Anda di halaman 1dari 2

Peran bahasa dalam kognisi

Berdasarkan pemikiran beberapa ahli, bahasa memiliki berbagai macam peran dalam
kehidupan sehari-hari manusia. Beberapa dari peran bahasa tersebut adalah, untuk membantu
manusia berpikir, membuat kesimpulan, menjawab pertanyaan yang sulit, dan memecahkan
masalah (Gleitman & Papafragou, 2012; Goldin-Meadow & Cook,2012), serta menjadi alat
untuk mempresentasikan ide-ide (Kovacs, 2009).
Berdasarkan pemikiran Benjamin Whorf (1956) dan siswanya Edward Tapir,
mengenai hipotesis relativitas linguistik, menyatakan bahwa bahasa dapat menentukan
ataupun memengaruhi cara seorang manusia berpikir. Dengan kata lain, seseorang yang
menggunakan bahasa yang berbeda dapat mempersepsikan dunia dengan berbeda,
berdasarkan dengan bahasa yang mereka gunakan untuk mendeskripsikannya.
Namun, terdapat juga kritikan untuk teori ini yang menyatakan bahwa bahasa
hanyalah mencerminkan pemikiran yang dimiliki, dan bukan mempengaruhi cara manusia
berpikir. Contohnya adalah kata German yaitu, ‘schadenfreude’ yang berarti ketika orang
merasa senang ketika orang lain memiliki kesulitan. Walaupun tidak ada kata pada bahasa
Indonesia yang dapat menjadi ekuivalensi dari kata tersebut, hal itu tidak berarti bahwa orang
Indonesia tidak dapat mengalami ataupun merasakan perasaan tersebut.

Peran kognisi dalam bahasa


Selain meneliti mengenai peran bahasa dalam kognisi, peneliti juga meneliti
mengenai kemungkinan bahwa terdapat pula peran kognisi dalam bahasa. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan pada bayi yang belum dapat berbicara dan juga simpanse,
ditemukan bahwa bayi sudah dapat mengkomunikasikan apa yang mereka inginkan tanpa
menggunakan bahasa, tidak seperti simpanse yang akan cenderung pasrah dan menyerah
sebelum mengkomunikasikan keinginan mereka tersebut.
Orang mengharapkan adanya hubungan antara kemampuan berbahasa dan kecerdasan
umum. Namun, pada kenyataannya tidak selalu demikian, kognisi dan bahasa saling
mempengaruhi satu dan yang lainnya serta terdapat bukti bahwa kognisi dan bahasa bukanlah
sebuah sistem tunggal, melainkan bagian yang terpisah namun berhubungan dalam pikiran.

Pengaruh biologis dan lingkungan terhadap bahasa

Pengaruh Biologis
Salah satu kemampuan manusia yang paling awal ada pada masa evolusi adalah bahasa.
Terdapat pula beberapa sistem biologis seperti otak, sistem saraf, dan juga perangkat vokal
yang diperlukan untuk bahasa. Setelah memiliki hal-hal tersebut, manusia kemudian
mengembangkan cara berkomunikasi yang lebih abstrak. Salah satu kegunaan dari hal
tersebut adalah untuk meningkatkan kesempatan hidup manusia.
 Keuniversalan bahasa – Berdasarkan pendapat dari Noam Chomsky, manusia lahir
dengan pengetahuan bawaan mengenai struktur bahasa yang digunakan sebagai basis
dari segala macam pembelajaran mengenai bahasa. Buktinya adalah bahwa anak-anak
di seluruh dunia, tanpa dibedakan negara atau variasi dalam masukan bahasa yang
mereka terima, tetap mencapai titik awal bahasa pada waktu dan juga cara yang
hampir sama. Contohnya adalah, meskipun berada pada negara yang memiliki kultur
yang berbeda, seorang bayi tetap akan memperoleh kemampuan berbahasa pada
waktu yang relatif sama.
 Bahasa dan otak – Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan para ahli, telah
menunjukkan bukti yang kuat bahwa terdapat area otak yang memiliki dengan dengan
penggunaan bahasa. Contohnya adalah bagian area otak yaitu Broca, yang memiliki
fungsi pada produksi ucapan, dan juga Wernicke, yang memiliki fungsi pada
pemahaman bahasa.

Pengaruh lingkungan
Pandangan Chomsky ditentang oleh Skinner yang menyatakan bahwa bahasa, sama
seperti kemampuan lainnya, merupakan hasil dari penguatan. Namun, pandangan dari
Skinner tersebut tidak bertahan lama. Terdapat studi kasus yang dijadikan bukti mengenai
peran lingkungan terhadap perkembangan bahasa. Salah satu diantaranya adalah kasus Genie,
seorang anak perempuan yang tidak dibesarkan secara layak oleh kedua orang tuanya. Genie
tumbuh pada lingkungan yang tidak pernah mengajarkannya bagaimana cara untuk berbicara,
dan ia juga akan dihukum setiap kali ia mengeluarkan suara. Meskipun telah mengikuti
rehabilitasi ekstensif setelah diselamatkan dari kondisi tersebut, Genie tetap tidak bisa
mengembangkan sistem bahasa.
Terdapat kemungkinan yang besar bahwa anak-anak yang tumbuh pada lingkungan
yang menyerupai Genie juga tidak akan dapat berbicara secara normal. Hal tersebut
mendukung pendapat dari beberapa ahli bahwa terdapat suatu periode yang kritis untuk
perkembangan bahasa seorang anak, dan bahwa terdapat pula pengaruh dari lingkungan
terhadap kemampuan bahasa. Selain periode kritis tersebut, terdapat beberapa penelitian yang
membuktikan bahwa dukungan dan juga keterlibatan dari baik pengasuh maupun guru sangat
memfasilitasi pembelajaran bahasa pada seorang anak. Contohnya adalah, orang tua yang
sering berkomunikasi dengan anak mereka, anaknya akan memiliki kosa kata yang lebih
besar dibandingkan dengan anak yang orang tuanya jarang berkomunikasi dengan mereka.
Kesimpulannya, terdapat pengaruh dari faktor biologis dan juga lingkungan pada
perkembangan bahasa seorang anak, dan kedua faktor tersebut juga saling berhubungan
dalam perkembangan kemampuan berbahasa anak. Dimana faktor biologis tersebut adalah
yang mempersiapkan anak untuk mempelajari bahasa, sementara faktor lingkungan adalah
yang akan mengajarkan kemampuan berbahasa tersebut kepada seorang anak.

Anda mungkin juga menyukai