Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN THYPOID ABDOMINALIS

Disusun Oleh :

MAYANG ANGGRAINY

NURFAIZAH N.S. MAPU

FERONIKA DELLECIA MOKOTIKA

INING RURUA

DIDIN SETIYADI INADO

ALFANDI USMAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI D-III KEPERAWATAN POSO

TAHUNAJARAN 2021
A. Tinjauan Teoritis
1. Definisi
Thypoid Abdominalis ialah penyakit infeksi akut yang

biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari,

gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran (Wijayaningsih,

2013).

Thypoid Abdominalis ialah penyakit sistemik akut yang di

sebabkan oleh infeksi bakteri negatif, genus salmonella yaitu

salmonella typhi yang masuk ke dalam makanan, minuman atau bahan-

bahan lain yang dicemari bakteri tersebut (Yudi, 2008).

2. Etiologi

Penyebab utama dari penyakit Thypoid Abdominalis adalah

salmonella enteric yang dapat hidup di lingkungan yang kering tetapi

peka terhadap klorinisasi dan plepasteurisasi. Salmonella paratypi adalah

kuman penyebab penyakit demam paratifoid. Sedangkan yang dinamakan

salmonella schotmulleri dahulu disebabkan sebagai penyebab demam

paratifoid C.

Etiologi dari demam tifoid adalah Salmonella typhi,

termasuk genus Salmonella yang tergolong dalam family

Enterobacteriaceae.

3. Tanda dan Gejala

Menurut Wibisono et al (2014) menifestasi klinik tifoid yaitu:

1) Nyeri kepala, lemah, lesu, nyeri otot pada minggu pertama,

2) Demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung selama 3

minggu, minggu pertama peningkatan suhu tubuh berflukutasi.

Biasanya suhu tubuh meningkat pada malam hari dan menurun

pagi hari. Pada minggu kedua suhu tubuh terus meningkat, dan

minggu ketiga suhu berangsurangsur turun dan kembali normal.


3) Gangguan pada saluran cerna: halitosis (bau nafas yang

menusuk), bibir kering dan pecah-pecah lidah di tutupi selaput

putih kotor (coated tongue), metorismus, mual, tidak nafsu

makan, hepatomegali, splenomegali yang disertai nyeri perabaan.

4) Gangguan kesadaran: penurunan kesadaran (apatis, somnolen).

4. Patofisiologi

Bakteri salmonella typhi masuk ke dalam tubuh melalui makanan

dan air yang tercemar. Sebagian kuman dihancurkan oleh asam

lambung, dan sebagian masuk ke usus halus, mencapai plague peyeri

di ileum terminalis yang hipertrofi. Salmonella typhi memiliki fimbria

khusus yang dapat menempel ke lapisan plague peyeri, sehingga bakteri

dapat di fagositosis. Setelah menempel, bakteri memproduksi protein

yang mengganggu brush bonder usus dan memaksa sel usus untuk

membentuk kerutan membran yang akan melapisi bakteri dalam vesikel.

Bakteri dalam vesikel akan menyebrang melewati sitoplasma sel usus

dan di presentasikan ke makrofag.

Setelah sampai kelenjar getah bening mensenterika, kuman kemudian

masuk ke aliran darah melalui duktus torasikus sehingga terjadi bakteremia

pertama yang asimtomatik. Salmonella typhi juga bersarang dalam sistem

retikuloendotelial terutama hati dan limpa, dimana kuman meninggalkan sel

fagosit berkemang biak dan masuk sirkulasi darah lagi sehingga terjadi

bakteremia kedua dengan gejala sistemik. Salmonella typhi menghasilkan

endotoksin yang berperan dalam inflamasi lokal jaringan tempat kuman

berkembang biak merangsang pelepasan zat pirogendan leukosit jaringan


sehingga muncul demam dan gejala sistemik lain. Perdarahan saluran cerna

dapat terjadi akibat erosi pembuluh darah sekitar plague peyeri. Apabila

proses patologis semakin berkembang, perorasi dapat terjadi.


PATHWAY
5. Penatalaksanaan

Menurut Ngastiyah (2005) & Ranuh (2013) pasien yang di rawat dengan

diagnosis observasi Thypoid Abdominalis harus dianggap dan diperlakukan

langsung sebagai pasien Thypoid Abdominalis dan di berikan pengobatan

sebagai berikut:

1) Isolasi pasien, desinfeksi pakaian dan ekskreta

2) Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit

yang lama, lemah, anoreksia, dan lain-lain

3) Istirahat selama demam sampai 2 minggu setelah suhu normal

kembali (istirahat total), kemudian boleh duduk, jika tidak panas lagi

boleh berdiri kemudian berjalan diruangan

4) Diet makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi

protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak

merangsang dan tidak menimbulkan gas.dianjurkan minum susu 2 gelas

sehari. Apabila kesadaran pasien menurun di berikan makanan cair,

melalui sonde lambung. Jika kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat

juga di berikan makanan lunak.

5) Pemberian antibiotic
B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Nama Pasien : Tn. Y

No. RM : 20181106

Ruang rawat : Interna

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


1. Klien mengatakan badannya 1. Keadaan umum lemah
panas
2. Kulit teraba hangat
2. Klien mengatakan sudah demam
dua hari dan bersifat turun naik 3. Widal/Typhi
demam yang dirasakan

3. Klien mengatakan di bantu S. Typhi O: pos. 1/160


keluarga saat ke kamar mandi

4. Klien mengatakan selama sakit S. TyphiH : pos. 1/160


belum pernah sikat gigi

5. Klien mengatakan selama sakit S. Paratyphi AH: pos. 1/160


belum pernah mandi
S. Paratyphi BH: pos. 1/160

4. Klien terlihat merah

5. Gigi klien tampak kotor

6. Lidah : kotor berselaput

putih

7. TTV: TD : 90/70 mmHg, N:

82x/menit, S: 39ºC, P:
20x/menit
2. Analisa data

PROBLEM ETIOLOGI DATA

Hipertermi Salmonella DS:


thyposa
(Suhu tubuh
↓ Klien mengatakan
meningkat
masuk saluran badannya panas
diatas rentang pencernaan lambung,
Klien mengatakan sudah demam
di serap oleh usus
normal tubuh)
halus dua hari dan bersifat turun naik

demam yang dirasakan

Masuk peredaran DO:

darah kelenjar limfoid


1. Keadaan umum lemah

2. Kulit teraba hangat
3. Klien terlihat merah
reaksi 4. Widal/Typhi
inflamasi

S. Typhi O: pos. 1/160


reaksi S. TyphiH : pos. 1/160

inflamasi
S. Paratyphi AH: pos. 1/160
parasimpatik
S. Paratyphi BH: pos. 1/160

5. TTV: TD : 90/70 mmHg, N:
pelepasan zat
piragen
↓ 82x/menit, S: 39ºC,
P: 20x/menit
Meninkatkan set point

suhu dihipotalamus

Demam

Hipertermi

Devisit Salmonella DS:


perawatan diri thyposa
: mandi
(Tidak mampu ↓ Klien mengatakan selama sakit
melakukan
atau masuk saluran belum pernah sikat gigi
menyelesaikan
pencernaan lambung,
aktivitas Klien mengatakan selama sakit
perawatan diri) di serap oleh usus
halus belum pernah mandi

↓ Klien mengatakan di bantu

Masuk peredaran keluarga saat ke kamar mandi

darah kelenjar limfoid


DO:

1. Keadaan umum lemah
2. Gigi terlihat kotor.
reaksi 3. Lidah : kotor berselaput
inflamasi putih

reaksi
inflamasi

parasimpatik

gangguan

pencernaan

mual muntah

Anoreksia

ADL terganggu

Defisit perawatan diri

mandi

3. Tujuan

a. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam di harapkan suhu tubuh

normal , dengan kriteria hasil :

1) Suhu tubuh membaik

2) Kulit merah menurun

3) Tekanan darah membaik

4) Frekuensi nadi membaik

b. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam di harapkan self care :

Activty of daily living dengan kriteria hasil :

1) Kemampuan mandi meningkat


2) Minat melakukan perawatan diri meningkat

3) Mempertahankan kebersihan diri meningkat

4) Mempertahankan kebersihan mulut meningkat

4. Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

KEPERAWATAN

Hipertermia  Monitor suhu tubuh (SIKI, 181)

 Monitor suhu tiap dua jam (SIKI, 388)

 Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan

dan nadi (SIKI, 388)

 Monitor warna dan suhu kulit (SIKI, 388)

 Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi

(SIKI,388)

 Berikan obat oral (SIKI, 265)

Defisit perawatan diri : Mandi  Ganti pakaian secara berkala (SIKI, 194)

 Identifikasi kondisi oral (SIKI, 332)

 Pilih sikat gigi sesuai dengan kondisi pasien

(SIKI, 332)

 Dekatkan alat-alat dalam jangkauan untuk


melakukan perawatan mulut mandiri (SIKI,

332)

 Anjurkan mengganti sikat gigi setiap 3-4 bulan.

(SIKI, 332)

5. Implementasi

HARI
TANGGA IMPLEMENTASI
L

Senin, 1. Memonitor suhu sesering mungkin


20/09/2021 Hasil: Observasi perawat setiap 2 jam sekali, S : 39ºC
08.30
2. Memonitor warna dan suhu kulit
Hasil : kulit teraba hangat, klien terlihat merah

3. Memonitor tekanan darah, nadi dan RR


Hasil : TTV: TD 90/70 mmHg, N 82x/menit, Rr 20x/menit

4. Menjelaskan prosedur tindakan pada pasien dan keluarga


Hasil: menjelaskan jadwal perawatan diri klien pagi dan sore
mandi dan gosok gigi

5. Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam Hasil :


Pemberian obat anti biotik (Cholorampenicol 4x500 mg/hari)

6. Mengizinkan keluarga untuk tinggal mendampingi pasien


Hasil: klien terlihat masih banyak dibantu oleh keluarga dan
perawat untuk ke kamar mandi

7. Memilih sikat gigi sesuai dengan kondisi pasien


Hasil: Keluarga menyiapkan kebutuhan kebersihan klien
10.30 1. Memonitor suhu tiap 2 jam

2. Meningkatkan intake cairan


Hasil: menambah tpm infus
3. Mengatur suhu lingkungan yang sesuai
Hasil: mengatur suhu ruangan yang sejuk dan memiliki aliran
udara yang baik

4. Pemberian anti piretik


Hasil : Paracetamol 3x500 mg/hari

5. Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam Hasil :


Pemberian obat anti biotik (Cholorampenicol 4x500 mg/hari)
13.00 1. Memonitor suhu tiap 2 jam
Hasil: Observasi rutin perawat S: 37,9ºC

2. Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam


Hasil : Pemberian obat anti biotik (Cholorampenicol 4x500
mg/hari)

3. Mengganti pakaian secara berkala


Hasil: keluarga pasien membantu pasien mengganti pakaian

HARI
TANGGA IMPLEMENTASI
L

Selasa, 1. Memonitor suhu sesering mungkin


21/09/2021 Hasil: Observasi perawat setiap 2 jam sekali, S : 37,9ºC
09.00
2. Memonitor warna dan suhu kulit
Hasil : kulit teraba hangat

3. Memonitor tekanan darah, nadi dan RR


Hasil : TTV: TD 100/70 mmHg, N 80x/menit, Rr 20x/menit

4. Mendekatkan alat-alat dalam jangkauan untuk melakukan


perawatan mulut mandiri.
Hasil: Klien mulai mandiri membersihkan gigi dan mulut

5. Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam


Hasil : Pemberian obat anti biotik (Cholorampenicol 4x500
mg/hari)

11.00 1. Memonitor suhu tiap 2 jam


Hasil: suhu tubuh klien berangsur membaik
2. Mengatur suhu lingkungan yang sesuai
Hasil: mengatur suhu ruangan yang sejuk dan memiliki aliran
udara yang baik

3. Pemberian anti piretik


Hasil : Paracetamol 3x500 mg/hari

4. Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam Hasil :


Pemberian obat anti biotik (Cholorampenicol 4x500 mg/hari)

5. Mengganti pakaian secara berkala


Hasil: klien sudah dapat mengganti pakaiannya sendiri

15.00 1. Memonitor suhu sesering mungkin


Hasil: Observasi perawat, S: 38,2 ºC

2. Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam


Hasil : Pemberian obat anti biotik (Cholorampenicol 4x500
mg/hari)

HARI
IMPLEMENTASI
TANGGAL

Rabu, 1. Memonitor suhu klien


23/09/2021 Hasil: observasi perawat, S:37,9ºC
09.00
2. Memonitor tekanan darah, nadi dan RR
Hasil : TTV: TD 120/70 mmHg, N 82x/menit, Rr 20x/menit

3. Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam Hasil :


Pemberian obat anti biotik (Cholorampenicol 4x500 mg/hari)

4. Mengizinkan keluarga untuk tinggal mendampingi pasien


Hasil: klien terlihat sudah bisa ke kamar mandi sendiri
13.00 1. Memonitor suhu klien
Hasil: observasi perawat, S:37,2 ºC

2. Mengatur suhu lingkungan yang sesuai


Hasil: mengatur suhu ruangan yang sejuk dan memiliki aliran
udara yang baik

3. Mengidentifikasi kondisi oral


Hasil: observasi perawat, kondisi oral klien sudah bersih, gigi lien
bersih dan tidak ada selaput putih pda lidah

4. Mengizinkan keluarga untuk tinggal mendampingi pasien


Hasil: klien sudah dapat pergi kekamar mandi sendiri untuk mandi

5. Mengganti pakaian secara berkala


Hasil: klien sudah dapat mengganti pakaiannya sendiri

6. Menganjurkan mengganti sikat gigi setiap 3-4 bulan


Hasil: menjelaskan kepada klien dan keluarga klien untuk
mengganti sikat gigi setelah 3-4 bulan dan juga

6. Evaluasi

DIAGNOSA EVALUASI
Hipertermia S: Klien mengatakan tidak demam lagi
Keadaan umum baik
Tingkat kesadaran composmentis
Kulit teraba hangat
TTV: TD 120/70 mmHg, N 82x/menit, Rr 20x/menit, S:37,2 ºC

O: klien tampak rileks


Klien tampak lebih tenang

A: masalah teratasi

P: pertahankan intervensi
Defisit perawatan S: Klien mengatakan sudah mampu mandi sendiri tanpa bantuan
diri : Mandi lagi
Klien mengatakan sudah mampu kekamar mandi sendri

O: Klien terlihat rapi Klien tenang dan berkomunikasi dengan baik


Aktivitas klien dilakukan secara mandiri
A: masalah teratasi Sebagian

P: lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai