Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Konsep Dasar Laser Pada Kondisi Patologi AGA dan AGB dan Vertebra
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Medis Semester III

DOSEN : DZIKRA NURSEPTIANI, S.FTR., M.FIS

Disusun oleh:

1. FITRIANA LAELA RAHMAWATI (202002050001)


2. ZAIMUR RIFQI (202002050003)
3. YOSHI APRILIANI AISYA (202002050004)
4. AHMAD AJIE PANGESTU (202002050005)
5. HANI IRFANA FAIZA (202002050006)
6. AMALIA FADIAH (202002050007)

PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN


PEKALONGAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


LEMBAR PENGESAHAN MAKALAH

Judul Makalah : Konsep Dasar Laser Pada Kondisi


Patologi
AGA dan AGB dan Vertebra
1. Ketua Pembuat Makalah

a. Nama Lengkap : Ahmad Ajie Pangestu

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Alamat email : ahmadajiepangestu92@gmail.com

3. Anggota Kelompok Makalah : 1. Fitriana Laela Rahmawati

2. Zaimur Rifqi

3. Yoshi Apriliani Aisya

4. Ahmad Ajie Pangestu

5. Hani Irfana Faiza

6. Amalia Fadiah

2. Dosen Guru Pembimbing

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dzikra Nurseptiani, S.Ftr., M.Fis

b. NIP :

c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Brebes

Pekalongan, 6 Oktober 2021

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Ketua Makalah

(...............................) (...............................)

NIP : NIM : 202002050005

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat,


taufik dan hidayah-Nya kepada kami yang telah menyelesaikan penyusunan
makalah ini yang berjudul “Konsep Dasar Laser Pada Kondisi Patologi AGA
dan AGB dan Vertebra”. Secara khusus makalah ini disusun sedemikian rupa
sehingga materi yang ada didalam makalah sesuai dengan RPS yang telah
diberikan kepada kami.
Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit hambatan yang kami
hadapi. Namun, kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua dan
teman-teman kami, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi. Oleh
karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dzikra Nurseptiani, S.Ftr., M. Fis yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami termotivasi dalam menyelesaikan tugas
makalah ini.
2. Teman yang turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai
kesulitan sehingga tugas makalah ini bisa selesai.

Kami sadar, bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak


kekurangan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
guna meningkatkan kualitas pembuatan makalah yang selanjutnya. Kami
sadar bahwa kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Harapan
kami, makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Pekalongan, 8 Oktober 2021

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………

LEMBAR PENGESAHAN….……………………………………………………

KATA PENGANTAR.……………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………5

A. Latar Belakang…………………………………………………………….…5

B. Tujuan Penulisan……………………………………………………………..6

C. Manfaat…………………………………………………………………........6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………….…7

A. Definisi Struktur Dan Fungsi Sistem Saraf………………………………...7

B. Etiologi Saraf………………………………...……………………………...8

C. Tanda dan Gejala Saraf…………….……………………………………...11

D. Penatalaksanaan dan Pencegahan Saraf…………………………………...12

E. Teori Motor control dan Motor learning…………………………...……...14

F. Contoh Motor control dan Motor learning…………………………...…....15

E. Mekanisme Penghantaran Impuls…………………………...……………...16

E. Motor Control dan Motor Learning yang Berhubungan dengan Reflek.....17

BAB III PENUTUP………………………………………………………………20

A. Kesimpulan…………………………………………………………………20

B. Saran………………………………………………………………………..21

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………22

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Albert Einstein mengembangkan teori tentang laser (pada teori
kuantum) berdasarkan turunan dari teori max plank tentang radiasi. Konsep
awal berasal dari kemungkinan adanya koefisien absorbsi, Emisi Spontan
dan emisi yang di stimulasi (di picu) pada radiasi elektromagnetik. Rudolf
W. Ladenburg (1928) mengumumkan bahwa fenomena ini memang benar
ada. Fenomena ini dan juga absorbsi negatif. Pada tahun 1939 Valentin A.
Fabrikant memperkirakan bahwa kemungkinan emisi “short wave” dapat
dikuatkan (bukan gelombang pendek tapi cenderung ke emisi spontan yang
waktunya sangat pendek mungkin dalam orde nanosekon). Pada tahun 1947,
Willis E . Lamb and R. C. Rutherford menemukan spektrum emisi dari atom
hidrogen dan dapat di demonstrasikan ke masyarakat.

Pada 1950, Alfred Kastler mengusulkan untuk dilakukan penelitian


tentang “optical Pumping” atau memompa elektron ke daerah yang
memiliki energi lagi lebih tinggi sehingga saat relaksasi elektron akan di
keluarkan foton dan hasil eksperimennya di laporkan 2 tahun kemudian oleh
Brossel, Kastler, dan Winter. 16 May 1960, laser pertama berhasil di
fungsikan the Hughes Research Laboratories.

Kemudian seiring berkembangnya zaman dan teknologi laser


dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satunya dalam
elektronika. Dalam bidang eletronik, telekomunikasi dan komunikasi data,
laser digunakan sebagai pemancar dalam komunikasi optik. Laser
digunakan untuk menyimpan dan mengambil data dari cakera padat dan
DVD, termasuk juga sebagai cakera magneto-optik. Sinaran atau cahaya
laser (gambar) digunakan untuk kesan visual yang memeriahkan dan
mengiringi konser-konser musik. Selain itu, laser juga banyak digunakan
dalam bidang kesehatan, misalnya untuk operasi mata (lasik).

5
Seiring dengan peningkatan pemahaman masyarakat tentang
fisioterapi maka semakin banyak orang yang paham dengan ruang lingkup
fisioterapi, sehingga saat ini keberadaan fisioterapi sangat dibutuhkan baik
sebagai pelaksana di sebuah rumah sakit maupun secara mandiri. Salah
satunya yaitu terapi sinar laser atau Low Level Laser Therapy (LLLT)
merupakan prosedur non invasif yang dapat menembus jauh ke dalam
jaringan tubuh. Sehingga dapat mengurangi nyeri dan membantu perbaikan
dan penyembuhan jaringan tubuh. Serta berbagai jenis atau metode yang
dapat digunakan pada LLLT (Low Level Laser Theraphy).

Laser merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated


Emmission of Radiation (penguatan cahaya dengan stimulasi emisi radiasi).
Laser adalah sebuah alat yang menggunakan efek mekanika kuantum,
pancaran terstimulasi, untuk menghasilkan sebuahcahaya yang koheren dari
medium "lasing" yang dikontrol kemurnian, ukuran, dan bentuknya. Laser
itu merupakan sinar panas yang dihasilkan dari loncatan atom akibat
stimulasi energi dari radiasi listrik. Dengan radiasi yang bersumber dari
energi listrik berkekuatan 15 hingga 30 watt, dari sebuah alat berujung
optik, dihasilkan sinar bergelombang 532 sampai 1.064 nanometer yang
memiliki kekuatan panas. Cahaya panas ini bisa digunakan untuk memotong
kulit dan jaringan, menghancurkan pigmen warna kulit, dan pengobatan
lainnya dalam dunia kedokteran dengan risiko perdarahan minimal dan
waktu penyembuhan cepat.

Pada pembahasan LLLT (Low Level Laser Theraphy) yang


diterapkan pada anggota gerak atas (AGA) kasus CTS (Carpal Tunnel
Syndrome), diantara studi tentang modalitas yang tersedia, LLLT
menunjukkan efektivitas untuk pengobatan konservatif CTS, dimungkinkan
karena efek biofisik pada jaringan saraf yang dapat memfasilitasi
regenerasinya, meskipun belum mampu memberikan bukti tentang
kegunaannya (Barbosa RI dkk, 2012).

Anggota gerak bawah pada kasus Osteoarhritis (OA). Selain terapi


latihan, modalitas fisioterapi yang dapat digunakan untuk menurunkan nyeri

6
OA lutut adalah Infra Red dan Laser. Infra Red merupakan terapi panas
dengan manfaat kerjanya adalah mengurangi nyeri, rileksasi otot dan
memperlancar sirkulasi darah dan terapi Laser yang bermanfaat untuk
mengurangi nyeri (Tular, 2006).

Pada vertebra pada kasus HNP ada beberapa terapi untuk kasus saraf
terjepit, mulai dari pemberian obat-obatan, fisioterapi, sampai tindakan
radiofrekuensi, laser, dan pembedahan.

Salah satu terapi nonbedah yang cukup efektif adalah menggunakan


teknologi laser (Percutaneous Laser Disc Decompression) atau dikenal
dengan laser disektomi.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum:

Mengetahui tentang konsep dasar laser pada kondisi patologi AGA dan
AGB dan Vertebra
Tujuan khusus:
1. Definisi konsep dasar laser pada kondisi patologi AGA dan AGB dan
Vertebra
2. Pengertian fisioka dasar
3. Efek fisiologi dari laser
4. Indikasi dan kontra indikasi
5. Mengaplikasikan penggunaan laser

C. Manfaat:
1. Manfaat penulisan ini bagi mahasiswa agar menambah wawasan dan
pengetahuan tentang konsep dasar laser pada kondisi patologi AGA
dan AGB dan Vertebra Serta sebagai sumber informasi dan referensi
dalam pengembangan makalah ataupun penelitian agar terjadi inovasi
pembelajaran.
2. Manfaat penulisan ini bagi dosen diharapkan dapat memberikan
motivasi pada dosen selaku pembimbing untuk meningkatkan
kompetensi dalam meningkatkan prestasi mahasiswa.

7
3. Manfaat penulisan ini bagi institusi pendidikan sebagai bahan masukan
untuk memperbaiki praktik-praktik pembelajaran dosen agar menjadi
lebih efektif dan efisien sehingga kualitas pembelajaran dan hasil
belajar siswa meningkat.
4. Manfaat penulisan ini bagi masyarakat untuk menambah pengetahuan
dan wawasan tentang konsep dasar laser pada kondisi patologi AGA
dan AGB dan Vertebra di kehidupan sehari-hari. Serta sebagai
landasan kesehatan di lingkungan masyarakat.

8
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Anggota gerak atas merupakan anggota gerak tubuh yang paling


luas gerakannya, dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan aktifitas
atau pekerjaannnya manusia sangat bergantung pada kadua tangan mereka.
Contoh kecil hal tersebut seperti: merapihkan rambut, menggosok
punggung saat mandi, mengambil dompet dari saku belakang celana dan
lain sebagainya yang kesemuanya itu merupakan gerak fungsional anggota
gerak atas. Hal di atas tidak dapat dilakukan oleh orang yang mengalami
keterbatasan gerak pada anggota gerak atas.

Terbatasnya gerakan anggota gerak atas tidak hanya pada gerakan


aktif saja, namun bila dilakukan pemeriksaan pasifpun ditemukan pula hal
yang sama. Hal ini dikarenakan adanya sesuatu yang menahan gerakan
tersebut. Keadaan tersebut dapat terjadi akibat adanya patologi pada
struktur sendi maupun patologi pada struktur jaringan sekitar sendi bahu.
Kelainan-kelainan tersebut dimulai dengan adanya tendinitis
supraspinatus, tendinitis bicipitalis atau adanya burcitis bursa akromialis.
Penanganan yang belum tepat merupakan salah satu kendala yang
membuat patologi yang ada belum tertangani dengan benar sehingga dapat
terjadi perlekatan pada sendi glenohumeral.

Terapi dilakukan untuk mengurangi nyeri, mempercepat


penyembuhan luka terbuka, luka pasca operasi dan komplikasi luka pada
penderita diabetes- indikasi penggunaan laser.

B. Fisioka Dasar
C. Efek Fisiologi
D. Indikasi dan Kontraindikasi
1) Indikasi

9
Terapi dilakukan untuk mengurangi nyeri, mempercepat
penyembuhan luka terbuka, luka pasca operasi dan komplikasi luka
pada penderita diabetes- indikasi penggunaan laser
2) Kontraindikasi
Walaupun relatif aman, namun di dunia ini tidak ada suatu hal yang
absolut aman, termasuk laser.
Beberapa jenis laser tidak boleh digunakan pada ibu hamil dan pasien
kanker. Laser juga tidak boleh diberikan langsung pada mata.
Oleh karena itu laser terapeutik seharusnya hanya digunakan oleh
fasilitas kesehatan dan hanya oleh dokter atau terapis yang sudah ahli
dan berpengalaman dalam menggunakan laser.
E. Aplikasi

Cts, osteo, low back pain.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran
1. Mahasiswa/ pelajar umum
Mahasiswa memiliki kepandaian yang berbeda, namun untuk mencapai
pemikiran yang nalar, mahasiswa haruslah mengerti atau mempelajari
ilmu-ilmu, untuk itu alangkah baiknya perlu mereka pelajari, untuk
menambah wawasan, pengetahuan serta skill mereka tentang motor
control dan motor learning di dalam kehidupan sehari-hari. Serta agar
bisa memberikan manfaat kepada lingkungan masyarakat.
2. Institusi
Sebagai fasilitator mahasiswa tentu saja bisa memberikan bahan
masukan untuk memperbaiki praktik-praktik pembelajaran dosen agar
menjadi lebih efektif dan efisien sehingga kualitas pembelajaran dan
hasil belajar mahasiswa meningkat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Yuliana, Idha. 2009. KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN


FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI
RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai