Anda di halaman 1dari 18

MODUL PRAKTIKUM

KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAHIII

DISUSUN OLEH :
Ns.ADE DILARURI, S.Kep.,MNSc

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2021
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
IRIGASI MATA

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan irigasi mata dengan benar

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan tujuan irigasi mata
2. Menjelaskan tahapan prosedur irigasi mata
3. Menerapkan irigasi mata secara benar

Pengertian
Proses pembilasan pada mata dengan cara mengalirkan cairan kedalam mata

Tujuan Irigasi mata

1. Menghilangkan inflamasi loka dari konjungtiva


2. Membilas ke luar eksudat
3. Membersihkan mata yang kotor atau mengeluarkan atau mengeluarkan benda asing dan
melaksanakan tindakan pengobatan mata

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Pengkajian
1 Kaji kondisi struktur mata luar.
2 Kaji adanya benda asing yang ada pada mata klien
3 Kaji kesiapan klien
4 Kaji kesiapan perawat
5 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
 RIsiko infeksi dengan faktor kerusakan jaringan dan
peningkatan paparan lingkungan
Fase pre interaksi
6 Mencuci tangan
7 Mempersiapkan alat
 Handuk
 Waskom
 Larutan/cairan steril
 Bengkok/nierbecken
 Pengalas/perlak
 Spuit
 Handscoon
 Kom steril
Fase Orientasi
8 Memberi salam dan menyapa nama klien
9 Memperkenalkan diri
10 Melakukan kontrak
11 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
12 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
13 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
14 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada
klien.
15 Gunakan sarung tangan (Handschoon)
16 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik.
17 Jaga privasi: tutup pintu dan jendela / pasang sampiran.
18 Yakinkan bahwa lensa kontak klien dilepas sebelum memulai
irigasi mata.
19 Bantu klien untuk berbaring miring pada mata yang sakit.
20 Tempatkan bantalan tahan air di bawah wajah klien.
21 Bersama bola kapas basah dalam larutan normal saline,
bersihkan garis kelopak dan bulu mata dengan perlahan.
Bersihkan dari bagian dalam ke luar kantus.
22 Tempatkan baskom bengkok tepat di bawah dagu klien pada
sisi mata yang sakit.
23 Isi spuit irigasi atau penetes mata. Renggangkan kelopak mata
bawah dan atas secara perlahan (kantung konjungtiva) dengan
memberi tekanan pada tulang bawah ketulang orbital dan
tonjolan tulang di bawah alis mata.
(jangan memberi tekanan berlebih pada mata)
24 Pegang spuit irigasi atau penetes kurang lebih 2,5 cm di
atas kantus dalam.
25 Minta klien untuk melihat ke atas. Irigasi secara perlahan dengan
mengarahkan larutan ke dalam kantung konjungtiva bawah ke
arah kantus luar. Gunakan hanya
dengan tekanan yang cukup untuk menghilangkan sekret secara
perlahan.
26 Minta klien menutup matanya secara periodik, terutama bila
terjadi rasa terbakar atau berkedip berlebihan. Minta kerja
samanya.
27 Lanjutkan irigasi sampai sekret telah bersih.
28 Keringkan kelopak mata dan area wajah dengan bola kapas.

29 Klien dapat memilih posisi normal (sesuai dengan


keinginan klien)
Fase Terminasi
30 Membaca hamdalah
31 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
32 Mengevaluasi respon klien
33 Memberi reinforcement positif
34 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
35 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala


kleluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau,
sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

36 Mengumpulkan dan membersihkan alat


37 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
Evaluasi
38 Evaluasi karakter dan jumlah drainase.
39 Pantau adanya nyeri
40 Evaluasi respon klien
41 Evaluasi diri perawat
Dokumentasi
42 Catat tanggal/waktu pengambilan, tipe, dan volume larutan,
karakter drainase, penampilan konjungtiva serta respon pasien
pada status/catatan perkembangan klien

Unit Terkait
1. Departemen Keperawatan Medikal Bedah
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi

1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An EvidenceBased


Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc.
2. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S) Pte
Ltd.
3. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012).
Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
4. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical Nursing,
Assessment and Management of Clinical Problems.. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
5. Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer
Health
STANDAR PROSEDUR PEMBERIAN
OBAT TETES MATA

Tujuan umum

Mahasiswa mampu melakukan pemberian obat tetes mata dengan benar

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan tujuan pemberian obat tetes mata dengan benar
2. Menjelaskan tahapan prosedur pemberian obat tetes mata dengan benar
3. Menerapkan pemberian oabat tetes mata

Pengertian

Pemberian obat tetes mata adalah memberikan obat pada mata melalui kanal eksternal dalam bentuk cair

Tujuan Pemberian Obat Tetes Mata

1. Menghilangkan serumen atau benda asing


2. Untuk memberikan efek terapi local (mengurangi peradangan, membunuh organisme
penyebab infeksi pad kanal mata eksternal).

Nama Mahasiswa:

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Pengkajian
1 Kaji kondisi struktur mata luar
2 Lihat apakah klien menggunakan lensa kontak/tidak
3 Tinjau kembali program obat dari dokter dan check kembali
obat mata dengan daftar obat dengan menggunakan prinsip 5
benar
4 Kaji kesiapan klien
5 Kaji kesiapan perawat
6 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
 Risiko infeksi dengan faktor resiko kerusakan
jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
Fase pre interaksi
7 Mencuci tangan
8 Mempersiapkan alat
 Handuk
 Bola kapas atau tissu
 Botol obat dengan tetes mata steril
 Bengkok/nierbecken
 Pengalas/perlak
 Handschoon
 Kasa
 Kartu / format nama obat
Fase Orientasi
9 Memberi salam dan menyapa nama klien
10 Memperkenalkan diri
11 Melakukan kontrak
12 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
13 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
14 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
14 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada
klien.
15 Gunakan sarung tangan (Handschoon)
16 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik.

17 Jaga privasi: tutup pintu dan jendela / pasang sampiran.


18 Minta klien untuk berbaring terlentang atau duduk di kursi
dengan kepala sedikit hiperekstensi
19 Jika ada krusta (keropeng) atau drainase disepanjang batas
kelopak mata atau kantus dalam, buang perlahan. Basahi kerak
yang kering dan sulit dipindahkan menggunakan kain atau bola
kapas lembab pada mata selama beberapa menit. Selalu
mengusap dari kantus
dalam ke kantus luar
20 Dengan tangan yang tidak dominan, pegang bola kapas atau tisu
pembersih pada tulang pipi klien tepat dibawah kelopak mata
bawah. Tekan ke bawah dengan lembut,
dengan ibu jari atau jari telunjuk pada lingkaran tulang mata
21 Minta klien melihat ke langit langit
22 Dengan tangan dominan pada dahi klien, pegang alat tetes mata
berisi obat kira-kira 1 sampai 2 cm di atas kantong
konjungtiva
23 Teteskan sejumlah tetesan yang diresepkan kedalam
kantong konjungtiva
24 Jika klien mengedip atau menutup mata atau jika tetes mata
jatuh dibatas kelopak mata luar, ulangi prosedur
25 Saat memberikan obat yg dapat menimbulkan efek sistemik,
lindungi jari anda dengan tisu bersih dan beri tekanan lembut
pada duktus nasolakrimalis klien selama 30
– 60 detik
26 Setelah memasukkan obat, minta klien menutup matanya dengan
lembut
27 Tutup mata klien dengan kasa jika perlu
Fase Terminasi
28 Membaca hamdalah
29 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
30 Mengevaluasi respon klien
31 Memberi reinforcement positif
32 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
33 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala


keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau,
sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

34 Mengumpulkan dan membersihkan alat


35 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
Evaluasi
36 Pantau adanya nyeri
37 Evaluasi respon klien
38 Evaluasi diri perawat
Dokumentasi
39 Catat tanggal/waktu pengambilan, nama obat, konsentrasi obat,
jumlah tetesan obat, mata (kanan/kiri) yang menerima obat serta
respon pasien pada status/catatan perkembangan klien

Unit Terkait
1. Departemen Keperawatan Medikal Bedah
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An EvidenceBased
Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc.
2. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S) Pte
Ltd.
3. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012).
Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
4. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical Nursing,
Assessment and Management of Clinical Problems.. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
5. Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer
Health
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
IRIGASI TELINGA

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan irigasi telinga dengan benar

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan tujuan irigasi telinga
2. Menjelaskan tahapan prosedur irigasi telinga
3. Menerapkan irigasi telinga secara benar

Pengertian
Proses pembilasan padan saluran telinga bagian luar dengan air steril (saline steil)

Tujuan Irigasi Telinga


1. Menghilangkan serumen atau benda asing

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Pengkajian
1 Kaji kondisi struktur telinga klien.
2 Kaji adanya benda asing yang ada pada telinga klien
3 Tinjau kembali program dokter, meliputi nama klien, tujuan
irigasi, tipe irigan yang diprogramkan dan waktu
pemberiannya
4 Kaji kesiapan klien
5 Kaji kesiapan perawat
6 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
 Resiko infeksi dengan faktor resiko kerusakan
jaringan dan penigkatan paparan lingkungan
Fase pre interaksi
7 Mencuci tangan
8 Mempersiapkan alat
 Handuk
 Waskom
 Larutan/cairan steril
 Bengkok/nierbecken
 Pengalas/perlak
 Spuit irigasi 50 CC
 Handscoon
 Kom steril
Fase Orientasi
9 Memberi salam dan menyapa nama klien
10 Memperkenalkan diri
11 Melakukan kontrak
12 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
13 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
14 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
14 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada
klien.
15 Gunakan sarung tangan (Handschoon)
16 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik.
17 Jaga privasi: tutup pintu dan jendela / pasang sampiran.
18 Bantu klien untuk miring atau posisi duduk dengan kepala
miring kearah telinga yang sakit.
19 Tempatkan handuk dibahu klien tepat dibawah telingan dan
baskom
20 Posisikan baskom dibawah telinga. (klien dapat membantu
memegang baskom)
21 Inspeksi kanal auditori terhadap adanya akumulasi
serumen atau debris.
22 Bersihkan daun telinga dan saluran telinga dengan lembut
menggunakan aplikator kapas. Jangan memasukkan
drainase atau serumen kedalam saluran telinga
23 Tuangkan aliran irigasi ke dalam kom steril
24 Isi spuit pengirigasi dengan kira-kira larutan 50 ml.
25 Dengan lembut, pegang daun telinga dan Luruskan kanal
auditori untuk memasukkan larutan. Pada bayi, tarik aurikel
(atau Pinna) ke bawah dan kebelakang. Pada orang
dewasa, tarik aurikel ke atas dan ke belakang.
26 Isi spuit dengan ujung tepat di bawah kanal secara perlahan,
irigasi dengan perlahan dengan membuat aliran
larutan mantap dari di atas atap kanal. (penyemprotan larutan
dengan kuat dapat merusak timpani).
27 Lanjutkan irigasi sampai semua debris telah hilang atau semua
larutan digunakan.
28 Keringkan aurikel dan beri bola kapas pada meatus auditori
29 Posisikan klien pada sisi telinga yang sakit selama 10 menit
Fase Terminasi
30 Membaca hamdalah
31 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
32 Mengevaluasi respon klien
33 Memberi reinforcement positif
34 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
35 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala
klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau,
sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak
meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
36 Mengumpulkan dan membersihkan alat
37 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
Evaluasi
38 Evaluasi karakter dan jumlah drainase.
39 Pantau adanya nyeri
40 Evaluasi respon klien
41 Evaluasi diri perawat
Dokumentasi
42 Catat tanggal/waktu pengambilan, tipe, suhu, dan volume
larutan, karakter drainase, penampilan jalan telinga serta respon
pasien pada status/catatan perkembangan klien

Unit Terkait
1. Departemen Keperawatan Medikal Bedah
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi
1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An EvidenceBased
Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc.
2. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S) Pte
Ltd.
3. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012).
Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
4. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical Nursing,
Assessment and Management of Clinical Problems.. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
5. Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer
Health
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
OBAT TETES TELINGA

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemberian obat tetes telinga

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan tujuan pemberian obat tetes telinga
2. Menjelaskan tahapan prosedur pemberian obat tetes telinga
3. Menerapkan pemberian obat tetes telinga secara benar

Pengertian

Pemberian obat yang dilakukan pada telinga dengan cara memberikan tetes pada telinga

Tujuan TetesTelinga

1. Mengurangi nyeri pada otitis media


2. Melunakkan serumen

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji apakah ada sumbatan di telinga bagian tengah

2 Kaji kesiapan klien

3 Kaji kesiapan perawat

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Fase pre interaksi

5 Mempersiapkan alat
 Plester/hipafik
 Spekulum telinga
 Pinset anatomi
 Bengkok/nierbecken
 Pengalas/perlak
 Penetes
 Obat
 Tissue dan kasa
 Handschoon

6 Mencuci tangan

Fase Orientasi

7 Memberi salam dan memperkenalkan diri

8 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama,tanggal


lahir, dan mencocokkan dengan gelang identitas klien)

9 Melakukan kontrak

10 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

12 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada


klien.

14 Gunakan sarung tangan (Handscoon)

15 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik.

16 Jaga privasi: tutup pintu dan jendela / pasang sampiran.

17 Minta klien mengambil posisi miring dengan telinga yang akan


diobati berada di atas

18 Jika serumen atau drainase menyumbat bagian paling luar


saluran telinga, seka dengan lembut menggunakan lidi kapas.
Jangan mendorong serumen ke dalam untuk menghambat atau
menyumbat saluran

19 Luruskan saluran telinga dengan menarik daun telinga ke bawah


dan kebelakang (pada anak-anak) atau ke atas keluar (dewasa)
20 Teteskan obat pada dinding saluran untuk mencegah terhalang
oleh gelembung udara dengan jumlah tetesan sesuai dosis

21 Pegang alat tetes 1 cm diatas saluran telinga

22 Minta klien mengambil posisi miring selama 2-3 menit. Beri


pijatan atau tekanan lembut pada tragus telinga dengan
menggunakan jari tangan

23 Kadang-kadang, dokter menginstruksikan penempatan kapas ke


bagian terluar saluran telinga. Jangan menekan kapas kebagian
terdalam saluran

24 Lepaskan kapas dalam 15 menit

25 Buang suplai dan sarung tangan yang kotor dan cuci tangan

26 Bantu klien mengambil posisi yang nyaman setelah tetesan


diabsorpsi

27 Evaluasi kondisi telinga luar diantara pemasukan obat

Fase Terminasi

28 Membaca hamdalah

29 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

30 Mengevaluasi respon klien

31 Memberi reinforcement positif

32 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

33 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala


keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau,
sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan
sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada
pasien.

34 Mengumpulkan dan membersihkan alat

35 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan


Evaluasi

36 Evaluasi respon klien

37 Evaluasi diri perawat

Dokumentasi

38 Catat tanggal/waktu prosedur tindakan

39 Catat obat, konsentrasinya, jumlah tetesan serta telinga mana


yang akan dimasukkan obat

40 Catat respon pasien

41 Catat kondisi saluran telinga pada catatan keperawatan

Unit Terkait
1. Departemen Keperawatan Medikal Bedah
2. Bagian Laboratorium Keperawatan

Referensi

1. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New York.
Delmar Cengage Learning
2. Derrickson B. 2013. Essentials of Anotomy Physiology. Singapore. John Willey
&Sons,Inc. Douglas
3. G., Nicol F., Robertson C., Rudijanto A. (2014). Pemeriksaan Klinis Macleod (dengan
28 online video). Edisi Bahasa Indonesia 13. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore)
Pte. Ltd.
4. Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and Practice. 8th
ed. New Jersey.
5. Perry A.G., Potter P.A., Ostendorf W. (2014). Clinical Nursing Skills and Techniques.
8th edition. Mosby: Elsevier Inc.
6. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa
Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. Potter, P.A.
7. Perry, A.G., Stockert P., Hall A. (2014). Essentials for Nursing Practice. 8th Ed. St.
Louis, Missouri: Mosby Elsevier. Rebeiro G., Jack L., Scully N.

Anda mungkin juga menyukai