Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

VARICELLA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 01 :

Isnanda Ary K (201401120)

Putri Wahyuningsih (201401126)

Riski Nur Imama (201401134)

Diana Tri Setia P.A (201401143)

Dionisius Yuniko Christianto (201401205)

Urfitara Sadida (201401212)

Devi Maulina R (201401219)

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

TAHUN PELAJARAN 2016


MAKALAH

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

VARICELLA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 01 :

Isnanda Ary K (201401120)

Putri Wahyuningsih (201401126)

Riski Nur Imama (201401134)

Diana Tri Setia P.A (201401143)

Dionisius Yuniko Christianto (201401205)

Urfitara Sadida (201401212)

Devi Maulina R (201401219)

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

TAHUN PELAJARAN 2016


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberi rahmad
dan hidayah-Nya, sehingga Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang selalu bersama dalam segala hal dan atas petunjuk serta restu-
Nyalah laporan Makalah ini bisa terselesaikan.

2. Lembaga Pendidikan Stikes Bina Sehat PPNI

3. Ibu Lutfi Wahyuni, S.Kep.NS.M,Kes yang telah membimbing kami dalam


mengerjakan tugas Makalah ini.

4. Ayah dan Ibu yang tak pernah lelah mendoakan, memberikan support dan materi
untuk serta mencurahkan kasih sayangnya.

5. Sahabat sekelas dan seperjuangan, kekompakan kalian yang membuat bangga.

6. Dan yang terakhir, untuk seseorang yang selalu menemani dan mendukung dalam
proses penyelesaian Makalah ini.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Sistem Integumen. Kami
menyusun sebagai bahan ajar yang diharapkan dapat memberikan pemahaman dan
perhatian serta kemampuan terhadap ilmu pengetahuan tentang “Laporan Pendahuluan
dan Asuhan Keperawatan tentang Varicella”.
Semoga dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
manfaat bagi pembaca. kami sadar dalam makalah kami memiliki kekurangan. Oleh
karena itu kami akan memperbaiki makalah ini, kami mengharapkan masukan saran dan
kritik untuk lebih dapat menyempurnakan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Mojokerto, 23 September 2016


Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Varisela disebabkan oleh virus Herpes Varicella atau disebut juga varicella-zoster virus
(VZV). Varisela terkenal dengan nama chickenpox atau cacar air adalah penyakit primer
VZV, yang pada umum menyerang anak. Sedangkan herpes zoster atau shingles merupakan
suatu reaktivitas infeksi endogen pada peidelaten VZV, umumnya menyerang orang dewasa
atau anak yang menderita defisiensi imun. Varisela sebagai penyakit virus pada anak sangat
menular, lebih menular daripada perotitis, tetapi kurang menular bila dibandingkan dengan
campak. (Sumarmo, 2002).
Varicella adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai gejala
konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.
(Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94)
Varicella pada umumnya menyerang anak-anak. Di Negara-negara bermusin empat, 90%
kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada umumnya penyakit ini
tidak begitu berat.
Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang
dewasa yang terserang Varicella. Lima puluh persen kasus varicella terjadi diatas usia 15
tahun. Dengan demikian semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela
semakin bertambah berat.
Data lain menyebutkan bahwa morbiditas penyakit ini 4000 kasus di rumah sakit dalam
satu tahun, dan mortalitasnya 50 – 100 kematian dalam satu tahun, dengan perkiraan biaya
perawatan mencapai 400 juta dollar sehingga pada tahun 1995 diadopsilah vaksinasi untuk
penyakit ini.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas , maka penulis mengambil rumusan masalah


sebagai berikut:

1. Apa definisi varicella?


2. Apa etiologi dari varicella?
3. Bagaimana manifestasi klinis dari varicella?
4. Bagaiman patofisiologi dari varicella?
5. Apa klasifikasi dari varicella?
6. Apa komplikasi dari varicella?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang varicella?
8. Bagaimana penatalaksaan medis varicella?
9. Bagaimana pencegahan dari varisella?
10. Bagaimana Discharge Planning dari varicella?
11. Bagaimana asuhan keperawatan berdasarkan kasus pada varicella?
1.3 Tujuan
Umum
Memahami tentang varicella.
Khusus
Mengetahui tentang varicella
Mengetahui tentang etiologi dari varicella
Mengetahui tentang manifestasi klinis varicella
Mengetahui tentang patofisiologi dari varicella
Mengetahui tentang klasifikasi varicella
Mengetahui tentang komplikasi varicella
Mengetahui tentang pemeriksaan penunjang varicella
Mengetahui tentang penatalaksanaan varicella
Mengetahui tentang pencegahan varicella
Mengetahui tentang Discharge Planning varicella
Mengetahui tentang asuhan keperawatan varicella
1.4 Manfaat
Teoritis
- Memberikan pengetahuan tentang varicella
- Memberikan masukan kepada pengelola pendidikan keperawatan untuk lebih
mengenalkan varicella kepada peserta didiknya.
Praktis
Menumbuhkan motivasi bagi tenaga pelaksana untuk menambah pengetahuan dalam
lingkup keluarga dan masyarakat tentang varicella.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Varisela disebabkan oleh virus Herpes Varicella atau disebut juga varicella-zoster virus
(VZV). Varisela terkenal dengan nama chickenpox atau cacar air adalah penyakit primer
VZV, yang pada umum menyerang anak. Sedangkan herpes zoster atau shingles merupakan
suatu reaktivitas infeksi endogen pada peidelaten VZV, umumnya menyerang orang dewasa
atau anak yang menderita defisiensi imun. Varisela sebagai penyakit virus pada anak sangat
menular, lebih menular daripada perotitis, tetapi kurang menular bila dibandingkan dengan
campak. (Sumarmo, 2002).

Di Indonesia penyakit varicella dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri
terkenal dengan nama Chicken – pox. Varicella adalah Penyakit Infeksi Menular yang
disebabkan oleh virus Varicella Zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit.

Varicella adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai gejala
konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.
(Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94)

Varicella merupakan penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel di kulit dan
selaput lendir yang disebabkan oleh virus varicella. Varicella adalah infeksi akut prime yang
menyerang kulit dan mukosa secara klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi
terutama berlokasi di bagian sentral tubuh, disebut juga cacar air, chicken pox (Kapita
Selekta, 2000).

2.2 Etiologi

Varicella disebabkan oleh Varicella Zooster Virus (VZV) yang termasuk 8 jenis Herpes
Virus dari family herpesviridae. Virus ini masuk tubuh melalui mukosa saluran nafas bagian
atas atau orofaring dan menyebar ke pembuluh darah dan limfe (viremia pertama). Satu
minggu kemudian virus kembali menyebar melalui pembuluh darah (viremia 2) dan timbul
gejala demam dan malaise. Penyebaran keseluruh tubuh terutama kulit dan mukosa. Lesi
kulit muncul tidak bersamaan, sesuai dengan siklus viremia. Pada keadaan normal siklus ini
berakhir setelah 3 hari akibat adanya kekebalan hormonal dan selular spesifik.

2.3 Manifestasi Klinis

1. Stadium Prodromal

Gejala timbul setelah 14-15 hari masa inkubasi dengan timbulnya ruam kulit disertai
demam, malaise. Pada anak lebih besar-besar dan dewasa didahului oleh demam selama
2-3 hari sebelumnya, menggigil, malaise, nyeri kepala, anoreksia, nyeri punggung, dan
pada beberapa kasus nyeri tenggorok dan batuk.

2. Stadium Erupsi

Ruam kulit muncul dimuka dan kulit kepala, badan dan ekstremitas. Penyebaran lesi
varisela menjadi krusta 8-12 jam dan akan lepas dalam waktu 1-3 minggu tergantung
kepada dalamnya kelainan kulit.

Masa inkubasi varicella bervariasi antara 10-21 hari, rata-rata 10-14 hari. Penyebaran
varicella terutama secara langsung melalui udara dengan perantara percikan liur. Pada
umumnya tertular dalam keluarga atau sekolah. (Rampengan, 2008). Stadium Erupsi :

a. Dimulai dengan terjadinya papula merah, kecil, yang berubah menjadi vesikel yang
berisi cairan jernih dan mempunyai dasar eritematous, bentuk khas ini disebut tetesan
embun (tear drops). Vesikel akan berubah menjadi pustul kemudian krusta..
Permukaan vesikel tidak memperlihatkan cekungan di tengah.
b. Isi vesikel berubah menjadi keruh dalam waktu 24 jam.
c. Biasanya vesikel akan menjadi kering sebelum isinya menjadi keruh. Dalam 3-4 hari
erupsi tersebar, mula-mula di dada lalu ke muka, bahu dan anggota gerak. Erupsi ini
disertai perasaan gatal.
d. Vesikel tidak hanya terdapat dikulit melainkan juga terdapat diselaput lendir mata,
mulut, dan saluran napas atas. Pada infeksi sekunder kelenjar getah bening regional
membesar.
2.4 Patofisiologi

Latency Reactivation

Varicella (chickenpox) Zoster (shingles) Zoster sine herpete

Primary infection with Viremia (antibody virus)


varicella zoster virus

Demam akut Hepato / splenomegali Aktifitas komplemen

Hipertermi Mendesak rongga Pelepasan omatila toksin


abdomen

Nyeri Mual, muntah Permeabilitas dinding


kapiler meningkat

Postherpetic neuralgia Ketidakseimbangan nutrisi


kurang dari kebutuhan Kebocoran plasma dari
tubuh endotel
Kurang Pengetahuan

Ht meningkat Penumpukan cairan


ekstra vaskuler +
Ansietas rongga serosa

Imun menurun

Edema ekstremitas dan


jaringan ikat rongga,
Resiko infeksi timbul bula
Kerusakan Integritas Kulit
2.5 Klasifikasi

Menurut Siti Aisyah (2003). Klasifikasi Varisela dibagi menjadi 2 :

1. Varisela congenital
Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut sikatrisial, atrofi
ekstremitas, serta kelainan mata dan susunan syaraf pusat. Sering terjadi ensefalitis
sehingga menyebabkan kerusakan neuropatiki. Risiko terjadinya varisela congenital
sangat rendah (2,2%), walaupun pada kehamilan trimester pertama ibu menderita
varisela. Varisela pada kehamilan paruh kedua jarang sekali menyebabkan kematian bayi
pada saat lahir. Sulit untuk mendiagnosis infeksi varisela intrauterin. Tidak diketahui
apakah pengobatan dengan antivirus pada ibu dapat mencegah kelainan fetus.
2. Varisela neonatal
Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara 5 hari sebelum
sampai 2 hari sesudah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi yang terpajan akan menderita
varisela neonatal. Sebelum penggunaan varicella-zoster immune globulin (VZIG),
kematian varisela neonatal sekitar 30%. Namun neonatus dengan lesi pada saat lahir atau
dalam 5 hari pertama sejak lahir jarang menderita varisela berat karena mendapat
antibody dari ibunya. Neonatus dapat pula tertular dari anggota keluarga lainnya selain
ibunya. Neonatus yang lahir dalam masa risiko tinggi harus diberikan profilaksis VZIG
pada saat lahir atau saat awitan infeksi maternal bila timbul dalam 2 hari setelah lahir.

Varisela neonatal biasanya timbul dalam 5-10 hari walaupun telah diberikan
VZIG. Bila terjadi varisela progresif (ensefalitis, pneumonia, varisela, hepatitis, diatesis
pendarahan) harus diobati dengan asiklovir intravena. Bayi yang terpajan dengan varisela
maternal dalam 2 bulan sejak lahir harus diawasi. Tidak ada indikasi klinis untuk
memberikan antivirus pada varisela neonatal atau asiklovir profilaksis bila terpajan
varisela maternal.
2.6 Komplikasi
Resiko komplikasi varicella bervariasi berdasarkan umur. Komplikasi jarang tertjadi
pada anak-anak yang sehat, namun sering mengenai orang-orang dewasa diatas 15 tahun
dan bayi dibawah 1 tahun (CDC, 2005)
1. Infeksi bakteri sekunder
Varicella menyebapkan pasien lebih mudah menderita infeksi bakteri sekunder.
Infeksi sekunder pada kulit kebanyakan pada kelompok umur di bawah 5 tahun.
Dijumpai pada 5-10% anak. Adanya infeksi sekunder bila manifestasi sistemik tidak
menghilang dalam 3-4 hari atau bahkan lebih memburuk.
2. Komplikasi pada otak
Komplikasi ini lebih sering karena adanya gangguan imunitas. “Acute postinfectious
cerebellar ataxia” merupakan komplikasi pada otak yang paling ditemukan. Ataxia
timbul tiba-tiba biasanya pada 2-3 minggu setelah varicella dan menetap selama 2
bulan. Klinis mulai dari yang ringan sampai yang berat, sedang sensorium tetap
normal walaupun ataxia berat.
Ensefalitis memberikan gejala ataxia serebelar dan biasanya timbul antara hari ke 3-8
setelah timbulnya rash.
3. Penumonitis
Komplikasi ini lebih sering dijumpai pada imunodefisiensi wanita hamil atau orang
dewasa. Gambaran klinis adalah panas yang tetap tinggi, batuk,sesak nafas, takipnea,
dan kadang-kadang sianosis muncul 3-4 hari setelah onset dari ruam.
4. Syndrome reye
Komplikasi ini lebih jarang dijumpai. Dengan gejala seperti nausea dan vomitus,
hepatomegali dan pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan SPGT dan
SGOT serta ammonia.
5. Hepatitis
Hepatitis berat dengan manifestasi klinis jarang terjadi pada anak-anaksehat dengan
varicella.
6. Herpes zoster
Merupakan komplikasi yang lambat terjadi pada varicella, yaitu beberapa bulan
sampai tahun setelah infeksi primer. Terjadi pada 15% pasien varicella. Disebapkan
oleh adanya virus yang menetap dibagian sensoris. Gejalanya rash vesicular
unilateral, terbatas pada 1-3 dermatom. Rash ini menimbulkan rasa nyeri pada anak-
anak yang lebih tua dan dewasa.

2.7 Pemeriksaan Penunjang

1. Isolasi Virus (3-5 hari)

2. PCR

3. ELISA

4. FAMA

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan :


1. Pemeriksaan leukosit
Kebanyakan pada anak-anak dengan varisela terjadi leukopeni pada 3 hari pertama,
kemudian diikuti dengan leukositosis. Leukositosis mengindikasikan adanya infeksi
bakteri sekunder.
2. Pemeriksaan serologi
Pemeriksaan serologi digunakan untuk mengkonfirmasi infeksi yang lalu untuk
menentukan status kerentanan pasien. Hal ini berguna untuk menentukan terapi
pencegahan pada dewasa yang terekspos dengan varisela.

3. Pemeriksaan Radiologi
Foto toraks : Anak-anak dengan suhu yang tinggi dan gangguan respirasi seharusnya
dilakukan foto toraks untuk mengkonfirmasi atau menyingkirkan adanya pneumonia.
4. Dapat dilakukan percobaan Tzanck dengan membuat sediaan hapus yang diwarnai
dengan Giemsa dan Hematoksilin Eosin. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan
akan didapati sel-sel raksasa (giant cell) yang mempunyai inti banyak dan epitel sel
berisi Acidophilic Inclusion Bodies atau dapat juga dilakukan pengecatan dengan
pewarnaan imunofluoresen, sehingga terlihat antigen virus intrasel.
5. Antibodi terhadap varicella dapat dideteksi dengan pemeriksaan Complemen Fixation
Test, Neurailization Test, FAMA, ELISA.
6. Pada pemeriksaa darah tidak memberikan gambaran spesifik. Namun dapat ditemukan
leukopenia khas selama 72 jam pertama, dan selanjutnya lekositosis menunjukkan terjadi
viremia sekunder. Lekositosis yang sangat berlebihan dapat merupakan pertanda adanya
infeksi sekunder serta disertai dengan limfositosis relatif dan absolut.
7. Pemeriksaan foto roentgen thorax. Bila ada demam yang sangat tinggi dan ada gangguan
pernapasan curiga terjadi komplikasi pneumonia
8. Pemeriksaan lainnya yaitu punksi lumbal bila ada gejala gangguan saraf
2.8 Penatalaksanaan

1. Umum

Varicella dan Herpes Zoster pada anak imunokompeten, biasanya tidak diperlukan pengobatan
yang spesifik dan pengobatan yang diberikan bersifat simtomatis yaitu :

a. lesi masih berbentuk vesikel, dapat diberikan bedak agar tidak mudah pecah
b. vesikel yang sudah pecah atau sudah terbentuk krusta, dapat diberikan salep antibiotik untuk
mencegah terjadinya infeksi sekunder
c. dapat diberikan antipiretik dan analgetik, tetapi tidak boleh golongan salisilat (aspirin) untuk
menghindari terjadinya terjadi syndroma Reye
d. kuku jari tangan harus dipotong untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder akibat garukan
e. Nyeri diberikan analgetik.
f. Terdapat infeksi sekunder diberikan antibiotic.
g. Defisiensi imunitas diberikan antiviral/imunostrimulator.
h. Sejak lesi muncul dalam 3 hari pertama diberikan asiklovir.
i. Untuk mencegah fibrosis ganglion diberikan kortikosteroid.
j. Pengobatan tropical tergantung pada stadium, pada 5 stadium besikal diberikan bedak untuk
mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infekel sekunder. (Arif Mansjoer, 2000 : 129)
2. Obat Antivirus

a. pemberian antivirus dapat mengurangi lama sakit, keparahan dan waktu penyembuhan akan
lebih singkat

b. pemberian antivirus sebaiknya dalam jangka waktu kurang dari 48-72 jam setelah erupsi
dikulit muncul

c. golongan antivirus yang dapat diberikan yaitu asiklovir, valasiklovir, dan famasiklovir

d. dosis antivirus (oral) untuk pengobatan varicella dan herpes zoster :

- Neonatus : Asiklovir 500 mg / m2 IV setiap 8 jam selama 10 hari

- Anak (2-12 tahun) : Asiklovir 4 × 20 mg / kg BB / hari / oral selama 5 hari

- Pubertas dan dewasa : Asiklovir 5 × 800 mg / hari / oral selama 7 hari atau Valasiklovir 3 × 1
gr / hari / oral selama 7 hari atau Famasiklovir 3 × 500 mg / hari / oral selama 7 hari

2.9 Pencegahan

1. Hindari kontak dengan penderita.


2. Tingkatkan daya tahan tubuh.
3. Pemberian Imunoglobulin Varicella Zoster
- Dapat mencegah (atau setidaknya meringankan terjadinya cacar air. Bila diberikan
dalam waktu maksimal 96 jam sesudah terpapar.
- Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar air beberapa saat
sebelum atau sesudah melahirkan.

2.10 Discharge Planning

1. Pemberian VZIG (Varicella-Zoster Immune Globulin)

2. Pemberian Vaksinasi

Pada saat ini telah tersedia vaksin untuk varisela, yaitu Live, Attenuated Varicella Virus
Vaccine. Vaksin ini diberikan pada anak usia di atas 12 bulan. Pada anak usia 12 bulan –
12 tahun vaksin dapat diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5 ml. Secara rutin
vaksinasi ini dianjurkan pada usia 12-18 bulan. Pemberian dapat dilakukan bersamaan
dengan pemberian vaksinasi lain, seperti vaksinasi MMR (Measles Mumps-Rubella).
Sedangkan pada anak usia = 3 tahun diberikan dosis 0,5 ml, s.c dengan dua dosis. Jarak
pemberian adalah 4-8 minggu.
BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Analisa Kasus


Seorang laki-laki dengan umur 20 tahun datang ke rumah sakit. Ia mengeluhkan
badannya terasa demam seperti akan flu. Namun setelah beberapa hari di area sekitar
tubuhnya muncul ruam yang berisi air, pertama kali muncul klien mengira bahwa ia terkena
alergi, tetapi setelah dibiarkan beberapa hari ruam yang muncul diarea sekitar tubuh semakin
bertambah banyak, ruam tersebut berwarna merah, berisi air, dan terasa gatal-gatal. Setelah
beberapa hari badannya mengalami demam tinggi dan ruam yang muncul semakin bertambah
banyak, ruam tersebut muncul di area tubuh,wajah, leher, tangan, dan kepala. Klien
mengatakan tidak pernah mengalami penyakit kulit sebelumnya. Dari pengkajian diatas
didapatkan RR : 20x/menit, suhu : 39°C, TD : 120/80 mmHg, nadi : 88x/menit.

3.2 Asuhan Keperawatan

3.2.1 Pengkajian

A. Identitas klien
Nama :-

Umur : 20 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Agama : Islam

Suku/bangsa : Madura

Pekerjaan : Mahasiswa

Status : Belum menikah

B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Klien datang ke pusat kesehatan dengan keluhan badanya terasa demam seperti
akan flu dan terdapat ruam yang berisi air di sekitar tubuhnya.
b. Riwayat penyakit sekarang
Saat ini klien merasa badanya terasa panas seperti akan flu dan terdapat ruam
merah pada bagian tubuhnya dan terasa gatal-gatal. Klien mengonsumsi obat
dari warung berupa obat flu karena klien menyangka dirinya akan terkena flu.
Karena tidak kunjung sembuh dan ruam berisi air semakin banyak, klien
datang ke rumah sakit.
c. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit kulit sebelumnya.

d. Riwayat penyakit keluarga


Klien mengatakan tidak memiliki penyakit yang menurun seperti DM, dan
hipertensi.

C. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum :
Kesadaran compos mentis, GCS 4-5-6 dan klien tampak lemah.

b. Tanda-tanda vital
Suhu : 39 0C

Nadi : 88x/menit.

TD : 120/80 mmHg.

RR : 20x/menit

c. Pemeriksaan Fisik B1-B6


1. Breath (B1)
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung dan
tidak ada bantuan otot pernafasan, RR= 20x/menit

Palpasi : Vocal fremitus kanan kiri sama

Perkusi : Sonor
Auskultasi: Vesikuler pada kedua lapang paru, tidak ada suara napas
tambahan ronchi dan wheezing

2. Blood (B2)
Inspeksi : Tidak terlihat distensi vena jugularis,

Palpasi : Nadi = 88x/menit

Auskultasi: TD = 120/80 mmHg

3. Brain (B3)
Inspeksi : composmentis, GCS 4-5-6
4. Bladder (B4)
Inspeksi : tidak terpasang kateter

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih

5. Bowel (B5)
Inspeksi : Simetris, tidak ada luka bekas post-op, porsi makan klien
tidak dihabiskan.
Auskultasi: Bising usus 8x/menit,
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan abdomen
Perkusi : Suara timpani abdomen.
6. Bone (B6)
Inspeksi : pada kulit muncul ruam berwarna merah, berisi air.

Palpasi : akral hangat


8.2.2 Analisa Data

Data Etiologi Problem


DS: Primary infection Hipertermi
klien mengatakan with varicella zoster
badannya terasa virus
panas. ↓
Varicella
DO: (chickenpox)
 TTV : Suhu 39 0C, ↓
Nadi 88 x/menit Latency
 Kulit teraba hangat ↓
dan tampak Reactivation
kemerahan. ↓
Zoster (shingles) dan
Zoster sine herpete

Viremia (antibody
virus)

Demam akut

Hipertermi
DS : Primary infection Kerusakan
 klien mengeluh with varicella zoster integritas kulit
gatal-gatal. virus
 klien mengatakan ↓
ada bintik-bintik Varicella
kemerahan pada (chickenpox)
seluruh badan. ↓
Latency

DO : Reactivation
 Nampak ada vesikel ↓
di seluruh tubuh Zoster (shingles) dan
 Nampak ada lesi Zoster sine herpete

Viremia (antibody
virus)

Aktifitas komplemen

Pelepasan omatila
toksin

Permeabilitas dinding
kapiler meningkat

Kebocoran plasma
dari endotel

Penumpukan cairan
ekstra vaskuler +
rongga serosa

Edema ekstremitas
dan jaringan ikat
rongga, timbul bula

Kerusakan
Inegritas kulit

8.2.3 Diagnosa Keperawatan


1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan erupsi vesikel.
2. Hipertermi berhubungan dengan infeksi virus varicella-zoster.
8.2.4 Intervensi Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan erupsi
vesikel.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
mencapai penyembuhan tepat waktu dan adanya regenerasi
jaringan.
Kriteria Hasil :
 Meminimalkan bekas luka
 Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit
 Mampu melindungi kulit
INTERVENSI RASIONAL
observasi kondisi kulit Membantu menciptakan
rencana keperawatan atau
pilihan intervensi.
Anjurkan klien mandi Untuk mencegah terjadinya
dengan air hangat dan infeksi.
antiseptic.
Berikan bedak pada kulit. Bedak dapat mengatasi gatal
yang mungkin bisa
menyebabkan anak
menggaruk kulitnya.
Berikan pakaian yang lembut Pakaian yang lembut dapat
dan menyerap keringat. membantu mengurangi
perlukaan dan dapat
menyerap keringat.
Anjurkan klien untuk Mencegah terjadinya
istirahat di tempat tidur / peningkatan metabolisme
tirah baring. tubuh dan membantu proses
penyembuhan.
Kolaborasi dengan dokter Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat dalam pemberian obat
antipiretik. antipiretik.

2.Hipetermi berhubungan dengan infeksi virus varicella-zoster.


Tujuan: dalam waktu 1x24 jam perawatan suhu tubuh menurun
Kriteria Hasil:
Suhu tubuh normal 36-37oC

Intervensi Rasional
Monitor suhu tubuh pasien Peningkatan suhu tubuh yang
berkelanjutan pada pasien
varisela akan memberikan
komplikasi pada kondisi
penyakit yang lebih parah
(seperti ensefalitis pasca
varisela dan pnemunia pasca
varisela) efek sekunder dari
peningkatan tingkat
metabolisme umum dan
dehidrasi akibat dari hipertermi
Beri kompres dingin dikepala Memberikan respon dingin
dan axiala pada pusat pengatur panas dan
pada pembulu darah besar
Pertahankan tirah baring total Mengurangi peningkatan
selama fase akut metabolisme umum
Pertahankan asupan cairan Selain sebagai pemenuhan
minimal 2500 ml sehari hidrasi tubuh, juga akan
meningkatkan pengeluaran
panas tubuh melalui system
perkemihan, maka panas tubuh
akan keluar melalui urine
Kolaborasi pemberian Analgetik diperlukan untuk
analgesik-antipiretik menurunkan respons nyeri.
Antipiretik diperlukan untuk
menurunkan panas tubuh dan
memberika perasaan nyaman
pada pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn. E,.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien.EGC : Jakarta.

Nurarif,A. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-
NOC jilid 3. Jogjakarta : Media Action

Tarwoto dan Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba
Medika : Jakarta.

Varisela . http://www.aventispasteur.co.id/news.asp?id7

Varisela Klinikku. http://www.klinikku.com/pustaka/medis/integ/varisela-klinis.html

Cacar Air. http://www.medicastore.com/med/detail_pyk_php?id=&iddtl

Anda mungkin juga menyukai