Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH KAJIAN PEMEROLEHAN BAHASA

Menurut Dardjowidjodjo istilah pemerolehan dipakai untuk padanan istilah inggris


acquisition, yang merupakan suatu proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak
secara natural pada waktu dia belajar bahasa ibunya. Sementara Chaer memberikan
pengertian bahwa pemerolehan bahasa atau acquisition adalah proses yang berlangsung di
dalam otak seorang anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya.
Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari pembelajaran bahasa ( language learning).
Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proes – proses yang terjadi pada waktu seorang anak
mempelajari bahasa kedua, setelah dia memperoleh bahasa pertamanya.

Menurut Krashen pemerolehan bahasa sebagai “the product of a procces very similar
to the process children undergo when they acquire their first language. Dengan kata lain
pemerolehan bahasa adalah proses bagaimana seseorang dapaat berbahasa atau proses anak –
anak pada umumnya memperoleh bahasa pertama.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa adalah proses yang berlangsung
terhadap anak – anak yang belajar menguasai bahasa pertama atau bahasa ibu, sedangkan
pembelajaran bahasa berkenaan dengan pemerolehan bahasa kedua, dimana bahasa diajarkan
secara formal kepada anak.

Pada abad 7 sebelum masehi, raja Mesir psammetichus I menyuruh bawahannya


untuk mengisolasi dua dari anaknya untuk mengetahui bahasa apa yang akan dikuasai anak –
anak itu. Sebagai raja Mesir dia mengharapkan bahasa yang keluar dari anak – anak itu
adalah bahasa Arab, meskipun akhirnya kecewa.

Charles Darwin pada 1887 juga mencatat perkembangan bahasa anak lelakinya
(Gleason dan Ratner 1998 :349 ). Catatan harian yang pada jaman modern berkembang
menjadi data – data elektronik sesuai dengan perkembangan jaman mendorong lebih kuat
kajian mengenai bagaimana anak memperoleh bahasa.

Ingram (1987) membagi perkembangan studi tentang pemerolehan bahasa menjadi


tiga tahap : periode buku harian, periode sampel besar, periode kajian longitudinal.

Periode buku harian adalah dari tahun 1876 sampai tahun 1926. Pada masa ini kajian
kajian pemerolehan bahasa anak dilakukan dengan peneliti mencatat apa pun yang diujarkan
oleh anak dalam suatu buku harian. Data dalam buku harian ini kemudian dianalisis untuk
disimpulkan hasil – hasilnya. Tulisan H. Taine pada tahun 1876 yang dalam bahsa inggrisnya
berjudul “On the acquisition of Language by Children” adalah tulisan pertama mengennai
pemerolehan bahasa anak.

Periode sampel besar adalah dari tahun 1926 sampai tahun 1957. Periode ini berkaitan
dengan munculnya aliran baru dalam ilmu jiwa yang bernama behaviorisme yang
menekankan peran lingkungan dalam pemerolehan pengetahuan, termasuk pengetahuan
bahasa. Dengan pandangan yang behavioristic ini maka metode kuantitatif dianggap sebagai
metode yang benar.

Periode kajian longitudinal, menurut Ingram, dimulai dengan munculnya buku


Chomsky syntactic structure (1957) yang merupakan titik awal dari tumbuhnya aliran
mentalisme atau nativisme pada ilmu linguistic. Aliran yang berlawanan dengan
behaviorisme ini menandaskan adanya bekal kodrati yang dibawa pada waktu anak
dilahirkan. Bekal kodrati inilah yang membuat anak di mana pun juga memakai strategi yang
sama dalam memperoleh bahasanya.

Ciri utama perioede ini adalah bahwa studi longitudinal memerlukan jangka waktu
yang panjang karena yang diteliti adalah perkembangan sesuatu yang sedang dikaji dari satu
waktu sampai ke waktu yang lain. Waktu yang hanya satu-empat bulan biasanya belum akan
dapat memberikan gambaran bagaimana sesuatu itu berkembang dalam bahasa. Jumlah
subjek biasanya juga lebih sedikit dan bahkan satu orang pun cukup seperti yang dilakukan
oleh Weir (1962), Dromi (1987), Tomasello (1992), dan Dardjowidjodjo (2000).

Dari segi literature yang ada, pembagian menjadi tiga tahap oleh Ingram tidak terlalu
pas karena banyak kajian yang tidak cocok dengan ciri periode – periode di atas. Karya
leopold yang monumental dirilis tahun 1939 padahal datanya adalah dari buku harian yang
menurut Ingram berakhir pada tahun 1926. Dalam kenyataanya, banyak penelitian yang
menurut Ingram harusnya bukan anak – kandung. Penelitian oleh Weir, Dromi dan Tomasello
di atas adalah penelitian tentang anak mereka masing – masing. Echa, yang diteliti oleh
Dardjowidjodjo, adalah cucu peneliti.

Anda mungkin juga menyukai