1. Anorexia
Adalah gangguan makan yg berupa penolakan untuk melakukan makan yang dikarenakan oleh
ketakutan bertambah BB dan biasanya disertai perubahan pola makan
2. NAPZA
-Narkotika alcohol psikotropika zat2 adiktif yang dikonsumsi
Yg dikonsumsi mempengaruhi SSP ,ada 3 penggolongan : stimulant,depresan,halusinogen
-Narkotika merupakan zat yg berasal dr tanaman/bukan tanaman baik sintesis maupun semi
sintesis yg dapat menurunkan kesadaran dan dapat mengurngi nyeri,dan menyebabkan
ketergantungan ,contoh heroin,kokain,ganja
-Psikotropika adalah zat baik alamiah /sintesis bukan narkotika yang berkhasiat sbg psikoaktif
Contoh:sabu,amfetamin
3. Insomnia
Adalah gangguan pola tidur bisa kualitas dan kuantitas tidak efektif
Ada 3:early,middle,late insomnia.Ada yg insomnia murni dan ansietas
STEP 2
1. Apa efek alcohol bagi fisiologis tubuh?
2. Mengapa terjadi kejang setelah mengkonsumsi alcohol?
3. Mengapa pasien merasakan mual,anorexia,keringat meningkat,cemas,dan
insomnia/sindrom ketergantungan?
4. Mengapa gejala2 skenario akan mereda ketika minum alcohol?
5. Apa hubungan masalah keluarga dengan mengkonsumsi alcohol?
6. Sebut dan jelaskan penggolongan napza?
7. Apa etiologi dari scenario?
8. Jelaskan diagnosis dan dd pada scenario?
9. Jelaskan terapi farmakologi dan psikoterapi ?
10. Sebutkan komplikasi dari scenario?
STEP 3
1. Apa efek alcohol bagi fisiologis tubuh?
-Alcohol diabsorbsi 10% di lambung dan usus halus, di dalam tubuh memiliki pelindung,
alcohol tinggi mukosa disekresi katup pylorica menutup menghambat absorbs
alcohol menuju usus halus alcohol di dalam lambung banyak spasme pylorica
mual dan muntah
-SSPalkohol agonis GABA etanol tidak ada reseptor ,GABA sudah menempel,etanol
memperkuat efek GABAGABA membuka kanalhiperpolarisasi(inhibitor, makannya
trjd hiperpolarisasi)
Alcohol punya resptror di SSP ,Alcohol juga agonis trhdp glutamate(glutamate ada
reseptorblokglutamat td bisa menempeltidak ada eksitasi)
juga mempengaruhi amygdala jadinya euphoria
Meningkatkan sekresi endorphin etanol aktivasi reseptor opioidmeningkatkan
endorphindibawa ke nucleus accumben berikatan reseptor
dopaminergicdopamin dan serotonin meningkat
-sistem limbic: (alcohol dalam darah)
0,05 % mengakibatkan gangguan piker melayang
0,1 % gerak motoric terganggu/involunter
0,2 % fungsi seluruh motoric terganggu
0,3% pasien gelisah,stupor
0,4-0,5 % menyebabkan koma
>0,5% menyebabkan kematian
Kriteria diagnostik untuk intoksikasi alkohol berdasarkan DSM IV adalah sebagai berikut :
Intoksikasi alkohol yang parah dapat menyebabkan koma, depresi pernafasa, dan kematian, baik karena
henti pernafasan atau karena aspirasi muntah. Hal ini berhubungan dengan konsentrasi alkohol di dalam darah dan
kadarnya di dalam otak.
PUTUS ALKOHOL
Tanda klasik dari putus alkohol adalah gemetar, walaupun spektrum gejala dapat meluas sampai termasuk
gejala psikotik dan persepsi, kejang dan gejala delirium putus alkohol. Gemetar berkembang 6 – 8 jam setelah
dihentikannya minuman, gejala psikotik dan persepsi mulai dalam 8 – 12 jam. Kejang dalam 12 – 24 jam, dan delirium
dalam 72 jam. Gejala lain putus alkohol adalah iritabilitas umum, gejala gastrointestinal dan hiperaktivitas otonomik
simpaik, termasuk kecemasan, kesiagaan, berkeringat, kemerahan pada wajah, midriasis, takikardia dan hipertensi
ringan. Pasien biasanya sadar tetapi mudah dikagetkan. Pada pasien putus alkohol juga bisa kejang dan delirium.
Kriteria diagnostik untuk putus alkohol berdasarkan DSM IV adalah sebagai berikut :
A. Penghentian (atau penurunan) pemakaian alkhol yang telah lama atau berat
B. Dua (atau lebih) tanda berikut ini, yang berkembang dalam beberapa jam sampai beberapa hari setelah
kriteria A :
1. Hiperaktivitas otonomik (misalnya, berkeringat atau kecepatan denyut nadi lebih dari 100)
2. Peningkatan tremor tangan
3. Insomnia
4. Mual atau muntah
5. Halusinasi atau ilusi lihat, raba atau engar yang transien
6. Agitasi motorik
7. Kecemasan
8. Kejang grand mal
C. Gejala dalam kriteria B menyebabkan penderitaan yang serius secara klinis atau gangguan fungsi sosial,
pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
D. Gejala tidak disebabkan suatu kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan
mental lain
Sebutkan jika :
Dengan gangguan persepsi
Stimulan
Halusonogen
Gejala: halusinasi
Benzodiapein
Opioid
PPDGJ III
FOO DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER
FOO.O Demensia pada penyakit Alzheimer dengan onset dini
FOO.l Demensia pad a penyakit Alzheimer dengan onset lambat
FOO.2 Demensia pada penyakit Alzheimer, tipe tak khas atau tipe campuran
FOO.9 Demensia pada penyakit Alzheimer YTT
FOI DEMENSIA VASKULAR
FOl.O Demensia vaskular onset akut
FOl.l Demensia multi-infark
FOl.2 Demensia vaskular subkortikal
FOl.3 Demensia vaskular campuran kortikal dan subkortikol
FOl.8 Demensia vaskular lainnya
FOl.9 Demensia vaskular YTT
F02 DEMENSIA PADA PENYAKIT LAIN YDK
F02.0 Demensia pada penyakit Pick
F02.1 Demensia pada penyakit Creutzfeldt-Jakob
F02.2 Demensia pada penyakit Huntington
F02.3 Demensia pad a penyakit Parkinson
F02.4 Demensia pada penyakit human immunodeficienci virus [HIV]
F02.8 Demensia pada penyakit lain YDT YDK
F03 DEMENSIA Y'IT
Karakter kelima dapat digunakan untuk menentukan demensia pada FOO - F03 sebagai berikut :
.xO Tanpa gejala tambahan
.xl Gejala lain, terutama waham
.x2 Gejala lain, terutama halusinasi
.x3 Gejala lain, terutama depresi
.x4 Gejala campuran lain
F04 SINDROM AMNESIK ORGANIK BUKAN AKIBAT ALKOHOL daD ZAT PSIKOAKTIF LAlNNYA
F05 DELIRIUM BUKAN AKIBAT ALKOHOL dan Zat PSIKOAKTIF LAlNNYA
F05.0 Delirium, tak bertumpangtindih dengan demensia
F05.1 Delirium, bertumpangtindih dengan demensia
F05.8 Delirium lainnya
F05.9 Delirium YTT
FOG GANGGUAN MENTAL LAlNNYA AKIBAT KERUSAKAN dan DISFUNGSI OTAK daD PENYAKIT FISIK
F06.0 Halusinosis organik
F06.1 Gangguan katatonik organik
F06.2 Gangguan waham 'organik (lir-skizofemia)
F06.3 Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) organ
.30 Gangguan manik organik
.31 Gangguan bipolar organik
.32 Gangguan depresif organik
.33 Gangguan afektif organik campuran
F06.4 Gangguan anxeitas organik
F06.5 Gangguan disosiatif organik
F06.6 Gangguan astenik organik
F06.7 Gangguan kognitif ringan
F06.8 Gangguan mental lain YDK akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik
F06.9 Ganguan mental YTI akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik
F07 GANGGUAN KEPRIBADIAN dan PERILAKU AKIBAT PENYAKIT, KERUSAKAN dan DISFUNGSI OTAK
F07.0 Gangguan kepribadian organik
F07.1 Sindrom pasca-ensefalitik
F07.2 Sindrom pasca-kontusio
F07.8 Gangguan kepribadian dan perilaku organik lain akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak
F07.9 Gangguan kepribadian dan perilaku organik YTT akibat penyakit, kerusakan dan disfunsi otak
F09 GANGGUAN MENTAL ORGANIK ATAU SIMTOMATIK
Diagnosis Gangguan Jiwa, rujukan ringkas dari PPDGJ-III, editor Dr, Rusdi Maslim.1993. hal 3.
Demensia - Demensia Pada Penyakit
Alzheimer
- Demensia Vaskular
- Demensia pada Penyakit Lain
Gangguan Akibat
Alkohol dan Gangguan kepribadian dan perilaku akibat
Obat/Zat penyakit,kerusakan dan disfungsi otak
Pada umumnya, gangguan mental organik disebabkan oleh kerusakan atau trauma
otak, penyakit (disease), ketidakseimbangan nutrisi.
Gambaran utama dari gangguan mental organik yaitu :
1. Gangguan fungsi kognitif
Meliputi gangguan daya ingat (memory), daya pikir (intelect), daya belajar
(learning)
2. Gangguan sensorium
Misalnya, gangguan kesadaran (consciousness) dan perhatian (attention)
3. Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang :
· persepsi (halusinasi)
· isi pikiran (waham/delusi)
· suasana perasaan dan emosi (depresi, gembira, dan cemas)
• Disfungsi ini dapat primer seperti pada penyakit, cedera, dan ruda
paksa yang langsung atau diduga mengenai otak, atau sekunder,
seperti pada gangguan dan penyakit sistemik yang menyerang otak
sebagai salah satu dari beberapa organ atau sistem tubuh4
Pengaruh alkohol terhadap tubuh terutama sebagai suatu depresan dan dapat memperlambat kegiatan otak.
Semakin banyak dikonsumsi, kadang-kadang si peminum menjadi mengantuk dan tertidur. Tingkat keracunan
yang tinggi dapat membuat peminum menjadi koma dan meninggal. Masing-masing akibat tersebut berbeda
sesuai dengan bagaimana tubuh orang tersebut mencerna alkohol, berat tubuhnya, jumlah alkohol yang
dikonsumsi dan apakah kegiatan minum sebelumnya telah ditoleransi.