Anda di halaman 1dari 10

PEMEROLEHAN BAHASA DALAM LINGKUNGAN KELUARGA PADA ANAK USIA TIGA TAHUN Yeni Erlita ABSTRACT

This study provided about the acquiring language in 3 (three) years old boy in small family scope. The main point of this research was Javanese boy who spoke Indonesian in edan. The data which were used for this analy!ing was authentic had got by making observation. These data were also analy!ed based on three main features" i.e# ($) analy!ing based on the sentence structure% (&) analy!ing based on sentence pattern% and (3) analy!ing based on the quantity of data utterances in each utterances. The acquisition language in 3 (three) years old boy was founded that the sentences were not complete yet in his utterances and it was usually simple sentence. '''''''''''''''' Keywords : pemerolehan bahasa, anak, ujaran, giliran tutur, kalimat.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pemerolehan dan penguasaan bahasa anak-anak merupakan satu fenomena masalah yang menarik dan cukup menakjubkan bagi para penyelidik dalam bidang psikoliguistik. Bagaimana manusia memperoleh bahasa merupakan satu isu yang amat mengagumkan dan sukar dibuktikan. berbagai teori dari bidang disiplin yang berbeda telah dikemukakan oleh para pengkaji untuk menerangkan bagaimana proses ini berlaku dalam kalangan anak-anak. Memang diakui bahwa disadari ataupun tidak, sistem-sistem linguistik dikuasai dengan pantas oleh individu kanak-kanak walaupun umumnya tanpa pengajaran formal. learning a first language is something every child does successfully" i n a matter of a few years and without the need for formal lessons.! "(anguage )cquisition# *n'line#. $alaupun rangsangan bahasa yang diterima oleh kanak-kanak tidak teratur, namun mereka berupaya memahami sistem-sistem linguistik bahasa pertama sebelum menjangkau usia lima tahun. %enomena yang kelihatan menakjubkan ini telah berlaku dan terus berlaku dalam kalangan semua masyarakat dan budaya pada setiap masa. Menurut penyelidik secara empirikal, terdapat dua teori utama yang membincangkan bagaimana manusia memperoleh bahasa. &eori pertama mempertahankan bahwa bahasa diperoleh manusia secara alamiah atau dinuranikan. &eori ini juga dikenali sebagai 'ipotesis (urani dalam linguistik. &eori yang kedua mempertahankan bahwa bahasa diperoleh manusia secara dipelajari. )ajian saintifik dalam bidang pemerolehan bahasa telah dimulakan sejak kurun ke-*+ lagi ",ulkifly, *--./01+-00*#. )ajian ini dimulakan oleh

&iedeman, seorang ahli biologi berbangsa 2erman pada tahun *343. 5harles 6arwin, pengasas teori evolusi turut menjalankan kajian dalam bidang pemerolehan bahasa pada tahun *433. )ajian-kajian yang seterusnya telah dilakukan oleh Preyer pada tahun *441 dan kajian 7ally pada tahun *448. Pemerolehan bahasa merupakan satu proses perkembangan bahasa manusia. 9a:imnya pemerolehan bahasa pertama dikaitkan dengan perkembangan bahasa kanak-kanak manakala pemerolehan bahasa kedua bertumpu kepada perkembangan bahasa orang dewasa " (anguage )cquisition# *n'line#. Perkembangan bahasa kanak-kanak berkenaan pula dengan pemerolehan bahasa ibu anak-anak berkenaan. (amun terdapat juga pandangan lain yang mengatakan bahwa terdapat dua proses yang terlibat dalam pemerolehan bahasa dalam kalangan anak-kanak yaitu pemerolehan bahasa dan pembelajaran bahasa. 6ua faktor utama yang sering dikaitkan dengan pemerolehan bahasa ialah faktor nurture dan faktor nature. (amun para pengkaji bahasa dan linguistik tidak menolak kepentingan tentang pengaruh faktor-faktor seperti biologi dan lingkungan sekitar. )ajian-kajian telah dijalankan untuk melihat bahwa manusia memang sudah dilengkapi dengan alat biologi untuk kebolehan berbahasa seperti yang didakwa oleh ahli linguistik (oam 5homsky dan 9enneberg ataupun kebolehan berbahasa ialah hasil dari pada kebolehan kognisi umum dan interaksi manusia dengan sekitarannya. Mengikut Piaget, semua kanak-kanak sejak lahir telah dilengkapi dengan alat nurani yang berbentuk mekanikal umum untuk semua kebolehan manusia termasuklah kebolehan berbahasa. ;lat mekanisme kognitif yang bersifat umum digunakan untuk menguasai segala-galanya termasuk bahasa. Bagi 5homsky dan Miller pula, alat yang khusus ini dikenali sebagai (anguage )cquisition +evice "9;6# yang fungsinya sama seperti yang pernah dikemukakan oleh 9enneberg yang dikenali sebagai Innate ,rospensity for (anguage!.Bayibayi yang baru lahir sudah mulai mengecap bunyi-bunyi yang terdapat di sekitarnya. Mengikut Brookes "dlm. ;bdullah <usoff dan 5he =abiah Mohamed, *--8/>8+#, kelahiran atau pemerolehan bahasa dalam bentuk yang paling sederhana bagi setiap bayi bermula pada waktu bayi itu berumur lebih kurang *4 bulan dan mencapai bentuk yang hampir sempurna ketika berumur lebih kurang empat tahun. Bagi Mangantar 7imanjuntak "*-41# pula, pemerolehan bahasa bermaksud penguasaan bahasa oleh seseorang secara tidak langsung dan dikatakan aktif berlaku dalam kalangan kanak-kanak dalam lingkungan umur 1-+ tahun. 'al ini tidak bermakna orang dewasa tidak memperoleh bahasa tetapi kadarnya tidak sehebat anak-anak. Pemerolehan bahasa dikaitkan dengan penguasaan sesuatu bahasa tanpa disadari atau dipelajari secara langsung yaitu tanpa melalui pendidikan secara formal untuk mempelajarinya, sebaliknya memperolehnya dari bahasa yang dituturkan oleh ahli masyarakat di sekitarnya. Beliau seterusnya menegaskan bahwa kajian tentang pemerolehan bahasa sangat penting terutamanya dalam bidang pengajaran bahasa. Pengetahuan yang cukup tentang proses dan hakikat pemerolehan bahasa boleh membantu bahkan menentukan kejayaan dalam bidang pengajaran bahasa.

1.2. Ru u!an Ma!ala" -ampel kajian ini ialah seorang anak laki-laki yang bertutur dalam bahasa ?ndonesia. Bahasa tersebut merupakan bahasa ibu anak itu. ;nak tersebut tinggal bersama-sama dengan keluarga ayah ibunya sendiri, tetapi kalau siang diasuh neneknya karena ditinggal kerja oleh orang tuanya. ;nak tersebut dilahirkan pada *0 Mei 1..8. ?ni berarti kanak-kanak tersebut berumur tiga tahun tujuh bulan. (ama lengkap anak tersebut ialah ;rya Pranata 2auhar. (amun sekarang anak tersebut telah berpindah tempat di kota 2awa. Pendekatan interaksi digunakan dalam kajian ini memandangkan subjek kajian yang dipilih selalu berpeluang berinteraksi dengan anggota keluarganya. Bentuk interaksi observasi ini terdiri daripada interaksi yang tidak dirancang. 7ebagai langkah untuk menjamin data kajian yang lebih autentik, latar yang tidak dirancang digunakan. ;nalisis pertuturan ;rya dilakukan dalam berbagai situasi dan keadaan dalam lingkungan keluarganya sendiri yang cukup kental dengan bahasa 2awa. Pengalaman ;rya juga digunakan dan dianggap sebagai alat kajian ini. &ranskripsi pertuturan subjek kajian ini dibuat dalam bentuk dan sistem ejaan fonemik. 7ehingga berdasarkan latar belakang dalam subek kajian Pemerolehan Bahasa 6alam 9inhkungan )eluarga Pada ;nak @sia &iga &ahun! dapat penulis rumuskan antara lain/ "*# bagaimana panjang kalimat yang digunakan anak tiga tahun dalam bertutur, "1# bagaimana struktur kalimat yang digunakan anak usia tiga tahun dalam bertutur dan "0# bagaimana ujaran setiap giliran tutur yang digunakan anak usia tiga tahun dalam bertutur. 1.#. Tu$uan Penul%!an Penulisan ini berusaha untuk mendapatkan gambaran mengenai/ panjang kalimat yang digunakan anak usia tiga tahun dalam bertutur penguasan kalimat yang digunakan anak usia tiga tahun dalam bertutur ujaran setiap giliran tutur yang digunakan anak usia tiga tahun dalam bertutur. II. PEMBAHASAN 2.1. Anal%!%! Ber&a!arkan Pan$ang Kal% at Pemerolehan bahasa (language acquisition) adalah suatu proses yang diperlukan oleh anak-anak untuk menyesuaikan serangkaian hipotesis yang semakin bertambah rumit ataupun teori-teori yang masih terpendam atau tersembunyi yang mungkin sekali terjadi dengan ucapan-ucapan orang tuanya sampai ia memilih berdasarakn suatu ukuran atau takaran penilaian, tata bahasa yang baik serta paling sederhana dari bahasa "&arigan dalam Prastyaningsih, 1..*/-#. 9ebih jelasnya pemerolehan bahasa diartikan sebagai suatu proses yang pertama kali dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan bahasa sesuai dengan potensi kognitif yang dimiliki dengan didasarkan atas ujaran yang diterima secara alamiah. Bahasa yang pertama kali dikenal dan diperoleh anak-anak dalam

kehidupannya adalah bahasa ?bu (mother language) atau sering disebut dengan bahasa pertama (first language). Bahasa inilah yang mula-mula dikenal oleh anak kecil dan dipergunakan dalam kehidupannya sehari-hari sebagai bahasa komunikasi. Pada saat ini, maka telah mempunyaai kemampuan bawaan memperoleh pengetahuan tentang bahasa yang dipelajari melalui pembentukan hipotesis karena adanya struktur internal pada mental mereka. Pada hakekatnya, proses pemerolehan bahasa itu pada setiap anak sama, yaitu melalui pembentukan dan pengujian hipotesis tentang kaidah bahasa. Pembentukan kaidah itu dimungkinkan oleh adanya kemampuan bawaan atau struktur bawaan yang secara mental dimiliki oleh setiap anak. ?nilah yang disebut dengan alat pemerolehan bahasa "9anguage ;cAuisition 6evice. ()+). 6engan ini setiap anak dapat memperoleh bahasa apa saja serta ditentukan oleh faktor lain yang turut mempengaruhinya. 6ata kebahasaan yang harus diproses lebih lanjut oleh anak merupakan hal yang penting. 6alam analisis khususnya panjang kalimat anak usia tiga tahun tidak terlepas dari penguasaan dan pemerolehan bahasa. Pemerolehan ini yang terjadi secara alamiah. Berikut perhatikan beberapa cuplikan di bawah ini/ Mas Budi / 5up..cup diam, gak berhenti nangis. $es besar kok nangis, ayo ;rya / bangunB Mas Budi / Bue .. "sambil menagis# ;rya / <a bentar. Bue keluar dulu sebentar, bentar lagi ke sana Mas Budi / (dak, ikut Bue "masih menangis# ;rya / ?ni mau dawet. Mas Budi punya dawet Bue / (dak . Mau Bue "Bue datang# ;rya / 6i tinggal sebentar ae kok nangis. )ok udah tangi le..C Dendong toh Bue "masih menagis# 6alam wacana di atas, jelas bahwa ;rya mengucapkan kata-kata yang terpenggal. 2adi, dapat disimpulkan anak usia tiga tahun sebenarnya sudah bisa berkomunikasi, meskipun secara terbatas. )omunikasi secara terbatas dalam tutur ini karena keadaan situasi yang sedang dialami ;rya. 6alam keadaan menangis ;rya secara tidak langsung akan memanggil yang namanya Bue, karena hanya Bue-lah "dalam hal ini nenek# orang yang terdekat "yang merawat# dia. 7elain penjelasan di atas pada dasarnya pemerolahan bahasa anak-anak itu melalui beberapa tahap. ;nak tidak secara langsung bisa mengucapkan semua fonem dalam tataran bunyi. Misalnya Bue, karena fonem EbE merupakan bunyi labial yang pertama kali dikuasai anak. 9ain halnya dengan fonem ErE yang penguasaannya melalui beberapa tahap. 6alam $erdiningsih "1..1/+-3# dijelaskan bahwa pemerolehan atau penguasaaan fonem ErE diperoleh pembelajar bahasa 2awa melalui empat tahap, yaitu "*# tahap !ero "kosong# yang tampak pada ucapan ErotiE menjadi EotiE, "1# tahap ErE berubah menjadi EyE yang tampak pada ucapan ErotiE menjadi EyotiE, "0# tahap ErE berubah menjadi ElE yang tampak pada ucapan ErotiE menjadi ElotiE dan "># tahap ErE terelisasi fonem ErE yang tamak pada ucapan ErotiE diucapkan ErotiE pula. Perhatikan cuplikan dalam tuturan berikutB ;rya / (da <is, ;lya mo loti

>

Mbak 7ulis ;rya Mbak 7ulis

2ajan terus, tadikan udah dibelikan es krim sama mama ;lya mo nya loti (anti es krimya nggak mo dimakan lo. ;yo di makan dulu es krimnya 6alam cuplikan tuturan di atas jelas sebagai bukti bahwa penguasaan fonem ErE mengalami tahapan-tahapa tertentu. ;rya dalam mengucapkan fonem ErE, roti dan ;rya diucapkan loti dan ;lya. 7ehingga dalam hal ini arya dapat dikatakan mengalami tahap ??? dalam penguasaan fonem ErE, yakni fonem ErE berupah menjadi fonem ElE. 7elain itu ;rya belum mampu sepenuhnya menguasai fonem EsE, (da "maksudnya Bunda atau &ante# 7ulis diucapkan (da <is sehingaa fonem EsE berubah menjadi fonem EyE. 2.2. Anal%!%! Ber&a!arkan Struktur Kal% at Pemerolehan bahasa pertama, anak juga sudah mampu menyusun kalimat meskipun masih sangat sedarhana. )alimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks "wacana# yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan "Busri,1..1/03-04#. 6alam wujud lisan kalimat diiringi oleh alunan titi nada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan atau asimilasi bunyi. 6alam wujud tulisan huruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya atau tanda seru dan sementara itu disertai pula di dalamnya berbagai tanda baca yang berupa spasi atau ruang kosong, koma, titik koma, titik dua dan atau sepasang garis pendek yang mengapit bentuk tertentu. &anda titik ".#, tanda tanya "C#, dan tanda seru "B#, sepadan dengan intonasi selesai, sedangkan tanda baca sepadan dengan jeda. ;dapun kesenyapan diwujudkan sebagai ruang kosong setelah tanda titik, tanda tanya dan tanda perintah atau ruang kosong sebelum huruf kapital permulaan. ;lunan titi nada pada kebanyakan hal tidak ada pedananya dalam bentuk tertulis. 6ipandang dari sudut logika, kalimat didefinisikan sebagai ujaran yang didefinisikan pikiran lengkap yang tersusun dari subjek dan predikat. Pengertian bahwa subjek adalah tentang apa sesuatu dikatakan dan predikat adalah apa yang dikatakan tentang subjek, yang perlu diperhatikan ialah bahwa istilah subjek dan predikat itu mengacu kepada fungsi, tidak kepada jenis kata. Perhatikan beberapa cuplikan di bawah iniB ;rya / Bue.. lapar. Bue / ?yo nak, ini masih digoreng telurnya. ;rya / 5epat . toh Bue / ?yo. 7abar ya le nasinya, di kasih kecap dulu ;rya / ;syik Bue makannya di luar yo. Bue / ?yo, ;r 5uplikan dalam tuturan ini dapat sebagai bukti bahwa anak umur tiga tahun, sudah bisa menggunakan kalimat. )alimat-kalimat yang diucapkan biasanya masih sangat sederhana tetapi sudah dapat berdidiri sebagai kalimat. Misalnya /ue lapar, penggalan tuturan itu sudah dapat berdiri sendiri sebagai kalimat karena secara fungsi kalimat tersusun atas 7ubjek "7# dan Predikat "P#. Bue berkedudukan

/ / /

sebagi 7 dan lapar berkedudukan sebagai "P#. 7ama halnya dengan /ue makannya diluar yo. Bue berkedudukan sebagai 7, makannya berkedudukan sebagai P dan di luar yo berkedudukan sebagai keterangan "ket#. 7ecara lisan kata-kata yang diucapkan ;rya sudah dapat dikatakan sebagai kalimat, karena kalimat dalam bahasa lisan diawali kesenyapan disela jeda dan diakhiri kesenyapan pula. Meskipun hanya satu kata cepat toh secara lisan juga sudah dikatakan kalimat. 0epat toh dalam konteks ini diucapkan dengan titi nada tinggi atau dikenal dengan fonem suprasegmental sehingga secara lisan sudah dapat dikatakan sebagai kalimat. 2.#. Anal%!%! Ber&a!arkan 'u la" U$aran Set%a( G%l%ran Tutur Pengambil giliran "turn taking# merupakan satu strategi yang penting dalam sesuatu komunikasi khususnya dalam komunikasi dua hal. 6engan adanya strategi ini, sesuatu tuturan dapat berjalan dengan lancar dan teratur menurut prinsip-prinsip komunkasi. 6alam kajian ini, didapati bahwa ujaran setiap giliran untuk subjek kajian, ;rya dengan orang dewasa, yaitu Mas Budi dan Mbak 7eni adalah hampir sekata. 'al ini mungkin disebabkan observasi yang dilakukan itu lebih merupakan tuturan yang berupa soal jawab antara ;rya dengan Mas Budi dan Mbak 7eni. Fleh karena itu, dalam percakapan tersebut, ;rya hanya berperanan untuk menjawab pertanyaan yang dikemukakan oleh kedua orang dewasa tadi. Perhatikan cuplikan tuturan berikutB Mas Budi / ;rya mama kemanaC ;rya / )erja Mas Budi / )erjanya di manaC ;rya / Bank Mbak 7eni / )alau ayah kerjanya dimanaC ;rya / )antor Mbak 7eni / 7iapa ayo nama ayah dan mamamuC ;rya / Mama )ris ama ayah ;mad Mas Budi / ;yo, ;rya apa bisa berhitungC ;rya / Pinter Mbak 7eni / ;yo gimana berhitungnyaC ;rya / 7atu, dua, tiga, empat . 5uplikan wacana di atas membuktikan bahwa ;rya dalam bertutur hanya menjawab pertanyan dari lawan tutur. 2umlah ujaran-ujaran yang diucapkan relatif pendek dan sederhana. 'al ini sejalan dengan tingkat penguasaan bahasa oleh anak usia tiga tahun. 'al ini disebabkan karena bahasa pertama yang anak kuasai adalah bahasa yang sesuai dengan lingkungan pembelajar. III. PENUTUP Bagian ini merupakan bagian penutup dari tulisan ini. Pada bagian ini akan disampaikan kesimpulan dan beberapa implikasi kajian yang perlu mendapatkan perhatian dan tindak lanjut di masa mendatang, khususnya untuk

kajian berikutnnya. selengkapnya.

Berikut

kesimpulan

dan

implikasi-implikasi

kajian

I). SIMPULAN 7ejalan dengan rumusan masalah dan tujuan penulisan yang disampaikan di bagian pendahuluan, maka sebagai kesimpulan dapatlah disampaikan hal-hal berikut/ *. Berdasarkan panjang kalimat anak usia tiga tahun dalam bertutur pada umumnya mengucapkan kata-kata secara terpenggal. 7erta penguasaan bahasa yang dikuasai anak diperoleh melalui tahapan-tahapan tertentu. ;nak umur tiga tahun sudah mampu menyusun kalimat dalam bertutur meskipun masih sangat sederhana dan terbatas. Berdasarkan jumlah ujaran setiap giliran tutur dibuktikan anak tiga tahun dalam bertutur hanya menjawab pertanyaan dari lawan tutur.

1. 0.

). IMPLIKASI KA'IAN &idak disangkal bahwa kajian ini masih jauh bahkan teramat jauh dari sempurna. =uang lingkup pembicaraan yang semula sengaja digunakan untuk membatasi kajian ini bukan tidak mungkin justru mengkerdilkan jangkauan pembahasan. ;nalisis dalam Pemerolehan Bahasa dalam 9ingkungan )eluarga pada ;nak @sia &iga &ahun! sebenarnya hanya bagian yang teramat kecil dari bidang ilmu psikolinguistik. )I. DA*TAR PUSTAKA ;bdullah,<usoff dan 5he =abiah Mohamed. *--8. Teori ,embela1aran -osial dan ,emerolehan /ahasa ,ertama. 5ahaya Mas. 2akarta. Busri, 'asan. 1..1. -intaksis /ahasa Indonesia. %andika Publisher.2akarta. 9anguage ;cAuisition. httpEEwww.$ikipedia.orgEwikiE9anguageacAuistion 6esember 1..4. Mangantar, 7imanjuntak. *-41. ,emerolehan /ahasa 2onologi. 6ewan Bahasa. 2akarta Prastyaningsih, 9uluk 7ri ;gus. 1..*. Teori /ela1ar /ahasa. &arigan, 'enry Duntur. *-4>. ,sikolinguistik. Bandung/ ;ngkasa. "Fn-line#/ 6iakses 1> elayu# /ahagian

$erdiningsih, 6yah. 1..1. +asar'dasar ,sikolinguistik. Bandung.;ngkasa. ,ulkifley bin 'amid. *--.. ,enguasaan /ahasa# 3uraian ,aradigma Fbor 2aya. 2akarta. entalis .

LAMPIRAN PERISTI+A TUTUR I ,enutur )rya as /udi /ue Mas Budi ;rya Mas Budi ;rya Mas Budi ;rya ?bu ;rya # # # / / / / / / / / 4edudukan -ub1ek analisis (-)) (awan tutur (kakak sepupu -)) (awan tutur (nenek -)) 5up..cup diam, gak berhenti nangis. $es besar kok nangis, ayo bangunB Bue .. "sambil menagis# <a bentar. Bue masih keluar dulu, bentar lagi kesini (dak, ikut Bue "masih menangis# ?ni mau dawet. Mas Budi punya dawet (dak . Bue "Bue datang# 6i tinggal sebentar ae kok nangis. )ok udah tangi le C Dendong toh Bue "masih menagis#

PERISTI+A TUTUR II ,enutur # 4edudukan )rya # -ub1ek analisis (-)) bak -ulis (awan tutur (tante -)) ;rya / (da <is, ;lya mo loti &ante 7ulis / 2ajan terus, tadikan udah dibelikan es krim sama mama ;rya / ;lya mo nya loti &ante 7ulis / (anti es krimya nggak mo di makan lo. ;yo di makan dulu es krimnya PERISTI+A TUTUR III ,enutur # 4edudukan )rya # -ub1ek analisis (-)) Tante -ulis (awan tutur (tante -)) ;rya / Bue lapar. Bue / ?yo nak, ini masih digoreng telurnya. ;rya / 5epat .toh Bue / ?yo. 7abar nanti nasinya di kasih kecap dulu ;rya / ;syik. Buk makanya di luar yo. Bue / ?yo,;r...

PERISTI+A TUTUR I) ,enutur # 4edudukan )rya # -ub1ek analisis (-)) as /udi # (awan tutur (kakak sepupu -)) bak -eni (awan tutur (kakak sepupu -)) Mas Budi / ;rya mama kemanaC ;rya / )erja Mas Budi / )erjanya di mana ;rya / Bank Mas 7eni / )alau ayah kerjanya dimanaC ;rya / )antor Mas 7eni / 7iapa ayo nama ayah dan mamamuC ;rya / Mama )ris ama ayah ;mad Mas Budi / ;yo, ;rya apa bisa berhitungC ;rya / Pinter &ante 7eni / ;yo gimana berhitungnyaC ;rya / 7atu, dua, tiga, empat .

RI+A,AT HIDUP

(ama 9engkap &empat H &anggal 9ahir

/ <eni Grlita, 7.Pd., M.'um. / &angerang, 1* Maret *-3-

2enis )elamin ;gama 7tatus &inggi E Berat Badan ;lamat &elepon Pendidikan Pekerjaan

/ $anita / ?slam / Menikah / *83 cm E 8. kg / 2l. Pelita (o.*-; Medan / .4*1+8-.4*.. / 7-1 9inguistik &erapan Bahasa ?nggris / 6osen

*.

Anda mungkin juga menyukai