Anda di halaman 1dari 32

RUMAH SAKIT UMUM YARSI

PONTIANAK

KEPUTUSAN KEPALA RSU YARSI PONTIANAK


NOMOR : Kep / 01 / I / 2016

TENTANG

BUKU PEDOMAN PENGORGANISASIAN


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
Pontianak, Januari 2017
KESEHATAN DAERAH MILITER XII TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK II KARTIKA HUSADA

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK II KARTIKA HUSADA


Nomor : Skep / 01 / I / 2016
Tentang
PEMBERLAKUAN BUKU PEDOMAN PENGORGANISASIAN TATA
HUBUNGAN KERJA
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI RUMAH SAKIT TK II KARTIKA HUSADA

KEPALA RUMAH SAKIT TK II KARTIKA HUSADA

Menimbang :
1. Bahwa dalam rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang
memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat memilik peran yang sangat
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2. Bahwa dalam mendukung peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang


prima dan professional khususnya dalam pencegahan dan pengendalian infeksi di
Rumah Sakit Tk II Kartika Husada diperlukan suatu pedoman.

Mengingat :
1. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Pokok Kesehatan.
2. Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen.
3. Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
4. PeraturanPemerintah No. 32 tahun 1996 tentang TenagaKesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
986/Menkes/Per/XI/1992 tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
159b/Menkes/Per/II/1988 tentang RS
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1333/Menkes
/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan RumahSakit.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Pertama : Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk II Kartika Husada


tentang Buku pedoman pengorganisasian tata hubungan kerja
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Rumah
Sakit Tk II Kartika Husada.

Kedua : Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan, apabila


dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Kubu Raya


Pada tanggal Januari 2016
Kepala Rumah Sakit Tingkat II
Kartika Husada

dr. Heru Pranata


Kolonel Ckm NRP 32988

DAFTAR ISI
SK Kepala Rumah Sakit.............................................................................................
..................................................................................................................................2
Daftar isi.....................................................................................................................
..................................................................................................................................3
Kata Pengantar...........................................................................................................
..................................................................................................................................4
I. PENDAHULUAN..........................................................................................
......................................................................................................................5
II. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT......................................................
......................................................................................................................6
III. STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT.............................................
......................................................................................................................7
IV. STRUKTUR KOMITE DAN POKJA PPI.....................................................
......................................................................................................................9
V. STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA..................................................
....................................................................................................................10
VI. URAIAN JABATAN......................................................................................
....................................................................................................................11
VII. TATA HUBUNGAN KERJA.........................................................................
....................................................................................................................18
........................................................................................................................
VIII. POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL.........................
....................................................................................................................20
IX. KEGIATAN ORIENTASI .............................................................................
....................................................................................................................23
........................................................................................................................
X. PERTEMUAN ...............................................................................................
....................................................................................................................24
........................................................................................................................
XI. PELAPORAN ...............................................................................................
....................................................................................................................25
XII. PENUTUP .....................................................................................................
....................................................................................................................26
........................................................................................................................
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat-Nya Buku Pedoman Pengorganisasian Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) tahun 2017 ini dapat tersusun tepat pada waktunya.
Dimana buku pedoman ini untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pelayanan yang bermutu, efektif dan efisien di RSU YARSI Pontianak.
Dengan telah tersusunnya buku pedoman ini, kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu serta memberikan
dukungan materi maupun moril demi terlaksananya buku pedoman ini. Disamping
itu masih banyak kekurangan dalam penyusunan buku pedoman ini oleh karena
itu kami menerima kritik dan saran guna lebih menyempurnakan Buku Pedoman
Pengorganisasian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di masa
mendatang.
BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Sebagai institusi kesehatan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, RSU
YARSI Pontianak wajib memenuhi ketentuan/ peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang oleh Direktur RSU YARSI Pontianak secara operasional
dituangkan dalam berbagai kebijakan umum tentang program kegiatan disetiap
unit pelayanan maupun unit terkait. Sebagaian dari program kegiatan tersebut ada
yang harus dilaksanakan secara terpadu yang melibatkan bebargai unit pelayanan
dilingkungan RSU YARSI Pontianak salah satu di antaranya adalah program
pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI). Dengan pelayanan kesehatan,
khususnya dalam bidang perawatan pasien di rumah sakit yang dilakukan suatu
tindakan medis oleh petugas kesehatan dengan tujuan perawatan dan
penyembuhan pasien, bila dilakukan tidak sesuai dengan prosedur berpotensi
untuk menularkan penyakit infeksi, baik pada pasien maupun pada petugas
kesehatan itu sendiri.
Potensial resiko terjadinya infeksi terhadap pasien bisa diakibatkan
petugas tidak melaksanakan prosedur atau ketentuan dalam pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi. Hal ini bisa berdampak terhadap pasien,
rumah sakit, berpengaruh terhadap lama hari perawatan, meningkatnya biaya,
morbilitas, dan mortalitas. Selain itu mutu pelayanan rumah sakit menurun,
bahkan dapat terjadi tuntutan hukum.
Karena itu untuk mencegah terjadinya infeksi terhadap pasien, petugas,
dan pengunjung perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi yang dalam pelaksanaannya memerlukan landasan/ pedoman berupa:
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dengan tujuan sebagai panduan
bagi petugas medis, paramedis maupun non medis dalam melaksanakan pelayanan
maupun dalam melakukan tindakan medis kepada pasien sehingga infeksi tidak
terjadi di RSU YARSI Pontianak.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. PROFILE RUMAH SAKIT


RSU Yarsi Pontianak adalah Rumah Sakit Swasta. Berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan,tentang Struktur Organisasi,Tugas Pokok, Fungsi dan Tata
Kerja Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak, maka Rumah Sakit ini di tetapkan
menjadi Rumah Sakit kelas D dengan ijin Operasional Tetap Wali Kota Pontianak
No.503/02/BP2T/R-I/RS/2012.
Dalam perjalanannya RSU Yarsi Pontianak telah banyak melakukan
kegiatan pelayanan kesehatan, kegiatan pembangunan/rehabilitasi fisik gedung
dan penambahan sarana maupun prasarana guna menunjang peningkatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Tahun 2015 merupakan perjalanan RSU Yarsi Pontianak dalam usianya
yg ke 32. Hingga saat ini kapasitas tempat tidur yang di miliki oleh RSU Yarsi
Pontianak berjumlah 104 tempat tidur,dengan jumlah pegawai tetap 148 orang,
ditunjang halaman parkir yang luas dan masjid sebagai sarana ibadah bagi umat
musim serta di lengkapi fasilitas ambulance sebanyak 1 buah dan peayanan
instalasi farmasi 24 jam.
Guna mewujudkan pelayanan yang lebih berkualitas, ramah, terjangkau
dan transparan kepada masyarakat RSU Yarsi Pontianak telah bekerjasama dengan
BPJS kesehatan Cabang Pontianak dalam melayani pasien Rujukan Tingkat
lanjutan bagi peserta program JKN telah menetapkan Visi, Misi, Tujuan, Falsafah,
Motto, Sasaran, Cara pencapaian Tujuan dan Sasaran, Kebijakan, Program dan
Strategi, dalam rangka meningkatkan mutu layanan yang murah dan terjangkau
sebagai :
1. Visi
Terwujudnya Rumah Sakit yang Islami, Berkualitas dan Mandiri
2. Misi
a. Mewujudkan Rumah Sakit yang Islami dengan pelayanan paripurna
b. Bekerja secara Profesional dan Bermoral
c. Mandiri dengan sumber daya manusia yang berkualitas
d. Turut serta membantu pemerintah meningkatkan derajat kesehatan bangsa
3. Tujuan
a. Memberikan pelayanan prima dan profesional berdasarkan standar yang
ditetapkan
b. Menyelenggarakan pelayanan yang bermutu dan profesional verdasarkan
standar yang ditetapkan
c. Senantiasa mengikuti perkembangan IPTEK yang mutakhir
d. Mengembangkan pendidikan dan pelatihan untuk meningkaatkan mutu
pelayanan
e. Menggalangkan dan mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak
untuk menjalin jaringan kerjasama yang saling menguntungkan
f. Berusaha mewujudkan tingkat kepuasan pasien secara optimal
g. Memberdayakan seluruh potensi sumber daya yang ada dirumah sakit
4. Falsafah
Kami mengedepankan Pelayanan Kesehatan Prima
5. Motto
Bersama Kita Sehat
6. Sasaran
Sasaran pembangunan yang berwawasan kesehataan di RSU YARSI Pontianak
adalah masyarakat Kota Pontianak utamanya Pontianak Utara dan Pontianak
Timur serta masyarakat Kabupaten yang terdekat dengan Kota Pontianak.
7. Kebijakan
a. Menetapkan Standar Operating Procedur (SOP) dan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) menuju pelayanan yang bermutu.
b. Mewujudkan citra rumah sakit sebagai mitra terpercaya, beretika dan
ramah lingkungan.
c. Mewujudkan profesionalisme dan peningkatkan kualitas sumber daya
manusia guna tercapainya pelayanan yang prima.
d. Peningkatkan kesejahteraan karyawan berbasis kinerja melalui pembinaan
kedisiplinan dan pengawasan.
e. Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana rumah sakit.
8. Program
Program merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang
dilaksanakan dalam rangka kerja sama dengan masyarakat guna mencapai
tujuan dan sasaran yang ditetapkan, maka disusunlah program-program
sebagai berikut :
a. Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan sesuai standard an indicator
pelayanan rumah sakit.
b. Peningkatan pelayanan kesehatan.
c. Pengembangan sarana dan prasarana gedung.
d. Pelayanan administrasi perkantoran.
e. Peningkatan disiplin pegawai.
f. Peningkatan kapasitas SDM.
g. Program dan pembekalan kesehatan.
h. Upaya kesehatan masyarakat.
i. Standarisasi pelayanan kesehatan.
j. Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit.
9. Strategi
a. Melakukan pelayanan berdasarkan Standar Operating Procedure (SOP)
dan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
b. Membangun citra rumah sakit dan kepercayaan masyarakat.
c. Menghasilakn sumber daya manusia rumah sakit yang berkualitas,
profesional dan kompetetif.
d. Membangun budaya kerja yang berprestasi.
e. Meningkatkan ketersedian sarana da prasarana yang siap pakai.
f. Efiktifitas pendapatan dan efesiensi pengeluaran.
g. Optimalkan peluang-peluang pendapatan rumah sakit dan pengelolaan
keuangan yang transparan, profesionalisme dan akuntabel.
B. JENIS PELAYANAN
Sebagai rumah sakit rujukan tingkat lanjutan RSU YARSI Pontianak
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat senantiasa
mengutamakan keselamatan pasien (patient safety) dan efisiensi. Hal ini sejalan
denganvisi rumah sakit untuk menjadi rumah sakit yang terbaik, mandiri dan
profesional. Untuk itu, semua pelayanan yang diberikan kepada masyaakat telah
diatur dan ditetapkan dalam bentuk Standar Operasional Prosedur (SOP) dan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang menjadi dasar petugas pelaksana di
rumah sakit.
Sebagai gambaran jenis pelayanan kesehatan yang ada di RSU YARSI
Pontianak adalah sebagai berikut :
1. Ruang IGD
2. Ruang Perawatan Dewasa
3. Ruang Perawatan Anak
4. Ruang ICU
5. Ruang Hemodialisa
6. Ruang Bersalin
7. Ruang OK
8. Ruang Labotarium
9. Ruang Radiologi
10. Fisiotherapi
11. Incinerator
12. Poli Klinik
a. Kebidanan
b. Penyakit Dalam
c. Anak
d. Gigi
e. Bedah
f. Syaraf
SARANA PRASARANA&
PEMELIHARAAN

BAB III
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

SPI DIREKTUR KOMITE-


BADAN PENGAWAS
YAYASAN KOMITE

WADIR BIDANG WADIR BIDANG TATA USAHA &


MEDIS& UMUM & KEUANGAN KEPEGAWAIAN
PERAWATAN
YAN.MEDIS PENUNJANG KEUANGAN & RUMAH KEPEGAWAIAN
MEDIS AKUNTING TANGGA
POLI RAWAT INSTALASI BENDAHARA PENGADAAN & CLEANING ADMNISTRASI
FARMASI INVENTARIS SERVICE& UMUM
JALAN KASIR
RAWAT INAP RADIOLOGI PEMELIHARAA LOUNDRY
ANAK & ANGGARAN TAMAN & KOMITE
LABORATORIU N
OK
DEWASA INCINERATOR MEDIK
M AKUNTANSI AMBULANCE KOMITE ETIK&
FISHIOTERAFI KEUANGAN
KEBIDANAN AKUNTANSI SATPAM HUKUM
ICU GIZI BIAYA
TEKHNISI KOMITE
PENGURUS KEPERAWATAN
HEMODIALISA REKAM MEDIK YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM (YARSI) LOGISTIK
PONTIANAK SMF
IGD
KETUA UMUM SEKRETARIS UMUM
DOKTER JAGA &
BANGSAL
Drs.H.SYAKIRMANIr.H.IBRAHIM
BASRI
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
KOMITE PPI RSU YARSI PONTIANAK

DIREKTUR RUMAH SAKIT


dr. Pendi T. Perdjaman, M.Kes
NIP 140074174

KETUA KOMITE PPI


dr. Imelda Ika Aprilia
NIK
SEKRETARIS
Majadanlipah, Amd.Kep
NIK

ANGGOTA TIM IPCN


Astuty Wiharniaty, Amd.kep
1. Dr. Agung N, Sp.PD NIK
2. Dra. Yuli Endarwati, Apt
3. Abdul Hatar, Amd.Kep
4. Teguh Santoso
5. Khairah Alfadiana, Amd.Gz
6. Aini Haryani, Amd.Kl
7. Sanyorani
8. Rudi Gunawan
9. Yuda Yuliansyah, Amd.Kep

TIM IPCLN RAWAT JALAN TIM IPCLN RAWAT INAP TIM IPCLN UNIT KHUSUS

1. Rahmawati, S.Kep, Ns 1. Rosida, Amd.Kep 1. Yunita Sari, S.Kep, Ns


2. Reni Oktaviana, Amd.kep 2. Wahyuni, S.Kep, Ns 2. Yuliana Suwarno, Amd.Kep
3. Indri Lestari, Amd.Keb 3. Ririn Akhairani, Amd.Keb 3. Juliansyah, Amd.Kep
4. Afrina Handayani, Amd.Kep 4. Irdayanti, Amd.Kep
5. M Yunus Prayogi, S.Kep, Ns
6. Abdul Hatar, Amd.Kep

Ditetapkan di Pontianak
Pada tanggal Januari 2017
Direktur Rumah Sakit Umum
YARSI Pontianak

dr. Pendi T. Perdjaman, M.Kes


NIP 140074174
BAB V
ORGANISASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

Organisasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) disusun agar dapat


mencapai visi, misi dan tujuan dari penyelenggaraan PPI. PPI dibentuk
berdasarkan kaidah organisasi yang miskin struktur dan kaya fungsi dan dapat
menyelenggarakan tugas, wewenang dan tanggung jawab secara efektif dan
efisien. Efektif dimaksud agar sumber daya yang ada di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dapat dimanfaatkan secara optimal.
A. Pimpinan dan Staf
Pimpinan dan petugas kesehatan dalam Komite dan Tim PPI diberi
kewenangan dalam menjalankan program dan menentukan sikap pencegahan
dan pengendalian infeksi.
Kriteria:
1. Komite PPI disusun minimal terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.
Ketua sebaiknya dokter IPCO (Infection Prevention and Control Officer),
mempunyai minat,kepedulian dan pengetahuan, pengalaman, mendalami
masalah infeksi, mikrobiologi klinik, atau epidemiologi klinik.
Sekretaris sebaiknya perawat senior IPCN (Infection Prevention and
Control Nurse), yang disegani, berminat, mampu memimpin, dan aktif.
Anggota yang dapat terdiri dari:
a. Dokter wakil dari tiap SMF (Staf Medis Fungsional).
b. Dokter ahli epidemiologi.
c. Dokter Mikrobiologi / Patologi Klinik.
d. Laboratorium.
e. Farmasi.
f. Perawat PPI / IPCN
g. CSSD.
h. Laundry.
i. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPS-RS).
j. Sanitasi.
k. House Keeping.
l. K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
m. Petugas kamar jenazah.
2. Tim PPI terdiri dari Perawat PPI / IPCN dan 1 (satu) dokter PPI setiap 5
(lima) Perawat PPI.
3. Rumah sakit harus memiliki IPCN yang bekerja purna waktu, dengan ratio
1 (satu) IPCN untuk tiap 100 - 150 tempat tidur di rumah sakit.
4. Dalam bekerja IPCN dapat dibantu beberapa IPCLN (Infection Prevention
and Control Link Nurse) dari tiap unit, terutama yang berisiko terjadinya
infeksi.
5. Dalam bekerja IPCN dapat dibantu beberapa IPCLN (Infection Prevention
and Control Link Nurse) dari tiap unit, terutama yang beresiko terjadinya
infeksi.
a. Kepala Rumah Sakit
Tugas Kepala Rumah Sakit
1. Membentuk Komite dan Tim PPIRS dengan Surat Keputusan.
2. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap
penyelenggaraan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial.
3. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana
termasuk anggaran yang dibutuhkan.
4. Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial.
5. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial berdasarkan saran dari Komite PPIRS.
6. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang rasional
dan disinfektan di rumah sakit berdasarkan saran dari Komite PPIRS.
7. Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap
potensial menularkan penyakit untuk beberapa waktu sesuai kebutuhan
berdasarkan saran dari Komite PPIRS.
8. Mengesahkan Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk PPIRS.
b. Komite PPI
Kriteria Anggota Komite PPI :
1. Mempunyai minat dalam PPI.
2. Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite PPI :
1. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan dapat
dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.
3. Membuat SPO PPI.
4. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program
tersebut.
5. Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi masalah
atau KLB infeksi nosokomial.
6. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pencegahan dan pengendalian infeksi.
7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.
8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip
PPI dan aman bagi yang menggunakan.
9. Mengidentifikasi temuan dilapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit
dalam PPI.
10. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
11. Menerima laporan dari Tim PPI dan membuat laporan kepada Direktur.
12. Berkoordinasi dengan unit terkait lain.
13. Memberikan usulan kepada Kepala Rumah Sakit untuk pemakaian
antibiotika yang rasional di rumah sakit berdasarkan hasil pantauan
kuman dan resistensinya terhadap antibiotika dan menyebar-luaskan
data resistensi antibiotika.
14. Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
15. Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient safety.
16. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik mengkaji
kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan
manajemen rumah sakit.
17. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan
pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara
pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip
PPI.
18. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena
potensial menyebarkan infeksi.
19. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang
dari standar prosedur / monitoring surveilans proses.
20. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan
penanggulangan infeksi bila ada KLB di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
c. IPCO / Infection Prevention and Control Officer
Kriteria IPCO:
1. Ahli atau dokter yang mempunyai minat dalam PPI.
2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
3. Memiliki kemampuan leadership.
Tugas IPCO:
1. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.
2. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.
3. Mengidentifikasi dan melaporkan kuman patogen dan pola resistensi
antibiotika.
4. Bekerjasama dengan Perawat PPI memonitor kegiatan surveilans
infeksi dan mendeteksi serta menyelidiki KLB.
5. Membimbing dan mengerjakan praktek dan prosedur PPI yang
berhubungan dengan prosedur terapi.
6. Turut memonitor cara kerja tenaga kerja kesehatan dalam merawat
pasien.
7. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami
pencegahan dan pengendalian infeksi.
d. IPCN (Infection Prevention and Control Nurse)
Kriteria IPCN :
1. Perawat dengan pendidikan min D3 da memiliki sertifikasi PPI.
2. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi.
3. Memiliki pengalaman sebagai Kepala Ruangan atau setara.
4. Memiliki kemampuan leadership, inovatif dan convident.
5. Bekerja purna waktu.
Tugas dan Tanggung Jawab IPCN :
1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi
yang terjadi di lingkungan kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
2. Memonitor pelaksanaaan PPI, penerapan SPO, kewaspadaan isolasi.
3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Komite PPI.
4. Bersama Komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang
PPI di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
5. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama Komite PPI
memperbaiki kesalahan yang terjadi.
6. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan
infeksi dari petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya.
7. Bersama Komite menganjurkan prosedur isolasi dan member
konsultasi tentang pencegahan dan pengendalian infeksi yang
diperlukan pada kasus yang terjadi di rumah sakit.
8. Audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi termasuk terhadap limbah,
laundry, gizi, dan lain-lain dengan mengunakan daftar tilik.
9. Memonitor kesehatan lingkungan.
10. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang
rasional.
11. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans
infeksi yang terjadi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
12. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Komite PPI.
13. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.
14. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan
prinsip PPI.
15. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang
PPIRS.
16. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan
keluarga tentang topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat,
infeksi dengan insiden tinggi.
17. Sebagai koordinator antara departemen / unit dalam mendeteksi,
mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit.

e. IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse)


Kriteria IPCLN :
1. Perawat dengan pendidikan min D3 dan memiliki sertifikasi PPI.
2. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi.
3. Memiliki kemampuan leadership.
Tugas IPCLN :
IPCLN sebagai perawat pelaksana harian / penghubung bertugas :
1. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit
rawat inap masing-masing, kemudian menyerahkan-nya kepada IPCN
ketika pasien pulang.
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
pencegahan dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di
unit rawatnya masing-masing.
3. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi
nosokomial pada pasien.
4. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB,
penyuluhan bagi pengunjung di ruang rawat masing-masing, konsultasi
prosedur yang harus dijalankan bila belum faham.
5. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan
Standar Isolasi.

B. Sarana dan Fasilitas Pelayanan Penunjang (Supporting System)


1. Sarana Kesekretariatan
a. Ruangan Sekretariat dan tenaga sekretaris yang full time.
b. Komputer, printer dan internet.
c. Telepon dan Faksimili.
d. Alat tulis kantor.
2. Dukungan Manajemen
Dukungan yang diberikan oleh manajemen berupa :
a. Penerbitan Surat Keputusan untuk Komite dan Tim PPIRS.
b. Anggaran atau dana untuk kegiatan :
1) Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).
2) Pengadaan fasilitas pelayanan penunjang.
3) Untuk pelaksanaan program, monitoring, evaluasi, laporan dan rapat
rutin.
4) Insentif / Tunjangan / Reward untuk Komite PPIRS.
3. Kebijakan dan Standar Prosedur Operasional
Kebijakan dan Standar Prosedur Operasional yang perlu dipersiapkan oleh
rumah sakit adalah :
a. Kebijakan Manajemen
1) Ada kebijakan kewaspadaan isolasi (isolation precaution) :
a) kebersihan tangan
b) penggunaan alat pelindung diri (APD)
c) peralatan perawatan pasien
d) pengendalian lingkungan
e) pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen
f) kesehatan karyawan / Perlindungan petugas kesehatan
g) penempatan pasien
h) hygiene respirati / Etika batuk
i) praktek menyuntik yang aman
j) praktek untuk lumbal punksi
2) Ada kebijakan tentang pengembangan SDM dalam PPI. Ada
kebijakan tentang pengadaan bahan dan alat yang melibatkan
tim PPI.
3) Ada kebijakan tentang penggunaan antibiotik yang rasional.
4) Ada kebijakan tentang pelaksanaan surveilans.
5) Ada kebijakan tentang pemeliharaan fisik dan sarana yang
melibatkan tim PPI.
6) Ada kebijakan tentang kesehatan karyawan.
7) Ada kebijakan penanganan KLB.
8) Ada kebijakan penempatan pasien.
9) Ada kebijakan upaya pencegahan infeksi ILO, IADP, ISK,
Pneumonia.

b. Kebijakan Teknis
Ada SPO tentang kewaspadaan isolasi (isolation precaution) :
1) Ada SPO kebersihan tangan
2) Ada SPO penggunaan alat pelindung diri (APD)
3) Ada SPO penggunaan peralatan perawatan pasien
4) Ada SPO pengendalian lingkungan
5) Ada SPO pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen
6) Ada SPO Kesehatan karyawan / Perlindungan petugas kesehatan
7) Ada SPO penempatan pasien
8) AdaSPO hygiene respirasi / Etika batuk
9) Ada SPO praktek menyuntik yang aman
10) Ada SPO praktek untuk lumbal punksi
11) Upaya-upaya pencegahan infeksi dan rekomendasinya.

4. Pengembangan dan Pendidikan


a. Komite PPI
1) Wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar dan lanjut PPI.
2) Memiliki sertifikat PPI.
3) Mengembangkan diri mengikuti seminar, lokakarya dan
sejenisnya.
4) Bimbingan teknis secara berkesinambungan.
b. Staf Rumah Sakit
1) Semua staf rumah sakit harus mengetahui prinsip-prinsip
pencegahan dan pengendalian infeksi.
2) Semua staf rumah sakit yang berhubungan denganpelayanan
pasien harus mengikuti pelatihan PPI.
3) Rumah sakit secara berkala melakukan sosialisasi / simulasi
PPI.
4) Semua karyawan baru, mahasiswa, PPDS harus mendapatkan
orientasi PPI.
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

A. Mekanisme

UNIT KERJA RAWAT


INAP/JALAN/UNIT KHUSUS

UNIT
UNIT KERJA KERJA PPI UNIT KERJA
JANGMED/JANGUM CSSD

UNIT KERJA
PENUNJANG
DIAGNOSTIK

1. Hubungan kerja dengan Instalasi Rawat Inap meliputi :


a. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kepatuhan dan
kemampuan staf dalam melakukan cuci tangan yang benar.
b. Menerapkan SPO dan bundles HAIs.
c. Melakukan monitoring dan evaluasi kepatuhan APD.
d. Melakukan monitoring dan evaluasi pembuangan limbah.
e. Melakukan edukasi cuci tangan dan etika batuk.
f. Monitoring surveilans harian ISK, VAP dan Plebitis.

2. Hubungan kerja dengan Instalasi Rawat Jalan meliputi :


a. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kepatuhan dan
kemampuan staf dalam melakukan cuci tangan yang benar.
b. Menerapkan SPO PPI.
c. Melakukan monitoring dan evaluasi kepatuhan APD.
d. Melakukan monitoring dan evaluasi pembuangan limbah.
e. Melakukan edukasi cuci tangan dan etika batuk.
3. Hubungan kerja dengan Unit Khusus meliputi :
a. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kepatuhan dan
kemampuan staf dalam melakukan cuci tangan yang benar.
b. Menerapkan SPO dan bundles HAIs.
c. Melakukan monitoring dan evaluasi kepatuhan APD.
d. Melakukan monitoring dan evaluasi pembuangan limbah.
e. Melakukan edukasi cuci tangan dan etika batuk.
f. Monitoring surveilans harian ISK, VAP dan Plebitis.

4. Hubungan kerja dengan Jangmed/Jangum :


a. Berkoordinasi tentang pengawasan dan penatalaksanaan laundry dan
linen
b. Menyelenggarakan kerjasama dalam pemulasaran jenazah
c. Pengawasan terhadap kebersihan dan kerapian tempat dan ruangan
Jangwat
d. Melaksanakan pengawasan dan monitoring pelaksanaan tugas dan
tanggungjawab baik penatalaksanaan laundry, linen maupun
pemulasaran jenazah
e. Berkoordinasi dalam bidang pengadaan alat-alat kesehatan untuk
kepentingan program PPI
f. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kepatuhan dan
kemampuan staf dalam melakukan cuci tangan yang benar.

5. Hubungan kerja dengan Penunjang Diagnostik


a. Berkoordinasi dengan unit kerja Radiologi dan laboratorium dalam
masalah penanganan limbah B3
b. Memberikan Sosialisasi tentang arti pentingnya penggunaan APD
c. Melaksanakan pengawasan dan monitoring terhadap pelaksanaan tugas
sesuai bidang masing-masing
d. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kepatuhan dan
kemampuan staf dalam melakukan cuci tangan yang benar.

6. Hubungan kerja dengan CSSD


a. Berkoordinasi dengan unit kerja CSSD dalam hal sterilisasi alat-alat
kesehatan yang dipergunakan untuk pelayanan pasien
b. Melakukan pengecekan terhadap alkes yang dipergunakan CSSD
c. Melaksanakan pemeliharaan alkes CSSD
d. Memonitoring pelaksanaan CSSD baik terhadap instrument maupun
material yang di sterilisasikan
e. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kepatuhan dan
kemampuan staf dalam melakukan cuci tangan yang benar.
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. SDM

Jabatan Kualifikasi
No
Pendidikan Pelatihan Kebutuhan

1. Ketua Komite Dokter Pelatihan PPI dasar 1


PPI

2. Sekretaris Minimal S1 Keperawatan Pelatihan PPI dasar 1


Komite PPI

3. IPCN Minimal D3 Pelatihan PPI dasar 1


Keperawatan Pelatihan IPCN

4. Anggota 1. Dokter: Pelatihan PPI dasar 1 di setiap


Komite PPI Minimal dokter bagian
spesialis
2. Petugas Farmasi:
Minimal Apoteker
3. Petugas laboratorium:
Minimal Spesialis
Patologi Klinik
4. Petugas CSSD:
Minimal D3
5. Petugas Laundry:
Minimal D3
6. Petugas Urdal:
Minimal D3
7. Petugas K3:
Minimal D3
8. Petugas kamar
Jenazah:
Minimal SMA

5. IPCLN Minimal Pendidikan D3 Pelatihan PPI dasar 1 di setiap


nurse
station
B. Kondisi Saat Ini
No Jabatan Komite PPI Kualifikasi Kebutu Tersedia
han
1 Ketua Dr. Imelda Ika Aprilia Dokter 1 1
Komite PPI Pelatihan dasar
PPI

2. Sekretaris Majadanlipah, Amd Kep Pelatihan dasar 1 1


Komite PPI PPI

3. IPCN 1. Astuti Wiharniaty, Skep Pelatihan PPI 1 1


dasar (Mengiku
Pelatihan IPCN ti
pelatihan
PPI
Dasar
dan
IPCN)
4. Anggota 1. Dr. Agung N, Sp.PD Pelatihan PPI 1 di 1
Komite PPI 2. Dra. Yuli Endarwati, dasar setiap orang
Apt bagian sudah
3. Abdul Hatar, Pelatiha
Amd.Kep n PPI
4. Teguh Santoso dasar
5. Khairah Alfadiana,
Amd.Gz 8
6. Aini Haryani, Amd.Kl orang
7. Sanyorani belum
8. Rudi Gunawan Pelatiha
9. Yuda Yuliansyah, n PPI
Amd.Kep dasar
5. IPCLN Seluruh Perawat Ruangan dan Minimal 1 di 3
Perawat Poli Pendidikan D3 setiap orang
Mengikuti nurse sudag
Pelatihan PPI station Pelatiha
Dasar n PPI
dasar

10
oarang
belum
Pelatiha
n PPI
dasar

B. Kondisi Nyata
Jika disesuaikan dengan Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
lainnya menurut Kemenkes tahun 2011 maka RSU Yarsi Pontianak untuk
pola ketenagaan dan kualifikasi personil belum memenuhi standar yang ada
karena dari 197 personil baru 6 personil yang sudah mengikuti pelatihan PPI
Dasar. IPCN sudah mengikuti pelatihan PPI Dasar yang dilaksanakan oleh
HIPPII Pusat di RS ANANDA Bekasi 18-20 Januari 2017 dan mengikuti
pelatihan IPCN yang di laksanakan oleh HIPPII Pusat 19-25 Februari 2017 di
Twin Plaza , Jakarta Barat dengan bersertifikat LULUS

C. Rencana Tindak Lanjut :


1. Mengajukan pengembangan pendidikan untuk Ketua Komite agar bisa
melaksanakan pelatihan PPI Dasar.
2. Mengajukan pengembangan pendidikan untuk IPCN agar bisa
melaksanakan pelatihan IPCN Lanjut.
3. Mengajukan pengembangan pendidikan untuk IPCLN agar bisa
melaksanakan pelatihan PPI Dasar.
4. Melakukan up date perkembangan keilmuan terkini dengan mengikuti
seminar atau pelatihan yang diadakan oleh PERSI, PERDALIN maupun
oleh HIPPII.
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Pelaksanaan Kegiatan

No Minggu Penanggung
Sasaran Materi Waktu Metode
ke Jawab
1. 1 Staf Hand hygiene 08.00 Ceramah Instaldik dan
s/d dan PPI
09.00 latihan

2. 2 Karu dan Hand hygiene, etika batuk, 08.00 Ceramah Instaldik dan
Kapol kewaspadaan isolasi, s/d dan PPI
penerapan SPO dan 09.00 latihan
bundles HAIs, Cara
monitoring dan evaluasi
kepatuhan APD, cara
melakukan monitoring dan
evaluasi pembuangan
limbah, cara melakukan
monitoring surveilans
harian ISK, VAP dan
Plebitis.

3. 3 Perawat 08.00 Ceramah Instaldik dan


pelaksana Hand hygiene, etika batuk, s/d dan PPI
kewaspadaan isolasi, 09.00 latihan
penerapan SPO dan
bundles HAIs, kepatuhan
APD, kepatuhan
pembuangan limbah, cara
melakukan monitoring
surveilans harian ISK,
VAP dan Plebitis.

4. 4 Pengunjung Hand hygiene dan etika 08.00 Ceramah Instaldik dan


dan batuk. s/d dan PPI
cleaning 09.00 latihan
servis
BAB X
PERTEMUAN/ RAPAT

A. Jenis Rapat berkala terdiri dari :


1) Rapat Rutin
Waktu : Setiap hari Jumat minggu ke dua pada setiap bulannya
Pukul : 08.00 s.d selesai / menyesuaikan Sikon
Tempat : Ruang Rapat Akreditasi atau Aula RS
Peserta : 1. Karumkit/ Waka rumkit
2. Ketua Komite PPI
3. Sekertaris
4. IPCN
5. Para IPCLN

Materi :
1. Cara mengisi dan menghitung prosentase data surveilans
2. Cara mengisi data monitorin
3. Evaluasi data dan dan monitoring pelaksanaan PPI

2) Rapat Insidentil
Rapat ini dilaksanakan apabila terjadi hal yang tidak diinginkan atau
masalah yang secara mendadak perlu dibahas secara khusus dan bersifat
segera.
BAB XI
PELAPORAN

Pelaporan.
Sistim pelaporan dilaksanakan sebagai berikut :
a. Laporan Harian ( surveilans/ monitoring )
b. Laporan Bulanan
c. Laporan Tri Wulan
d. Laporan Tahunan
BAB XII
PENUTUP

Demikian Pedoman Pengorganisasian ini dibuat untuk dijadikan pedoman


atau panduan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan dan dukungan
kesehatan di Rumah Sakit secara maksimal terutama dalam pelayanan pencegahan
dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit Tk II Kartika Husada.

Ditetapkan di Pontianak,
Pada tanggal Januari 2017
Direktur RSU Yarsi Pontianak

Dr. Pendi T.Perdjaman, M.Kes

Anda mungkin juga menyukai