Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ANALISIS VIDEO BANJIR DI KALIMANTAN SELATAN


DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SWOT

OLEH : SUB KELOMPOK II

ZURAIDAH, S.PD.I 

LISMAWATI, S.PD

TIARA FELIDA LOVINASIA, S.IP

YULIA ARISKA, S.PD.I

GOLONGAN III ANGKATAN XXXIX KELOMPOK 3


LATSAR CPNS PPSDM REGIONAL BANDUNG
2021
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Banjir adalah peristiwa tergenangnya daratan, yang biasanya kering,

oleh air yangberasal dari sumber-sumber air di sekitar daratan. Sumber-

sumber air tersebut antara lainsungai, danau dan laut. Yang hanya bersifat

sementara karena bisa surut kembali. Banjir terjadi karena sumber-sumber air

tersebut tidak mampu lagi menampung banyaknya air, baikair hujan, salju yang

mencair, maupun air pasang sehingga air meluap melampaui batas-batas

sumber air.

Banjir adalah peristiwa tergenangnya daratan, yang biasanya kering,

oleh air yangberasal dari sumber-sumber air di sekitar daratan. Sumber-

sumber air tersebut antara lain sungai, danau dan laut. Yang hanya

bersifat sementara karena bisa surut kembali. Banjir terjadi karena sumber-

sumber air tersebut tidak mampu lagi menampung banyaknya air, baikair hujan,

salju yang mencair, maupun air pasang sehingga air meluap melampaui

batas-batas sumber air.

Warga terdampak banjir tersebar di 11 kabupaten/kota di Kalsel. Kesebelas

daerah itu ialah:Hulu Sungai Tengah; Banjar; Tanah Laut; Barito Kuala; Balangan;

Tabalong; Banjarbaru;Tapin; Hulu Sungai Selatan; Banjarmasin; dan Hulu Sungai

Utara. Sementara jumlah wargaterdampak banjir yang terbanyak berada di

Kabupaten Banjar (190.929 jiwa); KotaBanjarmasin (100.722 jiwa), dan Hulu Sungai

Tengah (77.567 jiwa).

Terdapat beberapa penyebab terjadinya banjir di Kalimantan Selatan antara

lainseperti cuaca dengan curah hujan sangat tinggi. Selama 5 hari, dari 9-13 Januari
2021,sehingga terjadi peningkatan 8-9 kali lipat curah hujan dari biasanya. Serta

adanya aktivitaspenebangan hutan dan lahan, kegiatan pertambangan batu bara dan

perkebunan sawitmenjadi penyebab banjir, dalam catatan JATAM, 33 persen dari

wilayah Kalsel yang seluas3,7 juta hektare, atau sekitar 1,2 juta hektare telah dikuasai

perusahaan tambang batu bara.Sementara luasan perkebunan sawit mencapai 618

ribu hektare atau setara 17 persen dariwilayah Kalsel. Banjir tidak bakal terjadi jika

hutan sekunder dan hutan primer, yangfungsinya menyerap air, tidak tergusur oleh

aktivitas tambang dan perkebunan

penyebab utama dari adanya bencana banjir yang terjadi di KalimantanSelatan

yakni adanya penurunan luas hutan alam di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito

diKalimantan Selatan mencapai 62,8%. Sebelumnya tim tanggap darurat bencana di

LAPANmenyebut penyebab banjir terbesar itu adalah berkurangnya hutan primer dan

sekunder dalam 10 tahun terakhir di keseluruhan provinsi Kaliamantan Selatan yang

terjadi selamaperiode 1990-2019

B. RUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah yang penyusun terapkan yaitu menganalisis


bencana banjir di Kalimantan selatan dengan analisis SWOT berdasarkan
aspek akuntabilitas.

C. TUJUAN MASALAH
Makalah ini bertujuan untuk memberikan alternative atau solusi
yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah bencana banjir di
Kalimantan selatan.
PEMBAHASAN

A. Analisis SWOT terhadap Bencana Banjir di Kalimantan Selatan


Salah satu penyebab utama dari adanya bencana banjir yang terjadi di
Kalimantan Selatan yakni adanya penurunan luas hutan alam di Daerah
Aliran Sungai (DAS) Barito di Kalimantan Selatan mencapai 62,8%.
Sebelumnya tim tanggap darurat bencana di LAPAN menyebut penyebab
banjir terbesar itu adalah berkurangnya hutan primer dan sekunder dalam
10 tahun terakhir di keseluruhan provinsi Kaliamantan Selatan yang terjadi
selama periode 1990-2019.

Pada tahun 1990-2000 sebanyak 55,5% dengan penurunan luas hutan


primer sebesar 13.000 hektare, hutan 116.000 hektare, sawah dan semak
belukar masing-masing 146.000 hektare , dan 47.000 hektare, sehingga
area perkebunan meluas yakni 219.000 hektare. Maka total area
perkebunan di sepanjang daerah sungai barito kini 650.000 hektare.

Jika dibandingkan dengan luasan hutan di sekitar daerah sungai yang


mencapai 4,5 juta hectare, untuk perkebunan telah menghabiskan 12
hingga 14% dari keseluruhan area. Hal ini juga didukung dengan adanya
curah hujan yang sangat tinggi. Selama 5 hari, dari 9-13 januari 2021,
sehingga terjadi peningkatan 8-9 kali lipat curah hujan dari biasanya.

MATRIKS SWOT
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Faktor Internal
- Mempunyai hutan sebagai daya - Rencana tata ruang wilayah
Faktor Eksternal
serap air yang luas (RTRW) yang tidak jelas
- Pencatatan data bencana yang - Alih fungsi hutan menjadi
baik perkebunan sawit dan
- Mempunyai program pertambangan batu bara
pencegahan kebakaran hutan dilakukan akibat kebakaran
- Mempunyai inventaris data hutan
terkait Rencana Tata Ruang
- Tidak dilakukan program
Wilayah (RTRW) curah hujan,
dan daerah sungai pencegahan banjir yang
terus terjadi tanpa adanya
antisipasi
Peluang (O)
Asumsi strategi S-O Asumsi strategi W-O
- Membuat (Gunakan kekuatan memanfaatkan (Gunakan peluang menanggulangi
peluang) kelemahan)
regulasi terkait
- Membuka opsi Kerjasama dengan
RTRW secara - Pemprov Kalses selalu berkolaboratif, pihak swasta baik dalam hal SDM
periodic untuk pro-aktif dalam membuka Kerjasama maupun peralatan
dengan pihak swasta dan akademisi - Kolaborasi antara akademisi
wilayah yang merupakan modal utama sebagai dengan pemerintah provinsi Kalsel
rawan terdampak stratefi pembangunan menghadapi untuk proses penyusunan RT RW
- Komitmen kepala daerah dalam baru
- Program membuat keputusan/kebijakan - Membuat program pencegahan
pemerintah berdasarkan kajian merupakan langkah yang bekerjasama dengan pihak
tepat untuk menanggulangi bencana akademisi untuk konsep
mengatur
alam pencegahannya dan juga swasta
regulasi - Pemprov Kalses terus membuat untuk membantu modalnya
keberadaan batu program baik bersifat pengayaan
terhadap masyarakat atau program
bara pembangunan infrastruktur untuk
penceggahan bencana alam

Ancaman (T)
Asumsi Strategi S-T Asumsi strategi W-T

- Semakin banyak (Kekuatan mengubah ancaman menjadi (perkecil keemahan, hindari ancaman)
peluang)
pengalihan
- Memperkuat komitmen untuk - Menjalin komunikasi baik antara
fungsi lahan mematuhi daerah hutan wajib pemerintah pusat, provinsi dan
yang awalnya - Pemanfaatan galian batu bara sebagai kabupaten/kota secara terus
tempat wisata dan juga sumber PAD menerus
sawit menjadi untuk memperbaiki lingkungan hutan - Mengembangkan kolaborasi
batu bara lainnya antara pemerintah, akademisi,
- Membuat aturan daerah mengenai komunitas, dunia usaha dan media
- Lemahnya peraturan yang mengatur tentang izin sebaai peran pembangunan
peraturan membuka lahan industry dan pertanian
- Melakukan pendataan kembali Laporan
pemerintah
hasil kekayaan setiap pegawai negeri
provinsi untuk sipil atau LHKPN dan LHKASN di setiap
mempertahanka tahunnya.
- Pengalokasian dan memfokuskan
n 30% wilayah Kembali anggaran untuk
hutannya penanggulangan sumber daya alam
- Mengembangkan Kerjasama dengan
- Dengan pemerintah pusat provinsi dan
mudahnya izin kabupaten/kota serta pihak swasta
untuk meningkatkan kemampuan
untuk investasi
tanggap darurat bencana alam
pertambangan
diberikan dengan
regulasi yang
tidak sesuai
dengan
lingkungan
hidup

B. Alternatif Analisis SWOT dari Aspek-Aspek Akuntabilitas


1. Akuntabilitas adalah Sebuah Hubungan
Mengembangkan kerjasama dengan pemerintah pusat provinsi dan
kabupaten/kota serta pihak swasta untuk meningkatkan
kemampuan tanggap darurat bencana alam di Kalimantan Selatan.
2. Akuntabilitas Berorientasi pada Hasil
Perilaku Aparat pemerintah yang bertanggungjawab adil dan inovatif
yang dapat dilakukan dengan melakukan Pemanfaatan galian batu
bara sebagai tempat wisata dan juga sumber PAD untuk memperbaiki
lingkungan hutan lainnya.
3. Akuntabilitas Membutuhkan adanya Laporan
Sebagai perwujudan dari akuntabilitas dalam dunia birokrasi dimana
dengan melakukan pendataan kembali Laporan hasil kekayaan setiap
pegawai negeri sipil atau LHKPN dan LHKASN di setiap tahunnya.
4. Akuntabilitas Memerlukan Konsekuensi
Dengan menunjukkan tanggungjawab dimana konsekuensi tersebut
dapat berupa sanksi (bagi pelanggar) dan reward (bagi yang taat) dari
aturan daerah yang telah dibuat mengenai peraturan yang mengatur
tentang izin membuka lahan untuk industry dan pertanian.
5. Akuntabilitas Memperbaiki Kinerja
Dengan memperbaiki pelayanan kinerja dari PNS Dengan
Memperkuat komitmen untuk mematuhi aturan daerah yang dimulai
dari diri sendiri di lingkungannya yang selanjutnya akan terus meluas
ke lingkungan masyarakat.
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan hasil masalah yang telah dirangkum bahwa banjir yang
terjadi di Kalimantan selatan dikarenakan program yang dilakukan oleh
pemerintah belom optimal menghadapi banjir yang terus terjadi karena
tidak melakukan kerjasama dengan pihak terkait baik dari pemerintah
pusat, provinsi maupun kabupaten. Hal ini dilihat dari masih banyak nya
pembakaran hutan untuk membuka lahan baru, pengalihan fungsi hutan
menjadi perkebunan sawit ataupun pertambangan batu bara yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah,
Saran
Untuk meminimalisir terjadinya kerusakan hutan dan lahan,
pemerintah harus bersikap tegas terhadap perlindungan hutan sebagai
asset ketimbang mengalihkan fungsi hutan untuk perkebunan sawit dan
pertambangan batu bara. Pemerintah harus segera melakukan tindakan
terkait penggunaan lahan berdasarkan RTRW berdasarkan peraturan yang
berlaku

Anda mungkin juga menyukai