Anda di halaman 1dari 3

FREEDOM TO ACT

PENERAPAN FREEDOM TO ACT DALAM KONSEP HARGA


Esai ini disusun untuk memenuhi tugas:

Mata Kuliah : Tafsir Ayat-ayat Ekonomi

Dosen Pengampu : Zeno Noeralamsyah, M.E.I.

Disusun oleh:

Syintia Paramita 181410050

Zakiyatuz Zahro 181410051

Khofifah Ridhatullah 181410053

Nining Nursifah 181410055

EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN

BANTEN

1441 H / 2019 M
Penerapan Freedom to Act dalam Konsep Harga

Freedom to act adalah kebebasan untuk bertindak yang artinya manusia bebas untuk
melakukan segala hal dalam kehidupan salah satunya bermuamalah dalam ekonomi
Islam, baik dalam kegiatan produksi, distribusi maupun konsumsi. Setiap individu
diberikan hak yang sama, tidak ada perbedaan baik dari suku, ras maupun yang lainnya.
Freedom to act hampir memiliki kesamaan arti dari nilai nubuwah, adl dan khilafah. Jika
nilai ini diterapkan maka terciptanya mekanisme pasar yang sesuai dengan syariah. Akan
tetapi nilai kebebasannya tidak mutlak karena harus menjunjung tinggi nilai keadilan dan
taat terhadap aturan yang berlaku dalam pemerintahan. Hal ini bertujuan untuk
menghindari terjadinya distorsi dalam perekonomian.
Kebebasan bertindak dalam ekonomi salah satunya adalah dalam menentukan
harga, dimana pada masa Rasulullah SAW, beliau menolak untuk menetapkan harga
karena sesungguhnya Allah-lah yang menetapkan harga. Penetapan harga menurut Rasul
merupakan perbuatan yang menzhalimi kepentingan para pedagang karena tidak sesuai
dengan keridhaannya. Oleh karena itu, setiap pedagang memiliki kebebasan dalam
menetapkan harga, tetapi penentuan harga tersebut harus tetap pada koridor syariah.
Salah satu ayat yang berkaitan dengan hal ini terdapat dalam QS. An-Nisa’ (4:29)
yang memperbolehkan jual-beli, akan tetapi dibatasi dengan cara-cara yang sesuai syariat.
Penjelasan Tafsir Ibnu Katsir mengenai ayat ini bahwa Allah SWT melarang hamba-
hamba-Nya yang beriman memakan harta sebagian dari mereka atas sebagian yang lain
dengan cara yang batil, yakni melalui usaha yang tidak diakui oleh syariat, seperti riba
dan judi serta cara lainnya yang menggunakan berbagai macam tipuan & pengelabuan.
Dan lafaz tijaratan dapat pula dibaca tijaratun. Ungkapan ini merupakan bentuk
istisna muntaqi’. Seakan-akan dikatakan, “Janganlah kalian menjalankan usaha yang
menyebabkan perbuatan yang diharamkan, tetapi berniagalah menurut peraturan yang
diakui oleh syariat, yaitu perniagaan yang dilakukan suka sama suka di antara penjual &
pembeli, dan carilah keuntungan dengan cara yang diakui oleh syariat.”
Di rangkum dalam CNN Indonesia pada berita ekonomi Senin, 04/11/2019,
peristiwa yang terjadi saat ini adalah kenaikan harga bahan pangan, seperti cabai merah
keriting, cabai rawit hijau dan cabai rawit merah. Akan tetapi harga setelah kenaikan ini
tidaklah sama di setiap daerah. Terpantau bahwa harga terendah cabai merah keriting ada
di Provinsi Bali senilai Rp20 ribu per Kg, dan harga tertinggi ada di Tual, Maluku
seharga Rp80 ribu per Kg.
Salah satu faktor yang menyebabkan kesenjangan harga tersebut menurut penulis
adalah kurangnya kontrol pemerintah dalam menetapkan harga. Karena meskipun ada
kebebasan dalam menentukan harga, tentu saja diperlukan juga batasan dalam penentuan
harga barang guna menghindari terjadinya kenaikan harga yang terlalu tinggi.
Namun demikian, terdapat pula konsep yang bertentangan dengan kebebasan dalam
bertindak, yaitu sistem ekonomi kapitalis. Sistem ini memberikan kebebasan secara
penuh kepada setiap orang untuk melakukan kegiatan ekonomi, sehingga tidak ada
kontrol / pengawasan didalamnya. Kebebasan penuh ini mengakibatkan perekonomian
hanya dikendalikan oleh penguasa / pemilik modal tertinggi, sehingga dapat menindas
pelaku ekonomi kalangan menengah ke bawah.
Dalam perekonomian kapitalis, setiap orang bebas bersaing dalam usahanya untuk
mendapatkan laba yang sebesar-besarnya. Hal ini tidak sesuai dengan konsep freedom to
act dalam Islam yang bertujuan untuk mendapatkan kemaslahatan & kesejahteraan umat.
Jadi, kebebasan bertindak dalam ekonomi Islam bukan berarti benar-benar bebas
dalam melakukan tindakan. Tetapi diperlukan batasan / pengawasan pemerintah yang
sesuai syariat Islam.

Anda mungkin juga menyukai