Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA)

Pokok Bahasan                  : Hipertensi


Sasaran                              : Masyarakat RT 06 RW 02 Kel. Sungai Rasau, Kec.
Singkawang Utara
Penyuluh                           :
Waktu                               : 30 menit
Hari/tanggal                      :
Tempat                              : 

I.    TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan
Masyarakat RT 06 RW 02 Kel. Sungai Rasau, Kec. Singkawang Utara dapat
memahami tentang penyakit Hipertensi.

II.TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1.      Peserta dapat mengetahui pengertian dari Hipertensi
2.      Peserta dapat memahami penyebab dari Hipertensi
3.      Peserta dapat mengetahui tanda dan gejala dari Hipertensi
4.      Peserta dapat mengetahui penanganan dan pencegahan Hipertensi. 

III.MATERI PENGAJARAN
1.      Pengertian Hipertensi
2.      Penyebab Hipertensi
3.      Tanda dan Gejala Hipertensi
4.      Penanganan dan Pencegahan Hipertensi

1
IV.METODE
1.      Ceramah
2.      Diskusi

Penyuluhan dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan


memberikan pendidikan kesehatan kepada warga. warga dapat mengajukan
pertanyaan setelah penyampain materi selesai.

V.    MATERI
Terlampir

VI.MEDIA
1. Leaflet
2. Power Point

2
VII. KEGIATAN PENYULUHAN 

N Tahap Wakt
Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
o Kegiatan u
1. Pembukaan 5 1.        Mengucapkan salam 1.    Menjawab salam Kata-
menit kata/
2.        Memperkenalkan diri 2.    Mendengarkan dan
kalimat
3.        Menyampaikan tentang menyimak
tujuan pokok materi 3.    Bertanya mengenai
4.        Meyampakaikan pokok perkenalan dan
pembahasan tujuan jika ada yang
5.        Kontrak waktu kurang jelas
2. Pelaksanaan 201.        Penyampaian Materi 1.    Mendengarkan dan Leaflet 
menit / Power
2.        Menjelaskan tentang menyimak
point
pengertian hipertensi 2.    Bertanya mengenai
3.        Menjelaskan penyebab hal-hal yang belum
hipertensi jelas dan dimengerti
4.        Menjelaskan tanda dan
gejala hipertensi
5.        Menjelaskan
pencegahan hipertensi
6.        Tanya Jawab
7.        Memberikan
kesempatan  pada
peserta untuk bertanya
8.        Menampilkan video
3. Penutup 5 1.        Melakukan evaluasi 1.  Sasaran dapat Kata-
menit kata/
2.        Menyampaikan menjawab tentang
kalimat
kesimpulan materi pertanyaan yang
3.        Mengakhiri pertemuan diajukan
dan menjawab salam 2.  Mendengar
3.  Memperhatikan
4.  Menjawab salam

3
VIII.    EVALUASI
1. Evaluasi struktural
a. Satuan Acara Penyuluhan sudah siap sesuai dengan masalah
keperawatan
b. Kontrak waktu sudah tepat dengan kelompok masyarakat
c. Media sudah disiapkan yaitu Leaflet dan power point
2. Evaluasi Proses
a. Peserta yang hadir
b. Media dapat digunakan dengan baik
c. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu.
d. Partisipasi peserta yang hadir
e. Peserta dapat mengikuti sampai selesai
3. Evaluasi Hasil
a. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang pengertian
Hipertensi
b. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang
penyebabHipertensi
c. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tanda dan gejala Hipertensi
d. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang penanganandan
pencegahanHipertensi

4
MATERI PENYULUHAN
HIPERTENSI
A. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi
a.     Jantung
     

          Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada, batas
kanannya terdapatpada sternum kanan dan apeksnya pada ruang intercostalis
kelima kiri pada lina midclavicula.
Hubungan jantung adalah:
Atas : pembuluh darah besar
Bawah : diafragma
Setiap sisi : paru-paru
Belakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis
                           b.     Arteri
        Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ.
Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan
elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya besar memiliki laposan tengah yang
terdiri dari jaringan elastin (untuk menghantarkan darah untuk organ), arteri yang
lebih kecil memiliki lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah yang
disampaikan pada suatu organ).
                            c.     Arteriol
          Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal.Otot
dinding arteriol dapat berkontraksi.Kontraksi menyebabkan kontriksi diameter
pembuluh darah.Bila kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada jaringan/organ
berkurang. Bila terdapat kontriksi umum, tekanan darah akan meningkat.
                           d.     Pembuluh darah utama dan kapiler
          Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang berjalan
langsung dari arteriol ke venul.Kapiler adalah jaringan pembuluh darah kecil yang
membuka pembuluh darah utama.

5
                            e.     Sinusoid
          Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin.Sinusoid tiga
sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian dilapisi dengan sel
sistem retikulo-endotelial.Pada tempat adanya sinusoid, darah mengalami kontak
langsung dengan sel-sel dan pertukaran tidak terjadi melalui ruang jaringan.
                            f.     Vena dan venul
          Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler.vena dibentuk oleh
gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak berbatasan secara
sempurna satu sama lain (Gibson, John. Edisi 2 tahun 2002, hal 110).
2.      Fisiologi
                Jantung mempunyai fungsi sebagai pemompa darah yang mengandung
oksigen dalam sistem arteri, yang dibawa ke sel dan seluruh tubuh untuk
mengumpulkan darah deoksigenasi (darah yang kadar oksigennya kurang) dari
sistem vena yang dikirim ke dalam paru-paru untuk reoksigenasi (Gibson, John.
Edisi 2 tahun 2002, hal 110).

B.     Definisi
           Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada
populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90mmHg ( Sheps,2005).
           Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar
dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau
tenang (WHO, 2011).
           Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara menetap ≥ 140/90
mmHg (Dharmeizar, 2012).

6
C.    Etiologi
               Sampai saat ini penyebab hipertensi esensial tidak diketahui dengan
pasti.Hipertensi primer tidak disebabkan oleh faktor tunggal dan
khusus.Hipertensi ini disebabkan berbagai faktor yang saling berkaitan.Hipertensi
sekunder disebabkan oleh faktor primer yang diketahui yaitu seperti kerusakan
ginjal, gangguan obat tertentu, stres akut, kerusakan vaskuler dan lain-
lain.Adapun penyebab paling umum pada penderita hipertensi maligna adalah
hipertensi yang tidak terobati.Risiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan
keparahan dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat
dimodifikasi. Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor
genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi
meliputi stres, obesitas dan nutrisi (Yogiantoro M, 2006).

D.    Patofisiologi
           Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak.Dari pusat vasomotor ini
bermula pada sistem saraf simpatis, yang berlanjut kebawah kekorda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
           Pada titik ini, neuron preganglion melepaskana setilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion kepembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai
factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh
darah terhadap rangsangan vasokonstriktor.Individu dengan hipertensi sangat
sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa
hal tersebut bias terjadi.
           Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi.Kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi.Medulla adrenal mensekresi
epineprin, yang menyebabkan vasokonstriksi.Korteks adrenal mensekresi kortisol

7
dan streroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriksi pembuluh
darah.Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah keginjal,
menyebabkan pelepasan renin.Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstrikstriktor kuat.Yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.Hormone ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler.Semua factor tersebut cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi.
           Perubahan struktur dan fungsional pada system perifer bertanggungjawab
pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut
meliputi arterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan
arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang
dipompaoleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah
jantung dan peningkatan tahanan parifer (Bruner dan Suddarth, 2001).

8
E.     Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 (2003) dapat dilihat pada tabel berikut :
Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
Klasifikasi
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi 140-150 90-99
stage I
Hipertensi >150 >100
stage II

Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO :


Kategori Sistol (mmHg) Diastol
(mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Tingkat I (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub group: Perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (Hipertensi Berat) >180 >110
Hipertensi Sistol terisolasi >140 <90
Sub group: Perbatasan 140-149 <90

F.     Manifestasi Klinis


Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi menurut (Julius,2008):
1.      Meningkatkantekanan darah > 140/90 mmHg,
2.      Sakit kepala
3.      Epistaksis
4.      Pusing/migrain
5.      Rasa berat ditengkuk
6.      Sukar tidur
7.      Mata berkunang kunang
8.      Sesak nafas
9.      Lemah dan lelah
10.  muka pucat

9
G.    Komplikasi
Beberapa komplikasi dari hipertensi yang mungkin muncul menurut
(Julius,2008) :
1.      Efek pada jantung
      kongestif, strroke dan angina pektoris
2.      Gagal jantung
3.      Kerusakan pembuluh darah 0tak berupa pecah nya pembuluh darah stroke dan
kerusakan dinding pembuluh darah
4.      Gagal ginjal
5.      Kerusakan pada mata yang menyebabkan gangguan pengliahatan sampai
dengan kebutaan

H.    Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan menurut (Yogiantoro, 2006):
1.      Makanan
                Konsumsilah makanan yang rendah lemak dan kaya serat, seperti
roti dari biji-bijian utuh, beras merah, serta buah dan sayuran.Kurangi
konsumsi garam dalam makanan Anda, setidaknya tidak lebih dari 6 gram
garam per hari (sekitar satu sendok teh).
2.      Berat Badan
                Meski hanya beberapa kilo, menurunkan berat badan akan membuat
perbedaan besar pada tekanan darah dan kesehatan secara keseluruhan.
3.      Olahraga
                Untuk menurunkan tekanan darah dan menjaga jantung serta
pembuluh darah dalam kondisi baik, olahraga dan rutin beraktivitas perlu
dilakukan. Bagi orang dewasa, beraktivitas dengan intensitas menengah
( bersepeda atau jalan cepat) setidaknya harus dilakukan selama 2 hingga 3
jam setiap minggu.
4.      Terapi relaksasi
                Seperti yoga atau meditasi.Terapi-terapi tersebut dapat membantu
Anda untuk mengendalikan stres.

10
5.      Minuman keras
                Batas konsumsi minuman keras yang dianjurkan dalam sehari
adalah 2 hingga 2,5 kaleng bir berkadar alkohol 4,7 persen untuk pria. Dan
maksimal 2 kaleng bir berkadar alkohol 4,7 persen untuk wanita. Risiko
hipertensi akan meningkat jika Anda mengonsumsi minuman keras terlalu
sering dan berlebihan.
6.      Merokok
                Rokok tidak menyebabkan hipertensi secara langsung, tapi akan
mempertinggi risiko serangan jantung dan stroke karena dapat memicu
penyempitan arteri. Kombinasi merokok dan hipertensi akan meningkatkan
risiko penyakit jantung atau paru-paru secara drastis.

7.      Kafein
                Kurangi konsumsi minuman yang mengandung banyak kafein
seperti kopi, teh, cola serta minuman berenergi.Meminum lebih dari empat
cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko hipertensi.

I.Pencegahan Hipertensi
1. Periksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan terdekat
2. Diet hipertensi
Konsumsi garam perhari adalah:
- Hipertensi ringan : ½ sendok teh per hari
- Hipertensi sedang : ¼ sendok teh per hari
- Hipertensi berat : tanpa garam
3. Menjaga keseimbangan berat badan
4. Hindari minum-minuman keras (alkohol) dan kurangi/hentikan merokok
5. Istirahat yang cukup
6. Hindari strees
7. Olahraga yang teratur

J. Terapi Alternative Untuk Hipertensi


Terapi alternatif adalah dengan mendengarkan musik, dengan tujuan
utama adalah memperoleh kondisi rileks, sehingga tekanan darah akan ikut
turun.
K. Cara Melakukan Terapi Musik
1. Cobalah Untuk Mendengarkan musik 20-30 menit setiap hari
2. Usahakan dalam keadaan duduk atau berbaring sambil memejamkan
mata.

11
3. Dalam mendengarkan musik aturlah nafas serileks mungkin.
4. Gunakan headphone agar tak terganggu suara lingkungan sekitar
Dengarkan jenis musik yang bersifat rileks dengan tempo sekitar 60
ketukan per menit, seperti musik klasik karya Mozart. Lagu dengan
tempo 60 ketukan/menit akan membuat kita lebih rileks, karena apabila
terlalu cepat stimulus yang masuk akan membuat kita mengikuti irama
tsb, sehingga keadaan istirahat yang optimal tidak akan tercapai.

12
DAFTAR PUSTAKA

Djohan. (2006). Terapi Musik: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Galangpress


Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan Jilid I. Jakarta: EGC
Tambayong, Jan. (2000). Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

13

Anda mungkin juga menyukai