Anda di halaman 1dari 8

Jurnxl T.knik Erergi, Vol.

2, No,l, April20ll
rssN 20t9 - 2527

RANCANG BANGUN TRANDUSER TEMPERATUR MENGGUNAKAN


SENSORTERMISTOR

,,,* r.*,Xf#""*YH,if i.H,t",#*tfi..Hl r_o*,


email : wallvumursanto@gmail-com; ron],.fachru]@vahoo.co]m

Tranduser temperatur ini dibuat dengan tutmistor yang memitiki koelisien negatif atau NTC.
r*rgr*ol.:rYi:,
Termistor memiliki karalaeristik noi-lirierbergan korakteristik yang nin-linier
dilakukin
nenggunqkon metoda rangkaian pararer. rrandier temperrt* iri ,org, p*grk *n^e7ial-liir*asi
ao)iit:c iirgg,
5tc ,Catu.ddya Dc digunakan sebagai sumber tegan;dn unnk rangkaian^"iriliki rrandiserlemperatur Tranduser ini
membutuhkan sebua.h rangkaiun pengkondhi sinyaligi tegangan keliarannya
berkisar pada 2 volt hinzea 5 volt.
renggtnaan mibokonlroller Atmeoa 85j5 bertuju.anuntukmengolah keluarinyang
benipa sinyolanali{ nenjadi
sebuah sinyal digital yang ditanpilian pada sebiah LCD t 6x2.'

Kata hnci : Tranduseri tetmistor, mikrokontroller LCD,

PENDAHULUAN TINJAUANPUSTAKA

. Suhu atau temperatur merupakan suatu


-
derajat panas. Pada kehidupan sehari-hari
T[anduser
Tranduser adalah sebuah piranti yang
banyak dijumpai di Iingkungan sekitar, mampu mengkonversikan suatu besaran fisis
contohnya temperatur ruangan. Dalam bidang tertentu menjdi besaran fisis yang sama atau
energi, temperatur memiliki peranan yang
sangat penting dalam suatu proses kerja sebuah
berbeda [].
L Jenis-jenis sensor temperatur :
alat. Temperatur tranduser digunakan sebagai 1) Termokopel
alat untuk mendeteksi suhu -atau temperaiur Berfungsi sebagai sensor suhu rendah dan
suatu lingkungan atau suatu sistem. Sebagai tinggi, yaihr suhu serendah -200"C sampai
seorangyang begerak dalam bidang energi, peilu dengan suhu tinggi yang digunakan pida
mengetahui cara untuk memperoleh beiaran proses.industri baja, gelas dan keramik yang
temperatur dengan menggunakan sebuah lebih dari 1400"C. Termokopel dibentuk dari
rnstrumen yang terbuat dari suatu rangkaian dua buah penghantar yang berbeda jenisnya
elektronik. dan dililit bersama-
. Pada tranduser temperatur, terdapat
elemen-elemen sebagai kornponen utama pida
2) Termistor (Thermal Resistor/Thermal
Sensitive Resistor)
suatu rangkaian trandusernya. Elemen sensor Termistor berfungsi untuk mengubah suhu
yang biasa digunakan pada tranduser temperatur menjadi resistansi/hambatan Iistrik yang
:
adalah Termistor, RTD, Etemen dan IC sesuai dengan perubahan suhu. padatermistoi
l.hermokopel. Masing-rnasing mernpunyai jenis NTC (negatif thermistor coefficient)
karakteristik dan prinsip kerja-yang berbela- semakin tinggi suhu, semakin kecil resistansi.
beda dari keempat elemen tersebut. Termistor 3) RTD (Resisraz ce Temperut re Detectors)
memiliki respon yang lebih cepat dibanding RTD berfungsi rnengubah suhu menjadi
yalC l1,nt namun merupakan elemen yan! resistansi/hambatan listrik yang sebanding
paling tidak linear. Untuk memenuhi kebutuha; dengan perubahan suhu. Semakin tinggi suhu,
respon yang cepat dengan jangkauan yang resistansinya semakin besar. RTD terbuat dari
terbatat maka termitor merupakan pilihan yang sebuah kumparan kawat platinum yang dilind.
tepat. Untuk mengatasi kekurangan kareni RTD dapat digunakan sebagai sensor suhu
ketidaklinieran sensor dapat diatisi dengan yang mempunyai ketelitian 0,03"C untuk
menggunakan rangkaian sederhana.

129
Jurnrl T.knlk Energi, Vol,2, No.l, Aprll2012 rssN 2089 - 2527

temperatur dibawah 5000C dan 0,10C di atas elekhonik, mempunyai resistansi tinggi
10000c. dan disipasi dayanya sedang. Termistor
dibuat sekecil-kecilnya agar mencapai
{) ICTemperaturTranduser kecepatan tanggapan (respon time) yang
Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi baik.
tegangan/arus tertentu yal,g sesuai dengan
perubahan suhu. Sensor yang berupa IC ini Termistor tipe NTC(negatif temperature
memiliki respon yang lambat dan jangkauan coefficient)
temperatur yang diukur mempunyai Termistor jenis ini mempunyai koefrsien
jangkauan di bawah 200"C. IC ini sangat temperatur negatif atau nilai resistansinya
praktis, karena diantara sensor temperature akan berkurang jika temperatur naik.
yang ada, sensor IC memiliki keluaran yang Termistor NTC mempunyai karakteristik
palinglinier. yang khas seperti dapat dilihat pada gambar
2. Pada gambar 2 tersebut tampak bahwa
Termistor hubungan resistansi (keluaran) yang
Termistor a,ta:u tahanan thermal adalah dihasilkan merupakan fungsi yang nonJinier
alat semikonduktor yang berkelakuan sebagai terhadap temperatur (masukan).
tahanan dengan koefisien tahanan temperatur E
yang tinggi yang biasanya negatif. Umumnya
tahanan termistor pada temperatr ruang dapat
A NIC
.4,<..,2.?
berkurang 60lo unhrk setiap kenaikan temperatur
sebesar l"C. Kepekaan yang tinggi terhadap
perubahan temperatur ini membuat termistor T
sangat sesuai untuk pengukuran, pengontrolan
dan kompensasi temperatur secara presisi.
Termistor tebuat dari bahan campuran oksida-
?ry
1,:
oksida logam yang diendapkan seperti; mangan,
nikel, kobalt, tembaga, besi dan uranium.
Rangkuman tahanannya adalah dari 0,5Q
sampai 7,5 MO dan tersedia dalam berbagai
l/
bentuk dan ukuran. Ukuran paling kecil adalah
berbentuk manik-manik (bads) dengan diameter l1
sebedar 0,15 mm samnpai 1,25 mm. Manik-
manik ini dapatdisegel dalam ujung batang gelas Gambar l. Jenis-jenis termistor
untuk membentuk jarum penduga (probe) yang
sedikit lebih mudah memasangnya dari pada
manik-manik. Bentuk piringan (disk) dan cincin
s ITI II
tm III
rI III
I
wesher dibtat menjadi bentuk silinder datar
dengan diameter 2,5 mm sampai 25 mm dengan
memadatkan bahan termistor dengan temperatur
c
b II
il( \ : III
\ I TI III
?u(

! S( \ IIIII
tinggi. Cincin-cincin dapat ditumpukkan secara E t*
seri atau paralel guna membesarkan disipasi
daya. Garnbar I memperlihatkan jenis-jenis T I IIIII
termistor. .a
a
!
&(
{( II
IIII
Bentuk termistor
E
III
a. Butiran, digunakanpada suhu < 1750C dan 2fi
III !l
memiliki nilai resistansi 16 O hingga 1
MQ,
b. Keping, digunakan dengan cara
fll IIIII
0 10as{50i0,0
direkatkan langsung pada benda yang ratpils$pfc)
diukurpanasnya.
c. Batang, digunakan untuk memantau Gambar 2. Karakteristik tahanan vs
perubahan panas pada peral atan temperatur

t30
I'
..
Jurnal Teknik Energi, lbl.2 , No.l, April20t2
lssN 2089 - 2527

Tahanan termistor NTC akan berkurang 6 TUT0r8{.1

secara eksponensial, jika suhunya bertambahl ko


Hubungan antara tahanan dan iuhu termistor R
diekspresikan pada persamaan ( I ). 5
R,

4
+F
T 8P

3
\ -t=-
Dengan: \
R=tahanan termistor (Ohm) pada suhu T,
Ro = Tahanan termistor pada suhu awal To 2
HP \
(ohm),
B = Konstanta termistor ( K ) dan T = Suhu
termistor( K ). !
{ \
\
Konstanta termistor (B) daripersamaan ( l) dapat
dicari dengan persamaan (2): 0
0 20 {0 60 80 ,c 120
-"-""---> T
li(1'c) = lr[1 +7Q'c-100) Gambar 3. Karakteristik R-T mengsunrl..-;
...........................(2) rangkaian parallel

dengan, B = konstanta termistor (K), tipikalnya Dari persamaan 4 dapat dicari nilai
sekitar 4000 'K. Tc merupakan temperatur pada resistor Ryang akan diparalelkan dengan sebuah
saat T dalam derajat celcius (Tc = T- 2j3,15. K). termistor.
y= 2,5 x l0'/K untukT>100"Cdany=5 x l0'/K R.* f-zr*
R^ =t .,"
lr+.zTh
t untukT<100"C.
........(4)
Sensitivitas termistor. dapat diketahui dengan
rnemakai persamaan (3). Dir.nana Rp : resistor paralel, R,. :
tahanan termistor pada temperatur tengah
_D pengukuran, p : Konstanta termistor ( K ), T. =
c(=
= temperatur tengah pengukuran. Persamaan di
(3) atasdigunakanjika dalam mencari nilai Rp-nya
menggunakan p. Terdapat cara lain untuk
dengan, o = sensitifitas termistor, B = koefisien menentukan nilai R, dengan menggunakan titik
tennistor dalam "K, T = suhu dalam "K. Semakin pengukuran minimum (Tr), titik pengukumn
besar harga u dan B, kualitas termistor semakin tengah (T,), dan titik pengukuran maksinrunr
baik. (l). Dengan menggunakan persamaan 5 dapat
Dengan karakteristik termistor yang tidak diketahui nilai R,.
linear, maka perlu ditambahkan rangkaian agar _ F t'2(ttt'l+tt t':1)- 2tt t ).*1,3
Rp
RT1.+ RT3-2RT2
menjadi keluaran yang linier. Berikut ini adalah (5)
beberapa cara untuk meliniarisasikan. Adapun
Dimana Rp = resistor paralel, RT, =
metoda-metoda yang digunakan ialah :
tahanan resistor pada temperatur rninimum
a. Menggunakan rangkaian paralel. pengukuran, RT, = tahanan resistor pada
Rangkaian paralel digunakan untuk temperatur tengah pengukuran, RT, = tahanan
melinierkan karakteristik dari termistor. re s istor pada temperatur m aksimum
Termistor diparalelkan dengan sebuah resistor pengukuran.
R. Gambar 3 meniperlihatkan karakteristik
linearitas dari termistor yang menggunakan P engurt lnv e r t i n g (Pen guat Mernbalik)
rangkaian paralel. Inrerling amplifier ini, input dan outputnya
berlawanan polaritas. Jadi ada

131
Jurml Teknik En.rgi, Vol.2 , No.l, April2012 rssN 20E9 - 2s27

tanda minus pada rumus penguatannya. Mikrokontroler tipe AVR Atmega 8535
Penguatan inverting amplifer adatah bisa lebih memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan
kecil nilai besaran dari l, misalnya -0.2 , -0.5 , - dengan mikrokontroleryang lain, diantaranya :
0.7 , dst dan selalu negatif. Besamya penguatan a) Mempunyai 8 channe I ADC yang terintegrasi
tergantung pada nilai tahanan umpan baliknya. . dengan resolusi l0 bit dengan metode
Gambar 4 mempe ihatkan rangkaian darl pengkonversian menggunakan Succesive
sebuah penguat membalih (inverting Aproximation,
amolilie . b) Dilengkapi dengan programmable serial
It USART.
c) Portal komunikasi serial (USART) dengan
kecepatan 2,5 Mbps.
d) Memiliki perangkat antar muka serial Two -
u W'ire dengan orientas i byte.
e) Memiliki timer intetnal yang dapat
difu ngsikan sebag ai Re al -Ti m e Ii m er.
f) Memiliki fingsi watchdog timer yang d,apat
mencegah mikrokontroler dari kesalahan
operasi.
g) Memiliki 6 fungsi untuk menghemat energi
Gambar 4 Penguat Inverting (penguat yang digunakan, yaitl : idle, ADC noise
membalik) reduction, power save, power down, standby,
dan extended standby mode.
Besarnya penguatan pada penguat inve(ing h) Memiliki timer yang dapat difungsikan
dapat dihitung dengan persarnaan 7. sebagaiPWM(PulsewidthModulation).
i) Memiliki 32 buah register untuk user dan 64
Y"=-ff xvi buah register yang digunakan sebagai
.ll, pengontrol fitur-fitur yang terintegrasi dalam
mikrokontroler ini.

Dimana, V" = tegangan output (Volt), Rf : Atmega 8535 ini memiliki 4 buahporl
tahanan balik(O), \ : tahanan masukan op- dengan masing-masing berjumlah 8 bit.
amp(O), V, : tegangan masukan (Volt). Konfigurasi pin Atrnega 8535 dapat dilihat pada
Gambar 5. Secara fungsional konfigurasi pin
Mikrokontroler [21 Atmega8535 sebagai berikut:
Mikrokontroler adalah suatu sistem a. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai
mikroprosesor yang lengkap dan dikemas dalam pin masukan catu daya.
bentuk sebr.rah IC (single chip). Mikrokontroler b. GND merupak an pin ground.
merupakan terobosan teknologi mikroprosesor c. Port A (PA0..PA7) merupakan pin VO dua
untuk memenuhi kebutuhan pasar. Sebagai arah dan pin masukanADC.
kebutuhan pasaq mikrokontroler hadir untuk d. Port B (PBO..PB7) merupakan pin IiO dua
memenuhi selera industri dan para konsumen arah dan pin fungsi khusus untuk
yang menginginkan alat-alat bantu yang lebih Ti m e r/C oun ter, Komparator analog, dan SPI.
baik dan canggih. Atmega 8535 adalah e. Port C (PCO..PC7) merupakan pin UO dua
mikrokontroler CMOS 8-bit daya-rendah arah dan pin khusus untuk TWl, Komparator
berbasis arsitektur RISC yang ditingkatkan. analo g, d,an Ti m e r O s c i I a t or.
Kebanyakan instruksi dikerjakan pada satu f. Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua
siklus clock. Atmega 8535 mempunyai arah dan pin khusus untuk Komparator
lhroughpul mendekati I MIPS per MHz analog, Interupsi eksternal, dan Komunikasi
membuat disainer sistem untuk mengoptimasi serial.
konsumsi daya versus kecepatan proses.

132
Jurnal Teknik En.rgi, \b1.2 , No.l, April2012 tssN 20E9 - 2527

g. RESET merupakan pin yang digunakan Pembuatan dan Pengujian


untuk me-reset m ikrokontroller. Pada pembuatan tranduser temperatur
h. XTAL I dan XTAL2 merupakan pin masukan menggunakan termistor, dibutuhkan beberapa
clock eksternal. komponen agar menghasilkan output berupa
i. AVCC merupakan pin masukan tegangan tegangan yang merepresentasikan temperatur
untukADC. yang diukur, oleh krena itu dibutuhkan
j. enff merupakan pin masukan tegangan beberapa komponen elektronik diantaranya
referensiADC. ialah : catu daya, dioda,IC LM 7812, IC LM
723, termistor, IC TL 082, resistor, potensio,
tfiP kapasitor, LED, LCD, dan transformator.
Rangkaian Trand user Temperatur
o(Cr(,f0 rO I a0 ao Gtolt Rangkaian pada gambar 7. merupakan
rrl Per 2 3' iA.r (tocrl
rangkaian dari tranduser temperatur. Termistor
wraAe,E| rg! t ta
l, anllxD
"x2
lw
G'Aol^nlD PA3 a dipasang pararel sebelum input pada rangkaian
&l} psr 6 t6 ilr (Aocrl inverting. Tegangan input +l2volt akan melalui
0rx30 Fga c l5 9Ar (rocol
oasol P3a] , ta P r (^!Orl termistor yang kemudian menjadikannya
(scxt F3? t !3 PA7 GDC')
tegangan input pada rangkaian inverting,
EI t t2 AngF
vcc to 3! c$ro Keluaran dari rnverting I diumpan balik oleh R,
cato tt 30 a,lrc dan menjadi input pada rangkaian inverting 2
xt^r: la ta PCr (ro6cl)
,(aLt tl ,a Fdr Geco agar keluarannya memiliki polaritas positif [3].
G'(oI PD 'Ita al rc! (lut
(fr(Dl Pot It 2a PAr fiDOl
GfiO ?EI ra ,5 FCt (n 8l
0.nt E t, ,. rcz(rc!
FC!B' POI ra al FCr (SOAI
FCIAI POa te 22 PCo (SCLI
(EPtl Poa 20 2l Pm (oc2t

Gambar 5 Konfigurasi pin Atmega 8535


LCD

Liquid Cell Display (LCD) merupakan Gambar 7 Linearisasi menggunakan


salah satu alat untuk tampilan. LCD memiliki rangkaian parallel

I berbagai macam ukuran mulai dari I sampai 4


baris, l6 sampai40 karakter per baris. Meskipun Rangkaian tranduser yang dibuat diberikan
LCD memiliki berbagai macarn ukuran tetapi tegangan input sebesar l2V. Tahanan Rl dan R2
penggunaannya hampir sama. Pada umumnya berfungsi mengatur tegangan yang melewati
LCD memiliki l6 pin yang terbagi atas jalur thennistor. Arus yang melewati termistor kurang
data, kontrol,pon, e r dar. backl i ght. Pada gambar dari l00pA agar tidak terjadi pemanasan
2.10 merupakan sebuah LCD yang berukuran l6 sendiri(self heating) pada termistor.
x 2 dimana LCD ini menampilkan 16 kolom
karakter dan 2 baris karakter. Pada gambar 6 Rangkaian Pengkondisi Sinyal
merupakan bentuk LCD tipe 16x2. Rangkaian pengkondisi sinyal merupakan
sebuah rangkaian untuk mengkondisikan sinyal
a keluaran dari sebuah tranduser. Rangkaian
pengkondisi sinyal ini biasa disebut sebagai
rangkaian span and zero. Rangkaian span and
zero ini merupakan sebuah rangkaian penguat
operasional. Pada alat yang dibuat digunakan
rangkaian span and zero yang merupakan
':
a rangkaian penguat penjumlah. Gambar 8
Gambar 6 LCD tipe l6x2 memperlihatkan rangkaian span and zero [4].

133
Juro.t Tcknik Ercrgi, vol.2 No.l, April2012 ISSN 20t9 - 2527
'

Ifanduser Temperatu ryang Dibuat pengadukan agar temperatur terdistribusi secara


Gambar 9 memperlihatkan foto tranduser merata di semua tempat.
temperatur yang dibuat. Semua blok rangkaian,
mulai darirangkaian catu daya, rangkaian Data dan Pengamatan
tranduser, rangkaian pengkondisi sinyal, Hasil pengujian kemudian dicatat dan ditabelkan
rangkaian mikrokontroler, dan LCD dijadikan sebagaimana ditunjukkan pada tabel-L Tabel-I
satu dalam sebuah box. memperlihatkan data karakteristik statik
termistor yang di gunakan.
Rtl
l!
ti fo! Tabel l. Tabel Pengamatan Tranduser
I E
Tem tur
E
ff
r!,
I IE
R

]E
Temp Thcrmometer NTC
ohm ohm
Rp

Rirl
t! ta
20 20 2500 I084
2t 2l 2410 1084
22 22,t 2310 1084
am I ero
23 23 2266 1084
24 24,l 2208 I 084

25 25 I 084

26 26,1 2041 1084


'***-*Cl. 27 27 1985 I 084
28 28,I l9 05 1084
r 29 28,9 r 836 1084
30 30 t't't 5 1084
3l 3l t'732 1084
32 32,1 r660 r 084
33 33 1590 1084
34 34,1 1540 1084
Gambar 9 Tranduser Temperatur
35 35 1,180 1084

PengujianAlat 36 36 l4l4 I 0lr.l

Penguj ian dilakukan dengan menguji 37 r393 1084

tahanan termistor dan rangkaian tranduser. 38 38 1355 1084

Dengan menguji tahanan termistor dapat 39 38,9 1303 1084

diketahui karakteristik termistor dan 40 40 r250 108,1

karakteristik linearisasinya. Pengujian alat 4t 4l ,1 l2 0,1 1084


diakukan dengan memasangkan semua 12 1166 1084
rangkaian dari catu daya hingga ke rangkaian 43 11,12 1084
pengkondisi sinyal. Pengujian dilakukan 41 44 1126 108.{
dengan cara memasukkan termistor ke dalam 45 45,1 1t08 t0li4
gelas kimia yang berisi air. Air dikondisikan
46 1085 1084
sesuai temperatur yang menjadi batas 46,9 1043 1084
41
pengukuran. Gambar l0 memperlihatkan
48 48 1000 1084
foto pengujian. Parameter yang ada dicatat
49 49,1 968 1084
sebagai data untuk dianalisis. Pengujian
ini menggunakan thermometer digital 50 50,I 938 r 084

yang digunakan sebagai standar pengukuran. Tabel-2 memperlihatkan data keluaran di


Pengkondisian media yang berupa rangkaian transduser dan di rangkaian zero dan
air dilakukan melalui pemanasan dan
span.

134
t.
1

Jurn.l Teknik En€rgi, \b1.2, No.l, April2012 rssN 20t9 - 2527

Dari tabel dalra yang


diperoleh kemudian dlbuat
grafik yang menunjukkan karakteristik dari
NTC dan tranduser temperaturyang dibuat. Pada
I
gambar I terlihat hubungan antara
q-l . karakteristik NTC dan metoda linierisasi
menggunakan rangkaian paralel. Karakteristik
NTC yang tidak linear terlihat pada gambar,
terlihat bahwa dengan menambahkan sebuah
tahanan yang disusun secara shunt/parallel
Gambar 10. Pengujian tranduser temperatur membuat karakteristik dari nilai resistansinya
menjadi lebih linier
Tabel-2 Data output
3000
-+.NTC
R
span Js00 \ (=. 51.1 4xr ,ri 7
t!
Iinearitas tranduser
zcro h.ooo
ohm vo lt volt
\ 0.9' r3
..-R
756,14 1995,7 85
$uoo llnearl
1,9 90
fiooo \ ta3
7 47 ,69 2018,32E 2,05 t
500
731,7E 2045,435 2,t35 Rr. 0.9r t7
0
733,24 2058,r20 2,t74 -Rp
'7 27,06 207 5,614 2,228
20 25 30 35 40 45 50
't t7,82 2102,309 2,3tI T.mpamtur
708,34 2 t30,4 52 2,398
Gambar I l. Karakteristik NTC & linearisasi
't 0 t,t2 2152,396 2,466
NTC
69 0,87 2t84,323 2,s65
681,58 22t 4,094 2,657 Terlihat pada garis yang menunjukkan
6'13,00 2242,3 4t 2,'7 45 karakteristiknya, nilai gradien dari kedua garis
666,72 2263,449 2,8 l0 memiliki nilai yang berbeda. Pada garis NTC
655,77 230t,240 2,928 memiliki gradien yang lebih besar dari pada
644,56 2341,263 3,052 gradien pada garis NTC yang telah dilinearkan.
63 6,19 2372,078 3,147 Pada grafik di atas terlihat garis merah lebih
625,',71 2411,805 3,2',10
linier dibandingkan dengan garis biru. Hal ini
menunjukkan NTC telah linier. Kelinieran dari
6 t't,34 2444,s13 3,372
NTC terlihat pada grafik temperatur terhadap
609,61 247 5,488 3,468
tegangan.
602,22 2505,869 3,562
59 L,73 2550,31s 3,700 6000
5 80,55 2599,421 3,852 5000
R'= 0.
5',l0,43 264s,546 3,995 tE 4000
56 t,7 5 2686,395 4,122 c
6,12 t3,594 4,206
1000
55 2'7 c
55 2,30 2732,37 t 4,264 2000
F Rr = 0.990
547,93 2754,t44 4,332 1000
542,25 2',783,016 4,421
0
51rSS 2839,024 4,595
20 25 3osuf,A "Co 45 50
520,15 290 |,239 4,7 88
5l 1,36 2951,t27 4,9 r0
Gambar 12. Karakteristik Suhu terhadap Vout.
5 02,86 299 5,638 5,0 00

135
Jurnal Tet(nik Encrgi, \b1.2, No.l, April2012 rssN 20t9 - 2527

Gambar 12 memperlihatkan grafik hubungan 3. Coughlin, Robert F. Dan Frederick F.

3ntTs teniperatur dan tegangan. Garis biru Driscoll. 1994. Penguat Operasional Dan
:l :r.;t l:':rll:leristik Cari trandus'.:r 1':n g
:' r ---'.- - Rangkaian TerPadu Lincar. Jak';:tt:
:li':L : : .l,s: 3-::'is nieralr merupakan kar::iterlstili Erlangga.
c: ri r::: j!:.:ian pengkondisisinYal. 4. Tompkins, Willis J. rlan John G.
Drri grafik terlihat karakteristik Webster.(Editor). 1983. hterfacbtg Sensor
fr::Cus:r hanya memiliki tegangan maksimal To The IBM PC. University Of Wisccnsin-
psdl l:el'carannya sebesar 3 Volt. Dengan Madison.
m:rggunakan pengkondisi sinyal dapat dibuat
keluarannl'e dari 2 Volt hingga 5 Volt. Pada
grafik, garis biru yang menggambarkan
karakteristik dari sebuah tranduser dari
termistor NTC memiliki garis yang linier pada
keluarannya (tegangan output tranduser). Pada
tabei ,ii atas. tahanan termistor setelah
l:1ei;ir,1r:.i br;kisar dari 756 Q pada temperatur
50"L'. r!aqf02 O pada kondisitemperatur 50"C. I
Simpulan
" beberapa simpulan yang dapat diambil
ddri-haiil dangujian tanduser temperatw yang
tilahdibuit adalah :

l. Tahanan termistor memiliki range 2500 A


pada t6mperatur 20"C dan 938 O Pada
temperatur 50"C.
2. Tegangan output pada tranduser berkisar
dari 2 Volt pada kondisi temperatur 20"C
hingga3 Volt pada temperatur 50"C.
3: Tugangan'dari pengkondisi sinyal telah
tercapai dengan masukan tegangan yang
hanya 2 V hingga 3 V dari tranduser menjadi
2Vhingga5V.
4. Dengan metoda linierisasi, tahanan pada
termistor menjadi Iebih lin ier.
5. Termistor linierisasi memiliki kenaikan
sekitara 60 O setiap/'C dan+ 40 mV/"C.

Notasi I
R Harnbatan Iohm]
Tegangan IVolt]
T Temperatur IKelvin]
I Arus IAmper]

DAFTARPUSTAKA
l. Areny, Ramon Pallas. dan John G. Webster.
J
l99l.Sensors And Signal Conditioning.
Amerika Serikat: John Wiley & Sons, Inc.
2. Budihartc, Widodo dan Sigit Firmansyah.
2005. Elektronika Digital Dan
Mi l<ropros e s o r. Y ogyakarta: ANDI

136

Anda mungkin juga menyukai