Produksi air liur harian normal bervariasi antara 0,5 dan 1,5 liter. Laju aliran
saliva yang tidak distimulasi adalah sekitar 0,3-0,4 ml / menit. Tingkat ini
menurun menjadi 0,1 ml/menit selama tidur dan meningkat menjadi sekitar
4, 0-5, 0 ml/menit selama makan, mengunyah, dan aktivitas yang merangsang
lainnya.
Erna Sulistyani 2020 5
Pengelolaan Xerostomia
Topikal intraoral
Permen & permen karet bebas gula, semprotan tri-ester
gliserol beroksigen (lebih efektif).
Semprotan sialogogue topikal yang mengandung asam
malat 1% untuk xerostomia pada pasien dengan mulut
kering yang diinduksi antidepresan atau antihipertensi
Pengganti saliva bertujuan untuk meningkatkan
viskositas, mengandung mineral (misalnya, ion fluorida,
kalsium, dan fosfat), karboksimetilselulosa atau
hidroksietilselulosa, zat penyedap, dan pengawet
(misalnya propil atau metil paraben).
Elektrostimulasi intraoral juga telah diuji untuk
meningkatkan aliran saliva.
Erna Sulistyani 2020 7
Sialogogues sistemik
Pilocarpine dan cevimeline adalah dua sialogog sistemik
yang disetujui FDA. Efeknya tergantung pada keberadaan
jaringan kelenjar fungsional.
Pilocarpine oral adalah obat parasimpatomimetik
dengan aksi muskarinik, dosis 3 dd 1 5 mg selama
minimal 3 bulan
Cevimeline adalah stimulan kelenjar ludah dengan
afinitas yang lebih kuat untuk reseptor muskarinik M3,
dosis 3 dd 1, 30 mg selama minimal 3 bulan
Efek sampingnya meliputi: keringat berlebih, vasodilatasi,
muntah, mual, diare, cegukan terus-menerus,
bronkokonstriksi, hipotensi, bradikardia, peningkatan
frekuensi kencing, dan masalah penglihatan
Erna Sulistyani 2020 8
Pilocarpine dan cevimeline kontraindikasi telatif pada
pasien dengan
o Asthma tidak terkontrol atau penyakit paru kronis
o Pengguna β-adrenergic blocker
o Ulser pada gaster yang aktif
o Hipertensi tidak terkontrol
o narrow-angle glaucoma dan iritis,
o Penyakit kardiovascular
o Anethole trithione merupakan cholagogue yang telah
terbukti memperbaiki gejala oral dan meningkatkan
aliran saliva pada pasien dengan xerostomia dan
hiposalivasi.
Boyd, 2013
Erna Sulistyani 2020 19
Diagnosis
sialolithiasis sering tidak bergejala kecuali jika terdapat obstruksi saluran saliva
dan kelenjar saliva terinfeksi (sialadenitis).
Tes radiografi: rontgen oklusal adalah pilihan diagnostik awal. Memberikan hasil
(+) batu duktus radiopak besar. (-) untuk batu yang lebih kecil dan tidak sensitif
terhadap batu parenkim. Hanya sekitar 80% batu yang terbuat dari radioopak,
Sialografi: gold standard untuk diagnosis: (visualisasi yang sangat baik dari duktus
saliva dan patologi duktus yang mendasari.) Kontras yang disuntikkan melalui
jarum kecil shg bias dideteksi dgn rontgn dan bertindak sebagai sialogog. Kerugian
termasuk paparan radiasi (terutama jika menggunakan digital digunakan) dan
risiko reaksi kontras
Tomografi terkomputasi non-kontras (NCCT) dan CT yang ditingkatkan kontras
(CECT)
MR Sialografi
Sialendoskopi memungkinkan visualisasi langsung batu saliva dan saluran saliva,
Ultrasonografi: fokus hyperechoic dengan bayangan posterior
adalah dilatasi saluran kelenjar ludah. Paling sering terlihat pada kelenjar
parotis dan berhubungan dengan infeksi dan kerusakan kelenjar.
Etiology : berbagai kondisi yang menyebabkan keradangan kronik pada
kelenjar saliva, yaitu
o idiopathic
o Sjogren syndrome
o post-infectious
o sialadenitiskambuhan
o Penyimpitan ductus salivary
o congenital (jarang)
Parotidectomy
o Supeficial parotidectomy
o Total parotidectomy
o Near-total parotidectomy