Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 2

Elan Ahmad Jaednudin 31114126


Lisnawati 31114140
Siti Solihah Fitriani 31114162

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH B-LAKTAM

Limbah betalaktam yang benasal dari sisa-sisa selama proses produksi

berupa debu-debu dikumpulkan dengan penyedot debu menggunakan dust

collector. Debu dari dust collector tersebut dialirkan ke dalam penampung. Debu

yarg ukurannya relatif besar akan mengendap dan yang ukurannya relatif kecil

akan dialirkan dalam penampung dan disernprot dergan air. Air bekas semprotan

ini rnerupakan limbah cair yang kemudian ditampung dalam bak penampung dust

collector . Dari bak penampurg dust collector, air limbah akan dialirkan menuju

bak penampung limbah produksi betalaktam. Berikut diagram alir sistem

pengolahan limbah cair betalaktam:

Bak ekualisasi

Penambahan NaOH
Tangki sampai pH 11-12

Tangki Penambahan HCl


sampai pH 6-9

sedimentasi Sludge drying bed


Filtasi

Pengolahan limbah betalaktam ditangani secara khusus dan dipisahkan dari

limbah nonbetalaktam.

Cara pemecahan cincin betalaktam dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Hidrolisis dengan menaikkan pH sampai 10-12 (bisa dengan NaOH)

2. Hidrolisis dengan penambahan asam

3. Hidrolisis dengan penambahan mercuri klorida

Prinsip utama pengolahan beta laktam yaitu pemecahan cincin betalaktam

yaitu pada tangki hidrolisa dengan cara melakukan hidrolisa pada pH 11,5-12

dengan penicillin sebagai parameter antibiotiknya dan hidrolisa dilakukan dengan

penambahan NaOH. Penggunaan cara dengan hidrolisis dengan pH sampai 10-12

menjadi salah satu alternatif sebagian besar perusahaan karena dianggap lebih

aman bagi peralatan unit pengolahan dan juga aman bai lingkungan serta mudah

dalam penangannya. Jika hidrolisis dengan asam dikhawatirkan dapat merusak

peralatan unit pengelohan karena sifat asam yang dapat mengakibatkan korosif,

dan jika dengan mercuri chloride dikhawatirkan mercurynya tidak ramah atau

tidak aman bagi lingkungan.


Hasil olahan dari tangki hidrolisa dialirkan ke tangki netralisasi untuk

menetralisasi basa sesudah hidrolia dengan NaOH dengan netralisasi oleh

penambahan HCl sehingga pH yang dihasilkan sesuai ketentuan normal yaitu pH

6-9. Kemudian melakukan pengendapan lumpur yang berasal dari hasil proses

hidrolisa dan netralsasi, serta dari produk afkir yang berupa powder yang

dilakukan pada bak sedimantasi. Untuk mengadsorpsi cincin betalaktam yang

mungkin masih ada pada air limbah, serta untuk menghilangkan kandungan logam

berat, pada unit pengolahan betalaktam dilengkapi bak filtrasi. Hasll olahan dari

Unit pengolahan limbah betalaktan kemudian diukur dengan HPLC.

Anda mungkin juga menyukai