Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

LANSIA HIPERTENSI

1. Pokok bahasan : Hipertensi

2. Hari / tanggal : Sabtu

3. Waktu : ± 30 menit

4. Jam : 10.00 Wita

5. Sasaran : Lansia (45 – 59 tahun) hipertensi dan keluarga atau wali

6. Tempat : Kediaman sasaran

7. Tujuan

a. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )

Setelah mendapatkan penjelasan hipertensi selama 10 menit diharapkan

peserta penyuluhan dapat mengerti dan memahami tentang berbagai

kebutuhan gizi pada lansia.

b. Tujuan instruksional khusus (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi diharapkan peserta

penyuluhan dapat :

1) Mengetahui pengertian lansia dan hipertensi

2) Mengetahui penyebab hipertensi

3) Mengetahui kebutuhan asupan zat gizi lansia hipertensi

4) Mengetahui faktor resiko hipertensi

5) Mengetahui upaya pencegahan


8. Metode

1) Ceramah

2) Tanya jawab

9. Media

1) Lembar balik

10. Kegiatan penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan


No
Penyuluhan Sasaran
Kegiatan (menit)

1 Pembukaan 5 - Salam - M

- Memperkena enjawab salam

lkan diri - M

- Menyampaik endengarkan

an tujuan pokok materi dan menyimak

- Menyampaik - B

an pokok pembahasan ertanya

engenai

perkenalan

dan tujuan jika

ada yang

kurang jelas
2 Pelaksanaan 20 a. Penyampaian materi - M

1) Menjelaskan endengarkan

pengertian dan menyimak


lansia dan - B

hipertensi ertanya

2) Menjelaskan mengenai hal

penyebab – hal yang

hipertensi belum jelas

3) Menyampaikan dan dimengerti

kebutuhan Lembar balik

asupan zat gizi

lansia hipertensi

4) Menjelaskan

faktor resiko

hipertensi

5) Menjelaskan

upaya

pencegahan

3 Penutup 5 - Tanya jawab - S

- Memberikan asaran dapat

kesempatan untuk menjawab

bertanya pertanyaan

- Menyampaik yang diajukan

an kesimpulan materi - M

- Mengakhiri endengar

dengan mengucapkan - M

salam emperhatikan
- M

enjawab

salam

A. Pendahuluan

1) Usia lanjut (lansia) adalah menurut WHO lanjut usia meliputi usia

pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45 tahun sampai 59 tahun,

lanjut usia (elderly) yaitu usia 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old)

yaitu antara 75 tahun sampai 90 tahun dan usia sangat tua (very old) yaitu

diatas 90 tahun (Nugroho, 2008).

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu

gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan

nutrisi, yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang

membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap

(silent killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai

dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya

(Sustrani, 2004).

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan

tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg (Mansjoer, 2001). Hipertensi

merupakan keadaan dimana tekanan darah menjadi naik dan bertahan

pada tekanan tersebut meskipun sudah relaks (Soeharto,2002). Hipertensi

dikaitkan dengan risiko lebih tinggi mengalami serangan sakit jantung.

Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana

tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya


risiko terhadap stroke, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan

ginjal (Irfan, 2008).

1) Berdasarkan Penyebab

a) Hipertensi Primer / Hipertensi Esensial

Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik),

walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti

kurang bergerak (inaktifitas) dan pola makan. Terjadi pada

sekitar 90% penderita hipertensi. (Kemenkes RI, 2014). Faktor

yang sekiranya bisa menjadi penyebab hipertensi primer ini

adalah konsumsi garam yang terlalu tinggi, rokok dan obesitas.

(Russel,2011).

b) Hipertensi Sekunder / Hipertensi Non Esensial

Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-

10% penderitahipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal.

Pada sekitar 1-2%,penyebabnya adalah kelainan hormonal atau

pemakaian obat tertentumisalnya pil KB (Kemenkes RI, 2014).

2) Berdasarkan Bentuk Hpertensi

Hipertensi diastolik {diastolic hypertension}, Hipertensi campuran

(sistol dan diastol yang meninggi), Hipertensi sistolik (isolated

systolic hypertension) (Kemenkes RI, 2014).

2) Asupan zat gizi yang dapat dicegah atau dikendalikan diantaranya :

a. Kelebihan Natrium

Natrium adalah ion utama yang terdapat pada cairan

ekstraseluler. Asupan natrium yang meningkat menyebabkan

volume cairan ekstraseluler meningkat. Hal ini menyebabkan


tubuh meretensi cairan yang akan berujung pada peningkatan

volume darah. Peningkatan volume darah menyebabkan

jantung perlu memompa darah lebih keras sehingga

menyebabkan tekanan darah tinggi. Konsumsi natrium yang

beresiko terhadap hipertensi apabila mengkonsumsi natrium

>1500 mg/orang/hari.

b. Kekurangan Kalium

Kandungan kalium dapat menurunkan tekanan darah

dengan mengurangi kandungan natrium dalam urine dan air

dengan cara yang sama seperti diuretik. Penelitian epidemiologi

menunjukkan bahwa asupan rendah Kalium akan

mengakibatkan peningkatan tekanan darah.Diet tinggi kalium

yang terdapat pada sayur dan buah juga dapat menurunkan

resiko kardiovaskuler dengan menghambat trombosis arterial,

aterosklerosis, dan hipertrofi medial pada dinding arteri.

c. Magnesium

Magnesium merupakan salah satu zat gizi paling penting

untuk kesehatan jantung. Tugas utama magnesium adalah

membantu otot jantung untuk relaksasi. Magnesium mempunyai

peranan penting dalam upaya pengontrolan tekanan darah

dengan memperkuat jaringan endotel, menstimulasi

prostagladin dan meningkatkan penangkapan glukosa sehingga

resistensi insulin dapat terkurangi. Selain itu, magnesium juga

berperan dalam kontraksi otot jantung. Bila konsentrasi

magnesium dalam darah menurun maka otot jantung tidak


dapat bekerja secara maksimal sehingga mempengaruhi

tekanan darah. Dinyatakan kekurangan asupan magnesium

apabila asupan magnesium < 700 mg/org/hari.

Penelitian tahun 2002 yang dimuat dalam American

Journal Clinical Nutrition menyatakan bahwa efek penurunan

kadar magnesium di dalam tubuh terjadi pada wanita yang telah

mengalami menopause.

d. Kalsium

Kadar kalsium di dalam darah penting karena kalsium

juga memiliki peranan penting dalam pengaturan tekanan darah

dengan cara membantu kontraksi otot-otot pada dinding

pembuluh darah serta memberi sinyal untuk pelepasan hormon-

hormon yang berperan dalam pengaturan tekanan darah

3) Faktor resiko adalah faktor–faktor atau keadaan-keadaan yang

mempengaruhi perkembangan suatu penyakit atau status kesehatan.

Istilah mempengaruhi disini mengandung pengertian menimbulkan risiko

lebih besar pada individu atau masyarakat untuk terjangkitnya suatu

penyakit atau terjadinya status kesehatan tertentu (Bustan, 2007). Faktor

risiko yang dapat berpengaruh pada kejadian hipertensi ada faktor resiko

yang tidak dapat dikendalikan dan faktor resiko yang dapat dikendalikan.

1) Faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan

a. Umur

Pada lanjut usia kebutuhan energi dan lemak menurun.

Setelah usia 50 tahun, kebutuhan energi berkurang sebesar 5%

untuk setiap 10 tahun. Kebutuhan protein, vitamin, dan mineral


tetap berfungsi sebagai regenerasi sel dan antioksidan untuk

melindungi sel – sel tubuh radikal bebas yang dapat merusak

sel.

b. Jenis Kelamin

Umumnya laki – laki memerlukan zat gizi lebih banyak

(terutama energi, protein dan lemak) dibandingkan pada wanita,

karena postus, otot dan luas permukaan tubuh laki – laki lebih

luas dari wanita. Namun kebutuhan zat besi (Fe) pada wanita

cenderung lebih tinggi, karena wanita mengalami menstruasi.

Pada wanita yang sudh menopause kebutuhan zat besi (Fe)

turun Kembali.

c. Riwayat Keluarga

Faktor genetik (riwayat keluarga) memiliki risiko

menderita hipertensi. Hal ini berhub ungan dengan peningkatan

kadar natrium intraseluler dan rendahnya rasio antara kalium

terhadap natrium. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Androgue dan Madias dalam Kartikasari: 2012, mengenai

patogenesis kalium dan natrium pada hipertensi, menyebutkan

faktor keturunan berpengaruh terhadap hipertensi primer melalui

beberapa gen yang terlibat dalam regulasi vaskuler dan

reabsorbsi natrium oleh ginjal (Kartikasari, 2012).

Data statistik juga membuktikan jika salah satu dari orang

tua seseorang memiliki riwayat menderita penyakit tidak

menular tertentu, maka dimungkinkan sepanjang keturunannya

memiliki peluang 25% terserang penyakit tersebut, dan jika


kedua orang tuanya yang memiliki riwayat menderita suatu

penyakit tidak menular maka kemungkinan keturunannya

mendapatkan penyakit tersebut sebesar 60% (Kartikasari, 2012)

2) Faktor resiko yang dapat diendalikan

a. Kegemukan / Obesitas

Semakin besar massa tubuh maka semakin banyak

darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan

ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar melalui

pembuluh darah m,enjadi meningkat sehingga memberi tekanan

lebih besar pada dinding arteri (Kartikasari, 2012).

b. Kurangnya Aktivitas Fisik

Faktor ini merupakan salah satu langkah mengatasi

faktor pertama dan kedua. Jika seseorang kurang bergerak,

frekuensi denyu nadi menjadi lebih tinggi sehingga memaksa

jantung bekerja lebih keras setiap kontraksi (Kartikasari, 2012)

c. Merokok

Merokok merupakan salah satu faktor yang berhubungan

dengan hipertensi, sebab rokok mengandung nikotin.

Menghisap rokok menyebabkan nikotin terserap oleh pembuluh

darah kecil dalam paru-paru dan kemudian akan diedarkan

hingga ke otak. Di otak, nikotin akan memberikan sinyal pada

kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin atau adrenalin yang

akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung

untuk bekerja lebih berat karena tekanan darah yang lebih

tinggi.
Tembakau memiliki efek cukup besar dalam peningkatan

tekanan darah karena dapat menyebabkan penyempitan

pembuluh darah. Kandungan bahan kimia dalam tembakau juga

dapat merusak dinding pembuluh darah.

Karbon monoksida dalam asap rokok akan menggantikan ikatan

oksigen dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan tekanan

darah meningkat karena jantung dipaksa memompa untuk

memasukkan oksigen yang cukup ke dalam organ dan jaringan

tubuh lainnya (Kartikasari,2012)

d. Konsumsi Alkohol Berlebihan

Konsumsi minuman alkohol secara berlebihan akan

berdampak buruk pada kesehatan jangka panjang. Salah satu

akibat dari konsumsi alkohol yang berlebihan tersebut adalah

terjadinya peningkatan tekanan darah yang disebut hipertensi.

Alkohol merupakan salah satu penyebab hipertensi karena

alkohol memiliki efek yang sama dengan karbondioksida yang

dapat meningkatkan keasaman darah, sehingga dalah menjadi

kental dan jantung dipaksa untuk memompa1 , selain itu

konsumsi alkohol yang berlebihan dalam jangka panjang akan

berpengaruh pada peningkatan kadar kortisol dalam darah

sehingga aktifitas rennin-angiotensin aldosteron system (RAAS)

meningkat dan mengakibatkan tekanan darah meningkat

(Jayanti et al, 2017).

4) Upaya Pencegahan
Modifikasi gaya hidup untuk mengelola hipertensi menurut Updated

JNC-8 Guideline Recommendations (2015):

1) Turunkan berat badan padaobesitas

2) Mengadopsi diet DASH yang kaya buah-buahan, sayuran, dan

susu rendah lemak

3) Mengurangi konsumsi sodium

4) Aktivitas fisik

5) Berhenti merokok

5) Diet Hipertensi

Diet Hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang bertujuan

untuk membatu menurunkan takanan darah dan mempertahankan

tekanan darah menuju normal, selain itu diet hipertensi juga bertujuan

untuk menurunkan factor resiko hipertensi lainnya seperti berat badan

berlebih, tinggi kolestrol dan Asam Urat dalam darah. Bertujuan

membantu menghilangkan nutrisi garam / mengurangi air dalam jaringan

tubuh dan menurunkan tekaan darah pada hipertensi.

Syarat – syarat diet hipertensi :

1) Cukup energy, Protein, Mineral dan Vitamin

2) Bentuk makanan di sesuaikan dengan keadaan penyakit.

3) Jumlah natrium disesuaikan dengan berat ringannya

Hipertensi

Tabel Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan

Sumber Bahan Makanan Yang Bahan Makanan Yang


Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Karbohidrat Gandum utuh, oat, beras, Biskuit yang diawetkan

kentang, singkong dengan natrium, nasi uduk


Protein hewani Ikan, daging, ungags Daging merah bagian

tanpa kulit, telur maksimal lemak, ikan kaleng, kornet,

1 btr/hr sosis, ikan asap, ati,

ampela, olahan daging

dengan natrium
Protein nabati Kacang-kacangan segar Olahan kacang yang

diawetkan dan mendapat

tambahan natrium
Sayuran Semua sayuran segar Sayur kaleng yang

diawetkan dan mendapat

campuran natrium, asinan

sayur
Buah-buahan Semua buah segar Buah-buahan kaleng,

asinan dan manisan buah


Lemak Minyak kelapa sawit, Margarin, mentega,

margarin dan mentega mayonnaise

tanpa garam
Minuman Teh dan jus buah dengan Minuman kemasan

pembatasan gula, air dengan pemanis

putih, susu rendah lemak tambahan dan pengawet


Bumbu Rempah-rempah, bumbu Vetsin, kecap, saus,

segar, garam dapur bumbu instan

dengan penggunaan

terbatas

B. EVALUASI
1. Sebutkan 3 faktor resiko hipertensi

2. Sebutkan 3 penyebab terjadinya hipertensi

3. Kebutuhan zat gizi yang harus dipenuhi apa saja

4. Apa saja upaya dalam pencegahan terjadinya hipertensi

Anda mungkin juga menyukai