Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Dan Melengkapi Salah Satu
Syarat Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok-Kepala Leher
Disusun oleh :
Alya Nuraini
30101700018
Pembimbing :
1
2021
2
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 30101700118
Mengetahui,
Pembimbing Klinik
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya laporan
kasus ini dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan kasus ini disusun pada saat
melaksanakan kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok –
Kepala Leher RST Bhakti Wira Tamtama Semarang, dengan berbekalkan pengetahuan,
bimbingan, serta pengarahan yang diperoleh baik selama kepaniteraan maupun pada
saat kuliah pra-klinik.
Banyak pihak yang turut membantu penulis dalam penyusunan laporan kasus
ini, dan untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
dr. Moh. Andi Fatkhurokhman, Sp.THT -KL sebagai pembimbing laporan
kasus
Pimpinan dan staff RST Bhakti Wira Tamtama Semarang
Rekan ko-asisten selama kepaniteraan Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok – Kepala Leher RS Bhakti Wira Tamtama Semarang
Walau telah berusaha menyelesaikan laporan kasus ini dengan sebaik-
baiknya, penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, segala saran dan kritik yang membangun akan diterima dengan senang hati
untuk perbaikan di masa mendatang, sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
4
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. K
Usia : 53 tahun
Status : Menikah
No. RM : 01-59-xx
B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 18 September
2021, pukul 09.45 WIB di poli THT RST Bhakti Wira Tamtama Semarang.
1. Keluhan Utama:
Telinga kiri keluar cairan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan pada telinga kiri keluar cairan dan terasa
hilang timbul, dan pusing . Keluhan mengganggu aktivitas dan tidak mereda
dengan istirahat. Pasien mengatakan pernah keluar cairan berbau dan darah
dari telinga kiri. Keluhan pilek (+), bersin (-) demam (-), batuk (-), gatal (-).
5
Riwayat kemasukan air dan korek-korek telinga disangkal. Pasien belum
Riwayat ISPA :+
Riwayat hipertensi :+
6
5. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan berobat ke rumah sakit
menggunakan BPJS.
C. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
A. Status Generalisata
Vital sign
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36⁰C
Wajah : Simetris
(-)
7
B. Status Lokalis
Pemeriksaan Telinga
KANAN TELINGA LUAR KIRI
8
Tidak ditemukan Massa Tidak ditemukan
Pemeriksaan Hidung
KANAN HIDUNG LUAR KIRI
Nyeri tekan (-), krepitasi Nyeri tekan, krepitasi Nyeri tekan (-), krepitasi
(-) (-)
Selulitis (-), edema (-) Ala nasi Selulitis (-), edema (-)
9
- Sinus Paranasal
Daerah sinus Nyeri tekan Nyeri ketok
Sinus frontal (-/-) (-/-)
Sinus ethmoid anterior (-/-) (-/-)
Sinus maxilla (-/-) (-/-)
- Rhinoskopi Anterior
- Tonsil
10
Tonsil Dextra Sinistra
Ukuran T1 T1
Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Kripte Melebar (-) Melebar (-)
Detritus (-) (-)
Faring Mukosa hiperemis (-), granular (-)
Peritonsil Hiperemis (-), edem (-), Abses (-)
Inspeksi dan palpasi tidak terlihat dan tidak teraba pembesaran kelenjar getah
bening.
D. ABNORMALITAS DATA
Pasien datang dengan keluhan pada telinga kiri keluar cairan dan terasa
timbul, dan pusing. Keluhan mengganggu aktivitas dan tidak mereda dengan
istirahat. Pasien mengatakan pernah keluar cairan berbau dan darah dari telinga kiri.
Keluhan pilek (+), bersin (-), demam (-), batuk (-), gatal (-). Riwayat kemasukan air
dan korek-korek telinga disangkal. Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Alergi
11
Tenggorok & KGB Dalam batas normal
- IP Dx
a. Anamnesis dan Pf (MT perforasi sentral)
b. Foto rontgen mastoid
c. Kultur dan uji resistensi kuman dari sekret telinga
d. Pemeriksaan Audiometri nada murni, nada tutur
12
- IP Tx
a. Konservatif atau medikamentosa
b. H2O2 3% 3-5 Hari untuk cuci telinga
c. Sekret berkurang tetes telinga yang mengandung antibiotic
dan kortikosteroid (jgn lebih dari 1 minggu)
d. Antibiotik oral (ampisilin atau eritromisin) apabila hasil kultur
belum diterima
e. Sekret kering tp masih perforasi setelah 2 bulan
miringoplasti atau timpanoplasti
2. Rhinitis Alergi
- Anamnesis
a. Pilek (+)
b. Alergi amoxicillin
- Pemeriksaan Fisik
a. Edem konka (+/+)
b. Sekret (+/+)
- IP Dx
d. Pf: allergic shiner, allergic crease, allergic salute, facies adenois,
cobblestone appearance, geographic tongue
PP:
e. Hitung eosinophil
f. IgE total
- IP Tx
a. Menghindari sumber alergi
b. Medikamentosa:
antihistamin
dekongestan agonis alfa adrenergic
kortikosteroid
c. imunotherapy
3. Tinnitus
- Anamnesis
a. Telinga berdenging hilang timbul
b. Keluhan mengganggu aktivitas dan tidak mereda dengan
istirahat
- IP Dx
a. Mencari penyebab
- IP Tx
13
a. Terapi sesuai penyebab
b. Tinnitus Retaining Therapy
c. Bedah pada tumor akustik neuroma
d. Obat tidur pada pasien yang sangat terganggu
- IP Ex
Pasien perlu diberikan penjelasan yang baik dan meyakinkan
pasien bahwa penyakitnya tidak membahayakan
4. Hipertensi Derajat 1
a. Pusing
b. TD: 143/68 mmHg
- IP Dx
Pemeriksaan TD Rutin pada klinik (Kunjungan kedua dalam 1
bulan dengan hasil TD ≥180/100 mmHg atau 140-179/90-109
mmHg dengan adanya kerusakan target organ atau diabetes)
- IP Tx
a. Menerapkan gaya hidup sehat
b. Mengurangi BB pada pasien obese, adaptasi pola makan
DASH
c. Farmakoterapi : ACEI, ARB, diuretic thiazide dosis rendah,
CCB
14
- IP Tx
a. Diet
b. Farmakoterapi: Biguanida, Sulfonilurea, Thiazolidinediones,
Selective sodium-glucose transporter-2 (SGLT-2) inhibitors, Insulin.
c. Pemeriksaan komplikasi rutin
d. Olahraga dan menjaga BB
e. Menghindari alkohol dan merokok
F. DIAGNOSIS KERJA
G. DIAGNOSIS BANDING
a. Otitis Media Supuratif Kronis tipe Maligna
Otitis Media Supuratif Kronik tipe Maligna
- Anamnesis
15
a. Telinga kiri keluar cairan
b. Kurang mendengar
c. Onset ± 2 minggu
d. Telinga terasa penuh
e. Pernah keluar cairan berbau dan darah dari telinga kiri
- Pemeriksaan Fisik
a. Sekret purulent putih kuning
b. Terdapat Membran timpani perforasi (+) jumlah 1
c. Reflek cahaya (-)
d. Suram (+)
- IP Dx
g. Anamnesis dan PF (MT perforasi atik/marginal)
h. Foto rontgen mastoid
i. Kultur dan uji resistensi kuman dari sekret telinga
j. Pemeriksaan Audiometri nada murni, nada tutur
- IP Tx
a. Pembedahan mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplast
b. Terapi medikamentosa sementara sebelum pembedaham
c. Abses subperiosteal insisi sblm mastoidektomi
16
d. Suram (+)
- IP Dx:
a. Anamnesis (waktu dan keluhan masih akut)
b. Pemeriksaan menggunakan otoskop
H. TERAPI
Medikamentosa :
s2dd tab 1
R/ Methil prednisolone 4 mg no VI
s2dd tab 1
Non Medikamentosa :
I. EDUKASI
- Menjelaskan kepada pasien penyakit yang dideritanya
- Hindari telinga jangan sampai kemasukan air
- Tutup telinga menggunakan kapas saat mandi
- Minum obat dan meneteskan obat secara teratur
17
RR: 20x/menit
A: CAE dbn
MT perforasi sentral, jumlah 1, tepi rata, luas >20% MT
Dx: OMSK Auricula Sinistra
K. PROGNOSIS
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TELINGA
2.1.1 Anatomi
1. Telinga luar
19
ini berukuran panjang sekitar 2,5 cm dengan sepertiga adalah tulang rawan
sementara dua pertiga dalamnya berupa tulang. Kanal ini dapat diluruskan
gendang telinga.
2. Telinga tengah
tengah bagian yang paling utama adalah osikulus. Yang terdiri dari :
ruang berisi air di telinga dalam. Pinggir tuba eustachius juga termasuk
Eustachius dan telinga tengah tertutup. Dan terbuka ketika mengunyah atau
menguap.
20
3. Telinga dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea, yaitu sebuah struktur kecil berbentuk
inilah yang merangsang sel-sel rambut atau hair cells di organ corti untuk
terdapat jendela oval yang terletak di salah satu ujung rongga vestibular,
pada ruang tengah adalah duktus koklearis, dan ruang ketiga adalah rongga.
21
tympanicus, cabang dari N IX (N glosopharyngeus) yang menginervasi
1. Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh dau
tulang ke koklea.
lonjong.
vestibule bergerak.
22
bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses
Definisi
tengah, tuba eustachii, antrum mastoid dan sel-se mastoid. Otitis media
23
terbagi atas; (1) otitis media supuratif yaitu otitis media supuratif akut atau
otitis media akut dan otitis media supuratif kronik. (2) otitis media non
supuratif atau otitis media serosa yaitu otitis media serosa akut (barotrauma
atau aerotitis) dan otitis media serosa kronik (glue ear). (3) otitis media
spesifik seperti otitis media sifilitika atau otitis media tuberkulosa, dan (4)
b. stadium hiperemis
24
timpani tampak hiperemis). Gejala muncul demam , tinnitus,
c. stadium supurasi
Pus terbentuk di telinga tengah (bulging) dan terasa sangat sakit, nadi
dan suhu meningkat serta nyeri ditelinga bertambah hebat. Bila tidak
d. stadium perforasi
nanah keluar keliang telinga luar. Suhu badan turun dan anak yang
e. stadium resolusi
B. Tatalaksana
eustachius dengan diberikan obat tetes HCL efedrin 0,5% (anak <12
25
tahun), HCL efedrin 1% (>12 tahun). Dan pengobatan sumber infeksi
diberikan penisilin
telinga luar.
C. Komplikasi
otak). Sekarang setelah ada antibiotic, semua jenis komplikasi itu biasanya
26
Otitis media supuratif kronis (OMSK) dahulu disebut otitis media
perforate (OMP) atau dalam sebutan sehari-hari congek. Yang disebut otitis
membrane timpani dan secret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus
atau hilang timbul. Secret mungkin encer atau kental, bening atau berupa
nanah.
a. Perjalanan penyakit
bulan. Bila proses infeksi kurang dari 2 bulan, disebut otitis media
supuratif subakut.
virulensi kuma tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang)
27
b. Letak perforasi
flaksida.
c. Jenis OMSK
OMSK dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu OMSK tipe aman (tipe
mukosa = tipe benigna) dan OMSK tipe bahaya (tipe tulang = tipe
OMSK aktif dan OMSK tenang. OMSK aktif ialah OMSK dengan
secret yang keluar dari kavum timpani secara aktif, sedangkan OMSK
kering.
28
aman jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK
OMSK ini dikenal juga dengan OMSK tipe bahaya atau OMSK tipe
berbau
Granulasi Tidak biasa didapat Biasa didapat
edem lunak
Tuli Konduktif ringan- Konduktif atau
sedang campuran
Radiografi mastoid Normal Tidak ada sel udara
d. Diagnosis
29
Diagnosis OMSK dibuat berdasarkan gejala klinik dan
penunjang lain berupa foto rontgen mastoid serta kultur dan uji
OMSK tipe bahaya, yaitu perforasi pada marginal atau pada atik.
Tanda ini biasanya merupakan tanda dini dari OMSK tipe bahaya,
sedangkan pada kasus yang sudah lanjut dapat terlihar; abses atau
di liang telinga luar yang berasal dari dalam telinga tengah, terlihat
30
secret berbau nanah dan berbau khas atau terlihat bayagan
f. Terapi OMSK
selalu kambuh lagi. Keadaan ini antara lain disebabkan oleh satu atau
31
telinga yang dijual di pasaran saat ini mengandung antibiotika yang
tetes telinga jangan diberikan secara terus menerus lebih dari 1 atau 2
minggu atau pada OMSK yang sudah tenang. Secara oral diberikan
Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan secret tetap ada, atau
32
yang tepat ialah dengan melakukan mastoidektomi dengan atau tanpa
pengalaman operator.
1. Mastoidektomi sederhana
2. Mastoidektomi radikal
33
Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum timpani
bondy)
34
cavum timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan
4. Miringoplasti
5. Timpanoplasti
35
membrane timpani sering kali harus dilakukan juga
II,III, IV dan V
bulan.
approach tympanoplasty)
telinga).
36
Membersihkan kolesteatoma dan jaringan
kolesteatoma kembali.
DAFTAR PUSTAKA
1. Soepardi, E. A., Iskandar, N., Bashiruddin, J. & Restuti, R. D. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. (Badan Penerbit
FKUI, 2007).
2. Hansen, J. T. Netter’s Clinical Anatomy. (Saunders Elsevier, 2010).
3. Chung, K. W. & Chung, H. M. Gross Anatomy. (Wolters Kluwer, 2012).
4. Amalia, Mirah Tarumanagara Medical Journal Vol. 1, No. 1, 230-236,
Oktober 2018
5. Yuniarti, D1 , Asman,ST 2 , Fitriyasti, B, Health and Medical Journal, Vol I
No 1 January 2019
37