1. Fase Diam
Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penjerap berukuran kecil dengan
diameter partikel antara 10-30 μm. Semakin kecil ukuran rata-rata partikel fase diam dan
semakin sempit kisaran ukuran fase diam, maka semakin baik kinerja kromatografi lapis tipis
pada efisiensi dan resolusinya. Penjerap yang paling sering digunakan meliputi silika dan
serbuk selulosa, sementara mekanisme absorpsi yang utama pada KLT adalah adsorpsi dan
partisi.
2. Fase Gerak
Fase gerak pada KLT dapat dipilih dari pustaka yang ada, akan tetapi lebih sering
dengan mencoba-coba karena waktu yang diperlukan hanya sebentar. Sistem yang paling
sederhana yaitu campuran 2 pelarut organik karena daya elusi campuran kedua pelarut ini
dapat mudah diatur sedemikian rupa sehingga pemisahan dapat terjadi secara optimal.
Pemilihan eluen merupakan faktor yang berpengaruh pada sistem KLT. Eluen dapat terdiri
dari satu pelarut atau campuran dua sampai enam pelarut. Campuran pelarut harus saling
bercampur dan tidak ada tanda-tanda kekeruhan.
Kromatografi Lapis Tipis, menggunakan plat silika gel 60 F₂₅₄ sebagai fase diam, dan
sebagai fase gerak digunakan campuran n-heksan dengan etil asetat dengan perbandingan
mulai (9:2). Setelah dilakukan penotolan dan proses KLT akan didapatkan beberapa noda dan
masing-masing noda dihitung nilai Rf-nya dengan menggunakan persamaan (Aquino, 2002) :
Gandjar, I.G., dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wulandari, Lestyo. 2011. Kromatografi Lapis Tipis. Jember: PT. Taman Kampus Presindo.