Anda di halaman 1dari 51

Scheduling

Introduction
• Scheduling menjadwalkan kapan tenaga
kerja, peralatan, dan fasilitas lainnya
dibutuhkan untuk menghasilkan suatu
produk atau jasa.
• Scheduling merupakan tahap akhir dalam
planning sebelum pelaksanaan produksi.
Objectives of Scheduling
• Meeting customer due date
• Minimizing job lateness
• Minimizing response time
• Minimizing completion time
• Minimizing time in the system
• Minimizing over time
• Minimizing idle time
• Minimizing WIP inventory
• Maximize machine/labor utilization
• Para manager sering menghadapai
Conflicting Scheduling Objectives
• Lihat metode penjadwalan dan contoh soal.
Metode Penjadwalan
1. Penjadwalan pada satu mesin:
Sequencing/Aturan prioritas
2. Penjadwalan pada 2 mesin seri
3. Penjadwalan pada 2 atau lebih mesin seri
4. Penjadwalan pada beberapa mesin-paralel
5. Penjadwalan pada beberapa mesin.
1. Penjadwalan pada satu mesin
• Disebut: Sequencing/ aturan prioritas.
• Mengatur tugas/pekerjaan mana yang harus
didahulukan (diprioritaskan)
pelaksanaannya.
• Pelaksanaan sequencing bisa dilakukan atas
dasar:
Sequencing
1. FCFS: First Come First Serve
2. SPT: Shortest Processing Time
3. EDD: Earliest Due Date
4. LPT: Longest Processing Time
5. LCFS: Last Come First Serve.
6. CUSTPR: Highest Customer Priority, ada customer yang
diistimewakan yang harus didahulukan
7. Setup time yang sama. tujuannya meminimasi downtime
8. Min Slack and Critical Ratio
• Atas dasar aturan apapun di atas
– Selalu ada tugas yang terlambat dikerjakan, dan
– Selalu ada yang harus antri
• Pilih metode yang mana?
Asumsi
1. Pada waktu dianalisa tidak ada pekerjaan yang
baru datang
2. Processing Time dan Due Dates sudah pasti, dan
Setup time diabaikan
3. Completion time = flow time, adalah jangka
waktu yang dibutuhkan untuk dilalui oleh suatu
pekerjaan melewati system
4. Untuk setiap pekerjaan flow time nya bisa
berbeda, tergantung urutan penugasan
5. Jumlah completion time dari seluruh kelompok
tugas/job -disebut make span- selalu tetap.
Kriteria Pemilihan Metode
Sequencing
Sum of total flow time
Average completion time =
Number of jobs

Total job work time


Utilization = Sum of total flow time

Average number of Sum of total flow time


jobs in the system =
Total job work time

Total late days


Average job lateness = Number of jobs
Sequencing Example
Lima pekerjaan yang berkaitan dengan tugas arsitektur
menunggu untuk ditugaskan kepada Ajax, Tarney &Baney.
Waktu pengerjaan mereka dan batas waktunya diberikan pada
tabel berikut. Urutan pengerjaan sesuai dengan aturan (1)
FCFS, (2) SPT, (3) EDD, (4) LPT akan diterapkan. Pekerjaan
ditandai dengan huruf sesuai dengan urutan kedatangan
mereka.
Job Work Job Due
(Processing) Time Date
Job (Days) (Days)
A 6 8
B 2 6
C 8 18
D 3 15
E 9 23
Sequencing Example

FCFS: Sequence A-B-C-D-E


Job Work
Job (Processing) Flow Job Due Job
Sequence Time Time Date Lateness
A 6 6 8 0
B 2 8 6 2
C 8 16 18 0
D 3 19 15 4
E 9 28 23 5
28 77 11

soal hasil pengolahan
Sequencing Example

FCFS: Sequence A-B-C-D-E


Total flow time
Average completion time = = 77/5 = 15.4 days
Number of jobs
Total job work time
Utilization = = 28/77 = 36.4%
Total flow time
Average number of Total flow time
jobs in the system = = 77/28 = 2.75 jobs
Total job work time
Total late days
Average job lateness = = 11/5 = 2.2 days
Number of jobs
Sequencing Example
SPT: Sequence B-D-A-C-E
Job Work
Job (Processing) Flow Job Due Job
Sequence Time Time Date Lateness
B 2 2 6 0
D 3 5 15 0
A 6 11 8 3
C 8 19 18 1
E 9 28 23 5
28 65 9
Sequencing Example

SPT: Sequence B-D-A-C-E


Total flow time
Average completion time = = 65/5 = 13 days
Number of jobs
Total job work time
Utilization = = 28/65 = 43.1%
Total flow time
Average number of Total flow time
jobs in the system =Total job work time = 65/28 = 2.32 jobs

Total late days


Average job lateness = = 9/5 = 1.8 days
Number of jobs
Sequencing Example
EDD: Sequence B-A-D-C-E
Job Work
Job (Processing) Flow Job Due Job
Sequence Time Time Date Lateness
B 2 2 6 0
A 6 8 8 0
D 3 11 15 0
C 8 19 18 1
E 9 28 23 5
28 68 6
Sequencing Example
EDD: Sequence B-A-D-C-E
Total flow time
Average completion time = = 68/5 = 13.6 days
Number of jobs
Total job work time
Utilization = = 28/68 = 41.2%
Total flow time
Average number of Total flow time
jobs in the system = Total job work time = 68/28 = 2.43 jobs

Total late days


Average job lateness = = 6/5 = 1.2 days
Number of jobs
Sequencing Example

LPT: Sequence E-C-A-D-B


Job Work
Job (Processing) Flow Job Due Job
Sequence Time Time Date Lateness
E 9 9 23 0
C 8 17 18 0
A 6 23 8 15
D 3 26 15 11
B 2 28 6 22
28 103 48
Sequencing Example
LPT: Sequence E-C-A-D-B
Total flow time
Average completion time = = 103/5 = 20.6 days
Number of jobs
Total job work time
Utilization = = 28/103 = 27.2%
Total flow time
Average number of Total flow time
jobs in the system = Total job work time = 103/28 = 3.68 jobs

Total late days


Average job lateness = = 48/5 = 9.6 days
Number of jobs
Sequencing Example
Summary of Rules

Average Average Number Average


Completion Utilization of Jobs in Lateness
Rule Time (Days) (%) System (Days)
FCFS 15.4 36.4 2.75 2.2

SPT 13.0 43.1 2.32 1.8

EDD 13.6 41.2 2.43 1.2

LPT 20.6 27.2 3.68 9.6


Critical Ratio (CR)
• CR > 1 : Job ahead schedule (nanti)
• CR < 1 : Job behind schedule (telat)
• CR = 1 : Job on schedule (sedang)
CR (Critical Ratio)
• Adalah salah satu metode sequencing, dimana
melihat angka indeks yang dihitung dengan
membagi waktu yang tersisa hingga batas
waktu pekerjaan dengan waktu pekerjaan yang
tersisa
• Merupakan metode sequencing yang paling
baik dibanding dengan aturan prioritas jika
dilihat dari segi rata-rata keterlambatan
pekerjaan.
• CR memberikan prioritas pada pekerjaan yang harus
dilakukan agar tetap menepati jadwal
– CR < 1 : pekerjaan terlambat
– CR = 1 : pekerjaan selesai tepat waktu
– CR > 1 : pekerjaan mendahului jadwal dan punya
waktu luang s.d jatuh tempo

CR = waktu tersisa / hari kerja yg tersisa


= time remaining / work days remaining
= (due date – today’s date) / work time remaining
= (jatuh tempo – hari ini) / waktu prod yg tersisa
• Contoh
Hari ini adalah hari ke 25 dari jadwal
produksi. Masih ada 3 pekerjaan yang harus
diselesaikan dengan data-data sbb :
pekerjaan Due date Work days
remaining
A Hari ke 30 4 hari
B Hari ke 28 5 hari
C Hari ke 27 2 hari

?? : Buat urutan berdasarkan CR !!


A.

CR A = (30 – 25) / 4 = 1.25


B.

CR B = (28 – 25) / 5 = 0.60


C.

CR C = (27-25) / 2 = 1
• CR < 1 artinya akan terlambat !! Jadi
urutkan CR dari yang paling kecil…..
sehingga :
1. CR < 1 à CR B : 0.60
2. CR = 1 à CR C : 1
3. CR > 1 à CR A : 1.25
kesimpulan: urutan pengerjaan pekerjaan
adalah B, C, lalu A.
2. Penjadwalan pada 2 mesin seri
• Disebut juga dengan metode Johnson’s Rule
• Mengatur penjadwalan beberapa pekerjaan
yang harus dikerjakan secara berurutan
(seri) pada mesin 1 dan mesin 2.
• Tujuannya:
– Pekerjaan selesai dalam waktu yang minimum.
– Penggunaan/utilisasi kedua mesin maksimum.
• Langkah aturan Johnson’s Rule
1. pilih wkt proses terkecil dr seluruh tugas yg ada baik yg di
proses pd mesin 1 atau mesin 2
2. Jk wkt terkecil ada pd mesin 1, maka jadwalkan mesin 1
pada urutan pertama
3. Jk wkt terkecil proses ada pd mesin 2, maka jadwalkan
pekerjaan tsb pd mesin 2 pd urutan yg terakhir
4. Pekerjaan yg sdh dijadwalkan harap ditiadakan. Lalu
ulangi langkah 1 – 3 thd pekerjaan yg blm dijadwalkan
sampai seluruh pekerjaan terjadwalkan
Contoh soal
Terdapat 6 pekerjaan yang akan diselesaikan
melalui rangkaian seri melalui dua mesin,
dengan waktu proses sbb :
pekerjaan Mesin 1 Mesin 2
a 5 2
b 3 6
c 8 4
d 10 7
e 7 12
Pertanyaan :
Buatkan urutan pengerjaan dengan Johnson’s Rule
Gambarkan penugasan pekerjaan pada mesin/jadwal
mesin tersebut
Hitung total waktu proses
Hitung berapa idle time setiap mesin
Langkah aturan Johnson’s Rule

1. pilih wkt proses terkecil dr seluruh tugas yg ada


baik yg di proses pd mesin 1 atau mesin 2
pekerjaan Mesin 1 Mesin 2
a 5 2
b 3 6
c 8 4
d 10 7
e 7 12

• waktu proses terkecil adalah 2 yang berada


di mesin 2
Langkah aturan Johnson’s Rule

2. Jk wkt terkecil ada pd mesin 1, maka jadwalkan mesin 1


pada urutan pertama
3. Jk wkt terkecil proses ada pd mesin 2, maka jadwalkan
pekerjaan tsb pd mesin 2 pd urutan yg terakhir
pekerjaan Mesin 1 Mesin 2
a 5 2
b 3 6
c 8 4
d 10 7
e 7 12

• waktu terkecil ada di mesin 2, jadi


jadwalkan pekerjaan A pada mesin2 di
URUTAN TERAKHIR/BELAKANG
__ __ __ __ A
Langkah aturan Johnson’s Rule

4. Pekerjaan yg sdh dijadwalkan harap ditiadakan.


Lalu ulangi langkah 1 – 3 thd pekerjaan yg blm dijadwalkan
sampai seluruh pekerjaan terjadwalkan
pekerjaan Mesin 1 Mesin 2
a 5 2
b 3 6
c 8 4
d 10 7
e 7 12

coret pekerjaan A karena sudah dijadwalkan,


lalu ulangi langkah 1-3
Langkah aturan Johnson’s Rule

1. pilih wkt proses terkecil dr seluruh tugas yg ada


baik yg di proses pd mesin 1 atau mesin 2
pekerjaan Mesin 1 Mesin 2
a 5 2
b 3 6
c 8 4
d 10 7
e 7 12

• waktu proses terkecil berikutnya adalah 3


yang berada di mesin 1
Langkah aturan Johnson’s Rule

2. Jk wkt terkecil ada pd mesin 1, maka jadwalkan mesin 1


pada urutan pertama
3. Jk wkt terkecil proses ada pd mesin 2, maka jadwalkan
pekerjaan tsb pd mesin 2 pd urutan yg terakhir
pekerjaan Mesin 1 Mesin 2
a 5 2
b 3 6
c 8 4
d 10 7
e 7 12

• waktu proses terkecil berikutnya adalah 3 pada pekerjaan


B yang berada di mesin 1 ---- > jadi jadwalkan pekerjaan B
pada mesin2 di URUTAN PERTAMA/DEPAN
B __ __ __ A
Langkah aturan Johnson’s Rule

4. Pekerjaan yg sdh dijadwalkan harap ditiadakan.


Lalu ulangi langkah 1 – 3 thd pekerjaan yg blm dijadwalkan
sampai seluruh pekerjaan terjadwalkan
pekerjaan Mesin 1 Mesin 2
a 5 2
b 3 6
c 8 4
d 10 7
e 7 12

coret pekerjaan A karena sudah dijadwalkan,


lalu ulangi langkah 1-3
ulangi lagi langkah 1-4
• sampai akhirnya mendapatkan urutan
pengerjaan pekerjaan

BEDCA
• jika sdh tahu urutan pengerjaannya,
sekarang kita mau buat penjadwalan
pekerjaan tersebut pada mesin 1 dan 2
sesuai dengan urutan yang sudah diketahui
yaitu B E D C A
• caranya adalah:
– jadwalkan dulu pekerjaan di mesin 1 selama
waktu proses yang dibutuhkan. Misal,
pekerjaan B di mesin 1 akan diproses selama 3
jam. Lalu jika sudah selesai pekerjaan B di
mesin 1, baru lanjut ke mesin 2 selama 6 jam.
– setelah pekerjaan B selesai dijadwalkan pada
mesin 1 dan 2, lanjut jadwalkan pekerjaan E di
mesin 1 lalu mesin 2, dst….
3. Penjadwalan pada 2 atau lebih
mesin seri
• Pendekatan CDS (Campbell, Dudek, &
Smith)
• Johnson’s Rule, dengan syarat:
Min i1 ³ Max i2 ATAU Min i3 ³ Max i2
in = waktu proses pada mesin n
• Caranya:
i1* = i1 + i2 i2* = i2 + i3
Contoh Soal
Waktu proses (jam)
Job Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3
A 6 5 9
B 10 4 7
C 8 3 5
D 11 6 4
E 9 6 3
F 7 5 5
• Periksa sudah memenuhi syarat atau belum:
Min i1 =6, Max i2=6 sudah min i1 ³ max i2
• Masukkan ke rumus
Job Tahap 1 Tahap 2
A 6+5 = 11 5+9 =14
B 10+4 =14 4+7 =11
C 11 8
D 17 10
E 15 9
F 12 10
• Kemudian urutkan seperti pada 2 mesin seri
• Jadi urutan tugasnya: A B F D E C atau
ABDFEC
Buatlah bagan waktu pengerjaannya!
4. Penjadwalan pada beberapa
mesin-paralel
• Caranya dengan menggunakan Metode
Indikator.
• Contoh:
Perusahaan mendapat 4 order. Setiap order
dapat dibuat oleh mesin A, B, C atau D
dengan unit standar per jam mesin yang
berbeda untuk setiap order. Perhatikan
tabel-tabel berikut!
Order Jumlah Unit

1 100

2 200

3 50

4 75
Unit standard per jam mesin
Order A B C D
1 1 2/3 4/5 4/3
2 2 1 10/11 5/3
3 2 4/3 1 5/2
4 1 4/5 2/3 5/4
Jam mesin
80 150 250 100
tersedia
Langkahnya
1. Cari jam per order untuk masing-masing
mesin pada setiap order = (jumlah
order:unit standar/jam)
2. Tentukan tingkat efisiensi dengan
memberikan indikator,
– Mesin yang tingkat produksinya paling cepat
(jam ordernya terendah) beri indikator 1
– Indikator mesin lain = jam order mesin ybs /
jam order mesin yang indikatornya 1.
3. Alokasikan order
1. Prioritaskan mesin dengan indikator 1
2. Jika jam mesin tersedia belum cukup,
bebankan pada mesin lain yang indikatornya
lebih tinggi.
• Mesin D membuat order no 1 dan 2
• Mesin A membuat order 4
• Mesin B menganggur
• Mesin C membuat order 2
• Total waktu yang dibutuhkan = 390 jam
• Cara lain adalah dengan menggunakan
MODI method
5. Penjadwalan pada beberapa
mesin.
• Gunakan Assignment Method

Anda mungkin juga menyukai