata kepada Ubay bin Ka'ab, "Apakah eng-
ngan niat membaca menurut pendapat yang kau tadi shalat bersama kami?' Ubay men-
shahih. Adapun membaca ayat di belakan jawab, "Ya." Lantas beliau bertanya, "Mengapa
imam, maka hal itu hukumnya makruh tahrim.
engkau tadi tidak membantu melancarkan ba-
Dan jika sang imam berpindah pada ayat lain,
caanku?"510
"sesungguhnya di dalam shalatitu terdapat tidak termasuk amalan shalat terkesan ber-
kesibukan.'Era paling dari shalat itu sendiri. Akan tetapi jika
makan sedikit karena lupa atau tidak tahu
2 - MAKAN DAN MINUM hukumnya, maka shalatnya tidak batal. Kecu-
Kedua hal ini termasuk di antara hal-hal ali jika yang dimakan itu banyak, maka tetap
yang membatalkan shalat. Berikut rincian pen- batal, meski lupa atau tidak tahu hukumnya
dapat fuqaha tentang hal tersebut. menurut pendapat yang lebih shahih. Hukum
ini berbeda dengan puasa yang tidak batal
a. Ulama Hanafiyyah berpendapat, dengan hal itu.
makan dan minum dapatmembatalkan sha- Banyak mengunyah juga membatalkan
lat, baik ketika lupa maupun sengaja, sedikit shalat, meskipun kunyahan itu tidak sampai
maupun banyak. Karena, hal itu tidaktermasuk ke dalam perut. Akan tetapi jika menelan gula
amalan shalat. Kecuali jika makanan itu beru- cair di mulut, maka shalatnya batal menurut
pa selilit kecil di sela-sela gigi, maka shalatnya pendapat yang lebih shahih. Adapun makan-
tidakbatal, meski makanan itu ditelan. Karena, an yang terselip di sela-sela gigi dan masuk
susah untuk menjaga hal sekecil itu, sebagai- ke dalam perut bersama air liuc maka tidak
mana halnya dengan puasa. membatalkan shalat jika memang susah mem-
Adapun mengunyah sebanyaktiga kali ber- bedakan dan meludahkannya.
turut-turut, maka shalatnya batal. Demikian
juga jika hukumnya menelan gula atau manis- 3. MELAKUKAN BANYAK GERAKAN SECARA
KONTINYU
an yang ada di mulut.
Para ulama sepakat akan batalnya shalat
b. Ulama Malikiyyah berpendapat, karena melakukan banyak gerak secara konti-
nyu, meskipun lupa karena tidak ada keperlu-
di antara hal yang dapat membatalkan
an yang mendorong untuk melakukan hal itu.
shalat adalah dengan sengaja makan meski
satu suapan, dan sengaja minum meski sedikit.
Akan tetapi jika menelan selilit kecil di antara a. Menurut Hanafiyyah.
gigi, maka shalatnya tidak batal, sebagaimana Ulama Hanafiyyah berkata, shalat dinya-
juga hukumnya makan dan minum ketika lupa takan batal dengan melakukan banyak gerakan
menurut pendapat yang rajih. Hanya saja, di- yang tidak termasuk gerakan shalat dan bukan
syariatkan untuk sujud Sahwi setelah salam. untuk membetulkannya, seperti menambah
fika makan dan minum secara berbarengan sujud atau ruku'. Seperti juga, berjalan bukan
atau salah satu di antara keduanya, namun ber- untuk memperbarui wudhu bagi orang yang
samaan dengan salam, maka shalatnya batal telah berhadats. Akan tetapi, mengangkat ke-
meskipun lupa. dua tangan pada tiap takbir selain takbiratul
ihram tidak membatalkan shalat, hanya saja
c dan d. Ulama Syafi'iyyah dan Hanabilah hukumnya makruh. Yang dimaksud banyak ge-
berkata, rak adalah gerakan yang membuat orang lain
batal hukumnya shalat seseorang yang tidak ragu, bahwa orang yang bergerak itu ti-
makan makanan meski sedikit. Karena, makan dak dalam shalat. Akan tetapi jika gerakannya
514 HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Imam Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, dan lbnu Majah dari Ibnu Mas'ud. Deraiat Hadits ini shahih.
ISLAM 2
'ILID
itu serupa dengan gerakan shalat, maka diang- memegang tasbih, atau menggaruk, dan se-
gap gerakan ringan menurut pendapat yang jenisnya, menurut pendapat yanglebih shahih.
lebih shahih. Tidak batal juga dengan menggerakkan lidah
atau pelupuk mata, dan kedua bibir.
b. Menurut Malikiyyah. Boleh hukumnya melakukan gerakan
Ulama Malikiyyah berkata, shalat diang- ringan menurut adat dalam shalat, meski ge-
gap batal dengan melakukan banyak gerak- rakan itu tidaktermasuk bagian shalat. Karena,
an, baik sengaja maupun lupa. Contohnya Rasulullah saw. sendiri ketika sedang shalat
seperti menggosok atau menggaruk badan, pernah membukakan pintu untuk Aisyah, juga
memegang-megang janggut, meletakkan se- membopong Umamah dan meletakkannya
lendang di pundall mendorong orang lewat lagi.sls Boleh juga melakukan banyak gerakan
di depannya, dan berisyarat dengan tangan. tetapi terpisah-pisah tidak terus-menerus, Bo-
Adapun jika gerakan yang dilakukan itu se- leh juga malakukan gerakan bagi orang yang
dikit sekali, seperti berisyarat dan menggosok udzu4 karena sakit yang mengharuskannya
kulit, maka shalatnya tidak batal. fika gerakan bergerak dan memang tidak mampu bersabar
yang dilakukan itu pertengahan antara banyak
hingga selesai shalat.
dan sedikit, seperti beranjak dari shalat, maka
Makruh hukumnya melakukan banyak ge-
jika sengaja, shalatnya batal. Namun jika tidah
rakan secaraterpisah-pisah tetapi tanpa keper-
maka tidak batal.
luan yang penting. Menurut Ulama Hanabilah,
banyak sedikitnya gerakan itu tidak diukur
c. Menurut Syafi'iyyah dan Hanabilah.
dengan angka ataupun bilangan.
Ulama Syafi'iyyah dan Hanabilah berkata,
shalat dianggap batal dengan melakukan ba-
nyak gerakan, baik sengaja maupun lupa, na- d. Ulama Syaf iyyah menambahkan,Sl5
mun tidak batal jika gerakannya itu sedikit. bahwa suatu gerakan dianggap banyak
Ukuran banyak sedikitnya gerakan ditimbang menurut adat adalah gerakan yang lebih dari
dengan ukuran kebiasaan dan adat. Dua lang- tiga, meski dengan anggota yang berbeda-beda,
kah dan dua gerakan masih dianggap gerakan seperti menggerakkan kepala dan tangannya.
sedikit, namun tiga ke atas berturut-turut Bolak-baliknya tangan dihitung satu gerakan,
menurut Syafi'iyyah sudah termasuk banyak. selama tidak berhenti di antara gerakan itu.
Maksud berturut-turut adalah antara gerakan Demikian juga dengan mengangkat kaki, baik
yang satu, kedua, ketiga, dan seterusnya, di- kembali pada tempatnya semula maupun ti-
lakukan bersambung tanpa diselingi berhenti. dak. Geraknya kaki dan kembalinya dihitung
Shalat juga dianggap batal dengan melaku- dua kali gerakan. Kita tahu bahwa meloncat
kan lompatan, karena tidak sesuai dengan ge- dalam shalat tergolong pada gerakan banyak,
rakan shalat. Namun, shalat tidak batal dengan seperti juga menggerakkan sebagian atau se-
melakukan gerakan ringan meski berturut-tu- luruh badan, meski tanpa menggeser posisi
rut, seperti menggerak-gerakkan jari sambil kedua kaki.
5L5 Ada hadits yang menerangkan bahwa Nabi saw. ketika shalat pernah sambil membopong Umamah cucu beliau. Ketika sujud, be-
liau meletakkan Umamah, dan ketika bangkit beliau membopongnya lagi. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Rasulullah saw. iuga menyuruh untuk membunuh ular dan kalajengking meski kita sedang shalat. Beliau juga menyuruh untuk
melepas kedua sandal dalam shalat.
516 Haqtsyiyah Bajuri 'alaa Syarh lbnu Qasim al-Ghazi,Yol. L, hlm. LB4.
Bagaan 1 : IBADAH lsr.AM JrrrD 2
Batalnya shalat dengan banyak gerak itu, sambil membaca dari mushaf secara mutlah
jika memang gerakannya menggunakan ang- tanpa hukum makruh.
gota badan yang berat. Namun jika meng- Berialan dalam shalat tidak membatal-
gunakan anggota badan yang ringan, maka kan shalat, selama masih menghadap kiblat,
tidak membatalkan shalat. Contohnya seperti dan langkahnya dibuat putus-putus atau
menggerakkan jari-jari tanpa menggerakkan diselingi berhenti seukuran selesai melakukan
telapak tangan ketika memegang tasbih atau satu rukun. Hal ini boleh dan tidak membatal-
sejenisnya. Seperti halnya dengan menggerak- kan shalat, meski banyak gera( asal tempat-
kan lidah, kelopak mata, bibi[ dan kemaluan, nya tidak berubah atau melampui masjid, atau
meskipun berulang kali. Hal itu tidak mem- melebihi barisan jika memang shalat di padang
batalkan shalat, karena tidak mengurangi po- pasir.
sisi khusyuk dan ta'zhim. Karena itu, gerakan-
gerakan itu digolongkan dalam gerakan ringan 4. BERPALING DARI ARAH KIBLAT TA]IIPA ADA
atau kecil. UDZUR
fika bimbang dalam memutuskan apakah Menurut Syafi'iyyah dan Hanafiyyah, jika
yang dilakukannya itu termasuk gerakan ba- ada udzur seperti berpaling untuk mengambil
nyak atau sedikit, menurut pendapatyang mu'- air wudhu, maka hal itu tidak membatalkan
tamad kebimbangan itu tidak berpengaruh. shalat, karenabisa dimaafkan. Hal lainyangter-
Ucapan dalam shalat, baik sedikit mau- masuk udzur menurut Syafi'iyyah adalah ber-
pun banyak tetap membatalkan shalat. Ber- palingnya orang bodoh dan orang lupa, tetapi
beda dengan gerakan dalam shalat yang ti- buru-buru kembali ke arah kiblat.
dak membatalkan shalat, kecuali gerakan itu Menurut Malikiyyah, shalat tidak dianggap
banyak. Perbedaan ini karena gerakan kecil batal selama telapak kaki masih menghadap
atau sedikit dalam shalat masih bisa dimaaf- ke arah kiblat. Sedangkan menurut Hanabilah,
kan, karena tidak mengurangi shalat. Berbe- shalatnya tidak dianggap batal selama orang
da dengan ucapan yang disengaja, menurut itu memalingkan seluruh anggota tubuhnya
ulama Syafi'iyyah. Adapun ucapan yang tidak dari arah kiblat.
disengaja, maka iika sedikit tidak apa-apa se-
bagaimana telah dituturkan di atas. 5. SENGAJA MEMBUKA AURAT
Menurut Abu Hanifah, membaca mushaf Sengaja membuka aurat atau terbuka
dalam shalat termasuk hal yang membatalkan karena tertiup angin selama seukuran men-
shalat karena dua alasan. jalankan satu rukun atau seukuran selesai
Pertama, membawa mushal melihat pada membaca tiga tasbih menurut Hanafiyyah. fika
Al-Qur'an, dan membolak-balikkan lembar sepertiga aurat terbuka, namun langsung ditu-
halamannya termasuk dalam kategori gerakan tup kembali, maka shalatnya tidak batal menu-
banyak. rut Syafi'iyyah dan Hanabilah. Akan tetapi
Kedua, membaca dari mushaf sama halnya menurut Malikiyyah, shalat mutlak dianggap
dengan menirukan bacaan orang lain. Akan batal jika aurat inti terbuka. Artinya bukan au-
tetapi, Abu Yusuf dan Muhammad memboleh- rat sekitarnya karena yang dianggap menutup
kan shalat sambil membaca dari mushaf, ha- aurat adalah dari sisi-sisinya, bukan dari sebe-
nya saja hukumnya makruh. Imam asy-Syafi'i lah bawah. fadi iika aurat bagian bawah atau
dan Imam Ahmad malah membolehkan shalat pusa[ maka tidak apa-apa.
Bagian 1 : IBADAH
Isr"{M lrLlD 2
6. KELUAR HADATS KECIT ATAUPUN BESAR dipahami, maka hal itu membatalkan shalat'
Batalnya shalat di situ karena termasuk dalam
Keluar hadats kecil ataupun besar juga
kategori berbicara.
membatalkan shalat, meskipun orang yang
Ulama Hanafiyyah membedakan antara
berhadats itu sengaja maupun lupa, meski dari
tertawa kecil dan tertawa lebar. Bedanya, kalau
orang yang sering keluar hadats' Namun iika
yang pertama suaranya hanya bisa didengar
bimbang, maka lebih baik diteruskan'
sendiri dan orang samping tidak mendengar'
Di antara hal-hal yang termasuk hadats
Hukumnya hanya membatalkan shalat, namun
adalah tidur tanpa memosisikan pantatnya di
tidak membatalkan wudhu. Adapun yang ke-
tanah. Menurut Ulama Hanafiyyah, yang mem-
dua maksudnya adalah, tertawa yang sampai
batalkan shalat adalah hadats yang disengaja
mengeluarkan suara hingga didengar orang
setelah duduk akhir selama ukuran bacaan
lain di sampingnya. Hukum tertawa ini mem-
tasyahud atau sebelumnya. Jika hadats itu ter-
jadi sebelum salam setelah duduk terakhin batalkan shalat dan wudhu sekaligus' Adapun
tersenyum-hanya gerak bibir tanpa suara-
maka shalatnya sah menurut Hanafiyah, se-
maka tidak membatalkan shalat.
bagaimana halnya meneruskan shalat dengan
Ulama Hanafiyyah dalam pembagian di
dalih istihsan, jika keluar hadats di tengah
atas menggunakan hadits Nabi sebagai dalil'
shalat tanpa kesengajaan, misalnya sesuatu
yang tanpa sengaja keluar dari tubuhnya baik
Hadits itu berisi perintah bahwa siapa saia
yang tertawa lebar dalam shalat, maka ia disu-
berupa air seni, buang air besa4 buang angin,
ruh mengulang shalat sekaligus wudhu'517
mimisan, dan keluar darah dari luka atau bisul
bernanah. Tertawa lebar termasuk hal yang mem-
batalkan shalat menurut ulama Hanafiyyah,
7. TERKENA NAJIS YANG TIDAK BISA sebagaimana batalnya mengeluarkan hadats
DIMAAFKAN, BAIK DI BADAN, PAKAIAN' dengan sengaja ketika pada posisi sebelum
MAUPU]II TEMPAT SHALAT]'IYA duduk akhi6, yang lamanya kira-kira bacaan ta-
Siapa safa yang badan atau pakaiannya syahud. Akan tetapi jika terfadi setelah duduk
terkena najis, atau sujud pada tempat yang na- akhir; maka tidak membatalkan shalat karena
jis dan tidak dapat dimaafkan, atau ada najis sudah dianggap selesai, namun wudhunya
yang keluar dari dalam mulut, hidung, atau te- tetap batal. Demikian iuga dengan shalat mak-
linga, maka shalatnya batal. Najis yang dimaaf- mum masbuq, dan shalatnya tidak mungkin
kan tidak membatalkan shalat' Begitu juga na- diteruskan karena sudah dibatalkan dengan
jis kering yang jatuh mengenai pakaian, lantas tertawa. Artinya, jika satu bagian rakaat shalat-
langsung dilepaskan atau dibuang. nya batal, maka batallah shalatnya'
atau bimbang dalam niatnya, atau berniat un- dengan lisan, baik berpindah ke shalat yang
tuk membatalkan shalat, atau niat keluar dari berbeda maupun masih shalat yang sama,
shalat, atau membatalkan bagian shalat yang maka yang dianggap adalah niat yang baru
sudah dijalani, atau bimbang apakah sudah diucapkan, dan shalat yang sebelumnya batal
niat atau belum. Semua hal ini sudah disepa- karena diselingi dengan ucapan niat tadi.
kati dan merupakan hal yang membatalkan Kesimpulannya, jika seseorang bertakbir
shalat. Menurut ulama Hanafiyyah,Sls shalat dengan niat shalat baru, maka hukumnya di-
juga dianggap batal jika berpindah niat, se- perinci sebagai berikut.
perti misalnya berniat pindah niat dari shalat fika niat yang kedua itu untuk shalat yang
satu ke shalat lain. Contohnya seperti orang sama dengan yang awal, maka shalatnya tidak
yang sedang shalat Zhuhuc lantas ia bertakbir batal dan rakaat yang sudah dijalaninya tetap
untuk shalat Ashar atau shalat sunnah, maka dihitung. Kecuali, jika ia berniat dan mengu-
shalat Zhuhurnya batal. fika seseorang shalat capkannya dengan lisan atau berniat menjadi
fardhu munfarid, lantas bertakbir dengan makmum, atau niatmenjadi imam untukkaum
niat menjadi makmum atau bertakbir dengan wanita maka shalatnya batal.
niat menjadi imam untuk kaum wanita, maka fika niat kedua itu berbeda dengan niat
shalatnya dengan niat pertama batal dan yang shalat yang pertama, maka shalat pertama
dihitung adalah shalat dengan niat kedua. batal, baik niatnya dengan hati maupun de-
Demikian juga jika seseorang shalat de- ngan lisan. Akan tetapi, Imam asy-Syafi'i send-
ngan niat shalat sunnah atau waiib, atau ber- iri membolehkan mengubah niat shalat fardhu
niat shalat jenazah,lantas ada niat lagi masuk menjadi shalat sunnah mutlak, tanpa mem-
sehingga bertakbir dengan dua niat, atau ber- batalkan rakaat yang telah dijalani.
takbir dengan niat shalat yang kedua, maka
niat yang pertama batal, dan yang dihitung 11. BERDENDANG DATAM BACMN ATAU
adalah shalat yang niatnya paling akhir. KESALAHAN PEMBACA
Akan tetapi jika misalnya memulai shalat Menurut ulama Hanafiyyahsle dalam hal
Zhuhur dan dapat satu rakaat atau lebih, na- ini ada dua pendapat. Pendapat ulama lama,
mun kemudian bertakbir dengan niat memulai termasuk di dalamnya Syafi'iyyah, dan ini
shalat Zhuhur lagi, maka shalat yang awal tadi adalah pendapat yang lebih hati-hati. Kedua,
tidak batal dan tetap dihitung dalam bilangan pendapat ulama baru yang lebih mengede-
rakaat, karena niat yang kedua tidak sah. Ke- pankan kemudahan.
cuali jika niat yang kedua itu berubah dari niat Kesimpulan pendapat ulama-ulama lama
yang awal, seperti misalnya berniat menjadi adalah sebagai berikut.
imam kaum wanita atau berniat menjadi mak- Shalat dianggap batal dengan segala se-
mum lantas bertakbir dengan nait munfarid. suatu yang mengubah makna dengan peru-
Dalam hal ini, yang dianggap adalah niat shalat bahan yang membawa pada kekufuran, dan
yang terakhi4 sedangkan niat-niat yang awal dengan sesuatu yang tidak terdapat contohnya
batal. dalam Al-Qur'an. Berubah satu huruf saja dalam
|ika seseorang mengucapkan niat baru Al-Qur'an akan membawa perubahan makna
518 Fothul Qadiir, Vol. 1, hlm. 285; ad-Durrul Mukhtaar wa Raddul Muhtaar,Vol. l, hlm. 583; Tabyiinul Haqaa'iq,Vol. I, hlm. 158.
519 Ad-Durrul Mukhtaar wa Roddul Muhtaar, Vol. 1, hlm. 589-583,
FrqlH Isr"A.M lrl-tD 2
yang sangat jauh, seperti misalnya kalimat kalimat "Iyyaaka Na'budu" (al-Faatihah: 5).
"Haadzal ghuurqqb" (al-Maa'idah: 31) dibaca Shalat tidak batal meski dengan menam-
"Haadzal ghubaar!' Seperti juga kalimat "As- bahkan atau mengurangi kalimat, mengurangi
Saraa'iy'' (ath-Thaariq: 9) dibaca" As-Saroa'ill' huruf, atau mengganti dengan yang lain, seper-
Menurut Abu Hanifah dan Muhammad, shalat ti pada contoh kalimat, "'s;:1;t, A ttt o; :y"
juga dianggap batal meski dengan bacaan yang aan uk jti; dan,Zjtsebagaigantf lialimit
serupa dengan Al-Qur'an, namun artinya iauh. "infaj aratl' dan" lyaab" sebagai ganti " Awwaab"
Seperti, misalnya pada kalimat "Qawaamiin" kecuali jika hal itu mengubah makna.
(an-Nisaa':135) dibaca "Qiyaamain." Keba- Shalat j uga tidak batal dengan pengulangan
likan perbedaan di atas, menurut keduanya kalimat meski berubah makna, misal "Rabb
tidak batal, namun menurut Abu Yusuf batal. Rabbil'aalqmiin."
Ulama-ulama yang baru atau muta'akhir Akan tetapi jika perubahan terjadi pada
berpendapat bahwa kesalahan i'rab dalam kalimat dan memengaruhi makna, maka
bacaan shalat tidak serta-merta membatal- shalatnya batal, seperti misalnya kalimat "
kan shalat, meski i'tiqadnya kufur karena ke- *v C ,t*ilt';:1" atau " ur;;l S; At ^-:
banyakan orang tidak paham mengenai i'rab. dtr"tat fuga batai iika terjadi kesalahan peiryeb-
fika kesalahannya berupa pergantian hu- utan nasab, misalnya "'lsa ibni Luqmaan" tapi
rul jika memang masih mampu membedakan berbeda dengan misalnya "Musa ibni Luqman"
antara keduanya tanpa kesulitan, seperti da.n "Maryam binti Ghailanl' fika perubahan-
mengganti huruf Shaad dengan huruf Tha' nya tidak mengubah makna, seperti kalimat
dalam ayat, "Ash-Shaalihaat'' (al-kahfi: 108) Ar-Rahman sebagai ganti Al-Kariim, maka ula-
me n j ad i' .A th -T h a alih a a t i' maka shalatnya batal ma sepakat hal itu tidak membatalkan shalat.
menurut kesepakatan ulama. Akan tetapi jika Ulama Hanabilah berkata,520 iika dengan
kesulitan membedakannya, maka kebanyakan bacaan itu mengubah makna selain pada
ulama menganggap shalatnya tetap sah dan ti- surah al-Faatihah, maka shalatnya tetap sah
dak batal. dan boleh untuk dijadikan imam. Kecuali jika
Shalat tidak dianggap batal hanya dengan memang terdapat unsur kesengajaan, maka
membaca ringan pada huruf-huruf yang ber- shalatnya batal. Adapun jika mengubah makna
tasydid atau sebaliknya, seperti membaca ayat pada surah al-Faatihah, maka shalatnya batal.
"Afa'ayiina" dengan tasydid dan sebagainya.
Shalat juga tidak batal meski dalam ayat di- 12. MENINGGATKAN RUKUN TANPA
tambahkan satu huruf atau lebih, contoh "ash- MENGQADHA DAN METUINGGALKAN
SYARAT TAI{PA UDZUR
Shiraathal Ladziinai' atau menyambung huruf
dengan kalimat setelahnya, seperti "Iyyaa Yang pertama, meninggalkan rukun tanpa
Kana'budui' atau berhenti di tengah ayat dan mengqadha, misalnya tidak melakukan sujud
memulai lagi. Hal ini tidak membatalkan shalat dalam salah satu rakaat shalat dan langsung
meski mengubah makna. salam tanpa mengqadhanya. Yang kedua, me-
Akan tetapi, shalat dianggap batal jika ti- ninggalkan syarat tanpa udzu4 misalnya men-
dak membaca dengan tasydid pada kalimat dirikan shalat tanpa menutup aurat dan tanpa
"Rabbil Aalamiin" (al-Faatihah:2) dan pada udzur syar'i. Akan tetapi jika ada udzu[ semi-
sal tidak ada kain untuk menutup aurat, atau niat imam untuk meniadi imam untuk wanita,
kainnya najis dan tidak ada air untuk member- atau bersama lelaki dengan imam lain, dan ti-
sihkannya, atau tidak mampu untuk mengha- dak memberikan isyarat kepada wanita untuk
dap kiblat, maka shalatnya tetap sah. tertinggal. fika imam tidak niat untuk men-
jadi imam bagi wanita, maka ia tidak bersama
13. MEIIIDAHUIUI IMAM DENGA]II SENGAJA dalam shalat. Dan jika tidak tertinggal dengan
DALAM SALAH SATU RUKUN SEHITTIGGA isyarat imam, maka shalatnya wanita batal, na-
TIDAK BERBAREITIGAN DENGAN IMAM mun shalat imamnya tetap sah.
Misalnya, makmum ruku' terlebih dahulu Ketiga, syarat berikutnya, tempat kedua-
dan langsung bangkit sebelum imam ruku'. nya jadi satu tanpa ada penghalang.
|ika hal itu dilakukan karena lupa, maka ia Keempat, perempuannya cantik menarik.
harus segera kembali pada posisi semula ber-
Ukuran jarak bersebelahan yang mem-
sama imam dan shalatnya tidak batal. Akan
batalkan shalat adalah seukuran menjalankan
tetapi ulama Hanafiyyah berkata, shalat tetap
rukun menurut Imam Muhammad, atau se-
batal meskipun mendahului imamnya itu ukuran bacaan tasbih tiga kali menurut Abu
dalam keadaan lupa, dan tidak kembali lagi
Yusuf.
bersama imam, atau kembali setelah itu dan
salam bersama imam. fika ia mengulang lagi
1 5. ORANG SHALAT DENGAN BERTAYAMUM
bersama imam hingga salam, maka shalatnya DAN DI TENGAH SHATAT MENEMUKA]II AIR
tidak batal. YANG CUKUP UNTUK BERWUDHU
Ulama Syafi'iyyah berkata, shalat seorang Menurut Hanabilah dan Hanafiyyah shalat
makmum tidak dianggap batal kecuali jika ia orang bertayamum batal karena di tengah
mendahului imam dua rukun yang berupa shalat melihat air. Hanya saja ulama Hanafi-
gerakan tanpa udzu4 seperti lupa misalnya. yyah berpendapat, batalnya itu jika melihat
Demikian halnya jika sengaja tertinggal dari air sebelum duduk terakhir selama seukuran
imam tanpa ada udzu[ seperti misalnya ba- tasyahud, karena shalatnya sudah dianggap
caannya lambat.
selesai menurut mereka.
Akan tetapi menurut Syafi'iyyah dan Ma-
14. KEDEKATAN TELAKI DAN PEREMPUA]II
likiyyah, shalat orang yang bersuci dengan
DALAM BARISAN SHALAT TAMPA
ADA JARAK YANG DIGUNAKAN UNTUK bertayamum tidak batal hanya karena melihat
SHALAT ATAU TANPA PEMBATAS air. Kecuali menurut Malikiyyah, jika orang itu
ANTAR KEDUANYA. lupa bahwa dia mempunyai bekal air cukup,
Hal ini berlaku bagi setiap wanita, baik itu lantas ia ingat. Pada saat seperti itu, maka
mahram sendiri, seperti anak dan putri, mau- shalatnya batal jika memang waktu shalatnya
pun bukan mahram seperti istri misalnya. masih panjang untuk mengulang lagi.
farak antara lelaki dan perempuan dalam
shalat menurut ulama Hanafiyyah syaratnya 16. MAMPU MEilUTUP AURAT
sebagai berikut. f ika seorang telanjang menjalankan shalat,
Pertama, jarak antara keduanya dibatasi namun di pertengahan shalat ia melihat pa-
betis dan tumit kaian yang cukup untuk menutup auratnya,
Kedua, shalat yang didirikan harus ber- maka shalatnya batal meskipun harus bergerak
samaan dalam takbiratul ihram, pelaksanaan, banyak untuk mendapatkan pakaian tersebut.
Isu.M f rrrD 2 Bagian I : IBADAH
Akan tetapi, ulama Malikiyyah berpendapat adalah karena hal-hal diatas mengubah pada
bahwa jika tempat pakaian itu jauhnya sekitar fardhu sehingga terjadinya di awal shalat mau-
dua barisan shalat, maka shalatnya tidak batal pun di akhir sama saja.
dan tetap menyelesaikan shalat, namun tetap Abu Yusuf dan Muhammad berkata, dua
mengulangnya lagi pada waktunya. belas perkara di atas tidak membatalkan shalat
jika terjadinya setelah duduk terakhir selama
1 7. MENGUCAPKAN SALAM SEBELUM sekitar selesai bacaan tasyahud. Dalilnya ha-
SELESA! SHALAT dits Ibnu Mas'ud yang berbunyi, "fika engkau
fika seseorang mengucapkan salam sebe- melakukan ini atau mengucapkan seperti ini,
lum selesai shalat karena lupa, maka shalatnya maka shalatmu telah sempurna." Hadits ini
tidak batal selama belum melakukan banyak menjadi dasar selesainya shalat dengan duduk.
gerak dan tidak banyak berbicara sebagaima- Karena itu, setelah duduk terakhir tidak ada
na telah dibahas dalam bab salam. kewajiban lain lagi. Dua belas perkara di atas,
jika memang membatalkan shalat, tetapi ter-
18. DUA BELAS PERKARA MENURUT ABU jadi setelah selesai shalat, maka shalatnya ti-
HANIFAH YANG BERBEDA DENGAT'I ABU dak dianggap batal karena sudah selesai.
YUSUF DAN MUHAMMAD
Selain delapan belas perkara di atas, masih
Dua belas perkara yang membatalkan banyak perkara lain yang membatalkan shalat
shalat menurut Imam Abu Hanifah, yaitu se-
disebutkan dalam berbagai madzhab, namun
bagai berikut.
perkara-perkara itu j arang terjadi.
Orang yang shalat dengan tayamum dan
melihat air saat shalat, selesainya batas meng-
usap khuf, orang buta hurufbelajar ayat tanpa
B. KEDUA: HAL.HAL YANG MEMBATALKAN
SHALAT MENURUT TIAP MADZHAB
seorang guru, orang yang telanjang dan me-
lihat kain atau pakaian, orang shalat dengan
isyarat kemudian mampu untuk ruku dan su- MADZHAB HANAF!
jud, ingat bagian shalat yang belum dijalankan Hal-hal yang membatalkan shalat ada
jika termasuk dalam bagian yang harus ter- enam puluh delapan.s22 Perinciannya sebagai
fib,szL memilih orang yang tidak Iayak untuk berikut.
menjadi ganti sebagai imam, seperti misalnya Berbicara meski karena lupa ataupun ke-
memilih seorang wanita menjadi imam. Ter- salahan, membaca doa yang serupa dengan
bitnya matahari ketika sedang menjalankan omongan biasa, seperti doa, "Ya Allah, jodoh-
shalat subuh. Tergelincirnya matahari ketika kanlah aku dengan fulanah, atau Ya Allah be-
shalat ldul Adha dan Idul Fitri. Masuknya rilah aku pakaian." Mengucapkan salam de-
waktu Ashar pada shalat fumat. fatuhnya pem- ngan niat penghormatan, meski karena lupa.
balut luka. Habisnya atau hilangnya udzur dari Menjawab salam dengan lisan atau dengan ber-
orang yang berudzur. Dalil yang digunakan salaman.
521 Perkara ini disepakati luga oleh ulama Malikiyyah, jika memang ingatnya sebelum dapat satu rakaat dan diharuskan membatalkan
shalat baik jadi imam maupun shalat munfarid. Adapun jika jadi makmum, maka ia harus mengikuti imamnya, dan tidak batal meski
ingat bagian shalat yang belum dijalankan sebagaimana pendapat ulama Syafi'iyyah.
522 Maraaqil Falaah, hlm. 52-54; ad-Durrul Mukhtaar,YoL l, hlm. 574-589; al-Badaa'i,Yol.1,hlm.233-243.
ISIAM IILID 2
Melakukan banyak gerak, memalingkan tunya cukup. Mengangkat seorang yang tidak
dada dari arah kiblat, memakan sesuatu dari layak untuk menjadi pengganti imam. Orang
luar mulut meski sedikit. Memakan sisa ma- shalat sambil telanjang dan melihat kain un-
kanan di sela-sela gigi yang sebesar kacang. tuk menutup aurat. Terbitnya matahari pada
Meminum. Mengunyah dalam shalat juga dapat waktu shalat Subuh. Tergelincirnya matahari
membatalkan shalat, karena kalau dilihat dari pada waktu shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Ma-
jauh jelas terlihat tidak sedang shalat. suknya waktu Ashar pada shalat fumat. fatuh
Berdehem tanpa ada udzur; berkata atau lepasnya pembalut luka, dan hilangnya
"cih," seperti meniup debu, gelisah, merintih, udzur bagi yang punya udzur; jika memang hal
mendesah, menangis karena sakit atau ter- itu termasuk salah satu dari dua belas perkara
kena musibah, bukan karena ingat surga dan dan terjadi sebelum duduk terakhir selama ba-
neraka. caan tasyahud.
Men$oakan orang bersin dengan mengu- Di antara yang membatalkan shalat adalah
capkan " itt C.:;'1," menjawab orangyang ber- hadats dengan sengaja atau karena perbuatan
tanya tentang sekutu untukAllah dengan men- orang lain, pingsan, gila, junub karena meman-
gucapkan "Tiada tuhan selain Allah." Mengu- dang atau bermimpi dalam tidur.
capkan " o-bti {yCV "i;6y' t arena mendengar Bersebelahan kaki dan tumit antara wani-
kabar buruk. Mengucapkan hamdallah karena ta cantik dan lelaki dalam barisan shalat menu-
mendengar kabar gembira. Mengucapkan ka- rut pendapat yang lebih shahih juga membatal-
limat tahlil "Laa ilaaha illallaah" atau "Subhaa- kan shalat, meski wanita itu mahram, istri,
nallaah" karena melihat sesuatu yang menak- atau nenek-nenek buruk rupa. Kedekatan itu
jubkan. dalam menjalankan rukun menurut Imam Mu-
Segala bacaan yang ditujukan untuk men- hammad atau seukuran rukun menurut Abu
jawab, seperti ayatl'.atAt
i ,F- (" diucap- Yusuf. fuga dalam shalat yang ada ruku' dan
kan untuk menjawab orang yang meminta sujudnya. Artinya, dalam shalat jenazah, ke-
kitab atau buku dan sejenisnya. Membaca ayat dekatan itu tidak membatalkan karena dalam
"G(i ti" sebagai jawaban pertanyaan akan shalat jenazah tidak ada sujud dan ruku'nya.
sesuatri yang diinginkan. Mengucapkan ayat Bersama-sama mengikuti imam dalam satu
"6;i >ti.i,r !-r.r' e-rl sebagai jawaban bagi tempat tanpa penghalang seukuran satu dzira'
orang yang meminti izin untuk mengambil atau ruang yang cukup untuk pijakan kaki, dan
sesuatu. Akan tetapi jika niatnya bukan untuk tidak memberi isyarat pada wanita agar ter-
menjawab, melainkan untuk memberitahu- lambat darinya. fika tidak terlambat dengan
kan bahwa dirinya sedang dalam shalat, maka isyaratnya, maka shalat si wanita batal. Tidak
shalatnya tidak batal. membebani untuk mendahului wanita kare-
Orang shalat dengan tayamum,lantas me- na makruh. Sang imam telah berniat menjadi
lihat air sebelum duduk tasyahud akhir. Habis- imam bagi wanita, dan jika belum niat maka
nya masa memakai khuf. Melepas khul orang tidak dihitung dalam shalat sehingga tidak
buta huruf belajar ayat selama tidak menjadi sampai terjadi kedekatan. Ini semua sembilan
makmum. Orang shalat dengan isyarat tapi syarat kedekatan jarak yang membatalkan,
mampu untuk ruku' dan sujud. Ingat bagian dan di atas kami ringkas menjadi lima.
shalat yang tertinggal jika termasuk bagian Terbukanya aurat orang yang telah dida-
yang harus dilakukan secara tertib dan wak- hului hadats dalam riwayat yang jelas. fika sese-
Isr.^.M JrLrD 2
orang terpaksa membuka aurat, seperti wani- maka shalatnya tidak batal menurut pendapat
ta yang membuka lengannya untuk berwudhu, yang mukhtar. Kemudian jika hal semacam itu
atau terbukanya aurat lelaki yang didahului terjadi sebelum salam sesudah duduk maka
hadats menurut pendapat yang shahih. menurut pendapat yang mukhtar shalatnya
Bacaaan orang yang berhadats dan sedang sah karena keluar dari shalat dengan perbua-
menuju tempat wudhu atau kembali darinya tan hukumnya wajib.
karena menjalankan satu rukun bersamaan Memanjangkan huruf hamzah dalam tak-
dengan hadats, dan diamnya selama ukuran bic membaca ayat yang tidak dihafal dalam
satu rukun setelah didahului hadats tanpa ada mushaf, atau didekte bacaan oleh orang lain.
udzur. fika diamnya karena ramai atau untuk Menjalankan satu rukun, seperti ruku'atau ma-
menuntaskan mimisan, maka tidak batal. sanya lebih hingga cukup untuk menjalankan
Melewati air yang dekatnya sekitar dua rukun beserta terbukanya aurat, atau beserta
barisan, dan keluarnya orang yang sedang kena najis yang menghalangi shalat. Makmum
shalat karena mengira keluar hadats. Hal ini mendahului imam satu rukun dan tidak ber-
membatalkan shalat karena adanya penafian samaan. Makmum masbuq mengikuti imam
shalat tanpa udzur. Akan tetapi jika tidak ke- dalam sujud Sahwi setelah berdiri sendiri523
luar dari masjid, maka tidak batal. dengan bangkit untuk melengkapi sisa rakaat
Beranjak dari tempat shalat karena me- yang tertinggal setelah imam salam atau se-
ngira dirinya tidak punya wudhu, atau karena belumnya, tapi setelah imam duduk kira-kira
masa mengusap khuf telah habis, atau ia pu- selama bacaan tasyahud selesai.524 Karena
nya tanggungan yang tertinggal, atau terkena itu, rakaatnya makmum masbuq dikaitkan
najis meskipun tidak keluar dari masjid. dengan sujud, lantas imam ingat sujud Sahwi
Seorang makmum membetulkan kesala- dan makmum mengikutinya, maka shalatnya
han selain imamnya untuk tujuan ta'lim juga batal karena ia mengikuti imam setelah selesai
membatalkan shalatnya. Adapun pembetulan shalat.
makmum pada imamnya, maka itu hukumnya Tidak mengulangi duduk terakhir setelah
boleh, nieski membaca ayat yang panjangnya melakukan sujud shalbiyyah atau tilawah yang
seukuran bacaan yang wajib. diingatnya setelah duduk.
Bertakbir dengan niat berpindah ke shalat Tidak mengulangi satu rukun yang dilaku-
lain selain shalat yang sedang dijalaninya, se- kan sambil tidur.
perti misalnya seorang munfarid berniat un- Tertawanya imamnya makmum masbuq
tuk menjadi makmum pada orang lain atau atau sengaja berbicara. Artinya, jika imam
sebaliknya, atau bertakbir untuk berpindah tertawa meski tidak sengaja, atau sengaja ber-
dari satu fardhu ke satu fardhu yang lain, atau bicara setelah duduk selama kira-kira selesai
dari fardhu ke sunnah, atau sebaliknya. Yang bacaan tasyahud dan shalatnya sempurna.
demikian itu membatalkan shalat, jika me- Shalatnya makmum di belakangnya juga batal,
mang terjadi sebelum duduk terakhir selama demikian juga shalatnya makmum masbuq
ukuran bacaan tasyahud. Namun jika tidak, karena terjadinya perkara yang membatalkan
Ada sesuatu yang menyiksa jika terus me- Meninggalkan tiga sunnah-sunnah shalat
lanjutkan shalat, seperti menahan kencing se- karena lupa dan tidak sujud Sahwi hingga sa-
hingga tidak bisa tuma'ninah misalnya. Atau lam terakhir.
karena kekhawatiran yang mendalam, atau Hal lain yang membatalkan shalat adalah
juga merasa mual, atau meletakkan sesuatu murtad, dan bersandar pada dinding atau tong-
dalam mulutnya. kat ketika posisi berdiri tanpa ada udzu[ dan
Teringat salah satu dari dua shalat dalam jika sandaran itu dihilangkan maka ia akan ter-
shalat kedua, seperti Zhuhur dan Ashar. fika iatuh.
sedang shalat Ashar dan teringat dirinya be- Tidak tahu arah kiblat, shalat fardhu di
lum shalat Zhuhur, maka shalatnya batal ka- dalam Ka'bah atau di tengahnya. Orang shalat
rena dalam hal ini wajib tertib. dengan tayamum kemudian ingat bahwa diri-
Lupa menambah empat rakaat pada shalat nya masih mempunyai persediaan air. Perbe-
J'ang empat rakaat meski dalam perjalanan daan niat shalat antara makmum dan imam,
atau pada shalat tiga rakaat. Dan menambah- dan batalnya shalat imam tanpa lupa.
kan dua rakaat pada shalat yang dua rakaat, se-
perti shalat Subuh dan fumat, atau pada shalat MADZHAB SYAFI'I
Witir, dan tambahan pada shalat sunnah yang Shalat menjadi batal karena dua puluh tu-
dibatasi seperti shalat Id, shalat Istisqal dan juh perkara di bawah ini.525
shalat gerhana. 1,2, - Datangnya hadats kecil maupun besar
Sujud Sahwi yang dilakukan oleh makmum meski tanpa kehendah dan menempelnya
masbuq satu rakaat atau lebih, baik sujudnya najis yang tidak dapat dimaafkan pada
sebelum salam atau sesudahnya. Alasannya, badan, pakaian, dan tempat shalat kecuali
karena sujud Sahwi itu tidak wajib bagi mak- langsung disingkirkan.
mum masbuq, dan juga karena ia bukan ter- 3 - Mengeluarkan ucapan lebih dari dua huruf
masuk makmum secara hakiki. |adi sujudnya dengan sengaja untuk berbicara, atau juga
bersama imam,termasuktambahan dalam sha- satu huruf tetapi memahamkan, meskipun
lat. f ika makmum mendapatkan satu rakaat de- untuk kemaslahatan shalat. Contohnya
ngan imam beserta dua sujudnya, maka ia ikut seperti berucap, "fangan berdiri" atau
sujud sebelum salam, lantas bangkit untuk "Duduk!" ataupun "lni rakaat kelima!"
melengkapi shalatnya setelah salamnya imam. diucapkan untuk mengingatkan imam
Kemudian mengakhirkan sujud ba'df (setelah yang hendak bangkit berdiri, padahal
salam) untuk menyempurnakan shalat. fika sudah rakaat terakhir. Akan tetapi jika
didahulukan sebelum menyelesaikan yang be- yang diucapkan itu ayat Al-Qur'an, dziki[
lum dikerjakan maka shalatnya batal. atau doa, maka shalatnya tidak batal. De-
Melakukan sujud sebelum salam karena mikian halnya dengan panggilan kepada
meninggalkan sunnah ringan, seperti memba- Rasulullah saw. dalam dzikir'; seperti
ucapan " it ji_, (" tX'
ca takbir atau membaca tasmi', atau mening- itgr'; iy*\i." Ada-
galkan hal yang mustahab, atau fadhilah, se- pun jika firelafalkan ayat Al-Quran dengan
perti doa Qunut. tujuan lain, seperti misalnya jika ada
seseorang yang minta izin untuk me- selain shalat keadaan takut atau shalat
ngambil sesuatu, lantas yang sedang sunnah dalam perjalanan, baik sengaja
shalat berkata, "Wahai Yahya! Ambillah maupun lupa. Alasannya karena dalam sha-
(pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan lat fardhu biasa tidak ada kesulitan untuk
sungguh-sungguh." fMaryam: 12) jika tidak melompat. Dengan kata lain, tidak
ketika mengucapkan ayat itu tujuannya ada udzur yang membolehkan melompat
untuk membaca meski disertai tujuan dalam shalat. Adapun gerakan kecil dalam
untuk memahamkan orang yang meminta, shalat seperti menggerakkan jari-iari pada
maka shalatnya tidak batal. Namun jika tasbih, makahukumnyatidakmembatalkan
niatnya hanya untuk memahamkan orang shalat. Dalilnya sebuah hadits dalam Sha-
yang meminta, maka shalatnya batal. hih Bukhari dan Shahih Muslim bahwa
Rasulullah saw. shalatsambil menggendong
Shalat juga tidak batal dengan mengucap- Umamah. fika hendak Si.rjud,'maka beliau
kan nadza[ karena nadzar itu bagian dari doa. meletakkannya, dan ketika hendak bang-
Berdiam lama tanpa udzur juga tidak mem- kit beliau menggendongnya lagi. Melaku-
batalkan shalat karena itu tidak mengganggu kan banyak gerak dalam shalat tidak mem-
jalannya shalat. batalkan shalat jika memang teriangkit
fika seorang imam membaca ayat " penyakit gatal yang amat sangat, atau ge-
i;}J le.J'"5 ltl" [al-Faatihah:5) lantasmak- rakannya itu dibuat terpisah-pisah tanpa
mum berucap, "i![ tli,l" maka shalatnya batal, berurutan.
kecuafi jika tujuannya untuk berdoa. Ucapan " 3- 7- 8 - Tertawa leba6 murtad, dan gila
;5lr .l,r u',*" iug tidak membatalkan shalat ketika dalam shalat.
karena termasuk pujian. 9. 10 - Berpaling dari arah kiblat. Dalam
Di antara hal-hal yang membatalkan shalat shalat wajib menghadap kiblat kecuali
di antaranya menangis, merintih, tertawa, ber- dalam shalat khauf. Dengan sengaja mem-
dehem jika memang sampai mengeluarkan buka aurat, padahal mampu menutupnya,
dua huruf meski huruf itu tidak dapat dipaha- atau tidak sengaja auratnya terbuka tetapi
mi. Hal lain yang membatalkan shalat adalah tidak langsung ditutup. fika aurat terbuka
dzikir dan doa yang ditujukan untukperbicara karena tiupan angin tetapi langsung di-
dengan orang lain, seperti ucapan " irt1 *iii" tutup lagi, maka shalatnya tidak batal.
yang ditujukan untuk orang lain. 11- Orang yang sedang shalat telanjang men-
l- Makan dan minum juga membatalkan dapatkan pakaian atau kain yang cukup
shalat, baik sedikit maupun banyak dan untuk menutup auratnya, meski iarak
meskipun dipaksa, kecuali jika orang yang kain itu jauh darinya dan membutuhkan
dipaksa makan atau minum dalam shalat banyak gerak. |ika kain yang dilihatnya itu
itu tidak tahu haramnya makan dan mi- dekat dan tanpa banyak gerak dia mampu
num dalam shalat. mengambilnya maka shalatnya tetap sah,
2- Melakukan banyak gerakan yang tidak tetapi f ika tidak maka shalatnya batal.
termasuk gerakan shalat secara berurut- 12- Melakukan satu rukun di antara rukun-
an, seperti melangkah sebanyak tiga kali, rukun shalat, atau melewati waktu yang
menggerakkan kedua tangan ke depan dan cukup untuk melakukan rukun dengan di-
ke belakang sebanyak tiga kali, mengge- sertai keraguan dalam niat, atau keraguan
rakkan seluruhbadan, dan melompatdalam
FIqLH ISI.A,M JILID 2
dalam syarat sahnya shalat, seperti ber- seperti pisau tidak mampu memotong.
suci. Atau ragu dalam cara niat, apakah Contohnya, seseorang berkata dalam ha-
niat shalat Zhuhur atau Ashar misalnya. tinya, "fika Zaid datang maka aku akan
13- Mengubah niat dari satu shalat fardhu membatalkan shalat." Penggantungan
ke shalat lain dengan sengaja maka sha- niat ini membatalkan shalat. Adapun jika
latnya batal, kecuali jika dari shalat far- penggantungan keluar shalat itu berkaitan
dhu menjadi shalat sunnah mutlak ka- dengan sesuatu yang mustahi secara akal,
rena ingin mendapatkan pahala shalat seperti penyatuan dua hal yang berlawanan
berjamaah. Sehingga, pada rakaat kedua maka tidak membatalkan shalat.
mengakhiri shalat dengan salam. Dalam L7. LB- 19 - Sengaja meninggalkan salah satu
hal ini shalatnya tetap sah dan tidak batal, rukun-rukun shalat, meskipun rukun yang
meski mengubah niat dari shalat fardhu berupa ucapan. Namun jika alasannya
menjadi shalat sunnah mutlak. Bahkan lupa, maka tidak apa-apa asal langsung
jika waktu masih panjang, disunnahkan melakukannya. Sengaja mengulang ru-
untuk mengganti niat shalat fardhu men- kun shalat yang berupa gerakan dengan
jadi shalat sunnah mutlak. Namun jika tujuan main-main. Mengacak urutan ru-
waktunya sempit, maka haram hukumnya kun, dengan mendahulukan yang satu
mengubah niat. fika niat shalat itu di- dan mengakhirkan yang lain. Hal yang
ubah menjadi shalat sunnah tertentu, demikian itu membatalkan shalat karena
seperti shalat sunnah Dhuha misalnya, merusak shalat. Adapun pengulangan ru-
maka shalatnya tidak sah karena butuh kun yang berupa ucapan, seperti bacaan
penegasan ketika berniat. Atau ada ja- surah al-Faatihah dan tasyahud, atau
maah yang tidak masyru', misalnya Anda mengulang rukun yang berupa gerakan
sedang shalat Zhuhur lantas medapatkan karena lupa, maka shalatnya tidak batal
orang yang sedang shalat Ashal maka menurut pendapat yang mu'tamad.
dalam hal ini Anda tidak boleh mengubah 20- 2l - Terlihatnya bagian kaki yang tertutup
niat. Contoh lain, misalnya yang menjadi dengan sepatu khuf, atau kain, dan habis-
imam dalam shalat jamaah itu termasuk nya waktu mengusap khuf karena batalnya
orang yang dibenci, maka tidak boleh sebagian kesuciannya.
hukumnya untuk mengubah niat, bahkan 22- Mengikuti atau bermakmum pada orang
hukumnya makruh. fika seseorang sedang yang tidak bisa diikuti, baik karena orang
dalam rakaat ketiga, baik shalat tiga rakaat itu kafir maupun hal lainnya.
maupun empat, maka tidak disunnahkan 23- Sengaja memanjangkan rukun yang pen-
untuk mengubah niat, de[ seperti misalnya pada waktu i'tidal,
L4- tS - L6 - Niat keluar dari shalat sebelum dengan sengaja memanjangkannya lebih
selesai atau sempurna shalatnya. Bim- dari bacaan yang sudah ditentukan hingga
bang dalam memutuskan, apakah akan melebihi bacaan surah al-Faatihah, atau
meneruskan shalat atau keluar dari memanjangkan duduk antara dua sujud
shalat. Menggantungkan pembatalan melebihi doa yang sudah ditentukan
shalat dengan suatu perkara meski hal hingga kira-kira selesai bacaan tasyahud.
itu termasuk sesuatu yang mustahil Dalam hal ini terdapat pengecualian, ya-
menurut hukum adat dan kebiasaan, itu memanjangkan i'tidal pada rakaat ter-
FrqLH Isr-A.M lrl"rD 2
akhir dari seluruh shalat karena secara sisi duduk tasyahud awal setelah dalam posisi
umum hal itu dalam shalat sudah maklum, berdiri.
seperti dalam shalat nazilah. Boleh juga Dengan sengaja mengucapkan salam se-
memanjangkan duduk di antara dua su- belum selesai shalat dan salamnya makmum
jud dalam shalat tasbih. Penjelasan lebih mendahului imamnya, baik sengaja maupun
lanjut mengenai hal ini akan dibahas da- lupa dan tidak kembali lagi setelah imamnya
lam pembahasan shalat sunnah. salam. Melagukan bacaan Al-Qur'an dengan
24- Mendahului atau tertinggal dua rukuny''/i lagu yang mengubah makna ayat, padahal
yang dilakukan imam tanpa ada udzur. orang itu mampu melagukan dengan bacaan
25- Mengucapkan salam sebelum waktunya. yang benar; seperti membaca dhammah pada
26- Mengulang takbiratul ihram untuk kedua kalimat " i*il: (al-Faatihah: 7)
kali dengan niat memulai shalat baru. Rusaknya atau batalnya shalat karena ber-
27- Dengan sengaja kembali pada duduk ta- niatingin keluar dari shalat, bimbang akan me-
syahud awal setelah bangkit dan tahu neruskan shalat atau berhenti, yakin hendak
bahwa itu hukumnya haram. Alasannya, keluar dari shalat meski nyatanya tidak jadi
karena hal itu dianggap menambah duduk keluar: ragu dalam niat, melakukan gerakan
dengan sengaja. Akan tetapi jika lupa atau shalat disertai keraguan, seperti ruku'atau su-
tidak tahu kalau hal itu hukumnya haram, jud, dan ragu dalam takbiratul ihram.
maka shalatnya tidak batal menurut pen- Lewatnya anjing hitam legam di depan
dapat yang lebih shahih. orang shalat juga termasuk membatalkan sha-
lat.
MADZHAB HANABIIAH Membaca tasbih ruku' dan sujud setelah
Sebagian besar; hal-hal yang membatalkan i'tidal, duduk dan memohon ampunan setelah
shalat dalam madzhab Hanabilah hampir sama sujud, dan berdoa memohon kesenangan du-
dengan madzhab Syafi'iyyah. Menurut Hanabi- nia, misalnya meminta istri yang cantik.
lah, hal-hal yang membatalkan shalat ada tiga Berbicara meskipun sedikit, baik lupa, di-
puluh enam perkara, yaitu sebagai berikut. paksa, maupun dengan tuiuan mengingatkan
Datangnya sesuatu yang membatalkan wu- akan adanya bahaya. Mengucapkan panggilan
dhu, terkena najis jika tidak langsung dising- pada selain Allah dan Nabi Muhammad saw..
kirkan, berpaling dari arah kiblat, membuka Tertawa lebal berdehem tanpa ada keperluan,
aurat keculai jika terbuka oleh tiupan angin meniup jika sampai mengeluarkan dua hurul
dan langsung ditutup kembali, menemukan menangis bukan karena takut kepada Allah
kain penutup atau pakaian meski jaraknya ja- jika memang sampai mengeluarkan dua huruf
uh bagi orang yang shalat sambil telanjang, kecuali iika memang tidak mampu menguasai
dan bersandar pada sesuatu tanpa udzur yang tangisnya. Dan ucapan orang yang tidur selain
jika tempat sandarannya itu hilang maka orang duduk dan berdiri.
tersebut jatuh. Melakukan banyak gerak yang bukan ter-
Meninggalkan rukun-rukun shalat, senga- masuk bagian dari gerakan shalat, seperti lari
ja meninggalkan wajib-wajib shalat, sengaja karena takut musuh, dan sejenisnya. Meskipun
menambahkan rukun fi'li dalam shalat seperti hal itu dilakukan karena lupa atau tidak tahu.
rukul sengaja mendahulukan rukun yang se- Hitungan banyak sedikitnya gerak tidak diten-
harusnya diakhirkan, dan kembali pada po- tukan dengan hitungan tiga ataupun bilangan.
FIQIH ISI./A,M JILID 2 Baglan 1 : IBADAH
525 Dalilnya hadits riwayat Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah saw bersabda, "Jika panggilan shalat dikumandangkan, maka
setan akan menyingkir sambil terkentut-kentut hingga tidak mendengar panggilan adzan." Kemudian rawi menyebutkan dua suiud
Sahwi. (Muttafaq'alaih). Imam Bukhari meriwayatkan dari Umar; ia berkata, "Niscaya aku akan tetap menyiapkan bala tentaraku
meski aku sedang dalam shalat." (NailulluthaanVol.2, hlm. 337)
527 HRAbuDawud.
528 Maraaqil Falaah, hlm. 60.
Frq[H Isr.]c.M lrl-rD 2
lat hukumnya tidak boleh kecuali pada 2- Kekhawatiran seorang ibu terhadap anak-
keadaan darurat. nya, atau takut tempayan air yang dimasak
2- Shalat juga wajib dibatalkan jika ada tumpah karena mendidih, atau takut ma-
perasaan takut atau khawatir, kalau sakannya gosong. fika seorang ibu takut
orang buta atau anak kecil yang lewat di akan keselamatan nyawa anaknya atau
depannya akan terjatuh ke sumur atau se- salah satu anggota tubuh anaknya maka
jenisnya. Demikian halnya jika khawatir wajib baginya untuk membatalkan shalat
menjalarnya api membakar harta atau dan mengakhirkannya.
khawatir binatang ternak piaraannya di- 3- Seorang musafir yang takut pencuri atau
terkam srigala. Dalam posisi seperti itu, takut perampok.
shalat wajib dibatalkan karena termasuk 4- Membunuh binatang buas, jika memang
menjaga jiwa dan harta. Adapun shalat memerlukan banyak gerak untuk mem-
sendiri waktunya masih cukup untuk bunuhnya.
digunakan lagi setelah melakukan ke- 5- Menangkap binatang ternak yang lari.
wajibannya, dan juga hak-hak Allah itu 6- Dalam keadaan menahan buang air kecil
dibangun di atas pondasi toleransi. maupun besa4 meskipun harus tertinggal
Adapun perkara yang membolehkan un- shalat jamaah.
tuk membatalkan shalat karena udzur adalah 7- Panggilan salah satu dari kedua orang tua
sebagai berikut. ketika sedang dalam shalat sunnah, dan
7- Terjadinya perampokan, meskipun harta mereka tidak tahu kalau Anda sedang
yang dirampok itu milik orang lain, asal shalat. Adapun jika Anda sedang dalam
barang rampokan itu seharga satu dirham shalat fardhu maka tidak boleh menjawab
atau lebih. panggilan itu kecuali darurat.
*'"q$-ffi)'"'
ISI.AM,ILID 2
Kata tathawwu' menurut bahasa artinya nafiyyah berkata, "Shalat Idul Fitri dan Idul
suatu perbuatan taat, sedangkan menurut sya- Adha itu hukumnya wajib." Adapun menurut
ra' atau adat artinya perbuatan taat yang tidak ulama Hanabilah, shalat Idul Fitri dan Idul
wajib. Adha itu hukumnya fardhu kifayah.
fadi, shalat tathawwu' artinya shalat yang Shalat tathawwu' itu juga terkadang ikut
dianjurkan oleh syara'untuk dilakukan seba- atau mengiringi shalat fardhu, seperti con-
gai tambahan dan penyempurna shalat fardhu tohnya shalat sunnah qabliyyah dan ba'diyyah.
nanti pada hari Kiamat, jika memangada shalat Adapun kata nawafil adalah bentuk ja-
yang belum sempurna. Sebuah hadits shahih mak dari kata nafilah yang menurut bahasa
marfu', riwayat Imam Ahmad dalam Musnad- artinya tambahan dan lebihan, sedangkan me-
nya529 menyebutkan bahwa shalat dan zakat nurut syara' artinya suatu perbuatan yang
fardhu, atau ibadah fardhu lainnya jika kurang masyrui namun tidak masuk dalam kategori
sempurna, maka akan disempurnakan oleh fardhu, wajib, maupun sunnah.S30 Menurut
ibadah tqthawwu'. ulama Syafi'iyyah, definisi nawafil adalah amal
Hukum shalat tathawwu': orang yang perbuatan selain fardhu. Amal perbuatan
menjalankannya akan mendapat pahala, se- itu disebut nafilah karena termasuk tamba-
dangkan orang yang tidak menjalankannya ti- han dari sesuatu yang telah difardhukan oleh
dak disiksa. Allah SWT.531 Drlil masyru'nya nawafil ini di-
Shalat tathawwu' itu bisa jadi shalat yang ambil dari perbuatan Nabi saw..lmam Muslim
berdiri sendiri atau tidak mengiringi shalat meriwayatkan dari Rabi'ah bin Malik al-Aslami
fardhu, seperti shalat Idul Fitri dan Idul Adha, r.a., ia berkata,
shalat Istisqal shalat gerhana matahari, shalat
gerhana bulan, dan shalat Tarawih. Ulama Ha- ,.tuur.:;L.,,;!r' *Xnt );, S ,ls
529 Kasysyaaful QinaaiVol.l, hlm. 481.
530 Al-Lubaab Syarhul Kitaab, Vol. 1, hlm. 91.
531 Mughnil Muhtaaj,Yol.l, hlm. 219.
FIQLH ISLAM IILID 2
t":; i:tl trlt)'t: tF* ;j t-,:i;r_ pun jarang karena hanya untuk menunjukkan
bahwa amal ibadah itu bukan fardhu.
,tt,iit,F ia.\i$At e*i Adapun Mandub adalah sunnah ghair
mu'akkadah yang hanya terkadang dilakukan
oleh Rasullah saw. dan terkadang juga diting-
galkan.
" I stiqamahlah, dan j ang anl ah meng hI;
hitung [pahalanya]. Ketahuilah bahwa sebaik- 1. SUNNAH.SUNNAH MU'AKKADAH ADALAH
baik amal kalian adalah shalat, dan tidak ada SEBAGAI BERIKUT.
yang menj ag a wudhu kecuali orang mukmin.'E3z a- Shalat sunnah dua rakaat sebelum
shalat Subuh
Alasannya, karena dalam shalat terkumpul Shalat ini termasuk shalat sunnah yang
berbagai macam ibadah yang tidak terdapdt paling mu'akkad karena Rasulullah saw ber-
pada amal lain, mulai dari bersuci, meng- sabda,
hadap kiblat, membaca Al-Qur'an, dzikir, dan
shalawat. Dalam shalat juga terdapat larangan
yang tidak terdapat pada amal ibadah lainnya.
vcrq'ntq.;; PtG.,
"Shalat sunnah dua rakoat sebelum shalat
Tambahan lainnya adalah larangan untuk ber- subuh tebih baik dari dunia seisinya.'s34
bicara dalam shalat, berjalan, dan segala gerak Sayyidah Aisyah berkata,
selain shalat. Karena itu tathawwu'nya shalat
532 HR Ahmad dalam Musnad-nya, juga Ibnu Majah, al-Hakim, dan al-Baihaqi dari Tsauban. Ibnu Majah dan ath-Thabrani juga meriwa-
yatkan dari Abdullah bin Amr ibnul Ash. Imam ath-Thabrani juga meriwayatkan dari Salamah ibnul Akwa'. Hadits ini shahih. lbnu
Majah iuga meriwayatkan dari Abu Umamah. Imam ath-Thabrani dari Ubadah ibnush Shamit dengan redaksi, "Beristiqamahlah!
Karena sebaik-baik orang kalau kalian beristiqamah. Sebaik-baik amal perbuatan kalian adalah shalat. Dan tidak akan men.jaga
wudhu kecuali orang mukmin."
533 Al-Muhadzdab,Yol.l, hlm. 82.
534 HR Ahmad dan Muslim. Hadits ini dianggap shahih oleh lmam at-Tirmidzi dari riwayat Aisyah secara marfu' [Nailul Authaat Vol. 3,
hlm. 19, Subulus Salaam,Yol.2, hlm.4).
---t
535 Muttafaq'alaih. Imam Ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan dari Abu Hurairah dengan redaksi, "Janganlah kalian meninggalkan
dua rakaat sebelum shalat Subuh, meskipun kalian dikejar kuda musuh."
536 HR Bukhari. Hadits di atas dikuatkan oleh hadis lain riwayat Abu Dawud, Imam at-Tirmidzi, Ibnu Maiah, dan Ibnu Khuzaimah
dengan redaksi yang berbunyi, "Empat rakaat sebelum Zhuhur tanpa diselingi salam dapat membuka pintu langit." Dikuatkan juga
oleh hadits Anas riwayat Imam ath-Thabrani dalam kitab al-Ausath dengan redaksi, "Empat rakaat sebelum Zhuhur bandingannya
seperti shalat empat rakaat setelah Isya. Dan empat rakaat setelah lsya bandingannya seperti empat rakaat pada malam "Lailatul
Qadar." (Subulus Salaam,Yol. 2, hlm. 4).
537 HR Lima Rawi dari Ummu Habibah, dan di shahihkan oleh Imam at-Tirmidzi (Nailul Authaan Vol. 3, hlm. 16).
538 HR lbnu Maiah dan ath-Thabrani dalam Mu'iam-nya, namun sanadnya dhaif sekali (Nashbur Raayah,Yol.2, hlm.206).
B{4an 1 : IBADAH FIqLH ISIAM JILID 2
o
saw. di masjid sebanyak delapan rakaat, dan
-o , t,
4':'*-Jlt)'t i.'rs'it selebihnya dilakukan di rumah beliau sendiri.
Ketika shalat, terdengar dari Rasulullah saw.
"Siapa sajayang shalatsehgri semalam seba suara dengung seperti suara lebah.5a0
nyak dua belas rakaat selain shalatfardhu, ma- Shalat Tarawih dilakukan mulai setelah
ka Allah akan membangunkan istana di surga shalat Isya sampai menjelang subuh, sebelum
baginya.'839 dan sesudah shalat Witir menurut pendapat
yang lebih shahih madzhab Hanafiyyah. Akan
Adapun redaksi hadits riwayat Imam Mus- tetapi, baiknya diakhirkan sampai sepertiga
lim berbunyi, "Siapa saja yang shalat dua be- atau pertengahan malam, namun tidak mak-
las rakaat dalam sehari semalam, maka akan ruh dilakukan setelahnya menurut pendapat
dibangunkan istana di surga. Dua belas rakaat yang lebih shahih dari madzhab Hanafiiyah.
itu adalah empat rakaat sebelum Zhuhur; dua Menurut mereka, shalat Tarawih tidak diqa-
rakaat setelahnya, dua rakaat setelah Maghrib, dha jika memang sudah kelewat. Namun jika
dua rakaat setelah Isya, dan dua rakaat sebe- mengqadhanya dihitung shalat sunnah tam-
Ium Subuh." Imam an-Nasa'i menyebutkan bahan bukan Tarawih, seperti shalat sunnah
"Dua rakaat setelah Ashar" sebagai ganti "dua Maghrib dan Isya karena shalat-shalat yang
rakaat setelah Isya." diqadha itu khusus pada shalat wajib, seperti
Disyariatkannya shalat sunnah qabliyyah, witir, shalat Idul Fitri, dan Idul Adha.
salah satu tujuannya adalah untuk memupus- Berjamaah dalam shalat Tarawih terma-
kan harapan setan yang berucap, "Yang bu- suk sunnah kifayah menurut pendapat yang
kan fardhu saja senantiasa dijaga, bagaimana lebih shahih. Artinya, jika orang satu masjid
mungkin orang itu akan meninggalkan yang tidak menjalankannya, maka semuanya ber-
fardhu?" Adapun untuk shalat ba'diyyah tu- dosa, dan semua yang dianjurkan untuk di-
juannya nanti pada hari Kiamat untuk menu- laksanakan secara berjamaah maka afdhalnya
tup shalat fardhu yang kurang sempurna. dilaksanakan di masjid. Orang yang terlambat,
jika sebagian yang lain telah melaksanakannya,
t- Shalat Tarawlh maka ia dianggap meninggalkan keutamaan,
Shalat Tarawih termasuk salah satu shalat karena salah seorang sahabat Nabi saw. juga
sunnah mu'akkadah bagi lelaki maupun wani- ada yang terlambat dalam menjalankannya.
ta, karena Rasulullah dan para Khulafaur Rasyi- ShalatTarawih juga boleh dilakukan sendi-
din senantiasa menjaga shalat itu. Pelaksanaan ri-sendiri, namun afdhalnya dengan berjama-
shalat Tarawih disunnahkan untuk berjamaah ah. Sunnahnya lagi selama satu bulan itu ha-
539 HR Jama'ah dari Ummu Habibah binti Abu Sufyan (Nashbur Raayah,Vol.2, hlm. 138).
540 HR Lima Rawi dari Jubair bin Nufain dari Abu Dzar dan dishahihkan oleh at-Tirmidzi. Imam Bukhari dan Imam Muslim juga meri-
wayatkan hadits yang sama, namun melalui Sayyidah Aisyah (Nailul Authoa, Vol. 3, hlm. 50; Nashbur Raayaft, Vol. 2, hlm. 152).
--!
tam Al-Qur'an satu kali, namun jika para ja- sendirian sebanyak dua puluh rakaat kemudian
maah tampakbosan, maka sunnahnya memen- disusul dengan shalat Witir.saz
dekkan bacaan surah agar tidak memberatkan
mereka, seperti satu ayat yang panjang atau Abu Hanifah pernah ditanya tentang kepu-
tiga ayat pendek. Tidak makruh hukumnya tusan Umar tentang jumlah rakaat shalat Tara-
membaca satu atau dua ayat asalkan tetap men- wih dan ia menjawab, "Shalat Tarawih itu ter-
jaga tartil, tuma'ninah dalam ruku' dan sujud masuk shalat sunnah mu'akkadah, jadi Umar
serta bacaan tasbih. Tidak meninggalkan doa tidak mengambil keputasan dari dirinya sen-
pujian, membaca ta'awwudz, dan shalawat diri, dan juga tidak membuat bid'ah. Apa yang
atas Nabi tiap tasyahud. dilakukan oleh Umar itu ada landasan dan per-
|umlah rakaat shalat Tarawih semuanya setujuan dari Rasulullah saw..
dua puluh rakaat dengan tiap dua rakaat salam,
Akan tetapi sebagian ahli hadits berkata,
dan diselingi duduk istirahat. |adi, semuanya jumlah shalat Tarawih yang jelas-jelas dilaku-
sepuluh kali salam dan diakhiri dengan Witir.
kan Rasulullah saw. adalah delapan rakaat.
Shalat Witir tidak dilakukan secara berjamaah
Dalilnya hadits dalam Shahih Bukhari dari Say-
kecuali pada bulan Ramadhan. Dalil yang digu-
yidah Aisyah, ia berkata,
nakan untuk menentukan jumlah rakaat shalat
Tarawih adalah sunnah Umar ibnul Khaththab
sebagaimana yang terdapat dalam kitab Sha- e \) t w, J '4;88 ,:ur l;, ots c
hih Muslim. Umar mengumpulkan para jamaah
di masjid dengan hitungan dua puluh rakaat "Sr
r';r* a.;;), & ,*
shalat Tarawih, dan keputusan Umar itu dis- " Rasulullah saw. tidak rno-
^rno^boh*or'
epakati oleh para sahabat Nabi saw.. Rasu- latlebih dari sebelas rakaat, baik di bulan Rama-
lullah saw. bersabda, dhan maupun bulan-bulan loinnya."
U .Jr^rt)t ,ul$r
c
a;, #, Imam lbnu Hibban dalam kitabnya juga
meriwayatkan hadits dari fabir bahwa Rasu-
LSrX lullah saw. pernah shalat bersama mereka
" Pegangloh sunnahku dan sunnahpara Khu- sebanyak delapan rakaat dan disusul dengan
I afa u r Ra sy i di n se tel ahku!'5
4 | shalat Witir.5a3
L- Dua rakaat setelah shalatsunnah ba'diyyah " Siap a saj a y ang shalat s etelah M ag hrib
Zhuhur. sebanyak enam rakaat, maka semuq dosan-
2- Empat rakaat sebelum shalat Ashar de- ya akan diampuni meski sebanyak buih di
ngan sekali salam. Rasulullah saw. lautan.'E48
bersabda, 'Allah akan mengasihi orang
yang menjalankan shalat sunnah empat Imam Kamal bin Humam, sebagai ulama
rakaat sebelum shalat Ashar."544 Adapun Syafi'iyyah dan Hanabilah mensunnahkan
bolehnya shalat sunnah dua rakaat shalat dua rakaat ringan sebelum shalat
sebelum Ashar sudah termasuk dalam Maghrib, karena ada hadits riwayat
Abdullah al-Muzani yang berbunyi,
hadits yang berbunyi, "Antaro adzan dan
iqamat terdapat shalat!'S4S
3- Empat rakaat sebelum shalat Isya dan it ilt,F Frtji
"Shalatlah kalian dua rakaat sebelum
empat rakaat setelahnya dengan sekali
salam. Karena, Sayyidah Aisyah meriwa- Maghrib."
yatkan bahwa Nabi Muhammad saw. me-
Setelah mengulang perintah itu Rasu-
lakukan shalat empat rakaat sebelum
lullah menambahkan pada kali ketiganya,
shalat Isya dan empat rakaat setelahnya,
"Bagi orang yang mau!' Shalat-shalat sun-
kemudian barutidur.545 Bol"hlug, *..r..,-'
nah di atas termasuk shalat sunnah yang
kupkan dengan dua rakaat shalat sunnah
mengiringi shalat fardhu. Adapun shalat-
mu'akkadah setelah Isya karena meng-
shalat sunnah yang berdiri sendiri adalah
amalkan hadits di atas yang berbunyi,
sebagai berikut.
"Siapa saja yang tekun menjalankan dua
belas rakaat...l'
5- Shalat Dhuha. fumlah bilangannya mulai
dari empat sampai delapan rakaat, dan
4- Shalat Awwabiins4T ur
^ rakaat setelah
shalat Maghrib, boleh dengan sekali salam,
paling sedikitnya dua rakaat. Waktunya
mulai dari tingginya matahari sekitar sa-
dua, atau tiga kali salam. Allah berfirman,
tu tombak atau sekitar sepertiga atau se-
" Maka Sesungguhnya dia Maha Pengampun
tengah jam setelah terbit matahari sampai
bagi orang-orong yqng bertobat." (al-
sebelum matahari condong ke barat. Say-
Israa': 2 5) Ammar bin Yasir meriwayatkan
yidah Aisyah meriwayatkan bahwa Rasu-
bahwa Rasulullah saw. bersabda,
lullah saw melakukan shalat Dhuha se-
Li oG.,.-. oit -. ,V U banyak empat rakaattanpa diselingi deng-
an ucapan.sag Ri*ryrt Imam Muslim me-
--#t i.) JL tG \t;.;i nyebutkan bahwa Rasulullah saw. melaku-
544 HR Ahmad dan Abu Dawud. Hadits ini dianggap hasan oleh at:Tirmidzi, dan dianggap shahih oleh Ibnu Khuzaimah fSubulus Sa-
laam,Yol.2, hlm.5J.
545 HR al-Bazzat namun salah seorang rawinya masih diperdebatkan (Majma'uz Zawaa'id,Yol.2,hlm.23l).
546 Lihat Maraaqil Falaah, hlm.54. Imam Ahmad, Abu Dawud, dan an-Nasa'i meriwayatkan dari Aisyah dengan redaksi, "Rasulullah
saw. tidak hanya shalat Isya sebelum menemuiku. Namun, sebelumnya beliau shalat empat atau enam rakaat." (Nashbur Raayah,
Vol.2, hlm. 145; Nailul Authaar,Vol.3, hlm. 18).
547 Awwabiin iamak dari awwaab yang artinya 'kembali kepada Allah dengan bertobat dan istigfar.'
548 HRath-Thabrani(Majma'uzZawaa'id,Yol.2,hlm.230). IbnuMaiah, IbnuKhuzaimah,danlmamat-TirmidzimeriwayatkandariAbu
Hurairah dalam pembahasannya (at-Targhiib wat Tarhiib, Vol. 1, hlm. 404).
549 HRAbu Ya'la al-Mushalli (Nashbur Raayah, Vol. 2, hlm. !46; Subulus Salam,Yol.2, hlm. 16).
I
I
sabda,
kan shalat tahiyyat masjid, baik karena
tidak punya wudhu atau lainnya, maka cu-
,;; ry* ;*t €r;i S;; ts.
O/
kuplah membaca tasbih sebanyak empat
kali dengan kalimat,
6/z7z z
792
'-.ir5 Jet'
, .*5 .r tt o-/z\tg
l)- yt irt v, a 3:Arj ar
aljl q a})l ir-#:
"Jika kalian masuk maka ja-
^rj,o,
nganlah duduk sebelum kalian melakukan ,3
shalat dua rakaat.'Elr
B- ShalatTahajud atau shalatmalam. Shalatini
Dua rakaat itu menurut ulama Hanafiy- hukumnya sunnah, dan baiknya dilakukan
yah dilakukan pada waktu selain waktu di akhir malam. Shalat ini lebih baik
makruh untuk shalat. Masuk masjid dan daripada shalat sunnah siang hari karena
langsung melakukan shalat fardhu atau Allah berfirman,"Meko tidak seorong pun
shalat lainnya juga otomatis mewakili sha- meng etahui apa yang disembunyikan untuk
lat tahiyyat masjid meski tanpa niat. |ika mereka yaitu (bermacam-mqcqm nikmat)
sering keluar masuk masjid karena udzur; yang menyenangkan hati sebagai balasan
maka cukuplah shalat tahiyyatnya hanya terhadap apq yang mereka kerjakan." (as-
sekali dalam sehari. Menurut mereka, Saidah: 17) dan firman-Nya, "Lembung
shalat tahiyyat ini tidak pupus meski mereka jauh dari tempat tidurnya...." (as'
sudah terlanjur duduk karena ada hadits Saidah: 16) Imam Muslim meriwayatkan
riwayat lbnu Hibban yang berbunyi, dalam kitabnya, Rasulullah saw. bersabda,
552 Rasulullah saw. bersabda, "Siapa saja yang menghidupkan malam hari raya, maka Allah akan menghidupkan hatinya nanti ketika
semua hati pada matr'." Sayyidah Aisyah meriwayatkan bahwa ketika memasuki sepuluh terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah saw.
selalu menghidupkan malamnya, membangunkan keluarga, dan melakukan persiapan dengan matang. Rasulullah saw. bersabda,
"Tidak ada hari yang paling Allah sukai untuk dijadikan hari ibadah kecuali pada sepuluh awal bulan Dzul Hijjah. Puasa pada hari itu
sebanding dengan puasa satu tahun, dan qiyamul lailnya sebanding dengart qiyamul lain pada malam lailatul qadar."Adapun men-
genai malam Nishfu Sya'ban, Rasulullah saw. bersabda, "Jika datang malam nishfu Sya'ban, maka hidupkanlah malamnya dengan
shalat dan siangnya dengan puasa. Karena, pada saat itu Allah turun ke langit pada waktu terbenamnya matahari seraya berfirman,
'siapayang beristigfar, maka akan aku ampuni! Siapayang meminta rezeki, maka akan aku beri!'Danyang demikian itu berlangsung
hingg a terbitnya matahari."
553 HR Ahmad, Muslim, dan lbnu Majah dari fabir. Imam ath-Thabrani juga meriwayatkan, namun dari Abu Musa dan Amr bin Abasah
bin Umair bin Qatadah al{aisi. Hadits ini deraiatnya shahih.
FIQLH ISIAM IILID 2
r:s irti;yt t,iL- BE .:ur J;i rs lah perkara itu untukku. Namuniika perka-
ra itu menurut ilmu-Mu buruk bagi diriku
i,it,ii;iri' 4i,p"A;;
sendiri, agamo, dunia, dan akhiratku, moka
jauhkanlah perkara itu dariku dan pilih-
f ,1 ,F, €'* f$t, i:*i kanlah perkarq yang baik untukku dan Eng -
kau meridhainya.' Setelah doa itu lalu me'
ny eb utka n keb utuh anny a."'
fu*.0',i;1 U,l
ail y ur;it Disunnahkan sebelum dan sesudah doa
tersebut untuk membaca hamdallah dan
shalawatatas Nabi saw.. Dalam rakaatper-
&yi ei,;iti)y e' *y tama shalat Istikharah disunnahkan mem-
baca surah al-Kaafiruun, dan dalam rakaat
# i3 it r*ur .qtrlt i>'; a1i kedua membaca surah al-lkhlaash.
fika pada shalat Istikharah pertama be-
- ;it ti;'oi
, ,i, o, o zr
' .r r (JJl a;.s
- -L
-J-
-
lum mendapat petuniuk, maka ulangilah
shalat itu hingga tujuh kali. Karena, Ibnu
gG3 &'y;
o
e*i e: e,j o . cl
-F
tlo'
untuk shalat tasbih. Shalat Tasbih ini bisa hadits ini yang dipilih dari dua riwayat
dilakukan sekali dalam sehari semalam. yang ada. Bacaan tasbihnya tidak dihitung
fika tidak mampu, maka usahakan sekali dengan jari dan bagusnya dihitung dengan
dalam seminggu, atau pas pada hari jumat, hati jika memang *"-pu.ss4
atau sebulan sekali, atau sekali seumur 11- Shalat Hajat. fumlah bilangannya empat
hidup. Hadits-hadits yang menerangkan rakaat, dan waktunya setelah shalat Isya.
tentang shalat tasbih ini derajatnya hasan Pendapat lain mengatakan, jumalah bi-
karena banyak perawinya, dan orang yang langannya hanya dua rakaat. Disebutkan
mengatakan haditsnya dhaif tidak ada dalam hadits marfu'bahwa dalam shalat
dalilnya. Itu hanya anggapan semu. hajat, pada rakaat pertama setelah al-
Shalat tasbih jumlahnya empat rakaat, Faatihah membaca ayat kursi sebanyak
tiap rakaat membaca al-Faatihah dan su- tiga kali. Kemudian untuk tiga rakaat se-
rah lain, dengan sekali atau dua kali salam. lanjutnya membaca surah al-lkhlaash,
Dalam shalat itu membaca tasbih sebanyak surah al-Falaq, dan surah an-Naas, masing-
tiga ratus kali. Redaksi tasbihnya adalah, masing sekali.
,t Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dari
.irrj irr yr ir .i, a ;:Atj ar iu.* Abdullah bin Abu Aufa r.a., ia berkata,
c/
Rasulullah saw. bersabda,
554 Lihat at-Targhiib wat Tarhiib, Vol. 1, hlm. 469. Selain riwayat ini ada juga riwayat lain yang berbeda dalam tata caranya. Riwayat
lain itu berasal dari Ibnu Abbas, yaitu membaca tasbih sebanyak lima belas kali setelah membaca ayat, dan sepuluh tasbih yang
terakhir dibaca setelah sujud kedua (at-Targhiib wat Tarhiib, Vol. 1, hlm' 457).
Isr-A.M IrLrD 2
pada Allah, atau membutuhkan sesuatu da- pada waktu malam, dan empat rakaat-empat
ri sesama manusia maka berwudhulah de- rakaat pada waktu siang." Pendapat Abu Yusuf
ngqn sempurna dan dirikanlah shalat dua dan Muhammad ini meniadi fatwa pegangan
rakaat. Memuji kepada Allah, membaca dalam madzhab Hanafiyyah karena mengikuti
shalawat Nabi, dan kemudian berdoa,'Laa hadits.
Ilaaha illallah al-haliimul kariim, subhaa- Adapun dalil yang dipakai oleh Abu Hani-
nallah Rabbul 'arsyil azhiim, alhamdulil- fah adalah hadits riwayat SayyidahAisyah yang
lahi Rabbil aalamiin. As'aluka muuiibaati menuturkan bahwa Rasulullah saw shalat
rahmatik, wa azaa'ima maghfiratik wal empat rakaat setelah Isya, dan beliau selalu
ghaniimata min kulli birrin, was salaamata menjaga shalat Dhuha empat rakaat. Adapun
min kulli itsmin,laa tada'Iii dzamban illa dalil makruhnya shalat nafilah lebih dari dela-
ghafartah, walaa hamman illa farraitah, pan rakaat dengan sekali salam adalah karena
walaa haajatan hiyaa laka ridha illa qa- Nabi saw. sendiri tidak menambah jumlah bi-
556
dhaitahaa Yaa Arhamar Raahimiin"655 langan rakaat lebih dari delapan rakaat, dan
jika tidak makruh tentunya beliau sudah me-
B. HUKUM.HUKUM FURU' DAIAM SHAIAT nambahkannya untuk menandakan bahwa hal
NAFILAH itu boleh dilakukan.
7. CARA MELA'<UKAN SHALAT NAF'LAH Adapun dalil Abu Yusuf dan Muhammad
PADA SIANC DAN MALAM HARI adalah mencontoh shalat Tarawih, yaitu tiap
Shalat nafilah itu bisa dilakukan pada siang dua rakaat salam.
ataupun malam hari. fika ingin melakukan
shalat nafilah pada siang hari, maka lakukan- 2. MEMBACA AYAT ATAU SURAH
lah shalat dua rakaat atau empat rakaat den- HUKUMNYA WAJIB DALAM SEMUA
gan sekali salam. Iika melakukan shalat nafilah RAKAAT SHALAT NAFILAH, BEGITU IUCA
siang lebih dari empat rakaat, maka makruh DALAM SHALAT WITIR.
hukumnya kalau dengan satu salam. Adapun Alasannya, dalam shalat nafilah waj ib mem-
untuk shalat nafilah yang dilakukan malam baca ayat karena tiap dua rakaat terhitung satu
hari, Abu Hanifah berkata, "Boleh melakukan shalat, jadi pada rakaat ketiga, itu sudah men-
shalat nafilah malam hari sebanyak delapan jadi shalat lain karena dipisah salam. Karena
rakaat dengan sekali salam. Lebih dari itu, itu, takbiratul ihram sekali untuk dua rakaat
hukumnya makruh jika tanpa dipisah dengan shalat menurut pendapat yang masyhur. Ada-
salam. Yang afdhal menurutnya adalah, pem- pun untuk shalat witir maka alasannya adalah
bagian shalat nafilah per empat rakaat, arti- untuk berjaga-jaga atau hati-hati.
nya tiap empat rakaat salam. Ini berlaku untuk Adapun dalam shalatfardhu, hukum mem-
shalat nafilah siang dan malam." baca ayat atau surah adalah waiib pada dua
Abu Yusuf dan Muhammad berkata, 'Af- rakaat pertama saja. Rakaat selebihnya ter-
dhalnya, untuk shalat nafilah malam pemba- serah masing-masing sesuai keinginan. fika
giannya tidak lebih dari dua rakaat dengan ingin maka membaca surah al-Faatihah, atau
sekali salam. Afdhalnya dua rakaat-dua rakaat boleh juga diam kira-kira tiga tasbih, atau bo-
leh juga membaca tasbih sebanyak tiga kali. fayah juga tidak mengikat, menurut pendapat
Pendapat ini bersumber dari Ali bin Abi Tha- yang shahih. fadi ibadah yang mengikat adalah
Iib, Ibnu Mas'ud, dan Aisyah. Akan tetapi yang dalam jihad, shalat jenazah, haji, dan umrah.ssT
lebih afdhal adalah membaca karena itulah Dalil yang digunakan ulama Hanafiyyah adalah
yang dibiasakan oleh Rasulullah saw.. Karena firman Allah yang berbunyi, "Wahai orang-
itu jika lupa tidak membaca, maka tidak digan- orqng yang beriman! Taatlah kepada Allah dan
ti dengan sujud sahwi. taatlah kepada Rasul, dan janganlah kamu me-
Dari keterangan di atas, maka jika se- rusakkan segala amalmu." (Muhammad: 33)
seorang shalat nafilah empat rakaat dan tidak dengan dalil ini, ulama Hanafiyyah mengha-
membaca apapun maka ia harus mengulang ramkan pembatalan ibadah nafilah.
shalatnya, menurut Abu Hanifah dan Muham- Menurut Hanafiyyah, shalat nafilah sudah
mad. Karena dengan tidak membaca ayat mulai mengikat dari awal takbiratul ihram,
dalam dua rakaat pertama, menjadikan batal- atau dalam rakaat ketiga jika dua rakaat per-
nya takbiratul ihram. Akan tetapi menurut tama sudah dijalankan dengan baik. fika yang
Abu Yusu{, harus mengqadha empat rakaat itu kedua batal, maka wajib di qadha dan bukan
karena tidak membaca ayat pada bagian per- pada shalat yang pertama karena setiap shalat
tama tidak menjadikan batalnya batalnya tak- dua rakaat itu dihitung satu shalat.
biratul ihram, namun pelaksanaan shalatnya Berdasarkan hal di atas, maka siapa saja
rusah dan juga karena membaca itu termasuk yang melakukan shalat nafilah kemudian mem-
rukun tambahan dalam shalat. batalkannya, ia harus mengqadha shalat itu.
Dan jika shalat empat rakaat, dan duduk pada
3. PELAKSANMN IBADAH NAFILAH BAIK dua rakaat pertama lantas batal pada dua ra-
BERUPA SHAUT MAUPUN PUASA kaat terakhir, maka yang diqadha hanyalah
HU'<UMNYA MENGIKAT MENURW ULAMA
dua rakaat terakhir.
HANAFIYYAH
Dalam hal ini ada pengecualiannya, yaitu
Berbeda dengan pendapat Syafi'i yang me-
jika seseorang shalat nafilah di belakang atau
ngatakan bahwa ibadah nafilah yang dilakukan
bermakmum pada orang yang shalat fardhu,
seseorang itu sifatnya tidak mengikat, karena
kemudian dia membatalkannya, atau mulai
Allah berfirman yang artinya,
shalat fardhu karena mengira imamnya juga
rr ,/.
,WU t:$,v. . . shalat fardhu, kemudian teringat bahwa niat-
nya berbeda dengan niatnya imam maka dalam
'!..Tidak ada alosan apa pun untuk menya- hal ini tidak perlu mengqadha.
lahkan orang-orang yang berbuat baik...." (at-
Taubah:91) 4. MENCUKUPKAN BACAAN TASYAHUD SAIA
DAIAM DUDUI( PERTAMA DARI SHAIAT
Dari ayat ini ulama Syafi'iyyah berkesim- SUNNAH MU'AKKADAH EMPAT RAI$AT
pulan bahwa ibadah nafilah atau sunnah itu Yaitu shalat sunnah empat rakaat sebelum
sifatnya tidak mengikat, kecuali dalam ibadah Zhuhuc sebelum fumat dan setelahnya. Pada
haji dan umrah. Ibadah yang sifatnya fardhu ki- rakaat ketiga tidak perlu lagi membaca
doa iftitah menurut pendapat yang lebih sha- orang yang berdiri, dan siapa saia yang shalat
hih. Adapun pada shalat sunnah empat rakaat sambilberbaring maka pahalanya setengah da-
yang ghairu mu'akkadah, dalam duduk tasya- ri pahala orang yang shalat sambil duduk'858
hud awal membaca tasyahud dan shalawat Dalam pendapat yang lebih shahih, Imam
ibrahimiyyah. Kemudian ketika rakaat ketiga asy-Syafi'i membolehkan shalat nafilah sam-
membaca doa iftitah dan ta'awwudz. bil berbaring. Sebagian ulama madzhab juga
membolehkan asal ada udzur.
5. TIKA SHALAT NAFILAH LEB'H DARI DUA Posisi duduk dalam shalat nafilah, seperti
RAKAAT, DAN TIDAK DUDUK TASYAHUD duduk dalam tasyahud menurut pendapat
KECUAU PADA AKH'R RAKAAT, MAKA yang dipilih oleh madzhab Hanafiyyah dan
SHALATNYA SAH DENGAN PATOKAN
Syafi'iyyah. Namun menurut Malikiyyah dan
ISTIHSAN
Hanabilah, sunnahnya posisi duduknya tarab-
Karena terhitung satu shalat, namun jum-
bu'. Bagi orang yang masih mampu berdiri
lah bilangannya empat. Dan di dalamnya ter-
boleh menyempurnakan shalat nafilahnya de-
dapat perkara yang fardhu, yaitu duduk ter-
ngan duduk, namun setelah iftitah awalnya da-
akhir. fika lupa duduk awal maka harus meng-
lam posisi berdiri. Hal semacam ini tidak mak-
gantinya dengan sujud Sahwi, dan wajib kem-
ruh menurut pendapat yang lebih shahih'
bali duduk jika ingat setelah bangkit, dan se-
Boleh iuga menjalankan shalat sun-
lama belum sujud.
nah mu'akkadah-seperti shalat qabliyyah
Subuhs59- di atas tunggangan dalam periala-
6. SHALAT NAFILAH DENGAN DUDUK
nan ke luar kota. Ruku dan sujudnya meng-
ATAUPUN NAIK KENDARAAN
gunakan isyarat, arah kiblatnya juga terserah
sebagaimana telah kami
Shalat Nafilah
-
jelaskan dalam pembahasan berdiri dalam
arah laju tunggangan. Dan iika turun maka di-
anjurkan untuk menyempurnakan shalatnya,
shalat- boleh dilakukan dengan dudukmeski-
dan tidak disyaratkan ketidakmampuannya
pun sebenarnya mampu untuk berdiri, namun
untuk menghentikan tunggangan saat tak-
pahalanya setengah dari pahala orang yang
biratul ihram, menurut riwayat secara zha-
melakukannya sambil berdiri, kecuali jika ada
hirnya. Dan jika menggerakkan kakinya atau
udzur yang syar'i. Rasulullah saw. bersabda,
memukul tunggangannya, maka tidak apa-apa,
,v fi Jfi1 '#k" ,v u
tidak membatalkan shalat jika memang tidak
ut*v melakukan banyak gerak.
i)t. * *.u ,b ar ,s,t;:t ,:i i)t Dalil bolehnya melakukan shalat nafilah di
atas tunggangan adalah sebuah hadits riwayat
|abir. Ia berkata, 'Aku pernah melihat Rasu-
9at;1 lullah saw. melakukan shalat nafilah di atas
"Siapa saia yang shalat sambil berdiri maka tunggangan beliau dengan cara memberikan
itu afdhal, dan siapa saja yang shalat sambil isyarat, dan beliau merendahkan isyarat untuk
560
duduk maka pahalanya setengah dari pahala dua sujud dari dua rakaat tersebut."
558 Diriwayatkan oleh seluruh rawi kecuali Muslim, dari lmran ibnul Hushain.
559 Akan tetapi iika turun lebih aula, karena sunnah qabliyyah subuh termasuk yang paling mu'akkadah dibanding yang lainnya.
560 HR lbnu Hibban dalam shahihnya.
FrqLH Isrr.M ltl,tD 2
Shalat di dalam tandu di atas tunggangan sawat, dan mobil kecuali ada udzur," Pendapat
sama hukumnya seperti shalat di atas tung- ini termasuk pendapat yang azhhar. Yang di-
gangan, baik berjalan maupun berhenti, ke- maksud udzur di sini adalah seperti pusing
cuali jika tandunya di atas tanah maka boleh tidak mampu keluac dan sejenisnya.
shalat di dalamnya, meski shalat fardhu. Disyaratkan menghadap kiblat pada awal
Adanya najis pada hewan tunggangan ti- shalat dan berputar ke arah kiblat ketika ka-
dak mempengaruhi sahnya shalat di atas tung- palnya juga berputar. fika tidak menghadap
gangan, meski najis itu berada di pelana dan kiblat maka shalatnya tidak sempurna. fika
pijakan kaki, menurutpandapatyanglebih sha- memang tidak mampu untuk menghadap ki-
hih. Adapun orang yang berjalan kaki sambil blat maka jangan shalat dulu hingga mampu
shalat maka shalatnya tidak sah menurut ke- meneruskan shalat dengan menghadap kiblat.
sepakatan ulama. Adapun kapal yang tetambat di tepi pan-
Bagi orangyang shalat sunnah diperboleh- tai dan diombang-ambingkan angin laut yang
kan untuk bersandar jika memang letih, tanpa kencang, jika angin tidak menggerakkannya
hukum makruh, namun jika tanpa udzur maka maka hukum shalat di kapal itu seperti hukum
hukumnya makruh menurut pendapat yang shalat di kapal yang diam menurut pendapat
azhhar karena termasuk suu'ul adab. yang lebih shahih.
Adapun kapal yang ditambatkan di pantai
7. SHALAT FARDHU DAN WATIB DI ATAS atau pelabuhan maka dalam kapal itu tidak bo-
TUNGGANGAN
leh shalat sambil duduk menurut kesepakatan
Shalat fardhu dan wajib tidak sah dilaku-
ulama.
kan di atas tunggangan, sebagaimana juga sha-
Rasulullah saw. menegaskan wajibnya ber-
lat witir dan nadza4 atau mengqadha shalat
diri dalam shalat meski berada di kapal, dan
nafilah yang dibatalkan, juga shalat jenazah,
tidak boleh shalat sambil duduk kecuali dalam
atau sujud tilawah yang pembacanya di tanah,
keadaan takut tenggelam. Ibnu Umar berkata,
kecuali pada keadaan darurat atau udzu4, se-
"Suatu hari Rasulullah saw. ditanya, bagaima-
perti takut pencuri, atau binatang buas yang
na caranya shalat di atas kapal?" Beliau men-
mengancam dirinya ataupun tunggangannya,
jawab, "Shalatlah di atas kapal sambil berdiri,
atau pakaiannya jika ia turun. Atau tanahnya
kecuati jika takut tenggelam!'561
becek dan hujan, atau karena sakit dan lemah,
dan lain sebagainya.
C. SHALAT€HALAT TATHAWWU' MENURUT
8. SHALAT DI KAPAL, PESAWAT, DAN MOBIL MADZHAB MALIKIYYAH
Menurut Abu Hanifah, shalat fardhu boleh Shalat-shalat tathawwu' menurut Maliki-
dilakukan di atas kapal, pesawat, dan mobil yyah terbagi menjadi tiga: sunnah, fadhilah,
sambil duduk meski tanpa ada udzu4 namun dan nafilah.562
syaratnya tetap ada ruku dan sujudnya. Shalat-shalatyang termasuk dalam katego-
AbuYusufdan Muhammad berkata, "Shalat ri sunnah ada sepuluh:
fardhu tidak sah dilakukan di atas kapal, pe- Shalat witir; yaitu satu rakaat dengan mem-
561 HR ad-Daruquthni dan Hakim, dari Maimunah bin Mahran {Nailul Authaar, Vol. 3, hlm. 199).
562 Al-Qawaaniin al-Fiqhiyyah, hlm.42; asy-Syarhush ShaghiinVol.l, hlm.401-411.
FIQLH ISIT,M JILID 2
563 Menurut mereka tidak ada shalat Raghibah lain selain dua rakaat qabliyyah subuh'
s64 HR ad-Dailami dalam Musnad Firdaus dari Jabif, "Dua rakaat yang dilakukan padlpertengahan malam dapat menghapus dosa-
dosa." Imam as-suyuthi diam mengenai shahihnya hadits ini.
565 Maksudnya shalat dua rakaat sebelum witi4 penj..
rrqlH Isrrq,M ltl.tD 2
makruh hukumnya menggabungkan shalat sya- kharah,566 dua rakaat shalat hajat,567 em-
fa'dan witirtanpa diselingi salam. Makruh juga pat rakaat shalat tasbih,568 dan shalat dua
shalat witir tanpa didahului dengan shalat sya- rakaat antara adzan dan iqamat, karena
fal meski hukum witirnya tetap sah. Pendapat Rasulullah saw. bersabda,
ini berbeda dengan ulama yang mengatakan
)z .1 d t
shalat witir tanpa didahului shalat syafa' hu-
kumnya tidak sah.
;>t..^tr J:itii "r i
'Antara adzan dan iqamat terctapat shalat"
Pada shalatsyafa' disunnahkanuntukmem-
Kemudian, shalat empat rakaat setelah za-
baca surah al-Alaa pada rakaat pertama se-
wal dan dua rakaat shalat tobat karena Rasu-
telah al-Faatihah, dan pada rakaat kedua di-
sunnahkan membaca surah al-Kaafiruun.
lullah saw. bersabda,
Untuk shalat qabliyyah subuh dan semua , tni.,i , c .,
Ot
' l, ,!. ,,?1 -i, , .
)He?P-lwr-+ft4"
!
shalat nafilah siang disunnahkan untuk mem- t'
baca dengan suara rendah, namun untuk sha- i,
lat witir dan semua shalat nafilah malam di-
sunnahkan untuk jahar atau mengeraskan
t; V{it,rt;;,\\,atrt:,#
suara bacaan.
tAL ')i'zLtt trt* s1 uit;\ a;\lr ;i
;I ,;f er; u. r';k'v'a ryI s 6i
Disunnahkan melakukan shalat tahiyyat
t
566 HR Bukhari.
567 HR at-Tirmidzi dari Utsman bin Hunaif bahwa Rasulullah saw mengajarkan shalat hajat pada seorang buta seraya bersabda,
"Pergilah, ambil air wudhu kemudian shalatlah dua rakaat. Setelah itu berdoalah dengan doa, Allaahumma innii as'aluka wa atawa-
jjahu ilaika binabiyyika Muhammad, Nabiyyii rahmah, Ya Muhammad, Innii atawajjahu ilaa Rabbii bika ayyaksyifa lii an basharii.
Allaahumma syaffi'hu fiyya. Wasyafi'nii fii nafsii" kemudian orang buta itu sembuh dari kebutaannya (at-Targhiib wa Tarhiib,Vol.
1, hlm.473).
568 HR Abu Dawud. Imam at{irmdzi luga meriwayatkan hadits ini dari Abdullah bin Ubay, namun sanadnya dhaif.
569 HR at-Tirmidzi dan menurutnya hadits ini deraiatnya Hasan. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abu Dawud, an-Nasa'i, Ibnu Maiah,
Ibnu Hibban, dan al-Baihaqi. Ibnu Khuzaimah juga menyebutkan hadits ini dalam kitab Shahihnya tanpa menyertakan sanad (at-
Targhiib watTarhiib, Vol. 1, hlm.472).
ISLA,M IrLrD 2
I
I
lattarawih berjamaah berlangsung hingga ma- kan witir pada awal malam. Namun bagi yang
sa kekuasaan Umar ibnul Khaththab. yakin bisa bangun, maka baiknya shalat witir
Bilangan shalat tarawih itu dua puluh ra- pada akhir malam. Karena, shalat pada waktu
kaatdengan sepuluh kali salam tiap malamnya. itu disaksikan oleh para malaikat malam dan
Waktunya mulai setelah shalat Isya sampai malaikat siang."
terbit faiar. Ketentuan ini berdasarkan sunnah Shalat-shalat sunnah di atas lebih afdhal
Nabi saw.S75 drn rurrn"h para sahabat. daripada shalat sunnah yang tidak dilakukan
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dengan berjamaah karena dengan berjamaah
dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah mirip dengan shalat fardhu. Dan yang lebih
saw. bersabda, mu'akkad lagi adalah shalat hari raya karena
waktunya juga tertata rapi seperti shalat far-
i*G;iirq'3 Gq ou'ri$ ; dhu. Kemudian disusul shalat gerhana karena
iti
"Siapa saja yang melakukan qiyam Rama-
Al-Qur'an sendiri yang menganjurkannya. Se-
telah itu shalat istisqa', namun yang lebih lebih
shahih adalah mengutamakan shalat rawatib
dhan disertai iman dan ikhlas, maka doso-dosa- daripada shalat tarawih karena Rasulullah saw.
nyayang telah lalu akan diampuni." sendiri lebih menjaga shalat rawatib daripada
tarawih.
Niat dalam shalat tarawih dilakukan tiap
dua rakaat. Artinya jika seseorang shalat tara- 2. SHALAT.SHALAT NAFIIAH YANG TIDAK
wih langsung empat rakaat dengan sekali sa- DISUNNAH,$N UNTU,< BERIAMAAH: ADA
DUA MACAM
lam, maka shalatnya tidak sah. Adapun waktu-
nya adalah mulai ba'da Isya sampai menjelang a- Shalat sunnah rawatib yang mengiringi
fajar. shalat fardhu.
Setelah shalat tarawih berjamaah, disun- Shalat-shalat sunnah rawatib ini selu-
nahkan juga untuk shalat witir secara berja- ruhnya berjumlah tujuh belas rakaat, seba-
maah, kecuali jika yakin bisa bangun malam gai berikut:
untuk melakukan shalat witir pada akhir ma- Dua rakaat qabliyyah Subuh, empat
witir afdhalnya dilakukan
Iam. Karena, shalat rakaat sebelum Zhuhur dan dua rakaat
pada akhir malam. Dalilnya hadits riwayat setelahnya, empat rakaat sebelum Ashat
Muslim yang berbunyi, dua rakaat setelah Maghrib, tiga rakaat
{t;i";*J:r'
t,
r, b i{'t oi,it; ;
'
to.
setelah Isya yang sudah termasuk shalat
witir. Satu rakaat itu batas minimal rakaat
i*it, *
o /
:'y,yt'aI ieLi U;
dalam shalat witiX, batas maksimalnya se-
belas rakaat. Waktunya antara shalat Isya
\*F" >-
FIqLH ISIAM IILID 2
218
Disunnahkan sebelum shalat jumat un- Rasulullah saw bertanya,'Apakah engkau
tuk shalat empat rakaat sebagaimana qab- puasa pada siang hari?" Aku meniawab,
-<\
liyyah Zhuhur, dan untuk lebih sempur- "Ya!' "Apakah engkau iuga melakukan qi'
nanya setelah lumat empat rakaat lagi's76 yamul lai17' Aku menjawab, "Ya." Lantas
beliau bersabda,
t,,"lol
b- Shalat Sunnah Mustaqillah (tidak me- ;\J *ri
ngiringi shalat fardhu). ;\i ,rult &\i ,'P\i ,:<
u.
Shalat ini dianggap paling afdhal kare- meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. ber- i
Dalam shalat sunnah, boleh hukumnya masuk rawatib adalah shalat Dhuha. Ra-
mengumpulkan semua rakaat dalam sa- kaat minimal dua, dan batas maksimalnya
tu salam karena Sayyidah Aisyah meri- dua belas rakaat. Dalam Shahih Muslim
wayatkan bahwa Rasulullah saw. mela- disebutkan,
kukan shalat malam sebanyak tiga belas
ii it q.;rt ,f
d t
"^r*
i,.
ry
/
'
c't ,r^'
:l qs Jj(
' e';'*
-.).
Lamanya berdiri dalam shalat qiyam le- * i$t r,Ut rJJ
bih afdhal daripada banyaknya rakaat. g'a"*
Dan jika terserang kantuk, maka baiknya /'q)z
diistirahatkan untuk tidur. Perbanyak doa "Jika engkau shalat Dhuha dua rakaat,
dan istigfar pada waktu malam, terutama maka tidak dicatat dalam golongan orang-
pada pertengahan malam terakhir dan di orang yang lalai. Jika empat rakaat, maka
waktu sahur. engkau dicatat dalam kelompok orang-
Di antara shalat sunnah yang tidak ter- orang yo ng b aik. D a nj ika en am raka at, maka
engkau dicatat dalam kelompok orang- lain, meskipun tanpa niat karena tujuan
orang yang ahli ibadah. Jika delapan rakaat, shalat tahiyyat adalah agar masjid dile-
m aka eng ka u di c atat d a I a m ke I o mp o k o ra ng - wati dengan shalat. Karena itu, shalat ta-
orang yang beruntung. Jika sepuluh rakaat, hiyyat makruh hukumnya jika bersamaa
maka dosamu hari itu tidak dicatat. Dan jika dengan didirikannya shalat fardhu, atau
dua belas rakaat, maka Allah akan mem- masuk masjidil haram dan melakukan sha-
bangunkan istana bagimu di surga.'E84 lat tahiyyat sebelum melakukan thawaf,
atau juga ketika takut ketinggalan shalat
Waktu shalat Dhuha adalah mulai dari jama'ah. Bagi seorang khatib, tidak di-
naiknya mentari pagi hingga tergelincirnya sunnahkan untuk melakukan shalat tahiy-
matahari. yat masjid jika keluar dari tempatnya un-
shalatyangtidaktermasuk ra-
Di antara tuk khotbah, tidak juga bagi seseorang
watib adalah shalattahiyyatmasjid dua ra- yang jika melakukan tahiyyat masjid me-
kaat. Dan pendapat yang lebih shahih, sha- nyebabkannya ketinggalan satu rakaat sha-
lat tahiyyat masjid itu dilakukan berulang lat jumat bersama Imam.
kali berbarengan dengan keluar masuknya
Di antara shalat yang tidak termasuk
masjid. Dalilnya hadits riwayat Abu Qa-
rawatib adalah shalat tobat. Abu Dawud
tadah bahwa Rasulullah saw. bersabda,
dan at-Tirmidzi meriwayatkan hadits yang
,F "ry \i '"*it 'g*i ;;; riy berbunyi, "Tiadalah seorang hamba yang
berdosa, lantas ia berwudhu, menlakukan
Y" ;si
, #'s:r(-' shalatdua rakaat, dan memohon ampunqn
"Jika salah seorang kalian masuk mas-
kecuali Allah akan mengampuni dosa-
dosanya!'
jid, maka janganlah duduk sebelum shalat
dua rakaat.'S85 Di antara shalat yang juga tidak ter-
masuk rawatib adalah shalat tasbih empat
Akan tetapi jika masuk masjid berba- rakaat. Tiap rakaatnya setelah bacaan biasa
rengan dengan dikumandangkannya iqa- membacatasbih "Subho anallaohwalhamdu-
mat, maka tidak perlu shalat tahiyyat mas- lillaah wa laa ilaaha illallaah wallaahu
jid. Dalilnya sabda Nabi saw. yang berbunyi,
akbaf'sebanyak lima belas kali. Kemudian
.c c 4 / t. t .
-
pada tiap rukul bangkit dari ruku', dalam
t r{.:lr yl ;)l"'" )s ;>uajr c^:;i t:1
dua sujud, duduk di antara dua sujud, dan
' Jika iqama't sudah dikumanctangkor,
sebelum tasyahud membaca tasbih ter-
maka tidakada shalatlain selain shalatfar-
sebut sebanyak masing-masing sepuluh
dhu.'886
kali. fadi, jumlah keseluruhan tasbih yang
Shalattahiyyat bisa dicapai dengan sha- dibaca dalam satu rakaat adalah tujuh pu-
lat fardhu maupun dengan shalat sunnah luh lima kali.s87
584 HR al-Baihaqi, ia berkata, "Sanadnya perlu diselidiki." lmam an-Nawawi sendiri dalam kitab al-Majmuu' medhaifkan hadits ini.
Dan yang mu'tamad dalam bilangan shalat Dhuha adalah delapan rakaat.
585 HR Bukhari dan Muslim (al-MajmuuiVol.3, hlm.543).
586 HR Muslim dari Abu Hurairah (al-Majmuu',Yo1.3, hlm. 544).
587 HR Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya. Akan tetapi Imam an-Nawawi berkata, "Kesunnahan shalat tasbih itu
perlu dilihat lagi karena selain haditsnya dhail praktik shalat tasbih itu sendiri mengubah tatanan shalat." Perkataan Imam an-
Frq[H IsrAM ttl-tD 2
Di antara shalat yang juga tidak ter- dan sebagainya. Shalat tawwabiin ini di-
masuk rawatib adalah shalat istikharah lakukan sebanyak dua puluh rakaat dari
dua rakaat. Imam Bukhari meriwayatkan ba'da Maghrib sampai Isya, namun batas
dari fabir bahwa, "Rasulullah saw. menga- minimnya dua rakaat. Imam at-Tirmidzi
iarkan kami shalat istikharah untuk segala menyebutkan bahwa Rasulullah saw. Ber-
urusan...." Dalam shalat itu setelah al-Faa- sabda,
tihah disunnahkan membaca surah al-Kaa-
EU
/ooc o
,..-.
firuun pada rakaat pertama, dan surah al-
it^*Stt .";;"ll dJd
gtt5 1 *>*
" ,2
o o Ca
Ikhlaash pada rakaat kedua.
Kemudian, dua rakaat setelah terge-
4r) JJ\P
-2/
ro& -:;rl o)L-g lot *S
lincirnya matahari. Para rakaat pertama "Siapa saja yang shalat enam rakaat
membaca surah al-Kaafiruun dan pada antara Maghrib dan Isya, maka Allah akan
rakaat kedua membaca surah al-lkhlaash. mencatatbaginya pahala ibadah dua belas
Dalam satu riwayat dinyatakan bahwa Ra- rakaat."
sulullah saw. melakukan shalat tersebut
dan menyuruh untuk dilaksanakan. Akan F. SHALAT€HALAT SUN NAH YANG
tetapi hadits itu termasuk dalam kategori MU'AKKAD DAN GHAIRU MU'AKKAD
gharib dari segi riwayatnya karena hanya MENURUT MADZHAB SYAFI'I
satu orang rawi yang meriwayatkan. 7. S U N NAH\S U N NAH M U'A K KA DA H
Kemudian yang juga tidak termasuk ra- a. Sepuluh rakaat shalat sunnah rawatib
watib adalah shalat dua rakaat ketika kem- yang mengiringi shalat fardhu, yaitu dua
bali dari perjalanan, singgah dulu di mas- rakaat qabliyyah subuh, dua rakaat qab-
jid untuk shalat sebelum masuk rumah ka- liyyah Zhuhur atau fumat dan dua rakaat
rena mengikuti sunnah Nabi saw.. Hadits- setelahnya, dua rakaat setelah Maghrib,
nya diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan dan dua rakaat setelah Isya.588
Muslim. Dalam shalat ba'diyyah Maghrib dan
Kemudian juga dua rakaat setelah qabliyyah Subuh, pada rakaat pertama
wudhu meskipun wudhu bukan karena ha- membaca surah al-Kaafiruun, sedangkan
dats melainkanwudhutajdid. Dalamshahih pada rakaat kedua membaca surah al-
Bukhari dan shahih Muslim disebutkan, Ikhlaash.ss9 Riwayatlain menuturkan bah-
"Siapa saja yang menyempurnakan wudhu wa dalam shalatqabliyyah subuh Rasulullah
dan shalat dua rakaat tanpa membicara- saw. pada rakaat pertama membaca ayat
kan dirinya sendiri, maka Allah akan meng- yang berbunyi, "Katakanlah, 'Kami ber-
ampuni dosa-dosanya yang telah lalu !' iman kepada Allah dan kepada apa yang
Kemudian juga shalat awwabiin, di- diturunkan kepada kami, dan kepada apa
sebut juga shalatghaflah ataulalai, karena yang diturunkan kepada lbrahim, Isma'il,
saat itu banyak orang yang dilalaikan Ishaq, Ya'qub, dan anak arcunya, dan ke-
oleh hidangan makan malam, atau tidur; pada apa yang diberikan kepada Musa
Nawawi ini dibantah oleh sebagian ulama dengan mengatakan bahwa hadits tentang shalat tasbih itu derajatnya hasan shahih. Dan
kalau memang haditsnya dhaif, toh masih bisa diamalkan karena termasuk dalam/adha'ilul a'mat.
588 Keterangan ini sesuai petunjuk hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim.
589 HR Muslim.
Ist-A.M IrLrD 2
dan'lsa serta kepada apa yang diberikan bung kanan. Kemudian setelah mendengar
kepada nabinabi dari Tuhan mereka. Kami iqamat beliau keluar untuk shalat Subuh."
tidak membeda-bedakan seorang pun di Pendapat mengenai tidur miring setelah
antara mereka, dan kami berserah diri shalat qabliyyah subuh ini disepakati
kepadaNya." (al-Baqarah: 136) oleh ulama Hanabilah, namun tidak dise-
Kemudian pada rakaat kedua beliau pakati oleh Malikiyyah dan Hanafiyyah se-
membaca ayat yang berbunyi, bagaimana yang telah dijelaskan di atas.
b. ShalatWitir. f ika hendak melakukan shalat
\i'r1;Vi9Jy5Gv4,*rt3 witir sebanyak tiga rakaat maka afdhalnya
3W e 4 I;i{ lar J v:t fai" ili diselingi dengan salam karena banyak ha-
dits-hadits shahih yang menganjurkan hal
ttr'j,o1b$'?rt$t35t-;.:tci#;t-{ itu, di samping juga termasuk memper-
banyak ibadah, memperbarui niat, doa, ta-
3l36rrv3Q;t\jjJ wajuh, dan salam.
"Katakanlah (Muhammad), 'Wahai Tiga shalat sunnah yang tidak mengiringi
Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada shalat fardhu, yaitu shalat malam atau ta-
sotu kalimat (pegangan) yang sama antara hajjud, shalat Dhuha, dan shalat tarawih.
kami dan kamu, bahwa kita tidak menyem- Urutan Afdhaliyyah: shalat sunnah
bah selain Allah dan kita tidak memperse- yang paling mu'akkad adalah shalat sunnah
kutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bah- qabliyyah subuh dan shalatwitir karena ada
wa kita tidak menjadikan satu sama lain hadits khusus tentang keduanya. Menurut
tuhan-tuhan selain Allah.'Jika mereka ber- pendapat terbaru dan yang shahih me-
paling makq katakanlah (kepada mereka), ngatakan bahwa shalat witir lebih af-
'saksikanlah, bahwa kami adalah orang dhal daripada shalat qabliyyah subuh.
Muslim."' (Ali'Imran: 64) Rasulullah saw. bersabda,"Allah telah me'
nolong kalian dengan perintah shalatyang
Kesimpulannya, pada rakaat pertama
lebih baik dari harta yang paling berharga
shalat qabliyyah subuh, ba' diyyah Maghrib,
sekalipun, yaitu shalat wifir." Dalam hadits
shalat istikharah, shalat tahiyyat masjid,
lain beliau bersabda, "Siapa saia yang
dua rakaat shalat setelah ihram, dan sha-
tidak melakukan shalat witin maka tidak
lat zawal membaca surah al-Kaafiruun, se-
termasuk kelompok kita "590
dang pada rakaat keduanya membaca su-
Akan tetapi, pendapatyanglebih shahih
rah al-lkhlaash. adalah mengutamakan shalat rawatib da-
Disunnahkan memisah antara sunnah ripada shalat tarawih. Kemudian, sebaik-
qabliyyah subuh dan shalat subuh dengan baik shalat setelah sunnah rawatib ada-
berbaring, pembicaraan, atau sejenisnya. lah shalat tarawih dan shalat Dhuha. Ke-
Sayyidah Aisyah berkata, "Jika muadzin mudian shalat yang berkaitan dengan per-
buatan, seperti dua rakaat setelah thawaf,
telah selesai mengumandangkan adzan su-
dua rakaat setelah ihram, shalat tahiyyat
buh, maka Rasulullah saw melakukan sha- masiid, dan kemudian shalat sunnah sete-
lat dua rakaat,lantas berbaring di atas lam- lah wudhu.591
590 Hadits pertama diriwayatkan oleh delapan Sahabat Nabisaw., sedangkan hadits kedua diriwayatkan oleh Abu Dawud, dan disha-
hihkan oleh Imam Hakim dari Abdullah bin Buraidah (Nashbur Raayah,Yol,2, hlm. 108-113).
591 Al-Majmuul Vol.3, hlm. 521.
FrqlH IsrAM JtLtD 2
592 Al-Majmuu', Vol. 3, hlm. 505; al-Muhadzdzab,Vol.1, hlm. 83; Mughnil Muhtaaj,Vol.l,hlm.2Z4.
593 Mug h nil Muhtaaj, Vol. l, hlm. 224.
594 HRAbu Dawud dan sanadnya shahih. Hadits ini juga terdapat dalam Shahih Muslim.
595 HR Bukhari dan Muslim.
596 HR lbnu Majah.
I
l
FrqLH Isr."A,M ltl-rD 2 Baglan 1 : IBADAH
rakaat jika memang ingin menambah,lan- Shalat yang termasuk dalam bagian per-
tas pada akhir shalat melakukan sujud tama ini di antaranya adalah satu rakaat shalat
sahwi. witir. Shalat ini termasuk mu'akkad sehingga
Di atas telah kami sebutkan bahwa sha- makruh ditinggalkan, dan orang yang sudah
lat sunnah malam termasuk afdhal, namun biasa menjalankan shalat witir kesaksiannya
pertengahan malam lebih afdhal, dan yang tidak diterima j ika ia meninggalkannya. Karena
lebih afdhal lagi pada akhir malam. dengan meninggalkan shalat witir kehormatan
Dalam shalat sunnah baiknYa meng- dirinya turun. Imam Ahmad berkata, "Orang
ucapkan salam tiap dua rakaat. Meng- yang sengaja meninggalkan shalat witir maka
habiskan seluruh malam untuk shalat qi- orang itu termasuk orang yang ielek. Kesaksi-
yam tiap hari hukumnya makruh, demi- annya tidak perlu diterima."
kian juga menghususkannya pada ma- Kemudian sepuluh rakaat, yaitu dua ra-
lam iumat.5e7 Mrk.,rh juga hukumnya kaat qabliyyah Zhuhur dan dua rakaat sete-
meninggalkan shalat tahajud yang sudah lahnya. Dua rakaat setelah Maghrib, dua ra-
menjadi kebiasaan tanpa ada udzur. Ra- kaat setelah Isya, dan dua rakaat qabliyyah Su-
sulullah saw. berkata pada Abdullah bin buh. Adapun jika dalam perjalanan, maka bo-
Am4 "Hai Abdullah, janganlah engkau se- leh memilih antara melakukan shalat terse-
perti si fulan yang melakukan shalat qiyam but atau meninggalkannya karena perjalanan
lantas meninggalkannya."59S itu dapat mendatangkan masyaqah dan letih.
Karena itu, shalat fardhu dalam perjalanan
G. SHALAT€HALAT NAWAFIL DALAM juga boleh di qashar. Akan tetapi, shalat sun-
MADZHAB HANABILAH nah qabliyyah subuh dan shalat witir tetap ha-
Madzhab Hanabilah memiliki banyak per- rus dilakukan meski dalam perjalanan karena
samaan dengan madzhab Syafi'i dalam pemba- kedua shalat itu termasuk shalat sunnah yang
gian shalat nawafil. Mereka berkata, shalat na- paling mu'akkadah.
wafil itu dibagi meniadi dua bagian: pertama Mendirikan shalat rawatib di rumah lebih
shalat nawafil yang disunnahkan untuk dilaku- afdhal daripada melakukannya di masjid, bah-
kan dengan berjamaah, seperti shalat gerhana, kan afdhal juga untuk semua sunnah yang ti-
shalat istisqa, dan shalat tarawih. Kedua, shalat dak disunnahkan untuk dilakukan berjamaah'
nawafil yang dilakukan sendiri-sendiri. Nawa- Ibnu Umar berkata,'Aku menghafal (menjaga)
fil yang kedua ini dibagi lagi meniadi dua, yaitu sepuluh rakaat dari Rasulullah saw., yaitu dua
sunnah mu'ay4/anah dan naafilah mutlaqah. rakaat sebelum Zhuhur dan dua rakaat se-
Shalat sunnah mu'ay5/anah terbagi men- telahnya. Dua rakaatsetelah Maghrib di rumah,
jadi beberapa macam: dua rakaat setelah Isya di rumah, dan dua ra-
597 Imam Muslim meriwayatkan hadits yang berbunfi, "fanganlah kalian mengkhususkan malam Jumat untuk melakukan qiyam lail."
Akan tetapi, menghidupkan malam dengan selain shalat hukumnya boleh.
598 HR Bukhari dan Muslim.
ISIAM IILID 2
kaatqabliyyah subuh. Kemudian pada waktu ti- kepada apa yang diturunkan kepada lbrahim,
dak ada yang masuk menemui Rasulullah saw., Isma'il, Ishaq,Ya'qub, dan anak cuatnya, dan ke-
Hafshah berkata kepadaku,'fika muadzin me- pada apa yang diberikan kepada Musa dan 'lsa
ngumandangkan adzan dan terbit fajar; Rasu- serta kepada apa yang diberikan kepada nabi-
lullah saw. shalat dua rakaat."'see Dalam Shahih nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-
Muslim disebutkan redaksi, "Dan setelah sha- bedakan seorang pun di antara mer4ka, dan
lat fumat beliau sujud dua kalii'tanpa menye- kami berserah diri kepada-Nya." (al-Baqarah:
Eutkan dua rakaat sebelum Subuh. 136)
Disunnahkan untuk meringankan shalat Kemudian pada rakaat kedua beliau mem-
sunnah dua rakaatsebelum subuh karena Sayyi- baca ayat yang berbunyi,
dah Aisyah berkata, "Rasulullah saw. meri-
ngankan shalat sunnah dua rakaat qabliyyah
"Katakanlah (MuhammdQ,'Wahai Ahli
subuh hingga aku berkata, Apakah beliau ha- Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu ka-
nya membaca surah al-Faatihah?"'600 limat (pegangan) yrrg ,r^"o antara kami dan
Setelah shalat qabliyyah subuh disunnah-
kamu, bahwa kita tidak menyembah selain
Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya de-
kan untuk berbaring dengan lambung kanan
ngan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak men-
sebelum shalat fardhu subuh. Sayyidah Aisyah
berkata, "Setelah melakukan shalatsunnah qab-
jadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain
Allah.'Jika mereka berpaling maka katakanlah
liyyah subuh, Rasulullah saw. berbaring." Da-
(kepada mereka), 'Soksikanlah, bahwq kami
lam riwayat lain disebutkan, "Jika engkau ma-
adalah orang muslim."'(Ali 'Imran: 64)
sih dalam keqdaan terjaga, moka bicaralah.
Namun jika tidah maka berbaringlah!'60r Para Shalat sunnah qabliyyah subuh dan shalat
ulama berkata, "Mengikuti ucapan dan perbua- witir boleh dilaksanakan di atas tunggangan.
tan Nabi saw.lebih utama daripada mengikuti Dalilnya hadits riwayat Muslim dari lbnu
orang yang menentang beliau." Umar mengenai shalat subuh, dan juga hadits
riwayat Bukhari dalam ghahihnya, hanya saja
Dalam shalat sunnah qabliyyah subuh dan ada tambahan redaksi "Kecuali shalat-shalat
maghrib disunnahkan untuk membaca surah fardhu."
al-Kaafiruun pada rakaat pertama, dan surah Di antara shalat-shalatsunnah di atas, yang
al-lkhlaash pada rakaat kedua. Dalilnya hadits paling mu'akkad adalah shalat sunnah qabli-
riwayatAbu Hurairah dalam pembahasan sha- yyah subuh. Dalilnya hadits riwayat Sayyidah
lat subuh, dan riwayat Ibnu Mas'ud dalam sha- Aisyah bahwa Rasulullah saw terlihat sangat
Iat Maghrib.602 Atau sunnah juga dalam shalat menjaga dua rakaat qabliyyah subuh.603
qabliyyah subuh membaca ayat yang berbunyi, Waktu shalat sunnah rawatib qabliy-
"Katakanlah,'Kami beriman kepada Allah dan yah: shalat qabliyyah rawatib dilakukan se-
kepada apo yang diturunkan kepada kami, dan belum shalat fardhu, sedangkan shalat ba'diy-
599 Muttafaq'alaih.
600 Muttafaq'alaih.
601 Muttafaq'alaih. Imam at-Tirmidzi berkata, "Hadits ini derajatnya hasan;'
602 Hadits Abu Hurairah diriwayatkan oleh Imam Muslim, sedangkan hadits Ibnu Mas'ud diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan lbnu Ma-
jah.
603 Muttafaq'alaih. Dalam hadits Muslim disebutkan, "shalat qabliyyah subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya." Abu Dawud
meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., "Shalatlah dua rakaat qabliyyah Subuh meski kalian dikelar tentara musuh."
FIqLH ISI.A.M JILID 2
yah rawatib dilakukan setelah shalat fardhu. ghrib, dan empat rakat setelah Isya. Boleh juga
Di antara shalat-shalat rawatib tersebut tidak melakukan dua rakaat sebelum Maghrib.
diqadha jika terlewatkan, kecuali shalat dua Adapun dalil-dalilnya adalah: Untuk shalat
rakaat qabliyyah subuh. Imam Ahmad memi- sunnah Zhuhur dalilnya hadits Ummu Habibah
lih waktu untuk mengqadha shalat qabliyyah yang berbunyi,
subuh pada waktu shalat Dhuha sebagaimana
pendapat Hanafiyyah dan Malikiyyah. Akan &it p'"fl 7K, *1 f uc o
tetapi ia menambahkan, "|ika langsung diqa-
dha setelah shalat subuh juga tidak apa-apa."
,At ob
j6 .nr Zy u.x.
Mengqadha shalat-shalat sunnah rawatib se- "Siapa saja yang menjaga empat rakaat
telah shalat Ashar hukumnya boleh. Dalam ha- sebelum Zhuhur dan empat rakaat setelahnyo,
dits Ummu Salamah disebutkan bahwa Rasu- maka Alloh mengharamkan orang itu dari api
lullah saw mengqadha shalat sunnah tersebut neraka!'604
sebelum Ashac namun dalam riwayat Aisyah
disebutkan setelah Ashar. Mengikuti perbua- Untuk shalat sunnah Ashar dalilnya hadits
tan Rasul hukumnya lebih kuat daripada la; yang berbunyi,
rangan shalat setelah Ashar.
Dalam kitab Kasyaaful Qinaa' disebutkan,
"Semua shalat sunnah rawatib boleh diqadha
t1;ri ;at J5 "t;i;t at g,
karena dianalogikan dengan shalat sunnah qa- "Allah mengasihi orang yang shalat empat
bliyyah subuh dan Ashar." Ibnu Hamid berkata, rakaat seb elum Ashar l'6os
"Semua shalat sunnah rawatib boleh diqadha
kapanpun, kecuali pada waktu-waktu larangan Ali bin Abi Thalib meriwayatkan hadtis ten-
shalat. Rasulullah saw. sendiri mengqadha se- tang sifat shalat Rasulullah saw., empat rakaat
bagian shalat-shalat tersebut, dan ini bisa dija- sebelum Zhuhur ketika tergelincirnya mata-
dikan analogi untuk shalat sunnah yang lain- hari, dan dua rakaat setelahnya, atau empat ra-
nya sebagaimana pendapat ulama Syafi'iyyah." kaat setelahnya. Empat rakaat sebelum Ashar
dengan tiap dua rakaat mengucapkan salam
2. SHALAT€HALAT SUNNAH SELAIN untukpara malaikat, para Nabi, dan kaum Mus-
RAWATIB, ATAU DTSEBUT SHALAT limin."6o6
SUNNAH GHAIRU MU'AKKADAH Kemudian dalil untuk shalat sunnah Ma-
Shalat-shalat ini jumlah keseluruhannya ghrib adalah hadits yang berbunyi,
ada dua puluh rakaat dalam beberapa shalat se-
.,'-, , o.1,'o,
bagai berikut.
"ii., "i .rl-5
dae 0i I *La, i/,iJl a &i, ,y
c,
604 HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi. Ia berkata, "Hadits ini Hasan Shahih Gharib." Abu Ayyub meriwayatkan dari Nabish, ia berkata,
"Empat rakaat sebelum Zhuhur dengan sekali salam dapat membuka pintu langit."
605 HRAbuDawud.
605 HR lbnu Maiah.
Isr-A"M I[rD 2
" rakaattan-
Siapa saja yang shalat sunnah enam habat yang menjelaskan sifat tahajudnya Ra-
pa diselingi ucapan jelek maka pahalanya me- sulullah saw. tidak menyebut dua rakaat shalat
nyamai ibadah dua belas tahunl'607 tersebut. Para sahabat itu antara lain lbnu Ab-
bas, Zaid bin Khalid, dan Aisyah.
Adapun untuk shalat sunnah Isya dalilnya Disunnahkan untuk memisahkan antara
adalah hadits yang berbunyi, "Syuraih bin Hani' shalat fardhu dan sunnahnya dengan omongan
bertanya kepada Aisyah merigenai shalat Rasu- atau berdiri karena Mu'awiyah berkata, "Rasu-
lullah saw.. Aisyah menjawab,'Rasulullah saw lullah saw. menyuruh kami untuk tidak me-
tidak shalat Isya melainkan dibarengi dengan nyambung shalat hingga berbicara atau kelu-
shalat sunnah empat atau enam rakaat."'608
^r"6ll
Adapun dalilnya shalat sunnah qabliyyah
Maghrib adalah hadits riwayat Anas yang ber- 3. SHALAT€HALAT MU'AYYANAH
bunyi, "Pada masa Rasulullah saw., kami me- MUSTAQILLAH
lakukan shalat qabliyyah Maghrib dua rakaat." a - Shalat Tarawih atau Shalat Qiyam Bulan
Ramadhan
Anas ditanya,'Apakah Rasulullah saw juga me-
lakukannya?" Ia menjawab, "Beliau melihatka- Shalat tarawih termasuk shalat sun-
mi melakukannya, namun tidak melarang dan nah mu'akkadah yang jumlah bilangannya dua
juga tidak memerintah."6oe puluh rakaat. Orang yang pertama kali me-
Dalam kitab Kasyaafut Qinaa610 disebut- lakukan shalat ini adalah Rasulullah saw..
kan, tidak ada shalat sunnah rawatib sebelum
Abu Hurairah berkata, "Rasulullah saw. suka
melakukan shalat qiyam pada malam bulan
Jumat, yang ada hanyalah dua rakaat setelah
Ramadhan tanpa menyuruh dengan tegas. Be-
Jumat. Dalilnya hadits dari Ibnu Umar yang ber-
bunyi, "Rasulullah saw melakukan shalat dua liau hanya bersabda,
rakaat setelah fumat di rumah beliau sendiri."
Bilangan dua rakaat itu batas minimal, dan ba- iuc{itqt3Gqtouti| u
tas maksimalnya enam rakaat.
Adapun untuk shalat dua rakaat setelah wi-
tirdiambil dari pendapatlmamAhmadyangme- 'Siapa saja yang menjalankan shalat qi-
iti
ngatakan, shalat tersebut tidak termasuk sun- yam pada bulan Ramadhan dengan londasan
nah, namun jika dilakukan juga boleh, Akan te- iman dan mengharapkan pahala, maka Allah
tapi menurut pendapat yang shahih, shalat itu akan mengampuni dosa-dosanya yang telah
tidak termasuk sunnah karena kebanyakan Sa- lalu."612
607 HR at-Tirmidzi. Ia berkata,'Aku tidak mendapatkan hadits ini kecuali dari Umar bin Abu Khats'am. Imam Bukhari sendiri meng-
anggap hadits ini dhaif sekali."
608 HRAbuDawud.
609 Muttafaq'alaih. Dalam riwayat lain disebutkan, "Shalatlah dua rakaat sebelum Maghrib." Dalam Shahih Muslim diriwayatkan dari
Anas bahwa jika mendengar adzan Maghrib, penduduk Madinah mengitari tiang-tiang dan shalat dua rakaat di belakangnya. Imam
Muslim juga meriwayatkan hadits lain dari Abdullah bin Mughafal yang berbunyi, 'Antara adzan dan iqamat terdapat shalat!"
mengulang sebanyak tiga kali- beliau menambahkan, "Bagi orang yang mau." Uqbah berkata, "Kami menjalankannya
-setelah
pada masa Rasulullah saw.."
510 Kaqtaaful Qinaa', Vol. 1, hlm.496.
611 HR Muslim.
612 Hadits ini deraiatnya shahih.
FIQIH ISLAM IILID 2 Baglan 1 : IBADAH
Sayyidah Aisyah berkata, "Suatu ma- Diriwayatkan dari Ali bahwa ia pernah menyu-
Iam Rasulullah saw. shalat di masjid, lantas ruh seseorang untuk menjadi imam shalat
orang-orang ikut shalat bersama beliau. Ma- qiyam Ramadhan dengan dua puluh rakaat.
lam berikutnya, beliau shalat lagi dan pengi- Bilangan dua puluh rakaat ini sudah menjadi
kutnya makin banyak. Pada malam ketiga ijma. Ubay bin Ka'ab sendiri memimpin shalat
dan keempat banyak orang berkumpul di qiyam Ramadhan sebanyak dua puluh rakaat
masjid, namun Rasulullah saw tidak keluar ditambah witir tiga rakaat.
untuk shalat bersama mereka. Pagi harinya Shalat tarawih sunnahnya dilakukan de-
Rasulullah saw. bersabda, ngan berjamaah dan dengan bacaan jahar atau
keras. Abu Dzar berkata, "Rasulullah saw. per-
uA'r#"i;& qilt u.1,i nah mengumpulkan keluarga dan para saha-
lakukan, dan tidak ada yang menahanku keluar 'Siapa saja yang ikut shalat qiyo^ a"r-
I
qiyam lail.'"6t4
Rawi berkata, "Shalat yang dimaksud itu
adalah pada malam bulan Ramadhan."613
Khalifah Umar juga melakukan shalat ta-
Adapun dalil shalat Tarawih dua puluh ra- rawih dengan berjamaah. Imam al-Baihaqi
kaat adalah hadits riwayat Malik dari Yazid bin meriwayatkan bahwa Ali bin Abi Thalib per-
Ruman, ia berkata, "Orang-orang pada masa nah menunjuk seorang imam untuk jamaah
Umar melakukan shalat qiyam Ramadhan se- lelaki dan seorang imam untuk jamaah perem-
banyak dua puluh tiga rakaat." Rahasianya puan. Ali, Jabic dan Abdullah juga melakukan
adalah bahwa shalat rawatib jumlahnya sepu- shalat tarawih dengan berjamaah. Hal ini telah
luh rakaat, lantas dilipatkan pada malam Ra- menjadi ijma para sahabat.
madhan karena bulan tersebut termasuk wak-
Mengenai jumlah rakaat shalat tarawih,
tu untukgiatberibadah. )umlah ini sudah men-
para ulama berbeda pendapat. Sebagian me-
jadi ijma sahabat. Dalam kitab asy-Syafi'i, Abu
reka mengatakan bahwa shalat tarawih itu
Bakar bin Abdul Aziz meriwayatkan dari Ibnu
sunnahnya dua puluh rakaat karena mengikuti
Abbas bahwa Nabi saw. melakukan shalatpada
kaum Muhajirin dan Anshar. Pendapat lain
bulan Ramadhan sebanyak dua puluh rakaat. mengatakan shalat tarawih itu tiga puluh enam
Khalifah Umar sendiri ketika menyuruh Ubai
rakaat selain shalat syafa' dan witir. fumlah ini
bin Ka'ab untuk memimpin shalat qiyam juga dilakukan pada masa pemerintahan Khalifah
menganjurkan agar shalat dua puluh rakaat. Umar bin Abdul Aziz, karena mengikuti pen-
513 HR Muslim.
6L4 HR Ahmad dan dishahihkan oleh Imam at-Tirmidzi.
Baglan 1 : IBADAH FIQLH ISIAM IILID 2
duduk Madinah yang terdahulu.6ls Sebagian mum sepakat memilih bacaan panjang maka
ulama berkata, "Sayyidah Aisyah berkata,'Ra- hal itu lebih afdhal, sebagaimana riwayat Abu
sulullah saw. tidak pernah menambah shalat Dzar. Ia berkata, 'Kami shalat qiyam bersama
qiyam lebih dari tiga belas rakaat, baik pada Rasulullah saw. hingga kami takut tidak cukup
bulan Ramadhan maupun pada bulan-bulan untuk sahur."'
lainnya."' Ibnu Taimiyyah berkata, "Semua Sunnahnya shalat tarawih itu dimulai de-
pendapat di atas baik dan bagus." Sebelumnya ngan bacaan surah al-Alaq, karena surah itu-
Imam Ahmad juga sudah mengatakan hal itu, lah yang pertama kali turun. Kemudian setelah
bahkan ia menambahkan bahwa shalat qiyam sujud tilawah pada akhir surah, maka bangkit
bulan Ramadhan itu tidak ditentukan rakaat- lagi dan membaca surah al-Baqarah.
nya karena Rasul sendiri tidak menentukan-
nya. fadi, banyak sedikitnya rakaat tergantung Niat Shalat Tarawih
lama dan tidaknya shalat yang dilakukan,516 Niat shalat tarawih dilakukan tiap dua ra-
Imam asy-Syaukani berkata, hadits-hadits kaat, namun sunnahnya dibaca dengan suara
yang ada menunjukkan masyru'nya shalat qi-
rendah,
yam pada bulan Ramadhan, baik dengan berja-
maah maupun sendiri-sendiri. Adapun shalat
tarawih dengan jumlah tertentu dan pengkhu-
u
.t
e*)l v.-t'jt
gtt ,:* ;i;5,
u. , &i
susannya dengan bacaan tertentu tidaklah ter- "Saya niat shalat sunnah tarawih dua
masuk sunnah.617 rakaat."
.f .*{', )2i
ott
Jl)
ayat pendek atau ringan agar tidak mem-
"Saya niat shalat sunnah qiyamu ramadhan
beratkan, terlebih jika pada waktu hitungan
malamnya pendek. Berat ringannya tergan- dua rakoat."
tung kesiapan atau kebiasaan para makmum."
Qadhi Abu Ya'la berkata, "Mengkhatamkan Al- Niat dalam ibadah sangat penting karena
Qur'an dalam shalat qiyam termasuk hal yang Rasulullah saw. bersab da,"Amel ibadah itu ter-
mustahab, karena tujuannya agar makmum gantung niatnyo." Setelah empat rakaat shalat
mendengar seluruh isi Al-Qur'an. Akan tetapi, tarawih berhenti sejenak untuk istirahat.
dalam sebulan lebih dari satu kali khatam iuea Boleh juga tidak melakukan istirahat mes-
,'u, f q. ji o,s Wnt S|,r'ti kipun sudah empat rakaat, dan tidak berdoa
ketika sedang istirahat karena tidak ada perin-
o c
;lt't
o.,
^;st ;*
I
ic; i. e.
,o " -rrr, oi
tah. Namun s'etelah selesai tarawih, tidak mak-
ruh untuk melantunkan doa karena masuk
mum adalah lebih aula. Artinya, jika para mak- dalam firman Allah yang berbunyi,
618 Hadits Aisyah diriwayatkan oleh Muslim, sedangkan hadits Abu Dzar diriwayatkan oleh Abu Dawud, Atsram, dan Ibnu Maiah' Ha-
dits yang terakhir diriwayatkan oleh Abu Dzar.
619 Muttafaq'alaih.
FrqlH IsLc.M lrLrD 2
tirnya!'620 Setelah shalat witix, seseorang boleh dan melakukan shalat sebanyak delapan ra-
melakukan shalat tahajud hingga menjelang kaat. Ummu Hani'berkata, "shalat yang beliau
subuh, karena Rasulullah saw. sendiri pernah lakukan itu ringan, namun ruku'dan sujudnya
melakukan shalat dua rakaat setelah witir. sempurna."623
Akan tetapi setelah itu tidak melakukan witir Waktu shalat Dhuha adalah mulai naiknya
lagi, karena witirnya sudah dilakukan sebelum mentari pagi dan suhu mulai panas, karena Ra-
tahajud. Rasulullah saw juga bersabda, sulullah saw. bersabda,
-',o7 . . ,,o
P eu-t')\ ,Sr*,r:t ,r1'; J:- ,b.t')it $;
"Tidak ada dua witir dalam semalam.'627 "shalat awwabfin itu wal<tunya hingga
anak unta merasakan panasnya pasir.'624
Shalat Tathawwu' antara Shalat Tara-
wih dan Setelahnya Sebagian ulama Hrn"Uitrt berkata, "Sha-
Makruh hukumnya shalat tathawwu' di Iat Dhuha tidak disunnahkan untuk dilakukan
sela-sela shalat tarawih, namun tidak makruh terus-menerus, karena Nabi saw. sendiri men-
jika di sela-sela atau setelah tarawih melaku- jalankannya tidak terus-menerus." Sayyidah
kan thawaf. Penduduk Makkah sendiri di sela- Aisyah berkata, 'Aku tidak pernah melihat
sela tarawih melakukan thawaf sebanyak tu- Rasulullah saw melakukan shalat Dhuha."62s
juh putaran, dan shalat dua rakaat setelah tha- Dan juga karena jika shalat dhuha itu dilaku-
waf. Tidak makruh juga hukumnya melakukan kan terus-menerus, maka akan serupa dengan
shalat tathawwu' setelah shalat tarawih dan shalat fardhu.
shalat witir dengan berjamaah, baik jaraknya Sebagian ulama lain, yaitu (Abul Khath-
lama maupun pendek. thab) berkata, "Menjalankan shalat Dhuha se-
cara terus-menerus hukumnya sunnah, karena
b - Shalat Dhuha Nabi saw. telah berpesan agar para sahabat
Shalat Dhuha termasuk shalat su nnah gha- melakukan shalat tersebut." Rasulullah saw.
iru mu'akkadah. Abu Hurairah r.a. berkata, "Ra- bersabda,
sulullah saw berpesan kepadaku tiga perkara,
yaitu untuk puasa tiga hari setiap bulannya, ittr;.rti ;,i ;At ah; d; bv u
dua rakaat shalat Dhuha, dan shalat witir se-
belum tidur."622
Batas maksimal shalat Dhuha adalah de-
':ieun
"Siapa saja yang menjaga shalat Dhuha,
lapan rakaat, karena Ummu Hani' meri- maka dosa-dosanya akan diampuni meski se-
wayatkan bahwa pada hari penaklukan kota banyak buih di lauton.'626
Mekah Rasulullah saw memasuki rumahnya
620 HR Sa'id.
621 HR Ahmad dan Abu Dawud dari Qais bin Thalaq.
622 Muttafaq'alaih. Hadits lain yang serupa dengan hadits ini diriwayatkan oleh Abu Darda'dan Abu Dzar.
523 Muttafaq'alaih.
624 HR Muslim.
625 Muttafaq'alaih.
626 Imam at-Tirmidzi berkata,'Aku tidak mengetahui hadits ini kecuali dari Nahas bin Qaham."
FrqlH Isr"A,M JtLtD 2 Baglan 1 : IBADAH
e - Shalat Haiat
Shalat ini termasuk shalat sunnah kare-
,ii3;"6 ;i6, ^bJ # J-i{i,fi A ,
627 Dalam madzhab selain Hanabilah, mereka menggunakan hadits riwayat Abu Dawud dan at-Tirmidzi dari Ibnu Abbas. Haditsnya
telah disebutkan di atas.
628 Imam at-Tirmidzi berkata, "Hadits ini derajatnya hasan."
FIQIH ISIAM IILID 2
tanya kepada Rasulullah saw., 'Waktu malam lat tahajud, maka mulailah dengan shalat sun-
mana yang lebih didengar?' Beliau bersabda, nah ringan dua rakaat.'632
629 HR Abu Dawud. Selain hadits tersebut masih banyak lagi hadits-hadits yang menuturkan sifat tahaiud Rasulullah saw.. Di antara-
nya, hadits dari Ibnu Abbas yang menyebutkan waktu pertengahan malam, sedangkan hadits riwayat Sayyidah Aisyah menye-
butkan waktu sahur. Sedangkan riwayat Abu Hurairah menyebutkan waktu sepertiga malam terakhir. Semua hadits-hadits terse-
but muttafaq 'alaih.
530 HR Muslim.
631 Muttafaq'alaih.
632 HR Ahmad dan Muslim. Hadits ini shahih.
633 HR Muslim.
634 Muttafaq'alaih.
Isr.A.M IlrrD 2 Baglan 1 : IBADAH
maka bacaannya terserah, boleh keras dan bo- Shalat Tathawwu' Sambil Duduk
leh pelan.63s Para ulama sepakat bolehnya shalat ta-
thawwu' sambil duduh namun shalat sambil
Mengqadha Shalat Tahaiud berdiri tetap lebih afdhal karena Rasulullah
Bagi orang yang biasa melakukan shalat saw. bersabda,
tahajud lantas ketiduran hingga tidak melaku-
kannya, maka disunnahkan untuk mengqa- ^t rLs .v ;, Jfif i *o ,v A
/f Ut
'o'
dhanya. Waktu untuk mengqadhanya mulai
puir
dari setelah shalat Subuh hingga sebelum Zhu-
hur.636 "Siopa saja yang shalat sambil berdiri,
maka itu termasuk afdhal. Dan siapa saia yang
Shalat Sunnah antara Maghrib dan Isya shalat sambil duduh maka pahalanya setengah
Shalat sunnah antara Maghrib dan Isya dari pahala orqng yang shalat sambil berdiri."
hukumnya sunnah karena Allah berfirman,
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, Bagi orang yang shalat tathawwu' sam-
merekq berdoa kepada Tuhannya dengan rasa bil duduk disunnahkan untuk duduk tarabbu'
takut dan penuh harap, dan mereka menginfak' sebagai pengganti berdiri sebagaimana pen-
kan sebagian dari rezeki yang Kami berikan ke- dapat madzhab Malikiyyah. Alasannya, karena
pada mereka." (as-Saidah: 16) berdiri itu berbeda dengan duduk, jadi posisi
Anas mengomentari ayat ini dengan ber- penggantinya juga harus dibedakan agar po-
kata, "Mereka melakukan shalat sunnah antara sisinya tidak serupa yang terkadang membuat
Maghrib dan Isya."637 lupa.
635 Banyak hadits yang meriwayatkan tentang hal di atas, di antaranya hadits riwayat Imam at-Tirmidzi dari Sayyidah Aisyah. Ada iuga
riwayat Abu Dawud dari Abu Hurairah, dari Ibnu Abbas, dari Abu Qatadah, dan dari Abu Sa'id.
636 HR Muslim.
637 HR Abu Dawud. Imam at-Tirmidzi meriwayatkan hadits gharib dari Aisyah yang berbunyi, "Siapa saia yang shalat sunnah dua pu-
luh rakaat setelah shalat Maghrib, maka Allah akan membangunkan untuknya istana di surga."
638 HR Ahmad dan empat pemilik kitab Sunan.
FIqLH ISI,A,M IILID 2
t ! z o'f b
o , t , ,
Jo ?.lrr vt
c /
i?,t; J; \, fi arl nr ifi' ei J,j;|6'),>);i t;, -13i t,
1a
Wg
.
;:tp
t/
^) =4"tG; ii C,*t-;,lt il,t; W \) ;f vf tL,t r4t ,r1')
i.);* *, '-'+ot
"Tidak ada Tuhon selain Allah Yang tiada "Ya Allah, hanya bagi-Mu segala pujian,
sekutu bagiNya, bagiNya kekuasaan dan segala Engkaulah cahaya yang menerangi langit dan
pujian dan Dia Maha Mampu atas segala bumi dengan segala yang ada pada keduanya.
sesuatu. Segola puji bagi Allah, Maha Suci Alldh
Bagi-Mu segala pujian karena Engkaulah Pen-
dari segala stfatyang tidakterpuji dan tidak ada
cipta langit dan bumi dengan segala yang ada
Tuhan selain Alldh dan Dialah Alldh Yang Maha
didalamnya. Bagi-Mu segala pujian karena Eng-
Besan tiada daya dan upaya kecuali denganNya.
kaulah Penguasa langit dan bumi dengan segala
Kemudian berdoa "Ya Allah ampunilah dosaku"
yang ada padanya. Bagi-Mu segala pujian ka-
atau berdoa dengan permohonan apa saja
rena Engkau Dzat Yang Maha Benar dan janji-
pastilah akan dikabulkan63e
Mu pasti benan firman-Mu adalah benar, per-
temuan dengan-Mu adalah benan adanya surga
Dari Ibnu Abbas, ia berkata, "fika hendak
dan neraka adalah benar, hari kiamat adalah
melakukan shalat tahajud, Rasulullah saw. ter-
benor akan terjadi, para nabi yang diutusMu
lebih dahulu berdoa,
adalah benar dan Muhammad Saw adalah be-
,A'lt:,>\'rL:rt
'i,5 ); :;i j;jr u dt nar. Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah
d iri, h a nya kep a d a - M u aku b eriman dan b ertaw a-
639 HR Bukhari.
640 Muttafaq'alaih.
641 Al-Mughnii, Vol. 2, hlm. L73-t76; Kasysyaaful Qinaa', Vol. 1", hlm. 502-509.
Ist-AM JrLrD 2
) ".
"Pt;#t-jJ *;6 &;t;*t:/*
Mendengarkan Al-Qur'an
to Secara mutlah Al-Qur'an itu wajib di-
: c ,' .
I
Baglan 1 : IBADAH FrelH IsrAM ltl-tD 2
sekalii'Beliau menambahkan lagi, "Tiap tujuh berkata kepada Nabi saw, "fika aku tahu Eng-
hari sekali. Batasnya tujuh hari, jqngan turun kau mendengarkan bacaan Al-Qur'anku, maka
lagi!'6aa aku akan memperindah suaraku." Abdullah bin
Akan tetapi jika membacanya dalam tiga Mughaffal berkata, 'Aku pernah mendengar
hari itu, juga bagus, karena Abdullah bin Amr Rasulullah saw. membaca surah al-Fath pada
berkata, 'Aku pernah berkata kepada Rasu- hari pembukaan kota Makkah." Rawi berkata,
lullah saw, Aku punya kekuatan [untuk mem- "Kemudian Ibnu Mughaffal membaca sam-
baca Al-Qur'an].' Rasul bersabda,'Kalau be- bil melakukan muraja'lo1rt646 Mengulang dan
gitu, bacalah sampai khatam tiap tiga hari memperindah bacaan Al-Qur'an hukumnya
sekali!"645 tidak makruh, bahkan mustahab, karena Abu
Hurairah meriwayatkan hadits yahg berbunyi,
Membaca Al-Qur'an dengan Tartil dan "Allah tidak mengizinkan sesuatu seperti izin-
Lahn Nya pada Rasulullah saw. untuk melagukan
Membaca Al-Qur'an dengan tartil lebih af- dan mengangkat suara ketika membaca Al-
dhal daripada membaca banyak dan cepat. Qur'an!'647
Membaca dengan memahami arti dan men- Rasulullah saw. sendiri bersabda,
tadaburi ayatnya juga lebih afdhal daripada
hanya sekadar membaca ka-rena Allah berfir-
man dalam Al-Qur'an yang artinya, "...dan ba- "Hiasilah Al-Qur'an dengan suora
calah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan." lian.'648
(al-Muzzammil: 4) dalam ayat lain Allah ber-
firman yang artinya, "Kitab (Al-Qur'an) yang
Dalam hadits lain Beliau bersabda,
ie
Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar
mereka lhenghayati ayat-ayatnya dan agar
orang-orang yang berakal sehat mendapat pe-
l\?t,#P A
"Orang yang tidak memperindah suaranya
lajaran." (Shaad: 29) Dalam membaca Al-
ketika membaca Al-Qur'an tidaklah termasuk
Qur'an, usahakan jangan takalluf atau ter-
golongan kami.'64e
kesan memaksakan, baik dalam tartil mau-
pun pengucapan makharijul huruf. Imam Ah-
mad berkata, "Sudah semestinya bagi orang Membaca Al-Qur'an dengan lahn hukum-
yang membaca Al-Qur'an agar memperindah nya makruh. Yang dimaksud lahn adalah
suara dan membaca dengan tadabur; karena melagukan bacaan hingga mengubah harakat
hal itu termasuk mustahab dan bukan hal yang menjadi huruf, atau memanjangkan bacaan ti-
makruh, asal tidak menambahkan huruf atau dak pada tempatnya. Hal ini hukumnya mak-
mengubah lafadh." Abu Musa al-Asy'ari pernah ruh karena Al-Qur'an itu mu'jiz, baik dalam
lafadhnya maupun susunannya. Membaca de-
644 HRAbuDawud.
645 HRAbu Dawud,
646 HR Muslim.
647 HR Bukhari.
648 HR Ahmad, an-Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan al-Hakim dari riwayat al-Barra'. Hadits ini shahih.
649 HR Bukhari dari Abu Hurairah. lmam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Hibban,dan al-im iuga meriwayatkan hadits tersebut tetapi dari
Sa'd Abu Dawud iuga meriwayatkan dari Abu Lubabah, sedangkan al-Hakim iuga meriwayatkan dari Aisyah dan Ibnu Abbas.
FrqLH IS["A.M lrl,rD 2 BaEtran 1 : IBADAH
ngan lahn berarti mengubah Al-Qur'an, dan shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat)."
jika sampai mengubah susunannya atau men- (al-Israa': 78) dan boleh hukumnya membaca
jadikan harakat menjadi huruf maka hukum- dengan kalimat bermacam-macam dari qira'ah
nya haram. sab'ah.
I
Membaca Al-Qur'an hukumnya tidak mak-
Adab MembacaAl-Qur'an ruh meskipun dalam keadaan hadats kecil
I
Sebelum membaca Al-Qur'an disunnahkan yang membatalkan wudhu, atau terkena na-
untuk membaca ta'awwudz karena Allah ber- jis di badan ataupun pakaian, atau juga tidak l
firman, "Maka apabila engkau (Muhammad) makruh membaca Al-Qur'an sambil menyen-
hendak membaca Al-Qur'an, mohonlah perlind- tuh istri dan kemaluan.
ungan kepada Allah dari seton yang terkutuk." Akan tetapi, membaca AI-Qur'an hukum-
(an-Nahl: 98) dan setelah selesai membaca nya makruh jika dilakukan di tempat kotor.
disunnahkan untuk mengucapkan hamdallah. Makruh juga hukumnya membaca Al-Qur'an
Di antara adab membaa Al-Qur'an adalah jika sedang sering keluar angin. Sebaiknya
menangis, dan kalau tidak menangis, maka di- ditahan dulu hingga batal. Membaca dengan
usahakan untuk menangis. Berdoa memohon suara keras di depan jenazah juga hukumnya
kepada Allah ketika membaca ayat tentang makruh karena termasuk dalam kategori ntya-
rahmat dan memohon perlindungan dari-Nya hah atau menangis histeris. Mulut yang terke-
bila membaca ayat tentang azab. Tidak meng- na najis tidak menghalangi bacaan Al-Qur'an.
hentikan bacaan Al-Qur'an hanya karena in- Ibnu Aqil memakruhkan bacaan Al-Qur'an di
gin berbicara dengan orang lain, kecuali jika pasar ketika sedang hiruk-pikuk dan sibuk
benar-benar ada keperluan penting. Membaca dengan jual beli.
atau mentashihkan bacaannya di depan orang Membaca Al-Qur'an melalui mushaf huk-
alim yang memahami Al-Qur'an. Bersuci dan umnya mustahob, dan mendengarkan bacaan
menghadap kiblat jika membaca sambil duduk. Al-Qur'an juga termasuk mustahab karena pa-
Usahakan tiap tahun mentashih bacaannya lagi halanya sama dengan orang yang membaca.
pada orang yang lebih tahu. Memisahkan antar Ketika membaca Al-Qur'an, makruh hukum-
surah dengan bacaan basmalah atau berhenti nya berbicara mengenai urusan yang tidak
diam. Tidak menyombongkan bacaannya, dan ada manfaatnya karena Allah berfirman yang
tidak digunakan untuk mencari kekayaan du- artinya,
nia. Membaca Al-Qur'an dalam posisi tenang,
perlahan-lahan, dan menerima apa yang telah
didapatkan dari Allah. Tidak membaca keras
l;;()'i t&6 3\;jjr 3; t'S
di hadapan orang yang sedang shalat ataupun
orang yang sedang tidur; atau bacaan keras
ffi'o/}{s
"D an ap abil a dib acakan Al - Qur' an, m aka de-
yang memekakkan telinga.
ngarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat
Membaca Al-Qur'an pada pagi hari setelah
rahmqt." (al-A raaf: 204)
shalat subuh lebih afdhal daripada memba-
canya pada sore hari karen Allah berfirman
Alasan lain karena dengan berbicara be-
yang artinya, "Laksanakanlah shalat sejak
rarti menghalangi pahala mendengarkan Al-
matahari tergelincir sampai gelapnya malam
Qur'an.
dan (laksanakan pula shalat) Subuh. Sungguh,
FIQIH ISI.A,M,ILID 2
Di antara adab lain adalah membaca doa Dalam ayat lain Allah mencela orang-
setelah khatam Al-Qur'an karena Anas bin Ma- orang badui,
lik setiap kali khatam Al-Qur'an selalu meng-
umpulkan keluarganya dan berdoa.650 Kemu- #;-1\3"*vl,ua'5$Lfr UN
dian, setelah khatam sunnahnya mulai lagi
membaca dari awal karena Anas meriwayat-
ffi &rya:'rr"i-ir,{"i'r$tutL
kan hadits yang berbunyi, "Sebaik-baik amal "Orang-orang Arab Badui itu lebih kuatke-
adalah al-hillu war rihlah." Rasul ditanya, 'Apa kafiran dan kemunafikannya, dan sangot wa-
yang dimaksud alhillu war rihlah?" Beliau jar tidak mengetahui hukum-hukum yang dt
menjawab, "Mulai lagi membaca Al-Qur'an dan turunkan Allah kepada Rasul-Nya. Allah Maha
mengkhatamkennye." M eng etohui, M ahabij aksano." (at-Taubah: 97)
650 HR Ibnu Abu Dawud dengan sanad shahih dari Qatadah dari Anas.
651 HR Qadhi Abu Ya'la.
652 HR Abu Dawud, an-Nasa'i, dan at-Tirmidzi. Hadits ini hasan.
653 HR Abu Dawud, an-Nasa'i, Ibnu Majah, dan at-Tirmidzi. Hadits ini gharib dan salah satu rawinya dhaif.
FrqLH Isr-A.M ltLtD 2
"'.'\.s16& "
Dalam bab ini terdapat dua pembahasan: berkata, "Dalil yang mu'tamad rnenurut ulama
A. PEMBAHASAN PERTAMA: MACAM. mengenai lima perkara di atas adalah hadits ri-
MACAM SUJUD (SUJUD SAHW!, SUJUD wayat Ibnu Mas'ud, riwayat Abu Sa'id, riwayat
TILAWAH, DAN SUJUD SYUKUR) Abu Hurairah, riwayat Ibnu Buhainah, dan ri-
wayat Imran ibnul Hushain."
Abu Sa'id al-Khudri berkata, Rasulullah
7. MASALAH PERTAMA: SUTUD SAHWI;
saw. bersabda,
HUKUM, SEBAB, TEMPAT, DAN S'FATNYA , tt
a o , I o /
Kalimat rC eiiSi artinya meninggalkan
sesuatu tanpa sengaja atau tidak tahu, sedang-
,* € rJ,- il ai\; C €";l;J*:,
t
ts1
o ,;'
kan kalimat ,:; f l.i,lJiartinya meninggalkan
1v
u .b #j ei.:lr ;W a'ri ;i UX
sesuatu dengan sengaja.
Perbedaan antara kata an-Naasii dan as- iy'# Jl J5;3x 3x. i i*,
Saahii adalah walaupun artinya sama-sama lu-
ors i6;;),;'; # c; J;
'oG
pa tetapi kalau an-Naasii jika diingatkan masih
bisa ingatberbeda dengan as-Saahii.
rrilJl t*; 6s &\ !*;,k
a. Pertama: Hukum Suiud Sahwi
"li*o rrnn ,"oionn katial uimuang aahm
Sujud sahwi sudah jelas masyru'tanpa ada
shalat, dan tidak tahu sudah shalat tiga atou
keraguan lagi. Imam Ahmad berkata, "Kami
empat rakaat maka buanglah kebimbangan
hafal lima perkara dari Rasulullah saw., yaitu
itu, dan ambillahyong yakin. Kemudian di akhir
sujud ketika salam irada rakaat kedua, sujud
shalatmelakukan sujud sahwi dua kali sebelum
ketika salam pada rakaat ketiga, ketika me-
salam. Jika ternyata shalatnya lima rakaat maka
nambah rakaat, ketika mengurangi rakaat, dan
sujud itu menggenapkan shalatnya, namun jika
ketika bangkit dari rakaat kedua tanpa duduk
shalatnya sudah genap empat rakaat maka
dan membaca tasyahud." Imam al-Khathabi
sujud sahwi itu membuqt setan marah.'6ss
555 HR Ahmad dan Muslim (Nailul Authaar, Vol. 3, hlm. 116). Ibnul Mundzir berkata, "Dalam pembahasan ini, hadits riwayat Abu Sa'id
lebih shahih daripada hadits lainnya."
Isr"A.M lrrrD 2
Sujud sahwi disyariatkan dengan tujuan Sujud sahwi hanya wajib atas imam dan
untuk menambal kekurangan tanpa harus meng- orang shalat munfarid yang lupa. Sedangkan
ulangi shalat, karena meninggalkan perkara bagi makmum, jika lupa dalam shalatnya, ma-
yang bukan asasi atau menambahkan sesuatu ka tidak wajib melakukan sujud sahwi."6s7
dalam shalat. Kemudian jika yang lupa itu imam maka mak-
Sujud sahwi tidak disyariatkan jika ada mum, baik makmum masbuq maupun mak-
unsur kesengajaan. Imam ath-Thabrani meri- mum m udriktetap waj ib mengikutinya.6s8 Akan
wayatkan dari Sayyidah Aisyah, tetapi jika imam tidak sujud sahwi, maka kewa-
jiban sujud sahwi bagi makmum gugur karena
p *ut;'^x','41 ruJ;lt,yV" u mengikuti imam hukumnya wajib. Akan tetapi
.,.' o- bagi makmum masbuq, tetap harus sujud sah-
Ol*r- ol
I wi sebelum salam.
"Siapa saja yang lupa sebelum selesai sha- Wajibnya, sujud sahwi ini jika memang
lat, maka pada akhir shalat sebelum salam di- waktunya memungkinkan. Artinya, jika ketika
syari'atkan untuk sujud dua kali." salam dalam shalat Subuh bertepatan dengan
terbitnya matahari, atau matahari sudah mem-
Disyariatkannya sujud sahwi berkaitan erah ketika salam shalatAsharmaka kewajiban
dengan lupa, dan tujuannya untuk menambal sujud sahwinya gugur. Alasannya karena sujud
yang kurang ataupun lebih. Orang yang senga- sahwi itu untuk melengkapi kekurangan yang
ja tidak termasuk udzu4 sehingga kekurangan memungkin, seperti qadha. jika seseorang me-
dalam shalatnya tidak perlu ditambal dengan lakukan satu perbuatan yang membatalkan
sujud sahwi. Sujud sahwi disyariatkan untuk shalat, misalnya berbicara atau tertawa lebat
orang-orang yang lupa. atau mengeluarkan hadats, atau keluar dari
Menurut madzhab Hanafiyyah, sujud sah- masjid, atau berpaling dari arah kiblat dengan
wi hukumnya wajib. Namun menurut madzhab penuh kesadaran maka ia tidak wajib untuk
lain, sujud sahwi hukumnya sunnah.6s6 Ulama sujud sahwi karena ia telah melakukan hal
Hanafiyyah berkata, "Sujud sahwi hukumnya yang diharamkan dalam shalat.
wajib menurut pendapat yang shahih. Orang Menurut pendapat yang aula, jika terjadi
yang meninggalkannya dianggap berdosa, na- kesalahan atau kekurangan dalam shalat fu-
mun shalatnya tidak batal karena sujud sahwi mat atau shalat Id maka tidak perlu melaku-
hanyalah jaminan atas sesuatu yang terlupa- kan sujud sahwi jika memang dihadiri banyak
kan, dan itu tidak mungkin kecuali wajib. Sujud orang. Tujuannya agar tidak membingungkan
sahwi hanya mengangkat wajibnya membaca para jama'ah. Artinya, jika imam lupa dan har-
tasyahud dan salam, namun tidak mengangkat us sujud sahwi, maka pada kedua shalat terse-
posisi duduk karena itu termasuk rukun." but tidak perlu sujud sahwi.
656 Lihat Fatftul Qadiir, Vol. 1, hlm. 355-374; al-Badaa'i, Vol.1, hlm. 163-179; al-Lubaab,Yol.1, hlm.95-1.00; Maraaqil Falaah,hlm.79-
8l; asy-Syarhush Shaghiir, Vol. 1, hlm. 377-400; al-Qawaaniin al-Fiqhiyyah,hlm.T3-79; Mughnil Muhtaaj,Yol.204-214l, Kasyaaful
Qinaa', Yol. 1, hlm. 459-481.
657 Karena jika ia suiud sendirian berarti ia menyalahi imam.
658 Makmum terbagi meniadi dua, makmum masbuq dan makmum mudrik atau tidak masbuq. Makmum mudrik adalah makmum
yang dari awal shalat tidak ketinggalan, lantas dalam shalat ada bagian yang terlewatkan, baik karena tidur maupun hal lainnya.
Misalnya karena tertidur di belakang imam, lantas terbangun dan imam sudah dapat satu rakaat. Adapun makmum masbuq adalah
makmum yang dari awal sudah tertinggal satu rakaat atau lebih. fika makmum masbuq lupa setelah imam salam maka ia harus
sulud sahwi, meskipun misalnya sudah sulud bersama imam.
FIQIH ISIAM JILID 2
Dalil wajibnya sujud sahwi: Hadits riwayat annya. Kemudian mengakhirkan sujud ba'di
Ibnu Mas'ud yang berbunyi, bersama imam, dan si makmum melakukan
sujud setelah imam salam. Jika mendahuluinya
,"tpt ,;111 ^t; e i"i ei
o t o,1 ,!.,i,11 r!. ,1, , rli
6t maka shalatnya batal.
Ulama Syafi'iyyah berkata, sujud sahwi itu
o.. o u
d/Jtr J.>s--, n, Al-i 0, +3l
d+ hukumnya sunnah bagi imam dan orang yang
seorang'*otirn bimbang d'oto*
"1ilka salah shalat munfarid. Adapun bagi makmum maka
shalat, maka pilihlah yang benar. Lalu sempur- tidak ada sujud sahwi baginya karena mak-
nakanlah shalatnya hingga salam, disusul de- mum dibawah tanggungan imamnya, seperti
ngan sujud dua kali!'6se halnya dengan qunut dan lain sebagainya.
Adapun makmum yang berbicara dalam shalat
Dan juga hadits riwayat Tsauban yang maka tidak termasuk dalam tanggungan imam
berbunyi, "Setiap kali lupa dalam shalat harus karena hakikatnya ia tidak mengikuti imam
diganti dua sujud setelah solam!'660 Kedua ha- atau tidak makmum.
dits tersebut menunjukkan bahwa sujud sah- Sujuh sahwi hanya wajib pada satu hal,
wi itu benar-benar dari Nabi dan dijalankan yaitu ketika dalam posisi menjadi makmum
oleh para sahabat beliau. Hal ini bisa dijadikan dan imamnya melakukan sujud sahwi, meski-
dasar bahwa sujud sahwi itu hukumnya wajib, pun makmumnya masbuq, namun tetap harus
selain itu sujud sahwi juga disyariatkan untuk mengikuti imam. Dan jika tidak ikut sujud sah-
menutup ibadah yang kurang. fadi, hukum su- wi bersama imam maka shalatnya batal, dan
jud sahwi itu wajib sebagaimana hukumnya wajib mengulang shalatnya jika tidak berniat
sembelihan dalam ibadah haji yang tujuannya mufaraqah atau memisahkan diri dari imam.,
sama-sama untuk kesempurnaan ibadah. Kecuali jika makmum tahu bahwa imam salah
Ulama Malikiyyah berkata, sujud sahwi melakukan sujud sahwi karena tidak ada se-
hukumnya sunnah muakadah bagi imam dan suatu yang menjadikannya sujud sahwi. fika
orangyang shalat munfarid. Adapun bagi mak-
ada orang masbuq bermakmum pada orang
mum yang masih ikut imam maka tidak ada
yang lupa setelah diikuti atau sebelumnya
sujud sahwi baginya, baik ada tambahan atau maka menurut pendapat yang shahih mak-
kekurangan pada sunnah mu'akkadah atau mum itu harus ikut sujud bersamanya, dan
dua sunnah yang ringan karena kekuranggan
disunnahkan juga untuk sujud sendiri pada
itu ditanggung oleh imam. Akan tetapi jika akhir shalatnya.
lupa pada rakaat setelah imam salam, maka fika imam tidak melakukan sujud sahwi,
makmum tersebut melakukan sujud sahwi. maka makmum juga tidak wajib sujud sahwi,
hanya disunnahkan.
Adapun hukumnya makmum masbuqyang
mendapatkan satu rakaat bersama imam maka f ika imam shalat f umat lupa dan para mak-
iasujud qablibersama imam sebelum mengqa- mum ikut bersujud bersamanya, lantas ternya-
ta salah maka mereka menyempurnakan shalat
dha yang ia tinggalkan, jika memang imamnya
sujud. Namun jika tidak, maka si makmum su- Zhuhur dan sujud dua kali pada akhir shalat,
jud sendiri sebelum menyelesaikan tanggung- karena sudah jelas bahwa sujud yang pertama
bukanlah sujud di akhir shalat. orang yang shalat munfarid. Adapun untuk
Iika seseorang mengira atau berkeyakinan makmum, sujud sahwinya harus mengikuti
dirinya lupa,lantas ia melakukan sujud sahwi, imam karena jika imam suiud sahwi dan ia ti-
namun kemudian ternyata ia ingat maka ia te- dak maka shalatnya batal. Makmum masbuq
tap sujud menurut pendapat yang lebih shahih juga sama, harus mengikuti imam dalam sujud
karena ia menambahkan dua sujud karena lu- sahwi meskipun ia tidak ikut melakukan ke-
pa. Pegangannya adalah bahwa lupa dalam su- salahan yang menyebabkan sujud sahwi. |ika
judsahwi itu tidak mendatangkan sujud sedang- makmum masbuq hanya mendapatkan satu
kan lupa tidak sujud maka harus sujud sahwi. kali sujud sahwi bersama imam, maka ia harus
Ulama Hanabilah berkata, "Sujud sahwi itu sujud sekali lagi ketika imam selesai salam.
hukumnya wajib, namun terkadang hukumnya
B. KEDUA: SEBA&SEBAB SUIUD SAHwt
bisa menjadi mandub dan mubah."
Berikut ini hal-hal yang mewajibkan sujud Para ulama berbeda pendapat mengenai
jumlah sebab-sebab yang menjadikan menim-
sahwi.
bulkan sujud sahwi. Karena itu, ada baiknya
1- Setiap sesuatu yang jika disengaja membu-
kita jelaskan sebab-sebab tersebut dalam tiap
at batalnya shalat, baik dalam penambahan
madzhabnya.
maupun pengurangan, seperti misalnya
tidak menjalankan rukun fi'li dalam sha-
Madzhab Hanafiyyah
lat, padahal Rasulullah saw bersabda,
Sujud sahwi dilakukan karena meninggal-
"shalatlah kalian sebagaimana melihat
kan sesuatu dalam shalat, baik sengaja mau-
aku shalat!'
pun lupa. Atau menambahkan sesuatu dalam
2- Meninggalkan hal yang wajib dalam shalat
shalat karena lupa. Atau mengubah posisi ka-
karena lupa, seperti tidak membaca tasbih
rena lupa. Perinciannya sebagai berikut:
dalam ruku dan sujud.
L- Sujud sahwi tidak dilakukan dalam kese-
3- Bimbang di tengah-tengah shalat, seperti
ngajaan kecuali tiga perkara, sengaja me-
bimbang dalam rukun atau dalam jumlah
ninggalkan atau mengakhirkan duduk per-
rakaat yang sudah dilakukan.
tama. Sengaja melakukan sujud dari rakaat
4- Melagukan bacaan ayat dalam shalat hing- pertama hingga akhir shalat, dan sengaja
ga mengubah makna, baik lupa maupun ti-
berpikir hingga menghabiskan masa kira-
dak tahu. kira satu rukun.
2- Sujud sahwi dilakukan karena lupa hingga
Sujud sahwi hukumnya mandub jika me- meninggalkan salah satu perkara wajib da-
lakukan perbuatan atau mengucapkan bacaan lam shalat, baik berupa penambahan, pe-
yang masyru', selian salam, tetapi tidak pada ngurangan, mendahulukan, maupun meng-
tempatnya, baik karena lupa maupun sengaja. akhirkan. Perkara yang waiib dalam shalat
Contohnya seperti membaca tasyahud pada itu semuanya berjumlah sebelas. Enam
posisi berdiri dan membaca surah atau ayat di antaranya termasuk wajib asliyyah. Se-
pada dua rakaat terakhir. belas hal itu sebagai berikut:
Sujud sahwi hukumnya mubah jika me- Pertama, tidak membaca surah al-Faa-
ninggalkan sunnah-sunnah shalat. tihah atau sebagiannya pada dua rakaat
Perincian di atas berlaku untuk imam dan pertama shalat fardhu.
FrqlH IsrAM ltLtD 2
Kedua, tidak membaca surah atau perubahan di posisi fardhu, seperti duduk
tiga ayat pende[ atau satu ayat panjang sebagai ganti berdiri dan sebaliknya maka
setelah membaca surah al-Faatihah pada hal itu mewajibkan sujud sahwi.
dua rakaat pertama shalat fardhu. Ketuiuh, tidak melakukan tuma'ninah
Ketiga, mengacak dan membolak-ba- yang wajib dalam ruku dan sujud. Siapa
likkan suara bacaan dalam shalat sehing- saja yang meninggalkannya karena lupa
ga yang seharusnya dibaca keras malah wajib menggantinya dengan sujud sahwi
dibaca pelan, dan yang seharusnya dibaca menurut pendapat yang shahih.
pelan malah dibaca keras. fika seseorang Kedelapan, mengubah posisi bacaan
membaca dengan suara lantang dalam dalam fardhu, seperti mendahulukan su-
shalat-shalatyangsirriyyah pada sianghari, rah lain daripada surah al-Faatihah, atau
yaitu shalatZhuhurdanAshaf, danmembaca membaca surah pada dua rakaat terakhir
dengan suara rendah pada shalat-sha- dalam shalat empat rakaat, atau pada
lat jahriyyah malam hari, yaitu shalat rakaat ketiga dalam shalat tiga rakaat.
Subuh, Maghrib, dan Isya maka ia harus Kesembilan, tidak membaca doa qu-
sujud sahwi. nut subuh. fika seseorang langsung ruku
Keempat, meninggalkan duduk awal sebelum membaca doa qunut maka di-
pada tasyahud pertama, baik dalam shalat anggap sudah dianggap tidak membacanya
yang tiga rakaat maupun empat. dan baginya untuk sujud sahwi.
Kelima, tidak membaca tasyahud pada Kesepuluh, meniggalkan takbir doa
duduk terakhir. qunut.
Keenam, tidakmenj aga tertib dalam ge- Kesebelas, meniggalkan keseluruhan
rakanyangberulangdalamtiap satu rakaat. atau sebagian takbir-takbir dalam sha-
Yaitu pada sujud kedua tiap rakaatnya. lat Id, atau meninggalkan takbir ruku
Artinya, jika seseorang hanya melakukan pada rakaat kedua shalat Id karena itu
satu kali sujud karena lupa,lantas berdiri ke hukumnya wajib, berbeda dengan takbir
rakaat kedua hingga sujud lagi. Kemudian pada rakaat pertama.
ia teringat kurang sujud pada rakaat 3- Menambahkan gerakan dalam shalat yang
pertama, dan ia menambahkan sujud tidak termasuk gerakan shalat, seperti
pada rakaat kedua maka wajib baginya misalnya melakukan dua kali ruku', maka
untuk melakukan sujud sahwi karena me- harus sujud sahwi.
ninggalkan terbit dalam shalat.
Adapun jika tidak menjaga tertib dalam Kembali pada posisi yang terlupakan:
gerakan yang tidak berulang dalam tiap siapa saja yang lupa dan tidak melakukan du-
rakaatnya, misalnya seseorang melakukan duk pertama, lantas langsung ingat ketika ia
takbiratul ihram lantas ruku. Setelah itu hendak bangkit, namun lebih dekat pada po-
bangkit dari ruku' dan membaca surah sisi duduk maka ia harus kembali pada posisi
al-Faatihah beserta surah lain maka ia duduk untuk membaca tasyahud. Akan tetapi
harus mengulangi rukunya lagi, dan su- jika lebih dekat pada posisi berdiri maka tidak
jud sahwi di akhir shalat. Begitu juga de- perlu kembali pada posisi duduh hanya saja
ngan meninggalkan sujud tilawah pada nanti melakukan sujud sahwi. fika seseorang
tempatnya. Dan setiap keterlambatan atau lupa dan bangkit berdiri, padahal sudah pada
Isr-A.M IrrrD 2 Baglan 1 : lBADAll
rakaatterakhir maka ia harus dudukdan mem- setelah salam maka tidak perlu mengulangi-
batalkan rakaat tambahan tersebut, selama be- nya lagi, sebagaimana jika misalnya keraguan
lum sujud. Kemudian melakukan sujud sahwi. itu muncul setelah duduk seukuran bacaan ta-
Akan tetapi jika rakaat tambahannya itu sudah syahud sebelum salam."
sampai sujud maka shalat fardhunya batal, fika seseorang sering mengalami keragu-
dan shalat yang dilakukan itu menjadi shalat an, maka yang diambil adalah yang sudah
sunnah, menurut Abu Hanifah dan Abu Yusuf. menjadi kebiasaan. ]ika ia punya perkiraan
Dan disunnahkan baginya untuk menambah- yang lebih tepat maka ia ambil salah satu dari
kan lagi satu rakaat. dua perkiraan karena sulit memulai shalat
fika pada rakaat keempat, seseorang du- jika sering bimbang. Rasulullah saw. juga ber-
duk seukuran bacaan tasyahud, lantas ia ber- sabda, "Siapa saja yang bimbang dalam shalat,
diri tanpa mengucapkan salam karena mengi- maka pilihlah yang benar!'662
ra duduknya itu duduk pertama maka ia ha- fika seseorang yang ragu dalam shalat dan
rus kembali duduk selama belum sujud pada tidak punya perkiraan atau pendapat maka se-
rakaat tambahan itu. Kemudian salam. Akan baiknya mengambil bilangan rakaat yang se-
tetapi jika pada rakaat tambahan itu sudah dikit, artinya jumlah itu yang mendekati yakin
sampai pada sujud, maka disunnahkan untuk dan kebenaran. fika dalam shalat empat rakaat
menambah lagi satu rakaat. Dengan begitu sha- seseorang bimbang pada rakaat pertama atau
latnya telah sempurna karena ada duduk ter- kedua, maka dia dipersilakan untuk memilih
akhir pada tempatnya, dan dua rakaat tamba- yang lebih tepat, dan jika tidak mampu maka
han itu menjadi sunnah. keputusan diambil pada rakaat yang sedikit.
Bimbang dan ragu dalam shalat: jika se- Dalil yang memerintahkan untuk mengambil
seorang bimbang dalam shalat, dan tidak tahu rakaat yang sedikit adalah hadits Abu Sa'id al-
sudah shalat tiga atau empat rakaat. fika me- Khudri yang berbunyi,
mang itu pertamakali lupa, artinya penyakit
*t . tt I o/
lupa itubukan suatu kebiasaan baginya, dan bu-
kan berarti tidak pernah lupa maka shalatnya n.1o
)4e ^$; c €G\ ;'"
'o
o.
eJ-r ti1
I .i o: .:
#\t & d, er:Jr a'.*$
o
tL.)i Jt u>u
batal dan wajib mengulang dari awal.661 Ibnu
Abi Syaibah meriwayatkan dari Ibnu Umar me- "Jiko salah seorang kalian bimbang dalam
ngenai orangyangbimbangdalam rakaatshalat, shalat dan tidak tqhu apakah shalatnya baru ti-
tiga ataukah empat rakaat? Ibnu Umar berkata, ga rakaatatau sudah empat maka buanglah kera-
"Orang itu harus mengulang shalatnya hing- guan itu dan ambillah bilangan rakaat yang
ga ingat. Karena jika ia memulai dari awal, berar- sedikit.'663
ti menjalankan shalat fardhu dengan yakin dan
sempurna. fika ia mengambil rakaat yang se- Madzhab Mallkiyryah
dikit maka ia tidak melakukannya dengan sem- Sujud sahwi dilakukan karena tiga hal, ya-
purna. Kemudian, jika keraguan itu muncul itu adanya kekurangan, adanya penambahan,
dan adanya kekurangan beserta penambahan. suk bagian shalat harus sujud sahwi.
Adapun yang dimaksud kekurangan adalah Adapun penambahan dan pengurangan da-
meninggalkan sunnah mu'akkadah di dalam lam shalat secara bersamaan maksudnya me-
shalat, baik sengaja maupun lupa, seperti ti- ngurangi sunnah meski bukan mu'akkadah,
dak membaca surah jika lupa tidak memba- dan penambahan seperti di atas, seperti misal-
canya, atau meninggaalkan dua sunnah ringan nya seseorang tidak membaca surah dengan
atau lebih, seperti tidak melakukan takbir-tak- keras dan menambahkan jumlah rakaat karena
bir dalam shalat selain takbiratul ihram. Atau lupa. Dalam kasus ini terkumpul dua hal, yaitu
tidak membaca tasmi' sebanyak dua kali atau penambahan dan pengurangan. Dan untuk ka-
lebih. Contoh lain seperti tidak membaca surah sus ini sujud sahwinya dilakukan sebelum sa-
al-Faatihah dengan suara keras meski satu kali, lam karena menguatkan pengurangan daripa-
atau satu surah pada dua rakaat shalat fardhu da penambahan.
Subuh, bukan pada shalat sunnah, seperti witir Kembali pada posisi yang terlupakan: si-
dan shalat Id. Tidak membaca tasyahud meski apa saja yang shalat fardhu dan bangkit berdiri
sekali karena itu termasuk sunnah ringan. Un- lagi, padahal sudah pada rakaat terakhir maka
tuk kekurangan dalam shalat sujud sahwi di- ia harus langsung kembali duduk ketika ingat
lakukan sebelum salam. dan melakukan sujud setelah salam. Sujud juga
fika seseorang sengaja meninggalkan atau tetap dilakukan meski ia tidak ingat hingga
mengurangi salah satu rukun maka shalatnya salam. Adapun bagi makmum, jika ia mengi-
batal. Namun jika karena lupa, maka ia harus kuti orang alim yang sengaja membuat tam-
melakukannya sebelum lewat. Akan tetapi jika bahan maka shalatnya batal, namun jika lupa
sudah lewat, maka satu rakaat dibatalkan un- atau bimbang maka shalatnya tetap sah.
tuk kemudian diqadha. Adapun bagi orang yang bangkit ke rakaat
Adapun yang dimaksud dengan tamba- ketiga pada shalat nafilah, jika ia ingat sebelum
han sadalah sedikit penambahan gerak dalam ruku maka langsung kembali dan sujud sahwi
shalat,66a baik penambahan itu termasuk ba- setelah salam, namun jika teringat setelah bang-
gian dari shalat maupun tidak. Contoh yang kit dari ruku maka melanjutkan shalat dan me-
tidak termasuk bagian shalat, seperti makan nambah satu rakaat lagi, sehingga jumlahnya
meski sedikit karena lupa. Contoh yang ter- menjadi empat rakaat. Kemudian pada akhir
masuk bagian shalat, seperti menambah salah shalat setelah salam sujud sahwi karena me-
satu rukun shalat, seperti menambahkan ruku' nambah dua rakaat.
atau sujud. Atau menambahkan rakaat shalat, Siapa saja yang tidak melakukan duduk
atau mengucapkan salam pada rakaat kedua. pertengahan, jika teringat sebelum tangannya
Untuk penambahan ini sujud sahwinya dilaku- terangkat dari tanah maka diperintahkan un-
kan setelah salam. tuk kembali duduk. Dan jika kembali, maka ti-
Adapun penambahan ucapan karena lupa, dak dikenakan sujud sahwi menurut pendapat
jika ucapan itu termasuk dari bagian shalat ma- yang masyhur. Akan tetapi jika tidak kembali,
ka dapat dimaafkan, namun jika tidak terma- maka dikenakan sujud sahwi. fika ingatnya
664 Penambahan banyak gerak membatalkan shaiat, meskipun gerakan itu termasuk wajib, seperti membunuh ula4, kalajengking,
atau menyelamatkan orang buta, atau jiwa, atau menyelamatkan harta. Akan tetapi jika gerakan itu sangat sedikit maka hukumnya
tidak apa-apa, seperti menelan slilit yang melekat di sela-sela gigi, seperti juga menoleh meski dengan seluruh wajah asal tidak
berpaling dari kiblat, dan juga menggerak-gerakkan jari untuk menggosok.
FrqLH Isr"AM ltLtD 2 Baglan 1 : IBADAH
I
I
setelah tangannya diangkat dari tanah, maka lebih shahih, shalatnya tidak batal jika kem- i
tidak diperintahkan untuk kembali duduk me- balinya itu karena lupa, atau memang tidak
nurut pendapat yang masyhur. f ika ingat sete- tahu. Konsekuensinya nanti melakukan sujud I
lah posisi berdiri, maka tidak diperintahkan sahwi. Dalil tidak bolehnya kembali untuk ta- I
untuk kembali, hanya dikenakan sujud sahwi. syahud adalah hadits riwayat Ibnu Buhainah I
Dan jika kembali pada posisi duduk, maka ia r.a., ia berkata bahwa Rasulullah saw. shalat I
termasuk melakukan kesalahan, namun sha- dan langsung berdiri pada rakaat kedua tan- i
latnya tidak batal menurut pendapat yang pa membaca tasyahud, padahal para sahabat I
masyhur. Pendapat ini bertentangan dengan telah membaca tasbih. Kemudian setelah se-
I
pendapat madzhab Hanafiyyah karena me- lesai shalat Rasulullah saw. sujud dua kali lan- I
Kedua, memindah atau membaca rukun maka diperintahkan untuk menambah satu ra-
yang berupa ucapan tidak pada tempatnya, kaatlagi. Lantas melakukan sujud sahwi menu-
seperti membaca surah al-Faatihah pada po- rut pendapat yang lebih shahih, meskipun ke-
sisi duduh atau mengucapkan salam tidak raguannya lenyap sebelum salam. Sujud sahwi
pada tempatnya karena lupa. Demikian juga juga dilakukan oleh seseorang yang bingung
hukumnya memindahkan sunnah yang berupa dalam shalatnya, meski kebingungannya itu
ucapan, seperti membaca surah bukan pada lenyap sebelum salam. fika seseorang ragu
tempatnya, lantas sujud sahwi karena bacaan apakah ia meninggalkan bagian fardhu-fardhu
itu dibaca tidak pada tempatnya sehingga hu- shalat, akan tetapi keraguan itu muncul setelah
kumnya seperti salam, kecuali membaca surah salam, maka menurut pendapat yang masyhur
sebelum al-Faatihah, maka tidak perlu suiud keraguan itu tidak berpengaruh.
sahwi. Dalil sujud sahwi bagi orang yang bim-
Ketiga, melakukan sesuatu yang jika di- bang adalah hadits riwayat Abdurrahman bin
lakukan dengan sengaja dapat membatakan Auf. Ia berkata, 'Aku pernah mendengar Ra-
shalat, namun ini dilakukan karena lupa, seper- sulullah saw. bersabda,'Jika salah seorang ka-
ti memanjangkan rukun yang pendek menurut lian bimbang dalam shalatnya, dan tidak tahu
pendapat yang lebih shahih. Contoh konkret- apakah shalatnya baru satu rakaat atau sudah
nya seperti memanjangkan i'tidal atau duduk dua, maka ambillah yang satu rakaat. Dan jika
di antara dua sujud. Contoh lain adalah men- tidak tqhu apakah shalatnya baru dua qtau su-
gucapkan sedikit kalimat yang tidak terma- dah tiga rakaat, maka ambillah yang dua. Dan
suk dalam bacaan shalat karena lupa. Dalilnya jika tidaktahu apakah shalatnya baru tiga atau
karena Nabi saw. pernah mengucapkan salam, sudah empat rakaat, maka ambillah yang tiga.
padahal masih dua rakaat. Setelah itu beliau Kemudian setelah selesai shalat melakukan su-
berbicara dengan Dzal Yadain, lantas menyem- jud sahwi duakalil"668 Pengambilan keputusan
purnakan shalat dan sujud dua kali.667 dalam bilangan rakaat tidak didasarkan pada
Adapun perkara yang mutlak membatal- perkiraan, tidak juga pada ucapan orang lain
kan shalat, baik sengaja maupun tidak, di an- bahwa shalatnya sudah empat rakaat, meski-
taranya adalah berbicara panjang dan makan. pun orang yang bilang itu mencapai jumlah
Hukum shalatnya batal dan tidak perlu sujud mutawatir.
sahwi menurut pendapatyang Iebih shahih. Kelima, bimbang telah meninggalkan se-
Adapun perkara yang tidak membatalkan bagian sunnah ab'adh, seperti misalnya bim-
baik dilakukan dengan sengaja maupun lupa bang belum membaca doa qunut selain qunut
adalah seperti menoleh dengan leher dan me- nazilah.Atau bimbangbelum membaca doa qu-
langkah dua kali. Melakukan dua hal tersebut ut atau membaca shalawat Nabi dalam qunut.
tidak perlu sujud sahwi, baik melakukannya Keenam, mengikuti imam yang shalatnya
karena lupa maupun sengaja. cacat, meski hal itu hanya dalam keyakinan
Keempat, bimbang dalam penambahan. fi- makmum. Contohnya seperti bermakmum pa-
ka seseorang bimbang dalam shalat mengenai da imam yang tidak membaca doa qunut da-
bilangan rakaat antara tiga dan empat rakaat, lam shalat Subuh. Atau mengikuti imam yang
667 Muttafaq 'alaih dari Abu Hurairah (Nailul Authaar, Vol 3, hlm. 107).
668 HR Ahmad, Ibnu Maiah, dan dishahihkan oleh Imam at-Tirmidzi. Dalam riwayat lain disebutkan, 'Aku pernah mendengar Rasu-
lullah saw. bersabda,'Siapa saja yang ragu shalatnya kurang, maka shalatlah hingga sudah merasa menambah."' (HR Ahmad)
f Iq[H IsLiA.M llLtD 2 Baglan 1 : IBADAH
membaca doa qunut sebelum ruku'. Atau me- sahwi karena sunnah tersebut ghiru maqshu-
ngikuti imam yang tidak membaca shalawat dah.
Nabi dalam tasyahud awal, maka makmum ha- Perlu diperhatikan bahwa tasyahud akhir
rus sujud setelah imamnya salam, sebelum ia sampai pada kalimat "oirt J'rlrta&"oii" atau "'
sendiri salam. o J.r " atau " .J _r, s l' ata\ " o)._p-;" itu huku mnya wa-
_t
Kesimpulannya, tambahan dalam shalat iib. Akan tetapi bacaan tersebut dan shalawat
yang mewajibkan sujud sahwi itu ada dua ma- Nabi dalam tasyahud awal hukumnya sunnah.
cam, yaitu tambahan berupa ucapan dan tam- Adapun membaca shalawat atas keluarga Nabi
bahan berupa gerakan. Adapun ucapan con- dalam tasyahud akhir hukumnya juga sun-
tohnya seperti mengucapkan salam tidak pada nah, sedangkan dalam tasyahud awal termasuk
tempatnya karena lupa, atau berbicara yang khilaful aula menurut pendapat yang mu'ta-
juga karena lupa. Adapun tambahan berupa mad.67o
672 HR Muslim.
673 HR Ahmad, Abu Dawud, dan atrTirmidzi. Hadits ini hasan shahih (Nailul Authaar, Vol. 3, hlm. 119).
Bagan 1 : IBADAH
Isr."AM IrLrD 2
batal. Para sahabat sendiri mengikuti nah. Dalam hal ini makmum tetap wajib
shalat Rasulullah saw. pada rakaat mengikuti imam, meski berdiri dan mem-
kelima karena tidak tahu, atau me- baca bacaan yang lain karena Rasulullah
ngira ada perintah nasakh, namun me- saw bersabda,
reka tidak disuruh untuk mengulang
shalat. Memisahkan diri dari imam
hukumnya wajib, jika imam mela-
:f il,ilyt s'i. *t
"Dipilihnya imam itu untuk diikuti.'67s
kukan penambahan rakaat, dan bagi
makmum untuk melanjutkan shalat-
fika posisi sudah tegak berdiri, namun
nya sendirian karena udzur. belum mulai membaca, maka aulanya ti-
2- Adapun pengurangan dalam shalat, con- dak kembali pada posisi duduk. Dalilnya
tohnya seperti tidak melakukan ruku', hadits riwayat Mughirah di atas. Hukum
atau sujud, atau tidak membaca surah tasyahud sendiri bagi makmum gugun
al-Faatihah dan sejenisnya karena lupa. karena tugasnya mengikuti imam. Adapun
Dan jika teringat, maka wajib baginya un- jika imam sudah mulai membaca lantas
tuk melakukan kekurangan tersebut, di- teringat belum membaca tasyahud, maka
samping juga pada akhir shalat melakukan
tidak boleh kembali duduk untuk mem-
sujud sahwi.
bacanya. Dalilnya masih tetap hadits Mu-
f ika seseorang lupa tidak membaca ta-
ghirah di atas. Alasan lain, karena ia telah
syahud awal, maka ia harus kembali duduk
masuk pada rukun yang lain. Dan shalat
untuk membacanya selama belum ber-
imam bisa batal jika ia kembali ruku'se-
diri tegak. Pendapat ini telah menjadi ke-
telah posisi i'tidal, kecuali jika memang
sepakatan karena Mughirah bin Syu'bah
lupa atau tidak tahu, dan itu pun harus di-
meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. ber-
ganti dengan sujud sahwi. Karena, Rasul
sabda,
saw. bersabda,
*u. f',,,:-1-
,'l'
# ,F1,
t. , - €t;i |u ti1
4t ,;'*J..;'t;l"i J.t;$ "Jiko salah seorang kalian lupa dalam
shalat, maka sujudlah dua kali."
"Jika salah seomng kalian Uang*it aari
rakaat kedua sempat membaca Demikian pula hukum membaca tasbih
-belum
tasyahud awal- tetapi belum sempurna dalam ruku'dan sujud, doa antara dua
berdiri, maka duduklahkembali dan kemu- sujud, dan setiap perkara wajib lain dalam
dian melakukan sujud sahwi.'674 shalat yang ditinggalkan karena lupa. fika
langsung teringat, maka wajib kembali
Hal tersebut termasuk mengurangi ke-
untuk melaksanakannya.
waiiban, sehingga jikateringatsebelum me-
3- Adapun bimbang dalam shalat yang me-
lakukan rukun yang lain, maka wajib kem-
wajibkan sujud sahwi pada sebagian ben-
bali untuk melakukannya. Seperti misal-
tuknya antara lain misalnya seseorang bim-
nya, kedua lutut belum terpisah dari ta-
bang dalam rukun, atau jumlah rakaat ma- melakukan dua kali salam. Dan perkataan
ka yang diambil adalah yang lebih condong orang yang lupa juga tidak membatalkan sha-
di hati atau lebih yakin. Kemudian melan- lat, demikian juga perkataan orang yang me-
jutkan shalat dan melakukan sujud sahwi ngira shalatnya sudah sempurna. Kisah leng-
di akhirnya. Hukum sujud sahwi dalam kapnya sebagai berikut.
hal ini wajib karena Rasulullah saw. ber- Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, "Kami
sabda, pernah shalat Zhuhur atau Ashar bersama
"Jika salah seorang kalian bimbang Rasulullah saw, dan pada rakaat kedua be-
dalam shalat dan tidak tahu berapa rakaat liau mengucapkan salam. Setelah itu beliau
yang sudah ia jalankan, maka ambillah mendekati pohon di arah kiblat dan bersandar
yang lebih diyakini. Kemudian sujud sohwi padanya. Waktu itu di antara makmum ter-
sebelum selqm."676 dapat Abu Bakar dan Umaq, namun keduanya
takut untuk berbicara. Setelahcorang-ordng
Sujud sahwi tidak dilakukan jika hanya bim- bergegas keluat lelaki yang berjuluk " DzuI Ya-
bang dalam hal meninggalkan wajib shalat, se- dain" atau "Pemilik Dua Tangan" bertanya, "Ya
perti membaca tasbih dalam ruku dan sujud. Rasulullah! Anda sengaja mengqashar shalat
Akan tetapi sujud sahwi dilakukan jika mening- atau memang lupa?" Beliau menjawab, 'Aku
galkan hal wajib karena lupa. tidak mengqashar juga tidak lupa!' Lelaki itu
fika jumlah rakaat sudah sempurna, maka berkata lagi,'Anda tadi shalat dua rakaat." Be-
tidakperlu lagi melakukan sujud sahwi, meski- liau bertanya, "Benerkeh apa yang dikatakan
pun ketika dalam posisi duduk tasyahud ter- 'Pemilik Dua Tangan'ini7' Para sahabat men-
jadi kebimbangan apakah ia telah menambah jawab, "Benar." Setelah itu, beliau langsung
jumlah rakaat atau tidak. Pengambilannya dari maju ke depan, shalat dua rakaat, salam, dan
hukum asal, yaitu tidak adanya penambahan. sujud sahwi dua kali kemudian salam lagi.678
Adapun jika ragu terjadi penambahan rakaat fika teriadi dua kali lupa atau lebih:
terakhir sebelum membaca tasyahud, maka Para ulama sepakat jika seseorang lupa
wajib melakukan sujud sawhi. dalam shalat, baik lupa dua kali maupun lebih
Kisah hadits Dzil Yadain tetang orang maka cukuplah melakukan sujud sahwi sekali
yang mengucapkan salam, namun shalat- karena Nabi saw. sendiri dalam hadits di atas
nya belum sempurna. Dan pembicaraan hanya melakukan dua kali sujud, yaitu sujud
orang lupa tidak membatalkan shalat. sahwi. Beliau bersabda,
Mayoritas ulama,677 baik dari kalangan sa- ci'.o. o.t
o.Ii ,)t..i,
laf maupun khalaf berpendapat tentang hadits driG; H";lJ Fr-l !r-, tili
Dzil Yadain bahwa niat keluar dari shalat dan "1ika salah seorang kalian
datam sha-
tupa
membatalkannya, jika memang punya keya- lat, maka sujudlah dua kali." Hadits ini berlaku
kinan shalatnya sudah sempurna, maka hal juga berlaku untuk lupa dua kali atau lebih.
itu tidak membatalkan shalatnya, meski telah
679 HR Bukhari, Muslim, an-Nasa'i, dan Abu Dawud. Ia meriwayatkan dari Sahal bin Sa'd, "Siapa saja yang hendak mengingatkan ses-
eorang dalam shalat, maka bacalah tasbih, karena bertepuk tangan itu untuk kaum wanita." Imam Ahmad meriwayatkan dari Ali
bahwa Rasulullah saw. pernah membaca tasbih ketika ia meminta izin untuk masuk(Nailul Authaar, Vol. 2, hlm. 320).
680 HR Ahmad dan dishahihkan oleh at-Tirmidzi (Nailul Authaar,Vol.3, hlm. 119).
681 HRJama'ah.
682 HRAbu Dawud dan at{irmidzi.
683 HRAbu Dawud dan Ibnu Maiah (Nashbur Raayah,Vol.2, hlm. 167J.
Baglan 1 : IBADAH FIqLH ISIAM JILID 2
an. Adapun jika sebabnya adalah penambahan, Sifat sujud sahwi: sujud sahwi itu terdiri
maka sujud sahwi dilakukan setelah salam. atas dua kali sujud seperti halnya sujud dalam
Dalam sujud setelah salam ini diwaiibkan un- shalat, baik dalam hal wajib maupun mandub-
tuk berniat, membaca takbir ketika hendak nya. Contohnya seperti menempelkan dahi,
sujud dan bangkit dari suiud, dan sunnahnya thuma'ninah, duduk tawarruk, duduk iftirasy,
membaca tasyahud tanpa membaca doa atau- dan lain-lain,
pun shalawat Nabi saw.. Kemudian wajib meng- Sujud sahwi memerlukan niat dalam hati,
ucapkan salam sehingga jika dijumlahkan se- karena jika niat itu diucapkan dengan lisan
mua kewajibannya ada lima, yaitu niat, sujud maka shalatnya batal.
pertama, sujud kedua, duduk di antara dua Menurut sebagian ulama Syafi'iyyah, di da-
sujud, dan salam, tetapi salam termasuk wajib lam sujud sahwi disunnahkan untuk membaca
bukan syarat. Adapun takbir dan tasyahud hu- doa " H-'tiiA"v; oU.a 5"6rtian lain ber-
kumnya sunnah. kata, "Bacaan dalam sujud sahwi itu seperti
Jika sengaja mengakhirkan sujud qabli (se- dzikir [bacaan tasbih) dalam sujud shalat."
belum salam) hukumnya makruh, namun tidak Dalil yang mereka gunakan untuk menen-
membatalkan shalat. Akan tetapi jika men- tukan letak sujud sahwi sebelum salam adalah
dahulukan sujud ba'di dari salam, menurut hadits riwayat Abu Sa'id al-Khudri yang ter-
ulama madzhab hukumnya boleh. Namun jika dalam dalam Shahih Muslim dan Musnad Ah-
sengaja, hukumnya haram dan shalatnya tetap mad, yang berbunyi, "Kemudian suiud dua
pengakhiran dan pendahuluan itu tan-
sah. fika kali sebelum salam." Dan juga hadits riwayat
pa sengaja, maka tidak makruh dan juga tidak Ibnu Buhainah yang terdapat dalam Sunan an-
haram. Nasa'i yang berbunyi, "Kemudian setelah sele-
Ulama Syafi'iyyah dalam qaul jadidnyaber- sai beliau sujud dua kali lantas salam."
kata, sujud sahwi itu dilakukan antara tasya- Adapun dalil yang digunakan untuk men-
hud dan salam. f ika seseorang telah sengaja sa- jelaskan sifat sujud sahwi adalah hadits yang
lam, maka menurut pendapat yang lebih sha- menceritakan bahwa Nabi saw hanya melaku-
hih waktu sujud sahwi itu sudah lewat. Dan kan dua kali sujud sebagaimana dalam kisah
jika salamnya karena lupa, namun jaraknya hadits Dzul Yadain.
sudah lama juga termasuk sudah lewat, teta- Ulama Hanabilah berkata,6sa tidak ada per-
pi jika belum lama, maka disunnahkan untuk tentangan dalam hal bolehnya melakukan su-
melakukan sujud sahwi. Dan jika melakukan jud sahwi sebelum dan sesudah salam. Perbe-
sujud sahwi, maka kembali pada shalat menu- daan yang ada hanyalah pada afdhaliyyah dan
rut pendapat yang lebih shahih. fika imam aulawiyyah. Dan dalam hal ini yang afdhal ada-
shalat fumat lupa lantas sujud sahwi, namun lah sebelum salam karena sujud sahwi adalah
ternyata waktunya sudah lewat, maka sempur- penyempurna shalat, kecuali dalam dua hal.
nakanlah menjadi shalat Zhuhur kemudian su- Pertama, sujud sahwi karena kurang satu
jud sahwi. fika imam mengira lupa lantas su- rakaat atau lebih dan sudah mengucapkan
jud sahwi, namun ternyata tidak lupa maka salam tanda akhir shalat. Dalilnya hadits ri-
tetap sujud sahwi menurut pendapat yang wayat Imran ibnul Hushain dan Abu Hurairah
lebih shahih. dalam kisah Dzil Yadain.6ss Dalam riwayat
Imran redaksinya berbunyi, "Rasulullah saw )ika seseorang lupa suiud sahwi hingga
shalat dua rakaat lantas salam. Kbmudian me- terpisah lama jaraknya, maka shalatnya tidak
Iakukan sujud dua kali lantas mengucapkan batal, karena sujud sahwi itu hanya penambal
salam." ibadah setelah salam. fadi misalnya ditinggal-
Kedua, ketika sang imam bimbang dalam kan, tidak membatalkan shalat.
shalatnya lantas mengambil keputusan sesuai
dengan perkiraannya. Dalam hal ini sujud sah- 2. PERMASALAHAN KEDUA: SUJUD TI|AWAH
winya dilakukan setelah salam. Dalilnya hadits Dalam permasalahan.kedua. ini tgrdapat
riwayat Ibnu Mas'ud secara marfu', "fika salah beberapa pembahasan, yaitu mengenai dalil
seorang kalian bimbang dalam shalat, maka masyru'nya sujud tilawah, hukum, syarat-
pilihlah yang bena4, sempurnakan shalat, dan syarat, yang membatalkan, sebab-sebab, dan
sujudlah dua kali."686 Dalam riwayat Bukhari tata cara sujud tilawah. Di samping itu juga
menggunakan redaksi, "setelah salam." membahas tempat-tempatyang dianjurkan un-
Sifat sujud sahwi: bertakbir untuk sujud tuk melakukan sujud tilawah dalam Al-Qur'an,
dan ketika bangkit dari sujud, baik sujudnya dan apakah sujud tilawah dilakukan karena
sebelum maupun sesudah salam. Kemudian berulangnya membaca Al-Qur'an?
melakkan dua kali sujud seperti sujud dalam
shalat. fika sujudnya setelah salam, maka mem-
a. Pertama, Dalil Masyru'lyyah Suiud
Tilawah
baca tasyahud lagi seperti tasyahud dalam
shalat sebelum salam. Setelah itu baru salam'
Allah SWT dalam Al-Qur'an mencela
orang-orang yang meninggalkan sujud,
Akan tetapi jika sujud sahwinya sebelum sa-
686 Muttafaq'alaih.
687 Muttafaq'alaih (Nadlul Au thaar Y ol. 3, hlm. 100).
Baglan 1 : IBADAH ISIAM 2
'IIID
sajadah, beliau membaca takbir lantas sujud, tentang kepatuhan para Nabi atau sekalian
dan kamipun ikut sujud bersama beliau."688 makhluh seperti dalam firman Allah SWT
Melakukan sujud tilawah adalah bukti kei- yang artinya, "Mereke itulah orang yang telah
manan dan juga pintu menuju surga, karena diberi nikmat oleh Allah, yaitu dori (golongan)
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan hadits secara para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang
marfu'yang berbunyi, yong Kami bawa (dalam kapal) bersama Nuh,
dan dari keturunan lbrahim dan Isroil (Ya'qub)
dan dari orang yang telah Kami beri petunjuk
Stlat )$,t -t;.-; i';tt i,\ j:.tii t;1 dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan oyat-
li :{r,i;r rjr'ri U, f A# J
ayat Allah Yang Maha Pengasih kepada mereka,
maka mereka tunduk sujud dan menengis."
(Maryam: 58) dan juga firman lain yang arti-
jrtrr
e 4'" :#r, -Zii i;jt ti nya,"Den semua sujud kepada Allah baikyang
"Jika anak Adam membaca ayot sajdah, di langit mdupun yang di bumi, baik dengan
kemauan sendiri moupun terpaksa (dan sujud
lantas ia sujud maka setan akan menjauh dari-
pula) bayang-bayang mereka, pada waktu pagi
nya, menqngis sambil berkata, 'Oh, celakalqh
dan petang han." (ar-Ra'd: 15)
diriku. Anak Adam diperintahkan untuk sujud
dan ia patuh sehingga berhak mendapatkan
surga. Aku sendiri diperintahkan untuk sujud,
b. Kedua, Sulud Tilawah dalam Hukum
Fiqih
nqmun aku menolak sehingga aku akan masuk
Menurut madzhab Hanafiyyah, sujud tila-
nerqke."689
wah itu hukumnya wajib bagi orangyangmem-
baca dan orang yang mendengarkannya. Akan
Perintah sujud tilawah itu berlaku bagi tetapi, menurut madzhab lain selain Hanafiy-
orang yang membaca dan orang yang men- yah, hukumnya hanyalah sunnah.6el Hukum
dengarkannya karena Ibnu Mas'ud meriwayat-
ini menurut Hanafiyyah dan Syafi'iyyah sama
kan bahwa Nabi saw. pernah membaca surah
saja, baik pendengar itu sengaja mendengar-
an-Najm lantas beliau sujud dan diikuti oleh kan maupun tidak sengaja mendengarkan lan-
golongan jin dan manusia, kecuali Umayyah
tunan Al-Qur'an. Akan tetapi bagi wanita haidh
bin Khalaf yang mati dibunuh pada perang Ba-
dan nifas, para ulama sepakat bahwa mereka
dar sebagai seorang musyrik.6eo
tidak dipinta untuk melakukan sujud tilawah.
Perintah sujud tilawah dalam Al-Qur'an Adapun menurut Malikiyyah dan Hanabilah,
itu terkadang dengan redaksi perintah yang sujud tilawah itu disunnahkan hanya untuk
jelas, seperti ayat yang berbuny|"...dan sujud-
orang yang membaca dan orang yang sengaja
lah serta dekatkanlah (dirimu kepada Allah)." mendengarkannya saja, bukan untuk orang
(al-Alaq: 19) terkadang juga berupa cerita
688 HR Abu Dawud dan al-Hakim. Dalam riwayat Abu Dawud terdapat rawi dhaif, namun riwayat Hakim perawinya tsiqah. Ia juga
berkata bahwa hadits ini masuk dalam syarat Bukhari Muslim. Hadits ini juga terdapat dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim
dari lbnu Umar dengan redaksi yang agak berbeda (Nailul Authoan Vol. 3, hlm. 103).
689 HRMuslim dan Ibnu Maiah (Nashbur Raayah,Vol. 2, hlm. 178).
690 Muttafaq'alaih. Hadits ini terdapat dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.
691 LihatFathul QadiinYol.l, hlm. 380-892; al-Bada'iYol.1, hlm. 179-195', ad-Durrul MukhtaanYol.l, hlm. 715-730; al-Lubaab,Yol. i,
hlm. 103-105; asy-Syarhush Shaghiir, Vol. 1, hlm. 416-422; al-Qawaaniin al-Fiqhiyyah, hlm. 90; Mughnil Muhtaaj, Yol. t, hlm.214-
217; al-Muhadzdzab,Yol.l, hlm. 85; al-Mughnii, Vol. L, hlm. 616-627; Kosysyaaful Qinaaj Vol. l-, hlm. 521,-526.
FIQTH ISLAM JITID 2 BaEIan 1 : IBADAH
yang tidak sengaja mendengar. akan mendapat pahala dan orang yang tidak
Dalil yang dipakai oleh ulama Hanafiyyah mau sujud juga tidak mendapat dosa.' Umar
dalam menentukan wajibnya sujud tilawah sendiri tidak sujud." Dalam redaksi lain ber-
adalah hadits yang berbunyi, "Sujud tilawah bunyi, 'Allah tidak mewajibkan sujud kepada
itu bagi orang yang mendengarkan dan orang kita, kecuali jika kita *rur'6e4 Berdasarkan at-
yang membaca ayat Sajdah."6e2 Redaksi hadits sar di atas maka sujud itu baih namun orang
ini menunjukkan arti wajib dan tidak diikat yang meninggalkannya juga tidak apa-apa.
dengan niat atau tujuan. Allah SWT dalam Al- Adapun dalil sujud tilawah bagi orang
Qur'an berfirman yang artinya, yang tidak sengaja mendengar adalah hadits I
692 Imam Zaila'i berkata, "Hadits ini gharib, yang shahih hadits tersebut diriwayatkan dari Utsman dan Ibnu Umar." (/Vashbur Raayah,
Vol. 2, hlm. 178)
693 Redaksi hadits ini dari riwayat Imam ad-Daruquthni (NailulAuthaanVol.3, hlm. 101).
694 Nailul Authaar,Vol.3, hlm. 102.
Bag|an 1 : IBADAH FIq!H ISLAM JILID 2
Adapun sujud tilawah di dalam shalat shalat juga tidak dituntut untuk sujud tilawah,
maka hukumnya wajib yang tidakbisa ditunda- karena bacaan sajdah orang diluar shalat. Dan
tunda karena berkaitan bacaan dalam shalat jika makmum membaca ayat sajdah, juga ti-
sehingga menjadi bagian darinya. Dan jika ba- dak diperbolehkan melakukan sujud sendiri.
caan ayatnya berakhir pada ayat sajdah maka Karena jika ia melakukannya, maka shalat-
bisa melakukan sujud sendiri lantas menerus- nya batal dan dianggap menambahkan sujud
kan bacaan, dan bisa juga menggabungkannya dalam shalat.
dalam ruku dan sujud jika niatnya dalam ruku.
Jika dalam sujud maka niat atupun tidak niat c. KEncA, SYARAT SUTUD TilAWAH
sama saja. 1- Syarat Wajib
|ika bacaannya tidak berhenti pada ayat Syarat wajib sujud tilawah menurut ulama
sajdah dan meneruskannya hingga membaca Hanafiyyah sebagai berikut islam, berakal, ba-
tiga ayat atau lebih, maka wajib sujud tiwalah ligh, dan suci dari haidh dan nifas. fadi sujud
sendiri selain sujud shalat. Dan setelahnya dis- sahwi tidak wajib bagi orang kafir; anak kbcil,
unnahkan untuk meneruskan bacaan hingga orang gila, wanita haidh dan nifas.
tiga ayat atau lebih. Setelah itu ruku' dan me- Menurut Malikiyyah, sujud sahwi tidak
nyempurnakan shalatnya. disunnahkan bagi orang yang hanya menden-
garkan, kecuali pembacanya layak untuk dija-
Mengikuti Imam dalam Saidah dan dikan imam shalat. Yang dimaksud layak disini,
Mendengarkannya dari selain Orang shalat pembacanya itu lelaki, berakal, dan baligh. fika
Ulama Hanafiyyah berkata, "fika Imam tidak layak maka tidka perlu ikut sujud tila-
membaca ayat sajdah, maka makmum ikut su- wah. Biarkan pembacanya yang sujud tilawah
jud tilawah bersama imam, karena kewajiban sendiri.
makmum itu mengikuti imam. Akan tetapi jika Akan tetapi dalam madzhab Syafi'i tetap
yang membaca itu makmum, maka imam dan disunnahkan sujud tilawah meskipun yang
makmum lain tidak wajib ikut sujud tilawah, ti- membaca itu seorang anak kecil yang mu-
dak dalam shalat ataupun di luar shalat. Karena mayyiz dan pendengarnya itu orang dewasa
bacaan makmum terhalangi oleh imamnya." atau orang yang sedang tidak punya wudhu,
|ika seseorang yang sedang shalat men- atau kafir. Akan tetapi tidak disunnahkan sujud
dengar dibacakannya ayat sajdah oleh orang sahwi karena bacaan orang junub dan orang
Iain di luar shalat, maka ia tidak boleh ikut su- mabuk karena bacaan mereka tidak masyru'.
jud tilawah. Meski demikian jika ia tetap sujud Menurut ulama Hanabilah, syarat sujud
tidak membatalkan shalatnya, karena sekadar tilawah untuk mustami' (pendengar) adalah,
sujud tidak menafikan kemuliaan shalat. Bo- pembacanya layak jadi imam shalat atau patut
Ieh ikut melakukan sujud tilawah dari bacaan dijadikan imam. Pendapat ini sama dengan
orang lain tetapi setelah shalatnya selesai. madzhab Malikiyyah. Dalilnya hadits riwayat
Selain ulama Hanafiyyah juga pendapat- Atha'yang menceritakan bahwa salah seorang
nya sama bahwa dalam shalat makmum itu sahabat Nabi pernah membaca ayat sajdah
harus mengikuti imam hingga masalah sujud lantas memandang Rasulullah saw. dan beliau
tilawah. fika imam sujud dan makmumnya ti- bersabda,
dah atau makmum sujud sendiri tanpa imam '... .'o . , . g . .
maka shalatnya batal. Orang yang sedang JJg UJ*-, r)J.*-, *vq* *tL
FIQIH ISLAM IILTD 2 Baglan 1 : IBADAH
"Engkau imam kami. Jika engkau suiud bar sehingga ia harus turun untuk sujud dan
maka kamipun akan sujud bersamamu.'6es orang-orang ikut sujud bersamanya.
Ulama Malikiyyah berkata, syarat sujud ti-
Ibnu Mas'ud pernah berkata pada Tamim lawah di antaranya adalah yang membaca ayat
bin Hadlam yang waktu itu masih kecil, "Ba- itu layak untuk dijadikan imam dalam shalat
calah!" Lantas ketika ia membaca ayat sajdah fardhu. Kategori layak di sini adalah lelaki, ba-
Ibnu Mas'ud berkata, "Sujudlah karena engkau ligh, berakal, Muslim, dan punya wudhu. Arti-
imam kami dalam bacaan 11u"6e6 Dalam su- nya jika pembacanya itu wanita, orang gila,
jud tilawah, posisi sujud pendengarnya tidak anak kecil, orang kafil atau orang yang tidak
di depan atau di samping kiri pembaca jika punya wudhu maka orang yang mendengar
memang samping kanannya kosong. Sujud tidak perlu sujud tilawah. Hanya pembacanya
tilawah tidak perlu dilakukan jika yang mem- saja yang sujud jika memang wanita atau anak
baca itu seorang wanita ataupun banci, karena kecil.
dalam hal ini keduanya tidak layak menjadi Kedua, pembaca tidak bertujuan untuk
imam shalat bagi pendengar. memamerkan keindahan suaranya kepada
Pendengar boleh ikut sujud tilawah ba- para pendengar. fika tujuannya seperti itu
caan orang buta hurul orang sakit, dan anak maka tidak perlu suiud tilawah.
kecil karena menjadi makmum untuk mereka Ketiga, tujuan pendengar adalah untuk be-
hukumnya boleh dalam shalat sunnah. Selain lajar membaca dari pembaca atau belajar hu-
itu membaca al-Faatihah dan berdiri dalam kum tajwid, baik masalah Mad, Qashan Ikhfa',
shalat sunnah tidak termasuk wajib. Idgham, dan lain-lain. Dalam shalat jenazah ti-
dak ada sujud tilawah, tidak juga pada khotbah
2- Syarat Sahnya Suiud Tilawah jumat.
Syarat sah sujud tilawah sama seperti Ulama Syafi'iyyah berkata, dalam sujud
syarat sahnya shalat, yaitu suci dari hadats ke- tilawah disyaratkan melakukan takbiratul
cil dan besal suci dari najis, baik badan, pakai- ihram bersamaan dengan niat, menurut pen-
an, tempat sujud, berdiri, dan tempat duduk. dapat yang shahih. Dalil yang digunakan
Menutup aurat, menghadap kiblat, dan niat. ulama Syafi'iyyah adalah riwayat Abu Dawud
Syarat-syarat ini sudah menjadi kesepakatan dalam sunannya, namun sanadnya dhaif, dan
ulama, namun mereka berbeda pendapat pada juga hanya dianalogikan dengan shalat. Menu-
syarat-syarat lainnya. rut pendapat yang azhhar dalam suiut tilawah
Ulama Hanafiyyah berkata, sujud tilawah disyaratkan untuk mengucapkan salam seba-
tidak disyaratkan takbiratul ihram dan penen- gaimana dalam shalat, dan tidak disyaratkan
tuan waktu, sebagaimana juga tidak disyarat- untuk membaca tasyahud menurut pendapat
kan mengucapkan salam seperti dalam shalat. yang lebih shahih.
Ayat sajdah hukumnya wajib bagi imam shalat Bagi orang yang shalat terdapat syarat lain
jumat dan shalat hari raya, dan juga bagi para sebagai berikut.
pendengar. Akan tetapi, bagi imam hukumnya Pertama, bacaannya sesuai dengan aturan
makruh membaca ayat sajdah di atas mim- syariat. Artinya jika bacaannya termasuk kate-
gori haram, seperti orang iunub yang membaca imamnya. Tidak sah hukumnya membaca ayat
Al-Qur'an, atau masuk dalam kategori makruh, sajdah dengan tujuan ingin sujud, dan tidak
seperti membaca ayat pada posisi ruku shalat sah juga sengaja membacanya pada waktu
maka tidak disunnahkan sujud tilawah, baik makruh, dan jika dibaca maka tidak perlu su-
bagi pembaca maupun pendengar. jud karena haram hukumnya.
Kedua, bacaannya maqsudah, artinya be- Kedua, yang membaca orang yang shalat
nar-benar membaca dan konsentrasi. fika ba- sendiri. fika yang membaca orang lain, maka
caannya sambil main-main, atau bacaan yang tidak perlu sujud. Karena jika ia ikut sujud,
keluar dari mulut burung, atau alat perekam maka shalatnya batal kalau memang tahu dan
dan sejenisnya, maka tidak disunnahkan un- sengaja sujud. Dalam shalat jenazah tidak ada
tuk sujud tilawah. sujud tilawah. |ika membaca ayat sujud maka
Ketiga,yang dibaca semua bagian ayat saj- bagi khatib untuk sujud tilawah, sementara
dah, jadi jika hanya sebagian saja yang dibaca jamaah lain tidak perlu sujud, bahkan bagi
maka tidak dipinta untuk sujud. mereka hukumnya haram karena menghala-
Keempat,bacaan ayat sajdah menjadi ganti ngi khotbah. Bagi para pendengar disyaratkan
surah al-Faatihah karena tidak mampu. untuk mendengarkan ayat secara sempurna.
Kelima, jarak pemisah antara bacaan ayat Tidak cukup hanya pada bagian sujudnya saja.
dan sujud tidak terlalu lama, dan juga tidak Sujud tilawah tidak boleh dilakukan sebelum
menghalangi bacaan. fika jaraknya lama dan ayat yang dibaca selesai dan sampai pada ba-
menghalangi maka tidak perlu sujud. Ukuran tas akhir sujud tilawah.
lama adalah seukuran shalat dua rakaat lebih Ulama Hanabilah berkata, selain syarat
dengan bacaan sedang. yang sudah disepakati di atas, ada lagi tam-
Keenam, bacaan ayat sajdah itu keluar dari bahan syarat bagi orang yang mendengarkan
satu orang. fika seorang membaca sebagian ayat. Syarat itu sebagai berikut.
ayat sajdah, lantas disempurnakan orang lain, Pertama, pembacanya'layak untuk dijadi-
maka tidak perlu sujud tilawah. kan imam shalat. Artinya, jika seseorang men-
Ketujuh, syarat sujud sahwi sama dengan dengar ayat sajdah dari seorang wanita atau
syarat sahnya shalat, yaitu suci. Syarat ini su- dari selain manusia, seperti burung beo atau
dah dijelaskan di atas. Berdasarkan penjelasan dari rekaman maka tidak disunnahkan untuk
di atas maka sujud tilawah tidak perlu dilaku- sujud tilawah.
kan jika yang membaca ayat itu orang tidur; Kedua, pembacanya juga sujud. fika pem-
orang junub, orang mabuk, bacaan main-main, bacanya tidak sujud maka tidak disunnahkan
dan bacaan burung yang terlatih. sujud bagi pendengar.
Di samping syarat-syarat di atas masih
ada lagi dua syarat yang penting, yaitu sebagai D. KEEMPAT, PERKARA YANC
berikut. M EM BATALKAN SUIUD TI LAWAH
Pertama, tidak meniatkan sujud tilawah Perkara yang membatalkan shalat juga
ketika membaca ayat sajdah. fika diniatkan membatalkan sujud tilawah, seperti hadats ke-
maka shalatnya batal, kecuali membaca surah cil dan besarl melakukan banyak gerakan, ber-
as-Sajdah pada shalat subuh hari fumat kare- bicara, dan tertawa lebar. Menurut para ulama,
na ini termasuk sunnah. Kecuali lagi bagi orang yang sujud tilawahnya batal maka harus
makmum yang boleh sujud karena mengikuti mengulangnya lagi, kecuali ulama Hanafiyyah
-]
yang berpendapat, orang yang tertawa tidak Adapun yang dibaca dalam ,ulua ,rt*i I
perlu mengulang wudhu. Bersebelahan atau adalah bacaan yang iuga dibaca dalam sujud I
berdampingan antara lelaki dan wanita juga dalam shalat, menurut pendapat yang lebih I
tidak membatalkan sujud jika yang lelaki ber- shahih, yaitu "Subh aana Rabbiyal a'laa" seba' I
niat menjadi imam bagi wanita karena tidak nyak tiga kali. I
dimulai dengan takbiratul ihram, dan sujud Ulama Malikiyyah berkata, sebab-sebab I
tilawah itu menurut mereka dilakukan tanpa sujut tilawah itu hanya ada dua, yaitu mem- |
takbiratul ihram. Berdasarkan hal di atas maka baca dan mendengar. Namun, dengan syarat . I
para ulama sepakat mensyaratkan untuk men- benar-benar mendengarkan seperti tersebut I
jauhi hal-hal yang membatalkan shalat, seperti dalam syarat-syaratnya.
makan dan masuknya waktu sujud, yaitu de- Tata caranya, sujud tilawah itu satu r,-ri
,, kali I
I
ngan membaca ayat atau mendengarnya. sujud tanpa takbiratul ihram dan tanpa salam, j
697 HR Lima perawi kecuali lbnu Malah. Hadits ini dianggap shahih oleh Imam at-Tirmidzi (Nailul AuthaanYol.3, hlm' 103)'
FrqLH Isr.,q.M ltl-rD 2
Ulama Syafi"iyyah berkata, "Sebab-sebab "Ya Allah, pastikanlah bagiku pada sisi-
sujud tilawah itu ada tiga, membaca, menden- Mu pahala dan hapuskan dosa-dosaku, dan
gar; dan tidak sengaja mendengar." jadikanlah pada sisi-Mu sebagai simpananku
Sujud tilawah punya dua rukun, yaitu niat serta Engkau terima amalanku sebagaimana
bagi selain makmum, sedangkan bagi mak- Engkau menerima amalan hamba-Mu Dawud'i
mum maka niat imamnya cukup baginya. Ru-
Sunnah juga hukumnya, sebagaimana di-
kun kedua adalah sujud satu kali seperti sujud
nukil dari Imam Syafi'i, dalam sujud tilawah
dalam shalat. Bagi orang shalat niat sujud tila-
membaca
wahnya di hati.
Adapun bagi orang diluar shalat maka
ditambahkan tiga rukun lagi, yaitu takbiratul
\fii Li.', i) os ottl.'., bq
ihram, duduk setelah sujud, dan salam. Untuk "Mahasuci Tuhan kami, sesungguhnya jonji
niat sunnahnya dilafadzkan. tuhan kami pasti akan terjadi." .
Tatacara sujud tilawah: bertakbir ketika Akan tetapi jika hanya membaca bacaan
turun dan bangkit, namun tidak disunnahkan seperti dalam sujud juga sudah cukup.
mengangkat kedua tangan dalam shalat. Ada-
Sujud tilawah bisa digantikan dengan
pun di luar shalat maka sunnahnya mengang-
bacaan yang juga pengganti tahiyyat masjid.
kat kedua tangan. Sujud tilawah dalam shalat
Karena itu, siapa saja yang enggan sujud tila-
tidak perlu duduk istirahat. Adapun yang di-
wah maka dianjurkan untuk membaca,
baca dalam sujud qdalah tasbih yang redak-
sinya berbunyi, ..rlilt
Gt Jt;i,sebanyak tiga
kali. Kemudian ditambah doa,
.nrj .nr \tit y1 j -l^-.jri ^1r bt;$
o/
), o ,
4t&r
t., t.a.,
&t o.tt't
t,i.
Aj.J",
o .f,
q!- q) o z
r-*-' Fl
"Mahasuci Allah, segalo puji bagi-Nya, tidak
couir pi at trr;i'i.i ada Tuhan selain Allah, dan Allah Mahabesar,,"
698 HR al-Hakim dan keduanya dianggap shahih. Imam at-Tirmidzi meriwayatkan hadits yang pertama dari Sayyidah Aisyah, lantas
ia berkomenta[ "Hadits ini hasan shahih." Ibnu Majah meriwayatkan hadits yang kedua dari Ibnu Abbas. Akan tetapi Imam at-Tir-
midzi berkata, "Hadits tersebut gharib hasan." (NailulAuthaar,Yol.3, hlm. 103-104)
BaEIAN 1 : IBADAH
ISIAM IITID 2
membingungkan makmum. Akan tetapi, iika Ya'Allah, pastikanlah pahala bagiku di sisi-
imam tetap sujud tilawah dalam shalat sirri- Mu."
yah, maka para makmum diperbolehkan untuk Ruku' tidak bisa menggantikan posisi su-
memilih antara tetap ikut dengan imam atau jud tilawah menurut selain Hanafiyyah, karena
meninggalkannya. Karena, posisi makmum sujud tersebut masyru' sehingga tidak bisa di-
di situ bukan pembaca dan bukan pendengaS, gantikan dengan ruku seperti iuga dengan su-
namun utamanya ikut sujud karena mengikuti jud dalam shalat.
imam.
Rukun suiud tilawah ada tiga: sujud, bang- F. KEENAM, TEMPAT-TEMPAT SUIUD
TIIAWAH
kit dari sujud, dan salam pertama, karena
salam kedua tidak termasuk wajib' Adapun tak- fumlah sujud tilawah dalam Al-Qur'an
bir ketika turun dan bangkit dari sujud serta menurut MalikiyyahT0o dalam pendapat masy-
dzikir dalam sujud, hukumnya wajib sebagai- hurnya ada sebelas. Sepuluh di antaranya su-
mana dalam sujud shalat. Duduk untuk me- dah disepakati, yaitu surah al-Araaf ayat 206,
ngucap salam hukumnya mandub, dan afdhal- surah ar-Ra'd ayat 15, surah an-Nahl ayat 49,
nya sujud dimulai dari berdiri karena Ishaq bin surah al-lsraa' ayat 107, surah Maryam ayat
Rahawaih meriwayatkan dari Aisyah bahwa ia 58, awal surah al-Hajj ayat LB, surah al-Furqan
membaca Al-Qur'an dari mushaf,lantas ketika ayat 60, surah an-Naml ayat25, surah as-Saj-
sampai pada ayat saidah ia berdiri dan sujud. dah ayat 15, surah Fushshilat ayat 38, dan
Hal ini dilakukan tidak lain untuk menyama- surah Shaad ayatZ*.
kan dengan shalat sunnah. Ulama HanafiyyahTol sepakat dengan Ma-
Tata cara sujud tilawah: dengan bertakbir likiyyah dalam surah Shaad. Menurut Hanafiy-
ketika hendak sujud dan bangkit dari sujud, yah, jumlah ayat sajdah itu ada empat belas
mengangkat kedua tangan berbarengan den- ayat dengan tambahan tiga surah, yaitu surah
gan takbir suiud iika sujudnya selain dalam an-Najm ayat 62, surah al-lnsyiqaaq ayat 2L,
dan surah al-Alaq ayatLg.Adapun ayat sajdah
shalat karena itu termasuk takbir pembuka,
sebagaimana pendapat ulama Syafi'iyyah. Ada-
kedua dalam surah al-Haii adalah untuk per-
pun takbir dalam shalat, maka analogi dari intah shalat karena perintahnya dibarengi de-
ngan ruku. Dan hadits-hadits yang meriwayat-
madzhab ini menganjurkan agar tidak men-
gangkat kedua tangan, karena Ibnu Umar me- kan keutamaan surah al-Haji dengan dua ayat
sajdah semuanya dhaif.
riwayatkan bahwa Rasulullah saw. tidak me-
ngangkat tangan ketika hendak sujud.6ee Ulama Syafi'iyah dan Hanabilah berkata,7o2
'Ayat sajdah itu jumlahnya ada empat belas'
Bacaan yang diucapkan dalam sujud tila-
Dua di antaranya dalam surah al-Hajj. Adapun
wah sama seperti bacaaan dalam sujud shalat,
sujud dalam surah Shaad adalah sujud syukur
hanya saja ulama Syafi'iyyah menambahkan
yang disunnahkan di luar shalat dan haram hu-
doa yang berbunyi, "saiada waihi.'." dan doa,
kumnya dilakukan dalam shalat, bahkan mem-
6i a-xbe,Atr -*ur batalkan shalat menurut pendapat yang lebih
699 Muttafaq'alaih.
700 Al-Qawaaniin al-Fiqhiyyah, hlm. 90; asy-syarhush ShaghiixYol' 1, hlm' 418'
70r Al-Kitaab ma'al-Lubaab, Vol. 1, hlm. 103.
702 M ug hnil M u h ta aj, V ol. l, hlm. 214; Kasysy a aful Qi na a', Y ol. l, hlm' 5 2 4'
FIqLH ISLAM IILID 2
shahih." Imam Bukhari meriwayatkan dari Mereka juga menggunakan dalil hadits ri-
Ibnu Abbas, ia berkata, "Surah Shaad tidak wayat Ibnu Mas'ud yang menceritakan bahwa
termasuk ayat sajdah. Dan aku melihat Rasu- ketika membaca surah an-Najm Rasulullah
lullah saw. sujud pada surah Shaad." Beliau ber- saw melakukan sujud dan diikuti oleh saha-
sabda, bat, yang waktu itu bersama beliau. Hanya
oa
t"*, vr;ijti u'-r;;
saja, seorang tua dari kaum Quraisy mengam-
bil segenggam kerikil atau debu dan mengang-
"Nabi Dawud sujud pada surah"jt; itu un- katke keningnya sambil berkata, "Cukuplah ini
tuk bertobat, namun kita sujud untuk bersyu- untukku." Abdullah berkata, "Kemudian aku
1rur"7o3 melihatnya terbunuh dalam keadaan kafir''706
Pendapat ini dikuatkan oleh hadits riwayat G. KE|UIUH, APAKAH SUIUD BERULANG
Amr ibnul Ash yang mengatakan bahwa Ra- KARENA BERUIANGNYA BACAAN?
sulullah saw. pernah membacakan lima belas Menurut mayoritas ulama, sujud tilawah
ayat sajdah dalam Al-Qur'an kepadanya. Tiga dilakukan berulang jika memang bacaannya
di antaranya dalam surah-surah al-Mufashal berulang juga. Namun menurut Hanafiyyah,
dan dua dalam surah al-Hajj.70a Ini menunjuk- sujud tilawah cukup sekali meskipun bacaan-
kan bahwa ayat sajdah itu ada di lima belas nya berulang asal masih dalam satu tempat.
tempat. Dua di antaranya dalam surah al-Hajj Ulama Hanafiyyah berkata, siapa saja yang
dan surah Shaad. mengulang ayat sajdah dalam satu tempat,
Dalil yang digunakan madzhab Maliki maka cukuplah sekali sujud tilawahnya. Dan
dalam menafikan adanya ayat sajdah pada lebih aulanya dilakukan setelah ulangan per-
surah-surah al-Mufasha [an-Najm, al-lnsyi- tama. Ulama lain berpendapat, sujud tilawah
qaaq, dan al-Alaq) adalah hadits riwayat lbnu dilakukan di akhir lebih hati-hati. Artinya, di
Abbas yang terdapat dalam sunan Abu Dawud situ disyaratkan satunya ayat dan majelis.
dan Shahih lbnu Sakan yang berbunyi, "Rasu- Adapun jika mengulang ayat sajdah di be-
lullah saw. tidak pernah melakukan sujud tila- berapa tempat yang berbeda maka wajib me-
wah pada surah-surah al-Mufashshal semen- ngulang sujud tilawah.
jak pindah ke Madinah."Tos fika seseorang membaca beberapa ayat
Mayoritas ulama selain Malikiyyah dalam yang ada beberapa ayat sajdahnya, maka wajib
menetapkan adanya ayat sajdah pada surah- sujud tilawah tiap ayatnya, baik satu tempat
surah al-Mufashal menggunakan dalil hadits maupun tidak.
Nabi saw. riwayat Abu Hurairah r.a., ia berkata, Pergantian tempat atau masjid dihitung
"Kami pernah sujud bersama Rasulullah saw. dari perpindahan tiga langkah di padang pasir
pada surah al-lnsyiqaaq dan surah al-AlaqJ' dan di jalan. Bisa juga perpindahan dari cabang
Perlu diketahui, bahwa masuk Islamnya Abu pohon ke cabang yang lainnya, dan menurut
Hurairah itu pada tahun ketujuh hijriyyah. pendapat yang lebih shahih perpindahan dari
703 HR an-Nasa'i.
704 HRAbu Dawud dan Ibnu Majah.
705 Akan tetapi dalam sanad hadits ini terdapat dua rawi yang dhaif, meskipun termasuk perawi dari Imam Muslim. Imam an-Nawawi
berkata, "Hadits Ibnu Abbas ini sanadnya dhaif dan tidak sah untuk diiadikan hujjah." Akan tetapi, ada hadits lain yang shahih yang
juga mendukung pendapat ini.
706 Muttafaq'alaih.
FIqLH IsLq.M ltLtD 2 Baglan 1 : IBADAH
tepi sungai ke seberang. Perpindahan tempat tidak merasa berat dan repot. Sujud tilawah
dari pojok rumah yang sempit tidak dianggap tetap dilakukan meski ayat sajdahnya sudah
pindah, juga di dalam masjid meski masjidnya lewat satu atau dua ayat, namun jika sudah le-
besar. Tidak juga denganberlayaratau naikmo- wat jauh, maka baiknya mengulang ayat sajdah
bil, tidak juga dengan shalat rakaat satu atau lantas sujud tilawah, meskipun dalam shalat
dua rakaat, atau minum dan makan dua suap, fardhu.
atau berjalan dua langkah. Tidak juga dengan Ulama Syafi'iyyah berkata, jika dalam dua
bersandax, duduk, bangkit, dan naik turun di tempat, seseorang mengulang-ulang ayat saj-
tempat baca. Dan tidak juga dengan jalannya dah, atau dalam satu tempat menurut yang
tunggangan sambil shalat. lebih shahih, maka sujud tilawah tiap ayatnya.
Kewajiban sujud tilawah bagi pendengar Hitungan satu rakaat itu seperti satu majelis
bisa berulang kali jika berbeda tempat meski- dan dua rakaat itu seperti dua majelis. fika su-
pun tempat pembacanya tetap. fika seseorang dah lewat lama dan belum sujud tilawah, maka
mengulang bacaan ayat sajdah dalam shalat tidak melakukan sujud tilawah karena itu ter-
di atas tunggangan, maka bagi pembantunya masuk ikut bacaan.
yang berjalan untuk mengulang sujud tilawah Ulama Hanabilah berkata, "fika mengu-
bukan bagi orang yang di atas tunggangan. lang-ulang ayat sajdah atau berulang mende-
Pengulangan sujud tilawah juga tidak berlaku ngar; maka disunnahkan juga untuk mengu-
bagi pendengar pada posisi kebalikan di atas, lang sujud tilawah sesuai banyaknya ulangan
yaitu pergantian tempat pembaca, bukan pen- bacaan, karena alasannya juga berulang."
dengar.7o7 Orang yang membaca ayat sajdah
tetapi tidak sujud tilawah hingga mulai shalat H. IGDEIAPAN: HUKUM-HUKUM FURU, YANG
BERKAITAN DENGAN SUIUD TILAWAH
dan membaca ayat sajdah lagi lantas sujud tila-
wah, maka sujud ini cukup untuk dua bacaan. Ulama Hanaflyyah Berkata,To8
707 Adapun bacaan shalawat Nabi saw. maka tetap berulang sesuai pengulangan bacaan meskipun masih satu maielis menurut pen-
dapat yang raiih dari muta'akhkhir madzhab Hanafiyyah. Adapun untuk bersin, maka menurut pendapat yang lebih shahih iika
bersinnya lebih dari tiga kali sudah tidak perlu diiawab.
708 Ad-Durrul Mukhtaar, Vol. 1, hlm. 729-732; Maraaqil Falaah, hlm.85.
Baglan 1 : IBADAH FreIH Isr-A,M lrLrD 2
Akan tetapi, disunnahkan menambahkan dari sujudnya. Dalam sujud tilawah, pem-
satu atau dua ayat baik sebelum maupun baca tidak perlu berada di depan dan
susudah ayat sajdah. Hal ini dilakukan para pendengar iuga tidak perlu berbaris.
agar tidak terkesan pengunggulan satu Suiudlah apa adanya sesuai posisi.
ayat karena pada dasarnya semua ayat 5. Menurut satu pendapat, siapa saja yang
Al-Qur'an adalah satu martabat, yaitu membaca semua ayat sajdah dalam satu
sama-sama kalamulloah, walaupun me- majelis dan bersujud di setiap ayatnya,
mang sebenarnya ada ayat-ayat yang di- maka Allah akan mencukupi keinginannya.
istimewakan dalam Al-Qur'an karena Lebih jelasnya ia membaca ayat sajdah
mengandung sifat-sifat Allah. secara berurutan, lalu ia bersujud atau ia
2. Sebaiknya ayat sajdah disamarkan bagi bersujud untuk setiap ayat setelah mem-
orang yang belum siap melakukan sujud baca semua ayat sajdah, hal itu tidaklah
tilawah. Akan tetapi menurut pendapat makruh.
yang rajih, wajib hukumnya melakukan su-
jud meskipun bagi orang-orangyang sibuk Ulama Malikiyyah BerkataToe
dengan pekerjaannya sebagai peringatan 1. Membaca ayat sajdah dengan tujuan ber-
karena ia melalaikan Al-Qur'an. Dalam sujud hukumnya makruh sebagaimana
shalat sirriyyah, seorang imam makruh pendapat Imam Hanafi. Misalnya membaca
membaca ayat sajdah karena takut mem- ayat yang artinya, "Oreng-orang yang ber-
bingungkan makmum, demikian juga pa- iman dengqn ayat-ayat Kami, hanyalah
da waktu shalat fumat dan shalat hari orang-orang yang apabila diperingatkan
raya, kecuali jika sujud tilawah itu di- dengannya (ayat-ayat Komi), mereka me-
niatkan dalam ruku'atau sujud shalat. fika nyungkur sujud dan bertasbih serta me-
seorang khatib membaca ayat sajdah di muji Tuhannya, dan mereka tidak menyom-
atas mimba4 maka ia sujud di atas atau di bongkan diri." (as-Saidah: 15) Ada pen-
bawah mimba[ namun hukumnya makruh. dapat yang mengatakan bahwa jika mem-
Dan para jamaah yang mendengar juga baca ayat ini lantas tidak sujud tilawah,
ikut sujud tilawah. maka hukumnya makruh.
3. fika seseorang mendengar ayat sajdah 2. Makruh hukumnya sengaja membaca ayat
dibacakan oleh banyak orang, namun ma- sajdah dengan memilih bacaan yang ter-
sing-masing membaca satu huruf, maka dapat ayat sajdahnya dalam shalat fardhu,
tidak wajib sujud tilawah karena ia tidak walaupun pada shalat subuh hari fumat
mendengar sendiri dari yang membaca menurut pendapat yang masyhur. Akan
dan ini merupakan syarat yang harus tetapi, tidak makruh jika dalam shalat
dipenuhi.
sunnah. fika ia membaca ayat sajdah di-
4. |ika seseorang mendengar ayat sajdah, waktu shalat fardhu, sengaja atau tidak,
maka disunnahkan untukberdiri lalu sujud
maka ia harus bersujud walaupun di-
tilawah. Bagi yang mendenga4 sunnahnya waktu yang dilarang. Lain halnya jika ia
tidak bangkit dari sujud tilawah sebelum membaca di waktu khotbah Jumat atau
orang yang membaca ayat tersebut bangkit
khotbah lainnya, maka ia tidak boleh sujud
tilawah karena akan merusak rangkaian setelah bacaan ayat, bukan setelah sujud
khotbahnya. tilawah.
3. Sunnah bagi Imam mengeraskan bacaan fika seseorang sengaja melaksanakan
ayat sajdah ketika mengerjakan shalat sujud sajdah setelah membacanya lalu mem-
sirriyah, seperti shalat Zhuhur dan Ashar. bungkukkan badannya lalu ia ruku' karena
Tujuannya agar makmum mendengar lupa, maka sah ruku'nya menurut Imam Malik,
dan ikut sujud tilawah bersamanya. |ika dengan alasan gerakan melaksanakan rukun
imam tidak mengeraskan bacaan ayat bukanlah merupakan syarat,lalu hendaklah ia
sajdahnya lalu ia bersujud, maka makmum melakukan sujud sahwi setelah salam karena
tetap harus mengikutinya, karena pada gerakan tambahan ini [gerakan menuju sujud
dasarnya tidaklah lupa. fika makmum lalu jadi ruku') jika ia merasa tenang dengan
tidak mengikuti sujud tilawahnya imam, ruku'nya. jika tidak, maka hendaklah bersu-
maka shalatnya tetap sah, karena me- jud sajdah dan tidak mesti melakukan sujud
ngikuti sujud tilawah imam hukumnya sahwi.
hanya wajib. Dan meninggalkan kewajiban
yang bukan syarat sahnya shalat tidak Ulama Hanabalah berkata,Tlo
menjadikan batalnya shalat. L. Sujud tilawah tidak boleh dilakukan
4. Siapa saja yang melewati bacaan ayat pada waktu-waktu yang dilarang melak-
sajdah dan belum bersujud setelah lewat sanakan shalat sunnah. Pendapat ini ber-
satu atau dua ayat, maka ia hendaklah beda dengan pendapat Madzhab Syafi'i.
bersujud tanpa harus mengulangi bacaan Perbedaan ini karena hadits yang ber-
ayat sajdahnya. Akan tetapi jika sudah kaitan dengan hal ini masih bersifat
lewat jauh, maka iaharus mengulangi baca- umum. Hadits itu berbunyi, "Tidak ada
an ayat sajdahnya lantas sujud, baik dalam shalat setelah shalat Subuh hingga terbit
shalat maupun di luar shalat. Setelah itu matahari, dan tidak juga setelah shalat
melakukan sujud tilawah selama belum Ashar hingga terbenamnya matahari. Ha-
dits ini diriwayatkan dari Ibnu Umar". Abu
membungkukkan badan untuk ruku'. f ika ia
Bakar, dan Utsman.
sudah ruku' dalam keadaan membungkuk,
maka hilanglah kesempatan bersujud dan 2. fika ayat sajdah dibaca di akhir surat
disunnahkan mengulangi bacaan ayat diwaktu melaksanakan shalat, maka ia
sajdah pada rakaat kedua dalam shalat boleh melakukan ruku' atau melakukan
sujud tilawah lalu berdiri dan ruku'. Ibnu
sunnah, tidak pada shalat fardhu. Me-
Mas'ud berkata, "Silakan memilih antara
nurut pendapat yang zhahir hendaklah
ruku'atau sujud."
mengulangi bacaannya sebelum membaca
al-Faatihah berdasarkan alasan di atas.
3. |ika orang yang membaca ayat sajdah di
atas kendaraan dalam perjalanan, maka
5. Disunnahkan bagi orangyang sujud sajdah
boleh berisyarat dengan tujuan sujud ke
dalam shalat agar menambahkan bacaan
arah mana saja seperti shalat sunnah. Pen-
ayat Al-Qur'an sebelum ruku' walaupun
dapat ini sudah jadi kesepakatan semua
dari surat yang berbeda agar rukunya
madzhabTll berdasarkan hadits yang diri-
wayatkan Ibnu umar bahwasanya Nabi fah, karena tidak mungkin menghitung nikmat
membaca ayat sajdah pada tahun pem- Allah yang tiada terkira. Sujud syukur adalah
bukaan kota Mekah lalu semuanya bersu- ibadah yang berpahala, sebagaimana hadits
jud, sebagian mereka ada yang berkenda- yang diriwayatkan enam imam hadits selain
raan, dan sebagian lagi bersujud di tanah Imam an-Nasa'i. Dari Abu Bakrah, ia meriwa-
bahkan orang-orang yang di atas kendara- yatkan bahwa Nabi saw. jika mendapatkan se-
annya bersujud di atas tangannya.77z suatu yang memudahkan atau menggebirakan-
4. Makruh hukumnya meringkas sujud tila- nya, beliau langsung bersujud. Tata caranya
wah, yaitu memilih ayat-ayat sajdah dan adalah seperti melakukan sujud tilawah.
membacanya lalu bersujud, karena hal Pendapat yang difatwakan tentang sujud
ini tidak diriwayatkan ulama-ulama salaf. syukur adalah mustahabbah, tetapi makruh
Bahkan, hukumnya makruh. Masalah mengerjakannya setelah shahat, karena orang-
ini telah kami paparkan kebolehannya orang awam mengira hal itu sunnah atau wa-
menurut madzhab Hanafi. jib. Dan setiap sesuatu yang boleh dikerjakan-
5. Makruh bagi imam membaca ayat sajdah nya, namun mengarah kepada perkiraan wajib
pada shalat sirriyyah, namun jika tetap atau sunnah, maka hukumnya makruh. Beran-
membacanya, maka tidak boleh sujud jak dari sinilah, sujud yang dikerjakan setelah
tilawah karena takut membingungkan shalat hukumnya makruh secara ijma, karena
makmum. Pendapat ini sesuai dengan orang-orang awam menganggap hal itu adalah
madzhab Hanafi, dan menurut Imam Syafi'i sunnah atau wajib. Jika berniat melakukan su-
sendiri hal ini tidak makruh. Dalilnya jud syukur di dalam ruku'atau sujud ketika
hadits riwayat Ibnu umar r.a., ia berkata, melakukan shalat, maka hal itu telah mencu-
"Sesungguhnya Nabi pernah bersujud
kupi. Melakukan sujud syukur setelah shalat
ketika melaksanakan shalat Zhuhuc lalu dan pada waktu yang makruhkan melakukan
berdiri lalu ruku'. Dan menurut para
shalat sunnah juga hukumnya makruh, namun
sahabat, Nabi saw. membaca surah as-
tidak jika dikerjakan pada selain waktu itu hu-
SajdahJ' Menurut Imam Malih hendaklah
kumnya tidak makruh.
imam mengeraskan bacaan ayat saj dahnya,
Ulama Malikiyyah berkata,Tla melaku-
meski dalam shalat sirriyyah seperti yang
kan sujud syukur ketika mendengar kabar
telah dijelaskan.
yang menggembirakan hukumnya makruh.
Demikian juga ketika terjadi gempa. Yang di-
3. Permasalahan Ketigp: Suiud Syukur
sunnahkan ketika mendapatkan nikmat dan
Sujud syukur hukumnya sunnah menurut
tertolaknya musibah adalah shalat sunnah dua
pendapat mayoritas ulama, namun makruh
rakaat. karena hal ini adalah amalan penduduk
menurut madzhab maliki. Berikut pendapat
Madinah. Ibnu Habib al-Maliki membolehkan
para ulama fiqih secara rincinya.
sujud qyukur berdasarkan hadits riwayat Abu
Ulama Hanafiyyah berkata,Tl3 "Sujud
bakar yang telah lalu.71s
syukur hukumnya makruh menurut Abu Hani-
Ulama Syafi'iyyah berkata,716 sujud bersabda untukmu: siapa saja yang bershala'
syukur tidak masuk dalam shalat, hanya saja wat kepadamu, maka ia akan memaafkannya
disunnahkan ketika mendapatkan nikmat, dan siapa saja bersalam kepadamu, maka ia
seperti ketika dikaruniai anak mendapatkan akan menyelamatkannyai maka aku bersujud
pangkat, atau ketika tertolaknya bencana, se- sebagai ungkapan terima kasihku kepada-
perti selamatdari kebakaran, tenggelam, ketika Nya."
melihat orang yang tertimpa musibah baik
pada badannya atau lainnya, melihat orang Abu Dawud meriwayatkan dengan sanad
yang mempertontonkan kemaksiatan, atau hasan bahwasanya Nabi Muhammad bersab-
memperlihatkan sujud di depan orang yang da,
maksiat bukan orang yang tertimpa musibah.
Tata cara sujud syukur seperti sujud tila-
d a_,#b :i\.-x;i u,t ilv il
wah. Dan menurut pendapat yang lebih shahih
boleh melakukan sujud tilawah dan sujud syu-
,-t, ? 1 ,7tfut\, U;il :ii
kur di atas kendaraan, bagi orang yang sedang . "l .-t ,1i.:
:ii o.,,'oii o ri, or. du-
c
#\, ,;t lA
boleh dengan pasti berisyarat di atas kenda-
r.rannya, sebagaimana shalat sunnah seperti i\t-iil G,,i;b
sujud sahwi.
,').'S
(Lv, o)'F
Dalil Madzhab Syafi'i yang membolehkan *'.t,
sujud syukur ketika mendapatkan kenikmatan "Aku memohon kepada Tuhanku, dan me'
atau tertolaknya bencana adalah hadits Abu mohon syafaat untuk umatku, lantas Allah
Bakar yang telah lalu dan hadits Abdurrahman memberiku syafaatuntuk sepertiga umatku. Ke-
bin Auf. Ia berkata, "Nabi saw keluar menuju mudian aku bersujud kepada Allah,lalu kuang'
bangunan tinggi lalu masuk ke dalam, meng- kat kepalaku lalu aku minta kepada Tuhanku,
hadap kiblat, dan bersujud. Beliau meman- dan Dia memberiku sepertiga lagi. Kemudian
jangkan sujudnya lalu mengangkat kepalanya. aku melakukan sujud syukur kepada Tuhanku,
Beliau bersabda, lalu kuangkat kepalaku, lalu aku memohon ke-
', / , pada Tuhanku, maka Dia memberiku sepertiga
;
n n. a zz c 2 /. a
Abu Bakrah yang tergolong dhaif menurut Aqili. Akan tetapi, Ibnu Ma'in berkata, 'Hadits tersebut baik."' (Nailul Authaar, Vol. 3, hlm.
104)
7 16 Mughnil Muhtaaj,Yol. l, hlm. 219.
Bsglan 1 lsr-AM lrLrD 2
agama itu lebih bahaya daripada musibah du- menurutmadzhab Hanafi dan Hanbali, sedang-
nia. Nabi saw. bersabda, kan menurut madzhab Syafi'i dan Maliki terhi-
Siapa saja yang mengakhirkanTle shalat Iakukannya." Sedangkan dalam hadits yang di-
karena udzur syara', maka tidaklah berdosa. riwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, "Siapa
Dan yang termasuk udzur di antaranya ada- yang meninggalkan shalat karena tertidur atau
lah, takut kepada musuh, takut meninggal- lupa, maka hendaklah ia melaksanakannya ke-
nya anak, atau takut kehilangan ibunya jika ia tika mengingatnya."
memperlihatkan dirinya. Rasulullah saw. sen- )adi siapa saja yang meninggalkan shalat
diri pernah mengakhirkan shalat pada masa karena tertidur atau lupa, maka wajib menqa-
Perang Khandaq. Ibnu Mas'ud berkata, "Pada dhanya, apalagi jika meninggalkannya dengan
Perang Khandaq, orang-orang musyrik menyi- sengaja tanpa udzur. Wajib baginya mengqa-
bukkan Rasulullah saw. dari empat shalat sam- dha dengan sebab sengaja meninggalkan
pai larut malam. Lantas beliau menyuruh Bilal shalat atau tertidur atau lupa walaupun ragu.
mengumandangkan adzan. Setelah adzan dan Menurut madzhab Maliki, tidaklah wajib qa-
iqamat,lalu Rasulullah saw mengimami shalat dha bagi orang gila, tidak sadaL kafir; haid,
Zhuhur; lalu berdiri kembali mengimami shalat nifas, dan orang yang tidak mendapatkan air
Ashac lalu berdiri mengimami shalat Maghrib, ataupun tanah untuk bersuci.
lalu berdiri mengimami shalat Isya." Tidaklah berdosa orang yang mengakhir-
Siapa saja yang tersibukkan dengan kewa- kan shalat karena udzuL seperti tertidur atau
jibannya, maka hal itu tidaklah menggugurkan lupa berdasarkan hadits Abu Qatadah, ia ber-
kewajibannnya kecuali dengan melaksanakan- kata, "Para sahabat mengadukan kepada Ra-
nya baik adaa'maupun qadha, karena Rasulul- sulullah saw. perihal melalaikan shalat karena
lah saw. bersabda, "Dan utang kepada Allah itu ketiduran. Beliau menj awab,
lebih berhak untuk dilunasi!'720 Siapa saja yang
wajib melakukan shalat lalu meninggalkannya q..t a,-'.at L; l;t € J^f i1
r:;r
i
sampai keluar dari batas waktunya, maka ia
harus mengqadhanyaTzl dan berdosa jika me- ,ti); it 'rl i{" i'ci ; 6rp ,zt^4t
'.. 'n
ninggalkannya dengan sengaja. Wajib baginya : o.
719 HR at{irmidzi, an-Nasa'i, dan Ahmad. Imam at-Tirmidzi berkata, "Sanad hadits ini tidak apa-apa, hanya saja Abu Ubaidah tidak
secara langsung mendengar hadits ini dari ayahnya." (Nashbur Raayah,YoL2, hlm. 164-166)
720 HR Bukhari dan an-Nasa'i dari lbnu Abbas.
72L A\-Kitaab ma'al Lubaab, Vol. 1, hlm. 88; asy-Syarhush Shaghiir, Vol. 1, hlm. 364; Mughnil Muhtaaj,Vol. 1,h1m.727; al-Muhadzdzab,
Vol. 1, hlm. 54; al-Majmuui Vol. 3, hlm. 72; al-Mughnii, Vol. 2, hlm. l0B; Bidaayatul Mujtahid, vol, 1, hlm. 175.
722 HR Muslim dari Anas bin Malik. Nailul Authan Vol. 2, hlm. 25.
723 HRan-Nasa'i,dandianggapshahiholehat-Tirmidzi(NailulAuthaarYol.Z,hlm.2T).
FIqLH ISLAM IITID 2
724 Ad-Durrul Mukhtaor wa Raddul Muhtaan Yol. 1,, hlm. 330, 688.
725 Asy-Syarhush Shaghiir Vol. 1, hlm. 354.
726 Al-Muhadzdzab,Vol. 1, hlm. 50.
FIQIH ISIAM JILLD 2
Ulama Hanabilah berkata,7z7 shalat tidak tentulah engkau termasuk orang yang rugi'''
wajib hukumnya bagi anak-anah orang kafir; (az-Zumar:65)
wanita haid, dan nifas. Adapun orang kafir
asli, maka tidaklah wajib mengqadha kewaji- fika ia telah berhaji, maka ia wajib menun-
ban ibadah-ibadah yang ditinggalkannya pada aikah ibadah haji kembali. Karena, orang yang
waktu kafir, dalam hal ini tidak ada perbedaan murtad sama seperti orang kafir asli dalam se-
pendapat, berdasarkan ayat yang telah lalu, mua hukum-hukumnya.
Yang kedua seperti pendapat madzhab
" Katakanl ah kep a da o rang - o rang y ang kafir Syafi'i, yaitu wajib mengqadha kewajiban yang
itu (Abu Sufyan dan kawan-kawannyo), 'Jika ditinggalkannya dimasa murtad, tidak wajib
mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya baginya mengulangi haji, karena sesungguh-
Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka nya batalnya amalan adalah dengan menye-
yang telah lalu; dan iika mereka kembali lagi kutukan Allah sampai meninggal dunia, berda-
(memerangi Nabi) sungguh, berlaku (kepada sarkan firman Allah S\MI,
mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang
dahulu (dibinasakan)."' (al'Anfaal: 3 8) "... Barangsiapamurtad di antara kamu
dari agamanya,lalu dia mati dalam kekafiran,
maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan
Orang-orang kafir yang memeluk Islam di
di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka,
masa Rasulullah saw. iuga masa setelahnya,
mereka kekol di dalamnya." (al-Baqarah:217)
tidak ada satu pun yang diperintahkan untuk
mengqadha. Dan juga karena jika diwajibkan,
Orang gila tidak termasuk mukallal jadi
qadha akan memalingkan orang-orang kafir
tidak wajib mengqadha kewajiban yang diting-
untuk memeluk Islam, maka dimaafkan se-
galkannya ketika ia gila, kecuali dia sembuh
bagaimana pendapat madzhab Syafi'i. Adapun
ketika masih adanya waktu shalat. Hukumnya
orangyangmurtad, dalam kewajiban qadhanya
menjadi seperti anak-anak yang meniadi ba'
terdapat dua riwayat dari Imam Ahmad. Yang
ligh, tidak ada perbedaan pendapat dalam hal
pertama seperti pendapat madzhab Hanafi,
itu karena hadits yang telah lalu; kalam tidak
yaitu tidak wajib mengqadha karena amalan-
dituliskan dari tiga orang, orang yang tertidur
nya telah hancur dengan sebab kekufurannya'
sampai bangun, anak kecil hingga baligh, dan
Dalilnya, firman Allah SWI,
dari orang gila hingga sadar.728 Dan juga, kare-
na masa gila itu biasanya lama, mewajibkan qa-
KA dha kepada orang gila akan memberatkannya
'urrrl'o'6ft56ii[fa maka dimaafkan.
Orang yang tidak sadarkan diri diwajib-
"Dan sungguh, telah diwahyukan kepada- kan mengqadha semua shalat yang ditinggal-
mu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelum' kannya di masa tidak sadarnya. Hukumnya
mu, 'Sungguh, jika engkau mempersekutukan sama seperti orang yang tidur; tidaklah gugur
(Attoh), niscoyo okon hopusloh omolmu don mengqadkra kewa\iban yang ditingga\kan se-
perti kewajiban shalat dan puasa. Hal ini berda- ia berbuka puasa lalu meninggal sebelum ber-
sarkan dalil riwayat Atsram yang menyatakan mukim dan sehat, maka bagi keduanya tidak
bahwa bahwa Ammar tidak sadarkan diri se- wajib berwasiat. Akan tetapi, wasiat meniadi
banyak tiga kali, lalu ia mengqadha kewajiban sunnah dengan mengeluarkan fidyah puasa,
yang ditinggalkannya, Dan juga berdasarkan shalat, dan lain-lainnya.
jawaban Samrah bin |undab ketika ditanya Siapa saja yang meninggal dunia dan be-
tentang shalatnya orang yang tidak sadarkan lum mengqadha shalat-shalat yang ditinggal-
diri, ia menjawab wajib melaksanakan semu- kannya tanpa udzu[ seperti orang yang ma-
anya shalat yang ditinggalkannya. Pendapat sih mampu melakukannya walaupun hanya
ini berbeda dengan pendapat madzhab Hana- dengan isyarat, maka ia wajib berwasiat agar
fi, Maliki, dan Syafi'i sebagaimana yang telah membayar kifarat sebagai penggantinya. ]ika
kami jelaskan. tidak mampu melaksanakan shalat, maka ti-
Siapa saja yang meminum obat lalu hilang daklah wajib berwasiat walaupun hanya sedi-
akalnya dengan sebab obat tadi, maka jika ia hi- kit saja yang ditinggalkannya, seperti kurang
lang akalnya sebentar maka hukumnya seperti dari enam waktu shalat. Rasulullah saw. ber-
orang yang tidak sadarkan diri, sedangkan jika sabda,
lama maka hukumnya seperti orang gila.
Adapun orangyang mabuk dan orangyang y,a,)17i'NW"i:'y
meminum barang-barang yang diharamkan, "Jika tidakmampu, maka Allah lebih berhak
lalu hilang akalnya lalu sadar kembali, maka untuk menerim a Lt d zurny o."
hal itu tidak menggugurkan tuntutan kewaji-
Begitu pula orang yang berbuka di bulan
ban [taklif). Artinya, wajib baginya mengqad-
Ramadhan walaupun tanpa udzurl wajib ber-
ha kewajiban-kewajiban yang ditinggalkannya
wasiat agar berfidyah sesuai dengan kewajiban
ketika ia hilang akalnya, tanpa adanya perbe-
yang ditinggalkannya. Karena, pada dasarnya
daan pendapat, dan juga jika diwajibkan men-
gqadha karena tidur yang dibolehkan apalagi ia mampu melaksanaknnya. Fidyah merupa-
kan tanggungannya dengan cara ahli warisnya
dengan sebab meminum yang memabukkan.
mengeluarkanfidyah dari sepertiga harta yang
a. Gugurnya Kewaiiban Shalat, Puasa dan ditinggalkannya. fika mayit tidak berwasiat
Ibadah lainnya darl Orang Sakit, Lemah atau tidak meninggalkan harta, maka bagi ahli
yang Meninggal Dunla waris disunnahkan mengeluarkan fidyah dari
Ulama Hanafiyyah berpendapat,Tze iika hartanya sendiri.
orang sakit meninggal dunia, dan dimasa sa- Ukuran kafarat shalat, termasuk shalat wi-
kitnya tidak mampu melakukan shalat meski tir dan puasa, menurut madzhab Hanafi, ialah
dengan isyarat kepala, maka tidaklah wajib untuk setiap shalat dan puasa mengeluarkan
baginya untuk mewasiatkan tanggungan sha- setengah shaailso gandum (atau seperempat
latnya kepada ahli waris meskipun sedikit. mud Damaskus) fitrah puasa, bagi setiap satu
Begitu pula bagi orang yang sedang be- shalat dan satu puasa adalah sama kira-kira
pergian (musafir), dan orang yang sakit jika 1087,5 gram.
nya di masa hidupnya. Berbeda dengan puasa, Adapun sifat bacaan shalat qadha, baik I
maka boleh bahkan wajib berfidyah puasa jahar maupun sirr tergantung shalat yang di- I
untuk dirinya. Tidaklah wajib bagi ahli waris tinggalkannya. fika yang ditinggalkan adalah
shalat yang bacaannya sirriyyah seperti shalat
1
karena shalat merupakan ibadah badaniyah Zhuhur, maka bacaannya tidak dikeraskan. fika l
yang bersifat individual berbeda dengan ke- yang ditinggalkan adalah shalat yang dikeras- ,
wajiban haji, itu bisa digantikan. kan bacaannya, maka ia harus mengeraskan-
nya. Iika ia sebagai imam dalam shalat qadha
b. Udzur-Udzur yang Membolehkan. berjamaah, sedangkan iika shalat qadhanya
Pengakhiran Shalat Lewat darl sendirian, maka boleh dikeraskan atau tidak.
Waktunya Qadha wajib dilakukan langsung, boleh
Seperti yang telah kami terangkan bah- diakhirkan jika adanya udzur seperti men-
wasanya mengakhirkan shalat dengan sebab cari nafkah untuk keluarga dan mencari ke-
udzur seperti: tertidur; lupa dan lalai mewa- butuhan menurut pendapat yang lebih shahih'
jibkan qadha dan gugurnya dosa berdasarkan seperti pelaksanakan suiud tilawah di luar
hadits yang telah lalu dari Qatadah, "Sesung- shalat, nadzar mutlak dan qadha ramadhan
guhnya tidur tidaklah termasuk kecerobohan, yang waktunya luas boleh diakhirkan dengan
sesungguhnya kecerobohan itu di waktuterja- adanya udzur diatas.
ga." Hanya saja madzhab Hanafi mengatakan, Pendapat madzhab Maliki73z sama dengan
"Lupa yang termasuk udzur adalah lupa yang madzhab Hanafi, yaitu harus mengqadha se-
731 Al-Lubaab Syarhul Kitaab, Vol. 1, hlm. 110; Fathul Qadiir Vol. L, hIm.405.
732 Asy-syarhush Shaghiia Vol. 1, hlm. 365. asy-Syarhul Kabiir ma'ad Dasuuqi,Yol.l,hlm. 263; al-Qawaaniin al-Fiqhiyyah, hlm. 71'.
ISLAM JILID 2
suai shalat yang ditinggalkannya baik sedang Syafi'i karena adanya sebab.
berpergian atau tidak dan dikeraskan bacaan Mengeraskan suara atau tidaknya dalam
shalatnya atau tidak. mengqadha shalat disesuaikan dengan wak-
Haram mengakhirkan qadha walaupun tu mengqadha, jika mengqadhanya di waktu
pada waktu yang dilarang, seperti ketika ter- siangyakni dari mulai terbit hingga terbenam-
bit dan terbenamnya matahari, dan khotbah nya matahari, maka tidak mengeraskan suara-
fumat kecuali karena darurat seperti waktu nya. fika mengqadhanya di malam hari, yakni
makan, minum, tidur yang tidak tertahankan dari mulai terbenam hingga terbitnya ma-
dan memenuhi kebutuhan orang lain dan men- tahari, maka dengan mengeraskan suaranya.
cari kebutuhan hidupnya. Berbeda dengan pendapat madzhab Hanbali
Oleh karenanya, mengqadha shalat hadir yang mengatakan jika mengqadhanya di ma-
[bukan diperjalanan) wajib dengan sempurna lam hari. fika ia sebagai imam, maka ia harus
walaupun pelaksanaan qadhanya di perjalan- mengeraskan suaranya. Karena, qadha sama
an, sedangkan shalat Zhuhur dan Asar diqadha dengan shalat ada'. fika ia shalatnya sendirian,
dengan tidak mengeraskan suaranya, walau- maka ia tidak boleh mengeraskan suaranya
pun mengqadhanya diwaktu malam. Shalat- secara mutlak. Imam Ahmad mengatakan,
shalatyang ditinggalkan diwaktu malam harus mengeraskan suara itu hanya untuk shalat
diqadhanya dengan mengeraskan suara, wa- berjamaah
laupun mengqadhanya di waktu siang kare-
na qadha adalah merupakan penggambaran a. Qadha Shatat dengan Berjamaah dan
shalat odaa'. Mengqadha Shalat€halat Sunnah
Ulama Syafi'i dan Hanbali berkata,T" q"- Menurut madzhab Hanbali, disunnahkan
dha dilakukan sesuai dengan tempat dan wak- mengqadha shalat yang tertinggal dengan
tunya. Artinya, seorang musafir mengqadha berjamaah, sebagaimana yang pernah dilaku-
shalat empat rakaat dengan dua rakaat, baik kan Rasullah ketika Perang Khandaq. Tidak
shalat yang ditinggalkan di waktu bepergian makruh hukumnya mengqadha shalat sunnah
atau tidak. fika ia tidak bepergian, maka ia rawatib sebelum melaksanakan qadha shalat
mengqadha shalat yang empat rakaat dengan fardu, disunnahkan mengqadha shalat sunnah
sempurna (empat rakaat) walaupun shalat fajar sebelum mengqadha shalat fardhu ber-
yang ditinggalkannya di waktu bepergian. dasarkan hadis Abu Hurairah r.a.. Ia berkata,
Karena, asalnya adalah itmam bukan qashar; "Kami tidur bersama Rasulullah, lalu kami ke-
maka harus dikembalikan sesuai asalnya. Dan siangan hingga terbitnya matahari. Lalu Rasul
karena sababnya qashar adalah bepergian, dan mengataka n,' B aw a tung g ang an kalian m ening -
tidaklah tepat melakukannya di waktu bermu- galkan tempat ini, karena ini adalah tempat
kim. tinggal setan!" Abu Hurairah berkata, "Lantas
Shalat yang ditinggalkan di waktu be- kami melaksakananya, dan setelah itu kami
pergian dengai qashar; jika mengqadhanya berwudhu. Rasulullah saw lantas shalat dua
di perjalanan bukan waktu bermukim menu- rakaat dan mengimami shalat subuh."73a
rut madzhab yang lebih jelas dalam madzhab
b. Qadha Harus Langsung Dilaksanakan hukumnya wajib, kecuali iika takut kehabisan
Para ulama fiqih sepakat bahwa shalat waktu shalat yang ada maka didahulukan sha-
qadha harus dilaksanakan secara langsung lat yang pada waktunya lalu baru melakukan
shalat qadha. Pendapat ini berdasarkan dalil
dan tidak boleh ditunda-tunda lagi, baik qa- I
ucapan lbnu Umac "Siapa saja yang mening-
dhanya karena udzur maupun bukan. Hanya
galkan shalat karena tertidur atau lupa lalu
saja ulama Syafi'iyyah membuat perincian da-
1
irua, ;J'-j ,3 6 U 3 fi F a r
t u1fi lian, sebagaimana kalian melihatku mengeria-
kannya!' Kecuali jika shalat yang ditinggalkan
C rL-jJ melebihi enam waktu selain shalatWitir, maka
gugurlah kewajiban tartib. Hal ini sebagimana
"sesungguhnya Aku Ini adalah Allah, tidak
gugurnya tertib antara shalat yang tertinggal
ada Tuhan (yang hak) selain Aku. Maka sem' dan shalat pada waktunya, karena shalat yang
bahlah Aku, dan dirikanlah shalat untuk me' ditinggalkan banyak dan karena keluarnya
ngingat Aku." (Thaahaa: 14) waktu shalat yang ke enam dan tertib tidak
kembali menjadi wajib dengan menjadi sedi-
Selain itu, juga karena mengakhirkan sha- kitnya shalat, menurut pendapat yang terpilih.
lat setelah lewatwaktunya merupakan kemak- Menurut pengarang kitab al-Hidayah, tertib
siatan yang harus segera dihilangkan. kembali menjadi wajib menurut sebagian ula-
ma itu merupakan pendapat yang lebih jelas.
4. TERTIB DAIAM MENAQADHA SHALAT DAN Berdasarkan pendapat di atas, maka jika
KAPAN GUGURNYA TERTIB? seseorang melakukan shalat fardhu pada wak-
Menurut mayoritas ulama, tertib dalam tunya, lalu ia teringat akan kewaiiban shalat
mengqadha shalat-shalat yang tertinggal hu- yang ditinggalkan walaupun shalat witil maka
kumnya wajib, namun menurut madzhab Sya- rusaklah shalat fardhunya secara tidak langs-
fi'i hukumnya sunnah. Berikut perinciannya: ung, atau istilahnya fasad mauquf. fika sese-
Ulama Hanafiyyah berkata,T3s "Tertib orang sudah kehilangan waktu shalat Shubuh,
antar shalat lima waktu, shalat witir dan anta- lalu ia melakukan shalat Subuh, kemudian sha-
ra shalat yang tertinggal serta shalat adaa' ittJ
735 Al-Badaa'i,Vol. 1, hlm. :r3L; ad-Durrut MukhtaanVol.l, hlm. 679-685; al-Kitaab ma'al Lubaab,Yol.1, hlm.89; Maraaqil Falaah,hlm.
75; Fathul Qadiir; Vol. 1, hlm. 346-352.
736 Imam ad-Daruquthni dan Imam al-Baihaqi meriwayatkan dari Ibnu Umar dengan redaksi, "Siapa saja yang lupa tidak melaksana-
kan shalat-kecuali bersama imam-maka sempurnakanlah shalatnya. Dan ketika selesai shalat, maka kembalilah mengulang
yang terlupa. Lalu kembali lagi shalat bersama imam." Yang benar ucapan ini dari Ibnu Umar (Nashbur Raayah, Vol. 2, hlm. 162)
Baglan 1 : IBADAH FrqLH IsrA,M lrl'rD 2
lat Zhuhur dan mengingat salat Subuh yang di- yang dikerjakan sebelum mengqadhanya men-
tinggalkannya, maka shalat Zhuhurnya rusak iadi sunnah. fika belum diqadha hingga keluar
secara tidak langsung. fika ia shalat Ashar se- waktu shalatyang kelima dan shalatyangfasid
belum mengqadha shalat Subuh, maka shalat ditambah dengan shalatyang diqadha menjadi
Asharnya rusak pula secara tidak langsung. Be- enam waktu, maka shalatnya menjadi sah. Ka-
gitu seterusnya, sampai keluarnya waktu sha- rena, dengan demikian telah menjadi banyak
lat Subuh hari berikutnya. fika ia mengqadha dan masuk ke dalam kategori pengulangan
shalat Subuh hari pertama sebelum itu, maka yang bisa menggugurkan kewajiban taftib.
rusak fardhu seluruh shalat dan status shalat Tiga Sebab yang Menggugurkan Kewa-
yang dilakukannya menjadi sunnah menurut jiban Tertib
Abu Hanifah dan Abu Yusuf dan ia harus meng- 1. Shalat yang ditinggalkan berjumlah enam
ulang shalatnya.737 waktu selain shalat witir sebagaimana
Penjelasannya sebagai berikut, menurut yang telah kami jelaskan.
Abu Hanifah, rusaknya asal shalat dengan se- 2. Sempitnya w aktu mu stahab untuk menger-
bab meninggalkan tertib itu digantungkan, jakan qadha dan shalat adai
baik ia mengetahui wajibnya tertib atau tidak. 3. Lupa pada shalat yang ditinggalkannya
Sedangkan menurut dua sahabatnya, yaitu ketika melaksanakan shalat adai Dalilnya
Abu Yusuf dan Muhammad Hasan as-Saibani, hadits yang berbunyi,
shalatnya ditangguhkan satu malam.
C:;* ju; ar i1
c/
Menurut Abu Hanifah, jika shalat yang di- ,f
tinggalkan itu banyak seperti shalat ada yang
fasid dan yang ditinggalkan meniadi enam wak-
tu, maka jelaslah sahnya shalat dengan keluar- " S e sung g
*'efi' 6j
uhny a All oh memaafkan
LV:"btt
ke.l a-
nya waktu yang kelima yang merupakan ke- laian dan kelupaan umatku, serta hal-hal
enamnya shalat yang ditinggalkan. fika kurang d iI akukan ka r en a terp a ks a."
dari enam waktu, maka belum jelas kesahan
shalatnya. Bahkan, menjadi shalat sunnah.
Ulama Malikiyyah berkata, wajibnya
f ika seseorang meninggalkan shalat walau- tertib itu syaratnya ingat dan mampu melak-
pun shalat witi4, setiap kali ia shalat dan ingat
sanakannya, tanpa adanya paksaan untuk
akan shalatyang ditinggalkannya, maka rusak- menghilangkan qadha. Tertib adalah syarat
lah shalat yang dikerjakannya dengan rusak dalam dua shalat yang bersamaan waktunya
yang ditanguhkan, hingga ia mengqadha sha- yaitu Zhuhur dan Ashar dan Maghrib dan Isya.
lat yang ditinggalkannya.
Siapa yang ingat akan qadha Zhuhur Se-
fika ia mengqadhanya sebelum melaks- dangkan dia sedang menunaikan shalat Ashar,
anakan shalatyang lima waktu setelah mengqa- maka shalatnya menjadi batal dengan sendiri-
dhanya, maka jadilah shalat yang rusak itu me' nya begitu pula halnya dengan shalat Maghrib
lewati satu malam dan shalat-shalat fardu dan Isya. Karena, menertibkan shalat ada'
737 Bahasa gampangnya, satu shalat merusak lima shalat, sedangkan yang lain memperbaiki lima shalat. Shalat yang ditinggalkan
merusak lima shalat dengan mengqadhanya pada waktu kelima shalat yang dilaksanakan, sedangkan shalat yang keenam mem-
perbaiki lima shalat sebelumnya. Akan tetapi, sebenarnya keluarnya waktu shalat kelima itulah yang memperbaiki lima shalat
sebelumnya.
-t
FIqLH ISIIc.M ltl-tD 2 Bag[an 1 : IBADAH
itu hukumnya waiib dan sekaligus termasuk imam atau shalat sendirian dan makmum ha-
syarat. Seseorang yang sedang melaksankan rus mengikutinya. Sedangkan jika ia sebagai
shalat ada' jika belum satu rakaat, maka ia ha- makmum, maka ia tidak boleh memutuskan
rus menghentikan shalatnya. fika sudah satu shalat yang ia tinggalkan di waktu darurat.
rakaat, maka disunnahkan menambahnya satu fika ia telah menyempurnakan satu rakaat
rakaat lagi agar meniadi shalat sunnah. lengkap dengan dua sujudnya, maka disun-
Tertib wajib hukumnya dengan syarat nahkan menambah satu rakaat lagi dengan
diatas [ingat dan mampu) antara shalat yang niat shalat sunnah, lalu ia salam dan kembali
tertinggal yang sedikit dan shalat ade', maka memulai shalat qadhanya.
hendaklah didahulukan shalat yang terting- fika ia mengingatnya setelah rakat kedua
gal sebelum melaksanakan shalat ada', seperti pada waktu melaksanakan shalat Subuh atau
orangyang meninggalkan shalat Maghrib, Isya, shalat Maghrib, atau mengingatnya pada rakat
dan Subuh, maka Maghrib dan Isya didahulu- ketiga pada waktu melaksanakan shalat yang
kan sebelum melaksanakan shalat ada'Subuh empat rakaat [Zhuhuc Ashat dan Isya), maka
walaupun sampai keluarnya waktu shalatada' ia harus menyempurnakannya karena sesuatu
dengan sebab mendahulukan shalat-shalat yang sudah dekat itu diberikan hukumnya,lalu
yang ditinggalkan yang sedikit. Ini adalah wa- ia mengqadha shalat yang ia tinggalkannya.
jib bukan syarat. fika ia melakukannya dengan Setelah itu, mengulangi shalat ada'-nya jika
tidak tertib, maka shalat ada'yangtelah diker- waktunya masih ada.
jakannya tidaklah batal. Tetapi, ia berdosa dan |ika ia mengingatnya di dalam shalat sun-
tidak wajib mengulangi shalatnya, karena telah nah, maka ia harus menyempurnakannya se-
keluar dengan hanya mengerjakan shalat. cara mutlak. Kecuali, ia takut akan keluaranya
fika ia mendahlukan shalat ada' dan waktu shalat ada'dan ia belum mendapatkan
mengakhirkan shalat qadha karena lupa atau satu rakaat, maka dalam keadaan ini ia harus
dipaksa, maka sah shalatnya dan ia tidak ber- menghentikan shalat sunnahnya, dan segera
dosa mengerjakannya. Disunnahkan meng- melaksanakan shalat fardhu.
ulang shalat ada yang ia dahulukan dengan fika shalat yang ditinggalakan banyak (le-
mengakhirkan shalat qadha yang sedikit, wa- bih dari 5 waktu), maka tidak wajib mendahu-
laupun dengan sengaja pada waktu darurat lukannya atas shalat ada'. Bahkan, disunnah-
[yaitu pada shalat Zhuhur dan Ashar di waktu kan mendahulukan shalat ada' jika waktunya
menguningnya matahari dan waktu Maghrib luas. Sedangkan jika waktunya sempit, maka
dan Isya di waktu terbenamnya matahari). wajib hukumnya mendahulukan shalat ada'.
Yang dinamakan qadha yang sedikit maksi- Ulama Hanabilah berkata, dalam pen-
mal lima waktu, maka hendaklah didahulukan dapat yang shahih, "Menjaga tertib shalat-
sebelum mengerjakan shalat ada' walaupun shalat yang ditinggalakan, baik banyak mau-
waktunya sempit. pun sedikit, atau antar shalat yang tertinggal
' fika orang yang memiliki shalat qadha dengan shalat adaj hukumnya wajib jika wak-
yarig sedikit mengingatnya di sela-sela shalat tunya cukup untuk mengqadha shalat yang
ada walaupun shalat Subuh atau fumat, baik tertinggal. fika waktunya sempit, maka gugur-
ia sebagai imam atau bukan, maka ia wajib lah kewajiban tertib itu. Menurut pendapat
memutuskan shalatnya jika belum satu rakaat madzhab Hanabilah yang zhahir; kewajiban
lengkap dengan dua sujudnya, baik ia selaku tertib tidak menjadi gugu4, hanya karena wak-
Isr"AM IrLrD 2
tunya bersamaan dengan didirikannya jamaah fika seseorang meniggalkan banyak shalat,
shalat ada'. Alasannya, karena tertib dalam maka ia harus menyibukkan dirinya dengan
shalat lebih disunnahkan daripada berjamaah. mengqadhanya selama tidak memberatkan
Buktinya, tertib menjadi syarat sah shalat, se- diri atau hartanya.
dangkan shalat berjamaah tidak. Tertib juga Siapa saja yang lupa shalat apa yang di-
tidak gugu4 karena tidak mengetahui bahwa tinggalkannya, maka menurut para ulama, ia
tertib itu hukumnya wajib, dan ketidaktahuan- harus mengqadha shalat lima waktu karena
nya itu bukanlah suatu udzur dalam hukum- menentukan shalat itu wajib dalam shalat far-
hukum syara'. dhu. Dan hal itu tidak akan tercapai, kecuali
|ika seseorang shalat Ashar, sebelum dengan mengqadhanya shalat lima waktu.
mengqadha shalat yang ditinggalakannya, Akan tetapi secara umum, disunnahkan
maka tidak sah mendahulukan shalat Ashar di untuk mendahulukan qadha shalat Zhuhur; ka-
tempat shalat Zhuhur. f ika ia mengingat shalat rena merupakan awal shalat yang diwajibkan
yang pertama yang ditinggalkannya di tengah- dalam Islam selama tidak diketahui bahwa
tengah shalat yang kedua, maka shalat yang awal shalatyang ditinggalkannya bukan shalat
kedua menjadi batal. Tapi, siapa saja yang ingat Zhuhur.
bahwa dia punya tanggungan shalat dan dia Ulama Syafi'iyyah berkata,738 disunnah-
sedang mengerjakan shalat yang lain [bukan kan mengqadha shalat yang tertinggal dengan
satu waktu seperti shalat Zuhur dan Ashar), tertib dan mendahulukannya sebelum melak-
maka ia harus mengqadha shalat yang diting- sanakan shalat ada', selama waktunya masih
galkannya, lalu ia mengulang shalat ada'yang panjang, sebagaimana yang telah dilakukan
telah dilakukannya iika masih tersisa waktu- Nabi ketika Perang Khandaq. Dan iuga, agar
nya. Hal itu sama saja baik ia sebagai imam keluar dari perbedaan pendapat yang mewa-
atau makmum atau shalat sendirian. Dalil yang jibkannya. Menertibkan qadha shalat yang ter-
dipakai dalam hal ini adalah firman Allah SWT tinggal dan mendahulukannya daripada shalat
yang artinya, ada' disyaratkan dengan dua syarat sebagai
berikut.
3r::grr;55xrelr$Wi6.5\Vt6 L. Tidak takut keluarnya waktu shalat ada'
dengan tidakbisa mengerjakan satu rakaat
ffifi16i$5i{; pada waktunya.
"Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah 2. Tidak mengingat shalat yang tertinggal
kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, dan ketika hendak mengerjakan shalat ada'.
janganlah kamu merusakkan segala emelmtl"
(Muhammad:33) |ika ia mengingatnya ketika telah memulai
shalat ada', maka wajib menyempurnakannya
baik waktunya masih luas maupun sempit.
Adapun dalil wajibnya tertib adalah hadis
fika dia mendahulukan shalat qadha kare-
yang mengatakan bahwa pada Perang Khan-
na mengira waktu shalat masih luas, namun
daq, Nabi pernah meninggalkan empat waktu
ternyata waktunya sempit dan tidak cukup un-
shalat, lantas beliau mengqadhanya secara
tuk melakukan shalat adai maka wajib meng-
berurutan.
I
takut tidak bisa melaksanakan shalat ada' de' 2. Ketika matahari tepat di tengah-tengah
I
ngan berjamaah, maka afdhalnya adalah me- langit hingga bergeser mengarah barat. I
nertibkannya, karena adanya perbedaan akan 3. Ketika menguningnya matahari hingga I
kewajibannya. terbenam. Tiga hal ini berdasarkan ucapan
I
Menertibkan dua shalat ada' yangdijamak Uqbah bin Amir r.a., "Tiga waktu yang ka-
|
taqdim hukumnya waiib, sedangkan menertib- mi dilarang Rasulullah melaksanakan I
kan shalat jamak ta'khir hukumnya sunnah. shalat dan menguburkan jenazah, yaitu I
ketika matahari terbit hingga meninggi, I
5. CARA MENGQADHA SHALAT IIKA LUPA ketika matahari di tengah-tengaah langit I
IUMLAH RAI$ATNYA
Ulama Hanafiyyah berkata,T3e siapa saja
yang meninggalkan banyak shalat fardhu, hing-
gatakterhitungj umlahnya. Maka, iawaj ib meng-
qadhanya hingga merasa bahwa sudah tidak
memiliki tanggungan shalat lagi. Wajib bagi-
HflT::-ffI
walaupun setelah shalat Ashar dan Subuh. Bo-
leh juga, mengerjakan kewajiban-kewajiban I
|
Hal itu untuk memudahkannya. kumnya makruh sebagaimana yang telah kami
jelaskan.
]
nabilah berkata,Tao wajib bagi orang yang Akan tetapi, sebagaimana yang telah kami ]
meninggalkan banyak shalat fardhu untuk terangkan, di waktu yang tiga tersebut makruh I
mengqadhanya, hingga merasa yakin bahwa tahrim hukumnya melakukan shalat sunnah, l
dia tidak memiliki tanggungan shalat lagi. meski karena ada alasannya, seperti shalat l
Namun, tidak wajib menentukan waktu, hanya nadzar dan shalat dua rakaat setelah thawaf.
cukup dengan menentukan jenis shalatnya se- Seperti juga, makruhnya melakukan shalat
perti Zhuhur atau Ashar misalnya. sunnah setelah fajar dengan jumlah rakaat
lebih banyak dari shalat sunnah fajar itu sen-
6, MENCQADHA PADA WAKTU YANG diri, dan setelah shalat Ashac sebelum shalat
DIIARANG Maghrib, dan ketika imam hendak khotbah
hingga selesainya shalat, ketika iqamat kecuali
Ulama Hanafiyyah berkata,'Ada tiga wak-
tu yang tidak sah melakukan kewaiiban dan shalat sunnah sebelum fajar. Dan sebelum
:
I
Isr,AM JrrrD 2
shalat Id walaupun melakukannya di rumah, "S ese orang y ang ti dak m el a ksan akan sha lat
juga makruh melakukan shalat sunnah setelah hingga habis waktunya itu dianggap ceroboh
shalat Id di masjid, antara dua shalat yang di- dqn lalai, jika memang ia dalam keadaan jaga
jamak di Arafah walaupun shalat sunnah sebe- (tidak tidur). Dan siapa saja yang melakukan
lum Zhuhuc dan antara shalat yang dijamak di hal tersebut, hendaklah mengqadhanya ketika
Muzdalifah, walaupun shalat sunnah sebelum mengingatnya.'ilas
Maghrib menurut pendapat yang shahih. Ka- Hadits yang menjelaskan tentang larangan
rena, Nabi tidak melakukan shalat sunnah di shalat pada waktu yang lima itu khusus untuk
antara kedua jamak tadi. shalat qadha pada dua waktu yang lain, dan
Makruh juga hukumnya shalat ketika sem- waktu Ashar hari itu juga. Kami hanya mengi-
pitnya waktu fardhu. Karena jika qadha dila- askan bahwa pokok perdebatannya dalam hal
kukan, akan mengeluarkan kefardhuan dari yang dikhususkan.
waktunya. Kemudian dalam keadaan mena-
fika seseorang sedang shalat Subuh ber-
han buang ari besar ataupun kecil, ketika dihi- samaan dengan terbitnya matahari, maka hen-
dangkan makanan yang disukainya, dan ketika daklah ia menyempurnakan shalatnya. Abu
adanya hal-hal yang menyibukkan hatinya dan Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersab-
a2
me ngh ilangkan ke khus yukanny a.7
da,
Ulama Maliki, Syafi'i, dan Hambali berka-
ta,743 boleh hukumnya mengqadha shalatyang
ditinggalakan pada semua waktu, baik waktu
dilarang atau tidak. Imam Ali r.a. meriwayat-
kan bahwa Rasulullah saw. bersabda,
MACAM.MACAM SHALAT
747
An-Nisaa': i.02.
Isr"A.M IruD 2
untuk melakukan shalat berjamaah, bila di- rajat daripada shalat sendiri. Setiap langkah
khawatirkan adanya serangan musuh pada untuk menunaikannya juga dihitung sebagai
saat melakukan peperangan. Dengan begitu, satu kebaikan dan diangkat satu derajat. Hal
pelaksanaan shalat berjamaah akan menjadi ini seperti yang disebutkan dalam hadits Ibnu
lebih utama pada saat aman dari serangan mu- Mas'ud r.a.,
')
o z
q c
,j" J*81 ait-lAt
'.L.\)_l
,
GS .+i
:,., z o
G'.),fl5 # il"
T; *f/*;;r5
.)-r t':^e J \) ia.e*J ,J-*)
_ ,,
,.,-,
,)l:':J; ? ,ri*ut ,;+ frtrr" "pt b
lu
6rt;'*; d ,
' I - o . ,. u , i
-/
I
Sebagaimana yang tertera dalam sabda beliau
saw. yang berbunyi,
-h;:itiu:6,iv* €;V\,v A l
orang yang sering berjalan ke masiid pada saat ngan berjamaah, maka ia sama saia telah men-
gelap di hari kiamat nanti dengan cahaya yang dirikan setengah malam. Sedang siapa yang me'
terang benderang!" laksanakan shalat Shubuh dengan beriamaah
juga, maka [dengan keduonya] sama saia ia
Adapun shalat jamaah yang paling dianiur-
telah mendirikan seluruh malam.'os3
kan selain shalat |umat adalah jamaah shalat
Shubuh, Isya,Tsl dan Ashar menurut dua hadits Adapun shalat Ashar, karena ia shalat di
berikut. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., tengah hari.
Rasulullah saw. bersabda, Berikutnya, hikmah dari pelaksanaan
shalat beriamaah. Dengan adanya shalat ja-
P ? ')3'!\ *ti:ttt e6 r,Yt e, maah, maka akan terwujud kedekatan, perke-
nalan, dan tolong-menolong sesama muslim.
h ^;t; rr!**;'1 ,^7i rrfut5-.':i 11 rr1,; Di samping menyirami benih-benih kasih
tA;. j: qt\&\ ;*gt Gc o'A:i dan sayang di dalam hati mereka. fuga, shalat
'i ' jamaah menyatakan bahwa mereka semua
:T )iu.ii! &ttaAr ev
o
a;r:*,st it*
pun besar. Namun, jika semua orang enggan
;*' ';:t .',;y; b J:;i
,. ,'o. ,1 untuk melaksanakan shalat jamaah, maka se-
a,',-
a.*i Ur*,') *
i..,
,, ,
)t La;, Jp: muanya harus diperangi, yaitu pemimpin atau-
pun wakilnya yang memerangi mereka, bukan
"shalatiamaon t"Iin uro^o 25 atau), O, sembarang orang. Adapun untuk kaum wanita,
754
Ar-Z^il^'iberkomentar atas hadits ini, "sangat asing dengan kata-kata ini." Adapun sama dalam maknanya adalah hadits yang diri-
wayatkan Muslim dari Ibnu Mas'ud sebelumnya {Nashbur Raayah, hlm.21).
"..
''" Mughnil Muhtaaj,iil.l,hlm.229;al-Muhadzdzab, jil.l,hlm.93; danal-Majmuul iil.4,hlm.88.
Frq[H Isr./A.M JtLtD 2
yang berbuny| "...dan rukuklah beserta orang- itu hendak pergi, ia dipanggil oleh Nabi saw. I
orang yang rukuk" (al-Baqarah: 43)' fuga, lalu ditanya,'Apakah kamu mendengqr adzan?
hadits Abu Hurairah r.a., Lelaki buta itu menjawab, 'Mendengar.' Lalu
Nabi saw.. lanjut bersabda,
,/
6#)r.41
/ c
!
756
HR Abu Dawud dan an-Nasa'i, dishahihkan oleh lbnu Hibban dan al-Hakim.
7 s7
i,i il. 2, h I m. 1 7 6 dan Kasysy afu I Qin a a', iil.l, hlm. 5 3 2.
At - M u g h ni
758 Mrtifoq 'alaih.HRMalik, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan an-Nasa'i (Jaami'ul Ilshuul,yil.6, hlm'369).
Ibnu Ummi
nR Ur.li-, diriwayatkan pula oleh Abu Dawud hadits sepeftinya dengan ialur sanad yang shahih ataupun hasan, dari
759
Maktum r.a..
BaSIm 1: IBADAH ISLAM IILID 2
6vv
o 2 ,.ot- O,
seperti yang disebutkan oleh Imam Ahmad. erJt;* ,Wl:tY ,€".fi
d. Jumlah Terkecl! Melakukan Shalat ,S,:lt \\y e
Berlamaah atau Slapa Sala yang Blsa "Manusia sekalian, shalatlah kalian di da-
Melakukan Shalat Berlamaah
Iam rumah kalian! Karena, shalat yang paling
fumlah terkecil melakukan shalat berja- baik itu dilakukan di dalam rumah kecuali
maah adalah dua orang; imam dan makmum.
shalat- sh al atw aj ib :' Artinya, dilakukan di masj id
Meskipun dilakukan bersama anak kecil da-
itu akan lebih baih karena masjid mencakup
lam hitungan dua orang itu, menurut madzhab
kemuliaan, kesucian, menegakkan syiaq, dan
Syafi'i dan Hanafi.T6lAkantetapi, menurutMaliki
menambah jumlah jamaah.
dan Hambali, tidak boleh dilakukannya shalat
berjamaah dengan anak kecil meski sudah ParaAhli Fiqih telah Mengurutkan
mumayyiz.762 Namun, menurut Hambali, tetap Keutamaan Melakukan Shalat lamaah
sah mengimami anak kecil dalam shalat fardhu, di Beberapa Masiid
tidak dalam shalat sunnah. Karena, anak kecil Madzhab Hambali berpendapat,T5s lika be-
tidak bisa meniadi imam dalam shalat fardhu, rada di daerah perbatasan, yaitu daerah yang
tetapi sah mengimami anak kecil dalam shalat agak rawan dari serangan musuh, maka para
sunnah. Seperti yang pernah dilakukan Nabi penduduknya lebih baik berkumpul di satu
saw. ketika mengimami lbnu Abbas r.a. dalam masiid saja. Dengan begitu, akan lebih bisa me-
shalat tahajud, pada saat itu ia masih kecil. ninggikan agama Allah dan lebih menimbul-
Dalil untuk iumlah terkecil bolehnya me- kan kegentaran di pihak musuh. Adapun untuk
laksanakan shalat jamaah adalah sabda Nabi selain mereka, hendaknya melakukan shalat
750
HR hadits dhaif, HR al-Baihaqi dari Ali r.a., hadits mauquf.
761 "d-D".uquthni,
Ad-Drrrut Mipnton iil.t,hlm.S17; al-Majmuu',iil.4,hlm.92; Mughnil Muhtaaj, jil.l,hlm.229; dan al-Badaa'i, iil. 1, h1m.155.
762
Kasvsyafut Qinaa', iil.l, hlm.532; al-Mughnii, jil.1, hlm.17B; asy-Syarhul Kabiin iil.l,hlm.221; asy-syarhush Shaghiir, iil' I'h1m.427 '
763
HftUnu Majah, al-Hakim, al-Baihaqi, dan al-Uqaili dari Abu Musa al-Asy'ari r.a.. Dimuat oleh al-Baihaqi dari Anas, sedang oleh ad-
Daruquthni dari Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya. Diriwayatkan oleh Ibnu Adi dari hadits Hakam bin Umairah. Semua-
nya hadits dhaif (Nashbur Raayah,jil.2, hlm.198)'
7-l+-
uughnil Muhtaaj, iil. 1, hlm.230 dan at-Mughnii, iil. 2,h1m.L79.
t65
Kasysyaful qinaa', jil. 1, hlm.526 dan al-Mughnii, lil. 1, h1m,179.
FrqLH rsrAM ltLtD 2
berjamaah di dalam masjid yang tidak pernah yang telah ditempuh. Keutamaan melakukan
dilangsungkannya shalat berjamaah, Karena shalat di awal waktu itu lebih utama daripada
dengan begitu, bisa mendapatkan pahala me- menunggu banyaknya jamaah. Meskipun men-
ramaikan masjid dan iuga bisa mengundang dahulukan jamaah itu lebih baik dari awal wak-
jamaah lainnya untuk melakukan shalat di da- tu, karena berjamaah itu wajib, sedang awal
lamnya. Namun, keutamaan ini tidak berlaku waktu itu sekadar sunnah. Akan tetapi, tidak
untuk masjid yang sering dilangsungkannya ada pertentangan antara wajib dan sunnah.
shalat jamaah ataupun tetap ada shalat jamaah Madzhab Syafi'i berpendapat,T6s "Melaku-
meski tanpa kehadirannya. Akan tetapi, mela- kan shalatberj amaah untukkaum laki-laki di da-
kukan shalat berjamaah di masjid itu dapat lam masjid itu lebih utama, kecuali jika jumlah
menarik hati imam ataupun jamaah lainnya. jamaah di dalam rumah itu lebih banyak. Se-
Berikutnya, masjid Mekah, karena melakukan makin banyak jumlah jamaahnya, maka sema-
ibadah di masjid ini lebih dulu ada. kin utama. Kecuali jika masjid terdekat susah
Adapun masiid*masjid yang paling utama memiliki jamaah, maka dengan adanya jamaah
adalah masjid yang paling banyak jumlah ja- yang sedikit saja lebih utama."
maahnya. Berdasarkan hadits Nabi saw.., Maliki berpendapat,T6e "Tidak disangsikan
lagi bahwa melakukan shalat bersama para
ulama, orang saleh, dan banyak dari orang
,,F)t'n j;1 ;:i'{irv, baik itu akan lebih utama daripada tanpa me-
/ \- ^;; i"
u,
",
y' jl,-i'# , o,
gi rs t1') reka. Hal ini karena mencakupnya doa, cepat-
nya dikabulkan, banyak turunnya rahmat, dan
"Shalatnya seseorang bersama seseorang diterimanya syafaat."
lainnya itu lebih utama daripada shalat sen-
diri. Shalatnya bersama dua orang lebih utama Hukum Keberangkatan Kaum Wanita
daripada shalat bersama satu orang saja. Se- ke Masiid-Masiid
makin banyak jumlahnya, moka lebih disenangi Adapun hukum keberangkatan kaum wa-
oleh Allah!'766 nita ke masjid-masjid itu boleh untuk wanita
yang sudah tua, tetapi dimakruhkan untuk
Selanjutnya, melakukan shalat di masjid
gadis karena takut adanya fitnah. Meskipun,
terjauh lebih utama daripada di masjid ter-
akan lebih utama bagi kaum wanita itu untuk
dekat, menurut hadits Nabi saw..,
melakukan shalat di dalam rumahnya sendiri.
#kt Gl ,tu' € qa' el 1,.3t Ringkasan pendapat ulama fiqih dalam masa-
lah ini adalah sebagai berikut.
.6';^^" Abu Hanifah dan dua orang sahabatnya
" Orang yang paling besar pahalanya dalam berpendapat,TTo dimakruhkan bagi para gadis
shalat adalah omng yang paling jauh berjalan!'1 67
untuk mengikuti shalat jamaah secara mutlah
Hal ini karena mendapatkan pahala ke- karena takut adanya fitnah. Abu Hanifah ber-
baikan yang banyah sebab banyaknya langkah kata, untuk nenek tua, tidak apa-apa bila ia
16! gn atm"a dan Abu Dawud. Dishahihkan oleh Ibnu Hibban, dari Ubay bin Ka'ab.
]6] un uustim, dari Abu Musa al-Asy'ari r.a., hadits marfu'.
768
Al-Hrdh*^iyyah,hlm.64 dan Mughnit Muhtaaj, iil. t,h1m.262.
'"' Asy-Syarhul Kabiir, jil. 1.,h1m.220.
'" Al-Kitaab ma'o Luboab, iil. 1, hlm.B3; Fathul Qadiir, iil. 1, hlm.529; ad-Durrul Mukhtaar; dan Hasyiyah lbnu Abidin, jil.1, h1m.529.
FIqLH ISI."A"M JILID 2
771
Asy-syarhulKabiirdan ad-Dasuuqii,iil.1,hlm.325 danasy-SyarhushShaghiinjil. l,hlm.446.
772MughnilMuhtaaj,jil.l,hlm.220;KasysyafutQinaa',iil. 1,h1m.525,551,569; danal-Mughnii,jil.2,hlm.2o2.
FIQLH ISI..A.M 2
'ILID
malqm hari, maka berilah mereka izini'773 yaittt kemunafikan!'776
jika aman dari kejelekan. Sabda Rasulullah
Diriwayatkan pula,
saw. juga dalam bentuk keluar mereka,
"l^
, c 1o .1 .
'.>--*-J r
a-) J -J
),
aJJl J+l**, ar ;tt f;x Y
;'4i :;LAt i'n , :#,:f
,A;tJ,,.U,jrY1
.o)i
"setiap sesuatu itu ada filternya, sedang
"Janganlah kalian melarang poro ,irniio
filter shalat adalah takbir pertama. Maka, iaga-
Allah ke masjid Allah, dan hendaknya mereka
lah selalu!"777 Hadits lainnya iuga,
keluqr tanpa memakai parfuml'1l4
yaitu tidak memakai wewangian dan dari t_F)u €rtsy,:,t3:;H ,Edl
'n;
Ummu Salamah, Rasulullah saw. bersabda, ti;t
a 1oi r,clr ,. ' jc'
-s/
,fr_F. 1* cl*;)l J'>l-,^-' ti "lmam itu diangkat untuk diikuti. Maka
jika ia rukui ikutlah ruku' bersamanya. Dan iika
" Sebaik-baiknya masjid untuk kaum wanita
adolah pojok terdalam rumah mereka!'71s
ia sujud, maka ikutlah sujud bersamanya!"778
Adapun pendapat yang benar menurut
f. Menggapai Pahala Berlamaah Syafi'iyyah adalah seseorang tetap bisa men-
Pahala yang lebih sempurna akan di- dapatkan keutamaan shalat berjamaah selama
dapat oleh orang yang mengikuti shalat ber- imam belum mengucapkan salam terakhir
sama imam dari awal hingga akhirnya. Karena, meski ia tidak ikut duduk bersamanya, yaitu
mendapatkan takbiratul ihram bersama imam salam imam itu berakhir sesaat setelah ia
adalah satu keutamaan berdasarkan hadits duduk ataupun ucapan salam dimulai sesaat
yang diriwayatkan oleh at{irmidzi, dari Anas sebelumnya. Karena, ia sempat mendapatkan
r.a., Nabi saw. bersabda, satu rukun bersama imam. Akan tetapi, keuta-
,,.oi ) f. maan yang didapatnya tetap berada di bawah
o,,i :f €._(; cF.sl 4! &
,6t ui;ri. ,ol;t';. t is,J;!r
'l '.'l ,
;ffit
,Y
o
o/
orang yang mengikuti imam sejak awal shalat.
Terkecuali halnya, dengan shalat fumat. Ka-
rena, pahala berjamaahnya akan dihitung iika
.9g'yii'i, sempat mengikuti imam satu rakaat penuh.
"Siapa saja yang melakukan shalat se' Hambali dan Hanafi berpendapat,TTe siapa
Iama empat puluh hari secara berjamaah dan
saja yang sempat bertakbir sebelum imam
mengucapkan salam pertama, maka ia men-
mendapatkan takbiratul ihram, maka akan
dapatkan pahala berjamaah, meski ia belum
dicatat untuknya dua jaminan keselamatan;
sempat duduk bersama imam. Karena, ia sem-
keselamatan dari api neraka dan jaminan dari
HR ,"-u, imam hadits kecuali Ibnu Majah. Riwayat pertama dari Ahmad dan Abu Dawud, dari Ibnu Umar (Nailul Authaaq, jil' 3,
773
hlm.120l.
77a
Hn enrnra, Abu Dawud, dari Abu Hurairah r.a., (ibid.).
1ls nn en.ra (Noitul Authaar,iil. 2, hlm.121).
776
Hrdit, munqathi' (terputusJ. Para ulama hadits berkata, 'Akan tetapi, hadits ini termasuk hadits yang menyebutkan keutamaan
maka bisa ditoleransi."
777
HR^l-B^rr r dari hadits Abu Hurairah r.a. dan Abu Darda' secara marfu'.
7 78
Mughnit Muhtaaj, jil.l,hlm.23 1.
''' AI-Mughnii,jil.2, hlm.540, 546.
BaElan 1: IBADAH FIqLH ISIAM IILID 2
pat mengikuti satu bagian dari shalat imam rakatbersama imam ketika makmum bungkuk
dan hampir mirip dengan orang yang sempat pada rakaat pertamanya bersama imam, sebe-
mengikuti satu rakaat. lum imam sempat beri'tidal (berdiri tegak)
Maliki berpendapat,T80 untuk mendapat- dari ruku'nya ataupun imam sedang meng-
kan keutamaan shalat berjamaah, sebagaima- angkat kepalanya. Sedangkan jika makmum
na yang disebutkan dalam hadits yang dijamin belum thuma'ninah (tenang) dalam ruku'nya
pahalanya sebanyak 25 atau 27 deraiat, adalah kecuali setelah imam beri'tidal dengan tenang,
ketika seseorang sempat mengikuti imam lalu makmum bertakbir untuk ruku' atau su-
dalam satu rakatpenuh, di mana kedua tangan- jud setelah takbiratul ihram dan tidak mem-
nya sempat menyentuh kedua lututnya atau perlambat untuk ikut bersama imam dalam
daerah yang dekat dari keduanya sesaat sebe- keadaan apa pun, sampai imam berdiri untuk
lum imam bangkit berdiri, meski ia tidak begi- memulai rakat baru lagi. Jika makmum ragu
tu yakin kecuali setelah imam berdiri. Adapun apakah ia telah terhitung melakukan rakaat se-
orang yang tidak sempat mengikuti imam wa- belum imam beri'tidal atau sesudahnya, maka
lau satu rakat penuh, maka ia tidak mendapat- ia dihitung tidak mendapatkan satu rakaat.
kan keutamaan shalat beriamaah, meskipun ia Adapun Hambali berpendapat, siapa yang
diperintahkan untuk tetap mengikuti imam. sempat mengikuti imam ketika ruku', maka
Namun tidak disangsikan, orang itu tetap di- takbiratul ihram dapat menggantikan takbir
ganjar pahala. ruku'. Karena, perbuatan itu pernah dilakukan
oleh Zaid bin Tsabit dan Ibnu Umar r.a.' Tidak
& Mendapatkan Pahala Stl'alat Fardhu pernah diketahui ada sahabat yang berbeda
bersama lmam dari keduanya. Takbir sekali itu juga meng-
Para imam madzhab sepakatTsl bahwa sia- gabungkan dua ibadah dari jenis yang sama;
pa yang sempat mengikuti ruku'imam, maka ibadah rukun menutup ibadah wajib, seperti
ia mendapatkan satu rakaat bersama imam halnya thawaf ziarah dan wada'(perpisahan).
dan terhapus kewajiban membaca untuknya Madzhab Syafi'i dan Maliki memberi sya-
seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya. rat untuk melakukan takbir ruku' juga, selain
Hal ini berdasarkan sabda Nabi saw., takbiratul ihram, agar mendapatkan bagian
r#t ,y *t
dari berdiri.
!i"'i r*",f,;)' '{ :)t\l i; Apakah Tetap Dianggap Mendapatkan
Ruku' Apabila Seseorang sempat Mengikuti
"Siapa yang mendaPatkan ,*r't#1, Imam Saat Melakukan Rukul Meskipun Berada
di Luar Barisan Shalat?
shalatbersama imam, maka ia telah mendapat-
kan shalatl'1\z
Maliki berpendapat, hendaknya, sese-
orang segera melakukan takbiratul ihram jika
ika seseorangbaru ikut ruku' setelah imam
f ia takut tertinggal satu rakat, jika imam sudah
mengangkat kepalanya setelah ruku', maka bangun dari ruku'nya jika ia belum bertakbin
ia tidak mendapatkan satu rakaat. Namun, meskipun tidak berada di barisan shalat, jika
pengikut Maliki berpendapat, terhitung satu
780
Asy-Syarhut Kabiir, iil. L, h1m.220.
78r pitnA asy-Syarhush Shaghiin jil. 1, h1m.426, 463; dan
Qadiin t/244; Tabyiinul Haqda'iq, iil. 1, hlm.184; Maraaqil Falaah,hlm.78;
_^^Kasysyaful Qinaa', iil. 1, h1m.540.
/uz
HR Bukhari dan Muslim (Nailut Authaar,iil. 3, hlm.151).
I
I
ia memperkirakan berdirinya di barisan sebe- c. fika seseorang masuk ke dalam barisan se- I
I
lum imam mengangkat kepalanya dari ruku'. telah ia mengangkat kepalanya dari ruku', 1
bahwa ia tidak akan sempat berada di barisan rangannya, maka sah shalatnya. Namun I
sebelum imam mengangkat kepalanya dari jika ia mengetahui hukumnya, maka tidak
ruku', maka ia harus terus berjalan dengan sah shalatnya. Hal ini berdasarkan dalil
berlari-lari kecil. Kecuali jika saat itu sudah dari hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari
berada di rakaat terakhir dari shalat imam, ia dan imam hadits lainnya,
boleh bertakbiratul ihram di tempatnya, tidak
harus berada di barisan agar ia tidak terting-
€5iiW;i'Jyat Sdii
n .n o7r..
gal shalat. Baru setelah bertakbic ia berjalan
sampai berada di barisan.
d,''f u ,:et J\,v oI J:i €t
t'
Adapun Hambali dan para ahli fiqih lain- .;";'li ,wr nr :l!r; ,irrt W 4.
nya berpendapat,T83 seseorang tidak boleh
ruku' sebelum berada di barisan, kecuali jika " Suatuketika, AbuB akar menemuiN abi
orang itu mau berjalan dan masuk dalam shaf saw.. dan beliau sedang ruku! Maka, Abu
[barisan shalat) sebelum imam mengangkat Bakar ikut ruku' sebelum sampai berada
kepalanya dari ruku'. Atau juga, ada orang lain di barisan. Lantas kejadian itu diceritakan
lagi yang datang dan berdiri di sampingnya. kepada Nabi saw.. Lalu beliau bersabda,
Kesimpulannya, seseorang yang ruku' bu- 'Semoga Allah menambahkan untukmu
kan di barisan lalu masuk ke dalam barisan, kemauan dalam beribadah, jangan ulangi
terbagi pada tiga keadaan. Iagi!"oes
a. fika ia bisa melakukan satu rakaat penuh, Beliau saw. tidak sampai memerintahkan
maka shalatnya tidak sah. Hal ini berdasar- untuk mengulangi shalat, tetapi melarang un-
kan sabda Nabi saw., "Tidak sah shalatnya tuk mengulangi perbuatan itu lagi.
orqng yang berada di belakang barisan."784
b. Hendaknya orang yang melakukan ruku' h. Be{alan untuk Mengfkutl Shalat
itu mau berjalan, sampai berada di dalam Berlamaah dan Bergegas AgBr Dapat
barisan sebelum imam mengangkatkepala- Menglkutl Gerakan Bersama lmam
nya dari rukul atau ada orang lain yang Berialan untuk Mengikuti Shalat
datang dan berdiri di sampingnya, sebelum Beriamaah
imam mengangkat kepalanya dari ruku'. Disunnahkan bagi orang yang ingin me-
Dengan begitu, shalatnya sah, karena ia lakukan shalat jamaah untuk berialan dengan
bisa mengikuti imam dengan tetap be- penuh ketenangan dan kewibawaan.T86 Hal ini
rada di dalam barisan seperti halnya bisa berdasarkan sabda Nabi saw..,
mendapatkan satu rakaat.
783
Al-Mushnii, iil.2, hIm.234.
784
UR eh-ra ian lbnu Majah, dari Ali bin Syaiban (Naitul Authaar,jil.3, hlm.184).
785
HR Bukh"ri, Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa'i. Adapun riwayat dari Abu Dawud dengan teks, 'Abu Bakar datang dan Rasulullah saw. se-
dang ruku maka Abu Bakar ruku iuga sebelum berada di barisan, lalu berjalan masuk ke dalam barisan. Setelah Nabi saw.. menyele-
saikan shalatnya, beliau bersabda, 'Siapa di antara kalian yang ruku' tidak berada di barisan, lalu berlalan masuk ke dalam barisan?'
Abu Bakar menjawab,'Saya.'Nabi saw. laniut bersabda,'Semoga Allah menambahkan untukmu kemauan dalam beribadah, jangan
__ _ulangi lagil"' (Nailul Authaar,iil.3, hlm.184J.
''o Al - M rhodrdzab, iil.7 / hlm.9 4 dan Kasysyaf al-Qinaa', iil.l /hlm.27 8.
Baglan 1: IBADAH rsrAM IruD 2
787
HR r.rnr" imam hadits kecuali Imam at-Tirmidzi., dari Abu Hurairah r.a.. Diriwayatkan oleh Ahmad dan Bukhari, Muslim dalam
makna hadits dari Qatadah (Nailul Authaanjil.3, hlm.134).
7 88
Asy-Syarhush Shaghiir, iil.t,hlm.445.
789
Ary-Syorhrth Shaghiir,iil.l,hlm. 431 dan al-Qawaaniin at-Fiqhiyyah, hlm'68.
FIQLH ISI.AM IILID 2
ngan mengubah niat menjadi shalat fardhu. "jika iqamoh shalat [fardhu] telah diku-
Sedangkan Syafi'i berpendapat,Teo iika mandangkan, maka tidak boleh ada shalat lain
kecuali shalat fardhu y ang telah ditentukan et
il1
mushalli sedang mengerjakan shalat sunnah,
dan tidak lama kemudian, shalat jamaah akan Adapun Hambali berpendapat,Te2 ;ika se-
dilangsungkan, maka iika mushalli tadi tidak orang muadzin mulai mengumandangkan iqa-
takut akan tertinggal jamaah, ia boleh menye- mah shalat untuk shalat yang akan dilangsung-
lesaikan shalat sunnahnya terlebih dahulu. kan setelah itu bersama imam, maka menurut
Baru setelah selesai, ia masuk ke dalam shalat riwayat Ibnu Hibban dengan teks yang berbu-
jamaah. Namun jika mushalli tadi takut ter-
nyi, "jika muadzin mulai mengumandangkan
tinggal jamaah, maka ia harus memotong sha- iqamah shalaf' maka tidak boleh ada shalat
lat sunnahnya. Karena, shalat berjamaah itu lain kecuali shalat yang telah ditentukan. De-
lebih utama. ngan kata lain, seseorang tidak boleh memulai
Kemudian jika sewaktu mushalli sedang shalat sunnah mutlak ataupun sunnah rawatib,
mengerjakan shalat sunnah, lalu masuk waktu seperti shalat sunnah sebelum Shubuh atau
shalatfardhu dan akan dilangsungkannya shalat shalat sunnah lainnya; di dalam masjid atau
jamaah, maka hal yang lebih baik adalah ia me-
tempat lainnya, sekalipun di dalam rumah-
motong shalat sunnahnya dan masuk ke dalam nya. Hal ini berdasarkan maksud umum hadits
jamaah. Adapun dalam madzhab yang baru yang disebutkan barusan,"jika shalatakan mu-
dan pendapatnya lebih benar, mushalli tadi lai dilang sung kan... !' Kemudian, j ika seseorang
boleh berniat masuk ke dalam jamaah tanpa tetap mulai melakukan shalat sunnah setelah
memotong shalat sunnahnya. Karena, jika saja dikumandangkannya iqamah shalat, meski be-
seseorang yang melakukan shalat dalam be- lum selesai, maka berdasarkan hadits yang di-
berapa rakaatnya dalam keadaan sendiri lalu riwayatkan dari Abu Hurairah r.a., "Umar per-
berubah menjadi imam, maka ia dibolehkan nah memukul orang yang melakukan shalat
untuk menyempurnakan shalat barunya. fuga, setelah iqamah shalat dikumandangkan."
jika seseorang yang melakukan beberapa ra- Kemudian jika shalat fardhu akan dilang-
kaat dalam shalatnya dengan sendiri, lalu ia sungkan, sedang seorang mushalli masih me-
boleh berubah menjadi makmum, maka dari ngerjakan shalat sunnahnya, meski ia berada
semua itu, mereka membolehkan untuk meng-
di luar masjid, maka ia segera menyelesaikan
ubah. urutan shalat dengrn cara nenyusu\ se-
s\ra\at srnna\nrtya ilerrgan tsprt, rses\sprrn
perti dalam kasus makmum masbuq (menyu- harus tertinggal satu rakaat. Hal ini berdasar-
sul) dengan satu rakaat. kan firman Allah SWT yang berbunyi, "dan
Lantas, jika ia sudah datang ke masjid dan jangonlah kamu merusakkan (pahala) amal-
iqamah shalat fardhu telah dikumandangkan, amalmui'1e3 dan tidak boleh lebih dari dua
sedang orang itu sama sekali tidak sibuk de- rakaat. Akan tetapi, jika mushalli itu masuk
ngan shalat sunnah, maka berdasarkan hadits ke rakaat ketiga, maka hendaknya ia menyem-
Nabi saw.., purnakannya menjadi empat rakaat, karena
ketiga, maka ada teks yang membolehkan da- diriannya sudah masuk ke rakaat ketiga, lalu
Iam dua masalah ini. Kecuali, jika orang yang shalat jamaah akan dilangsungkan sebelum
sedang melakukan shalat sunnah itu takut mushalli sempat sujud, maka ia harus memo-
tertinggal shalat jamaah, maka ia boleh me- tong shalatnya dalam keadaan berdiri dengan
motong shalatnya. Karena, shalat fardhu lebih mengucapkan salam sekali saja. Namun, jika
penting. mushalli sudah menyelesaikan rakaat ketiga-
Untuk madzhab Hanafi, mereka memiliki nya dari empat rakaat shalat ataupun shalat
penjelasan detail yang lebih khusus, yaitu mi- maghrib, maka ia harus menyelesaikan shalat-
rip dengan memotong shalat fardhu dari pen- nya sendirian saja. Karena, jumlah terbanyak
dapat dua madzhab; Maliki dan Syafi'i secara itu dihukumi seluruhnya.
globalnya. Mereka juga memiliki pembahasan Setelah itu, mushalli tadi tetap harus ikut
khusus tentang pentingnya shalat sunnah fajr; jamaah dengan niat shalat sunnah, karena
sebagai berikut. shalat fardhu itu tidak bisa diulangi dalam satu
fika seorang mushalli sudah mulai mela- waktu. Berdasarkan atas apa yang dikatakan
kukan shalat fardhu atau mengqadha shalat oleh Yazid bin Aswad,'Aku ikut haji bersama
fardhu sendirian, lalu tidak lama kemudian Nabi saw.. Lanta$ aku lkut shalat shubuh ber-
dillangsungkannya shalat berjamaah; jika sha- sama beliau di masiid Khaif. Kemudian, tatkala
Iat yang sedang dilakukan mushalli itu adalah beliau telah selesai shalat, beliau langsung
shalat fajr atau maghrib, sedang mushallibaru pergi. Ternyata, Nabi saw. sedang bersama
sampai di rakaat pertama meski sudah sujud, dua orang laki-laki dalam kelompok lainnya
maka hendaknya ia memotong shalatnya de- yang belum shalat. Beliau bersabda, 'Aku ha-
ngan salam, lalu masuk ke dalam jamaah. Ke- rus menemui mereka berdua! Ketika keduanya
mudian, jika mushallf sudah masuk ke rakaat dibawa ke hadapan Nabi saw., kedua laki-laki
kedua, ia juga harus memotong shalatnya jika itu gemetaran. Lalu Nabi saw. bertanya,'Meng-
belum sujud, tetapi harus menyelesaikan sha- apa kalian berduo tidak ikut shalat bersama
lat sendiriannya jika sudah sujud. kami? Keduanya menjawab,'Rasulullah, kami
Lantas, jika shalatyang dilakukan oleh mu- telah shalat di tengah perjalanan kami.' Beliau
sha/li yang sendirian itu adalah shalat empat lanjut bersabda,
rakaat, seperti zhuhur dan ashax, jika ia se- ,,L l l-
ro oz . z
794
HR lirn" imam hadits kecuali Ibnu Maiah (Nailul.4 wthaar, iil.3, hlm.92)
rsLAM IrUD 2
Selanjutnya, siapa saja yang masuk ke da- Berikutnya, jika seorang mushalli sedang
lam masjid dan shalat sedang dilangsungkan, mulai mengerjakan shalat sunnah qabliyah
maka ia harus ikut bersama jamaah dan me- [sebelum shalat fardhu) zhuhur, lalu shalat
ninggalkan shalat sunnah. Karena, orang tadi jamaah akan dilangsungkan atau juga, shalat
bisa melakukan shalat sunnahnya setelah sha- sunnah fumat lalu sang khatib sudah naik ke
lat fardhu dan sunnah ba'diyah, kecuali sha- atas mimbarnya, maka mushalli tadi meng-
lat sunnah fajr. Orang yang melakukan shalat ucapkan salam setelah menyelesaikan dua ra-
sunnah fajr bisa melakukannya di pintu ma- kaat itu adalah lebih baik. Setelah selesai f umat,
sjid, dan setelah selesai baru masuk. Itu pun mushalli tadi mengqadha shalat sunnah empat
jika ia tidak takut tertinggal jamaah. Karena rakaat setelah diselesaikannya shalat fardhu
dengan begitu, ia bisa menggabungkan antara dan disambung dengan shalat sunn ah ba'diyah
dua keutamaan. Namun, jika ia takut terting- [setelah shalat fardhu). Dengan begitu, mus-
gal jamaah, maka ia harus segera masuk ber- halli tadi tidak tertinggal kewajiban mendeng-
sama imam untuk mengerjakan shalat fardhu. ar dan melakukan kewajiban dengan lebih
Karena, pahala shalat jamaah lebih besar dan sempurna. Ini adalah pendapat Abu Hanifah
ancaman meninggalkan shalat lebih teriaga. dan Abu Yusuf. Adapun menurut Muhammad,
fika seseorang tertinggal dua rakaat faj4 shalat sunnah empat rakaat yang ditinggal
maka jangan mengqadhanya sebelum terbit- oleh mushalli tadi harus diqadha sebelum ia
nya matahari, karena masih tetap menjadi mengerjakan shalat sunnah ba'diyah. Sedang-
shalat sunnah mutlak. Akan tetapi, hukumnya kan SyalabiTe6 berpendapat, hal yang lebih uta-
makruh jika dikerjakan setelah shubuh atau- ma adalah mendahulukan dua rakaat, yaitu
pun setelah matahari meninggi, menurut Abu shalat sunnah ba'diyah. Karena, shalat empat
Hanifah dan Abu Yusuf. Sebab, asal sunnah rakaat, yaitu shala sunnah qabliyah telah ter-
itu tidak diqadha, karena qadha hanya khu- tinggal dari waktu yang disunnahkannya. |adi,
sus untuk hal yang wajib. Adapun Rasulullah jangan sampai dua rakaat ba'diyah ikut ter-
saw mengqadha shalat sunnah demi meng- tinggal juga dari waktu sunnahnya karena bu-
ikuti shalat fardhu pada pagi terbitnya mata- kan sebab yang darurat.
hari setelah melewati malam ta'ris1es di suatu
lembah. Sedangkan selain kasus tersebut, se-
i. Shalat Berlamaah yan$ Terulan$
mua hal sunnah seperti asalnya lagi, yaitu ti- di Sebuah Maslid
dak diqadha. Karena itulah, shalat sunnah fajr Sebagaimana yang telah kita ketahui sebe-
tidak boleh diqadha, kecuali demi mengikuti lumnya tentang hal-hal makruh dalam shalat,
shalat fardhu, jika sunnah fajr juga tertinggal bahwa pengikut madzhab Hanafi?e7 berpenda-
bersama shalat fardhu [shubuh). pat, "dimakruhkan untuk mengulangi shalat
Muhammad berkata, 'Aku lebih senang jama'ah dengan adzan dan iqamah dalam ma-
untuk mengqadha keduanya (yaitu dua rakaat sjid mahillah, kecuali jika adzan dan iqamah
sunnah fajr) hingga waktu tergelincirnya mata- pertama itu digunakan oleh orang-orang bu-
hari. Karena, Rasulullah saw mengqadha ke- kan penduduk asli setempat, atau juga para di-
duanya setelah meningginya matahari pada gunakan oleh para penduduknya tetapi dengan
pagi dari malam ta'ris!'
795
Tr'ri, adalah ketika orang singgah dari perjalanannya pada akhir malarn untuk beristirahat sebenta[ lalu melaniutkan perialanan
lagi.
7e^6
Hasyiyoh ary-Syalabiy Ato Tabyiin al'Haqoa'iq,11l.l /hlm.1B3.
''' Ad-Dur al-Mukhtaar wo Rad al-Muhtaar, iil.1/h1m.516.
rsrAM IrLrD 2
mengecilkan suara azan, atau penduduknya istimewa untuk satu kelompok dari kelompok
mengulangi shalat jama'ah tanpa adzan dan lainnya. Dengan begitu, tidak dimakruhkan
iqamah, atau masiid itu berada di tengah rute untuk mengulang shalat jamaah di masjid-
perjalanan, atau masjid itu tidak memiliki masjid tengah rute perjalanan, yaitu masjid-
imam ataupun muadzin sehingga orang-orang masjid yang tidak memiliki imam dan jamaah
shalat di masjid itu dengan
berkelompok- tertentu.
kelompok. Dalam keadaan itu semua, hal yang Madzhab Maliki berpendapat,Te8 dimakru-
lebih utama adalah setiap kelompok jama'ah hkan mengulang shalat jamaah di masjid yang
shalat dengan mengumandangkan adzan dan memiliki imam tetap. Begitu juga, dimakruh-
iqamah sendiri-sendiri. kan melakukan shalat berjamaah sebelum di-
Adapun maksud dari masjid mahillahada- pimpin oleh imam tetap, dan diharamkan me-
lah masjid yang memiliki imam dan jama'ah lakukan shalat berjamaah bersamaan dengan
tertentu. Hukum makruh itu muncul jika ad- jamaah imam tetap masjid tersebut. Adapun
zan terulang. Seandainya ada satu iamaah yang aturan dasar menurut mereka, selama bisa
shalat di masjid mahillah tanpa memakai ad- dilangsungkannya shalat dengan imam tetap,
zan maka dibolehkan. Akan tetapi, zhahir teks maka tidak boleh melangsungkan shalat lain-
hadits menurut Hanafi tetap makruh. Dengan nya berjamaah, baik itu fardhu ataupun sun-
begitu, shalat-shalat yang dilakukan di bebe- nah; berjamaah ataupun sendiri. Sedangkan
rapa masjid dengan imam yang berbilang dan siapa saja yang ingin shalat berjamaah dengan
jamaah yang teraturl maka hukumnya makruh imam tetap, maka ia harus keluar dari masjid
menurut mereka. agar ia tidak mengkhianati imam.
Dalil mereka, bahwa suatu ketika, Nabi Kemudian jika sekelompok jamaah ma-
saw.. keluar untuk mendamaikan antar kelom- suk ke dalam masjid, lalu mereka mendapat-
pok masyarakat, lalu Nabi saw. kembali ke kan bahwa imam tetap masjid setempat telah
masjid. Dan ternyata, para penduduk di se- melaksanakan shalat, maka dianjurkan kepada
kitar masjid telah menunaikan shalat. Maka, mereka untuk keluar agar melakukan shalat
beliau pun segera pulang ke rumahnya, lan- berjamaah di luar masjid, kecuali tiga mas-
tas mengumpulkan keluarganya dan shalat. jid yakni Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan
Seandainya boleh untuk mengulang jamaah, Masjidil Aqsha. Karena, mereka bisa melaku-
niscaya Nabi saw tidak akan memilih shalat di kan shalat di ketiga masjid itu dengan sendiri-
rumahnya daripada berjamaah di masjid. Ka- sendiri, jika memasukinya. Sebab, shalat sen-
rena, dengan dimakruhkannya pengulangan diri di ketiga masjid itu lebih utama dari shalat
jamaah, hal ini akan mendorong banyak ja- berjamaah di masjid lainnya.
maah pada shalat pertama. Seandainya pun di- f ika imam tetap itu sampai berbilang, yaitu
bolehkan pengulangan jamaah tanpa makruh, setiap orang dari mereka memimpin shalat
maka orang-orang tidak akan banyak berkum- sendiri-sendiri, maka hal itu dimakruhkan me-
pul. Karena, mereka tahu bahwa mereka tidak nurut pendapat yang kuat. Dimakruhkan juga
akan tertinggal shalat jamaah. berbilangnya kelompok jamaah dalam satu
Adapun masjid jalanan, orang-orang di waktu, karena bisa menimbulkan kebingung-
masjid itu adalah sama. Tidak ada perlakukan an. Akan tetapi, tidak dimakruhkan mengulang
798
Ary-Syorhush Shaghiir, jil. L,h1m.432, 442.
rsrAM IrLrD 2
shalat jamaah dalam masjid yang tidak memi- izin imam tetap. Karena, seseorang yang telah
liki imam tetap. diizinkan, maka berarti orang yang diberi
Adapun madzhab Syafi'i berpendapat,Tee di- izin itu sebagai wakil dari imam tetap. Tidak
makruhkan melangsungkan shalat berjamaah diharamkan dan tidak makruhkan juga jika
di sebuah masjid tanpat izin dari imam tetap imam tetapnya terlambat karena udzu4 atau
secara mutlah baik sebelum, sesudah, ataupun diperkirakan ketidakhadirannya, atau diperki-
bersamanya. Tetapi, tidak dimakruhkan meng- rakan kehadirannya. Maka, tidak dimakruhkan
ulang shalat berjamaah di masjid jalan yang bila orang lain memimpin shalat pada saat ke-
berada di tempat jalan manusia, atau di pasa6, tiadaan imam tetap.
atau di masjid yang tidak memiliki imam tetap, Tidak dimakruhkan mengulang shalat ja-
atau masjid yang memiliki tempat pojok yang maah dengan imam tidak tetap setelah sele-
terpisah dari banyak orang atau juga takut sainya imam tetap memimpin shalat, kecuali di
keluar dari waktu, karena pengulangan shalat dua masjid saja; Mekah dan Madinah. Karena,
berjamaahnya tidak mendorong pada mencari dimakruhkan mengulang shalat berjamaah di
celah saja. kedua masjid tersebut, demi mengumpulkan
Sedangkan madzhab Hambali berpen- jamaah. Yaitu, agar orang-orang tidak mere-
dapat,800 diharamkan melangsungkan shalat mehkan untuk menghadiri shalat berjamaah
berjamaah di sebuah masjid sebelum dipim- bersama imam tetap di kedua masiid tadi. Hal
pin oleh imam tetapnya, kecuali atas seizinnya. ini jika memungkin untuk mereka melaku-
Karena, imam tetap itu setara dengan pemilik kan shalat bersama jamaah. Kecuali jika ada
rumah dan dia lebih berhak untuk itu. Hal ini alasan seperti tidur dan lainnya dari jamaah
berdasarkan sabda Nabi saw., yang seharusnya, maka tidak dimakruhkan
bagi orang yang tertinggal jamaah pertama
:l-u.,\ly e.,Y)t b'stt1i.t untuk mengulang jamaah lagi di kedua masjid
di atas.
"Tidak boleh seseorang itu mengimami
orang lain di dalam rumahnya sendiri kecuali Dimakruhkan berbilangnya imam tetap
atas seizinnya."sol di kedua masiid yang telah disebutkan di atas,
karena hilangnya keutamaan awal waktu bagi
Dengan begitu, shalat berjamaah di suatu
orang yang terlambat dan hilangnya jumlah
masjid tanpa memiliki izin dari imam tetap- jamaah yang banyah meski madzhab berbeda
nya, sama saja meremehkannya. Begitu juga, pendapat dalam hal ini.
diharamkan melangsungkan shalat berjamaah
Dimakruhkan bagi seorang imam untuk
lainnya pada saat imam tetap sedang me-
mengulang satu shalat dua kali, yaitu ia me-
mimpin shalat berjamaah. Shalat dalam dua
mimpin orang-orang dua kali dalam satu shalat,
keadaan tadi tidak sah. Kesimpulannya, tidak
baik ia berniat pada shalat kedua dari rukun
diharamkan dan tidak pula dimakruhkan shalat
yang tertinggal atau lainnya dan shalat pertama
berjamaah yang dilangsungkan dengan se-
dengan niat shalat fardhu pada waktunya. Para ',r dj ,n ,), - q. le';,rl -41
imam madzhab sepakat bahwa hal ini adalah ,6.Gt
bid'ah yang makruh. .'fi6 6i 6$ la D 4 I's a-a ,z;v;
"1ika lalian Wraua sudah ,nrnt'doro^
f. Seorang Mushalllyang telah Melakukan
perjalanan kalian, lalu kalian memasuki mas-
Shalat Sendiri tdu MelEUlang Shalatnya
denggn Berlamaah jid sedang ada shalat berjamaah di dalamnya,
Para ahli fiqih sepakat bahwa orang yang maka shalatlah kalian berdua bersama mereka.
telah melakukan shalat dengan sendiri untuk Karena, kalian akan mendapatkan pahala sun-
mengulang shalatnya secara berjamaah dan nah shalatkedua kalian itul'
shalatnya yang kedua menjadi sunnah, untuk
fika shalat yang diulang itu dianggap se-
mengamalkan apa yang terdapat dalam sun- bagai sunnah, maka diberlakukan hukum
nah dalam hadits Yazid bin Aswad. fuga ha- shalat sunnah. Namun, dimakruhkan untuk
dits lainnya, bahwa ada seorang laki-laki yang mengulang shalat Ashar, karena dilarang
datang ke masjid setelah Nabi saw. selesai mengeriakan shalat sunnah setelah dilak-
melaksanakan shalat Ashan lalu beliau saw. sanakannya shalat Ashar. |uga, dimakruhkan
bersabda, melakukan shalat sunnah setelah sunnah, jika
jamaah shalat itu hingga mencapai tiga kali.
a:., u)-at ca,*,. cl-t-s ,rJc \tL,eb- J,
*)^a4 Iika tidah maka tidak dimakruhkan bila me-
'l$t4'yt reka mengulang shalatnya tanpa adzan. Tetapi,
dimakruhkan secara muflak jika mereka meng-
"Siapa yang ingin bersedekah atas orang
ulangi shalatnya dengan adzan. Namun, dibo-
ini, maka shalatlah bersamanya!'
lehkan jika imamnya melakukan shalat fardhu,
Lalu, ada seseorang yang shalat bersama- bukan sunnah. Karena, shalat sunnah di be-
nya.802 lakang shalat fardhu tidak dimakruhkan.
Akan tetapi, para ahli fiqih inemberikan Maliki berpendapat,8oa siapa yang sudah
detail penjelasan dalam mengulang shalat itu. melakukan shalat secara berjamaah, maka ti-
Hanafi berpendapa!8o3 seorang mushalli dak perlu mengulanginya lagi dalam jamaah
yang telah melakukan shalat dengan sendiri lainnya. Kecuali, jika seseorang memasuki tiga
boleh mengulang shalatnya bersama imam masiid, maka ia dianjurkan untuk mengulangi-
secara berjamaah. Namun, shalatnya yang ke- nya. Siapa saja yang sudah shalat dengan sen-
dua itu adalah sunnah, berdasarkan hadits diri, maka boleh mengulang shalatnya secara
Yazid bin Aswad yang telah disebutkan dalam berjamaah; dua orang atau lebih, tidak boleh
pembahasan mendapatkan keutamaan shalat hanya bersama satu orang saja. Kecuali jika
fardhu. fuga, sabda Nabi saw kepada dua imamnya adalah imam tetap masjid setempat,
orang yang berada di barisan paling belakang maka ia boleh mengulang shalat bersamanya.
di mana mereka berdua tidak shalat Zhuhur Karena, imam shalat tetap itu seperti jamaah.
bersama Nabi, Seluruh shalat boleh diulang kecuali shalat
802
HR Ah-rd dan Abu Dawud, at-Tirmidzi mengategorikannya sebagai hadits hasan, dari hadits Abu Sa'id al-Khudri dan jalur sanad-
nya baik.
803
iathul Qadiir, iil. 1, h1m.337.
804
Bidaayaut Mujtahid,iil.l, hlm.137; al-Qawaanin al-Fiqhiyyah,hlm.68; dan asy-Syarhush Shaghiir,iil.l, hlm.437.
FIQIH ISLAM IILID 2
Maghrib dan Isya setelah melakukan shalat waktu shalat, meski hanya satu rakaat saja,
Witir, maka diharamkan untuk mengulang lagi menurut pendapat yang kuat. Meskipun, saat
shalat Isya-nya hanya demi mendapatkan ke- pelaksanakan shalat yang diulang itu adalah
utamaan berjamaah. Adapun shalat Maghrib, waktu yang dimakruhkan. Adapun pengulang-
tidak boleh diulang. Ihrena bila shalat Maghrib an shalat itu hanya boleh sekali saja, menurut
kedua digabung dengan shalat Maghrib perta- pendapat yang kuat. Tetapi, tidak disunnahkan
ma, maka akan menjadi shalat genap. Sebab, untuk mengulang shalat nadzar ataupun sha-
shalat yang diulang itu dihukumi sebagai sha- lat jenazah. Karena, tidak ada shalat sunnah
lat sunnah, sedang shalat Isya boleh diulang untuknya. Disyaratkan untuk orang yang meng-
sebelum melakukan shalat Witif tetapi tidak ulang shalat fardhu. Hendaknya shalat kedua-
boleh setelah melakukan shalat Witir. Karena, nya itu sah dan tidak perlu diqadha, dan tidak
jika seseorang mengulang lagi shalat Witirnya, boleh menyendiri dari barisan shalat pada
maka ia bertentangan dengan sabda Nabi saw, saat bertakbiratul ihram untuk shalat kedua-
"Tidak ada dua Witir dalam satu malam!'Te- nya, jika ia masih bisa untuk masuk ke dalam
tapi jika ia tidak mengulang shalat Witirnya, barisan. Hendaknya juga, shalat kedua itu dila-
maka ia bertentangan dengan, "Jadikanloh kukan dengan berdiri bagi yang mampu. Hen-
shalat terakhir kalian di malam hari itu adalah daknya jamaah itu dilakukan dalam kebenaran
shalatWitir!" bagi orang yang mengulangnya. Tetapi jika ko-
Setiap orang yang melakukan shalatnya song dari kebenaran, maka jangan mengulang-
dengan sendiri, boleh mengulang shalatnya nya pada selain kezaliman. Sah saja bila orang
lagi. Kecuali, orang yang telah melakukan sha- yang mengulang itu sebagai imam.
latnya dengan sendiri pada salah satu dari tiga fika seseorang telah shalat dan mengulang
masjid, maka tidak dianjurkan baginya untuk lagi shalatnya bersama jamah, maka shalat
mengulang shalatnya lagi secara berjamaah di fardhunya adalah pada shalat pertama, menu-
luarnya. Tetapi, dianjurkan mengulangnya se- rut pendapat yang terbaru, berdasarkan hadits
cara berjamaah di dalam masiid. Yazid bin Aswad. Nabi saw. menganggap shalat
Seseorang yang boleh mengulang shalat- kedua sebagai sunnah, karena orang itu telah
nya, jika sebelumnya ia menjadi makmum. Te- menghapus kewajiban shalat fardhu pada sha-
tapi, tidak sah jika pada shalat sebelumnya ia lat pertamanya. Dengan begitu, shalat kedua-
menjadi imam seperti pendapat Hanafi. Orang nya itu adalah sebagai sunnah. Ia juga boleh
yang mengulang shalatnya boleh berniat sha- berniat untuk mengulang shalat fardhu, agar
lat fardhu, sebagai ganti untukAllah untuk me- shalatnya hanya tidak sunnah semata.
nerima salah satu dari dua shalatnya itu. Hambali berpendapat,806 disunnahkan bagi
Syafi'i berpendapat,8os disunnahkan bagi orang yang sudah menunaikan shalat fardhu
orang yang telah melakukan shalat dengan dengan sendiri atau berjamaah untuk meng-
sendiri, iuga secara beriamaah, menurut pen- ulang lagi shalatnya. fika shalat beriamaah
dapat yang paling kuat, untuk mengulang sha- akan dilangsungkan dan dia berada di masjid
lat fardhu dengan niat shalat fardhu, menurut tersebut, meskipun waktu mengulang shalat
pendapat yang paling kuat, bersama sese- itu adalah waktu terlarang; baik mengulang-
orang ataupun jamaah yang didapatinya pada nya bersama imam tetap ataupun orang lain-
nya. Kecuali shalat maghrib, maka tidak di- tentang waktu disunnahkannya berdiri untuk
sunnahkan untuk mengulangnya lagi. Karena, shalat berjamaah. Kami ringkas sebagai beri-
mengulang shalat itu hanyalah mencari sun- kuU
nah saja. Namun dengan seseorang mengulang Hanafi berpendapat, "hendaknya mushalli
lagi shalat maghrib, maka jumlah rakaat shalat berdiri ketika dikumandangkannya i#t ,P :;
maghrib tidakganjil lagi. Dengan begitu, shalat dan setelah imam juga berdiri."
pertama yang telah dilakukan oleh seseorang Hambali berpendapat, "hendaknya mush-
itu adalah shalat fardhu, berdasarkan hadits alli berdiri ketika dikumandangkannya
Yazid bin Aswad, lalu berniat untuk shalat ;X.!r .ru ri
yang kedua sebagai pengulangan. Karena, sha- Adapun pendapat Syafi'i, " mushailiberdiri
lat pertama telah menghapus kewajiban sha- setelah iqamat selesai dikumandangkan."
lat fardhu. Bila seseorang berniat melakukan Sedangkan Malik berpendapat, sunnah
shalat sunnah ketika ia mengulang shalatnya, berdiri itu tergantung kepada kemampuan se-
maka sah saja karena sesuai dengan kenyata- tiap individu; baik saat dikumandangkan iqa-
an. Contoh, jika seseorang berniat melakukan mat, di awal, ataupun di akhir. Karena, dalam
shalat zhuhur pada saat mengulang shalatnya hal ini tidak ada hadits menyebutkan kecuali
maka sah, meskipun tetap menjadi shalat sun- hadits Abu Qatadah, bahwa Nabi saw. pernah
nah. bersabda,
Adapun orang yang sedang berada di luar
o.o,1 n' , t t-'1,1 !1. n '
masjid, lalu ia melihat shalat berjamaah akan
Gtr --,;i N iy*2.lr c^#i r:t
dilangsungkan, bila saat itu adalah waktu yang
"j
ika iqamat shalat telah dikumandangkan,
dilarang, maka ia tidak disunnahkan untuk
maka kalian jangan berdiri dulu sampai kalian
masuk sampai shalht selesai. Ia juga diharam-
melihatku!"
kan untuk mengulang shalatnya dan tidak sah;
baik niat dia masuk ke masjid agar bisa men- Ibnu Rusyd berkata, "jika hadits ini benarl
dapatkan pahala jamaah atau tidak. Namun, telah kita jelaskan bahwa hadits ini muttafaq
jika saat itu bukan waktu yang dilarang lalu 'alaih, maka harus diikuti. fika hadits ini tidak
ia masuk ke masjid sengaja untuk mengulang bena4 maka masalah ini kembali kepada hu-
shalatnya, maka tidak disunnahkan kepada- kum asalnya, yaitu dimaafkan. Maksudnya, ti-
nya untuk mengulang shalat, Akan tetapi, jika dak ada dalil untuknya. |adi, kapan pun orang
ia masuk ke masjid dan tidak berniat untuk mau berdiri maka bagus-bagus saja."807
mengulang shalatnya, maka pengulangan sha-
lat untuk kasus ini disunnahkan. l. AlasanAlasan Boleh MenlnggAlkan
Shalat BerJamaah dan Shalat Jumat
k. Waktu Disunnahkannya Berdlrl untuk Seseorang boleh meninggalkan shalat fu-
Shalat BerJamaah ataupun Shalat Biasa mat dan berjamaah sehingga tidak menjadi
Sebagaimana telah kita ketahui pada pem- wajib karena sebab-sebab berikut.808
bahasan hukum-hukum iqamat untuk shalat, a. Seseorang mengidap penyakit yang mem-
bahwa para ahli fiqih memiliki empatpendapat buatnya sulit untuk pergi, seperti hujan.
807
Bidaayatut Mujtahid, iil.t,hlm.145.
808
Ad-Durrut Mukhtar,iil.L,hlm.S!9; Muraaqil Fatah,hlm.48; at-Badaa'i,iil.1,hlm.lii; Mughnit Muhtaaj,hlm.234-236; at-Muhadzdzab,
iil. 1, hlm.94; al-Majmuuilil.4, hlm.100-102; Kasysyaful Qinaa', jil. 1, hlm.583-587; al-Hadhramiyyah,hlm.66; al-Qawaanin al-Fiqhiy-
yah, hlm. 69; asy-Syarhush Shaghiin jil. 1, Shlm.14-516.
FIqLH ISTAM IITID 2
Meskipun, tidak lantas menghapus ke- |umat, dan tidak berlaku untuk shalat ia-
wajiban untuk tetap melakukan shalat maah, seperti yang akan datang penjelas-
fardhu. Berbeda halnya jika sakitnya itu annya.
ringan, seperti sakit kepala ringan, de- b. Bila seseorang merasa khawatir akan ada-
mam ringan, maka tidak mendapat udzur. nya bahaya terhadap diri, harta, harga diri,
Udzur lainnya juga, yaitu merawat orang ataupun mengidap penyakit yang mem-
yang tidak ada yang mengurusnya meski buatnya susah untuk pergi seperti yang
bukan kerabat atau sejenisnya. Karena, telah disebutkan di atas. Berdasarkdnhadits
menghilangkan kesusahan orang terma- yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a.,
suk hal-hal penting. Ditambah lagi, men- Nabi saw. bersabda,
derita karena tidak memiliki kerabat itu
lebih besar daripada kehilangan harta. ylil**4;o
Contoh bukan kerabat adalah isteri, besan,
teman, dan ustadz.
Adapun dalil sebab sakit adalah firman "Siapa saja yang mendengar panggilan
Allah SWT yang berbunyi, "Dia sekali-kali (adzan), lalu tidak menjawabnya, maka
tidak menjadikan untuk kamu dalam aga- shalatlah tidak sah kecuali karena ada ud-
ma suatu kesempitan."8oe Ketika Nabi saw. zllr."
sedang sakit, beliau tidak pergi ke masjid, Para sahabat lantas bertanya, "Rasu-
seraya bersabda, lullah, apa udzur itu?" Beliau menjawab,
809
Al-H"yy, 78.
8lo Muttafaq'ataih.
811
HR Ab, Dawud dan lainnya. Dalam ialur sanad hadits tercantum seorang laki laki pembohong; tetapi Abu Dawud tidak memasuk-
kannya ke dalam hadits dhaif.
FIQLH ISLAM IILID 2
812
HR Bukh".i dan Muslim. Adapun teks hadits dari mereka berdua, "Hendaknya langan shalat di tempat singgah." Diriwayatkan
pula oleh lbnu Majah dengan jalur sanad yang shahih, tetapi tidak mengatakan, "di perjalanan." Ada iuga hadits lainnya dalam bab
Maudhuu' (Nailul Authaal iil.3, hlm.155).
^.-
o" HR Bukhari dan Muslim, dari fabir r.a. dalam teks lain, "Siapa yang makan buah dari pohon buruk ini, maka jangan mendekati tem-
pat shalat kami!"
FIqLH ISIAM JILID 2
Adapun jenis yang besar adalah memiliki disepakati oleh semua ulama. Hambali
hak untuk memperlakukan orang dengan apa menyebutk4n,are "fika seseorang shalat di
pun, yaitu semua makhluk. Maksud dari mem- belakang orang yang diragukan keislam-
perlakukan apa saja adalah menaati imam. annya atau ia waria maka shalatnya sah
Atau, itulah pimpinan umum dalam agama selama belum jelas diketahui kekafir-
dan dunia, pengganti dari Nabi saw.. Mawardi annya atau asal warianya masih diper-
berkata,8r5 "lmam itu dibuat sebagai pengganti masalahkan. Karena secara lahir; orang
dari kenabian dalam menjaga agama dan me- yang shalat itu hanyalah Muslim, apalagi
nyiasati dunia." jika ia menjadi imam. Secara lahir juga,
Menunjuk imam adalah sebuah kewajiban orang terlihat bukan waria, apalagi jika ia
syar'i dan termasuk hal-hal yang wajib menu- mengimami kaum laki-laki. Namun, jika
rut kesepakatan ulama.8r6 Disyaratkan seorang setelah shalat baru diketahui dengan jelas
imam itu haruslah seorang Muslim, merdeka, kekafirannya atau bentuknya waria maka
laki-laki, berakal, baligh, mampu, dan berasal orang tadi wajib mengulangi shalatnya.
dari suku Quraisy. Namun, tidak disyaratkan Seseorang bisa dihukumi sebagai Muslim
harus berasal dari bani Hasyim atau dari ke- jika ia shalat, baik saat berada di daerah
turunan Ali, seperti yang dikatakan oleh bebe- perang atau aman. Baik melakukan shalat
rapa sekte Syi'ah, atau juga ma'shum (terjaga secara berjamaah ataupun sendiri. Ke-
dari dosa), seperti yang dikatakan oleh sekte mudian, jika setelah shalat masih tetap
Imamiyah dan Isma'iliyyah. Dimakruhkan un- berada dalam Islam maka tidak perlu di-
tuk mengikuti orang fasiq dan melepas kefasi- perdebatkan lagi. Namun, jika tidak be-
kannya, kecuali karena fitnah, serta wajib un- rada dalam Islam maka orang itu murtad.
tuk mengajaknya pada kebenaran. Imam akan Berlaku kepadanya hukum untuk orang-
sah diangkat oleh salah satu dari tiga; orang murtad. Lantas, jika orang murtad
Atas pilihan ahlul Hall wal Aqd fmajelis tadi meninggal sebelum sempat menam-
pemberi keputusan dan ketentuan), warisan pakkan hal-hal yang menghapus keislam-
fimam karena wasiat), penguasaan dan paksa- annya maka ia tetap dianggap sebagai
an karena darurat tanpa baiat dari ahlul Hall Muslim. Ahli warisnya yang Muslim boleh
wal Aqd.8t7 mewarisi hartanya, sedang ahli waris yang
Adapun imam kecil adalah imam shalat, kafir tidak boleh."
yaitu kaitan shalat makmum dengan imam. Syafi'i juga berpendapat,820 "|ika dik-
etahui dengan jelas bahwa seorang imam
b. Syarat Sah lmam atau Jamaah itu kafir atau dari jenis perempuan maka
Kepemimpinan seorangimam itu akan sah wajib untuk mengulang shalat."
karena syarat-syarat berikut.8t8 2. Akal. Tidak sah shalat yang dilakukan di
1. Islam. Tidak sah bila imam itu orang kafir; belakang seorang yang gila. Karena, shalat
Brs
AI-Ahkoo^ as-Sulthaaniyyatr, hlm.3.
816
Dur."f"."nsi sebelumnya, al-Ahkaam as-sulthaaniyyah karya Abu Ya'la, hlm.3.
817
Ibid..
gLB
Ad-Dur al-Mukhtaar,iil.l/hIm.513, 529-55 4, al-Lubab,jil.1/h1m.82, al-Badaa'l,iil.l/hlm.156, asy-Syarh ash-Shaghiir,iiLllhlm.433-
al-Muhadzdzab,iil.L/hlm.97, Mughni al-Muhtaaj,iil.l/hlm.23$-24L, Kasysyaf al-Qinaai
436, al-Qawaanin al-fiqihiyyah,hlm.67, iil.l/
hlm.559-550, 554-568, 57O, al-Mughniy,iil.l/hlm.I92,194-L95, L97-201,238, dan al-Majmuu', iil.l/hlm.l47-L62.
BLe
Al-M us hniy,jil. 1/hlm.200.
820
Mughni al-M uhtaaj, jil.L /hlm.}4L.
FIQLH ISLAM JITID 2
orang gila sendiri tidak sah. fika keadaan leh mengikuti anak kecil yang mumayyiz.
gilanya itu kadang-kadangmaka sah shalat Berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari
yang dilakukan di belakangnya pada saat Amrbin Salamah r.a.,'Aku pernah menjadi
ia sadar. Namun, tetap saja dimakruh- imam pada zaman Rasulullah saw, sedang
kan untuk mengikutinya agar shalat kita saat itu aku masih berumur tujuh tahunr'82r
terhindar dari ketidaksahan pada saat Adapun menurut pendapat yang paling
melakukannya. Karena, bisa iadi muncul bena4 anak kecil sah menjadi imam dalam
kegilaannya. Meskipun shalat tetap sah, shalat fumat menurut mereka, meski agak
karena awalnya sehat-sehat saja dan ti- makruh.
dak bisa dibatalkan dengan kemungkinan. 4. Benar-benar laki-laki iika orang yang
Perlu diperhatikan, bahwa dua syarat un- mengikutinya (makmum) dari ienis
tuk imam ini merupakan syarat yang ma- laki-laki ataupun waria. "Tidak sah kepe-
sih bisa ditoleric karena keduanya syarat mimpinan shalat seorang wanita atau-
shalat juga. Orang linglung dan mabuk di- pun waria kepada laki-laki; baik dalam
hukumi seperti orang gila; tidak sah shalat shalat fardhu ataupun shalat sunnah. Se-
yang dilaku kan di belakang mereka ber- dangkan jika makmumnya adalah kaum
dua, sebagaimana tidak sah shalat mereka wanita maka tidak disyaratkan imamnya
juga. harus laki-laki, menurut mayoritas ulama.
3. Baligtr. Tidak boleh seorang anak kecil Karena itu, sah saia kepemimpinan shalat
yang masih mumal4tiz untuk mengimami seorangwanita untuk sesama kaum wanita,
orang baligh fdewasa), menurut mayoritas menurut mereka. Berdasarkan hadits yang
ulama; baik dalam shalat fardhu ataupun diriwayatkan dari Aisyah, Ummu Salamah,
sunnah, menurut Hanafi dan dalam shalat dan Atha, bahwa seorang wanita pernah
fardhu saja menurut Maliki dan Hambali. mengimami kaum wanita. Ad-Daruquthni
Adapun dalam shalat sunnah, seperti iuga meriwayatkan dari Ummi Waraqah,
shalat gerhana dan tarawih maka sah ke- bahwa Nabi saw. telah mengizinkannya
imamannya untuk sesamanya. Karena, untuk mengimami para wanita di rumah-
sunnah mengimami sunnah. Sedangkan nya."
dalil mereka apa yang diriwayatkan oleh Menurut Syafi'i, tidak dimakruhkan
Atsram dari Ibnu Mas'ud dan lbnu Abbas shalat berjamaah khusus untuk kaum
r.a., "Tidak boleh seorang anak kecil un- wanita. Bahkan, disunnahkan dan berada
tuk mengimami sampai mimpi." Karena, di tengah-tengah mereka.822 Ada dua had-
menjadi imam itu adalah kesempurnaan, its yang diriwayatkan dari Ahmad;823 satu
sedang anak kecil bukan termasuk orang riwayat yang mensunnahkan dan riwayat
yang sempurna. Anak kecil tidak boleh lain tidak mensunnahkan.
menjadi imam karena kurangnya syarat Hanafi berpendapdt,az+ "r'-rkruhkan
shalat atau bacaan. setingkat haram bila melakukan shalat
Syafi'i berpendapat, "Orang dewasa bo- berjamaah hanya kaum wanita saja tanpa
ada laki-lakinya meski dalam shalat tara- malam hari. Namun, jika dilakukan di siang
wih dan shalat-shalat lainnya selain shalat hari maka boleh-boleh saja bila aman dari
ienazah. Karena, untuk shalat jenazah fitnah, menurut pendapat yang telah difat-
tidak dimakruhkan. Sebab, shalat jena- wakan seperti yangtelah kami jelaskan se-
zah adalah suatu kewajiban yang tidak belumnya. Dimakruhkan juga bila seorang
berulang. Kemudian, jika kaum wanita laki-laki mengimami mereka di rumah, di-
itu melakukan shalat berjamaah khusus mana tidak ada lagi laki-laki lainnya ber-
untuk mereka maka imam akan berdiri sama mereka; baikmuhrim seperti saudari
di tengah-tengah mereka dan keadaan laki-laki yang menjadi imam ataupun is-
ini sama persis dengan shalatnya orang- terinya. fika ada salah satu saja yang dise-
orang telanjang. Adapun dalil kemakruh- butkan barusan, ataupun ibu-ibu dari para
annya adalah sabda Nabi saw., wanita yang menjadi makmum di masjid
maka tidak dimakruhkan.lni adalah sikap
€.e);i,#iV e;i';ti>; mazhab Hambali, karena Nabi saw. telah
q''r;r
i,fii ,qh;,i ,Q.#
melarang seorang laki-laki asing untuk
menyendiri bersama kaum wanita dise-
V e.w';
"Shalatnya seorang wanita di dalam 5.
babkan bisa bercampurnya keraguan.
Suci dari hadats kecil dan besar. Menu-
rumahnya itu lebih baik daripada shalat- rut mayoritas ulama, tidak sah shalatnya
nya di ruangan shalatnya. Shalatnya di imam yang berhadats atau orang yang
kamar tidurnya itu lebih baik daripada memiliki najis karena dapat membatalkan
shalatnya di rumahnya."8zs Dengan begitu, shalat; baik ia mengetahui ataukah lupa
mereka akan melakukan salah satu dari akan adanya najis tersebut. Maliki ber-
pendapat, "Disyaratkan: tidak adanya un-
dua hal yang dilarang; imam akan berdiri
di tengah-tengah barisan dan ini adalah sur kesengajaan berhadats; jika seorang
makruh, atau imam akan sedikit maju dan imam tidak mengetahui bahwa dirinya
ini juga makruh untuk mereka. Selanjut- telah berhadats kecuali setelah selesai
nya, mereka akan menjadi seperti shalat- dari shalat maka tidak batal. Namun, jika
nya orang telanjang. Sebenarnya, tidak imam sengaja berhadats maka shalatnya
dan shalat orang yang mengikutinya batal.
disyariatkan shalat berjamaah untuk me-
reka. Karena itu juga, tidak disyariatkan Kemudian, jika sang imam lupa maka
azan untuk mereka. Karena, azan adalah
shalatnya sah, yaitu jika ia tidak menge-
undangan untuk shalat berjamaah. Kalau tahui adanya najis kecuali setelah selesai
saja tidak ada hukum makruh untuk berja-
melakukan shalat. Karena, suci dari ko-
maah bagi mereka niscaya akan disyariat-
toran merupakan syarat sahnya shalat bila
kan.
diketahui saja, menurut mereka. Dengan
begitu, tidak sah bila mengukuti shalatnya
Sebagaimana pula dimakruhkan untuk
orang yang berhadats ataupun junub, jika
mereka hadir dalam shalat berjamaah se-
orang yang bersangkutan mengetahuinya.
cara umum, walaupun shalatfumat, shalat
Adapun shalat orang yang mengikuti akan
Hari Raya, dan dakwah bila dilakukan di
825Dit
kh.i| oleh Abu Dawud dari lbnu Mas'ud r.a. dan ditakhrij oleh Ahmad dan Thabraniy dari hadits Ummi Humaid as-Sa'idiyyah
sepertinya (N aylul Awthaaa jil.3/hIm.132).
FIqLH ISLAM JILID 2
tetap sah dan bagi mereka pahala shalat nya. Sebagaimana tidak sah shalat yang
berjamaah menurut pendapat yang di- dilakukan di belakang orang bisu, meski
sepakati oleh empat mazhab kecuali pada imam dan makmum sama-sama bisu.
shalat fumat menurut Syafi'i dan Hambali' Ataupun, shalat di belakang orang yang
fika imam yang memimpin shalat orang- sulit untuk melakukan ruku, sujud, duduh
orang berjumlah empat puluh orang se- menghadap kiblat, menghindari naiis de-
dang dia dalam keadaan berhadats atau ngan baik, kecuali dengan orang sesama-
najis. fika orang-orang mengetahui bahwa nya. Kemudian, sah shalat yang dilakukan
imam berhadats atau adanya najis pada di belakang orang yang masing-masing
diri imam setelah selesai dilakukannya sama keadaannya, kecuali tiga, menurut
shalat. Berdasarkan sabda beliau saw., Hanafi; waria yang bermasalah, wanita
lc yang haid, dan wanita yang meragukan
Cr) $e ,*
o )/' - , .;
^z-
)Lri frJl.{ -r'ir t;t haidnya.
826HR.
Mrh"*niad bin Husain al-Harraniy, dari Baraa'bin Azib r.a. Diriwayatkan hadits seperti ini iuga dari Umal Utsman, Ali, dan Ibnu
Umar r.a. (Kasysyaf al-Qinaai iil.1/hIm.565).
827Tid"k prnari-."-U"ca maksudnya adalah tidak bagus dalam membaca al-Fatihah atau sebagiannya saia, atau iuga hilang satu
untuk diimami,
hurufketika membacanya meski bagian lainnya bagui. Karena itu, tidak boleh bagi orang yang pandai membacanya
namun sah saja shalatnya orang yang sama keadaannya'
Ba9an 1: lBADAll FrQLH rSLAM JtLrD 2
828
Fa th ul gadii n iil.l / hlm.27 7 .
"" Asy-Syarh ash-Shaghiir, iil.l /hlm.434.
830
Al-M ughniy,jil.2/hlm.105 dan Karysyaf at-Qinaai jil.l /hlm.27 6.
Baglan 1: IBADAH
FIqLH ISLAM JILID 2
|umat. Sedangkan untuk shalat fumat sering buang angin maka tidak boleh,
maka tidak sah untuk mengikuti makmum karena imam memiliki dua udzur sekali
masbuq. gus sedang makmum memiliki satu udzur
Syafi'i berpendapat,s3r "Mengikuti imam saja. Adapun shalat yang sah adalah
akan terputus setelah imam keluar atau orang yang memiliki dua udzur mak-
selesai dari shalatnya; baik setelah meng- mum kepada orang yang memiliki satu
ucapkan salam, atau berhadats, atau sebab udzur saja, tidak sebaliknya.
lainnya, karena ikatan yang terjalin antara Adapun Maliki tidak memberi syarat
imam dan makmum telah terputus. Pada ini, hanya saja mereka memakruhkan
situasi seperti itu, seseorang harus sujud orangyang memiliki udzur untuk menjadi
sahwi untuk dirinya, lalu ia boleh meng- imam orang yang tidak memiliki udzur.
ikuti imam lainnya, ataupun diikuti oleh Karena menurut mereka, sah shalatnya
orang lain." imam yang memiliki penyakit beser jika
Kesimpulannya, Hanafi dan Maliki ti- bisa menahan penyakitnya selama shalat
dak membolehkan untuk mengikuti orang ataupun setengah shalatnya saia. Begitu
yang telah meniadi makmum setelah pula orang yang sering buang angin atau
imamnya mengucapkan salam, sedangkan lainnya yang tidak sampai membatalkan
sah-sah saja menurut Syafi'i dan Hambali. wudhu menurut mereka.
Pendapat terakhir itu yang lebih utama. Syafi'i juga tidak memberi syarat ini.
L Hanafi dan Hambali memberi syarat832 bah- Karena, shalat orang yang memiliki ud-
wa seorang imam harus bebas dari udzur. zur yang tidak sampai mengharuskannya
Seperti mimisan, sering buang angin, dan mengulang shalat akan tetap sah kepada
sering buang air kecil, atau sepertinya. Ti- orang yang sehat-sehat saja.
dak sah kepemimpinan shalat orang yang 9. Hendaknya seorang imam itu tidak
memiliki salah satu dari udzur ini, kecuali Eagap, dimana ia mampu mengucap'
mengimami shalat orang yang sepertinya kan setiap huruf dengan benar. Tidak
dan dengan syarat, udzur mereka sama. sah shalatnya imam yang celat [gagap),
Berdasarkan hadits Nabi saw., yaitu mengganti bacaan huruf ra' ( ) )
meniadigh ain (i ), sin [.rr, ) menjadi fsa'
:()I *;t e:|;\,k ( d, ), dzal ( ! ) menjadi zay O ) karena ti-
dak sama, kecuali iika makmumnya sama-
Pimpinlah shalat teman-t emannA a
"
831
M uohni al- Muhtaai. iil.'t thlm.259.
832xaiysya1al-Qinooi,'ii.zfn^.560 dan ad-Dur al-Mukhtaarwa Rad al-Muhtaar,iil.L/hlm'541.
rIQLH ISLAM IILID 2
ll3
834
ea-ow ot-u ukhtaanjil.l/hIm.526.
Al-Hodhro^iwah, hlm.64.
83sAry-Syorh
ash-Shagiir, jil.l/h1m.444, at-Mughniy, iil.2/hlm.t9}, Kasysyaf at-Qinaa',iil.L/h1m.557,563.
FIQLH ISLAM JILID 2
adalah kesatuan ienis shalat imam dan 3. Maliki, Hanafi, dan Hambali memberi'
makmum." kan syarat, hendaknYa imam tidak
Sedangkan menurut penulis, mengam- mengulang shalatnya untuk mendapat'
bil pendapat dua mazhab; Maliki dan Ham- kan keutamaan shalat beriamaah.
bali dalam bagian pertama itu akan lebih Karena itu, tidak sah bermakmum orang
benar secara logika. Sebab, shalat yang yang melakukan shalat fardhu kepada
dilakukan di belakang orangyang berbeda orang yang mengulang shalatnya. Karena,
dalam hal-hal cabang mazhab tetap sah shalat orang yang mengulang shalatnya
dan tidak makruh. Karena, diterimanya adalah setara dengan sunnah, sedang
shalat dilihat dari sudut pandang mazhab shalat fardhu tidak sah bila dilakukan di
sang imam. Sebab, para sahabat dan tabiin belakang shalat sunnah. fuga, hendaknya
sendiri, serta orang-orang setelahnya se- imam menguasai tentang tata cara sahnya
ring bermakmum satu sama lainnya mes- shalat dan syarat-syaratnya, seperti wudhu
ki mereka berbeda dalam hal-hal cabang. dan mandi yang benaq, meskipun tidak
Dengan begitu, pendapat dua mazhab membedakan rukun dengan hal lainnya.
sama dengan iima'dan bisa menghentikan
pengaruh-pengaruh fanatisme mazhab. c. Orang yang Pallng Berhak Menladi lmam
2. Hambali memberikan syarat, hendak' Orang yang paling berhak untuk menjadi
nya imam itu adil. Karena itu, tidak sah imam pada situasi seperti sekarang ini adalah
kepemimpinan shalat dari orang yang orang yang paling memahami dan mengeta-
fasiq836 meski pada sesamanya. fika sese- hui tentang hukum-hukum shalat. Itupun bila
orang shalat di belakang orang fasiq dan dipahami dari tolok ukur ilmu fiqih. Hanya
ia mengetahui kefasikan imamnya maka ia saja, para ahli fiqih telah menyebutkan secara
waiib mengulang shalatnya, kecuali shalat urut tentang kriteria imam dan lebih baik di-
lumat dan shalat Hari Raya. Karena, khu- paparkan menurut masing-masing mazhab.
sus untuk dua shalat tersebut shalat tetap Menurut mazhab Hanafi,837 orang yang pa-
saja sah meski dilakukan di belakang ling berhak menjadi imam adalah orang yang
orang fasiq, jika shalat di belakang orang paling mengetahui hukum-hukum shalat saja;
adil tidak mudah dilakukan. baik hal-hal yang dapat membuat sah ataupun
Maliki memberikan syarat, hendaknya membatalkan shalat, dengan syarat mening-
imam selamat dari kefasikan yang berkait- galkan hal-hal buruk secara lahir, dan mengha-
an dengan shalat, seperti menganggap fal Al-Qur'an seperlunya, yaitu sebatas surah
remeh syarat-syarat dan fardhu-fardhu yang biasa dibaca ketika shalat.
shalat. Contohnya, seseorang yang shalat Syarat berikutnya adalah orang yang pa-
tanpa berwudhu atau meninggalkan baca- ling baik nada bacanya dan bacaannya iuga
an al-Fatihah. Adapun kefasikan yang ti- sesuai dengan tajwid. Berdasarkan sabda Nabi
dak berkaitan dengan shalat, seperti ber- saw.,
zina, atau peminum minuman keras maka 'otp ttt
kepemimpinan shalatnya sah meski mak- q. tltr 7q.'gli l'r;:t i;
ruh menurut yang benar.
836
Orang fasiq adalah orang yang berani melakukan dosa besar ataupun sering melakukan dosa kecil.
837
ld-Oi, al-Mukhtaar,;it.i7trt-.SZO-S22, Fathul Qadiir, iil.L/h1m.245-24*, al-Kitaab Ma'a al'Lubaab, jil.1/h1m.81, al-Badaa'i, iil.L/
hIm.157.
ISIAM IrLrD 2
orang yang paling banyak menghindari hal 'Jika seseorang mengunjungi suatu kaum
syubhat dan bertalaara, yaitu menghindari hal- maka janganlah ia mengimami mereka, tetapi
hal yang diharamkan. Berdasarkan sabda be- pintalah seorang laki-Iaki dari mereka untuk
liau saw., menjadi imamDt4t
f\* y d *l
c,/tz o)..,,o. o)'1. ,r',i
g\-,r c*J Dengan begitu, sultan atau hakim harus
f+p lebih didahulukan pada situasi tidak ada orang
"Jika kalian ingin shalat kalian diterima
yang lebih berhakmenjadi imam. Jika tidakada
maka mintalah para ulama kalian menjadi
salah satu dari keduanya; sultan atau hakim
imam. Karena mereka itu adalah (bisa menjadi)
maka pemilik rumah yang didahulukan, kare-
perantara antara kalian dan Tuhan kalian,s3e
na kedudukannya setara dengan imam tetap
Lantas, orang yang lebih tua. Karena, me- masjid. Sedangkan imam tetap lebih berhak
reka lebih banyak khusyu dan lebih banyak menjadi imam dari selainnya secara umum.
mengundang jamaah. Berdasarkan sabda be- Adapun menurut mazhab Maliki,8a2 "Disun-
liau saw. kepada lbnu Abi Malikah, "Pintalah nahkan mendahulukan sultan atau wakilnya
orang yang lebih tua dari kalian berdua untuk meskipun di masjid setempat memiliki imam
menjadi imssll"sro tetap. Urutan berikutnya adalah imam tetap
Berikutnya, orang yang paling baik akhlak- masjid. Lantas pemilik rumah; didahulukan
nya, yaitu paling baik kepada orang, lalu orang penyewa rumah daripada pemilik rumah itu
yang paling bagus wajahnya, yaitu orang yang sendiri. Karena, penyewa adalah orang yang
paling banyak tahajjudnya, lalu orang yang menikmati manfaatnya. fika pemilik rumah
paling mulia nasabnya, lalu orang yang paling adalah seorang wanita maka ia bisa mewakil-
bersih bajunya. kan kepada orang yang pantas menjadi imam,
fika semua orang yang ada setara dalam karena kepemimpinan shalat seorang wanita
keutamaannya maka harus diundi atau dipilih tidak sah. Sebab itu, lebih baik wanita pemilik
oleh brang-orang. fika semua orang berbeda rumah menunjuk orang lain untuk mengganti-
pendapat maka dipilih orang yang paling ba- kannya menjadi imam shalat.
!]8Un.."rnu, imam hadits kecuali Bukhari, dari hadits Abi Mas'ud al-Anshariy (Na shab ar-Raayah,iil.2/hlm.Z\.
839HR.
Th"b."niy dalam Mu'iamnya dan al-Hakim. Hanya saia, Hakim berkata, "pintalah orang yang lebih baik di antara kalian untuk
. ^meniadi
imam!" dan tidak mengomentarinya. Dari hadits Abi Mursyid al-Ghanawiy (lbid, hlm.26).
^840Dit
kh.ij oleh enam ulama hadits, dari Malik bin Huwairits (lbid, hlm.26).
841HR.
li.,imam hadits (Ahmad dan penulis Sunan-sunan) dari Malik bin Huwairits (Naylul Awthaaa iil.2/hIm.159).
o"Asy-Syarh
ash-Shaghiir,iil.L/hlm.454-457, Biilaayatut Mujtahid, jil.l/hlm.1^z9, al-Qawaanin al-fiqihgyah,hlm.68, asy-Syarh al-Kabiir,
iil.1/h1m.343-345.
Baglan 1: IBADAH
FrqLH ISIAM ltl,tD 2
316
Berikutnya, orang yang paling pandai, "J anganlahseseorang itu mengimami orang
yaitu paling mengetahui hukum-hukum shalat, lain di daerahnya atau iuga ketika sedang ber'
lalu orangyang paling mengetahui sunnah atau tamu di rumahnya, kecuali atas izinnya!'Bas
hadits; baik dihafal ataupun pandai dalam hal Syaukani berkata, "secara teks, maksud
riwayat hadits. Selanjutnya, orang yang paling dari hadits adalah sultan yang bertanggung
bagus bacaannya, yaitu paling mengetahui jawab atas urusan orang, bukan pemilik
cara-cara baca Al-Qur'an dan paling tepat rumah atau lainnya, maka sultan harus dida-
dalam mengucapkan huruf-huruf Al-Qur'an. hulukan ataupun orang lain meski berada di
Lantas, orang yang paling banyak ibadah- daerah milik orang lain. Ataupun, jika orang
nya, yaitu paling sering berpuasa, shalat, dan lain itu lebih banyak hafalan Al-Qur'annya,
lain-lain. Berikutnya, orang yang lebih dahulu lebih banyak fiqih, wara', dan keutamaannya
masuk Islam, lalu orang yang paling tinggi maka tetap saja penguasa di daerah kekua-
nasabnya, seperti orang Quraisy. Orang yang saannya lebih berhak menjadi imam dari-
diketahui nasabnya lebih didahulukan dari pada orangyanglebih pandai ataupun pemilik
orang yang tidak diketahui nasabnya. Selanjut- Berikutnya, imam tetap, lalu orang yang
nya, orang yang paling baik akhlaknya, paling benar-benar tinggal di tempat itu, jika ia me-
bagus pakaiannya, yaitu paling tampan ketika mang pemiliknya; pemilik manfat lebih ber-
memakai baju baru yang dibolehkan, bukan hak menjadi imam daripada orang yang
sutera. Pakaian yang baik menurut syariat lebih pandai sekalipun. Kemudian, menurut
adalah pakian putih, khususnya; baru ataupun pendapat yang lebih benac mendahulukan
tidak. fika semua orang yang hadir saat itu se- orang yang menyewakan daripada penyewa,
tara semuanya maka didahulukan orang yang orang yang meminjamkan daripada peminjam.
paling wara',e3 zuhud, merdeka daripada selain-
fika orang itu bukan pemiliknya, ia tetap ber-
nya. Lantas, orangyanglebih adil daripada orang
hak didahulukan.
yang tidak diketahui keadaannya, ayah dari-
Selanjutnya, mendahulukan orang yang
pada anak, paman daripada keponakan. |ika
lebih pandai, lebih bagus bacaannya, lebih
mereka semua masih sama maka diundi di an-
wara, lalu orang yang lebih dahulu hijrah,
tara mereka, kecuali jika mereka ridha untuk lebih dahulu masuk Islam, lebih baik nasab-
meminta seseorang di antara mereka untuk nya, lebih baik riwayat hidupnya, lebih bersih
maju.
bajunya, lebih bersih badannya,lebih baik per-
Sedangkan menurut mazhab SYafi'i,H angainya, lalu lebih indah suaranya. Lantas,
"Orang yang paling berhak meniadi imam orang yang lebih ganteng, lalu orang yang su-
adalah pemilik di daerahnya sendiri. Berdasar- dah menikah.
kan sabda Nabi saw.,
fika semua orang yang hadir saat itu
843 y"it,
o.rng yang meninggalkan hal-hal syubhat karena takut terjerembab pada hal-hal yang diharamkan.
844
AI-Mrhodrdrab, iil.1/hlm.9B -99, Mughni at-Muhtaai,iil.L/h1m.242-244, dan al-Hadhramiyyah,hlm.T2-73.
8a5
HR. Ah*"d dan Muslim. Dalam riwayat Abu Dawud, "ianganlah seseoarng mengimami orang lain di dalam rumahnya
sendiri atau
daerah kekuasannya," sedang riwayat Sa id bin Manshuq, "janganlah seseorang mengimami oranglain ketika berada di daerah
orang
itu kecuali atas izinnya..." (Naylul Awthaar jil'3/h1m.157).
Baglan 1: IBADAH FrQLH rSrAM ltl-tD 2
berhak menjadi imam daripada orang yang nya maka sudah tentu ia juga lebih pandai.
fasi( meskipun orang fasiq itu lebih pandai Beda halnya dengan keadaan orang-orang
dan lebih bagus bacaan Al-Qur'annya. Orang saat ini. Di samping itu, kebutuhan kepada
dewasa lebih berhak daripada anak kecil fiqih pada saat menjadi imam itu lebih pen-
meskipun lebih pandai dan lebih bagus baca- ting daripada pandai membaca.
annya. Orang merdeka lebih berhak daripada Berikutnya, orang yang paling bagus baca-
budah orang yang tinggal lebih berhak dari- annya dan ahli fiqih, lalu orang yang paling
pada orang musafix, dan anak hala lebih ber- bagus bacaannya saja meskipun ia tidak ahli
hak daripada anak zina. Orang buta itu sama fiqih, jika ia sudah mengetahui hukum-hu-
kedudukannya dengan orang yang melihat, kum shalat dan hal-hal yang diperlukan se-
karena orang buta tidak melihat hal-hal yang lama shalat. Selanjutnya, orang yang lebih
dapat menyibukkannya dan dia bisa lebih pandai dan mengetahui hukum-hukum shalat.
khusyu, sedangkan orang yang melihat dapat Orang yang pandai membaca tetapi tidak
melihat kepada hal-hal buruk dan ia lebih bisa mengetahui tentang fiqih shalatnya lebih
menghindarinya." dahulukan menjadi imam daripada seorang
Berikutnya, menurut mazhab Hambali,sa6 ahli fiqih yang tidak bagus ketika membaca al-
"Orang yang lebih berhak menjadi imam Fatihah. Sebab, al-Fatihah adalah rukun shalat,
adalah orang yang paling bagus bacaan Al- berbeda dengan mengetahui hukum-hukum
Qur'annya dan lebih pandai. Berdasarkan shalat. fika semua orang yang hadir sama-
hadits Abi Sa'id al-Khudriy r.a., "fika ada tiga sama tidak bagus membaca Al-Qur'an maka
orang ingin shalat maka salah satu dari me- didahulukan orang yang paling mengetahui
reka harus ada yang jadi imam. Orang yang hukum-hukum shalat.
paling berhak menjadi imam adalah orang fika semua orang yang hadits tetap sama
yang paling bagus bacaan Al-Qur'annya!'e+z dalam hal bacaan dan fiqih maka didahulu-
Nabi saw. pernah mendahulukan Abu Bakar kan orang yang lebih tua. Berdasarkan hadits
untuk menjadi imam karena dia menghafal Malik bin Huwairits yang telah disebutkan
Al-Qur'an, disamping ia juga sahabat yang sebelumnya, "Hendaknya orang yang lebih
paling pandai. Mazhab Ahmad mendahulu- tua yang menjadi imam." Lantas, orang yang
kan ahli membaca Al-Qur'an daripada faqih, lebih mulia nasabnya, yaitu orang Quraisy
berdasarkan hadits Abi Mas'ud r.a. di atas, dengan dibandingkan pada kepemimpinan
"Hendaknya orang yang paling bagus baca- yang lebih besar. Berdasarkan sabda beliau
an Al-Qur'annya untuk menjadi imam." Pen- saw., "Para imam itu berasal dari Quraisyi'gag
dapat ini berbeda dengan pendapat imam- lalu orang yang lebih dahulu hijrah masuk ke
imam mazhab lainnya, karena mereka men- daerah Islam sebagai seorang Muslim.sae Se-
dahulukan orang yang lebih pandai, seperti tara dengannya juga adalah orang yang lebih
yang telah kami jelaskan sebelumnya. Sebab, dahulu masuk Islam. Berdasarkan hadits Abi
sahabat yang paling bagus bacaan Al-Qur'an- Mas'ud r.a. yang telah disebutkan sebelumnya,
8a6
At-Mughniy,iil.2/hlm.181-1 85 dan Kasysyaf al-Qinaa', jil.t/hIm.554-556.
" " HR. Muslim. Abu Dawud juga meriwayatkan dari lbnu Abbas r.a. sebagai hadits marfu', "hendaknya mengumandangkan azan orang
baik di antara kalian, dan menjadi imam orang yang paling bagus bacaan Al-Qur'annya."
o,"YanB PalinB
"'" HR. Ahmad, Nasaa'iy, dan Dhiyaa'dari Anas r,a. (al-Fath al-Kabiir, iil.1/hlm.50a) dikuatkan juga oleh hadis, "dahulukan orang
Quraisy dan iangan mengakhirkan mereka." Diriwayatkan oleh Syafi'i dan Baihaqiy dari Zuhriy, Ibnu Adiy dari Abu Hurairah r.a.,
al-Bazzar dari Ali r.a., dan Thabraniy dari Abdullah bin Sa'ib r.a., dengan ialur sanad yang shahih (al-Jaami' ash-Shaghiir).
^ .^
849
Dik"t"hri darinya retapnya hukum hiirah.
BaElan 1: IBADAH
ISI.AM IILID 2
"fika mereka sama-sama hijrah maka orang :(-, . ,.i :',,. 'iti:
4a-' 1 )l 43P) t
yang lebih dahulu masuk Islam."
"J ang anl ah se o rang w anita m eng imami
Lantas, orang yang paling bertakwa dan
seorang laki-Iaki, tidak pula seorang Arab
paling wara', berdasarkan firman Allah SWT,
badui mengimami orang Muhaiirin, atau
"sesungguhnyq orang yang paling mulia di an-
seorang iahat mengimami seorang muk'
tara kamu di srsi Allah ialah orang yang paling
min kecuali karena dipaksa oleh penguasa
talana di antara kamu." (al-Huiurau 13)
yang ditakuti pedang atau cambuknya!'
fika semua orang masih sama dari hal-hal
yang telah disebutkan maka diundi di antara Adapun dalil sah kepemimpinan shalat
mereka. orang fasik pintar adalah hadits yang diri-
Sultan lebih didahulukan dari selainnya, wayatkan oleh dua imam besar hadits;
Bukhari dan Muslim, bahwa Ibnu Umar r.a.
secara umum. Sebagaimana didahulukan imam
pernah shalat di belakang Haijaj dan diri-
tetap di sebuah masjid, pemilik rumah di da-
lam rumahnya, jika mereka pantas menjadi wayatkan, "shalatlah di belakang orang
imam." baik ataupun orang iahat!'8sr
2. Ora4g yang membuat bid'ah dan tidak
d. Orang yang Dimakruhkan Kepemimpinan membatalkan'Perbuatan bid'ahnYa
Shalatnya dan Hal-Hal yal€ Dimakruhkan
maka ia seperti orang fasik, bahkan lebih
Ketika Menladi lmam
besar lagi. Orang pembuat bid'ah yaitu ke-
Dimakruhkan kepemimpin shalat bebera-
percayaan yang berbeda dari apa yang di-
pa orang berikut ini.8so Mereka adalah sebagai
kenal berasal dari Rasulullah saw meski
berikut.
tidak bermaksud melawan, tetapi dalam
1. Orang fasik pintar meski mengimami bentuk syubhat, seperti mengusap kaki
orang sesamanya, menurut mazhab Maliki,
bagi kelompok Syi'ah dan penentangan
Syafi'i, dan Hambali. Karena, orang seperti
mereka untuk mengusap sepatu kulit, dan
ini tidak peduli dengan agama' Hambali lain-lain.
mengecualikan untuk shalat fumat dan Id
Perlu diperhatikan bahwa setiap orang
maka sah kepemimpinan shalatnya bila
yang menghadap ke arah kiblat kita tidak
dalam keadaan terpaksa. Adapun mazhab
boleh untuk dikafirkan hanya karena me-
Hanafi membolehkan kepemimpinan orang
lakukan perbuatan bid'ah yang dibangun
fasik pintar kepada orang sesamanya. Ada-
di atas syubhat meski kelompok Khawarij
pun dalil dimakruhkan adalah hadits yang
sekalipun. Dimana mereka telah mengha-
diriwayatkan oleh Ibnu Majah, dari fabir
lalkan darah dan harta kita, serta mencaci
r.a., dari Nabi saw., beliau bersabda,
Rasulullah saw, juga mengingkari sifatAllah
bi !,i|t
\"-,*W brrl \r ;g 't dan boleh melihat-Nya. Karena, bid'ah itu
masih bisa ditakwilkan dan syubhat dan
Jti.i-{ ',')i-'oi\LV'? oG i'i'l't dengan bukti bahwa kesaksian mereka
85s
begitu, sebab ketidaksukaan telah hilang. ny a kep erlu an mendesak."
Adapun dalil dimakruhkannYa mem- Maksudnya, dalam membaca tasbih
perlama shalat ada beberapa hadits. Di- jangan terlalu sempurna, begitu juga ba-
antaranya, hadits Abu Hurairah r.a., Nabi gian-bagian shalat lainnYa.
saw bersabda, 6. Menunggu orang masuk. Menurut ma-
'o . .1 'o'
./6r{ i:*ijry:dt'
J;'1! yoritas ulama, selain Syafi'i, berpendapat,856
"Dimakruhkan bagi imam untuk menung-
datang itu dapat mengikuti rakaat shalat, meski memberikan tambahan. Namun,
atau mendapatkan pahala berjamaah. Se- tambahan itu karena kebiasaan mereka
bagaimana telah ditetapkan bahwa Nabi saia maka dimaafkan. Akan tetapi, dimak-
saw. memperlama masa rakaat pertama ruhkan mendahulukan mereka berdua
sampai tidak terdengar lagi langkah kaki hanya karena adanya tambahan penyebu-
orang. Karena, menunggu shalat ketika tan huruf.
shalat juga. Nabi saw. sering menunggu 9. Dimakruhkan kepemimpinan shalat
jamaah. Aksi menunggu itu dimulai pada orang badui kepada orang selainnya
saat dilakukannya shalat khauf ftakut) yang bukan badui meski dalam perjalan-
agar kelompok kedua bisa mengejarnya. an, jika tidak pada sesamanya. Hanafi me-
Ibnu Qudamah yang bermazhab Ham- nyebutkan bahwa kaum Turkman, Kurdi,
bali sependapat dengan Syafi'i. seorang dan orang awam dihukumi seperti orang
hakim dari mazhqb Hambali juga ber- badui. Karena, mereka sangat kasac se-
pendapat, "Menunggu itu boleh, tetapi ti- dang seorang imam itu haruslah pengasih.
dak dianjurkan. Menunggu ketika shalat Selayaknya pula seorang imam itu lembut
itu boleh dilakukan hanya untuk orang- dan penyayang. Mereka dimakruhkan juga
orang mulia, seperti orang berilmu dan te- karena kebodohan mereka. Kepemimpi-
man-temannya yang mulia." nan shalat orang yang bodoh; baik orang
7. Dimakruhkan bagr imam untuk badui atau bukan adalah makruh jika ma-
melagukan (terlalu banyak) bacaan sih ada orang yang berilmu. Adapun Ham-
surah yang bisa mengubah makna, se- bali berpendapat, "Tidak apa-apa shalat di
perti menTar-kan huruf dal pada kata ,:i.ii belakang orang Badui jika agamanya baik."
, atau me-nashab-kan huruf ha pada kata 10. Dimakruhkan iika tempat imam itu
3t, atau me-nashab-kan huruf ba pada kata lebih tinggi dari tempat makmum, satu
.,11r, dan lain-lainnya dalam surah al-Fati- hasta atau lebih; baik karena tujuannya
hah. Adapun orang yang tidak melagukan untuk mengajarkan shalat ataupun tidak.
bacaan surah akan sah shalatnya, karena Berdasarkan hadits Hudzaifah dan Abi
dia telah melakukan kewajiban bacaan. Mas'ud r.a., Rasulullah saw. bersabda,
Dimakruhkan kepemimpinan shalat
orang yang tidak fashih mengucap- )K eAA* i?t ,ytt7i t;1
e-v" q$i
o ltr'
kan beberapa huruf seperti dhad dan o ,'-'
ruhan itu dikaitkan oleh mereka jika tidak mengaitkan hukum makruh kepemimpi-
berada dalam dua keadaan bersama imam, nan shalatnya jika ia bodoh, tetapi jika
yaitu tidak ada seorang makmum bersama anak zina itu orangyang pintar dan bertak-
imam. Namun, bila ada seorang makmum wa maka tidak dimakruhkan kepemimpi-
saja bersamanya atau lebih maka tidak nan shalatnya. Karena, hukum makruh itu
dimakruhkan lagi. Maliki mengecualikan sebab adanya kekurangan bukan karena
untuk shalat fumat, bila dilakukan di atap zatnya itu sendiri. Maliki juga mengaitkan
masjid maka batal shalat fumatnya. Akan hukum makruh itu jika anak zina dijadi-
tetapi, Maliki bersama Syafi'i mengecu- kan imam tetap. Sedangkan Syafi'i mem-
alikan tempat tinggi iika karena darurat, bolehkan anak zina menjafli imam jika
kebutuhan, atau bertujuan untuk menga- pada sesamanya.
jarkan shalat pada para makmum maka
hal ini dibolehkan. Namun, shalat imam HAL-HAL YANG DIMAKRUHKAN KETIKA
dan makmum akan batal jika ketinggian MENJADI IMAM MENURUT MAZHAB
itu dimaksudkan untuk sombong, karena MAZHAB
bertolak belakang dengan maksud shalat. 7. MAZHAB HANAFT6O
Sifat kemakruhan menurut Hambali Dimakruhkan bila seorang imam itu tidak
l
dikhususkan untuk orang yang berada berjanggut, yaitu bermuka licin, meskipun
lebih rendah dari tempat imam, tidak un- ia adalah orang yang paling pandai di antara
tuk orang yang sama rata atau lebih tinggi semua orang. Itupun jika ditakutkan adanya
dari imam. Karena makna hadits hanya fitnah dan syahwatiika menjadi imam. Namun,
untuk orang yang lebih rendah, tidak un- jika tidak ada kekhawatiran akan hal tersebut
tuk lainnya. maka tidak dimakruhkan. Dimakruhkan juga
Menurut Hambali dan Maliki, tidak kepemimpinan shalat dari orang yang bodoh,
mengapa bila lebih tinggi sedikit, seperti yaitu orang yang tidak mampu mengontrol
tempat mimbar atau sekitar satu jengkal perbuatannya berdasarkan syariat dan akal,
atau sehasta saja. Maliki juga mengecu- orang cacat, orang yang mengidap penyakit
alikan tempat tinggi untuk darurat peng- lepra yang menula4 pengidap kolera, orang
ajaran kepada orang tentang shalat. Ber- yang dikebiri, pengidap beseq, orang pincang
dasarkan hadits Sahal, bahwa Nabi saw yang berdiri pada sebagian kakinya saja, orang
shalat di bawah anak tangga dari mimbar.sse yang terpotong tangannya, peminum minuman
11. Menurut selain Hambali,dimakruhkan keras,86r pemakan harta riba, pengadu domba,
shalat di belakang anak hasil zina, jika yaitu orang yang menyebarkan berita di an-
masih ada orang yang berhak untuk men- tara orang banyak dengan bertujuan membuat
jadi imam. Karena, anak zina tidak memi- kerusakan. Adu domba sendiri termasuk dosa
liki ayah yang merawat, mendidik, dan besar dan diharamkan pada seseorang untuk
mengajarkannya maka ia lebih banyak menerima kata-kata dari pengadu domba. fuga,
kemungkinan bodohnya, juga orang eng- orang yang riyal yaitu orang yang melakukan
gan makmum kepadanya. Adapun Hanafi suatu pekerjaan dengan bertujuan agar dilihat
oleh orang lain; baik memperbagus sebuah dalam shalat fardhu ataupun sunnah seperti
amal ibadah ataupun bukan, serta orang yang shalat Id. Akan tetapi, tidak dimakruhkan jika
membuat-buat, yaitu orang yang memper- diangkat bukan sebagai imam tetap.
bagus amal ibadahnya. Adapun siapa yang Dimakruhkan shalat di antara dua tiang
mengimami orang dengan bayaran, kecuali ataupun shalatnya makmum di depan imam
jika orang yang menjadi imam itu sendiri yang tanpa keadaan mendesak. Namun, jika ke-
mensyaratkan bayaran, maka tidak dimakruh- adaan mendesak maka tidak dimakruhkan.
kan kepemimpinan shalatnya karena ia meng- Dimakruhkan orang yang berada di ba-
ambilnya sebagai sedekah dan bantuan. Di- gian paling bawah perahu mengikuti shalat
makruhkan pelaksanaan shalat dari imam orang yang berada di bagian paling atas pe-
tetap yang dilakukan di selain mihrab jika ia rahu, karena mereka tidak bisa memperhati-
mengimami orang banyak. Karena, agar imam kan imam dengan baih terkadang berputa4
tetap itu tidak biasa melakukan shalat iamaah maka rukun-rukun shalat akan berkurang ke-
di barisan tengah. Akan tetapi, jika tidak biasa pada mereka. Berbeda halnya jika sebaliknya,
melakukannya maka tidak dimakruhkan. yaitu orang yang berada di bagian paling atas
Dimakruhkan secara haram jamaah wani- mengikuti orang yang berada di bagian paling
ta, sebagaimana yang telah kami jelaskan se- bawah. Sebagaimana dimakruhkan iuga orang
belumnya. yang berada di Abi Qabis untuk mengikuti
shalat orang yang berada di Masjidil Haram.
2. MAZHAB MAUKI862 Abu Qabis adalah gunung tinggi yang mengha-
Dimakruhkan kepemimpinan shalat orang dap tiang HajarAswad. Karena, orangyang be-
yang mengidap penyakit gampangan, seperti rada di gunung Abi Qabis tidak mampu meng-
mudah buang air kecil dan lain-lainnya, dan ikuti aktivitas imam dengan baik.
orang yang memiliki luka atau bisul yang meng- Dimakruhkan juga shalatnya seorang laki-
alir ke orang yang sehat, serta dihukumi se- laki di antara wanita atau sebaliknya, seorang
perti keduanya yaitu setiap orang yang terlibat wanita di antara laki-laki.
dengan najis yang dimaafkan karena terbebas Dimakruhkan kepemimpinan shalat di se-
darinya, tidak kepada orang sepertinya. buah masiid tanpa membawa sorban yang di-
Dimakruhkan juga kepemimpinan shalat sandangkan oleh imam ke kedua pundaknya.
orang yang tidak dikhitan dan orang yang ti- Berbeda halnya dengan makmum ataupun
dak dikenal, yaitu tidak diketahui keadaannya; orang yang shalat sendiri. Karena, tidak di-
apakah ia orang yang adil ataukah fasih dihu- makruhkan kepada mereka berdua tanpa ada-
kumi sepertinya juga orang yang tidak dikenal nya sorban, namun berbeda situasinya dengan
nasabnya. yang pertama. Ini menunjukkan bahwa sorban
itu disunnahkan kepada setiap orang yang
d. Orang yang Dimakruhkan Kepemimpinan shalat dan sunnah itu semakin dianjurkan un-
Shalat Beberapa Orang dalam Sltuasi tuk seorang imam.
Tertentu Dimakruhkan kepada seorang imam un-
Dimakruhkan bila mengangkat orang yang tuk melakukan shalat sunnah di dalam mih-
dikebiri, orang yang pecah suaranya seperti rab, karena ia tidak berhak untuk melakukan
wanita, dan anak zina sebagai imam tetap shalat di tempat itu kecuali iika ia sedang men-
852 Aty-Syorh ash-Shaghiir, iil.l /h1m.439'449.
-l I
I
ISLArvt IILID 2
jadi imam. Ditakutkan juga, jika imam shalat ping itu, dibolehkan bergegas agar mendapat-
sunnah di dalam mihrab maka orang lain akan kan shalat berjamaah tanpa berlari kecil, se-
menganggapnya sedang melakukan shalat perti yang telah kami jelaskan sebelumnya.
fardhu lalu menjadi makmumnya. Dibolehkan ketika berada di dalam masjid
Dimakruhkan melakukan shalat jamaah untuk membunuh kalajengking, ula[ ataupun
di masjid sebelum imam tetap yang memim- tikus. Dibolehkan pula membawa serta anak
pinnya, bahkan diharamkan. Sebagaimana di- kecil yang tidak sampai menggangu, atau tidak
makruhkan juga melakukan shalat berjamaah menolak jika dilarang, namun jika tidak se-
setelah shalat yang dipimpin oleh imam tetap perti itu maka tidak boleh dibawa.
meski imam tetap mengizinkan orang lain un- Dibolehkan untuk meludah kecil di dalam
tuk melakukannya. Sebagaimana telah kami masjid yang ada batu kerikil, atau tanah, atau-
jelaskan sebelumnya dalam hukum pengulang- pun di bawah tikar dan tidak dibolehkan me-
an shalat berjamaah. ludah yang banyak atau di dalam masjid yang
Dibolehkan kepemimpinan shalat beberapa berlantaikan keramih atau di atas tikar atau
orang meskipun mereka berbeda dari yang pe- di tembok masiid karena dapat mengotorinya.
maparan di atas dalam semua keadaan berikut. Disunnahkan untuk meludah di dalam baju,
Seperti yang telah kami jelaskan, kepe- pada arah kiri atau di bawah kaki kiri. fika
mimpinan shalat seorang yang buta diboleh sulit untuk melakukannya maka boleh melu-
kan, juga kepemimpinan shalat orangyangber- dah pada arah kanan dan jika masih sulit juga
beda dalam cabang-cabang agama, kepemimp- maka boleh meludah pada arah depan.
inan shalat orang yang bicaranya tidak jelas, Dibolehkan pula, seperti yang telah kami
yaitu orang yang hampir tidak bisa menge- jelaskan, keluarnya seorang wanita yang tidak
luarkan beberapa huruf secara sempurna dari menarik minat kaum laki-laki menuju masjid
makhraj-nya (tempat keluar) karena orang untuk melaksanakan shalat berjamaah, shalat
ajam atau selainnya, seperti mengganti huruf Hari Raya, atau semacamnya, menurut perin-
ha menjadi Ha, atau raa'menjadi loam, atau cian sebelumnya tentang keluarnya kaum
dhaad menjadi da1. wanita ke masjid.
Selain itu, dibolehkan juga kepemimpinan Dibolehkan iuga memisah antara mak-
shalat orang yang dihukum karena melempar mum dan imam dengan sungai kecil, jalan, atau
tuduhan atau minum minuman keras, atau ladang, sekiranya tidak sampai menyulitkan
selain keduanya. fuga, kepemimpinan shalat untuk melihat gerakan imam ataupun men-
orang yang lemah syahwat, atau juga orang dengarnya, demi menjaga dari kekurangan ke-
yang putus salah satu tangan atau kakinya, tika melakukan shalat.
atau orang cacat, yang lebih banyak kekurang- Dibolehkan juga meski berbeda dari per-
annya dari dua orang pertama, atau iuga kepe- tama seperti yang telah kami jelaskan, tempat
mimpinan shalat orang yang mengidap penya- makmum yang lebih tinggi dari imam meski
kit lepra. Akan tetapi, jika sakit lepranya sudah berada di atap untuk selain shalat fumat, kare-
akut maka orang itu harus dicegah untuk men- na shalat fumat tidak sah dilakukan di atap
jadi imam, bahkan juga berkumpul dari orang masjid. Sedangkan dimakruhkan bila tempat
banyak. imam itu lebih tinggi dari makmum kecuali
Dibolehkan pula kepemimpinan shalat jika sedikit saja atau karena darurat, atau juga
seorang anak kecil untuk sesamanya. Di sam- untuk tujuan mengajarkan kepada para mak-
Baglan 1: IBADAH rsLAM IrrrD 2
mum tentang tata cara shalat. Namun, jika J.-i,ii atau mengkasrahkannya maka batallah
imam sengaja berada jauh lebih tinggi dari shalat orang yang sekiranya bisa mengajari-
makmum maka shalatnya batal. nya. fika lidah orang itu susah mengucapkan-
Dibolehkan menyambung suara imam bagi nya ataupun ia belum sempat belajar maka
orang yang berada di belakang imam dan jika kesalahan itu terjadi ketika ia membaca
orang-orang mengikuti dari sebab mendengar surah al-Fatihah maka orang itu dihukumi se-
suara penyambung tersebut. perti orang buta huruf sehingga tidak sah un-
Dibolehkan pula bermakmum lewat meli- tuk menjadi makmum orang yang membaca
hat imam ataupun makmum, meskipun mak- seperti orang buta huruf. Adapun jika kesalah-
mum itu berada di dalam rumah misalnya, an baca itu terjadi pada selain surah al-Fatih-
sedang imam berada di masjid dan tidak di- ah, seperti halnya jika orang itu meng-kasrah-
syaratkan harus adanya penyambung untuk kan huruf lam padakataIn dalam ayat yang
itu. berbunyi, tl;ri q.i3t 4 Li.l,i 11) maka sah
shalatnya dan juga kepemimpinan shalatnya
3. MAZHAB SYAFI'I863 jika ia lemah bacaannya, atau tidak mengeta-
Dimakruhkan kepemimpinan shalat orang hui dan belum sempat belaja4, atau juga lupa.
yang sangat ingin menjadi imam padahal ia Karena, salah baca yang sedikit ini dengan ber-
tidak berhak untuk itu, juga orang yang tidak bagai syaratnya tidak sampai merusak shalat.
menghindari naiis, orang yang berprofesi bu- Dimakruhkan juga, seperti yangtelah kami
ruk seperti tukang bekam, orang yang dibenci jelaskan, kepemimpinan shalat orang yang
oleh kebanyakan orang karena hal tercela se- berbeda pandangan dalam cabang-cabang per-
perti terlalu banyak tertawa, orang yang tidak masalahan agama, tingginya tempat imam dari
diketahui ayahnya dan anak zina kecuali jika ia tempatmakmum atau sebaliknyatanpa ada ke-
memimpin shalat kepada orang yang seperti- butuhan mendesak seperti sempitnya tempat
nya, seperti yang telah kami jelaskan sebelum- masjid. Adapun kepemimpinan shalat orang
nya. fuga, dimakruhkan kepemimpinan shalat yang buta tidak dimakruhkan.
orangyangtidakdisunatmeskipun ia sudah ba-
Iigh, seperti halnya dimakruhkan kepemimpi- 4. MAZHAB HAMBALI8g
nan shalat seorang anak kecil meskipun ia le- Kami telah jelaskan sebelumnya bahwa
bih mengetahui agama daripada orangdewasa, dimakruhkan menurut mereka kepemimpinan
seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya. shalat orang yang buta, rabun ayam, tuli, orang
Dimakruhkan juga kepemimpinan shalat orang yang tidak disunat meski sudah dewasa,86s
yang gagap dan salah baca selama tidak meng- orang yang putus kedua tangan atau salah
ubah makna seperti men-dhammah-kan satunya saja. fuga tidak sah kepemimpinan
[J huruf Ha'pada kata ir, men-dhqmmah-kan shalat orang yang putus kedua kakinya kecuali
huruf shad pada kata ut'))t dan huruf hamzah kepada sesamanya karena orang itu susah un-
pada kata u"rit, dan semisalnya. Namun, jika ia tuk berdiri. Sebagaimana tidak sah pula kepe-
salah membaca sampai mengubah makna se- mimpinan shalat orang yang menderita sakit
perti men-dhammah-kan huruf fa'pada kata tahunan. Sedangkan sah, menurut pendapat
863 Mughni al-Muhtaaj,
iil.l /h1m.239 -241 dan al-Hadhramiyyah, hlm.7 3.
864
al-Mughniy,jil.2/hIm.193, lg1,2OO,2Og,23O dan Kasysyaf at-Qinal iil.1/h1m.556, 568, 570, 581.
865 Untrk p".bedaan akan sahnya kepemimpinan shalatnya, karena kemungkinan adanya najis dibalik kulit yang tidak dapat dihilang-
kan maka dimaafkan karena sulitnya dihilangkan. Naiis yang seperti ini tidak sampai berpengaruh pada sahnya shalat.
FIQLH ISIAM IILID 2
yang lebih kuat meski dimakruhkan, kepe- suatu kaum, tetapi kebanyakan di antara me-
mimpinan shalat orang yang putus kedua kaki reka membencinya karena kebenaran, yaitu
atau salah satunya yang masih memungkin- adanya cacat dalam agama atau keutamaannya.
kannya untuk berdiri, karena ia dapat sujud |ika separuh saja dari makmum membencinya
dengan kaki yang masih tersisa atau dengan maka tidak sampai dimakruhkan, tetapi lebih
penghalangnya, yaitu hendaknya ia membuat baik orang itu tidak mengimami mereka demi
dua kaki palsu dari kayu atau semacamnya. menghilangkan perbedaan pendapat tersebut
Dimakruhkan kepemimpinan shalat orang meski tidak dimakruhkan menjadi makmum-
yang putus daun telinganya dan juga orang nya. Karena, kebencian itu muncul dari orang
yang membuat tertawa ketika melihat tubuh- selain mereka.
nya ataupun melihat sekadar fotonya. Adapun Dimakruhkan kepemimpinan shalat se-
orang yang berbeda pendapat dalam sahnya orang laki-laki kepada kaum wanita yang tidak
kepemimpinan shalat orang yang putus daun dikenal ataupun adanya seorang laki-laki ber-
telinganya atau dapat merhbuat orang tertawa sama mereka, karena Rasulullah saw., "Telah
maka pendapat itu masih tidak jelas dengan m elarang s e orang laki - I aki meny en diri b ersama
alasan agar orang biasa tidak menjadi mak- seorang wanita asing"866 Sebab dalam keadaan
mumnya. Sedangkan menurut tekstual ucapan itu kemungkinan adanya percampuran. Sedang-
mereka yaitu tidak dimakruhkan. kan tidak apa-apa bila seseorang mengimami
Dimakruhkan pula, seperti yangtelah kami wanita muhrimnya sendiri, atau wanita asing
sebutkan, kepemimpinan shalat orang yang bersama seorang laki-laki atau lebih, karena
gagap, orang yang tidak fasih mengucapkan kaum wanita dulu banyak yang ikut shalat ber-
beberapa huruf seperti huruf dhad dan qaf, sama Nabi saw..
dan orang yang salah baca sekiranya tidak Dimakruhkan kepemimpinan shalat orang
mengubah makna seperti mengkasrahkan biasa bila ada orang yang lebih baih berdasar-
huruf dal pada kata,\ .k ji, serta sah shalatnya kan sabda Nabi saw.,
orang yang tidak salah baca karena ia mem-
baca dengan benar. d:.* r i U)t ,/t,h)r
o', to ,to. ., o, o ./ .o11,'rrrr,
ni.:.
tr ri!
Dimakruhkan, seperti yang telah kami
jelaskan, lebih tingginya tempat imam dari
Ju; ;1t;t1
"Jika seseorang mengimami suatu kaum,
tempat makmum satu hasta atau lebih, tetapi
tidak sebaliknya maka tidak makruh bila tem- sedang di antara mereka ada orang yang lebih
pat makmum lebih tinggi. Tidak perlu juga baik darinya, maka mereka tetap berada di
mengulang shalat |umat orang yang melak- bawah."867
sanakan shalat di atas atap masjid, Syafi'i meri- Tidak apa-apa akan kepemimpinan shalat
wayatkan dari Abu Hurairah r.a., "Rasulullah seorang anak zina, anak pungut, orang yang
saw. melaksananakan shqlat di atas masjid se- diasingkan karena li'an, orang yang dikebiri,
suai dengan shalat imami' hadits ini diriwayat- seorang tentara, ataupun badui jika agama
kan pula oleh Sa'id bin Manshur dari Anas mereka selamat dan berhak untuk menjadi
r.a. Dimakruhkan bila seseorang mengimami imam, berdasarkan umumnya sabda Nabi saw.,
"Hendaknya mengimami suatu kaum orang hadats misalnya. Dalam keadaan ini, makmum
yang paling pandai membaca." Seperti halnya tidak perlu mengulang shalatnya seperti yang
orang-orang shalat di belakang Ibnu Ziyad, dilakukan oleh imam. Atau juga, seseorang
yaitu orang yang nasabnya masih diragukan. pergi melaksanakan shalat fumat setelah ia
Aisyah r.a. berkata, "la tidak memikul dosa ke- melaksanakan shalat zhuhur dengan berja-
dua orang tuanya sama sekali." Aisyah lanjut maah maka shalatnya akan rusak saja. Se-
membacakan sebuah ayat yang berbunyi, 'dan bagaimana jika imam berniat melakukan su-
seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa jud tilawah setelah para makmum telah bubac
orang lain." (al-An'aam: 164) karena semua seperti halnya jika orang-orang sudah salam
orang itu merdeka dan diridhai dalam agamanya sebelum imam, setelah duduk selama bacaan
maka ia berhak mengimami seperti orang lainnya. tasyahhud, lalu muncul hadats maka shalat
imam saja yang batal. Begitu iuga jika imam
e. Keadaan Tldak Sahnya Shalat lmam, sujud sahwi (karena lupa) sedang orang-orang
Tetapi Tidak sampai Membatalkan belum sujud, lalu muncul hadats maka shalat
Shalat Makmum imam saja yang batal.
Hanafiyah berpendapat,s6s jika imam me- Dalam kasus di atas, shalat imam menjadi
miliki hadats, junub, atau hal yang dapat meru- batal sedang shalat makmum tetap sah. Ini ti-
sak shalat sebelum ia mengucapkan takbiratul dak bertentangan dengan kaidah sebelumnya,
ihram atau berbarengan dengan takbir mak- bahwa shalat imam menjadi jaminan akan
mum, atau juga terjadi setelah takbir imam shalat makmum. Dengan alasan, bahwa sebab
maka shalat imam dan makmum menjadi batal yang membatalkan shalat imam itu datang-
karena shalat imam menjamin akan sah dan nya tiba-tiba usai melaksanakan tugas sebagai
tidaknya shalat makmum. Dengan kata lain, imam, pada saat itu tidak ada lagi hubungan
shalat imam adalah jaminan bagi shalat mak- imam dan makmum.
mum. fika shalat imam sah maka shalat mak- Malikiyah berpendapsl,s6e "fika seorang
mum juga akan sah, kecuali adanya penyebab imam melaksanakan shalat dalam keadaan ju-
lain. fika batal shalat imam maka batal pula nub atau tidak memiliki wudhu maka batallah
shalat makmum, karena bila sesuatu itu ru- shalatnya menurut kesepakatan ulama, baik
sak maka apa yang menjadi jaminannya akan disengaja ataupun lupa, sedang untuk mak-
ikut rusak juga. fika seorang makmum meng- mum maka batal shalatnya iika imam melaku-
ikuti seorangimam lalu makmum itu mengeta- kannya dengan sengaja bukan lupa."
hui bahwa imam tidak memiliki wudhu maka Syafi'iyyah berpendapx1,87o "fika imam di-
makmum itu harus mengulang lagi shalatnya ketahui dengan jelas adalah seorang wanita
menurut kesepakatan ulama, karena jelas ada- atau orang kafir maka wajib bagi makmum un-
nya hal yang membatalkan shalat.
tuk mengulang shalatnya. Alasannya, bahwa
Adapun jika hal yang merusak atau ku- makmum enggan untuk mencari imam yang
rangnya syarat atau rukun muncul maka shalat benar. |uga, tidak berhaknya imam fwanita
akan berjalan seperti adanya pada awalnya, atau kafir) untuk menjadi imam bagi kaum
baru kemudian shalat imam menjadi batal laki-laki.
ketika adanya kekurangan syarat atau adanya
868 Ad-Duu, ot-Mukhtar wa Raddul Muhtaar,jil.l/h1m.553, 567 dan al-Kitaab bisyarhit LubaaD, jil.1/h1m.84.
869
Al-qo*oniin al-fiqihiyyah,hlm.69.
870 Mughniy al-Muhtaaj,
iil.l /hlm.z41 dan al-Muhadzdzab, iil.l /h1m.97.
rsrAM rrlrD 2
Namun, jika diketahui imam dalam ke- Dengan hadits itu juga, jika seorang imam
adaan junub atau ber-hadats atau ada najis mengimami suatu jamaah dalam keadaan ber-
tersembunyi di dalam baju atau badannya hadats atau junub tanpa mengetahui hadats-
maka makmum tidak wajib untuk mengulang nya, imam ataupun makmum tidak mengeta-
shalatnya, karena tidak mengurangi jumlah huinya juga, sampai selesai shalat maka shalat
jamaah, kecuali ketika shalat fumat, jika orang makmum sah menurut kesepakatan ulama, I
yang shalat bersama imam hanya berjumlah sedang shalat imam batal.
empat puluh orang saja, termasuk orang yang
memiliki hadats atau najis. Dalam keadaan itu, t. Ha! yang dapat Merusak Shalat lmam I
mereka berpendapat bahwa shalat mereka Salah satunya, Malikiyah dan Hambali,
semuanya batal. merek berpendapat bahwa makmum akan
Adapun mazhab yang berpendapat tidak membaca surah bersama imam dalam shalat-
ada kaitannya, yaitu Syafi'iyyah dan Hambali shalat yang tidak dikeraskan bacaannya, tetapi
maka mereka akan berpendapat bahwa shalat tidak perlu membaca surah bersama imam
para makmum tetap sah. dalam shalat-shalat yang dikeraskan bacaan-
Sedangkan mazhab yang membedakan an- nya. Begitu juga halnya, menurut Hambali,
tara lupa dan sengaja, yaitu Malikiyah, mereka makmum akan membaca surah pada shalat-
mengambil maksud tekstual atsarberikut, dari shalatyang dikeraskan bacaannya namun mak-
Abi Bakrah, "Suatu ketika, Nabi saw. telah mu- mum tidak mendengar bacaan imam, tetapi ti-
lai membaca surah al-Fatihah, lalu bertakbir, dak boleh membaca jika makmum mendengar
lantas memberi isyarat kepada para sahabat, bacaan imam.87s
'Tetaplah di tempat kalian!' Lalu beliau saw. Kedua, Hanafiyah, mereka berpendapat
masuk ke dalam rumahnya dan tidak lama ke- bahwa makmum pada dasarnya tidak perlu
mudian keluar lagi, sedang rambutnya masih membaca surah bersama imam.
meneteskan air lalu beliau mengimami para Ketiga, Syafi'iyyah, mereka berpendapat
sahabat lagi. Usai shalat, beliau saw. bersabda, bahwa makmum boleh membaca al-Fatihah
dan surah lainnya pada shalat-shalat yang ti-
G. & AbW;..(lr;1 dak dikeraskan bacaannya, sedang pada shalat
" AkuhaLnyatah ma:;;at ,*rniu^,rr, fug;. yang dikeraskan bacaannya hanya boleh al-
Tadi itu aku dalam keadaan junub.ilB73 Fatihah saja.
Adapun sebab perbedaan mereka adalah
Menurut telistual aBar inilah Malikiyahber-
berbedanya hadits-hadits yang berkaitan de-
pendapat akan sahnya shalat para makmum.
ngan kasus ini, yaitu ada empat hadits yang
Syafi'iyyah dan Hambali berpendapat, ka- telah disebutkan sebelumnya pada pemba-
lau shalat antara imam dan makmum itu saling hasan tentang rukun-rukun shalat, yaitu:
berkaitan niscaya para makmum harus memu-
1. Hadits, "Tidak dianggap shalat kecuali
lai shalat untuk kali kedua fmengulang).
dengan membaca surah al-Fatihah."
g.
2. Hadits Malik dari Abu Hurairah r.a., "Suatu
Hal yang Dipiku! Oteh lmam
ketika, setelah Rasulullah saw. selesai dari
dari Kesalahan Makmum dalam Shalat
melaksanakan shalat yang dikeraskan ba-
Imam akan memikul kelalaian makmum, caannya, beliau saw bertanya, 'Apakah
namun para ahli fiqih sepakat bahwa imam ada di antara kalian pada waktu shalat
tidak akan memikul kesalahan makmum dari tadi yang membaca surah juga ketika aku
shalat fardhu kecuali bacaan saja. Kemudian, membacanya?" Seorang laki-laki men-
mereka berbeda pendapat dalam hal ini dalam jawab, "Betul, saya Rasulullah." Rasulullah
tiga pandanganiET4
saw. segera menimpali, "Menurutku, apa
873 Naylul Awthaar, jil.3 /hlm.77 5.
l7-a- B i daay a tu t M uj ta h i d, jil.l / hlm.l 49.
u/s Mereka berpendapat, disunnahkan pada makmum untuk membaca surah al-Fatihah ketika imam sedang diam, meskipun imam
diam hanya ketika ia menarik nafas dan tidak-tidak apa-apa bila makmum harus memenggal bacaan surah al-Fatihah. Disunnah-
kan iuga untuk membaca al-Fatihah pada saat imam tidak mengeraskan bacaannya. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh
Ibnu Majah dari Jabir bin Abdullah r..a, ia berkata, "kami biasa membaca surah al-Fatihah dan surah lain pada waktu shalat zhuhur
dan ashar ketika berada di belakang imam pada dua rakaat pertama, sedang dua rakaat kedua dengan al-Fatihah saia." (Kasysyaf
al- Qin a a', iil.l / hlm.544).
BaElan 1: IBADAH
rsr.AM )rrrD 2
876
Ibnu Abdil Bar berkata, "hadits Ubadah di sini dari riwayat Makhul dan sahabat lainnya, sanadnya bersambung, shahih.
877
Hadits jabiq, para sahabat tidak meriwayatkannya secara marfu' kecuali fabir al-fa'fiy. Tidak ada alasan apapun untuk mengucilkan-
nya. Ibnu Abdil Bar berkata, "ini adalah hadits yang tidak sah kecuali diangkat dari Jabir."
878
Kasy sy af al - Qi n a i iil.l / hlm.S a 4.
FIqLH ISLAM IILID 2
yaitu surah al-Fatihah, sujud sahwi jika mak- Masalah Pertama, apakah imamperlu men-
mum baru bergabung bersamanya pada rakaat gucapkan aminiuga setelah ia selesai mem-
pertama, penutup kaki, seperti yang telah baca surah al-Fatihah atau cukup makmum
diielaskan bahwa penutup imam adalah penu- saia yang melakukannya?
tup untuk orang yang ada di belakangnya, ta- Menurut Malik imam tidak perlu lagi
syahhud pertama jika makmum baru terting- mengucapkan "amin".
gal satu rakaat pada shalat empat rakaat yang Sedangkan mayoritas ahli fiqih berpen-
diharuskan untuk tetap mengikuti gerakan dapat bahwa imam boleh saja mengucapkan
imam, sujud tilawah dimana makmum mem- amin seperti halnya makmum.
baca bacaan surah yang ada sujud tilawah ke- Adapun sebab perbedaan di antara me-
tika shalat di belakang imam, dan termasuk reka karena adanya dua hadits yang saling ber-
jika imam melakukan sujud tilawah karena tentangan dalam teks haditsnya.
bacaannya dalam shalat yang tidak dikeraskan Salah satunya, hadits Abu Hurairah r.a.
bacaannya, bacaan bangun dari ruku', bacaan bahwa Rasulullah saw. bersabda,
setelah tahmid, doa qunut jika makmum men-
dengarnya maka makmum cukup mengamini &U UG ,yts ,y;ir;6L iuvi ,.i r11
yang diriwayatkannya, yaitu pendengarlah iqamat, seperti hadits yang diriwayatkan dari
(makmum) yang mengucapkan amin, bukan Umar ra., "lika telah selesai iqamat dan shaf telah
pembaca yang berdoa (imam). lurus, maka pada waktu itu ia akan bertakbir."
Adapun mayoritas ulama mendukung ha- Sedangkan hadits dari Bilal, ia meriwayat-
dits pertama sebagai dalil dalam masalah ini, kan ketika ia mengumandangkan iqamat un-
karena tidak ada sama sekali hukum untuk tuk Nabi saw., ia berkata kepada Rasulullah,
imam. Adapun perbedaannya dengan hadits "Rasulullah, jangan tergesa-gesa mengucap-
lainnya adalah waktu untuk makmum mengu- kan amin!"883 Hadits ini menunjukkan bahwa
capkan amin saja, bukan apakah imam mengu- Rasulullah telah bertakbir sedang iqamat be-
capkan amin ataukah tidak. lum selesai dikumandangkan.
Masalah Kedua, kapankah imam mengu- Masalah Ketiga, apakah boleh membetul-
capkan takbiratul ihram? kan bacaan imam jika ia ragu ataukah
Mayoritas ahli fiqih berpendapat, imam ti- tidak?
dak boleh mengucapkan takbir kecuali setelah Pembahasan tentang ini telah disebutkan
selesai dikumandangkannya iqamat dan lurus- dalam pembahasan tentang hal-hal yang dapat
nya shaf. membatalkan shalat. Kita telah mengetahui
Sedangkan Hanafiyah berpendapat, waktu bahwa empat mazhab dan lainnya memboleh-
untuk mengucapkan takbir adalah sebelum kan untuk membetulkan bacaan imam jika ia
usai dikumandangkannya iqamat dan mere- ragu dan pendapat ini dikenal dari Ibnu Umar.
ka menganjurkan takbir diucapkan ketika Sedangkan beberapa ulama melarangnya dan
muadzin mengumandangkan " il-Jilt io i ". dikenal dari Ali. Adapun sebab perbedaannya
Adapun sebab perbedaannya karena ber- karena berbedanya atsar. Diriwayatkan bahwa
bedanya teks hadits dari Anas dan Bilal. Rasulullah saw. shalat, lalu melewatkan satu
Hadits dari Anas berbunyi, ia berkata, "Ra- ayat. Usai shalat, seorang laki-laki berkata ke-
sulullah saw. menghampiri kami sebelum be- pada Rasulullah, "Rasulullah, ayat ini dan itu
liau bertakbir untuk shalat, seraya bersabda, Anda lewatkan." Beliau segera menimpali,
ir,', ,2:t tt
olri, t2+tt) ,-i ttt[=sf;:,t$
q. €tt1 i*P t-*j.l
:tl u'V
o o r. kamu tidak menging aikanku?'a}4
" Kenapa
LS)4b Diriwayatkan pula dari beliau saw., beliau ber-
'Luruskan dan rapatkan shaf kalian, karena sabda,
aku dapat melihqt kalian meski dari belakang
punggungku."882
:A' c il;)i t; i* \ ,W u
Menurut teks hadits ini, bahwa perintah "Ali, kamu jangan membetulkan bacaan
beliau itu setelah selesai dikumandangkannya imam dalam shalott"BBs
882
HR. Bukhari dan Muslim (al-Majmuu', jil.4/hlm.lZ4).
883
Dimuat oleh ath-Thahawiy.
884
HR. Abu Dawud dan Abdullah bin Ahmad dalam Musnad ayahnya, dari Musawwir bin Yazid al-Malikiy (Naylul Awthaar,iil.2/
hlm.222) dan diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah ragu ketika beliau membaca sebuah ayat. Usai shalat, beliau bertanya,
"dimanakah Ubay? Apakah ia sedang tidak ada bersama orang-orang?" yaitu beliau saw. ingin minta dibetulkan bacaannya oleh Ubay
Dimuat oleh Abu Dawud dari Abi Ishaq as-Sabi'iy, dari Harts al-Awax, dari Ali r.a.. Akan tetapi, tidak bisa dikuatkan pendengar
as-Sabi'iy dari Awar. Abdur Razaq iuga meriwayatkannya dengan kata-kata'ianganlah kalian membetulkan bacaan imam sedang
kamu dalam shalat!"
Baglan 1: IBADAH ISLAtvt JILID 2
Pendapat pertama adalah pendapat yang itu menjadi kemungkinan, dimana imam harus
lebih kuat dalam riwayat dan prakteknya. melakukannya, karena imam akan memikul
tanggung jawab beberapa gerakan shalat dari
Masalah Keempat, tempat imam lebih makmumnya. Pendapat ini menurut mazhab
tinggi dari tempat makmum. yang memandang bahwa imam memikul tang-
Kami telah jelaskan sebelumnya bahwa gung jawab dari makmum dalam shalat fardhu
empat mazhab membolehkan tempat imam ataupun sunnah. Kami akan kembali untuk
lebih tinggi dari tempat makmum meski ada membahas ini nanti.
makruh, kecuali perbedaannya hanya sedikit
saja maka tidak menjadi makruh menurut Ma- 3. MAXMUM (MENCIKW|)
likiyah dan Hambali. Atau juga dalam keadaan Pembahasan ini berisi syarat-syarat meng-
darurat atau bertujuan untuk mengajarkan ikuti, niat berpisah dari imam dan memutus
menurut Syafi'iyah. Ada sekelompok ulama ikatan dengan imam, keadaan orang yang
yang tetap melarang itu. mengikuti (orangyang mengikuti imam dalam
Adapun sebab perbedaan mereka adanya shalat dari sejak awal, orang yang tertinggal
dua hadits yang bertentangan. Salah satu- shalat bersama imam, dan orang yang menyu-
nya, hadits Tsabit, bahwa beliau saw. pernah sul dalam shalat), dan terakhi4, apa saja yang
mengimami orang-orang dari atas mimbar dilakukan oleh orang yang mengikuti imam
untuk mengajarkan mereka tentang tata cara setelah imam menyelesaikan shalat wajibnya
shalat, lalu jika beliau saw ingin sujud maka atau shalat lainnya.
beliau akan turun dari mimbar.886
Hadits kedua, diriwayatkan oleh Abu a. Syarat-syarat Mengikuti lmam
Dawud bahwa Hudzaifah pernah mengimami Syafi'iyah menyebutkansss ada tujuh syarat
orang-orang dari atas tempat yang tinggi, lalu untuk sahnya mengikuti imam yang dapat
Ibnu Mas'ud mengambil bajunya lantas men- dipahami dari pembahasan kedua sebelum-
arik Hudzaifah. Usai shalat, Hudzaifah berkata, nya, yaitu sebagai berikut.
'Apakah kamu tidak tahu bahwa mereka tidak 1. Hendaknya orang yang mengikuti tidak
bisa melihat shalatku."887 mengetahui batalnya shalat imam sebab
hadots ataulainnya dan hendaknya ia tidak
Masalah Kelima tambahan, apakah imam yakin akan batalnya shalat dari sisi ijtihad
waiib untuk berniat sebagai imam ataukah selain berbedanya mazhab dalam hal-hal
tidak? cabang, seperti dua orang mujtahid yang
Sekelompok orang berpendapat bahwa berbeda pendapat tentang kiblat atau dua
imam tidak wajib untuk berniat sebagai imam, tempat air; apakah suci atau najis. Dimana
berdasarkan hadits lbnu Abbas r.a., bahwa ia salah satu ijtihad keduanya berlawanan
berdiri di samping Rasulullah saw. setelah be- dari ijtihad yang lainnya dalam dua ma-
liau memulai shalatnya. salah tadi.
Kelompok lainnya berpendapat bahwa niat fika berbilangnya tempat yang suci,
885
Ini adalah hadits Sahal bin Sa'ad, mutafaq 'alaih (Naylul Awthaar, jil.3/hlm.193).
887
HR. Abu Dawud dari Hammam bahwa Hudzaifah pernah mengimami orang-orang di kota Mada'in dari atas tempat tinggi... al-Ha-
dits (N ay lu I Aw th a an iil.3 / hlmL93).
Mughniy al- Muhtaaj, iil.l /hlm / 237 -240 dan al- H adhramiyah. hlm.67.
FIqLH ISLAM IILID 2
kan berniat berpisah pada salah satu rakaat- mengikuti imam dari sejak awal), al-Laahiq
nya. Begitu juga shalat yang diiama' taqdim. [orang yang tertinggal shalat bersama imam),
Di antara alasan yang dibolehkan adalah dan as-saabiq (orang yang menyusul dalam
terlalu lamanya imam melakukan rakaat, atau shalat). Hukum untuk masing-masing ketiga-
meninggalkan sunnah yang dimaksud, seperti nya diielaskan secara detail dalam beberapa
tasyahhud pertama atau qunut. Dalam keada- mazhab.
an ini makmum boleh berpisah dari imam agar
bisa melakukan sunnah yang dimaksud, atau Mazhab Hanaff8ez
karena sakit, atau takut ngantuk, atau adanya Al-Mudrik adalah orang yang shalat selu-
sesuatu yang dapat merusak shalatnya, atau ruh rakaat bersama imam. Shalatnya penuh
takut hilang harta atau barangnya, atau takut tidak ada kekurangan.
tertinggal rombongan, atau orang yang keluar Al-Laahiq adalah orang yang tertinggal
dari shaf dan tidak menemukan orang yang sebagian atau seluruh rakaat bersama imam,
berdiri bersamanya. meskipun ia memulai shalatnya bersama
Sedangkan dalil mereka adalah hadits imam. Mungkin karena ada udzur seperti lalai,
yang terdapat dalam dua kitab Shahih, "Bah- tidu4, padat,8e3 atau timbul hadats, atau juga
wa suatu ketika, Mu'adz shalat isya bersama shalat khauf (yaitu orang tersebut berada di
para temannya,lalu ia berlama-lama maka ada kelompok pertama, sedang kelompok kedua
seorang laki-laki yang pergi dan shalat sendiri. menyusul), atau juga seorang yang tidak se-
Setelah itu, laki-laki tadi menemui Nabi saw. dang bepergian makmum kepada musafir.
dan menuturkan kisahnya maka Nabi saw. Ataupun tanpa udzur sama sekali, bisa jadi
segera marah dan menolak tindakan Mu'adz, imamnya terlalu cepat dalam ruku dan sujud-
tetapi tidak mengecam perbuatan laki-laki nya sehingga ia tertinggal satu rakaat.
tersebut dan tidak pula menyuruhnya untuk Hukum orang ini adalah ia seperti mak-
mengulang shalatnya." mum adanya pada rakaat-rakaat yang terting-
Adapun HanafiyahEeo membolehkannya saja gal, ikatannya tidak terputus dengan imam
meski dimakruhkan salamnya makmum sebe- maka ia tidak perlu membaca ketika menye-
lum imam, tetapi tidak membolehkan untuk lesaikan rakaat yang tertinggal, tidak perlu
memisahkan diri. Sedangkan Malikiyahberpen- pula sujud sahwi karena tidak ada sujud untuk
dapat,ser siapa yang mengikuti imama maka ti- makmum atas hal-hal yang dia lupa selama
dak boleh baginya untuk memisahkan diri. berada di belakang imam. Ia juga tidak boleh
mengubah shalat fardhunya maka menjadi
c. Keadaan Orang yang Mengikutl (orang empat rakaat dengan niat tinggal jika ia se-
yang mengkuti Imam dari shalat selak dang bepergian. Setelah itu, ia mulai menye-
awa!, orang yang tertlnElglal shalat ber-
lesaikan rakaat yang tertinggal ketika shalat
sama lmam, dan orang yang menyusul
bersama imam sebelumnya, lalu melanjutkan
dalam shalat)
sisanya jika sempat dan salam bersama imam.
Untuk orang yang mengikuti (makmum)
ada tiga keadaan; yaitu al-mudrik (orang yang
fika tidak sempat maka ia tetap harus menye-
894
Maksud menyusul pada seluruh rakaa! yaitu ia ikut imam setelah imam ruku' pada rakat terakhir. Adapun menyusul sebagian
maksudnya ia tertinggal beberapa rakaat shalat saia.
895
Wajib menurut Hanafiyah takbir pada hari tasyriq ketika Hari Raya ldul Adha dimulai sekali setelah fajar hari Arafah sampai de-
ngan waktu ashar pada hari raya, langsung setiap usai shalat fardhu. Dilakukan secara berjamaah disunnah, dengan dipimin oleh
imam yang tidak bepergian.
FrqLH rstAM IrLrD 2
dapat yang disepakati dalam mazhab Hanafi- rakaat yang tertinggal setelah imam mengu-
yah. Berbeda halnya dengan orang yang shalat capkan salam, karena ia tidak tertinggal rakaat
sendiri, karena ia tidak perlu melakukan tabir apapun dalam shalat.
menurut Abu Hanifah. Al-Laahiq adalah orang yang tertinggal be-
Diantara hukum untuk makmum mas- berapa rakaat dalam shalat setelah bergabung
buq bahwa dimakruhkan dengan sangat bila dengan imam karena adanya alasan seperti
makmum masbuq menyelesaikan rakaat yang macet dan ngantuk yang tidak membatalkan
tertinggal sebelum imam mengucapkan salam wudhu. Untuk makmum jenis ini ada tiga ke-
jika imam sudah duduk untuk membaca ta- adaan; ia tertinggal ruku' atau i'tidal rakaat,
syahhud, kecuali di beberapa tempat yang di- atau tertinggul satu sujud atau dua sujud, atau
anggap sebagai alasan berikut. juga tertinggal satu rakaat atau lebih.
Pertama, iika makmum masbuq yang ber- Keadaan pertama, makmum tertinggal
profesi sebagai tukang cat takut hilangnya ruku'atau bangun dari ruku'bersama imam,
waktunya jika harus menunggu imam mengu- baik itu terjadi pada rakaat pertama atau lain-
capkan salam. nya. fika terjadi pada rakaat pertama maka
jika makmum masbuq takut habis
Kedua, makmum harus tetap mengikuti imam se-
waktu shalat, sedang dia orang yang memiliki bagaimana gerakannya dalam shalat, sedang
udzur sehingga tidak sampai membatalkan rakaat dimana ia tertinggal ruku' itu tidak di-
wudhunya bila harus segera menyelesaikan hitung dan makmum harus mengganti satu
shalatnya. rakaat tadi setelah imam mengucapkan salam.
Ketiga, jika makmum masbuq takut pada fika ketertinggalan itu terjadi di selain
shalat fumat masuk waktu Ashar bila ia harus rakaat pertama dan makmum masih bisa
menunggu imam mengucapkan salam. mengejar imam dalam sujud meski sujud
Keempat, jika makmum masbuq takut ma- kedua maka ia harus melakukan gerakan yang
suk waktu Zhuhur ketika melakukan shalat tertinggal tadi secepatnya agar bisa menge-
dua Hari Raya, atau takut terbitnya matahari jar imam. Namun, jika ia tidak bisa mengejar
ketika shalat Shubuh bila harus menunggu imam dalam sujud maka rakaat tersebut tidak
imam mengucapkan salam. dihitung dan diganti setelah imam mengucap-
Kelima, jika makmum masbuq takut mun- kan salam.
culnya hadats. Keadaan kedua, makmum tertinggal satu
jika ia takut orang-orang lewat
Keenam, atau dua sujud. fika ia masih bisa melaku-
di hadapannya bila menunggu sampai imam kan sujud dan mengeiar imam dalam ruku'
mengucapkan salam. Dengan begitu, dalam pada rakaat berikutnya maka ia harus segera
enam keadaan ini makmum masbuq boleh me- melakukan sujud tersebut dan mengejar imam
nyelesaikan shalatnya sebelum imam mengu- sehingga bisa dihitung satu rakaat. Namun, jika
capkan salam. ia tidak bisa sujud seperti yang disebutkan se-
belumnya, maka rakaat itu tidak dihitung dan
Mazhab Malikise6 ia harus mengikuti gerakan imam dan melaku-
Al-Mudrik adalah orang yang melakukan kan satu rakaat pengganti setelah imam meng-
seluruh rakaat shalat bersama imam, tidak ada ucapkan salam, tidak perlu sujud sahwi, kare-
896
Asy-Syorhash-Shaghiir,jil.l/hIm.458-46l,asy-Syarhal-Kabiir,jil.t/hIm.345-349, al-Qawaaninal-fiqihiyah,hlm.T0,danBidaayatul
Mujtahid, iil.L /hlm. 181- 182.
FIqLH ISTAM JILID 2
na imam yang menanggung kelalaiannya. untuk tasyahhud, karena rakaat ini adalah
Keadaan ketiga, makmum tertinggal satu rakaat kedua baginya untuk duduk. Kemudian,
rakaat atau lebih setelah bergabung dengan makmum berdiri lagi untuk melakukan satu
imam maka makmum harus mengganti rakaat rakaat berikutnya. Dalam rakaat ini juga, ia
yang tertinggal setelah imam mengucapkan membaca surah al-Fatihah dan surah lainnya
salam, dengan tetap melakukan rakaat yang dengan keras, karena rakaat ini adalah rakaat
tertinggal sesuai dengan hukumnya, untuk ba- kedua untuk membaca, tetapi setelah tidak un-
caan surah dan qunut. tuk tasyahhud karena terhitung sebagai rakaat
Adapun makmum masbuq adalah orang ketiga untuk duduk. Baru setelah itu, makmum
yang tertinggal satu rakaat atau lebih sebelum melakukan rakaat ketiga pengganti dengan
ia bergabung dengan imam. Hukum untuknya membaca surah dengan pelan, lalu duduk un'
bahwa ia wajib untuk mengganti rakaat yang tuk tasyahhud akhir, karena rakaat ini adalah
tertinggal setelah imam mengucapkan salam. rakaat keempat untuk gerakan, lalu salam.
Utamanya, makmum masbuq harus mengganti Sedangkan orang yang melakukan rakaat
ucapan dan membangun gerakan. Perlu di- keduanya dalam shalat Shubuh bersama imam
ketahui bahwa maksud dari ucapan itu adalah maka ia harus membaca doa qunut pada
membaca surah, sedang gerakan adalah selain rakaat pengganti, karena rakaat pengganti itu
dari bacaan, mencakup membaca doa bangun dihitung sebagai rakaat kedua untuk gerakan,
dari rukul tahmid, dan doa qunut. termasuk diantaranya qunut.
Maksud dari mengganti ucapan adalah fika imam sempat melakukan sujud sahwi,
makmum masbuq menjadikan rakaat yang ter- bila sebelum menyelesaikan shalat maka mak-
tinggal untuknya sebelum bergaung dengan mum masbuq harus ikut bersama imam me-
imam sebagai rakaat pertamanya, sedang raka- lakukan sujud sahwi, tetapi iika imam melaku'
at yang dilakukannya bersama imam adalah kannya setelah menyelesaikan shalat maka
rakaat akhir shalatnya. Dengan begitu, ia tetap makmum masbuq harus menundanya sampai
menyikapi bacaan surah seperti adanya, baik ia selesai mengganti rakaat shalatnya yang ter-
dikeraskan atau tidak. tinggal.
Adapun maksud dari membangun gerakan Adapun takbir ketika makmum masbuq
adalah makmum masbuq menjadikan rakaat sedang bangun untuk mengganti rakaat yang
yang dilakukannya bersama imam sebagai tertinggal; jika ia telah ikut dua rakaat atau
rakaat pertamanya, sedang rakaat yang ter- kurang dari satu rakaat bersama imam maka
tinggal sebagai rakaat terakhir maka ia seperti makmum bisa bertakbir ketika berdiri, karena
orang yang shalat sendirian. Ini kebalikan dari ia duduk pada tempatnya maka ia berdiri un-
sebelumnya. tuk bertakbir. ]ika tidak maka makmum jangan
Penjelasannya, jika makmum masbuq me- bertakbir ketika berdiri, bahkan ia berdiri de-
lakukan rakaat keempat saja dari shalat Isya ngan diam (tidak bertakbir), karena ia duduk
bersama imam maka bila imam telah mengu- bukan pada tempatnya, tetapi ia hanya menye-
capkan salam, makmum masbuq melakukan suaikan imam saia.
satu rakaat dengan membaca surah al-Fatihah fika makmum masbuq bisa mengikuti
dan surah lainnya dengan suara keras, karena imam ketika ruku'dan bisa meluruskan kedua
rakaat ini adalah rakaat pertama untuknya lututnya sebelum imam mengangkat kepala'
dalam membaca surah. Setelah itu, ia duduk nya lagi dari ruku' maka terhitung ia mendapat-
rsr.AM IrLID 2
897 Mughniy
al-Muhtaaj, iil.l/h1m.256-358, ol- Muhadzdzab,iil.l/h1m.95, Ila asyiyah al-Bajuriy, jil.l/h1m.204, al-Hadhramiyah, hlm.71.
FIQH ISTAMJILID 2 Baglan 1: IBADAH
Adapun hukum makmum masbuq, disun- atau ragu, ia tidak perlu untuk kembali, tetapi
nahkan baginya untuk tidak terlalu sibuk de- ia harus menggantinya dengan satu rakaat
ngan hal-hal sunnah setelah takbiratul ihram, setelah imam mengucapkan salam.
tetapi dengan al-Fatihah, kecuali jika ia mem- Kemudian, jika makmum sadar bahwa ia
perkirakan bahwa ia bisa membaca al-Fatih- meninggalkan bacaan al-Fatihah ataupun ragu,
ah meski sibuk melakukan yang sunnah. fika sedang imam telah ruku' dan dia tidak ikut
makmum masbuq tidak sibuk dengan hal yang ruku'maka makmum masbuq wajib membaca
sunnah maka ia wajib mengikuti imam dalam al-Fatihah untuk meniaga keadaannya dan dia
ruku'dan gugur untuknya kewajiban dari sisa dianggap tertinggal karena adanya udzur. Se-
bacaan al-Fatihahnya. fika ia tertinggal karena lanjutnya, makmum masbuq dikenakan hukum
menyelesaikan bacaan al-Fatihahnya sampai sebagai orang yang lamban dalam membaca
imam telah bangun dari ruku' dan tertinggal bila disesuaikan dengan gerakan imam.
satu rakaat, shalat tetap tidak batal, kecuali Adapun makmum masbuq yang terting-
jika ia tertinggal dua rukun gerakan dari imam gal beberapa rakaat shalat bersama imam; jika
tanpa udzur. makmum dapat mengejar ruku' imam bersama
fika makmum masbuq sibuk dengan sun- imam dengan ukuran ruku' yang diboleh-
nah, seperti membaca doa pembuka atau kan, yaitu ia dapat ruku' dengan tenang ber-
te'awwudz, ia wajib membaca al-Fatihah seke- sama imam maka makmum masbuq dianggap
darnya. Kemudian, jika ia telah selesai dari mendapatkan satu rakaat. Namun, jika mak-
bacaannya dan bisa melakukan ruku' dengan mum tidak bisa mengejar imam atau dapat
tenang dan yakin bersama imam maka terhi- mengejar imam tetapi pada ruku' tambahan
tung ia telah mendapatkan satu rakaat. fika atau ruku'kedua dari shalat dua gerhana maka
ia baru selesai dari bacaannya sedang imam makmum dianggap tidak mendapatkan satu
telah i'tidal maka makmum harus segera me- rakaat. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan
nyesuaikan gerakan dengan imam, namun oleh Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi saw.. ber-
ia terhitung telah tertinggal satu rakaat. fika sabda,
makmum tidak menyelesaikan pekerjaannya
dan masih terus membaca sedang imam sudah ,AJ O-i
ingin sujud maka makmummasbuq harus ber-
niat memisahkan diri. Sebab, jika imam sudah
ingin sujud, sedang makmum masbuq tidak
tli t-;rl')ut wL;';t
berniat memisahkan diri maka shalatnya bisa
batal, meskipun ia ikut sujud bersama imam
"Siapa yang mendapatkan ruku' terakhir
pada shalat Jumat maka ia harus menambah
shalatnya tqtap batal.
satu rakaat lagi. Sedangkan untuk orang yang
Sedangkan jika makmum masbuq tidak si-
tidak mendapatkan ruku' itu maka ia harus
buk dengan hal yang sunnah, ia harus memo-
melakukan shalat zhuhur empat rakaat."Be8
tong bacaannya dan ruku'bersama imam.
Seandainya, ketika ruku' itu makmum sadar fika makmum masbuq mengikuti imam
bahwa ia telah meninggalkan bacaan al-Fatihah ketika sedang sujud maka ia segera bertak-
898 H"dit, d"ngan kata-kata ini adalah hadits gharib dan diriwayatkan oleh Ad-Daruquthni dengan jalur sanad yang lemah dan matan-
nya berbunyi, "siapa yang dapat mengikuti satu rakaat dari shalat |umat maka ia harus melanjutkan satu rakaat lainnya, sedang
siapa yang hanya mendapatkan gerakan duduk sala maka ia melakukan shalat zhuhur empat rakaat." (al-Majmuu', jiLa/hIm.113).
rsrAM IrtID 2
biratul ihram lalu sujud tanpa perlu bertakbir gal maka gantilah."eoo
lagi, menurut mazhab ini. lika shalat itu ada doa qunutnya maka
Kemudian, jika makmum masbuq hanya makmum masbuq ikut qunut bersama imam
bisa mengikuti imam di akhir shalat, ia segera dan ia kembali berqunut di akhir shalatnya.
bertakbiratul ihram lalu duduk dan dia men- Karena, apa yang dilakukan oleh makmum
dapatkan keutamaan shalat berjamaah. Bila masbuq, berupa qunut bersama imam itu
makmum mengikuti imam pada rakaatterakhir hanyalah mengikuti gerakan imam dan jika ia
maka rakaat itu terhitung awal rakaat shalatnya, sudah sampai pada gerakannya, makmum di-
berdasarkan fatwa yang diriwayatkan dari Ali tuntut untuk kembali melakukannya seperti
f.?, halnya tasyahhud bersama imam, lalu ia akan
"Selama kamu mendapatkan satu rakaat kembali bangun dan melakukan sisa rakaatnya
(terakhir) maka itu adalah awal rakaat dan mengulangi tasyahhud lagi.
shalatmu." Disunnahkan kepada makmum masbuq
yang tertinggal dua rakaat pertama atau salah
Sedangkan fatwa dari lbnu Uma[ dia ber-
kata,
satunya, hendaknya membaca surah setelah
al-Fatihah pada dua rakaat terakhir atau per-
"la (makmum) bertakbin dan jika imam
tama dari keduanya, agar shalatnya tidak ko-
telah mengucapkan salam maka dia (makmum
song dari bacaan surah,
tadi) bangun untuk menyelesaikan srsa shalat-
nya."
Mazhab Hambalieol
Dari sini ditetapkan kaidah mazhab, yaitu Makmum masbuq, menurut mereka;
rakaatyang bisa diikuti oleh makmummasbuq Hanafiyah dan Malikiyah, mencakup makmum
bersama imam dihitung sebagai awal rakaat al-Laahiq juga. Siapa yang mengikuti imam
shalatnya, sedang rakaat yang tidak bisa diiku- dari sejak rakaat pertama atau setelah rakaat
ti sebagai rakaat akhirnya, berdasarkan sabda pertama, atau juga lebih sehingga tertinggal
Nabi saw., sesuatu maka dia dalam dua keadaannya di se-
but sebagai masbuq.
'*,t #tt63\U
"Rakaatyong diikuti oleh kalian maka lak-
i;,iY Adapun makmum al-Laahiq adalah orang
yang memulai shalatnya bersama imam sejak
sanakan, sedang rakaat yang tertinggal maka awal rakaat, lalu ia tertinggal satu atau dua
selesaikan."see rukun dari imam karena adanya udzu4 se-
Pendapat ini berbeda dengan mazhab perti tidur yang tidak membatalkan wudhu,
lainnya, karena menurut mereka rakaat yang lalai, lupa, atau terburu-buru seperti macet
diikuti bersama imam dianggap sebagai rakaat maka ia wajib melakukan gerakan shalatnya
akhir shalat, sedang rakaat yang tertinggal dan mengejar imam jika tidak takut tertinggal
adalah rakaat awal shalat, berdasarkan sabda rakaat berikutnya, karena makmum al-Laahiq
Nabi saw., "Rakaat yang diikuti oleh kalian sangatmungkin bisa mengeiar imam bilatanpa
maka laksanakan, sedang rakaat yang terting- adanya udzur. Sebab itulah, ia wajib meng-
HR' Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah dengan ialur sanad yang banyak. Riwayat ini adalah yang utama seperti yang dikatakan
oleh Bayhaqi (al- M ajmuu', jil.a /ilm.120).
900
HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, dan Nasa'i [ibid).
901
Kasysyaf al-Qina', iil.Uhlm.5a0-543, 546-549.
FIqH ISLAM IILID 2
ikuti imam dan rakaat shalat yang dilakukan- tidak segera mengerjakan ketertinggalannya
nya sah. Namun, jika makmum al-Laahiqtidak bersama imam, karena makmum tidak meng'
meneruskan rakaatnya atau takut terting- ikuti imamnya pada ruku', sedang shalatnya
gal rakaat berikutnya bersama imam maka ia tetap sah, berdasarkan hadits
wajib mengikuti gerakan imam dan rakaat ot
yang dilakukannya dibatalkan, sedang ia waiib t;*t Y, ot;:}ti tL.*Jt lt E-
'l)l)\,
a,
.,e )e
o /
902 HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Nasa'i dari jalur lbnu'Uyaynah, dari Zuhriy, dari lbnu Musayyib, dari Abu Hurairah, Muslim berkata,
,.lbnu ,Uyaynah telah salah dalam menggunakan kaa 'gantilah' dan aku tidak tahu bila diriwayatkannya dari Zuhriy, selain perawi ini.
ISLAM IILID 2
Malcnum masbuq akan iftut ber-tawamtkeo3 melakukannya, lalu ia mengejar imam shalat-
bersama imam di tempat semestinya, karena nya. Berdasarkan hadits Abu Hurairah r,a. yang
rakaat itu terhitung rakaat akhir dari shalat- disambut kepadanya,
nya meskipun makmum belum wajib melaku-
kannya, Sebagaimana makmum juga akan ber- tr3J*,u i# i, ,#t Jl e1 ril
tawarruk ketika mengganti tasyahhud kedua.
fika makmum sempat mengikuti dua rakaat
::'r"i
"- L;)t
,l,
lr''i ;, t* ;rti
shalat dari empat yang semestinya maka ia ar{}l
akan duduk ber-tawarruk bersama imam un-
"fika kalian bergabung shalat, dan kami
tuk mengikuti gerakan imam dalam melaku-
sedang sujud maka ikutlah sujud tetapi jangan
kan tasyahhud pertama, juga makmum akan
dihitung satu rakaat. Siapa yang mendapatkan
duduk ber-tawarruk lagi setelah mengganti
ruku (ikut ruku'bersama imam) maka ia telah
dua rakaat lainnya, karena ia harus mengikuti-
mengerj akan satu rakaat."eoa
nya dengan salam. Disunnahkan bagi makmum
masbuq untuk mengulang tasyahhud perta-
manya sampai imam selesai mengucapkan dua
d. Hal-halWalib dan Lainnya yang Dllakukan
Oleh Muqtadly (makmum) Setelah lmam
salam karena tasyahhud memang terdapat di Selesai Shalat
tengah-tengah shalat dan tidak disyariatkan
Hanafiyaheos menyebutkan beberapa hu-
untuk menambah dari pertama.
kum cabang yang berkaitan dengan makmum
|ika makmum masbuq ikut mengucapkan setelah imam selesai melakukan shalat, yaitu
salam bersama imam karena lalai maka dia sebagai berikut.
wajib untuk sujud sahwi di akhir shalatnya.
a. fika imam telah mengucapkan salam se-
Makmum iuga harus sujud sahwi jika ia lalai
belum makmum sempat menyelesaikan
baik ketika melakukan gerakan shalat ber- bacaan tasyahhudnya maka makmum ha-
sama imam ataukah sendiri, meskipun imam
rus menyempurnakan bacaannya itu, lalu
ikut melakukan sujud sahwi karena kelalaian-
baru ikut salam.
nya. fika imam tidak sujud karena kelalaian-
nya maka makmum masbuq wajib melakukan
b. fika imam telah mengucapkan salam se-
belum makmum sempat menyelesaikan
sujud sahwi setelah ia mengganti rakaat yang
bacaan shalawat Ibrahim atau doa maka
tertinggal.
makmum sebaiknya meninggalkan baca-
Makmum masbuq dianggap melakukan
annya itu lalu ikut salam bersama imam.
shalat jamaah selama ia bisa mengucapkan
c. fika imam telah berdiri lagi sebelum mak-
takbiratul ihram sebelum imam mengucapkan
mum sempat menyelesaikan bacaan ta-
salam pertama, dan makmummasbuq tidak di-
syahhud awalnya maka makmum harus
anggap mendapatkan satu rakaat kecuali jika
menyelesaikannya dulu lalu segera meng-
dia ikut ruku' bersama imam sebelum imam
ikuti gerakan imam.
mengangkat kepalanya dari ruku' dan mak-
mum tidak ragu bahwa ia ikut ruku' bersama
d. fika imam telah mengangkat kepalanya
dari ruku'atau sujud sebelum sempatmak-
imam meskipun ia tidak bisa tenang ketika
mum menyelesaikan bacaan tiga tasbih-
melakukan ruku' tetapi imam tenang dalam
903 Drdrk d"ngan meletakkan
kedua pantat di atas tanah ketika shalat. (penj-.)
904 HR. Ab, Dawud dengan jalur sanad hasan.
e05
Mamaqiy at-Fataah,hlm.50 dan ad-Dur al-Mukhtaaa jil.1/h1m.560.
FIqLH ISLAM IILID 2 Bag|an 1: IBADAH
nya maka makmum harus mengikuti ge- 4. HAL.HAL CABUNGAN ANTARA DAN
rakan imam dan meninggalkan bacaannya. MAKMUM 'MAM
fika imam menambah sujud atau telah Dalam bahasan ini akan dijelaskan syarat-
berdiri setelah duduk terakhir karena lupa syarat mengikuti imam, tempat imam dan mak-
maka makmum jangan mengikuti imam, mum, perintah imam untuk meluruskan shal
karena jika makmum mengikuti imam serta shalatnya orang yang keluar dari barisan.
maka shalatnya akan rusak. Akan tetapi,
makmum harus menunggu imam sambil a. Syarat-syarat Menglkuti lmam
mengucapkan tasbih untuk mengingat- Kita telah mengetahui tentang syarat khu-
kan imam akan kekeliruannya. fika imam sus untuk untuk imam dan makmum. Untuk
kembali sebelum menyempurnakan su- kali ini, kita akan membahas syarat-syaratyang
jud tambahannya maka imam harus sujud mengaitkan antara makmum dengan imam
sahwi dan makmum ikut mengucapkan atau syarat sahnya shalat berjamaah; yaitu se-
salam bersama imam. Namun, jika imam bagai berikut.eo6
tetap melanjutkan sujud tambahannya
maka makmum boleh mengucapkan salam 7. Niat menJadt makmum menurut
sendirian tanpa bersama imam, karena kesepakatan maz hab fiqih.
imam telah keluar dari selain shalatnya. Maksudnya, hendaknya makmum berniat
fika makmum mengucapkan salam se- mengikuti imam atau beriamaah atau men-
belum imam menyempurnakan sujud tam- jadi makmum ketika bertakbiratul ihram. fika
bahannya maka shalat fardhunya batal. makmum meninggalkan niat ini atau bercam-
Dimakruhkan bila makmum mengucapkan pur keraguan, lalu diikuti pula pada gerakan-
salam, setelah imam bertasyahhud tetapi gerakannya maka shalat makmum menjadi
imam belum mengucapkan salam, karena batal dan tidak wajib menentukan imam de-
perbuatan itu meninggalkan pengikutan ngan namanya, karena dia sendiri adalah salah
gerakan bersama imam dan shalatnya dan shalatnya batal menurut mazhab Syafi'i.
tetap sah, seperti halnya sah shalat imam. Akan tetapi, seorang makmum harus menen-
Dimakruhkan mendekati haram keluar tukan imam tertentu yang memiliki sifat-sifat
t'o
dari masjid setelah dikumandangkannya menjadi imam. |ika seorang makmum berniat
adzan sampai seseorangshalat, kecuali jika
menjadi makmum pada salah satu dari dua
ia menjadi imam atau muadzin di masjid orang yang sedang shalat, tidak jelas, maka
lain, atau keluar setelah melakukan shalat shalatnya tidak sah sampai ia menentukan
sendiri. imam tertentu. Karena, pemilihan itu adalah
syarat dan tidak boleh menjadi makmum ke-
h. fika imam menyangkan bahwa ia lupa
pada lebih dari satu orang. |ika seseorang niat
akan suatu rukun, lalu imam sujud sahwi
menjadi makmum pada dua imam maka itu ti-
dan diikuti oleh makmum. Ternyata, imam
dak boleh, karena tidak mungkin dapat mengi-
tidak lupa maka sangat dimungkinkan ru-
kuti kedua-duanya secara bersamaan.
sak shalatnya makmum karena ia meng-
ikuti gerakan individu imam. Adapun syarat niat menjadi makmum itu
906 ad-Dur al-Mukhtar,jil.l/h1m.513, 515, 552, al-Badaa'i,jil.1/hlm.138, 146, al-Kitaab Ma'a al-Lubaab, jil.1/h1m.84, asy'Syarh ash'
Shaghiir, jil.1/h1m.449, 453, asy-Syarh al-Kabiin iil.t/h1m.237-241, al-Qawaanin al-fiqihiyah,hlm.68, Mughniy al'Muhtnai, iil.l/
hlm.252-258, al-Hadhramiyah, hlm.6B, 71, al-Mughniy, iil.2/h1m.2L3,22t,224, Kasysyaf al-Qinaa',iil.l/hlm.565, 571, 579.
Baglan 1: IBADAH rrQLH rsLAM JrLtD2
sendiri hendaknya berbarengan dengan tak- keharusan niat imam pada shalat yang ke-
biratul ihram menurut mazhab Syafi'i, sedang sahihannya bergantung pada jamaah, seperti
Hanafi membolehkan niat itu lebih dulu di- shalat fumat, shalat berjamaah untuk minta
ucapkan daripada takbiratul ihram dengan turun hujan, shalat khauf, dan shalat iamaah
syarat tidak terpisahkan oleh hal asing.eo7 yang diulang maka imam harus berniatsebagai
Adapun tindakan yang lebih baik menurut imam.
Syafi'iyah dan Hanabilah adalah hendaknya Sedangkan Hanafiyah mengecualikan ke-
niat itu beriringan dengan takbiratul ihram harusan niat imam itu bila kaum wanita ada
demi keluar dari perbedaan. Sedangkan Mali- yang menjadi makmum kaum laki-laki maka
kiyah mensyaratkan niat berbarengan dengan disyaratkan niat seorang laki-laki untuk men-
takbiratul ihram ataupun sebelum takbiratul jadi imam demi diterimanya makmum wanita
ihram dengan waktu yang sangat singkat, se- itu kepadanya,
perti yang telah dijelaskan pada pembahasan Hanabilah berpendapat, disyaratkan juga
syarat niat dalam shalat. niat meniadi imam maka hendaknya imam
Berdasarkan pada syarat inilah, jika sese- berniat bahwa ia akan menjadi imam dan
orang mulai melakukan shalat secara sendiri- makmum akan menjadi makmum, jika tidak
an maka dia tidak boleh berpindah kepada maka shalatnya batal. Namun, jika seseorang
shalat berjamaah kecuali jika digantikan oleh bertakbiratul ihram dengan niat shalat sen-
orang lain seperti yang akan kami jelaskan dirian, lalu datang orang lain setelah itu, dan
nanti. Sebagaimana juga tidak boleh sebalik- shalat bersamanya maka orang pertama tadi
nya, menurut Hanafiyah dan Malikiyah, yaitu harus niat menjadi imam. Bisa dilakukan
dari shalatberjamaahberpindah menjadi shalat luga pada shalat sunnah biasa karena meng-
sendirian dengan berniat berpisah dari imam. amalkan hadits Ibnu Abbas r.a., dia berkata,
907
Mazhab Hanafi berpendapat, "siapa saja yang ingin bergAbung dengan shalat orang lain maka dibutuhkan dua niat; niat shalat itu
sendiri dan niat untuk mengikuti imam dengan berniat melakukan shalat fardhu pada waktu itu dan mengikuti imam.
rsLAM IrLrD 2 Baglan 1: IBADAH
kannya. Aku juga ikut berwudhu dari tempat fardhu tertentu berdiri di belakang orang yang
air yang sama, lalu berdiri di samping kiri be- sedang melakukan shalat fardhu lainnya yang
liau. Namun, beliau saw menarik kedua tang- berbeda, karena mengikuti itu adalah kebersa-
anku dari belakang punggungnya untuk me- maan dan kesamaan. Karena itulah, harus ada-
mindahkanku ke sisi kanannya."eos nya kesamaan sebab, perbuatan, dan sifat; se-
Sedangkan jika terjadi perubahan niat dari bab, mengikuti (menjadi makmum) itu adalah
shalat sendiri menjadi berjamaah pada shalat membangun takbiratul ihram di atas takbi-
fardhu maka jika orang yang hendak shalat ratul ihram, seperti yang telah kami jelaskan
itu menunggu orang lain, seperti imam mas- bahwa kesamaan niat itu dalam shalat fardhu
jid maka dia boleh bertakbiratul ihram sendiri dan bentuk shalatnya.
sambil menunggu orang lain datang dan shalat Namun, dibolehkan seseorang yang hen-
bersamanya. Ini juga dibolehkan oleh Hanabi- dak melakukan shalat sunnah berdiri di be-
lah karena Nabi saw. pernah bertakbiratul ih- lakang orang yang sedang melakukan shalat
ram sendirian lalu datang fabir dan fabarah, fardhu, karena hal ini membangun sesuatu
lantas keduanya shalat bersama beliau saw. yang lemah di atas sesuatu yang kuat dan itu
dan beliau menjadi imam mereka. Dalam situ- boleh-boleh saja, kecuali dalam shalat tarawih
asi tadi, Nabi saw. sama sekali tidak menolak menurut pendapat yang kuat. Tidak diboleh-
perbuatan mereka. Secara lahic shalat yang kan ketika seseorang hendak melakukan shalat
dikerjakan adalah shalat fardhu karena me- tarawih menjadi makmum kepada orang
reka sedang dalam perjalanan. Adapun pada yang melakukan shalat fardhu, karena shalat
kasus yang berbeda dari di atas maka tidak tarawih adalah sunnah dalam bentuk yang
dibolehkan makmum kepada orang yang tidak khusus maka sifatnya yang khusus itu harus
berniat menjadi imam. dijaga agar tidak keluar dari yang semestinya.
Dibolehkan juga orang yang hendak me-
2. Adanya kesamaan nlat antara shalat lakukan shalat sunnah menjadi makmum de-
lmam dan makmum ngan orang yang mengeriakan shalat sunnah,
Para ahli fiqih memiliki pendapat masing- diantaranya orang yang bernadzar untuk me-
masing dalam membatasi kesamaan niat shalat lakukan shalat sunnah dengan orang seperti-
antara imam dan makmum ini. Hanafiyah ber- nya, atau orang yang berpendapat shalat witir
pendapat,eoe kesamaan itu adalah mungkinnya itu wajib, yaitu Hanafiah boleh menjadi mak-
seorang makmum memulai shalatnya dengan mum dengan orang yang menganggapnya se-
niat shalatnya imam. Dengan begitu, shalat bagai sunnah saja, dan orang yang menjadi
imam adalah jaminan untukditerimanya shalat makmum pada shalat ashar dan dia sedang ti-
makmum. Tidak boleh orang yang hendak dak bepergian, setelah terbenamnya matahari
melakukan shalat fardhu berdiri di belakang meniadi makmum dengan orang yang bertak-
orang yang sedang melakukan shalat sunnah, biratul ihram sebelum terbenamnya matahari,
karena, mengikuti itu seperti bangunan. Ciri- karena menyatunya antara shalat imam de-
ciri shalat fardhu itu tidak ada dalam imam ngan shalatnya makmum dalam tiga gambaran
maka tidak bisa membangun di atas keti- di atas.
adaan. Atau juga, orang yang hendak shalat Dibolehkan pula orang yang berwudhu
9oa Mutafaa alaih.
e|e et-Xitoob bi Syarhil Lubaab, iil.1/h1m.84, ad-Dur at-Mukhtaar wa Rad at-Muhtaaa iil.1/h1m.514, 550-552, Fathut Qadin iil.t/
hlm.361-365.
FIQLH ISLAivt llLlD 2
menjadi malsnum dengan orang )xang bertayam- dak dibolehkan orang yang melakukan shalat
mum, dan orang yang membasuh kakinya ke- fardhu tunai di belakang orang yang melaku-
tika wudhu boleh meniadi makmum dengan kan shalat qadha dan sebaliknya. Berikutnya,
orang yang mengusap kakinya di atas sepatu waktu shalat meskipun imam dan makmum
kulit atau perban, dan orang yang berdiri de- sama-sama melakukan shalat qadha, maka ti-
ngan orangyang duduk dalam ruku'dan sujud- dak dibolehkan orang yang melakukan shalat
nya, tetapi tidak boleh menjadi makmum de- qadha Zhuhur hari Sabtu dengan orang yang
ngan orang yang melakukan shalatnya dengan melakukan shalat qadha Zhuhur hari Minggu
memberi isyarat saja. Sebab, orangyang dalam dan sebaliknya. Tidak dibolehkan juga men-
melakukan shalatnya dengan memberi isyarat jadi makmum dalam shalat Shubuh setelah
itu hanya boleh shalat di belakang orang yang terbitnya matahari dengan orang yang telah
sepertinya, kecuali jika orang yang memberi melakukan satu rakaat sebelum terbitnya ma-
isyarat itu duduk ketika menjadi makmum tahari, karena imam melakukan shalat Shubuh
sedang imamnya berbaring karena duduk ma- tunai, sedang makmum shalat Shubuh qadha.
sih diperhitungkan dan bisa duduk. Adapun Dibolehkan pula orang yang melakukan
shalatnya orang yang berdiri menjadi mak- shalat sunnah di belakang orang yang melaku-
mum dengan orang yang shalatnya duduk bo- kan shalat fardhu seperti dua rakaat dhuha
leh karena Nabi saw. ketika melakukan shalat atau di belakang orang yang melakukan shalat
terakhirnya dalam keadaan duduk dan para sunnah Shubuh setelah terbitnya matahari,
sahabat berdiri.elo Pada saat itu, Abu Bakar-lah dan dua rakaat sunnah di belakang orang yang
yang menyambungkan takbir beliau saw. Seba- melakukan shalat sunnah bepergian, atau em-
gaimana dibolehkan juga orang yang berdiri pat rakaat di belakang orang yang melakukan
menjadi makmum dengan orang yang bung- shalat sunnah tidak bepergian.
kuk meskipun bungkuknya itu seperti ruku', Adapun Hanabilah berpendapat,el2 kesa-
begitu juga dibolehkan orang yang berdiri maan itu harus ada pada bentuk shalat fardhu;
menjadi makmum dengan orang yang pin- waktu dan namanya. Karena itu, tidak diboleh-
cang. Dibolehkan orang yang shalatnya hanya kan orang yang melakukan shalat zhuhur men-
memberi isyarat menjadi makmum dengan jadi makmum dengan orang yang melakukan
orang yang sepertinya kecuali jika imam yang shalat Ashar atau lainnya seperti shalat Isya,
memberi isyarat itu dalam keadaan berbaring begitu juga sebaliknya. Sebagaimana tidak di-
sedang makmumnya dalam keadaan duduk bolehkan juga orang yang melakukan shalat
atau berdiri maka tidak dibolehkan, menurut fardhu di belakang shalat fardhu lainnya yang
pendapat yang dipilih, karena lebih kuatnya berbeda waktu dan namanya. Berdasarkan
kondisi makmum. sabda Nabi saw.,
Malikiyah berpendapagell disyaratkan ada-
nya kesamaan dalam macam shalat maka ti-
*tritX >v * il.i"li ,E Cl
dak dibolehkan orang yang melakukan shalat
'"r^r*itu
afrngiot untuk diikuti maka
Zhuhur shalat di belakang orang yang sedang jangan berbeda darinya!" Tidak dibolehkan
melakukan shalat Ashar misalnya. ]uga, dalam juga orang yang melakukan shalat fardhu men-
sifat shala! shalat tunai atau qadha, maka ti-
grt Dimuat oleh Bukhari dan Muslim dari Ubaidillah bin Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud (lVashab or-Raayah,
f10 jil.2/htm.41).
Aqt-Syarh ash-Shag hiir,iil. 1/hlm.45 1.
erz Kasysyalal-Qinaa',iil.7/h1m.561,570 danal-Mughniy,jit.2/hlm.2}0-227.
FIQLH ISLAM JILID 2
jadi makmum dengan orang yang melakukan karena shalat adalah satu dan yang berbeda
shalat sunnah, berdasarkan hadits ini juga. hanyalah waktunya saia.
Karena, shalat makmum tidak bisa terlaksana Dibolehkan juga orang yang mengqadha
hanya dengan niat imam maka sangat mirip Zhuhur pada satu hari tertentu meniadi mak-
seperti orang yang melakukan shalat fumat di mum dengan orang yang mengqadha shalat
belakang orangyang melakukan shalat Zhuhur. Zhuhur juga namun pada hari yang lain, karena
Tidak dibolehkan juga orang yang tidak me- shalat satu dan yang berbeda hanyalah waktu-
miliki air dan debu, atau orang yang memiliki nya saia. Perlu diingat bahwa dua masalah ini
luka dan kulitnya tidak bisa bersuci dengan air berbeda dengan mazhab Maliki.
atau debu menjadi imam kepada orang yang Dibolehkan bagi orang yang tidak bisa
bersuci dengan salah satu dari keduanya. berdiri untuk menjadi imam bagi orang yang
Tidak dibolehkan juga meniadi makmum sepertinya.
dalam shalat yang berbeda gerakan-gerakan- Tidak dibolehkan orang yang duduk men-
nya, seperti shalat gerhana atau shalat f umat di jadi imam bagi orang yang mampu untuk
belakang orang yang melakukan shalat selain- berdiri, kecuali dengan dua syarat berikut.
nya atau orang yang melakukan shalat selain- Pertama,jika imam itu adalah imam kam-
nya di belakang orang yang melikukan shalat pung, karena masyarakat tidak perlu menga-
keduanya. Karena, hal itu dapat bertentangan iukan seseorang yang tidak bisa berdiri jika
dengan imam dalam gerakan shalat dan itu di- ia bukan imam rutin. Sebab, gugurnya rukun
larang. dalam shalat karena tidak adanya kebutuhan
Dibolehkan orang yang melakukan shalat tidak bisa diterima dan Nabi saw. pernah me-
sunnah menjadi makmum dengan orang yang mimpin shalat dengan duduk karena beliau
melakukan shalat fardhu dengan dalil sabda imam rutin untuk para sahabatnya.
Nabi saw. mengenai pengulangan shalat se- Kedua, hendaknya sakit yang menimpa
cara berjamaah, imam itu diharapkan bisa sembuh, karena pe-
o-o ... nyakit Nabi saw. kemungkinan bisa sembuh.
i. c.
t'u; Qc oJ-et- o' Di samping itu, mengangkat seseorang yang
"Siapa yang mau bersedekah kepado orang menderita penyakit tahunan dan tidak bisa
ini?" Lalu seseorang berdiri dan shalat ber- diharapkan kesembuhannya untuk meniadi
samanya. Dibolehkan orang yang berwudhu imam rutin dapat menyebabkan orang itu me-
menjadi malsnum dengan orang yang bertayam- ninggalkan tugasnya, dan ini tidak perlu teriadi.
mum, karena orang yang bertayammum telah Dengan begitu, tidak sah shalatnya orang
bersuci dengan aturan yang seharusnya. Namurl yang berdiri di belakang orang yang tidak bisa
sebaliknya itu lebih baik; orang yang berta- berdiri, karena imamnya tidak mampu untuk
yammum makmum kepada orang yang ber- melakukan salah satu dari rukun shalat dan
wudhu. Dibolehkan juga orang yang mengusap tidak sah untuk menjadi makmumnya. Seperti
dengan penghalang makmum kepada orang halnya orang yang tidak bisa membaca tidak
yang membasuh kakinya, karena membasuh bisa menjadi imam kecuali kepada orang yang
itu bisa menghilangkan hada*. sepertinya juga, atau ia adalah imam kampung
Dibolehkan orang yang melakukan shalat yang diharapkan kesembuhan penyakitnya,
biasa menjadi makmum dengan orang yang se- yaitu pengecualian untuk semua imam rutin
dang mengqadha shalat dan begitu sebaliknya, masjid.
FIQLH rSrAM IrLtD 2
fika seorang imam kampung memimpin untuk mengikutinya seperti halnya dalam
shalat dalam keadaan duduk maka orang- duduk tasyahhud.
orang yang shalat di belakangnya juga harus fika para makmum shalat dalam keadaan
duduk berdasarkan hadits dari Abu Hurairah berdiri di belakang imam kampung yang di-
r.a., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, harapkan bisa sembuh penyakitnya maka
shalat mereka tetap sah, karena Nabi saw. ti-
titi
' t;.;1 c'*;a'a;
dak memerintahkan kepada orang-orang yang
shalat di belakangnya dalam keadaan berdiri
untuk mengulang shalatnya karena berdiri
"lmem itu diangkat untuk diikuti maka ja-
adalah asal perintah shalat.
nganlah kalian berbeda dengannya. Jika imam
Namun, hal yang lebih utama untuk imam
shalat dalam keadaan duduk maka shalatlah
di atas, jika ia sedang sakit hendaknya memin-
dalam keadaan duduk semua!'er3
ta seseorang untuk menggantikannya. Karena,
Sedangkan hadits dari Aisyah r.a., ia ber- orang-orang berbeda pendapat dalam kese-
kata, "Suatu hari, Rasulullah saw. memimpin hatan imamnya maka untuk keluar dari perbe-
shalat di rumahnya dan saat itu beliau ragu daan itu dan shalatnya orang yang berdiri itu
maka beliau shalat dalam keadaan duduk lebih sempurna maka disunnahkan hendaknya
dan orang-orang yang shalat di belakangnya imam sempurna dalam melakukan shalat.
dalam keadaan tetap berdiri. Lantas, beliau Syafi'iyahels hanya mencukupkan dalam
saw. memberi isyarat agar mereka duduk. Usai maksud kesamaan antara shalatnya imam
shalat, beliau saw. bersabda dan makmum adalah syarat serasinya aturan
antara kedua shalat; imam dan makmum. fika
,t,K',t) '^s', tiu
JJIJ' ;i it;y\ ;,.; t;y berbeda aturan shalat keduanya, seperti shalat
:,.
4 )ht ry ,i6 6: ,t:!,;ti et 6: wajib dengan shalat gerhana, atau shalat wajib
dengan shalat jenazah maka tidak sah keteri-
,u titt,.l:;jr $) 6.i r;r- ,;3; katan antara keduanya; imam dan makmum
: ,.o'r,,t:.)*
OJ;;I lr,l,:
tj4t ,6li menurut pendapat yang benar; karena tidak
dimungkinkannya mengikuti gerakan imam
"lmam itu diangkat untuk diikuti, Jika dia sebab berbeda gerakan shalatnya.
ruku maka ikutlah ruku dan jika dia mengang- Dibolehkan orang yang melakukan shalat
kat kepalanya maka angkatlah juga kepala ka- biasa menjadi makmum di belakangorangyang
lian! jika dia mengucapkan, "samiallaahu liman melakukan shalat qadha dan begitu juga se-
hamidah" maka ucapkanlah, 'rabbana lakal baliknya. fuga, orang yang melakukan shalat
hamdu', dan jika imam duduk maka shalatlah fardhu di belakang orang yang melakukan
dalam keadaan duduk semuenya.'era shalat sunnah dan sebaliknya. Orang yang
Sebab, duduk itu adalah keadaan imam
melakukan shalat zhuhur di belakang orang
yang melakukan shalat asar dan sebaliknya.
maka sudah seharusnya bagi para makmum
Zl1 ,*rn, alaih. Ibnu Abdul Bar berkata, "hadits ini diriwayatkan secara marfu' dari jalur yang mutawatir.
'^' Anas juga meriwayatkan sepertinya. Dimuat oleh Bukhari dan Muslim. Jabir r.a. iuga meriwayatkan hadits seperti inidari Nabi saw.
dan dimuat oleh Muslim. Diriwayatkan oleh Usaid bin Hudhair dan ia mengamalkannya. Ibnu Abdul Bar berkata, "hadits ini diri-
wayatkan dari Nabi saw. dari jalur yang mutawatiI dari hadits Anas, Jabir, Abu Hurairah, Ibnu Umal dan Aisyah. Semuanya dengan
jalur sanad yang sahih.
ers Mughniy al-Muhtaaj, jil.L/h1m.253 dan al-Hadhramiyah, hlm.70.
ISLAM JILID 2
Begitu pula, orang yang melakukan shalat mundur dari imam. Kemudian, iika makmum
zhuhur di belakang orang yang melakukan lebih maju dari imam maka shalatnya tidak
shalatShubuh dan Maghrib. Namun, makmum sah. Ini adalah syarat yang harus dijaga menu-
dalam keadaan terakhir dihukumi seperti mak- rut mayoritas mazhab fiqih, seperti Hanafi,
mum mosbuq. Makmum menyelesaikan shalat- Syafi'i, dan Hambaliel6 berdasarkan sabda be-
nya setelah imam mengucapkan salam. Dalam liau saw.,
keadaan terakhir juga tidak mengapa bila
makmum mengikuti imam dalam qunut dan
duduk terakhir ketika imam menyelesaikan "lmam itu diangkat untuk diikuti."
shalat Maghrib. Makmum juga boleh berpisah
dari imam jika imam terlalu sibuk dengan qu- fuga, seorang imam ketika memimPin
shalat perlu untuk melihat ke barisan be'
nut dan duduk tasyahhud akhir pada shalat
lakangnya sebelum memulai shalat. Di sam-
Maghribnya demi menjaga kesinambungan
ping itu, tidak pernah ada hadits yang dikutip
shalat makmum itu sendiri.
dari Nabi saw. ataupun makna salah satu ha-
Seseorang yang melakukan shalat Subuh
dits yang menyebutkan makmum boleh di de-
boleh berdiri di belakang orang yang melaku-
pan imam.
kan shalat Zhuhur menurut pendapat yang
Adapun maksud dari makmum tidak le-
lebih jelas. Lantas, jika imam berdiri untuk
bih maju dengan tumit kaki terakhirnya dari
melakukan rakaatketiga maka makmum boleh
imam, karena jika jari-jari kaki makmum iebih
berpisah dari imam dan mengucapkan salam
maju dari imam karena kakinya yang lebih be-
atau menunggu imam dan ikut salam bersama
sar; selama tidak sebagian besar dari kakinya
imam. Namun, menunggu lebih baik. fika me-
ikut maiu maka tetap sah shalatnya.
mungkinkan bagi makmum untuk qunut pada
Mazhab Hanafi dan Hambali memboleh-
rakaat kedua maka makmum boleh qunut dan
jika tidak boleh meninggalkannya. Makmum kan bila makmum lebih maiu dari imam ketika
juga boleh berpisah dari imam untuk bisa qu- melakukan shalat di sekitar Ka'bah. Begitu
pula halnya mazhab Syafi'i, mereka membo-
nut.
lehkan makmum lebih maiu dari imam jika
Kesimpulannya, mazhab fiqih yang paling
makmum berada di arah yang berbeda de-
ketat dalam mensyaratkan kesamaan antara
ngan imam. Namun, iika makmum dan imam
shalat imam dan makmum adalah Maliki,lalu
berada dalam satu arah maka makmum tidak
Hanafi, Hambali, dan terakhir Syafi'i.
boleh lebih maju dari imam. Dimakruhkan bila
makmum lebih maju dari imam tanpa adanya
3. Hendaknya makmum tidak lebih malu
denSan tumlt kaki terakhirnya dari sebab yang darurat seperti sempitnya masjid,
imam, atau dengan pantatnya flka sedang jika ada sebab maka tidak makruh. Ke-
lmam shalat dalam keadaan duduk atau mudian, shalat makmum akan batal jika lebih
dengan punggungnya jika lmam shalat maju dari imam dalam fatwa terbaru imam
dalam keadaan berbaring Syafi'i, karena makmum berdiri di posisi yang
Namun, jika posisi makmum sejajar de- bukan tempatnya sama seperti iika makmum
ngan imam tetap dibolehkan meski dimakruh- berdiri di tempatyang ada naiisnya.
kan dan disunnahkan agar makmum agaklebih Adapun mazhab Maliki berpendapat, tidak
eL5 Al-Moi^uui
iil.4 /hlm.l94.
FIQLH rSLAM lrLtD 2
perlu adanya syarat seperti di atas. fika mak- Sedangkan rincian pendapat mazhab
mum lebih maju dari imam meskipun orang HanafielT adalah, berbedanya tempat antara
yang maju itu adalah semua makmum maka imam dan makmum dalam merusak jamaah,
shalat itu tetap sah menurut pendapat yang baik itu dapat membuat ragu keadaan imam
kuat. Akan tetapi, dimakruhkan majunya mak- ataukah tidak menurut pendapat yang benar.
mum dari imam jika tanpa adanya sebab yang fika seorang yang berjalan makmum kepada
darurat, karena dengan majunya makmum ti- orang yang menunggang hewan, atau se-
dak menutup kemungkinan orang-orang akan baliknya, atau penunggang hewan dengan
bermakmum kepadanya sama seperti orang penunggang hewan lainnya maka tidak sah ja-
yang di belakangnya. maah mereka sebab berbedanya tempat, fika
kedua orang itu, imam dan makmum, berada
4. Menyatunya tempat shalat lmam dan di atas satu hewan maka sah jamaah mereka
mdfium lewat pengllhatan, pendenghEn, karena menyatunya tempat,
ataupun suara oratE yang menyambung.
Kemudian, jika seorang makmum terpisah
Jika tempat imam dan makmum sampai dari imam dengan jalanan umum yang biasa
berbeda maka tidak sah jamaah mereka menu-
dilewati oleh orang banyak, atau sungai be-
rut detail pendapat mazhab-mazhab fiqih. Ini sa4 atau tanah kosong di padang pasir atau
adalah syaratyang harus dijaga menurut mayo-
di masjid besar sekali seperti Masjid al-Quds
ritas mazhab fiqih selain Maliki, karena berja- (Masjidil Aqsha) yang bisa di muati oleh dua
maah dituntut keikutsertaan dalam shalat dan
barisan atau lebih, atau juga dipisah oleh baris-
tempat merupakan salah satu hal yang men- an wanita yang tanpa penutup sebatas depak
dukung shalat. Karena itulah, keikutsertaan atau setinggi orang dewasa maka tidak sah
tempat menjadi suatu keharusan. Ketika ber- jamaah mereka. Karena hal itu, mengharus-
bedanya tempat pelaksanaan shalat maka hi-
kan berbedanya dua tempat; imam dan mak-
langlah keikutsertaan dalam tempat tersebut mum secara 'urf dan hakikat maka tidak sah
maka hilang pula keikutsertaan dalam shalat jamaah mereka berdasarkan perkataan Umar
karena hilangnya salah satu pendukungnya.
r.a., "Seorang makmum yang terpisah tempat-
Adapun Malikiyah berpendapat, tidak nya dari imam dengan sungai, atau jalan, atau
ada syarat seperti di atas. Berbedanya tem- barisan wanita maka shalatnya tidak sah."
pat imam dan makmum tidak mencegah ke-
Batas jalan umum yang bisa mencegah
sahihan berjamaah. Adanya penghalang baik
sahnya shalat berjamaah adalah jalan yang
sungai, ialan, atau tembok tidak pula mence-
bisa dilewati oleh gerobak atau hewan penarik
gah kesahihan berjamaah. Selama bisa dike-
barang. Sedangkan maksud dari sungai adalah
tahui gerakan-gerakan imam lewat melihat yang bisa dilewati oleh perahu.
atau mendengar maka berjamaah dibolehkan
fika barisan shalat itu bersambung de-
dan tidak disyaratkan bersambungnya tempat
ngan jalan seperti yang terjadi di dua masjid
kecuali shalat fumat. fika seorang makmum
suci atau masjid-masjid yang penuh dengan
dalam mengikuti imam shalat fumat di rumah
orang-orang yang shalat maka berjamaah di-
yarigbersebelahan dengan masjid maka shalat-
bolehkan. Sebab, bersambungnya barisan
nya batal, karena bergabung itu syarat sahnya shalat dapat mencegahnya agar tidak dilewati
shalat |umat.
oleh orang dan tidak menjadi jalan lagi, bah-
9r7 Al-Bodoo'i,jil.1/hlm.1a5 dan ad-Dur al-Mukhtar wa Rad al-Muhtaa iil.t/h1m.514, 547-549.
ISLAM lrrrD 2
kan menjadi tempat shalat yang menjadi ba- sedang imam berada di dalam masiid. Dengan
gian dari barisan shalat. Begitu pula halnya, alasan bahwa atap masiid hukumnya mengikut
jika di atas sungai ada jembatan yang dipenuhi kepada masjid, sedang hukum yang mengikut
dengan barisan shalat yang bersambung. itu seperti halnya hukum yang diikuti, yaitu
Adapun penghalang seperti tembok be- seakan-akan makmum sedangberada di dalam
sar tidak dapat mencegah dibolehkannya masjid. Namun hal ini jika makmum tidak ragu
berjamaah jika tidak sampai membuat ragu akan keadaan imam, sedangkan jika ada kera'
akan keadaan imam dengan mendengar su- guan maka tidak dibolehkan berjamaah.
ara imam atau suara orang yang menyambung Namun, jika posisi makmum itu lebih
suara imam, atau pun melihat meski hanya maju dari imam tentu tidak dibolehkan karena
satu orang makmum saia dari pintu yang di- hilangnya makna mengikuti.
jaga sehingga sulit untuk masuk. Ini tidak bisa Adapun jika seseorang yang berada di
disebut berbedanya tempat seperti masjid rumahnya makmum kepada imam yang ada di
dan rumah, karena masiid adalah tempat satu, masjid, sedang rumahnya itu terpisah dengan
kecuali iika masjid itu sangat besar sekali. Be- jalan dari masjid atau lainnya maka tidak dibo-
gitu pula halnya dengan rumah dihukumi se- lehkan berjamaah karena berbedanya tempat.
perti masjid tidak seperti hukum padang pasir. Kesimpulannya, berbedanya tempat an-
Dengan demikian, jelas bahwa penghalang itu tara imam dan makmum dapat mencegah di-
tidak sampai menghalangi dibolehkannya ber- bolehkanya berjamaah, baik makmum ragu
jamaah dengan syarat tidak adanya keraguan akan keadaan imam ataukah tidak. Sedangkan
akan keadaan imam dan berbedanya tempat menyatunya tempat di masiid atau rumah na-
shalat, dan tidak disyaratkan harus bersam- mun adanya penghalang yang memisahkan
bung dengan imam ataukah tidak. dapat membuat tidak sahnya berjamaah jika
Dengan begitu, makmum kepada imam makmum ragu akan keadaan imam. Lantas ada-
dengan posisi berada di uiung masjid dan nya pemisah yang bisa dimuati dua barisan
imam berada di mihrab tetap dibolehkan, atau lebih di padang pasir atau di masiid yang
karena masjid meski lebar tepi-tepinya tetap sangat besar sekali maka tidak dibolehkan
dihukumi sebagai tempat yang satu. Lantas, berjamaah.
jika orang yang menyampaikan suara takbi- Sedangkan Syafi'iyah berpendapat,els di-
ratul ihram imam bermaksud hanya untuk syaratkan sahnya berjamaah iika makmum
menyambung suara saja maka batallah shalat mengetahui pergerakan imamnya, baik de-
orang yang makmum dengan suara penyam- ngan melihat langsung imam atau melihat
bung itu. sebagian barisan shalat, atau mendengar wa-
fika seorang makmum berada di atap mas- laupun suara orang yang menyambung suara
jid atau di atas bangunan yang berada di sam- imam meski orang itu tidak sedang shalat.
ping masjid yang bersambung dan tidak di- a. fika imam dan makmum berkumpul di
pisah oleh jalanan lalu makmum kepada imam dalam masjid maka tentu diperbolehkan
maka jika posisinya itu berada di belakang berjamaah meski jarak yang memisah-
imam atau setara dengan posisi imam maka kan keduanya itu lebih dari tiga ratus
dibolehkan. Sebab, Abu Hurairah r.a. pernah depa atau terpisah oleh bangunan seperti
berdiri di atap dan makmum kepada imam, sumuX, atap, atau menara, atau juga tertu-
tupnya pintu ketika sedang shalat. Kemu- atau kiri maka barisan shalat harus bersam-
dian, iika seseorang shalat di akhir masjid bung dari salah satu bangunan dengan lainnya
sedang imam berada di awal masjid maka dan tidak mengapa bila ada sela kecil yang ti-
tetap sah berjamaahnya dengan syarat dak memungkinkan seseorang untuk berdiri
dimungkinkannya berialan dengan tidak menurut pendapat yang lebih kuat. Namun,
adanya penghalang di antara imam dan jika bangunan yang ditempati makmum itu
makmum yang dapat mencegah sampai- berada di belakang bangunan imam maka ten-
nya makmum kepada imam, seperti pintu tu saja dibolehkan berjamaah dengan syarat
yang dipaku sebelum memulai shalat. Ti- jarak di antara dua barisan itu tidak lebih dari
dak ada bedanya hukum antara memung- tiga ratus depa.
kinkan sampainya makmum kepada imam fika seseorang dibolehkan berjamaah de-
dengan seseorang itu menghadap kiblat ngan orang lain yang berada di gedung sam-
atau membelakanginya. Adapun atap dan pingnya maka tentu saja dibolehkan pula sese-
halaman masjid, ataupun selainnya diang- orang berjamaah dengan orang yang berada di
gap masuk dalam hukum masjid. belakang atau di sampingnya meskipun antara
b. Adapun jika imam dan makmum berada di makmum dan imam dipisahkan oleh tembok.
selain masjid, seperti padang pasir maka fika seorang makmum berdiri di atas ke-
shalatnya tetap sah dengan syarat iarak tinggian bukan bagian dari masjid, seperti bal-
antarkeduanya dan jarak setiap dua baris- kon di tengah rumah misalnya sedang imam
an shalat itu lebih dari tiga ratus depa, berada di bawah, seperti di tengah-tengah
tetapi tidak mengapa bila lebih tiga depa rumah itu, atau sebaliknya, yaitu berdirinya
lagi. Namun, hendaknya tidak ada tem- makmum kebalikan dari posisi di atas balkon
bok, atau pintu tertutup, atau pintu rusalq maka disyaratkan adanya syarattambah selain
ataupun jendela yang memisahkan antara menyatunya barisan, yaitu setaranya seba-
imam dan makmum. Kemudian, jika imam gian badan makmum dengan sebagiar-r badan
berada di dalam masjid sedang makmum imam dengan setaranya kepala orang yang
berada di luarnya maka jarak tiga ratus ada di bawah dengan kaki orang yang ada di
depak itu terhitung dari akhir masjid. Ti- atas dengan ukuran berdiri secara tegak orang
dak pula mengapa bila adanya pemisah yang berada di bawah.
atau terhalang jalan, atau sungai besar Adapun mazhab Hambaliele memiliki pen-
yang bisa dilalui oleh perahu dan dapat jelasan detail lainnya yang mandiri, dimana
direnangi, atau pula dipisah dengan laut mereka berpendapat, berbedanya tempatimam
antara dua perahu menurut pendapat dan makmum dapat mencegah dibolehkannya
yang benar. berjamaah dengan penjelasan sebagai berikut.
fika imam dan makmum berada di dua a. fika imam dan makmum sama-sama be-
bangunan seperti ruang-ruang sekolah, atau rada di masjid maka dibolehkan berja-
dua gedung maka dibolehkan berjamaah maah meskipun di antara keduanya ada
menurut dua pendapat yang benar dengan pemisah atau imam tidak bisa terlihat,
penjelasan sebagai beriku! jika bangunan tetapi makmum masih bisa mendengar
yang ditempati makmum berada di sisi kanan suara takbiratul ihram imam dan meski-
pun barisan shalatnya tidak bersambung Secara tekstual, para sahabat melihat Ra-
menurut umum. Karena, masjid dibangun sulullah saw. ketika beliau sedang berdiri
untuk shalat berjamaah maka bagi orang saja.
yang bisa shalat di dalamnya maka terhi- Tidak disyaratkan menyatunya bari-
tung ia berada di tempatshalatberjamaah. san untuk makmum yang berada di luar
Berbeda halnya jika berada di luar masjid, masjid karena tidak adanya pemisah anta-
karena luar masjid tidak disiapkan untuk ra masjid dan luarnya, jika melihat masih
berjamaah. Karena itulah, disyaratkan ada- bisa dan memungkinkan berjamaah.
nya ketersambungan barisan shalat. c. fika di antara imam dan makmum itu ada
b. fika imam dan makmum berada di luar sungai yang bisa dilewati oleh perahu
masjid maka berjamaah dibolehkan de- maka tidak diperbolehkan diadakannya
ngan syarat harus melihat imam atau me- shalat berjamaah, seperti halnya bila ada
lihat punggung imam. Seandainya mak- jalan yang memisahkan antara imam dan
mum melihat imam hanya dalam sebagian makmum, karena barisan shalat tidak
gerakan shalatseperti dalam posisi berdiri akan bisa bersambung menurut pandang-
atau ruku', atau jarak di antara keduanya an umum. Shalat iuga ada yang tidak bo-
lebih dari tiga ratus depa, ataupun ke- leh diadakan di jalan seperti shalat fumat,
mungkinan bisa melihat tetapi sulit un- Hari Raya, istisqal gerhana, dan ienazah.
tuk dilakukan seperti adanya jendela atau
fika barisan shalat yang dilakukan di jalan
semisalnya maka jika makmum tidak me-
bisa bersambung maka dibolehkan berjamaah
lihat imam atau sebagian dari punggung-
dan sah shalat makmum. Sedangkan jika ter-
nya maka tidak dibolehkan berjamaah
putus barisan shalat yang diadakan di jalan,
meskipun makmum mendengar suara tak-
baik shalat tersebut adalah shalat yang boleh
bir imam berdasarkan perkataan Aisyah
dilakukan di jalan ataukan tidak maka tidak
kepada kaum wanita yang sedang shalat di
sah shalatnya makmum, karena jalan bukan-
kamarnya, "Janganlah kalian shalat menu-
lah tempat untuk shalat maka hukumnya se-
rut gerakan shalat imam karena kalian perti sungai.
berada di balik tirai." Sebab, tidak mung-
Tidak sah juga shalatnya orang yang be-
kin bisa mengikuti seluruh gerakan imam
rada di satu perahu sedang imamnya berada
dalam shalat. Adapun dalil disyaratkan-
nya melihat imam adalah hadits Aisyah
di perahu lainnya yang tidak berbarengan.
Alasannya, air adalah jalanan dan barisan
r.a., ia berkata, "Suatu hari, Rasulullah saw.
shalat tidak bersambung. Namun, keadaan ini
sedang shalat malam dan tembok kamar
diperbolehkan bila sedang dalam keadaan ta-
waktu itu masih pendek, lalu ada bebe-
kut [perang) maka diperbolehkan berjamaah
rapa orang yang melihat sosok Rasulullah
karena adanya alasan.
saw dan orang-orang itu ikut shalat de-
Diperbolehkan pula bermakmum orang
ngan shalat beliau saw. Pagi harinya,
yang berada di atas masjid dan bukan masjid
orang-orang membicarakan hal tersebut.
kepada imam jika barisan shalatnya bersam-
Pada malam berikutnya, Rasulullah saw.
bung, karena posisi atas tidak mencegah di-
kembali bangun malam dan beberapa
perbolehkannya makmum kepada imam.
orang ikut lagi shalat bersama beliau."e2o
5. MAKMUM HARI'S MENG'KUTI IMAMNYA imam maka rakaat yang dilakukannya dibatal-
Syarat ini sangat perlu diperhatikan karena kan karena tidak terpenuhi bentuk-bentuk
berjamaah dituntut untuk mengikuti imam mengikuti gerakan imam dan harus meng-
dalam setiap gerakan shalat. Sedangkan meng- gantinya setelah imam selesai mengucapkan
ikuti gerakan shalat itu baru teralisir jika mak- salam dan jika tidak diganti maka batal shalat-
mum melakukan gerakan seperti gerakan nya. fika makmum tidak ikut qunut bersama
imam berdasarkan hadits dari dua kitab ha- imam maka dia berdosa, karena ia telah me-
dits shahih, ninggalkan hal yang wajib. Namun, jika mak-
mum tidak ikut membaca tasbih ketika ruku'
ti1, rr5; ,s tip
: itic:1\ ;i r;y maka ia telah meninggalkan sunnah.
Tidak diharuskan mengikuti imam dalam
trs)u {.t empat hal berikut
jika
"lmam itu diangkatuntuk diikuti maka Pertama, jika imam menambah sujud de-
imam bertakbir maka bertakbirlah dan jika ngan sengaia.
imam ruku' maka ruku'lah!" Kedua,jika imam menambah takbir ketika
melakukan shalat Hari Raya.
Mazhab-mazhab fiqih memiliki pendapat
masing-masing dalam mempraktekkan makna Ketiga, iika imam menambah takbir ketika
syarat ini. fika tidak ada syarat ini maka shalat melakukan shalat jenazah, yaitu bertakbir lima
makmum bisa tidak sah. Adapun mengikuti kali.
gerakan imam itu bisa diukur dengan tiga ben- Keempat, imam berdiri karena lupa untuk
tuk; mengiringi, yaitu gerakan makmum me- melakukan rakaat tambahan dari shalat fardhu
ngiringi gerakan imam seperti mengiringi setelah duduk terakhir. fika imam sempat
imam dalam takbiratul ihram, ruku, atau kembali setelah diingatkan oleh makmum-
lainnya. Kedua, mengeko4, yaitu makmum nya maka sah shalat imam dan imam wajib
melakukan gerakan setelah imam secara lang- melakukan sujud sahwi. Namun, iika imam
sung. Ketigq, tidak terlalu tergesa-gesa dalam telah telanjur menambah rakaatnya dengan
melakukan gerakan, yaitu makmum melaku- sujud maka makmum boleh mengucapkan
kan gerakan shalat setelah imam melakukan- salam sendirian. Kemudian, jika imam berdiri
nya dengan tidak terlalu tergesa-gesa dan lagi sebelum duduk terakhir dan mengikat
baru menyusul gerakan imam sebelum imam rakaat tambahannya dengan sujud maka batal
melakukan rukun berikutnya. shalat semua orang.
Seorang makmum boleh melakukan sem-
Mazhab Hanafi berpendapat bilan hal dan tidak boleh megikuti imam jika
Mengikuti gerakan imam dengan salah imam meninggalkannya, yaitu mengangkat
kedua tangan ketika takbiratul ihram, mem-
satu dari tiga bentuk yang disebutkan di atas
baca doa pembuka, takbir ruku', takbir sujud,
dilakukan ketika melakukan rukun, kewajiban,
tasbih pada dua sujud, membaca doa ketika
dan sunnah dalam shalat. fika makmum me-
bangun dari ruku', membaca tasyahhud, salam,
ninggalkan ruku'bersama imam yaitu dengan
dan takbir tasyriq.
melakukan ruku'sebelum atau sesudah imam
atau bahkan tidak ikut ruku' bersama imam, Seorang makmum juga tetap mengikuti
atau sujud sebelum atau sesudah imam, atau imam ketika imam meninggalkan lima hal,yai-
bahkan tidak ikut sujud sama sekali bersama tu takbir ketika shalat'ld, duduk pertama, su-
ISLAM IILID 2
jud tilawah, sujud sahwi, qunut jika takut ter- dalam mengucapkan keduanya maka shalatnya
tinggal ruku', sedang jika tidak takut tertinggal batal. Adapun dibolehkan bila makmum mu-
maka ia harus qunut. lai mengucapkan takbiratul ihram dan salam
Adapun mengikuti imam ketika takbiratul setelah imam secara langsung dan mengakhi-
ihram itu lebih baik. Karena, jika seorang mak- rinya setelahnya ataupun secara bersamaan
mum bertakbiratul ihram sebelum imam maka dan tidak diperbolehkan bila makmum menye-
shalatnya tidaksah. Sedangkan jika ia menunda lesaikan bacaan keduanya sebelum imam.
untuk segera bertakbir maka ia telah kehilang- Adapun mengikuti imam pada selain tak-
an kesempatan untuk mendapatkan waktu biratul ihram dan salam, tidaklah menjadi
keutamaan takbiratul ihram. Kemudian, dibo- syarat. Artinya, jika seorang makmum menya-
lehkan jika seorang makmum bertakbiratul ih- mai imam dalam ruku' ataupun sujud maka
rambersama imam, namun jika makmumlebih shalatnya tetap sah meski dimakruhkan. Na-
dulu selesai mengucapkan takbirnya daripada mun, diharamkan jika makmum sampai men-
imam maka itu tidak diperbolehkan. dahului imam, selain takbiratul ihram dan
Begitu pula halnya mengikuti dalam meng- salam, pada rukun-rukun lainnya. Akan tetapi,
ucapkan salam itu akan lebih baik jika mak- jika makmum mendahului imam tidak akan
mum mengucapkan salam bersama imamnya, sampai membatalkan shalat jika ia tetap ber-
itupun jika makmum menyelesaikan bacaan sama imam.
tasyahhudnya tidak ataupun setelah imam. Penjelasannya, jika makmum mendahului
Sedangkan jika makmum mengucapkan salam imam dalam melakukan ruku'atau sujud,lalu
sebelum imam setelah ia menyelesaikan baca- menunggu imam pada keduanya sampai imam
an tasyahhudnya maka shalatnya tetap sah ruku'dan sujud juga maka shalatnya makmum
meski dimakruhkan jika tanpa adanya udzur. tetap sah. Namun, makmum akan berdosa jika
Namun, jika makmum mengucapkan salam ia Sengaja dalam mendahului gerakan imam.
setelah imam maka ia telah meninggalkan hal Sedangkan jika makmum tidak menung-
yang utama. gu imam, bahkan bangun lagi sebelum imam
|ika makmum belum selesai membaca maka batal shalatnya. |ika makmum bangun
tasyahhudnya maka ia harus segera menyem- karena lupa dan kembali lagi pada gerakan se-
purnakannya lalu segera menyusul untuk belumnya maka sah shalatnya.
mengucapkan salam. fika makmum sampai terlambat dari ge-
rakan imam, seperti makmum baru ruku
Mazhab Maliki berpendapatezl setelah imam bangun dari ruku' maka jika ini
Bermakmum itu adalah hendaknya ge- terjadi pada rakaat pertama secara sengaja
rakan makmum setelah gerakan imam, tidak maka batal shalatnya, karena ia melanggar
mendahului, menyamai, ataupun terlambat aturan makmum. Namun, jika itu teijadi kare-
dari gerakan imam. Mengikuti imam dengan na lupa maka rakaat tersebut tidak dihitung
pengertian seperti ini merupakan syaratdalam dan harus diganti setelah imam mengucapkan
mengucapkan takbiratul ihram dan salam saja; salam.
yaitu makmum bertakbiratul ihram dan salam Kemudian, jika makmum bangun sebelum
setelah imam. |ika makmum menyamai imam imam pada rakaat pertama maka shalatnya ti-
e27 Asy-Syarhash-Shaghiiniil.L/h1m.452-454,asy-Syarhat-Kabiir,iil.l/hlm.240,BidaayotutMujtahid,iiLllh1m.148.
rsLAM IrtrD 2
dak batal, tetapi berdosa iika makmum sengaja tidak dalam ucapannya, yaitu hendaknya se-
dalam melakukannya. orang makmum ketika mulai melakukan suatu
Lantas, jika makmum meninggalkan qunut gerakan harus setelah imam dan makmum ha-
pada shalat Shubuh, sedang imam melakukan- rus segera mengikuti gerakan shalat setelah
nya maka makmum tidak berdosa karena qu- imam selesai melakukannya. Sedang disun-
nut hanyalah sunnah. nahkan bila makmum mengikuti imam dalam
Makmum boleh tidak mengikuti imam bacaannya seperti yang terdapat dalam Shahi
dalam beberapa hal, yaitu imam menambah hain, "Seseorang diangkat menjadi imam han-
bilangan takbir pada shalat Id. Itupun jika tam- ya untuk diikuti". Dengan begitu, jika hadits ini
bahan itu menurutmazhab imam. kedua, imam diterapkan dalam gerakan dan ucapan maka
menambah takbir pada shalat jenazah dari em- tidak berdosa, karena mengikuti itu harus ter-
pattakbir. Ketiga, imam melakukan satu rakaat atur bukan bertentangan dengannya. Bahkan,
tambahan karena lupa, maka makmum harus bertentangan itu adalah makruh dan meme-
duduk. fika makmum mengikuti imam dengan cah keutamaan berjamaah karena melakukan
sengaja maka shalatnya menjadi batal. suatu yang dimakruhkan.
Adapun untuk makmum, hendaknya tetap Terkecualikan takbiratul ihram, karena
melakukan beberapa hal meskipun imam me- jika makmum mengucapkannya bersamaan
ninggalkannya, yaitu mengangkat kedua tang- dengan imam maka batal shalatnya.
an ketika takbiratul ihram karena dianjurkan, Shalat makmum iuga akan batal jika mak-
takbir shalat karena sunnah, takbir tasyriq mum mendahului imam atau terlambat dari-
setelah shalat karena dianjurkan, sujud sahwi nya dalam melakukan dua rukun gerakan tanpa
dari imamnya dengan syarat makmum sudah adanya udzur. Artinya, seorang makmum di-
mengikuti imam satu rakaat karena jika tidak syaratkan untuk mengakhirkan seluruh takbi-
batallah shalatnya karena sujud sahwi sunnah, ratul ihramnya dari takbiratul ihram imam. Ti-
dan terakhir, takbir shalat'ld karena sunnah. dak pula mendahului ataupun terlambat dari
Makmum boleh mengikuti imam ketika imam dalam dua rukun gerakan tanpa adanya
imam meninggalkan suiud pertama dan kem- udzu[ juga tidak mendahului imam ketika
bali untuk melakukannya sebelum berpisah mengucapkan salam.
dari tanah dengan kedua tangan dan lututnya, Dengan begitu, shalat makmum tidak akan
sebagaimana makmum mengikuti imam ketika batal meski ia menyamai gerakan imam pada
meninggalkan sujud tilawah jika imam menin- selain takbiratul ihram ataupun mendahului
ggalkannya. imam dengan satu rukun gerakan atau juga
Lantas, shalat menjadi batal jika imam terlambat satu rukun, menurut pendapat yang
sampai meninggalkan salam meskipun imam lebih kuat. Akan tetapi, menyamai imam ketika
melakukannya, karena salam merupakan ru- mengucapkan salam hanya dimakruhkan saja.
kun yang harus dilakukan oleh setiap orang Adapun mengucapkan salam sebelum imam
yang melakukan shalat. dapat membatalkan shalat. Kemudian, jika
seorang makmum mendahului imam dengan
Mazhab Syaf i berpendapate2z dua rukun gerakan tanpa adanya udzu[ se-
Seorang makmum haruslah mengikuti perti makmum sudah sujudsedangimam masih
imam dalam seluruh gerakan shalat, tetapi membaca surah maka batal shalat makmum.
membaca surah merupakan udzur sampai me- Adapun jika makmum mendahului imam I
ninggalkan tiga rukun panjang, seperti yang dengan dua rukun secara sengaja maka batal j
telah kami jelaskan sebelumnya. |ika lebih shalatnya, sedang jika mendahuluinya karena
i
dari tiga rukun maka makmum harus meng- lupa maka tidak batal tetapi makmum harus j
ikuti gerakan imam saat itu lalu menggantinya mengulang apa yang dilakukannya itu. fika ti- i
setelah imam mengucapkan salam. dak diulang maka rakaat yang dilakukannya l
tidak mendahului imam dengan satu gerakan shalat itu makruh hukumnya seperti halnya
shalat, atau takbiratul ihram, ataupun salam. dalam mazhab Syafi'i. l
Tidak pula terlambat dari imam dengan satu Adapun jika makmum mendahului atau
gerakan shalat, sedang dianjurkan bagi mak- menyamakan gerakan pada takbiratul ihram
mum untuk memulai gerakan-gerakan shalat maka shalatnya batal, baik itu sengaja ataupun
lalai. fika makmum mendahului imam ketika anjurkan. Adapun tasyahhud, iika imam lebih
mengucapkan salam secara sengaja maka batal dulu selesai maka makmum harus segera me-
shalatnya, sedang jika lalai maka makmum ha- nyempurnakan bacaan tasyahhudnya karena
rus mengulangi salamnya lagi setelah imam umumnya perintah tasyahhud.
dan jika tidak diulangi maka batal shalatnya. Kesimpulannya, berbarengan ketika meng-
fika seorang makmum terlambat satu ru- ucapkan takbiratul ihram itu dibolehkan me-
kun dari imamnya dengan sengaja, bila rukun nurut Hanafi dan Hambali, tetapi membatal-
itu adalah ruku' maka batallah shalat mak- kan shalat menurut Maliki dan Syafi'i se-
mum. Namun, jika rukun itu bukanlah ruku' perti halnya bila makmum lebih dulu meng-
atau terlambat karena lalai ataupun tidak tahu ucapkan takbiratul ihram daripada imam dapat
maka makmum harus mengejarnya selama ti- membatalkan shalat juga. Adapun makmum
dak takut akan tertinggal rakaat berikutnya. yang mengangkat kepalanya-sebelum imam,
fika makmum takut tertinggal maka imam ha- mayoritas ulama fiqih mengecamnya meski-
rus segera mengikuti imam dan rakaat yang pun shalatnya tetap sah dan makmum harus
sedang dilakukan tidak dihitung. Kemudian, kembali dan mengikuti imam.
setelah imam mengucapkan salam, makmum Mazhab Syaf i menambahkan, berke-
harus menggantinya. sesuaian dengan imam dalam melakukan hal-
Selanjutnya, bila makmum terlambat dua hal yang sunnah dan tidak boleh berbeda. fika
rukun dari imam dengan sengaja maka batal- imam meninggalkan sujud tilawah sedang
lah shalatnya. Namun, jika terlambat itu kare- makmum melakukannya, ataupun sebaliknya,
na lalai maka makmum harus melakukannya atau imam meninggalkan tasyahhud pertama
bila tidak takut tertinggal rakaat berikutnya sedang makmum melakukannya maka batal
dan jika takut maka rakaat yang dilakukannya shalatnya makmum jika ia tahu dan sengaia
itu tidak dihitung dan makmum harus meng- melakukannya.
gantinya setelah imam mengucapkan salam. Kemudian, jika imam bertasyahhud dan
Namun, jika makmum terlambat satu ru- makmum berdiri dengan sengaia maka shalat-
kun dari imam karena adanya udzur maka nya makmum tidak batal karena makmum pin-
hukumnya seperti detail hukum imam menda- dah ke fardhu yang lain, yaitu berdiri. Namun,
hului makmum. Kemudian, jika makmum ter- disunnahkan bagi makmum untuk kembali,
lambat dari imam karena udzur seperti tidur keluar dari perbedaan hal yang waiib.
atau lalai, dan lain-lain maka makmum harus Kesesuaian antara imam dan makmum
segera melakukannya dan mengejar gerakan dalam melakukan sunnah terbatas pada tiga
imam, sedang jika tidak melakukannya maka macam; yaitu suiud tilawah pada shalat Shubuh
rakaatnya tidak sah dan makmum harus meng- pada hari fumat, sujud sahwi, dan tasyahhud
gantinya setelah imam mengucapkan salam. pertama. Adapun qunut, makmum tidak wajib
Kemudian, jika imam lebih cepat selesai mengikuti imam, baik mengikuti ataupun me-
membaca surahnya daripada makmum lalu ninggalkannya.
imam ruku' maka makmum harus meng- Syafi'iyah mensyaratkan juga, hendaknya
ikuti imam dan memotong bacaan surahnya. imam melakukan shalat yang tidak wajib un-
Karena, membaca surah itu dianjurkan sedang tuk mengulanginya lagi, yaitu tidak sah meng-
mengikuti imam itu wajib hukumnya. Tidak ikuti orang yang kehilangan dua kesucian
ada pertentangan antara waiib dan hal yang di- karena shalatnya wajib untuk diulang.
rstAM JrLrD 2
Hanafi mensyaratkan, kaum wanita ti- ruh rakaat shalat secara sempurna bersama
dak boleh berada dalam satu baris meskipun imam. juga, makmum laahiq, yaitu makmum
muhrim, sedang jika berada dalam satu baris yang dapat melakukan rakaat pertama shalat
maka batallah shalatnya tiga orang; orang yang bersama imam tetapi tertinggal pada bagian
berada di sisi kanan dan kiri, serta di belakang akhirnya karena tertidur atau hadats.
dengan adanya enam syarate2s berikut menu- Adapun makmum masbiq maka tidak
rut apa yang terdapat dalam nash berikut. sampai merusak shalatnya atas apa yang di-
Pertama, hendaknya wanita yang berada ganti ataupun yang disempurnakan dari rakaat
dalam satu baris itu menarik, laitu berumur yang ditinggalkannya.
mulai dari tujuh tahun dan berbadan besar Sedangkan makmum yang berada satu
sudah pantas untuk disetubuhi, ataupun ber- baris dalam shalat tanpa adanya kesamaan
umur delapan atau sembilan, atau lebih. Na- maka hukumnya makruh.
mun, tidak akan merusak shalat bila wanita itu Keempat, hendaknya di antara kedua mak-
gila karena tidak bolehnya melakukan shalat. mum wanita dan pria itu tidak ada pemisah,
Kedua, hendaknya shalat yang dikerjakan baik itu satu hasta dengan lebar satu ibu iari
waktu itu sempurna, yaitu mengerjakan selu- paling sedikit, ataupun jarak kosong sebanyak
ruh rukun shalat. Dimana wanita itu ikut juga sembilan orang.
melakukan ruku dan sujud. fika dua orang di Kelimo, hendaknya berada dalam satu
sampingnya shalat hanya dengan memberikan barisan itu ketika melakukan rukun secara
tanda, atau shalat keduanya tidak sama seperti sempurna. fika makmum wanita bertakbiratul
satu orang melakukan shalat Zhuhur sedang ihram di satu barisan tertentu lalu ruku di
yang lainnya melakukan shalat Ashar. Tidak barisan lainnya,lantas sujud di barisan ketiga
termasuk shalat yang sempurna adalah shalat maka batallah shalat orang yang berada di sisi
jenazah maka tidak membatalkan shalat bila kanan, kiri, ataupun di belakangnya.
wanita berada dalam satu barisan ketika di- Keenam, hendaknya mengarah pada satu 1
laksanakannya shalat jenazah. arah. |ika berbeda arah seperti shalat yang l
Ketiga, hendaknya shalat di antara ke- dilakukan di dalam Ka'bah ataupun shalat di
duanya; makmum wanita dan pria berbareng- tengah kegelapan malam maka wanita berada
an antara takbiratul ihram dan pelaksanaannya. dalam satu barisan tidak sampai membatalkan
Maksud berbarengan pada takbiratul ihram shalat.
adalah hendaknya makmum wanita dan pria Kesimpulan dari syarat-syarat ini, bisa di-
sama-sama melakukannya ketika imam ber- katakan, bila wanita yang berada dalam satu
takbiratul ihram juga. Sedangkan maksud ber- barisan itu menarik, berniat meniadi imam
barengan pada pelaksanaan adalah hendaknya dalam satu rukun, pada shalat mutlak, ber-
keduanya memiliki imam yang diikuti baik se- barengan pada takbiratul ihram dan pelaksa-
cara hakiki ataupun perkiraan.e25 Ini menca- naannya, dengan kesamaan tempat arah shalat
kup juga makmum mudrik, yaitu makmum juga, tanpa adanya penghalang ataupun jarak.
yang mengikuti shalat bersama imam sejak Seorang wanita dapat membatalkan shalat
rakaat pertama dan dapat melakukan selu- tiga orang; orang yang berada di sisi kanan,
925
Tabyiin ol-Haqaa'iq, jil.l/hlm.l37, Fothul Qadiix jil.t/h1m.257, Dur al-Mukhtarwa Rad al-Muhtaar,hlm.Sl4,535-537.
926
Maksud pelaksanaan hakiki adalah keadaan satu baris, sedang perkiraan yaitu makmum yang menyusul menyempurnakan gerak-
an shalatnya sehingga seakan-akan dia berada di belakang imam.
IStAivt IITID 2
kiri, dan belakangnya hingga akhir barisan, mana Allah mengakhirkan mereka jugai'e28 se-
tidak lebih dari itu. Karena, orang yang batal hingga sampai menyebabkan batalnya shalat
shalatnya bisa menjadi penghalang bagi oiang bila tidak dilakukan. Karena, urutan barisan
setelahnya. adalah sunnah nabi saja. Adapun disela-selai
Adapun dua wanita dapat membatalkan antara barisan laki-laki dan wanita tidak sam-
shalat empat orang; dua orang yang berada pai membatalkan shalat dengan dalil bahwa
di belakangnya sampai akhir barisan, dan dua Ibnu Abbas berdiri di sisi kiri Nabi saw. tetapi
orang yang berada di sisi kanan dan kiri. Se- shalatnya lbnu Abbas na. tidak batal. Lantas,
dangkan menurut pendapat yang kuat, tiga Abu Bakar r.a. bertakbiratul ihram di belakang
orang wanita bisa merusak shalat satu orang barisan, lalu ruku dan bergabung dalam baris-
yang berada di sisi kanan, satu orang di sisi an. Usai shalat, Nabi saw. bersabda kepada-
kiri, dantiga orang di belakangnya hingga akhir hYo,
barisan.
Sedangkan seorang laki-laki yang tidak
- '1, li'r Af :l;r;
berjenggot dan ganteng menarik yang berada "Semoga Allah menambahkan semangat-
dalam satu barisan tidak sampai membatalkan mu, tetapi jongan diulangi lagi!"
shalat menurut mazhab Hanafi. Karena, sebab
yang membatalkan shalat itu berada pada diri Hanafiyah juga menambahkan syarat sah-
nya makmum adalah hendaknya tidak terpisah
wanitanya bukan sebab syahwat, bahkan kare-
jarak antara imam dan makmum dengan baris-
na meninggalkan fardhunya tempat.
an wanita. fika ada tiga orang wanita maka
Adapun pendapat mayoritas ulama fiqih
dapat membatalkan shalat tiga orang laki-laki
selain Hanafi adalah sebagai berikut.e2T
hingga akhir barisan. |ika ada dua orang maka
fika seorang wanita berdiri di barisan batallah shalat dua orang di belakangnya hing-
kaum laki-laki maka tidak batal shalatnya
ga akhir barisan. Kemudian, jika hanya satu
orang yang berada di sampingnya ataupun
orang maka batallah shalat orang yang bera-
shalat orang yang berada di belakangnya. Na-
da di sisi kanan dan kirinya, juga satu orang
mun, tidak mencegah barisan akan sempurna
yang berada di belakang wanita itu hingga
dengan adanya kaum wanita, dimana di be-
akhir barisan. Adapun selain Hanafiyah ber-
Iakangnya berdiri kaum laki-laki. Tidak pula
pendapat, dimakruhkan bila seseorang shalat
membatalkan shalatnya orang yang berada
dan di hadapannya ada seorang wanita yang
di depannya ataupun shalatnya si wanita itu
juga sedang shalat, berdasarkan hadits yang
sendiri, seperti halnya bila wanita itu berdiri
berbunyi,
di luar waktu shalat. Adapun perintah me-
,/
letakkan barisan kaum wanita untuk berada di ! r, o ototni
belakang dari hadits yang berbunyi,
it $'j'I (--'> L-f ,fsrr
"Akhirkanlah [barisan] merekq sebagat
'r, nr.n'. ! r, o ntotni
.alJl dJ,6Jrl + mana Allah mengakhirkan mereka juga!'
qff)t,
"akhirkanlah [barisan] mereka sebagai- Sedangkan di luar waktu shalat maka tidak
927
Asy-Syarh ash-Shaghiir, jil.1/hIm.458, al-Muhadzdzab, jil.1/h1m.100, Kasysyaf al-Qinaa', jil.l/hlm57S, al-Mughniy, jil.1/hIm.215,
243, dan al-Qawaniin al-fiqihiyyah, hlm.69.
928
Zayala'i berpendapat tentang hadits ini, "hadits ini hadits asing yang dirafa'. Adapun dalam karangan Abdur Razak adalah hadits
mauquf pada lbnu Mas'ud, dari jalur Abdur Razak yang diriwayatkan oleh Thabraniy dalam Mu'iamnya (Nashab ar-Raayah, jil.Z /
hlm.36).
I
I
rsL{.M IrLID 2
dimakruhkan, menurutkhabar Aisyah r.a., dan Kemudian, jika makmum berdiri di sisi kiri
Abu Hafsh meriwayatkan dari Ummu Salamah imam, baik makmum sudah bertakbiratul ihram
r.a., ia berkata, "Ranjangku itu berada di depan ataupun belum, maka disunnahkan kepada
tempat shalat Nabi saw.," imam untuk memutar makmum lewat arah be-
Hanafiyah menyebutkan sJxarat lainnya untuk lakangnya menuju sisi kanannya. Sedangkan
sahnya bermakmum, yaitu seperti yang telah takbiratul ihram makmum tidak meniadi batal
kami sebutkan dalam syarat pada imam, yaitu berdasarkan perbuatan Nabi saw. di atas yang
sahnya shalat imam. fika diketahui jelas batal- dilakukan kepada Ibnu Abbas dan fabir r.a.,
nya dari imam, atau lupa melewati ketentuan
mengusap sepatu kulit, atau ada hadats atau b. Posisl lmam dan Makmum
lainnya maka shalat makmum juga menjadi ti- Shalat jamaah memiliki tata cara yang
dak sah karena tidak sahnya shalat imam. diatur dengan jelas dalam sunnah, yaitu imam
Begitu juga, tidak boleh bermakmum jika harus berada di depan dan para makmum,
shalatyang dilakukan sah menurut pengakuan baik laki-laki ataupun perempuan berdiri di
imam, namun batal menurut makmum karena belakangnya, seperti yang dilakukan oleh Ra-
batalnya shalat menurut makmum itu sendiri sulullah saw.,
maka tidak boleh bermakmum kepada imam
tersebut. Sedangkan, jika batalnya shalat menu- .'^* "Qi iv e>,2r Aiu r;r irr
rut pengakuan imam dan dia tidak mengetahui 'Jikabeliau berdfri
untuk
it.r sedang makmumnya mengetahuinya maka
^"lrkrorr-
kan shalat maka para sahabat berdiri di bela-
shalat itu sah menurut pendapat yang lebih kangnya!'e31
kuat. Karena, makmum memandang bolehnya
Imam akan maju, kecuali imam yang be-
shalat imam, sedang anggapan itu adalah hak
lum menutup auratnya. Seorang imam wajib
pribadinya.e2e
berdiri di tengah-tengah makmum, menurut
Hanabilah mensyaratkane3o hendaknya
mazhab Hambali, sementara mazhab yang lain
makmum berdiri bila hanya seorang diri di
hanya menganjurkannya. Kecuali bagi imam
sisi kanan imam, sedang jika berbeda, baik itu
perempuan, sebaiknya ia berdiri di tengah-te-
berdiri di sisi kiri imam ataupun di belakang-
ngah makmum perempuan. Sebagaimana yang
nya dan tidak ada orang yang berdiri di sisi
diriwayatkan dari Aisyah r.a., dan diriwayatkan
kanan,lalu makmum melakukan shalat secara
oleh Sa'id bin Manshur dari Ummu Salamah,
sempurna maka shalatnya batal, baik makmum
bahwa mereka berdua mengimami para wani-
itu laki-laki ataupun banci. Karena Nabi saw. ta dan berdiri di tengah-tengahnya.e3z Karena,
memutar Ibnu Abbas dan fabir ke sisi kanan-
bagi perempuan disunnahkan untuk ditutupi,
nya ketika beliau sedang shalat. Sedangkan jika
dan berdiri di tengah-tengah merupakan penu-
makmum itu wanita maka tidak batal shalat-
tup terbaik untuk imam perempuan.
nya dengan berdiri di belakang imam karena
Adapun tata cara posisi makmum dalam
posisi itu adalah yang ditentukan oleh syariat.
shalat adalah sebagai berikut.e33
eze Mrhtaar, jil.l
Roddul /hlm.il4.
930 Koryryos ol-Qinaa', jil.l /hlm.57 3.
931 HR. Ah."d dan Abu Dawud. Dari hadist Abi Malik al Asy'ari fNashab ar-Raayah, jil.2/ha1.36, Naylul Awthaar,iil.3/h1m.183)
932 Dua hadist di atas diriwayatkan Imam Syaafi'i dalam Musnadnya, dan Imam Baihaqy dalam Sunan-nya dengan sanad Hasan.
e33 Ad-Durc al-Mukhtaan iil.1/h1m.529-534, Fathul Qadfr, iil.l/h1m.254, al-Kitab bi Syarh al Lubdb,jil.l/h1m.82, asy-Syarh ash'Sha'
giir: jil.L/h1m.246, al-Qawaaniin al-fiqihiyyah,hlm.69, al-Muhadzdzab,iil.l/hlm.99,Al-majmuuihlm.l86, Mughnii al'Muhtaaj,iil.ll
h1m.246, Kasysyaf al-Qinaa', jil.l/hlm.57t-579, al-Mughniy,iil.2/hlm.2l2-219, Bidaayat al-Muitahid, jil.1/h1m.143.
ISLAM IILID 2
a. fika bersama imam ada seorang lelaki mum laki-laki lainnya maka makmum
atau seorang anak kecil yang sudah baligh laki-laki berdiri di sebelah kanan imam
maka disunnahkan untuknya berdiri di sedang makmum banci berdiri di sebelah
sebelah kanan imam dengan sedikit lebih kiri imam, atau di sebelah kanan makmum
mundur dari tumit imam. Karena, makruh laki-laki, dan keduanya tidak boleh berdiri
hukumnya menurut mayoritas ulama jika di belakang imam. Karena, bisa jadi mak-
menyamai posisi imam ataupun berdiri di mum banci itu ternyata seorang perem-
sebelah kiri atau di belakang imam sebab puan. Adapun jika makmumnya terdiri
berlawanan dengan sunnah, meskipun dari dua laki-laki dan seorang banci maka
shalatnya tetap sah dan tidak batal. Menu- ketiganya berdiri di belakang imam dalam
rut mazhab Hambali, sebagaimana yang satu barisan.
telah kita jelaskan sebelumnya, shalat c. Jika makmumnya terdiri dari dua orang
akan batal bila dilakukan, seperti contoh laki-laki atau seorang laki-laki dan seorang
di atas yang berlawanan dengan sunnah, anak kecil maka keduanya membuat satu
satu rakaat penuh. barisan di belakang imam. Begitu pula jika
Adapun dalil-dalil tentang tata cara ini makmumnya seorang perempuan atau
seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas jamaah perempuan, mereka berdiri di be-
r.a., ia berkata, lakang imam dan jaraknya tidak lebih dari
934
HR. Bukhari dan Muslim
935
HR. Muslim dan Abu Dawud, dengan lafadz akhir; "bahwa Jaabiran atau Jabbaaran."
ISTAM lrllD 2 trTilFllr:l
yatim di belakang beliau, sementara Ummu terhormat (berilmu) dan berusia lanjut
Salim berdiri di belakang kami!'e36 untuk mengisi barisan pertama. Dengan
begitu, orang-orang yang berdiri di be-
|ika yang dilakukan mereka itu salah,
lakang imam adalah orang-orang yang pa-
tentu akan disebutkan bahwa Nabi saw ti-
ling sempurna ilmunya dari makmum yang
dak menyukainya.
lain, sedang anak-anak kecil diletakkan
Menurut mazhab Hambali, terkait po-
pada barisan paling belakang dan tidak
sisi makmum anak kecil dan laki-laki,
boleh berada di belakang imam langsung.
makmum laki-laki dewasa berdiri di se-
Iika ada makmum lebih, ia bisa berdiri di
belah kanan imam, sedang yang anak kecil
belakang barisan yang sudah ada. Karena,
berdiri di sebelah kanan atau kiri mak-
bila ada seorang makmum yang berdiri di
mum bukan di belakangnya. Sementara
sebelah imam, sementara di belakangnya
mazhab Hanafi berpendapat, tidak dimak-
ada barisan yang kosong maka hukumnya
ruhkan posisi makmum anak kecil sejaiar
makruh menurut kesepakatan ulama.
dengan imam.
d. e. Imam berdiri tepat di tengah-tengah baris-
fika makmumnya terdiri dari sekelompok
an para makmum. Rasulullah saw. ber-
laki-laki, anak-anak kecil, banci, dan ja-
sabda,
maah perempuan maka barisan pertama
diisi oleh laki-laki dewasa,lalu anak-anah
banci meski pun ia hanya sendiri, dan
SAt \'i: i;\t ti-,)
barisan terakhir adalah para wanita, se- "Jadikanlahimam berada *ngon- i,
suai sabda Rasulullah saw., tengah barisan, dan tutuplah celah yang
kosong!'e38
935 Naylul Awthaar, jil.3 Anas r.a.: "la melakukan shalat bersama seorang anak yatim di
/h1m.182, semua ahlu hadist meriwatkan dari
belakang Nabis Saw. Kemudian seorang wanita tua berdiri di belakang mereka berduaJ' (ibid)
937 Diriwayatkan dari hadist Ibnu Mas'ud, dan hadist al Bara'bin Ajib. Pertama diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud, Turmuziy, dan
Nasaai'. Sedangkan yang kedua diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud, Nasaai', dan Ibnu Majah. Dan yang ketiga diriwayatkan oleh
al-Hakim dalam kitab al Mustad r ak (N a sh ab a r- Ra ay ah, iil.Z / hlm.37 )
938 HR.Abu Dawud.
e3e Rodd ot-Muhraar; jil.1/h1m.530.
I
B4!AN 1: IBADAH FIQLH ISTAM JILID 2
dua tiang, di pojok atau di pinggir masjid, bah- dapat banyak keutamaan. Sedangkan barisan
kan menghadap tiang. Karena bertentangan terburuk adalah yang paling belakang karena
dengan kebiasaan umat ini. meninggalkan keutamaan yang didapat dari
Sedangkan menurut mazhab Hanafi, diwa- memilih barisan pertama. Semetara barisan
jibkan bagi imam untuk maju di depan baris- terbaik bagi makmum perempuan adalah yang
an. paling belakang, disebabkan jauh dari bercam-
Keutamaan Barisan Pertama. Dianjur- pur dengan laki-laki.
kan kepada semua jamaah untuk mengisi bari- Dianjurkan agar para makmum untuk
san pertama,eao sebagaimana diriwayatkan selalu berada di sebelah kanan imam, seperti
oleh Abu Hurairah r.a., Nabi saw bersabda, yang diriwayatkan oleh Barraa',
'oG
^;i UK f{t)'dt,f.v,t#i fr\ Bg ;,r J;t H d t::rx.'oG
, o.'o
,i .'/.' ' .
"Jika mereka mengetahui apa yang ada di
barisan terdepan, niscaya mereka okan mem- Y*^';8e'l;i
"
,t'?l 6tr') ,Q'ri JElt *-k F elxSk :tt) i'ti\ 3*tt t*I
e"Ji r;';', ,t^?rr[!t i&'F,
"sebaik-baik barisan makmum laki-laki
" Penuhilahlah barisan pertama!
rF
jika masih
adalah yang terdepan dan barisan terburuknya
kurang maka penuhi juga borisan belakang!'eas
adalah yang paling belakang. Sebaik-baik bari.
san makmum perempuan yang paling belakang
c. lmam (Dianlurkan Untuk) Memerintahkan
Meratakan Barlsan dan Menutup Celahcelah
dan terburuk adalahyang paling depan!'ea3
Kosong
Ini merupakan penjelasan tentang keuta-
Dianjurkan kepada imam untuk meme-
maan barisan pertama bagi laki-laki dan meru-
rintahkan jamaah meratakan barisan, menu-
pakan barisan terbaik karena di dalamnya ter-
tup celah-celah yang kosong,ea6 dan merapat-
e40 Al-qo*oriinal-fiqihiyyah,hlm.6g,Biilaayahal-Mujtahid,jil.l/hlm.l44,Al-majmuu',iil.4/h1m.195, danad-Durral-Mukhtaar,iil.l/
hIm.532.
941 HR. Bukhari dan Muslim
942 H"ditr shrhih diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang Shahih.
943
Diri*ayatkan semua imam hadist kecuali Bukhari, dari hadist Abu Hurairah. (Naylul Awthaar, iil.3/h1m.183)
944 HR. Muslirn. Lafadz hadistnya, "Jika kami shalat di belakang Rasulullah saw., kami sangat suka berada di samping kanannya. Karena
beliau akan menghadapkan wajahnya kepada kami."
9as
HR. Abu Dawud dengan sanad hasan.
946 Al Khrlrl, celah di antara dua benda.
ISIr\"M IILID 2
e47 Al - * oi muu',
iil.4 /hlm.lz 4 dan B id a ay ah at - M ujtahid, iil.l /hlm. 1 44.
948 HR. Bukhari dan Muslim (Naylul Awtha4, jil.3/h1m.187), dan diriwayatkan pula oleh semua imam hadist kecuali Bukhari dari
Nu'man bin BasyiS, dengan lafadz, "Hamba-hamba Allah, maukah meluruskan shaf-shaf kalian atau Allah bedakan hati-hati kalian", ibid.
949 HR. Muslim dari Abu Hurairah. Diriwayatkan oleh Abdur Razaq dari
fabir bin Abdullah, diriwayatkan iuga oleh Ahmad dan Abu
Dawud dari lbnu Umar.
e50 Al-Bodoo'i, lil.1/h1m.146, Bidaayah al-Mujtahid, jil.7/hlm.t44, al-majmuu', iil.4/hlm.L92, al-Hadhramiyyah, hlm.68, Al-Mughniy,
iil.2/hlm.ZLL dan hIm.234, dan al-Qawaaniin al-fiqihiyyah, hlm.69.
951 HR. Ah.rd, Bukhari, Abu Dawud dan Nasaai' (/Vaylul Awthar,iil.3/hlm.184).
esz HR, Ahmad, ibid.
FIQLH ISIAM IILID 2
Adapun sebab-sebabnya adalah munculnya masalah ini, yaitu sesuai dengan hadits dari
udzur bagi imam, baik itu hadats, merasakan Aisyah tentang Rasulullah saw. yang menggan-
sakit yang sangat, atau tidak mampu membaca tikan Abu Bakar r.a. untuk mengimami shalat.
bacaanwajib seperti surah al-Fatihah dan lainnya.
Sedangkan dalamhukum, sebab, dan syarat- 'k ;J ;( p,.r6! W f-. uitri
syaratnya terdapat rincian pendapat di antara
mazhab. Menurut mazhab Hanafi,ess perganti- ;r" i;t;lt ZJtt,./6r{
o '
W Ut
.'o
irvi
.1,. -o o
Al-Badaa'i, iil.l/h1m.220-233, ad-Dur al-Mukhtaar, jil.1/hIm.560-574, Fathul Qadiir, iil.L/h1m.267-276, Tabyiiin al-Haqaaiq, jil.L/
hlm.t47 , dan ol Kitaab ma'a Al-Lubaab, jil.1/h1m.85.
Al Qalas: Cairan yang keluar dari tenggorokan biasanya memenuhi mulut dan sekelilingnya. Tetapi bukan muntah, iika keluar lagi
maka disebut muntah.
957
HR. Ibnu Majah dan Darul Quthny. Sebenarnya hadist ini derajatnya mursal dan di dalamnya ada sanad yang lemah. (Nashab ar
Raayah,iil.2/hlm.61 dan Naylul Awthaar, jil.1/hlm.187). Diriwayatkan pula dengan makna yang sama dari hadist Ibnu Abbas oleh
ad Dar al Quthny dan lainnya, di dalamnya terdapat sanad yang matruk (tertinggal). Dan dari hadist Abi Said oleh ad Dar al Quthny,
di dalamnya ada sanad yang tertinggal puJa (Naylul Awthaaa iil.1/hlm.188).
HR. Bukhari dan Muslim.
FIqTH ISLAM IILID 2
lebih baik untuk menghindari perselisihan mendirikan shalat sesaat sebelumnya. Karena
bagi orang yang menolak hal ini. Melanjutkan sebenarnya, pergantian imam hanyalah mene-
shalat merupakan suatu keharusan bilamana ruskan kepemimpinan shalat yang telah di-
imam belum sempat duduk tasyahhud akhir lakukan oleh imam sebelumnya.Ini mencakup
disebabkan gila, atau hadats dengan sengaja, tiga belas syarat, yaitu sebagai berikut.
bermimpi karena tertidur; mengkhayal, me- Hadats kecil yang mendesak dan muncul
lihat, atau menyentuh dengan syahwat, ping- dari imam sendiri, bukan najis dari luar diri-
san, atau tertawa terbahak-bahak. Karena nya. Tidak mewajibkannya untuk mandi, se-
semua sebab ini sangat jarang terjadi dan juga perti keluar mani karena mengkhayal. Atau
tidak termasuk dari maksud apa yang terdapat kejadian lain yang jarang terjadi seperti ping-
dalam teks hadits maka imam boleh mengam- san, gila, dan tertawa terbahak-bahak. Tidak
bil wudhu dan melanjutkan shalatnya lagi. melakukan suatu rukun shalat ketika sudah
Sedangkan sebab-sebab pergantian imam berhadats ataupun berjalan. Tidak melakukan
itu bisa karena sebab yang mendesah imam ti- sesuatu yang menyimpang dari shalat dengan
dak punya pilihan lain, tidak pula tahu sebab- sengaja, seakan-akan terjadi karena pilihannya.
nya. Seperti mendapat hadats kecil, bersin-ber- Tidak pula melakukan perbuatan yangtidak ia
sin, atau tidak mampu membaca bacaan shalat perlukan, seperti mencari air di tempat yang
yang diwajibkan, menurut pendapatAbu Hani- jauh padahal ada di dekatnya. Tidak memper-
fah, sesuai hadits Abu Bakar Shiddiq r.a., ketika lama dalam melakukan sebuah rukun tanpa
beliau merasakan keberadaan Rasulullah saw. alasan, seperti berdesak-desakan, Tidak pula
Maka bacaan shalatnya menjadi gugup. Ia pun didapati sudah berhadats sebelum memulai
mundur ke belakang,lalu Rasulullah saw. maju shalat. Tidak boleh mengingat shalat yang su-
menggantikannya dan melanjutkan shalat. dah terlewat, iika ia dituntut untuk melakukan
Namun, imam tidak perlu diganti kalau shalat sesuai urutan [yaitu ia telah keluar dari
sebabnya karena menahan kencing, menahan waktu shalat keenam setelah lewat waktunya)
buang air besa[ atau tidak mampu untuk ruku' karena ini dapat membatalkan shalat yang
dan sujud, karena imam boleh melakukan ruku telah ditentukan waktunya dan karena sebab
dan sujud dengan duduk. Ataupun imam takut itu ia melakukan shalat. Hendaknya imam per-
atau lupa dengan bacaan, karena pada kasus tama tidak menyelesaikan shalatnya di tempat
ini imam menjadi seperti orang buta huruf lainnya. Karena, siapa yang berhadats, baik
dan dapat membatalkan shalat para makmum. itu imam atau makmum maka wajib baginya
Atau, disebabkan terkena najis dari orang lain, setelah ia berwudhu untuk kembali melaku-
seperti air kencing yang banyak dan sebelum- kan shalat bersama imam, jika imam belum
nya tidak ada, ataupun disebabkan terbukanya selesai dari shalatnya. Namun, jika imam me-
aurat saat sedang shalat sepanjang melakukan nyelesaikan shalatnya di tempat itu juga maka
satu rukun, karena pada saat itu shalatnya shalatnya batal. Adapun orang yang shalat
menjadi batal dan batal pula shalat para mak- sendiri dibolehkan baginya untuk menyele-
mum. saikan shalatnya di tempat awalnya ataupun
Mazhab Hanafi memberikan tiga syarat di tempat lain. Imam tidak boleh mengganti-
untuk bolehnya melakukan pergantian imam kan posisinya dengan orang yang tidak berhak
sebagai berikut. untuk menjadi imam, seperti bayi, seorang
P e rta m a, terp enuhinya syarat-syarat u ntuk wanita, atau seorang yang buta huruf dan jika
FIQLH ISIAM IILID 2
sampai imam menggantikan posisinya dengan adalah kewajiban untuk dirinya sendiri.
salah satu dari mereka maka shalatnya dan Sedangkan jika imam penggantiitu tidak
shalat para makmum akan batal. mengetahui jumlah yang tersisa dari shalat
Kedua, hendaknya imam tidak keluar dari yang sedang dilaksanakan maka ia boleh
masjid atau tempat shalat umum yang berada duduk di setiap rakaat untuk lebih berhati-
di tengah padang pasi4 atau rumah tempat ia hati, menjaga kemungkinan jika semua rakaat
shalat sebelum melakukan pergantian imam. itu merupakan akhir dari shalatnya imam.
Karena ia masih menjadi imam selama ia ti-
dak melewati batas ini. Namun, jika ia keluar Mazhab Maliki mengatakanese
maka shalatnya batal atau tepatnya, shalat Istikhlaaf adalah seorang imam mewakil'
para jamaah dan imam penggantinya juga, kan shalat kepada selainnya dari para mak-
tetapi shalatnya imam tidak batal, menurut mum untuk menyelesaikan shalat mereka,
pendapat yang paling kuat. Selama tidak ada karena adanya udzur tertentu. Adapun hu-
seorang pun dari makmum yang maju dan ber- kumnya boleh kecuali shalat fumat karena ke-
niat menjadi imam. wajiban-kewajiban yang ada padanya.
Ketiga, hendaknya imam tidak melewati Tata caranya, hendaknya imam melakukan
barisan shalat sebelum melakukan pergantian pergantian dengan isyarat atau dengan kata'
imam, jika ia mau pergi ke sebelah kanan atau kata kepada seorang jamaah untuk mengimami
kiri. Ia juga tidak boleh melewati garis di depa- shalat mereka. Dianjurkan pergantian itu ke'
nya atau tempat sujud, jika tidak ada garis yang pada orang yang terdekat dengan imam dari
jelas, itupun bila dilakukan di padang pasir. barisan di belakangnya, karena ia lebih me-
fika imam tidak melakukan pergantian ngetahui apa yang dilakukan imam dan memu'
dan para makmum menyelesaikan shalatnya dahkannya maju ke depan sehingga makmum
dengan sendiri-sendiri maka shalat mereka lainnya bisa mengikutinya. Dianjurkan pula
semua menjadi batal. kepada imam pengganti untuk segera maju ke
Adapun jika imam melakukan pergantian tempat imam asli jika berdekatan, misalnya ia
dengan menunjuk seorang makmum mas- berada di barisan kedua. Dianiurkan untuk ti-
buq, atau makmum laahiq, atau penduduk se- dak berkata-kata ketika mendapat hadats atau
tempat (muqim) sementara ia sedang dalam ketika merasakannya, ataupun keluar darah
perjalanan maka ini dibolehkan. Akan tetapi, dari hidung yang harus menghentikan shalat.
menunjuk makmum mudrik itu lebih baik. Serta dianjurkan bagi imam jika keluar dari
fika seorang makmum masbuq yang menye- shalat untuk memegang hidungnya, menggam-
lesaikan shalatnya imam lalu ia menuniuk barkan bahwa darah yang keluar dari hidung
makmum lain yang mudrik untuk mengucap- telah menghalangi dirinya untuk melaniutkan
kan salam atau mengucapkan salam kepada shalat.
makmum yang lain maka boleh. Adapun jika Adapun syarat-syaratnya, hendaknya imam
imam pengganti itu masbuq (tertinggal) dua pengganti sudah bergabung melakukan shalat
rakaat maka ia diwajibkan untuk melakukan sebelum terjadi sebab-sebab penggantian.
dua kali duduk. Karena duduk pertama adalah fika ternyata imam tidak mewakilkan maka
kewajiban imam pertama dan ia berposisi se- jamaah shalat meminta salah seorang dari
bagai penggantinya, sedang dudukyang kedua makmum untuk maju menggantikannya. Bila
9s9 Ary-Syorhash-Shagiir,jil.t/h1m.465-472,asy-Syarhat-Kabiiajil.l/hIm.349-358, danal-Qawaaniinal'fiqihiyyah,hlm.69.
ISLAM JILID 2
jamaah shalat tidak memilih salah satu dari di badanny4 menurut pendapat yang dipercaya.
makmum, hendaknya seorang dari mereka Ketiga, muncul dalam diri imam hal-hal
untuk maju. fika mereka pun tidak melakukan yang membatalkan shalat. Misal, mendapat ha-
itu maka para makmum boleh shalat sendiri- dats seperti buang ai4, buang angin, atau sebab-
sendiri dan shalat mereka semuanya sah ke- sebab lainnya, ketika ia sedang shalat. Atau-
cuali shalat fumat. Karena, shalat fumat batal pun, imam teringat bahwa dirinya mendapat
hukumnya jika dilaksanakan sendiri-sendiri, hadats sebelum shalat, atau tertawa terbahak-
karena adanya syarat untuk berjamaah dalam bahak, gila, pingsan, atau meninggal. Atau juga
melaksanakannya. keluar darah dari hidungnya, yaitu darah yang
Imam pengganti bisa melanjutkan shalat- membatalkan shalatnya menurut pendapat
nya di mana imam pertama berdiri. yang masyhur. Ataupun imam merasa ragu
apakah saat memulai shalat ia dalam keadaan
Sebab-sebab pergantian imam berwudhu ataukah tidak. Atau ia yakin telah
Pertama, perasaan takut kehilangan harta bersuci dan sekaligus mendapat hadats, tetapi
milik imam atau keluarganya, atau dirinya ragu mana yang lebih dulu di antara keduanya.
akan mendapat kerugian jika meneruskan fika ia hanya ragu apakah wudhunya sudah
shalatnya. |ika imam merasa takut barangnya batal maka tidak perlu menghentikan shalat,
dicuri, takut seorang anak kecil terperosok tetapi justru harus terus melanjutkan shalat-
ke dalam sumur atau terbakar api dan bisa nya. Namun, kalau ternyata imam memang
menewaskannya atau mendapat bahaya yang dalam keadaan suci maka shalatnya tidak per-
besar maka diwajibkan kepada imam untuk lu diulangi. Tetapi jika sebaliknya, cukup imam
menghentikan shalat demi menjaga harta dan saja yang mengulangi shalat.
menyelamatkan nyawa dari kebinasaan. Makmum yang masbuq harus menunggu
Kedua, muncul pada diri imam hal-hal imam pengganti hingga ia mengucapkan salam.
yang mengganggunya dalam memimpin shalat. fika makmum masbuq tidak mau menunggu-
Misal, tidak sanggup melakukan sebuah rukun nya, maka shalatnya menjadi batal.Adapun jika
shalat, seperti berdiri, ruku', membaca al-Fati- imam pengganti juga asalnya makmum mas-
hah, atau keluar darah dari hidungnya yang buq maka imam pengganti itu memberi isyarat
menghalanginya untuk menjadi imam, dan kepada para makmum agar tetap duduh se-
jumlah darahnya tidak sedikit. Sedangkan da- dang dia sendiri menyelesaikan shalatnya.
rah yang keluar dari hidung yang dapat meng- fika imam pengganti yang masbuq lupa
hentikan shalat termasuk hal-hal yang dilarang dimana imam pertama menghentikan shalat-
untuk melanjutkan shalat, yaitu lebih besar nya, hendaknya ia memberi isyarat kepada
dari satu dirham karena ditakutkan mengalir para makmum. Imam pengganti harus beru-
dan menodai tempat atau mengotori masjid saha memahamkan para makmum dengan
maka dianjurkan bagi imam untuk melaku- isyaratnya atau bila perlu dengan kata-kata,
kan pergantian, meskipun ia sendiri wajib jika isyaratnya tidak dapat dipahami. fika di-
menghentikan shalatnya. Adapun shalat para katakan kepada imam pengganti, misalnya'aku
makmum tidak batal disebabkan keiadian ini, belum melakukan ruku'maka imam pengganti
menurut pendapat yang dipercaya. Kasus ini harus melakukannya bila tidak mengetahui
seperti halnya ketika jatuhnya sebuah najis ke perbedaannya.
badan imam atau imam teringat adanya najis Bagi imam pengganti agar menjaga atur-
ISLAM IILID 2
an shalat imam. Dianiurkan baginya untuk me- dibandingkan dengan pergantian yang dilaku-
neruskan bacaan terakhir imam jika ia menge- kan oleh imam, karena merupakan hak me-
tahui akhir bacaannya. fika ia tidak mengeta- reka. Kecuali di rakaat pertama pada shalat fu'
huinya maka imam pengganti memulai dari mat, wajib bagi jamaah shalat untuk menunjuk
bacaan lain,lalu menetap di posisi duduk. Be- ses'eorang dari mereka untuk meniadi imam
gitulah yang perlu dilakukan, baik dalam shalat agar shalat fumat bisa terlaksana, dan bukan
yang dipelankan bacaannya (sirriyah) atau pada rakaat kedua karena tidak lagi diharus-
shalat yang dikeraskan bacaannya (iahriyah). kan untuk melakukan pergantian pada rakaat
kedua, karena jamaah telah mengikuti satu
Mazhab Syafi'i berpendaPate6o rakaat bersama imam, seperti shalatnya orang
Boleh dilakukan pergantian menurut pen- masbuq. Lantas, mereka dapat menyelesaikan
dapatnya yang baru. |ika imam keluar dari shalat f umatnya sendiri-sendiri.
shalat fumat atau shalat lainnya, karena ada- Sahnya pergantian imam pada shalat fu'
nya hadats yang disengaja, atau hadats yang mat disyaratkan dengan dua hal sebagai beri-
tidak disengaia, ataupun hadats yang terlupa- kut.
kan, atau sebab lainnnya, seperti keluar darah 1. Imam harus memilih penggantipada shalat
dari hidungdan terbiasa melakukan perbuatan fumat dari makmum yang mengikutinya
yang dapat membatalkan shalat, atau tanpa sebelum ia mendapat hadats. Tidak di-
sebab apapun maka diperbolehkan melaku- bolehkan menuniuk pengganti dari mak-
kan pergantian dalam pendapat baru. Karena, mum yang tidak mengikuti shalat bersama
sbbenarnya shalat dengan dua imam itu boleh imam sebelumnya. Serta tidak disyaratkan
dan benar. Dalilnya, bagi makmum yang menjadi pengganti
imam itu menghadiri khotbah dan tidak
JA os ; j* ar et * \:i
to
'rl pula rakaat pertama, menurut pendapat
yang paling kuat yang berbicara tentang
,^# ,)t Jtd BE i,r i;, itl; ,utht, keduanya.
2. Imam hendaknya mengambil pengganti
.Jatrkj^1 6r,i\i orang yang dekat dengannya agar tidak
"Abu Bakar ,.o. ,noiot beria' menghabiskan waktu sebelum pergantian
^r^iripi,
maah,lalu Rasulullah saw. datang dan dudukdi sehingga melewatkan rukun shalat yang
sampingnya, Kemudian, Abu Bakar dan iamaah pendek.
61
m eng ikuti b el i au s aw.."
e
960 Al-^oi^u4
iil.4/h1m.139-146,Mughniial-Muhtaaj,iil.l/hlm.297,danol-Muhadzdzab,iil.l/hlm.96-117.
951 HR. Bukhari danMuslim.
e62 HR. Baihaqy.
ISLAM IILID 2
e^63
Al-Mughniytiil.2/hlm.lo2-losdanKasysyafalQinaa',iil.L/h1m.374-377.
964
HR. Abu Dawud dengan sanad hasan.
FrqLH rsLAM JrLtD 2
lesaikan shalatnya dan mengucapkan salam ganti bisa melakukan shalatnya dengan yakin,
kepada mereka. seperti orang yang shalat ragu dengan jum-
f ika imam tidak mencari penggantinya, di- lah rakaatnya. Namun, jika makmum meng-
bolehkan bagi jamaah untuk memilih sendiri ucapkan tasbih kepadanya untuk membetul'
pengganti imam untuk menyelesaikan shalat kannya maka ia harus mengulanginya lagi dan
mereka, sebagaimana dibolehkan pula bagi memulainya sesuai urutan pertama.
mereka untuk menyelesaikan shalatnya de- Kesimpulannya, mazhab yang paling lu-
ngan sendiri-sendiri. wes dalam membahas masalah pergantian
Bila setiap kelompok dari iamaah shalat imam adalah mazhab Syafi'i, karena mereka
mengajukan seseorang untuk menjadi imam membolehkannya dengan tanpa sebab dan
shalat mereka, ini dibolehkan juga, sebagai- imam boleh berkata-kata ketika menuniuknya.
mana mazhab Syafi'i membolehkannya. Ada- Posisi kedua mazhab Maliki, selaniutnya Hanafi
pun menurut mazhab Hanafi, shalat mereka dan mazhab Hambali.
semuanya batal.
Imam pengganti yang telah sempat me- B. SHAIAT JUMAT
lakukan shalat bersama imam hendaknya me- Pembahasan ini berbicara tentang kewa-
mulai shalat seperti yang dilakukan imam per- jiban dan kedudukan shalat fumat, keutamaan
tama dalam gerakan, yaitu sesuai urutan yang untuk melaksanakan dan hikmah-hikmahnya,
dilakukan imam pertama, karena ia sebagai siapa sajakah yang diwajibkan atas shalat fu-
wakilnya. Begitu pula dalam bacaan, ia dian- mat. Selanjutnya, tata cara dan waktu pelaksa-
jurkan memulainya dari tempat imam ber- naannya, syarat-syarat sahnya, sunnah-sunnah
henti, karena bacaan imam pertama bacaan- dan hal-hal yang dimakruhkan dalam khotbah.
nya juga. Adapun imam pengganti yang tidak Berikutnya, hal-hal yang dapat membatalkan
mengikuti shalat bersama imam pertama, ia khotbah, dan shalat Zuhur pada hari fumat.
boleh memulainya dari al-Fatihah lagi dan ti- Dengan demikian, dalam pasal ini terdapat
dak memulai bacaannya dari tempat imam sembilan topik pembahasan.
menghentikan bacaan. Karena ia belum dike- Diberi nama dengan fumat karena berkum-
nai kewajiban membaca bacaan dan tidak pula pulnya orang-orang pada hari ini. Dikatakan,
menemukan sesuatu yang bisa membatalkan karena berkumpulnya kebaikan pada hari ini.
kewajiban dari membacanya itu. Karena saat Atau, karena penciptaan nabi Adam a.s. ter-
itu, ia belum menjadi makmum, namun alang- himpun di hari ini atau karena berkumpulnya
kah baiknya jika ia memulai seperti yang di- Adam dan Hawwa di bumi pada hari ini. Ada-
lakukan imam pertama dengan membaca al- pun nama lama untuk hari fumat pada zaman
Fatihah, lalu ia mengeraskan sisa bacaannya
fahiliyah dulu adalah hari Arubah, yaitu jelas
agar sesuai dengan yang apa telah dilakukan besa4 dikatakan'hari ar-Rahmah'.
oleh imam pertama.
ika imam pengganti yangmasbuq ataupun
f 7. KEWN'BAN SHAUT IUMAT DAN
yang tidak sempat mengikuti shalat bersama ANNYA 'GilIANK.
imam, tidak mengetahui letak imam pertama Shalatf umathukumnya fardhu'ain (wajib)e6s
menghentikan shalatnya maka imam peng- dan dianggap kafir orangyang mengingkarinya
karena telah ditetapkan dengan dalil-dalil yang diciptakan, pada hari itu ia dimasukan ke sur-
jelas. Shalat fumat adalah ibadah wajib yang ga, dan pada hari itu pula ia dikeluarkan dari-
tersendiri dan bukan sebagai pengganti shalat nya. Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali
Zhuhur. Karena tidak dapat diganti dengan niat pada hariJumat."
shalat Zhuhur bagi mereka yang tidak berke- Sementara dalil-dalil yang mewajibkan-
wajiban melaksanakannya, seperti musafir dan nya tersendiri, bukan dalil-dalil gabungan dan
perempuan. Shalat fumat lebih ditetapkan sepadan, yaitu dari Al-Qur'an. Allah SWT ber-
waktunya daripada shalat Zhuhun bahkan ia firman, "Hai orang-orang beriman, apabila di-
sebaik-baiknya shalat. Hari fumat merupakan seru untuk menunaikan shalat Jumat, Maka
hari paling baik dari sekian hari yang ada dan bersegeralah kamu kepada mengingat Allah
sebaik-baik hari yang disinari matahari. Di hari dan tinggalkanlah jual beli."e67 Maksudnya,
fumat, Allah SWT. mengampuni enam ratus tinggalkanlah pekerjaan kalian untuk meng-
ribu penghuni Neraka. Siapa yang meninggal ingat Allah. Dalam ayat ini diperintahkan ber-
dunia di hari fumat, niscaya Allah akan men- segera dan perintahnya menuntut keharusan.
catat baginya pahala syahid di jalan Allah dan Memang tidak ada perintah untuk bersegera
dijaga dari siksa kubur. Sedangkan dalil keu- kecuali menuntut keharusan. Dalam ayat ini
tamaan hari fumat disebutkan dalam hadits diperintahkan untuk meninggalkan jual beli
yang diriwayatkan secara marfit', agar tidak disibukkan dengannya. Kalau saja
perintah itu bukan wajib lantas mengapa dila-
i' + C1
."*\t ri-: btt ri,y
";5;1'ru!i o ?o
:#
' #' i;
o' o
rang jual beli? Maksud perintah bersegera di
sini ialah pergi mendatangi shalat fumat, bu-
kan untuk tergesa-gesa.
"Hari Jumat adalah 'tuannya' semua hari,
Sementara dalil-dalil dari sunnah, di anta-
dan hari yang paling agung. Di mata Allah, hari
ranya sabda Rasulullah saw.,
Jumat lebih agung dari hari ldul Fitri dan ldul
a,,,i
ri ,.!rt c oz o. nr,.2'r o '
Adha,te66
U-D1 ]i ,.>tLiJ i;"r f it,;l W
Diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dari ' '.o '-'.'/- 'r t /'
ini deraiatnya adalah hasan shahih. Rasulullah "D"^iitloh, berhentilah para lelaki yang
saw. bersabda, sering meninggalkan shalat Jumat atau Allah
akan mengunci hati mereka dan menjadikan-
.; aal.ir i';
t' oi "*:irt,* dF U)L nya orang-orang yang lalai.ile68
tfi
,
,.c
A+i zrAt l-, y.t i31 ,+
..:o.o': '
YJ
V Sabdanya di hadits yang lain,
-.t t1,
.a;:;Jl
6 t.
U
t.
C Y! artJt 3r; )x
\'. Y
o,
t{ };
/
+\a;i;t lt,
c
"sebaik-baik hari yang iirin*i matahari "Pergi menunaikan shalat Jumot wajib bagi
adalah hari Jumat. Pada hari itu, Adam a.s. semua lelaki yang sudah baligh."s6e
966
Disebutkan oleh al Baihaqy dalam Bab "Keutamaan waktu" dari hadist Abi Lubanah bin Abi al-Mundzir.
967
Al-fumu'ah:9
968
HR. Muslim dari Abi Hurairah. Diriwayatkan pula oleh Ahmad dan Nasaa'i dari hadist lbnu Umar dan lbnu Abbas. (Naylul Awthaar,
iil.3/htm.22r)
HR. Nasaa'i dari Hafshah r.a.. Diriwayatkan juga oleh Abu Dawud dari Thariq bin Syihab dengan kalimat, "shalat fum'at wajib hu-
kumnya bagi setiap Muslim untuk melakukannya beriamaah, kecuali empat orang: budak yang belum merdeka, perempuan, bayi,
atau karena sakit". (Naylul.4wthaar, iil.3 /hlm.226).
rrqlH rsLAM ltl-rD2
fuga sabda beliau saw. di hadits ini, "Nabi saw. diizinkan untuk melaksanakan
i; r* a;:Ar lt ,y
o/
tetapi, kaum Muslimin tidak bisa berkumpul di
Mekah maka Nabi saw. menulis surat kepada
.4-L Mush'ab bin 'Umair yang berada di Madinah;
.)
"Siapa yang meninggalkan shalat Jumat amma ba'du, perhatikanlah pada hari ketika
tiga kali berturut-turut dengan perasaan re' orang-orang Yahudi mengumumkan untuk
meh, Allah akan jadikan kebiasaan itu berada membaca kitab Zabur di hari Sabatnya! Kum-
dalam hatinya."eTo pulkanlah wanita-wanita dan anak-anak ka-
lian! |ika siang telah condong separuhnya, di
Orang yang meninggalkan shalat |umat tengah siang hari lumat, mendekatlah kepada
layak mendapat hukuman. Sesuai sabda Rasu-
Allah dengan dua rakaat."
lullah saw kepada orang-orang yang mening-
Orang pertama yang melakukan shalat
galkan shalat fumat.
fumat adalah Mush'ab bin 'Umai4 hingga
3Fi
' i qat,,y.\*i';1:'1 ;-*S Nabi saw. datang ke Madinah, lalu beliau pun
melakukan shalat ]umat tepat ketika tergelin-
.f+_*= ,y3;;;"
o '1,r, -.1,':\t
, ,Jb ,, ,k
cirnya matahari pada waktu Zuhur. Semen-
tara As'ad bin Zararah adalah orang yang me-
"Aku berniat menyuruh para lelaki untuk
ngumpulkan penduduk Madinah dan Mush'ab
shalat berjamaah,lalu aku akan bakar rumah-
adalah penyambut mereka. Mush'ab yang
rumah orang yang meninggalkan shalat mengimami shalat mereka, membacakan dan
Jumat."s7l mengajarkan Islam kepada mereka, mem-
Sedangkan dalil dari ljma, umat Islam te- bacakan Al-Qur'an, dan mengajarkan Islam
lah sepakat bahwa shalat fumat hukumnya kepada mereka. Mush'ab posisinya sebagai
wajib. pembaca Al-Qur'an, sedangkan As'ad bertu-
Shalat f umat sudah diwajibkan ketika Nabi gas mengumpulkan orang-orang, lalu Mush'ab
saw. masih berada di Mekah, sebelum terjadi memimpin shalat mereka.
hijrah. Seperti yang diriwayatkan oleh Da- Dalil yang menyebutkan shalat fumat me-
ruquthni dari lbnu Abbas a.s.. rupakan ibadah wajib tersendiri dan bukan
shalat Zhuhur yang dipendekkan meskipun
/,
"A
(. . osi waktunya sama dengan waktu pelaksanaan
o.
I or'o, shalat Zuhuf, sehingga muncul pemahaman
Ol pa:*2
bahwa shalat Zuhur tidak lagi ada. Umar r.a.
, ottl o. I
t.l '.
f"9 mengatakan,
l- -- J
'Jt,Jt'.,-
,fr
-l'
,€;61
8l?,* "5*'id l,;s,'^*l
qti s:W
o
:;1A:^ic 6yi
'afl ,Y
,F?i;tt 1tGrt,^At ri;r
dari Abi al-fa'd al-Dhamry ia memiliki hadist yang serupa dishahihkan oleh al-Hakim, serta hadist yang diriwayat-
HR imam lima
kan Ahmad dan lbnu Majah dari hadist Iabir. (NayIuI Awthaar, iil.3 /hlm.zZL)
971
HR. Ahmad dan Muslim dari Ibnu Mas'ud. (Naylul Awthaar,iil.3/hlm.2zt)
BaElan 1: IBADAH FIQLH ISI.AM IILID2
"Shalat fumat hanya dua rakaat, lengkap perti jual beli dan berbagai rutinitas kehidupan
tidak boleh dipendekkan, sesuai perintah Nabi merupakan perintah yang diharuskan agar ti-
kalian. Sia.sialah orang yang mendustakan- dak disibukan dengannya dan menjadi sebab
nya."e72 untuk menganggapnya remeh, atau bahkan ti-
dak melaksanakan shalat fum'at.
2. XEUTAMAAN MENYECERAKAN SHALAT Kewaj iban untuk bersegera melaksanakan
IUMAT DAN HIKMAHNYA shalat fumat, menurut mayoritas ulama, dimu-
Adapun di antara hikmahnya, shalat f umat lai ketika azan berkumandang di hadapan
disyariatkan untuk mengokohkan pemikiran khatib fumat. Sementara menurut mazhab
berjamaah. Mampu mengumpulkan umat Islanr, Hanafi, dimulai dari azan pertama ketika mata-
saling mengenal dan harmonis. Menyatukan hari tergelinci4 kecuali iika rumahnya jauh dari
opini umat Islam dan melatih loyalitas mereka masjid maka diharuskan baginya untuk ber-
kepada pemimpin, sekaligus berpegang teguh segera sebatas dapat melakukan yang wajib.e?3
kepada tuntutan para pemimpin. Mengingat- Berangkat lebih awal untuk melaksanakan
kan kaum muslimin kepada syariat Islam, se- shalat f umat memiliki beberapa derajat pahala.
bagai undang-undang, hukum, akhlak, adab, Rasulullah saw. bersabda,
dan dasar perilaku. Kemudian, untuk melak-
sanakan perintah-perintah jihad dan semua
kebutuhan demi kebaikan umat Islam, baik di
att ?,aiLjr Ji
^;;J'Jr'i; f:;t u
luar atau di dalamnya, serta memerintahkan a;6t zLt:ti;
_ ;ti ur .:{i. ;'} dK
e_(_
kepada kebaikan dan mencegah yang munkar.
Intinya, nasehat yang diulang-ulang dan pe-
altit iot-;it e-(-
-
,) ;t, ,ti .i;. ;5 dK
ringatan yang terus-menerus di setiap Minggu aLt-;jt ,e
, 9. r(, ,:;i .3'ji G* ,, VrK
lrtt t
memiliki dampak yang sangat nyata dalam
memperbaiki individu dan jamaah, seperti y-J,Jt g ctr;, .r;t;t e'jd{ Ttlt
JAFuitW,'5t$t;\ ':rt,SV
c.
bagian dari waktu. Tidak pernah disebutkan :,,,
d'91-t A)
oleh para sahabat bahwa beliau saw. pergi
untuk menunaikan shalat fumat sebelum ma- ,i$iii,1 rLw Jv
tahari terbit atau beberapa saat setelahnya'e7s "j-r*i
Melaksanakan shalat fumat dengan adab-
adabnya dapat mengampuni dosa-dosa se- Di dalamnya ada waktu yang sangat baik
"
orang mukmin yang dilakukan di antara dua bagi seorang hamba Muslim, sementara ia se-
fumat, sebagaimana yang disabdakan oleh Ra- dang melakukan shalat. Jika ia meminta se-
sulullah saw., suatu kepada Allah, niscaya Allah akan mem-
a;:At j: ar^-:*JlJ
o t1., t, berikan kepadanya. Nabi saw. memberi isyarat
dengan tangannya bahwa hal itu sangatmudah
$ ,,1.2 t
ti\ 144\t l)lJ.d,. ;tV;, dt ot-b;'ri bagi Allah."e7B
,,o
Sementara untuk menentukan waktu ini,
imam as-Suyuthi dalam sebuah kitab khusus perjaniian damai, dan segala bentuk pekerjaan
berjudul' Khushuushiyaat al-yaum al-Jum'ah' daripada shalat fumat. Ini berlaku, menurut
[keistimewaan hari fumat).e7e Di antaranya, mayoritas ulama, ketika azan berkumandang
pada hari itu arwah-arwah berkumpul, dian- dan khatib telah berada di atas mimbar dari
jurkan ziarah kubur; mayat dihentikan dari semua. Karena, kesibukan seperti di atas akan
siksa kubu6, siapa yang meninggal pada hari menghalangi untuk menyegerakan shalat
itu atau malamnya maka ia akan selamat dari fumat, berdasarkan firman Allah SWT 'Hai
siksa kubuc api neraka |ahanam tidak menya- orang-orqng beriman, apabila diseru untuk
la-nyala pada hari )umat, dan pada hari itu menunaikan shalat Jumat, mako bersegeralah
para penghuni surga berkunjung kepada Tu- kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkan-
han mereka, Allah SWT.eso lah jual beli." (al-lumuah: 9) Ayat ini menye-
Berpatisipasi dalam ibadah. Siapa yang butkan tentang iual beli dan bisa disamakan
berusaha untuk pergi menunaikan shalat fumat juga kepada semua kegiatan sejenisnya, baik
dan menyiapkan semua keperluannya,lalu tu- itu berbentuk transaksi ataupun tidak. Karena,
juan terbesarnya adalah melaksanakan shalat semua kegiatan itu menghalangi untuk men-
fumat maka ia akan mendapat pahala untuk capai tujuan yang diperintahkan, yaitu melak-
usahanya itu. Mazhab Hanafi mengatakan,esl sanakan shalat fumat.e8z
dengan demikian bisa diketahui bahwa siapa- Mazhab Syafi'i menambahkan, mereka me-
pun yang mengikat dirinya dengan ibadah makruhkan jual-beli dan semacamnya sebe-
maka pelajaran berharga bagi yang banyak lum azan setelah tergelincirnya matahari.
melakukannya. Adapun menurut mazhab Hambali,es3 tidak
Hukum iual beli saat azan fumat. Di- diharamkan pekerjaan selain jual beli seperti
wajibkan untuk bersegera menunaikan shalat melakukan transaksi, misalnya sewa-menyewa,
Iumat, sebagaimana yang kami telah ielas- perjanjian damai, atau menikah, karena larang-
kan, menurut mayoritas ulama, ketika sudah an dalam ayat khusus untuk jual beli. Adapun
berkumandangnya azan kedua, yaitu ketika pekerjaan selainnya tidak bisa dianggap menyi-
khatib telah berada di atas mimbar. Mazhab bukan diri dari menyegerakan shalat, sebab
Hanafi dalam pendapatnya yang paling kuat pekerjaan seperti di atas sangat jarang terjadi
waiib menyegerakan menunaikan shalat fu- maka tidaktepatbila disamakan dengan jual beli.
mat setelah berkumandangnya azan pertama, Bukan berarti saya tidak meragukan pen-
meskipun dua azan itu belum ada pada zaman dapat pertama, dan tidak mau berpegangan
Nabi saw., tetapi baru adapada zaman Utsman na. pada pendapat kedua, karena setiap masalah
Makruh mendekati keharaman (makruh dilihat dari tujuannya. Sebab, menurut ma-
tahrimi) menurut mazhab Hanafi, dan haram zhab Hambali yang mengatakan agar menutup
hukumnya menurut mazhab-mazhab lain iika hal-hal yang akan melahirkan kerusakan maka
menyibukkan diri dengan berdagang atau mereka mengharuskan agar menutup semua
melakukan transaksi seperti sewa, menikah, hal yang menganggap remeh shalat fumat.
979 Cut"k"n Daar al Fikc Damaskus, tg64[.
e80 Ad-Dur al-Mukhtaar,
iil.L /h1m.773.
e87 Ad-Dur al-Mukhtaar,
iil.l /hlm.77 2.
e82
Ad-Dw al-Mukhtaar wa Radd al-Muhtaar jil.l/h1m.770, At-Badaa'i, jil.L/h1m.270, Bidaayah al-Mujtahid iil.l/hlm.l6}, !11.2/
hIm.167, al-Qawaaniin al-fiqihiyyah, hlm.3l, al-Muhadzdzab, jil.1/hIm.110, Haasyiyah al-Dasuuqy, iil.1/hlm.386, dan Mughnii al-
Muhta aj, jil.1 / hlm. 25.
e83 At-Mugniy, jil.Z /hlm. 297.
BaEIan 1: IB,IDAH
FrQLH ISLAM ltl-tD 2
Larangan jual beli dan kewajiban untuk me- rintah agama (baligh dan berakal), merdeka,
nyegerakan shalat fumat, berlaku khusus bagi laki-laki, menetap dan bukan musafir, tidak
mereka yang diperintahkan untuk melakukan sedang sakit atau halangan lainnya, dan men-
shalat fumat. Sementara selain mereka, seperti dengar azan, serta tidak diwaiibkan kepada
wanita, anak kecil, dan musafir maka larangan bayi, orang gila, dan lain-lainnya seperti bu-
tersebut tidak ditetapkan kepada mereka. dah wanita, musafi6 orang sakit, orang yang
Lantas, apakah jual-beli yang dilakukan sedang ketakutan, dan orang buta meskipun
ketika azan telah berkumandang sah atau ada yang menuntun, menurut pendapat Abu
justru tidak sah dan batal?e8a Mazhab Hanafi Hanifah. Namun, orang buta wajib melaku-
berpendapa! jual belinya sah tetapi hukum kan shalat fumat jika ada yang menuntunnya,
melakukan nya makruh tahrimi (mendekati ke- menurut mazhab Maliki, Syafi'i, sedang menu-
haraman), karena perintahnya untuk mening- rut Hambali, tetap wajib meskipun tidak ada
galkan kegiatan perdagangan bukan jual-beli orang yang menuntunnya. Tidak diwaiibkan
itu sendiri. Sebab, kegiatan ini akan mengha- pula bagi orang yang tidak mendengar azan,
langi untuk mendengarkan khotbah, Pendapat perinciannya akan dijelaskan kemudian. Ti-
mereka di atas mirip dengan pendapat mazhab dak diwajibkan bagi yang berhalangan karena
Syafi'i bahwa jual-belinya sah tetapi hukum huian deras, banjir lumpu4, dan hujan salju.
melakukannya haram. Namun, jika mereka yang disebutkan di atas
Sedangkan menurut mazhab Maliki, itu datang dan shalat berjamaah fumat dengan
merupakan jual beli yang tidak sah dan menu- orang-oarng, mereka mendapat pahala atas
rut pendapat yang masyhur harus ditinggal- waktu yang telah diwajibkannya, sebab mere-
kan. Sedangkan mazhab Hambali mengatakan, ka mau menghadapi kesulitan. Pahala mereka
jual beli seperti itu tidak sah. seperti pahala seorang musafir yang melaku-
Adapun sebab-sebab perbedaan pendapat kan puasa dan karena setiap orang yang sah
di antara mereka, yaitu apakah boleh melarang shalat dzuhurnya, padahal tidak diwajibkan
sesuatu yang asalnya boleh (mubah), namum shalat f umat atas mereka pada waktu itu maka
ketika terikat oleh suatu larangan karena di- shalat jum'atnya juga tetap sah, menurut ke-
anggap akan merusak larangan tersebut, atau- sepakatan ulama. Sebab, iika seseorang yang
kah tidak boleh? tidak punya alasan saja bila melakukan shalat
Iumat akan mendapat pahala, apalagi bila se-
3. SIAPA'$H YANG.DIWN'BKAN SHALAT seorang yang memiliki alasan untuk mening-
IUMAT ATAU APAKAH SYARAT.SYARAT galkannya tetapi ia tetap melaukannya maka
WNIB MELAKUKANNYA? lebih berhak untuk mendapatkan pahala. Ada-
Shalat fumat, seperti halnya shalat lima pun alasan dibebaskan untuknya dari melak-
waktu, sama dalam rukun, syarat, dan adab- sanakan shalat |umat demi keringanan un-
nya. Namun, shalat fumat lebih dikhususkan tuknya. Karena itulah, meninggalkan shalat
pada syarat-syarat yang mewai ibkannya, syarat fumat bagi orang yang memiliki alasan meru-
sahnya, hal-hal yang mengharuskannya, dan pakan keringanan. Namun, jika mereka tetap
adab-adabnya. melaksanakan shalat |umat maka tetap gugur
Shalat fumat diwajibkan kepada semua kewajiban shalat dzuhurnya dan shalat fumat
orang yang sudah mampu melaksanakan pe- menjadi pengganti shalat fardhu baginya. Me-
98a lbid, Tabshirah al Hukaam bi Haamiry Fath al Aty, lbnu Farhun, jil.2/h1m.378, dan asy'Syarh ash-Shaghiir,iiL l/h1m.514.
rsrAM ]rLrD 2
ninggalkan keringanan yang telah diberikan disyaratkan bagi seseorang itu menetap di
agama, masalahnya dikembalikan kepada suatu kota atau daerah yang luas. Maksud dari
tekad. Maksudnya, jika seseorang diperintah- kota atau daerah yang luas, yaitu masjid ter-
kan untuk datang shalat fumat maka ia wajib besarnya saja tidak dapat menampung pen-
melakukannya, berkumpul bersama jamaah- duduk yang terkena kewajiban shalat fumat,
nya dan ia dibolehkan menjadi imam shalat. berbeda halnya dengan kampung. Karena itu,
Dari keterangan di atas, jelaslah bahwa tidak diwajibkan untuk melakukan shalat fu-
syarat-syarat wajibnya shalat fumat, yaitu se- mat untuk orang yang berniat menetap di
bagai berikut. suatu kampung.
Disyaratkan untuk melaksanakan shalat Diwajibkan juga shalat fumat bagi orang
)umat seperti syarat dalam bersuci dan shalat yang berada di halaman sebuah kota atau sisi-
lainnya, yaitu ada tiga, menurut mayoritas ula- sisi wilayahnya, yaitu bila luasnya mencapai
ma; Islam, baligh, dan berakal. Namun, menu- satu Farsakh (5.5aam), menurut fatwa-fatwa
rut mazhab Maliki, ada sepuluh; yaitu Islam, pilihan.
baligh, berakal, tidak sedang haidh atau nifas, Sementara orang yang berada di luar kota,
masuk waktunya, tidak sedang tidu4 tidak diwajibkan kepadanya melakukan shalat fu-
lupa, tidak membencinya, adanya air untuk da- mat bila mendengar suara adzan dari menara
taran tinggi, dan mampu melakukannya sesuai masjid dengan suarayangielas. Ini merupakan
kemampuan. sabda Nabi saw. dan dengannya dijadikan lan-
Kemudian, ditambah empat syarat lagi dasan fatwa.
berikut.ess Karena itu, tidak diwaiibkan shalat fumat
t. Laki-laki. Tidak diwajibkan shalat fumat bagi seseorang yang bermukim di tepi kota, di-
bagi perempuan mana dipisah antara dirinya dan kota tersebut
2. Merdeka. Tidak diwajibkan bagi budak oleh jarak seperti pertanian dan sebagainya,
atau hamba sahaya. meskipun ia bisa mendengar azan. Adapun
3. Tinggal di tempat dilaksanakannya ukuran jauhnya adalah sejauh lemparan anak
shalat fumat maka tidak diwajibkan bagi panah, yaitu jarak yang bisa dicapai anak pa-
seorang musafir yang tidak berniat untuk nah (sekitar empat ratus hasta)e88 atau satu
menetap,es6 sesuai dengan hadis berikut, mil, bukan dengan ukuran lain.
Ringkasnya, shalat fumat diwajibkan bagi
,AAF,*' siapapun yang tinggal di sebuah kota atau
wilayah yang bersambung dengannya ditem-
"Tidak ada shalat Jumat bagi seorang
puh. Tidak diwaiibkan bagi penduduk dusun
musafir."e87
meskipun berdekatan. Shalat fumat iuga di-
Untuk hadits ini terdapat penjelasan dari
wajibkan kepada musafir yang berniat untuk
beberapa mazhab. Menurut mazhab Hanafi,
Ad-Dur al-Mukhtaaa jil.L/h1m.762-764, Al-Badaa'i, jil.l/h1m.256, al-Kitaab mo'a AI-Lubaob, jil.1/hlm.111-l\3, Fathul Qadiir, jil.l/
hlm.714, asy-Syarh ash-Shagiir,iil.l/h1m.494, al-Qawaaniin al-fiqih[ryah,hlm.79, Bidaayah al-Mujtahid, iil.1/h1m.298, Mugniy al-
Muhtaaj,iil.l/hlm.276,al-Muhadzdzab, jil.1/hIm.109, Kasysyaf al-Qinaa,iil.Z/hlm.23-25,danAI-Mughniy,jil.2/h1m.298,327-332,
338-342.
986
Lamanya bermukim selama lima belas hari menurut mazhab Hanaff, dan empat hari menurut Mazhab Syaf i, Maliky, dan Hambaly.
987
Diriwayatkan secara marfuu', tetapi menurut Baihaqy, ini hadist shahih sanadnya berhenti pada Ibnu Umar. Darul Quthny dan
lainnya meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "siapa yang beriman kepada Allah dan hari Kiamat, hendaknya ia melak-
sanakan shalat fum'at. Kecuali bagi wanita, musafic hamba sahaya dan orang sakit".
988 Dri.rr' adalah ukuran panjang jaman dulu, satu Dziraa' panjangnya sekitar 18 tnci. (Penj.)
Baglan 1: lBADAll
ISLAM IILID 2
menetap selama lima belas hari dan menjadi "shalat Jumat diwaiibkan bagi setiap l[us'
penduduk tetap bukanlah syarat wajib melak- lim yang mendengar adzan."ese
sanakan shalat fumat. Maka tidak diwajibkan shalat fumat bagi
Adapun menurut mazhab Maliki, shalat orang-orang yang bekeria di ladang, kecuali
]umat diwajibkan kepada musafir yang ber- jika mereka mendengar adzan' Dianggap men-
niat untuk menetap selama empat hari penuh dengar adzan diumpamakan seperti, seorang
atau lebih, meskipun tidak jadi melakukan- muadzin berdiri di ujung sebuah daerah, dan
nya. Diwajibkan juga bagi orang yang menetap suaranya tenang, angin pun bertiup pelan, dan
di wilayah yang menjadi tempat pelaksanaan orang itu mendengarnya. Bila ia mendengar
shalat fumat. Diwajibkan pula bagi orang yang adzan tersebut maka ia diwajibkan shalat fu-
bermukim di suatu kampung atau tenda yang mat, namun jika tidak mendengarnya maka ia
iauh dari wilayah tempat pelaksanaan shalat tidak diwajibkan untuk melakukannya.
fumat, dengan jarak satu Farsakh atau tiga mil Shalat |umat diwajibkan pula bagi musafir
dan sepertiga, tidak boleh lebih itu. Kemudi- yang berniat untuk bermukim selama empat
an, jaraknya diukur dari menara yang berada hari, atau ia pergi pada waktu pagi di hari fu-
di tepi wilayah itu. Tidak disyaratkan tempat mat. Namun, iika ia pergi sebelum waktu fajar
pelaksanaan shalat |umat adalah sebuah kota. maka tidak diwaj ibkan shalat f umat kepadanya.
Dibolehkan juga untuk melakukannya di kam- Shalatfumattidakbisa dilaksanakan meskipun
pung, di Akhshaash [rumah kayu atau rumah jumlah yang syaratkan terpenuhi, yaitu empat
yang terbuat dari pelepah kurma), namun tidak puluh termasuk di antaranya orang musafir'
boleh dan tidak wajib melakukannya di rumah Akan tetapi, haruslah empat puluh orang pen-
yang dibangun dari rambut, karena kemungki- duduk tetap. Dengan begitu, penduduk tetap
nan besar bisa berpindah, kecuali jika mereka adalah syarat boleh dilaksanakannya shalat
dekat dengan daerah tempat dilaksanakan- fumat, tetapi bukan syarat waiib shalat |umat.
nya shalat fumat. fuga, tidak boleh dan tidak Sebagaimana halnya dengan syarat sahnya
diwajibkan pula bagi seseorang yang menetap shalat fumat, yaitu harus dilakukan di dalam
sementara di suatu tempat meskipun lamanya bangunan, bukan di tengah padang pasir,
satu bulan, karena untuk melaksanakan shalat Mazhab Hambali mengatakan, shalat f umat
fumat seseorang harus menjadi penduduk diwajibkan bagi penduduk tetap yang berdiam
tetap, yaitu bermukim di daerah tersebut se- di dalam rumah-rumah atau dekat padang pa-
lamanya. sir. Mereka bermukim di suatu daerah, meski-
Sedangkan menurut mazhab Syafi'i, shalat pun bukan kota, tempat dilaksanakannya shalat
)umat diwajibkan bagi semua yang bermukim fumat. Walaupun antara tempat mereka dan
di suatu daerah, baik itu kota ataupun kam- tempat dilaksanakannya shalat fumat dipisah-
pung, bisa mendengar azan atau pun tidak, dan kan jarak satu Fdrsakh dan meskipun mereka
diwajibkan juga shalat |umat bagi orang yang tidak mendengar adzan, karena mereka ber-
berada di luar daerah tersebut iika mendengar ada di satD daerah, tidak ada perbedaan antara
azan, sesuai sabda Rasulullah saw., jauh dan dekat, Sebab, jarak satu Farsakh m*
sih dianggap dekat.
J;;AI
989 HR. Abu Dawud dan Darul bagi siapa pun yang
Quthny, ia mengatakan dengan lafadz, "sesungguhnya diwaiibkan shalat Jum'at
mendengar azan", dari hadist Abdullah bin 'Amru (Naylul Awthaar, iil'3 /hlm'225)'
FIQLH ISLAJVI IITID 2
Diwajibkan pula shalat fumat bagi orang kannya di musim panas atau hanya pada seba-
yang tinggal di luar daerah tempat dilak- gian tahun saja, karena mereka dianggap bu-
sanakannya shalat fumat jika antara dirinya kan dari jamaah shalat Jumat dan tidak pula
dan tempat dilaksanakannya shalat fumat itu mendengar adzan. Sebab, Rasulullah saw. dan
kira-kira berjarak satu Farsakh atau kurang, para sahabat pernah melakukan perialanan
sebagaimana dikatakan oleh mazhab Maliki. ibadah haji dan perjalanan lainnya, sedang
Karena, mereka termasuk jamaah shalat f umat tidak seorang pun dari mereka melakukan
dan dapat mendengar adzan seperti penduduk shalat fumat dalam perjalanan tersebut.
kota. Batasannya, bila mereka bisa mende- Tidak pula dilaksanakan shalat fumat di
ngarnya dari menara, bukan mendengarnya Mina dan Arafah menurut riwayat, karena tidak
saat muadzin berada dihadapan imam. Batas- pernah diriwayatkan bahwa Nabi saw melaku-
an itu dikira-kirakan karena dianggap masih kan shalat fumat di kedua tempat tersebut.
bisa mendengar adzan, seperti yang dikatakan Melalmkan perialanan pada hari fu-
oleh mazhab Syafi'i; jika suara muadzin keras, mat. Para ulama Fiqih memiliki dua pendapat
sedang angin berhembus pelan, suara-suara terkait melakukan perjalanan pada hari fu-
alam juga terdengar lembut, dan pada waktu mat setelah fajar.eel Mazhab Hanafi dan Maliki
yang bersamaan tidak ada suara-suara yang membolehkannya, sedangkan mazhab Syafi'i
berlawanan. dan Hambali melarangnya jika takut shalat
Diwajibkan shalat fumat bagi musafir jika Jumat akan terlewat. Namun, semua mazhab
ia berniat untuk bermukim selama empat hari setuju untuk melarang melakukan perjalanan
atau lebih. Atau, karena perjalanannya untuk setelah masukwaktu Zhuhur (setelah tergelin-
berbuat maksiat agar maksiat itu tidak menjadi 'cirnya
matahari) dan beberapa saat sebelum
sebab aslinya dan bisa menjadi keringanan un- melaksanakan shalat f umat.
tuknya. Atau juga, tempat seorang berada dan Menurut mazhab Hanafi, tidak mengapa
daerah tempat ia bermukim itu berjarak satu melakukan perjalanan pada hari fumat jika
farsakh atau kurang, ataupun seseorang me- berangkat dari rumah-rumah yang berada di
nempuh perjalanan yang tidak terlalu lama. kota sebelum masuk waktu Zhuhur. Menurut
Tidak wajib melaksanakan shalat fumat di pendapatyang kuat, bahwa makruh hukumnya
sebuah kampung yang jumlah penduduknya melakukan perjalanan setelah tergelincirnya
tidak mencapai empat puluh oran& atau me- matahari dan sebelum dilaksanakannya shalat
reka yang bermukim dalam kemah-kemah fumat, tetapi tidak dimakruhkan jika dilaku-
(yang dibangun dari daun pepohonan) dan se- kan sebelum tergelincirnya matahari.
jenisnya, seperti rumah dari rambut, ataupun Begitu juga menurut mazhab Maliki, boleh
seorang musafir yang melakukan perjalanan melakukan perjalanan sebelum tergelincirnya
panjang (B5km), atau seseorang yang terpisah matahari. Akan tetapi, dimakruhkan bagi se-
dari tempat dilaksanakannya shalat fumat le- seorang yang tidak bisa melaksanakan shalat
bih dari satufarsakh, atau ia bermukim di se-
fumat dalam perjalanannya. Namun, mereka
buah kampung yang penduduknya melakukan mengharamkan dan melarang dilakukannya
perjalanan di musim dingin dan tidak melaku- perjalanan setelah tergelincirnya matahari atau-
990 Ad-Dural-Mukhtaar,iil.l/hlm.77l,asy-Syarhash-Shaghiir,lil.l/hlm.5l2,al-Qawaaniinal-fiqihiyyah,hlm.80,at-Muhadzdzab,iil.t/
hlm. LLO,Mughnii al-Muhtaai,iil.L/hlm.278,Al-Mughniy, iil.2/h\m.362-364,asy-Syarh ash-Shaghiixiit.t/hlm.St4-5L6, Khushushi-
yaat Yaumul Jumu'ah li Suyuthi, hlm. 83, dan asy-Syarh al-Kabiir, hlm. 387.
FIqLH ISLAM IILID 2
pun sebelum dilaksanakannya shalat fumat. yang bepergian di malam |umat dua orang ma-
Adapun dalil mereka adalah pendapat Umar laikat akan mendoakan keburukan untuknya."
bin Khaththab r.a., Menurut penilaian saya, pendapat ma-
zhab Maliki dan Hanafi yang paling kuat, sebab
"P'fryt*
"Shalat Jumat tidak bisa ditinggalkan ha-
dapat mempermudah kepentingan manusia
dan menghindari kesusahan, di samping kare-
nya korena melokukan perjalanan." na lemahnya hadits pada kelompok kedua.
Adapun menurut mazhab Syafi'i dan Tidak mendapat halangan. Bagi orang
Hambali, diharamkan bagi orang-orang yang yang diwajibkan shalat fumat atas mereka di-
diwaiibkan shalat |umat atas mereka untuk haruskan dalam keadaan sehat, merasa aman,
melakukan perjalanan sebelum tergelincirnya merdeka, dapat melihat, mampu berialan, ti-
matahari atau sesudahnya, kecuali jika ia bisa dak ada yang menahannya, tidak sedang hujan
melaksanakan shalat fumat di perjalanan atau lebat, berlumpur, hujan salju, dan sebagainya,
ia bisa terancam tertinggal teman seperjalan- sebagaimana telah kami jelaskan dalam pem-
an, ataupun perjalanan yang ia lakukan adalah bahasan tentang udzur yang menggugurkan
perjalanan wajib, seperti ibadah haji yang untuk shalat berjamaah dan shalat fumat.
waktunya sempit dan takut waktunya habis. Tidak diwajibkan shalat fumat bagi orang
Diriwayatkan oleh lbnu Umar r.a., bahwa Ra- yang sakit karena ia tidak mampu untuk
sulullah saw. bersabda, melaksanakannya. Tidak diwajibkan pula bagi
perawat yang menjaga orang sakit karena iika
9\ Ut a;jAt ir,"
a;Gr
)t3 q ;; ; ia pergi pasiennya akan meninggal atau kabur.
Tidak diwajibkan bagi orang tua yang sudah
e 3qv::f €U;. v iruxir pikun, serta orang yang merasa takut akan
keselamatan jiwa dan hartanya, atau merasa
{;G takut kepada penagih hutang, orang zalim,
"Siapa yang pergi melakukan perjalanan atau takut fitnah. Tidak diwajibkan shalat |u-
dari daerah yang dilaksanakannya shalat Ju- mat juga bagi seorang hamba sahaya, karena
mat maka malaikat akan mendoakan keburuk- ia sibuk melayani tuannya. Tidak wajib pula
an untuknya, yaitu semoga ia tidak mendapat bagi orang buta, menurut Abu Hanifah. Akan
teman dalam perjalanannya dan tidak akan di- tetapi, waiib hukumnya menurut mazhab
tolong dalam keperluannya !'eer Hambali dan sebagian pengikut mazhab Ma-
Ancaman ini bukan berarti dibolehkan, liki dan mazhab Syafi'i, jika memang ada, yaitu
karena shalat |umat telah diwaiibkan kepada ada yang memapah orang buta itu. Namun,
mereka, dan tidak dibolehkan pula bagi me- tetap tidak diwajibkan shalat |umat bagi orang
reka menyibukkan diri dengan pekerjaan yang buta meskipun ada yang memapahnya, menu-
dilarang, seperti bersenda gurau dan berda- rut Abu Hanifah, Maliki, dan Syafi'i. Tidak pula
gang. diwajibkan bagi orang yang lumpuh kaki-
Mazhab Syafi'i juga memakruhkan beper- nya, atau putus kakinya, dan sakit parah, lalu
gian di malam fumat, disebutkan dalam kitab orang yang dipenjara, dan orang-orang yang
Ihya'Ulumuddin karya imam al-Ghazali, "Siapa mendapat halangan karena hujan, lumpu4, dan
hujan salju. Tidak pula diwaiibkan bagi orang- Karena sebenarnya, shalat |umat itu sama
orang dusun, menurut mazhab Hanafi. dengan shalat Zhuhur hanya ditambah dengan
khotbah, sedang mendengarkhotbah sudah di-
Gugurnya shalat lumat bagi orang yang lakukan dalam shalat Id. Namun, mereka yang
mengil,ruti shalat Id (hari raya), kecuali mau mendengar khotbah fumat tetap akan di-
imam shalat, menurut mazhab Hambali beri pahala. Ini dikarenakan terjadi dalam satu
Mazhab Hambali berpendapat,ee2 seba- hari maka salah satunya menggugurkan yang
gaimana telah dianggap gugur kewajiban lainnya, seperti shalat Iumat yang menggugur-
shalat fumat bagi orang-orang yang memiliki kan shalat Zhuhur.
halangan atau kesibukan, seperti sakit dan se- Sementara sabda beliau yang berbunyi,
bagainya maka gugur pula kewajiban shalat f u- 'kami pun akan melaksanakannya', menanda-
mat bagi orang yang telah mengikuti shalat Id kan bahwa imam tidak gugur kewaj ibannya dari
berjamaah jika Hari Raya bertepatan dengan shalat fumat. Karena, iika imam meninggalkan
hari fumat, yaitu gugur dari hadir pada shalat shalat fumat akan menghalangi orang-orang
|umat bukan gugur dari kewajibannya. Kecuali yang diwajibkan atas mereka shalat |umat,
imam, karena kewajiban shalat f umat tidak gu- serta orang-orang yang ingin melaksanakan-
gur untuknya. Kecuali, jika ada orang lain yang nya meskipun telah gugur kewajibannya, ber-
mengimami shalatfumat, namun ia tetap dibo- beda halnya dengan orang biasa lainnya.
lehkan menjadi imamnya. Namun dari semua,
sebaiknya bagi mereka yang melakukan shalat 4, TATA CARA SHALAT TUMAT DAN IUMLAH
Id ikut shalat fumat juga untuk menghindari RAKAATNYA
perselisihan. Shalat fumat terdiri dari dua rakaat dan
Adapun dalil mereka adalah hadits dari dua khotbah di awal pelaksanaannya.ees Umar
Zaid bin Arqam, bin Khattab berkata, "Shalat |umat adalah
dua rakaat. Dilakukan secara lengkap tidak
on.ror'. rr.t?i.,: o/
di-qashar. Merugilah orang-orang yang me-
r" r r, n
"Siap a rr'n***"ffi ;r:,"{
: remehkannya."ee6 Dengan begitu, shalat fumat
memiliki dua rukun, yaitu shalat dan khotbah.
shalat |umat dan Id] maka ia diperbolehkan
Untuk shalatnya, terdiri dari dua rakaat dibaca
untuk melakukannya,"ee3 dan hadits dari Abi
dengan suara keras, menurut ljma' ulama. Se-
Hurairah r,a., Rasulullah saw. bersabda,
dangkan untuk khotbahnya, hukumnya wajib
;i;1 ;v p lt+,tl;;t";q.'*: dan terdiri dari dua khotbah sebelum shalat.
Khotbah ini juga merupakan syarat sahnya
i)#ty:^1*r4 shalat fumat, menurut pendapat yang paling
"Pada hqri ini, berkumpul dua Hari Raya.
kuat. Minimal khotbah menurut orang Arab
Siapa yang ingin diberi pahala shalat Jumat yaitu mencakup pujian kepada Allah SWT,
shalawat kepada Rasulullah saw., nasihat ten-
dan kami pun akan melaksanakannye."ee4
tang permasalahan agama dan dunia, dan
992 jil.2/hlm.3 5B dan Kasysyaf al-Qinaa, jil.Z / hlm.44.
Al- Mug hniy,
993
HR imam Ahmad dan Abu Dawud, dengan lafadz darinya, "siapa yang hendak melaksanakan shalat (Jumat), dipersilakan baginya
shalat."
994
HR lbnu Maiah. Diriwayatkan dari Ibnu Uman dari Ibnu Abbas, dan dari Nabi saw.
995
Al-Badaa'i, jil.l/hlm.ZS6, Bidaayah al-Mujtahid,jil.l/h1m.155, al- Qowaaniin ol-fiqihiyyah,hlm.87, Mughnii al-Muhtaaj, jil.l/hlm.27 6,
dan Kasysyaf al Qinaa', jil.2 /hlm.Zl dan 41.
HR Ahmad, Ibnu Majah, dan Nasaa'i.
ISLAM JILID 2 BaSlan 1: IBADAH
membaca beberapa ayat Al-Qur'an. Disun- telah tergelincirnya matahari, karena shalat f u-
nahkan pula sebelum dilaksanakannya shalat mat dan Zhuhur adalah dua shalat fardhu yang
fumat untuk melakukan shalat sunnah empat ada dalam waktu yang bersamaan maka wak-
rakaat, menurut kesepakatan ulama dan em- tunyapun tidak berbeda, seperti halnya shalat
pat rakaat juga setelahnya, menurut mayoritas di tempat dan shalat dalam perjalanan.
ulama selain mazhab Maliki. Menurut mazhab Hambali, boleh melaku-
kan shalat |umat sebelum tergelincirnya ma-
5, SYARAT.SYARAT SAH SHALAT IUMAT tahari, sedang awal waktunya ialah waktu
Untuk sahnya shalat fumat disyaratkan boleh dilakukannya shalat Id, sesuai dengan
adanya penambahan dari syarat-syarat shalat perkataan Abdullah bin Saidan as-Sullamy
fardhu yang sebelumnya berjumlah sebelas, r.a., 'Aku pernah mengikuti shalat Jumat ber-
yaitu ada tujuh syarat tambahan, menurut ma- sama Abu Bakar r.a.. Pada waktu itu, shalat dan
zhab Hanafi dan Syafi'i. Nanoun, hanya ada lima khotbahnya dilakukan sebelum masuk tengah
syarattambahan, menurut mazhab Maliki, dan hari. Kemudian, aku juga pernah mengikuti
empat syarat menurut mazhab Hambali.eeT shalat Jumat bersama Umar r.a., shalat dan
khotbahnya sampai aku mengatakan, "Sudah
a. Waktu Zhuhur masuk tengah hari!" Lantas, aku juga mengi-
Shalat fumat hanya sah bila dilakukan kuti shalat ]umat bersama Utsman r.a., se-
pada waktu ini dan tidak sah dilakukan se- mentara shalat dan khotbahnya sampai aku
telahnya. Shalat fumat tidak bisa diqadha mengingatkan, "Telah masuk tengah hari!"
meskipun waktunya sempit, serta diharamkan tidak ada seorang pun dari orang yang hadir
oleh para ulama menggantinya dengan shalat saat itu yang menganggap itu kesalahan dan
Zhuhur. Tidak sah, menurut mayoritas ulama tidak pula mengingkarinya."eee Pendapat me-
selain mazhab Hambali, jika dilaksanakan se- reka sesuai dengan 'ijma, karena shalat fumat
belum waktunya, atau sebelum tergelincirnya disebut juga dengan shalat 'hari raya', seperti
matahari, dengan dalil kebiasaan Nabi saw. shalat dua Hari Raya lainnya.
dalam melakukan shalat fumat jika matahari Shalat fumat boleh dilaksanakan sebelum
telah tergelincir sedikit. Anas r.a. berkata, tengah hari atau karena sebab tertentu, namun
wajib dilakukan ketika matahari tergelincir.
,v ,a a;:J,st ,)i ffi 1, J;-r6s Bila dilakukan setelah tergelincirnya matahari
maka lebih utama, seperti yang diriwayatkan
;-:ir oleh Salamah bin Akwa',
"Rasulullah saw. biasa melakukan shalat
J umat ketika matahari mulai condong."ees .;;ir dt;ri1&El' );t'{ U*
Karena itulah, para Khulafa Rasyidin dan .r,e'r et t
.. tr..i t o: '.1, n!,
Ad-Dur al-Mukhtaaa ill.l/hlm.747 -7 6t, Fathul Qadiin jil.1/h1m.408-4t6, Al-Badaa'i, jil.1/hIm.259, 262, dan 266, Al-Lubaab, jil.l/
hlm.110-112, asy-Syarh ash-Shaghiiriil.t/h1m.495-5o0,asy-Syarh al-Kabiir jtl.L/h1m.372-378,Bidaayah al-Mujtahi( jil.1/hIm.152-
754, al-Qawaaniin al-fiqihiyyah, hlm.80-81, Mughnii al-Muhtaaj, jil.l/h1m.279-285, aI-Muhadzdzab, iil.1/hIm.110 dan l!7, Haasy-
iyah asy-Syarqaawy, iil.l/hlm.26l-266, Kasysyaf al Qinaai iil.2/hlm.27,34,42, danAl-Mughniy,iil.2/h1m.295,327-337,356-359.
998
HR. Ahmad, Bukhari, Abu Dawud, dan Turmuziy (Naylul Awthaaa jil.3/hIm.259J.
999
HR. Darul Quthni dan Ahmad, dan ia memberi alasan tentang hadist ini. Menurutnya, hadist ini diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud,
Jabir, Sa'id, dan Mu'awiyah, "Mereka melaksanakan shalat sebelum masuk tengah hariJ' (Naylul Awthaar, jil.3/hIm.259).
FrqLH rsr-AM ltl'tD 2
"Kami melakukan shalat lumat bersama rakaat kedua maka ia mendapatkan shalat
Rasulullah saw. jika matahari sudah tergelincir. fumat dan boleh menyempurnakan shalat
Setelah itu, kami pulang dengan mengikuti jum'atnya. Tetapi, jika ia tidak dapat menyu-
bayang-bayeng."Looo sul di rakaat kedua maka ia bisa menyempur-
nakannya menjadi shalat Zhuhu4 sebagaimana
Sedangkan akhir waktu shalat fumat ada-
pemahaman global dari sabda Nabi saw.,
lah akhir waktu shalat Zhuhur, tanpa ada per-
j;
t . d o- o z c .
bedaan, karena shalat fumat sebagai peng-
gantinya, atau menduduki posisinya maka di-
6?i Wt W a;;ir ; *r:)')"'i
wajibkan untuk menyamakan dengannya, "Siapa'yang aopot meng'ejar satu rakaat
karena keduanya memiliki kesamaan. dari shalat Jumat, hendaknya ia meneruskan
rakaatyang lainnya."
Kapan boleh menyusul shalatfumat? Dalam lafadz lain disebutkan,'
Para ulama fiqih memiliki dua pendapat
untuk mengejar bagian shalat fumat bersama
imam.
i>,2r :)i"1 rti
:At n ,s, r)t"i i1
"Siapa yang dapat mengejar satu rakaat
Mazhab Hanafi mengatakan, menurut pen- shalat maka ia pun telah mendapatkan shalat-
dapatnya yang paling kuat,1001 siapa yang nya!'
menyusul imam pada hari fumat, pada bagian Dalam riwayat lain disebutkan juga,
manapun dari shalatnya maka hendaknya
orang itu melakukan shalat sedapat yang it$st r)i"1 )-
"s,
*it J, :)i'rl ;r
bisa ia ikuti, lalu menyempurnakan shalat "Siapa yang dapat mlngeiar sotu ,rkoot
fumat sendiri sehingga terhitung melakukan dalam shalat Jumat maka ia telah mendapat-
shalat Jumat. Meskipun, orang itu hanya
kan shalatnya!'rooa
dapat menyusul imam ketika duduk tasyahud
atau sedang sujud Sahwi (lupa). Ini menurut b. Perkampungan
pendapat Abu Hanifah dan Abu Yusuf, sesuai.
Maksudnya, shalat fumat dilaksanakan
sabda Nabi Muhammad saw.,
di masjid besarnya atau mushalla kota, menu-
rut mazhab Hanafi. Yaitu, semua tempat yang
"Rakaat
tiasv
yang
6vq4:; irli c
kamu lakukan bersama
bisa
memiliki gubernur dan hakim yang melak-
sanakan hukum dan menerapkan hukuman.
imam maka kerjakanlah, sedang rakaat yang Pendapat ini yang termasyhur dalam mazhab
terlew at maka g antilqllt " rooz Hanafi. Akan tetapi, pendapat yang diikuti
Sementara menurut mayoritas ulama,1003 oleh sebagian besar pengikut Hanafi, bahwa
jika seseorang dapat menyusul imam pada kota, sebagaimana yang telah kita sebutkan
1000
HR Bukhari dan Muslim (Naylul Awthaar,ibid)
1001
Fathrl Qadiia jil.1/hIm.419 dan Al-Lubaab, iil.1/h1m.114.
1002
HR Ah-"d dan lbnu Hibban, dari Said bin Musayyab dari Abi Hurairah dengan sanad marfuu'. Menurut imam Muslim, Ibnu 'Uyai-
nah melakukan kesalahan dalam lafadz ini, aku tidak mengetahui apakah diriwayatkan pula dari az Zuhri dan selainnya. Diri-
wayatkan pula oleh imam yang enam dengan lafadz, 'Apa yang kalian dapat susul maka shalatlah, dan bagian yang terlewat maka
sempurnakanlah!' (N ashab ar Raayah, jil.z /hlm.z00).
r0o3
Mughnii al-Muhtaaj,iil.l/h1m.299, Kasysyaf al Qinaa', jil.2/h1m.28,33, danAl-Mughniy, jil.2/hlm.3l2.
1004
L"frd, pertama diriwayatkan lbnu Majah, lafadz kedua diriwayatkan Muttafaq 'alaih menurut Bukhari dan Muslim, dan lafadz
ketiga diriwayatkan al-Atsram.
ISlAlvt IILID 2 B4lan 1: lBrlDAH
sebelumnya, )raitu masjid terbesarnya saia ti- kemah, meskipun mereka menetap di padang
dak bisa menampung penduduknya yang wa- pasir tersebut selamanya, karena mereka se-
jib melaksanakan shalat fumat. Ini merupakan perti dalam keadaan musafir atau bersiap-siap
syarat wajib dan sahnya shalat |umat maka ti- untuk melakukan perjalanan. Mereka juga ti-
dak sah dilaksanakan shalat fumat kecuali di dak memiliki tempat tinggal yang tetap. Kare-
kota dan daerah-daerah yang bersatu dengan- na, suku-suku Arab yang bermukim di seke-
nya. Karena itu, tidak diwajibkan shalat fumat liling kota Madinah tidak pernah melakukan
kepada penduduk dusun yang tidak termasuk shalat fumat dan Nabi saw. pun tidak pernah
dalam satu kota, dan tidak sah melaksanakan memerintahkan mereka untuk melaksanakan-
shalat fumat di sana. Adapun dalil mazhab nya.
Hanafi tentang syarat sebuah kota adalah ha- Adapun yang dimaksud dengan 'batas'
dits yang diriwayatkan oleh Abdurrazaq dari (khittah),yaitu tanah yang digarisi oleh rambu-
Ali bin Abi Thalib r.a. dengan sanad mauquf, rambu untuk didirikan bangunan di atasnya.
"Tidak sah shalat fumat dan shalat Id, kecuali Sedangkan maksudnya di sini adalah tempat-
dilaksanakan di masjid kota." tempat yang terhitung masuk dalam wilayah
Adapun menurut mazhab Maliki, masjid tertentu. Ia mirip seperti tapal batas yang ada
tersebut harus berada di tengah-tengah pen- di setiap daerah pada masa sekarang. Bangun-
duduk yaitu sebuah daerah atau kampung. an-bangunannya juga harus berkumpul di
Dibangun dari batu atau sejenisnya, ataupun tempat tersebut sesuai adat setempat.
dari anyaman tebu dan kayu pepohonan. Na- Sedangkan mazhab Hambali mensyarat-
mun, tidak boleh dilaksanakan di dalam ke- kan, hendaknya orang-orang yang melak-
mah yang terbuat dari rambut atau kain, kare- sanakan shalat fumat adalah orang-orang
na kemungkinan penduduknya suka melaku- diwajibkan untuk melaksanakannya. Mereka
kan perjalanan, sehingga mereka dianggap berjumlah empat puluh orang atau lebih dari
musafir. Ini merupakan syarat sah dan wajib penghuni tetap di kampung yaitu tinggal di
menurut mazhab Maliki. Karena sahnya shalat suatu kampung dimana bangunannya berkum-
menurut mereka terpenuhinya empat syarat; pul, sesuai adat dalam mendirikan bangun-
yaitu imam, jamaah, masjid, dan tempat pen- an di sana, baik itu dibuat dari bebatuan, batu
duduk, sekaligus menjadi syarat sah dan syarat bata, tanah, buluh bambu, atau pepohonan.
wajib. Kemudian, hendaknya kampung tempat Karena, Rasulullah saw. pernah menulis surat
dilaksanakan shalat fumat itu ditempati oleh kepada salah satu perkampungan Arab, berna-
masyarakatnya, dapat memberi rasa aman ke- ma'Urainah agar mereka melaksanakan shalat
pada mereka, dan memberi kecukupan dalam fumat. Dengan begitu, tidak diwajibkan shalat
kehidupan mereka dari penduduk lain. Maliki |umat kepada penghuni kemah, penghuni
tidak membatasi jumlah penduduk dengan ba- rumah yang terbuat dari rambut, serta orang-
tasan tertentu, seperti harus seratus orang orang yang suka berpindah tempat fnomaden).
atau kurang darinya, atau bahkan lebih. Shalat mereka juga tidak sah, disebabkan seba-
Sementara mazhab Syafi'i memutuskan, gian besar dari mereka tidak dianggap sebagai
hendaknya shalat fumat didirikan di batas penduduk tetap.
sebuah daerah atau kampung, jika tidak bisa Intinya, mendirikan shalat fumat me-
dilaksanakan di masjid. |angan pula melak- nurut mayoritas ulama harus dilaksanakan di
sanakan shalat fumat di tengah para penghuni suatu kota atau sebuah kampung. Kampung
Baglan 1: IBADAH ISLAM IILID 2
tersebut harus luas daerahnya, menurut ma- nya dua belas orang laki-laki untuk shalat dan
zhab Hanafi maka tidak diwajibkan shalat khotbah. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh
fumat bagi penduduk yang desanya kecil. fabir r.a. bahwa Nabi saw. berkhotbah sambil
Maksudnya, mazhab Hanafi mengharuskan berdiri di hari fumat, lalu segerombolan unta
pelaksanaannya di sebuah kota, sedang ma- yang membawa barang dagangan dari negeri
zhab-mazhab lain tidak mensyaratkan harus Syam datang, lantas orang-orang mengerumu-
dilakukan di kota, karena sebuah kampung ni gerombolan unta tersebut sehingga jamaah
atau sebuah daerah dianggap sama. shalat yang tersisa hanya tinggal dua belas
orang laki-laki saja. Saat itulah sebuah ayat
c. Jamaah dalam surat al-fumu'ah turun, "Dan apabila
umlah jamaah shalat f urnat paling sedikit,
f mereka melihat perniagaan atau permainan,
menurut Abu Hanifah dan Muhammad, adalah mereka bubar untuk menuju kepadanya dan
tiga orang selain imam, meskipun mereka se- mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (ber'
dang dalam perialanan atau sakit. Karena ium- khotbah)." (al-fumu'ah: 11)
lah jamaah yang benar minimal tiga orang. Se- Disyaratkan pula untuk dua belas orang
mentara jamaah merupakan syarat tersendiri ini dua ketentuan sebagai berikut.
dalam shalat fumat, sesuai firman Allah SWT,
Pertama, jumlah tersebut harus dari pen-
"Maka bersegeralah kamu kepada mengingot
duduk setempat dan tidak dibolehkan mema-
Allah." (al-fumu'ah: 9)
sukkan juga orang-orang yang hanya bermu-
Sedangkan kata fumat sendiri berasal dari kim sementara di tempat itu, seperti peda-
kata jamaah, lalu di antara mereka haruslah gang bila jamaah tersebut tidak dihadiri oleh
ada yang menjadi pemberi peringatan, yaitu penduduk setempat.
khatib. fika iamaah meninggalkan imam atau Kedua, mereka diharuskan menetap ber-
mereka pergi setelah takbiratul ihram sebe-
sama imam dari awal khotbah sampai salam di
lum sujud maka shalat jum'atnya batal, dan akhir shalatnya. fika satu orang saja dari me-
terpaksa harus diganti dengan shalat Zhuhur.
reka batal shalatnya, meskipun setelah imam
Namun, jika iamaah itu kembali dan menyusul
mengucapkan salam maka shalat jum'atnya
imam yang sedang ruku', atau hanya tersisa tiga
dianggap batal. Maksudnya, kelengkapan ja-
orang jamaah laki-laki bersama imam, atau-
maah sampai selesainya shalat merupakan
pun mereka pergi setelah khotbah selesai, lalu
syarat yang diharuskan menurut pendapat
imam hanya shalat dengan dua orang jamaah yang masyhur.
saja maka shalat jum'atnya tetap sah. Dari sini,
Mazhab Syafi'i dan Hambali berpendapat,
keberadaan jamaah merupakan syarat dalam
shalat )umat bisa dilaksanakan dengan keha-
pelaksanaan shalat fumat dan bukan syarat
diran empat puluh orang lebih iamaah terma-
abadi dan selamanya sampai berakhir shalat.
suk imam dari penduduk kampung yang di-
Sedangkan pelaksanaan shalat fumat sendiri
wajibkan atas mereka shalat fumat, merdeka,
tidak berlaku kecuali dengan menyempurna-
laki-laki, dan penduduk tetap. Kemudian, tidak
kan rukun-rukun shalat, yaitu berdiri, membaca
seorangpun dari mereka yang melakukan per-
bacaan shalat, ruku', dan suj ud. f ika j amaah pergi
jalanan di musim panas atau musim dingin ke-
setelah takbiratul ihram sebelum sujud maka
cuali karena ada keperluan. Meskipun jamaah
shalat jum'atnyabatal dan diganti dengan shalat
yang empat puluh orang itu terdiri dari orang
Zhuhuc seperti yang telah kami jelaskan di atas.
sakit, bisu, dan tuli, tetapi bukan musafir. Na-
Menurut mazhab Maliki, disyaratkan ada-
ISLAM IILID 2
I
mun, imam dibolehkan dari kalangan musafir d. Gubernur atau wakllnya boleh menladl
jika jumlah jamaah lebih dari empat puluh lmam dan wewenaqg membed izln untuk
orang. Kemudian, shalat fumat tidak bisa di- membuka pintu masiid baSI orang{rrang I
imam 1
1005
Hrdirt y"ng terpecah ini diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, Turmuziy dan dishahihkan oleh nya. (Naylul Awthaan jil.3/h1m.278).
rsrAM IrLrD 2
r.a. juga membenarkan apa yang dilakukan tua adalah masjid yang pertama kali didirikan
Ali tersebut.1006 Sebab, shalat fumat waktunya shalat fumat di dalamnya, meskipun pem-
ditetapkan, dan sudah tentu shalat Zhuhur ti- bangunannya terlambat dari masjid-masjid
dak menggunakan dua syarat ini.1007 lainnya.
Tidak disyaratkan masjid harus memiliki
e. Adanya imam dan dilaksanakan di masiid. atap menurut pendapatyang paling j elas. Tidak
Mazhab Maliki mensyaratkan dua hal, yai- pula disyaratkan masjid tersebut selamanya
tu shalat fumat harus dipimpin oleh seorang digunakan untuk pelaksanaan shalat fumat
imam yang bermukim dan tidak sah dilaku- atau shalat lima waktu.
kan sendiri-sendiri. Imam diharuskan seorang Dibolehkan shalatdi halaman masjid, yaitu
yang bermukim bukan seorang musafi4 meski- bagian luar dari bangunan masjid yang men-
pun bukan penduduk setempat. Hendaknya ia gelilinginya untuk perluasan. Dibolehkan iuga
sendiri yang menjadi khatib, kecuali ada halang- di jalan-jalan menuju masjid yang bersambung
an yang membolehkannya mencari pengganti, dengan rumah-rumah, pertokoan, atau tempat
seperti keluar darah dari hidung atau wudhu- yang dilarang. Baik itu karena masiidnya sem-
nya batal. Imam harus seorang yang merdeka pit dan barisannya saling berhubungan atau-
maka tidak sah bila imam seorang hamba sa- pun tidak. Akan tetapi, hukumnya makruh
haya. Namun, tidak disyaratkan imam harus- shalat di halaman masjid dan di jalannya jika
lah seorang pemimpin, berbeda halnya dengan tidak dalam kondisi mendesak.
mazhab Hanafi. Tidak boleh melaksanakan shalat |umat
Kedua, shalat harus dilaksanakan di se- di atap masjid, meskipun masjid penuh sesak
buah masjid yang selamanya digunakan untuk oleh jamaah. Tidak boleh juga di tempat-tem-
berjamaah maka tidak sah bila dilakukan di pat yang dilarang, seperti kamar mandi dan
dalam rumah, di halaman rumah, di hotel, atau tempat mabuk-mabukan.
di tanah lapang. Secara umum, shalat fumat
tidak boleh dilakukan di tempat-tempat yang t. Tidak boleh terlalu banyak pelaksanaan
kotoq, seperti tempat buang air dan tempat shalat Jumat di suatu daerah tanpa
dosa. sebab tertentu
Untuk masjid sendiri terdapat empat syaraq Mazhab Syafi'i mensyaratkan, untuk sah-
yaitu berbentuk bangunan, dan bangunannya nya shalat fumat tidak boleh didahului atau
sendiri sesuai dengan adat serta kebiasaan disamai shalat fumat di satu tempat dengan
setempat. Boleh dibangun dari buluh kayu tempat lainnya dalam satu kampung atau satu
atau sejenisnya. Hendaknya masjid menyatu daerah, kecuali jika daerah itu sangat besar
dan berhubungan dengan kampung setempat, dan sulit untuk mengumpulkan jamaah di
karena shalat fumat tidak bisa dilaksanakan satu tempat. Sebab-sebab sulitnya berkumpul
kecuali harus menyatu dengan kampung. fika di satu tempat, bisa karena banyaknya orang,
ada beberapa masjid maka yang sah untuk atau mereka saling berperang, atau jauhnya
dijadikan tempat shalat fumat adalah masjid jarak antara ujung daerah tersebut. Dimana
yang paling tua dan pertama dibangun, bukan orang yang berada di satu ujung daerah itu
yang lainnya. Yang dimaksud dengan masjid tidak dapat mendengar suara adzan dengan
ISLArlt IILID 2
syarat-syarat yang telah dijelaskan sebelum- melakukan shalat Zhuhur untuk lebih hati-
nya dalam kewajiban shalat fumat. hati. Kehati-hatian itu perlu dilakukan bagi
Adapun dalil dari syarat ini, yaitu Rasu- siapapun yang shalat di suatu daerah yang
lullah saw, para sahabat, Khulafa Rasyidin, dan shalat fumatnya berbilang karena adanya se-
para tabiin tidak pernah melakukan shalat |u- bab tertentu. Adapun jika ia tidak mengetahui
mat kecuali satu shalat fumat saja dalam satu kalau shalat fumatnya itu telah didahului oleh
daerah. Karena, dengan membatasi pada satu yang lainnya maka hendaknya ia mengulangi
pelaksanaan saja diperkirakan akan mencapai shalat jum'atnya dengan shalat Zhuhur agar
tujuan utama, yaitu menampakan simbol-sim- terhindar dari perdebatan orang-orang yang
bol persatuan dan persamaan opini. melarang shalat fumat berbilang meskipun
fika ada pelaksanaan shalat |umat di satu ada sebab tertentu. Selaniutnya, jamaah kedua
masjid yang mendahului pelaksanaan shalat itu beniat melakukan shalat Zhuhur setelah
fumat lainnya pada masjid yang berbeda maka selesai shalat fumat, ataupun langsung berniat
shalat fumat yang pertama itulah yang sah, se- shalat Zhuhur untuk lebih hati-hati.agar ia ke-
dang pelaksanaan shalat fumat yang kedua itu luar dari kewajiban waktu shalat |umat de-
tidak sah. Karena, pelaksanaan shalat fumat ngan melakukan shalat Zhuhur.
tidak boleh lebih dari satu, sedang jika dua Adapun hukum melakukan shalat Zhuhur
pelaksanaan yang dimulai bersamaan maka setelah shalat fumat, bisa menjadi wajib jika
kedua-duanya batal. Perumpamaan dalam hal shalat fumat terbagi di beberapa tempat tan-
mendahului dan berbarengan dalam pelak- pa alasan tertentu, atau sekadar anjuran saja
sanaan shalat fumat seperti, melihat takbi- bila pembagian pelaksanaan shalat fumat itu
ratul ihram-nya imam. fika masjid yang lebih dikarenakan sebab tertentu. Atau juga, shalat
dahulu melaksanakan shalat fumat itu tahu Zhuhur itu sekadar tambahan dari shalat |u-
lalu lupa maka diwajibkan shalat Zhuhur bagi mat tanpa harus mengetahui apakah pemba-
semua jamaah. Karena, bercampurnya antara giannya dikarenakan adanya sebab ataukah ti-
shalat yang benar dan yang batal. Sedangkan, dak. Atau iustru shalat Zhuhur itu diharamkan
jika salah satu masjid itu mengetahui telah jika di daerah itu hanya didirikan satu shalat
berbarengan dalam pelaksanaan shalat |umat fumat saja, seperti di sebagian perkampungan.
atau tidak mengetahui apakah telah mendahu- Mazhab Maliki memutuskan hal yang kuat
lui atau berbarengan maka shalat jum'atnya menurut mereka, dilarang mendirikan shalat
harus diulang bila waktu masih cukup agar fumat secara berbilang di dua masjid atau le-
pelaksanaan shalat fumat tidak terbagi-bagi. bih dalam satu kota. Shalat fumat tidak boleh
fika pelaksanaan shalat fumat itu berbi- dilaksanakan kecuali hanya sekali di satu dae-
lang karena sebab tertentu, seperti sulitnya rah. fika terjadi berbilang dalam pelaksanaan-
untuk berkumpul di satu tempat maka diper- nya maka shalat |umat yang sah hanya dilaku-
bolehkan untuk dibagi pelaksanaan shalat fu- kan di masjid yang pertama dibangun atau
mat ke beberapa tempat. Dalam kasus terse- masjid tertua, yaitu masjid yang dilakukan
but, shalat fumat semuanya dianggap sah, shalat |umat pertama di suatu daerah, meski-
menurut pendapat yang paling kuat, baik tak- pun pembangunannya lebih akhir dari masjid-
biratul ihram di antara imam itu berbarengan masjid lainnya, seperti yang telah kami jelas-
atau berbeda. Namun, disunnahkan untuk kan sebelumflya.looe
L008 jlLl/hIm.500
Ary-Syorh ash-Shaghiir, dan al-Qawaaniin al-fiqihiyyah, hlm.80.
rst AM IrtrD 2
dapat dan fatwanya sendiri. Mereka menga- ping untuk menghindari kesulitan pada jamaah
takan, boleh melaksanakan lebih dari satu shalat. Dengan begitu, tidak seorangpun dari
shalat fumat dalam sebuah kota di beberapa jamaah shalatf umat diharuskan untukmelaku-
tempat untuk menghindari kesulitan yang kan shalat Zhuhur setelahnya, sebagaimana di-
terjadi. Karena, dengan mengharuskan shalat tetapkan oleh sebagian mazhab Syafi'i, seperti
fumat bersatu di satu tempat jelas akan me- yangtersebar di kota-kota besar semisal Kairo,
nyulitkan, disebabkan jauhnya jarak bagi se- Baghdad, dan Damaskus. Sedangkan shalat
bagian besar jamaahnya. Kemudian, tidak fumat yang lebih dahulu pelaksanaannya di-
ditemukan dalil yang melarang untuk mem- anggap sebagai tambahan pahala bagi orang-
bagi-bagi pelaksanaan shalat fumat dan tidak orang yang lebih awal datang ke masjid.
pula disebutkan kondisi yang mendesak atau
g. Khotbah sebelum shalat Jumat
alasan kebutuhan yang dapat mencegah ter-
Para ahli fiqih sepakat bahwa khotbah
jadinya pelaksanaan shalat fumat secara ber-
adalah syarat dalam shalat fumat, dan tidak
bilang, apalagi di kota-kota besar.
sah bila shalat fumat dilakukan tanpanya.10012
Sejujurnya, pendapat terakhir adalah yang
Sesuai firman Allah SWT ,"Maka bersegeralah
paling kuat, karena luasnya pembangunan,
kamu kepada mengingat Allah,"(al-fumu'ah:
banyalarya manusi4 dan kebutuhan untuk mem-
9) Maksud dari 'mengingat' (dzikir) dalam
permudah mereka dalam melaksanakan shalat
ayat ini adalah khotbah, karena Nabi saw. tidak
f umat. Karena, larangan untuk membagi pelak-
pernah melakukan shalat fumat kecuali ber-
sanaan shalat fumat tidak ada dalil yang tepat.
khotbah sebelumnya.loo13 Beliau pun bersabda,
Ibnu Rusyd mengatakan l00l1jika saja syarattidak
,t,,
membagi pelaksanaan shalat fumat, lalu syarat
shalatf umatharus dilakukan di kota dan adanya
,L-t Ar*-tj K trv
izin dari penguasa, juga syarat pemilik masjid "S h a I atl a h ka t i o n ri U og o i^ an a a ku m e I aku-
adalah sebagai syarat sahnya shalat Iumat, lalu kannya."
mengapa Rasulullah saw. diam saja dalam masa- Diriwayatkan dari Umar dan Aisyah r.a.,
lah ini dan beliau tidak meninggalkan penjelas- mereka berdua berkata,
annya, seperti yang difirmankan oleh Allah
SWT, "Agar kamu menerangkan pada umat .riAt J:\;<)2t J'rt
manusiq apa yang telah diturunkan kepada 'Aku memer*UOo, shalat'Uorrno adanya
mereka!' (an-Nahl: 44) Firman lainnya, "Agar khotbah."
kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa
Pendapat paling bena4 menurut mazhab
yang mereka perselisihkan itu." (an-Nahl: 64)
Hanafi, kedudukan khotbah bukan pengganti
Karena itulah, pelaksanaan shalatf umat se-
dari dua rakaat, namun kedudukannya seperti
cara berbilang pada saatsekarang sudah sesuai
penambal pahala. Sebagaimana juga dise-
denganprinsip kemudahan dalam Islam, disam-
butkan dalam atsar bahwa khotbah sebagai
penambal shalat.
lo-t!
Oidroyoh al-M ujtahid, jil.1/h1m.154.
L0L2
Tabyiinat-Haqoiiq,yit.tln^.Zl9,asy-Syarhash-Shaghiir,jil.Lfilm.4gg,Mughniial-Muhtaaj,iiLL/hlm.285,danAl-Mughniy,iiLl/h1m.302.
1013
Disebutkan oleh Baihaqy, kemudian dijadikan dalil oleh lbnu fauzy sebagai wajibnya khotbah bersama hadist, "shalatlah kalian
sebagaimana aku melakukan shalat.". Diriwayatkan oleh Muslim dari fabir bin Samurah, "Rasulullah saw. berkhotbah dengan dua
khotbah, pertama-tama beliau duduk setelah naik ke mimbar sampai muadzin menyelesaikan adzannya. Lalu beliau berdiri, kemu-
dian duduk lagi dengan tanpa berkata-kata, lalu berdiri lagi dan melanjutkan khotbahnya." Dalam salah satu riwayatnya terdapat
beberapa perkataan. (N ashab ar- Raayah, jil.2 /hlm.196)
Baglan 1: IBADAH rsr.AM IrtID 2
Khotbah fumat terdiri dari dua khot- (al-fumu'ah: 9) Maksud ayat ini adalah khot-
bah yang dilakukan sebelum shalat, menurut bah, menurut kesepakatan para ahli Tafsir;
kesepakatan ulama. Para ahli fiqih berbeda namun diungkapkan dengan kata'zikir', tanpa
pendapat tentang syarat-syarat khotbah. dirincikan sedikitatau banyaknya. Untuk mem-
perkuat pendapat ini terdapat riwayat, bahwa
Mazhab Hanafi mengatakanlola Utsman r.a. naik ke mimbar untuk berkhotbah
Imam berkhotbah setelah masuk tengah pada shalat fumat pertama setelah khalifah.
hari sebelum shalatdengan dua khotbah ringan. Saat itu, ia hanya mengucapkan' alhamdulillah',
Ukurannya sama dengan membaca satu surah lalu menutup khotbahnya dan turun dari mim-
yang panjang dibagi dua. Kedua khotbah di- bar. Kemudian, ia mendirikan shalat. Padawaktu
pisah dengan duduk yang lamanya sama de- itu, para ulama dari kalangan sahabat ikut hadin
ngan membaca tiga ayat AI-Qur'an. Pada khot- namun tidak ada seorang pun yang menging-
bah kedua, imam lebih merendahkan suaranya karinya. Ini menunjukan bahwa bentuk khot-
dibandingkan khotbah pertama. Ia berkhotbah bah seperti ini sudah cukup.
dengan berdiri, menghadap jamaah, suci dari Ash-Shahiban berkata, diharuskan dengan
hadats kecil dan besac dan menutup auratnya nasihat panjang sehingga bisa disebut khotbah.
meskipun jamaah yang hadir buta atau tertidur. Minimal panjangnya seperti tasyahud dalam
fika khatib berkhotbah sambil duduk atau shalat. Karena khotbah hukumnya wajib, se-
tanpa bersuci, ini dibolehkan karena tujuan dang menyebutl<an kata-kata tnsbih aau tahmid
dari khotbahnya telah tercapai. Akan tetapi, di- saja tidak bisa disebut khotbah. Adapun syarat-
makruhkan sebab berbeda dari yang diwaris- syarat khotbah menurut mazhab Hanafi ada
kan oleh para ulama. Adapun ukuran waktu an- enam; dilakukan sebelum shalat, bermaksud
tara khotbah dan shalat bisa digunakan untuk untukkhotbah, sesuai waktunya, dan didengar-
memperbarui wudhu. Sedangkan bersuci dan kan minimal oleh satu orang dari sekian orang
berdiri saat khotbah hanya sunnah, menurut yang akan melaksanakan shalat Jumat, menu-
mazhab Hanafi. Sebab, khotbah kedudukannya rut pendapat yang shahih maka sudah cukup
bukan sebagai pengganti dua rakaat, menurut kehadiran seorang hamba sahaya, orang sakit,
pendapat yang paling shahih. Karena, khotbah dan musafir meskipun sedang dalam hadats
berbeda dengan shalat, dimana khotbah bisa besar. Akan tetapi, tidak sah bila yang hadir
membelakangi kiblat dan berkata-kata, dan seorang anak kecil atau seorang perempuan
tidakdl5yaratkan pada khotbah akan syarat- saja. Tidak disyaratkan pada jamaah untuk
syarat dalam shalat. mendengarkan khotbah.
Seandainya khatib memendekkan khotbah- Disyaratkan pula untuk tidak memberi
nya hanya dengan berzikir kepada Allah se- jarak yang panjang dan aneh, seperti makan
perti tahmid, tahlil, dan tasbih. Misalnya, ia siang atau mandi di antara khotbah dan shalat.
mengatakan, alhamdulillah, atau subhanallah, fika ditemukan hal seperti ini maka khotbah-
ataupun laa ilaaha illallaah, maka ini diboleh- nya diulangi karena dapat membatalkan khot-
kan menurut Abu Hanifah, meskipun hukum- bah pertama. Tidak disyaratkan imam seka-
nya makruh, sesuai firman Allah SWT "Maka ligus menjadi khatib, akan tetapi tidak layak
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah." memimpin shalat selain khatib karena kedua-
7014
Fothul Qadiir ma'a al-'lnaayafu iil.1/h1m.413-4 LS, ad-Dur al-Mukhtaar, jil.l/h1m.757-760, Muraaqy al-Falaah,hlm.87, At-Badaa'i,
iil.t /h1m.262, dan Tabyiiin al-Haqaaiq, iil.L /hlm.zt9.
1:
> Baglan
-1*-\=- TBADAH
rsLAM IIIID 2
(.sgo -
\]=/
nya (khatib dan imam) seperti menyatu. Para da Nabi-Nya, memerintahkan untuk ber-
ahli fiqih membolehkan khotbah tanpa bahasa takwa, berdoa untuk memohon diberikan
Arab, meskipun mampu untuk melakukannya, ampunan, dan membaca beberapa ayat
baik itu orang Arab atau bukan. Al-Qur'an. fika khatib mengatakan, "Al-
Sebelum khotbah kedua dimulai, hendak- hamdulillah, shalawat dan salam kepada
nya membacata'awudz dengan pelan,lalu ber- Rasulullah saw., amma ba'du. Aku nase-
tahmid kepada Allah dan memujinya. Setelah hatkan kepada kalian untuk bertaloara ke-
itu, khatib membaca dua kalimat syahadat serta pada Allah dan taat kepada-Nya! aku pe-
shalawat kepada Nabi saw, baru kemudian ringatkan kalian untuk meninggalkan mak-
memberikan nasihat dan peringatan. Dianjur- siat kepada-Nya dan menyalahi perintah-
kan untuk menyebut Khulafa Rasyidin dan dua Nya! Allah SWT. telah berfirman, "Siapa
paman Nabi saw. (Hamzah dan Abas). Tidak yang mengerjakan kebaikan seberat dzar-
dianjurkan berdoa untuk penguasa, namun se- rahpun, niscaya Dia akan melihat (balas-
bagian ulama membolehkannya, karena diki- an)nya. Siapa yang mengerjakan kejahat-
sahkan bahwa Abu Musa al-Asy'ari saat men- an sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan
jadi gubernur Kuffah pernah berdoa untuk melihat (b alasan) ny a pule." (az-Zalzalahz
Umar ibnul Khaththab. Namun, menurut me- 7-B) Setelah itu, khatib duduk,lalu berdiri
reka, doa kepada penguasa itu makruh tahrimi lagi dan memuji Allah SWT, bershalawat
karena mengategorikannya bukan bagian dari kepada Nabi saw., amma ba'du. "Bertak-
khotbah. walah kepada Allah dari apa yang diper-
Sementara mazhab Maliki memberikan intahkan-Nya, berhentilah dari apa yang
sembilan syarat untuk khotbah f umat,101s yaitu dilarang-Nya dan tolaklah! Semoga Allah
sebagai berikut. mengampuni kita semua!" maka khatib
L. Hendaknya khatib berdiri, menurut pen- telah menyampaikan khotbahnya dalam
dapat yang paling jelas, ini merupakan ke- bentuk yang sempurna, menurut kesepak-
wajiban bukanlah syarat. fika imam ber- atan ulama.
khotbah sambil duduk dan menyelesaikan- 4. Khotbah dilaksanakan di dalam masjid
nya maka khotbahnya tetap sah. layaknya shalat. fika khatib menyampai-
2. Hendaknya khotbah dilakukan setelah ma- kan kedua khotbahnya di luar masiid maka
suk tengah hari. fika keduanya dimajukan tidak sah khotbahnya.
maka tidak dibolehkan. 5. Khotbah dilakukan sebelum shalat maka
3. Hendaknya khotbah fumat itu sesuai de- tidak sah shalat fumat yang dilakukan se-
nganyangdisebutkhotbah oleh orangArab belum melaksanakan kedua khotbah ter-
meskipun hanya berisi dua prosa, seperti sebut. Bila keduanya diundurkan dari waktu
kalimat "Bertakwalah kepada Allah dari yangtelah ditentukan maka shalatnyaharus
apa yang telah diperintahkan-Nya, berhen- segera diulang jika waktunya hampir habis,
tilah dari apa yang telah dilarang dan dito- dan jamaah belum keluar dari masjid, Akan
lak-Nya!" fika khatib hanya mengucapkan tetapi, jika waktunya masih panjang, ke-
tasbih, tahlil, ataupun takbir saja maka itu dua khotbah harus diulang l<arena keduduk-
tidak dibolehkan. Dianjurkan untuk me- an khotbah dalam shalat fumat seperti
muja dan memuji Allah, bershalawat kepa- pengganti dua rakaat shalat Zhuhur.
107s
Asy-Syarh ash-Shaghiir, jll.l/h1m.499 dan asy-Syarh at-Kabiir,iil.l/hlm.378.
rstAM JrLrD 2
6. Khotbah harus dihadiri oleh jamaah, mini- Adapun rukun pertama, yaitu memuji Allah
mal dua belas orang laki-laki. fika jamaah SWI sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim.
tidak hadir sejak awal khotbah dimulai Rukun kedua, karena khotbah termasuk iba-
maka khotbah tidak boleh dilaksanakan, dah, tentu perlu untuk menyebut Allah dan
karena khotbah dianggap seperti dua ra- menyebut Rasul-Nya, seperti dalam azan dan
kaat shalat. shalat. Rukun ketiga, diriwayatkan juga oleh
7. Hendaknya khotbah dilakukan dengan Muslim, karena khotbah adalah nasehat dan
suara keras, dan berbahasa Arab, meski- peringatan. Tidak mesti lafadz-lafadz nasihat
pun jamaahnya non-Arab. Kedua bagian itu berisi perintah untuk bertalanra, menurut
khotbah harus saling bersambung dan pendapat yang shahih. Karena, kewajiban-
shalat harus bersambung dengan kedua nya sebatas memberi nasihat dan mengajak
khotbah. Adapun bersuci bukan syarat untuk taat kepada Allah SWT maka cukuplah
khotbah, menurut pendapat yang masyhur. khotbah menunjukkan kepada .hal-hal yang
Akan tetapi, makruh hukumnya melakukan baih boleh panjang ataupun pendek, se-
khotbah dalam keadaan tidak bersuci dari perti lafadz, "Patuhlah kepada Allah dan se-
hadats besar dan kecil. Oleh karena itu, di- lalu merasa diawasi-Nya." Sedangkan yang ke-
wajibkan untuk menunggunya lebih dahu- empat, diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
lu, jika muncul halangan yang berdekatan baik itu ayat tentang janji, ancaman, hukum,
dengan waktu tengah hari, misalnya ha- atau kisah-kisah. Kelima, hendaknya yang hi-
dats yang keluar setelah khotbah dimulai, dup di zaman sekarang meniru tradisi salaf. Se-
atau darah yang keluar dari hidung dalam dangkan doa berada di khotbah kedua, karena
jumlah sedikit, sementara tempat air un- ia layaknya sebagai penutup.
tuk berwudhu letaknya berdekatan. Menurut pendapat yang paling shahih,
Tidak boleh mengimami shalat selain kha-
urutan rukun khotbah bukanlah syarat, akan
tib kecuali bila ada halangan tertentu. Karena tetapi sunnah. Adapun syarat-syarat setiap
khotbah itu ada lima belas, yaitu:
itu, disyaratkan imam dan khatib harus satu
oran& kecuali ada halangan yang tiba-tiba, Dilakukan sebelum shalat. Kedua khotbah
seperti gila atau keluar darah dari hidung se- tidak boleh ditinggalkan dengan alasan apa-
pun. Dianjurkan berdiri bagi khatib yang mam-
mentara tempat air jauh.
pu melakukannya untuk mengikuti sunnah.
Khotbah disampaikan dengan bahasa Arab.
Menurut mazhab Syafi'i1016
Waktunya setelah masuk tengah hari. Duduk
Dalam khotbah fumat, terdapat lima rukun
di antara kedua khotbah dilakukan dengan te-
atau lima kewajiban; memuji Allah SWT, shala-
nang, seperti duduk di antara dua sujud, ukur-
wat kepada Rasulullah saw., dan berwasiat un-
an lamanya dianjurkan sama seperti membaca
tuk bertakova. Ketiga hal ini wajib dibaca di ke-
surah al-lkhlash. Adapun khatib yang duduk
dua khotbah. Berikutnya, membaca beberapa
saatberkhotbah maka memisahkan antara dua
ayat Al-Qur'an yang mudah dipahami pada
khotbah dengan diam. Berusaha membuat se-
salah satu khotbah, dan terakhir berdoa untuk
jumlah jamaah yang mengikuti shalat fumat
kaum mukminin laki-laki dan perempuan de-
agar mendengarkan khotbah, yaitu dengan cara
ngan doa-doa yang bermuatan akhirat.
mengangkatsuara ketika melakukan rukun-ru-
L0L6Mughniial-Muhtaaj,jil.l/hlm.2B5-287,1/1.lL,at-Muhadzdzab,jil.t/h1m.111,
danal-Hadhramiyyah,hlm.S0.
FIqLH ISLAM JILID 2 Ballan 1: IBADAH
kun khotbah sehingga bisa didengar oleh tiga dalil-dalil yang disebutkan di atas. Dua khot-
puluh sembilan jamaah lain yang menggenapi- bah ini sebagai pengganti dari dua rakaat, se-
nya. Dengan demikian, khotbah dapat di- suai riwayat dari hadits Umar dan Aisyah r.a..
dengar dan khatib juga bisa mendengarkan- Akan tetapi, tidak boleh dikatakan keduanya
nya. Seandainya semua jamaah itu tuli atau sebagai pengganti dua rakaat shalat Zhuhuf,
sebagiannya maka khotbahnya tidak sah dan karena shalat f umat bukanlah pengganti shalat
mereka dianggap tidak ada. fika khatib terma- Zhuhur. Bahkan, shalat Zhuhur itu sebagai peng-
suk jumlah yang empat puluh maka disyarat- ganti shalat fumat jika pelaksanaanryra telah lewaL
kan baginya untuk dapat mendengarkan khot- Disyaratkan beberapa hal berikut sebagai
bahnya sendiri meskipun ia tuli. sahnya khotbah; yaitu mengucapkan hamdalah
Kalimat hendaknya berurutan dalam ke- de n gan lafadz, " Alh am dulill ah", dan tidak akan
dua khotbah dan berurutan pula antara khot- diberi pahala bila diucapkan dengan kata-kata
bah dengan shalat untuk mengikuti sunnah. selainnya, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu
Karena itu, tidak dibolehkan memberi jarak Hurairah secara marfuu',
terlalu panjang antara khotbah dan shalat, ), o t t
t'.,i .ti
'r$ i
menurut mazhab Hanafi. .t;*i A -riJu + 1-,;i Y '
r)5 Jt
Hendaknya imam suci dari hadast besar
"Semua O".Ur,"rn *nr,rO"U diiulai de-
dan kecil. Suci dari najis di pakaian, tubuh,
ngan membaca hamdalah maka perkataan itu
dan tempat khotbah. Khatib juga harus menu-
terputus."1018 Maksudnya, terpotong berkahn-
tup aurat sesuai dengan sunnah. Sebab, khot-
ya. Dari Ibnu Mas'ud, ia meriwayatkan,
bah sebagai pengganti dari dua rakaat shalat
maka kedudukannyapun layaknya shalat sam-
\rc/
j^- ji :Jv'ti;; titB 4r ors
pai disyaratkan agar khotbah masuk waktu "h
shalat. Dengan begitu, khotbah disyaratkan "NrUi ,"r". jika bertasyat nua U"U", ,t rn
mengataka n, alhamdulillah lote
D
memenuhi semua syarat dalam shalat, seperti
menutup aurat, suci pakaian, tubuh, dan tempat Kemudian, shalawat kepada Rasulullah
Hendaknya khotbah disampaikan di tem- saw. diucapkan seperti lafadz dalam shalat.
pat yang sah untuk dilaksanakannya shalat Karena, setiap ibadah membutuhkan zikir ke-
|umat. Khatib diharuskan laki-laki dan kepe- pada Allah dan zikir kepada Rasulullah saw.,
mimpinannya diterima oleh jamaah shalat se- seperti halnya adzan. Namun, tidak diwajibkan
hingga seorang yang mengetahui fiqih dapat menyampaikan salam kepada Rasulullah saw.
meyakini bahwa rukun dilakukan di tempat ketika membaca shalawat.
rukun dan sunnah dilakukan sesuai hukum' Berikutnya, membaca sebuah ayat secara
nya, sedang orang awam tidak berkeyakinan lengkap, sesuai perkataan f abir r.a., "Rasulullah
bahwa yang fardhu itu adalah sunnah. saw. biasa membaca ayat-ayat Al-Qur'an dan
menasehati jamaah 5[21x1]'1020 Karena khotbah
Mazhab Hambali mengatakanlolT dilaksanakan sebagai pengganti dua rakaat
Disyaratkan sebelum dilaksanakannya shalat maka khotbah hukumnya wajib dan di-
shalat |umat, ada dua khotbah, sesuai dengan waj ibkan pula di dalamnya untuk membaca ayat
7017
A!-Mughriy,jil.2/hIm.302-3 L0 dan Kasysyaf al-Qinaa', jil.Z/hlm.34'37 dan hlm.40,
1018
HR Ab, Dawud dan diriwayatkan f amaah dengan deraiat mursal.
1019
HR Abu Dawud.
1o2o
HR Muslim.
rsr"AM IrLrD 2
Al-Qur'an, layaknya dalam shalat. Ayat yang lebih utama dalam khotbah fumat.
dibaca tidak ditentukan, tetapi dipersilakan Dalam khotbah terdapat dua belas syarat,
untuk membaca ayat yang dikehendaki oleh yaitu sebagai beriku! diantaranya syarat-syarat
imam, meskipun ia t rnyr"rrrembaca, {F ?} yang telah disebutkan sebelumnya. Berikut-
"Kemudian Dia memikirkan,"lozr dan ayat, nya, berdiri jika mampu, tetapi bila harus
{o6UUi} "Kedua surga itu (kelihatan) hijau duduk karena disebabkan tidak kuat berdiri
tua warnanya'lozz maka bacaannya tersebut atau karena alasan sakit maka dibolehkan.
tidak dilarang. Sebagaimana shalat boleh dilakukan sambil
Selanjutnya, khatib menyampaikan wasiat duduk bagi yang tidak mampu berdiri.
untuk bertakwa kepada Allah SWX, karena itu- Melakukan dua khotbah secara berurutan
lah tujuan dari khotbah fumat, sedangkan la- dan di antara bagian-bagiannya, lalu dilanjut-
f adzny a tidak ditentukan. Pal ing s e dikit khatib kan dengan shalat. Tidak boleh ada jarak ter-
mengatakan, "Bertakwalah kepada Allah!" atau lalu paniang di antara ketiga hal yang disebut-
"patuhlah kepada perintah Allah!" ataupun la- kan. fika dipisah dengan pembicaraan yang
fadz yang semacamnya. Empat syarat atau ru- panjang atau diam yang terlalu lama maka
kun ini sesuai dengan syarat-syarat yang ada di khotbah tetap dilanjutkan.
mazhab Syafi'i. fika khatib ingin berdoa untuk Panjang dan pendeknya jarak yang me-
seseorang maka dibolehkan, karena doa un- misahkan dikembalikan kepada kebiasaan.
tuk kaum muslimin dan muslimat hukumnya fika khatib ingin bersuci dulu maka dipersi-
sunnah. Tidak masalah bila khatib mendoakan lakan untuk bersuci lalu melanjutkan khot-
orang tertentu, meskipun seorang penguasa bahnya selama tidak memakan waktu yang
karena mendoakan penguasa secara umum terlalu panjang.
dianjurkan. Sebab, para pemimpin umat jika Disyaratkan bagi khatib untuk berniat
perilakunya baik tentu akan baik juga untuk khotbah, sesuai perintah hadits,
umat Islam. Abu Musa al-Asy'ari sendiri per- , lo
nah mendoakan Umar dan Abu Bakar r.a., se- ujt
bagaimana yang telah kami sampaikan sebe- :9t..tt^,!r
lumnya.
"Sesungguhnya nilai sebuah perbuatan,
terg antung dari niatnya."
Jika khatib memendekkan nasihat dalam
khotbahnya hanya dengan berkata, "Patuhlah Bila khatib berkhotbah tanpa berniat ter-
kepada perintah Allah dan jauhilah bermaksi- lebih dahulu maka khotbahnya dianggap tidak
at kepada-Nya!" maka menurut pendapat yang ada, menurut mazhab Hambali dan Hanafi.
paling jelas dianggap tidak cukup. Sedangkan Akan tetapi, mazhab Maliki tidak mensyarat-
mengucapkan tasbih dan tahlil saja tidak bisa kan harus berniat lebih dahulu, begitu juga
disebut khotbah, sedang khotbah fumat ha- dengan mazhab Sya'fi'i. Namun, justru mereka
rus bisa disebut sebagai khotbah secara adat. mensyaratkan khatib tidak boleh keluar dari
Khotbah akan dianggap batal jika menggu- khotbah, jika ia berhenti untuk mengucapkan
nakan perkataan yang diharamkan, meskipun hamdalah ketika bersin maka tidak dilarang
hanya sedikit ketika khotbah berlangsung, untuk terus berkhotbah.
sebagaimana membatalkan adzan, dan tentu Bagi khatib diharuskan mengangkat suara-
1021Al-Mud"stsir:
21.
1022
Ar-Rahman, 64.
FIQLH ISIAM JILID 2 BagIan 1: IBADAH
nya, dimana sekiranya bisa terdengar oleh ja- Tidak pula disyaratkan untuk menutup aurat
maah yang berjumlah empat puluh orang jika dan suci dari najis. Akan tetapi, disunnahkan
tidak ada penghalang yang dapat mencegah ketika berkhotbah, seorang khatib suci dari
terdengarnya suara, seperti tiduc lalai, atau hadats dan najis, serta menutup auratnya.
sebagian jamaah tuli. Namun, jika jamaah ti- Ibnu Qudamah mengatakan, pendapat ini mi-
dak dapat mendengar khotbah karena suara rip dengan pokok-pokok mazhab yang men-
khatib terlalu pelan atau khatib terlalu jauh syaratkan suci dari hadats besar $unub).
dengan jamaah maka khotbahnya tidak sah, Tidak disyaratkan khatib yang menyam-
karena tujuan dari khotbah itu tidak sampai paikan khotbah sekaligus sebagai imam shalat,
kepada jamaah. Kemudian, jika jamaah tidak karena khotbah terpisah dari shalat. Memang
bisa mendengar khotbah karena tertidurl la- disunnahkan seorang yang mengimami shalat
lai, atau suara hujan, dan sejenisnya seperti sekaligus sebagai khatib fumat, karena Nabi
tuli ataupun karena jamaahnya orang asing saw. menyampaikan khotbah sekaligus men-
sementara khatib menyhmpaikan khotbah jadi imam. Begitu pula yang dilakukan oleh
berbahasa Arab maka khotbah dan shalatnya para khalifah setelahnya, fika seseorang men-
tetap dianggap sah. jadi khatib, lalu orang lain yang memimpin
Khotbah diharuskan berbahasaArab, tidak shalat fumat karena khatib berhalangan maka
sah bila khotbah disampaikan bukan dengan ini dibolehkan.
bahasa Arab sedangkan khatib mampu berba- Begitu pula, tidaksyaratkan kedua khotbah
hasa Arab. Seperti halnya membaca Al-Qur'an, harus disampaikan oleh satu khatib, karena
tidak akan mendapat pahala bila dibaca selain kedua khotbah tersebut terpisah. Akan tetapi,
dengan bahasa Arab. Namun, khotbah tetap tetap dianjurkan kedua khotbah itu disam-
sah, tidak halnya dengan membaca Al-Qur'an, paikan oleh seorang khatib saja, untuk meng-
bila disampaikan bukan dengan bahasa Arab, hindari perdebatan dari berbagai pendapat
dengan syarat khatib tidak bisa berbahasa yang telah dipaparkan sebelumnya.
Arab. Dianjurkan untuk duduk beberapa saat di
Adapun jumlah jamaah yang harus men- antara dua khotbah, karena Nabi saw. melaku-
dengar khotbah adalah empat puluh orang dan kan ini juga.'o" Namun, jika khatib menyam-
lebih. fumlah ini diwajibkan, karena termasuk paikan khotbahnya dengan duduk karena ad-
yang disebutkan dalam syarat shalat. |umlah anya alasan maka memisah antara dua khot-
jamaah disyaratkan sebagaimana takbiratul bah dengan diam.
ihram dalam shalat. Disunnahkan bagi khatib ketika menyam-
Khotbah harus dilaksanakan pada wak- paikan khotbahnya agar menghadapkan wa-
tunya dan khatib harus dari orang yang diwa- jahnya kepada jamaah, karena Rasulullah saw.
jibkan shalat fumat atas dirinya. Oleh karena melakukan hal ini. Karena, dengan mengha-
itu, khotbah |umat tidak akan mendapat pa- dapkan wajah akan lebih bisa didengar oleh
hala bila dilakukan oleh hamba sahaya atau jamaah dan posisi khatib berada di tengah-
seorang musafir. tengah mereka. fika ia melakukan sebaliknya,
Tidak disyaratkan bagi khatib ketika ber- dengan membelakangi jamaah dan mengha-
khotbah harus suci dari hadats besar dan kecil. dap ke kiblat, khotbahnya tetap dianggap sah
1023
Ibnu Umar mengatakan, "Suatu ketika, Rasulullah saw. menyampaikan dua khotbah sambil berdiri, ia memisahkan keduanya de-
ngan duduk." Muttafaq'alaih.
Badan 1: IBADAH rsrAM IrLrD 2
karena tuiuan dari khotbah telah tersampai- mendatangi batang pohon itu dan mengu-
kan meskipun tidak mengikuti sunnah. sapnya.
Mimbar milik Rasulullah saw. terdiri
6. SUNNAI+SiUNNAH KHOTBAH DAN HAL.HAL
YANG DIMAIGUHKAN dari tiga tingkat, selain tingkat untuk ber-
Adapun sunnah-sunnah khotbah, menurut istirahat. Dianiurkan agar khatib berdiri di
mazhab Hanafi, ada dua belas (dengan diser- tingkat berikutnya, seperti yang dilakukan
takan berbagai pendapat ulama fiqih lainnya) Nabi saw..
yaitu sebagai berikut.loza 3. Khatib dudukdi atas mimbarsebelum me-
1. Suci dari hadats dan menutup aurat, menu-
mulai khotbah, untuk mengikuti sunnah se-
rut mayoritas ulama. Tetapi, merupakan suai hadits Ibnu Umar sebelumnya dari Abu
Dawud, diriwayatkan secara mutafaq'alaih.
syarat sahnya khotbah menurut mazhab
Syafi'i, seperti yang telah kami jelaskan se- 4. Khatib menghadapkan wajahnya ke arah
belumnya. Suci dari hadats besar (junub)
jamaah tanpa menoleh kanan atau kiri,
merupakan syarat yang diajukan mazhab ini sesuai dengan sunnah menurut kese-
Hambali. pakatan ulama, seperti yang diriwayatkan
2. Dilakukan di atas mimbac sesuai kese- oleh lbnu Majah dari Adiy bin Tsabit, dari
pakatan para ulama, untuk mengikuti sun- bapaknya, dari kakeknya, ia berkata,
nah, sebagaimana telah diriwayatkan oleh
ili;r i;t iv t;1 g 4t ors
Bukhari dan Muslim. Disunnahkan, mim-
bar berada di sebelah kanan mihrab (tem-
'* 'o
.4r, o r', ,,c
1024
Murooqy rl-Fataah,hlm.BS,At-Badaa'i, jil.t/h1m.263-265, Fathul Qadiiaiil.L/hlm.4Tl,ad-Dur al-Mukhtaariil.L/hlm.75A-76O,769-
772, asy-Syarh ash-Shagiiq jil.l/hlm.503,505-5I0, al-Qawaaniin al-fiqihiyyah,hlm.Bl, Bidaayah al-Mujtahid,iil.l/hlm.lS2,l5B, al-
Muhadzdzab,jil.l/hIm.112, Mughniial-Muhtaaj,jil.l/hlm.288-290,aI-Hadhram[,yah,hlm.El,Kasysyaf al-Qinaa',iil.2/hlm.38-41,
49-55,A1-Mughniy,iil.2/hlm.295-300,Haasyiyahal-Baajuury,iil.1/hIm.230, danAl-majmuu',jil.4/h1m.420-424.
1025
HR Al-Atsram dari Abu Bakac Umax, Ibnu Mas'ud, dan Ibnu Zubair. Dan diriwayatkan oleh Bukhari dari Utsman. tetapi dengan
sanad hadist dari Jabir, Ibnu Lahi'ah (Naylul Awthaar,iil.3/hIm.261).
-.1
j{
I
FIQLH ISLAM IILID 2 Baglan 1: IBADAH
I
Karena, khatib menghadap ke arah ja- 7 . Memulai dengan hamdalah dan puji-pujian I
I
maah setelah membelakangi mereka pada kepada Allah SWT, membaca dua kalimat I
I
saat menaiki mimbar dan keadaan ini se- syahadat, dan shalawat kepada Rasulullah I
!
perti saat meninggalkan jamaah, lalu ia saw. Kemudian, khatib menyampaikan na-
kembali lagi mengarah ke mereka. Pada sihat dan peringatan, membaca beberapa i
saat itu, diwaiibkan membalas salam k*ratib. ayat Al-Qur'an, menyampaikan dua khot- ;
Namun, menurut mazhab Hanafi, khat- bah, lalu duduk di antara dua khotbah. Se-
ib tidak perlu mengucapkan salam kepada lanjutnya, di awal khotbah kedua, khatib
jamaah, karena khatib memberitahukan mengulang bacaan hamdalah dan puji-pu-
kepada para jamaah tentang hal-hal yang jian, serta membaca shalawatkepada Nabi
dilarang lewat pembicaraan. Pendapat ke- saw., lalu mendoakan kaum Mukminin
dua tidak bisa diterima. dan Mukminat dengan memohon diberi'
6. Adzandilakukan oleh satu muadzin, bukan kan ampunan untuk mereka, dikarunia-
oleh banyak orang, yaitu di depan khatib kan kenikmatan, dijauhkan dari bencana,
ketika ia sudah naik mimbar. Itulah adzan diberi kemenangan dalam melawan mu-
yang dilakukan pada zaman Rasulullah suh-musuh, dan disembuhkan dari segala
saw. Ini sudah mutafaq 'alaih. Bukhary penyakit, lantas diakhiri dengan membaca
meriwayatkan dari Saib bin Yazid, ia ber- istighfar.
kata, Semua yang disebutkan di atas meru-
pakan sunnah menurut mazhab Hanafi,
* icl\ ,& ritt'ri
^;*t i';ffii tetapi sekadar diajurkan menurut mazhab
Maliki. Dari sebagian yang disebutkan
.t ci: sE ar J;' -w ;* .tt di atas, ada lima hal yang menjadi rukun
7026
Ar-Z^ur^ adalah sebuah tempat di pasar Madinah, menurut riwayat yang terpercaya. Sedangkan maksud dari adzan ketiga, se-
benarnya azan pertama saat khatib di atas mimbar. Kemudian disebut adzan ketiga karena ia dianggap sebagai tambahan. Disehrt
. iuga adzan kedua karena ia dianggap adzan haqiqi (sebenarnya). Lalu dilewati oleh azan ketiga karena iqamah adalah azan kedua.
^.- Diriwayatkan
^"' iuga oleh Nasaai'dan Abu Dawud (Noylul Awthaar, jil.3/hlm.262).
1o28Al-Ahzaab'
70.
1029
Al-Ahzaab' 71.
ISLAM IILID 2
aniurkan, menurut mazhab Maliki, menu- 9. Ketika khatib berdiri, ia bersandar de-
tup khotbah pertama dengan membaca be- ngan tangan kirinya pada sebuah tong-
berapa ayat Al-Qur'an dan menutup khot- kat, pedang, atau busuc ini adalah sunnah
bah kedua dengan mengatakan, "Semoga menurut mayoritas ulama, sedang menu-
Allah SWT mengampuni dosa-dosaku dan rut mazhab Maliki, hal itu dianiurkan. Se-
dosa-dosa kalian semua." Sebagaimana bagaimana yang diriwayatkan oleh Hakam
dianiurkan pula untuk mendoakan para bin Hazan, ia berkata,
sahabat, mendoakan para pemimpin umat
atau penguasa agar mendapat kemenang- a;:At{6wwct&o:s:
an dalam melawan musuh-musuh Islam, , O , ,j -c, "r. ,*).,t A^
cy'r 6_l-
O'-
Wlr gjt i, *
sehingga agama Islam tetap jaya.
Adapun menurut mazhab Syafi'i, di-
, ' / ,
r'Fx
sunnahkan untuk menutup khotbah ke-
'Aku mendatangi Nabi saw. dan iami
dua dengan kalimat,'Aku memohon am-
mengikuti shalat fumat bersama beliau. Da-
pun kepada Allah SWT. untuk diriku dan
lam khotbahnya beliau saw. berdiri sambil
untuk kalian semua."
bersandar di atas pedang busur panah, atau
8. Diusahakan agar jamaah bisa mendengar-
tongkat. Khotbahnya juga sangat singkat."1030
kan khotbah, yaitu dengan mengangkatsu-
Karena, hal ini sangat mungkin dilakukan
aranya, ini adalah sunnah menurut mayo-
imam. Bersandar pada suatu benda dapat
ritas ulama, tetapi sekadar dianjurkan oleh
memberi kekuatan tenaga bagi khatib. Se-
mazhab Maliki. Karena, dengan mengang-
bagaimana khatib bisa menjadikan tangan
kat suara, lebih bisa terdengan Muslim
kanannya berada di atas mimbar.
meriwayatkan dari fabir r.a., ia berkata,
10. Memendekkan kedua khotbah dan khot-
it:{L'#t a& qffit l;; otr bah kedua lebih pendek daripada khot-
bah pertama, ini adalah sunnah menurut
3rZ liv .'^>
6/
1030
HR Abu Dawud, kemudian ditahqiq oleh Ibnu Qayyim dalam kitab Zaad al Ma'aad, bahwa hal itu dilakukan sebelum beliau meng-
gunakan mimbar:
1031
HRAh-"d.Almi'natu:tanda-tandaatauperkiraan (NaytulAwthaariil.3/hlm.26g).
ISLAM IILID 2 Baglan 1: IBADAH
ai'fr'*.ict\i
"Jika kamu berkata kepada temanlmu,
'Diamlah,' pada hari Jumat, sementara
imam sedang berkhotbah maka kamu telah
berbuat sia-sieD7o34
G;i i:r. ei 6ar 1!6 iqtt Lt;t
'sabda lainnya, "Ketika Nabi saw. sedang berkhotbah
1032
Diriwayatkan dari Nabi saw., beliau bersabda, "Diperlihatkan kepadaku suatu kaum dimana bibir mereka dipotong dengan gun-
ting yang terbuat dari api, lalu aku diberitahu bahwa mereka adalah para khatib dari umatmu yang mengatakan sesuatu dari apa
yang mereka tidak lakukanj'
L033
Mug niii al- Muhtaaj,jil.l/hlm. 287.
1034
Di.i-ayrtk n oleh semua imam hadist, kecuali lbnu Majah dari Abi Hurairah (Naylul Awthaar,iil.3/hlm.27l)'
1035
HR Ah*"d dan Abu Dawud dari Ali bin Abi Thalib, ibid.
FrqH rsLAM lrtrD 2
di hari lumat, tiba-tiba seorang badui ber- kan bagi orang-orang yang jauh dari khat-
diri, seraya berkata, "Rasulullah saw, harta- ib dan ia tidak bisa mendengarkan khot-
ku telah habis dan keluargaku sedang bahnya, untuk menyibukan diri dengan
kelaparan, berdoalah kepada Allah untuk membaca Al-Qur'an, berzikif, dan meng-
kami!" Lalu Rasulullah saw. mengangkat ucapkan shalawat kepada Nabi saw de-
kedua tangannya dan berdoa." ngan suara pelan. Melakukan amalan-amal-
Pada saat itu, Nabi saw. tidak mela- an tersebut lebih baik daripada ia diam
rang lelaki itu berbicara dan tidak pula agar mendapat pahala lebih banyak. Dibo-
menjelaskan keharusan untuk diam saat lehkan juga, seseorang melakukan sujud
khotbah berlangsung dan semua yang ha- tilawah sesuai dalil-dalil yang umum, teta-
dir saat itu melakukan hal yang sama. pi ia tidak boleh mengeraskan suaranya.
Mazhab Syafi'i membuat pengecualian Namun, seseorang tidak boleh membaca
dalam masalah keharusan untuk diam ini, Al-Qur'an dengan keras atau belaiar fiqih
sementara mazhab Hambali memberikan agar tidak mengganggu orang lain yang
contoh-contohnya. Di antaranya, memberi bisa mendengar khotbah. Ia juga tidak bo-
peringatan kepada orang buta yang akan leh melakukan shalat, karena diharamkan
terperosok ke dalam sumu[ atau mem- melakukan shalat apapun selain shalat ta-
beri tahu seseorang ada kalajengking yang hiyatul masjid ketika imam sudah datang
berjalan mengarah kepadanya. Namun, di- untuk berkhotbah. Tidak dibolehkan juga
anjurkan untuk hanya memberi isyarat, duduk di sebuah perkumpulan, karena
jika dengannya dirasa cukup. Contohnya, dimakruhkan mengadakan perkumpulan
menghormati bagi orang yang baru masuk di hari fumat sebelum dilaksanakannya
masjid dengan dua rakaat ringan dan lebih shalat fumat, karena Nabi saw telah me-
pendek dari shalat-shalat wajib, Mengu- larang mengadakan perkumpulan di hari
capkan doa ketika seseorang bersin, jika ia f umat sebelum dilaksanakannya shalat.1036
mengucapkan hamdalah dan orang yang Diwaiibkan untuk diam ketika imam
bersin mengucapkan hamdalah dengan memulai khotbahnya, menurut mazhab
suara pelan. Meniawab salam, meskipun Maliki dan Hambali, tetapi menurut maz-
hukum mengucapkannya bagi yang me- hab Hanafi, ketika imam menaiki mim-
masuki masjid dimakruhkan, namun men- Diharamkan berbicara menurut maz-
bar.1037
jawab salam hukumnya wajib. Terakhir, hab Maliki dan Hambali selain dari khatib.
mengucapkan shalawat kepada Nabi saw. Diharamkan pula mengucapkan salam dan
saat mendengar nama beliau disebut. menjawabnya, atau mendoakan orang ber-
Mazhab Hambali iuga membolehkan sin menurut mazhab Maliki. Makruh tahri-
berbicara ketika khotbah fumat, pada saat mi dalam mazhab Hanafi untuk berbicara
imam mulai membaca doa. Karena, khatib saat khotbah, baik itu mereka yang duduk
dianggap telah melakukan rukun-rukun dekat khatib ataupun yang jauh darinya,
khotbah. Doa sendiri tidak wajib untuk juga menjawab salam, mendoakan orang
didengarkan. Mazhab Hambali memboleh- yang bersin, dan semua hal yang diharam-
1036
HR Ahrrd, Abu Dawud, dan Nasaa'i.
7037
Al-Bodoo'i,jil.1/hlm. 264,At-Lubaab, jil.1/hlm. L15, Maraaqy at-Fataah,hlm. 88, asy-Syarh al-t{abiir, jil.l/hlm. 387, asy-Syarh ash-
Shaghiia jil.l/hlm.509, Bidaayah al-Mujtahid,jil.2/hlm. 320-325,dan Kasysyaf al Qinaaliil.2/hlm.37.
ISrAM IILID 2
kan dalam shalat diharamkan pula ketika nya. Lantas dibolehkan bagi yang ditegur
khotbah. Karena itu, diharamkan makan, oleh khatib untuk menj awabnya dan meng-
minum, dan berbicara meskipun mengu- ungkapkan penyesalannya, karena Nabi
capkan tasbih atau menyuruh kepada ke- saw. pernah bertanya kepada seorang pe'
baikan. Bahkan, diwaiibkan bagi jamaah jalan kaki yang masuk ke masjid semen'
untuk mendengarkan khotbah dan tidak tara beliau sedang berkhotbah, 'Apakah
berbicara. Sedangkan isyarat dari orang kamu sudah shalat?" Orang itu menjawab,
/Belum''1038
yang bisu tetapi dapat dipahami dihukumi fuga, dari Ibnu Umar r.a.,
seperti layaknya pembicaraan orang nor-
mal karena bisa digunakan untuk akad s-; il :9,' i';,5x. i,'5. ;; :'i
irrrri g
O,
jual-beli dan sebagainya. , t , . / c 4 o , .
1038
HR. Muslim, dan diriwayatkan dalam iudulnya oleh dari Jabin {Naylul Awthaaa iil.3/hlm. 256).
7039
Mutta1aq'alaih.
FIQLH rSr"AM ltl-tD 2
Allah dan malaikat-malaikat- Nya b ershala- "S'"o.rrg t"t"ki art"ng menemui Nabi
wat untuk Nabi'4040 dan membaca hadits saw. ketika beliau sedang berkhotbah. Ke-
mutafaq'alaih, mudian Nabi saw. bertanya kepadanya,
'Apakah kamu sudah melakukan shalat
ciii :CJ--IJ jJ t;1
/ -z' ozt o c1 -.,
,>)tJ sii sunnah, fulan?" Lelaki itu meniawab, "Be-
"fika kamu Ua.t rt f."pra, t"rn"n-,r, lum." Laqtas Rasulullah saw. bersabda lagi,
'Diamlah', maka kamu telah berbuat sia- "Berdiri dan shalatlah!" Dalam riwayat
sia." lain disebutkan, "Shalatlah dua rakaat."10a2
Makaitu adalah bid'ah dan makruh Sabda Nabi saw. dalam hadits lainnya,
tahrimi, menurut Abu Hanifah karena
adanya larangan mengucapkan apapun
setelah imam naik ke atas mimbal namun
boleh hukumnya menurut Muhammad
,F,
"Jika sesesorang dari kalian aatang *e
bin al-Hasan dan Abu Yusuf. Akan tetapi
bid'ah yang dimakruhkan menurut ma- masjid, ketika imam sedang berkhotbah,
zhab Maliki, kecuali jika disyaratkan dan hendakny a ia shalat dua rokaat.'aoa3Namun,
diketahui tertulis dalam sebuah kitab. diharamkan untuk shalat selain Tahiyatul
Mazhab Syafi'i mengatakan, hal itu adalah masjid dimulai ketika khatib sudah naik
ke atas mimba4 meskipun khatibnya tidak
bid'ah yang baik karena di dalamnya ada
pengingat kepada kebaikan. Sedangkan langsung berkhotbah.
mazhab Hambali membolehkan berbicara Abu Hanifah dan imam Malik berpen-
sebelum khotbah dan ketika imam sedang dapat,loaa jika imam sudah naikke atas mim-
duduk di antara dua khotbah. bar maka tidak boleh dilakukan shalat dan
t2. Melakukan shalat Tahiyatul masjid untuk berbicara, tidak pula shalat tahiyatul mas-
orang yang baru masuk sementara imam iid karena dimakruhkan. Siapapun yang
sedang berkhotbah, menurut mazhab masuk ke masjid hendaknya duduk dan
Syaf i dan Hambali ini hularmnya sunnah.lMl tidak melakukan shalat. Sebab, Rasulullah
saw. pernah bersabda kepada orang-orang
Seperti yang diriwayatkan oleh fabir r.a.,
yang datang ke masjid dan melangkahi
,u.rht
ct
+X" ii W Ct a,yr ;t;
-ltl/22.6./
pundak orang lain,
selesai dari khotbahnya maka ia bisa turun menurut mazhab Hanafi dan Syafi'i sesuai de-
dari mimbar ketika muadzin mengucapkan, ".r; ngan pendapat yang dipilih. Namun, diboleh-
i>':,:t -.v " (shalat telah didirikan) dan saat itu kan melangkah jika memang adanya tempat
diperintahkan juga bagi jamaah selain khatib kosong untuk menguranginya. Meskipun, kon-
agar berdiri untuk melalukan shalat. Dian- disi kedua itu bertentangan dengan hal yang
jurkan bagi khatib ketika naik ke atas mim- lebih utama, menurut mazhab Maliki. Adapun
bar dengan perlahan-lahan dan ketika turun menurut mazhab Syafi'i dan Hambali, makruh
darinya dengan sedikit cepat tanpa tergesa- hukumnya secara mutlak untuk melangkah,
gesa, demi berusaha untuk melakukan secara baik itu sebelum dimulai khotbah atau saat
berurutan antara khotbah dan shalat. berlangsung. Karena alasan utamanya adalah
Sementara mayoritas ulama, selain ma- mengganggu para jamaah yang sedang duduk.
zhab Syafi'i, tidak mensyaratkan harus suci Mazhab Maliki memakruhkan melangkah di
pada kedua khotbah, dan mereka mengang- atas pundak sebelum khatib duduk di atas
gapnya sebagai sunnah saja. mimbar dan bila tidak adanya celah. Sebab,
melangkah itu akan mengganggu iamaah yang
Hal-Hal yang Dimakruhkan ketika sedang duduh akan tetapi mereka memboleh-
Berkhotbah kan untuk melangkah di atas pundak orang
Hal-hal yang dimakruhkan ketika ber- lain bila khotbah telah selesai dan shalat be-
khotbah menurut mazhab Hanafi dan Maliki, lum dimulai jika terdapat celah atau alasan
yaitu meninggalkan sunnah-sunnah yang telah lainnya. Sebagaimana mereka, mazhab Maliki
disebutkan di atas. Utamanya, memaniangkan dan mazhab-mazhab lainnya membolehkan se-
khotbah serta tidak bersuci, dan hukum ke- cara mutlak berjalan di antara barisan shalat,
duanyp adalah makruh. Diantara yang makruh meskipun imam sudah berada di atas mimbal
menurut mazhab Hanafi, yaitu khatib meng- karena itu tidak dinamakan melangkah.
ucapkan salam kepada jamaah ketika ia sudah
1046
M"k ud dari melangkahi yaitu mengangkat kakinya dan melangkahi pundak jamaah yang sedang duduk.
1047
Diriwayatkan luga oleh Ahmad dari Arqam bin Abi Arqam al Makhzumi, "seseorang yang melangkahi pundak orang lain di hari
Jum'at, ia dipisahkan di antara dua orang itu setelah imam selesai dari khotbahnya, seperti orang menarik
dan memotong usus
kemudian melemparkannya ke api." (N ayl ul Aw tha a r, iil.3 / hlm. 252).
Baglan 1: IBADAH ISLAM IILID 2
Adapun mazhab Hambali membolehkan Kemudian, makruh hukumnya jika imam me-
untuk melangkah bila adanya celah atau bagi noleh pada khotbah kedua, atau menunjuk se-
orang yang biasa melakukan shalat di tempat seorang dengan tangannya atau dengan benda
tertentu. Begitu pula dengan mazhab Syafi'i, lainnya, atau mengetuk-ngetuk laci mimbar.
mereka membolehkan melangkah bila ada- Dimakruhkan pula duduk dengan cara ihthiba
nya celah. Kemudian, mereka menambahkan, ftelentang)1048 bagi jamaah yang hadir shalat
boleh melangkahi bahu jamaah jika orang yang Iumat, dan larangannya benar-benar ada dalam
melangkah itu adalah seorangyangtidak meng- haditslo4e karena dapat mendatangkan rasa
ganggu, seperti seorang yang shaleh atau se- kantuk.
orang yang dihormati. Ataupun, barisan per- Di antara hal yang bertentangan dari hal
tama diisi oleh orang-orang yang tidak diwa- yang utama menurut mazhab Syafi'i adalah, ja-
jibkan shalat fumat atas mereka, seperti anak- maah dan imam masing-masing menutup ke-
anak kecil maka dalam kondisi seperti itu di- dua matanya tanpa adanya alasan saat khot-
wajibkan untuk melangkah. bah sedang berlangsung. Siapa yang merasa-
Mazhab Hanafi mengatakan, tidak meng- kan kantuk maka disunnahkan agar ia ber-
apa melangkahi bahu jamaah dengan dua syarat; pindah dari tempatnya, jika tidak melangkahi
pertama, tidak mengganggu siapapun, seperti orang lain Saat ia berpindah tempat. Sesuai
hanya menginjak bajunya atau menyentuh hadits yang diriwayatkan oleh Tirmizdi lalu di-
badannya. Kedua, melangkah itu dilakukan se- anggap shahih olehnya, dan diriwayatkan juga
belum imam memulai khotbahnya, jika tidak oleh Abu Dawud r.a.,
maka hukumnya makruh tahrimi. Kecuali, jika O
rt z/-,.
O,
t O. .
tt I .
melangkahnya karena terpaksa, misalnya ti- JI
(->t JJ>4', a-..1>v u2
iSr-i,F.: ril
dak mendapatkan tempat shalat kecuali harus c'
a-9
)-
melangkahi jamaah maka tidak mengapa bila
harus melangkah selagi imam belum memulai "Jika seorangdi antara kalian merasakan
khotbahnya dan tidak mengganggu seorangpun. kantuk di tempat duduknya, hendaknya ia ber-
Secara umum, meninggalkan sunnah-sun- pindah ke tempat loinnya." Dengan demikian,
nah yang telah disebutkan sebelumnya menu- hukumnya sunnah jika mengusir rasa kantuk
rut mazhab Syafi'i dan Hambali tidak bisa dan mengalahkannya.
disebut sebagai makruh, bahkan sebagian saja Termasuk makruh menurut mazhab Ham-
yang disebut makruh sedang sebagian lainnya khatib membelakangi jamaah saat ber-
bali,10s0
disebut berbeda dengan hal yang lebih utama. Iangsungnya khotbah dan mengangkat kedua
Termasuk yang makruh ketika khotbah tangannya saat berdo'a ketika khotbah, sesuai
berlangsung, menurut mazhab Syafi'i adalah dengan pendapat mazhab Maliki, Syafi'i, dan
jamaah yang dapat mendengarkannya ber- mazhab-mazhab lainnya.
bicara saat khotbah berlangsung dan jamaah Mazhab Hambali membolehkan duduk de-
mengumandangkan adzan di hadapan khatib, ngan ihthibaa dengan tetap menutup aurat.
ini juga makruh menurut mazhab Hambali. Karena, duduk dengan cara ini pernah dilakukan
1048
Ihtibrr, Duduk dengan kedua pantat sambil menempelkan kedua paha dan kedua betis ke perut, kira-kira ukurannya dua Dziraa
untuk bersandar.
1049
HR Abu Dawud dan Tirmidzi kemudian diberi deraiat hadist hasan olehnya. Dari hadits Sahal bin Mu'adz: "Nabi saw melarang
duduk ihtibaa di hari Jum'ag sementara imam sedang berkhotbah."
10s0
Al-Mughniy, jil.2 /hlm. 326, Kasysyaf al Qinaa', jil.l /hlm. 379, 2 / 40.
I
FIqLH ISLAM JILID 2
i
oleh sekelompok sahabat. Mereka juga meng- Sementara dimakruhkan memainkan jari- i
anggap lemah hadits yang melarang duduk jemari saat pergi ke masjid, dalilnya berasal i
dengan cara tersebut. Sebagaimana mereka dari hadits Ka'ab bin'Ujrah r.a., Nabi saw. ber-
juga membolehkan duduk qurfusha', yaitu sabda,
duduk di atas pantatnya sambil mengangkat
lutut ke dada, lalu menancapkan telapak kaki c;'i i;;3 Fu i'*i Vg
.,:
f-6 .'- r.r
r)l
di atas tanah. Imam Ahmad pernah dengan
sengaja duduk seperti ini dan tidak ada duduk
{i$:ai #,ry)s rz-;rl J! u,rP
.l
yang lebih tenang selain duduk dengan cara ;>G e
seperti ini. ,/
"Jika seorang dari kalian telah berwudhu
Mazhab Hambali dan Syafi'i memakruhkan
dan menyempurnakan wudhunya, lalu ia kelu-
untuk memainkan jari-jemari di masjid, atau
sejak seseorang keluar dari rumahnya menuju
ar untuk pergi ke masjid maka janganlah me-
mainkan jari-jemarinya karena ia telah dalam
masjid, Sesuai berita yang disampaikan oleh
keadaan shalat"rosz
Abu Said r.a. bahwa Nabi saw. bersabda,
a / o- o c t t t- . Dimakruhkan juga berbuat sia-sia saat
oV j#- ),1.t r-*;,Jt e €.l--i rrt.f l5l khotbah berlangsung, sebagaimana sabda Ra-
' t t '/
; iriv gr;f 'ob ,o{"At ;r, ,t*At sulullah saw.,
1036
ltasyg,af al-Qinaa', jil.Z /hlm. 53 dan at-Mughniy, jil.Z /hlm. 326.
rIQLH ISLAM JILID 2
masjid, tidak mengapa jika ada jarak yang dah naik ke mimbar sampai ia mendirikan
tidak terlalu lama. Akan tetapi, jika jarak- shalatnya maka ia mendapatkan ampunan
nya terlalu lama seperti makan siang di luar dari dosa-dosanya di antara Jumat hari itu
masjid atau tertidur di luar masjid, baik di- hing g a J umat b erikutny a.'aos7
sengaja maupun karena terpaksa maka
Dianjurkan untuk memakai pakaian
mandinya harus diulang karena hal itu mem-
warna putih di hari Iumat, karena pakaian ber-
baalkannya. Masih menurut mazhab Maliki,
warna putih adalah sebaik-baiknya pakai-
mandi yang dilakukan sebelum fajar tidak
an sebagaimana disebutkan dalam hadits,
mendapatkan pahala, begitu pula dengan
mandi yang tidak bersambung dengan
waktu berangkat shalat fumat. Mandi di- *ii Xbi'i:,j .bl3l -,,13 l*:Jl
L)' J
fika seseorang menyatukan mandi fumat rena ia tampak lebih suci dan lebih bersih,
dengan mandi junub dalam satu kali mandi dan kafanilah jenazah seorang dari kalian
dan berniat kedua-duanya maka diboleh- dengan kain berwarna putih.'aosg
kan tanpa ada perdebatan. Mandi hukum- 2. Lebih awal pergi shalat |umat sambil ber-
nya sunnah yang ditetapkan. jalan dengan tenang serta penuh wibawa
Sedangkan memakai wewangian, me- dan mendekat kepada imam. Sedangkan
makai baju paling bagus atau berhias ber- di sela-sela perjalanan menyibukan diri
dasarkan hadits, dengan mengulangi bacaan Al-Qur'an atau
:, .r c e,z -ze t1,.r.',,.?, berdzikir seperti yang terdapat dalam sun-
Jl .-r:b L/ f t cr^-*Jl ?r_ ,Ft U nah, seperti hadits yang diriwayatkan Abu
oz t/z . ct o , '1' l'.c :ri Hurairah sebelumnya dan khabar berikut,
er t' :v. r^' q 4) oJ':e du)
1011
Un al-ra dari Abi Ayyub r.a. (Naylul Awthaar, jil.3 /h1m.236)
1058
HR Ahrnrd, At-Tirmidzi, Nasaa'i, Ibnu Majah, dan al-Hakim dari Samurah. Hadist ini derajatnya shahih hasan.
I
I
Bagflan 1: IBADAH FIQLH ISLAM 2
'ILID
hun, dan mendapatkan pahala puasa dan
shalat malamnya.aose .-l.;i>,;ltut..
Mazhab Maliki mengatakan, pergi me- Malaikat bershalawat kepada seorang
"
Iakukan shalat fumat di waktu tengah hari dari kalian selagi ia berada dalam sebuah
dan dimulai sekitarsatu jam sebelum masuk majelis. Malaikat berdoa, 'Ya Allah, am-
tengah hari. Dalam hadits lain diartikan punilah dosa-dosanya! Ya Allah, berilah ia
bahwa mendekat ke tempat imam sangat rahmat! selagi ia tidak berbicara. Seorang
dianjurkan, di antara kalian tetap didoakan selama ia
menj ag a kekhu sy u an sh alatny a." Lo6r
#t,;r51i:y,At
"fika kalian pergi shalat Jumat hendak-
#ttt kan bau tidak sedap di tubuh. Disunnah-
kan bagi imam untukberpenampilan lebih
nya berjalan dengan tenang" dan diboleh- baik dengan memakai sorban serta jubah,
kan menunggang hewan jika ada halangan untuk mengikuti sunnah karena ia dilihat
saat pergi dan pulangnya. oleh orang Iain.
Sedangkan menyibukkan diri dengan Sebagaimana disunnahkan pula memo-
membaca Al-Qur'an atau berdzikir sesuai tong kuku iika hari fumatnya masih lama,
sabda Rasulullah saw, dan disunnahkan memotong kuku juga di
hari Kamis dan hari Senin, tetapi tidak di
2 ,:i i'- i - : ;2,:, -i a
i iti t1 €yl
€.1''*f:'fP
,f.tt;t1 5--l ,*
,F ,Si
4 t ,. ol
z(s>,ir hari-hari lainnya.
*rt#i
1:";)t
o. ;,
,{';;t
iitltUr cil
t,oJ
o
'Ft Wt,a/
,jiti :J-*
,; *4i ,aJ;J
:J
Dalil untuk berpenampilan baik di hari
fumat adalah apa yang diriwayatkan oleh
v$;G
,/
cl-).,
..fJ.>t
a. o o'1"o,.
OIS c.:-,-t-'.r-
fl,.
al-Baghawi dengan jalur sanad dari Abdul-
lah bin Amr bin Ash, bahwa
1059
HR At-Ti..idzi dan deraiatnya hasan menurutnya. Diriwayatkan oleh al-Hakim dan dishahihkan olehnya, dan diriwayatkan pula
oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah. Perkataan Abu Hurairah, "bersuci" (Ghassala) boleh dibaca dengan syiddah, namun lebih tepat
dibaca tanpa syiddah. Maksudnya, siapapun yang mencuci baju, kepala lalu ia mandi jum'at. Atau, ia membersihkan istrinya karena
berhubungan intim dengannya, lalu ia menyuruh istrinya untuk mandi dan ia pun ikut mandi untuk shalat fumat. Mandi di hari
fumat hukumnya sunnah menurut mazhab Hambali. Atau, ia mencuci anggota tubuh seperti ia melakukan wudhu lalu dilaniutkan
dengan mandi.
1060
HR Abu Dawud, dishahihkan oleh al-Hakim dan disepakati oleh adz-Dzahabi.
1061
HR Bukhari dan Muslim
FIqLH ISLAM IILID 2
to
jaan seienisnya tidak disyariatkan sebe- otl-t,
lum ibadah haii. ' ,iti1; ,;i.'rvi)
4. Membaca surah al-Kahfi di hari fumat dan
malamnya, seperti sabda Rasulullah saw., "Di dalamnya ada waktu yoig'rongot
baikbagi seorang hamba Muslim, sementa'
d;wi a;;at ?t.-/-o,€
.. , ii,i,: , .
'a i-''6>rr tj ,Y ra ia sedang melakukan shalat. Jika ia me-
minta sesuatu kepada Allah niscaya Allah
akan memberikan kepadanya. Nabi saw'
"Siapa yang membaca surah al-Kahfi di memberi isyarat dengan tangannya bahwa
hari Jumat maka ia akan diterangi cahaya hal itu sangatmudah bagi Allah!'r064
di antara dua Jumat!'1o63
Dalam riwayat Muslim disebutkan,
Dalam riwayat lain disebutkan,
,i .o tl. c, . -c21.:. , i,: o.
;1i; "a;t; q:
'
Jl ar^-*Jl ?_y- G J.C\JI o-t_t- tj .l
.Jt:n,ye3,w
"yaitu waktu yarg ,irgkot" PendaPat
yang benar tentang waktu dikabulkannya
doa, sebagaimana telah kami jelaskan se-
"Siapa yang membaca surah al-Kahfi di
belumnya, seperti yang ditetapkan dalam
hari Jumat atau malamnya maka ia akan
Shahih Muslim bahwa Nabi saw. bersabda,
selamat dari fitnah Daiial,"
1062
Ad-Dw ot-Mukhtaar dan Radd al-Muhtaar iil.t/hlm-772 dan 788'
1063
HR al-Hakim. Menurutnya, jalur sanad hadist ini shahih. Diriwayatkan pula oleh ad-Darami dan Baihaqi,
"siapa yang membaca
"ia akan
surah al-Kahfi di malam fumat maka ia akan diberi cahaya antara dirinya dan Ka'bah." Dalam beberapa riwayat disebutkan,
diampuni dosa-dosanya sampai )umat yang akan datan& serta ditambah tiga hari. Seribu malaikat akan bershalawat kepadanya
sampai pagi dan disembuhkan dari penyakit radang selaput dada, penyakit lepra, kusta, dan fitnah DajialJ'
1064
Mutt"faq 'alaih. Disebutkan dalam riwayat yang lain, "sementara ia sedang melakukan shalat" maksud shalat di sini adalah sedang
menunggunya dan tetaP berdoa.
FrQLH rSLAM ltl-tD2
lullah saw. di hari fumat dan pada malam- Allah, sampaikan shalawat kepada
"Ya
nya, seperti yang disebutkan dalam kha- Muhammad, setiap kali orang-orang me-
bar, nyebut nama-Mu, dan sampaikanlah sha-
lawat kepada Muhammad setiap kali
$fb i';
a;!"Jlt 5.1t:J
"t$i ,4"0t orang-orang yang lalai lupa mengingat
sepuluh kali.'4o66
Bentuk dari shalawatyang dibaca ada- bahwa Rasulullah saw di pagi hari fumat
lah dengan mengucapkan, membaca surah as-Sajadah) dan surah al-
Insaanr'1067 Akan tetapi, tidak dianjurkan
untuk selalu membacanya karena teks
khabar di atas mengisyaratkan seperti itu,
ditakutkan akan dianggap sebagai kewa-
jiban.
Allah, sampaikan shalawat kepada
"Ya
Muhammad, hamba-Mu, Nabi-Mu, dan 9. Shalat sunnah empat rakaat sebelum
Rasul-Mu yang tidak bisa baca tulr!" atau shalat Jumat, atau empat rakaat sesudah-
mengucapkan, nya, seperti bilangan shalat Zhuhur; menu-
rut mayoritas ulama hal ini dianjurkan
;:t14rir litar "y: J;k;i:ti karena
or'
t:r{ ruJ
), qiy.e fi , .
6.')ia*It ,fi ,?r 3; oC
,-tt f
djlitiJl J:e "Nabi saw -elat ukan shalat sunnah
1llf ffn eUu Dawud dan imam hadist lainnya dengan sanad-sanad yang shahih.
llil n* Baihaqi dengan sanad yang baik.
ruo/
HR Muslim.
-1
l
{
Frq[H rsLAM lrl-tD 2
I
1
I
empat rakaat sebelum shalat fumat."1058 o, oz , ,.i..,.o,: ,i.
t-?;l; g.-Lo ,* ,af
I
kan shalat sunnah empat rakaat sebe- i:.U ;i6 .rr* ...ri :d{ i.yt 4):
i
lum shalat fumat dan setelahnya empat qJ,,,ll
rakaat.lo6e
Diriwayatkan oleh para imam hadits, "seorang Muslim jika ia mandi ii niri
kecuali Bukhari dari Abi Hurairah, Rasu- Jumat lalu pergi ke masiid dan tidak me-
lullah saw. bersabda, nyakiti orqng lain dalam shalatnya. Jika
1068
HR Ibnu Malah.
1069
HR Ibnu said bin Mansur.
1070
HR Abu Dawud dari hadist lbnu Umar. Diriwayatkan oleh para imam hadist dari lbnu Umai bahwa Nabi saw. melakukan shalat
sunah dua rakaat di rumahnya setelah shalat tumat. (NaylulAwthaa4 iil.3/hlm.280).
1071
HR Ab, Dawud.
r07 2
Asy-Syrrh ash-Shaghiia jiL l/hlm.5 1 1.
Baglan 1: IBADAH lsrAM lrrrD 2
1
ll3 u ug n n i at - M uhtaaj, jil.l / hlm.zgs.
107a
HRIAh-rd dalam'Musnadnya, dan Abu Mas'ud Ahmad bin al-Furat dalam Sunannya.
107 5
Al B, do o' i, itt.r / hlm.27 o.
-
b ers eg eral ah kamu ke p a d a m eng ing at Allah maka jamaah lain tidakboleh mengangkat-
dan tinggalkanlah jual beli." (al-fumu'ah: nya, menurut pendapat yang kuat dari ma-
9) Perintah untuk meninggalkan jual-beli zhab Hambali. Karena, orang yang shalat
menjadi larangan yang harus segera di- di atas tikar itu seperti wakil pemiliknya
lakukan, dan derajat terendah dari sebuah dan mungkin ada pesan dari pemilik asli-
larangan adalah makruh. nya kepada orangtersebut. Sementara me-
3. Dimakruhkan melangkahi orang lain, me- mindahkan sesuatu yang bukan miliknya
nurut kesepakatan ulama sesuai keterang- dengan tanpa izin dari pemiliknya bisa jadi
an yang telah disebutkan secara detail akan mendatangkan permusuhan, sedang-
dalam pembahasan hal-hal yang dimak- kan ia lebih dulu menempatinya maka hal
ruhkan dalam khotbah. ini hukumnya seperti tanah mati. Ini ber-
4. Diharamkan untuk menyuruh orang lain laku selagi shalat belum dimulai dan pada
untuk berdiri dari tempatnya lalu ia duduk saat itu ia boleh mengangkat tikar itu dan
di tempat itu,107s sebagaimana yang diri- shalat di atasnya. Karena, ia tidak memi-
wayatkan oleh Ibnu Uman liki hak atas tikar itu, tetapi hak atas tikar
itu hanya dimiliki oleh pemilik aslinya se-
,*- ,y1t & 31Bg nr ,:;; ,i
1o zz .o-.
lama belum datang dan makruh hukum-
nya duduk dan shalat di atas tikar itu..
. !
-;6i
c
AJ
-l)L)sJ.t!., . oJr-c.e '-c 5. Mazhab Maliki mengatakan,loTe dimakruh-
"Rasulullah saw. melarang seseorang kan meninggalkan pekerjaan secarakhusus
menyuruh berdiri orang lain, yaitu saudara di hari |umat, karena perbuatan itu me-
muslimnya, dari tempat duduknya sedang nyerupai kaum Yahudi dan Nasrani yang
ia duduk di tempat itu;'roz6 karena masjid meninggalkan pekerjaan pada hari Sabtu
adalah rumah Allah maka semua manusia dan Minggu. Diharamkan mengucapkan
dianggap sama. Allah SWT berfirman, "Baik salam bagi orang yang memasuki masjid
yang bermukim di situ maupun di padang atau menduduki tempat orang lain, dan di-
posir." (al-Haii: 25) Siapa yang lebih dulu haramkan menjawab salam meskipun de-
menempati tempat itu maka ia lebih ber- ngan isyarat. Diharamkan pula mendoa-
hak, sesuai yang disabdakan Rasulullah saw kan orang bersin dan menjawabnya. Dila-
rang berbuat sia-sia atau memberi isyarat
.4J 'r;i 3it giry" ; y li j:; A kepada orang lain untuk berhenti dari
"Siapa yang lebih dulu menempati tem- bermain-main.
patyqng belum ditempati orang lain maka
ia lebih berhak atasnya!'1077 Suiud di Atas Punggung orang lain dan
fika seseorang menemukan tempat Semacamnya Saat berdesak-desakan
shalat yang saat itu telah ada tikarnya Menurut mazhab Hanafi, Syafi'i, dan Ham-
bali,1080 jika seseorang yang berada dalam kon-
lll x*y ty " o1 a Q n a a i i11.2 / hlm.a9 dan al-M ug h n iy,j il.2 /hlm. s 1 3.
I - i
'"' Muttafaq'alaih, dan teks dari imam Muslim seperti ini, "jangan seorang dari kalian menyuruh saudaranya berdiri di hari Jumat
untuk mengambil tempat duduknya lalu ia duduk di sana. Akan tetapi, hendaknya ia mengatakan, "luaskanlah!"
_ _
332-
HR. Abu Dawud.
333 Asy -Syarh ash-Shag hiir,iil. 1/hlm.5 1 1-5 1 3.
334 Mughniial-Muhtaaj,jil.l/hlm.297,al-Muhodzdzab,jil,l/hIm.115,
al-Mughniy,jtl.z/hlm.3l3,danKasysyoafat-Qinaa',irl.z/h1m.32.
FrQLH rSrAM JrtrD 2
disi berdesakan memungkinkan untuk sujud tama dengan sujud. Sebab utama yang
di atas punggung seseorang atau kakinya maka membatalkannya menurut Abu Hanifah
tidak mengapa dan dibolehkan, sesuai hadits karena jamaah meninggalkan imam. Akan
yang diriwayatkan oleh Umar r.a., tetapi, menurut Muhammad bin al-Hasan
'';;+,, dan Abu Yusuf, tidak sampai merusaknya.
11 i+ J; i;'lt'-,it riy Adapun jika jamaah meninggalkan shalat
";ik" ,"irngkan berdesakan maka hen- setelah sempurna rakaat pertama dengan
daknya seseorang sujud di atas punggung sujud maka tidak sampai merusak shalat,
saudaranya''1081 Karena, ia mengalami keadaan sesuai kesepakatanAbu Hanifah dan kedua
yang sulit maka dibolehkan, seperti halnya sahabatnya; Muhammad bin al-Hasan dan
orang yang sakit sujud di atas siku. Abu Yusuf.
Dalam keadaan berdesakan tersebut, tidak f ika shalatf umatrusakkarena habisnya
diperlukan meminta izin kepada orang yang waktu atau jamaah meninggalkan shalat
bersangkutan, karena perkaranya remeh. maka dapat diganti dengan shalat Zhuhur.
Maliki mengatakan, jangan dilakukan dan Akan tetapi, jika rusaknya disebabkan
dapat membatalkan shalat jika tetap dilaku- hal-hal yang merusak shalat secara umum,
kan, sebagaimana sabda Nabi saw., seperti hadats yang disengaja, berbicara,
d
1o dan semacamnya maka shalat Iumat tetap
.ol)\t d 41+ -<: dilaksanakan bila syarat-syaratnya lengkap.
"dan letakkanlah'kening a, hntai ! "
^u 9. SHALAT ZHUHUR DI HARI IUMAT
8. HAL.HAL YANE MERIISAK SHALAT TUMAT Walaupun shalat fumat merupakan kewa-
Rusaknya shalat |umat disebabkan oleh jiban yang sebenarnya, tetapi boleh melakukan
hal-hal yang juga merusak shalat-shalat lain- shalat Zhuhur sebagai penggantinya dalam be-
nya, ditambah beberapa hal khusus yang dapat berapa kondisi.
membatalkannya, yaitu sebagai berikut; Shalatnya dilakukan setelah shalat fumat,
L. Habisnya waktu Zhuhur ketika shalat se- Shalatnya dilakukan di dalam rumah sebelum
dang dilaksanakan, menurut mayoritas pelaksanaan shalat fumat bagi yang tidak ber-
ulama. Maliki berpendapat, ini tidak sam- halangan, sedangkan orang-orang yang men-
pai merusak shalat, karena shalat |umat dapat halangan melakukannya secara berja-
adalah kewajiban yang telah ditentukan maah. Mendahulukan pelaksanaannya bagi
waktunya, yaitu waktu Zhuhur. Habisnya orang yang tidak diwajibkan shalat fumat.
waktu tidak sampai merusak shalat. Shalat Zhuhur dilakukan karena habisnya
Sedangkan menurutAbu Hanifah, dapat waktu, atau disebabkan tidak terpenuhinya
merusak shalat |umat habisnya waktu salah satu syarat dari sahnya pelaksanaan
Zhuhur setelah duduk tasyahud, tetapi ti- shalat fumat.
dak sampai merusak shalat menurut Mu-
hammad bin al-Hasan dan Abu Yusuf. a. Shalat Zhuhur setelah shalat Jumat
2. Jamaah shalat fumat meninggalkan shalat |ika shalat f umat dilakukan satu kali saja di
sebelum imam menyelesaikan rakaat per- satu daerah maka hal itu dibenarkan menurut
1081
HR B"ih"qiy dengan sanad yangshahih dan Sa'id bin Mansur di Sunan-nya.
FIQLH ISLAM TILTD 2 Baglan 1: IBADAH
420
kesepakatan ahli fiqih, dan tidak seorangpun dilaksanakannya shalat |umat di beberapa
diharuskan shalat Zhuhur bahkan hukumnya tempat tanpa adanya kebutuhan. Sebenarnya,
haram. shalat fumat adalah kewajiban di waktu asal
Sedangkan jika shalat fumat terbagi di be- dan bukan diperuntukkan bagi mereka yang
berapa masjid di seluruh penjuru desa, seperti tidak mensyaratkan berbilangnya pelaksanaan
yang kita saksikan hari ini maka shalat f umat di shalatf umat, kecuali realita praktis yang dilaku-
masjid tertua yang pertama kali dilaksanakan kan di masa-masa awal kemunculan Islam. Ini
shalat fumat adalah yang benar; menurut Ma- tidak bisa dijadikan dalil meskipun lebih baik
liki, sementara jamaah shalat iumat di mas- menyatukan pelaksanaan shalat |umat. Siapa
jid lainnya diharuskan untuk melaksanakan yang ingin melaksanakan shalat Zhuhur sen-
shalat Zhuhur. dirian maka tidak dilarang. Namun, tetap di-
Sedangkan menurut mazhab Hambali, usahakan untuk tidak melakukan shalat Zhuhur
shalat |umat yang diikuti seorang penguasa itu- secara berjamaah sesudah pelaksanaan shalat
lah yang bena4 sedang jamaah fumat di mas- |umat demi menjaga kesatuan umat Islam.
jid-masjid lainnya agar melaksanakan shalat Tidak dibenarkan bila menyamakan kondisi
Zhuhur sesudahnya. kota-kota besar dan banyaknya penduduk de-
Shalat fumat yang dinilai lebih dahulu ngan kota Madinah di awal kemunculan Islam
melakukannya adalah terhitung dari bacaan dimana umat Islam saat itu masih sedikit dan
huruf 'ra'terakhir pada saat takbiratul ihram, khalifah sendiri adalah khatib umat Islam, ser-
menurut mazhab Syafi'i, sedang jamaah shalat ta mimbarnya adalah sarana untuk informasi
f umat di tempat lain diharuskan shalat Zhuhur.
bagi seluruh umat Islam dalam masalah jihad,
Shalat Zhuhur wajib hukumnya bagi jamaah menanggulangi kemarau, wabah penyakit, dan
yang terlambat, atau bersamaan, atau ia ragu sebagainya dari bencana-bencana besar.
mana yang lebih dahulu dan bersamaan, jika
shalat jum'atnya terbagi di beberapa tempat b. Melaksanakan shalat Zhuhur dl dalam
tanpa kebutuhan, seperti yang terjadi di kota- rumah pada hari Jumat tanpa adanya
halangan
kota besar negara Islam. Dianjurkan untuk
Menurut m azhab Hanafi,1082 siapa yang me-
melakukan shalat Zhuhur untuk berhati-hati
lakukan shalat Zhuhur di rumahnya pada hari
jika shalat fumat terbagi di beberapa tempat,
karena kebutuhan. Akan tetapi, kemungkinan fumat sebelum imam melakukan shalat |umat,
sedang ia tidak memiliki halangan apapun
ini sangat sulit dilakukan pada saat sekarang
maka hukumnya haram. Sedangkan hukum-
tanpa menggunakan hitungan data yang leng-
nya dibolehkan melaksanakan shalat terse-
kap.
but secara mauquf [tergantung) jika ia telah
Shalat fumat dianggap sah semuanya di
melakukannya, meskipun memiliki halangan
satu desa, menurutmazhab Hanafi untukmeng-
yang dibolehkan menurut mazhab Hanafi lalu
hindari kesulitan, dan makruh tahrimimelaku-
menghadiri shalat fumat, dan segera men-
kan shalat Zhuhur setelah shalat fumat secara
datanginya. Pada saat itu, imam masih ada di
berjamaah.
tempat dan shalat belum dilaksanakan maka
Semua masalah ini telah dijelaskan se-
shalat Dzuhurnya dianggap batal dan menjadi
belumnya dalam pembahasan tentang syarat
shalat sunnah nafilah saja, menurut Abu Hani-
1082
Al-Kitob ma'al Lubaab,jil.l/hlm. 1ri^3, at-Badaa'i, jil.l/hlm. 257, ad-Dur al-Mukhtaan lil.1/hlm. 764, Fathul Qadiia jil.l/hlm. 417,
dan Muraaqiy ol-Falaah, hlm. 89.
Baglan 1: IBADAH FrqLH rsrAM IrLrD 2
fah dengan menyegerakan pergi shalat fumat. sampai benar-benar yakin bahwa imam telah
fika ia tidak sempat menyusul shalat fumat, menyelesaikan shalat fumat, baru setelah itu
sedang menyegerakan pergi untuk melaku- ia melaksanakan shalat Zhuhur. Intinya, jika
kan shalat fumat itu merupakan karakteristik seseorang melakukan shalat Zhuhur sebelum
shalat fumat maka usahanya mengejar shalat shalat f umat maka shalatnya tidak sah dan wa-
|umat itu sama kedudukannya dengan shalat jib melaksanakan shalat fumat. Namun, jika
fumatitu sendiri dalam menunaikan kewajiban seseorang melakukan shalat Zhuhur setelah
shalat Zhuhur untuk berhati-hati. Berbeda hal- shalat fumat maka dibolehkan meski ia diang-
nya jika usaha untuk mengejar shalat f umat itu gap tidak patuh kepada agama.
setelah selesai pelaksanannya maka tidak lagi Adapun dalil-dalil mereka, yaitu karena
dinamakan usaha untuk mengejarnya. seseorang melaksanakan shalat yang tidak di-
Menurut Muhammad bin al-Hasan dan perintahkan untuk melakukannya dan mening-
Abu Yusul shalat Zhuhur tidak batal sampai ia galkan sesuatu yang telah diperintahkan maka
mengikuti shalat fumat bersama imam. Kare- shalatnya tidak sah, seperti halnya seseorang
na, berusaha mengejar shalat fumat sebelum melaksanakan shalat Ashar di waktu Zhuhur.
mengerjakan shalat Zhuhur maka shalat f umat Tidak diperdebatkan lagi, bahwa seseorang
tidak dapat membatalkannya jika telah dilak- diperintahkan untuk melakukan shalat fumat
sanakan. Adapun shalat fumat di atas shalat maka gugurlah kewajiban shalat Zhuhur atas-
Zhuhur maka shalat Zhuhur dapat membatal- nya, sebagaimana dianggap gugur jika shalat
kannya. Perumpamaannya seperti seseorang Iumat dilaksanakan di tempatyang jauh. Tidak
yang mendatangi shalat fumat setelah imam diperdebatkan lagi bahwa seseorang berdosa
selesai melaksanakannya. bila meninggalkan shalat fumat, begitu juga
Oleh karena itu, Abu Hanifah dan kedua berdosa bila meninggalkan untuk berusaha
sahabatnya sepakat bahwa berusaha pergi un- pergi melakukan shalat fumat.
tuk mengejar shalat fumat setelah imam me-
nyelesaikannya maka tidak dapat membatal- c. Shalat Zhuhur beriamaah bagi orang-
kan shalat Zhuhut menurut kesepakatan. orang yang mendapat halangpn
Sementara menurut mayoritas ulama Menurut mazhab Hanafi,1o8a makruh tahri-
(mazhab Maliki, Syafi'i dalam Qaul Jadiid, dan mibagi orang-orang yang berhalangan seperti
Hambali),1083tidak sah shalat Zhuhur seseorang musafir; orang-orang yang dipenjara, orang
sebelum imam melaksanakan shalat |umat. Ia sakit, dan selain mereka untuk melaksanakan
harus berusaha pergi untuk mengejar shalatf u- shalat Zhuhur secara berjamaah pada hari fu-
mat jika ia mengira dapat menyusulnya, shalat mat di tempat dilaksanakannya shalat fumat
Jumat itulah yang diwajibkan atas dirinya. fika [yaitu kota), sebelum atau sesudahnya. Kare-
ia dapat mengejar shalat f umat bersama imam na, hal itu dapat mengurangi makna shalat
maka ia harus shalat bersamanya, sedang jika fumat, di mana shalat fumat adalah momen
terlewat maka ia cukup menggantinya dengan untuk mengumpulkan orang-orang. Bisa jadi,
shalat Zhuhur. Adapun jika ia mengira tidak orang-orang yang tidak memiliki halangan
akan dapat mengejarnya maka ia menunggu pun akan ikutan mengikuti mereka. Di sam-
1083
lt-Mughniy, iil.z/hlm. 342, Kasysyaaf ol-Qinaa', iil.z/hlm. 25, al-Qawaaniin ol-fiqihiyyah, hlm. 80, dan asy-Syarh ash-Shagiia jil.l/
hIm.508.
1084
Fothil qodiia jil.l/hlm.4l9 dan ad-Dur al-Mukhtaar, jil.7/h\m.766.
FrQLH ISLAM ltLtD 2
ping hal itu sendiri bisa menggambarkan pe- Sedangkan mazhab Hambali berpendapat
nolakan terhadap shalat fumat dengan men- tidak dianjurkan untuk mengulangi shalat
dirikan iamaah lain. Adapun penduduk kam- Zhuhur secara berjamaah di masjid Nabi saw.
pung yang tidak diwajibkan atas diri mereka dan tidak pula di masjid lain yang dimakruh-
shalat fumat maka mereka boleh melaksana- kan untuk mengulangi shalat Zhuhur berja-
kan shalat Zhuhur dengan berjamaah. Dimak- maah. Dimakruhkan pula melaksanakannya di
ruhkan iuga bagi mereka yang terlewat shalat masjid yang dilaksanakan shalat f umat, karena
fumatnya, dari penduduk kota bila melakukan hal itu dapat menimbulkan tuduhan seperti
shalat Zhuhur dengan berjamaah. Hendaknya enggan untuk melakukan shalat |umat, atau
mereka melakukan shalat Zhuhur dengan ia tidak setuju shalat di belakang imam, atau-
sendiri-sendiri tanpa berjamaah, adzan, atau- pun mengulangi shalat bersamanya di masjid
pun iqamat. Dianjurkan bagi orang yang sakit itu. Bisa juga, menimbulkan fitnah atau men-
untuk menunda pelaksanaan shalat Zhuhur datangkan bahaya bagi dirinya dan orang lain.
sampai imam selesai dari shalatnya, dan mak- Lebih baik jika ia melaksanakan shalat Zhuhur
ruh hukumnya jika tidak menundanya, menu- di rumahnya atau di tempat yang tidak akan
rut pendapat yang shahih. menimbulkan bahaya ini jika ia shalat di sana.
Mayoritas ulama selain mazhab Hanafi Mayoritas ulama termasuk Hanafi sepakat
mengatakan,loss dibolehkan bagi mereka yang bahwa dianjurkan bagi siapapun yang ingin hi-
terlewat shalat ]urnatnya karena ada halangan lang halangannya agar menunda pelaksanaan
ataupun mereka yang tidak diwajibkan shalat shalat Zhuhurnya sampai ia merasa putus asa
fumat untuk mendirikan shalat Zhuhur berja- untuk dapat menyusul shalat fumat. Karena,
maah, dengan tujuan untuk mendapatkan pa- bisa jadi halangannya itu akan hilang. fika ha-
hala berjamaah, langannya itu hilang setelah ia selesai melak-
) t o. o sanakan shalat Zhuhuf seperti baru sampai
,*l;q ,pr ;\; ,W
- .o - fz
Gr-:JJr ;\M dari bepergian, atau sembuh dari sakit, atau-
":,,,. i
a'>9 utfol pun terlepas dari belenggu yang mengikatnya
maka ia harus mengulang shalatnya dengan
"Shalat jamaah lebih baik daripada shalat shalat fumat jika masih dapat menyusul. Be-
sendiri sebesar dua puluh lima derajat." Diri- gitu pula dengan anak kecil harus mengu-
wayatkan dari Ibnu Mas'ud bahwa ia pernah lang shalat Jumat jika ia masuk masa dewasa
terlewat shalat fumat maka ia pun shalat ber- setelah selesai melaksanakan shalat Zhuhur.
jamaah dengan Alqamah dan Aswad.
Namun, mazhab Maliki berpendapat, mak- d. Hukum mendahulukan pelaksanaan
ruh hukumnya shalat Zhuhur dengan berja- shalat Zhuhur bagi mereka yang tidak
maah di hari Jumat bagi mereka yang tidak diwaiibkan Jumat.
ada halangan yang sering terjadi. Lebih utama Menurut mayoritas ahli fiqih,1085 untuk
melakukan shalat Zhuhur berjamaah itu bagi mereka yang tidak diwajibkan shalat |umat
mereka yang memiliki halangan yang banyak seperti musafi4 hamba sahaya, perempuan,
terjadi. sakit kronis, dan semua orang yang berhalang-
1085
Al-qo*ooniin al-fiqhiyyah, hlm.B0, asy-Syarh ash-Shagiir ma'a Haasyiyah ash-Shaawii, jil.1/h1m.508. Mughniy al-Muhtaaj, iil.t/
_^^_hlm.279,al-Muhadzdzab,iil.l/hIm.109, al-Mughniy,1ll.2/hlm.344,danKasysyaafal-Qinaailll.2/h1m.26.
1086., . ,
tblo.
BaSIaN 1: IBADAH FIQLH ISLAM IILID 2
423
an maka mereka boleh melaksanakan shalat jamaah yang seharusnya, atau makmum mas-
Zhuhur sebelum imam melaksanakan shalat buq tidak dapat menyusul satu rakaat ber-
fumat, karena mereka tidak terkena perintah sama imam, menurut mayoritas ulama, atau
untuk melaksanakan shalat fumat maka sah sebagian saja dari shalat fumat meskipun itu
shalat Zhuhurnya. Sebagaimana seseorang hanya sujud sahwi, menurut mazhab Hanafi,
yang iauh dari tempat dilaksanakannya shalat ataupun tidak terpenuhinya syarat bangunan
fumat. dan syarat-syarat lainnya maka orang-orang
f ika mereka melakukan shalat Zhuhur lalu boleh melakukan shalat Zhuhur sebagai ganti
pergi mengejar shalat fumat maka shalat dari shalat fumat.loBB
dzuhurnya tetap tidak batal, menurut mayori-
tas ulama. Saat itu, shalat jum'atnya menfadi C. SHALAT MUSAFIR (QASHAR DAN IAMA'I
sunnah, baik halangan yang mereka miliki hi-
Dalam pembahasan ini terdapat dua tema;
lang ataupun tidak. Abu Hanifah mengatakan
p ertam a,mengqashar shalatyang empat rakaat,
seperti yang telah dikatakan pada keadan per-
perintah untuk melaksanakannya, sebab-se-
tama, shalat Zhuhurnya batal dengan perginya
babnya, syarat-syaratnya, kondisi musafir yang
untuk mengejar shalat fumat.
bermakmum kepada penduduk setempat [mu-
kim) atau sebaliknya, hal-hal yang mencegah
e. Hukum melakukan shalat Zhuhur
dilakukannya shalat qashar, mengganti shalat
disebabkan habisnya waktu Zhuhur
yang terlewat dalam perialanan, dan shalat-
Bila waktu Zhuhur telah habis atau wak-
shalat sunnah yang dilakukan dalam perjalan-
tu fumat sangat sempit, dimana tidak cukup
an. Kedua, menggabungkan dua shalat (Jama),
lagi untuk melakukan khotbah dan shalat dua
rakaat maka shalat |umat dianggap gugur.
Pada saat itu, shalat Iumat tidak perlu diqadha,
7. MENCQASHAR SHAUT YANG BERIUMUH
menurutkesepakatan ulama,1087 cukup melaku- EMPAT RAKAAT
kan shalat Zhuhur saja. Karena, mengqadha itu a. Dlsyariatkannya shalal. qashar, apakah
bila dilakukan dengan'adaan'. Adapun 'adaon' qasha r keinginan atau kemudahan?
hilang dengan syarat-syarat khusus dan tidak Mengqashar shalat itu dibolehkan dalam
bisa dilakukan secara sendiri-sendiri maka Al-Qurran, sunnah, dan ijma',108e
dengan begitu shalat |umat dianggap gugur. Adapun dari Al-Qur'an, firman Allah SWT,
Berbeda halnya dengan shalat lima waktu iika "Dan apabila kamu bepergian di muka bumi
terlewat dari waktunya. maka tidakl ah m eng a p a ka mu meng qa sh ar sem -
bahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-
f. Hukum melaksanakan shalat Zhuhur orang kafir." [an-Nisaa': 101) Shalat qashar
disebabkan hilangnya salah satu syarat
dibolehkan, baik dalam kondisi ketakut-
shalat Jumat
an atau aman. Akan tetapi, mengaitkan shalat
fika tidak terpenuhi salah satu syarat qashar dengan rasa takut untuk menegaskan
dari syarat sahnya shalat fumat selain syarat
kondisi realnya. Sebab, hampir semua perjalan-
masuknya waktu, seperti kurangnya jumlah
r0l7-
eLBodro'i,111.7/hlm.269, Mughniy al-Muhtaaj, jil.L/h1m.279, al-Mughniy,ill.2/h1m.31,8, dan Hasyiyah al-Baajuurii,iil.l/h1m.223.
1088
Al-Bodoo'i, jll.7/h1m.269, Mughniy al-Muhtaaj, 111.1/h1m.279, at-Mughniy, jil.2/h1m.3t2,316,332, dan Kasysyaaf al-Qinaa', )i1.2/
hlm.31.
7089
AI-Mrghniy, jil.2/h1m.254, Kasysyaaf al-Qinaa',l1l.l/h1m.593, dan Mughniy al-Muhtaaj,iil.L/h1m.262.
--!
an Nabi saw. tidak terlepas dari rasa ketakut- pezina yang belum menikah yang diasingkan
an. Ya'la bin Umayyah berkata kepada Umar selama satu tahun sesudah dihukum cambuk,
ibnul Khaththab, "Uma[ mengapa kita masih ataupun perjalanan yang dimakruhkan, se-
mengqashar shalat padahal kita sudah aman?" perti bepergian seorang diri tanpa berjamaah.
Umar menjawab,'Aku pernah menanyakannya Qashar itu sendiri adalah memendekkan
juga kepada Nabi saw. dan beliau menjawab, rakaat shalat yang berjumlah empat menjadi
dua rakaat saja.
,a* l#U ti..1 Iut Jrh a3r.p
Shalat yang bisa dipendekkan, menurut ke-
"ltu adalah ,"alhn yang aiU"rikah Allah sepakatan ulama,10e2 yaitu shalat yang berjum-
kepada kalian maka terimalah sedekah dari- lah empat rakaat saja, seperti Zhuhur; Ashar;
Nyal"roso dan Isya, bukan shalat Subuh dan Magrib.
Sementara dalam sunnah, terdapat kha- Karena, jika shalat Subuh dipendekkan maka
bar yang mutawatir bahwa Rasulullah saw. rakaat yang tersisa hanya satu rakaat saja dan
mengqashar shalatnya di beberapa perjalanan itu tidak ada dalam shalat fardhu. Sedangkan
beliau, baik saat haji, umrah, dan berperang. jika shalat Maghrib dipendekkan yang meru-
Ibnu Umar mengatakan, pakan shalat ganjil [wirir) di sore hari maka
akan menjadi hilang jumlah ganjilnya.
&fiie 4;\
, jor -
dl\e w:;t1;
), ',i,
Ahmad meriwayatkan dari Aisyah r.a.,
'Asal wajibnya shalat itu hanya dua rakaat, ke-
euit dt^je1
9,1'
",1i.
-f) ,\ -tl-l ir""s -l cuali Maghrib karena ia adalah shalat ganjil di
'Aku sering menemani NIiUi ,r*. aan sela- siang hari. Lantas jumlah rakaat itu ditambah
ma di perjalanannya beliau melakukan shalat ketika sedang menetap dan ditetapkan dalam
tidak lebih dari dua rakaat. Begitu pula Abu perjalanan seperti hukum asalnya." Ali bin
Baka4, Uma{, dan Utsman."loe1 Ashim meriwayatkan dari Aisyah r.a. sebuah
Para ulama telah sepakat bagi siapa saja hadits yang memuat tentang pengecualian
yang melakukan perjalanan hendaknya meng- bagi shalat Maghrib, shalat Subuh, serta shalat
qashar shalat seperti dilakukan beliau, baik be- fumat dari bolehnya diqashar.
pergiannya itu wajib seperti haji menuju Mas- Hukum-hukum yangberkaitan dengan per-
jidil Haram, berjihad, hijrah, dan umrah, atau- jalanan, yaitu qashac jama', mengusap sepa-
pun bepergian yang dianjurkan saja, seperti tu kulit selama tiga hari, dan dibolehkannya
mengunjungi teman, menjenguk orang sakit, membatalkan puasa di bulan Ramadhan; ke-
menziarahi salah satu dari dua masjid; Masjid empat hal ini berlaku khusus untuk perjalanan
Nabawi dan Masjidil Aqsha, dan menziarahi yang panjang. Adapun haramnya perempuan
kedua orang tua atau salah satunya. Ataupun, bepergian tanpa ditemani muhrim, gugurnya
bepergian yang dibolehkan, seperti perjalanan kewajiban shalat |umat, dua shalat Hari Raya,
untuk pariwisata, bersenang-senan& dan per- berkurban, dibolehkannya memakan bangkai
jalanan bisnis, ataupun seorang yang dipaksa dalam kondisi terpaksa, shalat di atas kenda-
untuk melakukan perjalanan, seperti tawanan, raan, dibolehkan tayamum dan gugurnya ke-
seorang pezina yang diasingkan, yaitu lelaki wajiban shalat fardhu karenanya, semua ini
1o9o
HR. Muslim.
1091
Muttrfrq 'alaih, dan diriwayatkan seperti hadist di atas dalam dua kitab Shahih, dari Ibnu Mas'ud dan Anas.
10e 2
Ko ry ry o oS a t - Q i n a a i jil.l / hlm. 5 9 5 dan a t - M ug hniy, jit.Z / htm.267 .
FrQLH rSrAM lrLtD 2
syidin setelahnya. Menurut mazhab Syafi'i 3, Terdapat dalam Shqhih Muslim dan kitab
sendiri dalam pendapat yang masyhurnya, lainnya bahwa para sahabat melakukan
mengqashar shalat itu lebih baik daripada me- perjalanan bersama Rasulullah saw, di an-
nyempurnakan jumlah rakaat jika di dalam di- tara mereka ada yang mengqashar shalat
rinya merasa tidak suka untuk mengqasharnya. dan ada pula yang menyempurnakan jum-
Ataupun, jika perjalanan itu sudah mencapai lah rakaat shalatnya. Di antara mereka
tigamarhalah, sekitar 96 km menurut mazhab juga ada yang berpuasa dan ada pula yang
Hanafi, untuk mengikuti sunnah dan keluar berbuka. Namun, tidak ada seorangpun
dari perdebatan bagi ulama yang mewajibkan- yang mencela orang lain.loeg
nya seperti Abu Hanifah. Akan tetapi, berpuasa 4. Aisyah r.a. berkata,
dalam perjalanan itu lebih baik daripada ber-
buka jika tidak membahayakan dirinya, seba- ot*b.) Ce|* €W ,,!l f c-.2-?
gaimana firman Allah, "Dan berpuasa lebih , o,l', .2i. , t:. "' o , , ,i:i:
:r..1.14, (r.bl-q
"'o -Pt t>e I btto
baik bagimu." (al-Baqarahr 184)
.cr:, )6!z ,"(:t
Dalil-dalil mereka adalah sebagai berikut. OJ4t) J-e).>)Wt ""1. ,i
rLft) #q
1. Ayat Al-Qur'an yang telah disebutkan se- .tz /o,oi ',,.',
z^XV "-{;l
I c--#l :JLii c.:i,il;
belumnya, "Dan apabila kamu bepergian di
muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu 'Aku keluar bersama Nabi saw. untuk
menqashar shalat(mu)," Ini menunjukan umrah di bulan Ramadhan,lalu beliau ber-
bahwa qashar adalah keringanan yang da- buka sedang aku berbuka, beliau meng-
pat dipilih antara melakukan atau mening- qashar shalat sedang aku menyempur-
galkannya, seperti bentuk keringanan lainnya. nakan rakaat. Lantas aku bertanya kepada
2. Hadits yang telah diriwayatkan sebelum- beliau, "Kenapa Anda berbuka sedang aku
nya dari Uma4 berpuasa, Anda mengqashar shalat sedang
)c. )-.- /a
.-//
^ir*' tJ+u
J,
.
54; ti., "..lut 6rA
l' -
//i./
tl*
- aku menyempurnakanrakaat?" Beliaumen-
jawab, "Bagus kamu, Aisyah!"1oee
"la adalah sedekah dari Allah yang di- ]elaslah, dari keempat dalil di atas ter-
berikan kepada kalian maka terimalah se- lihat bahwa mengqashar shalat adalah
dekah-NyaJ' f uga sabda Rasulullah saw., keringan, dan pendapat ini kuat dan mu-
dah diterima akal.
ii 1\;t;:;J c.i i1 J--;.'it 31
t - cl
.r^rty GF b. Sebabsebab Disyariatkannya Shalat
Qashar
" Allah sukajika kamu mengo^iil Xrring - Hikmah dari qashar yaitu menghindari
anan yang diberikan dari-Nya sebagaima- kesulitan yang sering dihadapi para musafi4
na Dia juga suka bila kamu memberikan memberi kemudahan kepada mereka untuk
tekad (untuk berag ama) kepada-Nya!'r0e7
1097
HR Ah."d dan Baihaqiy dari Ibnu Umar. Riwayat ath-Thabraniy dari Ibnu Abbas secara marfuu', dan riwayat Ibnu Mas'ud seperti
matan hadist tersebut dengan deraiat mauquuf menurut pendapat paling shahih, serta diriwayatkan oleh imam Ahmad dari Ibnu
Mas'ud dengan teks,'Allah suka jika kamu mengambil kemudahan dari-Nya sebagaimana la benci bila kamu bermaksiat kepada-
Nva." hadist ini dhaif.
1098
Dik"t"krn oleh Imam Nawawi dalam Syarh Muslim, akan tetapi teks, "di antara mereka ada yang mengqashar shalat dan ada pula
yang shalat secara utuh" bukan berasal dari shahih Muslim.
1099
HR Dr". quthniy dan menurutnya hadist ini deraiatnya hasan (Naytut Awthaan jil.3/hlm.2}2)
I
L
I
I
ISLAM IILID 2
menunaikan hak-hak Allah, penyemangat un- istirahat cukup. Namun, jika seseorang berja-
tuk melaksanakan shalat fardhu, dan tidak lan lebih cepat dan memotong jarak tersebut
meninggalkan kewajiban sehingga tidak ada sehingga lebih singkat dari jarak seharusnya
seorangpun yang lalai atau malas untuk mem- seperti pada sarana transportasi modern maka
beri alasan agar dapat meninggalkan shalat dibolehkan untuk mengqashar shalat. Bila se-
fardhu. seorang bertuiuan mendatangi suatu tempat,
Sebab disyariatkannya shalat qashar yaitu lalu jarak antara dia dan tempat tujuannya
perjalanan yang panjang, dan dibolehkan me- itu sejauh perjalanan tiga hari maka ia boleh
nurut mayoritas ulama selain Hanafi. berbicara mengqashar shalat. Namun, jika ia tidak ber-
tentang perjalanan yang dibolehkan untuk maksud mendatangi suatu tempat malah ber-
mengqashar shalat adalah yang dapat meng- keliling tanpa tujuan hingga menempuh per-
ubah hukum syariat serta memerlukan pem- jalanan tiga hari maka ia tidak diizinkan untuk
bahasan empat hal; yaitu jarak dibolehkan- mengqashar shalat.
nya mengqashar shalat, jenis perjalanannya |arak tiga kali marhalalr dekat dengan uku-
sehingga shalat boleh diqashary apakah per- ran tiga hari perjalanan, karena biasanya per-
jalanan yang dibolehkan atau perjalanan apa jalanan setiap hari itu dilakukan dalam satu
saja, lalu tempat dimulainya seorang musafir marholah (periode). Khususnya, pada hari-
untuk mengqashar shalat [dihitung dari awal hari terpendek dalam satu tahun. Tidak diper-
perjalanan), dan terakhir ukuran waktu di- bolehkan untuk mengqashar shalat bila kurang
bolehkannya mengqashar shalat bila musafir dari jarak ini, sebagaimana tidak diperboleh-
sampai menetap di suatu tempat. kan menggunakan ukuran Farsakhlr0z menurut
mazhab Hanafi dalam pendapat yang dipegang
Pertama, iarak dibolehkannya mengqashar dan shahih. Dalil mereka adalah menganalogi-
shalat kan dengan lamanya batas waktu mengusap
Para ahli fiqih berbeda pendapat dalam sepatu kulit [khufl yang ditetapkan oleh sun-
menentukan jarak perjalanan yang dibolehkan nah, yaitu teks hadits,
mengqashar shalat. Hanafi mengatakan,1100 d'-
perbolehkannya mengqashar shalat itu mini- "x it-tt),y) / )K;i-ir &
mal berjarak tiga hari-tiga malam perjalanan
pada hari-hari terpendek dalam setahun di ne-
e,ai r$l
"seorang yang bermukim boleh ,n"ngu("p
gara-negara yang beriklim sedang,1101 dengan
sepatunya sehari dan semalam penuh, semen-
perjalanan unta dan berjalan kaki, serta tidak
tara musafir tiga hari-tiga malam."1103
disyaratkan harus berjalan setiap hari sampai
malam, tetapi berjalan setiap hari mulai dari Perumpamaan di laut dan di gunung, yaitu
pagi hari hingga tengah hari (Zhuhur). Perum- ukuran yang sesuai atau yang cocok dengan
pamaannya adalah perrjalanan sedang dengan kondisinya dalam menempuh perjalanan. Ada-
1700
Ad-Dw al-Mukhtaar wa Radd al-Muhtaar, jil.t/h1m.732-735, Fathut Qadiia jil.l/h1m392-3g4, al-Lubaab,iit.1/htm.106, dan Mu-
ol-Folaah, hlm.7 1
,ro,MqU
^'"^ Yaitu negara-negara yang memungkinkan untuk menempuh iarak perjalanan tersebut di sebagian besar hari-harinya pada hari
yang terpendek akan tetapi tidak dimaksudkan bahwa hari-hari terpendek dalam setahun itu seperti di negara Bulgaria yang
waktu satu jamnya kadang lebih atau kurang.
110]
rarsakh sama dengan tiga mil dan satu mil sama dengan empat ribu hasta.
1103
HR. Ibnu Abi Syaibah dari Ali (Nastra b ar-Raayah,iil.2/hlmJr84).
rstAM JrLrD 2
pun di lautan, jarak diukur dengan angin yang ta, sama dengan 89 km, untuk detailnya yaitu
sedang, tidak terlalu tenang dan tidak pula ber- BB,704km. Dibolehkan mengqasharshalatmeski-
tiup kencang. Sementara di gunung, perjalan- pun baru menempuh satu jam perjalanan saja,
an diukur dengan tiga hari-tiga malam sesuai seperti bepergian dengan pesawat terbang
dengan kondisi alamnya, jika jarak tersebut mobil, dan sebagainya, karena memang telah
di dataran yang rata maka jarak tempuh lebih menempuh perjalanan berjarak empat Burud.
dari itu. Sedangkan hitungan jarak di laut sama
|umlah batas waktu tiga hari dengan hi- dengan jarak di darat.
tungan jam berbeda dari satu negara dengan Dalil mereka adalah sabda Rasulullah saw.,
negara lainnya. Adapun di Mesir dan negara-
negarayang sejajar dengannya akan berjumlah
dua puluh jam lebih seperempat. Setiap hari-
qif)i ifi et)';ii |^* *iu t
.ot;^i Jt "
iari
jelaskan dalam tabel neraca. Satu Dziraa' 46,2 cm dan al lshbi' sama dengan enam gandum berukuran sedang dan sama dengan 1,
925 cm.
1105
HR. Daar Quthniy dari lbnu Abbas dan diriwayatkan secara mauquuf dari lbnu Abbas. Menurut al-Khattabiy, hadist di atas adalah
yang paling shahih di antara dua riwayat dari Ibnu Umar. perkataan sahabat menurut mazhab Hambali adalah sebagai Hujjah,
khususnya jika berbeda dengan Qiyas.
ISLAM JITID 2
keluar haji untuk berwukuf di Arafah. Karena, shar shalat bagi perampok dan sejenisnya yang
termasuk mengamalkan sunnah dimana disun- bermaksiat didalam perjalanannya karena ke-
nahkan bagi mereka untuk tetap mengqashar burukan yang bersinggungan dengan sesuatu
shalat saat pergi dan pulang darinya jika me- yang disyariatkan tidak serta-merta menggu-
reka masih menyisakan amalan haji yangharus gurkan hal yang disyariatkan. Keburukan yang
dilaksanakan di luar tempat tinggalnya. Akan bersinggungan adalah hal dapat dipisahkan
tetapi, jika mereka kembali ke daerah mereka seperti jual beli saat adzan fumat. Ini meru-
maka mereka harus menyempurnakan shalat. pakan keburukan karena tidak menyegerakan
Ibnu Qudamah1107 mengkritisi dalil-dalil yang pergi melaksanakan shalat fumat dan sangat
digunakan mayoritas ulama, bahwa hadits yang mungkin untuk dipisahkan. Karena, terkadang
diriwayatkan dari lbnu Abbas dan Ibnu Umar ada alasan yang dapat menghalangi untuk me-
r.a. berbeda dengan yang disebutkan di atas, di nyegerakan pergi melaksanakan shalat fumat,
samping bertentangan dengan teks Al-Qur'an. bukan harus jual-beli, dan sebaliknya. Begitu
Karena, teks Al-Qur'an membolehkan mengqa- pula dalam perjalanan, sangat mungkin terjadi
shar shalat bagi semua orang yang melakukan perampokan atau pencurian tanpa melaku-
perjalanan di atas bumi tanpa membatasi jarak- kan perjalanan, dan sebaliknya. Akan tetapi,
nya, di samping bertolak belakang dengan sun- keburukan itu sendiri seperti kafir atau ke-
nah Nabi saw. Anas berkata, burukan yang dilarang secara syariat seperti
menjual orang yang merdeka maka hal yang
oi
)l Jqi.rlri'p errrffi 1 i;t:'t demikian itu menggugurkan kewajiban syariat.
Dalil mazhab Hanafi, dengan kata lain bahwa
Ft&qrs:d.;/"
otou'
seseorang yang bermaksiat dan seorang yang
"Rasulullah saw. jika ia melakukan per- taat dalam perjalanan mereka berhak sama-
jalanan pendek tiga mil atau tiga Farsakh be- sama mendapat keringanan. Itu adalah mutlak
liau melaksanakan shalat hanya dua rakaat."1108 maksud ayat, "Dan apabila kamu bepergian
Ibnu Qudamah mengatakan di akhir kritikan- di muka bumi maka tidaklah mengapa kamu
nya, dalil ini diperuntukan bagi orang yang mengqashar shalat(mu)." Karena, perjalanan
memperbolehkan mengqashar shalat bagi se- itu sendiri bukanlah maksiat, sedang kemaksi-
tiap musafil kecuali bila disepakati oleh umat atan itu terjadi setelahnya atau bersinggungan
Islam untuk menolaknya. dengannya maka tidak mempengaruhi kerin-
ganan untuk mengqashar shalat.
Kedua, ienis perialanan yang dibolehkan
Menurut mayoritas ulama selain mazhab
mengqashar shalat
Hanafi,l110 tidak boleh mendapat kemudahan
Mazhab Hanafi mengatakan,lloe diboleh-
secara khusus dalam perjalanan seperti shalat
kan mengqashar shalat disetiap perjalanan, qashar; jama', berbuka puasa, mengusap sepa-
baik itu perjalanan dengan niat menjalankan
tu kulit selama tiga hari, dan shalat di atas ken-
ibadah, perjalanan yang dibolehkan, ataupun
daraan jika perjalanannya untuk maksiat, se-
perjalanan maksiat maka dibolehkan mengqa-
perti hamba sahaya yang lari dari tuannya,
7707
Al-M ro hn iv. iil.2 / hlm.257 .
1108
HR. AtrnrC frf wf i., dan Abu Dawud dari Syu'bah dari Yahya bin Yazid al Hanaa'i, bahwa ia bertanya kepada Anas. Ada keraguan
antara mil atau Farsakh dari perawinya yaitu Syu'bah. (Naylul Awthaaa jil.3/hIm.205)
1109Ad-Durat-Mukhtaar,jil.L/h\mJ33-736,Tabyiinal-Haqaaiq,jil.t/hlm.2li,danFathul
Qadiiajil.l/hlm.4}S.
rL70
Bidooyrt ot-Mujtahid, yil.l asy-Syarh ash-Shaghiir, iil.L/hlm.a77 , Mughniy al-Muhtaaj,iil.l/h1m.268, al-Muhadzitzab,lil.lr/
/hlm.l63,
hlm.1l2, al-Mughniy,iil.2/h1m.261, iil.8/h1m.597, dan Kasysyaaf al-Qinaa', iil.1/hIm.596, iil.6/h1m.194
--!
I
1
I
I
)
l
i
i
merampok, serta jual-beli arak dan jual-beli menuduh keji, dan mengumpat maka ia dibo- i
I
i
yang diharamkan. Mereka inilah orang-orang lehkan untuk mendapatkan kemudahan se' {
l
yang bermaksiat dalam perjalanannya atau- perti mengqashar shalat dan lainnya karena !
pun orang-orang yang melakukan perjalanan ia perjalanannya itu tidak bermaksud untuk I
lj
untuk perbuatan maksiat, atau juga bermak- kemaksiatan atau untuk melakukan maksiat, l
sud mendatangi tempat untuk melakukan per- namun untuk tujuan yang dibolehkan syariat
buatan haram maka shalat mereka tidak boleh maka ia dianggap seperti seorang mukim yang
diqashar bahkan diharamkan bagi mereka bermaksiat.
mengqashar shalat. Karena, perialanan meru- Menurut Imam Nawawi asy-Syafi'i, jika
pakan sebab adanya keringanan dan tidak seorang melakukan perjalanan yang diboleh-
dapat dibebani oleh maksiat. Prinsip dasarnya kan lalu ia membuat perjalanannya menjadi
menurut mayoritas ulama, yaitu'kemudahan maksiat maka ia tidak mendapat kemudahan,
tidak dapat dibebani oleh maksiaf' bahkan menurut pendapat yang paling shahih. fika
makan bangkai sekalipun, sesuai firman Allah perjalanannya dimaksudkan untuk maksiat
S[NT, "Tetapi barangsiapa dalam keadaan ter- lalu ia bertobat maka perjalanannya dihitung
paksa (memakannya) sedang dia tidak meng' sejak ia bertobat.
inginkannya dan tidak (pula) melampaui batas,
maka tidak ada dosa baginya.'alll Dibolehkan Ketiga, tempat dimulainya seorang mu-
memakan bangkai jika bukan kebiasaan dan safir boleh melakukan qashar, seiak per'
t:dak melampaui batas. Karena itu, tidak boleh ialanan pertama
bagi orang yang melampaui batas dan biasa Niat untuk melakukan perialanan tidak
memakan bangkai untuk memakannya lagi. cukup untuk mulai mengqashar shalat sebe-
Karena, kemudahan itu dibuat untuk mem- lum benar-benar melakukan perjalanan dan
bantu mencapai tempat tujuan yang diboleh- melewati batas sebuah daerah. Bahkan, per-
kan sehingga sampai kepada manfaat yang jalanan harus dimulai agar seorang musafir
diinginkan. Namun, jika disyariatkan kepada bisa melakukan qashar dan berbuka puasa.
orang yang melampaui batas dan terbiasa Para ahli fiqih sepakat1112 bahwa awal dimulai-
makan bangkai maka sama saja disyariatkan nya perjalanan yang dibolehkan untuk mengqa-
untuk membantu keharaman, membantu men- shar shalat dan kemudahan lainnya, yaitu
capai kerusakan, sedang syariat terbebas dari ketika seorang musafir keluar dari deretan
hal-hal demikian. rumah-rumah yang ada di desanya yang men-
Mazhab Maliki menyebutkan bahwa di- jadi tempat keluar dan memposisikan rumah-
makruhkan qashar bagi orang-orang yang lalai rumah itu berada di belakang punggungnya.
dengan perjalanannya. Atau, melewati perkampungan dari sisi tem-
Adapun orang yang bermaksiat dalam per- pat keluar dari kotanya, sedang jika ia belum
jalanannya adalah orang melakukan perjalan- melewatinya dari sisi lain karena bermukim
an dengan tujuan yang dibolehkan oleh syariat, itu berkaitan dengan masuknya maka beper-
tetapi di tengah perjalanannya ia melakukan gian juga berkaitan dengan keluar darinya,
maksiat seperti berzina, mencuri, merampas, seperti firman Allah SWT "Dan apabila kamu
1111
Al Baoarah' 173.
7712
AfKitoob^a'alLubaab,iil.l/hlm.l}T,Muraaqiyal-Falaah,hlmJL,FathutQadiiajil.l/hlm.396,Bidaayatat'Muitahid,iil.l/hlm.L63,
asy-Syarh ash-Shagiir, iil.L/h1m.476, Mughniy al-Muhtaaj, jil.1/h1m.263, al-Muhadzdzab, iil.1/h1m.102, dan al'Mughniy, iil.Z/
hlm.259-261.
L-
rsLAM IrLrD 2
bepergian di muka bumi maka tidaklah meng- kan untuk mengganti ibadah-ibadah yang gu-
apa kamu mengqashar shalat(mu)." Seorang gur karena melakukan perjalanan. Batas wak-
musafir tidak disebut sedang melakukan per- tu ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Ibnu
jalanan sebelum ia keluar dari tempat tinggal- Umar r.a., keduanya mengatakan, "fika kamu
nya. Berikutnya akan dijelaskan pendapat dari memasuki sebuah daerah dan kamu sedang
mazhab-mazhab dengan detail tentang ma- bepergian, lalu kamu berniat untuk bermu-
salah ini. kim di daerah tersebut selama lima belas hari
Seorang musafir juga jangan menyempur- maka sempurnakanlah shalat. Namun jika
nakan rakaat shalatnya sampai ia memasuki kamu tidak tahu kapan akan berangkat lagi
deretan rumah-rumah yang ada di tempat tu- maka tetap qasharlah shalatmu!"
juan bermukim. Seorang musafir juga tetap |ika seorang musafir menunggu untuk
dihukumi dalam perjalanan sampai ia berniat menyelesaikan suatu urusan, ia dibolehkan
untuk bermukim beberapa waktu tertentu. mengqashar shalat meskipun waktunya lama
Kami jelaskan tentang masalah ini. hingga bertahun-tahun. Siapa yang masuk ke
sebuah daerah dan ia belum berniat untukber-
Keempot, batas waktu untuk mengqa- mukim di daerah itu selama lima belas hari,
shar shalat bila seorang musafir bermukim dan ia tetap bersiap-siap untuk melakukan per-
di suatu tempat jalanan lagi, seraya berkata, "Besok atau lusa
Seorang musafir masih berhak mengqa- aku akan pergi dari sini" dan itu terus berlang-
shar shalatnya selama ia belum berniat untuk sung hingga tahunan maka ia boleh melaku-
bermukim di suatu tempat dalam waktu ter- kan shalatnya dengan dua rakaat atau qashar.
tentu. Para ahli fiqih berbeda pendapat men- Karena, diriwayatkan bahwa Ibnu Umar r.a.
jadi dua pendapat dalam menentukan batas pernah menetap di Azerbaijan selama enam
waktu ini.1113 bulan dan selama itu pula ia mengqashar
Hanafi mengatakan, seorang musafir di- shalatnya. Diriwayatkan pula dari sekelompok
anggap bermukim dan dilarang mengqashar sahabat dengan redaksi seperti di atas.
shalat bila ia telah berniat untuk bermukim fika tentara memasuki daerah perang dan
di sebuah daerah selama lima belas hari atau mereka berniat untuk menetap di sana selama
Iebih. fika seorang musafir telah berniat wak- lima belas hari, atau mereka mengepung se-
tu tersebut maka ia diharuskan menyempur- buah kota atau benteng maka mereka diharus-
nakan rakaat shalatnya. Namun, jika berniat kan mengqashar shalat dan tidak boleh me-
kurang dari lima belas hari maka musafir tetap nyempurnakan shalatnya karena niatnya tidak
mengqashar shalatnya. sah. Sebab, pendatang itu selalu dalam kondisi
Dalil mereka adalah analogi dengan lama- ragu tidak tetap. Ia ragu antara mengalahkan
nya waktu suci bagi perempuan, karena ke- musuh dan menetap, atau justru dikalahkan
duanya dua waktu yang diwajibkan untukkem- oleh musuh dan lari menyelamatkan diri. Pen-
bali kepada waktu aslinya. Waktu suci mewa- dapat ini juga sesuai dengan mazhab Maliki.
jibkan untuk mengganti apa saja yang gugur Menurut Maliki dan Syafi'i, jika seorang
karena haid. Sedangkan bermukim mewajib- musafir berniat untuk menetap di suatu tem-
rrr3 Fothut Qadiir ma'at 'lnaayah,jil.l/hIm.397, al-Lubaab,jil.1/hlm.107, Bidaayat al-Mujtahid, iil.1/hlm.63, asy-Syarh ash-Shaghiin
iil.1/hlm.a81, Mughniy al-Muhtaai, jll.t/h1m.264, al-Muhadzdzab, jil.1/h1m.103, Rasygtaaf al-Qinaai jil.L/h1m.605, al Qawaaniin
al-fi qihiyyah, hlm.85, dan asy-Syarh al- Kabiir, iil.l /hlm.3 64.
FIQLH ISLAM IILID 2
pat selama empat hari ia harus menyempur- but.Anas mengatakan, "Kami bermukim di Me-
nakan shalatnya, karena Allah SWT mem- kkah selama sepuluh hari dan kami mengqa-
bolehkan mengqashar shalat dengan syarat shar shalatr'111s Ibnu Hajar mengatakan dalam
melakukan perjalanan. Sementara orang yang kitab Fathul Baari, "Tidak diragukan lagi
bermukim dan berniat untuk mukim tidak di- beliau beliau saw. keluar dari Mekkah pada
anggap sedang melakukan perjalanan. Adapun pagi hari tanggal keempat belas. Dengan be-
sunnah menjelaskan bahwa waktu kurang dari gitu,lamanya beliau bermukim di Mekkah dan
empat hari tidak sampai memotong perjalan- wilayah sekitarnya selama sepuluh hari-sepu-
an, dalam dua kitab Shahih disebutkan, luh malam sebagaimana dikatakan oleh Anas.
"Kaum Muhajirin bermukim selama tiga Adapun lamanya beliau bermukim di Mekkah
hari setelah menyelesaikan ibadah hajinyal' hanya empat hari saja, karena setelahnya be-
Nabi saw. saat mukim di Mekkah untuk iba- liau keluar dari Mekkah pada tanggal kedela-
dah umrah selama tiga hari dan mengqashar pan, lalu beliau melakukan shalat di Mina."
shalatnya.llla Termasuk dalam hitungan waktu bermu-
Mazhab Maliki mengukur waktu yang di- kim, menurut mazhab Hambali yaitu hari saat
sebutkan di atas dengan dua puluh kali shalat masuk dari keluar dari sebuah daerah.
fardhu selama bermukim. f ika kurang dari jum- fika seorang musafir menunggu untuk me-
Iah maka dianjurkan untuk mengqashar shalat. nyelesaikan suatu urusan dan mengharapkan-
Maliki dan Syafi'i tidak menghitung dua nya selesai setiap waktu, atau mengharap ke-
hari saat masuk dan keluar dari suatu daerah suksesannya, atau sedang berperang mela-
sesuai pendapat yang shahih dalam mazhab wan musuh, ataupun juga selalu bersiap untuk
Syafi'i. Karena, hari pertama itu untuk menu- melakukan perjalanan dari hari ke hari maka
runkan barang, sedang yang kedua untuk ber- ia dibolehkan untuk mengqashar shalatnya,
siap-siap berangkat. Keduanya merupakan ak- menurut mazhab Maliki dan Hambali meski-
tivitas sebuah perjalanan. pun menghabiskan waktu yang lama selama ia
Sedangkan menurut mazhab Hambali, jika tidak berniat untuk mukim, sebagaimana yang
seorang musafir berniat untuk mukim lebih ditetapkan oleh mazhab Hanafi.
dari empat hari atau lebih dari dua puluh kali Adapun mazhab Syafi'i mengatakan, mu-
shalat fardhu maka ia harus menyempur- safir yang sedang menyelesaikan suatu urusan
nakan shalat, sesuai dengan hadits fabir dan dan tidak kunjung selesai maka dibolehkan un-
Ibnu Abbas, bahwa Nabi saw memasuki kota tuk mengqashar shalat selama delapan belas
Mekkah pada pagi hari tanggal keempat bulan hari selain dua hari saat masuk dan keluar dari
Dzul Hijjah, lalu beliau bermukim di Mekkah suatu daerah. Karena, Rasulullah saw. pernah
selama hari keempat, kelima, dan keenam. bermukim di Mekkah saat menaklukkan kota
Lantas, hari kedelapan beliau melaksanakan Mekkah untuk mengikuti perang Hawazin, dan
shalat Shubuh lalu berangkat ke Mina. Beliau beliau mengqashar shalatnya.1116
mengqashar shalatnya selama hari-hari terse-
1774
Naylul Awthaar, jil.3 /h1m.207. Sedangkan hadist yang terdapat di dua kitab Shahih, menyebutkan bahwa Nabi saw. mengharamkan
untuk berumukim di Mekkah bagi kaum Muhaiirin, akan tetapi kemudian beliau memberi keringanan kepada mereka untuk ber-
mukim selama tiga hari saia. (al-Majmuu', jil.4/h1m.243).
1115
Kudu" h"dist tersebut diriwayatkan Muttafaq 'alaih, ibid.
1116
HRAbu Drwud dari Imran bin Hushain, dan riwayat imam At-Tirmidzi dengan deralat hasan menurutnya. Meskipun lalur sanadnya
dhaif disebabkan beberapa saksi yang memaksanya dijadikan hadist dhaif sebagaimana yang dikatakan lbnu Hajar. Diri-
ISLAM IILID 2
wayatkan juga dalam banyak versi dan yang paling shahih menyebutkan bahwa waktunya adalah sembilan belas hari seperti yang
disebutkan Baihaqiy, namun diutamakan riwayat yang menyebutkan delapan belas hari dari riwayat yang menyebutkan sembilan
belas hari dan merupakan pendapat paling shahih. Karena riwayat pertama dari Imran terlepas dari keraguan dan riwayat lain-
nya berasal dari Ibnu Abbas dengan disertai keraguan, dan riwayat tersebut ada yang menyebutkan sembilan belas hari dan tuluh
belas hari.
1717
Trbyiin al-Haqaaiq, iil.l/hlm.2}9-276, al-Qawaaniin al-fiqihiyyah, hlm.84-85, asy-Syarh ash-Shaghiir, iil.1/h1m.485, Mughnii at-
Muhtaaj, iil.L/h1m.266-271, al-Muhadzdzab, lil.1/hlm.101-103, al-Hadhramiyyah, hlm.76, Kasysyaaf al-Qinaa', jil.1/hIm.593-503,
dan Muraaqiy al Falaah, hlm.7 l.
-
1118
R dd ol-Muhtaaa iil.L/hlm.732.
rsrAM )ILID 2 Baglan 1: IBADAH
bangunan atau dihuni oleh penduduk se- pun terpisah, sekiranya masih disatukan
tempat. dalam nama kampung atau rumah,1r2o x1x11
tu dengan kampung yang tidak memiliki sampai di pagar yang ada di wilayahnya
pagar. atau pemukiman jika tidak memiliki
Adapun orang yang tinggal di kemah- pagar.
kemah boleh mengqashar shalatnya jika Mazhab Hambali mengatakan,112z se-
telah melewati hillah, yaitu rumah-rumah orang musafir boleh mengqashar shalat-
yang digunakan oleh penghuninya untuk nya jika telah meninggalkan kemah-ke-
berkumpul dan mengobrol di malam hari, mah kaumnya, atau rumah-rumah di kam-
mereka saling meminjam barang satu pungnya yang berpenghuni, baik bangun-
sama lain, baik rumah-rumah itu menyatu an itu berada dalam pagar atau di luarnya,
ataupun terpencar. Ia juga harus melewati sekiranya dianggap telah berpisah secara
daerah pelengkap kemah, seperti tempat 'urlfkebiasaan). Karena, Allah SWT mem-
pembuangan abu, tempat bermain anak bolehkan qashor bagi mereka yang mela-
kecil, dan tempat menambatkan kuda, kukan perjalanan di muka bumi, baik ber-
karena terhitung sebagai bagian dari tem- sambung dengan rumah-rumah yang ro-
pat tinggalnya. boh ataupun dengan padang pasir. Bila
Dianggap termasuk melewati daerah rumah-rumah yang berpenghuni atau
pelengkap kemah, melintasi juga sisi lem- kebun-kebun yang ditempati pemiliknya
bah jika perjalanannya akan melintasi meskipun sekali waktu saja sebagai tamu
daerah tersebut, juga melewati daerah untuk bertamasya masih bersambung
menurun jika perjalanannya di atas da- dengan rumah-rumah yang roboh maka
taran tinggi, melewati tempat menanjak musafir tidak boleh mengqashar shalat ke-
jika perjalanan di daratan rendah. Ini di- cuali telah meninggalkan semua bangun-
lakukan bila ketiganya berjarak seimbang an tersebut, baik rumah-rumah yang ro-
(lembah, tempat menurun, dan tempat boh, berpenghuni, ataupun kebun-kebun
menanjak), sedang jika jaraknya luas maka yang ditempati pemiliknya.
cukup dengan melewati hillah menurut fika di sebuah daerah terdapat perto-
'uy'[kebiasaan). koan dan setiap toko terpisah dari toko
Sedangkan orang yang tinggal bukan lainnya, seperti kota Baghdad zaman da-
di bangunan atau kemah maka memulai hulu maka ketika telah keluar dari perto-
perjalanannya dengan melewati tempat koannya seorang musafir boleh mengqa-
penyimpanan barang dan perlengkapan- shar shalat jika ia telah meninggalkan ke-
nya. Semua yang disebutkan di atas ber- luarganya. Bila pertokoan tersebut me-
laku untuk perjalanan darat. Adapun per- nyatu satu sama lainnya, seperti perkam-
jalanan laut dimulai dengan awal bergerak pungan di kota-kota modern maka ia tidak
atau berlayarnya perahu atau sampan, fika boleh mengqashar shalatnya sebelum me-
perahu berlayar sejajar dengan bangunan- ninggalkan semuanya itu.
bangunan yang berada di satu perkam- fika terdapat dua kampung yang sa-
pungan maka diharuskan untuk melewati ling berdekatan dan bangunannya ber-
bangunan-bangunan tersebut. sambung dengan kampung sebelahnya
Kemudian, perjalanan berakhir ketika maka dua kampung itu terhitung satu
1122
At-Mughniy, iil.2 /h1m.261 dan Kasyryaaf al-Qinaa', iil.l/hlm.l9}.
FIqLH ISLAM IILID 2
daerah. Sedangkan jika tidak bersambung gang kendali urusannya, seperti istri ke-
bangunan kedua kampung itu maka setiap pada suami, tentara kepada komandan-
kampung dihukumi sendiri. nya, pelayan kepada tuannya, dan pelajar
Pelaut yang berlayar dengan perahu- kepada gurunya. Masing-masing dari me-
nya dan ia tidak memiliki rumah selain reka tidak mengetahui tujuan perialanan-
perahunya itu, di mana keluarganya, tem- nya maka tidak boleh mengqashar shalat.
pat masak, dan kebutuhannya ada di dalam Sebab, syarat mengqashar shalat berupa
perahu itu maka ia tidakdibolehkan untuk tujuan ke suatu tempat yang pasti tidak
mendapat keringanan. terpenuhi. Syarat ini menurut mazhab
4. Hendaknya seorang musafir memulai per- Syafi'i mengikat sebelum menempuh per-
j alanannya daritempattertentu dan berniat
jalanan qashar. Sedangkan jika mereka
untuk menempuh jarak qashor tanpa ragu- telah menempuh perialanan qashar maka
ragu, karena tidak boleh mengqashar dan dibolehkan untuk mengqashar shalat mes-
berbuka puasa bagi orang yang bingung, kipun orang-orang yang mengikutinya ti-
yaitu keluar sendiri tanpa mengetahui ke dak mengqashar shalat untuk meyakinkan
mana tujuannya. Tidak berlaku pula bagi lamanya perjalanan mereka.
orang yang keluar karena mencari budak Mazhab Syafi'i menambahkan, seorang
yang lari, mengeiar hewan yang kabu4 pengikut j ika berniat kembali dari perj alan-
orang yang berutang yang setiap kali ber- annya ketika bisa terlepas dari ikatannya
temu dengan orangyang dihutangi, dan ti- kepada orang lain, seperti tentara yang
dak pula bagi turis yang tidak bermaksud menghapus namanya, atau pelayan yang
mengunjungi suatu tempat. Sebagaimana meninggalkan khidmahnya maka mereka
tidak dibolehkan mengqashar shalat bagi tidak boleh mengqashar shalat sampai
orang yang mengelilingi dunia seluruhnya betul-betul telah mencapai jarak qashar,
tanpa tujuan yang jelas untuk menempuh yaitu dua marhalah perjalanan atau dua
jarak qashar yang ditetapkan karena ia ti- hari.
dak bermaksud menempuh jarak qashar. Adapun menurut mazhab Hanafi, syarat
Begitu pula, tidak dibolehkan mengqa- ini adalah mutlak, seorang pengikut tidak
shar shalat, menurut mayoritas ulama, boleh mengqashar shalatnya selama ia
bagi orang yang berniat untuk menem- tidak berniat mengikuti perjalanan. Peng-
puh iarak qashar sekaligus berniat untuk ikutan itu tidak serta-merta mengha-
bermukim di tengah-tengah perialanan- ruskan untuk menyempurnakan rakaat
nya untuk menyingkat perjalanan, seperti shalatnya, kecuali iika diketahui niat orang
yang akan kami jelaskan. yang diikutinya akan bermukim, menurut
Hanafi mengatakan, musafir di atas pendapat yang paling shahih. Seandainya
yang terakhir boleh mengqashar shalat pun orang yang mengikuti itu telah shalat
sampai ia benar-benar bermukim dan ti- yang berbeda dengan orang yang diikuti-
dak berpengaruh niat bermukim sebel- nya sebelum ia mengetahui niat tersebut
umnya. Pendapat ini lebih masuk akal dan maka shalatnya tetap sah, menurut pen-
patut untuk diikuti. dapat yang paling shahih.
5. Berpegangan dengan pendapatnya. Siapa 6. Hendaknya orang yang mengqashar shalat
yang ikut dengan orang lain yang meme- tidak bermakmum kepada orang Yang
ISLAM IILID 2
bermukim atau kepada musafir yang me- lakukan perjalanan maka kewajibannya
nyempurnakan rakaat shalatnya, atau juga adalah mengqashar shalat dua rakaat. Ia
diragukan perjalanannya, menurut Syafi'i tidak perlu lagi berniat ketika takbiratul
dan Hambali. fika musafir tetap melaku- ihram setiap kali ingin shalat.
kannya maka ia wajib menyempurnakan B. Baligh adalah syarat menurut mazhab
shalat meskipun hanya bermakmum saat Hanafi. Dengan demikian, anak kecil tidak
duduk tasyahhud akhir. boleh mengqashar shalat dalam perjala-
Akan tetapi, mazhab Hanafi tidak mem- nan. Akan tetapi, mayoritas ulama tidak
bolehkan musafir untuk bermakmum ke- mensyaratkannya maka anak kecil boleh
pada orang yang bermukim kecuali di mengqashar shalat. Karena, setiap orang
waktu shalat saja maka ia harus menyem- yang memiliki tujuan yang benar dan ber-
purnakan shalatnya. Sebab, kewajibannya niat melakukan perjalanan, serta menca-
telah berubah dari dua menjadi empat. pai jarak yang ditentukan maka ia boleh
Adapun setelah habis waktunya musafir mengqashar shalat.
tetap tidak diperbolehkan bermakmum 9. Mazhab Syafi'i mensyaratkan untuk men-
dengan orang yang bermukim, karena ke- jaga niat perjalanannya dari shalat per-
wajibannya masih berada di bawah tang- tama hingga terakhir. fika perahunya ber-
gung-jawabnya, yaitu dua rakaat saja. Ke- akhir di tempat ia bermukim, atau ber-
wajibannya tidak berubah menjadi empat layar melewatinya, atau ragu apakah ia
rakaat meski habis waktunya. Namun, jika telah berniat untuk bermukim, ataupun
ia melawan dan tetap bermakmum kepa- ia ragu apakah daerah yang ditemuinya
da orang yang bermukim maka shalatnya ini adalah daerahnya atau bukan, semen-
dianggap batal. tara ia merasakan semua itu setiap kali
7. Hendaknya berniat untuk mengqashar melakukan shalat maka ia harus menyem-
shalat ketika bertakbiratul ihram untuk purnakan shalatnya karena hilangnya se-
shalat. Ini merupakan syarat, menurut maz- bab mendapatkan kemudahan atau mera-
hab Syafi'i dan Hambali. Karena, asal hu- gukan hilangnya sebab itu.
kumnya adalah sempurna. Mutlaknya niat
itu terserah kepadanya, namun ia harus Kesimpulan pendapat para ahli fiqih
berniat mengqashar shalat. tentang syarat-sya rat qashar, yaitu sebagai
Akan tetapi, mazhab Maliki mencukup- berikut.
kan niat qasharpada saat pertama kali me- Mazhab Hanafi, dibolehkan mengqashar
lakukan shalat qashar selama di perjalan- bagi siapapun yang berniat melakukan per-
an. Musafir tidak diharuskan untuk meng- jalanan dan bermaksud menuju tempatterten-
ulangi niatnya pada shalat-shalat setelah- tu meskipun ia bermaksiat dalam perjalanan-
nya, seperti satu kali niat pada awal bulan nya selama ia telah melewati rumah-rumah di
Ramadhan sudah cukup untuk satu bulan daerah yang menjadi tempat tinggalnya, mele-
penuh. wati bangunan yang menyatu dengan halaman
Sedangkan mazhab Hanafi, mereka desa. Halaman desa yang dimaksud adalah
mencukupkan dengan niat melakukan tempat yang digunakan untuk keperluan desa,
perjalanan sebelum mendirikan shalat. seperti untuk pacuan kuda atau mengubur
Ketika seorang musafir berniat untuk me- mayat. Sebagaimana disyaratkan pula untuk
ISTAM IILID 2
melewati pinggir desa, yaitu bangunan yang mengqashar shalat ataukah tidak. Hendaknya
berada di sekeliling kota dari rumah-rumah perjalanan itu dibolehkan (mubah) maka tidak
dan pemukiman karena masih terhitung dalam dibolehkan mengqashar shalatbagi orangyang
wilayah kota. Begitu juga disyaratkan, menu- bermaksiat dalam perjalanannya. Tidak dibo-
rut pendapat yang shahih untuk melewati lehkan juga untuk mengqashar shalat bagi istri
perkampungan yang menyatu dengan pinggir yang durhaka kepada suaminya. Berikutnya,
desa. seseorang harus mengetahui tentang boleh-
Disyaratkan untuk sahnya niat perialanan nya mengqashar. fika seseorang tidak menge-
dengan tiga hal berikut. tahui tentang bolehnya mengqashar shalat
Bebas menentukan untuk bermukim atau maka shalatnya tidak sah karena dianggap
bepergian, baligh, dan perjalanan tidak kurang bermain-main. Hendaknya seorang musafir
dari tiga hari. berniat untuk melakukan qashar ketika tak-
Menurut mazhab Maliki, syarat untuk biratul ihram untuk shalat, dan menghindari
melakukan qashar itu ada enam; dari hal-hal yang membatalkan niat qashar se-
jarak perjalanan adalah empat puluh lama melakukan shalat-shalat lainnya, seperti
delapan mil, menurut pendapat yang masyhur.
berniat untuk menyempurnakan shalat. Jika
Hendaknya berniat sejak berangkat untuk
seorang musafir berniat menyempurnakan
shalat setelah berniat mengqasharnya maka ia
menempuh perialanan tanpa ragu, hendaknya
harus menyempurnakan shalatnya. H endaknya
bertujuan ke suatu tempat tertentu, hendaknya
seorang musafir tidak bermakmum meskipun
perjalanan tersebut dibolehkan, hendaknya
melewati daerah dan bangunan-bangunan, ke-
sebentar kepada orang yang menyempur-
nakan shalatnya, atau kepada orang yang ragu
bun-kebun yang ditinggali yang bersambung
dengan perjalanannya, ataupun imam yang
dengannya, serta tidak boleh berniat di sela-
berhadats. fika musafir bermakmum kepada
sela perjalanannya untuk bermukim selama
mereka pada bagian manapun dari shalatnya
empat hari-empat malam.
maka ia diharuskan menyempurnakan shalat-
Menurut mazhab Syafi'i, syarat untuk
nya, berdasarkan khabar Ahmad dengan jalur
mengqashar itu ada delaPan;
sanad yang shahih dari Ibnu Abbas, "Seseorang
Hendaknya jarak perjalanan adalah empat
bertanya, 'Apa hukum musafir yang shalat dua
puluh delapan mil haasyimiyyahLLzs, atau dua
rakaat sendiri dan shalat empat rakaat dengan
marhalah yaitu perjalanan sekitar dua hari
bermakmum kepada orangyang mukim?" Ibnu
tanpa malam dengan waktu yang sama, atau
Abbas menjawab, "ltulah yang sunnah"'
dua malam tanpa siang hari dengan waktu
Terakhir; disyaratkan seorang musafir da-
yang sama, ataupun satu hari-satu malam de-
lam kondisi sebagai musafir di semua shalat-
ngan waktu yang sama. Perjalanan layaknya
nya. |ika ia berniat untuk bermukim di suatu
seperti membawa beban. Perjalanan laut seper-
tempat ataupun perahunya telah merapat di
ti halnya perjalanan darat. Kemudian, seorang
tempat tinggalnya maka ia harus menyempur-
musafir harus bermaksud untuk menuju tem-
nakan shalatnya.
pat tertentu sejak pertama berangkat agar ia
mengetahui paniangnya jarak yang ditempuh,
Mazhab Hambali mengatakan, syarat
mengqashar itu ada delaPan;
sehingga ia dapat menentukan apakah harus
1123
Al-H""tyitniyyah, yaitu dinisbatkan kepada Bani Umayyah.
rsr-A,M IrrrD 2
fika jarak perjalanannya panjang sekitar nah qashar. Dikarenakan, jika seorang musafir
empat puluh delapan mil Haasyimiyyah, baik bermakmum kepada orang yang bermukim
itu perjalanan wajib atau perjalanan yang di- maka ia diwajibkan untuk menyempurnakan
bolehkan. Hendaknya musafir melewati ru- shalat hingga menjadi empat rakaat, agar tetap
mah-rumah yang ada di kampungnya, lalu mengikuti gerakan imam, dan kewajibannya
menjadikannya berada di belakang pung- berubah menjadi empat rakaat menurut maz-
gungnya seperti dianggap berpisah dalam'urf hab Hanafi, sebagaimana berubah ketika ber-
[kebiasaan), hendaknya musafir berniat me- niat untuk bermukim.
nempuh perjalanan itu. Niat musafir itu diang- Selanj utnya, mazhab Hanafi mensyaratkan
gap ketika telah menempuh perjalanan, bukan dibolehkannya bermakmum pada sisa waktu
sampai tujuan, Siapa saja yang berniat seperti meskipun hanya cukup untuk bertakbiratul
itu maka ia boleh mengqashar shalat meski- ihram. Adapun ketika habis waktunya maka
pun ia kembali sebelum menyelesaikan jarak- tidak dibolehkan bagi musafir untuk bermak-
nya. Hendaknya musafir bermaksud menuju mum kepada orangyangbermukim, karena ke-
ke tempat tertentu ketika mulai berangkat. waiiban shalatnya tidak bisa berubah setelah
Hendaknya musafir berniat mengqashar ke- waktu shalat habis karena hilangnya sebab,
tika melakukan shalat pertama. Selanjutnya, sebagaimana tidak dapat berubah dengan niat
hendaknya musafir tidak bermakmum kepada untuk bermukim, menurut mazhab Hanafi.
orang yang mukim, orang yang ragu-ragu Adapun dalil yang mewajibkan untuk me-
dalam perjalanannya, atau juga kepada orang nyempurnakan shalat adalah dari sunnah, yaitu
yang diharuskan untuk mengulangi shalatnya, seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya
seperti orang yang bermakmum kepada orang hadits dari lbnu Abbas, ketika seseorang ber-
yang mukim yang terjadi saat melaksanakan tanya kepadanya,'Apakah hukumnya musafir
shalat maka ia harus mengulang shalatnya yang shalat dua rakaat sendirian, dan shalat
dengan menyempurnakan jumlah rakaat. Se- empat rakaat dengan bermakmum kepada
bab, sejak awal ia wajib menyempurnakannya orang yang bermukim?" Ia menjawab, "ltulah
maka ia tidak boleh mengulang shalatnya de- yang sunnah," 12s f uga, Nafi' mengatakan, "lbnu
1
ngan cara diqashar. Terakhic kondisinya tetap Umar jika shalat bersama imam, ia melaku-
sebagai seorang musafir di semua shalatnya, kannya dengan empat rakaat. Akan tetapi, jika
seperti pendapat Syafi'i. shalat sendirian ia melakukannya dengan dua
rakaat"1126 Sementara Rasulullah saw. bersabda,
d. Musaflr Bermakmum kepada Orang yang
Bermukim dan Sebaliknya
Seorang musafir bemakmum kepada ^y'i#>v " iii"li #el
"i-"- alngmt untuk diikuti maka jang-
orang yang bermukim; para ahli fiqih se-
anlah kalian berbeda darinya,"
pakat,112a bahwa dibolehkan bagi musafir untuk
bermakmum shalat kepada orang yang bermu- Mazhab Syafi'i dan Hambali menambah-
kim, meski dengan makruh menurut mazhab kan, jika imam musafir mengeluarkan darah
Maliki karena musafir menyalahi sunnah-sun- dari hidungnya lalu digantikan oleh imam lain-
rr24Al-Kitorb^a'at Lubaab,iil.l/hlm.l}g,Muraaqiyal-Falaah,hlm.72,Ad-Durat-Mukhuar,)il.l/hlm.T40,FathutQadiir,jil.L/h1m.399,
asy-Syarh ash-Shaghiir iil.l/hlm.4B2, al-Qawaaniin al-fiqihiyyah, hlm.84, al-Muhadzdzab, jil.1/hlm.103, Mughniy al-Muhtaaj, jil.l /
_ -^-h1m.269, Kaqtsyaaf
al-Qinaai jil.l/h1m.602, al-Mughniy,iil.z/hlm.248,dan al-Majmuui jil.4lhlm.236-242.
rrz5
HR. Ahmad di Musnadnya. Perkataannya "sunah" dimaksudkan kepada perbuatan sunah yang dilakukan Rasulullah saw.
1126
HR. Muslim.
-1
BaElan 1: IBADAH j
FIQLH ISIAM IILID 2
nya maka makmum menyempurnakan shalat- "Wahai Penduduk Mekkah, berdirilah dan
nya tanpa imam. shalatloh lagi dua rakaat, karena kami orang'
Seorang mukim bermakmum kePada orang yang sedang dalam perialanan.'arzg
musafir; para ahli fiqih sepakat juga,1127 bah- Bila musafir yang menjadi imam berdiri
wa dibolehkan seorang mukim untuk bermak- untuk menyempurnakan rakaat karena lupa
mum kepada musafir, meski makruh menu- atau karena tidak tahu setelah berniat mengqa-
rut mazhab Maliki karena berbeda dari niat shar shalat maka hendaknya makmum meng-
imamnya. fika seorang musafir mengimami ucapkan tasbih (mengingatkan) kepadanya,
orang yang mukim dua rakaat maka ia meng- yaitu dengan mengatakan, " Subhanallah." lika
ucapkan salam, lalu orang yang mukim me- imam itu kembali, ia harus melakukan sujud
nyempurnakan shalatnya sendirian. Dianjur- sahwi, sedang jika tidak kembali maka tidak
kan bagi musafir yang menjadi imam setelah perlu mengikutinya tetapi duduk sampai imam
ia mengucapkan dua salam untuk berkata, mengucapkan salam.
"sempurnakan shalat kalian! Aku ini musafir"
untuk menghindari anggapan bahwa ia lupa, e. SebabSebab Dllarangnya Qashar
juga agar orang yang bodoh tidak ragu akan
Ketika perj alanantelah berakhirmakatidak
jumlah rakaat shalat sehingga ia menyangka
boleh lagi seorang musafir mengqashar shalat-
bahwa shalat-shalat yang empat rakaat bisa nya dan ia harus menyempurnakan shalat-
dilakukan dengan hanya dua rakaat saja. nya dengan niat bermukim di suatu tempat
Mazhab Hanafi mengatakan, hendaknya saat melakukan perjalanan selama waktu ter-
musafir yang menjadi imam mengatakan hal tentu yang telah kami jelaskan (15 hari menu-
itu sebelum dimulai shalat, sedang iika tidak rut mazhab Hanafi, 4 hari menurut mazhab
sempat maka setelah ia mengucapkan salam. Maliki dan Syafi'i, dan lebih dari 4 hari menu-
Dalil yang membolehkannya adalah hadits rut mazhab Hambali). Ataupun, ia kembali pu-
yang diriwayatkan oleh Imran bin Hushain, ia lang ke tempat tinggalnya yang semula, atau
berkata, "Rasulullah saw. tidak pernah melaku- kondisi lainnya yang telah ditentukan dalam
kan perjalanan kecuali beliau melaksanakan mazhab-mazhab Fiqih.
shalat dengan dua rakaat sampai kembali. Be-
liau juga pernah bermukim di Mekkah ketika 7. Hendaknya musafrr bernlat untuk ber'
menaklukkan kota Mekkah selama delapan mukim dalam beberapa waktu
belas malam, namun beliau memimpin shalat Sebagaimana diriwayatkan dari Abu
para sahabat dengan dua rakaat-dua rakaat, Hurairah,
kecuali shalat maghrib. Lantas beliau bersabda,
t
Gv .1')i ,Frt:6iti;
cd,-t
,K ,yi t- l6ti ,-*'Jtq. 6.,.J\W*: q*
,c, , o oi
? e9
J-C4) \J
,Fttr*i oI;Y*
"la melakukan shalat bersama Rasulullah
7127
lbid, ot-Kitoab, Mumaqiy, ad-Dun Fathul Qadiir,hlm.40t, al-Qawaaniin, asy-Syarh ash-Shaghiir,hlm.482-484, dan al-Mughniy,hlm.286
1128
HR Ah.rd, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan derajatnya hasan menurutnya, serta Baihaqiy. Jalur sanadnya dhaif. Sedangkan imam At-
Tirmidzi memberinya deraiat hasan karena banyak kesaksiannya, seperti yang dikatakan Ibnu Haiar. Hadist ini diriwayatkan pula
oleh Imam Malik dalam kitab Muwattha' seperti redaksi di atas dari Uma[ dan orang-orang yang meriwayatkan sanadnya adalah
imam-imam hadist yang terpercaya. (Naylul Awthaoa iil.3/hlm'166).
BaElan 1: IBADAH FrQLH rSrAM JtLtD 2
441
saw. ketika menuiu Mekkah, baik dalam per- nan maka ia tidak dianggap bermukim dan di-
jalanan dan saat bermukim di Mekkah hingga wajibkan untuk mengqashar shalat.
mereka kembali lagi ke Madinah beliau shalat Kedua, hendaknya tempat musafir bermu-
dengan dua rakaat."112e Dikarenakan teks ti- kim adalah tempat yang bai( seperti kota atau
dak menenentukan batas lamanya bermukim desa yang layak untuk semua oran& ataupun
maka para ahli fiqih berbeda pendapat dalam daratan untuk orang yang sering berkemah.
menentukan batasan waktunya. fika saja ia niat untuk bermukim di tempat
yang tidak baik, seperti laut, pulau terasing,
Mazhab Hanafi mengatakanl 130 atau padang pasir yang tidak ada manusianya
Dilarang mengqashar shalat jika berniat maka ia harus mengqashar shalat.
untuk bermukim meskipun sedang shalat sela- Ketiga, hendaknya tempat bermukimnya
ma belum keluar dari waktunya dan tidak lebih hanya satu dan tidak boleh lebih. ]ika saja
dari setengah bulan; 15 hari penuh atau lebih. seorang musafir niat untuk bermukim selama
fika seorang musafir berniat untuk bermukim lima belas hari di dua wilayah yang terpisah,
kurang dari masa tersebut meskipun hanya seperti Mekkah dan Mina maka niatnya diang-
satu jam, atau ia berniat untuk mukim setelah gap batal dan wajib mengqashar shalat. Sebab,
habisnya waktu shalat sementara ia sudah ber- diharuskan berniat untuk mukim dalam masa
ada di tempatnya bermukim, ataupun menyu- waktu tersebut di satu tempat saja.
sul imam di shalat pertama sementara imam- Keempat, hendaknya niat untuk bermu-
nya seorang musafir lalu ia berhadats ataupun kim dari diri sendiri. Adapun jika musafir itu
tertidur; lalu ia baru terbangun ketika imam mengikuti orang lain, seperti istri dan pelayan
telah pergi dan ia berniat untuk bermukim meskipun berniat untuk mukim tetap diharus-
maka ia tidak boleh menyempurnakan rakaat kan untuk mengqashar shalatnya dan tidak
shalatnya, akan tetapi mengqasharnya meski- boleh menyempurnakannya, kecuali bila ia
pun ia tinggal selama bertahun-tahun sebagai mengetahui niat orang yang diikutinya untuk
musafir. Karena, tidak bisa disebut bermukim mukim, menurut pendapat yang paling shahih
bila kurang dari setengah bulan. fuga, sesuatu maka ia boleh menyempurnakan shalatnya
yang wajib bila telah habis waktunya maka ke- seperti orang yang diikutinya, seperti yang
wajiban itu akan seperti yang harus dilakukan telah kami jelaskan sebelumnya.
pada waktunya. fuga, makmum laahiq hukum- Sedangkan orang yang selalu bersiap-siap
nya seperti makmum yang berada di belakang untuk melakukan perjalanan besok atau lusa,
imam. atau ia menunggu orang yang datang atau ka-
Niat bermukim tidak bisa menghalangi filah yang akan datang misalnya, sedangkan
mengqashar shalat kecuali derigan empat ia tidak mengetahui keterlambatannya bisa
syarat sebagai berikut. sampai setengah bulan, atau bersama tentara
Pertama, hendaknya musafir betul-betul yang berniat untuk mukim di daerah peran&
berhenti dari melakukan perjalanan. |ika saja ataupun sedang mengepung sebuah benteng
musafir berniat untuk mukim tetapi ia masih di daerah perang maka diharuskan untuk
tetap sebagai musafir yang melakukan perjala- mengqashar shalat dan tidak boleh menyem-
purnakannya, seperti yang telah kami jelaskan menghentikan qashar shalatnya meskipun
sebelumnya. waktunya sangat lama. Kecuali, jika ia menge-
tahui bahwa tidak mungkin dapat menyele-
Menurut mazhab Maliki1131 saikan urusannya kecuali lebih dari empat hari
Dilarang mengqashar shalat dengan niat maka orang sepertinya dan siapa saja yang be-
bermukim selama empat hari penuh, selain lum berniat untuk bermukim lalu bermukim
dua hari saat masuk dan keluar dari tempat dalam waktu yang lama, ia boleh mengqashar
bermukim, atau sama dengan dua puluh kali shalatnya.
shalat fardhu, sedang bila kurang dari itu maka Sedangkan musafir yang berniat untuk
tidak dianggap bermukim. Ataupun dengan mukim saat ia sedang melakukan shalat maka
mengetahui kebiasaan bermukim di suatutem- ia harus menghentikan shalatnya dan dianjur-
pat tertentu selama empat hari, misalnya ke- kan untuk menggenapkan shalatnya jika baru
biasaan sebuah kafilahyangbermukim di suatu melakukan satu rakaat dengan dua suiud. Ia ti'
tempatselama empathari maka seorangmusafir dak boleh menyempurnakan shalatnya meski-
harus menyempurnakan shalatnya. Bila mu- pun telah menyempurnakannya, tidak pula
safir tidak terpenuhi dua puluh kali shalat far- mengqasharnya meskipun ia hendak mengqa-
dhu, misalnya jika ia memasuki sebuah daerah sharnya. Namun, bila ia berniat mukim setelah
sebelum waktu fajar di hari sabtu, lalu ia ber- menyelesaikan shalatnya, ia harus mengulangi
niat untuk mukim sampai waktu terbenamnya shalatnya pada waktu ikhtiyariy atau waktu
matahari di hari selasa dan keluar darinya se- shalat biasanya.
belum shalat isya maka ia mengqashar shalat- Tidak disyaratkan tempat bermukim itu
nya dan hukum perjalanannya tidak terputus hendaknya layak huni. Dikecualikan dari niat
darinya. Karena, meskipun dihitung empat mukim itu kondisi tentara di daerah perang
hari penuh hanya saja belum genap dua puluh yang berniat untuk mukim selama empat hari
kali shalat fardhu. atau lebih maka hukum perjalanannya tidak
fika musafir tidak bermukim selama em- terputus darinya dan ia diwaiibkan untuktetap
pat hari penuh, misalnya ia masuk ke suatu mengqashar shalat.
daerah sebelum waktu ashar dan ia tidak me-
Iakukan shalat Zhuhur di daerah tersebut lalu Mazhab Syafi'i mengatakanll32
berniat untuk pergi setelah subuh pada hari Tidak boleh mengqashar shalat iika se-
kamis maka hukum perjalanannya tidak ter- orang musafir berniat untuk mukim selama
putus darinya. Sebab, meskipun genap dua pu- empat hari-empat malam penuh, atau berniat
luh kali shalat fardhu hanya saia ia bermukim untuk mukim secara mutlaK selain dua hari
selama tiga hari penuh. saat masuk dan keluar dari tempatnya bermu-
Karena itu, diharuskan adanya dua syarat kim, menurut pendapat yang shahih, baik di
bersamaan, yaitu bermukim empat hari penuh tempat yang layak untuk bermukim ataupun
dan genap dua puluh kali shalat fardhu. tidak, seperti padang pasir menurut pendapat
Adapun seorang musafir yang ingin me- yang paling shahih. Namun, jika ia berniat
menuhi kebutuhan dan kapanpun selesainya kurang dari empat hari maka tetap diwajibkan
ia akan langsung pergi maka ia tidak boleh baginya mengqashar shalat. fika ia memiliki
385 Asy-Syarhal-Kabiir,iil.l/hlm.364,asySyarhShaghiir,jil.l/hlm.364,danal-Qawaaniinal'fiqihiyyah,hlm.B5'
346 Mughniy al-Muhtaaj,
iil.l /h1m.26.
FIQLH rSr-AM ltLrD 2
niati untuk bermukim di sana kurang dari keluarganya (istrinya) maka diwajibkan
setengah bulan. Ini diperhitungkan oleh baginya menyempurnakan shalat meski-
para peneliti ketika terjadi perubahan pun jarak antara tempat bekerja atau tem-
tempat tinggal. pat tugas dan desa yang dituju jaraknya
Kapan seorang musafir menyempurna- dekat ataupun tidak. Karena, dalam kon-
kan shalatnya biasanya? fika seorang musa- disi seperti ini ia memiliki dua tempat
fir masuk ke daerahnya atau tempat tinggal tinggal dan kedua-duanya tempat tinggal
tetapnya maka ia diwajibkan untuk menyem- yang asli baginya.
purnakan shalat meskipun ia tidak berniat un- Iika ia tidak lagi mempunyai keluarga
tuk tinggal di daerah itu. Contohnya, ia mema- di desa dan yang tersisa hanya properti-
suki daerahnya hanya untuk menyelesaikan nya saja [rumah atau tanah) hanya diwa-
suatu urusan. Karena, tempat itu dipastikan jibkan baginya untuk mengqashar shalat.
untuk ditinggali dan telah gugur sebab-sebab Karena, tempat kelahirannya meskipun
untuk mendapat kemudahan, yaitu perjala- sebagai tempat tinggal aslinya hanya saja
nannya. Ini berlaku bila lamanya perjalanan dibatalkan karena menjadi tempat kerja.
selama tiga hari-tiga malam. Sedangkan jika Dengan keterangan ini, jelaslah bahwa
kurang yaitu kembali ke daerahnya sebelum tempat tinggal asli seseorang itu dapat
menempuh jarak perjalanan maka ia harus dibatalkan jika ia sendiri telah berpindah
menyempurnakan shalatnya meski sekedar bersama keluarga dan semua barang mi-
niat untuk kembali saja karena tidak terlak- liknya ke daerah lain. fika ia kembali lagi
sananya perjalanan yang membolehkan qa- ke daerah asalnya yang pertama untuk
shar. Oleh karena itu, diwajibkan bagi musafir keperluan kerja saja misalnya maka diwa-
di atas untuk menyempurnakan shalat dalam jibkan baginya untuk mengqashar shalat.
dua kondisi; kembali ke daerahnya aslinya Begitu juga diwajibkan untuk mengqa-
dan niat untuk kembali sebelum menempuh shar shalat jika ia kembali ke tempatbeker-
jarak qashar. fika ia kembali setelah menem- janya, setelah ia berpindah darinya ber-
puh jarak qashar maka dibolehkan baginya sama seluruh keluarganya dan menetap di
mengqashar shalat sampai benar-benar ia daerah lain. Karena, daerah itu tidak lagi
kembali ke desanya. menjadi tempat tinggalnya, di mana tem-
Kapan seorang musafir menyempurna- pat tinggal yang asli saja dapat dibatalkan
kan shalatnya dan kapan dibolehkan meng- oleh tempattinggal sejenisnya tanpa harus
qashar saat pindah tempat tinggal? melakukan pergi darinya. B erdasarkan dalil
a. Pindah dari tempat tinggal asli. Seseorang bahwa Rasulullah saw. setelah hijrah ke
harus menyempurnakan shalatnya jika Madinah, beliau menganggap dirinya keti-
pindah dari tempat tinggal tetapnya, se- ka berada di Mekah termasuk rombongan
perti tempat bekerja sehari-hari ke tem- para musafir. Sedangkan jika seseorang
pat tinggal lainnya tempat istrinya berada. pergi dari daerah itu ke daerah lain untuk
Atau, pindah ke tempat kelahirannya yang sementara waktu saja, seperti meninggal-
ada keluarga atau istrinya, misalnya pin- kan kota Damaskus ke kota Aleppo lalu
dah ke pedesaan. Seseorang yang bekerja kembali lagi ke kota Damaskus maka diwa-
di kota besar misalnya,lalu pergi ke kam- jibkan baginya untuk menyempurnakan
pung aslinya di desa untuk mengunjungi shalat karena tempat tinggal aslinya tidak
IST"AM IrtID 2
dapat dibatalkan hukumnya hanya den- hari. Ataupun, ia pergi ke daerah yang ia ber-
gan tempat bermukim saja ataupun den- niat untuk bermukim di sana selama empat
gan melakukan perjalanan. Sebab, sesuatu hari atau lebih. Sedangkan masuk ke daerah
tidak dapat dibatalkan oleh sesuatu yang istri yang belum digaulinya atau telah berbuat
di bawahnya, tetapi dapat dibatalkan oleh durhaka kepadanya maka tidak dilarang untuk
yang sejenisnya atau yang di atasnya. mengqashar shalat.
b. Berpindah dari tempat bermukim semen- Adapun saat kembali, sebenarnya perja-
tara (wilayah bermukim). Siapa yang ber- lanan pulang adalah satu perjalanan tersen-
pindah-pindah tempat di beberapa dae- diri, jika memang mencapai jarak untuk meng-
rah, misalnya ia bermukim di satu daerah qashar maka dibolehkan untuk mengqashar
selama setengah bulan lalu ia kembali shalat, sedang bila tidak mencapai jaraknya
lagi ke daerah yang pertama maka ia bo- maka tidak boleh melakukannya dan diwajib-
leh mengqashar shalat di daerah tersebut kan menyempurnakan shalatnya saat itu juga.
selama tidak berniat untuk bermukim se- Dilarang pula untuk mengqashar shalat de-
lama setengah bulan lagi. Sebab, tempat ngan berniat memasuki daerah tempat tinggal-
bermukim dapat dibatalkan hukumnya nya atau tempat tinggal istrinya di tengah per-
oleh tempat bermukim sejenisnya, atau jalanan. Itupun jika antara tempat dia berada
dengan meninggalkannya ataupun juga dan tempat ia berniat untuk memasukinya
dengan memulai perjalanan darinya. Se- tidak mencapai jarak yang ditentukan syariat
bagaimana dapat dibatalkan dengan tem- untuk mengqashar shalat.
pat tinggal yang asli.
Akan tetapi, tempat bermukim tidak Menurut mazhab Syafi'it"u
dapat dibatalkan kedudukannya dengan Tempat tinggal adalah tempat tinggal tetap
memulai perjalanan dari daerah lain, se- saat musim panas atau musim dingin. Dilarang
lagi ia melewatinya dan jarak antara tem- mengqashar shalat dengan kembalinya
pat bermukim dan tempat memulai per- musafir menuju tempat tinggalnya, tempat ia
jalanan itu tidak mencapai jarak diwajib- berniat untuk mukim secara mutlak, atau ber-
kannya mengqashar shalat. mukim selama empat hari penuh, atau juga
karena suatu urusan yang tidak bisa disele-
Mazhab Maliki mengatakanll3s saikan kecuali dalam tempo empat hari. Se-
Tidak boleh mengqashar shalat bagi se- bagaimana dilarang mengqashar shalat dengan
orang musafir dan diwajibkan menyempur- niat untuk kembali ke tempat tinggalnya, atau
nakan shalatnya jika ia kembali ke daerah ragu-ragu untuk pulang sementara ia masih
aslinya, tempat ia tumbuh, berafiliasi kepada- menetap dan tidak sedang musafir; dan bebas
nya, atau melewatinya. Ataupun, ia pergi ke tidak mengikuti orang lain meskipun ia berada
daerah yang ia berniat untuk bermukim sete- di tempat yang tidak layak untuk ditinggali se-
rusnya di sana, atau ke daerah tempat istri yang perti di gurun pasi4, kurang dari jarakqashar.
telah digaulinya sementara istrinya tersebut fika musafir berniat kembali sementara ia se-
tidak berbuat durhaka kepadanya meskipun dang dalam perjalanan atau mengikuti orang
ia tidak berniat untuk mukim selama empat lain seperti istri mengikuti suaminya maka
rLls nty-Syorn aLKabiir,iil.T/h1m.362 dan asy Syarh Shaghiia jil.1/hlm.a80.
I L5b
Mughniy al-Muhtoaj, jil.l /h1m.264.
"l
I
dibolehkan mengqashar shalat sampai benar- ia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah saw.
Maksud dari daerah tempat ia memulai bebas dengan pendapatnya sebelum jarak qa-
perjalanan adalah tempat tinggalnya atau tem- shar, perjalanan maksiat, menghentikan per-
pat tinggal istrinya yang tinggal pada saat ia jalanan ketika sedang shalat, dan tidak berniat
melakukan perjalanan. Masuknya musafir ke untuk mengqashar shalat ketika bertakbiratul
daerahnya akan menggugurkan izin mengqa- ihram.
shar shalat, karena bila memasuki daerahnya Mazhab Hambali,11a1 dilarang mengqa-
maka ia akan dianggap bermukim. |ika niat shar shalat dan wajib menyempurnakan shalat
bermukim cukup untuk menggugurkan izin dalam dua puluh satu keadaan;
qashar maka tindakan bermukim itu tentu L. Musafir melewati tempat tinggalnya mes-
lebih berhak lagi. kipun ia tidak memiliki urusan selain me-
Kedua, kembali ke tempat tinggalnya atau lewatinya saja.
ke tempat tinggal istri yang telah digaulinya 2. Melewati daerah yang ia memiliki istri di
sebelum ia menempuh jarak qashar. Hanya de- sana meskipun itu bukan tempattinggalnya.
ngan berniat untuk kembali ke tempat tinggal- 3. Melewati tempat ia menikah, dan sebelum-
nya dapat menggugurkan hukum perjalanan. nya telah disebutkan tentang kondisi ini.
Ketiga, memasuki tempat tinggalnya saat 4. fika bertakbiratul ihram dengan niat mu-
melewatinya, yaitu setiap kali ia berada di tem- kim pada saat menetap di suatu daerah,
pat lain yang bukan daerahnya dan pergi ke lalu ia melakukan perjalanan.
daerah lain dari tempat tinggalnya itu. 5. |ika masuk waktu shalat saat ia menetap
Keempat, berniat untuk mukim selama lalu ia melakukan perjalanan.
empat hari penuh dan genap dua puluh kali 6. |ika seseorang bertakbiratul ihram untuk
shalat fardhu, atau mengetahui lebih dahulu shalat yang empat rakaat dalam perjalan-
kebiasaan bermukim selama empat hari di annya Ialu ia mukim, seperti penumpang
tempat itu, sebagaimana kebiasaan kafilah un- kapal laut yang sampai di tempat tinggal-
tuk bermukim di sana. nya ketika shalat berlangsung, lebih meng-
Kelima, memasuki tempat istri yang per- utamakan hukum menetap.
nah digaulinya saja, karena hal itu masuk ke 7 & B. f ika ia ingat shalat saat menetap ketika
dalam hukum tempat tinggal. Sedangkan me- sedang dalam perjalanan, atau sebaliknya.
masuki tempat kerabat seperti ibu atau bapak Maksudnya, ia ingat shalat saat bepergian
maka tidak serta-merta menggugurkan hukum
ketika sedang menetap maka ia harus
perjalanan dan tidak dilarang untuk mengqa
menyempuinakan shalatnya, karena itu
shar shalat.
adalah hukum asal. Hukum saat menetap
Mazhab Syafi'i,11ao dilarang mengqashar lebih diutamakan.
shalat dengan niat untuk bermukim selama 9 & 10. Makmum kepada orang yang mukim
empat hari penuh, dengan kembali ke tempat atau dengan siapapun yang diwajibkan
tinggalnya, yaitu tempat tinggal tetap, ber- menyempurnakan shalatnya.
makmum kepada orang yang mukim atau
11. Makmum dengan orang yang ragu bahwa
ragu-ragu dengan perjalanannya, tidak adanya
ia sedang musafit atau dengan orang yang
maksud untuk menuju ke arah tertentu, tidak
sangat yakin bahwa ia mukim meskipun
1740
h n iy al-M uhtaaj, jil.l /hlm.Z6| -27 7.
M ug
" " Kosysyaaf al-Qinoa', iil.1/hIm.600-605.
FrqLH ISLAM lrl.rD 2
nyempurnakan shalat pada sebagiannya telah berniat untuk bermukim yang men-
dan ini harus diutamakan karena hukum cegah diqasharnya shalat ataukah belum
asal. maka ia wajib menyempurnakan shalat-
15. Jika seorang musafir sengaja meninggal- nya. Karena, menyempurnakan shalat ada-
kan shalat atau sebagiannya dalam per- lah hukum asal maka tidak akan berpin-
jalanan, yaitu dengan menunda tanpa ada- dah dari hukum asalnya dengan adanya
nya alasan hingga waktunya habis maka keraguan akan bolehnya melakukan ke-
ia diwajibkan untuk menyempurnakan mudahan itu.
shalatnya. Diumpamakan dengan perjalan-
an yang diharamkan, karena dengan be- f. Mengganta Shalat yang Terlewat dalam
gitu ia telah bermaksiat dengan menunda Perialanan
shalat secara sengaja tanpa ada sebab syar'i. Sebelumnya, telah dijelaskan dalam pem-
16. Bertekad di tengah perialanannya akan bahasan tentang mengganti shalat-shalat yang
berbuat maksiat seperti merampok, dan terlewat dan kali ini akan saya ringkas saja
berniat untuk kembali di tempat dia ber- pendapat-pendapat ahli fiqih tentang masalah
ada dan tempat tinggalnya kurang dari ini;
Baglan 1: IBAoAH FIQLH ISLAM JILID 2
Menurut mazhab Hanafi dan Malikilla2 yang mutlak dalam perjalanan. Namun, me-
Musafir yang terlewat shalatnya saat da- reka berbeda pendapat dalam menganjurkan
lam perjalanan maka harus menggantinya di shalat-shalat sunnah rawatib, karena Ibnu
tempatnya menetap sebanyak dua rakaat saja, Umar dan sahabat yang lain meninggalkannya.
seperti saatterlewatketika di perjalanan. Siapa Sementara Imam Syafi'i dan pengikutnya serta
yang terlewat shalatnya di tempatnya menetap mayoritas ulama justru menganjurkannya.
maka ia dapat menggantinya saat dalam per- Dalil mereka, pertama adalah hadits-ha-
jalanan dengan empat rakaat. Karena, setelah dits umum yang menyebutkan tentang anjuran
ditetapkan tidakakan berubah dan mengganti- secara mutlak melaksanakan shalat sunnah
nya sesuai perintah untuk melaksanakan. rawatib.fuga hadits tentang shalat Dhuha yang
dilakukan oleh Rasulullah saw. saat menakluk-
Menurut mazhab Syafi'i dan Hambali1143 kan kota Mekkah, dua rakaat sunnah subuh ke-
Shalat yang terlewat di tempat menetap tika para sahabat tidur hingga matahari terbit.
dapat diganti dengan empat rakaat, baik dalam Disamping hadits-hadits lainnya yang disebut-
perjalanan atau di tempat seseorang menetap. kan oleh para penulis kitab Sunan.
Karena, shalat qashar adalah salah satu kemu- Dalil kedua, menganalogikan dengan sha-
dahan dalam perjalanan maka dapat hilang lat-shalat sunnah nafilah secara mutlak.
dengan hilangnya sebab seperti sepatu kulit Sedangkan hadits yang terdapat dalam
selama tiga hari. fuga, karena telah ditetapkan dua kitab Shahih dari Ibnu UmaL ia berkata,
dalam tanggung jawabnya dengan menyem-
purnakan rakaat shalat. Kemudian, shalatyang ,w &i_ cr.;:i *w ojtt,\;
terlewat dalam perjalanan diganti dengan cara
diqashar saat di perjalanan juga bukan di tem-
pat bermukim, ini adalah pendapat yang pa- 'Aku sering menemani Nabi saw. dan aku
rq.
'. n rt
Iing jelas dalam mazhab Syafi'i. Karena, shalat tidak pernah melihat beliau melakukan shalat
qashar hanya diwajibkan dalam perjalanan sunnah nafilah selama dalam perjalanan."
maka hendaknya musafir menunggu sampai Dalam riwayat lain,
adanya sebab. t,
o / to
dapat di atas seimbang, dan seorang Muslim
ek'o*)t -Ps ;\ ,.,, ,// ,,1. o., /.
boleh mengambil salah satunya. Kemudian, ia l/
!l: ;6:'s -,r
memilihnya sesuai yang ia pandang paling bisa 'Aku sering menemani Rasulullah saw.
memelihara agamanya. dan beliau tidak pernah menambah rakaat
shalat dari dua rakaat fardhu saja. Begitu juga
g. Shalat€halat Sunnah dalam Perialanan Abu Bakaf Uma[ dan Utsman." lmam Nawawi
Imam Nawawi mengatakan,llaa para ahli berkomentaq, "Mungkin saja Nabi saw. melaku-
fiqih telah sepakat bahwa dianjurkan untuk kan shalat rawatib di atas punggung untanya
melaksanakan shalat-shalat sunnah nafilah dan Ibnu Umar tidak melihatnya. Karena,
1742
Fathil qadiia iil.1/hIm.405 , Muraaqiy aI-Falaah,hlm.72, at-Lubaab,iil.7/hlmJ_1}, at-Qawaaniin al-fiqihiyyah, hlm.71, dan a sy-Syarh
biir, iil.l /h1m.263.
al - Ka
Lr43
Mughniy al- Muhtaaj,jil.l/hIm.263 dan al-Mughniyi, jil.Z /h1m.282..
rr44 N aytut Awthaaa jil.3
/hlm.2t9.
FIQIH ISLAM JILID 2
l
I
j
ninggalkannya dalam beberapa waktu sebagai dari Anas dan Ibnu Umar r.a. Hadits pertama,
peringatan bahwa hal itu boleh ditinggalkanJ' yaitu dari Anas, i
I
masa perang Tabuh jika beliau melakukan tangnya. Adapun hadits sendiri merupakan
perjalanan setelah maghrib maka beliau akan dasar hukum syariat seperti halnya Al-Qur'an.
memajukan pelaksanaan shalat isya. Artinya,
beliau saw. melakukan shalat isya bersama b. Sebab dan Syarat Menjama' Antara Dua
dengan maghrib."11ae Shalat
Mazhab Hanafillso berpendapat, tidak bo- Kelo mpokyan gm emb o lehkanadany aj a m a,
leh menyama'kecuali pada hari Arafah bagi baikta qdimataupun takhirsepakatuntuk mem-
orang yang berihram untuk haji, yaitu jama' bolehkannya pada tiga keadaan; yaitu saat be-
taqdim shalat Zhuhur dan ashar dengan satu pergian, hujan air dan sejenisnya, seperti hu-
azan dan dua iqamat, karena shalat ashar di- jan salju dan dingin, juga boleh menjama'pada
lakukan sebelum waktu yang ditentukan maka saat berada di Arafah dan Muzdalifah. Selain
ia perlu dikumandangkan iqamat tersendiri tiga keadaan itu, mereka berbeda pendapat
sebagai pemberitahuan kepada para jamaah. dalam hal syarat sahnya menjama'.
|uga, pada malam Muzdalifah, boleh men- Mazhab Maliki mengatakan,llsl sebab-
jama' takhir shalat maghrib dan isya dengan sebab bolehnya menj ama'shalat Zhuhur -ashar
satu azan dan iqamat saja, karena isya berada dan maghrib-isya, baik taqdim atau fakhir itu
dalam waktunya maka tidak perlu pemberita- ada enam; yaitu bepergian, hujan, lumpur de-
huan lagi. ngan suasana yang gelap, sakit seperti ping-
Mazhab Hanafi berargumen bahwa waktu- san dan sejenisnya, menjama'di Arafah, dan
waktu shalat itu telah ditetapkan secara mu- Muzdalifah. Dalam semua keadaan ini dibo-
tawatir maka tidak boleh untuk ditinggalkan lehkan menjeme', baik itu laki-laki ataupun
hanya karena adanya satukhabar. perempuan, kecuali menjama'di Arafah dan
Ibnu Mas'ud r.a. berkata seperti yang diri- Muzdalifah, karena sunnah.
wayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Adapun bepergian, dibolehkan menjama'
shalat secara mutlak, baik itu perjalanannya
;L W it j-, J; v ,ik ttv .ri', lama atau sebentar selama berada dalam jarak
qashr. fika perjalanannya itu melalui darat
./o
:[.
)y1t (J-.L,:J, ,.i;)-o
y )l ,qj, U J- 4
bukan laut maka dibolehkan juga mengqashr
F:A.-."r-:,Jri
L , t
.oooo
:1
:ti ,*'it ,.;)ti
q ,JJt t')"J karena adanya keringanan dan orang yang
'',t melakukannya tidak bermaksiat dan main-
'
"Da-i Zat yangtiada tuhan selain-Nya, Ra- main ketika bepergian.
sulullah saw, tidak pernah melakukan shalat Terdapat dua syarat untuk dibolehkannya
kecuali pada waktunya, kecuali dua shalat saja. melakukan jama' taqdim ketika ingin bepergi-
Beliau saw. pernah menjama' shalat Zhuhur an;
dan ashar ketika berada di Arafah dan juga a. Matahari telah tergelincir (masuk waktu
shalat maghrib dan isyai'yaitu di Muzdalifah. Zhuhur) dan saat itu ia tengah bepergian
Sebenarnya, boleh saja menyama' shalat dan sedang singgah untuk beristirahat.
karena adanya hadits yang menyebutkan ten- b. Hendaknya seseorang berniat untuk pergi
1149
HR. Ah-rd, Abu
Dawud, dan At-Tirmidziy dan dianggap hasan olehnya, juga Ad-Daruquthni, Hakim, Bayhaqiy, serta Ibnu Hibban.
Keduanya (dua terakhir); menganggapnya hadits shahih. (ibid).
". _^
"'u Al-Lubab, iil.1/hlm.185, 187.
lrsrAg,-Syorhash-Shaghiir,jil.l/h\m.487-493,asy-Syarhal-Kabiirill.l/h\m.268-273,a\-Qawaaninat-fiqihiyyah,hlm.82,dan Bidaayah
a I-M uj ta hi d, lil.l / hlm.t 65, I 67 .
FIQLH ISLAM ltl-tD 2 Baglan 1: IBAOAH
: !52
sebelum masuk waktu ashar dan singgah dan shalat fardhu kedua pada awal waktunya.
untuk istirahat setelah terbenamnya ma- Dan hal ini bagi orang sakit tidak dimakruh-
tahari. fika orang itu berniat untuk beristi- kan. Sedangkan bagi orang yang sehat hal ini
rahat sebelum menguningnya matahari dimakruhkan.
maka ia hanya diperbolehkan melakukan Kemudian, seseorang yang takut bila ia
shalat Zhuhur saja dan wajib mengakhir- pingsan, pusing, atau demam ketika masuk
kan shalat ashar karena masih ada waktu. waktu shalat yang kedua; ashar atau isya maka
Namun, bila ia memajukan dalam pelak- ia boleh memajukan shalatkedua itu padawak-
sanaan shalat ashar maka itu diperboleh- tu shalat pertama. Ini boleh menurut pendapat
kan. yang lebih kuat.
|ika seseorang berniat untuk beristirahat Kesimpulannya, orang yang sakit boleh
setelah menguningnya matahari dan sebelum menjama'bila ia takut hilang kesadaran atau-
terbenam maka ia melakukan shalat Zhuhur pun menfama'itu lebih meringankannya. Ada-
pada waktunya dan memilih dalam melakukan pun waktu pelaksanaannya pada waktu shalat
shalat asharl jika mau bisa dimajukan pelaksa- pertama.
naannya ataupun dimundurkan sampai tiba Selanjutnya, hujan, cuaca dingin, atau salju,
waktu singgah untuk beristirahat. atau juga hujan deras dengan cuaca yang gelap,
fika sudah masuk waktu Zhuhur; yaitu baik itu sedang terjadi ataupun akan terjadi
tergelincirnya matahari dan ia masih melaku- maka dibolehkan untuk menjama'taqdim saja
I'an perjalanan, dilihat jika ia berniat untuk bagi orang yang melakukan shalat maghrib-
singgah pada waktu menguningnya matahari isya secara berjamaah di masjid. fika hujan itu
atau sebelumnya maka ia bisa mengakhirkan sangat deras dan memaksa orang untuk menu-
shalat Zhuhur dan menggabungkannya de- tup kepalanya, atau hujan lumpur yang sangat
ngan shalat ashar secara takhir. Namun, jika banyak hingga dapat menghalangi orang dari
ia berniat untuk singgah setelah terbenamnya memakai sepatu maka tidak dibolehkan men-
matahari maka ia bisa menjame' dua shalat jama'kecuali jika lumpur itu telah berkumpul
secara jama'shuury antara shalat Zhuhur dan dengan cuaca yang gelap, tidak boleh bila ter-
ashar. Yaitu dengan melakukan shalat Zhuhur jadi hanya salah satunya saja.
di akhir waktu zhuhuc kemudian melakukan fika hujan sudah berhenti setelah dimu-
shalat ashar pada awal waktu shalat ashar. lainya shalatjoma'maka tetap boleh menerus-
Adapun shalat maghrib dan isya memi- kan shalat.
liki hukum detail yang sama seperti ini hanya Adapun pendapat yang masyhut hendak-
dengan catatan bahwa terbenamnya matahari nya shalatTama'itrt dengan satu azan dan iqa-
menjadi ukuran seperti halnya tergelincirnya mah untuk setiap satu shalat. Azan pertama
matahari untuk waktu shalat Zhuhur dan ter- untuk shalat maghrib yang dikumandangkan
bitnya fajar seperti terbenamnya matahari, dari atas menara dengan suara keras, sedang
sedang awal waktu dua pertiga akhir malam azan kedua dengan suara pelan di dalam mas-
seperti menguningnya matahari. jid, tidak dari atas menara. Dianjurkan untuk
Berikutnya, sakit, seperti sakit perut atau mengakhirkan pelaksanaan shalat maghrib
lainnya maka dibolehkan melakukan jama' dengan ukuran tiga rakaat. Setelah selesai
shuury atau, yaitu seseorang melakukan shalat shalat, semua orang pulang ke rumah masing-
fardhu yang lebih awal pada akhir waktunya masing tanpa melakukan shalat sunnah lagi di
l
ISlAlvt lll-lD 2
masjid, karena shalat sunnah saat itu hukum- penduduk setempat yang sedang berada di
nya makruh. Dengan begitu, tidak ada shalat Arafah dan Muzdalifah
sunnah yang dilakukan di masjid setelah shalat Menurutmazhab S5xaf i,11s2 mereka mem-
jamo' ataupun shalat witr sampai hilangnya bolehkan menjama' shalat pada saat beper-
mega di ufuk barat. gian, hujan, dan haji di Arafah dan Muzdalifah
Tidak boleh juga melakukan shalat sunnah saja.
antara dua shalat yangdijama'. Namun, shalat Adapun menjama' karena sebab hujan,
sunnah hukumnya hanya makruh dan tidak salju, dan cuaca dinginmakamenurutpendapat
sampai mencegah sahnya shalat jama'. Tetapi, yang paling jelas adalah membolehkannya se-
shalat jama'ini tidak boleh dilakukan oleh te- cara taqdim bagi orang yang melakukan shalat
tangga masjid meskipun ia sedang sakit dan secara berjamaah di masjid yang jauh dari
sulit untuk keluar ke masjid, atau juga seorang rumahnya, karena dia bisa sakit karena terke-
wanita yang tidak takut akan fitnah. na hujan selama berjalan ke masjid itu. Adapun
Begitu juga, tidak boleh melakukan shalat dalam pendapat yang baru, imam Syafi'i mela-
jama'ini bagi orang yang melakukan shalat rangjamo'takhir ketika ada hujan, karena la-
sendirian di dalam masjid, kecuali jika ia me- manya hujan sulit untuk diterka dan terkadang
mang imam tetap yang memiliki rumah dan bisa lama sehingga pelaksanaan shalat bisa di
pulang ke rumahnya maka ia boleh menjama' luar waktunya tanpa adanya udzur yang jelas.
shalat sendiri, lalu berniat untuk menjama' Adapun dalil mereka tentang pembolehan
dan menjadi imam sekaligus karena keduduk- jama' taqdim yaitu hadis yang terdapat dalam
annya seperti berjamaah. dua kitab Shahih, dari Ibnu Abbas r.a.,
Diharuskan untuk niat melakukan shalat
jama'pada shalat pertama seperti berniat un- 'pti';;lllt*ur, Bgir ;;, t . t;
tuk menjadi imam.
Adapun menjama' shalat pada musim haji
t;*; itilrj ,_"Ft)
adalah sunnah, menurut kesepakatan ulama. "Rasulullah r"*. pu.irh rn"rigi-r-i t r-i
Disunnahkan kepada jamaah haji untuk men- shalat Zhuhur -ashar berbarengary juga maghrib-
jama'antara shalat Zhuhur dan Ashar secara isya berbarengan sewaktu berada di Madinah."
taqdim di Arafah, baik ia penduduk setempat Imam Muslim menambahkan, "Waktu itu tidak
ataukah penduduk daerah-daerah manasik ada rasa takut ataupun sedang bepergian."
haji, seperti Mina, Muzdalifah, atau tempat Syarat dibolehkannya jama' taqdim, turunnya
lainnya. Disamping itu, disunnahkan juga un- hujan ketika mengucapkan salam pada shalat
tuk mengqasharnya untuk selain penduduk pertama dan hujan itu terus turun sampai awal
Arafah, meskipun jaraknya bukan jarakqashr. waktu shalatkedua. Hujan itu harus sepanjang
Disunnahkan juga bagi jamaah haji untuk itu, namun tidak mengapa bila terputus kurang
melakukan shalat maghrib-isya dengan jama' dari itu.
takhir di Muzdalifah. Disamping disunnahkan Shalat ashar bisa dijama'bersama dengan
untuk mengqashar shalat isya untuk selain shalatfumatketika adanya hujan dengan jama'
penduduk Muzdalifah. Kaidahnya adalah, men- taqdim, meskipun hujan itu tidak turun pada
jama'shalat itu sunnah hukumnya bagi semua saat khotbah berlangsung karena khotbah bu-
jamaah haji, sedang qashr khusus untuk selain kan bagian dari shalat Ashar.
Adapun pendapat yang mashur dalam hui batal karena tidak melakukan syarat
mazhab Syafi'i adalah tidak memperboleh- ataupun rukun maka shalat keduanya
kan shalatyama'karena sebab lumpur; angin, ikut batal. Sebab, hilangnya syarat dengan
suasana gelap, dan sakit berdasarkan hadits memulai dari yang pertama, namun shalat
tentang waktu-waktu shalat dan tidak boleh kedua dianggap sebagai shalat sunnah,
melanggarnya kecuali adanya teks yang jelas menurut pendapat yang benar.
memperbolehkannya. 3. Bersambung,yaitu berurutan dengan tidak
Sebab, Nabi saw. sering menderita sakit dipisah antara dua shalat yang dij ama' de-
namun tidak pernah ada hadits yang menye- ngan j arak yang panjang. Karena, me nj ama'
butkan beliau menjama'shalat karena sebab shalat menjadikan dua shalat itu seperti
sakitnya secara jelas. satu shalat maka diharuskan adanya kesi-
Disamping itu, orang yang sedang lemah nambungan seperti rakaat-rakaat dalam
kondisinya sedang rumahnya jauh sekali dari shalat,yaitu tidakdipisah antara dua shalat
masjid maka dia tidak diperbolehkan menTa- tersebut sebagaimana tidak dibolehkan
ma'dengan adanya kesulitan tersebut, begitu untuk memisahkan antara rakaat dalam
pula halnya orang yang sedang sakit. satu shalat. fika dua shalat itu dipisah oleh
Disunnahkan untuk menjama' taqdim jarak yang panjang meskipun udzuc baik
untuk jamaah haji ketika berada di Arafah itu lupa ataupun pingsan maka shalatjama'
dan jama' takhir ketika di Muzdalifah, seperti itu menjadi batal dan wajib untuk meng'
pendapat Maliki. akhirkan shalatkedua pada waktuyang se-
Adapun menjama' shalat karena sebab harusnya, karena syarat untuk menjoma'
bepergian maka diperbolehkan taqdim dan ta- telah hilang. Namun, jika dipisah dengan
khir, jika perjalanannya panjang seperti yang singkat, tidak sampai membahayakan shalat,
terdapat dalam aturan qashr. seperti dipisah oleh azan, iqamah, atau
bersuci seperti yang terdapat dalam dua
Mazhab Syafi'i mensyarat enam hal un- kitab Shahih dari Usamah,
tukjama'taqdim
L. Niatuntukmenjama',yaituniatuntukmen'
;)tu itrl:; t4 t:r g *;r 3i
jama'taqdim ketika memulai shalat perta- , z )zoz
u+*'
ma dan dibolehkan ketika sudah melaku-
"Bahwa ketika Nabi saw. menjama'
kannya, menurut pendapat yang paling
jelas, meskipun sudah mengucapkan salam. shalat saat berada di daerah Namirah, be-
liau mengumandangkan iqamah di antara
2. Tertib, yaitu harus dimulai dengan shalat
dua shalat."
pertama yang masuk waktunya. Seseorang
yang melakukan shalat jama'harus men- Panjangnya jarak pemisah itu dapat
dahulukan shalat pertama baru shalat diketahui lewat kebiasaan, karena tidak
ada ketentuan khusus dalam syariat atau-
kedua, karena waktu shalat adalah untuk
pun bahasa.
shalat pertama sedang shalat kedua hanya
mengikuti dari yang pertama. Karena itu, Bagi orang yang bertayammum boleh
haruslah mendahulukan yang diikuti. fika melakukan shalat jamai menurut pen-
seseorang memulai shalat jama' dengan dapat yang benar seperti halnya orang
shalat pertama, namun kemudian diketa- yang berwudhu maka tidak mengapa bila
FIQLH ISLAM JILID 2
-< iss
*"lo-j
dipisah dengan mencari air dalam waktu waktu shalat kedua. fika terputus dan ma-
sebentar. Karena, mencari air itu sendiri sih tersisa waktu shalat pertama, yaitu
demi kemaslahatan shalat dan seperti hal- masih bisa dilakukan berdiri saja untuk
nya iqamah, bahkan lebih utama karena shalat pertama maka shalat pertama itu,
mencari air adalah syarat shalat. baik Zhuhur atau maghrib menjadi qadha'
Perlu diperhatikan, bahwa tiga syarat karena mengikut pada shalat kedua dalam
ini; niat menjama' shalat, tertiba, dan ber- pelaksanaannya sebab ada udzur; namun
sambungtidaklah wajib dalamjama' takhir, hilang sebelum habis waktunya.
menurut pendapat yang benar. Adapun tertib, tidak wajib karena waktu
4. Terus berada dalam perjalanan hingga shalat kedua adalah waktu shalat pertama iuga.
melakukan takbiratul ihram pada shalat Karena itu, dibolehkan untuk memulai shalat
kedua, meskipun perjalanannya itu baru mana saja. Bersambung juga tidak wajib, kare-
berhenti setelah takbiratul ihram dan na shalat pertama dengan shalat kedua seperti
shalat kedua. Adapun jika perjalanan itu halnya shalat yang tertinggal dengan shalat
berhenti sebelum dimulainya shalat kedua pada waktunya maka boleh dipisah antara ke-
maka tidak boleh untuk menjama', karena duanya. Tertib dan bersambung itu hanyalah
hilangnya sebab. sunnah dan bukan syarat.
5. Tetapnya waktu shalat pertama dengan Sedangkan sunnah shalat, jika seseorang
keyakinan dapat melakukan shalat kedua. menjama'shalat Zhuhur dan ashar maka ia
6. Menganggap sahnya shalat pertama. Iika boleh mendahulukan sunnah Zhuhur yang di-
seseorang menjama' shalat ashar dengan lakukan sebelumnya ataupun mengakhirkan,
shalat |umat di tempat yang berbilangnya baik itu jama' taqdim atau takhir. Ia juga bo-
pelaksanaan shalat fumat tanpa adanya leh memisahnya jika dilakukan dengan jamo'
kebutuhan, juga ragu tentang siapa yang takhir, baik itu shalat Zhuhur ataupun ashar.
lebih dulu atau berbarengan dalam pelak- Kemudian, jika seseorang meryama' shalat
sanaan shalat fumatnya maka tidak bo- maghrib dan isya maka ia boleh mengakhirkan
leh melakukan jama'shalat ashar dengan sunnah keduanya dan boleh pula memisah sun-
jama'taqdim. nah maghrib jika melakukannya dengan jama'
Untuk jama' takhix, ada dua syarat sebagai tokhir, yaitu mendahulukan shalat maghrib,
berikut. dan memisahnya dengan sunnah isya jika di-
1. Niat untuk mengakhirkan pelaksanaan lakukan dengan jama' takhir dan mendahulu-
shalat jama' sebelum keluar waktu shalat kan shalat isya. Adapun selain itu dilarang.
pertama meski ukuran satu rakaat, yaitu Mazhab Hambali berpendapat, boleh me-
waktu tersisa untuk memulai shalat hing- lakukanyama' taqdim atau takhir dalam dela-
ga bisa menjadi tepat waktu, sedang jika ti- pan keadaan;
dak maka bermaksiat karena mengqadha'. Pertama, perjalanan yang panjang dan di-
Adapun dalil untuk syarat niat, bahwa niat bolehkan untuk qashr, yaitu mengqashr shalat
bisa diakhirkan untuk shalat jama' atau empat rakaat. Hendaknya perjalanan itu ti-
untuk lainnya. Karena itulah, harus ada- dak haram ataupun makruh dan mencapai
nya yang dapat membedakan pengakhiran dua hari perjalanan. Karena, menjama'shalat
yang disyariatkan dari lainnya. itu adalah keringanan yang ditetapkan untuk
2. Perjalanan terus berlangsung hingga tiba mengurangi kesulitan dalam perjalanan maka
rsrAM IrLrD 2 Baglan 1: IBADAH
dikhususkan untuk perjalanan yang panjang "Jika kamu mampu untuk mengakhirkan
seperti qashr dan mengusap tiga kali. shalat Zhuhur dan memajukan shalat ashar,
Kedua, sakit yang dapat menimbulkan lalu kamu mandi dan menggabungkan antara
kesulitan dan kelemahan jika tidak melaku- dua shalat maka lakukanlqfii"TTsz
kan jama', karena Nabi saw. sendiri 'pernah Sedangkan orang beser dan semacamnya
melakukan joma'dalam keadaan tidak takut bisa masuk dalam makna hadits ini juga.
ataupun hujan', dalam riwayat lain,'dalam ke- Ketujuh dan kedelapan, adanya udzur dan
adaan tidak takut ataupun bepergian'. Tidak kesibukan. Dibolehkan bagi orang yang sibuk
ada alasan lain setelah itu kecuali sakit. Ahmad
untuk menjama'shalat, ataupun orang yang
berdalih bahwa sakit itu lebih susah dari me- memiliki udzuryang membolehkan untuk me-
lakukan perjalanan. Orang yang sakit bisa me- ninggalkan shalat fumat dan jamaah, seperti
milih antara memajukan atau mengakhirkan takut bahwa dirinya, kehormatannya, ataupun
shalat jama' seperti halnya musafir. fika sama
hartanya tertimpa suatu musibah, ataupun
kondisinya maka mengakhirkan itu lebih utama.
dapat membahayakan pekerjaan yang ia bu-
Ketiga, menyusui. Dibolehkan menjama' tuhkan bila meninggalkan shalatjama'. Bagian
shalat bagi ibu yang menyusui karena sulitnya ini khusus untuk para pekerja, petani ladang
membersihkan najis setiap kali ingin shalat. yang mengurus irigasi pada saat giliran.
Keadaannya seperti orang yang sedang sakit.
Selanjutnya, menjama' shalat karena ada-
Keempat, tidakbisa berwudhu atau tayam- nya hujan. Boleh dilakukan antara shalat magh-
mum untuk setiap shalat. Diperbolehkan men- rib-isya, seperti pendapat Malikiy. Atau seperti
jama'shalat jika seseorang tidak bisa melaku- yang dikatakan oleh Abu Salamah bin Abdur-
kan dua macam bersuci itu untuk mencegah rahman, "Di antara sunnah itu, jika satu hari
munculnya kesulitan karena ia sedang musafir hujan terus maka seseorang melakukan iama'
atau sakit. antara shalat maghrib dan isya."11sa Ini kembali
Kelima, tidak bisa mengetahui waktu kepada sunnah Rasulullah saw.
shalat maka diperbolehkan untuk menjema', Dengan demikian, tidak diperbolehkan
seperti orang buta. menjama'shalat antara Zhuhur -asha4 menu-
Keenam, istihadhah dan sejenisnya. Diper- rut perkataan Abu Salamah di atas, dan tidak
bolehkan menjama' shalat untuk wanita yang disebutkan kecuali untuk maghrib-isya saja.
sedang istihadhah dan sejenisnya karena kon- Menjama'shalat karena adanya hujan dilaku-
disinya seperti orang yang beser air kencing, kan pada waktu shalat pertama, seperti itulah
madzi, atau sering keluar darah dan semacam- para salaf melakukannya. Karena, tindakan
nya. Sebagaimana yang terdapat dalam hadits mengakhirkan shalat pertama hingga waktu
Hamnah yang telah disebutkan sebelumnya, shalat kedua hanya menambah kesulitan dan
ketika Hamnah meminta fatwa Nabi saw. ten- keluar pada cuaca yang gelap, atau juga terlalu
tangistihadhah, dimana beliau saw. bersabda, lama menunggu di dalam masjid hingga ma-
'y;sr,# fi 'i*,lt €, i * ai :'y :'1
suk waktu shalat isya. Namun, jika jamaah me-
milih untuk mengakhirkan shalat 7 amq' maka
dibolehkan. Adapun hujan yang membolehkan
1153
HR. Ah."d, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan dianggap shahih olehnya.
1154
HR. Atr.r*.
Baglan 1: IBADAH IStAlvt IILID 2
seseorang untuk menjama'shalatnya, bila hu- langkah saja, atau meskipun ia tidak mendapat
jan itu dapat membasahkan baju dan bisa me- kesulitan apapun.
nimbulkan kesulitan jika harus keluar rumah Bagi orang yang diperbolehkan untuk
pada saat hujan tersebut. menjama' shalat, jika melakukannya menu-
Hujan salju dan cuaca dingin hukumnya se- rut yang terbaik untuknya, baik itu taqdim
perti hujan air. Adapun hujan rintik dan kecil ataupun takhir maka itu lebih baik baginya.
saja yang tidak sampai membuatbasah baju maka Berdasarkan hadits Mu'adz sebelumnya yang
tidak dibolehkan untuk menjama' shalat. berisi pilihan menurut kebutuhan; antara
Adapun lumpur saja dianggap sebagai taqdim ataupun takhir.1ls6 Malik meriwayat-
udzur; menurut pendapat yang paling benar. kan dari Mu'adz,
Karena, kesulitan biasa muncul karenanya pada
sandal dan baju, seperti halnya hujan. Lumpur 'i
' t I
!;;:r ' t
e C;;i^Z)t , g 4r'j,i,
;' -
bisa mengotori baju dan sandal dan seseorang Oi t" ez rlo z
. o /it," .ot.tt t zl ,,'
juga bisa terjatuh karenanya sehingga bisa f "I-) g uu*> r..art) Pt P Cf
mengotori tubuh dan bajunya dan ini lebih ko-
tor dari basah saja.
G;;4t'r*fi16e;
"Suatu hari ketika perangTabuk, Nabi saw.
Kemudian, angin kencang pada malam
pernah mengakhirkan shalat. Beliau saw. ke-
yanggelap dan dingin maka diperbolehkan un-
luar dan melakukan shalat Zhuhur dan ashar
tuk menjama'shalat menurut pendapat yang
pada satu waktu. Lantas beliau saw. masuk lalu
paling benar. Karena, angin kencang diang-
keluar lagi dan melakukan shalat maghrib-isya
gap udzur pada shalat fumat dan jamaah. Nafi'
pada satu waktu juga."11s7 Bilataqdim dantakhir
meriwayatkan dari Ibnu Umar r.a., ia berkata,
itu sama kondisinya maka pilihan untuk.;ama'
zd
1155
HR Ibnu Maiah.
1156
HR Ah."d, ibu Dawud, At-Tirmidzi, Syafi'i dan Ahmad meriwayatkan hadits sepertinya dari Ibnu Abb as r.a. (Naytut Awthaar iil.3/
hlm.213l.
1157
Ibru Rbiul gar berkata, "hadits ini kuat sanadnya."
ISLAM IILID 2 BaElan 1: IEADAH
melakukan satu rukun atau lainnya maka shalat jiban-kewajiban pada Hari Raya, sunnah se-
pertama dan kedua menjadi batal semuanya. belum dan sesudah shalat Hari Raya, dan cara
Sunnah-sunnah; jika seseorang men- shalat Idul Fitri dan ldul Adha Nabi saw. juga
jama'shalat pada waktu shalat pertama maka bentuk khotbah beliau saw.
ia boleh melakukan shalat sunnah dari ke-
duanya setelah shalat kedua, ataupun melaku- Satu: Dalil-dalil Disyariatkannya Shalat
kan shalat witr sebelum masuk waktu shalat Hari Raya
kedua. Karena shalat sunnah mengekor ke- Disyariatkannya shalat Hari Raya pada ta-
pada fardhunya, maka dalam pelaksanaan hun pertama hijriyah, berdasarkan hadits yang
dan waktunya akan mengekor pada shalat far- diriwayatkan oleh Anas r.a.,
dhunya juga. Meskipun waktu shalat witr itu
antara shalat isya hingga shalat Shubuh , dan 3# ov; ai e"'ar ffi .irr l;'., i"
orang yang melakukan jama'shalat itu telah
,5 * Qs ;:urlr ori.i t1 Jtli W
o ,-
"
menunaikan shalat isya maka shalat witr telah
rrss
Al Mughni:2/367 dan Mughni al Muhtaj: t/3I0
FIqLH ISLAM IILID 2
c.is W, At Jy, '{ $t.:r; ;iA'). Shalat Hari Raya wajib karena tindakan Nabi
saw Dan para sahabat yang shalat bersama
o ,o. . , ,-i." :rl),. -,,,
zLAr _f q-l;_ -{lft ,'*) .5-
beliau saw.
Namun, jika penduduk satu daerah yang
,Ur, shalat ,aU a,,.t bersama *Jru-
'OUu
berjumlah lebih dari empat puluh orang tidak
lullah saw., Abu Bakal dan Umar r.a. Semuanya
mau melakukan shalat Hari Raya tanpa adanya
melakukan shalat dulu sebelum berkhotbah."
udzur maka imam boleh memerangi mereka
Dari Ibnu Abbas r.a. juga,
seperti kasus adzan. Karena, shalat Hari Raya
merupakan salah satu syiar Islam yang tam-
!o\o', o6i
h''4t J* W, *":t i'i pak, sedang meninggalkannya berarti mere-
"Nabi saw. melakukan shalat Hari Raya mehkan agama.
tanpa azan dan iqamat."l1se Hanafi dalam pendapat yang paling kuat
Di samping itu, kaum Muslim telah ber- mengatakan,1161 shalat Hari Raya adalah wajib
sepakat tentang disyariatkannya dua shalat bagi siapa saja yang terkena wajibnya shalat
Hari Raya. fumat berikut syarat-syarat yang disebutkan
sebelumnya, selain khotbah karena hanya sun-
Dua: Hukum Pelaksanaannya dalam nah.
Ilmu Fiqih Adapun dalil mereka akan wajibnya shalat
Hukum shalat Hari Raya berkisar antara adalah kebiasaan Nabi saw. untuk melakukan-
tiga pendapat; hukumnya fardhu kifayah, atau nya.
wajib, ataupun sunnah. Maliki dan Syafi'i mengatakan,1162 shalat
Hambali dalam dhahir pendapat mazhab Hari Raya adalah sunnah muakkadah, berada
mengatakan,1160 shalat Hari Raya hukumnya di bawah shalat witr dalam kuatnya, bagi siapa
fardhu kifayah. Artinya, jika ada orang yang saja yang terkena wajibnya shalat Juma! yai-
melakukan shalat Hari Raya maka kewajiban tu laki-laki yang sudah baligh, merdeka, dan
pada yang lainnya gugur, seperti halnya shalat bermukim di daerah tempat dilaksanakannya
jenazah. Berdasarkan ayat sebelumnya, "Maka shalat Jumat, ataupun jauh dari daerahnya
dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkor- kira-kira satu farsakh (5544 m). Menurut Ma-
banlah," (al-Kautsar: 2) yaitu shalat Hari Raya liki, shalat Hari Raya sangat dianjurkan untuk
menurut buku-buku sejarah yang masyhur. anak-anah kaum wanita, hamba sahaya, mu-
Nabi saw. dan para khulafa setelah beliau juga safir yang tidak berniat untuk mukim tetapi
sering melakukannya karena shalat Hari Raya telah menempuh perjalanan. Dianjurkan biasa
merupakan simbol agama yang tampak. Shalat saja untuk selain wanita muda dan tidak dian-
Hari Raya juga wajib seperti jihad, tetapi tidak jurkan untuk jamaah haji ataupun penduduk
wajib bagi setiap individu Muslim, berdasar- Mina meskipun mereka tidak berhaji.
kan hadits dari Badui berikut, "Kecuali untuk Shalat Hari Raya disyariatkan untuk ma-
sunnah saja" menunjukkan tidak adanya ke- sing-masing individu seperti shalat jamaah,
wajiban shalat, kecuali shalat lima waktu. hamba sahaya, kaum wanita, musafi4 banci,
7L59
Mut fro'alaihima.
1 160
I t - u u g i n iy, jil.2 / hlm.2 67 dan Ka sy sy af a l - Q i n a a', jil.2 / hlm.55.
7L5r Fathutgadiir,jil.l/hlm.422,ad-Durral-Mukhtaar,iil.l/hlm.774,Tablinal-Haqaa'iq,jil.l/hlm.223,Muraaqiyal-Falaah,hlm.89.
1162
Ary-Syorh ash-Shaghiir, jiL l/hIm.523, al-Qawaniin at-fiqihiyyah, hIm..85, Mughniy al-Muhtaaj, jil.l/hlm.3l}, al-Muhadzdzab, iil.7/
h1m.118.
Baglan 1: IBADAH FIQLH ISLAM IILID 2
dan anak kecil, menurut Syafi'iyah. Shalat Hari mereka untuk memilih seseorang menjadi
Raya tidak cukup dengan syarat-syarat shalat imam karena adanya kemuliaan, keagungan,
fumat, baik dari sisi jamaah, jumlah iamaah, dan ketinggian derajat dari kedudukan imam
dan lain-lainnya. Shalat Hari Raya lebih baik shalat,
ditinggalkan, secara ijma', untuk orang yang Sedangkan kota, untuk perkataan Ali ada-
tinggal di Mina selain jamaah haji. lah mauquf, "Tidak ada fumat, hari tasyriq, ti-
Dalil mazhab Syafi'i atas sunnahnya shalat dak pula shalat Idul Fitri dan Adha kecuali bila
Hari Raya adalah sabda Nabi saw kepada dilakukan di kota yang banyak penduduknya
seorang badui yang bertanya tentang shalat, ataupun kota besar."116s
J; j6'At',j5 ot'.j-c,p
Berikutnya, j amaah; karena shalatHari Raya
Js,,rv tidak mungkin dilakukan tanpa adanya jamaah.
("ryt ii vr ,v ,iu I v? :rc'"j; ,i Adapun waktu, karena tidak dilakukan
, iuga kecuali pada waktu tertentu seperti yang
"Lima shalat yang diwajibkan oleh Allah telah turun-temurun dilakukan sejak dari salaf.
SWT kepada hamba-Nya. Badui itu bertanya, Kemudian, laki-laki, berakal, baligh, mer-
'Apakah ada shalat lainnya yang wajib untuk
deka, sehat, dan menetap merupakan syarat
saya?" Beliau saw. menjawab,"Tidak ada, kecu-
wajibnya shalat Hari Raya, sebagaimana juga
ali untuk sunnah seja,"ttss Namun, shalat Hari menjadi syarat wajibnya shalat fumat. Karena
Raya sangat dianjurkan untuk dilakukan kare-
itu, shalat Hari Raya tidak wajib atas kaum
na Nabi saw. sering melakukannya.
wanita, anak-anak, orang gila, hamba sahaya
tanpa seiiin tuannya, ataupun orang yang
a. Syarat waflb dan bolehnya shalat Hari
memiliki penyakit menahun, orang sakit, dan
Raya
musafi4 sebagaimana mereka juga tidak wajib
Mazhab Hanafi mengatakan,ll6a semua
shalat )umaL
yang menjadi syarat wajibnya dan bolehnya
Adapun mazhab Hambali,1165 mereka me-
shalat fumat maka menjadi syarat waiib dan
ngatakan, disyaratkan menetapnya empat pu-
bolehnya dua shalat Hari Raya juga, baik dari
luh orang, jumlah jamaah fumat, untuk sahnya
imam, jamaah, kota, dan waktu, kecuali khot-
shalat Hari Raya tetapi tidak syaratkan untuk
bah karena hanya sunnah setelah shalat. Sean-
shalat fumat. Shalat Hari Raya juga dilakukan
dainya khotbah itu ditinggalkan maka shalat
oleh musafir; hamba sahaya, kaum wanita, dan
Hari Raya tetap sah.
pribadi mengikut pada kelompok yang diwa-
Adapun imam, yaitu hadirnya seorang sul-
jibkan atasnya.
tan, penguasa, ataupun wakilnya adalah syarat
diadakannya shalat Hari Raya, seperti halnya
b. Hukum keluarnya kaum wanlta untuk
shalat fumat karena disebutkan dalam sunnah.
melakukan shalat Hari Raya
Sebab, jika tidak disyaratkan kehadiran sultan
Para ahli fiqih, diantaranya Hanafiyah dan
maka bisa menyeret kepada fitnah dari ber-
Malikiyah1167 sepakat bahwa tidak izinkan ke-
kumpulnya banyak orang dan bertengkarnya
1163
HR. Bukhari dan Muslim dari Thalhah bin Ubaidillah (Nashab ar-Raayah,iil.2/h1m.208).
1164
At-Bodoo'l, iil.t/h1m.275 dan lihat juga h1m.261..
1155
HR. Ibnu Abi Syayhah dalam Mushannifnya dan HR. Abdur Razak dengan kata-kata'tidak ada Jumat, hari tasyrik, kecuali bila di-
lakukan di kota yan g banyak penduduknya. (N a sha b a r- Ra ay a h, iil.2 / hlm.L9 5).
Lt66
Kasysyaf al-Qinaai ill.2 /hlm.58 dan at-Mughniy, jil.2 /h1m.393.
1167 jil.\/hlm.2tl.
At-Bodool, jil.l/h1m.275, asy-Syarh ash-Shaghiir, iil.1/hIm.530, Bidaayah al'Muitahid,
I1 , {,'-\ ..>'--*
****<:t-i--462
Baglanl: IBADAH
.r't
pada gadis-gadis untuk keluar menunaikan kaum Muslim [khotbah)."116e
shalat fumat, dua Hari Raya, ataupun shalat fika para wanita ingin menghadiri shalat
lainnya, berdasarkan firman-Nya, "dan hen- Hari Raya, mereka bisa mandi tetapi tidak me-
daklah kamu tetap di rumahmu." [al-Ahzaab: makai wewangian, tidak memakai baju yang
33) Perintah-Nya untuk menetap dan dilarang lagi tren ataupun baju mahal, terpisah dari
untuk pergi. Karena tidak diragukan lagi, ke- kaum laki-laki tidak bercampu[ sedang wanita
luarnya para gadis itu bisa menimbulkan fit- yang sedang haid harus menjauh dari tempat
nah, sedang fitnah itu haram maka sesuatu shalat berdasarkan hadits di atas, juga sabda
yang bisa membawa kepada keharaman maka beliau saw.,
hukumnya haram juga.
Adapun nenek-nenek maka tidak ditakut-
a t 1o j.
,FHS dtll r',.t-*, nr ;ct t;* \,
kan bahwa mereka diizinkan untuk keluar o>ti
pada saat fajar (Shubuh), maghrib, isya, dan
dua shalat Hari Raya. Akan tetapi mereka ber- "fanganlah kalian cegah p"., *"nitrittrt
beda pendapat untuk shalat Zhuhur, Ashar; dan [untuk datang] ke masjid-masjid Allah. Biar-
Iumat, sebagaimana yang telah kami jelaskan kanlah mereka keluar dengan tanpa we-
sebelumnya. Pemisahan antara gadis dan ne- wangian!"1170 Karena, jika seorang wanita me-
nek juga ada dalam pendapat mazhab lainnya. makai wewangian dan baju mahal dapatmeng-
Sedangkan kata-kata Slxaf ilxah dan Hambali,ll@ undang pada kerusakan.
tidak mengapa bila kaum wanita datang ke
tempat dilakukannya shalat Hari Raya bila ti- Tiga: Waktu Pelaksanaannya
dak memakai wewangian, baju yang bermodel fiqih sepakat bahwa waktu pelak-
Para ahli
dan tren, seperti yang terdapat dalam hadits sanaan shalat Hari Raya adalah setelah terbit-
yang diriwayatkan oleh Ummu Athiyyah, ia nya matahari seukuran satu atau dua tombak.
berkata, Atau, kira-kira setelah setengah jam setelah
terbit sampai sesaat sebelum tergelincirnya
;*At, ,FtFt L;;. BE nr J;' it?
I .',
matahari, yaitu sebelum masuk waktu Zhuhur.
o o -1, o ' , r o
Sama dengan waktu shalat dhuha. Adapun
f i 6- "ze.lrr-li, € ,sJJr o6t)
-r:,lr shalat yang dilarang adalah shalat yang di-
lakukan ketika munculnya matahari maka di-
haramkan shalat ketika matahari terbiat dan
"Rasulullah saw. memerintahkan para dimakruhkan setelahnya, menurut mayoritas
gadis, wanita haid, dan wanita yang memiliki ulama. fika orang-orang melakukan shalat se-
ruangan tertutup [biasanya gadis perawan) belum meningginya matahari seukuran satu
untuk mengikuti shalat Hari Raya. Adapun tombak maka tidak dianggap melakukan shalat
wanita haid, mereka tidak melakukan shalat Hari Raya menurut Hanafi, tetapi shalat sun-
dan hanya melihat kebaikan dan undangan nah yang diharamkan.1171
7168
Mughriy al-Muhtaaj,jil.l/h1m.310, ol-Muhadzdzab, jil.l/hlm.119, al-Majmuu', i11.4/h1m.96,365, S/71, ol-Mughniy, jil.2/h1m.375,
dan Kasysyaf al-
Q ina a', iil.2 /h|m.58.
1169
HR. iamaah ulama hadits.
1170
HR. Bukhari dan Muslim.
1171
Fothrl Qadiia jil.l/h1m.424, at-Lubaab, jil.L/hlmJrlr7, Muraqiy al-Falaah,hlm.90, ad-Dut al-Mukhtaan iil.7/h1m779, al-Badaa'i,
jil.L/h1m.276, asy-Syarh ash-Shaghiir, jil.l/h1m524, al-Qawaaniin al-fiqihiyyah,hlm.85, Mughniy al-Muhtaaj, jil.L/hlm.3l0, ol-Mu-
hadzdzab, lil.1/hlm.1 18, Ka sysyaf al-Qinaal jil.2/h1m.56.
rsLAM I[rD 2
;at f,
Mudrik menurut Syafi'iyyah dan Ham-
1';il &'!\'f:ti
"Hendaknya engkau menyegerakan pelak-
bali; jika seseorang dapat mengikuti imam
hanya ketika khotbah maka orang itu segera
sanaan shalat ldul Adha, menunda sedikit melakukan shalat tahiyatul masjid lalu duduk
shalat Idul Fitri, dan ingatkanlah orang-orang dan mendengarkan khotbah, meskipun ia ber-
ada di dalam masjid. Setelah itu, ia bisa melaku-
[terhadap larangan dan perintah agama]!"
Karena dengan begitu, waktu untuk menyem- kan shalat Hari Raya kapan ia bisa, sebelum
belih semakin banyak, begitu juga waktu un- tergelincirnya matahari ataupun setelahnya
tuk berzakat fitrah. sesuai dengan bentuknya, baik sendiri atau-
Apakah shalat Hari Raya itu bisa diqadha pun berjamaah yang kurang dari empat pu-
ataupun dilakukan dengan sendirian? Para luh orang. Karena, menurut Syafi'iyyah, shalat
ahli fiqih memiliki dua pendapat; Hari Raya hanyalah sunnah maka dibolehkan
Hanafi dan Maliki berpendapat,1172 siapa dilakukan secara pribadi seperti shalat ger-
hana. Adapun menurut Hambali, untuk kelom-
yang tertinggal shalat Hari Raya bersama imam
pokyang mengatakan hukum shalat Hari Raya
maka tidak perlu mengqadhanya, karena wak-
adalah fardhu maka ketika ditinggalkan men-
tunya sudah berlalu, di samping shalat sunnah
jadi sunnah karena sebab fardhu kifayahnya
tidak diqadha.luga, shalat Hari Raya tidak di-
telah hilang.
anggap sebagai amal shaleh kecuali memenuhi
syarat-syaratnya yang tidak bisa dilengkapi Sedangkan jika seseorang dapat mengiku-
oleh seorang diri saja. fika orang yang terting- ti imam ketika sedang bertasyahhud maka ia
gal itu bisa bergabung dengan imam masjid segera ikut sujud bersama imam. Lantas, keti-
yang lain maka ia boleh melakukannya, karena ka imam mengucapkan salam, orang itu segera
biasanya shalat Hari Raya dilakukan di be- berdiri dan melakukan shalat dua rakaat de-
berapa tempat. Shalat Hari Raya tidak boleh ngan tetap melakukan takbir; seperti shalat
dilakukan secara sendirian, tetapi hanya bisa Hari Raya, pada kedua rakaatnya. Karena, ia
dilakukan secara jamaah. telah mengikuti sebagian shalat yang tidak di-
ganti dari empat maka diqadhanya pun sesuai
Syafi'i dan Hambali berpendapat,l173 siapa
yang tertinggal shalat Hari Raya bersama imam
bentuknya, seperti shalat lainnya.
TLT2Fothdqodiir,jll.t/hlm.429,al-Lubaab,jil.1/hIm.118, asy-Syarhash-Shaghiir,jll.L/hlm.524,al-Qawaaniinal-Jiqihiyyah,hlm.BS
1173
Mughniyal-Muhtaaj,ltl.l/hlm.3lS,al-Muhadzdzab,jil.l/h1m.120,I{asysyafat-Qinaa',lll.2/hlm.58,63,danal-Mughniy,iil.2/h1m.290-2g2.
ISLAM 2 Baglan 1: IBADAH
'ILID
Shalat Hari Raya dilakukan pada hari maka kami pun tetap berpuasa pada pagi
kedua iika penetapan Hari Raya itu ter- harinya. Tiba-tiba, menjelang sore, sekelom-
lambat lebih dari waktu tergelincirnya ma- pok orang datang dan bersaksi bahwa mereka
tahari. telah melihat hilal sehari sebelumnya maka
Jika sekelompok orang tidak mengetahui Nabi saw. pun memerintahkan para sahabat
tentang keputusan Hari Raya kecuali setelah untuk berbuka pada hari itu dan keluar untuk
tergelincirnya matahari, yaitu waktu Zhuhur menunaikan shalat Hari Raya keesokan hari-
pada Hari Raya, ataupun bulan tidak terlihat nya."117s Yaitu keluar ke tempat shalat seperti
oleh semua orang dan mereka baru bersaksi dalam riwayat Baihaqi.
melihat bulan setelah tergelincirnya matahari, Pendapat terakhir itulah yang kuat. Abu
atau juga adanya udzur yang mencegah dilak- Bakar al-Khatiib berkata, "Sunnah Nabi saw.
sanakannya shalat seperti hujan yang sangat lebih baik untuk diikutil' Hadits Abi Umair
deras sekali maka ada dua pendapat tentang juga shahih maka dilakukan sesuai haditsnya
bolehnya melakukan shalat Hari Raya pada adalah wajib, seperti halnya shalat fardhu.
hari berikutnya; fika ada dua orang bersaksi telah melihat
Malikiyah berpendapat,l173 tidak bisa di- hilal bulan Syawal pada malamke-31 makapara
lakukan shalat Hari Raya pada keesokan hari- ahli fiqih sepakat dilakukan shalat Hari Raya
nya seperti shalat fumat tidak bisa diganti pada keesokannya dan itu tidak dianggap qa-
karena waktunya telah berlalu. dha karena Idul Fitrinya juga esok. Sebagai-
Mayoritas ulama berpendapdt,rrz+ shalat mana hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a.
Hari Raya bisa dilakukan pada hari berikutnya. bahwa Nabi saw. telah bersabda,
Sedangkan untuk shalat Idul Adha bisa dilaku- gt t
i,;Ji i; €ari, ol,bi / o
tempat shalat (padang sahara di luar daerah, di dalamnya dan tidak keluar menuju tempat
tetapi harus dekat dengan daerah secara tra- shalat terbuka maka hukumnya makruh,"
disi, menurut Hambali) bukan masjid, kecuali |ika di antara jamaah itu ada yang lemah
karena darurat dan adanya udzur. Dimakruh- fisiknya maka imam bisa menugaskan sese-
kan bila dilakukan di dalam masjid, berdasar- orang untuk menggantikan posisinya di mas-
kan perbuatan Nabi saw. dan dimakruhkan jika jid dalam kota untuk mengimami mereka,
bertentangan dengan perbuatan beliau saw. seperti yang diriwayatkan bahwa Ali r.a. telah
|ika memang ada udzur maka tidak dimakruh- menugasi Abu Mas'ud al-Anshariy r.a. untuk
kan, berdasarkan perkataan Abu Hurairah r.a., mengimami orang-orang yang lemah fisiknya
di dalam masjid.118o
€w d'q. J:; y i € a,r;if
t^;1 Hanafi berpendapat, tidak perlu sampai
membawa keluar podium ke tempat shalat
pada Hari Raya, karena tidak mengapa bila
"Suatu ketika, pada satu Hari Raya, iu;rn membuat podium di luar sehingga tidak perlu
turun sehingga Nabi saw. terpaksa melaku- membawanya keluar masjid.
kan shalat Hari Raya di dalam masjid."1178 fuga
diriwayatkan bahwa Umar dan Utsman r.a., ke- Lima: Tata Cara dan BentukShalat Hari
duanya melakukan shalat Hari Raya di dalam Raya
masjid ketika turun hujan saja.
Shalat Hari Raya itu hanya dua rakaat,
Adapun di Mekah,lebih baik dilakukannya disepakati oleh ulama, berdasarkan perkata-
di dalam Masjidil Haram,karena mulianyatem- an Umar r.a., "Shalat Idul Adha itu hanya dua
pat dan dapat melihat Ka'bah. Itu merupakan rakaat. Shalat Idul Fitri juga dua rakaat. Shalat
di antara syiar agama yang paling besar. musafir dua rakaat. Shalat fumat dua rakaat
Syafi'i berpendapat melakukan shalat Hari sempurna bukan qashr menurut sabda Nabi
Raya itu lebih baik di dalam masjid, karena saw. kalian. Sungguh merugilah orang yang
tempatnya lebih mulia dan lebih bersih dari membuat-buatl"1181 yaitu, setelah takbiratul
tempat lainnya. Kecuali, jika masiid di suatu ihram ada beberapa takbir tambahan; tiga tak-
daerah itu sempit maka disunnahkan untuk bir menurut Hanafi, enam pada rakaat pertama
melakukan shalat di tempat shalat terbuka, dan lima pada rakaat kedua menurut Maliki
seperti yang diriwayatkan bahwa Nabi saw. ke- dan Hambali, tujuh pada rakaat pertama dan
luar menuju tempat shalat terbuka,l17e karena lima pada rakaat kedua menurut Syafi'i sebe-
para sahabat mulai berdesakan dalam melaku- lum membaca surah pada dua rakaat terse-
kan shalat Hari Raya. fika masjid itu sempit but, kecuali Hanafi dimana takbir pada rakaat
tempatnya maka dapat menyusahkan orang kedua setelah membaca surah. Menurut mayo-
banyak Imam Syaf i berpendapat, "fika masjid ritas ulama, disunnahkan setelah membaca
itu luas tetapi shalat tetap dilakukan di padang surah al-Fatihah untuk membaca dua surah;
pasir maka tidak mengapa. Namun, jika mas- al-Alaa dan al-Ghaasyiyah. Namun, menurut
jid itu sempit tetapi tetap melakukan shalat Maliki, pada rakaat kedua membaca surah
1178
HR Abu Dawud dengan sanad yang bagus dan diriwayatkan iuga oleh Hakim dan ia berkata, "shahih." (at-Majmuu', jil.5/hlm.6).
"'' HR Bukhari dan Muslim dari Abu Sa'id al-Khudri, hadits shahih.
1180
HR syafi'i dengan sanad yang shahih
1181
HR Ah.rd, Nasaa'i, dan lainnya.
FIQLH ISLAM JILID 2
asy-Syams dan sekitarnya. Sedangkan menu- itu, dengan hati dan lidahnya seraya berkata,
rut Syafi'i, membaca surah Qaaf dan al-Qamar. 'aku melakukan shalat Hari Raya karena Allah
Ketika pelaksanaan shalat Hari Raya, tidak di- SWT.'menjadi imam bagi seorang imam, atau
kumandangkan azan ataupun iqamat seperti mengikuti bagi seorang makmum. Setelah itu,
yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., ia ber- ia bertakbiratul ihram dan meletakkan kedua
kata, " tangannya di bawah pusarnya. Selanjutnya,
o ' . t imam dan makmum,membaca pujian kepada
ci ( t 4t ,->-ra;
t ,. i c
6
o -. F.
gE er
z
Jy:
f z
Allah, "Lt ..!r:;1 it .l;t;i:". Selesai mem-
r;s fiK p, at o.: it*;,';J, baca, imam dan jamaah bertakbir sebanyak
tiga kali, disebut juga dengan takbir tambahan
a,$L\)
lll
otii b xLAr Jit J; karena menambah dari takbiratul ihram dan
ruku' dengan mengangkat kedua tangan pada
Aku ikut shalat Hari Raya bersama Rasu- masing-masing takbir lalu meluruskannya
lullah saw., Abu Bakar, UmaL dan Utsman r.a. lagi. Setiap selesai bertakbir, hendaknya diam
mereka semuanya melakukan shalat terlebih sejenak sekitar tiga bacaan tasbih. Tidak di-
dahulu sebelum berkhotbah, tanpa azan dan sunnahkan membaca zikr tertentu, tetapi ti-
iqamat."1182 Namun, sunnah untuk menyeru
da! meugapa !il-a m.embaca "'-':Jjtyi,r i6ij
pada saat pelaksanaan shalat dengan'shalat
;l itt Ar lg .,J1 Yi ^11. Usai bertakbiq, tangan
berjamaah' (ash-shalaat jaami'aah) seperti kembali dileialikan di bawah pusar.
yang diriwayatkan dari az-Zuhriy, bahwa ia
Berikutnya, imam berta' awwudz dan mem-
memanggil dengan seruan itu1183 dengan me-
baca bismillah dengan pelan, lalu membaca
nyamakannya pada shalat gerhana.
surah al-Fatihah dengan suara keras, juga surah
Menurut mayoritas ulama selain Maliki, lainnya setelahnya. Disunnahkan untuk mem-
shalat Hari Raya dimulai dengan niat, di dalam baca surah al-Alaa secara sempurna. Setelah
hati dan lidahnya, seraya berkata'aku melaku; selesai, imam dan jamaah bisa ruku.
kan shalat Hari Raya karena Allah SWT' uLrl
Ketika bangun untuk rakaat kedua, imam
Jti, .:u U.ll ;y;)baik menjadi imam ataupun
,
memulainya dengan basmalah lagi, lalu al-
makmiini. Setelah melakukan takbiratul ih- Fatihah, lantas surah lain untuk mengurutkan
ram, hendaknya membaca doa pembuka atau
bacaan dua surah. Ini lebih baik menurut
pujian kepada Allah.
mereka. Disunnahkan pada rakaat kedua untuk
Tata caranya dalam pendapat berbagai membaca surah al-Ghaasyiyah.118s
mazhab
Selesai membaca surah, imam dan jamaah
Mazhab Hanafi,118a Diserukan'shalat bertakbir dengan tiga takbir tambahan sambil
berjamaahl lalu seseorang berniat untuk men- mengangkat kedua tangan, seperti yang dilaku-
jadi imam atau makmum pada shalat hari kan pada rakaat pertama, berdasarkan atsar
1182
HR Abu D"wud, hadits shahih dengan sanad shahih atas syarat Bukhari dan Muslim. Hanya saja, ia mengatakan,'Umar atau Utsman'.
HR Bukhari dan Muslim dari lbnu Abbas dan Jabi4, keduanya berkata, "adzan tidak dikumandangkan pada hari Idul Fitri dan Adhal'
1183
HR Syafi'i dengan sanad lemah dan mursal. Hadits dhaifini butuh menyamakannya dengan shalat gerhana, dimana telah diriwayat-
kan oleh Bukhari dan Muslim dari Aisyah dan Abdullah bin Amr bin Ash r.a., bahwa beliau saw. memerintahkan untuk menyeru,
ketika matahari tertutup,'shalat beriamaah.'
7784
At-Lrbrob, iil.l/hlm.Ll7, Muraaqiy al-Falaah,hlm.90, Fathut Qadiir, jil.t/h\m.425-a27, Tabyiin al-Haqaa'iq, ill.l/h1m.225, ad-Durr
al-Mukhtaan iil.l/h1m.779-782, al-Badaa'i,ill.l/h1m.277 , al-Fataawa al-Hindiyyah, iil.L /hlm.L4l.
1185
HR Abu Hanifah dan disambungkan kepada Nabi saw. Beliau saw. biasa membaca pada dua shalat Hari Raya dan shalat Jumat
dengan surah al-Alaa dan al-Ghaasyiyah. Satu kali diriwayatkan hanya pada dua shalat hari raya. HR. Ahmad dari Samrah pada dua
shalat hari raya. {N aylul Awthaar, iil.3 /hlm.29 6).
rsr."A.M lrlrD 2
Ibnu Mas'ud ra. bahwa " dia bertakbir satu kali, gus,ini tidak boleh terjadi. Kemudian, setelah
lalu membaca doa pembuka shalat, lalu ber- makmum masbuq itu ruku, ia bisa bertak-
takbir tiga kali setelahnya. Setelah itu, dia mem- bir tambahan untuk Hari Raya ketika sedang
baca surah dan bertakbir lagi satu kali, baru ruku, menurut Abu Hanifah dan Muhammad
setelah itu ruku, sujud, berdiri, membaca lagi, karena ruku'memiliki hukum seperti berdiri.
bertakbir tiga kali lagi, bertakbir satu kali, lan- Abu Yusuf berpendapat, makmum masbuq ti-
tas ruku."1186 Untuk menuntaskan rakaat kedua dak perlu bertakbir karena ia sudah tertinggal
adalah dengan salam. tempat bertakbit yaitu berdiri maka gugurlah
Namun, bila ingin mendahului bacaan tiga kewajibannya, seperti halnya qunut.
takbir, pada rakaat kedua daripada membaca Pendapat pertama yang kuat, karena se-
surah maka diperbolehkan. Begitu pula, dibo- seorang yang memungkinkannya untuk meng-
lehkan untuk menambah takbir dari tiga men- gabung antara takbir dan tasbih maka ia ha-
jadi enam belas. Akan tetapi, makmum tidak rus menggabung keduanya. Namun, jika tidak
diwajibkan untuk mengikuti pada takbir tam- bisa menggabung antara keduanya maka ia
bahan tersebut. hanya perlu melakukan takbir, tidak tasbih.
f ika imam lupa akan takbir-takbir tambah- Karena, takbir adalah wajib sedang tasbih sun-
an dan langsung ruku maka ia harus kembali nah. Adapun sibuk dengan hal yang wajib itu
dan bertakbi4, tetapi tidak perlu mengulang lebih utama. Kemudian, jika imam telah meng-
bacaan surah lagi, juga mengulang rukunya. angkat kepalanya dari ruku sebelum sempat
Adapun makmum masbuq yang didahului makmum masbuq tadi menyelesaikan bacaan
oleh imam, jika makmum itu datang sebelum takbirnya maka makmum itu harus juga meng-
takbir tambahan maka makmum boleh meng- angkat kepalanya. Karena, mengikuti imam itu
ikuti imam sesuai mazhab imam dan mening- hukumnya wajib dan gugurlah kewajiban dari
galkan pendapat pribadinya. Namun, jika mak- bacaan sisa takbirnya karena ia telah kehilang-
mum itu baru bergabung setelah imam meng- an waktunya,
ucapkan takbir tambahan dan sudah memulai Semua kondisi di atas jika makmum ber-
bacaan surah maka makmummasbuq itu hanya gabung bersama imam pada rakaat pertama.
bertakbir satu kali dan membaca doa pembu- Namun, jika makmum baru bergabung pada
ka, lalu melakukan takbir tambahan menurut rakaat kedua maka ia langsung bertakbir un-
pendapat pribadinya bukan pendapat imam, tuk pembuka shalat lalu mengikuti imam pada
karena ia dalam keadaan masbuq. rakaat kedua. Setelah imam selesai dari shalat-
Kemudian, jika makmum masbuq itu baru nya, makmum tadi berdiri lagi untuk meng-
bergabung bersama imam ketika ruku' maka ganti rakaat yang tertinggal dengan mengi-
dia tidak perlu takut tertinggal satu rakaat kuti pendapat pribadnya, karena terhitung ia
bersama imam. Makmum masbuqitu bisa lang- sendirian dalam mengganti rakaatnya itu. Ber-
sung bertakbir sebelum imam mengangkat ke- beda halnya dengan makmum laahiq, karena
palanya dari ruku, ia bertakbir untuk pembuka hukumnya seakan-akan ia berada di belakang
shalat,lalu bertakbir lagi untuk ruku dan ruku'. imam.
Karena, jika makmum tidak langsung ruku Shalat Hari Raya harus lebih didahulukan
maka ia bisa tertinggal ruku dan rakaat sekali- daripada shalat jenazah jika kedua-duanya
1186
HR Th"h"r-iy dalam Aatsaan hlm.40 (Nashab ar-Raayah, jil.Z/h1m.214 dalam Hasyiyahnya).
-1
I
I
berkumpul. Shalat jenazah didahulukan dari- baru teringat ketika sedang membaca surah {
pada khotbah. ataupun sesudahnya maka imam disunnahkan
Mazhab Malikil
Pendapatmazhab M aliki
187 untuk bertakbir selama belum ruku' dan meng- I
seperti mazhab Hanafi dalam pelaksanaan ulang kembali bacaan surahnya. Usai salam, i
j
shalat Hari Raya, yaitu dua rakaat dengan imam melakukan sujud sahwi karena telah me-
suara keras, tanpa azan dan iqamat. Disun- nambah bacaan surah baca rakaat pertama.
nahkan untuk membaca surah al-Alaa dan fika imam baru teringat setelah ruku', ia
asy-Syams. Bedanya, takbir tambahan pada. wajib untuk meneruskan shalatnya dan tidak
rakaat pertama berjumlah enam takbit se- boleh kembali lagi. Karena, tidak boleh kem-
dang rakaat kedua lima takbir selain takbir un- bali ke rukun sebelumnya dari yang fardhu
tuk berdiri. Disunnahkan takbir itu dilakukan kepada yang sunnah dan jika dilakukan maka
sebelum membaca surah. Namun, jika takbir shalatnya menjadi batal. Usai shalat, imam ha-
diakhirkan dari membaca tetap sah meski ber- rus sujud sahwi meskipun takbir yang terlupa
tentangan dengan yang dianjurkan. Makmum itu hanya satu kali saja. Dengan begitu, setiap
tidakwajib mengikuti imam ketika imam men- takbir merupakan sunnah muakkadah. Ada-
gakhirkan bacaan surah ataupun menambah pun makmum sendiri, imamlah yang menang-
jumlah takbir. Adapun dalil mazhab Maliki dari gungnya.
jumlah takbir adalah apa yang dilakukan oleh fika makmum tidak mendengar takbir
penduduk Madinah. Ibnu Umar r.a. berkata, imam maka makmum bebas untuk melakukan
'Aku ikut shalat Idul Adha dan Fitri bersama takbirnya sendiri.
Abu Hurairah, lalu ia bertakbir sebanyak tujuh Untuk makmum masbuq, ia tidak boleh
kali pada rakaat pertama sebelum membaca mengganti takbir yang tertinggal ketika imam
surah, sedang pada rakaat kedua lima takbir sedang takbir. Ia hanya boleh menyempur-
sebelum membaca surah juga." nakan takbir yang tertinggal karena ia terlam-
Dianjurkan hendaknya takbir bersam- bat setelah imam selesai bertakbir. |ika mak-
bung, kecuali imam karena dianjurkan untuk- mum baru bergabung bersama imam ketika
nya menunggu sebentar setiap kali bertakbir imam sedang membaca surah setelah bertak-
sampai para jamaah ikut bertakbir juga. Imam bir maka makmum bisa bertakbir setelah tak-
boleh mengangkat kedua tangannya pada tak- biratul ihram, baik itu pada rakaat pertama
biratul ihram saja, tetapi tidak perlu mengang- ataupun kedua. Makmum melakukan enam
katnya pada takbir-takbir tambahan, menurut takbir pada rakaat pertama, lima takbir pada
pendapat yang masyhur. Dengan begitu, meng- rakaat kedua. |ika makmum tertinggal rakaat
angkat tangan itu hukumnya makruh, juga di- pertama maka ia harus mengganti enam takbir
makruhkan jika orang yang bertakbir itu tanpa selain takbir untuk berdiri. |ika makmum ikut
suara ketika mengucapkannya ataupun menga- bergabung bersama imam kurang dari satu
takan sesuatu, baik itu tasbih, tahmid, tahlil, rakaat maka ia harus mengganti dua rakaat
ataupun lainnya. sekaligus setelah imam mengucapkan salam.
Takbirtambahan merupakan sunnahmu ak- Ia bertakbir enam kali pada rakaat pertama,
kodah. fika imam lupa untuk bertakbir dan dan lima kali pada rakaat kedua.
1187
Ary-Syorh osh-Shaghiin iil.l/h1m.525, asy-Syarh al-Kabiir, jil.t/h1m.297 ,400, at-Qawaanin al-fiqihiyyah,hlm.86, Bidaayah al-Mujta-
hid, jil.1/h1m.209.
11\
{lun, \rd/
Mazhab Syaf itraa Pendapat mazhab imam. Karena, jika makmum tetap bertakbir
Syafi'i seperti halnya mazhab Hanafi, dalam ketika imam tidak bertakbir maka shalatnya
doa pembuka dan ta'awwudz,serta suara keras makmum batal jika ia sampai mengangkat
dalam bacaan surah. Bedanya, jumlah takbir kedua tangannya sebanyak tiga kali berturut-
menurut mereka ada tujuh pada rakaat perta- turut. Sebab, makmum telah melakukan se-
ma dan lima pada rakaat kedua, sebelum mem- suatu dengan banyak yang dapat membatal-
baca surah dengan mengangkat kedua tangan kan shalatnya dan jika tidak melakukan sam-
pada semua takbir. Di antara takbir-takbir itu pai tiga kali maka shalatnya tidak batal. Kemu-
berhenti sejenak dalam tempo yang sama de- dian, jika imam bertakbir kurang dari jumlah
ngan bertahlil, takbir, dan mengagungkan Allah, yang semestinya, makmum harus tetap meng-
seraya meletakkan tangan kanan di atas tangan ikuti imam. Adapun makmum masbuq pada be-
kiri, di bar,rlah dada. Alangkah baiknya mem- berapa bagian shalat, ia bisa bertakbir setelah
baca, " itj.i,r lf ;ri y; .n i;jr;
;,r og.:.1 selesai mengganti dari bagian shalatyang telah
lalu bertahwwudz a"i, -"in'Uaca surah. Tak- ditinggalkannya.
bir, dalam mazhab Syafi'i, bukanlah fardhu Adapun dalil mazhab Syafi'i tentang jum-
ataupun bagian dari shalat. Takbir hanyalah lah bilangan takbir adalah hadits yang diri-
sunnah atau bentuk, seperti halnya ta'awwudz wayatkan oleh At-Tirmidzi dan dianggap hasan
dan doa pembuka. Karena itu, tidak ada sujud olehnya,118e "beliau saw. bertakbir sebanyak
sahwi jika ditinggalkan, baik sengaja atau lupa. tujuh kali pada rakaat pertama dari dua shalat
Namun, jika ditinggalkan, baik semuanya atau Hari Raya sebelum membaca surah, sedang
sebagiannya hukumnya adalah makruh. pada rakaat kedua sebanyak lima kali sebelum
fika orang yang shalat lupa bertakbir membaca surah juga."
dan baru teringat sebelum ia ruku dan sudah Sedangkan dalil mereka untuk tasbih dan
mulai membaca surah, meskipun bacaan al- tahmid di antara takbir adalah hadits yang diri-
Fatihahnya belum selesai maka ia tidak perlu wayatkan oleh Baihaqiy dari lbnu Mas'ud, baik
melakukan takbir karena, dalam pendapat melalui penuturannya maupun melalui praktik
baru, waktunya sudah berlalu. fika saja orang yang dia lakukan sendiri. Abu Musa al-Asy'ariy
yang shalat itu kembali untuk melakukan tak- dan Hudzaifah r.a. mengatakan, "Benar", yaitu
bir, shalatnya tidakbatal. Namun, jika orang itu amalan-amalan shaleh yang kekal. Allah ber-
kembali berdiri ketika ia sedang ruku ataupun firman, 'Amalan-amalan yang kekal lagi saleh
sesudahnya untuk bertakbir maka shalatnya adalah lebih baik paholanya di slsi Tuhanmu
batal bila itu dilakukan dengan penuh sadar serta lebih baik untuk menjadi harapan." (al-
dan dengan kesengajaan. Adapun tidak tahu Kahfi: 46) ini menurut Ibnu Abbas dan seke-
maka dihitung seperti lupa. lompok sahabat r.a.
|ika imam menambah jumlah takbir dari Untuk dalil mengangkat kedua tangan,
yang semestinya maka makmum tidak perlu diriwayatkan bahwa Umar r.a. 'mengangkat ke-
mengikutinya. Namun, jika imam meninggal- dua tangannya pada setiap takbir ketika shalat
kan takbir maka makmum harus ikut dengan hari raya."11eo
rras
Mrghniy at-Muhtaaj, ill.L/hIm.310-311, a l-Muhadzdzab, jil.l/hlm.Ll}, al-Majmuu', jil.S/hlm.L8.
1189
Di.i."ayatkan dari Katsir bin Abdullah, dari ayahnya, dari kakeknya. HR. lbnu Maiah dan tidak menyebutkan bacaan surah dan diri-
wayatkan pula oleh Abu Dawud dengan sanad hasan dari 'Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya [Nayluul Awthaan )iL3 /h1m.297).
1190
HR Baihaqiy dalam hadits mursal dari Athaa'. Diriwayatkan dalam as-Sunan al-Kubra dari Umar dengan ialur sanad yang terputus
dan lemah.
-
FIQLH rSLAM ltr,rD 2
Disunnahkan pada rakaat pertama setelah rakaat pertama dan lima pada rakaat kedua."11e3
membaca al-Fatihah,yaitu membaca surah Qaaf, Mereka menghitung tujuh kali takbir karena
sedang pada rakaat kedua surah al-Qamar de- termasuk juga takbiratul ihram, berbeda hal-
ngan sempurna dan suara keras. Berdasarkan nya dengan pendapat mazhab Syafi'i.
hadits yang diriwayatkan oleh Abu Waqid al- Seorang imam juga mengangkat kedua
Laitsiy, tangannya setiap kali bertakbi[ sesuai hadits
Wa'il bin Hajac
untuk melakukan takbir; karena takbir hanya "Sesungguhnya beruntunglah orang yang
sunnah dan telah berlalu waktunya, sepeti hal- membersihkan diri (dengan beriman), dan dia
nya dengan doa pembuka dan ta'awwudz sam- ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang."
pai ia memulai untuk membaca surah. Atau, [al-Alaa: 14-151ttss
lupa untuk membaca surah sampai ia ruku.
Sedangkan bacaan surah itu sendiri de-
Begitu juga, seorang makmum tidak perlu ngan suara keras, sesuai dengan hadits yang
bertakbir jika ia baru bergabungbersama imam diriwayatkan oleh Ad-Daruquthni dari lbnu
ketika imam masih berdiri setelah melakukan Umar r,a., ia berkata,
takbir tambahan atau sebagiannya saja, kare-
na waktunya sudah berlalu, seperti halnya
makmum yang baru bergabung bersama imam
d/-sl € i|4t,'6.W 4r tG
ketika tengah ruku. Adapun makmum masbuq,
baik itu karena tidur atau lalai dengan sebagian
:ry't\3
"Nabi saw. selalu mengeraskan suaranya
gerakan shalatnya maka ia harus segera bertak- ketika membaca surah pada dua shalat Hari
bir setelah selesai mengganti gerakan yang ter- Raya dan shalat istisqa'[minta hujan)."
tinggal. Ini adalah pendapat mayoritas ulama.
Lantas, makmum masbuq itu melakukan shalat-
Enam: Khotbah Id
nya menurut mazhabnya sendiri. Dalil mereka
Disunnahkan, menurut mayoritas ulama
secara umum adalah sabda Nabi saw.,
dan hanya dianjurkan menurut Maliki, adanya
tr,,b #$ (,'r \{; €;,i C dua khotbah untuk shalat Hari Raya seperti
dua khotbah fumat dalam rukun, syarat, sun-
"Rakaat yang kalian ikut maka ikutilah, se-
nah, dan makruhnya. Dua khotbah itu dilaku-
dang rakaat yang tertinggal maka gantilah!" kan setelah selesai shalat, berbeda dengan
Pada rakaat pertama setelah al-Fatihah, khotbah fumat. Ini tidak diperdebatkan lagi
imam membaca surah al-Alaa, sedang pada oleh umat Islam. Pada khotbah Idul Fitri, imam
rakaat kedua surah al-Ghaasyiyah, sesuai ha- mengingatkan tentang hukum zakat fitrah,11e6
dits Samrah bin fundub r.a., sesuai sabda Nabi saw.,
o . t toi
it #'' ci-rolr €ii os ** olr iti t;r rr;
€ )tt:)t f i*t
*o,L; !:6 s^'r;;*ie.: "Buatlah
'mereka
tidak perlu meminta
pada hari inir'11e7 Sedangkan pada Idul Adha
"Nabi saw. pada dua shalat Hari Raya rn"-- tentang hukum berkorban, takbir pada hari-
baca surah al-Alaa dan al-GhaaVly;ah."tts+ I(arena,
hari tasyrik, wukuf di Arafah, dan lain-lain, Un-
dalam surah al-Alaa ada anjuran untuk berse-
tuk menggambarkan keadaan para jamaah haji
dekah dan shalat, yaitu dalam firman-Nya,
dan apa yang dibutuhkan oleh mereka pada
1194
HR Ah-"d dan lbnu Maiah dari hadits Ibnu Abbas dan Nu'man bin Basyir r.a. mirip dengannya, dan diriwayatkan pula dari Umar
dan Anas r.a..
1195
S"p.rti inilah yang ditafsirkan oleh Sa'id bin Musayyib dan Umar bin Abdul Aziz.
rre6
Al-Luboab, jil.1/hlm.11B-119, Muraqiy al-Falaah, hlm.9L, Tabyiin al-Haqaa'iq, jil.l/hlm.236,,al-Fatawa al-Hindiyah,jil.l/hIm.141,
Fathul Qadiin jil.1/hIm.428, ad-Dur al-Mukhtaar, iil.L/h1m.782-784, asy-Syarh ash-Shaghiir, jil.1/hIm.530, asy-Syarh al-Kabiin iil.t/
h1m.400, al-Qawaanin al-fiqih$ryah, hlm.86, Mughniy al-Muhtaaj, jil.1/h1m.311, al-Muhadzdzab, jil.1/h1m.120, al-Majmuui jil.S/
hlm.36, al-Mughniy,iil.Z/h1m384-387, Kasysyaf al-Qinaa',iil.Z/hlm.6l-62.
7197
Lih^t Koryryo| al-Qinaa', jil.Z /h1m.62.
-'!
I
I
!
ISLAM IILID 2 'i
saat manasik haji. Lebih baik lagi, bila menga- mereka, bisa tujuh pada awal khotbah. Ada-
jarkan mereka semua itu pada khotbah fumat pun menurut mayoritas ulama, khatib ber-
sebelum Hari Raya. Ketika khatib sudah naik takbir sebanyak sembilan kali secara berurut-
ke atas mimbar maka ia tidak perlu duduk an pada khotbah pertama, sedang khotbah
menurut Hanafi, dan boleh duduk menurut kedua sebanyak tujuh kali dengan berurutan
Hambali, Maliki, dan Syafi'i untuk sekedar juga. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh
beristirahat. Sa'id bin Manshur dari Ubaidillah bin'Utbah,
Dalil sunnahnya khotbah adalah meniru ia berkata, "Pada Hari Raya, imam bertakbir
perbuatan Nabi saw. dan para Khulafa Rasyidin sebelum memulai khotbah sebanyak sembilan
dan tidakwajib untuk datang dan mendengar- takbir, sedang pada khotbah kedua sebanyak
kannya. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan tujuh kali." Menurut Hanafi, disunnahkan juga
dari Athaa, dari Abdullah bin Saib, ia berkata, kepada imam untuk bertakbir sebanyak em-
'Aku ikut shalat Hari Raya bersama Nabi saw pat belas kali sebelum turun dari mimbarnya
Ketika shalat telah selesai, beliau saw. ber- dan dianjurkan kepada imam setelah sele-
sabda, sai berkhotbah untuk mengulangi takbir lagi
o . c
a+A .?J;J- oi
o'o.
o1
g
,-i j;t +x d1
bagi orang-orang yang tidak mendengarkan-
nya, meskipun itu para wanita, untuk meng-
o / ,_r ikuti sunnah, seperti yang diriwayatkan oleh
i-aII9 r--AJ.l
Bukhari dan Muslim.
Aku akan berkhotbah. Siapa yang'ingin Perlu diketahui, bahwa khotbah-khotbah
mendengorkon silakan duduk, sedang siapa yang disyariatkan itu berjumlah sepuluh macam;
yang ingin pulang silakan beranjak pergi.'areq khotbah fumat, dua Hari Raya, dua gerhana,
Seandainya khotbah itu tidak dilakukan maka istisqa', nikah, empat kali ketika haji menurut
shalat Hari Rayanya tetap sah. Syafi'i, dan tiga menurut Hanafi. Semuanya
Khotbah dilakukan setelah shalat itu juga setelah shalat kecuali dua khotbah saja; fumat
mengikuti sunnah, karena Ibnu Umar r.a. per- dan Arafah, yaitu sebelum shalat. Sedangkan
nah berkata, "Nabi saw., Abu Bakan Umal dan khotbah nikah tidak disertai shalat, Semuanya
Utsman; mereka semuanya melakukan shalat terdiri dari dua khotbah kecuali tiga macam
dua Hari Raya terlebih dahulu sebelum ber- khotbah terakhir ketika haji, menurut Syafi'i
khotbah."llee Namun, seandainya imam ber- selain khotbah Arafah dan khotbah nikah maka
khotbah sebelum shalat maka sah tetapi ber- dilakukan satu kali saja. Pada tiga macam khot-
salah menurut Hanafi, karena meninggalkan bah dimulai dengan tahmid, yaitu khotbah |u-
sunnah. Sebab, mengakhirkan khotbah itu mat,lstrsqa', dan nikah. Dimulai dengan takbir
adalah sunnah. pada lima atau enam macam, yaitu khotbah
Khatib memulai khotbahnya dengan tak- dua shalat Hari Raya dan tiga atau empat khot-
bi4, sebagaimana ia melakukannya juga di te- bah ketika haji, kecuali khotbah yang dilakukan
ngah-tengah khotbah. Tanpa ada batasan dalam di Mekkah dan Arafah, karena dimulai dengan
jumlah menurut Maliki. Dikatakan menurut takbic lalu talbiyah, baru setelah itu khotbah.
1198HR
lbnu Majah dan ialur sanadnya terpecaya, iuga Abu Dawud dan Nasaa'i. Keduanya berkata, mursal. (NayluI Awthaar, jil.3/
hlm.305).
1199
Mut f"q 'alaih. Bukhari dan Muslim meriwayatkannya juga dari Abu Sa'id, "Nabi saw. keluar pada hari ldul Fitri dan Adha ke
tempat shalat dan hal pertama yang beliau lakukan adalah shalat. Usai shalat, beliau berdiri menghadap semua orang dan orang-
orang tetap duduk di barisannya, lalu Nabi saw. memberi nasehat, wasiat, dan memerintahkan mereka..." (Naylul Awthaaa iil.3/
hlm.302).
Baglan 1: IBADAH rsrAM JrLrD 2
ISLAM III,ID 2
1203
Ad-Durr rl-Mukhtaar, jil.1 /hlm.7B4-787,Tabyiin al-Haqaa'iq, iil.1/hlm.236, al-Lubaab, jil.1/hIm.119, Fathul Qadiir, iil.1/h1m.430-431.
Baglan 1: IBADAH IStAlvt IILID 2
untuk bertakbir satu kali selama hari tasyrik, bertakbir maka makmumlah yang bertakbir.
menurut pendapatyang paling benar.120a Kalau- Dalil mereka tentang wajibnya bertakbir
pun ditambah maka itu baik. Diucapkan setiap dan waktunya adalah firman Allah S\MX, ?an
kali usai shalat fardhu tanpa ada pemisah yang berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam
dapat mencegah dilaksanakannya shalat, se- beberapa hari yang berbilang." (al-Baqarah:
perti keluar dari masjid atau berbicara, atau- 203) dan hadits fabir r.a.,
pun berhadats dengan sengaja. Takbir itu bisa
dilakukan secara berjamaah atau sendiri, mes-
kipun shalat qadha. Hendaknya takbir dengan
suara keras bagi laki-laki, sedang untuk wani-
ta agak pelan sedikit. Takbir tidak diucapkan Ir,) ,o
1207
Bid""yrh al-Mujtahid, iil.1/hIm.213, asy-Syarh ash-shaghiic jil.1/hlm.531, al-Qawaanin al-fiqihiyyah, hlm.86, asy-Syarh al-Kabiir,
iil.1/hlm.401.
1208
Mughniyat-Muhtaaj,iil.l/hIm.314, al-Muhadzdzab,iil.l/hlm.1.zl,al-Maimuuiiil.S/hlm.24-42.
1209
Tempat shalat adalah sebuah tempat di padang pasi4, dekat kota Madinah, dekat Masiid Nabawi. Adapun sekarang telah masuk
dalam area bangunan masiid dan di atasnya dibangun masiid Ghamaamah sekarang.
ISTAM IrLID 2
Dianjurkan bertakbir juga ketika melihat yang menetap, jamaah haii yang sedang ber-
hewan, yaitu unta, kerbau, dan kambing pada ihram dihukumi seperti non-jamaah haji se-
hari-hari tertentu; sepuluh hari pertama bu- lama masa takbir. Karena, sebelum masa itu, ja-
lan Dzul Hijjah berdasarkan firman Allah S\MX, maah haji disibukkan dengan talbiyah. famaah
"dan supaya mereka menyebut nama Allah pada haji harus memulai dengan takbir terlebih da-
hari yang telah ditentukan atas rezeki yang hulu baru talbiyah, karena takbir bagian dari
Allah telah berikan kepada mereka berupa bi- jenis shalat.
natang ternak." (al-Haii: 28). Tidak perlu bertakbir orang yang shalat
sendirian, sesuai perkataan Ibnu Mas'ud r.a.,
Mazhab Hambali mengatakanlzlo "Takbir itu hanya untuk orang yang shalat
Disunnahkan secara mutlak untuk bertak- berjamaah."1212 Karena takbir adalah zikir khu-
bir pada dua Hari Raya, sebagaimana disun- sus pada waktu Hari Raya dan mirip dengan
nahkan untuk menampakkannya di masjid- khotbah.
masjid, rumah-rumah, jalan-jalan, baik mene- Makmum boleh bertakbir ketika imam
tap ataupun bepergian, dan di setiap tempat lupa mengucapkannya untuk mendapatkan
yang dibolehkan untuk berzikir kepada Allah. keutamaan, seperti halnya ucapan'amin'.
Disunnahkan ketika bertakbiC untuk selain Imam ketika bertakbir harus menghadap
wanita, agal bersuara keras, yaitu untuk setiap jamaahnya, sesuai hadits fabir sebelumnya,
orangyangwajib melakukan shalat seperti mu- bahwa
ma14tiz, baligh, merdeka ataupun budah laki-
laki ataupun wanita, penduduk kampung atau
kota, setiap kali usai melakukan shalat fardhu
$ :,1;-; ,*t-J,-.1 J. +'i k'rG
't
ot
J
c./-,./,
z
tc./!
c5\:L\'o
meskipun qadha' dengan berjamaah, menurut t\ r
pendapat yang masyhur. Takbir itu dilakukan "Nabi saw menghadapkan wajahnya ke
pada dua puluh tiga shalat fardhu; mulai dari arah para sahabat seraya bersabda,'tetaplah
fajar hari Arafah hingga ashar hari terakhir di tempat kalian!', lalu beliau bertakbir." Ada-
tasyrik. Sebagaimana yang termuat dalam pun selain imam, ketika bertakbir harus meng-
hadits fabir sebelumnya bahwa Nabi saw. hadap kiblat karena takbir zikir khusus untuk
melakukan shalat Shubuh pada hari Arafah, shalat, seperti azan dan iqamat. Takbir boleh
lalu menghadap ke arah kami seraya meng- diucapkan hanya sekali saja, namun bila lebih
ucapkan, ";gi'lxi ,,!l'ii" dan panjang wak- dari sekali maka tidak mengapa. Jika diulang
tunya mulai hingga ashar pada hari terakhir sebanyak tiga kali maka itu baik. Lebih baih
tasyrik.1211 Dalam sebagian riwayat, bunyi tak- bila seseorang bertakbir usai melakukan shalat
birnya adalah Hari Raya, karena shalat Hari Raya merupakan
shalat fardhu berjamaah, mirip dengan shalat
;sl'lu,r,i' yt it .t ,;l'ii ,'gl'ii Shubuh, dan shalat ini khusus untuk Hari Raya
to\ maka takbir menjadi haknya juga.
.-L=Jl ",ii, Takbir disunnahkan juga pada hari-hari
Orang musafir dihukumi seperti orang sepuluh pertama bulan Dzul Hijjah, yaitu hari-
J;t
o
Ii lG'*e",vt Yl
1' V e.
"Siap a y ang meng hi dupkan du a m al am;
yang lebih Allah cintai daripada hari-hari ini, menghidupkan malam, melakukan shalat
yaitu sepuluh hari pertama. Lantas para sa- Isya dan Shubuh secara berjamaah.
habat bertanya, "Rasulullah, walaupun jihad Berdoa pada dua malam Hari Raya
juga?" Beliau menjawab, "Walaupun jihad di sangat mustajab [terkabul). Karena itu,
jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar de- disunnahkan berdoa pada kedua malam
ngan jiwa dan hartanya,lalu tidak ada sesuatu itu seperti malam fumat, dua malam per-
yang kembali dari itu semua."1213 tama bulan Rajab, dan pertengahan bulan
Dianjurkan untuk tidak menggunting kuku Sya'ban.
dan memotong rambut pada sepuluh hari per- 2. Mandi, memakai wewangian, memakai
tama bulan Dzul Hijjah, seperti hadits yang siwak, kaum laki-laki memakai baju ter-
terdapat dalam Shahih Muslim, Rasulullah baiknya, seperti pada hari |umat, me-
saw. bersabda, nampakkan nikmat Allah, dan bersyukur
|]13Hnjr.r"t
tzLn
ahlihadiskecualiMuslimdanNasaa'idarilbnuAbbasr.a.(NaylulAwthaar,jll.3/h1m.312).
Muraaqiy al-Falaah, jil.1/hlm.B9, Tabyiin at-Haqaa'iq, lil.l/h1m.334, Fathul Qadiir lil.l/h1m.433,439, al-Fataawa al-Hindiyyah,
iil.1/h1m.140, ad-Durr al-Mukhtaar, iil.l/h1m.776, al-Lubaab, jil.1/hlm.115, Mughniy al-Muhtaaj, jil.1/h1m.312, al-Muhadzdzab,
iil.1/hIm.119, al-Mughniy, iil.z/hlm.269-274,289,299, Kasysyaf al-Qinaa', jil.z/hlm.56-58.
1215
HR Thabraniy dalam Kabiir, dari 'Ubadah bin Shamit dan HR Ad-Daruquthni secara mauquf. Nawawi berkata, 'sanad-sanadnya
lemah.'
rsrAM IrLrD 2
kepada-Nya. Waktu mandi itu, menurut dak pernah menunggang hewan pelihara-
Syafi'i, dimulai dari pertengahan malam. annya ketika ingin melakukan shalat Hari
Sedangkan menurut Maliki, pada seper- Raya dan jenazah.
enam terakhir malam dan dianjurkan Adapun imam, disunnahkan untukmeng-
mandi setelah melakukan shalat Shubuh. akhirkan kedatangannya hingga tiba wak-
Adapun menurut Hanafi dan Hambali, tu shalat, sesuai hadits Abi Sa'id dimuat
setelah shalat Shubuh sebelum berangkat oleh Muslim,
ke tempat shalat. Mandi sunnah itu untuk c o
1216
HRlbnuMajahdarilbnuAbbasr.a.,haditsdhaif(Nashab ar-Raayah,iil.l/hlm.85).
1217
HR Brih"qi dari lbnu Abbas dan diriwayatkan pula oleh Ibnu Abdil Bar dan lbnu Khuzaimah dalam Shahihnya dari labir r.a., "Nabi
memiliki sehelai baju yang biasa dipakai pada dua Hari Raya dan hari Jumat."
saw.
1218
HR At-Ti.-idzi, ia berkata, "perbuatan ini dilakukan oleh orang yang banyak ilmunya."
FIqLH ISIAM IILID 2
tc
kan oleh Bukhari.121e Itu dilakukan agar ,c
kedua jalan tersebut menjadi saksi atau- o /ti; SU't ors, ,FU o;
.nt ' t
pun untuk menambah pahalanya. Khusus
untuk pergi, diusahakan melalui jalan *"
yang lebih jauh agar mendapat pahala "Rasulullah saw. tidak akan keluar
pada hari ldul Fitri sebelum beliau makan
yang lebih banyak, sedang ketika pulang
melalui jalan yang lebih pendek. dulu. Adapun pada hari korban, beliau
Dianjurkan kepada imam untuk berge-
tidak makan sampai selesai melakukan
5[x121]'1221 Alasan tidak makan terlebih
gas ketika keluar untuk melaksanakan
dahulu sebelum shalat pada hari Idul
shalat Idul Adha dan agak terlambat se-
Adha agar seseorang makan dari hewan
dikit ketika keluar untuk melaksanakan
korbannya jika ia berkorban, dan lebih
shalat ldul Fitri. Seperti yang terdapat
utama bila yang dimakan itu adalah hati
dalam hadits mursal dari perintah beliau
hewan korbannya karena mudah dicerna
saw. akan hal tersebut. fuga, agar tersedia
dan dimasak. Sedangkan jika tidak ber-
waktu yang lebih banyak untuk memotong
korban, menurut Hambali, seseorang bo-
hewan dan mengeluarkan zakat fitrah,
leh memilih antara makan dan tidak, baik
seperti yang telah dijelaskan.
sebelum ataupun sesudah shalat.
4. Hendaknya, pada hari Idul Fitri, seeorang
memakan sesuatu sebelum pergi melaku-
Alhasil, dianjurkan untuk menunda
makan secara mutlak pada hari ldul Adha,
kan shalat. Sesuatu yang dimakan itu
baik seseorang itu berkorban ataupun ti-
hendaknya kurma yang berjumlah gan-
jil. Adapun pada hari Idul Adha, hendak- dak.
nya makan ditunda sampai kembali dari 5' Hendaknya seseorang membayar zakat
shalat. Karena, memakan sesuatu itu pada
fitrah sebelum semua orang keluar untuk
hari Idul Fitri lebih kuat daripada menah- melakukan shalat. Namun, tidak mengapa
an untuk tidak makan pada hari Idul Adha.
bila membayarnya beberapa hari sebelum
Berdasarkan hadits Anas r.a.,
Hari Raya agar orang miskin bisa meman-
faatkannya pada Hari Raya nanti. Ibnu
-wt ;rs;
ffi,Ir J-r, u"s
\ t .
1219
HR. Bukh"ri dari Jabir r.a., bahwa "Nabi saw. jika keluar untuk shalat Hari Raya maka beliau melalui ialan yang berbeda pada waktu
per8i-pulang' dan diriwayatkan oleh Muslim dari hadits Abu Hurairah r.a.
,,,^
Bukhari (N ashab ar- Raayah, iil.2/hIm.208).
1221
HR. At-Ti.midziy dan lbnu Maiah (ibid).
rsrAM JrilD 2
zakat fitrah sebagai penyuci untuk orang ritas ulama berpendapat, jangan melakukan
yang berpuasa dari kelalaian dan berbuat shalat sebelum ataupun sesudah shalat Hari
dosa, juga untuk memberi makan kepada Raya dan ini pendapat yang lebih benar menu-
orang-orang miskin. Siapa yang baru mem- rut saya. Kedua, pendapat mazhab Syafi'i, se-
bayarnya sebelum shalat maka zakatnya seoran& selain imam boleh melakukan shalat
diterima, sedang siapa yang baru mem- sebelum dan sesudah shalat Hari Raya setelah
bayarnya setelah selesai shalat Hari Raya meningginya matahari. Penjelasan detail dari
maka zakat itu dianggap sebagai sedekah pendapat-pendapat di atas sebagai berikut.
SAja!'rzzz
Memberi bantuan kepada keluarga dan Mazhab Hanafi berpendapatlz23
memperbanyak sedekah sunnah menurut Melakukan shalat sunnah sebelum shalat
kemampuan tetapi lebih dari biasanya agar Hari Raya hukumnya makruh secara mutlah
orang-orang tidak perlu meminta-minta. baik di tempat shalat dan di rumah ataupun
7. Menampakkan keceriaan dan kebahagia- setelah shalat Hari Raya di tempat shalat saja
an setiap kali bertemu dengan orang, ber- dan dibolehkan bila dilakukan di rumah, se-
kunjung kepada saudara dan teman yang perti hadits lbnu Abbas r.a.,
masih hidup, menampakkan kebahagiaan
dan kesenangan, dan menguatkan hubung- Jep F, J-r,yi;** ct e"
B.
an persaudaraan dan kasih sayang.
Hanafi berkata, dianjurkan untuk melaku-
Cfi.\)14;
kan shalat Shubuh di masjid yang berada "Nabi saw. keluar pada Hari Raya lalu be-
di kampung untuk menuntaskan haknya liau melakukan shalat dua rakaat. Beliau saw.
lalu pergi ke tempat shalat. Adapun mayo- tidak melakukan shalat sunnah lainnya sebe-
ritas ulama fiqih berpendapat, dianiurkan lum ataupun sesudahnya D1224 lvga hadits Abi
untuk melakukan shalat di tempat shalat Sa'id r.a,, dari Nabi saw.,
yang berada di padang pasi4, bukan di
masjid. Adapun hal yang sunnah, menu- d\e:tt;-,uL"/tJi ,)ii
,..L. i, toz
tG fr
rut Syafi'i, melakukan shalat Hari Raya di
tempat shalat juga jika masjidnya sempit,
ir+s -l uP at;"'
tetapi bila masjidnya cukup maka melaku-
"Beliau saw. tidak melakukan shalat apa-
kannya di masjid lebih baih seperti yang
pun sebelum Hari Raya. Namun setelah pu-
telah kami jelaskan pada pembahasan ten-
lang ke rumah, beliau saw. melakukan shalat
tang tempat shalat hari raya.
dua rakaat."122s
Mazhab Maliki dalam pendapat yang
9. Melakukan Shalat Sunnah Sebelum dan
Sesudah Shalat Hari Raya masyhur mengatakanlz25
Paraahli fiqih memiliki dua pendapat; mayo-
Melakukan shalat sunnah sebelum dan
sesudah shalat Hari Raya hukumnya makruh
Raya. Namun, jika orang yang baru datang itu tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali
melakukan shalat Hari Raya lebih dulu dari- pada rakaat kedua, lalu disusul dengan bacaan
pada tahiyatul masjid maka itu lebih baih surah; al-Fatihah dan surah lainnya pada kedua
karena ia mendapatkan pahala shalat tahiyatul rakaat tersebut,'4zze
masjid dan shalat Hari Raya sekaligus. Kemu-
Dari Abi Sa'id, ia berkata,
dian, jika orang yang baru datang itu memiliki
kewajiban untuk melakukan shalat lima waktu
dan ia melakukannya pada saat itu maka ia
,;;Y\i Ptii ..';;48 ;,r J;i os
mendapatkan pahala shalat lima waktu itu dan 'i ,i;\ai iig ;A ,siii ,r;tt 4
shalat tahiyatul masj id.
fika shalat Hari Raya itu dilakukan di et * &'JaVu$t;t;,(*.;
padang pasir maka disunnahkan bagi orang
yang baru datang untuk duduk dan mende-
iiul i#';
"Rasulullah saw. biasa keluar pada hari
ngarkan khotbah, karena tidak perlu melaku-
Idul Fitri dan Adha ke tempat shalat dan hal
kan shalat tahiyat. Lantas, orang itu menunda
pertama yang beliau lakukan adalah shalat.
pelaksanaan shalat Hari Raya, kecuali jika ia
Usai shalat, beliau menghadap ke arah para
takut ada hal yang datang tiba-tiba dan dapat
sahabat dan sahabat tetap berada di tempat-
mencegahnya untuk melakukan shalat maka ia
nya, Beliau saw. menasehati dan memberikan
boleh melakukan shalat Hari Raya terlebih da-
perintah kepada mereka."123o
hulu daripada mendengarkan khotbah. Kemu-
dian, jika ia menunda pelaksanaan shalat Hari Dari fabir r.a., ia berkata,
Raya maka iaboleh memilih antara melakukan-
nya ditempatshalattersebutataupun ditempat :#ti'"i,ytiiW dt( LW
lainnya, kecuali jika takut kehabisan waktu. vr; io ? ,:{;s1,tj otsi';- G:t *
1o""."'/'
10. Tata Cara Pelaksanaan Shalat Nabi ziAr ,P .;3 At 6* i:ti ,b. J'
saw. Untuk ldul Fltrl dan Adha, serta ':i o, :, ,: ,',ii, .,r1, ?..,.
Khotbahnya !,r e LP f ef ,s ..rul b:_t
Alangkah baiknya menutup pembahasan ,,)i. t,'..,1
n o
ini dengan menjelaskan tata cara ini, seba-
gaimana yang diriwayatkan oleh orang-orang 'Aku ikut rr",J::* #:;*i
Hari Raya. Beliau saw. memulai dengan shalat
yang terpercaya, dari Amr bin Syu'aib, dari
ayahnya, dari kakeknya, Nabi saw. bersabda, sebelum berkhotbah, tanpa azan dan iqamat.
Setelah itu, beliau berdiri menghadap Bilal lalu
,Jr!i €&-*&1-p'€ryi memerintahkan untuk bertakwa kepada Allah,
1229
Ditrkh.il oleh Abu Dawud dan dinukil oleh At-Tirmidzi dari Bukhari. Ditakhrij luga oleh Ahmad dan Ali bin al-Madiniy, lalu diang-
gap shahih olehnya. (Subulus Salam, jil.2/hlm.68).
_^-^
Izsu
Mutalaq 'olaih. (ibid, hlm.67).
FIQLH ISLAM JILID 2
1231
HR Murli- dan Nasa'i. (Naytul Awthaaa jil.3/h1m.304).
1232
HR lbnu Maiah dan ada kelemahan pada hadits ini. Baihaqiy telah mentakhrii hadits ini sepertinya dari hadits Ubaidillah bin
Abdullah bin 'Utbah, ia berkata, "adalah sunnah bila khotbah itu dibuka dengan sembilan kali takbir yang berurutan, sedang pada
khotbah kedua dengan tujuh kali takbir. (Noylul Awthaaa jil.3/hlm.305).
1233
uR syafi'i 1ibtd1.
1234
M"liki dan Hanafi berpendapat bahwa shalat gerhana matahari adalah sunnah muakkadah, sedang gerhana bulan dianjurkan.
'""" AI-Badaa'1, jil.1/h1m.280, ad-Durr al-Mukhtaaa jll.l/h1m.788, asy-Syarh ash-Shaghiir, iil.L/h1m.532,536, al-Qawaanin al-fiqihiyyah,
hlm.BS,Mughniyal-Muhtaaj, iil.1/h1m.316, al-Muhadzdzab,iil.l/hlm.t32,al-Mughniy,iil.2/hlm.426,danKasysyaf al-Qinaa',jil.2/
hlm.67.
rsr.AM IrLrD 2
lihat gerhana maka shalatlah dan berdoalah ataupun keras, dengan khotbah atau tanpa
sampai gerhana itu hilang."1235 khotbah. Untuk lebih detail di antara pendapat
Shalat ini disyariatkan kepada orang yang mazhab akan dijelaskan selanjutnya. Akan
bepergian ataupun tidah laki-laki atau perem- tetapi, shalatgerhana dilakukan di dalam mas-
puan. Dengan kata lain, setiap orang yang jid yang dilakukan shalat fumat dan secara
terkena kewaiiban shalat lima waktu, karena berjamaah itu lebih baik, karena Nabi saw
Nabi saw. melakukannya ketika ada gerhana Melakukannya di dalam masjid.1238
matahari, sebagaimana yang diriwayatkan Tidak disyaratkan dalam pelaksanaannya
oleh Bukhari dan Muslim, dan gerhana bulan, meminta izin dari imam, seperti halnya shalat
sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Hibban istisqa' fminta hujan), karena keduanya hanya-
dalam kitabnya ats-Tsiqat. |uga, kepada anak- lah sunnah dan izin imam bukanlah syarat
anah dan orang tua. Kewajiban hadirnya se- dalam melakukan sebuah shalat sunnah.
perti shalat fumat dan dua Hari Raya, juga di- Disunnahkan untuk mandi sebelum me-
perintahkan kepada siapa saja yang terkena lakukan shalat gerhana,'23e penjelasannya telah
wajib shalat f umat menurut kesepakatan ulama. dipaparkan dalam pembahasan mandi-mandi
Adapun tidak diwajibkan shalat gerhana sunnah. Karena, shalat gerhana disyariatkan
karena adanya hadits dalam dua kitab Shahih untuk berkumpul, dan juga khotbah menurut
terdahulu, Syafi'i, sedang menurut Maliki dianjurkan un-
tuk memberi nasehat maka disunnahkanlah
-rJJl gi- roi F
/c
1236
Mutrf"q 'alaih antara Bukhari, Muslim, dan Ahmad (Naylul Awthaaa jil.3/hlm.336) Ditakhrij oleh Bukhari dan Muslim dari hadits
Aisyah dan Mughirah, juga hadits lbnu Umar, Abi Mas'ud al-Anshariy. Ditakhrii oleh Muslim dari hadits Jabir bin Abdullah r.a., se-
dang Hakim dari hadits Nu'man bin Basyir. (Nashab ar-Raayah, jil.Z/hlm.23l).
1237
Mut"f"q 'alaih, dari Abdullah bin 'Amr. {Naylul Awthaaa iil.3/h1m.325).
1238
Hrdit, Airyah dan lainnya, Mutafaq 'alaih.
r23e
Al-Muhodrdrob,yll.l/hlm,L22,Kasysyafat-Qinaaliil.l/h1m.t72,2/6S,danMughniyal-Muhtaaj,jil.L/h|m.319.
1240
Al-go*oorin at-fiqihiyyah, hlm.Bt,.
724r
Muroqiy al-Falah, hlm.92, al-Badaa'i, iil.l/h1m.282, al-Hadhramiyaii, hlm.88, al-Majmuu', iil.5/h1m.58, al-Muhadzdzab, jil.l/
hlm.1 23, al- Mug hniy, jil.2 /h1m.429, Kasysyaf al- Qinaa', iil.Z /hlm.7 3.
rsrAM IILrD 2
kan secara sendirian tidak berjamaah, karena badai angin, beliau saw. berdoa, 'Ya Allah, aku
Ibnu Abbas melakukannya.lzaz Menurut ma- memohon kepada- Mu kebaikannya dan kebaik-
zhab Hambali, tidak perlu melakukan shalat an yang berada di dalamnya, serta kebaikan
karena munculnya tanda-tanda kebesaran apa yang Engkau kirimkan ini! Dan aku ber-
Allah selain gempa, seperti munculnya peti4 lindung dari kejelekannya dan kejelekan yang
angin kencang, gelap di siang hari, dan cahaya terdapat di dalamnya, serta kejelekan yang
di malam hari karena tidak ada hadits yang di- Engkau kirim ini!'
nukil tentang hal tersebut dari Nabi saw. dan
para sahabatnya. Padahal, pada jaman beliau 3. BENTUK SHALAT GERHANA MATAHARI
saw. terjadi satu tanda kebesaran Allah berupa Para ahli fiqih berbeda pendapat dalam
terbelahnya bulan, angin ribut, dan petir. enam perkara yang berkaitan dengan bentuk
Hanafi dan Syafi'i menambahkan, dian- shalat gerhana matahari, sebagaimana beriku!
jurkan kepada semua orang untuk melaku-
kan shalat dua rakaat secara sendirian seperti a. Tata caranya
shalat biasanya bukan seperti shalat gerhana Para ahli fiqih memiliki dua pendapat ten-
untuk semisal gempa, peti4, gelap yang pekat tang tata cara pelaksanaan shalat gerhana ma-
pada siang hari, angin kencang; baik malam tahari;
ataupun siang, ketakutan karena tersebarnya
bintang-bintang dan cahaya terang benderang Pendapat mazhab Hanafi,l2aa
pada malam hari, hujan salju dan air yang Shalatgerhana matahari itu dua rakaat dan
terus menerus, menyebarnya penyakit, takut bentuknya seperti shalat lainnya; shalat Hari
dari musuh, dan lainnya dari macam-macam Raya, fumat, dan shalat sunnah lainnya, tanpa
ketakutan dan kekhawatiran. Sebab, hal-hal azan dan iqamat, tidakada pula ruku'yangber-
seperti itu dapat membuat takut orang dan bilang pada setiap rakaat, bahkan hanya satu
agar mereka meninggalkan kemaksiatan serta ruku saja, dan dua sujud. Sesuai dengan hadits
kembali taat kepada Allah SWT. karena itulah yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam
sebab kemenangan dan keuntungan mereka, Sunannya, "Beliau saw. melakukan shalat dua
sebagai analogi dari shalat gerhana bulan.12a3 rakaat. Berdiri lama sekali pada dua rakaat itu,
Shalat gerhana bulan sendiri bermakna kem- lalu pergi dan matahari sudah terang kembali.
bali kepada Allah untuk menyingkap dari ke- Setelah itu, beliau saw. bersabda,
gundahan. Inilah yang dilakukan oleh seorang
,it} 1 j* i' -r";;.1-1i
.l-t'
mukmin, kembali kepada Allah SWT. setiap
,..
,;i
,.,
uj!
kali ia merasakan sesuatu yang tidak enak, su- ,
,i.1 ,' ;^,G oJ*r tM6$-iirir;
l.aJ-:4-? '
litnya keadaan, dan bahaya yang menghadang.
-c o '
Karena itu pula, disunnahkan bagi setiap orang ir(:lt ,"
yang khusyu berdoa ketika terjadi gempa,
angin kencang peti4 dan gerhana matahari agar
'Ini hanyalah tanda-tanda kebesaran Allah
ia tidak lalai. Sebab, Nabi saw. ketika terjadi untuk memberi rasa takut kepada hamba-Nya,
1242
HR Sr'id bin Manshur dan Baihaqiy.
1243
Hanafi menyebutkan sebuah hadits aneh dengan lafaz, 'jika kalian melihat hal-hal yang menakutkan ini maka berdoalah sesuatu
kepada Allah', atau 'ingatlah Allah dan beristighfarlah!' (Nashab ar-Raayah, jil.2/h1m.234-235J.
1244
At-Bodoo'i,iil.L /hlm.28O, Fathul Qadiin iil.L/h\m.422, Muraqiy al-Falaah,hlm.92, ad-Durr al-Mukhtaar,iil.l/hlm.788, a l-Kitaab wal
Lubaab, jil.1/hlm. 12 0.
ISLAM IILID 2
Jika kalian melihatnya maka shalatlah! Se- pan puluh ayat, ruku ketiga seukuran tujuh pu-
perti sholat limat waktu yang biasa kalian luh ayat dan ruku terakhir seukuran kira-kira
lakukan".rlas Kamal bin Himam berkata, itu ter- lima puluh ayat.
jadi pada waktu Shubuh, karena gerhana ma- Terakhic Hambali menyebutkan bahwa
tahari terjadi ketika matahari baru meninggi boleh melakukan shalat gerhana matahari
sekitar dua tombak. dengan semua bentukyangterdapat dari Allah.
Bila seseorang mau, ia boleh melakukan setiap
Pendapat mayoritas ulama1246 rakaat dengan dua ruku dan itu yang lebih
Shalat gerhana matahari itu dua rakaat. baik dan lebih banyak terdapat dalam hadits
Setiap rakaat ada dua kali diri, dua bacaan, dua dan jika mau boleh melakukannya dengan tiga
ruku, dan dua sujud. Adapun hal yang sunnah kali ruku pada setiap rakaatnya seperti yang
dan lebih sempurna bila seseorang membaca, terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh
pada berdiri pertama, setelah al-Fatihah surah Muslim dari labir; bahwa Nabi saw.
al-Baqarah ataupun semisalnya yang pan-
jang. Kemudian, pada berdiri kedua, setelah
al-Fatihah membaca surah yang agak pendek
:t'r;*, q)\:6t - ,*W oltr i'1
1245
HR. Ab, Dawud, Nasaa'I, dan Hakim dari Qubaishah bin Makhariq al-Hilaliy (JVash ab ar-Raayah,2/230).Terdapat pula dua hadits
lainnya, pada Bukhari dari Abi Bakrah, sedang pada Muslim dari Abdurrahman bin Samurah. Zahir kedua hadits terakhir menun-
jukkan bahwa dua rakaat itu dilakukan dengan satu ruku saja (Nashab ar-Raayah,iil.2 /h1m.229 dan Naylul Awthaar, jil.3 /hlm.33l)
. ^. - sebagaimana terdapat pula hadits yang mirip dengan keduanya dari Ibnu Umar dan Nu'man bin Basyir r.a.
"*o AI-qawaanin al-fiqihiyyah,hlm.88, Bidaayatul Mujtahid, jil.1/hIm.203,.4 sy-Syarh ash-Shaghiir jil.1/hlm.532, Mughniy al-Muhtaaj,
jil.l/hlm.2l7, al-Muhadzdzab, jil.l/hlm.l22, al-Mughniy, jil.2/h1m.422-426, dan Kasyryaf al-Qinaaiiil.2/hlm.69-72.
L247
HR.Muslim, Abu Dawud, dan Nasaa'i. Dalam lafaz lain,'Nabi saw. melakukan shalat ketika terjadi gerhana matahari dengan dela-
pan kali ruku dalarn empat suiud." HR. Ahmad, Muslim, dan Nasaa'i.
FIqLH IStAlvt JITID 2
(,,yW
?t*,v.-;-Jir .k d
tit r.:^t Jft'g r*'atzst € $4,W 4t € i, (\G ;^)^2)i) 3i
,L.:',,:
.',,.). ,!. -. c.
"Suatu ketik apadazaman Nabi saw,
gerhana matahari dan beliau memimpin shalat
t".1rai
e",*€f)ellt,r1*
"{'-.,,
dapat dalam dua kitab Shahih. Dua hadits ini Setelah itu, beliau berdiri lagi sangat lama dan
yang paling masyhur dan shahih, serta dida- tetap lebih pendek dari berdiri pertama pada
hulukan dari riwayat-riwayat hadits lainnya. rakaat kedua, lalu ruku lama juga tetapi lebih
Ibnu Abdil Bar berkata, "Dua hadits ini terma- pendek dari ruku pertama pada rakaat kedua.
suk yang paling shahih dari hadits yang diri- Baru setelah itu sujud dan pergi. Ternyata ma-
wayatkan dalam bab ini." tahari telah terang kembali..."12s2
Sedangkan dalil mereka atas dipanjang- Selanjutnya, dalil mereka atas dipanjang-
kannya bacaan surah, ruku, serta berdiri ada- kannya sujud adalah hadits yang terdapat
lah hadits lbnu Abbas r.a., ia berkata, dalam dua kitab Shahih tentang shalat gerhana
matahari beliau saw. dari hadits Abi Musa.
Aliubgs
'.t .
iur
' t
l;, t5 u;jlr.k
a 1F x*
b.
G;3'€t ?;At \; Mengeraskan dan merendahkan suara
ketlka membaca surah pada shalat
ptar i1i it x* 6q iu.'et 'i "^)r'rb gerhana matahari
Para ahli fiqih memiliki tiga pendapat ten-
Lflt or3
-*r"r'rtL Ci: €t;: Ji'!i tang mengeraskan, melembutkan, ataupun
merendahkan suara ketika membaca surah
it x* CV i6 iG ? '^- V ,S:*\ pada dua shalat gerhana; matahari dan bulan.
i, x'$ ei: g, i J;\,i rr;ri or; Abu Hanifah berkata,12s3 hendaknya imam
melembutkan suara bacaan surah pada shalat
\,rb a3 iub e, p $i\ tilt dJ) gerhana matahari sesuai dengan hadits Ibnu
Abbas dan Samura r.a. Hadits pertama ber-
,rL G;) €t 'i J;!i r$rt r)3 .1.
+Ac
bunyi,
r-64
Adapun shalat gerhana bulan maka di-
lakukan secara sendirian dengan suara pelan. "g"tir,.r sJw. melakukan shalat gerhana
Muhammad bin alhasan dan Abu Yusuf bulan dengan mengeraskan suaranya ketika
berpendapat, imam boleh mengeraskan suara membaca surahr'1260
dalam shalat gerhana matahari sesuai hadits Kesimpulannya, mengecilkan suara ketika
Aisyah r.a., melakukan shalat gerhana matahari adalah
pendapat mayoritas ulama. Akan tetapi menu-
t4+'fr W;i rutku, pendapat Hambali dan dua orang te-
'bahwa beliau saw. menge.*t n suaran- man; Muhammad bin alhasan dan Abu Yusuf
ya ketika melakukan nya'.12s6 lebih kuat dengan mengeraskan suara pada
dua shalat gerhana; matahari dan bulan. Syau-
Maliki dan Syafi'i berpendapat,l2sT imam
kani berpendapat, "Dengan suara kelas lebih
boleh merendahkan suaranya pada shalat ger-
baik daripada mengecilkan suara, karena tam-
hana matahari sesuai dua hadits Ibnu Abbas
bahan."
dan Samurah di atas. Karena shalat dilakukan
di siang hari, sebagaimana pendapat Hanafi.
Sedangkan untuk gerhana bulan suara diker-
c. Waktu pelaksanaan shalat gerhana
matahari dan bulan
askan, karena dianggap shalat malam dan hu-
Shalat jenis ini dilakukan ketika terjadi
kumnya mengikut padanya. Nabi saw. sendiri
gerhana matahari dan bulan. Lantas, apakah
telah mengeraskan suaranya pada shalat ger-
shalat ini tetap dilakukan pada waktu-waktu
hana bulan ketika membaca surah, dalam ha-
dilarang melakukan shalat? Mayoritas ulama
dits Aisyah di atas.
berpendapat, tidak perlu dilakukan shalat
H ambali berpendapatl2s8suara dikeraskan
karena waktu-waktu itu dikhususkan untuk
pada dua shalat gerhana; matahari dan bulan,
semua jenis shalat Adapun Syaf i berpendapat
sesuai perkataan Aisyah r.a.,
tetap dilaksanakan shalat karena hadits-hadits
,:,;:4:f'* - tc
elFw/'.ot
d- c
yang berbicara tentang larangan shalat pada
waktu-waktu yang lima dan khusus kepada
'$i,
fst € osi &1 ,6 shalat tambahan, sedang shalat gerhana mata-
hari adalah sunnah dan tidak terpengaruh oleh
,>l'-l'*'1 waktu apapun.
"Nabi saw. mengeraskan ,rr.rrri ketika Adapun detail pendapat mazhab-mazhab
membaca pada shalat gerhana bulan. Beliau fiqih sebagai berikut; Hanafi berpendapat,1261
melakukan shalat dengan empat ruku pada waktu shalat gerhana matahari adalah waktu
dua rakaat, dan empat sujud."12se Dalam lafaz yang disunnahkan untuk melakukan semua
1256
HR Bukhari dan Muslim. Bukhari memiliki hadits sepertinya dari hadits Asma binti Abi Bakr, dan diriwayatkan juga oleh Abu
Dawud, At{irmidziy, dan lbnu Hibban. (Nashab ar-Raayah, jil.Z/h1m.332 dan Naylul Awthaar,iil.3/hlm.23l).
r2s7
Bidooyotul Mujtahid,jil.l/h1m.204, Asy-Syarh ash-Shaghiin jil.1/h1m.534, 536, al-Qawaaniin al'fiqihiyyah, hlm.B8, Mughniy al-
Muhtaaj, jil.1/hlm.3 18, dan al-Muhadzdzab, iil.l /hlm.Lzz.
12ss
At-Mug hniy, jil.2 /h1m.423 dan Kasysyaf at-Qinaa', iil.2 /h1m.69.
1259
HR Bukhrri dan Muslim (Nashab ar-Raayah dan Naylul Awthoar, Op. Cit.).
1260
Di"nggrp rhahih oleh At-Tirmidzi.
r26L
AI - B ad a a' i, iil.l /h1m.282.
ISLAM IILID 2
shalat selain waktu-waktu yang dimakruhkan. Dalil kedua mereka, bahwa sebab dilak-
Karena, pelaksanaan shalat tambahan atau sanakannya shalat akan hilang dengan ter-
shalat wajib pada waktu-waktu ini dimakruh- benamnya matahari yang bersinar ataupun
kan, seperti sujud tilawah dan lain-lain. masih menjadi gerhana karena hilangnya sebab.
Maliki berpendapat,1262 shalat gerhana Adapun waktu shalat gerhana bulan akan
matahari tidak dilakukan kecuali pada waktu hilang dengan terangnya bulan, terbitnya mata-
yang dibolehkan melakukan shalat tambahan. hari, yaitu gerhana bulan karena hilangnya
Waktunya seperti shalat Hari Raya danistisqa', pemanfaatannya pada saat itu dari cahayanya.
yaitu waktu dibolehkan melakukan shalat tam- Namun, waktu shalat gerhana tidak hilang
bahan hingga tergelincirnya matahari. Riwayat dengan munculnya faja4 menurut pendapat
yang termuat ini dari Malik fadi, jika gerhana yang baru, karena Iangit tetap gelap dan ger-
terjadi setelah tergelincirnya matahari maka hana masih dapatterlihat. Sebagaimana waktu
tidak perlu melakukan shalat. Sedangkan shalatnya juga tidak habis dengan hilangnya
riwayat yang tidak termuat maka boleh dilaku- bulan yang gerhana, karena waktu gerhana-
kan shalat dan bisa juga dilakukan setelah nya, yaitu malam tetap ada. Karena itu, terbe-
Ashar. namnya bulan gerhana hukumnya dianggap
Adapun shalat gerhana bulan maka disun- seperti ketika hilang di bawah awan.
nahkan untuk mengulanginya hingga bulan Hambali berpendapat,1265 vvaktu pelaksa-
terang kembali, atau hilang dari ufuh atau naan shalat sejak teriadinya gerhana matahari
juga terbit fajar. fika terjadi salah satu dari tiga sampai matahari meniadi terang kembali, se-
macam ini maka shalat tidak dilakukan lagi. suai dengan hadits Mughirah sebelumnya dan
Syafi'i berpendapat,1263 dua shalat gerhana hadits lainnya. fika gerhana matahari telah
boleh dilakukan di semua waktu, karena shalat menjadi terang, yaitu masih tersisa sedikit
jenis ini terjadi karena adanya sebab. Waktu saja, sesuai dengan hadits Abu Mas'ud,
shalat gerhana matahari baru akan hilang
ketika matahari telah bersinar terang ataupun €-.Y kk s5i,itj t)43
terbenamnya matahari. Dalil pertama mereka "Shalatlah dan berdoalah sampai gerhana
berupa khab ar yang berbunyi, itu tersingkap dari kalian.'4266
1262
Bidooyotul Mujtahid,jil.l/h1m.205 dan asy-Syarh ash-Shaghiir, jiLllh1m.533, 536.
" "' M ugh n iy o I - M u hta aj, jil.l /.hlm.3 1 9 dan al - M aj muui j il.S/hlm. 7 5.
L264
Mutosrq'alaih, dariMughirah bin Syu'bah dengan lafaz, "... jika kalian melihatnya, yaitu matahari ataupun bulan, maka berdoalah
kepada Allah SWT dan shalatlah sampai gerhana itu hilang." (Naylul Awthaaa iil.3/h1m.334).
_^ -_
!6s t
Xotytyo| ot-Qinaa', ill.Z /hlm.6}-7 dan al-Mughniy, iil.2 /h1m.428.
L266
Muttasaq'ataih.
rsLAM IrrrD 2 Baglan 1: lBADAll
adanya awan di mana gerhana tetap sempurna sai dari shalat gerhana matahari dan pada saat
tanpa adanya pengurangan; karena hukum itu matahari telah menjadi terang kembali, be-
asalnya adalah tidak adanya awan maka di- liau saw. memuji dan memuja Allah, lalu ber-
hukumi pada asalnya, yaitu gerhana tetap ada sabda,
sekaligus dihukumi dengan hukum asalnya,
adanya gerhana jika ragu maka tidak dilaku- ! ,nr ,.rtiJ b oLiJ 'J.3t) ;;*iJr 'ot
727 7
Mu to loq'o laih, dariAisyah r.a.
1272
Uutif^q'alaih, dari Aisyah dan hadits kedua dari Abi Musa r.a. {Naylul Awthaa; jil.3/h1m.334J.
r273 Al-Bodro'i,jil.1/2hlm.B3,
R Mujtahid,iil.l/htm.203, 206, asy-Syarh
addul Muhtaanhlm.TSB, Fathul Qadiix iil.l/h1m.436, Bidaayatut
ash-Shagghiir, f il.1/h1m.533, Mughniy al-Muhnaj, jil.1/hIm.318, al-Mughniy, jil.2 /hlm.420, Kasysyaf al-Qinaa', ill.2 /hlm.68, al-Qa-
waanin al-fi qihistyah, hlm.88.
1274
Munlaq'ataih.
FIQLH ISTAM JILID 2
1275
HR Syaf i dalam Musnadnya, dari Hasan al-Bashriy (Naylul Awthaaa jil.3/h1m.333).
1276
HR Ah.rd,Hakim, dan lbnu Hibban (ibid).
1277
Dit"kh.il oleh Bukhari dan Muslim.
ISLArvt IILID 2
f. Apakah shalat gerhana bulan sepertl makmum masbuq terhitung bergabung dalam
shalat gerhana matahari? shalat; pada ruku pertama ataukah kedua?
Hanafi mengatakan,1278 shalat gerhana bu- Maliki berpendapat,1282 terhitung menger-
lan boleh dilakukan dengan dua rakaat atau jakan satu rakaat dari dua rakaat shalat ger-
empat dengan sendiri-sendiri, seperti shalat hana matahari bersama imam pada rakaat
sunnah lainnya, dan di rumah. kedua, karena ruku kedua itulah yang fardhu,
Maliki berpendapat,l2Te dianjurkan untuk sedangkan ruku pertama hanyalah sunnah.
shalat gerhana bulan dua rakaat dengan suara Adapun pendapat yang kuat, al-Fatihah adalah
keras seperti shalat sunnah dengan satu diri rukun yang fardhu secara mutlak.
dan ruku saja seperti biasanya. Adapun Syafi'i berpendapat,1283 siapa yang
Adapun Syaf i dan Hambali berpendapat,1z8o bergabung bersama imam pada ruku pertama
shalat gerhana bulan seperti halnya gerhana dalam shalat gerhana maka ia terhitung telah
matahari, dengan berjamaah, dua ruku, dua melakukan satu rakaat, sebagaimana dalam
diri, dua kali bacaan, dan dua sujud dalam se- shalat lainnya. Sedangkan siapa yang baru bisa
tiap rakaatnya. Kemudian, dilakukan dengan bergabung pada ruku kedua ataupun berdiri
suara keras tidak pelan menurut Syafi'i, seperti kedua maka tidak dianggap telah melakukan
itu juga ditetapkan oleh Hambali. Berdasarkan satu rakaat, menurut pendapat yang paling
perkataan Aisyah r.a., jelas. Karena, hukum asalnya adalah ruku dan
berdiri pertama, sedang ruku dan berdiri ke-
Ai;t?. .:r5jr e* ,-J
'b
,;t iti *4i dua hukumnya hanya mengikuti.
/o a/
//ol. Ini adalah pendapat yang paling kuat me-
e ot;S) ii ,6
o,. /,
l rl r '*1r5 J,
(J.
CJJ z- nurut penulis, karena mudah dipahami, juga
c;lJ-a.-, sebagai pengecualian.
Hakim Abu Ya'la dari mazhab Hambali
"Nabi saw. mengeraskan ,ur.rrrJ ketika
mengatakan,l2sa jika seorang makmum baru
melakukan shalat gerhana bulan. Beliau mela-
bergabung bersama imam pada rakaat kedua
kukan empat ruku dalam dua rakaat, juga em-
saja maka sangat mungkin ia tertinggal satu
pat sujud."1281
rakaat. Karena, ia telah kehilangan satu ruku
dalam rakaatitu. Sebagaimana ia juga kehilang-
4. KAPANKAH MAKMUM MASBUQ
an satu ruku dalam shalat selain gerhana. Di-
TERH ITUNG BERGABUNC BERSAMA
IMAM? mungkinkan juga shalatnya tetap sah, karena
shalat gerhana boleh dilakukan dengan satu
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa
ruku saja maka ia tetap diberi pahala sebagai
shalat gerhana memiliki tata cara khusus yang
makmum masbuq.
berbeda menurut selain Hanafi, yaitu dua kali
ruku dalam setiap rakaat. Lantas, kapankah
7278
Al-Bodro'i,irl.l/hlm.282,Muraqiyal-Falaah,hlm.g2,danal-Kitaab,iil.1/hIm.121.
7279
N-qo*oonin al-fiqihiyyah,hlm.B}, Bidaayarul Mujtahid,iil.l/h1m.206, asy-Syarh ash-Shaghiir, jiLllhIm.536.
7280
Mughniyal-Muhtaaj,iil.l/hIm.318, al-Mughniy,jil.2/hlm.424,danKasysyafal-Qinaaiiil.2/h1m.69.
7281
Muta1aq'ataih.
7282
Ary-Syorh ash-Shagh iir, jiLllhIm.535.
t283
Mug hriy ot-Mu htaaj, jil.l /hlm.3 19.
1284
At-Mug hniy, iil.Z /h1m.428.
FIqH ISLAM IILID 2
5. APAKAH BOLEH SHALAT CERHANA dan tarawih ditakutkan lewat karena gerhana
MATAHARI DIDAHULUKAN DARI SHALAT bulan lebih kuat. Sebab, shalat witr bisa di-
LAINNYA JIKA BERKIIMPIIL DALAM SATU lakukan secara qadha. Adapun menurut Ham-
WAKTU?
bali, shalat tarawih didahulukan dari shalat
fika berkumpul dua shalat, seperti shalat gerhana bulan jika melakukan keduanya sulit,
gerhana matahari dengan shalat lainnya; shalat karena shalattarawih khusus pada bulan Rama-
fumat atau shalat fardhu lainnya, atau juga dhan saja dan hilang dengan habisnya waktu.
shalat Hari Raya, atau shalat jenazah, ataupun
witir; lantas shalat manakah yang harus dida-
F. SHAIAT tSTtSQA', (MINTA HUJAN)
hulukan pelaksanaannya?
Syafi'i dan Hambali berpendapatl2Es di- Pembahasan ini berisi tentang definisi
istisqa' dan sebabnya, disyariatkannya shalat
dahulukan shalat yang fardhu jika takut ke-
habisan waktunya, karena sempitnya waktu, istisqal bentuk shalat, waktu dan orang yang
sedang jika tidak takut kehabisan waktu maka
terkena kewajiban atasnya, mengeraskan
shalat gerhana matahari harus didahulukan. suara ketika membaca, khotbah, berdoa dan
setelahnya, hal-hal yang dianjurkan ketika ber-
Usai shalat, imam segera berkhotbah untuk
shalat fumat dengan bertemakan gerhana ma-
istisqal baik sebelum ataupun sesudah shalat
(kewajiban-kewajiban beristisqa'), berdoa ke-
tahari, baru setelah itu melakukan shalat fu-
mat. Menurut Syafi'i, cukup melakukan khot- tika turun hujan dan kejadian lainnya, dan tera-
bah fumat saja tanpa perlu melakukan khot- khir hukum melakukan shalat sunnah tambah-
an di tempat shalat.
bah gerhana matahari.
Sedangkan jika berkumpul antara shalat
Hari Raya dan gerhana matahari, atau dengan
1. DEFtNtSa tSTtSQA',DAN SEBAB
PELAKSANAANNYA
shalat jenazah maka shalat jenazah lebih dida-
Kata'isfrsqa'secara bahasa berarti memin-
hulukan dari gerhana matahari dan Hari Raya
ta hujan, sedang secara syariat berarti memin-
demi menghormati jenazah. Karena, menunggu
ta hujan dari Allah SWT berupa turun hujan
bisa mengubah keinginan seseorang. Sebagai-
ketika semua orang membutuhkannya dengan
mana shalat jenazah lebih didahulukan dari
bentuk tertentu,1286 yaitu berupa shalat, khot-
shalat f umat jika tidak takut kehabisan waktunya.
bah, istisghfar; puja, dan puji.
Shalat gerhana matahari lebih didahulu-
Adapun sebab pelaksanaannya, sedikit
kan dari shalat Hari Raya dan lima waktu jika
hujan, kekeringan, merasa butuh untuk meng-
waktunya masih luang.
airi ladang, dan memberi minum hewan ter-
Sebagaimana shalat gerhana bulan juga
nak. Kekeringan biasanya terjadi karena coba-
lebih didahulukan dari shalat witr menurut
an dari Allah SWT, karena manusia lupa akan
kesepakatan Syafi'i dan Hambali. Sebagaimana
Tuhannya dan tersebarnya maksiat di antara
Syafi'i juga mendahulukan gerhana bulan dari
mereka.1287 Sebab itu, butuh untuktobat, istigh-
shalat tarawih meskipun waktu shalat witr
r28S
Mughniyrl-Muhtaaj,jil.t/hIm.319, al-Muhadzdzab,jil.l/hlm.l23,Kasysyaf al-Qinaa',jil.2/hlm.42,danal-Mughniy,iil.z/hlm.4zl.
1286
Asy-Syarh ash-Shaghiir,jil.l/h1m.537, Mughniy al-Muhtaaj, iil.1/h1m.331, Kasysyaf al-Qinaa', jil.l/h1m.74, dan Muraqiy at-Falaah,
hlm.93.
1287
Ibru Maiah meriwayatkan dari Ibnu Umar r.a. dalam haditsnya, Nabi saw bersabda, "tidaklah suatu kelompok manusia yang men-
gurangi takaran dan timbangan kecuali mereka akan disiksa dengan kekeringan, kesulitan hidup, dan pemimpin yang zalim ke-
pada mereka. lika mereka tidak mau membayar zakat maka akan dicegah turunnya hujan kepada mereka dari langi! seandainya
tidak ada hewan-hewan ternak niscaya tidak akan turun hujan." (iVaylul,4wthaaa jil.4/hlm.Z).
ISLAM JILID 2
far; dan berserah diri kepada Allah. fika hamba mereka,'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
melakukan itu semua maka Pencipta mereka -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-,
akan mengutamakan dan memberi merekanik- niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepada-
mat dengan menurunkan hujan. Sebagaimana mu dengan lebat," dan Rasulullah saw. pernah
Al-Qur'an telah bercerita kepada kita semua beristisqal tetapi tidak pernah diriwayatkan
tentang doa para nabi; Nuh, Musa, Hud a.s. un- bahwa beliau melakukan shalat.
tuk menolong kaum mereka. Allah berfirman Hafidz az-Zayla'i membantah pendapat
tentang nabi Nuh as., "maka aku katakan ke- Abu Hanifah dengan mengatakan,lzse adapun
pada mereka,'Mohonlah ampun kepada Tuhan- permohonan minta hujan beliau saw. telah ter-
mu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengam- catat dalam riwayat yang sahih dan kuat. Se-
pun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan dangkan klaim bahwa tidak pernah diriwayat-
kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan kan Nabi saw melakukan shalat istisqa, maka
harta dan anak-anakmu, dan mengadakan un- ini tidak benar. Sebaliknya, riwayat yang benar
tukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di adalah bahwa beliau pernah melakukan shalat
dalamnya) untukmu sungai-sungar." (Nuh: 10- istisqa', seperti yang akan dijelaskan nanti.
12) Dalam ayat lain, Allah berfirman tentang Bukan berarti hadits itu hanya menyebutkan
Musa a.s., "Dan (ingatlah) ketika Musa memohon bahwa beliau sekedar meminta hujan tanpa
air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, "Pu- melakukan shalat, tetapi tujuannya telah terca-
kullah batu itu dengan tongkatmu..." [al-Baqa- pai meski hanya menyebutkan kata'meminta
rah: 60J firman lainnya tentang Hud a.s., ?an hujan'tanpa menyebutkan shalat. Sebab, tidak
(dia berkata), "Hai kaumku, mohonlah qmpun adanya penyebutan sesuatu itu tidak mewajib-
kepada Tuhanmu lolu bertobatlah kepoda-Nya, kan ketiadaannya.
niscayo Dia menurunkan hujan yang sangat Sedangkan mayoritas ahli fiqih, dianta-
deras atasmu, dan Dia akan menambahkan ranya Muhammad bin Al-Hasan dan Abu Yu-
kekuatan kepada kekuatanmu." [Huud: 52) suf berpendapat,l2e0 shalat istisqa' itu sunnah
muakkadah, baik sedang berada di rumah
2. DISYARIATKANNYA SHALAT ISTISQA'
ataupun bepergian, menurut kebutuhan, dan
Abu Hanifah mengatak?h,1288 dalam shalat
kuat bahwa istisqa' itu sunnah Rasulullah saw.
istisqa' tidak disunnahkan untuk dilakukan dan para khalifah setelahnya r.a. Shalat istisqa'
dengan berjamaah, jika orang-orang shalat
boleh dilakukan berulang kali dalam beberapa
dengan sendiri-sendiri maka boleh, tidak di-
hari, dua, tiga kali, ataupun lebih jika hujan
makruhkan karena shalat sunnah mutlak saja.
belum turun juga sampai Allah menurunkan
Shalat istisqa'hanyalah berupa doa dan istigh-
hujan untuk mereka, karena Allah menyukai
fa4 karena bisa menjadi sebab diturunkannya
orang-orang yang serius dalam berdoa.12e1
hujan, tanpa harus ada jamaah, tanpa khotbah,
Adapun dalil tentang kesunnahannya ada-
tanpa harus dihadiri oleh dzimmty, sesuai fir-
lah beberapa hadits. Di antaranya, hadits Ibnu
man Allah SWT, "make aku katakan kepada
Abbas r.a., bahwa Nabi saw. melakukan shalat
1288At-Kit
obMa'aal-Lubaab,1il.t/h\m.121,Muraqiyat-Falaah,hlm.92,FathutQadiir,iil.t/h1m.437,al-Badaa'i,iil.t/hlm.z\z,ad-Durr
al-M ukhta an jil. 1/h1m.790.
1289
Nrrhob or-Raayah, iil.Z /h1m.238.
1290
, asy-Syarh ash-Shaghiiri jil.1/h1m.538, Mughniy al-Muhtaai,
Bidooyot l Mujtahid, iil.l/hlm.2O7 , al-Qawaanin al-fiqihiyyah, hlm.87
iil.l/hlm.32l,al-Muhadzdzab, jil.1/hIm.123, al-Mughniy,iil.z/hlm.429,danKasysyaf al-Qinaa',iil.Z/h1m.74.
1291
HR lbnu Adiy dan Aqiliy dari Aisyah, dan dianggap dha'if olehnya. Dalam dua kitab Shahih, "dikabulkan doa kalian selama tidak
terburu-buru, yaitu dengan berkata'aku sudah berdoa tetapi belum dikabulkan luga."
I
i
ISIAlvt IILID 2 I
I
ketika meminta hujan sebanyak dua rakaat se- 3. BENTUK SHALAT ISTISQA" WAKTUNYA, 1
I
MELAKSANANANNYA
berkhotbah ketika b er isti sqa',
Mayoritas ulama sepakat, selain Abu
J-iii?:ryy\ €:=bWgt:i otr.z.
Hanifahl2eT bahwa shalat istisqa' berjumlah
dua rakaat dan dilakukan secara berjamaah di
" ';t*o ,t tempat shalatyang ada di padang pasa4 di luar
"Lalu beliau saw. turun dan melakukan daerah, tanpa azan dan iqamat dan hanya dise-
shalatdua rakaat..."12e3 ditambah dengan hadits rukan 'shalat berjamaah'. Karena, Nabi saw. se-
Abi Hurairah, Abdullah bin Zaid, dan'Ubad bin lalu melakukan shalat istisqa' di padang pasir
Tamim dari paman rrya.tze + dan tempatnya lebih luas dari tempat lainnya
untuk dijadikan tempat shalat. Dalam shalat
fika orang-orang tengah bersiap-siap un-
tuk melakukan shalat istisqa'tetapi hujan tu- istisqal bacaan juga dikeraskan seperti shalat
run sebelum pelaksanaan shalatmaka dianjur- Hari Raya, dengan takbir-takbir tambahan-
kan mereka tetap melakukan shalat, menurut nya juga menurut Syafi'i dan Hambali setelah
Maliki, untuk meminta kemudahan. Sedangkan membaca doa pembuka dan sebelum mem-
menurut Syafi'i,l2es mereka tetap berkumpul baca ta'awwudz.Tujuh kali takbir pada rakaat
untuk bersyukur dan berdoa. Karena, orang- pertama dan lima kali pada rakaat kedua de-
orang melakukan shalat istisqa'yang dikenal ngan mengangkat kedua tangan, berhenti se-
jenak di antara takbir seperti membaca ayat
untuk bersyukur juga, menurut pendapat yang
shahih sebagaimana mereka berkumpul untuk yang tidak terlalu panjang. Ibnu Abbas r.a. ber-
berdoa dan semisalnya. Kemudian, menurut kata, "Shalat sunnah istisqa'seperti shalat sun-
pendapat yang paling benal imam tetap ber- nah hari raya." Disunnahkan untuk dilakukan
khotbah kepada mereka juga meskipun hujan di padang pasir; dengan jumlah takbir yang
turun ketika khotbah masih berlangsung dan sama seperti shalat Hari Raya, tanpa azan dan
shalat dua Hari Raya. Namun, lebih baik menu- pada setiap harinya sebelum keluac memper-
rut Maliki, imam membaca surah al-Alaa dan baharui tobat, dan meminta turun hujan ber-
asy-Syams. Adapun menurut Hambali dan dua sama orang-orang yang lemah, orang tua, dan
sahabat, seorang hendaknya membaca seperti anak-anak.
bacaan surah pada shalat Hari Raya, yaitu al- Tidak disyaratkan adanya izin imam un-
Alaa dan al-Ghaasyiyah. Sebagaimana terdapat tuk melakukan shalat istisqa', menurut Abu
dalam hadits Ibnu Abbas r.a. sebelumnya, juga Hanifah karena maksud dari shalat itu hanya-
hadits Anas yang dimuat oleh Ibnu Qutaibah lah berdoa maka tidak perlu adanya izin dari
dalam buku Ghariibil Hadiits. Bisa juga, pada imam. Syafi'i juga tidak mensyaratkan hal ter-
rakaat pertama imam membaca surah an-Nuh sebut, sedang menurut imam Ahmad ada dua
karena sesuai kondisinya, sedang pada rakaat riwayat mengharuskan dan tidak mengharus-
kedua bisa membaca surah apa saja. kan adanya izin imam.12ee
Menurut Syafi'i, pada rakaat pertama Waktu Pelaksanaannya; tidak ada waktu
imam boleh membaca surah Qaaf dengan suara tertentu untuk pelaksanaan shalat istisqa', ti-
keras, sedang pada rakaat kedua membaca dak pula dikhususkan pada Hari Raya. Hanya
surah al-Qama4, menurut pendapat yang pa- saja, shalat istisqa'tidak dilakukan pada waktu
ling shahih. Atau, imam membaca surah al- yang dilarang untuk shalat. Pendapat ini tidak
Alaa dan al-Ghaasyiyah, secara analogi bukan ada perbedaan. Karena waktu untuk melak-
menurut teks hadits. Adapun dalil membaca sanakan shalat istisqa' sangatlah luas maka
dengan keras adalah hadits Abdullah bin Zaid jangan sampai dilakukan pada waktu yang di-
dan lainnya, larang untuk shalat. Disunnahkan untuk mela-
cco, kukannya pada awal siang dan waktu pelak-
er?u.q+'n,F, Ji i sanaan shalat Hari Raya, sesuai hadits Aisyah
"l,atu ietiau'r"* ."trtrtrn shalat dua r.o,
rakaat dengan mengeraskan bacaannya pada
kedua rakaat."l2e8 Sebagaimana dibolehkan ,;jlr Lc fi. ;-- ;; W!::i
untuk melakukan shalat istisqa'dengan berja- "Beliau ,r*, k.lur ketika ufuk matahari
maah, dan ini yang lebih baik boleh pula di- mulai muncul,"1300 Karena, shalat istisqa' mirip
lakukan dengan sendiri-sendiri. dengan shalat Hari Raya dalam tempat pelak-
Dianjurkan untuk keluar ke padang pasi4, sanaan dan tata caranya. Begitu pula waktu-
kecuali di Mekkah, Madinah, danAl-Quds maka nya, karena waktu pelaksanaannya tidak habis
cukup melakukannya di Masjidil Haram, Mas- dengan tergelincirnya matahari dan tidak di-
jid Nabawi, dan Masjidil Aqsha. Orang-orang lakukan pada hari tertentu ataupun waktu ter-
dianjurkan untuk berjalan selama tiga hari tentu.
perjalanan kaki dengan memakai baju yang Shalat istisqa' juga tidak terhalang dengan
biasa dan sudah dicuci, dengan merendahkan tergelincirnya matahari pada waktu Zhuhuf,
dan berserah diri, takutkkepadaAllah, menun- karena boleh dilakukan setelahnya, seperti
dukkan kepala mereka, memberikan sedekah shalat sunnah lainnya.1301 fikalaupun orang-
1298
HR Ah-"d, Bukhari, Abu Dawud, dan Nasaa'i. (Naylul Awthaar, jil.A/hlm.4).
rzee
Al-Badro'i,iil.l/h1m.284, Mughniy al-Muhtaaj, iil.t/h1m.325, dan at-Mughniy,iil.Z/hlm.4l}.
13oo
HR Ab, D"*ud.
r30L
Bidaayatul Mujtahid, iil.1/h1m.209, asy-Syarh ash-Shaghiir, iil.1/h1m.528, Mughniy al-Muhtaaj, iil.1/h1m.334, al-Mughniy, iil.Z/
hlm.43 2, 440, dan Ka sy syaf a I- Qi na a', iil.2 / hlm.45.
_-
rsLAM J[rD 2
orang melakukan shalat istisqa' usai melaku- "Bukankah kalian diberi rezeki dan diberi
kan shalat atau pada waktu khotbah fumat kemenangan karena keberadaan orang-orang
maka mereka telah melakukan sunnah. Me- lemah di antara kalian?'tao+ Sedangkan para
minta hujan juga boleh dilakukan hanya de- gadis dan kaum wanita yang molek dimakruh-
ngan berdoa tanpa perlu shalat, sesuai hadits kan untuk ikut keluaf, karena takut munculnya
Umar r.a. bahwa ia keluar untuk meminta fitnah.
hujan, lalu naik ke atas mimbar dan berkata, Membawa serta hewan ternak; tidak
"Beristighfarlah kepada Tuhan kalian, karena dianjurkan menurut Maliki, sedang menurut
Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan Hambali, tidak pula orang-orang karena Nabi
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, saw. tidak pernah melakukannya.
dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, Dianjurkan untuk membawa serta anak-
dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan anak, menurut Hanafi, dan Syafi'i juga dalam
mengadakan fpula di dalamnya) untulanu sung- pendapat yang paling shahih. Namun, mem-
ai-sungai. Beristighfarlah kepada Tuhan kalian, bawa anak-anak dibolehkan saja menurut
karena Dia adalah Maha Pengampun,lalu Umar Hambali karena rezeki itu dimiliki oleh semua
turun dari atas mimbar. Setelah itu, ia ditanya, orangs5o di samping agar muncul belas-kasih
'Amirul Mu'minin, kenapa Anda tidak melaku- dan timbul keramaian akan terpenuhinya ke-
kan shalat istisqa'saja?" Umar r.a. menjawab, butuhan. Bazzaz meriwayatkan secara marfu'
'Aku telah memohon dengan bejana-bejana dengan jalur sanad yang lemah,
langit yang menurunkan tetesan air hujan."1302
Adapun orang yang terkena kewajiban ,i: eqi &;?' qii6t'\ i
atasnya1303 adalah kaum laki-laki yang mampu
untuk berjalan kaki dan tidak dipimpin oleh
VostSJ;u)
kaum wanita ataupun anak-anak yang belum "Seandainya tidak ada anak kecil yang
dewasa, menurut pendapat yang masyhur masih menyusui, hamba yang rajin shalat, he-
dari mazhab Maliki. Syafi'i dan Hambali ber- wan ternak yang ingin minum niscaya siksa
pendapat, dianjurkan anak-anah orang tua akan diturunkan kepada kalian secara lang-
untuk ikut keluar juga, tetapi bukan laki-laki sung." Diriwayatkan juga, bahwa Sulaiman a.s.,
yang berpenampilan seperti wanita, ataupun "Keluar untuk meminta hujan, lalu ia melihat
banci yang lusuh penampilannya. Karena, doa seekor semut sedang tergeletak, lalu semut itu
mereka lebih mendekatkan untuk dikabulkan; berkata, "Ya Allah, kami adalah salah satu dari
dimana orang tua hatinya lebih lembut, sedang makhlukmu dan kami selalu butuh akan reze-
anak kecil belum memiliki dosa. Sesuai sabda kimu," lantas Sulaiman a.s, menimpali, "Kem-
beliau saw., balilah! Kalian akan diberi hujan dengan doa
)- dari selain kalianr'130s
or)i; it;:i ,pi
, , t
S;udh,'tt
1302
HR Baihaqi dari Sya'biy. Umar r.a. memberitahu bahwa istighfar itu adalah bintang asli yang dapat menurunkan tetes air hujan,
bukan hulan itu sendiri, ini cuma sebagai komparasi saja. Dikatakan, bahwa bintang itu adalah kunci hujan. Dalam riwayat lain
- ^^^
disebutkan, 'dengan kunci langit', (al-Majmuu', jil.S/h1m.76,78)
'"u" Al-Badaa'i, jil.1/h1m.283, al-Lubaab, jil.1/h1m.123, Fathul Qadiir, jil.l/h1m.441, Muraqiy al-Falaah,hlm.93, ad-Durr al-Mukhtaar
iil.7/hlm.79t, al-Majmuu', jil.S/h1m.72,83, al-Qawaanin al-fiqihiyyah,hlm.87, aqt-Syarh ash-Shaghiir, iil.1/hlm.538, Mughniy al-
Muhtaai, iil.l/h1m.322-323, al-Muhadzdzab, iil.l/hlm.t23-125, al-Mughniy, iil.2/h1m.420, 429, 441, dan Kasygtaf al-Qinaai iil.2/
hlm.76-77,82.
1303
HR Bukh".i.
13oa
Ibid.
FIQLH ISLAM JILID 2
1306
Hrdit, semut meminta huian diriwayatkan oleh Hakim dengan maknanya dengan jalur sanad dari Abu Hurairah r.a., yaitu hadits
shahih ialur sanadnya. (al-Majmuul jil.5/hlm.68).
'""' Hadits Umar r.a. diriwayatkan oleh Bukhari dari riwayat Anas bahwa Umar pernah melakukannya, sedang hadits Muawiyah me-
minta hujan melalui Yazid sangat masyhur. (al-Majmuu', jil.S/hlm.68 dan Naylul Awthaan jil.4/hlm.6).
1308
HR. Ah-rd, Nasaa'i, dan lbnu Majah. (Naylul Awthaar, itl.4 /hlm.6),
rsLAM IrtrD 2
tidak mereka ketahui." [al-Araaf: 182) Allah ara bacaannya. Usai shalat, imam berkhotbah,
telah menjamin rezeki-rezeki mereka di du- lalu menghadap kiblat dan berdoa. Imam ber-
nia sebagaimana Allah telah menjamin rezeki khotbah sebanyak dua kali. Di antara kedua-
kaum Mukmin. nya dipisah dengan duduk seperti ketika Hari
Adapun mereka terpisah dari umat Islam, Raya, menurut Muhammad. Sedang menurut
karena tidak menjamin bahwa tidak akan di- Abu Yusuf hanya sekali khotbah. Isi khotbah
turunkan siksa untuk mereka sehingga siksa kebanyakannya adalah istighfar.
itu menimpa kepada siapa saja yang ada di se- Mayoritas ulama berpendapat,1311 imam
kitarnya. Dulu, kaum Aad pernah minta turun berkhotbah untuk meminta hujan setelah se-
hujan, tetapi Allah malah mengirim mereka ang- lesai shalat, menurut pendapat yang shahih
in panas yang membinasakan mereka semua. beriumlah dua khotbah seperti shalat Hari
Raya, menurut Maliki dan Syafi'i. Berdasarkan
4. KHOTBAH SHALAT tSTtSQA', perkataan Ibnu Abbas r.a.,
Abu Hanifah mengatakan,l3oe tidak ada "Rasulullah saw. melakukan shalat istisqa'
khotbah pada pelaksanaan shalat istisqal seperti beliau lakukan pada saat shalatdua hari
karena khotbah ada bila dilakukan secara ber- raya." Sedangkan menurut Hambali, khotbah
jamaah, sedang shalat istisqa' tidak dilakukan hanya sekali saja, karenatidakdinukil dari Nabi
dengan berjamaah. Shalat istisqa' hanyalah saw. bahwa beliau berkhotbah lebih dari itu.
berisi doa dan istighfar dimana imam melaku- Adapun dalil mereka isi dan waktu khot-
kan keduanya dengan menghadap kiblat. Ibnu bah setelah shalat adalah hadits Abu Hurairah
Abbas r.a. menjawab ketika ditanya tentang f.?.,
Menurut Syafi'i, khotbah boleh dilakukan ngirimkan hujan kepadamu dengan lebat."
sebelum shalat sesuai hadis Abdullah bin Zaid [Nuh: 10-12|zr+
Tidak ada batasan jumlah istighfar pada
i, 'rn 'i - c' o' t oq.
Gl a3*s P- Cr ii.w ;;tt r-!l ' permulan khotbah pertama ataupun kedua,
Cti \titi, .ry' ;ryt'ar Yki tidak bisa naik sampai kami mengucapkan
shalawat kepada Nabimu."131s Imam juga
qtr;ti#' dianjurkan memperbanyak membaca ayat,
"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -se-
'Aku memohon ampunani"paa, nhh, Zat sung guhnya Dia adalah M aha Peng ampun."
luga
yang tiada tuhan kecuqli Dia yang Maha Hidup ayat-ayat lainnya yang mengandung perintah
dan Berdiri Sendiri, aku bertobat kepada- seperti itu, karena Allah SWT telah berjanji
Nya." Imam dianjurkan untuk memperbanyak untuk menurunkan hujan jika hamba-hamba-
istighfa4, menurut kesepakatan ulama, karena Nya memohon ampun kepada-Nya.
istighfar bisa menjadi sebab turunnya hujan. Doa dalam khotbah; pada khotbah per-
Sa'id meriwayatkan, "Bahwa Umar r.a. keluar tama imam berdoa,
untuk meminta hujan. Ia tidak mengucapkan
".i 14
doa selain istighfar. Lalu orang-orang yang ber- 6'i t-;; W Vt 'Ai
ada di dekatnya berkata, 'Kami tidak melihat
Anda sedang meminta hujanl Umar menjawab,
Aku telah meminta hujan dengan bejana-
f6aL*'tl.-,
"Ya Allah turunkanlah kepada kami hu-
bejana langit yang menurunkan hujan, lalu jan yang menolong dari kehausan, menyegar-
Umar membaca ayat yang berbunyi, "Mohon- kan, menyehatkan, menyuburkan, lebat, besa[
lah ampun kepada Tuhanmu--sesungguhnya mengali4, dan menghidupi selalu." Sesuai ha-
Dia Maha Pengampun--niscaya Dia akan me- dits Ibnu Abbas r.a.1316
1313
HR Ahrnrd, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Nasaa i. Akan tetapi, Muslim tidak menyebutkan mengeraskan bacaan. (ibid).
1314
H"dit, ini telah ditakhrij oleh Baihaqiy, dan iuga dari Ali. (Naylul Awthaar, jil.4/hlm.7).
1315
HRAt-Ti.midzi.
1316
HR lbnu Maiah, (Naylul Awthaar,iil.4/hlm.9).
FrQLH rSLAM lrl.tD 2
Y> ti ,\Lr;t 1*1 ,t1<t\ i at;:t: keras, sesuai firman Allah SWT, "Berdoalah ke-
6 ,G;Ltt 6il Jhrj ,1;t;ir ,i: -5tt pada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara
yang lembut" (al-Araaft 55) Lantas, para ja-
',, i '-'o.,
4rl yl 6ir v maah mengamini doanya. Selanjutnya, imam
berdoa, "Ya Allah, Engkau telah memerintah-
'Ya Allah, turunkanlah hujan kepada
kan kami untuk berdoa kepada-Mu dan men-
kami dan jangan jadikan kami termasuk orang-
janjikan kami untuk mengabulkannya maka
orang yang putus asa terhadap lambatnya tu-
kami telah berdoa kepada-Mu seperti yang
run hujan. Ya Allah, hamba-hamba-Mu, seluruh
telah Engkau perintahkan. Karena itu, kabul-
negeri, seluruh makhluk telah kehausan, keker-
kanlah doa kami seperti yang Engkau janjikan.
ingan, kesusahan. Kami enggan untuk menge-
Engkau bukanlah Zatyangmelanggar jinji."tstz
luh kecuali kepada- Mu."
Di antara doa beliau saw,
1317
B"rdasarkan firman Allah SWI, "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya
Aku adalah dekat. Aku mengAbulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku." (alBaqarah: 186) suara
lembut lebit dekat kepada ikhlas, lebih dapat membuat khusyu' dan merendah diri, dan lebih cepat dikAbulkan.
1318
HR Ab, Dawud, lbnu Hibban, dan Hakim dari Aisyah r.a. (Sunan Abi D awud, ill.l/h1m.367 dan Naylul Awthaar,iila/hlm.3).
FIQLH ISTAM JILID 2
Dianjurkan, khatib menghadap kiblat ke- annya sampai terlihat putihnya ketiak beliau
tika berdoa, sesuai hadits Abdullah bin Zaid sawr'1320 Dalam hadits Anas lainnya juga,
sebelumnya. Pendapat ini dikuatkan oleh Mu-
hammad bin Al-Hasan dan Abu Yusuf. Yaitu,
imam menghadap kiblat ketika berdoa dalam
"Lalu Nabi saw. mengangkat kedua tang-
khotbah.
annya dan diikuti oleh semua sahabat."
Mazhab Maliki mengatakan, khatib meng-
Membalikkan atau mengubah arah bai u;
hadapkan wajahnya ke arah kiblat dengan
Abu Yusuf dan Muhammad mengatakan, imam
berdiri setelah selesai dari dua khotbah. Khatib
membalikkan bajunya ketika berdoa, sesuai
juga berdoa dengan khusyu agar diangkat mu-
hadits yang meriwayatkan bahwa beliau saw.,
sibah, kekeringan, diturunkan hujan, rahmat,
tidak diturunkannya siksa, serta tidak berdoa
untuk seseorang saja.
S1i;$ ,-r6t A?* i; j;"t .'
t:t
c
t,,/ 'ra. .
Syafi'i berpendapat, imam menghadap iit:t )t;j il-;Jr
kiblat usai sepertiga khotbah kedua, lalu ber- "Ketika beristisqai beliau mengubah letak
doa131e dengan suara lembat dan keras. Setelah
punggungnya ke arah para sahabat dan meng-
itu, imam menghadap ke arah jamaah dengan
hadap kiblat. Beliau saw. juga mengubah letak
wajahnya dan menganjurkan mereka untuk
selendangnya.'a32r
taat. Kemudian, imam membaca shalawat ke-
Maksud membalikkan baju, jika bajunya
pada Nabi saw. dan satu atau dua ayat, lalu
berbentuk segi empat maka membuat bagian
berdoa untuk kaum Mukminin dan Mukminat,
atas menjadi di bawah, sedang jika berbentuk
serta mengakhiri dengan ucapan,'Aku memo-
bulat seperti jubah maka sisi kanan di balik ke
hon ampunan kepada Allah untuk aku dan ka-
sisi kiri.
lian."
Adapun jamaah, mereka tidak perlu mem-
Hambali mengatakan, imam menghadap
balikkan bajunya, karena tidak diriwayatkan
kiblat ketika sedang berkhotbah.
bahwa beliau saw. memerintahkan untuk me-
Mengangkat kedua tangan ketika ber-
lakukan itu. Namun, tidak disunnahkan untuk
doa; dianjurkan untuk mengangkat kedua membalikkanbaju menurutAbu Hanifah, karena
tangan ketika berdoa saat istisqa', sesuai ha-
istisqa' hanyalah berisi doa saja menurunya
dits Anas r.a.,
maka tidak dianjurkan untuk mengubah baju,
1319
l-rrn Nawawi berkata, ada anjuran bagi orang yang berdoa untuk menghadap kiblat, lalu diikuti pula dengan berwudhu, mandi,
tayammu, membaca surah, dan ketaatan lainnya, kecuali sesuatu yang keluar karena adanya dalil seperti khotbah.
1320
Mut f"q 'alaih antara Ahmad, Bukhari, dan Muslim. (Naytul Awthaaa jil.a/hlm.8).
132L
Az-Zayla'iy mengatakan, hadits ini diriwayatkan oleh enam imam dan Ahm ad.. (Nashab ar-Raayah, jil.2/h1m.242).
FIQLH ISTAM JITID 2 Baglan 1: IBAD H
Aisyah, dan Abu Hurairah r.a. seperti disebut- Adapun dalil bahwa jamaah mengubah arah
kan sebelum nya1322 agarAllah membalikkan ke- bajunya juga, yaitu hadisAbdullah bin Zaidr.a.,
adaan mereka dari kekeringan kepada ke-
suburan. Maksud ini termuat dalam beberapa i6i 6 ;;"r k W I't i;, *i,
hadits, diriwayatkan
,t;t yt iyi;t''; ^si:;ir-,\iG'-,sr
; ),tht
j*, H t'*'^ia i;t;.,
"Bahwa Nabi saw. mengubah arah bajunya 'Aku melihat Rasuluih;saw. ketika U".o-
agar kekeringan ikut berubah juga."t323 fisqa'untuk kita, beliau memperpanjang doa-
Adapun maksudmengubah arah baju,yaitu nya, memperbanyak permintaan, lalu mengha-
membuat sisi kanannya berada di sisi kiri dan dap kiblat, mengubah arah bajunya, sehingga
sebaliknya, yaitu menj adikan sisi kanan berada baju yang berada di punggung meniadi di dae-
di atas sisi kiri dan sisi kiri berada di atas rah perut dan para sahabat juga ikut meng-
sisi kanan tanpa harus mengangkat bajunya, ubah bajunya."132s
menurut Maliki dan Hambali. Maksudnya, Hambali mengatakan, baiu itu tetap di-
tidak perlu menjadikan bagian paling bawah ubah-ubah sampai dicopot bersama baju
dekat kaki berada di atas pundaknya. dalam ketika sampai di rumah, karena tidak
Adapun dalam pendapat baru dari Syafi'i, diriwayatkan bahwa beliau saw membalik-
baju itu di balik sampai diangkat sehingga kan arah bajunya lagi. Kesimpulannya, meng-
bagian atasnya berada di bawah dan sebaliknya, ubah arah baju adalah untuk optimisme akan
sesuai hadits, berubahnya keadaan; dari kesusahan kepada
;*"t g opt'oi
kesenangan dan Rasulullah saw. menyenangi
it,y { U ^t;t optimisme yang baik.1325
ilil 6,Li * t&i ii Li'o;e 5. APA YANG DIANJURKAN KETIKA BER.
1322
LihrtNoytul Awthaar,iil.4/hlm.3-4. As-suhailiy berkata, "paniang baju beliau saw. adalah empat hasta, sedang lebarnya dua hasta
satu ienskal."
1323
HR Ad-D""ruquthni, dari Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya.
1324
HR Ah.rd dan Abu Dawud. (Naylul Awthaar,jil.a/hlm.11-12).
1325
HR Ah-"d . (Naylul Awthaaa 1il.a/hlm.Llr).
1326
HR Bukhari dan Muslim, dari Anas dengan lafaz, "optimisme membuatku kagum; kalimat yang bagus dan baik." Dalam riwayat
Muslim, "aku menyenangi optimisme yang shaleh."
1327
Ad-Drr al-Mukhtaar, jil.I/h1mJ92, al-Badaa'i, iil.l/hlm.2Sa, aLLubaab, jil.t/hlm.l22, Muraqiy al-Falaah, hlm.93, al-Qawaanin
al-fiqihiyyah, hlm.67, asy-Syarh ash-Shaghiin jil.1/hlm.538-540, Mughniy al-Muhtaai, iil.1/h1m.321-326, al-Muhadzdzab, lil.t/
hlm.123-125, al-Mughniy, jil.2 /h1m.420-428, dan Kasysyaf al-Qinaa', jil.2/hlm.75.
Baglan 1: IBADAH ISIAM IILID 2
dekatkan diri kepada Allah SWT. dengan mat yang mengundang turunnya rahmat
segala macam perbuatan baik dan kebaik- berupa hujan. Sebagaimana imam meme-
an, seperti sedekah dan lain-lain, serta rintahkan jamaah untuk meninggalkan
keluar dari kezaliman dan melanggar hak- permusuhan, karena dapat membawa ke-
hak orang. Karena, hal tersebut lebih men- pada kemaksiatan, dan keingkaran, serta
dekatkan dikabulkannya doa. Allah berfir- mencegah turunnya kebaikan dengan dalil
man, "Dan (dia berkata) : "Hai kaumku, mo- sabda beliau saw.,
honlah ampun kepada Tuhanmu lalu ber- o.c t
tobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menu- 3x;>a )A'Y,€;\..;; ^l
Adapun Syafi'i berpendapat, jika se- mengerti agama, kebaikan, syekh, ulama
orang pemimpin di suatu negeri tidak yang bertaliwa, orang tua, anak-anah dan
memperbolehkan orang-orang untuk ke- binatang ternak agar mendapatkan belas
luar ke padang pasir sampai ia memberi kasihan serta menampakkan kebutuhan
izin kepada mereka agar terhindar dari fit- yang mendesak, seperti yangtelah kami se-
nah. Hambali memiliki dua riwayat; salah butkan sebelumnya.1332 Disunnahkan juga
satunya, tidak dianjurkan kecuali imam bagi setiap yang hadir untuk meminta
atau wakilnya ikut keluar juga. f ika jamaah tolong dengan suara pelan dari amalnya
saja yang keluar maka mereka cukup ber- yang paling tulus.
doa lalu pulang, tanpa dilakukan shalat f. Keluar ke tempat shalat yang berada di
dan khotbah, sedang dalam riwayat lain, padang pasi4, sesuai hadits Aisyah r.a., "
para jamaah boleh shalat sendiri-sendiri
jar L#BE nr J;t JL .,a\Ki
lalu seseorang di antara mereka maju un-
tuk berkhotbah. ' i.,5,il*;;i.;:G
c. Bersih diri untuk ber-istisqa' dengan man- cP e, L J i.,.
di, bersiwak, menghilangkan bau, memo- Suatu ketika, orang-orang mengeluh
tong kuku, dan lain-lain agar tidak sam- kepada Nabi saw akan kekeringan, lalu
pai mengganggu jamaah lain, karena hari beliau minta dibawakan mimbarnya lalu
istisqa' adalah hari berkumpulnya orang mimbar itu diletakkan di tempa 5[2121]'1333
seperti hari fumat. Karena pada acara kumpul-kumpul itu ba-
Tidak dianjurkan untuk memakai mi- nyak orangyang datang maka tempat shalat
nyak wangi, karena hari itu adalah hari di padang pasir lebih dapat menampung.
tenang dan khusyu.luga, wewangian ada- g. Berdoa dengan doa ma'tsur [diriwayatkan
lah untuk hiasan dan hari istisqa'bukan- dari Nabi saw..) ketika berkhotbah, seperti
lah waktu untuk berhias. yang telah kami sebutkan sebelumnya.
d. Hendaknya seseorang ketika keluar ke fuga, ketika turun hujan, berdasarkan ha-
tempat shalat istisqa' dengan merendah- dits yang diriwayatkan oleh Baihaqiy,
kan hati dan diri, khusyul tenang, dan me- zo , ai
makai baju biasa sesuai hadits Ibnu Abbas ,t* :;P\r,, a*)i G ql;.X- iuitr it
r.a. sebelumnya,
;>tbt i6L;4t J:t: *r:#lt,vtt
btr )Jk ru.:r-,2u g*
'l.'ro,'
Ct t"..,
',a, a,'.rn
,o /.
a;r5.Jl L-3ss
.' t.
1331
At-Ti.-idzi berkata, 'hadits hasan shahih'.
1332
Pr." ulr.a bersepakat bahwa doa yang dipaniatkan di atas kuburan dengan berharap dikabulkan adalah bid'ah, bukan mendekat-
kan diri. Ahmad dan lainnya berkata, 'dalam sabda beliau saw., 'aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan
apa yang Engkau ciptakan." Meminta perlindungan tidaklah dengan makhluk. (Kasysyaf al-Qinaa',iil.3/hlm.77).
1333 jalur sanad yang shahih, dan Hakim, ia berkata, "hadits shahih dengan syarat Bukhari dan Muslim.
HR Abu Dawud dengan
FrQLH rSr.AM ltl-tD 2
: "r;; W "Ai
)z.oz ),, ,1 c,
l _- o
4 o t t\.r-t;
?:,'t :'
-i:
Gb-lu;i 6,1- ,irt
. o)
)i ;y
. o ' &}r
,i'? \i iJ;'t t ix 'ti x
-,",
ur:ii, rip .,r;i\ CG) CIU
yang membawa rah-
"Ya Allah, hujan ,lq r;.nCt) t;'F Xr r;:"t 6#
mat bukan hujan yang menurunkan azab,
,'"1
tidak pula kebinasaan ataupun bala, tidak 6fU o
34
1 3
Mrt frq'alaih, dari Anas. (Naylul I w thaa a i11.4 / hlm.l3).
""' HR Syafi'i dalam Musnadnya, yaitu hadits mursal. (Naylul Awthaaa jil.4/hlm.10).
1336
HR Abu Dawud, Nasaa'i, dan Hakim dengan lalur sanad hasan, dari Abu Hurairah.
FIQLH ISLAM JITID 2 Baglan 1: IBADAH
berdoa, seperti yang telah kami sebutkan dan rakus." Dianjurkan seseorang tidak
sebelumnya, memperhatikan cahaya kilat, karena ula-
'F'Uc'F)t;'F e* $:ei ma salaf tidak mau menunjuk ke arah pe-
tir dan kilat, sedang mereka berucap ke-
c ?, \;i b ,t, ir;1', ,* .t-,"ri c tika itu,
4
$ ,, ti
-u 4 e"; 't i"r-t i 1 ;11
o t!!.
"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu 'r-r"tb
kebaikannya dan kebaikan yang ada pada- "Tiada tuhan kecuali Allah semata, ti-
nya, dan kebaikan apa yang Engkau kirim- ada sekutu bagi-Nya, Maha Suci" maka di-
kan dengannya! dan aku berlindung dari pilih untuk mengikuti mereka ketika ada
kejelekannya dan kejelekan yang ada pada- petir dan kilat.
nya, serta kejelekan yang Engkau kirim- Hendaknya, ketika meteor melun-
kan dengannya,"1337 dan cur seseorang mengucapkan,
t
,(.ti ,A;X \) a-;') r;iiir '$i
i't,\ta'i Y ,!t it;' v
t3) t{;X
4o ,1 .o".-
\i ((-, ritiir .i/lti
o
berkata,
"Maha Suci Zat yang membuat petir 'Aku berlindung kepada Allah dari setan
bertasbih dengan memuji-Nya dan Malai- yang terkutuki' sesuai hadits Abu Dawud.
kat dengan takut kepada-Nya."tsse Ketika Ketika mendengar kokok ayam jantan,
ada kilat berucap, seseorang meminta karuni Allah, menurut
khabar Bukhari dan Muslim.
e*LrG; apr S"; U:,q h. Dianjurkan kepada pendudukyang subur
"Maha Suci Zat yang telah memper- tanahnya untuk ikut mendoakan kebaik-
lihatkan kepada kalian kilat yang takut an kepada penduduk yang kekeringan,
1337
HR Muslim.
1338
HR Th"braniv dalam al-Kabiir.
1339
HR Malik dalam Muwaththa', dari Abdullah bin Zubair dianalogikan dengan petir dan kilat. At-Tirmidzi meriwayatkan kelanjutan
doa ini jul ,.pi or" t cA.ti tsti
\i.t;i
r:ili; v ;iili ya Allah, janganlah Engkau bunuh kami dengan kemarahan-Mu, jangan Engkau hancur-
kan kami dengan siksa-Mu, dan ampunilah kami sebelum itu terjadi!" Abu Na'im dalam Hilyah meriwayatkan dari Abu Zakariyya,
"siapa yang berkata, 'subhanAllah wa bi hamdih ketika ada petir maka ia tidak akan disambar olehnya."
1340
Menurut khabar yang diriwayatkan oleh Ibnu Sinniy dan Thabrani dalam Awshath.
FIQLH ISTAM JILID 2
karena doanya adalah bentuk tolong-me- sesudah dilakukan shalat istisqa'. Karena,
nolong dalam kebaikan dan ketakwaan. tujuan dari rsfrsqa'sendiri adalah meng-
Syafi'i mengatakan, dianjurkan bagi setiap hilangkan segala kesalahan dan memper-
oranguntukmandi huj an ketikaturun huj an banyak amal kebaikan.
pertama dalam satu tahun dan setiap hujan Berbeda halnya dengan Hari Raya, se-
pertama, lalu menyingkap sebagian badan- perti yang telah kami jelaskan sebelum-
nya selain auratagarterkena rintikan airhu- nya, karena dimakruhkan menurut mayo-
jan sebagai berkah. Muslim meriwayakan, ritas ulama selain Syafi'i untuk melakukan
;; :; ,r -G W il
shalat sunnah tambahan sebelum atau se-
,$ir iai sudah dilakukannya shalat di tempat
t/ o/ / ',.', shalat, tidakhalnya di dalam masjid menu-
&_J-
'
d!:JVe)
'6
:riy rut Maliki, di dalam masjid juga dilarang
"Bahwa beliau saw membuka bajunya menurut Hanafi dan Hambali. Akan teta-
hingga hujan mengenai badan beliau, se- pi, tidak mengapa bila dilakukan setelah
raya bersabda, "lni adalah janji baru dari shalat menurut Hanafi.
Tuhan-Nya.'4341 Yaitu dalam penciptaan, Hendaknya berdoa dengan telapak tan-
diturunkan, dan pembentukannya. Dian- gan dalam jika ingin meminta sesuatu dan
jurkan juga, seseorang untuk mandi dan mendapatkannya, tetapi dengan telapak
berwudhu dari air yang mengali4, seperti luar ke atas jika ingin diangkat bala.13a2
yang diriwayatkan oleh Syafi'i dalam kitab
al-Umm dengan jalur sanad yang terputus, G. SHALAT KHAUF(TAKUT)
1341
Diriwayatkan juga oleh Ahmad dan Abu Dawud. (Naylul Awthaar,iil.4/hlm.L2).
L342
Ini diambil dari hadits Khallad bin Saib, dari ayahnya,
VC'* k
;rt:"t ti1, ,"uttjly i k
1t 61 "G :!t'"i
"bahwa Nabi saw jika memohon sesuatu, beliau menjadikan telapak tang;n dalim mengaratr t<e tangit, sedang jika meminta per-
lindungan dari sesuatu menladikan telapak luar ke langit." Muslim meriwayatkan dari Anas r.a., rr.:-!r ,lk *ivS Jxit ;tt iti
"Nabi saw. beristisqa'dan menunjukkan dengan telapak tangan luar mengarah ke langit." Ibnu Abbas r.i. meriwayatkan, meskipun
hadits dha'if, t^;), i )l:r \i .nsi;i :rrt i .i,r rrt:
,.,. "memohonlah kepada Allah dengan telapak tangan dalam kalian, jangan dengan telapak luar!" (subutussalam,iil.3/hlm.83).
'"*'Fathul Qadiir, iil.l/h1m.447, ad-Durr al-Mukhtaar, jil.l/h1m.792, at-Lubaab, iil.l/hlm.ll4, Bidaayatul Mujtahid, iil.1/hlm.169,
asy-Syarh ash-Shaghiir, jil.1/h1m.517, al-Qawaniin al-fiqihiyyah,hlm.83, Mughniy al-Muhnaj, iil.l/h1m.327, al-Muhadzdzab, iil.t/
hlm.105, al- M ughniy, jil.Z/hlm.400, dan Kasysyaf al-Qinaa', jil.Z /hlm.9.
rsr.A.M IrLrD 2
ketika memerangi kaum kafir. Adapun dari Al- melakukannya sebanyak dua puluh empat kali.
Qur'an, firman Allah SWT. yang berbunyi, "Den Hadits-hadits berikut memuat tata cara shalat,
apabila kamu berada di tengah-tengoh mereka di samping khabaryang berbunyi,
(sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan t.
i.t "- .t)of,
shalat bersqmq-sama mereko, maka hendak- u)-^ol g)-/
. -r c.d.rl r
'J ti,t t
t'
-P
lah segolongan dari mereka berdiri (shalot)
"Shalatlah kolian seperti kalian melihat
besertamu dan menyandang senjata, kemudian
aku shalat!'
opabila mereka (yang shalat besertamu) sujud
(telah menyempurnakan satu rakaat) maka Para sahabat telah berijma untuk melaku-
hendaklah mereka pindah dari belakangmu (un- kan shalat khauf. Sebagaimana Ali, Abu Musa
tuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang al-Asy'ari, dan Hudzaifah melakukannya juga.
golongan yang kedua yang belum bersembah- Shalat khauf, menurut mayoritas ulama dan
yqng, lalu bersembahyanglah mereka dengan- pendapat yang masyhur dari mazhab Maliki
mu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan boleh dilakukan pada saat bepergian ataupun
menyandang senjata. Orang-orong kafir ingin sedang menetap. Shalat khauf juga boleh di-
supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan lakukan dengan qashr saat sedang bepergian
harta bendamu, lolu mereka menyerbu kamu menurut Ibnu Majisyun dari mazhab Maliki.
dengan sekaligus." [an-Nisaa': 102) Apa yang Abu Yusuf mengatakan, shalat khauf ada-
telah ditetapkan dalam hak beliau saw. maka lah khusus untuk Nabi saw. Shalat ini disyariat-
ditetapkan juga dalam hak umatnya selama ti- kan hanya ketika beliau saw. hidup, berdasar-
dak adanya dalil pengkhususan atas diri beliau kan firman Allah SWT, "Dan apabila kamu ber-
saw. Karena, Allah SWT telah memerintahkan ada di tengah-tengqh mereka'. Adapun hik-
untuk mengikutinya. Sedangkan pengkhusu- mah disyariatkannya shalat khauf pada masa
san kata ganti pada kalimat, 'Dan apabila kamu hidup beliau saw., agar setiap kelompok saha-
berada di tengah-tengah mereka'tidak menjadi bat yang melakukan shalat berjamaah tetap
pengkhususan dalam hal hukun, dengan dalil mendapatkan keutamaan di belakang beliau.
firman-Nya juga,'Ambillah zakat dari sebagian Dimana para sahabat sangat antusias untuk
horta mereka." (at-Taubah: 103J mendapatkan keutamaan ini. Antusiasme ini
Adapun dari sunnah, diriwayatkan dan sha- semakin meningkat sepeninggal beliau saw.
hih bahwa Nabi saw pernah melakukan shalat Di mana setiap kelompok dapat melakukan
khauf pada empat tempaU dalam perang Dza- shalat dengan imam khusus maka tidak boleh
tur Riqaa'yang teriadi setelah perang khandaq melakukannya dengan bentuk datang-pergi
fparit) menurut pendailatyang bena4 di Bathn atau seperti itu yang berbeda dengan tata cara
Nakhl (nama tempat di daerah Najad, daerah shalat pada biasanya. Sepeninggal Nabi saw.,
kekuasan bani Ghathafan), di' Usfaan [kira-kira shalat khauf tidak dilakukan dengan hanya
terletak dua marhalah dari Mekah), dan di Dzi satu imam saja, tetapi dengan dua imam. Yaitu,
Qarad (oase yang terletak LZ mil dari Madinah satu imam memimpin satu kelompok jamaah
dan dikenal dengan perang al-Ghaabah, ter- sebanyak dua rakaat, lalu disusul oleh kelom-
jadi pada bulan Rabi'ul Awwal tahun keenam pok lainnya yang telah menjaga keadaan se-
sebelum perjanjian Hudaibiyah).13a4 Nabi saw. banyak dua rakaat juga, lantas kelompok yang
7344
Ad-Drr, ,l-Mukhtaar wa Radd al-Muhtaaa iil.l/h1m.794-795.
Baglan 1: lBADAll FrQllH rsr"dM JrLtD 2
sudah melakukan dua rakaatberganti menjaga diizinkan, baik perang wajib seperti meme-
keadaan. rangi kaum kafiryang jahat, pemberontah
'Argumentasi di atas ditolak karena para atau para penjahat yang selalu menum-
sahabat telah melakukan shalat khauf juga pahkan darah dan menodai kesucian, ber-
sepeninggal beliau saw. Padahal mereka adalah dasarkan firman-Nya, Jika kamu takut
orang-orang yang paling mengetahui tentang diserang orang-orang kafir." [an-Nisaa':
habis atau tetapnya masa berlaku pembolehan 101), ataupun perang yang boleh seperti
hukum atas sesuatu. memerangi orang yang ingin mengambil
Adapuntujuan dari pensyariatan shalatkhauf harta kaum muslimin.
adalah antusiasme Islam agar shalat dilakukan Karena itu, tidak sah shalat khauf-nya
secara berjqmaah dan ikatan berkumpul tetap para pemberontak dan orang yang ber-
kuat dan selalu terjaga meski dalam kondisi maksiat dalam perjalanannya. Karena,
paling sulit, berbahaya, dan krisis sekalipun. shalat khauf adalah rahmat, keringanan,
Pengaruh rasa takuthanya mengubah ben- dan pengecualian maka tidak boleh bila
tuk dan tata cara shalat, bukan dalam hal bi- ada kaitannya ataupun dibolehkan karena
langan rakaatnya. fadi, rasa takut tidak sampai adanya unsur kemaksiatan. Artinya, shalat
mengubah bilangan shalat, menurut pendapat khauf tidak boleh dilakukan pada perang
kebanyakan ulama. yang terlarang ataupun haram, seperti me-
merangi orang yang adil ataupun orang-
2. SEBAB DAN SYARAT DILAKSANAKANNYA orang kaya karena ingin mengambil harta
SHALAT KHAIIF mereka.
Rasa takut akan adanya serangan musuh 2. Adanya musuh atau binatang buas, atau
adalah sebab dilakukannya shalat jenis ini, sep- takut tenggelam dan terbakar. Siapa yang
erti pendapat Ibnu Abidin.134s Adanya musuh takutmusuh atau bahaya, baikitu takutnya
adalah syarat, seperti shalat orang musafiC ke- terhadap dirinya ataupun hartanya maka
susahan adalah sebabnya dan perjalanan yang ia boleh melakukan shalat khauf, menurut
syar'iy adalah syaratnya. Maksud dari rasa ta- mayoritas ulama dan pendapat yang ma-
kut itu sendiri adalah munculnya musuh, bu- syhur dari mazhab Maliki, baik dalam per-
kan rasa takut yang nyata. Karena, keberadaan jalanan ataupun menetap; di laut ataupun
musuh ataupun kemunculannya dianggap dara$ ketika perang ataupun tidak karena
sebagai rasa takut. Shalat khauf tidak khusus umumnya maksud dari firman Allah S\MT,
ketika adanya perang, tetapi boleh dilakukan "Dan apabila kamu berada di tengah-
dalam setiap keadaan takut, seperti lari dari tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu
banj4, kebakaran, binatang buas, unta, anjing hendak mendirikan shalat bersama-sama
gila, penyerang, pencuri, ataupun ula4 dan mereka," ayat ini umum dalam semua ke-
semisalnya yang tidak bisa tergantikan.l3a6 adaan. fika sekelompok orang melihat
Syarat untuk shalat khauf sebagai berikut.13a7 kelompok orang lain dan disangka adalah
1. Hendaknyaperangnyaitudibolehkan,yaitu musuh, lalu mereka melakukan shalat
13+5
R ddut Muhtaar, iil.l/h1m.792.
1346
Al - M o i.uu: iit.4 /ilm;,3g.
1347
Ad-Dut al-Mukhtaar, jil.l/hlm.79a, Fathut Qadiin iil.1/h1m.441, al-Lubaab,jil.1/h1m,125, Syarh ar-Risoalah, iil.l/h1m.235-254,
asy-Syarh ash-Shaghiin iil.1/h1m.517, Mughniy al-Muhtaaj, iil.1/h1m.305-306, al-Muhadzdzab, iil.1/hlm.10S, Kasysyaf al-Qinaai
jil.z/hlm.9,al-Qawaniin al-fiqih$ryall, hlm.83-84, al-Mughniy,iiL?/h1m.406,408,416,418,danasy-Syarlt al-lkbiir,iiI.L/h1m.291,294.
FIqLH ISTAM IILTD 2
khauf maka jika betul keadaannya seperti dalam keadaan menunggang hewan (menaiki
yang mereka kira, shalat mereka sah. Teta- kendaraan tempur) ataupun berjalan kaki di
pi, jika ternyata bukan, shalat mereka ti- tempat-tempat dan parit-parit mereka masing-
dak sah. f ika shalat khauf dilakukan tanpa masing. Mereka cukup memberi isyarat ketika
adanya rasa takut maka shalatnya batal. ruku dan sujud ke arah manapun mereka suka,
Syafi'i dan Hambali berpendapat, siapa baik ke arah kiblat ataupun selainnya. Mereka
yang merasa aman ketika ia sedang shalat tetap memulai dengan takbiratul ihram, meng-
maka hendaknya ia menyelesaikannya hadap kiblat jika bisa ataupun selainnya. Ka-
shalatnya dalam keadaan aman, sedang rena, shalat yang dilakukan saat itu dalam ke-
siapa yang merasa aman lalu tiba-tiba adaan darurat yang bisa menghapus rukun
rasa takutnya memuncak maka ia boleh menghadap kiblat.
menyelesaikan shalatnya dengan shalat Adapun shalat khauf bisa dilakukan se-
khauf. Maliki berpendapat siapa yang cara berjamaah bagi setiap tentara dengan
merasa aman maka shalat dengan cara satu imam. Shalatnya boleh dilakukan dengan
aman; shalatnya orang yang menetap di- cara mana saja yang pernah dilakukan oleh Ra-
lakukan dengan rakaat sempurna, sedang sulullah saw.. Khabar meriwayatkan ada enam
shalatnya orang yang bepergian dengan belas cara. Sebagiannya terdapat dalam Shahih
diqashr pada shalat empat rakaat. Karena, Muslim dan sebagian besarnya terdapat dalam
rasa takut, seperti yang telah kami jelas- Sunan Abu Dawud. Ada sembilan cara termuat
kan sebelumnya, tidak berpengaruh pada dalam Shahih lbnu Hibban. Setiap cara yang
jumlah rakaat. Artinya, dalam perjalanan beliau saw lakukan maka itu adalah cara yang
yang membolehkan untuk mengqashar lebih hati-hati dan lebih pas untukposisi menjaga.
[89 km) maka imam memimpin shalat se- Sedangkan cara yang masyhur ada tujuh
tiap kelompok dengan satu rakaat, sedang bentuk. Dipilih oleh mayoriras ulama menurut
ketika menetap memimpinnya dengan riwayat yang paling kuat dan shahih menurut
dua rakaat untuk setiap kelompok, mereka. Mazhab Hambali membolehkan ketu-
juh cara tersebut, sedang Imam Ahmad me-
3. TATACARAPELAKSANAAN DAN BENTUK milih di antaranya hadits Sahal, yaitu sebagai
SHATAT KHAUF berikut.1348
Para ahli fiqih sepakat atas dua hal pen- Pertama, shalat Nabi saw. ketika bera-
ting. Pertama, dibolehkan bagi tentara untuk da di'Usfaon;1sae Syafi'i dan Hambali menggu-
melaksanakan shalat khauf dengan dua imam, nakan cara shalat Nabi saw. ini ketika musuh
masing-masing kelompok jamaah dengan berada di arah kiblat. Yaitu, imam membuat
imamnya sendiri. Kedua, pada saat rasa takut dua barisan jamaah atau lebih berada di be-
mencekam dan sulit untuk melakukan shalat lakangnya, lalu ia memimpin mereka shalat
berjamaah maka dibolehkan bagi para tentara satu rakaat sampai sesaat sebelum sujud. Ke-
untuk melakukan shalat sendiri-sendiri, baik mudian, ketika imam ingin sujud maka baris-
7348
At-Luboob, iil.1/h1m.125, Fathul Qadiir, jil.l/hlm.44t-443, Bidaayatut Mujtahid,iil.T/hlm.l7O-171, al-Mughniy, jil.Z/hlm.40t-416,
Mughniy al-Muhtaaj, jil.t/h1m.201-205, asy-Syarh ash-Shaghiir, iil.1/hlm.51B, al-Qawaanin al-fiqihiyyah,hlm.83, Kasysyaf al-Qinaai
, Naylul Awthaaa j11.3/h1m.316-322, asy-Syarh al-Kabiir, jil.1/h1m.391, dan Syarh ar-Risaalah, iil.l/h1m.253.
" -.^iil.z/hlm.l0-17
"*' Cara shalat ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dari hadits Abi 'Ayasy az-Zarqaaniy. Ia berkata , ,\i;;
ntt;\5rr:l:, ,4 .r_ :j;
,;'u;,i i',
"Nabi saw. melakukan cara shalat ini sebanyak dua kali; satu kali di 'Usfaan dan satu kali lagi di daerah 6ani Sulaim." Hadits ini juga
diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, dan Ibnu Majah dari hadits Jabir. (Naylul Awthaat; jil.3/hlm.319).
Baglan 1: IBADAH FrqlH rsrAM ltLtD 2
an berikutnya, yang tidak ikut rakaat pertama selain kiblat. Adapun Maliki memilihnya se-
bersama imam, ikut sujud bersama imam se- cara mutlak menurut pendapat yang masyhur
dang barisan lainnya menjaga sampai imam dalam mazhabnya, baik ketika musuh berada
bangun untuk melakukan rakaat kedua. Se- di arah kiblat ataupun tidak. Yaitu, imam mem-
lanjutnya, setelah imam bangun maka barisan bagi kelompok shalat tentara menjadi dua;
yang tidak ikut sujud bersama imam segera satu kelompok bersamanya, sedang kelom-
melakukan sujud dan ikut bergabung kembali pok lain menjaga musuh. Dalam shalat cara
bersama imam. ini, dikumandangkan azan dan iqamat oleh
Pada rakaat kedua, barisan yang menjaga kelompok pertama yang bersama imam pada
pada rakaat pertama, yaitu kelompok kedua, salah satu rakaat dalam shalatyang berjumlah
ikut sujud bersama imam dan barisan lainnya, dua rakaat dan dua rakaat dalam shalat yang
kelompok pertama, giliran menjaga. Ketika berjumlah tiga atau empat rakaat. Setelah itu,
imam telah sujud untuk melakukan tasyahhud mereka melanjutkan shalat sendiri dan meng-
maka barisan yang menjaga baru melakukan ucapkan salam,lalu pergi dan menfaga musuh
sujud, lalu imam memimpin tasyahhud dua lagi.
kelompok itu dan mengucapkan salam berba- Kemudian, giliran kelompok kedua yang
rengan. Shalat ini dilakukan dengan qashar masuk dan bergabung bersama imam. Imam
karena berada di tengah perjalanan. Mazhab memimpin mereka shalat pada rakaat kedua
Hambali memberi syarat untuk cara shalatyang dalam shalat yang berjumlah dua rakaat, atau
satu ini, yaitu hendaknya kaum Muslim tidak dua rakaat terakhir dalam shalat yang berjum-
takut akan perangkap musuh yang datang dari lah empat dan tiga ketika maghrib. Setelah itu,
arah belakang mereka, tidak pula sebagian imam mengucapkan salam, sedang kelompok
pasukan kafir bersembunyi dari penglihatan kedua terus melanjutkan shalat mereka de-
kaum Muslim, dan hendaknya orang-orang ngan membaca al-Fatihah dan surah lain. Akan
yang melakukan shalat berjumlah banyak se- tetapi, setelah imam mengucapkan salam,
hingga bisa dibuat menjadi dua kelompoh di- menurut Maliki. Sedangkan menurut Syafi'i
mana setiap kelompok terdiri dari tiga orang dan Hambali, imam menunggu dulu pada saat
atau lebih karena Allah SWT menyebut kata bertasyahhud dan setelah makmum selesai
kelompok dengan lafal banyah yaitu "jika shalat barulah imam mengucapkan salam, se-
mereka sujud.." dan kalimat banyak itu paling perti yang terdapat dalam teks hadits. Setelah
sedikit terdiri dari tiga orang. Namun, jika pa- bangun untuk melakukan rakaat kedua, imam
sukan Muslim takut akan perangkap perang, tetap membaca surah al-Fatihah dan surah
atau sebagian dari pasukan kafir takut akan lainnya pada saat-saat menunggu bergabung-
pasukan Muslim, atau juga pasukan Muslim nya kelompok kedua. Imam juga boleh meng-
kurang dari enam orang maka mereka boleh ulang-ulang bacaan tasyahhud ataupun mem-
melakukan shalat dengan cara lain. perpanjang bacaan doanya, tetapi tidak boleh
Kedua, shalat Nabi saw. ketika perang mengucapkan salam terlebih dahulu sebelum
Dzatur Riqaa';13s0 cara ini dipilih oleh Syafi'itast kelompok kedua selesai shalat, menurut Syafi'i
dan Hambali ketika musuh berada di arah dan Hambali, sesuai firman Allah SW'X, 'dan
1350
Cara shalat ini diriwayatkan oleh sekelompok ulama hadits kecuali Ibnu Maiah, dari Shaleh bin Khawwa! dari Sahal bin Abi Hats-
mah. Cara ini dikatakan oleh Ahmad,'adapun hadits Sahal, saya lebih memilihnya'. Dinamakan perang Dzatur Riqaa' karena kaki
mereka terpendam, lantas mereka memutar kakinya sehingga lecet-lecet. (Naylul Awthaaa jil.3/hlm.316).
13sl
P"ndrprt yang lebih shahih menurut Syafi'i, bahwa cara ini lebih baik dari cara shalat di Bathn Nakhl berikutnya.
_-
hendaklah datang golongan yang kedua yang bisa sempurna tanpa harus membaca, menu-
belum shalat, lalu shalatlah mereka dengan- rut Hanafi karena mereka dihukumi sebagai
mu." [an-Nisaa': 102) Ayat ini menunjukkan makmum taahiq.Karena itulah, inereka mem-
bahwa kelompok kedua tetap bersama imam baca tasyahhud dan mengucapkan salam,lalu
dalam shalatnya sehingga terdapat kesamaan kembali untuk menjaga musuh.
antara dua kelompok; dimana kelompok per- Setelah itu, kelompok pertama datang dan
tama mendapat keutamaan bertakbiratul ih- menyempurnakan shalatnya dengan membaca
ram bersama imam, sedang kelompok kedua surah bersama al-Fatihah, karena mereka tidak
mendapat keutamaan salam bersama imam. bergabung bersama imam sejak awal shalat
Ketiga, shalat Nabi saw sebagaimana maka mereka dihukumi sebagai makmum mas-
yang diriwayatkan oleh Ibnu Umaril3sz cara buq. Mazhab Asyhab, murid Maliki setuju de-
ini dipilih oleh Hanafi. Yaitu, imam membuat ngan cara shalat ini menurut mazhab Hanafi.
jamaah menjadi dua kelompok; satu kelom-
pok searah dengan musuh, sedang kelompok Tata Cara Shalat Lima Waktu dalam Ke-
lainnya berada di belakang imam. Kemudian, adaan Menetap
imam memimpin shalat kelompok kedua itu |ika imam adalah seorang penduduk tetap
satu rakaat dan dua sujud. Shalatnya disem- maka ia memimpin shalat kelompok pertama
purnakan, menurut mayoritas ulama dengan dua rakaat pada sahalat yang beriumlah empat
bacaan surah al-Fatihah, lalu kelompok kedua rakaat dan kelompok kedua dua rakaat juga,
ini mengucapkan salam dan pergi lagi untuk agar sama kadarnya pada dua kelompok. Ada-
menjaga. Hanafi berpendapat, kelompok ke- pun untuk shalat maghrib, imam memimpin
dua ini berlalu ke arah musuh untuk menjaga shalat kelompok pertama, menurut empat ma-
tanpa perlu menyempurnakan shalat mereka. zhab sebanyak dua rakaat, sedang kelompok
Berikutnya, kelompok pertama datang dan kedua hanya satu rakaat saja. Karena, jika me-
imam langsung memimpin mereka shalat satu mang harus ada yang lebih diutamakan maka
rakaat dan dua sujud juga, lalu imam berta- kelompok pertama lebih berhak mendapat-
syahhud dan mengucapkan salam seorang diri kannya. Sedangkan apa yang tidak didapat-
untuk menyempurnakan shalatnya, sedang kan oleh kempok kedua maka mereka bisa
kelompok pertama jangan ikut mengucapkan mendapatkan keutamaan dengan mengucap-
salam, menurut Hanafi karena mereka mak- kan salam bersama imam. adapun untuk shalat
mum masbuq, tetapi mereka pergi lagi untuk Shubuh, masing-masing kelompok mendapat-
menjaga ke arah musuh. Kelompok pertama kan satu rakaat.
ini dapat menyempurnakan shalatnya, menu- Keempal shalat Nabi saw. di Bathn
rut mayoritas ulama dengan membaca surah Nakhl (satu tempat di daerah Naid, daerah
bersamaan dengan al-Fatihah lalu kembali ke bani Ghathafan);"" mazhab Syafi'i memakai
posisi masing-masing. Hanafi berpendapat, cara shalat ini setelah cara shalat Dzatur
kelompok kedua boleh pergi ke posisi asalnya Riqaa', jika musuh berada selain di arah kiblat.
ataupun shalat di posisinya untuk mengurangi Yaitu, imam memimpin shalat dua kali secara
jalan kaki. Shalat kelompok pertama sendiri sempurna. Setiap kelompok satu kali shalat
1 3 s 2
M rt, frq'
alaih. (N ay I u I Aw th a a r, iil.3 / hlm. 3 1 8).
1353
HR Bukhrri, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan Nasaa'i dari Abi Bakrah. HR Syafi'i dan Nasaa i dari fabir secara marfu'kepada Nabi
saw. (N aylul Awthaax iil.3 / hlm.320).
rsLAM lrrrD 2
berikut salam. Adapun bentuknya mudah dan Ketujuh, shalat beliau saw. bersama
sedikit aturan, karena tidak butuh untuk ber- para sahabat pada tahun perang Naid; diri-
pisah dari imam ataupun pengenalan akan wayatkan oleh Abu Hurairah.13s6 Yaitu, satu
tata cara shalat. Tidak lebih bahwa imam pada kelompok shalat bersama imam, sedang ke-
shalat kedua melakukan shalat tambahan saja lompok lain tetap menghadap arah musuh
dengan mengimami orang-orang yang melaku- dan punggungnya ke arah kiblat. Selanjutnya,
kan shalat fardhu. Ini dibolehkan menurut ke- imam bertakbiratul ihram dan diikuti oleh
sepakatan ulama. Adapun menurut Hambali kedua kelompok tersebut, sedang salah satu
dan Hanafi hanya boleh dilakukan pada shalat kelompok saja yang ikut shalat satu rakaat
khauf saja, tidak boleh pada selainnya. bersama imam. Usai satu rakaat, kelompok
Kelima, shalat Nabi saw. di Dzatur pertama itu pergi dan berdiri di hadapan mu-
Riqaa' sebagaimana yang diriwayatkan suh, lalu giliran kelompok kedua yang datang
oleh fabirll3sa yaitu imam memimpin shalat dan melakukan shalat untuk rakaat yang sama,
empat rakaat sempurna, di mana setiap ke- sedang imam tetap berdiri lalu memimpin
lompok melakukan shalat qashar dua rakaat. mereka shalat pada rakaat berikutnya. Setelah
Tanpa perlu melakukan shalat qadha dua itu, kelompok yang berdiri di hadapan musuh
rakaat, karena imam melakukan empat rakaat datang lagi dan mereka melakukan rakaat se-
sempurna sedang jamaah melakukan dua cara sendiri, sedang imam tetap duduk. Usai
rakaat qashar. semuanya melakukan shalat maka imam meng-
Keenam, shalat Nabi saw. di Dzi Qarad ucapkan salam dan diikuti oleh semua orang.
(oase yang terletak sekitar 2.2176 m dari kota Artinya, awal dan akhir shalat dilakukan se-
Madinah). Ibnu Abbas, Hudzaifah, Zaid bin cara bersama-sama oleh kedua kelompok ber-
Tsabit,l3ss dan sahabat lainnya meriwayatkan sama imam.
cara shalat ini. Namun, sebagian besar ahli fi- Memanggul seniata dalam keadaan
qih tidak membolehkannya. Syafi'i mengata- shalat; disunnahkan bagi orang yang melaku-
kan dari hadits Ibnu Abbas, 'tidak pasti', karena kan shalat, menurut Syafi'i dan Hambali1357
rasa takut tidak berpengaruh untuk me- dalam keadaan rasa takut yang sangat untuk
ngurangi jumlah rakaat shalat. Imam Ahmad memanggul seniata meski dalam keadaan
dan para ahli hadits membolehkannya karena shalat untuk berhati-hati, agar bisa membela
shahihnya hadits. Yaitu, imam membuat ja- dirinya dari serangan musuh, Berdasarkan
maah mejadi dua barisan; satu barisan berada firman Allah, "dan menyandang senjata," (on
di belakang imam, sedang satu barisan lainnya Nisaa: 102) dan firman lainnya, "Dan tidak ada
searah dengan musuh. Selanjutnya, imam me- dosa .atasmu meletakkan senjata-senjatamu,
mimpin shalat empat rakaat yang boleh diqa- jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena
shc dimana setiap kelompok dipimpin dalam hujan atau karena kamu memang sakit." fan-
satu rakaat saja, tanpa harus mengqadha' Nisaa': 102) Ayat ini menunjukkan dosa ka-
rakaat lainnya, lau melakukan sebaliknya. Akan tetapi, tidak
1354
Mrt"f"q 'rlaih antara Ahmad dan Bukhari-Muslim. (Naylul Awthaaa iil.3/hIm.319).
1355
H"dit. Ibnu Abbas diriwayatkan oleh Nasaa'i dengan jalur sanad para perawi yang terpercaya, hadits Hudzaifah diriwayatkan oleh
Abu Dawud dan Nasaa'i, sedang hadits Zaid diriwayatkan oleh Nasaa'i. (Naylul Awthaan iil.3/hlm.32L-322).
1356
HR Ah.rd, Abu Dawud, dan Nasaa'i. (Naylul Awthaari, jil.3/h1m.320-32L).
L3s7
Mughniat-Muhtaaj,iil.l/h1m.304, Kasysyafal-Qinaa',jil.2/hlm.L7,danal-Muhadzdzab,iil.l/hlm.L}7.
rsr."A.M IrLrD 2
boleh memanggul senjata yang najis'ketika Adapun setelah berpisah pada rakaat
shalat ataupun yang dapat melukai orang lain, kedua maka mereka tidak terkena hukum ke-
seperti tombak di tengah barisan jamaah. lalaian imam pada rakaat kedua, karena me-
Shalat fumat dalam keadaan takut; reka sudah berpisah dari imam sebelum imam
Syafi'i dan Hambali berpendap?t,13s8 shalat fum- melakukan kelalaian.
at tetap dilakukan meski dalam keadaan takut Sedangkan kelompok kedua ikut sujud
di sebuah daerah dalam keadaan menetap bu- sahwi bersama imam di akhir shalatnya. Kela-
kan bepergian. Dengan syarat, setiap kelom- laian imam tetap terlimpah pada mereka mes-
pok terdiri dari empat puluh orang laki-laki ki mereka dalam keadaan menunggu.
atau lebih yang sah melakukan shalat fumat Adapun kelalaian setiap kelompok pada
dan mereka mendengarkan khotbah. rakaat pertama hanya untuk kelompok perta-
Adapun bentuk shalatnya seperti cara ma, sedang pada rakaat kedua untuk kelompok
shalat di 'Usfaan ataupun Dzatur Riqaa', bukan kedua dan imam tetaplah yang bertanggung
seperti cara shalat di Bathn Nakhl, di mana jawab karena kelompok pertama mengikuti
shalatnya imam berbilang sebanyak dua kali imam secara hakiki pada rakaat kedua, sedang
masing-masing satu kali untuk setiap kelom- kelompok kedua mengikutinya secara hukum
pok. Artinya, shalat fumat tidak dilakukan pada rakaat kedua.
berulang. Tidak boleh juga berkhotbah hanya
untuk satu kelompok saja, sedang kelompok 4. Bentuk Gerakan yang Harus Diqadha'
lain shalat saja. Namun, ikut shalat juga setiap oleh Makmum Masbuq pada Shalat
jamaah yang mendengarkan khotbah. Khauf, Apakah pada Awal Shalat atau
Diakhirnya?
Hukum kelalaian imam ketika melaku-
kan shalat khawfi Maliki, Syafi'i, dan Hambali Pembahasan ini telah dipaparkan sebe-
mengatakan,l3se lika imam membagi kelompok
lumnya dalam pembahasan tentang shalat
berjamaah, yaitu pembahasan mengenai mak-
shalat tentara menjadi dua, seperti dalam cara
shalat Dzatur Riqaa' ataupun Usfaan maka mum rnasbuq. Ringkasnya,1360 Syafi'i berpen-
kelalaian imam pada rakaat pertama diikuti dapat, rakaat yang dapat dilakukan oleh mak-
oleh semuanya, dimana kelompok yang ikut mum rnasbuq dianggap sebagai rakaat per-
shalat ketika imam lupa saja yang melakukan tama dalam shalatnya, sedang rakaat yang
diqadha'nya adalah rakaat terakhir dari shalat-
sujud sahwi ketika telah menyelesaikan shalat
nya, sesuai sabda beliau saw.,
mereka. Karena, keadaan shalat imam berim-
bas pada kurangnya shalat mereka, kecuali , ai: ,''-
l*u ' ' 3,"1 C
6: r-.(a
'o
telah dilakukan pada gerakan shalat. Siapa karena suatu keharusan sampai berada di
yang sempat mengikuti satu rakaat pada shalat barisan di hadapan musuh.
maghrib maka iabangun lagi untukmelakukan Shalat khauf juga bisa batal bila terlalu
satu rakaat,lalu membaca surah al-Fatihah dan banyak bergerak untuk berperang, tidak se-
surah lainnya, lantas duduk untuk tasyahhud. dikit saja seperti memanah. Karena itu, orang-
Usai tasyahhud, makmum masbuq bangkit- orang yang shalat tidak perlu berperang ketika
lah melakukan satu rakaat dengan membaca sedang shalat karena tidak harus melakukan-
surah al-Fatihah saja. nya. Namun, jika mereka berperang dan ba-
Adapun Hanafi dan Hambali mengatakan nyak bergerak maka batallah shalatnya karena
dalam zhahirnya pendapat mazhab, rakaat bertentangan dengan keadaan shalat bukan
yang diqadha' oleh makmum masbuq adalah karena keharusan. Berbeda halnya dengan ber-
rakaat pertama shalatnya, sedang rakaat yang jalan, karena harus demi mencapai barisan.
diikuti bersama imam adalah rakaat tera- Imam Nawawi berpendapat,l362 tidak bo-
khirnya. Artinya, kebalikan dari urutan dari leh berteriak atau apapun dari jenis berbicara
apa yang dilakukan pada gerakan shalat, se- dan pendapat ini tidak ditentang sedikit pun
suai khabar yang berbunyi 'rakaat yang kalian oleh ulama fiqih. )ika seseorang berteriak dan
ikuti maka lakukanlah! Sedang rakaat yang jelas terdengar dua huruf saja dari teriakan-
tertinggal maka gantikanlah!' Karena itu, mak- nya itu maka batallah shalatnya, ini juga tidak
mum masbuq membaca doa pembuka dan ditentang oleh ulama fiqih. Karena, teriak atau
ta'awwudz, lalu membaca surah setelah al- berbicara tidak dibutuhkan, berbeda dengan
Fatihah. |ika makmum masbuq hanya dapat berjalan dan lainnya.
mengikuti satu rakaatsaja bersama imam pada Gerakan-gerakan kecil tidak sampai mem-
shalat maghrib maka ia melakukan dua rakaat batalkan shalat, ini juga tidak ditentang oleh
lainnya tanpa perlu duduk di antara keduanya, ulama fiqih. Karena, gerakan kecil dalam ke-
tetapi langsung berdiri saja. adaan tidaktakut saia tidak sampai membatal-
Sedangkan Maliki berpendapat, harus di- kan shalat apalagi ketika takut.
pisah antara ucapan dan perbuatan; makmum Adapun gerakan yang banyak, jika tidak
masbuq hanya perlu mengqadha'pada ucapan berkaitan dengan perang maka batal shalat-
saja, yaitu bacaan seperti pendapat Hanafi dan nya, tidak diragukan lagi. Namun, jika berkait-
Hambali, sedang dalam gerakan sesuai urutan an dengan perang seperti menusuk dan memu-
seperti pendapat Syafi'i. kul secara bertubi-tubi maka jika tidak dibu-
tuhkan dapat membatalkan shalat, tidak dira-
5. Kapankah Shalat Khaulltu bisa Batal?
gukan pula karena hanya sia-sia belaka.
Mazhab Hanafi mengatakan,1351 shalat
Namun, iika gerakan bertubi-tubi itu me-
khauf bisa batal karena berjalan bukan pada
mang perlu maka menurut pendapat yang pa-
barisannya, atau keluar hadats, dan menung-
Iing shahih dari kebanyakan ulama fiqih, shalat
gang hewan (menaiki kendaraan tempur) se-
orang tersebut tidak batal; dianalogikan de-
cara mutlak, yaitu baik berada pada barisan
ngan berjalan. Karena, gerakan berperang itu
ataupun tidak. Karena, menunggang hewan
hanyalah memukul dan tidak bisa mengenai
akan banyak bergerak, yaitu gerakan yang ti-
sasaran kalau hanya satu atau dua kali pukul-
dak perlu, berbeda halnya dengan berjalan
116l
ed-Ourrrl-Mukhtaar,jil.L/hlm.Tg4,FathulQadiir,iil.l/hlm.444,danal-Lubaab,jil.t/hIm.136.
1362
AI - M oi u u', jil.4 / hlm.3 t7 dan a I - Mu h a d zdzab, iil.L /hlm.t)l .
^
FrqLH rsLAM ltLID 2 Baglan 1: IBADAH
an saja, serta tidak mungkin pula memisahkan kul dengan pedang maka tidak mungkin ses-
antara pukulan yang banyak. eorang shalat ketika beradu pe{ang.
Adapun mayoritas ulama berpendapat,
6. Melakukan Shalat Ketika Berkecamuknya boleh melakukan shalat dengan isyarat gerak
Perang atau Besarnya Rasa Takut ketika memuncaknya rasa takut dan berke-
fiqih telah sepakat, seperti yang
Para ahli camuknya perang, yaitu shalat dalam keadaan
telah kami isyaratkan bahwa sebenarnya tidak beradu pedang.
ada cara khusus untuk shalat khaufyang dilak- Sedangkan ungkapan mazhab Malikit:o+
sanakan ketika memuncaknya rasa takut terh- boleh melakukan shalat ketika memuncaknya
adap serangan musuh, karena seorang prajurit rasa takut dan dalam keadaan berkecamuknya
boleh saja shalat dengan memberikan isyarat perang di akhir sisa waktu dengan memberi
gerak. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah isyarat gerak ketika ruku dan sujud jika tidak
ungkapan para ahli fiqih tentangnya. memungkinkan. Orang itu membungkukkan
Mazhab Hanafi mengatakan,1363 jika rasa badannya lebih banyak ketika sujud daripada
takut seorang prajurit memuncah di mana ketika ruku. Boleh dengan sendiri-sendiri, se-
para musuh tidak akan membiarkan mereka suai kemampuan, dengan berjalan kaki atau-
melakukan shalat dan sulit untuk turun maka pun menunggang kuda, berdiri ataupun ber-
mereka boleh melakukan shalat dalam ke- lari, menghadap kiblat ataupun tidak.
adaan menunggang kuda dengan sendiri- Seseorang boleh saja melakukan shalat
sendiri. Karena, tidak sah menjadi makmum ketika berkecamuknya perak karena situasi
bila ada perbedaan tempat antara imam dan darurat dalam keadaan berjalan, berlari kecil,
makmum. Para prajurit itu cukup melakukan berlari sedang, ataupun cepat, memukul atau-
isyarat gerak ketika ruku dan sujud ke arah pun menusuk musuh, berbicara seperti mem-
manapun yang mereka,bisa jika mereka tidak peringatkan dan menasehati, memerintah dan
mampu untuk menghadap kiblat, sesuai fir- melarang, tidak perlu menghadap kiblat, dan
man Allah SWT, Jika kamu dalam keadaan ta- boleh juga memegang senjata yang berlumur
kut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan darah. Namun, jika mereka merasa aman un-
atou berkendarean." (al-Baqarah: 239) De- tuk melakukan shalat ketika berkecamuknya
ngan ayat ini, maka gugurlah kewajiban untuk perang maka mereka bisa menyempurnakan
menghadap kiblat karena situasi darurat se- shalat dengan ruku dan sujud secara aman.
bagaimana gugur pula beberapa rukun shalat Ungkapan Syafi'i,135s jika perang telah
lainnya. berkecamuk dan rasa takut semakin memun-
Untuk orang yang berenang di laut, jika cak maka setiap orang boleh melakukan shalat
memungkinkan untuknya meluruskan ang- Sebisanya, baik menunggang kuda ataupun
gota tubuhnya beberapa saat maka ia boleh berjalan. Boleh pula hanya memberi isyarat
melakukan shalat dengan isyarat gerak, se- gerak untuk ruku dan sujud jika tidak bisa
dang jika tidak bisa maka tidak sah shalatnya. melakukan keduanya, tetapi untuk sujud agak
Seperti halnya orang yang berjalan dan memu- lebih rendah. Boleh pula tidak menghadap kib-
lat. Begitu pula halnya pada perbuatan-per-
1]13
ea-ouurt-Mukhtar,iil.T/hlm.794,FathutQadiir,iil.1/hlm.445, Muraqiyat-Falaalr,hlm.94,dan al-Lubaab,iil.t/hIm.137.
'"o* Bidaayatul Mujtahid, jil.l/hlm.L73, asy-Syarh ash-Shaghiixjil.l/hIm.520-5 21, Syarh ar-Risatah,iil.t/hIm.254, dan al-Qawaanin al-
fiqihiyyah,hlm.S3.
13 6s
M ug h, i o I - M uhta aj, jil.l. / hlm.2 04 dan al - M uh a dzd za b, i il. 1 /hlm. 1 07.
ISLAM IrtrD 2
buatan yang banyak karena adanya keperlu- tidak wajib berjamaah dan tidak perlu dilak-
an, menurut pendapat yang lebih shahih. Na- sanakan.
mun, tidak dibolehkan sama sekali berteriak, Tidak mengapa bila imam sampai terlam-
bahkan dapat membatalkan shalat. Senjata bat bergerak daripada makmumnya dalam ke-
yang berlumur darah dan tidak bisa dihilan- adaan takut yang sangat, karena adanya kebu-
gkan hendaknya ditaruh karena takut dapat tuhan.
membatalkan shalat. Namun, jika membutuh- Tidak mengapa pula mengotori senjata
kan untuk mernegangnya karena situasi yang dengan darah meskipun banyak. Namun, shalat
mengharuskan maka seseorang boleh meme- akan batal dengan berteriak atau berbicara
gangnya karena ada kebutuhan. Tidak perlu yang tidak dibutuhkan.
mengqadha shalat dalam keadaan itu, menu- Shalat ini boleh dilakukan bagi orang yang
rut pendapat yang paling zhahir. lari dari musuhnya dengan sebab yang diboleh-
Seseorang juga boleh melakukan shalat je- kan, seperti takut dibunuh, ditawan yang di-
nis ini, yaitu ketika rasa takut memuncak, baik haramkan, yaitu orang-orang kafir lebih ba-
ketika sedang menetap ataupun bepergian, nyak dari umat Islam, ataupun lari dari banji4,
dalam setiap perang dan kekalahan yang di- binatang buas, dan lainnya seperti api, renteni4
bolehkan, lari dari kebakaran, banjir, binatang ataupun takut atas diri, keluarga, dan harta-
buas, hutang ketika situasi sulit, dan takut di- nya dari sesuatu yang tidak terduga.
penjara.
Adapun ungkapan Hambali,1366 jika rasa
H. SHALATJENAZAH, HUKUM JENAZAH,
takut itu besa6 sedang mereka dalam ke- PARA SYUHADA, DAN KUBUR
adaan berkecamuk perang maka mereka bo-
Dalam pemba[asan ini terdapat empat
leh melakukan shalat dalam keadaan berjalan
bagian, dimana perlu diketahui bahwa maksud
kaki ataupun menunggang hewan, menghadap
kiblat ataupun tidak. Mereka juga boleh hanya
dari jenazah adalah mayat yang berada di
dalam tandu, yaitu sebagai berikut.
memberikan isyarat gerak untuk ruku dan su-
jud semampunya. Untuk sujud lebih rendah Bagian pertama, hal yang dituntut dari
seorang Muslim sebelum dia meninggal dan
daripada ruku, seperti halnya shalatnya orang
sakit. Mereka tetap memulai dengan takbiratul
hal-hal yang disunnahkan ketika sakaratul
maut, serta prosesi setelah meninggal.
ihram menghadap kiblat, jika bisa ataupun ke
arah lainnya. Mereka boleh maju dan munduc Bagian kedua, hak-hak mayaq dimandi-
memukul dan menusuk, menyerang ataupun kan, dikafani, dishalati, digotong, dan dikubur-
bertahan, tetapi mereka tidak boleh meng- kan.
akhirkan shalat dari waktunya. Bagian ketiga, hukum berta'ziyah dan
Boleh saja jika para tentara melakukan menangisi mayat.
shalat secara berjamaah dalam keadaan takut, Bagian keempat, syahid di jalan Allah.
bahkan wajib hukumnya, baik berjalan kaki Untuk setiap bagian terdapat cabang yang
ataupun menunggang hewan. Dengan syarat, banyak dan kami akan membahas setiap ba-
memungkinkan untuk mengikuti gerakan gian satu demi satu.
imam. Namun, jika tidak memungkinkan maka
1366
Al-Mughniy, iil.z /hlm.4t6-4l} dan Kasysyaf at-Qinaa', jil.2 /h1m.18.
FIqLH ISI."AM IILID 2 BqEIAN 1: IBADAH
/ /
7. C O t
)! # vl ,*ll, !l
HAL YANA D'TUNTW DARI SEORANG tri. . ,O,
Y $tt
MUSLIM SEBELUM DIA MENINGGAL DAN f e,'ft
HAL.HAL YANG DISUNNAHKAN KETIKA
SAKARATUL MAW, SERTA PROSFj T
ig
SEnEIAH MENINGCAL "Bahwa mengingat kematian dalam ban-
Persiapan untuk menyambut kematian; yak keadaan dapat mengurangi [ketamakan
kematian adalah ibarat jembatan antara dua akan dunia], dan bila sedikit saja mengingat-
kehidupan; kehidupan dunia yang fana dan nya maka akan memperbanyaknya [ketamakan
kehidupan akhirat yang kekal. Dunia adalah akannya]." Yaitu, banyak dari perbuatan dunia
ladang pahala untuk akhirat. Siapa yang ber- dan sedikit berbuat. fuga hadits Ibnu Mas'ud
buat amal shaleh di dunianya maka ia akan r.a., "Bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda
selamat dari susahnya hisab dan siksa di akhi- kepada para sahabatnya,
rat. Ia juga termasuk orang-orang yang kekal
di dalam surga Allah. Siapa yang berbuat ke-
burukan maka ia termasuk orang-orang yang
.1' ,, trdlr :^i;;\ Bg nr );; "oi
!ll7^n-urnoardzab,iil.l/hlm.L26,Mughniyat-Muhtaaj,ill.l/h1m.329, Kasysyafat-Qinaa',iil.z/hlm.B7,danal-Mughniy,iil.2/h1m.448.
rsou
HR At-Tirmidzi, Nasaa'i, Ibnu Majah, dan Abu Nu'aim dalam Hilyah dari Ibnu Umar r.a. dengan lafaz, "perbanyaklah mengingat
peluruh kenikmatan; yaitu kematian." HR. Hakim dan Baihaqiy dari Abu Hurairah, dan lainnya dari Anas. Hadits shahih.
1369
HR At-Ti..idzi dengan jalur sanad hasan.
Baglan 1: IBADAH ISLAM IILID 2
Maha Pemura, dan Maha Pengampun seluruh dL 3:i 3# ^t; J-- \L'zi:i,i;G cti
dosa, selama orang itu beriman. Hal tersebut ' '; i,;i , c, ;,
-n,1, .'o. ' c.i$
berdasarkan hadits sahih yang diriwayatkan ?, €.r,-F )f- e
oleh Bukhari dan Muslim: Nabirr*. o..nrh bersabda ,'Tidak-
"Baliwa
''t'
Y,'. &)S :i 'r:-
ui lah seorang Muslim yang menjenguk saudara
muslimnya di pagi hari kecuali 70 ribu malaikat
=
'Aku adolah sesuai dengan persangkaan akan mendoakannya hingga sore hari, sedang
hambaKu terhadap-Ku" jika menjenguknya di sore hari maka malaikat
Menienguk orang saki! disunnahkan akan mendoakannya hingga pagi hari. Ia juga
untuk menjenguk orang sakit.1371 Baraa' berkata, akan mendapatkan kurma pilihan di surga
nqngiDfiTa
1370
HR Ibnu Majah dengan jalur sanad hasan.
1371
Mughniyat-Muhtaaj,jil.l/hlm.357,al-Muhadzdzab,iil.l/hIm.126, al-Majmuuijil.S/hlm.94-1O3,at-Mughniy,iil.2/hlm.449,danKa-
sysyaf al-Qinaa', jil.2/hlm.85-9 1.
1372
HR Bukhari dan Muslim.
1373
HR Bukh".i, Muslim, dan Abu Dawud.
1374
At-Tirmidzi berkata, "hadits ini adalah hadits hasan gharib."
FrqLH rsrAM ltLrD 2 Baglan 1: IBAD H
'
. oc sakit itu dari penyakitnya.'432s
-
Y
.{
e&:ir? f iq)l t' ri telah diriwayatkan dari Nabi saw. Abu Dawud
*i r,* ,y
meriwayatkan, bahwa beliau saw. bersabda,
ir"r|"ai ,a-r-,G
"Dengan nama Allah aku memohon ke-
*t #i ,W *ay 3; ,p', ic ti1
s:; ,i [",t'* t:'*
sembuhan untukmu dari segala yang menya-
kitimu, dari kejahatan segala makhluk yang
memiliki jiwa dan orang dengki. Semoga Allah
:* iye)
"Jika seseorang menjenguk orang sakit
menyembuhkanmul'137s maka bacalah,'Ya Allah, sembuhkanlah ham-
Dianjurkan juga hendaknya seseorang ba-Mu sehingga dapat membunuh musuh atau
mendoakan, b erj al an melakukan shalat untuk- Mu ! " Memang
1375
Abuz^r'^h berkata, "kedua hadits ini shahih."
1376
Hrdit Shrhih, diriwayatkan oleh Abu Dawud, Hakim, At-Tirmidzi, dan Nasaa'i dari Ibnu Abbas r.a. At-Tirmidzi berkata, "ini adalah
hadits hasan." Hakim berkata, "hadits shahih dengan syarat Bukhari."
FrQIH rsrAM ltltD 2
Allah menyembuhkanmu, dengan nama-Nya makruhkan pula menjenguk di siang hari dan
juga aku memohon kesembuhanmu!" Beliau hendaknya menjenguk di pagi atau sore hari.
saw. |uga setiap kali menjenguk sahabat yang Adapun ketika bulan Ramadhan, hendaknya
sakit maka akan bersabda, menienguk di malam hari, karena mungkin
saja orang yang menjenguk itu melihat ke-
ir ;u :'t j;+ ,tlr.i adaan lemah si orang sakit.
"Tidak apa-apa, bersih insya Allah!" Mengeluh, saba[ dan berbaik sangka
kepada Allah; orang yang sakit hendaknya
Berbasa-basi dengan orang sakit; hen-
memberi tahu keadaan sakitnya meski kepada
daknya penjenguk bertanya tentang keadaan
selain dokter tanpa harus mengeluh, setelah
orang yang sakit dan memberikan optimisme
memuji Allah, sesuai hadits Ibnu Mas'ud se-
yang dapat menyejukkan hatinya. Ini dilaku-
cara marfui
kan agar memberikan rasa kebahagian kepada
orang sakit tersebut, sesuai sabda Nabi saw.,
l*r,;-."c:Ar * S .i:t;rts ti1
,.f!i e^t* e:/' ;; $;; sy "fika
syukur itu sebelum mengelutr mat<a
bukanlah keluhan."
e.*:r;yiw lt:6 q."it {y Dianjurkan hendaknya orang yang sakit
ISLAM IILID 2
"Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar seseorang lebih mendahulukan harapan dari-
Dia menyembuhkanku!" Nabi saw. menimpali, pada rasa takut, seperti yang terdapat dalam
"Kalau kamu mau kamu bisa berdoa dan Allah hadits shahih,
akan menyembuhkanmu. Tetapi, kalau kamu
mau maka bersabarlah dan sebagai balasan- isq## #'"?-(l
nya engkau tidak dihisab [di akhirat kelak]." 'Aku menu.u, i"rrr.rrLaan iaix t r-ur-
Lantas wanita itu menjawab, 'Aku memilih Ku kepada-Kur'1382
untuk bersabar dan mengharapkan ganjaran Makruh hukumnya mengharap akan
berupa tidak dihisab di akhirat."1380 kematian; dimakruhkan bila seseorang meng-
Sabar yang indah adalah sabar tanpa me- harap kematian karena adanya sesuatu yang
ngeluh kepada makhluk. Mengeluh yang di- tidak menyenangkan yang dialami oleh se-
sampaikan hanya kepada Tuhan tidak menafik- seorang pada tubuhnya atau kesusahan dalam
an kesabaran, bahkan diharuskan. Di antara hidupnya, ataupun semisalnya. Dalam dua
keluhan kepada Allah adalah ucapan Ayyub kitab Shahih disebutkan,
as., "Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditim-
pa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang os Lti
^4
J; ? LVt €ci';#-t
Maha Penyoyang di antara semua penyayang."
iqt;G ot'
i,u):p)t F. ';i \t i:*i fi; v aku jika kematian itu sesuatu yang terbaik un-
tukku!"
J6 Tetapi, tidak dimakruhkan mengharap ke-
"Hendaknya tidak ada di antara kalian matian karena bahaya yang menimpa agama-
yang meninggal kecuali berbaik sangka kepada nya atau takut fitnah, sesuai sabda Nabi saw.,
Allah SWT 4381 Artinya, hendaknya seseorang
bersangka bahwa Allah akan selalu merahmat- k q\w$ o o/
,+ l;U -"tl ti;j
inya dan berharap bahwa rahmat itu adalah olr'
,
kemuliaan, rahmat, dan pengampunan karena
Allah adalahZatyang Paling Dermawan yang Jika Engkau mengingkan turunnya fitnah
selalu mengampuni segala kejelekan, dan kepada hamba-hamba-Mu maka cabutlah nya'
menghapus segala kesahalan. Dengan begitu, waku agar tidak terkena fitnah."
1380
HR rl-B"ghawi dari Abu Hurairah dan diriwayatkan dengan lafaz lain oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas r.a.
1382
Mut"frq 'alaih dalam dua kitab Shahih, dari Abu Hurairah secara marfu'. Ahmad menambahkan, ; ,';* ittlt ,L ry!
Oi, i1.
"iika seorang hamba bersangka baik kepada-Ku maka itu baik untuknya, tetapi jika bersangka buruk kepada-Ku maka itu kembali
kepadanya iuga."
Ba8lan 1: IBADAH FIQLH ISLAM IILID 2
"'!
lz',
;< ,pi iti3s6;:3:t S1i ;w'at
"oy
ada seorang anak kecil Yahudi yang melayani
Nabi saw. lalu anak kecil itu jatuh sakit. Lan-
ftFU tjjt:,c'.tj tjjtxt ,'"tj: tas, Nabi saw. datang menjenguknya, lalu be-
'Allah SWT. Menurunkan penyakit sekali- liau duduk di samping kepala anak itu seraya
bersabda,
gus obatnya. Dia membuat setiap penyakit itu
ei ,{ ,iy *i *i jt p ,Vi
ada obatnyamakaberobatlah dan j angan sampai j,u
berobat dengan sesuatu yang diharamkanr'138s 11.o
Dimakruhkan untuk orang sakit berobat dan :Jp- f ,W Ct C*,d-,ii .r,u!t uf
sekaligus makan, karena bercampur-aduk.
1383
At-Tirmidzi mengatakan, hadits hasan shahih.
1384
HR lbnu Hibbanian Hakim dari lbnu Mas'ud.
1385
HR Abu Dawud dalam Sunannya dengan jalur sanad yang lemah, tetapi ia tidak menganggapnya lemah maka dianggap shahih
atau hasan. Bukhari meriwayatkannya dari Abu Hurairah, 'Allah tidaklah menurunkan suatu penyakit kecuali menurunkan juga
obatnya."
1386
At-Moi.urj jil.5/h1m.95.
1387
Karyrya1 ol-Qinaa', jil.Z /hlm.}S.
1388
Ibid, lil.z7hl-.8a.
L389
Al-Mo1*uul iil.s/hlm.99 dan Mughniy al-Muhtaaj,jil.l/h1m.239-230.
rsrAM IrrrD 2
1395
HR Abu Dawud. Beliau saw. bersabda, "sebaik-sebaiknya tempat duduk adalah yang menghadap kiblat."
13e6
Dit kh.il oleh Ahmad. (Nashab ar-Raayah, jil.Z /h1m.250).
1397
Dit"kh.il oleh iamaah ahli hadits kecuali Bukhari, dari Abi Sa'id al-Khudriy. Diriwayatkan iuga dari Abu Hurairah, fabir bin Abdul-
lah, Aisyah, Abdullah bin Ja'far, dan Watslah bin Asqa', serta Ibnu Umar r.a. (Nashab ar-Raayah, jil.2/h1m.253).
1398
Di.i*."yrtkan bahwa beliau saw. pernah memerintahkan untuk membacakan talqin setelah mayat dikuburkan, seraya berkata,
,,;r,Cn a;5'iti,i',,.i+i.!"^;tLtrtiiri,6 iat'ai,,',; , tt:;'ta,it.,lti;',(":;ljii''v1 :lr t';tia;ri 7* & u:,tt"'iii,a]^.;;ti,:..(,r;.
itr;y ;4lu,t
! fu.i ;ttiu.i ri; ":;41t,r' r>;1ui,t; iu 4;,il:
tJ,u1
--
"fulan bin fulanl Ingatlah agamamu yang pernah kamu anu! berupa syahadat bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan Muhammad
adalah utusan Allah. Surga adalah benaf, neraka adalah bena4, kebangkitan adalah benan hari kiamat akan datang tidak diragu-
kan lagi, dan Allah akan membangkitkan semua yang ada di dalam kubur. Kamu juga ridha bahwa Allah adalah Tuhanmu, Islam
agamamu, Muhammad Nabimu, Al-Qur'an imammu, Ka'bah kiblatmu, dan kaum mukmin saudaramu!"
1399
HRAbuDawuddanlbnuHibban,dianggapshahiholehnya,sertalbnuMaiahdanAhmad.(NaylulAwthaar,iilJ/hlm23).
Baglan 1: IBADAH FIqLH ISTAM JILID 2
,c /
.{9-i c_/ L- r5
J' 1L;',; u ,F :
.': V'
mengungkapkan kasih sayang, dan peng-
hormatan terakhit karena Rasulullah saw.
"Dengen nama Allah dan atas agama mencium Utsman bin Mazh'un dan Abu
Rasulullah, ya Allah permudahlah urusan- Bakar r.a. mencium Nabi saw. setelah be-
nya, mudahkanlah perj alanannya, buatlah liau meninggal.'no' fika keluarga mayat
ia senang ketika bertemu dengan-Mu, dan ingin tetap melihat mayat maka mereka
jadikan apa yang keluar darinya adalah tidak dilarang, sesuai perkataan fabir r.a.,
hal terbaikyang keluar darinya!" "Ketika ayahku terbunuh, aku membuka
kain penutup wajahnya dan aku pun me-
Hanafi mengatakan, hal yang keluar
nangis."
darinya berupa haid, nifas, dan junub
karena malaikat tidak akan datang ketika
e. Memberitakan tentang kematian; ma-
yoritas ulama selain Hambalilao2 menga-
terjadinya ketiga hal tersebut.
takan tidak apa-apa hukumnya memberi-
Diberikan pula wewangian, dilemas-
tahu orang banyak akan kematian sese-
kan persendiannya dari kedua tangan dan
orang untuk dilakukan shalat dan lain-
kedua kaki,1a00 dilemaskan pula jari-je-
nya, seperti hadits yang diriwayatkan oleh
marinya, dan ditutupi seluruh badannya
Bukhari dan Muslim, bahwa Nabi saw. per-
dengan baju tipis seperti yang dilakukan
nah memberitakan tentang kematian raja
kepada Nabi saw. ketika beliau ditutup
Najasyi kepada para sahabat pada hari ke-
dengan baju yang bergambar. Diletakkan
matiannya. Beliau saw. |uga pernah mem-
di atas perut mayat sesuatu yang berat beritahukan akan kematian fa'far bin Abi
dari jenis besi agar si mayat tidak men-
Thalib, Zaid bin Haritsah, dan Abdullah
geluarkan angin sehingga memperburuk
bin Rawahah r.a. Beberapa ulama terakhir
penampilannya. Mayat juga diletakkan di
Hanafi juga membolehkannya dan meru-
atas ranjang yang agak tinggi agar tidak
pakan panggilan yang paling dibolehkan
mudah diserang serangga. Baju mayat juga
di pasar-pasar atas jenazah seseorang jika
ditanggalkan agar tidak mudah rusak dan
ia seorang yang alim atau zuhud, ataupun
ia dihadapkan ke arah kiblat seperti orang
siapa saja yang ingin mengambil berkahnya.
yang sedang sakaratul maut, seperti yang
Pendapat inilah yang lebih utama,
telah kami jelaskan sebelumnya. Kedua
apalagi di jaman kita sekarang ini karena
tangan mayat ditaruh di kedua sisinya dan
bergantungnya hak-hak kepada mayat dan
jangan diletakkan di atas dadanya, karena
memenuhi kewajiban.
hal itu dilakukan oleh orang kafir. Dimak-
Adapaun pemberitaan akan kematian
ruhkan, menurut Hanafi membacakan Al-
yang dimakruhkan pada jaman jahiliyah
Qur'an pada saat itu hingga mayat selesai
dulu karena seruan berupa mengingat
dimandikan. Namun, diperbolehkan men-
kebesaran dan peninggalan sang mayat
cium mayat untuk mendapatkan berkah,
1400
Y"it, dengan menekuk lengan bawah ke lengan atas lalu diluruskan, atau betis mayat ke kedua pahanya, atau kedua pahanya ke
perut mayat, lalu membalikkannya lagi.
1401
H"dit, pertama diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi dan dianggap shahih olehnya, dari Aisyah r.a. Sedangkan
hadits kedua, diriwayatkan oleh Bukhari, Nasaa'i, dan Ibnu Majah dari Aisyah r.a. (Naylul Awthaar, jil. /hlm.24-25).
1402
Ad-Dut ol-Mukhuar,jil.l/h1m.840, Muraqiy al-Falaah, hlm.95, a.qy-Sya rh ash-Shaghiir,jil.l/hIm.562, dan al-Mughniy al-Muhtaaj,
jil.1/hIm.357.
ISLAM IrtrD 2 Baglan 1: IBADAH
"Jiwa seorang mukmin itu bergantung nasi utangnya maka Aku lah yang menjadi
pada hutangnya sampai dilunasi.'44o7 Ini walinya, sedang siapa yang meninggal dan
pun jika si mayit memiliki harta untukme- tidak berniat melunasi utangnya maka
lunasi utangnya. Sedangkan jika mayit pelunasan utangnya akan diambil dari ke-
tidakmemiliki harta dan meninggal dalam baikannya, karena pada hari itu tidak ada
keadaan meninggalkan utang maka ter- lagi dinar ataupun dirhamr'140e
dapat dalam hadits-hadits yang menun- Adapun mempercepat pembagian wa-
jukkan bahwa Allah lah yang akan melu- siatnya adalah untuk mempercepat pula
nasinya. Seperti hadits Abi Umamah, agar ia mendapatkan pahalanya setelah
orang yang bersangkutan memanfaatkan-
|r* ou);:ui y €i;*ro6 j* nya.
ot; ;, .it:, t;.'^4" .*11i ,iL-At
/- 'o. 2. HAK.HAK MAYAT
.,o ,,
, ) , A',
,etit oV: ;:V: u.;: v. .J-x
Y'' l\ Mayat memiliki hak yang harus dipenuhi
oleh keluarga dan teman-temannya, yaitu em-
yq'i'; i:-i J]j'
"
pat hak. Kesemuanya fardhu kifayah, di sam-
"Siapa yang berutang dan dalam hati- ping hak atau kewajiban melakukan proses
nya ada niat untuk melunasinya, tetapi ia penguburan yang telah disebutkan sebelum-
lebih dulu meninggal makaAllah akan me- nya, yaitu memandikan, mengkafani, mensha-
maafkannya dan Dia akan melunasi peng- lati, dan menguburkan, menggotong jenazah,
utangnya dengan apa saja. Sedangkan dan menghantarnya, menurut kesepakatan
siapa yang berutang dan tidak berniat ulama. Untuk perintah tersebut terdapat da-
dalam hatinya untuk melunasinya, dan ia lam khabar-khabaryang shahih selain mengu-
meninggal maka Allah akan mengizinkan burkan, kecuali menghantar jenazah karena
pengutangnya untuk menuntut kepada- sunnah seperti yang akan kami jelaskan. Se-
nya pada hari kiamat kelakJ'1408 fuga had- andainya mayat dikuburkan sebelum diman-
its Ibnu Umar r.a., dikan ataupun dikafani maka harus digali,lalu
diterapkan hal berikut,
,i;vs qA y: -v p,ou,i, Jii
,i;t*s i; . r,
\) ob is c4) UU
o l.
.//
ct
,it,
.1"..'.'
,:f' a. Kewafiban pertama
Memuat pembahasan tentang hukum
y;d ceit:'l"- y b,b- g-tJt C.l-U memandikan, sifat orang yang memandikan,
keadaan jenazah yang dimandikan dan syarat-
d:'tt 3u'', syaratnya, dan tata cara memandikan, kadaC
"Utang itu ada dua macam; siapa yang dan hal-hal sunnahnya, serta apakah mayat
meninggal dan dia berniat untuk melu- harus diwudhukan?1410
1a!]
Hn en."a, Ibnu Maiah, dan At-Tirmidzi. Ia berkata, hadits hasan, dari hadits Abu Hurairah.
1408
Ditrkhril oleh Thabrani, dari Abi Umamah secara marfu'.
1a09
Dit kh.il oleh Thabrani juga. (lihat hadits-hadits dalam Naylut Awthaar, jil.4/hlm.23).
1410
Ad-Durc ol-Mukhtaar, jil.l /h1m.800-806, Fa thul Qadiia jil.l/h1m.448-45L, Muraqiy al-Falaah,hlm.96, al-Lubaab, jit.t/htm.t28-130,
asy-Syarh ash-Shaghiir, iil.1/h1m.542-549, al-Qawaanin al-fiqihiyyah,hlm.92, Bidaayatul Mujtahid, jil.l/hlm.2l8-225,Mughniy al-
Muhtaaj, jil.7/h1m.232-236, al-Muhadzdzab, jil.t/hlm.tZ7-129, al-Mughniy, jil.2/h1m.452-454,523,537-539, dan Kasysyaf al-Qi-
n a a', iil.2 / hlm.9 6- t 12.
_-
1471
Mutasaq'alaih.
FIQLH rSLAM ltLID 2
Adapun dalil mereka yang memboleh- seorang anak kecil yang sudah mumayyiz.
kan salah satu pasangan memandikan Orang yang paling berhak memandikan
jasad pasangannya adalah hadits Aisyah jenazah adalah seorang laki-laki, karena ia
r.a., ia berkata, paling berhak untuk menshalati mereka.
o.t/ Sedangkan orang yang paling berhak un-
,eiJt{ eiu* ,y ffi .:ur
',' et
AL )i, tuk jenazah seorang wanita adalah kera-
7. ,i.' .' ', :1.' ^ i. . . t. .
,i;i'rt, ,jrtS" J-ii G G* t*l;-..;. t;t',
bat perempuannya. Mereka didahulukan
dari suaminya, menurut pendapat yang
g, paling shahih dalam mazhab Syafi'i dan
Hambali. Maliki berpendapat, suami-istri
elol'-
didahulukan daripada kerabat jauh dan
kerabat istri yang masih muhrim, serta ha-
rus melalui keputusan hakim bila terjadi
"Suatu hari, sepulang Rasulullah saw. persengketaan.
dari menghantar jenazah di pekuburan Adapun orang yang paling berhak me-
baqi', kepalaku terasa pusing lalu aku ber- mandikan jenazah seorang laki-laki ada-
kata,'Aduh, kepalaku!" Beliau saw. menim- lah kaum laki-laki yang ada hubungan
pali,'i{ku seharusnya aduh kepalaku! Kamu kerabat dari nasab. Karena itu, didahulu-
tidak akan rugi j ika meninggal sebelum aku, kan ayah, lalu kakeh anah cucu, saudara,
karena aku akan memandikan, mengkaf- keponakan, paman, dan sepupu karena
ani, menshalati, dan menguburkxn6qr'1412 mereka yang lebih berhak menshalatinya
Aisyah r.a. pernah berkata, "fika sudah dan mereka juga yang lebih berhak un-
tiba waktunya maka aku tidak akan lari. tuk memandikannya. Namun, orang yang
Rasulullah saw. tidak pernah dimandikan paling mengetahui agama lebih didahulu-
kecuali oleh istri-istrinya."1a13 kan daripada umur. Setelah mereka, istri
|uga, Ali r.a. lah yang memandikan menempati posisi berikutnya, menurut
jenazah Fathimah r.a. dan Abu Bakar ash- pendapat yang paling shahih dalam maz-
Shiddiq mewasiatkan istrinya, Asma un- hab Syaf i dan Hambali, sedang orang asing
tuk memandikan jasadnya dan Asma pun (bukan kerabat) lebih utama daripada
memandikannya. istri, untuk keluar dari perdebatan. Beri-
Seorang laki-laki boleh memandikan kutnya, wanita yang masih muhrim, se-
ienazah wanita muhrimnya dari atas baju. perti ibu, anah saudari, bibi dari ayah, dan
Diperbolehkan menurut kesepakatan bibi dari ibu menurut Maliki. f ika tidak ada
ulama bagi seorang laki-laki dan wanita wanita yang masih muhrim meskipun be-
untuk memandikan jenazah anak kecil san maka wanita non-muhrim boleh men-
laki-laki ataupun perempuan yang belum tayammumi jenazah seorang laki-laki.
membangkitkan gairah agar bisa melihat Mazhab Hambali lebih mendahulukan
dan memegangnya. Adapun menurut Ham- orang yang diwasiatkan oleh mayit jika
bali, dibolehkan meski dengan makruh adil daripada kerabat, karena dialah orang
bila orang yang memandikan itu adalah yang paling berhak memandikan mayit.
Karena, itu merupakan hak mayit maka di- dang seorang wanita boleh mentayammu-
dahulukanlah orang yang diwasiatkannya mi seorang laki-laki hingga siku.
daripada selainnya, seperti hak-hak lain- b. Syarat-syarat orang yang memandikan
nya. Sebab, Abu Bakar telah mewasiatkan ienazah; menurut m azhab Hambali, orang
agar istrinyalah yang memandikannya dan yang memandikan jenazah disyaratkan
Anas jugatelah mewasiatkan agar Muham- hal-hal berikut.
mad bin Sirin yang akan memandikannya. 1. Islam. Tidak sah bila orang yang me
Adapun orang yang paling berhak me- mandikan jenazah itu seorang kafic
mandikan jenazah seorang wanita adalah karena memandikan adalah ritual iba-
kaum perempuan yang masih kerabat dan dah sedang orang kafir tidak berhak me-
muhrim, yaitu setiap perempuan di mana lakukannya.
jika seorang laki-laki maka tidak halal un- 2. Niat. Sesuai hadits, "Setiap pekerjaan
tuk menikahinya karena ada hubungan ke- itu tergantung niatnya."
kerabatan. Merekalah yang paling sayang 3. Berakal. Orang yang tidak berakal ti-
kepadanya. Berikutnya, kaum perempuan dak berhak untuk berniat.
yang masih ada hubungan keluarga selain Mayoritas ulama tidak mensyaratkan
muhrim, seperti sepupu, barulah setelah dua hal; Islam dan niat maka tetap sah
itu wanita asing, dan berikutnya suami, bila seorang kafir memandikan jenazah
menurut pendapat yang paling shahih seorang Muslim dan boleh pula memandi-
dalam mazhab Syafi'i dan Hambali. fadi, kan jenazah tanpa berniat. Akan tetapi, niat
wanita asing itu lebih berhak memandi- wajib diucapkan oleh orang yang meman-
kan jenazah seorang wanita daripada dikan dengan cara berenang yaitu meng-
suaminya sendiri, agar keluar dari perde- gerak-gerakkan jenazah sebanyak tiga kali
batan. Baru setelah itu, kaum laki-laki di air dengan niat memandikan, karena
yang masih ada hubungan kerabat dan kita diperintahkan untuk memandikan
muhrim, seperti urutan yang mana lebih mayit. Akan tetapi Hanafi berpendapat,
baik dalam shalat, sedang sepupu laki-laki niat tidaklah menjadi syarat sahnya fha-
hukumnya seperti orang asing. haarah, akan tetapi syarat untuk menggu-
|ika ada seorang wanita yang mening- gurkan kewajiban dari orang yang terkena
gal dan berada di tengah-tengah kaum laki- kewajiban.
laki, ataupun seorang laki-laki yang me- c. Hal-hal yang dianiurkan pada orang
ninggal di antara kaum wanita saia maka yang memandikan ienazah; dianjur-
orang yang berhak mentayammuminya kan hendaknya orang yang memandikan
adalah muhrim, sedang iika orang yang jenazah itu orang yang dapat dipercaya,
mentayammuminya itu orang asing maka menjaga amanat, dan mengetahui hukum-
menurut Hanafi, Hambali dan Syaf i harus hukum memandikan jenazah, sesuai per-
memakai sponge atau pelapis. Adapun Ma- kataan Ibnu Umar r.a., "fanganlah orang
liki berpendapat, seorang laki-laki boleh yang memandikan jenazah kalian kecuali
men-tayammum-i seorang wanita asing orang-orang yang terpercaya."lala
sampai kedua persendian tangan saja, se- Selayaknya, bagi orang yang memandi-
1414
HR. Ibnu Majah dari Nabi saw., beliau bersabda, "hendaknya orang-orang mukminlah yang memandikan jenazah kalian."
Baglan 1: IBADAH FIqLH ISLAM IILID 2
kan jenazah ataupun siapa saja yang ikut "Siapa yang memandikan jenazah dan
hadir pada saat pemandian untuk menu- menutupi aib darinya maka Allah akan
tup mata mereka kecuali untuk kebutuhan mengompuni dosa-dosanya sebanyak em-
saja. Hendaknya juga ditutup bagian-ba- pat puluh kali.'4417 |ika orang yang meman-
gian aib yang terlihat dimana mayit pada dikan jenazah itu melihat ada kebaikan,
masa hidupnya selalu menutupinya dan ti- seperti tanda-tanda kebaikan berupa ber-
dak membicarakannya, sesuai sabda Nabi sinarnya wajah, tersen5rum, dan lainnya
saw., maka dianjurkan untuk menampakkan-
,
c
1,.. o/ nya agar lebih banyak orang yang memo-
ut^;lt
'
i'"
\J-
dl oP ,rtcr../
I,aJ--, P U
hon rahmat untuk jenazah itu dan ada
"Siapa yang menutupi seorang Muslim motivasi untuk melakukan seperti cara
maka Allah akan menutupinya pada hari hidupnya, dan meniru kebaikan sejarah
kiamat kelak'44|s Sabda beliau saw. lain- hidup jenazah itu.
nya, Dianjurkan pula agar jenazah itu ditut-
::,.i,1 l*l ,i: (W
'. 1, ,1, (4rt ,t,. '1 o'. o, up dari pandangan mata, karena mungkin
,P- lS Yl cS)t P ,t saia terdapat aib yang sering ditutupi oleh
1415
Mutrf"q'rlaih, dari Ibnu Umar r.a. (Naylut Awthaaa jil.4/hlm.25).
1416
HR. Ahrrrd dari Aisyah. Dalam jalur sanadnya terdapat Jabir al-fa'fiy dan terdapat pembahasan yang banyak. (ibid).
^"' HR. Hakim dari Abi Rafi', hadits shahih.
1a18
HR. Abu Dawud, At-Tirmidziy, Hakim, dan Baihaqiy dari lbnu Umax, hadits shahih.
FrqH rsrAM ltLID2 Baglan 1: IBADAH
proses pemandian jenazah itu dihadiri yang memanggul dan menggali kuburan
oleh orang yang tidak membantu apa-apa. seperti orang yang memandikan. Itupun
Dianjurkan di dekat tempat pemandian iika ada orang lain. Namun, jika tidak ada
itu diberi wewangian meskipun wanginya orang selainnya maka tidak diperboleh-
tidak muncul. Tidak boleh bagi orang yang kan mengambil upah atas bantuannya.
memandikan untuk melihat kepada aurat Artinya, orang yang bersangkutan memi-
mayat yang telah berumur tujuh tahun liki kewaiiban pribadi atas setiap jenazah
dan lebih, sesuai sabda Nabi saw. kepada dan tidak boleh mengambil upah atas
Ali r.a., setiap amal ketaatan yang dilakukan. Ini
oi.. :oi 1, or',':i,, adalah pendapat ulama terdahulu, sedang
",
1}o,r rl J.*e Jl )b, I
.J\;>\J
- ulama belakangan membolehkan untuk
mengambil upah atas amal-amal ketaatan
"longortih t o^,1 oooo orrrn
^"iror,
yang masih hidup ataupun yang sudah karena darurat.
1419
HR. Abu Dawud dengan kata-kata, .+ \t i fr it l"'t t t"i ;i't
"janganlah kamu tampakkan pahamu dair jingan pula melihat paha orang yang masih hidup ataupun sudah meninggal!"
1420
HR. Ab, Dawud, Ibnu Maiah, dan Ibnu Hibban. Baihaqiy berkata, "yang benar bahwa hadits ini mauquf kepada Abu Hurairah. (al-
M aj muu', iil.S / hlm. 14 1).
1427
Ad-Duu ol-Mukhtaanlil.l/h|m.800, asy-Syarh ash-Shaghiir,iiL l/hlm.546-548 , al-Muhadzdzab, jil.1/hlm.128 , Mughn$ al'Muhtaai,
jil.l/h1m.332, Kasyg,af al-Qinaa',111.2/hlm.L}3-llt, al-Mughniy, jil.z/h1m.457,539, Bidaayatul Mujtahid, jil.l/h1m.222.
Baalan 1: IBADAH FIQLH ISLArvt IILID 2
mandikan itu duduk dengan baik dan tenang 4) Syarat-syarat wallbnya dlmandikan
dan agak condong ke belakang. Ia meletak- Adapun syarat-syarat wajibnya dimandi-
kan bagian kanannya di atas pundak mayat, kan jenazah itu adalah sebagai berikut.1a23
sedang ibu jarinya berada di cekung kedua a. Hendaknya seorang Muslim. Tidak wajib
pelipis mayat dengan menyandarkan pung- hukumnya memandikan jenazah orang
gungnya ke lutut kanan mayat. Selanjutnya, kafir, bahkan diharamkan menurut mayo
orang yang memandikan itu mengusap perut ritas ulama meskipun Syafi'i memboleh-
mayat dengan agak keras agar keluar apa yang kannya. Karena, memandikan jenazah itu
ada di dalam perut mayat. Setiap kali tangan untuk kebersihan, Nabi saw. sendiri per-
menekan keras perut maka air disiram dengan nah memerintahkan Ali r.a. untuk meman-
banyak sampai tidak muncul bau yang dapat dikan dan mengkafani jenazah ayahnya.la2a
keluar darinya. Setelah itu, menelungkupkan Adapun pendapat yang paling shahih
mayat. menurut Syafi'i adalah wajibnya mengka-
Wajib menutupi aurat jenazah yang se- fani dan menguburkan mayat.
dang dimandikan, kecuali mayatyang berumur b. Hukum keguguran. Hendaknya diketahui
kurang dari tujuh tahun maka tidak mengapa hidup. Tidak perlu dishalati, menurut Ma-
ketika memandikannya tanpa memakai penu- liki, bayi yang baru lahir ataupun kegu-
tup apapun, seperti yang disebutkan oleh Ham- guran [anak kecil yang meninggal atau
bali. Sedangkan menurut mayoritas ulama, ti- belum sempurna bulannya) kecuali jika
dak memakai penutup apapun hanya dianjur- diketahui kehidupannya dengan menyu-
kan saja hukumnya karena lebih mudah dalam sui, bergerak, atau berteriak meski hanya
memandikannya dan lebih dapat membersih- sebentar saja, sesuai hadits,
kannya. Pada saat itu, memandikannya seperti
halnya memandikan orang yang masih hidup.
fuga, lebih dapat mencegahnya dari membuat
ei; \: o-r \i ^;I; k\, d
;!r-
o/
najis, karena mungkin saja keluar benda najis J#-e
darinya. 'Anak bayi tidak perlu dishalati, tidak
Seandainya pun memandikan mayat yang mewarisi, dan tidakmewariskan sampai ia
berumur kurang dari tujuh tahun dengan me- berteriak.'aazs
ngenakan baju ringan dan luas lengan bajunya
Ibnu Majah meriwayatkan dari |abir
maka tetap boleh. Syafi'i mengatakan, tidak
r.a. dari Nabi saw.:
sampai membuatnya tidak mengenakan apa-
pun, hanya saja memandikannya dengan tetap
mengenakan baju itu lebih dianjurkan karena
o t,t'i{s ^l;
,'
;b Ll;lr T:r til
!.
"Jika seorang bayiyang
lahir itu sempat
lebih dapat menutupinya. Nabi saw. sendiri di-
teriak sebelum meninggal, maka ia harus
mandikan dengan tetap mengenakan baju.lazz
dishalatkan dan mendapatkan warisen."
1a]] Hn. aUu Dawud dan lainnya dengan ialur sanad shahih.
7423
Ad-Dur al-Mukhtaar, jil.1/hlm.80a, 839, asy-Syarh ash-Shaghiir, jil.1/h1m.542, al-Qawaniin ol-fiqihiyyah, htm.93, Mughniy al-
_ .^.Muhtaai,iil.1/hIm.348,
al-Muhadzdzab, jil.1/hIm.134, al-Mughniy, jil.z/h1m.532,539, dan Kasysyaf aI-Qinaa',iil.Z/h1m.726-123.
1424
HR. Ab, Dawud dan Nasaa'i.
1425
HR. At-Tirmidziy.
rsrAM IITID 2
Mazhab Hanafi berpendapat, anak bayi perlu dimandikan jika belum mencapai
yang baru lahir tetap dimandikan dan di- empat bulan, menurut mazhab ini.
shalati, serta mewarisi ataupun mewaris- Adapun menurut Hambali, jika seorang
kan jika ia berteriak. Dengan kata lain, bayi terlahir dengan keguguran dan beru-
jika terdapat bukti bahwa bayi itu hidup mur lebih dari empat bulan maka harus
setelah keluar dari rahim ibunya ataupun dimandikan dan dishalati, sesuai hadits,
lebih dari itu. Namun, jika tidak berteriak
maka hanya perlu dimandikan dan diberi ^5; ,je'u*lti
9,'
nama menurut Abu Yusuf dan ini lebih "Dan bayi yang keguguran itu harus
shahih. Dengan begitu, Abu Yusuf mem- dishalati."1a26
beri pendapat yang bertentangan dengan Kesimpulannya, para ulama fiqih se-
maksud zahir dari riwayat sebelumnya. pakat akan wajibnya memandikan bayi
Itu dilakukan untuk menghormati anak yang keguguran jika terlahir dalam ke-
Adam. Dengan kata lain pula, jika bayi itu
adaan hidup dan berteriak juga dishalat-
terlahir dalam keadaan hidup maka ia di- kan. Namun, jika tidak ada tanda-tanda
'hukumi seperti orang dewasa meskipun
kehidupan maka cukup dimandikan, dika-
tidak berteriak. Namun, jika bayi itu terla- fani, dan dikuburkan secara mutlak menu-
hir dalam keadaan meninggal maka cukup rut Hanafi, sedang menurut Syafi'i jika
dimandikan jika sempurna seluruh ang-
telah mencapai umur empat bulan, tetapi
gota badannya, tetapi tidak perlu diman-
tidak perlu dishalati. Sedangkan menurut
dikan jika belum sempurna, yaitu muncul
Hambali, tetap dimandikan dan dishalat-
hanya beberapa anggota badan saja. Bayi
kan iika terlahir dan berumur lebih dari
yang terlahir tidak sempurna dan mening-
empat bulan. Dengan demikian, Syafi'i
gal itu cukup disirami air; dibungkus, dan
dan Hambali sepakat atas tidak waiibnya
dikubur lalu diberi nama, karena ia juga memandikan bayi yang belum berumur
kiamal
akan dibangkitkan nantinya pada hari
kurang dari empat bulan.
Syafi'i berpendapat, jika muncul tanda-
c, Hendaknya ada jasad mayat itu sendiri,
tanda kehidupan seperti bergerak maka ataupun sebagian besar dari jasad mayat
harus dimandikan, dan juga dimandikan
menurut Hanafi dan Maliki. Sedangkan
menurut pendapat yang paling zahir kare- menurut Hanafi, terdapat sebagian besar
na dimungkinkan adanya kehidupan dan ataupun setengah saja temasuk kepala.
untuk lebih hati-hati. Namun, jika tidak
Iika jasad mayat itu hanya ada sepertiga
tampak tanda-tanda kehidupan maka tidak
badan meski termasuk kepala maka me-
perlu dishalati meskipun sudah menca- mandikannya adalah makruh, menurut
pai empat belas bulan menurut pendapat
Maliki. Syafi'i dan Hambali berpendapat,
yang paling dzahi4, karena tidak adanya jika jasad mayat tidak ada kecuali hanya
kehidupan. Akan tetapi, tetap saja wajib
sebagiannya saja meskipun sedikit maka
untuk dimandikan, dikafani, dan dikubur- tetap dimandikan dan dishalatkan, karena
kan, pada keadaan terakhir. Namun, tidak para sahabat pernah melakukannya.
d. Hendaknya bukan mati syahid yang ter- memandikan meletakkan air di mulut mayat
bunuh di peperangan untuk menegakkan ketika memiringkan kepalanya. fika mayat itu
kalimat Allah. Karena, orang yang mati meninggal dalam keadaan junub, haid, atau-
syahid itu, seperti yang akan kami jelas- pun nifas maka dilakukan dua cara menurut
kan, tidak perlu dimandikan, dikafani, kesepakatan ulama. Adapun tayammum untuk
atau pun dishalati. Mereka bahkan di- kebersihan.
kuburkan lengkap dengan baju, sedang Dengan demikian, memandikan mayat itu
senjatanya dicabut menurut mayoritas dimulai dengan mewudhukannya, sesuai sabda
ulama. Abu Hanifah berpendapat, orang Rasulullah saw. kepada para wanita yang ber-
yang mati syahid tidak perlu dimandikan, tugas memandikan jenazah putri beliau saw.,
tetapi dishalati saja. Adapun dalil atas ti-
dak adanya mandi untuk orang yang mati Q,-rjtet;rW"tA itit
syahid adalah sabda Nabi saw. untuk para "Mulailah dengan bagian kanan dan tem-
sahabat yang tewas pada perang Uhud, pat-tempat wudhu!'4428 sedangkan dalam ha-
cA ri ,Y ii .; ,F.ilt Sii Y
dits Ummu Athiyyah,
- - , t /c ,o
perti yang telah kami jelaskan. rut Hanafi dan Maliki. Dengan begitu, jenazah
Berikutnya, kepala mayat dimandikan orang yang berihram boleh diberi wewangian
dengan bidara lalu jenggot, yaitu dengan me- dan menutup kepalanya menurut mereka,
remasnya atau dicampur dengan sedikit air karena umumnya perintah memandikan se-
yang diletakkan di sebuah tempat sampai ber- cara mutlak.
buih. Setelah itu, bagian tubuh digosok dengan Adapun Syafi'i dan Hambali berpendapat,
air tersebut untuk menghilangkan kotoran. orang yang sedang berihram jika meninggal ti-
Usai disiram dengan air bidara, bagian tubuh dak boleh ditutup kepalanya dan tidak boleh
tersebut disiram lagi dengan air bersih yang pula diberi wewangian, sesuai hadits lbnu Ab-
menjadi syarat sahnya memandikan jenazah. bas, ia berkata, "Dibawa ke hadapan Nabi saw.
Jika tidak ada daun bidara maka bisa menggu- jenazah seorang laki-laki yang terlempar dari
nakan sabun atau sejenisnya lalu bagian tubuh tunggangannya lalu meninggal dan ia sedang
digosok dengan air tersebut. Setelah itu, di- berihram. Lantas Nabi saw. bersabda,
siram lagi dengan air untuk membersihkannya. t | :,. t t",2
Hendaknya orang yang memandikan mema- \) -,L: eL^{ o!-^-et1
o,oi
U_y C o}:.c)
,W.i;'; y:t:4
tersebut, tetapi jangan sampai membuka mu- )n7t
lutnya. Selanjutnya, dibersihkan bagian yang 'Kafanilah ia dalam dua baju! Mandikan-
berada di bawah kuku-kuku mayat.
Iah ia dengan air bidara! Jangan kalian tutup
Langkah berikutnya, bagian sebelah ka-
kepalanya dan jangan beri wewangian! Karena
nan dimandikan hingga kaki dengan sabun ia akan dibangkitkan pada hari kiamot dalam
dan sejenisnya setelah membalikkan tubuh- keadaan b ertalbiy ah.'aa3l
nya berada di atas bagian kiri. Setelah selesai,
menyusul bagian kiri. Usai membasuh kedua Dengan demikian, jenazah orang yang
bagian; kanan dan kiri, seluruh tubuh disiram berihram diperlakukan seperti masih hidup,
dengan air murni. Inilah tahap pemandian karena tetapnya keadaan ihram menurut me-
pertama yang wajib. reka.
Dianjurkan untuk mengulang proses Mayat juga dimandikan dengan air dingin
pemandian sebanyaktiga kali, yaitu menambah tanpa campuran, dengan sedikit diberi kapur
kedua dan ketiga. Usai memandikan, jenazah barus untuk selain orang yang berihrdm me-
dikeringkan di dalam sebuah baju. Di samping nurut Syafi'i dan Hambali sesuai perintah Nabi
saw..1a32 Karena, kapur barus bisa membuattu-
membuatkan ramuan berupa campuran mi-
nyak wangi yang terbuat dari barang-barang buh lebih tahan dan dapat menolak serangga.
yang wangi selain minyak Za'faran dan Waras Namun, mazhab Hanafi berpendapat, kalau
di kepala dan ienggot jenazah. Diletakkan pula bisa air dipanaskan terlebih dahulu agar lebih
kapur barus di tempat-tempat sujudnya,1a3o mudah membersihkan mayat. Hambali ber-
baik jenazahnya meninggal ketika masih beri- pendapat lain lagi, tidak mengapa bila meman-
hram untuk haji, umrah, atau selainnya menu- dikan mayat di dalam kamar mandi dengan air
1430
Yrit, bagian kening hidung,
kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua telapak kaki.
1431
lamah ahli hadits. (Naylul Awthaaa jil.4/hh.a0).
HR.
1432
Yrit t:,rii;p't\; j;r; "buat air yang terakhir itu adalah air kapur barus." Mutafaq 'alaih dari hadits Ummu Athiyyah, yaitu dalam
pemandian terakhir.
Ba8lan 1: IBADAH rsr.AM JITID 2
panas jika dibutuhkan bila air sangat dingin menutupi segala hal yang baik ataupun buruk
ataupun jasad mayat sangat kotor dan tidak untuknya.
bisa hilang kecuali dengan air panas. Namun, Syafi'i dalam pendapat yang baru meng-
jika tidak dibutuhkan maka hukumnya makruh. atakan, rambut yang ada di kepala mayat dan
Hendaknya proses memandikan itu ber- janggutnya boleh disisir dengan sisir yang le-
jumlah ganjil, sesuai hadits, bar rongganya dan dengan penuh kelembutan,
sedang rambut yang rontok harus digabung-
jlt
.2orr 4 ''o2
4,) "at ol
4
1433
HR. Ibnu Nashr dari Abu Hurairah dan lbnu Umar r.a. HR. At-Tirmidziy dari Ali dan Ibnu Majah dari Ibnu Mas'ud dengan teks, .l,r ,i1
;ttit $i stt;'ri; ,i1t -7.i2jr;'Allah itu ganjil dan menyukai ganjil maka berlakulah ganjil wahai ahli Al-Qur'ant"
1434
HR. iamah ahli hadits dari hadits Ummu Athiyyah. (Naylul Awthaaa jil.a/hh.30).
1435
Ad-Durr al-Mukhtaari jil.1/hIm.803, Muraqiy al-Falaah, hlm.93, asy-Syarh ash-Shaghiir,lil.1/hlm.568, Mughniy al-Muhtaaj, jil.l/
hlm.333, 336, al-Mughniy, jil.2/hIm.541, dan Kasyryaf al-Qinaa', jil.2/hlm.ll0.
ISLAM IILID 2 Baglan 1: IBADAH
mereka mandikan dan kembalikan ke kepala 3. Mencopot seluruh baju yang dikenakan
mayat lagi." Sebab, mengubur rambut dan kuku mayat setelah menutup auratnya terlebih
dianjurkan pada hak orang yang masih hidup dahulu, menurut mayoritas ulama. Sedang-
maka tetap menjadi hak orangyang sudah me- kan menurut Syafi'i, mayat dimandikan
ninggal. Sesuatu yang tercerabut berupa ram- dengan tetap mengenakan gamis dan se-
but dan kukur mayat harus dimandikan ulang, jenisnya. Disunnahkan untuk menutupi
seperti perkataan Ummu Athiyyah, "Mandi- mayat selama proses pemandian dari pan-
kanlah rambut itu dan kembalikan lagi!" Kare- dangan orang banyak agar tidak ada orang
na rambut adalah bagian dari mayat seperti yang melihat akan aurat ataupun aib mayat.
halnya anggota tubuh. Dimakruhkan untuk melihat mayat meski-
Adapun mayat perempuan menurut pen- pun ia yang bertugas memandikan tanpa
dapat yang pegang oleh Maliki dan Hanafi, juga ada keperluan, karena semuanya meniadi
mazhab-mazhab lainnya, bahwa dianjurkan aurat, untuk menghormati mayat itu sen-
untuk dikepang rambutnya. diri.
Penggunaan kapas; Hanafi mengatakan, 4. Menggunakan daun bidara ataupun sabun
tidak terdapat riwayat-riwayat yang i elas-j elas dalam proses pemandian. f uga kapurbarus
membolehkan penggunaan kapas dalam pro- pada pemandian terakhir. Menurut Syafi'i,
ses pemandian j enazah. Akan tetap i, az'Zayla' iy kalau bisa setiap kali memandikan dicam-
dan penulis kitab ad-Durr al-Mukhtaar ber- pur dengan sedikit kapur barus. Itu di-
pendapat tidak mengapa untuk meletakkan lakukan jika mudah, sedang jika tidak bisa
kapas di muka mayat dan menutup setiap lu- maka dengan air dingin murni ataupun
bang, seperti dubuc qubul, dua telinga, hidung, panas bila dibutuhkan.
dan mulut. 5. Mengganjilkan proses pemandian, yaitu
Begitu pula halnya para ahli fiqih dari membuatnya ganjil sebanyak tiga, lima,
mazhab-mazhab lainnya berpendapat tidak atau tujuh. Tidak perlu mengulangi wu-
mengapa menggunakan kapas untuk menutup dhu meski berulang pemandian. Dianjur-
tempat keluar dan lainnya sehingga tidak ada kan proses pemandian itu sebanyak tiga
lagi benda najis ataupun darah yang keluar kali, sedang mandi wajibnya tetap satu
dari mayat. Kepala juga diberikan kapas menu- kali. fika keluar sesuatlr dari mayat dari
rut Hambali. salah satu dua jalan atau selainnya setelah
Ringkasan dari hal-hal yangdianjurkan da- dimandikan sebanyak tiga kali maka wu-
lam proses pemandian mayat; dianjurkan ke- dhunya mayat harus diulang begitu juga
tika memandikan mayat hal-hal sebagai berikut. mandinya, menurut Hambali. Sedangkan
l. Hendaknyamayatdiwudhukan seperticara menurut ulama lainnya cukup dengan
wudhunya orang yang masih hidup pada menghilangkan benda najisnya saja.
awal proses pemandian, setelah meng- 6. Perut mayat hendaknya ditekan sedikit de-
hilangkan benda najis ataupun kotoran ngan lembut ketika memandikan untuk
dengan daun bidara ataupun sabun. mengeluarkan najis yang ada di dalamnya.
2. Menutup aurat untuk salah satu dari suami- 7. Banyak-banyak menuangkan air ketika
istri ketika memandikan pasangannya. De- memandikan pada dua jalan keluar untuk
ngan kata lain, jika salah satu pasangan menghilangkan najis dan mengurangi bau.
memandikan pasangannya. Karena mayat memang butuh banyak di-
BaEIan 1: IBADAH FIQLH ISLAM JILID 2
siram. Setelah itu dikeringkan terlebih da- kan sebanyak tiga kali ataupun lebih ter-
hulu agar kain kafan tidak basah. gantung kebutuhan, seperti yang telah
B. Sarung tangan tebal dilapiskan pada ta- kami jelaskan.
ngan orang yang memandikan ketika me- 13. Dianjurkan menurut Hambali untuk me-
mandikan bagian aurat yang berada di warnai jenggot laki-laki dan rambut wani-
bawah pusar. Dianjurkan untuk orangyang ta meskipun tidak beruban dengan henna,
memandikan untuk tidak menyentuh se- sesuai perkataan Anas r.a., "Perbuatlah
luruh badan mayat kecuali dengan sarung terhadap mayat-mayat kalian seperti ka-
tangan. lian perbuat pada pengantin kalian!"
9. Gigi-gigi dan hidung mayat dibersihkan 14. Diberikan wewangian, yaitu minyakwangi
dengan sarung tangan bersih ketika ber- yang terbuat dari benda-benda wangi di
kumur dan memasukkan air ke dalam hi- atas kepala dan janggut, juga kapur barus
dung, menurut pendapat Maliki dan Syafi'i. pada anggota sujud, yaitu kening hidung
Begitu juga dengan pendapat Hambali, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan
gigi dan kerongkongan mayat dibersihkan kedua telapak kaki untuk menghormati-
dengan sarung tangan basah tanpa perlu nya, baik orang yang sedang berihram atau-
memasukkan air ke dalam mulut dan hi- pun bukan menurut Maliki dan Hanafi. Ka-
dungnya. Bagian yang ada di bawah kuku rena itu, kepala diberi penutup dan minyak
juga harus dibersihkan. wangi. Ranjangnya juga diberi wewangian
10. Memiringkan kepala mayat dengan lem- untuk menyembunyikan bau busuk dan
but agar mudah membersihkan mulut dan mengagungkan mayat itu sendiri.
hidung ketika berkumur dan memasukkan
air ke dalam hidung agar air tidak sampai B. KEWNIBAN KEDUA: MENGI$FANI MAYAT
masuk ke dalam kerongkongan. Dianjur- Terdiri dari hukum mengkafani mayat dan
kan untuk membersihkan hidung mayat siapa saja yang wajib dikafani, ukuran kain
dengan sarung tangan bersih sebelum di- kafan, bentuk, dan tata caranya, serta hal-hal
kafani. yang dianjurkan ketika mengkafani mayat.1a36
lL, Tidak boleh hadir orang yang tidak mem-
bantu petugas yang memandikan jenazah. 1. Hukum mengkafanl mayat dan siapa saia
12. Mendahulukan bagian tubuh sebelah ka- yang wallb dlkafanl
nan ketika memandikan, yaitu dengan me- Mengkafani mayat adalah fardhu kifayah
mandikan bagian kanan terlebih dahulu atas seluruh umat Islam, sesuai sabda Nabi
baru bdgian sebelah kiri. Setelah itu, petu- saw. pada orang yang sedang berihram,
gas.membalikkan jenazah ke sebelah ki- o. oi, , ,:i
A-tat .9 0d.4)
rinya agar bisa memandikan bagian kanan v'
dari pelipis, punggung hingga kaki. Ini juga "Kafanilah "'J
ia dalam dua baju!'4437
dilakukan pada bagian kanan. Tidak lupa
Adapun biaya mengkafani dan proses peng-
menyiramkan air setiap kali membaring-
1436
At-Luboob, iil.1/h1m.130, Muraqiy al-Falaah, hlm.97 , Fathul Qadiix iil.l/h1m.452-455, ad-Durr al-Muhtaar wa Radd al-Mukhtaar,
iil.1/hIm.806-8l0,al-Qawaniinal-fiqih[ryah,hlm.93,asy-Syarh ash-Shaghiir,iil.t/hlm.S5l,BidaayatulMujnhid,hlm.224,Mughniy
al-Muhtaaj,iil.l/h1m.336-340, al-Muhadzdzab,iil.l/hIm.129-13l, al-Mughniy,iil.2/h1m.464-472,537, dan Kasysyaf al-Qinaa', jil.Z/
hlm.11B-126.
1437
HR lamaah ahlu hadits dari Ibnu Abba s r.a. (Naylut Awthaar, jil.4/hlm.40).
ISLAlvt IILID 2
uburan seperti memanggul sampai kubur dan fani dengan baju yang boleh dikenakannya
menguburkan, serta sejenisnya diambil dari pada waktu masih hidup.la3e Kaum laki-laki ti-
harta peninggalan mayat, yaitu dari uang khu- dak boleh dikafani dengan kain sutra, sedang
sus miliknya yang tidak berkaitan dengan hak kaum wanita boleh dikafani dengannya menu-
orang lain seperti barang gadaian. Biaya pro- rut mayoritas ulama. Namun, menurut Ham-
sesi penguburan lebih didahulukan daripada bali kaum wanita juga tidak boleh dikafani
membayar hutang dan wasiat. f ika mayattidak dengan sutera. Disyaratkan untuk kain kafan
memiliki harta maka orang yang bertanggung itu agar tidak memperlihatkan kulit, karena
jawab atas nafkahnya ketika ia masih hidup kalau sampai memperlihatkan sama saja tidak
yang harus bertanggung jawab menanggung- menutupi. Adanya sama dengan tidak adanya.
nya. Suami harus menanggung biaya kafan Kain kafan juga harus suci maka tidak boleh
istrinya menurut Hanafi dan juga Syafi'i dalam mengkafani dengan kain yang najis bila masih
pendapatyang paling shahih, karena istri men- bisa dengan kain yang suci.
jadi tanggungannya ketika masih hidup. Ada- Mayat harus dikafani menurut Hambali,
pun menurut Maliki dan Hambali, suami tidak sedang menurut Maliki dan Hanafi hanya di-
wajib menanggung biaya kafan istrinya atau- anjurkan saja pada kain yang sepertinya pada
pun seluruh biaya proses penguburan. Karena, hari fumat dan Hari Raya selama mayat tidak
nafkah dan memberi baju adalah dua kewa- mewasiatkan untuk dipakaikan selainnya
jiban ketika masih ada hubungan suami-istri maka harus mengikuti wasiat. Sebab, perintah
dan memungkinkan adanya senggama dengan Allah adalah untuk membuatnya indah.
dalil gugurnya kewajiban tersebut ketika istri Rasulullah saw. bersabda,
menyeleweng ataupun ditalak tiga. Kewajiban
itu juga terputus ketika meninggal maka istri lk ;;jti;igti,ystiy
seperti halnya wanita asing. Tidak diragukan di ort ro kalian mengkafani sauda-
Jika
bahwa pendapat yang diterima adalah pen- rany a maka p Mem-
erind ahlah kafanny a itul'443e
dapat pertama, karena tidak mungkin dipisah perindah kafan adalah wajib hukumnya menu-
antara masih hidup dan sudah meninggal akan rut Hambali, sedang menurut pendapat selain-
kewajiban tersebut. Adapun gugurnya kewa- nya hanya sekedar dianjurkan.
jiban menafkahkan karena menyeleweng dan
Minimal kain kafan itu terdiri dari satu
sejenisnya maka dikembalikan pada rumah baju yang menutupi seluruh badan, kecuali ke-
tangga. pala bagi orang yang berihram menurut Syafi'i
fika tidak ada seorang pun yang menang- dan Hambali. Wasiat mayat juga tidak dapat
gung beban biaya mayat maka biaya mengka- dilaksanakan bila bertentangan dengan itu.
fani dan seluruh proses penguburan ditanggung Sedangkan maksimal kain kafan itu berjumlah
oleh baitul mal bila ada, sedang jika tidak ada tujuh helai. Lebih baik untuk kaum laki-laki
maka ditanggung oleh umat Islam yang mampu. itu berjumlah tiga helai, sedang untuk kaum
wanita lima helai. Dalil untuk kaum laki-laki
2. Bentuk, kadar, dan tata cara mengkafani adalah perkataan Aisyah r.a.,
Setelah selesai dimandikan, mayat dika-
1+38
Mughni al-Muhtaaj, iil.l /hlm.336.
1439
HRAh-rd, Muslim, dan Abu Dawud dari Jabir. HR. Ibnu Majah dan At-Tirmidziy dari Abi Qatadah dengan teks, "jika di antara kalian
mengurusi saudaranya maka perindahlah kain kafannya!"
rsLAM )tuD 2
1440
|rrnr"h ahlu hadits dari Aisyah r.a.. (Naylut Awthaar,iil. /hlm.36).
HR.
"*' lamaah ahlu hadits kecuali Ibnu Maiah dari Khabbab bin Art. (Naylul Awthaar,iil.4/hlm.33).
HR.
1442
HR. Ibnu Sa'ad dalam Thabaqaat. Muhammad bin Hasan menyebutkannya iuga dalam al-Atsaar. (Naylul Awthaar, jil.2/h1m.263)
HR. Bukhari dengan maknanya.
ISLAlvt IITID 2
lainnya; dua baju."1aa3 Ini adalah dalil untuk dipakaikan gamis. Rambutnya dikepang dan di-
Hanafi dan Maliki yang berpendapat dianjur- taruh di atas dadanya di atas gamis. Setelah itu,
kannya gamis. Sedangkan mayoritas ulama diletakkan jilbab di atas rimbutnya, di bawah
berpendapat tidak dianjurkan, berdasarkan pembungkus. Berikutnya, dilipatlah kain sa-
hadits Aisyah r.a. sebelumnya, rung dan pembungkus secara berbarengan.
1443
/
HR Ahmad dan Abu Dawud, dalam ialur sanadnya terdapat Yazid bin Abi Ziyad. Terkumpul kelemahannya. (Naylul Awthaar, iil.4
hlm.36l.
1444
HR Ah.rd dan Abu Dawud. Pada beberapa peripayatnya ada pendapat mengenai pribadinya menurut sebagian ulama. (Nashab
ar- Raayah, jil.2 /hIm.263 dan N aylul Awthaar, jil.4 /hlm.39).
FIqLH ISI."AM JILID 2
jika memang tidak ada maka tidak dimakruh- telah itu, mayat perempuannya diletakkan de-
kan. ngan terlentang dan dibaluri di atasnya ramuan
Syafi'i berpendapat, jumlah minimal kain wewangian dan kapur barus lagi. Selanjutnya,
kafan adalah kain yang menutup aurat. Untuk diikat bagian bokongnya dan diletakkan kapas
kaum laki-laki adalah antara pusar dan lutut, pada bagian perut, lalu dibungkus dengan
sedang untuk wanita adalah selain wajah dan kain dan diikat kuat. Ketika ingin diletakkan di
kedua telapak tangan. Adapun untuk hak mayat dalam kuburnya maka semua ikatan itu dilepas
maka waiib diberi kain yang menutupi selu- lagi. Kaum laki-laki yang meninggal saat ber-
ruh badan, kecuali kepala untuk orang yang ihram tidak boleh memakai kain yang berja-
berihram dan wajah wanita yang berihram un- hit, kepalanya juga tidak boleh ditutupi begitu
tuk memuliakannya dan menutupi perubahan pula wajah wanita yang sedang berihram.
yang terjadi pada tubuhnya. Hambali mengatakan, kain kafan yang
Diharamkan untuk laki-laki memberi kain waiib itu adalah kain yang menutupi seluruh
kafan yang terbuat dari sutera dan diberi mi- iasad mayat, baik laki-laki ataupun wanita.
nyak wangi Za'faranbila masih ada kain selain Lebih baik lagi, seperti pendapat Syafi'i, bila
keduanya, sedang untuk wanita dibolehkan mayat laki-laki diberi kain kafan putih se-
meski makruh. banyak tiga lapis secara bertahap. Diletakkan
Lebih baik kain kafan untuk mayat laki- ramuan wewangian diantaa lapisan-lapisan
laki itu terdiri dari tiga kain pembungkus kain itu. Tidak perlu ada gamis, sorban, dan
untuk mengamalkan hadits Aisyah sebelum- tidak pula ditambah atau dikurangi, seperti
nya, seperti juga dikatakan oleh Hanafi. Lebih hadits Aisyah sebelumnya. Diperbolehkan bila
baik pula bila tidak ada gamis ataupun sorban mengkafani mayat laki-laki itu dengan dua
seperti hadits Aisyah yang telah disebutkan baju saja, seperti sabda Nabi saw. untuk orang
sebelumnya. Boleh saja tanpa makruh untuk yang meninggal saat berihram dan dilempar
memakaikan kain yang keempat dan kelima oleh tunggangannya,
berupa gamis dan sorban sebelumnya, karena
Ibnu Umar r.a. mengkafani putranya dengan
o.
'*J aJ
oi
) i4t)yir*,;*t,
lima helai kain; gamis, sorban, dan tiga kain "Mandikanlah ia dengan air bidara dan ka-
pembungkus.laas fani dengan dua helai kaipr"la+0 dimakruhkan
Sedangkan untuk kaum wanita dan banci bila lebih dari tiga helai, karena hanya meng-
itu lebih baik berjumlah lima kain pembung- habiskan uang dan dilarang.
kus; sarung, gamis, jilbab, dan dua kain pem- Untuk orang yang meninggal saat ber-
bungkus agar semakin menambah penutup ihram, berdasarkan hadits di atas, tetap di-
yang menjadi haknya. Dimakruhkan bila ber- mandikan dengan air bidara, tetapi tidak boleh
jumlah lebih dari itu. Adapun tata cara pem- diberi wewangian. Dikafani juga dengan dua
berian kain kafan, hendaknya dibentang kain helai kain, sedang kepala dan kedua kakinya
pembungkus yang paling bagus dan lebac lalu tidak perlu ditutupi.
diletakkan kain kedua di atasnya, begitu juga Adapun untuk mayat bayi maka dikafani
kain ketiga. Pada masing-masing kain diletak- dengan sarung. fika dikafani dengan tiga helai
kan ramuan wewangian dan kapur barus. Se- kain maka tidak mengapa. f ika seseorang tidak
1445
HR. Baihaoiv.
1446
HR. srkhr.i.
FrqLH rsLAM f rLrD 2 BaEIan 1: IBADAH
mendapatkan baju yang dapat menutupi selu- biasnya orang yang masih hidup mengenakan
ruh jasadnya maka terpenting ditutupi kepala- jubah dan bajunya, serta sejenisnya. Berikut-
nya, sedang untuk kedua kakinya dibuatkan nya, dibalik pula kain pembungkus kedua dan
rumput ataupun daun. ketiga, serta seterusnya. Diusahakan pada
Lebih baik bila mayat seorang wanita itu bagian kepala mayat kain kafan lebih banyak
diberi kain kafan berjumlah lima helai kain; tersisa daripada kedua kakinya untuk meng-
gamis, sarung, pembungkus, dan penutup ke- hormatinya. Sebab, kepala lebih berhak un-
pala dan wajah. Kain kelima diikat ke pahanya tuk ditutupi, Lantas, kain kafan yang lebih itu
seperti hadits Layla ats-Tsaqafiyyah, ketika dibentangkan pada wajah dan kedua kakinya
Ummu Athiyyah meriwayatkan bahwa Nabi lagi sehingga kafan menjadi seperti kantung
saw. memberikan sarung, gamis, jilbab, dan yang tidak akan berserakan. Selanjutnya, jika
dua kain lainnya kepadanya. takut berantakan maka pembungkus diikat
Tata cara mengkafani, seperti disebutkan dan ketika berada di dalam kubur ikatan-ikat-
sebelumnya dalam pendapat Syafi'i, dengan an itu dibuka kembali, seperti perkataan Ibnu
perlu diketahui bahwa jilbab itu diletakkan Mas'ud r.a.,
untuk kepala, sedang sarung pada bagian -o c t .
tengah, dan gamis dipakaikan di badan. Kain -ralr r-ri,=; A)+t$t;"'1 s1
kafan juga diberi wewangian dan tidak perlu "|ika kalian telah memasukkan mayat ke
diberi ramuan wewangian pada bagian kain dalam liang lahad maka bukaldh ikatannyat"l++z
paling atas, karena Uma4 Ibnu Umar, dan Abu
fika mayat dikafani dengan gamis maka
Hurairah tidak menyukainya. Tidak perlu di- bentuknya seperti gamis orang hidup dengan
balurkan ramuan wewangian di atas kain yang dua lengan, dengan sarung dan kain pembung-
langsung menutupi mayat, karena terhitung kus. Ini dibolehkan tanpa dimakruhkan, kare-
bukan bagian dari kafan. Tetapi, wewangian na Nabi saw
diletakkan pada tempat-tempat sujud, seperti
kening, hidung, kedua lutut, dan ujung kaki oG t) "lo' r;; L).,ar tI- ;^11
,";l ,:;.
sebagai penghormatan dan dikhususkan un- Y
"Pernah memakaikan Abdullah bin Ubay
tuk sujud. Diletakkan pula wewangian pada
gamisnya ketika dia meninggal."laa8 Gamis untuk
semua lipatan seperti persendian lutut, di
mayat tidak perlu diikat karena tidak perlu.
bawah ketiah begitu pula pusar. Karena, Ibnu
Diharamkan untuk mayat laki-laki dan
Umar r.a. memberikan lipatan-lipatan mayat
dan persendiannya dengan minyak misk. Ke-
wanita diberi kain kafan yang terbuat dari
sutera, disulam dengan emas ataupun perak,
pala dan janggutnya juga diberi minyak wangi.
kecuali jika darurat dan tidak ada lagi kain
Tetapi, dimakruhkan untuk memberi minyak
selainnya. Diharamkan untuk wanita karena
wangi di dalam rongga matanya, karena dapat
kain itu telah dihalalkan ketika ia masih hidup.
merusaknya.
Pada waktu hidup itulah tempat berhias dan
Dibalik ujung dari pembungkus paling atas
syahwat, sedang semua itu hilang ketika ia
dari sisi kiri ke bagian kanan, lalu ujung sisi
meninggal.
kana dibalik ke sisi kiri, karena seperti itulah
1447
HR. Atsram.
1448
HR, Bukhari.
rsrAM JrrrD 2
3. Halhal yang dlanlurkan ketlka meqgftafani lian beri ramuan wewangian! fangan pula
Dianjurkan hal-hal berikut, dengan me- diberi minyak wangi kepalanya, karena
nyebutkan pula bentuk kain kafan dan ukur- Allah akan membangkitkannya pada hari
annya pada pembahasan sebelumnya, yaitu kiamat kelak dalam keadaan bertalbi-
sebagai berikut. lah:'r+sr
a. Putihnya kain kafan yang terbuat dari ka- Maliki dan Hanafi berpendapat lain
tun dan itu lebih baik, seperti sabda Nabi tentang hal di atas. Mereka berpendapat
saw, bahwa kasus orangyangterjatuh itu hany-
alah kasus khusus tidak bisa diumumkan
f ,wy,eet6,q,4t.#t
,- 'i".' '
/
hukumnya. Ad-Dawidiy meminta maaf
kepada Malik seraya berkata, "la belum
'{G'J t"; ,.lii:(tji
r"yv,ryJr:1 t
diberitahu tentang hadits tersebut." Lalu
"Pakaikanlah ia baju kalian yang putih! dijawab bahwa hadits yang berbicara ten-
Karena baju putih itu adalah sebaik-baik- tang orang yang terjatuh itu sangat jelas
nya baju kalian. Kafanilah mayat-mayat bahwa sebabnya adalah terjadi pada saat
kalian dengannya iuga1"tt" pelaksanaan haji dan itu berlaku umum
b. Kain kafan diberi wewangian dengan gan- untuk setiap orang yang sedang berih-
jil, yaitu sebanyak tiga kali, seperti sabda ram. Asal hukumnya adalah bahwa setiap
Nabi saw., hukum yang ditetapkan pada satu orang
pada jaman Nabi saw. maka berlaku juga
|
:#v - r::';; q1-,#t i ;i
;
zri
tit pada orang lain sampai terbukti ada peng-
l.j)ii khususannya.
Dianjurkan iuga meletakkan ramuan
"fikakalianberiwewangian pada mayat
wewangian yang terdiri dari kapur barus
maka berilah sebanyak tiga kali!"1as0
atau lainnya di dalam setiap pembungkus
Kecuali orang yang meninggal saat
kain kafan. Kapas juga diletakkan menem-
berihram maka tidak boleh diberi wewa-
pel pada rongga-rongga mayat (kedua mata,
ngian, menurut Syafi'i dan Hambali, se-
hidung, mulut, kedua telinga, dan tempat
perti sabda Nabi saw. pada orang yang ter-
keluarnya), disamping pada tempat-tem-
lempar dari tunggangannya pada saat be-
pat sujudnya [kening kedua telapak tang-
rada di Arafah,
an, kedua lutut, dan jemari kaki), serta le-
,* z;jjlt;'; ^fr c. Lebih dari satu helai kain; dua helai lebih
' \J' baik dari satu meskipun ganjil sebagai
"Mandikanlah ia dengan airbidara! Ka- penghormatan dan menutup mayat.
fanilah ia dengan dua helai kain! f angan ka-
1449
HR. lima imam hadits (Ahmad dan empat penulis Sunan), kecuali Nasaa'i. At-Tirmidziy menganggapnya hadits shahih dari Ibnu
Abbas. Syaf i, Ibnu Hibban, Hakim, dan Baihaqiy meriwayatkannya iuga. Ibnu Qaththan mengangapnya hadits shahih juga. (Naylul
\i; a; laip6' L)
I
| ., .
lr!'ii Y
Sedangkan menurut Hanafi,las6 menshalati
mayat itu adalah kewajiban atas setiap Muslim
1452
HR. Ibnu Majah dan At-Tirmidziy. Sebelumnya telah disebutkan riwayat Iain dari Jabir yang diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, dan
At-Tirmidziy. (N aylul Awthaaa jil. /hlm.34).
L453
HR. Abu Dawud dari Ali. Hadits hasan.
L454
Ad-Durr al-Mukhtoar, jil.l /hlm.8ll,8l4, Muraqiy al-Falaaft, hlm.98, al-lnaayah bi Hamisy Fathil Qadiin lil.1/hIm.455, dan al-Mu-
hadzdzob, iil.l /hIm.132.
1455
Diriwayatkan shalat atas Nabi saw. oleh lbnu Majah dari Ibnu Abbas. Ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan shalat atas bayi yang
keguguran dari Mughirah. Ahmad, Nasaa'I, dan At{irmidziy meriwayatkan shalat atas anak kecil, sedang Ahmad dan Bukhari,
_._ _
Muslim meriwayatkan shalat atas raja Najasyi. (Naylul Awthaar,iil.4/hlm.4l,45, 48).
'+56 Ad-Durr al-Mukhtaor, jilJ /hlm.B14 dan Mughniy al-Muhtaaj,iil.l/hIm.361.
tsLAM I[rD 2
yang telah meninggal kecuali empat golong- perti perampok dekat dengan bulan Muharram.
an; mereka adalah para pembangkang dan pe- fika seorang pemberontak ataupun pe-
rampok jika mereka terbunuh di dalam medan rampok meninggal sebelum sempat dihukum
perang, orang-orang fanatik, para pemberon- ataupun sesudahnya maka ia tetap dishalati.
tak di suatu negeri yang menghunuskan sen- B erikutnya, kelompok fanatik; mereka ada-
jata di malam hari, ataupun orang yang sering lah orang-orang yang saling tolong-menolong
menggantung orang. dalam kezaliman. Mereka marah terhadap
Adapun para pembangkang itu adalah suatu kaum ataupun kabilah.lasT Adapun hukum-
mereka umat Islam yang telah keluar dari an untuk orang-orang yang terbunuh karena
patuh kepada imam tanpa adanya alasan melakukan praktek fanatisme adalah seperti
yang benar. Mereka tidak boleh dimandikan hukum orang yang membangkang secara de-
ataupun dishalati. Untuk menghina mereka. tail sebelumnya. Dihukumi seperti mereka juga
fuga, sebagai pelajaran bagi yang lainnya yang orang-orang yang berdiri dan memandangi
melakukan perbuatan seperti mereka. Itu pun mereka, jika mereka terkena batu atau lainnya
jika mereka terbunuh di medan pertempuran. dan meninggal pada saat itu juga. Adapun jika
Sedangkan jika mereka terbunuh setelah mereka meninggal setelah bubar maka me-
pemerintah yang berkuasa berhasil menguasai reka dishalati.
mereka maka mereka patut untuk dimandikan Selanjutnya, p?rd pemberontak di suatu
dan dishalati. Sebab, pembunuhan mereka negeri dengan menghunuskan senjata atau-
pada saat itu hanyalah untuk siasat politik dan pun menggantung orang maka mereka seperti
menghilangkan ancaman mereka. Itu hanyalah perampok menurut pendapat yang difatwakan
sebuah hukuman dan manfaatnya kembali ke- dari mazhab Hanafi. Itu adalah pendapat Abi
pada masyarakat umum. Yusuf, jika dilakukan pada malam hari secara
Adapun para perampok, mereka adalah mutlah ataupun di siang hari dengan meng-
sekelompok umat Islam yang keluar dengan hunuskan senjata ataupun mengulangi dalam
berjalan kaki dengan tujuan mengambil harta memanggul senjatanya maka mereka dibunuh
milik orang lain. Mereka juga tidak patut untuk sebagai cara atas usaha merusak dan mengha-
dimandikan ataupun dishalati, seperti halnya pus kejahatannya. Mereka dihukumi seperti
para pembangkang jika terbunuh di medan perampok ataupun pembangkan, tidak diman-
perang. Namun, mereka patut untuk diman- dikan ataupun dishalati.
dikan dan dishalati jika terbunuh setelah ter- Tidak dishalati pula orang yang mem-
tangkap oleh penguasa. Sebab, membunuh bunuh salah satu orang tuanya untuk meng-
perampok pada saat sudah tertangkap meru- hinanya, jika imam membunuhnya sebagai
pakan hukum qishash. Siapa yang terbunuh qishash. Sedang jika ia meninggal dengan sen-
karena sebab qishash maka patut untuk di- dirinya maka dishalati.
mandikan dan dishalati. Terbunuhnya karena Siapa yang melakukan bunuh diri secara
qishash ketika telah gugurnya hukuman, se- sengaja maka tetap dimandikan dan dishalati
1457
O.ang frnatik adalah orang yang membantu kaumnya atas kezaliman dan marah karena mendukungnya dengan fanatik. Ada ha-
dits yang berbicara tentangnya,
+;; s; ;Y ;, ei,y e s6 :; 9a,* ilcs U ia
"bukanlah termasuk kita (umat Islam) orang yang mengajak pada fanatisme. Bukanlah termasuk kita orang yang berperang atas
nama fanatisme. Bukanlah termasuk kita orang yang meninggal atas fanatisme." Hadits hasan diriwayatkan oleh Abu Dawud dari
)ubair bin Muth'im.
FIqLH ISLAM IILID 2
menurut pendapat yang difatwakan oleh maz- pengkhianat dari ghanimah dan orang yang
hab Hanafi, juga Syafi'i. Meskipun dosa yang bunuh diri.1461
dipikul sangat besar bagi orang yang mem-
bunuh orang lain, karena dia adalah orang 2. Siapakah yang berhak memimpin shalat
fasik yang tidak berjalan di bumi dengan keru- ienazah?
sakan. fika seseorang itu pembangkan atas di- Para ahli fiqih memiliki tiga pendapat,
rinya sendiri maka ia seperti orang-orang fasiq yaitu sebagai berikut.1a62
dari umat Islam. Pendapat pertama, mazhab Hanafi:
Sekelompok orang seperti Abu Yusuf din sultan jika hadir ataupun wakilnyalah yang
Ibnu Himam berpendapat bahwa tidak perlu lebih berhak untuk memimpin shalat jenazah
dishalati orang-orang seperti di atas, seperti karena sebab kepemimpinannya. Karena, ke-
yang terdapat dalam Shahih Muslim bahwa tika orang lain yang maju memimpin shalat
Nabi saw. dihadapkan pada mayat seorang maka sama saja menghinanya. f ika sultan tidak
laki-laki yang bunuh diri dan beliau tidak mau datang maka hakim, sebab dialah pemegang
menshalatinya.l4ss kekuasaan. fika hakim tidak hadir juga maka
Mazhab Maliki berpendapat,lase imamtidak imam kampungyang maju memimpin, karena
perlu menshalati orang yang terbunuh karena orang yang meninggal itu telah merestui ke-
hukuman ataupun sebab qishash, tetapi orang tika ia masih hidup maka dialah yang paling
lain boleh menshalatinya. Sebab, Rasulullah berhak untuk memimpin shalat atas jenazah-
srw. tidak menshalati penggembala kambing nya setelah meninggalnya. B erikutnya, didahu-
tetapi beliau saw. tidak melarang orang untuk lukan wali laki-laki yang mukallaf dengan urut-
menshalatinya.l460 an keluarga ataupun wali nikah kecuali ayah
Maliki juga berpendapat, selayaknya bagi maka lebih didahulukan daripada anaknya.
orang-orang yang mulia untuk menghindari Didahulukan pula orang yang paling dekat lalu
dari menshalati para ahli bid'ah, orang yang berikutnya seperti urutan mereka dalam hal
menampakkan dalam melakukan dosa besan perwalian nikah. Siapa saja yang memiliki hak
untuk memberi pelajaran kepada orang-orang untuk maju memimpin hendaknya mengizin-
semisalnya. kan orang lain juga untuk maju. Siapa saja yang
Hambali memberi pengecualian dari wa- memiliki kekuasaan untuk maju memimpin
jibnya menshalati jenazah yang mati syahid maka dialah yang lebih berhak daripada orang
ataupun terbunuh karena kezaliman, seba- yang telah diwasiatkan oleh sang mayat dalam
gaimana mayoritas ulama selain Hanafi juga memimpin shalatnya menurut pendapat yang
mengecualikan orangyang mati syahid seperti telah difatwakan, karena wasiatnya adalah batal.
yang diterangkan berikut. Diriwayatkan bah- fika seseorang dishalati oleh selain pe-
wa Nabi saw. meninggalkan shalat atas mayat mimpin, sultan, ataupun wakilnya maka sang
1458
HR. Muslim dari labir bin Samurah.
r459
Bidooyotul Mujtahid, iil.l/hlm.Z3l, al-Qawaanin at-fiqihiyyah,hlm.94, dan Syarh ar-Risaalah, iil.7 /hlm.27 6.
1a5o
Dit"kh.il oleh Abu Dawud.
1461
H"dit, pertama diriwayatkan oleh Ahmad dan pemilik Sunan kecuali At-Tirmidziy, dari Zaid bin Khalid al-fuhaniy. Hadits kedua
diriwayatkan oleh jamaah ahli hadits kecuali Bukhari, dari fabir bin Samurah. (Naylul Awthaar, jil.A/hlm.46-47).
1462
Fothrl Qadiia iil.l/hlm.4s7, 463, ad-Durr al-Mukhtaari,jil.l/h1m.823, al-Lubaab,jil.1/h1m.131, Mumqiy al-Falaah, hlm.98, Bi-
daayatul Mujtahid, jil.L/h1m.223, al-Qawaanin al-fiqihiyyah, hlm.94, asy-Syarh ash-Shaghiir, jil.1/h1m.558, Mughniy,al-Muhtaaj,
iil.1/hlm.3a6, al-Mughniy,jil.2/hIm.480-485,danKasysyaf al-Qinaaijil.Z/hlm.l27.
rsrAM JrLrD 2
pemimpin boleh mengulang shalat tersebut Maliki boleh memimpin shlaat ketika tidak
meskipun di atas kuburnya jika ia mau. Itu di- adanya kaum laki-laki dalam satu gelombang,
lakukan karena haknya bukan demi gugurnya karena tidak sah kepemimpinan shalat mereka
kewajiban. Sedangkan jika pemimpin yang me- jika ada kaum laki-laki.
mimpin shalat maka tidak boleh seorangpun Didahulukan orang yang lebih utama dan
memimpin shalat lagi setelahnya. Sebab, ke- berikutnya maka didahulukan laki-laki dari
wajiban itu telah dilakukan pada pelaksanaan wanita, orang dewasa dari anak kecil, dan
pertama, sedang melakukan shalat tambahan siapa saja yang memiliki kedalaman agama.
untuk jenazah tidak disyariatkan. fika semua orang sama maka didahulukan
|ika jenazah dikuburkan dan belum sem- orang yang lebih tua. fika semua sama maka
pat dishalati maka jenazah itu dishalati di atas didahulukan dengan cara diundi ataupun ke-
kuburnya selama diperkirakan belum rusak relaan. Ini adalah pendapat Maliki. Sedangkan
mayatnya karena telah berbedanya keadaan, ungkapan Hambali, didahulukan orang yang
waktu, dan tempat. paling berhak untuk menjadi imam dalam
Pendapat kedua, mazhab Maliki dan shalat lima waktu, karena umumnya maksud
Hambali: orang yang paling berhak untuk dari sabda Nabi saw.,
memimpin shalat jenazah adalah orang yang ),, ,,./r cr'--11 ,o11, tt.
telah diwasiatkan oleh mayat untuk mensha-
ant .-,tSJ t'iSt f/t f y"
latinya, demi mengamalkan apa yang telah "Hendaknya orqng yang memimpin shalat
dilakukan oleh para sahabat. Abu Bakar r.a. suatu kaum itu adalah orang yang paling indqh
pernah berwasiat agar Umar menshalatinya. bacaan Al-Qur'annya."
Umar r.a. juga pernah berwasiat agar Shuhaib
Pendapat ketiga, mazhab Syaf i dalam
menshalatinya. Aisyah r.a. berwasiat agar Abu
pendapat yang baru: pemimpin lebih berhak
Hurairah menshalatinya. Ummu Salamah ber-
untuk memimpin shalat daripada walinya. fika
wasiat agar Sa'id bin Zaid yang menshalatinya..
mayat telah berwasiat kepada selain wali [ke-
dan seterusnya. Berikutnya, pemimpin, atau
luarga) untuk memimpin shalat, sedang shalat
gubernu4, seperti hadits sebelumnya,
itu adalah hak keluarga maka wasiatnya tidak
€,blt ,y'stii" t
/c
luarga sesuai urutan warisan. Paman kandung pat takbir dan berdiri. Takbir pertama, adalah
lebih didahulukan dari paman satu ayah, sepupu takbiratul ihram merupakan rukun bukan
dari paman kandungdidahulukan dari satur ayah. syarat maka tidak boleh melakukan takbir lain
Selanjutnya, keluarga yang lain, orang atasnya. Takbir itu berjumlah empat dimana
yang lebih dekat lebih dahulukan dari selain- setiap takbir setara dengan satu rakaat. Diwa-
nya. Kakek dari ibu didahulukan,lalu saudara jibkan mengucapkan salam sebanyak dua kali
ibu,lalu paman dari ibu,lalu paman ibu. setelah empat takbir. Hal yang wajib menurut
fika berkumpul dua wali dalam satu dera- mereka hanya satu, yaitu salam. Adapun rukun
jat, seperti dua anak atau dua saudara dan ke- ada dua; takbir dan berdiri. Niat merupakan
duanya berhak atas kepemimpinan shalat syarat bukan rukun. Shalat jenazah tidak boleh
maka yang paling diutamakan dalam Islam dilakukan dalam keadaan menunggang atau-
adalah orang yang paling adil lebih berhak pun duduk tanpa adanya uzur,
daripada ahli fiqih dan sejenisnya. Sunnah-sunnah shalat ada tiga; tahmid
dan pujian, berdoa, dan shalawat kepada Nabi
3. Keadaan berkumpulnya jenazah saw. Adapun tahmid dan pujian berupa "ii*.
Semua mazhab sepakatla63 dibolehkannya u*i #"''s.drngkan shalawat kepada Nabi
shalat atas banyak jenazah sekaligus. Meski- saw. setelah takbir kedua. Doa untuk mayat
pun, menshalati satu per satu jenazah itu setelah takbir ketiga. Dianjurkan bila barisan
lebih baik maka didahulukan orang yang lebih orang yang melakukan shalat jenazah itu ber-
utama. Sebab, menyendirikan shalat itu lebih jumlah tiga, seperti yang terdapat dalam ha-
banyak pahalanya dan lebih dapat dikabulkan. dits berikut,
Dalam keadaan berkumpulnya banyak
jenazah, Hanafi berpendapat, semua jenazah i ii* fur ^l;
'v U
itu dibuat berbaris leba4, lalu imam berdiri ^
"siapa rrng atrirlati oleh tiga barisan ja-
di depan jenazah yang paling mulia di antara maah shalat maka ia akan diampuni."
mereka. Ataupun, semua jenazah itu dibuat Tata caranya; orang yang shalat meng-
berbaris panjang dengan menghadap kiblat, angkat kedua tangannya hanya pada takbir
dimana setiap dada mereka berada di hadapan pertama saja,lalu ia berdoa setelahnya dengan
imam, sejajar. doa pujian, yaitu"liJ.i *t:t Ud:" . Berikut-
nya, ia bershalawat kepada Nabi saw., seperti
4. Rukunrukun shalat jenazah, yang terdapat dalam tasyahhud, setelah takbir
sunnalrsunnah, dan tata caranya kedua karena mendahulukannya dari doa itu
Shalat jenazah itu memiliki dua rukun saja sunnah.la6s Selanjutnya, ia bertakbir lagi satu
menurut Hanafi, lima menurut Maliki, dan tu- kali dan berdoa untuk dirinya, mayat, dan
juh menurut Syafi'i dan Hambali. umat Islam secara umum. Usai berdoa, ia ber-
Adapun mazhab Hanafi,la6a menurut me- takbir untuk keempat kalinya lalu mengucap-
reka shalat jenazah memiliki dua rukury em- kan salam. Sebab, Nabi saw. melakukan takbir
1463
Muraqiy at-Falaah,hlm.99, ad-Durr at-Mukhtaar,jil.l/h1m.831-822, al-Qawaanin al-Jiqihiyyah,hlm.95, Mughniy al-Muhtaaj, lil.l/
- ._.hlm.348, dan al-Mughniy, iil.z/h1m.562.
L+64
Ad-Durr al-Mukhtaar, jil.l/hlm.8l3, 8L6, Muraqiy ol-Fataah,hlm.98, dan Fathul Qadiia jil.1/h1m.459.
1465
Rasulullah saw. bersabda, ia i ;;tt S; p!, l"t u-+ ,;';- i,i !';i s:ri t;t
"iika kalian ingin berdoa maka puiilah Allah, lalu bershalawatlah kepada Nabi, baru berdoa!"
rsrAM IrLrD 2
{Evr ... tfi-G \t --.a.-p L; \ 6.'r) Diantara doa ma'tsur lainnya adalah,
"Ya Tuhan kami, j ang anlah Eng kau j adikan
hati kami condong kepada kesesatan sesudah
uks tlfrly*tWIV.'*t'Ai
Engkau beri petunjuk kepada kamL," (Ali-'Im- 4;U U, *i U"Aicki,i;'iYx;
ran:8) .:
,g()' J; *'6L 4; U, r*$'*
o
kami se p ening g alny at " t4z o diberi tahu dengan tasbih. fika imam kembali
fangan memohon ampunan untuk orang dan bertakbir untuk yang keempat kalinya
gila dan anak kecil, karena keduanya tidak me- maka semua makmum ikut bertakbir bersa-
miliki dosa. Katakanlah dalam doa, manya dan salam bersamanya iuga. Sedangkan
jika imam tidak kembali maka makmum boleh
t;i') Gi 6 u;t, G'; 6'^i;t 6t:i bertakbir sendiri-sendiri dan mengucapkan
ck,6.* a t";t, salam masing-masing dan shalat mereka sah.
Shalat jenazah berbeda dari shalat lainnya
"Ya Allah, jadikanlah ia pendahulu kami! karena beberapa salaf memandang bahwa shalat
fadikanlah ia pahala dan simpanan kami! fadi- jenazah lebih banyak dari empat takbiS, sedang
kanlah ia pemberi syafaat yang diterima!" sebagian yang lain memandangnya kurang dari
Adapun mazhab Maliki,1a71 shalat jenazah itu.
itu menurut mereka memiliki lima rukun. Mazhab Syi'ah Imamiyah berpendapatl4Tz
Pertama, niat. Hendaknya seseorang ber- bahwa shalat jenazah memiliki lima takbic empat
niat untuk melakukan shalat untuk mayat ter- di antaranya untuk berdoa. Tidak ada doa ter-
tentu, atau mayat Muslim yang ada pada saat tentu. Adapun dalil orang-orang yang meng-
itu. Tidak disyaratkan untuk mengetahui jenis- aakan bahwa shalat jenazah memiliki lebih dari
nya, laki-laki ataukah perempuan. Tidak meng- empat takbir adalah hadits Hudzaifah, bahwa
apa bila tidak jelas karena hanyalah fardhu ki ia melakukan shalat atas satu jenazah dengan
i,ryah. Tidak perlu yakin akan laki-laki ataupun lima takbic lalu pergi. Hudzaifah berkata,
,iAt ? rx '#
perempuan, karena maksudnya adalah mayat
di depannya. ;:u- J; t;';t
Kedua, empat takbir. Tidak boleh lebih
ataupun kurang dari empat. Setiap takbir se-
tara dengan satu rakaat dalam jumlahnya. 6:G wu)
|ika imam menambah takbir kelima se- 'b
'Aku tidak lupa dan ragu. Aku bertakbir
cara sengaja ataupun lalai maka ia tidak perlu
menunggu, tetapi makmum boleh mengucap- seperti yang dilakukan oleh Nabi saw. Beliau
kan salam sebelum imam dan shalatnya sah menshalati jenazah dengan lima takbir."1a73
untuk mereka dan imam. karena, takbir bu- Mayoritas ulama Ahlu Sunnah lebih me-
kanlah seperti rakaat dalam semua bentuknya. milih pendapat empat takbir dengan pertim-
bangan di antaranya; terdapat dalam dua kitab
|ika makmum menunggu imam dan ikut salam
bersamanya maka shalatnya juga sah. Shahih, ijma' para sahabat untuk melakukan-
nya, dan empat takbir itu adalah shalat tera-
fika kurang dari empat kali maka imam
khir yang dilakukan oleh Nabi saw..1a74
1470
HR Muslim dan empat pengarang Sunan. (.Subu/ussalom, jil.2/hIm.105). Maksud dari kata'lslam'adalah arti bahasanya, yaitu ber-
serah diri dan patuh kepada Allah SWT Maksud dari kata'iman'adalah makna syar'iy, yaitu pembenaran hati. Islam cocok dengan
_ . __
keadaan hidup, yaitu mengacu pada perbuatan-perbuaan dzahi4, sedang iman cocok dengan keadaan wafat karena amal tidak lagi ada.
1471
Aty-Syorh ash-shaghiixjil.l/hIm.553, al-Qawaanin al-fiqihiyyah,hlm.94, Syarh ar-Risaalah,jil.l/hIm.280-2 84, asy-Syarh al-Kabiin
jil.1/hIm.411-4L3, dan Bidaayatul Mujtahid, iil.1/h1m.336.
1472
Al-Mukht shar an-Naafi'fil fiqihil Imaamiyyah, hlm.64.
1473
HR Ahmad. Dalam jalur sanadnya terdapat Yahya bin Abdullah al-fabiriy. Ia dibicarakan buruk. Bukhari meriwayatkan dari Ali,
bahwa ia bertakbir atas Sahl bin Hanif sebanyak enam kali. Ia berkata, Sahal ikut perang Badr. (Naylul Awthaat; iil.4/hlm.59).
1a7a
Ditakhril oleh Hakim dari lbnu Abbas r.a., lii ;;rAt,t;
ir',s;; f c it'shalat ienazah terakhir yang dilakukan Rasulullah saw. se-
banyak empat kali!' (Naylul Awtftoa4 jil.4/hlm.58).
FIQIH ISLAM IILID 2
Rukun ketiga, doa sebisanya untuk mayat Doa yang paling bagus adalah doa Abu
di antara takbir meski hanya berdoa, "Ya Allah, Hurairah r.a. yang diucapkan setelah memuji
ampunilah ia." Seseorang juga boleh berdoa kepada Allah SWT dan bershalawat kepada
lagi setelah takbir keempat jika ia mau, sedang Nabi-Nya,
jika ia tidak mau maka ia boleh tidak berdoa
dan langsung salam. Pendapat yang masyhur
'ot{
aii i.ri t,':; ,rj !t; ,o
4il '$1
i,UJ 'o|r"it vr i1Y ji
0- J,o,
adalah tidak adanya kewaiiban berdoa. Ada- :)35 J-6"!
pun pendapat yang dipilih dari Dardix, wa-
jibnya berdoa setelah takbir keempat dan di (A ots ot #i : iui'Cii u i,i
# )tt;t V on iyj ,^;,u-:;l C li
dalam shalat jenazah tidak ada bacaan al-Fatih-
ah. Akan tetapi, untuk lebih wara' lagi untuk
menjaga perbedaan pendapat.
Doanya bisa dibuat untuk dua orang jika
;nryYi;1 c'ri1 #i:.U
"Ya Allah, dia adalah hamba-Mu, putra
mayat berjumlah dua, dan bisa juga dibuat ja-
mak jika mayatnya banyak maka ketika mayat hamba-Mu. Dia telah bersaksi bahwa tiada tu-
berjumlah dua berdoanya, han kecuali Allah dan Muhammad adalah ham-
/, ba-Mu dan Rasul-Mu. Engkau lebih mengetahui
lyi s.r, ,1"* t;.t) ltg t;l #i tentangnya. Ya Allah, jika ia seorang yang baik
,o maka tambahkanlah kebaikannya, sedang jika
.olr;*{ uK orang yang jelek maka ampunilah kejelekan-
Allah, keduanyo adalah hamba-Mu dan
"Ya kejelekannya! Ya Allah, janganlah Engkau ce-
anak hamba-Mu. Keduanya telah bersaksi." Se- gah kami dari mendapat pahalanya dan jangan
dangkan untuk jamak, Engkau fitnah kami sepeninggalnya!"1a76
.ot3a*- t;t<
lyj il., ,t,t;; -", e3i +tgi:i,
'
S"arrgtrn,rr,ut Uryi t"t i-trt i,
Biasanya, laki-laki lebih mendominasi atas
perempuan jika berkumpul banyak laki-laki ::n:r;;fu ei !'i ;\) iE 4n,i
dan perempuan.
Dalil disyariatkannya doa untuk mayat
li;t
adalah hadits,
41'; : E't;ii Y;i G'ti a;
iG'-,st {i r
r*v:u #t * & tt1 ifr *lli ru ,tr;;roi * pi,
"Jika kalian menshalati mayat maka ber-
doalah untuknya dengan ikhlas!'447s Doa di- iu.g,ryF,_k e"y, #,,
ucapkan oleh imam dan makmum setiap kali
usai bertakbir. Minimalnya adalah, 'Ya Allah,
6 >,;ii olrt ;, r'; irt; t;.i, ettt
ampunilah ia!'atau rahmatilah ia, dan makna
yang semisalnya.
# =l;,7r
*r:Gt*t i
1a]] ff n. eUu Dawud, Ibnu Hibban, lbnu Majah, dan diantaranya ada Ibnu lshaq. (Naytul Awthaax jil.4/hlm.63).
r+/o Diriwayatkan pula
dari Abu Qatadah. HR. Ahmad dan Baihaqiy dan disebutkan oleh Syafi'i. lalur sanadnya lemah. (al-Mojmuui
iil.s/hIm.193-19s).
--
"Ya Allah, dia adalah hamba-Mu, putra "Segala puji bagi Allahyang Mematikan
hamba-Mu. Engkaulah yang menciptakannya, dan Menghidupkan, segala puji bagi Allah
memberi rezeki kepadanya. Engkaulah penga- yang Menghidupkan orang-orang mati,
suhnya dan Engkau pula yang menghidupkan- Dialah Berkuasa atas segala sesuatu. Ya
nya. Ya Alah, jadikanlah ia untuk kedua orang Allah berilah shalawat kepada Muhammad
tuanya penjamin, harta simpanan, pendahulu, dan keluarganya, berkahilah Muhammad
dan pahala! Beratkanlah dengannya timbang- dan keluarganya, sebagaimana Engkau
an keduanya! Buatlah lebih besar pahala un- bershalawat dan memberkahi lbrahim
tuk keduanya dengannya! fangan Engkau dan keluarganya. Engkau Maha Terpuji
fitnah kami dan jangan Engkau abaikan ke- dan Mulia di semesta alam."
duanya sepeninggalnya! Ya Allah, masukkan- c. Membaca doa dengan pelan.
lah ia ke dalam golongan orang-orang mukmin d. Imam berdiri di tengah-tengah mayatlaki-
yang shaleh yang menjadi tanggungan Ibra- laki, sejajar dengan kedua pundak untuk
him! Gantikanlah rumahnya lebih baik dari mayat selain laki-laki; perempuan atau
rumahnya di dunia! Keluarga lebih baik dari banci. Kepala mayat berada di sisi kanan
keluarganya di dunia! Selamatkanlah ia dari imam, kecuali iika dishalati di raudhah
fitnah kubur dan siksa neraka!" maka kepalanya berada di sisi kiri imam
Rukun keempal salam satu kali yang di- menghadap kepala Nabi saw. Karena, jika
ucapkan dengan keras oleh imam sekiranya tidak demikian maka tidak sopan.
dapat didengaq, sedang untuk selain imam di- Dalil mereka adalah hadits Samurah,
anjurkan untuk bersuara pelan.
Kelima, berdiri bagi yang mampu berdiri,
euu:i;'*&wolt31
/ .
tidak untuk orang yang tidak mampu.
Hal-hal yang dianjurkan:
" t*:r tif; & v4-,t;
a. Mengangkat kedua tangan sejajar dengan "Nabi saw. menshalati mayat wanita yang
dua pundak ketika takbir pertama saia. meninggal dalam keadaan nifas maka beliau
b. MemulaidoadenganmemujiAllahdanber- berdiri di tengah-tengahnya."1a77
shalawat kepada Nabi saw. dengan ber- Al-Hafidz bin Hajar berkata dalam buku
kata, al-Fath, Bukhari memberikan terjemah dan
bermaksud tidak adanya perbedaan antara
ir -r,i.Jtj Gii e(i .sjJt .1 -rl.Jt laki-laki dan wanita, seraya mengisyaratkan
akan kelemahan hadits yang diriwayatkan
Jlt ;'A
:? f 'v 4 oi'
Ji ,b'r ryJ J; k ,+i i';
oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi dari Anas
bin Malik bahwa beliau saw. menshalati mayat
o laki-laki dan berdiri di depan kepalanya, lalu
oz)
!-ll.J J^>.-. menshalati mayat wanita dan berdiri di depan
panggulnya.
,t4 'r^t';.|
& .r{'tu.i *l* r:S Tata cara shalat jenazah yang masyhur
/c
1477
HR;r."rh ahlu hadits dan dianggap hasan oleh At-Tirmidziy. (Naylut Awthaaa iil.a/hlm.66).
FIQH ISI.AM JILID 2
sul-Nya berupa shalawat ibrahimiyah, lalu jenazah itu memiliki tujuh rukun, kecuali niat
mendoakan mayat. Ini diucapkan setiap kali menurut Hambali merupakan syarat bukan
usai bertakbir. Sedangkan untuk takbir keem- rukun, sama seperti pendapat Hanafi.
pat mengucapkan, l. Niat seperti shalat-shalat lainnya, seperti
sabda Nabi saw.,
"Setiap perbuatan
:lu,jcli
itu tergantung niat-
C1
nya."
masih hidup di antara kami, mayat-mayat kiri usai takbic sedang menurut Hambali
kami, orang yang hadir, dan orang yang tidak keduanya diletakkan di bawah pusar dan
hadic anak-anak kecil dan orang-orang de- menurut Syafi'i, antara pusar dan dada.
wasa, laki-laki dan perempuan, karena Eng- Seseorang hendaknya ber -ta' awwu dz dan
kau Maha Mengetahui perubahan dan tempat membaca basmalah sebelum membaca
kembali kami. Ampuni juga orangtua kami dan al-Fatihah, namun tidak membaca doa
orang-orang yang telah mendahului kami de- pembuka atau doa lainnya karena shalat
ngan keimanan, juga untuk kaum muslimin dan ienazah ringan saia. Karena itulah tidak
muslimat, mukminin dan mukminat, orang- disyariatkan untuk membaca surah lain
orang yang masih hidup dari mereka ataupun setelah al-Fatihah.
yang sudah meninggal. Ya Allah, siapa saja 2. Empat takbir termasuk takbiratul ihram,
yang Engkau hidupkan di antara kami maka seperti hadits yang terdapat dalam dua
hidupkanlah dalam keimanan, sedang siapa kitab.Shahih dari Anas dan lainnya,
saja yang Engkau cabut nyawanya di antara
kami maka buatlah mereka meninggal dalam
t-,ri;;ttJt d; 'jg W olt itl
keislaman. Buatlah kami gembira ketika berte- "Bahwa Nabi saw bertakbir untuk jena-
mu dengan-Mu, buatlah kami senang dengan zah sebanyak empat kali", sedang dalam
kematian dan buatlah kematian senang de- Shahih Muslim,
ngan kami. |adikanlah kematian kerehatan dan a
r4TsMughriy al-Muhtaaj,
iil.1/h1m.340-342,361, al-Muhadzdzab, lil.1/h1m.133, al-Majmuu', iil.5/h1m.184-198, al'Mughniy, iil.2/
hlm.485-492, 510-516, dan Karyryaf al-Qinaai iil.2 /hlm.120-135.
FIQLH ISLAM IILID 2
mengucapkan salam bersama imam. adalafu "Ya Allah rahmatilah dia, ya Allah
Hambali mengatakan, fika imam ber- ampunilah dia!" Doa yang paling sempur-
takbir lima kali maka makmum ikut ber- na akan disebutkan berikutnya. Doa tidak
takbir bersamanya, namun tidak boleh cukup untuk mukminin dan mukminat.
lebih dari tuiuh takbir ataupun kurang Doa harus diucapkan setelah takbir ketiga
dari empat takbir. Lebih baik, tidak lebih untuk mengikuti sunnah, dan tidak wajib
dari empat untuk keluar dari perbedaan setelah takbir keempat.
pendapat. 6. Mengucapkan salam usai bertakbir dan
3. Membaca al-Fatihah setelah takbir perta- bentuknya seperti dalam shalat-shalat
ma seperti shalat lainnya, seperti khabar lainnya, baik tata cara dan jumlahnya.
Bukhari dan lainnya, 7. Berdiri jika mampu, seperti shalat fardhu
lainnya. Tidak ada perbedaan di antara
1479
Empat kali terdapat dalam riwayat Abu Hurairah, Ibnu Abbas, dan fabir. (Naylut Awthaar,iil.4/hlm.4},S7).
FIQLH ISLAM IILID 2
Sunnah-sunnah shalat ienazah; meng- gal lalu dishalati dengan tiga barisan oleh kaum
angkat kedua tangan pada setiap takbir seia- Muslim kecuali akan dikabulkan shalatnya."la8l
jar dengan dua pundah lalu meletakkan ke' Boleh pula dilakukan dengan sendiri-sen-
duanya usai setiap kali bertakbir di bawah diri, karena Nabi saw. ketika meninggal disha-
dada menurut Syafi'i, dan di bawah pusar lati oleh para sahabat dengan bergelombang.
menurut Hambali. Tata cara shala$ setelah takbir pertama
Melembutkan bacaan, menurut pendapat membaca al-Fatihah saja tanpa surah lainnya
yang paling shahih menurut Syafi'i, sedang dengan suara pelan meskipun malam hari
Hambali dianjurkan ta'awwud.z tanpa doa karena Nabi saw. melakukannya,T4Ez seperti
pembuka, dan mengucapkan amin setelah al- yang telah kami jelaskan. Setelah itu, bersha-
Fatihah. Selaniutnya, meratakan barisan dalam lawat kepada Nabi saw. usai takbir kedua de-
shalat jenazah, sebagaimana dilakukan oleh ngan pelan juga, seperti yang diriwayatkan
Nabi saw. ketika melakukan shalat untuk Na- oleh Syafi'i dan Atsram dengan jalur sanad
jasyi. Syaf i menambahkan, memuji Allah se- keduanya dari Abi Umamah bin Sahal, bahwa
belum bershalawat kepada Nabi saw.,lalu doa ia diberitahu oleh seorang laki-laki dari saha-
untuk kaum mukminin dan mukminat setelah bat Nabi saw.,
shalawat kepada Nabi saw., dan terakhir salam
kedua. Hambali ikut menambahkan, disunnah-
'5; ii \t;;t ,v ;t*sr G bt 'oi
' o- o ' , I o' t
kan orang yang melakukan shalat tetap berdiri r$3t rI .7rKir a-.lrji ii" i ,iu)i
sampai jenazah diangkat, sebagaimana diri-
wayatkan dari Ibnu Umar dan Mujahid. Dian-
jurkan iuga dalam dua mazhab; Hambali dan Gtt e ei; e'i Ji,!\
Syafi'i barisan terdiri dari tiga, seperti hadits,
e;1 ,$.iGisr,r-u-t
,;'rl n .:r"*'"<n 4; J-, U "sunnah dalam shalat jenazah itu bila
imam bertakbir; lalu membaca al-Fatihah usai
"Siapa yorg ,idokukan ,hotot
ienazah takbir pertama dengan pelan saja, lalu ber-
lakukanlah dengan tiga barisan niscaya akan shalawat kepada Nabi saw., berdoa dengan
dikabulkan.'aaBo ikhlas untuk mayat, lantas 52126."1483
Para ahli fiqih sepakat bahwa shalat jen- Shalawat kepada Nabi saw. itu seperti
azah disunnahkan bila dilakukan dengan ber- dalam tasyahhud. Karena, beliau saw. pernah
jamaah, seperti hadits, ditanya, "Bagaimana kami bershalawat kepada
o
. It
i* Q;,PJ; Anda? Lalu beliau mengajari mereka" seperti
telah disebutkan sebelumnya. Tidak boleh
';-e c ... o
lebih dari bentuk yang ada dalam tasyahhud.
c;;J u Usai takbir ketiga, hendaknya seseorang
"Tidaklah setiap Muslim yang mening- berdoa untuk mayat dengan pelan dan dengan
14!0 HR Khalal dengan jalur sanadnya. At-Tirmidzi berkomentax, ini hadits hasan.
1481
H"dit has"n. iiriwayatkan oleh Abu Dawud dan AtrTirmidzi.
1482
HR Bukhari, Abu Dawud, At-Tirmidziy dan dianggap shahih olehnya, juga Nasaa'i, dari lbnu Abbas r.a. Syafi'i juga meriwayatkan
dalam Musnad-nya dari Abi Umamah bin Sahal. (NaylulAwthaaaiil.4/hlm.60).
1483
NaylulAwthaaajil.A/hlm.60dandalamjaluisanadnyaadaorangyangberlebihan.Baihaqiytelahmendukungnyadalamal-Ma'rifah
dari hadits Zuhriy. Hakim iuga telah mentakhrijnya dengan sisi berbeda. Juga Nasaa'i dan Abdur Razak. Ia berkata dalam al-Fath,
ialur sanadnya shahih.
FrQIH rsLAM ltLtD 2 BaElan 1: IBADAH
apa yang terlintas di benaknya, seperti sabda ini adalah hamba-Mu dan anak
"Ya Allah,
Nabi saw., hamba-Mu, ia telah keluar dari kesenangan
dan keluasan dunia, orang-orang yang dicintai
iG'-t:t'^: r
fit;L * &
#t shalat ttt dan mencintainya, menuju gelapnya alam ku-
Jika kalian melakukan jenazah bur dan tidak pernah ia temui sebelumnya. Ia
maka berdoalah untuknya dengan ikhlas." Ti- juga telah bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali
dak ada batasan berdoa untuk mayat. Disun- Allah dan Muhammad adalah hamba-Mu dan
nahkan berdoa dengan doa ma'tsur, dengan Rasul-Mu, dan Engkau lebih Mengetahui ten-
berucap, tangnya. Ya Allah, ia telah menujumu dan Eng-
1484
Dikurnpulkan oleh Syaf i dari akhba4, dan dianggap baik oleh teman-temannya.
ISLAM JILID 2
yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan diang- Alaa bin Ziyad al:Alawiy. Ketika Alaa melihat
gap hasan olehnya. Hikmah berbedanya tem- adanya perbedaan pada tempat berdiri untuk
pat berdiri itu, untuk lebih menutupi mayat jenazah laki-laki dan perempuan maka ia pun
perempuan. Adapun makmum berdiri di bari- bertanya, 'Abu Hamzah, seperti inikah Rasu-
san mana saja, lullah saw. berdiri untuk ienazah laki-laki se-
Hambali berpendapat, imam berdiri di perti tempat kamu berdiri dan untuk jenazah
depan dada mayat laki-laki dan di tengah-te- perempuan tempat kamu berdiri?" Anas men-
ngah untuk mayat perempuan. Sumber perbe- jawab, /Betulr'1488 Dalam teks Abu Dawud,
daannya adalah berbedanya atsar yang ber- "Alaa bin Ziyad bertanya,
bicara tentangnya. Dalam hadts Samurah bin
fundub, ia berkata,
'(-: J.ita\ r*i t$i i* ,tA; t:; Di antara mereka ada yang menganggap
',F1, shahih hadits Abi Ghalib, seraya berkata, ada
,
J; Zr; i>it ai, Ai ,,s-J.
_ ,.o
tambahan di dalamnya dari hadits Samurah.
J;t.rK ri(i :evi [i [ :Ju c;i?t) Karena itu wajib untuk mengacu kepadanya.
Namun, tidak ada perbedaan di antara ke-
ac-rr'
;;7t ;/) ,ii ,; ylt ,y iABg;ur duanya sebenarnya.
]a!]
1488
Hn 1"-""h ahlu hadits. (Naylut Awthaar )i1.4/hlm.66).
HR Ah.rd, Ibnu Majah, At-Tirmidzi, dan Abu Dawud. (ibid).
FIqLH ISTAM ]ILID 2
"'-n'
,,€F d^- t :JE 9;5lt -hX *
o o , -
ram,lalu waiib bersabar sampai imam bertak- ")-.
L48e
Ad-Dun ol-Mukhtaar, iil.l/h|m.819-821, a sy-Syarh ash-Shaghiia iil.L/hlm.5S6, Mughniy al-Muhtaaj, jil.L/h1m.344, at-Mughniy, jil.Z/
h1m.494, Rasysyaf al-Qinaa', jil.Z/hlmJ39,al-Qawaanin al-fiqihiyyaft; hlm.95, dan Bidaayatul Mujtahid iil.1/hIm.230.
1490
Hrdit, disebutkan dalam al-Mughniy dan Kasysyaf al-Qinaa'. Op, Cit.
FrQLH rsr"dM ]rrrD 2
7. Syarat-syarat menshalati mayat berlomba agar tidak ada satu orang saja yang
Disyaratkan bagi orang yang melakukan menjadi imam dalam menshalati beliau, atau-
shalat syarat-syarat shalat biasanya agar shalat pun tidak adanya seorang imam yang ditunjuk
jenazah menjadi sah,lael seperti Islam, berakal, untuk mengimami semua sahabat. fika ada
mumayyiz, bersuci, menutup aurat [termasuk satu orang yang maju memimpin shalat nis-
salah satu pundak menurut Hambali), suci dari caya ia akan menjadi pemimpin dalam segala
najis pada badan, baju, dan tempat, mengha- sesuatunya dan akan ditunjuk sebagai peng-
dap kiblat, niat, dan lainnya dari syarat-syarat ganti beliau saw.
shalat, kecuali waktu. Sebab, shalat jenazah Disyaratkan untuk tetap percaya, menurut
adalah shalat juga seperti halnya shalat-shalat Syafi'i, agar seorang yang melakukan shalat
lainnya, selain waktu. Berjamaah tidak di- untuk tidak lebih maju dari jenazah yang ada,
syaratkan pada shalat jenazah. Adapun waktu, tidak pula melampaui kuburan jika shalat di
mutlak sifatnya.tidak terikat oleh waktu ter- atasnya, untuk mengikuti perbuatan salaf.
tentu, Adapun berjamaah, tidak disyaratkan |uga, mayat dianggap sebagai imam.
seperti dalam shalat lima waktu, tetapi disun- Disyaratkan pada mayat agar adanya ke-
nahkan saja menurutkhabar Muslim, wajiban shalatkepadanya, hal-hal sebagai beri-
Maliki sepakat untuk syarat mayat harus maka tetap dimandikan dan dishalati, me
ada. nurut Maliki dan Syaf i. Adapun Hanafi
Adapun shalat untuk Najasyi maka itu mengatakan, seperti yang telah kami jelas-
adalah keistimewaan untuknya. Mayat di- kan, tidak perlu dimandikan dan dishalati.
letakkan di depan orang shalat itu hanya Sedangkan Hambali berpendapat, pem-
dianjurkan menurut Maliki. Adapun me- bangkang itu dimandikan, dikafani, dan
nurut Syafi'i dan Hambali, shalat boleh di- dishalati. Adapun orang-orang adil maka
lakukan atas mayat yang dipanggul di atas tidak perlu dimandikan, dikafani, dan di-
hewan melata ataupun tangan manusia, shalati, karena mereka hukumnya seperti
atau juga pundak mereka. orang yang mati syahid dalam memerangi
4. Hendaknya sebelum dishalati diketahui kaum musyrikin.lae3
bahwa mayat pernah hidup. Ini adalah
syarat menurut mayoritas ulama, berbeda 8. Waktu menshalati lenazah
dengan Hambali. Karena itu, tidak perlu Pembicaraan ini telah dipaparkan sebe-
dishalati bayi yang baru lahir ataupun bayi lumnya dalam pembahasan waktu-waktu yang
yang keguguran, kecuali jika diketahui per- dimakruhkan untuk melaksanakan shalat.
nah hidup dengan menyusui, gerakan, atau- Ringkasnya adalah sebagai berikut.laea
pun berteriak, seperti yang akan kami te- Hanafi mengatakan, makruh tahrimiy dan
rangkan. tidak boleh menshalati jenazahpada lima wak-
5. Sucinya mayat. Tidak boleh menshalati tu, di mana terdapat larangan untuk melaku-
mayat sebelum dimandikan ataupun di- kan shalat pada waktu-waktu tersebut; yaitu
tayammumi. terbitnya matahari, terbenamnya matahari,
6. Hendaknya bukan mati syahid, yaitu sia- matahari tepat berada di atas pada pertengah-
pa yang meninggal di medan perang. Ini an hari, usai shalat Shubuh hingga terbit ma-
adalah syarat menurut mayoritas ulama. tahari, usai shalat ashar hingga terbenam ma-
Karena itu, jenazah mati syahid tidak perlu tahari.
dimandikan, dikafani, dishalati, dan diku- Maliki dan Hambali mengatakan, diharam-
burkan dengan bajunya, serta dicabut sen- kan dan tidak boleh melakukan shalat jenazah
jatanya. Hanafi mengatakan, orang mati pada tiga waktu, di mana terdapat larangan
syahid tetap dikafani dan dishalati, tetapi untuk melaksanakan shalat pada waktu-wak-
tidak dimandikan. fika seorang Muslim di- tu tersebut, yaitu waktu terbit, terbenam, dan
bunuh secara zalim bukan di medan jihad tergelincirnya matahari seperti maksud dza-
ataupun keluar dari medan perang dalam hirnya hadits'Uqbah bin Amir,
keadaan hidup dan tidak sempat tewas,
lalu meninggal maka dimandikan dan di- :ti u,6 #* ;ur ,l;, ots oG; o*c
shalati menurut pendapat yang masyhur o, o1 t
1493
At-Kitoob.a'al Lubaab,iil.l /hlm.136, al-Qawaanin al-fqihiyyah,hlm.94, Mughniy al-Muhtaaj,iil.l/hIm.350, danat-Mughniy,iil.2/
h1m.534.
1494LihatBidaayatulMujtahid,iil.l/hlm.234,at-Muhadzdzab,jLl.l/hIm.133, danal-Mughniy,iil.2/hIm.554.
FIQLH ISLAlvL llLlD 2 BaSIan 1: IBADAH
bur orang yang meninggal..." [al-Hadits). Lan- buran yang masih merah, lalu para sahabat
tas, boleh melakukan shalat pada dua waktu membuat barisan di belakang beliau, lantas
yang lain, yaitu usai shalat Shubuh dan Ashar beliau bertakbir empat kali."
hingga terbit ataupun terbenam matahari. Adapun shalat ienazah setelah diku-
Syafi'i mengatakan, boleh melakukan burkan, itu dibolehkan menurut kesepaka-
shalat jenazah pada semua waktu, karena tan ahli fiqih jika belum dishalati, karena Nabi
shalat jenazah adalah shalat yang memiliki saw. pernah melakukan shalat di atas kuburan
sebab. Karena itulah, boleh melakukannya di seorang wanita Anshar.laeT Alangkah baiknya
semua waktu. menyebut pendapat para ahli fiqih sekadar
Menurutkubolehsajamengambilpendapat untuk mengetahui aturan syariat dalam shalat
mazhab Syafi'i dalam keadaan darurat atau jenazah.
dibutuhkan, namun tidak boleh melakukan Hanafi mengatakan,laes jika mayat telah
shalat bila keadaan biasa saja, demi menjaga dikuburkan dan belum sempat dishalatkan
perbedaan pendapat. maka boleh dishalati di atas kuburannya de-
ngan mempertimbangkan selama belum rusak
9. Menshalati lenazah setelah jasadnya. Anggapan dalam mengetahui tidak
dlkuburkan dan mengulangl shalat rusaknya jasad adalah pendapat yang paling
lenazah sebelum dikuburkan besar tanpa adanya ukuran menurut pendapat
Menurut Hanafi dan Maliki dimakruhkan yang paling shahih, karena berbedanya ke-
mengulang shalat jenazah, di mana shalat per- adaan, waktu, dan tempat.
tama dilakukan secara berjamaah. fika tidak Maliki mengatakan,laee jika belum dilaku-
dilakukan berjamaah maka dianjurkan untuk kan shalat kepada mayat maka dikeluarkan
diulang dengan berjamaah sebelum dilarburkan.l4es untuk dilakukan shalat selama belum selesai
Sedangkan Syafi'i dan Hambali memboleh- proses penguburannya. Sedangkan jika telah
kan untuk mengulang shalat jenazah sekali dikuburkan maka dishalatkan di atas kubur-
saia untuk orangyang belum melakukan shalat nya, selama belum berubah.
pada kali pertama meskipun setelah dikubur- Syaf i mengatakan,lsoo lika mayat telah
kan.14e6 Bahkan, itu disunnahkan menurut dikuburkan sebelum sempat dishalati maka
Syafi'i. Sejumlah sahabat telah melakukannya, boleh dishalati di atas kubur, karena shalatbisa
Dalam hadits yang mutafaq 'alaih dari Ibnu sampai kepadanya di alam kubur. Namun, jika
Abbas r.a., ia berkata, mayat telah dikuburkan tanpa sempat diman-
|+9^s
Asy-Syarh ash-Shaghiir, 111 1/hlm.569.
r+eb
At-Mughniy,jil.2/hIm.511-5 !2 dan Mughniy at-Muhtaaj, jil.l /hlm.361.
1497
HR Ibnu Hibban dalam Shahihnya dan Hakim dalam Mustadraknya dari hadits Khariiah bin Zaid bin Tsabit. (Nashab ar-Raayah,
111.2/htm.265).
1494
Fathul Qadiia i11.1/h1m.456, al-Kitaab ma'al Lubaab, jil.1/hlm.132, Muraqiy al-Falaah, hlm.99, dan ad-Durr al-Mukhtaar, iil.l/
h1m.836.
rlee
,+sy-Syarh al-Kabiir ma'ad Dasuuqiy, jil.l/h1m.412, al-Qawaaniin al-fiqihiyyah,hlm.95, dan Bida ayatul Mujtahid,jil.l/hlm.230.
1500
Al - M, ho 2 8 dan aI-M aj muu i jll.S / hlm.3 64.
d, dz a b, iil.l / hlm.1
FIQLH rSr"AM ltl.,tD 2
kut rusak maka tidak boleh digali karena ada tersebut disampaikan kepada beliau, Nabi saw.
sebab untuk tidak melakukannya. Pada saat pun menshalatinya dan itu telah berlalu satu
itu, gugurlah kewajiban seperti halnya gugur bulanr'1so3 Ahmad mengatakan, lebih banyak
kewajiban wudhu orang yang masih hidup dan yang kita dengar bahwa Nabi saw. melakukan
menghadap kiblat ketika ingin shalat bila ada shalat di atas kubur Ummu Sa'ad bin 'Ubadah
alasan. setelah berlalu satu bulan. Masa itu masih di-
fika mayat sudah dimasukkan ke dalam anggap bahwa mayat masih ada maka diboleh-
kubur dan belum sempat ditimbun tanah maka kan melakukan shalat seperti sebelum tiga,
mayat harus dikeluarkan dan dishalati. dan seperti biasanya.
Hambali mengatakan, 1s01 jika mayat telah Adapun kuburan Nabi saw. tidakdilakukan
dikuburkan tanpa menghadap kiblat, atau be- shalat, karena tidak boleh dilakukan shalat di
lum dishalati maka harus digali dan dihadap- atas kubur setelah berlalu satu bulan.lsoa
kan ke arah kiblat. Usaha untuk melakukannya
merupakan kewajiban, lalu dishalati karena 1O. Shalat ghaib
adanya syarat shalat. Begitu pula, mayat dike- Para ahli fiqih memiliki dua pendapat ten-
luarkan untuk dikafani bila dikuburkan sebe- tang shalat mayat yang tidak ada di negeri,
lum sempat dikafani. yaitu sebagai berikut.lsos
Dalil mereka untuk dilakukan shalat, bahwa Pendapat Hanafi dan Maliki, tidak boleh
Nabi saw. disebutkan tentang seorang laki-laki melakukan shalat untuk mayat yang tidak ada,
yang meninggal,lalu beliau saw bersabda, sedang shalatnya Nabi saw. untuk raja Najasyi
oi- t,,: :i: adalah kasus khusus. Shalat untuk mayat yang
v |Pl.: cP Gv J; .'i J$
o'-
c)r tidak ada adalah makruh.
"Tfunjukkan kepadaku kuburannya! Lan- Adapun pendapat Syafi'i dan Hambali, bo-
tas beliau mendatangi kuburannya dan men- leh melakukan shalat untuk mayat yang tidak
shalatinya."rsoz ada di satu negeri jika jaraknya dekat meski-
pun bukan berada di arah kiblat. Akan tetapi,
Akan tetapi, tidak boleh melakukan shalat
orang yang melakukan shalat tetap mengarah
di atas kuburan bila telah berlalu satu bulan, se-
kiblat, seperti yang diriwayatkan oleh |abir r.a.,
perti yang diriwayatkan oleh Sa'id bin Musay4rib,
eJi
\
tu *,uw 4ti,uc x";iii &
'fr;e:)Ai3W* e6ta;->1 J; t*W r.o'o;ttiti .
G..)1
^);
"Bahwa Ummu S"'ra -"ringgal dan Nabi "Bahwa Nabi saw. melakukan shalat u.rtut
saw. Sedang bepergian. Lantas, ketika berita Najasyi, lalu bertakbir empat kalii'1s06
Ls07
At-Mughniy, jil.2 / hlm.522 dan Kasysyaf at-Qi naa', jil.2 / hlm.l7 6.
1508
HR. Ah-"d, Nasaa'i, Abu Dawud, dan At-Tirmidziy. Ia berkata tentang haditsnya, ini hadits hasan shahih.
1509
Fathul Qadiia jil.l/h1m.465, ad-Durr al-Mukhtaar,jil.l/h1m.828-830, Muraqiy al-Falaah, hlm.99, asy-Syarh ash-Shaghiir jll.l/
al-Muhadzdzab, jil.L/hlm.L34, Bidaayatul Mujtahid,
h1m.574, al-Qawaanin al-fiqihiyyah,hlm.93, Mughniy al-Muhtaaj,iil.l/hlm.349,
jil.L/h1m.223.
1510
HR lbnu Adiy, dan diriwayatkan pula sepertinya dari Ibnu Abbas r.a. dengan teks, "lika seorang bayi berteriak maka dishalati dan
mewarisi." At-Tirmidziy, Nasaa i, dan Ibnu Majah meriwayatkannya dari f abir dengan mauquf dalam pendapat yang shahih, "anak
kecil tidak dishalati, tidak mewarisi, dan tidak diwariskan sampai berteriak!' {Nashab ar-Raayah, jil.2/h1m.277-278).
ISLAM IILID 2
Syafi'i mengatakan, bayi yang keguguran pun bersin jika memang tidak hidup. Darah
jika berteriak atau menangis maka dihukumi bayi yang keguguran tetap dicuci dan dibung-
seperti orang dewasa, yaitu dimandikan, dika- kus dengan kain dan wajib ditutupi. Dianjur-
fani, dishalati, dan dikuburkan untuk meyakini kan untukyang pertama, laitu dimandikan.
kematiannya setelah hidup. Namun, jika tidak
berteriak atau tidak menangis, j ika tampak ada- 12. Tempat shalat
nya tanda-tanda kehidupan seperti bergerak Mayat dishalati di tempat shalat seba-
maka tetap dishalati menurut pendapat yang gaimana Nabi saw. melakukannya ketika me-
paling dzahic karena dimungkinkan adanya ke- nampakkan shalatnya untuk Raja Najasyi.
hidupan dengan bukti yang menuniukkannya, Adapun shalat yang dilakukan di peku-
di samping untuk berhati-hati. Namun, jika ti- buran untuk jenazah maka, seperti yang telah
dak tampak tanda-tanda kehidupan maka ti- kami jelaskan tentang makruh-makruhnya
dak perlu dishalati meskipun telah mencapai shalat, makruh menurut Hanafi dan Syafi'i
umur empat bulan menurut pendapat yang karena pelarangannya ada untuk melakukan
paling dzahir. shalat di pekuburan,
Bayr yang keguguran adalah bayr yang belum
mencapai genap bulannya. Adapun bayi yang
telah mencapai bulannya maka berhak dishalati
€.,*''; * e:fut ,f w 6
O-/oc'o/o
1511
Dit kh.i; oleh penulis empat Sunan. At-Tirmidzi berkomentar tentangnya, hadits hasan shahih. Hakim juga meriwayatkannya dan
berkata, dengan syarat Bukhari, karena dalam jalur sanadnya terjadi kerancuan. fNashab ar-Raayah,jil.2/hlm.279).
1512
H"dit, dha'ifditakhrii oleh lbnu Maiah dari Abu Hurairah. fibid).
1513
H"dit, pertama diriwayatkan oleh At-Tirmidzi. Ia berkata, jalur sanadnya tidak kuat. Adapun hadits kedua diriwayatkan oleh Ah-
mad, Ibnu Hibban, At-Tirmidzi, Abu Dawud, dan lbnu Majah dari Abi Sa'id.
FrqH rstAM IrLID 2
"Bumi diciptakan untukku sebagai masjid shalat sunnah, zikir; dan mengajar ilmu. fuga,
yang suci." shalat ienazah bisa mengotori masjid. Hukum
Syafi'i mengecualikan dari hukum makruh makruhnya adalah tahrimiy menurut Hanafi,
adalah pekuburan para nabi dan syuhada, ka- sedang Maliki hanya Tanzihiy.
rena mereka hidup dalam kuburnya.lsla Dimak- Sebagaimana makruh melakukan shalat
ruhkan menghadap kubur ketika sedang shalat jenazah di dalam masiid maka makruh iuga
menurut hadits riwayat Muslim, memasukkan jenazah ke dalam masjid.
Adapun pendapat pertama, yaitu makruh- "Rasulullah saw. tidak melakukan shalat
nya shalat baik jenazah itu berada di dalam untuk Suhail bin Baydha' kecuali di dalam
masjid atau di luarnya menurut hadis Abu masjid."1s18 Abu Bakar dan Umar juga dishalati
Hurairah r.a., di dalam masjid.lsle
{;? U
Terlihatbahwa pendapat kedua lebih kuat,
karena hadis Abu Hurairah tidak kuat, atau
'V
"Siapa yang menshalati mayat di dalam tidak mutafaq atas periwayatannya. Nawawi
masjid maka ia tidak mendapat apa-apa.'4stz berkomentaq, "Haditsnya lemah dan tidak layak
Sebab, masjid dibangun untuk melaksanakan
untuk dijadikan dalil." Ahmad bin Hanbal ber-
shalat lima waktu dan perangkatnya, seperti komendarl "hadits lemah diriwayatkan sen-
r5r4-
At-Badao'i, jil.1/h|m.115, B idaayatul Mujtahid, jil.l/h1m.235, Mughniy al-Muhtaaj,iil.t/h1m.203, al-Mughniy,iil.2/h1m.294.
1515
Mughniy al-Muhtaai,op. Cit.
LSL6
Ad-Drt al-Mukhtaan ill.l/hlm.B}9, Fathul Qadiir,jil.l/h1m.463, al-Lubaob, iil.1/h1m.133, Muraqiy al-Falaah,hlm.99, Bidaayatul
Mujtahid, iill/h1m.224, al-Qawaanin al-fiqihiyyah, hlm. 95, asy-Syarh ash-Shaghiir, jil.1/h1m.568, Mughniy al-Muhtaaj, )il.ll
h1m.361, al-Muhadzdzab, iil.l /h1m.122, dan al-Mughniy, iil.2 /h1m.492.
1517HR.
Abu Dawud, Ibnu Maiah, dan lbnu Adiy, serta Ibnu Abi Syaybah. Teks terakhi4, "tidak ada shalat untuknya." Hadits lemah.
(N ashab ar- Raayah, iil.2 /hlm.27 5 dan N aylul Awthaor, iil.4 /hlm.6B).
1518
Teks pertama diriwayatkan oleh Muslim, sedang'kedua diriwayatkan oleh iamaah ahlu hadits kecuali Bukhari. (Noytul Awhtaar
iil.4/hlm.68 dan Nashab ar- Raayah, jil.2 /hlm.27 6).
1519
HR. Sa'id dan hadits kedua diriwayatkan oleh Malik. (NaylulAwthaar Op. Cit.)
FIQLH ISLAM IILID 2
dirian oleh Shaleh,mawla taw'amah. Orangnya cabutnya ruhr'1s21 Memindahkan mayat untuk
tidak dipercaya. selain negerinya tanpa adanya kebutuhan ada-
lah makruh hukumnya, seperti yang dinukil
D. KEWAJIBAN KEEMPAT: MENGUBURKAN dari Aisyah bahwa, "Ketika Abdurrahman bin
MAYAT Abi Bakar meninggal di Habasy, yaitu tempat
Untuk bagian ini ada pembahasan beriku! antara Habasy dan Madinah sejauh dua belas
pertama, memindahkan mayat untuk selain mil,lalu dipindah ke Mekah. Aisyah pun men-
negerinya. Kedua, memanggul jenazah. Ketiga, datangi kuburannya, seraya berkata, "Seandai-
sunnah-sunnah jenazah. Keempat, kewajiban nya aku ada maka aku tidak akan mengubur-
menguburkan dan anjuran mempercepatnya. kanmu kecuali dimana kamu meninggal. Kalau
Kel i m a, makruh-makruh jenazah. Ke ena m, b en- saja aku menyaksikan kematianmu aku tidak
tuk kubur; penghormatannya, duduk di atas- akan menziarahimu.'1szz Ada kemungkinan
nya, selonjor di atasnya, apa saia yang diletak- bahwa Aisyah tidak melihat tujuan yang benar
kan di atas kubur dari tanaman, dan apa saja dalam memindahkan mayatnya dan Abdurrah-
yang boleh ditulisi di atas kuburan dan kain ka- man sendiri merasa terganggu.
fan. Ketujuh, hukum menguburkan ftata cara, fika pemindahan itu untuk tujuan yang
tempat, waktu, apa saja yang diucapkan ketika benar maka tidak dimakruhkan, seperti yang
menguburkan, talqin setelah menguburkan, terdapat dalam Muwaththa', dari Malik bahwa
menutup kubuc dan menguburkan di dalam ia mendengartidakdari satu orangsaja, "Bahwa
peti mayat). Kedelapan, ziarah kubur untuk Sa'ad bin Abi Waqash dan Sa'id bin Zaid me-
laki-laki dan wanita, mengucapkan salam un- ninggal di daerah Aqiq,lalu keduanya dibawa
tuk mayat, dan berkumpulnya ruh. ke Madinah dan dikuburkan di sana." Sufyan
bin'Uyaynah berkata, "lbnu Umar meninggal
1. Memindahkan mayat untuk selain di tempat ini, lalu ia berpesan untuk tidak di-
negerinya kuburkan di sini, tetapi dikuburkan di daerah
Para ahli fiqih memiliki tiga pendapat ten- sarafr,1s23
tang memindahkan mayat yang bukan berasal Hanafi dan Maliki mengatakan, tidak
dari negerinya, yaitu makruh bukan untuk tu- mengapa memindahkan mayat dari satu negeri
juan yang benal boleh, dan haram.1s20 ke negeri yang lain selama belum dikuburkan.
Hambali mengatakan, sunnah hukum- Menurut Hanafi, pemindahan itu boleh saja se-
nya menguburkan mayat di tempat di mana ia jauh satu atau dua mil. Akan tetapi, tetap di-
meninggal, seperti sabda Nabi saw, anjurkan untuk dikuburkan di tempat mening-
. -^1 o ' ''o galnya. Dengan kata lain, di pekuburan orang-
irj).t\ *tit .;; it:;!i ;i
ot t t
orang setempat yang meninggal ataupun ter-
"|asad itu dikuburkan di tempat di mana di- bunuh, menurut hadits sebelumnya bahwa Nabi
saw. Memerintahkan untuk menguburkan kor
1s20
Krryryo|ol-Qinaa', jil.z/hlm.97-98, al-Mughniy,jil.2/h1m.510, al-Qawaanin ol-fiqihlryah,hlm.96, Muraqiy al-Falaah,hlmJr}Z, Rad
al-Muhtaar wad Durr al-Mukhtaar, jil.1/h1m.840, dan Mughniy al-Muhtaaj,ltl.Uhlm.365.
1521
Di.i-"y"tk"n oleh lima orang (Ahmad dan empat penulis Sunan) dan dianggap shahih oleh At-Tirmidziy dari Jabir. Ia berkata, "Ra-
sulullah saw. memerintahkan korban tewas pada perang Uhud untuk dikembalikan pada tempat meninggalnya. Mereka pada saat
itu telah dipindahkan ke Madinah." Al-Bazzaz meriwayatkan dengan ialur sanad hasan dari Abi Sa'id sepertinya, (Naylul Awthaar,
jil.4 /h1m.1,1,2 dan Majma' az-Zawaa'idi, iil.3/hlm.a3).
1522
HRAt-Tirmidzi.
1523
Disebutk"n oleh Ibnu Mundzir.
ISLAM IILID 2
ban tewas pada perang Uhud di tempat mening- tempat tertentu menurut pendapat yang masy-
galnya. Padahal, pekuburan Madinah dekat saj a. hur dari mazhab Maliki.1s24
Para sahabatyang menaklukan kota Damaskus Adapun Hanafi dan Hambali mengata-
juga dikuburkan di daerah pintu masuknya dan kan, mayat diletakkan di keranda setelah di-
mereka tidak dikuburkan pada satu tempat. mandikan dan dikafani, dengan telentang
Syafi'i mengatakan, diharamkan memin- karena paling mudah. Disunnahkan untuk di-
dah mayat sebelum dikuburkan ke negeri lain panggul dengan empat oran& karena sunnah
untuk dikuburkan di sana meskipun belum untuk memanggulnya dengan empat orang.
berubah, karena dengan pemindahan itu ter- Empat orang itu lebih baik dari pada memang-
jadi penundaan penguburan dan sangat mung- gulnya di antara dua tiang, seperti hadits Abi
kin menodai kehormatannya. 'Ubaidah bin Abdullah bin Mas'ud, dari ayah-
nya, ia berkata, "Siapa yang menghantar je-
2. Memanggul ienazah dan tata caranya nazah maka panggulah pada sisi ranjang se-
Memanggul jenazah adalah fardhu kifayah, muanya. Itu adalah sunnah. Kemudian, jika
tanpa ada perbedaan lagi. Memanggul jenazah mau boleh dipanggul mana saja, dan jika mau
merupakan kebaikan, ketaatan, dan penghor- juga biarkan saja."1s2s
matan untuk mayat. Syafi'i mengatakan, tidak Bentuk empat sisi itu, hendaknya tiang
mengapa bila seorang Muslim mengantar jena- keranda kiri diletakkan di pundak kanan, lalu
zah saudaranya yang kafir, karena beliau saw., berpindah kepada tiang ranjang yang terakhir
seperti yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, dan diletakkan di atas pundak kanan juga. Un-
pernah memerintahkan Ali r.a. untuk mengan- tuk tiang lainnya dibiarkan untuk orang lain.
tar Abu Thalib. Selanjutnya, tiang kanan diletakkan di atas
Para ulama juga berkata, diharamkan me- pundak kiri. Dengan demikian, awal mula di-
manggul jenazah dengan cara menghina, se- angkat dari dua sisi kepala, lalu diakhiri dari
perti memanggul dalam keranjang atau kan- dua sisi kaki, karena cara ini sesuai dengan
tong plastik, atau semisalnya. Tetapi, dipanggu cara memandikan.
di atas ranjang, atau papan, ataupun keranda. Untuk sekali jalan, melangkah sebanyak
Tidak ada perbedaan pula bahwa yang me- sepuluh kali, seperti terdapat dalam hadits,
manggul ienazah hanyalah kaum laki-laki, baik toz ,..U 1.,o, .o.oi
i.,,. 'r,, o,
mayatnya adalah laki-laki ataupun wanita. Se-
ue .>Jt5 o3b> c;*l_ll ojL:* ,_|*> A
'z
bab, wanita tidak kuat untuk memanggul. Bisa ;';"s *;)1
jadi, bila mereka memanggul maka akan ter-
"Siapa yang memanggul irnorin ,^oo,
singkap anggota badannya.
Para ahli fiqih memiliki tiga pendapat ten-
puluh langkah maka akan diampuni darinya
tang tata cara memanggul mayat, yaitu empat empat puluh dosa besar.'as26
sisi menurut Hanafi dan Hambali, antara dua |ika mayat diangkat di antara dua tiang
tiang menurut Syafi'i, dan tidak adanya urutan di mana setiap tiang berada di atas pundak
1524
Ad-Dut al-Mukhtaar, iil.1/h1m.833, Fathul Qadiir, jil.L/h1m.467, 469, al-Kitaab ma'al Lubaab, jil.1/h1m.133, Muraqiy al-Falaah,
hlm.100, al-Qawaanin al-fiqihiyyah,hlm.96,ary-Syarh ash-Shaghiix iil.1/hlm.565, al-Muhadzdzab,iil.l/hIm.135, (asyryaf al-Qinaa',
jil.Z/hlm.L46, al-Majmuu', jil.S/h1m.233, al-Mughniy, jil.Z/h1m.478, Mughniy al-Muhtaaj,iil.L/hlm.359.
1525
HR S"'id bin Manshur dan Ibnu Maiah. Jalur sanadnya terpercaya, hanya saia Abu 'Ubaidah tidak mendengarnya dari ayahnya.
1526
Disebutkan oleh Zayla'iy dan Kasaniy dalam al-Badaa'i. Ibnu Asakir menyebutkan dari Watslah, "siapa yang memanggul pada sisi-
sisi raniang yang empat maka diampuni untuknya empat puluh dosa besar." Hadits lemah.
rsLAM JtLtD2
seorang laki-laki maka itu dimakruhkan menu- cepat--karena makruh) disaat tidak ragu
rut Hanafi. Itu bagus dan tidak dimakruhkan antara mayat dengan jenazah, sebagdi-
oleh Hambali, seperti riwayat Ibnu Manshur. manayangdiriwayatkan olehAbu Hurairah,
Sebab, Nabi saw. bahwa Nabi saw. bersabda,
o
t.i,,sz.,zt c .c, f,'.,',
J.r)JF.r.,r drJ ,tli ;. JZ a:V ):J
oi' to'i
)# 1'r,'
a2.:l-?
o''
:tv ;:6u lrri
"<t
"ir"^onggul ieiazah'Sahd bin Mu'adz di :'yl'iiy
antara dua tiangnya.'as2l Diriwayatkan pula
dari Utsman, Sa'ad, Ibnu Zubair, Ibnu UmaI
;hr
i) "#
"; :k ^.t
i*sr,r
t/
dan Abu Hurairah, "Bahwa mereka melakukan "Percepotlah [dalam membawa] jena-
seperti itur'1s28 zah, jika jenazahnya orang baik maka
Syafi'i mengatakan, memanggul di anta- alangkah baiknya kalian mempercepatnya,
ra dua sisi itu lebih baik dari empat sisi, yaitu sedang jika tidak maka kejelekanlah yang
seorang yang memanggul menjadikan kepala- kalian letakkan di atas pundak kalian."lsze
nya di antara dua sisi di depan keranda dan Hukum makruhnya berlari dalam hal ini,
menjadikan keduanya di atas pundaknya. seperti yang diriwayatkan oleh Abdullah
Dibolehkan memanggul pada empat sisi, bin Mas'ud, ia berkata, "Kami bertanya
akan tetapi cara pertama itu lebih baik karena kepada Rasulullah saw tentang jalan ber-
Nabi saw. memanggul jenazah Sa'ad bin Mu'adz sama jenazah, beliau menjawab,
1527
Disebutkan oleh Syaf i dalam Mukhtashar dan Baihaqiy dalam kitab al-Ma'rifah, dan mengisyaratkan akan lemahnya hadits.
1528 jalur sanad yang lemah, kecuali atsar Sa'ad karena shahih.
HR. Syafi'i dan Baihaqiy dengan
1529
HR. Bukhari dan ini adalah teksnya, begitu iuga teks dari Muslim "maka lebih baik didahulukan."
1530
HR. Ab, Dawud, At-Tirmidzi, Baihaqiy, dan lainnya. Mereka sepakat atas Dha'if nya hadits ini. Ahmad meriwayatkan dari Abu Musa
"atas tujuan kalian," yaitu kebalikan dari "tidak sengaia". (Naylul Awthaar iil.4/hlm.7O).
153r
AI-Lrboob,jil.1/hIm.134, asy-Syarh al-Kabiir, jil.L/hlm.4irt., at-Muhadzdzab, jil.l/hlm.lr3S, al-Mughniy, jil.Z/h\m.472-473.
7532
Ad-Drr al-Mukhtaar,jil.l/h1m.833, asy-Syarh al-Kabiir, iil.1/h1m.418, at-Muhadzdzab, jil.1/h1m.136, Mughniy al-Muhtaaj, iil.l/
h1m367, al-Majmuu', jil.5/hlm.286, dan al-Mughniy, iil.2/hlm.483.
FrQLH rSrAM lrrrD 2
ut r;i
:#. A,X # ,i6 ,y ,# qiraath, sedang jika ia ikut menyaksikan
proses penguburannya maka ia mendapat-
,iE ,y ,rB -41 €. q.t ii ',F kan dua qiraath. Satu qiraath itu seperti
gunung uhud."1s34
el "o5fV ; t/
-ti;t;
,l , o o
,y,*)ti
,
c. Diam sejenak usai proses penguburan,
,
1533
HR |r-"rh ahli hadits. Termasuk di antaranya Bukhari dan Muslim. fNaylut Awthaaa jil.a/hh.7O].
1534
HR Brkh"ri dan Muslim. Dalam riwayat mereka, "dua qiraath seperti dua gunung yang amat tinggi"
FIQLH ISTAM JILID 2
memohon kekuatan kepada Allah SWT aku tidakakan berbicara lagi dengan kamu
untuknya, serta mendoakan rahmat un- selamanya.
tuknya. Diriwayatkan dari Nabi saw. bah- d. Menutup keranda mayat perempuan;
wa ketika beliau menguburkan mayat be- disunnahkan menurut mazhab Maliki,
liau akan diam seienak seraya bersabda, Syafi'i, dan Hambalils3T menutup keranda
/_o td / mayat perempuan dengan kubah yang me-
.tYl cP *iltii ar rjL, rj { 4';kt
t/
nutupi bagian atasnya. Penutup itu bisa
tl o l terbuat dari kayu, pelepah kurma, atau
J l*2
batang tebu, karena hal itu lebih bisa un-
"M i nta kan I ah am p u n untukny a, d a n mi n - tuk menutupi. Sebagian ulama berkata,
talah keku atan kep a da Allah SWT untuknya, orang yang pertama menggunakannya
karena saat ini ia sedang ditanya.'as3s Diri- adalah Zaenab binti fahsy, Ummul Muk-
wayatkan pula dari Ibnu Umar bahwa ia minin. Ibnu Abdil Barr berkata, Fatimah
membacakan awal surat al-Baqarah dan binti Rasulullah saw. adalah orang yang
akhirnya pada mayat setelah dikubur. pertama dalam islam yang kerandanya di
Muslim meriwayatkan dari Amrbin al- tutupi, lalu Zaenab binti fahsy.
Ash, ia berkata, "jika kalian menguburkan Berialan di depan ienazah; sunnah hu-
aku, hendaknya kalian berdiri sejenak sete- kumnya menurut ulama hadits (Mali(
lah itu di sisi kuburanku kira-kira seukuran Syaf i, dan Ahmad)ls38 berjalan di depan
disembelihnya unta dan dipisahkan daging- jenazah, dan berada di dekatnya sehingga
nya sehingga aku tidak merasa sendirian ia bisa melihatnya ketika menoleh, karena
lagi. Aku juga mengetahui apa yang akan aku jika berada jauh ia tidak bisa melihatnya,
jawab atas pertanyaan utusan Tuhanku."
dan juga berjalan di depannya, sebagaima-
c. Khusyu'dan memikirkan tentang ke- na Ibnu Umar meriwayatkan,
matian; dianjurkan bagi orang yang men-
giringi jenazahls36 agar khusyu', memikir-
kan tentang kematiannya, mengambil pe-
:'# ;Ji S 6': W ;!t 6i, ii ,o
rr4 ,# e ti*i;t;r
)-e
sebelumnya, "Kami bertanya kepada Nabi p1t, ri1
saw. tentang orang yang berjalan di be-
. , .t o7
lakang jenazah, beliau menjawab, 'Tanpa
berlarii maka beliau menetapkan ucapan
uv sl
'Jika kalian melihat jenazah maka ber-
mereka, "Di belakang jenazah" dan tidak
dirilah sampai ia melewatimu atau diletak-
mengingkarinya. Iuga terdapat hadits
kan.'4s4s
Thawus, bahwa ia berkata,
Mayoritas ulama, diantaranya pemuka
1540
Ad-Du n a l-M u khtaaniil. 1/h1m.834 dan Muraaqiy at-Falah, hlm.l01..
ilii nr, ini isyarat dari hadits al-Barraa'bin Azib yang di atas, "Rasulullah saw memerintahkan kepada kita agar mengiringi ienazah".
"*'Asy-syaukaniy berkomentaf, hadits ini Mursal. Aku tidak menemukan apapun tentang hal ini dalam kitab hadits. (Naylul Awthaar,
jt.a/hh.72).
1543
HR. Ah."d dan para pemilik kitab Sunan. Ibnu Hibban dan al-Hakim menshahihkannya.
rs44
Al-Mri jtl.S /h1m.239.
1s4s ^uu',
jr.""h
HR ahlu hadits. (Naytul Awthaar, jil.a/hlm.75).
Ls46
Al-go*ooniin al-fiqihiyyah, hlm.96, al-Mughniy, jil.z/h1m.479, ary-Syarh ash-Shaghiir, iil.1/h1m.570, ad-Dur al-Mukhtaar, iil.L/
hIm.834, al-Majmuu', Op. Cit. Nayluli4wthaaa iil.4 /hlm.7 6.
rSLAM IrrrD 2
,Htc;itr.t'fi
-rr-. * t te6t
"Rasirlullah *.-.rintahkan kami
agar berdiri untuk jenazah lalu beliau
duduk setelah itu, dan beliau juga meme-
"fika kalian melihat jenazah maka
rintahkan kami duduk'J'1s47 Sebab duduk berdirilah, dan bagi orang yang mengi-
adalah agar membedakan dengan apa ringinya janganlah duduk sampai jenazah
yang dilakukan oleh Yahudi, Ubadah bin itu diletakk?n,"15s0 yaitu ke dalam tanah,
sebagaimana yang terdapat dalam riwayat
Shamit berkata,
t
Abu Dawud,
",pc rritr
terpenting adalah hal berikut.lssl
:(.,ltej
a. Mengakhirkanshalatdanpenguburannya,
"Rasulullah saw. berdiri untuk jenazah untuk tujuan memperbanyak orang yang
sampai jenazah itu diletakkan ke dalam menshalatinya atau supaya dishalati oleh
Iianglahat. Lantas, tiba-tiba seorang ulama jamaah yang banyak usai shalat fumat, ke-
Yahudi lewat dan berkata, seperti inilah cuali jika khawatir tertinggal shalat fumat
kami juga melakukan maka Rasulullah jika melakukan penguburan, sesuai den-
saw pun duduk, dan seraya bersabda, gan khabar shahih,
"Duduklah kolian untuk berbeda dengan
mereka (Yahudi).asa8 Mazhab Maliki me- ,.tAurtifi
negaskan tentang makruhnya berdiri un- "Segerakanlah prosesi jenazah" dan
tuk jenazah, yaitu karena bukan apa yang boleh saja- menunggu wali dari tempat
dilakukan oleh orang terdahulu. yang dekat jika tidak khawatir mayat akan
g. Pengiring ienazah tidak duduk sampai berubah. Mazhab Maliki berpendapat, mak-
ienazah itu diletakkan; dianjurkan bagi ruh bagi orang yang mengurusi jenazah
orang yang mengiringi jenazah untuk ti- untuk pergi tanpa menshalatinya terlebih
dak duduk sampai jenazah tersebut dile- dahulu meskipun dengan seizin keluarga
takkan pada pundak orang, karena mung- mayat, juga pergi setelah shalat tanpa
kin ada hal yang perlu di bantu, dan posisi izin keluarga mayat jika mereka tidak
berdiri adalah paling memungkinkan un- menghalangi. ]ika mereka mengizinkan
tuk hal itu,ls+s sesuai dengan hadits, atau menghalangi maka boleh saja.
1547
HR. Ah."d, Abu Dawud, Ibnu Maiah, dan lainnya. (Naylul Awthaaaop. Cit.).
1548
HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Baihaqiy dengan sanad Dha'if.
7s4e
Fathul gadiia jil.l /h1m.469, at-Mughniy,jil.2/hlm.4B0, al-Muhadzdzab, iil.1/hIm.136..
1ss0HR.j"*rrhahlihaditskecualilbnuMaiahdariAbuSa'idal-Khudriy. (NaytulAwthaanfl.a/ilm.74; .
1557
Ad-Drr al-Mukhtaar,jil.l/h1m.833-835, al-Kitab ma'al Lubaab,jil.l/h1m.134, Fathul Qadiirjil.l/h1m.469, asy-Syarh ash-Shaght
ir, jil.1/h1m.566, 568-574, al-Muhadzdzab, jil.1/hlm.136, al-Majmuu', jil.2/h1m.237-240, Mughniy al-Muhtaaj, iil.1/h1m.359 dan
setelahnya, al-Mughniy,jil.Z/h1m.475-477,Kasysyafal-Qinaaijil.2/hlm.l49 dansetelahnya,asy-Syarhal-Kabiin jll.l/hlm.42l-424.
ISIAM JILID 2
Duduk sebelum jenazah diletakkan di atas ketika berperang, dan ketika berdzikir.
tanah, dan berdiri setelah itu. fanganlah Ibnu Umar mendengar orang berkata,
seseorang berdiri di tempat shalat jika ia "Mintakanlah ampunan untuknya niscaya
melihat jenazah, tidakpula bagi orangyang Allah akan mengampuni kaliani'lalu Ibnu
melewatinya, sebagaimana telah kami Umar menimpalinya, "Semoga Allah tidak
jelaskan dalam pembahasan sebelumnya. mengampuni kamu."lsss al-Hasan dan lain-
Berkendaraan. Sunnah hukumnya untuk nya membenci perkataan, "Mintakanlah
tidak berkendaraan, karena Nabi saw., ampun untuk saudara kalian."
Hal yang benar adalah seperti yang di
;)f \: +. r-r- 3i 11
lakukan ulama terdahulu yaitu diam ketika
"Tidak beikendara i^ , Hari Raya menghantar jenazah sambil menyibukkan
^i
dan tidak juga saat mengantar jenazahDTss2 diri untuk berpikir tentang kematian dan
Tsauban berkata, "Kami keluar bersama yang berkaitan dengannya, seperti yang
Rasulullah saw. untuk menghantar jena- telah kami jelaskan sebelumnya. Sedang-
zah, lalu beliau melihat orang-orang yang kan perbuatan orang bodoh dari Qori'
berkendaraan, lantas bersabda, dengan memperpanjang suara dan ucapan
yang keluar dari temanya maka haram hu-
;€,rii ,* it'zliil'l ';:t or;*x Yl kumnya dan wajib mengingkarinya.
untuk menangis secara diam-diam, seba- kumnya memperbesar keranda bagi mayat
gaimana dilarang jika terang-terangan, se- kecil, karena ada unsur berhias dan nifaq.
perti halnya ucapan yang buruk secara Makruh juga memberi penutup keranda
mutlak. dengan sutra atau semisalnya.
o
b' Para perempuan mengiringi jenazah. Mak- i. mazhab Hambali mengatakan, menyen-
ruh tanzihiy menurut mayoritas ulama, se- tuh jenazah dengan kedua tangan, lengan
bagaimana diriwayatkan dari Ummu Athi- baju, dan sapu tangan adalah sesuatu yang
yah, ia berkata, "Kami dilarang mengiringi baru dan makruh. Ulama juga melarang
jenazah, tetapi beliau saw. tidak melarang menyentuh kuburan maka menyentuh
keras akan hal itu kepada kamir'1ss8 Arti- jasad dengan adanya kekhawatiran dapat
nya,larangan beliau itu hanya makruh tan- menyakiti itu lebih utama untuk dicegah.
zihiy. Sedangkan menurut Hanafi adalah
makruh tahrimiy, seperti hadits "Pulang- 5. Hukum menguburkan dan
lah kalian [wanita) yang berdosa bukan menyegerakannya
berpahala."lsse Ia memegang makna baru Ulama fiqih sepakat bahwa menguburkan
sesuai perbedaan waktu yang diisyarat- mayat hukumnya fardlu kifay a h,ls 60 kare na j ika
kan oleh Aisyah r.a. melalui ucapannya, meninggalkannya di bumi [tidak dikuburkan)
"fika Rasulullah saw. melihat apa yang ter- maka menodai kehormatan mayat itu, dan
jadi pada para wanita setelah beliau wafat, orang-orang akan terganggu dari baunya, se-
sungguh beliau akan melarang mereka se- perti dalam firmanAllah SWT, "bukankahkqmi
bagaimana wanita bani Israel dilarang." jadikan bumi untuk tempat berkumpul,bagi
Mazhab maliki membolehkan keluar- yang masih hidup dan yang sudah mati?" (al-
nya perempuan yang sudah renta, yaitu Mursalat: 25-26) sebagaimana firman Allah
wanita tua yang tidak menarik keinginan dalam penguburan Habil, "kemudian Allah
laki-laki kepadanya, atau pemudi yang ti- SWT mengutus seekor burung gagak meng-
dak khawatir timbulnya fitnah terhadap gali tanah untuk memperlihatkan kepada Qa-
jenazah yang memiliki makna pentingbagi- bil bagaimana dia seharusnya menguburkan
nya, seperti jenazah ayahnya, ibu, suami, mayat saudaranya." (al-Maa'idah: 31) juga
anak laki-laki, anak perempuan, saudara firman Allah S\MX, "kemudian Dia mematikan-
laki-laki, dan saudara perempuan. Haram nya lalu menguburkannya." (Abasa: 21)
hukumnya bagi wanita yang ditakutkan Halyangutama adalah menyegerakan peng-
menimbulkan fitnah secara mutlak. Ada- urusan mayat dan menguburkannya sejak me-
pun keluarnya istri yang sudah renta dan ninggalnya, sebagaimana hadits sebelumnya,
tidak khawatir fitnah pada dirinya adalah
pengecualian dari hukum iddah danihdaad. Ft zAV us if ,;;riJu. tr-i
h.
1558
mazhab Maliki mengatakan, makruh hu- [ # "fi ^.t'p UG iyr,gyw;:$
HR Brkh"ri dan Muslim dalam kitab Shahihnya.
1559
HR lbnu Maiah dengan sanad Dha'if. Awalnya, "bahwa Nabi saw. sedang keluar dan ternyata para wanita sedang duduk, lalu beliau
saw. bertanya "kenapa kalian duduk di sini?" mereka meniawab, "kami sedang menunggu.ienazah," beliau bertanya lagi, "apakah
kalian akan memandikannya ienazah?" mereka menjawab, "tidak" beliau kembali bertanya, "apakah kalian akan memanggulnya?"
mereka meniawab, "tidak" beliau bertanya lagi, "apakah kalian akan ikut menuntun?" mereka menjawab, "tidaki' maka beliau
berkata "kalau begitu pulanglah kalian..."
1560Ad-Durrol-Mukhtaarwarodal-Muhtaar,jil.l/hlm.833,
BdaayatutMujtahid,ill.l/hlm.2lt.,235,al-Majmuu',itl.5/hlm.Zlt,Kasysyaf
al - Qina a', iil.2 / hlm.9 6,146,152.
ISLAlvt IILID 2 Baglan 1: IBADAH
e -tr, U g\ c.3i, Ci ; #l
Boleh saja menguburkan jenazah di dalam
rumah, karena Nabi saw. sendiri dikuburkan di e,
oi
dalam kamar Aisyah r.a.1s63 '-L6l
(>
Menguburkan di
dalam perumahan;
'Kami memberi tanda di atas kuburan sau-
akan tetapi, menguburkan di dalam peruma-
daraku ini, agar anggota keluargaku yang lain
han meskipun untuk janin yang keguguran
dikuburkan bersamanya.as6s Hal tersebut juga
adalah makruh hukumnya, karena khusus un-
lebih mempermudah untuk menziarahi me-
tuk para nabi a.s..
reka dan lebih banyak meminta rahmat untuk
Makruh menguburkan di dalam kubah-
mereka.
kubah atau semisalnya yang di bangun oleh
jamaah, karena hal itu menyalahi sunnah.
6. Bentuk kubur dan cara
Menguburkan di tempat yang mulia; di- penghormatannya
anjurkan menguburkan ienazah di tempat pe-
Kubur memiliki beberapa sifat yang ter-
makaman yang paling baik, yaitu pemakaman
dapat dalam sunnah Nabi dan tergantung ke-
yang banyak dikuburkan orang-orang shaleh
butuhan, yaitu sebagai berikut.1s66
dan para syahid agar memperoleh berkah
1161
Hraitr ini shahih mutawattir
rs62
Mrrooqiy al-Falah, hIm.102, ad-Durr al-Mukhtaar, iil.1/hIm.836, asy-Syarh ash-Shaghiin iil.l/h1m.574, al-Majmuu', jil.S/hlm.Z41,
jil.2/hlm.508 dan setelahnya.
al- Mug hniy,
1563
H"dit ini shahih mutawattir.
1564
Hrdit ini shahih, HR. Bukhari dan lainnya.
1555
HR Abu Dawud dan Baihaqiy, dari al-Muthalib bin Abdullah bin Khanthab, yaitu termasuk pada golongan tabi'in, dari seseorang
yang mengabarkan dari Nabi saw., ia termasuk saanid, tidak mursal,karena sahabat semuanya adil.
1566
Ad-Dut ol-Mukhtaan iil.l/hIm.835-839, 8 47 , Fathul Qadiixiil.l/h1m.469-472, Muraaqiy at-Falah, hlm.101 dan setelahnya, al-Kitab,
iil.1/hlm.134 dan setelahnya, Bidayatul Muitahid, iil.1/hlm.235 dan setelahnya, al-Qawaaniin al-fiqihiyah, hlm.96-97, asy-Syarh
FIQLH ISTAM JITID 2
Paling sedikit galiannya maka akan men- dada, laki-laki atau perempuan dalam hal
cegah terciumnya bau dan binatang buas ini sama saja.
untuk membongkar galian kubur itu guna Sedangkan menurut Hanafi, kedala-
memakan mayat. Sebab, hikmah dari wa- mannya kira-kira seukuran orang setengah
jibnya menguburkan adalah agar tidak di- berdiri, atau sampai batas dada. fika le-
nodai kehormatan mayat tersebut dengan bih sampai ukuran orang berdiri itu lebih
tersebarnya bau, kotor jasadnya, dan san- baik. Dengan demikian, batas minimalnya
tapan binatang buas. adalah setengah ukuran orang berdiri dan
b. Dianjurkan menurut mayoritas ulama se- maksimalnya seperti orang berdiri. Ada-
lain Maliki untuk meluaskan paniang, le- pun panjangnya, kira-kira seukuran pan-
bal dan kedalaman kubur agar luas ketika jang mayat dan lebarnya kira-kira sete-
menurunkan jenazah tersebut, seperti ngah dari panjangnya.
sabda Rasulullah saw. ketika mengubur- Maliki berpendapat, kuburan disun-
kan korban tewas dari Perang Uhud, nahkan untuk tidak terlalu dalam, melain-
t' kan kira-kira seukuran satu hasta saja jika
t-**I) l;-,,)b tslbt ada lubang lahat.
"Galilah, luaskanlah, aon iuodrn ogoi d. Berdasarkan kesepakatan ulama fiqih
dal am !'4s67 Karena, mendalamkan kuburan bahwa liang lahad itu lebih baik dari pada
dapat menghindari bau yang mengganggu syaqq. Maksud dari liang lahad adalah
orang hidup, menjauhkan kemungkinan menggali lubang kecil di sebelah depan
binatang buas untuk menggalinya, dan kuburan sebagai tempat untuk meletak-
mampu menutupi mayat, Baihaqi meri- kan mayat yang kira-kira ukuran luasnya
wayatkan bahwa Nabi saw. bersabda ke- mayat itu dan mampu menutupinya. Se-
pada tukang gali kuburan, dangkan syaqq adalah menggali bagian
dasar kuburan seperti sungai, atau melapi-
#l'E:4'q\')'EiUJi
"Perluaslah bagian kepala dan kedua kak-
si dinding sampingnya dengan batu atau
sejenisnya yang tidak bisa tersentuh api,
inya." dan membuat di antara keduanya lubang
Menurut Syafi'i dan mayoritas ula- agak menjorok ke bawah untuk meletak-
ma Hambali memperdalam kuburan itu kan mayat, lalu ditutupi atasnya dengan
kira-kira seukuran orang laki-laki umum- ubin, batu, atau kayu, dan sejenisnya. Ba-
gian atasnya ditinggikan sedikit agar tidak
nya berdiri tega[ yaitu berdiri dengan
mengangkat merentangkan kedua tangan- menyentuh mayat. Syaqq ini makruh hu-
nya ke atas, karena Umar r.a. mewasiatkan
kumnya menurut Hambali, sebagaimana
hal tersebut, dan tidak ada seorangpun sabda Nabi saw.,
yang mengingkarinya, yaitu seukuran em-
t-p ,>tlt'r 6 'jjjji
pat setengah hasta. Imam Ahmad berkata,
kuburan itu diperdalam hingga sampai "Lahat adalah t riioroo, kami (mus-
al-Kabiin jil.1/hlm.4!9, asy-Syarh ash-Shaghiir,jil.l/hIm.558, 560,572,578, Mughniy al'Muhtaaj, iil.l/hlm.351, 364, al-Muhadzdz-
ab, jil.l/hlm.:r39, al-Mughniy, jil.2/h1m.497-499, 504-508, Karysyaf al-Qinaa', jil.2/hlm.1^54-163, Syarh ar-Risalah, iil'L/h1m.277'
280, dan al- M ajmuu', iil.S /hlm.284.
1567
HR At-Ti..idzi. Ia berkata, hadits ini hasan shahih
rstAM JItrD 2 EaEIan 1: IBADAH
.o'- t ,i.
ot?; Ln * F:;rr;ira,1 *9 r.!l' J r
J.
^-,1,';L itu i:
'Aku melihat kuburan Nabi saw. diberi
J '
.\,
gundukan."lsTa Begitu juga kuburan para
"Nabi saw. menshalati Utsman bin sahabat setelah beliau, karena perataan
Madz'un. Beliau takbir sebanyak empat kali,
tanah menyerupai bentuk bangunan ahli
lalu mendatangi kuburannya, dan mena- dunia. Mazhab Hambali mengecualikan
burkan tanah sebanyak tiga kali dalam ke- di daerah perang jika sulit untuk memin-
adaan berdiri di samping kepala m ayat:'ts7r
dahkan mayat maka lebih baik untuk me-
Karena hal itu adalah fardlu kifayah. De- ratakan kubur dengan tanah dan menutu-
ngan menaburkan tanah kepada mayat pinya, khawatirakan digali ataupun sei enis-
maka orang yang ikut dalam pemakaman nya.
akan merasakannya dan hal tersebut lebih
Mazhab Syafi'i berpendapat, hal yang
memberikan pelajaran dan peringatan
benar adalah meratakan kuburan lebih
maka dianjurkan perbuatan tersebut.
baik daripada membuat gundukan, seba-
Meninggikan kuburan seukuran jengkal gaimana yang dilakukan pada kuburan Ra-
saja agar diketahui bahwa itu kuburan se-
sulullah saw. dan dua sahabatnya r.a..1s7s
seoran& dan bisa berhati-hati, dimintakan
h. makruh hukumnya mencat kuburan dan
rahmat untuk penghuninya, karena ku- membangunnya, menuliskan padanya dan
buran Rasulullah saw. sendiri ditinggikan
menginap di kuburan, menjadikan mas-
seukuran satu jengkal.1s72 Imam Syafi'i jid, menciumnya, thawaf dan memberikan
meriwayatkan dari f abi4,
wewangian padanya, serta meminta ke-
seperti bangga diri dan sombong yang nulis Al-Qur'an pada kuburan menurut
terlarang. Begitu juga bila berada di ta- mazhab Maliki. Dalil mereka adalah hadits
nah waqaf dan tanah kepemilikan umum, yang diriwayatkan oleh Jabir r.a.,
karena hal tersebut menyebabkan sempit
dan menyusahkan orang lain. )-,,.A1 ,"#X ,f W At Jy, i
Ibnu Abdul Hakim, murid imam Malik
wb d- 31i,*
, / ot / 6/
Kesimpulannya, larangan untuk menu- atas kuburan putra beliau, Ibrahim." Diri-
lis pada kuburan adalah bagi orang yang wayatkan pula bahwa beliau saw. melihat
tidak berkepentingan, dan menulis tanpa lubang pada kuburannya, lalu memerin-
adanya alasan, ataupun menulis Al-Qur'an, tahkan untuk menutupnya maka ditutup,
sya'i6, atau pujian, dan semisalnya maka seraya bersabda,
hal inilah yang dimakruhkan. jir ';"tat
i'-.i,t,
t'^ ri1 "o*
Adapun membuat masjid berada di ,-)* : ,
atas kuburan adalah makruh hukumnya,
dan haram menurut sebagian ulama ha-
t._ct cr ro )
4.:4:r- dl 4r. 4! t,-ltfr
"Hal itu tidakmembahayakan don tidak
dits dan mazhab Hambali, sesuai dengan
sabda Rasulullah saw.,
pula memberi manfaat. Seorang hamba
jika melakukan sesuatu, Allah menyukain-
evi t* 43,j;t ;il'ar Sti ya agar ia menekuninya." Adapun meletak-
kan batu atau sejenisnya untuk menandai
J.*l-*, kuburan, maka hal itu berdasarkan hadits
'Allah memerangi orang Yahudi yang yang sudah disebutkan sebelumnya, "Bah-
menjadikan kuburan para nabinya sebagai wa Rasulullah saw. meletakkan batu di sisi
masjid."1s78 Secara dzahir, mereka menja- kepala Utsman bin Madz'un, seraya ber-
dikan kuburan tersebut sebagai masjid sabda,
dan melakukan shalat di dalamnya. Akan
tetapi, Ibnu Qasim, murid imam Malik me- ,1 -G U Iti';:Y. ei ; A,#l o7
nyebutkan bahwa boleh saja membangun "-L6l
(-,
masjid pada kuburan untuk kebaikan, dan
"Aku memberi tanda kuburan sauda-
makruh hukumnya jika selain untuk hal
baik. Makruh juga shalat mengarah kepa- raku dan aku akan menguburkan juga ber-
da kuburan, sesuai dengan hadits, samanya orang yang meninggal dari ke-
luargaku."
dLtb \s ,-#t ;; trt;i't Tidak boleh meletakkan pelita pada ku-
buran, seperti sabda Nabi saw.,
"Janganlah kalian duduk di atas ku-
buran dan jangan shalatke arahnya.'as7e
meletakkan batu krikil di atas kuburan, ^t; S-.*. JJI:,I: .,-At .>tltj;'at d
pada sisi kepalanya batu ataupun kayu. i'Jr
vJ.
Adapun meletakkan batu kerikil, sebagai- 'Allah melaknat wanita yang selalu
mana yang diriwayatkan oleh imam Syafi'i
menziarahi kubur dan orang yang me-
secara mursal,
letakkan pelita pada kuburan itu."1s80
e';\:'f **;{ji
"Bahwa Nabi saw. meletakkankerikil di
Memuliakan kuburan; adapun memu-
liakan kuburan adalah perkara yang terdapat
1578
Mrtt"f"q 'alaih dari Abu Hurairah. Imam lima meriwayatkan kecuali Ibnu Maiah, dari lbnu Abbas, ia berkata, "Rasulullah saw.
melaknat wanita yang berziarah kubu4, dan bagi orang yang menjadikan kuburan tersebut sebagai masjid dan tempat yang indah."
..,o(Nallul Awthaal iil.4/hlm.90) Terdapat dalil atas haramnya ziarah kubur bagi para wanita seperti
yang akan dijelaskan nanti.
'"'' HR Muslim dari Abu Murtsad al-Ghanawiy.
1580
HR I.". y"ng lima kecuali Ibnu Maiah dari Ibnu Abbas seperti disebutkan di atas.
ISLAM IILID 2 Baglan 1: IBADAH
dalam sunnah, juga merupakan pendapat se- pun ditinggikan. Dalam keadaan tersebut,
mua ulama fiqih.1s81 Sedangkan bentuk peng- jalan akan berada di sampingnya. fika hi-
hormatan itu sebagai berikut. lang gundukan tanah ataupun tidak ada ja-
L. makruh duduk di atas kuburan, berjalan lan disana maka boleh saja berjalan di atas
di atasnya, tiduC dan buang hajat seperti kuburan. Adapun duduk di atas kuburan
buang air besar dan kencing, sebagaimana untuk tujuan selain buang air kecil atau
sabda Rasulullah saw., buang air besar maka boleh saja. Mereka
mengambil hadits larangan duduk di atas
qLt;Ld \i ,-At ;; trt;i't kuburan bagi orang yang buang hajat. Dari
"]anganlah kalian dudukdi atas kuburan Ali r.a. bahwa ia pernah duduk bersandar
dan jangan shalat ke arahnyar'ls82sabda di atas kuburan.
lainnya, 2. haram membongkar kuburan selama
masih dianggap ada sesuatu dari tulang
a. jika mayat dikuburkan tanpa kain kaf mazhab Maliki dan Hambali, kemu-
or, belum dimandikan, atau tidak dian di shalatkan, riwayat dari Ahmad,
menghadap kiblat, dan kondisinya be- dan tidak di bongkar menurut mazhab
lum berubah atau tidak khawatirkan Hanafi untuk posisi selain arah kiblat
rusak ketika membongka4, mengka- atau miring kekiri, di bongkar selain
fani, dan menghadapkannya ke arah hal itu sebagaimana yang akan di jelas-
kiblat, karena hal itu adalah wajib sela- kan.
ma diperkirakan dapat dilaksanakan b. jika kafan hasil rampasan dan pemi-
maka wajib pula hukumnya. Sa'ad me- liknya menolak untuk mengambil uang-
riwayatkan dalam kitab Sunan-nya, nya, atau tanah kuburannya hasil ram-
bahwa ada beberapa orang laki-laki pasan dan pemiliknya tidak ridha ma-
yang menguburkan teman mereka, yat itu menempatinya.
tetapi mereka belum memandikannya c. karena membuat sempit masjid be-
dan tidak pula didapati kain kafan un- sa4 atau dikubur bersamanya juga
tuknya. Lantas mereka menemui mayat lain ketika masjid sudah sem-
Mu'adz bin f abal, lalu Mu'adz menyuruh pit. fika membongkar untuk mengubur
mereka untuk mengeluarkan mayat itu. kembali atau menjadikan masjid seba-
Mereka pun mengeluarkan mayat itu gai tempat pekuburan maka boleh saja.
dari kuburannya, lalu dimandikan, di- Maliki tidak membolehkan areal pe-
kafani, diberikan wewangian, dan di- kuburan dijadikan ladang pertanian
shalati.1s86 dan bangunan, sedang Hanafi membo-
Tidak boleh menurut mazhab lehkan bertani dan membangun bang-
Syafi'i membongkar kuburan untuk unan di area pekuburan jika mayat su-
mengkafani mayat, karena tujuannya dah rusak dan menjadi tanah.
sudah terpenuhi yaitu menutupinya d. jika mayat dikuburkan bersama harta-
dengan tanah. nya seperti kain sutera dan lainnya,
fika khawatir mayat akan beru- atau jika dalam kuburannya itu ter-
bah dan rusak jangan di bongkar: kare- dapat harta orang lain, baik sedikit
na ada halangan dalam melaksanakan- ataupun banyak, dan pemiliknya men-
nya, maka gugur hukumnya seperti gu- carinya, seperti yang diriwayatkan
gur wudlu nya orang hidup, mengha- bahwa cincin Mughirah bin Syu'bah
dap kiblat dalam shalat ketika ada terjatuh di kuburan Rasulullah saw.,
udzur tertentu. lalu ia berkata, "Cincinku," lantas di
Adapun shalat bagi mayat jika galilah tempat jatuhnya cincin itu, lalu
dia dikuburkan sebelum menshalat- diambilr,1s87
inya, maka shalatkan di atas kuburan- Mazhab Maliki tidak memboleh-
nya: karena hal itu sampai padanya kan membongkar kuburan karena un-
di dalam kubur. Di bongkar menurut tuk mengambil harta yang sedikit atau
1586
Naylul Awthaar,iil.4/hlm.tt2 dan setelahnya. Disebutkan iuga dalam hadits ini, bahwa Nabi saw. mengeluarkan Abdullah bin ubay
dari kuburannya, lalu memandikannya dan memakaikan bajunya. HR. Bukhari.
1587
Hrdit, Mrghirah ini Dha if gharib. al-Hakim, Abu Ahmad, guru al-Hakim Abu Abdullah berkata, hadits ini tidak shahlh (ol-Mojmuu',
jil.s/hIm.256).
rsLAM )rLrD 2
jika mayat telah berubah. Alangkah dan Hanafi yang tidak membolehkannya
baiknya memberikan pemiliknya ganti kecuali dalam kondisi darurat dengan
rugi yang sesuai atau setara nilainya perincian sebagai berikut.1s88
(harga dengan harga, nilai dengan ni- Maliki mengatakan, boleh memindah-
lai). kan mayat dari satu tempatke tempatyang
e. jika seseorang menelan mutiara orang lain, atau dari satu negeri ke negeri yang
lain, lalu ia meninggal dan pemilik asli- lain, atau dari satu kota ke desa dengan
nya memintanya maka perutnya di- syarat kondisi mayat tidak rusak saat dip-
belah dan mutiaranya dikembalikan. indahkan, tidak dinodai kehormatannya,
fika mutiara itu aslinya miliki si mayat juga untuk kemaslahatan seperti khawatir
maka dibelah juga, menurut Hanafi dan dimakan oleh laut atau binatang buas,
Sahnun dari mazhab Maliki, dan pen- atau diharapkan keberkahan dari tempat
dapatyang paling benar dalam mazhab yang akan ditempatinya nanti, atau agar
Syafi'i, tetapi tidak boleh membelahnya dikuburkan di antara keluarganya, atau
menurut Ahmad dan Ibnu Habib dari juga sekadar dekat bagi keluarga untuk
mazhab Maliki, juga pendapat lain dari menziarahinya.
mazhab Syafi'i. Hambali mengatakan, boleh memin-
Membelah perut orang hamil dahkan mayat untuk tuiuan baik seperti
f. jika wanita hamil meninggal dan di da- memindakan ke tempat yang lebih baik
lam perutnya ada janin yang masih dari tempat sebelumnya, agar berdeka-
hidup dan bergerak maka boleh mem- tan dengan makam orang shaleh sehingga
belah perutnya, menurut mayoritas diharapkan keberkahan darinya, kecuali
ulama fiqih, karena janin itu tetap hi- bagi orang yang mati syahid karena ha-
dup dengan merusak sebagian anggota rus dikubur di tempat ia meninggal maka
tubuh mayat. Bolehnya hal ini sama . tidak boleh dipindahkan ke tempat lain.
seperti dalam kondisi darurat yang Bahkan, seandainya dipindahkan dian-
membolehkan orang memakan mayat. jurkan untuk dikembalikan lagi. Sebab,
Mazhab Hambali berpendapat, tidak menguburkannya di tempat ia meninggal
boleh membelah perut wanita yang telah adalah sunnah. Nabi saw. telah memerin-
meninggal untuk mengeluarkan anaknya, tahkan untuk korban yang tewas pada pe-
baik dia seorang Muslim ataupun dzimmi. rang Uhud untuk dikembalikan di tempat
Mengeluarkan janinnya harus dari qubul ia terbunuh, padahal mereka sudah dibawa
1588
Ad-Drt al-Mukhtaar wa Radd al-Muhtaaa iil.1/h1m.840 , asy-Syarh ash-Shaghiir,jil.l/h1m.566, asy-Syarh al-Kabiir, iil.l/h1m.421,
,.,oal-Majmuu',iil.5/h1m.270, Mughni al-Muhtaaj, iil.l/h1m.366, Kasyaf al-Qanaa',iil.2/h1m.97.
'""' HR Imam yang lima. At-Tirmidzi menshahihkannya dari Jabir. (Naylul Awthaar, jll.4/hlm.llZ).
Baglan 1: IBADAH ISLAM TILTD 2
pakaian hasil merampas, terdapat harta an tanahnya. Tidak boleh bagi seseorang
di dalamnya, di kubur tidak menghadap untuk mengambil batang itu dari kuburan
kiblat, dan tidak bertujuan untuk dikafani itu sebelum kering, karena penghuninya
'saja tidak akan disiksa kecuali setelah batang
menurut pendapat yang paling sha-
hih. Sebab, tujuan mengkafani adalah me- itu menjadi kering, karena hilangnya man-
nutupi dan hal itu sudah diwakili oleh ta- faat darinya ketika batang itu masih ba-
nah, juga dalam pembongkaran tersebut sah, yaitu memintakan ampunan untuk
bisa menodai kehormatannya, seperti yang penghuninya.
sudah kami dijelaskan sebelumnya. Dalil mereka tentang sunnahnya me-
Hanafi mengatakan, tidak boleh secara nyiramkan air pada kuburan,
mutlak memindahkan mayat setelah diku-
bur. Adapun dipindahkannya jasad Ya'qub '*,^r)y*.t p
\" , ''i ,,' 1' ,b ir#f
(> ,:ur i;:iri
dan Yusuf a.s. dari Mesir ke Syam agar ,t,c z ,i. .1,.
et-!a>
mereka berkumpul bersama bapak-bapak Y USS
mereka. Itu adalah syariat orang sebelum "Bahwa Rasulullah saw menyiramkan
kita, dan tidaklah memenuhi syarat-syarat air pada kuburan putranya, Ibrahim dan
hal tersebut menjadi syariat kita. Dengan meletakkan batu kerikil."1se1
demikian, tidak boleh mematahkan tulang Begitu jugapendapatmazhab Hanafi,lse2
mayat dan memindahkannya meskipun makruh hukumnya memotong pepohonan
mayat tersebut dzimmi, tidak boleh pula yang masih basah dan rerumputan dari
membongkar meskipun waktunya sudah kuburan, bukan yang kering. Karena, se-
berlalu lama. lama pepohonan itu masih basah maka
Kesimpulannya, semua pendaPat ini ia akan bertasbih kepada Allah SWT dan
memiliki titik kesamaan berupa penting- dirasakan nyaman oleh mayat, serta de-
nya menghormati mayat, dan berusaha ngan dzikirnya itu dapatmenurunkan rah-
membiarkannya berada di tempatnya. Ini- mat. Dianiurkan pula untuk menancapkan
lah adalah hukum asal. Namun, boleh saja batang pohon dan sejenisnya di atas ku-
memindahkan mayat menurut mayoritas buran. Dalilnya adalah apa yang terdapat
ulama bila ada hal penting, atau maslahat, dalam hadits shahih bahwa Rasulullah
atau tujuan bena[ sedang tidak boleh se- saw. meletakkan batang hiiau setelah me-
cara mutlak menurut mazhab Hanafi. matahkannya menjadi dua di atas dua ku-
4. mazhab Syafi' berpendapat,lseo boleh buran yang penghuninya sedang disiksa.
saia memberiwewangian pada kuburan. Adapun alasannya agar hal itu dapat mem-
Mereka juga berpendapat seperti mazhab berikan keringanan kepada kedua mayat
Hambali dan Hanafi, disunnahkan untuk tersebut selama belum kering, yaitu me-
menyiramkan air pada kuburan, menaruh ringankan kepada mereka melalui berkah
batang pohon yang hijau, wewangian, dan tasbihnya. Sebab, batang itu bisa bertas-
semisalnya dari sesuatu yang masih basah bih selama belum kering, karena hijau itu
di atas kuburan untuk menjaga kelembab- salah satu dari bentuk kehidupan.
Sebab itulah, makruh hukumnya memoto ng pun jauh, sehingga kakek lebih didahu-
pepohonan yang tumbuh dengan sendiri- lukan meskipun dari pihak ibu, begitu
nya, karena sama saja menghilangkan hak juga kakek. Ayah didahulukan daripada
mayat. putranya sekalipun anaknya lebih utama
5. mengumpulkan banyak mayat dalam dari bapaknya untuk menghormati posisi
satu kuburan; ulama fiqih sepakat untuk ayah, dan ibu didahulukan daripada pu-
berpendapat bahwa tidak boleh mengu- trinya meskipun putrinya itu lebih utama
burkan dua mayatdalam satu kuburan, ke- dari ibunya.
cuali dalam kondisi darurat.lse3 fabir ber- Diusahakan untuk membuat pemisah
kata, seorang laki-laki dikuburkan bersa- antara setiap dua mayat, sebagaimana pe-
ma ayahku, namun hatiku serasa tidak nya- rintah Nabi saw. di sebagian peperangan.
man sampai aku mengeluarkannya maka Seandainya mayattelah rusak dan telah
akupun membuatkan kuburan masing- menjadi tanah maka boleh menguburkan
masing,lsea karena Nabi saw. tidak pernah mayat lain bersamanya, dan dikonsultasi-
menguburkan dalam setiap kuburan me- kan lebih dulu kepada ahlinya tentang
lainkan hanya satu mayat saja. tekstur tanah tersebut. Tetapi, tidak boleh
Hal yang darurat itu seperti banyaknya membongkar kubur yang mayatnya ma-
orang yang meninggal dan sulit jika setiap sih utuh.
mayat harus dikuburkan masing-masing
dalam satu kuburan, atau karena sempit- 7. Hukum menguburkan mayat
nya tempat, atau tukang galinya berhalang- a. Tata caranya
an, meskipun mayat itu laki-laki ataupun Para ahli fiqih memiliki tiga pendapat ten-
perempuan nonmuhrim. tang tata cara penurunan mayat ke dalam
Pada saat darurat tersebut maka dida- kubur.lses
hulukan mayat yang lebih mulia seperti Hanafi berpendapat, mayat dimasukkan
posisinya menjadi imam. karena itu, orang ke dalam kubur dengan mengarah kiblat jika
yang menjadi imam berhak untuk dida- kondisinya memungkinkan, sebagaimana yang
hulukan menghadap dinding kubur pa- dilakukan oleh Nabi saw., yaitu jenazah dile-
ling depan,lalu kaum laki-laki menghadap takkan di sisi kiblat dari kuburan, lalu mayat
kiblat, sedang perempuan di belakannya, diangkat dan diletakkan ke dalam lahad, se-
dan anak-anakdibelakangkeduanya. Sebab, dangkan posisi pengambil jenazah menghadap
Rasulullah saw pernah bertanya siapa- ke kiblat untuk memuliakan kiblat. Hal ini jika
kah di antara para syuhada uhud yang tidak dikhawatirkan bila kuburan akan long-
paling banyak menghafal Al-Qur'an maka so4, sedang jika tidak maka diletakkan di arah
didahulukan masuk ke liang lahatnya. kepala atau kedua kakinya.
Akan tetapi, tidak boleh mendahukan ca- Maliki berpendapat, boleh saja memasuk-
bang dari asal meski dari jenisnya meski- kan mayat ke dalam kuburnya dari arah mana
1593
Muroqiyol-Fatah,hlm.lO},aqt-Syarhash-Shaghiiaiil.t/hlm.576,asy-Syarhal-Kabiiajil.l/h1m.4l9,422,aI-Qawaaniinal-fiqihiyyah,
._ .hlm.97 , Mughniy al-Muhtaaj, jil.l /hlm.354, al-Mughniy, jil.2/hIm.562-5 63, al-Majmuu', jll.S /hlm.24a dan setelahnya.
_
1594
HR Bukh".i dan Nasaa'i. (Naylul Awthaaa jil.a/ilm.ttl).
1595
At-Lubaab, jil.1/h1m.134. Muraaqiy al-Fa/aah, h1m.101, a d-Durr al-Mukhtaar,iil.t/h1m.836,838, asy-Syarh al-Kabiirlll.L/h1m.422,
al-Qaqaaniin al-fiqihiyyah,hlm.96, asy-Syarh ash-Shaghiir, jil.1/hIm.559, al-Muhadzdzab, jil.1/hIm.1.37, Mughniy al-Muhtaaj, jil.l/
hlm.363.
rsLAM lrlrD 2
saia, sedang arah kiblat lebih utama. kepala dan kakinya diratakan dengan tanah
Sedangkan Syafi'i dan Hambali berpen- hingga lurus sejajar. Syafi'i berpendapat, dian-
dapat, dianjurkan memasukkan mayat dari sisi jurkan untuk membuatkan bantal dari tanah,
kedua kakinya jika hal tersebut lebih mudah atau batu, atau sejenisnya untuk kepalanya.
bagi orang lain, lalu diletakkan ke dalam ku- Para ulama sepakat untuk tidak menghampar-
bu4, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu kan sesuatu di bawah jasad. Makruh hukum-
Abbas r.a. bahwa Nabi saw. diletakkan mayat- nya membuatkan alas, bantalan, bahan, baju,
nya dari sisi kepalanya,lse6 karena hal itu lebih ataupun tikar di bawah jasad mayat, seperti
mudah. yang terdapat dalam hadits yang diriwayat-
Selanjutnya, ikatan kain kafan pada ke- kan oleh Umar r.a., ia berkata, "lika kalian tu:
pala dan kedua kaki mayat dilepas, karena bila runkan aku ke dalam lahad, tempelkan pipiku
tetap diikat maka ditakutkan akan tercemar. dengan tanah." Dari Abu Musa, "fangan kalian
Sangat aman bila dikuburkan dengan dibuka buatkan sesuatu antara jasadku dengan tanah
ikatannya terlebih dahulu. Diriwayatkan bah- sesuatu apapun." Berikutnya, dipasang penah-
wa Nabi saw ketika memasukkan Nu'aim bin an di atas lahad, sebagaimana yang diriwayat-
Mas'ud al-Asyja'iy ke dalam kuburnya. Beliau kan oleh Sa'ad bin Abi Waqash, ia berkata,
saw. melepas ikatan-ikatan dengan mulutnya. "Buatkanlah untukku seperti yang kalian buat
Riwayat dari Ibnu Mas'ud dan Samurah bin untuk Rasulullah saw Buatkan batu penahan
fundub iuga seperti ini. untukku! dan tempelkan aku pada tanah."1se7
Kemudian, mayat dihadapkan ke arah kib- Makruh hukumnya meletakkan keramik atau-
lat pada sisi sebelah kanan. pun kayu maka jangan dimasukkan ke dalam
Mayat laki-laki diletakkan oleh beberapa kubur keramih kayu, atau apapun yang telah
orang laki-laki, tanpa ada batasan dalam ium- dibakar.lse8 Sedangkan menurut Hanafi dan
lah tertentu. Orang-orang yang berhak untuk Hambali boleh saja memakai kayu lalu ditu-
menguburkan mayat adalah mereka yang ber- tupi dengan tanah.
hak untuk menshalatinya dari kerabat ter- Dianiurkanbagisetiap orangyangdekatdari
dekat, Sedangkan mayat perempuan maka lubang kubur untuk menebarkan tanah se-
suaminyalah ataupun mahramnya, yaitu orang banyaktiga kali, karena Nabi saw. menebarkan
yang boleh melihatnya ketika masih hidup tanah pada kuburan sebanyak tiga kali juga,""
untuk memasukkannya ke dalam kubur dan Dianjurkan, seperti yang telah kami jelas-
orang yang diperkenankan untuk bepergian kan sebelumnya, agar orang-orang untuk diam
bersamanya. fika tidak ada maka para wanita, sejenak setelah proses penguburan selesai.
jika tidak ada juga maka orang-orang mukmin Mereka berdoa untuk mayat, membacakan
yang shaleh dari kalangan pemuka yang bisa sesuatu kira-kira seperti ukuran menyembe-
menguburkan. lih unta dan dipisahkan dagingnya, seperti
Berikutnya, tangan kanan mayat diben- riwayat Utsman r.a., ia berkata, "Nabi saw. ke-
tangkan di sisi jasadnya. Maliki berpendapat, tika selesai menguburkan mayat, beliau diam
1596
HR Syafi'i dalam kitabnya al-Umm dan Baihaqiyy dengan sanad shahih.
1597
HR Muslim dengan lafadznya,kecuali perkataan (dan tempelkan aku pada tanah)
1598
Ul"-, berpendapat bahwa hal itu termasuk bangunan orang-orang yang berlebihan, sedangkan sesuatu yang mudah terbakar
adalah karena mereka termasuk ahli neraka.
1599
HR Baihaqi dari hadits Amir bin Rabi'ah, sanadnya Dha'if, kecuali karena hadits ini memiliki syahid yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah.
FIQIH ISLA.lvt IILID 2
:
.
iif; ,.*"Jr
':
oa ,",
it .irr UJ) fK'*!
. .t,
tl;;it Adapun jika seseorang meninggal di dalam
1600
HR Ab, Dawud dan Baihaqiy dengan sanad jayyid. (NayIuI Awthaaa jil.a/hlm.89).
L6o1
Al- M oi *, u', 1il.5 /h1m.246.
1602
Al-Mr1
^uul /h\m.246 dan al-Mughniy,jil.2/hIm.563.
jil.5
L603
Ad-Dut al-Mukhtaar wa Rad al-Muhtaar,iil.l/hlm.B36, asy-Syarh al-Kabiir jil.L/h1m.429, asy-Syarh ash-Shaghiir, h1m.579, al-Qa-
waaniin al-fiqihiyyah,hlm.96, al-Majmuu', jil,5/h1m.247, al-Mughniy, iil.2/hlm.500.
FIQLH ISI.AM JILID 2
dipilih oleh mazhab Hanafi, Syafi'i, dan Hambali. meratakan mayat, ia berdoa, "Ya Allah, ia telah
Syafi'i membolehkan penguburan pada waktu menyerahkan keluarga, harta, dan kerabatnya
dimakruhkannya pelaksanaan shalat bagi yang kepada-Mu, sedang dosanya sungguh banyak
tidak bermaksud, sedang iika ada maksud dan maka ampunilah ia!"
sengaj a maka dimakruhkan.l6oa
Adapun dalil yang membolehka untuk e. Talqln pada mayat setelah dlkuburkan
menguburkan mayat pada malam hari, bahwa Dianjurkary menurutSyaf i dan Hambali160e,
Rasulullah saw. pernah menguburkan pada ma- mentalqini mayat setelah dikuburkan. Orang
lam hari, seperti yang disebutkan oleh Ahmad yang membaca talqin duduk di sisi kepala ku-
dari Aisyah. Abu Bakar juga dikuburkan pada buran, lalu dibacakan kepada mayat,
malam hari, seperti disebutkan dalam komen-
tarnya Bukhari pada bab penguburan di malam
o
jf
o7.
\-Le J-*
c z -'
);
,.
V yli ,"nr a,i ;tir $ q
1604
Ad-Dun at-Mukhtaarjil.l/hlm.848, al-Majmuu',jil.5/hlm.259, Mughniy at-Muhtaaj,jil.l/hIm.363, al-Mughniy, jil.2/h1m.555 dan
setelahnya.
1605
Lih"t NoyI ul Awthaar iil.4,/hlm.88. Bukhari memasukkan hadits tentang penguburan Abu Bakar pada akhir kitab al-ianaaiz dalam
bab 'maut yaum al-itsnain' dari hadits Aisyah
1606
HR. Bukhari dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas. Bukhari berkomental Abu Bakar dikuburkan pada malam hari. Hadits yang diri-
wayatkan Abu Dawud dari Jabix, bahwa Nabi saw. menguburkan seorang laki{aki pada malam hari.
1607
Murooqiyol-Faloh,hlm.L}l,Mughniy.al-Muhtaaj,iil.l/hlm.362,al-Mughniy,jil.2/hIm.500, ad-Durral-Mukhtaar,iil.l/h1m.837.
1608
HR At-Ti..idzi, ia berkata, ini hadits hasan gharib. Ibnu Hibban dan al-Hakim menshahihkannya.
r60e
Mughniy al-Muhtaaj, jil.l/h1m.367, Kasysyaf al-Qinaa',iil.2/hlm.Li7, dan al-Mughniy,jil.2/hIm.506.
FIQLH ISLAM IILID 2 Baglan 1: IBADAH
tangnya.1610 Imam Nawawi berkata dalam sesuatu darinya sehingga orang banyak meli-
kitabnya ar-Raudhah, "hadits ini meskipun le- hatnya. fika mayatnya laki-laki maka makruh
mah, tetapi ditunjang oleh bukti-bukti dari ha- untuk memasang penutup, menurut Hambali,
dits yang shahih. Orang-orang iuga terus men- dan tidak boleh dipasang penutup menurut
gamalkannya sejak masa awal dilaksanakan- Maliki dan Hanafi kecuali karena adanya alas-
nya hal ini. Allah SWT berfirman, "den tetaplah an. Sedangkan dalil memberikan penutup bagi
memberi peringatan karena sesungguhnya itu mayat perempuan adalah perbuatan Umaf, Ali,
bermanfaat bagi orang-orang mukmin." ladz- dan sahabat lainnya.1612
dzariyatz 55) seorang hamba sangat membu- Syafi'i menganjurkan untuk memberikan
tuhkan peringatan dalam keadaan seperti ini. penutup secara mutlak ketika proses penu-
Hal yang benat menurutku, adalah pendapat runan jenazah ke lahad meskipun mayatnya
orang-orang yang mengatakan tidak disunnah- laki-laki. Sebab, Rasulullah saw. memberi-
kannya mentalqin. Sebenarnya, kalangan yang kan penutup pada kuburan Sa'ad bin Mu'adz,
menganjurkan untuk mentalqin adalah para karena hal itu bisa lebih menutupi sesuatu
sahabat. Dengan bukti apa yang diriwayatkan yang mungkin dapat terbuka dan seharusnya
dari Rasyid bin Sa'ad, Dhamrah bin Habib, dan wajib untuk ditutupi. Sedangkan untuk mayat
Hakim bin Umar; mereka mengatakan, "Ketika perempuan lebih dianjurkan lagi daripada
mayat sudah selesai di kubur, dan orang-orang lainnya.1613
sudah meninggalkannya, mereka menganjur-
kan untuk mengatakan kepada mayat di ma- g. Mengluburkan dengan menggunakan
kamnya, "Fulan, katakanlah 'tiada tuhan selain peti atau kotak
AIlah dan aku bersaksi tiada tuhan selain Allah' Menguburkan dengan peti adalah kebiasa-
sebanyak tiga kali. Fulan, katakanlah Allah an yang dilakukan oleh umat Nasrani ketika
Tuhanku, Islam agamaku, dan Muhammad mengubur orang yang meninggal di kalangan
Nabiku, lalu mereka p€rgi."rorr mereka, sedang umat Islam melakukannya da-
Kita mengetahui bahwa yang disunnah- lam keadaan tertentu saja, sebagaimana akan
kan menurut Hanafi dan Maliki adalah untuk dijelaskan dalam pendapat ulama berikut ini.1614
mentalqini dua kalimat syahadat pada orang Hanafi berpendapat, boleh saja menggu-
yang sedang sekarat dan bukan setelah mayat nakan peti meskipun terbuat dari batu atau
itu dikuburkan. besi untuk mayat ketika dibutuhkan seperti
.ketika kondisi tanah kubur yang gembur dan
f. Menutupi kuburan basah, atau untuk mayat di laut, atau untuk
Tidak ada perbedaan di antara ahli fiqih mayat perempuan secara mutlah dan disun-
akan dianjurkannya menutupi kuburan mayat nahkan untuk dihamparkan tanah di dalam
perempuan dengan kain, karena perempuan peti tersebut.
adalah aurat maka tidak layak bila terlihat Maliki berpendapat, lebih baik untuk ti-
1610
HR Tabrani dalam kitabnya al-Kabiir. al-Haitsamiy berkata dalam (Majma' ar-Rawaaid,jil.3/hlm.a3) dalam jalur sanadnya ada
sekelompok orang yang tidak dikerahui.
1611
HR S"'id bin Mansur dalam Sunannya. (Naytul Awthaaa jil.4/hlm.89J.
1672
Al-Mughniy,jil.2/hIm.500, asy-syarh ash-shaghiir, iiLt /hIm.553, ad-Durr al-Mukhtaar, jil.t/hlm.B31.
1613
Mughniy ol-Muhtaaj, iil.t / htm.362.
r6L4
Ad'Dur ol-Mukhtaar, iil.1. /hlm.B36, asy-Syarh ash-Shaghiir,jil.l/hlm.560, M ughniy at-Muhtaay, jil.1/hlm.363 , aI-Muhadzdzab, iil.t/
hlm.1 37, al-Mughniy, jil.2/h1m.503.
FrqH ISTAM |ILID 2
dak menguburkan dengan menggunakan peti, kenikmatan dan siksa untuk badan saja bukan
tetapi dianiurkan untuk menutup liang lahad ruh.
dengan batu bata mentah, papan kayu, ubin Terdapat atsar-atsar yang menjelaskan
(batu yang dibentuk), dan batu bata lalu tanah bahwa mayat mengetahui keadaan keluarga
dicampur dengan air untuk merapatkannya. dan temannya di dunia. Itu terjadi dengan di-
Syafi'i berpendapat, makruh hukumnya tampakkan kepadanya. Ada juga atsar yang
menguburkan mayat dengan menggunakan menyebutkan bahwa mayat bisa melihat juga,
peti, kecuali pada tanah yang gembur atau ba- ia bisa mengetahui apa saja yang dilakukan
sah, atau karena mayat hangus terbakar yang kepadanya, bisa merasa gembira bila berupa
tidak mungkin jenazahnya tersebut akan ber- kebaikan dan merasa terluka bila berupa ke-
satu kecuali dengan peti, atau mayat wanita burukan.
yang tidak memiliki muhrim agar orang lain Mayat mengetahui orang yang menziara-
non-muhrim tidak dapat menyentuhnya ke- hinya di hari fumat sebelum terbitnya ma-
tika dikuburkan. tahari. Waktu ini sangat disarankan dan dapat
Hambali berpendapat, tidak dianjurkan memberikan kebaikan, dan dapat merasa ter-
menguburkan mayat dengan peti, karena tidak ganggu dengan perbuatan munkar yang di-
pernah diriwayatkan dari Nabi saw atau para lakukan di tempatnla(ots
sahabat tentang hal tersebut. Itu juga menye- Adapun hukum ziarah kubur, ulama
rupai orang yang menyukai dunia, sedangkan fiqih memiliki dua pendapat,1616 khusus untuk
bumi lebih cepat menyerap kotoran-kotoran- kaum wanita. Sedangkan untuk kaum laki-laki
nya. maka tidak ada pertentangan di antara ulama
tentang bolehnya berziarah kubur.
8. Ziarah kubur
Pendapat Ahli Sunnah, bahwa ruh yaitu a. Pendapat mazhab Hanaff
jiwa yang yang dapat berbicara yang mampu Dianjurkan bagi kaum laki-laki dan perem-
untuk menj elaskan, memahami obj ek pembica- puan, menurut pendapat yang paling shahih,
raan, tidak musnah karena musnahnya iasad' Ia untuk berziarah kubur, sebagaimana yang diri-
adalah unsur inti, bukan esensi. Ruh-ruh orang wayatkan oleh lbnu Abi Syaibah bahwa "Rasu-
yang sudah meninggal itu berkumpul,lalu yang lullah saw., mendatangi makam syuhada Uhud,
berada di atas bisa turun ke bawah dan tidak setiap awal tahun, seraya bersabda,
sebaliknya. Menurut umat pendahulu dan para
pemukanya, bahwa siksa dan kenikmatan di-
rasakan oleh ruh dan badan mayat. Ruh tetap "Keselamatan bagi kalian atas kesabaran
kekal setelah terpisah dari badan yang merasa- kal i a n, sung g u h s eb a te mp a t ti ng g al
a ik- b a ikny
kan kenikmatan atau siksaan, kadang juga ber- terakhir!'Rasulullah saw. juga keluar menuju
satu dengan badan sehingga merasakan juga Baqi' untuk menziarahi orang yang sudah me-
kenikmatan dan siksaan. ninggal, seraya bersabda,
Ada pendapatlain dariAhlus Sunnah bahwa , . o
,u oL.u\ Py
o/ / c o, c/ / /
'r?j;;;ui
^
"1r ,\'
L615
L6r6
Koryryo| ot- Qinaa', iil.2 /hlm. L90 dan setelahnya.
'e
Ad-Du7 al-Mukhtaar wa Radd al-Muhtaar, jil.1/h1m.843 dan setelahnya,Muraaqiy al-Falah, hIm.103, asy-Syarh al-Kabiin iil.l/
hlm.4\Z, ary-Syarh ash-Shaghiir,iil.l/h1m.563, Syarh ar-Risalah, jil.L/h1m.288, Mughniy al'Muhtaai,iil.l/h1m.364-365, al'Mughniy,
iil.2/h1m.564,565, 570, Kasysyaf al-Qinaa',lll.2/h1m.164,173 dan setelahnya'
ISTAM IrLrD 2
1617
HR Muslim dari Abu Buraidah. Diriwayatkan juga oleh para pemilik Sunan kecuali At-Tirmidzi dengan sanad shahih. Muslim
meriwayatkan dalam kitab Shahihnya dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, "Rasulullah saw. menziarahi makam ibunya, lalu beliau
menangis dan menangis pula orang yang di sekitarnya. Lantas beliau bersabda, "aku telah memohan ampunan kepada Allah SWT
untuknya, tetapi Allah tidak mengizinkannya, lalu aku meminta izin untuk menziarahi makamnya, Allah pun mengizinkannya maka
, ziarahilah kubu4, karena sesungguhnya ziarah kubur dapat mengingatkan kalian akan kematian."
1618
Disebutkan dalam al-Bahr al-Raaiq, dan riwayat al-Zaylaa'iy,"bagi orang yang membacakan untuk mayat, lebih banyak pahalanya
- dari pada orang yang meninggal,"secara dzahir hadits ini Dha'if.
1619
HR Ah-rd, Abu Dawud, Ibnu Hibban, dan al-Hakim dari Ma'qal bin Yassaar; dan hadits ini hasan.
FIQLH IStAivt IIIID 2
ilri
o
1525
HR Bukh"ri dan Muslim dari Ummu salamah, dan dari Ummu Habibah binti Abu Suffan. (Naytul Awthaar, jil.6/h1m.292).
rsrAM JrLrD 2
Dalil dianjurkannya ta'ziyah dari beberapa "Tidah yang aku larang itu adalah ratapan
hadits. Di antaranya, yang berlebihan.'162e Dalam.Shah ih Bukhari dan
1626
HR. At-Ti.-idzi dan Ibnu Majah. At-Tirmidzi berkomeniar, hadits ini gharib. Ibnu fauziy berkomental hadits ini Maudlu.
1627
HR.lbnu Majah.
1628
Ad-Drt ol-Mukhtaar jil.t/hIm.841, asy-Sya rh ash-Shaghiir,iil.l/hIm.566, 5 79,asy-Syarh al-Kabiir,jil.l/hlm.4Ll, Mughniy al-Muhta-
jil.1/hIm.355 dan setelahnya,al-MuhadzdzaD, iil.1/hlm.139,aI-Mughniy,iil.2/h1m.545-547, Kasysyaf al-Qinaa', jil.2/hlm.188 dan
a7,
setelahnya, dan al- Maj muu, iil.S /hlm.27 6-280.
1529
HR. At-Ti..idzi. hadits ini hasan dan diriwayatkan melalui maknanya saia dalam kitab Shahihnya Bukhari dan Muslim, dari riwayat
selain fabir.
1530
HR. Bukhari dan Muslim dari Umax, dan dari Aisyah bahwa ibnu Umarberkata, ;;tr *_Jk i)
"mayat disiksa oleh tangisan orang yang hidup," lalu dibantah oleh ayat "dan tidaklah kalian menanggung dosa orang lain." (al-
An'am: 164).
Baglan 1: IBADAH FIqLH ISLAM ]ILID 2
.-xjr
)'
'i',i;i
l.)L e. J
(1
2Wu-'tt duitj [duhai
punggung yang
gunung!),
patah!),
i^*
atir:ri (ooh..
dan semisalnya, ber-
$:, ur 6" dasarkan hadits,
I
"Jika kelak aku mati maka ratapilah sebab
aku adalah keluarganya
itit : :J.*i<su i&
l'
-i .* €u
Jtj )t ,Lui 'F )i ,ir';;rj
zt i' '//.
Robeklah pakaian, wahai engkau putri oKJL q t.l .o
yang potuh
Adapun mayat yang ditangisi dan diratapi
i3 ti(il utyti
oleh keluarganya adanya wasiat maka ia tidak "Siapa yang meninggal lalu orang menan-
akan disiksa karena sebab tangisan dan ratap- gisinya dan mengatakan, duhai gunung! Duhai
an mereka itu, sebagaimana firman Allah SW[, sandaranku! atau semisalnya, kecuali Allah
"dan seseorang tidak akan memikul beban dosa akan mewakilkan dua malaikat untuk memu-
orang lain." fal-An'am: 164) kuli dada mayat sambil berkata, beginikah
Tidak mengapa, seperti yang dikatakan yang dulu kamu lakukan?"1632 Itu pun jika
o,leh Hanafi, meratapi mayat dengan syair atau mayat mewasiatkan seperti yang disebutkan
lainnya. Akan tetapi, makruh hukumnya bila atau ia orang kafir.
berlebihan dalam memujinya, apalagi di sam- Adapun al-Nauh, yaitu meninggikan suara
ping jenazahnya, berdasarkan hadits, dengan menyebut kebaikan-kebaikan mayat,
1631
Mrkrud ucapan mereka itu adalah memohon ampunan, "fulan, dan katakan kepada mereka,'tetaplah dengan menyebut nama
bapakmu, dan iangan memberi iulukan dengan selainnya." HR. Ahmad, Nasaa'i, Ibnu Hibban, dari Ubai bin Ka'ab. (Kasyf al-Khifa',
iit.z/htm.332).
1632
HR At-Ti.-idzi. Ia mengatakan bahwa hadits ini hasan.
1633
HR Muslim.
1634
HR Ahmad dan Abu Dawud, dari Abu Sa'id, hadits ini shahih
ISLAM 2
'ILID
suara dengan berlebihan menangis maka hal qmpunan dan rahmat dari tuhannya, dan me-
demikian haram hukumnya, berdasarkan khq- reka itulah orang-orang yang mendapatpetun-
bar Bukhari dan Muslim, juk." (al-Baqarah: 155-157).
-
Disunnahkan juga bagi orang yang tertim-
G;')ipt",F:ir:,o.Jlt+? aL A pa musibah untuk beristirjal yait[ mengucap-
yat"i*,
o'
kan,"inne lillahi wa inna ilaihi raaji'un" (yaitu,
kami adalah hamba-Nya. Ia melakukan kepada
"Bukanlah termasuk golongan kami orang kami apa yang Ia kehendaki, dan kami yakin
yang memukuli pipi, merobek-robek baju, dan dengan hari kebangkitan dan pembalasan atas
menyeru dengan seruan fahiliyahJ' Dalam.Sha- segala amal yang telah kami lakukan), dan
hih Bukhari dan Muslim juga disebutkan,
r4
4il
t:'F a.
4|,c?) q. a.;i #i
"Bahwa Rasulullah saw. terlepas dari wani-
w
"Ya Allah, berikanlah aku pahala atas mu-
ta berteriak ketika mendapat musibah, wanita
yang memotong rambutnya ketika mendapat sibah yang menimpaku ini! Gantikanlah un-
musibah, dan wanita yang merobek-robek pa- tukku yang lebih baik darinya!" Lalu shalat dua
kaiannya." rakaat, seperti yang dilakukan oleh Ibnu Abbas
r.a., lantas membaca, " dan mohonlah p ertolong'
c Apa yang Seharusnya Dllakukan Orang an (kepada Allah) dengan sabar dan shalat."
yang Tertimpa Musibah dan Pahala (al-Baqarah: 45) Hudzaifah berkata,
untuk Sabar Terhadap Musibahl63s
Hendaknya bagi orangyangtertimpa musi- ;; r\:i z.; s1,w *tt ots
bah untuk memohon pertolongan kepada Allah "Nabi saw. ketika tertimpa musibah be-
SWT dan bersabar atas apa yang menimpanya. liau bersabar.Dl636 Muslim meriwayatkan dari
Bentuk kepatuhannya dalam memohon perto- Ummu Salamah dengan sanad marfit',
longan melalui sabar dan shalat, serta yakin "f ika kalian tertimpa sakitatau adayang me-
akan janji Allah terhadap orang-orang yang ninggal maka katakanlah hal yang baik, karena
bersabar. malaikat mengamini apa yang kalian ucapkan."
Allah SWT berfirman, Kemudian, ketika Abu Salamah wafat, Rasu-
"Dan sampaikanlah kabar gembira kepada lullah saw bersabda,
orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang :,.. o-oi, '4
4).2> 1.'-, .o L.rt-PlJr
yang apabila ditimpa musibah mereka berkata
1e-09
. s,-,- c,'+t"#i,a;
"innaa lillahi wa innao ilaihi rooji'un." Sesung- "Katakanlah,'Ya Allah, ampuniloh aku dan
guhnya kami milik Allah dan kepoda-Nyalah dia (Abu Salamah)! gantikanlah untukku peng-
kami kembali. Mereka itulahyang memperoleh ganti yang fuqil<tDrost
r53S
Ad-Dur al-Mukhtaan jil.1/h1m.841, asy-Syarh ash-Shaghiir, jil.1/h1m.561, al-Majmuu', jil.S/h1m.274, Kasysyaf at'Qinaa', jil.Z/
hIm.187.
1636
HR Ah*"d dan Abu Dawud. perkara menimpanya, tertimpa atau tertekan.
1537
HR Muslim dalam kitab Shahihnya dari Ummu Salamah r.a., ia berkata, "saya mendengar Rasulullah saw. bersabd4
* j i_ici,5s t;t;1*iiir:4'nti;ii1\-''; :l+ir 41q;.ii;ljllti,l*t,4yt6niy,'Jfr'*44 *:r.(,i;* )'l-'-=
i:-, a t; g'nt -]Jlt, g i' i; ;.7 G .-$
lnt
"Tidaklah orang yang tertimpa musibah lalu mengucapkan 'sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali.
BaEIan tr: IBADAH IStAtvt JILID 2
Disunnahkan bagi orang yang tertimpa 'Allah SWT berfirman, 'Tidaklah ada pa-
musibah untuk bersabar. Sabar itu sendiri hala untuk hamba-Ku yang mukmin ketika aku
adalah menahan, Allah SWT berfirman, "Maka mencabutnyawa orangyang terkasihinya di du-
bersabarlah kalian sesungguhnya Allah ber- nia,lalu ia bersaban kecuali surga untuknya."
sama orang-orang yang sqber." fal-Anfal: 46) Terdapat riwayat dalam kiab Shahrh Bu}*rari
Rasulullah saw. bersabda, dan Muslim, dari Usamah bin Zaid r.a., ia ber-
kata, "Suatu ketika, salah seorang putri Nabi
;V saw. mengirim utusan kepada beliau untuk me-
" Sabar adalah cahaya.'4638 manggil dan mengabarkan kepadanya bahwa
Dalam kesabaran atas meninggalnya anak anaknya [cucu Rasulullah) telahmeninggal,lalu
ada pahala yang besa4, seperti yang terdapat Rasulullah saw. bersabda kepada utusan itu,
dalam khaban diantaranya yang terdapat
dalam Shahih Bukhari dan Muslim, bahwa Ra- ,lq J;i Y {i,;iu ar,ii 6;b,e;d:
sulullah saw. bersabda, ,;;i;;i 6'#, ;u J*ur:*. :e
l;:t e*x ;;:Att y'!.Jn't "Kembalilah dan beri tahu bahwa'^nO
berhak mengambil dan berhak pula memberi.
#)t *''yt,[ati^% Segala sesuatu di sisi-Nya sesuai dengan teng-
"Tidaklah ,roiong uurii^ iang ditinggal g at w aktu y ang telah ditentukan m aka j alanilah
mati oleh ketiga anaknya akan tersentuh oleh dan b ar untuk mendap atkan p ahala !' L63e
ers ab
api neraka kecuali hanya selama diucapkannya Pahala bagi orang yang tertimpa musibah,
sumpah," merujuk pula pada firman Allah SWT, bersabar atas musibahnya bukan terhadap mu-
" dan tidak ada seorangpun di antara kamu yang sibah itu sendiri, karena musibah itu tidak
tidak mendatanginya (neraka)." (Maryam: 7 1) memiliki pahala dan musibah bukan dari per-
maksud yang benar adalah melewati 'shiroth' buatan hamba dan bukan atas kemampuannya
(jembatan). maka ia akan diberi pahala dari upaya yang
Bukhari men-takhrij bahwa Rasulullah saw. dilakukannya, dan bersabar untuk menerima
pernah bersabda, dan menjalankannya. Ini adalah ulama mazhab
I j Hambali dan al-'lz bin Abdu Salam.
); :y aFt q# u 'JG nr Jr4
o o r? ', -'
"" Ridha terhadap ketetapan dan takdir Allah
'\t
-ct'; n:ut ,yi U
SWT itu di atas kesabaran itu sendiri, karena
itu wajib ridha kepada Allah SWT.
Imam Syafi'i menjelaskan, bahwa setiap
berilah pahala pada musibahku, dan gantikan aku yang lebih baik darinya, kecuali Allah akan memberikan pahala atas
Ya Allah,
musibahnya itu dan digantikan yang lebih baik darinya. Lantas, Ummu Salamah berkata, "ketika Abu Salamah meninggal, aku
mengucapkan apa yang diperintahkan Rasulullah saw. kepadaku dan Allah menggantikan yang lebih baik darinya, yaitu Rasulullah
saw."
1538
HR. Muslim dari hadits Abu Malik al-Haarits bin Ashim al-Asy'ariy r.a. dengan teks, "suci sebagian dari iman."
1639
HR. At-Ti.midzi dari Abu Musa, bahwa Rasulullah saw. bersabda,
,At 46 &i;,'|t.,'lfi;s?,i !+,i'iri; rv"{ issy,i4 ,;t ,:'ib il;tii; i)i ,'ti ,A iji **;-, #,^1r.-tt j*':t, iu,,i,:t'i, -v s1
J:At i;:i'rLi
")ika anak dari seseorang meninggal, Allah SWT akan berfirman kepada malaikat-Nya, "Sudah kalian cabut nyawa anak hamba-Ku
itu?" para malaikat menjawab, "ya, sudah." Allah berfirman lagi, "Sudah kalian cabut nyawa buah hatinya?" Malaikat menjawab,
"Ya, sudah." Allah bertanya, 'Apa yang dikatakan oleh hamba-Ku itu?" malaikat menjawab, "Maha Suci Engkau, dan ia beristiria"'
lalu Allah berfirman, "Bangunkanlah oleh kalian untuk hamba-Ku ini sebuah rumah di surga, dan berilah nama, 'rumah al-Hamd'i'
At-Tirmidzi berkomenta4 hadits ini hasan gharib.
ISLAM IILID 2
orang yang gila dan orang sakit yang cedera mayat16a0untuk membuatkan makanan untuk
otaknya, mereka mendapat pahala, dihapus- keluarga mayat, seperti diriwayatkan ketika
kan dosanya dengan sakitnya itu. Ganjaran itu |a'far bin Abi Thalib r:a. terbunuh, Nabi saw. ber-
didapat karena hilangnya akal yang seharus- sabda
nya ada yang membuat ia tidak mampu meng-
gunakan kesabarannya. Pendapat ini dikuat-
yi S;t; fr {y
^1cL
* llt-..-,t
kan oleh khabar yang terdapat dalam Shahih ;bfru
Bukhari dan Muslim,
,: ,i t t .
. "BuatkanlahmakananuntukkeluargaJa'far,
r1orf,
-*S );-..,;-y"
i,,.
j
q. Pt '-a- V karena mereka sedang tertimpa perkara yang
'ra menyibukkannye:'8e6 Hendaknya'juga diutus
o; ,? Y; .eri \i o; Y; e \)-,ii
^o
orang yang membantu agar terobati hati me-
iqL; Ua,'ti
';; \tqo.s'e, reka. Mungkin saja mereka tersibukkan dengan
musibah yang menimpa mereka, sedang bagi
"Tidak ada musibah yang menimpa se- orang yang mendatangi mereka untuk menye-
orang Muslim- -kesusahan--dan kepayahan- -sakit diakan makanan mereka sendiri, serta hendak-
--tidak pula kegundahan, kesedihan, rasa sakit, nya makanan yang diberikan dapat menge-
ataupun kepedihan sampai duri yang menu- nyangkan mereka sehari semalam.
suknya sekalipun kecuali Allah akan mengha- Adapun jika keluarga yang berduka mem-
puskan dosa-dosanya karenanya." Iuga hadits buatkan makanan untuk para tamu maka hal
shahih, ini makruh dan bid'ah karena tidak ada dalil-
ots r; JL',; .s 7* ,i i,;t ;1 tiy nya. Hal tersebut hanya akan menambah berat
musibah dan kesibukan mereka, dan mirip se-
.t:Ji t:*; il--J.l perti apa yang dilakukan oleh orang fahiliyah.
Terlebih lagi jika ahli warisnya itu masih kecil,
"Jika seorang hamba ,oUr, orourur'U"'-
belum dewasamakaharamhukumnyamenyiap-
pergian maka Allah akan mencatat untuknya
kan dan menyediakan makanan untuk para
seperti apayang dilakukan oleh orang yang ke-
tamu. farir bin Abdullah berkata, "Kami meni-
adaan sehat dan tidak bepergian!'
lai berkumpulnya orang-orang di rumah orang
Siapa yang tertimpa musibah dan bersabar
yang sedangtertimpa musibah, kemudian tuan
maka ia akan mendapat dua pahala; pahala
rumah menyiapkan makanan untuk para tamu
atas musibahnya itu sendiri dan pahala bagi
itu, sama statusnya seperti meratap."
kesabarannya. Sedangkan siapa yang kehilang-
Sedangkan jika memang dibutuhkan un-
an kesabarannya, jika karena sebab tertentu
tuk melakukan hal tersebut maka boleh saja,
seperti gila atau hal lain, tidaklah sampai pada-
karena mungkin akan ada tamu yang datang
nya dua pahala tersebut.
dari kampung dan tempat yang sangat jauh,
lalu mereka menginap bersama keluarga duka
d. Bertamu ke Rumah Duka dan Membuat-
kan Makanin Untuk Mereka sehingga tidaklah mungkin bagi tuan rumah
untuk tidak menyambut mereka.
Dianj urkan bagi kerabat dekat dan tetangga
1640
Fathrl Qaadin iil.t/h1m.473, ad-Durr al-Mukhtaan jil.1/h1m.841, as-Syarh ash-Shaghiir,jil.l/h1m.551, al-Majmuu', iil.5/hlm.285
dan yang setelahnya, al-Muhadzdzab, jil.L/hlm.L40, al-Mughniy,iil.2/h1m.550, Syarh ar-Risaalah,iil.l/hIm.289.
1641
HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan lbnu Majah iuga dari periwayatan Asma' binti 'Umais. Ja'far terbunuh pada perang Mu'tah, tahun
kedelapan Hijriyah di bulan fumadil Awal.
Baglan 1: IBADAH rsLAM IILID 2
e. Bacaan Untuk Mayat dan Mengfiadlalt dan tidak mampu lagi untuk berlama-lama
kan Pahala UntuknYa dalam perialanan, apakah aku boleh menu-
Dalam hal ini terdapat beberapa masalah naikan haji untuknya?" Rasul meniawab,
di antara ahli fiqih, yaitu sebagai berikut.16a2
1. lJlama sepakat bahwa doa dan istigfar mem-
,ir J;t iri J; i'e i *i'i
t.1
beri manfaat buat maYat misalnYa, .pl
),. ,c'i
atll ,-,-Jl ,',So ,i :t)ti ti*s
. o r, o7
'^;;)t'lti ,{'t'bt "dl P-ol
"Ya Allah, ampunilah dia dan berikan "fika ayahmu memiliki utang, apakah
rahmat kepadanya!" termasuk juga sede- kamu akan membayarkannya?" Wanita itu
kah, menunaikan kewajiban ibadah badan- menjawab,'Ya." Rasul lanjutbersabd a," Kalau
harta yang dapat diwakilkan seperti haii, begitu, agama Allah itu iauh lebih berhak
berdasarkan firman Allah S\MT, "dan orang- untuk ditunaikan.'l544 Rasulullah juga ber-
orang yang datang sesudah mereka (mu' sabda kepada orang yang bertanya ke-
hajirin dan anshar), mereka berdoa, "ya padanya,
lr t*t Uc ;i ity
Tuhan kami ampunilah kami dan saudara- t t1'1 o' .ra
saudara kami yang yang telah beriman ?-r,vt c)p
terlebih dahulu." [al'Has,yr: 10) firman
Allah SWT lainnya, "dan mohonlah am'
)'i,le i,*
punan atas dosamu dan atas dosa orang' "lbuku telah meninggal dan ia masih
orang mukmin, laki-laki dan perempuan." memiliki hutang puasa satu bulan, apakah
(Muhammad: 19) Nabi saw. juga pernah aku boleh berpuasa untuknya?" beliau
berdoa untuk Abu Salamah ketika ia wa- meniawab, "Ya,"
fat dan untuk mayat yang beliau shalati Ibnu Qudamah berkata, ini adalah ha-
dalam hadits Auf bin Malik serta untuk dits shahih. Di dalamnyaterdapatpetunjuk
setiap mayat yang beliau pernah shalati. bahwa orang yang telah meninggal men-
Suatu ketika, seorang laki-laki bertanya dapat manfaat atas segala ibadah, karena
kepada Rasulullah saw., puasa, doa, dan istigfar merupakan ibadah
1642
Ad-Dr* ol-Mukhtaar wa Radd al-Muhtaaa jil.1/hlm.B44 dan yang setelahnya, Fathul Qadir, iil.L/h1m.473, Syarh ar-Risaalah, iil.l /
h1m.289, asy-Syarh al-Kabiiritl.l/hlm.433,asy-Syarh ash-Shaghiixjil.l/hlm.568, 5 B0,Mughniy al'Muhtaaj'iil.3 /hlm.69'70,a\'Mugh-
niy, iil.Z/hlm.566-57O, Kasyasyaf at-Qianu',iil.2/hlm.l9]., al'Muhadzdzob'iil'l/hlm'464'
1643
HR Abu Dawud dari Sa ad bin Ubadah
1644
HR Ah-"d dan Nasaa'i dari Abdullah bin az-Zubair. (Naylul Awthaar,iil.4/hlm.?85 dan setelahnya).
FrqLH rsLAM IrLID 2
mayatiika dibacakan di kuburnya atau ber- kontemporer dari mazhab Maliki membo-
doa kepadanya usai membaca Al-Qur'an lehkan membaca Al-Qur'an, berdziki4, dan
meskipun orang itu telah tiada, karena tem- melimpahkan pahala untuk orangyang me-
pat membacaAl-Qur'an diturunkan rahmat ninggal. Ia juga tetap mendapatkan pahala-
dan berkah, sedangkan doa usai membaca nya. Insya Allah.
Al-Qur'an dapat diharapkan akan dikabul- Sedangkan Syafi'i berpendapat, pen-
kan. dapat yang masyhur bahwa mayat tidak
Kedua: Adapun pendapat ulama ter- bisa mengambil manfaat dari pahala yang
dahulu mazhab Maliki dan pendapat yang dilakukan oleh orang lain, seperti halnya
masyhur pertama-tama dari mazhab Syafi'i shalat untuknya baik qadha' atau lainnya,
berpendapat tidak sampainya pahala iba- dan bacaan Al-Qur'an. Sedangkan ulama
dah badan murni untuk selain orang yang kontemporer dari mazhab Syafi'i menyata-
mengerjakannya. kan sampainya pahala bacaan Al-Qur'an
Hanafi mengatakan, pendapat yang me- pada mayat, seperti al-Fatihah atau lain-
rekapilihadalah tidakmakruhnyabilapara nya. Mayat juga mendapatkan pahala dari
pembaca Al-Qur'an duduk di makam. Me- perbuatan yang dilakukan orang lain. Apa
reka juga mengatakan dalam bab haii un- saja yang dianggap baik oleh umat Islam
tuk orang lain, seseorang boleh saja me- maka akan baik pula di sisi Allah SWT. Di-
limpahkan pahalanya untuk orang lain, mana disebutkan bahwa al-Fatihah saja
baik shalat yang ia lakukan, atau puasa, se- bermanfaat bagi orang hidup yang ter-
dekah, atau lainnya. Disamping hal terse- sengat kalajengking Nabi saw. juga mene-
but sama sekali tidak mengurangi sedikit- tapkan hal tersebut dengan sabdanya,
pun pahala orang yang melaksanakannya.
Hambali mengatakan, dibolehkan mem- . eqat*rtc,
baca Al-Qur'an di makam, berdasarkan ha- 'Apakah kamu tahu bahwa itu juga ter-
dits sebelumnya, "Siapa yang memasuki masuk ruqyah?' maka bermanfaat untuk
areal pemakaman hendaknya ia membaca orangyangtelah meninggal itu lebih utama.
su r a h Ya a si in, s e mo g a All ah m e mb e ri ke ri ng - Dengan demikian, mazhab Syafi'i kon-
anan kepada penghuninya pada soat itu, temporer berpendapat sama seperti tiga
dan baginya juga pahala sebanyak orang imam mazhab yang lainnya, bahwa pahala
yang ada di pemakaman tersebut," don ha- bacaan Al-Qur'an sampai kepada mayat.
dits lainnya, "Siapayang menziarahi kubur As-Subki berkata, orang yang berdalil
kedua orang tuanya, lalu ia membacakan dengan beristinbath bahwa sebagian Al-
surah Yaasiin untuk mereka maka ia akan Qur'an bermanfaat bagi mayat dan dapat
diampuni dosanya !' r6as meringankannya maka itu dapat berman-
Maliki berpendapat, makruh hukum- faat. Karena, disebutkan bahwa al-Fatihah
nya membacakan AI-Qur'an pada mayat saja bila dituiukan oleh pembacanya un-
setelah kematiannya dan di atas kuburan- tuk menyembuhkan orang yang terseng-
nya, karena hal tersebut tidak dilakukan at dapat bermanfaat. Nabi saw. sendiri
oleh ulama terdahulu. Akan tetapi, ulama menetapkannya dengan sabdanya,'Apa-
1545
K"du" hadits tersebut Dha'if; yang pertama lebih Dha'if dari yang kedua, sebagaimana imam as-Suyuthiy mengisyaratkan dalam
kitab lami'nya
FIQIH ISLAM IILID 2
kah kamu tahu bahwa itu iuga termasuk pan dan keabadian bagi para syuhada. Allah
ruqyah?'fika bacaan al-Fatihah bisa ber- mengampuni segala dosa-dosa mereka kecuali
manfaat untuk orang yang masih hidup utang )xang berhubungan dengan hak-hak materi
untuk tujuan tertentu maka bagi orang manusia. Allah SWT juga para syuhada di posisi
yang sudah meninggal lebih bermanfaat mulia tinggi di surga bersama para nabi dan rasul
lagi. Qadhi Husein membolehkan menye' seperti yang disinyalir oleh teks-teks agama.
wa orang untuk membacakan Al-Qur'an di Allah berfirman,
samping kuburan mayat. Ibnu Shalah ber- "Janganlah kamu mengira bahwa orang-
pendapat, selayaknya untuk mengucap- orong yang gugur di jalan Allah itu mati; bah'
kan, "Ya Allah, sampaikanlah pahala dari kan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan
apa yang telah kami baca untuk si fulani' mendapatrezeki. Mereka dalam keadaan gem-
maka yang demikian itu termasuk doa. Ti- bira disebabkan karunia Allah yang diberikan'
dak ada bedanya dalam hal ini antara iauh Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati
ataupun dekat, karena boleh saja mayat terhadap orang-orang yang masih tinggal di
mendapatkan apa yang berhak untuknya. belakang yang belum menyusul mereka, bahwa
Hal ini tidakterbatas padabacaan Al'Qur'an tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
saja, tetapi berlaku pada semua amal per- tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka ber'
buatan. girang hati dengan nikmat dan karunia yang
besar dari Allah, danbahwa Allah tidakmenyia'
4. SYAHID DI IAIAN ALIAH nyiakan pahala orang-orang yang beriman."
Pembahasan ini berbicara tenang keutama' (Ali Imran:169-17l)
an syahid di jalanAllah, definisi syahid, hukum-
fuga riwayat dari Masruq r.a., ia berkata,
nya, dan para syahid selain dalam peperangan.
'Abdullah bertanya tentang maksud ayat ini,
'Janganlah kamu mengira bahwa orang'orang
a. Keutamaan Syahld dl Jalan Allah SWT
yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan me'
Pengorbanan dengan iiwa adalah tingkat-
reka itu hidup di sisi Tfuhannya dengan mendapat
an ikhlas dan berkorban tertinggi demi mem-
rezeki?" lalu ia meniawab, 'Aku sendiri pernah
bela prinsip dan kepercayaan, bukti paling ju-
bertanya kepada Rasulullah saw. tentang hal
jur akan bersihnya keimanan, dan jalan abadi
ini, lalu beliau menjawab,
menuju surga Allah SWT dan mencapai ke- $.1 ,t
j'e e *:;e#5;r
menangan dengan mendapatkan ridha Allah
SWT. Umat atau masyarakat di setiap zaman
sangat membutuhkan pengorbanan banyak
Aln-,A
,5;b
";
n!.'o ,,:
g ocu
'l o.
e43
o
1546
HR. Muslim dan At-Tirmidzi dan selain dari keduanya,(at-TarghitbwatTarhiib, jil.2/h1m.326 dan setelahnya).
FIQLH ISLAM 2
'IIID
Maksudnya adalah Allah SWT menghidup- s. I I c zo.
lln'^"" Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi dari Anas r.a. (ibid, jil.2/hIm.310 dan setelahnyaJ.
11*1 Hn.Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah (ibidl.
tt1? r*.Muslim
dari Abdullah bin Amr bin al-Ash (ibid).
1650
Ad-Durc ol-Mukhtaar,iil.L/hlm.848, al-Lubaab, jil.t/htm.L3S, Mughniy al-Muhtaaj, jil.1/hlm.3S0.
FIqLH ISTAM )ILID 2
atau dipindahkan dari tempat peperangan atau keluar dari peperangan dalam kondisi
dalam keadaan hidup, yaitu masih berakal. hidup dengan musuh tidak sempat melukai-
Adapun orang yang terbunuh karena ter- nya lalu ia meninggal maka mereka dimandi-
kena hukum had atau qishosh, ia tetap diman- kan dan dishalatkan, menurut pendapat yang
dikan dan dishalati karena ia tidak terbunuh masyhur. Sebagaimana halnya orang yang ter-
secara zalim melainkan terbunuh karena ke- bunuh dalam peperangan membunuh orang-
benaran. Adapun orang yang terbunuh dari ke- orang Muslim maka ia tetap dimandikan dan
lompok pemberontak dan begal maka ia tidak dishalatkan. Begitu juga orang yang junub, ia
harus dimandikan dan dishalati. dimandikan.
Dengan begitu, jelaslah bahwa syarat un- Sedangkan Syafi'i berpendapat,l6sz orang
tuk mendapatkan gelar syahid itu menurut yang mati syahid itu adalah seorang Muslim
mereka adalah Islam, berakal, baligh, suci dari yang meninggal dalam perjuangan melawan
hadats besa[ dan meninggal akibatluka dalam orang kafir dengan salah satu sebab meme-
peperangan. rangi mereka sebelum peperangan selesai, se-
Setiap orang yang terbunuh dalam pepe- perti orang kafir berhasil membunuhnya, atau
rangan melawan musuh, terbunuh secara za- ia terluka oleh senjata seorang muslim yang
lim, atau membela diri atau harta maka bisa salah sasaran, atau ia terkena pedangnya sen-
disebut syahid. Aadapun orang yang keluar diri, atau terjatuh ke sumu[ atau terinjak oleh
dari peperangan dalam keadaan hidup, atau ia binatang yang menjadi tunggangannya lalu
dalam keadaan junub maka tidak bisa disebut meninggal, atau dibunuh oleh orang Muslim
sebagai syahid. yang berkhianat membantu musuh.
Perlu diperhatikan bahwa mazhab Hanafi fika seseorang meninggal bukan disebab-
dan Hambali ini merupakan mazhab yang me- kan oleh peperangan, atau setelah peperangan
miliki pendapat yang paling luas tentang ba- selesai, atau ketika memerangi pemberontak
tasan maksud dari syahid, selain syarat suci maka ia dihukumi bukan sebagai syahid secara
dari hadats besar. dzahir.
Adapun Maliki berpendapat,l6sl orang Tidak disyaratkan harus suci dari hadats
yang mati syahid itu adalah orang yang gu- besa4 menurut Maliki dan Syafi'i maka siapa
gur dalam perang melawan orang musyri[ saja yang meninggal dalam keadaan iunub, ia
orang yang keluar dari peperangan dan di- tidak perlu dimandikan.
hukumi sebagai orang yang sudah menin- Dengan demikian, mati syahid menurut
ggal yairu orang yang keluar dari peper- Maliki dan Syafi'i adalah orang yang terbunuh
angan dalam keadaan hidup setelah ter- demi tegaknya kalimat Allah setinggi-tinggi-
luka oleh musuh, atau merasakan kematian nya.tts'
yaitu tidak makan, minum, ataupun bicara Bagi orang yang bunuh diri dihukumi se-
hingga meninggal. Sedangkan orang yang perti halnya mayat lain yaitu tetap dimandi-
terbunuh secara selain dalam peperangan, kan dan dishalati, berdasarkan hadits, "Shalat
165r
Ary-Syorh al-Kabiir, jil.l/hIm.425 dan setelahnya, asy-Sya rh ash-Shaghiir,jil.l/hIm.575 dan setelahnya, al-Qawaaniin at-fiqihiyyah,
_ _-^ hlm.94, Bidaayatul Mujtahrd jil.1/hlm.350,36L,danal-Muhadzdzab,iil.l /hIm.135.
Lbsz
Mughniy al-Muhtaaj,iil.T/hlm.350, 361, dan al'Muhadzdzab,iil.l/hlm.73S.
1653
HR. Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Nasaa'i, dari Abu Musa al-Asy'ariy r.a., ia berkata, "Rasulullah saw. ditanya
tentang seorang lelaki yang terbunuh karena keberanian, tebunuh karena membela kehormatan suku, dan terbunuh karena riya',
;
apakah hal tersebut terbunuh di jalan Allah? Rasulullah saw. Meniawab, r;rir ;, l"t'*? :tria iu
"siapa orang yang terbunuh untuk menegakkan kalimat Allah itulah yang dinilai syahid." (Jaami' al-Ushuul, jil.3/hlm.19a).
FrQLH rSrAM ltl.,tD 2
itu wajib atas setiap orang Muslim, orag baik Nabi saw. memerintahkan untuk mengu-
ataupun jahat sekalipun ia melakukan dosa bur para syuhada Uhud beserta darah-darah
besar.tt6s4 Ini adalah pendapat mayoritas ula- mereka, dan tidak perlu dimandikan dan tidak
ma, akan tetapi mazhab Umar bin abdul Aziz dishalati lagi."roso Padahal, di antara syuhada
dan al-Auza'iy, tidak perlu dishalati orangyang Uhud itu ada Haritsah bin Nu'man dan ia ma-
bunuh diri karena ia berdosa dengan dalil ha- sih kecil saat itu maka ini tidak ada ketentuan
dits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir khusus untuk mereka, karena Nabi saw. be-
bin Samurah, ia berkata, ranggapan hal itu terdapat pada semua syahid.
I q- Beliau bersabda,
"Dihadapkan kepada Nabi saw. mayat laki- ii;t; \1.-y ,r.& 4&i.:uri-
laki yang bunuh diri dengan ujung panahnya, e,l:^ir l'., k)t:,ir
h, l'J.
i! |rut, {et
dan beliau tidak menshalatinya."
"Demi jiwaku yang berada di genggaman-
Hambali berpendapot,l6ss orang yang mati Nya, tidaklah seseorang yang terluka dalam
syahid itu adalah orangyang meninggal karena
berperong dijalan Allah, Allah lebih mengeta-
sebab peperangan melawan orang kafir ketika
hui siapa sajg yang terluka dalam peperang-
terjadinya peperangan, atau ia terbunuh di an di jalan-Nya, kecuali ia akan datang pada
tangan musuh dari kaum kafir; pemberontah hari kiamat, wornanya seperti warna darah,
atau terbunuh secara zalim meskipun bukan w ang iny a sep erti w ang i kasturi." 16s7
mukallal laki-laki ataupun perempuan, atau ia
orang yang berkhianat yang menyembunyikan Dalil mereka bahwa orang yang terbunuh
harta rampasan. Serta orang terkena senjata- secara zalim dianggap seperti orang yang mati
nya sendiri lalu terbunuh maka ia dihukumi syahid di peperangan, yaitu hadits
seperti terbunuh di tangan musuh, akan tetapi
disyaratkan harus suci dari hadats besa4 se-
aJr-e
P ,-f _l -W Je a-.) Of ,-tr ,-t
rJ;r
u -.'.11 ,ii',,.,i'o..u
perti yang dikatakan oleh Hanafi maka siapa W Je alrl .rj: _f i: *3|.r:Je
orang terbunuh dalam keadaan junub maka
"Siapa yang terbunuh tanpa kesalahan
ia harus dimandikan. Begitu juga, dimandikan
maka ia syahid, siapa yang terbunuh karena
dan dishalati orang yang sempat hidup lama
membela hartanya maka ia syahid dan siapa
meskipun ia mati syahid.
yang terbunuh karena membela keluarganya
Dalil mereka untuk selain mukallaf yaitu
maka ia pun syahidr'16s8 Karena mereka ter-
umumnya hadits fabir; bahwa
bunuh dalam keadaan dizalimi, maka mereka
pun diserupakan seperti korban tewas yang
dilakukan oleh orang kafir. Mereka tidak perlu
1654
w,F- dimandikan.
HR. Baihaqiy, Ia berkata, haditsini shahih dalam bab tersebut kecuali periwayatannya mursal, sedangkan hadits mursal huiiah jika
dituniang oleh satu hal; diantaranya perkataan dari mayoritas ulama,dah hal tersebut ada dalam hadits ini.
---
-76ss
Al-Mughniy, jil.2/h1m.528-535 dan l(asyqya af at-Qinaa',iit.Z/htm.113-115.
1556
HR. Bukhari.
1657
Hrdit ini disepakati oleh Bukhari dan Muslim dalam kitab Shahihnya, dari Abu Hurairah r.a.
'""" HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Ia membenarkan dari hadits Sa,id ibn Zaid.
BaEIan 1: IBADAH rsr.-A.M IrLrD 2
Adapun kelompok yang benar terbunuh laf dan dalam keadaan suci. Sedangkan bagi
karena memerangi para pemberontak maka yang junub, haid, dan nifas jika mereka syahid
hukumnya dalam hal dimandikan dan disha- maka harus dimandikan, menurut Abu Hani-
lati seperti orang yang terbunuh dalam pepe- fah seperti halnya mayat anak kecil dan orang
rangan melawan orang musyrik, Sebab, Ali r.a. gila. Muhammad bin al-Hasan dan Abu Yusuf
tidak dimandikan dan Ammar juga berwasiat berpendapat, keduanya; anak kecil dan orang
untuk tidak dimandikan, Ia berkata, "Kubur- gila tidak perlu dimandikan.
kan aku dengan pakaianku ini! karena aku Abu Hanifah mengambil dalil atas wajib-
adalah korban." Ahmad berkata, kelompok nya memandikan orang yang meninggal dalam
yang ikut berperang dalam perang famal ber- keadaan junub dan semisalnya dengan hadits
wasiat, kami akan menjadi syahid esok maka shahih dari Rasulullah saw., yaitu ketika Han-
jangan kalian lepas pakaian kami dan tidak dzalah bin Abi Amir ats-Tsaqafiy terbunuh, be-
perlu kalian bersihkan darah kami. Karena liau bersabda,
golongan ini orang yang mati syahid dalam
peperangan maka diserupakan seperti orang
i<;>ri' ;kiiirL &*'ot
yang terbunuh di tangan orang kafir. "Teman iatian Handzalah tehn aimanai-
Adapun tentang pemberontak, al-Kharqi kan oleh malaikat'i Lantas para sahabat yang
berpendapat, siapa yang terbunuh di antara lain menanyakan perihalnya kepada istri Han-
mereka maka hendaknya tetap dimandikan, dzalah,lalu ia menjawab, "la keluar dalam ke-
dikafani, dan dishalatkan. Bisa jadi mereka adaan junub," Rasulullah saw menimpali,
dimasukkan ke dalam kelompok yang benar.
Karena, tidak dinukil kepada kita tentang di-
a(stet il^J ei
mandikannya orang-orang yang meninggal "Karena itulah por, ot
dalam perang famal dan Shiffin dari kedua pi- kannya,'a660
^oloit ^r^orai-
hah karena terlalu banyaknya orang yang me- Muhammad bin al-Hasan dan Abu Yusuf
ninggal sehingga sulit untuk dimandikan maka mengemukakan, jika mandi itu hukumnya
dalam hal ini mereka diserupakan dengan ke- wajib niscaya akan diwajibkan kepada anak
lompok yang benar. Adam, dan tidak cukup dengan apa yang di-
lakukan oleh malaikat. Lantas pendapat me-
c. Hukum Para Syuhada reka berdua dibantah bahwa sudah cukup de-
memiliki hukum pengecuali-
Para syuhada ngan apa yang telah dilakukan oleh para ma-
an dalam hal penguburan, dimandikan, dika- laikat, karena kewajiban itu adalah mandinya
fani, dan dishalatkan seperti yang tergambar itu sendiri. Sedangkan orang yang. memandi-
dalam pendapat para ahli fiqih di bawah ini.16se kan boleh siapa saja.
Dengan perlu diketahui bahwa Hanafi memi- Kemudian, darah orang yang mati syahid
liki pendapat tersendiri, sedang mayoritas tidak perlu dibersihkan, pakaiannya tidak perlu
ulama memiliki pendapat lainnya. dilepas, tetapi dikuburkan bersama darah dan
Hanafi berpendapat, orang yang mati pakaiannya itu setelah dicopot semua pera-
syahid dikafani dengan pakaiannya, dishalati, latannya seperti pedang dan lainnya yang ti-
dan tidak perlu dimandikan jika sudah mukal- dak layak untuk menjadi kain kafan, berdasar-
16s9
rbid.
1660
HR. Muhammad bin Ishaq dalam kitabnya al-Maghaaziy, dari Mahmud bin Lubaid. (Naytul Awthaaa iil.a/hlm.29).
FIQLH ISLAM JITID 2
,", ,*lr:,ir j!
mandikannya, tetapi beliau malah bersabda,
e,r:.*ir 'ollti l.;lr,;)l "Aku melihat malaikat memandikannyai'rio+
"Demi jiwaku yang berada di genggaman- Pendapat ini yang benar. Sebab, jika mandi hu-
Nya, tidaklah seseorang yang terluka dalam ber- kumnya wajib maka tidak menjadi gugur ke-
perang dijalan Allah, -Allah lebih mengetahui cuali harus kita yang melakukannya. Karena,
siapa saja yang terluka dalam peperangan syahid itu suci dari hadats maka gugur dengan
di jalan-Nya- kecuali ia akan datang pada kesyahidannya, seperti memandikan mayat
hari kiamat, warnanya seperti warna darah, maka diharamkan.
wanginya seperti wangi kasturi."
d. Orang yang Matl Syahid Selain dalam
Orang yang mati syahid dikuburkan ber- Peperangan
sama pakaiannya setelah disingkirkan kulit Syahid yang sudah kita bicarakan adalah
perisai dan pedang darinya, berdasarkan sabda syahid dengan pahala khusus, yaitu syahid du-
Rasulullah saw., nia dan akhirat. Namun, terdapat kategori sya-
hid lainnya dalam hukum akhirat, atau dalam mati syahid selain dalam peperangan itu
hukum dunia saja. Dengan demikian, mati sya- ada dua puluh delapan golongan. Suyuthi
hid itu ada tiga macam, yaitu sebagai berikut. menggenapkan menjadi tiga puluh, )raitu
1. Syahid dunia dan akhirat, yaitu syahid orang yang meninggal karena wabah kus-
dalam peperangan. Adapun hukum dunia- ta, orang yang meninggal karena sakit pe-
nya yaitu tidak perlu dimandikan dan di- rut, tenggelam, terbakax, seseorang yang
shalati, menurut mayoritas ulama seba- tertimbun, yaitu orang yang meninggap
gaimana telah dijelaskan. Adapun hukum kaerna tertimpa sesuatu seperti terkena
akhirat adalah ia memiliki pahala khusus tembok runtuh, berdasarkan sabda Rasu-
yaitu syahid yang sempurna kesyahidan- lullah saw,
nya.
2. Syahid hukum dunia saia, menurut Jr it )'o J.*lt,'o t+rt J:;t'l<-,lt'
Syafi'i yaitu orang yang terbunuh ketika
memerangi orang kafir dan meninggal ka-
,It ()-. ,;'toAtt ?4t +Gt
, \; (J
renanya. Namun, ia menyembunyikan harta "Orang yang mati syahid itu ada lima;
rampasan perang, atau terbunuh karena orang yang terkena wsbah kusta, orang
lari dari perang, atau berperang karena yang sakit perut, tenggelam, tertimbun,
riya', atau semisalnya maka ia tidak diman- dan syahid dijalan Allah SWTD|668
dikan, tidak dishalati, dan tidak mendapat- Selanjutnya, orang yang dalam keada-
kan pahala di akhirat. an iunub, orang yang sakit paru-paru, orang
3. Syahid hukum akhirat saia, seperti yang cacat wajahnya, orang yang sabar
orang yang terbunuh karena dizalimi dengan kustanya, orang yang terjatuh dari
tanpa melakukan peperangan, orang yang puncak gunung bukan karena perlakuan
sakit perut lalu meninggal karena sakit- orang kafic dan oang yang meninggal di
nya itu, orang yang terkena wabah kusat jalan Allah seperti meninggal ketika haji
lalu meninggal karena kustanya, orang dan orang meninggal ketika menuntut
yang tenggelam lalu meninggal karena ilmu, orang yang mencari kesyahidan den-
tenggelam, orang asing yang meninggal di gan niat juju4, meninggalnya penjaga per-
tempat asing, orang yang menuntut ilmu batasan, orang-orang yang meyakini Al-
lalu meninggal ketika mencari ilmu, atau lah SWX, yaitu para ulama,lalu orang gila,
orang yang meninggal karena menyimpan wanita yang sedang nifas, orang yang ter-
perasaan cinta166s, atau orang yang mena- sengat, orang yang terbunuh karena mem-
han rasa sakit karena melahirkarl atau orang bela agamanya, atau darahnya, atau ha.rta-
yang meninggal di daerah peran& atau se- nya, atau keluarganya, atau orang yang di-
misalnya.1666 zalimi, menjadi mangsa binatang buas,
Hanafi berpendapat,T66t orang yang orang yang terjatuh dari tunggangannya,
1665
lbn, Abbas berkata, "orang yang menyimpan perasaan cinta, kemudian ia menahan diri dari melakukan maksiat, dan menyem-
bunyikan cintanya itu, dan ia mati karena itu, maka ia mati syahid." Yang paling tepat adalah, hal itu tergantung sikapnya. lika dia
menjaga diri dari maksiat dan menyembunyikan perasaannya itu, maka jika ia mati, ia pun meniadi syahid.
L666
Mughniy al-Muhtaaj,iil.l/hIm.350, ad-Durr al-Mukhtaar wa Radd al-Muhtaaa jil.1/hlm.B52 dan setelahnya.
1667
Koryryosrt-Qinaa', jil.2/h1m.115 dan setelahnya dan alMughniy, jil.2/h1m.535.
1558
HR. Imam Ahmad dan At-Tirmidzi. Ia berkata, hadits ini hasan shahih. Datam hadits lain, jJr cy E; i:'tiri
"syahid ada tuiuh selain perang" dan ia menambahkan atas apa yang ia katakan dalam hadits ini, "orang yang terbakaq, orangyang
punya iunub, dan wanita dalam keadaan nifas."
FIQLH rSLAM lrl'tD 2
,'*{"f+f@i; *,
-""-
1569 ^Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Maiah dengan sanad dha'if dan Daar
,
Quthniy menshahihkannya dari riwayat Ibnu
_^
Abbas dengan jalur sanad marfu', "meninggalnya orang yang mengembara adalah syahid."
--
1670
H"dit, ini hasan, diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Abu Dzar Jundub bin Junaadah dan Abu Abdurrahman Mu'adz bin Jabal r.a.
7677
Rod ot-Mrhtoan lbnu Abidin, jil.l,/hlm.Bi4.
FrqH ISTAMJILID 2
INDEKS
A B
Baihaqi,33,54
Ab'adh,21 Bilal,332
Abbas bin Abdul Muththalib,48
Abdullah bin Mas'ud, 55 D
Abi Bakrah,329 Dalil masyru, 75
AbuBakac 38 Doa iftitah,73
Abi Ghalib,48l Doa qunut, 43,64
Abu Dawud, 47, 43, 44, 51, 59 duduk iftirasy, 52,54
Abu Humaid as-Sai'di, 46,54,46,54 duduk iftirasy,90
Abu Humaid, 46, 54, 46, 54 duduk tawarruh 55, 89
Abu Hurairah,42,56
Abu Mas'ud Uqbah,46 F
Abu Qatadah,46,75 fadhilah,99
Abu Yusuf, 28,47 fardhu kifaayah,
Aisyah,327 fuqaha,76
Al-Faatihah, 38, 39, 4L,43,44,6L
Ali bin Abi Thalib, 37,42 H
al-laahiq,335 Hanafiyyah,25-677
al-mudrik,335 Hudzaifah, 333,61
Al-Qaduri,49
Al-Qur'an,39,53 I
Amin,39,44,45 Ibnu Abbas, 333, 58
Amr bin al-Ash, 483, 485, 4BB lbnulazai,26
Anas bin Malik, 38,42 Ibnu Majah, 79
Ash-Shaalihiin, 56 Ibnu Mas'ud,25,74,81
As-Sunnah,22 Ibnu Rusyd,26
athaf,28 Ibnu Syihab az-Zuhti, 7 3
Atsar,329 Ibnu Umac 332,87
At-Tirmidzi , 4t,54,58 Ibnul Mundzir,ST
azhhar,43 Ibrahim,4B4,492
FrQIH ISLAM ltl.,tD 2
shain,30,32
a
Influenza,34
Qadha,31
istiftah,65
Qadiir,32
Qailulah, T9
I Qasim bin Muhammad, 609, 612, 615, 620
fabir bin Samurah, 79
qaul jadiid, 32
qira'ah sab'ah,42
K
qishaarul mufashshal, B0
kelu,36
qishash, 6L3,620
Khabac 49L, 509, 570, |Lz
qudduus, 86
L
li'an,326
R
Rifa'ah bin Rafi, 27
M ruku,26
Madzhab Hanafi, 25-600
Madzhab Hanbali, 25-600 s
Madzhab Maliki,25-600 Sa'ad bin Mu'adz, 609,620
Maimunah, 85 Sa'id bin ManshuC 326
makruh tahrim,98 Sa'id bin Musayyib, 609,620
makruh tanzih,Z3 Sab'ul matsani,4l
Malik bin Hauyarits, 66 Sahal bin Sa'd,69
Malik bin Yasar; Shahih Muslim, 17, 23, 24, 25, 29, 30, 32,
manduub,64 25,27
masbuq,336-338 Shalat dua hari raya, L3,22
Masjid bani Asyhal, 50 Shalat fardhu, 23, 26, 29, 30, 31, 32
mu'tamad,77
Muhammad bin Hasan,38 Shalat Istisqal 21
mujmal,53 Shalat fahriyyah, 22, 40
munfarid, 83 Shalat jamaah, shalat berjamaah, 482
mursal, 6L4,620 Shalat jenazah,496
Mutafaq alaih,24 Shalat fumat, 485, 493, 494, 496
muwafiq,339 shalat khauf, 511
shalat lima waktu, 483, 485, 494
N shalat musafic 507
Nabisyah Al-Hadzali, 610 shalat nawafil, 505
shalat rawatib, 503
P shalat sirriyyah, 44
Perang Khandaq, 6L2, 6L3, 615, 6L6, 6L7, 6Lg shalat sunnah, 48t
shalat sunnah mutlak, 497
Baglan 1: IBADAH FIqLH ISTAM JITID 2
,".*.BF:u',