Anda di halaman 1dari 2

Resume

Tanah Cita Cita the Movie

Judul Film : Tanah Cita-cita


Penulis Skenario : Agung S & Mahapatih Anton
Produser : Muh. Fikri
Sutradara : Mahapatih Anton
Release : Feb 2016

Asta Cita seorang guru dari Jakarta yang mengabdi di tanah Bojo Kabupaten Bima
mengharapkan Indonesia sebagai tanah cita-cita dan harapan bagi mereka yang mau mengejar
masa depan dan mengukir makna hidup. Menilik bangsa Indonesia begitu banyak
pengangguran maka Asta Cita menginginkan anak-anak meraih cita-cita yang mereka
harapkan dengan mendisplinkan mereka sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, namun cara
Rayhan sebagai kepala sekolah berbeda dengan Asta Cita, Reyhan berjuang mendidik anak-
anak Sekolah Dasar dengan menerapkan kearifan lokal yaitu belajar dengan alam dan
masyarakat. Membangun niat belajar siswa bagi Rayhan merupakan hal yang harus
diutamakan jika ingin membantu mereka untuk meraih cita-cita mereka. Bagi Rayhan
mengajar bukan hanya masalah materi pembelajaran yang ingin disampaikan oleh seorang
guru, guru juga harus mempersiapkan metode pembelajaran yang baik agar siswa mampu
menerima pembelajaran dengan baik dan menyenangkan. Namun, hal tersebut justru
membuat Asta Cita bingung dengan metode yang diterapkan oleh Rayhan, menurutnya
dalam menerapkan metode dalam proses KBM harus dilakukan di dalam ruangan kelas dan
metode yang diterapkan oleh Rayhan justu dianggap menunjukkan ketidakteraturan.
Rayhan mengatakan belajar tanpa batas ruang dan waktu karena dimana pun dan
kapan pun siswa tetap bisa belajar, belajar bukan hanya tetang menghafal dan membaca
justru menggerakan seluruh jiwa dan raga untuk memahami proses hidup.
Bukan hanya Asta Cita, kesalahpahaman terhadap metode pembelajaran Rayhan juga
membuat orangtua banyak yang tidak setuju, sehingga banyak orangtua siswa yang
menjemput anaknya.
Namun, Rayhan tetap konsisten dengan metode yang diterapkan dan percaya bahwa guru
tidak hanya sebagai penyalur apa yang ada dalam buku pelajaran, tetapi guru adalah
penggerak dan guru yang kreatif dan inovatif agar mampu menjadi inspirasi bagi siswa-
siswanya.
Makna dari film ini adalah sumber pengetahuan bisa diakses darimana saja, guru
bukanlah sumber pengetahuan itu sendiri. Model pengajaran satu arah harus diganti dengan
model pengajaran dua arah bahkan tiga arah sekalipun. Model ceramah juga harus
ditinggalkan. Artinya, sumber pengetahuan tidak hanya diserap dari guru semata tetapi bisa
dicari dari sumber yang lain. Pada konteks ini, peran guru telah berubah menjadi fasilitator,
murid yang mengusahakan sendiri, bereksplorasi dan berkreasi mencari sumber pelajaran
atau sumber pengetahuan, guru tinggal mengawasi dan memfasilitasi pengajaran dalam kelas.
Memberikan keleluasaan bagi murid untuk menggali potensi dalam dirinya, berpikir kritis,
sekaligus membebaskan murid dari pengajaran yang kaku, yang selama ini masih kita
pertahankan. Menjadi guru tidaklah mudah, butuh kesabaran dan pengorbanan. Seorang guru
harus melewati masa-masa yang sulit dan melintasi jalan pendidikan yang panjang dan terjal.
“Menjadikan sekolah sebagai taman, datang dengan senang hati, didalami dengan riang hati,
dan meninggalkannya dengan berat hati”
-sebenarnya sekolah

Anda mungkin juga menyukai