Anda di halaman 1dari 9

Majalah Kedokteran FK UKI 2010 Vol XXVII No.

2
April - Juni
Tinjauan Pustaka

Peranan Pencitraan dalam Deteksi Kelainan Anatomik pada Anak


dengan Infeksi Saluran Kemih Atas

Rini Andriani

Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Abstrak
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu infeksi yang sering terjadi pada anak, berkisar 3-5%
pada anak perempuan dan 1% pada anak laki-laki. Infeksi pada anak laki-laki sering terjadi pada anak yang
tidak disirkumsisi. Penyebab utama ISK adalah bakteri yang berasal dari kolon. Pada anak perempuan
terutama disebabkan oleh E. coli diikuti oleh Proteus dan Klebsiella sedangkan pada anak laki-laki
penyebab utama adalah E.coli dan Proteus. Manifestasi klinis ISK tergantung pada lokalisasi infeksi dan
umur penderita. Perjalanan penyakit dan manifestasi klinis ISK juga berhubungan dengan adanya faktor
resiko pada pejamu dan virulensi bakteri. Panduan National Institute for Health and Clinical Excellence
(NICE) memberikan rekomendasi pemeriksaan pencitraan pada anak dengan ISK berdasarkan usia dan
jenis ISK. Pemeriksaan pencitraan memegang peranan penting dalam evaluasi anak dengan ISK atas
(pielonefritis), ISK kompleks dan ISK berulang untuk menyingkirkan kemungkinan adanya kelainan
anatomi sebagai faktor resiko terjadinya ISK, mendeteksi adanya refluks vesiko ureter (RVU),
memprediksi dan mendeteksi adanya parut ginjal setelah episode ISK. Pemeriksaan pencitraan tidak perlu
dilakukan secara rutin pada anak dengan ISK simpleks episode pertama. Pemeriksaan USG dapat
digunakan sebagai pemeriksaan lini pertama dalam evaluasi anak dengan ISK. Diperlukan adanya panduan
penggunaan pemeriksaan pencitraan yang dapat digunakan secara universal, yang efektif dan ekonomis
dalam evaluasi anak dengan ISK.

Kata kunci: infeksi saluran kemih, pencitraan kelainan anatomi, anak

The Role of Imaging in the Anatomy Defect Detection of Child


with Upper Urinary Tract Infection

Abstract
Urinary tract infection (UTI) is one of infections children, 3-5% in girls and 1% in boys. The boys’
infection frequently happened in circumsized boys. The prominent cause of UTI is colon’s bacteria. In girls
the UTI due to E.coli, Proteus and Klebsiella. Furthermore, in boys, the UTI caused by E.coli and Proteus.
The UTI clinical manifestation depends on the infection localization and the children age. Then, the host
risk factor and the bacteria virulence. The NICE recommends that imaging investigation to the children
with UTI depending on the age and the type of UTI. The imaging investigation play an important role in
the children with upper UTI (pyelonephritis) evaluation , complex UTI and repeated UTI to withdraw the
anatomy abnormality as the UTI risk factor. Imaging investigation also plays an important role to detect
the existence of refluks vesiko ureter (RVU). Finally, it predicts and detects the existence of kidney scrath
after the UTI episode. The imaging investigation doesn’t need to be done routinely to the child with
simplex UTI first episode. The USG investigation can be applied as the first level of investigation to
evaluate the child with UTI . It is a need to have an imaging investigation guideline which can be applied
universally, effectively and economically for the evaluation of children with UTI.

Key words : urinary tract infection, imaging anatomy defect, pediatry.

84
Pendahuluan Dengan adanya kontroversi ini, penting
Infeksi saluran kemih (ISK) diketahui peranan pemeriksaan
merupakan salah satu infeksi yang sering pencitraan pada ISK.
terjadi pada anak, berkisar 3-5% pada
anak perempuan dan 1% pada anak laki- Definisi
laki.1,2 Infeksi pada anak laki-laki sering Beberapa definisi yang digunakan pada
terjadi pada anak yang tidak ISK:2
disirkumsisi.2 Penyebab utama ISK  ISK: keadaan adanya
adalah bakteri yang berasal dari kolon. pertumbuhan dan perkembangan
Pada anak perempuan terutama bakteri dalam saluran kemih
disebabkan oleh E. coli diikuti oleh hingga parenkim ginjal, dengan
Proteus dan Klebsiella sedangkan pada jumlah bakteri yang bermakna.
anak laki-laki penyebab utama adalah  ISK berulang: berulangnya gejala
E.coli dan Proteus.1,2 Infeksi saluran serangan ISK yang ditandai
kemih atas (pielonefritis) saat ini adanya interval masa bebas
dianggap sebagai infeksi bakteri yang gejala.
serius pada bayi dan anak karena  ISK bawah: bila infeksi terjadi di
besarnya proporsi (10%-30%) anak yang uretra dan vesika urinaria
menderita parut ginjal setelahnya. (sistitis).
Timbulnya parut ginjal setelah infeksi  ISK atas: bila infeksi terjadi pada
merupakan faktor resiko untuk saluran kemih bagian atas
terjadinya hipertensi dan gangguan terutama parenkim ginjal. Sering
fungsi ginjal pada anak.2-4 Tujuan tata disebut pielonefritis.
laksana ISK saat ini adalah deteksi dini,  ISK simpleks: disebut juga ISK
pengobatan dan pencegahan ISK dengan sederhana (uncomplicated UTI),
pendekatan medis maupun bedah untuk adanya infeksi tanpa lesi
mencegah kerusakan pada ginjal dan anatomik maupun fungsional
timbulnya parut ginjal.4 saluran kemih.
Evaluasi dan tata laksana ISK masih  ISK kompleks: disebut juga ISK
merupakan subjek perdebatan hingga dengan komplikasi (complicated
saat ini. Terdapat kontroversi mengenai UTI), adanya infeksi disertai lesi
pemberian antibiotika profilaksis dan anatomik dan fungsional
pemeriksaan pencitraan dalam evaluasi sehingga menyebabkan obstruksi
saluran kemih anak dengan ISK.4,5 mekanik maupun fungsional
Kontroversi mengenai pemeriksaan saluran kemih. Termasuk pada
pencitraan meliputi:4 kelompok ini adalah ISK pada
1. Kapan pemeriksaan pencitraan neonatus dan pielonefritis akut.
perlu dilakukan
2. Jenis pemeriksaan pencitraan Manifestasi Klinis dan Patogenesis
yang sesuai menurut umur dan ISK
jenis ISK. Manifestasi klinis ISK tergantung
3. Waktu yang tepat untuk pada lokalisasi infeksi dan umur
dilakukan pemeriksaan. penderita. Pada ISK atas (pielonefritis),
4. Perlunya pemeriksaan ulangan
gejala ditandai dengan adanya demam,
setelah periode waktu tertentu.
nyeri perut atau pinggang, mual dan
muntah, kadang-kadang disertai diare.

85
Gejala pielonefritis yang timbul pada Perjalanan penyakit dan manifestasi
neonatus umumnya tidak spesifik. Pada klinis ISK juga berhubungan dengan
neonatus, gejala seperti mudah adanya faktor resiko pada pejamu dan
terangsang, tidak napsu makan dan berat virulensi bakteri. Faktor resiko pada
badan yang menurun bisa merupakan pejamu meliputi:1,2,7
gejala dari pielonefritis.1,2 Pada anak a. Jenis kelamin perempuan.
usia kurang dari dua tahun dengan b. Laki-laki yang tidak disirkumsisi
demam tanpa fokus infeksi yang jelas, atau adanya phimosis.
pielonefritis merupakan salah satu c. Kelainan anatomi saluran kemih
infeksi tersering.1 seperti; refluks vesiko ureter (RVU),
Patogenesis ISK adalah infeksi refluks intrarenal (RIR), duplikasi
ascending dari bakteri yang berasal dari collecting system, divertikulum
kolon, berkoloni di perineum dan masuk kandung kemih, obstruksi saluran
ke kandung kemih melalui uretra. Infeksi kemih, ureterokel, dan adhesi labia.
pada kandung kemih akan menimbulkan d. Adanya batu saluran kemih.
reaksi inflamasi, sehingga timbul nyeri e. Pemakaian kateter/benda asing pada
pada suprapubik. Infeksi pada kandung saluran kemih.
kemih ini disebut sistitis. Gejala yang f. Infestasi cacing kremi.
timbul pada sistitis meliputi disuria g. Malnutrisi
(nyeri saat berkemih), urgensi (rasa ingin h. Cara membersihkan anus dari
miksi terus menerus), sering berkemih, belakang ke depan pada anak
inkontinensia, dan nyeri suprapubik. perempuan.
Pada sistitis umumnya tidak terdapat i. Proses toilet training, pakaian dalam
gejala demam dan tidak menimbulkan yang ketat, dan adanya konstipasi.
kerusakan ginjal.1,6 Pada beberapa kasus, Resiko ISK akan meningkat pada anak
infeksi akan menjalar melalui ureter ke yang memiliki faktor resiko. Pada anak
ginjal sehingga timbul pielonefritis. Pada dengan ISK berulang harus dilakukan
keadaan normal, papilla pada ginjal investigasi faktor resiko yang berperan.
memiliki mekanisme antirefluks yang Kelainan anatomi saluran kemih
mencegah urin untuk memasuki tubulus memegang peranan penting dalam
pengumpul ginjal. Namun terdapat terjadinya ISK berulang. 1,2,8
papilla, terutama yang terletak pada Bakteri yang berperan pada
bagian atas dan bawah ginjal, tidak terjadinya ISK adalah bakteri yang
memiliki mekanisme ini sehingga mempunyai pili atau fimbria pada
refluks intrarenal bisa terjadi. Urin yang permukaan sehingga mempermudah
terinfeksi akan masuk kembali, terjadinya perlekatan pada dinding
menstimulasi terjadinya respon imun dan saluran kemih. Fimbria yang berperan
inflamasi yang pada akhirnya akan adalah fimbria tipe II (P-fimbriae) yang
menyebabkan terjadinya luka dan parut bersifat resisten terhadap mannosa. P-
pada ginjal. Infeksi saluran kemih juga fimbriae ini ditemukan pada strain E.coli
bisa terjadi pada penyebaran kuman tertentu. Reseptor dari fimbria ini adalah
secara hematogen, misalnya pada glikosfingolipid yang terdapat pada
endokarditis dan neonatus dengan membran sel uroepitelial dan sel darah
bakteremia. merah. Bakteri dengan P-fimbriae lebih
sering menyebabkan pielonefritis.1,2

86
Diagnosis dan Tata Laksana ISK rinci pada Tabel 1.2,7 Tujuan utama tata
Diagnosis ISK diduga berdasarkan laksana ISK adalah mencegah
adanya gejala dan pemeriksaan urin. komplikasi dari infeksi yang dapat
Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat menyebabkan parut ginjal dengan
diperlukan cara pengambilan sampel diagnosis dini, pemberian antibiotika
urin yang benar. Biakan urin diperlukan segera, pencegahan infeksi berulang,
untuk diagnosis pasti dan terapi yang pencarian faktor resiko, perencanaan
adekuat.1,2 Interpretasi hasil biakan urin tindak lanjut. Pada makalah ini tidak
berdasarkan cara pengambilan sampel dibahas tata laksana ISK secara lengkap,
urin untuk pemeriksaan dan kondisi pembahasan difokuskan pada
2,7,9
klinis pasien. Kriteria dapat dilihat lebih pemeriksaan pencitraan pada ISK.

Tabel 1. Interpretasi Hasil Biakan Urin2,7


Cara penampungan Jumlah koloni Kemungkinan infeksi
Pungsi suprapubik Bakteri Gram negatif: >99%
asal ada kuman
Bakteri Gram positif:
Beberapa ribu
Kateterisasi kandung kemih >105 95%
104-105 Diperkirakan ISK
103-104 Diragukan, ulangi
<103 Tidak ada ISK (kontaminasi)
Urin pancar tengah
Laki-laki >104 Diperkirakan ISK
Perempuan 3x biakan >105 95%
2x biakan >105 90%
1x biakan >105 80%
5x 104-105 Diragukan, ulangi
Klinis simtomatik Diperkirakan ISK, ulangi
Klinis asimtomatik Tidak ada ISK
< 104 Tidak ada ISK

Pemeriksaan Pencitraan pada Anak berulang dan kemungkinan kerusakan


dengan ISK ginjal sebagai efek jangka panjang.10,11
Pencitraan memegang peranan Hingga saat ini, hanya sedikit
penting dalam evaluasi anak dengan konsensus yang ada dari panduan-
ISK. Evaluasi melalui pemeriksaan panduan yang telah dipublikasikan
pencitraan bertujuan untuk mendeteksi mengenai pemeriksaan pencitraan untuk
kelainan anatomi saluran kemih, evaluasi anak dengan ISK.3 Terjadinya
memprediksi dan mendeteksi adanya ISK atas pada anak harus memicu
parut ginjal setelah menderita ISK, dan dugaan adanya kelainan anatomi saluran
mendeteksi adanya refluks vesiko ureter kemih.7 Panduan dari American
(RVU) yang merupakan faktor Academy of Pediatrics (AAP) tahun
predisposisi utama untuk terjadinya 1999, menyarankan pemeriksaan
pielonefritis kronik.8,10,11 Hasil evaluasi pencitraan pada semua anak usia 2
ini akan mempengaruhi tata laksana bulan sampai 2 tahun setelah episode
selanjutnya dalam mencegah infeksi pertama ISK dengan USG, MSU dan

87
DMSA tergantung gambaran klinis dan sebelumnya.11 Panduan NICE
usia.11,12 Efektivitas pemeriksaan memberikan rekomendasi pemeriksaan
pencitraan pada semua anak di bawah 2 pencitraan pada anak dengan ISK
tahun setelah episode pertama ISK saat berdasarkan usia dan jenis ISK. Pada
ini mulai banyak dipertanyakan, sejalan bayi yang berusia dibawah 6 bulan,
dengan perubahan pemahaman terhadap pemeriksaan ultrasonografi (USG)
ISK pada anak. Saat ini diketahui bahwa direkomendasikan dalam 6 minggu pada
parut ginjal yang ditemukan saat ISK simpleks. Pada bayi dengan atipikal
pemeriksaan DMSA, dapat merupakan atau ISK berulang, pemeriksaan
kelainan kongenital selain didapat pada pencitraan meliputi USG (saat infeksi
ISK atas berulang. Pemeriksaan USG akut), MSU dan DMSA (4-6 bulan
pada semua anak jarang mendapatkan setelah terjadinya infeksi) (Tabel 3).
hasil yang mempengaruhi tata laksana Definisi dari ISK atipikal dan ISK
klinis. Selain itu, walaupun telah berulang dapat dilihat pada tabel 2. Pada
dilakukan pemeriksaan pencitraan pada bayi dan anak yang berusia antara 6-36
semua anak setelah episode ISK di bulan, tidak diperlukan pemeriksaan
beberapa negara, insidens gagal ginjal pencitraan pada ISK simpleks. Pada
akut akibat nefropati refluks tidak anak dengan ISK atipikal
menurun.11 Hoberman et.al,13 melaporkan direkomendasikan pemeriksaan USG
bahwa walaupun pemeriksaan pencitraan segera, sedangkan pada ISK berulang
rutin dilakukan pada anak dengan pemeriksaan USG dapat dilakukan
episode pertama ISK, hanya terdapat elektif. Pemeriksaan DMSA
sedikit bukti bahwa tindakan ini direkomendasikan 4-6 bulan setelah
mencegah komplikasi dari ISK seperti terjadinya infeksi. Pemeriksaan MSU
parut ginjal, hipertensi dan gagal ginjal. direkomendasikan pada ISK atipikal dan
Hasil penelusuran kepustakaan yang ada ISK berulang, dan bila pada pemeriksaan
didapatkan hanya terdapat sedikit USG ditemukan adanya dilatasi pelvis,
penelitian yang melakukan evaluasi aliran urin yang sedikit, ISK yang
terhadap efek hasil pemeriksaan disebabkan oleh kuman selain E.coli dan
pencitraan terhadap tata laksana ISK dan riwayat keluarga dengan RVU (Tabel 4).
pengaruh pencitraan terhadap Pada anak yang berusia diatas 3 tahun,
keberhasilan tata laksana ISK. tidak diperlukan pemeriksaan pencitraan
Panduan terbaru dari National pada ISK simpleks. Pemeriksaan USG
Institute for Health and Clinical direkomendasikan pada ISK atipikal dan
Excellence (Panduan NICE) tahun 2007, ISK berulang. Pemeriksaan DMSA
memberikan rekomendasi yang lebih direkomendasikan pada ISK berulang
selektif dibandingkan panduan (Tabel 5).11

88
Tabel 2. Definisi ISK Atipikal dan ISK Berulang. 11

Definisi ISK atipikal:


 Sakit berat
 Aliran urin minimal
 Massa pada abdomen atau kandung kemih
 Kreatinin serum yang meningkat
 Septikemia
 Tidak respon pada pengobatan dalam 48 jam dengan antibiotik yang sesuai.
 Infeksi oleh kuman selain E.coli

Definisi ISK berulang:


 Dua atau lebih episode ISK dengan ISK atas / pielonefritis akut, atau
 Satu episode ISK atas/ pielonefritis akut ditambah satu atau lebih episode sistitis/ISK bawah
 Tiga atau lebih episode sistitis/ISK bawah

Tabel 3. Rekomendasi Skedul Pemeriksaan Pencitraan pada Bayi Kurang dari


enam bulan.11

Pemeriksaan ISK simpleks, respon baik ISK atipikala ISK berulanga


dalam 48 jam pengobatan

USG selama infeksi akut Tidak Yac Ya


USG dalam 6 minggu Yab Tidak Tidak
DMSA 4-6 bulan setelah Tidak Ya Ya
infeksi akut
MSU Tidak Ya Ya

Catatan: a Lihat Tabel 1 untuk definisi.


b
Jika USG tidak normal, pertimbangkan MSU.
c
Jika bayi atau anak dengan ISK yang bukan disebabkan E.coli, respons baik terhadap antibiotik dan tidak
ada gambatan infeksi atipikal, USG dapat dilakukan elektif dalam enam minggu setelah ISK.

Tabel 4. Rekomendasi Skedul Pemeriksaan Pencitraan pada Bayi dan Anak 6-36
bulan.11

Pemeriksaan ISK simpleks, respon baik ISK atipikala ISK berulanga


dalam 48 jam pengobatan

USG selama infeksi akut Tidak Yac Tidak


USG dalam 6 minggu Tidak Tidak Ya
DMSA 4-6 bulan setelah Tidak Ya Ya
infeksi akut
MSU Tidak Tidakb Tidakb

Catatan: a Lihat tabel 1 untuk definisi.


b
MSU tidak dilakukan secara rutin, pemeriksaan MSU dipertimbangkan bila terdapat:
 Dilatasi pada USG
 Aliran urin yang sedikit
 Infeksi oleh kuman bukan E.coli
 Riwayat keluarga dengan RVU

89
c
Jika bayi atau anak dengan ISK yang bukan disebabkan E.coli, respon baik terhadap antibiotik dan tidak
ada gambatan infeksi atipikal, USG dapat dilakukan elektif dalam 6 minggu setelah ISK.

Tabel 5. Rekomendasi Skedul Pemeriksaan Pencitraan pada Anak usia tiga tahun
atau Lebih.11

Pemeriksaan ISK simpleks, respon baik ISK atipikala ISK berulanga


dalam 48 jam pengobatan

USG selama infeksi akut Tidak Yab,c Tidak


USG dalam 6 minggu Tidak Tidak Yab
DMSA 4-6 bulan setelah Tidak Tidak Ya
infeksi akut
MSU Tidak Tidak Tidak

Catatan: a Lihat tabel 1 untuk definisi.


b
USG pada anak yang sudah di-toilet training harus dilakukan dalam keadaan kandung kemih penuh untuk
memperkirakan volume kandung kemih sebelum dan setelah berkemih.
c
Jika bayi atau anak dengan ISK yang bukan disebabkan E.coli, respon baik terhadap antibiotik dan tidak
ada gambatan infeksi atipikal, USG dapat dilakukan elektif dalam 6 minggu setelah ISK.

Panduan NICE ini dapat digunakan vesika urinaria. Pemeriksaan USG dapat
pada anak berbagai usia dengan episode mendeteksi adanya hidronefrosis,
pertama ISK dengan mengekslusi anak hidroureter dan obstruksi.5,10,13
yang telah diketahui memiliki kelainan Pemeriksaan USG merupakan metode
urologik. Wong et al.,11 menyatakan yang efisien untuk mendeteksi infeksi
bahwa panduan NICE ini merupakan yang bisa menimbulkan kegawatan
pendekatan yang cukup rasional jika seperti abses pada ginjal. Selain itu,
orang tua pasien bila menerima USG juga dapat mendeteksi adanya
kemungkinan kecil tidak terdeteksinya pielonefritis akut walaupun memiliki
RVU berat pada anak. Pilihan yang sensitifitas yang lebih rendah
dapat dilakukan saat ini adalah tetap dibandingkan pemeriksaan skinti-
melakukan pemeriksaan pencitraan pada grafi.5,7,13
bayi di bawah 12 bulan dengan episode Berdasarkan beberapa penelitian yang
pertama ISK hingga bukti lebih lanjut telah dilakukan, disimpulkan bahwa
ditemukan. pemeriksaan USG tidak dapat digunakan
untuk mendeteksi RVU, parut ginjal dan
Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) gambaran inflamasi pada pielonefritis.
3,10,13-4
Pemeriksaan USG direkomendasikan Pemeriksaan USG memberikan
sebagai pemeriksaan lini pertama setelah gambaran yang tidak konsisten pada
ISK atas karena bersifat non-invasif, kelainan tersebut tergantung pada
tidak mahal, bebas radiasi, dan banyak kemampuan pemeriksa.5 Zamir at el.,10
tersedia.5,8,10 Pemeriksaan USG telah mempertanyakan kegunaan pemeriksaan
menggantikan pemeriksaan pielografi USG secara rutin pada anak dengan ISK
intravena untuk mengevaluasi anatomi simpleks episode pertama dan
saluran kemih. Dari USG dapat dilihat menyarankan pemeriksaan USG hanya
ukuran dan bentuk ginjal, adanya pada anak-anak yang berpotensi
duplikasi dan dilatasi ureter, ureterokel, mengalami komplikasi.
batu ginjal, dan penebalan dinding

90
Pemeriksaan 99m Tc dimercaptosuc- untuk menilai uretra dan menyingkirkan
cinic acid scintigrafi (DMSA) Scan kemungkinan adanya katup uretra
Pemeriksaan DMSA adalah metode yang posterior. Pemeriksaan MSU ini dapat
paling sensitif dan akurat dalam dilakukan dengan 3 cara; direk, indirek
mendeteksi adanya parut ginjal. Bila dan suprapubik.
terdapat parut ginjal, akan terlihat 1. Sistografi Radionuklid Direk
gambaran DMSA dengan (ambilan) Pada pemeriksaan ini diperlukan
uptake radioisotop yang menurun kateterisasi kandung kemih.
disertai penipisan korteks ginjal. Untuk Sejumlah kecil zat radioaktif
mendeteksi parut ginjal, DMSA harus dimasukkan ke kandung kemih
dilakukan setelah infeksi akut, minimal 3 melalui kateter. Kelebihan
bulan setelah terjadinya ISK.5 pemeriksaan ini, hanya
Pemeriksaan DMSA yang dilakukan memerlukan sedikit radioaktif
dalam 3 bulan setelah terjadinya infeksi, dan waktu untuk observasi lebih
dapat menggantikan MSU sebagai lama.
pemeriksaan awal pada anak dengan 2. Sistografi Radionuklid Indirek
pielonefritis akut. Bila hasil DMSA Pemeriksaan ini menggunakan
normal (terlihat uptake radioisotop yang zat radioaktif yang disuntikan
homogen pada seluruh ginjal), MSU intravena. Keuntungan dari
tidak perlu dilakukan.5,10,13 Pemeriksaan pemeriksaan ini adalah tidak
DMSA juga dapat dilakukan pada saat diperlukan kateter kandung
awal ISK atas untuk mendeteksi lokasi kemih. Kekurangan pemeriksaan
infeksi di parenkim ginjal dan untuk ini adalah hanya dapat dilakukan
mengkonfirmasi diagnosis pielonefritis pada anak yang lebih besar yang
akut.3,5 Pada kondisi ini, tampak sudah di-toilet training
penurunan uptake radioisotope yang sedangkan target pemeriksaan
bersifat fokal atau difus tanpa adanya harus dilakukan pada anak di
penipisan korteks ginjal. Selain itu, bawah 3 tahun untuk mendeteksi
DMSA pada saat infeksi akut juga dapat adanya RVU dan mencegah
dipakai untuk menilai efek pengobatan refluks nefropati.
antibiotika pada ISK. Pada hasil DMSA 3. Sistografi Suprapubik
yang abnormal, anak dinilai memerlukan Pada pemeriksaan ini, zat
pengobatan antibiotika yang lebih radioaktif disuntikkan langsung
ekstensif. Dari hasil DMSA juga dapat ke kandung kemih melalui
diketahui persentase fungsi ginjal kiri suprapubik. Metode ini belum
dan kanan.13 banyak dilakukan.

Pemeriksaan Miksio-sisto-uretrografi Kesimpulan


(MSU)5 Pemeriksaan pencitraan memegang
Pemeriksaan MSU masih merupakan peranan penting dalam evaluasi anak
baku emas untuk mendeteksi refluks dengan ISK atas (pielonefritis), ISK
vesiko-ureter (RVU). Pemeriksaan ini kompleks dan ISK berulang untuk
memberikan gambaran yang sempurna menyingkirkan kemungkinan adanya
untuk menilai derajat refluks yang kelainan anatomi sebagai faktor resiko
terjadi dan harus dilakukan pada ISK terjadinya ISK, mendeteksi adanya
episode pertama pada anak laki-laki RVU, memprediksi dan mendeteksi

91
adanya parut ginjal setelah episode ISK. dari http://www.cscc.unc.edu/vivur/
Pemeriksaan pencitraan tidak perlu linkspub/UrinaryTractInfectionsinChild
ren.pdf
dilakukan secara rutin pada anak dengan 7. Tambunan T. Infeksi saluran kemih.
ISK simpleks episode pertama. Dalam: Rauf S, Albar H, Taufiq MA,
Pemeriksaan USG dapat digunakan Pelupessy NM, penyunting. Kegawatan
sebagai pemeriksaan lini pertama dalam pada penyakit ginjal anak, symposium
evaluasi anak dengan ISK. Diperlukan dan workshop sehari. Makasar: UKK
Nefrologi IDAI, 2006:29-43.
adanya panduan penggunaan 8. Haycock GB. A practical approach to
pemeriksaan pencitraan yang dapat evaluating urinary tract infection in
digunakan secara universal, yang efektif children. Pediatr Nephrol. 1991;5:401-
dan ekonomis dalam evaluasi anak 2.
dengan ISK. 9. Westwood ME, Whiting PF, Cooper J,
Watt IS, Kleijnen J. Further
investigation of confirmed urinary tract
infection (UTI) in children under five
Daftar Pustaka year: a systematic review. BMC Pediatr
1. Jack S. Elder. Urinary tract infections. 2005; 5: 2.
Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, 10. Zamir G, Sakran W, Horowitz Y, Koren
Jenson HB, Stanton BF. Nelson A, Miron D. Urinary tract infection: is
textbook of pediatrics. 18th ed. there a need for routine renal
Philadelphia: Saunders; 2007.p. 2223-7. ultrasonograhy? Arch Dis Child 2004;
2. Rusdidjas, Rafita Ramayati. Infeksi 89:466-8.
saluran kemih. Dalam: Alatas H, 11. Wong SN, Chan WKY, Chim S,
Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO, LaiWM, Leung LCK, Tse NKC.
penyunting. Buku ajar nefrologi anak. Guideline review: Introducing the
Edisi ke-2.Jakarta: Balai penerbit FKUI; guideline on management of urinary
2002.h. 142-63. tract infection in children by the
3. Montini G, Zucchetta P, Tomasi L, national institute for health and clinical
Talenti E, Rigamonti W, Picco G, dkk. excellence. HK J Paediatr 2009;14:74-
Value of imaging studies after a first 85.
febrile urinary tract infection in young 12. American Academy of Pediatrics,
children: data from italian renal Committee on quality improvement,
infection study 1. Pediatrics 2009; subcommittee on urinary tract infection.
123(2):239-46. Practice parameter: The diagnosis,
4. Shah G, Upadhyay J. Controversies in treatment and evaluation of the initial
the diagnosis and management of urinary tract infection in febrile infants
urinary tract infections in children. and young children. Pediatrics
Pediatr Drugs 2006; 7: 339-46. 1999;103:843-52.
5. Rossleigh MA. Renal infection and 13. Hoberman A, Charron M, Hickey RW,
vesico-ureteric reflux. Sem Nucl Med. Baskin M, Kearney DH, dan Wald ER.
2007;02:261-7. Imaging studies after a first febrile
6. National Institutes of Health urinary tract infection in young
Publication: Urinary tract infections in children. N Eng J Med 2003;348:195-
children. No. 07-4246 (2005). Diunduh 202.

92

Anda mungkin juga menyukai