Anda di halaman 1dari 14

PERANAN KETERSEDIAAN ECENG GONDOK (EICHRONIA CRASSIPES) PADA

BADAN AIR DALAM MENURUNKAN BEBERAPA PARAMETER PENCEMAR DI


SUNGAI CITARUM (WADUK SAGULING)
Tika Aprilda Institut Teknologi Bandung

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Penelitian
Sungai adalah salah satu sumber daya perairan yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Sungai mempunyai berbagai fungsi strategis sebagai penunjang pengembangan
suatu daerah yang sangat vital, di antaranya sebagai sumber air minum, penunjang
kegiatan industri dan pertanian, pusat listrik tenaga air, serta sarana rekreasi air. Akan
tetapi, peningkatan berbagai aktivitas manusia di sepanjang sungai dapat menyebabkan
terjadinya penurunan kualitas sungai. Penyebab penurunan kualitas sungai adalah limbah
industri, limbah rumah tangga, dan limbah dari berbagai aktivitas penduduk lainnya.
Kualitas sumber air sungai-sungai utama di Indonesia pada umumnya tercemar sangat
berat oleh limbah organik yang berasal dari limbah penduduk, limbah industri, dan limbah
lainnya. Berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Universitas Padjadjaran (2006) Bandung, ditemukan adanya empat konsentrasi logam
berat yang terdapat di dalam ikan yang diambil dari jaring apung milik warga di Waduk
Saguling. Empat kandungan logam berat itu adalah timbal (Pb) 6 part per million (ppm),
zinc/seng (Zn) 22,45 ppm, crom (Cr) 0,1 ppm, dan air raksa atau merkuri (Hg) 179,13 ppb.
Merkuri adalah satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu ruang. Merkuri, baik
logam maupun metal merkuri (CH3Hg), biasanya masuk ke dalam 6 part per million (ppm),
zinc/seng (Zn) 22,45 ppm, crom (Cr) 0,1 ppm, dan air raksa atau merkuri (Hg) 179,13 ppb.
Merkuri adalah satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu ruang. Merkuri, baik
logam maupun metal merkuri (CH3Hg), biasanya masuk ke dalam tubuh manusia lewat
pencernaan. Cara masuk merkuri dapat melalui asupan ikan, kerang, udang, atau perairan
yang terkontaminasi. Merkuri dalalm bentuk logam tidak begitu berbahaya karena hanya
15% yang bisa terserap ke dalam tubuh manusia.
Akan tetapi, begitu terpapar ke alam, dalam kondisi tertentu merkuri dapat bereaksi
dengan metana yang berasal dari dekomposisi senyawa organik dan membentuk metil
merkuri yang bersifat toksis. Dalam bentuk metal, merkuri sebagian besar akan
berakumulasi di otak. Karena penyerapannya besar, dalam waktu singkat merkuri dapat
menyebabkan berbagai gangguan. Jika terjadi akumulasi yang berlebih merkuri dapat
berakibat pada degenerasi sel-sel saraf di otak kecil yang menguasai koordinasi saraf,
gangguan pada luas pandang, degenerasi sarung selaput saraf, dan bagian dari otak kecil
(Edward, 2008).
Timbal banyak dipergunakan dalam pembuatan baterai, aki, peledak, pestisida, cat
karat, dan pelapisan logam. Timbal juga terdapat pada pipa untuk aliran air minum yang
merupakan alloy di logam timbal. Penggunaan timbal dalam skala besar dapat
mengakibatkan polusi, baik di darat maupun di perairan. Timbal yang masuk dalam
perairan dalam bentuk limbah akan mengalami pengendapan yang dikenal dengan istilah
sedimentasi (Palar, 1994).
Namun, peneliti berkeyakinan bahwa permasalahan pencemaran ini dapat diatasi.
Salah satu cara mengatasi polusi perairan oleh logam berat adalah penanggulangan
secara biologi dengan memanfaatkan eceng gondok (eichhorniacrassipes). Penelitian-
penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa eceng gondok mempunyai
kemampuan menyerap logam berat dengan sangat baik (Misalnya, Soerjani, 1975; Kirkby
& Mengel, 1987).
Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian untuk melihat efisiensi
penyerapan logam berat Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb). Selanjutnya perlu dilihat pula
perubahan kualitas air yang terjadi setelah adanya tumbuhan eceng gondok.
2. Rumusan Masalah Penelitian
Pencemaran air sungai Citarum (waduk Saguling) sudah sangat mengkhawatirkan.
Berdasarkan status mutu sungai Citarum kelas II PP No. 82 Tahun 2001, sungai Citarum
termasuk dalam kategori tercemar berat, baik di hulu maupun di hilir sungai. Pemakaian air
sungai yang telah tercemar oleh masyarakat untuk keperluan perikanan dan pertanian
dapat berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dengan akumulasi logam berat
di tubuh manusia. Dalam jangka panjang hal itu dapat menyebabkan berbagai gangguan
kesehatan, seperti penyakit minimata, bibir sumbing, kerusakan susunan saraf, dan cacat
pada bayi.
Untuk mengatasi pencemaran perairan oleh logam berat adalah dengan
memanfaatkan eceng gondok. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa eceng gondok mempunyai kemampuan untuk menyerap logam berat dengan
sangat baik. Berdasarkan kenyataan di atas, perlu dilakukan penelitian terhadap tingkat
akumulasi logam berat di Sungai Citarum dengan menggunakan eceng gondok serta
terhadap perubahan kualitas air sebelum dan setelah adanya penyerapan logam berat oleh
eceng gondok.

3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat efisiensi penyerapan logam oleh eceng
gondok di sungai Citarum (Waduk Saguling). Secara lebih khusus, penelitian ini bertujuan
untuk: (1) mengetahui tingkat akumulasi logam berat Pb dan Hg dalam tumbuhan eceng
gondok; dan (2) mengetahui kualitas air sungai di lokasi sebelum dan sesudah adanya
tumbuhan eceng gondok.

4. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di lapangan dan laboratorium dengan batasan yang
diambil sebagai berikut:
1) Tempat sampling disasarkan pada satu lokasi keberadaan tumbuhan eceng gondok
di sungai Citarum.
2) Karakteristik fisika-kimia yang akan dianalisis adalah debit air, DHL, TSS, pH, DO,
COD, temperatur, nitrat, dan fosfat.
3) Logam berat yang akan dianalisis pada tumbuhan eceng gondok adalah logam berat
PB dan Hg.
4) Sampling akan dilakukan pada empat waktu yang berbeda berdasarkan seri waktu
dengan pengulangan pada masing-masing stasiun.
5. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah: “Kehadiran tumbuhan eceng gondok (eichhornia
crassipes) dapat menurunkan konsentrasi logam berat Pb dan Hg di sungai Citarum
(Waduk Saguling)”.

B. Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka


1. Landasan Teori
1.1 Pencemaran Sungai
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan
air, seperti danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia. Pencemaran air
dapat disebabkan oleh berbagai hal. Meningkatnya kandungan nutrient dapat mengarah
pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan
peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada
kekurangan oksigen yang dapat berdampak negatif terhadap ekosistem.
Pencemaran air pada umumnya terjadi akibat aktivitas manusia, baik sektor rumah
tangga, pertanian, perikanan, maupun industri. Sumber utama limbah rumah tangga dari
masyarakat adalah berasal dari perumahan dan daerah perdagangan. Dari rumah tangga
dapat dihasilkan berbagai macam zat organik maupun zat anorganik yang dialirkan melalui
selokan-selokan dan akhirnya bermuara ke sungai- sungai.
Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan mencemari air dan memberikan
nutrient pada tanaman air sehingga meningkatkan pertumbuhannya. Hal ini akan
memengaruhi ekosistem perairan, baik secara fisik maupun kimia. Selain itu pestisida yang
digunakan oleh petani dapat membahayakan lingkungan perairan karena bersifat toksik.
Industri mengeluarkan limbah yang dapat mencemari ekosistem air. Polutan yang
dihasilkan pabrik dapat berupa logam berat maupun panas. Suatu sumber air dapat
dikatakan tercemar tidak hanya karena tercampur dengan bahan pencemar, tetapi juga
apabila air tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan tertentu.

1.2 Pencemaran Sungai Citarum


Dengan kategori sungai super prioritas, sungai Citarum merupakan sungai yang
memiliki fungsi vital dalam menunjang kehidupan masyarakat luas. Sungai ini memiliki
berbagai pemanfaatan untuk menunjang kebutuhan air di Provinsi Jawa Barat, juga
menunjang kebutuhan air baku di DKI Jakarta yang diambil dari Saluran Tarum Barat untuk
diolah di PDAM DKU Jakarta.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup pada
tahun 2004, sungai Citarum termasuk dalam status mutu tercemar berat, baik di bagian
hulu maupun bagian hilir. Baku mutu air mengacu pada kelas II PP No 82 Tahun 2001. Hal
ini cukup mengkhawatirkan bila melihat fungsi sungai Citarum yang penting sehingga
memerlukan pengelolaan yang sangat komprehensif dari semua pihak terkait.
Diperlukan solusi untuk mengatasi pencemaran sungai Citarum ini, baik secara
kimia maupun secara biologi. Namun, pengelolaan secara kimia relatif lebih mahal bila
dibandingkan dengan penanggulangan secara biologi. Penanggulangan pencemaran air
secara biologi dapat menggunakan tanaman sebagai penyerap kontaminan yang umum
disebut dengan teknik fitoremediasi.

1.3 Fitoremediasi
Fitoremediasi adalah pemanfaatan tumbuhan mikroorganisme untuk
meminimalisasi dan mendetoksifikasi polutan. Sebagai fitoakumulator dan fitochelator,
tanaman itu dapat menyerap logam dan mineral yang tinggi. Konsep Fitoremediasi adalah
pemanfaatan tumbuhan mikroorganisme untuk meminimalisasi dan mendetoksifikasi
polutan. Sebagai fitoakumulator dan fitochelator, tanaman itu dapat menyerap logam dan
mineral yang tinggi. Konsep pemanfaatan tumbuhan dan mikroorganisme untuk
meremidiasi tanah yang terkontaminasi polutan adalah pengembangan terbaru dari teknik
pengolahan limbah. Fitoremidiasi dapat diaplikasikan pada limbah organik maupun
anorganik dalam bentuk padat, cair, dan gas (Salt et.al 1998).

1.4 Mekanisme Penyerapan Logam Berat oleh Eceng Gondok


Penyerapan dan akumulasi logam berat oleh tumbuhan dapat dibagi menjadi tiga
proses yang berkesinambungan, yaitu penyerapan logam oleh akar, translokasi logam dari
akar ke bagian tumbuhan lain, dan lokalisasi logam pada bagian tertentu untuk menjaga
agar tidak menghambat metabolisme tumbuhan tersebut (Priyanto & Priyanto, 2000).

2. Tinjauan Pustaka
Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mengatasi pencemaran air dengan
memanfaatkan eceng gondok. Misalnya, LIPI yang bekerja sama dengan pengelola waduk
Saguling menanam eceng gondok sebagai pilot project untuk memperbaiki kualitas air
sungai yang masuk ke Waduk Saguling.
Menurut Kirkby dan Mengel (1987), eceng gondok mampu menyerap logam karena
terdapatnya akar yang bercabang-cabang halus yang berfungsi sebagai alat untuk
menyerap senyawa logam sehingga logam yang terlarut semakin berkurang (Kirkby &
Mengel, 1987). Selanjutnya Soerjani menyatakan tumbuhan ini mempunyai daya
regenerasi yang cepat dan toleransinya terhadap lingkungan cukup besar sehingga eceng
gondok dapat dimanfaatkan sebagai tumbuhan pengendali pencemaran lingkungan
(Soerjani, 1975).
Di pihak lain, penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Universitas Padjadjaran (2006) Bandung mengungkap adanya empat
kandungan logam berat –yaitu timbal (Pb) 6 part per million (ppm), zinc/seng (Zn) 22,45
ppm, crom (Cr) 0,1 ppm, dan air raksa atau merkuri (Hg) 179,13 ppb –di dalam ikan yang
dipelihara di jaring apung di Waduk Saguling. Apabila hipotesis penelitian yang akan
dilakukan ini terbukti, hasil-hasil penelitian ini dapat memperkuat temuan-temuan pada
penelitian- penelitian sebelumnya dalam hal tingkat akumulasi logam berat Pb dan Hg
dalam tumbuhan eceng gondok di Waduk Saguling, dan dalam hal kualitas air sungai di
lokasi tersebut sebelum dan sesudah adanya tumbuhan eceng gondok.
C. Metodologi Penelitian
1. Waktu dan Lokasi Studi
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2008 sampai dengan Maret 2009
yang merupakan musim hujan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang akan
dilaksanakan di DAS Citarum.
2. Sumber Data Penelitian
Data penelitian ini diambil dari tiga stasiun. Stasiun I berlokasi di Kampung Balakasap.
Stasiun I dibagi menjadi enam titik pengambilan sampel air, masing- masing pada jarak ¼ (IA),
½ (IB), ¾ (IC) lebar sungai pada 0,2 dan 0,8 kali kedalaman sungai. Sampel sedimen dibagi
menjadi tiga titik sesuai dengan lokasi pengambilan sampel air. Jarak antara stasiun I sampai
dengan Stasiun II adalah 700 m. dst.
3. Alur Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan alur yang ketat. Alur tersebut terdiri atas
langkah-langkah sebagai berikut.
(1) Penelitian Pendahuluan;
(2) Pengambilan Sampel Air dan Sedimen;
(3) Pengambilan Sampel Eceng Gondok;
(4) Analisis Sampel;
(5) Analisis Data.
DAFTAR PUSTAKA
Edward. (2008). Pengamatan kadar merkuri di perairan Teluk Kao (Halmahera) dan
perairan Anggai (Pulau Obi) Maluku Utara. Makara Sains, Vol. 12, No. 2, 97- 101.
Kirkby, & Mengel, K. (1987). Principles of landnutrition. International Potash Institute.
Swithzerland. Palar, H. (1984). Pencemaran dan toksologi logam berat. Jakarta: Rineka
Cipta. ... .
(Diadaptasi dan ditata kembali dari Aprilda, 2008)
Hasil indetifikasi stuktur teks proposal dan genre mikro
PERANAN KETERSEDIAAN ECENG GONDOK (EICHRONIA CRASSIPES) PADA BADAN AIR DALAM
MENURUNKAN BEBERAPA PARAMETER PENCEMAR DI SUNGAI CITARUM (WADUK SAGULING)

No Struktur Teks Genre Yang Teks Proposal


. Terkandung
1 Pendahuluan Eksposisi(Meliputi 1. Latar Belakang Penelitian Sungai adalah salah satu sumber daya
deskripsi) perairan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sungai
mempunyai berbagai fungsi strategis sebagai penunjang
pengembangan suatu daerah yang sangat vital, di antaranya sebagai
sumber air minum, penunjang kegiatan industri dan pertanian, pusat
listrik tenaga air, serta sarana rekreasi air. Akan tetapi, peningkatan
berbagai aktivitas manusia di sepanjang sungai dapat menyebabkan
terjadinya penurunan kualitas sungai. Penyebab penurunan kualitas
sungai adalah limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah dari
berbagai aktivitas penduduk lainnya. Kualitas sumber air sungai-
sungai utama di Indonesia pada umumnya tercemar sangat berat oleh
limbah organik yang berasal dari limbah penduduk, limbah industri,
dan limbah lainnya. Berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Padjadjaran (2006)
Bandung, ditemukan adanya empat konsentrasi logam berat yang
terdapat di dalam ikan yang diambil dari jaring apung milik warga di
Waduk Saguling. Empat kandungan logam berat itu adalah timbal
(Pb) 6 part per million (ppm), zinc/seng (Zn) 22,45 ppm, crom (Cr)
0,1 ppm, dan air raksa atau merkuri (Hg) 179,13 ppb. Merkuri adalah
satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu ruang. Merkuri,
baik logam maupun metal merkuri (CH3Hg), biasanya masuk ke
dalam 6 part per million (ppm), zinc/seng (Zn) 22,45 ppm, crom (Cr)
0,1 ppm, dan air raksa atau merkuri (Hg) 179,13 ppb. Merkuri adalah
satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu ruang. Merkuri,
baik logam maupun metal merkuri (CH3Hg), biasanya masuk ke
dalam tubuh manusia lewat pencernaan. Cara masuk merkuri dapat
melalui asupan ikan, kerang, udang, atau perairan yang
terkontaminasi. Merkuri dalalm bentuk logam tidak begitu berbahaya
karena hanya 15% yang bisa terserap ke dalam tubuh manusia. Akan
tetapi, begitu terpapar ke alam, dalam kondisi tertentu merkuri dapat
bereaksi dengan metana yang berasal dari dekomposisi senyawa
organik dan membentuk metil merkuri yang bersifat toksis. Dalam
bentuk metal, merkuri sebagian besar akan berakumulasi di otak.
Karena penyerapannya besar, dalam waktu singkat merkuri dapat
menyebabkan berbagai gangguan. Jika terjadi akumulasi yang
berlebih merkuri dapat berakibat pada degenerasi sel-sel saraf di otak
kecil yang menguasai koordinasi saraf, gangguan pada luas pandang,
degenerasi sarung selaput saraf, dan bagian dari otak kecil (Edward,
2008). Timbal banyak dipergunakan dalam pembuatan baterai, aki,
peledak, pestisida, cat karat, dan pelapisan logam. Timbal juga
terdapat pada pipa untuk aliran air minum yang merupakan alloy di
logam timbal. Penggunaan timbal dalam skala besar dapat
mengakibatkan polusi, baik di darat maupun di perairan. Timbal yang
masuk dalam perairan dalam bentuk limbah akan mengalami
pengendapan yang dikenal dengan istilah sedimentasi (Palar, 1994).
Namun, peneliti berkeyakinan bahwa permasalahan pencemaran ini
dapat diatasi. Salah satu cara mengatasi polusi perairan oleh logam
berat adalah penanggulangan secara biologi dengan memanfaatkan
eceng gondok (eichhorniacrassipes). Penelitian-penelitian yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa eceng gondok mempunyai
kemampuan menyerap logam berat dengan sangat baik (Misalnya,
Soerjani, 1975; Kirkby & Mengel, 1987). Berdasarkan uraian di atas
perlu dilakukan penelitian untuk melihat efisiensi penyerapan logam
berat Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb). Selanjutnya perlu dilihat pula
perubahan kualitas air yang terjadi setelah adanya tumbuhan eceng
gondok.

2. Rumusan Masalah Penelitian Pencemaran air sungai Citarum


(waduk Saguling) sudah sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan status
mutu sungai Citarum kelas II PP No. 82 Tahun 2001, sungai Citarum
termasuk dalam kategori tercemar berat, baik di hulu maupun di hilir
sungai. Pemakaian air sungai yang telah tercemar oleh masyarakat
untuk keperluan perikanan dan pertanian dapat berdampak negatif
terhadap kesehatan masyarakat dengan akumulasi logam berat di
tubuh manusia. Dalam jangka panjang hal itu dapat menyebabkan
berbagai gangguan kesehatan, seperti penyakit minimata, bibir
sumbing, kerusakan susunan saraf, dan cacat pada bayi. Untuk
mengatasi pencemaran perairan oleh logam berat adalah dengan
memanfaatkan eceng gondok. Penelitian-penelitian yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa eceng gondok mempunyai
kemampuan untuk menyerap logam berat dengan sangat baik.
Berdasarkan kenyataan di atas, perlu dilakukan penelitian terhadap
tingkat akumulasi logam berat di Sungai Citarum dengan
menggunakan eceng gondok serta terhadap perubahan kualitas air
sebelum dan setelah adanya penyerapan logam berat oleh eceng
gondok.

3. Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat


efisiensi penyerapan logam oleh eceng gondok di sungai Citarum
(Waduk Saguling). Secara lebih khusus, penelitian ini bertujuan
untuk: (1) mengetahui tingkat akumulasi logam berat Pb dan Hg
dalam tumbuhan eceng gondok; dan (2) mengetahui kualitas air
sungai di lokasi sebelum dan sesudah adanya tumbuhan eceng
gondok.

4. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di


lapangan dan laboratorium dengan batasan yang diambil sebagai
berikut: 1) Tempat sampling disasarkan pada satu lokasi keberadaan
tumbuhan eceng gondok di sungai Citarum. 2) Karakteristik fisika-
kimia yang akan dianalisis adalah debit air, DHL, TSS, pH, DO,
COD, temperatur, nitrat, dan fosfat. 3) Logam berat yang akan
dianalisis pada tumbuhan eceng gondok adalah logam berat PB dan
Hg. 4) Sampling akan dilakukan pada empat waktu yang berbeda
berdasarkan seri waktu dengan pengulangan pada masing-masing
stasiun. 5. Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah: “Kehadiran
tumbuhan eceng gondok (eichhornia crassipes) dapat menurunkan
konsentrasi logam berat Pb dan Hg di sungai Citarum (Waduk
Saguling)”.
2 Landasan Review 1. Landasan Teori
Teori 1.1 Pencemaran Sungai Pencemaran air adalah suatu perubahan
keadaan di suatu tempat penampungan air, seperti danau, sungai,
lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia. Pencemaran air dapat
disebabkan oleh berbagai hal. Meningkatnya kandungan nutrient
dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air
comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen
pada air yang menerimanya yang mengarah pada kekurangan oksigen
yang dapat berdampak negatif terhadap ekosistem. Pencemaran air
pada umumnya terjadi akibat aktivitas manusia, baik sektor rumah
tangga, pertanian, perikanan, maupun industri. Sumber utama limbah
rumah tangga dari masyarakat adalah berasal dari perumahan dan
daerah perdagangan. Dari rumah tangga dapat dihasilkan berbagai
macam zat organik maupun zat anorganik yang dialirkan melalui
selokan-selokan dan akhirnya bermuara ke sungai- sungai.
Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan mencemari air dan
memberikan nutrient pada tanaman air sehingga meningkatkan
pertumbuhannya. Hal ini akan memengaruhi ekosistem perairan, baik
secara fisik maupun kimia. Selain itu pestisida yang digunakan oleh
petani dapat membahayakan lingkungan perairan karena bersifat
toksik. Industri mengeluarkan limbah yang dapat mencemari
ekosistem air. Polutan yang dihasilkan pabrik dapat berupa logam
berat maupun panas. Suatu sumber air dapat dikatakan tercemar tidak
hanya karena tercampur dengan bahan pencemar, tetapi juga apabila
air tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan tertentu.

1.2 Pencemaran Sungai Citarum Dengan kategori sungai super


prioritas, sungai Citarum merupakan sungai yang memiliki fungsi
vital dalam menunjang kehidupan masyarakat luas. Sungai ini
memiliki berbagai pemanfaatan untuk menunjang kebutuhan air di
Provinsi Jawa Barat, juga menunjang kebutuhan air baku di DKI
Jakarta yang diambil dari Saluran Tarum Barat untuk diolah di
PDAM DKU Jakarta. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2004, sungai Citarum
termasuk dalam status mutu tercemar berat, baik di bagian hulu
maupun bagian hilir. Baku mutu air mengacu pada kelas II PP No 82
Tahun 2001. Hal ini cukup mengkhawatirkan bila melihat fungsi
sungai Citarum yang penting sehingga memerlukan pengelolaan yang
sangat komprehensif dari semua pihak terkait. Diperlukan solusi
untuk mengatasi pencemaran sungai Citarum ini, baik secara kimia
maupun secara biologi. Namun, pengelolaan secara kimia relatif lebih
mahal bila dibandingkan dengan penanggulangan secara biologi.
Penanggulangan pencemaran air secara biologi dapat menggunakan
tanaman sebagai penyerap kontaminan yang umum disebut dengan
teknik fitoremediasi.

1.3 Fitoremediasi Fitoremediasi adalah pemanfaatan tumbuhan


mikroorganisme untuk meminimalisasi dan mendetoksifikasi polutan.
Sebagai fitoakumulator dan fitochelator, tanaman itu dapat menyerap
logam dan mineral yang tinggi. Konsep Fitoremediasi adalah
pemanfaatan tumbuhan mikroorganisme untuk meminimalisasi dan
mendetoksifikasi polutan. Sebagai fitoakumulator dan fitochelator,
tanaman itu dapat menyerap logam dan mineral yang tinggi. Konsep
pemanfaatan tumbuhan dan mikroorganisme untuk meremidiasi tanah
yang terkontaminasi polutan adalah pengembangan terbaru dari
teknik pengolahan limbah. Fitoremidiasi dapat diaplikasikan pada
limbah organik maupun anorganik dalam bentuk padat, cair, dan gas
(Salt et.al 1998).

1.4 Mekanisme Penyerapan Logam Berat oleh Eceng Gondok


Penyerapan dan akumulasi logam berat oleh tumbuhan dapat dibagi
menjadi tiga proses yang berkesinambungan, yaitu penyerapan logam
oleh akar, translokasi logam dari akar ke bagian tumbuhan lain, dan
lokalisasi logam pada bagian tertentu untuk menjaga agar tidak
menghambat metabolisme tumbuhan tersebut (Priyanto & Priyanto,
2000).
3 Tinjauan Review Tinjauan Pustaka Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk
Pustaka mengatasi pencemaran air dengan memanfaatkan eceng gondok.
Misalnya, LIPI yang bekerja sama dengan pengelola waduk Saguling
menanam eceng gondok sebagai pilot project untuk memperbaiki
kualitas air sungai yang masuk ke Waduk Saguling. Menurut Kirkby
dan Mengel (1987), eceng gondok mampu menyerap logam karena
terdapatnya akar yang bercabang-cabang halus yang berfungsi
sebagai alat untuk menyerap senyawa logam sehingga logam yang
terlarut semakin berkurang (Kirkby & Mengel, 1987). Selanjutnya
Soerjani menyatakan tumbuhan ini mempunyai daya regenerasi yang
cepat dan toleransinya terhadap lingkungan cukup besar sehingga
eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai tumbuhan pengendali
pencemaran lingkungan (Soerjani, 1975). Di pihak lain, penelitian
yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Universitas Padjadjaran (2006) Bandung mengungkap
adanya empat kandungan logam berat –yaitu timbal (Pb) 6 part per
million (ppm), zinc/seng (Zn) 22,45 ppm, crom (Cr) 0,1 ppm, dan air
raksa atau merkuri (Hg) 179,13 ppb –di dalam ikan yang dipelihara di
jaring apung di Waduk Saguling. Apabila hipotesis penelitian yang
akan dilakukan ini terbukti, hasil-hasil penelitian ini dapat
memperkuat temuan-temuan pada penelitianpenelitian sebelumnya
dalam hal tingkat akumulasi logam berat Pb dan Hg dalam tumbuhan
eceng gondok di Waduk Saguling, dan dalam hal kualitas air sungai
di lokasi tersebut sebelum dan sesudah adanya tumbuhan eceng
gondok.
4 Metodologi Rekon (Meliputi Metodologi Penelitian
penelitian Deskripsi, Prosedur, 1. Waktu dan Lokasi Studi Penelitian ini akan dilakukan pada bulan
Laporan Desember 2008 sampai dengan Maret 2009 yang merupakan musim
hujan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang akan
dilaksanakan di DAS Citarum.

2. Sumber Data Penelitian Data penelitian ini diambil dari tiga


stasiun. Stasiun I berlokasi di Kampung Balakasap. Stasiun I dibagi
menjadi enam titik pengambilan sampel air, masing- masing pada
jarak ¼ (IA), ½ (IB), ¾ (IC) lebar sungai pada 0,2 dan 0,8 kali
kedalaman sungai. Sampel sedimen dibagi menjadi tiga titik sesuai
dengan lokasi pengambilan sampel air. Jarak antara stasiun I sampai
dengan Stasiun II adalah 700 m. dst.

3. Alur Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dengan alur yang


ketat. Alur tersebut terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut. (1)
Penelitian Pendahuluan; (2) Pengambilan Sampel Air dan Sedimen;
(3) Pengambilan Sampel Eceng Gondok; (4) Analisis Sampel; (5)
Analisis Data. DAFTAR PUSTAKA Edward. (2008). Pengamatan
kadar merkuri di perairan Teluk Kao (Halmahera) dan perairan
Anggai (Pulau Obi) Maluku Utara. Makara Sains, Vol. 12, No. 2, 97-
101. Kirkby, & Mengel, K. (1987). Principles of landnutrition.
International Potash Institute. Swithzerland. Palar, H. (1984).
Pencemaran dan toksologi logam berat. Jakarta: Rineka Cipta. ... .
(Diadaptasi dan ditata kembali dari Aprilda, 2008)

Analasis Kebahasaan yang dipakai :

1. Menggunakan istilah keilmiahan, contoh : :


KEGIATAN MAGANG MENJADI STAF DI CV EXPLORE SOLO
Disti Irfani Nurjanah Universitas Sebelas Maret

Dewasa ini sumber daya manusia dipandang penting dalam menunjang proses bangsa Indonesia dari
negara berkembang menjadi negara maju. Oleh karena itu bangsa Indonesia melakukan berbagai cara
untuk mengembangkan sumber daya manusia Indonesia menjadi lebih berkualitas. Salah satu cara yang
ditempuh adalah dengan menyediakan pendidikan hingga taraf perguruan tinggi. Namun untuk mencapai
sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu di bangku perkuliahan saja dirasa kurang mencukupi karena
belum membekali siswanya dengan keahlian untuk bekerja di dunia nyata.
Program D-3 dibentuk dengan tujuan menghasilkan sumber daya manusia yang siap dan ahli di
bidangnya serta tanggap terhadap perubahan perkembangan ilmu teknologi dan seni, maupun masalah
yang dihadapi khususnya yang berkaitan dengan pelayanan langsung di bidang keahliannya. Pada
kenyataannya sering dijumpai lulusan baru dari perguruan tinggi mengalami kesulitan dalam menghadapi
kenyataan yang ada dalam dunia kerja. Hal ini disebabkan oleh kurang siapnya lulusan tersebut dalam
menghadapi kenyataan yang ada di lapangan yang jauh berbeda dengan apa yang didapat oleh mahasiswa
di bangku kuliah. Kurangnya bekal teknikal yang dimiliki oleh mahasiswa dapat mengakibatkan sumber
daya manusia yang dihasilkan kurang mempunyai kualifikasi dan kompetensi seperti yang diinginkan
oleh pemberi kerja.
Jurusan Sastra Inggris, khususnya mainstream pariwisata dalam melaksanakan proses pembelajaran tidak
cukup hanya di lingkungan kampus. Oleh Jurusan Sastra Inggris, khususnya mainstream pariwisata dalam
melaksanakan proses pembelajaran tidak cukup hanya di lingkungan kampus. Oleh karena itu Kegiatan
Magang Mahasiswa (KKM) diadakan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berilmu,
berkeahlian dan berpengalaman. Dengan adanya kegiatan magang diharapkan mahasiswa tidak hanya
mengantongi ilmu yang didapatnya di bangku kuliah saja, tetapi juga kemampuan untuk menerapkan ilmu
tersebut di lapangan kerja. KKM juga ditujuka untuk membentuk tenaga kerja yang kreatif, beretos kerja
tinggi, bertanggung jawab serta dapat bekerja sama dengan rekan kerjanya.
Penyelenggaraan KMM bekerja sama dengan banyak institusi mitra terkait yang bersedia menyediakan
tempat dan pekerjaan yang sesuai bagi para mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmunya. Bagi Jurusan
Sastra Inggris, salah satu institusi mitra yang berkenan untuk menampung mahasiswa melaksanakan
kegiatan magang adalah CV Explore Solo. Oleh karena itu, mahasiswa Sastra Inggris dapat memilih dan
mengajukan diri untuk melaksanakan kegiatan magang di CV Explore Solo. Alasan dipilihnya CV
Explore Solo menjadi institusi mitra adalah karena di CV tersebut tersedia pekerjaan yang relevan dengan
ilmu yang didapat di bangku perkuliahan. CV Explore Solo akan menyediakan lapangan kerja bagi
mahasiswa magang untuk dapat mengaplikasikan ilmunya dengan menjadi staf yang berkompeten di
bidang pariwisata dan humas (public relations).
Diharapkan mahasiswa magang dapat memberikan sumbangsih dengan membantu instansi terkait dalam
menjalankan programnya sampai akhirnya tujuan magang yang telah
saya rencanakan tercapai. Dengan adanya kegiatan magang ini diharapkan semua pihak, baik Jurusan
Sastra Inggris selaku wakil Universitas, mahasiswa magang, maupun institusi mitra mendapatkan manfaat
yang sepadan. Manfaat yang akan diperoleh mahasiswa dari hasil kegiatan magang ini adalah tercapainya
pembelajaran yang selaras antara ilmu yang didapat di bangku perkuliahan dan pengalaman
mengaplikasikan ilmu tersebut di dunia kerja, sehingga mahasiswa memiliki bekal kreativitas, wawasan,
dan kualitas tenaga kerja ahli untuk menghadapi dunia kerja nantinya. Adapun manfaat yang diperoleh
pihak Universitas adalah terjalinnya hubungan yang baik antara Sastra Inggris Fakultas Sastra dan Seni
Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan lembaga/instansi tempat mahasiswa menjalankan
praktik magang.

B. Tata Laksana Kegiatan


KMM ini akan dilaksanakan dengan tata cara yang telah ditentukan bersama antara mahasiswa dan
lembaga tempat dilaksanakannya magang. Tata cara itu terkait dengan pelaksana KMM, tujuan KMM,
waktu dan tempat KMM, serta strategi pelaksanaan KMM. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai
berikut.

1. Pelaksana KMM
Pelaksana KMM adalah mahasiswa yang menjadi peserta yang sedang melakukan magang, yaitu
mahasiswa D-3 Jurusan Sastra Inggris dengan Peminatan Pariwisata semester 6 tahun akademik 2014.
Dalam hal ini, pembuat proposal ini adalah pelaksana yang dimaksud. Adapun biodata mahasiswa peserta
kegiatan magang adalah sebagai berikut:
Nama : Disti Irfani Nurjanah Tempat, tanggal lahir : Malang, 9 Mei 1993 Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Teuku Umar 65 Banjarsari, Surakarta Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Telephone 081390737973
E mail : distidelfani@yahoo.com

2. Tujuan KMM
Tujuan dilaksanakannya KMM ini adalah: (1) untuk mendapatkan pengalaman kerja dengan
mempraktikkan kemampuan bahasa Inggris di CV Explore Solo; dan (2) untuk mengetahui sejauh mana
ilmu yang didapat di bangku kuliah dapat menunjang pekerjaan yang dikerjakan.

3. Waktu dan Tempat KMM


Waktu : Bulan Februari – April 2014 (± 100 jam) Tempat : CV Explore Solo
4. Strategi Pelaksanaan KMM
Kegiatan magang ini diikuti oleh mahasiswa D3 Bahasa Inggris yang memiliki kemampuan di bidang
pariwisata dan public relations, dengan tujuan untuk menerapkan bahasa Inggris dan mendapatkan
pengalaman kerja di CV Explore Solo. Kegiatan magang ini dilakukan dengan cara ikut serta dalam
mengerjakan kegiatan rutin yang berjalan di CV tersebut. Adapun penempatan kerja direncanakan pada
bagian staf namun dapat berubah sesuai dengan kebijakan institusi yang ditempati.
Prosedur yang ditempuh untuk melaksanakan KMM adalah sebagai berikut: (1) survei awal untuk
menentukan waktu dan tempat KMM; (2) mengajukan usulan tertulis; (3) melaksanakan KMM setelah
usulan disetujui; (3) membuat laporan pelaksanaan setelah KMM selesai.

C. Penutup
Demikian proporsal ini disampaikan dengan harapan akan terjalin kerja sama yang baik dan memberikan
manfaat bagi pengembangan dan kemajuan semua pihak. Saya mengharapkan pembimbing tugas akhir
dapat menyetujui dan menerima proposal ini. Atas perhatian dan kesediaan pihak pembimbing tugas akhir
untuk dapat menyetujui dan menerima pelaksanaan kerja praktik mahasiswa jurusan D3 Bahasa Inggris,
saya mengucapkan banyak terima kasih.
(Diadaptasi dan ditata kembali dari Nurjanah, 2014)
Hasil indentifikasi stuktur teks dan genre mikro
KEGIATAN MAGANG MENJADI STAF DI CV EXPLORE SOLO
Struktur Genre mikro yang diharapkan Keterangan

Pendahuluan Eksposisi ( dan atau meliputi Deskripsi ) Memberikan latar belakang kegiatan
yang akan dilaksanakan, gambaran jenis
dan bentuk kegiatan, tujuan, manfaat,
serta strategi yang akan digunakan
untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Tata laksana Deskripsi ( dan atau meliputi Prosedur ) Menyajikan strategi yang akan
kegiatan dilakukan dalam melaksanakan
kegiatan, termasuk langkah-langkah
yang akan ditempuh.
Penutup Deskripsi ( dan atau meliputi Eksposisi ) Menyampaikan harapan agar proposal
kegiatan itu dapat diterima dan
menghasilkan sesuatu seperti yang
direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai