KTSP DKV 2019 2020 SMK 18
KTSP DKV 2019 2020 SMK 18
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Desain Komunikasi Visual
tentang Standar Nasional Pendidikan, mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada tingkat
satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah, mengacu kepada Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Terkait
dengan pembangunan PMK, masing-masing daerah dan masing-masing SMK/MAK
memerlukan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah atau potensi
SMK/MAK. Kurikulum tersebut adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
SMK/MAK implementatif. KTSP SMK/MAK sebagai ”the sum of the learning activities
and experiences a student under directions of the school” perlu dikembangkan dan
diimplementasikan secara dinamis kontekstual dan auotentik untuk merespon kebutuhan
peserta didik,masyarakat dan pemerintah daerah, SMK/MAK, dan dunia kerja. Hal tersebut
sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional:
1. Pasal 36 ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik.
2. Pasal 36 ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c)
peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah
dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja;
(g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika
perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
3. Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan
dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau
kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk
pendidikan menengah.
Dari amanat undang-undang tersebut dapat ditegaskan bahwa:
1. KTSP SMK/MAK dikembangkan dengan prinsip diversifikasi dengan maksud agar
memungkinkan adanya kesesuaian program-program pendidikan pada
SMK/MAKdengan situasi, kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah dan potensi
SMK/MAK serta potensi peserta didik;
2. KTSP SMK/MAK dikembangkan, diterapkan, dimonitor dandievaluasi secara terus
menerus oleh SMK/MAK dan Dinas Pendidikan sebagai bentuk penjaminan mutu PMK;
3. KTSP SMK/MAK merupakan salah satu standar akreditasi BAN SM.
2
Desain Komunikasi Visual
Tantangan eksternal pengembangan KTSP SMK/MAK adalah adanya globalisasi
industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization
(WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Economic Community (AEC),
Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN FreeTrade Area(AFTA).
Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan
imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Pendidikan
Menengah Kejuruan ditantang turut memberi andil menyiapkan modal manusia kompeten
untuk bersaing di pasar tenaga kerja global.
Kurikulum implementatif dikembangkan dan dilaksanakan oleh SMK/MAK
diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang disebut
dengan KTSP SMK/MAK . KTSP SMK/MAK dikembangkan berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) paling rendah setara dengan jenjang 2 KKNI untuk setiap
Kompetensi Keahlian Program Pendidikan 3 tahun danpaling rendah setara dengan jenjang
3 KKNI untuk setiap Kompetensi Keahlian Program Pendidikan 4 tahun, Standar Isi (SI),
Standar Proses (SPr), Standar Penilaian (SPn) setiap satuan pendidikan SMK/MAK. Semua
SMK/MAK diharapkan dapat menyiapkan kurikulum implementatif KTSP SMK/MAK
yang digunakan sebagai pedoman atau landasan program-program pembelajaran di
SMK/MAK. Direktorat Pembinaan SMK sesuai dengan tugas dan fungsinya berkewajiban
untuk memberikan bimbingan teknis kepada setiap SMK/MAK melalui berbagai strategi
dan pendekatan, agar pada saatnya setiap SMK/MAK memiliki kemampuan untuk
menyiapkan KTSP SMK/MAK sebagaimana diharapkan.
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan yang menjadi pedoman dan arahan dalam
pelaksanaan pendidikan di sekolah, diantaranya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan pemerintah tersebut
memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional
pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Hal ini tentu berpengaruh terhadap perubahan kurikulum yang dipakai disekolah-
sekolah karena kurikulum sebagai jantungnya pendidikan perlu dikembangkan dan
diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah, satuan
pendidikan, dan peserta didik. Penyesuaian atau perubahan kurikulum merupakan
keniscayaan karena masyarakat terus berkembang. Kita dihadapkan pada tantangan internal,
3
Desain Komunikasi Visual
tantangan eksternal, keharusan penyempurnaan pola pikir, dan penguatan tata kelola
kurikulum seperti upaya memenuhi kebutuhan masa depan dan menyongsong Generasi
Emas Indonesia Tahun 2045, Penyiapan Kompetensi Abad XXI, Bonus Demografi
Indonesia, dan Potensi Indonesia menjadi Kelompok 7 Negara Ekonomi Terbesar Dunia,
dan sekaligus memperkuat kontribusi Indonesia terhadap pembangunan peradaban dunia
sehingga kurikulum harus disempurnakan.
Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang harus dipenuhi atau
dicapai pada suatu satuan pendidikan dalam jenjang dan jenis pendidikan tertentu
dirumuskan dalam Standar Isi untuk setiap mata pelajaran. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi
adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi
dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program
pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat
perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi
yang berjenjang.
Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam
domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu,
Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi
yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi
Lulusan, yakni sikap, pengetahuan,dan keterampilan. Karakteristik, kesesuaian, kecukupan,
keluasan, dan kedalaman materi ditentukan sesuai dengan karakteristik kompetensi beserta
proses pemerolehan kompetensi tersebut.
Ketiga kompetensi di atas memiliki proses pemerolehan yang berbeda. Sikap
dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-aktivitas: mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui
aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya, mencoba, menalar,menyaji, dan mencipta.
Karakteristik kompetensi beserta perbedaan proses pemerolehannya mempengaruhi Standar
Isi.
4
Desain Komunikasi Visual
Standar Kompetensi Lulusan yang dijabarkan dalam Standar Isi yang secara rinci
diatur dalam struktur dan muatan kurikulum dibelajarkan dengan menggunakan pedoman
standar proses dan dinilai dengan mengacu pada standar penilaian. Proses Pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan
melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian
proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi
lulusan. Proses pembelajaran di atas ditagih melalui sistem penilaian autentik.
Pencapaian 8 standar nasional pendidikan SMK Negeri 18 Jakarta adalah sebagai
berikut:
a.Standar Kompetensi Lulusan
Dari segi SKL dapat dijelaskan bahwa SMK Negeri 18 telah mencapai pada sasaran
yang baik dari berbagai aspek dan jenjang kompetisi. Pada bidang akademik, kita telah
mencapai hasil UN yang baik yaitu peringkat 6 dari 63 SMK Negeri di DKI pada
tahun pelajaran 2015/2016, peringkat 9 dari 63 SMK Negeri di DKI pada tahun
pelajaran 2016/2017, tahun pelajaran 2017/2018 peringkat 16 dari 63 SMK Negeri di
DKI.dan tahun pelajaran 2018/2019 peringkat 21 dari 63 SMK Negeri di DKI.
Di bidang lomba non akademis perolehan piagam penghargaan di bidang olah raga,
bela negara, pramuka, seni, dan bidang kreativitas menunjukkan prestasi yang
semakin meningkat. Di Wilayah Jakarta Selatan dapat terus mempertahankan prestasi
di bidang O2SN.
Hal ini sejalan dengan komitmen warga sekolah untuk terus meningkatkan prestasi,
menumbuhkan karakter siswa, kepedulian terhadap tata kelola lingkungan, serta
mampu bersaing di pasar kerja global.
b.Standar Isi
Upaya untuk mencapai SKL sesuai dengan tuntutan di atas diwujudkan melalui
pembenahan kurikulum pada standar isi. Perluasan dan pendalaman kurikulum
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. Integrasi kurikulum
juga dilakukan untuk memperkuat kurikulum yang digunakan di tingkat sekolah.
Seluruh warga sekolah berkomitmen untuk melaksanakan kurikulum baru yaitu
Kurikulum 2013 revisi 2017dengan baik.Tantangan terbesar dari rencana strategis ke
5
Desain Komunikasi Visual
depan adalah bagaimana mengimplementasikan kurikulum 2013 revisi dengan baik di
kalangan guru dan warga sekolah sehingga mampu mengubah mindset warga sekolah
menuju penciptaan generasi emas tahun 2025.
c.Standar proses
Sesuai dengan tuntutan standar proses diharapkan guru memiliki kompetensi untuk
membelajarkan kompetensi dengan inovatif dengan menggunakan berbagai media dan
teknologi terkini. Terhadap tuntutan ini, upaya peningkatan profesional guru terus
ditingkatkan. Semakin banyak guru yang menguasai teknologi pembelajaran.
Seluruh perangkat pembelajaran sebagai dokumen kurikulum telah diselesaikan dan
terus akan disempurnakan khususnya kurikulum 2013 revisi 2017 menjadi kurikulum
nasional.
Tantangan terbesar adalah bagaimana guru mampu memahami perubahan paradigma
dan mampu mengimplementasikan dalam proses penilaian pada kurikulum 2013 revisi
2017.
d.Standar Penilaian
Sesuai dengan tuntutan standar penilaian diharapkan guru memiliki kompetensi untuk
menagih atau menilai pembelajaran sesuai dengan kaidah penilaian yang benar.
Terhadap tuntutan ini, upaya peningkatan profesional guru terus ditingkatkan. Ketua
program terus melakukan inovasi untuk dapat dijadikan pedoman guru dalam
melakukan proses penilaian. Impelementasi penilaian kurikulum 2013 masih dalam
proses pengembangan.
e.Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Dari segi Pendidik diperoleh hasil sampai dengan tahun 2019 telah memenuhi
kualifikasi akademik sangat memadai dengan lebih dari 26 % guru telah memiliki
kaulifikasi S2 (11 dari 42 guru) dan masih ada 2 guru yang sedang menyelesaikan
kuliah S2.Tantangan terbesar adalah bagaimana mempertahankan disiplin, semangat,
dan kompetitif guru dan staf tata usaha dalam mengembangkan sekolah.
f.Standar Sarana Prasarana
Secara kuantitas sarana prasarana sekolah telah sesuai dengan standar nasional hanya
secara kualitas masih terus diupayakan agar sesuai dengan tuntutan zaman. Oleh
karena itu, upaya perawatan, pengembangan, penyempurnaan, atau pengadaan sarpras
baru akan menjadi tantangan tersendiri pada masa yang akan datang mengingat belum
memiliki lab bahasa dan kelas baru untuk jurusan Desain Komunikasi Visual.
6
Desain Komunikasi Visual
g.Standar Pengelolaan
Sesuai dengan permendiknas 19/ 2007, sekolah telah memenuhi seluruh standar
pengelolaan khususnya dokumen tertulisnya. Setiap tahun dikaji dan disempurnakan.
Pencapaian nilai akreditasi tahun 2014 sebesar 94 (A) diharapkan akan meningkat
pada tahun 2020 yang akan datang.
Selain pencapaian di atas, upaya meningkat sister school dan sekolah cluster dengan
sekolah dalam negeri khususnya di SMKN 18 akan terus dilakukan agar memperoleh
hasil yang lebih baik dalam implementasi manajemen dan prestasi sekolah.
Tantangan terbesar yang dihadapi adalah perubahan paradigma kurikulum 2013 revisi
yang menuntut pengelolaan sekolah lebih inovatif.
h.Standar Pembiayaan
Standar pembiayaan sesuai dengan Permendiknas no 69 tahun 2009 Upaya untuk
memenuhi pembiayaan sekolah terus dilakukan. sampai dengan tahun 2013 telah
diperoleh tingkat pembiayaan sekolah yang cukup memadai yang berasal dari BOP,
BOP kinerja dan BOS serta dari usaha unit produksi.
Memperhatikan ketentuan-ketentuan perundang-undangan dan kondisi nyata
sekolah di atas, sekolah harus menyusun kurikulum untuk memenuhi standar nasional
tetapi tetap memperhatikan kondisi nyata sekolah. Ketentuan-ketentuan tersebut harus
dituangkan dalam kurikulum operasional tingkat sekolah yang disebut dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat (2)
menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik. Pasal 36 Ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
(a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi,
kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e)
tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja;(g) perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j)
persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum
pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap
kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan
7
Desain Komunikasi Visual
supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan
dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Pada tahun pelajaran 2018/2019, kurikulum 2013 revisi 2017 diberlakukan untuk
kelas X kompetensi keahlian Desain Komunikasi Visual (DKV) yang baru dibuka.
Demikian juga tahun pelajaran 2019/2020 kelas X dan kelas XI DKV menggunakan
struktur kurikulum SMK berdasarkan Perdirjen 07/D.D5/KK/2018 tertanggal 7 Juni 2018.
Kurikulum tersebut dituangkan dalam kurikulum operasional yang kemudian dinamakan
Kurikulum SMK Negeri 18 Jakarta. Sesuai dengan ketentuan ditegaskan bahwa sekolah
menyusun sendiri kurikulumnya dengan memperhatikan rambu-rambu yang telah
ditetapkan oleh BSNP maupun ketentuan dalam peraturan menteri tentang penyusunan
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Sekolah diberi wewenang penuh untuk menyusun
KTSP sesuai dengan rambu-rambu tersebut sehingga memungkinkan antara sekolah yang
satu dengan sekolah lain memiliki ciri khusus yang berbeda dengan sekolah lainnya.
B. Landasan
Sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 jo PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar
Nasional Pendidikan bahwa penyusunan struktur kurikulum tingkat nasional maupun daerah
serta penyusunan kurikulum tingkat sekolah (KTSP) harus menggunakan acuan pada kerangka
dasar kurikulum yang dikembangkan dari Standar Nasional Pendidikan.
Perubahan PP Nomor 32 tahun 2013 telah ditegaskan bahwa kerangka dasar kurikulum
yang digunakan sebagai dasar penyusunan kurikulum 2013 meliputi landasan filosofis, landasan
sosiologis, landasan yuridis, dan landasan pedagogis. Sedangkan Permendikbud nomor 60 tahun
2014 tentang kurikulum SMK2013 kerangka dasar kurikulum meliputi landasan filosofis,
landasan sosiologis, landasan psikopedagogis, landasan teoritis dan landasan yuridis.
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang
akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta
didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam
di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik
8
Desain Komunikasi Visual
untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai
berikut:
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan
masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan
budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini,
dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian
kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan
untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk
mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan,
dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris
budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa
kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini,
prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus
termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu
proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan
memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan
budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan
tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum
2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa
bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial
di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari
masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap
sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa
yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini,
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi
kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan
untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam
mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas,
berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang
peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan rancangan dan
proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan
pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni. Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam
masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan
perubahan kurikulum secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat
menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan
akan mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat
berbasis pengetahuan (knowledge-based society).
3. Landasan Psikopedagogis
11
Desain Komunikasi Visual
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5410)
4. Permendikbud No. 60 Tahun 2014 Tentang Kurikulum SMK
5. Pemendikbud Nomor 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat atuan Pendidikan pada
Pendidikan asar dan Menengah
6. Permedikbud. No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan kstrakurikuler Pendidikan Dasar dan
menengah
7. Pemendikbud Nomor 63 tahun 2014 tentang Pendidikan kepramukaan sebagai ekstra
Kurikuler Wajib
8. Permendikbud nomor 79 tahun 2014 tentangimplementasi Mulok Kurikulum 2013
9. Pemendikbud Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
tentang Standar sarana dan Prasarana untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016
tentang KI KD untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
17. Panduan Penilaian SMK oleh Direktorat Pembinaan SMK Th. 2017
12
Desain Komunikasi Visual
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun
2013 Tentang Buku Teks Pelajaran Dan Buku Panduan Guru Untuk Pendidikan Dasar
Dan Menengah.
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 60 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 SMK.
20. Peraturan Dirjen no. 06/D.D5/KK/2018 tentang spektrum keahlian Pendidikan
Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
21. Peraturan Dirjen No.07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum pendidikan
Menengah Kejuruan (SMK) /Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
13
Desain Komunikasi Visual
tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan
yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
b. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
e. Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
14
Desain Komunikasi Visual
h. Kelompok Mata Pelajaran Wajib merupakan bagian dari pendidikan umum yaitu
pendidikan bagi semua warga negara bertujuan memberikan pengetahuan tentang
bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkan
kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat, dan bangsa.
l. Beban belajar memuat jumlah jam yang dialokasikan untuk pembelajaran suatu
tema, gabungan tema, mata pelajaran, atau keseluruhan kegiatanyang harus diikuti
Peserta Didik dalam satu minggu, semester, dan satu tahun yang meliputi kegiatan
tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri.
m. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik, materi pembelajaran, pendidik dan lingkungan.
15
Desain Komunikasi Visual
muka. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.
Penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan, dan percepatan
r. Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
s. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
u. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari
libur keagamaan, hari libur umum (termasuk hari-hari besar nasional), dan hari libur
khusus.
2. Tujuan Pengembangan KTSP
Sesuai dengan UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 36 ayat 2 dan pasal 38 ayat 2
ditegaskan bahwa Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun
dengan prinsip diversifikasi yang bertujuan untuk memberikan pedoman pengelolaan
kurikulum tingkat sekolah sesuai dengan relevansi atau karakteristik satuan pendidikan,
kekhasan daerah, dan potensi peserta didik. Pengembangan KTSP diarahkan untuk
16
Desain Komunikasi Visual
mencapai mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sesuai dengan Kurikulum 2013
selain untuk mencapai tujuan di atas, juga dimaksudkan untuk lebih menitikberatkan
pada pada pencapaian pendidikan karakter dan mempersiapkan generasi emas
Indonesia yang mampu bersaing dalam proses globalisasi, yakni untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Secara khusus tujuan pengembangan KTSP adalah untuk:
1. Meningkatan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang
tersedia.
2. Meningkatan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas
pendidikan yang akan dicapai.
4. Memahami tujuan di atas, KTSP dipandang sebagai suatu pola pendekatan baru
dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi daerah yang sedang
digulirkan dewasa ini. Oleh karena itu, KTSP perlu diterapkan dengan tujuh hal
sebagai berikut:
a. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi
dirinya sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang
tersedia untuk memajukan lembaganya.
b. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan
yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai
dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
c. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk
memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yang
terbaik bagi sekolahnya.
d. Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat serta lebih efisien
dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat.
17
Desain Komunikasi Visual
e. Sekolah dapat bertanggungjawab tentang mutu pendidikan masing-masing
kepada pemerintah, orang tua peserta didik dan masyarakat pada umumnya,
sehingga sekolah akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan
mencapai sasaran KTSP.
f. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain
untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan
dukungan orangtua peserta didik, masyarakat dan pemerintah daerah setempat.
g. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang
berubah dengan cepat serta mengakomodasinya dalam KTSP.
18
Desain Komunikasi Visual
Kompetensi peserta didik dikembangkan secara seimbang. Keseimbangan antara
pengembangan sikap spiritual, sosial, kerja, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama
dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. Sekolah merupakan bagian dari
masyarakat dan dunia kerja yang memberikan pengalaman belajar terencana,
dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan
dunia kerja, serta memanfaatkan masyarakat dan dunia kerja sebagai sumber
belajar. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan di masyarakat. Memberi
waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti mata pelajaran
yang dirinci lebih lanjut menjadikompetensi dasar. Kompetensi inti mata pelajaran
menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana
semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
c. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan
daerah dan nasional.
c. Tuntutan Dunia Kerja
23
Desain Komunikasi Visual
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN, VISI DAN MISI SEKOLAH
24
Desain Komunikasi Visual
Berkarakter dan berprestasi
25
Desain Komunikasi Visual
6. membekali peserta diklat dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan sebagai bekal bagi
yang berminat untuk melanjutkan pendidikan .
Tujuan Kompetensi Keahlian Desain Komunikasi Visual
Tujuan Program Keahlian Seni Rupa kompetensi keahlian Desain Komunikasi
Visual secara umum mengacu pada isi Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU
SPN) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang
menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Secara
khusus tujuan Program Keahlian Seni Rupa adalah membekali peserta didik dengan
keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten, meliputi :
1. meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta diklat
2. meningkatkan pemahaman bidang pekerjaan sesuai dengan kompetensi keahlian desain
komunikasi visual.
3. meningkatkan pelayanan pembelajaran bidang keahlian bisnis dan manajemen
berdasarkan kompetensi yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha/industri
4. mempersiapkan peserta didik menjadi tenaga kerja dan swakelola di bidang
Desain komunikasi visual yang memiliki etos kerja dan berakhlak mulia
5. menumbuhkan daya saing dalam memasuki dunia kerja lokal dan global sesuai dengan
program keahlian yang dikuasai di bidang seni rupa khususnya desain komunikasi
visual
6. membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan soft skill maupun hard skill
sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan.
26
Desain Komunikasi Visual
BAB III
PROFIL LULUSAN DAN SKL KOMPETENSI KEAHLIAN
2. Memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan diri secara berkelanjutan;
3. Menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki keterampilan sesuai
dengan kebutuhan pembangunan;
4. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya baik untuk bekerja
pada pihak lain atau berwirausaha, dan
28
Desain Komunikasi Visual
Sesuai Permendikbud nomor 34 tahun 2018 tentang SKL Pendidikan Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan , Standar Kompetensi Lulusan (SKL) SMK/MAK
dirumuskan pada program pendidikan 3 (tiga) seperti ditunjukkan pada tabel berikut berikut.
32
Desain Komunikasi Visual
KTSP SMKN 18 JKT
BAB IV
DESKRIPSI KOMPETENSI
A. Deskripsi KKNI
Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung
perdamaian dunia
Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi
terhadap masyarakat dan lingkungannya
Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original orang lain
Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas
BAB V
STRUKTUR DAN PERATURAN AKADEMIK
A. Struktur Kurikulum
Struktur dan muatan KTSP SMK ditetapkan melalui Peraturan Dirjen Dikdasmen
Nomor 07/D.D5/KK/2018. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan berisi
Muatan Umum yang terdiri atas: (A) Muatan Nasional dan (B) Muatan Kewilayahan yang
dikembangkan sesuai kebutuhan wilayah dan (C) Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri
atas Dasar Bidang Keahlian, Dasar Program Keahlian, dan Kompetensi Keahlian.
Muatan Nasional terdiri atas enam Mata Pelajaran yaitu: (1) Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti; (2) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (3) Bahasa Indonesia; (4)
Matematika; (5) Sejarah Indonesia; (6) Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya. Muatan
Kewilayahan berisi dua Mata Pelajaran yaitu: (1) Seni Budaya dan (2) Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan. Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri atas tiga subkelompok,
yaitu: (1) Dasar Bidang Keahlian; (2) Dasar Program Keahlian; (3) Kompetensi Keahlian.
1. Mata Pelajaran
Untuk mewadahi konsep kesamaan muatan antara SMA/MA dan SMK/MAK, maka
dikembangkan Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah, terdiri atas Kelompok Mata
pelajaran :
A. Muatan Nasional,
B. Muatan kewilayahan
C. Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri
C1. Dasar Bidang Keahlian
C2. Dasar Program Keahlian
C3.Kompetensi Keahlian
Mata pelajaran wajib mencakup 8 (sembilan) mata pelajaran dengan beban belajar 24 jam
per minggu untuk kelas X, 17 jam pelajaran untuk kelas XI dan kelas XII. Isi kurikulum
(KI dan KD) dan kemasan substansi untuk Mata pelajaran wajib bagi SMA/MA dan
SMK/MAK adalah sama. Struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik
merupakan subjek dalam belajar yang memiliki hak untuk memilih mata pelajaran sesuai
dengan minatnya.
Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik untuk SMA/MA serta pilihan
akademik dan vokasional untuk SMK/MAK. Mata pelajaran pilihan ini memberi corak
kepada fungsi satuan pendidikan, dan didalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat
peserta didik. Satu jam belajar adalah 45 menit, sedangkan beban belajar untuk
SMK/MAK adalah 48 jam pelajaran per minggu. Berikut adalah tabel struktur kurikulum
SMK :
KELAS
1. Seni Budaya 3 3 - - - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
2. 2 2 2 2 - -
Kesehatan
Jumlah A dan B 24 24 17 17 16 16
C. Muatan Peminatan Kejuruan
3. Sketsa 4 4 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
1. Desain Publikasi - - 9 9 8 8
2. KomputerGrafis - - 7 7 7 7
3. Fotografi - - 4 4 4 4
4. Videografi - - 4 4 6 6
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 22 22 31 31 33 33
Total 46 46 48 48 48 48
Struktur kurikulum SMK Negeri 18 Jakarta untuk kelas X menggunakan struktur kurikulum
Peraturan Dirjen nomor 07/D.D5/KK/2018 ( kurikulum 2013 revisi 2017), kurikulum 2013
revisi dan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Struktur Kurikulum memiliki 48 jam pelajaran yang terdiri atas 46 jam pelajaran dari
pusat dan 2 jam muatan lokal bahasa Mandarin.
b. Kompetensi keahlian yang dipilih adalah Akuntansi dan Keuangan Lembaga, Bisnis
Daring dan Pemasaran dan Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran serta Desain
Komunikasi Visual.
c. Struktur Kurikulum terdiri atas mata pelajaran kelompok A muatan nasional, kelompok
B muatan kewilayahan, kelompok C muatan peminatan kejuruan yang terdiri atas
kelompok C1 Dasar Bidang Keahlian, C2 Dasar Program Keahlian dan C3 Kompetensi
Keahlian.
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum.
Berikut adalah struktur kurikulum SMK Negeri 18 Jakarta untuk kelas X DKV menggunakan
struktur kurikulum Peraturan Dirjen nomor 07/D.D5/KK/2018 ( kurikulum 2013 revisi
2017).
Tabel 6. Struktur Kurikulum SMK Negeri 18 Jakarta paket keahlian Desain Komunikasi
Visual
KELAS
7. Seni Budaya 3 3 - - - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
8. 2 2 2 2 - -
Kesehatan
9. Bahasa Jepang 2 2 2 2 2 2
Jumlah A dan B 26 26 19 19 19 19
C. Muatan Peminatan Kejuruan
BK 1 1 1 1 1 1
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 22 22 29 29 29 29
Total 48 48 48 48 48 48
B. Peraturan Akademik
1. Beban Belajar
a. Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar dengan menggunakan sistem
paket. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya
diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan
untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban
belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
b. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk
mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan
dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
c. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta
didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada SMK
Negeri 18 Jakarta selama 45 menit. Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu adalah 48 jam
pelajaran pembelajaran.
1584-1760 jam
pembelajaran
X s.d.
SMKN 18 45’ 48 38-40 1188-1320 jam
XII (71280 - 79200
menit)
e. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik dan guru tetapi
maksimum 60% dari jam tatap muka dalam satu semester.
f. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Walaupun pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata
pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat
dilakukan secara fleksibel, menetapkan alokasi waktu yang sama setiap semesternya yakni 48
jam pelajaran per minggu. Penambahan jam pembelajaran tambahan dari alokasi minimal
didasarkan pada pertimbangan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, tingkat
kesulitan, dan atas dasar pencapaian prestasi akademik siswa.
g. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam
sistem paket 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik
dalam mencapai kompetensi.
h. Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah tiga tahun
maksimum 5 tahun.
i. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam
tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.
2. Penjurusan
Penjurusan dilakukan di awal peserta didik masuk ke SMK Negeri 18 Jakarta.
Peserta didik memilih sendiri kompetensi keahlian yang diminati dengan
mempertimbangkan minat, kemampuan peserta didik dan daya tampung kompetensi
keahlian. Pemilihan paket keahlian atau jurusan di SMK Negeri 18 Jakarta dilakukan
oleh peserta didik pada saat mendaftar sebagai peserta didik baru. Pemilihan ini
didasari oleh minat, bakat, dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik yang
bersangkutan, khususnya kemampuan dilihat dari nilai hasil Ujian Nasional calon
peserta didik di tingkat SMP/MTs.
Setiap peserta didik berhak memilih 3 (tiga) paket keahlian yang berbeda. Apabila dari
ketiga paket keahlian pilihan tidak dapat diterima, maka calon peserta didik dapat
mendaftar lagi untuk memilih paket keahlian lain atau sekolah lain yang masih
memungkinkan. SOP yang digunakan adalah SK Dirjen Mendikdasmen Nomor
12/C/Kep/TU/2008 dan SOP yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta
dalam Penerimaan Peserta Didik Baru secara real time (online) pada tahun 2019/2020.
3. Prosedsur PKL
Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah kegiatan wajib bagi siswa Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) yaitu kegiatan belajar dengan objek dan tempat langsung di
Dunia Usaha / Dunia Industri. Dalam Kurikulum 2013 (rev 2017) pelaksanaan PKL selama
120 hari / 24 minggu / 6 Bulan. Proses Pembelajaran di dunia kerja (DUDI) disebut
dengan Praktik kerja lapangan (PKL) untuk penerapan, pemantapan, dan peningkatan
kompetensi. Pelaksanaan PKL melibatkan praktisi ahli yang berpengalaman di bidangnya
melaluipembimbingan praktik.
1. Dasar Hukum
2. Tujuan PKL
3. Manfaat PKL
a. Dunia Kerja (DUDI) lebih dikenal oleh masyarakat sekolah sehingga dapat membantu
promosi produk.
b. Adanya masukan yang positif dan konstruktif dari SMK untuk perkembangan DUDI.
c. Dunia kerja/DUDI dapat mengembangkan proses dan atau produk melalui optimalisasi
peserta PKL.
d. Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan kebutuhannya.
e. Meningkatkan citra positif DUDI sebagai bentuk implementasi dari Inpres No 9 tahun
2016
4. Fungsi PKL
5. Pelaksanaan PKL
a. Pola harian (120-200 hari efektif), 5 hari x 4 minggu x 6 bulan (120 hari)
PERENCANAAN
PKL
Pemilahan
Daftar
Kompetensi
Kompetensi
Penetapan DUDI
Daftar DUDI Penyusunan
Program PKL
Program PKL Pembekalan
Peserta
Penetapan
PembimbingPKL
PELAKSANAAN
Penyusunan Jurnal
PKL
Monitoring PKL
Dokumentasi
Portofolio
PENILAIAN PKL
Penilaian
Nilai dari Pembimbing
pembimbing Sertifikasi DUDI
DUDI Pelaporan Nilai
Sertifikat dari
DUDI
Laporan Nilai
(Raport)
4. Sistem Penilaian
Ketentuan Pelaksanaan Ulangan dan Ujian
kaidah penulisan butir soal, penelaahan butir soal secara kualitatif, dilakukan oleh
pendidik lain (bukan penyusun butir soal) pengampu mata pelajaran yang sama
dengan butir soal yang ditelaahnya, perakitan butir-butir soal menjadi perangkat tes.
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan dalam bentuk Ujian
Nasional (UN). Pemerintah menugaskan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
untuk menyelenggarakan UN, dan dalam penyelenggaraannya BSNP bekerja sama
dengan instansi terkait di lingkungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, dan satuan pendidikan.
Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk (a) pemetaan
mutu satuan pendidikan, (b) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, dan
(c) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan
belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya
dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan
standar kompetensi. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD)
merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut.
Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila
yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan
untuk seluruh indikator pada KD tersebut. Secara kuantitatif sekolah telah menetapkan
KKM/KB sebagaimana terlampir sebagai bagian tidak terpisahkan dengan dokumen
kurikulum ini.
Selanjutnya sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013, maka ketuntasan
belajar peserta meliputi keseluruhan aspek penilaian sebagaimana diatur dalam
Permendikbud No. 23 tahun 2016 tentang standar penilaian pendidikan . Penilaian
dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip, bentuk, mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian sebagaimana diatur dalam standar penilaian yang bersifat autentik dengan
mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Kurikulum 2013
mengembangkan meliputi Kompetensi Inti (KI) yaitu tingkat kemampuan untuk
mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki siswa/peserta didik.
Pencapaian setiap KI dijabarkan secara rinci dalam kompetensi dasar (KD). Khusus
untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) pembelajaran KI-1 dan KI-2 diturunkan secara
langsung sesuai dengan KD pada KI-3 dan KI-4. Sedangkan untuk mata pelajaran lain
pembelajaran KI-1 dan KI-2nya dilaksanakan secara tidak langsung.
Dalam rangka menilai akhlak peserta didik, guru agama dan guru mata
pelajaran lain melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta didik, baik di dalam
maupun di luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk menilai perilaku peserta
didik yang menyangkut pengamalan agamanya seperti kedisiplinan, kebersihan,
tanggung jawab, sopan santun, hubungan sosial,
kejujuran, dan pelaksanaan ibadah ritual. Tabel berikut menampilkan dimensi dan
indikator penilaian akhlak mulia.
Tabel 8. Dimensi dan indikator sebagai rambu-rambu penilaian akhlak mulia
No Dimensi Indikator
1 Disiplin Datang dan pulang tepat waktu
mengikuti kegiatan dengan tertip
2 Bersih Membuang sampah pada tempatnya
Mencuci tangan sebelum makan
Membersihkan tempat kegiatan
Merawat kebersihan diri
3 Tanggungjawab Menyelesaikan tugas pada waktunya
Berani menanggung resiko
4 Sopan Santun Berbicara dengan sopan
Bersikap hormat pada orang lain
Berpakaian sopan
Berposisi duduk yang sopan
5 Hubungan Sosial Menjalin hubungan baik dengan guru
Menjalin hubungan baik dengan sesama teman
Menolong teman
Mau bekerjasama dalam kegiatan yang positif
6 Jujur Menyampaikan pesan apa adanya
Mengatakan apa adanya
Tidak berlaku curang
7 Pelaksanaan Melaksanakan sembahyang
ibadah ritual Menunaikan ibadah puasa
Berdoa
Penentuan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada akhir
satuan pendidikan dilakukan melalui rapat dewan pendidik yang didasarkan pada
hasil ujian sekolah dengan mempertimbangkan penilaian oleh pendidik.
Desain Komunikasi Visual 54
KTSP SMKN 18 JKT
PP 19 tahun 2005 Pasal 63 ayat (1) menyatakan bahwa penilaian pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi (iptek) untuk SMK dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
bahasa, matematika, IPA (fisika, kimia, biologi), IPS (ekonomi, sejarah, sosiologi,
geografi), keterampilan, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta muatan
lokal yang relevan. Penilaian dalam kelompok mata pelajaran iptek disesuaikan
dengan karakteristik tiap-tiap rumpun mata pelajaran. Berikut ini adalah karakteristik
penilaian tiap-tiap rumpun mata pelajaran yang dimaksudkan.
1a. Penilaian kemampuan berbahasa harus memperhatikan hakikat dan fungsi bahasa
yang lebih menekankan pada bagaimana menggunakan bahasa secara baik dan benar
sehingga mengarah kepada penilaian kemampuan berbahasa berbasis kinerja.
Penilaian ini menekankan pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang
mengutamakan adanya tugas-tugas interaktif dalam empat aspek keterampilan
berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Oleh karena itu,
penilaian kemampuan berbahasa bersifat autentik dan pragmatik. Selain itu,
komunikasi nyata senantiasa melibatkan lebih dari satu keterampilan berbahasa
sehingga harus diperhatikan keterpaduan antara keterampilan berbahasa tersebut.
2b. Penilaian dalam matematika perlu menekankan keterampilan bermatematika, bukan
hanya pengetahuan matematika. Sebagai konsekuensi, pendidik hendaknya
memperhatikan benar kemampuan berpikir yang ingin dinilainya. Selain itu, titik berat
penilaian dalam matematika hendaknya diberikan kepada penilaian yang terintegrasi
dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian yang terintegrasi dengan kegiatan
pembelajaran harus mencakup soal atau tugas yang memerlukan kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Soal atau tugas demikian akan mendorong peserta didik untuk
senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan berpikirnya. Penilaian akhir terhadap
peserta didik hendaknya berdasarkan pada teknik penilaian yang beragam. Tingkat
kesukaran soal untuk penilaian akhir hendaknya bukan karena kerumitan prosedural
yang harus dilakukan peserta didik, melainkan karena kebutuhan akan tingkat
pemahaman dan pemikiran yang lebih tinggi.
3c. Penilaian Program Kompetensi dapat dilakukan secara terpadu dengan proses
pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes tertulis, observasi,
tes praktik, penugasan, tes lisan, portofolio, jurnal, inventori, penilaian diri, dan
penilaian antarteman. Pengumpulan data penilaian selama proses pembelajaran
melalui observasi juga penting untuk dilakukan. Data aspek afektif seperti sikap
ilmiah, minat, dan motivasi belajar dapat diperoleh dengan observasi, penilaian diri,
dan penilaian antarteman.
4d. Penilaian dalam bidang TIK dapat diukur melalui tes praktik sewaktu peserta didik
menyelesaikan tugas dan/atau produk yang dihasilkan. Tes praktik, dapat dilakukan
melalui tes keterampilan tertulis, tes identifikasi, tes praktik simulasi maupun tes/uji
petik/contoh kerja. Dalam pendidikan teknologi dan kejuruan, tugas-tugas
laboratorium/bengkel harus dirancang untuk mensimulasikan tes praktik pada
pekerjaan yang sesungguhnya melalui tes praktik simulasi. Tes petik kerja atau tes
sampel kerja merupakan tes praktik tingkat tertinggi yang merupakan perwujudan dari
tes praktik keseluruhan yang hendak diukur. Selain dengan tes kinerja, penilaian
dalam bidang teknologi dapat pula dengan hasil penugasan dan portofolio. Hasil
penugasan dapat berupa produk yang mencerminkan kompetensi peserta didik. Hasil
portofolio yang berupa kumpulan hasil kerja berkesinambungan dapat dipakai sebagai
informasi yang menggambarkan perkembangan kompetensi peserta didik.
Penilaian dilakukan secara menyeluruh yaitu mencakup semua aspek kompetensi
yang meliputi kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif. Dalam laporan hasil
belajar peserta didik, terdapat komponen pengetahuan yang umumnya merupakan
representasi aspek kognitif, komponen praktik yang melibatkan aspek
psikomotorik, dan komponen sikap yang berkaitan dengan kondisi afektif peserta
didik terhadap mata pelajaran tertentu.
Kompetensi yang dinilai dalam pendidikan kesehatan mencakup penilaian tentang (a) kebersihan
pribadi dan lingkungan, (b) Pendidikan keselamatan (c) penyakit menular, (d) kesehatan
reproduksi dan pelecehan seksual, (f) pengetahuan gizi dan makanan, (g) penyalah gunaan obat
dan psikotropika, (h) rokok dan minuman keras, (h) dan kebiasaan hidup sehat melalui aktivitas
jasmani.
Pengamatan terhadap perilaku sportif merupakan pengamatan terhadap perilaku peserta
didik dalam hal kesadaran akan sikap kejujuran dalam upaya memenangkan pertandingan,
perlombaan, permainan, atau aktivitas jasmani dan olahraga. Upaya memenangkan permainan
tidak mengandung unsur kecurangan atau tidak sportif.
Guru kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan bertanggungjawab pula
menilai aspek afektif peserta didik, baik yang terkait dengan akhlak maupun kepribadian. Hasil
penilaian terhadap akhlak peserta didik akan dijadikan pertimbangan pada saat guru mata
pelajaran pendidikan agama menentukan nilai akhlak peserta didik untuk dilaporkan pada laporan
hasil belajar (rapor). Demikian pula, hasil penilaian terhadap kepribadian peserta didik juga akan
dijadikan pertimbangan pada saat guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan menentukan
nilai kepribadian peserta didik untuk dilaporkan pada laporan hasil belajar (rapor).
Untuk menilai akhlak peserta didik, guru mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta didik, baik di dalam maupun di luar
kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk menilai perilaku peserta didik yang mencerminkan
akhlak seperti kedisiplinan, tanggung jawab, sopan santun, hubungan sosial, dan kejujuran. Hal-
hal yang dinilai antara lain mencakup aspek:
a. Kedisiplinan, yaitu kepatuhan kepada peraturan atau tata tertib, seperti datang tepat waktu,
mengikuti semua kegiatan, dan pulang tepat waktu.
b. Kejujuran, yaitu kejujuran dalam perkataan dan perbuatan, seperti tidak berbohong, dan tidak
berlaku curang.
c. Tanggung jawab, yaitu kesadaran untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan,
seperti menyelesaikan tugas-tugas selama kegiatan berlangsung.
d. Sopan santun, yaitu sikap hormat kepada orang lain, baik dalam bentuk perkataan, perbuatan,
dan sikap, seperti berbicara, berpakaian, dan duduk yang sopan.
e. Hubungan sosial, yaitu kemampuan untuk berinteraksi sosial dengan orang lain secara baik,
seperti menjalin hubungan baik dengan guru dan sesama teman, menolong teman, dan mau
bekerjasama dalam kegiatan yang positif.
Untuk menilai kepribadian peserta didik, guru mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta didik, baik di dalam maupun di
luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk menilai perilaku peserta didik yang mencerminkan
kepribadian seperti percaya diri, harga diri, motivasi diri, kompetisi, saling menghargai, dan
kerjasama. Indikator masing-masing aspek kepribadian antara lain sebagai berikut.
a. Percaya diri: diwujudkan dalam perilaku berani menyatakan pendapat, bertanya, menegur,
mengritisi tentang sesuatu hal.
b. Harga diri: diwujudkan dalam perilaku tidak mudah menyerah dan mengetahui kelebihan diri
dan mengakui kelemahan diri.
c. Motivasi diri: diwujudkan dalam perilaku kemauan untuk maju, menyelesaikan segala hal,
berprestasi, dan meraih cita-cita.
d. Saling menghargai: diwujudkan dalam perilaku mau menerima pendapat yang berbeda,
memaklumi kekurangan orang lain, dan mengakui kelebihan orang lain.
e. Kompetisi: diwujudkan dalam bentuk perilaku yang tegar menghadapi kesulitan, berani
bersaing dengan orang lain, dan berani kalah dengan orang lain berlandaskan kejujuran (fair
play).
Tabel berikut menyajikan berbagai aspek yang dinilai untuk lima kelompok mata pelajaran
(sesuai PP no. 19 tahun 2005 pasal 64).
Tabel 9. Aspek yang dinilai dalam berbagai mata pelajaran
Berdasarkan petunjuk teknis penilaian di atas, maka pendidik menentukan setiap indikator dalam
suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Prinsip penilaian pada kurikulum berbasis
kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik
mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)/Ketuntasan Belajar
Minimal (KBM)
KBM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai yang meliputi 2 semester.
Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak
mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan
kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Acuan kriteria
mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu
memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang
sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal. Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran sekolah.
Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga
dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100 merupakan kriteria
ketuntasan ideal. Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan
orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di
SMKN 18 berhak untuk mengetahuinya. Sekolah melakukan sosialisasi agar informasi dapat
diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Penetapan KKM SMK Negeri 18
merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dilakukan melalui metode kuantitatif dengan
mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran.
Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar
minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake
peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi. Kriteria
ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari indikator yang
terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan
belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal
yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut.
Kriteria ketuntasan minimal setiap mata pelajaran merupakan rata-rata KKM/ KB Kompetensi
Dasar.
Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar
kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat
kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari
sejumlah kondisi sebagai berikut:
a. guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta didik;
b. guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi;
c. guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan;
d. peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi;
e. peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep;
f. peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas/pekerjaan;
g. waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki tingkat kesulitan
dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajarannya memerlukan
pengulangan/latihan;
h. tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik dapat mencapai
ketuntasan belajar.
Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing
sekolah.
a. Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai
peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk proses pembelajaran;
b. Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders sekolah.
Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik didasarkan pada hasil seleksi pada saat
penerimaan peserta didik baru, khususnya nilai ujian nasionalnya. sedangkan penetapan intake di
kelas XI dan XII berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya. Secara rinci KKM
seluruh mata pelajaran di SMK Negeri 18 Jakarta dapat dilihat pada lampiran tersendiri yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dengan dokumen kurikulum ini. KKM dicantumkan dalam
Laporan Hasil Belajar (LHB).
Penilaian tahun pelajaran 2018/2019 berdasarkan pedoman penilaian Permendikbud no 53 tahun
2015 dan panduan tentang Penilaian Hasil Belajar tahun 2017
a. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap terutama dilakukan oleh wali kelas dan guru mata pelajaran melalui observasi
dalam bentuk catatan guru selama proses pembelajaran. Hasil observasi guru mata pelajaran
diserahkan kepada wali kelas untuk ditindaklanjuti. Penilaian diri atau penilaian antarteman
dilakukan oleh siswa sebagai penunjang yang sifatnya alat konfirmasi. Hasil akhir penilaian sikap
diolah menjadi deskripsi sikap yang dituliskan di dalam rapor. Skema penilaian sikap dapat dilihat
pada gambar berikut.
Penilaian
Tes Lisan Tanya jawab
Pengetahuan
Portofolio
c. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah suatu penilaian yang dilakukan untuk mengetahui
kemampuansiswa dalam mengaplikasikan pengetahuanuntuk melakukan tugas tertentudidalam
berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaiankompetensi. Dalam pelaksanaannya,
penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, seperti penilaian kinerja,
penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih
sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4. Hasil penilaian kompetensi keterampilan selama dan
setelah proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka rentang 0-100 dan deskripsi.
Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran yang berupa keterampilan
proses dan/atau hasil (produk).Aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja adalah proses
pengerjaannya atau kualitas produknya atau kedua-duanya. Sebagai contoh: (1) keterampilan
untuk menggunakan alat dan/ataubahan serta prosedur kerja dalam menghasilkan suatu produk;
(2) kualitas produk yang dihasilkan berdasarkan kriteria teknis dan estetik.Instrumen yang
digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
Mengukur capaian pembelajaran
berupa
Skema penilaian keterampilan dapat dilihat pada gambar keterampilan proses dan/atau
berikut.
Kinerja hasil (produk)
Skema penilaian keterampilan
Prosedur Penilaian
1. Penilaian aspek sikap dilakukan oleh pendidik dan/atau pembimbing lapangan melalui
tahapan:
e. mengklasifikasi perilaku peserta didik ke dalam kategori sangat baik, baik, atau kurang,
dan mendeskripsikannya secara singkat pada setiap akhir semester.
2. Penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan oleh pendidik dan satuan
pendidikan melalui tahapan:
e. melaksanakan penilaian;
f. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk bilangan dengan skala 0-100 dan
dideskripsikan dalam 3 kategori yaitu sangat baik, baik, dan kurang;
3. Penilaian Sikap :
Penilaian sikap terutama dilakukan oleh wali kelas dan guru mata pelajaran
khususnya guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan PPKn melalui observasi
dalam bentuk catatan guru selama proses pembelajaran. Hasil observasi guru mata
pelajaran diserahkan kepada wali kelas untuk ditindaklanjuti. Penilaian diri atau
penilaian antarteman dilakukan oleh siswa sebagai penunjang yang sifatnya alat
konfirmasi. Hasil akhir penilaian sikap diolah menjadi deskripsi sikap yang
dituliskan di dalam rapor.
Kelas
No. Mata Pelajaran
X XI XII
A. Muatan Nasional
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 76 76 76
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 76 76 76
3 Bahasa Indonesia 76 76 76
4 Matematika 76 76 76
5 Sejarah Indonesia 76
6 Bahasa Inggris 76 76 76
B. Muatan Kewilayahan
7 Seni Budaya 76
8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 80 80
9 Bahasa Jepang (AKL, OTP& DKV), Mandarin (PM) 76 76 76
Kelompok C ( Peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
10 Simulasi dan Komunikasi Digital 77
11 Tinjauan Seni 77
12 Dasar-dasar Kreativitas 77
C1. Dasar Program Keahlian
13 Dasar-dasar Seni Rupa 77
14 Gambar 77
15 Sketsa 77
C3. Kompetensi Keahlian
16 Desain Publikasi 77 _
17 Komputer Grafis 77 _
18 Fotografi 77 _
19 Videografi 77 _
20 Produk Kreatif dan kewirausahaan 77 _
8. Kriteria Kelulusan
Dalam merumuskan ketentuan kelulusan mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia yang berlaku, sesuai dengan ketentuan
Permendikbud nomor 4 tahun 2018 bab VI pasal 19, peserta didik dinyatakan lulus dari
satuan pendidikan/program pendidikan setelah:
9. Mutasi
Sekolah memfasilitasi adanya peserta didik yang pindah sekolah karena alasan
tertentu. Untuk pelaksanaan pindah sekolah (masuk atau keluar) lintas Provinsi dan
Kabupaten/Kota disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada masing-masing Dinas
Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Untuk perpindahan peserta , sekolah hanya
dapat memfasilitasi bagi mereka yang berasal dari sekolah dengan menggunakan
kurikulum 2013 revisi dengan pertimbangan perbedaan karakteristik antara kurikulum
2013 dengan kurikulum 2013 revisi. Untuk peserta didik yang ingin mutasi ke sekolah
lain disarankan untuk memilih sekolah sesuai dengan pemberlakuan kurikulum di sekolah
tujuan.
Untuk proses mutasi dari sekolah lain digunakan pertimbangan nilai laporan capaian
kompetensi atau laporan nilai hasil belajar (LCK/LHB) peserta didik sekolah asal, nilai
KBM sekolah asal, serta pertimbangan lain yang dirasakan perlu untuk menjamin
akuntabilitas proses mutasi. Sekolah dapat melakukan tes masuk bagi peserta didik yang
ingin mutasi ke SMK Negeri 18 Jakarta untuk mengetahui mengetahui kemampuan peserta
didik.
BAB VI
PROGRAM MUATAN LOKAL, BK, EKSTRAKURIKULER, KARAKTER DAN LITERASI
A. Muatan Lokal/Kewilayahan
muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Muatan lokal baik untuk kelas X, kelas
XI dan XII terdiri atas perpaduan budaya lokal ( seni budaya ) dan pendidikan jasmani
olah raga & kesehatan serta ditambah bahasa Jepang.
B. EstraKurikuler
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib dan Pilihan
yang ditetapkan oleh sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru pembina, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan
dalam bentuk kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri
berkaitan pengembangan karir dan peminatan dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik dan minatnya.
Dalam kurikulum 2013 revisi 2017 ditegaskan bahwa ekstrakurikuler wajib merupakan
program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi
peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program
ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya
masing-masing.
2). Bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan
minat dan diikuti oleh peserta didik secara sukarela.
Dokumen tentang ekstrakurikuler diatur tersendiri yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan dokumen kurikulum SMK Negeri 18 Jakarta.
Pengembangan diri yang dilaksanakan di luar kelas ( ekstra kurikuler ) diasuh oleh guru
pembina, dan pelaksanaannya dilakukan secara reguler, antara lain sebagai berikut :
Tabel 13. Jadwal Kegiatan EkstraKurikuler
Waktu Pelatih Guru Pembina
Jenis Kegiatan
Pelaksanaan
1. Kerohanian Jum’at & Sabtu Neneng Drs. Sayuthi & Hilmi, S
Islam (Rohis) Ag, Nurchayati, S.Pd
a. Keputrian Jum’at Hilmi, S Ag.
b. Kesenian Senin Sulaiman Sulaiman Rachim, S Pd
marawis, Tari saman Rachim, S Pd
2. Bela Negara
a. Paskibra Jum’at Nur Adli Drs. Heri Mulyanto
b. Pramuka Rabu Ratu Aryumi C., Drs. Nandang Siswo
SPd Wardoyo
Safitria
c. PMR Kamis Hafis Etin Islamiyani, S.Pd
3. Olah Raga
a. Basket Selasa & Kamis Dwi Laksono Supriyanto, S.Pd
b. Volley Selasa & Kamis Raka Supriyanto, S.Pd
c. Sepak Rabu Fachrur Rozi Supriyanto, S.Pd
Bola/Futsal
d. Pencak silat Selasa & Sabtu Muhtadin Supriyanto, S.Pd
e. Taekwondo Senin & Jum’at Fauzan Supriyanto, S.Pd
C. Penumbuhan Karakter
Karakter yaitu watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari
hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Penumbuhan karakter
merupakan suatu usaha sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik
agar mampu melakukan proses internalisasi, menghayati nilai-nilai menjadi kepribadian
mereka dalam bergaul di masyarakat, dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang
lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.
Program pembiasaan yang mencakup kegiatan yang bersifat pembinaan karakter peserta didik
yang dilakukan secara rutin, spontan dan keteladanan.
Kurikulum 2013 menjadi bagian inti dalam Penguatan Pendidikan Karakter. Karena
itu, modul bimbingan teknis Kurikulum 2013 ini diintegrasikan dengan pendekatan-
pendekatan dalam Penguatan Pendidikan Karakter. Integrasi ini diperlukan agar tidak
terjadi kebingungan di kalangan guru tentang keberadaan Kurikulum 2013 dan PPK atau
program-program lain yang menjadi sistem pendukung pengembangan kualitas sekolah,
seperti gerakan literasi sekolah, sekolah adi wiyata, dan lain-lain.
Perpres No.87 Tahun 2017 tentang PPK mendefinisikan PPK sebagai “Gerakan
pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter
peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan
pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai
bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)” (Pasal 1, ayat 1)/ Harmonisasi
olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga ini perlu menjadi dimensi dalam setiap
program dan kegiatan di sekolah dalam rangka menanamkan nilai-nilai kebaikan agar
individu tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang sehat secara jasmani, rohani, dan
moral. Dalam Perpres dijelaskan bahwa fokus PPK adalah nilai-nilai Pancasila. “PPK
dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter terutama
meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
bertanggungjawab” (Pasal 3)
Sangat jelas bahwa pengintegrasian PPK dalam implementasi Kurikulum 2013 perlu
diletakkan dalam kerangka pembentukan karakter peserta didik dengan nilai-nilai kebaikan
yang merupakan impmelentasi nilai-nilai Pancasila. Fokus pendekatan PPK dalam
implementasi Kurikulum 2013 adalah pada pendidikan karakter berbasis kelas. Pendidikan
karakter berbasis kelas merupakan keseluruhan interaksi antara pendidik dan peserta didik
dalam proses pemelajaran untuk memenuhi tuntutan minimal dalam kurikulum yang
disepakati.
1. Pendidikan karakter berbasis kelas terbatas pada relasi antara guru dan siswa di
dalam kelas dalam proses pembelajaran.
2. Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan pembentukan karakter yang
dilakukan melalui berbagai macam kegiatan yang melibatkan seluruh anggota
komunitas sekolah, namun masih terbatas sebagai kegiatan sekolah di lingkungan
sekolah. PPK berbasis budaya sekolah dilaksanakan antara lain melalui hal-hal sebagai
berikut.
D. Literasi
Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan
keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan
masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa.
Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah gerakan dalam upaya menumbuhkan budi pekerti
siswa yang bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta
pembelajaran sepanjang hayat.
Pemberdayaan mading di setiap kelas ini bisa dilakukan dengan cara mewajibkan siswa
untuk membaca bebas ataupun mencari referensi apapun di sekitar sekolah
setidaknya selama 10 menit. Setelah itu, wajibkan siswa untuk membuat laporan,
karangan ataupun resum dari apa yang dibacanya ataupun diamatinya, dan hasilnya
tempelkan pada mading kelas. Sebagai langkah awal, program ini bisa dilakukan setiap
seminggu sekali.
Buku non pelajaran yang dimaksudkan di sini bisa berupa buku cerita, novel ataupun
buku jenis lain yang lebih mengajarkan nilai budi pekerti, kearifan lokal, nasionalisme
dan lain-lain yang lebih disesuaikan pada tahap perkembangan siswa.
4. Posterisasi Sekolah
Membuat poster-poster yang berisi ajakan, motivasi maupun kata mutiara yang
ditempel atau digantung di beberapa spot di kelas atau di sekolah.
Pohon literasi bisa dibuat oleh siswa secara mandiri. Nantinya daun-daun yang ada pada
pohon literasi bisa ditulis dengan nama-nama siswa sekelas / cita-cita siswa / karakter
mulia yang harus dilakukan.
Sudut baca merupakan suatu tempat khusus di bagian kelas/sekolah dimana tersedia
kumpulan buku bacaan dan tempat duduk yang nyaman untuk membaca. Tempatnya
bisa di depan kelas, pojok kelas, samping kantin, depan ruang guru, samping mushola
sekolah, dll.
Papan karya literasi adalah sebuah papan untuk menempelkan hasil karya literasi siswa.
Papan karya literasi ini bisa diprogramkan di setiap kelas.
Dinding motivasi adalah sebuah hiasan dinding kelas yang berisi kata-kata motivasi
untuk menginspirasi siswa.
1. Presentasi siswa
Bimbingan dan konseling, bimbingan ialah suatu proses memberi bantuan (process of
helping) terhadap individu agar bisa menerima & memahami diri & lingkungan sekitarnya,
mengarahkan diri, & menyesuaikan diri secara positif & konstruktif terhadap tuntutan norma-
norma kehidupan (budaya & agama) sehingga dapat mencapai kehidupan yang bermakna
(bahagia, baik secara personal maupun sosial).Bimbingan & konseling, “proses interaksi
antara konselor-konselor dengan klien atau konselee baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam rangka untuk membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya
atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya.”
Fungsi dari bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:- Fungsi pemahaman,
yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap
dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).
– Fungsi fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
– Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar
dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
– Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih
kegiatan ekstrakulikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir
atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian daan cirri-ciri kepribadiian lainnya.
– Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membatu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah/madrasah
dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar
belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.
– Fungsi pencegahan (preventif), yaitu fungsi yang berkaittan dengan upaya konselor untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
BAB VII
KALENDER PENDIDIKAN
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan mengikuti
kalender pendidikan pada setiap tahun pelajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk
kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun
pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Permulaan tahun
pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap
satuan pendidikan. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam
pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. Waktu libur adalah waktu
yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang
dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur
khusus.
Sesuai dengan Standar Isi, maka dalam Pengembangan Kalender Pendidikan SMK Negeri 18
mengacu pada rambu-rambu sebagai berikut:
3. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
4. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatan ekstrakurikuler.
5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda
tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan,
hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
6. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau
Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat
Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur
khusus.
7. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan dikembangkan oleh masing-masing satuan
pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi ini dengan
memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera pada Tabel
10.
Tabel 10. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan
KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN DIKLAT 2019 / 2020
HBE = 12 HBE = 22
Jul-19 KETERANGAN Agust-19 KETERANGAN
LS =12 LU =3 LR= 1
MINGGU 7 14 21 28 1/7 – 12/7 = libur Semester Genap MINGGU 4 11 18 25 8/8 = Rapat Komite
SENIN 1 8 16 22 29 SENIN 5 12 19 26 12/8 = Hari Raya Idul Adha 1439 H
SELASA 2 9 16 23 30 15 = Awal tahun Pelj. 2019/2020 SELASA 6 13 20 27 17/8 = Proklamasi Kemerdekaan
RABU 3 10 17 24 31 MOPDB =15 – 17/7 2019 RABU 7 14 21 28
KAMIS 4 11 18 25 KAMIS 1 8 15 22 29
JUM'AT 5 12 19 26 JUM'AT 2 9 16 23 30
SABTU 6 13 20 27 SABTU 3 10 17 24 31
HBE = 21 HBE = 23
SEPT. 2019 KETERANGAN Okt-19 KETERANGAN
LU = 1 LU = 0
MINGGU 1 8 15 22 29 1/9 = Tahun Baru Islam 1440 H MINGGU 6 13 20 27
SENIN 2 9 16 23 30 21 – 22/9 = LDK SENIN 7 14 21 28
SELASA 3 10 17 24 23 sd 30/9 = PTS Smt. Ganjil SELASA 1 8 15 22 29 18/10 = Pembg. rapor tengah
RABU 4 11 18 25 RABU 2 9 16 23 30 semester
KAMIS 5 12 19 26 KAMIS 3 10 17 24 31
JUM'AT 6 13 20 27 JUM'AT 4 11 18 25
SABTU 7 14 21 28 SABTU 5 12 19 26
HBE = 21 HBE = 11
Nop-19 KETERANGAN Des-19 KETERANGAN
LU = 1 LU = 1, LS= 6
MINGGU 3 10 17 24 9 /11 = Maulid Nabi Muhammad MINGGU 1 8 15 22 29 27/11 – 5/12= PAS Smt. Gnj
SENIN 4 11 18 25 SAW SENIN 2 9 16 23 30 1 = Maulid Nabi
SELASA 5 12 19 26 27/11 – 5/12= PAS Smt. Gnj SELASA 3 10 17 24 31 6 – 11/12 = Remedial
RABU 6 13 20 27 RABU 4 11 18 25 12 – 16/12 = Class Meeting
KAMIS 7 14 21 28 KAMIS 5 12 19 26 20 = Pemb. Rapor
JUM'AT 1 8 15 22 29 JUM'AT 6 13 27 25 = Libur Natal
SABTU 2 9 16 23 30 SABTU 7 14 21 28 23/12 -5/1 = Libur Smt ganj.
HBE = 22 HBE = 19
Jan-20 KETERANGAN Feb-20 KETERANGAN
LU=2, LS=2 LU = 1
MINGGU 5 12 19 26 1/1 = Tahun Baru Masehi MINGGU 2 9 16 23 2/1 sd 31/3= Prakerin kelas
SENIN
6 9 13 20 27 15/1 sd. 29/3 : Pendalaman SENIN 3 10 17 24 XI
7
SELASA 7 14 21 28 materi kls XII SELASA 4 11 18 25 19 - 26 = uji produktif
8
RABU 1 8 15 22 29 7/1 = Awal Smt Genap RABU 5 12 19 26 5/2 = Tahun Baru Imlek
9
KAMIS 2 9 16 23 30 2/1 sd. 31/3 = PKL kls XI KAMIS 6 13 20 27
9
JUM'AT 3 10
9 17 24 31 JUM'AT 7 14 21 28
SABTU 4 11 18 25 SABTU 1 8 15 22 29
9
HBE = 22 HBE = 18
Mar-20 KETERANGAN Apr-20 KETERANGAN
LU = 1 LU = 1
MINGGU 1 8 15 22 29 16/3 – 23/3 = Perkiraan US MINGGU 5 12 19 26
SENIN 2 9 16 23 30 23- 31/3 = PTS kls X dan XII SENIN 9 13 20 27 1– 6/4 = Ujian Nasional
SELASA 3 10 17 24 31 25/3 = Hari Raya Nyepi SELASA 7 14 21 28 10/4 = Isro’ Mi’roj
RABU 4 11 18 25 RABU 1 8 15 22 29 15/4 – 22/4 PTS kelas XI
KAMIS 5 12 19 26 KAMIS 2 9 16 23 30 23-24/4 = Libur Awal Ramadhan
JUM'AT 6 13 20 27 JUM'AT 3 10 17 24
SABTU 7 14 21 28 SABTU 4 11 18 25
HBE = 12 HBE = 11
Mei-20 KETERANGAN Jun-20 LR =6, LS = KETERANGAN
LU = 3, LR=11 2
MINGGU 3 10 17 24/31 1/5 = Hari Buruh MINGGU 7 14 21 28
SENIN 4 11 18 25 7/5 = Waisak SENIN 1 8 15 22 29 2/6 = Masuk Sekolah
SELASA 5 12 19 26 18/5 – 30/5 = libur Ramadhan & SELASA 2 9 16 23 30 4-12/6 = PAS Smt Genap
RABU 6 13 20 27 Idul Fitri RABU 3 10 17 24 24/6 = Rapat kenaikan kelas
KAMIS 7 14 21 28 KAMIS 4 11 18 25 26/6 = Pembagian Rapor
JUM'AT 1 8 15 22 29 JUM'AT 5 12 19 26
SABTU 2 9 16 23 30 SABTU 6 13 20 27
HBE = 10
Jul-20 LS=10, KETERANGAN
MPLS=3
MINGGU 5 12 19 26 1/7 – 10/7 = libur Semester Genap
SENIN
6 9 13 20 27 13/7 = Awal tahun Pelj. 2019/2020
SELASA 7 14 21 28 13-15/7 = MPLS
RABU 1 8 15 22 29
KAMIS 2 9 16 23 30
JUM'AT 3 10 17 24 31
SABTU 4 11 18 25
Catatan : Disusun berdasarkan kalender Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan hasil
Musyawarah Pimpinan
SEMESTER GENAP
Hari Belajar / Tatap Muka KTS/ Hari Ming. LR/LI
No Bulan Jlh LU LS Keterangan
mg 1 mg 2 mg 3 mg 4 mg 5 KAS Efektif Efektif D
1 Januari 0 5 5 5 5 20 20 4 2 3
2 Februari 0 5 5 5 5 20 20 4 1
3 Maret 5 5 5 4 2 21 6 21 4 1 PTS kls 10 &US kls 12
4 April 3 4 5 3 4 19 4 19 4 1 2 Ujian Nasional
5 Mei 0 4 5 0 0 9 10 9 2 2 2 6 PAS Genap
6 Juni 5 5 0 0 0 11 11 2 2 6 2 libur Hari Raya Idul Fitri
JUMLAH 20 30 29 25 15 100 20 100 21 9 10 11
Keterangan :
KTS /KAS : Kegiatan Tengah Semester / ulangan blok/PTS
Kegiatan Akhir Semester ( PAS, Remedial, Class Meeting )
LU : Libur Umum
LR : Libur Ramadhan
LID : Libur Idul Fitri
LS : Libur Semester dan Ujian
BAB VIII
PENUTUP
Kurikulum SMK Negeri 18 Jakarta yang telah tersusun ini akan menjadi pedoman bagi
sekolah dan menjadi acuan seluruh stakeholders sekolah selama 1 tahun pelajaran 20192020. Sesuai
dengan tuntutan penjaminan sekolah SMK, maka penyesuaian-penyesuaian akan terus dilakukan
terutama pada proses adaptasi/adopsi dan pengayaan kurikulum setara dengan sekolah internasional di
negara maju.
Sejalan dengan harapan di atas, maka dukungan dari berbagai pihak akan terus dibutuhkan.
Tanpa dukungan yang nyata tentu akan berat bagi sekolah untuk memenuhi harapan semua pihak.
Oleh karena itu, kita semua berharap ada sinergi seluruh potensi stakeholders sekolah dalam mencapai
tujuan yang dimaksud.
Akhirnya, kita berharap masukan dari berbagai pihak demi penyempurnaan kurikulum SMK
Negeri 18 Jakarta pada tahun ini dan pada tahun-tahun yang akan datang.
LAMPIRAN
2. Silabus
4. Kalender Pendidikan
6. Profil Sekolah