Anda di halaman 1dari 91

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok input pendidikan. Kualitas


Kurikulum menentukan kualitas proses pendidikan. Kurikulum adalah keseluruhan program
aktivitas pembelajaran baik terstruktur maupun hidden yang terdokumentasi dengan rapi,
digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran untuk memberikan berbagai
pengalaman belajar bermakna dan berdampak bagi peserta didik dan diatur oleh
sekolah.Pengalaman belajar harus terprogram dan berpusat pada peserta didik “student is
the central focus of the curriculum”. Keluasan dan kedalaman level kompetensi sebagai
pengalaman dan aktivitas pembelajaran terstruktur dan terukur dengan baik.
Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) berisi seperangkat program
pencapaian tujuan PMK yaitu terwujudnya Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
kompetensi dasar dalam setiap Mata Pelajaran, dan bahan pelajaran serta cara-cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Definisi ini
menunjukkan bahwa setiap satuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) membutuhkan kurikulum implementatif yang relevan
dan cocok dengan kebutuhan peserta didik dan seluruh stakeholders serta siap
diimplementasikan oleh SMK/MAK guna memberi pengalaman belajar bermakna dan
berdampak besar bagi peserta didik.
Kurikulum dikembangkan untuk memberi solusi tantangan internal dan eksternal.
Tantangan internal yang mendasar adalah: Indonesia merupakan negara kepulauan yang
terdiri atas pulau besar dan kecil yang berjumlah sekitar 17.500. Penduduk Indonesia
berdasarkan pada Sensus Penduduk tahun 2010 berjumlah lebih dari 238 juta jiwa.
Keragaman yang menjadi karakteristik dan keunikan Indonesia antara lain keragaman
geografis, keragaman demografis, keragaman potensi sumber daya daerah, keragaman latar
belakang dan kondisi sosial budaya, keragaman potensi SMK/MAK, keragaman
ketersediaan sarana dan prasarana di SMK/MAK,dan berbagai keragaman lainnya yang ada
di setiap daerah. Keragaman tersebut selanjutnya melahirkan perbedaan jenis
kebutuhan,tingkat kebutuhan, tingkat kesiapan, peluang dan tantangan pengembangan yang
berbeda antar daerah dan antar SMK/MAK. Keragaman tersebut harus diadaptasi dalam
rangka peningkatan relevansi mutu PMK sebagai upaya mencerdaskan dan meningkatkan
kesejahteraan kehidupan masyarakatdi setiap daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

1
Desain Komunikasi Visual
tentang Standar Nasional Pendidikan, mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada tingkat
satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah, mengacu kepada Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Terkait
dengan pembangunan PMK, masing-masing daerah dan masing-masing SMK/MAK
memerlukan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah atau potensi
SMK/MAK. Kurikulum tersebut adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
SMK/MAK implementatif. KTSP SMK/MAK sebagai ”the sum of the learning activities
and experiences a student under directions of the school” perlu dikembangkan dan
diimplementasikan secara dinamis kontekstual dan auotentik untuk merespon kebutuhan
peserta didik,masyarakat dan pemerintah daerah, SMK/MAK, dan dunia kerja. Hal tersebut
sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional:
1. Pasal 36 ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik.
2. Pasal 36 ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c)
peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah
dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja;
(g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika
perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
3. Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan
dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau
kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk
pendidikan menengah.
Dari amanat undang-undang tersebut dapat ditegaskan bahwa:
1. KTSP SMK/MAK dikembangkan dengan prinsip diversifikasi dengan maksud agar
memungkinkan adanya kesesuaian program-program pendidikan pada
SMK/MAKdengan situasi, kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah dan potensi
SMK/MAK serta potensi peserta didik;
2. KTSP SMK/MAK dikembangkan, diterapkan, dimonitor dandievaluasi secara terus
menerus oleh SMK/MAK dan Dinas Pendidikan sebagai bentuk penjaminan mutu PMK;
3. KTSP SMK/MAK merupakan salah satu standar akreditasi BAN SM.

2
Desain Komunikasi Visual
Tantangan eksternal pengembangan KTSP SMK/MAK adalah adanya globalisasi
industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization
(WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Economic Community (AEC),
Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN FreeTrade Area(AFTA).
Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan
imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Pendidikan
Menengah Kejuruan ditantang turut memberi andil menyiapkan modal manusia kompeten
untuk bersaing di pasar tenaga kerja global.
Kurikulum implementatif dikembangkan dan dilaksanakan oleh SMK/MAK
diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang disebut
dengan KTSP SMK/MAK . KTSP SMK/MAK dikembangkan berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) paling rendah setara dengan jenjang 2 KKNI untuk setiap
Kompetensi Keahlian Program Pendidikan 3 tahun danpaling rendah setara dengan jenjang
3 KKNI untuk setiap Kompetensi Keahlian Program Pendidikan 4 tahun, Standar Isi (SI),
Standar Proses (SPr), Standar Penilaian (SPn) setiap satuan pendidikan SMK/MAK. Semua
SMK/MAK diharapkan dapat menyiapkan kurikulum implementatif KTSP SMK/MAK
yang digunakan sebagai pedoman atau landasan program-program pembelajaran di
SMK/MAK. Direktorat Pembinaan SMK sesuai dengan tugas dan fungsinya berkewajiban
untuk memberikan bimbingan teknis kepada setiap SMK/MAK melalui berbagai strategi
dan pendekatan, agar pada saatnya setiap SMK/MAK memiliki kemampuan untuk
menyiapkan KTSP SMK/MAK sebagaimana diharapkan.
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan yang menjadi pedoman dan arahan dalam
pelaksanaan pendidikan di sekolah, diantaranya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan pemerintah tersebut
memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional
pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Hal ini tentu berpengaruh terhadap perubahan kurikulum yang dipakai disekolah-
sekolah karena kurikulum sebagai jantungnya pendidikan perlu dikembangkan dan
diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah, satuan
pendidikan, dan peserta didik. Penyesuaian atau perubahan kurikulum merupakan
keniscayaan karena masyarakat terus berkembang. Kita dihadapkan pada tantangan internal,
3
Desain Komunikasi Visual
tantangan eksternal, keharusan penyempurnaan pola pikir, dan penguatan tata kelola
kurikulum seperti upaya memenuhi kebutuhan masa depan dan menyongsong Generasi
Emas Indonesia Tahun 2045, Penyiapan Kompetensi Abad XXI, Bonus Demografi
Indonesia, dan Potensi Indonesia menjadi Kelompok 7 Negara Ekonomi Terbesar Dunia,
dan sekaligus memperkuat kontribusi Indonesia terhadap pembangunan peradaban dunia
sehingga kurikulum harus disempurnakan.
Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang harus dipenuhi atau
dicapai pada suatu satuan pendidikan dalam jenjang dan jenis pendidikan tertentu
dirumuskan dalam Standar Isi untuk setiap mata pelajaran. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi
adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi
dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program
pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat
perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi
yang berjenjang.
Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam
domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu,
Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi
yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi
Lulusan, yakni sikap, pengetahuan,dan keterampilan. Karakteristik, kesesuaian, kecukupan,
keluasan, dan kedalaman materi ditentukan sesuai dengan karakteristik kompetensi beserta
proses pemerolehan kompetensi tersebut.
Ketiga kompetensi di atas memiliki proses pemerolehan yang berbeda. Sikap
dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-aktivitas: mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui
aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya, mencoba, menalar,menyaji, dan mencipta.
Karakteristik kompetensi beserta perbedaan proses pemerolehannya mempengaruhi Standar
Isi.

4
Desain Komunikasi Visual
Standar Kompetensi Lulusan yang dijabarkan dalam Standar Isi yang secara rinci
diatur dalam struktur dan muatan kurikulum dibelajarkan dengan menggunakan pedoman
standar proses dan dinilai dengan mengacu pada standar penilaian. Proses Pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan
melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian
proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi
lulusan. Proses pembelajaran di atas ditagih melalui sistem penilaian autentik.
Pencapaian 8 standar nasional pendidikan SMK Negeri 18 Jakarta adalah sebagai
berikut:
a.Standar Kompetensi Lulusan
Dari segi SKL dapat dijelaskan bahwa SMK Negeri 18 telah mencapai pada sasaran
yang baik dari berbagai aspek dan jenjang kompetisi. Pada bidang akademik, kita telah
mencapai hasil UN yang baik yaitu peringkat 6 dari 63 SMK Negeri di DKI pada
tahun pelajaran 2015/2016, peringkat 9 dari 63 SMK Negeri di DKI pada tahun
pelajaran 2016/2017, tahun pelajaran 2017/2018 peringkat 16 dari 63 SMK Negeri di
DKI.dan tahun pelajaran 2018/2019 peringkat 21 dari 63 SMK Negeri di DKI.
Di bidang lomba non akademis perolehan piagam penghargaan di bidang olah raga,
bela negara, pramuka, seni, dan bidang kreativitas menunjukkan prestasi yang
semakin meningkat. Di Wilayah Jakarta Selatan dapat terus mempertahankan prestasi
di bidang O2SN.
Hal ini sejalan dengan komitmen warga sekolah untuk terus meningkatkan prestasi,
menumbuhkan karakter siswa, kepedulian terhadap tata kelola lingkungan, serta
mampu bersaing di pasar kerja global.
b.Standar Isi
Upaya untuk mencapai SKL sesuai dengan tuntutan di atas diwujudkan melalui
pembenahan kurikulum pada standar isi. Perluasan dan pendalaman kurikulum
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. Integrasi kurikulum
juga dilakukan untuk memperkuat kurikulum yang digunakan di tingkat sekolah.
Seluruh warga sekolah berkomitmen untuk melaksanakan kurikulum baru yaitu
Kurikulum 2013 revisi 2017dengan baik.Tantangan terbesar dari rencana strategis ke

5
Desain Komunikasi Visual
depan adalah bagaimana mengimplementasikan kurikulum 2013 revisi dengan baik di
kalangan guru dan warga sekolah sehingga mampu mengubah mindset warga sekolah
menuju penciptaan generasi emas tahun 2025.
c.Standar proses
Sesuai dengan tuntutan standar proses diharapkan guru memiliki kompetensi untuk
membelajarkan kompetensi dengan inovatif dengan menggunakan berbagai media dan
teknologi terkini. Terhadap tuntutan ini, upaya peningkatan profesional guru terus
ditingkatkan. Semakin banyak guru yang menguasai teknologi pembelajaran.
Seluruh perangkat pembelajaran sebagai dokumen kurikulum telah diselesaikan dan
terus akan disempurnakan khususnya kurikulum 2013 revisi 2017 menjadi kurikulum
nasional.
Tantangan terbesar adalah bagaimana guru mampu memahami perubahan paradigma
dan mampu mengimplementasikan dalam proses penilaian pada kurikulum 2013 revisi
2017.
d.Standar Penilaian
Sesuai dengan tuntutan standar penilaian diharapkan guru memiliki kompetensi untuk
menagih atau menilai pembelajaran sesuai dengan kaidah penilaian yang benar.
Terhadap tuntutan ini, upaya peningkatan profesional guru terus ditingkatkan. Ketua
program terus melakukan inovasi untuk dapat dijadikan pedoman guru dalam
melakukan proses penilaian. Impelementasi penilaian kurikulum 2013 masih dalam
proses pengembangan.
e.Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Dari segi Pendidik diperoleh hasil sampai dengan tahun 2019 telah memenuhi
kualifikasi akademik sangat memadai dengan lebih dari 26 % guru telah memiliki
kaulifikasi S2 (11 dari 42 guru) dan masih ada 2 guru yang sedang menyelesaikan
kuliah S2.Tantangan terbesar adalah bagaimana mempertahankan disiplin, semangat,
dan kompetitif guru dan staf tata usaha dalam mengembangkan sekolah.
f.Standar Sarana Prasarana
Secara kuantitas sarana prasarana sekolah telah sesuai dengan standar nasional hanya
secara kualitas masih terus diupayakan agar sesuai dengan tuntutan zaman. Oleh
karena itu, upaya perawatan, pengembangan, penyempurnaan, atau pengadaan sarpras
baru akan menjadi tantangan tersendiri pada masa yang akan datang mengingat belum
memiliki lab bahasa dan kelas baru untuk jurusan Desain Komunikasi Visual.

6
Desain Komunikasi Visual
g.Standar Pengelolaan
Sesuai dengan permendiknas 19/ 2007, sekolah telah memenuhi seluruh standar
pengelolaan khususnya dokumen tertulisnya. Setiap tahun dikaji dan disempurnakan.
Pencapaian nilai akreditasi tahun 2014 sebesar 94 (A) diharapkan akan meningkat
pada tahun 2020 yang akan datang.
Selain pencapaian di atas, upaya meningkat sister school dan sekolah cluster dengan
sekolah dalam negeri khususnya di SMKN 18 akan terus dilakukan agar memperoleh
hasil yang lebih baik dalam implementasi manajemen dan prestasi sekolah.
Tantangan terbesar yang dihadapi adalah perubahan paradigma kurikulum 2013 revisi
yang menuntut pengelolaan sekolah lebih inovatif.
h.Standar Pembiayaan
Standar pembiayaan sesuai dengan Permendiknas no 69 tahun 2009 Upaya untuk
memenuhi pembiayaan sekolah terus dilakukan. sampai dengan tahun 2013 telah
diperoleh tingkat pembiayaan sekolah yang cukup memadai yang berasal dari BOP,
BOP kinerja dan BOS serta dari usaha unit produksi.
Memperhatikan ketentuan-ketentuan perundang-undangan dan kondisi nyata
sekolah di atas, sekolah harus menyusun kurikulum untuk memenuhi standar nasional
tetapi tetap memperhatikan kondisi nyata sekolah. Ketentuan-ketentuan tersebut harus
dituangkan dalam kurikulum operasional tingkat sekolah yang disebut dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat (2)
menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik. Pasal 36 Ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
(a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi,
kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e)
tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja;(g) perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j)
persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum
pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap
kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan

7
Desain Komunikasi Visual
supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan
dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Pada tahun pelajaran 2018/2019, kurikulum 2013 revisi 2017 diberlakukan untuk
kelas X kompetensi keahlian Desain Komunikasi Visual (DKV) yang baru dibuka.
Demikian juga tahun pelajaran 2019/2020 kelas X dan kelas XI DKV menggunakan
struktur kurikulum SMK berdasarkan Perdirjen 07/D.D5/KK/2018 tertanggal 7 Juni 2018.
Kurikulum tersebut dituangkan dalam kurikulum operasional yang kemudian dinamakan
Kurikulum SMK Negeri 18 Jakarta. Sesuai dengan ketentuan ditegaskan bahwa sekolah
menyusun sendiri kurikulumnya dengan memperhatikan rambu-rambu yang telah
ditetapkan oleh BSNP maupun ketentuan dalam peraturan menteri tentang penyusunan
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Sekolah diberi wewenang penuh untuk menyusun
KTSP sesuai dengan rambu-rambu tersebut sehingga memungkinkan antara sekolah yang
satu dengan sekolah lain memiliki ciri khusus yang berbeda dengan sekolah lainnya.

B. Landasan

Sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 jo PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar
Nasional Pendidikan bahwa penyusunan struktur kurikulum tingkat nasional maupun daerah
serta penyusunan kurikulum tingkat sekolah (KTSP) harus menggunakan acuan pada kerangka
dasar kurikulum yang dikembangkan dari Standar Nasional Pendidikan.

Perubahan PP Nomor 32 tahun 2013 telah ditegaskan bahwa kerangka dasar kurikulum
yang digunakan sebagai dasar penyusunan kurikulum 2013 meliputi landasan filosofis, landasan
sosiologis, landasan yuridis, dan landasan pedagogis. Sedangkan Permendikbud nomor 60 tahun
2014 tentang kurikulum SMK2013 kerangka dasar kurikulum meliputi landasan filosofis,
landasan sosiologis, landasan psikopedagogis, landasan teoritis dan landasan yuridis.
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang
akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta
didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam
di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik
8
Desain Komunikasi Visual
untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai
berikut:
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan
masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan
budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini,
dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian
kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan
untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk
mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan,
dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris
budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa
kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini,
prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus
termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu
proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan
memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan
budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan
tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum
2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa
bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial
di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.

c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan


akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum
adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).
Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama Mata pelajaran yang sama dengan nama
9
Desain Komunikasi Visual
disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik.

d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari
masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap
sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa
yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini,
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi
kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan
untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam
mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas,
berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang
peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan rancangan dan
proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan
pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni. Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam
masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan
perubahan kurikulum secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat
menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan
akan mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat
berbasis pengetahuan (knowledge-based society).
3. Landasan Psikopedagogis

Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi pendidikan


yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya sebagaimana
dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum
harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan
psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan
jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk
jenjang pendidikan menengah khususnya SMK. Oleh karena itu implementasi pendidikan di
SMK yang selama ini lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan menjadi
10
Desain Komunikasi Visual
kurikulum yang menekankan pada proses pembangunan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
kejuruan peserta didik melalui berbagai pendekatan yang mencerdaskan, mendidik dan
memandirikan. Penguasaan substansi mata pelajaran tidak lagi ditekankan pada pemahaman
konsep yang steril dari kehidupan masyarakat melainkan pembangunan pengetahuan melalui
pembelajaran otentik. Dengan demikian kurikulum dan pembelajaran selain mencerminkan
muatan pengetahuan sebagai bagian dari peradaban manusia, juga mewujudkan proses
pembudayaan peserta didik sepanjang hayat.
4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based
education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).
Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan
bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam
bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan
masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar
langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
5. Landasan Yuridis

Landasan yuridis pengembangan KTSP SMK/MAK antara lain:


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18
ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2),
(3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
2. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038)

11
Desain Komunikasi Visual
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5410)
4. Permendikbud No. 60 Tahun 2014 Tentang Kurikulum SMK
5. Pemendikbud Nomor 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat atuan Pendidikan pada
Pendidikan asar dan Menengah
6. Permedikbud. No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan kstrakurikuler Pendidikan Dasar dan
menengah
7. Pemendikbud Nomor 63 tahun 2014 tentang Pendidikan kepramukaan sebagai ekstra
Kurikuler Wajib
8. Permendikbud nomor 79 tahun 2014 tentangimplementasi Mulok Kurikulum 2013
9. Pemendikbud Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
tentang Standar sarana dan Prasarana untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016
tentang KI KD untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
17. Panduan Penilaian SMK oleh Direktorat Pembinaan SMK Th. 2017

12
Desain Komunikasi Visual
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun
2013 Tentang Buku Teks Pelajaran Dan Buku Panduan Guru Untuk Pendidikan Dasar
Dan Menengah.
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 60 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 SMK.
20. Peraturan Dirjen no. 06/D.D5/KK/2018 tentang spektrum keahlian Pendidikan
Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
21. Peraturan Dirjen No.07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum pendidikan
Menengah Kejuruan (SMK) /Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

22.Peraturan Dirjen No./464/D.D5/KK/2018 tentang KI KD Mata pelajaran Muatan Nasional


(A), Muatan Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian
(C2) dan KompetensiKeahlian (C3).
Landasan pedagogis Kurikulum 2013, kurikulum adalah rancangan pendidikan
yang memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam
suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk
memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya

Landasan Sosiologis Kurikulum 2013, kurikulum dikembangan dengan bertumpu


pada kondisi masyarakat dimana kurikulum itu dikembangkan.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini disusun mengacu pada
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Permendiknas nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi (SI) dan Permendiknas nomor 20
tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan
yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

KTSP yang telah dikembangkan, diharapkan dapat digunakan sebagai kurikulum


operasional. Dengan kurikulum tersebut diharapkan SMK Negeri 18 Jakarta dapat
berkompetisi bukan hanya tingkat nasional tetapi juga dapat berkompetisi di tingkat global.

C. Tujuan Pengembangan KTSP


Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini disusun mengacu
pada Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Permendiknas nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi (SI) dan Permendiknas nomor 20

13
Desain Komunikasi Visual
tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan
yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

KTSP yang telah dikembangkan, diharapkan dapat digunakan sebagai kurikulum


operasional. Dengan kurikulum tersebut diharapkan SMK Negeri 18 Jakarta dapat
berkompetisi bukan hanya tingkat nasional tetapi juga dapat berkompetisi di tingkat global.

Tujuan Pengembangan Kurikulum SMK Negeri 18 Jakarta


1. Pengertian
Agar setiap stakeholder sekolah memenuhi seluruh isi kurikulum SMK Negeri 18
Jakarta, maka pengertian istilah yang di dalam pengembangan KTSP disajikan sebagai
berikut :

a. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di


seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

c. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun


oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.

d. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan


lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

e. Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

f. Kerangka Dasar Kurikulum pada Kurikulum 2013 adalah landasan filosofis,


sosiologis, pedagogis, dan yuridis yang berfungsi sebagai acuan pengembangan
struktur kurikulum pada tingkat nasional dan pengembangan muatan lokal tingkat
daerah serta pedoman pengembangan kurikulum pada tingkat sekolah.

g. Struktur Kurikulum menurut Kurikulum 2013 adalah pengorganisasian kompetensi


inti, mata pelajaran, beban belajar, dan kompetensi dasar pada tingkat sekolah.
Susunan mata pelajaran tersebut terbagi dalam kelompok mata pelajaran wajib
kelompok A dan kelompok B, dan kelompok mata pelajaran C yaitu pilihan
kelompok Peminatan.

14
Desain Komunikasi Visual
h. Kelompok Mata Pelajaran Wajib merupakan bagian dari pendidikan umum yaitu
pendidikan bagi semua warga negara bertujuan memberikan pengetahuan tentang
bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkan
kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat, dan bangsa.

i. Kelompok Mata Pelajaran Peminatan bertujuan untuk memberikan kesempatan


kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran
sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan untuk mengembangkan
minatnya terhadap sesuatu disiplin ilmu atau ketrampilan.

j. Kompetensi Inti pada Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah


Aliyah Kejuruan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki
seorang peserta didik sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan pada
setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti terdiri atas: Kompetensi Inti sikap
spiritual;Kompetensi Inti sikap sosial; Kompetensi Inti pengetahuan; dan
Kompetensi Inti keterampilan.

k. Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 revisi 2017 Sekolah Menengah


Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan berisi kemampuan dan muatan pembelajaran
untuk suatu mata pelajaran pada sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah
kejuruan yang mengacu pada Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar merupakan
penjabaran dari Kompetensi Inti dan terdiri atas: Kompetensi Dasar sikap spiritual;
Kompetensi Dasar sikap sosial; Kompetensi Dasar pengetahuan; dan Kompetensi
Dasar keterampilan

l. Beban belajar memuat jumlah jam yang dialokasikan untuk pembelajaran suatu
tema, gabungan tema, mata pelajaran, atau keseluruhan kegiatanyang harus diikuti
Peserta Didik dalam satu minggu, semester, dan satu tahun yang meliputi kegiatan
tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri.

m. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik, materi pembelajaran, pendidik dan lingkungan.

n. Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi


pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang
pencapaian tingkat kompetensi dan atau kemampuan lainnya pada kegiatan tatap

15
Desain Komunikasi Visual
muka. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.
Penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan, dan percepatan

o. Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi


pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang
pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata pelajaran atau
kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.

p. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta


didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku pada satuan pendidikan yang dimaksud.

q. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta


didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun
ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

r. Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.

s. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.

t. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,


meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan
lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

u. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari
libur keagamaan, hari libur umum (termasuk hari-hari besar nasional), dan hari libur
khusus.
2. Tujuan Pengembangan KTSP
Sesuai dengan UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 36 ayat 2 dan pasal 38 ayat 2
ditegaskan bahwa Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun
dengan prinsip diversifikasi yang bertujuan untuk memberikan pedoman pengelolaan
kurikulum tingkat sekolah sesuai dengan relevansi atau karakteristik satuan pendidikan,
kekhasan daerah, dan potensi peserta didik. Pengembangan KTSP diarahkan untuk

16
Desain Komunikasi Visual
mencapai mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sesuai dengan Kurikulum 2013
selain untuk mencapai tujuan di atas, juga dimaksudkan untuk lebih menitikberatkan
pada pada pencapaian pendidikan karakter dan mempersiapkan generasi emas
Indonesia yang mampu bersaing dalam proses globalisasi, yakni untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Secara khusus tujuan pengembangan KTSP adalah untuk:
1. Meningkatan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang
tersedia.
2. Meningkatan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas
pendidikan yang akan dicapai.
4. Memahami tujuan di atas, KTSP dipandang sebagai suatu pola pendekatan baru
dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi daerah yang sedang
digulirkan dewasa ini. Oleh karena itu, KTSP perlu diterapkan dengan tujuh hal
sebagai berikut:
a. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi
dirinya sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang
tersedia untuk memajukan lembaganya.
b. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan
yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai
dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
c. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk
memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yang
terbaik bagi sekolahnya.
d. Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat serta lebih efisien
dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat.

17
Desain Komunikasi Visual
e. Sekolah dapat bertanggungjawab tentang mutu pendidikan masing-masing
kepada pemerintah, orang tua peserta didik dan masyarakat pada umumnya,
sehingga sekolah akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan
mencapai sasaran KTSP.
f. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain
untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan
dukungan orangtua peserta didik, masyarakat dan pemerintah daerah setempat.
g. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang
berubah dengan cepat serta mengakomodasinya dalam KTSP.

3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan sesuai dengan
relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan berpedoman
pada SKL, Standar Isi, dan Panduan dari BSNP serta tetap mengacu pada ketentuan
UU Nomor 20 tahun 2003 dan PP 32 Tahun 2013. Sementara itu, Dalam Kurikulum
2013 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun dengan mengacu pada
ketentuan-ketentuan di atas yang disesuaikan dengan perubahan-perubahan
sebagaimana tertuang dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan terutama
yang menyangkut tentang 4 elemen perubahan, yaitu Permendikbud no. 20 tahun
2016 tentang SKL, Permendikbud no 21 tahun 2016 tentang Standar Isi,
Permendikbud no. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses, Permendikbud no 53 tahun
2015 dan Permendikbud no 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian dan
Permendikbud no 24 tahun 2016 tentang KI KD, Permendikbud nomor 60 tahun 2014
tentang kurikulum SMK serta Pedoman Implementasi Kurikulum 2013.
Dalam Kurikulum 2013 ditegaskan dalam pengembangan kurikulum harus
memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan sebagai berikut:
a. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia

Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian


peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat
menunjang peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.

b. Pengembangan Kompetensi secara Komprehensif

18
Desain Komunikasi Visual
Kompetensi peserta didik dikembangkan secara seimbang. Keseimbangan antara
pengembangan sikap spiritual, sosial, kerja, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama
dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. Sekolah merupakan bagian dari
masyarakat dan dunia kerja yang memberikan pengalaman belajar terencana,
dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan
dunia kerja, serta memanfaatkan masyarakat dan dunia kerja sebagai sumber
belajar. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan di masyarakat. Memberi
waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti mata pelajaran
yang dirinci lebih lanjut menjadikompetensi dasar. Kompetensi inti mata pelajaran
menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana
semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
c. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan


berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan
moral Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggungjawab, toleran dalam keberagaman, mampu hidup dalam
masyarakat global, memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk
bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap
lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu
mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.
d. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan

Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik Pendidikan merupakan


proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang
memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara
optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,
tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual,
dan kinestetik peserta didik.
a. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik


lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu,
19
Desain Komunikasi Visual
kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang
relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
b.Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan
daerah dan nasional.
c. Tuntutan Dunia Kerja

Tuntutan dunia kerja merupakan variabel pokok pengembangan pendidikan


kejuruan. Pengembangan KTSP SMK/MAK berbasis tuntutan kompetensi dunia
kerja. Kegiatan pembelajaran di SMK/MAK harus dapat mendukung tumbuh-
kembangnya:(1) keterampilan kebekerjaan(employability skills)yakni kemampuan
individu untuk menyesuaikan diri dengan iklim kerja di dunia kerja; (2)
keterampilan teknis (technical skills) adalah kemampuan melakukan pekerjaan
sesuai dengan mekanisme, prosedur, cara, serta penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) sesuai bidang kerjanya; (3) bertindak produktif, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif dalam melaksanakan tugas dengan menggunakan alat,
informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah
kompleks sesuai dengan bidang kerja; (4) menampilkan kinerja mandiri dengan
pengawasan tidak langsung atasan dan atau secara mandiri berdasarkan kuantitas
dan kualitas terukur sesuai standar kompetensi kerja, serta bertanggung jawab atas
hasil kerja orang lain; (5) berjiwa wirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup.
Oleh sebab itu, KTSP SMK/MAK perlu memuat kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik memasuki dunia kerja.
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh
sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta
didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan
pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi.
d. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat


berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak
20
Desain Komunikasi Visual
utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan
penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual
dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara
berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
e. Agama

Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta


akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama.
Oleh karena itu, muatan kurikulum semua matapelajaran ikut mendukung
peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
f. Dinamika Perkembangan Global

Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang


sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan
antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan
mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan
dengan suku dan bangsa lain.
g. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan


peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan
dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan
sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa
dalam wilayah NKRI.
h. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya


masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu
sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
i. Kesetaraan Jender

Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang


berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.
21
Desain Komunikasi Visual
j. Karakteristik Satuan Pendidikan

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan


pendidikan.
4. Acuan Operasional atau Prinsip Pengelolaan KTSP

Kurikulum 2013 menegaskan bahwa pengelolaan KTSP harus memperhatikan


prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki


posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta
tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan
pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
b. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan nasional sesuai


tujuan pendidikan, keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah,
jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif
terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
dan muatan lokal.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,


teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat
dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
22
Desain Komunikasi Visual
Pengembangan kurikulum satuan pendidikan dilakukan dengan melibatkan
pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan
dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara hard
skills dan soft skills pada setiap kelas antarmata pelajaran, dan
memperhatikan kesinambungan hard skills dan soft skills antar kelas.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap,


pengetahuan, dan keterampilan), bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran
yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar jenjang
pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan


pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan


daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan daerah saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka
NKRI.

23
Desain Komunikasi Visual
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN, VISI DAN MISI SEKOLAH

A. Tujuan Pendidikan SMK


Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan, Pasal 77 Pendidikan menengah bertujuan membentuk peserta didik menjadi
insan yang :
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan
berkepribadian luhur;
2. Berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;
3. Sehat, mandiri, dan percaya diri; dan
4. Toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah meningkatkan kecerdasan,


pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

B. Visi dan Misi SMK Negeri 18 Jakarta


1. Visi SMK
Mewujudkan generasi yang berakhlak mulia, berprestasi, terampil, mandiri dan
berwawasan lingkungan.
2. Misi SMK
1. Meningkatkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama
2. Menyelenggarakan pembelajaran yang menyenangkan berbasis IT
3. Meningkatkan kualitas layanan sarana dan prasarana pendidikan
4. Meningkatkan jiwa wirausaha dan pendidikan karakter bangsa
5. Membudayakan salam, senyum, sapa, sopan dan santun
3. Moto SMK

24
Desain Komunikasi Visual
Berkarakter dan berprestasi

C. Tujuan SMK Negeri 18 Jakarta


Menghasilkan lulusan yang kompetitif dan berbudaya
Indikator tujuan terdiri atas :
1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif mampu bekerja mandiri,
mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan industri sebagai tenaga kerja
tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang
dipilihnya
2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam
dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangakan sikap
profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.
3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta berakhlak
mulia agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun
melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
4. Membekali peserta didik dengan kompetensi- kopetensi yang sesuai dengan program
keahlian yang dipilih.
Tujuan Kompetensi Keahlian Kelompok Bisnis dan Manajemen.

Tujuan Program Keahlian Akuntansi dan Keuangan, Manajemen Perkantoran, Pemasaran


dan Desain Komunikasi Visual adalah membekali peserta didik dengan ketrampilan,
pengetahuan, dan sikap agar kompeten:
1. meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta diklat
2. mendidik peserta diklat agar warga negara yang bertanggungjawab
3. mendidik peserta diklat agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki wawasan
pengetahuan dan seni serta berakhlak mulia.
4. mendidik peserta diklat dengan keahlian dan ketrampilan akuntansi, Administrasi
Perkantoran dan Pemasaran dapat bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan
pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat
menengah
5. merndidik peserta diklat agar mampu memilih karir, berkompetisi dan mengembangkan
sikap profesional dalam bidang keahlian Bisnis dan Manajemen khususnya program
keahlian akuntansi, administrasi perkantoran dan pemasaran

25
Desain Komunikasi Visual
6. membekali peserta diklat dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan sebagai bekal bagi
yang berminat untuk melanjutkan pendidikan .
Tujuan Kompetensi Keahlian Desain Komunikasi Visual
Tujuan Program Keahlian Seni Rupa kompetensi keahlian Desain Komunikasi
Visual secara umum mengacu pada isi Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU
SPN) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang
menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Secara
khusus tujuan Program Keahlian Seni Rupa adalah membekali peserta didik dengan
keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten, meliputi :
1. meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta diklat
2. meningkatkan pemahaman bidang pekerjaan sesuai dengan kompetensi keahlian desain
komunikasi visual.
3. meningkatkan pelayanan pembelajaran bidang keahlian bisnis dan manajemen
berdasarkan kompetensi yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha/industri
4. mempersiapkan peserta didik menjadi tenaga kerja dan swakelola di bidang
Desain komunikasi visual yang memiliki etos kerja dan berakhlak mulia
5. menumbuhkan daya saing dalam memasuki dunia kerja lokal dan global sesuai dengan
program keahlian yang dikuasai di bidang seni rupa khususnya desain komunikasi
visual
6. membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan soft skill maupun hard skill
sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan.

26
Desain Komunikasi Visual
BAB III
PROFIL LULUSAN DAN SKL KOMPETENSI KEAHLIAN

A. Profil Lulusan SMK

Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah kriteria


mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan bidang dan lingkup kerja. Dalam merumuskan SKL PMK
dimulai dengan menentukan profil lulusan PMK, sebagai berikut.

1. Beriman, bertakwa, dan berbudi-pekerti luhur;

2. Memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan diri secara berkelanjutan;

3. Menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki keterampilan sesuai
dengan kebutuhan pembangunan;

4. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya baik untuk bekerja
pada pihak lain atau berwirausaha, dan

5. Berkontribusi dalam pengembangan industri Indonesia yang kompetitif menghadapi


pasar global.

B. SKL Kompetensi Keahlian


Penyusunan Area Kompetensi lulusan SMK/MAK didasarkan pada tujuan pendidikan
nasional dengan mempertimbangkan:
a. karakter dan budaya Indonesia yang memiliki keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta nilai-nilai Pancasila;
b. pembelajaran dan keterampilan abad 21 (dua puluh satu), seperti berfikir kritis
dan mampu menyelesaikan masalah, kreatif, mampu bekerja sama, dan
berkomunikasi;
c. peningkatan kompetensi lulusan melalui literasi bahasa, matematika, sains,
teknologi, sosial, budaya, dan kemampuan dasar lainnya yang dibutuhkan dalam
menghadapi tantangan masa depan;
27
Desain Komunikasi Visual
d. penyiapan sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan, keterampilan,
dan sikap sebagai tenaga terampil tingkat menengah; dan
e. ketentuan kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI) dan standar kerja
yang berlaku baik nasional maupun internasional.
Berdasarkan kriteria tersebut dirumuskan 9 (sembilan) area kompetensi
lulusan SMK/MAK sebagai berikut:
a. keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. kebangsaan dan cinta tanah air;
c. karakter pribadi dan sosial;
d. literasi;
e. kesehatan jasmani dan rohani;
f. kreativitas;
g. estetika;
h. kemampuan teknis; dan
i. kewirausahaan.
Standar kompetensi lulusan SMK/MAK dirumuskan secara menyeluruh dalam
satu kemampuan utuh dengan mengintegrasikan dimensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan berdasarkan Gradasi Kompetensi pada masing-masing program pendidikan
3 (tiga) tahun dan 4 (empat) tahun. Pengintegrasian ini dilakukan sebab ketiga dimensi
tersebut bukan merupakan komponen yang saling terpisahkan melainkan saling
melengkapi antara 1 (satu) dengan yang lain. Gradasi Kompetensi diharapkan dapat
memberikan ruang dan kesempatan berkembangnya kompetensi lulusan secara optimal
dengan mempertimbangkan lingkungan peserta didik, fungsi satuan pendidikan,
kesinambungan, lingkup dan kedalaman materi, serta tahapan perkembangan psikologis
peserta didik. Khusus untuk dimensi sikap, internalisasi nilai-nilai sikap ke dalam diri
setiap peserta didik dapat dilakukan melalui strategi:
(1) pemberian keteladanan;
(2) pemberian nasehat sesuai dengan konteks materi, waktu, dan tempat;
(3) penguatan positif dan negatif;
(4) pembiasaan; dan
(5) pengkondisian

28
Desain Komunikasi Visual
Sesuai Permendikbud nomor 34 tahun 2018 tentang SKL Pendidikan Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan , Standar Kompetensi Lulusan (SKL) SMK/MAK
dirumuskan pada program pendidikan 3 (tiga) seperti ditunjukkan pada tabel berikut berikut.

Tabel 1. Standar Kompetensi Lulusan SMK/MAK Program Pendidikan 3 (tiga) Tahun


Area
No. Standar Kompetensi Lulusan 3 (tiga) Tahun
Kompetensi
A.1. Keimanan dan A.1.1 memiliki pemahaman, penghayatan, dan
Ketakwaan kesadaran dalam mengamalkan ajaran agama
kepada Tuhan yang dianut
Yang Maha Esa A.1.2 memiliki pemahaman, penghayatan, dan
kesadaran dalam berperilaku yang
menggambarkan akhlak mulia
A.1.3 memiliki pemahaman, penghayatan, dan
kesadaran dalam hidup berdasarkan nilai kasih
dan sayang
A.2. Kebangsaan dan A.2.1 meyakini Pancasila sebagai dasar Negara
Cinta Tanah Air Kesatuan Republik Indonesia
A.2.2 memiliki kesadaran sejarah, rasa cinta, rasa
bangga, dan semangat berkorban untuk tanah
air, bangsa, dan negara
A.2.3 menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga
negara yang demokratis dan warga masyarakat
global
A.2.4 bekerjasama dalam keberagaman suku, agama,
ras, antargolongan, jender, dan bahasa dengan
menjunjung hak asasi dan martabat manusia
A.2.5 memiliki pemahaman, penghayatan, dan
kesadaran untuk patuh terhadap hukum dan
29
Desain Komunikasi Visual
norma sosial
A.2. 6memiliki kebiasaan, pemahaman, dan
kesadaran untuk menjaga dan melestarikan
lingkungan alam, kepedulian sosial dalam
onteks pembangunan berkelanjutan
A.3. Karakter Pribadi A.3.1 memiliki kebiasaan, pemahaman, dan
dan Sosial kesadaran untuk bersikap dan berperilaku jujur
A.3.2 memiliki kemandirian dan bertanggungjawab
dalam melaksanakan tugas pekerjaannya
A.3.3 memiliki kemampuan berinteraksi dan bekerja
dalam kelompok secara santun, efektif, dan
produktif dalam melaksanakan tugas
pekerjaannya
A.3.4 memiliki kemampuan menyesuaikan diri
dengan situasi dan lingkungan kerja secara
efektif
A.3.5 memiliki rasa ingin tahu untuk
mengembangkan keahliannya secara
berkelanjutan
A.3.6 memiliki etos kerja yang baik dalam
menjalankan tugas keahliannya
A.4. Kesehatan A.4.1 memiliki pemahaman dan kesadaran
Jasmani dan berperilaku hidup bersih dan sehat untuk diri
Rohani dan lingkungan kerja
A.4.2 memiliki kebugaran dan ketahanan jasmani
dan rohani dalam menjalankan tugas
keahliannya
A.4.3 menyadari potensi dirinya, tangguh mengatasi
tekanan pekerjaan, dapat bekerja produktif, dan
bermanfaat bagi lingkungan kerja
A.5. Literasi A.5.1 memiliki kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
keahliannya
30
Desain Komunikasi Visual
A.5.2 memiliki kemampuan menggunakan Bahasa
Inggris dan bahasa asing lainnya untuk
menunjang pelaksanaaan tugas sesuai
Keahliannya
A.5.3 memiliki pemahaman matematika dalam
melaksanakan tugas sesuai keahliannya
A.5.4 memiliki pemahaman konsep dan prinsip sains
dalam melaksanakan tugas sesuai keahliannya
A.5.5 memiliki pemahaman konsep dan prinsip
pengetahuan sosial dalam melaksanakan tugas
sesuai keahliannya
A.5.6 memiliki kemampuan menggunakan teknologi
dalam melaksanakan tugas sesuai keahliannya
A.5.7 memiliki kemampuan mengekspresikan dan

mencipta karya seni budaya lokal dan nasional

A.6. Kreativitas A.6.1 memiliki kemampuan untuk mencari dan


menghasilkan gagasan, cara kerja, layanan, dan
produk karya inovatif sesuai keahliannya
A.6.2 memiliki kemampuan bekerjasama
menyelesaikan masalah dalam melaksanakan
tugas sesuai keahliannya secara kreatif
A.7. Estetika A.7.1 memiliki kemampuan mengapresiasi,
mengkritisi, dan menerapkan aspek estetika
dalam menciptakan layanan dan/atau produk
sesuai keahliannya
A.8. Kemampuan A.8.1 memiliki kemampuan dasar dalam bidang
Teknis keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja
A.8.2 memiliki kemampuan spesifik dalam program
keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja dan menerapkan kemampuannya
sesuai prosedur/kaidah dibawah pengawasan
31
Desain Komunikasi Visual
A.8.3 memiliki pengalaman dalam menerapkan
keahlian spesifik yang relevan dengan dunia
kerja
A.8.4 memiliki kemampuan menjalankan tugas
keahliannya dengan menerapkan prinsip
keselamatan, kesehatan, dan keamanan
lingkungan
A.9 Kewirausaha A.9.1 memiliki kemampuan mengidentifikasi dan
.
an memanfaatkan peluang usaha dengan
mendayagunakan pengetahuan dan
keterampilan dalam keahlian tertentu
A.9.2 memiliki kemampuan memperhitungkan dan
mengambil resiko dalam mengembangkan dan
mengelola usaha
A.9.3 memiliki keinginan kuat dan kemampuan
mengelola usaha dengan mendayagunakan
pengetahuan dan keterampilan dalam keahlian
tertentu

32
Desain Komunikasi Visual
KTSP SMKN 18 JKT

BAB IV
DESKRIPSI KOMPETENSI

A. Deskripsi KKNI

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI,


dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 8 tahun 2012 adalah kerangka
penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan
mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta
pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan
struktur pekerjaan di berbagai sektor. Peraturan ini ditetapkan untuk untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006
tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional dimana perlu menetapkan Peraturan Presiden
tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Prinsip pokok kualifikasi adalah
deskripsi akan jenjang, standar, kriteria dan keluaran dari sebuah jenjang pendidikan.
Deskripsi yang rinci itulah yang diharapkan akan mampu menyandingkan kompetensi
sesama lulusan sebuah jenjang pendidikan.

Kualifikasi adalah penguasaan capaian pembelajaran yang menyatakan


kedudukannya dalam KKNI. KKNI terdiri atas 9 (sembilan) jenjang kualifikasi,
dimulai dari jenjang 1 (satu) sebagai jenjang terendah sampai dengan jenjang 9
(sembilan) sebagai jenjang tertinggi. Jenjang kualifikasi KKNI terdiri atas:

1. jenjang 1 sampai dengan jenjang 3 dikelompokkan dalam jabatan operator;


2.  jenjang 4 sampai dengan jenjang 6 dikelompokkan dalam jabatan teknisi atau
analis;
3.  jenjang 7 sampai dengan jenjang 9 dikelompokkan dalam jabatan ahli.

Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka


implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja yang dilakukan di
Indonesia pada setiap level kualifikasi pada KKNI mencakup proses yang membangun
karakter dan kepribadian manusia Indonesia sebagai berikut :

 Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


 Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya

Desain Komunikasi Visual 33


KTSP SMKN 18 JKT

 Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung
perdamaian dunia
 Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi
terhadap masyarakat dan lingkungannya
 Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original orang lain
 Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas

Rumusan deskripsi KKNI Level 2 yang diterapkan di SMK Negeri 18 :

  Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan


informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja
dengan mutu yang terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya.
 Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja
yang spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan yang tersedia terhadap
masalah yang lazim timbul.

Peta profesi untuk memberikan gambaran mengenai fungsi dan lingkup


bidang Desain Grafis/Desain Komunikasi Visual Dari peta profesi terebut terlihat
lingkup profesi bidang Desain Grafis/Desain Komunikasi Visual yang mencakup 3
(tiga) fungsi pentingnya yaitu to inform, to indentify, dan to persuade. Fungsi
memberikan informasi, mengidentifikasi dan membujuk (mempersuasi) dengan
mempergunakan media grafis (berbasis cetak), media digital, dan environmental
(lingkungan). Ketiga jenis media tersebut dapat digunakan secara sendiri-sendiri
maupun secara terpadu. Adapun lingkup profesi terbagi menjadi profesi yang lebih
umum biasanya disebut desainer grafis/komunikasi visual dan profesi yang lebih
spesialis seperti: desainer brand, desainer kemasan, desainer website, desainer
multimedia, dan lain-lain. Gambaran tersebut menunjukkan bahwa profesi ini akan
terus berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi. 24 Peta Industri DG/DKV SK
Menaker RI No.301 Th. 2016 Bidang profesi Desain Grafis/Desain Komunikasi
Visual hampir menyentuh seluruh aspek kehidupan mencakup bidang politik,
ekonomi, sosial, dan budaya. Namun dalam peta industri terkait Desain
Grafis/Desain Komunikasi Visual di atas digambarkan industri-industri di mana
pada umumnya seorang Desainer Grafis/Komunikasi Visual dibutuhkan

Desain Komunikasi Visual 34


KTSP SMKN 18 JKT

keberadaannya. Pada industri-industri tersebut di atas banyak dibutuhkan jasa


Desainer Grafis/Komunikasi Visual baik sebagai desainer yang bekerja di studio
desain, butik kreatif, biro iklan (agency), sebagai desainer lepas (freelancer)
maupun menjadi desainer inhouse. Kebutuhan akan Desainer Grafis/Komunikasi
Visual yang kompeten untuk menunjang industri-industri terkait sangat besar.
Apalagi sudah memasuki era pasar bebas ASEAN dalam kerangka Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA). Karena itu perlu disiapkan suatu standar yang dapat jadi
acuan bagi tenaga kerja dalam profesi ini, baik dalam posisinya untuk menentukan
jenjang ketenagakerjaan maupun dalam perencanaan pendidikan penunjangnya.
Agar terjadi kesinambungan antara pendidikan dengan dunia industri dalam
penyediaan SDM yang berdaya saing

Daftar Unit Kompetensi


No Kode Unit Judul Unit Kompetensi
1. M.74100.001.02 Mengaplikasikan Prinsip Dasar Desain
2. M.74100.002.02 Menerapkan Prinsip Dasar Komunikasi
3. M.74100.003.02 Menerapkan Pengetahuan Produksi Desain
4. M.74100.004.02 Menerapkan Project Brief
5. M.74100.005.02 Menerapkan Design Brief
6. M.74100.006.01 Mengorganisasi Informasi Terkait Proyek Desain
7. M.74100.007.01 Menetapkan Strategi Desain
8. M.74100.008.02 Menetapkan Konsep Desain
9. M.74100.009.02 Mengoperasikan Perangkat Lunak Desain
10. M.74100.010.01 Menciptakan Karya Desain
11. M.74100.011.02 Mengevaluasi Hasil Karya Desain
12. M.74100.012.02 Mempresentasikan Karya Desain
13. M.74100.013.02 Membuat Materi Siap Produksi
14. M.74100.014.01 Mengelola Proses Produksi
15. M.74100.015.01 Mengelola Proses Desain
16. M.74100.016.02 Menerapkan Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual
17. M.74100.017.01 Memimpin Organisasi Desain
18. M.74100.018.01 Mencipta Desain secara Interdisiplin

Desain Komunikasi Visual 35


KTSP SMKN 18 JKT

B. Diskripsi Kompetensi PMK


Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas
yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;

2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan

4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.


Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 2. Kompetensi inti untuk jenjang SMK

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS X KELAS XI KELAS XII

1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan


mengamalkan ajaran agama mengamalkan ajaran agama mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya yang dianutnya. yang dianutnya.

2. Menghayati dan 2. Menghayati dan 2. Menghayati dan


Mengamalkan perilaku jujur, mengamalkan perilaku jujur, mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung-jawab, disiplin, tanggung-jawab, disiplin, tanggung-jawab,
peduli (gotong royong, peduli (gotong royong, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), kerjasama, toleran, damai), kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro- santun, responsif dan pro- santun, responsif dan pro-
aktif dan menunjukan sikap aktif dan menunjukan sikap aktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi sebagai bagian dari solusi sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan atas berbagai permasalahan atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara dalam berinteraksi secara dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan efektif dengan lingkungan efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam sosial dan alam serta dalam sosial dan alam serta dalam
menempatkandiri sebagai menempatkan diri sebagai menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam cerminan bangsa dalam cerminan bangsa dalam

Desain Komunikasi Visual 36


KTSP SMKN 18 JKT

pergaulan dunia. pergaulan dunia. pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan 3. Memahami, menerapkan, 3. Memahami, menerapkan,


dan menganalisis dan menganalisis menganalisis, dan
pengetahuan faktual, pengetahuan faktual, mengevaluasi pengetahuan
konseptual, dan prosedural konseptual, prosedural, dan faktual, konseptual,
berdasarkan rasa ingin metakognitif berdasarkan prosedural, dan metakognitif
tahunya tentang ilmu rasa ingin tahunya tentang dalam ilmu pengetahuan,
pengetahuan, teknologi, seni, ilmu pengetahuan, teknologi, teknologi, seni, budaya, dan
budaya, dan humaniora seni, budaya, dan humaniora humaniora dengan wawasan
dalam wawasan dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kemanusiaan, kebangsaan, kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
kenegaraan, dan peradaban kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
terkait penyebab fenomena terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang
dan kejadian dalam bidang dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
kerja yang spesifik untuk kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
memecahkan masalah. memecahkan masalah.

C. Deskripsi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek


kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Berikut tabel 3:

Tabel 3 Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2


KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2
(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
agama yang dianutnya disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai),
bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif
melalui keteladanan, pemberian nasihat,
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian
Desain Komunikasi Visual 37
KTSP SMKN 18 JKT

secara berkesinambungan serta menunjukkan


sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
Kompetensi sikap spiritual (KI 1) dan Kompetensi sikap sosial (KI 2) tersebut
dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran
serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.Penumbuhan dan pengembangan kompetensi
sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan
sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Tabel 4 : Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi Inti 4

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)

Desain Komunikasi Visual 38


KTSP SMKN 18 JKT

3. Memahami, menerapkan, 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan


menganalisis, dan menggunakan alat, informasi, dan
mengevaluasi tentang prosedur kerja yang lazim dilakukan
pengetahuan faktual, serta memecahkan masalah sesuai
konseptual, prosedural, dan dengan bidang kajian bahasa
metakognitif sesuai dengan Indonesia.
bidang dan lingkup kajian Menampilkan kinerja di bawah
bahasa Indonesia pada bimbingan dengan mutu dan
tingkat teknis, spesifik, detil, kuantitas yang terukur sesuai dengan
dan kompleks, berkenaan standar kompetensi kerja.
dengan ilmu pengetahuan, Menunjukkan keterampilan menalar,
teknologi, seni, budaya, dan mengolah, dan menyaji secara efektif,
humaniora dalam konteks kreatif, produktif, kritis, mandiri,
pengembangan potensi diri kolaboratif, komunikatif, dan solutif
sebagai bagian dari keluarga, dalam ranah abstrak terkait dengan
sekolah, dunia kerja, warga pengembangan dari yang
masyarakat nasional, dipelajarinya di sekolah, serta mampu
regional, dan internasional.
melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.

Rincian KD 3 dan KD 4 terlampir

BAB V
STRUKTUR DAN PERATURAN AKADEMIK

Desain Komunikasi Visual 39


KTSP SMKN 18 JKT

A. Struktur Kurikulum

Struktur dan muatan KTSP SMK ditetapkan melalui Peraturan Dirjen Dikdasmen
Nomor 07/D.D5/KK/2018. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan berisi
Muatan Umum yang terdiri atas: (A) Muatan Nasional dan (B) Muatan Kewilayahan yang
dikembangkan sesuai kebutuhan wilayah dan (C) Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri
atas Dasar Bidang Keahlian, Dasar Program Keahlian, dan Kompetensi Keahlian.
Muatan Nasional terdiri atas enam Mata Pelajaran yaitu: (1) Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti; (2) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (3) Bahasa Indonesia; (4)
Matematika; (5) Sejarah Indonesia; (6) Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya. Muatan
Kewilayahan berisi dua Mata Pelajaran yaitu: (1) Seni Budaya dan (2) Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan. Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri atas tiga subkelompok,
yaitu: (1) Dasar Bidang Keahlian; (2) Dasar Program Keahlian; (3) Kompetensi Keahlian.

1. Mata Pelajaran

Untuk mewadahi konsep kesamaan muatan antara SMA/MA dan SMK/MAK, maka
dikembangkan Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah, terdiri atas Kelompok Mata
pelajaran :
A. Muatan Nasional,
B. Muatan kewilayahan
C. Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri
C1. Dasar Bidang Keahlian
C2. Dasar Program Keahlian
C3.Kompetensi Keahlian
Mata pelajaran wajib mencakup 8 (sembilan) mata pelajaran dengan beban belajar 24 jam
per minggu untuk kelas X, 17 jam pelajaran untuk kelas XI dan kelas XII. Isi kurikulum
(KI dan KD) dan kemasan substansi untuk Mata pelajaran wajib bagi SMA/MA dan
SMK/MAK adalah sama. Struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik
merupakan subjek dalam belajar yang memiliki hak untuk memilih mata pelajaran sesuai
dengan minatnya.

Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik untuk SMA/MA serta pilihan
akademik dan vokasional untuk SMK/MAK. Mata pelajaran pilihan ini memberi corak
kepada fungsi satuan pendidikan, dan didalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat
peserta didik. Satu jam belajar adalah 45 menit, sedangkan beban belajar untuk

Desain Komunikasi Visual 40


KTSP SMKN 18 JKT

SMK/MAK adalah 48 jam pelajaran per minggu. Berikut adalah tabel struktur kurikulum
SMK :

Tabel 5. Struktur Kurikulum SMK 2019/2020


STRUKTUR KURIKULUM NASIONAL
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN
TAHUN 2018
BIDANG KEAHLIAN : SENI DAN INDUSTRI KREATIF
PROGRAM KEAHLIAN : SENI RUPA
PAKET KEAHLIAN : DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

KELAS

MATA PELAJARAN X XI XII


1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3


Pendidikan Pancasila dan
2. 2 2 2 2 2 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
Bahasa Inggris dan Bahasa Asing
6. 3 3 3 3 4 4
Lainnya
B. Muatan Kewilayahan

1. Seni Budaya 3 3 - - - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
2. 2 2 2 2 - -
Kesehatan
Jumlah A dan B 24 24 17 17 16 16
C. Muatan Peminatan Kejuruan

C1. Dasar Bidang Keahlian

1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -


2. Tinjauan Seni 2 2 - - - -
3. Dasar-dasar Kreativitas 2 2 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian

1. Dasar-dasar Seni Rupa 4 4 - - - -


2. Gambar 7 7 - - - -

Desain Komunikasi Visual 41


KTSP SMKN 18 JKT

3. Sketsa 4 4 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian

1. Desain Publikasi - - 9 9 8 8
2. KomputerGrafis - - 7 7 7 7
3. Fotografi - - 4 4 4 4
4. Videografi - - 4 4 6 6
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 22 22 31 31 33 33
Total 46 46 48 48 48 48
Struktur kurikulum SMK Negeri 18 Jakarta untuk kelas X menggunakan struktur kurikulum
Peraturan Dirjen nomor 07/D.D5/KK/2018 ( kurikulum 2013 revisi 2017), kurikulum 2013
revisi dan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Struktur Kurikulum memiliki 48 jam pelajaran yang terdiri atas 46 jam pelajaran dari
pusat dan 2 jam muatan lokal bahasa Mandarin.

b. Kompetensi keahlian yang dipilih adalah Akuntansi dan Keuangan Lembaga, Bisnis
Daring dan Pemasaran dan Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran serta Desain
Komunikasi Visual.

c. Struktur Kurikulum terdiri atas mata pelajaran kelompok A muatan nasional, kelompok
B muatan kewilayahan, kelompok C muatan peminatan kejuruan yang terdiri atas
kelompok C1 Dasar Bidang Keahlian, C2 Dasar Program Keahlian dan C3 Kompetensi
Keahlian.

d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum.

e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran adalah 38-40 minggu.

Berikut adalah struktur kurikulum SMK Negeri 18 Jakarta untuk kelas X DKV menggunakan
struktur kurikulum Peraturan Dirjen nomor 07/D.D5/KK/2018 ( kurikulum 2013 revisi
2017).
Tabel 6. Struktur Kurikulum SMK Negeri 18 Jakarta paket keahlian Desain Komunikasi
Visual

Desain Komunikasi Visual 42


KTSP SMKN 18 JKT

KELAS

MATA PELAJARAN X XI XII


1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3


Pendidikan Pancasila dan
2. 2 2 2 2 2 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3
4. Matematika 4 4 4 4 5 5
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
Bahasa Inggris dan Bahasa Asing
6. 3 3 3 3 4 4
Lainnya
B. Muatan Kewilayahan

7. Seni Budaya 3 3 - - - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
8. 2 2 2 2 - -
Kesehatan
9. Bahasa Jepang 2 2 2 2 2 2
Jumlah A dan B 26 26 19 19 19 19
C. Muatan Peminatan Kejuruan

C1. Dasar Bidang Keahlian

10. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -


11. Tinjauan Seni 2 2 - - - -
12. Dasar-dasar Kreativitas 2 2 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian

13. Dasar-dasar Seni Rupa 4 4 - - - -


14. Gambar 6 6 - - - -
15. Sketsa 4 4 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian

16. Desain Publikasi - - 8 8 7 7


17. KomputerGrafis - - 7 7 7 7
18. Fotografi - - 4 4 4 4
19. Videografi - - 4 4 5 5
20. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 5 5 5 5

Desain Komunikasi Visual 43


KTSP SMKN 18 JKT

BK 1 1 1 1 1 1
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 22 22 29 29 29 29
Total 48 48 48 48 48 48

B. Peraturan Akademik

1. Beban Belajar

a. Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar dengan menggunakan sistem
paket. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya
diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan
untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban
belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.

b. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk
mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan
dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

c. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta
didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada SMK
Negeri 18 Jakarta selama 45 menit. Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu adalah 48 jam
pelajaran pembelajaran.

Tabel 7. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka

(Disesuaikan dengan kebijakan sekolah namun tidak mengurangi jam minimal)

Satu jam Jumlah Minggu


Waktu Jumlah jam per
Satuan pemb. jam pemb. Efektif per
Kelas pembelajaran per tahun (@60
Pendidikan tatap muka Per tahun
tahun menit)
(menit) minggu pelajaran

1584-1760 jam
pembelajaran
X s.d.
SMKN 18 45’ 48 38-40 1188-1320 jam
XII (71280 - 79200
menit)

Desain Komunikasi Visual 44


KTSP SMKN 18 JKT

d. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi


pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik 0 – 60%.

e. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik dan guru tetapi
maksimum 60% dari jam tatap muka dalam satu semester.

f. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Walaupun pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata
pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat
dilakukan secara fleksibel, menetapkan alokasi waktu yang sama setiap semesternya yakni 48
jam pelajaran per minggu. Penambahan jam pembelajaran tambahan dari alokasi minimal
didasarkan pada pertimbangan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, tingkat
kesulitan, dan atas dasar pencapaian prestasi akademik siswa.

g. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam
sistem paket 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik
dalam mencapai kompetensi.

h. Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah tiga tahun
maksimum 5 tahun.

i. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam
tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.

2. Penjurusan
 Penjurusan dilakukan di awal peserta didik masuk ke SMK Negeri 18 Jakarta.
Peserta didik memilih sendiri kompetensi keahlian yang diminati dengan
mempertimbangkan minat, kemampuan peserta didik dan daya tampung kompetensi
keahlian. Pemilihan paket keahlian atau jurusan di SMK Negeri 18 Jakarta dilakukan
oleh peserta didik pada saat mendaftar sebagai peserta didik baru. Pemilihan ini
didasari oleh minat, bakat, dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik yang

Desain Komunikasi Visual 45


KTSP SMKN 18 JKT

bersangkutan, khususnya kemampuan dilihat dari nilai hasil Ujian Nasional calon
peserta didik di tingkat SMP/MTs.
 Setiap peserta didik berhak memilih 3 (tiga) paket keahlian yang berbeda. Apabila dari
ketiga paket keahlian pilihan tidak dapat diterima, maka calon peserta didik dapat
mendaftar lagi untuk memilih paket keahlian lain atau sekolah lain yang masih
memungkinkan. SOP yang digunakan adalah SK Dirjen Mendikdasmen Nomor
12/C/Kep/TU/2008 dan SOP yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta
dalam Penerimaan Peserta Didik Baru secara real time (online) pada tahun 2019/2020.

3. Prosedsur PKL

Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah kegiatan wajib bagi siswa Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) yaitu kegiatan belajar dengan objek dan tempat langsung di
Dunia Usaha / Dunia Industri. Dalam Kurikulum 2013 (rev 2017) pelaksanaan PKL selama
120 hari / 24 minggu / 6 Bulan. Proses Pembelajaran di dunia kerja (DUDI) disebut
dengan Praktik kerja lapangan (PKL) untuk penerapan, pemantapan, dan peningkatan
kompetensi. Pelaksanaan PKL melibatkan praktisi ahli yang berpengalaman di bidangnya
melaluipembimbingan praktik.
1. Dasar Hukum

a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


b. PP No. 19 Tahun 2005 yang terakhir diubah dengan PP No. 13 Tahun 2015 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
c. PP RI No. 17 Tahun 2010 yang telah diubah dengan PP RI No. 66 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
d. PP RI No. 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Industri.
e. Perpres No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI);
f. Inpres No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam
Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
g. Permen Perindustrian No. 03/M-IND/PER/1/2017 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link and
Match dengan Industri.
h. Permen Tenaga Kerja No. 36 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pemangangan di
Dalam Negeri.

Desain Komunikasi Visual 46


KTSP SMKN 18 JKT

i. Permen Pendidikan dan Kebudayaan No20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi


Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan.

2. Tujuan PKL

a. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) untuk menanamkan (internalize) iklim


kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
b. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki dunia kerja
menghadapi tuntutan pasar kerja global.
c. Memenuhui hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai keutuhan standar
kompetensi lulusan.
d. Mengaktualisasikan penyelenggaraan Model Pendidikan Sistem Ganda (PSG) antara
SMK dan Institusi Pasangan (DUDI), memadukan secara sistematis dan sistemik
program pendidikan di SMK dan program latihan di dunia kerja (DUDI).

3. Manfaat PKL

3.1. Bagi Peserta Didik

a. Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh di sekolah.


b. Menambah wawasan dunia kerja, iklim kerja positif yang berorientasi pada peduli
mutu proses dan hasil kerja.
c. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta dapat menamkan etos kerja yang
tinggi.
d. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi keahlian yang dipelajari
ditempat PKL
e. Mengembangkan kemampuannya sesuai dengan bimbingan/ arahan pembimbing
industry

3.2. Bagi Sekolah

a. Terjalinnya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan antara sekolah dengan


duni kerja (perusahaan)
b. Meningkatkan kualitas lulusannya melalui pengalaman kerja selama PKL.

Desain Komunikasi Visual 47


KTSP SMKN 18 JKT

c. Mengembangkan program sekolah melalui sinkronisasi kurikulum, proses


pembelajaran, teaching factory, dan pengembangan sarana dan prasarana
praktik berdasarkan hasil pengamatan di tempat PKL.
d. Meningkatkan kualitas lulusan

3.3. Bagi DU/DI

a. Dunia Kerja (DUDI) lebih dikenal oleh masyarakat sekolah sehingga dapat membantu
promosi produk.
b. Adanya masukan yang positif dan konstruktif dari SMK untuk perkembangan DUDI.
c. Dunia kerja/DUDI dapat mengembangkan proses dan atau produk melalui optimalisasi
peserta PKL.
d. Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan kebutuhannya.
e. Meningkatkan citra positif DUDI sebagai bentuk implementasi dari Inpres No 9 tahun
2016

4. Fungsi PKL

a. Pemantapan Kompetensi . Pembelajaran di SMK belum memenuhi standar


indusri, dilihat dari ketersediaan jenis dan jumlah peralatan, kompetensi pengajar,
kondisi dan situasi belajar, dan situasi melayani konsumen secara langsung.
b. Realisasi Pendidikan Sistim Ganda (PSG). Aktualisasi PSG, SMK bermitra dengan
DUDI. SMK yang melakukan memorandum of understanding (MoU) dengan DUDI
dalam pelaksanaan pembelajaran: SMK PIKA Semarang, SMK Negeri 1 Singosari
Malang yang membuka kelas ASTRA, SMK N 3 Banduran Sidoarjo
(STM Perkapalan) dengan PT PAL Indonesia dan lain-lain

5. Pelaksanaan PKL

a. Pola harian (120-200 hari efektif), 5 hari x 4 minggu x 6 bulan (120 hari)

b. Pola mingguan (24-40 minggu), 4 minggu x 6 bulan (24 minggu)

c. Pola bulanan (6 bulan).


Penyelenggaraan PKL pola bulanan ini dilakukan dengan cara mendistribusikan 3
bulan siswa mengikuti PKL ke DU/DI 2 Januari sd 31 Maret semester 4 dan 3
bulan PKL di sekolah semester 2 dan 3 dalam bulan efektif pembelajaran.

Desain Komunikasi Visual 48


KTSP SMKN 18 JKT

PROSEDUR PELAKSANAAN PKL SMKN 18 JAKARTA


MoU
SMK dan
DUDI
Pedoman PKL

PERENCANAAN
PKL
Pemilahan
Daftar
Kompetensi
Kompetensi
Penetapan DUDI
Daftar DUDI Penyusunan
Program PKL
Program PKL Pembekalan
Peserta
Penetapan
PembimbingPKL
PELAKSANAAN

Penyusunan Jurnal
PKL
Monitoring PKL
Dokumentasi
Portofolio

PENILAIAN PKL
Penilaian
Nilai dari Pembimbing
pembimbing Sertifikasi DUDI
DUDI Pelaporan Nilai

Sertifikat dari
DUDI

Laporan Nilai
(Raport)
4. Sistem Penilaian
Ketentuan Pelaksanaan Ulangan dan Ujian

a. Pelaksanaan ulangan harian :


1) Seluruh peserta didik wajib mengikuti ulangan harian sesuai dengan kompetensi
inti /kompetensi dasar yang pelaksanaannya ditentukan oleh guru mata pelajaran
yang bersangkutan
2) Bagi peserta didik yang tidak mengikuti ulangan harian karena alasan tertentu dapat
mengikuti ujian susulan dengan waktu yang ditentukan oleh guru mata pelajaran
yang bersangkutan

Desain Komunikasi Visual 49


KTSP SMKN 18 JKT

b. Pelaksanaan Penilaian Tengah Semester


1) Penilaian Tengah Semester dilaksanakan setelah bulan ke 2 sesuai dengan
Kompetensi Inti /Kompetensi Dasar berjalan yang sesuai jadwal yang ditetapkan
dalam kalender pendidikan
2) Bagi peserta didik yang tidak mengikuti Penilaian Tengah Semester karena alasan
tertentu dapat mengikuti ujian susulan pada waktu yang ditentukan oleh guru mata
pelajaran yang bersangkutan sebelum pembagian raport tengah semester

c. Pelaksanaan Penilaian Akhir Semester:


1) Penilaian Akhir Semester dilaksanakan setelah bulan ke 6 sesuai dengan jadwal
yang ditetapkan dalam kalender pendidikan
2) Bagi peserta didik yang tidak mengikuti Penilaian Akhir Semester karena alasan
tertentu dapat mengikuti ulangan susulan pada waktu yang ditentukan oleh panitia
Penilaian Akhir Semester sebelum pembagian raport semester.

d. Pelaksanaan Ujian Sekolah dan Ujian Nasional


1) Pelaksanaan Ujian Sekolah dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta sementara Ujian Nasional
ditentukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
disesuaikan dengan POS UN
2) Peserta didik yang berhak mengikuti Ujian Sekolah dan Ujian Nasional adalah
peserta didik yang masih aktif belajar di kelas XII
3) Bagi peserta didik yang tidak mengikuti Ujian Sekolah dan Ujian Nasional karena
alasan tertentu dapat mengikuti ujian susulan pada waktu yang ditentukan sesuai
POS

e.. Ketentuan Pelaksanaan Pengayaan dan Remedial


1. Peserta didik yang tidak lulus ulangan harian, ujian tengah semester dan atau ujian
semester wajib mengikuti pengayaan dan remedial
2. Pelaksanaan pengayaan dan remedial ditentukan oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan dengan mengisi bukti/form program pengayaan dan remedial untuk
diserahkan kepada bagian kurikulum dan selanjutnya diserahkan kepada wali kelas
3. Batas maksimam nilai remedial adalah sama dengan nilai KKM/KBM

Sistem Penilaian untuk kelas X, XI dan XII:


1. Penilaian Kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar
teman dan jurnal
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan dan penugasan
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian portofolio.

Desain Komunikasi Visual 50


KTSP SMKN 18 JKT

Permendiknas No. 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar


dan Menengah mengatur tentang penilaian yang terdiri atas penilaian hasil belajar
oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan
untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan
efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian ini dilaksanakan dalam bentuk penugasan,
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas. Berbagai macam ulangan dilaksanakan dengan menggunakan teknik
dan instrumen yang sesuai dengan kebutuhan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai pencapaian
kompetensi peserta didik, (b) bahan Pengembangan laporan hasil belajar, dan (c)
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai
instrumen baik tes maupun nontes atau penugasan yang dikembangkan sesuai dengan
karateristik kelompok mata pelajaran.
Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus terencana, terpadu, menyeluruh,
dan berskesinambungan. Dengan penilaian ini diharapkan pendidik dapat (a)
mengetahui kompetensi yang telah dicapai peserta didik, (b) meningkatkan motivasi
belajar peserta didik, (c) mengantarkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah
ditentukan, (d) memperbaiki strategi pembelajaran, dan (e) meningkatkan akuntabilitas
sekolah.
Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian oleh pendidik sebagai
berikut:Menjelang awal tahun pelajaran, guru mata pelajaran sejenis pada satuan
pendidikan (MGMP sekolah) melakukan pengembangan indikator pencapaian KD,
Pengembangan rancangan penilaian (teknik dan bentuk penilaian) yang sesuai,
pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan setiap KD, penetapan Kriteria
Ketuntasan Belajar (KB) masing-masing mata pelajaran melalui analisis indikator
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik (kemampuan rata-rata peserta
didik/intake), karakteristik setiap indikator (kesulitan/kerumitan atau kompleksitas),
dan kondisi satuan pendidikan (daya dukung, misalnya kompetensi guru, fasilitas
sarana dan prasarana). Pada awal semester pendidik menginformasikan KKM/KB dan
silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian
kepada peserta didik.

Desain Komunikasi Visual 51


KTSP SMKN 18 JKT

Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi, instrumen penilaian (berupa


tes, pengamatan, penugasan, dan sebagainya) dan pedoman penskoran. Hal-hal lain
yang belum diatur dikembangkan dalam peraturan akademik.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai
pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian ini
meliputi:
Penilaian akhir untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok
mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran iptek, olah raga, dan kesehatan.
Penilaian akhir digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk menentukan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan dan harus mempertimbangkan hasil penilaian
peserta didik oleh pendidik;
Ujian Sekolah untuk semua mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan
dan teknologi (yang tidak dinilai melalui Ujian Nasional) dan aspek kognitif dan/atau
psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, serta
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. Ujian Sekolah juga
merupakan salah satu persyaratan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan.
Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan sebagai
berikut: Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan melakukan pendataan
KKM/ketuntasan belajar setiap mata pelajaran, penentuan kriteria kenaikan kelas (bagi
satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket) atau penetapan kriteria program
pembelajaran (untuk satuan pendidikan yang melaksanakan Sistem Kredit Semester),
penentuan kriteria nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran
estetika, dan kelompok mata pelajaran iptek, olahraga dan kesehatan, dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik, penentuan kriteria kelulusan ujian
sekolah, koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas.
Sekolah membentuk tim untuk menyusun instrumen penilaian (untuk
penilaian tengah semester, penilaian akhir semester/PAS, dan ujian sekolah) yang
meliputi pengembangan kisi-kisi penulisan soal (di dalamnya terdapat indikator soal),
Pengembangan butir soal sesuai dengan indikator dan bentuk soal, serta mengikuti

Desain Komunikasi Visual 52


KTSP SMKN 18 JKT

kaidah penulisan butir soal, penelaahan butir soal secara kualitatif, dilakukan oleh
pendidik lain (bukan penyusun butir soal) pengampu mata pelajaran yang sama
dengan butir soal yang ditelaahnya, perakitan butir-butir soal menjadi perangkat tes.
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan dalam bentuk Ujian
Nasional (UN). Pemerintah menugaskan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
untuk menyelenggarakan UN, dan dalam penyelenggaraannya BSNP bekerja sama
dengan instansi terkait di lingkungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, dan satuan pendidikan.
Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk (a) pemetaan
mutu satuan pendidikan, (b) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, dan
(c) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan
belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya
dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan
standar kompetensi. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD)
merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut.
Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila
yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan
untuk seluruh indikator pada KD tersebut. Secara kuantitatif sekolah telah menetapkan
KKM/KB sebagaimana terlampir sebagai bagian tidak terpisahkan dengan dokumen
kurikulum ini.
Selanjutnya sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013, maka ketuntasan
belajar peserta meliputi keseluruhan aspek penilaian sebagaimana diatur dalam
Permendikbud No. 23 tahun 2016 tentang standar penilaian pendidikan . Penilaian
dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip, bentuk, mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian sebagaimana diatur dalam standar penilaian yang bersifat autentik dengan
mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Kurikulum 2013
mengembangkan meliputi Kompetensi Inti (KI) yaitu tingkat kemampuan untuk
mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki siswa/peserta didik.

Desain Komunikasi Visual 53


KTSP SMKN 18 JKT

Pencapaian setiap KI dijabarkan secara rinci dalam kompetensi dasar (KD). Khusus
untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) pembelajaran KI-1 dan KI-2 diturunkan secara
langsung sesuai dengan KD pada KI-3 dan KI-4. Sedangkan untuk mata pelajaran lain
pembelajaran KI-1 dan KI-2nya dilaksanakan secara tidak langsung.
Dalam rangka menilai akhlak peserta didik, guru agama dan guru mata
pelajaran lain melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta didik, baik di dalam
maupun di luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk menilai perilaku peserta
didik yang menyangkut pengamalan agamanya seperti kedisiplinan, kebersihan,
tanggung jawab, sopan santun, hubungan sosial,
kejujuran, dan pelaksanaan ibadah ritual. Tabel berikut menampilkan dimensi dan
indikator penilaian akhlak mulia.
Tabel 8. Dimensi dan indikator sebagai rambu-rambu penilaian akhlak mulia
No Dimensi Indikator
1 Disiplin Datang dan pulang tepat waktu
mengikuti kegiatan dengan tertip
2 Bersih Membuang sampah pada tempatnya
Mencuci tangan sebelum makan
Membersihkan tempat kegiatan
Merawat kebersihan diri
3 Tanggungjawab Menyelesaikan tugas pada waktunya
Berani menanggung resiko
4 Sopan Santun Berbicara dengan sopan
Bersikap hormat pada orang lain
Berpakaian sopan
Berposisi duduk yang sopan
5 Hubungan Sosial Menjalin hubungan baik dengan guru
Menjalin hubungan baik dengan sesama teman
Menolong teman
Mau bekerjasama dalam kegiatan yang positif
6 Jujur Menyampaikan pesan apa adanya
Mengatakan apa adanya
Tidak berlaku curang
7 Pelaksanaan Melaksanakan sembahyang
ibadah ritual Menunaikan ibadah puasa
Berdoa

Penentuan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada akhir
satuan pendidikan dilakukan melalui rapat dewan pendidik yang didasarkan pada
hasil ujian sekolah dengan mempertimbangkan penilaian oleh pendidik.
Desain Komunikasi Visual 54
KTSP SMKN 18 JKT

Penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian


Hasil belajar kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian meliputi:
Pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara, yaitu aspek kognitif
sebagai hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Kepribadian, yaitu
beberapa aspek kepribadian sebagaimana disebutkan dalam Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum. Perilaku berkepribadian, yaitu berbagai bentuk perilaku sebagai
penerjemahan dimilikinya ciri-ciri kepribadian warga negara Indonesia
Seperti kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, penilaian kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui: Pengamatan terhadap
perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian
peserta didik; Ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif
peserta didik.
Tabel 9. Penilaian terhadap aspek kepribadian peserta didik
ASPEK
INDIKATOR PERILAKU
KEPRIBADIAN
1a. Tidak menghindari kewajiban
Bertanggungjawab 2b. Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan
3c. Menaati tata tertib sekolah
4d. Memelihara fasilitas sekolah

Percaya Diri 1a. Tidak mudah menyerah


2b. Berani menyatakan pendapat
3c. Berani bertanya
4d. Mengutamakan usaha sendiri daripada bantuan

a. Menerima pendapat yang berbeda


Saling Menghargai b. Memaklumi kekurangan orang lain
c. Mengakui kelebihan orang lain
d. Dapat bekerjasama

Bersikap Santun 1a. Menerima nasihat guru


2b. Menghindari permusuhan dengan teman
3c. Menjaga perasaan orang lain

Kompetitif 1a. Berani bersaing


2b. Menunjukkan semangat berprestasi
3c. Berusaha ingin lebih maju
4d. Memiliki keinginan untuk tahu

PP 19 tahun 2005 Pasal 63 ayat (1) menyatakan bahwa penilaian pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan

Desain Komunikasi Visual 55


KTSP SMKN 18 JKT

dan teknologi (iptek) untuk SMK dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
bahasa, matematika, IPA (fisika, kimia, biologi), IPS (ekonomi, sejarah, sosiologi,
geografi), keterampilan, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta muatan
lokal yang relevan. Penilaian dalam kelompok mata pelajaran iptek disesuaikan
dengan karakteristik tiap-tiap rumpun mata pelajaran. Berikut ini adalah karakteristik
penilaian tiap-tiap rumpun mata pelajaran yang dimaksudkan.
1a. Penilaian kemampuan berbahasa harus memperhatikan hakikat dan fungsi bahasa
yang lebih menekankan pada bagaimana menggunakan bahasa secara baik dan benar
sehingga mengarah kepada penilaian kemampuan berbahasa berbasis kinerja.
Penilaian ini menekankan pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang
mengutamakan adanya tugas-tugas interaktif dalam empat aspek keterampilan
berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Oleh karena itu,
penilaian kemampuan berbahasa bersifat autentik dan pragmatik. Selain itu,
komunikasi nyata senantiasa melibatkan lebih dari satu keterampilan berbahasa
sehingga harus diperhatikan keterpaduan antara keterampilan berbahasa tersebut.
2b. Penilaian dalam matematika perlu menekankan keterampilan bermatematika, bukan
hanya pengetahuan matematika. Sebagai konsekuensi, pendidik hendaknya
memperhatikan benar kemampuan berpikir yang ingin dinilainya. Selain itu, titik berat
penilaian dalam matematika hendaknya diberikan kepada penilaian yang terintegrasi
dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian yang terintegrasi dengan kegiatan
pembelajaran harus mencakup soal atau tugas yang memerlukan kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Soal atau tugas demikian akan mendorong peserta didik untuk
senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan berpikirnya. Penilaian akhir terhadap
peserta didik hendaknya berdasarkan pada teknik penilaian yang beragam. Tingkat
kesukaran soal untuk penilaian akhir hendaknya bukan karena kerumitan prosedural
yang harus dilakukan peserta didik, melainkan karena kebutuhan akan tingkat
pemahaman dan pemikiran yang lebih tinggi.
3c. Penilaian Program Kompetensi dapat dilakukan secara terpadu dengan proses
pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes tertulis, observasi,
tes praktik, penugasan, tes lisan, portofolio, jurnal, inventori, penilaian diri, dan
penilaian antarteman. Pengumpulan data penilaian selama proses pembelajaran
melalui observasi juga penting untuk dilakukan. Data aspek afektif seperti sikap
ilmiah, minat, dan motivasi belajar dapat diperoleh dengan observasi, penilaian diri,
dan penilaian antarteman.

Desain Komunikasi Visual 56


KTSP SMKN 18 JKT

4d. Penilaian dalam bidang TIK dapat diukur melalui tes praktik sewaktu peserta didik
menyelesaikan tugas dan/atau produk yang dihasilkan. Tes praktik, dapat dilakukan
melalui tes keterampilan tertulis, tes identifikasi, tes praktik simulasi maupun tes/uji
petik/contoh kerja. Dalam pendidikan teknologi dan kejuruan, tugas-tugas
laboratorium/bengkel harus dirancang untuk mensimulasikan tes praktik pada
pekerjaan yang sesungguhnya melalui tes praktik simulasi. Tes petik kerja atau tes
sampel kerja merupakan tes praktik tingkat tertinggi yang merupakan perwujudan dari
tes praktik keseluruhan yang hendak diukur. Selain dengan tes kinerja, penilaian
dalam bidang teknologi dapat pula dengan hasil penugasan dan portofolio. Hasil
penugasan dapat berupa produk yang mencerminkan kompetensi peserta didik. Hasil
portofolio yang berupa kumpulan hasil kerja berkesinambungan dapat dipakai sebagai
informasi yang menggambarkan perkembangan kompetensi peserta didik.
Penilaian dilakukan secara menyeluruh yaitu mencakup semua aspek kompetensi
yang meliputi kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif. Dalam laporan hasil
belajar peserta didik, terdapat komponen pengetahuan yang umumnya merupakan
representasi aspek kognitif, komponen praktik yang melibatkan aspek
psikomotorik, dan komponen sikap yang berkaitan dengan kondisi afektif peserta
didik terhadap mata pelajaran tertentu.

. Tabel 10. Aspek yang dinilai untuk setiap mata pelajaran

Aspek Penilaian Yang


Komponen Dominan Keterangan
Penge Prak Sikap
tahuan Tik
Mata ✓ ✓ Pendidikan Agama berfungsi untuk : pengembangan
Pelajaran keimanan dan ketaqwaan, penanaman dan pengamalan nilai
Pendidikan ajaran Islam, penyesuaian mental terhadap lingkungan,
Agama pencegahan dari hal-hal yang negatif.
Islam Ketiga aspek Pengetahuan, praktik, dan afektif/sikap, proses
(untuk penilaiannya dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu,
agama sebagai contoh:
lainnya Aspek Pengetahuan, dominan pada pembelajaran
disesuaikan Alqur’an, Aqidah, Syariah, Tarikh dan Muammalah,
dengan sholat, membaca al Qur’an/al Kitab, berkhotbah, dsb.nya
karakteristik Aspek Sikap, yang terkait dengan mata pelajaran dominan
masing- pada aspek penanaman nilai – nilai akhlak.

Desain Komunikasi Visual 57


KTSP SMKN 18 JKT

Aspek Penilaian Yang


Komponen Dominan Keterangan
Penge Prak Sikap
tahuan Tik
masing)

Mata ✓ ✓ Pendidikan Kewarganegaraan berfungsi sebagai


Pelajaran wahana untuk membentuk warga negara yg. Cerdas,
Pendidikan terampil dan berkarakter setia kepada bangsa dan
Kewargane Negara yang mampu merefleksikan dalam kebiasaan
ga- berfikir dan bertindak sesuai amanat Pancasila dan
raan UUD 1945.
Aspek yang dinilai lebih dominan pada:
Aspek Pengetahuan mencakup: peningkatan
pemahaman konsep dan fakta tentang hakikat
berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan amanat
Pancasila dan UUD 1945. Penggunaan berbagai
metode seperti: kooperatif, penemuan, inkuiri,
interaktif, eksploratif, berfikir kritis, dan pemecahan
masalah, dimaksudkan untuk meningkatkan
efektifitas pembelajaran (bukan praktik), yang
penilaiannya terintegrasi / terpadu di dalam aspek
pengetahuan.
Aspek Sikap yang terkait dengan mata pelajaran
mencakup: pembentukan karakter bangsa yang
adaptif terhadap keberagaman, mampu berpikir kritis
dan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap
lingkungan sosial, politik, ekonomi, budaya dan
keamanan, dan mampu menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Mata ✓ ✓ ✓ Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat untuk :


Pelajaran berkomunikasi (mengakses/bertukar informasi),
Bahasa pemersatu bangsa, sarana pelestarian dan
Indonesia peningkatan budaya, sarana peningkatan
pengetahuan dan keterampilan IPTEK.
Aspek yang dominan meliputi aspek pengetahuan,
praktik dan afektif.
Aspek Pengetahuan, yang dinilai mencakup
kemampuan: Menyimak, membaca, dan kebahasaan
(tata bahasa dan kosa kata) serta apresiasi sastra.
Penilaian seluruh kemampuan dimaksud dilakukan
secara terpadu, menyeluruh dan terintegrasi.
Aspek praktik dapat dinilai dari kemampuan
berpidato, dan membuat karangan menggunakan tata
bahasa dan kosa kata yang tepat.
Aspek Sikap yang terkait dengan mata pelajaran
mencakup: santun dalam berkomunikasi, responsif
dalam mendengarkan dan mampu menyampaikan
pendapat/ pertanyaan sesuai dengan kaidah
berbahasa Indonesia yang baik dan benar, dan
antusias dalam membaca,
Mata ✓ ✓ ✓ Bahasa Inggris dan Bahasa Asing lain, berfungsi
Pelajaran sebagai alat untuk berkomunikasi dalam rangka
Bahasa mengakses dan bertukar informasi secara global,
Inggris dan untuk membina hubungan interpersonal, dan
Bahasa meningkatkan wawasan tentang budaya bangsa asing
Asing Lain. (wawasan internasional). Aspek yang dominan
meliputi aspek pengetahuan, praktik dan afektif,
yang proses penilaiannya berjangka panjang dan
bertahap.
Aspek Pengetahuan mencakup kemampuan :

Desain Komunikasi Visual 58


KTSP SMKN 18 JKT

Aspek Penilaian Yang


Komponen Dominan Keterangan
Penge Prak Sikap
tahuan Tik
mendengarkan (listening), berbicara (speaking),
membaca (reading), menulis (writing) dan
Kebahasaan/linguistik serta sosiokultural. Penilaian
seluruh kemampuan dimaksud dilakukan secara
terpadu, menyeluruh dan terintegrasi.
Aspek Praktik dapat dinilai dari kemampuan
berbicara dan mengarang menggunakan tata bahasa
dan kosa kata yang tepat.
Aspek Sikap yang terkait dengan mata pelajaran
mencakup: santun dalam berkomunikasi, responsif
dalam mendengarkan dan mampu menyampaikan
pendapat/ pertanyaan sesuai dengan kaidah
berbahasa (Inggris dan bahasa Asing lain) yang baik
dan benar, dan antusias dalam membaca,

Mata ✓ ✓ Matematika berfungsi untuk mengembangkan


Pelajaran kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan,
Matematika menggunakan rumus matematika untuk memecahkan
masalah , dan mengkomunikasikan gagasan melalui
grafik, peta, diagram atau secara lisan/kalimat.
Aspek yang dominan meliputi aspek pengetahuan dan
sikap/ afektif, sebagai contoh:
Aspek Pengetahuan mencakup : pemahaman
terhadap konsep, prosedur /proses menghitung, dan
kemampuan penalaran dan pemecahan masalah.
Aspek Praktik pada mata pelajaran ini kurang
dominan, karena hanya sebagian kecil saja KD yang
dapat dinilai praktiknya seperti :
menggambar/mengukur ruang/sudut. Penggunaan
peralatan seperti : kalkulator, komputer, alat peraga
atau media lain, hanya untuk meningkatkan
efektifitas pembelajaran, yang penilaiannya
terintegrasi/terpadu dalam aspek pengetahuan.
Aspek Sikap yang terkait dengan mata pelajaran
ini ,menitikberatkan pada sikap ilmiah yang
mencakup: ketelitian, ketekunan, dan kemampuan
memecahkan masalah secara logis dan sistematis.

Mata ✓ ✓ Mata pelajaran ini secara umum berfungsi untuk:


Pelajaran menumbuhkan kesadaran peserta didik tentang
Seni terjadinya perubahan dan perkembangan masyarakat
Budaya dalam dimensi waktu, menanamkan pengetahuan
tentang pola keruangan dan proses alam yang terjadi
pada bumi, meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam mengaktualisasikan diri dan mengungkapkan
status dan peran peserta didik dalam kehidupan
sosial dan budaya, dan meningkatkan penghargaan/
kebanggaan terhadap budaya terutama di bidang
bahasa, seni dan kepercayaan di lingkungan
masyarakat Indonesia . Aspek penilaian yang dominan
adalah aspek Pengetahuan dan Sikap/Afektif,
sedangkan Aspek praktik sifatnya hanya menunjang
dalam proses pembelajaran, sebagai contoh:
Aspek Pengetahuan mencakup: pemahaman fakta,
konsep, dan melakukan penelaahan / analisis secara
rasional tentang berbagai hal yang terkait dengan
bidang kajian masing-masing mata pelajaran.
Penggunaan berbagai peralatan seperti alat peraga,
atau kegiatan pembelajaran di luar kelas/sekolah
(kunjungan), dimaksudkan untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran (bukan praktik), yang
penilaiannya terintegrasi/terpadu di dalam aspek

Desain Komunikasi Visual 59


KTSP SMKN 18 JKT

Aspek Penilaian Yang


Komponen Dominan Keterangan
Penge Prak Sikap
tahuan Tik
pengetahuan.
Aspek Sikap yang terkait dengan mata pelajaran
mencakup: menanamkan semangat kebangsaan, cinta
tanah air, kebersamaan /kekeluargaan, semangat
perjuangan dan kompetisi, menghargai perbedaan,
menghargai budaya dan karya artistik bangsa,
menghargai kekayaan alam ciptaan Tuhan YME.

Mata ✓ ✓ MP. Ekonomi berfungsi untuk meningkatkan


Pelajaran pemahaman peserta didik tentang konsep, teori,
Kewirausa kenyataan dan peristiwa ekonomi di lingkungan
haan masyarakat, serta memiliki jiwa kewirausahaan.
Bidang kajian Akuntansi dalam mata pelajaran
Ekonomi berfungsi untuk: mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap rasional, teliti,
jujur dan bertanggungjawab dalam
pengadministrasian laporan keuangan.
Aspek yang dominan pada mata pelajaran Ekonomi
adalah aspek pengetahuan dan afektif. Sedangkan
aspek praktik sifatnya hanya penunjang proses
pembelajaran, sebagai contoh:
Aspek Pengetahuan mencakup pemahaman konsep,
teori, fakta/peristiwa/perilaku ekonomi dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pelaksanaan pembukuan dalam bidang akuntansi
merupakan aplikasi pengetahuan di bidang akuntansi
(bukan praktik), yang penilaiannya terintegrasi/
terpadu dalam aspek pengetahun.
Aspek Sikap yang terkait dengan mata pelajaran ini
mencakup: kemampuan memecahkan masalah yang
berkaitan dengan ekonomi, menanamkan sikap teliti,
jujur dan memiliki jiwa kewirausahaan.

Mata ✓ ✓ Mata pelajaran Seni Budaya berfungsi untuk


Pelajaran menumbuhkembangkan sikap toleransi, demokrasi,
Seni beradab, hidup rukun dan mampu mengembangkan
Budaya kemampuan imajinatif intelektual, ekspresi melalui
seni, mengembangkan kepekaan rasa, keterampilan
dan mampu memamerkan karya seni.
Aspek Pengetahuan pada mata pelajaran ini hanya
berfungsi sebagai ranah pendukung dalam
melaksanakan berbagai aktivitas seni, yang
penilaiannya terintegrasi dan terpadu di dalam aspek
praktik.
Aspek praktik merupakan ranah yang dominan,
karena pembelajaran Seni Budaya berupa aktivitas
fisik dan cita rasa keindahan, yang tertuang dalam
kegiatan berekspresi, bereksplorasi, berapresiasi dan
berkreasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan
peran.
Aspek Sikap yang dominan pada mata pelajaran seni
budaya adalah pengembangan kepekaan rasa,
toleransi, menghargai/ mengapreasi karya seni dan
daya kreativitas.

Mata ✓ ✓ ✓ Pendidikan JaSMKni, olahraga dan kesehatan


Pelajaran merupakan media untuk mendorong perkembangan
Pendidikan keterampilan motorik, kemampuan fisik,
Jasmani, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-
Olahraga mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan
dan pola hidup sehat.
Kesehatan Aspek Pengetahuan pada mata pelajaran ini

Desain Komunikasi Visual 60


KTSP SMKN 18 JKT

Aspek Penilaian Yang


Komponen Dominan Keterangan
Penge Prak Sikap
tahuan Tik
mencakup pengetahuan mengenai kesehatan dan
berbagai macam penyakit. Aspek praktik merupakan
ranah yang sangat dominan, karena pembelajarannya
lebih menekankan pada aktivitas motorik.
Aspek Sikap yang dominan dalam mata pelajaran ini
adalah pembentukan nilai dan pembiasaan pola hidup
sehat.

Muatan ✓ ✓ ✓ Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk


Lokal mengembangkan kompetensi peserta didik yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah.
Aspek yang dinilai, disesuaikan dengan karakteristik
jenis program muatan lokal yang dilaksanakan dan
diikuti oleh peserta didik.
Mata ✓ ✓ ✓ Mata pelajaran Peroduktif merupakan kegiatan
Pelajaran kurikuler untuk meningkantkan kompetensi peserta
Produktif didik yang disesuaikan dengan program keahlian yang
dipilih. Aspek yang dinilai, meliputi
sikap,pemgetahuan dan keterampilan yang
disesuaikan dengan karakteristik jenis kompetensi
yang dilaksanakan dan diikuti oleh peserta didik.

Penilaian kelompok mata pelajaran estetika


Kelompok mata pelajaran estetika dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni
dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan. Kelompok mata pelajaran estetika
memiliki karakteristik yang menjadikannya unik di antara mata pelajaran lain. Keunikan
pembelajaran kelompok mata pelajaran estetika terletak pada kegiatan pembelajaran yang mampu
memberikan pengalaman estetik melalui dua kegiatan yang saling terkait satu sama lain, yakni
apresiasi (appreciation) dan kreasi (creation), termasuk di dalamnya yang bersifat rekreatif
(performance). Pengalaman estetik adalah pengalaman menghayati nilai keindahan.
Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan
terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi
psikomotorik peserta didik. Untuk memenuhi tuntutan akuntabilitas dalam dunia pendidikan,
pendidik mata pelajaran kelompok mata pelajaran estetika perlu mengembangkan sistem
penilaian hasil belajar dengan memperhatikan esensi kelompok mata pelajaran estetika. Penilaian
hasil belajar yang relatif dapat diterima adalah jenis penilaian berbasis pengamatan/ observasi
yakni penilaian yang dilakukan dengan cara mengamati secara terfokus: (1) perilaku peserta didik
dalam hal apresiasi, performance/ rekreasi, dan kreasi sebagai cerminan dari kompetensi dalam
mata pelajaran Seni Budaya; dan (2) perilaku peserta didik dalam hal mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis sebagai cerminan dari kompetensi aspek sastra dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
Penilaian untuk mata pelajaran kelompok mata pelajaran estetika perlu pula menyesuaikan
dengan sifat satuan dan jenjang pendidikan. Pada satuan pendidikan SMK/MA, pembelajaran dan
penilaian mata pelajaraan kelompok mata pelajaran estetika lebih ditekankan pada upaya
pengembangan kepribadian peserta didik agar menjadi manusia yang utuh.

Desain Komunikasi Visual 61


KTSP SMKN 18 JKT

Penilaian kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan


Kelompok Mata Pelajaran Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bertujuan untuk mengembangkan
aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir, keterampilan sosial,
stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih
melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan yang direncanakan secara sistematis dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan
dilakukan melalui: Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik; Ulangan, dan/atau penugasan untuk
mengukur aspek kognitif peserta didik.
Sesuai dengan karakteristik kelompok mata pelajaran ini, teknik penilaian mengacu pada
aspek yang dinilai, yaitu teknik untuk mengukur aspek kognitif, afektif, dan keterampilan motorik
peserta didik. Untuk keperluan tersebut, teknik penilaian dapat berbentuk tes perbuatan/unjuk
kerja, dan pengamatan terhadap perilaku, penugasan, dan tes pengetahuan. Tes kinerja dalam
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dimaksudkan untuk mengukur kemampuan
psikomotor peserta didik. Kemampuan psikomotor tersebut secara umum mencakup kesegaran
jasmani, kelincahan, dan koordinasi yang merupakan unsur-unsur dalam keterampilan gerak, di
samping itu dapat juga dilakukan tes kinerja yang secara khusus dapat menggambarkan
keterampilan dalam pendidikan jasmani dan olahraga seperti keterampilan bermain sepak bola,
keterampilan bermain bola basket, keterampilan bermain bola voli dan sebagainya. Kemampuan
psikomotor peserta didik ini harus diukur setiap menyelesaikan satu kompetensi tertentu.
Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh melakukan kegiatan sehari-hari tanpa merasa
lelah. Pengukuran kesegaran jasmani dapat dilakukan dengan berbagai tes kesegaran jasmani
yang telah dibakukan dan sesuai dengan tingkat usia peserta didik; seperti Tes Kesegaran Jasmani
Indonesia (TKJI), tes aerobik, dsb. Pengukuran kesegaran jasmani ini sebaiknya dilakukan tiap
tiga bulan sekali, sehingga dapat diketahui tingkat perkembangan atau kemajuannya. Kelincahan
adalah kemampuan tubuh mengubah arah dengan cepat dan tepat. Pengukuran kelincahan dapat
dilakukan dengan berbagai macam tes kelincahan yang sesuai dengan tingkat usia peserta didik
dan karakteristik aktivitas jasmani atau cabang olahraga. Kelincahan peserta didik diukur setelah
peserta didik menyelesaikan satu kompetensi tertentu.
Koordinasi adalah kemampuan tubuh untuk mengelola unsur-unsur yang terlibat dalam proses
terjadinya gerakan, dari yang sederhana sampai yang kompleks. Pengukuran koordinasi dapat
dilakukan dengan berbagai macam tes koordinasi yang sesuai dengan tingkat usia peserta didik
dan karakteristik aktivitas jasmani atau cabang olahraga seperti: tes koordinasi mata-tangan, tes
koordinasi mata-kaki, tes koordinasi mata-tangan dan kaki, tes menggiring (drible) bola dalam
sepakbola, tes menggiring (drible) bola dalam bolabasket, dan sebagainya. Kemampuan
koordinasi peserta didik diukur setelah peserta didik menyelesaikan satu kompetensi tertentu.

Desain Komunikasi Visual 62


KTSP SMKN 18 JKT

Kompetensi yang dinilai dalam pendidikan kesehatan mencakup penilaian tentang (a) kebersihan
pribadi dan lingkungan, (b) Pendidikan keselamatan (c) penyakit menular, (d) kesehatan
reproduksi dan pelecehan seksual, (f) pengetahuan gizi dan makanan, (g) penyalah gunaan obat
dan psikotropika, (h) rokok dan minuman keras, (h) dan kebiasaan hidup sehat melalui aktivitas
jasmani.
Pengamatan terhadap perilaku sportif merupakan pengamatan terhadap perilaku peserta
didik dalam hal kesadaran akan sikap kejujuran dalam upaya memenangkan pertandingan,
perlombaan, permainan, atau aktivitas jasmani dan olahraga. Upaya memenangkan permainan
tidak mengandung unsur kecurangan atau tidak sportif.
Guru kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan bertanggungjawab pula
menilai aspek afektif peserta didik, baik yang terkait dengan akhlak maupun kepribadian. Hasil
penilaian terhadap akhlak peserta didik akan dijadikan pertimbangan pada saat guru mata
pelajaran pendidikan agama menentukan nilai akhlak peserta didik untuk dilaporkan pada laporan
hasil belajar (rapor). Demikian pula, hasil penilaian terhadap kepribadian peserta didik juga akan
dijadikan pertimbangan pada saat guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan menentukan
nilai kepribadian peserta didik untuk dilaporkan pada laporan hasil belajar (rapor).
Untuk menilai akhlak peserta didik, guru mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta didik, baik di dalam maupun di luar
kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk menilai perilaku peserta didik yang mencerminkan
akhlak seperti kedisiplinan, tanggung jawab, sopan santun, hubungan sosial, dan kejujuran. Hal-
hal yang dinilai antara lain mencakup aspek:
a. Kedisiplinan, yaitu kepatuhan kepada peraturan atau tata tertib, seperti datang tepat waktu,
mengikuti semua kegiatan, dan pulang tepat waktu.
b. Kejujuran, yaitu kejujuran dalam perkataan dan perbuatan, seperti tidak berbohong, dan tidak
berlaku curang.
c. Tanggung jawab, yaitu kesadaran untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan,
seperti menyelesaikan tugas-tugas selama kegiatan berlangsung.
d. Sopan santun, yaitu sikap hormat kepada orang lain, baik dalam bentuk perkataan, perbuatan,
dan sikap, seperti berbicara, berpakaian, dan duduk yang sopan.
e. Hubungan sosial, yaitu kemampuan untuk berinteraksi sosial dengan orang lain secara baik,
seperti menjalin hubungan baik dengan guru dan sesama teman, menolong teman, dan mau
bekerjasama dalam kegiatan yang positif.
Untuk menilai kepribadian peserta didik, guru mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta didik, baik di dalam maupun di
luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk menilai perilaku peserta didik yang mencerminkan
kepribadian seperti percaya diri, harga diri, motivasi diri, kompetisi, saling menghargai, dan
kerjasama. Indikator masing-masing aspek kepribadian antara lain sebagai berikut.

Desain Komunikasi Visual 63


KTSP SMKN 18 JKT

a. Percaya diri: diwujudkan dalam perilaku berani menyatakan pendapat, bertanya, menegur,
mengritisi tentang sesuatu hal.
b. Harga diri: diwujudkan dalam perilaku tidak mudah menyerah dan mengetahui kelebihan diri
dan mengakui kelemahan diri.
c. Motivasi diri: diwujudkan dalam perilaku kemauan untuk maju, menyelesaikan segala hal,
berprestasi, dan meraih cita-cita.
d. Saling menghargai: diwujudkan dalam perilaku mau menerima pendapat yang berbeda,
memaklumi kekurangan orang lain, dan mengakui kelebihan orang lain.
e. Kompetisi: diwujudkan dalam bentuk perilaku yang tegar menghadapi kesulitan, berani
bersaing dengan orang lain, dan berani kalah dengan orang lain berlandaskan kejujuran (fair
play).
Tabel berikut menyajikan berbagai aspek yang dinilai untuk lima kelompok mata pelajaran
(sesuai PP no. 19 tahun 2005 pasal 64).
Tabel 9. Aspek yang dinilai dalam berbagai mata pelajaran

No Kelompok Mata Pelajaran Kognitif Psikhomotor Afeksi


1 Agama dan Akhlak Mulia √ - √
2 Pendidikan Kewarganegaraan √ - √
3 Ilmu Pengetahuan dan Disesuaikan dengan karakteristik materi
Teknologi (IPTEK) yang dinilai
4 Estetika - √ √
5 Pendidikan JaSMKni, Olahraga √ √ √
dan Kesehatan

Berdasarkan petunjuk teknis penilaian di atas, maka pendidik menentukan setiap indikator dalam
suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Prinsip penilaian pada kurikulum berbasis
kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik
mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)/Ketuntasan Belajar
Minimal (KBM)
KBM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai yang meliputi 2 semester.
Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak
mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan
kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Acuan kriteria
mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu
memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang
sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal. Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran sekolah.
Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga
dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100 merupakan kriteria
ketuntasan ideal. Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan
orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di

Desain Komunikasi Visual 64


KTSP SMKN 18 JKT

SMKN 18 berhak untuk mengetahuinya. Sekolah melakukan sosialisasi agar informasi dapat
diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Penetapan KKM SMK Negeri 18
merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dilakukan melalui metode kuantitatif dengan
mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran.
Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar
minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake
peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi. Kriteria
ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari indikator yang
terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan
belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal
yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut.
Kriteria ketuntasan minimal setiap mata pelajaran merupakan rata-rata KKM/ KB Kompetensi
Dasar.
Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar
kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat
kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari
sejumlah kondisi sebagai berikut:
a. guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta didik;
b. guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi;
c. guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan;
d. peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi;
e. peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep;
f. peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas/pekerjaan;
g. waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki tingkat kesulitan
dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajarannya memerlukan
pengulangan/latihan;
h. tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik dapat mencapai
ketuntasan belajar.
Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing
sekolah.
a. Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai
peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk proses pembelajaran;
b. Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders sekolah.
Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik didasarkan pada hasil seleksi pada saat
penerimaan peserta didik baru, khususnya nilai ujian nasionalnya. sedangkan penetapan intake di
kelas XI dan XII berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya. Secara rinci KKM
seluruh mata pelajaran di SMK Negeri 18 Jakarta dapat dilihat pada lampiran tersendiri yang

Desain Komunikasi Visual 65


KTSP SMKN 18 JKT

merupakan bagian tidak terpisahkan dengan dokumen kurikulum ini. KKM dicantumkan dalam
Laporan Hasil Belajar (LHB).
Penilaian tahun pelajaran 2018/2019 berdasarkan pedoman penilaian Permendikbud no 53 tahun
2015 dan panduan tentang Penilaian Hasil Belajar tahun 2017
a. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap terutama dilakukan oleh wali kelas dan guru mata pelajaran melalui observasi
dalam bentuk catatan guru selama proses pembelajaran. Hasil observasi guru mata pelajaran
diserahkan kepada wali kelas untuk ditindaklanjuti. Penilaian diri atau penilaian antarteman
dilakukan oleh siswa sebagai penunjang yang sifatnya alat konfirmasi. Hasil akhir penilaian sikap
diolah menjadi deskripsi sikap yang dituliskan di dalam rapor. Skema penilaian sikap dapat dilihat
pada gambar berikut.

b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Penilaian kompetensi pengetahuan dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian aspek
kemampuan pada Taksonomi Blom. Kemampuan yang dimaksud adalah mulai dari pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi/mencipta yang terdapat pada setiap KD.
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian. Guru
diharapkan mampu mengidentifikasi setiap KD dan/atau materi pembelajaran untuk selanjutnya
memilih teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan dinilai.
Penilaian dimulai dengan perencanaan yang dilakukan pada saat menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
Penilaian pengetahuan dilakukan tidak semata-mata untuk mengetahui apakah siswa telah
mencapai ketuntasan belajar (mastery learning), tetapi penilaian juga ditujukan untuk
mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan (diagnostic) proses pembelajaran. Untuk itu,
pemberian umpan balik (feedback) kepada siswa dan guru merupakan hal yang sangat penting,
sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran. Hasil
penilaian kompetensi pengetahuan selama dan setelah proses pembelajaran dinyatakan dalam

Desain Komunikasi Visual 66


KTSP SMKN 18 JKT

bentuk angka rentang 0-100 dan deskripsi.

Skema Penilaian Pengetahuan

Tes Tertulis Pilihan Ganda, Uraian

Penilaian
Tes Lisan Tanya jawab
Pengetahuan

Tugas yang dilakukan


secara individu maupun
Penugasan
kelompok

Portofolio

c. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah suatu penilaian yang dilakukan untuk mengetahui
kemampuansiswa dalam mengaplikasikan pengetahuanuntuk melakukan tugas tertentudidalam
berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaiankompetensi. Dalam pelaksanaannya,
penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, seperti penilaian kinerja,
penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih
sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4. Hasil penilaian kompetensi keterampilan selama dan
setelah proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka rentang 0-100 dan deskripsi.
Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran yang berupa keterampilan
proses dan/atau hasil (produk).Aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja adalah proses
pengerjaannya atau kualitas produknya atau kedua-duanya. Sebagai contoh: (1) keterampilan
untuk menggunakan alat dan/ataubahan serta prosedur kerja dalam menghasilkan suatu produk;
(2) kualitas produk yang dihasilkan berdasarkan kriteria teknis dan estetik.Instrumen yang
digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
Mengukur capaian pembelajaran
berupa
Skema penilaian keterampilan dapat dilihat pada gambar keterampilan proses dan/atau
berikut.
Kinerja hasil (produk)
Skema penilaian keterampilan

Mengetahui kemampuan siswa dalam


Penilaian mengaplikasikan pengetahuannya melalui
Keterampilan Proyek penyelesaian suatu tugas dalam
periode/waktu tertentu

Sampel karya terbaik siswa per KD


Desain Komunikasi Visual 67
pada KI-4 untuk mendeskripsikan
Portofolio
capaian kompetensi keterampilan
(dalam satu semester)
KTSP SMKN 18 JKT

Prosedur Penilaian

1. Penilaian aspek sikap dilakukan oleh pendidik dan/atau pembimbing lapangan melalui
tahapan:

a. mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran;

b. mencatat perilaku peserta didik;

c. menganalisis perilaku peserta didik;

d. menindaklanjuti hasil analisis dalam proses pembelajaran; dan

e. mengklasifikasi perilaku peserta didik ke dalam kategori sangat baik, baik, atau kurang,
dan mendeskripsikannya secara singkat pada setiap akhir semester.

2. Penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan oleh pendidik dan satuan
pendidikan melalui tahapan:

a. menyusun perencanaan penilaian;

b. menyusun kisi-kisi instrumen penilaian;

c. menelaah kisi-kisi instrumen penilaian;

d. mengembangkan instrumen penilaian;

e. melaksanakan penilaian;

f. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk bilangan dengan skala 0-100 dan
dideskripsikan dalam 3 kategori yaitu sangat baik, baik, dan kurang;

g. menindaklanjuti laporan hasil penilaian.

5. Pelaporan Hasil Belajar


Mengisi Laporan Hasil Belajar ( Raport ) ada 3 macam yaitu :
1. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan terdiri atas :

Desain Komunikasi Visual 68


KTSP SMKN 18 JKT

a. Nilai Proses atau Nilai Harian ( NP )


b. Nilai Penilaian Tengah Semester ( PTS )
c. Nilai Penilaian Akhir Semester ( PAS )
Perhitungan Nilai Pengetahuan diperoleh dari rata-rata Nilai Proses ( NP ),
Penilaian Tengah Semester ( PTS ), Penilaian Akhir Semester ( PAS/Ulangan
Kenaikan Kelas
Penghitungan nilai pengetahuan adalah dengan cara :
1. Menggunakan skala nilai 0 s/d 100
2. Menetapkan pembobotan
3. Nilai harian/nilai proses disarankan untuk diberi bobot lebih besar daripada
UTS dan UAS karena lebih mencerminkan perkembangan pencapaian
kompetensi peserta didik.
Contoh : Pembobotan 2 : 1 : 1 untuk NP : NUTS : NUAS ( jumlah
perbandingan pembobotan = 4 )
Siswa A memperoleh nilai pada Mata Pelajaran Agama dan Budi pekerti
sebagai berikut :
NP = 70
NUTS = 60
NUAS = 80
Nilai Raport = ( 2x70 ) + ( 1x60 ) + ( 1x80 ): : 4
= ( 140 + 60 + 80 ) : 4
= 280 : 4
Nilai Raport = 70
Nilai Konversi = ( 70 : 100 ) x 4 = 2,8 = Baik
Deskripsi = Sudah menguasai seluruh kompetensi dengan baik terutama
dalam memahami makna khulafaurrasyidin.
2. Penilaian Keterampilan :
a. Penilaian Keterampilan dilakukan oleh guru mata pelajaran
b. Penilaian Keterampilan diperoleh melalui penilaian kinerja yang terdiri atas :
1. Nilai Praktik
2. Nilai Portofolio
3. Nilai Proyek
c. Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan satu KD
d. Pengolahan Nilai untuk Keterampilan menggunakan penilaian kuantitatif 1–4:

Desain Komunikasi Visual 69


KTSP SMKN 18 JKT

Sangat Baik = 4 Cukup = 2


Baik = 3 Kurang = 1
Rentang Nilai Kompetensi Keterampilan seperti tersebut di atas
Penghitungan Nilai Keterampilan adalah dengan cara :
1. Menetapkan pembobotan
2. Menggunakan skala nilai 0 s/d 100
3. Nilai Praktik disarankan diberi bobot lebih besar daripada Nilai Portofolio
dan Proyek karena lebih mencerminkan proses perkembangan pencapaian
kompetensi peserta didik
Kategori hasil penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut.

Skala Kategori Deskripsi


lebih kecil Kurang (Belum Belum mampu melakukan prosedur
dari 70 mencapai KBM) kerja yang menghasilkan produk/jasa
yang konkret atau abstrak dan
memenuhi kriteria
70 s.d 85 Baik (Mencapai Mampu melakukan prosedur kerja
KBM) yang menghasilkan produk/jasa yang
konkret atau abstrak dan memenuhi
86 s.d 100 Sangat Baik Mampu melakukan prosedur kerja
(Melampaui KBM) yang menghasilkan produk/jasa yang
konkret atau abstrak dan melebihi
kriteria

3. Penilaian Sikap :
Penilaian sikap terutama dilakukan oleh wali kelas dan guru mata pelajaran
khususnya guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan PPKn melalui observasi
dalam bentuk catatan guru selama proses pembelajaran. Hasil observasi guru mata
pelajaran diserahkan kepada wali kelas untuk ditindaklanjuti. Penilaian diri atau
penilaian antarteman dilakukan oleh siswa sebagai penunjang yang sifatnya alat
konfirmasi. Hasil akhir penilaian sikap diolah menjadi deskripsi sikap yang
dituliskan di dalam rapor.

6. Ketuntasan Belajar Minimal


Definisi tuntas adalah apabila nilai kompetensi pengetahuan dan kompetensi sikap
minimal KBM dan kompetensi sikap minimal Baik.
1) KBM ditentukan oleh masing-masing guru mata pelajaran pada Satuan Pendidikan
dengan mempertimbangkan :

Desain Komunikasi Visual 70


KTSP SMKN 18 JKT

2) Karakteristik kompetensi dasar, daya dukung, dan karakteristik peserta didik


3) KBM dicantumkan dalam buku hasil belajar
a) KBM maximal Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila terdapat dua mata
pelajaran tidak tuntas.
b) Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila terdapat tiga atau lebih mata
pelajaran tidak tuntas.
c) Peserta didik yang belum mencapai KBM, diberi kesempatan mengikuti program
remedial sepanjang semester yang diikuti.
d) Peserta didik yang sudah mencapai atau melampaui KBM, diberi program
pengayaan.
Keterangan Ketuntasan :
 Kompetensi pengetahuan dinyatakan tuntas apabila mencapai KBM
 Kompetensi Keterampilan dinyatakan tuntas apabila mencapai KBM
 Kompetensi sikap spiritual dan sosial dinyatakan tuntas apabila mencapai nilai
(diskripsi) baik.
Berikut tabel 12. Daftar KBM Bisnis Desain Komunikasi Visual
DAFTAR KETUNTASAN BELAJAR MINIMAL SMKN 18 JAKARTA
KOMPETENSI KEAHLIAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020

Kelas
No. Mata Pelajaran
X XI XII
A. Muatan Nasional      
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 76 76 76
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 76 76 76
3 Bahasa Indonesia 76 76 76
4 Matematika 76 76 76
5 Sejarah Indonesia 76    
6 Bahasa Inggris 76 76 76
B. Muatan Kewilayahan      
7 Seni Budaya 76    
8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 80 80  
9 Bahasa Jepang (AKL, OTP& DKV), Mandarin (PM) 76 76 76
Kelompok C ( Peminatan)      
C1. Dasar Bidang Keahlian      
10 Simulasi dan Komunikasi Digital 77    
11 Tinjauan Seni 77    
12 Dasar-dasar Kreativitas 77    
C1. Dasar Program Keahlian      
13 Dasar-dasar Seni Rupa 77    
14 Gambar 77    

Desain Komunikasi Visual 71


KTSP SMKN 18 JKT

15 Sketsa 77    
C3. Kompetensi Keahlian      
16 Desain Publikasi   77 _
17 Komputer Grafis   77 _
18 Fotografi   77 _
19 Videografi   77 _
20 Produk Kreatif dan kewirausahaan   77 _
         

7. Kriteria Kenaikan kelas

Dalam merumuskan ketentuan kenaikan kelas mengacu pada Peraturan Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 tentang
Standar Penilaian Pendidikan .
Persyaratan Kenaikan Kelas X dan Kelas XI
Peserta didik dinyatakan naik kelas XI dan naik kelas XII apabila memenuhi kriteria
kenaikan kelas :
1. Prosentase kehadiran/tatap muka minimal mencapai 90 %
2. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
tahun pelajaran yang diikuti.
3. Nilai (deskripsi ) sikap sekurang-kurangnya Baik.
4. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya Baik
5. Tidak memiliki lebih dari 2 mata pelajaran yang belum mencapai KKM atau
Ketuntasan Belajar pada kompetensi pengetahuan dan atau kompetensi
keterampilan. Apabila ada mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar
pada semester ganjil, nilai akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap pada
tahun pelajaran.
6. Kompetensi yang masih di bawah KKM wajib dilakukan perbaikan dalam batas
waktu maksimal satu bulan setelah kenaikan kelas (awal tahun pelajaran
berikutnya).
Kenaikan kelas diputuskan melalui rapat Dewan Guru

8. Kriteria Kelulusan
Dalam merumuskan ketentuan kelulusan mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia yang berlaku, sesuai dengan ketentuan

Desain Komunikasi Visual 72


KTSP SMKN 18 JKT

Permendikbud nomor 4 tahun 2018 bab VI pasal 19, peserta didik dinyatakan lulus dari
satuan pendidikan/program pendidikan setelah:

1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;


2) memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan
3) lulus ujian satuan/program pendidikan
Peserta didk dinyatakan lulus dari SMK Negeri 18 Jakarta setelah :
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan memperoleh nilai setiap mata
pelajaran mencapai KKM/KBM (75) dan ditetapkan KBM dengan Rerata Nilai Rapor
Semester I, II, III, IV dan V Minimum 75
2. Memperoleh nilai pengamatan sikap / prilaku minimum berpredikat Baik.
3. Lulus US dan USBN mencakup :
1). Ujian Teori pada setiap mata pelajaran nilai minimum 60
2). Ujian Praktik yang dinilai melalui US, nilai minimum 70
3). Nilai Minimum UKK praktik adalah 70
4. Mengikuti Ujian Nasional (UN) seluruh mata pelajaran yang diujikan (Bahasa
Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris dan Teori Kejuruan)
5. Nilai kegiatan ekstra kurikuler Pramuka berpredikat Baik.
6. Kelulusan Peserta Didik ditetapkan melalui hasil keputusan rapat Dewan Guru.

9. Mutasi
Sekolah memfasilitasi adanya peserta didik yang pindah sekolah karena alasan
tertentu. Untuk pelaksanaan pindah sekolah (masuk atau keluar) lintas Provinsi dan
Kabupaten/Kota disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada masing-masing Dinas
Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Untuk perpindahan peserta , sekolah hanya
dapat memfasilitasi bagi mereka yang berasal dari sekolah dengan menggunakan
kurikulum 2013 revisi dengan pertimbangan perbedaan karakteristik antara kurikulum
2013 dengan kurikulum 2013 revisi. Untuk peserta didik yang ingin mutasi ke sekolah
lain disarankan untuk memilih sekolah sesuai dengan pemberlakuan kurikulum di sekolah
tujuan.
Untuk proses mutasi dari sekolah lain digunakan pertimbangan nilai laporan capaian
kompetensi atau laporan nilai hasil belajar (LCK/LHB) peserta didik sekolah asal, nilai
KBM sekolah asal, serta pertimbangan lain yang dirasakan perlu untuk menjamin
akuntabilitas proses mutasi. Sekolah dapat melakukan tes masuk bagi peserta didik yang

Desain Komunikasi Visual 73


KTSP SMKN 18 JKT

ingin mutasi ke SMK Negeri 18 Jakarta untuk mengetahui mengetahui kemampuan peserta
didik.

10. Pendidikan Kecakapan Hidup


Kurikulum untuk SMK Negeri 18 Jakarta memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang
mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional.
Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran.
Kecakapan hidup dintegrasikan dalam mata pelajaran sebagaimana dituangkan dalam silabus mata
pelajaran. Kecakapan hidup di SMK 18 berupa bahasa Jepang, menanam tanaman dengan cara
hidroponik dan membuat kompos.

BAB VI
PROGRAM MUATAN LOKAL, BK, EKSTRAKURIKULER, KARAKTER DAN LITERASI

A. Muatan Lokal/Kewilayahan

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi


yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi

Desain Komunikasi Visual 74


KTSP SMKN 18 JKT

muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Muatan lokal baik untuk kelas X, kelas
XI dan XII terdiri atas perpaduan budaya lokal ( seni budaya ) dan pendidikan jasmani
olah raga & kesehatan serta ditambah bahasa Jepang.

B. EstraKurikuler
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib dan Pilihan
yang ditetapkan oleh sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru pembina, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan
dalam bentuk kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri
berkaitan pengembangan karir dan peminatan dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik dan minatnya.

Ekstrakurikuler Wajib dan Pilihan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan


oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan
kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk
mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas
atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut,
maka kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu
mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.

Dalam kurikulum 2013 revisi 2017 ditegaskan bahwa ekstrakurikuler wajib merupakan
program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi
peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program
ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya
masing-masing.

Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan prinsip sebagai


berikut:

1). Bersifat individual, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai


dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing.

Desain Komunikasi Visual 75


KTSP SMKN 18 JKT

2). Bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan
minat dan diikuti oleh peserta didik secara sukarela.

3). Keterlibatan aktif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler menuntut keikutsertaan


peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing.

4). Menyenangkan, yakni bahwa kegiat an ekstrakurikuler dilaksanakan dalam


suasana yang menggembirakan bagi peserta didik.

5).Membangun etos kerja, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dan


dilaksanakan dengan prinsip membangun semangat peserta didik untuk berusaha dan
bekerja dengan baik dan giat.

6). Kemanfaatan sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dan


dilaksanakan dengan tidak melupakan kepentingan masyarakat.

Dokumen tentang ekstrakurikuler diatur tersendiri yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan dokumen kurikulum SMK Negeri 18 Jakarta.
Pengembangan diri yang dilaksanakan di luar kelas ( ekstra kurikuler ) diasuh oleh guru
pembina, dan pelaksanaannya dilakukan secara reguler, antara lain sebagai berikut :
Tabel 13. Jadwal Kegiatan EkstraKurikuler
Waktu Pelatih Guru Pembina
Jenis Kegiatan
Pelaksanaan
1. Kerohanian Jum’at & Sabtu Neneng Drs. Sayuthi & Hilmi, S
Islam (Rohis) Ag, Nurchayati, S.Pd
a. Keputrian Jum’at Hilmi, S Ag.
b. Kesenian Senin Sulaiman Sulaiman Rachim, S Pd
marawis, Tari saman Rachim, S Pd
2. Bela Negara
a. Paskibra Jum’at Nur Adli Drs. Heri Mulyanto
b. Pramuka Rabu Ratu Aryumi C., Drs. Nandang Siswo
SPd Wardoyo
Safitria
c. PMR Kamis Hafis Etin Islamiyani, S.Pd
3. Olah Raga
a. Basket Selasa & Kamis Dwi Laksono Supriyanto, S.Pd
b. Volley Selasa & Kamis Raka Supriyanto, S.Pd
c. Sepak Rabu Fachrur Rozi Supriyanto, S.Pd
Bola/Futsal
d. Pencak silat Selasa & Sabtu Muhtadin Supriyanto, S.Pd
e. Taekwondo Senin & Jum’at Fauzan Supriyanto, S.Pd

C. Penumbuhan Karakter

Desain Komunikasi Visual 76


KTSP SMKN 18 JKT

Karakter yaitu watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari
hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Penumbuhan karakter
merupakan suatu usaha sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik
agar mampu melakukan proses internalisasi, menghayati nilai-nilai menjadi kepribadian
mereka dalam bergaul di masyarakat, dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang
lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.
Program pembiasaan yang mencakup kegiatan yang bersifat pembinaan karakter peserta didik
yang dilakukan secara rutin, spontan dan keteladanan.

Kurikulum 2013 menjadi bagian inti dalam Penguatan Pendidikan Karakter. Karena
itu, modul bimbingan teknis Kurikulum 2013 ini diintegrasikan dengan pendekatan-
pendekatan dalam Penguatan Pendidikan Karakter. Integrasi ini diperlukan agar tidak
terjadi kebingungan di kalangan guru tentang keberadaan Kurikulum 2013 dan PPK atau
program-program lain yang menjadi sistem pendukung pengembangan kualitas sekolah,
seperti gerakan literasi sekolah, sekolah adi wiyata, dan lain-lain.

Pada intinya, Penguatan Pendidikan Karakter mempergunakan tiga basis pendekatan


utama PPK, yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, pendidikan karakter berbasis budaya
sekolah dan pendidikan karakter berbasis masyarakat. Tiga pendekatan ini merupakan
pendekatan pendidikan karakter utuh dan menyeluruh yang harus diterapkan di satuan
pendidikan. Keutuhan dan integrasi PPK ini juga ditegaskan di dalam Perpres Nomor 87
tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter terutama pasal-pasal yang menjelaskan
tentang penyelenggaraan PPK yang terintegrasi di dalam kegiatan intrakurikuler,
kokurikuler dan ekstrakurikuler, dilakukan baik di satuan pendidikan formal maupun
nonformal (pasal 6,7,8).

Perpres No.87 Tahun 2017 tentang PPK mendefinisikan PPK sebagai “Gerakan
pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter
peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan
pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai
bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)” (Pasal 1, ayat 1)/ Harmonisasi
olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga ini perlu menjadi dimensi dalam setiap
program dan kegiatan di sekolah dalam rangka menanamkan nilai-nilai kebaikan agar
individu tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang sehat secara jasmani, rohani, dan

Desain Komunikasi Visual 77


KTSP SMKN 18 JKT

moral. Dalam Perpres dijelaskan bahwa fokus PPK adalah nilai-nilai Pancasila. “PPK
dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter terutama
meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
bertanggungjawab” (Pasal 3)

Sangat jelas bahwa pengintegrasian PPK dalam implementasi Kurikulum 2013 perlu
diletakkan dalam kerangka pembentukan karakter peserta didik dengan nilai-nilai kebaikan
yang merupakan impmelentasi nilai-nilai Pancasila. Fokus pendekatan PPK dalam
implementasi Kurikulum 2013 adalah pada pendidikan karakter berbasis kelas. Pendidikan
karakter berbasis kelas merupakan keseluruhan interaksi antara pendidik dan peserta didik
dalam proses pemelajaran untuk memenuhi tuntutan minimal dalam kurikulum yang
disepakati.

Pendidikan karakter berbasis kelas berbicara tentang bagaimana relasi atau


hubungan antara guru dan peserta didik dalam konteks pemelajaran formal isi kurikulum.
Selain itu, dalam pendekatan ini, bagaimana guru mengintegrasikan nilai-nilai
pembentukan karakter dalam proses pembelajaran yang terintagrasi dalam kurikulum
menjadi sangat penting. Guru perlu memahami bagaimana cara mempersiapkan dan
mengintagrasikannya dalam proses pembelajaran melalui pemilihan metodologi
pembelajaran, pengelolaan kelas, dan cara membuat evaluasi. Hal-hal ini menjadi bagian
penting yang perlu dipahami pendidik dalam rangka mengintegrasikan penguatan
pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013.

Tiga pendekatan dalam PPK secara konseptual bisa dibedakan :

1. Pendidikan karakter berbasis kelas terbatas pada relasi antara guru dan siswa di
dalam kelas dalam proses pembelajaran.
2. Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan pembentukan karakter yang
dilakukan melalui berbagai macam kegiatan yang melibatkan seluruh anggota
komunitas sekolah, namun masih terbatas sebagai kegiatan sekolah di lingkungan

Desain Komunikasi Visual 78


KTSP SMKN 18 JKT

sekolah. PPK berbasis budaya sekolah dilaksanakan antara lain melalui hal-hal sebagai
berikut. 

a. Menekankan pada pembiasaan nilai-nilai karakter dalam keseharian sekolah.


b. Menonjolkan keteladanan orang dewasa di lingkungan sekolah.
c. Melibatkan seluruh eskosistem pendidikan di sekolah.
d. Mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap potensi peserta didik
melalui kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler.
e. Memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah.
f. Mempertimbangkan dan mengevaluasi norma, peraturan, dan tradisi sekolah.

3. Pendidikan karakter berbasis masyarakat adalah berbagai macam bentuk kolaborasi


antara sekolah dengan pihak lain di luar lingkungan sekolah, terutama orang tua,
dalam bentuk komite sekolah, atau kerjasama sekolah dengan lembaga-lembaga dan
komunitas lain yang mendukung proses pembentukan karakter peserta didik.

D. Literasi
Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan
keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan
masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa.
Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah gerakan dalam upaya menumbuhkan budi pekerti
siswa yang bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta
pembelajaran sepanjang hayat.

Kegiatan literasi di SMNKN 18 Jakarta diwujudkan melalui program gerakan literasi


berikut ini:

1. Jadwal Wajib Kunjung Perpustakaan

Jadwal berkunjung ke perpustakaan adalah contoh program gerakan literasiyang pertama


yang bisa dilaksanakan di sekolah. Program ini bisa diimplementasikan dengan cara
menyusun jadwal sedemikian rupa sehingga setiap kelas bisa mengunjungi
perpustakaan. Bukan hanya berkunjung saja, tetapi wajibkan pula siswa untuk
meminjam buku, menyusun resume dari beberapa lembar buku yang telah dibacanya
kemudian wajibkan pula siswa untuk mengembalikan buku.

Desain Komunikasi Visual 79


KTSP SMKN 18 JKT

2. Pemberdayaan Mading Setiap Kelas

Pemberdayaan mading di setiap kelas ini bisa dilakukan dengan cara mewajibkan siswa
untuk membaca bebas ataupun mencari referensi apapun di sekitar sekolah
setidaknya selama 10 menit. Setelah itu, wajibkan siswa untuk membuat laporan,
karangan ataupun resum dari apa yang dibacanya ataupun diamatinya, dan hasilnya
tempelkan pada mading kelas. Sebagai langkah awal, program ini bisa dilakukan setiap
seminggu sekali.

3. Membaca Buku Non Pelajaran Sebelum Proses Belajar Dimulai

Buku non pelajaran yang dimaksudkan di sini bisa berupa buku cerita, novel ataupun
buku jenis lain yang lebih mengajarkan nilai budi pekerti, kearifan lokal, nasionalisme
dan lain-lain yang lebih disesuaikan pada tahap perkembangan siswa.

4. Posterisasi Sekolah

Membuat poster-poster yang berisi ajakan, motivasi maupun kata mutiara yang
ditempel atau digantung di beberapa spot di kelas atau di sekolah.

5. Membuat Pohon Literasi di Setiap Kelas

Pohon literasi bisa dibuat oleh siswa secara mandiri. Nantinya daun-daun yang ada pada
pohon literasi bisa ditulis dengan nama-nama siswa sekelas / cita-cita siswa / karakter
mulia yang harus dilakukan.

6. Membuat Sudut Baca di beberapa tempat di sekolah

Sudut baca merupakan suatu tempat khusus di bagian kelas/sekolah dimana tersedia
kumpulan buku bacaan dan tempat duduk yang nyaman untuk membaca. Tempatnya
bisa di depan kelas, pojok kelas, samping kantin, depan ruang guru, samping mushola
sekolah, dll.

7. Membuat Papan Karya Literasi Siswa di Setiap Kelas

Papan karya literasi adalah sebuah papan untuk menempelkan hasil karya literasi siswa.
Papan karya literasi ini bisa diprogramkan di setiap kelas.

Desain Komunikasi Visual 80


KTSP SMKN 18 JKT

8. Membuat Dinding Motivasi di setiap kelas

Dinding motivasi adalah sebuah hiasan dinding kelas yang berisi kata-kata motivasi
untuk menginspirasi siswa.

Tahapan penilaian gerakan literasi :

1. Presentasi siswa

2. Hasil karya siwa

E. Strategi Pelayanan Bimbingan Kejuruan

Bimbingan dan konseling, bimbingan ialah suatu proses memberi bantuan (process of
helping) terhadap individu agar bisa menerima & memahami diri & lingkungan sekitarnya,
mengarahkan diri, & menyesuaikan diri secara positif & konstruktif terhadap tuntutan norma-
norma kehidupan (budaya & agama) sehingga dapat mencapai kehidupan yang bermakna
(bahagia, baik secara personal maupun sosial).Bimbingan & konseling, “proses interaksi
antara konselor-konselor dengan klien atau konselee baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam rangka untuk membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya
atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya.”
Fungsi dari bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:- Fungsi pemahaman,
yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap
dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).
– Fungsi fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
– Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar
dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
– Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih
kegiatan ekstrakulikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir
atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian daan cirri-ciri kepribadiian lainnya.
– Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membatu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah/madrasah
dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar
belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.
– Fungsi pencegahan (preventif), yaitu fungsi yang berkaittan dengan upaya konselor untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk

Desain Komunikasi Visual 81


KTSP SMKN 18 JKT

mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.


– Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga
dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak).
– Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Berkaitan
dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yanag telah menalami masalah, baik
menyangkut aspek pribadi, social, belajar, maupun karier.
– Fungsi pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli
supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam
dirinya.
– Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif
dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.
Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling sangat
ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas berikut:
– Asas kerahasiaan
– Asas kesukarelaan
– Asas keterbukaan
– Asas kegiatan
– Asas kemandirian
– Asas kekinian
– Asas keterpaduan
– Asas keharmonisan
–Asas keahlian,
– Asas alih tangan kasus
Dalam melaksanakan program bimbingan di sekolah terdapat berbagai komponen.
Komponen-komponen yang dimaksud di sini ialah saluran-saluran untuk melayani para siswa
di sekolah.
1.      Komponen program bimbingan konseling
a.       Pengumpulan data
b.      Pemberian informasi dan orientasi
c.       Penempatan
d.      Konseling termasuk pengiriman
e.       Konsultasi
f.       Evaluasi program

Desain Komunikasi Visual 82


KTSP SMKN 18 JKT

Dalam buku penataan pendidikan Profesional konselor dan Layanan BK dalam


Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal (Depdiknas 2007) dijelaskan bahwa program BK
mengandung empat komponen pelayanan, yaitu
1) pelayanan dasar bimbingan;
2) pelayanan perencanaan individual;
3) pelayanan resfonsif; dan
4) dukungan sistem.
Pelayanan bimbingan meliputi segenap unsur dengan organisasi berikut:
1.     Kepala Sekolah, adalah penanggung jawab pelaksanaan komponen program bimbingan
dan konseling di sekolah.
2.     Koordinator BK/Guru Pembimbing/konselor, adalah pelaksana utama yang
mengkoordinasi semua kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah.
3.     Guru Mata Pelajaran/Pelatih, adalah pelaksana pengajaran dan pelatihan serta memberikan
informasi tentang siswa untuk kepentingan bimbingan dan konseling.
4.      Wali Kelas/Guru Pembina, adalah guru yang diberi tugas khusus di samping mengajar
untuk mengelola satu kelas siswa tertentu dan bertanggung jawab membantu kegiatan
bimbingan dan konseling di kelasnya.
5.      Siswa, adalah peserta didik yang berhak menerima pengajaran, latihan dan pelayanan
bimbingan dan konseling.
6.      Tata usaha, adalah pembantu kepala sekolah dalam menyelenggarakan administrasi,
ketatausahaan sekolah dan pelaksanaan administrasi bimbingan dan konseling.
7.      Komite Sekolah, badan pembantu penyelenggaraan pendidikan/ persatuan orang tua
murid dan guru adalah organisasi orang tua siswa yang berkewajiban membantu
penyelenggaraan pendidikan termasuk pelaksanaan bimbingan dan konseling.

BAB VII
KALENDER PENDIDIKAN

Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan mengikuti
kalender pendidikan pada setiap tahun pelajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk
kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun
pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Permulaan tahun

Desain Komunikasi Visual 83


KTSP SMKN 18 JKT

pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap
satuan pendidikan. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam
pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. Waktu libur adalah waktu
yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang
dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur
khusus.
Sesuai dengan Standar Isi, maka dalam Pengembangan Kalender Pendidikan SMK Negeri 18
mengacu pada rambu-rambu sebagai berikut:

1. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran


peserta didik selama satu tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
2. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun
berikutnya.

3. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
4. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatan ekstrakurikuler.
5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda
tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan,
hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
6. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau
Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat
Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur
khusus.
7. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan dikembangkan oleh masing-masing satuan
pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi ini dengan
memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera pada Tabel
10.
Tabel 10. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan

Desain Komunikasi Visual 84


KTSP SMKN 18 JKT

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan


1. Minggu efektif Minimum 34 Digunakan untuk kegiatan
belajar minggu dan pembelajaran efektif pada setiap
maksimum 36 satuan pendidikan.
minggu
2. Jeda tengah Maksimum 2 Satu minggu setiap semester.
semester minggu

3. Jeda antar Maksimum 2 Antara semester I dan II.


semester minggu

4. Libur akhir Maksimum 3 Digunakan untuk penyiapan kegiatan


tahun pelajaran minggu dan administrasi akhir dan awal tahun
pelajaran.
5. Hari libur 2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan
keagamaan libur keagamaan lebih panjang dapat
mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran
efektif.
6. Hari libur Maksimum 2 Disesuaikan dengan Peraturan
umum/nasional minggu Pemerintah.
7. Hari libur khusus Maksimum 1 Untuk satuan pendidikan sesuai
minggu dengan ciri kekhususan masing-
masing.
8. Kegiatan khusus Maksimum 3 Digunakan untuk kegiatan yang
sekolah/madrasa minggu diprogramkan secara khusus oleh
h sekolah/madrasah tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif.

Desain Komunikasi Visual 85


KTSP SMKN 18 JKT

KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN DIKLAT 2019 / 2020

HBE = 12 HBE = 22
Jul-19 KETERANGAN Agust-19 KETERANGAN
LS =12 LU =3 LR= 1
MINGGU 7 14 21 28 1/7 – 12/7 = libur Semester Genap   MINGGU 4 11 18 25 8/8 = Rapat Komite
SENIN 1 8 16 22 29 SENIN 5 12 19 26 12/8 = Hari Raya Idul Adha 1439 H
SELASA 2 9 16 23 30 15 = Awal tahun Pelj. 2019/2020 SELASA 6 13 20 27 17/8 = Proklamasi Kemerdekaan
RABU 3 10 17 24 31 MOPDB =15 – 17/7 2019 RABU 7 14 21 28
KAMIS 4 11 18 25 KAMIS 1 8 15 22 29
JUM'AT 5 12 19 26 JUM'AT 2 9 16 23 30  
SABTU 6 13 20 27   SABTU 3 10 17 24 31  

HBE = 21 HBE = 23
SEPT. 2019 KETERANGAN Okt-19 KETERANGAN
LU = 1 LU = 0
MINGGU 1 8 15 22 29 1/9 = Tahun Baru Islam 1440 H MINGGU   6 13 20 27
SENIN 2 9 16 23 30 21 – 22/9 = LDK SENIN   7 14 21 28
SELASA 3 10 17 24 23 sd 30/9 = PTS Smt. Ganjil SELASA 1 8 15 22 29 18/10 = Pembg. rapor tengah
RABU 4 11 18 25 RABU 2 9 16 23 30 semester
KAMIS 5 12 19 26 KAMIS 3 10 17 24 31
JUM'AT 6 13 20 27   JUM'AT 4 11 18 25  
SABTU 7 14 21 28   SABTU 5 12 19 26  

HBE = 21 HBE = 11
Nop-19 KETERANGAN Des-19 KETERANGAN
LU = 1 LU = 1, LS= 6
MINGGU 3 10 17 24 9 /11 = Maulid Nabi Muhammad MINGGU 1 8 15 22 29 27/11 – 5/12= PAS Smt. Gnj
SENIN 4 11 18 25 SAW SENIN 2 9 16 23 30 1 = Maulid Nabi
SELASA 5 12 19 26 27/11 – 5/12= PAS Smt. Gnj SELASA 3 10 17 24 31 6 – 11/12 = Remedial
RABU 6 13 20 27   RABU 4 11 18 25 12 – 16/12 = Class Meeting
KAMIS 7 14 21 28   KAMIS 5 12 19 26  20 = Pemb. Rapor
JUM'AT 1 8 15 22 29   JUM'AT 6 13 27 25 = Libur Natal
SABTU 2 9 16 23 30   SABTU 7 14 21 28 23/12 -5/1 = Libur Smt ganj.

Desain Komunikasi Visual 86


KTSP SMKN 18 JKT

HBE = 22 HBE = 19
Jan-20 KETERANGAN Feb-20 KETERANGAN
LU=2, LS=2 LU = 1
MINGGU 5 12 19 26 1/1 = Tahun Baru Masehi MINGGU 2 9 16 23  2/1 sd 31/3= Prakerin kelas
SENIN
6 9 13 20 27 15/1 sd. 29/3 : Pendalaman SENIN 3 10 17 24   XI
7
SELASA 7 14 21 28 materi kls XII SELASA 4 11 18 25  19 - 26 = uji produktif
8
RABU 1 8 15 22 29 7/1 = Awal Smt Genap RABU 5 12 19 26 5/2 = Tahun Baru Imlek
9
KAMIS 2 9 16 23 30 2/1 sd. 31/3 = PKL kls XI KAMIS 6 13 20 27
9
JUM'AT 3 10
9 17 24 31 JUM'AT 7 14 21 28
SABTU 4 11 18 25   SABTU 1 8 15 22 29  
9
 
HBE = 22 HBE = 18
Mar-20 KETERANGAN Apr-20 KETERANGAN
LU = 1 LU = 1
MINGGU 1 8 15 22 29 16/3 – 23/3 = Perkiraan US MINGGU 5 12 19 26
SENIN 2 9 16 23 30 23- 31/3 = PTS kls X dan XII SENIN 9 13 20 27 1– 6/4 = Ujian Nasional
SELASA 3 10 17 24 31 25/3 = Hari Raya Nyepi SELASA 7 14 21 28  10/4 = Isro’ Mi’roj
RABU 4 11 18 25 RABU 1 8 15 22 29 15/4 – 22/4 PTS kelas XI
KAMIS 5 12 19 26   KAMIS 2 9 16 23 30 23-24/4 = Libur Awal Ramadhan
JUM'AT 6 13 20 27   JUM'AT 3 10 17 24
SABTU 7 14 21 28   SABTU 4 11 18 25  

           
HBE = 12 HBE = 11
Mei-20 KETERANGAN Jun-20 LR =6, LS = KETERANGAN
LU = 3, LR=11   2
MINGGU 3 10 17 24/31 1/5 = Hari Buruh MINGGU 7 14 21 28
SENIN 4 11 18 25 7/5 = Waisak SENIN 1 8 15 22 29  2/6 = Masuk Sekolah
SELASA 5 12 19 26 18/5 – 30/5 = libur Ramadhan & SELASA 2 9 16 23 30  4-12/6 = PAS Smt Genap
RABU 6 13 20 27 Idul Fitri RABU 3 10 17 24 24/6 = Rapat kenaikan kelas
KAMIS 7 14 21 28 KAMIS 4 11 18 25 26/6 = Pembagian Rapor
JUM'AT 1 8 15 22 29   JUM'AT 5 12 19 26
SABTU 2 9 16 23 30   SABTU 6 13 20 27

Desain Komunikasi Visual 87


KTSP SMKN 18 JKT

HBE = 10
Jul-20 LS=10, KETERANGAN
MPLS=3
MINGGU 5 12 19 26 1/7 – 10/7 = libur Semester Genap
SENIN
6 9 13 20 27 13/7 = Awal tahun Pelj. 2019/2020
SELASA 7 14 21 28 13-15/7 = MPLS
RABU 1 8 15 22 29
KAMIS 2 9 16 23 30
JUM'AT 3 10 17 24 31
SABTU 4 11 18 25  
Catatan : Disusun berdasarkan kalender Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan hasil
Musyawarah Pimpinan

Desain Komunikasi Visual 88


KTSP SMKN 18 JKT

RINCIAN KALENDER PENDIDIKAN 2019/2020


SEMESTER GANJIL
Hari Belajar / Tatap Muka KTS/ Hari Ming.
No Bulan Jlh LU LR/LID LS Keterangan
mg 1 mg 2 mg 3 mg 4 mg 5 KAS Efektif Efektif
1 Juli 0 0 5 5 3 13   13 2 0  12 Libur semester Genap
2 Agustus 2 5 4 5 5 21   21 4 1  
3 September 5 5 5 5 1 21 2  21 4 1    
4 Oktober 4 5 5 5 4 23 6 23 5 0     PTS
5 Nopember 1 5 5 5 5 21 3 21 4 1     PAS smt Ganjil
6 Desember 5 5 4 0 0 14 5 14 1 1   7 libur smt ganjil
  JUMLAH 17 25 28 25 18 113 16 113 20 4 19  

SEMESTER GENAP
Hari Belajar / Tatap Muka KTS/ Hari Ming. LR/LI
No Bulan Jlh LU LS Keterangan
mg 1 mg 2 mg 3 mg 4 mg 5 KAS Efektif Efektif D
1 Januari 0 5 5 5 5 20   20 4 2  3  
2 Februari 0 5 5 5 5 20   20 4 1      
3 Maret 5 5 5 4 2 21 6 21 4 1      PTS kls 10 &US kls 12
4 April 3 4 5 3 4 19 4 19 4 1  2 Ujian Nasional
5 Mei 0 4 5 0 0 9 10 9 2 2 2 6 PAS Genap
6 Juni 5 5 0 0 0 11 11 2 2 6 2 libur Hari Raya Idul Fitri
  JUMLAH 20 30 29 25 15 100 20 100 21 9 10 11  

Keterangan :
KTS /KAS : Kegiatan Tengah Semester / ulangan blok/PTS
Kegiatan Akhir Semester ( PAS, Remedial, Class Meeting )
LU : Libur Umum
LR : Libur Ramadhan
LID : Libur Idul Fitri
LS : Libur Semester dan Ujian

Desain Komunikasi Visual 89


KTSP SMKN 18 JKT

BAB VIII
PENUTUP
Kurikulum SMK Negeri 18 Jakarta yang telah tersusun ini akan menjadi pedoman bagi
sekolah dan menjadi acuan seluruh stakeholders sekolah selama 1 tahun pelajaran 20192020. Sesuai
dengan tuntutan penjaminan sekolah SMK, maka penyesuaian-penyesuaian akan terus dilakukan
terutama pada proses adaptasi/adopsi dan pengayaan kurikulum setara dengan sekolah internasional di
negara maju.
Sejalan dengan harapan di atas, maka dukungan dari berbagai pihak akan terus dibutuhkan.
Tanpa dukungan yang nyata tentu akan berat bagi sekolah untuk memenuhi harapan semua pihak.
Oleh karena itu, kita semua berharap ada sinergi seluruh potensi stakeholders sekolah dalam mencapai
tujuan yang dimaksud.
Akhirnya, kita berharap masukan dari berbagai pihak demi penyempurnaan kurikulum SMK
Negeri 18 Jakarta pada tahun ini dan pada tahun-tahun yang akan datang.

Desain Komunikasi Visual 90


KTSP SMKN 18 JKT

LAMPIRAN

1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan KI KD

2. Silabus

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

4. Kalender Pendidikan

5. Ketuntasan Belajar Minimal (KBM)

6. Profil Sekolah

7. SOP Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler

8. SK Tim Pengembang Kurikulum

Desain Komunikasi Visual 91

Anda mungkin juga menyukai