Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KEPROFESIAN, ETIKA DAN UNDANG-UNDANG

“PERBANDINGAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN


DI RUMAH SAKIT DAN APOTEK”

Disusun Oleh :

NAMA : Fatimah Hargiyani Zahrah


NIM : 2043700258
KELAS : D (SORE)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
JAKARTA
2021
PERBANDINGAN ISI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN
ASPEK UTAMA STANDAR YANFAR RS STANDAR YANFAR APOTIK
PMK No 72 2016 PMK No 73 2016
Standar Pelayanan Kefarmasian di Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit meliputi standar: Apotek meliputi standar:
a. Standar pelayanan kefarmasian, a. Pengelolaan Sediaan Farmasi,
alat Kesehatan,dan bahan medis Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
habis pakai; dan Habis Pakai; dan
b. pelayanan farmasi klinik b. Pelayanan Farmasi Klinik

pengelolaan sedian farmasi alat Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat


Kesehatan,dan bahan medis habis Kesehatan dan Bahan Medis Habis
PENGELOLAAN
pakai meliputi: Pakai Sebagaimana dimaksud
a. pemilihan meliputi:
b. perencanaan kebutuhan a. Perencanaan
c. pengadaan b. Pengadaan
d. penerimaan c. Penerimaan
e. penyimpanan d. Penyimpanan
f. pendistribusian e. Pemusnahan
g. pemusnahan dan penarikan f. Pengendalian; dan
h. pengendalian; dan g. Pencacatan dan pelaporan
i. administrasi
PMK No 72 2016 PMK No 73 2016
Standar Pelayanan Kefarmasian di Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit: Rumah Sakit:
a. Standar pelayanan kefarmasian, a. Standar pelayanan
alat Kesehatan,dan bahan medis kefarmasian, alat
habis pakai; dan Kesehatan,dan bahan medis
b. pelayanan farmasi klinik habis pakai; dan
b. pelayanan farmasi klinik
Pelayanan kefarmasian klinik
meliputi: Pelayanan kefarmasian klinik
a. pengkajian dan pelayanan resep meliputi:
Farmasi Klinik b. penelusuran Riwayat a. Pengkajian resep
penggunaan obat b. Dispensing
c. Rekonsiliasi obat c. Pelayanan informasi obat
d. Pelayanan informasi obat (PIO) (PIO)
e. Konseling d. Konseling
f. Visite e. Pelayanan kefarmasian
g. Pemantauan terapi obat (PTO) dirumah (home pharmacy
h. Monitoring efek samping obat care)
(MESO) f. Pemantauan terapi obat
i. Evaluasi penggunaan obat (PTO); dan
(EPO) g. Monitoring efek samping obat
j. Dispensing sediaan steril; dan (MESO)
k. Pemantauan kacar dalam darah
(PKOD)

Pelayanan farmasi klinik berupa


dispensing sediaan steril
sebagaimana dimaksud pada ayat
(3); huruf i hanya dapat dilakukan
oleh rumah sakit yang mempunyai
sarana untuk melakukan produksi
sediaan steril.
PMK No. 56 Tahun 2014 PMK No. 9 Tahun 2017
Sumber daya manusia rumah sakit Ketenagaan
umum kelas A terdiri atas: Pasal 11
a. Tenaga medis Apoteker pemegang SIA ddalam
b. Tenaga kefarmasian menyelenggarakan apotek dapat
c. Tenaga Keperawatan dibantu oleh apoteker lain, tenaga
d. Tenaga Kesehatan lain teknis kefarmasian dan/atau tenaga
e. Tenaga non Kesehatan administrasi.

Tenaga kefarmasian sebagaimana Apoteker dan Tenaga Teknis


dimaksud paling sedikit terdiri atas: Kefarmasian sebagaimana
a. 1 (satu) apoteker sebagai dimaksud wajib memiliki surat izin
kepala instalasi farmasi di praktik sesuai dengan ketentuan
rumah sakit Perundang-undangan
b. 5 (lima) apoteker yang
bertugas dirawat jalan yang
dibantu oleh paling sedikit 10
SDM (sepuluh) TTK
c. 5 (lima) apoteker dirawat inap
yang dibantu oleh paling
sedikit 10 (sepuluh) TTK
d. 1 (satu) apoteker di instalasi
gawat darurat yang dibantu
oleh minimal 2 (dua) TTK
e. 1 (satu) apoteker diruang ICU
yang dibantu oleh paling
sedikit 2 (dua) TTK
f. 1 (satu) apoteker sebagai
coordinator penerimaan dan
distribusi yang dapat
merangkap melakukan
pelayanan farmasi klinik di
rawat inap atau rawat jalan dan
dibantu oleh TTK yang
jumlahnya disesuaikan dengan
beban kerja pelayanan
kefarmasian rumah sakit; dan
g. 1 (satu) apoteker coordinator
produksi yang dapat
merangkap melakukan
pelayanan farmasi klinik
dirawat inap atau rawat jalan
dan dibantu oleh TTK yang
jumlahnya disesuaikan dengan
beban kerja pelayanan
kefarmasian di rumah sakit

Rumah sakit umum kelas B


Tenaga kefarmasian sebagaimana
dimaksud paling sedikit terdiri atas:
a. 1 (satu) apoteker sebagai
kepala instalasi farmasi di
rumah sakit
b. 4 (empat) apoteker yang
bertugas dirawat jalan yang
dibantu oleh paling sedikit 8
(delapan) TTK
c. 4 (empat) apoteker dirawat
inap yang dibantu oleh paling
sedikit 10 (sepuluh) TTK
d. 1 (satu) apoteker di instalasi
gawat darurat yang dibantu
oleh minimal 2 (dua) TTK
e. 1 (satu) apoteker diruang ICU
yang dibantu oleh paling
sedikit 2 (dua) TTK
f. 1 (satu) apoteker sebagai
coordinator penerimaan dan
distribusi yang dapat
merangkap melakukan
pelayanan farmasi klinik di
rawat inap atau rawat jalan dan
dibantu oleh TTK yang
jumlahnya disesuaikan dengan
beban kerja pelayanan
kefarmasian rumah sakit; dan
g. 1 (satu) apoteker coordinator
produksi yang dapat
merangkap melakukan
pelayanan farmasi klinik
dirawat inap atau rawat jalan
dan dibantu oleh TTK yang
jumlahnya disesuaikan dengan
beban kerja pelayanan
kefarmasian di rumah sakit

Rumah sakit umum kelas C


Tenaga kefarmasian sebagaimana
dimaksud paling sedikit terdiri atas:
a. 1 (satu) apoteker sebagai
kepala instalasi farmasi di
rumah sakit
b. 2 (dua) apoteker yang bertugas
dirawat jalan yang dibantu
oleh paling sedikit 4 (empat)
TTK
c. 2 (dua) apoteker dirawat inap
yang dibantu oleh paling
sedikit 8 (delapan) TTK
d. 1 (satu) apoteker sebagai
coordinator penerimaan dan
distribusi yang dapat
merangkap melakukan
pelayanan farmasi klinik di
rawat inap atau rawat jalan dan
dibantu oleh TTK yang
jumlahnya disesuaikan dengan
beban kerja pelayanan
kefarmasian rumah sakit;

Rumah sakit umum kelas D


Tenaga Kefarmasian sebagaimana
dimaksud paling sedikit terdiri atas
a. 1 (satu) apoteker sebagai
kepala instalasi farmasi di
rumah sakit
b. 1 (satu) apoteker yang
bertugas dirawatinap dan rawat
jalan yang dibantu oleh paling
sedikit 2 (dua) TTK
c. 1 (satu) apoteker sebagai
coordinator penerimaan dan
distribusi yang dapat
merangkap melakukan
pelayanan farmasi klinik di
rawat inap atau rawat jalan dan
dibantu oleh TTK yang
jumlahnya disesuaikan dengan
beban kerja pelayanan
kefarmasian rumah sakit;
PMK No. 72 Tahun 2016 PMK No. 9 tahun 2017
Fasilitas utama dalam kegiatan Pasal 7
pelayanan di Instalasi Farmasi, Bangunan apotek sebagaimana
terdiri dari: dimaksud, paling sedikit memiliki
1. Ruang kantor/administrasi sarana yang berfungsi:
a. Ruang pimpinan a. Penerimaan resep
b. Ruang staf b. Pelayanan resep dan peracikan
c. Ruang kerja/administrasi (Produksi sediaan secara
tata usaha terbatas)
d. Ruang pertemuan c. Penyerahan sediaan farmasi
2. Ruang penyimpanan sediaan dan alat Kesehatan
farmasi, alat Kesehatan, dan d. Konseling
bahan medis habis pakai e. Penyimpanan sediaan Farmasi
a. Kondisi umum untuk dan Alat Kesehatan
ruang penyimpanan: Obat f. arsip
jadi, obat produksi, bahan
baku obat dan alat
Kesehatan
b. Kondisi khusus untuk
ruang penyimpanan: Obat
termolabil, bahan
SARANA/PRASA
laboratorium dan
RANA
reagensia, sediaan farmasi
yang mudah terbakar,
obat/bahan obat berbahaya
(Narkotik/psikotropik)
3. Ruang distribusi sediaan
farmasi, alat Kesehatan, dan
bahan medis habis pakai
a. Ruang distribusi untuk
pelayanan rawat jalan,
dimana ada ruang
khusus/terpisah untuk
penerimaan resep dan
peracikan
b. Ruang distribusi untuk
pelayanan rawat inap, dapat
secara sentralisasi maupun
desentralisasi di masing-
masing ruang rawat inap.
4. Ruang konsultasi/konseling obat
5. Ruang pelayanan informasi obat
6. Ruang produksi
7. Ruang aseptic dispensing
a. Ruang bersih: kelas 10.000
(dalamlaminar air flow =
kelas 100)
b. Ruang/tempat penyiapan.
Kelas 100.000
c. Ruang antara: kelas
100.000
d. Ruang ganti pakaian: kelas
100.000
e. Ruang/tempat penyimpanan
untuk sediaan yang telah
disiapkan
8. Laboratorium Farmasi
9. Ruang produksi non-steril
10. Ruang penanganan sediaan
sitostatik
11. Ruang
pencampuran/pelarutan/pengem
asan/sediaan yang tidak stabil
12. Ruang penyimpan nutrisi
parenteral
PMK No. 72 Tahun 2016 PMK No. 73 Tahun 2016
Pasal 6 Pasal 4
Penyelenggaraan pelayanan Penyelenggaraan Standar
kefarmasian dirumah sakit harus pelayanan kefarmasian di Apotek
menjamin ketersediaan sediaan harus didukung oleh ketersediaan
farmasi, Alat Kesehatan, dan bahan sumber daya kefarmasian yang
medis Habis Pakai yang aman berorientasi kepada keselamatan
bermutu, bermanfaat dan pasien.
terjangkau.
Pasal 6
Instalasi farmasi sebagaimana Penyelenggaraan pelayanan
PENYELENGGA dimaksud dipimpin oleh seorang kefarmasian di Apotek harus
RAAN apoteker sebagai penanggung menjamin ketersediaan sediaan
jawab. Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan medis Habis Pakai yang
Dalam penyelenggaraan pelayanan Aman,bermutu, bermanfaat dan
kefarmasian di Rumah Sakit, terjangkau
pemangku kepentingan terkait
dibidang pelayanan kefarmasian di Pasal 7
rumah sakit harus mendukung Penyelenggaraan pelayanan
penerapan standar pelayanan kefarmasian di Apotek wajib
kefarmasian di rumah sakit. mengikkuti Standar pelayan
Kefarmasian sebagaimana yang
diatur dalam peraturan Menteri ini.
PMK No. 72 Tahun 2016 PMK No. 73 Tahun 2016
Pasal 8 Apotek wajib mengirimkan laporan
Pelaporan dibuat secara periodic yanfar secara berjenjang kepada
yang dilakukan Instalasi Farmasi dinas Kesehatan kabupaten/kota
dalam periode tertentu (bulanan, dinas Kesehatan provinsi, dan
triwulan, semester atau pertahunan) kementrian Kesehatan sesuai
dengan perundang-undangan.
Kemudian laporan Yanfar secara
berjenjang tersebut diberikan Lampiran BAB II PMK No. 73
kepada pihak RS untuk dikirimkan Tahun 2016 Pelaporan terdiri dari
kepada dinas Kesehatan pelaporan internal dan eksternal;
PELAPORAN kabupaten/kota, dinas Kesehatan 1. Pelaporan internal merupakan
provinsi dan kementrian Kesehatan pelaporan yang digunakan
sesuai dengan ketentuan peraturan untuk kebutuhan manajemen
perundang-undangan apotek, melipputi keuangan,
barang dan laporan lainnya
Lampiran PMK No. 72 Tahun 2016 2. Pelaporan eksternal merupakan
1. komunikasi antar level pelaporan yang dibuat untuk
manajemen memenuhi kewajiban sesuai
2. Penyiapan laporan tahunan yang dengan perundang-undangan
komprehensif mengenai meliputi pelaporan narkotik,
kegiatan di Instalasi Farmasi psikotropika, dan pelaporan
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai