Sarida Ambung
Sari Ambung
syadidul kahar
Made Saihu
Dukha Yunitasari, Mengupas Hakikat Manusia sebagai Makhluk Pendidikan
ABSTRAK
Tulisan ini bermaksud mengupas hakikat manusia sebagai makhluk pendidikan dengan
pisau pandangan filsafat. Hal ini dengan tujuan memberi wawasan kepada para pihak
yang berkiprah di dunia pendidikan untuk semakin memahami hal-hal berikut:
pandangan filsafat tentang hakikat manusia dalam pendidikan; implikasi pandangan
filsafat tentang hakikat manusia dalam ilmu pendidikan; dan implikasi pandangan
filsafat tentang perilaku manusia dalam pendidikan, khususnya membentuk kepribadian
manusia. Perlu diketahui bahwa guna terwujudnya nilai-nilai manusiawi dalam
kompleksitas kehidupan dan dalam dunia pendidikan khususnya, mutlak diperlukan
kejelasan dan bahkan kepastian terpahaminya manusia sebagai makhluk yang
manusiawi. Pemahaman dan selanjutnya perlakuan terhadap manusia itu sendiri sangat
diperlukan melalui pengertian filosofis tentang harkat martabat manusia. Pada tataran
praksisnya, selanjutnya, diharapkan agar para insan pendidikan dapat menerapkan
pandangan filsafat itu dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pembelajaran.
Disarankan kepada praktisi pendidikan untuk semakin menyadari bahwa peserta didik
sebagai manusia harus dipandang sebagai makhluk yang unik sekaligus istimewa, serta
harus diperlakukan secara manusiawi juga.
Kata kunci: filsafat, hakikat manusia, makhluk pendidikan, manusiawi.
A. PENDAHULUAN
nya tidak heran bila manusia dihadap-
Dalam menjalani kehidupan di
kan dengan persoalan hidup yang justru
dunia ini, sadar atau tidak sadar, manu-
berkecenderungan kuat mencari solusi
sia cenderung melihat dan bahkan ter-
dari segala sesuatu yang relavan dan ada
tarik untuk menikmati, memiliki dan
di luar dirinya, termasuk dalam meng-
berambisi untuk menguasai segala hal
hadapi manusia itu sendiri dalam ber-
yang dianggap penting di luar dirinya.
bagai konteks dan aspek kehidupan.
Terobsesinya manusia sebagai kepada
Padahal sesungguhnya, jika manusia
dunia luar sering menggiringnya men-
sadar dan menghayatinya, justru apapun
ciptakan ketergantungan kuat pada se-
ragam persoalan yang muncul dan ter-
suatu yang ada di luar dirinya. Karena-
jadi dalam kehidupan manusia, pada
das Es ini dapat di antara das Dengan adanya Uber Ich. Akan
dianggap Es dengan das fungsi das Ich tetapi fungsi
sebagai aspek Uber Ich, jadi yang realistis das Ich mampu
individual di tengah- antara menjadi
manusia. tengah. kepentingan penengah,
Kedua, Letaknya das Es yang menuju
bagian
paralel pula berprinsip keputusan-
jiwa yang
disebut dengan pemuasan dan keputusan yang
das Ich (= aku, sifatnya, yakni tujuan-tujuan kompromis
ego). Bagian ini
menjadi das Uher Ich antara dua pola
terletak
penengah yang etis itu, ke- pentingan
antara maka pribadi yang
kepentingan seseorang akan bertentangan
das Es dan seimbang dan itu. Sesuai
tujuan-tujuan harmonis. dengan letaknya
(3, Uber Ich). Proses das Ich ini
Dengan pertimbangan dapat mengerti
perkataan lain, dan keputusan dunia a-sadar
das Ich das Ich semata- yang a-sosial
berfungsi se- mata demi dan a-moral
bagai badan kepentingan daripada das Es
sensor antara pribadi, di samping juga
kehendak- terlepas mengerti hasrat
kehendak das daripada luhur das Uber
Es yang lust- prinsip- prinsip Ich yang etik
principle dan kesenangan das dan sadar
tujuan-tujuan Es dan prinsip norma. Das Ich
das Uber Ich normatif das ini
yang normatif. dapat disamakan (makhluk
Ini berarti pula sebagai aspek sosial).
das Ich ini sosial Ketiga,
bersifat realistis kepribadian bagian atas atau
dan objektif. manusia das Uber Ich